Upload
marlis-siregar
View
565
Download
62
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
TUGAS MAKALAH LANDASAN DAN PROBLEMATIKA
PENDIDIKAN
INOVASI PENDIDIKAN
PERAN GURU DALAM INOVASI PEMBELAJARAN
OLEH
MARLIS SIREGAR
NIM :06122503047
DOSEN PENGASUH : Dr. Aisyah A.R, M.Pd
Dr. Yosef Barus
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012
Problematika Pendidikan 1
INOVASI PENDIDIKAN
PERAN GURU DALAM INOVASI PEMBELAJARAN
MARLIS SIREGAR
Globalisasi telah melahirkan persaingan dalam berbagai bidang, termasuk
bidang ketenagakerjaan. Kondisi ini menuntut kualitas SDM yang tinggi,
sementara mutu pendidikan kita rendah. Prestasi pembelajaran siswa menurut
bank dunia, Indonesia terus mendapat prestasi yang rendah dalam uji berstandar
internasional atas prestasi siswa, bahkan setelah memperhitungkan kondisi sosial
ekonomi. Di tahun 2003, Indonesia mendapat posisi ke-33 dari 45 negara dalam
Third International Mathematics Science Study (TIMSS). Di tahun 2006, Program
for International Student Assessment (PISA), yang menilai seberapa baik kesiapan
siswa berumur 15 tahun dalam menghadapi kehidupan, Indonesia mendapat
peringkat 50 dari 57 negara dalam bidang ilmu pengetahuan, membaca dan
matematika. Tidak ada pilihan bagi guru kecuali melakukan inovasi pembelajaran
karena secara langsung yang melakukan pembelajaran di dalam kelas ialah guru,
apa yang terjadi di kelas tergantung dari guru tersebut. Keberhasilan pembelajaran
sebagian besar ialah tanggung jawab guru.
Berbagai forum diadakan untuk mensosialisasikan gagasan tentang
inovasi pembelajaran dengan partisipan atau subjek sasaran para guru. Bahkan,
dalam diklat sertifikasi guru, sebagai tindak lanjut penanganan para peserta
sertifikasi yang tidak lolos lewat jalur portofolio, inovasi pembelajaran
merupakan salah satu mata diklat. Namun, di sisi lain, ada keengganan atau
keterpaksaan pada sebagian guru untuk mengikuti perkembangan atau mendalami
inovasi pembelajaran. Apa yang mereka tekuni selama ini seolah-olah sudah
cukup dan tidak perlu diubah lagi. Padahal, merupakan suatu keharusan bagi guru
untuk secara terus-menerus melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan mutu
dan hasil pembelajaran, lebih-lebih setelah memasuki era global seperti sekarang.
Problematika Pendidikan 2
PEMBAHASAN
Landasan Hukum Guru Berkualitas
Guru atau pendidik dalam Bab I Pasal 1 Ayat 6 Undang-undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.”. Selanjutnya pada Bab XI Pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa:
”Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
Merujuk pada Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yang
dimaksud dengan guru yang berkualitas adalah guru yang profesional. Ada
beberapa istilah yang bertautan dengan kata profesional, yaitu profesi,
profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi. Tantangan baru yang
muncul kemudian dalam rangka pelaksanaan tugas keprofesionalan seorang guru
atau pendidik, seiring dengan terbitnya UU No. 14 Tahun 2005 dan PP No. 19
tahun 2005 adalah tantangan normatif berupa sertifikasi guru sebagai jaminan
lulus uji kompetensi sebagai guru profesional.
Meskipun di dalamnya ada harapan baru berkaitan dengan tingkat
kesejahteraan guru, tetapi sekaligus menjadi buah kecemasan dan penantian yang
belum pasti bagi pendidik atau guru. Guru harus berkualitas menurut standar
tertentu. Bukti kualitas menurut standar tertentu yang menjamin seseorang dapat
dikatakan sebagai guru profesional adalah selembar sertifikat. Pemerolehan
sertifikat sebagai guru profesional harus melalui dan lulus uji kompetensi guru.
Inovasi Pendidikan
Menurut Roger inovasi adalah suatu gagasan, objek benda atau kegiatan yang dianggap baru. Bagi Drucker inovasi adalah perubahan, ide atau gagasan yang mendorong seseorang sebagai penggunanya bekerja dan berkarya dan lebih baik dari sebelumnya atau menghasilkan dimensi kinerja baru. Inovasi terjadi secara beriringan dengan timbulnya tantangan, karena setiap inovasi
Problematika Pendidikan 3
menyebabkan orang berada dalam situasi berbeda dan memerlukan penyesuaian diri(dalam Prawiradilaga,2012.hal212).
Menurut Roger suatu inovasi dapat diterima oleh masyarakat banyak,
sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan yang dimaksud yaitu
sifat-sifat khusus atau kekhasan yang dapat mempermudah proses penebaran atau
inplementasi inovasi itu sendiri. Kekhasaan itu antara lain :
Manfaat Relatif
Inovasi mempunyai keuntungan ekonomis dan dapat menaikkan gengsi sosial
atau pandangan masyarakat lain terhadap orang tertentu(Adopter) yang
menggunakan inovasi itu
Sesuai
Inovasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku
dimayarakat. Semakin sesuai suatu inovasi dengan nilai dan masyrakat
semakin mudah masyarakat menerimanya.
Rumit
Inovasi dapat diterima karena inovasi tersebut mudah diterapkan atau
digunakan oleh masyarakat.
Dapat dicoba
Mayarakat atau Khalayak diberi kesempatan untuk melaksanakan uji coba
terhadap inovasi. Dengan demikian masyarakat dapat melihat dan
memutuskan kegunaan inovasi itu bagi mereka.
Dapat diamati
Inovasi bersifat nyata dan berwujud membuat inovasi itu dapat diamati oleh
mayarakat.
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga pendidikan
maupun arti luas di sistem pendidikan nasional.Kemajuan suatu lembaga
pendidikan sangat berpengaruh pada outputnya sehingga akan muncul pengakuan
yang rill dari siswa, orang tua dan masyarakat. Namun sekolah/ lembaga
pendidikan tidak akan meraih suatu pengakuan rill apabila warga sekolah tidak
Problematika Pendidikan 4
melakukan suatu inovasi di dalamnya dengan latar belakang kekuatan, kelemahan
tantangan dan hambatan yang ada.
Tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi,
kualitas dan efektivitas : sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya
dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta
didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan sumber, tenaga, uang,
alat dan waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Seiring dengan peningkatan mutu pendidikan, inovasi pendidikan
khususnya inovasi pembelajaran dilakukan agar terciptanya program
pembelajaran yang inovatif. Program pembelajaran yang inovatif didesain
menjadi sebuah kegiatan yang menarik agar suasana pembelajaran di dalam kelas
tidak membosankan. Kreativitas dan inovasi juga dapat mencorakkan situasi
pembelajaran yang ceria. Sebagai pendidik, kita harus mengetahui dan dapat
menerapkan inovasi-inovasi agar dapat mengembangkan proses pembelajaran
yang kondusif sehingga dapat diperoleh hasil yang maksimal. Faktor-Faktor yang
mesti diperhatikan dalam Inovasi pembelajaran antara lain :
1. Guru
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang
ingin dicapai. Guru harus mampu mempengaruhi siswanya. Guru harus
berpandangan luas dan kriteria bagi seorang guru ialah harus memiliki
kewibawaan karena dapat memberikan suatu kekuatan yang dapat memberikan
kesan dan pengaruh. Dengan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa untuk
mengadakan pembaharuan dalam pendidikan, kita harus meningkatkan
profesionalisme guru.
2. Siswa
Siswa merupakan objek utama dalam proses belajar mengajar. Siswa dididik
oleh pengalaman belajar mereka, dan kualitas pendidikannya bergantung pada
pengalamannya, kualitas pengalaman-pengalaman, sikap-sikap, temasuk sikap-
sikapnya pada pendidikan. Dan belajar dipengaruhi oleh orang yang
dikaguminya. Oleh karena itu, dalam mengadakan pembaharuan pendidikan,
Problematika Pendidikan 5
kita harus memperhatikannya dari segi murid karena murid merupakan objek
yang akan diarahkan.
3. Materi ajar
Materi ajar adalah segala bentuk materi yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Materi yang
dimaksud bisa berupa materi tertulis, maupun materi tidak tertulis. Materi ajar
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.Isi materi ajar pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari
siswa agar memiliki komptensi yang diharapkan. Dengan materi ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi
dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi ajar merupakan
informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
4. Lingkungan
Proses pembelajaran berlangsung dalam banyak lingkungan berbeda.
Lingkungan belajar merupakan lingkungan atau situasi fisik yang ada di
dalamnya pembelajaran diharapkan berlangsung. Selain ruang kelas,
pembelajaran juga berlangsung dalam laboratorium(lab komputer, lab sains
atau lab bahasa), perpustakaan, pusat media, taman bermain, kunjungan
lapangan, teater, aula belajar dan dirumah. Agar suasana belajar tidak
membosan, guru bisa menyelenggarakan proses belajar tidak hanya diruang
kelas tetapi guru bisa mengadakannya di luar,. Misalnya proses belajar di
ditaman sekolah.
Peran Guru Dalam Inovasi Pembelajaran
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di
kelas maupun efeknya di luar kelas.Guru harus pandai membawa siswanya kepada
Problematika Pendidikan 6
tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang dapat membentuk
kewibawaan guru antara lain adalah penguasaan materi yang diajarkan, metode
mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar individu,
baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terlibat dalam
proses pendidikan seperti adminstrator, misalnya kepala sekolah dan tata usaha
serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan keterampilan guru itu sendiri.
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan
berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan
perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Belajar adalah sebuah proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan atau kompetensi
yang diinginkan. Dalam proses belajar guru menyampaikan pesan berupa ilmu
Proses komunikasi akan mencapai tujuan apabila kedua belah pihak-pengirim dan
penerima dapat memiliki kesamaan pemahaman terhadap pesan dan informasi
yang dikomunikasikan. Aktivitas belajar pada dasarnya merupakan suatu proses
yang bersifat individual, namun demikian dalam prosesnya belajar juga terjadi
dalam bentuk kelompok atau klasikal. Proses belajar yang sengaja dirancang
biasanya memiliki tujuan yang spesifik, yaitu membentuk seseorang agar
memiliki kemampuan dan kompetensi tertentu disebut pembelajaran.
Lalu bagaimanakah pembelajaran yang disebut sukses? Smith dan Ragan mengemukakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan sebuah proses pembelajaran, antara lain :efektivitas; efisiensi dan daya tarik. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi seperti yang diharapkan. Pembelajaran efisien memiliki makna adanya aktivitas pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. Pembelajaran perlu diciptakan agar menjadi sebuah peristiwa yang menarik minat dan motivasi belajar siswa( dalam Pribadi,2011.hal15-16).
Dengan demikian, maka dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan
guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan
evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi
pendidikan.
Secara umum banyak sekali peranan guru yang mesti dilakukan dalam
melaksanakan inovasi pembelajaran, namun secara profesional meliputi tugas:
1. Sebagai pengajar
Problematika Pendidikan 7
Mengajar berarti memberikan pengajaran dalam bentuk penyampaian
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor) pada diri
siswa agar dapat menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi.Pada
proses belajar-mengajar akan terjadi interaksi antara guru dengan
siswa.Sebagai pengajar yang kompeten seorang guru harus bisa mengubah diri
siswa dalam arti luas menumbuhkembangkan keadaan siswa, sehingga
pengalaman yang diperoleh siswa dalam ia mengikuti proses pembelajaran
dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan diri siswa.
2. Sebagai pendidik
Mendidik berarti pemberian bimbingan kepada siswa (anak didik) agar
potensi yang dimilikinya berkembang seoptimal mungkin dan dapat
meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai kehidupan. Dalam mencapai
tujuan proses belajar-mengajar seorang guru tidak pernah terlepas dari suatu
seni atau kiat mendidik. Startegi, pendekatan, siasat atau taktik perlu diciptakan
sendiri oleh guru sebagai pendidik berdasarkan pengetahuan, logika dan
pengalamannya. Setiap guru pada umumnya memiliki kiat-kiat sendiri yang
sudah tentu tidak sama dengan yang lain. Sebab itu kiat sering disebut sebagai
seni mendidik.
3. Sebagai pengembang bahan ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-
jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip,
prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Prinsip-prinsip dalam pemilihan
materi pembelajaran meliputi: (a) prinsip relevansi, (b) konsistensi, dan (c)
kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan
Problematika Pendidikan 8
hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi
dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu
banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi : (a)
mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar, (b)
mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (c) memilih bahan ajar yang
sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
telah teridentifikasi tadi., dan (d) memilih sumber bahan ajar. Dalam
menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep,
prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu
diperhatikan pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan
cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman
materinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak
materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran,
sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang
terkandung di dalamnya harus dipelajari/dikuasai oleh siswa. Urutan penyajian
(sequencing) bahan ajar sangat penting untuk menentukan urutan mempelajari
atau mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan
menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Seoran guru sebagai pengembang
bahan ajar harus tahu bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan
dalam untuk mendukung inovasi program pembelajaran antara lain :
Bahan ajar seperti apa yang harus di beli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran
Bahan ajar seperti apa yang harus dipersiapkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang unik dan spesifik
Problematika Pendidikan 9
Bahan ajar seperti apa yang perlu dibeli dan dimodifikasi sehingga dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa
4. Sebagai pengembang metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan proses atau prosedur yang digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuan atau kompetensi. Beberapa metode yang
dilakukan oleh guru di ruang kelas antara lain :
Presentasi
Dalam sebuah persentasi, guru menyajikan, mendramatisa atau menyebarkan
informasi kepada siswa .Komunikasi dikendalikan oleh guru dengan interaksi
dengan pembelajar. Guru bisa menyelipkan pertanyaan dimana siswa dapat
langsung menjawabnya. Sumber informasi bisa berupa buku ajar, situs
internet, audio, video.
Demostrasi
Dalam sebuah demostrasi para siswa melihat contoh nyata atau aktual dari
sebuah keterampilan atau prosedur untuk dipelajari. Demostrasi mungkin
direkam dan diputar ulang melalui sarana media seperti video. Jika ingin
interaksi dua arah atau praktik siswa dengan umpan balik diperlukan
instruktur atau tutor yang hadir secara langsung. Belajar langsung di tempat
sering kali menggunakan demostrasi satu-persatu dimana siswa yang
berpengalaman memperlihatkan kepada siswa lainnya bagaimana
menjalankan sebuah prosedur.
Latihan dan Praktek
Dalam latihan dan praktek para pembelajar di bimbing melewati serangkaian
latihan dan pratek yang dirancang untuk menyegarkan kembali atau
meningkatkan penguasaan pengetahuan konten spesifik atau sebuah
keterampilan baru. Agar efektif latihan dan pratek harus menyertakan umpan
balik untuk memperkuat respon yang benar dan memperbaik kesalahan yang
mungkin dibuat oleh siswa .
Problematika Pendidikan 10
Tutorial
Dalam tutorial, guru menyajikan konten, mengajukan pertanyaan atau
persoalan, meminta respon para siswa, menganalisis tepat dan menyediakan
praktik hingga para siswa menunjukan level dasar kompeten. Pmberian
tutorial paling sering dilakukan satu lawan satu dan sering digunkan untuk
mengajarkan keterampilan dasar, seperti membaca, dan matematika.
Perbedaan antara toturial dan latihan dan praktik adalah tutorial
memperkenalkan dan mengajarkan materi baru sementara latihan dan praktik
fokus pada konten yang diajarkan dalam format lainnya.
Diskusi
Diskusi adalah pertukaran gagasan dan opini di antara para siswa dan guru.
Strategi ini digunakan dalam tahap pengajaran dan pembelajaran apa pun dan
dalam kelompok kecil atau besar. Diskusi merupakan cara yang bermanfaat
dalam menakar pengetahuan, keterampilan dan sikap dari kelompok siswa
sebelum mengakhiri tujuan pengajaran. Diskusi bisa dipimpin oleh guru
dengan mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan respon dari siswa dimana
pertanyaannya harus membuat siswa memikirkan topik atau masalah yang
mereka ketahui dan menerapkan pengetahuan tersebut. Pertanyaannya
dimulai dengan bagaimana atau kenapa.
Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif merupakan strategi pengelompokan di mana para siswa
bekerja sama untuk saling mendapatkan keuntungan dari potensi belajar dari
anggota siswa lainnya. Guru bisa menciptakan kelompok kooperatif formal
yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan belajar sfesifik akan
tercapai. Kelompok formal ini sebaiknya tidak berlangsung lebih lama dari
tugas belajar. Pengalaman belajar kooperatif bisa bersifat informal pula. Para
siswa mungkin dapat menentukan kebutuhan belajar mereka sendiri dan
bekerja sama dengan siswa lain untuk meningkatkan pengalaman belajar
mereka.
Problematika Pendidikan 11
Permainan
Permainan memberikan lingkungan kompetitif yang di dalamnya para siswa
mengikuti aturan yang telah ditetapkan saat mereka berusaha mencapai tujuan
pendidikan yang menantang. Ini merupakan teknik yang sangat memotivasi,
terutama untuk konten yang membosankan dan repetitif. Permainan mungkin
melibatkan satu siswa atau satu kelompok siswa. Dengan melakukan
permainan, para siswa mulai mengenali pola yang ada dalam situasi tertentu.
Permainan bisa menantang dan menyenangkan untuk dimainkan. Permainan
bisa memberikan pengalaman belajar yang beraneka ragam.
Simulasi
Simulasi melibatkan para siswa menghadapi situasi kehidupan nyata dalam
versi di perkecil. Simulasi memungkinkan praktik realistik tampa
mengeluarkan biaya dan resiko. Simulasi mungkin melibatkan dialog peserta,
manipulasi materi dan perlengkapan atau interaksi dengan komputer.
Simulasi dapat digunakan untuk seluruh kelas atau kelompok kecil yang
bekerja sama. Misal kita ingin menjelasakan tentang proses pembakaran pada
mobil kita bisa membawa model mobil mainan dan menjelaskan pada siswa
tentang simulasi mesin mobil dan siswa dapat memahami konsep yang
sedang disajikan dan melindungi mereka dari bahaya menyalakan mesin yang
sesungguhnya.
Penemuan
Strategi penemuan menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan,,
untuk belajar. Strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan melalui
percobaan dan kesalahan (trial and error). Tujuan strategi penemuan adalah
untuk memacu pemahaman konten yang lebih mendalam melalui keterlibatan
dengan konten tersebut. Aturan atau prosedur yang ditemukan para siswa
mungkin berasal dari percobaan sebelumya, berdasarkan informasi dari buku
referensi atau dari situs internet.
Dalam mendesai program pembelajaran yang inovatif. Teori belajar
dapat digunakan sebagai panduan untuk mengembangkan metode
Problematika Pendidikan 12
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.Teori belajar yang banyak dikenal antara lain :
A.Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori ini belajar adalah pemberian tanggapan atau respon terhadap
stimulus yang dihadirkan. Belajar dapat dianggap efektif apabila individu
mampu memperlihatkan sebuah perilaku baru sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor lain yang dianggap
penting adalah penguatan. Penguatan berfungsi meningkatkan kemungkinan
timbulnya respon yang diharapkan. Tokoh-tokoh dalam teori belajar
behavioristik antara lain Thorndike, Pablo, Skinner.
B.Teori belajar Kognitif
Menurut Woolfolk(dalam Pribadi,2011) bahwa teori belajar kognitif sebagai
pendekatan umum yang memandang belajar sebagai proses mental aktif untuk
memperoleh, mengingat dan menggunakan informasi dan pengetahuan. Dalam
menempuh proses pembelajaran siswa tidak hanya sekadar bersifat pasif dalam
menerima pengetahuan. Siswa mencari informasi untuk mengatasi masalah
yang dihadapi dan menyusun pengetahuan tersebut untuk memperoleh sebuah
pemahaman baru. Teori belajar kognitif dianut oleh pakar-pakar, seperti Piaget,
Bruner, dan Ausubel.
C. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik berasal dari filsafat konstruktivisme yang pada
awalnya digagas oleh Mark Baldwin (Sanjaya, 2007). Menurut teori
kontruktivistik, pengetahuan merupakan konstruksi kognitif seseorang terhadap
objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan, dengan demikian,
secara terus-menerus mengalami reorganisasi karena adanya-pemahaman-
pemahaman baru. Jadi, pengetahuan, menurut teori kontruktivisik tidak dapat
dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah memilikinya (guru) ke pikiran
orang lain yang belum memilikinya (siswa). Belajar merupakan proses
pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa. Dengan demikian,
kendali belajar dapat dikatakan sepenuhnya ada pada siswa. Sementara itu,
tugas guru adalah menata lingkungan sehingga memberi peluang optimal bagi
Problematika Pendidikan 13
terjadinya proses belajar dan membantu agar proses rekonstruksi pengetahuan
berjalan lancar. Sebelum aktivitas belajar dimulai, siswa sesungguhnya telah
memiliki kemampuan awal. Kemampuan awal itu akan mendasari proses
rekonstruksi pengetahuan baru. Oleh karena itu, sesederhana apa pun
kemampuan awal itu, kemampuan itu harus dijadikan dasar pembelajaran.
D. Teori belajar humanistik
Teori belajar humanistik menggunakan motivasi yang menekankan pada
kebebasan personal, penentuan pilihan determinasi diri dan pertumbuhan
individu.Menurut teori ini bahwa peristiwa belajar yang ada saat ini lebih
banyak ditekankan pada aspek kognitif semata, aspek afektif dan psikomotor
menjadi terabaikan. Setiap anak merupakan invidu yang unik, memiliki
perasaan dan gagasan orisinal dan tugas pendidik adalah membantu individu
agar berkembang secara sehat dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
5. Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran
Startegi pembelajaran yaitu cara-cara spesifik yang dapat dilakukan
oleh indidu untuk membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran atau standar
kompetensi. Guru perlu melakukan upaya kreaktif dalam menggunakan strategi
pembelajaran. Sebagai pengembang strategi-strategi pembelajaran, guru harus
tahu upaya atau strategi apa yang harus dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap
penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan. Ketika
mengindetifikasi strategi pembelajaran, guru harus memilih dua jenis : strategi
yang berpusat pada guru dan strategi yang berpusat pada siswa. Strategi guru
adalah kegiatan mengajar mata pelajaran, misal menyajikan sebuah konsep
dengan menampilkan sebuah video atau membaca atau menunjukan bagaimana
menkonjugasi sebuah kata kerja. Startegi yang berpusat pada siswa merupakan
kegiatan yang melibatkan siswa dalam belajar aktif ,seperti membahas
kelebihan dan kekurangan sebuah topik, melaksanakan pencarian internet,
membaca sebuah artikel koran. Pertimbangan utama ketika memilih startegi
pembelajaran adalah bahwa strategi tersebut sebaiknya menyebabkan siswa
mencapai standar dan tujuan pembelajaran. Selain itu, pertimbangkan pula
Problematika Pendidikan 14
gaya belajar dan motivasi siswa saat guru dalam memilih startegi untuk
memastikan dengan lebih baik, bahawa seorang guru dapat memenuhi
kebutuhan yang beragam dari pada siswa
6. Sebagai pengembang media pembelajaran
Media adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi aktivitas belajar. Ragam media yang dapat digunakan dapat
diklasifikasi sebagai teks, audio, video, komputer dan jaringan intenet.
Pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan secara cermat. Setiap jenis
media pembelajaran memiliki kekuatan dan juga kelemahan yang perlu
dipertimbangkan sebelum diplih dan diimplementasikan dalam aktivitas
pembelajaran. Guru sebagai pengembang media pembelajaran harus tahu
mengombinasikan media yang diperlukan dalam menyelenggarakan program
pembelajaran(kombinasi media yang dipilih tentunya harus dapat menunjang
efektifitas pada sekolah tempat aktivitas pembelajaran berlangsung. Guru
dalam memilih media harus mempunyai inovasi dalam pemanfaatan teknologi.
Teknologi dan media yang dissesuaikan dan dirancang secar khusus bisa
memberikan kontribusi bagi pengajaran yang efektif dari seluruh siswa dan
bisa membantu siswa mencapai potensi tertinggi mereka. Teknologi bantuan
dapat dikelompokkan menjadi : teknologi rendah yang tidak memerlukan
listrik, contohnya,kaca pembesar untuk memperbesar bahan; teknologi
menengah yang memerlukan listrik, misalnya, telivisi, radio,video; teknologi
tinggi melibatkan penggunaan komputer. Dalam pemanfaatan komputer guru
bisa menggunakan pengajaran yang menggunakan situs atau web secara online.
7. Sebagai penilai pembelajaran
Evaluasi adalah proses yang dilakukan oleh seorang untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu. Evaluasi ada dua yaitu evaluasi hasil belajar dan
evaluasi program. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dinilai dengan
menggunakan tes dan penilaian. Ada dua kategori tes yang dapat digunakan
yaitu tes obejektif dan essai. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa terkait dengan aspek kognitif. Untuk mengukur aspek-aspek hasil belajar
yang lain diperlukan beberapa jenis penilaian dan instrument pengukuran yang
Problematika Pendidikan 15
disebut dengan istilah penilaian alternatif. Evaluasi program adalah sebagai
proses pengumpulan dan analisis data yang hasilnya dapat digunakan untuk
membuat sebuah keputusan. Evaluasi program ada 2 yaitu evaluasi sumatif
bertujuan untuk menilai efisiensi dan daya tarik program setelah program
tersebut dimplementasikan dalam situasi yang telah ditentukan serta evaluasi
formatif yang bertujuan untuk mengembangkan program pembelajaran agar
dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk menunjang atau memfasilitasi
berlangsungnya proses pembelajaran. Seorang guru sebagai pengembang
evaluasi, melakukan evaluasi program pembelajaran bertujuan untuk
mengetahu beberapa hal yaitu :
Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan
Peningkatan kompetensi dalam diri siswa yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran
Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan yang dikemukan oleh guru sebagai perancang
program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi yaitu :
Apakah siswa menyukai program pembelajaran
Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti
program pembelajaran
Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi pembelajaran
Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang telah dipelajari
Seberapa kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap
prestasi belajar siswa.
Pada tahap evaluation seorang guru memperbaiki program pembelajaran
berdasarkan kesimpulan data yang diperoleh sewaktu uji coba. Istilah lain
merevisi program pembelajaran. Dalam hal ini evaluasi dilakukan secara terus-
menerus selama proses pengembangan berlangsung demi kesempurnaan hasil
yang diharapkan.
Problematika Pendidikan 16
KESIMPULAN
Dengan multi peran guru, baik sebagai pendidik, pengajar, pengembang
(bahan ajar, media, metode) dan sebagai penilai hasil belajar ataupun program
pembelajaran maka dituntut berbagai kemampuan dan keterampilan dalam
menjalankan tugas, karena keberhasilan pendidikan sangat ditentukan dengan
kinerja guru sebagai praktisi terdepan dalam pendidikan. Perkembangan zaman
memberi isyarat bahwa guru harus mampu bersikap dinamis dan sekaligus
pembaharu (inovator) dalam bidang pendidikan. Dari paparan diatas tentang teori
belajar dari beberapa tokoh dan metode, media dan strategi-strategi pembelajaran,
guru dapat mengkajinya dan menerapkan dalam pengajaran dan pembelajaran di
dalam kelas sehingga menciptakan inovasi yang baru dalam pembelajaran.
Problematika Pendidikan 17
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Prawiradilaga, Dewi S.(2012). Wawasan Tekonologi Pendidikan. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group
Pribadi Media A.(2011). Model Assure Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta:Dian Rakyat.
Pribadi, Benny A.(2011). Model Desain Sistim Pembelajaran. akarta:Dian Rakyat
Smaldino,Sharon E., Deborah L/Lowther, dan James D.Russel.(2011).
Instructional Technologi & Media for Learning(edisi kesembilan).
Terjemahan.Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Undang-undang No.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta:CV Novindo Pustaka Mandiri
Undang-undang No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Nuasa Aulia
WWW. Worldbank.org/id/education. (2012). Bank Dunia dan Pendidikan di Indonesia. Diakses tanggal 25 Desember 2012
Problematika Pendidikan 18