22
PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 4 KLATEN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Program Studi Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh JUNARDI NIM : Q 100150030 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

i

PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PROSES

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 4 KLATEN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada Program Studi Manajemen Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

JUNARDI NIM : Q 100150030

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Page 2: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

i

Page 3: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

ii

Page 4: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

iii

PERNYATAAN

Menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar Magister disuatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-

ringkasan yang telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti

terdapat plagiasi, maka saya akan mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Page 5: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

1

PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

DI SMK NEGERI 4 KLATEN

Junardi, Sutama, Sofyan Anif SMP Negeri 1 Getasan [email protected]

ABSTRACT This study aims Analyze and test the role of teaching styles, learning resources, and learning environment simultaneously to the learning process of mathematics. Analyze and test the role of teaching style, learning resources, and partial learning environment to the learning process of mathematics. Population 104 students, sample 83 students. This type of research is a type of correlational research with quantitative approach. Data collection using questionnaire method. Data analysis techniques used multiple regression, classical assumption test, model accuracy test, and parameter accuracy test. The structural equation of the relationship between teaching style variables, learning resources and learning environment on the learning process can be determined as follows: Y=0.223X1 + 0.280X2 + 0.292X3 + 0.880, meaning if the teaching style variables, learning resources, and learning environment rose one level then the effect of each value respectively of 0.223; 0.280; and 0.292 toward the value of the learning process. The results of the research (1) there is a positive and significant role between teaching styles, learning resources, and learning environment simultaneously to the learning process of mathematics. (2) there is a positive and significant role between the teaching style, learning resources, and the learning environment partially to the learning process of mathematics. Keywords: teaching style, learning resources, learning environment, learning process, learning outcomes

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis dan menguji peran gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara simultan terhadap proses pembelajaran matematika. (2) menganalisis dan menguji peran gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara parsial terhadap proses pembelajaran matematika. Populasi penelitian 104 siswa, melalui proporsional random sampling diperoleh sampel 83 siswa. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dengan metode angket. Teknik analisis data menggunakan regresi ganda, uji asumsi klasik, uji ketepatan model, dan uji ketepatan parameter penduga. Persamaan struktural hubungan antara variabel gaya mengajar, sumber belajar dan lingkungan belajar terhadap proses pembelajaran dapat ditentukan sebagai berikut: Y = 0,223 X1 + 0,280 X2 + 0,292 X3 + 0,880, artinya apabila variabel gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar naik satu tingkat maka pengaruh nilai masing-masing berturut-turut sebesar 0,223; 0,280; dan 0,292

Page 6: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

2

terhadap nilai proses pembelajaran. Hasil penelitian (1) terdapat peran positif dan signifikan antara gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara simultan terhadap proses pembelajaran matematika. (2) terdapat peran positif dan signifikan antara gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara parsial terhadap proses pembelajaran matematika. Kata kunci : gaya mengajar, lingkungan belajar, proses pembelajaran, sumber belajar.

1. PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan Indonesia saat ini masih belum sesuai harapan

dibanding dengan negara-negara maju. Menurut data dari UNESCO

pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat belas

negara berkembang. Kenyataan ini diperkuat dengan beberapa penelitian

seperti yang dilakukan oleh Trends in Mathematics and Science Study

(TIMSS), siswa Indonesia hanya mampu berada di rangking tiga puluh tujuh

dari empat puluh empat negara berkembang. Berdasarkan pada hasil tes

matematika dan ilmu pengetahuan menggunakan standar global yang lebih luas

melalui tes PISA Indonesia peringkat enam puluh sembilan dari tujuh puluh

enam negara yang ikut berpartisipasi dalam tes PISA tahun 2015.

Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas pendidikan. Faktor Internal

berupa kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, faktor

eksternal mencakup guru, sarana prasarana, sumber belajar, lingkungan belajar

dan kurikulum. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam

ketercapaian tujuan pendidikan yaitu kualitas guru yang masih kurang. Selain

kualitas guru, belum meratanya sumber belajar dan sarana prasarana

pendidikan juga turut menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan. Hal

lain yang berperan dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan

yaitu lingkungan belajar.

Berdasarkan latar belakaang masalah, ditentukan rumusan masaalah dalam

penelitian sebagai berikut: (1) menganalisis dan menguji peran gaya mengajar,

sumber belajar, dan lingkungan belajar secara simultan terhadap proses

pembelajaran. (2) menganalisis dan menguji peran gaya mengajar, sumber

belajar, dan lingkungan belajar secara parsial terhadap proses

pembelajaran. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Page 7: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

3

Pendidikan Nasional, Pasal satu angka satu menyatakan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Aspek-aspek proses pembelajaran yang

harus dilaksanakan pada setiap satuan pendidikan meliputi: perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian atau evaluasi

pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan yang membutuhkan penataan

yang teratur dan sistematis yang memungkinkan terjadinya proses interaksi

peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, sehingga

terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dalam upaya mencapai

tujuan yang diharapkan. Hal ini selaras dengan pendapat Siregar dan Nara

(2014: 12) bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilaksanakan

secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali,

dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.

Supriadie dan Darmawan (2012: 90) menyatakan bahwa pembelajaran

merupakan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi belajar siswa

dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan. Artinya sebuah proses

pembelajaran yang akan dilakukan harus dimulai dengan proses perencanaan

yang matang, agar implementasinya dapat dilakukan dengan efektif. Kondisi

belajar mengajar yang efektif yang dapat menentukan proses pembelajaran

mempunyai indikator antara lain: melibatkan siswa secara aktif, menarik minat

dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, dan peragaan dalam

pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas merupakan pembelajaran yang

memiliki motivasi tinggi ditandai dengan antusiasme peserta didik untuk

mengikuti seluruh proses pembelajaran dari awal sampai akhir, dan

Page 8: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

4

pembelajaran berlangsung menyenangkan serta ditunjang dengan komponen

pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut serata mendapat

dukungan tersedianya sumber belajar maupun media pembelajaran yang semua

itu akan membawa keberhasilan pada pencapaian target belajar.

Sopiatin Popi (2010: 47) menyebutkan pembelajaran yang berkualitas

adalah pembelajaran yang efektif dilaksanakan, baik dalam kelas maupun di

luar kelas dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan

siswa. Pembelajaran yang berkualitas memuat aspek-aspek diantaranya (1)

Persiapan mengajar guru yang sistematis, (2) Cara penyampaian materi oleh

guru, (3) Penggunaan waktu selama melaksanakan kegiatan pembelajaran, (4)

Motivasi murid dan guru, (5) Hubungan interaktif antara guru dengan

siswa. Mencermati pemaparan beberapa pengertian di atas yang dimaksud

proses pembelajaran pada penelitian ini merupakan seluruh proses kegiatan

belajar mengajar dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

sampai dengan kegiatan evaluasi belajar siswa. Dalam proses pembelajaran

variasi gaya mengajar sangat dibutuhkan, hal ini dilakukan untuk menghindari

kebosanan dan kejenuhan. Menurut Thoifuri (2013: 81) gaya mengajar

merupakan bentuk penampilan guru saat mengajar, baik yang bersifat kurikuler

maupun psikologis.

Suparman (2010: 88) menjabarkan varias gaya mengajar guru dalam kelas

menjadi beberapa aspek yaitu: (1) Variasi suara, indikator variasi suara yang

dimaksud meliputi : intonasi, volume, nada, kecepatan, serta isi pembicaraan

dan penggunaan bahasa. Guru dapat mendramatisir ketika menjelaskan suatu

peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting. (2) Penekanan,

Penekanan berfungsi untuk memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu

aspek yang penting. Penekanan tersebut biasanya dikombinasikan dengan

gerak anggota badan, dengan menunjukkan jari, memberi tanda pada papan

tulis, atau dengan merubah mimik wajah. (3) Pemberian waktu, untuk

mendapatkan perhatian anak didik, guru dapat merubah suasana menjadi sepi,

hening, dari suatu kegiatan atau diam, dari akhir bagian pelajaran ke bagian

pelajaran berikutnya. (4) kontak pandang, menatap mata setiap anak didik

dalam proses pembelajaran dapat membentuk hubungan yang positif antara

guru dan peserta didik. Dalam interaksi dengan peserta didik sebaiknya

Page 9: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

5

pandangan mengarah keseluruh kelas, tidak monoton dengan mengarah satu

titik saja atau malah memandang kearah keluar kelas. (5) Petunjuk wajah,

wajah merupakan media komunikasi, wajah merupakan instrumen atau alat

menyampaikan pesan dan makna. Guru bisa menggunakan bahasa wajah dalam

proses pembelajaran untuk mengontrol, meningkatkan hubungan emosional,

dan mengawasi peserta didik. (6) Gerakan anggota badan, variasi gerakan

anggota badan merupakan bagian penting dalam berkomunikasi. Tidak hanya

untuk menarik perhatian saja, tetapi juga dapat menyampaikan makna

pembicaraan. Misalnya, mengepalkan tangan berarti marah, menadahkan tangn

berarti meminta. (7) Pindah posisi, perpindahan posisi guru dalam ruang kelas

dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat meningkatkan kepribadian

guru, yang terpenting setiap perubahan memiliki ujuan yang jelas, positif, dan

tidak membosankan.

Penjabaran pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya

mengajar pada penelitian ini merupakan bentuk penampilan guru saat

mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis sebagai sarana

mengantarkan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Mulyadi SK dan

Primasari, F (2014) Mengacu pada definisi sumber belajar yang diberikan oleh

Association for Education Communication Technology (AECT, 2009),

pengertian sumber belajar merupakan berbagai sumber meliputi data, orang

atau wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, dimana

sumber belajar dapat digunakan secara terpisah maupun secara terkombinasi

sehingga membantu siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Dari uraian di

atas dapat dipahami bahwa komponen sumber belajar meliputi: pesan,

manusia, matri (media-software), peralatan (hardware), teknik, metode yang

dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasi untuk memfasilitasi

terjadinya tindak belajar.

Ditinjau dari tipe atau asal usulnya sumber belajar dibedakan menjadi dua

yaitu: (1) sumber belajar yang dirancang (learning resources by desing), yakni

sumber belajar yang memang disengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. (2)

sumberbelajar yang sudah tersedia dan tinggal memanfaatkan (learning

resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus

dirancang untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, dipilih, dan

Page 10: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

6

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Kedua jenis sumber belajar di

atas mempunyai komponen sebagai berikut: (1) Pesan, berupa ajaran atau

informasi yang akan disampaikan berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. (2)

Orang, berupa manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah

dan penyaji pesan. (3) Bahan, berupa perangkat lunak (soft ware) yang

mengandung pesan-pesan belajar. (4) Alat, berupa perangkat keras (hard ware)

yang dipakai untuk menyajika pesan yang tersimpan dalam bahan. (6) Teknik,

merupakan prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam

menggunakan bahan dan alat untuk menyampaikan pesan. (7) Latar,

merupakan situasi disekitar terjadinya prosesbelajar mengajar dimana

pembelajar menerima pesan.

Mencermati pemaparan pendapat-pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa sumber belajar pada penelitian ini adalah sesuatu yang ada

di luar diri individu siswa yang bisa digunakan untuk memudahkan terjadinya

proses belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan

efisien. Selain sumber belajar kondisi dan suasana lingkungan belajar sangat

mendukung aktivitas belajar. Masih banyak sekolah atau orang tua tidak

memperhatikan suasana lingkungan belajar bagi siswa atau anaknya. Seringkali

gedung-gedung sekolah dibangun dikawasan yang ramai atau pada pusat kota

dengan alasan agar transportasi dapat terjangkau. Tetapi hal tersebut kadang

menimbulkan situasi lingkungan yang tidak baik untuk kegiatan belajar

(Suranto, 2015). Aktifitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh lingkungan

belajar. Hoy dan Miskel (2014: 403) berpendapat bahwa ada berbagai

pengaruh lingkungan berasal dari masyarakat dan mempengaruhi apa yang

terjadi di sekolah. Menurut Mariyana Rita dkk (2010: 17) lingkungan belajar

merupakan suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses

perubahan tingkah laku manusia, yang pada esensinya lingkungan belajar

merupakan suatu konteks fisik, sosial, dan psikologis yang dalam konteks

tersebut anak belajar dan memperoleh perilaku baru.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, Lingkungan belajar dibagi menjadi

dua aspek: (1) Lingkungan belajar yang bersifat fisik yaitu lingkungan belajar

yang terkait dengan kelengkapan materiil, ukuran luas, berat, arah, penerangan,

suhu dan suara. (2) Lingkungan belajar non fisik, meliputi pertimbangan rasa

Page 11: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

7

aman, minat, pertimbangan kebebasan berekpresi, serta pertimbangan

kegembiraan dan kesenangan pada peserta didik. Dari pendapat di atas dapat

ditegaskan bahwa lingkungan belajar merupakan tempat atau suasana

(keadaan) yang dengannya para peserta didik dapat mencurahkan dirinya untuk

beraktivitas, berkreasi, termasuk melakukan berbagai manipulasi banyak hal

sehingga mereka dapat pengalaman, informasi, dan konsep baru sebagai wujud

dari hasil belajar.

Berdasarkan hubungan antar variabel penelitian, yaitu: gaya mengajar,

sumber belajar, dan lingkungaan belajar sebagai variabel eksogen serta proses

pembelajaran sebagai variabel endogen, maka hipotesis dalam penelitian ini

bahwa terdapat peran yang positif dan signifikan baik secara simultan maupun

parsial antara gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungaan belajar terhadap

proses pembelajaran.

Tujuan penelitian ini secara umum sebagai berikut: (1) menganalisis dan

menguji peran gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara

simultan terhadap proses pembelajaran. (2) menganalisis dan menguji peran

gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara parsial terhadap

proses pembelajaran.

2. METODE

Penelitian ini tergolong penelitian asosiatif jika dilihat dari pemaparannya,

yaitu penelitian yang mencari hubungan antar variabel (Sunjoyo, 2013: 176).

Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, data berbentuk angka

dengan menggunakan model skala dalam pengukurannya. Pengumpulan data

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara pengumpulan dan

pengukuran data yang berbentuk angka-angka (Sutama, 2012: 38).

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 4 Klaten, dengan alamat

Jl. Mataram No.5 RT/RW 02/14, Belang Wetan, Klaten Utara, Kabupaten

Klaten, Provinsi Jawa Tengah 57436, populasi pada penelitian ini semua siswa

kelas XI Jurusan Akutansi di SMK Negeri 4 Klaten, terdiri dari tiga

rombongan belajar (rombel) dengan jumlah total 104 siswa.

Penelitian ini memiliki populasi homogen. Salah satu cara pengambilan

sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan

Page 12: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

8

sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang

(probalbilitas) yang sama untuk dijadikan sampel (Sutama, 2016: 108).

Besarnya sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan pendapat Slovin

dengan taraf kesalahan 5% diperoleh sampel sebanyak 83 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket.

Angket digunakan peneliti untuk mengetahui informasi tentang proses

pembelajaran, gaya mengajar, sumber belajar dan lingkungan belajar yang

sebelumnya diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Teknik Analisis data

meliputi pengujian asusmi klasik yaitu Uji normalitas menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnof. Uji multikolinieritas dilakukan dengan

menghitung Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dikatakan bebas

dari multikolinieritas apabila mempunyai VIF tidak lebih dari 10 dan

mempunyai angka toleransi tidak kurang dari 0,10. Uji Heterokedastisitas

dilakukan dengan uji statistik yaitu uji Glejser. Uji Hipotesis menggunakan

regresi ganda dengan struktur persamaan sebagai berikut:

Y = px1yX1 + px2yX2 + px3yX3 + e2

Kebenaran uji hipotesis dilakukan secara simultan dengan uji F dan parsial

dengan uji t.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sopiatin Popi (2010: 47) menyebutkan pembelajaran yang berkualitas

adalah pembelajaran yang efektif dilaksanakan, baik dalam kelas maupun di

luar kelas dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan

siswa. Pembelajaran yang berkualitas memuat aspek-aspek diantaranya:

Persiapan mengajar guru yang sistematis, cara penyampaian materi, dan

penggunaan waktu selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dari hasil

olah data secara statistik diketahui distribusi data menyatakan sebanyak 31 atau

37,35% siswa menyatakan proses pembelajaran pada kriteria cukup baik, 22

atau 26,51% siswa menyatakan proses pembelajaran baik, 14 atau 16,87%

siswa menyatakan proses pembelajaran ada pada kriteria sangat baik dan 16

atau 19,28% siswa menyatakan proses pembelajaran pada kriteria kurang baik.

Page 13: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

9

Dengan ini secara umum hasil belajar siswa SMK Negeri 4 Klaten pada kriteria

cukup baik.

Suranto (2015), dalam penelitiannya terdapat aspek yang mempengaruhi

proses belajar dan motivasi belajar anak yaitu lingkungan belajar. Penelitian ini

membahas pengaruh antara motivasi belajar, suasana lingkungan belajar dan

sarana prasarana belajar terhadap prestasi belajar. Kondisi lingkungan belajar

diperoleh keterangan 36 atau 43,37% siswa menyatakan lingkungan belajar di

SMK Negeri 4 Klaten ada pada kriteria baik, lima atau 6,02% siswa

menyatakan lingkungan belajar pada kriteria sangat baik, sementara 35 atau

42,17% siswa menyatakan lingkungan belajar cukup baik, dan tujuh atau

8,43% siswa menyatakan lingkungan belajar pada kriteria kurang baik. Dengan

ini secara umum lingkungan belajar siswa SMK Negeri 4 Klaten pada kriteria

baik.

Komalasari, (2013: 108) menyatakan bahwa sumber belajar merupakan

segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara

terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar

dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Dari analisis data diperoleh keterangan bahwa 31 atau 37,35% siswa

menyatakan sumber pada kriteria baik dan cukup baik, 10 atau 12,05% siswa

menyatakan sumber belajar sangat baik, dan 11 atau 13,25% siswa menyatakan

sumber belajar pada kriteria kurang baik. Ini didukung oleh penelitian Mulyadi

SK dan Primasari, F. (2014), pentingnya penyediaan sumber belajar yang

menyajikan berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar seperti perpustakaan

yang didukung dengan kreatifitas guru dalam mengatur lingkungan belajar.

Siswa dapat belajar tidak hanya berinteraksi dengan guru tetapi juga dapat

dengan memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia di sekolah.

Agam, dkk (2015). Dalam penelitiannya menyatakan terdapat hubungan

antara gaya mengajar dan motor educability terhadap hasil belajar pencak silat.

Dengan uji statistik ANAVA diperoleh Fhitung 24,386 > Ftabel 3,075. Hal ini

menunjukkan bahwa untuk peningkatan hasil belajar pencak silat tidak hanya

dilakukan dengan menggunakan gaya mengajar saja, akan tetapi juga

dipengaruhi oleh motor educability. Hasil analisis data gaya mengajar ada pada

kriteria baik dengan 37 atau 44,58% siswa menyatakan gaya mengajar ada

Page 14: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

10

pada kriteria baik, 31 atau 37,35% siswa menyatakan gaya mengajar pada

kriteria cukup baik, delapan atau 9,64% siswa menyatakan gaya mengajar

sangat baik, dan tujuh atau 8,43% siswa menyatakan gaya mengajar pada

kriteria kurang baik. Dengan ini secara umum gaya mengajar guru-guru di

SMK Negeri 4 Klaten ada pada kriteria baik.

Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji Normalitas masing-masing Variabel

Uji Normalitas Nilai Asymp sig keputusan

Proses Pembelajaran 0,792 Ho diterima

Gaya Mengajar 0,742 Ho diterima

Sumber Belajar 0,929 Ho diterima

Lingkungan Belajar 0,918 Ho diterima

Interpretasi dari hasil uji statistik, diketahui data memiliki distribusi

normal, karena memiliki nilai Asymp sig diatas alpha 0,05.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Multikolineaitas Variabel Bebas

Variabel Tolerance ≥

0,1

VIF ≤

10 Keputusan

Proses

pembelajaran 0,525 1,905

Terbebas dari

multikolineaitas

Gaya mengajar 0,526 1,903 Terbebas dari

Multikolineaitas

Sumber belajar 0,401 2,491 Terbebas dari

Multikolineaitas

Lingkungan

belajar 0,492 2,031

Terbebas dari

Multikolineaitas

Interpretasi tabel ringkasan hasil uji Multikolineaitas, setiap variabel

menghasilkan nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerasi lebih dari 0,10.

Keputusan uji diperoleh semua data variabel eksogen terbebas dari

Multikolineaitas.

Page 15: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

11

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji

Heterokedastisitas Nilai Asymp sig keputusan

Proses Pembelajaran 0,545 Ho diterima

Gaya Mengajar 0,760 Ho diterima

Sumber Belajar 0,578 Ho diterima

Lingkungan Belajar 0,112 Ho diterima

Keputusan uji diperoleh semua data terbebas dari gejala

Heterokedastisitas. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti melakukan

analisis jalur menggunakan bantuan Program SPSS. Persamaan struktural

hubungan antara variabel gaya mengajar, sumber belajar dan lingkungan

belajar terhadap proses pembelajaran dapat ditentukan sebagai berikut:

Y = 0,223 X1 + 0,280 X2 + 0,292 X3 + 0,880

Persamaan jalur yang dihasilkan dapat diartikan bahwa apabila nilai gaya

mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar naik satu tingkat maka

pengaruh masing-masing variabel berturut-turut naik sebesar pX1=0,223;

pX2=0,280; dan pX3=0,292.

Tabel 4. Ringkasan Hasil Pengujian Secara Simultan Variabel X1, X2, X3,

terhadap Y (Uji F)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2664.531 3 888.177 23.844 .000a

Residual 2942.698 79 37.249

Total 5607.229 82

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Page 16: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

12

Tabel Anova, diperoleh nilai Fhitung 23,844. Adapun nilai Ftabel pada

tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dan degree of freedom (df) sebesar k=4. Nilai

df1(N1)=(k-1)=4-1=3 dan df2(N2)=n-k=83-4=79 diperoleh Ftabel sebesar 2,72.

Perbandingan Fhitung>Ftabel (23,844>2,72). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

secara simultan variabel bebas (gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan

belajar) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (proses

pembelajaran). Kolom Sig diperoleh nilai p value <α = 0,000 < 0,05.

Kesimpulan: Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel gaya

mengajar, sumber belajar, lingkungan belajar secara bersama-sama

berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

Tabel 5. Ringkasan Hasil Pengujian Secara Parsial Variabel X1, X2, X3

terhadap Y (Uji t)

Model Unstandardized

Standardized

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.25

7.650 2.387 .019

Gaya Mengajar .212 .104 .223 2.037 .045

Sumber Belajar .327 .146 .280 2.244 .028

Lingkungan

.326 .124 .292 2.625 .010

a. Dependent Variable: Y

Ketiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi,

semua siknifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung variabel gaya

mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar masing-masing sebesar

(2,037; 2,244; dan 2,625)>ttabel (0,677) dengan probabilitas signifikansi untuk

masing masing variabel dibawah 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran secara parsial dipengaruhi oleh: gaya mengajar, sumber belajar,

dan lingkungan belajar.

Mulyadi SK dan Primasari, F. (2014), pentingnya penyediaan sumber

belajar yang menyajikan berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar seperti

perpustakaan yang didukung dengan kreatifitas guru dalam mengatur

lingkungan belajar. Siswa dapat belajar tidak hanya berinteraksi dengan guru

tetapi juga dapat dengan memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia di

sekolah. Hasil penelitian di atas diperkuat dengan hasil penelitian ini bahwa

Page 17: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

13

sumber belajar mempunyai peran yang positif dan signifikan terhadap proses

pembelajaran. Hasil temuan ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Georgia Pashiardis (2008) Toward aknowledge base for school climate in

Cyprus”s schools. Dalam penelitian ini ada tiga aspek suasana sekolah yang

dapat mempengaruhi proses belajar anak yaitu lingkungan sosial, lingkungan

fisik dan lingkungan belajar.

Hasil analisis kedua, gaya mengajar secara parsial berpengaruh terhadap

proses pembelajaran, dengan nilai signifikansi gaya mengajar terhadap proses

pembelajarn sebesar 0,045 < 0,05 dan nilai probabilitas 0,000 jauh dibawah

alpha 0,05 serta besar pengaruh 0,223 bernilai positif. Hal ini mempunyai arti

bahwa gaya mengajar berperan positif dan signifikan terhaadap proses

pembelajaran. Semakin baik gaya mengajar, maka proses pembelajaran juga

semakin baik. Hubungan variabel proses pembelajaran dengan variabel gaya

mengajar dapat juga dilihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Jepsen,

Varhegyi, dan Teo (2016). Penelitian ini digunakan untuk menilai gaya belajar

dan persepsi kualitas pengajaran. Pemodelan persamaan struktural digunakan

untuk menyelidiki hubungan antara gaya belajar dan persepsi kualitas

pengajaran. Hasil penelitian menunjukkan reflektor atau keaktifan peserta didik

dipengaruhi gaya pengajaran guru atau dosen mereka.

Hasil analisis ketiga, menunjukkan bahwa sumber belajar secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap proses pembelajaran, hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi sumber belajar terhadap proses

pembelajarn sebesar 0,028<0,05 dengan nilai probabilitas 0,000 jauh dibawah

alpha 0,05 dan besar pengaruh 0,280 bernilai positif, semakin baik sumber

belajar maka proses pembelajaran juga semakin meningkat. Hasil analisis

keempat, menunjukkan bahwa lingkungan belajar secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap proses pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan

nilai signifikansi lingkungan belajar terhadap proses pembelajarn sebesar 0,010

< 0,05 dengan nilai probabilitas 0,000 jauh dibawah alpha 0,05 dan besar

pengaruh 0,292 bernilai positif, semakin baik lingkungan belajar maka proses

pembelajaran juga semakin baik.

Variabel lingkungan belajar mempunyai peran paling signifikan terhadap

variabel endogen dibanding variabel eksogen lainnya. Hal ini sesuai dengan

Page 18: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

14

hasil diskripsi data yang diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh responden.

Lingkungan belajar di SMK Negeri 4 Klaten berada pada kategori baik dengan

rata-rata sebesar 77,1 paling tinggi dibanding dengan rata-rata variabel gaya

mengajar dan sumber belajar berturut-turut sebesar 70,7 dan 71,8. Berdasarkan

teori pada bab sebelumnya, bahwa semakin baik kondisi lingkungan maka akan

berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran serta berdampak pada hasil

belajar siswa.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Georgia Pashiardis (2008) Toward aknowledge base for school climate in

Cyprus”s schools (menuju suasana sekolah yang berdasarkan pengetahuan

pada sekolah-sekolah di negara Ciprus). Dalam penelitian ini ada tiga aspek

suasana sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar dan motivasi belajar

anak yaitu lingkungan sosial, lingkungan fisik dan lingkungan belajar. Hoy dan

Miskel (2014: 403) berpendapat bahwa ada berbagai pengaruh lingkungan

berasal dari masyarakat dan mempengaruhi apa yang terjadi di sekolah. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suranto (2015), aspek yang

mempengaruhi proses belajar yaitu lingkungan belajar. Dalam penelitiannya

dibahas pengaruh antara motivasi belajar, suasana lingkungan belajar dan

sarana prasarana belajar terhadap prestasi belajar siswa pada SMA Islam

Diponegoro Surakarta baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian

menunjukkan adanya pengaruh secara simultan antara variabel motivasi

belajar, suasana lingkungan belajar dan sarana prasarana belajar terhadap

prestasi belajar. Lingkungan belajar mempunyai pengaruh paling besar 39,46%

dan sarana prasarana belajar sebesar 33,51%. Variabel suasana lingkungan

belajar juga memberikan Sumbangan Efektif yang paling besar yaitu 24,11%,

diikuti sarana prasarana belajar sebesar 20,47%, dan motivasi belajar sebesar

16,54%

4. PENUTUP

Hasil analisis menggunakan Uji F, diperoleh hasil variabel gaya mengajar,

sumber belajar, dan lingkungan belajar secara simultan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap proses pembelajaran dengan nilai Fhitung sebesar 32,490.

Adapun nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05 atau 5% dan degree of

Page 19: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

15

freedom (df) sebesar k=4. Nilai df1(N1)=(k-1)=4-1=3 dan df2(N2)=n-k=83-

4=77 diperoleh Ftabel sebesar 2,72. Perbandingan Fhitung>Ftabel (23,844>2,72).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel bebas (gaya

mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat (proses pembelajaran). Ketiga variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model regresi, semua siknifikan. Hal

ini dapat dilihat dari nilai thitung variabel gaya mengajar, sumber belajar, dan

lingkungan belajar masing-masing sebesar (2,037; 2,244; dan 2,625)>ttabel

(0,677) dengan probabilitas signifikansi untuk masing masing variabel

dibawah 0,05. Kesimpulan hasil penelitian (1) terdapat peran positif dan

signifikan antara gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar secara

simultan terhadap proses pembelajaran matematika. (2) terdapat peran positif

dan signifikan antara gaya mengajar, sumber belajar, dan lingkungan belajar

secara parsial terhadap proses pembelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Agam, dkk. (2015). Pengaruh Gaya Mengajar Guided Discovery Dan Tingkat

Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Pencak Silat. Journal of

Physical Education and Sports 4 (2) (2015)

Boroujerdi dan Hasani. (2016). “The survey thinking style and its relation with

creativity in physical education teachers. International Journal of

Educational Management”, Vol. 28 Iss 4 pp. 400 – 412.

Ghozali. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, W.K., dan Miskel, C.G. (2014). Administrasi Pendidikan Teori, Riset,

dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

https://www.taralite.com/artikel/post/kualitas-pendidikan-indonesia-di-mata-

dunia/ di unduh kamis 15 september 2016

Page 20: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

16

Jepsen, Varhegyi, dan Teo. (2016). “The association between learning styles

and perception of teaching quality. Education + Training”, Vol. 57 Iss 5

pp. 575 - 587

Khosiyah. (2012). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SD Inti No.

060873 Medan”. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Vol. 9. No. 1 hal. 63-

80.

Komalasari Kokom, (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama

Lusia Endang Rahayuningsih, (2015) Peningkatan Prestasi Belajar Ipa Melalui

pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Sumber Belajar. Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2015

Mariyana Rita dkk, (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Bandung:

Kencana.

Muhammad, A., (2010). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Muhroji, (2015). Pengaruh Sarana Dan Biaya Pendidikan Terhadap Hasil

Belajar Di Sekolah Menengah. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 22,

No. 2, Desember 2012: 93-102

Mulyadi, S.K. & Primasari, F. (2014). Implementasi Perpustakaan Sekolah

Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.

Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 1, Juli 2014: 17-30

Nurulia Dwiyanti Tamardiyah. (2017) Minat Kedisiplinan Dan Ketekunan

Belajar Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Dampaknya Pada Hasil

Belajar Matematika SMP. Jurnal Manajemen Pendidikan - Vol. 12, No.

1, Januari 2017 : 26-37

Pashiardis, Georgia. (2008). “Toward a Knowladge Base for School Climate in

Cyprus’S Schools”. Cyprus.http://www.emeraldinsight.com/0951-

354x.htm.

Page 21: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

17

Priatna, N., dan Sukamto, T. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Bandung:

PT Remaja

Rosdakarya Sumantri dkk. (2015). Pengaruh Media Gaya Mengajar Latihan

Dan Tingkat Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Pencak Silat.

Journal of Physical Education and Sports 5 (2) (2015)

Reeve dan Cheon. (2016). “An Intervention-Based Program Of Research On

Teachers’ Motivating Styles. Motivational Interventions Advances in

Motivation and Achievement”, Volume 18, 293_339.

Riduwan & Kuncoro. (2011). Cara menggunakan dan Memakai Path Analysis

(Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Setiani, A., dan Priansa, D.J. (2015). Manajemen Peserta Didik dan Model

Pembelajaran cerdas, kreatif, dan Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Siregar, E., dan Nara, H. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Sopiatin Popi, (2010). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor:

Ghalia Indonesia

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparman. (2010). Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta:

Pinus Book Publisher.

Sutama, (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R danD.

Kartasura: Fairuz Media

-------------. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura: Fairuz Media

Supriadie, D., dan Darmawan, D. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Thoifuri. (2013). Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Media Campus

Sunjoyo, dkk. (2013). Aplikasi SPSS untuk Smart riset. Bandung: Alfabeta.

Page 22: PERAN GAYA MENGAJAR, SUMBER BELAJAR, DAN LINGKUNGAN ...eprints.ums.ac.id › 56340 › 14 › NASKAH PUBLIKASI.pdf · pendidikan di Indonesia menempati peringkat kesepuluh dari empat

18

Suranto. (2015), Pengaruh Motivasi, Suasana Lingkungan Dan Sarana

Prasarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada

Sma Khusus Putri Sma Islam Iponegoro Surakarta). Jurnal Pendidikan

Ilmu Sosial, Vol 25, No.2, Desember 2015, ISSN: 1412-3835