Upload
ngokien
View
256
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI
BERTAHAN
(Studi Kasus dalam Organisasi Radio Republik Indonesia)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Tegar Haniv Alviandita
NIM. 1112111000018
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/ 1438 H
PERAN BUDAYA ORGAIIISASI SEBAGAI STRATEGIBERTAHAN
(Studi Kasus dalam Organisasi Radio Republik Indonesia)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Di Bawah Bimbingan:
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I]NTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
t438HJ20t1n/I
Saifudii Asroril II,Si
NlrP. t977 19012009121001
PER,SETUJUAI{ PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pe,nrbimbing Skipsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Telah menyelesaikan pe,nulisan skipsi dengan jtrdul
PERAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN (Studi
Kasus dalam Organisasi Radio Republik Indonesia)
dan telah meme,lruhi persyaratan untuk diuji. .
Jakafi& 26MaL20L7
Nama
NIM
Progranr Studi
Mengetahui
Ketua Program Studi
: Tegar Haniv Alviandita
:1112111000018
: Sosiologi
Menyetujui,
Pernbimbing
ill
Dr. Ctcu\Uurhalati, M.Si
NIP. 1 97609 1820p3122033
SaifudinAsrori, M.Si
NrP. 197719012009121001
PENGESAIIAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
PERAN BI'DAYA ORGAI\USASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN
(Studi Kasus dalam Organisasi Radio Republik Indonesia)
regarr*ll^,,***tttzttl000018
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ihnu PolitikUniversitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 Juni 2017. Skripsi initelah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) padaProgram Studi Sosiologi.
Ketua Sidang Sekretaris
,,.k,MSiNIP. 1 97609 t82003 t2 2 033
{ru;uNrP. 19680816199703 2 002
Penguji tr,
AhmadNIP. I
Dr. WahidahR. Bulan, M.SiNIDN.0010106s17Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan tanggal
Ketua Program Studi Sosiologi,FISIP IIIN Jakarta
IV
Sekretaris
t, ./, ./ \\Dr. J ohar-afr{ Jamilah}I. S i
Dr. Cucrl Nurhayati. M.Si.NIP. 197609182003 12 2 033
v
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa peran budaya organisasi sebagai strategi bertahan
organisasi Radio Republik Indonesia (RRI). Tujuan studi ini adalah untuk
mendeskripsikan unsur budaya organisasi yang ada di RRI dan peran budaya
organisasi sebagai stategi bertahan. Studi ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik dokumen, observasi dan
wawancara. Kerangka teoritis yang digunakan dalam studi ini menggunakan teori
budaya organisasi Schein, menurut Schein budaya organisasi itu didasarkan pada tiga
tingkatan yaitu Asumsi-Asumsi, Nilai dan Artifak.
Dari hasil analisa penulis menemukan bahwa terdapat unsur-unsur budaya
organisasi yang ada didalam organisasi RRI. Pertama, Mulai dari Asumsi-Asumsi,
yang dimana didalamnya terdapat hubungan organisasi dan ligkungan yang dimana
dalam organisasi RRI terdapat hubungan yang formal dan informal serta melakukan
hubungan sosial dengan masyarakat dengan cara berinteraksi. Selain itu didalam
asumsi terdapat juga homogenitas versus keberagaman, yang dimana dalam hal ini
organisasi RRI adalah sebuah organisasi yang beragam yang melambangkan atau
mencerminkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kedua, Nilai terdapat banyak
nilai yang ada dalam organisasi RRI mulai dari visi, misi, tujuan dan Tri Prasetya
RRI. Dan yang Ketiga, Artifak, terdapat banyak artifak dalam organisasi RRI mulai
dari perwujudan fisik seperti Logo dan seragam organisasi RRI, perwujudan perilaku
seperti tradisi upacara-upacara/ritual dan reward and punishment yang ada dalam
organisasi RRI, dan perwujudan bahasa seperti Jargon dan nama julukan serta sejarah
dan pahlawan yang ada dalam organisasi RRI
Salah satu fungsi budaya organisasi adalah untuk beradaptasi dengan
lingkungan ekstenal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat
beberapa unsur budaya organisasi yang membuat organisasi RRI ini masih bertahan
sehingga menciptakan sebuah strategi bertahan mulai dari nilai yang melambangkan
nilai jati diri netralitas dan independent. Sejarah, karena organisasi RRI tidak pernah
melupakan sejarahnya dan selalu mengacu kepada 4 rambu-rambu consensus
nasional. Serta terus melakukan inovasi untuk beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dengan cara membuat aplikasi RRI Play.
Kata Kunci: Budaya Organisasi, Radio Republik Indonesia (RRI), Strategi Bertahan
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Saw, keluarga dan para sahabatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PERAN
BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN (Studi Kasus
dalam Organisasi Radio Republik Indonesia). Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam bidang ilmu sosiologi pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarih
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, arahan,
semangat, dukungan dan kontribusi beberapa pihak. Oleh karena itu penulis juga
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi
inspirasi dan juga kontributif dalam memberikan sumbangan pemikiran, pesan moral
dan lain-lain sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, diantaranya:
1. Keluargaku khusunya orangtua dan adik ku tercinta, Alm Bapak Sulistiyono
dan Ibu Agus Sriyani, yang telah membesarkan dan menanamkan nilai-nilai
kehidupan serta memberikan pendidikan, kepercayaan, pengorbanan,
semangat dan dukungan dan juga segala doa yang terus mereka panjatkan
untuk penulis agar sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan
nilai yang terbaik. Paling khusus skripsi ini saya dedikasikan untuk alm
bapak saya, this is for you dad.
vii
2. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Saifudin Asrori,M.Si selaku pembimbing skripsi yang selalu mendukung dan
berbaik hati dengan memberikan saran, kritik dan gagasan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen dan staff pengajar pada program studi sosiologi atas segala
motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang
mendorong penulis selama menempuh studi.
6. Segenap Anggota organisasi RRI dari Dewam Pengawas dan Direktur serta
staff yang telah terpilih menjadi informan dalam skripsi ini, yang telah
berbaik hati meluangkan waktu untuk diwawancarai dalam proses
pengumpulan data.
7. Nurul Fathia yang telah memberikan semangat dan support disaat senang
maupun duka serhingga penulisan skripsi ini berjalan hingga selesai.
8. Sahabat-sahabat the kumbang, Ardi, Labib, Dede, Mabrur, Aang, Rizki,
Eufrat, Mail, Azmi, Utong, Dinal, dan Dirga yang kurang lebih 4 tahun
bersama menjalani suka duka ,saling mendukung, saling menyemangati satu
sama lain demi sebuah kelulusan
9. Sahabat-sahabat seperjuangan selama masa kuliah, Ara, Ayurose, Elita,
Aul, Yuni, Divya, Faizal, Rahmi, Ojay, Galih, Reza, Alby, Rusydan,
viii
Saikhu, Ayu Fitri, Lukman, Arief, Neneng, Suki, Mega, Ella, Runi, Ismi,
Anisya Bella, Raka, Irma, Ina, Mita, Yosy, Dayu dan teman-teman
Sosiologi 2012 lainnya. Terimakasih sudah berbagi cerita, canda-tawa dan
memberikan kenangan selama masa perkuliahan yang tidak mudah untuk
dilupakan.
10. Teman-teman KKN HEART 2015, yang telah memberikan support dan
saran kepada penulis dalam masa-masa penulisan skripsi ini
11. Sahabat-Sahabat dari anggota PMII Komfisip yang telah memberikan
kenangan indah di masa-masa kuliah
Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat dan
diterima oleh Allah SWT., sebagai amal shalih dan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda. Amin ya rabbal „alamin. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna, begitu pula dengan skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai perbaikan di masa mendatang.
Jakarta, 26 Mei 2017
Tegar Haniv Alviandita
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………………………………...v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...………ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………...xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………..xii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………….xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………………1
A. PERNYATAAN MASALAH ……………………………………………1
B. PERTANYAAN PENELITIAN ………………………………………….7
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ……………………………..8
D. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….9
E. KERANGKA TEORITIS ……………………………………………….13
F. METODE PENELITIAN ……………………………………………….27
G. SISTEMATIKA PENULISAN …………………………………………33
BAB II RADIO REPUBLIK INDONESIA ………………………………………...34
A. GAMBARAN UMUM …………………………………………………34
B. VISI RRI ………………………………………………………………..41
C. MISI RRI ……………………………………………………………….43
D. TUJUAN RRI …………………………………………………………..45
E. STRUKTUR ORGANISASI RRI………………………………………47
BAB III PERAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN
OGANISASI RADIO REPUBLIK INDONESIA……………………….48
A. UNSUR-UNSUR BUDAYA ORGANISASI PADA ORGANISASI RRI ……48
x
1. ASUMSI-ASUMSI ….………………………………………………….49
a. HUBUNGAN ORGANISASI DAN LINGKUNGAN …………49
b. HOMOGENITAS VERSUS KERAGAMAN ………………….58
2. NILAI …………………………………………………………………...60
3. ARTIFAK ……………………………………………………………….65
a. TRADISI (UPACARA-UPACARA/RITUAL) …………………......67
b. REWARD AND PUNISHMENT …………………………………...69
c. JARGON DAN NAMA JULUKAN ……………………………......71
d. SEJARAH DAN PAHLAWAN ……………………………...……..75
4. SARANA PENYEBARAN BUDAYA ORGANISASI ………………...81
B. PERAN UNSUR BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI
BERTAHAN …………………………………………………………………….84
1. NILAI ...…………………………………………………………………85
2. SEJARAH …………………………………………………………….....90
3. INOVASI …………………………………………………………...…...95
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………98
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………….....98
B. SARAN-SARAN ……………………………………………………………....106
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………107
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………….cxii
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. E. a. 1 Asumsi-Asumsi Kultural Dasar ................................................... 18
Tabel 1. E. c. 2 Artifak-Artifak Budaya Organisasi............................................. 23
Tabel 1. F. 4. 3 Profil Informan........................................................................... 29
Tabel 2. C. 4 Misi Organisasi Radio Republik Indonesia........................ …… 44
Tabel 2. D. 5 Tujuan Organisasi Radio Republik Indonesia.............................. 45
Tabel 3. A. 3. 6 Artifak-Artifak Budaya Organisasi…………………………….. 65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. E. 1 Struktur Organisasi Radio Republik Indonesia ................. 47
Gambar 3. A. C. 2 Upacara Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI ……………. 69
Gambar 3. A. e. 3 Jargon Organisasi Radio Republik Organisasi................... 72
Gambar 3. A. f. 4 Diorama Sejarah dan Pahlawan Organisasi Radio
Republik Indonesia ………………………………………
80
Gambar 3. A. f. 5 Prasasti Organisasi Radio Republik Indonesia …………. 80
Gambar 3. A. 4. 6 Sarana Penyebaran Budaya Organisasi pada Organisasi
Radio Republik Indonesia ……………………………….
82
Gambar 3. A. 4. 7 Sarana Penyebaran Budaya Organisasi pada Organsasi
Radio Republik Indonesia Via Website …………………
.
84
Gambar 3. B. 3. 8 RRI PLAY ………………………………………………. 97
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Dokumentasi ....................................................................................cxii
Lampiran II Transcript Wawancara ................................................................ …cxiv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PERNYATAAN MASALAH
Dalam skripsi ini, penulis membahas tentang bagaimana peran budaya
organisasi sebagai strategi bertahan dalam organisasi untuk menghadapi perubahan
sosial yang terjadi disekitarnya. Fokus studi ini membahas tentang bagaimana
organisasi RRI (Radio Republik Indonesia) mampu bertahan dan eksis ditengah arus
perubahan teknelogi dan media massa, dengan menggunakan pendekatan budaya
organisasi. Studi ini ingin menganalisis faktor internal dan ekternal organisasi sebagai
bahan landasan bagaimana berkelajutan dan bertahannya organisasi RRI.
Budaya organisasi sangat penting bagi keberlangsungan suatu organisasi.
Menurut Schein dalam jurnal yang berjudul ―Hubungan Kepemimpinan, Budaya,
Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep” yang ditulis oleh Armanu Thoyib tahun
2005 Budaya organisasi berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal
dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.(Armanu Thoyib, 2005: 66)
Media massa pada saat ini telah menjadi suatu bagian yang melekat dalam
masyarakat serta memiliki fungsi dan peranan yang penting bagi perkembangan dan
kemajuan masyarakat suatu bangsa. Media massa kerap diibaratkan sebagai matahari,
memberikan sinar yang menerangi dunia atau menyampaikan pesan yang merasuk ke
kalbu umat manusia hingga memberi pencerahan. Dengan begitu media massa seolah
memiliki posisi di luar kehidupan masyarakat .(Ashadi Siregar, 2000:171)
2
Pasca runtuhnya Era Orde Baru tahun 1998, keterbukaan informasi yang
ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Kebebasan Pers yaitu Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999. Industri media massa, baik cetak, radio,
online dan televisi tumbuh subur meski semuanya tidak menjamin dapat bertahan di
tengah persaingan industri media yang terjadi saat itu (Ishadi, 1999:93). Keterbukaan
informasi yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Kebebasan Pers, dan dalam
dunia penyiaran lahirlah UU Penyiaran No.32 Tahun 2002 yang terlepas dari
beberapa kelemahannya, memberikan landasan bagi tranformasi menuju sistem media
penyiaran yang demokratis dan modern.(Agus Sudibyo,2004: 5)
Pada saat ini sejumlah organisasi media massa dan teknelogi mengalami
degradasi dan kemunduran dalam mempertahankan eksistensinya, dikarenakan
kurang beradaptasi dengan perubahan sosial baik dari faktor internal maupun
eksternal yang terjadi di sekitar lingkungan organisasinya, seperti TPI dan TVRI.
Disisi lain, pada saat ini banyak organisasi yang baru tumbuh dan berkembang secara
pesat dikarenakan mereka mampu beradaptasi dengan perubahan sosial baik internal
maupun eksternal yang terjadi di sekitar lingkungan organisasinya. seperti Global
Mediacomm(MNC) yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo), CT Corp (Trans TV,
Trans 7 dan sebagainya) yang dimiliki oleh Chairul Tanjung, dan Net TV yang
berslogan ―Televisi Masa Kini‖ yang dimiliki oleh Wishnutama. Dan ada juga
organisasi yang masih bisa mempertahankan eksistensinya hingga saat ini.
Salah satu organisasi media massa yang masih bertahan hingga sekarang
adalah Radio Republik Indonesia (RRI). RRI adalah satu-satunya radio yang
3
menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan
negara. RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak
komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan,
hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia
internasional.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32
tahun 2002 tentang Penyiaran yang bertujuan untuk memperkukuh integrasi nasional,
terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan
kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun
masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan
industry penyiaran Indonesia dan berfungsi untuk penyiaran sebagai kegiatan
komunikasi massa mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan
yang sehat, control dan perekat sosial dan juga memiliki fungsi ekonomi dan
kebudayaan (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002) . PP
11 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik baik secara kelembagaan maupun
dalam penyelenggaraan penyiarannya, bersifat independen, netral, dan tidak
komersial. Yang berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial, serta pelestari budaya bangsa, dengan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Dan Lembaga Penyiaran
Publik Lokal dalam menjalankan fungsi pelayanannya untuk kepentingan masyarakat
melibatkan partisipasi publik berupa keikutsertaan di dalam siaran, evaluasi, iuran
penyiaran, dan sumbangan masyarakat, sesuai dengan ketentuan peraturan
4
perundang-undangan yang berlaku, yang bertujuan menyajikan program siaran yang
mendorong terwujudnya sikap mental masyarakat yang beriman dan bertakwa,
cerdas, memperkukuh integrasi nasional dalam rangka membangun masyarakat
mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menjaga citra positif bangsa (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Than 2005) . Serta PP 12 tahun 2005 RRI
mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang
menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005). RRI dikukuhkan sebagai
satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan dapat
bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran Asing.(Profil RRI). Hingga
saat ini, RRI memiliki 84 cabang di ibukota propinsi dan kabupaten/kota di seluruh
Indonesia.(Company Profil RRI, 2014:7)
Pasca reformasi menjadi euforia perkembangan media menunjukkan bahwa
perkembangan industri media massa diwarnai dengan kompetisi yang semakin ketat.
Persaingan antar stasiun radio dalam memperbanyak audience dan menjual program
siarannya semakin kompetitif. Masing-masing stasiun tidak hanya berupaya
memposisikan stasiunnya sebagai stasiun unggulan kepada khalayak, baik dengan
melakukan serangkaian perubahan format acara maupun dengan cara memformat
5
stasiun radionya sedemikian rupa dengan mengarah pada peralihan segmen khalayak
tertentu.
Di tengah kancah persaingan radio, RRI setiap hari terus bertarung lewat
siaran-siarannya. Para pengelola radio berharap agar dapat meraup pendengar
sebanyak mungkin. Banyak stasiun radio yang berhasil, tetapi tidak sedikit pula yang
ditinggalkan oleh pendengarnya. Berbagai macam strategi yang harus dilakukan agar
tetap eksis, salah satunya adalah dengan memperbaharui format stasiun masing-
masing.
Berdasarkan pada hasil studi yang dilakukan oleh Lembaga Studi Komunikasi
Universitas Indonesia menunjukkan bahwa RRI merupakan salah satu radio yang
paling bagus ditangkap siarannya oleh publik. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah
keunggulan komparatif seperti antena pemancar, stasiun relay, dan infrastruktur lain
yang tersebar di daerah. Di samping itu juga karena muatan siaran RRI yang notabene
masih mencerminkan situasi dan kondisi lokal. Ketika radio-radio swasta mulai
mencoba menggunakan idiom-idiom yang kebarat-baratan, RRI tetap teguh dengan
warna lokal. Muatan lokal macam siaran kesenian dan kebudayaan daerah jelas sulit
ditemukan di radio-radio swasta.(Tri Hastuti & Taufan Pamungkas, 2014:24-25)
Sudah banyak kajian-kajian berbentuk studi berupa skripsi dan sebagainya,
mengenai organisasi Radio Republik Indonesia. Yaitu, Skripsi yang Berjudul
“Eksistensi Radio Republik Indonesia (RRI) Palembang Pada Era Media Online”
yang ditulis oleh Sary Eva Yanti dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang tahun 2015. Selain itu juga ada studi skripsi
6
yang berjudul ‖Pola Komunikasi Penyiar Radio Republik Indonesia Bandung
Terhadap Pendengar Studi Kualitatif dengan Pendekatan Etnografi Komunikasi
Penyiar di Radio Republik Indonesia Bandung Terhadap Pendengar” yang ditulis
oleh Bagus Tri Hartanto dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung
tahun 2014. Ada juga studi skripsi yang berjudul “PERAN PROGRAM SRAWUNG
PRAJA RRI SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Program Srawung Praja
Sebagai Media Komunikasi Politik Antara Pemerintah Kota Surakarta dengan
Masyarakat)” yang ditulis oleh Nick Puma Bhela Haryoko dari Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah
Surakarta tahun 2010. Ada juga studi skripsi yang berjudul “Strategi Programming
Pada RRI Programma 1 Studi Tentang Pemeliharaan Mutu Program Siaran Agama
Islam”, yang ditulis oleh Kristiani Retnowati dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2009..
Sayangnya, dari kajian-kajian diatas, tidak menjadikan budaya organisasi
sebagai aspek studinya. Ada satu studi yang hampir mirip dengan studi ini yaitu
mengenai Eksistensi Radio Republik Indonesia (RRI) Palembang pada era media
online. Dari hasil studi ini didapatkan Keberadaan RRI masih eksis sampai saat ini,
dibuatnya radio Webcasting RRI pun merupakan bentuk inovasi RRI serta
mempertahankan ke- eksisitensianya agar tidak tertinggal di era serba online seperti
sekarang. Perbedaan dengan studi ini adalah penulis menggunakan budaya organisasi
7
sebagai aspek studi, yang dimana dalam studi ini adalah budaya organisasi sebagai
strategi bertahan.
Berangkat dari realitas tersebut, maka penulis tertarik untuk menjelaskan
peran budaya organisasi sebagai strategi bertahan organisasi Radio Republik
Indonesia menghadapi perubahan lingkungan eksternal dan persaingngan untuk
menghadapi modernisasi informasi dan teknelogi khususnya media massa yang
semakin maju dan berkembang untuk mempertahankan eksistensinya hingga saat ini.
Dengan menggunakan teori-teori yang terdapat dalam sosiologi organisasi. Sosiologi
organisasi adalah studi tentang ilmu yang khusus berkaitan dengan perkembangan
organisasi, perilaku-perilaku organisasi. Studi tentang proses sosial dalam organisasi,
nilai, norma sosial yang berlaku dalam organisasi, struktur sosial dalam organisasi,
dinamika sosial dalam organisasi, dan perubahan-perubahan sosial dalam organisasi
termaksud budaya organisasi. Untuk itu penulis melakukan studi dengan mengambil
judul: “PERAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN (Studi
Kasus dalam Organisasi Radio Republik Indonesia ) “
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Adapun pertanyaan dalam skripsi ini adalah:
1. Apasaja unsur budaya organisasi yang ada dalam organisasi RRI?
2. Bagaimana unsur-unsur Budaya organisasi tersebut berperan dalam
strategi bertahan organisasi RRI?
8
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari studi ini ialah untuk mengetahui Bagaimana peran budaya
organisasi sebagai strategi bertahan yang ada di organisasi RRI dan Apasaja unsur
budaya organisasi yang tertanam dan bekerja dalam organisasi RRI
1. Manfaat Akademis
a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi terkait dengan studi budaya
organisasi baik secara teoritis maupun secara metodelogi
b. Memberi tambahan referensi bagi mahasiswa dalam memahami studi
sosiologi organisasi khususnya studi budaya organisasi
c. Mengembangkan khazanah keilmuan Sosiologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama di bidang Sosiologi Organisasi
2. Manfaat Praktis
a. Memberi sumbangan bagi pengembangan strategi bertahan RRI.
b. Memberi input bagi institusi penyiaran lainnya untuk mengembangkan
budaya organisasi sebagai strategi bertahan.
9
D. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan penulis, penulis menemukan
beberapa studi yang membahas mengenai kepemimpinan. Dalam studi ini, penulis
menemukan beberapa studi terdahulu yang berkaitan dengan topik ini.
Pertama, adalah skripsi yang ditulis oleh Indhira S. Meliala dari program
studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia tahun
2009, yang berjudul ―ANALISIS DESKRIPTIF BUDAYA ORGANISASI
PERUSAHAAN TAKSI (Studi Pada Perusahaan Taksi Blue Bird). Studi ini
bertujuan untuk memberikan gambaran deskriptif mengenai budaya organisasi
Perusahaan Taksi Blue Bird di tengah persaingan usaha jasa taksi yang semakin ketat.
Penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur dengan enam orang informan, yaitu dua orang manajer dan empat orang
pengemudi. Studi berlangsung dari Januari hingga Mei 2009. Hasil dari studi ini
adalah Perusahaan Taksi Blue Bird memiliki struktur organisasi yang mekanis, yaitu
dengan adanya mekanisme pembagian kerja, spesialisasi dan hubungan kerja yang
hierarkis. Perusahaan taksi Blue menerapkan empat nilai dasar, yaitu kejujuran,
kedisiplinan, kerja keras dan kekeluargaan. Pendiri perusahaan memegang peranan
penting dalam penerapan keempat nilai tersebut. Keempat nilai tersebut merupakan
budaya organisasi perusahaan taksi Blue Bird, namun ternyata terdapat dua nilai yang
masih berada dalam tataran formalisasi, yaitu kedisiplinan dan kekeluargaan. Temuan
penting lainnya dari studi ini adalah budaya organisasi tidaklah sama dengan budaya
perusahaan. Budaya perusahaan adalah pedoman nilai-nilai akan tetapi mengalami
10
suatu pencitraan (image) yang berusaha untuk dibentuk oleh manajemen agar dapat
ditangkap oleh masyarakat. Budaya perusahaan yang dimiliki taksi Blue Bird dapat
dilihat dari standar servicenya, yaitu aman, nyaman, mudah dan personalised
(ANDAL).(Indhira S. Meliala,2009:V)
Kedua, adalah skripsi yang ditulis oleh Rahardian Wahyu Pradana dari
program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
tahun 2012, yang berjudul ―PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA ANGGOTA SATUAN RESERSE
KRIMINAL KEPOLISIAN RESOS KOTA DEPOK”. Skripsi ini membahas
tentang pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan dan kinerja pada anggota
Satuan Reserse Kriminal Polres Depok. Studi ini merupakan studi dengan pendekatan
kuantitatif. Studi mendapatkan hasil bahwa budaya organisasi pada anggota Satuan
Reserse Kriminal Polres Depok Cenderung kuat, sedangkan kepemimpinan, dan
kinerja cenderung tinggi, selain itu, studi ini mendapati adanya hubungan yang cukup
dan positif antara variable budaya organisasi dengan variable kerja, dan ada
hubungan yang kuat dan positif antara variable kepemimpinan dan kinerja.(Rahardian
Wahyu Pradana,2012:VIII)
Ketiga, adalah skripsi yang ditulis oleh Sary Eva Yanti dari Program Studi
Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang tahun 2015, yang berjudul ―EKSISTESI RADIO REPUBLIK
INDONESIA (RRI) PALEMBANG PADA ERA MEDIA ONLINE” . Dari hasil
studi ini, berita yang disiarkan oleh RRI memenuhi karakteristik berita radio, yakni
11
segera dan cepat, aktual dan faktual, penting bagi masyarakat luas, relevan dan
berdampak luas. Keberadaan RRI masih eksis sampai saat ini, dibuatnya radio
Webcasting RRI pun merupakan bentuk inovasi RRI serta mempertahankan ke-
eksisitensianya agar tidak tertinggal di era serba online seperti sekarang. (Sary Eva
Yanti, 2015:XVI)
Keempat, adalah Skripsi yang ditulis oleh Nick Puma Bhela Haryoko dari
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun 2010, yang berjudul “PERAN PROGRAM
SRAWUNG PRAJA RRI SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Program
Srawung Praja Sebagai Media Komunikasi Politik Antara Pemerintah Kota
Surakarta dengan Masyarakat)”. Dari hasil studi dan analisis dapat disimpulkan
bahwa (1) Peran program siaran srawung praja sebagai komunikasi politik antara
pemerintah kota Surakarta dengan masyarakat, pada dasarnya adalah menumbuhkan
pertisipasi masyarakat dan perangkat daerah Pemerintah Kota Surakarta. Radio RRI
Surakarta berusaha untuk memetakan permasalahan yang selama ini dihadapi oleh
penduduk Kota Surakarta. Dari hasil pemetaan tersebut adalah masalahan krusial
dlam masyarakat yang diinformasikan kepada seluruh masyarakat Kota Surakarta
melalui media radio RRI Surakarta dengan nama Siaran Srawung Praja. (2) Peran
Siaran Srawung Praja dalam mengkomunikasikan program-program Pembangunan
Masyarakat Kota Surakarta.Radio RRI Surakarta berusaha untuk membuka wacana
kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya dan meningkatkannya untuk
12
melakukan perubahan dengan mulai berani menyampaikan pendapat. Pada akhirnya
masyarakat mulai menyadari bahwa dirinya memiliki potensi besar untuk ikut
berperan serta dalam membangun daerahnya. Meningkatnya tingkat partisipasi
masyarakat dalam proses pelaksanaan pemerintahan daerah juga membuat perangkat
daerah setempat mulai berpikir untuk memperbaiki pelayanannya. (Nick Puma Bhela
Haryoko, 2010)
Dari semua tinjauan pustaka diatas bisa dilihat rata-rata studi di atas
membahas mengenai budaya organisasi , kepemimpinan dan kinerja karyawan yang
berhubungan dengan faktor internal organisasi. Studi dalam skripsi ini mempunyai
perbedaan dengan studi sebelumnya dimana studi ini ingin melihat peran budaya
organisasi sebagai strategi bertahan organisasi untuk menghadapi perubahan sosial
terutama dalam bidang media massa informasi dan teknelogi.
13
E. KERANGKA TEORITIS
1. Budaya Organisasi
Berikut adalah pengertian budaya organisasi menurut beberapa ahli:
Peter dan Waterman (1982) , bahwa dalam pengertian organisasi,
budaya atau shared values adalah cerita-cerita, mitos, legenda yang
muncul menjadi sangat penting dalam kehidupan suatu organisasi.
Tanpa pengecualian dominasi dan koherensi budaya telah
membuktikan sebagai kualitas pokok tersendiri.
Sarplin (1995), budaya organisasi merupakan suatu system nilai,
kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling
berinteraksi dengan struktur system formalnya untuk menghasilkan
norma-norma perilaku organisasi,
Monde dan Noe(1996), budaya organisasi adalah siostem dari shared
value, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu organisasi
yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan
norma-norma perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai
dan standar-standar yang mengarahkan perilaku pelaku organisasi dan
menentukan arah organisasi secara keseluruhan.
Robbins (2001), budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang
disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja
14
karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam
mengelola karyawan dan konsumen.
Wood, Wallacr, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn , budaya
organisasi adalah system yang dipercaya dan nilai yang dikembangkan
oleh organisasi di mana hal itu menuntun perilaku dari anggota
organisasi itu sendiri.
Peter F, Drucker, budaya organisasi adalah pokok penyelesaian
masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya
dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian
mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat
untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait seperti di atas.
Daniel R. Denison, budaya organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan dan
prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi system dan
praktek-praktek manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan
menguatkan perinsip-perinsip tersebut.(Asri Lakmi, 2011:5)
Dalam studi ini penulis menggunakan teori dari Schein yang mengatakan
suatu pola asumsi-asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dibangun suatu
kelompok dalam proses learning untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal, serta telah terbukti berjalan cukup baik sehingga dianggap valid
dan harus diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat dalam
memandang, berfikir, dan merasa berkaitan dengan masalah-masalah ini. (Kusdi,
2011: 50)
15
Schein mengajukan kesimpulan yang lebih kurang sama bahwa gagasan dasar
yang terkandung dalam hampir semua definisi kultur organisasi (budaya organisasi)
adalah adanya ―sesuatu‖ yang dimiliki atau dijadikan pegangan bersama oleh
anggota-anggotanya (shared or held in common). Tentang ―sesuatu‖ itu, para ahli
mengajukan pandangan yang berbeda-beda sebagaimana tertera dibawah ini.
Keteraturan pola perilaku ketika orang berinteraksi: keteraturan pola
bahasa, adat istiadat (custom) dan tradisi, serta ritual-ritual yang
mereka gunakan secara berulang-ulang dalam berbagai situasi yang
berbeda.
Norma-norma kelompok (group norms): standard dan nilai-nilai yang
secara tersirat berlaku pada sekelompok orang yang bekerja pada unit
yang sama.
Espoused value: prinsip atau nilai-nilai yang dinyatakan secara
eksplisit dan terbuka oleh sebuah kelompok sebagai suatu tujuan yang
hendak mereka capai, misalnya ―kualitas produk‖ atau ―harga
bersaing‖
Filosofi formal: kebijakan umum atau prinsip-prinsip ideologis yang
menjadi pedoman sebuah kelompok dalam hubungannya dengan
pemegang saham, pekerja, pelanggan, atau pemangku kepentingan
lainnya.
16
Aturan-aturan main (rules of the game): aturan-aturan implisit yang
berlaku dalam sebuah organisasi yang harus dipelajari oleh anggota
baru untuk diterima sebagai bagian dalam organisasi itu.
Iklim organisasi (climate): suasana perasaan yang meliputi suatu
kelompok-kelompok berdasarkan penataan ruang fisik (physical
layout) dan cara anggota organisasi memperlakukan satu sama lain
dengan pelanggan atau orang luar.
Keahlian khusus (embedded skills): kompetensi khusus yang
ditunjukan oleh anggota-anggota suatu kelompok dalam
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu, kemampuan membuat
hal-hal tertentu yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya yang terkadang tidak dinyatakan dalam bentuk tertulis.
Pola berfikir. Mental models, dan/atau paradigm linguistik: peta
kognitif yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang
menjadi pedoman persepsi, pikiran, dan bahasa yang digunakan, dan
diajarkan kepada anggota baru melalui sosialisasi.
Makna bersama (shared meaning): pemahaman yang muncul
(emergent understandings) yang diciptakan oleh anggota-anggota
kelompok dalam interaksi mereka satu sama lain.
“root metaphors” atau symbol-simbol integrative: gagasan, perasaan,
dan citra-citra yang dikembangkan suatu kelompok sebagai ciri
17
mereka yang terkadang tidak diciptakan secara sadar, tetapi terlihat
dari bentuk bangunan, tata ruang kantor, dan artifak-artifak material
lainnya.(Kusdi, 2011:51)
Menurut Schein dalam jurnal yang berjudul ―Hubungan Kepemimpinan,
Budaya, Strategi, dan Kinerja: Pendekatan Konsep” yang ditulis oleh Armanu
Thoyib Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep bangunan pada tiga
tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption), kemudian Tingkatan
Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang ditinggalkan. Tingkatan
asumsi dasar itu merupakan hubungan manusia dengan apa yang ada di
lingkungannya, alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, hubungan itu sendiri,
dan hal ini, asumsi dasar bisa diartikan suatu philosophy, keyakinan, yaitu suatu yang
tidak bisa dilihat oleh mata tapi ditanggung bahwa itu ada. Tingkatan yang berikutnya
Value, Value itu dalam hubungannya dengan perbuatan atau tingkah laku, untuk itu,
value itu bisa diukur (ditest) dengan adanya perubahan-perubahan atau dengan
melalui konsensus sosial. Sedangkan artifact adalah sesuatu yang bisa dilihat tetapi
sulit untuk ditirukan, bisa dalam bentuk teknologi, seni, atau sesuatu yang bisa
didengar.(Armanu Thoyib, 2005:65)
a. ASUMSI-ASUMSI
Dengan menggunakan pendekatan fugsional, schein mengatakan bahwa setiap
organisasi dimana pun dan kapanpun akan berhadapan dengan tujuh masalah dasar
yang harus dipecahkan. Kerangka dasar ini dapat digunakan sebagai titik tolak bagi
18
seorang penulis untuk menggali asumsi-asumsi kultural yang ada dalam sebuah
organisasi.
Table 1. E. a. 1 Asumsi-Asumsi Kultural Dasar
DIMENSI KETERANGAN
Hubungan organisasi dan lingkungan Apakah organisasi melihat dirinya
dominan, mengalah, mencari peluang
dan lingkungan, atau bersikap harmonis
dengan lingkunganya.
Hakikat aktivitas manusia Apakah manusia seharusnya bersikap
dominan/proaktif, harmonis, atau
pasif/fatalistic
Hakikat realitas dan kebenaran Apakah definisi kebenaran atau salah,
bagaimana kebenaran ditentukan, apakah
dengan uji pragmatis, kebijaksanaan,
atau consensus sosial.
Hakikat waktu Apakah berorientasi masa lalu, masa
kini, atau masa depan, unit waktu apa
yang paling banyak dipakai dalam
kegiatan sehari-hari.
Hakikat manusia Apakah manusia pada dasarnya baik,
19
netral, atau jahat. Apakah sifat manusia
dapat diubah
Sifat manusia Hubungan seperti apa yang ―seharusnya‖
dilakukan manusia satu sama lain,
apakah kompetitif atau koperatif. Apakah
masyarakat harus diatur secara individual
atau kolektivitas. Apakah system
otokrasi / paternalistic atau kolegial /
partisipatif yang lebih baik
Homogenenitas versus keragaman Apakah lebih baik sebuah kelompok
beragam atau seragam. Apakah individu
dalam sebuah kelompok harus didorong
berinovasi atau berkompromi.
(Sumber: Kusdi, Budaya Organisasi Teori, Studi, dan Praktik, Jakarta: Salemba Empat)
Hubungan antara asumsi-asumsi kultural dengan individu-individu yang
menjadi anggota organisasi dapat dibayangkan seperti ikan dengan air; seekor ikan
menerima keberadaan air sebagai suatu ―kebenaran‖ yang tidak perlu dipertanyakan
lagi, bahkan sering kali tidak disadari. Para anggota organisasi, sebagai pelaku dalam
kultur, menggap bahwa apa yang dilakukan di dalam organisasi sebagai ―the way we
do things around here‖, atau sudah sewajarnya dilakukan. Mereka tidak
mempertanyakan kebenarannya, sampai mereka menghadapi situasi-situasi dimana
20
asumsi-asumsi tersebut mendapatkan tantangan atau mereka berhadapan dengan
kultur lain yang berbeda. Dalam konteks ini, Cameron dan Quinn mengatakan,
―people are unware of their culture until it is challenged, until they experience a new
culture‖.
Selain itu harus dicatat kultur bukanlah asumsi atau keyakinan yang bersifat
tunggal, tetapi seperangkat asumsi atau keyakinan yang saling berhubungan (tetapi
tidak harus konsisten satu sama lain). Dengan kerangka tujuh masalah dasar yang
dikemukakan diatas, seorang penulis dapat menggali asumsi-asumsi dasar yang
berlaku dalam organisasi yang menjadi objek penulistannya. (Kusdi , 2011 : 53-55)
b. NILAI
Studi kultur yang membahas tentang nilai umumnya pada level kelompok
karena kultur bagaimanapun adalah suatu fenomena kelompok. Nilai merupakan
acuan bertindak, bersikap, dan berpikir seorang individu walaupun sumber dari nilai-
nilai sebagian besar barangkali terletak pada level kelompok.
Oleh karena itu dalam kontek kultur, Mary Jo Hatch mendefinisikan nilai
sebagai prinsip-prinsip, tujuan-tujuan, dan standar-standar sosial yang berlaku di
dalam suatu kultur dan dianggap memiliki nilai intiristik. Definisi ini mengandung
suatu pengertian yang mengacu bukan pada individu, melainkan pada kelompok atau
fenomena sosial. Nilai-nilai adalah dasar bagi suatu kelompok untuk melakukan
penilaian (judgment) terhadap sesuatu, apakah sesuatu itu dipandang baik atau buruk,
benar atau salah, berguna atau tidak berguna. Jika diterapkan pada organisasi, maka
21
nilai-nilai adalah sesuatu yang paling diperhatikan dan didahulukan oleh organisasi
tersebut dalam setiap aktivitasnya, baik itu berupa kebebasan, demokrasi, tradisi,
kesejahteraan, maupun lainnya.
Ahli-ahli budaya organisasi memperlakukan nilai pada level
kelompok/organisasi sebagai suatu karakteristik kolektif, yaitu sesuatu yang menjadi
ciri khas anggota-anggota organisasi tersebut. Nilai menggambarkan spesifikasi
tentang apa yang penting bagi sebuah organisasi, dimana suatu organisasi bisa jadi
mementingkan kebebasan, demokrasi, tradisi, kesejahteraan, loyalitas, atau nilai-nilai
lainnya. Namun, apa pun yang dipentingkan, hal itu selalu dituangkan dalam bentuk
prinsip-prinsip, tujuan-tujuan, dan standar-standar sosial yang menerjemahkan
pengertian nilai tersebut secara lebih terperinci dan konkret kepada para anggota.
Secara khusus, Schein membedakan apa yang disebut espoused values,
sebuah istilah yang dikemukakan pertama kali oleh Argyris dan Schon (1978), yaitu
nilai-nilai dalam konteks verbal. Setiap organisasi lazimnya memiliki strategi, tujuan,
dan filosofi, yang dikemukakan secara eksplisit dalam bentuk dokumen tertulis atau
bentuk-bentuk verbal lain (nyanyian, cerita, joke, dan lain-lain). Akan tetapi, tidak
semua ungkapan nilai-nilai tersebut berasal dari sejarah atau proses belajar yang
berlangsung sepanjang masa pertumbuhan organisasi tersebut. Jika nilai-nilai tersebut
berasal dari sejarah organisasi itu sendiri, maka akan dapat memprediksi perilaku
anggota organisasi dengan cukup baik. Namun jika tidak, maka hanya memprediksi
apa yang akan dikatakan oleh anggota-anggota organisasi, tetapi tidak selalu cocok
dengan apa yang mereka lakukan secara actual. Inilah yag disebut espoused value.
22
(Kusdi, 2011:56-67) Espoused values menunjuk pada nilai-nilai pegangan yang
dinyatakan secara eksplisist, seperti strategi, tujuan, filosofi, dan landasan kebijakan
organisasi.(Andre A Hardjana, 2010:4)
c. ARTIFAK
Unsur terakhir yang menjadi fokus perhatian dalam melakukan studi kultur
organisasi adalah artifak. Artifak merupakan aspek penting yang sering kali mendapat
penekanan khusus dalam studi kultur, terutama studi yang menggunakan pendekatan
simbolik-interpretif. Dengan mempelajari dan menafsirakn artifak-artifak yang ada
dalam sebuah organisasi, penulis mencoba mendapatkan gambaran mengenai inti dari
―kehidupan simbolik‖ dalam kultur organisasi yang diteliti.
Hatch membagi arftifak menjadi tiga kelompok besar, yaitu manifestasi fisik
perilaku, dan verbal.
23
Table 1. E. c. 2 Artifak-Artifak Budaya Organisasi
No. Jenis Artifak Contoh
1. Perwujudan-Perwujudan Fisik
(Physical Manifestation)
a. Seni/desain/logo
b. Gaya bangunan/dekor
c. Pakaian/penampilan
d. Objek-objek material
e. Tata letak fisik
2. Perwujudan-Perwujudan
Perilaku
(Behaviour Manifestation)
a. Upacara-upacara/ritual
b. Pola-pola komunikasi
c. Tradisi/adat istiadat
d. Ganjaran/hukuman
3. Perwujudan-Perwujudan Bahasa
(Verbal Manifestation)
a. Anekdot/joke
b. Jargon/nama/julukan
c. Penjelasan-penjelasan
(explanation)
d. Kisah-kisah/mitos/sejarah
e. Pahlawan/penjahat
f. Metaphor-metafor
(Sumber: Kusdi, Budaya Organisasi Teori, Studi, dan Praktik, Jakarta: Salemba Empat)
Menurut daft, beberapa aspek kultural penting yang teramati dan bersifat khas
dari sebuah organisasi adalah ritus (rites)dan upacara-upacara, kisah-kisah (stories),
24
symbol-simbol dan bahasa. Hal yang lebih kurang sama dikaitkan oleh Dandridge
dkk., bawah unsur-unsur yang mencirikan karakter, ideology, dan system nilai pada
ebuah organisasi adalah kisah-kisah (stories), mitos, upacara, ritual, logo, amekdot,
dan lelucon (jokes)
Deal dan Kennedy menggambarkan kultur organisasi melalui keterkaitan di
antara lima unsur pokok, yaitu lingkungan bisnis, nilai-nilai (values), pahlawan
(heroes), ritual, dan jaringan kultural (cultural networks). Yang dimaksud pahlawan
adalah orang-orang yang menjadi personifikasi dari kultur dan nilai-nilai yang ada di
dalam sebuah organisasi, serta berperan sebagai role model atau teladan bagi yang
lain. Sebagai contoh, dalam kultur IBM, yang dimaksud pahlawan adalah Thomas
Watson Sr yang memimpin organisasi dalam kurun waktu 1914-1956; kemudian,
pengaruhnya yang kuat tersebut diteruskan oleh anaknya Thomas Watson Jr. Bagi
perusahaan franchise hamburger McDonnald, figure Ray Krock adalah pahlawan
mereka, beserta beberapa figure lainnya. Ciri yang pokok adalah para pahlawan ini
dikenal secara luas oleh para anggota dan mereka mampu mengomunikasikan nilai-
nilai dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki organisasi. Jika figure-figur semacam
itu tidak ada atau tidak kuat pengaruhnya terhadap para anggotanya, maka organisasi
tersebut besar kemungkinan tidak memiliki kultur yang kuat. (Kusdi, 2011: 67-68)
Sejumlah organisasi pasti memiliki artefak budaya organisasi yang
diimplementasikan dalam perwujudan fisik seperti Seni/Logo atau seragam. Dalam
organisasi RRI pun memiliki logo dan seragam bagi anggota organisasi RRI. Selain
perwujudan fisik terdapat juga perwujudan perilaku didalam perwujudan perilaku ini
25
terdapat ganjaran dan hukuman, tradisi adat istiadat, pola kmunikasi, dan upacara-
upacara / ritual. Ritual adalah upacara-upacara yang berfungsi memperkuat suatu
bentuk perilaku tertentu pada anggota. Sebagai contoh, Mary Kay Cosmetics
mengadakan semacam pertemuan tahunan dimana hadiah-hadiah dibagikan kepada
mereka yang dianggap berjasa. Stanley Marcus, pendiri jaringan took neiman-
Marcus, selalu menyediakan waktu khusus untuk minum kopi dengan pegawai-
pegawai baru, dan menyampaikan sejarah berdirinya perusahan itu secara langsung
kepada mereka. Secara khusus, ia mengatakan bahwa acara seperti itu adalah
pelengkap tambahan bagi pelatihan dalam ruang kelas formal. (Kusdi, 2011: 67-68).
Salah satu upacara/ritual yang ada didalam organisasi RRI adalah upacara Tri
Psasetya RRI. Yang terakhir adalah perwujudan bahasa contoh dari perwujudan
bahasa adalah terdapat jargon atau nama julukan , kisah-kisah sejarah seperti
pahlawan dan lain sebagainya. dalam organisasi RRI memiliki perwujudan bahasa
seperti terdapat jargon dan nama julukan bagi para anggota organisasi RRI.
Artefak-artefak budaya organisasi Schein ini bisa berguna dalam melihat
bagaimana budaya organisasi yang ada di Radio Republik Indonesia dengan
mengidentifikasi artefak-artefaknya. Dengan demikian, dalam studi ini penting untuk
melihat artefak-artefak budaya organisasi yang ada dalam organisasi RRI, sehingga
bisa mengidentifikasi budaya organisasi yang ada didalam nya.
Dari ketiga perwujudan artifak diatas penulis hanya mengambil 2 perwujudan
yang relevan untuk digunakan dalam studi ini yaitu, perwujudan-perwujudan perilaku
26
dan perwujudan-perwujudan bahasa. Karena aspek fisik kurang relevan dalam studi
ini.
d. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Edgar E. Schein melihat bahwa setiap organisasi pada dasarnya menghadapi
dua permasalahan pokok yang menentukan kelangsungan hidupnya sebagai sebuah
kelompok, yaitu: (1) bertahan dan beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya; dan
(2) mengintegrasikan proses-proses internalnya sedemikian rupa untuk menjamin
keutuhan sebagai kelompok.
Berdasalkan hal ini, Schein menekankan bahwa kultur (budaya) memiliki dua
sisi peran terhadap organisasi, yaitu kekuatan pengikat (Managing internal
integration) dan membangun daya adaptasi terhadap lingkungan eksternal. (Kusdi,
2011: 33) Budaya organisasi berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta dalam melakukan
intergrasi internal. Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan
anggota organisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya yaitu dengan
memperkuat pemahaman anggota organisasi, kemampuan untuk merealisir, terhadap
misi dan strategi, tujuan, cara, ukuran, dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk
mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman dan
kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, kesepakatan atau
konsensus internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan anggota organisasi
(karyawan), serta imbalan dan sangsi.(Armanu Thoyib, 2005:66)
27
F. METODE PENELITIAN
1. Metodologi Penelitian
Dalam studi ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi
deskriptif, studi deskriptif yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.(Sanapiah
Faisal, 2010:20)
Karena menggunakan metode kualitatif makan dalam studi ini penulis
menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Penulis melakukan
wawancara langsung dengan menggunakan wawancara terstruktur sesuai dengan
pertanyaan yang sudah dibuat oleh penulis agar mendapatkan jawaban sesuai dengan
tujuan. Jika wawancara langsung tidak bisa dilakukan karena suatu hal, seperti
informannya sulit ditemui sibuk, sakit atau sebagainya, penulis menggunakan
wawancara tidak langsung dengan menggunakan telefon atau e-mail.
2. Lokasi dan Waktu Studi
Studi ini dilakukan di kantor organisasi RRI yang terletak di jalan merdeka
barat no 4-5 gambir Jakarta Pusat. Sedangkan waktu studi yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan data melalui teknik dokumen berupa wawancara, observasi serta
mengolah, menganalisis dan menyajikan penulistan ini mulai dilakukan sejak bulan
desember 2016 sampai januari 2017. Tetapi pengumpulan data sekunder sudah
dimulai jauh sebelumnya dari bulan januari 2016.
28
3. Sumber dan Jenis Data
Adapun sumber dan jenis data dalam studi ini terbagi menjadi dalam 2 jenis
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah suatu objek atau dokumen
original-material mentah dari pelaku yang disebut ―first-hand information”.
Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau
dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum studi dilakukan.(Ulber Silalahi,
2009:289-291)Adapun data primer dalam studi ini , yaitu data yang diperoleh dengan
melakukan pengamatan atau obeservasi dan wawancara langsung. Data primer yang
dimaksud dalam studi ini adalah data dari hasil wawancara langsung terhadap
informan, baik dari internal maupun eksternal organisasi RRI dan dokumentasi
organisasi RRI.Adapun data sekunder dalam studi ini adalah data yang didapatkan
dari pihak lain secara tidak langsung sebagai pendukung dari data sekunder. Dalam
studi ini data sekunder yang dimaksud adalah data yang didapat dari buku-buku,
artikel, jurnal, internet, dokumen, serta sumber studi lainnya yang berkaitan dan
mendukung dalam pembahasan studi ini.
4. Informan
Dalam Studi ini yang menjadi informan adalah anggota organisasi Radio
Republik Indonesia, mulai dari tingkatan atasan hingga bawahan. Dalam studi ini
penulis mengambil 7 informan. Mereka dipilih karena informan ini dianggap
mengetahui budaya organisasi yang ada dalam organisasi RRI, mulai dari atasan
29
sepert Dewan Pengawas dan Direktur hingga bawahan seperti Kepala Bagian dan
lain-lain.
Table 1. F. 4. 3 Profil Informan
NO NAMA JABATAN JENIS KELAMIN
1 DH Dewan Pengawas RRI Perempuan
2 HK Dewan Pengawas RRI Laki-Laki
3 RG Direktur TMB Laki-Laki
4 RP Direktur LPU Laki-Laki
5 FN Dewan Pengawas RRI Laki-Laki
6 N Direktur SDM dan Umum Laki-Laki
7 RJ Kepala Bagian Organisasi & SDM Perempuan
(Sumber: Data Olahan Pribadi Penulis)
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden, dan jawaban-jawaban responden dicata atau direkam dengan alat
perekam (tape recorder).(Irawan Soehartono, 2011:67)
Dalam studi ini penulis menggunakan tipe wawancara terstruktur dengan
pertimbangan agar berfokus kepada pokok masalah. Wawancara terstruktur
dilakukan oleh penulis bila dia mengetahui secara jelas dan terperinci
30
mengenai aspek informasi budaya organisasi dan sudah memiliki satu daftar
pertanyaan yang sudah ditentukan atau disusun sebelumnya yang akan
disampaikan kepada responden. Penulis memiliki sejumlah pertanyaan yang
telah ditentukan dan disusun sebagai dasar atau panduan pertanyaan. Ketika
responden merespons atau memberikan pandangannya atas pertanyaan yang
diajukan, penulis mencatat dan merekam jawaban tersebut. Kemudian,
pertanyaan yang sama akan ditanyakan kepada setiap responden yang akan
diwawancara.
Wawancara terstruktur ini bertujuan untuk mengarahkan informan kepada
pertanyaan yang relevan untuk menjawab permasalahan dalam studi ini.
Kedua, wawancara tatap muka digunakan untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara mendalam yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk
menjawab masalah dalam studi ini dan wawancara telepon digunakan jika
sang informan sangat sibuk untuk ditemui akibat rutinitas pekerjaan, bisa
melalui telepon ataupun e-mail.
Dengan kata lain teknik pengumpulan data bertujuan untuk mengajukan
pertanyaan kepada informan guna mendapatkan data yang relevan dengan
masalah studi. Yang dalam hal ini adalah data mengenai peran budaya
organisasi sebagai strategi bertahan organisasi RRI.
31
b. Dokumentasi
Penulis menggunakan dokumentasi untuk memperkuat temuan data yang
ada dilapangan. Dokumentasi ini bisa berupa tulisan, catetan, foto, atau video.
Dengan adanya dokumentasi ini sangat mendukung terhadap keakuratan
dalam studi ini.
6. Teknik Pengolahan / Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka serta
tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau struktur klasifikasi. Menurut Miles
dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi (Ulber Silalahi, 2009:339).
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data (Penyajian
Data). Dalam studi kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam studi kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
32
memhami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat penulis kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. (Sugiyono, 2014:92-99)
Setelah penulis berhasil mendapatkan data sekunder dalam studi ini yang
berupa wawancara hal yang dilakukan adalah mereduksi data,. Hasil wawancara yang
ada, ditranskip agar penulis mendapatkan bentuk fisik dari data hasil wawancara.
Hasil wawancara ini ditranskip terus dilakukan pemilihan , penyeleksian, dan
memfokuskan data agar mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Setelah data
direduksi maka selanjutnya adalah mendisplay data atau penyajian data. Dalam step
ini dilakukan analisis dari hasil pertanyaan penelitian. Penyajian data ini dapat
disajikan berupa table, matriks, atau gambar yang diperoleh untuk disajikan sebagai
jawaban dari pertanyaan penelitian yang bersifat naratif. Dan step terakhir adalah
verifikasi atau kesimpulan, dari hasil analisis sebelumnya dan sudah ditemukan hasil
jawaban pertanyaan penelitian makan step yang terakhir adalah memberikan
kesimpulan dengan sebuah pemaparan verifikasi dari tiap proses analisis data .
33
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Skripsi ini terdiri dalam empat bab, meliputi:
Bab I pendahuluan yang berisi pernyataan masalah yang membahas latar
belakang permasalahan yang akan diteliti, alasan ketertarikan untuk meneliti,
pemaparan beberapa permasalahan yang serupa dengan tema studi ini, pertanyaan
masalah studi yang berperan untuk memfokuskan studi ini, tujuan dan manfaat studi,
kerangka teoretis, metode studi, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II adalah gambaran umum lokasi studi, dalam bab ini memaparkan
keseluruhan gambaran umum lokasi studi. Mulai dari sejarah dan profile , visi-misi,
peran, serta struktur organisasi yang terdapat didalamnya. Serta perubahan Radio
Republik Indonesia dari masa ke masa.
Bab III, adalah pembahasan mengenai hasil studi. Bab ini membahasa
mengenai temuan penulis dilapangan, dalam hal ini adalah hasil wawancara dan
observasi yang telah penulis lakukan dituangkan kedalam pembahasan dalam bentuk
deskriptif. Hasil temuan dilapangan juga akan dikaitkan dengan teori yang digunakan
dalam studi ini. Bab ini akan membahas budaya organisasi apa saja yang berada
dalam organisasi Radio Republik Indonesia , dan Bagaimana unsur-unsur Budaya
organisasi tersebut berperan dalam strategi bertahan organisasi RRI.
Bab IV, adalah kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan bab terakhir dalam
skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil studi.
34
BAB II
RADIO REPUBLIK INDONESIA
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Profile LPP RRI
Sejarah Radio Republik Indonesia. Melalui situsnya dijelaskan bahwa RRI
atau Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September
1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio
Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, Jalan Menteng
Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia
dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang
pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan
sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi
RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI.(RRI Dari Masa Ke Masa)
Radio Republik Indonesia (RRI) sering diidentikan sebagai ― Radio
Perjuangan‖, karena peran sertanya dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan,
hingga proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia memang dibacakan lewat corong
RRI ke seluruh Indonesia dan dunia pada 17 agustus 1945. Sejak itu hingga masa
pemerintahan orde baru, RRI tergolong ke dalam radio pemerintahan Republik
Indonesia.
Gerakan reformasi yang menjatuhkan Rezim orde baru pada 21 mei 1998,
berkelanjutan dengan dibubarkannya Departemen Penerangan pada masa
35
pemerintahan Presiden Abdurrahman wahid. RRI yang berada dibawah lembaga itu
sebagai unit pelaksana teknis, akhirnya pindah ke bawah Departemen Keuangan
dengan keluarnya Peraturan Pemerintah no37/2000, dengan status badan hukum
Perusahaan Jawatan. Perusahaan Jawatan adalah Perusahaan Jawatan Radio Republik
Indonesia yang bidang usahanya menyelenggarakan kegiatan penyiaran radio, dimana
seluruh modalnya dimiliki oleh Pemerintah berupa kekayaan Negara yang tidak
dipisahkan dan tidak terbagi atas saham-saham sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000, yang selanjutnya disingkat PERJAN. Yang
Maksud dan tujuan PERJAN adalah menyelenggarakan kegiatan penyiaran radio
sesuai dengan prinsip- prinsip radio publik yang independen, netral, mandiri dan
program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat, serta tidak
semata-mata mencari keuntungan. PP ini sekaligus mulai menyebut-nyebut RRI
sebagai Lembaga Penyiaran Publik. Disahkannya UU penyiaran no 32 tahun 2002,
menyatakan secara eksplisist bahwa RRI de Jure ditetapkan sebagai Lembaga
Penyiaran adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan
oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan
layanan untuk kepentingan masyarakat., kendati secara de facto pelaksanaannya
masih tertaih-tatih.(Nurul Jannati, 2012:53)
Bedasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2005
tentang ―Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik‖ RRI ditetapkan
menjadi Lembaga penyiaran Publik , pada bab 1 pasal 1 ayat 2 menyebutkan
36
Lembaga Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum
yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan
berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia no 11 tahun 2005)
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, RRI terdiri dari Dewan Pengawas dan
Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik,
pemerintah dan RRI. Dewan Pengawas yang merupakan wujud representasi dan
supervise publik, memilih Dewan Direksi yang berjumlah 5 orang dan bertugas
melaksanakan kebijakan penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan
penyiaran. Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002. (Abdul Halim, 2014:450)
Berikut merupakan beberapa ayat yang tercantum pada Peraturan Pemerintah
no.12 tahun 2005 tentang ―Lembaga Penyiaran Repbulik Indonesia‖ yang penulis
ambil berkaitan dengan bab ini.
Pada Bab 1 Ketentuan umum, Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa Lembaga
Penyiaran Publik adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang
didirkan oleh Negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi
memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat.
Pada bab 2 Bentuk, Kedudukan, Tugas dan Fungsi , bagian kedua tentang
kedudukan pasal 3 ayat 1 menyebutkan RRI adalah Lembaga Penyiaran Publik yang
bersifat independen, netral, dan tidak komersial. Yang dimaksud dengan independen
37
adalah tidak bergantung pada dan tidak dipengaruhi oleh pihak lain. Yang dimaksud
netral adalah tidak memihak kepada kepentingan salah satu pihak yang berbeda
pendapat. Yang dimaksud dengan tidak komersial adalah tidak semata-mata mencari
keuntungan, tetapi juga lebih mengutamakan peningkatan layanan masyarakat.
Pada bagian ketiga mengenai Tugas pasal 4 menyebutkan bahwa RRI
mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat,
kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan
seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang
menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia no 12 tahun 2005)
Hingga saat ini, RRI memiliki 84 cabang di ibukota propinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan klasifikasi stasiun penyiaran tipe A di
ibukota Negara (1 stasiun), stasiun penyiaran tipe B di ibukota propinsi (13 stasiun),
stasiun penyiaran tipe C di ibukota propinsi dan kabupaten/kota (51 Stasiun), pusat
pemberitaan di Jakarta (Programa 3/kantor berita nasional), dan stasiun siaran luar
negeri di Jakarta (Voice Of Indonesia) serta studio produksi RRI di daerah
perbatasan/daerah terpencil (16 studio produksi).
Setiap stasiun penyiaran tipe C di ibukota propinsi, kabupaten/kota
menyelenggarakan setidaknya 2 programa yaitu programa 1 dan 2, serta memancar
teruskan programa 3 yang merupakan radio berita berjaringan nasional. Stasiun
penyiaran tipe A dan B disamping menyelenggarakan programa 1 dan 2 serta
memancar teruskan programa 3, juga menyelenggarakan programa 4 yang
38
menyajikan secara khusus siaran pendidikan dan kebudayaan dengan orientasi konten
local. Stasiun siaran luar negeri yang menyelenggarakan siaran dalam 8 bahasa yaitu
Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol, Arab, Jepang, Mandarin, dan Bahasa Indonesia.
Sedangkan studio produksi RRI menyelenggarakan siaran melalui satu
programa.(Company Profile,20014:7)
2. Perubahan Organisasi RRI
Usia Radio Republik Indonesia (RRI) tanggal 11 September 2016 genap
mencapai 71 tahun. Usia RRI hampir sama tuanya dengan umur Negara Kesatuan RI
yang hanya berbeda 24 hari. Suatu usia sebuah organisasi RRI yang telah cukup
lanjut seiring dengan perjalanan sejarah dan dinamika negerinya.
Dalam kurun waktu selama itu jugalah RRI ikut serta dalam pasang surutnya
negeri ini tanpa pernah absen dan selalu menyertai panggilan tugas sejarahnya dari
masa ke masa sejak masa menegakkan kemerdekaan NKRI, mempertahankankan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mengarungi masa Orde
Lama (Orla), Orde Baru (Orba) serta sampai pada Era Reformasi saat ini.
Fakta sejarah RRI sendiri pada era Orla dan Orba bahkan jika ditarik mundur
ke belakang sejak era perjuangan-kemerdekaan RI sesuai dengan elan perjuangannya
cenderung untuk menyebut RRI sebagai ―corong pemerintah RI‖ karena memang
RRI berperan sebagai bagian dari diri pemerintah NKRI.
Dari berbagai fakta sejarah dan dinamika yang menyangkut RRI tadi dapat
disimpulkan bahwa sejak NKRI eksis sebagai negeri merdeka dan melintas masa
39
Orde Lama dan Orde Baru, RRI telah menempatkan diri sebagai medium dan organ
radio siaran milik pemerintah. Peralihan dan pergolakan era Orde Baru menuju Orde
Reformasi pada kurun waktu 1997/1998 nampaknya menjadi titik tolak bagi RRI
untuk mulai memikirkan dan meninjau eksistensi dirinya sebagai organ dan media
massa.
Eforia reformasi dan tuntutan pembaruan organisasi RRI sebagai media massa
yang mampu mengakomodir semua pihak, golongan dan kepentingan secara
independen telah memacu beberapa fungsionaris RRI yang masih punya hati dan
idealisme untuk bersama-sama berani membuat penetapan diri tentang bagaimana
eksistensi RRI di masa depan pasca reformasi yang sarat dengan kandungan aspek-
aspek idealisme, tuntutan kebutuhan sebagai sebuah Perusahaan Umum (Perum) dan
kemudian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta program yang antisipatif
terhadap kepentingan publik.
Orientasi pemikiran yang berkiblat pada kepentingan publik menjadi dasar
pijakan RRI menata organisasi dan manajemennya dengan mengubah paradigma
yang berorientasi pada pemerintah kepada paradigma yang berorientasi pada
kepentingan publik.(Jodhi Yudoyono,2010)
Reformasi di Indonesia yang memunculkan perubahan pada sistem
pemerintahan juga berpengaruh terhadap perubahan status RRI. Tuntutan perubahan
untuk pembaharuan organisasi RRI sebagai media massa yang dapat mengakomodir
semua pihak, golongan dan kepentingan secara independen, telah membuat sebagian
besar pemimpin RRI yang masih memiliki hati dan idealisme untuk bersama-sama
40
berani membuat penetapan diri tentang bagaimana eksistensi RRI di masa mendatang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2000,
tentang pendirian Perusahaan Jawatan (Perjan) menjadikan status RRI sebagai Perjan.
Perjan adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang berkarakteristik ; tidak
mencari keuntungan, memberikan pelayanan kepada publik, merupakan bagian dari
suatu departemen pemerintah, dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab
langsung kepada Menteri atau Direktur Jenderal departemen yang bersangkutan dan
status karyawannya adalah pegawai negeri. Sedangkan maksud dan tujuan Perjan
adalah menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa yang bermutu
dan menandai bagi pemenuhan hajat orang banyak.
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, RRI saat ini berstatus Lembaga Penyiaran Publik (LPP). Pasal 14 Undang
Undang Nomor 32/2002 menegaskan bahwa RRI adalah LPP yang bersifat
independen, netral, tidak komersil dan berfungsi melayani kebutuhan masyarakat.
Perubahan ini menyebabkan pergeseran peran RRI, dari yang semula government
oriented menjadi public oriented. RRI sebagai LPP juga dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 11 dan 12 Tahun 2005 penjabaran lebih lanjut dari Undang
Undang Nomor 32/2002. Perubahan RRI menjadi LPP telah melampaui proses yang
cukup panjang, dimulai dari semangat perubahan yang berawal dari internal RRI
yang menganggap bahwa sudah tidak masanya lagi sebuah radio sebagai corong
pemerintah, sosialisasi perubahan ke pihak eksternal, mengadakan kajian-kajian
bersama dengan pakar hukum dan komunikasi, dan dengan pemantapan status RRI
41
agar disahkan dalam Undang- undang, sampai akhirnya RRI saat ini menyandang
status sebagai LPP.(Christina Sitorus, 2014) .
B. VISI RRI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), visi didefinisikan sebagai
sebagai: (1) kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; atau (2) pandangan atau
wawasan ke depan. Visi adalah kondisi mental atau suatu kondisi yang diidamkan di
masa yang akan datang. Sebagai suatu pandangan atau wawasan ke depan, visi
mempunyai peran yang sangat penting bagi organisasi seperti RRI karena visi
memandu segenap insan RRI untuk bekerja. Oleh karena itu, visi haruslah jelas dan
bisa diraih sekaligus memotivasi segenap insan RRI untuk terus bekerja keras tanpa
henti demi mewujudkan pandangan atau wawasan tersebut. Terkait dengan hal itu,
sesuai perintah perundangan, Dewan Pengawas RRI periode 2016-2021 merumuskan
visi LPP RRI dalam lima tahun ke depan sebagai berikut.
“TERWUJUDNYA RRI SEBAGAI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK
YANG TERPERCAYA DAN MENDUNIA”
Ada dua kata kunci dalam visi tersebut yang harus dipahami secara mendalam
dan senantiasa diingat dalam hampir setiap tarikan nafas insan RRI untuk memandu
pekerjaan mereka, yakni ‗terpercaya‘ dan ‗mendunia‘. Kepercayaan mudah
diungkapkan dalam kata-kata, tetapi mempunyai konsekuensi yang sangat mendalam
dalam kehidupan manusia. Bahkan, seorang ilmuwan sosial kelahiran Amerika
Serikat, Francis Fukuyama, mengemukakan bahwa kepercayaan yang tumbuh dalam
42
masyarakat merupakan modal utama bagi bekerjanya suatu masyarakat. Hanya
karena diantara anggota masyarakat itu saling percaya maka mereka mau bekerja
sama, dan karenanya masyarakat bisa berjalan dengan baik. Sebaliknya, ketiadaan
kepercayaan akan membunuh suatu masyarakat karena ketiadaan kepercayaan berarti
kecurigaan dan konflik akan tumbuh dengan subur.
Menyadari pentingnya kepercayaan dalam kehidupan masyarakat maka kata
pertama visi RRI adalah terpercaya. Ini mengandung dua pengertian pokok, yang
terkait erat. Pertama, terpercaya dalam program siaran, baik program siaran yang
sifatnya faktual (berita dan informasi) ataupun non faktual (hiburan). Dalam lima
tahun ke depan, diharapkan, RRI benar-benar akan menjadi rujukan oleh segenap
masyarakat Indonesia dan dunia sebagai sumber berita , informasi dan hiburan. Untuk
itu, prinsip lembaga penyiaran publik yang independen, netral, objektif, dan bekerja
demi kepentingan rakyat harus menjadi nilai yang dipegang tinggi. Hanya dengan
berpegang pada prinsip LPP itulah, maka RRI benar-benar menjadi lembaga
penyiaran yang terpercaya. Kiranya, tidak ada hal yang paling istimewa dan
mengagumkan di dunia ini kecuali menjadi seseorang atau institusi yang paling
dipercaya karena dengan kepercayaan itulah RRI bisa menggerakkan masyarakat
Indonesia demi meraih potensi tertingginya.
Kata kunci yang kedua adalah ―Mendunia‖. Para teoritikus sosial kritis telah
lama mengatakan bahwa sistem komunikasi dan informasi di dunia tidaklah
seimbang. Negara-negara maju menjadi pemasok utama informasi ke negara Dunia
Ketiga. Ini berakibat pada cara pandang kita terhadap persoalan-persoalan dunia yang
43
sangat dipengaruhi oleh cara Negara Maju dalam mendefinisikan persoalan. Maka,
dominasi ekonomi pun pada akhirnya juga terjadi dalam dominasi informasi dan
pikiran. Oleh karena itu, adalah penting bagi Lembaga Penyiaran Publik seperti RRI
untuk bergerak ke arah institusi penyiaran yang mendunia. Dalam arti, ia tidak hanya
menjadi lembaga penyiaran terpercaya di tingkat nasional, tapi juga menjadi rujukan
masyarakat di dunia, terutama ketika hal itu terkait dengan Indonesia, baik Indonesia
dalam dimensi sosial, politik, budaya ataupun ekonomi. Dengan begitu, masyarakat
di dunia akan mendapatkan gambaran yang utuh tentang Indonesia, Indonesia yang
kita definisikan sendiri, dan bukan Indonesia yang didefinisikan oleh pihak lain.
C. MISI RRI
Jika visi adalah kondisi yang ingin diraih di masa depan, maka misi adalah
apa yang harus dilakukan oleh organisasi untuk meraih kondisi yang diidealkan
tersebut. Untuk menjadi RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang terpercaya dan
mendunia, Dewan Pengawas telah merumuskan 11 (sebelas) misi organisasi, yang
mencakup bidang siaran dan nonsiaran. Kesebelas misi tersebut adalah sebagai
berikut.
44
Table 2. C. 4 Misi Organisasi Radio Republik Indonesia
No. Misi
1 Menjamin terpenuhinya hak warga negara di bidang informasi yang
objektif, independen, dan memberikan rasa aman serta mampu
membentuk opini publik untuk mempengaruhi kebijakan melalui program
siaran
2 Menjamin terpenuhinya hak warga negara melalui siaran yang
mencerdaskan, mencerahkan dan memberdayakan serta berpihak kepada
kelompok rentan dan disable
3 Memperkuat siaran yang menjamin kebhinekaan dan identitas bangsa
4 Menyelenggarakan siaran hiburan yang sehat
5 Menghadirkan siaran yang mudah di akses di daerah perbatasan,
terpencil, terluar dan pesisir sebagai representasi negara dalam rangka
menjadikan daerah pinggiran sebagai pusat aktivitas kultural
6 Menyelenggarakan siaran luar negeri untuk mempromosikan Indonesia
beserta ideologi Pancasila dan menghadirkan dunia ke Indonesia sesuai
dengan politik luar negeri
7 Mengembangkan teknologi yang mendukung terselenggaranya siaran RRI
yang mampu melayani kebutuhan warga negara dan menjangkau wilayah
NKRI
8 Menjamin penyelenggaraan tata kelola LPP RRI sesuai dengan prinsip
45
good public governance
9 Mengembangkan SDM profesional yang mendukung kebutuhan Lembaga
Penyiaran Publik
10 Mengembangkan strategi komunikasi dan promosi serta memperluas
jejaring kemitraan dengan berbagai lembaga baik dalam maupun luar
negeri
11 Mengoptimalkan potensi yang dimiliki RRI sebagai sumber pendapatan
yang dijamin oleh aturan perundangan untuk memperkuat keberadaan
LPP RRI
(Sumber: Rencana Stratrgis (renstra) Perubahan LPP RRI 2015-2019)
D. TUJUAN RRI
Dengan 11 (sebelas) misi yang telah dirumuskan di atas yang merujukan hal-
hal yang harus dilakukan guna meraih visi RRI sebagai lembaga penyiaran publik
yang terpercaya dan mendunia, selanjutnya dirumuskan tujuan yang hendak dicapai
selama satu periode kepemimpinan ke depan. Adapun tujuan yang hendak dicapai
oleh RRI sebagai lembaga penyiaran publik pada periode 2016-2019sesuai rencana
strategis adalah sebagai berikut.
Table 2. D. 5 Tujuan Organisasi Radio Republik Indonesia
No. Tujuan
1 Mewujudkan siaran berita dan informasi yang objektif, independen,
memberikan rasa aman dan mampu membentuk opini publik untuk
mempengaruhi kebijakan
46
2
Mewujudkan siaran pendidikan yang mencerdaskan, mencerahkan dan
memberdayakan
3 Mewujudkan siaran yang melindungi kelompok rentan dan disable
4 Mewujudkan siaran yang menjamin kebhinekaan dan identitas bangsa
5 Mewujudkan siaran yang mendorong terjadinya dialektika antara budaya
lokal, nasional, regional dan internasional
6 Mewujudkan siaran hiburan yang sehat
7 Mewujudkan siaran yang mampu menjadikan RRI sebagai medium
representasi dan pusat aktivitas kultural
8 Mewujudkan siaran yang mudah diakses di daerah perbatasan, terpencil,
terluar dan pesisir
9 Mewujudkan siaran luar negeri yang mampu berfungsi sebagai bagian
dari diplomasi publik sesuai politik luar negeri
10 Mewujudkan siaran luar negeri yang mempopulerkan Bahasa Indonesia
dan budaya serta ideologi Pancasila
11 Mewujudkan siaran luar negeri yang menghadirkan dunia guna
mendorong kemajuan Indonesia
12 Mewujudkan teknologi siaran multiplatform yang mampu melayani
warga negara dan menjangkau seluruh wilayah NKRI
13 Mewujudkan tata kelola LPP RRI yang demokratis, transparan, akuntabel,
efektif, efisien, budaya hukum, kewajaran dan kesetaraan
14 Mewujudkan penguatan kelembagaan LPP RRI
15 Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembiayaan siaran LPP RRI
16 Mewujudkan SDM professional yang memenuhi standar kompetensi
sesuai bidangnya
17 Melakukan penguatan ideologisasi SDM LPP RRI
18 Mewujudkan pola karier SDM LPP RRI berbasis kompetensi
19 Mewujudkan layanan informasi publik sesuai ketentuan Undang-Undang
Komunikasi Informasi Publik
20 Membangun strategi komunikasi dan promosi untuk membangun reputasi
LPP RRI
21 Menyelenggarakan pola promosi yang terintegrasi dalam sistem jaringan
nasional
22 Mengembangkan secara optimal kerjasama dengan stakeholder baik
dalam maupun luar negeri
23 Mewujudkan optimalisasi potensi aset yang dimiliki RRI untuk penguatan
LPP RRI
24 Mewujudkan regulasi untuk penggunaan dana yang diperoleh
berdasarkan UU Nomor 32 tahun 2002 dan PP Nomor 12 tahun 2005
untuk penguatan LPP RRI
(Sumber: Rencana Stratrgis (renstra) Perubahan LPP RRI 2015-2019)
47
E. Struktur Organisasi RRI
Struktur organisasi LPP RRI sesuai dengan bab III bagian pertama pasal 6
ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2005 tetang Lembaga Penyiaran
Publik Radio Republik Indonesia, terdiridari:
1. Dewan pengawas
2. Dewan direksi
3. Stasiun penyiaran
4. Satuan pengawasan intern
5. Pusat dan perwakilan (Rencana Induk LPP RRI tahun 2012-2016 2011:6)
Gambar 2. E. 1 Struktur Organsasi Radio Republik Indonesia
(Sumber: Rencana Induk LPP RRI tahun 2012-2016)
48
BAB III
PERAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI STRATEGI BERTAHAN
ORGANISASI RADIO REPUBLIK INDONESIA
A. Unsur-Unsur Budaya Organisasi Pada Organisasi RRI
Schein mengatakan budaya organisasi adalah
suatu pola asumsi-asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan, atau dibangun suatu
kelompok dalam proses learning untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal, serta telah terbukti berjalan cukup baik sehingga dianggap valid
dan harus diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat dalam
memandang, berfikir, dan merasa berkaitan dengan masalah-masalah ini. (Kusdi,
2011: 50)
Budaya organisasi bukan hanya dilihat sebagai bentuk nilai atau norma
tertulis atau tidak tertulis pada organisasi tersebut, melainkan budaya organisasi
tersebar meliputi seluruh aspek yang ada pada organisasi tersebut. Ia akan semakin
kuat jika keberadaannya dimanfaatkan dan diwujudkan bersama oleh setiap anggota
yang ada dalam organisasi tersebut. Sebelum mengetahui budaya organisasi sebagai
strategi bertahan organisasi RRI, harus terlebih dulu kita ketahui budaya organisasi
apa saja yang berada pada organisasi RRI.
Dalam bab III akan dijabarkan mengenai unsur-unsur budaya organsasi yang
ada pada organisasi Radio Republik Indonesia (RRI). Schein mengatakan budaya
organisasi didasar pada suatu konsep bangungan pada tiga tingkatan yaitu, asumsi-
asumsi , nilai-nilai, dan artifak-artifak budaya organisasi.
49
1. ASUMSI-ASUMSI
Dengan menggunakan pendekatan fugsional, Schein mengatakan
bahwa setiap organisasi dimana pun dan kapanpun akan berhadapan dengan
tujuh masalah dasar yang harus dipecahkan. Kerangka dasar ini dapat
digunakan sebagai titik tolak bagi seorang penulis untuk menggali asumsi-
asumsi kultural yang ada dalam sebuah organisasi.(Kusdi, 2011:52)
Dalam studi ini penulis mengambil 2 dari 7 masalah dasar yang ada
yaitu dimensi hubungan organisasi dan lingkungan dengan keterangan apakah
organisasi melihat dirinya dominan, mengalah, mencari peluang dan
lingkungan, atau bersikap harmonis dengan lingkunganya. dan homogenitas
versus keragaman dengan keterangan apakah lebih baik sebuah kelompok
beragam atau seragam, apakah individu dalam sebuah kelompok harus
didorong berinovasi atau berkompromi.
Kenapa penulis hanya mengambil dua dari 7 masalah yang ada karena
keterbatasan waktu dalam studi, jadi penulis hanya mengambil 2 dari 7
masalah yang ada , dan yang dapat diteliti dengan mudah.
a. Hubungan organisasi dan lingkungan
Dari dimensi ini timbulah pertanyaan bagaimana hubungan sosial yang
terjalin pada lingkungan internal dan eksternal pada RRI?
Dari hasil studi didapatkan hasil bahwa Hubungan sosial yang terjalin
pada organisasi RRI (internal) ini bersifat formal dan informal. Bentuk dari
50
hubungan yang bersifat formal adalah dilakukanya rapat konsultasi antara
dewan pengawas dengan direksi yang dilakukan sebulan sekali untuk
melakukan komunikasi dan evaluasi program kerja. Seperti yang dikatakan
oleh infoorman DH dan HK. Informan DH dan HK mengatakan :
Pola hubungan formal itu sudah ditentukan mekanismenya, misalnya kalo
dewas dengan direksi, saya sebagai dewan pengawas itu hmm…kita
membuat mekanisme internal misalnya hmm…ada rapat bulanan namanya
rapat konsultasi nah itukan pola hubungannya yang sudah dibuat tiap
setengah tahun kita evaluasi bersama semua direksi misalnya seperti itu,
(wawancara dengan DH, Jakarta, 12 Januari 2017)
sesuai dengan apa komitmen kita hubungannya baik-baik saja misalnya
hubungan saya dengan direksi itu kita ehmm.. mengharuskan dewan
pengawas dan dewan direksi itu harus ketemu sebulan sekali yang namanya
rapat konsultasi dewas dan direksi kita harus control betul direksi ini sudah
bekerja dengan baik atau belum nah untuk itu kita menjalin komunikasi
secara formal yang namanya rapat (wawancara dengan HK, Jakarta, 20
Januari 2017)
Sedangkan hubungan secara informal dalam hasil studi ini didapatkan
bahwa hubungan informalnya dilakukan melalui media sosial seperti melalui
WA, SMS, e-mail, serta media sosial lainya. Seperti yang dikatakan oleh
Informan DH dan HK . Informan DH mengatakan ―yang informal kan kadang
juga pake sms, pake media kan hehe… kita terima sms, terima WA, terima
email apalah semuanya jalur itu ya kita buka‖ (Wawancara dengan DH,
Jakarta 12 Januari 2017). Informan HK juga mengatakan ―ruang saya terbuka
24 jam setiap saat direksi bisa sms saya ,wa telfon, 24 jam terbuka kalau
untuk urusan Negara urusan RRI untuk urusan kerja silahkan kontak saya 24
51
jam hp saya tidak pernah saya matikan ― (Wawancara dengan HK, Jakarta,20
Januari 2017).
Selain itu juga terdapat hubungan teamwork atau kerjasama yang kuat
dalam organisasi RRI sehingga produksi yang dalam hal ini berbentuk siaran
itu berjalan terus tidak ada macetnya , seperti yang dikatakan oleh informan
RP dan RG. Hasil wawancara dengan Informan RP mengatakan ―Hubungan
sosialnya bagus ya kerjasama, jadi kerjasama itu adalah keputusan-
keputusan yang memang diberikan masukan-masukan oleh Direksi kemudian
itu diputuskan dengan sebuah rapat pimpinan atau rapat Direksi‖
(Wawancara dengan RP, Jakarta, 23 Januari 2017) . Hasil Wawancara dengan
Informan RG mengatakan:
Kalo RRI agak beda ya dengan yang lain karna kita inikan kerja tim, RRI itu
teamwork. Jadi tidak bisa satu bidang itu merasa dirinya yang lebih baik,
yang lain itu tidak baik nah jadi produk kita itu produk tim, teamwork ya.
Sebuah siaran itu disitu ada unsur teknologinya, ada unsur programnya, ada
unsur SDM-nya, semua ada disitu. Jadi kita sangat kompak di RRI itu semua
antar pimpinan, antar staff, pejabat di tengah itu, semua sangat kompak
sehingga produk kita itu dalam bentuk siaran itu cepat tiap hari tuh
produknya jalan terus, ngga ada macetnya. (Wawancara dengan RG,
Jakarta,19 Januari 2017)
Selain berhubungan sosial dengan pihak internal RRI , RRI juga
melakukan hubungan struktural dengan pihak eksternal seperti Komisi 1 DPR
RI , MENKOMINFO, selain hubungan struktural RRI juga menjalin
hubungan social dengan stakeholder dan tentu masyarakat. Seperti yang
dikatakan oleh Informan FN dan HK. Informan FN mengatakan ―kalo Dewan
52
Pengawas berhubungan dengan pihak luar seperti Presiden dan DPR untuk
hal-hal visi kebijakan strategis‖ (Wawancara dengan FN, Jakarta, 12 Januari
2017). Wawancara dengan Informan HK mengatakan bahwa ―Jadi atasan
saya disini ada dua yaitu komisi 1 dpr dan menkominfo itu saya anggap
sebagai atasan‖ (Wawancara dengan HK, Jakarta,20 Januari 2017)
Jadi hubungan struktural yang tercipta disini mengarah kepada
laporan kerja organisasi RRI dengan pihak eksternal seperti komisi 1 DPR,
MENKOMINFO, serta stakeholder lainnya. Seperti yang dikatakan oleh
Informan RG dan RP, keduanya memiliki kesamaan yang mengatakan hampir
1 bulan sekali atau 3 bulan sekali diadakan rapat dengan DPR untuk
melaporkan laporan kerja yang sudah dilakukan, rapat ini dinamakan dengan
nama rapat dengar pendapat. Wawancara dengan Informan RP mengatakan
―ada saatnya diundang biasanya sebulan sekali untuk DPR tanya jawab
dengan Direksi tentang apa yang sudah dilakukan.‖ (Wawancara dengan RP,
Jakarta,23 Januari 2017). Informan RG menambahkan bahwa ―Kita kalo ngga
salah tiap hampir 3 bulan tuh dipanggil kinerja itu, kemajuan kerja tuh
dipanggil tapi itu Dewan Pengawas, Direksi, ngga semua…udah sampe
dimana nih kerjanya kan gitu” (Wawancara dengan RG, Jakarta, 19 Januari
2017). Banyak yang dibahas dalam rapat denganr pendapat yang dilakukan
oleh komisi 1 DPR RI dan organisasi RRI , salah satu contohnya dari hasil
rapat denganr pendapat adalah mengenai anggaran. Komisi I DPR RI
53
menerima penjelasan LPP RRI dan LPP TVRI mengenai usulan tambahan
anggaran LPP RRI dan LPP TVRI dalam APBN- P T.A. 2015, sebagai
berikut: 1) LPP RRI sebesar Rp234,645 miliar 2) LPP TVRI sebesar
Rp542,32 miliar. Dan Komisi I DPR RI menyetujui realokasi anggaran LPP
RRI dari penghematan anggaran perjalanan dinas sebesar Rp37,207 miliar
untuk belanja modal sebagai berikut : 1)Rehab Gedung Kantor, Gedung
Auditorium, Studio Audio, Studio Integrasi dan lain-lain sebesar Rp20,539
miliar. 2) Pengadaan Infrastruktur Teknologi dan Media Baru Rp16,667
miliar. (Laporan Singkat Komisi 1 DPR RI)
Contoh dari hubungan Struktural dengan pihak eksternal misalnya dari
direksi SDM (Sumber Daya Manusia) berkenaan dengan administrasi
kepegawaian yang harus berhubungan dengan KEMENPAN, seperti yang
dikatakan oleh Informan RJ mengatakan:
Missal kalau SDM ini berkenaan dengan ke pegawaian SDM dari
kepegawaian ini kami pasti akan kemana pasti akan ke kemenpan
karena menyangkut pegawai karena pegawai RRI ini sesuai pp 12 no
41 ada pns dan pbns persoalan pegawai yang ada di pns itu kita larinya
ke kemenpan sedangkan untuk pbns lebih ke kemenkeu tetapi ada juga
karena kami dibawah kominfo saat ini wewenang kepegawaian itu ada
pelendegasian yang harus dilakukan dan kami harus bersama-sama
dengan kominfo (Wawancara dengan RJ, Jakarta, 23 Januari 2017)
Selain berhubungan dengan pihak eksternal yang berbasis
pemerintahan, RRI juga menjalin hubungan yang tidak kalah penting dengan
masyarakat, kenapa? karena RRI adalah lembaga pelayan publik yang
54
melayani masyarakat. Informan RG, RP, dan HK memiliki pandangan yang
sama mengenai hubungan sosial yang terjalin dengan masyarakat. RRI siap
melayani aspirasi rakyat ,masyarakat diberikan kebebasan untuk berperan
aktif dalam memberikan pendapat atau aspirasi kepada masyarakat dan
pemerintah , asal tetap mengikuti 4 rambu-rambu NKRI yaitu PANCASILA,
UUD 45, NKRI, dan BHINEKA TUNGGAL IKA, salah satu hubungan sosial
yang terjalin antara organisasi RRI dan masyarakat adalah dengan
diselenggarakannya acara ―Bintang Radio‖. Seperti yang dikatakan oleh
Informan RP dan HK , mereka mengatakan:
Kalo dengan masyarakat ya keterlibatan dalam program acara, masyarakat
itukan publikkan, jadi kalo kita bikin acara kayak Bintang Radio masyarakat
terlibat ikut nyanyi itukan sudah sebuah hubungan sosial, lalu kalo buat
sebuah acara lalu dia ikut menyaksikan, nonton ya, itu juga hubungan
interaksi sosial yang kita lakukan. Jadi semua tuh bertumpu pada program
acara karna koor..koorbisnisnya itu ada pada siaran. Jadi apapun yang
dilakukan RRI harus dalam bentuk acara siaran.(Wawancara dengan RP,
Jakarta,23 Januari 2017)
kami punya prisip hak semua warga Negara untuk mendapatkan informasi
ingat prinsip right to know ketika prinsip kita right to know hak setiap warga
Negara untuk mendapatkan informasi kita tidak boleh pilih kasih masyarakat
yang ditengah laut pun harus kita layani masyarakat yang dipuncak gunung
pun di remote area di tengah hutan yang mungkin kita tidak menangkap tv
tidak bisa ada sinyal untuk internet RRI hadir disana RRI hadir disana jadi
keadilan informasi itu bagi RRI menjadi komitmen keadilan informasi right
to know dan juga kepada masyarakat mereka juga mempunyai right to
expression bebas menyampaikan pendapatnya melalui RRI monggo siaran di
RRI menyampaikan aspirasi menyampaikan usulan kepada pemerintah
mengkritik pemerintah pun boleh tapi bebas tadi tetap bertanggung jawab
bebas tadi tetap dalam rambu-rambu NKRI NKRI tau rambunya 4 yaitu
pancasila, apa itu NKRI ehh sory pancasila , uud 45 , NKRI, dan bhineka
tunggal ika (Wawancara dengan HK, jakarta, 20 Januari 2017)
55
Selain dengan pemerintahan dan masyarakat RRI juga menjalin
hubungan dengan dunia internasional, RRI yang mewakili Indonesia menjadi
salah satu anggota tetap dari ABU (Assosiation Asia Pasific Broadcasting
Union) yang anggotanya adalah organisasi broadcasting internasional di
dunia. Seperti yang dikatakan oleh Informan HK :
dari tahun-ketahun ehmm… RRI semakin mampu menunjukan jati dirinya
sebagai lembaga penyiaran bertaraf internasional apa lagi visi dewas
sekarang ini kan menjadikan RRI sebagai lpp yang terpercaya dan mendunia
worldwide nahh sebetulnya dijamannya pak parni itu kita semakin kuat kita
semakin kuat menjadi lembaga penyiaran publi yaitu waktu itu RRI menjadi
ehmm tun rumah general essembly Asian pacific broadcasting union ehhmm
ABU tahun 2008., allhamdulillah untuk kedua kalinya RRI dipercaya lagi
menjadi tuan rumah GEABU tahun ini kemaren baru saja selesai tahun
kemaren ya tahun 2016 hmm bulan oktober itu untuk kedua kalinya RRI
menjadi tuan rumah general siding umum ABUditunjuknya RRI sebagai 2
kalinya sebagai ini tuan rumah ABU menunjukan RRI memang sudah boleh
dibilang lembaga penyiaran yang bertaraf internasional iya tohh bahkan di
Abu kemaren di bali itu RRI mengalami peningkatan status sekarang menjadi
member yang lebih elit lah itu (Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari
2017)
Salah satu issue yang dibahas dalam ABU adalah issue yang menimpa
kemaslahatan umat manusia – semisal perubahan iklim, pemanasan global,
bencana alam- menjadi konsen dari organisasi ABU. Sebelumnya, yakni pada
siding umum di Nusa Dua Bali, November 2008, LPP RRI sebagai tuan
rumah mengusulkan gagasan ―Green Radio‖ sebagai sebuah gerakan moral
untuk menyelamatkan bumi. Organisasi RRI mengusulkan agar para pimpinan
lembaga penyiaran dunia baik radio maupun televisi mempunyai komitmen
bersama melaksanakan program penyelamatan lingkungan hidup melalui
56
―Green Radio‖. Selanjutnya, pada sidang umum ABU di Mongolia,
September 2009, komitmen melaksanakan program ―Green Radio‖ yang
sudah disepakati di Bali, semakin diperkuat. Pada siding ini kegiatan simbolik
berupa penanaman pohon dengan ABU Garden di lingkungan Mongolian
National Broadcaster (MNB) di Ulaanbaatar Mongolia. Eluruh pimpinan
lembaga penyiaran yang hadir kala itu ikut menanam pohon. Ini sebagai
simbol komitmen bersama menyelamatkan lingkungan melalui program
―Green Radio‖ di Negara mereka masing-masing..
RRI sendiri sebagai pemilik gagasan telah menunjukan komitmen
dengan menyelenggarakan kegiatan ―Green Radio‖ secara serentak pada 60
titik di mana terdapat stasiun RRI. Kegiatan yang melibatkan masyarakat dan
bekerja sama dengan Departemen Kehutanan dan Pemerintah Daerah itu
menandai sebuah era baru, yaitu era yang diisi gelora semangat untuk
menyelamatkan bumi dengan menanam pohon sebanyak-banyaknya. RRI kala
itu melakukan penanaman pohon secara serentak di 60 titik, dimana setiap
titik ditanam 1.000 poho. Jadi, dengan demikian pada hari yang sama
tertanam sebanyak 60 ribu pohon.(Majalah Lider, 2016: 22-28)
Berbicara hubungan sosial atau interaksi pasti akan ada timbul yang
namanya konflik, didalam kubu internal RRI ada cara untuk menyelesaikan
konflik internal. Penyelesaian konflik yang ada didalam tubuh organisasi RRI
yang pertama adalah dengan cara mediasi asas kekeluargaan dan yang kedua
57
terdapatnya bidang SPI (Satuan Pengawas Internal) yang mengurus masalah
ini. Hasil wawancara dengan Informan RG, HK, DN memiliki pandangan
yang sama mengenai cara penyelesaian konflik bila terjadi didalam tubuh
organisasi RRI yaitu asas kekeluargaan. Wawancara dengan Informan RG
mengatakan ―kita selalu pendekatannya adalah pendekatan kekeluargaan,
untuk pendekatan hukum itu bila memang sudah tidak bisa lagi diperbaiki
dengan yang bersangkutan‖ (Wawancara dengan RG, Jakarta,19 Januari
2017). Wawancara dengan Informan HK dan DH mengatakan:
Tentu yang pertama kita ehmm apa ..upayakan memecahkan konflik ini
adalah asas kekeluargaan kita ada konflik ya tentu bagaimana mencapai
musyawarah untuk mufakat agar konflik itu bisa diatasi .asas kekeluargaan
itu menjadi ehhmm. Prioritas bagi RRI kita menganut asas kekeluargaan
karena RRI ini didirikan oleh para pendiri bangsa juga asasnya kekeluargaan
demokratis jadi itu yaa (Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari 2017)
ada yang bisa di selesaikan misalnya kalo hal-hal yang tekhnis operasional
hmm…itu di lapangan atau itu kalo menyangkut tidak di operasional tapi
misalnya di tata kelola itu misalnya atau konflik antar pribadi ya diselesaikan
secara kekeluargaan kan gitu, kita inikan punya nilai kekeluargaan yang
tinggi gitu, jadi hmm…untuk antar pribadi ya, kalo menyangkut dinas ya
harus diselesaikan secara kedinasan, mekanisme kedinasan kan ada kalo ada
itu gitu. Jadi tergantung tingkatannya ya konfliknya pribadi atau konflik
dinas nah…kemudian konflik internal atau dengan eksternal kan semua by
peace itu sepanjang bisa diselesaikan secara teknis ya di tingkat teknis itu
selesaikan di operasional cukup dengan para pemimpin di tingkat
operasional, kalo antar pribadikan biasanya informal ya selesaikan dengan
kekeluargaan, kalo antar pribadi bukan dinas, tapi toh dinas tetep juga
membantu memediasi jadi bisa mediasi, bisa langsung ke formal tergantung,
semuanya tergantung dari itu, tapi biasanya sepanjang kita bisa selesaikan
secara baik-baik ya kita selesaikan secara baik-baiklah gitu. (Wawancara
dengan DH, Jakarta, 12 Januari 2017)
58
Jika konflik yang terjadi sudah tidak bisa lagi diselesaikan dengan asas
kekeluargaan maka selanjutnya diselesaikan secara hukum. Menurut Informan
RP didalam organisasi RRI terdapat badan SPI SPI (Satuan Pengawas
Internal) bertugas melakukan pengawasan intern keuangan dan operasional
lainnya termasuk untuk menyelesaiakan konflik secara hukum yang ada.
Informan RP mengatakan ―ada yang namanya tim penindak ini tim untuk
menyelesaikan-menyelesaikan masalah itu namanya tim… Ya itu SPI itu, tapi
ada tim lagi yang nanti dibentuk untuk mendapat Berita Acara (BAP) kepada
yang bersangkutan kalo ada konflik-konflik yang terjadi‖.(Wawancara dengan
RP, Jakarta,23 Januari 2017)
b. Homogenitas versus keragaman
Muncul sebuah pertanyaan mengenai apakah sebuah kelompok itu
lebih baik homogenitas (seragam) atau beragam, mulai dari suku, ras, budaya,
dan lain sebagainya, apa alasannya? Ada yang menarik dari hasil temuan
dalam studi ini. Ternyata organisasi RRI terdiri dari kelompok yang beragam,
kenapa? Karena RRI adalah sebuah organisasi yang melambangkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang sesungguhnya . seperti yang dikatakan
oleh Informan DH dan HK , informan DH mengatakan ―Prinsip RRI itu hanya
ada satu organisasi karena kan vertikal tetapi organisasi RRI ini
menggambarkan Indonesia sebenernya, Indonesia yang sesungguhnya karena
hmm…keberagaman di RRI itu‖ (Wawancara dengan DH, Jakarta 12 Januari
2017). Informan HK menambahkan ―bahwa RRI itu harus beragam harus
59
beragam haruss.. karena apa RRI harus mencerminkan keindonesiaan
Indonesia itu beragam iya toh jadi kita harus beragam‖ (Wawancara dengan
HK, 20 Januari 2017)
Hasil Wawancara dengan Informan RG, DH, RP memiliki kesamaan
mengenai organisasi RRI adalah organisasi yang melambangkan NKRI,
kenapa bisa melambangkan NKRI karena RRI adalah satu-satunya organisasi
yang menyandang nama Negara Indonesia yang beragam, RRI berada hampir
diseluruh Negara Indonesia dari ujung sabang sampai marauke hingga
pelosok-pelosok daerah sampai daerah perbatasan, hal ini merupakan contoh
valid dari salah satu isi nilai Ti Prasetya yang mengatakan kita harus berdiri
diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan. Wawancara dengan
Informan DH mengatakan ― saya sampaikan RRI itu menggambarkan
Indonesia yang sesungguhnya dengan segala keberagamannya karena ada di
seluruh Indonesia, bahkan di pelosok-pelosok, di perbatasan‖(Wawancara
dengan DH 12 januari 2017)
Wawancara dengan Informan RG dan RP mengatakan‖
Oh ngga bisa, ngga boleh seragam. Namanya Radio Republik Indonesia gitu,
dengan nama Republik Indonesia itu berarti dari Sabang sampai Merauke,
pegawai RRI itu dari ujung Aceh sampe ujung Papua itu, tidak bisa kita
katakan RRI itu harus di apa…di homogenkan hanya satu suku atau satu
agama oh ngga boleh. Ini radio negara gitukan, negara itu berbagai suku,
berbagai bangsa, berbagai agama, ngga masalah itu.‖(Wawancara dengan
RG, 19 Januari 2017)
Ya ini hmm…dia harus berdiri dengan kelompok yang…beragam jadi kita
menghargai, kalo beragam itukan menghargai keberitaan, keanekaragaman
60
apakah suku, agama, itu harus jadi satu. Yang kedua juga hmm...dia lebih
bagus beragam karena kalo semakin kita beragam kan semakin kita toleran,
kalo kita cuma satu warna, atau satu…satu komunitas tertentu sendiri tidak
bisa mungkin. Dan lagi RRI karna sesuai dengam tri prasetyanya kan…RRI
kan berdiri di atas sebilah, segala aliran partai, golongan kan jadi dengan
begitu dia harus dengan hal seperti itu dia harus memberi contoh valid.
(Wawancara dengan RP, Jakarta, 23 Januari 2017)
Yang pada intinya organisasi RRI adalah sebuah organisasi yang
didalamnya terdiri dari banyak keberagaman. Karena organisasi RRI adalah
sebuah organisasi yang melambangkan dan mencerminkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Keberagaman dalam berbagai hal seperti suku, ras,
kebudayaan, dan lain-lainnya.
2. NILAI
Terdapat banyak nilai yang ditemukan dalam organisasi RRI yang
dinyatakan secara eksplisit maupun dalam bentuk dokumen tertulis. Seperti
Visi, Misi, dan tujuan organisasi yang sudah penulis jelaskan dalam bab 2.
Selain Visi, Misi, dan tujuan organisasi yang sudah dipaparkan dalam
bab 2, terdapat nilai yang sangat penting bagi RRI yang sudah ada sejak
organisasi RRI berdiri tanggal 11 september 1945, yaitu nilai TRI
PRASETYA RRI. Menurut Ibu Rosarita Niken Widiastuti dalam pidatonya
menyatakan tanggal 11 september 1945, adalah hari bersejarah bagi seluruh
insan radio tanah air. Saat itu, ada moment penting yang kehadirannya
61
merupakan satu rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945.
Nama- nama seperti Abdurrahman Saleh, Adang Kadarisman dan Jusuf
Ronodipoero, adalah tokoh pemikirannya harus senantiasa dikenang dan
menjadi ruh bagi seluruh angkasawan RRI. Para tokoh tersebut, mendandai
pembentukan RRI telah menetapkan semboyan sekali diudara tetap diudara,
serta satu piagam yang sarat makna. Piagam tersebut adalah TRI
PRASETYA. Tiga tekad yang melandasi seluruh jiwa angkasawan RRI.
Ketiga tekad itu adalah tekad menyelamatkan segala alat siaran radio dari
siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan
Negara kesatuan Republik Indonesia. Dan membela alat itu dengan segala
jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun dan dengan akibat apapun juga.
Tekad kedua adalah untuk mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan
dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang
murni, hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan
kesetiaan kepada tanah air dan bangsa. Pada tekad yang ketiga ditegaskan,
bahwa angkasawan RRI harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai
atau golongan dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan
Negara serta berpegang pada jiwa proklamasi 17 agustus 1945,,,(Dokumentasi
Pribadi RRI Pidato Pidato Direktur Utama RRI pada Hari Radio ke 68 Tahun
2013)
62
Isi dari nilai Tri Prasetya RRI Pertama, kita harus menyelamatkan
segala alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan alat
tersebut untuk menghancurkan Negara kita. Dan membela alat itu dengan
segala jiwa raga dalam keadaan bagaimanapun juga. Kedua,kita harus
mengemudikan siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh
bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan
jujur serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan
bangsa. Ketiga, kita harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai
atau golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan
Negara, serta berpegang pada jiwa prokralamsi 17 agustus 1945.
Terkait dengan temuan dalam studi ini penulis menemukan bahwa
piagam TRI PRASETYA RRI adalah sebuah nilai yang didirikan oleh pendiri
organisasi RRI pada waktu itu bersamaan dengan terbentuknya organisasi
RRI tanggal 11 september 1945. Nilai TRI PRASETYA RRI bisa dikatakan
sebagai jiwa / soul , peletak nilai dasar pada organisasi RRI. Disitu intinya
komitmen RRI sebagai pengawal NKRI. Wawancara dengan Informan H dan
N memiliki kesamaan. Keduanya memandang nilai TRI PRASETYA RRI
adalah sebuah jiwa/ soul, filosofi, ideology, nilai dasar dari organisasi RRI.
Informan HK, dan DH mengatakan:
Tri prasteya itu boleh jadi filosofi RRI kalo dibaca dengan cermat tri
prasetya itu cerminan dari komitmen lembaga penyiaran public yang
netral dan independen. Sejak lahir RRI itu sebernya dari lahir itu radio
63
public sejak lahir itu buktinya prasetya satya ke tiga itu bunyinya RRI
berada diatas semua golongan dan partai disitu tidak ada RRI sebagai
corong pemerintah kan (Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari
2017)
…ada soul atau apapun namanya dasar atau soul atau jiwa atau rohnya
RRI dan itu menjadi dasar dari nilai, norma, dan budaya organisasi
adalah tri prasetya RRI…RRI punya tri prasetya dan tri prasetya itu
menggambarkan bagaimana hmm…jiwa mungkin nilai dan budaya
kerja RRI itu harus dibangun itu asalnya dari situ karena 3 tri prasetya
ini sebenarnya menggambarkan pertama bahwa hmm…RRI tuh orang-
orangnya tuh harus punya semangat juang untuk membela kan
membela alat itu, jadi untuk tidak digunakan oleh orang-orang yang
tidak bertanggung jawab jadi dan hanya digunakan untuk
memperkokoh persatuan…hanya untuk digunakan bangsa dan negara,
untuk kepentingan bangsa dan negara, itukan ininya rohnya.
Kemudian yang kedua angkasawan RRI itu harus disiplin, jadi
semuanya dari 3 itu hanya diperuntukan untuk bangsa dan negara dan
harus netral yang ketiga itu independen, makanya untuk
semua…semua masyarakat, semua warga negara, semua penduduk,
dan semua elemen yang ada di Indonesia hmm…di negara ini harus
difasilitasi oleh RRI tapi harus berjuang dijaga untuk tidak digunakan
terutama untuk memecah belah bangsa (Wawancara dengan DH,
Jakarta, 12 Januari 2017)
Dari data yang didapat nilai yang ada dalam organisasi RRI berwujud
TRI PRASETYA RRI yang didalamnya terdapat nilai. Nilai jati diri sebagai
lembaga penyiaran public yang non komersil dan berfokus kepada
memberikan siaran yang bersifat informative, pendidikan, kebudayaan ,
hiburan serta mencerdaskan bangsa. Salah satu fokusnya yang tidak dimiliki
oleh organisasi radio lain adalah RRI memberikan ruang kepada kebudayaan,
RRI berkomitmen memberikan ruang kepada kebudayaan sebagai pelestari
budaya yang diimplementasikan didalam Pro 4. Pro 4 adalah pelestari budaya
dan pembangunan karakter bangsa. Pro 4 didesain untuk membangun karakter
64
bangsa dengan cara menyiarkan acara-acara yang memberikan pencerahan,
mendidik atau menanamkan nilai-nilai luhur, nilai universal, semangat
kemandirian, kerja keras, disiplin, melayani kepentingan public, tanggung
jawab, jujur, adil, dan teguh pendirian. Contoh acaranya adalah siaran
pelestarian, warta budaya dan religi yang menyiarkan budaya didaerah masing
masing, seperti menyiarkan ketoprak dan ludruk.
Nilai semangat perjuangan untuk menjaga dan membela alat siaran
dan Negara dari pihak manapun, yang dimana alat siaran ini digunakan hanya
untuk kepentingan masyarakat dan Negara. Nilai lainnya adalah netralitas ,
yang dimana memiliki nilai murni, hati yang bersih dan jujur untuk kesetiaan
terhadap Negara, dan yang terakhir adalah nilai independent yang dimana RRI
harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan dengan
mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan Negara. Jadi RRI harus
memfaslitasi semua elemen masyarakat, semua warga Negara, semua suku,
ras, dan budaya demi terciptanya Indonesia yang maju. Informan N
mengatakan :
Tri Prasetya itu sebuah ikrar dimana menunjukkan identitas RRI bahwa RRI
itu lahir dalam perjuangan dan dia tidak pernah berpihak pada siapapun
kecuali pada kebenaran. Kebenaran apa? Kebenaran lahirnya NKRI,
kebenaran tentang tujuan NKRI, kebenaran eksistensi NKRI dan penguatan
NKRI. Itu esensi daripada Tri Prasetya nilai perjuangan, berjuang untuk
menegakkan bahwa sekali di udara tetap di udara itu nilai perjuangan disitu.
Kemudian nilai indepedensi berdiri di atas segala aliran, keyakinan, partai
atau golongan…itu sebuah identitas, perjuangan, komitmen bahwa RRI itu
tidak bisa diinterpensi oleh siapapun dan tidak bisa dipengaruhi oleh
siapapun, tidak boleh berpihak pada kepentingan apapun selain kepentingan
NKRI. (Wawancara dengan N, Jakarta, 19 Januari 2017)
65
3. ARTIFAK
Artefak adalah sesuatu yang dapat dilihat, dapat dirasakan, dan dapat
didengar, apabila seseorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dan
budaya yang tidak dikenalnya. Artefak termasuk produk, jasa, dan bahkan
perilaku anggota organisasi. Beberapa hal yang termasuk artefak antara lain,
benda-benda psikis yang diciptakan oleh anggota suatu budaya, manifestasi
verbal seperti bahasa lisan dan tertulis, upacara-upacara dan manfestasi
perilaku orang lainnya.(Rahardia Wahyu Pradana, 2012:18)
Hatch membagi arftifak menjadi tiga kelompok besar, yaitu
manifestasi fisik perilaku, dan verbal. (Kusdi, 2011:68)
Table 3. A. 3. 6 Artifak-Artifak Budaya Organisasi
No. Jenis Artifak Contoh
1. Perwujudan-Perwujudan Fisik
(Physical Manifestation)
f. Seni/desain/logo
g. Gaya bangunan/dekor
h. Pakaian/penampilan
i. Objek-objek material
j. Tata letak fisik
2. Perwujudan-Perwujudan
Perilaku
(Behaviour Manifestation)
e. Upacara-upacara/ritual
f. Pola-pola komunikasi
g. Tradisi/adat istiadat
66
h. Ganjaran/hukuman
3. Perwujudan-Perwujudan Bahasa
(Verbal Manifestation)
g. Anekdot/joke
h. Jargon/nama/julukan
i. Penjelasan-penjelasan
(explanation)
j. Kisah-kisah/mitos/sejarah
k. Pahlawan/penjahat
l. Metaphor-metafor
(Sumber: Kusdi, Budaya Organisasi Teori, Studi, dan Praktik, Jakarta: Salemba
Empat)
Artefak-artefak budaya organisasi Schein ini bisa berguna dalam
melihat bagaimana budaya organisasi yang ada di Radio Republik Indonesia
dengan mengidentifikasi artefak-artefaknya. Dengan demikian, dalam studi ini
penting untuk melihat artefak-artefak budaya organisasi yang ada dalam
organisasi RRI, sehingga bisa mengidentifikasi budaya organisasi yang ada
didalamnya.
Dari ketiga perwujudan artifak diatas penulis hanya mengambil 2
perwujudan yang relevan untuk digunakan dalam studi ini yaitu, perwujudan-
perwujudan perilaku dan perwujudan-perwujudan bahasa. Karena aspek fisik
kurang relevan dalam studi ini.
67
a. TRADISI (UPACARA-UPACARA/RITUAL)
Tradisi (Upacara-Upacara/Ritual) adalah perwujudan-perwujudan
Perilaku (Behaviour Manifestation) dari jenis artifak budaya organisasi.
Selain upacara-upacara yang seperti pada umumnya seperti 17 agustus,
upacara KORPRI, atau tradisi tradisi yang lainya seperti maulid nabi, isra
miraj, hari natal dan lain sebagainya, RRI memiliki tradisi upacara/ritual
khusus yang tidak dipunyai oleh organisasi manapun sejak dulu hingga
sekarang yang menjadi ciri khas dari organisasi RRI, yaitu upacara penyulutan
obor Tri Prasetya RRI. Wawancara dengan Informan HK mengatakan
―mungkin hanya RRI yang setiap ulang tahun kita ada yang namanya acara
penyulutan obor tri prasetya RRI, ini yang paling unik spesifik khas dari
RRI‖( Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari 2017)
Dalam organisasi RRI memiliki tradisi upacara / ritual khusus yang
dilakukan setiap tanggal 11 september. Karena dalam tanggal inilah hari
lahirnya organisasi RRI. Untuk memperingati hari lahir RRI setiap tanggal 11
september setiap tahunnya diadakan upacara yang dinamakan upacara
penyulutan obor Tri Prasetya RRI. Upacara penyulutan obor Tri Prasetya RRI
ini akan dilakukan di seluruh RRI di Indonesia dalam waktu bersamaan
dipandu oleh direktur utama dari organisasi RRI pusat yang ada dijakarta
melalui teleconference. Seperti yang dikatakan Informan NN :
68
11 september itu kita pagi upacara biasanya kemudian nanti secara serentak
seluruh Indonesia akan melakukan penyulutan obor, penyulutan obor ini
penyulutan obor tri prasetya jadi kita upacara dulu pagi jadi
karyawan/karyawati seluruh daerah akan ini kemudian biasanya pukul 11
secara serentak kita akan melakukan penylutan obor diseluruh Indonesia di
pandu oleh direktur utama melalui teleconference (Wawancara dengan NN,
Jakarta, 23 Januari 2017)
Upacara penyulutan obor Tri Prasetya RRI ini memiliki filosofi yang
melambang kan nilai mengkobarkan semangat. Yang pada zaman
kemerdekaan dulu itu melambangkan nilai semangat perjuangan untuk
kemerdekaan Indonesia, sedangkan untuk zaman sekarang melambangkan
semangat untuk menjaga Indonesia. Upacara penyulutan obor ini dilaksanakan
setiap tahun untuk membakar semangat seluruh anggota organisasi RRI untuk
menjaga Indonesia agar semangat itu tidak padam. Wawancara dengan
Informan RJ, RP, dan RG memiliki pandangan yang sama terhadap nilai
mengkobarkansemangat dari upacara penyulutan obor Tri Prasetya RRI.
Informan RJ mengatakan ―kita hidupkan jadi itu seperti semangat motivasi
kita angkasawan/angkasawati RRI bahwa semangat kita harus tetap ada tetap
berkobar untuk bersama-sama kita memajukan RRI ini untuk kepentingan
seluruh rakyat Indonesia‖ (Wawancara dengan RJ, Jakarta 23 Januari 2017).
Informan RP juga mengatakan ―Penyulutan obor itu memberikan semangat,
semangat kepada seluruh satker, seluruh angkasawan, bahwa semangat obor
itu penting, perlu dibakar untuk menyala jadi ngga bisa didiamkan untuk mati
gitu‖ (Wawancara dengan RP, Jakarta, 23 Januari 2017). RG menambahkan
69
Gambar 3. A. C. 2 Upacara Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI
―Obor itu artinya semangat lalu disimbolkan dengan itu, jadi jangan sampai
padam semangat itukan,‖(Wawancara dengan RG, Jakarta, 19 Januari 2017).
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Organisasi RRI www.RRI.co.id )
b. REWARD AND PUNISHMENT
Reward And Punishment (Ganjaran-Hukuman) adalah perwujudan-
perwujudan Perilaku (Behaviour Manifestation) dari jenis artifak budaya
organisasi . Reward merupakan sebagai bentuk apresiasi usaha untuk
mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan jabatan
diperlukan suatu pembinaan yang berkeseimbangan, yaitu suatu usaha
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan
tenaga kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien.
Sebagai langkah nyata dalam hasil peembinaan maka diadakan pemberian
reward pegawai yang telah menunjukan prestasi kerja yang baik Menurut
Davis et al (dalam Rumiris Siahaan, 2013),
70
reward dalam perusahaan kerap dalam bentuk pemberian berupa piagam dan
sejumlah uang dari perusahaan untuk pegawai yang mempunyai prestasi.
Ada juga perusahaan yang memberikan reward kepada pegawai karena masa
kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya.
Pemberian reward karena masa kerja pegawai bertujuan untuk memotivasi
gairah dan loyalitas perusahaan. Pemberian reward tersebut merupakan
upaya perusahaan dalam memberikan balas jasa atas hasil kerja pegawai,
sehingga dapat mendorong pegawai bekerja lebih giat dan berpotensi.
(Rumiris Siahaan, 2013, h. 20)
Menurut Tirtaatidjaja (dalam Rumiris Siahaan 2013) ―Secara umum
punishment dalam hukum adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan
atau pelanggaran yang dilakukan.Punishment mengajarkan tentang apa yang
tidak boleh dilakukan‖ . Pendapat tersebut senada dengan Ali (dalam Rumiris
Siahaan 2013) yang mengatakan ―bahwa punishment diartikan sebagai suatu
konsekuensi yang tidak menyenangkan terhadap suatu respon perilaku
tertentu dengan tujuan untuk memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi
frekuensi perilaku yang berikutnya.‖ (Rumiris Siahaan , 2013:22)
Pada intinya dari reward and punishment adalah jika anggota
organisasi itu berprestasi mengikuti aturan dalam organisasi tersebut maka
akan diberikan reward (ganjaran/imbalan) sesuai aturan yang ada. Sedangkan
Punishment adalah sebuah hukuman bagi anggota organisasi yang tidak
mengikuti atau melanggar aturan yang ada pada organisasi tersebut. Dari
Hasil Wawancara didapatkan beberapa jenis Reward And Punishmenr yang
ada dalam organisasi RRI. Reward yang ada dalam organisasi RRI seperti
naik jabatan, promosi, pemberian kesejahteraan, pemberian penghargaan baik
71
bersifat materil dan non materil, sedangkan Punishmentnya berupa
pemberhentian , pemecatan dan pencopotan jabatan. Seperti yang dikatakan
oleh Informan N :
Banyak reward dan punishment. Kalo berbicara rewardnya banyak
diantaranya secara aturan norma berdasarkan Undang-Undang ya itu naik
pangkat itu termasuk reward, promosi termasuk reward atas prestasi kerja,
dan juga ada reward lainnya berupa pemberian kesejahteraan, berupa
pemberian penghargaan…penghargaan macam-macam ada bersifat material
dan non material, macam-macam rewardnya termasuk bagaimana rencana
satya lencana karya satya atau penghargaan dari negara atas yang berprestasi
itu termasuk reward banyak sekali. Punishment ya sudah sangat jelas,
punishmentnya itu sanksi disaat dia melanggar, punishment secara ringan,
sedang, berat. Berat itu adalah pemberhentian atau pemecatan gitu. Sedang
macam-macam ada penurunan pangkat kemudian pencopotan jabatan ya itu
(Wawancara dengan N, Jakarta, 19 Januari 2017)
c. JARGON DAN NAMA JULUKAN
Jargon dan Nama Julukan adalah perwujudan-perwujudan Bahasa
(Verbal Manifestation) dari jenis artifak budaya organisasi. Jargon menurut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kosakata khusus yang
digunakan dalam bidang kehidupan (lingkungan) tertentu.(KBBI). Jargon
merupakan variasi bahasa dalam sebuah kelompok atau organisasi
masyarakat. Bisa dikatakan jargon itu adalah sebuah kosa kata khusus yang
memiliki makna didalamnya. Dalam organisasi RRI memiliki Jargon ―Sekali
Di Udara Tetap Di Udara‖.
72
Gambar 3. A. e. 3 Jargon Organsasi Radio Republik Indonesia
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Organisasi RRI)
Jargon ini sudah ada sejak awal lahirnya organisasi RRI, jargon
―Sekali Di Udara Tetap Di Udara‖ ini muncul dikarenakan pada zaman
Republik dulu ketika organisasi RRI (yang dulunya organisasi jepang) ingin
menyiarkan kemerdekaan Indonesia melalui radio selalu diserang oleh pihak
yang tidak ingin negera Indonesia berdiri, sampai harus bersembunyi dari
kejaran penjajah ke dalam hutan demi menyiarkan kemerdekaan Indonesia.
Sekali Di Udara Tetap Di Udara itu artinya dalam keadaan apapun, sedarurat
apapun , yang pada zaman dulu sedang dijajah oleh belanda, jepang, dan lain
sebagainya RRI harus tetap mengudara menyiarkan kemerdekaan Indonesia,
menyiarkan nilainilai kebangsaan dan pancasila. Wawancara dengan Informan
HK mentakan ;
kita ini waktu zaman republik itu semangat kita sekali diudara tetap diudara
kita mengudara ditembaki belanda pemancar kita ditembaki jepang pemancar
kita sampai pejuang-pejuang kita itu menyelamatkan pemancar itu sampai
73
masuk hutan pemancar itu dulu pindah pindah karena dikejar-kejar belanda
pemancar dicopot dipindah karena kita mempunyai prinsip sekali diudara
tetap diudara jadi meskipun dalam keadaan apapun RRI harus siaran dalam
keadaan darurat dalam keadaan sulit RRI harus tetap mengudara menyiarkan
nilai-nilai kebenaran nilai-nilai kebangsaaan, dan menjung-jung tinggi nilai-
nilai pancasila (Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari 2017)
Hasil wawancara dengan Informan RP pun menghasilkan bahwa
organisasi RRI dalam keadaan apapun dan akibat apapun harus mengudara,
wawancara dengan RP mengatakan‖ Benar, sekali di udara tetap di udara itu
maknanya bahwa RRI demi kepentingan bangsa dan negara dalam keadaan
apapun dan akibat apapun juga harus tetap mengudara‖ (Wawancara dengan
RP, Jakarta, 23 Januari 2017) .
Selain itu jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udara‘ juga
melambangkan nilai yang termaktub dalam nilai Tri Prasetya RRI. Yaitu ―kita
harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak
menggunakan alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan
alat tersebut untuk menghancurkan Negara kita.‖ Wawancara dengan
Informan N mengatakan:
Sekali di udara tetap di udara maknanya itu apapun yang terjadi harus kita
mengudara, itu nilai semangatnya itu adalah bahwa sekali diudara tetap di
udara itu artinya RRI tidak boleh hilang, siaran itu tidak boleh terputus
apapun yang terjadi, maka itu menyelematkan siaran radio dari siapapun
yang henak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita
dan membela alat itu dengan segala jiwa dan raga dengan keadaan
bagaimanapun dan dengan akibat apapun itu ikrarnya, artinya disitu sekali di
udara tetap di udara, berdiri di atas segala aliran keyakinan, partai atau
golongan dan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
keselamatan negara itu mengemudikan siaran RRI pada siapapun yang
hendak menggunakan alat tersebut nah itu jadi 3 sumpah ikhtiar, ikrar yang
termaktub dalam pagam 11 September itu yang dikenal sebagai Tri Prasetya
74
itu, bungkusannya sekali di udara tetap di udara (Wawancara dengan N,
Jakarta, 19 Januari 2017)
Pada intinya jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udara‖ melambangkan
nilai semangat perjuangan walau dalam keadaan apapun, bagaimanapun,
apapun yang dihadapi, RRI harus tetap mengudara (siaran) demi menyebarkan
nilai-nilai kebangsaan, nilai Tri Prasetya demi seluruh rakyat Indonesia.
Selain terdapat jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udaa‖, tedapat juga
nama julukan bagi para anggota organisasi RRI yaitu ―Angkasawan (bagi
laki-laki)-Angkasawati (bagi perempuan). Angkasawan di identikan dengan
dunia penerbang tetapi dalam hal ini angkasawan dalam dunia penerbangan,
angkasawan disini adalah angkasa, kenapa angkasa karena siaran RRI ini
mengudara melalui gelombang radio yang mengudara diangkasa sehingga
dinamakan angkasawan dan angkasawati. Angkasawan dan angkasawati
identic dengan anggota organisasi sebagai pelaku pelaku yang menjalankan
nilai nilai yang ada untuk menjadi pelayan seluruh masyarakat dan Negara
Indonesia. Informan DH dan RJ memiliki pandangan yang sama mengenai ini
mereka mengatakan:
maknanya adalah karna kita sekali di udara tetap di udara maka radio itukan
ada di angkasa. Jadi angkasa dan angkasawati sebenernya maknanya adalah
karena kita itu hmm...apa siaran itukan gelombangnya ada di udara gitu maka
yaa kita menjadi angkasawan dan angkasawati. Sebenarnya itu adalah
broadcast RRI yang tangguh, yang harus punya semangat seperti hanya
positioning statementnya sekali di udara tetap di udara, dan itu adalah
implementasi dari tri prasetya RRI itu. Bahwa punya semangat juang untuk
mempertahankan dan selalu berada di udara, selalu bersiaran untuk
75
hmm…melayani masyarakat kan gitu, melayani bangsa.(Wawancara dengan
DH, Jakarta, 12 Januari 2017)
yaa.. kalau angkasawan angkasawati sebutan kita nih bahwa beda kan dengan
pegawai-pegawai lain , balik lagi hubungannya dengan sekali diudara tetap
diudara, orangnya orang yang akan melaksanakan adalah angkasawan
angkasawati rii itu sebenernya jadi hubunganya erat sekali diudara tetap
diudara , hubunganya lagi kaitannya dalam cakupan tri prasetya tadi jadi
angkasawan-angkasawati itu pelakunya pelaku yang akan memberikan ehm..
pelayan public kepada masyarakat (Wawancara dengan RJ, Jakarta 23
Januari 2017)
d. SEJARAH DAN PAHLAWAN
Sejarah dan Pahlawan adalah perwujudan-perwujudan Bahasa (Verbal
Manifestation) dari jenis artifak budaya organisasi Dimasa-masa awal
kemerdekaan, frase Sekali Di Udara Tetap Di Udara menggema sahut-
menyahut dengan pekik Sekali Merdeka Tetap Merdeka . maka spirit kedua
frase itu sesungguhnya sama; merdeka adalah harga mati. Gelora spirit
tersebut sama-sama ada dalam jiwa rakyat kala itu. Suasana pada pasca
pengumuman kemerdekaan gegap gempita. Rakyat menyambut gembira
kemerdekaan.
Kabar menekuknya jepang di bawah sekutu, mengirim pesan lain
kepada masyarakat. Bahwa inggris akan menginjakkan kaki di Indonesia dan
selanjutnya akan disusul belanda sebagai yang empunya tanah jajahan. Tak
terelakan, rakyat akan berhadapan dengan pasukan sekutu. Perang dipastikan
berkecamuk hebat.
76
Dalam menghadapi kondisi yang akan terjadi, sejumlah tokoh kala itu
merasa bahwa rakyat sebagai kekuatan utama perlu direkatsatukan. Mereka
yakin, radio adalah saana perekat, karena bisa menghubungkan secara cepat
dan erat seluruh kekuatan rakyat.namun pada masa itu Hoso Kyoku sudah
dihentikan aktivitasnya oleh jepang, tepat pada 19 agustus 1945 atau dua hari
setelah proklamasi kemerdekaan RI dikumandangkan. Kondisi ―gelap gulita‖
membuat beberapa tokoh yang aktif di radio jepang untuk segera mengambil
langkah penting.
Sebanyak 8 tokoh-utusan dari stasiun radio Hosos Kyoku dari kota-
kota dijawa-memprakasai pertemuan dengan pemerintahan yang dilaksanakan
11 september 1945, digedung Raad Van Indje Pejambon. Kedelapan tokoh-
Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soertarji Handjolukita,
Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi menggelar rapat pukul 17.00
WIB bersama dengan pemerintahan yang kala itu diwakili oleh sekretaris
Negara Mr.A.G. Pringgodigdo.
Dihadapan sekneg, Abdulrahman Saleh- selaku ketua delegasi-
menguraikan garis besar tujuan pertemuan tersebut. Intinya, para delegasi
meminta pemerintah untuk mendirikan radio sebagai alat komunikasi antara
pemerintah dengan rakyat meningat tentara sekutu akan mendarat dijakarta
akhir September 1945. Mereka meyakinkan pemerintah bahwa radio
merupakan sarana tepat untuk menyatukan rakyat, karena lebih cepat dan
tidak mudah terputus saat pertempuran.
77
Meskipun ada perbedaan pandangan antara pemerintah dan para
delegator, terutama menyangkut usulan agar pemerintah menurut jepang
supaya RI bisa menggunakan studio dan pemancar-pemancar radio Hoso
Kyoku, namun pada akhirnya kesepakatan tercapai. Yaitu dibentuknya
organisasi persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan
penyiaran dari 8 stasiun di jawa (Jakarta, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang,
Surakarta, Bandung, Surabaya dan Malang) dan Abdulrachman Saleh ditunjuk
sebagai pemimpinnya. Pertemuan itu juga menyepakati, RRI akan
dipersembahkan kepada presiden dan pemerintah RI sebagai alat komunikasi
dengan rakyat. Dengan demikian, 11 september 1945 menjadi tonggak sejarah
berdirinya RRI. Pada tanggal itu disepakati deklarasi penting yang dikenal Tri
Prasetya RRI.
Pertama, kita harus menyelamatkan segala alat siaran radio dari
siapapun juga yang hendak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan
Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam keadaan
bagaimanapun juga. Kedua,kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai alat
perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa
kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh
kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa. Ketiga, kita harus
berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan, dengan
mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan Negara, serta berpegang
pada jiwa prokralamsi 17 agustus 1945.
78
Apa yang diduga sebelumnya, memang terjadilah. Ketika pasukan
sekutu mendarat di Indonesia, pertempuran pun berkobar di berbagai kota
dijawa. Pasukan sekutu menyasar serangannya pada stasiun radio. Serangan
demi serangan yang menyasar ke jantung dunia berita RRI, membuat lembaga
ini semakin terdengar di luar negeri. Didalam negeri, tekad RRI yang Sekali
Di Udara Tetap Di Udara, menguatkan tekad rakyat; Sekali Merdeka Tetap
Merdeka. RRI semakin dicaintai oleh rakyat. Sebab, siaran-siarannya
menyuarakan isi hati nurani rakyat (vox pupoli). RRI dirasa menjadi juru
bicara rakyat yang sedang membela kemerdekaan menegakkan kedaulatan RI.
Romantisme perang yang menyatukan RRI dan masyarakat tetap
dipertahankan selama asa pemerintahan orde lama. Sukarno menggunakan
RRI sebagai sarana untuk menguatkan rasa nasionalisme. Pidato-pidato
Sukarno yang berisi anti imperialism dan asing dikumandangkan lewat RRI.
Inilah fase, dimanar RRI dijadikan sebagai alat perjuangan yang menyatukan
rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Selanjutnya, fase orde baru, berlangsung dari 1965-1998. Tidak bisa
dipungkiri pada masa ini Soeharto mengontrol sepenuhnya media massa.
Demi stabilitas jalannya pembangunan, semua media massa, termasuk media
yang menyandang nama Negara, yaitu RRI dan TVRI, dikendalikan Soeharto
lewat kementrian penerangan. RRI dan TVRI harus mengacu pada kebijakan
pemerintah yang intinya tidak boleh mengkritik terhadap kelemahan
pemerintah orde baru. Sebalkiknya, kedua media tersebut harus memberitakan
79
hal-hal yang baik dan positif tentang pemerintah. RRI menjadi media partisan
yang menyuarakan kepentingan pemerintah dan partai yang berkuasa. Begitu
dominannya intervensi rezim, imej terhadap RRI pn menjadi sangat negative.
RRI adalah corong pemerintah, bukan corong yang menyuarakan hati nurani
rakyat.
Era otoratarian orba berakhir pada 1998. RRI lantas memasuki era
reformasi yang ditandai euphoria kebebasan informasi. Anti Soeharto, pada
decade 1990-an mulai menguat. Rakyat semakin berani mengkritik
pemerintah dan menyuarakan kebenaran.UU no.32/2002 tentang penyiaran
yang memanyungi dan mengubah RRI menjadi Lembaga Penyairan Publik
(LPP) merupakan hasil permenungan atas terabainya hak rakyat selama masa
Soeharto.(Majalah Lider, 2016: 34-38)
Untuk mengenang sejarah dan pahlawan dalam organisasi RRI,
dibentuk lah sebuah diorama di lantai bawah dalam gedung RRI. Diorama ini
menggambarkan kejadian sejarah yang luar biasa serta menggambarkan para
tokoh atau pahlawan dari RRI dan tokoh nasional lainnya.
80
Gambar 3. A. f.4 Diorama Sejarah dan Pahlawan Organsasi Radio Republik Indonesia
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
Selain diorama terdapat juga prasasti yang berada didepan kantor
organisasi RRI dibawah tiang bendera. Prasasti itu dibentuk untuk mengenang
jasa Yusuf Ronodipuro penyiar yang menyiarkan proklamasi dibawah
ancaman senjata. Dalam prasasti tersebut bertuliskan ― Daripada Menurunkan
Sang Merah Putih LebihBaik Saya Mati…‖
Gambar 3. A .f .5 Prasasti Organsasi Radio Republik Indonesia
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
81
Diorama dan prasasti ini dibentuk untuk mengingatkan nilai-nilai
perjuangan supaya tidak luntur, karena kemerdekaan yang kita rasakan ini
terjadi karena sejarah dan para pahlawan. Wawancara dengan Informan N
mengatakan: ―Maknanya adalah mengingatkan nilai-nilai perjuangan yang
sekarang sudah mulai luntur sehingga melalui diorama itu bisa orang
tergerak, bahwa kemerdekaan itu, bahwa yang kita hirup sekarang itu tidak
terlepas dari perjuangan para pendahulu‖ (Wawancara dengan N, Jakarta 19
juni 2017)
4. SARANA PENYEBARAN BUDAYA ORGANISASI
Agar budaya organisasi dapat tersebar didalam organisasi tersebut
maka perlu ada yang namanya sarana penyebaran budaya organisasi. Sarana
penyebaran budaya organisasi yang dimiliki oleh organisasi RRI, disebarkan
dalam beberapa bentuk melalui bentuk fisik maupun non-fisik. salah satunya
adalah melalui diklat untuk para anggota organisasi yang baru masuk, melalui
media, website, dan melalui banner yang diletakkan hampir diseluruh lantai
gedung organisasi RRI.
82
Gambar 3. A. 4. 6 Sarana Penyebaran Budaya Organisasi pada Organsasi Radio Republik Indonesia
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
Wawancara dengan Informan N mengatakan ―diklat itukan
penanaman nilai-nilai budaya organisasi, penanaman visi misi organisasi,
penanaman doktrin Tri Prasetya, visi misi lembaga, struktur organisasi,
83
semuanya ditanamkan disitu pada saat diklat‖ (Wawancara dengan N,
Jakarta, 19 Januari 2017)
Selain dengan diklat terdapat juga cara penyaluran budaya organisasi
dalam berbentuk fisik seperti banner yang ada pada gambar diatas. Banner ini
hampir ada pada setiap lantai dalam gedung organisasi RRI. Banner ini untuk
mensosialisasikan nilai visi-misi organisasi agar semua anggota organisasi
mengetahui nilai dan visi misi dari organisasi RRI. Wawancara dengan
Informan RJ mengatakan:
kalau dengan banner banner tadi bagaimana kita itu ada slogan-slogan banner
seperti itu , karena kaitannya lagi dengan reformasi birokrasi itu kan ada
―stop korupsi‖ kemudian banyak lah termasUk visi-misi kita karena kenapa
visi misi kita karena jangan sampai SDM kita sendiri gag tau visi kita misi
kita kalau ditanya visinya apa ? gag tau itu juga harus kita sosialisasikan
kepada teman-teman apa lagi ini kan perubahan visi nih setelah jajaran
dewas yahh baru direksi baru visi-misi dewas berubah gitu jadi itu juga kita
sosialisasikan dengan banner banner itu ditingkat internal kita (Wawancara
dengan RJ, Jakarta 23 Januari 2017)
Selain dengan diklat dan banner sarana lain untuk penyebaran budaya
organisasi adalah melalui website. Dalam website ini terdapat berbagai berita
dan informasi untuk mensosialisasikan budaya organisasi RRI, sehingga
masyarakat, khalayak luas, dan pihak eksternal dapat mengetahuinya.
84
Gambar 3. A. 4. 7 Sarana Penyebaran Budaya Organisasi pada Organsasi Radio Republik Indonesia Via Website
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
B. Peran Unsur Budaya Organisasi Sebagai Strategi Bertahan
Setelah mengetahui unsur-unsur budaya organisasi yang ada di dalam
organisasi RRI, dapat dilihat bahwa salah satu fungsi budaya organisasi ini adalah
untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal dalam rangka mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dalam situasi tidak stabil dan menghadapi perubahan
lingkungan yang membahayakan, sebuah organisasi memerlukan strategi pertahanan
(retrenchment, defensive). Strategi ini membantu organisasi tetap hidup dalam
85
periode yang tidak seimbang dengan lingkungan. Strategi ini memelihara
kepercayaan umum terhadap kehidupan organisasi. Keberhasilan organisasi
ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu
berubah. Perubahan yang semakin besar dan berat akan mengancam kelangsungan
kehidupan organisasi.(Sumengen Sutomo, 2007:180). Untuk itulah muncul
pertanyaan besarnya, Bagaimana unsur-unsur Budaya organisasi tersebut berperan
dalam strategi bertahan organisasi RRI?
Dalam studi ini tidak diambil semua unsur budaya organisasi yang ada di
organisasi RRI tetapi hanya unsur yang berperan sebagai strategi bertahan.
1. NILAI
Seperti yang sudah dijelakan pada unsur budaya organisasi mengenai
nilai, dalam organisasi RRI terdapat sebuah nilai, nilai ini muncul bersamaan
dengan lahirnya organisasi RRI, yaitu nilai Tri Prasetya RRI. Nilai Tri
Prasetya RRI didalamnya berisi Pertama, kita harus menyelamatkan segala
alat siaran radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan alat tersebut
untuk menghancurkan Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa
raga dalam keadaan bagaimanapun juga. Kedua,kita harus mengemudikan
siaran RRI sebagai alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia,
dengan jiwa kebangsaan yang murni, hati yang bersih dan jujur serta budi
yang penuh kecintaan dan kesetiaan kepada tanah air dan bangsa. Ketiga, kita
harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan, dengan
86
mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan Negara, serta berpegang
pada jiwa prokralamsi 17 agustus 1945.
Menurut Informan HK nilai Tri Prasetya ini terbukti tak lekang oleh
zaman. HK mengatakan ―tri prasetya terbukti tidak lekang oleh zaman kan di
era kekinian pun tri prasetya masih relevan‖ (Wawancara dengan HK,
Jakarta, 20 Januari 2017). Dalam nilai ini menunjukan nilai jati diri, netralitas,
dan independent. Nilai jati diri sebagai lembaga penyiaran public yang non
komersil dan berfokus kepada memberikan siaran yang mencerdaskan bangsa.
Nilai Tri Prasetya RRI adalah filosofi dan jati diri dari organisasi RRI, ini
menjadi salah satu nilai yang membuat organisasi RRI bisa bertahan hingga
sekarang. Mengapa filosofi dan jati diri itu penting? Wawancara dengan
Informan HK mengatakan:
yang kita syukuri justru saat ini RRI punya filosofi Tri Prasetya itu tertanam
jiwa angkasawan tertanam menjadi rohnya tadi itu disbanding saudara kita
TVRI tidak punya Tri Prasetya sehingga dalam perjalanannya juga agak agak
kurang mulus ketika dia ingin diposisikan sebagai lembaga penyiaran public
itu sempet terombang ambing karena tidak mempunyai jati diri mungkin,
jadi ketika zamannya Megawati menjadi presiden kan TVRI sempat
diarahkan menjadi persero BUMN, RRI gag mau karena ketika kita menjadi
bumn itu berarti kita komersil padahal prinsip LPP itu non komersil
sehingga waktu itu kita melawan lah enggak mau sementara temen temen di
TVRI mengikuti kemauan rezim menjadi BUMN. Apa yang terjadi ketika
TVRI menjadi BUMN maka terjadi colaps gag cocok karena prinsip dengan
status kelembagaannya gag cocok (Wawancara dengan HK, Jakarta, 20
Januari 2017)
Karena nilai Tri Prasetya dan jati diri RRI dari awal berdirinya adalah
pelayan masyarakat dan Negara non komersil, maka nilai ini yang dijaga
hingga sekarang sehingga membuat sebuah strategi bertahan mengapa RRI
87
masih ada hingga saat ini. Selain itu nilai tri prasetya adalah komitmen untuk
membela bangsa dan Negara, dan menyatakan bahwa NKRI harga mati, serta
Pancasila nomor satu. Wawancara dengan Informan RG mengatakan ―Nah
komitmen RRI itu bela bangsa, KRI harga mati, pancasila nomer satu, itu
yang harus kita jaga‖ (Wawancara dengan RG, Jakarta, 19 Januari 2017)
Komitmen ini diimplementasikan dengan cara membangun stasiun
radio di daerah perbatasan. Terdapat 24 titik di wilayah perbatasan yang
berhasil dijangkau yaitu RRI Bovendigul, RRI SP Oksibil, RRI SP Saumlaki,
RRI Tahuna, RRI SP Talaud, RRI Ende, Atambua, SP Bengkalis, RRI SP
Sabang, RRI Entikong, RRI SP Bula, RRI Sintang dan sejumlah daerah
lainnya. Alasan RRI memperluas jaringan siaran hingga ke wilayah
perbatasan. Pertama adalah untuk membuka isolasi informasi. Siaran
perbatasan di wilayah perbatasan Indonesia, didominasi oleh siaran luar
negeri. Misalnya di Bengkalis, Riau. Sebelum kehadiran RRI SP Bengkalis,
terdapat 60 channel radio dan televisi dari negara tetangga Malaysia. Kedua,
memberikan keadilan informasi. Masyarakat di perbatasan, tutur Niken
memiliki hak yang sama untuk mengetahui dinamika berbangsa dan
bernegara. Harus mendapatkan informasi pembangunan dari pemerintah pusat
dan daerah. Ketiga yakni menanamkan rasa kebangsaan, nasionalisme dan
patriotisme.(Kominfo Jatim) bahkan RRI membuat sebuah acara khusus
didalam Pro 3 RRI yaitu Suara Perbatasan. Suara perbatasan adalah siaran
laporan situasi terkini di perbatasan yang berhubungan dengan kehidupan
88
masyarakat baik berupa ketersediaan sarana dan infrastruktur maupun
pertumbuhan ekonomi, pendidikan, iklim, mata pencaharian serta masalah
penegakan hukum.
Selain itu nilai Tri Prasetya juga melambangkan nilai netralitas dan
independen sesuai dengan isi dari nilai Tri Prasetya yang Ketiga,yaitu kita
harus berdiri diatas segala aliran dan keyakinan partai atau golongan. Nilai ini
terbukti mampu membuat organisasi RRI ini dipercaya oleh masyarakat.
Salah satu contohnya adalah saat Pilpres tahun 2014. RRI memberikan
informasi Quick Qount yang nyaris sama dengan hasil rekapitulasi RRI. Hasil
hitung cepat (quick count) yang digelar oleh Radio Republik Indonesia (RRI)
nyaris sama dengan hasil rekapitulasi suara yang ditetapkan oleh Komisi
Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Hasil hitung cepat RRI mencatat Partai
Nasdem memperoleh 6,68 persen, PKB 9,43 persen, PKS 6,61 persen, PDIP
18,65 persen, Golkar 14,87 persen, Gerindra 11,4 persen, Partai Demokrat
10,26 persen, PAN 7,61 persen, PPP 6,52 persen, Hanura 5,41 persen, PBB
1,60 persen dan PKPI 0,97 persen.
Sementara hasil penghitungan KPU yang telah ditetapkan Jumat (9/5)
malam mencatat, Partai Nasdem 6,72 persen, PKB 9,04 persen, PKS 6,79
persen, PDIP 18,95 persen, Partai Golkar 14,75 persen, Partai Gerindra 11,81
persen, Partai Demokrat 10,19 persen, PAN 7,57 persen, PPP 6,53 persen,
Partai Hanura 5,26 persen, PBB 1,46 persen dan PKPI 0,91 persen.
(Antaranews,2014)
89
Niken kembali berharap hasil hitung cepat pada Pilpres kali ini pun tak
jauh berbeda dari rekap KPU. Dengan demikian masyarakat akan percaya
kepada lembaganya. Niken Mengatakan :
Harapan saya dengan hasil quick count RRI ini menjadi rujukan bagi
masyarakat juga bagi media yang lain, karena quick count RRI ini betul-betul
netral, sekali lagi saya tegaskan bahwa quick count RRI ini netral,
independen, adil, sama sekali kami bukan quick countnya salah satu capres
tertentu. Tapi untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya
kepada masyarakat (Detiknews, 2014)
Menurut Rosarita Niken Widiastuti ― RRI sebagai lembaga penyiaran
publik adalah milik Negara maka seluruh isi siaran yang ditunjukan untuk
kepentingan bangsa dan Negara. Jadi tidak ada sama sekali dukung
mendukung calon tertentu‖ RRI tidak diperbolehkan menjadi partisan
atau underbow partai atau calon tertentu. Sejak RRI mengudara, kata Niken,
RRI memegang teguh prinsip yang tertuang dalam Tri Prasetya RRI. Salah
satu butir dari Tri Prasetya adalah ―Kita harus berdiri diatas segala aliran
dan keyakinan partai atau golongan dengan mengutamakan persatuan
bangsa dan keselamatan negara serta berpegang pada jiwa Proklamasi 17
Agustus 1945‖.(Sugandi Afandi, 2014)
Selain itu juga organisasi RRI masih bertahan karena muatan siaran
RRI yang notabene masih mencerminkan situasi dan kondisi local mulai dari
keseniian dan kebudayaan sebagai pelestari budaya. Terlebih hinga saat ini
RRI memiliki 84 cabang di ibukota propinsi dan kabupaten/kota di seluruh
90
Indonesia. Salah satu contoh dari siaran kesenian dan kebudayaan local
adalah, kesenian betawi, ketprak, dan ludruk. Wawancara dengan HK
mengatakan
setiap hari anda dengerin pro 4 RRI Jakarta pasti dilestarikan budaya betawi,
kalau anda ke RRI jogja pro 4 RRI jogja itu pasti menyiarkan ketoprak
wayang , disurabaya ada ludruk , di RRI padang pasti meletarikan budaya
minang jadi kearifan local di setiap daerah itu dilestarikan RRI seninya juga
dilestarikan RRI ,petuah-petuahnya dilestarikan RRI (Wawancara dengan
HK, Jakarta, 20 Januari 2017)
Nilai siaran muatan local melalui kesenian dan kebudayaan lokal yang
ada di berbagai kota di indonesia lah menjadi keunggulan dari organisasi RRI
dibandingkan dengan organisasi swasta yang saat ini kebanyakan siarannya
kebarat-baratan.
2. SEJARAH
Jasmerah ―Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah‖ itu adalah isi dari
pidato terakhir bung karno (Soekarno) pada tanggal 17 agustus 1966.
Mungkin ini adalah istilah yang pas untuk organisasi RRI mengapa hingga
saat ini dia masih bertahan, ―Sejarah‖. Tidak terpungkiri lagi RRI itu lahir
dari Rahim perjuangan kemerdekaan Indonesia, organisasi RRI lah yang
pertama kali menyiarkan kemerdekaan Indonesia sebagai alat perjuangan dan
perekat masyarakat pada waktu itu , untuk kemerdekaan Indonesia. Informan
N mengatakan ―RRI dibutuhkan karna dia tumbuh dan berkembang, dia lahir
dari Rahim perjuangan, berkembang karna perjuangan, dan tujuannya karna
91
perjuangan itu membuat RRI selalu eksis, sejarah…Jasmerah‖(Wawancara
dengan N, Jakarta, 19 Januari 2017) Wawancara dengan Informan FN juga
mengatakan :
RRI itu bertahan hingga hari ini itu karna sejarah, sejarah ini tidak
bisa…tidak bisa dihapus begitu saja, karena Indonesia sendiri sangat-sangat
kuat dalam memegang sejarahnya, tapi sejarah bahwa ini adalah satu-satunya
lembaga penyiaran radio pertama yang cikal-bakal menyiarkan teks
proklamasi sehingga dia berada dalam sejarah…nah dalam era Soehharto kan
dipertahankan sebagai alat pembangunan, alat pemerintah, kalo Soekarno
kan alat perjuangan. Nah di era reformasi ini alat penyiaran publik nah jadi
corong public (Wawancara dengan FN, Jakarta,12 Januari 2017)
Organisasi RRI hingga saat ini masih bertahan karena organisasi ini
tidak pernah melupakan sejarahnya dan selalu mengacu kepada 4 rambu-
rambu consensus nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
Tunggal Ika. Wawancara dengan Informan HK mengatakan ―menurut saya
kenapa kita masih bertahan hingga saat ini kita memiliki nilai-nilai tadi, dan
saya yakin nilai-nilai RRI yang berorientasi kepada pancasila tadi nilai-nilai
yang berorientasi kepada pendiri bangsa itu lah yang membuat kita bertahan
‗sejarah‘‖(Wawancara dengan HK, Jakarta, 20 Januari 2017)
RRI hari ini masih bisa bertahan karena RRI berlandaskan 4 consensus
nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, maka
organisasi RRI ada untuk mengawal misi bangsa, mewujudkan tujuan Negara
dan ikut berkontribusi dalam mewujudkan kepentingan nasional. Salah satu
tujuan Negara berada pada alinea 4 pembukaan UUD 45 yaitu, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Salah satu tujuan Negara ini memiliki keselarasan dengan
92
visi dan tujuan dari organisasi RRI visi RRI yaitu Menjamin terpenuhinya hak
warga negara melalui siaran yang mencerdaskan, mencerahkan dan
memberdayakan serta berpihak kepada kelompok rentan dan disable. Serta
tujuannya adalah Mewujudkan siaran pendidikan yang mencerdaskan,
mencerahkan dan memberdayakan. Wawancara dengan Informan DH mengatakan:
RRI itu ada itu untuk publik, untuk masyarakat , kita harus visioner, harus
mengawal misi bangsa dengan baik, mewujudkan tujuan negara dengan baik,
ikut berkontribusi dalam mewujudkan kepentingan nasional bangsa
Indonesia. Apa kepentingan nasional itu? Kepentingan nasional adalah cita-
cita bangsa yang termaktup dalam alinea kedua pembukaan Undang-Undang
Dasar 45, kalo tujuan negara itu ada di alinea ke 4 pembukan Undang-
Undang Dasar 45 ada 4 itu, melindungi segenap tumpah darah sebagainya
bangsa, kemudian yang kedua mensejahterahkan, mencerdaskan, dan ikut
dalam ketertiban dunia (Wawancara dengan DH, Jakarta, 12 Januari 2017)
Informan FN juga mengatakan ―fokus pada mencerdaskan bangsa itu
line dengan konstitusi pembukaan UUD 1945 kan mencerdaskan…ikut
mencerdaskan bangsa yakan dan mensejahterakan‖ (Wawancara dengan FN,
Jakarta, 12 Januari 2017). Mencerdaskan bangsa dengan informasi yang
mendidik dan berguna, karena banyak di era sekarang media swasta yang
lebih mementingkan rating yang menarik ketimbang nilai dari informasi
tersebut, karena media swasta mementingkan rating untuk kepentingan
ekonomi mereka. Sedangkan organisasi RRI lebih mementingkan berita itu
penting baru menarik tanpa memikirkan rating untuk orientasi ekonomi,
memberikan siaran yang bersifat informative, pendidikan, kebudayaan ,
hiburan serta mencerdaskan bangsa. Wawancara dengan Informan FN
93
mengatakan ―kalo kita diukur secara ekonomi pake rating ya ngga diperlukan
wong ini manipulasi projek‖(Wawancara dengan FN, Jakarta, 12 Januari
2017). Wawancara dengan HK juga mengatakan:
RRI memegang teguh berita yang benar kita tidak perlu ikut-ikut media
mainstream yang kadang beritanya yang penting heboh yang penting ramai
yang penting sensasi kemudian mendatangkan rating kan gitu? Saya tau itu
media mainstream cenderug berita yang disajikan itu harus memiliki nilai
rating tadi karena bagi mereka rating itu penting kalau iklan gag masuk ya
mati kutu tetapi karena RRI sudah dibiayai Negara dibiayai rakyat RRI tidak
boleh ikut-ikutan prinsip itu news value RRI itu beda dengan news value
radio swasta bagi saya news value RRI adalah pertama berita itu penting dulu
baru okelah menarik biar didengerin orang (Wawancara dengan HK, Jakarta,
20 Januari 2017)
Karena dari awal sejarahnya RRI adalah sebagai suara rakyat (Vox
Populi) , corong Negara, dan sebagai lembaga pelayan public yang berstatus
non komersial maka organisasi RRI harus lebih mementingkan nilai informasi
yang benar serta mencerdaskan sesuai dengan tujuan Negara tanpa
mementingkan rating ekonomi. Karena focus siaran RRI adalah memberikan
siaran yang bersifat informative, pendidikan, kebudayaan , hiburan serta
mencerdaskan bangsa.
Focus ini diimplementasikan kedalam produk siaran RRI yang terdiri
dari Pro 1, Pro 2, Pro 3, Pro 4, . Pro 1 dikembangkan sebagai pusat
pemberdayaan masyarakat local. Pemberdayaan adalah upaya yang disengaja
untuk memfasilitasi public local dalam merencanakan, memutuskan dan
mengelola sumberdaya local yang dimiliki melalui collective action dan
networking. Melalui siaran pemberdayaan, public didorong agar mampu
94
memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat
secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi.
Contohnya seperti acara pro aspirasi yang membahas tajuk-tajuk actual pada
pespektif sosial, pendidikan, budaya, hokum, ekonomi, public dan sejenisnya.
Selain itu ada acara siaran pedesaan dikonstruksi live broadcast untuk
menyediakan ruang interaktif. Menciptakan komunikasi dua arah, public dan
narasumber.
Pro 2, dikembangkan sebagai pusat kreativitas anak muda. Kreativitas
yang ingin dibentuk melalui siaran di programma 2 adalah karakter pribadi
anak muda yang berorientasi kepada hasil terbaik dan krya orisinil.
Contohnya seperti acara just music, pro 2 kreatif, pro 2 request, dll.
Pro 3, jaringan berita internasional dan kantor berita nasional, 24 jam
dengan materi independen, netral dan tidak komersial. Contohnya acara
aspirasi merah putuh yaitu dialog santai membahas tentang berbagai hal
berkaitan dengan aspek sosial, budaya, pendidikan, keamanan dan
keagamaan. Indonesia menyapa , membahas berbagai topic actual berkaitan
dengan perkembangan sosial, politik, ekonomi, dan pertahanan keamanan,
dengan berbagai narasumber.
Pro 4 adalah pelestari budaya dan pembangunan karakter bangsa. Pro
4 didesain untuk membangun karakter bangsa dengan cara menyiarkan acara-
acara yang memberikan pencerahan, mendidik atau menanamkan nilai-nilai
luhur, nilai universal, semangat kemandirian, kerja keras, disiplin, melayani
95
kepentingan public, tanggung jawab, jujur, adil, dan teguh pendirian. Contoh
acaranya adalah siaran pelestarian, warta budaya dan religi yang menyiarkan
budaya didaerah masing masing, seperti menyiarkan ketoprak dan ludruk.
(Company Profile RRI : 17-24)
3. INOVASI
Salah satu fungsi dari budaya organisasi adalah untuk beradaptasi
dengan lingkungan eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
RRI melakukan adaptasi dengan cara melakukan inovasi dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan eksternal. RRI menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksternal melalui inovasi dibidang teknelogi. Tak dipungkiri perubahan
zaman banyak orang sekarang sudah banyak menggunakan gadget
dibandingkan radio biasa seperti dahulu. Teknelogi telah mengalami
perubahan sedemikian rupa. Studi Puslitbangdiklat LPP RRI dari tahun 2010-
2012 menemukan bahwa terdapat kecenderungan yang semakin signifikan
dimana khlayak tidak lagi mengakses radio dengan menggunakan radio
transistor, tapi lebih sering mendengarkan radio dengan menggunakan media
baru (Handphone) (Dewan Pengawas LPP RRI, 2015, hlm. 57). Nah disini
RRI mulai menyesuaikan diri dengan teknelogi agar tidak ketinggalan
zaman.Wawancara dengan Informan RG dan RJ mengatakan :
Jadi perubahan zaman ini misalnya nih, ini contoh saya dibidang teknologi
yakan orang sekarang sudah banyak pake gadget dibandingkan radio biasa
itukan males, udah besar dimasukin kantong susah, kalo dia mau
96
mendengarkan juga semua satu bus terganggu, sekarang semua orang pake
gadget nah perilaku masyarakat dengan gadgetnya itu dia begitu setia dengan
gadgetnya itu, RRI masuklah disitu menyesuaikan dengan tekhnologi.
(Wawancara dengan RG, Jakarta, 19 Januari 2017)
RRI ini terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman artinya dengan
tidak hanya siaran bukan hanya di lakukan didenger diradio tetapi juga
melalui aplikasi melalui website karena sudah banyak ada RRI Online, RRI
30 detik , RRI Play Radio Picture itu suatu inovasi-inovasi yang dilakukan
oleh RRI (Wawancara dengan RJ, Jakarta, 23 Januari 2017)
Dalam hal ini inovasi yang dibuat RRI dalam bidang teknelogi adalah
terobosan baru sebagai respons perkembangan teknelogi dengan meluncurkan
aplikasi RRI Play yang bisa didonwload di App Store (Android) dan I Store (I
phone). RRI Play merupakan aplikasi berbasis android. RRI Play ini
menampilkan RRI seluruh Indonesia mulai dari.Pro 1, Pro 2, dan Pro 4 serta
Vol; Kemudian radio picture, siaran digital, dan programa khusus yang
dikembangkan dalam rangka memperluas layanan siaran berbasis komunitas
atau isu public, misalnya, Channel 5 dan be young. Be young mirip dengan
RRI play, tapi lebih untuk anak muda, misalnya music indie, bank music, dan
sebagainya. Di RRI Play, khalayak juga bisa mengakses beranda NKRI
(Siaran Perbatasan). (Dewan Pengawas LPP RRI, 2015, hlm.58)
97
Gambar 3. B.3.8 RRI Play
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis)
98
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya organisasi sangat penting bagi keberlansungan suatu organisasi.
Menurut Schein Budaya organisasi berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada saat ini banyak
organisasi media massa dan teknelogi yang mengalami degradasi dan kemunduran
dalam mempertahankan eksistensinya, dikarenakan kurang beradaptasi dengan
perubahan sosial baik dari faktor internal maupun eksternal yang terjadi di sekitar
lingkungan organisasinya. Disisi lain, pada saat ini banyak organisasi yang baru
tumbuh dan berkembang secara pesat dikarenakan mereka mampu beradaptasi
dengan perubahan sosial baik internal maupun eksternal yang terjadi di sekitar
lingkungan organisasinya.
Salah satu organisasi media massa yang masih bertahan hingga sekarang
adalah organisasi milik negara, yaitu Radio Republik Indonesia (RRI). Radio
Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945.
Menurut Schein Budaya organisasi itu didasarkan pada suatu konsep
bangunan pada tiga tingkatan, yaitu: Tingkatan Asumsi Dasar (Basic Assumption),
99
kemudian Tingkatan Nilai (Value), dan Tingkatan Artifact yaitu sesuatu yang
ditinggalkan.
Pertama, dalam tingkatan asumsi dasar ditemukan bahwa terdapat beberapa
unsur budaya organisasi yaitu hubungan organisasi dan lingkungan dan homogenitas
versus keragaman. Dalam hubungan organisasi dan lingkungan , dalam studi ini
penulis menemukan bahwa hubungan organisasi dan lingkungan yang ada didalam
organisasi RRI (Internal) adalah bersifat formal dan informal . Bentuk hubungan
formalnya berupa rapat dan laporan kerja yang dilakukan dalam bentuk rapat
konsultasi antara dewan pengawas dengan direksi yang dilakukan sebulan sekali
untuk melakukan komunikasi dan evaluasi program kerja. Bentuk hubungan
informalnya dilakukan melalui media sosial seperti melalui WA, SMS, E-mal serta
media sosial lainnya. Selain Selain berhubungan sosial dengan pihak internal RRI ,
RRI juga melakukan hubungan sosial dengan pihak eksternal seperti Komisi 1 DPR
RI , MENKOMINFO, stakeholder, dan tentu masyarakat. Salah satu contohnya
hubungan yang dilakukan dengan Komisi 1 DPR dan KEMENPAN. Dengan komisi 1
DPR RI adalah dengan diadakannya rapat dengar pendapat yang membahas anggaran.
Dengan KEMENPAN misalnya berkenaan dengan administrasi kepegawaian. Selain
dengan pihak internal dan eksternal yang berbasis pemerintahan RRI juga menjalin
hubungan yang tidak kalah penting dengan masyarakat, Salah satu hubungan sosial
yang terjalin antara organisasi RRI dan masyarakat adalah dengan
diselenggarakannya acara ―Bintang Radio. Selain dengan pemerintahan dan
100
masyarakat RRI juga menjalin hubungan dengan dunia internasional, RRI yang
mewakili Indonesia menjadi salah satu anggota tetap dari ABU (Assosiation Asia
Pasific Broadcasting Union) yang anggotanya adalah organisasi broadcasting
internasional di dunia . Berbicara hubungan sosial atau interaksi pasti akan ada timbul
yang namanya konflik, didalam kubu internal RRI ada cara untuk menyelesaikan
konflik internal. Penyelesaian konflik yang ada didalam tubuh organisasi RRI yang
pertama adalah dengan cara mediasi asas kekeluargaan dan yang kedua terdapatnya
bidang SPI (Satuan Pengawas Internal). SPI (Satuan Pengawas Internal) bertugas
melakukan pengawasan intern keuangan dan operasional lainnya termasuk untuk
menyelesaiakan konflik secara hukum yang ada.
Selanjutnya dalam tingkatan asumsi selain hubungan organisasi dan
lingkungan terdapa juga bentuk unsur budaya organisasi berupa Homogenitas versus
Keragaman. Muncul sebuah pertanyaan mengenai apakah sebuah kelompok itu lebih
baik homogenitas (seragam) atau beragam, ernyata organisasi RRI terdiri dari
kelompok yang beragam, kenapa? Karena RRI adalah sebuah organisasi yang
melambangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sesungguhnya kenapa bisa
melambangkan NKRI karena RRI adalah satu-satunya organisasi yang menyandang
nama Negara Indonesia yang beragam, RRI berada hampir diseluruh Negara
Indonesia dari ujung sabang sampai marauke hingga pelosok-pelosok daerah sampai
daerah perbatasan.
101
Kedua, adalah tingkatan nilai. Terdapat banyak nilai yang ditemukan dalam
organisasi RRI yang dinyatakan secara eksplisit maupun dalam bentuk dokumen
tertulis. Seperti Visi, Misi, dan tujuan organisasi. Selain Visi, Misi, dan tujuan
organisasi. terdapat nilai yang sangat penting bagi RRI yang sudah ada sejak
organisasi RRI berdiri tanggal 11 september 1945, yaitu nilai TRI PRASETYA RRI.
Isi dari nilai Tri Prasetya RRI Pertama, kita harus menyelamatkan segala alat siaran
radio dari siapapun juga yang hendak menggunakan alat tersebut untuk
menghancurkan Negara kita. Dan membela alat itu dengan segala jiwa raga dalam
keadaan bagaimanapun juga. Kedua,kita harus mengemudikan siaran RRI sebagai
alat perjuangan dan alat revolusi seluruh bangsa Indonesia, dengan jiwa kebangsaan
yang murni, hati yang bersih dan jujur serta budi yang penuh kecintaan dan kesetiaan
kepada tanah air dan bangsa. Ketiga, kita harus berdiri diatas segala aliran dan
keyakinan partai atau golongan, dengan mengutamakan persatuan bangsa dan
keselamatan Negara, serta berpegang pada jiwa prokralamsi 17 agustus 1945. Dari
data yang didapat nilai yang ada dalam organisasi RRI berwujud TRI PRASETYA
RRI yang didalamnya terdapat nilai. Nilai jati diri sebagai lembaga penyiaran public
yang non komersil dan berfokus kepada memberikan siaran yang bersifat informative,
pendidikan, kebudayaan , hiburan serta mencerdaskan bangsa. Salah satu fokusnya
yang tidak dimiliki oleh organisasi radio lain adalah RRI memberikan ruang kepada
kebudayaan, RRI berkomitmen memberikan ruang kepada kebudayaan sebagai
pelestari budaya yang diimplementasikan didalam Pro 4. Contoh acaranya adalah
102
siaran pelestarian, warta budaya dan religi yang menyiarkan budaya didaerah masing
masing, seperti menyiarkan ketoprak dan ludruk.
Ketiga, yang terakhir adalah tingkatan artifak. Dalam hasil studi ini ditemukan
beberapa unsur budaya organisasi berupa perwujudan perilaku dan bahasa.
Perwujudan perilaku, didalam perwujudan perilaku terdapat tradisi upacara-upacara ‗
ritual. Didalam organisasi RRI terdapat tradisi upacara yang dinamakan Upacara
Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI yang dilakukan setiap tanggal 11 september.
Upacara penyulutan obor Tri Prasetya RRI ini akan dilakukan di seluruh RRI di
Indonesia dalam waktu bersamaan dipandu oleh direktur utama dari organisasi RRI
pusat yang ada dijakarta melalui teleconference. Upacara penyulutan obor Tri
Prasetya RRI ini memiliki filosofi yang melambang kan nilai mengkobarkan
semangat. Selain tradisi upacara-upacara ritual tedapat juga reward and punishment
yang ada didalam organisasi RRI Reward yang ada dalam organisasi RRI seperti naik
jabatan, promosi, pemberian kesejahteraan, pemberian penghargaan baik bersifat
materil dan non materil, sedangkan Punishmentnya berupa pemberhentian ,
pemecatan dan pencopotan jabatan.
Yang terakhir dalam tingkatan artifak budaya organisasi RRI adalah
perwujudan bahasa, didalam perwujudan bahasa terdapat jargon. Dalam studi ini
ditemukan bahwa organisasi RRI memili jargon . Jargon ini sudah ada sejak awal
lahirnya organisasi RRI, jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udara‖ Pada intinya
jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udara‖ melambangkan nilai semangat perjuangan
103
walau dalam keadaan apapun, bagaimanapun, apapun yang dihadapi, RRI harus tetap
mengudara (siaran) demi menyebarkan nilai-nilai kebangsaan, nilai Tri Prasetya demi
seluruh rakyat Indonesia. Selain terdapat jargon ―Sekali Di Udara Tetap Di Udaa‖,
tedapat juga nama julukan bagi para anggota organisasi RRI yaitu ―Angkasawan
(bagi laki-laki)-Angkasawati (bagi perempuan).
Agar budaya organisasi dapat tersebar didalam organisasi tersebut maka perlu
ada yang namanya sarana penyebaran budaya organisasi. Sarana penyebaran budaya
organisasi yang dimiliki oleh organisasi RRI, disebarkan dalam beberapa bentuk
melalui bentuk fisik maupun non-fisik. salah satunya adalah melalui diklat untuk para
anggota organisasi yang baru masuk, melalui media, website, dan melalui banner
yang diletakkan hampir diseluruh lantai gedung organisasi RRI.
Karena Budaya organisasi berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan
eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya maka budaya organisasi
berperan dalam strategi bertahan sebuah organisasi. Terdapat beberapa factor budaya
organisasi RRI yang berfungsi untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Pertama, adalah nilai. Terdapat nilai Tri Prasetya RRI dalam organisasi RRI
Tri Prasetya RRI merupakan sebuah nilai yang melambangkan nilai jati diri, netralitas
dan independent sehingga berperan membentuk kepercayaan masyarakat terhadap
organisasi RRI. Selain itu juga organisasi RRI masih bertahan karena muatan siaran
RRI yang notabene masih mencerminkan situasi dan kondisi local mulai dari
keseniian dan kebudayaan sebagai pelestari budaya. RRI berkomitmen memberikan
104
ruang kepada kebudayaan sebagai pelestari budaya yang diimplementasikan didalam
Pro 4. Pro 4 adalah siaran pelestari budaya dan pembangunan karakter bangsa, salah
satu contohnya adalah dengan menyiarakn acara acara kebudayaan di setiap daerah
yang menjadi ciri khas daerahnya seperti ludruk atau ketoprak. Selain itu nilai tri
prasetya adalah komitmen untuk membela bangsa dan Negara, dan menyatakan
bahwa NKRI harga mati, serta Pancasila nomor satu Komitmen ini
diimplementasikan dengan cara membangun stasiun radio di daerah perbatasan.
Terdapat 24 titik di wilayah perbatasan yang berhasil dijangkau yaitu RRI
Bovendigul, RRI SP Oksibil, RRI SP Saumlaki, RRI Tahuna, RRI SP Talaud, RRI
Ende, Atambua, SP Bengkalis, RRI SP Sabang, RRI Entikong, RRI SP Bula, RRI
Sintang dan sejumlah daerah lainnya. Alasan RRI memperluas jaringan siaran hingga
ke wilayah perbatasan. Pertama adalah untuk membuka isolasi informasi. Siaran
perbatasan di wilayah perbatasan Indonesia, didominasi oleh siaran luar negeri.
Misalnya di Bengkalis, Riau. Sebelum kehadiran RRI SP Bengkalis, terdapat 60
channel radio dan televisi dari negara tetangga Malaysia. Kedua, memberikan
keadilan informasi. Masyarakat di perbatasan, tutur Niken memiliki hak yang sama
untuk mengetahui dinamika berbangsa dan bernegara. Harus mendapatkan informasi
pembangunan dari pemerintah pusat dan daerah. Ketiga yakni menanamkan rasa
kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme.
Kedua, adalah sejarah. Organisasi RRI hingga saat ini masih bertahan karena
organisasi ini tidak pernah melupakan sejarahnya dan selalu mengacu kepada 4
rambu-rambu consensus nasional yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
105
Tunggal Ika. Maka organisasi RRI ada untuk mengawal misi bangsa, mewujudkan
tujuan Negara dan ikut berkontribusi dalam mewujudkan kepentingan nasional.
Karena dari awal sejarahnya RRI adalah sebagai suara rakyat (Vox Populi) , corong
Negara, dan sebagai lembaga pelayan public yang berstatus non komersial maka
organisasi RRI harus lebih mementingkan nilai informasi yang benar serta
mencerdaskan sesuai dengan tujuan Negara tanpa mementingkan rating ekonomi.
Karena focus siaran RRI adalah memberikan siaran yang bersifat informative,
pendidikan, kebudayaan , hiburan serta mencerdaskan bangsa. Focus ini
diimplementasikan kedalam produk siaran RRI yang terdiri dari Pro 1, Pro 2, Pro 3,
Pro 4, . Pro 1 dikembangkan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat local. Pro 2,
dikembangkan sebagai pusat kreativitas anak muda. Pro 3, jaringan berita
internasional dan kantor berita nasional, 24 jam dengan materi independen, netral dan
tidak komersial. Pro 4 adalah pelestari budaya dan pembangunan karakter bangsa.
Ketiga, adalah inovasi. Salah satu fungsi dari budaya organisasi adalah untuk
beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. RRI melakukan adaptasi dengan cara melakukan inovasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal. RRI menyesuaikan diri dengan
lingkungan eksternal melalui inovasi dibidang teknelogi. Tak dipungkiri perubahan
zaman banyak orang sekarang sudah banyak menggunakan gadget dibandingkan
radio biasa seperti dahulu. Dalam hal ini inovasi yang dibuat RRI dalam bidang
teknelogi adalah terobosan baru sebagai respons perkembangan teknelogi dengan
meluncurkan aplikasi RRI Play yang bisa didonwload di App Store (Android) dan I
106
Store (I phone). RRI Play merupakan aplikasi berbasis android. RRI Play ini
menampilkan RRI seluruh Indonesia.
B. SARAN-SARAN
Dengan temuan hasil studi ini, penulis menyarankan bagi penulis selanjutnya
dalam bidang sosiologi terkhusus sosiologi organisasi bisa dapat lebih
mengembangkan studi mengenai budaya organisasi dalam organisasi manapun. Hal
ini didasari pada masih minimnya hasil studi tentang peran budaya organisasi sebagai
strategi bertahan, bahkan dijurusan Sosiologi Fisip UIN Jakarta. Mungkin bagi
penulis lain dapat melakukan studi yang serupa dengan beberapa pembaharuan yang
dilakukan, misalnya dengan membedakan metoode studi, objek studi, kerangka
berfikir, dan lain-lain.
Saran bagi organisasi RRI, tentu saja harus senantiasa mempergunakan
budaya oganisasi yang dimiliki sebagai strategi bertahan diera modern media massa
saat ini. Budaya organisasi RRI menunjukan bahwa memang organisasi yang
memiliki berbagai unsur budaya organisasi dan berperan sebagai strategi bertahan
tidak akan pernah hilang dalam kehidupan modern media massa saat ini. Tetap
menjaga budaya organisasi yang ada dan tetap menjadi organisasi RRI yang bertugas
untuk mengawal Negara, mencerdaskan bangsa, dan berpegang teguh terhadap
budaya organisasii serta kesenian dan kebudayaan local asli Indonesia sebagai
pelestari budaya.
107
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Sanapiah Faisal, 2010, Format-Format Studi Sosial , Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada
Silalahi,Ulber, 2009, Metode Studi Sosial , Bandung: Refika aditama
Irawan Soehartono, 2011, Metedologi Studi Sosial Suatu Teknik Studi
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ishadi, 1999, Prospek Bisnis Informasi , Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
Agus Sudibyo. Ekonomi Politik Media Penyiaran. (Yogyakarta: LKis, 2004)
Asri Laksmi Riani, 2011, Budaya Organisasi , Yogyakarta: Graha Ilmu
Kusdi, Budaya Organisasi Teori, Studi, dan Praktik, Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono, 2014, Memahami Studi Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Skripsi/Tesis
Indhira S. Meliala, 2009, Skripsi Analisis Deskriptif Budaya Organisasi Perusahaan
Taksi (Studi Kasus Perusahaan Taksi Blue Bird), Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok. Diunduh
darihttp://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124240SK%20005%2009%20Mel%20a
%20-%20Analisis%20deskriptif-Abstrak.pdf
Rahardian Wahyu Pradana, 2012, Skripsi: Pengaruh Budaya Organisasi dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja Anggota Satuan Reserse Kriminal
Kepolisian Resor Kota Depok, Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok, diunduh dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320699-S-
Rahardian%20Wahyu%20Pradana.pdf
108
Sary Eva Yanti, 2015, Skripsi: Eksistensi Radio Republik Indonesia (RRI) Palembang
Pada Era Media Online, Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang diunduh dari
http://eprints.radenfatah.ac.id/196/1/SARY%20EVA%20YANTI_DakJur.pdf
Nick Puma Bhela Haryako, 2010, Skripsi: Peran Program Srawung Praja RRI
Surakarta (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Program Srawung Praja
Sebagai Media Komunikasi Politik Antara Pemerintah Kota Surakarta
dengan Masyarakat, Program Studi Ilmu komunikasi Fakultas Komunikasi
dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh dari
http://eprints.ums.ac.id/12710/
Nurul Jannati Rochmah , 2012, Tesis: Analisis Strategi Komunikasi Eksternal
Lembaga Penyiaran Publik Untuk Menguatkan Reputasi di Mata
Masyarakat: STudi Deskriptif Kualitatif Pada Radio Republik Indonesia.
Dakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu
Komunikasi,Universitas Indonesia diunduh dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20302035-
T30607%20%20Analisis%20strategi.pdf
Christina Sitorus , 2014, Management Of Change Pada Radio Republik Indonesia
Sejak Berubah Menjadi Lembaga Penyiaran Publik , Ringkasan
Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta diunduh dari
http://eprints.uny.ac.id/21716/9/Ringkasan%20Skripsi.pdf
Jurnal
Armanu Thoyib, 2005, Hubungan Kepemimpinan, Budaya, Strategi, dan Kinerja:
Pendekatan Konsep, Jurnal Manajemen & kewirausahaan vol 7.no.1. maret
2005 diunduh dari http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/1942.pdf
Tri Hastuti Nur R dan Taufan Pamungkas, 2014, Pandangan dan Harapan Khalayak
Terhadap RRI Jayapura:Sebuah Riset Audiens, jurnal komuniti, vol. VI,
109
no. 1 maret 2014 ,Diunduh dari
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4492/6_Tri%20Hast
uti%20Nur%20R,%20M.Si%20dan%20Taufan%20Pamungkas%20MJ,%20
M.Si.pdf?sequence=1
Ashadi Siregar. Media Pers dan Negara: Keluar Dari Hagemoni. Jurnal Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik UGM. Volume 4, Nomer 2, November 2000
(171-196). Diunduh dari
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/view/11119/8360
Abdul Halim Azmi, 2014, e-Journal Ilmu Komunikasi Volume 2, Nomor 1 2014:446-
459 Efektivitas Acara Siaran Pedesaan LPP RRI Dalam Meningkatkan
Usaha Ternak Kelinci Kelompok Tani Madurasa Kelurahan Lok Bahu
Samarinda , diunduh dari http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp
-content/uploads/2014/03/JURNAL%20HALIM%20(03-12-14-06-20-15).pdf
Andre A Hardjana, 2010, Jurnal Ilmu Komunikasi; Sosialisasi dan Dampak Budaya
Organisasi volume 7 nomor 1, juni 2010
https://ojs.uajy.ac.id/index.php/jik/article/download/194/283
Rumiris Siahaan, 2013, Pengaruh Reward And Punishment Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara III Rambutan, Jurnal Ilmiah
Bussiness Progress oktober 2013, ISSN 2339-1618 Volume 1, No.01,17-26
diunduh dari http://www.stiebinakarya.ac.id/fpdfbrita/BAB%20III.pdf
Dokumentasi Pribadi RRI
Profil RRI Diunduh dari http://www.RRI.co.id/profil.html 2 oktober 2015
Company Profile RRI diunduh dari
http://pusdatin.RRI.co.id/file/docs/1/Profil%20RRI%202014.PDF
RRI Dari Masa Ke Masa diunduh dari
http://pusdatin.RRI.co.id/file/docs/1/RRI%20Dari%20Masa%20Ke%20Masa
110
Jodhi Yudoyono , 2010, RRI Milik Publik Setelah 65 Tahun , diunduh dari
http://pusdatin.RRI.co.id/file/docs/1/RRI%20Milik%20Publik%20Setelah%2
065%20Tahun.pdf
(Dewan Pengawas LPP RRI, 2016, Rencana Strategis (Renstra) Perubahan LPP RRI
2015-2019
Rencana Induk LPP RRI Tahun 2012-2016 diunduh dari
http://pusdatin.RRI.co.id/file/docs/1/Rencana%20Induk%20LPP%20RRI%20
2 011- 2016.pdf
Dokumentasi Pribadi RRI Pidato Direktur Utama RRI pada Hari Radio ke 68 Tahun
2013 http://pusdatin.RRI.co.id/file/docs/1/UpacaraBendera.pdf
Sugandi Afandi, 2014, Berpegang Teguh Pada Tri Prasetyra, RRI akan Tetap Netral,
diunduh pada tanggal 6 mei 2017 dari
http://www.RRI.co.id/post/berita/93148/nasional/berpegang_teguh_pada_tri_
prasetya_RRI_akan_tetap_netral.html
Dewan Pengawas LPP RRI, 2015, Transformasi RRI Dalam Pelayanan siaran
(Lapoan Kajian Dewan Pengawas 2010-2015 edisi revisi)
Lain-Lainnya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
yang diunduh dari https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2012/11/uu-
no-32-tahun-2002-tentang-penyiaran.pdf
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik yang diunduh dari
http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_11_2005.pdf
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Lembaga
Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia diunduh dari
https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2014/02/pp_no_12_th_2005
Majalah Lider volume 23 edisi oktober-november 2016
111
Muhammad Arief Iskandar, 2014, hitung cepat RRI nyaris sama dengan hasil kpu
diunduh dari http://www.antaranews.com/berita/433610/hitung-cepat-RRI-
nyaris-sama-dengan-hasil-kpu pada tanggal 6 mei 2017
Detik News 2014 ini yang membuat quick qount RRI hampir sesuai dengan rekap
kpu diunduh pada tanggal 6 mei 2017 dari
https://news.detik.com/berita/2632967/ini-yang-membuat-quick-count-RRI-
hampir-sesuai- dengan-rekap-kpu/2
Laporan Singkat Komisi 1 DPR RI diunduh dari
http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K1-Rapat-Dengar-Pendapat-Komisi-I-
DPR-RI-dengan-Direksi-LPP-TVRI-dan-Direksi-LPP-RRI-1423058326.pdf
Kominfo Jatim diunduh dari http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/sebanyak-24-
stasiun-rri-hadir-di-perbatasan-jadi-sabuk-pengaman-informasi
Sumber Wawancara
Wawancara pribadi dengan informan DH , Jakarta, 12-01-17
Wawancara pribadi dengan informan FN , Jakarta, 12-01-17
Wawancara pribadi dengan informan RG, Jakarta 19-01-17
Wawancara pribadi dengan informan N, Jakarta 19-01-17
Wawancara pribadi dengan informan HK, Jakarta 20-01-17
Wawancara pribadi dengan informan RP, Jakarta 23-01-17
Wawancara pribadi dengan informan RJ, Jakarta 23-01-17
cxii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Dokumentasi
cxiii
foto bersama beberapa informan pada saat pencarian data
Gedung organisasi Radio Republik Indonesia yang terletak di jalam merdeka barat no
4-5 gambir Jakarta Pusat
cxiv
Lampiran II
Transcript Wawancara
Transcript Wawancara 1
NAMA : RJ
JABATAN : Kepala Bagian Organisasi dan SDM
WAKTU DAN TEMPAT : 23 Januari 2017 , Jakarta
Tegar : sudah berapa lama anda menjadi pegawai radio republik Indonesia ?
RJ : baru bulan oktober saya menjadi kabag organisasi sebelumnya saya berada di RRI
palembang kalau sudah berapa lama saya dari tahun 94
Tegar : 22 tahun ya bu? Seumuran saya dong bu hehehe
RJ : kalau struktur dalam organisasi eh.. ini muali dari yang tertinggi yaa..? mulai dari yang
tertinggi itu ada dewas dewas ini juga ada ketua dewan pengawas kemudian ada anggota dewan
pengawasnya , anggota dewan pengawas ini mengawasi dari berbagai ini kita unsur kita misalnya , ehh
ada yang untuk mengawasi di lpu , kemudian ada juga yang untuk disiaran, lalu juga ada yang di
ehhmm.. SDM , kemudian tnb juga ada , lalu udah ada 4 ya..? ada lpu, ada siararn pemberitaan ,
kemudian ada SDM, ada tnb, da nada keuangan nahh 5 . dibawah itu ada lagi direksi direksi ini ada
direktur utama , kemudian ada direktur tnb , ada direktur SDM, direktur lpu, direktur keuangan, dan
direktur program produksi program produksi ini didalamnya ada penyiaran yaitu pemberitaan dan
siaran nah iitu dari segi struktur itu peran-perannya jadi mulai dari dewan pengawas itu dia ada yang
khusus untuk mengawasi kita masing-masing gitu . ehmm..
Tegar : ada tidak kriteria khusus untuk menempati jabatan tersebut ?
RJ :kriteria khusus setau saya, jadi begini dari kemaren itu sudah ada dewan pengawas
bagaimana mereka menduduki ini kan tentunya akan ehmm.. melalui seleksi dulu ini khusus direksi
dulu yak karena kalau dewan pengawas kan yang memilih DPR , nah kalau yang ini (direksi) yang
mengangkat adalah dewan pengawas, jadi kalau untuk direksi sendiri akan dilakukan seleksi dulu dari
seleksi itu adalah dari beberapa usulan maupun yang mendaftar itu akan disaring kembali nah ini yang
saya lupa berapa-berapanya yah dari 40 sampai akhirnya tersaring ada 5 orang tapi ini prosesnya harus
eh.. dari segi administrasi diliat kelengkapannya dulu kemudian dia mengusulkan dan di cek dari
makalah dan kemudian juga persyaratan bila sudah masuk diakan diseleksi masuk dulu assement dulu
feed and prpertest nah disaat feed and propertesnya ini lah secara transparan kita ehmm.. seluruh
karyawan se Indonesia bisa melihat karena kita melalui video confferance disitu kita lihat bagaimana
kemampuan, bagaimana visi misi mereka untuk mengawal RRI ini 5 tahun kedepan, nah ini yang
dilakukan. Dari sini itu sudah terbagi ehh..siapa yang menjadi direktur SDM, itu sudah dikelompokan
nah.. sudah dikelompokan tetapi seluruh dewan pengawas itu akan menguji akan melakukan uji
kepatutan itu setelah lolos dari assessment itu ya seleksi itu dulu , nah dari situ bisa terlihat siapa yang
akan menduduki masing-masing direktorat ini direktur ini bagian-bagiannya gitu loh dibagian
direktorat yang saya sudah beri tahu tadi yang ada 5, itu prosesnya mengapa kenapa mereka bisa
menduduki tentunya ini sesuai dengan apa yang menjadi persyaratan mereka mampu dibidang itu
cxv
gituloh setelah dilakukan uji kelayakan kepatutan misalnya seperti direktur SDM dan umum dia punya
ehmm.. visi mereka kedepan gitu loh dan kemudian program-program apa saja yang akan mereka
hadirkan setelah mereka terpilih dan itu ada beberapa program-program percepatan dan memang sudah
harus dibuktikan sekarang ini 6 bulan kedepan ini gitu , itu kalau untuk eeh.. apaa direksinya gitu.
Kemudian apa lagi de?
Tegar : ehmm no 4 dan no 5 bisa digabung aja bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara anda
dengan lingkungan internal radio RRI contohnya seperti pola komunikasi tata aturan dalam
berhubungan antara anda dengan atasan atau bawahan anda? Apakah vertical atau horizontal ?
RJ : ohh iyaa ehm…. Kalau kami saat ini kalau pola komunikasi kami melakukan pola untuk
komunikasi 360 derajat artinya dari kami saya dibawah saya ,jadi gini kami khususnya di SDM dan
umum karena saya dan pak direktur SDM ini sudah lama karena dia pernah menjadi kepala RRI saya
waktu itu waktu di daerah kemudian beliau disini kemudian ehh… pola komunikasi kita kita tetep dari
bawah saya punya kasubag ya dari hubungan ke horizontal kami tetap eh.. melakukan kordinasi
komunikasi konsultasi kepada atasan dan tentunya ehhm..dibawah saya juga harus ehmmm misalkan
kalau ada sedikit ini kami kalau 360 derajat dibawah kami menyayangi di atas kami apa melakukan
apa panutan kami diatas dan di vertical saling menghargai jadi inikami selalu lakukan dalam
komunikasi misal seperti ini, komunikasi yang kami terapkan kami akan melakukan khususnya di
organisasi dan SDM kalau saya saya punya kasubag ya dari kasubag inilah saya melakukan semacam
rapat rutin ya biasanya kami lakukan di hari senin pagi ini kmai lakukan komunikasi bagaimana kami
mengevaluasi kemudian progress kinerja untuk satu minggu kedepan mengevaluasi satu minggu
kebelakang itu yang kami selalu lakukan , nah kemudian kalau untuk keee.. ehh dari hasil ini lalu kami
akan laporkan ke saya akan melaporkan ke atasan langsung dari atasan langsung inilah yang akan nanti
semua akan direkap menjadi bahan evaluasi untuk rapat keseluruhan baik kami kabag kabag yang ada
di organisasi dan SDM itu sih pola komunikasi kami selalu terbuka transparan itu yang kami lakukan
gitu loh
Tegar : terus no 6 itu bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara lingkungan internal dengan
eksternal radio republik Indonesia ,(seperti masyarakat atau dunia internasional) seperti apa
contohnya?
RJ : ohh iya oke kalau kamu dilingkungan SDM ini lebih kelembaga ya..ke kl kl kelembagaan
karena menyangkut apa? Missal kalau SDM ini berkenaan dengan ke pegawaian SDM dari
kepegawaian ini kami pasti akan kemana pasti akan ke kemenpan karena menyangkut pegawai karena
pegawai RRI ini sesuai pp 12 no 41 ada pns dan pbns persoalan pegawai yang ada di pns itu kita
larinya ke kemenpan sedangkan untuk pbns lebih ke kemenkeu tetapi ada juga karena kami dibawah
kominfo saat ini wewenang kepegawaian itu ada pelendegasian yang harus dilakukan dan kami harus
bersama-sama dengan kominfo misalnya masalah pemberhentian pegawai kemudian ehmm.. ada
kasus-kasus perceraian dan kasus lainnya itu juga kami harus berkomunikasi dengan kominfo apa saja
yang menjadi permasalahan dan ini sudah kami lakukan jadi ada banyak hal karena memang kita di
kominfo tetapi ada ada hal yang kita komunikasikan ada juga pelendelegasian wewenang itu ada dikita
gituloh tetapi kita ke eksternalnya tetep ke kominfo kempan kemenkeu karena menyangkut SDM nih
dan juga bkn itu kalau kami ke kesternal , nah kalau ke internal karena di SDM dipusat ini direktur ada
SDM dan umum cakupannya bukan hanya dipusat tetapi juga didaerah di 92 satker nah ini juga banyak
permasalahan karena dibagian kami ini ada banyak orgnisasi tata pelaksana ada tentang apa mutasi ada
juga tentang perencanaan dan pengembangan SDM dan cakupannya luas keseluruh Indonesia di satker
satker terkait pasti terkait eh.. SDM masalahnya eh.. pengangkatan pegawai ,sk pemberhentian, cuti
dan lain sebagainya pokoknya banyak deh masalah SDM yang harus kami urusi didalam tingkatan
internal itu .
Tegar : terus no 7 bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik dalam tubuh
organisasi RRI?
cxvi
RJ : jika terjadi konflik apa nih contohnya kasusnya..? kalau kasus di SDM ini bersama-sama
dengan spi satuan pengawas internal nahh ini kita sudah ada tim kasus missal permasalahan
indisipliner kepegawaian cakupannya bukan dipusat saja tetapi didaerah dan didaerah akan melaporkan
kepusat bahwa ehmm.. misalnya contoh kasus yang bersangkutan sudah terakumulasi tidak masuk ke
46 hari masuk gitu loh merekan akan berkomunikasi dengan kita dan tim kasus akan melakukan rapat
seperti apa nah itukan sudah ada aturan-aturannya bagaimana 46 hari itu sudah harus dipecat nah ini
dengan aturan dasar hukumnya ada kemudian aturan-aturan yang berlaku juga ada itu yang mendasari
kami tetapi tidak langsung ,kami bap dulu kita lihat dulu nah kalau itu permasalahan indisipliner tetapi
kalau permasalahannya itu lebih berat artinya tim kami harus langsung onspot ya kami harus kesana
jadi kami harus kedaerah jadi kami misalkan contoh disalah satu daerah misalnya ada semacam
melakukan ehmm.. melakukan penipuan catetan cap misalkan inikan contoh yaa ini juga harus kami
liat dulu apa yang terjadi permasalahannya seperti apa seberapa beratnya dan kemudian itu dibawa lagi
dan itu akan langsung dilakukan bap ke orang-orang yang dianggap sudah melakukan kesalahan itu
jadi prosesnya harus ada bap dulu kemudian dibawa ke tim kasus kemudian baru diselesaikan dan bisa
saja eh.. kasus itu misalakan sudah melanggar indisipliner kalau pejabat dia bisa diturunkan 1 tingkat
kalau yang staf itu bisa diberhentikan nah..itu bisa jadi penurunan jabatan satu tingkat ada yang
diberhentikan secara tidak hormat gituloh seperti itu, itu salah satu contoh
Tegar : terus nomor 8 dan nomor 9 digabung saja ,apakah menurut anda dalam sebuah organisasi
lebih baik teridiri dari kelompok yang seragam atau beragam, dan apakah dalam organisasi RRI ini
teridiri dari kelompok yang seragam atau beragam, bisa diberikan alasan dan contohnya?
RJ : kalau kita RRI ini beragam jadi seluruh daerah dari sabang sampai marauke dari semua jenis
karakter itu ada gituloh dari jenis budaya yang berbeda itu ada tetapi RRI ehm.. tentunya kita didalam
ini balik lagi walaupun berbeda-beda tapi tetap satu juga jadi apapu yang menjadi ehm… keinginan
kita sih ingin menjadi seragam jadi kalau kami apa lagi RRI tetapi karena visi misi kami jelas visi misi
kita menjadikan lembaga RRI ini apa.. ehmm mendunia kemudian jadi harus satu gituloh dari yang
beragam ini menjadi satu karena kenapa kita kana da 92 satker berbagai macam orang disana tetapi
dari segi aturan dan lainnya harus satu gituloh jadi tersentral karena idealnya pegawai kita harus
tersentral dari pusat gitu loh walaupun di berbagai daerah
Tegar : mungkin menurut ibu dalam organisasi RRI terdiri dari kelompok beragam mungkin
melambangkan NKRI?
RJ : iya betul Negara kesatuan republik Indonesia
Tegar : terus no 10 apa saja nilai, norma, dan budaya organisasi dalam organisasi RRI yang anda
ketahui?
RJ : ya semua ada jadi nilai-nilai kita ehmm itu ada di tri prasetya RRI itu ada 3 kemudian juga
ada di budaya kerja kita juga ada kemudian nilai norma yaa.. aturan-aturan dan perundang-
perundangan itu juga dasar hokum kita dan kemudian ehm.. dalam budaya organisasi ini juga ada
karena kita sekarang ini kita lagi mengangkat reformasi birokrasi ada 8 area perubahan yang kita
terapkan dan itu menyangkut dari disiplin, kemudian kita disana juga ada ehm… zona bebas korupsi
dan lain sebagainya itu banyak itu kalau dijabarkan panjang tuh ada di 8 area perubahan , reformasi
birokrasi yang kita terapkan saat ini.
Tegar : mungkin saya akan focus kenilai tri prasetya ehmm.. makna ehmm.. untuk anggota
organisasi RRI kan harus tau itu bu
RJ : ohh iya jadi itu kan pertama kita harus menjaga alat siaran Negara artinya apapun yang
terjadi yaa… sebagai ehmm apa karyawan RRI sebagai angkasawan angkasawati RRI memang harus
apa menjunjung tinggi itu jadi kita menjaga alat siaran Negara dari ehmm.. pihak manapun yang
menghancurkan jadi ehmm bagaimana loyalitas kita , bagaimana kesetiaan kita, bagaimana kita
cxvii
memiliki bahwa RRI adalah milik kita artinya apapun yang menjadi tanggung jawab kita harus kita
perjuangkan apalagi ehh RRI adalah pelayan masyarakat, RRI ini memberikan informasi kepada
masyarakat , dan inilah yang menjadi komit kita bahwa apapun yang terjadi tetap kita harus menjaga
RRI ini sebagai ehmm pelayan masyarakat, kalau kita bisa bilang radio ehh apa rumah rakyat
Indonesia itu dari segi kesetiaan kita kepada RRI kita harus menjunjung tinggi nih RRI itu sebagai
pelayan public kita harus menjaga RRI dari orang-orang manapun yang ingin menghancurkan lembaga
kita karena kita lihat RRI ini kan radio perjuangan nih ehm.. bagaimana microphonenya RRI ini
menyuarakan kemerdekaan RRI waktu itu nah itu yang menjadi dasar kita itu cakupannya di tri
prasetya kita
Tegar : jadi itu intinya semua dari tri prasetya
RJ : iya dari tri prasetya RRI
Tegar : no 12 itu apakah organisasi RRI memiliki logo, apakah arti/makna dari logo tersebut?
RJ : logo ? kalau saya ini lebihnya ke pelayanan pengembangan usaha tetapi di dalam buku RRI
ini yaah.. ini kan RRI ini dalam cakupannya dan ini adalah ada 3 grlombang jadi kalau lebih jelasnya
banyak nih yah.. eh.. bagi saya logo ini adalah menyatakan bahwa eh mini apa ya bisa dibilang bagi
saya logo ini adalah ehm.. citra kita bahwa ini loh RRI dalam satu kesatuan Negara republik Indonesia
dan mengudara selama 19 jam ini ya resonansinya ini ya. Jadi bagi saya logo ini , bisa dikatakan logo
ini adalah branding kita, citra kita bahwa RRI dimanapun kapanpun ini tetap menjadi bagian dalam
NKRI
Tegar : no 13 apakah ada pakaian khusus yang digunakan dalam keseharian pada organisasi RRI ?
RJ : ada… kalau seragam ehmm kita sekarang ini aturannya kalau hari senin sama selasa itu
putih dengan atribut-atribut ini ada RRI play ,RRI play ini aplikasi kita yang bisa didonwload di
android ya playstore atau istrore disini kita bisa melihat bagaimana RRI seluruh Indonesia mengudara
dari programa 1,2,3,4 jaringan nasional itu pro 3 yaaa.. nah ini ada di RRI play termasuk juga ada apa
radio picture radio bergambar kita semua lengkap di RRI play ini aplikasi kita. Kita putih untuk senin-
selasa hari rabu kita biru dengan atribut yang sama dengan logo yang sama dan belakangnya ada
websitenya juga. www.RRI.go.id dan hari kami situ kita pakai baju batik , dan hari jumat kita pagi
senan dulu senam pagi da itu kita lanjut dengan pakaian seragam batik juga
Tegar :setiap jumat ada senam?
RJ : ada.. itu bagian itu tadi de yang budaya organisasi reformasi birokrasi kita menciptakan
disiplin kita bahwa RRI ini juga aturan-aturan yang harus dijalankan termasuk senam bersama
Tegar : lanjut no 14 apakah dalam organisasi RRI memiliki upaca-upacara/ritual khusus yang
dilakukan, seperti apacontohnya dan apa arti/makna dari upacara tersebut?
RJ : kalau kita upacara ehm… biasanya itu kan hari-hari nasional kan ya gitu misalnya termasuk
juga korpri korpri itu sebenernya tgl 17 kemudian hari nasional itu sudah teragenda misalnya 17
agustus hari kemerdekaan kemudian 11 september hari radio kemudian ini juga apa pokoknya hari-hari
besar deh hari-hari besar kemudian khususnya misalnya kemaren kita merayakan maulid nabi itu kalau
kita memperingati maulid ya kemudian juga ada juga ini bagian dari korpri misalnya perayaan natal itu
yang dilakukan pasti upacara-upacara rutin itu kita lakukan setiap ehh.. tgl 17 itu di daerah dijalankan
17 itu korpri kemudian hari-hari besar hari-hari peringatan nasional yahh.. itu kita lakukan
Tegar :terus yang penting bu 11 september
RJ : ya 11september itu sudah menjadi hari tiap tahun diperingati 11 september itu kita pagi
upacara biasanya kemudian nanti secara serentak seluruh Indonesia akan melakukan penyulutan obor,
cxviii
penyulutan obor ini penyulutan obor tri prasetya jadi kita upacara dulu pagi jadi karyawan/karyawati
seluruh daerah akan ini kemudian biasanya pukul 11 secara serentak kita akan melakukan penylutan
obor diseluruh Indonesia di pandu oleh direktur utama melalui teleconference disana jadi mereka
mengadakan semua itu yang menjadi apa yaa khusus ritual dan itu ciri khasnya dari dulu hingga saat
ini tidak berubah bahwa 11 september itu sebagai peringatan hari ulang tahun RRI
Tegar :kalau penyulutan obor itu ada maknanya gag?
RJ : kalau penyulutan obor itu kalau saya secara pribadi itu sebagai ini apa kita akan terus ada
dimanapun dan kapanpun jadi dengan itu obor tri prasetya tadi kaitannya jadi biasanya gini jadi dirut
akan mengatakan ―marilah saudaraku sebangsa dan setanah air kita … lupa kalimatnya itu jadi kita
sama-sama menyulutkan obor tri prasetya , tadi kan sudah dijelaskan apa makna dari tri prasetya itu
jadi kita bersama-sama dengan mengucapkan bismillahhirahmannirahim kita hidupkan jadi itu seperti
semangat motivasi kita angkasawan/angkasawati RRI bahwa semangat kita harus tetap ada tetap
berkobar untuk bersama-sama kita memajukan RRI ini untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia itu
sih sebenernya makna dari itu
Tegar : terus pertanyaan selanjutnya apakah ada reward and punishment yang diberikan organisasi
RRI terhadap anggotanya, dalam bentuk apa saja reward and punishment yang diberikan?
RJ : reward and punishment dari SDM yah…kalau SDM saja kalau reward ini kalau punishment
dulu deh kalau punishment begini apapun yang dilanggar akan ada punishmentnya contoh tadi kita
sudah menerima tunjangan kinerja disitu kan kita harus ehm… memberikan bukti apa saja yang sudah
dilakukan dengan memberikan laporan kinerja yang setiap hari kita lakukan tetapi capaian laporan
kinerja itu bukan hanya dibuat tetapi memang dilaksanakan nah kemudian absensi kalau sudah
terakumulasi selama 46 hari itu tidak absen maksudnya 46 hari itu bukan gini dalam bulan ini ada 3
bulan depan ada 5 bila 46 hari yang bersangkutan akan diberhentukan kalau dibawah itu tunjangan
kinerjanya akan dipotong ini sudah kita lakukan pemotongan tunjangan kinerja selama 1 tahun
sebanyak 75% banyak hal jadi kalaupun seperti tadi banyak penyelewengan itu sudah di bap bagi
pejabat bisa diturunkan 1 tingkat 2 tingkat atau juga diberhentikan . jadi itu punishment yang diberikan
kepada SDM kita gituloh kalau reward semacam penghargaan sudah banyak kita memberikan
penghargaan malah dari Negara 20 tahun 30 tahun kita memberikan eh…penghargaan kepada orang-
orang yang sudah mencapai masa 20—30 tahun tetapi itu juga dilihat tadi track recornya seperti apa
jadi itu penghargaan yang kita berikan , jadi ada penghargaan satya lencana tetapi satya lencana ini
tidak langsung serta merta diberikan oh kamu sudah 20 tahun nih ohh.. tidak tetapi ada juga yang 20
tahun track recordnya tidak bagus kinerjanya tidak bagus itu tidak diberikan jadi kita memberikan hal-
hal semacam itu. Kemudian reward yang lain banyak ya kelembagaan tapi yang pasti itu tadi kita
memberikan satya lencana satya lencana itu penghargaan bagi mereka yangt mengabdi kepada RRI
dan track recordnya bagus dan kemudian ada juga kita lihat reward dia misal gini dia sudah untuk
menempati suatu jabatan itu juga semacam promosi itu juga sebagai penghargaan kepada orang-orang
yang sudah bekerja dengan baik dan bisa membuktikan pekerjaan itu secara akuntabel dan track
recordnya bagus on the right track pola karir dijalankan itu semacam promosi juga itu semacam reward
juga semacam penghargaan kepada mereka jadi bukan hak promosi orang kan merasa kalau sudah di
feed and propertest ohh ya aku akan diangkat ,tidak…tetapi kita lihat ini juga semacam penghargaan
juga yang diberikan gitu
Tegar : jadi setiap dijajaran direksi itu kira-kira hampir sama ya?
RJ :saya rasa sama sih karena itu kan dari SDMnya yang mengelola kita centralnya gituloh akan
memberikan satya lencana iya, promosi iya, tetapi masukan dari direksi itu karena kan keputusan dari
dewan direksi kami sebagai SDM itu data data yang lengkap data yang kongkrit jadi ini yang kami
berikan hasilnya sudah track recordnya seperti apa kami berikan dan dewan direksi akan rapat dari
rapat akan memberikan keputusan siapa yang berhak, tetapi kalau satya lencana itu juga usulan dari
cxix
daerah-daerah jadi kepala RRI ini berperan ini kepala RRI ini berperan ini sudah layak untuk
menerima penghargaan satya lencana gitulah jadi dilihat track recordnya dan dikirim segala macam.
Termasuk yang promosi ini juga awalnya juga dari masing-masing satker yang memberikan masukan
yang mengusulkan gituloh dengan apa-apa yang sudah lakukan baru dibawa kekita lalu kedewan
direksi dari dewan direksi akan diputuskan ini yang berhak untuk menduduki sebuah jabatan ini
gituloh
Tegar : terus no 18 apakah dalam lingkungan organisasi RRI terdapat jargon,nama/julukan, seperti
apa contohnya? Yang saya tahu kan jargonya misalnya sekali diudara tetap diudara dan julukannya
angkasawan dan angkasawati
RJ : ohh iya banyak ada juga RRI ada di ujung jari seperti RRI play ini kan jargonya RRI ada
diujung jari intinya dimanapun orang bisa mendengarkan gitu , kemudian apa lagi ya kalau dari segi
reformasi birokrasi bersih melayani nah itu jargon kita , banyak sih seperti sekali diudara tetap diudara
, RRI ada diujung jari,
Tegar : sekali diudara tetap diudara itu bu yang sangat penting
RJ : sekali diudara tetap diudara ujung-ujungnyya balik ke tri prasetya RRI tadi bahwa apapun
yang terjadi RRI harus tetap mengudara jadi kita harus berani kita harus memperjuangkan RRI tetap
mengudara agar apa yang kita sampaikan untuk masyarakat ehmm itu akan sampai kita juga kana da
stasiun produksi nih RRI perbatasan untuk menjaga apa keamanan di NKRI itu juga bagian dari sekali
diudara tetap diudara gitu.
Tegar : terus kalau angkasawan angkasawati
RJ : yaa.. kalau angkasawan angkasawati sebutan kita nih bahwa beda kan dengan pegawai-
pegawai lain kan kita sebagai, balik lagi hubungannya dengan sekali diudara tetap diudara, orangnya
orang yang akan melaksanakan adalah angkasawan angkasawati rii itu sebenernya jadi hubunganya
erat sekali diudara tetap diudara , hubunganya lagi kaitannya dalam cakupan tri prasetya tadi jadi
angkasawan-angkasawati itu pelakunya pelaku yang akan memberikan ehm.. pelayan public kepada
masyarakat
Tegar : terus adakah kisah mitos atau sejarah yang terdapat dalam lingkungan organisasi RRI,
misalnya pahlawan yang hingga saat ini menjadi representative dari organisasi RRI ?
RJ : banyak sih pejuang-pejuangnya sebenernya itu balik lagi kesejarah ya, bisa dibaca ya , tetapi
setau saya itu auditorium yusuf ronodipuro itu adalah juga pejuang RRI itu bagian salah satu
contohnya jadi nama itu diabadikan dia juga dalah yang memperjuangkan RRI tetap ada ,
abdurachman saleh , ehmm apa lagi ya banyak sih bisa dilihat di sejarah RRI ya kalau berdirinya tadi
ya itu tgl 11 september 1945 itu sejarahnya
Tegar : nah apakah misalakna kedua nama itu berpengaruh gag sih terhadap kepribadian ibu, seperti
panutan
RJ :ohh iya pasti apa yang sudah mereka kerjakan itu menjadi motivasi kita penyemangat kita
contoh kita tauladan kita itu pasti bagian bagian dari ini, karena dari mereka-mereka lah karena kita
yang meneruskan kader-kadernya yang meneruskan tetapi kita lihat bagaimana perjuangan mereka itu
juga yang harus kita jalankan sekarang , mungkin dulu misalnya contoh kalau dulu kan mengangkat
senjata nih dengan bambu runcing kalau kita kan tidak perlu seperti itu bagaimana kita berjuang untuk
RRI utuk Indonesia ini dengan menambah pengetahuan dan tetap menjalani kehidupan ini dengan baik
kemudian ya apa ya.. untuk maju kedepan sih jangan kita pikirnya mundur kebelakang gitu.
cxx
Tegar :terus selanjutnya bagaimana cara organisasi RRI menyalurkan dan mensosialisasikan
visi,misi,nilai,norma dan budaya organisasi kepada lingkungan internal organisasi selama ini?
RJ : yaa artinya gini kalau dari segi SDM ya? Tetap dari segi disiplin ini yang tadi saya sebutkan
masuk pegawai karena kita punya aturan bahwa pagi ehm.. pukul 8 kita harus hengki disitu kemudian
kita sudah harus bekerja dan kemudian dari ehm.. jadi visi misi kita sudah jelaskankan orang-orang
(pegawai) harus sudah memahami bagaimana penerapannya kalau dari segi SDM ya itu tadi
bagaimana kita tetap menjalankan bahwa kita pegawai RRI harus tetap disiplin disiplin dari segi apa
segi waktu, segi pekerjaan, dan lain sebagainya, kita masuk pukul 8 dan kita pukul 8 kita sudah hengki
disitu kita harus sudah mempersiapkan pekerjaan yang memang dengan topoksinya tugas pokok dan
fungsinya khususnya SDM ya.. kemudian apa-apa yang menjadi pekerjaan itu memang sudah harus
dilaksanakan dan eh.. setelah itu nanti sore kita pulang tetep sebelum pulang kita bertanggung jawab
untuk membuat laporan capaian kinerja lck tiap hari dan itu sistemnya seperti ini staf akan membuat
akan dilaporkan kepada kasubagnya dari kasubag itu akan menilai dalam satu hari pagi ini sore dari
kasubag nanti akan membuat lck kepada kabagnya kabagnya juga akan melaporkan lcknya kepada
direkturnya, kami langsung direktur ya atasan kalau di daerah kabagnya itu atau kasubag jadi kabag
kabid kalau di tu itu kabag kalau dibagian lain kabid itu akan melaporka kepada kepala RRI nya gitu
ini secara berjenjang kita lakukan nah ini lah yang kita buktikan kita benar-benar melaksanakan
pekerjaan itu secara benar dan akuntabel dan itu sebagai pertanggung jawaban kita karena kita kan
sudah diberi gaji dapat tunjangan kinerja inilah yang kita harus buktikan bahwa ini sebagai
pertanggung jawaban kita gituloh
Tegar : ohh iya bu kan SDM mempunyai peran penting dalam recruitmen anggota baru itu kan salah
satu tugas fungsi SDM menyalurkan visi,misi itu bagaimana cara bagian SDM ini menyalurkan nilai
norma visi misi RRI terhadap anggota baru, apakah ada dalam bentuk fisik atau nonfisik?
RJ : ohh iya jadi kalau seperti itu memang kalau penerimaan sekarang kan lagi moratorium nih
pns belom bisa pbpns juga lagi dikunci tetapi kalau hal diklat tadi disebutkan memang ada jadi kita
lakukan tadi kalau untuk staf untuk untuk pejabat kalau kita bukan stafsih pejabat fungsional umumnya
yahh pejabat fungsional umumnya itu sudah kita berikan semacam diklat apapun kekurangan dari
mereka itu yang kita diklatkan misalnya contoh sebenernya itu lebih kedirektorat ya sekarang ini ada
diklat di sector unggulan nah ini juga semacam bagaimana kita langkah-langkah kita untuk visi misi
kita karenakan SDMnya juga harus professional juga dong nah dari sini kita sudah melakukan itu
perekrutan itu ehmm untuk presenter dan penyiar unggulan itu kita lakukan itu juga masuk kemudian
kalau untuk pejabat itu kita juga melakukan diklat diklat kepemimpinan seperti ini baru besok akan
dibuka diklat kepemimpinan p4 p4 ini dia lebih pejabat setingkat kasih kemudian juga ada tim 3
setingkat kepala bagian dan diklat-diklat teknis juga kita lakukan ini upaya kita menciptakan SDM
yang professional karena bagaimanapun untuk mencapai visi-misi memerlukan SDM yang handal gitu
loh inilah yang kita bekali kepada SDM-SDM kita kaitannya dengan visi-misi kita, kalau dengan
banner banner tadi bagaimana kita ehmm itu ada slogan-slogan banner seperti itu , karena kaitannya
lagi dengan reformasi birokrasi itu kana da stop korupsi kemudian banyak lah termask visi-misi kita
karena kenapa visi misi kita karena jangan sampai SDM kita sendiri gag tai visi kita misi kita kalau
ditanya visinya apa ? gag tau itu juga harus kita sosialisasikan kepada teman-teman apa lagi ini kan
perubahan visinih setelah jajaran dewas yahh baru direksi baru visi-misi dewas berubah gitu jadi itu
juga kita sosialisasikan dengan banner banner itu ditingkat internal kita, dan ini juga tidak habis disini
didaerah juga kita sosialisasikan karena kita juga mempunyai website tersendiri nih pusdatin nah
pusdatin itu juga apa apa yang menjadi kebutuhan dari seluruh satker itu bisa dilihat disana apa-apa
yang menjadi agenda RRI itu bisa dilihat disana ehmm.. kemudian kita ada rapat-rapat kerja kepala
RRI kemudian bagian raker tu raker siaran , pemberitaan, ada raker keuangan , itu semua kita buat itu
untuk melakukan kordinasi komunikasi menyampaikan hal-hal yang perlu di sinkronkan
dikomunikasikan
cxxi
Tegar : jadi berarti ehmm.. untuk anggota baru ada diklat khusus untuk mengetahui tujuan
organisasi RRI
RJ : ada jadi gini gini kalo di pns itu kalau dulu seakrang kan tidak lagi menerima pns kami dulu
ada p4 tapi kalau sekarang untk pbpns temen-temen yang baru itu dilakukan apa hampir mirip dengan
p4 itu jadi ada apa … tetapi ini belom semuanya ini karena ini supaya kita memberikan masukan
bahwa iniloh RRI mereka lebih mengenal memahai dan kemudian rasa kepedulian yang tinggi
terhadap RRI nah ini terutama pbpns itu didiklatkan dipanggil disetiap daerah itu seacara bergantian
gelombang 1 gelombang 2 supaya apa mereka lebih paham tentang RRI ini kelembagaan RRI ini
gituloh janga sampai nanti ditanya nama dewas nama direkturnya gag tau gituloh itu yang kita lakukan
Tegar :itu namanya p4 ya..?
RJ : kalau dulu kalau sekarang ini apa ya dia namanya yaa ehm.. sebentar ya saya lupa tetapi
untuk gelombang ini belom ohh iya orientasi pengenalan karenakan ini tadi jangan sampai begini
antara pns dan pbpns itu tidak ada perbedaan dia adalah pegawai RRI yang diakui yak arena kan
pegawai RRI ini kana da dua pns dan pbpns nah jangan sampai pns yang mengetahui kelembagaan
tetapi pbpns juga harus tau karena dia juga sama sama kedudukan dengan pns nah itu kita lakukan
orientasi kita panggil perwakilan dari satker secara bergelombang gelombang 1,2,3 seperti itu nah ini
lah kita berikan pemahaman pemahaman apa itu RRI gituloh jadi didalam internal juga harus ada itu
Tegar : no 22 dari berbagai nilai,norma,dan budaya organisasi tersebut, apakah mempengaruhi anda
dalam bertingkah laku dikeseharian dalam organisasi?
RJ : iya pasti pengaruh karena kenapa karena kita ini sebagai pemimpin walaupun diatas kita
masih ada pemimpin saya harus mencontohkan menjadi panutan gitu jadi saya harus mengatakan
kepada bawahan bahwa ehmm… apa yang saya lakukan sesuai dengan aturan itu juga yang harus
kalian lakukan gituloh kalau saya tidak berpengaruh kesaya saya memerintahkan pakai seragam saya
sendiri tidak pakai seragam gitukan itu kan sudah tidak contoh yang bener disiplin masuk kerja ini jam
8 saya datengnya jam 9 mungkin orang berfikir ohh kan saya atasan dia jadi biarin aja enggak jadi
sangat berpengaruh jadi budaya organisasi tuh dari kita dulu sebagai role model sebagai pemimpin
harus menjadi role model bawahnnya nah ini berpengaruh gituloh jadi harus tetap konsisten terhadap
aturan yang dijalankan baik pemimpin bawahan harus.
Tegar : semua yang ibu sebut dalam bertingkah laku itu didapat dari mana ? apakah ada acuannya
seperti tri prsetya RRI?
RJ : iya pasti saya akan dari situ tri prasetya RRI itu sangat mempengaruhi menjunjung tinggi
jadi itu dari sana berkembang kemudian aturan-aturan yang ada kemudian tentang SDMnya eh..
kemudian yaaa tadi balik lagi kebudaya kerja acuan itu semua ada dari sekarang ini apalagi bagaimana
kita mengoptimalkan pelaksanaan reformasi birokrasi ada 8 are area perubahan itu juga acuan saya
sebagai seorang pemimpin yang sebagai contoh bawahan itu sangat berpengaruh ke saya
Tegar : terus pertanyaan terakhir bu dari berbagai pertanyaan tentang budaya organisasi tersebut,
menurut anda unsur budaya organisasi apa yang masih bertahan hingga saat ini dan apakah budaya itu
RRI itu masih bertahan di era media reformasi sekarang disengitnya globalisasi media saat ini bu?
RJ : yaaa… kalau dari saat ini ya apa yang masih ada kalau kami ini kekeluargaannya sangat-
sangat apaa yaaaa.. sangat baik dari segi ini karena apa ya kalau saya menjelaskan ehhmm.. RRI yang
saya kenal ya secara pribadi saya yaaa.. orang orang berfikir kadang orang ada yang mau misbar nih
pindah kelembaga lain kalau saya tidak karena apa karena saya dari awal masuk RRI saya mencintai
RRI bagaimana ehmm.. dari kekeluargaan kekeluargaan tanda kutip ya artinya ada kkn disana tidak
tetapi dari kekeluargaannya dari pekerjaannya bagaimana kita menjadi pelayan masyarakat kita bisa
terjun langsung melihat apa sih kebutuhan masyarakat diluar gituloh itu yang menjadikan bahwa apa
cxxii
disini nilai-nilai kekeluargannya sangat kental , tetapi dari segi nilai kekeluargaan ini tetap menjunjung
tinggi bahwa RRI adalah pelayan public RRI menjunjung tinggi tri prasetya dan ehm… ini yang saya
rasakan saat ini gituloh
Tegar : jadi kira-kira RRI masih bertahan hingga saat ini karena ada unsur kekeluargaan , ada gag
unsur lain yang membuat RRI ini masih bertahan hingga sekarang, seperti dari tri prasetya dari
sejarahnya?
RJ : yaa.. dari sejarah juga ada bahwa kita adalah pelayan public dari segi ini lah RRI masih
bertahan bagaimana kita melayani semua kebutuhan public dari segi informasi hal-hal apa saja yang
dibutuhkan oleh masyarakat itu terus ada gituloh jadi RRI terus apa tetap konsisten untuk menjadi
pelayan public untuk memberikan ehmmm informasi dan ini tadi bahwa RRI sekarang sudah
berkembang kepada RRI perbatasan disitu ada stasiun produksi bagaimana kita memberikan informasi
dan ini juga adalah salah satu kita mewujudkan ehmm apa keamanan di Negara kesatuan republik
Indonesia di daerah-daerah perbatan seperti itu , saat ini saya rasakan RRI ini tuh terus berkembang
RRI terus berkembang tetap menjadi pelayan public itu yang saya rasakan saat ini dari segi
kekeluargaan oke dari segi pelayan public RRI terus konsisten tidak berubah jadi terus melayani public
dengan ehm… informasi yang bener-bener akurat gitu
Tegar : jadi sejarah nilai tri prasetya termasuk?
RJ : iya termasuk disana didala itu jadi nilai tri prasetya itu sampai sekarang it uterus ada itu
yang saya rasakan kemudian karena ini juga ehmm…kita melihat dari sejarah kita di awal bahwa RRI
itu adalah ehm..apa yaa rumah rakyat Indonesia ini yang saya rasakan jadi tri prasetya terus tertanam
dan kemudian RRI adalah pelayan public dan ini terus secara konsisten kita melakukan itu loh?
Tegar : ada ukurannya gag sih bu RRI masih bertahan hingga saat ini, apa seperti mengikuti
perkembangan zaman dengan membuat aplikasi RRI play
RJ : iya pasti sekarang ini terus berkembang RRI terus mengikuti apa yang menjadi kebutuhan
karena kalau kita yang dulu hanya mendengarkan radio tok gag ada perkembangan RRI juga akan
tertinggal tetapi dengan inovasi tentunya jadi dengan inovasi RRI bisa berkembang eh… jaid gini RRI
terus berinovasi dengan mengikuti perkembangan zaman ya jadi apapun yang dilakukan yang saya rasa
RRI ini terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman artinya dengan tidak hanya ehm..siaran
bukan hanya di lakukan didenger diradio tetapi juga melalui aplikasi melalui website karena sudah
banyak ada RRI online RRI 30 detik RRI play radio picture itu suatu inovasi-inovasi yang dilakukan
oleh RRI jadi bagaimana merecruit pendengar sebanyak-banyaknya eh.. kita akan memberikan
informasi melalui media-media itu tetapi tetap bahwa tetapi itu adalah radio republik Indonesia jadi itu
jadi kita tetep kita melihat kalau radio radio swasta buka competitor kita tetapi itu adalah saudara kita
temen kita kita tidak tetapi RRI tetap jalannya tetep sesuai dengan visi misi kita maju kedepan dengan
mengikuti perkembangan zaman dengan berbagai inovasi kemudian memberikan apa acara-acara
unggulan jadi ada quick queen jadi acara-acara unggulan jadi itu yang kita berikan kepada masyarakat
jadi kebutuhan masyarakat harus cepat tanggap ini yang kita ciptakan dengan menciptakan acara-acara
unggulan bagaimana pendegar itu tidak bisa lepas dari RRI itu sebagai sebuah kebutuhan dan
memperluas jangkauan kita terus kita tadi buat stasiun produksi disitu kemudian ehmm kenapa supaya
apa yang kita informasikan itu sampai tidak hanya batasan-batasan daerah-daerah yang cakupanya itu.
Transcript Wawancara 2
Nama : N
cxxiii
Jabatan : Direktur SDM dan Umum
Waktu dan Tempat : 19 Januari 2017, Jakarta
Tegar : Jadi gini pak langsung aja biar mempersingkat waktu, pertanyaan pertama
hmm…Bagaimana struktur yang ada di organisasi RRI pak? Yang dari ini aja pak PP No. 12 Tahun
2005 tentang struktur kan ada tuh pak.
N : Ya struktur organisasi?
Tegar : Iya.
N : Struktur organisasi RRI terdiri ada Dirut Eselon I, kemudian ada Direksi…Direksi ada 5
(Direktur SDM dan Umum, Direktur TMB, Direktur Program dan Produksi, kemudian Direktur
Keuangan, dan Direktur LPU…Layanan Pengembangan Usaha). Itu strukturnya, kemudian di bawah
Direksi itu ada para Kasatker, ada Kepala RRI Tipe A, ada Kepala RRI Tipe B, ada Kepala RRI Tipe
C. Dan Direktorat ada Kabag, ada Kabid…itu strukturnya organisasi yang ada. Kemudian RRI itu kan
berdasarkan amanah Undang-Undang ada Dewas. Dewas itu adalah unsur keterkiraan publik, 3 hal
yang ada dalam unsur Dewas itu ada unsur lembaga penyiaran publik dalam hal ini dari RRI, ada unsur
dari pemerintah dan ada unsur dari Publik. Jadi ada 3 unsur jumlah anggota Dewasnya itu 5
strukturnya Ketua dan anggota…itu aja sih.
Tegar : Tugas fungsi secara singkatnya aja pak? Dewa situ untuk apa? Direksi…
N : Tugas dan fungsi Dewas diantaranya memilih Direksi, menetapkan rencana strategi 5 tahun
ke depan, dan berbagai kebijakan umum untuk dilaksanakan oleh Direksi…membuat visi misi lembaga
kan seperti itu.
Tegar : Terus bagaimana cara seseorang itu bisa menempati posisi itu pak? Kayak misalkan Dewas
atau direktur? Dewas kan dipilih oleh DPR…
N : Ya kalo Dewas melalui sistem terbuka, sistem seleksi terbuka ya…pemerintah membuat
pansel, kemudian pansel menyeleksi sampai beberapa tahap, nah kemudian setelah itu dijaring lewat
pansel…pansel itu terdiri dari unsur pemerintah, unsur publik, dan unsur praktisi penyelenggara…nah
dari unsur itulah pansel itu memilih, dari semua pendaftar dari 3 unsur itu, kemudian disaring
diusulkan ke pemerintah…melalui pansel ini ke presiden untuk ditetapkan berapa orang, nah 15 orang
ditetapkan kemudian presiden menyetujui nama itu ke DPR dan DPR memilih dari 15 itu menjadi 5.
Jadi 15 nama yang dikirim oleh presiden…dari 30 nama dari pansel, kemudian diseleksi di presiden
memilihlah 15, kemudian dibawa ke DPR dan dari 15 itu dipilih 5…itu untuk Dewas, kemudian
Dewas ini tugasnya adalah menyeleksi secara terbuka kepada Direksi, nah regulasinya seperti itu, ada
pansel juga…nah pansel itu menyeleksi secara terbuka dan juga membuka kepada publik ya silahkan
siapa saja yang mau mendaftar menjadi Direktur.
Tegar : Apakah ada kriteria tertentu? Misalkan minimal beberapa tahun di organisasi RRI ngga?
N : Ada persayaratannya…persayaratannya itu yaa pengalaman kepemimpinannya itu, pernah
memimpin Satker, berpengalaman di bidang penyiaran itu salah satu persayaratan-persayaratannya.
Tegar : Terus bagaimana hubungan sosial dan pola komunikasi yang ada di organisasi RRI pak?
N : Maksudnya?
Tegar : Pola komunikasinya itu apakah vertikal ataukah horizontal?
N : Dua-duanya. Komunikasi secara vertikal, horizontal, semuanya dijalankan. Ada komunikasi
secara structural ya dari atas ke bawah, kemudian pola komunikasi secara manajerial dan pola
cxxiv
penilaian manajerial itu ada namanya kami katakana pola karir penilaian 360 derajat. Penilaian 360
derajat itu artinya komunikasinya untuk menilai orang itu harus dilihat hmm…kalo diibaratkan staff
mau dipromosi menjadi pejabat ya itu harus dilihat dari para karyawan itu bagaimana penilaiannya
kepada yang berangkutan, kemudian atasan semuanya menilai. Kalo pejabat structural mau dipromosi
lagi lebih tinggi, pejabat ini harus dilihat oleh atasannya, oleh koleganya kiri, kanan, depan, belakang,
atas, bawahannya itu pola interaksi, pola komunikasi untuk menentukan bagaimana seseorang itu
dinilai baik atau tidak, track recordnya baik atau tidak, kemudian prestasinya baik atau tidak.
Tegar : Berarti kalo dari atas ke bawah itu dalam bentuk tugas, kalo dari bawah ke atas itu dari
bentuk laporan kerja gitu pak?
N : Iya seperti itu.
Tegar : Terus bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik pak di dalam tubuh
organisasi RRI?
N : Ya kita inikan organisasi ada aturan, cara menyelesaikan masalah yaitu bagaimana
penerapan aturan lawing bossement. Sudah sangat jelas kayak disiplin, kalo melanggar kedisiplinan
ada berbagai tahapan-tahapan pelaksanaan sebelum menentukan atau memutuskan pelanggaran
disiplin berat atau ringan, semuanya ada proses pembinaannya…pembinaannya tegur secara lisan dulu,
lalu tertulis baru dijatuhkan sanksi nah sampai hari ini sudah 41 kami pecat karena indisipliner.
Tegar : Terus selanjutnya kita mengetahui di dalam organisasi ini beragam ya pak. Kalo menurut
bapak apakah lebih baik dalam sebuah organisasi itu beragam atau seragam pak?
N : Maksudnya seragam beragam apa?
Tegar : Maksudnya beragam itu terdiri dari berbagai orang yang berbeda hmm…budaya yang
berbeda. Apakah lebih baik terdiri dari…
N : Ya organisasi itu namanya kita Indonesia heterogen itu, keberagaman budaya tentu kita
mengakomodir RRI itu adalah rumah rakyat Indonesia manajemennya manajemen keberagaman
budaya kita mengakomodir siapapun dia secara nasional. Jadi tidak bisa bahwa RRI harus dimanaj
dengan satu entitas ngga bisa, dia harus entitas nasional dan cara memanajnya itu adalah pola
pemberlakuan sistem komunikasi keberagaman budaya, pola penindakan itu juga keberagaman budaya
artinya keberagaman budaya itu kita harus memahami masing-masing budaya dan karakter gitu.
Tegar : Terus apa saja nilai, norma, dan budaya di organisasi RRI pak?
N : Nilai-nilai yang ada pertama nilai pancasila harus melekat disitu.
Tegar : Ideologi?
N : Ideologinya…nilai konstitusional Undang-Undang Dasar 1945, nilai kulturalnya nilai-nilai
budaya yang ada melekat. Itu semua nilai-nilai yang ada di RRI, kemudian nilai organisasi yang
dibentuk berdasarkan sebuah sistem.
Tegar : Bagaimana dengan tri prasetya RRI pak?
N : Nah itu termasuk sebuah nilai, nilai yang melekat pada RRI itu termasuk sumpah tri
prasetyanya tadi, ideologi, kemudian konstitusionalnya falsafahnya, salah satu falsafah yang melekat
di RRI adalah Tri Prasetyanya.
Tegar : Makna yang paling kuat itu apa pak dari Tri Prasetya itu?
cxxv
N : Tri Prasetya itu sebuah ikrar dimana menunjukkan identitas RRI bahwa RRI itu lahir dalam
perjuangan dan dia tidak pernah berpihak pada siapapun kecuali pada kebenaran. Kebenaran apa?
Kebenaran lahirnya NKRI, kebenaran tentang tujuan NKRI, kebenaran eksistensi NKRI dan penguatan
NKRI. Itu esensi daripada Tri Prasetya nilai perjuangan, berjuang untuk menegakkan bahwa sekali di
udara tetap di udara itu nilai perjuangan disitu. Kemudian nilai indepedensi berdiri di atas segala
aliran, keyakinan, partai atau golongan…itu sebuah identitas, perjuangan, komitmen bahwa RRI itu
tidak bisa diinterpensi oleh siapapun dan tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun, tidak boleh berpihak
pada kepentingan apapun selain kepentingan NKRI.
Tegar : Selama bapak bekerja disini nilai, norma, dan budaya organisasi apa yang bapak terima?
N : Ya termsauk tadi itu nilai-nilai organisasi yang telah tertanam sejak filosofis itu Tri Prasetya,
kemudian nilai-nilai sebuah organisasi yang lahir dari berbagai dimensi…dimensi reformasi, dimensi
orde baru, itu semua sebagai nilai-nilai oraganisasi yang berubah sesuai dengan era tuntutan.
Kemudian niali-nilai reformasi birokrasi yang menegakkan aturan, yang menegakkan konsistensi
kepada sebuah punishment and reward, kemudian nilai-nilai bagaimana menghargai secara alur
vertikal horizontal, itu nilai-nilai organisasi yang ada di RRI yang tumbuh sedinamika yang ada gitu.
Tegar : Kita mengetahui organisasi RRI memiliki logo ya pak? Ada makna dari logo itu ngga pak?
N : Logo RRI itu selalu berubah tapi yang tidak pernah berubah itu Tri Prasetyanya. Logo itu
selalu berubah sesuai dengan visi misi, sesuai dengan arah dan muara yang akan dituju, seiring dengan
arah muara yang dituju oleh bangsa ini, searah pembangunan jangka panjang, jangka menengah, kan
kita harus sesuaikan disitu tapi inti yang tidak pernah dirubah di RRI itu adalah ideologinya,
falsafahnya nah itu yang tidak pernah berubah.
Tegar : Terus apakah di organisasi RRI ini memiliki upacara-upacara khusus atau ritual yang
dilakukan pada hari tertentu.
N : Itu dalam rangka mempertahankan sebuah tradisi, tradisi budaya, tradisi realigi, tradisi
kultural, macam-macam disitu, itu terakumulasi dalam tradisi penyulutan obot Tri Prasetya.
Penyulutan obor Tri Prasetya itu adalah simbol bagaimana prosesi lahirnya sebuah media dan
konsistensi dalam memaknai sebuah peringatan hari ulang tahun, disitu sangat kental terurai dalam
prosesi pelaksanaan upacara dan pelaksanaan penyulutan obor Tri Prasetya pada tanggal 11
September.
Tegar : Dan upacar-upacara hari besar juga tetap ada?
N : Ya sebagai bagian dari komunitas NKRI, sebagai institusi negara ya tentu peringatan-
peringatan hari bersejarah adalah bagian daripada peringatan yang dilakukan oleh RRI.
Tegar : Terus ada ngga pak tradisi-tradisi dari organisasi RRI, misalkan kayak tradisi pelantikan
anggota baru atau apa gitu pak?
N : Tradisi yang ada disini adalah tradisi bagaiamana melepas kalo seandainya sebuah jabatan
diserahterimakan ya kita lazimnya seperti itu ya itu bisa sanggup melepas, kemudian memberi pesan,
kemudian memberi pengarahan itu tradisi untuk kategori bagaimana dinamika organisasi berjalan,
tradisi sartijap, tradisi syukuran, tradisi macam-macam…bagaimana menumbuhkan nilai-nilai
pengembangan nilai forsa, kebersamaan, solidaritas.
Tegar : Itu makna jiwa forsa?
N : Iya.
cxxvi
Tegar : Ada kan di lingkungan organisasi RRI ini terdapat jargon atau julukan dan sebagainya?
Jarkon seperti misalnya sekali di udara tetap di udara itu maknanya apa?
N : Sekali di udara tetap di udara maknanya itu apapun yang terjadi harus kita mengudara, itu
nilai semangatnya itu adalah bahwa sekali diudara tetap di udara itu artinya RRI tidak boleh hilang,
siaran itu tidak boleh terputus apapun yang terjadi, maka itu menyelematkan siaran radio dari siapapun
yang henak menggunakan alat tersebut untuk menghancurkan negara kita dan membela alat itu dengan
segala jiwa dan raga dengan keadaan bagaimanapun dan dengan akibat apapun itu ikrarnya, artinya
disitu sekali di udara tetap di udara, berdiri di atas segala aliran keyakinan, partai atau golongan dan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta keselamatan negara itu mengemudikan siaran RRI
pada siapapun yang hendak menggunakan alat tersebut nah itu jadi 3 sumpah ikhtiar, ikrar yang
termaktub dalam pagam 11 September itu yang dikenal sebagai Tri Prasetya itu, bungkusannya sekali
di udara tetap di udara.
Tegar : Terus sama itu pak kan yang di monument tiang bendera itu ada jargon juga tuh lebih baik
saya mati…si pak siapa ya namanya ada pahlawan juga, di tiang bendera itu kan ada prasasti yang
tulisannya lebih baik saya mati daripada apa apa NKRI itu apa tuh pak maksudnya?
N : Itu kan artinya nilai sebuah perjuangan, nilai heroic, komitmen, jiwa seorang pahlawan
―Lebih baik mati berkalam tanah daripada hidup di jajah Belanda‖ kan seperti itu, itukan sebuah nilai
patriotisme seperti itu, nilai patriotismnya RRI itu Tri Prasetya apapun yang terjadi siaran harus tetap
di udara, itu nilai patriotism.
Tegar : Terus makna angkasawan sama angkasawati itu apa pak? Kan itu julukan…
N : Angkasawan angkasawati itukan sebuah penamaan bahwa orang yang bekerja di RRI itu
disebut angkaswan karna di udara, angkasawati ada perempuan sama dengan laki-lakikan gitu.
Tegar : Ada makna terselubungnya ngga sih pak?
N : Maknanya tadi itu esesnsinya orang yang bekerja di RRI itu sebagai angkasawan sekali di
udara tetap di udara dengan memegang teguh prinsip Tri Prasetyanya itu, bahwa siapapun yang
menjadi angkasawan angkasawati RRI itu adalah pahlawan-pahlawan Tri Prasetya, pahlawan-
pahlawan penyiaran.
Tegar : Terus ada ngga sejarah-sejarah RRI itu pak secarasingkat aja?
N : Ya itu sejarahnya tuh lahir pada tanggal 11 September yang diperingati, panjang itu kalo
berbicara sejarah bagaimana lahirnya RRI, bagaimana ketika perang RRI, dijadikan media pemersatu
bangsa, bagaimana bisa bangsa ini merdeka kalua tidak ada media massa untuk menyatukan,
bagaimana dia bisa tau kemerdekaan Indonesia kalua tidak ada RRI saat itu, tidak ada media saat itu,
bagaimana bisa Belanda tau kalo Indonesia merdeka kalo bukan karna proklamasi disiarkan oleh RRI
keseluruh dunia, bagaimana rakyat di pelosok tanah air bisa mengetahui bahwa ikhtiar perjuangan,
semangat perjuangan, nilai-nilai perjuangan, kemerdekan, persatuan dan kesatuan kalau tidak
digelorakan oleh media RRI yang satu-satunya media yang dapat menjangkau seluruh masyarakat.
Tegar : Terus bagaimana organisasi RRI menyalurkan visi misi, nilai, norma, dan budaya
organisasinya terhadap lingkungan internalnya pak terhadap anggota organisasi-organisasinya?
N : Pertama melalui sosialisasi, melalui pembinaan, melalui pengarahan itu caranya.
Tegar : Saya lihat itu ada banner-banner tentang budaya organisasi di setiap lantai kayaknya.
N : Iya, dan menurut penilaian kinerja melalui juga evaluasi, semua karyawan dievaluasi, semua
pejabat dievaluasi, kinerjanya, komitmennya, integritasnya, soliditasnya, solidaristasnya.
cxxvii
N : Apakah pas penerimaan anggota barukan biasanya ada diklat pak, apakah pas diklat itu
digodok?
N : Ya sudah pasti, diklat itukan penanaman nilai-nilai budaya organisasi, penanaman visi misi
organisasi, penanaman doktrin Tri Prasetya, visi misi lembaga, struktur organisasi, semuanya
ditanamkan disitu pada saat diklat.
Tegar : Terus itu pak kan yang di lantai dasar ada gambar-gambar, wallpaper dinding itu apa pak
maknanya?
N : Maknanya adalah mengingatkan nilai-nilai perjuangan yang sekarang sudah mulai luntur
sehingga melalui diorama itu bisa orang tergerak, bahwa kemerdekaan itu, bahwa yang kita hirup
sekarang itu tidak terlepas dari perjuangan para pendahulu kita kan itu semuanya, mengingatkan agar
kita sadar bahwa kita sebagai yang sungguh enak pada saat ini, mari kita memelihara,
mempertahankan kenikmatan kemerdekaan yang telah ada dengan cara mengkatkan persatuan dan
kesatuan, tidak saling memprovokasi, tidak saling memecah belah.
Tegar : Dari berbagai pertanyaan yang telah saya tanyakan tentang nilai, norma dan budaya
organisasi apakah mempengaruhi bapak dalam berperilaku keseharaiannya baik di lingkungan internal
maupun eksternal?
N : Bukan mempengaruhi justru merubah orang yang tidak tau berinteraksi secara Tri Prasetya
pasti tahu dan itu panduan, misalnya bagaimana independensi RRI ya harus kita jaga, seperti kepala
RRI misalnya atau sebagai angkasawan RRI dia harus berperilaku netral, dia tidak bisa menjadi bagian
dari polarisasi peta konflik dari sebuah pertikaian di luar, jadi itu perilaku internal kita harus menjaga
hubungan profesioanal, hubungan institusioanal, dan hubungan emosional, misalnya kan RRI
independen netral seorang kepala RRI dia berkomunikasi kepada siapapun silahkan harmonis, akrab
seakrab-akrabnya secara pribadi, tapikan ketika dia kepala RRI dia harus menjaga rambu-rambu karna
keakrabannya kemudian dia ikut pilkada…harus dipilah hubungan emosional, personal, institusional,
dan fungsional itu harus dipilah berjalan paralel tetapi berbeda bingkai. Itu perilaku yang harus
dilakukan oleh angkasawan angkasawati RRI, apalagi namanya para pemimpin RRI. Kita bisa bupati
adalah saudara kita, hubungan pribadi itu ya mutlak dijaga secara harmonis secara baik, tetapi ketika
dia berbicara secara pilkada harus ada rambu-rambunya walaupun anda adalah saudara saya tapi anda
tidak bisa seenaknya menggunakan RRI untuk tujuan politik, harus ada aturan-aturan nah disitu
interaksi kita harus ada yang membatasi adalah prinsip lembaga, visi lembaga, tugas lembaga, fungsi
lembaga.
Tegar : Bagaimana pola komunikasi antara RRI dengan pihak eksternal pak seperti masyarakat atau
ngga DPR ataupun presiden?
N : Ya pola komunikasinya pola komunikasi sebagai institusi negara, pola komunikasi sesuai
negara ada etika, misalnya dengan DPR kami adalah lembaga negara yang harus berkomunikasi secara
fungsional, secara fungsional RRI dikontrol oleh DPR ya tentu kami berkomunikasi antara pengawas
dengan yang diawasi itu. Jadi komunikasi fungsional dan pola komunikasi non fungsional, komunikasi
non fungsional boleh kami berkomunikasi minta perangkat, berdiskusi bagaimana perkembangan RRI
kedepanannya tetapi ketika berbicara masalah komunikasi secara fungsional maka DPR sebagai
perwakilan rakyat mengontrol RRI ya disitu letak komunikasinya harus dipilah komunikasi secara
fungsional dan non fungsional.
Tegar : Terus sarana komunikasinya dalam bentuk laporan kerja:
N : Itu sudah pasti, jadi komunikasi secara fungsional itu secara normati (formal). Kalo
komunikasi non formal itu ya komunikasinya ya biasa, bisa say hallo, bisa komunikasi langsung, kan
berbagai macam sarana komunikasi sekarang.
cxxviii
Tegar : Terus dengan masyarakat gimana pak?
N : Ya masyarakat komunikasi kami adalah komunikasi fungsi, fungsinya adalah penyiaran,
mereka berkomunikasi secara siaran adalah feedback dari siaran kami, komunikasi di luar itu adalah
komunikasi secara biasa, bagaimana meminta saran, bagaimana meminta pandangan, komunikasi
secara human relation sebagai bagian dari entitas nasional seperti itu.
Tegar : Terus akhir dari penyataan ini dari semua pertanyaan tentang nilai, norma, dan budaya
organisasi, menurut bapak unsur apa saja yang masih bertahan hingga saat ini dan menurut bapak
kenapa RRI bisa bertahan hingga saat ini? Apakah karna unsur budaya yang tadi itu pak?
N : RRI bisa bertahan dan sampai kapanpun bisa bertahan karna dia adalah kebutuhan publik,
kebutuhan masyarakat, sebuah kebutuhan tidak akan bisa hilang dan pasti akan bertahan. Misalnya
manusia butuh air pasti akan cari airkan? Ya kenapa sekarang walaupun tumbuh subur berbagai media,
tetapi media itu media partisan. RRI dibutuhkan karna dia tumbuh dan berkembang, dia lahir dari
Rahim perjuangan, berkembang karna perjuangan, dan tujuannya karna perjuangan itu membuat RRI
selalu eksis, sejarah…jas merah jangan pernah melupakan sejarah gitu, dan bukan karna itu jas merah
harus terbentang ke depan, dia dibutuhkan untuk generasi mendatang, sekarang bagaimana media lihat
semua meia partisan. Nah RRI tidak boleh larut disitu, tidak boleh mengkooptasi, tidak boleh
melakukan pemetaan-pemetaan kepada publik tetapi RRI itu adalah perekat budaya, perekat NKRI,
penguat nasionalisme, sehingga itulah yang membuat RRI selalu eksis karena dia dibutuhkan dalam
rangka mempersatukan NKRI, dia bukan milik pribadi, dia bukan milik kelompok tetapi dia milik
masyarakat bangsa Indonesia dengan satu tujuannya garis lurus merah putih NKRI gitu.
Transcript Wawancara 3
NAMA : RG
JABATAN : Direktur TMB
WAKTU DAN TEMPAT : 19 Januari 2017, Jakarta
Tegar : Oke, bapak ngga sibuk kan pak?
RG : Ya.
Tegar : Hmm…sudah berapa lama pak bapak sebagai pegawai RRI?
RG : 27 tahun.
Tegar : Oh 27 tahun. Nah terus bagaimana struktur organisasi yang ada di dalam organisasi RRI pak
sesuai dengan PP 12 tahun 2002 apa 2005 tuh? Apa aja perannya pak secara simple singkat aja.
RG : Ini struktur dimana nih?
Tegar : Struktur dalam organisasi RRI yang dari Dewas, Direktur terus SPI dan…
RG : Oh iya iya. Jadi yang paling tinggi adalah Dewas (Dewan Pengawas), terus Dewan Direksi,
setelah Dewan Direksi ya Satker…Satker tuh dibagi 2 hmm…yang satunya adalah mengelola stasiun
penyiaran, yang lainnya adalah pendukung seperti SPI, diklat ya Pusdiklat itu pendukungnya tidak
memegang stasiun karna tidak punya pemancarlah istilahnya.
Tegar : Peran secara singkatnya tuh apa aja pak? Dewas itu buat apa…
cxxix
RG : Dewas situ membuat kebijakan tentang arah organisasi hmm…selama 5 tahun ke depan.
Nah Direksi menterjemahkan kebijakan umum itu dan membuat strategi untuk pelaksanaannya, nah
pelaksanaannya itu nanti diserahkan kepada Kepala-Kepala Stasiun atau Kepala-Kepala Satker untuk
eksekusi ya gitu.
Tegar : Kalo misalnya Satuan SPI itu pak? SPI itu buat pembantu aja?
RG : SPI itu ya dia Satuan Pengawas Internal, dia membantu kita supaya kita tidak salah arah atau
tidak salah menggunakan kewenangan, tidak salah melaksanakan kegiatan gitu ya nah SPI yang
mengawasi kita, memberikan masukan, mencarikan jalan keluar, memberikan saran kepada Satker
dalam pelaksanaan yang tadi kebijakan Dewas ya kita terjemahkan untuk di eksekusi itu.
Tegar : Bagaimana cara seseorang bisa menempati struktur organisasi tersebut?
RG : Wah itu pola karir, ada pola karirnya jadi hmm…kalo secara umum kan 4 tahun sekali tuh
ada naik pangkat, naik jabatan yakan. Kalo dia punya prestasi sangat bagus ya dia ngga nunggu 4
tahun, 2 tahunpun jadi gitu…itu pola karir.
Tegar : Nah berarti kalo misalkan kayak Dewas kan dipilih oleh DPR…
RG : Oke.
Tegar : Kalo Dirut pasti dipilih oleh Dewas?
RG : Kalo itu bukan karir.
Tegar : Oh bukan karir?
RG : Bukan karir, itu politis. Jadi siapa saja boleh anak Indonesia terbuka untuk umum, ya kecuali
Kepala Stasiun itukan harus melalui pola karir.
Tegar : Direktur juga pola karir?
RG : Direktur hmm…engga juga karna Direktur boleh diisi dengan orang luar.
Tegar : Oh boleh diisi orang luar?
RG : Boleh. Kemarin juga banyak, malah lebih banyak orang luar yang mendaftar untuk jadi
Direktur gitu.
Tegar : Jadi terbuka secara umum?
RG : Terbuka kalo untuk Dewan Pengawas dan Dewan Direksi itu terbuka untuk umum siapa saja
boleh tergantung seleksinya.
Tegar : Ada ngga pak kriteria-kriteria khususnya untuk menempati jabatan tersebut?
RG : Ada persyaratan-persyaratan khusus. Contohnya misalkan bagi PNS pangkat terendahnya
ada ditetukan, tapi bagi bidang orang dari luar minimal sudah memegang jabatan manajer berapa tahun
gitu. Ada syarat-syarat minimal seperti itu.
Tegar : Pengalaman?
RG : Tentu pengalaman, yang pentingkan ke tataran Direksi kan manajerial yang penting. Jadi
kalo dari luar ya harus punya pengalaman jadi apa sebagai manajer sekian tahun 4 tahun, 5 tahun kan,
ada persyaratan disampaikan harus dipenuhi.
Tegar : Itu dicantumin di Undang-Undang ngga sih pak persayaratan itu?
cxxx
RG : Dicantumkan dalam persayaratan rekrutmen.
Tegar : Oh rekrutmen?
RG : Hmm…jadi yang mendaftar itu dia sudah tau ―Oh saya ini ngga bisa, karna saya belum
pernah jadi manajer‖ ya jangan mendaftar pastikan kalah gitu kan. ―Oh saya sudah menjadi manajer
apa…‖gitu kan di perusahaan mana silahkan daftar.
Tegar : Bagaimana hubungan sosial yang terjadi antara di dalam lingkungan internal RRI pak?
Hubungan sosial…misalnya pola komunikasi anda dengan bawahan anda, apakah itu…
RG : Kalo RRI agak beda ya dengan yang lain karna kita inikan kerja tim, RRI itu teamwork. Jadi
tidak bisa satu bidang itu merasa dirinya yang lebih baik, yang lain itu tidak baik nah jadi produk kita
itu produk tim, teamwork ya. Sebuah siaran itu disitu ada unsur tekhnologinya, ada unsur programnya,
ada unsur SDM-nya, semua ada disitu. Jadi kita sangat kompak di RRI itu semua antar pimpinan, antar
staff, pejabat di tengah itu, semua sangat kompak sehingga produk kita itu dalam bentuk siaran itu
cepat tiap hari tuh produknya jalan terus, ngga ada macetnya.
Tegar : Berarti pola komunikasinya dari atas ke bawah apa…
RG : Engga harus…
Tegar : Engga harus, bisa atas ke bawah, bawah ke atas…
RG : Ngga harus, mana saja yang punya ide bagus, kan ini kan RRI itu radio ya kreatif itu paling
penting, jadi kita harus banyak komunikasi dengan teman-teman, denga staff kita, dengan pejabat-
pejabat kita, yuk kita bikin apa nih…
Tegar : Berarti bebas anggota…
RG : Bebas, siapa saja boleh. Saya komunikasi dengan staff apapun boleh tidak masalah karena
ide-ide itu penting, setiap hari itu harus ada ide-ide segar, bagaimana kita hmm…melayani masyarakat
harus seperti itu.
Tegar : Terus hmm…bagaimana hubungan sosial yang terjadi antara lingkungan internal dengan
eksternal? Misalnya kayak ka atas itu RRI itu ke atas ke DPR dan Presiden, ke bawah ke
masyarakat…bagaimana itu pak?
RG : Ke masyarakat itu kan karena kita pelayanan publik, RRI itu namanya juga Lembaga
Penyiran Publik jadi kita bersiaran itu untuk publik, dan kita menampung semua aspirasi yang ada di
publik. Ya pengertian publik itu ya termasuk pemerintah, DPR, semua itu ya termasuk yang kita
layani, LSM kita layani, partai kita layani gitukan. Sepanjang dia punya koitmen terhadap negara ini
kuat, jadi dia punya apa…lembaga itu ya kuat terhadap NKRI, kuat terhadap pancasila gitu ngga aneh-
anehlah, jadi itu yang kita akomodir, kalo dia sudah melenceng-melenceng ya mohon maaf ini kita kan
radio negara ini gitukan.
Tegar : Berarti kalo ke DPR seperti laporan kerja?
RG : Oh itu harus. Kita kalo ngga salah tiap hampir 3 bulan tuh dipanggil kinerja itu, kemajuan
kerja tuh dipanggil tapi itu Dewan Pengawas, Direksi, ngga semua…udah sampe dimana nih kerjanya
kan gitu.
Tegar : Terus kalo dengan lingkungan internasional gimana pak?
RG : Kita bagus komunikasi kita, bahkan RRI sudah 2 kali jadi tuan rumah ABU…General
Assemble itu sukses terus. Artinya komunikasi kita kuat dengan pihak-pihak luar negeri yang kemarin
cxxxi
itu ada ABU World Broadcasting United itu juga kita selenggarakan di Bali, seluruh broadcaster
seluruh dunia itu pada hadir di Bali.
Tegar : ABU?
RG : Double U…WBU (World Broadcaster United) itu kita undang ke Bali hadir seluruh
broadcaster dunia, dan semua mengakui bahwa RRI sudah pada taraf yang maju. Ya contohnya di
tekhnologi, kita punya tekhnologi…nanti kalo di handphonenya ini tidak ada RRI play…
Tegar : Playstore?
RG : Cari di playstore RRI play itu bisa mendengarkan RRI seluruh Indonesia, mau denger Aceh,
mau denger Papua, Makasar boleh ada disitu…itu dunia belum ada yang punya kecuali RRI dan itulah
kebanggan RRI sebagai pengguna aplikasi yang paling apa ya…paling canggih dan itu mendapat juara
1 di seluruh dunia untuk broadcaster, kita dapet itu penghargaan itu dari RRI play, karena dimanapun
kita bisa denger kalo melalui android kan mau di Eropa, mau di Amerika semua bisa denger.
Tegar : Nah terus bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik dalam organsasi RRI
pak?
RG : Kita selalu pendekatannya adalah pendekatan kekeluargaan, untuk pendekatan hukum itu
bila memang sudah tidak bisa lagi diperbaiki dengan yang bersangkutan, yang salah ini mengulang lagi
mengulang lagi apa boleh buat, dan itu tidak pernah terjadi konflik yang berkepanjangan karena
pendekatan awalnya itu adalah pendekatan kekeluargaan, bila itu sudah berlebihan baru kita terapkan
hukum aturan main gitu. Karena harus seperti itu, kita tidak mudah memecat orang…
Tegar : Mediasi dulu berarti?
RG : Harus, beberapa tahap yang harus kita lakukan selain daripada teguran lisan…
Tegar : SP?
RG : 1 2 3, tertulis 1 2 3 kemudian dilakukan BAP oleh SPI tadi, punya tugas SPI itu. Kalo
memang tidak bisa lagi diperbaiki yasudah kita terapkan aturan main itu.
Tegar : Nah hmm…dalam organisasi RRI kan terdiri dari berbagai macam kelompok, maksudnya
itu berbagai orang dengan budaya-budaya berbeda. Apakan menurut bapak itu lebih baik terdiri dari
berbagai kelompok yang seragam apa beragam pak?
RG : Oh ngga bisa, ngga boleh seragam. Namanya Radio Republik Indonesia gitu, dengan nama
Republik Indonesia itu berarti dari Sabang sampai Merauke, pegawai RRI itu dari ujung Aceh sampe
ujung Papua itu, tidak bisa kita katakan RRI itu harus di apa…di homogenkan hanya satu suku atau
satu agama oh ngga boleh. Ini radio negara gitukan, negara itu berbagai suku, berbagai bangsa,
berbagai agama, ngga masalah itu.
Tegar : Melambangkan kesatuan?
RG : Oh harus, harus. Satu-satunya radio yang menyandang pake nama negara kan RRI, mana ada
radio lain yang pake nama negara. Radio Republik Indonesia, namanya Republik Indonesia tuh jadi
ngga boleh, ngga boleh itu.
Tegar : Apa saja nilai norma dan budaya organisasi yang…dalam organisasi RRI yang anda
ketahui? Terus yang selama…hmm…yang anda peroleh selama bekerja di RRI itu pak?
RG : Maksudnya nilai gimana nih?
cxxxii
Tegar : Nilai norma dan budaya organisasi yang anda ketahui selama anda bekerja di RRI?
RG : Kita di RRI tuh gini hmm…saling hormat menghormati itu penting, saling harga
menghargai itu penting, terus harus cerdas mengantisipasi keadaan, karena harus sensitif radio itu,
jangan sekarang nih ada berita apa…kita masih beritakan yang lalu-lalu sementara ini sudah ada berita
baru. Sensitif itu harus ada, sense of hmm…apa ya situation gitukan itu harus punya. Sementara untuk
penyelesaiannya, untuk mengantisipasi sebuah heals yang baru, itu tim ini selalu bekerjasama tidak
boleh ada yang merasa apa tadi yang saya katakan…ego itu ya tidak boleh, karena semuanya penting,
semuanya utama, semuanya harus punya andil di suatu produk jadi budaya apa ya namanya saling
percaya mempercayai satu sama lain, kebersamaan itu penting ya, kemudian cepat tanggap, kreatif itu
penting gitu. Jadi semua itu kita lakukan ya untuk negara, untuk bangsa, karena kita malu kalo kita
tidak lakukan itu dengan baik.
Tegar : Bagaimana dengan ini pak tri prasetya RRI pak? Itukan termasuk nilai juga, ideologi yang
ada di organisasi RRI?
RG : Itulah yang membuat kami hmm…RRI itu eksis sampai saat ini, semangat juang itu yang
diwariskan pada pendiri RRI sehingga kami itu tidak ragu untuk membela negara ini, membela NKRI
ini, disitu adanya kita harus menjaga apa…mengoperasikan peralatan dengan baik, dengan benar itu,
kita harus menjaga alat ini agar jangan sampai terjatuh kepada siapapun, walaupun nyawa taruhannya.
Dan yang ketiga kita harus berada di semua golongan, tidak ada golongan yang kita kesampingkan
gitu. Jadi itulah pegangan kita tri prasetya, jadi…nyawapun jadi taruhannya demi RRI itu harus, itu
komitemen. Semua pegawai RRI harus punya komitmen itu yang namanya kredo itukan.
Tegar : Pas penerimaan anggota baru dengan apa ya namanya…kayak semacam perjanjian anggota
baru, kan biasanya ada diklat terus tri prasetya RRI…sumpah semacam sumpah…
RG : Jadi gini itu biasanya setelah kita rekrut karyawan baru itu ada waktu, waktu untuk kita
sama-sama di alam terbuka, kita bikin semacam apa ya diklat…bela negara kita sebut nah disitulah
baru kita tanamkan semangat perjuangan RRI. Karena radio perjuangan itu ya RRI ini Republik
Indonesia itukan di corong RRI dikumandangkannya, jadi semangat itu harus kita jaga dan itu harus
diwariskan kepada pegawai yang baru, dia harus memiliki itu cinta kepada RRI, cinta kepada negara
itu harus kita wariskan. Jadi kalo di pegawai negeri itu ada prajabatan kan, kalo di pegawai-pegawai
yang baru ini kita sebut diklat belanegara, harus dilakukan.
Tegar : Setiap penerimaan anggota pasti dilakukan diklat belanegara?
RG : Ya harus dilakukan, jadi dia tau RRI mau kemana kalo ngga tau kaco nanti.
Tegar : Setiap organisasi mempunyai logo…RRI mempunyai logo. Ada ngga sih pak makna khusus
dari logo tersebut pak?
RG : Logo RRI itu kan ada tulisan RRI dan bulatan-bulatan…
Tegar : Pemancar?
RG : Ada 3 kan, ada gelombang 3, 3 itukan tri prasetya kalo ngga salah artinya nah itu RRI
memancarkan semangat juang gitukan. Dari 3 itu ada tri prasetya hmm…melingkar itu, kira-kira itulah
detilnya nanti temen-temen SDM yang bisa jawab itu.
Tegar : Terus ada ngga sih pak hmm…seragam khusus yang dipakai RRI pada hari-hari tertentu?
RG : Ada toh.
Tegar : Apa yang putih?
cxxxiii
RG : Iya putih-biru dan batik.
Tegar : Putih-biru, batik, sama apalagi pak putih-putih ya?
RG : Ngga ada…ngga ada putih-putih.
Tegar : Oh ngga ada putih-putih, putih-biru…
RG : Senin selasa putih-biru, rabu biru-biru, kamis jumat batik.
Tegar : Ada makna khusus ngga sih pak dari seragamnya?
RG : Ya maknanya artinya ya kita organisasi yang benar gitukan, bukan organisasi acak-acakan,
semua itu untuk menunjukkan disiplin, keliatan teman-teman yang tidak disiplin kan kelihatan patuh
untuk baju saja dia ngga mau gitukan, itukan mudah kita memeriksa orang disiplin atau tidak.
Tegar : Apakah di organisasi-organisasi RRI ini memiliki upacara atau ritual-ritual…
RG : Ada.
Tegar : Apa tuh pak?
RG : Upacara setiap hari-hari nasional kita upacara, terus untuk keagamaan kita barus saja maulid
bentar lagi kita akan mengadakan natal itu harus dilakukan untuk penguatan jiwa. Jadi kita ngga
urusan dunia saja.
Tegar : Terus ulang tahun RRI?
RG : Pasti itu 11 September.
Tegar : Obor…
RG : Obor itu artinya semangat lalu disimbolkan dengan itu, jadi jangan sampai padam semangat
itukan, harus seluruh Indonesia dalam waktu yang sama ―Ayo bersama-sama saudara-saudara
Angkasawan-Angkaswati kita kobarkan semangat RRI‖ tetep kita ingatkan setiap tahun.
Tegar : Obor apa pak itu namanya? Saya lupa…
RG : Obor tri prasetya.
Tegar : Oh obor tri prasetya 11 September. Ada ngga sih pak tradisi-tradisi yang dilakukan di dalam
organisasi RRI? Tradisi-tradisi khusus kayak misalnya bagaimana cara…misalnya hmm…tradisi-
tradisi budaya gitu pak kalo dalam organisasi RRI?
RG : Hmm…kita cuma ada kalo yang formal ya yang resmi itu pada saat ulang tahun RRI itu
sakral, orang semua pegawai harus hadir, hadir dalam penyulutan obor itu tradisi yang kita jaga.
Tegar : Yang organisasi lain tidak punya.
RG : Tidak punya orang lain, cuma itu yang kita punya. Bagaimana kita ulang tahun dalam waktu
yang bersamaan seluruh Kepala Stasiun dikomando dari Jakarta menyulutkan obor semangat
perjuangan, itu sama-sama dalam waktu yang sama seluruh Indonesia, itu di kantor lain ngga ada itu,
adanya di RRI. Itu adalah tradisi paling kuat ya, yang lain mungkin hanya ceremonial biasa saja.
Tegar : Nah ada ngga sih reward dan punishment di dalam organisasi RRI?
RG : Harus ada.
cxxxiv
Tegar : Contohnya itu apa pak?
RG : Harus ada. Pegawai yang baik itu promosi dapat, pekerja yang tidak baik sampai dengan
pemberhentian secra tidak hormat, harus ada. Organisasi tidak akan jalan jika itu tidak dilaksanakan,
acak-acakan nanti organisasi. Jadi pegawai-pegawai yang punya prestasi bagus, royal kepada negara,
setia pada NKRI, itu cepat segera dipromosikan. Dan bagi pegawai yang tidak disiplin, tidak loyal,
bahkan hmm…apa tidak ada prestasi apapun malas, ya kita lakukan punishment…sudah banyak itu,
sudah banyak yang diberhentikan, sudah banyak yang dipromosikan.
Tegar : Oke. Apakah di dalam lingkungan organisasi terdapat jargon atau nama julukan gitu pak
terhadap anggota, seperti yang saya ketahui Angkasawan-Angkasawati?
RG : Ya itu harus sih, harus punya kan, kita kan menyebut saudara saudari bagi kami ini karena
selalu mengudara jadi kita menyebutnya dengan Angkasawan-Angkasawati RRI. Jadi saya kalo
menyebut dalam rapat-rapat internal itu tidak menyebut bapak ibu atau saudara-saudara, maka saya
sebut Angkasawan-Angkasawati RRI yang saya banggakan gitu nyebutnya.
Tegar : Itu artinya tuh apa pak?
RG : Itukan hmm…menyebut jati diri, kita ini angkasawan gitu bukan pegawai yang lain gitu kan,
kita tuh pegawai RRI, kita menyebut diri kita angkasawan supaya kita mengetahui kita tuh mengudara
gitukan.
Tegar : Nah kalo jargon itu pak kayak ―Sekali di Udara tetap di Udara‖.
RG : Itukan bukan jargon, itu apa namanya…itu menandakan kami itu tidak akan pernah mundur
ketika satu kali kita pasang pemancar disitu itu tidak boleh off, apapun ceritanya pertahankan itu hidup
terus gitu. Jadi contoh sekarang kita lagi bergerak di perbatasan, itu jauh sekali Miangas itu jauh
sekali…
Tegar : Miangas?
RG : Ngga tahu pulau Miangas itu Manado paling utara sampai hampir Filipin kita pasang dan itu
dipertahankan sampai kapanpun, sampai Republik ini bubar, ngga boleh off nah itu istilah sekali di
udara tetap di udara, pengertiannya itu…bukan kalo PLN matikan mati juga pak bukan begitu. Begitu
disitu kita tempatkan radio kita katakana kita layak bersiaran, kita layak mengabdi disitu kita tidak
boleh off, gitu itu prinsip isi dari pada itu semangat juang dari kata sekali di udara tetap di udara.
Tegar : Terus sama itu pak itu kan di bawah di tiang bendera itu ada prasasti tulisannya itu kalo
tidak salah ―Lebih Baik Saya Mati daripada Saya…‖ apa Indonesia gitu pak, itu pak…
RG : Daripada saya menurunkan bendera ini lebih bagus saya mati.
Tegar : Nah itu apa tuh pak? Itukan salah satu jargon juga tuh pak…
RG : Bukan…
Tegar : Bukan jargon? Maksudnya kayak kalimat…
RG : Bukan, itu Bapak Yusuf Ronodipuro pendiri kita ketika itu disuruh menurunkan bendera
merah putih oleh Jepang atau sekutu itu, dia ngga mau bagus menurut saya ―Lebih Baik Saya Mati
daripada Harus Menurunkan Bendera ini‖ nah itu kalimat itu diitempellah disitu. Itu artinya bagi kami
yang penerusnya apaun ceritanya Indonesia nomer 1, NKRI harga mati, itu maksudnya. Itulah kami
yang disebut RRI radio perjuangan itu. Jadi senior-senior kami selalu menanamkan semangat juang
seperti itu, bukan uang yang kami cari, tapi belanegara yang kami butuhkan gitu.
cxxxv
Tegar : Ada ngga pak kisah-kisah sejarah yang ada di dalam RRI pak? Yang sampai saat ini masih
diingat anggotanya?
RG : Nanti coba dibuka di youtube ya RRI tahun 65, itu peristiwa pendudukan RRI oleh PKI,
disitu ada cerita bagaimana ketika itu dalam kondisi terjepit RRI masih bisa memberitakan hal-hal
yang kaitannya dengan belanegara disitu. Jadi sejarah besar kita itu pertama proklamasi itu disiarkan
melalui corong RRI nah itu sejarah besarnya, yang kedua kita bisa menempatkan NKRI ini pada tahun
65 ketika gejolak PKI itu, RRI masih tetap eksis disitu banyak cerita soal itu, jadi setiap pergantian
pimpinan di negeri ini pucuk pemerintahan itu RRI selalu ambil peran bagaimana mengamankan
negara ini, menyejukkan negara ini supaya tidak terjadi konflik, karena potensi konflik di Indonesia
tuh paling tinggi, karena beda suku, beda bangsa, beda Bahasa, dan sebagainya.
Tegar : Ada ngga sih sampai saat ini nama pahlawan yang menjadi representative organisasi RRI?
RG : Maksudnya pahlawan RRI?
Tegar : Iya nama-namanya…
RG : Yusuf Ronodipuro pendirinya tuh, terus ada pak Abdul Rahman Saleh yakan, terus ada
pak…aduh saya lupa ya. Itu dulu ada 3 orang pendirinya RRI karena beliau itulah RRI menjadi besar
ya.
Tegar : Apakah mempengaruhi individu bapak untuk semakin maju gitu pak?
RG : Oh iya bukan saya saja, semua. Semua pegawai itu kalo melihat sejarah 3 orang beliau ini
pendiri RRI ini semangatnya ngga pernah kendor ini, ngga pernah surut kalo inget pak Yusuf
Ronodipuro, pak Abdul Rahman Saleh itu kita ngga pernah surut semangat kita.
Tegar : Terus bagaimana organisasi RRI itu menyalurkan atau mensosialisasi visi misi, nilai dan
norma budaya organisasi yang ada di RRI pak? Bagaimana menyalurkannya pak?
RG : Menyalurkan kemana?
Tegar : Ya ke individu lingkungan internal…
RG : Keseharian aja, pada saat kita diskusi kalo ada yang menyimpang pemikirannya ya kita
kembalikan eh batasnya sampai disini loh. Jadi tidak bisa kita kalo ada teman-teman yang punya
kreativitas mengakomodir non NKRI anti NKRI kita luruskan ngga boleh. Jadi semangat-semangat itu,
nilai-nilai itu harus kita tanamkan pada setiap saat, setiap kegiatna harus kita lakukan, itu alat control
kita supaya kita tidak keluar dari koridor radio Republik Bangsa.
Tegar : Apa mungkin pada saat diklat penerimaan baru itu ada materi…
RG : Kalo itu melalui diklat…diklatkan bisa lupa orang, diklat itu bisa lupa karna dia instant kan
hanya 3 bulan tapi keseharian yang penting, tiap hari kita ingatkan eh ngga boleh yang ini, yang ini
boleh gitu, nilai itu harus kita pegang terus.
Tegar : Dari pertanyaan saya yang tadi tentang nilai norma dan budaya organisasi, apakah
mempengaruhi bapak dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku di organisasi RRI pak? Apakah
bapak lebih semangat atau engga lebih visioner…?
RG : Ya haruslah ya, karna kita kalo tidak…semangat juang itu kan harus kita punya. Negara ini
atau masyarakat ini adalah masyarakat dinamis kalo kita merasa puas pada satu titik sementara
perkembangan tekhnologi, perubahan budaya, perubahan apa di masyarakat kita tidak menyesuaikan
tidak akan diterima kita, jadi semangat itu harus ada terus tidak boleh padam gitu, tidak boleh merasa
puas sampe disini hasilnya, tidak bisa begitu. Jadi itu harus kita perjuangkan, harus kita pegang terus
cxxxvi
harus kita perjuangkan bagaimana publik itu setia pada RRI, mau mendengar berita-berita kita, siaran-
siaran kita, hiburan-hiburan kita, mereka nyaman dengan RRI nah itu yang harus kita pertahankan.
Kalo kita tidak menyesuaikan dengan masyarakat ketinggalan, msyarakat juga tidak mau tau,
membunuh RRI kan paling gampang tinggal cunning aja geser aja udah selesai gitu, jadi itu kita
pertahankan bagaimana cunningnya diferensial itu bagaimana dia tetap disitu, itu perjuangan RRI.
Perjuangan RRI itu paling gampanglah membunuh RRI itu tinggal geser itu jarum di radio selesai ngga
usah pake tenaga banyak gitukan, tapi kita saat ini masih eksis, masih diterima sama orang banyak.
Tegar : Tapi bagi bapak misalnya pak, dari diri individu bapak apakah nilai-nilai tadi itu
mempengaruhi bapak dari apa misalnya…?
RG : Hal apa tuh?
Tegar : Ya misalnya tingkah laku tuh misalnya komunikasi, atau membuat bapak semakin semangat,
visioner atau engga…
RG : Oh iyaiya harus, sangat mempengaruhi. Karena semua yang saya tahu semua dari RRI
seperti itu, itu membuat semangat saya padam gitu, dalam keseharian ya saya bisa mempertahankan itu
dan bisa berbagi kepada adek-adek semangatnya, nilai-nilainya, itu yang saya lakukan kalo engga nanti
bisa melenceng gitu dari tujuan.
Tegar : Dari berbagai pertanyaan saya dari budaya organisasi itu pak termasuk nilai dan norma,
menurut bapak itu ada ngga sih unsur budaya yang tadi itu yang bertahan hingga saat ini? Terus
bagaimana RRI bisa bertahan hingga saat ini pak? Di kerasnya arus hmm…apa namanya budaya
organisasi media?
RG : Ya begini, hmm…RRI itu memangkan radio perjuangan. Istilah perjuangan itu harus selalu
eksis disetiap perubahan zaman, kita harus ikut itu. Jadi perubahan zaman ini misalnya nih, ini contoh
saya dibidang tekhnologi yakan orang sekarang sudah banyak pake gadget dibandingkan radio biasa
itukan males, udah besar dimasukin kantong susah, kalo dia mau mendengarkan juga semua satu bus
terganggu, sekarang semua orang pake gadget nah perilaku masyarakat dengan gadgetnya itu dia
begitu setia dengan gadgetnya itu, RRI masuklah disitu menyesuaikan dengan tekhnologi.
Tegar : Menyesuaikan dengan budaya baru?
RG : Kita ikut disitu, kita tidak bertahan di resifer, di radio biaa itu yang apa radio elektronik itu
kita tidak disitu, itupun kita tetap masih pake karna tidak semua orang punya gadget, tidak semua
punya android masayarakat dipedesaan kan kita harus layani ya tetep kita siaran pake teresterial
melalui pemancar biasa, tapi ini juga ada di gadget ini saya tidak pernah bawa radio tapi saya bisa
denger RRI dari handphone saya dimanapun saya berada saya bisa denger, saya mau mendengar RRI
Medan saya bisa dengar, saya mau dengar RRI Makasar saya bisa dengarpadahal jauh-jauh tuh
stasiunnya kan, tapi bisa saya dekatkan melalui. Nah semangat-semangat itu yang tidak henti, tidak
boleh henti karna masyarakat berubah kita harus ikut sesuai, berarti komitmen itu harus kita pegang.
Tegar : Dan itu semua berawal dari tri prasetya…
RG : Nah komitmen RRI itu bela bangsa, KRI harga mati, pancasila nomer satu, itu yang harus
kita jaga tetep disitu. Tekhnologi oke kita adopsi ayo kita mainkan disitu tidak ada malahkan, sekarang
anak-anak muda gayanya seperti itu kita bikin programnya di produa ya begitu, kita menyesuaikan
dengan keadaan tapi tetep komitmen kita menjaga, mengawal NKRI disitu kita bermainnya, bukan
mencari uang seperti swasta karna mereka harus mencari uang karana mereka kan ngga bisa hidup
gitu. Kita tidak kesana komitmennya, ini misi bangsa yang kita bawa. Kita nih misi negara, misi
bangsa yang kita pegang tidak boleh keluar. Kalo RRI mau berbisnis itu swasta bisa kolaps semua
karena jaringannya luas seluruh Indonesia gitu.
cxxxvii
Tegar : Terus yang diorama-diorama di bawah itu pak?
RG : Itu untuk mengingatkan kita anak-anak muda ini, bahwa inilah buktinya RRI itu adalah radio
perjuangan, ada orangnya. Kalo di bawah itu ada pidatonya Pak Soekarno salah satu microphonenya
ada tulisan RRI, artinya RRI pada saat itu sudah ada. Republik ini berdiri hanya beda 3 minggu
kemudian lahir RRI, jadi hanya beda 3 minggu dengan Republik ini, kita selalu bersamaan dengan
negara ini jalan gitu. Nah itu semua kita buat untuk mengingatkan, supaya jangan lupa gitu, jangan
kacang lupa kulit itu loh yang memperjuangkan kita dulu, tanpa mereka kita ngga disini sekarang kan
gitu, biar tau sejarah, kira-kira begitulah ya.
Transcript Wawancara 4
NAMA : HK
JABATAN : Dewan Pengawas RRI
WAKTU DAN TEMPAT : 29 Januari 2017, Jakarta
Tegar : pertanyaan yang pertama, sudah berapa lama bapak sebagai pegawai RRI?
HK : saya masuk tahun 87 berarti sudah 30 tahun yahh betul ya?. Sudah 30 tahun saya menjadi
pegawai RRI saya mengawalin karir sebagai reporter di pusat pemberitaan dan kemudian menjadi
kepala seksi di jogja kemudian kepala pemberitaan di Palembang, kemudian ehhh menjadi kepala
bidang pemasaran RRI dijakarta dan setelah itu saya menjadi kepala RRI sumenep di jawa timur
Madura, kemudian menjadi kepala RRI malang, dari sana saya menjadi kepala RRI gorontalo, dari
gorontalo saya kembali ke pusat menjadi kepala bidang di siaran dan setelah itu saya menjadi kepala
RRI Surabaya itu eselon 2, dan setelah dari Surabaya saya menjadi direktur pelayanan dan
pengembangan usaha masuk ijajaran direksi kemudian saya resend menjadi kepala RRI bandung yang
terakhyir dan setelah ini allhamdulillah saya diberi amanah menjadi dewan pengawas di RRI
HK : nah bagaimana struktur di dalam organisasi RRI dan apa saja perannya, saya ingin
menjelaskan gambaran yang garis besarnya saja. Di RRI itu unik struktur organisasinya karena ada
ehhh struktur yang paling tinggi namanya dewan pengawas nah dewan pengawas ini jabatan politis.
Pure politis karena apa, karena dewan pengawas dipilih oleh dpr melalui proses feed and propertest
seperti halnya kpu, kpk, kpi, itu yahh kemudian diangkat melalui sk president jadi dipilih oleh dpr dan
diangkat oleh president. Nah dewan pengawas terdiri dari 5 orang, masa baktinya 5 tahun dia terdiri
dari 3 unsur unsur public, unsur pemerintah, dan unsur RRI kebetulan saya mewakili unsur RRI
eehhmmm… dewan pengawas setelah dilantik melalui sk president bertugas menetapkan visi dan misi
5 tahun kedepan 5 tahun periode masa baktinya dan mengangkan eh memilih direksi. Direksinya ada 6
yaitu direktur utama, direktur program dan produksi, direktur keuangan, direktur SDM dan umum,
direktur layanan dan pengtembangan usaha serta direktur teknelogi dan media baru. Nah berarti di RRI
ada 2 struktur tertingi yaitu dewan pengawas kemudian direksi. Nah dibawah direksi itulah ada yang
namanya kepala satker, kepala satker ini tersebar di 90 kiota kalo tidak salah yaah, tapi tidak sampai
lah sekitar 80an stasiunnya di kantor pusat ada juga satker yang sifatnya pembinaan yaitu ada
kapuslitbangdiklat kemudian ada kepala satuan pengawas internal (spi), kemudian ada kepala siaran
luar negeri, selain itu juga ada kepala pusat pemberitaan
Tegar : peran peran singkatnya itu apa saja ,direktur itu apa ?
HK : direktur dulu ya, direktur utama itu setingkat eselon 1 b itu perannya tentu mengkordinir 5
tuposi yang ada yaitu 1 direktur program dan produksi ini kewenangannya yang paling penting adalah
merenanakan dan melaksanakan program dan produksi siaran maupun ehh pemberitaan kita siaran kita
cxxxviii
jadi boleh dibilang direktur program dan produksi adalah yang paling strategis karena core bisnis RRI
kan siaran disinilah letak pentingnya strategisnya direktorat program dan produksi jadi tugas utamanya
adalah merencanakan dan melaksanakan program dan produksi siaran siaran RRI . kemudian ada
direktur ehhh…. Direktur SDM dan umum nah ini tugas dari direktur ini juga strategis bagaimana dia
menyiapkan SDM RRI yang professional yang handal memiliki kompetensi yang tinggi untuk
melaksanakan tugas tugas di RRI dan juga tuigas utama yang sekarang ini direktur SDM ini adalah
melakukan reformasi birokrasi ini sudah jalan ini pak nurhanudin lagi terus giat melaksanakan
reformasi birokrasi dan juga tugas SDM ini juga meningkatkan kesejahteraan pegawai ini penting ini
urusan direktir SDM bagaimana dia ehhh.. mengupayakan SDM kita ini mendapatkan hak-haknya baru
saja pak nurhanudin baru berhasil ehhh pegawai non pns ri yang disebut pegawai pbpns itu
mendapatkan hak yang sama dibidang asuransi kesehatan seperti itu, selain itu direktur SDM umum
juga mengelola asset RRI ini penting sekalii asset RRI8 itu luar biasa banyaknya dan tersebar diseluruh
Indonesia ini dibawah kendali dari direktur SDM dan umum jadi penting. Kemudian dibawahnya
direktur keuangan direktur keuangan ini tentu setiap tahun merencanakan anggaran untuk operasional
RRI yaitu menyiapkan dipa RRI daftar isian kegiatan ehh RRI dipa apbn itu apbn RRI nah selain itu
dia juga sekomit dengan yang namannya good corporate government jadi tidak sekedar hanya
menghabiskan uang tetapi bagaimana mengtanggung jawabkan uang Negara itu sehingga kita bisa
meraih predikat tertinggi ehh.. ketika diperiksa bpk diaudit bpk itu wtp wajar tanpa pengecualian nah
ini yang sedang dikejar direktur keuangan tentu bersama direktur yang lain. Kemudian direktur
layanan dan pengembangan usaha ini tugas utamanya selain menggali pendapatan untuk RRI dari sisi
jasa siaran sekarang ini RRI sudah masuk rezim pnpb jadi rezim pnpb itu jadi kita ehh.. sudah
mendapatkan peraturan pemerintah tentang penerimaan Negara bukan pajak jadi sudah ada pp pnpb
tentang RRI itu sudah ada dan semua pendapatan iklan , jasa siaran itu disetor kenegara melalui pnpb
kita nah ini tugas dari direktur lpu untuk menggali potensi RRI yang bisa kita jadikan sebagai jasa
siaran kita dan menghasilkan uang selain itu tugas direktur lpu adalah ehmm.. membuat pencitraan
yang sebaik-baiknya untuk RRI pencitraan sebagai lembaga penyiaran public yang netral dan
independen dan sesuai dengan visi dewas yang sekarang ini yaitu adalah mewujudkan lembaga
penyiaran public yang terpercaya dan mendunia nah ini pak Richard ini direktur lpu harus memegang
teguh visi dewas visi RRI sekarang ini yaitu menjadi kan RRI sebagai lembaga penyiaran public yang
terpercaya dan mendunia. Bagaimana pencitraan RRI sebagai lembaga penyiaran public yang
terpercaya dan mendunia itu antara lain tugas dari lpu. Direktur tnb ya teknelogi dan media baru tentu
sesuai dengan tugasnya ehm… merencanakan dan melaksanakan serta mengelola infrastruktur kita
dibidang teknelogi pemancar kita dan di era sekarang ini RRI sudah memasuki era digitalisasi nah ini
tugas dari direktur tnb cukup penting disini agar RRI siap memasuki era digitalisasi dan multipleksing
saya kira itu ya garis besarnya nanti kalo tentang tugas tugas yang lain ada di sk dirut 01 nanti dicari
itu jelas itu tugas dari setiap direktur
Tegar : sk dirut 01
HK : iya kalo tidak salah yaa nanti di dek tentang struktur organasasi RRI
Tegar : ok nomor 3 bagaimana cara seseorang bisa menempati struktur tersebut?
HK : nahhh ehmm sekarang ada ketentuan baru yang namanya undang undang ASN, yaa nanti
dibuka aja diinternet saya lupa asn nomor berapa dan sudah ada turunannya dek yaitu pp no 13 tahun
2015 kalo gag salah itu disana tegas bahwa yang namanya pertanyaan anda tadi menempati struktur
tadi ppnya lengkap ,merekrut menempatkan pejabat dan mengevaluasi kinerja pejabat semuanya diatur
disitu ini kaitannya dengan reformasi birokrasi jadi kalo pertanyaanya bagaimana cara menempati
struktur tersebut semua sekarang ada aturannya yaitu melalui penilaian yang terbuka , transparan
sesuai dengan undang-undang asn kita harus mengikuti undang-undang itu apakah ada kriteria khusus
untuk menempati jabatan itu? Ya tentu ada karena RRI ini kan ehh memiliki ke hasan ya mungkin
tidak dimiliki oleh lembaga yang lain kalo mau menjadi ehm.. direktur program dan produksi
cxxxix
misaklnya seperti pak sulaiman yusuf sekarang yaa mau tidak mau dia harus punya pengalaman dong
dia di bidang penyiaran tidak mungkin kita merekrut seorang direktur program dan produksi misalnya
yang gag ngerti opo-opo gag ngerti siaran gag mungkin kan? Jadi tentang pertanyaan anda apakah ada
kriteria khusus untuk menempati jabatan tersebut tentu ada khususnya dibidang-bidang spesialisnya
RRI tapi kalo pertanyaan apakah ada kriteria khusus untuk menempati jabatan direktur keungan yaa
gag ada yaa karena itu umum kan itu. Tapi kalo pertanyannya direktur utama direktur pp itu emang
harus ada kriteria khususnya tapi untuk kriteria umumnya itu ada di undang undang asn itu dan
sekarang ini untuk menjadi jabatan structural itu harus mengikuti feed and propertest sebetu7lnya RRI
sudah maju belom lahirnya undang-undang dan pp ini sejak zamannya pak parni tahun 2005 ya kita
sudah open ini de.. open apa namanya dibuka de ehmm kalo mau menempatkan jabatan tertentu
melalui feed and propertest secara terbuka feed and propertest jadi assessment melalui psikologi
kemudian ujung-ujungnya ada feed and propertest untuk menentukan seseorang layak duduk di
structural, dari eselon 4 itu eselon 4 eselon terendah kan dari eselon 4, eselon 3 apa lagi eselon 2 itu
semuanya melalui proses feed and propertest nah itu apa lagi sekarang?
Tegar : bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara anda dengan lingkungan internal radio RRI?
HK : bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara saya dengan lingkungan internal radio
republik Indonesia. Saya dengan internal kita..? yaa allhamdulillah hubungannya sesuai dengan apa
komitmen kita hubungannya baik-baik saja misalnya hubungan saya dengan direksi itu kita ehmm..
mengharuskan dewan pengawas dan dewan direksi itu harus ketemu sebulan sekali yang namanya
rapat konsultasi dewas dan direksi kita harus control betul direksi ini sudah bekerja dengan baik atau
belum nah untuk itu kita menjalin komunikasi secara formal yang namanya rapat, karena
pertanyaannya kan saya nih ya saya dewas komunikasinya dengan direksi saya tidak boleh lompat
dewas langsung ke kepala RRI. Saya mau cerita hubungan dewas dengan direksi itu seperti dijalin
suatu hubungan yang secara formal kita terikat dengan aturan menjalani apaa… rapat konsultasi setiap
sebulan sekali. 6 bulan sekali itu ada rapat penilaian kinerja direksi kpi keep performance indicator jadi
setiap 6 bulan sekali direksi yang kita lantik yang kita pilih ini menyampaikan laporannya dia sudah
melakukan apa saja nah kita akan menilai secara professional kpi itu namanya 6 bulan sekali nah di kpi
ini ada direktur yang nilainya jelek diberikan kesempatan 6 bulan lagi jadi kita ingetin heyy ini rapot
kamu merah nih kamu harus giat lagi bekerja gini gini gini nah sampai 6 bulan rapotnya dia masih
jelek juga kita akan berhentikan dengan hormat diganti itu itu kiuta harus tegas nah kalo boleh saya
sebagai anggota dewan pengawas saya mempunyai filosofi menjalin komunikasi dengan bawahan itu
saya lebih seneng konsep nya adalah 3 a apa itu asah , asih, dan asuhh itu pengalaman saya sekian
tahun memimpin di RRI ini itu yang penting dan yang kedua ehmm.. apa namanya ada komitmen saya
menjadi pimpinan di RRI itu selalu apaa.. mengajak teman care share dan fare. Secara singkat csf kita
harus care dengan anak buah kita harus peduli kalau dia ada masaolah harus kita bombing arahkan
tetapio kita juga harus rajin memberikan knowledge ke anak buah share saling share sharing
ide,gagasan, terkadang petuah-petuah agama . kemudian yang terakhir fare nah ini farenees nah ini
yang RRI yang saya kira fareness ini ditegakan maka sejak jadi dewas ini saya selalu mengajak
budaya baru di RRI ini yaitu ―kritis tetapi sportif‖ saya bilang ketemen-temen kami walaupun dewas
yang jabatannya tertinggi di RRI ini tidak alergi dikritik silahkan kritik setajam apapun tetapi yang
santun tapi tolong anda juga sportif sportif itu mengaku kalau memang suatu saat melakukan kesalahan
tidak menang sendiri ada kalanya anak buah itu ditegur pimpinan malah marah ngambek nah
itu..mutung kalo kata orang jawa nah ini yang tidak boleh maka disini saya membudayakan saya
mulai teriakan silahkan kritis tetapi kritis sportif tetapi ya tadi saling asah, asih, asuh care, share, fare
dan terakhir kritis dan sportif ini penting sprotifitas yaa.. ini sama kan fareness sprotifitaskan nah ini
saya ..ehmm teori saya sendiri itu .
HK : bagaimana pola komunikasi tata aturan antara anda dengan atasan atau bawahan anda, saya
disini kalau internal saya tidak punya atasan ya atasan saya itu presiden dpr
cxl
Tegar : presiden dpr
HK : nah presiden dpr berarti eksternal yahh.. kalo dengan atasan atasan saya betul atasan saya itu
pertama komisi 1 pr ke dua mentri kominfo , terkadang saya juga ragu kominfo itu atasan atau mitra
karena sama sama sk president , sama-sama sk president bisa jadi menkominfo itu mitra tetapi okelah
saya anggap dia itu pembantu president , president tidak mungkin menghire kita setiap saat
yasudahalah dia itu bapak kitalah. Jadi atasan saya disini ada dua yaitu komisi 1 dpr dan menkominfo
itu saya anggap sebagai atasan meskipun menkominfo tidak bisa mecat kita yang bisa mecat kita kan
president , nah tentu pola komunikasinya tetap sama kami menjalin komunikasi dengan pimpinan dan
bawahan itu konsepnya 3 k komunikasi, kordinasi, dan konsultasi setiap saat saya bdengan pak mentri
berkounikasi kadang-kadang formal kadang informal , informal kadang-kadang lebih bagus wa
kadang-kadang ketika saya discuss dengan pak mentri melalui wa malahan lebih baik, tetapi ada juga
pertemuan secara berkala dengan mentri ada kami hari senin juga bertemu mentri untuk konsultasi
dan yaa itu tadi komunikasi, konsultasi, kordinasi. Kordinasi itu penting karena kami berpendapat
kemenkominfo itu mitra kita iya tohh dengan jajarannya pak mentri itu kita tuh kordinasi terus dengan
dirjen-dirjennya itu kita kordinasi terus juadi gitu saya kira konsepnya 3k, itu juga teori saya sendiri
bagaimana mengembangkan komunikasi yang baik dengan atasan dan bawahan kalo dengan bawahan
saya kira ya itu tadi ya sudah jelasya pola komunikasinya ada rapat konsultasi ada kpi, dan yang paling
penting juga kami dengan direksi itu tidak jaim lah saya dengan direksi tidak pernah jaim mentang-
mentang saya dewas kalo ketemu harus formal endak ruang saya terbuka 24 jam setiap saat direksi
bisa sms saya ,wa telfon, 24 jam terbuka kalau untuk urusan Negara urusan RRI untuk urusan kerja
silahkan kontak saya 24 jam hp saya tidak pernah saya matikan . nah ini bagaimana saya bangun
komunikasi dengan bawahan itu tidak usah terlalu jaim jadi tetap apa namanya komunikatif yaa.. saya
ingin kembangkan komunikasi informal jadi saya anggap mereka itu adalah teman saya bukan
bawahan saya jadi mereka juga gak canggung jadi kalau ada masalah dia jujur gitu loh tapi kalau kita
jaim kemudian dia ketemu dengan kita juga males akhirnya terjadi sumbatan komunikasi jadi itu
prinsipnya sejak saya menjadi kepala seksi komunikasi itu tidak harus secara formal tetapi informal.
Tegar : jadi seperti komunikasi dari atas kebawah atau bawah keatas jadi bebas? atau vertical
horizontal
HK : betul-betul prinsipnya saya ini bisa melayani atasan tapi juga penting melayani bawahan
anda gag percaya kan kami ini ewas yang tertinggi di RRI tapi saya mengatakan kepada teman-teman
dan kolega saya kita ini jangan gagah-gagahan mentang-mentang sk president paling tinggi di RRI tapi
sebetulnya apa kita inbi pelayan kita ini pelayannya RRI seluruh Indonesia kita ini pelayannya direksi
kita ini pelayannya kepala RRI seluruh Indonesia jadi didalam mainset saya saya mngajak teman-
teman kita ini bukan bos tapi adalah pelayan. Ini group dewas saya beri nama pelayan kita punya
group kan di wa dewas saya beri nama pelayan biar mainset teman-teman dewas itu sama dengan saya
bahwa kita ini pelayan melayani bawahan jadi bukan hanya sekedar melayani pimpinan tetapi
bagaimana kita melayani bawahan saya klira itu kalau pola komunikasi saya saya lebih memposisikan
saya ini sebagai fasilitator, pelayan gag usah malu kita ini playan jadi kita abdi Negara katanya kan
abdi itu kan pelayan , pelayan Negara jadi gitu , trus apa lagi
Tegar : bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara lingkungan intrernal dengan lingkungan
eksternal radio republik Indonesia, eksternal itu kayak masyarakat dan lain semacamnya ?
HK : bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara lingkungan intrernal dengan lingkungan
eksternal radio republik Indonesia
Tegar : sarana apa yang digunakan atau kebijakan apa yang dikeluarkan?
HK : oh iyaa.. ehmm.. hubungan sosial yang terjalin antara lingkungan internal dulu ya… internal
dulu tuh sarana yang igunakan tentu semua paham ya sekarang zamannya gadget yaa..? 6ya saya piker
cxli
sejak dulu sms pun saya selalu mengatakan sms itu sarana komunikasi yang cepat, dan murah jadi
makannya saya bilang tadi gadget saya , hp saya tuh terbuka 24 jam untuk bawahan saya , untuk
bawahan saya jadi hubungan sosial itu tapi … ehmm tentu meeting sangat penting maka itu saya
bilang di internal RRI meeting dewas ini seminggu sekali meeting dengan direksi yang formal ya 1
bulan sekali tetapi informal bisa setiap saat ehmm mereka menjalin komunikasi dengan kita mulai
gadget, tatap muika , mereka dating keruangan saya atau kadang-kadang saya juga yang saya yang
keluyuran saya datang keruang direksi kadang sampai keruang-ruang reporter itu cara saya menjalin
dengan lingkungan internal. Nah eksternal eksternal ehm.. apa pertanyaanya..? ehmm nah eksternal
begini kalo eksternal saya selalu ingin menjalin komunikasi dengan stekholder itu pertama didalam
benak saya mereka itu harus menjadi mita RRI saya meyakinkan kepada stekholder bahwa RRI itu
stategis untuk Negara ini , RRI ini penting untuk pemberdayaan masyarakat Indonesia , RRI itu
sebagai in lightthening people tidak hanya sekedar berita yang gag karu-karuan , tidak hanya berita
yang sensaional, tapi bagaimana RRI hadir memberikan kepastian informasi dan berita yang betul-
betul yang mengejar kebeneranan trut (trust) informasi dan berita itu adalah persoalan mencari
kebenaran kitab memang bebas independent dan tidak bisa di intervensi oleh siapapun tapi kebebasan
kita kebebasan yang bertanggung jawab , kebebasannya siaran dan berita kita orentasi kita untuk
kepentingan public dan Negara kesatuan republik Indonesia itu saya yakinkan betul kepada eksternal
mari bersama RRI membangun Negara ini kalo RRI tugasnya adalah ,informasi ,hiburan ,dan
pendidikan ,serta pelestarian budaya yaa 4 tuposi ini yang saya bawa keluar de. Jadi kalo ketemu
siapaun ketemu mentri, ketemu dpr , tolong bantu RRI untuk melaksanakan t5ugas pokok ini itu
bidang inforasi, pendidikan, hiburan, dan pelestarian budaya. Informasi informasi yang harus sehat
bukan informasi yang hoax sekarang ini muncul kan tapi sejak dulu ehmm. RRI memegang teguh
berita yang benar kita tidak perlu ikut-ikut media mainstream yang kadang beritanya yang oenting
heboh yang penting ramai yang penting sensasi kemudian mendatangkan rating kan gitu? Saya tau itu
media mainstream cenderug berita yang disajikan itu harus memiliki nilai rating tadi karena bagi
mereka rating itu penting kalau iklan gag masuk ya mati kutu tetapi karena RRI sudah dibiayai Negara
dibiayai rakyat RRI tidak boleh ikut-ikutan prinsip itu news value RRI itu beda dengan news value
radio swasta bagi saya news value RRI adalah pertama vberita itu penting dulu baru okelah menarik
biar didengerin orang, jangan dibalik yang penting menarik penting gag penting bagi masyarakat ya
biarin saja itu yang saya amati media mainstem maupun media lain ti8dak semuanya yaaa? Kalon
kompas bagus lah tetapi kadang-kadang saya mengamati seperti itu infotaiment kadang-kadang
memuakan itu aduh manfaatnya buat bagi rakyat apa itu kan tidak ada, tapi bagi mereka yaa apa yahh..
yaa ya itu yang penting menarik menarik datangkan rating datangkan iklan nah kalau RRI tidak boleh
RRI itu harus penting dulu isu-isu yang dimunculkan RRI itu harus y6ang penting ,penting bagi
masyarakat gitu bhnah ini hubungan dentgan eksternal saya selalu meyakinkan mereka ayo menjadi
mitra RRI ayo menjadi mitra RRI untuk membangun bangsa ini untuk mendukung tugas RRI
mensajikan informasi yang bbenar tadi informasi yang sehat jadi menciptakan demokasi yang sehat
dan sebaginya hiburan hiburan juga yang sehat RRI tidak boleh menyiarkan lagu-lagu yang gag
menghibur ehh yang gag mendidik , pendidikan iya toh berita-berita RRI siaran RRI harus
mencerminkan edukasi to inform to educate to intertent nah itu tadi menghibur. Terus yang terakhir
RRI adalah sebagai pelestari budaya ini juga saya tanamkan kemana-mana mana ada institusi yang
salama 70 tahun terus menerus komitmen degan pelestarian budaya bangsa kayaknya hanya RRI setiap
hari anda dengerin pro 4 RRI Jakarta pasti dilestarikan budaya betawi, kalau anda ke RRI jogja pro 4
RRI jogja itu pasti menyiarkan ketoprak wayang , disurabaya ada ludruk , di bRRI padang pasti
meletarikan budaya minang jadi kearifan local di setiap daerah itu dilestarikan RRI seninya juga
dilestarikan RRI ehmm petuah-petu7ahnya dilestarikan RRI nah ini saya piker pentingnya RRI disana
yahh.. saya kira itu untuk nomor 6
Tegar : kalau dengan masyarakat bagaimana?
HK : ohh yaaa…kita menajlin kerja sama dengan ngo ehm lsm tetapi tentu lsm yang ya…
diindonesia ini sekarang kan hati-hati ada lsm yang abal-abal ada lsm yang afonturir tetapi kita
cxlii
memilih mita kita ngo kita yang teruji kredibilitasnya kalau memang ngo sudah terbukti kredibilitasnya
apa namanya .. ehmm apaa.. misinya sama dengan RRI untuk mensejahterakan masyarakat ya kita
gandeng mereka kita bergandengan dengan masyarakat pun ehmm kita tidak milih jadi bagi RRI
masyarakat dan public itu apa sih yaahh.. all segment dari anak tk sampai perguruan tinggi dari petani
sampai president itu yang kita layani kita tidak membeda-bedakan karena kami punya prisip hak
semua warga Negara untuk mendapatkan informasi ingat prinsip right to know ketika prinsip kita right
to know hak setiap warga Negara untuk mendapatkan informasi kita tidak boleh pilih kasih masyarakat
yang ditengah laut pun harus kita layani masyarakat yang dipuncak gunung pun di remote area di
tengah hutan yang mungkin kita tidak menangkap tv tidak bisa ada sinyal untuk internet RRI hadir
disana RRI hadir disana jadi keadilan informasi itu bagi RRI menjadi komitmen keadilan informasi
right to know dan juga kepada masyarakat mereka juga mempunyai right to expression bebas
menyampaikan pendapatnya melalui RRI monggo siaran di RRI menyampaikan aspirasi
menyampaikan usulan kepada pemerintah mengkritik pemerintah pun boleh tapi bebas tadi tetap
bertanggung jawab bebas tadi tetap dalam rambu-rambu NKRI NKRI tau rambunya 4 yaitu pancasila,
apa itu NKRI ehh sory pancasila , uud 45 , NKRI, dan bhineka tunggal ika asal konten-konten yang
akan disiarkan disampaikan masyarakat melalui RRI itu tidak bertentangan dengan 4 konsensus
nasional tadi monggo siaran di RRI tapi kalau ada tiba- tiba pak saya mempunyai hak siaran di RRI dia
mau berbicara tentang khilafah saya minta maaf saya islam saya haji tapi saya disumpah NKRI itu
harga mati ketika ada orang siaran di RRI menentang pancasila ya tidak bisa nah itu saja . ehhm
masyarakat bagi kami itu semua ari anak kecil kita ada siaran tk ada disetiap siaran itu ada siaran
taman kanak-kanak sampai keperguruan tinggi pun ada forum mahasiswa pun juga ada jadi itu ya terus
apa lagi?
Tegar : bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik dalam tubuh organisasi RRI?
HK : bagaimana cara menyelesaikan masalah jika terjadi konflik dalam tubuh organisasi RRI?
Tentu yang pertama kita ehmm apa ..upayakan memecahkan konflik ini adalah asas kekeluargaan kita
ada konflik ya tentu bagaimana mencapai musyawarah untuk mufakat agar konflik itu bisa diatasi
namun Negara ini adalah Negara hukum iya tuh supremasi hukum harus dipegang teguh ketika ada
karyawan yang konflik kemudian terjadi pelanggaran disana ya harus diberikan sanksi intinya tadi itu
kalo ada konflik kita ingin konflik itu tidak keluar ke media massa kita redam kita selesaikan asas
kekeluargaan lah . mediasi itu.. tapi kaloo enggak bisa yak arena ini Negara hukum yaa kita serahkan
ke hkum iyaa toh..? tapi mediasi asas kekeluargaan itu menjadi ehhmm. Prioritas bagi RRI kita
menganut asas kekeluargaan karena RRI ini didirikan oleh para pendiri bangsa juga asasnya
kekeluargaan demokratis jadi itu yaa? Terus
Tegar : terus pertanyaan no 8 sama noor 9 sedikit nyambung apakah menurut anda dalam sebuah
organisasi lebih baik terdiri dari kelompok yang seragam atau beragam, bagaimana dengan kelompok
yang aa di RRI ini ?
HK : ohh ya ini menarik ini ya harus beragam haruss.. karena apa RRI harus mencerminkan
kindonesiaan Indonesia itu beragam iya toh jadi kita harus beragam contohnya ini gag papalah
ontohnya saya selaku dewan pengawas ketika memilih direksi sampai persoalan etnis pun saya
perhatikan tetu nomor satu profesionalisme yahh kalo gag mampu ya gag usah jadi direktur attitude
kita nilai integritas kita nilai tapi pertimbangan etnis itu kita itung karena apa? karena ini Indonesia
bung hasilnya sekarang liat direktur utama orang Madura direktur program produksi orang Sumatra
direktur lpu orang timur rote direktur ehh.. teknik pak gingging orang sunda terus siapa lagi direktur
SDM umum orang bugis iya toh terakhir baru orang jawa direktur keuangan nah ini ini termasuk
menurut saya ehh.. RRI harus mencerminkan keindonsiaan harus mencerminkan keindonsiaan
termasuk dalam hal etnis itu kalo saya jadi tidak boleh ada kelompok jawa saja , bugis saja , kelompok
batak saja RRI itu akan indah ketika penyiarnya itu ada yang logatnya yang jawa eh ada yang logatnya
agak batak ini menurut saya gapapa biarin ini menjadi warna ada yang logatnya ambon bukan logat
cxliii
yaa logat aoa dialeg logat yaa logat itu menurut saya menarik saja gag ada masalah ketika penyiar-
penyiar dijakarta ini ehmm.. logat yaa logat penyiarnya itu logatnya macem-macem menarik bagi saya
itu karena itu lah indonesia saya kira itu, terus apa lagi?
Tegar : nomor 10 apa saja nilai ,norma , dan budaya organisasi dalam orgaisasi RRI yang anda
ketahui ? yang 9 itu aja dulu pak visioner, kreatif , komitmen secara ringkas aja pak
HK : ohh iyaa… ehmmm… sebetulnya ini ada dibudaya organisasi semua yaa nilai semua ini tapi
karena banyak saya buka ini dulu catetan nahh…jadi karena nilai itu pertama tentu visi dulu, berbicara
visi kita memiliki ehmm kalo berbicara nilai kita berbicara visi dulu yaa . visi RRI menurut saya nilai
tertinggi yak arena menurut saya organisatioris nilai yang paling tinggi adalah nilai visi 5 tahun
kedepan RRI sebagai lembaga penyiaran public yang terpercaya dan mendunia nah dalam mencapai
visi ini dirumuskan dalam misi-misi misinya ini nilai semua ini nilai misinya 1. Memenuhi hak warga
Negara memperoleh berita dan informasi yang objektif dan independen menurut saya ini values 2.
Memenuhi hak warga Negara memperoleh siaran yang mencerdaskan , mensejahterahkan, dan
memperdayakan serta berpihak pada kelompok rentan dan disable . kelompok rentan tau yaa siapa aja
itu minoritas , anak-anak, perempuan, nanti dicari lah ini nilai menurut saya. 3 menyelenggarakan
siaran yang menjamin kebhinekaan dan identitas nasional nahh ini misi kita, nahh terus juga ada misi
menyelenggarakan siaran hiburan yang sehat kemudian meningkatkan layanan dan jangkauan siaran
yang mudah diakses masyarakat di daerah perbatasan terpencil terluar dan pesisir nah tadi keadilan
informasi tadi nilai kan? Mana ada media penyiaran yang sampe harus siarannya yang harus sampai
kita kadang berfikir ada atau tidak ada pendengarnya RRI harus masuk ke hutan-hutan masuk kepesisir
ke perbatas-batasan iya karena itu keadilan informasi perkara disitu hanya ada 5 orang mereka orang
Indonesia yang harus dihargai haknya kan gitu, kemudian misi yang berikutnya memperkuat siaran
luar negeri untuk mempromosikan Indonesia beserta ideologi pancasila dan menghadirkan dunia ke
Indonesia sebagai sesuai dengan politik luar negeri artinya apa pencitraan Indonesia yang yang Negara
yang baik yang beridielogi pancaasila itu kita perkenalkan dunia harus mengakui nanti bahwa
pancasila ini adalah solusi sebetulnya kalau dunia ini mau aman dunia tidak ada konflik yang
berkepanjangan itu nilai-nilai pancasaila solusi menurut saya itu kita yakinkan kepada dunia melalui
siaran RRI. Kemudian misi yang berikutnya mengoptimalkan teknologi penyiaran okelah ini bukan
nilai ya ini teknis dan kita juga punya nilai dibidang ehmm administrasi tanggung jawab kita terhadap
publik meningkatkan kualitas tata kelola LPP RRI sesuai dengan prinsip good public goverments tidak
hanya sekedar good corporate goverments lebih tinggi ini good public goverments nanti cari di internet
ada itu jadi kita kelasnya sudah good public goverments tata kelola kita cari di internet apa itu ciri ciri
good public goverments beda dengan good corporate lebih tinggi kemudian kita harus
mengembangkan SDM yang profesional dan berintegritas mengembangkan ini bukan nilai saya kira
itu yaa itu dari sisi visi misi .
Kemudian untuk mewujudkan ini apa visi misi kita tadi pertanyaannya seperti napa siaran-siaran kita
kann gitu konten siaran-siaran kita apa ya pertama harus mampu siaran yang mampu mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia bermoral beretika berbudaya beradap berdasarkan falsafah pancasila
itu siaran RRI , yang ke 2 kita harus mampu mendorong masyarakat sebagai bangsa yang memiliki
daya saing yang tinggi jadi isinya enterlightthening semua dan kemudian masyarakat demokratis yang
berlandaskan hukum jadi kita harus mengedukasi masyarakat melalui siaran-siaran kita bahwa Negara
ini Negara hukum mewujudkan Indonesia yang aman nyaman dan bersatu mewujudkan pemmerataan
pembangunan yang berkeadilan mewujudkan Indonesia yang itu lingkungan hidup itu loh yang asri
dan ehmm menjaga ekosistem melestarikan lingkungan hiduplah mewujudkan Indonesia sebagai
Negara kepulauan yang mandiri maju kuat dan berbasis kepentingan nasional dan yang terakhir
mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergolongan dunia internasional ini sebenernya ada
didalam rpjn rancangan jangka jadi harus sama action plane RRI harus sama dengan rpjn rpjn itu
rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 itu harus pararel harus sama dan sebangun
ehmm dari rpjn tadi . saya kira itu ya terus apa lagi
cxliv
Tegar : terus yang budaya organisasi yang tadi pak yang ada 9 itu yang komitmen, visioner ,
integritas ,
HK : ehmm itu adakan sudah tahu?
Tegar : sudah tau tapi arti intinya misalkan komitmen itu harus gimana, visioner harus gimana ,
integritas harus yang bagaimana
HK :9 point itu? Saya kira kalau budaya yang ehmm anda catat kan sudah jelas pertanyaanya kan
visioner misalkan. Visioner itu kan berpikir jauh kedepan kan gitu saya selaku pimpinan di RRI yaa
harus visioner de tidak boleh egois mentang-mentang karena apa namanya tidak boleh berfikir masa
kerja saya kan hanya 5 tahun iya toh tidak boleh saya hanya berfikir ahh RRI itu 5 tahun kedepan
harus begini begitu tidak saya harus berfikir visioner yang lebih jauh lagi lebih jauh dari sekedar 5
tahun itu itu yang namanya pemimpin yang visioner yang berfikir jauh kedepan intinya kalau saya
mengharapkan RRI ini harus terus dikuatkan netralitas dan independensinya itu visi saya visioner saya
,ketika RRI kuat netralitas dan independensinya insyallah akan semakin bermanfaat bagi Negara ini
karena sekali lagi RRI tugasnya kan merawat kebangsaan merawat NKRI merawat keberagaman itu
tadi nah ini visoner yang saya maksud itu adalah visioner RRI sepanjang hayatnya nanti sepanjang
dunia ini masih ada harus tegak berdiri untuk mengawal NKRI, NKRI yang tadi kembali ke 4 pilar tadi
itu iya toh saya kira itu visioner itu . terus apa lagi? Apa aja tadi saya kan tidak inget apa saja ?
Tegar : komitmen
HK : komitmen apa banyak komitmen yang harus kita capai, tentu kalau mau kita jabarkan
komitmen itu sangat luas ngomong satu jam gag akan habis iya kan intinya aja , lagi-lagi saya gag
akan bisa lari kemana-mana komitmen kita itu ya 4 pilar itu tadi sudah mau kemana lagi soalnya ini
anda bertanya kepada dewas soalnya iya toh kalau bicara komitmen ditingkat direksi dan kasatker
silahkan dia jawab agak beda tapi kalau anda nannya kesaya baik visi komitmen integritas itu tetap
harus-harus mengacu kepada 4 pilar bangsa kalau saya mengajak kesitu ini persoalan belom selesai ini
persoalan menjaga NKRI belom selesai malah kita ini diancam terancamlah dengan semakin
meningkatnya proxy war Indonesia ini ada yang bilang tunggu giliran saja ketika iran irak suriah sudah
hancur berantakan Indonesia ini sasaran berikutnya nah seperti itu lah yang membuat kita semangat
bahwa komitmen saya tidak bisa lari dari itu de (4 pilar) karena yaa karena biarlah orang menilai
apakah saya ini negarawan atau tidak saya tidak ada urusan dengan itu tapi urusan saya saya itu
dilantik presiden saya ini harus menjaga NKRI menjaga melalui siaran-siaran RRI terus apa lagi?
Kreatifitas budaya kreatifitas mulai ditanamkan di RRI karena apa karena apa karena industri radio itu
adalah industri kreatif itu harus dipahami jadi temen temen saya ajak kamu itu kerja di RRI RRI itu
apa radio industri radio , industri radio itu industri kreatif jadi kalian harus kreatif kalau kalian tidak
kreatif mati kutu kalian akan ketinggalan dengan competitor seperti itu.
Tegar : terus orientasi kepada public?
HK : orientasi kepada public jelas kita lembaga penyairan public pelayanan kita paling utama
adalah kepada kepentingan public itu pasti karena kita lembaga penyiaran public jadi tugas RRI ini
semata-mata untuk kepentingan public ehh., kita tidak boleh berfikir untung rugi ketika melayani
public itu kalau lembaga lainyakan mau gag mau kan harus berfikir kesana yang saya cerita tadi
misalnya berita berita mereka lebih cenderung menarik gag berfikir penting atau tidak memberdayakan
gag mencerahkan gag kadang-kadang saya miris itu sinetron-sinetron percintaan itu anak sd kok wis
diajarin pacaran kadang berita kriminal itu juga ngawur dia ekspos itu eh.. apa modus operanya itu
kadang dieksposnya berlebihan sehingga saya khawatir kalau sakit jiwa ketika terlalu sering diekspos
apa anamnya yang pedofil itu digambarkan disitu sipedofil ini telah mengagahi gadis umur 8 tahun ini
ini saya khawatir dengan berita criminal seperti itu malah kalau orang yang sakit jiwa memicu malah
ketika orang sakit jiwa ketika menonton eh asik juga ya jadi pedofil ini yang gag di itung kemaren saya
cxlv
juga sangat khawatir dengan tayangan apa ya jadi banyak lembaga penyiaran kita yang tidak
mengindahkan aspek psikologis massa ini membahayakan gag kalau disiarkan ini kalu saya berita
berita criminal itu berisi ancaman ehh kamu memperkosa orang hukumanmu 20 tahun ini loh buktinya
sengsara deh pokoknya kalau kamu jadi penjahat, seperti itu kira-kira. Jadi itu bedanya kita dengan
media swasta
Tegar : kualitas
HK : ohh iya kita harus ehh..mengacu kekualitas bagi saya kerja di RRI ini harus tidak hanya
akurat tapi presisi presisi ini akurasi tingkat tinggi berita-berita kita tidak boleh salah itu dari sisi
komitmen kemudian kualitas dari sisi audio lembaga penyiaran public itu harus high quality audio
,high quality audio , audionya suaranya itu harus berkualitas tinggi itu prinsip lembaga penyiaran
public kalau anda lihat bbc nhk itu betul-betul kualitas audionya dijaga jadi kita menjaga kualitas
karena kita lembaga penyiaran public justru disitulah high quality audio menjadi ehhh standar bagi kita
selain konten tentu suaranya harus berkualitas kan gitu yaa jadi…kualitas dalam hal ini kualitas konten
siaran-siaran maupun teknelogi audionya tadi mutu suaranya iya tohh terus apa lagi?
Tegar : efektif dan efesiensi
HK : tentu ehh… didalam konsep kebijakan reformasi birokrasi itu antara lain menekankan
pentingnya efektifitas dan efesiensi kita ingin menuju kesuatu organisasi yang miskin struktur kaya
fungsi ini catet ini. Sekarang kita ingin menuju ke organisasi yang miskin struktur kaya fungsi tau
artinya? Struktunya gag usah terlalu banyak orang tapi fungsinya jadi kami sependapat dengan
pemerintah bahwa nanti misalnya eselon 4 itu di hapus saya setuju itu jadi biarkan saja struktur
organisasi ini yang efektif dan efesien yang tadi itu miskin struktur kaya fungsi tidak banyak orang tapi
manfaat kepada public luar biasa itu jadi jabatan structural boleh jadi dikurangi saja nanti jabatan
structural cukup hanya sampai eselon 3 misalnya eselon 4 tidak ada langsung fungsional yang sesuai
dengan ahlinya kalau yang penyiar itu ya ahli menyiar kalau pemberitaan ya reporter yang handal
kalau teknisi ya teknisi yang handal itu fungsional semua tidak ada lagi eselon 4 itu pandangan saya
kedepan RRI harus .. ehh..karena kalau zaman sekarang RRI itu tidak efektif tidak efesien ya akan
ketinggalan zaman akan kalah bersaing dan kita harus lincah prinsipnya tadi itu muskin struktur kaya
fungsi
Tegar : konsisten
HK : konsisten? Yess harus dong istiqomah malu dong kita sudah punya visi terpercaya sudah
mempunyai visi mendunia tapi kita hanya ngomong doang jarkoni kalau orang jawa bilang tau
jarkoni? Iso ujar neng asal ngelakoni nahh tidak boleh kita harus satu kata perbuatan kalau kita
mempunyai visi dan misi seperti ini laksanakan jadi konsisten , konsisten tentu pasti dilatar belakangi
dengan konsisten visi dan misi serta rencana strategis kita harus konsisten ketika visinya ini ketika
misinya ini ketika rencana strategisnya ini just do it laksanakan harus sesuai dengan visi misi kita
harus konsisten dengan visi misi kita kan intinya gitu buat apa kita menciptakan visi misi kalau benar
penjabarannya gag konsisten malu kan nahh kita di bilang asbun asal bunyi hanya asal ngomong tidak
boleh jadi istiqomah atau konsisten harus jadi komitmen dari pimpinan dan seluruh angkasawan RRI
saya kita itu
Tegar : yang terakhir kebersamaan
HK : kebersamaan itu togetherness ehh saya selalu mengatakan kerja di RRI adalah kerja tim jadi
tidak ada jangan ada orang yang mengaku-ngaku sebagai superman tidak da yang paling kuat di RRI
selain tim itu tidak ada superman yang ada supertim nah ketika ingin mewujudkan supertim tolong
jangan bicara aku tapi bicara kita we are saya bilang gitu kalau kerja tim jangan bicara aku ,ini aku
sudah berhasil menyelesaikan kerjaan ini tidak boleh ngomong gitu , kita allhamdulillah pak kita
berhasil mengerjakan , nah jeleknya itu kadang-kadang kalau berhasil claim aku tapi kalau gagal ini
cxlvi
kesalahan kita itu sering itu orang tidak sportif kan ehh.. kalau sudah kesalahan kesalahan kamu nih
tapi kalau berhasil keberhasilan ku dia lupa bahwa keberhasilan ku tuh keberhasilan tim gitu loh iya
kan tidak mungkin kita jalan sendiri tidak mungkin ini ibaratkan kesebelasan sepakbola ehh.. captain
kesebelasan tidak mungkin memasukan bola ke gawang tanpa dukungannya jadi ehhh… supertim akan
menjadi komitmen kita karena eh.. apa keberhasilan maupun kegagalan kekurangan tuh harus diclaim
jadi milik tim milik kita kami untuk mewujudkan togetherness itu saya selalu mengajak temen-temen
jangan icara aku didalam tim tidak boleh berbicara aku didalam tim tidak boleh berbicara saya tapi
adalah kita kami we are nah itu baru togetherness menurut saya itu
Tegar : jadi itu yang bapak dapat selama bekerja di organisasi RRI, visi misi dan budaya organisasi
itu ?
HK : ya itu pengalaman dari diri saya dan juga ada sedikit teori teori juga yang saya tahu dan
sudah saya laksanakan selama 30 tahun saya di RRI dan saya menjadi pimpinan RRI ini kan sudah 10
tahun lebih yah sejak saya menjadi kepala RRI sumenep itu kan sebenernya saya sudah menjadi orang
nomor satu di lokalan sumenep kemudian pindah kemalang gorontalo Surabaya terus saya jadi direktur
terus kebandung terakhir allhamdulilah saya diberi amanah jadi dewan pengawas, nah saya ini jelek-
jelek gini saya yang paling urut ada yang lompat kayak bu nuning ini pak mistam dia belom pernah
jadi kepala RRI eselon 2 lompat kan kalau saya pengalamannya sejak saya jadi reporten kepala seksi
kepala bidang saya kepala RRI tipe c kemudian kepala RRI tipe b kemudian pernah jadi direktur
heheheh lengkap kalau yang lainnya lompat-lompat nahh..
Tegar : terus no 12 apakah organisasi RRI memiliki loga, apakah arti atau makna dari logo tersebut
?
HK : nahh logo itu Tanya ke pak Richard semua , jadi kita punya pedoman lpu disana ridgit
dijelaskan saya khawatir kalau yang jelaskan saya keliru karena tertulis itu tertulis dan bisa dibaca di
lpu Tanya disana , disitu kamu buka jelas itu sampai diameternya logo warnyanya logo filosofinya.
Tegar : terus apakah ada pakaian khusus yang digunakan ndalam keseharian pada organisasi RRI ?
HK : yaa seragamnya kalau senen-selasa putih-putih eh putih biru rabu-kamis biru-biru kemudian
jumat batik gitu seragam
Tegar : ada makna khususnya gag sih?
HK : ada dong jadi gini bagi saya seragam itu perwujudan dari identitas corporate ini harus ditaati
ini jujur saja masih banyak yang bentang-bentong satker bikin seragam sendiri warnanya beda gag
boleh itu yang perlu dicontoh komitmen terhadap seragam itu angkasawannya metro tv sama tv one
yak an trans mereka punya aturan tegas itu reporter trans itu kalau keluar itu kalau meliput tidak pake
seragam tanpa seizin pimpinan dipecat dia langsung karena bagi mereka uniform ini seragam ini
adalah identitas corporate itu yang perluy dipahami makna dari seragam baju dari sebuah corporate itu
identitas corporate itu metro bagus dia kameramenya selalu pake seragam tidak boleh keluar gag pake
seragam
Tegar : no 14 apakah dalam organisasi RRI memiliki upacara atau ritual khusus yang dilakukan ,
seperti apa contohnya dan apa arti atau makna dari upacara tersebut ?
HK : ya betul mungkin hanya RRI yang setiap ulang tahun kita ada yang namanya acara
penyulutan obor tri prasetya RRI, ini yang paling unik spesifik khas dari RRI filosofinya kira-kira api
yang kita nyalakan itu sejak lahirnya RRI 71 tahun yang lalu itu adalah api sebagai symbol semangat
sekali diudara tetap diudara, itu mengapa di RRI selalu dinyalakan kalau ulang tahun ya dinyalakan api
tri prasetya RRI penyulutan obor triprasetya RRI nah selalu ketika acara ritual penyulutan obor itu
langsung dibarengi dengan lagu angkasawan RRI jadi lagunya tau kan lagu RRI dicari eh…
cxlvii
(semboyan kami angkasawan RRI sekali diudara tetap diudara sejak…) nah pokoknya itu ehmm selalu
mewarnai upacara ulang tahun RRI saya kira bagus banyak orang apresiasi ulang tahun RRI itu
menarik selalu ditandai dengan upacara ritual upacara penyulutan obor tri prasetya RRI yang
melambangkan semangat sekali diudara tetap diudara , hanya ada di RRI gag ada ditempat lain khas
Tegar : no 15 pak tradisi yang biasanya dilakukan dalam organisasi RRI, seperti apa contohnya dan
apa arti/makna dari tradisi tersebut ?
HK : tradisi apa ya ..?
Tegar : ya seperti tadi seperti upacara
HK : ya saya kira nomor 14 dan 15 sama itu jadi satu aja jawabannya
Tegar : oke pak langsung nomor 16 reward dan punishment, apakah ada reward dan punishment
yang diberikan organisasi RRI terhadap anggotannya, dalam bentuk apa saja reward dan punishment
yang diberikan ?
HK : ohh ya kita menganut manajemen terbuka sehingga prinsip eh.. reward and punishment atau
apa namanya .. kalau bahasanya ininya carrot and stick jadi kalau bagus dikasih wortel kalau nakal
dipukul pake tongkat itu reward and punishment artinya gini eh.. prinsip reward and punishment itu
sudah diterapkan di RRI karena RRI menganut manajemen terbuka bagi yang berprestasi akan
diberikan reward sebaik-baik seoptimal mungkin tapi sebaliknya jika melanggar aturan kode etik ya
kita berian punishment sesuai dengan aturan yang berlaku
Tegar : contoh kecilnya apa?
HK : contoh kecilnya reporter ketika ada reporter yang dia menjuarai memenangkan kejuaraan
jurnalistik kita akan memberikan reward tidak hanya berupa barang tetapi juga eh.. karir dia
diperhatikan jadi dia langsung biasanya yang berprestasi kita ikutkan diklat kita perhatikan nih anak ini
mampu nih kan jadi karir kita perhatikan jadi bukan hanya hadiah tapi juga reward itu berupa
kesempatan dia karir itu lebih bagus, nah punishmentnya macem-macem dengan aturan sesuai dengan
asn juga itu de gag boleh menyimpang ada aturannya jadi ditegur kalau ditegur masih bandel baru
dipecat diberhentikan dengan tidak hormat seperti itu punishment akan diberikan sesuai dengan aturan
yang berlaku itu aja.
Tegar :no 17 dilewatin saja pak terus no 18 apakah dalam lingkungan organisasi RRI terdapat
jargon,nama/julukan, seperti apa contohnya?
HK : nah iya betul selain sekali diudara tetap diudara boleh ditambah kita mempunyai jargon
supertim kami bisa pasti bisa RRI luar biasa itu tambahan itu zamanya direktur ibu niken sekarang
zamannya pak rohan direkturnya tambah lagi jargonya singkat tapi bagus bersama kita kuat .
Tegar : itu makna sekali diudara tetap diudara apa itu ?
HK : ohh iya dong kita ini wawktu zaman republik itu semangat kita sekali diudara tetap diudara
kita mengudara ditembaki belanda pemancar kita ditembaki jepang pemancar kita sampai pejuang-
pejuang kita itu menyelamatkan pemancar itu sampai masuk hutan pemancar itu dulu pindah pindah
karena dikejar-kejar belanda pemancar dicopot dipindah karena kita mempunyai prinsip sekali diudara
tetap diudara jadi meskipun dalam keadaan apapun RRI harus siaran dalam keadaan darurat dalam
keadaan sulit RRI harus tetap mengudara menyiarkan nilai-nilai kebenaran nilai-nilai kebangsaaan,
dan menjung-jung tinggi nilai-nilai pancasila seperti itu
Tegar : terus itu bisa disebut jargon gag sih pak yang di prasasti yang di tiang bendera itu yang pak
yusuf ronodipuro lebih baik saya mati …..?
cxlviii
HK : ohh iyaa jadi waktu itu kan almarhum yusuf ronodipuro ketika membacakan teks proklamasi
itu kewenangan jepang itu dipukuli dia mau dibunuh sama jepang udah berdarah darah itu sampai
kakinya pincang sampai sekarang nah.. dia tidak takut dengan hanya ancaman fisik itu karena
dihatinya hanya satu Indonesia merdeka nah.. coba bayangkan waktu itu umur beliau masih sangat
muda dia tidak mikir mati , dia tidak takut mati demi tegaknya NKRI dan dia berfikir hanya dengan
siaran RRI lah orang-orang tau Indonesia merdeka ,termasuk luar negeri india tau kita merdeka dari
siaran RRI sampai keeropa siaran kita waktu itu bahkan belanda pun dengan sinis mengatakan ehh
belanda kan belom mengakui kemerdekaan kita waktu itu belanda mengatakan Indonesia itu republik
microphone sampai ada kata-kata seperti itu karena hanya merdeka disiaran radio tapi kita bisa
membuktikan bahwa Indonesia sudah merdeka nah iitu bukti bahwa RRI pada saat itu zamannya bapak
yusuf ronodipuro itu memang betul-betul menyuarakan proklamasi bahwa sudah berdiri suatu Negara
baru yang namanya republik Indonesia melalui siaran RRI nah itu
Tegar : nah terus pak nama julukan kan kita mengetahui nama julukan disini kan angkasawan
angkasawati nah itu apa maknannya?
HK : ya kita senang dengan sebutan angkasawwan tapi kita bukan penerbang angkasa jadisiaran
RRI itu kan melalui gelombang radio itu frekuensi itu ehhmm… ketika kita bertugas di tataran
gelombang itu mengangkasa itu sehingga pelaku-pelakunya ehmm.. petugas-petugasnya dijuluki
angkasawawn jadi angkasawan dalam konteks ini adalah ehmm.. tidak dalam artian koNKRItseperti
penerbang ya kalau penerbang kan keliatan kooNKRIt lah kalau dia lebih abstrak lah disini tapi saya
kira sebutan angkasawan itu bisa memacu semangat kita lebih keren lah gitu saya suka dengan istilah
itu dan kita akan gunakan terus bahwa karyawwan RRI itu adalah angkasawan orang yang bertugas
menyuarakan nilai-nilai kebenaran nilai-nilai kebaikan keangkasa melalui gelombang di frekuensi fm
maupun mw kita seperti itu
Tegar : no 19 adakah kisah-kisah mitos atau sejarah yang terdapat dalam lingkungan organisasi
RRI?
HK : adakah kisah-kisah mitos atau sejarah yang terdapat dalam lingkungan organisasi RRI?
Ohh banyak sekali kalau pak yusuf ronodipuro tadi kan hanya salah satu cerita ya didaerah daerah itu
mereka mempunyai kisah-kisah yang luar biasa contohnya saya baru mendapatkan buku ini dari Kediri
ternyata ada sejarah yang tercecer dikediri , nah ini catatan tercecer pejuang RRI dikediri . ini contoh
terus saya keternate ternate punya sejarah sendiri ini bukunya, hampir setiap daerah mempunyai
sejarah sejarahnya sendiri ini nilai nilai historisnya luar biasa ini ini pejuang kemerdekaan semua ini
jadi kalau pertanyaannya adakah kisah mitos-mitos sejarah yaaaa.. banyak bukan hanya kisah pak
yusuf ronodipuro, pak karbol itu , pak abdurachman saleh meskipun dia gugurnya karena ketika nyupir
pesawat terbang tapi dia sebenernya sejarahnya dia yang pernah mempertaruhkan jiwa dan raganya
agar RRI tetap mengudara pak karbol itu, jadi selain pak yusuf ronodipuro, pak karbol , itu yang paling
heroic menurut saya dan ternyata di daerah punya sejarah sendiri sendiri. Terus apa lagi
Tegar : apakah dalam lingkungan organisasi terdapat nama pahlawan yang sampai saat ini masih
diingat dan menjadi representasi dari organisasi RRI?
HK : saya kira selain pak yusuf ronodipuro pak abduracha saleh yaa itu menurut saya dua tokoh
itu yang betul-betul keliatan ya secara fisik berjuang untuk ri yang lainnya banyak tapi ehh… dua
orang itu menurut saya yang paling besar namanya abdurachman saleh
Tegar : terus no 21 bagaimana cara organisasi RRI menyalurkan dan mensosialisasikan
visi,misi,nilai,norma,dan budaya organisasi kepada lingkungan internal organisasi selama ini?
HK : cara?
cxlix
Tegar : selain bentuk fisik ya didepan itu (banner visi misi dan budaya organisasi )
HK : ohh ya tentu dengan memberikan selain ditulis disitu ya tentu kita memberikan pembinaan
ceramah ya memberikan pengarahan langsung kepda karyawan jadi pada setiap sambutan saya selalu
ingatkan tentang visi misi ini kemudian kita punya website situs kita taro disitu visi misi eh.. RRI yang
harus dilaksanakan semua angkasawwan terus setiap diklat selalu ada mata kuliah mata pelajaran yang
khusus mengdoktrin lah para peserta diklat dengan visi, misi kita terus kita sampaikan kepada media
massa kortan , tv , bahwaw RRI mempunyai visi misi yang harus dilaksanakan tahun kedepan ini tapi
intinya gitu
Tegar : terus noo 22 itu dari berbagai nilai,norma,dan budaya organisasi tersebut, apakah
mempengaruhi anda dalam bertingkah laku dikeseharian dalam organisasi, seperti apa contohnya?
HK : yaaa semua itu saling terkait sehingga mempengaruhi saya apa itu nilai,norma,budaya
organisasi itu semua saling terkait karena nilai,norma,dan budaya organisasi yang sudah ada itu adalah
yang menjadi trigger atau pemicu semangat kita untuk bekerja dengan baik sesuai dengan visi,misi kita
jadi yang mempengaruhi kita yang mana dalam tingkah laku sehari-hari saya kira semua nilai yang
tercantup itu itu menurut saya , dan saya selalu menempatkan diri saya sebagai abdi egara abdi Negara
itu disumpah untuk kepentingan NKRI jadi mirip mirip tni lah jadi kalau sudah disumpah NKRI itu
harga mati harga mati bagi kita bagi saya terutama ehh.. siapapun yang siaran di RRI keluar dari ehh..
komitmen NKRI ya pasti itu jadi ehhh.. musuh kita tegas saya pokoknya NKRI harga mati disitu nilai
nilai 4 pilar tadi itu sudah tiada duanya itu sudah pancasila, NKRI, uud45 bhineka tunggal ika yasudah
itulah keingginan para founding father kita founding father kita akan menangis didalam kubur kalau 4
nilai itu hilang utaanya pancasila itu . saya kita itu ya
Tegar : terus yang terakhir dari berbagai pertanyaan tentang nilai,norma,budaya organisasi tersebut,
menurut anda unsur budaya organisasi apa yang masih bertahan hingga saat ini , berikan alasannya?
HK : iya saya yakin seyakin-yakinnya bahwaw nilai-nilai atau corporate culture yang ada di RRI
itulah yang menjadikan RRI masih eksis hingga saat ini karena kalau suatu organisasi tidak memiliki
nilai ya akan terombang ambing oleh … ehmm tapi menurut saya kenapa kita masih bertahan hingga
saat ini kita memiliki nilai-nilai tadi dan saya yakin nilai-nilai RRI yang berorientasi kepada pancasila
tadi nilai-nilai yang berorientasi kepada pendiri bangsa itu lah yang membuat kita bertahan sejarah
biarkan lembaga lain melupakan pancasila tetapi bagi RRI justru selain itu merupakan ehm.. kewajiban
komitmen itu kana menjadi perilaju kita sehari-hari orang-orang bilang pancasila itu klise ada yang
bilang itu gag ngetren wwah kurang ajar ini kualat ini karena pancasila itu dibuat oleh bung karno dan
para pendiri bangsa ini tidak akan lekang oleh zaman dia nilainya sangat universal pancasila nilai-
nilainya sangat-sangat universal seperti yang saya bilang tadi bahwa jika ingin dunia ini aman, dan
damai ikuti aja ajaran pancasila semua agama pun identic dengan pancasila mana ada agama yang
menentang berketuhanan . kemanusiaan yang adil mana ada agama yang menentang nilai-nilai
kemanusiaan, persatuan silaturahmi itukan ajaran agama , apalagi kerakyatan demokrasi demokrasi itu
kita yakini adalah menjadikan kita hidup lebih adil dan yang terakhir keadilan mana ada yang
nenpertentangkan tentang keadilan agama pasti mengajarkan nilai-niali keadilan, jadi menurut saya
selain budaya organisasi yang membuat oorganisasi ini bertahan ketika kita ini tidak meninggalkan
pancasila kesannya klise ya kuno gitu tapi menurut saya pancasila harus tetap ada di republik ini
jangan lupakan sejarah bungkarno bilang jasmerah jangan sekali-kali melupakan sejarah kualat nanti
kita jadi saya kira itu.
Tegar : ehhh nannya tentang ini pak ehhh Tri Prasetya RRI itu kan nilai soul
HK : tri prasetya itu emang piagam didirikannya RRI oleh pendiri kita waktu itu ehmm
redaksionalnya udah tau kan ya, disitu intinya komitmen RRI sebagai pengawal Negara NKRI , dulu
pengkalimatnya kan pengawal revolusi gitu lah tapi ya sekarang pengawal NKRI yang satya ke tiga itu
cl
RRI berdiri di atas semua golongan dan partai itu menunjukan RRI itu netral tidak berpihak kepada
kepentingan politik tertentu. Ingat pada waktu itu kan multi partai seperti sekarang ini tapi RRI tetep
komit menjadi lembaga penyiaran yang netral senetral netralnya, namun dalam sepanjang sejarah kan
RRI pernah di kotasi oleh pemerintah orde baru sebagai lembaga penyiaran pemerintah tetapi
allhamdulillah setelah reformasi boleh dibilang kembali fitrah . Tri prasteya itu boleh jadi filosofi RRI
kalo dibaca dengan cermat tri prasetya itu cerminan dari komitmen lembaga penyiaran public yang
netral dan independen. Sejak lahir RRI itu sebernya dari lahir itu radio public sejak lahir itu buktinya
prasetya satya ke tiga itu bunyinya RRI berada diatas semua golongan dan partai disitu tidak ada RRI
sebagai corong pemerintah kan tetapi dalam perjalanan sejarah dimasa orde baru RRI di kotasi oleh
rezim menjadi lembaga penyiaran pemerintah allhamdulillah lahirlah reformasi RRI kembali ke kitah
menjadi lembanga penyiaran public lagi hingga sekarang gitu ehhm…. Apa kalo menurut saya tri
prasetya itu sampa era kekinian itu masih relevan utamanya satya ke 3 itu RRI berada di atas semua
golongan dan partai itu menunjukan RRI orientasi RRI hanya untuk menunujukan netralitas dan
independen RRI nahh hmm apa namanya pertanyaannya apa lagi tadi itu filosofi RRI ya
Tegar : yaaa iyaa filosofi RRI maknaa hmm dan apa kah itu bisa menjadi sesuatu nilai kenapa RRI
hingga kini masih bertahan
HK : yaa justru itu tadi karena itu menjadiu semacam hm… apa namanya roh jiwa korsa disana
sebagai lembaga penyiaran public apa lagi tri prastya terbukti tidak lekang oleh zaman kan di era
kekinian pun tri prasetya masih relevan. Jadi hanya kecelakaan saja menurut saya RRI pernah dikuasai
rezim dan menjadi lembaga penyiaran pemerintah kalo yang kita syukuri justru saat ini RRI punya
filosofi tri prasetya itu tertanam jiwa angkasawan tertanam menjadi rohnya tadi itu disbanding
saudara kita tvri tidak punya tri prasetya sehingga dalam perjalanannya juga agak agak kurang mulus
ketika dia ingin diposisikan sebagai lembaga penyiaran public itu sempet terombang ambing karena
tidak mempunyai jati diri mungkin, jadi ketika zamannya megawati menjadi presiden kan tvri sempat
diarahkan menjadi persero bumn RRI gag mau karena ketika kita menjadi bumn itu berarti kita
komersil padahal prinsip lpp itu non komersil sehingga waktu itu kita melawan lah enggak mau
sementara temen temen di tvri mengikuti kemauan rezim menjadi bumn. Apa yang terjadi ketika tvri
menjadi bumn maka terjadi colaps gag cocok karena prinsip dengan hmm…ininya gag cocok dengan
status kelembagaannya gag cocok prinsipnya netral independen dan non komersial itu lpp status
kelembagaannya bumn kan komersial makannya RRI berlandaskan tri prasetya itu ya sudah RRI itu ya
lpp lahirnya itu pun lpp kok tri prasetya itu cerminan lpp menurut saya iya kan lembaga penyiaran
public, corong public, corong Negara seperti itu menurut saya. Jadi itu sangat mempengaruhi jiwa
korsa angkasawan RRI nilai-nilai yang terkandung dalam tri prasetya itu
Tegar : jiwa korsa itu jiwa apa itu pak
HK : ya jiwaa korps korps the geest jadi kalo kopasus jiwa korsanya itu apa ituu… hmm.. lebih
baik mati dari pada pulang kalah perang seperti itu jiwa korsa jiwa korsa itu ya roh itu lah gampangnya
Tegar : terus kalau misalnya yang terakhir itu hubungan sosial dengan dunia internasional
HK : bagus allhamdulillah dari tahun ketahun ehmm… RRI semakin mampu menunjukan jati
dirinya sebagai lembaga penyiaran bertaraf internasional apa lagi visi dewas sekarang ini kan
menjadikan RRI sebagai lpp yang terpercaya dan mendunia worldwide nahh sebetulnya dijamannya
pak parni itu kita semakin kuat kita semakin kuat menjadi lembaga penyiaran public yaitu waktu itu
RRI menjadi ehmm tun rumah general essembly Asian pacific broadcasting union ehhmm ABU tahun
2008., allhamdulillah untuk kedua kalinya RRI dipercaya lagi menjadi tuan rumah GEABU tahun ini
kemaren baru saja selesai tahun kemaren ya tahun 2016 hmm bulan oktober itu untuk kedua kalinya
RRI menjadi tuan rumah general siding umum ABU
Tegar : ABU itu apa itu
cli
HK : Asian pacific broadcasting union asosiasi penyiaran seasia pasifik itu membernya ratusan
Negara di asia dan pacific
Tegar : organisasi internasional
HK : iyaaa ohww.. asosiasi broadcasting union ohmm Asian pacific broadcasting union persatuan
penyiaran seasia pasifik jadi dengan hmmm apaa ditunjuknya RRI sebagai 2 kalinya sebagai ini tuan
rumah ABU menunjukan RRI memang sudah boleh dibilang lembaga penyiaran yang bertaraf
internasional iya tohh bahkan di Abu kemaren di bali itu RRI mengalami peningkatan status sekarang
menjadi member yang lebih elit lah itu. Sudah ketemu pak sulaiman
Tegar : pak sulaiman siapa itu
HK : direrktur pp
Tegar : belom
HK : harus ketemu anda harus ketemu karena core di bidang program dan produksi itu dia
sekarang ditunjuk sebagai vice president administrative apa itu. Selain itu di IDA. IDA itu
Internasional Development Broadcasting Asosiasion kalo gag salah itu juga bu dirut bu niken 2 kali
menjadi pimpinannya IDA. Itu kalo buka di internet itu ada bu niken widiastuti itu pimpinan idb 2
periode itu dirut RRI yang kemaren yang lama itusalah satu bukti memang kita sudah diakui
internasional bukan hanya lembaga penyiaran ini aja kita sudah menjadi lembaga penyiaran
internaisonal gitu loh . Apa lagi voice of Indonesia siaran luar negeri kita sudah lama itu semenjak
orde baru yaa mana ada radio di republik yang siaran 8 bahasa kita ini itu menjadi bukti bahwa RRI itu
bertaraf internasional siaran luar negeri voice of indonesia kita siaran dengan menggunakan 8 bahasa
bahasa apa aja itu lupa saya inggris ,perancis, mandarin, spanyol, korea, arab, cina eh mandarin itu
cina yaa arab.. hmmm ini mau ditambah lagi bahasa india bahasa kurdi ada 8 bahasa . Inggris,
perancis, belanda , jerman , perancis, spanyol ,cina ,jepang, korea. Nah itu Jepang ada ,belanda yang
tidak ada saya koreksi jepang tadi jepang, korea, spanyol, mandarin, perancis , inggris, jerman adaa itu.
Transcript Wawancara 5
NAMA : DH
JABATAN : Dewan Pengawas RRI
WAKTU DAN TEMPAT : 12 Januari 2017, jakarta
Tegar : Oke, Jadi ya pertanyaan pertama sudah berapa lama anda menjadi pegawai di Radio
Republik Indonesia?
DH : 34 tahun, sudah lebih dari usianya Tegar.
Tegar : Hahaha…hmm yang kedua gini tan, bagaimana struktur dalam organisasi RRI dan apa saja
perannya?
DH : Ya hmm...kalo secara detil nanti bisa dilihat di bagan struktur tapi pada prinsipnya begini di
organisasi di RRI itu ada dibagi menjadi 2 kolom besar sebenarnya, di kolom di pengambil kebijakan
dan pelaksana kebijakan. Jadi pengambil kebijakan yang menetapkan kebijakan itu adalah dewan
pengawas, nanti apa tugas dewan pengawas secara detil kebijakan itu bisa dilihat nanti di Undang-
Undang dan PP ya, tetapi kalo gambaran besarnya ya pengambil kebijakan atau yang menetapkan
clii
kebijakan dan pelaksananya. Yang melaksanakan kebijakan adalah jajaran direksi kebawah, kan gitu.
Direksi yang kemudian mengurai, mengelaborasi hmm…kebijakan itu untuk dilaksanakan di dalam
operasional siaran RRI dan hmm…di bawahnya itu selain ada hmm…supporting di staff tapi juga ada
kepanjangannya untuk melaksanakan siaran kan ada stasiun-stasiun penyiaran yang tersebar diseluruh
Indonesia sebagai hmm…apa namanya unit operasionalnya secara langsung gitu.
Tegar : Kalo misal saya lihat di PP No. 12 Tahun 2005 kan ada hmm…di bawahnya dewas, direktur
terus ada stasiun penyiaran sama stasiun pengawasan intern itu perannya sebagai apa?
DH : Ya kalo hmm…SPI atau Satuan Pengawas Internal itukan untuk melakukan audit internal
yah hmm…audit internal terhadap semua kinerja yang ada di Satker (Satuan Kerja) RRI hmm…juga
ada pembinaan untuk bagaimana melakukan hmm…atau mewujudkan kinerja yang baik gitu,
nah…kalo yang pusat tentunya juga seperti pusat pemberitaan dan sebagainya ya dia menjadi pusat
dari seluruh produksi pemberitaan, maka dia mengelola stasiun pemberitaan itu untuk ya bagaimana
berita itu misalnya seperti itu ya contoh-contohnya, kemudian kalo stasiun penyiaran ya dia
melaksanakan sebagai pelaksana, dia tidak boleh mengambil kebijakan gitu ya, dia tinggal
melaksanakan apa yang digariskan hmm…oleh direksi sebagai implementasi dari kebijakan yang
ditetapkan oleh dewan pengawas gitu. Jadi pelaksana…kalo dari kita analisis dari kebijakan,
pengambil kebijakan kan hmm…kemudian dewaskan ada pelaksana ada implementasinya itu
pelaksana kebijakan, direksi, dewan direksi yang dibantu kepanjangan tangannya oleh satuan kerja.
Satuan kerja itu ada yang di pusat itu ada Puslitbang Diklat, kemudian ada satuan pengawasan internal,
kemudian ada juga yang di pusat tuh stasiun siaran luar negeri dan pusat pemberitaan, kan ada 4.
Kemudian selain itu untuk penyiarannya ada stasiun penyiaran, mulai dari tipe A, tipe B, sama tipe C
gitu, dan sekarang ada stasiun produksi sebagai rintisan-rintisan di daerah-daerah yang hmm…apa
misalnya remut, perbatasan, atau yang sedang rintisan itu biasanya gitu.
Tegar : Lanjut ke pertanyaan berikutnya, bagaimana cara seseorang atau individu itu bisa
menempati struktur tersebut. Apakah ada kriteria khusus dari DPR hmm…untuk menjadi…menempati
jabatan tersebut?
DH : Jadi ini harus di…diperjelas dulu ada 2 jenis hmm…jabatan yaa, jabatan…sebenernya kalo
dewas itu jabatan publik. Jabatan publik. Jadi tidak semua ditentukan oleh DPR gitu, yang
berhubungan dengan DPR itu hanya dewan pengawas, gitu. Dewan pengawas adalah jabatan publik
yang hmm…dipilih secara terbuka di DPR yaa melalui DPR di propertes di DPR kemudian
hmm…ditetapkan oleh presiden, jadi SK-nya presiden, kemudian dewan pengawas juga mengangkat
dewan direksi, ini juga hmm…semi jabatan publik gitu, ini juga jabatan publik karena terbuka gitu.
Dia juga seleksinya terbuka, boleh di isi orang dalam RRI dan juga orang luar RRI, jadi ini jabatan
terbuka juga. Jadi ada 2 jenis jabatan publik yang terbuka untuk RRI kan ada dewan pengawas dan
dewan direksi, tapi mekanismenya berbeda, gitu ya. Kemudian dewan pengawas mengangkat dan
memberhentikan dewan direksi, kan tugas dewan pengawas salah satunya itu maka hmm…dewan
pengawas yang sudah dipilih oleh DPR dan diangkat oleh presiden sebagai representasi dari publik itu
yang akan memilih dewan dereksi untuk melaksanakan kebijakan-kebijakannya, nah…kemudian
biasanya dewan direksi punya petunjuk tekhnis kebijakan-kebijakan tekhnis operasional yang
hmm…itu dilaksanakan oleh para kepala satker itukan termasuk stasiun penyiaran, maka kalo stasiun
penyiaran itu betul-betul tinggal pelaksana, dia tidak boleh mengambil kebijakan gitu, kebijakannya
ada dipusat karna vertikal kan kita, vertikal…dan tersentral gitu.
Tegar : Jadi kriterianya…ada kriteria khusus ngga misalnya punya pengalaman beberapa lama
atau…
DH : Oh Ya ada, kana ada biasanya ada syaratnya dan di dalam Undang-Undang juga ada.
Tegar : Undang-Undang nomer berapa tuh?
cliii
DH : Undang-Undang No. 32 maupun PP No. 12 ya, nanti di…ini ya No. 12 Tahun 2005, nah
nanti di pasal 7 kalo tidak salah dan sebagainya nanti dicari. Jadi itu ada syaratnya.
Tegar : PP No. 12 yaa…
DH : Itu syarat umum. Biasanya kalo mau melakukan hmm…apa rekrutmen nanti panitia
pelaksana (pansel) hmm…yang ditunjuk oleh pemerintah kalo dewas ya, itu akan membuat kriteria
tambahan, kriteria khusus, yang itu biasanya juga menyangkut tadi pengalaman, pengalaman kerja,
kemudian soal lain-lainlah ya biasanya menambahkan itu, begitu juga kami di dewan pengawas itu
juga hmm…selain kriteria apa…kriteria atau syarat umum juga ada kriteria khusus gitu yang terkait
dengan hmm…apa kepemimpinan di lembaga kepemimpinan publik gitu termasuk syarat, syarat
minimal memimpin dan sebagainya itu kan harus ada karena ini memimpin lembaga besar tidak bisa
juga sembarangan menaruh orang gitu loh, itu untuk yang ditingkat pusat, dewas, dan direksi. Nah
tentu saja kalo untuk ke bawah direksi punya kriteria juga dan selain syarat-syarat yang hmm…sesuai
dengan regulasi yang ada hmm…tentu regulasi itu ada ASN sekarang, ada Undang-Undang kalo PNS
terkait dengan Undang-Undang Pegawai Negeri Sipil hmm..yang terkait dengan peraturan Pegawai
Negeri Sipil, kalo sekarang ASN (Aparatur Sipil Negara).
Tegar : ASN…Undang-Undang ASN?
DH : Undang-Undang ASN nomer…nomer berapa ibu lupa hahaha. Dia baru berlaku 2014
hmm...2014 itu.
Tegar : Namanya Undang-Undang ASN?
DH : Udah cari aja di google ada, kalo ini ada itu. Terus apa lagi?
Tegar : Nomer 4, sebenernya nomer 4 sama nomer 5 ini hampir…
DH : Kriteria umum dan kriteria khusus selalu ada nah hmm…biasanya korelatif itu
Tegar : Nomer 4 sama nomer 5 itu hampir berhubungan nah…yang no 4 itu bagaimana hubungan
sosial yang terjadi antara hmm…anda dengan lingkungan internal seperti hmm…bawahan anda atau
engga dengan hmm…kerabat kerja yang lain?
DH : Yak kalo hubungan…kita ada hubungan sosial itu ada yang formal, ada yang ini ya...
Tegar : Formal dan informal?
DH : Pola hubungan formal itu sudah ditentukan mekanismenya, misalnya kalo dewas dengan
direksi, saya sebagai dewan pengawas itu hmm…kita membuat mekanisme internal misalnya
hmm…ada rapat bulanan namanya rapat konsultasi nah itukan pola hubungannya yang sudah dibuat
tiap setengah tahun kita evaluasi bersama semua direksi misalnya seperti itu, tapi untuk
hmm…kemudian kita juga ada pembagian fokus hmm…untuk supervisi misalnya dewan pengawas
maka dia juga punya hubungan langsung dengan para direksi yang manangani, nih orang perorang tapi
secara kelembagaan dia akan lebih fokus, nah di luar hubugan-hubungan formal misalnya selain
bulanan kalo ada hal-hal tertentu yang itu menyangkut masalah persoalan yang harus segera
diselesaikan ya anytime gitu, kadang-kadang apalagi opersional otomatis ya harus kalo ada ini…eh itu
tadi loh kok siarannya salah misalnya itu informal tapi sebenernya bisa langsung bisa ditekel, nah itu
yang internal kemudian hmm…selain itukan kita juga punya banyak forum ya kadang ada kayak
pengajian, kayak itukan juga pola hubungan itu sebenernya pola komunikasi terjalin disitu kan, suka
ada pertemuan karyawan kalo-kalo yang di direksi, kalo kitakan kalo dewas kan hanya dengan direksi
tapi dewas juga menjalin hubungan hmm…formal dengan langsung kita ingin melihat,
memverifikasilah itu kelapangan kan ada kita, dewas juga ada misalnya kita setiap bulan punya data
nih soal kinerja dimana, kita kan perlu turun juga untuk semacam sebenernya kita ingin memverifikasi
cliv
atau melihat langsung bener ngga sih di data ini gitu ya kemudian kita lihat misalnya hmm…kalo soal
siaran misalnya oh disana sudah menerapkan pola siaran yang baru, bener ngga? Ya kita monitor, kita
bisa monitor dari sini juga sebenernya tapi atmosfer kerja tentang mekanisme pada saat produksi
itukan ngga bisa kita lihat nah…itu atmosfernya kita tangkap kalo kita turun langsung, itu yang
hmm...formal, yang informal kan kadang juga pake sms, pake media kan hehe kita terima sms, terima
WA, terima email apalah semuanya jalur itu ya kita buka gitu untuk hmm…terbuka kalo dewan
pengawas ini kan representasi dari internal juga, maka kita harus buka hmm…namanya komunikasi
untuk menyampaikan aspirasi dan mungkin ada hal-hal lain apa yang diselesaikan dan ditanyakan
silahkan. It‘s okay gitu, dengan luar begitu juga sebenarnya. Kalo dengan luar kalo dewan pengawas
itu punya kayak diskusi publik, FGD, itu formalnya. Secara tidak formal ya kita kadang diundang
hmm…apa diundang atau ketemu di forum itu masih formal tapi kadang juga disampaikan misalnya
ada hal tertentu, biasanya ada masyarakat sipil yang menyampaikan, terus kita punya forum
komunikasi pemerhati itu juga menyampaikan bu ini begini begini…dan sebagainya yak itu harus kita
coba petakan, kemudian kita sistematisasi kita cari akar persoalannya apa gitu, nah itu nanti kita
komunikasikan ini dengan siapa? kira-kita alamatnya kemana ini menyelesaikannya? kan gitu,
persoalannya kemana ya itu kita sesuaikan penanganannya siapa yang harus nangani gitu.
Tegar : Jadi untuk pola komunikasi yang ada di RRI ini berarti vertikal? Apa…
DH : Ya vertikal, horizontal, semua ada, diagonal ada, kan ada misalnya hmm…pernyiar suatu
saat eh…reporter suatu saat di lapangan dia akan hmm...apa namanya hmm…misalnya suruh siaran
livenya jam 9 ternyata hmm…misalnya presiden ini mesti mundur lama ini gimana kan dia harus
komunikasi ke kadang ke atasan kalo hmm…mestinya ke atasannya di atasan dari…dari operasional
itukan pengarah acara tapi suatu saat mungkin ngga nyambung itu kan bisa saja, antara atau dengan
antara pemberitaan dengan siaran itu horizontal, tapi bisa juga vertikal reporter langsung ke kepada
kepala pemberitaannya kalo komunikasi di bawah itu ngga nyambung kan gitu sehingga ya itu ada di
smart book nanti baca itu ya di smart book, terus apalagi?
Tegar : Berarti sarana komunikasinya bisa media sosial atau engga laporan kerja?
DH : Laporan kerja ada, kan setiap bulan ada, ada laporan bulanan itu bisa kita baca, kemudian
kita punya WA group sekarang woah itu WA sekarang medsos itu yang lebih cepet itu hmm…tapi
karena kita basisnya juga kita ini operasional tapi juga manajemen birokrasikan pake uang negara,
maka untuk mempercepat penyelesaian masalah biasanya pake medsos, pake telfon langsung oke itu
selesaikan dulu tapi administrasi ini kan juga harus bagus, tata kelola maksudnya karena kita pake
uang…kalo itu menyangkut hmm…keputusan-keputusan yang berdampak pada anggaran itu harus
lebih cermat gitu karena sudah ada mekanismenya, jadi hmm…apa ya kita ini orang operasional. RRI
itu memang ada 2, dia juga hmm…apa lembaga operasional tapi juga birokrasi untuk pengelolaannya
kan tetep harus taat birokrasi, pengelolaan keuangannya berbasis keuangan negara tapi tugasnya itu
harus hmm…penyiaran publik itu harus kan harus adaptif dan responsible, responsifnya harus cepet
gitu tapi ya kalo kita ngga…ngga begitu kemudian ketinggalan, tapi ini back up tata kelolanya juga
harus bagus gitu, sesuai dengan aturan yang ada.
Tegar : Berarti 4, 5, 6 udah.
DH : Udah yaa…
Tegar : Itu satu…satu…
DH : Satu paket hahaha
Tegar : Itu satu paket. Langsung nomer 7 aja, kalo misalkan di dalam oraganisasi itu terjadi konflik,
bagaimana cara menyelesaikan?
clv
DH : Ya dilihat tingkat konfliknya ya pasti harus diselesaikan dalam tingkat yang paling rendah
dulu, biasanya kalo persoalan-persoalan tekhnis kalo saya sih hmm…persoalan tekhnis tolong
selesaikan di tekhnis jangan sampai hmm…kita mesti harus memberikan delegasi dan kepercayaan
kepada yang punya tanggung jawab dan tugas itu untuk menyelesaikan dulu kan gitu, misalnya ada
konflik hanya persoalan tekhnis masa sampai ke dewas atau dereksi kan ngga gitu, misalnya hanya
soal hmm…konflik soal apa ya hmm…kalo soal siaran itu hmm...soal jam rebutan jam siaran gitu,
sudah ditentukan tapi ternyata ini merasa ada yang lebih urgent gimana gimana…ya itu selesaikanlah
ditingkat lapangan kepala seksi itu bisa atau kepala bidang maksimal kalo ngga bisa…ngga bisa naik-
naik lagi kecuali itu konflik yang memang menyangkut hal prinsip ya harus direksi yang turun.
Tegar : Rapat, harus rapat terbuka apa rapat tertutup dengan mediasi …
DH : Ya konfliknya apa dulu?
Tegar : Ya kalo misalnya agak sedikit…
DH : Oh itu semua digunakan kan tergantung itu by peace ngga bisa di gebyah huya, cuma
hmm…ada yang bisa di selesaikan misalnya kalo hal-hal yang tekhnis operasional hmm…itu di
lapangan atau itu kalo menyangkut tidak di operasional tapi misalnya di tata kelola itu misalnya atau
konflik antar pribadi ya diselesaikan secara kekeluargaan kan gitu, kita inikan punya nilai
kekeluargaan yang tinggi gitu, jadi hmm…untuk antar pribadi ya, kalo menyangkut dinas ya harus
diselesaikan secara kedinasan, mekanisme kedinasan kan ada kalo ada itu gitu. Jadi tergantung
tingkatannya ya konfliknya pribadi atau konflik dinas nah…kemudian konflik internal atau dengan
eksternal kan semua by peace itu sepanjang bisa diselesaikan secara tekhnis ya di tingkat tekhnis itu
selesaikan di operasional cukup dengan para pemimpin di tingkat operasional, kalo antar pribadikan
biasanya informal ya selesaikan dengan kekeluargaan, kalo antar pribadi bukan dinas, tapi toh dinas
tetep juga membantu memediasi jadi bisa mediasi, bisa langsung ke formal tergantung, semuanya
tergantung dari itu, tapi biasanya sepanjang kita bisa selesaikan secara baik-baik ya kita selesaikan
secara baik-baiklah gitu.
Tegar : Oke, nah…untuk pertanyaan nomer 8 sama 9 kan hampir sama jadi dijadiin satu aja.
Hmm…kan kita ketahui organisasi RRI ini kan terdiri di berbagai daerah dan pegawainya itu terdiri
dari berbagai kelompok, nah…meurut ibu hmm…kalo misalnya di dalam organisasi itu lebih baik
terdiri dari berbagai kelompok atau seragam atau beragam nah…kalo misalkan di organisasi RRI itu
kelompoknya kan ada yang seragam dan beragam hmm…ada contohnya ngga kelompok-kelompoknya
itu? Misalnya kelompoknya itu ya misalnya bisa dari ras atau engga suku atau dari hmm…organisasi
kecil di dalam RRI?
DH : Prinsip RRI itu hanya ada satu organisasi karena kan vertikal tetapi organisasi RRI ini
menggambarkan Indonesia sebenernya, Indonesia yang sesungguhnya karena hmm…keberagaman di
RRI itu hmm…untuk pegawainyakan sangat tinggi, kalo organisasinya sama, dimana-mana samakan,
strukturnya sama, ini sama, yang berbeda kan orangnya, orang yang mengisi nah maka
hmm…kelompok-kelompok itu sebenernya kalo kita bagi cuma ada 2, kelompok pemimpin dan
kelompok hmm…operasional. Nah di opersional itu ada yang namanya staff, ada supporting staff, ada
yang di profesi kan gitu ya hmm…sebenernya kalo dibagi 2 besar itu jadi pemimpin dan yang
dipimpin kan gitu. Tetapi kalo mau dibagi bisa juga jadi 3 kelompok manajemen, kelompok
manajemen tuh pemimpin, semua tingkatan struktural pejabat struktural, kemudian ada staff
administrasi (administratif), supporting staff, dan para pejabat fungsional (para professional) gitu nah
hmm…karena Indonesia hmm…RRI tuh ada diseluruh Indonesia maka yang sesungguhnya
hmm…kalo yang kelompok-kelopmok itu ngga ada ya, cuma yang ada adalah hmm…tingkat apa
namanya tingkat pemahaman hmm…tingkat ngga enak juga ngomongnya haha…tingkat pemahaman
terhadap hmm…apa bagaimana posisi RRI, peran RRI, dan bagaimana implementasinya di lapangan
itu yang beda-beda kan karena hmm…pendidikannya beda, latar belakangnya beda, ini beda, maka
clvi
tentu disitulah sebenernya uniknya, maka tadi saya sampaikan RRI itu menggambarkan Indonesia yang
sesungguhnya dengan segala keberagamannya karena ada di seluruh Indonesia, bahkan di pelosok-
pelosok, di perbatasan, ada semua itu temen-temen kita di RRI, di sini seperti itu. Jadi kalo kelompok-
kelompok ngga ada kecuali kita punya organisasi yang…yang karyawan KORPRI, ngga ada organisasi
yang lain jadi untuk membina jiwa Korsa itu ada organisasi KORPRI, kemudian untuk ibu-ibunya ada
Dharmawanita udah itu aja hmm…ngga ada yang kelompok-kelompok lain misalnya apa ngga ada
gitu. Kalo yang resmi di dalam organisasi itu Dharmawanita untuk isteri karyawan, oh satu lagi
pensiunan itu masuk keluarga besar walaupun dia sudah di luar struktur, tapikan keluarga besar RRI
hmm…Persatuan Purna tugas RRI itu PPRRI nah itu ada dan itu juga menjadi bagian dari keuarga
besar kita gitu, jadi ada 3 tadi kalo kelompok organisasinya KORPRI, Dharmawanita itu sama
organisasi yang formalnya ya RRI, kalo RRI sendiri ngga ada.
Tegar : Hmm…terus pertanyaan no 10 sama 11 jadi digabung aja hmm…apa saja nilai…nilai dan
norma budaya organisasi yang hmm…berada dalam organisasi RRI yang anda ketahui? Terus yang
selama bekerja disini apa aja yang dari nilai norma dan budaya organisasi itu yang ibu dapat?
DH : Kalo saya yang hmm…mungkin hmm…itu ada soul atau apapun namanya dasar atau soul
atau jiwa atau rohnya RRI dan itu menjadi dasar dari nilai, norma, dan budaya organisasi adalah tri
prasetya RRI hmm…tentu kita…kami bersyukur, saya bersyukur sebagai orang RRI hmm…menjadi
karyawan RRI, menjadi angkasawan RRI karena RRI punya tri prasetya dan tri prasetya itu
menggambarkan bagaimana hmm…jiwa mungkin nilai dan budaya kerja RRI itu harus dibangun itu
asalnya dari situ karena 3 tri prasetya ini sebenarnya menggambarkan pertama bahwa hmm…RRI tuh
orang-orangnya tuh harus punya semangat juang untuk membela kan membela alat itu, jadi untuk tidak
digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab jadi dan hanya digunakan untuk
memperkokoh persatuan…hanya untuk digunakan bangsa dan negara, untuk kepentingan bangsa dan
negara, itukan ininya rohnya. Kemudian yang kedua angkasawan RRI itu harus disiplin macem-macem
kayak gitu maka angkasawan RRI itu ngga boleh sebenernya yang hmm…dia tidak disiplin, kemudian
ngomong seenaknya gini konteksnya di corong ya, jadi semuanya dari 3 itu hanya diperuntukan untuk
bangsa dan negara dan harus netral yang ketiga itu independen, makanya untuk semua…semua
masyarakat, semua warga negara, semua penduduk, dan semua elemen yang ada di Indonesia
hmm…di negara ini harus difasilitasi oleh RRI tapi harus berjuang dijaga untuk tidak digunakan
terutama untuk memecah belah bangsa, jadi yang ditekankan betul itu nilai-nilainya itu adalah
bagaimana RRI itu hmm…kemudian menjaga apa kebersamaan, kekompakan untuk bersama-sama
menjaga negara kesatuan Republik Indonesia, persatuan dan kesatuan. Jadi mungkin nilai itulah nilai
kebersamaan, nilai kekeluargaan itulah yang memperkuat hmm…apa namanya persatuan dan kesatuan
RRI bagaimana jiwa Korsa RRI terbangun itu dari nilai kebersamaan itu. Nah budaya organisasi kita
sudah hmm...ada apa kalo yang baru ini ada 5 nanti bisa dilihat disini mana tadi biru nah itu yang
paling penting itu sebenarnya hmm…yang ingin kita sampaikan adalah RRI itu ada itu untuk publik,
untuk masyarakat kan gitu, kita harus visioner, harus mengawal misi bangsa dengan baik, mewujudkan
tujuan negara dengan baik, ikut berkontribusi dalam mewujudkan kepentingan nasional bangsa
Indonesia. Apa kepentingan nasional itu? Kepentingan nasional adalah cita-cita bangsa yang termaktup
dalam alinea kedua pembukaan Undang-Undang Dasar 45, kalo tujuan negara itu ada di alinea ke 4
pembukan Undang-Undang Dasar 45 ada 4 itu, melindungi segenap tumpah darah sebagainya bangsa,
kemudian yang kedua mensejahterahkan, mencerdaskan, dan ikut hmm…apa dalam ketertiban dunia,
itu nanti dibaca disitu, jadi maka hmm…apa namanya nilai, norma, dan sebagainya diarahkan
semuanya kesana nah bagaimana kita tetep memberikan kontribusi kepada hmm…apa perwujudan
nilai-nilai hmm…apa namanya kepentingan nasional tadi, nanti dibaca ini…terus apalagi?
Tegar : Terus hmm…lanjut aja ke no 12 hmm…apakah organisasi RRI memiliki logo? Nah terus
apa arti makna dari logo tersebut?
clvii
DH : Ada, logo makna nanti mungkin bisa dibaca aja ya tapi yang penting begini logo itukan
hmm…sebenernya hanya untuk ya simbol, untuk RRI seperti apa, disitu ada pancaran, ada warna biru
dan sebagainya. Jadi RRI memang diharapkan hmm…bisa memancar ke seluruh wilayah negara
kesatuan dan juga ke luar gitu sebenernya kesana, karena sebenarnya logo itu mencerminkan apa sih
tugas RRI gitu ya yang harus di emban, itu kalo di uraian di Undang-Undang kan panjang tapi kalo
boleh saya ringkas itu sebenernya RRI punya ada 2 tugas besar yang harus dilakukan ke dalam negeri,
ke dalam wilayah negara kesatuan Republik Indonesia dia harus menjadi perekat sosial nah maka
sosial kohesifnes itu harus dibangun oleh RRI sebagai media yang mengkoneksikan antar penduduk,
antar wilayah, antar warga negara, tapi dalam konteks lembaga penyiaran publik pelayanan inilah
untuk warga negara maka sesungguhnya semua warga negara dan itu amandatori di Undang-Undang
bahwa RRI itu harus melayani seluruh lapisan masyarakat, seluruh warga negara itu harus terlayani,
seluruh wilayah harus terlayani, maka karena kita itukan negara kepulauan ya…negara kepulauan
maka dia harus ada media yang mengkonekkan kan harus menjadi perekat sosial tadi, jadi saya sering
bilang hmm…RRI itu sebagai media konetifitas hati antar penduduk, antar wilayah, jadi yang konek
itukan bukan hanya transportasi itu bisa pergi kesana ada pesawat, ada kapal gitu, kapal laut, dan
sebagainya, hmm…ada tapi juga yang perlu dikonekkan itukan hati antar penduduk ini supaya saling
memahami satu wilayah dengan antar wilayah nah itu salah satu medianya, dan yang punya tugas itu
salah satunya adalah lembaga penyiaran publik adalah RRI, maka siaran RRI harus ada diseluruh
Indonesia gitu kira-kira, perekat sosial.
Tegar : Perekat sosial.
DH : Nah itu catat sosial kohesifnesnya harus terjalan dengan baik kan agar negara kesatuan tetap
utuh. Kenapa dipilih negara kesatuan? Bukan negara federasi? Ya itu sosial masuk nanti negara
kesatuan, karena memang ada puluh-puluh tadi.
Tegar : Puluh-puluh pulau…beribu-ribu pulau.
DH : Ya gitu oke?
Tegar : Oke.
DH : Apa lagi?
Tegar : Lanjut ke no 13 hmm…ada ngga pakaian khusus yang digunakan dalam setiap organisasi?
DH : Ada, kan ada pakaian khususnya kita punya seragam, kalo sekarang ini ada putih biru, ada
biru-biru, terus hmm…sehari pake pakaian hmm…bebas batik dan etnik gitu untuk hmm…dalam
rangka apa namanya juga memberikan hmm…berkontribusi dari pengembangan produk lokal nah kan
batik apa kan gitu, kita juga harus memberikan itu identitas.
Tegar : Putih biru itu biasanya hari? Hari senin ya?
DH : Engga, senin-selasa putih biru ya bener, rabu biru-biru…biru itu RRI, baru kita kamis batik
sama anu pakaian daerah lokal ya batiklah haha batik dan tenun dan sebagainya. Hmm…kalo jumat
olahraga kan bebas.
Tegar : Oh jumat bebas?
DH : Jumat olahraga kan biasanya abis olahraga kan jadi bebas pakaiannya haha.
Tegar : Oh hahaha. Terus no 14 ada ngga sih acara-acara upacara atau engga ritual khusus yang
dilakukan di organisasi RRI untuk merayakan sesuatu atau engga…
DH : Oh iya ada.
clviii
Tegar : Ada nah apa arti dan hari tersebut?
DH : Ada hari upacara formal, itu kan hari-hari besar terus hmm…apa kayak 17an, ya hari
kebangkitan, 17an, ya sesuai hari-hari besar nasional itu biasanya kita upacara, terus ada yang tanggal
17 gitu tanggal 17, kemudian hari radio, itu kan upacara-upacara formalnya ya hari-hari besar nasional
dan hari ulang tahun RRI.
Tegar : 17 September? Eh…
DH : 11…
Tegar : 11 September.
DH : Yang lain hmm…itu untuk yang lain seperti ada acara natalan, maulid nabi, hmm…ada isra‘
mi‘raj, peringatan-peringatan itukan juga di dalam rangka apa…menjalin silaturahim, meningkatkan
jiwa apa…Korsa, terus kebersamaan, terus ada olahraga bersama porseni, KORPRI itu punya itu pekan
apa por KORPRI misalnya itu ada, jadi ritual khususnya ya upacara itu hari besar keagamaan, itu
biasanya kita peringati dan itu menjadi hmm…sarana untuk pembinaan mental spiritual dari temen-
temen kita gitu.
Tegar : Hari ulang tahun RRI?
DH : Kalo hari ulang tahun RRI ya itu pasti, hari ulang tahun RRI itu biasanya yang paling heboh
haha karena pasti banyak sekali kegiatan yang dilakukan gitu.
Tegar : No 15 itu ada ngga sih tradisi-tradisi yang biasanya dilakukan di dalam organisasi RRI?
Seperti apa tradisinya?
DH : Kalo tradisi itu tradisi yang…yang apa ya tradisi yang hmm…mencerminkan kekeluargaan
biasnya kita hmm…cepat sekali kalo ada misalnya temen-temen yang kena musibah, atau kan ada tapi
tradisi…tradisi-tradisi yang lain itu sebenernya tradisi di hari ulang tahun RRI itu, kita biasanya
penyulutan obor itu kan menjadi tradisi yang belum di…jadi penyulutan obor tri prasetya jadi setiap
hari ulang tahun RRI itu ada tradisi penyulutan obor tri prasetya yang dilaksanakan secara serentak
bersama-sama di seluruh Indonesia, itu yang tidak dimiliki yang lain kan gitu, dan itu bisa serentak
seluruh Indonesia semua kepala satker, kepala RRI menyulut obor bersama-sama dan di setiap daerah
itu juga dihadiri tamu undangan. Nah itu saya kira hmm…apa tradisi yang sangat kemudian sampai
sekarang ada, kemudian juga itu bisa diharapkan bisa membangkitkan semangat untuk terus
hmm…apa bersama-sama melaksanakan tugas-tugas RRI kan gitu. Terus apa lagi?
Tegar : Terus…oh iya no 16 bicara manajemen hmm…ada ngga sih hmm…reward ataupun
punishment yang diberikan organisasi RRI terhadap anggotanya?
DH : Ya ada pasti, jadi kalo bicara itu ada. Misalnya kalo yang terakhir itu yang tidak memenuhi
kinerja kan sekarang sudah ada…apa berbasis kinerja, yang tidak memenuhi kinerja ya ada yang
hmm…ya di ya tidak lagi menduduki itu, ada yang keluar, ada yang dikeluarkan, yaa ada yang
dikeluaran kalo tidak memenuhi gitu loh, tapi ada yang secara sadar karna tidak memenuhi
mengundurkan diri gitu juga ada gitu loh. Jadi ada…berapa datanya ada itu cuma ibu ngga hafal, itu di
SDM ada di Pak Nurhanudin. Kemudian hmm…untuk temen-temen yang ada bentuk hmm…reward
yang lain bagi temen-temen hmm…baik di tingkat operasional maupun manajemen yang berprestasi
misalnya dengan diberikan hmm…pelatihan, kesempatan pelatihan-pelatihan di bidang tugasnya
hmm…setelah dia kita lihat temen-temen di lapangan gitu, kemudian diberikan kesempatan untuk
menghadiri forum-forum di forum nasional maupun internasional, misalnya kalo ada hmm…sebuah
stasiun penyiaran itu berhasil apa…gitu kan kita ada lomba internasional maka dia hmm…ya kalo
menang kan kita ajak misalnya di ABU ada yang menang di stasiun mana gitu yaa produsernya kita
clix
ajak, jadi yang ngambil hadiah itu bukan kemudian dewas atau dewan direksi atau pusat saja engga,
mereka yang produsernya itu dibawa mungkin sama manajemennya satu gitu kita ajak langsung, kita
fasilitasi langsung untuk menerima hadiah itu secara langsung di forum internasional itu di ABU eh
IBD atau di forum-forum lain, begitu juga di nasional gitukan dari daerah gitu, kemudian juga
hmm…kalo seperti reporter di perbatasan misalnya itu kan setiap tahun hmm…kalo tanggal 17
Agustus itu kita…dulu sudah ini sudah tahun ke-5 ya hmm…ke-4 kemarin itu kita usulkan waktu itu
ke DPR ke…untuk di undang dalam sidang paripurna dan upacara 17, upacara kenegaraan di…di
istana saat 17 Agustus ya itu untuk reporter perbatasan yang terbaik gitu. Kemudian ada juga yang
diberikan reward itu kalo yang reporter produktif, kebetulan muslim gitu jadi reporter haji, kan gitu
gitu jadi rewardnya gitu, terus yang hmm…mungkin yang lain kalo sekarang ini ada lagi diberikan
kesempatan untuk magang di nasional bagi presenter-presenter yang bagus di daerah gitu, untuk itukan
hmm…reward juga gitu kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri itu menjadi reward, salah satu
reward. Ada yang kemudian berupa hmm…jabatan dan sebagainya. Kemudian kita juga punya untuk
menilai produksi kan ada suara kencana itu dapat hadiah setiap tahun hmm…suara kencana itu
hmm…untuk produksi kan pas hari ulang tahun RRI nanti dia dapet sertifkat dan juga hadiah biasanya
gitu, itu untuk produksi-produksi kaya sandiwara radio, investigative reporting, picture, dan
misalnya…talk interactive dan lain-lain biasanya ada setiap tahun yang di adakan oleh internal RRI,
eksternal secara nasional maupun internasional gitu.
Tegar : Oke, langsung ke pertanyaan nomer 17 hmm…di lingkungan organisasi RRI itu ada
terdapat…apa ya istilahnya ya joke-joke atau engga banyolan-banyolan yang turun menurun gitu dari
dulu?
DH : Apa ya…saya ngga dapet ya, ya cuma sekali di udara tetap di udara itukan tagline formal
jargon, tapi kalo joke-joke itu kayaknya engga sih, itu yang turun menurun itu ngga ada gitu, ngga ada
sih hmm…
Tegar : Apa langsung ke 18 aja berarti…jargon ya? Nah kalo jargon itu kan ada ya sekali di udara
tetap di udara, nah itu maksudnya?
DH : Positioning statement…
Tegar : Nah itu maknanya itu apa tuh?
DH : Yaa kita harus berjuang untuk RRI tetap terus mengudara di segala tidak peduli
tantangannya apa gitu. Harus berani menghadapi kesulitan dan sebagainya jadi harus berupaya sekuat
tenaga bagaimana RRI tetap siaran dimanapun dan kondisi apapun gitu.Ya kalo nanti suka dipelesetin
ya kalo listrik matikan pasti juga mati sebentar tapikan terus berjuang untuk tetap mengudarakan kan?
Ada genset dan lain-lain kan gitu, maksudnya suka mungkin dipelesetinnya suka disitu sekali-sekali
mati juga listrik mati hahaha tapi itukan tekhnis ya.
Tegar : Oke langsung aja nomer 19 hmm…ada ngga kisah-kisah mitos atau engga sejarah yang
terdapat dalam lingkup organisasi RRI? Misalnya sejarah berdirinya atau engga…
DH : Ada, ya kalo sejarah berdirinya kan ada, tapi yang kalo sebenernya apa ya bukan mitos atau
apa. Kalo yang saya tangkap, yang saya rasakan saya sebagai orang lama ini sudah 34 tahun di RRI itu
hmm…kisah-kisah, hmm…kisah terutama sejarah berdirinya RRI dan juga di RRI lainnya itu menjadi
hmm…semangat, menjadi roh bagi hmm…bagi saya dan mungkin juga dirasakan oleh teman-teman
bahwa RRI itu lahir di kancah perjuangan, di saat masa perjuangan, sehingga ini sangat mempengaruhi
hmm…bagaimana karakter broadcaster RRI itu terbentuk gitu. Jadi kalo kita ungkap kita mestikan
baca ya baca sejarah kemudian kita sampaikan, saya sering sampaikan kepada temen-temen yang
muda-muda hmm…ketika anda menjadi sudah memilih menjadi orang RRI itu harus bener-bener siap
ya menjadi orang RRI dengan segala perjuangannya, karena tidak mudah menjadi broadcaster RRI itu
sesungguhnya kalo kita ambil rohnya, jadi kisah-kisah hmm…kisah apa bagaimana misalnya
clx
pak…siapa dulu Abdul Rachman Saleh itu nenteng-nenteng hmm…pemancar itu agar tetap siaran
misalnya di Jogja itu sampai ke gunung-gunung itu agar tetep dia siaran menyampaikan pesan-pesan
itu kepada masyarakat misalnya. Di Surabaya ada Bung Tomo yang dengan segala hmm…orasinya
mampu menggugah arek-arek Suroboyo itu untuk melawan kembalinya tentara apa Inggris apa
Belanda ya kalo di Surabaya itu? Sehingga bener-bener itu membangkitkan semangat, kemudian pak
Karno sendiri kan, pak Karno sendiri bagaimana pidato-pidato pak Karno itu bener-bener di dengarkan
oleh para hmm…apa masyarakat waktu itu untuk menjadi hmm…acuan untuk berbuat, maka
sebenarnya kalo melihat kisah ini itu hmm…tidak ada alasan sebenarnya bagi siapapun untuk
menghapus RRI, RRI baik sebagai institusi yang punya kontribusi sejarah perjuangan bangsa maupun
hmm…peran dan posisinya di dalam hmm…membangun opini masyarakat, menggerakkan masyarakat
untuk diarahkan ya menuju kepada apa yang diinginkan oleh pemimpin negara ini kan begitu. Ini yang
harus dijaga jadi rohnya begitu, itu yang saya dapatkan, maka itulah yang kami, yang saya jaga dan,
kita perjuangkan selama ini agar RRI tuh tetap bagaimana semua elemen negara ini, pemangku
kepentingan negara, pemerintah dan juga masyarakat tuh bersama-sama meningkatkan, memperkuat
eksistensi hmm…lembaga ini untuk berperan dan memiliki posisi yang lebih baik, lebih kuat, sehingga
bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kejayaan apa negara, nah gitu dan bangsa,
kan harusnya begitu gitu. Menggerakkan masyarakat untuk sekarang apa, yang sekarang mari kita
sama-sama ikut mensejahterakan atau ikut…yang…yang paling utama adalah fungsinya, tanggung
jawab sosialnya adalah mencerdaskan kan sebenarnya, membuat masyarakat lebih cerdas gitu ya lebih
hmm…kritis, lebih ini di dalam menyikapi hidup. Maka informasi-informasi, siaran-siaran bentuk
siaran lainnya itu harus mampu hmm…membuat masyarakat semakin cerdas, kalo informasi dan isi
siarannya itu tidak mencerdaskan ya itu harus hmm…harus ndak ndak boleh ada disitu biasanya kita,
contoh lagu aja lagu kan tidak boleh lagu cucak rowo gitu kenapa? Karena tuh kita punya pendapat itu
tidak mendidik karena menimbulkan asosiasi yang tidak baik nah…itu kita hindari, itu ndak ndak
boleh kita putar gitu loh, kata-katanya itu jadi karena di dalam pedoman penyiaran ada, kita ndak boleh
hmm…apa namanya…kalo ringkasnya itu tidak boleh sara dan tidak boleh saru, tidak boleh ngomong
yang ngga sopan kan gitu. Apa lagi ya?
Tegar : Yang nomer 20 itu bu, yang tadi nama pahlawan yang sampai saat ini masih diingat seperti
tadi bung Karno, Abdul Rachman Saleh?
DH : Ya pak Yusuf Rono Dipuro itu yang…yang di tiang bendera depan itu pak Yusuf Rono
Dipuro itu di bawah ancaman pistol hmm…medil itu ya anu untuk tidak nyiarkan apa itu, jadi dia
pokoknya tetep merah putih, nanti dibaca di bendera itu, di tiang bendera depan itu ada kata-katanya
bagus nanti dibaca ya dipotret nanti.
Tegar : Pak siapa itu?
DH : Pak Yusuf Rono Dipuro kan. Itukan penyiar yang menyiarkan proklamasi dan sebagainya,
yah jadi pak Yusuf Rono Dipuro, Agus Rahman Saleh itukan, dan juga ada cuma ngga hafal itu ada
beberapa nama, ada 8 atau sampai 14 nama yang mau berjuang untuk…untuk apa RRI. Jadi hmm…2
itu yang memang pak Yusuf apa pak Karbol kan sering disebut pak Karbol.
Tegar : Terus yang nomer 21 bagaimana cara organisasi RRI itu menyerukan atau mensosialisasikan
visi misi, nilai norma dan budaya organisasi tersebut?
DH : Ya kita pake nyetak buku diberikan supaya terbaca juga lewat kalo sekarang lewat anu
apa…
Tegar : Diklat…
DH : Ya diklat sama ini kita selain lewat medsos kan eh bukan medsos hahaha IT Pusat Pusdatin,
pusat data terus kemudian hmm…ini yang baru…baru mau di upload ini, kemudian ada lagi ya tentu
clxi
diimplementasikan di dalam pas pelatihan tuh kita sampaikan, kalo ada pelatihan apapun kan ya saya
sampaikan gimana sih dari kebijakan itu sampai di implementasinya gitu ada disitu.
Tegar : Semua?
DH : Hmm…bisa diskusi, bisa rapat gitu, bisa juga hmm…kalo seperti dewas kalo ke daerah kita
juga sampaikan, kalo kita sampaikan seperti apa tidak ya ada yang forum di…di forum-forum kecil,
ada yang forum besar gitu baik ke dalam maupun keluar kira-kira begitu.
Tegar : Nah dari nilai-nilai norma dan budaya dari organisasi tersebut hmm…apakah mempengaruhi
anda dalam bertingkah laku, dalam keseharian di dalam organisasi atau engga kesehari-harian?
DH : Ya itu pasti gitu ya, kalo misalnya kita harus disiplin ya disiplin gitu, misalnya janji dating
tadinya jam 8 tapi ngga bisa taunya jam 10an ya sudah gitu, itu tertanam. Kalo RRI sebenarnya
hmm…saya dulu karena operasional ya dispilin itu nomer 1, karena kalo siaran kita kan harus on time,
ndak boleh siarannya mulainya mundur kan ngga ada di RRI jam 5 harus tek jam 5 siaran misalnya,
kita ngga bisa memulainya terus jam 6 kan ngga bisa, kalo rapat masih bisa mundur kan nah itu
berpengaruh, sangat berpengaruh. Nah yang ke 2 misalnya yang saya rasakan, saya sebagai reporter
bahwasannya, bahwa apa ya sikap terutama dalam substansinya RRI itu kan harus memperjuangkan
kepentingan nasional gitu, saya selalu ingat kalo ada masalah-masalah yang menyangkut negara apa
saya itu kemudian sangat berpengaruh kepada saya, oh saya ngga mau ambil itu, ngga mau ambil
narasumber ini karna narasumber ini woaahh…itu kan bagian dari setting-setting yang dipengaruhi
oleh budaya dan nilai tadi, nilai norma itu, jadi kalo orangnya ngga komit untuk negara ya ngapain
kita besar-besarin jadi narasumber kan ngga gitu misalnya kayak gitu itu yang saya rasakan.
Tegar : Nah semua itu berawal dari tri prasetya RRI?
DH : Ya tri prasetya, karena dulu waktu dari awal tuh seperti saya ini betul-betul diajari ini loh tri
prasetya pahami, kemudian hmm…dalam siarannya harus begini, diharapkan harus disiplin kemudian
isinya harus orientasinya harus ke situ, maka ketika jadi reporter itu ya harus hmm…itu yang diingat
misalnya ada sumber berita yang ngga pas untuk kemudian kalo itu disiarkan itu menjadi konflik atau
menyinggung perasaan suku yang lain harus ngga boleh dan itu nilai-nilai di RRI emang ngga boleh,
dan itu berpengaruh kepada keseharian kita, dalam bergaul juga, kita lebih terbuka, saya merasa lebih
terbuka, lebih nyaman dan bisa menerima siapa saja, dari suku manapun, dari daerah manapun untuk
berkomunikasi, bekerjasama dengan baik dan ini sebenarnya deskriptif contoh lesson learn yang baik
bagi di RRI, bagi masyarakat juga, di RRI kan terdiri dari banyak suku dan sebagainya, kita bisa saling
komunikasi antar daerah dengan baik gitu dan kita pola…dan juga pola penempatannya kan kita lintas
pulau ya terkontinental, connecting gitu. Apa lagi mas Tegar?
Tegar : Ini yang terakhir nih ada berbagai pertanyaan tentang budaya organisasi yang tadi bu,
menurut ibu unsur budaya apa yang hingga saat ini masih bertahan? Terus kenapa hmm…apa
ya…apakah budaya organisasi ini membuat RRI itu di era globalisasi ini masih bertahan?
DH : Ya gitu jadi tadi kita punya soul, punya roh, punya nilai, satu kebersamaan dan kekeluargaan
itu yang kemudian bisa mensolidkan langkah kita, bisa mensolidkan seluruh karyawan ini dalam
keadaan apapun, persoalan atau masalah mungkin akan silih berganti datang, tapi kemudian kalo kita
ingatkan bahwa kita ini satu keluarga, satu ini dan masalah itu bisa kita selesaikan bersama-sama mari
kita bersatu dulu solid dalam hmm…apa namanya menyikapi ini mari kita bicarakan dan kalo
kekeluargaan teman-teman biasanya gitu, kemudian hmm…daya juang dan semangat juang teman-
teman RRI itu sangat tinggi, itukan tri prasetya itu harus membela alat RRI dalam keadaan apapun dan
bagaimanapun misalnya itukan semangat juang yang ditanamkan di dalam tri prasetya itu dan itu
terus…maka RRI itukan tantangannya hebat, tantangannya berat sekarang ini hmm…pressour media
lain itu luar biasakan, pentrasi media baru, media sosial, media ini dan itu bukan hanya untuk RRI kan,
televisipun udah banyak dan itu sebenarnya sangat mempressour mempenetrasi keberadaan media
clxii
radio, tetapi dengan semangat itu kita tidak…tidak kita pantang menyerahlah, kita terus berjuang
bagaimana RRI bisa eksis dan itu kita komunikasikan dengan baik, mari kita bersama-sama. Kalo ada
masalah nih misalnya nih Undang-Undang mau diganti begini ya kita bergerak, kalo kita sudah
perintahkan begini oke teman-teman, itu kalo diperintahkan bergerak…bergerak semua, ayo kita ke
senayan pasti ke senayan semua untuk menyampaikan aspirasi itu gitu jadi kebersamaan,
kekeluargaan, daya juang itu semangat dan daya juang RRI itu temen-temen RRI itu tinggi itu yang
kemudian hmm…menurut saya menjadi modal sosial yang sangat besar, sosial capital yang…yang
kuat bagi RRI untuk tetap eksis dan terus berkembang dan mereka mau kok diajak berkembang asal
pemimpinnya firm punya role mode yang bagus, dan maka kita dipimpinan ini juga harus memberikan
contoh yang baik, kemudian kita harus berinovasi, berkreasi terus menerus dan memberi ruang kreasi
bagi temen-temen yang di lapangan gitu. Jadi inovasi manajemen maupun di operasional harus terus
kita update sesuai dengan perkembangan terkini gitu makanya RRI kan juga masuk ke media baru gitu,
jadi sebenarnya hanya soal platform mediumnya ajakan yang berubah tapi konten itu jenis media itu
sebenernya kalo kita pelajari kan tetap audio, audio visual, teks kan gitu, kan cuma 3 itu, inikan Cuma
mediumnya yang bedakan ada yang lewat internet, ada yang lewat fm eh apa frekuensi, ada yang lewat
kertas tapi kalo sekarang cukup di satu inikan nah bisa…sekarang nonton tv atau apa kan ngga…jarang
orang nonton tv digini tapi kadang-kadang di laptop gini. Saya punya televisi di rumah itu nganggur
ibaratnya, ngga pernah anak-anak juga ngga pernah nonton, nontonnya di kamar masing-masing, di
internet kan gitu kadang-kadang di digital ya apa sampai ke era digital ini kita ikuti semua, kita harus
adopsi dan harmonisasi semua hmm…tekhnologi untuk disesuaikan dengan hmm…juga dengan
masyarakat yang kita layani, jangan kita asyik sendiri memutuskan sendiri tanpa melihat masyarakat
yang kita layani kan. Masyarakat yang kita layani sekarang netizen, ada yang netizen, ada yang
setengah netizen, ada yang masih kolot, ada semua di Indonesia ini dan semua harus kita layani, maka
semua medium kita gunakan platformnya, multi platformlah gitu kira-kira begitu. Masih ada yang
pentingnya?
Tegar : Terus tadi pas saya ke pintu eh turun di lantai dasar tuh pintu masuk dulu kayaknya ngga ada
gambar, gambar-gambar Soekarno terus itu…
DH : Oh Yusuf Rono Dipuro…ya itu buat untuk mengingat, untuk mengingatkan kembali,
menggugah kembali semangat temen-temen ini loh RRI dulu itu sangat besar peranannya kalo pak
Karno itukan ikon dalam menggerakkan masyarakat, menyebarkan ideologi negara, sekarang misi
negara itu apa jadi membangun opini dan menggerakkan, membangun sikap masyarakat,
mencerdaskan masyarakat, membangun sikap dan juga menggerakkan kan bisa dulu, kenapa sekarang
engga? Kan gitu, ayo kita gerak lagi untuk RRI ini eksis mari kita gerakkan masyarakat untuk menuju
visi bangsa melalui RRI. Terus apa lagi? Sebentar ya…
Tegar : Pengertian Angkasawan sama Angkasawati?
DH : Oh itu…itu yang jagoan itu Angkasawan, Angkasawati.
Tegar : Yang jagoan tadikan sekalian dari teater udara, nah tadi saya lupa padahal saya tadi mau
nanya itu.
DH : Angkasawan, Angkasawati itu ngga tau itukan kalo saya tau begitu masuk RRI juga sudah
itu, tapi hmm…apa maknanya adalah karna kita sekali di udara tetap di udara maka radio itukan ada di
angkasa gitu ya, jadi semua hmm…kalo mau menamakan apa pake angkasa teater angkasa, kan dulu
gitu. Jadi angkasa dan angkasawati sebenernya maknanya adalah karena kita itu hmm...apa siaran
itukan gelombangnya ada di udara gitu maka yaa kita menjadi angkasawan dan angkasawati.
Sebenarnya itu adalah broadcast RRI yang tangguh, yang harus punya semangat seperti hanya
positioning statementnya sekali di udara tetap di udara, dan itu adalah implementasi dari tri prasetya
RRI itu. Bahwa punya semangat juang untuk mempertahankan dan selalu berada di udara, selalu
bersiaran untuk hmm…melayani masyarakat kan gitu, melayani bangsa.
clxiii
Transcript Wawancara 6
NAMA : FN
JABATAN : Dewan Pengawas RRI
WAKTU DAN TEMPAT : 12 Januari 2017, Jakarta
Tegar : Oke, pertanyaan pertama. Berapa lama om udah jadi pegawai RRI?
FN : Saya hmm…Dewan Pengawas. Dewan Pengawas LPP RRI dari hmm…Juni ya…Juni 2016.
Tegar : 2016? Maksudnya kerja disini udah berapa lama?
FN : Kalo saya itukan sekarang Dewan Pengawas jadi tesnya melalui hmm…DPR, lalu diterima
di propertest kemudian dikukuhkan di siding paripurna DPR.
Tegar : Independent ya dari DPR…
FN : Lalu di Kepreskan, itu basisnya Undang-Undang 32, Undang-Undang 32 No
hmm…Undang-Undang 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Kemudian nanti cari di PP-nya, PP…12
apa 13 itu tentang Lembaga Penyiaran Publik RRI. Kalo saya sendiri hmm…dulukan dari reporter dari
86. Saya jadi reporter mulai dari siaran luar negeri nanti di mbah google kan bisa tau tuh, siaran luar
negeri RRI tahun 1986 kemudian menjadi reporter di siaran dalam negeri di pemberitaan 86
eh…96…eh 98 sampai tahun 2004. Nah 2004 saya berenti, sebentar ya…kamu udah makan?
Tegar : Belum…
FN : Mau makan?
Tegar : Ngga usah…entar
FN : Terus?
Tegar : Sampe 2004, terus 2016?
FN : Dari itu saya berenti ya, berenti pensiun dini sampe ya 2016 kemarin hmm…lalu diterima
jadi Dewan Pengawas. Jadi dulu reporter sekarang jadi Dewan Pengawas ya.
Tegar : Terus pertanyaan nomer 2 hmm…bagaimana struktur yang berada dalam struktur organisasi
RRI yang sesuai denga PP No. 12 Tahun 2005, yang kayak Dewas terus Direktur…
FN : Ya Dewan Pengawas nanti kamu cari ya Dewan Pengawas, Direksi, jadi tugas Dewan
Pengawas itu membuat rencana strategis dan monitoring pelaksanaan implementasi dari kebijakan
strategis itu, membuat visi misi RRI 5 tahun ke depan, kemudian memilih dan mengevaluasi dan
kemungkinan memberhentikan Direksi bila tidak perform ya, itu tugas Dewan Pengawas.
Tegar : Dibantu dengan di bawahnya dilihat di internet ada Pengawasan Intern sama…
FN : Di dalam RRI sendiri hmm…Pengawasan Internal namanya SPI (Satuan Pengawasan
Internal) nah itu, jadi dia sistemnya sistem aturan struktur pemerintahan.
Tegar : Yang nomer 3 itu hmm…bagaimana seseorang itu bisa menempati struktur Dewas atau
engga Direktur itu. Apakah ada kriteria khusus yang dimiliki?
clxiv
FN : Ya Dewas, Dewan itu kan dari mewakili publik unsurnya mewakili publik, mewakili
pemerintah, mewakili RRI. Berarti dalam Undang-Undang jelas pemerintah berdiri sendiri, publik
berdiri sendiri, RRI berdiri sendiri, RRI berarti bukan pemerintah itu Undang-Undang sehingga
pemilihan Dewan Pengawasnya begitu. Nah inilah yang memberi kekuatan bagi Lembaga Penyiaran
Publik eksis yang berbeda dengan Lembaga Pemerintah lainnya gitu.
Tegar : Ada di Undang-Undang berapa?
FN : 32, 32 itu…
Tegar : Itu jadi 32 itu ada hmm…kriteria-kriteria bagaimana DPR untuk memilih…
FN : Ya ya ya ya…Undang-Undang 32 sama PP.
Tegar : Oh sama PP, kriteria khusus…jadi Direktur eh hmm…DPR memilih Dewas, Dewas
memilih Direksi dengan melalui propertest.
FN : Semua melalui propertest.
Tegar : Terus yang nomer 4 itu hmm…bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara hmm…anda
dengan lingkungan internal diantara Direktur lain atau dengan Dewas, atau engga dengan bawahan?
FN : Di sesama Dewas politik kolegial ya kan, jadi kita ketua hanya sebagai simbol tapi
keputusan bersama, nah kalo ke bawah hmm…one structure yakan jelas Dewas memilih Direksi
berarti Direksi punya hmm…ini sendiri Dewas melakukan evaluasi memonitoring pelaksanaan
informasi hmm…apa implementasi dari apa yang telah ditugaskan oleh Dewas dalam bentuk rencana
strategis itu.
Tegar : Terus yang nomer 5 itu hmm…bagaimana pola komunikasi tata aturan dalam
hmm…hubungan antara anda dengan atasan atau engga bawahan? Apakah hmm…
FN : Kalo Dewas kan hubungannya ke atasannya DPR, jadi kita dimonitor oleh DPR dan
Presiden, Dewan Pengawas dimonitor oleh DPR karna dia yang memilih kan apabila tidak perform
bisa diganti sama DPR.
Tegar : Berarti pola hubungannya vertikal ya urutannya dari atas?
FN : Ya dari atas, dari RRI kan LPP RRI kan dari Presiden dan DPR, ada eksekutif ada yudikatif
eh…legislatif, Presiden sih sebagai kepala negara bukan sebagai kepala pemerintahan.
Tegar : Presiden, DPR…oke. Nah terus bagaimana komunikasi eksternal yang terjalin antara RRI
dengan hmm…lingkungan eksternal?
FN : Komunikasi ya?
Tegar : Eh komunikasi dengan pihak yang eksternal eh…internal dengan eksternal?
FN : Pihak RRI dengan luar? Ya kalo Direksi ya melakukan hubungan komunikasi dengan untuk
hal-hal teknis operasional RRI, kalo Dewan Pengawas berhubungan dengan pihak luar seperti Presiden
dan DPR untuk hal-hal visi kebijakan strategis.
Tegar : Hmm…startegis. Jadi eksternal itu ke DPR dan Presiden untuk membicarakan visi misi,
kebijakan…
FN : Dan kebijakan strategis.
clxv
Tegar : Oke. Nah terus bagaimana cara menyelesaikan konflik jika terjadi konflik di dalam
organisasi RRI?
FN : Ya konflik itu dinamika, jadi baru di Dewas sekarang ini hmm…terjadi dinamika yang keras
artinya setiap konflik hmm…kita apa hmm…setiap konflik kita berdebat dinamikanya tinggi tapi kita
akan ambil keputusan juga walaupun misalnya ada kasus tertentu, ada yang menolak, ada yang
mendukung, nah itu tetep ada gitu tapi keputusannya kolektif kolegial.
Tegar : Berarti mediasi?
FN : Iya mediasi, tapi tetap ada catatan.
Tegar : Oke. Terus nomer 8 sama nomer 9 digabung aja hmm…kan kita ketahui dalam organisasi
RRI itu kan terdiri dari kelompok yang hmm…seragam atau engga beragam, nah menurut om
hmm…apa namanya sebuah organisasi itu lebih baik itu terdiri dari kelompok yang beragam apa ngga
beragam?
FN : Hmm…ini ada macam-macam organisasi. Organisasi tentara itu komando, kalo media
organisasi media, RRI kan media dia itu dinamis, berkembang setiap saat, perkembangan tekhnologi,
perkembangan dinamika menghadapi berbagai isu, segala macam isu, ya harus disiarkan, itu harus
dinamis dan itu pasti terjadi pergesekan, macam-macam tapi kalo semua sadar akan bidang tugasnya
ngga ada masalah sebenernya. Semuanyakan untuk profesionalisme hmm…jadi apa namanya
hmm…saya kira tidak masalah karna lembaga harus dibedakan media dengan lembaga-lembaga yang
statis, bank itu statis yak an kalo media kayak gini nih dinamis berkembang setiap saat ya kan.
Tegar : Tapi kompetensinya ada ngga sih kelompok-kelompok kecil yang dalam lingkup organisasi
RRI kayak misalnya Dharma Wanita atau engga…apa tadi ya? Apa ya tadi kata Bu Nining…Dharma
Wanita dan sebagainyalah? Ada organisasi kecil maksudnya organisasi yang buat ngurus senior
disini…ada ngga sih?
FN : Ada organisasi pensiunan, ada organisasi angkasawan, ada hmm…semua punya dan itu…itu
kelompok-kelompok namnya kelompok-kelompok hmm…apa ya untuk memberikan penguatan
kepada RRI dan kritik, penguatan dan kritik…karna kalo satu lembaga apalagi media seperti RRI tidak
di kritik itu akan tidak berkembang, ya jadi kita disini memang dulu masih tapi saya kira ya banyak
orang yang masih belum senang di kritik, tapi saya kira perlu dikembangkan budaya kritik, otokritik
gitu loh jadi kritik yang tidak selalu puas. Saya orang yang tidak suka hmm apa…orang tuh merasa
puas dengan pekerjaannya, dia harus terus merasa tidak puas, dia harus terus memberi hmm…harus
dinamis, harus azas kan dia azas dengan perkembangan sehingga ada perubahan-perubahan dia harus
ikuti menyesuaikan.
Tegar : Jadi lebih baik hmm…kelompoknya itu beragam agar lebih…meningkatkan kritik yang
membangun.
FN : Iya, itukan demokrasi namanya kan, kalo satu monoton aja belum tentu seragam iyakan.
Kepala orang biar rambut sama, kulit sama, tapi cara pandangnya beda-beda itu harus dihormati.
Tegar : Terus hmm…apa saja nilai dan norma dan budaya organisasi yang berada dalam organisasi
RRI yang anda ketahui?
FN : Norma dan budaya?
Tegar : Nilai, norma dan budaya organisasi.
FN : Yang diketahui?
clxvi
Tegar : Iya.
FN : Hmm…ini ya…
Tegar : Yang bapak peroleh setelah bekerja di RRI itu? Kayak tri prasetya RRI?
FN : Ya jadi nilai-nilai RRI kan hmm…menyangkut budaya ya budaya kerja yakan? Budaya RRI
ini kan ini mas selama inikan budaya birokrasi yakan, budaya birokrasi PNS yang sebagai budaya
pekerja, datang jam 7 jam 8 pulang jam 5 yakan? Padahal ini media, media inikan bekerja bisa 24 jam
yakan? Nah sehingga khususnya mereka yang berada di dunia pemberitaan, di bidang-bidang
penyiaran itu malah ngga hitung waktu. Itu shit-shift mereka itu…tapi mereka di rumah itu berfikir
jugakan mau siaran apa nih besok, yakan? Itu artinya dia kerja 24 jam kan? Berfikir semua pemikiran
dia untuk RRI nah norma saya kira aturan-aturan yang ada etika, ada yang saya kira sama itu di
organisasi manapun ada budaya, ada norma ya itu normatiflah ya.
Tegar : Hmm…kalo misalnya tentang tri prasetya RRI om tau?
FN : Ya itu salah satu tri prasetya kan alat itu semacam ideologi ya, ideologi budaya RRI. Saya
kira kamu nih baca, ini leader nanti untuk tambahan kamu, ini soal ABU segala itu nah ada…ada apa
namanya tri prasetya semua, ini ada Dewas semua ada ya, inikan ini ABU, bagaimana RRI berada di
dunia internasional ya, ini apa RRI sekarang suara terus menggema, ya kamu nulis enak jadinya yakan,
nah ini juga angka-angka ini juga ada ini, visi misinya yang baru ya.
Tegar : Berarti kalo menurut om itu tri prasetya RRI itu adalah ideologi.
FN : Ideologi, jadi itu ideologi yang hmm…selaras dengan ini…selaras dengan apa namanya
selaras dengan ideologi negara Pancasila bahkan ada satu kata yang RRI itu hmm…sebagai alat
revolusi artinya apa kalo sebagai alat revolusi berartikan dia harus berubah secara revolusioner untuk
menjaga, mengawal visi kebangsaannya yakan ada pinsip lokal gitu antara ini dengan negara, visi
negara dengan visi RRI, kalo visi RRI kan sekarang hmm…terpercaya ada mendunia visi negara kan
ideologi pancasila yakan ada bineka tunggal ika segala macem, nah ini RRI harus
hmm…mempromosikan budaya ini, maka itu yang namanya tanggung jawab sosial, sosial
resposibilitinya disana ya.
Tegar : Terus pertanyaan nomer 12 itu hmm…setiap organisasi itukan memiliki logo, nah apa sih
makna dari logo RRI?
FN : Nah saya sampai hari ini belum ngerti itu logo, kalo dulu saya bilang saya ledekin aja ini
logo tsunami ini yakan? Pake puting beliung gitukan? Tapi logo tuh ada dulu begini ada itukan
sebenarnya lambing hmm…frekuensi, tapi dulu ada, ada pemancar ada gini-gini ya dulu ya logo yang
dulu pasti udah buka, nah sekarang saya kurang ini maknanya tapi itulah logo baru RRI memang
semua logo ada maknanya, nanti kalo logo di tempat lain pasti banyak cerita.
Tegar : Oke. Hmm…terus nomer 13 itu ada ngga sih pakaian-pakaian khusus yang digunakan oleh
organisasi tuh…
FN : Ya Seragamlah…
Tegar : Seragam tuh…
FN : Seragam biru, ada biru-biru, biru…nanti liat seragam orang-orang kan ada…ada putih-biru
gitu ya, ya itu saja saya lihat, saya juga…
Tegar : Seragam putih-biru, biru-biru…Oke. Terus ada ngga sih hmm…dalam organisasi itu
merayakan upacara atau ritual khusus pada hari-hari…
clxvii
FN : Iya 17 Agustus, hari KORPRI, disinikan masih ada budaya KORPRI karna Pegawai Negeri
kan?
Tegar : KORPRI apa tuh?
FN : KORPRI (Korps Pegawai Republik Indonesia) itu loh KORPRI.
Tegar : KORPRI?
FN : Ya itukan masih ada dia masih sebagai hmm…apa namanya semacam sekretaris gitu, coba
tanya Eselon 1 Pegawai Negeri Sipil, jadi masih ada dari RRI sehingga ada hari KORPRI itu mereka
upacara.
Tegar : Disini?
FN : Sini di RRI.
Tegar : Sama 17?
FN : Ya pake pakaian KORPRI.
Tegar : Sama 17an ini?
FN : Ya ya ya, ulang tahun RRI ya kamu bisa hitung aja Hari Kebangkitan Nasional, macem-
macem hari-hari bersejarah kalo upacara pasti pake baju KORPRI.
Tegar : Terus yang nomer 15 ada ngga om tradisi-tradisi yang biasa dilakukan organisasi RRI?
FN : Tradisi apa ya??
Tegar : Ya misalnya kayak tradisi apa ya upacara atau engga hmm…tradisi…
FN : Ya tradisi antara lain kalo ini menjelang hari radio itu mereka upacara di Taman Pahlawan
Kalibata apa hmm…datang apa tuh siram bunga apa tuh namanya?
Tegar : Hmm…tabur bunga ya…
FN : Ya tabur bunga, ada doa semacam upacara gitu di Taman Pahlawan Kalibata menjelang 11
September, itu juga tradisi RRI sejak dulu, dalam rangka HUT RRI.
Tegar : Terus ada ngga sih om reward sama punishment buat anggota?
FN : Ada.
Tegar : Contohnya tuh?
FN : Ya kalo umpama kurang perform misalnya ngga masuk 45 hari apa dipecat gitu kan,
walaupun Pegawai Negeri. Nah kemudian hmm…mulai dari Dewas…Dewas kalo ngga perform dalam
konteks hmm…kesalahan itu bisa dinilai oleh DPR bisa diberhentikan, nah begitu juga Direksi,
Direksi kalo ngga perform tidak mencapai kan 8 KPI itukan Key Performance Indicator itu kan untuk
setiap Direksi, nah nilainya nanti ada ukuran-ukurannya kalo umpama merah di kasih peringatan, atau
tidak mencapai target juga dikasih peringatan lalu dikasih apa namanya…kalo ngga perform juga ya
diberhentikan gitu, nah Direksi ke bawah begitu juga mereka melakukan ada standart-standart kepada
kepala-kepala stasiun, kepala karyawan sehingga nah karyawan itukan dapat tunjangan kerja nah itu
selain gaji ada tunjangan kerja sesuai dengan apa…jam kerjanya.
clxviii
Tegar : Terus itu ada ngga sih selentingan-selentingan lucu atau engga apa ya…joke ya kalo bahasa
inggrisnya itu di dalam organisasi RRI itu? Kayak joke-joke yang biasa di denger di anggota
organisasi, ada ngga sih?
FN : Banyak.
Tegar : Contohnya tuh seperti apa?
FN : Apa ya…saya suka bilang ngawal…RRI tuh visinya mengawal visi kebangsaan yakan, tapi
kalo uangnya sedikit iyakan? Denger ngawal inikan ngga kuat anggarannya RRI punya anggaran
sekitar 900-800 Milyar setahun. 400 Milyar saja sudah bayar gaji hampir 6000 karyawan tinggal
sekitar hmm…400 untuk tekhnik operasional siaran, untuk 92 stasiun anda bisa bayangkan, mungkin 1
stasiun 1 hari bisa saja ngga sampe 500rb untuk biaya operasional semuanya, nah kalo saya bilang itu
orang Madura mah bawa becak dari pasar atau kita mau kemanakan minta 25 rupiah eh 100 dia minta,
dibilang 25 bisa ngga? Wah ngga taunya dicari di lubang-lubang ya dia bilang setahun njalok selamet
katanya gitu yakan, ya itu kayak joke-joke begitu ya kita sering untuk membangun semangat kita.
Tegar : Yang joke itu…sekalian kritikan.
FN : Kayak jokes sekali di udara tetap di udara, itu katanya itu ngga turun-turun katanya gitu, tapi
sebenarnya itu kan nasionalisme bahwa sekali merdeka tetap merdeka dulukan, sekali di udara negara
ini kiamat kalo kita siaran baru kita ikut kiamat gitu kan, kayak film 2012 itu mottonya sampe segitu
loh kekuatannya nah tinggal sekarang negara mau ngga RRI itu seperti itu, supaya semangat itu berarti
anggarannya harus diberikan kekuatan lagikan, kalo anggarannya segitu saya kira berat ya…entar kita
juga yang harus di ini misalnya saya kira daya sepakat soal…kita masuk di lazim Lays Generalis, Lays
Generalis itukan RRI Lays Specialist Siaran…Lays Specialist itu fokus khusus kalo Lays Generalis itu
kan umum, kan Departemen-Departemen itu kan Undang-Undang Departemen itu kan umum ngga
bisa dong RRI ngga boleh terpisahkan tapi Undang-Undang yang baru selalu mempengaruhi, menarik
RRI ini atau membuat RRI ini agar ikut Lays Generalis sehingga hmm…sulit untuk berkembang jadi
kalo dia Lays Specialist misalnya anggaran sendiri yakan, pemeriksaannya model sendiri ngga boleh
dong sama dengan Departemen Agama, Departemen Keuangan, Departemen Perhubungan, pake BPK
periksa sama dengan satuan lini nah cara mencari uangnya, mencari tambahan 15% kan dalam
Undang-Undang, ngga bisa dong hanya hmm…pemeriksaannya juga sebagainya Undang-Undang
PMBP yakan orang mau ngasih siaran langsung misalkan 5 juta tapi dalam Undang-Undang tarif
hanya 1 juta jadi kita tolak yang 4 juta karna kita boleh terima 1 juta aja kemudian orang yang
mencaripun tidak dapat polpoter namanya, padahal dimana-mana di dunia nyata marketing kalo cari
dapat sponsor diakan dapat presentasi dong sekian persen bonusnyakan tapi katanya kita sudah dibayar
sama tunjangan kinerja nah…ini yang saya bilang agak kaku disini membuat ini lembaga susah
berkembang tidak dinamis gitu. Jadi kalo dia harusnya kalo caranya pemeriksaannya harus beda,
kemudian anggarannya harus dijadikan blogrend misalnya 5 tahun sebenernya kita 5 tahun diperiksa
sama, akhir tahun laporan anggaran eh laporan akhir tahun padahal dalam akhir tahun itu mesti siaran
terus yakan, semuanya lembaga-lembaga berhenti kalo kita siaran teruskan bagaimana…artinya kan
harus mungkin kasak kusuk bikin laporannya gini, kan ini ngga bener iyakan? Harusnya negara yang
harus mencari solusi kalo RRI tuh beda dengan yang lain, nah…begitu juga cara mencari uangnya, dan
sebagainya, mencari pemarketingnya.
Tegar : Hmm…apakah ada dalam lingkungan organisasi ini terdapat jargon atau nama atau ngga
julukan, seperti apa contohnya? Misalnya jargon tadi sekali di udara tetap di udara…nah itu maknanya
itu apa?
FN : Yaa maknanya itu jadi itu bener satu-satunya RRI hmm…lembaga penyiaran radio atau
media, yang punya ideologi punya jargon, punya…punya aturan macem-macem tuh hanya RRI,
misalnya jargonnya sekali di udara tetap di udara dan RRI kan kalo tahu kan yang pertama kali
clxix
menyiarkan, cikal bakal RRI inikan dulu radio Jepang menyirkan teks proklamasi itukan tau ya? Nah
itu, itu semangatnya nah pada waktu itukan setelah merdeka Belanda, Jepang diusir alat-alat di radio
Jepang diambil alih oleh RRI, nah diambil alih itu mereka berkumpul lalu menyepakati semangat, nah
mottonya itu mereka namakan ―Sekali di Udara tetap di Udara‖ RRI ngga boleh turun lagi jadi siaran
24 jam…
Tegar : Jadi itu berarti dari…setelah merdeka itu…itu dari…dari…jaman mereka dari…
FN : Itu tokoh-tokoh mereka…dari jaman mereka tahun 45, nah dari situlah RRI bagaimanapun
harus siaran 24 jam, jadi kalo ada RRI yang dulu Timur-Timur RRI harus sekarang merdeka Timur-
Timur, RRI keluar dari sana ya itu nangis semua itukan gagal itukan.
Tegar : Terus kalo misalkan kayak julukan angkasawan angkasawati itu apa artinya?
FN : Angkasawan itukan hmm…angkasawan itukan penyiar jadi mereka yang mengudara itu
dulu disebut angkasawan, angkasawati, sebenernya angkasawan itu menyangkut angkasawati juga
perempuan juga hmm…tapi itu nama yang dipake untuk penyiar RRI para orang yang bekerja di
dunia…penyiaran.
Tegar : Tapi kalo misalnya kayak orang kayak om gitu tetep dibilang angkasawan angkasawati,
dalam organisasi tetep dibilang angkasawan angkasawati?
FN : Saya kira yang lebih mengena ya mereka yang berada di penyiaran, tapi sudah dari dulukan
jadi semua orang RRI tuh angkasawan.
Tegar : Terus dalam lingkungan organisasi RRI ini hmm…apa namanya pasti terdapat nama
pahlawan…
FN : Ada disitu di buku itu juga ada Ronodipuro, ini disini Kabol, ada…nanti ada disini kamu
buka aja.
Tegar : Disini ada?
FN : Nah ada juga hmm…Yusuf Ronodipuro itu yang menyiarkan teks proklamasi.
Tegar : Oh yang ada tulisan…
FN : Gambar di bawah tuh.
Tegar : Gambar di bawah…sama yang di bendera tuh ada tulisan…tulisan apa tuh yang di bendera
depan…
FN : Oh itu pak ini hmm…Rahmat Saleh dia Kabol itu tapi nanti kamu liat di bawah ada, buka di
buku juga ada tokoh RRI yaa...kamu dapet bahan apa aja udah?
Tegar : Udah…udah dapet sama buku rancangan yang 2016 sama 2000…berapa ya tadi Cuma baru
softcopynya sih.
FN : Kamu udah apet ini belum Transformasi Penyiaran RRI?
Tegar : Isinya apa tuh om?
FN : Bawa aja.
Tegar : Makasih. Hmm…terus masih ada 3 lagi nih. Bagaimana cara organisasi RRI ini
menyalurkan atau mensosialisasikan visi misi, norma, dan budaya organisasi kepada lingkungan
internal?
clxx
FN : Cara berjenjang, berjenjang dari Dewas kepada Direksi, melalui raker (rapat kerja), lalu
nanti dalam bentuk tertulis kepada Direksi…Direksi yang ke bawah dari terus ke bawah sampe ke
daerah, nah kita melakukan monitoring disana kita juga menjelaskan visi misi RRI…kalo Dewas
menjelaskan visi misinya, Direksi menjelaskan kebijakan Direksinya ke daerah-daerah juga atau rapat
terbatas maupun rapat bersama.
Tegar : Jika sama penerimaan anggota baru itu gimana?
FN : Ya itu menjelaskan, mereka menjelaskan juga.
Tegar : Nah ini yang paling penting dari petanyaan dari budaya organisasi tadi itu om, nah menurut
anda unsur budaya apa yang masih bertahan hingga saat ini dan kenapa RRI masih bisa bertahan
sampai saat ini?
FN : RRI itu bertahan hingga hari ini itu karna sejarah, sejarah ini tidak bisa…tidak bisa dihapus
begitu saja, karena Indonesia sendiri sangat-sangat kuat dalam memegang sejarahnya walaupun
perubahan kita sudah modern kemana yakan, tapi sejarah bahwa ini adalah satu-satunya lembaga
penyiaran radio pertama yang cikal-bakal menyiarkan teks proklamasi sehingga dia berada dalam
sejarah…nah dalam era Soehharto kan dipertahankan sebagai alat pembangunan, alat pemerintah, kalo
Soekarno kan alat perjuangan. Nah di era reformasi ini alat apa…penyiaran publik nah jadi corong
publik, nah corong publik ini yang dinamis dia harus ada kriteriakan, nanti kamu cari di publik itu kan
siapa sih publik itu…nah publik itu punya unsur-unsur yang banyak sekali sehingga itu yang membuat
RRI harus berubah menyesuaikan jadi mungkin kalo dari askpek dilihat secara media yang hingar
binger banyak hari ini RRI apa…masa semua denger RRI? Apakah masih…mungkin anda ngga
denger RRI lagi, itu mahasiswi banyak juga ditanya di kampus ngga ada yang denger RRI anak-anak
sekarang karena apa? Dari itu RRI harus bisa menemukan apa keinginan, kebutuhan dari mahasiswa,
anak-anak muda sekarang, mereka tuh bukan hanya ingin lagu…kalo lagu mereka juga bisa dapet
download dimana-mana tapi informasi apa yang hmm…mereka merasa tercerdas yakan? Media publik
itukan budaya inti educate, mencerdaskan, menginformasikan dan menghibur itu dari hmm…rasa yang
dibangun oleh BBC tahun 1922 nah itu yang sekarang kita mau redefinisi dan refitalisasi di lembaga
penyiaran publik nah di Undang-Undang 72 satu-satunya lembaga penyiaran publik ya Negara ya RRI,
TVRI. Nah di RRI kenapa masih bertahan saya kira itu jadi RRI sebenarnya mudah kalo semua mau
maju dan berfikir biang gitu jauh, jangan ikut, jangan mengekor dengan media swasta itu ancur tapi
jangan dilewatin loh kok sorkat dan melewati jauh fokus pada mencerdaskan, fokus pada
mencerdaskan bangsa itu line dengan konstitusi pembukaan UUD 1945 kan mencerdaskan…ikut
mencerdaskan bangsa yakan dan mensejahterakan, kalo itu dipegang kita ngga akan dibubarkan tapi
kalo kita diukur secara ekonomi pake rating ya ngga diperlukan wong ini manipulasi projek yakan
bener ngga? Jadi enak bisa diukur pada kalian aja.
Tegar : Berarti sejarah dan mencerdaskan.
FN : Hmm…jadi intinya dia mencerdaskan, dia harus mampu mencerdaskan, mengajari anak-
anak hmm…remaja, pemuda, sampai orang-orang tua yakan, baik semua orang, mau petani, mau
orang yang di mobil, orang yang di rumah, dimana saja mereka harus dapat informasi, polisi, TNI,
macem-macem. RRI harus menjadi rujukan informasi utama, dia harus melompat jauh baru disitu dia
bisa bertahan, nah itukan strategi bertahannya mau gimana? Saya pikir itu, jadi dia ngga boleh bussines
usual kalo bussines usual kayak media yang lain datang pagi, pulang, negara kasih uang ya bagaimana
kita bisa membuat hmm…negara atau pemerintah yang mengelola anggara DPRI yakin bahwa RRI
butuh harus dikasih 2 Triliun atau 3 Triliun, apa yang membuat mereka yakin untuk kalo mereka kasih
RRI tambah hebat dan pemerintah tidak diteriakin, di kritik sama masyarakat sipil. Ini yang selalu saya
sampaikan dari RRI yang harus mampu meyakinkan negara bahwa RRI layak menerima anggaran
lebih untuk ini dan pasti, harus jelas itu ukurannya. Dari situ sejarah dan kini sebagai media
mencerdaskan bangsa, jangan sampai kita ngomong RRI media…pencerdas bangsa, pemersatu bangsa
clxxi
mana? Yakan. Orang lain bilang kita aja setengah mati katanya karena media swasta itu tujuannya
apa? There‘s nothing to said to tell only to sale, media swasta itu lebih banyak menjual dia tidak tujuan
mencerdaskan, kalo mencerdaskan kalo ngga ada duitnya dia tidak akan. Tapi kalo dia ikut
mencerdaskan duitnya berapa? Iyakan, pasti bayar, entah dia jual apa rakyat, kemiskinan rakyat, dia
pasang iklan disana, tapi pasti dia jualan, kalo RRI kan tidak ada jualan. Bagaimana RRI membuat
program-program yang menarik dan yang mencerdaskan, apa siara-siaran budaya yang mencerdaskan,
hiburan yang mencerdaskan, dan juga menginformasikan yang orang belum tau, jangan kita
menyiarkan hal-hal yang orang-orang sudah tau kan gitu hmm…jadi kalo apapun bisa anglenya beda,
kalo angle publik kan bagaimana ini berita nih satu berita nih soal 2012 yakan RRI ngga boleh
mundur, RRI harus siaran tapi dari angle mana gitu loh, kalo mediakan rusuhnya yang disiarkan kalo
swasta, kan itu uangnya…ratingnya naik. RRI itu memang ada rusuh tapi itu harus jadi unsur belakang
bukan jadi line pertama tapi kenapa orang rusuh yakan? RRI harus cari, ada apa dibalik kerusuhan itu
supaya memberitahu itu apakah itu profokator atau apa gitukan. Kita harus cepat tau, kalo hanya bicara
wah rusuh di monas semua orang, semua swasta juga begitu, media sosial juga begitu, bener ngga?
Saya kira itu, bisa?
Tegar : Bisa…
FN : Masuk ngga?
Tegar : Masuk…
FN : Jadi itu…sebenernya mempertahankan RRI. Jadi kamu udah dapet modal bagaimana
mempertahankan RRI saya kira.
Transcript Wawancara 7
NAMA : RP
JABATAN : Direktur LPU
WAKTU DAN TEMPAT : 23 Januari 2017, Jakarta
Tegar : Saya sudah buat pertanyaan-pertanyaan tentang budaya-budaya organisasi, ada sekitar
berapa nih…20…22 pertanyaan oke. Hmm…
RP : Saya hmm…mulai bekerja itu tahun 79.
Tegar : 79.
RP : Ya.
Tegar : Udah berapa…30 hampir…Terus nomer 2?
RP : Ya ya. Nomer 2, ini yang dimaksudkan struktur organisasi RRI itu apa?
Tegar : Struktur yang dalam RRI yang intinya aja kayak Dewas, Direksi, SPI?
RP : Hmm…iya tapi kalo dari tahun-tahun sebelumnya dia mengalami perubahan ya nah…kalo
kita ngomong sekarang itu ya mulai dari Dewan situ Dewan Pengawas, hmm…tugas dari Dewan
Pengawas itu dia memilih, menetapkan Dewan Direksi atau Direksi nah dari Direksi…dari 6 Direksi
atau 6 Direktur itu, itu merupakan Badan Pertimbangan Pangkat dan Jabatan, dia itu yang hmm…lewat
assesmensi dan propertest, dia memilih Kepala RRI atau Kepala Stasiun, jadi yang pertama dewan
Pengawas, abis itu Dewan Pengawas…Direksi, Direksi turun ke hmm…Kepala Stasiun nanti kalo di
clxxii
Kepala Stasiun itu ada bidang, ada Kepala Bidang, lalu ada Kepala Seksie itu untuk di Tipe A dan Tipe
B, atau yang pejabat Eselon II, sedangkan yang Tipe C yang Kepala RRI-nya di daerah atau golongan
Eselon III itu habis Kepala Stasiun langsung Kepala Seksie gitu.
Tegar : Jadi peran intinya aja Direksi itu merumuskan…eh Dewas situ merumuskan rancangan ya
pak?
RP : Iya Dewas itu membuat renstra rencana strategis, ya membuat rencana strategis, kemudian
di dalam rencana strategis itu ada visi, ada misi nah…misi-misi itu diimplementasikan oleh Direksi,
Direksi yang bekerja misi-misi itu ditambah dengan tugas-tugas lain.
Tegar : Terus nomer 3…
RP : Nah nomer 3 itu yang tadi ya itukan kriterianya itu kalo dia itu bisa dikepangkatan, lalu
lamanya dia bekerja, kemudian lewat assesment, lalu lewat fit and propertest itu untuk bisa melewati
struktur atau jabatan struktural gitu.
Tegar : Pengalaman…
RP : Nah nomer 4 bagaimana hubungan sosial yang terjalin antara anda dengan lingkungan
internal di Radio Republik Indonesia, seperti apa contohnya? Hubungan sosialnya bagus ya kerjasama,
jadi kerjasama itu adalah keputusan-keputusan yang memang diberikan masukan-masukan oleh
Direksi kemudian itu diputuskan dengan sebuah rapat pimpinan atau rapat Direksi hmm…contoh
umpama ya, contoh sperti hmm…kita mau mempromosikan seseorang menjadi Kepala RRI atau
Kepala Stasiun di daerah tertentu, itukan harus dilihat…dilihat dari track recordnya dia, prestasi-
prestasi dia dari jabatannya sekarang ini, lalu yang kedua dilihat kepangkatannya juga, lalu yang ketiga
pendidikannya, lalu yang berikutnya ke 4 itu assessment, lalu yang ke 5 fit and propertest, nah kalo ini
semua baik berarti yang bersangkutan pantas untuk dipromosikan menjadi hmm…seorang Kepala
Stasiun. Nomer 5 ya?
Tegar : Iya…
RP : Kalo pola komunikasi atau tata aturankan semua sudah punya SOP tetapi yang kita pakai itu
intinya 3, yaitu yang satu…3K yang kita kenal 3K ya…jadi konsultasi itu dengan hmm…atasan, lalu
komunikasi itu artinya dengan bawahan, lalu koordinasi itu sesama Direksi atau…
Tegar : Beraryi ada vertikal, ada horizontal?
RP : Iya ada vertikal, ada horizontal ya pola hubungan komunikasi yang seperti itu. Bagaimana
hubungan sosial yang terjadi antara internal dan…Nah kalo hubungan sosialnya seperti itu jadi
hmm…hubungan sosial internal itu ya yang tadi kita pake pendekatan seperti itu tapi dengan pihak
eksternalnya jelas bahwa hubungan sosial yang terjadi karena kemitraan dalam membuat program
siaran. Jadi dengan eksternal itu hubungan sosialnya itu implementasinya justru ada pada program
kerjasama siaran, seperti kita kerjasama sengan BKKBN, kerjasama dengan Kementerian Kelautan,
kerjasama dengan Kementerian Kesehatan, kerjasama dengan Kementerian Informatika.
Tegar : DPR?
RP : DPR…itu eksternal, nah semua perwujudan kerjasama itu dalam bentuk acaran siaran.
Tegar : Acaran siaran?
RP : Iya.
Tegar : Kalo DPR itu dalam bentuk laporan ya pak?
clxxiii
RP : Hmm…laporan kepada Dewas (Dewan Direksi).
Tegar : Oh kepada Dewas?
RP : Iya, kami tidak ada…Direksi tidak ada hubungan langsung kepada DPR tetapi ada saatnya
untuk yang namanya hmm…apa namanya dengar pendapat dari DPR, ada saatnya diundang biasanya
sebulan sekali untuk DPR tanya jawab dengan Direksi tentang apa yang sudah dilakukan.
Tegar : Kalo dengan masyarakat gimana pak?
RP : Kalo dengan masyarakat ya keterlibatan dalam program acara, masyarakat itukan publikkan,
jadi kalo kita bikin acara kayak Bintang Radio masyarakat terlibat ikut nyanyi itukan sudah sebuah
hubungan sosial, lalu kalo buat sebuah acara lalu dia ikut menyaksikan, nonton ya, itu juga hubungan
interaksi sosial yang kita lakukan. Jadi semua tuh bertumpu pada program acara karna
koor..koorbisnisnya itu ada pada siaran. Jadi apapun yang dilakukan RRI harus dalam bentuk acara
siaran.
Tegar : Terus nomer…
RP : Kalo dengan DPR itu ya RDPI itu Rapat Dengar Pendapat namanya.
Tegar : Oke, nomer 7 penyelesaian masalah jika terjadi konflik bagaimana?
RP : Ya kalo konflik-konflik itu banyak ya ada konflik yang bukan terjadi tapi banyak konflik,
konflik mungkin ada perseteruan antar karyawan ya itu dipanggil, kemudian ada yang namanya
tim…tim hmm…tim untuk penindak ini hmm…apa hmm…tim untuk menyelesaikan-menyelesaikan
masalah itu namanya tim…
Tegar : SPI bukan Satuan Pengawasan Internal?
RP : Ya itu SPI itu, tapi ada tim lagi yang nanti dibentuk untuk mendapat Berita Acara (BAP)
kepada yang bersangkutan kalo ada konflik-konflik yang terjadi.
Tegar : Mediasi berati?
RP : Iya mediasi, kalo dia itu sudah…kalo dia itu nanti sudah mengarah kepada masalah hokum
ya harus ditindak sesuai dengan aturan kepegawaian yang ada, aturan itu PP No. 53 dan aturan-aturan
lain. Jadi itu ada kasus-kasus apa…nah itu tadi ya namanya Tim Penegak Kedisiplinan itu khususnya
untuk menangani masalah yang sifatnya konflik-konflik yang diawali dengan ketidak disiplinan gitu.
Tegar : Nomer 8 sama nomer 9 bisa digabung aja om. Menurut om itu…
RP : Ya ini hmm…dia harus berdiri dengan kelompok yang…beragam jadi kita menghargai, kalo
beragam itukan menghargai keberitaan, keanekaragaman apakah suku, agama, itu harus jadi satu.
Yang kedua juga hmm...dia lebih bagus beragam karena kalo semakin kita beragam kan semakin kita
toleran, kalo kita cuma satu warna, atau satu…satu komunitas tertentu sendiri tidak bisa mungkin. Dan
lagi RRI karna sesuai dengam tri prasetyanya kan…RRI kan berdiri di atas sebilah, segala aliran partai,
golongan kan jadi dengan begitu dia harus dengan hal seperti itu dia harus memberi contoh valid.
Tegar : Nomer 10. Apa saja nilai, norma dan budaya dalam organisasi yang om ketahui?
RP : Ya norma-norma, nilai-nilai, dan budaya organisasi sama nilai-nilai yang diterapakan kan
kebersamaan ya nilai kebersamaan, kegotong royongan, dan norma-norma yang dilakukan ya itu
sesuai dengan aturan bahwa karna tidak menutup kemungkinan karna RRI kan sebagai lembagai
publik tapi dia juga adalah pegawai negeri, sehingga norma-norma yang diterapkan ya ada
menghormati atasan, dan sebagainya. Kalo masalah-masalah seperti budaya organisasi ya budaya
clxxiv
organisasi semua hampir sama, semua Kementerian dan Lembaga sama budaya organisasinya sama.
Budaya organisasi itu melayani, supporting…
Tegar : Ada 9 yang seperti saya tau…yang ada di depan itu?
RP : Ya itu.
Tegar : Tapi yang paling penting om, tri prasetya itukan sebuah nilai di RRI…
RP : Tri prasetya adalah sebuah nilai, sebuah nilai yang harus dipegang erat ada 3 hal disitu yang
sudah termasuk dari semua itu hmm…norma budaya atau budaya organisasi.
Tegar : Makna tri prasetya itu apa om?
RP : Yang pertama itu kita harus menjaga, membela alat…alat siaran kita inikan pemancar
macam-macam, alat ini hanya diarahkan untuk mencerdaskan angsa, untuk menghibur masyarakat,
untuk mengeducate, untuk menginformasikan, kemudian juga jangan lupa disamping itu dia juga
memberikan informasi, itu pertama dan itu harus dijaga, dijaga itu dalam pengertian bahwa ridak boleh
digunakan sembarangan demi negara dan bangsa. Yang kedua, kita harus berdiri di atas segala aliran
keyakinan seperti itu adalah kata kunci, artinya RRI harus independent tidak bisa membela pihak yang
ini gitu. Yang ketiga, itu diajak itu dengan semangat persatuan untuk tetap melakukan siaran. Jadi ada
3 tri prasetya itukan inti yang harus dilakukan adalah seperti itu.
Tegar : Oke, berarti itu…menjadi sebuah jiwa di organisasi RRI om?
RP : Ya itu menjadi jiwa, menjadi jiwa semangat itu tri prasetya itu sudah sumpah untuk yang
harus dilakukan, ideologinya RRI disitu tuh.
Tegar : Terus lanjut…
RP : 12. Ya kita punya logo…
Tegar : Maknanya tolong ceritakan…
RP : Ya maknanya seperti ini, makna logo inikan ada…ada lingkaran di atas itu adalah pancaran
gelombang frekuensi. Kemudian tulisan RRI berwarna putih itu artinya lembaga yang dia berdiri di
atas segala aliran, dia independent netral. Lalu latar belakang biru itu menceritakan kecerahan,
angkasa, dan kebersamaan.
Tegar : Ini belum berubah-berubah ya om dari dulu?
RP : Iya walaupun nanti kita ada rencana mau melakukan perubahan tapi sampai saat ini masih
dipake logo itu.
Tegar : Berarti dari tahun 45 nih berarti nih…eh tahun ini yaa…engga?
RP : Ini 2015 kalo tidak salah, yang sebelumnya RRI sudah punya logo tersendirikan tahun 45.
Tegar : Tapi makenya semuanya hampir sama?
RP : Jelas pasti dia mengarah ke tri prasetya, tetapi yang paling utama adalah bahwa logo yang
jaman dulu lebih kepada perjuangan, sebagai alat perjuangan. Kalo logo yang sekarang ini adalah
sebagai pelayan.
Tegar : Terus nomer 13 seragam om atau pakaian khusus?
clxxv
RP : Iya kita punya seragam ada 2 ya, jadi ada yang putih-biru atau ini itu digunakan hari senin
selasa putih-biru, kemudian hari rabu biru-biru biru muda biru tua, kemudian hari kamis itu adalah
pakaian batik, dan hari jumat pakaian olahraga.
Tegar : Olahraga setiap pagi om?
RP : Ya setiap hari jumat seminggu sekali.
Tegar : Oh seminggu sekali…saya lihat dipakaian RRI yang putih itu ada RRI Play sama…
RP : Iya RRI Play itu adalah aplikasi, jadi maksudnya karna apa begini dibrandingkan aplikasi,
tapi kenapa kita memang menggunakan RRI Play karena hmm…ini era digital, yang kedua
konfergensi mediakan begitu banyak jadi aplikasi itu lebih memudahkan pendengar, lebih
memudahkan audiens atau mitra-mitra kerjasama itu untuk bisa mendengar RRI lewat hp, smartphone,
bisa lewat apa…karena dia sudah android dan dia aplikasi artinya maksudnya RRI tidak harus
didengar dalam satu pesawat radio yang besar atau sebagainya, tapi karna dia pengaruh harus
mengikuti trend perkembangan digitalisasi yang luar biasa ya itu harus.
Tegar : Di belakang juga ada web RRI ya?
RP : Iya itu adalah website, website RRI adalah hmm…bagaimana untuk kita bisa menyusuri
semua RRI stasiun di daerah, semua digabung dalam www.RRI.co.id
Tegar : Nomer 14 sama nomer 15 kira-kira bisa digabung tradisi atau upacara ritual yang ada di
organisasi RRI om?
RP : Ya ada, ada upacara bendera setiap tanggal 11 September yang itu sebenarnya berawal dari
tradisi gitu, dan itu sejak tahun 45 itu sudah dilakukan dan sekarang perkembangan jaman dan kita
melakukannya dalam bentuk apel bendera atau upacara bendera.
Tegar : Nah itu apa namanya tanggal 11 Septemberkan ulang tahun RRI, kan ada penyulutan obor
tri prasetya, itu maknanya apa tuh?
RP : Penyulutan obor itu memberikan semangat, semangat kepada seluruh satker, seluruh
angkasawan, bahwa semangat obor itu penting, perlu dibakar untuk menyala jadi ngga bisa didiamkan
untuk mati gitu.
Tegar : Serentak di…
RP : Seluruh Indonesia, pada jam 11 pagi itu diseluruh Indonesia.
Tegar : Dan hanya ada di RRI.
RP : Dan hanya di RRI hahaha.
Tegar : Nomer 16 om reward dan punishment.
RP : Iya reward, yang tadi saya sebutkan tadi reward dan punishment jadi hampir seluruh di
Indonesia kan ada hampir 90 stasiun tetapi juga tidak semua melakukan reward dan punishment nah
ada sebagian yang sudah melakukan. Jadi kalo orang itu bagus rewardnya ya diberikan, punishment
juga kalo dia salah ya harus ditegur tidak boleh dibiarkan gitu.
Tegar : Salah satu contoh kecilnya apa tuh om?
RP : Ya kalo umpama dia terlambat menyiar sering secara 64 hari kan dipecat itu masalah.
Tegar : Rewardnya bisa naik pangkat.
clxxvi
RP : Bisa diturunkan pangkatnya demotion kalo dia bersalah atas pertimbangan pekerja bisa
diturunkan, tapi kalo reward dia bisa naik lagi Eselon IV.
Tegar : Hmm…terus itu nomer nomer 17 sama 18 pak, jargon atau nama julukan yang saya tahukan
RRI ada jargon sekali di udara tetap di udara pak, maknanya apa pak?
RP : Benar, sekali di udara tetap di udara itu maknanya bahwa RRI demi kepentingan bangsa dan
negara dalam keadaan apapun dan akibat apapun juga harus tetap mengudara, makanya sekali di udara
tetap di udara harus tetap mengudara.
Tegar : Itu dari jaman 45?
RP : Dari jaman 45…dari jaman 11 September 1945.
Tegar : Kalo nama julukan om setiap julukan setiap anggota RRI kan disebut angkasawan
angkasawati, itu apa tuh?
RP : Ya angkasawan angkasawati kan lebih banyak berkaitan dengan praktikum kan, jadi orang
yang di angkasawan itu yang terbang-terbangin dengan di angkasawan tapi ini semacam idium bahwa
ketika dia mengudara dia disebut angkasawan, kadang memberikan hiburan, memberikan informasi.
Tegar : Terus nomer 19 itu oh sejarah sama nomer 20 dicampur aja om, sejarah sama pahlawan yang
sampai saat ini masih menjadi representative buat RRI?
RP : Ya itu Seperti Abdul Rahman Saleh, Yusuf Ronodipuro, Yusuf Ronodipuro seorang
Angkatan Laut sebenarnya eh maksud saya…Angkatan Udara.
Tegar : Kok bisa?
RP : Ya karena dia memegang radio-radio HT itu jadi bentuk perjuangannya ya mereka
mencaplok nama untuk menjadikan Radio Republik Indonesia karna dulu mungkin radio-radio Jepang
dan sebagainya.
Tegar : Jadi dua pahlawan itu mempengaruhi RRI ya om? Mempengaruhinya dalam hal apa tuh?
RP : Ya. Yang mempengaruhi ya? Nomer berapa tadi?
Tegar : Nomer 20.
RP : Apakah dalam lingkungan…
Tegar : Hmm…nomer yang ini tadi om nomer 19 sama 20…
RP : Apakah dalam lingkungan organisasi RRI terdapat nama-nama pahlawan yang sampai saat
ini masih diingat dan menjadi representative? Ya itu Yusuf Ronodipuro, Yusuf Ronodipuro itu
merupakan nama pahlawan yang banyak menginspirasi, dan tentunya yang satu lagi…
Tegar : Abdul Rahman Saleh?
RP : Ya Abdul Rahman Saleh, ya ada banyak sih Maladi tapi mereka nama-nama yang perannya
beda dengan Abdul Rahman Saleh dan Yusuf Ronodipuro.
Tegar : Itu om sejarah yang apa namanya…kata-kata yang di tiang bendera itu om? Kan ada yang
dari Yusuf Ronodipuro ―Lebih baik saya mati daripada menurunkan bendera ini‖ apa kalo ngga
salah…
clxxvii
RP : Iya hmm…Yusuf Ronodipuro itukan sebenarnya dia bukan masalah benderanya, tapi ketika
pembacaan teks proklamasi abis dibaca diambil itu teks dibacakan disini padahal waktu itu radionya
masih radio Jepang, langsung dihajar sama sekutu sama Jepang.
Tegar : Tapi tetep hmm…apa namanya menggunakan…
RP : Iya
Tegar : Dan dia membuat kata-kata itu om sampe terkenal, sampe ditulis di prasasti?
RP : Apa itu saya belum tahu?
Tegar : Hmm…itu ada tulisan ―Lebih baik saya mati daripada harus menurunkan bendera ini‖ atau
apa gitu…
RP : Oh iya iya, itu Yusuf ya?
Tegar : Iya Yusuf Ronodipuro. Ya nomer 21 om, bagaimana cara organisasi RRI itu menyalurkan
visi, misi, nilai, dan norma, budaya organisasi pada lingkungan internal om?
RP : Ya kalo untuk ini kita ya harus banyak terlibat dalam kerjasama sehingga visi dan misi kita
dapat dijalankan dengan pihak-pihak eksternal apakah dengan Kementerian apa atau dengan Badan
Usaha Milik Negara dan sebagainya, apalagi dengan seksie-seksie yang sifatnyanya event organizer
pernah kita acara, acara itu harus langsung.
Tegar : Kalo ke internal gimana om?
RP : Internal ya kalo soal menyalurkan itu ya lewat meeting-meeting, rapat-rapat, untuk kita
sampaikan solusi, kita sampaikan soal visi, nilai.
Tegar : Bentuk fisiknya dengan banner?
RP : Iya, visi itu dibuat oleh Dewas jadi apa ya istilahnya renstra itu rencana strategik.
Tegar : Hmm…rencana strategis. Kalo diklat gimana om hmm…kalo misalkan pengalaman om ya
pas pertama kali masuk organisasi RRI itu kan biasanya ada diklat om buat anggota baru, apakah disitu
di event itu om?
RP : Engga, di event itukan mereka yang diangkat yang dipanggil untuk mengikuti diklat nah
bukan di diklat baru di ini lagi engga berbeda.
Tegar : Tapi kalo untuk penerimaan pegawai baru ada ngga sih hmm…misalnya RRI tuh
memberikan arahan gini gini…
RP : Jadwal apa ya artinya…
Tegar : Apa yaa…ospek ya orientasi.
RP : Ada masa orientasi tapi mereka sudah diangakat dan mereka itu kadang-kadang digabung,
ada yang dari TNI, ada yang dari reporter, macam-macam.
Tegar : Nah disitu disalurkan visi, misi, nilai?
RP : Iya disitu kita terangkan doktrin vision, mission, supaya mereka bekerja dengan baik.
Tegar : Terus nomer 22 hmm…dari nilai dan norma budaya organisasi tersebut apakah
mempengaruhi om dalam keseharian di dalam organisasi…misalkan membuat om jadi semakin apa
gitu om?
clxxviii
RP : Iya kadang-kadang berpengaruh juga sih karena masalah mereka itu lambat, kemampuan-
kemampuan yang kurang, seperti itu.
Tegar : Contohnya apa om? Apakah misalnya panutan om Abdul Rahman Saleh jadi membuat
semakin ingin apa…gitu. Misal dengan Yusuf Ronodipuro dengan semangatnya gitu NKRI?
RP : Kalo waktu itu mereka berjuang untuk kemerdekaan, murni kemerdekaan itu ya kalo kita
kaitkan dengan sekarang ya semangat itu masih ada ya tapi memang tujuannya adalah untuk
bagaimana Indonesia merdeka.
Tegar : Jadi kalo buat om individu itu norma-norma itu mempengaruhi om. Nomer 22 om?
RP : Iya itukan kalo untuk pribadi itu dia spesial berpengaruh ya, kita kan berupaya untuk supaya
bisa mempunyai jiwa yang seperti itu ya.
Tegar : Contoh kecilnya apa tuh om?
RP :Contoh yang paling gampang aja, inikan soal budaya organisasi kan contoh yang paling
gampang ya kita harus memberi contoh kalo ghari senin pake putih-biru ya pake putih-biru, nah itu
budaya…logo, terus kalo kita terlambat bertanya dong pada diri kita saya terlambat apa engga? Lalu
kerja juga begitu, jadi contoh itu gampang, ada pada setiap diri kita ketika kita sedang mendalami soal
contoh itu ada, manusia tidak harus duduk aja…harus kerja, harus ini dan sebagainya. Dan inikan
masalah budaya organisasi kalo tata nilai norma ya jelaslah orang masuk kantor seperti apalah
disamping fisiknya juga cara pandangnya dia, cara dia ngomong sebagai apa.
Tegar : Terus nomer 23 pak terakhir. Hmm…apakah menurut bapak budaya organisasi ini membuat
RRI tuh masih bertahan hingga saat ini? Kenapa RRI hingga saat ini masih bertahan? Apakah budaya
organisasi mempengaruhi di pertanyaan yang tadi?
RP : Iya disamping budaya organisasi yang mempengaruhi karena pertama kekompakan ya
budaya kekompakan, yang kedua RRI masih bertahan sampai saat ini karena RRI konsisten dengan
siarannya, dan RRI tidak pernah mau untuk bermain-main atau RRI tidak mau melakukan siaran yang
tidak netral, kan dia sudah jelas dengan Undang-Undang No. 32 lembaga penyiaran publik RRI adalah
yang netral itu kalimatnya tuh dan tidak sekedar hanya mencari keuntungan. Jadi netral, independent,
dan tidak mencari keuntungan.
Tegar : UU No. 32 yaa?
RP : Iya PP No. 13 dan UU No. 32.
Tegar : Dan itu semua berawal dari tri prasetya RRI yang netral?
RP : Iya dari tri prasetya.
Tegar : Dan terus itu om yang terakhir diorama yang di bawah itukan pas saya kesini belum tuh
gimana? Itu ada gambar-gambaran pahlawan, itu maknanya apa pak?
RP : Ya maknanya sebenarnya disamping pahlawan sendiri tapi kita sebenarnya mau
menceritakan bahwa sejak jaman dulu micrsofon RRI itu sudah digunakan oleh Bapak-Bapak pendiri
bangsa. Jadi RRI itu sudah sebagai suatu lembaga yang ikut berfikir soal RI karena dulu itu orang-
orang, tokoh-tokoh itu sudah pakai RRI gitu.
Tegar : Berarti salah satu yang bikin RRI bertahan sampai saat ini adalah sejarah?
RP : Iya.
clxxix
Tegar : Karena dulu ada radio kemerdekaan? Dan mungkin ini ya om RRI itu berbeda dengan radio
lain yang punya semangat juang NKRI gitu ya om?
RP : Yang radio-radio luar?
Tegar : Engga, radio-radio yang diperbatasan dibandingin dengan radio hmm…swasta RRI itu kan
lebih mempunyai banyak stasiun dari sabang sampai marauke.
RP : Ada banyak kok di Kalimantan ada, di Timor-Timor ada, di Jayapura ada.
Tegar : Mungkin salah satu itu ya yang bisa bikin bertahan sampai saat ini?
RP : Yang membuat RRI bertahan adalah dari ini 3 kata kunci tadi, jadi itu yang membuat RRI
bertahan…3 dari tri prasetya itu.