Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 4
2.1. Letak Kabupaten Probolinggo
Letak Secara Administrasi
Kabupaten Probolinggo beribu kota di Kecamatan Kraksaan.
Kabupaten Probolinggo mempunyai luas wilayah mencapai 1.696,16 Km2
terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa dan 5 kelurahan, 1375 dusun, 1600 RW
dan 5774 RT. Dilihat dari luas wilayah tiap kecamatan, maka luas wilayah
yang terbesar adalah Kecamatan Krucil, yaitu 172,13 km2 sedangkan
kecamatan terkecil adalah Kecamatan Pajarakan dengan luas yang hanya
21.34 km2. Secara administrasi Kabupaten Probolinggo dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember
Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang, Malang dan ]ember
Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan
Letak Secara Geografis
Posisi koordinat geografis Kabupaten Probolinggo berdasarkan analisis
Peta Rupa Bumi Digital (Bakosurtanal) terletak Kiri atas (dari peta) :112º 55’
37” LU/LS -7º 41’ 42” BT ; Kiri bawah (dari peta): 112º 55’ 37” LU/LS -8º 1’ 40”
BT ; Kanan atas (dari peta) : 113º 38’ 34” LU/LS -7º 41’ 45” BT ; Kanan bawah
(dari peta) : 113º 38’ 34,44” LU/LS -8 1’ 34,68”BT. Letak tersebut berdasarkan
proyeksi longitude dan latitude (lalong), WGS 84 zona 49 bagian selatan.
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 5
Geografi Kabupaten Probolinggo terletak dilereng gunung-gunung
yang membujur dari barat ke timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro dan
Tengger yang memiliki ketinggian 0 - 2.500 m diatas permukaan laut. Hal ini
menjadikan Kabupaten Probolinggo tanahnya berupa tanah vulkanis yang
banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi
yang berupa pasir dan batu. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat
kesuburan yang tinggi dan tanah ini sangat cocok untuk ditanami sayur-
sayuran seperti disekitar pegunungan Tengger yang mempunyai ketinggian
antara 750 - 2500 m diatas permukaan laut.
Tanah yang membujur dari Barat ke Timur dibagian Selatan
Kabupaten Probolinggo yang menyusuri kaki pegunungan Argopuro yang
berketinggian antara 150-750 m diatas permukaan laut sangat cocok untuk
tanaman kopi, buah-buahan misalnya durian, alpokat, dan buah-buahan
lainnya. Wilayah kecamatan yang sangat tepat untuk tanaman buah-
buahan ini adalah Kecamatan Krucil, Tiris dan Lumbang. Sedangkan untuk
tanaman jenis tembakau banyak dijumpai pada Kecamatan Kotaanyar,
Pakuniran, Pajarakan, Paiton dan Kraksaan.
2.2. Geologi
Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari
berbagai macam batuan induk antara lain meliputi:
Aluvium, merupakan batuan dari endapan yang pada umumnya
terdapat di sepanjang wilayah pesisir utara dan dataran rendah
bagian utara
Vulkanik, merupakan batuan dari hasil letusan gunung berapi dan
pada umumnya terletak di dataran tinggi bagian tengah dan
selatan.
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 6
Old Kwarter Vulkanik, merupakan batuan dari hasil letusan gunung
merapi tua dan terdapat di sekitar wilayah pegunungan bagian
selatan dan timur
Leucite Bearing Rock, merupakan batuan beku yang hanya
terdapat di sebagian kecil wilayah timur.
Ditinjau dari segi geologi, maka jenis batuan di Kabupaten
Probolinggo umumnya terdiri dari bahan ledakan gunung berapi dan
alluvium. Batuan jenis alluvium dijumpai di bunitan, bagian utara wilayah-
wilayah Kabupaten Probolinggo yaitu sekitar pantai utara. Bagian tengah
dan selatan umumnya mengandung hasil ledakan gunung berapi yaitu
42,95% dari luas wilayah bahan induk vulkanik tua dan 43,75% vulkanik muda.
2.3. Topografi
Secara umum wilayah Kabupaten Probolinggo mempunyai bentuk
daratan terdiri dari 3 (tiga) klasifikasi yaitu :
1. Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian berkisar 0 – 100
meter dari permukaan laut, daerah ini membentang mulai dari barat
sepanjang garis pantai Utara kearah Timur kemudian membujur ke
Selatan terdiri dari Kecamatan Paiton,Kraksaan, Pajarakan, Gending,
Dringu, Sumberasih,Leces,Krejengan, dan Tongas.
2. Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1000 meter dari
permukaaan laut, daerah ini terletak di wilayah tengah sepanjang
kaki Gunung Semeru dan pegunungan Tengger serta pada bagian
Utara sisi bagian Timur sekitar Gunung Lamongan terdiri dari
Kecamatan terdiri dari Kecamatan Bantaran, Kuripan, Banyuanyar,
Kotaanyar, Pakuniran,Lumbang, Gading, Besuk, Maron, Wonomerto
dan Tegalsiwalan.
3. Daerah pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1000 meter dari
permukaan laut, daerah ini terdapat di wilayah bagian Barat, yaitu
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 7
sekitar Gunung Semeru, Pegunungan Tengger dan Gunung
Argopuro terdiri dari Sukapura, Sumber, Krucil dan Tiris.
2.4. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Probolinggo terdiri dari jenis
alluvial, regosol, andosol, mediteran, latasol dan grumosol. Di daerah bagian
utara wilayah Kabupaten Probolinggo dijumpai tanah alluvial yang
bertekstur halus. Tanah jenis ini cocok untuk pertanian lahan basah ( sawah ).
Tanah regosol umumnya berwarna kelabu kekuning-kuningan, bersifat asam,
gembur serta peka terhadap erosi. Tanah jenis ini cocok untuk pertanian
tebu, padi, tembakau dan sayur-sayuran.
2.5. Iklim dan Musim
Akhir-akhir ini, isu perubahan iklim (climate change ) terus muncul dan
menjadi pembicaraan serius di dunia. Dampaknya yang sangat besar
tehadap berbagai sektor, mendorong untuk dilakukan berbagai upaya
sebagai langkah adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim
( climate change) Indonesia di sini harusnya lebih waspada karena
merupakan Negara kepulauan yang terletak di daerah tropis ,yang
merupakan salah satu Negara yang paling rentan terhadap acaman dan
dampak dari perubahan iklim.
Dilihat dari geografisnya Kabupaten Probolinggo terletak di lereng
pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru,
Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu
Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang,
Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian berada pada 0-2500 m diatas
permukaan laut dengan temperatur rata - rata 27 ºC – 30 ºC.
Terdiri dari 2 jenis setiap tahun yakni musim kemarau dan musim hujan.
Musim kemarau berlangsung bulan Juli hingga Oktober, sedangkan musim
penghujan dari Bulan November hingga JuniCurah hujan tertinggi bulan
November sampai dengan April. Diantara 2 musim Pancaroba, dimana
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 8
biasanya terjadi tiupan angin kering yang cukup kencang biasa disebut
Angin Gending.
2.6. Hidrologi
Air adalah sumber daya yang terpenting dalam kehidupan, sehingga
dalam sejarah kehidupan manusia memiliki posisi sentral dan merupakan
jaminan keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi. Air
berhubungan dengan hak hidup seseorang sehingga air tidak bisa di
lepaskan dalam kerangka hak asasi manusia. Pengakuan air sebagai hak
asasi manusia mengindikasikan pengakuan terhadap kenyataan bahwa air
merupakan kebutuan yang demikian penting bagi hidup manusia, di lain
pihak perlunya perlindungan kepada setiap orang atas akses untuk
mendapatkan air .
Kebutuhan air memang akan selalu meningkat dari waktu kewaktu
seiring dengan terjadinya peningkatan terhadap jumlah penduduk dan
intensitas pemakaian yang di lakukan. Pada sisi yang lain, seiring dengan
meningkatnya kunsumsi air, variari musim, kerusakan lingkungan, dan
pencemaran menyebabkan air menjadi langka baik dari sisi jumlah maupun
kualitas. Kecukupan hak atas air tidak bisa diterjemahkan dengan sempit,
hanya sebatas pada kuantitas volume dan teknologi. Air harus diperlakukan
sebagai barang sosial dan budaya, tidak semata-mata sebagai barang
ekonomi.
Menurut Dinas PUPR, terdapat 25 sungai yang mengalir di wilayah
Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningu dengan
Panjang 95,2 kilometer sedangkan yang terpendek adalah Ranu Bujel
dengan Panjang hanya 2 kilometer. Selain it yada Ranu / Danau yaitu
Segaran, Agyng dan Ranu Petak.
2.7. Karakteristik Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 dari hasil
proyeksi penduduk yaitu sebesar 1.158.653 jiwa terdiri atas 48,80 persen
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 9
(565.408jiwa) penduduk laki-laki dan 51,20 persen (593.245jiwa) penduduk
perempuan, yang menyebar di 24 kecamatan (Sumber: BPS Kabupaten
Probolinggo, 2018). Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2017 yaitu
151.613 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah penduduk
Kabupaten Probolinggo tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,61
persen (7.040 jiwa).
Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 menurut
kecamatan besarnya sangat beragam, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2. Berdasarkan persebaran lokasi kecamatan
cenderung mengelompok, jumlah penduduk terbesar terdapat di wilayah
Probolinggo Utara dan Probolinggo Selatan. Kecamatan tersebut meliputi:
Kecamatan Leces, Krucil, Tongas, Sumberasih, Maron, Tiris, Kraksaan dan
Paiton, yaitu lebih dari 55 ribu jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang
rendah terdapat di Probolinggo Barat yaitu kecamatan Sukapura dan
Sumber yaitu kurang dari 30 ribu jiwa. Sebagian besar penduduk Kabupaten
Probolinggo tinggal di sekitar jalur utama jalan poros utara mulai Kecamatan
Tongas hingga Kecamatan Paiton.
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019 (Diolah)
Gambar 2.1. Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2018
JEMBER
LUMAJANG
SITUBONDO
PASURUAN
KOTAPROBOLINGGO
KOTA PASURUAN
KRUC ILTIRIS
GADING
SUMBER
SUKAPURA
PAKUNIRAN
TONGAS
KURIPAN
LUMBANG
PAITON
MARONLECES
BESUKDRINGUGENDING
BANTARAN
KRAKSAAN
WONOMERTO
BANYUANYAR
KOTAANYAR
KREJENGAN
TEGALSIWALAN
SUMBERAS IHPAJARAKAN
20 0 20 Kilometers
N
Jumlah Penduduk20212 - 3262632627 - 4248542486 - 5075250753 - 5823858239 - 73699
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 10
Secara umum, terdapat enam kecamatan di Kabupaten Probolinggo
dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu diantaranya: Kecamatan Paiton
(73.699 jiwa), Kraksaan (70.579 jiwa), Tongas (67.324 jiwa), Tiris (66.737), Maron
(65.057 jiwa) dan Sumberasih (63.402 jiwa). Jumlah penduduk keenam
kecamatan tersebut masing-masing mencapai lebih dari lima persen
terhadap total penduduk Probolinggo. Sementara dua kecamatan yang
mempunyai jumlah penduduk terendah dengan tingkat proporsi di bawah
2,4 persen dari total penduduk Kabupaten Probolinggo adalah Kecamatan
Sukapura dan Kecamatan Sumber dengan persentase masing-masing
secara berurutan 1,74 persen dan 2,36 persen.
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Probolinggo Tahun 2018
No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis
KelaminLaki-laki Perempuan Jumlah
1 Sukapura 9.967 10.245 20.212 0,97
2 Sumber 13.445 13.987 27.432 0,96
3 Kuripan 14.693 15.741 30.434 0,93
4 Bantaran 20.262 22.223 42.485 0,91
5 Leces 28.363 29.875 58.238 0,95
6 Tegalsiwalan 18.351 19.992 38.343 0,92
7 Banyuanyar 26.399 28.439 54.838 0,93
8 Tiris 32.808 33.929 66.737 0,97
9 Krucil 27.929 27.961 55.890 1,00
10 Gading 24.465 26.287 50.752 0,93
11 Pakuni ran 21.581 22.515 44.096 0,96
12 Kotaanyar 17.893 18.848 36.741 0,95
13 Paiton 36.529 37.170 73.699 0,98
14 Besuk 23.130 24.881 48.011 0,93
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 11
No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis
KelaminLaki-laki Perempuan Jumlah
15 Kraksaan 34.658 35.921 70.579 0,96
16 Krejengan 19.465 20.707 40.172 0,94
17 Pajarakan 17.255 18.478 35.733 0,93
18 Maron 31.528 33.529 65.057 0,94
19 Gending 20.216 21.078 41.294 0,96
20 Dringu 26.775 27.015 53.790 0,99
21 Wonomerto 19.844 20.924 40.768 0,95
22 Lumbang 15.888 16.738 32.626 0,95
23 Tongas 32.770 34.554 67.324 0,95
24 Sumberasih 31.194 32.208 63.402 0,97
Probolinggo 565.408 593.245 1.158.653 0,95
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin memiliki selisih yang kecil
antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Jumlah
penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki di
seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu rasio jenis
kelamin (sex ratio) dimasing-masing kecamatan di Kabupaten Probolinggo
semuanya bernilai dibawah 1 kecuali Kecamatan Krucil (rasio jenis
kelamin=1), karena di Kecamatan Krucil jumlah penduduk perempuan dan
laki-laki mempunyai nilai yang hampir sama. Rasio jenis kelamin adalah
perbandingan antara penduduk laki-lakidan penduduk perempuan
padasuatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan
banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 12
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019 (Diolah)
Gambar 2.2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan
Berdasarkan struktur umur penduduk Kabupaten Probolinggo di tahun
2018 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Probolinggo mayoritas
didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu usia penduduk antara 15–64
tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan komposisi penduduk usia produktif
sebesar 69,43 persen. Sedangkan komposisi penduduk usia muda (0-14 tahun)
sebesar 23,30 persen dan untuk penduduk usia tua (65+tahun) sebesar7,26
persen. Angka-angka tersebut merupakan komponen penghitungan rasio
ketergantungan. Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus
ditanggung oleh penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap penduduk
usia tidak produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Semakin
tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi.Total rasio ketergantungan di
tahun 2018 adalah sebesar 44,03 persen yang dapat diartikan bahwa dari
100 penduduk usia produktif di Kabupaten Probolinggo akan menanggung
secara ekonomi sekitar 44 penduduk usia tidak produktif.
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 13
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelompok
Umur di Kabupaten Probolinggo Tahun 2018
Kelompok
Umur (Tahun)
Jenis Kelamin
Laki – Laki Perempuan Jumlah
( Jiwa ) % ( Jiwa ) % ( Jiwa ) %
00-04 44.696 7,91 43.318 7,30 88.014 7,60
05-09 45.850 8,11 43.983 7,41 89.833 7,75
10-14 46.551 8,23 45.621 7,69 92.172 7,96
15-19 45.356 8,02 44.928 7,57 90.284 7,79
20-24 44.046 7,79 45.071 7,60 89.117 7,69
25-29 39.749 7,03 43.201 7,28 82.950 7,16
30-34 40.695 7,20 45.198 7,62 85.893 7,41
35-39 43.627 7,72 46.100 7,77 89.727 7,74
40-44 42.780 7,57 43.934 7,41 86.714 7,48
45-49 41.808 7,39 42.819 7,22 84.627 7,30
50-54 37.010 6,55 39.848 6,72 76.858 6,63
55-59 32.065 5,67 33.758 5,69 65.823 5,68
60-64 26.048 4,61 26.426 4,45 52.474 4,53
65+ 35.127 6,21 49.040 8,27 84.167 7,26
Total 565.408 100,00 593.245 100,00 1.158.653 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019
2.8. Laut, Pesisir dan Pantai
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumberdaya
pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun non-hayati. Pesisir merupakan
wilayah perbatasan antara daratan dan laut, yang oleh karenanya wilayah
ini sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di darat maupun yang
ada di laut. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove
merupakan ekosistem yang paling unik dan rawan. Ekosistem ini tidak hanya
memiliki fungsi ekologis tapi juga ekonomis. Sayangnya, manusia seringkali
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengintervensi ekosistem ini, tanpa
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 14
pernah memikirkan akibatnya. Misalnya saja dengan melakukan alih fungsi
lahan mangrove menjadi tambak, permukiman, industri, atau bahkan
penebangan liar oleh masyarakat untuk berbagai keperluan.
Secara emperis ada keterkaitan ekologis hubungan fungsional antar
habitat ekosistem pesisir dengan lahan di atasnya maupun laut lepas.
Perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem pesisir, seperti mangrove
misalnya; maka cepat atau lambat mempengaruhi ekosistem lainnya.
Demikian pula halnya dengan pengelolaan lahan di atas (daerah aliran
sungai/DAS) jika tidak dilakukan secara arif dan berwawasan lingkungan
dampak negatifnya akan merusak tatanan dan fungsi ekologis kawasan
pesisir.
Salah satu syarat yang secara ekologis menjamin pembangunan
berkelanjutan, keharmonisan spasial (spatial sustainability) maka didalam
suatu wilayah tidak seluruhnya digunakan untuk zona pemanfaatan, tetapi
harus dialokasikan untuk zona preservasi dan konservasi. Keberadaan zona
preservasi dan konservasi di suatu wilayah pembangunan sangat penting
dalam memelihara berbagai proses penunjang kehidupan seperti siklus
hidrologi dan unsur hara, membersihkan limbah secara alamiah dan sebagai
sumber keanekaragaman hayati (biodiversity). Sesuai kondisi alamiah zona
preservasi maupun konservasi yang optimal dalam suatu kawasan
pembangunan berkelanjutan sebaiknya antara 30%-50% dari luas total.
Kemudian zona pemanfaatan sebaiknya ditetapkan pada lokasi dengan
kondisi fisik yang sesuai sehingga membentuk suatu mozaik yang harmonis
tanpa mengganggu keseimbangan lingkungannya.
Upaya melestarikan kawasan pesisir dan laut yang sangat potensial
telah menjadi isu yang sangat menonjol akhir-akhir ini dengan
berkembangnya pemikiran bahwa kawasan pesisir dan laut memiliki
kemampuan yang sangat besar dalam menyerap gas Co2. Dalam hal ini
upaya melestarikan sumberdaya dan kawasan pesisir laut akan memberikan
arti yang positif terhadap upaya mengatasi pemanasan global beserta
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 15
dampaknya. Pentingnya dilakukan upaya pelestarian tersebut berkaitan
dengan kenyataan bahwa sumberdaya pesisir dan laut mengalami tekanan
yang mengarah terjadinya degradasi sumberdaya pesisir dan laut yang
sangat potensial tersebut.
Panjang pantai Kabupaten Probolinggo sepanjang 50,6 km
memanjang dari sebelah Barat di Desa Tambakrejo - Kecamatan Tongas
dan sebelah timur di Desa Bhinor – Kecamatan Paiton. Sebagian besar
perairan pantai Kabupaten Probolinggo merupakan daerah landai terutama
di kawasan sisi Barat yang meliputi Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu,
Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Sisis Timur Kecamatan Paiton, dimana
pada saat surut terendah berupa daratan hingga menjorok ke laut sejauh
lebih dari 200 meter dari garis pantai. Sedang untuk Sisi Timur Kecamatan
Paiton, Batimetri cenderung terjal. Sebagian besar topografi kawasan pesisir
Kabupaten Probolinggo merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 –
25 meter di atas permukaan laut, kemudian dataran dengan ketinggian 25 –
100 meter dan seterusnya.
Abrasi pantai dapat diakibatkan oleh proses alami, aktifitas manusia
atau kombinasi keduanya. Abrasi karena proses alami disebabkan karena
gerakan gelombang dan arus laut, sedangkan aktifitas manusia misalnya
pengambilan pasir laut yang tidak terkendali, penebangan hutan mangrove,
pembangunan dermaga / pembangunan breakwater, jety, yang menjorok
kelaut akan merubah pola garis pantai yang juga bisa berdampak abrasi
hal ini disebabkan kurang memperhatikan sifat arus dan gelombang dapat
sehingga menyumbang terjadinya abrasi. Wilayah-wilayah yang terjadi
abrasi pantai yang cukup parah adalah Desa Pondokkelor di Kecamatan
Paitondan Desa Pabean di Dringu.
2.9. Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo
Menurut Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2019 tanggal tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menenngah Daerah (RPJMD) tahun 2018 -
2023 disebutkan Visi sebagai berikut :
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 16
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Probolingggo
Berahlak Mulia yang Sejahtera, Berkeadilan dan
Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan
Sedangkan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten
Probolinggo Tahun 2018-2023 sebagai berikut:
a. Mewujudkan tatanan masyarakat kabupaten probolinggo yang
aman, damai dan berakhlak mulia;
b. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan melalui
peningkatan pelayanan dasar;
c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta
layanan publik yang berkualitas dan berbasis teknologi informatika;
d. Mewujudkan daya saing daerah melalui pertumbuhan ekonomi
yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan.
Setiap Misi mempunyai tujuan, setiap tujuan ada indikator tujuan.
Ada Sasaran setiap sasaran mempunyai indikator kinerja dengan demikian
ada 4 misi, 6 tujuan dan 6 indikator tujuan ada 15 sasaran dan 15 indikator
kinerja. Khusus di Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan
masih Misi 4 yakni “Mewujudkan Daya saing Daerah Melalui Peningkatn
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan”
masuk di tujuan 6 yakni “ Meningkatkan Pembangunan infrastruktur Daerah
yang berkelanjutan “ dengan indikatot tujuan Indeks Keterjangkauan
layanan Infrastruktur (IKLI) dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
dengan sasaran 14 yakni “ Meningkatkan Kualitas Permukiman Masyarakat”
dengan indikator kinerja % Pemukiman layak huni bagi masyarakat dan
Sasaran 15 yang berbunyi “ Meningkatnya kualitas Lingkungan
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019
GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 17
Hidup”dengan indikator kinerja Indeks kualitas air secara gamblang di
gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2. Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo