14
PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019 GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 4 2.1. Letak Kabupaten Probolinggo Letak Secara Administrasi Kabupaten Probolinggo beribu kota di Kecamatan Kraksaan. Kabupaten Probolinggo mempunyai luas wilayah mencapai 1.696,16 Km2 terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa dan 5 kelurahan, 1375 dusun, 1600 RW dan 5774 RT. Dilihat dari luas wilayah tiap kecamatan, maka luas wilayah yang terbesar adalah Kecamatan Krucil, yaitu 172,13 km 2 sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Pajarakan dengan luas yang hanya 21.34 km 2 . Secara administrasi Kabupaten Probolinggo dibatasi oleh: Sebelah Utara : Selat Madura Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang, Malang dan ]ember Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan Letak Secara Geografis Posisi koordinat geografis Kabupaten Probolinggo berdasarkan analisis Peta Rupa Bumi Digital (Bakosurtanal) terletak Kiri atas (dari peta) :112º 55’ 37” LU/LS -7º 41’ 42” BT ; Kiri bawah (dari peta): 112º 55’ 37” LU/LS -8º 1’ 40” BT ; Kanan atas (dari peta) : 113º 38’ 34” LU/LS -7º 41’ 45” BT ; Kanan bawah (dari peta) : 113º 38’ 34,44” LU/LS -8 1’ 34,68”BT. Letak tersebut berdasarkan proyeksi longitude dan latitude (lalong), WGS 84 zona 49 bagian selatan.

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 4

2.1. Letak Kabupaten Probolinggo

Letak Secara Administrasi

Kabupaten Probolinggo beribu kota di Kecamatan Kraksaan.

Kabupaten Probolinggo mempunyai luas wilayah mencapai 1.696,16 Km2

terdiri dari 24 kecamatan, 325 desa dan 5 kelurahan, 1375 dusun, 1600 RW

dan 5774 RT. Dilihat dari luas wilayah tiap kecamatan, maka luas wilayah

yang terbesar adalah Kecamatan Krucil, yaitu 172,13 km2 sedangkan

kecamatan terkecil adalah Kecamatan Pajarakan dengan luas yang hanya

21.34 km2. Secara administrasi Kabupaten Probolinggo dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember

Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang, Malang dan ]ember

Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan

Letak Secara Geografis

Posisi koordinat geografis Kabupaten Probolinggo berdasarkan analisis

Peta Rupa Bumi Digital (Bakosurtanal) terletak Kiri atas (dari peta) :112º 55’

37” LU/LS -7º 41’ 42” BT ; Kiri bawah (dari peta): 112º 55’ 37” LU/LS -8º 1’ 40”

BT ; Kanan atas (dari peta) : 113º 38’ 34” LU/LS -7º 41’ 45” BT ; Kanan bawah

(dari peta) : 113º 38’ 34,44” LU/LS -8 1’ 34,68”BT. Letak tersebut berdasarkan

proyeksi longitude dan latitude (lalong), WGS 84 zona 49 bagian selatan.

Page 2: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 5

Geografi Kabupaten Probolinggo terletak dilereng gunung-gunung

yang membujur dari barat ke timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro dan

Tengger yang memiliki ketinggian 0 - 2.500 m diatas permukaan laut. Hal ini

menjadikan Kabupaten Probolinggo tanahnya berupa tanah vulkanis yang

banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi

yang berupa pasir dan batu. Sifat tanah semacam ini mempunyai tingkat

kesuburan yang tinggi dan tanah ini sangat cocok untuk ditanami sayur-

sayuran seperti disekitar pegunungan Tengger yang mempunyai ketinggian

antara 750 - 2500 m diatas permukaan laut.

Tanah yang membujur dari Barat ke Timur dibagian Selatan

Kabupaten Probolinggo yang menyusuri kaki pegunungan Argopuro yang

berketinggian antara 150-750 m diatas permukaan laut sangat cocok untuk

tanaman kopi, buah-buahan misalnya durian, alpokat, dan buah-buahan

lainnya. Wilayah kecamatan yang sangat tepat untuk tanaman buah-

buahan ini adalah Kecamatan Krucil, Tiris dan Lumbang. Sedangkan untuk

tanaman jenis tembakau banyak dijumpai pada Kecamatan Kotaanyar,

Pakuniran, Pajarakan, Paiton dan Kraksaan.

2.2. Geologi

Kondisi geologi di wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri dari

berbagai macam batuan induk antara lain meliputi:

Aluvium, merupakan batuan dari endapan yang pada umumnya

terdapat di sepanjang wilayah pesisir utara dan dataran rendah

bagian utara

Vulkanik, merupakan batuan dari hasil letusan gunung berapi dan

pada umumnya terletak di dataran tinggi bagian tengah dan

selatan.

Page 3: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 6

Old Kwarter Vulkanik, merupakan batuan dari hasil letusan gunung

merapi tua dan terdapat di sekitar wilayah pegunungan bagian

selatan dan timur

Leucite Bearing Rock, merupakan batuan beku yang hanya

terdapat di sebagian kecil wilayah timur.

Ditinjau dari segi geologi, maka jenis batuan di Kabupaten

Probolinggo umumnya terdiri dari bahan ledakan gunung berapi dan

alluvium. Batuan jenis alluvium dijumpai di bunitan, bagian utara wilayah-

wilayah Kabupaten Probolinggo yaitu sekitar pantai utara. Bagian tengah

dan selatan umumnya mengandung hasil ledakan gunung berapi yaitu

42,95% dari luas wilayah bahan induk vulkanik tua dan 43,75% vulkanik muda.

2.3. Topografi

Secara umum wilayah Kabupaten Probolinggo mempunyai bentuk

daratan terdiri dari 3 (tiga) klasifikasi yaitu :

1. Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian berkisar 0 – 100

meter dari permukaan laut, daerah ini membentang mulai dari barat

sepanjang garis pantai Utara kearah Timur kemudian membujur ke

Selatan terdiri dari Kecamatan Paiton,Kraksaan, Pajarakan, Gending,

Dringu, Sumberasih,Leces,Krejengan, dan Tongas.

2. Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1000 meter dari

permukaaan laut, daerah ini terletak di wilayah tengah sepanjang

kaki Gunung Semeru dan pegunungan Tengger serta pada bagian

Utara sisi bagian Timur sekitar Gunung Lamongan terdiri dari

Kecamatan terdiri dari Kecamatan Bantaran, Kuripan, Banyuanyar,

Kotaanyar, Pakuniran,Lumbang, Gading, Besuk, Maron, Wonomerto

dan Tegalsiwalan.

3. Daerah pegunungan dengan ketinggian lebih dari 1000 meter dari

permukaan laut, daerah ini terdapat di wilayah bagian Barat, yaitu

Page 4: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 7

sekitar Gunung Semeru, Pegunungan Tengger dan Gunung

Argopuro terdiri dari Sukapura, Sumber, Krucil dan Tiris.

2.4. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Probolinggo terdiri dari jenis

alluvial, regosol, andosol, mediteran, latasol dan grumosol. Di daerah bagian

utara wilayah Kabupaten Probolinggo dijumpai tanah alluvial yang

bertekstur halus. Tanah jenis ini cocok untuk pertanian lahan basah ( sawah ).

Tanah regosol umumnya berwarna kelabu kekuning-kuningan, bersifat asam,

gembur serta peka terhadap erosi. Tanah jenis ini cocok untuk pertanian

tebu, padi, tembakau dan sayur-sayuran.

2.5. Iklim dan Musim

Akhir-akhir ini, isu perubahan iklim (climate change ) terus muncul dan

menjadi pembicaraan serius di dunia. Dampaknya yang sangat besar

tehadap berbagai sektor, mendorong untuk dilakukan berbagai upaya

sebagai langkah adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim

( climate change) Indonesia di sini harusnya lebih waspada karena

merupakan Negara kepulauan yang terletak di daerah tropis ,yang

merupakan salah satu Negara yang paling rentan terhadap acaman dan

dampak dari perubahan iklim.

Dilihat dari geografisnya Kabupaten Probolinggo terletak di lereng

pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru,

Argopuro, Lamongan dan Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu

Gunung Bromo, Widodaren, Gilap, Gambir, Jombang, Cemoro Lawang,

Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian berada pada 0-2500 m diatas

permukaan laut dengan temperatur rata - rata 27 ºC – 30 ºC.

Terdiri dari 2 jenis setiap tahun yakni musim kemarau dan musim hujan.

Musim kemarau berlangsung bulan Juli hingga Oktober, sedangkan musim

penghujan dari Bulan November hingga JuniCurah hujan tertinggi bulan

November sampai dengan April. Diantara 2 musim Pancaroba, dimana

Page 5: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 8

biasanya terjadi tiupan angin kering yang cukup kencang biasa disebut

Angin Gending.

2.6. Hidrologi

Air adalah sumber daya yang terpenting dalam kehidupan, sehingga

dalam sejarah kehidupan manusia memiliki posisi sentral dan merupakan

jaminan keberlangsungan kehidupan manusia di muka bumi. Air

berhubungan dengan hak hidup seseorang sehingga air tidak bisa di

lepaskan dalam kerangka hak asasi manusia. Pengakuan air sebagai hak

asasi manusia mengindikasikan pengakuan terhadap kenyataan bahwa air

merupakan kebutuan yang demikian penting bagi hidup manusia, di lain

pihak perlunya perlindungan kepada setiap orang atas akses untuk

mendapatkan air .

Kebutuhan air memang akan selalu meningkat dari waktu kewaktu

seiring dengan terjadinya peningkatan terhadap jumlah penduduk dan

intensitas pemakaian yang di lakukan. Pada sisi yang lain, seiring dengan

meningkatnya kunsumsi air, variari musim, kerusakan lingkungan, dan

pencemaran menyebabkan air menjadi langka baik dari sisi jumlah maupun

kualitas. Kecukupan hak atas air tidak bisa diterjemahkan dengan sempit,

hanya sebatas pada kuantitas volume dan teknologi. Air harus diperlakukan

sebagai barang sosial dan budaya, tidak semata-mata sebagai barang

ekonomi.

Menurut Dinas PUPR, terdapat 25 sungai yang mengalir di wilayah

Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningu dengan

Panjang 95,2 kilometer sedangkan yang terpendek adalah Ranu Bujel

dengan Panjang hanya 2 kilometer. Selain it yada Ranu / Danau yaitu

Segaran, Agyng dan Ranu Petak.

2.7. Karakteristik Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 dari hasil

proyeksi penduduk yaitu sebesar 1.158.653 jiwa terdiri atas 48,80 persen

Page 6: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 9

(565.408jiwa) penduduk laki-laki dan 51,20 persen (593.245jiwa) penduduk

perempuan, yang menyebar di 24 kecamatan (Sumber: BPS Kabupaten

Probolinggo, 2018). Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 2017 yaitu

151.613 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2017, jumlah penduduk

Kabupaten Probolinggo tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,61

persen (7.040 jiwa).

Jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo pada tahun 2018 menurut

kecamatan besarnya sangat beragam, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.1 dan Gambar 2.2. Berdasarkan persebaran lokasi kecamatan

cenderung mengelompok, jumlah penduduk terbesar terdapat di wilayah

Probolinggo Utara dan Probolinggo Selatan. Kecamatan tersebut meliputi:

Kecamatan Leces, Krucil, Tongas, Sumberasih, Maron, Tiris, Kraksaan dan

Paiton, yaitu lebih dari 55 ribu jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang

rendah terdapat di Probolinggo Barat yaitu kecamatan Sukapura dan

Sumber yaitu kurang dari 30 ribu jiwa. Sebagian besar penduduk Kabupaten

Probolinggo tinggal di sekitar jalur utama jalan poros utara mulai Kecamatan

Tongas hingga Kecamatan Paiton.

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019 (Diolah)

Gambar 2.1. Peta Persebaran Penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2018

JEMBER

LUMAJANG

SITUBONDO

PASURUAN

KOTAPROBOLINGGO

KOTA PASURUAN

KRUC ILTIRIS

GADING

SUMBER

SUKAPURA

PAKUNIRAN

TONGAS

KURIPAN

LUMBANG

PAITON

MARONLECES

BESUKDRINGUGENDING

BANTARAN

KRAKSAAN

WONOMERTO

BANYUANYAR

KOTAANYAR

KREJENGAN

TEGALSIWALAN

SUMBERAS IHPAJARAKAN

20 0 20 Kilometers

N

Jumlah Penduduk20212 - 3262632627 - 4248542486 - 5075250753 - 5823858239 - 73699

Page 7: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 10

Secara umum, terdapat enam kecamatan di Kabupaten Probolinggo

dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu diantaranya: Kecamatan Paiton

(73.699 jiwa), Kraksaan (70.579 jiwa), Tongas (67.324 jiwa), Tiris (66.737), Maron

(65.057 jiwa) dan Sumberasih (63.402 jiwa). Jumlah penduduk keenam

kecamatan tersebut masing-masing mencapai lebih dari lima persen

terhadap total penduduk Probolinggo. Sementara dua kecamatan yang

mempunyai jumlah penduduk terendah dengan tingkat proporsi di bawah

2,4 persen dari total penduduk Kabupaten Probolinggo adalah Kecamatan

Sukapura dan Kecamatan Sumber dengan persentase masing-masing

secara berurutan 1,74 persen dan 2,36 persen.

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di

Kabupaten Probolinggo Tahun 2018

No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis

KelaminLaki-laki Perempuan Jumlah

1 Sukapura 9.967 10.245 20.212 0,97

2 Sumber 13.445 13.987 27.432 0,96

3 Kuripan 14.693 15.741 30.434 0,93

4 Bantaran 20.262 22.223 42.485 0,91

5 Leces 28.363 29.875 58.238 0,95

6 Tegalsiwalan 18.351 19.992 38.343 0,92

7 Banyuanyar 26.399 28.439 54.838 0,93

8 Tiris 32.808 33.929 66.737 0,97

9 Krucil 27.929 27.961 55.890 1,00

10 Gading 24.465 26.287 50.752 0,93

11 Pakuni ran 21.581 22.515 44.096 0,96

12 Kotaanyar 17.893 18.848 36.741 0,95

13 Paiton 36.529 37.170 73.699 0,98

14 Besuk 23.130 24.881 48.011 0,93

Page 8: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 11

No Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis

KelaminLaki-laki Perempuan Jumlah

15 Kraksaan 34.658 35.921 70.579 0,96

16 Krejengan 19.465 20.707 40.172 0,94

17 Pajarakan 17.255 18.478 35.733 0,93

18 Maron 31.528 33.529 65.057 0,94

19 Gending 20.216 21.078 41.294 0,96

20 Dringu 26.775 27.015 53.790 0,99

21 Wonomerto 19.844 20.924 40.768 0,95

22 Lumbang 15.888 16.738 32.626 0,95

23 Tongas 32.770 34.554 67.324 0,95

24 Sumberasih 31.194 32.208 63.402 0,97

Probolinggo 565.408 593.245 1.158.653 0,95

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin memiliki selisih yang kecil

antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan. Jumlah

penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki di

seluruh kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Oleh karena itu rasio jenis

kelamin (sex ratio) dimasing-masing kecamatan di Kabupaten Probolinggo

semuanya bernilai dibawah 1 kecuali Kecamatan Krucil (rasio jenis

kelamin=1), karena di Kecamatan Krucil jumlah penduduk perempuan dan

laki-laki mempunyai nilai yang hampir sama. Rasio jenis kelamin adalah

perbandingan antara penduduk laki-lakidan penduduk perempuan

padasuatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan

banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.

Page 9: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 12

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019 (Diolah)

Gambar 2.2. Grafik Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan

Berdasarkan struktur umur penduduk Kabupaten Probolinggo di tahun

2018 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Probolinggo mayoritas

didominasi oleh penduduk usia produktif yaitu usia penduduk antara 15–64

tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan komposisi penduduk usia produktif

sebesar 69,43 persen. Sedangkan komposisi penduduk usia muda (0-14 tahun)

sebesar 23,30 persen dan untuk penduduk usia tua (65+tahun) sebesar7,26

persen. Angka-angka tersebut merupakan komponen penghitungan rasio

ketergantungan. Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus

ditanggung oleh penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap penduduk

usia tidak produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Semakin

tinggi rasio ketergantungan menunjukkan semakin tingginya beban yang

harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai hidup penduduk

yang belum produktif dan tidak produktif lagi.Total rasio ketergantungan di

tahun 2018 adalah sebesar 44,03 persen yang dapat diartikan bahwa dari

100 penduduk usia produktif di Kabupaten Probolinggo akan menanggung

secara ekonomi sekitar 44 penduduk usia tidak produktif.

Page 10: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 13

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelompok

Umur di Kabupaten Probolinggo Tahun 2018

Kelompok

Umur (Tahun)

Jenis Kelamin

Laki – Laki Perempuan Jumlah

( Jiwa ) % ( Jiwa ) % ( Jiwa ) %

00-04 44.696 7,91 43.318 7,30 88.014 7,60

05-09 45.850 8,11 43.983 7,41 89.833 7,75

10-14 46.551 8,23 45.621 7,69 92.172 7,96

15-19 45.356 8,02 44.928 7,57 90.284 7,79

20-24 44.046 7,79 45.071 7,60 89.117 7,69

25-29 39.749 7,03 43.201 7,28 82.950 7,16

30-34 40.695 7,20 45.198 7,62 85.893 7,41

35-39 43.627 7,72 46.100 7,77 89.727 7,74

40-44 42.780 7,57 43.934 7,41 86.714 7,48

45-49 41.808 7,39 42.819 7,22 84.627 7,30

50-54 37.010 6,55 39.848 6,72 76.858 6,63

55-59 32.065 5,67 33.758 5,69 65.823 5,68

60-64 26.048 4,61 26.426 4,45 52.474 4,53

65+ 35.127 6,21 49.040 8,27 84.167 7,26

Total 565.408 100,00 593.245 100,00 1.158.653 100,00

Sumber: BPS Kabupaten Probolinggo, 2019

2.8. Laut, Pesisir dan Pantai

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumberdaya

pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun non-hayati. Pesisir merupakan

wilayah perbatasan antara daratan dan laut, yang oleh karenanya wilayah

ini sangat dipengaruhi oleh proses-proses yang ada di darat maupun yang

ada di laut. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove

merupakan ekosistem yang paling unik dan rawan. Ekosistem ini tidak hanya

memiliki fungsi ekologis tapi juga ekonomis. Sayangnya, manusia seringkali

memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengintervensi ekosistem ini, tanpa

Page 11: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 14

pernah memikirkan akibatnya. Misalnya saja dengan melakukan alih fungsi

lahan mangrove menjadi tambak, permukiman, industri, atau bahkan

penebangan liar oleh masyarakat untuk berbagai keperluan.

Secara emperis ada keterkaitan ekologis hubungan fungsional antar

habitat ekosistem pesisir dengan lahan di atasnya maupun laut lepas.

Perubahan yang terjadi pada suatu ekosistem pesisir, seperti mangrove

misalnya; maka cepat atau lambat mempengaruhi ekosistem lainnya.

Demikian pula halnya dengan pengelolaan lahan di atas (daerah aliran

sungai/DAS) jika tidak dilakukan secara arif dan berwawasan lingkungan

dampak negatifnya akan merusak tatanan dan fungsi ekologis kawasan

pesisir.

Salah satu syarat yang secara ekologis menjamin pembangunan

berkelanjutan, keharmonisan spasial (spatial sustainability) maka didalam

suatu wilayah tidak seluruhnya digunakan untuk zona pemanfaatan, tetapi

harus dialokasikan untuk zona preservasi dan konservasi. Keberadaan zona

preservasi dan konservasi di suatu wilayah pembangunan sangat penting

dalam memelihara berbagai proses penunjang kehidupan seperti siklus

hidrologi dan unsur hara, membersihkan limbah secara alamiah dan sebagai

sumber keanekaragaman hayati (biodiversity). Sesuai kondisi alamiah zona

preservasi maupun konservasi yang optimal dalam suatu kawasan

pembangunan berkelanjutan sebaiknya antara 30%-50% dari luas total.

Kemudian zona pemanfaatan sebaiknya ditetapkan pada lokasi dengan

kondisi fisik yang sesuai sehingga membentuk suatu mozaik yang harmonis

tanpa mengganggu keseimbangan lingkungannya.

Upaya melestarikan kawasan pesisir dan laut yang sangat potensial

telah menjadi isu yang sangat menonjol akhir-akhir ini dengan

berkembangnya pemikiran bahwa kawasan pesisir dan laut memiliki

kemampuan yang sangat besar dalam menyerap gas Co2. Dalam hal ini

upaya melestarikan sumberdaya dan kawasan pesisir laut akan memberikan

arti yang positif terhadap upaya mengatasi pemanasan global beserta

Page 12: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 15

dampaknya. Pentingnya dilakukan upaya pelestarian tersebut berkaitan

dengan kenyataan bahwa sumberdaya pesisir dan laut mengalami tekanan

yang mengarah terjadinya degradasi sumberdaya pesisir dan laut yang

sangat potensial tersebut.

Panjang pantai Kabupaten Probolinggo sepanjang 50,6 km

memanjang dari sebelah Barat di Desa Tambakrejo - Kecamatan Tongas

dan sebelah timur di Desa Bhinor – Kecamatan Paiton. Sebagian besar

perairan pantai Kabupaten Probolinggo merupakan daerah landai terutama

di kawasan sisi Barat yang meliputi Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu,

Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Sisis Timur Kecamatan Paiton, dimana

pada saat surut terendah berupa daratan hingga menjorok ke laut sejauh

lebih dari 200 meter dari garis pantai. Sedang untuk Sisi Timur Kecamatan

Paiton, Batimetri cenderung terjal. Sebagian besar topografi kawasan pesisir

Kabupaten Probolinggo merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 –

25 meter di atas permukaan laut, kemudian dataran dengan ketinggian 25 –

100 meter dan seterusnya.

Abrasi pantai dapat diakibatkan oleh proses alami, aktifitas manusia

atau kombinasi keduanya. Abrasi karena proses alami disebabkan karena

gerakan gelombang dan arus laut, sedangkan aktifitas manusia misalnya

pengambilan pasir laut yang tidak terkendali, penebangan hutan mangrove,

pembangunan dermaga / pembangunan breakwater, jety, yang menjorok

kelaut akan merubah pola garis pantai yang juga bisa berdampak abrasi

hal ini disebabkan kurang memperhatikan sifat arus dan gelombang dapat

sehingga menyumbang terjadinya abrasi. Wilayah-wilayah yang terjadi

abrasi pantai yang cukup parah adalah Desa Pondokkelor di Kecamatan

Paitondan Desa Pabean di Dringu.

2.9. Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo

Menurut Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2019 tanggal tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menenngah Daerah (RPJMD) tahun 2018 -

2023 disebutkan Visi sebagai berikut :

Page 13: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 16

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Probolingggo

Berahlak Mulia yang Sejahtera, Berkeadilan dan

Berdaya Saing dan Berwawasan Lingkungan

Sedangkan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten

Probolinggo Tahun 2018-2023 sebagai berikut:

a. Mewujudkan tatanan masyarakat kabupaten probolinggo yang

aman, damai dan berakhlak mulia;

b. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan melalui

peningkatan pelayanan dasar;

c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta

layanan publik yang berkualitas dan berbasis teknologi informatika;

d. Mewujudkan daya saing daerah melalui pertumbuhan ekonomi

yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan.

Setiap Misi mempunyai tujuan, setiap tujuan ada indikator tujuan.

Ada Sasaran setiap sasaran mempunyai indikator kinerja dengan demikian

ada 4 misi, 6 tujuan dan 6 indikator tujuan ada 15 sasaran dan 15 indikator

kinerja. Khusus di Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan

masih Misi 4 yakni “Mewujudkan Daya saing Daerah Melalui Peningkatn

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan Pembangunan Berkelanjutan”

masuk di tujuan 6 yakni “ Meningkatkan Pembangunan infrastruktur Daerah

yang berkelanjutan “ dengan indikatot tujuan Indeks Keterjangkauan

layanan Infrastruktur (IKLI) dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)

dengan sasaran 14 yakni “ Meningkatkan Kualitas Permukiman Masyarakat”

dengan indikator kinerja % Pemukiman layak huni bagi masyarakat dan

Sasaran 15 yang berbunyi “ Meningkatnya kualitas Lingkungan

Page 14: PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD

PENYUSUNAN DATA PROFIL SKPD 2019

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PROBOLINGGO Page 17

Hidup”dengan indikator kinerja Indeks kualitas air secara gamblang di

gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2. Visi dan Misi Kabupaten Probolinggo