13
109 DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095 JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020 Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636 PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAM BERDARAH Counseling with Lectures Method and Digital Media to Improve Knowledge of Dengue Fever Hanslavina Arkeman, Kartini Kartini, Haryo Ganeca Widyatama* Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia Sejarah Artikel Diterima Mei 2020 Revisi Juni 2020 Disetujui Juli 2020 Terbit Online Juli 2020 *Penulis Koresponden: [email protected] Kata Kunci: demam berdarah dengue penyuluhan pengetahuan Kecamatan Tambora program pengendalian sarang nyamuk Keywords : counseling dengue fever knowledge Tambora District pengendalian sarang nyamuk program Abstrak Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam Berdarah di Indonesia seringkali menimbulkan ledakan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang tinggi. Jumlah penderita cenderung meningkat dan semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, didukung oleh sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan tentang tatacara pencegahan penyakit yang masih rendah. Secara epidemiologis, Indonesia menjadi negara endemis Demam Berdarah Dengue. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan media digital berupa pemutaran video “Satu Rumah Satu Jumantik”. Sebelum dan sesudah penyuluhan, mitra diberikan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang Demam Berdarah. Pengetahuan mitra meningkat setelah diberikan penyuluhan. Masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik (86,84%) dan diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan Program Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN). Abstract Dengue Haemmorhagic Fever (DBD) is an infectious disease by the dengue virus transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Dengue Fever in Indonesia often raises extraordinary incidence with a high number of deaths. The number of sufferers tends to increase and the wider the spread in line with increasing mobility and population density, supported by public attitudes toward environmental hygiene and knowledge of disease prevention procedures still low. Epidemiologically, Indonesia became an endemic country of Dengue Fever. The aim was increasing people’s knowledge about Dengue Fever disease. The method was counseling with lecture method and digital media method where we played a video about "Satu Rumah Satu Jumantik ". Before and after counseling, audiences were given questionnaires to measure the level of knowledge of Dengue Fever. People’s knowledge was increase. Audience had a fairly good knowledge (86,84%) and hopefully the audience can take precautions by conducting Pengendalian Sarang Nyamuk Program

PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

  • Upload
    others

  • View
    46

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

109

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

JUARA:

Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAM BERDARAH Counseling with Lectures Method and Digital Media to Improve Knowledge of Dengue Fever Hanslavina Arkeman, Kartini Kartini, Haryo Ganeca Widyatama*

Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Sejarah Artikel Diterima

Mei 2020 Revisi

Juni 2020 Disetujui Juli 2020

Terbit Online Juli 2020

*Penulis Koresponden: [email protected]

Kata Kunci: demam berdarah dengue

penyuluhan

pengetahuan

Kecamatan Tambora

program pengendalian sarang nyamuk

Keywords :

counseling

dengue fever

knowledge

Tambora District

pengendalian sarang nyamuk program

Abstrak

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam Berdarah di Indonesia seringkali menimbulkan ledakan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang tinggi. Jumlah penderita cenderung meningkat dan semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, didukung oleh sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan tentang tatacara pencegahan penyakit yang masih rendah. Secara epidemiologis, Indonesia menjadi negara endemis Demam Berdarah Dengue. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan media digital berupa pemutaran video “Satu Rumah Satu Jumantik”. Sebelum dan sesudah penyuluhan, mitra diberikan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang Demam Berdarah. Pengetahuan mitra meningkat setelah diberikan penyuluhan. Masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik (86,84%) dan diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan Program Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN).

Abstract

Dengue Haemmorhagic Fever (DBD) is an infectious disease by the dengue virus transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Dengue Fever in Indonesia often raises extraordinary incidence with a high number of deaths. The number of sufferers tends to increase and the wider the spread in line with increasing mobility and population density, supported by public attitudes toward environmental hygiene and knowledge of disease prevention procedures still low. Epidemiologically, Indonesia became an endemic country of Dengue Fever. The aim was increasing people’s knowledge about Dengue Fever disease. The method was counseling with lecture method and digital media method where we played a video about "Satu Rumah Satu Jumantik ". Before and after counseling, audiences were given questionnaires to measure the level of knowledge of Dengue Fever. People’s knowledge was increase. Audience had a fairly good knowledge (86,84%) and hopefully the audience can take precautions by conducting Pengendalian Sarang Nyamuk Program

Page 2: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

110

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

1. PENDAHULUAN

Kasus Demam Berdarah Dengue menyebar secara cepat dan menjadi masalah utama

dalam kesehatan masyarakat dunia (Wu, 2010; Jahan, 2011). Dalam 5 (lima) dekade terakhir

telah terjadi peningkatan jumlah kasus sebanyak 30 kali lipat sejak pertama kali muncul. Pada

saat ini demam berdarah menjadi endemik di 128 negara di dunia (Dhimal, dkk, 2014).

Indonesia sendiri yang merupakan daerah tropis memiliki potensi menjadi daerah endemik

Demam Berdarah Dengue (Tampubolon, 2014).

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina (Tampubolon, 2014; Kuratlane, 2015) maupun

nyamuk Aedes albopictus, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan

(Fadilla, dkk, 2015). Demam Berdarah di Indonesia sering menimbulkan ledakan Kejadian Luar

Biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang tinggi. Jumlah penderita cenderung meningkat dan

semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk,

didukung oleh sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan tentang

tatacara pencegahan penyakit yang masih rendah (Sulaeman, dkk, 2018).

Menurut data Riskesdas tahun 2007, angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia

mencapai 0,62% dari kasus penyakit yang disebabkan oleh virus dan Provinsi DKI Jakarta

menduduki peringkat ke-tiga nasional dalam kasus penyakit Demam Berdarah Dengue sebanyak

1,2%. Angka yang dapat dikatakan besar karena melebihi prevalensi nasional itu sendiri.

Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Indonesia terbanyak pada usia 25-34 tahun dan

cenderung terjadi pada tingkat pendidikan rendah (Riskesdas, 2007). Angka kematian di

Indonesia meningkat cukup banyak sebanyak 0,83% dari tahun 2014 ke tahun 2015 (Sulaeman,

dkk, 2018)

Dikarenakan angka tersebut masih tergolong tinggi perlu suatu tindakan atau intervensi

dari beberapa pihak yang saling terkait, karena dengan komunikasi antara pihak terkait dapat

meningkatkan angka kesehatan baik secara pengetahuan tentang suatu penyakit maupun

fasilitas-fasilitas pendukung kesehatan yang terkait (Suwanbamrung, 2010). Beberapa kegiatan

berbasis lingkungan yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD seperti program Pembasmian

Sarang Nyamuk (PSN) yang dilaksanakan untuk membasmi vektor-vektor nyamuk (Pangemanan

Page 3: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

111

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

dkk, 2012). Tetapi pada kenyataannya program ini tidak berjalan maksimal karena rendahnya

pengetahuan masyarakat (Kusumawardani , dkk, 2012).

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang suatu penyakit dapat dilakukan

suatu promosi kesehatan seperti penyuluhan, baik dengan metode ceramah maupun media

lainnya, salah satunya metode digital (Syafi’udin, dkk, 2018). Dengan promosi kesehatan yang

tepat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut (Putranto, 2015;

Sungkar, 2010). Untuk itulah dilakukan program pengabdian masyarakat berupa penyuluhan

dengan metode ceramah dan pemutaran video tentang “Satu Rumah, Satu Jumantik”. Kegiatan

ini dilaksanakan di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Menurut data dari

Badan Statistik Jakarta Barat tahun 2017, Kelurahan ini merupakan salah satu Kelurahan

terpadat se-Asia Tenggara dengan kepadatan mencapai 89.294 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik,

2018). Tingkat pendidikan terbanyak di Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat adalah SMA/Sederajat

sebanyak 4.483 orang, kemudian SMP/Sederajat sebanyak 2.447 orang, dan ketiga adalah

SD/Sederajat sebanyak 1.870 orang. Dari segi fasilitas kesehatan, jumlah fasilitas dibandingkan

dengan jumlah penduduk kurang. Di Kelurahan Kalianyar beberapa fasilitas kesehatan yang ada

antara lain, dokter praktek sebanyak 2 lokasi, rumah bersalin 2 unit, poliklinik sebanyak 4 unit,

puskesmas sebanyak satu unit, dan pos KB sebanyak 9 unit. Perbandingan fasilitas kesehatan

dan jumlah penduduk yang tidak seimbang inilah yang dapat menyebabkan angka kesehatan

menjadi jelek, selain dari tingkat pendidikan yang masih menengah kebawah di Kelurahan

Kalianyar tersebut. Dengan penyuluhan ini dapat bermanfaat berupa peningkatan pengetahuan

masyarakat di Kelurahan Kalianyar tentang Demam Berdarah Dengue (cara pertolongan

pertama, identifikasi gejala awal yang timbul, cara pencegahannya, dan lain-lain).

2. METODE PELAKSANAAN

Metode pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini yaitu dilakukan penyuluhan dengan cara

presentasi materi yang berbentuk ceramah (metode paling umum digunakan dalam penyuluhan

kesehatan) oleh penyaji materi dan pemutaran video tentang “Satu Rumah Satu Jumantik”,

kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab. Fitur yang terdapat dalam video tersebut berupa

simulasi tentang makna “Satu Rumah Satu Jumantik”. Sebelum dan sesudah dilakukan

presentasi materi, para warga yang hadir di kantor Kelurahan diwajibkan mengisi kuesioner

yang terdiri dari 20 pertanyaan tentang pengetahuan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Page 4: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

112

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Hasil dari pengukuran pengetahuan kemudian dikategorikan sebagai pengetahuan buruk

(<8 pertanyaan benar), sedang (8-15 pertanyaan benar), dan baik (>15 pertanyaan benar).

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur mengenai tingkat pengetahuan warga sebelum dan

sesudah dilakukan suatu intervensi berupa penyuluhan dan pemutaran video tentang Demam

Berdarah Dengue. Acara PKM ini dilaksanankan pada tanggal 22 Agustus 2019 bertempat di

Aula Kelurahan Kalianyar dan dihadiri oleh 38 warga perwakilan dari wilayah kerja Kelurahan

Kalianyar. Berikut ini adalah 20 (dua puluh) pertanyaan harus diisi oleh para peserta yang hadir:

I. Karakteristik Responden

a. Nama

b. Umur

c. Pendidikan

II. Aspek Pengetahuan

Beri tanda silang (x) pada salah satu pilihan yang tersedia untuk setiap

pertanyaan/pernyataan yang ada.

1. Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh?

a. Nyamuk Aedes aegypti

b. Kuman

c. Lalat

d. Nyamuk Anopheles

2. Penyebab Demam Berdarah adalah?

a. Kuman

b. Virus

c. Cacing

d. Bakteri

3. Nyamuk penular Demam Berdarah senang beristirahat di?

a. Dekat cahaya lampu

b. Pakaian yang tergantung

c. Tempat sampah

d. Air kotor

4. Apakah ciri-ciri nyamuk penular Demam Berdarah?

a. Warna coklat bintik-bintik putih

Page 5: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

113

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

b. Warna hitam tanpa bintik-bintik putih

c. Warna coklat tanpa bintik putih

d. Warna hitam bintik-bintik putih

5. Dimanakah biasanya nyamuk penular Demam Berdarah berkembangbiak?

a. Pakaian yang digantung

b. Comberan, parit, kolam

c. Bak mandi, vas bunga yang berisi air, ban bekas yang berisi air, kaleng bekas yang

berisi air, tempat minum burung

d. Tempat sampah

6. Kapan waktu nyamuk penular Demam Berdarah biasa menggigit orang?

a. Dari pagi pukul 06.00 sampai malam pukul 19.00

b. Dari pukul 06.00-09.00 pagi dan sore pukul 15.00-17.00

c. Malam hari pukul 19.00 sampai subuh pukul 05.00

d. Dari pukul 10.00-12.00 siang dan malam pukul 19.00-22.00

7. Bagaimana cara penyebaran penyakit Demam Berdarah?

a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita Demam

Berdarah

b. Melalui gigitan nyamuk

c. Melalui suntikan antar penderita

d. Bersentuhan dengan penderita Demam Berdarah

8. Menurut anda, bagaimana cara mencegah untuk tidak terkena DBD?

a. Pemberian vaksin DBD

b. Mandi dengan air bersih

c. Menghindari kontak/gigitan nyamuk penular DBD

d. Tidak keluar rumah pada malam hari

9. Pertolongan pertama pada penderita Demam Berdarah adalah?

a. Banyak makan

b. Banyak istirahat

c. Kompres alkohol

d. Banyak minum

Page 6: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

114

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

10. Apakah yang dimaksud dengan gerakan 3M?

a. Menguras, menutup dan mengubur barang-barang yang menampung air

b. Membersihkan, mengalirkan dan mengeringkan parit/kolam yang menampung air

c. Menjernihkan, memasak dan merebus air yang akan diminum

d. Menguras, menutup dan menjernihkan

11. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum

bekas yang berisi air?

a. Paling sedikit dua minggu sekali

b. Paling sedikit seminggu sekali

c. Kalau sudah kotor saja

d. Paling sedikit sepuluh hari sekali

12. Bagaimanakah cara menguras bak mandi yang benar untuk memberantas jentik

nyamuk penular Demam Berdarah Dengue?

a. Menggosok dinding dalam bak mandi

b. Mengganti air saja

c. Memberikan antiseptik pada air bak

d. Mengganti air dan menggosok dinding dalam bak mandi

13. Jentik nyamuk penular Demam Berdarah dapat diberantas dengan?

a. Menggunakan anti nyamuk

b. Disemprot atau fogging (pengasapan)

c. Serbuk abate

d. Diberikan sabun cair

14. Kapan seharusnya dilakukan pengasapan (fogging)?

a. Berkala 1 bulan sekali

b. Berkala 1 minggu sekali

c. Jika ada yang terkena Demam Berdarah Dengue atau tersangka DBD minimal 3

orang di lingkungan rumah

d. Berkala 3 Bulan sekali

15. Pencegahan yang paling sederhana dan tepat adalah memberantas jentik-jentik

nyamuk dengan:

a. PSN-DBD dilingkungan rumah satu kali seminggu

Page 7: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

115

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

b. Fogging

c. Pemberian Abate pada bak mandi

d. Semprot dengan Insektisida

16. Salah satu cara pemberantasan jentik nyamuk adalah dengan:

a. Memakai kelambu

b. Memelihara ikan

c. Pemberian abate

d. Pemakaian anti nyamuk

17. Nyamuk Aedes aegypti dapat meletakkan telurnya pada:

a. Tanah yang tergenang air bersih

b. selokan air kotor

c. Air payau

d. Air bersih yang tidak berhubungan dengan tanah

18. Anak yang terserang penyakit DBD:

a. Tidak perlu di bawa ke puskesmas/rumah sakit, asal gizi anak baik

b. Sebaiknya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit

c. Cukup diberikan obat penurun panas

d. Istirahat yang cukup

19. Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit:

a. Malaria

b. HIV-AIDS

c. Hepatitis

d. Demam Berdarah

20. Jika sudah ada penderita DBD 3 orang atau lebih dalam satu lingkungan sebaiknya

dilakukan:

a. Kerja bakti

b. Membersihkan selokan atau got

c. Fogging (pengasapan)

d. Membakar sampah

Page 8: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

116

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

3. HASIL DAN DISKUSI

Pada Tabel 1 merupakan gambaran penduduk yang datang dalam acara penyuluhan di

daerah Kalianyar ini.

Tabel 1. Gambaran penduduk yang datang dalam kegiatan PKM di Kelurahan Kalianyar

Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh gambaran penduduk mengenai usia dan tingkat

pendidikannya. Mayoritas penduduk yang hadir berusia 41-50 tahun, sebanyak 19 orang (50%)

dan berpendidikan setingkat sekolah menengah pertama, sebanyak 21 orang (55,26%).

Pada Tabel 2 disajikan tingkat pengetahuan warga yang menjadi responden sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan dan pemutaran video tentang Demam Berdarah Dengue.

Tabel 2. Tingkat pengetahuan warga sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

dan pemutaran video tentang penyakit Demam Berdarah Dengue

Tingkat Pengetahuan Sebelum Sesudah

N % n %

Buruk 0 0 0 0

Sedang 29 73,68 5 13,16

Baik 9 26,32 33 86,84

Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen

Keterangan Jumlah

N %

Umur (tahun)

31-40 10 26,31

41-50 19 50

51-60 4 10,50

61-70 4 10,50

71-80 1 2,63

Pendidikan

SD 12 26,31

SMP 21 55,26

SMA 4 10,50

SARJANA 1 2,63

Page 9: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

117

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Berdasarkan Tabel 2 sebelum dilakukan penyuluhan dan pemutaran video mayoritas

pengetahuan warga berada pada tingkat sedang (73,68%) sedangkan lainnya berada pada

tingkat baik (26,32%). Setelah dilakukan kegiatan tersebut, tingkat pengetahuan mayoritas

warga meningkat menjadi baik (86,84%) dan lainnya berada pada tingkat sedang (13,16%).

Tabel 3. Analisis profil warga yang datang dengan tingkat pemahaman terhadap materi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi

Sebelum Intervensi Setelah Intervensi

Buruk Sedang Baik Buruk Sedang Baik

n % n % n % n % n % n %

Umur

31-40 0 0 6 15,78 4 10,52 0 0 0 0 10 26,31

41-50 0 0 14 36,84 5 13,15 0 0 0 0 19 50

51-60 0 0 4 10,52 0 0 0 0 0 0 4 10,52

61-70 0 0 4 10,52 0 0 0 0 4 10,52 0 0

71-80 0 0 1 2,63 0 0 0 0 1 2,63 0 0

Tingkat Pendidikan

SD 0 0 12 31,57 0 0 0 0 4 10,52 8 21,05

SMP 0 0 17 44,73 4 10,52 0 0 1 2,63 20 52,63

SMA 0 0 0 0 4 10,52 0 0 0 0 4 10,52

SARJANA 0 0 0 0 1 2,63 0 0 0 0 1 2,63

Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen

Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan intervensi mayoritas usia

41-50 tahun pada tingkat pemahaman sedang (36,84%). Sedangkan pada tingkat pendidikan,

mayoritas penduduk setingkat pendidikan SMP memiliki tingkat pemahaman sedang (44,73%).

Setelah dilakukannya intervensi, mayoritas penduduk umur 41-50 tahun memiliki tingkat

pemahaman baik (50%). Penduduk ditingkat pendidikan SMP memiliki tingkat pemahaman baik

(52,63%) setelah dilakukan intervensi.

Peningkatan terbesar sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terjadi pada tingkat usia

41-50 tahun dan di tingkat Pendidikan setinggi SMP. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode

yang dipakai lebih mudah dicerna, yaitu metode ceramah dan metode digital yaitu pemutaran

video simulasi (Analestariastuti, dkk, 2014). Hasil yang diperoleh perlu dilakukan penelitian

kembali yaitu dilakukan dengan antara metode ceramah dengan metode digital terhadap

peserta itu sendiri sehingga dapat menjadi acuan intervensi selanjutnya. Tidak terjadi

Page 10: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

118

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

perubahan tingkat pemahaman pada usia 61-70 tahun dan 71-80 tahun. Pada tingkat

Pendidikan SD pun tidak terjadi perubahan tingkat pemahaman yang signifikan. Hal ini mungkin

dipengaruhi oleh proses pemahaman yang lambat disebabkan karena faktor usia dan tingkat

pendidikan.

Pada saat penyampaian materi, pemateri tidak bersifat menggurui tetapi bersifat sharing

knowledge and experience sehingga peserta PKM tidak merasa bosan dan tetap merasa antusias

hingga tahap terakhir pelaksanaan PKM. Terlebih lagi sewaktu video simulasi “Satu Rumah Satu

Jumantik” diputar. Peserta tampak semakin antusias melihat video simulasi tersebut.

Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah merupakan metode yang umum digunakan

dalam penyuluhan kesehatan, metode ini dapat dilakukan pada semua golongan umur baik

anak-anak, maupun kalangan dewasa (Analestariastuti, dkk, 2014).

Salah satu faktor pendorong keberhasilan dari penyuluhan ini adalah antusiasme yang

tinggi dari peserta PKM yang datang, serta kerja sama dari pihak Kelurahan Kalianyar yang

kooperatif dalam hal penyampaian berita tentang adanya kegiatan ini. Kegiatan pengabdian

kepada masyarakat (PKM) dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1. Pembukaan oleh Bapak Lurah Kelurahan Kalianyar

Page 11: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

119

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Gambar 2. Presentasi materi oleh penyaji materi

Kegiatan PKM berjalan lancar dan para peserta tampak antusias walaupun dengan durasi

waktu yang cukup lama, yaitu selama 2 (dua) jam.

4. SIMPULAN

Dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian materi oleh

tim PKM, diperoleh hasil bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik (86,84%)

sesuai dengan tujuan acara PKM yaitu untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang

penyakit Demam Berdarah Dengue dan diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan

pencegahan dengan melakukan Program Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN). Selanjutnya perlu

adanya kontrol lebih lanjut oleh pihak terkait dalam hal ini dari pihak Kelurahan Kalianayar

maupun puskesmas setempat, agar prevalensi Demam Berdarah Dengue di lingkungan sekitar

Kelurahan Kalianyar dapat menurun.

5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat (PKM)

kepada perangkat kelurahan setempat yang mengizinkannya kegiatan ini agar terlaksana.

Page 12: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

120

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

dalam hal dukungan kepada tim agar kegiatan ini dapat terlaksana.

6. DAFTAR PUSTAKA

Wu JY, Lun ZR, James AA, Chen XG. 2010. Dengue fever in Mainland China. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 83(3): 664-71. https://doi.org/10.4269/ajtmh.2010.09-0755.

Jahan F. 2011. Dengue fever (DF) in Pakistan. Asia Pacific Family Medicine. 10(1): 1. https://apfmj.biomedcentral.com/articles/10.1186/1447-056X-10-1.

Dhimal M, Aryal KK, Dhimal ML, Gautam I, Singh SP, et al. 2014. Knowledge, Attitude and Practice Regarding Dengue Fever among the Healthy Population of Highland and Lowland Communities in Central Nepal. Plos One. 9 (7): 1-15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0102028.

Tampubolon, EH. The influence of Several Media Administration of the Introduction of Dengue Fever for the Knowledge of Housewives in Mangga Subdistrict Medan Tuntungan, Medan, 2014. Thesis. Medicine Faculty, Universitas Sumatera Utara. 2014. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/61477.

Kularatne SA. 2015. Dengue Fever. Bmj. 351; h4661. https://doi.org/10.1136/bmj.h4661.

Fadilla Z, Hadi UK, Setiyaningsih S. Bioecology of Dengue Fever vector (DBD) as well as Detection of Dengue Virus on Aedes Aegypti (Linnaeus) and Ae. Albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) at the endemic village of DBD Bantarjati, Bogor. 2015. Jurnal Entomologi Indonesia. 12(1): 31-8. http://dx.doi.org/10.5994/jei.12.1.31.

Sulaeman ES, Murti B, Waryana. Social Marketing on Dengue Hemorrhagic Fever and Tuberculosis Prevention and Control Program in Pati, Central Java, Indonesia. 2018. Global Journal Health of Science and Education. 10(4): 100-13. http://gjhs.ccsenet.org/.

RK Dasar. Laporan Riskesdas 2007, Badan Litbangkes: Departemen Kesehatan RI. p. 99-102.

Suwanbamrung C. Community Capacity for Sustainable Community-based Dengue Prevention and Control: Domain, Assessment Tool and Capacity Building Model. 2010. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. 499-504. https://doi.org/10.1016/S1995-7645(10)60121-6.

Pangemanan, J. and Nelwan, J., 2012. Community Behaviour about the DBD Eradication Program in North Minahasa Regency. Kesmas, 1(1): 45-50. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/83.

Kusumawardani E, Hardian H, Arkhaesi N. The influence of Health Education on the Level of Knowledge, Attitude and Practice of Mothers in the Prevention of Dengue Fever in Children.

Page 13: PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL …

Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah

Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020

Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636

121

DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095

Thesis. Semarang: Medicine Faculty, Universitas Diponegoro. 2012. http://eprints.undip.ac.id/37522/.

Syafiudin M, Wantiyah W, Kushariyadi K. 2018. The effect of Health Education Brainstorming Method and Video to the Knowledge about. Pustaka Kesehatan. 6(1): 141-6. 2018 Jan 17. https://doi.org/10.19184/pk.v6i1.6869

Putranto AY, Fitriangga A, Liana DF. Health promotion with Peer Education Method on the Knowledge of Dengue Fever (DBD) High School Students. 2015. Jurnal Vokasi Kesehatan. 1(2): 39-44. https://doi.org/10.30602/jvk.v1i2.12.

Sungkar S, Winita R, Kurniawan A. 2010. The influence of Counseling on Community Knowledge Level and Aedes Aegypti Density in Bayah Subdistrict, Banten Province. Makara Kesehatan. 14(2): 5-15.

Badan Pusat Statistik. 2018. Tambora District in Numbers 2018. Kota Administrasi Jakarta Barat. Avalaible at: https://jakbarkota.bps.go.id/publication/2018/09/26/ 7735ce6d842bd1c3a6d3af35/kecamatan-tambora-dalam-angka-2018.html. Acessed at: Sept 12, 2019.

Analestariastuti WO, Bahar H, Tina L. Differences in Health Counseling with Story Methods and Lectures on Knowledge, Attitudes and Actions of Elementary School Students about DBD Disease. 2014. Media Kesehatan Masyakarat Indonesia. 10 (1): 8-15. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v10i1.471.