Upload
others
View
46
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
109
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
JUARA:
Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN MEDIA DIGITAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG DEMAM BERDARAH Counseling with Lectures Method and Digital Media to Improve Knowledge of Dengue Fever Hanslavina Arkeman, Kartini Kartini, Haryo Ganeca Widyatama*
Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia
Sejarah Artikel Diterima
Mei 2020 Revisi
Juni 2020 Disetujui Juli 2020
Terbit Online Juli 2020
*Penulis Koresponden: [email protected]
Kata Kunci: demam berdarah dengue
penyuluhan
pengetahuan
Kecamatan Tambora
program pengendalian sarang nyamuk
Keywords :
counseling
dengue fever
knowledge
Tambora District
pengendalian sarang nyamuk program
Abstrak
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Demam Berdarah di Indonesia seringkali menimbulkan ledakan kejadian luar biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang tinggi. Jumlah penderita cenderung meningkat dan semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, didukung oleh sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan tentang tatacara pencegahan penyakit yang masih rendah. Secara epidemiologis, Indonesia menjadi negara endemis Demam Berdarah Dengue. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah meningkatkan pengetahuan warga tentang penyakit Demam Berdarah Dengue. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan media digital berupa pemutaran video “Satu Rumah Satu Jumantik”. Sebelum dan sesudah penyuluhan, mitra diberikan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang Demam Berdarah. Pengetahuan mitra meningkat setelah diberikan penyuluhan. Masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik (86,84%) dan diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan Program Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN).
Abstract
Dengue Haemmorhagic Fever (DBD) is an infectious disease by the dengue virus transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus mosquitoes. Dengue Fever in Indonesia often raises extraordinary incidence with a high number of deaths. The number of sufferers tends to increase and the wider the spread in line with increasing mobility and population density, supported by public attitudes toward environmental hygiene and knowledge of disease prevention procedures still low. Epidemiologically, Indonesia became an endemic country of Dengue Fever. The aim was increasing people’s knowledge about Dengue Fever disease. The method was counseling with lecture method and digital media method where we played a video about "Satu Rumah Satu Jumantik ". Before and after counseling, audiences were given questionnaires to measure the level of knowledge of Dengue Fever. People’s knowledge was increase. Audience had a fairly good knowledge (86,84%) and hopefully the audience can take precautions by conducting Pengendalian Sarang Nyamuk Program
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
110
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
1. PENDAHULUAN
Kasus Demam Berdarah Dengue menyebar secara cepat dan menjadi masalah utama
dalam kesehatan masyarakat dunia (Wu, 2010; Jahan, 2011). Dalam 5 (lima) dekade terakhir
telah terjadi peningkatan jumlah kasus sebanyak 30 kali lipat sejak pertama kali muncul. Pada
saat ini demam berdarah menjadi endemik di 128 negara di dunia (Dhimal, dkk, 2014).
Indonesia sendiri yang merupakan daerah tropis memiliki potensi menjadi daerah endemik
Demam Berdarah Dengue (Tampubolon, 2014).
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina (Tampubolon, 2014; Kuratlane, 2015) maupun
nyamuk Aedes albopictus, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai manifestasi perdarahan
(Fadilla, dkk, 2015). Demam Berdarah di Indonesia sering menimbulkan ledakan Kejadian Luar
Biasa (KLB) dengan jumlah kematian yang tinggi. Jumlah penderita cenderung meningkat dan
semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk,
didukung oleh sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan tentang
tatacara pencegahan penyakit yang masih rendah (Sulaeman, dkk, 2018).
Menurut data Riskesdas tahun 2007, angka kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia
mencapai 0,62% dari kasus penyakit yang disebabkan oleh virus dan Provinsi DKI Jakarta
menduduki peringkat ke-tiga nasional dalam kasus penyakit Demam Berdarah Dengue sebanyak
1,2%. Angka yang dapat dikatakan besar karena melebihi prevalensi nasional itu sendiri.
Prevalensi Demam Berdarah Dengue di Indonesia terbanyak pada usia 25-34 tahun dan
cenderung terjadi pada tingkat pendidikan rendah (Riskesdas, 2007). Angka kematian di
Indonesia meningkat cukup banyak sebanyak 0,83% dari tahun 2014 ke tahun 2015 (Sulaeman,
dkk, 2018)
Dikarenakan angka tersebut masih tergolong tinggi perlu suatu tindakan atau intervensi
dari beberapa pihak yang saling terkait, karena dengan komunikasi antara pihak terkait dapat
meningkatkan angka kesehatan baik secara pengetahuan tentang suatu penyakit maupun
fasilitas-fasilitas pendukung kesehatan yang terkait (Suwanbamrung, 2010). Beberapa kegiatan
berbasis lingkungan yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD seperti program Pembasmian
Sarang Nyamuk (PSN) yang dilaksanakan untuk membasmi vektor-vektor nyamuk (Pangemanan
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
111
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
dkk, 2012). Tetapi pada kenyataannya program ini tidak berjalan maksimal karena rendahnya
pengetahuan masyarakat (Kusumawardani , dkk, 2012).
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang suatu penyakit dapat dilakukan
suatu promosi kesehatan seperti penyuluhan, baik dengan metode ceramah maupun media
lainnya, salah satunya metode digital (Syafi’udin, dkk, 2018). Dengan promosi kesehatan yang
tepat dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut (Putranto, 2015;
Sungkar, 2010). Untuk itulah dilakukan program pengabdian masyarakat berupa penyuluhan
dengan metode ceramah dan pemutaran video tentang “Satu Rumah, Satu Jumantik”. Kegiatan
ini dilaksanakan di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Menurut data dari
Badan Statistik Jakarta Barat tahun 2017, Kelurahan ini merupakan salah satu Kelurahan
terpadat se-Asia Tenggara dengan kepadatan mencapai 89.294 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik,
2018). Tingkat pendidikan terbanyak di Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat adalah SMA/Sederajat
sebanyak 4.483 orang, kemudian SMP/Sederajat sebanyak 2.447 orang, dan ketiga adalah
SD/Sederajat sebanyak 1.870 orang. Dari segi fasilitas kesehatan, jumlah fasilitas dibandingkan
dengan jumlah penduduk kurang. Di Kelurahan Kalianyar beberapa fasilitas kesehatan yang ada
antara lain, dokter praktek sebanyak 2 lokasi, rumah bersalin 2 unit, poliklinik sebanyak 4 unit,
puskesmas sebanyak satu unit, dan pos KB sebanyak 9 unit. Perbandingan fasilitas kesehatan
dan jumlah penduduk yang tidak seimbang inilah yang dapat menyebabkan angka kesehatan
menjadi jelek, selain dari tingkat pendidikan yang masih menengah kebawah di Kelurahan
Kalianyar tersebut. Dengan penyuluhan ini dapat bermanfaat berupa peningkatan pengetahuan
masyarakat di Kelurahan Kalianyar tentang Demam Berdarah Dengue (cara pertolongan
pertama, identifikasi gejala awal yang timbul, cara pencegahannya, dan lain-lain).
2. METODE PELAKSANAAN
Metode pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini yaitu dilakukan penyuluhan dengan cara
presentasi materi yang berbentuk ceramah (metode paling umum digunakan dalam penyuluhan
kesehatan) oleh penyaji materi dan pemutaran video tentang “Satu Rumah Satu Jumantik”,
kemudian diakhiri dengan sesi tanya jawab. Fitur yang terdapat dalam video tersebut berupa
simulasi tentang makna “Satu Rumah Satu Jumantik”. Sebelum dan sesudah dilakukan
presentasi materi, para warga yang hadir di kantor Kelurahan diwajibkan mengisi kuesioner
yang terdiri dari 20 pertanyaan tentang pengetahuan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
112
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Hasil dari pengukuran pengetahuan kemudian dikategorikan sebagai pengetahuan buruk
(<8 pertanyaan benar), sedang (8-15 pertanyaan benar), dan baik (>15 pertanyaan benar).
Kuesioner ini digunakan untuk mengukur mengenai tingkat pengetahuan warga sebelum dan
sesudah dilakukan suatu intervensi berupa penyuluhan dan pemutaran video tentang Demam
Berdarah Dengue. Acara PKM ini dilaksanankan pada tanggal 22 Agustus 2019 bertempat di
Aula Kelurahan Kalianyar dan dihadiri oleh 38 warga perwakilan dari wilayah kerja Kelurahan
Kalianyar. Berikut ini adalah 20 (dua puluh) pertanyaan harus diisi oleh para peserta yang hadir:
I. Karakteristik Responden
a. Nama
b. Umur
c. Pendidikan
II. Aspek Pengetahuan
Beri tanda silang (x) pada salah satu pilihan yang tersedia untuk setiap
pertanyaan/pernyataan yang ada.
1. Penyakit Demam Berdarah ditularkan oleh?
a. Nyamuk Aedes aegypti
b. Kuman
c. Lalat
d. Nyamuk Anopheles
2. Penyebab Demam Berdarah adalah?
a. Kuman
b. Virus
c. Cacing
d. Bakteri
3. Nyamuk penular Demam Berdarah senang beristirahat di?
a. Dekat cahaya lampu
b. Pakaian yang tergantung
c. Tempat sampah
d. Air kotor
4. Apakah ciri-ciri nyamuk penular Demam Berdarah?
a. Warna coklat bintik-bintik putih
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
113
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
b. Warna hitam tanpa bintik-bintik putih
c. Warna coklat tanpa bintik putih
d. Warna hitam bintik-bintik putih
5. Dimanakah biasanya nyamuk penular Demam Berdarah berkembangbiak?
a. Pakaian yang digantung
b. Comberan, parit, kolam
c. Bak mandi, vas bunga yang berisi air, ban bekas yang berisi air, kaleng bekas yang
berisi air, tempat minum burung
d. Tempat sampah
6. Kapan waktu nyamuk penular Demam Berdarah biasa menggigit orang?
a. Dari pagi pukul 06.00 sampai malam pukul 19.00
b. Dari pukul 06.00-09.00 pagi dan sore pukul 15.00-17.00
c. Malam hari pukul 19.00 sampai subuh pukul 05.00
d. Dari pukul 10.00-12.00 siang dan malam pukul 19.00-22.00
7. Bagaimana cara penyebaran penyakit Demam Berdarah?
a. Melalui gigitan nyamuk yang sebelumnya telah menggigit penderita Demam
Berdarah
b. Melalui gigitan nyamuk
c. Melalui suntikan antar penderita
d. Bersentuhan dengan penderita Demam Berdarah
8. Menurut anda, bagaimana cara mencegah untuk tidak terkena DBD?
a. Pemberian vaksin DBD
b. Mandi dengan air bersih
c. Menghindari kontak/gigitan nyamuk penular DBD
d. Tidak keluar rumah pada malam hari
9. Pertolongan pertama pada penderita Demam Berdarah adalah?
a. Banyak makan
b. Banyak istirahat
c. Kompres alkohol
d. Banyak minum
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
114
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
10. Apakah yang dimaksud dengan gerakan 3M?
a. Menguras, menutup dan mengubur barang-barang yang menampung air
b. Membersihkan, mengalirkan dan mengeringkan parit/kolam yang menampung air
c. Menjernihkan, memasak dan merebus air yang akan diminum
d. Menguras, menutup dan menjernihkan
11. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum
bekas yang berisi air?
a. Paling sedikit dua minggu sekali
b. Paling sedikit seminggu sekali
c. Kalau sudah kotor saja
d. Paling sedikit sepuluh hari sekali
12. Bagaimanakah cara menguras bak mandi yang benar untuk memberantas jentik
nyamuk penular Demam Berdarah Dengue?
a. Menggosok dinding dalam bak mandi
b. Mengganti air saja
c. Memberikan antiseptik pada air bak
d. Mengganti air dan menggosok dinding dalam bak mandi
13. Jentik nyamuk penular Demam Berdarah dapat diberantas dengan?
a. Menggunakan anti nyamuk
b. Disemprot atau fogging (pengasapan)
c. Serbuk abate
d. Diberikan sabun cair
14. Kapan seharusnya dilakukan pengasapan (fogging)?
a. Berkala 1 bulan sekali
b. Berkala 1 minggu sekali
c. Jika ada yang terkena Demam Berdarah Dengue atau tersangka DBD minimal 3
orang di lingkungan rumah
d. Berkala 3 Bulan sekali
15. Pencegahan yang paling sederhana dan tepat adalah memberantas jentik-jentik
nyamuk dengan:
a. PSN-DBD dilingkungan rumah satu kali seminggu
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
115
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
b. Fogging
c. Pemberian Abate pada bak mandi
d. Semprot dengan Insektisida
16. Salah satu cara pemberantasan jentik nyamuk adalah dengan:
a. Memakai kelambu
b. Memelihara ikan
c. Pemberian abate
d. Pemakaian anti nyamuk
17. Nyamuk Aedes aegypti dapat meletakkan telurnya pada:
a. Tanah yang tergenang air bersih
b. selokan air kotor
c. Air payau
d. Air bersih yang tidak berhubungan dengan tanah
18. Anak yang terserang penyakit DBD:
a. Tidak perlu di bawa ke puskesmas/rumah sakit, asal gizi anak baik
b. Sebaiknya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
c. Cukup diberikan obat penurun panas
d. Istirahat yang cukup
19. Nyamuk Aedes aegypti dapat menularkan penyakit:
a. Malaria
b. HIV-AIDS
c. Hepatitis
d. Demam Berdarah
20. Jika sudah ada penderita DBD 3 orang atau lebih dalam satu lingkungan sebaiknya
dilakukan:
a. Kerja bakti
b. Membersihkan selokan atau got
c. Fogging (pengasapan)
d. Membakar sampah
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
116
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
3. HASIL DAN DISKUSI
Pada Tabel 1 merupakan gambaran penduduk yang datang dalam acara penyuluhan di
daerah Kalianyar ini.
Tabel 1. Gambaran penduduk yang datang dalam kegiatan PKM di Kelurahan Kalianyar
Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh gambaran penduduk mengenai usia dan tingkat
pendidikannya. Mayoritas penduduk yang hadir berusia 41-50 tahun, sebanyak 19 orang (50%)
dan berpendidikan setingkat sekolah menengah pertama, sebanyak 21 orang (55,26%).
Pada Tabel 2 disajikan tingkat pengetahuan warga yang menjadi responden sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan dan pemutaran video tentang Demam Berdarah Dengue.
Tabel 2. Tingkat pengetahuan warga sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dan pemutaran video tentang penyakit Demam Berdarah Dengue
Tingkat Pengetahuan Sebelum Sesudah
N % n %
Buruk 0 0 0 0
Sedang 29 73,68 5 13,16
Baik 9 26,32 33 86,84
Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen
Keterangan Jumlah
N %
Umur (tahun)
31-40 10 26,31
41-50 19 50
51-60 4 10,50
61-70 4 10,50
71-80 1 2,63
Pendidikan
SD 12 26,31
SMP 21 55,26
SMA 4 10,50
SARJANA 1 2,63
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
117
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Berdasarkan Tabel 2 sebelum dilakukan penyuluhan dan pemutaran video mayoritas
pengetahuan warga berada pada tingkat sedang (73,68%) sedangkan lainnya berada pada
tingkat baik (26,32%). Setelah dilakukan kegiatan tersebut, tingkat pengetahuan mayoritas
warga meningkat menjadi baik (86,84%) dan lainnya berada pada tingkat sedang (13,16%).
Tabel 3. Analisis profil warga yang datang dengan tingkat pemahaman terhadap materi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi
Sebelum Intervensi Setelah Intervensi
Buruk Sedang Baik Buruk Sedang Baik
n % n % n % n % n % n %
Umur
31-40 0 0 6 15,78 4 10,52 0 0 0 0 10 26,31
41-50 0 0 14 36,84 5 13,15 0 0 0 0 19 50
51-60 0 0 4 10,52 0 0 0 0 0 0 4 10,52
61-70 0 0 4 10,52 0 0 0 0 4 10,52 0 0
71-80 0 0 1 2,63 0 0 0 0 1 2,63 0 0
Tingkat Pendidikan
SD 0 0 12 31,57 0 0 0 0 4 10,52 8 21,05
SMP 0 0 17 44,73 4 10,52 0 0 1 2,63 20 52,63
SMA 0 0 0 0 4 10,52 0 0 0 0 4 10,52
SARJANA 0 0 0 0 1 2,63 0 0 0 0 1 2,63
Keterangan: n=jumlah subjek, %=persen
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan hasil bahwa sebelum dilakukan intervensi mayoritas usia
41-50 tahun pada tingkat pemahaman sedang (36,84%). Sedangkan pada tingkat pendidikan,
mayoritas penduduk setingkat pendidikan SMP memiliki tingkat pemahaman sedang (44,73%).
Setelah dilakukannya intervensi, mayoritas penduduk umur 41-50 tahun memiliki tingkat
pemahaman baik (50%). Penduduk ditingkat pendidikan SMP memiliki tingkat pemahaman baik
(52,63%) setelah dilakukan intervensi.
Peningkatan terbesar sebelum dan sesudah dilakukan intervensi terjadi pada tingkat usia
41-50 tahun dan di tingkat Pendidikan setinggi SMP. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh metode
yang dipakai lebih mudah dicerna, yaitu metode ceramah dan metode digital yaitu pemutaran
video simulasi (Analestariastuti, dkk, 2014). Hasil yang diperoleh perlu dilakukan penelitian
kembali yaitu dilakukan dengan antara metode ceramah dengan metode digital terhadap
peserta itu sendiri sehingga dapat menjadi acuan intervensi selanjutnya. Tidak terjadi
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
118
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
perubahan tingkat pemahaman pada usia 61-70 tahun dan 71-80 tahun. Pada tingkat
Pendidikan SD pun tidak terjadi perubahan tingkat pemahaman yang signifikan. Hal ini mungkin
dipengaruhi oleh proses pemahaman yang lambat disebabkan karena faktor usia dan tingkat
pendidikan.
Pada saat penyampaian materi, pemateri tidak bersifat menggurui tetapi bersifat sharing
knowledge and experience sehingga peserta PKM tidak merasa bosan dan tetap merasa antusias
hingga tahap terakhir pelaksanaan PKM. Terlebih lagi sewaktu video simulasi “Satu Rumah Satu
Jumantik” diputar. Peserta tampak semakin antusias melihat video simulasi tersebut.
Penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah merupakan metode yang umum digunakan
dalam penyuluhan kesehatan, metode ini dapat dilakukan pada semua golongan umur baik
anak-anak, maupun kalangan dewasa (Analestariastuti, dkk, 2014).
Salah satu faktor pendorong keberhasilan dari penyuluhan ini adalah antusiasme yang
tinggi dari peserta PKM yang datang, serta kerja sama dari pihak Kelurahan Kalianyar yang
kooperatif dalam hal penyampaian berita tentang adanya kegiatan ini. Kegiatan pengabdian
kepada masyarakat (PKM) dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1. Pembukaan oleh Bapak Lurah Kelurahan Kalianyar
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
119
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Gambar 2. Presentasi materi oleh penyaji materi
Kegiatan PKM berjalan lancar dan para peserta tampak antusias walaupun dengan durasi
waktu yang cukup lama, yaitu selama 2 (dua) jam.
4. SIMPULAN
Dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan sebelum dan sesudah pemberian materi oleh
tim PKM, diperoleh hasil bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup baik (86,84%)
sesuai dengan tujuan acara PKM yaitu untuk meningkatkan pengetahuan warga tentang
penyakit Demam Berdarah Dengue dan diharapkan masyarakat dapat melakukan tindakan
pencegahan dengan melakukan Program Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN). Selanjutnya perlu
adanya kontrol lebih lanjut oleh pihak terkait dalam hal ini dari pihak Kelurahan Kalianayar
maupun puskesmas setempat, agar prevalensi Demam Berdarah Dengue di lingkungan sekitar
Kelurahan Kalianyar dapat menurun.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat (PKM)
kepada perangkat kelurahan setempat yang mengizinkannya kegiatan ini agar terlaksana.
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
120
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
dalam hal dukungan kepada tim agar kegiatan ini dapat terlaksana.
6. DAFTAR PUSTAKA
Wu JY, Lun ZR, James AA, Chen XG. 2010. Dengue fever in Mainland China. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 83(3): 664-71. https://doi.org/10.4269/ajtmh.2010.09-0755.
Jahan F. 2011. Dengue fever (DF) in Pakistan. Asia Pacific Family Medicine. 10(1): 1. https://apfmj.biomedcentral.com/articles/10.1186/1447-056X-10-1.
Dhimal M, Aryal KK, Dhimal ML, Gautam I, Singh SP, et al. 2014. Knowledge, Attitude and Practice Regarding Dengue Fever among the Healthy Population of Highland and Lowland Communities in Central Nepal. Plos One. 9 (7): 1-15. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0102028.
Tampubolon, EH. The influence of Several Media Administration of the Introduction of Dengue Fever for the Knowledge of Housewives in Mangga Subdistrict Medan Tuntungan, Medan, 2014. Thesis. Medicine Faculty, Universitas Sumatera Utara. 2014. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/61477.
Kularatne SA. 2015. Dengue Fever. Bmj. 351; h4661. https://doi.org/10.1136/bmj.h4661.
Fadilla Z, Hadi UK, Setiyaningsih S. Bioecology of Dengue Fever vector (DBD) as well as Detection of Dengue Virus on Aedes Aegypti (Linnaeus) and Ae. Albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) at the endemic village of DBD Bantarjati, Bogor. 2015. Jurnal Entomologi Indonesia. 12(1): 31-8. http://dx.doi.org/10.5994/jei.12.1.31.
Sulaeman ES, Murti B, Waryana. Social Marketing on Dengue Hemorrhagic Fever and Tuberculosis Prevention and Control Program in Pati, Central Java, Indonesia. 2018. Global Journal Health of Science and Education. 10(4): 100-13. http://gjhs.ccsenet.org/.
RK Dasar. Laporan Riskesdas 2007, Badan Litbangkes: Departemen Kesehatan RI. p. 99-102.
Suwanbamrung C. Community Capacity for Sustainable Community-based Dengue Prevention and Control: Domain, Assessment Tool and Capacity Building Model. 2010. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. 499-504. https://doi.org/10.1016/S1995-7645(10)60121-6.
Pangemanan, J. and Nelwan, J., 2012. Community Behaviour about the DBD Eradication Program in North Minahasa Regency. Kesmas, 1(1): 45-50. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/83.
Kusumawardani E, Hardian H, Arkhaesi N. The influence of Health Education on the Level of Knowledge, Attitude and Practice of Mothers in the Prevention of Dengue Fever in Children.
Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media Digital Meningkatkan Pengetahuan tentang Demam Berdarah
Arkeman, Kartini, Widyatama e-ISSN 2715-4998, Volume 1, Nomor 2, halaman 109 - 121, Juli 2020
Doi : 10.25105/juara.v1i2.5636
121
DOI : http://dx.doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v3i1.5095
Thesis. Semarang: Medicine Faculty, Universitas Diponegoro. 2012. http://eprints.undip.ac.id/37522/.
Syafiudin M, Wantiyah W, Kushariyadi K. 2018. The effect of Health Education Brainstorming Method and Video to the Knowledge about. Pustaka Kesehatan. 6(1): 141-6. 2018 Jan 17. https://doi.org/10.19184/pk.v6i1.6869
Putranto AY, Fitriangga A, Liana DF. Health promotion with Peer Education Method on the Knowledge of Dengue Fever (DBD) High School Students. 2015. Jurnal Vokasi Kesehatan. 1(2): 39-44. https://doi.org/10.30602/jvk.v1i2.12.
Sungkar S, Winita R, Kurniawan A. 2010. The influence of Counseling on Community Knowledge Level and Aedes Aegypti Density in Bayah Subdistrict, Banten Province. Makara Kesehatan. 14(2): 5-15.
Badan Pusat Statistik. 2018. Tambora District in Numbers 2018. Kota Administrasi Jakarta Barat. Avalaible at: https://jakbarkota.bps.go.id/publication/2018/09/26/ 7735ce6d842bd1c3a6d3af35/kecamatan-tambora-dalam-angka-2018.html. Acessed at: Sept 12, 2019.
Analestariastuti WO, Bahar H, Tina L. Differences in Health Counseling with Story Methods and Lectures on Knowledge, Attitudes and Actions of Elementary School Students about DBD Disease. 2014. Media Kesehatan Masyakarat Indonesia. 10 (1): 8-15. http://dx.doi.org/10.30597/mkmi.v10i1.471.