58
PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PGRI CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2019 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan Universitas Bhakti Kencana Bandung Oleh : DIANA NOVIYANTI NIM : CK.1.16.050 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA B A N D U N G 2 0 1 9

PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

  • Upload
    others

  • View
    38

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE BRAINSTORMING

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA PGRI

CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG

TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana Bandung

Oleh :

DIANA NOVIYANTI

NIM : CK.1.16.050

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

B A N D U N G 2 0 1 9

Page 2: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

ABSTRAK

Peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri biasanya dilakukan

dengan metode ceramah, hal ini menyebabkan remaja putri sebagai penerima

informasi secara pasif. Fokus permasalahan yaitu peneliti berupaya menggunakan

metode lain dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang

dismenorea yaitu dengan menggunakan metode brainstorming.

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang dismenorea sebelum dan setelah menggunakan metode

ceramah, gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea

sebelum dan setelah menggunakan metode brainstorming, mengetahui pengaruh

metode ceramah dan brainstorming terhadap pengetahuan tentang dismenorea dan

mengetahui pengaruh metode ceramah dan brainstorming terhadap sikap tentang

dismenorea

Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Analisa

data berupa analisis bivariat dengan uji mann Whitney. Populasi pada penelitian

ini adalah remaja putri sebanyak 54 orang. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah total sampling, sehingga jumlah sampel yang dijadikan

responden yaitu sebanyak 54 orang.

Hasil penelitian diketahui bahwa ada peningkatan pengetahuan setelah

dilakukan metode ceramah, ada peningkatan sikap setelah dilakukan metode

ceramah, ada peningkatan pengetahuan setelah dilakukan metode brainstorming,

ada peningkatan sikap setelah dilakukan metode brainstorming, ada perbedaan

metode ceramah dan brainstorming terhadap pengetahuan dan ada perbedaan

metode ceramah dan brainstorming terhadap sikap remaja putri tentang

dismenorea.

Simpulan didapatkan bahwa terdapat perbedaan metode ceramah dan

brainstorming terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang dismenorea

dengan hasil metode brainstorming lebih tinggi meningkatkan pengetahuan dan

sikap dibandingkan metode ceramah Saran untuk instansi kesehatan diharapkan

dengan adanya penelitian ini instansi kesehatan bisa melakukan pendidikan

kesehatan pada remaja putri di sekolah.

Kata kunci : Ceramah, Brainstorming, Pengetahuan, Sikap, Dismenorea

Daftar Pustaka : 41 sumber (tahun 2014-2018).

Page 3: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …
Page 4: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …
Page 5: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

BIODATA PENULIS

Judul karya tulis : Perbandingan Metode Ceramah dan Brainstorming

Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang

Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA PGRI Cicalengka

kabupaten Bandung Tahun 2019

Nama : Diana Noviyanti

NIM : CK.1.16.050

Tempat tanggal lahir : Bandung, 26 November 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Orang Tua : Abas Basri

Neneng Supartini

Nama Saudara : Muhammad Yazid Fahrezi

Agama : Islam

Alamat : Perum Griya Prima Alam Asri Blok B 7 Parakan

Muncang Cimanggung Sindang Pakuon Kabupaten

Sumedang

Riwayat Pendidikan Penulis

1. PG Al-Salman Cicalengka Tahun 2000-2003

2. TK Islam Salman Cicalengka Tahun 2003-2004

3. SD Negeri Tenjolaya II Cicalengka Tahun 2004-2010

4. SMPIT Qordova Rancaekek Tahun 2010-2013

5. MA Al-Falah Nagreg Tahun 2013-2016

6. Universitas Bhakti Kencana Prodi D III Kebidanan Tahun 2016-2019

Page 6: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurah kepada Cahaya umat islam Nabi besar

Muhammad SAW., keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umat-

Nya. Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah syarat meraih

gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi D.III Kebidanan Universitas

Bhakti Kencana Bandung.

Penulisan laporan tugas akhir ini tidak mungkin terwujud tanpa

bimbingan, arahan, motivasi, doa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana.

2. Dr. Entris Sutrisno, S.Farm., MH.Kes., Apt. selaku Rektor Universitas Bhakti

Kencana Bandung.

3. Dr. Ratna Dian Kurniawat, M.Kes. selaku ketua Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Bandung.

4. Dewi Nurlaela Sari, S.ST., M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana Bandung.

5. Yanyan Mulyani, SST., MM.Kes., M.Keb., selaku pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan petunjuk serta saran-saran yang sangat

berharga selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Page 7: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

6. Keluarga dan kerabat yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan

kepada penulis.

7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memotivasi, terima kasih

kebersamaannya semoga selalu terjalin silaturahmi dimanapun kita berada.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga

kebaikannya mendapat pahala dari Allah SWT.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi

ladang kebaikan untuk mendapat balasan yang lebih baik dan semoga tetesan

keringat serta untaian doa yang mengiringi pembuatan Laporan Tugas Akhir ini

menjadikannya bermanfaat dan bernilai. Aamiin.

Bandung, Agustus 2019

Penulis

Page 8: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dismenorea ......................................................................... 9

2.1.1 Pengertian ............................................................... 9

2.1.2 Klasifikasi Dismenorea ........................................... 10

2.1.3 Etiologi Dismenorea ............................................... 11

2.1.4 Gejala Klinis Dismenorea ....................................... 11

2.1.5 Derajat Dismenorea ................................................ 12

2.1.6 Penanganan Dismenorea ......................................... 13

Page 9: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.2 Pengetahuan ........................................................................ 18

2.2.1 Pengertian Pengetahuan .......................................... 18

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan .......................................... 19

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prilaku ............. 20

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan ........................................ 22

2.3 Sikap.................................................................................... 23

2.3.1 Pengertian Sikap...................................................... 23

2.3.2 Komponen Dasar Sikap .......................................... 24

2.3.3 Cara Pembentukan Sikap ........................................ 25

2.3.4 Tingkatan Sikap ...................................................... 26

2.3.5 Pengukuran Sikap ................................................... 27

2.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap ............. 28

2.4 Pendidikan Kesehatan ......................................................... 29

2.4.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan ........................... 29

2.4.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan ................................ 30

2.4.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan ................... 30

2.4.4 Metode Pendidikan Kesehatan ................................ 34

2.5 Metode Ceramah ................................................................. 36

2.5.1 Pengertian Metode Ceramah ................................... 36

2.5.2 Tujuan Metode Ceramah ......................................... 36

2.5.3 Kelebihan Metode Ceramah ................................... 37

2.5.4 Kekurangan Metode Ceramah................................. 37

Page 10: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.6 Metode Brianstorming ........................................................ 38

2.6.1 Pengertian Metode Brainstorming .......................... 38

2.6.2 Tujuan Metode Brainstorming ............................... 38

2.6.3 Langkah-Langkah Metode Brainstorming .............. 39

2.6.4 Kelebihan Metode Brainstorming ........................... 40

2.6.5 Kekurangan Metode Brainstorming ....................... 40

2.7 Jurnal Terkait Penelitian ..................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................................. 44

3.2 Variabel Penelitian ............................................................. 45

3.3 Populasi Penelitian ............................................................. 45

3.4 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel............................... 45

3.5 Kerangka Penelitian ............................................................ 46

3.6 Definisi Operasional............................................................ 47

3.7 Hipotesis ............................................................................. 48

3.8 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 49

3.9 Pengolahan dan Analisa Data ............................................. 49

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................. 53

4.2 Pembahasan ....................................................................... 63

Page 11: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan .................................................................................. 72

5.2 Saran.......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 47

4.1 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di

SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Sebelum

Menggunakan Metode Ceramah ..................................................... 53

4.2 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di

SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Setelah

Menggunakan Metode Ceramah ..................................................... 54

4.3 Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Dismenorea di SMA

PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Sebelum Menggunakan

Metode Ceramah .............................................................................. 55

4.4 Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Dismenorea di SMA

PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Setelah Menggunakan

Metode Ceramah .............................................................................. 56

4.5 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di

SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Sebelum

Menggunakan Metode Brainstorming ............................................ 57

4.6 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di

SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Setelah

Menggunakan Metode Brainstorming ............................................ 58

Page 13: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

4.7 Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Dismenorea di SMA

PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Sebelum Menggunakan

Metode Brainstorming ..................................................................... 59

4.8 Gambaran Sikap Remaja Putri tentang Dismenorea di SMA

PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung Setelah Menggunakan

Metode Brainstorming ..................................................................... 60

4.9 Perbandingan Metode Ceramah dan Metode Brainstorming

terhadap Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorea pada Remaja

Putri di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung ..................... 61

4.10 Perbandingan Metode Ceramah dan Metode Brainstorming

terhadap Sikap tentang Dismenorea pada Remaja Putri di SMA

PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung............................................ 62

Page 14: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 47

Page 15: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Kuesioner Uji Validitas

Lampiran 2 : Kuesioner Uji Validitas

Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Uji Validitas

Lampiran 4 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Penelitian

Lampiran 7 : Lembar Konsultasi

Lampiran 8 : Materi Satuan Acara Penyuluhan

Page 16: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah masa dimana anak sudah mulai meninggalkan

masa kanak-kanak dan mulai menuju dunia orang dewasa. Masa remaja

biasanya digambarkan pada usia 10-19 tahun, atau 15-24 tahun. Menurut

WHO sendiri batasan usia remaja adalah 10-24 tahun, sedangkan menurut

Undang-Undang nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

menetapkan definisi anak sebagai seorang yang belum mencapai usia 21

tahun dan belum menikah. Masa remaja menunjukan awalnya pubertas

sampai terjadinya kematangan pada organ reproduksi. Pubertas merupakan

awal dari pematangan seksual, yaitu suatu periode dimana seorang anak

mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual. Pada masa ini organ

reproduksi mulai berfungsi dan terjadi perubahan hormonal, salah satu

cirinya adalah terjadi mentruasi (Papalia, 2015).

Menstruasi merupakan suatu peristiwa pengeluaran darah, mukus dan

sel-sel epitel dari uterus secara periodik. Menstruasi merupakan bagian dari

komponen penting dalam siklus reproduksi wanita (female reproductive

cycle, FRC). Usia normal bagi perempuan pertama

kali mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi sebagian

perempuan ada yang mengalami menstruasi awal yaitu pada usia 8 tahun

atau ada juga yang mengalami menstruasi lambat yaitu pada usia 18 tahun.

Page 17: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

Menstruasi sendiri akan berhenti dengan sendiri pada saat wanita sudah

memasuki usia 40-50 tahun atau yang sering disebut menopause. Pada

sebagian perempuan yang sedang menstruasi biasanya mengalami rasa nyeri

tiba-tiba yang biasa disebut dengan istilah Dismenorea (Sukarni, 2013).

Dismenorea adalah nyeri yang terjadi pada saat menstruasi dan ini

dapat mengganggu produktifitas sehari-hari (Kasdu, 2015). Dismenorea atau

nyeri haid merupakan keluhan ginekologi yang umum dialami perempuan.

Nyeri haid ini merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Biasanya

nyeri yang dialami yaitu nyeri kram pada perut bagian bawah dan bisa

menjalar ke punggung (Kasdu, 2015). Nyeri haid atau dismenorea sendiri

dibagi menjadi dua yang pertama yaitu dismenorea primer yang belum

ditemukan penyebab pastinya dan terjadi sebelum usia 20 tahun, sedangkan

yang kedua adalah dismenorea sekunder yang jelas sudah ada penyebab pasti

seperti kelainan patologis atau kandungan dan biasanya terjadi diatas usia 20

tahun (Bobby & Hotma, 2016).

Cara penanganan dismenorea perlu dijelaskan kepada remaja putri

yang mengalami dismenorea dan hendaknya diadakan penjelasan mengenai

cara hidup sehat, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan. Kemungkinan salah

informasi mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid

perlu dibicarakan. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat

tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi

penderitaannya. Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat

kombinasi Aspirin, Fenasetin, dan Kafein. Obat-obat paten yang beredar di

Page 18: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

pasaran antara lain Novalgin, Ponstan, Acep-aminopen dan sebagainya

(Prawirohardjo, 2015).

Menurut penelitian Nafiroh & Indrawati (2013), dalam tingkat

pengetahuan remaja tentang dismenorea menunjukan 78,3% remaja putri

memiliki kategori tingkat pengetahuan yang kurang, ini ditunjukkan dengan

tidak pahamnya para remaja menjawab atau menjelaskan apa yang dimaksut

dengan dismenorea. Hal ini diakibatkan tidak adanya penjelasan atau

pendidikan kesehatan kepada remaja tentang dismenorea, rata-rata mereka

hanya belajar melalui mata ajar biologi dan itu pun hanya menjelaskan

tentang sistem anatomi organ reproduksi manusia beserta fungsinya. Mereka

tidak pernah mendapat penjelasan mengenai permasalahan yang menyertai

sistem reproduksi. Remaja perlu meningkatkan pengetahuan yang berkaitan

dengan sistem reproduksi baik melalui pendidikan kesehatan formal maupun

nonformal (Nafiroh & Indrawati, 2013).

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk

menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya

pendidikan kesehatan berupaya agar mayarakat menyadari atau mengetahui

bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau

mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang

lain, sehingga pada akhirnya tercapailah perilaku kesehatan (health

behavior). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowladge) dan

disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan atau dilaksanakan dalam

kehidupan sehari-hari (practice). Hal ini berarti bahwa tujuan akhir dari

Page 19: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktekan hidup

sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat atau masyarakat dapat

berperilaku hidup sehat (healthy life style) (Notoatmodjo, 2016).

Dikaitkan dengan kejadian dismenorea, pengetahuan yang baik dan

sikap yang mendukung terhadap dismenorea memberikan kontribusi positif

mengenai pentingnya penanganan dismenorea. Sehingga diperlukan

pemberikan informasi mengenai dismenorea dalam upaya perilaku

penanganan yang tepat dalam mengatasi dismenorea yang akhirnya tidak

mengganggu aktivitas sekolah seperti tidak perlu izin sakit apabila sudah

mengetahui tentang cara yang tepat mengatasi dismenorea (Tarida, 2017).

Berbagai metode dalam pembelajaran diantaranya metode pendidikan

individu, kelompok dan metode pendidikan massa. Untuk metode kelompok

seperti ceramah, curah pendapat (brainstorming), bola salju (snow

bolling), kelompok kecil – kecil (bruzz group), memainkan peran (role play),

permainan simulasi (simulation game) (Notoatmodjo, 2016).

Metode Ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan cara

menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah

audien yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Syah, 2017). Sedangkan

metode brainstorming merupakan salah satu metode pemecahan masalah,

metode yang merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat

kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa, pendapat siswa, serta

memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapat mereka dan sekali-kali

pembimbing tidak boleh tidak menghargai pendapat audien sekalipun

pendapat audien itu salah menurut pembimbing (Yamin, 2014).

Page 20: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

Angka kejadian dismenorea di Indonesia yaitu 64,25 %, angka

kejadian dismenorea di Jawa Barat 54,9% (Andriyani, 2016). Masalah

gangguan haid seperti dismenorea di Kabupaten Bandung yaitu sekitar 73%

(LPPM UPI, 2015). Perbandingan dari 2 sekolah wilayah kabupaten Bandung

yaitu di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung dan SMAN 1

Cicalengka, didapatkan bahwa di SMAN 1 Cicalengka sudah pernah ada

penyuluhan mengenai dismenorea, sedangkan di SMA PGRI Cicalengka tidak

pernah ada penyuluhan mengenai dismenorea.

Studi pendahuluan di salah satu sekolah di wilayah kabupaten

Bandung yaitu di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung, berdasarkan

informasi dari guru di SMA PGRI Cicalengka didapatkan seluruh jumlah

siswi perempuan kelas X sebanyak 54 orang, kelas XI sebanyak 68 orang dan

kelas XII sebanyak 63 orang. Penuturan guru bahwa belum pernah adanya

penyuluhan kesehatan tentang dismenorea dan program UKS (Unit Kesehatan

Sekolah) kurang berjalan dengan baik karena yang menjadi petugas UKS

adalah murid yang mengikuti ekstrakulikuler PMR (Palang Merah Remaja)

dimana mereka juga tidak memiliki pengalaman yang cukup. Wawancara

terhadap 10 orang siswi, didapatkan bahwa 6 orang mengatakan apabila

mengalami dismenorea maka mereka selalu tidak masuk sekolah ataupun pada

saat di sekolah maka izin untuk pulang sekolah, 3 orang mengatakan apabila

dismenorea disekolah maka izin ke UKS untuk istirahat, dan 1 orang

mengatakan apabila mengalami dismenorea sering memaksakan untuk

sekolah.

Page 21: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

Peningkatan pengetahuan remaja putri biasanya dilakukan dengan

metode ceramah, hal ini menyebabkan remaja putri sebagai penerima

informasi secara pasif. Fokus permasalahan yaitu peneliti berupaya

menggunakan metode lain dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap

tentang dismenorea yaitu dengan menggunakan metode brainstorming, dengan

metode ini diharapkan remaja putri bisa aktif dalam mengemukakan pendapat

sehingga lebih memahami tentang dismenorea.

Disisi lain, kedua metode yang digunakan memiliki kelebihan yaitu

metode ceramah membuat remaja putri mendapatkan informasi lebih lengkap

sedangkan metode brainstorming salah satu kelebihannya adalah membuat

individu lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Oleh karena itu

dengan kelebihan tersebut peneliti menggunakan metode ceramah dan

brainstorming yang memiliki manfaat salah satunya adalah merangsang para

siswa lebih aktif dalam menyampaikan gagasan mereka.

Permasalahan yang muncul di tempat penelitian yaitu belum adanya

pemberian penyuluhan kesehatan mengenai dismenorea dan ingin

diketahuinya perbedaan pengetahuan dan sikap tentang dismenorea dilihat

dari teknik metode ceramah dan metode brainstorming yang diberikan selama

1 kali penyuluhan kesehatan. Dan metode brainstorming ini merupakan

metode yang jarang dilakukan sehingga peneliti ingin mencoba sejauhmana

keberhasilan metode brainstorming dalam hasil penelitian dibandingkan

dengan metode ceramah.

Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Perbandingan metode ceramah dan metode

Page 22: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

brainstorming terhadap tingkat pengetahuan dan sikap tentang dismenorea

pada remaja putri di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana perbandingan

metode ceramah dan metode brainstorming terhadap tingkat pengetahuan dan

sikap tentang dismenorea pada remaja putri di SMA PGRI Cicalengka

Kabupaten Bandung tahun 2019.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan metode ceramah dan metode

brainstorming terhadap tingkat pengetahuan dan sikap tentang

dismenorea pada remaja putri di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten

Bandung tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung

sebelum dan setelah menggunakan metode ceramah.

2. Mengidentifikasi gambaran sikap remaja putri tentang dismenorea

di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung sebelum dan

setelah menggunakan metode ceramah.

3. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan remaja putri tentang

dismenorea di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung

sebelum dan setelah menggunakan metode brainstorming.

Page 23: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

4. Mengidentifikasi gambaran sikap remaja putri tentang tentang

dismenorea di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung

sebelum dan setelah menggunakan metode brainstorming.

5. Mengidentifikasi perbandingan metode ceramah dan metode

brainstorming terhadap tingkat pengetahuan tentang dismenorea

pada remaja putri di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung

6. Mengidentifikasi perbandingan metode ceramah dan metode

brainstorming terhadap sikap tentang dismenorea pada remaja

putri di SMA PGRI Cicalengka Kabupaten Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan dalam proses

belajar khususnya dalam metodologi riset dan dapat juga dijadikan

sumber bahan bacaan kesehatan dan metodologi penelitian tentang

metode pendidikan kesehatan.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Dijadikan sebagai bahan masukan mengenai dismenorea dan

tempat penelitian bisa melakukan penyuluhan kesehatan secara rutin

terhadap siswanya dalam upaya mengatasi permasalahan dismenorea.

1.4.3 Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan wawasan secara langsung

dalam merencanakan, melaksanakan penelitian dan penyusunan

laporan hasil penelitian, serta meningkatkan keterampilan peneliti

untuk menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.

Page 24: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dismenorea

2.1.1 Pengertian

Dismenorea adalah keluhan sewaktu haid dalam siklus teratur

akibat dari peningkatan kadar prostaglandin dalam darah haid

(Pritchard, 2016). Dismenorea didefenisikan sebagai kram menstruasi

yang menyakitkan dan dibagi menjadi Dismenorea primer (tanpa

patologi) dan Dismenorea sekunder (karena patologi) (Rees, 2015).

Menurut M. Anwar (2014), dismenorea adalah nyeri saat haid,

biasanya dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan

nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat.

Nyeri haid yang dimaksud adalah nyeri haid berat sampai

menyebabkan perempuan tersebut datang berobat ke dokter atau

mengobati dirinya sendiri dengan obat anti nyeri. Dismenorea adalah

rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan

gangguan pekerjaan sehari-hari (Manuaba, 2015).

Dismenorea atau menstruasi yang menimbulkan nyeri

merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami

wanita dari berbagai tingkatan usia (Bobak, 2014). Menurut

Wiknjosastro (2015) dismenorea merupakan nyeri haid yang

mengakibatkan rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama

haid dan sering kali menimbukan rasa mual.

Page 25: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.1.2 Klasifikasi Dismenorea

Dismenorea dibagi menjadi dua yaitu Dismenorea primer dan

Dismenorea sekunder. Dismenorea primer adalah nyeri saat haid tanpa

ada patologi sedangkan Dismenorea sekunder adalah nyeri haid

dikarenakan ada patologi (Rees, 2015).

1. Dismenorea Primer

Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan

keadaan patologi pada panggul. Dismenorea primer berhubungan

dengan siklus ovulasi dan disebabkan oleh kontraksi myometrium

sehingga terjadi iskemia akibat adanya prostaglandin yang

diproduksi oleh endometrim fase sekresi. Peningkatan kadar

prostaglandin tertinggi saat haid terjadi pada 48 jam pertama. Hal

ini sejalan dengan awal muncul dan besarnya intensitas nyeri haid.

Keluhan mual, muntah, nyeri kepala, atau diare sering menyertai

dismenorea yang diduga karena masuknya prostaglandin ke

sirkulasi sistemik. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit,

biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke

daerah pinggang dan paha (Anwar, 2014).

2. Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan

berbagai keadaan patologis di organ genitalia, misalnya

endrometriosis, adenomiosis, mioma uteri, stenosis serviks,

penyakit radang panggul, perlekatan panggul,atau irritable bowel

Page 26: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

syndrome. Dismenorea biasanya ditemukan jika terdapat penyakit

atau kelainan pada alat reproduksi. Nyeri dapat terasa sebelum,

selama, dan sesudah haid (Anwar, 2014).

2.1.3 Etiologi Dismenorea

Dismenorea primer terjadi akibat endometrium mengandung

prostaglandin dalam jumlah tinggi. Selama siklus menstruasi yaitu

pada fase luteal, hormon progesterone sangat mempengaruhi

endometrium yang mengandung prostaglandin. Akibatnya

prostaglandin menjadi meningkat yang menyebabkan kontraksi

miometrium yang kuat sehingga terasa nyeri. Dismenorea sekunder

mungkin disebabkan karena endometriosis, polip atau fibroid uterus

,penyakit radang panggul (PRP), perdarahan uterus disfungsional,

prolaps uterus, maladaptasi pemakaian AKDR, produk kontrasepsi

yang tertinggal setelah abortus spontan, abortus terapeutik, atau

melahirkan, dan kanker ovarium atau uterus (Morgan & Hamilton,

2016).

2.1.4 Gejala Klinis Dismenorea

Dismenorea primer muncul berupa serangan ringan, kram pada

bagian tengah, bersifat spasmodik yang dapat menyebar ke punggung

atau paha bagian dalam. Umumnya Dismenorea primer ini dimulai 1-2

hari sebelum menstruasi, namun nyeri paling berat selama 24 jam

Page 27: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua. Dismenorea primer

kerap disertai efek samping seperti muntah, diare, sakit kepala, sinkop,

nyeri kaki (Morgan & Hamilton. 2016).

Gejala dismenorea terdiri dari nyeri abdomen bagian bawah

kemudian menjalar ke daerah pinggang dan paha, dan terkadang

disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare (Manuaba, 2014). Gejala

dan tanda dari dismenorea adalah nyeri pada bagian bahwa yang bias

menjalar ke punggung bagian bawah dismenorea sekunder berarti

nyeri panggul yang disebabkan oleh (sekunder) gangguan atau

penyakit, penyebab dismenorea sekunder meliputi penyakit radang

panggul, endometriosis, adenomiosis, dan penggunaan alat

kontrasepsi. Pada umumnya wanita merasakan keluhan berupa nyeri

atau kram perut menjelang haid yang dapat berlangsung hingga 2-3

hari, dimulai sehari sebelum mulai haid (Maulana, 2014).

2.1.5 Derajat Dismenorea

Dismenorea secara klinis dibagi menjadi 3 tingkat keparahan,

diantaranya yaitu:

1. Dismenorea ringan

Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat

melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Page 28: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2. Dismenorea sedang

Dismenorea itu membuat klien memerlukan penanganan dan

kondisi penderita masih dapat beraktivitas.

3. Dismenorea berat

Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa

hari dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa

tertekan, mual dan sakit perut dan tidak dapat melakukan aktifitas

sehari-hari (Manuaba, 2014).

2.1.6 Penanganan Dismenorea

1. Adanya beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menangani

dismenorea sehingga menurunkan angka kejadian dismenorea dan

mencegah dismenorea tidak bertambah berat (Wiknjosastro, 2015):

a. Penerangan dan nasehat

Perlu dijelaskan kepaa penderita bahwa dismenorea primer

adalah gangguan siklus menstruasi yang tidak berbahaya untuk

kesehatan. Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan

dan diskusi mengenai informasi dismenorea, penanggulangan

yang tepat serta pencegahan agar dismenorea tidak mengarah

pada tingkat yang sedang bahkan ketingkat berat. Penjelasan

tentang pemenuhan nutrisi yang baik perlu diberikan, karena

dengan pemenuhan nutrisi yang baik maka status gizi remaja

menjadi baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa ketahanan

Page 29: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

tubuh meningkat dan gangguan menstruasi dapat dicegah dapat

berguna dan terkadang juga diperlukan psikoterapi.

b. Pemberian obat analgesik

Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat

kombinasi aspirin, fenasetin, kafein. Contoh obat yang beredar

di pasarkan antara lain ponstan, novalgin, acetaminophen dan

sebagainya.

c. Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tindakan

ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan

bahwa gangguan benar berupa dismenorea primer, sehingga

wanita dapat tetap melakukan aktifitas sehari-hari. Tujuan ini

dapat dicapai dengan pemberian pil kombinasi kontrasepsi.

d. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Obat ini memegang peranan penting terhadap dismenorea

primer. Termasuk disini indometasin dan naproksen. Kurang

lebih 70% penderita mengalami perbaikan. Hendaknya

pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga hari

sebelum haid dan pada hari pertama.

2. Penanganan dismenorea menggunakan terapi nonfarmakologi

menurut Smeltzer & Bare (2015), mengemukakan bahwa upaya

yang digunakan adalah:

Page 30: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

a. Stimulasi dan Masase Kutaneus

Masase adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum,

sering di pusatkan pada punggung dan bahu. Masase dapat

membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat

relaksasi otot. Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada

tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Terapi

panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke

suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri

dengan mempercepat penyembuhan.

b. Transcutaneus Elektrikal Nerve Stimulation (TENS),

TENS dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi

reseptor tidak nyeri (non-nesiseptor) dalam area yang sama

seperti pada serabut yang menstramisikan nyeri. TENS

menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan

elektroda yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi

kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri.

c. Distraksi

Distraksi adalah pengalihan perhatian dari hal yang

menyebabkan nyeri, contoh: menyanyi, berdoa, menceritakan

gambar atau foto dengan kertas, mendengar musik dan bermain

satu permainan.

Page 31: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

d. Relaksasi

Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan

ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas

abdomen dengan frekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi

nafas dalam. Contoh:bernafas dalam-dalam dan pelan.

e. Imajinasi

Imajinasi merupakan hayalan atau membayangkan hal yang

lebih baik khususnya dari rasa nyeri yang dirasakan.

f. Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk

asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan

kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas

lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat

menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga

dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan darah.

Pada kondisi rileks tubuh akan menghentikan produksi hormon

adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat stress.

Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon

stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang

sama.

Ketika kita mengurangi stres maka mengurangi produksi

kedua hormon seks tersebut. Jadi, perlunya relaksasi untuk

Page 32: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi

hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari

nyeri. Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk

meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas,

mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,

mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu

menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

g. Kompres Hangat

Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan

dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain

yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari

bulibuli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran

pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot

sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang.

Kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan

aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut

menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan.

Kompres hangat berfungsi untuk mengatasi atau mengurangi

nyeri, dimana panas dapat meredakan iskemia dengan

menurunkan konstraksi uterus dan melancarkan pembuluh

darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi

ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera,

meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti

Page 33: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

pelvis. Menurut Perry & Poter (2015) tujuan dari kompres

hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh

lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan

aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien. Kompres

hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh

darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan.

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2016).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari mengingat suatu hal,

termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara

sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang

melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu

(Mubarak, 2015).

Page 34: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas

atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6

tingkat pengetahuan, yaitu (Notoatmodjo, 2016):

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu

sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut

Page 35: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek

tersebut.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi

yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengbangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun dari media

Page 36: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak

pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan.

2. Informasi / Media Masa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun

tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan

tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya timbale balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

Page 37: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu.

6. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik (Budiman & Riyanto, 2013).

2.2.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang

diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.

Oleh sebab itu, untuk mengukur pengetahuan kesehatan, adalah

dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung

(wawancara) atau melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket.

Indikator pengetahuan kesehatan adalah “tingginya pengetahuan”

responden tentang kesehatan, atau besarnya persentase kelompok

responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-

komponen kesehatan (Notoatmodjo, 2016).

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai

materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan

Page 38: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

mengetahui bidang itu. Sekumpulan jawaban yang diberikan orang itu

dinamakan pengetahuan (Notoatmodjo, 2016).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau pemberian kuesioner/angket yang menanyakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden harus

diperhatikan rumusan kalimat pertanyaan menurut tahapan

pengetahuan (Notoatmodjo, 2016).

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan proses evaluatif dari dalam diri seseorang.

Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan dalam

sikap timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang

memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk baik-buruk,

mendukung-tidak mendukung, positif-negatif, menyenangkan-tidak

menyenangkan yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi

terhadap objek sikap (Azwar, 2016).

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2016). Azwar

(2016) menjelaskan sikap sebagai berikut :

1. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung

atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung atau

tidak memihak (unfavorable).

Page 39: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2. Sikap merupakan kecenderung potensi untuk bereaksi dengan cara

tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang

membutuhkan respon.

3. Sikap merupakan komponen-komponen kognitif, afektif dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan

berperilaku terhadap objek.

4. Sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal berperasaan (kognisi),

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu objek

dilingkungan sekitarnya.

5. Sikap diperoleh melalui pengalaman pribadi, budaya, dari orang

lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga

keagamaan, serta faktor emosi dari dalam individu itu sendiri.

Dengan demikian sikap adalah proses evaluatif dalam diri

seseorang terhadap suatu objek atau stimulus yang diterima baik

dengan perasaan memihak atau menerima ataupun perasaan tidak

memihak dan tidak menerima.

2.3.2 Komponen Dasar Sikap

Terdapat 3 komponen yang mendasar suatu sikap (Azwar,

2016), yaitu:

1. Kognitif, merupakan kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep

terhadap suatu objek tentang objek atau orang tersebut.

2. Afektif merupakan kehidupan emosional atau evaluasi terhadap

suatu objek yang didalamnya termasuk perasaan suka tidak suka

terhadap suatu objek atau orang.

Page 40: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

3. Perilaku konatif yaitu kecenderungan untuk bereaksi terhadap

objek atau orang tersebut.

Ketiga komponen tersebut secara kesatuan membentuk sikap

yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini,

pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan

penting.

2.3.3 Cara Pembentukan Sikap

Proses pembentukan sikap terjadi dengan sistem adopsi dari

orang lain yakni melaui satu proses yang disebut proses pembelajaran

sosial. Dalam proses inipun dilalui dalam beberapa proses lainnya

antara lain: (Notoatmodjo, 2016):

1. Classical conditioning adalah bentuk dasar dari pembelajaran di

mana satu stimulus, yang awalnya netral menjadi memiliki

kapasitas untuk membangkitkan reaksi melalui rangsangan yang

berulang kali dengan stimulus lain. Dengan kata lain satu stimulus

menjadi sebuah tanda bagi kehadiran stimulus lainnya.

2. Instrumenal conditioning adalah bentuk dasar dari pembelajaran di

mana respon yang menimbulkan hasil positif atau mengurangi hasil

negarif yang diperkuat.

3. Pembelajaran melalui observasi adalah salah satu bentuk belajar di

mana individu mempelajari tingkah laku atau pemikiran baru

melalui observasi terhadap orang lain.

Page 41: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

4. Perbandingan sosial adalah proses membandingkan diri kita

dengan orang lain untuk menentukan apakah pandangan kita

terhadap kenyataan sosial benar atau salah.

2.3.4 Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2016) yaitu:

1. Menerima (receiving). Dalam hal ini subjek mau menerima dan

memperhatikan stimulus yang ada.

2. Merespon (responding). Memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari

jawabannya itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang ada,

merupakan tingkatan sikap yang paling tinggi.

Page 42: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.3.5 Pengukuran Sikap

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap

dan perilaku mausia adalah masalah pengungkapan (assessment) atau

pengukuran (measurement) sikap. Sax menunjukkan beberapa

karekteristik (dimensi) sikap yaitu arah, intensitas, keleluasan,

konsistensi dan spontanisme. Berikut akan diuraikan dimensi-dimensi

tersebut (Azwar, 2016).

Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah

kesetujuan, yaitu apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek.

Orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap objek sikap

berarti memiliki yang arah positif dan sebaliknya. Sikap memiliki

intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu

belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Sikap

juga memiliki keleluasan, maksudnya kesetujuan atau tidak kesetujuan

terhadap suatu objek sikap.

Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian

antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap

objek sikap. Untuk dapat konsisten, sikap harus bertahan dalam diri

individu untuk waktu yang relatif panjang. Karakteristik sikap yang

terakhir adalah spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan

individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Dalam berbagai

bentuk skala sikap yang umumnya harus dijawab “setuju” atau “tidak

setuju” spontanitas sikap ini pada umumnya tidak dapat terlihat

(Wawan, 2016).

Page 43: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

Pengukuran dan pemahaman sikap, idealnya harus mencakup

dimensi tersebut. Tentu saja hal ini sangat sulit untuk kilakukan, tetapi

biasanya pengukuran sikap hanya mengungkapkan dimensi arah dan

dimensi intenitas sikap saja, yaitu dengan hanya menunjukkan

kecenderungan sikap positif atau sikap negatif dan memberikan

tafsiran mengenai derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap

respon individu (Azwar, 2016).

2.3.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap sebuah

sikap, hal tersebut adalah :

1. Pengetahuan

Merupakan suatu bentuk dalam sistem pendidikan yang memiliki

pengaruh besar dalam pembentukan sikap.

2. Pengalaman Pribadi

Hal ini diartikan bahwa apa yang sedang dialami akan ikut

membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus

yang datang.

3. Pengaruh Orang yang Dianggap Penting

Jiwa kita akan senantiasa menerima masukan, salah satunya kita

akan senantiasa mengikuti apa yang dilakukan oleh orang yang kita

angggap penting. Dalam hal ini juga, bahwa kedudukan orang yang

dianggap penting juga akan mempengaruhi bagaimana respon kita

terhadap stimulus yang datang.

Page 44: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

4. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan yang ada dan menaungi hidup seseorang memiliki

pengaruh besar dalam membentuk opini seseorang dan

kepercayaannya.

5. Media Massa

Berbagai macam media massa, akan bisa memberikan pengaruh

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Baik itu

televisi, radio, koran, majalah, leaflet, pamflet dan lain-lain.

6. Pengaruh Faktor Emosi

Sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk dari ego

(Azwar, 2016).

2.4 Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya (Notoatmodjo, 2016). Pendidikan kesehatan adalah

upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik

individu, kelompok atau masyarakat sehingga dapat melakukan seperti

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan kesehatan (Fitriani, 2015).

Page 45: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.4.2 Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan yaitu agar seseorang

mampu (Mubarak, 2015):

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah,

dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan

taraf hidup sehat dan kesejahteraan masayarakat.

Sedangkan tujuan utama pendidikan kesehatan menurut

Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 adalah meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan baik secara fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif

secara ekonomi maupun sosial (BKKBN, 2015).

2.4.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ada beberapa dimensi ruang lingkup pendidikan kesehatan, antara

lain (Fitriani, 2015):

1) Dimensi Sasaran

a. Individu

Metode yang dapat dilakukan adalah:

1) Bimbingan dan konseling. Konseling kesehatan adalah

kegiatan pendidian kesehatan yang dilakukan dengan

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

Page 46: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga

mau dan bersedia melakukan anjuran yang berhubungan

dengan kesehatan

2) Wawancara. Wawancara adalah bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Menggali informasi mengapa individu tidak atau

belum mau menerima perubahan, apakah individu tertarik atau

tidak terhadap perubahan, bagaimanakah dasar pengertian dan

apakah mempunyai dasar yang kuat jika belum, maka

diperlukan penyuluhan yang lebih mendalam (Fitriani, 2015).

b. Kelompok

Metode yang bisa digunakan untuk kelompok kecil

diantaranya:

1) Diskusi kelompok. Diskusi kelompok adalah membahas suatu

topik dengan cara tukar pikiran antara dua orang atau lebih

dalam suatu kelompok yang dirancang untuk mencapai tujuan

tertentu.

2) Mengungkapkan pendapat (Brainstorming). Merupakan

modifikasi metode diskusi kelompok. Pada prinsipnya sama

dengan diskusi kelompok. Tujuannya adalah untuk

menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,

pengalaman, dari setiap peserta.

3) Bermain peran. Bermain peran pada prinsipnya merupakan

metode untuk menghadirkan peran yang ada dalam dunia nyata

ke dalam satu pertunjukkan di dalam kelas pertemuan,

Page 47: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

4) Kelompok yang membahas tentang desas-desus. Dibagi

menjadi kelompok kecil kemudian diberikan suatu

permasalahan yang sama atau berbeda antara kelompok satu

dengan kelompok lain kemudian masing-masing dari kelompok

tersebut mendiskusikan hasilnya lalu kemudian tiap kelompok

mendiskusikan kembali dan mencari kesimpulannya.

5) Simulasi. Berbentuk metode praktek yang berfungsi untuk

mengembangkan keterampilan peserta belajar. Metode ini

merupakan gabungan dari role play dan diskusi kelompok.

c. Masyarakat luas

Metode yang dapat dipakai untuk masyarakat luas

diantaranya:

1) Seminar. Metode seminar ini hanya cocok untuk sasaran

kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.Seminar

adalah suatu presentasi dari satu ahli atau beberapa ahli tentang

suatu topic yang dianggap penting dan biasanya sedang ramai

dibicarakan di masyarakat

2) Ceramah. Metode ceramah adalah sebuah metode pengajaran

dengan menyampaikan informasi secara lisan kepada sejumlah

siswa, yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Fitriani,

2015).

2) Dimensi Tempat Pelaksanaan

a. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran murid

b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit atau di tempat pelayanan

kesehatan lainnya, dengan sasaran pasien dan juga keluarga pasien

Page 48: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan

3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan

Lima tingkat pencegahan yang dapat dilakukan melalui

pendidikan kesehatan, yaitu:

a. Peningkatan kesehatan

Dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan seperti pendidikan

kesehatan, penyuluhan kesehatan, konsultasi perkawinan,

pendidikan seks, pengendalian lingkungan, dan sebagainya.

b. Perlindungan umum dan khusus

Perlindungan umum dan khusus merupakan usaha kesehatan dalam

rangka memberikan perlindungan secara khusus atau umum kepada

seseorang atau masyarakat. Bentuk perlindungan tersebut seperti

imunisasi dan higiene perseorangan, perlindungan diri dari

kecelakaan, kesehatan kerja, pengendalian sumber-sumber

pencemaran, dan lain-lain.

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera atau adekuat.

Pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah terhadap

kesehatan mengakibatkan masyarakat mengalami kesulitan untuk

mendeteksi penyakit bahkan enggan untuk memeriksakan

kesehatan dirinya dan mengobatai penyakitnya.

d. Pembatasan kecacatan

Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan

dan penyakit sering membuat masyarakat tidak melanjutkan

pengobatannya sampai tuntas, yang akhirnya dapat mengakibatkan

Page 49: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

kecacatan atau ketidakmampuan.Oleh karena itu, pendidikan

kesehatan juga diperlukan pada tahap ini dalam bentuk

penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan, pencegahan

komplikasi, perbaikan fasilitas kesehatan, penurunan beban sosial

penderita, dan lain-lain.

e. Rehabilitasi

Latihan diperlukan untuk pemulihan seseorang yang telah sembuh

dari suatu penyakit atau menjadi cacat. Karena kurangnya

pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya rehabilitasi,

masyarakat tidak mau untuk melakukan latihanlatihan tersebut

(Mubarak, 2015).

2.4.4 Metode Pendidikan Kesehatan

1) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang

bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru,

atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan

perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual

ini disebabkan karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan

yang berbeda – beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku

baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain 1) bimbingan

dan penyuluhan (guidance and counseling), 2) wawancara

(interview).

Page 50: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2) Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus

mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan

formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar metodenya akan

lain dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan

tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut

kelompok kecil. Metode – metode yang cocok untuk kelompok

kecil ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat(brain

storming), bola salju (snow bolling), kelompok kecil –

kecil (bruzz group), memainkan peran (role play), permainan

simulasi (simulation game).

3) Metode Pendidikan Massa (Public)

Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk

mengkomunikasikan pesan – pesan kesehatan yang ditujukan

kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara

yang paling tepat adalah pendekatan massa.

Page 51: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak

langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa.

Contoh metode ini antara lain: ceramah umum(public speaking)

(Notoatmodjo, 2016).

2.5 Metode Ceramah

2.5.1 Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai

metode tradisional. Karena, sejak dahulu metode ini telah

dipergunakan sebagai alat tradisional. Karena, sejak dahulu metode ini

telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa

dalam interaksi (Asmani, 2016).

2.5.2 Tujuan Metode Ceramah

1. Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk

ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga pesertadidik

dapat belajar melalui bahan tertulis hasil ceramah.

2. Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahanyang

terdapat dalam isi pelajaran

3. Merangsang peserta didik untuk belajar mendiri dan

menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.

4. Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara

gamblang.

Page 52: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

5. Sebagi langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya

menjelaskan prosedur - prosedur yang harus ditempuh peserta

didik. Alasan guru menggunakan metode ceramah harus benar -

benar dapat dipertanggung jawabkan (Majid, 2015).

2.5.3 Kelebihan Metode Ceramah

1. Praktis dari sisi persiapan

2. Efisien dari sisi waktu dan biaya.

3. Dapat menyampaikan materi yang banyak

4. Mendorong guru untuk menguasai materi

5. Lebih mudah mengontrol kelas

6. Peserta didik tidak perlu persiapan

7. Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan (Majid, 2015).

2.5.4 Kekurangan Metode Ceramah

1. lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya terpusat

pada guru

2. Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan

oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru

dianggap selalu benar

3. Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena dalam

metode ini, hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar,

sedangkan para peserta didik hanya duduk diam mendengarkan

penjalasan yang telah diberikan oleh guru (Roestiyah, 2016).

Page 53: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

2.6 Metode Brainstorming

2.6.1 Pengertian Metode Brainstorming

Metode brainstorming merupakan teknik mengajar dengan cara

guru melontarkan suatu masalah ke kelas, kemudian peserta didik

menjawab atau menyatakan pendapat, sebagai suatu cara untuk

mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang

singkat (Roestiyah, 2016).

Metode brainstorming memancing peserta didik untuk aktif

menuangkan ide, pendapat, maupun pengalaman yang sudah

dimilikinya secara bebas. Guru harus dapat mengelola dan

mengendalikan keadaan kelas karena siswa berlomba-lomba ingin

menyampaikan pendapatnya dengan penyampaian pendapat secara

bergiliran (Arifin dan Setiawan, 2012).

2.6.2 Tujuan Metode Brainstorming

1. Mendorong terjadinya penyampaian ide atau pengalaman

pembelajaran yang sangat membantu terjadinya refleksi dalam

kelompok.

2. Mendapatkan sebanyak-banyaknya pendapat, ide dari

pembelajaran tentang permasalahan yang sedang dibahas

3. Membina pembelajaran dalam mengkombinasikan dan

mengembangkan kreativitas berpikir melalui ide-ide yang muncul

4. Merangsang partisipasi pembelajaran

Page 54: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

5. Menciptakan suasana yang menyenangkan

6. Melatih daya kreatifitas berfikir pembelajar

7. Melatih pembelajar untuk mengekspresikan gagasan baru menurut

daya imajinasinya

8. Mengumpulkan sejumlah pendapat dari kelompok belajar yang

berasal dari kenyataan dilapangan (Ramadhani, 2014).

2.6.3 Langkah-Langkah Metode Brainstorming

1. Guru menentukan topik yang akan dibahas

2. Peserta didik secara bergiliran mencurahkan semua ide, pendapat,

maupun pengalaman yang mereka ketahui

3. Guru menuliskan daftar ide, pendapat, maupun pengalaman peserta

didik

4. Guru menyeleksi konsep-konsep penting dari pendapat-pendapat

peserta didik

5. Guru meminta peserta didik untuk mendiskusikan konsep-konsep

kedalam beberapa kelompok

6. Setiap kelompok mendiskusikan konsep-konsep yang diberikan

guru kemudian hasilnya ditulis di kertas

7. Setiap kelompok memilih salah satu temannya untuk

mempresentasikan hasil diskusi kelompok

Page 55: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

8. Guru melakukan klarifikasi dari hasil diskusi yang disampaikan

peserta didik untuk mengantisipasi pndapat siswa yang keluar dari

kebenaran (Arifin dan Setiyawan, 2012).

2.6.4 Kelebihan Metode Brainstorming

1. Merangsang peserta didik untuk ikut aktif dalam pembelajaran

2. Dapat dipakai untuk kelompok besar maupun kelompok kecil

3. Mengembangkan peran serta peserta didik

4. Mudah dan murah dalam penyelenggaraannya

5. Terjadi komunikasi 2 arah

6. Mengetahui tingkat pengetahuan dan pengalaman peserta didik

7. Sedikit alat bantu yang diperlukan

8. Bila ada yang belum terpikirkan oleh guru, dapat dimunculkan oleh

peserta didik. (Ramadhani, 2014).

2.6.5 Kekurangan Metode Brainstorming

1. Guru kurang memberi waktu cukup kepada siswa untuk berfikir

dengan baik.

2. Anak yang kurang selalu ketinggalan.

3. Kadang-kadang pembicaraan dimonopoli oleh anak yang pandai.

4. Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan

kesimpulan.

5. Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar/salah.

Page 56: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

6. Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

7. Masalah dapat berkembang ke arah yang tidak diharapkan

(Roestiyah, 2016).

2.7 Jurnal Terkait Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfa (2018) mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan tentang dismenorea terhadap tingkat pengetahuan

remaja putri di SMAN 2 Sukohardjo didapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan tentang dismenorea terhadap pengetahuan

remaja putri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tarida (2017) mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan tentang dismenorea terhadap pengetahuan remaja

putri SMPN 2 Sungai Ambawang didapatkan hasil bawah pendidikan

kesehatan tentang dismenorea memberikan pengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan pada remaja putri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh oleh Hanna (2015) mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap dalam penanganan

dismenorea di SMPN 1 Godean Sleman Yogyakarta didapatkan hasil

bahwa adanya pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan dan sikap tentang dismenorea.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Arlin (2015) mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan tentang dismenorea terhadap pengetahuan dan sikap

remaja putri dalam menangani dismenorea di SMPN 1 Pleret Bantul

Page 57: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan dan sikap remaja putri dengan cara pretest dan posttest antara

kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Trisetiyaningsih (2017) mengenai

pengaruh pendidikan kesehatan tentang dismenorea terhadap sikap remaja

putri dalam menangani dismenorea didapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja putri.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Safira (2017) mengenai pengaruh metode

brainstorming terhadap tingkat pengetahuan dan sikap penanganan

dismenorea pada remaja didapatkan hasil bahwa metode brainstorming

bisa dijadikan sebagai salah astu sarana pendidikan kesehatan untuk

merubah perilaku kesehatan menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan

tindkaan remaja putri untuk menangai dismenorea.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Chen (2015) mengenai reason women do

not seek health care for dysmenorrhea didapatkan hasil pilihan wanita

pada saat mengalami dismenorea kebanyakan mentoleransi gejala yang

dirasakan sebagai salah satu hal yang biasa terjadi pada saat menjelang

haid.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Tulay (2015) mengenai dysmenorrhea

characteristics of female students of health school and affecting factors

and their knowledge and use of complementary and alternative medicine

methods didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan metode alternatif pengobatan dismenorea.

Page 58: PERBANDINGAN METODE CERAMAH DAN METODE …

9. Penelitian yang dilakukan oleh Miin (2017) mengenai effecet of systematic

menstrual health education on dysmenorrheic female adolescents’

knowledge, attitudes, and self-care behavior didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kebiasaan

perawatan diri, tetapi tidak terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap

pada saat mengalami dismenorea.

10. Penelitian yang dilakukan Teshager (2018) mengenai dysmenorrhea

among university helath science students, northern ethiopia: impact and

assciated factor didapatkan hasil bahwa kejadian dismenorea menjadi

salah satu hal yang lumrah terjadi di tempat penelitian, responden lebih

memilih penanganan sendiri pada saat pengobatan dismenorea.