Upload
ahmad-qoribullah
View
434
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
1/20
0
EKOLOGI HEWAN
PENUNTUN PRAKTIKUM
TIM DOSEN
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN STS JAMBI
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
2/20
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Praktikum dilaksanakan secara berkelompok, satu kelompok terdiri atas 4 - 5
orang, dengan satu orang sebagai ketua kelompok.2. Ketua kelompok bertugas mengkoordinir anggotanya untuk menyiapkan alat-alat
yang diperlukan dalam praktikum dan meminjam preparat/alat selama
praktikum
3. Setelah selesai praktikum setiap anggota kelompok harus membuat laporan/
menyerahkan kepada koordinator praktikum
4. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh praktikum. Apabila mahasiswa berhalangan
akibat sesuatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dihindari, maka mahasisa
harus mengulangi praktikum secara mandiri.
5. Pada waktu melakukan praktikum, mahasiswa wajib mengenakan jaket/baju
praktikum dan memenuhi aturan ketertiban penggunaan laboratorium.
6. Selesai praktikum, mahasiswa harus bertanggung jawab dengan kebersihan
laboratorium.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
3/20
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA
(Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Kelangsungan Hidup Ikan)
1.1 Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui factor-faktor abiotik
lingkungan terhadap kelangsungan hidup hewan.
1.2 Pendahuluan
Organisme uniseluler pada umumnya tidak mampu bertahan hidup pada
lingkungan yang mengalami perubahan suhu yang cepat. Namun, di lain pihak,
organisme multiseluler kompleks mampu mempertahankan hidup walaupun
sekitarnya sangat cepat berubah. Hal ini dikarenakan, organisme multiseluler
memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dalam (milieu interrier).
Pertahanan kondisi dalam ini akan melindungi bagian dalam tubuh organisme
terutama sel dari perubahan suhu mendadak atau drastis. Berdasarkan hasil
percobaan suhu badan meningkat dibandingkan dengan kegiatan lain. Namun,
tubuh tidak mengalami gangguan yang berarti seperti kejang, detakk jantung
yang sangat cepat dan lain-lain. Hal ini mampu menunjukkan bahwa tubuh
mampu mengimbangi perubahan suhu lingkungan yang tiba-tiba.
Seorang peneliti Biologi Walter Cannon menyebut kemampuan
mempertahankan keadaan dalam yang dimiliki oleh makhluk hidup multiseluler
sebagai homeostasis. Homeostasis berasal dari bahasa Yunani yaitu, homeo yang
berarti sama dan statis yang berarti mempertahankan keadaan. Homeostasis
kemudian sering diartikan sebagai semua proses yang terjadi dalam organisme
hidup untuk mempertahankan lingkungan internal, dalam kondisi tertentu agar
tercapai kondisi yang optimal bagi kehidupan organisme yang bersangkutan.
1.3
Alat dan Bahan
1. Alat Tulis 4. Lampu/cahaya matahari
2. Toples
3. Ikan Mas (Cyprinus carpio) (ukuran kecil masing-masing kelompok 2 ekor)
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
4/20
1.4 Cara Kerja
1. Isi toples dengan air
2. Masukkan ikan ke dalam toples yang sebagian terkena cahaya matahari dan
sebagian tidak terkena cahaya matahari
3. Amati dan catat apa yang terjadi
1.5 Pertanyaan pasca praktek
a. Factor-faktor abiotik apa saja yang mempengarui kelangsungan hidup ikan?
b. Bagaimana respon ikan terhadap cahaya matahari
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
5/20
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA
(Kisaran Toleransi dan Faktor Pembatas; Terapan Kisaran Toleransi dan
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Hewan
I. Tujuan
a. Mengetahui perubahan gerakan operculum Ikan Mas terhadap perubahan suhu
b. Mengetahui respon tingkah laku ikan mas akibat perubahan suhu
II. Dasar Teori
Ekologi Hewan, bahasannya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek biologi
lainnya juga menyangkut matematika dan statistika. Sebenarnya konsep, asas ataupun
generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan nilai-nilai terapan yang cukup
dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama dalam bidang-bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan, kesehatan dan pengolahan maupun konservasi satwa liar. Penerapan
ekologi makin penting dengan semakin diperlukannya upaya-upaya manusia dalam
memelihara ketersediaan sumberdaya serta kualitas lingkungan hidup yang
berkesinambungan. Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan
yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu factor
lingkungan tidak seimbang dengan faktor lingkungan lain, faktor ini dapat menekan atau
kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme.
Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa besar populasi dan penyebaran
suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan faktor yang melampaui batas toleransi
maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup
itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu
lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum,
maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari sistem tersebut.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
6/20
III.Alat dan Bahan
A.Alat
1. Beaker glass
2. Thermometer
3. Timer atau stopwatch
4. Panic atau hot plate
5. Aquarium sedang atau toples ukuran besar
B. Bahan
1. Ikan mas
2. Air secukupnya
3.
Es batu4. Kertas dan alat tulis
IV.Prosedur Kerja
1. Panaskan air dalam water bath hingga hangat suam-suam kuku. Kemudian
tuang ke dalam aquarium/ toplas hingga 1/5 volume aquarium. Ukur suhu
control awal!
2. Masukkan ikan yang sebelumnya diletakkan di beaker glass ke dalam toples.
Amati tingkah laku ikan. Hitung jumlah gerakan operkulum ikan selama 1 menit
3. Ambil ikan dan masukkan kembali ke dalam beaker glass semula. Tambahkan
air hangat ke dalam akuarium sampai suhu air menjadi 50C dari suhu semula.
Masukkan ikan ke dalam akuarium kembali. Amati tingkah laku selama 1 menit.
4. Lakukan langkah sepert di atas dengan modifikasi perlakuan pada keadaan suhu
air yang berbeda yakni +10C, -5C, dan -10C
5. Catat hasil pengamatan
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
7/20
HABITAT DAN MIKROHABITAT
I. Tujuan
a.
Mengidentifikasi mengidentifikasi habitat dan microhabitat ikan air tawar
b. Mengidentifikasi ketahanan hidup dalam berbagai konsentrasi air
II.Landasan Teori
Habitat yaitu tempat dimana suatu makhluk hidup biasa diketemukan. Semua
makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang biasa disebut habitat. Untuk
menemukan suatu organisme tertentu, perlu diketahui dulu tempat hidupnya
(habitat), sehingga ke habitat itulah pergi mencari atau berjuma dengan organismetersebut.
Habitat suatu organisme itu pada umumnya mengandung factor ekologi yang
sesuai dengan persyaratan hidup organisme yang menghuninya. Persyaratan hidup
setiap organisme merupakan kisaran factor-faktor ekologi yang ada dalam habitat dan
diperlukan oleh setiap organisme untuk mempertahankan hidupnya. Kisaran factor-
faktor ekologi bagi setiap organisme memiliki lebar berbeda yang pada batas bawah
disebut titik minimum, batas atas disebut titik maksimum, diantara titik minimum
dan titik maksimum disebut titik ortimum. Ketiga titik tersebut dinamakan titi
cardinal.
Setiap organisme mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya.
Apabila ada gangguan yang menimpa pada habitat akan menyebabkan terjadi
perubahan pada komponen habitat, sehingga ada kemungkinan habitat menjadi tidak
cocok bagi organisme yang menghuninya. Jadi, apabila kondisi habitat berubah hingga
di titik minimum dan maksimum (di luar kisaran factor-faktor ekologi) yang
diperlukan oleh setiap organisme di dalamnya, maka organisme itu dapat mati ataupindah (migrasi) ke tempat lain. Jika perubahan yang terjadi dalam habitat berjalan
lambat, misalnya berjalan selama beberapa generasi, maka organisme yang
menghuninya pada umumnya bias menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru
meskipun luas batas-batas semula. Melalui proses adaptasi (penyesuian diri) tersebut
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
8/20
lama-lama terbentuklah ras-ras baru yang mempunyai sifat berbeda dengan
sebelumnya.
Microhabitat merupakan habitat local dengan kondisi lingkungan yang bersifat
setempat yang tidak terlalu luas, microhabitat penggunaannya tergantung dan
merajuk pada skala apa studi yang akan dilakukan terhadap satwa menjadi
pertanyaan. Contoh lain microhabitat adalah kolam, rawa, payau berlumpur lembek
dan dangkal, danau, dan sebagainya.
Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu
komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi structural,
tanggap fisiologi serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme
bukan hanya ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai
fungsi yang dimilikinya. Dapat dikatakan bahwa secara biologis, relung adalah profesiatau cara hidup organisme dalam lingkungan hidunya.
III. Alat dan Bahan
1. Toples 3 buah
2. 3 ikan air tawar (ikan mas atau ikan nila)
3. Garam
4. Lumpur
5. Air
6. Lumut
IV. Prosedur Kerja
1. Siapkan 3 toples
a. Toples 1 isi dengan air jernih, lumut dan 1 ikan air tawar
b. Toples 2 isi air yang dicampur garam, lumut dan 1 ikan air tawar
2.
Lakukan pengamatan selama 30 menit, setiap 10 menit amati keadaan ikan
3. Amati ketahanan ikan terhadap perbedaan konsentrasi air
4. Catatlah perbedaan kondisi ikan pada masing-masing toples.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
9/20
ASAS EKSKLUSI PERSAINGAN DAN PEMISAHAN RELUNG
I. Tujuan
a.
Untuk mengetahui kasus pemisahan rlung antara berbagai spesies yang
berkohabitasi.
b. Untuk mengetahui serumpun padi dapat menjadi sumberdaya berbagai jenis
spesies hewan
II.Landasan Teori
Dengan adanya interaksi persaingan antara dua spesies atau lebih yang
memiliki relung ekologi yang sangat mirip maka mungkin saja spesies-spesiestersebut tidak berkonsistensi dalam habitat yang sama secara terus-menerus. Hal
ini menunjukkan bahwa suatu relung ekologi tidak dapat ditempati secara simultan
dan sempurna oleh populasi stabil lebih dari satu spesies. Pernyataan ini dikenal
sebagai Asas Eksklusif Persaingan atau Aturan Gause.
Sehubungan dengan asas tersebut di atas, menurut asa koeksistensi,
beberapa spesies yang dapat hidup secara langgeng dalam habitat yang sama ialah
spesies-spesies yang relung ekolginya berbeda-beda. Tentang pentingnya
perbedaan-perbedaan diantara berbagai spesies telah lama dikemukakan oleh
Darwin (1859). Darwin meyatakan bahwa makin besar perbedaan-perbedaan yang
diperhatikan oleh berbagai spesies yang hidup di suatu tempat, mekin besar pula
jumlah spesies yang dapat hidup di suatu tempat ini. Pernyataan Darwin tersebut
dikenal sebagai :Asas Divergensi.
Dari uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang
menyangkut dimensi sumberdaya, khususnya yang vital untuk pertumbuhan dan
perkembangan, dari beberapa spesies harus berbeda (terpisah) agar dapatberkoeksistensi dalam habitat yang sama. Perbedaan atau pemisahan relung itu
juga mencakup aspek waktu aktif.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
10/20
III. Alat dan Bahan
1. Tali plastic
2. Alat tulis
IV. Prosedur Kerja
1. Tentukan area sebagai objek untuk analisis
2. Letakkan tali rafa dari tepi area yang akan dianalisis menuju ke tengah sampai
batas yang ditentukan
3. Amati padi tersebut baik akar, buah, daun pucuk dan batangnya
4. Catatlah dengan menggunaka table ada berapa lama pada serumpun padi
tersebut.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
11/20
PERTUMBUHAN POPULASI
I. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui hubungan interaksi populasi dalam tipe predasi dan
kompetisi
II. Landasan Teori
Populasi didefinisikan sebagai kelompok organisme/individu spesies yang
sama (kelompok-kelompok dari individu yang dapat bertukar informasi genetic)
yang menempati ruang dan waktu tertentu. Memiliki sifat yang unik yang mirip
dari masing-masing individu anggota kelompok tersebut (Odum, 1971).Setiap populasi memiliki karakter yang spesifik diantaranya adalah
kerapatan (densitas), angka kelahiran (natalitas), angka kematian (mortalitas)
sebaran atau tagihan (distribusi) umur, pertumbuhan sedangkan genetic antara
lain keadaptifan, ketegaran reproduktif dan presistensi, pola persebaran acak,
mengelompok dan seragam.
Pertumbuhan populasi mempunyai dua model yaitu model eksponensial,
biasanya dilakukan terhadap satu spesies tertentu dengan menggunakan asumsi
bahwa kondisi lingkungan populasi tersebut tidak terbatas.
Rumus populasi intrinsic (eksponensial) + = ( ).
Sedangkan populasi logistic adalah pertumbuhan populasi yang terbatas akibat
adanya keterbatasan daya dukung
=
()
untuk mempelajari
perkembangan populasi ini dapat dilakukan dengan cara menyusunnya
berdasarkan kelompok umur, mortalitas dan natalitas serta perhitungan statistic
yang dapat memberikan informasi yang mengenai kondisi populasi masa lalu,serat prediksi populasi masa mendatang melalui perhitungan neraca
kehidupannya.
Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang berbeda disebut sebagai
interaksi intraspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa populasi dua spesies
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
12/20
dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+), merugikan (-)
atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Ketiga efek interaksi tersebut dapat
saling berkombinasi satu sama lain, sehingga efek dari interaksi tersebut dapat
menimbulkan berbagai tipe interaksi. Dengan berpedoman pada efek yang
muncul, maka tipe interaksi dapat dikenali, bahkan dalam komunitas suatu
komunitas yang majemuk (kompleks).
Peranan predasi dalam ekosistem
a. Pemangsaan berperan penting pada aliran energy dalam rangkaian rantai
makanan
b. Pemangsaan menyebabkan terjadinya evolusi populasi pemangsa dan mangsa
c.
Pemangsaan mengakibatkan kepunahan beberapa jenis hewan dan tumbuhan.
III.Alat dan Bahan
a. Toples
b. Ikan Besar dan Ikan kecil (3)
c. Ikan hias 9 ekosr
d. Hydrilla
e. Siput (2)
f. Air
IV.Prosedur Kerja
A. Percobaan Predasi
1. Siapkan toples dan isi dengan air sampei leher toples
2. Masukan ikan kecil dan ikan kecil bersamaan
3. Diamkan selama satu hari
4.
Lakukan pengamatan, dan catat perubahan yang terjadi
B. Percobaan Kompetisi
1. Siapkan 3 buah toples dan isi dengan air sampai leher toples
2. Masukan Hydrilla, kemudian ikan hias ke dalam toples dengan perlakuan
yang berbeda:
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
13/20
a. Toples 1 : masukan 2 ikan hias 1 hydrilla
b. Toples 2 : masukan 3 ikan hias 1 hydrilla
c. Toples 3: masukkan 4 ikan hias 1 hydrilla
3. Diamkan selama satu hari
4. Lakukan pengamatan dan catat perubahan yang terjadi
Tabel Pengamatan
A.Percobaan Predasi
No Perlakuan Deskripsi pengamatan
1 Ikan besar dan ikan kecil dalam
satu toples
B.Percobaan Kompetisi
No Perlakuan Deskripsi pengamatan
1 Toples 1: 2 ikan hias 1 hydrilla
2 Toples 2: 3 ikan hias 1 hydrilla
3 Toples 3 : 4 ikan hias 1 hydrilla
V. Bahan Diskusi
Analisis tipe interaksi di atas dan berikan pendapat anda apa yang akan
terjadi bila keadaan tersebut/pengamatan dilanjutkan selama 2 hari
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
14/20
KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS HEWAN DALAM SUATU
LINGKUNGAN
I.
Tujuan
a. Mahasiswa dapat menemukan adanya keanekaragaman tingkat komunitas
dalam suatu ekosistem
b. Mahasiswa dapat menghitung kepadatan, dominansi dan keanekaragaman
pada suatu lingkungan
II. Landasan Teori
Suatu ekosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik yang saling
berinteraksi, ekosistem juga memiliki fungsi yang terkait dengan siklus energy dan
materi. Keanekaragaman dalam ruang dan waktu organisme dalam satu ekosistem
berubah dinamis. Kondisi lingkungan yang berbeda memiliki daya dukung dan
kendala bagi pertumbuhan populasi dan komunitas organisme di dalamnya.
Keanekaragaman cenderung akan rendah pada ekosistem yang secara fisik
terkendali (dibatasi oleh factor lingkungan abiotik) atau mendapatkan tekanan
lingkungan. Dan akan cenderung tinggi pada ekosistem yang dibatasi atau oleh
factor biotic.
Keanekaragaman banyak dipakai untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan
suatu ekosistem. Odum (1971) menyatakan bahwa keanekaragaman identik
dengan kestabilan suatu ekosistem yaitu jika keanekaragaman suatu ekosistem
relative tinggi maka kondisi ekosistem tersebut cenderung stabil.
Keanekaragaman populasi hewan dapat dihitung dan dianalisis dengan
menggunakan rumus berikut:
a. Frekuensi Mutlak (FM) suatu jenis hewan
Frekuensi mutlak menunjukkan jumlah individu serangga tertentu yang
dikemukakan pada habitat yang dinyatakan secara mutlak
=
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
15/20
b. Frekuensi Relatif (FR) suatu jenis hewan
=
100%
=
100%
Frekuensi relative menunjukkan keseringan hadir suatu jenis hewan pada
habitat dan dapat mengambarkan penyebaran jenis hewan tersebut.
c. Kerapatan Mutlak (KM) suatu jenis hewan
Kerapatan mutlak menunjukkan jumlah serangga yang ditemukan pada
habitat yang dinyatakan secara mutlak
= 100%
d.
Kerapatan relative (KR) suatu jenis hewan
=
100%
=
100%
e. Indeks Keanekaragaman jenis hewan
Untuk membandingkan tinggi rendahnya keragaman jenis hewan digunakan
indeks Shannon-Weiner (H) dengan rumus:
= ln (Odum, 1971)
Dimana :
pi = perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis
pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu semua jenis
Dengan criteria indeks keanekaragaman menurut Krebs (1989) sebagai
berikut:H > 3 (tinggi)
H < H < 3 (sedang)
H < 1 (rendah)
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
16/20
III.Alat dan Bahan
a. Tali raffia
b. Gunting
IV. Prosedur Kerja
1. Carilah beberapa area (kebun, sawah, penggiran sungai) yang kondisinya
berbeda (kering, lembab)
2. Buatlah beberapa plot pengamatan secara acak dengab ukuran 5 x 5 m2pada
tipe area yang akan diamati.
3. Lakukan identifikasi macam-macam jenis hewan yang ada dan hitung jumlah
tiap jenisnya.
4.
Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang sudah disiapkan.5. Lakukanlah perhitungan: kepadatan, dominansi dan diversiasnya
Table pengamatan
Plot ke Area 1
Nama jenis hewan Jumlah Luas area
1
2
dsb
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
17/20
RANTAI MAKANAN
I. Tujuan
a. Mengelompokkan organisme berdasarkan tingkatan tropiknya
b.
Menyusun secara cermat rantai makanan dan jaring-jaring makanan
II.Landasan teori
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang
memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran
energy dan nutrient yang mengalir pada sistem:
1. Matahari
2.
Bahan-bahan abiotik
3.
Produsen4. Konsumen pertama
5. Konsumen kedua
6. Pengurai
Tingkatan energy yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan
ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana, rumput
adalah produsen, konsumen pertaman hewan herbivore, konsumen ke dua hewan
karnivora dan pengurai yaitu bakteri.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan penguraiyang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan
jaringan makanan. Jaringan-jaring makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah
tropis dan ekosistem lautan.
Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan
transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energy kimia yang
disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya
konsumen memakan tanaman, merubah energy menjadi bentuk kimia yang berbeda yang
disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energy ini berubah kembali ketika konsumen kedua
makan konsumen pertama.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
18/20
III. Alat dan bahan
1. Kerta kosong
2. Bolpoint dan pensil
3. Penggaris
IV.Prosedur kerja
Observasi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.
Lakukan pengamatan langsung di sekitar pekarangan kampus/laboratorium
2.
Hasil observasi dikelompokkan antara hewan dan tumbuhan kemudian dilakukan
tabulasi data
3. Dari tabulasi data kemudian dianalisa rantai makanan dan jaring-jaring makanannya.
TABEL PENGAMATAN
Nama kelompok praktikum:Lokasi :
Tgl pengamatan :
Komponen Biotik
No Tumbuhan Jumlah No Hewan Jumlah12345
Komponen abiotik
No Komponen abiotik Jumlah12345
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
19/20
RANTAI MAKANAN PADA EKOSISTEM HUTAN KAMPUS
I. Tujuan
Setelah menyelesaikan acara praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a.
Mengetahui komponen yang terdapat pada rantai makanan da;am suatu ekosistem
b. Mengetahui jenis-jenis rantai makanan yang terdapat pada rantai makanan dalam suatu
ekosistem
II.
Landasan Teori
Secara teoritis produksi bersih memperlihatkan sejumlah energy yang secara langsung
atau tidak langsung untuk di konsumsi organisme. Energy yang disimpan oleh tumbuhan
kemudian dikonsumsi oleh konsumen 1, konsumen 1 dikondumsi oleh konsumen 2, dan
seterusnya. Di dalam ekosistem terjadi beberapa tahapan makan dan dimakan yang dikenalsabagai rantai makanan
Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungan sangat kompleks,
bersifat saling mempengaruhi atau timbale balik. Hubungan timbale balik antara unsure-
unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam
ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energy, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energy dari sumbernya dalam tumbuhan melalui
sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Rantai makanan juga dapat diartikansebagai perpindahan energy makanan dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme
atau melalui jenjang makanan (tumbuhan-herbivora-karnivora-omnivora). Pada setiap tahap
pemindahan energy, 80% - 90% energy potensial hilang sebagai pana, karena itu langah-
langkah dalam rantai makanan terbatas 4-5 langkah saja.
Para ilmuan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok yaitu:
a.
Rantai pemangsa, landasan utama dari rantai pemangsa adalah tumbuhan hija
sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan herbivore sebagai
konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivore sebgai
konsumen ke 2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivore
sebagai konsumen ke 3.
b. Rantai parasit, rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme
yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri,
dan benalu.
7/24/2019 Penuntun Praktikum Ekologi Hewan (1)
20/20
c. Rantai Saprofit, dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur
dan bakteri
Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya
sehingga membentuk jaring-jaring.
III. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b.
Hutan kampus
c.
Tali raffia
IV. Prosedur Kerja
1.
Tentukan suatu ekosistem yang menjadi objek untuk pengamatan
2.
Ambillah tali raffia untuk memberikan batasan pada lokasi sampel yang akan digunakansebagai tempat pengamatan
3. Amatilah komponen dan jenis-jenis rantai makanan yang ada pada daerah sampel
4. Catatlah hasil pengamatan yang di dapat
5. Dari hasil pengamatan buatlah struktur tingkatan trofik dan piramida ekologi.
V. Bahan diskusi
1. Bagaimanakah hubungan suatu tingkatan trofik dengan jumlah energy yang didapat
pada suatu rantai makanan dalam suatu ekosistem?2. Buatlah piramida ekologi dari rantai makanan berdasarkan hasil pengamatan
saudara!