69
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya buku ini sebagai sarana bagi para mahasiswa untuk belajar mandiri. Buku ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan anak-anak luar biasa, khususnya anak tunanetra dalam melakukan orientasi dan mobilitas. Buku ini sebagai materi perkuliahan dan Mobilitas yang disajikan kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa PLB Bagian A, karena mereka itulah yang dipersiapkan untuk menangani anak tunanetra. Maka dengan adanya buku ini diharapkan dapat membantu mereka apabila mereka telah menjadi guru SLB/A. Penyajian materi perkuliahan Orientasi dan Mobilitas itu tidak terlepaskan dari adanya kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu penulis bersifat terbuka untuk menerima tegur sapa dan kritik yang membangun dari pihak siapapun datangnya, dengan penyempurnaan penulisan selanjutnya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin. Tim Penulis.

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas selesainya buku ini sebagai sarana bagi para

mahasiswa untuk belajar mandiri.

Buku ini membahas masalah-masalah yang berkaitan

dengan anak-anak luar biasa, khususnya anak tunanetra

dalam melakukan orientasi dan mobilitas. Buku ini sebagai

materi perkuliahan dan Mobilitas yang disajikan kepada

para mahasiswa, khususnya mahasiswa PLB Bagian A,

karena mereka itulah yang dipersiapkan untuk menangani

anak tunanetra. Maka dengan adanya buku ini diharapkan

dapat membantu mereka apabila mereka telah menjadi guru

SLB/A.

Penyajian materi perkuliahan Orientasi dan Mobilitas

itu tidak terlepaskan dari adanya kekurangan-kekurangan.

Oleh karena itu penulis bersifat terbuka untuk menerima

tegur sapa dan kritik yang membangun dari pihak siapapun

datangnya, dengan penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga buku ini

bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Tim Penulis.

Page 2: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

PENDAHULUAN

- Karena keterbatasan rangsangan visual menyebabkan

anak tunanetra kurang mampu untuk berorientasi

lingkungannya dan akibat lebih lanjut kemampuan

untuk bergerak akan terlambat. Salah satu program

khusus di SLB/A sesuai dengan kurikulum yaitu

ORIENTASI DAN MOBILITAS. Tanpa program

khusus ini dalam pendidikan anak tunanetra mereka

tidak sekaligus tahu bahwa di hadapannya ada sebuah

benda. Bahwa di kelasnya ada berbagai barang, bahwa

di halaman ada tanaman dan bunga-bungaan, bahwa

dilihat dari roman muka guru sedang marah dan lain-

lain. Oleh karena itu penting kiranya pengajar atau

calon pengajar anak tunanetra mendalami

ORIENTASI DAN MOBILITAS ini

- Untuk dapat mempelajari masalah ini dengan baik

diperlukan pengetahuan / ilmu yang mendukungnya

misalnya : latihan sensomotorik anak luar biasa,

identifikasi dan evaluasi anak luar biasa.

- Secara berturut-turut dikemukakan mengenai :

Latar belakang dan problema orientasi dan mobilitas,

Pengertian, tujuan, dan Sejarah Orientasi dan

Mobilitas, Konsep-Konsep dan Komponen-Komponen

Orientasi dan Mobilitas dan yang terakhir adalah

masalah kemampuan dan Teknik-teknik Oriantasi dan

Mobilitas.

Dengan mempelajari buku ini dan buku referensi yang

ditunjuk pembaca akan memahami O.M dengan efektif.

Page 3: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN ................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................... ii

BAB I LATAR BELAKANG DAN PROBLEMA 1

A. Hubungan Orientasi dan Mobilitas .. 1

B. Tongkat ........................................... 1

C. Personal Guide ................................ 2

D. Problema ......................................... 5

BAB II PENGERTIAN, TUJUAN DAN SEJARAH

PERKEMBANGAN ORIENTASI DAN

MOBILITAS ......................................... 9

A. Pengertian Orientasi dan Mobilitas .. 9

B. Tujuan Orientasi dan Mobilitas ....... 10

C. Sejarah Perkembangan Orientasi dan

Mobilitas ......................................... 11

BAB III KONSEP-KONSEP DAN KOMPONEN-

KOMPONEN ORIENTASI DAN

MOBILITAS ......................................... 14

A. Konsep-Konsep Orientasi dan

Mobilitas ......................................... 14

B. Komponen-komponen Orientasi dan

Mobilitas ......................................... 18

BAB IV KEMAMPUAN DAN TEKINK

ORIENTASI DAN MOBILITAS .......... 23

A. SIGHTED-GUIDE .......................... 23

B. Independent-Travel .......................... 33

C. Dog-Guide ....................................... 38

D. Teknik Pemakaian Tongkat ............. 39

Page 4: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

E. Teknik Penggunaan Alat-alat

Mobilitas Elektronik ........................ 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................... 55

Page 5: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

BAB I

LATAR BELAKANG DAN PROBLEMA O.M

Orientasi dan mobilitas termasuk dalam kurikulum

SLB/A. Seperti kita ketahui setiap penderita tunetra

gangguan yang paling dirasakan yaitu hilangnya

kemampuan untuk bergerak dengan bebas dari suatu tempat

ke tempat lain. Selama gangguan ini belum teratasi mereka

akan merasa tak berdaya dan menggantungkan dirinya

kepada orang lain. Keadaan seperti itu sudah barang tentu

menghambat kegiatan pendidikan dan kegiatan lain di

samping berpengaruh pada kehidupan mental yang kurang

sehat. Untuk itu berikut ini diuraikan persoalan-persoalan

pokok berkenaan dengan Orientasi dan Mobilitas.

A. HUBUNGAN ORIENTASI DAN MOBILITAS

Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi

yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal

segala sesuatu yang berada di sekitarnya lebih jelas

dibandingkan dengan penderita tunanetra. Di samping itu

orang awas mudah bergerak dari sesuatu tempat ke tempat

yang lain. Jadi mata adalah salah satu alat utama dalam

orientasi.

Gangguan orientasi bagi penderita tunanetra berakibat

terganggunya mobilitas mereka. Sebagai gantinya maka

orientasi tunanetra dilakukan dengan mengonsentrasikan

dirinya lewat: pendengaran, perasaan, ingatan dan bahkan

penciumannya atau dengan tingkat sensori-motoriknya.

Dengan modal keberanian dan keuletan serta ketekunannya

untuk menguasai cara-cara tertentu untuk bergerak

Page 6: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

(mobilitas) sampailah mereka ke tempat tujuannya. Untuk

ini perlu ada latihan dengan seksama.

B. TONGKAT

Tongkat berwarna (barcat) putih adalah tongkat khas

bagi tunanetra. Warna tongkat yang demikian itu sudah

menjadi lambang tongkat kaum tunanetra yang diakui

secara internasional baik di Amerika, Eropa, Asia maupun

di Indonesia sendiri. Bagian tengah tongkat putih tersebut

dicat merah selebar 3 cm warna ini sebenarnya merupakan

tanda khusus bagi pemakainya yaitu : tunanetra sebagaian

“atau , , partially blind” sedang bagi tunanetra yang

tergolong tunanetra total “atau , , totally blind” seharusnya

menggunakan tongkat berwana putih polos. Akan tetapi

tongkat putih dengan tanda merah ditengahnya itulah yang

umum digunakan oleh para tunanetra. Warna putih dan

merah tersebut mudah terlihat dari jarak jauh bagi orang

lain (masyarakat ramai) sehingga sangat menolong dalam

perjalanannya. Bagi sopir-sopir kendaraan umum maupun

polisi pengatur lalu lintas mudah mengenal bahwa

pemakainya adalah penderita tunanetra yang perlu

dimaklumi. Berjalan dengan tongkat paling penting bagi

tunanetra karena dengan tongkat itu akan merasa bebas

tidak terganggu demi keselamatannya di samping

menambah kepercayaan dirinya. Oleh karena itu di SLB/A

dimaksudkan latihan mobilitas dengan tongkat dalam

kurikulumnya dengan teknik-teknik yang disempurnakan.

Adapun tongkat yang baik menurut Richard, E,Hoover

penjang ± 46 inci dengan garis tengah 0,5 inci besi tipis

ukuran 0,016 inci dengan berat kurang lebih 6 ons. Bagian

pegangan (atas) harus melengkung sebagai perlindungan

Page 7: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

badan bila sewaktu-waktu terbentur di perlajanan di

samping menghindari kemungkinan-kemungkinan lain.

Ujung tongkat (bawah ) sebaiknya memakai lapisan karet,

agar tidak lekas aus dan tidak merusak ataupun permadani

bila masuk di rumah.

C. PERSONAL GUIDE

Personal guide atau manusia penuntun adalah alat

mobilitas tunanetra yang tertua dan masih digunakan

sampai dewasa ini. Walaupun tunanetra sudah mahir

menggunakan tongkat putih sekali waktu masih

memerlukan personal guide terutama bila ia ke suatu

tempat untuk pertama kalinya, tempat yang terlalu ramai,

tempat yang ada benda-bendanya berbahaya ataupun ke

tempat-tempat pertemuan yang susunannya sulit. Oleh

karena itu walaupun tidak termasuk dalam kurikulum

SLB/A kiranya calon guru dan pekerja sosial perlu

mengenal terutama teknik dan etikanya. Berituk ini

dikemukakan teknik dan etika personal guide.

1. Jika anda menawarkan bantuan kerjakan dengan

segara dan nyatakan kepada , , Bolehkan saya

menolong anda? “Berkatalah dengan nada biasa

dan langsung kepadanya. Hal ini akan menolong

mengetahui di mana anda berada.

2. Dalam membimbing perkenankanlah memang

tangan anda. Cara yang sebaik-baiknya dengan

menawarkan tangan dan berkata : , , Inilah tangan

kiri saya. “. Atau tangan kanan anda bila perlu.

Dengan demikian ia akan mengetahui bagaimana

memang tangan anda dan mengikuti gerakan anda

bagaikan seorang penari mengikuti patnernya.

Page 8: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Jangan mengacau tangan orang buta itu, karena

tidak akan mengikuti gerakan anda.

3. Pada saat berjalanlah dengan kecepatan biasa

berbuathlah seperti agak ragu-ragu pada saat akan

melangkahkan kaki naik atau turun. Janganlah dia

anda seret pada saat melampaui belokan jalan dan

lain-lain. Setelah menyeberang jalan perhatikan

apakah ia telah mengarah kearah jalan yang telah

ditujukannya dan peringatkanlah dia apabila di

muka ada rintangan-rintangan yang tidak biasa ada

di situ.

4. Pada saat memberikan petunjuk arah jangan

menunjuk. Berkatalah tiga blok ke muka

seberangilah perempatan yang ke tiga, belok kiri

dua setengat blok, dan gedung itu ada di sebelah

kanan anda.

Jangan menunjukkan persilangan-persilangan jalan

dengan nama jalan-jalan itu ia tak mungkin

membacanya. Jangan menyebutkan : , , gedung

putih yang tinggi, ia tak akan melihatnya.

5. Pada saat membimbing untuk duduk di kursi

letakkan tangannya pada sandaran kursi itu dan

jangan didorong duduk di kursi tersebut. Dengan

rabaan tangannya ia akan mengetahui jenis, lebar

dan tinggi kursi itu.

6. Jika anda sebagai pelayan rumah makan dan

melayani orang buta tanpa teman, bacakan daftar

harga makanan yang tersedia. Pada saat

menghidangkan katakanlah kepadanya; misalnya :

“Ini air minum buat anda”. Bila ia akan memotong

makanan atau mengambilnya dari besi tentu ia

Page 9: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

akan minta bantuan nada. Walaupun demikian

baiklah anda tawarkan bantuan itu sebelumnya.

7. Bila anda bercakap-cakap kepada orang buta,

pergunakan nada dan istilah yang biasa. Mungkin

ia akan memberikan penghormatan dengan

mengatakan: “Mudah-mudahan kita berjumpa

kembali”. Dapatkanlah dengan menghadap

langsung kepadanya. Jika anda menghadap ke

tempat lain suara anda akan mengikuti arah itu

dan akan menyinggung perasaan orang buta

lawan bicara anda, di samping pembicaraan itu

tidak ditangkap.

8. Jika anda menukar uang kepada orang buta lebih

dari selambar, berikan lembaran itu satu persatu

dan katakanlah harga masing-masing kepadanya.

Dengan rabaan ia akan mengetahui harga uang-

uang kertas itu.

9. Jika anda seorang anggota tertentu misalnya

polisis, tunjukkan diri anda itu. Mungkin orang

buta itu akan meninta bantuan mengetahui hal-hal

yang tidak akan dimintanya dari orang lain.

10. Dan yang terakhir lebih penting jangan

menganggap dia orang yang perlu dikasiani.

Beribu-ribu dari orang-orang buta banyak yang

berhasil mencapai kemampuan diri tanpa bantuan

orang lain terutama di AS lewat program

rehabilitasi kejuruan.

Page 10: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

D. PROBLEMA

Problema-problema yang berkaitan dengan mobilitas

dapat dikemukakan berukut ini :

1. Sikap tunanetra

a. Sebagai akibat ketunaanya anak tunanetra kurang

percaya pada diri sendiri. Perasaan ini berpengaruh

pula terhadap kemampuan mobilitasnya sehingga

akan selalu diliputi perasaan was-was akan

kemungkinan tertumbuk pada benda, terperosok ke

selokan dan sebagainya. Sikap demikian dalam

mobilitas terang tidak menguntungkan karena ia

akan selalu ragu-ragu dan terlalu berhati-hati.

b. Adanya keengganan dari sementara tunanetra untuk

menerima dan mengubah kebiasaan-kebiasaan lama

dalam menggunakan tongkat cara yang lebih baik

sebagai pengganti personal guide.

c. Sikap tidak ingin terlalu direpotkan oleh tongkat

terutama untuk mobilitas di ruang-ruang yang

sangat familiar seperti di rumah sendiri atau di

kantor.

2. Sarana

Masalah yang berkenaan dengan sarana dapat

dibedakan menjadi dua yaitu pengadaan dan penggunaan.

Masalah pengadaan yang sesuai dengan kondisi orang

Indonesia menyangkut panjangnya, beratnya, tahan

lamanya dan harga yang cukup murah dan terjangkau oleh

semua tunanetra. Masalah penggunaan ada tendensi

ujungnya masuk ke tanah yang tidak keras hal ini dapat

berakibat jalannya tersentak-sentak dan menimbulkan

kekesalan. Hal ini jelas menghambat mobilitas.

Page 11: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

3. Situasi

Kesulitan yang menghambat mobilitas berkanaan

dengan situasi ini menyangkut :

a. Penguasaan situasi medan dan orientasi diri. Bila

tunanetra belum menguasai situasi medan maka

mobilitas akan sangat terhambat. Misalnya dalam

gerak maju ia secara otomatis akan memperlambat

langkah sambil merabakan tongkatnya dengan

konsentrasi penuh. Konsentrasi ini setalah beberapa

lama akan meminatkan dan pada gilirannya akan

mengurangi kesigapan mobilitas lebih lanjut. Untuk

ini maka perlu diberi gambaran situasi medan

secara global misalnya :

- dalam gedung/ruang : letak pintu dan jendela,

perabotan dan jarak relatif antara yang satu

dengan lainnya.

- dalam medan yang terbuka dan terbatas :

membujurnya jalan, parit, selokan dan

persimpangan, pohan-pohon tertentu atau

tamanan khas, dataran rendah dan lain-lain.

b. Situasi khusus yang tak mungkin teraba oleh

tongkat. Misalnya : dahan yang menjorok rendah

dipinggir jalan, bagaian perabotan yang menonjol

dan lain-lain. Kalau peniadaan tidak mungkin maka

perlu diberi tahu sebelumnya sebelum tunanetra itu

mendekat obyek tersebut.

4. Peraturan lalu lintas:

Belum adanya peraturan-peraturan lalu lintas yang

menjamin/memberikan kemudahan serta perlindungan

Page 12: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

hukum bagi tunanetra yang sedang mempergunakan jalan

umum. Misalnya ;

- Peratuaran yang mengharuskan semua

kendarakan untuk berhenti bagi tunanetra yang

membawa tongkat putih.

- Peraturan yang memberikan kelonggaran bagi

tunanetra untuk bebas menyeberang jalan.

- Peraturan yang memberikan sangsi bagi

pengendara yang melanggar seorang tunanetra

yang dengan tongkat putih di jalan umum.

- Belum ada peraturan yang menjamin secara

melembaga yang memberi kemudahan bagi

tunanetra mempergunakan sarana transportasi

umum.

5. Masyarakat

Masih ada sebagaian anggota masyarakat luas yang

belum menyadari kesukaran obyektif dari tunanetra dalam

membina dan mempertahankan mobilitasnya khususnya

sistematik mobilitas. Termasuk kesadaran akan adanya

sistematika tertentu dalam mobilitas tunanetra adalah tidak

dirubahnya letak obyek-obyek/benda-benda dari suatu

ruangan atau lingkungan terbatas tanpa memberi tahu lebih

dahulu kepadanya. Seperti kita maklumi seorang tunanetra

sudah mempunyai gambaran mental tertentu terhadap

setiap ruangan di rumah atau di kantor. Bila sewaktu-waktu

ada perabotan yang ada dipindah tanpa diberitahu akan

mengganggu orientasi dan juga mobilitasnya.

Page 13: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

6.Tongkat

Tongakt selain berfungsi sebagai pengganti tangan

untuk meraba, sebagai penimbul suara, sebagai alat

pelindung dari segala rintangan juga sebagai pengganti

polisi lalu lintas untuk menghentikan kendarakan pada

waktu menyeberang.

Di beberapa Negara tongkat ini dilindungi oleh hukum

serta gambar tongkat bersetrip merah putih telah

dicantumkan dalam papan rambu lalu lintas artinya bila

rambu itu dipasang di suatu tempat di situ terdapat sekolah

anak tunanetra.

Di Indonesia tongkat dapat dibuat dari rotan yang

diluruskan, di ujungnya diberi bahan dari besi yang tumpul

dengan maksud bila ditekukkan tidak menusuk tanah

terlalu dalam dan bila diketukkan dapat menimbulkan suara

yang keras.

Page 14: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

BAB II

PENGERTIAN, TUJUAN DAN SEJARAH ORIENTASI

DAN MOBILITAS

A. PENGERTIAN ORIENTASI DAN MOBILITAS

Pada Bab I telah banyak dikemukakan kata orientasi

dan mobilitas. Kedua kata tersebut apabila kita pahami

secara etimologis mempunyai pengertian sebagai berikut:

Orientasi (orientation) berarti mudah

bergerak/pedoman.

Mobilitas (mobility) berarti mudah

bergerak/dipindahkan.

Jadi keduannya berarti mencari arah/pedoman dengan

jalan bergerak/berpindah.

Secara terminologis pengertian dari kedua kata itu dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Orientasi ialah proses pemanfaatan/penggunaan indra

yang masih berfungsi untuk menentukan posisi diri serta

hubungannya dengan lingkungan sekitar.

Mobilitas ialah kemampuan bergerak dari suatu

tempat ke tempat lain yang diinginkan dengan cepat, tepat

dan aman.

Pendapat lain pada dasarnya sama dan hanya berbeda

pada perumusannya, yaitu sebagai berikut:

Orientasi ialah proses menggunakan indra-indra

lainnya yang masih mempunyai untuk menentukan posisi

diri dalam hubungannya dengan semua obyek-obyek

penting di lingkungan itu.

Mobilitas ialah kemampuan untuk bergerak dari suatu

posisi tetap menuju posisi yang diinginkan di bagian lain

dari lingkungan yang sama.

Page 15: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Dari pengertian-pengertian tersebut, maka jelaslah

bahwa orientasi dan mobilitas merupakan kemampuan yang

berkaitan bahkan harus dimiliki oleh seorang tunanetra,

agar dengan demikian ia dapat mencapai kebutuhannya

dengan cepat, tepat dan aman. Dia dituntut untuk berusaha

mengatasi kekurangannya dengan cara yang tepat dan

efektif dan tidak bisa tergantung lagi pada penglihatannya

untuk mencapai tujuannya. Indra-indranya yang masih

normal itulah yang harus mengambil alih fungsi matanya.

Dengan indra pendengarannya, penciumannya dan perasaan

yang peka, ia dapat mengetahui di mana ia berada, dan

dapat memiliki orientasi tentang lingkungannya.

Bila kemampuan berorientasi telah dimiliki

kemampuan selanjutnya yang harus dimiliki ialah

bagaimana ia harus menuju/memperoleh sesuatu yang

diingini.

Sudah barang tentu hal ini memerlukan gerak yang baik,

yang didukung oleh sikap tubuh (posture) yang baik, gaya

langkah yang baik, serta keseimbangan dan sebagainya.

Karena itu orientasi dan mobilitas, selalu harus dipamani

sebagai konsep, dan tidak bisa dipisah-pisahkan.

B. TUJUAN ORIENTASI DAN MOBILITAS

Orientasi dan mobilitas sebagai salah satu program

rehabilitasi khusus untuk para tunanetra bertujuan sebagai

berikut:

1. Memberikan kelengkapan sarana bagi anak di

dalam melakukan kegiatan-kegiatan setiap hari,

baik dalam melaksanakan studinya maupun yang

lain, agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa

bergantung kepada orang lain.

Page 16: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

2. Mempertajam indra-indra lain yang masih normal

secara efektif, seperti indra pendengaran, indar

penciuman, perasa dan sebagainya agar tangan

demikian mereka lebih yakin bahwa dirinya

mampu untuk memenuhi kebutuhannya tanpa

menggunakan indra penglihatan.

Kedua macam tujuan tersebut dapat dicapai melalui

latihan-latihan yang baik disertai dengan orientasi yang

benar tentang lingkungannya. Apabila hal tersebut berhasil

dipenuhi, maka sorang tunanetra akan berhasil memasuki

setiap lingkungan baik yang biasa dikenal, yang telah

dikenal maupun yang baru (asing) baginya dengan selamat

(tanpa adanya gangguan atau hambatan), efisien, lincah,

gerakan dan tingkah lakunya wajar/normal tanpa

dipengaruhi oleh kelainnya dengan mempraktekkan

kombinasi dari dua keahlian tadi (orientasi dan mobilitas).

C. SEJARAH PERKEMBANGAN ORIENTASI DAN

MOBILITAS

Istilah orientasi dan mobilitas secara formal tidak

begitu jelas kapan digunakan orang. Namun kegiatannya

sudah cukup tua, yaitu dimulai sejak Masa Perjuangan

Dunia I di Eropa. Pada saat itu di Eropa tepatnya di Jerman

telah dimulai latihan Orientasi dan Mobilitas dengan

melatih anjing-anjing khusus untuk dapat melakukan tugas

dalam peperangan.

Sekitar tahun 1923 didirikan Pusat Latihan Anjing,

juga Pusat Latihan Tunanetra yang akan menggunakan.

Dari sana mulailah berkembang ke negara-negara lain

seperti Amerika, Inggris dan lain-lain.

Page 17: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Dari Amerika perkembangan orientasi dan mobilitas

berkembang dengan pesat, terbukti dengan adanya sejarah

perkembangan para pelatih orientasi dan mobilitas yang

berawal pada tahap permulaan Perang Dunia II, tatkala para

korban mulai tiba dari medan perang. Di antara korban-

korban itu terdapat sekelompok kecil yang sangat

memerlukan perhatiannya, yaitu kelompok orang-orang

yang penglihatnya telah rusak sebagian atau total. Ketika

itu disadari bahwa di samping pengobatan ada kebutuhan

yang tidak kalah pentingnya, yaitu perlu dilancarkannya

program rehabilitas untuk para tunanetra, yaitu program

orientasi dan mobilitas. Program tersebut dilancarkan, oleh

Angkatan Perang Amerika, yang kemudian diserahkan

pada Veterans Administrations Hospitals di Amerika.

Masalah yang timbul di kala itu ialah, siapakah yang harus

melatih orientasi dan mobilitas? Jenis pendidikan apa yang

diperlukan bagi mereka?

Permasalahan tersebut dapat diatasi, yaitu dengan

adanya program latihan yang disebut “Orientors”. Mereka

adalah orang-orang awas yang memiliki pengalamanan

sebagai petugas medis di dalam perang dunia II yang telah

diseleksi dan mandapat indoktrinasi dan latihan di bawah

pengawasan para ahli.

Sebagian besar dari latihan-lathan tersebut dilakukan

dengan mata tertutup untuk memperoleh pengertian tentang

masalah sehari-hari yang dihadapi para tunanetra. Semua

orientasi mempelajari teknik orientasi dan mobilitas,

mengalami dan melakukan jalan dengan tongkat, baik di

medan tertutup (gedung, ruangan) maupun di medan

terbuka, yang juga meliputi cara menyeberang di jalan.

Page 18: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Jadi mereka diindoktrinir mengenai segala sesuatu

yang dilakukan orang buta, menetapkan cara melakukan

sesuatu yang paling efektif, memperbaiki konsep pribadi

mereka dan meninjau kembali mengenai alat bantu khusus

dan kadang-kadang membuat alat Bantu sendiri.

Boston Collage di Amerika mulai dengan

penyelenggaraan kursus untuk melatih para instruktor

orientasi dan mobilitas di dalam tahun1960, dan tidak lama

kemudian disusul oleh Estern Michigan University dan

oleh institute yang lain. Negara-negara seperti Australia,

India, Jepang, Malaysia, Korea, Srilangka, Afrika Selatan,

dan Vietnam telah mengikuti usaha-usaha itu dan telah

mempu memberikan pelayanan yang sangat diperlukan

oleh para tunanetra.

Di Indonesia program orientasi dan mobilitas secara

sistematis dimulia sejak tahun 1978, yaitu dengan

dimulainya program kerjasama antara Helen Keller

Internasional New York dengan Departemen P dan K

Republik Indonesia yang meliputi juga program

pengembangan pelajaran orientasi dan mobilitas.

Program dimulai dengan melalui penataran

instruktur/guru orientasi dan mobilitas, yang lamanya 4

bulan untuk setiap angkatan. Di samping kursus tentang

pelajaran tersebut, ratusan guru dan petugas rehabilitasi

mendapat penataraan juga mengenai aspek-aspek kebutaan.

Lokasi penataran di IKIP Bandung, sedangkan kegiatan

praktek dilaksanakan di lokasi IKIP Bnadung yaitu di suatu

persawahan, dengan tenaga pengajar sampai angkatan VI

yang terakhir tanggal 5 Mei 1981. Sejak saat itu,

penanganan program orientasi dan mobilitas di Indonesia

Page 19: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

secara keseluruhan, termasuk program penataran, langsung

ditangani oleh tenaga ahli dari Indonesia sendiri.

Tugas para lulusan hasil penataran, selain mengajar di

sekolah-sekolah terpadu di Bandung dan Yogyakarta, juga

memberikan pelayanan orientasi dan mobilitas kepada

klien-klien tunanetra di luar panti atau di luar lembaga.

Perkembangan program orientasi dan mobilitas di

Negara kita cukup menggembirakan, yaitu dengan adanya

kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan dan Kebudayaan (BP3K). Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah dan IKIP Bandung telah

memulai program pelajaran orientasi dan mobilitas di

sekolah-sekolah Luar Biasa, SD terpadu dan di Pantai-

pantai Rehabilitasi Tunanetra dan sebagainya.

Page 20: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

BAB III

KONSEP-KONSEP DAN KOMPONEN-KOMPONEN

ORIENTASI DAN MOBILITAS

Sebagaimana kita ketahui bahwa latihan bergerak dan

berorientasi bagi setiap manusia sudah dimulai sejak kecil,

terutama sejak ia bisa berjalan. Bahkan secara naluri, anak

yang beberapa minggu dilahirkan sudah berusaha

berorintasi. Misalnya bila ia mendengar suara ibunya, ia

menengok kearah sumber suara tadi. Usaha mengetahui

sumber suara (Sound Clue) ini merupakan salah satu bagian

dari prisip orientasi. Makin meningkat usia si anak, makin

mampu bergerak dan berorientasi. Demikian juga anak-

anak tunanetra, merekapun juga belajar berorientadi dan

bergerak sesuai dengan kondisi dan kemampuannya.

Hal ini menjukkan, baik anak/orang normal maupun

anak/orang tunanetra memerlukan kemampuan berorientasi

dan kemampuan bermobilitas dalam mencapai sesuatu yang

diinginkan. Tetapi karena anak/orang tunanetra mempunyai

kelainan, maka masalah yang dihadapi akan berbeda pula

dengan anak/orang normal. Sehubungan dengan hal

tersebut, pada Bab ini akan dibahas masalah-masalah

orientasi dan mobilitas yang perlu diperhatikan baik bagi

para instruktur maupun para tunanetra, yaitu mengenai

konsep-konsep orientasi dan mobilitas dan komponen-

komponennya.

Kedua maslah tersebut penjelasannya sebagai berikut:

A. KONSEP-KONSEP DAN KOMPONEN-

KOMPONEN ORIENTASI DAN MOBILITAS

Adanya sejumlah konsep dan mobilitas, yaitu :

Page 21: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

1.` Kemampuan orientasi dan mobilitas begitu erat

hubungannya, sehingga untuk menjadi seorang pejalan

yang baik, ia harus menguasai kedua bidang ini.

Konsep tersebut mengandung pengertian bahwa

kemampuan berorientasi dan kemampuan

bermobilitas, keduanya tidak bisa dipisahkan. Seorang

tunanetra yang mempunyai kemampuan berorientasi

yang baik tidak ada artinya, apabila tidak ditunjang

oleh kemampuan bermobilitas yang baik pula.

Sebaliknya, kemampuan bermobilitas dan ketrampilan

tertentu, juga belum menjamin seorang tunanetra

dapat bergerak/berjalan dengan cepat, tepat dan aman,

sampai kepada tujuannya. Kalau tidak disertai dengan

orientasi yang benar dan latihan-latihan yang baik.

Oleh karena itulah untuk menjadi seorang pejalan

yang baik, seorang tunanetra harus menguasai kedua

keahlian itu.

2.` Orientasi seharusnya dipadukan dengan latihan

mobilitas sejak permulaan.

Hal ini selain alasan bahwa kedua keahlian tersebut

sangat erat hubungannya, juga untuk membiasakan

anak/orang tunanetra trampil menggunakan kedua

keahlian tersebut.

Sebab menurut penelitian banyak anak tunanetra yang

telah memperoleh latihan/pelajaran orientasi dan

mobilitas, mereka tidak mau menggunakannya, atau

kalau mau menggunakan mereka menggunakannya

dengan cara yang kurang benar. Maka dengan

dipadukannya kedua keahlian itu dalam suatu latihan

sejak permulaannya, sikap tunanetra yang demikian

itu dapat diatasi.

Page 22: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

3. Sebelum mengorientasikan diri pada lingkungan,

seorang tunanetra harus mempunyai konsep tentang

dirinya (konsep ini disebut body – image), sadar dan

mengerti akan bagian-bagian tubuh, gerakan-gerakan

dan kegunaan-kegunaannya (fungsi masing-masing

bagian) serta hubungannya dengan lingkungan orang

itu. Baru setelah itu, ia belajar mengenal/memahami

lingkungan dalam hubungannya dengan lingkungan

lain dengan cara (gerakan) yang berfungsi.

Jadi jelaslah bahwa penguasaan tingkah laku motoris

yang efektif, mempersyaratkan orang tunanetra untuk

mempunyai konsepsi yang tepat mengenai gambaran

tubuh dan orientasi ruang.

4. Sebaiknya seorang tunanetra bergerak dari pengertian

konkrit tentang prinsip-prinsip orientasi ke tahap

penggunaan, dan akhirnya kepada tahap abstrak,

dimana ia akan mampu berfungsi secara efektif dalam

lingkungan yang tidak dikenalnya.

Maksud dari pada konsep ini ialah ketika anak

mengenal sesuatu yang ada dilingkungan sekitar, dia

menjalani proses belajar yang bergerak melalui tiga

tahapan:

a. Tahap Konkrit :

Pada tahap ini dia mempelajari benda-benda yang

bersifat tetap, dan saling berbeda satu sama lain. Ketika dia

bertambah besar, pengalaman dan pengenalannya dengan

obyek bertambah pula, dia mulai mengenal obyek itu pada

tahap berikutnya yaitu tahap fungsional.

b. Tahap Fungsional :

Page 23: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Pada tahap ini seorang tunanetra mulai mengenal apa

yang dilakukan oleh suatu obyek, misalnya berjalan, lari,

dan sebagainya, atau apa yang dilakukan manusia terhadap

obyek misalnya memukulnya, melemparkannya,

menandangnya dan sebagainya.

c. Tahap Abstraksi :

Biasanya tunanetra mendapat kesukaran untuk terus

maju ke tahap abstraksi karena tidak adanya penglihatan.

Namaun melalui indra-indranya yang lain dia dapat

mencapai tahap terrsebut, yaitu dengan melakukan

abstraksi mengenai unsur-unsur yang sama dengan

beberapa pengalaman tensorinya dan menggunakan

abstraksi ini sebagai batasan untuk satu kelompok benda.

Melalui cari ini hal-hal yang berkaitan dengan posisi,

lokasi, arah, konsep-konsep, jarak dan ukuran, warna, nilai

uang dan sebagainya dapat dikenal oleh para tunanetra.

5. Tingkat Kesiapan Mental dan Fisik

Harus diperhatikan apakah siswa siap atau mampu

untuk mempelajari informasi yang kompleks atau belum.

Anak yang mempunyai kesulitan mental, gagar otak,

penyakit atau kesulitan lain tentu mengalami kesukaran

untuk mempelajari informasi yang kompleks.

Dikatakan demikian karena kesiapan mental

merupakan proses kognitif (berfikir) yang tahap-tahapnya

sebagai berikut :

a. Perception yaitu proses mengasimilasi lingkungan

dengan indera-indera yang ada.

b. Analysis yaitu porses menyusun dan

memperhitungkan data yang telah diterima dengan

katagori-katagori menurut konsistensinya,

Page 24: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

ketergantungannya, keterbiasaan, sumber, jenis dan

insensitasnya.

c. Selection yaitu proses memilih data yang sudah

dianalisa dan yang paling memenuhi kebutuhan-

kebutuhan orientasi dalam situasi lingkungan waktu

itu

d. Plan yaitu proses penentuan bentuk tingkah laku

berdasarkan data yang telah terpilih dan yang paling

relevant dengan situasi lingkungan waktu itu.

e. Execution yaitu proses menjalankan bentuk tingkah

laku yang direncanakan. Apabila proses tersebut

berjalan secara wajar, tanpa adanya hambatan-

hambatan seperti gagar otak, sakit dan sebagainya,

maka akan diperoleh tingkat kesiapan mental yang

tinggi. Dengan demikian jelaslah bahwa tingkat,

kesiapan mental berbeda-beda antara orang yang

satu dengan yang lain. Tingkat kesiapan fisikpun

demikian juga. Karena penyakit diabetes, banyak

problem dapat mempengaruhi penampilan siswa

dalam teknik apapun yang diajarkan oleh guru.

6. Tujuan akhir orientasi dan mobilitas adalah membuat

seorang tunanetra mampu memasuki setiap lingkungan

yang dikenal ataupun tidak, dan mampu bergerak dengan

selamat, efisien, lincah, tanpa bantuan dengan

mempraktekkan kombinasi dari kedua keahlian itu

(orientasi dan mobilitas)

B. KOMPONEN-KOMPONEN DAN MOBILITAS

Baik orientasi maupun mobilitas mempunyai

komponen-komponen. Komponen dari pada orientasi

meliputi :

Page 25: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

1. Petunjuk-petunjuk tempat

2. Tanda-tanda/petunjuk

3. Sistem penomoran

4. Ukuran

5. Mata angin

6. Pengendalian diri

Sedang komponen dari pada mobilitas ialah :

1. Orientasi mental

2. Gerakan fisik

Komponen-kompoonen tersebut penjelasan lebih

lanjut sebagai berikut:

Komponen Orientasi :

ad.1. Petunjuk-petunjuk tempat

Pada tempat kita berpijak atau tempat kita berjalan

terdapat macam-macam keadaan yang dapat kita temui.

Macam keadaan ini berupa jalan raya, selokan, toko, pasar,

sekolahan, masjid, gereja dan sebagainya. Demikian juga

tanda-tanda yang berbentuk suara, bau, suhu atau rabaan

yang dapat dipakai sebagai petunjuk yang mudah dikenal

dan mempunyai tempat yang pasti / permanent

dilingkungan itu dapat dipakai petunjuk tempat / obyek

yang berada disekitarnya.

ad.2. Tanda-tanda/petunjuk

Termasuk tanda-tanda/petunjuk ialah semua bunyi,

abu, suhu, rangsangan taktual, rangsangan visual yang

mengenai indera dan yang segera dapat diubah menjadi

petunjuk didalam menetapkan posisi atau arah.

Dari sekitar banyak ada sebuah petunjuk yang paling

memenuhi kebutuhan akan informasi yang diperlukan

Page 26: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

waktu itu, hal ini dinamakan dominant – clue (Petunjuk

dominana). Ciri khusus suatu tempat atau suatu obyek

adalah merupakan dominant – clue.

ad.3. Sistem penomaran

Sistem ini dipakai untuk membedakan medan/situasi

yang sama atau hampir sama, baik yang diberikan oleh

orang dewasa awas maupun oleh para tunanetra. Dengan

sistem ini berarti tiap medan/benda/ruang telah diberi ciri

sendiri-sendiri sehingga memudahkan para tunanetra untuk

mengadakan orientasi.

Penggunaan sistem nomor ini ada dua macam, yaitu

didalam ruangan dan di luar ruangan. Untuk pemberian

nomor didalam ruang diperlukan penelitian untuk

membedakan benda yang banyak dengan berbagai situasi,

sedang pemberian nomor di luar ruangang menuntut anak

menggunakan teknik berjalan lainnya, karena anak

menghadapi berbagai bentuk medan, seperti teras, tembok,

tangga dan sebagainya.

ad.4. Ukuran

Adanya komponen ini dimaksudkan agar anak/orang

tunanetra mengetahui ukuran, bentuk, sifat dan dimensi

dari suatu medan, atau benda atau ruangan. Sekaligus

bertujuan agar anak/orang tunanetra dapat mengukur

walaupun masih dalam taraf sederhana atau

memperkirakannya dalam suatu proses orientasi.

Misal, untuk memperoleh pengertian lingkaran, bulat dan

derajat, maka dapat melalui proses sebagai berikut:

a. Siswa diberi pelajaran mulai dari yang diketahui,

kemudian pada arti-arti konkrit dari istilah-istilah

diatas (lingkaran, bulatan dan derajat) yang dipakai

dalam mobilitas. Misal, siswa diajak untuk

Page 27: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

memperhatikan benda-benda bulat dalam ruangan, jam

tangan, bentuk dasar tempat sampah, bola dan

sebagainya. Suruh anak-anak menyebut benda-benda

bulat dirumahnya.

b. Dari lingkaran kemudian diajarkan kata sifat, seperti

bulat, menerangkan bentuk lingkaran dan sebagainya.

Setalah itu diajarkan kata “mengelilingi”.

c. Untuk mengajarkan konsep derajat, bisa diajarkan

dengan cara menyuruh anak membagi meja bulat

menjadi empat bagian dengan sudut 90˚, dari titik

tengah kekiri atau kekanan. Dari sini anak dapat

disuruh membuat lingkaran di atas tanah, kemudian

bagi menjadi beberapa bagian.

d. Korsel berbentuk bulat dengan alat pegangan

berbentuk bulat dan berputar melingkar. Suruhlah

anak mengamatinya. Letaknya tangan pada bola, dan

kemudian letakkan dua tangan menggambarkan

sebuah lingkaran. Cicin juga bulat, suruh anak

merasakan, bentuk ini, lalu memasukkan pada jarinya.

e. Kita bisa membuat derajat-derajat dengan berputar

belok kanan (90˚), dua kali belok kanan (180˚).

Bagaimanakah ketepatan anak? Apakah ia mengerti

perbedaan berputar 90˚ dan 180˚?

AD.5. Mata Angin

Untuk menanamkan pengertian tentang mata angin bisa

digunakan balok lurus persegi yang ditempatkan pada suatu

ruangan, kemudian menempuh prosedur berikut ini :

a. Orientasikan anak-anak akan arah-arah mata angin

yang terpenting (Utara, Timur, dan Barat) dari suatu

ruangan.

Page 28: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

b. Tetapkan pengenalan arah mata angin tadi pada

pinggiran balok.

c. Suruh anak mendemonstrasikan pengertian mereka

akan pinggiran balok.

d. Tentukan titik-titik penjuru (Timur Laut, Barat Laut,

Tenggara, Barat Daya) dengan sudut-sudut balok

sesuai dengan titik-titik tadi.

e. Latihlah anak itu dalam titik-titik arah mata angin

yang kedelapan itu.

f. Terapkan pengertian mereka itu dengan berjalan dari

satu titik penjuru ke titik penjuru yang lain sampai

kedelapan titik penjuru itu telah selesai dijelajahi.

g. Latihan konsep ini dengan menyuruh anak-anak

merambat tembok, supaya mereka mengerti hubungan

balok dan tembok.

h. Suruhlah anak berlajan mengelilingi tembok.

ad.6. Pengenalan diri

Yang dimaksud disini ialah mengenalkan diri terhadap

ruangan, agar anak memperoleh satu cara untuk

mengetahui cirri-ciri ruangan, sehingga ia bisa bergerak

dengan selamat dan efisien.

Adapun tekniknya adalah sebagai berikut :

a. Suruhlah anak menggunakan pintu masuk ruangan

atau ciri medan penting lainnya sebagai patokan dari

mana ia mulai mengorientasikan dirinya terhadap

ruangan.

b. Dianjurkan kepada anak untuk memanfaatkan perabot-

perabot dan gambar-gambar yang ada dalam ruangan

sebagai ciri medan, agar dengan demikian ia dapat

Page 29: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

lebih mudah untuk melokalisir benda-benda yang

sejajar atau tegak lurus.

c. Suruhlah anak memulai merambat sekeliling ruangan

dengan mengkombinasikan teknik lengan menyilang

ke bawah dan merambat (trailing) hingga ia

mendapatkan ide tentang panjang lebar ruangan dan

segala sesuatu yang ada didalamnya.

Demikianlah penjelasan komponen-komponen

orientasi. Adapun mengenai komponen-komponen

dalam mobilitas penjelasannya secara ringkas sebagai

berikut :

ad.1. Orientasi Mental

Yang dimaksud disini ialah seorang tunanetra sebelum

melakukan tingkah laku motoris, terlebih dahulu harus

mempunyai konsep yang tepat mengenai hal-hal yang ada

disekelilingnya dalam hubungannya dengan dirinya sendiri.

Sebab bagaimanapun juga kemampuan dibidang ini akan

sangat menetukan kemampuan bermobilitas bagi seorang

tunanetra. Apalagi kalau kita mengingat bahwa problem

yang pertama bagi para tunanetra adalah berjalan.

Mereka harus menghadapi serangkaian masalah dan

rintangan. Oleh karena itu tanpa di tunjang dengan

kemampuan berorientasi, maka masalah dan rintangan itu

selamanya tidak akan dapat dikurangi atau diatasi.

ad.2. Gerakan Fisik

Yang dimaksudkan ialah kemampuan bergerak dari

suatu tempat ke tempat lain dengan cara gerakan fisik.

Kemempuan tersebut perlu ditunjang dengan kemampuan

yang lain, yaitu kemampuan menapak, menyepak

(kesamping), sekaligus bagaimana menggerakkan tumit,

Page 30: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

jari-jari, pengontrolan gerak gravitas badan (gaya berat)

mendeteksi naik-turun atau maju-mundurnya langkah kaki.

Jadi jelaslah bahwa berjalan tidaklah sekedar

berpindah tempat, tetapi mempunyai arti yang lebih luas

dari pada itu, yaitu memfungsi sebaik-baikya organ-organ

tubuh yang terkait dalam aktivitas berjalan, agar dengan

demikian diperoleh kemampuan bermobilitas yang tinggi.

Page 31: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

BAB IV

KEMAMPUAN DAN TEKNIK-TEKNIK MOBILITAS

Kita telah mengetahui bahwa mobilitas adalah

kemampuan untuk bergerak atau berjalan, dari suatu posisi

tetap menuju posisi lainnya yang diinginkan. Batasan ini

sebenarnya ingin menunjukkan bahwa bergerak atau

berjalan menuju ke tempat lain sebagai tujuan, merupakan

kemampuan tersendiri yang didukung oleh teknik-teknik

tertentu. Hal ini lebih jelas dan lebih dirasakan oleh para

tunanetra. Bagi mereka untuk berjalan mencapai sesuai

yang diinginkan, di samping mereka harus mempunyai

kemampuan berorientasi yang baik, juga dituntut untuk

depat menggunakan teknik-teknik mobilitas. Oleh karena

itu seorang instruktur / guru SLB/A dituntut pula

memahami teknik-teknik mobilitas. Adapun teknik-teknik

yang dimakdus di sini adalah:

A. SIGHTED-GUIDE

B. INDEBENDENT TRAVEL

C. GOG-GUIDE

D. TEKNIK PEMAKAIAN TONGKAT

E. TEKNIK PENGGUNAAN ALAT-ALAT

MOBILITAS ELEKTRONIK

A. SIGHTED-GUIDE

Seorang penuntun awas di dalam membimbing

tunanetra perlu memahami teknik-teknik tertentu. Cara

membimbing tunanetra dengan jalan menangkap lengan

orang tunanetra, lalu menuntunnya adalah merupakan cara-

cara yang menyulitkan bagi kedua belah pihak. Oleh karena

itu sekarang dikembangkan teknik (cara-cara) baru, yang

Page 32: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

dipandang paling aman, mudah dan enak baik bagi para

tunanetra sendiri maupun bagi para pendamping awas

dalam berjalan, yaitu dengan jalan memegang atas sikut

pendamping awas dan mendapatkan orang tunanetra pada

posisi untuk mengikuti pendamping itu dan merasakan

gerakan-gerakannya.

Teknik-teknik ini bervariasi, tergantung apakah yang

dibimbing itu anak-anak, orang tua (dewasa) ataukah orang

yang sudah tua sekali dan tergantung pula kepada medan

yang akan dilaluinya.

Hal-hal di bawah ini dapat membantu pendamping

awas dalam membimbing seorang tunanetra:

1. Teknik dasar untuk pendamping awas:

a. Untuk membuat kontak seorang tunanetra

(mengajak siswa), pendamping menyentuhkan

punggung tangannya kepada siswa atau siswa

mengajak kapada pendamping, baik dengan

sentuhan tangan atau dengan lesan.

b. Siswa segera memegang dengan “erat” lengan

pendamping di atas sikut.

c. Ibu jari siswa berada di sebelah luar lengang

pendamping, dan jari-jari yang lain di sebelah

dalam.

d. Dengan siswa lentur pada sikut, sedangkan lengan

atas siswa tetap rapat pada badannya.

e. Siswa harus berposisi setengah langkah di belakang

pendamping dan berada di samping pendamping,

dengan bahu lurus sejajar di belakang bahu

pendamping.

Dari gerakan badan pendamping awas, tunanetra itu

dapat mengetahui apakah dia berjalan lurus atau menurut

Page 33: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

belokan yang lebar. Gerakan tubuh pendamping awas ke

atas atau ke bawah akan mennunjukkan pada tunanetra

apakah mereka mendaki atau menurun. Jika pendekatan

atau penurunan itu selesai, tunanetra akan merasa lengan

pendamping awas itu mendatar, dan hal ini memberikan

kepadanya bahwa mereka akan tiba pada puncak atau dasar

tangga.

Dalam hal ini yang terpenting bagi mereka ialah agar

mereka menjaga lengan atas tetap rapat dengan badannya,

terutama ke tika berbelok ke kiri atau ke kanan, maupun di

waktu kembali (terbalik). Dengan cara seperti ini maka

gerakan yang berlebihan dari pendamping awas dapat

dihindari.

2. Melewati jalan sempit

Teknik melewati jalan sempit ini ada dua macam,

yaitu jika jalan itu tidak begitu sempit dan jika itu sangat

sempit (hanya cukup dilewati satu orang saja).

Jika melewati jalan tidak begitu sempit, cukuplah

pendamping awas itu merapatkan tangannya ke badannya,

kemudian di ikuti oleh tunanetra yang dibimbingnya.

Tetapi jika jalan itu sangat sempit, maka teknik yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Pendamping menarik lengannya ke balakang ke

sebelah dalam.

b. Siswa (tunanetra) memberi respons dengan

meluruskan tangannya, sehingga posisi badan siswa

berada tepat di belakang pendamping, dengan jarak

satu langkah penuh.

c. Apabila pendamping kembali pada posisi yang

normal, yaitu mengembalikan lengannya seperti

biasa, maka siswa kembali pada posisi semula dan

Page 34: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

berada di samping pendamping dengan jarak

langkah di belakang pendamping.

Jadi pada saat melewati jalan yang sangat sempit,

siswa harus benar-benar berada satu langkan penuh

di belakang pendamping.

3. Melewati pintu tertutup

Untuk melewati pintu tertutup dengan tipe pintu yang

bervariasi itu mempunyai cara tersendiri, seperti pintu

yang:

a. Membuka menjauh dari kita, ke sebelah kanan

b. Membuka kearah kita ke sebelah kanan

c. Membuka menjauh dari kita ke sebelah kiri

d. Membuka kearah kita ke sebelah kiri

Dalam hal tersebut perlu diperhatikan ialah cara

melewati membuka dan menutupnya. Ada dua

kemungkinan dalam melewati pintu tertutup hubungangnya

dengan posisi dan kedudukan siswa dengan pendamping.

a. Siswa berada di samping pendamping dan searah

dengan membukanya pintu (siswa berada di

samping kanan pintu membukanya ke kanan).

Cara melewati pintu tersebut ialah:

1. Setelah samping di depan pintu itu, pendamping

berhenti sejenak sambil memberikan penjelasan

kepada siswa kearah mana pintu itu terbuka. Kalau

ada ciri-ciri khusus yang berkenaan dengan

keselamatan atau ada alasan lain, maka pendamping

memberikan gambaran tenteng keadaan atau

memberikan orientasi mengenai ke khususan pintu

itu kepada siswa.

2. Melalui pegangan (kalau ada) pendamping

membuka pintu, bersamaan dengan terbukanya

Page 35: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

pintu itu siswa menghadapkan tangan bebasnya

mencari pegangan pintu. Dengan memanfaatkan

tangan pendamping yang memegang pegangan

pintu, siswa akan mudah melekalisir di mana

pegangan pintu itu berada.

3. Setelah siswa memegang pegangan pintu,

pendamping melapaskan pegangan tersebut sambil

bergerak maju, pendamping harus memberi

kesempatan pada siswa untuk menutup pintu

kembali dengan baik.

b. Siswa berada di samping pendamping tidak searah

dengan membukanya pintu (siswa berada di

samping kanan pintu membuka ke kiri atau

sebaliknya).

Dalam posisi siswa demikian, ada dua cara:

1. Cara pertama :

Setelah sampai di depan pintu, pendamping

menjelaskan ke mana pintu itu terbuka, maka siswa

langsung pindah pegangan (lihat teknik pindah pegangan)

sehingga siswa berada searah dengan membukanya pintu.

Setalah itu caranya sama dengan cara-cara di atas.

a. Cara kedua:

Setelah pendamping menjelaskan ke mana pintu itu

terbuka, pendamping membuka pintu dan bersamaa

dengan itu pula siswa menggeser ke samping

sehingga siswa tepat berada di belakang

pendamping dan tangan siswa yang bebas

memegang tangan pendamping, setelah itu siswa

melepaskan / membebaskan tangan yang memegang

pertama.

Page 36: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Tangan siswa yang bebas dikedepankan untuk

menangkap pintu atau memengan pegangan pintu.

Setelah hal ini dilakukan siswa pendamping

bergerak maju sambil melepaskan tangannya dari

pegangan pintu. Dalam bergerak maju pendamping

harus memberi kesempatan pada siswa untuk

menutup pintu kembali dengan baik. Disarankan

kepada pemdamping untuk membuka pintu dengan

tangan yang searah dengan membukanya pintu

(pintu membuka ke kiri, dibuka dengan tangan kiri

dan sebaliknya). Hal ini akan mempermudah bagi

siswa untuk melokalisir pintu dan memegangnya.

4. Teknik naik dan turun tangga

a. Cara menuruni tangga dengan pendamping awas

adalah sebagai berikut:

1. Pendamping mendekati tangga dan berhenti

ketika kakinya sampai pada sisi tangga, siswa

tetap berada setengah langkah di belakang

pendamping.

2. Sewaktu pendamping bergerak menuruni anak

tangga siswa tetap berada setengah langkah di

belakang pendamping sampai ia merasa gerakan

turun dari lengan pendamping atau merasakan

tepi tangga itu.

Selama siswa masih dalam proses belajar

disarankan pada pendamping untuk berhenti

sejenak sebelum melangkah menuruni atau

menaiki tangga. Jelaskan bahwa kita akan

menuruni atau naiki tangga. Berhenti sejenak

apabila sudah sampai di puncak tangga atau

sehabis menuruni tangga. Jelaskan pada siswa

Page 37: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

dan berilah pengertian bahwa kedudukan lengan

pendamping ada hubungannya dengan

permukaan jalan yang dilalui. Apabila tangga

mempunyai pegangan, hendaknya pegangan

tersebut digunakan untuk menjaga

keseimbangan kedua belah pihak. Apabila

melewati tangga yang melingkar, tempatkan

siswa pada posisi di mana injakan tangga

mempunyai ruang yang lebih luas.

3. Siswa harus menjaga posisi tegak, dengan titik

pusat berat badan jatuh ditumitnya. Hal ini

terutama untuk menjaga keseimbangan

badannya.

4. Ketika pendamping sampai pada tempat yang

datar, lengan akan merasa seimbang dan rata.

b. Cara menaiki tangga dengan pendamping awas adalah

sebagai berikut:

1. Pendamping mendekati pinggiran tangga dan

berhenti ketika ia sampai pada pinggiran tangga itu,

siswa berada setengah langkah di belakangnya.

2. Pendamping melangkah naik, siswa maju setengah

langkah untuk menemukan tangga dan kemudian

melangkah naik.

3. Berat badan siswa harus bertumpu pada ujung

kakinya.

4. Siswa tetap berada satu tangga di belakang

pendamping selama naik tangga tersebut.

5. Setelah sampai di tempat datar, pendamping

mengambil posisi beberapa langkah ke dapan,

kemudian berhenti sebentar dan menerangkan

kepada siswa bahwa ia telah sampai di puncak

Page 38: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

tangga. Hal ini untuk manjaga agar jangan terjadi

salah langkah dari siswa tersebut.

5. Teknik duduk

Satu di antara situasi pengaturan, duduk siswa dari

pendamping awas, sering tidak sempurna, sehingga terjadi

kecanggungan di waktu duduk. Hal yang penting mengenai

duduk ialah meyakinkan bentuk ukuran dan kondisi kursi,

apakah kursi itu kosong, stabil, cukup kuat, ada benda di

atasnya atau tidak dan sebagainya.

Dalam hubungan dengan teknik duduk ada 3 hal yang perlu

dilatihkan kepada mereka, yaitu:

a. Cara duduk dari depan kursi

1. Pendamping membawa siswa sejauh setengan

langkah dari bagian depan kursi dan

menerangkan posisi kursi serta jaraknya.

2. Ssiwa maju ke depan sampai tulang kering

kakinya menyentuh kursi.

3. Siswa memeriksa kursi dengan menyapukan

tangannya, baik vertikal maupun horizontal,

sandaran dan tempat duduknya.

4. Siswa berdiri di depan kursi dengan meluruskan

atau menyentuhkan bagian pahanya ke bagian

kursi, barulah duduk.

5. Siswa harus mengerti sendiri, kursi itu

hubungan dengan berat badannya, baik dengan

meraba tangan kursi maupun pinggiran kursi itu.

b. Cara duduk dari belakang kursi:

Kalau siswa mendekati kursi dari bagian belakang,

maka ia harus dirabakan ke bagian belakang kursi

dengan jarak setengah langkah dari kursi.

Page 39: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Merabanya dimulai dari bagian belakang sandaran

kursi dan seterusnya ke bagian kaki dan mengontrol

bagian tempat duduknya, dengan tidak melepaskan

tangan yang memegang sandaran kursi. Selanjutnya

cara duduk siswa sama dengan cara duduk dari

depan kursi.

c. Cara duduk dengan kursi bermeja:

Apabila siswa akan duduk di kursi yang memakai

meja, caranya sama saja dengan cara mendekati

kursi dari belakang. Yang penting hanyalah

bagaimana hubungan kursi itu dengan meja, dan

bagaimana posisi siswa di depan meja tersebut.

Apakah sudah lurus dengan meja atau cukup enak

duduknya dan sebagainya.

Untuk mengontrol hal tersebut, caranya adalah:

1. Rentangkan tangan ke dapan dan meraba bagian

pinggir meja, tangan satunya memegang bagian

belakang kursi dan menarik kursi agar jangan

rapat dengan meja.

2. Tangan yang memegang bagian belakang kursi

mengecek tempat duduk tersebut sambil tidak

melepaskan tangan yang memegang pinggir

meja itu. Bila ternyata kursi itu kosong dan

keadaannya baik, siswa langsung duduk.

3. Setelah siswa duduk, maka siswa mengecek

posisi duduknya sehingga posisi duduknya lurus

dengan kedua tengannya memegang pinggiran

meja. Dengan demikian siswa akan mengetahui

posisi duduknya dengan meja.

4. Sebaiknya jarak badan dengan pinggiran meja

sejauh selebar tangan atau lebih sedikit.

Page 40: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

6. Teknik memasuki mobil

Memasuki mobil sehingga tidak mengalami benturan

caranya sebagai berikut:

a. Setelah sampai di depan pintu mobil, pendamping

menjelaskan bagaimana posisi pintu, membuka ke

sebelah kanan atau kiri dari badan kita.

b. Tangan siswa ditunjukkan ke pegangan pintu mobil

dan memegangnya, setelah itu barulah pintu dibuka.

c. Setelah pintu terbuka, tangan yang satunya

dipegannya ke pinggiran pintu mobil sebelah atas,

setelah selesai merabai pinggiran pintu mobil,

langsung meraba tempat duduk. Tujuan ialah untuk

mengetahui posisi tempat duduk, juga untuk

mengontrol apakah ada sisinya atau benda lain di

atasnya.

d. Setelah hal itu dilakukan, barulah masuk ke mobil

dengan tidak melepaskan kontak tangan dengan

tempat duduk mobil tersebut.

7. Memindahkan pegangan tangan

Memindahkan pegangan tangan ini dimaksudkan, bila

siswa merasa capek/pegal karena sudah lama berpegangan

atau oleh karena hendak pendamping atau karena akan

memasuki pintu yang membuka ke kiri/kanan, agar searah

dengan membukanya pintu. Tangan di sini yaitu tangan

siswa yang dipakai memegang tangan pendamping.

Adapun caranya adalah:

a. Tangan siswa yang bebas memegang tangan

pendamping

Page 41: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

b. Tangan yang memegang pertama kali dilepaskan

sambil menggeser posisi badan, dan tangan siswa

pertama tersebut memegang lengan yang bebas dari

pendamping.

c. Tangan pemegang kedua dipindahkan ke lengan

pendamping yang dipegang oleh tanggan siswa

pertama

d. Setelah itu tangan siswa pertama dilepaskan hingga

tangan pemegang kedua berada atau memegang

tangan pendamping kedua.

8. Berbalik arah

Apabila kita melalui jalan buntu atau kembali arah

dalam berjalan, baik karena kehendak siswa atau

pendampingnya, maka caranya adalah sebagai berikut:

a. Pendamping berhenti sebentar, kemudian berputar

45˚ dari posisi semula, dan diikuti oleh siswa

sehingga posis keduanya berharapnya.

b. Tangan siswa yang bebas memegang tangan

pendamping yang bebas pula.

c. Sambil pendamping berjalan kearah yang

berlawanan dengan arah semula, siswa melepaskan

tangan yang pertama kali memegang tangan

pendamping.

d. Setelah itu berjalan seperti biasa.

9. Menerima atau menolak ajakan untuk didampingi orang

awas

Menolak atau menerima ajakan seorang yang ingin

mendampingi tunanetra mempunyai teknik tersendiri.

Page 42: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Apabila yang mengajak itu tidak mengetahui caranya

sehingga ia mengajak dengan sembarangan yang

memungkinkan akan terjadinya hambatan atau kecelakaan.

Biasanya seorang yang tidak tahu cara mendampingi

tunanetra langsung menarik tanganya dari belakang ke

dapan dan kadang-kadang si tunanetra berada di depan

pendamping dalam berjalan. Cara yang demikian adalah

tidak menguntungkan. Oleh karena itu perlu dibetulkan.

Cara yang seharusnya dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Cara menerima ajakan

Melepaskan tangan pegangan penolong dengan

tangan bebasnya, kemudian tangan tunanetra yang

dipegang penolong tadi memegang lengan penolong

di atas sikut, baru berjalan kearah tujuan.

b. Cara menolak ajakan

Melepaskan perangan tangan penolong yang salah

dengan tangan siswa yang bebas sambil mendorong

ke depan dan menjelaskan bahwa ia tidak

memerlukan pertolongan.

B. INDEPENDENT-TRAVEL

Seorang instruktur rehabilitas tunanetra harus dibekali

pengetahui untuk melatih orang yang tunanetra, cara

bepergian sendiri dengan selamat dan efisien dalam

lingkungan yang sudah terbiasa (dikenal). Ini meliputi

mengajar teknik bagaimana ia sampai ke tujuan selancar

mungkin, tanpa menabrak benda yang ada di depannya,

tersandung atau terluka.

Lebih khusus lagi, tunanetra akan mendapatkan teknik-

teknik bagaimana mengikuti garis pembimbing, berjalan

Page 43: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

lurus dan mengetahui segala sesuatu yang ada di depannya,

dan untuk melindungi dirinya sendiri.

Teknik mengikuti garis pembimbing disebut trailing,

untuk meluruskan arah digunakan teknik directiontaking

atau squaring-aff. Sedang teknik untuk mendapatkan

informasi benda-benda di depan dan untuk melindungi

badan digunakan teknik upper and lower fore arm.

Teknik-teknik tersebut biasanya digunakan untuk

mengadakan pengenalan terhadap ruangan dan obyek.

Adapun tekniknya adalah sebagai berikut:

Dalam pengenalan ruangan dan obyek perlu sekali

untuk menentukan / menetapkan titik tolak (vocal-point).

Titik tolak yang dianggap paling tepat dalam sebuah

ruangan ialah pintu, karena pintu tidak akan berubah

tempat. Di samping menentukan titik tolak, tunanetra harus

berdiri dengan sikap yang sesempurna mungkin untuk

menetukan tujuan (arah) yang pasti. Untuk keperluan

tersebut maka dilaksanakanlah teknik squaring-off, yaitu

sikap berdiri lurus sesempurna mungkin, dengan

menggerakkan tangan ke samping menjauhi tubuh hingga

bagian belakang tangan menyentuh bagian tembok (daun

pintu).

Pada saat tersebut pembimbing harus segera

menerangkan ruangan itu, yaitu mengenai jenis ruangan:

ruang depan, kamar tidur, kamar belajar dan lain-lain dan

mengenai landmark (segala sesuatu yang bisa dijadikan

tanda yang mempunyai sifat permanent) seperti : letak

tombol lampu, semua perabot dan benda-benda yang

diletakkan di atasnya seperti lampu, mesin ketik, dan lain-

lain, jendela, kain jendela, kerai dan sebagainya.

Page 44: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang

bentuk dan ukuran ruangan, serta benda-benda yang

terdapat di dalam ruangan, maka langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut :

1. Upper hand and fore arm (Tangan menyilang badan

sejajar pundak).

Teknik ini memberi perlindungan pada dada dan kepala

dari kemungkinan terbentur pada rintangan yang ada di

depan. Penggunaan teknik ini adalah sebagaimana

teknik independent lainnya, yaitu digunakan pada

tempat yang sudah dikenal. Bila dianggap perlu dalam

pelaksanaannya dapat dikombinasikan dengan teknik

yang lain.

Adapun caranya ialah:

Tangan kanan atau kiri diangkat ke depan setinggi

bahu/dada menyilang badan, sikut membentuk sudut

kira-kira 120˚, telapak tangan menghadap ke dapan

dengan ujung-ujung jari berlawanan dengan bahu dan

gerakannya bervariasi vertikal ( ke atas-ke bawah).

2. Lower hand and fore arm (tangan menyilang badan ke

arah depan).

Teknik ini memberi perlindungan pada badan bagian

bawah, yaitu daerah perut dan selakangan, dari

kemungkinan terbentur pada rintangan yang ada di

depannya.

Adapun caranya ialah:

Tangan kanan atau kiri disilangkan di muka badan

mengarah ke bawah (selangkangan) dengan telapak

tangan menghadap ke badan, dan dengan variasi

gerakkan vertikal.

3. Trailing (merambat)

Page 45: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Teknik ini dimaksudkan sebagai suatu teknik berjalan

dengan cara meraba/merambat dinding, pinggir meja

dan sebagainya sebagai pedoman arah.

Caranya adalah:

Lengan kanan atau kiri diluruskan mendekati tembok

dengan jari-jari dibengkokkan lemas, dan jari

kelingking serta jari manis menempel pada tembok.

Badan, dada dan muka menghadap kearah depan, yang

akan dijutu sebagai obyek. Gerakan dalam trailing

adalah mengikuti arah jarum jam, sebagai pola latihan

yang pertama dan untuk selanjutnya dapat dilaksanakan

kea rah samping kiri ataupun kanan

4. Transfering open doorway (melalui pintu terbuka)

Teknik berjalan dengan melalui pintu terbuka,

bertujuan agar berjalan tepat pada arah yang benar dan

kepala terlindungi dari kemungkinan terbentur dengan

daun pintu.

Adapun caranya adalah:

Salah satu tangan tetap melakukan cara berjalan dengan

trailing, sedangkan tangan yang lainnya melakukan cara

upper hand and fore arm.

5. Direction taking (menggunakan garis pengarah)

Teknik ini digunakan untuk menuju suatu sasaran

dengan memanfaatkan/menggunakan garis pengarahan

yang ada, misalnya pinggir meja, pinggir tempat tidur

dan sebagainya, agar sampai ke tempat tujuan dengan

tepat. Adapun cara yang digunakan disesuaikan dengan

keadaan, bisa dengan Trailing Upper Hand atau Lower

Hand dan Fore Arm, bahkan mungkin saja cara-cara

tadi dikombinasikan.

Caranya ialah:

Page 46: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Kita merapat ke dinding, sehingga kaki dan lengannya

menyentuh dinding. Untuk mengetahui posisinya,

tangan yang dekat ke dinding dapat diayun ke depan

dan ke belakang. Kemudian kita dapat menjauh dari

dinding dan terus berjalan menuju ke tempat tujuan

sepanjang pengarah.

6. Search-Patterns (Pengenalan Ruangan)

Cara mengenal ruangan ini telah dibicarakan di muka.

Sedangkan yang akan dibicarakan di sini ialah

bagaimana kita dapat mengetahui keadaan suatu

ruangan dengan mendetail dan menyeluruh, mengetahui

berapa kira-kira luas ruangan tersebut, dan apa saja

yang ada di ruangan itu,

Teknik yang digunakan ada dua cara, ialah:

a. Perimeter method (mengelilingi ruangan)

Untuk mengetahui berapa kira-kira luas ruangan itu.

Caranya ialah:

Pertama kita tentukan dulu titik tolak (vocal point),

misalnya pintu, sehingga setiap gerakan bertitik tolak

pada pintu tadi. Kita berdiri tegak pada vocal-point,

dan selanjutnya dengan Trailing kita mengelilingi

ruang mengikuti arah jarum jam sampai kembali lagi

ke vocal-point.

b. Grid-system (menjelajahi ruangan)

Setelah mengelilingi ruangan, kemudian seluruh

ruangan kita jelajahi dengan tujuan agar kita dapat

mengetahui keadaan ruangan tersebut secara

menyeluruh.

Caranya ialah:

1. Kita berjalan dari sudut menyilang ke sudut yang

lain.

Page 47: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

2. Berjalan menyeberang dari dinding yang satu ke

dinding yang lain, sehingga seluruh ruangan kita

jelajahi.

Teknik berjalan yang digunakan bisa dengan

Upper Hand and Fore Arm atau kombinasi dari

keduannya.

3. Apabila ruangan yang kita jelajahi luas, maka

bisa kita lakukan sebagaian-sebagian.

7. Dropped-objects (mengambil benda yang jatuh)

Agar seorang tunanetra dapat menemukan kembali

sesuatu yang terjatuh (tercecer), dalam pengambilannya

ada dua cara. Yang terpenting dan yang harus

diperhatikan sebelumnya ialah mendengarkan bunyi

jatuhnya benda tadi sampai suara terakhir terdengar,

kemudian mengajarkan badan kearah suara terakhir.

Adapun dua cara yang dimaksudkan ialah:

a. Bungkukkan badan kearah benda dengan sikap tangan

melindungi badan bagian atas, dengan teknik upper

hand yang disesuaikan dengan situasi. Tangan yang

lain meraba-raba ke tempat benda yang jatuh, mulai

dari lingkungan kecil yang semakin seluas sehingga

dapat mengetumukan benda/sesuatu yang jatuh tadi.

b. Ambillah sesuatu yang terjatuh tadi dengan jalan

berjongkok lurus dengan menggunakan teknik dan cara-

cara sebagaimana tersebut di atas.

Cara mengembil sesuatu yang terjatuh seperti ini

dimaksudkan agar kepala terhidar dari benturan pada

benda yang mungkin ada.

8. Sheking-Hand (jembatan tangan)

Pada kenyataannya sering terjadi kesulitan bila seorang

tunanetra bermaksud melakukan jabatan tangan dengan

Page 48: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

pihak lain, baik dengan sesama tunanetra maupun

dengan orang awas, sebab ia tidak dapat melihat

gerakan tangan dari pihak lainnya. Karena itu perlu

adanya teknik tersendiri untuk mengatasi kesulitan

tersebut.

Teknik untuk melakukan jabatan tangan ialah:

Pertama-tama sentuhlah belakang tangan tunanetra tadi

dengan telapak tangan kita, selanjutnya baru berjabat

tangan. Apabila yang berjabat tangan adalah sesama

tunanetra, maka salah seorang atau keduanya harus

mengambil inisiatif menggerakkan tangan kanan di

bawah dada sendikit, dari arah kiri kearah kanan atau

sebaliknya. Bila kedua punggung telapak tangan sudah

bersentuhan, barulah berjabat tangan.

C. DOG-GUIDE

Dalam sejarah kita diketahui bahwa sejak Perang Dunia

pertama di Jerman telah banyak dilatih anjing-anjing

khusus untuk melakukan tugas dalam peperangan, yaitu

menuntun para veteran perang yang cedera matanya atau

yang menjadi buta. Cara tersebut ternyata banyak

menolong para tunanetra untuk bergerak/berjalan sendiri,

karenanya tidak mengherankan kelau pada saat itu Jerman

didirikan Pusat Latihan Anjing.

Penggunaan anjing penuntun sudah barang tentu tidak

bisa terlepas dari masalah orientasi. Seorang tunanetra yang

ingin menggunakan, dituntut pula mempunyai kemampuan

berorientasi yang baik. Dengan kemampuannya itu, maka

dia dapat memberikan perintah kepada anjing untuk

bergerak/berjalan menuju ke tempat lain yang diinginkan.

Untuk keperluan tersebut maka pihak sekolah berkewajiban

Page 49: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

memberikan informasi yang lengkap mengenai metode

yang dipergunakan, termasuk pula informasi mengenai

tempat didirikan sekolah anjing penuntun. Adapun

keputusan untuk menggunakan anjing penuntun atau tidak,

bukanlah terletak pada guru (instruktur) melainkan

sepenuhnya terletak pada si tunanetra itu sendiri.

D. TEKNIK PEMAKAIAN TINGKAT

Seorang tunanetra karena kehilangan indra penglihatan,

maka kemampuan bergeraknya, baik dalam ruangan rumah

maupun di luar ruangan rumah sangat terbatas. Akibatnya

seorang tunanetra berusaha mengatasi kekurangannya itu

dengan lebih memfungsikan indra-indra yang lain dalam

bergerak/berjalan, seperti indra pendengaran, indra

penciumana, indar peraba, perasaan dan sebagainya.

Walaupun demikian hal ini tidak selalu dapat membantu

mereka dalam bergerak/berlajan. Oleh karena itu adanya

alat bantu yang lain.

Salah satu alat bantu yang mudah penggunaannya,

murah, sederhana tetapi aman, ialah tongkat. Agar sesuai

dengan harapan, maka seorang tunanetra maupun para

instruktur (guru) harus mengetahui teknik-teknik

pemakainnya.

Adapun teknik-tekniknya adalah sebagai berikut:

1. Cara memegang tongkat

Cara memegang tongkat ada dua macam,

a. Metode Amerika

Siku membengkok dan kepalan tangan berada di

depan perut. Ini berarti pula bahwa ujung tongkat

yang dipegang berada di depan perut. Ujung tongkat

yang dipegang terletak di tengah telapak tangan dan

Page 50: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

dijepit oleh jari kelingking, jari manis dan jari

tengah. Sedang ibu jari menumpang atas dan jari

telunjuk menempel di bagian luar dan menjurus /

menunjuk ke ujung tongkat bawah. Posisi yang

demikian sangat memudahkan bagi pergelangan

untuk bergerak, sedang sikut tetap tinggal tenang.

Metode ini mempunyai kebaikan dan keburukan.

Kebaikannya ialah cocok untuk jalan yang ramai,

untuk jalan yang banyak rintangan dan jalanan yang

belum dikenal.

Adapun keburukan ialah tidak mempunyai tanda-

tanda untuk menyeberang, sangat melelahkan,

berbahaya bagi perut kalau ujung tongkat menusuk

tanah, kalau kita berjalan terlalu cepat susah untuk

menggerakkan tongkat sesuai dengan cepatnya

langkah, tidak ada variasi untuk bermacam-macam

keadaan, tongkat melindungi badan sedikit saja dan

kontak sangat sedikit.

b. Metode Belanda

Cara memegang tongkat dengan metode ini sama

dengan cara memegang pada metode Amerika.

Bedanya, pada metode Amerika, cara memegang

tongkat dengan siku bengkok dan kepalan tangan

(ujung tongkat) berada di depan perut.

Sedangkan pada metode Belanda, cara memegang

tongkat dengan meluruskan siku dan tergantung

lepas, sehingga kepalan tangan berada di samping

paha. Maka cara memegang yang demikian tidak

membahayakan bagi perut kalau ujung tongkat

menusuk tanah. Di samping itu cara demikian tidak

Page 51: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

meletihkan, bentuk badan tidak bengkok dan cara ini

banyak melindungi badan.

2. Cara mengayunkan tongkat

Cara mengayunkan tongkat ada tempat macam, yaitu:

a. Metode A

Cara mengayunkan tongkat menurut metode ini adalah

seperti pada cara Amerika, setiap ayunan kaki begitu pula

tongkat diketikan. Cara memulainya ialah kaki sejajar dan

kalau tongkat berada di tangan kanan, maka ujung tongkat

terletak di depan kaki kanan.

Ini berarti bahwa kita telah mengetahui di depan kaki

kanan kita aman untuk dilangkahkan. Kaki melangkah dan

tongkat diayunkan ke kiri. Demikian seterusnya dalam

perjalanan.

Cara ini baik sekali dipergunakan bila jalanan terlalu

ramai, banyak rintangan, tidak dikenal, banyak lubang.

b. Metode B

Cara mengayunkan tongkat menurut metode B sama

seperti metode A, demikian pula sikap permulaannya.

Hanya cara mengayunkan yang berlainan. Kaki kanan

melangkah, tongkat mengayun ke kiri, tetapi masih belum

diketikkan. Kaki kiri melangkah, tongkat masih menunjuk

kekiri dan bukannya diseret, melainkan diangkat setinggi 5

sampai dengan 10 cm di atas tahan. Sekarang kaki kanan

melangkah dan begitu pula tongkat diketikkan ke kanan

dan segara kembali ke posisi kiri, tetapi masih belum

diketikkan ke tanah, menunggu sampai kaki kanan

dilangkahkan kembali. Dan demikian seterusnya.

Latihan ini dapat dibantu oleh guru, yaitu dengan ikut

memegang tongkatnya dan mengayunkan ke kiri dan ke

Page 52: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

kanan sambil berjalan serta memberi irama. Dengan

demikian anak akan ikut merasakan.

Jadi ternyata di sini bahwa setiap kaki kanan

melangkah, tongkat diketikkan (setiap dua langkah).

Sebaliknya demikian pula, kalau tongkat kita pegang di

tangan kiri (gislynnya di sebelah kanan). Di samping itu

kedudukan tongkat selalu serong kiri (kalau tongkat di

tangan kanan). Cara-cara ini berfungsi untuk melindungi

diri.

Cara mengayunkan tongkat dengan metode ini

dipergunakan:

1. Bila metode A tidak mungkin untuk dipergunakan lagi,

misalnya untuk berjalan cepat.

2. Bila jalan sudah dikenal

3. Jalan dirasa aman, rata dan tidak ada

rintangan/penghalang

4. Bila kita ingin berjalan cepat

c. Metode C

Cara memegang tongkat tetap sama, sedang cara

mengayunkan yang berlainan dari metode A dan B.

Kedudukan tongkat dapat selalu serong ke kanan atau ke

kiri saja. Jadi tidak diayunkan dan pengetikkannya dapat

setiap langkah atau dua langkah.

Metode ini dapat dikombinasikan dengan metode B,

untuk merasakan lebih aman.

Metode ini dipergunakan bila:

1. Ketika akan mencari gidslyn (gairs petunjuk, pagar

dan sebagainya)

Page 53: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

2. Se konyong-konyong gidslyn hilang, misalnya ada

tikungan

3. Jalan sangat dikenal, sunyi, tanpa rintangan dan

menggunakan (ada) gidslyn yang rendah

4. Ada rintangan

d. Metode D

Cara memang tongkat berlainan. Tangan menyilang di

depan badan sehingga kepalan tangan kanan (kalau tongkat

dipegang tangan kanan) berada di depan lengan kiri atau

sebaliknya. Cara memegang tongkat mengarah ke

belakang, kemudian kita menyeret tongkat serta kita

tempelkan kepada gidslyn. Dengan menyeret tongkat kea

rah belakang pada gidslyn tersebut maka anak menjadi

aman, oleh karena bila gidslyn berupa pagar besi atau pagar

kawat, dan bila mengarahkan tongkat ke depan, ada

kemungkinan tongkat akan masuk gidslyn. Hal ini akan

menyulitkan jalan kita dan kemungkinan tongkat akan

patah.

Metode ini kita gunakan bila kita sampai pada gidslyn

yang melengkung, misalnya pada tikungan, serta bila kita

bermaksud membelok. Gidslyn ini dapat berupa pagar,

tembok, teralis, kawat atau tumbuh-tumbuhan.

Pemakaian tongkat dengan metode-metode seperti

tersebut di atas akan lebih berhasil dalam suatu latihan

yang cermat pada usia muda. Tetapi juga perlu di ketahui

bahwa ada anak yang berhasil dilatih pada umur sebelas

tahun, sementara yang lain ada yang tidak menunjukkan

kesiapan sebelas umur lima belas tahun.

Perlu juga diketahui bahwa latihan untuk memperoleh

kecakapan dan gerakan luwas dengan tongkat diberikan

Page 54: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

dalam suatu kursus untuk menanamkan kecakapan

bergerak, sendiri dalam berbagai macam situasi dan setting

(lingkungan). Dimulai dengan berjalan di daerah tempat

tinggal yang tenang, dilanjutkan ke daerah yang lalu

lintasnya lebih ramai.

Setelah ketrampilannya meningkat, ia dilatih dengan

tiba-tiba dilepas di suatu daerah yang sudah dikenalnya.

Dalam latihan ini ia dibawa ke suatu daerah yang pernah

dijalani dengan ciri medan, pola lalu lintas, toko-toko yang

sudah dikenalnya, kemudian dilepas tanpa memberitahukan

tempatnya dan dilarang meminta informasi. Baru kemudian

instruktur memberi petunjuk bagaimana mendapatkan dan

mengenal lokasi itu. Untuk siswa yang cerdas latihan itu

tidak sukar seperti yang dibayangkan. Nilai positif dari

pengalaman itu ialah menghilangkan rasa bimbang dan

takut sesat, kalau salah belok. Latihan yang diselesaikan

akan sukses bila siswa pandai mendapatkan atau

menemukan petunjuk dan ciri-ciri medan yang sudah

dikenalnya dan secara menentukan posisi seseorang di

suatu tempat. Kita telah mengetahui bahwa matahari

membantu siswa menetukan jalan yang membujur timur –

barat, jalan satu arah memudahkan penyelesaiannya.

Teknik tongkat harus diajarkan oleh seorang instruktur

terlatih dan berwenang, yang menggarap tidak hanya

masalah fisik saja, tetapi juga paham akan hal-hal yang

dapat menimbulkan problem emosi.

Pemakaian tongkat beserta pola latihan seperti tersebut

di atas, kemungkinan sekali akan diterapkan untuk

menyeberangi jalan ramai. Adapun caranya adalah sebagai

berikut:

- Untuk mencari tempat penyeberangan yang aman

Page 55: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

1. Menggunakan gidslyn (garis

petunjuk/pembimbing). Apakah gidslyn di sebelah

kanan, sewaktu kita gunakan sekonyong-konyong

hilang dan kita mendengar lalu lintas di depan kita

arah kiri-kanan, maka kita harus mengadakan

kontak terus menerus dengan gidslyn (kanan) kira-

kira hanya 110 m. Kemudian punggung menyadar

pada gidslyn dan selanjutnya kita mencari pinggir

trotoir, siap untuk menyeberang.

Bila kita tidak menggunakan gidslyn, sekonyong-

konyong tongkat turun ke jalan dan kadang-kadang

kita juga ikut terlompat ke jalan, maka kita harus

segera secapat mungkin melangkah/mundur

kembali trotior supaya aman, kemudian kembali

mencari gidslyn dan mencari tempat penyeberangan

seperti di atas.

2. Mencari tempat menyeberang

Untuk mencari tempat penyeberangan kita dapat

menggunakan 3 macam:

a. Setelah kita terlompat ke jalan, kita mundur dan

tetap berada di pinggir trotoir, tongkat pindah ke

tengah kanan dan kita membelok ke kanan

mengikuti tepi trotoir sebagai gidslyn di sebelah

kiri kita.

Kita menggunakan metode C yang diseret pada

tepi trotoir sambil sebentar-bentar diayun ke

kanan kalau-kalau ada tiang listrik, berjalan kira-

kira 10 m, kemudian menentukan titik untuk

menyeberang.

Page 56: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

b. Setelah kita terlompat ke jalan, kita kembali ke

trotoir dan mencari gidslyn, selanjutnya memakai

cara seperti tersebut di atas.

c. Setelah kita terlompat ke jalan, kita segera

kembali ke trotoir dan di situ pula kita

mengambil titik untuk menyeberang. Hal ini bisa

dilakukam kalau jalan dikenal, sunyi dan aman.

Cara seperti itu mempunyai kelemahan, yaitu:

a. Di tempat yang ramai sangat berbahaya

b. Jika tepi trotoir pada perempatan itu merupakan

suatu lingkungan, maka apabila kita berdiri

menghadap tegak lurus ke jalan, kita akan

menghadap ke tengah-tengah perempatan dan

sangat berbahaya utnuk menyeberang.

Gambar:

c. Bila trotoir di seberang lain tidak segaris dengan

trotoir yang sedang kita injak/jalani. Misalnya jalan

di seberang “sana” jauh lebih lebar daripada jalan

Page 57: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

sebelah “sini”, Maka bila kita langsung

menyeberang, kita tidak akan menemukan trotoir

dan berjalan di jalan mobil.

Gambar:

d. Bila anak mempunyai penyimpangan ke kiri atau ke

kanan. Kita ambil contoh misalnya anak

mempunyai penyimpangan ke kiri, maka ia akan

menyeberang ke tengah-tengah perempatan jalan

yang sangat berbahaya. Untuk mengatasi hal-hal

tersebut di atas ini kita harus mengetahui

penyimpangan kearah mana yang dipunyai anak dan

bila kita berjalan di sebelah kanan, maka pada

waktu berjalan menyeberang, sedapat-dapatnya kita

lebih banyak berjalan serong ke kanan agar tidak

masuk perempatan di sebelah diri kita. Juga

sebaliknya kalau kita berjalan di trotoir di sebelah

kiri.

Gambar:

e. Menyeberang harus sedikit ke kanan kira-kira 10 m.

Hal ini dilakukan dengan alasan:

1. Kalau kita menyeberang pada / dekat

perempatan, maka kita akan mendengar suara-

suara kendarakan dari 4 jurusan, sedangkan

kalau kita menjauh kira-kira 10m dari

perempatan, maka kita akan mendengarkan

Page 58: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

hanya suaru kendaraan dari arah kiri dan kanan

saja.

2. Untuk menghindari penyimpangan-

penyimpangan :

Selain cara-cara di atas ada hal-hal yang perlu

diperhatikan di waktu kita menyeberang, yaitu:

1. Disamping kita mendengar suara lalu lintas

di sebelah kiri atau kanan kita yang

sejurusan dengan langkah kita, sekonyong-

konyong terdengar suara lalu lintas lain di

depan kita yang bergerak dari kiri ke kanan

atau sebaliknya.

2. Kalau kita berjalan di depan toko-toko,

sekonyong-konyong kita mendapat cahaya

matahari, atau tubuh kita tersentuh oleh

angin dari jurusan kiri atau kanan

3. Echo yang dipantulkan oleh gidslyn

sekonyong-konyong hilang.

4. Ada perubahan tinggi rendah pada trotoir.

Mula-mula trotoir miring ke kiri/ ke kanan,

tiba-tiba menurun ke depan. Ada

kemungkinan yang kita ketemukan ialah

lorong antara dua tokokyang tidak pernah

dilewati mobil atau hanya dilewati sepada

dan becak.

Permasalahn lain yang berhubungan dengan masalah

menyeberang jalan ini ialah bagaimana kita menyeberangi

jalan. Hal ini tergantung pada tempat penyeberangan yang

kita lalui.

Ada 3 macam tempat penyeberangan, yaitu:

a. Menyeberang pada sembarang tempat

Page 59: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

b. Menyeberang pada zebra-cross

c. Menyeberang pada zebra-cross yang memakai lampu

tanda menyeberang bagi orang yang berjalan

ad a. Menyeberang pada sembarang tempat

Misalnya bila kita ingin menyeberang karena rumah

atau toko ada di seberang lain dan pada tempat yang tidak

terlarang oleh peraturan lalu lintas.

Caranya ialah:

1. Setelah kita menemukan tepi trotoir, pertama kita

harus meletakkan telapakan kaki tepat di pinggir

trotior (dengan meraba dengan tongkat).

2. Kita sentuhkan unjung tongkat ke pinggir trotoir di

sebelah kanan dan kiri kaki kita, untuk

menentukan apakah kita benar-benar berdiri di

pinggir trotoir dan posisi kita tegak lurus

menghadap ke jalan.

3. Tudingkan ujung tongkat ke aspal di depan kita

sehingga tongkat dan tangan merupakan satu garis

yang lurus.

Ini merupakan tanda yang pertama bagi lalu lintas

bahwa kita akan menyeberang. Kemudian

suruhlah anak mendengarkan/memperhatikan

dengan baik-baik, apakah ada suara mobil atau

kendaraan lain yang datang.

4. Tanda kedua yang harus kita ambil ialah

mengangkat tongkat dan tangan yang masih

membentuk garis lurus, sehingga semuanya

horizontal.

Antar ujung tongkat dan bahu kita, adalah daerah

yang aman bagi kita. Setelah ± 5 detik kita

Page 60: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

memberi tanda tersebut (setelan semua pengendara

melihat adanya tanda yang kita berikan), maka

berjalanlah kita lurus-lurus ke depan tanpa ragu-

ragu dan tidak boleh meundur kembali.

5. Setelah lima langkah kita berjalan menyeberang,

tongkat tongkat diturunkan kembali seperti tanda

pertama, kemudian diayunkan sedikit serong ke

kiri dan ketikkan dengan menggunakan metode C

untuk mencari trotoir di depan kita. Setelah trotoir

dikemukakan, maka usaha kita selanjutnya ialah

mencari gidslyn.

Ad b. Menyeberang pada zebra-cross

Apabila kita berada tidak lebih dari 30 m dari zebra-

cross dan ingin menyeberang, maka hendaknya melalui

zebra-cross.

Tanda tersebut biasanya kita temukan pada

perempatan jalan yang lebar dan jaraknya sekitat 5 sampai

10 m dari perempatan. Bagi seorang tunanetra dapat

mengetahui adanya zebra-cross dengan jalan memperlajari

stocklopen (lampu untuk menyeberang), atau mendengar

banyak orang yang akan menyeberang, atau menemukan

sendiri bahwa di situ ada tempat untuk menyeberang.

Adapun caranya ialah:

1. Mencari trotoir, caranya sama dengan cara diatas.

2. Memberikan tanda untuk menyeberang sambil

mendengarkan suara.

3. Sekiranya aman, barulah kita menyeberang dengan

menggunakan metode C.

Dalam hal ini kita tidak menggunakan tanda kedua

untuk menyeberang (horizontal), karena setelah kaki

Page 61: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

kita menginjak zebra-cross, otomatis (seharusnya)

semua kendaraan berhenti.

4. Mencari gidslyn, setelah kita berhasil menemukan

trotoir.

Kalau dalam nenyeberang tersebut ada orang lain

menawarkan diri untuk menentu diri kita, dengan rasa

hormat dan terima kasih kita menerimanya. Tetapi

bagaimana cara yang baikuntuk menuntun orang

tunanetra menyeberang? Hal inilah yang menjadi

masalah. Pada umunya orang akan segara memegang

lengan si tunanetra, sehingga kedudukan si tunanetra

berada sedikit di depan orang yang menuntunnya dan

sambil mendorong/membawa si tunanetra

menyeberang.

Sebenarnya cara ini adalah cara yang salah, karena

kalau sekonyong-konyong ada pengendara mobil yang

tidak tahu diri dan menyelonong lari di depan kita

(mereka), maka seorang penolong akan menarik lengan

si tunanetra, tetapi kedudukan si tunanetra tetap

disambar mobil. Untuk menghadapi hal semacam ini,

ajarkanlah kepada siswa untuk mengucapkan “maaf

pak/bu dan sebagainya, bolehkah saya memegang

lengan Bapak/Ibu dan sebagainya? Maka jika

permohonan siswa ini terpenuhi, kedudukan dia seditik

di belakang si penolong dan apabila si penolong se-

konyong-konyong berhenti karena ada sesuatu

didepannya, maka si tunanetra otomatis dapat

merasakan gerakannya itu dan kemudian ikut berhenti.

Dalam hal ini tongkat dapat dikepit dibawah lengan

atau diajukan dengan menggunakan metode C secara

Page 62: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

rendah dan jauh didepan kaki si penolong supaya tidak

menghalangi jalannya/langkahnya.

ad. C Menyeberang di zebra-cross yang memakai lampu

menyeberang. Biasanya ditempat yang ramaikan

dan banyak lalu lintas sehingga banyak orang

menyeberangi tidak memperoleh kesempatan untuk

menyeberang. Maka disediakan tempat

menyeberang (zebra-cross) yang memakai lampu

merah dan hijau sebagai tanda boleh menyeberang

atau tidak. Cara menyeberang juga sama dengan

yang tersebut diatas. Biasanya ditempat tersebut

terlalu banyak orang yang menunggu tanda boleh

berjalan untuk menyeberang, sehingga siswa susah

untuk menemukan pinggir trotoir. Maka usaha

selanjutnya apabila semua orang mulai bergerak

utnuk menyeberang, ia harus mengikuti dibelakang

mereka dan menggunakan metode A yang

digeserkan diatas trotoir, kekanan dan kekiri untuk

mencari pinggir trotoir dan langsung melangkahkan

kaki ke aspal.

Disini tidak usaha digunakan tanda pertama dan

kedua untuk menyeberang, tetapi langsung

menggunakan metode C. Jika pada waktu

menyeberang dihadapan kita terdapat mobil yang

diparkir, maka usaha kita yang pertama ialah

mendari belakang mobil dan berjalan ketempat agak

kebelakang sedikit. Hal ini kita lakukan karena yang

mula-mula kita hadapi ialah kendaraan-kendaraan

yang datangnya dari arah belakang mobil itu.

Dengan demikian semua pengendara yang

datangnya dari arah belakang mobil yang diparkir

Page 63: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

itu akan segara melihat kita dan tahu bahwa kita

akan menyeberang. Kalau kita berada didepan

mobil yang diparkir, ada kemungkinan mobil itu

akan berjalan agak kelewatan ada kemungkinan

disambar kendaraan.

E. TEKNIK PENGGUNAAN ALAT-ALAT

MOBILITAS ELEKTRONIK

Alat bantu mobilitas elektronik penggunaanya telah

dirancang sedemikian rupa, sehingga penggunaannya sudah

tidak memerlukan proses yang rumit dan kompleks seperti

alat bantu mobilitas yang lain. Bahkan diciptakan alat bantu

tersebut adalah dalam rangka mengetasi segala kelemahan

alat bantu mobilitas yang lain dan mempermudah tunanetra

dalam melakukan mobilitas. Karenanya penggunaanya

dirangcang pula seperti alat-alat elektronik pada umumnya.

Sudah barang tentu untuk pertama kalinya, mereka harus

diperkenalkan cara-cara penggunaanya yang sesuai dengan

petunjuk-petunjuk yang ada pada alat bantu mobilitas

tersebut.

Sebenarnya alat Bantu tersebut sudah mulai dibuat

manusia sejak Perang Dunia II. Pada saat itu National

Reseach Council diminta untuk mengedakan riset membuat

suatu alat elektronis yang dapat menolong tunanetra dalam

perjalanan. Sejak saat itu kira-kira 44 buah alat elektronik

telah dibuat. Namun hanya sedikit yang dicobakan

dipasarkan.

Mula-mula memang ada maksud untuk membuat suatu

alat bantu mobilitas yang tepat memecahkan semua aspek

perjalanan. Beberapa waktu kemudian pemikirannya

Page 64: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

berubah dan kegiatannya dipusatkan kepada pembuatan

alat-alat dengan fungsi tertentu.

Adapun alat-alat bantu mobilitas itu ialah:

1. Sensory Enchoncement Devices, yaitu alat bantu

mobilitas yang dibuat utnuk meningkatkan daya

pendangan.

2. Stepdown Detectors, yaitu alat bantu mobilitas yang

berfungsi untuk mendeteksi lungang-lubang dan

jenjang turun.

3. Object Detectors, yaitu alat bantu mobilitas yang

berfungsi untuk mendeteksi benda-benda dijalan yang

dilalui pemakai. Alat ini tidak dapat digunakan untuk

mendeteksi adanya lubang atau jenjang turun disekitar

jalan yang dilalui pemakai.

4. Linear Walking Devices, yaitu alat bantu mobilitas

yang berfungsi untuk membantu seorang tunanetra agar

dapat berjalan lurus.

5. Sound Beicons, yaitu alat bantu yang dapat

mengeluarkan bunyi yang pereodik dan dapat

menunjukkan tempat tertentu dalam lingkungan

6. Combination Mobility Devices, ialah alat bantu

mobilitas yang menggunakan tiga pancaran, yaitu untuk

mendeteksi penurunan dan jenjang turun, benda-benda

yang menghalangi perjalanan dan rintangan diatas

setinggi kepala.

Alat-alat yang memberikan harapan kepada tunanetra

beredar di pasaran ialah:

7 Uttrasonic Torch atau Kay Device

Beberapa orang menganggap alat ini memenuhi

kebutuhan mobilitas total, sedangkan yang lain marasa

Page 65: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

bahwa penggunaanya terbatas pada penyensor

lingkungan dan dipakai bersama-sama dengan tongkat.

8. The Russell Travelpath Sounder

Alat ini dibuat untuk mendeteksi penghalang jalan dari

pinggang ke atas. Para pencipta menandaskan bahwa

alat itu digunakan bersama-sama dengan tongkat

panjang.

9. Laser Cane

Alat ini berbentuk tongkat panjang, mengandung tiga

sinar laser. Yang atas mendeteksi benda-benda di atas

dan sekitar kepala dengan mengeluarkan bunyi, bernada

tinggi.

Sinar horizontal, mendeteksi benda-benda penghalang

di tanah dan sinar bawah mendeteksi segala sesuatu

yang ada di bawah permukaan ataupun jenjang turun

dengan mengeluarkan bunyi nada rendah.

Dengan beberapa medote / teknik mobilitas di atas,

perlu ditegaskan bahwa tidak ada satupun yang sanggup

mengatasi kebutuhan setiap orang. Penggunaan salah

satu metode adalah pilihan pribadi. Metode manapun

yang dipilih, keaktifan pemakai tidak kalah pentingnya

dengan kemampuan mobilitas. Oleh karena itu setiap

guru (instruktur) memikul tanggung jawab untuk

mengembangkan kemampuan mobilitas sedini

mungkin.

Page 66: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, Drs.dkk., Pedoman Pelaksanaan Orientasi dan

Mobilitas. Depdikbud,1983/1984.

Blair, T.J, Orientasi dan Mobilitas, Makalah Disampaikan

Dalam Penataran Guru-Guru SLB Bagian C tahun

1978/1979 di Bandung.

“Brosur Kursus Orientasi dan Mobilitas Untuk Para

Tunanetra”, PLB IKIP Bandung 1978.

Depdikbud, Pendidikan Anak-Anak Tunanetra.

Depdikbud, Petunjuk Praktis Penyelenggaraan Sekolah

Luar Biasa, Bagian A/Tunanetra.

Habib Damain, Drs. Orientasi dan Mobilitas Untuk Para

Tunanetra, PLB FIP Surakarta.

Lydon, T.William dan M.Loretta Mc.Graw, Pengembangan

Konsepsi Untuk Anak-Anak Buta, sebuah Tuntunan

Untuk Para Guru dan Para Ahli Lainnya yang Bekerja

Dalam Lingkungan Pendidikan, Terjemahan John

Daniels, Depertemen P dan K Jakarta,1978.

Mohmudi, BA,dkk, Orientasi dan Mobilitas Untuk Para

Tunanetra,Pedoman Bagi Para Guru,Petugas

Rehabilitasi, Instruktur dan Orang-orang yang

Berhubungan dengan Para Tunanetra, PLB IKIP

Bandung, 1978.

Rajiyo Siswaatmojo, Drs. Dkk, Pedoman Ringkas

Pendidikan Olah Raga, Kesehatan, Orientasi dan

Mobilitas Untuk Para Tunanetra, Proyek Pendidikan

Olah Raga pada penataran Dosen IKIP & SGPLB se

Indonesia Dalam Rangka Kerja sama HKI & BP3K

April-Juni 1978, Bandung,1978.

Page 67: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu

Soekini Pradopo, Ts,Dra,dkk, Teknik Brejalan dengan

Tongkat Putih Untuk Para Tunanetra,

Depdikbud,Dikmenum, 1974/1975.

Page 68: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu
Page 69: Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa … · Alat yang paling efisien untuk mengadakan orientasi yaitu mata. Orang awas dengan matanya mudah mengenal segala sesuatu