19
PENGANTAR Assalamu’alaikum w.w. Bismillahirrohmanirrohiim, Selain akal dan hati, fitrah termasuk unsur ruhani. Fitrah ini merupakan modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Bila kita cermati, kecenderungan beragama ini merupakan fakta yang ada pada tiap diri manusia. Sadar atau tidak, manusia punya kecenderungan untuk menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang Maha sempurna dan Maha segalanya sebagai bentuk ketidakberdayaannya. Harus diakui bahwa tak mudah melihat apakah benar manusia punya kecenderungan beragama ini. Namun Al – Qur’an atau mungkin juga agama – agama lainnya mengakui bahwa manusia punya pilihan untuk beragama ataupun tidak. Ini tergantung manusianya. Apakah ia melakukan perenungan hingga mendapatkan pencerahan bahwa dirinya butuh agama? Atau sebaliknya, setelah perenungan itu meyakini bahwa ia tak membutuhkan agama? Namun harus diakui fitrah beragama itu ada dengan sendirinya. Hanya keberadaannya berbeda, ada yang kuat dan ada yang lemah tergantung seberapa besar pengaruh – pengaruh yang diterimanya. Karena itu, manusia tidak harus dipaksa beragama.Tapi cukup untuk merenungkan hakikat dirinya dan keberadaan semesta ini sehingga bila sadar manusia dengan sendirinya mengakui dirinya tak berdaya dan membutuhkan Yang Mahasegalanya. Meski kecenderungan beragama ini bersifat pilihan, namun untuk menentukan yang pantas disembah yang menentukan akal. Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Pentingnya Manusia Beragama

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pentingnya Manusia Beragama

PENGANTAR

Assalamu’alaikum w.w.

Bismillahirrohmanirrohiim,

Selain akal dan hati, fitrah termasuk unsur ruhani. Fitrah ini merupakan modal terbesar manusia untuk maju dan sempurna. Bila kita cermati, kecenderungan beragama ini merupakan fakta yang ada pada tiap diri manusia. Sadar atau tidak, manusia punya kecenderungan untuk menghubungkan dirinya dengan kekuatan yang Maha sempurna dan Maha segalanya sebagai bentuk ketidakberdayaannya.

Harus diakui bahwa tak mudah melihat apakah benar manusia punya kecenderungan beragama ini. Namun Al – Qur’an atau mungkin juga agama – agama lainnya mengakui bahwa manusia punya pilihan untuk beragama ataupun tidak. Ini tergantung manusianya. Apakah ia melakukan perenungan hingga mendapatkan pencerahan bahwa dirinya butuh agama? Atau sebaliknya, setelah perenungan itu meyakini bahwa ia tak membutuhkan agama? Namun harus diakui fitrah beragama itu ada dengan sendirinya. Hanya keberadaannya berbeda, ada yang kuat dan ada yang lemah tergantung seberapa besar pengaruh – pengaruh yang diterimanya. Karena itu, manusia tidak harus dipaksa beragama.Tapi cukup untuk merenungkan hakikat dirinya dan keberadaan semesta ini sehingga bila sadar manusia dengan sendirinya mengakui dirinya tak berdaya dan membutuhkan Yang Mahasegalanya.

Meski kecenderungan beragama ini bersifat pilihan, namun untuk menentukan yang pantas disembah yang menentukan akal. Jadi, mengapa pentingnya manusia beragama? Jawabannya, beragama itu merupakan fitrah manusia. ”Maka hadapkanlah wajahmu kepada Agama yang lurus, sebagai fitrah Allah yang atasnya manusia diciptakan.” (QS. Ar-Rum : 30).

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 2: Pentingnya Manusia Beragama

1. AGAMA

Agama ialah ajaran – ajaran yang diwahyukan oleh TUHAN Yang Maha Esa kepada manusia melalui seorang Rasul .

Definisi unsur – unsur agama , yaitu :

a. Adanya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.b. Adanya kepercayaan kepada Rasul.c. Adanya kepercayaan kepada kitab suci.d. Adanya kepercayaan terhadap aspek ukhrowi (hari kemudian).e. Adanya rasa penyerahan diri.f. Adanya rentetan sejarah (historical contact).

Asal kata agama yang berasal dari sansekerta terbagi ke dalam beberapa pendapat :

1. Agama dari kata “gam”, yang berarti kitab suci, tuntunan atau pedoman. Dengan demikian agama disini merupakan ajaran yang berdasarkan kitab suci atau sesuatu ajaran yang dijadikan pedoman hidup.

2. Agama dari kata “A” yang artinya tidak, dan “gam” yang artinya pergi berarti tidak pergi. Dengan demikian agama disini merupakan suatu ajaran yang sudah ada sejak lama, menjadi tradisi yang diwarisi secara turun – temurun.

3. Agama dari kata “A” yang artinya tidak, dan “gama” yang artinya kacau berarti tidak kacau. Dengan demikian agama disini merupakan suatu ajaran jalan hidup yang tidak kacau.

Yang pertama sekali mesti dipahami terlebih dahulu adalah apa hakikat Agama (addiin). Jumhurul ‘ulama memberi ta’rif Addiin sebagai berikut :

“Agama adalah undang – undang atau ketetapan Allah yang menuntun manusia yang berakal sehat, dengan ikhtiar mereka yang terpuji, menuju kesejahteraan mereka di dunia dan akhirat.”

Ta’rif atau batasan tentang Addiin (agama) memberikan pengertian kepada kita bahwa :

1. Hakikat Addiin ialah undang – undang atau ketetapan yang Allah SWT turunkan bagi ummat manusia, dengan perantaraan Rasul (utusan Allah)

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 3: Pentingnya Manusia Beragama

2. Ghoyah (tujuan) yang hendak dicapai dengan Addiin adalah kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat (surga)

3. Wasilah atau jalan yang menyampaikan kepada tujuan, yaitu : ikhtiar sebagai sarana dan amal sebagai pelaksanaan atau pengamalan.

Ikhtiar manusia mengamalkan segala amal yang dapat menyampaikannya kepada tujuan, tidaklah sempurna bila tidak di dasari dengan iman atau I’tiqad yang benar sesuai dengan rukun – rukun agama. Dengan demikian maka iman dan amal adalah merupakan anak kunci manusia beragama, bagi terciptanya kebahagian, terutama kebahagian di akhirat yakni di surga.

Karena itu beruntunglah yang beriman dan beramal sholeh, yakni yang mengamalkan segala amal sesuai dengan tuntunan/ajaran Allah SWT. Dan ini pulalah yang dinamakan bertaqwa.

Berikut Firman Allah di dalam Al – Qur’an :

Surat Al – ‘Ashr 30 : 1 – 3 ;

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar – benar berada dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan menasihati supaya menetapi kesabaran.”

Surat Al – kahfi 16 : 107 – 108 ;

“Sesungguhnya orang – orang yang beriman dan beramal sholih, bagi mereka adalah surga Firdaus sebagai tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.”

Surat An – Nahl 14 : 97 ;

“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholih, baik laki – laki atau perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Surat Al – Fathir 22 : 7 ;

“Orang – orang yang kafir bagi mereka azab yang keras ; dan orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih bagi mereka maghfiroh (ampunan) dan pahala yang besar.”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 4: Pentingnya Manusia Beragama

Apabila ayat – ayat di atas di teliti dengan cermat dan seksama, maka tampak jelas bahwa amal dan beramal semata – mata, tidaklah serta merta memasukan orang ke dalam surga. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa seseorang dengan semata – mata amalnya, tidaklah serta – merta dia dapat masuk surga. Karena masih ada penentu terakhir bagi seseorang mendapat surga, di dalam firmannya

Surat Al – Djasiyah 25 : 30 ;

“Adapun orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal yang sholih, maka Allah masukan mereka ke dalam rahmat – Nya. Itulah keberuntungan yang nyata.”

Renungkanlah dan telitilah kembali ayat – ayat tersebut di atas. Maka akan tampak dengan jelas bahwa sesuatu yang dimaksud itu adalah rahmat Allah SWT, yang diperoleh seseorang dengan sebab adanya maghfiroh sebagai ganjaran atas amal sholih mereka di dunia. Dan bila di susun menurut urutannya, yaitu ;

1. Dengan amal sholih seseorang akan mendapatkan maghfiroh (ampunan) dari Allah SWT.

2. Dengan mendapat maghfiroh maka datang pula al – ajru (pahala).

3. Al - ajru yang paling besar adalah rahmat Allah SWT.4. Dan dengan rahmat Allah inilah, seseorang baru dapat masuk

ke dalam surga jannatun na’iim.

Demikianlah, apa yang dinyatakan oleh Rasulullah s.a.w di dalam sebuah haditsnya ;

“Seseorang tidak akan masuk surga dengan sebab amalnya semata - mata”. “Tidak pula engkau hai Rasulullah ?”. “Tidak pula aku, kecuali Allah mengaruniai aku dengan rahmat - Nya.”

Rahmat adalah karunia atau anugerah yang terpancar dari sifat Allah yang Arrahman dan Arrahim. Arrahman artinya Yang Maha Pengasih terhadap hamba - Nya dengan melimpahkan berbagai macam nikmat duniawi kepada hamba - Nya, demi kesejahteraan mereka di dunia. Arrahiim artinya Yang Maha Penyayang terhadap hamba - Nya yang mukmin dengan melimpahkan berbagai nikmat ukhrowi demi kebahagiaan mereka di akhirat (surga).

2. KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 5: Pentingnya Manusia Beragama

Percaya tentang adanya Tuhan, agar kita manusia hidup di dunia ini terhindar dari dosa kekufuran. Agar kita sekalian dapat hendaknya membimbing akal dan pikiran diri sendiri dengan wahyu – wahyu Ilahi, dengan ayat – ayat Kitab Suci Al – Qur’an supaya akal dan pikiran kita itu tidak constant (tidak ragu, tidak sesat) mempercayai Allah.

Kepercayaan kepada Tuhan muncul bersamaan dengan hadirnya manusia pertama di atas permukaan bumi ini. Kalau betul bahwa manusia hidup di permukaan bumi ini sejak 60 abad yang silam atau lebih, maka kepercayaan kepada Tuhan itu sudah berumur 60 abad kurang lebih, dan kepercayaan kepada Tuhan (agama) bukanlah hal yang baru terhadap manusia.

Dikatakan 60 abad yang silam, karena sejarah mencatat sejak 60 abad yang silam. Masa sebelum 60 abad silam adalah masa gelap, masa yang tidak diketahui sejarahnya (pra historie). Sedangkan masa gelap atau sangkaan belaka dikenal dengan sebutan (hypothese), yang mungkin benar mungkin pula salah.

Di masa sekarang atau di masa yang silam, dimana manusia berada di situ pasti didapati suatu kepercayaan kepada Tuhan atau Agama. Sebagai contoh pada masa silam di tengah benua Afrika atau Asia yang dikatakan oleh sejarah bahwa manusia di sana hidup dalam peradaban primitive (kuno) sekali, tetapi pasti ditemukan bahwa dikalangan mereka ada yang memeluk agama atau kepercayaan kepada Tuhan.

Jadi ada kepercayaan yang merata pada segenap lapisan manusia untuk mempercayai Tuhan, karena memang demikian pembawaan hidup tiap manusia yang berakal dan akan terus – menerus demikian hingga hari kiamat (hari kemudian). Dikatakan dalam kitab Al – Qur’an.

Allah berfirman dalam surat Al – Baqarah 2 : 136 ;

“Katakanlah, kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ja’qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi – Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda – bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk kepada – Nya (Allah).”

Dan juga firman Allah dalam surat Al – Anbiyaa 17 : 25 ;

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 6: Pentingnya Manusia Beragama

“Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu (Muhammad), melainkan kami wahyukan kepadanya bahwasannya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”

Agama tidak dapat dilenyapkan dan dihilangkan oleh siapa dan cara bagaimana sekalipun, maupun kekuataan besar atau kekuasaan raksasa modern yang menginginkan hidup beragama pada manusia dilenyapkan selamannya akan gagal, sedang gagal karena manusia hanya memiliki akal semata. Karena akal tidak akan mampu untuk menetapkan apa, siapa, dan bagaimana Tuhan itu sebenarnya. Seperti firman Allah dalam surat Al – Isra 15 : 85 ;

“Dan tidaklah kamu (manusia) diberi pengetahuan (akal), melainkan sedikit.”

Karena ketidakmampuan otak dan akal manusia dalam menentukan siapa, dan bagaimana, Tuhan yang sebenarnya, maka timbullah berbagai tuhan - tuhan yang lain, timbullah agama - agama yang lain. Ada manusia yang menyembah gunung, laut, pohon kayu, lembah. Ada juga manusia yang menyembah bulan, matahari, dan bintang. Dan manusia yang lain menyembah siang dan malam, dan yang menyembah petir, awan, atau dewa. Ada juga manusia yang menyembah sungai, telaga, sumur, mata air, bahkan api. Dan manusia yang menyembah sapi dan benda - benda duniawi. Bahkan pula ada manusia yang menyembah sesama manusia.

Coba bayangkan bahaya besar yang bakal menimpa manusia bila keadaan demikian terus - menerus terjadi sepanjang masa. Di mesir ada manusia yang menyembah dan memuja sungai Nil, di samping itu ada pula orang yang membuang atau melemparkan segala macam kotoran dan mayat ke sungai Nil. Herankah kita kalau sewaktu - waktu timbul perselisihan, perkelahian, dan timbul perang ? Di lain tempat ada orang yang menyembah sapi, sedang di tempat yang sama atau tempat yang lain ada juga yang hari - hari kerjanya memotong leher sapi untuk di jual dagingnya sebagai makanan. Dan begitu juga dengan yang lain - lainnya.

Manusia berakal dan mempunyai kesanggupan mempergunakan akal atau pikirannya, akan takjub bila memperhatikan alangkah luasnya alam semesta (bumi dengan segala isinya) yang menyerupai suatu bola besar (dunia) dengan keliling ± 40.000 km, dan matahari yang besarnya ± 1.250.000 x besarnya bumi. Bumi di kelilingi oleh berpuluh – puluh planet dan berjuta – juta bintang yang berjalan sistematik di ruang angkasa raya. Semua itu adalah hal – hal maha besar bagi akal dan pikiran manusia.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 7: Pentingnya Manusia Beragama

Bila pengetahuan itu kita renungi tanpa terhalangi oleh berbagai pikiran apapun, pasti akal dan pikiran manusia mendesak timbulnya pertanyaan : Siapakah yang menciptakan itu semua ? Siapakah yang mengaturnya itu semua ? Tidaklah mungkin bila semua itu terjadi dengan sendirinya.

Semua itu pasti ada yang menciptakan dan mengaturnya. Pastinya lagi yang melakukan itu semua bukanlah manusia, atau apapun yang kita kenal di dunia ini, melainkan suatu Dzat Yang Maha Besar jauh lebih besar daripada bumi, bulan atau matahari. Lebih besar dari apapun yang pernah manusia ketahui. Dzat yang menciptakan dan yang mengatur ini dinamakan Tuhan, Allah Yang Maha Besar. Allahu Akbar.

Firman Allah surat Al - Baqarah 1 : 21,22 ;

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang - orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparanmu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah - buahan sebagai rezeki untukmu, karena itulah janganlah kamu mengadakan sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

Banyak manusia mempelajari tentang tekhnologi atau menjadi budak dunia (halalkan segala cara) demi merubah keadaan nasib sehari - hari, dan ada pula manusia bila tentang gaya hidup (lifestyle) dan sepak bola atau yang lainnya di pentingkan sepenting - pentingnya. Itu semua tidaklah pantas dan tidak layak jika tentang Tuhan kita abaikan.

Jadi Rukun iman yang pertama adalah kepercayaan atau keimanan kepada Allah sangatlah penting, bila kepercayan kepada Allah telah lemah maka akan lemahlah segala segi keagamaan orang.

Marilah kita mencoba membimbing jalan pikiran kita masing - masing, untuk dapat mempercayai tentang adanya Tuhan.

Sebelum lahirnya Nabi Isa As dan Nabi Muhammad saw, sudah banyak ahli - ahli piker (philoshopers) yang dengan akal dan pikiran mereka sudah dapat membenarkan adanya Tuhan, dengan berbagai caranya. Ada 4 macam dalil (preuve) yang mereka gunakan untuk mengakui adanya Tuhan :

1. Preuve metaphisique, yaitu dalil - dalil yang berupakan akal semata. Menurut akal, alam yang maha luas yang terdiri dari

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 8: Pentingnya Manusia Beragama

bumi, matahari, bulan dan berjuta - juta bintang, tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Jangankan bumi atau matahri yang begitu besar, seekor nyamuk atau bulu hidung sekalipun tidak mungkin akan terjadi dengan sendirinya saja. Pasti ada yang menjadikan atau menciptakannya yaitu Tuhan. Karena alam ini adanya diciptakan : maka alam ini bersifat tidak sempurna. Kita manusia bagaimanapun kuat dan pintarnya, termasuk alam yang tak sempurna. Sedangkan Tuhan karena menciptakan alam, maka Tuhan bersifat sempurna, yaitu tidak diciptakan oleh siapapun. Kita manusia karena tak sempurna, tidak dapat mengetahui atau melihat Tuhan dengan sempurna. Sebab itu Tuhan adalah Gaib buat kita. Maka tidaklah heran kalau masih ada manusia yang belum percaya tentang adanya Tuhan.

2. Preuve Phisique, yaitu dalil- dalil yang terdiri dari alam (phisica). Dalil yan mula - mula sekali dipakai oleh Abul Huseil Al - Allaf, seorang ahli dari mazhab Mu’tazilah, pengikut Wasil bin Atha. Dia mulai dalil ini dengan teori Atom. Bahwa ala mini baik yang berupakan benda padat, benda cair atau benda gas dapat dibagi - bagi sampai bagian yang terkecil yang dinamakan molekul. Molekul - molekul itu satu sama lain tarik - menarik. Karena kekuatan tarik - menarik inilah maka terjadi benda itu. Tiap molekul itu terajadi dari atom - atom. Tiap atom itu berputar di sekitar atom lainnya. Dari perputaran atom inilah maka timbul kekuatan tarik - menarik antara molekul - molekul. Kalau atom tidak berputar, tidak ada kekuatan tarik - menarik maka tidak akan ada satu benda pundi ala mini. Pertanyaannya adalah siapa yang melakukan perputaran (primer moteur atau penggerak pertamanya) ? yaitu Tuhan. Jadi Tuhan pasti ada.

3. Preuve Teleologique, yaitu dalil yang diambil dari susunan dan keindahan alam. Ringkasnya dalil ini bahwa di alam ini ada susunan dan peraturan yang amat bagus, susunan yang amat indah. Dengan teratur sekali bumi mengitari matahari dalam waktu 365 hari 5 jam 49 menit dan 12 detik, bulan mengitari bumi dalam waktu 29 hari 12 jam 44 menit dan 3 detik. Begitu juga planet - planet dan bintang - bintang lainnya. Semua berjalan dengan teratur sekali di angkasa raya, dan tak sekalipun saling mendahului dan berbenturan. Tentu ini ada yang menjalankan dan yang mengatur perjalanan semua itu. Bulan, bintang, dan matahari pasti ada Dieu Organisateur, Yang Maha Pengatur, yaitu Allah. Jadi Tuhan itu pasti ada.

4. Preuve Morale, yaitu dalil yang diambil dari moral atau akhlak. Ringkasnya bahwa alam besar atau kosmos begitu indah dan teratur jalannya, tetapi kenapa tampak ketidakberesnyadalam

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 9: Pentingnya Manusia Beragama

kehidupan alam kecil (manusia di dunia), kenapa ada manusia yang hidupnya senang dan menindas, dan ada pula manusia yang hidupnya sengsara dan ditindas.

Tidak ada keadilan dalam kehidupan manusia di dunia ini. Dilihat kebijaksanaan Allah dalam mengatur alam besar ini, maka pasti tiap macam penganiayaanada pengadilan tertinggi di kemudian hari yang akan membereskan segala yang tidak beres itu. Pasti ada pemberes, yaitu Tuhan.

Berbicara tentang kepercayan kepada Tuhan, disamping membicarakan segala macam kebutuhan pokok yang hargannya melambung dan segala macam kesulitan dan juga kebahadiaan hidup yang di alami Negeri Indonesia dewasa ini. Ketahuilah bahwa mengingat - ingat Allah atau berbicara tentang Allah akan membawa ketenangan dalam jiwa manusia. Apalagi di dalam suasana serba susah dan krisis, di masa manusia menghadapi berbagai kesusahan dan kesulitan dalam skala Nasional.

Firman Allah surat Ar - Dahru ayat 1 - 4 ;

“Bukankah sudah berlalu atas manusia suatu masa, dimana manusia itu belum ada. Sesungguhnya kami ciptakan manusia itu dari setetes mani yang bercampur, yang kami bentuk begitu rupa, sehingga menjadi manusia, yang akhirnya dapat melihat dan mendengar. Sesungguhnya kepada manusia itu dalam hidupnya di dunia kami beri perunjuk jalan (agama yang benar) agar tidak sesat. Ada diantara manusia itu yang bersyukur kepada Allah, tetapi ada pula yang lupa saja (kufur). Terhadap manusia yang lupa atau kufur itu, kami sediakan rantai, belenggu dan api neraka yang bernyala - nyala”.

Dari ayat Al - Qur’an ini, Allah mengingatkan kembali kepada manusia untuk tetap mengetahui dan merenungkan kejadian diri kita masing - masing . Kita diperingatkan oleh Allah dari hal - hal ;

1. Kita harus sadar dan bersyukur, bahwa masing - masing kita manusia yang hidup di masa sekarang ini, dulunya tidak ada.

2. Supaya kita coba mengingat dan mengenangkan sejalan bagaimana caranya Tuhan menciptakan manusia. Kenangkanlah sejenak dikala duduk sendirian atau disaat terpesona mellihat keindahan dunia yang alami, atau di atas kursi kekuasaan yang amat tinggi dan nyaman, bahwa diri saudara yang gagah, ganteng dan kuasa lagi kaya raya itu diciptakan oleh Allah dari setetes air. Air dirubah Allah menjadi

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 10: Pentingnya Manusia Beragama

segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, lalu dipancarkan Allah di sekujur tubuh yang halus tulang - belulang dan urat syaraf. Diberikan rongga- rongga dan diisi rongga - rongga itu dengan otak, paru, jantung, hati dan limpa, lambung dan usus. Kemudian dipompakan Allah kepadanya roh. Dengan roh itu kita bergerak, berperasaan, berkembang begitu rupa sehingga terlahir ke dunia ini juga dengan pendengaran dan penglihatan. Dan akhirnya dapat tertawa dan menangis, dapat duduk dan berdiri, berjalan dan berlari. Akhirnya menjadi manusia, menjadi pegawai negeri, menteri bahkan presiden, dan lain- lain.

3. Setelah mengenang itu semua, Allah mengjak kita manusia untuk bersyukur dan taqwa, jangan sekali - kali lupa saja terhadap Allah, seperti batu jatuh ke lubuk tidak pernah muncul kembali. Manusia yang lupa akan Tuhan akan menerima berbagai kesengsaraan lahir dan bathin selama hidupnya di sunia ini, dan dengan rantai belenggu dan api neraka yang menyala - nyala dalam kehidupan abadi di akhirat nanti.

Mudah - mudahan kepada diri saya dan saudara - saudara sekalian diberikan Taufik, hidayah dan rahmat - Nya, agar kita sekalian tidak termasuk manusia yang lupa (kufur) akan agama Allah.

3. HUBUNGAN ANTARA TUHAN DAN MANUSIA

Diantara makhluk Tuhan yang lain, hanya manusia yang di ciptakan paling sempurna. Sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna (manusia) yang berasal dari setitik air yang amat halus. Sesudah 40 hari berubah menjadi segumpal darah, 40 hari kemudian berubah menjadi segumpal daging, lalu diberi kerangka tulang - belulang dan urat syaraf, dan 40 hari kemudian dimasukan kepadannya roh, sehingga semenjak waktu itu kita berubah menjadi makhluk hidup, bergerak di tempat yang sempit di dalam kandungan rahim ibu. Akhirnya kita (manusia) lahir di dunia, memulai kehidupan di alam dunia ini yang luas ini sebagai anak bayi yang baru lahir dari rahim ibu, masih sangat kecil dan lemah. Lama kelamaan semakin bertambah kuat dan besar, semakin bertumbuh akal dan pikiran, sehingga setelah mancapai umur dewasa, kita menjadi manusia yang sempurna segalanya. Diantara

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 11: Pentingnya Manusia Beragama

kita ada yang meninggal di waktu muda belia dan ada pula yang meninggal mencapai usia lanjut, sampai 70 - 80 tahun lebih.

Semenjak kita (manusia) berupakan setitik air yang amat halus, sampai kita meninggal dunia yang setiap detiknya dengan tak putus kita manusia selalu dihujani oleh rahmat dan nikmat Allah Maha Pencipta. Tidak pernah satu detik pun atau berapapun waktu itu sekalipun manusia tidak pernah putus dari rahmat ALLAH.

Ribuan macam rahmat dan nikmat Allah datang kepada kita sejak kita lahir di dunia hingga meninggal dunia.

Firman Allah dalam Al - Qur’an :

Surat Ibrahim 13 : 34 ;“Dan Tuhan telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada - Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghingganya, sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.”

Dan Firman Allah (surat al – mu’min : 12, 13, 14) :

“Dan sesungguhnya Kami telah ciptakan manusia (Adam) dari sari tanah yang tersaring. Kemudian kami jadikan ia (anak Adam) dari setetes air yang tersimpan dalam tempat yang terpelihara (rahim ibu). Lalu air itu kami jadikan segumpal darah. Kemudian segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan daging itu kami jadikan bertulang – belulang. Dan tulang – belulang itu kami liputi dengan daging sesudah kami jadikan ia merupakan makhluk yang lain (berbentuk manusia). Maha Suci Allah pencipta yang paling baik .”

Jadi Allah bukan hanya menciptakan kita manusia, tetapi saban detik dari kehidupan kita dengan bermacam rahmat dan nikmat, Allah tak pernah putus hubungannya dengan makhluk ciptaan - Nya.

Nikmat Tuhan berupakan bumi dengan segala isinya, matahari, bulan dan bintang dengan sinarnya, hawa, udara, air, buah - buahan yang menjadi kebutuhan hidup yang amat penting, adalah sebaggian kecil dari rahmat dan nikmat Allah itu. Apalagi nikmat yang berupakan kaki, tangan, paru - paru, akal, panca indera, dan roh atau jiwa yang menghidupkan kita, adalah nikmat yang tidak dapat dinilai dengan apapun di dunia ini.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 12: Pentingnya Manusia Beragama

4. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN TUHAN

Bagaimana kita manusia mengadakan hubungan kepada Tuhan. Dengan sedih dan perasaan yang menyesal harus kita akkui, bahwa di samping itu ada manusia yang senantiasa mengadakan hubungan dengan Tuhan, mereka lupa 100 % terhadap Tuhan. Tuhan tidak menjadi perhatian dalam hidup mereka, Tuhan adalah suatu yang tidak menarik dalam kehidupan mereka. Bahkan ada diantara manusia yang sampai membenci dan tak suka mendengar, mengetahui, mengucap Tuhan. Semoga Allah melindungi diriku dan saudara - saudaraku sekalian dari sifat yang demikian terhadap Tuhan.

Kita manusia harus dapat menginsyafkan diri kita sendiri agar jangan terpesona terhadap harta kekayaan dunia dan kedudukan (kekuasaan) saja, sehingga lupa kepada Allah yang memberi rahmat dan nikmat itu. Bagaimanapun kita harus mendidik diri untuk selalu ingat akan Allah, memelihara hubungan yang baik dengan Tuhan.

Firman Allah dalam surat Al - An’am 7 : 32 ;

“Dan tiadalah kehidupan di dunia itu, selain dari main - main dan senda gurau belaka (kesenangan duniawi sebentar & tidak kekal). Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi manusia yang bertakwa. Tidakkah kamu memahaminnya?.”

Kelupaan manusia terhadap Tuhan, karena pangkat, kekuasaan yang tinggi, dan harta duniawi, itu semua bukanlah menjadi sumber kebahagiaan dan kesenangan, sebaliknya menjadi sebab berbagai kegelisahan, dan kesengsaraan bathin.

Maka kembalilah dan perbaikilah hubungan hubungan kita kepada agama dengan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kalau dibiarkan diri kita lupa kepada Tuhan, akhirnya seluruh rahmat dan nikmat diganti Tuhan dengan laknat dan balasan terhadap kehidupan kita manusia. Semua harta kekayaan, semua ilmu pengetahuan manusia akan menjadi sumber kecelakaan dan keburukan.

Mengapa agama begitu penting terhadap manusia, karena agama mengajarkan untuk selalu ingat akan Tuhan Yang Menciptakannya juga segala yang ada di dunia ini, untuk tidak berbuat sekehendak hati dan menjadi penindas dan penguasa zalim bagi manusia lainnya.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 13: Pentingnya Manusia Beragama

Kendati dunia yang kita tempati sudah mengalami penuh peristiwa kemanusian yang kacau - balau, berbagai kerusuhan dan ketidak nyamanan, karena manusianya sudah lupa kepada ajaran agama, sudah sama sekali tidak takut kepada Tuhan dan hukumnya.

Di masa ini, dunia yang kita tempatisedang dilanda berbagai kesulitan dan kerusuhan. Hampir segenap manusia berakalsekarang ini menghadapi kekhawatiran dalam kehidupanya. Kekhawatiran ekonomi, rumah tangga, kekhawatiran Nasional dan Internasional.

Dan kekhawatiran yang paling menakutkan adalah hilangnya kendali hidup berupakan agama, kekufuran manusia terhadap Tuhan. Sebab itu di saat yang bagaimanapun kehidupan modern dewasa ini, janganlah kita manusia dibiarkan lupa atau melupakan Tuhan. Sebagai makhluk ciptaaNya kita harus selalu berhubungan dengan Tuhan.

Firman Allah dalam surat Ali Imron 4 : 112 ;

“Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jka mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (hubungan) manusia.”

Dan dalam surat Al - Hasyar 28 : 19 ;

“Dan janganlah kamu seperti orang - orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang - orang yang fasik.”

Lupa terhadap Allah menyebabkan manusia menjasi hina, rendah dan menjadi jahat (fasik). Mengingatkan manusia terhadap Tuhan, berarti melenyapkan kehinaan, kerendahan, dan kejahatan.

Jadi, jika tidak ingat atau melupakan Allah, kita manusia dalam keadaan kehidupan yang kacau perselisihan mudah timbul karena sifat manusia yang tidak tertib dan menjadi manusia sebagai serigala terhadap manusia lainnya. Dimana yang berlaku adalah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang karena menuruti hawa nafsu semata.

Firman Allah dalam surat Ar - Rum 21 : 29 - 30 ;

“Tetapi orang - orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan. Maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah ? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 14: Pentingnya Manusia Beragama

menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

5. BAHAYA SYIRIK

Mudah - mudahan kita sekalian termasuk manusia yang beragama, manusia yang percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah swt. Dan dapatlah kita menghindarkan diri kita masing - masing dari aliran atau ajakan dari manusia untuk mempersekutukan Tuhan, menjadikan diri kita syirik. Karena syirik itu adalah sebesar - besarnya dosa.

Firman Allah dalam surat Al -Luqman 21 : 13 ;

“Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah nyata suatu kezaliman yang besar.”

Dan dalam surat Al - Luqman 21 : 6 ;“Dan diantara manusia, orang - orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan (agama) Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan (agama) Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang sangat menghinakan.”

Jangan sampai terjadi kepada kita sekalian karena kelalaian atau kurang pengertian tentang agama. Karena ini adalah perbuatan dosa yang menyebabkan manusia kekal di dalam neraka.

Sebab itulah kita wajib melindungi diri kita masing - masing, melindungi anak - istri dan keluarga dari bahaya syirik ini, sekuat tenaga yang ada pada kita.

Firman Allah dalam surat An - Nisaa 4 : 116 ;

“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Dan Allah mengampuni dosa yang selain syirik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa yang mempersekutukanNya dengan sesuatu, maka ia telah sesat sejauh - jauhnya.”

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 15: Pentingnya Manusia Beragama

PENUTUP

Dunia ini bukanlah surga yang hanya terdapat kebahagiaan dan dunia ini juga bukan neraka yang hanya terdapat penderitaan melulu.

Dengan akal dan pikiran serta panca indera yang lima, kita hidup berjuang mencapai kebahagian dan terjauh sejauh – jauhnya dari berbagai penderitaan atau kesengsaraan di dunia.

Tetapi sudah menjadi kenyataan dalam hidup manusia di per-mukaan bumi ini, bahwa seorang yang paling pintar dan kuasa sekalipun tidak dapat menghindarkan dirinya dari penderitaan dan kesengsaraan itu. Penderitaan dan kesengsaraan mencerkam orang yang bodoh, lemah, dan miskin. Begitu juga mencerkam orang – orang yang pintar, kuat, dan kaya raya juga.

Sebab itu, maka kita manusia yakin dan percaya bahwa keadaan hidup dan kehidupan manusia di dunia ini bukan hanya ditentukan oleh diri sendiri atau manusia lainnya, tetapi ada yang menentukan-nya yang lebih berkuasa dari kita manusia yaitu Allah SWT.

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I

Page 16: Pentingnya Manusia Beragama

DAFTAR BACAAN

1. Kitab suci Al - Qur’an, Dept. Agama2. Syaroh Hikam : Ibnu ‘Athoillah Assukandary3. Mengenal Tuhan : Bey Arifin4. At - Tafsirul Kabir : Fakhruddin Arraziy5. Syaroh Hikam : Syeikh Muhammad bin Ibrahim6. Syarhui Imam An Nawawiy ‘Ala Shohih Muslim7. Syeikhul Islam Muhyiddih Yahya An Nawawiy

Pentingya Manusia Beragama oleh Andhika Putra I