132
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Disusun Oleh: Aris Suatmaji 091134081 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

  • Upload
    haxuyen

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN

METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A

SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Aris Suatmaji

091134081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN

METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A

SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Aris Suatmaji

091134081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

ii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

iii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu memberikan terang Roh Kudus-

Nya

Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan

bantuan baik moral maupun material serta selalu

menyebutkan nama saya dalam doanya

Adik dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan

agar skripsi cepat selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

v

MOTTO

Berdo'a sepenuh hati, bekerja sekuat tenaga.

Anonymous

Jika keajaiban itu tidak berpihak kepada kita,

maka kita sendiri yang akan membuat

keajaiban itu.

Roronoa Zoro (One Piece)

Mereka yang melakukan dengan baik, akan

mendapatkan yang terbaik juga.

Trafalgar Law (One Piece)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

Aris Suatmaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama: Aris Suatmaji

NIM: 091134081

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang

berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS

IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA. kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila

ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Yang menyatakan

Aris Suatmaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

viii

ABSTRAK

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri

Terbimbing Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

Oleh:

Aris Suatmaji

091134081

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. 2)

mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A SDN Gedongtengen Yogyakarta

pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah

penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

tentang materi perubahan wujud benda. Teknik pengumpulan data menggunakan

instrumen tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis

kuantitafif-kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kondisi

awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase

ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus I menurun menjadi

65,4% dan pada siklus II naik menjadi 80,8%. 2) upaya peningkatan prestasi

belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan

metode inkuiri telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan

data, e) membuat kesimpulan, f) mempresentasikan hasil dan g) evaluasi.

Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, prestasi belajar, mata pelajaran

IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

ix

ABSTRACT

Science Learning Achievement’s Increase by Inquiry Method Application to

Students Class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary School.

By:

Aris Suatmaji

091134081

This research is aimed to: 1) improve student achievement Elementary

School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method. 2) described

efforts to increase student achievement Elementary School IV A Gedongtengen

Yogyakarta using the inquiry method..

This research type was class action research (CAR). These research subjects

were all of students’ class 4A Gedongtengen Yogyakarta Elementary School in

academic years of 2015/2016 who were 26 students. Data submission was using

multiple choice test instruments. Data analytic was using quantitative- qualitative

analytic.

Research result shown us that: 1) inquiry method could increase students’

study achievement at science class IV A Gedongtengen Yogyakarta State

Elementary school. This thing proved by average score that the early condition

was 68, at first cycle increase to be 7, at second cycle be 77,1. Completeness

percentage at early condition was 72.2%, at first cycle decrease into 65,4%, and at

second cycle increase into 80,8%. 2) The effort to increasing study achievement

of students’ class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school using

inquiry method succeed. It was done by these steps: a) orientation b) problem

formulation, c) submits hypotheses, d) data submission, e) conclusion making, f)

result presentation, and g) evaluation.

Key words: Inquiry method, Bloom’s cognitive process, learning achievement,

Science.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah

melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING

PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN

YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas

dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakil Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

4. Drs. YB Adimasana, M.A, dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, memberikan saran dan sabar dalam meluangkan waktu dan

memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Dra. Sri Astuti, Kepala Sekolah SD Negeri Gedongtengen yang telah

memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian di SD Negeri Gedongtengen.

6. Antonius Samijo, guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen yang telah

bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra

dalam penelitian.

7. Siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen, yang bersedia bekerja sama

dalam penelitian ini. Ayah Yosep Ngadiman, Ibu Kadariyah dan adikku

Hermawan serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa, kasih

sayang dan dukungan kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xi

8. Teman-teman angkatan 2009 (Agung, Jani, Icak, Yoga) yang sudah

memberikan saran dan semangat selama penyusunan skripsi.

9. Djatmiko, Wahyu dan Dwi Wibisono serta semua pihak yang telah

mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan

saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi

semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

Aris Suatmaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJJUAN ............................................................................. iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5

E. Batasan Pengertian ........................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7

A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 7

1. Pengertian Inkuiri ........................................................................................ 7

2. Jenis-jenis Inkuiri ........................................................................................ 9

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ......................................... 11

B. Prestasi Belajar ............................................................................................... 12

1. Pengertian Prestasi .................................................................................... 12

2. Pengertian Belajar ..................................................................................... 13

3. Pengertian Prestasi Belajar ........................................................................ 14

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................................... 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xiii

5. Indikator Prestasi Belajar .......................................................................... 16

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................................... 19

D. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 20

E. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22

F. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 25

A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 25

B. Setting Penelitian ........................................................................................... 27

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 27

2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 27

3. Objek Penelitian ........................................................................................ 27

C. Rencana Tindakan .......................................................................................... 27

1. Persiapan ................................................................................................... 28

2. Rencana Siklus I ........................................................................................ 28

3. Rencana Siklus II ...................................................................................... 30

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31

E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 31

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................................. 33

1. Uji Validitas Instrumen ............................................................................. 33

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas .......................................... 36

3. Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................................... 38

4. Penentuan Reliabilitas ............................................................................... 38

G. Analisis Data .................................................................................................. 39

H. Kriteria Keberhasilan ..................................................................................... 40

I. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42

1. Pra Siklus ................................................................................................... 42

2. Siklus I ....................................................................................................... 44

3. Siklus II ..................................................................................................... 47

B. Pembahasan .................................................................................................... 50

1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri ............................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xiv

2. Prestasi Belajar Siswa ............................................................................... 53

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 57

A. Kesimpulan .................................................................................................... 57

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 58

C. Saran .............................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi .......................................................................... 33

Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I ........................................ 34

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II ..................................... 35

Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas................................................................ 38

Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I .................................................... 39

Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II ................................................... 39

Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian ............................................................ 40

Tabel 3.8 Jadwal penelitian ................................................................................... 41

Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya ........................ 42

Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................................ 45

Tabel 4.11 Capaian siklus I ................................................................................... 47

Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II ...................................................................... 49

Tabel 4.13 Capaian siklus II ................................................................................. 50

Tabel 4.14 Capaian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II................................. 54

Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II .................................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN .......................................................... 64

Lampiran 2 RPP Siklus I ....................................................................................... 71

Lampiran 3 RPP Siklus II ...................................................................................... 76

Lampiran 4 MATERI AJAR ................................................................................. 82

Lampiran 5 Soal Evaluasi siklus I ......................................................................... 86

Lampiran 6 Soal Evaluasi siklus II ....................................................................... 89

Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I ....................................................................... 93

Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siklus II ..................................................................... 95

Lampiran 9 Tabel Validasi Soal Siklus I .............................................................. 97

Lampiran 10 Tabel Validasi Soal Siklus II ........................................................... 99

Lampiran 11 Uji Reliabilitas ............................................................................... 101

Lampiran 12 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ................................. 102

Lampiran 13 DOKUMENTASI SIKLUS I ......................................................... 106

Lampiran 14 DOKUMENTASI SIKLUS II ....................................................... 110

Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 113

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 114

Lampiran 17 Biodata ........................................................................................... 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan pengertian dan manfaat penelitian. Berikut adalah

pembahasannya:

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang

diperoleh dari pengalaman melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang mencakup

pengamatan, perumusan masalah, dugaan, eksperimen, dan simpulan. Objek dan

persoalan IPA adalah semua gejala alam dan peristiwa yang dapat diindera dan

diukur. Mata pelajaran IPA diprogramkan untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa serta untuk

mencintai dan juga menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dalam Siringoringo, 2004: 1).

Pembelajaran IPA bagi siswa adalah mengajak siswa belajar mengungkapkan

gejala-gejala alam dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang dilakukan oleh

para peneliti IPA dan bukan mentransfer pengetahuan secara informatif. Belajar

IPA harus melibatkan unsur-unsur proses atau aktivitas siswa baik secara mental

maupun fisik agar siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang

nyata. Dengan demikian, belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal konsep

tetapi siswa berusaha untuk menemukan konsep.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

2

Namun kenyataan yang dijumpai di lapangan bahwa dalam pembelajaran IPA

SD umumnya masih menunjukkan kualitas yang belum memuaskan. Selama

proses pembelajaran, keaktifan guru SD pada umumnya sangat dominan dengan

memberikan informasi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat. Banyak

guru mengajarkan IPA dengan cara yang kurang menarik atau membosankan,

kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dan

mengembangkan keterampilan dan sikap ilmuan, serta kurang mewujudkan

interaksi antara siswa dan fenomena sains yang ada di lingkungan sekitar. Dengan

demikian kegiatan pembelajaran IPA di SD pada akhirnya hanyalah pemindahan

dan perolehan fakta-fakta yang selanjutnya menjadi bahan hafalan bagi siswa.

Corebima (dalam Siringoringo, 2004: 2) mengatakan bahwa anak belum mampu

berpikir kritis, maksimal, dan kurangnya nalar siswa belum dilakukan guru

terutama berkaitan dengan penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran

IPA, dan akhirnya berpengaruh pada perolehan prestasi belajar.

Dalam pembelajaran sehari–hari, guru menyampaikan materi dengan

menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dalam pengamatan

siswa menangkap atau mengerti tentang materi yang diterangkan, tetapi setelah

siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali diantara mereka yang

mengajukan pertanyaan. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada dua–tiga

siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar, itu pun anak-anak yang

pandai saja. Ketika guru memberikan soal–soal latihan, terdapat siswa yang duduk

sambil tidur–tiduran, tampak kurang bersemangat dalam belajar. Ketika hasil

pekerjaannya dikumpulkan dan dikoreksi bersama secara silang antar siswa

sekelas dengan bimbingan guru, ternyata banyak siswa yang kesulitan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

3

mengerjakan soal–soal latihan tersebut, masih banyak mendapat nilai yang

rendah.

Akar penyebab kejenuhan atau kurang semangat belajar pada siswa mungkin

karena guru kurang tepat dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru selalu

menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Selain itu guru tidak

menggunakan media pembelajaran. Hanya menggunakan buku paket dan latihan

soal pada LKS, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan

penugasan, proses pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru dan siswa

sebagai pendengar saja.

Dengan kondisi pembelajaran yang memprihatinkan penelaahan kembali

praktek-praktek pembelajaran di sekolah-sekolah membutuhkan perhatian yang

serius dari berbagai kalangan guna mencari alternatif pemecahan masalah yang

tepat. Berbagai upaya telah dilaksanakan, akan tetapi persoalan yang mendasar

yaitu praktek pembelajaran belum juga teratasi karena masih berpegang pada

paradigma lama, praktek pembelajaran tradisional. Proses belajar mengajar mata

pelajaran IPA terfokus pada guru, dan kurang berfokus pada siswa.

Pembelajaran inkuiri merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan

konstruktivistik. Pendekatan ini didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu

memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau

pengetahuan yang telah dimilikinya. Kemudian Dahar (dalam Siringoringo, 2004:

54) mengatakan bahwa ”pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan

menunjukkan beberapa kebaikan antara lain seperti pengetahuan itu bertahan lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

4

atau lama diingat, prestasi belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih

baik dari prestasi belajar lainnya, secara menyeluruh belajar penemuan

meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas”.

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka sebagai upaya

untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, termasuk juga di dalamnya yaitu

meningkatkan aktivitas belajar IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen

Yogyakarta, peneliti merasa perlu untuk memberikan masukan dalam mengatasi

permasalahan dalam pembelajaran IPA tersebut. Dengan demikian, peneliti

mencoba merancang suatu penelitian dengan judul: ”PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI

TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN

YOGYAKARTA”. Menurut peneliti, dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengalami sendiri, mengikuti

suatu proses, mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan

sendiri tentang suatu obyek. Sehingga diharapkan di dalam diri siswa akan benar-

benar tertanam konsep yang matang dan secara tidak langsung dapat

meningkatkan pemahaman konsep, termotivasi belajarnya, serta dapat

menumbuhkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA tidak sulit untuk dipelajari.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

5

2. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan

metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen

Yogyakarta melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada mata

pelajaran IPA.

2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui

penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat seperti:

1. Bagi Siswa

Meningkatkan kemampuan siswa melalui metode inkuiri dengan

melakukan eksperimen-eksperimen dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

Menambah wawasan guru dalam penyampaian pembelajaran

menggunakan metode inkuiri.

3. Bagi Sekolah

Memberi masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui model pembelajaran inovatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

6

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan serta pengalaman melalui penerapkan metode

yang didapatkan selama perkuliahan.

E. Batasan Pengertian

1. Metode inkuiri terbimbing adalah suatu cara menyampaikan pelajaran

yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana siswa

mencari jawaban melalui serangkaian eksperimen dan menarik kesimpulan

sebagai jawaban yang di bimbing oleh guru.

2. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah

melakukan kegiatan belajar melalui serangkaian tes dan non tes

ditunjukkan dengan bentuk nilai.

3. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang ada di

alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam sekitar.

4. Siswa SD adalah peserta didik yang berumur 9-10 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini dibagi menjadi empat

bagian: yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan

hipotesis.

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah berarti

penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi

dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa

dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu

menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar

cenderung menggunakan istilah metode inkuiri.

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135) strategi inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,

logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya

dengan penuh percaya diri.

Menurut Sanjaya (2006:196) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis

untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

8

kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya

belajar siswa.

Metode inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan masalah-

masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan

data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Metode ini

merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan

siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan

prinsip dan melakukan demonstrasi

Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berarti

membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika

berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan metode yang

digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam metode inkuiri berarti guru

merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk

menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal

masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah

penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan

penjelasan yang menunjang pengalaman.

Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa

harus menggunakan kemampuannya ber-discovery dan kemampuan lainnya.

Dalam inkuiri, seorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),

melakukan demonstrasi, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, dan

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

9

a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam.

b) Merumuskan masalah.

c) Merumuskan hipotesis.

d) Merancang pendekatan eksperimen.

e) Melaksanakan eksperimen.

f) Mensistensikan pengetahuan.

g) Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,

menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta

bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri

merupakan suatu proses kegiatan belajar yang melibatkan seluruh

kemampuan siswa untuk menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah

dengan bimbingan guru. Sehingga siswa lebih memaknai pembelajaran dan

berproses melalui pengalamannya sendiri. Siswa memiliki kesadaran sendiri

untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dengan kemampuan yang dimilikinya.

Penelitian ini menggunakan inkuiri terbimbing karena siswa SD belum

terbiasa menggunakan metode inkuiri bebas dan perlu bimbingan agar

pembelajaran bisa terlaksana serta siswa tidak bingung.

2. Jenis-jenis Inkuiri

Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis menurut Sund dan

Trowbrigde (dalam Mulyasa 2007:109). Ketiga jenis pendekatan inkuiri

tersebut adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

10

a) Inkuiri Terbimbing

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru

membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal

dan mengarahkan pada suatu diskusi atau permasalahan. Guru mempunyai

peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.

Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang

berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini

siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru

hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan

memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada setiap tahap, guru

memberikan bimbingan agar siswa mampu melakukan proses inkuiri secara

mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan

arahan yang dapat menggiring siswa untuk dapat memahami konsep

pelajaran.

b) Inkuiri Bebas

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah

berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan

inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang

ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,

menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur

atau langkah-langkah yang diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

11

c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua

pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan

pendekatan inkuiri bebas. Permasalahan yang akan diselidiki diberikan oleh

guru. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak bisa memilih masalah untuk

diselidiki sendiri, namun ada bimbingan yang diberikan tetapi lebih sedikit.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Menurut Sanjaya (2006:199) terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran

inkuiri:

a) Orientasi

Orientasi merupakan langkah awal dalam metode inkuiri yang digunakan

guru untuk mengondisikan siswa agar siswa siap melaksanakan proses

pembelajaran. Pada langkah ini guru melihat kemampuan awal siswa

terkait materi yang akan diajarkan. Kemampuan awal siswa dapat dilihat

ketika guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dapat

dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan

langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah

merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

b) Merumuskan masalah

Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mencari masalah yang

berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

12

c) Mengajukan Hipotesis

Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk

menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas.

d) Mengumpulkan Data

Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mengumpulkan data-data

yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang

diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan.

e) Menguji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap

diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.

f) Merumuskan Kesimpulan

Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk

menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.

Dalam metode inkuiri terbimbing guru membimbing siswa untuk

merumuskan pertanyaan tentang gejala-gejala fenomena alam yang ada.

Siswa melalukan penemuan melalui percobaan, pengamatan, pengumpulan

data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa

dengan bimbingan guru.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Menurut Arifin (1991:3) “Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal

yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

13

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi

belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi

tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan

Environmental input Lerning Teaching Process.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan arti prestasi adalah

kemampuan seorang siswa terhadap menyelesaikan tugas dan memberikan

umpan balik untuk keperluan bimbingan, diagnosis, dan penyuluhan bagi

guru.

2. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian tentang belajar di sekolah, perlu

dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

kehidupannya.

Menurut Slameto (2010:2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang punya

banyak sifat dan jenisnya namun apa yang dilakukan tidak semua perubahan

punya arti belajar. Misalnya seorang anak terserempet sepeda motor dan

mempunyai luka lecet-lecet, itu tidak termasuk perubahan belajar.

Menurut Hamalik (2003:27) “Belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman.” Belajar merupakan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

14

proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar punya arti

lebuh luas yaitu mengalami. Hasil belajar bukah hanya penguasaan hasil

latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa, belajar merupakan

suatu proses seseorang merubah tingkah laku melalui pengalaman sendiri

terhadap interaksi lingkungan sekitar. Interaksi inilah yang membuat

pengalaman-pengalaman belajar. Sehingga siswa mampu bereaksi terhadap

lingkungan yang bermakna baginya.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Cronbach (dalam Arifin 1991:4) bahwa

“Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik

dalam mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan, dan

penyuluhan, untuk keperluan penempatan”. Sehingga prestasi belajar yang

diperoleh siswa dapat menjadi informasi tentang apa saja yang sudah di

pahami siswa maupun yang belum.

Menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil yang dicapai

dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan prestasi belajar

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena

kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar. Prestasi belajar merupakan tingkatan keberhasilan dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor

yang diperoleh dari hasil tes.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses

belajar yang diukur dengan tes. Hasil tes menunjukkan kemampuan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

15

dalam hal memahami materi ajar atau suatu pelajaran. Hasil tes bisa

digunakan untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan

keperluan lainnya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berikut pegenalan terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya

dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-

baiknya.

Faktor internal:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh (penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain

sebaganya).

2. Faktor psikologis ada dua, yaitu:

a. Faktor intelek (kecerdasan dan bakat)

b. Faktor non intelek (kepribadian: sikap,minat, kebutuhan, motivasi,

emosi dan lainya).

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Faktor eksternal:

1. Faktor sosial.

2. Faktor budaya.

3. Faktor lingkungan fisik.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

16

5. Indikator Prestasi Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi

dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.

Perinciannya adalah sebagai berikut:

a) Kognitif

Menurut Taksonomi Bloom Revisi (1994) oleh Anderson dan Krathwohl,

mempunyai tujuan pendidikan yang penting yaitu merentensi dan mentransfer

atau adanya indikasi pembelajaran yang bermakna. Meretensi merupakan

kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu.

Menurut Mayer dan Wittrock (dalam Anderson dan Krathwohl 1996:94)

mentransfer merupakan kemampuan menggunakan apa yang sudah dipelajari

untuk menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau

memudahkan materi dalam pembelajaran baru. Singkatnya retensi menuntut

siswa untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, sedangkan mentransfer

menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk

memahami dan menggunakan apa yang sudah dipelajari.

Tingkatan dalam Taksonomi Bloom revisi aspek kognitif adalah 1)

Mengingat (remember) merupakan proses mengambil pengetahuan dari

memori jangka panjang yang menjadi pengetahuan yang dibutuhkan siswa. 2)

Memahami (understand) bila siswa dapat memaknai pesan-pesan

pembelajaran yang disampaikan melalui pengajaran, buku maupun computer.

3) Mengaplikasikan (apply) merupakan proses yang melibatkan penggunaan

aturan-aturan tertentu untuk mengerjakan soal latihan. 4) Menganalisis

(analyze) proses yang melibatkan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

17

kecil dan menentukan bagaimana caranya menghubungkan antar bagian. 5)

Mengevaluasi (evaluate) proses membuat keputusan berdasarkan kriteria-

kriteria. dan 6) Mencipta (create) proses yamg bertujuan untuk membuat

produk baru. Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif, maka harus

membuat alat penilaian (soal) dengan membuat pertanyaan yang disesuaikan

dengan tujuan-tujan pendidikan.

b) Afektif

Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta didik

untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seorang

peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu,

maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal.

Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka

akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara

maksimal.

Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran

terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal, sebagai berikut:

1. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif

terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian

mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi

pelajaran.

2. Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap

positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang

diajarkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

18

3. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu

memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga

pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru

untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat merangsang

peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh.

4. Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang

berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik

mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan

lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.

5. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas

kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik

memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum

yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang perlu dinilai,

dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: observasi perilaku,

pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi

perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan yang

khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di

sekolah.

c) Psikomotorik

Menurut Singer (dalam Mimin Haryati 2007) bahwa mata ajar yang

termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih

berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

19

Menurut Ryan (dalam Mimin Haryati 2007), penilaian hasil belajar

psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui

pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar

mengajar. Kedua, setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes

kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga,

beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan

kerjanya.

Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan

harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penelitian ini difokuskan

pada aspek kognitif, karena menghindari kerumitan data mengingat

mengingat waktu yang terbatas untuk menganalisis.

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

pelaksanaan proses pendidikan yang dilaksanakan guru di sekolah itu lemah.

Susanto (2003:165) menyatakan bahwa IPA merupakan salah satu mata

pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran

IPA selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Fisher (dalam

Amien, 1987:4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan

yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan

observasi. Sedangkan Iskandar (2001:1) menjelaskan hakikat IPA adalah ilmu

pengetahuan yang meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat

proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk

ilmiah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

20

Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar

mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara

lain, yaitu:

1. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam

mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.

2. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak

bukti yang menguatkan data.

3. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain

sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri

sendiri.

4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.

5. Bersifat hati-hati.

6. Ingin menyelidiki

Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian

pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA

dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari

kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang mendukung penelitian ini dari Yuliana (2012) dengan

judul “Peningkatan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat

cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri

Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

21

metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60 dengan kondisi

awal 45,45% mendapat nilai ≥ 60 dan 54,55% mendapat nilai < 60. Pada

siklus I dan II siswa yang mencapai KKM 100%. Berdasarkan hasil yang

diperoleh tersebut bahwa penelitian telah mencapai target yang diharapkan.

Dari penelitian Wahyu (2013) dengan judul “Peningkatan keaktifan dan

prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode

Inkuiri terbimbing” ada peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan

peningkatan persentase siswa yang tuntas KKM dari 50% pada kondisi awal

menjadi 80% pada kondisi akhir.

Dari hasil penelitian Uswatun (2013) dengan judul skripsi “Peningkatan

keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1

menggunkan metode inkuiri terbimbing” menunjukan bahwa penggunaan

metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Dapat

dilihat dari peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal

sebesar 64,75% menjadi 94,44% dan rata-rata nilai siswa juga mengalami

peningkatan dari kondisi awal sebesar 63,18 menjadi 82,01. Dengan demikian

penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan

keaktifan dan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan mengenai persamaanya

adalah inkuiri terbimbing, prestasi belajar dan mata pelajaran IPA serta ada

satu yang kelas yang sama yaitu kelas IV yang menjadi subjeknya. Dan yang

membedakan berupa variabel yang di teliti berupa keaktifan, tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

22

penelitian atau sekolah dasar (SD) serta ada kelas V yang menjadi subjeknya.

Dari penelitian yang relevan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing

dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Metode inkuiri terbimbing juga

layak digunakan untuk proses belajar mengajar khususnya pada mata

pelajaran IPA.

Desain Penelitian yang Relevan

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan

pembelajaran konvensional. Pembelajaran IPA di sekolah dasar umumnya

masih mengandalkan ceramah dari guru, gurulah yang menjadi pusat dalam

pembelajaran. Siswa mendengarkan ceramah dari guru di depan kelas, mereka

duduk mendengarkan guru mereka mengajar dengan ceramah, itulah yang

terjadi pada pembelajaran IPA. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu

Peningkatan proses

ilmiah dan prestasi

belajar siswa tentang

sifat-sifat cahaya

melalui metode inkuiri

terbimbing pada siswa

kelas V SD Negeri

Suryowijayan tahun

ajaran 2011/2012

Peningkatan keaktifan

dan prestasi belajar

IPA siswa kelas IV SD

Negeri Plaosan 1

menggunkan metode

inkuiri terbimbing

Peningkatan keaktifan

dan prestasi belajar

IPA siswa kelas V SD

Negeri Plaosan 1

melalui metode Inkuiri

terbimbing

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan

Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

23

tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan dan pemaknaan.

Metode inkuiri terbimbing merupakan proses dalam pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk melakukan

penemuan yang bermakna melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka dan

dengan melalui interaksi bersama orang-orang dan lingkungan belajar mereka.

Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang

berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri.

Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, maka siswa akan lebih

tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk dan

mendengarkan ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Metode inkuiri

menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan awal

yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan

prestasi belajar IPA pada siswa siswa kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

24

2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui

penerapan metode inkuiri pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen

Yogyakarta dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Orientasi

b. Merumuskan Masalah

c. Mengajukan Hipotesis

d. Mengumpulkan Data

e. Membuat Kesimpulan

f. Mempresentasikan Hasil

g. Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

25

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,

jadwal pengambilaan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data teknik analisis

data. Hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action

Research yang artinya penelitian dengan tindakan. Menurut Arikunto

(2010:58), PTK terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

Pertama, penelitian. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati

suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu

untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu

objek yang diamati.

Kedua, tindakan. Tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan

sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu.

Ketiga, kelas. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta

didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.

Dari ketiga unsur di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

26

terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan. tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pelajaran,

maka tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif.

Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka haruslah dilakukan

secara berulang-ulang. Penelitian tindakan kelas ini minimal dilaksanakan

selama dua siklus. Diagram alur desain penelitian ditunjukkan pada bagan 1.

Model penelitian yang digunakan ini adalah

Desain PTK dalam Arikunto (2010)

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

2. Pelaksanaan

1. Perencanaan

3. Pengamatan

Siklus I 4. Refleksi

Siklus II

I

4. Refleksi

3. Pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

27

Model penelitian dalam Arikunto terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refeksi. Setiap siklus dilakukan pada satu kali pertemuan.

Pembelajaran setiap pertemuan atau siklus menggunakan metode inkuiri

terbimbing.

B. Setting Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Gedongtengen yang

beralamat di Jl. Letjen Suprapto 84, Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan

pada bulan November-Desember 2015.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A semester ganjil

tahun ajaran 2015/2016 SD Negeri Gedongtengen sebanyak 26 siswa, yang

terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitiannya adalah prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata pelajaran

IPA, khususnya pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan terjadinya

perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas”

semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

C. Rencana Tindakan

Pada bagian rencana tindakan ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal

tersebut adalah persiapan dan rencana setiap siklus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

28

1. Persiapan

Peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan penelitian.

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu 1) Peneliti

meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD

dilanjutkan ijin ke Dinas Perijinan kota Yogyakarta untuk melakukan

penelitian di SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. 2) Peneliti meminta ijin

kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Negeri Gedongtengen untuk

melakukan kegiatan penelitian. 3) Peneliti melakukan observasi pada siswa

kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk memperoleh gambaran tentang

tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas.

4) Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri

Gedongtengen untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPA. 5) Peneliti mengidentifikasi masalah yaitu

rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPA.

2. Rencana Siklus I

Rencana setiap siklus yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan

penelitian dilaksanakan sesuai dengan model Arikunto (2010). Model

Arikunto terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian

yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan

1) Permintaan izin kepada kepala sekolah SD N Gedongtengen

Yogyakarta.

2) Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas.

3) Identifikasi masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

29

4) Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang

ingin dicapai.

5) Menyusun silabus, RPP, dan LKS.

6) Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I.

7) Menyiapkan instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan

digunakan pada siklus I.

b. Pelaksanaan

Tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dalam

tahap ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana (guru) dalam penelitian.

Peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pambelajaran yang telah dibuat dengan motode inkuiri terbimbing.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Bertujuan untuk

mengetahui proses pembelajaran dan mengumpulkan kekurangan dalam

peneitian. Peneliti juga menilai hasil dari lembar kerja siswa.

d. Refleksi

Peneliti bersama dengan pengamat mencatat dan mengevaluasi proses

pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing (masalah,

kekurangan dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran). Peneliti

merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran

berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian

indikator dengan hasil pembelajaran. Bila belum ada peningkatan maka

akan di lanjutkan dengan siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

30

3. Rencana Siklus II

Siklus dua akan dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus pertama

menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum mencapai hasil yang

diharapkan, sehingga perlu diadakan tindakan kembali sampai hasil yang

dinginkan benar-benar tercapai.

a. Perencanaan

Perencanaan siklus kedua meliputi menyiapkan perencanaan

pembelajaran, instrumen penelitian, alat-alat dan bahan percobaan.

Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) serta kisi-kisi soal dengan jumlah soal 20 beserta

kunci jawaban.

b. Pelaksanaan

Tindakan dalam siklus II dilakakukan dalam satu kali pertemuan.

Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang

sudah ditentukan.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti

mengati proses pembelajaran dan menilai hasil siswa yang dilakukan

dengan mengerjakan lembar kerja siswa.

d. Refleksi

Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses

pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat

ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran dan membandingkan

data siklus I dengan siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

31

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini hanya menggunakan teknik tes dalam mencari data prestasi

belajar siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes menurut Margono

(2010:170) menjelaskan tes sebagai seperangkat rangsangan yang diberikan

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berbeda dengan Margono, Arifin

(2011:226) berpendapat bahwa tes adalah suatu teknik pengukuran yang di

dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas

yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dari pengertian tes

menurut Margono dan Arifin, penulis menyimpulkan tes adalah seperangkat

pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk dikerjakan atau dijawab

oleh responden. Tujuan digunakannya tes oleh peneliti adalah untuk

mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa setelah mendapatkan

tindakan.

Pada penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis

berupa tes objektif pilihan ganda. Yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I

dan II untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada prestasi belajar

siswa mata pelajaran IPA.

E. Instrumen Penelitian

Tes

Peneliti menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan yang

dimiliki siswa. Dalam buku Arifin (2011:226) pengertian tes adalah suatu

teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

32

pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan atau dijawab oleh

responden. Heaton (1988) membedakan tes menjadi empat jenis dan

pembagian jenis-jenis tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Yaitu,

tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat dan tes diagnostik. Lalu Brown

(2004) menambahkan pembagian tersebut menjadi lima jenis lagi yaitu tes

penempatan.

Tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu tes intelegensia

umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar dan tes kepribadian. Tes

prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jumlah

peserta. Ada tes kelompok dan tes perseorangan. Dari cara penyusunannya tes

dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Tes standar

adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi

berdasarkan percobaan-percobaan terhadapa sampel yang cukup besar dan

representatif. Tes baku bertujuan untuk mengukur kemampuan responden

dalam tiga aspek, yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar dan diagnostik.

Dilihat dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi

tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Dan setiap jenis tes

mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing.

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk

mengetahui kemampuan aspek kognitif siswa. Tes diberikan pada akhir

kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan menggunakan 20 soal objektif yang

akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk melihat peningkatan

siswa dengan metode inkuiri digunakan perbandingan nilai siklus I dengan

siklus II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

33

Kisi-kisi Soal Evaluasi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : IV/1

Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud

benda serta berbagai cara penggunaan benda

berdasarkan sifatnya.

Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair

→ padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi

Indikator Nomer soal

1. Menyebutkan macam-macam

perubahan wujud benda

1, 3, 5, 10, 20, 22, 26, 29, 31, 32,

38

2. Menjelaskan pengertian perubahan

wujud benda

2, 4, 8, 12, 14, 21, 30

3. Memberi contoh macam-macam

bentuk perubahan wujud benda

6, 7, 15, 18, 19, 28, 33, 35, 37

4. Mengidentifikasi perubahan wujud

benda yang dapat berubah ke wujud

semula

16, 39

5. Mengidentifikasi macam-macam

perubahan benda beserta aplikasinya

dalam kehidupan sehari-hari

9, 11, 13, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 36,

40

Jumlah 40

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila “insturmen tersebut

dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur” (Widoyoko,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

34

2009:128). Dapat dikatakan juga bahwa validitas berkaitan dengan

“ketepatan” sebuah alat ukur. Instrumen yang sudah valid dapat

menghasilkan data yang valid. Jika data yang dihasilkan dari penyajian

instrumen itu valid, maka secara otomatis instrumen tersebut juga valid.

Suatu tes juga dapat dikatakan valid setelah diperbandingkan dengan tes

lain yang telah valid (Masidjo, 1995:242). Apabila hasilnya menunjukkan

kesesuaian dengan hal yang akan diukur, maka dapat dikatakan bahwa tes

tersebut memiliki taraf validitas tertentu dan harus dicari sejauh mana taraf

korelasinya atau taraf validitasnya. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam

suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 dengan taraf

signifikasi 1% dan 5%. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5%.

Hasil perhitungan validitas dengan program komputer SPSS 23

(Statistical Product and Service Solution) jika pada nomor soal hasil Pearson

Correlation terdapat tanda asterix (*) yang disebut sebagai Correlation is

significant at the 0.01 level (2-tailed) berarti nomor soal tersebut valid.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) berarti tingkat

significantnya adalah 5% dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Pearson

Correlation lebih kecil dari 0.05. Didapatkan dari 30 butir soal yang diujikan

pada 28 siswa. Hasil uji validitas soal yang valid dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I

No.

Item r hitung r tabel Keputusan

1 0.561** 0.388 Valid

2 0.415* 0.388 Valid

3 0.373 0.388 Tidak Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

35

4 0.419* 0.388 Valid

5 0.373 0.388 Tidak Valid

6 0.333 0.388 Tidak Valid

7 0.474* 0.388 Valid

8 0.405* 0.388 Valid

9 0.411* 0.388 Valid

10 0.388 0.388 Tidak Valid

11 0.474* 0.388 Valid

12 0.585** 0.388 Valid

13 0.636** 0.388 Valid

14 0.471* 0.388 Valid

15 0.500** 0.388 Valid

16 0.527** 0.388 Valid

17 0.388 0.388 Tidak Valid

18 0.455* 0.388 Valid

19 0.448* 0.388 Valid

20 0.396* 0.388 Valid

21 0.451* 0.388 Valid

22 0.585** 0.388 Valid

23 0.636** 0.388 Valid

24 0.440* 0.388 Valid

25 0.500** 0.388 Valid

26 0.527** 0.388 Valid

27 0.415* 0.388 Valid

28 0.455* 0.388 Valid

29 0.448* 0.388 Valid

30 0.370 0.388 Tidak Valid

Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 24 item yang valid dan

tidak valid ada 6 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian

siklus I.

Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II

No.

Item r hitung r tabel Keputusan

1 0.687** 0.388 Valid

2 0.574** 0.388 Valid

3 0.450* 0.388 Valid

4 0.602** 0.388 Valid

5 0.513** 0.388 Valid

6 0.468* 0.388 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

36

7 0.369 0.388 Tidak Valid

8 0.443* 0.388 Valid

9 0.490* 0.388 Valid

10 0.448* 0.388 Valid

11 0.687** 0.388 Valid

12 0.534** 0.388 Valid

13 0.500** 0.388 Valid

14 0.551** 0.388 Valid

15 0.513** 0.388 Valid

16 0.533** 0.388 Valid

17 0.369 0.388 Tidak Valid

18 0.443* 0.388 Valid

19 0.490* 0.388 Valid

20 0.506** 0.388 Valid

21 0.363 0.388 Tidak Valid

22 0.414* 0.388 Valid

23 0.397* 0.388 Valid

24 0.295 0.388 Tidak Valid

25 0.473* 0.388 Valid

26 0.414* 0.388 Valid

27 0.465* 0.388 Valid

28 0.388* 0.388 Valid

29 0.381 0.388 Tidak Valid

30 0.482* 0.388 Valid

Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 25 item yang valid dan

tidak valid ada 5 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian

siklus II.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid.

Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut

sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang

berasal dari siswa yang bersangkutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

37

1) Faktor yang berasal dari dalam tes

a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat

mengurangi validitas tes.

b. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, tidak

terlalu sulit.

c. Item tes dikonstruksi dengan jelas.

d. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang

diterima siswa.

e. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan

terlalu kurang atau terlalu longgar.

f. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.

g. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.

2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes

a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan

jawaban dalam situasi tergesa-gesa.

b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara

siswa yang belajar dengan melakukan kecurangan.

c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada

semua siswa.

d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.

e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.

f. Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab

item tes yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

38

3) Faktor yang berasal dari jawaban siswa

Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi

tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi

item-item pada tes evaluasi (Sukardi, 2008).

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen tes disebut reliabel (dapat dipercaya) jika sudah diteskan

berkali-kali tetap memberikan hasil yang ajeg (konsisten). Ajeg tidak harus

selalu memiliki skor yang sama, skor dapat berubah namun dengan perubahan

yang ajeg. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas

instrumen. Instrumen yang valid sudah tentu reliabel, namun tetap perlu

diadakan pengujian reliabilitas instrumen.

Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas

Koefisisen Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat rendah

4. Penentuan Reliabilitas

Menurut Masidjo (1995: 233) “suatu tes yang reliabel atau andal adalah

suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran

menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang yang tepat dan teliti”.

Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja yaitu 40

soal pilihan ganda, untuk siklus I berupa 20 soal dan 20 soal lagi untuk siklus

II. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

39

Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan

dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini:

Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.866 24

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian

ini. Berikut pengujian yang dilakukan untuk menganalisis datanya:

Tes Tertulis

1. Penyekoran

Jika benar = skor 1

Jika salah = skor 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

40

2. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan rumus :

X 100

3. Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus:

4. Membandingkan tingkat prestasi pada kondisi awal dengan

akhir siklus I dan membandingkan akhir siklus I dengan akhir siklus II.

Hal tersebut dilakukan untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan

prestasi atau tidak.

5. Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II

apakah terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak.

H. Kriteria Keberhasilan

Kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA

mengenai pembuatan suatu karya model yang menunjukkan perubahan wujud

benda pada kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta tahun pelajaran

2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil prestasi belajar

siswa yaitu 70. Berikut kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas:

Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian

Peubah Indikator Penelitian Kondisi

Awal

Akhir

Siklus I

Akhir

Siklus II

Prestasi

belajar

siswa

Nilai rata-rata kelas 68 70 75

Persentase jumlah

siswa yang mencapai

KKM (70)

72,2% 70% 80%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

41

I. Jadwal Penelitian

Susunan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.8 Jadwal penelitian

No Kegiatan

Bulan (Tahun)

Okt

2015

Nov

2015

Des

2015

Jan

2016

Feb

2016

Mar

2016

Apr

2016

Mei

2016

Jun

2016

Jul

2016

Agt

2016

Sept

2016

1. Penyusunan

proposal

2. Permohonan

ijin penelitian

3 Penelitian

4. Pengumpulan

data

5. Pengolahan

data

6. Penyusunan

laporan

7. Ujian skripsi

8. Revisi

9. Yudisium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar.

Berikut diskripsi data dan analisis data yang dilakukan.

A. Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dulu melakukan

wawancara terhadap guru kelas. Dari hasil wawancara, banyak siswa tidak

memahami pelajaran yang diberikan. Lalu pada tanggal 24 November 2015

peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru masih menggunakan metode

ceramah dan siswa hanya menyimak serta melihat buku paket. Dan banyak

siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta beberapa siswa sibuk

dengan kegiatannya sendiri.

Selain melakukan wawancara dan pengamatan, peneliti juga melakuakan

pengumpulan data berupa daftar nilai pada tahun ajaran sebelumnya. Berikut

data nilai prestasi belajar.

Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya

Tahun Ajaran 2013/2014 Tahun Ajaran 2014/2015

No. Siswa Nilai

Ketuntasan

(KKM=70) No. Siswa Nilai

Ketuntasan

(KKM=70)

Tuntas Tidak

Tuntas Tuntas

Tidak

Tuntas

1 50 1 36

2 35 2 70

3 70 3 60

4 35 4 82

5 60 5 80

6 75 6 70

7 80 7 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

43

8 70 8 74

9 80 9 70

10 40 10 74

11 80 11 90

12 40 12 90

13 70 13 98

14 60 14 76

15 80 15 70

16 80 16 76

17 70 17 72

18 65 18 76

19 80 19 72

20 70 20 70

21 60 21 60

22 50 22 91

23 80 23 70

24 70 24 70

25 60 25 74

26 50 26 86

27 27 98

28 28 66

Jumlah 1660 2040

Rata-rata 63,8 72,8

Ketuntasa

n

53,8% 46,2%

78,6% 21,4%

Rata-rata

Nilai

Siswa

68

Rata-rata

ketuntasa

n siswa

Tuntas Tidak Tuntas

72,2% 27,8%

Dari tabel data prestasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014 ada

53,8% atau 14 dari 26 siswa dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan

tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70.

Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang tidak

tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai

rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh

siswa diatas adalah 68 yang masih dibawah KKM yaitu 70. Dari data diatas

dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas pada kondisi awal adalah 68.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

44

2. Siklus I

a) Perencanaan

Perencanaan peneliti berupa mempersiapkan diri dan menyiapkan

perangkat pembelajaran untuk 2 jam pelajaran berupa Silabus, RPP, materi

pembelajaran, soal evaluasi berupa pilihan ganda dan alat serta bahan untuk

percobaan, lembar observasi beserta rubrik penilaiannya. Peneliti juga

mempersiapkan alat kamera digital untuk memotret proses kegiatan belajar

mengajar selama penelitian.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 November 2015.

Materi yang dipelajari pada siklus pertama berupa macam-macam perubahan

wujud benda serta mengamatinya melalui percobaan yang ada dalam

pelajaran IPA. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa tertarik dan lebih

paham mempelajari materi.

Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi untuk

mengetahui pengetahuan siswa. Guru meminta siswa mengamati gelas yang

diisi air panas dan ditutup. Setelah siswa memberikan jawaban, guru lalu

mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran. Setelah itu guru

memberikan penjelasan singkat mengenai perubahan wujud benda yang ada

di sekitar lingkungan sekolah.

Kegiatan selanjutnya guru membuat kelompok kecil yang dibentuk

berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-5

siswa. Masing-masing kelompok diberi materi pembelajaran mengenai apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

45

yang akan dipelajari. Setelah materi dipahami, setiap kelompok melakukan

percobaan yang berbeda-beda. Saat melakukan percobaan, semua anggota

mengamati apa yang terjadi dan mencatatnya.

Bila semua kelompok sudah melakukan percobaan yang sama, beberapa

kelompok akan dipilih untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas

sementara siswa lain memperhatikan dan bertanya jika ada yang kurang

paham.

c) Pengamatan

Peneliti juga melakukan pengamatan ketika mengajar pada saat kegiatan

belajar mengajar di kelas IV A. Pada saat melakukan penelitian, siswa

bersemangat dalam percobaan yang dilakukan. Pada awalnya siswa gaduh

saat pembentukan kelompok. Kemudian peneliti mengamati permasalahan

yang dialami siswa maupun kelompok saat melakukan percobaan. Kurangnya

instruksi dalam melakukan percobaan memakan waktu lama sebab siswa

kurang paham apa yang akan dilakukan.

Pada akhir siklus I, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui

peningkatan yang dialami siswa. Peneliti membuat soal objektif yang diujikan

guru kelas. Berikut data yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi di akhir

siklus I:

Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I

No. Siswa Nama Siswa Nilai

Ketuntasan (KKM=70)

Tuntas Tidak

Tuntas

1 Lutf 55

2 Anw 75

3 Adb 90

4 Aml 70

5 Arg 75

6 Bma 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

46

7 Dml 75

8 Muh 65

9 Feb 90

10 Ges 65

11 Has 95

12 Lov 60

13 Ptra 75

14 Rdt 75

15 Nbl 65

16 Naz 50

17 Okt 75

18 Rez 50

19 Ris 75

20 San 50

21 Say 70

22 Tuh 75

23 Oktv 70

24 Arb 70

25 Arn 75

26 Saf 50

Jumlah 1820 17 9

Rata-rata 70

Persentase Ketuntasan 65,4% 34,6%

Berdasarkan pada tabel diatas, nilai kognitif siswa yang tuntas mencapai

nilai KKM ada 17 siswa atau 65,4% dan rata-ratanya 70. Ada 9 siswa yang

tidak tuntas KKM. Nilai KKM pada kondidi awal untuk tahun ajaran

2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dinyatakan tuntas dan 46,2% atau

12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8

masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau

6 dari 28 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa

yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu

72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 dan masih

dibawah KKM yaitu 70. Jika dibandingkan dengan prestasi pada kondisi

awal, rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 68 menjadi 70

dan mencapai target yang diinginkan oleh peneliti yaitu 70 namun persentase

ketuntasan dibawah kondisi awal. Persentase siklus I yang belum mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

47

target disebabkan beberapa faktor yaitu: 1) Nilai yang didapatkan ada yang

masih rendah. 2) Dari hasil pengamatan yang mendapat nilai adalah siswa

yang ramai saat pembelajaran. 3) Beberapa siswa ada yang belum mengerti

tentang materi ajar ditunjukkan dengan banyaknya jawaban yang masih salah.

Berikut tabel keberhasilan siklus I:

Tabel 4.11 Capaian siklus I

Variabel Indikator Target

Siklus I

Capaian

Siklus I

Keterangan

Prestasi

belajar

siswa

Nilai rata-rata

kelas 70 70 Tercapai

Persentase jumlah

siswa yang

mencapai KKM

(70)

70% 65,4% Belum

tercapai

d) Refleksi

Dari hasil pengamatan, proses pembelajaran siklus I secara umum sudah

berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada ketika melakukan percobaan,

banyak siswa bermain dengan alat percobaan seperti korek api. Tetapi para

siswa belum berperan aktif ketika percobaan dilakukan. Perlu aturan tegas

ketika percobaan berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perhitungan

dengan menggabungkan nilai yang diperoleh siswa di siklus I yang berasal

dari penilaian kognitif dengan nilai pada kondisi awal. Hasil prestasi belajar

yang diperoleh siswa dalam siklus I menunjukkan bahwa 65,4% ((17:26) x

100) siswa belum tuntas mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu 70%.

3. Siklus II

Dari hasil prestasi belajar siswa pada siklus I, data yang didapatkan

belum menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Maka akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

48

dilanjutkan dengan siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berikut hasil penelitian pada siklus II:

a) Perencanaan

Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus II dengan menyiapkan

materi pelajaran, menyiapkan Silabus, RPP, materi pembelajaran,

menyiapkan alat-alat dan bahan untuk kegiatan percobaan, serta instrumen

dalam bentuk tes pilihan ganda. Peneliti juga menyiapkan peralatan kamera

digital untuk mengabadikan proses belajar mengajar selama penelitian.

b) Pelaksanaan Tindakan

Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu,4 Desember 2015 di

kelas IV SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dengan jumlah siswa 26

orang. Siklus II tetap 2 jam pelajaran (JP) (2x35 menit). Pada siklus kedua,

penelitian tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya. Perbedaannya pada

percobaan yang dilakukan, yaitu membuat sebuah karya berupa lilin gelas.

Materi yang disampaikan pada siklus II merupakan kelanjutan dari bentuk

perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Inti materinya

berupa merancang pembuatan benda yang memanfaatkan perubahan wujud

benda. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah

dibuat.

Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi

kemudian diulang dengan mengingat materi pada siklus pertama. Kemudian

guru memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari.

Setelah selesai dilanjutkan dengan membentuk kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 4-5 orang. Guru lalu membagikan lembar kerja siswa dan para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

49

siswa membuat suatu karya model dengan alat dan bahan yang telah

disiapkan. Masing-masing kelompok mulai membuat suatu karya model

sesuai instruksi guru. Ketika semua kelompok sudah selesai membuat karya

model yang diinginkan, bisa dikumpulkan. Kemudian dilanjutkan mengenai

kesulitan serta membahas materi yang belum dipahami siswa. Pembelajaran

diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evalusi untuk mengetahui

penguasaan materi dan peningkatan prestasi belajar.

c) Pengamatan

Selama pelaksanaan siklus II, peneliti juga melakukan pengamatan

terhadap para siswa. Dari hasil pengamatan didapatkan, para siswa antusias

selama percobaan berlangsung. Semua siswa fokus terhadap pekerjaannya

dan saling kerjasama. Pemahaman yang dikuasai siswa juga meningkat yang

dibuktikan dengan hasil evaluasi yang cukup bagus. Dari 26 siswa yang lulus

KKM ada 22 orang dengan nilai rata-rata 76,2 atau 84,6% dan yang tidak

tuntas KKM ada 4 orang.

Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II

No. Siswa Nama Siswa Nilai Ketuntasan (KKM=70)

Tuntas Tidak Tuntas

1 Lutf 60

2 Anw 75

3 Adb 100

4 Aml 85

5 Arg 90

6 Bma 75

7 Dml 85

8 Muh 65

9 Feb 95

10 Ges 75

11 Has 100

12 Lov 70

13 Ptra 85

14 Rdt 75

15 Nbl 75

16 Naz 85

17 Okt 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

50

18 Rez 50

19 Ris 85

20 San 55

21 Say 75

22 Tuh 80

23 Oktv 75

24 Arb 80

25 Arn 75

26 Saf 60

Jumlah 2005 21 5

Rata-rata 77,1

Persentase Ketuntasan 80,8% 19,2%

Tabel 4.13 Capaian siklus II

Variabel Indikator Target

Siklus II

Capaian

Siklus II

Keterangan

Prestasi

belajar

siswa

Nilai rata-rata

kelas 75 77,1 Tercapai

Persentase

jumlah siswa

yang mencapai

KKM (70)

80% 80,8% Tercapai

d) Refleksi

Dalam pelaksanaan siklus II, prestasi belajar siswa mengalami

peningkatan. Siswa dalam siklus II mulai tertib aktif belajar dari pada siklus I.

Kekurangan dalam siklus ini berupa penggunaan alat yang tidak hati-hati

dalam menggunakan alat percobaan, yang menyebabkan satu gelas beker

retak. Ketika selesai melakukan percobaan dan mengerjakan soal evaluasi,

siswa langsung jalan-jalan yang menyebabkan siswa lain ikut gaduh.

B. Pembahasan

Berikut ini peneliti akan paparkan tentang peningkatan prestasi belajar

siswa dengan model pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan pada siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

51

1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar (SD) yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

kognitif siswa yang meliputi: mengingat, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Fokus penelitian ini pada

kemampuan kognitif siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

tindakan kelas.

Menurut Sanjaya (2006:194) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis

untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya

belajar siswa. Sejalan dengan Sanjaya, namun kemampuan kognitif siswa

yang diteliti pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I kemampuan kognitif

yang diteliti berupa mengingat, memahami dan mengaplikasi. Pelaksanaan

pembelajaran dimulai pada siklus I dengan apersepsi kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan inti. Pada kegiatan inti

guru menjelaskan sedikit materi yang akan dipelajari yaitu tentang perubahan

wujud benda. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa berpikir tentang

perubahan wujud benda yang sudah diketahui. Kemudian guru membentuk

kelompok sesuai kelompok yang sudah dibuat peneliti sebelumnya. Didalam

kelompok, siswa dituntut mencoba melakukan percobaan. Percobaan yang

dilakukan setiap kelompok sama, tidak ada yang berbeda. Namun beberapa

kelompok kesulitan menggunakan alat-alat laboratorium untuk melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

52

percobaan. Sebab petunjuk cara menggunakan alat sudah ada namun siswa

masih takut untuk mempraktekkan.

Ketika pengamatan dilakukan oleh peneliti, banyak siswa tidak ikut

melakukan percobaan. Kebanyakan siswa bermain dengan alat dan bahan uji

coba, membuat gaduh kelas. Pada saat presentasi kelompok, ada kelompok

yang belum selesai mengisi lembar kegiatan siswa. Saat guru memberikan

pertanyaan, hanya sedikit siswa yang menjawab. Maka dari hasil pengamatan,

peneliti mencoba merevisi kegiatan pembelajaran seperti memberikan cara

melakukan percobaan yang tepat yaitu dengan langkah-langkah yang telah

dibuat sebelumnya, memberikan peraturan tegas agar tidak bermain dengan

alat dan bahan percobaan, dan memberikan bahan percobaan seperlunya.

Pada siklus I pengaruh metode inkuiri belum berdampak banyak pada hasil

evaluasi. Disebabkan ketika penelitian beberapa siswa tidak paham dengan

pembelajaran yang dilakukan serta siswa lain ramai sendiri. Sehingga harus

menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan menangkan siswa

yang ramai. Pembelajaran sudah sesuai rencana.

Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pada siklus I namun

kemampuan kognitif yang diteliti berbeda. Pada siklus II kemampuan kognitif

yang diteliti berupa aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Kegiatan awal dilakukan sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan

yang dilakukan antara lain apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan

membahas sedikit materi serta rangkaian kegiatan yang akan dilakukan.

Setelah pembentukan kelompok selesai, siswa diminta melakukan percobaan

membuat karya dengan memanfaatkan perubahan wujud benda yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

53

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini anggota kelompok lebih giat

dan tertarik untuk melakukan percobaan. Hasil karya yang dibuat cukup

memuaskan. Jika dibandingkan dengan siklus I, pertemuan siklus II lebih

menarik perhatian siswa. Untuk hasil pada siklus II lebih baik dari pada siklus

I. Dalam siklus II dengan penggunaan metode inkuiri serta kegiatan

pembelajaran yang menarik, ada peningkatan prestasi belajar pada siswa.

2. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil

yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan

prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi

merupakan hasil dari proses belajar. Maka untuk mengukur tingkat prestasi

siswa dilakukan dengan memberi soal evaluasi pada setiap akhir siklus. Soal

evaluasi mencakup materi yang telah diberikan sebelumnya, yaitu materi

yang menyangkut perubahan wujud benda pada kompotensi dasar 6.2. Soal

evaluasi berupa tes objektif yang sudah divalidasi sebelumnya. Setiap akhir

siklus diberikan 20 butir soal objektif. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi

peningkatan pada akhir siklus I ke siklus II.

Pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada setiap siklus. Hasil

evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa yang mendapat

nilai di atas 70, dan terdapat 9 siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Nilai

rata-rata yang diperoleh kelas sebesar 70, sedangkan pada kondisi awal

sebesar 68. Hasil rata-rata kelas yang mencapai KKM hanya sebesar 65,4%,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

54

sedangkan pada kondisi awal sebesar 72,2%, belum mencapai target yang

diharapkan yaitu 70% namun mengalami penurunan.

Pada siklus II menunjukkan bahwa 21 siswa mendapat nilai diatas 70,

dan 5 siswa yang belum tuntas. Dan nilai rata-rata yang diperoleh kelas

sebesar 77,1, sedangkan pada siklus I sebesar 70. Rata-rata kelas yang

mencapai KKM sebesar 80,8%, mengalami peningkatan dari 65,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar siswa dengan

menggunakan metode inkuiri.

Berikut hasil peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus

I dan siklus II. Peningkatan tersebut telah memenuhi target yang diharapkan

oleh peneliti.

Tabel 4.14 Capaian dari komdisi awal, siklus I dan siklus II

Variabel Indikator Kondisi

awal

Target

siklus I

Capaian

Siklus I

Target

Siklus

II

Capaian

Siklus II

Prestasi

belajar

siswa

Nilai rata-rata

kelas 68 70 70 75 77,1

Persentase

jumlah siswa

yang mencapai

KKM

72,2% 70% 65,4% 80% 80,8%

Berikut merupakan penjabaran peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II

pada masing-masing siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

55

Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II

No.

Sis

wa

Nama

Siswa

Kondisi

Awal

(Rata-rata)

Setelah Tindakan

Keterangan Siklus

I Ketuntasan

(KKM=70)

Siklus

II

Ketuntasan

(KKM=70)

Nilai Nilai Ya Tidak Ya

Tida

k

1 Lutf

55 60 Meningkat dan

tidak tuntas

2 Anw 75 75 Tetap dan

tuntas

3 Adb 90 100 Meningkat dan

tuntas

4 Aml 70 85 Meningkat dan

tuntas

5 Arg 75 90 Meningkat dan

tuntas

6 Bma 80 75 Menurun dan

tuntas

7 Dml 75 85 Meningkat dan

tuntas

8 Muh 65 65 Tetap dan

tidak tuntas

9 Feb 90 95 Meningkat dan

tuntas

10 Ges 65 75 Meningkat dan

tuntas

11 Has 95 100 Meningkat dan

tuntas

12 Lov 60 70 Meningkat dan

tuntas

13 Ptra 75 85 Meningkat dan

tuntas

14 Rdt 75 75 Tetap dan

tuntas

15 Nbl 65 75 Meningkat dan

tuntas

16 Naz 50 85 Meningkat dan

tuntas

17 Okt 75 75 Tetap dan

tuntas

18 Rez 50 50 Tetap dan

tidak tuntas

19 Ris 75 85 Meningkat dan

tuntas

20 San 50 55 Meningkat dan

tidak tuntas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

56

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, nilai rata-rata pada siklus I 70

dan siklus II 77,1 yang membuktikan ada kenaikan. Persentase ketuntasan

pada siklus I 65,4% dan siklus II 80,8% yang membuktikan ada kenaikan.

Membuktikan bahwa dari siklus I ke siklus II ada peningkatan prestasi belajar

yang di alami siswa. Pada kolom keterangan jumlah siswa yang prestasi

belajar meningkat dan tuntas ada 16 siswa, tetap dan tuntas ada 4 siswa,

meningkat dan tidak tuntas ada 2 siswa, tetap dan tidak tuntas ada 2 siswa,

meningkat dan tidak tuntas ada 1 siswa, menurun dan tuntas ada 1 siswa.

21 Say

70 75 Meningkat dan

tuntas

22 Tuh 75 80 Meningkat dan

tuntas

23 Oktv 70 75 Meningkat dan

tuntas

24 Arb 70 80 Meningkat dan

tuntas

25 Arn 75 75 Tetap dan

tuntas

26 Saf 50 60 Meningkat dan

tidak tuntas

Jumlah T TT 1820 17 9 2005 21 5

Rata-rata 68 70 77,1

Persentase

Ketuntasan

72,2

%

27,8

% 65,4% 34,6% 80,8%

19,2

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

57

BAB V

PENUTUP

Pada bab sebelumnya sudah diulas tentang pendahuluan, kajian teori,

metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bagian

terakhir skripsi yang membahas kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa

kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan

dengan: a) Peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I

naik menjadi 70 dan siklus II menjadi 77,1. b) Peningkatan persentase

ketuntasan dari kondisi awal sebesar 72,2%, siklus I menurun menjadi

65,4% dan siklus II naik menjadi 80,8%.

2. Mendiskripsikan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A

SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta pada mata pelajaran IPA dengan

menggunakan metode inkuiri terbimbing dilakukan dengan penelitian

tindakan kelas. Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan

penelitian adalah sebagai berikut: a) Orientasi pada awal pembelajaran.

b) Merumuskan masalah yang ada dengan bimbingan dari guru. c) Guru

membimbing untuk menentukan jawaban sementara. d) Siswa didorong

untuk mengumpulkan data, melakukan percobaan dan melakukan analisis

dari data yang diperoleh. e) Siswa di bimbing membuat kesimpulan dari

hasil percobaan yang dilakukan. f) Melaporkan hasilnya. g) Pada

kegiatan akhir ada evaluasi untuk melihat kemampuan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

58

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan ini ada beberapa kekurangan yang

dirasakan oleh peneliti. Kekurangan yang dirasakan dalama penelitian ini

dianggap sebagai keterbatasan peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian

ini adalah:

1. Penggunaan media berupa gambar dirasakan berguna untuk menarik

perhatian siswa. Namun penggunaan media gambar hanya digunakan

pada akhir pembelajaran, sebelumnya tidak ada media yang digunakan

dalam pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik.

2. Pada kegiatan percobaan, petunjuk menggunakan alat-alat laboratorium

kurang disampaikan terlebih dulu yang menyebabkan satu gelas beker

retak akibat nyala api dekat dengan gelas.

C. Saran

Berdasarkan penelitian ini dapat diberikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi sekolah model pembelajaran inkuiri sebaiknya lebih sering

digunakan dalam pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran

IPA. Terlebih karena sekolah sudah memiliki fasilitas yang memadai di

setiap kelasnya sehingga dapat mendukung pembelajaran yang lebih

bervariasi. Model pembelajaran inkuiri dapat menjadi alternatif yang

tepat sebagai upaya untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang

bervariasi. Dengan bervariasinya pembelajaran maka akan meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

59

2. Bagi guru, diharapkan agar aktif memberikan pembelajaran yang menarik

dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, serta tidak hanya

sebatas pada penggunaan pembelajaran konvensional yaitu metode

ceramah. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri

dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA karena

dapat membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran serta pemahaman siswa dapat meningkat.

3. Bagi penelitian lain diharapkan dapat termotivasi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dan mengembangkan penelitian agar selanjutnya

dapat terus memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada, mengingat

banyaknya permasalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan

pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

60

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Amien, M. (1987). Apakah Metoda Discovery-Inquiry itu?. Jakarta: Depdikbud

Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anderson & Krathwohl. (2010). Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Z, (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

___________. (1991). Evaluasi Intruksional Prinsip Teknik dan Prosedur.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media

Azwar, S, (1996). Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brown. (2004). Languange assessment: Principle and Classroom Practices. New

York: Longman, Pearson Education, Inc.

Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdidnas. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP )

SD/MI. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Haryati, M. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Heaton, J.B. (1998). Writting English Language Testing. London and New York:

Longman

Iskandar. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.

Kunandar. (2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

61

Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Alfabeta.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Siringoringo. (2004). Bagaimana Mempelajari IPA di SD. Jakarta: Depdikbud

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

______. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara

______. (2008). Metodologi Penelitian Tindakan: Kompetensi dan Prakteknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Akasara.

Susanto. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analilsis Data Penelitian. Bandung: Refika

Aditama.

Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Analisis Data Penelitian dengan SPSS

22. Yogyakarta. Andi Yogyakarta & Wahana Komputer Semarang.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Umiarso & Gojali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi

Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

62

Widoyoko, S.E. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi

Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sumber Skripsi

Khasanah, Uswatun. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA

Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri

Terbimbing. Yogyakarta: Sanata Dharma

Setiawan, Wahyu. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing.

Yogyakarta: Sanata Dharma

Yuliana. (2012). Peningkatan Proses Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa Tentang

Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas V

SD Negeri Suryowijayan Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: sanata

Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

63

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

64

Lampiran 1

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN Gedongtengen Yogyakarta

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas/Semester : IV/I

Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda

berdasarkan sifatnya.

Kompetens

i Dasar

Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Metode

Pembelajaran

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

6.2.

Mendeskrip

sikan

terjadinya

perubahan

wujud cair

→ padat →

cair; cair →

gas → cair;

padat →

Perubaha

n wujud

benda

Eksplorasi

a. Siswa dan

guru

melakukan

tanya jawab

tentang

perubahan

wujud benda

yang ada di

Inkuiri Kognitif

a. Remember

- Menyebutkan

macam-macam

perubahan wujud

benda.

b. Understand

- Menjelaskan

perubahan wujud

Tes Pilihan

ganda

1.

Perubahan

wujud dari

cair ke

padat

disebut...

a. mencair

b. membeku

2x35

menit

­ Buku

IPA

kelas IV

­ Gambar

perubaha

n wujud

benda

mencair

­ Gambar

perubaha

n wujud

benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

65

gas. sekitar

sekolah.

b. Siswa

menyebutkan

macam-

macam

perubahan

wujud benda

yang

diketahui.

Elaborasi

a. Siswa

bersama guru

menyiapkan

LKS, alat

dan bahan

yang

dibutuhkan

untuk

kegiatan

percobaan.

b. Siswa dibagi

benda cair →

gas

- Menjelaskan

perubahan wujud

benda gas →

cair

- Menjelaskan

perubahan wujud

benda padat →

cair

- Menjelaskan

perubahan wujud

benda cair →

padat

- Menjelaskan

perubahan wujud

benda padat →

gas.

c. Apply

- Memberikan

contoh

perubahan wujud

benda cair →

gas

c. menguap

d.

menyublim

2. Benda

berikut

yang dapat

mencair jika

dipanaskan

adalah …..

a. mentega

b. tanah

c. batu

d. kayu

membek

u

­ Gambar

perubaha

n wujud

benda

menyubl

im

­ Gambar

perubaha

n wujud

benda

menguap

­ Gambar

siklus

perubaha

n wujud

benda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

66

dalam

kelompok-

kelompok

kecil

beranggotaka

n 4-5

orang.Siswa

diberikan

tugas oleh

guru untuk

melakukan

percobaan

tentang

macam-

macam

perubahan

wujud benda

di dalam

kelompoknya

masing-

masing

dengan alat

dan bahan

yang telah

- Memberikan

contoh

perubahan wujud

benda gas →

cair

- Memberikan

contoh

perubahan wujud

benda padat →

cair

- Memberikan

contoh

perubahan wujud

benda cair →

padat

- Memberikan

contoh

perubahan wujud

benda padat →

gas

Afektif

- Memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

67

disediakan

sesuai

instruksi

yang

disampaikan.

c. Siswa secara

individu dan

berkelompok

mengisi LKS

berdasarkan

hasil

percobaan

dan

pengamatan

yang telah

dilakukan di

dalam

kelompok,

lalu

dikumpulkan

dan

kelompok

yang dipilih

maju untuk

guru maupun

teman sebaya.

- Berpartisipasi

aktif di dalam

kelompok.

Psikomotor

- Melakukan

percobaan

tentang

perubahan wujud

benda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

68

mempresenta

sikan hasil

kerja

kelompoknya

.

d. Kelompok

yang terpilih

mempresenta

sikan

hasilnya di

depan kelas

dan

kelompok

lainnya

dipersilahkan

untuk

menyampaik

an

pendapatnya.

Konfirmasi

a. Siswa

memperhatik

an gambar

contoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

69

proses

perubahan

wujud benda

yang

ditempelkan

guru di

depan kelas.

b. Siswa

merangkum

materi

pelajaran.

c. Guru

memberi

kesempatan

untuk

bertanya

tentang

materi yang

belum

diketahui.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

70

Yogyakarta, 18 Januari 2016

Mengetahui

Kepala Sekolah SDN Gedongtengen Mahasiswa

Dra. Sri Astuti Aris Suatmaji

NIP. 19610806 198201 2 009 NIM: 091134081

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

71

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Siklus I

Nama Sekolah : SD Negeri Gedongtengen

Mata Pelajaran : IPA

Hari, Tanggal : Sabtu, 28 November 2015

Kelas/Semester : IV/2

Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 35 menit)

Siklus : I

A. Standar Kompetensi :

6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara

penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

B. Kompetensi Dasar :

6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair

→ gas → cair; padat → gas.

C. Indikator :

a. Kognitif

1. Remember

- Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda.

2. Understand

- Menjelaskan perubahan wujud benda cair → gas

- Menjelaskan perubahan wujud benda gas → cair

- Menjelaskan perubahan wujud benda padat → cair

- Menjelaskan perubahan wujud benda cair → padat

- Menjelaskan perubahan wujud benda padat → gas

3. Apply

- Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → gas

- Memberikan contoh perubahan wujud benda gas → cair

- Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → cair

- Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → padat

- Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → gas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

72

b. Afektif

- Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman

sebaya.

- Berpartisipasi aktif di dalam kelompok.

c. Psikomotor

- Melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda.

D. Tujuan Pembelajaran

a. Kognitif

1. Siswa melalui diskusi mampu menyebutkan 2 macam perubahan

wujud benda di sekitar mereka.

2. Siswa mampu menjelaskan minimal 1 macam bentuk perubahan

wujud benda.

3. Siswa mampu menyebutkan 3 contoh perubahan wujud benda yang

ada di lingkungan sekitar.

b. Afektif

1. Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru

maupun teman sebaya.

2. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kelompok dalam percobaan

sederhana tentang perubahan wujud benda.

c. Psikomotor

1. Siswa secara berkelompok mampu melaksentasisanakan berbagai

percobaan dengan baik dan benar sesuai perintah.

E. Materi Ajar

Perubahan wujud benda

F. Metode Pembelajaran

Metode : diskusi, presentasi, ceramah, percobaan, kerja kelomok

Model : Inkuiri

G. Langkah-langkah Pembelajaran

No Keterangan Waktu

1. Kegiatan Awal

a. Salam pembuka dan doa

b. Presensi

c. Apersepsi: (Siswa memperhatikan alat peraga

yang telah disediakan guru yaitu air panas dalam

gelas yang ditutup).

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

73

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang

perubahan wujud benda yang ada di sekitar

sekolah.

d. Siswa menyebutkan macam-macam perubahan

wujud benda yang diketahui.

Elaborasi

e. Siswa bersama guru menyiapkan LKS, alat dan

bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan percobaan.

f. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil

beranggotakan 4-5 orang.Siswa diberikan tugas

oleh guru untuk melakukan percobaan tentang

macam-macam perubahan wujud benda di dalam

kelompoknya masing-masing dengan alat dan

bahan yang telah disediakan sesuai instruksi yang

disampaikan.

g. Siswa secara individu dan berkelompok mengisi

LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan

yang telah dilakukan di dalam kelompok, lalu

dikumpulkan dan kelompok yang dipilih salah

maju untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya.

h. Kelompok yang terpilih mempresentasikan

hasilnya di depan kelas dan kelompok lainnya

dipersilahkan untuk menyampaikan pendapatnya.

Konfirmasi

d. Siswa memperhatikan gambar contoh proses

perubahan wujud benda yang ditempelkan guru di

depan kelas.

e. Siswa merangkum materi pelajaran.

f. Guru memberi kesempatan untuk bertanya tentang

materi yang belum diketahui.

40 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

74

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

b. Siswa memberikan kesimpilan tentang materi

pelajaran yang diperoleh hari ini.

c. Doa dan salam penutup.

20 menit

H. Sumber dan Alat Pembelajaran

1. Sumber Pembelajaran

Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV

Jakarta : Pusbuk Depdiknas.

Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV.

Jakarta: Pusbuk Depdiknas.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Model Silabus

Kelas IV SD, BSNP.

2. Alat Pembelajaran

a. Gambar macam-macam perubahan wujud benda

b. Lilin

c. Korek api

d. Kamper/kapur barus

e. Penjepit

f. Es batu

g. Gelas ukur

h. Kaki tiga

i. Kompor spritus

j. Gelas

k. Tutup gelas

l. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

I. Penilaian

a. Kognitif

Tes tertulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

75

Penilaian kognitif

No Nama Siswa Penilaian

Evaluasi (100)

N = skor total 20x5

1.

2.

3.

4.

Dst

Yogyakarta, 27 November 2015

Mengetahui,

Wali Kelas, Guru Praktik,

Antonius Samijo Aris Suatmaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

76

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP ) Siklus II

Satuan Pendidikan : SD Negri Gedongtengen

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Kelas / Semester : IV ( Empat ) / I ( Satu )

Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara

penggunaan benda berdasarkan sifatnya.

B. Kompetensi Dasar

6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → adat → cair ; cair → gas

→ cair ; padat → gas.

C. Indikator Pembelajaran

a. Kognatif

4. Analize

- Mengidentifikasikan perubahan wujud benda yang dapat berubah ke

wujud semula dalam waktu singkat.

5. Evaluate

- Merangkum macam-macam perubahan benda beserta aplilasinya dalam

kehidupan sehari-hari.

6. Create

a. Kognitif

1. Merancang pembuatan suatu benda yang memanfaatkan perubahan

wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.

b. Afektif

1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun

teman sebaya.

2. Berpartisipasi aktif di dalam kelompok.

c. Psikomotorik

1. Membuat suatu karya benda yang memanfaatkan perubahan wujud

benda dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

77

D. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

1) Siswa mampu mengidentifikasi 1 perubahan wujud benda yang

dapat berubah ke wujud semula dalam waktu singkat

2) Siswa mampu merangkum 2 macam perubahan benda beserta

aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari

3) Siswa mampu merancang pembuatan suatu benda yang

memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-

hari

2. Afektif

1) Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh

guru maupun teman sebaya.

2) Siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam kelompok.

3. Psikomotorik

1. Siswa mampu membuat suatu benda yang memanfaatkan

perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

- Terlampir

F. Model dan Metode Pembelajaran

- Model Pembelajaran : Inkuiri

- Metode Pembelajaran : Presentasi, diskusi, kerja kelompok,

percobaan

G. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar

No Jenis Kegiatan Alokasi Waktu

1. Kegiatan Awal

Apersepsi:

a. Salam pembukaan dan doa

b. Presensi

c. Guru bertanya kepada siswa tentang

hujan dan es batu.

d. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada hari ini.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

78

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a. Siswa dan Guru melakukan tanya jawab

tentang perubahan wujud.

b. Siswa menjelaskan perubahan wujud

benda yang ada dalam kehidupan sehari-

hari.

c. Siswa memberikan contoh perubahan

wujud benda yang ada dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Siswa diarahkan merancang suatu benda

yang memanfaatkan perubahan wujud

dalam kehidupan sehari-hari.

Elaborasi:

a. Siswa membentuk kelompok 4-5 orang.

b. Perwakilan kelompok mengambil alat

dan bahan untuk membuat lilin.

c. Siswa melakukan percobaan membuat

lilin dengan hati-hati.

d. Hasil percobaan dikumpulkan di depan

kelas.

e. Salah satu kelompok yang terpilih, maju

dan mempresentasikan hasil percobaan

di depan kelas.

Konfirmasi:

a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab

tentang materi yang sudah dipelajari.

b. Siswa dan guru merangkum materi

pelajaran.

c. Siswa diberikan kesempatan untuk

bertanya tentang materi yang belum

dipahami.

40 menit

3. Penutup

a. Siswa memberikan kesimpulan tentang

materi pelajaran yang telah diperolehnya

pada hari ini.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi

pembelajaran.

c. Doa dan salam penutup

20 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

79

H. Sumber Belajar

1. Media

- Gambar macam-macam perubahan wujud benda.

2. Alat dan bahan

a. Parafin

b. Korek api

c. Penjepit

d. Gelas ukur

e. Kaki tiga

f. Kompor spritus

g. Gelas / botol

h. Tali kenur

i. Lidi

j. Panci

3. Buku sumber

Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV

Jakarta : Pusbuk Depdiknas.

Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV.

Jakarta: Pusbuk Depdiknas.

I. Penilaian

1. Penilaian Kognitif

a. Jenis : Tes

b. Teknik : Pilihan ganda

c. Instrumen : (Terlampir)

d. Skoring : Nilai = Jumlah benar x 5

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KKM sebesar 75.

Yogyakarta, 4 Desember 2015

Mengetahui,

Wali Kelas, Guru Praktik,

Antonius Samijo Aris Suatmaji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

80

LAMPIRAN

Bahan-bahan :

- Parrafin

- Benang kasur

- Air

Peralatan :

- Botol bekas selai, atau mayones

- Panci kecil

- Tusuk sate atau lidi

- Kaki tiga

- Kompor spritus

- Penjepit

- Korek api

Persiapan awal :

- Ikat benang kasur di tengah tusuk sate

- Simpan tusuk sate diatas gelas

- Atur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada ditengah gelas

Pembuatan Lilin :

1. Masukan potongan paraffin ke dalam botol bekas

2. Isi panci dengan air 1/3 tinggi panci dan letakkan botol berisi paraffin di

dalamnya

3. Lalu panaskan dengan api kecil

4. Aduk perlahan hingga mencair

5. Angkat panci dari api

6. Tuang paraffin cair kedalam gelas

7. Diamkan hingga mengeras

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

81

Penilaian kognitif

No Nama Siswa Penilaian

Evaluasi (100)

N = skor total 20x5

1.

2.

3.

4.

Dst

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

82

Lampiran 4

MATERI AJAR

Perubahan Wujud Benda

Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya

pensil, kacamatabatu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es,

baja, dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan,

yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya.

Air di dalam gelas, menempati ruang bagian dalam gelas itu, batu di pinggir jalan

menempati ruang di pinggir jalan di mana ruangan itu tidak ditempati oleh benda

lain sebelum batu itu disingkirkan.

Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan

mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air

didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es.

Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram.

Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya

dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Mencair

Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair.

Contohnya lilin yang dibakarakan meleleh dan mencair, es batu mencair

karena pemanasan suhu.

2. Membeku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

83

Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat.

Contohnya proses air yang dimasukkan kedalam kulkas sehingga air

menjadi es batu.

3. Menguap

Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas.

Contohnya proses pemanasan air didalam pancihingga mendidih dan

berubah menjadi panas, bila air sipanaskan terus menerus maka air akan

habis.

4. Mengembun

Mengembun adalah adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.

Contohnya awan menjadi hujan dan embun. Proses pengembunan dapat

dilihat pada waktu pagi hari kita akan melihat titik-titik embun yang

menempel pada daun tanaman.

5. Menyublim

Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas.

Contohnya pada waktu kita menyimpan baju dilemari kita sering

memberikan kapur barus (kamper), kamper itu lama-lama akan habis

dengan sendirinya.

6. Mengkristal

Mengkristal adalah perubahan wujud dari gas menjadi padat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

84

LKS (Lembar Kerja Siswa)

Nama Anggota : 1. …………………….

2. …………………….

3. …………………….

4. …………………….

5. ………………….....

6. …………………….

7. …………………….

Tujuan: Mengamati perubahan wujud benda

Alat dan Bahan: 1. lilin

2. kamper (kapur barus)

3. korek api

4. penjepit

5. es batu

6. gelas ukur

7. kompor spritus

8. kaki tiga

Langkah Kerja:

1. Nyalakan sebatang lilin, kemudian amati perubahan yang terjadi pada lilin

yang sudah terbakar! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu dengan

mengisi tabel di bawah ini!

Peristiwa Perubahan Wujud

2. Jepit sebuah kamper, kemudian panaskan di atas lilin yang menyala!

Amati perubahan yang terjadi pada kamper tersebut! Buatlah kesimpulan

dari hasil pengamatanmu dengan mengisi tabel di bawah ini!

Peristiwa Perubahan Wujud

3. Letakkan es batu ke dalam gelas ukur! Amati perubahan yang terjadi pada

es batu setelah dipanaskan di atas kompor spritus! Buatlah kesimpulan dari

hasil pengamatanmu tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini!

Peristiwa Perubahan Wujud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

85

4. Tulislah kesimpulan yang kamu peroleh dari percobaan yang telah kamu

lakukan di atas!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

86

Lampiran 5

Soal Evaluasi siklus I

Nama : …………………..

Nomer : …………………..

Kelas : …………………..

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di pada

jawaban yang benar.

1. Benda padat berubah wujud menjadi cair jika...

a. didinginkan c. dicairkan

b. dipanaskan d. diuapkan

2. Perubahan wujud uap air menjadi air disebut…

a. membeku c. menyublim

b. menguap d. mengembun

3. Perubahan wujud benda yang terjadi pada pemanasan air secara

terus menerus sampai habis adalah…

a. gas ke cair c. cair ke gas

b. cair ke cair d. cair ke padat

4. Perubahan wujud dari cair ke padat disebut...

a. mencair c. menguap

b. membeku d. menyublim

5. Jika kapur barus digunakan, maka lama-kelamaan akan habis. Pada

proses ini terjadi peristiwa...

a. penguapan c. pencairan

b. penyubliman d. pembekuan

6. Benda cair dapat berubah menjadi padat jika...

a. didiamkan c. dipanaskan

b. didinginkan d. dipindahkan

7. Benda berikut yang dapat mencair jika dipanaskan adalah …..

a. mentega c. batu

b. tanah d. kayu

8. Perubahan uap menjadi cair terjadi pada peristiwa ….

a. kamper yang disimpan

b. nafas yang dihembuskan ke kaca

c. air yang di masak sampai mendidih

d. es batu yang disimpan di udara terbuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

87

9. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas disebut ….

a. mencair c. menyublim

b. membeku d. mengembun

10. Peristiwa turunnya air hujan merupakan perubahan wujud benda

yaitu…

a. menguap c. membeku

b. mengembun d. menyublim

11. Bahan yang mengalami penyubliman adalah ….

a. kemenyan

b. kapur barus

c. kapur tulis

d. batu kapur

12. Uap air yang menempel pada tutup panci akan menjadi butiran air

jika mengalami ….

a. pembakaran c. pemanasan

b. pendinginan d. penguapan

13. Tetesan air di rumput yang kamu lihat setiap pagi timbul karena

proses ….

a. pembekuan

b. penyubliman

c. penguapan

d. pengembunan

14. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut ….

a. membeku c. menyublim

b. mencair d. menguap

15. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi

perubahan wujud benda dari… ke...

a. padat ke cair c. cair ke padat

b. cair ke gas d. padat ke gas

16. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah…

a. lilin c. tepung

b. gula pasir d. air

17. Es yang dibiarkan di ruang terbuka lama-lama akan meleleh. Ini

membuktikan bahwa terjadi perubahan wujud benda yaitu…

a. menguap c. mencair

b. membeku d. mengembun

18. Pengertian menguap adalah perubahan wujud benda dari cair

menjadi…

a. gas c. cair

b. padat d. embun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

88

19. Benda-benda dibawah ini yang dapat mencair adalah…

a. agar-agar, kapur barus, mentega

b. spirtus, bensin, minyak wangi

c. mentega, coklat padat, es batu

d. kapur barus, karet, batu

20. Contoh peristiwa pengembunan misalnya…

a. air menjadi es

b. air menguap

c. titik air di daun

d. pembuatan garam

Jawaban 1. B 11. B

2. D 12. B

3. C 13. D

4. B 14. C

5. B 15. B

6. B 16. D

7. A 17. C

8. B 18. A

9. C 19. C

10. B 20. C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

89

Lampiran 6

Soal Evaluasi siklus II

Nama : ………………………….

Nomer : …………………………..

Kelas : ………………………….

Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang

benar.

1. Peristiwa pakaian basah menjadi kering merupakan perubahan wujud…

a. menyublim c. membeku

b. mencair d. menguap

2. Peristiwa terjadinya kabut di daerah pegunungan merupakan perubahan

wujud…

a. menguap c. membeku

b. mengembun d. menyublim

3. Hilangnya minyak wangi pada pakaian terjadi karena proses ….

a. penyerapan

b. penyubliman

c. penguapan

d. pengembunan

4. Perubahan wujud benda yang tidak terjadi di alam adalah dari ….

a. padat ke cair

b. padat ke gas

c. gas ke padat

d. gas ke cair

5. Berikut ini yang bukan merupakan perubahan wujud gas adalah ….

a. asap c. uap

b. udara d. debu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

90

6. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut ….

a. membeku c. menyublim

b. mencair d. menguap

7. Contoh perubahan wujud benda yang tidak dapat kembali ke bentuk

semula adalah…

a. kertas dibakar c. lilin dipanaskan

b. es mencair d. air dipanaskan

8. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi perubahan

wujud benda dari… ke...

a. padat ke cair c. cair ke padat

b. cair ke gas d. padat ke gas

9. Jika paraffin/lilin dipanaskan akan meleleh. Perubahan wujud tersebut

dinamakan…

a. membeku c. menyublim

b. mencair d. mengembun

10. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah…

a. lilin c. tepung

b. gula pasir d. air

11. Peristiwa mentega dipanaskan merupakan perubahan wujud…

a. mengembun c. membeku

b. mencair d. menguap

12. Benda di bawah ini yang mengalami perubahan wujud bolak balik

adalah…

a. kayu c. beras

b. air d. kertas

13. Berikut benda yang berubah wujud dari cair ke gas adalah…

a. minyak wangi c. lili

b. kamper d. es batu

14. Benda berikut yang mengalami penguapan adalah…

a. bensin c. gula pasir

b. kapur barus d. agar-agar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

91

15. Perubahan wujud membeku dan mencair dapat terjadi pada benda…

a. air dan minyak c. mentega dan minyak

b. air dan lilin d. minyak dan lilin

16. Benda berikut yang tidak dapat kembali ke bentuk semula kecuali…

a. kayu dibakar menjadi abu

b. beras dimasak menjadi nasi

c. air didinginkan menjadi es

d. kertas dibakar menjadi abu

17. Perubahan lilin yang membeku merupakan perubahan wujud benda cair

menjadi…

a. cair c. gas

b. padat d. cair dan gas

18. Minyak goreng akan menjadi padat bila terkena udara…

a. dingin c. sejuk

b. panas d. sepoi-sepoi

19. Bagian dalam kaca mobil ikut basah saat dikendarai dalam kehujanan.

Contoh peristiwa tersebut disebut…

a. menyublim

b. mengembun

c. menguap

d. mencair

20. Di bawah ini yang termasuk peristiwa membeku adalah…

a. kapur barus yang diletakkan di lemari

b. pembuatan gula jawa

c. dinding gelas basah karena berisi es

d. minyak kayu putih dalam botol yang dibiarkan terbuka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

92

Jawaban 1. D 11. B

2. B 12. B

3. C 13. A

4. B 14. A

5. D 15. B

6. C 16. A

7. A 17. B

8. C 18. A

9. B 19. B

10. A 20. B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

93

Lampiran 7

Hasil Evaluasi Siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

95

Lampiran 8

Hasil Evaluasi Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

97

Lampiran 9

Tabel Validasi Soal Siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

99

Lampiran 10

Tabel Validasi Soal Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

101

Lampiran 11

Uji Reliabilitas

Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.866 24

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus II

Koefisien korelasi termasuk tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

102

Lampiran 12

Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

106

Lampiran 13

DOKUMENTASI SIKLUS I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

110

Lampiran 14

DOKUMENTASI SIKLUS II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

113

Lampiran 15

Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

114

Lampiran 16

Surat Keterangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI … · awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus

115

Lampiran 17

Biodata

Penulis dilahirkan di Kabupaten Sleman Provinsi

Yogyakarta pada tanggal 7 Juni 1991. Penulis adalah anak

pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Y. Ngadiman dan

ibu bernama Kadariyah. Penulis menyelesaikan pendidikan

formal Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SD Kanisius

Minggir, sekolah menengah pertama pada tahun 2006 di

SMP Pangudi Luhur Moyudan dan sekolah menengah atas di SMA Pangudi

Luhur Sedayu pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke

jenjang perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. Selama menjadi mahasiswa di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus

seperti panitia Parade Gamelan tahun 2010 dan 2011, panitia Workshop Dongeng

tahun 2011, serta aktif di gereja menjadi panitia Latihan Dasar Kepemimpinan

tahun 2011 dan 2015. Organisasi yang diikuti, Orang Muda Katholik Stasi Pojok

tahun 2009-sekarang dan Karang Taruna Comuba tahun 2012-sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI