Upload
haxuyen
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A
SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Aris Suatmaji
091134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A
SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Aris Suatmaji
091134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang selalu memberikan terang Roh Kudus-
Nya
Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan
bantuan baik moral maupun material serta selalu
menyebutkan nama saya dalam doanya
Adik dan keluarga besar yang selalu memberikan dukungan
agar skripsi cepat selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Berdo'a sepenuh hati, bekerja sekuat tenaga.
Anonymous
Jika keajaiban itu tidak berpihak kepada kita,
maka kita sendiri yang akan membuat
keajaiban itu.
Roronoa Zoro (One Piece)
Mereka yang melakukan dengan baik, akan
mendapatkan yang terbaik juga.
Trafalgar Law (One Piece)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Penulis
Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama: Aris Suatmaji
NIM: 091134081
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS
IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN YOGYAKARTA. kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila
ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang menyatakan
Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Inkuiri
Terbimbing Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta.
Oleh:
Aris Suatmaji
091134081
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri. 2)
mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta menggunakan metode inkuiri.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV A SDN Gedongtengen Yogyakarta
pada Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah
penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
tentang materi perubahan wujud benda. Teknik pengumpulan data menggunakan
instrumen tes pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis
kuantitafif-kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai dari kondisi
awal 68, pada siklus I naik menjadi 70 pada siklus II menjadi 77,1. Persentase
ketuntasan pada kondisi awal sebesar 72,2%, pada siklus I menurun menjadi
65,4% dan pada siklus II naik menjadi 80,8%. 2) upaya peningkatan prestasi
belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta menggunakan
metode inkuiri telah berhasil dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) orientasi, b) merumuskan masalah, c) mengajukan hipotesis, d) mengumpulkan
data, e) membuat kesimpulan, f) mempresentasikan hasil dan g) evaluasi.
Kata kunci: metode inkuiri, proses kognitif Bloom, prestasi belajar, mata pelajaran
IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Science Learning Achievement’s Increase by Inquiry Method Application to
Students Class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary School.
By:
Aris Suatmaji
091134081
This research is aimed to: 1) improve student achievement Elementary
School IV A Gedongtengen Yogyakarta using the inquiry method. 2) described
efforts to increase student achievement Elementary School IV A Gedongtengen
Yogyakarta using the inquiry method..
This research type was class action research (CAR). These research subjects
were all of students’ class 4A Gedongtengen Yogyakarta Elementary School in
academic years of 2015/2016 who were 26 students. Data submission was using
multiple choice test instruments. Data analytic was using quantitative- qualitative
analytic.
Research result shown us that: 1) inquiry method could increase students’
study achievement at science class IV A Gedongtengen Yogyakarta State
Elementary school. This thing proved by average score that the early condition
was 68, at first cycle increase to be 7, at second cycle be 77,1. Completeness
percentage at early condition was 72.2%, at first cycle decrease into 65,4%, and at
second cycle increase into 80,8%. 2) The effort to increasing study achievement
of students’ class IV A Gedongtengen Yogyakarta State Elementary school using
inquiry method succeed. It was done by these steps: a) orientation b) problem
formulation, c) submits hypotheses, d) data submission, e) conclusion making, f)
result presentation, and g) evaluation.
Key words: Inquiry method, Bloom’s cognitive process, learning achievement,
Science.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa telah
melimpahkan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING
PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN
YOGYAKARTA” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selesainya skripsi ini tidak lepas
dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakil Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
yang telah membantu dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.
4. Drs. YB Adimasana, M.A, dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, memberikan saran dan sabar dalam meluangkan waktu dan
memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
5. Dra. Sri Astuti, Kepala Sekolah SD Negeri Gedongtengen yang telah
memberikan dukungan serta ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di SD Negeri Gedongtengen.
6. Antonius Samijo, guru kelas IV A SD Negeri Gedongtengen yang telah
bekerja sama serta memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra
dalam penelitian.
7. Siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen, yang bersedia bekerja sama
dalam penelitian ini. Ayah Yosep Ngadiman, Ibu Kadariyah dan adikku
Hermawan serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan doa, kasih
sayang dan dukungan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Teman-teman angkatan 2009 (Agung, Jani, Icak, Yoga) yang sudah
memberikan saran dan semangat selama penyusunan skripsi.
9. Djatmiko, Wahyu dan Dwi Wibisono serta semua pihak yang telah
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan
saran dari semua pihak. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya dan bagi
semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Penulis
Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJJUAN ............................................................................. iii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
E. Batasan Pengertian ........................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................................. 7
1. Pengertian Inkuiri ........................................................................................ 7
2. Jenis-jenis Inkuiri ........................................................................................ 9
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri ......................................... 11
B. Prestasi Belajar ............................................................................................... 12
1. Pengertian Prestasi .................................................................................... 12
2. Pengertian Belajar ..................................................................................... 13
3. Pengertian Prestasi Belajar ........................................................................ 14
4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
5. Indikator Prestasi Belajar .......................................................................... 16
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................................................... 19
D. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 20
E. Kerangka Berpikir .......................................................................................... 22
F. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 25
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 25
B. Setting Penelitian ........................................................................................... 27
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 27
2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 27
3. Objek Penelitian ........................................................................................ 27
C. Rencana Tindakan .......................................................................................... 27
1. Persiapan ................................................................................................... 28
2. Rencana Siklus I ........................................................................................ 28
3. Rencana Siklus II ...................................................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 31
E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 31
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................................................. 33
1. Uji Validitas Instrumen ............................................................................. 33
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas .......................................... 36
3. Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................................... 38
4. Penentuan Reliabilitas ............................................................................... 38
G. Analisis Data .................................................................................................. 39
H. Kriteria Keberhasilan ..................................................................................... 40
I. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 42
A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42
1. Pra Siklus ................................................................................................... 42
2. Siklus I ....................................................................................................... 44
3. Siklus II ..................................................................................................... 47
B. Pembahasan .................................................................................................... 50
1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri ............................... 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Prestasi Belajar Siswa ............................................................................... 53
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 57
A. Kesimpulan .................................................................................................... 57
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 58
C. Saran .............................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi .......................................................................... 33
Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I ........................................ 34
Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II ..................................... 35
Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas................................................................ 38
Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I .................................................... 39
Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II ................................................... 39
Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian ............................................................ 40
Tabel 3.8 Jadwal penelitian ................................................................................... 41
Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya ........................ 42
Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............................................................ 45
Tabel 4.11 Capaian siklus I ................................................................................... 47
Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II ...................................................................... 49
Tabel 4.13 Capaian siklus II ................................................................................. 50
Tabel 4.14 Capaian dari kondisi awal, siklus I dan siklus II................................. 54
Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II .................................................. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SILABUS PEMBELAJARAN .......................................................... 64
Lampiran 2 RPP Siklus I ....................................................................................... 71
Lampiran 3 RPP Siklus II ...................................................................................... 76
Lampiran 4 MATERI AJAR ................................................................................. 82
Lampiran 5 Soal Evaluasi siklus I ......................................................................... 86
Lampiran 6 Soal Evaluasi siklus II ....................................................................... 89
Lampiran 7 Hasil Evaluasi Siklus I ....................................................................... 93
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Siklus II ..................................................................... 95
Lampiran 9 Tabel Validasi Soal Siklus I .............................................................. 97
Lampiran 10 Tabel Validasi Soal Siklus II ........................................................... 99
Lampiran 11 Uji Reliabilitas ............................................................................... 101
Lampiran 12 Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran ................................. 102
Lampiran 13 DOKUMENTASI SIKLUS I ......................................................... 106
Lampiran 14 DOKUMENTASI SIKLUS II ....................................................... 110
Lampiran 15 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 113
Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 114
Lampiran 17 Biodata ........................................................................................... 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan pengertian dan manfaat penelitian. Berikut adalah
pembahasannya:
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dari pengalaman melalui metode ilmiah. Metode ilmiah yang mencakup
pengamatan, perumusan masalah, dugaan, eksperimen, dan simpulan. Objek dan
persoalan IPA adalah semua gejala alam dan peristiwa yang dapat diindera dan
diukur. Mata pelajaran IPA diprogramkan untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa serta untuk
mencintai dan juga menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dalam Siringoringo, 2004: 1).
Pembelajaran IPA bagi siswa adalah mengajak siswa belajar mengungkapkan
gejala-gejala alam dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang dilakukan oleh
para peneliti IPA dan bukan mentransfer pengetahuan secara informatif. Belajar
IPA harus melibatkan unsur-unsur proses atau aktivitas siswa baik secara mental
maupun fisik agar siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang
nyata. Dengan demikian, belajar IPA bukan hanya sekedar menghafal konsep
tetapi siswa berusaha untuk menemukan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Namun kenyataan yang dijumpai di lapangan bahwa dalam pembelajaran IPA
SD umumnya masih menunjukkan kualitas yang belum memuaskan. Selama
proses pembelajaran, keaktifan guru SD pada umumnya sangat dominan dengan
memberikan informasi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat. Banyak
guru mengajarkan IPA dengan cara yang kurang menarik atau membosankan,
kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dan
mengembangkan keterampilan dan sikap ilmuan, serta kurang mewujudkan
interaksi antara siswa dan fenomena sains yang ada di lingkungan sekitar. Dengan
demikian kegiatan pembelajaran IPA di SD pada akhirnya hanyalah pemindahan
dan perolehan fakta-fakta yang selanjutnya menjadi bahan hafalan bagi siswa.
Corebima (dalam Siringoringo, 2004: 2) mengatakan bahwa anak belum mampu
berpikir kritis, maksimal, dan kurangnya nalar siswa belum dilakukan guru
terutama berkaitan dengan penggunaan pendekatan dalam proses pembelajaran
IPA, dan akhirnya berpengaruh pada perolehan prestasi belajar.
Dalam pembelajaran sehari–hari, guru menyampaikan materi dengan
menerapkan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dalam pengamatan
siswa menangkap atau mengerti tentang materi yang diterangkan, tetapi setelah
siswa diberi kesempatan bertanya, sedikit sekali diantara mereka yang
mengajukan pertanyaan. Ketika guru bertanya kepada siswa, hanya ada dua–tiga
siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru dengan benar, itu pun anak-anak yang
pandai saja. Ketika guru memberikan soal–soal latihan, terdapat siswa yang duduk
sambil tidur–tiduran, tampak kurang bersemangat dalam belajar. Ketika hasil
pekerjaannya dikumpulkan dan dikoreksi bersama secara silang antar siswa
sekelas dengan bimbingan guru, ternyata banyak siswa yang kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengerjakan soal–soal latihan tersebut, masih banyak mendapat nilai yang
rendah.
Akar penyebab kejenuhan atau kurang semangat belajar pada siswa mungkin
karena guru kurang tepat dalam pemilihan strategi pembelajaran, guru selalu
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Selain itu guru tidak
menggunakan media pembelajaran. Hanya menggunakan buku paket dan latihan
soal pada LKS, dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan, proses pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru dan siswa
sebagai pendengar saja.
Dengan kondisi pembelajaran yang memprihatinkan penelaahan kembali
praktek-praktek pembelajaran di sekolah-sekolah membutuhkan perhatian yang
serius dari berbagai kalangan guna mencari alternatif pemecahan masalah yang
tepat. Berbagai upaya telah dilaksanakan, akan tetapi persoalan yang mendasar
yaitu praktek pembelajaran belum juga teratasi karena masih berpegang pada
paradigma lama, praktek pembelajaran tradisional. Proses belajar mengajar mata
pelajaran IPA terfokus pada guru, dan kurang berfokus pada siswa.
Pembelajaran inkuiri merupakan suatu komponen penting dalam pendekatan
konstruktivistik. Pendekatan ini didasari oleh kenyataan bahwa tiap individu
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi kembali pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimilikinya. Kemudian Dahar (dalam Siringoringo, 2004:
54) mengatakan bahwa ”pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan
menunjukkan beberapa kebaikan antara lain seperti pengetahuan itu bertahan lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
atau lama diingat, prestasi belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih
baik dari prestasi belajar lainnya, secara menyeluruh belajar penemuan
meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan berpikir secara bebas”.
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah di atas, maka sebagai upaya
untuk meningkatkan prestasi belajar IPA, termasuk juga di dalamnya yaitu
meningkatkan aktivitas belajar IPA kelas IV A SD Negeri Gedongtengen
Yogyakarta, peneliti merasa perlu untuk memberikan masukan dalam mengatasi
permasalahan dalam pembelajaran IPA tersebut. Dengan demikian, peneliti
mencoba merancang suatu penelitian dengan judul: ”PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE INKUIRI
TERBIMBING PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI GEDONGTENGEN
YOGYAKARTA”. Menurut peneliti, dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri siswa diberikan kesempatan untuk dapat mengalami sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang suatu obyek. Sehingga diharapkan di dalam diri siswa akan benar-
benar tertanam konsep yang matang dan secara tidak langsung dapat
meningkatkan pemahaman konsep, termotivasi belajarnya, serta dapat
menumbuhkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA tidak sulit untuk dipelajari.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan
metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen
Yogyakarta melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada mata
pelajaran IPA.
2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui
penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat seperti:
1. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa melalui metode inkuiri dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
Menambah wawasan guru dalam penyampaian pembelajaran
menggunakan metode inkuiri.
3. Bagi Sekolah
Memberi masukan kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran melalui model pembelajaran inovatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta pengalaman melalui penerapkan metode
yang didapatkan selama perkuliahan.
E. Batasan Pengertian
1. Metode inkuiri terbimbing adalah suatu cara menyampaikan pelajaran
yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah di mana siswa
mencari jawaban melalui serangkaian eksperimen dan menarik kesimpulan
sebagai jawaban yang di bimbing oleh guru.
2. Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar melalui serangkaian tes dan non tes
ditunjukkan dengan bentuk nilai.
3. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang ada di
alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam sekitar.
4. Siswa SD adalah peserta didik yang berumur 9-10 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan ini dibagi menjadi empat
bagian: yaitu kajian pustaka, hasil penelitian sebelumnya, kerangka berpikir, dan
hipotesis.
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Inkuiri
Inkuiri berasal dari bahasa inggris Inquiry, yang secara harfiah berarti
penyelidikan. Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi
dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan metode inkuiri ini siswa
dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu
menyelesaikan tugas sendiri. Para ahli pendidikan dan juga para pengajar
cenderung menggunakan istilah metode inkuiri.
Menurut Gulo (dalam Trianto, 2007:135) strategi inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Menurut Sanjaya (2006:196) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya
belajar siswa.
Metode inkuiri adalah suatu proses penemuan dan penyelidikan masalah-
masalah, menyusun hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan
data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Metode ini
merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan
siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep-konsep dan
prinsip dan melakukan demonstrasi
Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berarti
membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika
berhubungan dengan dunia fisik, yaitu dengan menggunakan metode yang
digunakan oleh para ahli penelitian. Dalam metode inkuiri berarti guru
merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk
menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal
masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah
penelitian, memberikan pemaparan yang ajeg, membuat ramalan, dan
penjelasan yang menunjang pengalaman.
Pengajaran inkuiri dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa
harus menggunakan kemampuannya ber-discovery dan kemampuan lainnya.
Dalam inkuiri, seorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist),
melakukan demonstrasi, dan mampu melakukan proses mental berinkuiri, dan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam.
b) Merumuskan masalah.
c) Merumuskan hipotesis.
d) Merancang pendekatan eksperimen.
e) Melaksanakan eksperimen.
f) Mensistensikan pengetahuan.
g) Memiliki sikap ilmiah, antara lain objektif, ingin tahu, keterbukaan,
menginginkan dan menghormati model-model teoritis, serta
bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri
merupakan suatu proses kegiatan belajar yang melibatkan seluruh
kemampuan siswa untuk menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah
dengan bimbingan guru. Sehingga siswa lebih memaknai pembelajaran dan
berproses melalui pengalamannya sendiri. Siswa memiliki kesadaran sendiri
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Penelitian ini menggunakan inkuiri terbimbing karena siswa SD belum
terbiasa menggunakan metode inkuiri bebas dan perlu bimbingan agar
pembelajaran bisa terlaksana serta siswa tidak bingung.
2. Jenis-jenis Inkuiri
Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis menurut Sund dan
Trowbrigde (dalam Mulyasa 2007:109). Ketiga jenis pendekatan inkuiri
tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a) Inkuiri Terbimbing
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal
dan mengarahkan pada suatu diskusi atau permasalahan. Guru mempunyai
peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya.
Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini
siswa belajar lebih berorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru
hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan
memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada setiap tahap, guru
memberikan bimbingan agar siswa mampu melakukan proses inkuiri secara
mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan
arahan yang dapat menggiring siswa untuk dapat memahami konsep
pelajaran.
b) Inkuiri Bebas
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan
inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang
ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur
atau langkah-langkah yang diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua
pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan
pendekatan inkuiri bebas. Permasalahan yang akan diselidiki diberikan oleh
guru. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak bisa memilih masalah untuk
diselidiki sendiri, namun ada bimbingan yang diberikan tetapi lebih sedikit.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri
Menurut Sanjaya (2006:199) terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran
inkuiri:
a) Orientasi
Orientasi merupakan langkah awal dalam metode inkuiri yang digunakan
guru untuk mengondisikan siswa agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Pada langkah ini guru melihat kemampuan awal siswa
terkait materi yang akan diajarkan. Kemampuan awal siswa dapat dilihat
ketika guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang dapat
dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
b) Merumuskan masalah
Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mencari masalah yang
berkaitan dengan materi yang akan dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c) Mengajukan Hipotesis
Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk
menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas.
d) Mengumpulkan Data
Pada langkah ini, siswa dibimbing guru untuk mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan dengan melakukan percobaan, menganalisis data yang
diperoleh, dan membahas hasil percobaan yang telah dilakukan.
e) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh.
f) Merumuskan Kesimpulan
Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk
menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.
Dalam metode inkuiri terbimbing guru membimbing siswa untuk
merumuskan pertanyaan tentang gejala-gejala fenomena alam yang ada.
Siswa melalukan penemuan melalui percobaan, pengamatan, pengumpulan
data, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa
dengan bimbingan guru.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Menurut Arifin (1991:3) “Prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan
sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu tugas”. Prestasi belajar suatu hal
yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu berusaha mengejar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Suatu prestasi
belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi
tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan
Environmental input Lerning Teaching Process.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan arti prestasi adalah
kemampuan seorang siswa terhadap menyelesaikan tugas dan memberikan
umpan balik untuk keperluan bimbingan, diagnosis, dan penyuluhan bagi
guru.
2. Pengertian Belajar
Untuk memperoleh pengertian tentang belajar di sekolah, perlu
dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku dari hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
kehidupannya.
Menurut Slameto (2010:2) “belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang punya
banyak sifat dan jenisnya namun apa yang dilakukan tidak semua perubahan
punya arti belajar. Misalnya seorang anak terserempet sepeda motor dan
mempunyai luka lecet-lecet, itu tidak termasuk perubahan belajar.
Menurut Hamalik (2003:27) “Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.” Belajar merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar punya arti
lebuh luas yaitu mengalami. Hasil belajar bukah hanya penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa, belajar merupakan
suatu proses seseorang merubah tingkah laku melalui pengalaman sendiri
terhadap interaksi lingkungan sekitar. Interaksi inilah yang membuat
pengalaman-pengalaman belajar. Sehingga siswa mampu bereaksi terhadap
lingkungan yang bermakna baginya.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Cronbach (dalam Arifin 1991:4) bahwa
“Kegunaan prestasi belajar adalah sebagai suatu umpan balik bagi pendidik
dalam mengajar, untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan, dan
penyuluhan, untuk keperluan penempatan”. Sehingga prestasi belajar yang
diperoleh siswa dapat menjadi informasi tentang apa saja yang sudah di
pahami siswa maupun yang belum.
Menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil yang dicapai
dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena
kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Prestasi belajar merupakan tingkatan keberhasilan dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses
belajar yang diukur dengan tes. Hasil tes menunjukkan kemampuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dalam hal memahami materi ajar atau suatu pelajaran. Hasil tes bisa
digunakan untuk keperluan diagnosis, untuk keperluan bimbingan dan
keperluan lainnya.
4. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berikut pegenalan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya
dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-
baiknya.
Faktor internal:
1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh (penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain
sebaganya).
2. Faktor psikologis ada dua, yaitu:
a. Faktor intelek (kecerdasan dan bakat)
b. Faktor non intelek (kepribadian: sikap,minat, kebutuhan, motivasi,
emosi dan lainya).
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor eksternal:
1. Faktor sosial.
2. Faktor budaya.
3. Faktor lingkungan fisik.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5. Indikator Prestasi Belajar
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perinciannya adalah sebagai berikut:
a) Kognitif
Menurut Taksonomi Bloom Revisi (1994) oleh Anderson dan Krathwohl,
mempunyai tujuan pendidikan yang penting yaitu merentensi dan mentransfer
atau adanya indikasi pembelajaran yang bermakna. Meretensi merupakan
kemampuan untuk mengingat materi pelajaran sampai jangka waktu tertentu.
Menurut Mayer dan Wittrock (dalam Anderson dan Krathwohl 1996:94)
mentransfer merupakan kemampuan menggunakan apa yang sudah dipelajari
untuk menyelesaikan masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan baru, atau
memudahkan materi dalam pembelajaran baru. Singkatnya retensi menuntut
siswa untuk mengingat apa yang sudah dipelajari, sedangkan mentransfer
menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk
memahami dan menggunakan apa yang sudah dipelajari.
Tingkatan dalam Taksonomi Bloom revisi aspek kognitif adalah 1)
Mengingat (remember) merupakan proses mengambil pengetahuan dari
memori jangka panjang yang menjadi pengetahuan yang dibutuhkan siswa. 2)
Memahami (understand) bila siswa dapat memaknai pesan-pesan
pembelajaran yang disampaikan melalui pengajaran, buku maupun computer.
3) Mengaplikasikan (apply) merupakan proses yang melibatkan penggunaan
aturan-aturan tertentu untuk mengerjakan soal latihan. 4) Menganalisis
(analyze) proses yang melibatkan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kecil dan menentukan bagaimana caranya menghubungkan antar bagian. 5)
Mengevaluasi (evaluate) proses membuat keputusan berdasarkan kriteria-
kriteria. dan 6) Mencipta (create) proses yamg bertujuan untuk membuat
produk baru. Untuk mengukur keberhasilan aspek kognitif, maka harus
membuat alat penilaian (soal) dengan membuat pertanyaan yang disesuaikan
dengan tujuan-tujan pendidikan.
b) Afektif
Penilaian afektif (sikap) sangat menentukan keberhasilan peserta didik
untuk mencapai ketuntasan dan keberhasilan dalam pembelajaran. Seorang
peserta didik yang tidak memiliki minat terhadap mata pelajaran tertentu,
maka akan kesulitan untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal.
Sedangkan peserta didik yang memiliki minat terhadap mata pelajaran, maka
akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan pembelajaran secara
maksimal.
Secara umum aspek afektif yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
terhadap berbagai mata pelajaran mencakup beberapa hal, sebagai berikut:
1. Penilaian sikap terhadap materi pelajaran. Berawal dari sikap positif
terhadap mata pelajaran akan melahirkan minat belajar, kemudian
mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi
pelajaran.
2. Penilaian sikap terhadap guru. Peserta didik perlu memilki sikap
positif terhadap guru, sehingga ia mudah menyerap materi yang
diajarkan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik perlu
memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran, sehingga
pencapaian hasil belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru
untuk pandai-pandai mencari metode yang kira-kira dapat merangsang
peserta didik untuk belajar serta tidak merasa jenuh.
4. Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya peserta didik
mempunyai sikap positif terhadap upaya sekolah melestarikan
lingkungan dengan mengadakan program penghijauan sekolah.
5. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas
kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran. Peserta didik
memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap kurikulum
yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan untuk mengukur sikap dari beberapa aspek yang perlu dinilai,
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: observasi perilaku,
pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap. Observasi
perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan yang
khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa selama di
sekolah.
c) Psikomotorik
Menurut Singer (dalam Mimin Haryati 2007) bahwa mata ajar yang
termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih
berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Ryan (dalam Mimin Haryati 2007), penilaian hasil belajar
psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, pertama melalui
pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar
mengajar. Kedua, setelah proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes
kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga,
beberapa waktu setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan
harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penelitian ini difokuskan
pada aspek kognitif, karena menghindari kerumitan data mengingat
mengingat waktu yang terbatas untuk menganalisis.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah
pelaksanaan proses pendidikan yang dilaksanakan guru di sekolah itu lemah.
Susanto (2003:165) menyatakan bahwa IPA merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Mata pelajaran
IPA selama ini dianggap sulit oleh sebagian peserta didik. Fisher (dalam
Amien, 1987:4) menyatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan
observasi. Sedangkan Iskandar (2001:1) menjelaskan hakikat IPA adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi pengetahuan tentang alam yang diperoleh lewat
proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap ilmiah sehingga dihasilkan produk
ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tujuan pembelajaran IPA yaitu untuk membantu setiap orang agar
mempunyai sikap ilmiah. Beberapa sikap ilmiah (Iskandar, 2001:12) antara
lain, yaitu:
1. Objektif terhadap fakta artinya tidak dicampuri oleh perasaan dalam
mengungkapakan sesuatu, sesuai dengan fakta.
2. Tidak tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan sebelum ada banyak
bukti yang menguatkan data.
3. Berhati terbuka artinya mempertimbangkan penemuan orang lain
sekalipun pendapat orang lain bertentangan dengan penemuan diri
sendiri.
4. Tidak mencampuradukkan fakta dengan pendapat.
5. Bersifat hati-hati.
6. Ingin menyelidiki
Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian
pendidikan IPA di SD bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA
dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari
kebesaran dan kekuasaan Pencipta-Nya.
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mendukung penelitian ini dari Yuliana (2012) dengan
judul “Peningkatan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat
cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri
Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dibuktikan dengan persentase siswa yang mencapai KKM 60 dengan kondisi
awal 45,45% mendapat nilai ≥ 60 dan 54,55% mendapat nilai < 60. Pada
siklus I dan II siswa yang mencapai KKM 100%. Berdasarkan hasil yang
diperoleh tersebut bahwa penelitian telah mencapai target yang diharapkan.
Dari penelitian Wahyu (2013) dengan judul “Peningkatan keaktifan dan
prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 melalui metode
Inkuiri terbimbing” ada peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan
peningkatan persentase siswa yang tuntas KKM dari 50% pada kondisi awal
menjadi 80% pada kondisi akhir.
Dari hasil penelitian Uswatun (2013) dengan judul skripsi “Peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1
menggunkan metode inkuiri terbimbing” menunjukan bahwa penggunaan
metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Dapat
dilihat dari peningkatan persentase siswa yang lulus KKM dari kondisi awal
sebesar 64,75% menjadi 94,44% dan rata-rata nilai siswa juga mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebesar 63,18 menjadi 82,01. Dengan demikian
penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan
keaktifan dan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan mengenai persamaanya
adalah inkuiri terbimbing, prestasi belajar dan mata pelajaran IPA serta ada
satu yang kelas yang sama yaitu kelas IV yang menjadi subjeknya. Dan yang
membedakan berupa variabel yang di teliti berupa keaktifan, tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penelitian atau sekolah dasar (SD) serta ada kelas V yang menjadi subjeknya.
Dari penelitian yang relevan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. Metode inkuiri terbimbing juga
layak digunakan untuk proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran IPA.
Desain Penelitian yang Relevan
E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA di sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan
pembelajaran konvensional. Pembelajaran IPA di sekolah dasar umumnya
masih mengandalkan ceramah dari guru, gurulah yang menjadi pusat dalam
pembelajaran. Siswa mendengarkan ceramah dari guru di depan kelas, mereka
duduk mendengarkan guru mereka mengajar dengan ceramah, itulah yang
terjadi pada pembelajaran IPA. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu
Peningkatan proses
ilmiah dan prestasi
belajar siswa tentang
sifat-sifat cahaya
melalui metode inkuiri
terbimbing pada siswa
kelas V SD Negeri
Suryowijayan tahun
ajaran 2011/2012
Peningkatan keaktifan
dan prestasi belajar
IPA siswa kelas IV SD
Negeri Plaosan 1
menggunkan metode
inkuiri terbimbing
Peningkatan keaktifan
dan prestasi belajar
IPA siswa kelas V SD
Negeri Plaosan 1
melalui metode Inkuiri
terbimbing
Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan
Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi IPA juga merupakan suatu proses penemuan dan pemaknaan.
Metode inkuiri terbimbing merupakan proses dalam pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran untuk melakukan
penemuan yang bermakna melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka dan
dengan melalui interaksi bersama orang-orang dan lingkungan belajar mereka.
Sehingga pada akhirnya siswa akan lebih memaknai pembelajaran yang
berproses melalui perkembangan mentalnya sendiri.
Dengan melibatkan siswa sebagai pemeran utama, maka siswa akan lebih
tertarik dalam menjalani proses pembelajaran dan bukan hanya duduk dan
mendengarkan ceramah dari guru, khususnya pelajaran IPA. Metode inkuiri
menempatkan siswa sebagai individu yang telah mempunyai pengetahuan awal
yang nantinya akan mereka bangun sendiri selama berproses.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dirumuskan maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran dengan metode inkuiri dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA pada siswa siswa kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Mendeskripsikan upaya peningkatan prestasi belajar IPA melalui
penerapan metode inkuiri pada siswa kelas IV A SD Negeri Gedongtengen
Yogyakarta dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Orientasi
b. Merumuskan Masalah
c. Mengajukan Hipotesis
d. Mengumpulkan Data
e. Membuat Kesimpulan
f. Mempresentasikan Hasil
g. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian,
jadwal pengambilaan data, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen
penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data teknik analisis
data. Hal tersebut akan dijelaskan pada sub bab-sub bab berikut ini.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). PTK berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action
Research yang artinya penelitian dengan tindakan. Menurut Arikunto
(2010:58), PTK terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.
Pertama, penelitian. Penelitian diartikan sebagai kegiatan mencermati
suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu
untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu
objek yang diamati.
Kedua, tindakan. Tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan
sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu.
Ketiga, kelas. Kelas adalah tempat di mana terdapat sekelompok peserta
didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga unsur di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan. tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pelajaran,
maka tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif.
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka haruslah dilakukan
secara berulang-ulang. Penelitian tindakan kelas ini minimal dilaksanakan
selama dua siklus. Diagram alur desain penelitian ditunjukkan pada bagan 1.
Model penelitian yang digunakan ini adalah
Desain PTK dalam Arikunto (2010)
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
2. Pelaksanaan
1. Perencanaan
3. Pengamatan
Siklus I 4. Refleksi
Siklus II
I
4. Refleksi
3. Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Model penelitian dalam Arikunto terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refeksi. Setiap siklus dilakukan pada satu kali pertemuan.
Pembelajaran setiap pertemuan atau siklus menggunakan metode inkuiri
terbimbing.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD Negeri Gedongtengen yang
beralamat di Jl. Letjen Suprapto 84, Yogyakarta. Penelitian akan dilakukan
pada bulan November-Desember 2015.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016 SD Negeri Gedongtengen sebanyak 26 siswa, yang
terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitiannya adalah prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen dengan menggunakan metode Inkuiri pada mata pelajaran
IPA, khususnya pada kompetensi dasar “Mendeskripsikan terjadinya
perubahan wujud cair → padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas”
semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
C. Rencana Tindakan
Pada bagian rencana tindakan ada dua hal yang akan dibahas. Kedua hal
tersebut adalah persiapan dan rencana setiap siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Persiapan
Peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum melaksanakan penelitian.
Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu 1) Peneliti
meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD
dilanjutkan ijin ke Dinas Perijinan kota Yogyakarta untuk melakukan
penelitian di SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. 2) Peneliti meminta ijin
kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD Negeri Gedongtengen untuk
melakukan kegiatan penelitian. 3) Peneliti melakukan observasi pada siswa
kelas IV A SD Negeri Gedongtengen untuk memperoleh gambaran tentang
tingkah laku siswa dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas.
4) Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV A SD Negeri
Gedongtengen untuk mengetahui gambaran mengenai prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPA. 5) Peneliti mengidentifikasi masalah yaitu
rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran IPA.
2. Rencana Siklus I
Rencana setiap siklus yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan
penelitian dilaksanakan sesuai dengan model Arikunto (2010). Model
Arikunto terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
1) Permintaan izin kepada kepala sekolah SD N Gedongtengen
Yogyakarta.
2) Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas.
3) Identifikasi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4) Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang
ingin dicapai.
5) Menyusun silabus, RPP, dan LKS.
6) Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I.
7) Menyiapkan instrumen penelitian, alat dan bahan yang akan
digunakan pada siklus I.
b. Pelaksanaan
Tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Dalam
tahap ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana (guru) dalam penelitian.
Peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan
pambelajaran yang telah dibuat dengan motode inkuiri terbimbing.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Bertujuan untuk
mengetahui proses pembelajaran dan mengumpulkan kekurangan dalam
peneitian. Peneliti juga menilai hasil dari lembar kerja siswa.
d. Refleksi
Peneliti bersama dengan pengamat mencatat dan mengevaluasi proses
pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing (masalah,
kekurangan dan temuan-temuan lain selama proses pembelajaran). Peneliti
merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses pembelajaran
berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat ketercapaian
indikator dengan hasil pembelajaran. Bila belum ada peningkatan maka
akan di lanjutkan dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Rencana Siklus II
Siklus dua akan dilaksanakan apabila hasil refleksi siklus pertama
menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum mencapai hasil yang
diharapkan, sehingga perlu diadakan tindakan kembali sampai hasil yang
dinginkan benar-benar tercapai.
a. Perencanaan
Perencanaan siklus kedua meliputi menyiapkan perencanaan
pembelajaran, instrumen penelitian, alat-alat dan bahan percobaan.
Perangkat pembelajaran yang disiapkan meliputi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) serta kisi-kisi soal dengan jumlah soal 20 beserta
kunci jawaban.
b. Pelaksanaan
Tindakan dalam siklus II dilakakukan dalam satu kali pertemuan.
Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
sudah ditentukan.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti
mengati proses pembelajaran dan menilai hasil siswa yang dilakukan
dengan mengerjakan lembar kerja siswa.
d. Refleksi
Peneliti merefleksikan permasalahan yang ditemukan selama proses
pembelajaran berlangsung, menganalisis hasil pembelajaran, melihat
ketercapaian indikator dengan hasil pembelajaran dan membandingkan
data siklus I dengan siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini hanya menggunakan teknik tes dalam mencari data prestasi
belajar siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes menurut Margono
(2010:170) menjelaskan tes sebagai seperangkat rangsangan yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Berbeda dengan Margono, Arifin
(2011:226) berpendapat bahwa tes adalah suatu teknik pengukuran yang di
dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Dari pengertian tes
menurut Margono dan Arifin, penulis menyimpulkan tes adalah seperangkat
pertanyaan yang diberikan kepada seseorang untuk dikerjakan atau dijawab
oleh responden. Tujuan digunakannya tes oleh peneliti adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai hasil belajar siswa setelah mendapatkan
tindakan.
Pada penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes tertulis
berupa tes objektif pilihan ganda. Yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus I
dan II untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada prestasi belajar
siswa mata pelajaran IPA.
E. Instrumen Penelitian
Tes
Peneliti menggunakan instrumen tes untuk mengukur kemampuan yang
dimiliki siswa. Dalam buku Arifin (2011:226) pengertian tes adalah suatu
teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus diselesaikan atau dijawab oleh
responden. Heaton (1988) membedakan tes menjadi empat jenis dan
pembagian jenis-jenis tes dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Yaitu,
tes prestasi belajar, tes penguasaan, tes bakat dan tes diagnostik. Lalu Brown
(2004) menambahkan pembagian tersebut menjadi lima jenis lagi yaitu tes
penempatan.
Tes dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu tes intelegensia
umum, tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar dan tes kepribadian. Tes
prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jumlah
peserta. Ada tes kelompok dan tes perseorangan. Dari cara penyusunannya tes
dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru dan tes standar. Tes standar
adalah tes yang sudah memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi
berdasarkan percobaan-percobaan terhadapa sampel yang cukup besar dan
representatif. Tes baku bertujuan untuk mengukur kemampuan responden
dalam tiga aspek, yaitu kedudukan belajar, kemajuan belajar dan diagnostik.
Dilihat dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Dan setiap jenis tes
mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing.
Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis berupa pilihan ganda untuk
mengetahui kemampuan aspek kognitif siswa. Tes diberikan pada akhir
kegiatan belajar mengajar. Peneliti akan menggunakan 20 soal objektif yang
akan digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk melihat peningkatan
siswa dengan metode inkuiri digunakan perbandingan nilai siklus I dengan
siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Kisi-kisi Soal Evaluasi
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : IV/1
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud
benda serta berbagai cara penggunaan benda
berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar : 6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair
→ padat → cair; cair → gas → cair; padat → gas.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi
Indikator Nomer soal
1. Menyebutkan macam-macam
perubahan wujud benda
1, 3, 5, 10, 20, 22, 26, 29, 31, 32,
38
2. Menjelaskan pengertian perubahan
wujud benda
2, 4, 8, 12, 14, 21, 30
3. Memberi contoh macam-macam
bentuk perubahan wujud benda
6, 7, 15, 18, 19, 28, 33, 35, 37
4. Mengidentifikasi perubahan wujud
benda yang dapat berubah ke wujud
semula
16, 39
5. Mengidentifikasi macam-macam
perubahan benda beserta aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari
9, 11, 13, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 36,
40
Jumlah 40
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila “insturmen tersebut
dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur” (Widoyoko,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2009:128). Dapat dikatakan juga bahwa validitas berkaitan dengan
“ketepatan” sebuah alat ukur. Instrumen yang sudah valid dapat
menghasilkan data yang valid. Jika data yang dihasilkan dari penyajian
instrumen itu valid, maka secara otomatis instrumen tersebut juga valid.
Suatu tes juga dapat dikatakan valid setelah diperbandingkan dengan tes
lain yang telah valid (Masidjo, 1995:242). Apabila hasilnya menunjukkan
kesesuaian dengan hal yang akan diukur, maka dapat dikatakan bahwa tes
tersebut memiliki taraf validitas tertentu dan harus dicari sejauh mana taraf
korelasinya atau taraf validitasnya. Koefisien validitas tes dinyatakan dalam
suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00 dengan taraf
signifikasi 1% dan 5%. Penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5%.
Hasil perhitungan validitas dengan program komputer SPSS 23
(Statistical Product and Service Solution) jika pada nomor soal hasil Pearson
Correlation terdapat tanda asterix (*) yang disebut sebagai Correlation is
significant at the 0.01 level (2-tailed) berarti nomor soal tersebut valid.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) berarti tingkat
significantnya adalah 5% dan suatu soal dikatakan valid jika hasil Pearson
Correlation lebih kecil dari 0.05. Didapatkan dari 30 butir soal yang diujikan
pada 28 siswa. Hasil uji validitas soal yang valid dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.2 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus I
No.
Item r hitung r tabel Keputusan
1 0.561** 0.388 Valid
2 0.415* 0.388 Valid
3 0.373 0.388 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4 0.419* 0.388 Valid
5 0.373 0.388 Tidak Valid
6 0.333 0.388 Tidak Valid
7 0.474* 0.388 Valid
8 0.405* 0.388 Valid
9 0.411* 0.388 Valid
10 0.388 0.388 Tidak Valid
11 0.474* 0.388 Valid
12 0.585** 0.388 Valid
13 0.636** 0.388 Valid
14 0.471* 0.388 Valid
15 0.500** 0.388 Valid
16 0.527** 0.388 Valid
17 0.388 0.388 Tidak Valid
18 0.455* 0.388 Valid
19 0.448* 0.388 Valid
20 0.396* 0.388 Valid
21 0.451* 0.388 Valid
22 0.585** 0.388 Valid
23 0.636** 0.388 Valid
24 0.440* 0.388 Valid
25 0.500** 0.388 Valid
26 0.527** 0.388 Valid
27 0.415* 0.388 Valid
28 0.455* 0.388 Valid
29 0.448* 0.388 Valid
30 0.370 0.388 Tidak Valid
Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 24 item yang valid dan
tidak valid ada 6 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian
siklus I.
Tabel 3.3 Hasil uji validitas soal pilihan ganda siklus II
No.
Item r hitung r tabel Keputusan
1 0.687** 0.388 Valid
2 0.574** 0.388 Valid
3 0.450* 0.388 Valid
4 0.602** 0.388 Valid
5 0.513** 0.388 Valid
6 0.468* 0.388 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
7 0.369 0.388 Tidak Valid
8 0.443* 0.388 Valid
9 0.490* 0.388 Valid
10 0.448* 0.388 Valid
11 0.687** 0.388 Valid
12 0.534** 0.388 Valid
13 0.500** 0.388 Valid
14 0.551** 0.388 Valid
15 0.513** 0.388 Valid
16 0.533** 0.388 Valid
17 0.369 0.388 Tidak Valid
18 0.443* 0.388 Valid
19 0.490* 0.388 Valid
20 0.506** 0.388 Valid
21 0.363 0.388 Tidak Valid
22 0.414* 0.388 Valid
23 0.397* 0.388 Valid
24 0.295 0.388 Tidak Valid
25 0.473* 0.388 Valid
26 0.414* 0.388 Valid
27 0.465* 0.388 Valid
28 0.388* 0.388 Valid
29 0.381 0.388 Tidak Valid
30 0.482* 0.388 Valid
Dengan demikian dari 30 soal pilihan ganda, 25 item yang valid dan
tidak valid ada 5 item. Dan diambil 20 item yang digunakan untuk penelitian
siklus II.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid.
Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut
sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes, dan faktor yang
berasal dari siswa yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1) Faktor yang berasal dari dalam tes
a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga dapat
mengurangi validitas tes.
b. Kata-kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi, tidak
terlalu sulit.
c. Item tes dikonstruksi dengan jelas.
d. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang
diterima siswa.
e. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk kemungkinan
terlalu kurang atau terlalu longgar.
f. Jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.
g. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
2) Faktor yang berasal dari administrasi dan skor tes
a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam memberikan
jawaban dalam situasi tergesa-gesa.
b. Adanya kecurangan dalam tes sehingga tidak membedakan antara
siswa yang belajar dengan melakukan kecurangan.
c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat dilakukan pada
semua siswa.
d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
e. Siswa tidak dapat mengikuti arahan yang diberikan dalam tes baku.
f. Adanya joki (orang lain bukan siswa) yang masuk dalam menjawab
item tes yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3) Faktor yang berasal dari jawaban siswa
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes evaluasi
tidak valid, karena dipengaruhi oleh jawaban siswa dari pada interpretasi
item-item pada tes evaluasi (Sukardi, 2008).
3. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen tes disebut reliabel (dapat dipercaya) jika sudah diteskan
berkali-kali tetap memberikan hasil yang ajeg (konsisten). Ajeg tidak harus
selalu memiliki skor yang sama, skor dapat berubah namun dengan perubahan
yang ajeg. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas
instrumen. Instrumen yang valid sudah tentu reliabel, namun tetap perlu
diadakan pengujian reliabilitas instrumen.
Tabel 3.4 Koefisien korelasi reliabilitas
Koefisisen Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
4. Penentuan Reliabilitas
Menurut Masidjo (1995: 233) “suatu tes yang reliabel atau andal adalah
suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran
menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang yang tepat dan teliti”.
Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja yaitu 40
soal pilihan ganda, untuk siklus I berupa 20 soal dan 20 soal lagi untuk siklus
II. Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan
dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini:
Tabel 3.5 Kriteria koefisien reliabilitas siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.866 24
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
Tabel 3.6 Kriteria koefisien reliabilitas siklus II
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian
ini. Berikut pengujian yang dilakukan untuk menganalisis datanya:
Tes Tertulis
1. Penyekoran
Jika benar = skor 1
Jika salah = skor 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan rumus :
X 100
3. Menghitung skor rata-rata kelas, dengan rumus:
4. Membandingkan tingkat prestasi pada kondisi awal dengan
akhir siklus I dan membandingkan akhir siklus I dengan akhir siklus II.
Hal tersebut dilakukan untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan
prestasi atau tidak.
5. Menghitung kenaikan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II
apakah terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak.
H. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
mengenai pembuatan suatu karya model yang menunjukkan perubahan wujud
benda pada kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta tahun pelajaran
2015/2016. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk hasil prestasi belajar
siswa yaitu 70. Berikut kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas:
Tabel 3.7 Kriteria keberhasilan penelitian
Peubah Indikator Penelitian Kondisi
Awal
Akhir
Siklus I
Akhir
Siklus II
Prestasi
belajar
siswa
Nilai rata-rata kelas 68 70 75
Persentase jumlah
siswa yang mencapai
KKM (70)
72,2% 70% 80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
I. Jadwal Penelitian
Susunan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.8 Jadwal penelitian
No Kegiatan
Bulan (Tahun)
Okt
2015
Nov
2015
Des
2015
Jan
2016
Feb
2016
Mar
2016
Apr
2016
Mei
2016
Jun
2016
Jul
2016
Agt
2016
Sept
2016
1. Penyusunan
proposal
2. Permohonan
ijin penelitian
3 Penelitian
4. Pengumpulan
data
5. Pengolahan
data
6. Penyusunan
laporan
7. Ujian skripsi
8. Revisi
9. Yudisium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar.
Berikut diskripsi data dan analisis data yang dilakukan.
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dulu melakukan
wawancara terhadap guru kelas. Dari hasil wawancara, banyak siswa tidak
memahami pelajaran yang diberikan. Lalu pada tanggal 24 November 2015
peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, guru masih menggunakan metode
ceramah dan siswa hanya menyimak serta melihat buku paket. Dan banyak
siswa tidak mendengarkan penjelasan dari guru serta beberapa siswa sibuk
dengan kegiatannya sendiri.
Selain melakukan wawancara dan pengamatan, peneliti juga melakuakan
pengumpulan data berupa daftar nilai pada tahun ajaran sebelumnya. Berikut
data nilai prestasi belajar.
Tabel 4.9 Prestasi Belajar Siswa Kelas IV A Tahun Sebelumnya
Tahun Ajaran 2013/2014 Tahun Ajaran 2014/2015
No. Siswa Nilai
Ketuntasan
(KKM=70) No. Siswa Nilai
Ketuntasan
(KKM=70)
Tuntas Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak
Tuntas
1 50 1 36
2 35 2 70
3 70 3 60
4 35 4 82
5 60 5 80
6 75 6 70
7 80 7 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
8 70 8 74
9 80 9 70
10 40 10 74
11 80 11 90
12 40 12 90
13 70 13 98
14 60 14 76
15 80 15 70
16 80 16 76
17 70 17 72
18 65 18 76
19 80 19 72
20 70 20 70
21 60 21 60
22 50 22 91
23 80 23 70
24 70 24 70
25 60 25 74
26 50 26 86
27 27 98
28 28 66
Jumlah 1660 2040
Rata-rata 63,8 72,8
Ketuntasa
n
53,8% 46,2%
78,6% 21,4%
Rata-rata
Nilai
Siswa
68
Rata-rata
ketuntasa
n siswa
Tuntas Tidak Tuntas
72,2% 27,8%
Dari tabel data prestasi di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk tahun ajaran 2013/2014 ada
53,8% atau 14 dari 26 siswa dan 46,2% atau 12 dari 26 siswa dinyatakan
tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8 masih di bawah KKM yaitu 70.
Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau 6 dari 28 siswa yang tidak
tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa yang dinyatakan tuntas. Dan nilai
rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu 72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh
siswa diatas adalah 68 yang masih dibawah KKM yaitu 70. Dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas pada kondisi awal adalah 68.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Siklus I
a) Perencanaan
Perencanaan peneliti berupa mempersiapkan diri dan menyiapkan
perangkat pembelajaran untuk 2 jam pelajaran berupa Silabus, RPP, materi
pembelajaran, soal evaluasi berupa pilihan ganda dan alat serta bahan untuk
percobaan, lembar observasi beserta rubrik penilaiannya. Peneliti juga
mempersiapkan alat kamera digital untuk memotret proses kegiatan belajar
mengajar selama penelitian.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 November 2015.
Materi yang dipelajari pada siklus pertama berupa macam-macam perubahan
wujud benda serta mengamatinya melalui percobaan yang ada dalam
pelajaran IPA. Hal ini dilakukan bertujuan agar siswa tertarik dan lebih
paham mempelajari materi.
Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi untuk
mengetahui pengetahuan siswa. Guru meminta siswa mengamati gelas yang
diisi air panas dan ditutup. Setelah siswa memberikan jawaban, guru lalu
mengaitkan apersepsi dengan materi pembelajaran. Setelah itu guru
memberikan penjelasan singkat mengenai perubahan wujud benda yang ada
di sekitar lingkungan sekolah.
Kegiatan selanjutnya guru membuat kelompok kecil yang dibentuk
berdasarkan tingkat kemampuan siswa. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa. Masing-masing kelompok diberi materi pembelajaran mengenai apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
yang akan dipelajari. Setelah materi dipahami, setiap kelompok melakukan
percobaan yang berbeda-beda. Saat melakukan percobaan, semua anggota
mengamati apa yang terjadi dan mencatatnya.
Bila semua kelompok sudah melakukan percobaan yang sama, beberapa
kelompok akan dipilih untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas
sementara siswa lain memperhatikan dan bertanya jika ada yang kurang
paham.
c) Pengamatan
Peneliti juga melakukan pengamatan ketika mengajar pada saat kegiatan
belajar mengajar di kelas IV A. Pada saat melakukan penelitian, siswa
bersemangat dalam percobaan yang dilakukan. Pada awalnya siswa gaduh
saat pembentukan kelompok. Kemudian peneliti mengamati permasalahan
yang dialami siswa maupun kelompok saat melakukan percobaan. Kurangnya
instruksi dalam melakukan percobaan memakan waktu lama sebab siswa
kurang paham apa yang akan dilakukan.
Pada akhir siklus I, peneliti memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
peningkatan yang dialami siswa. Peneliti membuat soal objektif yang diujikan
guru kelas. Berikut data yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi di akhir
siklus I:
Tabel 4.10 Prestasi Belajar Siswa Siklus I
No. Siswa Nama Siswa Nilai
Ketuntasan (KKM=70)
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Lutf 55
2 Anw 75
3 Adb 90
4 Aml 70
5 Arg 75
6 Bma 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
7 Dml 75
8 Muh 65
9 Feb 90
10 Ges 65
11 Has 95
12 Lov 60
13 Ptra 75
14 Rdt 75
15 Nbl 65
16 Naz 50
17 Okt 75
18 Rez 50
19 Ris 75
20 San 50
21 Say 70
22 Tuh 75
23 Oktv 70
24 Arb 70
25 Arn 75
26 Saf 50
Jumlah 1820 17 9
Rata-rata 70
Persentase Ketuntasan 65,4% 34,6%
Berdasarkan pada tabel diatas, nilai kognitif siswa yang tuntas mencapai
nilai KKM ada 17 siswa atau 65,4% dan rata-ratanya 70. Ada 9 siswa yang
tidak tuntas KKM. Nilai KKM pada kondidi awal untuk tahun ajaran
2013/2014 ada 53,8% atau 14 dari 26 siswa dinyatakan tuntas dan 46,2% atau
12 dari 26 siswa dinyatakan tidak tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 63,8
masih di bawah KKM yaitu 70. Pada tahun ajaran 2014/2015 ada 21,4% atau
6 dari 28 siswa yang dinyatakan tidak tuntas dan 78.6% atau 22 dari 28 siswa
yang dinyatakan tuntas. Dan nilai rata-rata kelas sudah diatas KKM yaitu
72.8. Nilai rata-rata kelas dari seluruh siswa diatas adalah 68 dan masih
dibawah KKM yaitu 70. Jika dibandingkan dengan prestasi pada kondisi
awal, rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari 68 menjadi 70
dan mencapai target yang diinginkan oleh peneliti yaitu 70 namun persentase
ketuntasan dibawah kondisi awal. Persentase siklus I yang belum mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
target disebabkan beberapa faktor yaitu: 1) Nilai yang didapatkan ada yang
masih rendah. 2) Dari hasil pengamatan yang mendapat nilai adalah siswa
yang ramai saat pembelajaran. 3) Beberapa siswa ada yang belum mengerti
tentang materi ajar ditunjukkan dengan banyaknya jawaban yang masih salah.
Berikut tabel keberhasilan siklus I:
Tabel 4.11 Capaian siklus I
Variabel Indikator Target
Siklus I
Capaian
Siklus I
Keterangan
Prestasi
belajar
siswa
Nilai rata-rata
kelas 70 70 Tercapai
Persentase jumlah
siswa yang
mencapai KKM
(70)
70% 65,4% Belum
tercapai
d) Refleksi
Dari hasil pengamatan, proses pembelajaran siklus I secara umum sudah
berjalan sesuai rencana. Permasalahan yang ada ketika melakukan percobaan,
banyak siswa bermain dengan alat percobaan seperti korek api. Tetapi para
siswa belum berperan aktif ketika percobaan dilakukan. Perlu aturan tegas
ketika percobaan berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perhitungan
dengan menggabungkan nilai yang diperoleh siswa di siklus I yang berasal
dari penilaian kognitif dengan nilai pada kondisi awal. Hasil prestasi belajar
yang diperoleh siswa dalam siklus I menunjukkan bahwa 65,4% ((17:26) x
100) siswa belum tuntas mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu 70%.
3. Siklus II
Dari hasil prestasi belajar siswa pada siklus I, data yang didapatkan
belum menunjukkan tercapainya indikator keberhasilan. Maka akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dilanjutkan dengan siklus II untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berikut hasil penelitian pada siklus II:
a) Perencanaan
Persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus II dengan menyiapkan
materi pelajaran, menyiapkan Silabus, RPP, materi pembelajaran,
menyiapkan alat-alat dan bahan untuk kegiatan percobaan, serta instrumen
dalam bentuk tes pilihan ganda. Peneliti juga menyiapkan peralatan kamera
digital untuk mengabadikan proses belajar mengajar selama penelitian.
b) Pelaksanaan Tindakan
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu,4 Desember 2015 di
kelas IV SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta dengan jumlah siswa 26
orang. Siklus II tetap 2 jam pelajaran (JP) (2x35 menit). Pada siklus kedua,
penelitian tidak jauh berbeda dengan siklus sebelumnya. Perbedaannya pada
percobaan yang dilakukan, yaitu membuat sebuah karya berupa lilin gelas.
Materi yang disampaikan pada siklus II merupakan kelanjutan dari bentuk
perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Inti materinya
berupa merancang pembuatan benda yang memanfaatkan perubahan wujud
benda. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah
dibuat.
Kegiatan awal dilakukan oleh guru dengan memberikan apersepsi
kemudian diulang dengan mengingat materi pada siklus pertama. Kemudian
guru memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari.
Setelah selesai dilanjutkan dengan membentuk kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 4-5 orang. Guru lalu membagikan lembar kerja siswa dan para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
siswa membuat suatu karya model dengan alat dan bahan yang telah
disiapkan. Masing-masing kelompok mulai membuat suatu karya model
sesuai instruksi guru. Ketika semua kelompok sudah selesai membuat karya
model yang diinginkan, bisa dikumpulkan. Kemudian dilanjutkan mengenai
kesulitan serta membahas materi yang belum dipahami siswa. Pembelajaran
diakhiri dengan siswa mengerjakan soal evalusi untuk mengetahui
penguasaan materi dan peningkatan prestasi belajar.
c) Pengamatan
Selama pelaksanaan siklus II, peneliti juga melakukan pengamatan
terhadap para siswa. Dari hasil pengamatan didapatkan, para siswa antusias
selama percobaan berlangsung. Semua siswa fokus terhadap pekerjaannya
dan saling kerjasama. Pemahaman yang dikuasai siswa juga meningkat yang
dibuktikan dengan hasil evaluasi yang cukup bagus. Dari 26 siswa yang lulus
KKM ada 22 orang dengan nilai rata-rata 76,2 atau 84,6% dan yang tidak
tuntas KKM ada 4 orang.
Tabel 4.12 Prestasi belajar siklus II
No. Siswa Nama Siswa Nilai Ketuntasan (KKM=70)
Tuntas Tidak Tuntas
1 Lutf 60
2 Anw 75
3 Adb 100
4 Aml 85
5 Arg 90
6 Bma 75
7 Dml 85
8 Muh 65
9 Feb 95
10 Ges 75
11 Has 100
12 Lov 70
13 Ptra 85
14 Rdt 75
15 Nbl 75
16 Naz 85
17 Okt 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
18 Rez 50
19 Ris 85
20 San 55
21 Say 75
22 Tuh 80
23 Oktv 75
24 Arb 80
25 Arn 75
26 Saf 60
Jumlah 2005 21 5
Rata-rata 77,1
Persentase Ketuntasan 80,8% 19,2%
Tabel 4.13 Capaian siklus II
Variabel Indikator Target
Siklus II
Capaian
Siklus II
Keterangan
Prestasi
belajar
siswa
Nilai rata-rata
kelas 75 77,1 Tercapai
Persentase
jumlah siswa
yang mencapai
KKM (70)
80% 80,8% Tercapai
d) Refleksi
Dalam pelaksanaan siklus II, prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Siswa dalam siklus II mulai tertib aktif belajar dari pada siklus I.
Kekurangan dalam siklus ini berupa penggunaan alat yang tidak hati-hati
dalam menggunakan alat percobaan, yang menyebabkan satu gelas beker
retak. Ketika selesai melakukan percobaan dan mengerjakan soal evaluasi,
siswa langsung jalan-jalan yang menyebabkan siswa lain ikut gaduh.
B. Pembahasan
Berikut ini peneliti akan paparkan tentang peningkatan prestasi belajar
siswa dengan model pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Metode Inkuiri
Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar (SD) yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan
kognitif siswa yang meliputi: mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Fokus penelitian ini pada
kemampuan kognitif siswa. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
tindakan kelas.
Menurut Sanjaya (2006:194) metode inkuiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Selain itu, metode inkuiri menekankan pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor untuk belajar disesuaikan dengan gaya
belajar siswa. Sejalan dengan Sanjaya, namun kemampuan kognitif siswa
yang diteliti pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I kemampuan kognitif
yang diteliti berupa mengingat, memahami dan mengaplikasi. Pelaksanaan
pembelajaran dimulai pada siklus I dengan apersepsi kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan inti. Pada kegiatan inti
guru menjelaskan sedikit materi yang akan dipelajari yaitu tentang perubahan
wujud benda. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa berpikir tentang
perubahan wujud benda yang sudah diketahui. Kemudian guru membentuk
kelompok sesuai kelompok yang sudah dibuat peneliti sebelumnya. Didalam
kelompok, siswa dituntut mencoba melakukan percobaan. Percobaan yang
dilakukan setiap kelompok sama, tidak ada yang berbeda. Namun beberapa
kelompok kesulitan menggunakan alat-alat laboratorium untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
percobaan. Sebab petunjuk cara menggunakan alat sudah ada namun siswa
masih takut untuk mempraktekkan.
Ketika pengamatan dilakukan oleh peneliti, banyak siswa tidak ikut
melakukan percobaan. Kebanyakan siswa bermain dengan alat dan bahan uji
coba, membuat gaduh kelas. Pada saat presentasi kelompok, ada kelompok
yang belum selesai mengisi lembar kegiatan siswa. Saat guru memberikan
pertanyaan, hanya sedikit siswa yang menjawab. Maka dari hasil pengamatan,
peneliti mencoba merevisi kegiatan pembelajaran seperti memberikan cara
melakukan percobaan yang tepat yaitu dengan langkah-langkah yang telah
dibuat sebelumnya, memberikan peraturan tegas agar tidak bermain dengan
alat dan bahan percobaan, dan memberikan bahan percobaan seperlunya.
Pada siklus I pengaruh metode inkuiri belum berdampak banyak pada hasil
evaluasi. Disebabkan ketika penelitian beberapa siswa tidak paham dengan
pembelajaran yang dilakukan serta siswa lain ramai sendiri. Sehingga harus
menjelaskan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan menangkan siswa
yang ramai. Pembelajaran sudah sesuai rencana.
Pembelajaran siklus II merupakan perbaikan pada siklus I namun
kemampuan kognitif yang diteliti berbeda. Pada siklus II kemampuan kognitif
yang diteliti berupa aspek menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
Kegiatan awal dilakukan sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan
yang dilakukan antara lain apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
membahas sedikit materi serta rangkaian kegiatan yang akan dilakukan.
Setelah pembentukan kelompok selesai, siswa diminta melakukan percobaan
membuat karya dengan memanfaatkan perubahan wujud benda yang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ini anggota kelompok lebih giat
dan tertarik untuk melakukan percobaan. Hasil karya yang dibuat cukup
memuaskan. Jika dibandingkan dengan siklus I, pertemuan siklus II lebih
menarik perhatian siswa. Untuk hasil pada siklus II lebih baik dari pada siklus
I. Dalam siklus II dengan penggunaan metode inkuiri serta kegiatan
pembelajaran yang menarik, ada peningkatan prestasi belajar pada siswa.
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar menurut Umiarso dan Umar (2010:227) merupakan hasil
yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa. Dapat diartikan
prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Maka untuk mengukur tingkat prestasi
siswa dilakukan dengan memberi soal evaluasi pada setiap akhir siklus. Soal
evaluasi mencakup materi yang telah diberikan sebelumnya, yaitu materi
yang menyangkut perubahan wujud benda pada kompotensi dasar 6.2. Soal
evaluasi berupa tes objektif yang sudah divalidasi sebelumnya. Setiap akhir
siklus diberikan 20 butir soal objektif. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi
peningkatan pada akhir siklus I ke siklus II.
Pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada setiap siklus. Hasil
evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 17 siswa yang mendapat
nilai di atas 70, dan terdapat 9 siswa yang mendapat nilai di bawah 70. Nilai
rata-rata yang diperoleh kelas sebesar 70, sedangkan pada kondisi awal
sebesar 68. Hasil rata-rata kelas yang mencapai KKM hanya sebesar 65,4%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sedangkan pada kondisi awal sebesar 72,2%, belum mencapai target yang
diharapkan yaitu 70% namun mengalami penurunan.
Pada siklus II menunjukkan bahwa 21 siswa mendapat nilai diatas 70,
dan 5 siswa yang belum tuntas. Dan nilai rata-rata yang diperoleh kelas
sebesar 77,1, sedangkan pada siklus I sebesar 70. Rata-rata kelas yang
mencapai KKM sebesar 80,8%, mengalami peningkatan dari 65,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar siswa dengan
menggunakan metode inkuiri.
Berikut hasil peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus
I dan siklus II. Peningkatan tersebut telah memenuhi target yang diharapkan
oleh peneliti.
Tabel 4.14 Capaian dari komdisi awal, siklus I dan siklus II
Variabel Indikator Kondisi
awal
Target
siklus I
Capaian
Siklus I
Target
Siklus
II
Capaian
Siklus II
Prestasi
belajar
siswa
Nilai rata-rata
kelas 68 70 70 75 77,1
Persentase
jumlah siswa
yang mencapai
KKM
72,2% 70% 65,4% 80% 80,8%
Berikut merupakan penjabaran peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II
pada masing-masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.15 Peningkatan dari siklus I ke siklus II
No.
Sis
wa
Nama
Siswa
Kondisi
Awal
(Rata-rata)
Setelah Tindakan
Keterangan Siklus
I Ketuntasan
(KKM=70)
Siklus
II
Ketuntasan
(KKM=70)
Nilai Nilai Ya Tidak Ya
Tida
k
1 Lutf
55 60 Meningkat dan
tidak tuntas
2 Anw 75 75 Tetap dan
tuntas
3 Adb 90 100 Meningkat dan
tuntas
4 Aml 70 85 Meningkat dan
tuntas
5 Arg 75 90 Meningkat dan
tuntas
6 Bma 80 75 Menurun dan
tuntas
7 Dml 75 85 Meningkat dan
tuntas
8 Muh 65 65 Tetap dan
tidak tuntas
9 Feb 90 95 Meningkat dan
tuntas
10 Ges 65 75 Meningkat dan
tuntas
11 Has 95 100 Meningkat dan
tuntas
12 Lov 60 70 Meningkat dan
tuntas
13 Ptra 75 85 Meningkat dan
tuntas
14 Rdt 75 75 Tetap dan
tuntas
15 Nbl 65 75 Meningkat dan
tuntas
16 Naz 50 85 Meningkat dan
tuntas
17 Okt 75 75 Tetap dan
tuntas
18 Rez 50 50 Tetap dan
tidak tuntas
19 Ris 75 85 Meningkat dan
tuntas
20 San 50 55 Meningkat dan
tidak tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, nilai rata-rata pada siklus I 70
dan siklus II 77,1 yang membuktikan ada kenaikan. Persentase ketuntasan
pada siklus I 65,4% dan siklus II 80,8% yang membuktikan ada kenaikan.
Membuktikan bahwa dari siklus I ke siklus II ada peningkatan prestasi belajar
yang di alami siswa. Pada kolom keterangan jumlah siswa yang prestasi
belajar meningkat dan tuntas ada 16 siswa, tetap dan tuntas ada 4 siswa,
meningkat dan tidak tuntas ada 2 siswa, tetap dan tidak tuntas ada 2 siswa,
meningkat dan tidak tuntas ada 1 siswa, menurun dan tuntas ada 1 siswa.
21 Say
70 75 Meningkat dan
tuntas
22 Tuh 75 80 Meningkat dan
tuntas
23 Oktv 70 75 Meningkat dan
tuntas
24 Arb 70 80 Meningkat dan
tuntas
25 Arn 75 75 Tetap dan
tuntas
26 Saf 50 60 Meningkat dan
tidak tuntas
Jumlah T TT 1820 17 9 2005 21 5
Rata-rata 68 70 77,1
Persentase
Ketuntasan
72,2
%
27,8
% 65,4% 34,6% 80,8%
19,2
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
PENUTUP
Pada bab sebelumnya sudah diulas tentang pendahuluan, kajian teori,
metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V merupakan bagian
terakhir skripsi yang membahas kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
1. Penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa
kelas IV A SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan
dengan: a) Peningkatan rata-rata nilai dari kondisi awal 68, pada siklus I
naik menjadi 70 dan siklus II menjadi 77,1. b) Peningkatan persentase
ketuntasan dari kondisi awal sebesar 72,2%, siklus I menurun menjadi
65,4% dan siklus II naik menjadi 80,8%.
2. Mendiskripsikan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A
SD Negeri Gedongtengen Yogyakarta pada mata pelajaran IPA dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing dilakukan dengan penelitian
tindakan kelas. Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut: a) Orientasi pada awal pembelajaran.
b) Merumuskan masalah yang ada dengan bimbingan dari guru. c) Guru
membimbing untuk menentukan jawaban sementara. d) Siswa didorong
untuk mengumpulkan data, melakukan percobaan dan melakukan analisis
dari data yang diperoleh. e) Siswa di bimbing membuat kesimpulan dari
hasil percobaan yang dilakukan. f) Melaporkan hasilnya. g) Pada
kegiatan akhir ada evaluasi untuk melihat kemampuan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini ada beberapa kekurangan yang
dirasakan oleh peneliti. Kekurangan yang dirasakan dalama penelitian ini
dianggap sebagai keterbatasan peneliti. Adapun keterbatasan dalam penelitian
ini adalah:
1. Penggunaan media berupa gambar dirasakan berguna untuk menarik
perhatian siswa. Namun penggunaan media gambar hanya digunakan
pada akhir pembelajaran, sebelumnya tidak ada media yang digunakan
dalam pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik.
2. Pada kegiatan percobaan, petunjuk menggunakan alat-alat laboratorium
kurang disampaikan terlebih dulu yang menyebabkan satu gelas beker
retak akibat nyala api dekat dengan gelas.
C. Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat diberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi sekolah model pembelajaran inkuiri sebaiknya lebih sering
digunakan dalam pembelajaran di kelas khususnya pada mata pelajaran
IPA. Terlebih karena sekolah sudah memiliki fasilitas yang memadai di
setiap kelasnya sehingga dapat mendukung pembelajaran yang lebih
bervariasi. Model pembelajaran inkuiri dapat menjadi alternatif yang
tepat sebagai upaya untuk menyajikan kegiatan pembelajaran yang
bervariasi. Dengan bervariasinya pembelajaran maka akan meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Bagi guru, diharapkan agar aktif memberikan pembelajaran yang menarik
dengan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, serta tidak hanya
sebatas pada penggunaan pembelajaran konvensional yaitu metode
ceramah. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran inkuiri
dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA karena
dapat membuat siswa lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran serta pemahaman siswa dapat meningkat.
3. Bagi penelitian lain diharapkan dapat termotivasi untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan mengembangkan penelitian agar selanjutnya
dapat terus memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada, mengingat
banyaknya permasalahan yang mungkin terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Amien, M. (1987). Apakah Metoda Discovery-Inquiry itu?. Jakarta: Depdikbud
Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson & Krathwohl. (2010). Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Z, (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
___________. (1991). Evaluasi Intruksional Prinsip Teknik dan Prosedur.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media
Azwar, S, (1996). Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown. (2004). Languange assessment: Principle and Classroom Practices. New
York: Longman, Pearson Education, Inc.
Budiningsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdidnas. (2006). Panduan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan ( KTSP )
SD/MI. Jakarta : Depdiknas.
Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Haryati, M. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
Heaton, J.B. (1998). Writting English Language Testing. London and New York:
Longman
Iskandar. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV Maulana.
Kunandar. (2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Alfabeta.
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Siringoringo. (2004). Bagaimana Mempelajari IPA di SD. Jakarta: Depdikbud
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
______. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara
______. (2008). Metodologi Penelitian Tindakan: Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Akasara.
Susanto. (2003). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Susetyo, B. (2010). Statistika Untuk Analilsis Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama.
Tim Litbang Wahana Komputer. (2014). Analisis Data Penelitian dengan SPSS
22. Yogyakarta. Andi Yogyakarta & Wahana Komputer Semarang.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Umiarso & Gojali, Imam. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Widoyoko, S.E. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sumber Skripsi
Khasanah, Uswatun. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri
Terbimbing. Yogyakarta: Sanata Dharma
Setiawan, Wahyu. (2013). Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar IPA Siswa
Kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing.
Yogyakarta: Sanata Dharma
Yuliana. (2012). Peningkatan Proses Ilmiah Dan Prestasi Belajar Siswa Tentang
Sifat-Sifat Cahaya Melalui Metode Inkuiri Terbimbing Pada Siswa Kelas V
SD Negeri Suryowijayan Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SDN Gedongtengen Yogyakarta
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/I
Standar Kompetensi : 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda
berdasarkan sifatnya.
Kompetens
i Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
6.2.
Mendeskrip
sikan
terjadinya
perubahan
wujud cair
→ padat →
cair; cair →
gas → cair;
padat →
Perubaha
n wujud
benda
Eksplorasi
a. Siswa dan
guru
melakukan
tanya jawab
tentang
perubahan
wujud benda
yang ada di
Inkuiri Kognitif
a. Remember
- Menyebutkan
macam-macam
perubahan wujud
benda.
b. Understand
- Menjelaskan
perubahan wujud
Tes Pilihan
ganda
1.
Perubahan
wujud dari
cair ke
padat
disebut...
a. mencair
b. membeku
2x35
menit
Buku
IPA
kelas IV
Gambar
perubaha
n wujud
benda
mencair
Gambar
perubaha
n wujud
benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
gas. sekitar
sekolah.
b. Siswa
menyebutkan
macam-
macam
perubahan
wujud benda
yang
diketahui.
Elaborasi
a. Siswa
bersama guru
menyiapkan
LKS, alat
dan bahan
yang
dibutuhkan
untuk
kegiatan
percobaan.
b. Siswa dibagi
benda cair →
gas
- Menjelaskan
perubahan wujud
benda gas →
cair
- Menjelaskan
perubahan wujud
benda padat →
cair
- Menjelaskan
perubahan wujud
benda cair →
padat
- Menjelaskan
perubahan wujud
benda padat →
gas.
c. Apply
- Memberikan
contoh
perubahan wujud
benda cair →
gas
c. menguap
d.
menyublim
2. Benda
berikut
yang dapat
mencair jika
dipanaskan
adalah …..
a. mentega
b. tanah
c. batu
d. kayu
membek
u
Gambar
perubaha
n wujud
benda
menyubl
im
Gambar
perubaha
n wujud
benda
menguap
Gambar
siklus
perubaha
n wujud
benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dalam
kelompok-
kelompok
kecil
beranggotaka
n 4-5
orang.Siswa
diberikan
tugas oleh
guru untuk
melakukan
percobaan
tentang
macam-
macam
perubahan
wujud benda
di dalam
kelompoknya
masing-
masing
dengan alat
dan bahan
yang telah
- Memberikan
contoh
perubahan wujud
benda gas →
cair
- Memberikan
contoh
perubahan wujud
benda padat →
cair
- Memberikan
contoh
perubahan wujud
benda cair →
padat
- Memberikan
contoh
perubahan wujud
benda padat →
gas
Afektif
- Memperhatikan
penjelasan yang
disampaikan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
disediakan
sesuai
instruksi
yang
disampaikan.
c. Siswa secara
individu dan
berkelompok
mengisi LKS
berdasarkan
hasil
percobaan
dan
pengamatan
yang telah
dilakukan di
dalam
kelompok,
lalu
dikumpulkan
dan
kelompok
yang dipilih
maju untuk
guru maupun
teman sebaya.
- Berpartisipasi
aktif di dalam
kelompok.
Psikomotor
- Melakukan
percobaan
tentang
perubahan wujud
benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
mempresenta
sikan hasil
kerja
kelompoknya
.
d. Kelompok
yang terpilih
mempresenta
sikan
hasilnya di
depan kelas
dan
kelompok
lainnya
dipersilahkan
untuk
menyampaik
an
pendapatnya.
Konfirmasi
a. Siswa
memperhatik
an gambar
contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
proses
perubahan
wujud benda
yang
ditempelkan
guru di
depan kelas.
b. Siswa
merangkum
materi
pelajaran.
c. Guru
memberi
kesempatan
untuk
bertanya
tentang
materi yang
belum
diketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Yogyakarta, 18 Januari 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah SDN Gedongtengen Mahasiswa
Dra. Sri Astuti Aris Suatmaji
NIP. 19610806 198201 2 009 NIM: 091134081
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) Siklus I
Nama Sekolah : SD Negeri Gedongtengen
Mata Pelajaran : IPA
Hari, Tanggal : Sabtu, 28 November 2015
Kelas/Semester : IV/2
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 35 menit)
Siklus : I
A. Standar Kompetensi :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
B. Kompetensi Dasar :
6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → padat → cair; cair
→ gas → cair; padat → gas.
C. Indikator :
a. Kognitif
1. Remember
- Menyebutkan macam-macam perubahan wujud benda.
2. Understand
- Menjelaskan perubahan wujud benda cair → gas
- Menjelaskan perubahan wujud benda gas → cair
- Menjelaskan perubahan wujud benda padat → cair
- Menjelaskan perubahan wujud benda cair → padat
- Menjelaskan perubahan wujud benda padat → gas
3. Apply
- Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → gas
- Memberikan contoh perubahan wujud benda gas → cair
- Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → cair
- Memberikan contoh perubahan wujud benda cair → padat
- Memberikan contoh perubahan wujud benda padat → gas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Afektif
- Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun teman
sebaya.
- Berpartisipasi aktif di dalam kelompok.
c. Psikomotor
- Melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda.
D. Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
1. Siswa melalui diskusi mampu menyebutkan 2 macam perubahan
wujud benda di sekitar mereka.
2. Siswa mampu menjelaskan minimal 1 macam bentuk perubahan
wujud benda.
3. Siswa mampu menyebutkan 3 contoh perubahan wujud benda yang
ada di lingkungan sekitar.
b. Afektif
1. Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru
maupun teman sebaya.
2. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kelompok dalam percobaan
sederhana tentang perubahan wujud benda.
c. Psikomotor
1. Siswa secara berkelompok mampu melaksentasisanakan berbagai
percobaan dengan baik dan benar sesuai perintah.
E. Materi Ajar
Perubahan wujud benda
F. Metode Pembelajaran
Metode : diskusi, presentasi, ceramah, percobaan, kerja kelomok
Model : Inkuiri
G. Langkah-langkah Pembelajaran
No Keterangan Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Salam pembuka dan doa
b. Presensi
c. Apersepsi: (Siswa memperhatikan alat peraga
yang telah disediakan guru yaitu air panas dalam
gelas yang ditutup).
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
c. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
perubahan wujud benda yang ada di sekitar
sekolah.
d. Siswa menyebutkan macam-macam perubahan
wujud benda yang diketahui.
Elaborasi
e. Siswa bersama guru menyiapkan LKS, alat dan
bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan percobaan.
f. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
beranggotakan 4-5 orang.Siswa diberikan tugas
oleh guru untuk melakukan percobaan tentang
macam-macam perubahan wujud benda di dalam
kelompoknya masing-masing dengan alat dan
bahan yang telah disediakan sesuai instruksi yang
disampaikan.
g. Siswa secara individu dan berkelompok mengisi
LKS berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan
yang telah dilakukan di dalam kelompok, lalu
dikumpulkan dan kelompok yang dipilih salah
maju untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
h. Kelompok yang terpilih mempresentasikan
hasilnya di depan kelas dan kelompok lainnya
dipersilahkan untuk menyampaikan pendapatnya.
Konfirmasi
d. Siswa memperhatikan gambar contoh proses
perubahan wujud benda yang ditempelkan guru di
depan kelas.
e. Siswa merangkum materi pelajaran.
f. Guru memberi kesempatan untuk bertanya tentang
materi yang belum diketahui.
40 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
b. Siswa memberikan kesimpilan tentang materi
pelajaran yang diperoleh hari ini.
c. Doa dan salam penutup.
20 menit
H. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran
Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV
Jakarta : Pusbuk Depdiknas.
Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusbuk Depdiknas.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar, Model Silabus
Kelas IV SD, BSNP.
2. Alat Pembelajaran
a. Gambar macam-macam perubahan wujud benda
b. Lilin
c. Korek api
d. Kamper/kapur barus
e. Penjepit
f. Es batu
g. Gelas ukur
h. Kaki tiga
i. Kompor spritus
j. Gelas
k. Tutup gelas
l. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
I. Penilaian
a. Kognitif
Tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Penilaian kognitif
No Nama Siswa Penilaian
Evaluasi (100)
N = skor total 20x5
1.
2.
3.
4.
Dst
Yogyakarta, 27 November 2015
Mengetahui,
Wali Kelas, Guru Praktik,
Antonius Samijo Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP ) Siklus II
Satuan Pendidikan : SD Negri Gedongtengen
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas / Semester : IV ( Empat ) / I ( Satu )
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit ( 2 x pertemuan )
A. Standar Kompetensi
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara
penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
B. Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan terjadinya perubahan wujud cair → adat → cair ; cair → gas
→ cair ; padat → gas.
C. Indikator Pembelajaran
a. Kognatif
4. Analize
- Mengidentifikasikan perubahan wujud benda yang dapat berubah ke
wujud semula dalam waktu singkat.
5. Evaluate
- Merangkum macam-macam perubahan benda beserta aplilasinya dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Create
a. Kognitif
1. Merancang pembuatan suatu benda yang memanfaatkan perubahan
wujud benda dalam kehidupan sehari-hari.
b. Afektif
1. Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru maupun
teman sebaya.
2. Berpartisipasi aktif di dalam kelompok.
c. Psikomotorik
1. Membuat suatu karya benda yang memanfaatkan perubahan wujud
benda dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
1) Siswa mampu mengidentifikasi 1 perubahan wujud benda yang
dapat berubah ke wujud semula dalam waktu singkat
2) Siswa mampu merangkum 2 macam perubahan benda beserta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
3) Siswa mampu merancang pembuatan suatu benda yang
memanfaatkan perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-
hari
2. Afektif
1) Siswa mampu memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh
guru maupun teman sebaya.
2) Siswa dapat berpartisipasi aktif di dalam kelompok.
3. Psikomotorik
1. Siswa mampu membuat suatu benda yang memanfaatkan
perubahan wujud benda dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
- Terlampir
F. Model dan Metode Pembelajaran
- Model Pembelajaran : Inkuiri
- Metode Pembelajaran : Presentasi, diskusi, kerja kelompok,
percobaan
G. Langkah-langkah Kegiatan Belajar Mengajar
No Jenis Kegiatan Alokasi Waktu
1. Kegiatan Awal
Apersepsi:
a. Salam pembukaan dan doa
b. Presensi
c. Guru bertanya kepada siswa tentang
hujan dan es batu.
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada hari ini.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
a. Siswa dan Guru melakukan tanya jawab
tentang perubahan wujud.
b. Siswa menjelaskan perubahan wujud
benda yang ada dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Siswa memberikan contoh perubahan
wujud benda yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Siswa diarahkan merancang suatu benda
yang memanfaatkan perubahan wujud
dalam kehidupan sehari-hari.
Elaborasi:
a. Siswa membentuk kelompok 4-5 orang.
b. Perwakilan kelompok mengambil alat
dan bahan untuk membuat lilin.
c. Siswa melakukan percobaan membuat
lilin dengan hati-hati.
d. Hasil percobaan dikumpulkan di depan
kelas.
e. Salah satu kelompok yang terpilih, maju
dan mempresentasikan hasil percobaan
di depan kelas.
Konfirmasi:
a. Siswa dan guru melakukan Tanya jawab
tentang materi yang sudah dipelajari.
b. Siswa dan guru merangkum materi
pelajaran.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
40 menit
3. Penutup
a. Siswa memberikan kesimpulan tentang
materi pelajaran yang telah diperolehnya
pada hari ini.
b. Siswa mengerjakan soal evaluasi
pembelajaran.
c. Doa dan salam penutup
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
H. Sumber Belajar
1. Media
- Gambar macam-macam perubahan wujud benda.
2. Alat dan bahan
a. Parafin
b. Korek api
c. Penjepit
d. Gelas ukur
e. Kaki tiga
f. Kompor spritus
g. Gelas / botol
h. Tali kenur
i. Lidi
j. Panci
3. Buku sumber
Wijayanti, Sularmi. 2009. SAINS Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV
Jakarta : Pusbuk Depdiknas.
Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusbuk Depdiknas.
I. Penilaian
1. Penilaian Kognitif
a. Jenis : Tes
b. Teknik : Pilihan ganda
c. Instrumen : (Terlampir)
d. Skoring : Nilai = Jumlah benar x 5
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
KKM sebesar 75.
Yogyakarta, 4 Desember 2015
Mengetahui,
Wali Kelas, Guru Praktik,
Antonius Samijo Aris Suatmaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
Bahan-bahan :
- Parrafin
- Benang kasur
- Air
Peralatan :
- Botol bekas selai, atau mayones
- Panci kecil
- Tusuk sate atau lidi
- Kaki tiga
- Kompor spritus
- Penjepit
- Korek api
Persiapan awal :
- Ikat benang kasur di tengah tusuk sate
- Simpan tusuk sate diatas gelas
- Atur agar benang jatuh ke dasar dan tetap berada ditengah gelas
Pembuatan Lilin :
1. Masukan potongan paraffin ke dalam botol bekas
2. Isi panci dengan air 1/3 tinggi panci dan letakkan botol berisi paraffin di
dalamnya
3. Lalu panaskan dengan api kecil
4. Aduk perlahan hingga mencair
5. Angkat panci dari api
6. Tuang paraffin cair kedalam gelas
7. Diamkan hingga mengeras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Penilaian kognitif
No Nama Siswa Penilaian
Evaluasi (100)
N = skor total 20x5
1.
2.
3.
4.
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 4
MATERI AJAR
Perubahan Wujud Benda
Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya
pensil, kacamatabatu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es,
baja, dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan,
yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya.
Air di dalam gelas, menempati ruang bagian dalam gelas itu, batu di pinggir jalan
menempati ruang di pinggir jalan di mana ruangan itu tidak ditempati oleh benda
lain sebelum batu itu disingkirkan.
Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan
mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air
didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es.
Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram.
Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Mencair
Mencair adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Contohnya lilin yang dibakarakan meleleh dan mencair, es batu mencair
karena pemanasan suhu.
2. Membeku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Membeku adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi padat.
Contohnya proses air yang dimasukkan kedalam kulkas sehingga air
menjadi es batu.
3. Menguap
Menguap adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas.
Contohnya proses pemanasan air didalam pancihingga mendidih dan
berubah menjadi panas, bila air sipanaskan terus menerus maka air akan
habis.
4. Mengembun
Mengembun adalah adalah proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Contohnya awan menjadi hujan dan embun. Proses pengembunan dapat
dilihat pada waktu pagi hari kita akan melihat titik-titik embun yang
menempel pada daun tanaman.
5. Menyublim
Menyublim adalah proses perubahan wujud dari padat menjadi gas.
Contohnya pada waktu kita menyimpan baju dilemari kita sering
memberikan kapur barus (kamper), kamper itu lama-lama akan habis
dengan sendirinya.
6. Mengkristal
Mengkristal adalah perubahan wujud dari gas menjadi padat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Nama Anggota : 1. …………………….
2. …………………….
3. …………………….
4. …………………….
5. ………………….....
6. …………………….
7. …………………….
Tujuan: Mengamati perubahan wujud benda
Alat dan Bahan: 1. lilin
2. kamper (kapur barus)
3. korek api
4. penjepit
5. es batu
6. gelas ukur
7. kompor spritus
8. kaki tiga
Langkah Kerja:
1. Nyalakan sebatang lilin, kemudian amati perubahan yang terjadi pada lilin
yang sudah terbakar! Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatanmu dengan
mengisi tabel di bawah ini!
Peristiwa Perubahan Wujud
2. Jepit sebuah kamper, kemudian panaskan di atas lilin yang menyala!
Amati perubahan yang terjadi pada kamper tersebut! Buatlah kesimpulan
dari hasil pengamatanmu dengan mengisi tabel di bawah ini!
Peristiwa Perubahan Wujud
3. Letakkan es batu ke dalam gelas ukur! Amati perubahan yang terjadi pada
es batu setelah dipanaskan di atas kompor spritus! Buatlah kesimpulan dari
hasil pengamatanmu tersebut dengan mengisi tabel di bawah ini!
Peristiwa Perubahan Wujud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4. Tulislah kesimpulan yang kamu peroleh dari percobaan yang telah kamu
lakukan di atas!
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 5
Soal Evaluasi siklus I
Nama : …………………..
Nomer : …………………..
Kelas : …………………..
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di pada
jawaban yang benar.
1. Benda padat berubah wujud menjadi cair jika...
a. didinginkan c. dicairkan
b. dipanaskan d. diuapkan
2. Perubahan wujud uap air menjadi air disebut…
a. membeku c. menyublim
b. menguap d. mengembun
3. Perubahan wujud benda yang terjadi pada pemanasan air secara
terus menerus sampai habis adalah…
a. gas ke cair c. cair ke gas
b. cair ke cair d. cair ke padat
4. Perubahan wujud dari cair ke padat disebut...
a. mencair c. menguap
b. membeku d. menyublim
5. Jika kapur barus digunakan, maka lama-kelamaan akan habis. Pada
proses ini terjadi peristiwa...
a. penguapan c. pencairan
b. penyubliman d. pembekuan
6. Benda cair dapat berubah menjadi padat jika...
a. didiamkan c. dipanaskan
b. didinginkan d. dipindahkan
7. Benda berikut yang dapat mencair jika dipanaskan adalah …..
a. mentega c. batu
b. tanah d. kayu
8. Perubahan uap menjadi cair terjadi pada peristiwa ….
a. kamper yang disimpan
b. nafas yang dihembuskan ke kaca
c. air yang di masak sampai mendidih
d. es batu yang disimpan di udara terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
9. Perubahan wujud dari benda padat menjadi gas disebut ….
a. mencair c. menyublim
b. membeku d. mengembun
10. Peristiwa turunnya air hujan merupakan perubahan wujud benda
yaitu…
a. menguap c. membeku
b. mengembun d. menyublim
11. Bahan yang mengalami penyubliman adalah ….
a. kemenyan
b. kapur barus
c. kapur tulis
d. batu kapur
12. Uap air yang menempel pada tutup panci akan menjadi butiran air
jika mengalami ….
a. pembakaran c. pemanasan
b. pendinginan d. penguapan
13. Tetesan air di rumput yang kamu lihat setiap pagi timbul karena
proses ….
a. pembekuan
b. penyubliman
c. penguapan
d. pengembunan
14. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut ….
a. membeku c. menyublim
b. mencair d. menguap
15. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi
perubahan wujud benda dari… ke...
a. padat ke cair c. cair ke padat
b. cair ke gas d. padat ke gas
16. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah…
a. lilin c. tepung
b. gula pasir d. air
17. Es yang dibiarkan di ruang terbuka lama-lama akan meleleh. Ini
membuktikan bahwa terjadi perubahan wujud benda yaitu…
a. menguap c. mencair
b. membeku d. mengembun
18. Pengertian menguap adalah perubahan wujud benda dari cair
menjadi…
a. gas c. cair
b. padat d. embun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
19. Benda-benda dibawah ini yang dapat mencair adalah…
a. agar-agar, kapur barus, mentega
b. spirtus, bensin, minyak wangi
c. mentega, coklat padat, es batu
d. kapur barus, karet, batu
20. Contoh peristiwa pengembunan misalnya…
a. air menjadi es
b. air menguap
c. titik air di daun
d. pembuatan garam
Jawaban 1. B 11. B
2. D 12. B
3. C 13. D
4. B 14. C
5. B 15. B
6. B 16. D
7. A 17. C
8. B 18. A
9. C 19. C
10. B 20. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 6
Soal Evaluasi siklus II
Nama : ………………………….
Nomer : …………………………..
Kelas : ………………………….
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang
benar.
1. Peristiwa pakaian basah menjadi kering merupakan perubahan wujud…
a. menyublim c. membeku
b. mencair d. menguap
2. Peristiwa terjadinya kabut di daerah pegunungan merupakan perubahan
wujud…
a. menguap c. membeku
b. mengembun d. menyublim
3. Hilangnya minyak wangi pada pakaian terjadi karena proses ….
a. penyerapan
b. penyubliman
c. penguapan
d. pengembunan
4. Perubahan wujud benda yang tidak terjadi di alam adalah dari ….
a. padat ke cair
b. padat ke gas
c. gas ke padat
d. gas ke cair
5. Berikut ini yang bukan merupakan perubahan wujud gas adalah ….
a. asap c. uap
b. udara d. debu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
6. Perubahan wujud benda dari cair ke gas disebut ….
a. membeku c. menyublim
b. mencair d. menguap
7. Contoh perubahan wujud benda yang tidak dapat kembali ke bentuk
semula adalah…
a. kertas dibakar c. lilin dipanaskan
b. es mencair d. air dipanaskan
8. Ketika kamu memasukkan air ke dalam kulkas, akan terjadi perubahan
wujud benda dari… ke...
a. padat ke cair c. cair ke padat
b. cair ke gas d. padat ke gas
9. Jika paraffin/lilin dipanaskan akan meleleh. Perubahan wujud tersebut
dinamakan…
a. membeku c. menyublim
b. mencair d. mengembun
10. Benda yang berubah wujud menjadi gas jika dipanaskan adalah…
a. lilin c. tepung
b. gula pasir d. air
11. Peristiwa mentega dipanaskan merupakan perubahan wujud…
a. mengembun c. membeku
b. mencair d. menguap
12. Benda di bawah ini yang mengalami perubahan wujud bolak balik
adalah…
a. kayu c. beras
b. air d. kertas
13. Berikut benda yang berubah wujud dari cair ke gas adalah…
a. minyak wangi c. lili
b. kamper d. es batu
14. Benda berikut yang mengalami penguapan adalah…
a. bensin c. gula pasir
b. kapur barus d. agar-agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
15. Perubahan wujud membeku dan mencair dapat terjadi pada benda…
a. air dan minyak c. mentega dan minyak
b. air dan lilin d. minyak dan lilin
16. Benda berikut yang tidak dapat kembali ke bentuk semula kecuali…
a. kayu dibakar menjadi abu
b. beras dimasak menjadi nasi
c. air didinginkan menjadi es
d. kertas dibakar menjadi abu
17. Perubahan lilin yang membeku merupakan perubahan wujud benda cair
menjadi…
a. cair c. gas
b. padat d. cair dan gas
18. Minyak goreng akan menjadi padat bila terkena udara…
a. dingin c. sejuk
b. panas d. sepoi-sepoi
19. Bagian dalam kaca mobil ikut basah saat dikendarai dalam kehujanan.
Contoh peristiwa tersebut disebut…
a. menyublim
b. mengembun
c. menguap
d. mencair
20. Di bawah ini yang termasuk peristiwa membeku adalah…
a. kapur barus yang diletakkan di lemari
b. pembuatan gula jawa
c. dinding gelas basah karena berisi es
d. minyak kayu putih dalam botol yang dibiarkan terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Jawaban 1. D 11. B
2. B 12. B
3. C 13. A
4. B 14. A
5. D 15. B
6. C 16. A
7. A 17. B
8. C 18. A
9. B 19. B
10. A 20. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 7
Hasil Evaluasi Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 8
Hasil Evaluasi Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 9
Tabel Validasi Soal Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 10
Tabel Validasi Soal Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 11
Uji Reliabilitas
Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus I
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.866 24
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
Tabel Kriteria koefisien reliabilitas siklus II
Koefisien korelasi termasuk tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 12
Validasi Instrumen Perangkat Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 13
DOKUMENTASI SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 14
DOKUMENTASI SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 15
Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 16
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 17
Biodata
Penulis dilahirkan di Kabupaten Sleman Provinsi
Yogyakarta pada tanggal 7 Juni 1991. Penulis adalah anak
pertama dari dua bersaudara dengan ayah bernama Y. Ngadiman dan
ibu bernama Kadariyah. Penulis menyelesaikan pendidikan
formal Sekolah Dasar pada tahun 2003 di SD Kanisius
Minggir, sekolah menengah pertama pada tahun 2006 di
SMP Pangudi Luhur Moyudan dan sekolah menengah atas di SMA Pangudi
Luhur Sedayu pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang perguruan tinggi dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. Selama menjadi mahasiswa di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis aktif dalam kegiatan-kegiatan kampus
seperti panitia Parade Gamelan tahun 2010 dan 2011, panitia Workshop Dongeng
tahun 2011, serta aktif di gereja menjadi panitia Latihan Dasar Kepemimpinan
tahun 2011 dan 2015. Organisasi yang diikuti, Orang Muda Katholik Stasi Pojok
tahun 2009-sekarang dan Karang Taruna Comuba tahun 2012-sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI