Upload
vothu
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
Peningkatan Motivasi, Sikap, dan Aktivitas Belajar Siswa
Terhadap Penerapan Metode Group Investigation
Berbantu Media Inspiration
Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Oleh :
Fariztin Citra Septiani
NIM: 702010168
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
ii
iii
iv
v
vi
vii
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
1) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
PENINGKATAN MOTIVASI, SIKAP, DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
TERHADAP PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION
BERBANTU MEDIA INSPIRATION
DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1)Fariztin Citra Septiani
2) Adriyanto J. Gundo, S.Si, M.Pd, 3)
George J. L. Nikijuluw, S.Pd
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)
Abstract
Lack of interest in learning Citizenship Education (Civics) is the basis of this study. The
research are considered aims to improve students' motivation to learn civics by
increasing the activity and learning attitudes of students in the classroom. Group
Investigation method and instructional media Inspiration learning as learning approach
to enhance learning activity, students' attitudes and motivation to learn. The results of
this study an increase in activity and attitude of students during the learning process. This
shows that hows Group Investigation and Inspiration instructional media gave a good
impact on the learning process.
Keywords: Learning Methods Group Investigation, Learning Media Inspiration,
Motivation, Activity and Attitudes of Students Learning.
Abstrak
Kurangnya minat siswa belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi dasar
penelitian ini. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa
belajar PKn dengan meningkatkan aktivitas dan sikap belajar siswa di kelas. Metode
pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration menjadi pendekatan
pembelajaran yang digunakan sebagai alternatif metode untuk meningkatkan aktivitas,
sikap dan motivasi belajar siswa. Hasil dari penelitian ini adalah adanya peningkatan
aktivitas dan sikap siswa selama proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
metode pembelajaran Group Investigation dan media ajar Inspiration memberi dampak
baik terhadap proses pembelajaran.
Kata Kunci : Metode Pembelajaran Group Investigation, Media Pembelajaran
Inspiration, Motivasi, Sikap dan Aktivitas Belajar.
9
1. Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata
pelajaran yang mempelajari budaya, moral dan pembangunan bangsa.
Melalui PKn, siswa dibantu untuk mengenal pribadi bangsa, terkhusus
bangsa Indonesia. Tujuan penanaman moral dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk pola perilaku
pelajar yang baik serta untuk membangun karakter bangsa [1].
Demikian halnya dengan observasi yang dilakukan di SMK
Saraswati Agustus 2014. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa
dalam mata pelajaran PKn nampak selama proses pembelajaran
berlangsung. Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung
terlihat bahwa siswa lebih cenderung sibuk dengan kegiatan yang tidak
berhubungan dengan pembelajaran. Rendahnya minat dan motivasi
berdampak terhadap sikap siswa selama proses pembelajaran, aktivitas dan
hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran siswa kurang
berkonsentrasi di kelas, sehingga siswa tidak memperhatikan materi yang
diajarkan selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,
rendahnya minat dan motivasi siswa berdampak terhadap sikap siswa
selama mengikuti proses pembelajaran dan respon siswa terhadap
pelajaran tersebut. “Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, namun
dapat diinpretasikan dalam tingkah laku berupa rangsangan, dorongan,
atau pembangkit tenaga munculnya suatu tindakan tingkah laku tertentu.”
[2]
Partisipasi siswa selama proses pembelajaran menjadi salah satu
strategi untuk mencapai pembelajaran efektif. Partisipasi tersebut meliputi
salah satunya adalah keaktifan siswa. Penunjang keberhasilan proses dan
hasil belajar siswa adalah berupa keterlibatan siswa dalam bersikap,
berfikir, perhatian dan keaktifan [3].
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga turut
mempengaruhi kondisi pembelajaran di kelas. Pengelolaan kelas beserta
penggunaan metode dan media pembelajaran turut menjadi faktor penentu
keberhasilan proses dan hasil pembelajaran. Selain kurangnya minat dan
motivasi belajar di kelas, kondisi pembelajaran yang cenderung
berceramah di kelas dan kurangnya pemanfaatan media ajar yang menjadi
alasan penelitian, sehingga melalui penelitian ini ingin memberikan
inovasi pembelajaran dalam mata pelajaran PKn dengan metode
pembelajaran GI dan media bantu Inspiration, yang bertujuan untuk dapat
meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi belajar siswa.
Teknologi komunikasi saat ini telah digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Teknologi digunakan guna memenuhi kebutuhan
manusia, demikian juga media pembelajaran diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam proses pembelajaran. Salah satu media pembelajaran
adalah media edukatif Inspiration, yang merupakan media pembelajaran
yang dirancang untuk memfasilitasi keterampilan dan kreativitas
seseorang. Aplikasi Inspiration memiliki banyak fitur yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran. Fitur dalam aplikasi Inspiration
10
mencakup diagram, peta konsep, outline view dan presentasi. Aplikasi
Inspiration merupakan aplikasi yang menjadi wadah kreativitas siswa
dalam belajar serta merupakan aplikasi yang membantu memudahkan
siswa belajar dengan membuat konsep materi yang akan dipelajari.
2. Kajian Pustaka
Pada penelitian Fitrana tahun 2010, menyatakan bahwa model
pembelajaran cooperative Group Investigation (GI) memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar terhadap siswa dalam pembelajaran matematika
[4]. Selain dapat memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
metode GI juga mampu meningkatkan kemandirian belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Secara umum Fitirana menyimpulkan
bahwa metode GI mampu untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam
belajar, dengan kemandirian belajar siswa yang tinggi akan berdampak
pada proses pembelajaran yang aktif dan menjadi salah satu faktor
penunjang prestasi belajar siswa.
Penelitian Zingaro, mengungkapkan bahwa metode pembelajaran
GI lebih berfokus terhadap proses interaksi siswa, dengan siswa
mengeksplorasi ide – ide selama proses pembelajaran berlangsung dan
saling membantu antar siswa saat belajar [5]. GI juga diungkap oleh
Zingaro sebagai metode pembelajaran yang mampu memberi keuntungan
kepada siswa untuk mengemukakan dan mengekspresikan diri, memberi
sikap positif dalam belajar serta mampu memberi kesempatan belajar
secara keberagaman. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan
metode GI mampu untuk meningkatkan prestasi, motivasi serta
mendorong pembelajaran secara keberagaman [5].
Menurut kedua penelitian terdahulu, menunjukkan bahwa metode
pembelajaran GI mampu untuk meningkatkan motivasi, dan aktivitas
siswa serta sikap siswa saat melakukan proses pembelajaran, terutama saat
belajar secara bersama. GI merupakan metode yang lebih cenderung fokus
kepada penguasaan akademik, sehingga kegiatan siswa lebih banyak dari
pada pendominasian guru di dalamnya. Perbedaan penggunaan metode GI
dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bagaimana GI
dapat digunakan untuk metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
meningkatkan siswa menjadi lebih aktif, serta menumbuhkan minat siswa
untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan berbantu media
Inspiration dalam proses pembelajarannya.
Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif, yang berasal dari John Dewey. Metode GI dikembangkan
dengan tujuan utama menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
berkerjasama dengan teman sekelas untuk berpartisipasi dalam langkah –
langkah metode ilmiah [6]. Enam tahap kegiatan pembelajaran GI yaitu :
1). Identifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok; 2).
Merencanakan tugas belajar; 3). Melaksanakan tugas investigasi; 4).
Mempersiapkan laporan akhir; 5). Menyajikan laporan akhir; 6). Evaluasi
[4].
11
Kelebihan model pembelajaran GI adalah 1). Siswa lebih
kooperatif ketika berinteraksi dengan siswa lain; 2). Siswa mampu
mengekspresikan diri; 3). Siswa memiliki sikap mandiri yang lebih besar
dan tanggung jawab; 4). Memberi sikap positif (motivasi) siswa terhadap
sekolah dan belajar; 5). Meningkatkan kepercayaan diri; 6).
Meningkatkan kerjasama yang homogen [4]. Kelemahan model
pembelajaran ini adalah 1). Memerlukan struktur kelas yang rumit; 2).
Memerlukan waktu lebih lama; 3). Tidak semua mata pelajaran dapat
diterapkan dengan metode ini [7].
Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal siswa yang
sedang belajar [2]. Motivasi terbagi menjadi motivasi instrinsik yang
merupakan motivasi muncul dari diri seseorang, dan motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dari luar diri seseorang karena sebuah
rangsangan [8]. Indikator motivasi belajar menurut Uno adalah sebagai
berikut : 1). Adanya hasrat dan keinginan berhasil; 2). Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; 3). Adanya harapan dan cita – cita masa
depan; 4). Adanya penghargaan dalam belajar; 5). Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; 6). Adanya lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. [2]
Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk bersikap
secara suka atau tidak terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui
cara mengatami dan menirukan sesuatu serta diterjemahkan secara
informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses
pembelajaran dengan penilaian yang bertujuan untuk mengetahui sikap
pererta didik terhadap mata pelajaran. [9]
Munthe menjelaskan ranah afektif meliputi perubahan yang
mencakup : 1). Penerimaan (receiving), yaitu kemampuan internal
seseorang meliputi kegiatan mengakui dan menunjukkan kesadaran dan
perbedaan; 2). Partisipasi (responding), yaitu kemampuan internal
seseorang dalam hal mematuhi dan ikut serta aktif dalam berkegiatan; 3).
Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu kemampuan internal seseorang
dalam menerima sesuatu, menyukai, menyepakati, menghargai dan
bersikap postif atau negatif terhadap sesuatu; 4). Organisasi
(organization), yaitu kemampuan internal seseorang dalam membentuk
sistem nilai, menangkap relasi antar nilai dan bertanggung jawab; 5).
Pembentukan pola karakter/pola hidup (chracterization), yaitu
kemampuan internal seseorang dalam menunjukkan kepercayaan dan
disiplin diri, mempertimbangkan sesuatu dan melibatkan diri [10].
Aktivitas atau sering disebut juga dengan ranah psikomotor dalam
pembelajaran, adalah kemampuan seseorang yang berhubungan dengan
keterampilan fisik [11]. Indikator penilaian ranah psikomotor terambil
dalam Munthe yang meliputi : 1). Persepsi (perception), yaitu
kemampuan internal untuk menafsirkan dan peka terhadap rangsangan;
2). Kesiapan (set), yaitu kemampuan internal yang meliputi persiapan
fisik dan konsentrasi; 3). Gerakan terbimbing (guided response), yaitu
kemampuan yang meliputi gerakan meniru contoh; 4). Gerakan mekanis
12
terbiasa (mechanism), yaitu kemampuan internal yang meliputi cara
berketerampilan dan berpegang pada pola; 5). Gerakan respon kompleks
(complex overt response), yaitu berketerampilan secara luwes, gesit dan
lincah; 6). Penyesuaian pola gerakan (adaption), yaitu kemampuan
internal yang meliputi kegiatan menyesuaikan diri dan bervariasi. 7).
Kreativitas (origination), yaitu kegiatan internal untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berinisiatif [10].
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk proses penyajian informasi, yang berfungsi untuk
meneruskan informasi antara sumber dan penerima informasi [12]. Media
grafis merupakan media yang mengutamakan indra penglihatan sebagai
penerima pesan, yang memiliki fungsi : 1). Lebih menarik perhatian; 2).
Memperjelas sajian ide; 3). Mengilustrasikan fakta untuk dapat mudah
diingat; 4). Pembuatan yang sederhana [12]. “Media grafis termasuk di
dalamnya media visual, yaitu pesan yang akan disampaikan dituangkan
ke dalam simbol – simbol komunikasi visual (menyangkut indera
penglihatan)”. [13]
Inspiration adalah aplikasi yang memungkinkan untuk membuat
gambar, ide dan konsep – konsep dalam bentuk diagram atau peta pikiran.
Inspiration menyediakan fasilitas untuk mengembangkan ide menjadi
terorganisir dan terdokumentasi. Aplikasi ini, Inspiration, merangsang
cara berpikir linear dan visual untuk memperdalam pemahaman terhadap
konsep, meningkatkan memori penyimpanan, mengembangkan
keterampilan organisasi dan membentuk/mengembangkan kreativitas
[14].
Program yang tersedia dalam aplikasi Inspiration adalah berupa :
1). Diagram yang digunakan untuk menunjukkan hubungan antara ide
atau konsep; 2). Peta, digunakan untuk membuat peta pikiran,
membangun cabang tentang topik terkait sekitar ide utama; 3). Outline
View, digunakan untuk membuat garis besar ide atau untuk mengatur dan
menulis laporan; 4). Presentasi, digunakan untuk membuat presentasi dari
konten pengembangan diagram, peta, atau outline [14].
3. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode pendekatan eksperimen, menggunakan desain Nonequivalent
Control Group Design. Desain ini adalah bentuk penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan subjek penelitian yang dipilih tidak secara random
untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain eksperimen
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.Nonequivalent Control Group Design :
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T1 - T2
13
Keterangan:
T1 : Pretest kelompok kontrol dan eksperimen sebelum diberikan
perlakuan.
T2 : Posttest kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan
perlakuan.
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
Saraswati Salatiga. Pengambilan sampel dilalukan dengan teknik
Nonprobability Sampling Insidental, adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel, yang artinya bahwa pengambilan sampel
tidak dilakukan secara acak [15]. Penentuan sampel Nonprobability
Sampling Insidental adalah berdasarkan rekomendasi guru PKn yang
ditemui saat observasi. Rekomendasi sampel oleh guru PKn merujuk
kepada kelas XII Multimedia A sebagai kelas kontrol dan B sebagai kelas
eksperimen. Kelas XII Multimedia A merupakan kelas yang aktif dan
nilai kognitif siswa rata – rata lebih tinggi dari kelas kelas XII
Multimedia B, sehingga pemilihan kelas dapat ditentukan bahwa kelas
kontrol, yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan selama penelitian,
yaitu kelas XII Multimedia A, dan kelas eksperimen, yaitu kelas yang
mendapat perlakuan selama penelitian berlangsung, adalah kelas XII
Multimedia B. Distribusi sampel ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Distribusi Pemilihan Sampel
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
observasi, wawancara, angket dan studi dokumenter. Data hasil
observasi, wawancara terehadap guru di awal penelitian dan studi
dokumenter yang berupa data rapor siswa, digunakan sebagai data awal
pengumpulan informasi sebelum dilakukannya perlakuan, sedangkan
wawancara setelah perlakuan dan angket digunakan untuk memperoleh
informasi umpan balik dari siswa setelah menerima perlakuan.
Nilai pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui
perbandingan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol dan
eksperimen. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan angket skala likert, dengan tujuan untuk mengetahui
respon/tanggapan/umpan balik dari siswa kelas eksperimen setelah
mendapat perlakuan belajar menggunakan model pembelajaran Group
Investigation dan media Inspiration. Indikator penyusunan angket terdiri
dari motivasi, interaksi sosial (sikap - aktivitas), metode belajar Group
Investigation, media ajar Inspiration, dengan alternatif jawaban : Sangat
No Kelas Kelompok Jumlah Siswa
1 XII MM A Kontrol 35
2 XII MM B Eksperimen 36
Jumlah 71
14
Setuju (5); Setuju (4); Kurang Setuju (3); Tidak Setuju (2); Sangat Tidak
Setuju (1).
Acuan indikator motivasi terambil dari Uno [2]. Acuan indikator
afektif dan psikomotor terambil dari Munthe [10], dan indikator penilaian
Group Investigation terambil dari Cooperative Learning oleh Slavin [7].
Aspek penilaian dan indikator dapat dilihat dalam tabel 3 berikut :
Tabel 3. Skala Deskriptif Penilaian Motivasi, Afektif, Psikomotor [2][12] Aspek
Penilaian
Motivasi Afektif (sikap) Psikomotor (aktivitas)
Indikator Hasrat dan keinginan
untuk berhasil
Adanya dorongan
kebutuhan belajar
Harapan dan cita – cita
masa depan
Penghargaan dalam
belajar
Kegiatan menarik
dalam belajar
Lingkungan yang
kondusif
Penerimaan
Partisipasi
Penilaian
Organisasi
Pembentukan
pola hidup
Persepsi
Kesiapan
Gerakan
terbimbing
Gerakan mekanis
terbiasa
Gerakan respon
kompleks
Penyesuaian pola
gerakan
Kreativitas
Jumlah Soal 10 10 10
Alternatif
jawaban
Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)
Tabel 3, merupakan tabel untuk penilaian observasi. Melalui tabel
3, yang berisikan acuan indikator penilaian motivasi, sikap dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran di kelas, menjadi salah satu faktor
penentu kelas yang hendak untuk penelitian (eksperimen) dan kelas tanpa
perlakuan (kontrol). Masing – masing butir aspek motivasi, sikap, dan
aktivitas diterjemahkan dalam 10 pernyataan yang digunakan untuk
acuan penilaian kelas. Setiap aspek yang terdiri dari 10 butir pernyataan
tersebut memiliki poin penilaian sebesar 40 sebagai nilai maksimal dan
nilai 10 sebagai nilai minimal. Penilaian tersebut berdasarkan alternatif
jawaban yang disediakan, yaitu nilai 4 „sangat baik‟ hingga nilai 1
„sangat kurang‟.
Tabel 4. Skala Deskriptif Afektif – Psikomotor [12]
Aspek afektif Indikator Aspek psikomotor Indikator
Penerimaan
1. Sikap siswa bertanya
2. Sikap siswa memberi
kritik
3. Sikap siswa dalam
menerima kritikan
Persepsi
1. Persiapan mengikuti
pembelajaran
Partisipasi
4. Kemauan membantu
teman mengungkapkan
pendapat
Kesiapan
2. Tingkat konsentrasi
siswa
15
Penilaian 5. Kesopanan dalam
menyatakan pendapat
6. Menghargai pendapat
orang lain
Gerakan
terbimbing
3. Kegiatan siswa
dalam mengerkajan
tugas
Organisasi 7. Kedisiplinan
8. Sikap siswa
mengkondisikan diri
selama proses
pembelajaran
Gerakan mekanis
terbiasa
4. Menggunakan dan
memanfaatkan alat
belajar
Pembentukan
pola hidup
9. Melibatkan diri dalam
kegiatan pembelajaran
10. Menunjukkan sikap
hormat dan
menghargai guru
Gerakan respon
kompleks
5. Menjaga ketertiban
kelas
6. Memperbaiki
kesalahan/penugasan
Penyesuaian pola
gerakan
7. Adaptasi siswa di
kelas
8. Siswa
memperhatikan dan
menyimak proses
pembelajaran
Kreativitas 9. Siswa menciptakan
suasana belajar
kondusif
10. Desain proses belajar
menurut kemampuan
Jumlah Soal 10 10
Alternatif
jawaban
Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)
Tabel 4, merupakan tabel penilaian sikap dan aktivitas siswa
selama penelitian berlangsung. Penilaian dalam tabel ini menggunakan
skala deskriptif, yaitu terbagi dalam empat (4), yang memiliki arti „sangat
baik‟; tiga (3), yang memiliki arti „baik‟; dua (2), yang memiliki arti
„kurang‟; dan satu (1). Penilaian dilakukan oleh guru, dengan mengamati
kegiatan siswa selama proses pembelajaran, baik untuk kelas kontrol dan
juga kelas eksperimen.
Tabel 5. Indikator checklist Group Investigation [7]
Indikator penilaian
Perhatian dan konsentrasi
Pembagian informasi dan ide antar anggota kelompok
Pengumpulan, analisis, dan kesimpulan data dan informasi
Koordinasi / pembagian tugas presentasi
Presentasi
Menerima pendapat, pertanyaan dan sanggahan kelompok lain
Keaktivan memperhatikan kelompok lain (menyimak materi, memberi pertanyaan atau
sanggahan)
Memberikan umpan balik
Alternatif jawaban Sangat baik (4); baik (3); kurang (2); sangat kurang (1)
16
Penilaian GI ditunjukkan melalui tabel 6. Penilaian GI berdasarkan
acuan Slavin [7] yang diterjemahkan dengan butir pernyataan seperti yang
tertera dalam tabel 6. Semua pengisian rubik penilaian dilakukan oleh guru
pendamping, termasuk untuk penilaian GI ini.
Nilai 4, yaitu „sangat baik‟ di berikan ketika siswa selama proses
belajar diskusi memenuhi semua butir pertanyaan yang tertera. Siswa
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI. Nilai 3, yaitu „baik‟
merupakan nilai yang diberikan untuk keseluruhan anggota kelompok
memenuhi hampir semua kriteria butir pertanyaan yang tertera dalam
rubrik. Nilai 2, „kurang‟, merupakan nilai yang diberikan karena
keseluruhan anggota kelompok hampir sebagian besar tidak memenuhi
butir pernyataan yang ada, dan nilai 1 „sangat kurang‟, merupakan nilai
yang hampir sebagian atau beberapa butir pertanyaan saja yang dapat
dilakukan atau dipenuhi oleh anggota kelompok, yang menunjukkan siswa
tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran GI.
Media ajar Inspiration digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung. Media ajar Inspiration digunakan untuk media ajar guru dan
media belajar siswa. Media ajar untuk guru digunakan untuk memberi
gambaran dan membagi topik yang akan dibahas dalam kegiatan belajar
GI, sedangkan media yang digunakan untuk siswa adalah untuk membantu
belajar mandiri siswa, media digunakan selama proses berdiskusi dengan
GI. Proses kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan media
Inspiration diterpakan di kelas eksperimen.
Pengkombinasian antara GI dan Inspiration adalah untuk saling
melengkapi mengatasi permasalah pembelajaran yang ada. Metode GI dan
Inspiration digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam
mata pelajaran PKn, siswa dikondisikan dalam metode belajar yang
berbeda dengan biasanya, yaitu metode ceramah, dan aplikasi
pembelajaran yang baru. Siswa belajar secara kooperatif dalam GI, yaitu
siswa terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran, serta siswa belajar
dengan aplikasi yang baru sebagai aplikasi pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam memetakan atau membuat belajar siswa menjadi
lebih menyenangkan.
4. Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilakukan selama beberapa minggu di SMK
Saraswati ini, menjadi langkah pertama sebelum penelitian adalah
pengumpulan data mengenai siswa yang nantinya akan diberlakukan
sebagai kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Pengumpulan data
diperoleh data nilai rapor kelas XII semester 3 dan 4, selain nilai rapor,
pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara dengan guru dengan
bertanya mengenai kondisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dan diperkuat dengan pemberian pretest dan posttest.
Pada tahap kedua penelitian ini adalah pengamatan sikap dan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan atau obersvasi
dilakukan pada sebelum melakukan treatment, pertemuan pertama dan
17
kedua dengan bantuan guru pengajar sebagai observer. Selama proses
pembelajaran berlangsung, pembelajaran di kelas kontrol menggunakan
pembelajaran seperti biasa, sedangkan untuk kelas eksperimen
pembelajaran menggunakan metode belajar Group Investigation dan
Inspiration, yaitu siswa dibentuk kelompok belajar kecil untuk belajar
secara mandiri dan berkelompok. Sebelum melakukan treatment, kelas
kontrol dan kelas eksperimen diberikan pretest terlebih dahulu. Pembagian
kelompok belajar GI dibentuk berdasarkan hasil pretest yang telah
diberikan, siswa yang mendapat nilai tertinggi dalam pretest tersebut
ditunjuk sebagai ketua kelompok yang bertanggung jawab terhadap
anggota kelompoknya. Pertimbangan pemilihan ketua kelompok dengan
siswa yang memperoleh nilai tertinggi adalah diharapakan siswa yang
memperoleh nilai tertinggi dapat membantu dalam menambah informasi
lebih kepada anggota yang lain.
Tahap pembelajaran Group Investigation adalah menentukan topik
pembahasan. Sesuai dengan langkah pembelajaran dalam metode GI, yaitu
langkah pertama dalam proses pembelajaran adalah membagi
mengidentifikasi topik pembahasan dipelajari untuk masing – masing
kelompok yang berbeda, sehingga jumlah kelompok yang akan dibagi
disesuaikan dengan sub topik yang akan dibahas. Siswa diberikan
penjelasan mengenai topik pembelajaran yang akan dibahas, yang
bertujuan untuk memahami materi soal yang akan dipelajari. Kelompok
tebagi menjadi 5 kelompok, yang terdiri dari 7 – 8 siswa secara heterogen,
dengan latar belakang gender dan akademis yang berbeda.
Langkah ke dua dalam proses pembelajaran GI adalah merencakan
tugas belajar siswa. Siswa diberi penjelasan mengenai tugas belajar yang
mereka untuk masing – masing kelompok, yaitu kegiatan belajar mandiri
dengan metode GI yang menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dan
menggunakan media bantu Inspiration. Media bantu Inspiration
digunakan selama siswa menjalani proses diskusi, dan sebagai media
untuk menampung hasil diskusi siswa. Siswa bertanggung jawab atas
masing – masing anggota kelompok dan hasil penugasan kelompok, guru
berperan sebagai fasilitator, membimbing dan mengarahkan kegiatan dan
memberi peringatan durasi diskusi selama 45 menit.
Langkah ke tiga adalah melakukan tugas investigasi, tugas
investigasi dalam proses pembelajaran ini adalah bagaimana siswa
mengerjakan soal yang diberikan secara berkelompok. Siswa secara
berkelompok menyelesaikan tugas sesuai sub topik yang diberikan. Hasil
diskusi dan ide dari masing – masing siswa dalam satu kelompok di
tampung dalam media Inspiration guna mempermudah siswa dalam
memilah sub topik yang hendak dibahas. Fitur yang digunakan siswa
dalam media Inspiration ini berupa peta konsep dan diagram. Siswa
dituntut untuk bekerja sama untuk mencapai keberhasilan penugasan dan
keterlibatan siswa dalam kelompok diskusi. Siswa dalam kelompok
mendapat tugas untuk saling memberi informasi, bertukar ide dan
18
mengumpulkan data berdasarkan sub topik pembahasan masing – masing
kelompok.
Langkah ke empat adalah mempersiapkan dan menyajikan laporan
akhir. Langkah ini masing – masing kelompok menulis laporan untuk
dipresentasikan di kelas. Masing – masing kelompok membagi tugas
kepada anggota kelompok sebagai penyaji dan notulis. Laporan akhir
berupa ringkasan materi dari temuan siswa. Hasil ringkasan siswa di tulis
dan dipresentasikan menggunakan media Inspiration, berupa peta konsep,
diagram, ataupun presentasi.
Langkah ke lima adalah mempresentasikan hasil temuan siswa di
kelas. Masing – masing kelompok diberi waktu mempresentasikan dan
melakukan tanya jawab selama 10 menit. Selama salah satu kelompok
mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain mengamati,
memperhatikan dan mengajukan pertanyaan dan pendapat.
Langkah ke enam atau langkah terakhir adalah evaluasi. Evaluasi
dilakukan oleh siswa melalui penarikan kesimpulan atas materi dan
sanggahan yang dikemukakan. Guru memperbaiki dan memberikan
kesimpulan atas materi yang dipresentasikan dan menjawab pertanyaan
yang kelompok tidak dapat menjawabnya. Selama proses pembelajan GI
berlangsung, guru berperan sebagai fasilitator mendampingi siswa selama
diskusi, memberi pengarahan, sebagai moderator dan melakukan
kesimpulan secara keseluruhan.
Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini digunakan oleh guru
untuk media bantu ajar di kelas, baik dalam memberikan materi maupun
dalam membagi kelompok – kelompok GI. Pemanfaatan lain aplikasi
Inspiration oleh siswa adalah saat proses pembelajaran berlangsung, siswa
menggunakan aplikasi Inspiration dengan fitur – fitur yang ada, seperti
peta konsep dan diagram, untuk meringkas materi pembahasan kelompok.
Pengkondisian media Inspiration sebagai media baru untuk membantu
siswa belajar adalah memperkenalkan segala fitur yang terdapat dalam
aplikasi Inspiration, termasuk juga dengan cara install aplikasi. Salah satu
fitur yang diperkenalkan kepada siswa adalah peta konsep. Pengkondisian
siswa untuk dapat mengerti peta konsep adalah dengan menjelaskan
bagaimana cara kerja peta kosep tersebut. Sebagai permulaan siswa diberi
gambaran bagaimana peta konsep itu sebenarnya, termasuk dalam aplikasi
Inspiration. Siswa diberi penjelasan mengenai materi pembahasan sebagai
fokus topik utama pembahasan, setelah menentukan topik utama
pembahasan, selanjutnya adalah penarikan sub topik. Topik utama
pembahasan adalah sebagai bagian umum, sedangkan sub topik adalah
bagian khusus dari topik utama, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemanfaatan peta konsep adalah membuat ringkasan materi dari topik
umum hingga topik khusus yang sesuai dengan topik utama. Masing –
masing topik, baik topik utama dan sub topik dihubungkan dengan garis
yang menjadi “ranting” dalam peta konsep, sehingga hubungan antara
topik utama dan sub topik terlihat. Siswa diberi contoh penggunaan mula –
19
mula fitur peta konsep dalam Inspiration, setelah itu siswa diberi
kesempatan untuk mencoba sendiri.
Penyajian fitur bergambar dalam aplikasi Inspiration membuat
siswa tertarik untuk memulai pembelajaran, siswa dapat berkreasi dengan
fitur – fitur yang terdapat dalam Inspiration sesuai dengan keinginan dan
kemampuan belajar siswa. Aplikasi Inspiration dalam penelitian ini
dikombinasikan dengan metode belajar GI. Pengkombinasian antara
aplikasi Inspiration dengan metode GI adalah untuk meningkatkan minat
belajar siswa, terlebih dalam pelajaran PKn. Dengan proses pembejalaran
dengan metode GI membuat siswa menjadi lebih aktif dan terdapat
perubahan sikap siswa dalam kegiatan kelas, seperti siswa menjadi berani
mengungkapkan pendapat saat berdiskusi maupun saat tanya jawab kepada
kelompok yang sedang presentasi, siswa menjadi lebih rajin mencatat.
Kegiatan pembelajaran dengan GI dan Inspiration membuat siswa menjadi
tertarik untuk mengikuti pembelajaran PKn.
Berdasarkan pengamatan kegiatan kelas selama penelitian dan hasil
wawancara kepada siswa setelah proses pembelajaran berlangsung adalah
siswa menikmati kegiatan pembelajaran menggunakan metode GI dan
aplikasi Inspiration. Dengan menggunakan metode belajar GI, siswa
menjadi terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas, seperti saat
berdiskusi dan prosesi tanya jawab kelompok, dan pemanfaatan aplikasi
Inspiration membuat siswa menikmati proses kegiatan pembelajaran
dalam meringkas materi dan menyesuiakan materi pembelajaran sesuai
dengan tingkat kreativitas siswa. Ketertarikan siswa dalam aplikasi
Inspiration membuat siswa menjadi ingin memanfaatkan aplikasi
Inspiration untuk proses pembelajaran berlangsung.
Observasi awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi,
sikap dan aktivitas siswa di kelas. Hasil observasi awal dilakukan untuk
memperkuat data penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil
observasi menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimen lebih rendah
dibanding kelas kontrol. Maksimal perolehan nilai dari lembar observasi
ini adalah 40 butir untuk masing – masing aspek penilaian.
Observasi juga dilakukan selama penelitian berlangsung, yang
bertujuan untuk melihat perubahan perbandingan motivasi, sikap dan
aktivitas siswa dari sebelum perlakuan dan selama perlakuan berlangsung.
20
Gambar 1Grafik skor perbandingan observasi awal dan selama perlakuan
Hasil observasi pertemuan pertama, siswa kelas eksperimen rata –
rata mengalami peningkatan dalam aktivitas dan sikap belajar di kelas.
Kelas kontrol mengalami penurunan sikap dan aktivitas belajar di kelas.
Observasi pertemuan kedua menunjukkan bahwa hampir tidak ada
perubahan untuk kelas eksperimen. Kelas kontrol siswa mengalami
penurunan dalam sikap dan aktivitas, namun peningkatan dalam motivasi.
Perbandingan skor pada grafik 1, menunjukkan bahwa kelas
eksperimen mengalami peningkatan motivasi, sikap dan aktivitas dari
observasi awal, observasi 1 dan 2 dengan berdasarkan proses pembelajaran
dan media bantu yang digunakan. Melalui metode GI, siswa menjadi leih
aktif belajar di kelas, dan aplikasi Inspiration siswa menjadi lebih
menikmati proses pembelajaran yang berlangsung. Keterlibatan siswa di
kelas membuat siswa menjadi lebih menikmati pelajaran yang
berlangsung, sehingga siswa menjadi aktif dan memiliki perhatian dan
konsentrasi dalam belajar. Kelas kontrol mengalami penurunan skor sikap
dan aktivitas, karena proses pembelajaran kelas kontrol menggunakan
metode ceramah dan peran guru lebih banyak mendominasi di kelas.
Data Penilaian Sikap - Aktivitas
Deskripsi data hasil temuan selama penelitian ini berupa data
observasi sikap dan aktivitas siswa, nilai pretest dan posttest, dan angket.
Rata – rata nilai sikap dan aktivitas siswa seperti tertera dalam tabel.
Tabel 8. Hasil Nilai Sikap – Aktivitas Kelas Kontrol - Eksperimen
Sikap a Sikap b Aktivitas a Aktivitas b Keterangan
484 721 761 1102 Nilai keseluruhan
27.66 40.05 43.48 62.97 Nilai rata – rata kelas
21
Keterangan :
Sikap a : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif
kelas kontrol.
Sikap b : perolehan nilai sikap dengan skala deskriptif
kelas eksperimen
Aktivitas a : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif
kelas kontrol
Aktivitas b : perolehan nilai aktivitas dengan skala deskriptif
kelas eksperimen
Tabel 8 merupakan tabel perolehan hasil penilaian menggunakan
skala deskriptif kelas kontrol dan eksperimen. Nilai yang diperoleh
digunakan sebagai pembanding nilai sikap dan aktivitas siswa kelas
kontrol dan eksperimen selama proses pembelajaran. Kelas kontrol
proses pembelajaran tanpa perlakuan, sedangkan kelas eksperimen
menggunakan perlakuan model belajar GI dan berbantu media
Inspiration. Penilian skala deskriptif menggunakan acuan skala seperti
berikut :
Kategori Skala Nilai :
0 360 720 1080 1440
Sangat Negatif/ Negatif / Positif / SangatPositif/
Tidak Aktif Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif
Skala ini digunakan sebagai acuan untuk mengukur nilai sikap dan
aktivitas siswa. Kelas kontrol untuk pengukuran sikap termasuk dalam
kategori negatif, dan untuk aktivitas, siswa kelas kontrol termasuk dalam
kategori aktif. Berbeda dengan kelas kontrol, kelas eksperimen untuk sikap
termasuk dalam kategori positif dan aktivitas kelas eksperimen termasuk
dalam kategori sangat aktif.
Baik dengan sikap maupun aktivitas, siswa kelas eksperimen
mendapat perolehan nilai yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Hal ini menunjukkan bahwa pengkondisian belajar di kelas berpengaruh
terhadap kegiatan / aktivitas siswa dan sikap selama pembelajaran
berlangsung. Siswa kelas kontrol yang menggunakan metode belajar
konvensional, yaitu kegiatan pembelajaran yang lebih berorientasi kepada
guru, membuat siswa pasif di kelas. Sedangkan untuk siswa kelas
eksperimen yang menggunakan metode belajar kooperatif Group
Investigation dan pemanfaatan aplikasi Inspiration, yaitu kegiatan
pembelajaran lebih terpusat kepada siswa, membuat siswa menjadi lebih
aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang
berpusat kepada siswa memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat
belajar secara kooperatif. Berikut merupakan dokumentasi siswa kelas
eksperimen saat pembelajaran menggunakan model belajar Group
Investigation.
22
Gambar 2 Pembelajaran Group Investigation di Kelas
Gambar 3 Siswa Menggunakan Media Inspiration
Hasil belajar
Hasil belajar siswa dengan menggunakan instrumen pengumpulan
data berupa Tes. Pemberian tes dilakukan dua kali, yaitu saat pertama
pertemuan sebagai pretest, dan yang ke dua adalah saat pertemuan terakhir
sebagai posttest. Instrumen tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda
yang merupakan kumpulan soal dari soal tes PKn dari tahun sebelumnya.
Pretest dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa sebelum
proses pembelajaran dimulai, sedangkan untuk posttest adalah untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa setelah diberi perlakuan dan
pemahaman materi. Soal untuk pretest dan posttest merupakan gabungan
dua Kompetensi Dasar yang digunakan untuk mengajar selama penelitian.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelas
eksperimen mendapat peningkatan nilai dibanding kelas kontrol. Data
kelas kontrol mengalami penurunan dari nilai pretest dan posttest yang
diberikan. Data hasil pretest dan posttest dapat dilihat dalam tabel 10
berikut :
Tabel 10. Hasil Nilai Pretest – Postest
Kelas Rata – rata Prestest Rata – rataPosttest
Kontrol 60.57 57.67
Eksperimen 58.08 65.80
Angket ini disebarkan kepada kelas eksperimen yang berjumlah 35
siswa. Tujuan dari penyebaran angket ini adalah untuk mengetahui timbal
23
balik atau respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan Group Investigation dan media Inspiration di dalam
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hasil perhitungan kuesioner
menggunakan skala likert menunjukkan bahwa responden, yaitu kelas
eksperimen mendekati kriteria setuju dengan perolehan prosentase 78.73%
dengan rentang skala sebagai berikut :
0 20% 40% 60% 80% 100%
STS TS KS S SS
Perhitungan angket tersebut menyatakan bahwa adanya tanggapan
positif terhadap motivasi, interaksi sosial siswa, metode pembelajaran
Group Investigation dengan berbantu media Inspiration dalam proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode
pembelajaran Group Investigation dengan berbantu media ajar Inspiration,
berdampak baik. Dampak baik dari penelitian ini adalah dapat
meningkatkan minat, sikap, dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Dalam belajar, motivasi – sikap – aktivitas adalah hal yang saling
berkaitan. Siswa dapat menjadi aktif belajar di kelas dapat dikarenakan
motivasi belajar yang tinggi, dan juga sebaliknya, aktivitas siswa yang
tinggi membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar lebih lagi
serta antara motivasi dan aktivitas siswa berpengaruh terhadap sikap siswa
selama proses pembelajaran.
Temuan selama penelitian menunjukkan bahwa tingginya aktivitas
siswa belajar di kelas membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa menjadi
lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Sikap terbentuk dari
kebiasaan siswa belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Motivasi tidak
hanya terbentuk karena keinginan siswa semata, namun lingkungan luar
juga turut memberi pengaruh di dalamnya, meskipun aktivitas siswa
belajar di kelas tinggi, namun tidak ada dorongan atau motivasi dari
lingkungan tidak akan membuat siswa berkembang.
Perubahan yang terjadi melalui penelitian ini adalah adanya
peningkatan dan perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen
dalam aktivitas, sikap dan hasil belajar. Nilai kelas eskperimen, baik dalam
sikap, aktivitas yang berdampak pada hasil belajar, mendapat nilai yang
jauh lebih baik dari kelas kontrol. Aktivitas siswa selama pembelajaran
mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif baik saat memahami
materi ataupun saat berkegiatan di kelas selama proses pembelajaran
berlangsung.
Melalui pemanfaatan pembelajaran berkelompok Group
Investigation, membuat siswa dapat belajar bagaimana menghargai
pendapat orang lain, belajar untuk mengungkapkan pendapat selama
belajar bersama, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
24
secara kooperatif, toleransi dan bertanggung jawab dan mampu
meningkatkan aktivitas, sikap dan motivasi siswa dalam belajar.
6. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah bagaimana cara untuk
menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dengan melibatkan
siswa dalam setiap kegiatannya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
adanya pengembangan metode dan model belajar yang lebih interaktif
untuk siswa, sehingga proses pembelajaran dapat menjadi lebih hidup,
dengan menambahkan alternatif media pembelajaran lain sebagai variasi
pembelajaran. Metode Group Investigation juga dapat dikombinasikan
dengan metode belajar yang lain, seperti ceramah, roleplay, sehingga
terdapat variasi belajar yang membuat proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.
Saran untuk guru maupun calon guru, penggunaan metode belajar
ini memberi kesempatan untuk mengalisis kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk
melakukan kegiatan belajar menggunakan metode ini, sehingga guru
maupun pengajar yang menggunakan metode ini dalam proses
pembelajaran dapat mengkondisikan antara materi – lingkungan – dan
keadaan siswa. Selain memerlukan waktu yang cukup lama, metode
belajar ini juga memerlukan tata letak/posisi kelas yang sesuai dengan
kegiatan yang hendak dilakukan saat proses pembelajaran menggunakan
metode Group investigation.
7. Daftar Pustaka
[1] Rambe Rahma. 2013. Jurnal Citizenship. Kontribusi Pembelajaran
PKn dalam UpayaPencegahan Terjadinya Kenakalan Remaja.Vol.
00. No. 00
[2] Uno. B. H. 2012. Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di
Bidang Pendidikan.Jakarta : PT Bumi Aksara. Cet IX. Sinar
Grafika Offset.
[3] Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta : PT Rajawali Pers.
[4] Fitriana, L. 2010. Tesis : Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Tipe Group Investigation (GI) dan STAD Terhadap
Prestasi Belajar Matematika ditinjau dariKemandirian Belajar
Siswa.Surakarta : Program Studi Pendidikan MatematikaProgram
Sarjana. Universitas Sebelas Maret.
[5] Zingaro, Daniel. 2008. Group Investigation : Theory and Practice.
Toronto, Ontario : Ontario Institute for Studies in Education.
[6] Parchment. G. L. 2009. A Study Comparing Cooperative Learning
Methods : Jigsaw &Group Investigation. Fisher Digital
Publications : Mathematical and Computing Sciences Masters. St.
John Fisher College.Paper 25.
25
[7] Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory, research, and
Practice. London : Allymand Bacon. Terjemahan Yusron, N.
(2013). Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik.Bandung
: Nusa Media.
[8] Suparman. 2010. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa.
Yogyakarta : Pinus Book Publisher.
[9] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif.
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-
afektif.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014.
[10] Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : PT Pustaka
Insan Madani.
[11] Sudrajat, A. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian
Psikomotor.
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-
psikomotor.pdf. diakses tanggal 1 juli 2014
[12] Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran
(pengantar). Jogjakarta : Diva Press.
[13] Putra A. B. 2013. Jurnal Skripsi : Cooperative Learning Tipe NHT
Dengan Media Grafis Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil.
Lampung : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lampung
[14] Inspiration Software, Inc. 2010. Book : Inspiration : Comprehend,
Create, Communicate, Achieve More. Ver 9.English : International
Edition.
[15] Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
IKAPI.