143
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN MENJADI PUISI MELALUI METODE SUGESTOPEDIA SISWA KELAS X IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Srjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Muhammadiyah Makassar OLEH: NURUL ISTIQAMAH 105331116116 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN

MENJADI PUISI MELALUI METODE SUGESTOPEDIA SISWA

KELAS X IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 UNISMUH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Srjana

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universita Muhammadiyah Makassar

OLEH:

NURUL ISTIQAMAH

105331116116

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

ii

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

iii

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

iv

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

v

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

vi

MOTO

“obat hati ada dua cara, yang pertama jangan suka memanjakan diri sendiri dan

yang kedua selalu lihatlah ke bawah.”

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, suamiku, saudaraku dan sahabatku

Atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

vii

ABSTRAK

Nurul Istiqamah. 2020. Peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun

menjadi puisi melalui metode sugestopedia siswa kelas X IPA di SMA

Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Achmad Tolla

sebagai pembimbing I dan Ratnawati sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia.

Penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus, setiap siklus terdapat empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek dalam penelitian adalah

siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar yang berjumlah 34

orang siswa. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Hasil penelitian

menunjukkan pada siklus I belum terlaksana secara maksimal dapat dilihat dari

hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 25 orang siswa tidak tuntas dengan persentase

73,52% dan siswa tuntas 9 orang siswa dengan persentase 26,47% dan pada siklus

II dilaksanakan secara keseluruhan sehingga hasil belajar siswa mengalami

peningkatan yaitu siswa yang tidak tuntas 4 orang dengan persentase 11,76% dan

siswa yang tuntas 30 orang siswa dengan persentase 88,23%. Proses pembelajaran

mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan meningkatnya persentase

aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 26,47% menjadi 88,23%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

mengonversi teks pantun menjadi tesk puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

mengalami peningkatan

Kata Kunci: Mengonversi, teks pantun, puisi baru, sugestopedia.

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Alhamdulillah, puji syukur saya ucapkan kepada Allah Swt. atas beribu

nikmat ataupun karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga terselesaikan tepat

waktu skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengonversi Teks Pantun

Menjadi Puisi Melalui Metode Sugestopedia Siswa Kelas X IPA SMA

Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”.

Selawat serta salam Allahummasalli Alasaidina Muhammad semoga

senantiasa Allah Swt. curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

Shallallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan meraih gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiah Makassar.

Penulis memperoleh banyak pengalaman yang sangat berharga dan tidak lepas

dari berbagai rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bimbingan,

dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Teristimewa saya ucapkan terima kasih yang teramat tulus dari relung hati

yang paling dalam dipersembahkan kepada Ayahanda Haeruddin S.Ag. dan

Ibunda Dra. Musdalipa Serta kepada Suami saya yang tercinta Afriadi Samir

A.Md. atas pengorbanan mulia dan suci serta restunya demi keberhasilan penulis

mencapai apa yang dicita-citakan dan pengorbanannya baik dari segi moril, materi

serta selalu menjadi sumber inspirasi kepada penulis. Semoga Allah Swt.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

ix

memberikan rahmat, berkah dan hidayah-Nya serta meninggikan derajat di sisi-

Nya.

Penyelesaian skripsi ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa

ada keterlibatan berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuannya.

Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Prof. Dr. Achmad Tolla, M.Pd. dan Ibu Ratnawati, S.Pd.,M.Pd.

selaku pembimbing yang selalu memberikan dorongan, semangat, dan membuka

wawasan berpikir dalam memecahkan masalah dalam penyelesaian penulisan

skripsi hingga selesai.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim S.E., M.M., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar periode 2016-2020. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag.

selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib, S.Pd.,

M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar. Dr. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar,

serta seluruh dosen dan para staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar karena berkat bimbingan dan

arahan kepemimpinan mereka pula penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada

teman-teman seperjuanganku terkhusus Nungky Ardhiah Cahyani, Santri Asia,

Nur Faisah, Ahyani Radiani Rapi, Maya Argita, A. Nurafifah Wulandari, dan Sisi

Zuswanti karena telah berpartisipasi dan selalu menemaniku dalam suka dan duka,

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

x

serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

kelas E Angkatan 2016 atas kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada

penulis yang telah memberi cahaya dalam hidupku.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat

menambah wawasan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca umumnya. Semoga

Allah Swt. senantiasa membimbing kita menuju ke jalan-Nya.!

Makassar, Agustus 2020

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERJANJIAN

MOTO

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR BAGAN

DAFTAR LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7

1. Penelitian Relevan ............................................................................ 7

2. Landasan Teori ................................................................................. 9

3. Teks Pantun .................................................................................... 13

4. Teks Puisi Baru............................................................................... 20

5. Mengonversi ................................................................................... 25

6. Metode Sugestopedia ...................................................................... 28

B. Kerangka Pikir .......................................................................................35

C. Hipotesis Tindakan .................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................. 40

C. Faktor yang Diselidiki ........................................................................... 40

D. Prosedur Penelitian ................................................................................ 42

E. Instrumen Penelitian .............................................................................. 45

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 46

G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 51

H. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 55

B. Pembahasan .......................................................................................... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 82

B. Saran .................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Tabel 2.1 Lozanov (1978) dalam Schiffler (2004) merancang tahap-tahap metode

Suggestopedia…………………………………………………….32

Tabel 3.1 Skor Penilaian mengoversi teks pantun menjadi teks puisi baru ....... 34

Tabel 3.2 Kriteria penilaian menulis pantun dan mengonversi ke puisi baru ... 36

Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I ................................ 61

Tabel 4.2. Hasil Evaluasi Siswa Siklus I ......................................................... 64

Table 4.3. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ......................................... 64

Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II ............................... 71

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Siswa Siklus II ........................................................ 73

Table 4.6. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ........................................ 74

Tabel 4.7. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ..................... 75

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 37

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ......................... 41

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................. 37

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ......................... 41

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rpp Siklus I

2. Rpp Siklus II

3. Hasil Tes Siklus I

4. Hasil Tes Siklus II

5. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

6. Daftar Hadir Siswa

7. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

9. Dokumentasi Kegiatan

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh

karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk

meningkatkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Proses

pembelajaran bahasa Indonesia berorientasi pada upaya pengembangan

kemampuan siswa pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan dan

berorientasi pada peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran bahasa

Indonesia menekankan aspek keterampilan berbahasa dalam konteks

pendekatan terpadu. Keterampilan berbahasa meliputi, aspek: keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang diajarkan di sekolah

adalah menulis. Menulis sangat penting dimiliki oleh setiap siswa,

sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman (1999: 223) menulis bukan

hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam

lambang-lambang tulisan. Menurut pendapat Abbas (2006:125), keterampilan

menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan

kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan

gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata

dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Kegunaan menulis adalah untuk

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

menyalin, mencatat dan mengerjakan sebagian besar tugas sekolah. Tanpa

memiliki kemampuan untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan

dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut.

Berbagai kendala yang dihadapi membuat pendidik merasa tertantang

untuk menciptakan kondisi kelas yang nyaman dan menyenangkan. Berbagai

metode/strategi yang digunakan oleh pendidik seperti membuat kelompok

heterogen, pemberian motivasi untuk membangkitkan semangat siswa dan

pemanfaatan media sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Dengan

menggunakan Metode Suggestopedia maka dapat merangsang siswa untuk

meningkatkan kemampuan imajinasi siswa dalam mengonversi materi yang

diberikan pada proses pembelajaran berlangsung dalam kelas.

Kurikulum 2013, dalam setiap teks terdapat sembilan kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa. Sembilan kompetensi dasar tersebut, yaitu:

memahami, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi

makna, memproduksi, menyunting, mengabstraksi dan mengonversi. Selain

itu pada jenjang pendidikan SMA Kelas X, teks-teks yang diajarkan antara

lain teks cerita pendek, teks pantun, teks cerita ulang biografi, teks eksplanasi

kompleks dan teks ulasan/reviu/film.

Tujuan yang ingin dicapai dalam mengonversi teks pantun adalah agar

siswa mampu mengungkapkan secara sistematis, gagasan, pendapat, pesan,

dan perasaan sesuai dengan konteks dan situasi. Oleh sebab itu, dalam

pembelajaran mengonversi teks pantun tersebut, perlu diterapkan suatu

metode dan media pembelajaran yang menarik dan dapat menunjang kegiatan

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

pembelajaran. Pembelajaran tanpa penggunaan metode dapat membuat siswa

tidak mampu berimajinasi tanpa metode yang sesuai dengan materi yang

diajarkan dan mampu membuat siswa tidak maksimal memahami karena

tidak adanya metode pembelajaran yang menarik digunakan oleh guru pada

saat proses pembelajaran berlangsung dalam kelas.

Mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan metode

sugestopedia, bertujuan untuk agar siswa dapat mampu mengungkapkan

secara sistematis, gagasan, pendapat, pesan, dan perasaan sesuai dengan

konteks dan situasi. Penggunaan metode sugestopedia maka siswa akan

mampu meningkatkan kemampuan menulis mereka melalui mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru.

Sebagai mana diketahui sastra terdiri dari prosa, puisi, dan drama

(Santosa, 2008:8.13). Puisi ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan

ditata dengan cermat sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan

suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama,

dan makna khusus. Pantun termasuk dalam jenis puisi yakni, puisi lama.

Pantun berarti bagai, seperti, umpama, laksana. Pantun merupakan puisi

Indonesia asli dan tergolong tertua disbanding dengan puisi Indonesia yang

ada sekarang.Pada mulanya, pantun merupakan senandung atau puisi rakyat

yang dinyanyikan.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti mencoba pembaharuan untuk

meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru

yaitu melalui metode sugestopedia. Melalui metode ini diharapkan siswa

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

lebih tertarik untuk mengungkapkan perasaan dalam bentuk tulisan. Dengan

metode sugestopedia dapat merangsang berkembangnya imajinasi siswa

dalam alunan lagu yang diperdengarkan.

Berbagai alasan inilah sehingga peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengonversi Teks Pantun

Menjadi Puisi Baru dengan Menggunakan Metode Sugestopedia pada Siswa

Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah proses pembelajaran kemampuan mengonversi teks

pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

2. Bagaimanakah hasil pembelajaran kemampuan mengonversi teks

pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran kemampuan mengonversi

teks pantun menjadi teks puisi baru menggunakan metode sugestopedia

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

2. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran kemampuan mengonversi

teks pantun menjadi tekas puisi baru menggunakan metode sugestopedia

pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis maupun

secara praktis.

1. Secara teoretis, penelitian ini mendukung teori penggunaan metode

sugestopedia sebagai metode pembelajaran dalam kompetensi dasar

mengonversi secara umun dan mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru secara khusus.

2. Secara praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan

alternatif metode pembelajaran dan penggunaan media dalam

pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kompetensi dasar

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru sehingga dalam

proses pembelajaran, siswa lebih tertarik.

b. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk membantu

pencapaian indicator kompetensi dasar mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru dan untuk meningkatkan minat siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam menulis

puisi baru.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

c. Bagi sekolah, metode sugesti imajinasi dengan media lagu tidak

hanya digunakan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi

juga untuk mata pelajaran lain.

d. Bagi pembaca, menjadi sumber referensi dan informasi bagi

orang yang membacanya dan bisa mengetahui bagaimana cara

meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia pada siswa.

e. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman

langsung dalam meningkatkan kemampuan mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia pada siswa.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian di bidang pendidikan telah banyak dilakukan oleh

beberapa peneliti termasuk juga penelitian tentang kemampuan

mengonversi dan penggunaan metode sugestopedia. Akan tetapi, hal

tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi,

baik penelitian bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Oleh

karena itu, peneliti kembali melakukan penelitian tentang mengonversi

beserta manfaat penggunaan metode Sugestopedia dalam proses

pembelajaran.

Beberapa penelitian membahas mengenai kemampuan

mengonversi dan penelitian yang lain membahas tentang penggunaan

metode sugestopedia.

Nuralifa (2019) dalam penelitiaanya yang berjudul Keefektifan

Metode Sugestopedia dalam Keterampilan Menulis Cerita Pendek Siswa

Kelas XI SMK Baznas Sulsel Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode sugestopedia dapat

meningkatkan hasil pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas XI

SMK Baznas Sulsel.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Yaumi Arfah (2017) dalam penelitiaanya yang berjudul

“Peningkatan Apresiasi Segata Melalui Metode Suggestopedia dalam

Pembelajaran Bahasa Lampung pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 31

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016”.Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode sugestopedia dapat

meningkatkan hasil pembelajaran peningkatan apresiasi segata dalam

pembelajaran Bahasa Lampung pada siswa kelas VIII SMP Negeri 31

Bandar Lampung.

Intan (2014) menulis sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot Menjadi

Naskah Drama Melalui Model Berpikir Induktif (Penelitian Tindakan

Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2 Bandung Tahun

Ajaran 2013/2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan,

pelaksanaan, dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah

drama. Akhirnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas X Mia 7

SMA Negeri 2 Bandung mengalami peningkatan dalam pembelajaran

mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama setelah menggunakan

model berpikir induktif.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, dapat diketahui bahwa

penelitian tindakan kelas tentang kemampuan mengonversi dan

penggunaan metode Sugestopedia sudah dilakukan oleh beberapa orang.

Akan tetapi, perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian-penelitian di

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

atas adalah pada kegiatan mengonveri teks pantun dengan menggunakan

metode Sugestopedia. Peneliti merasa perlu adanya penelitian bagi siswa

kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar khususnya pada

kompetensi dasar mengonversi yang berdasarkan hasil observasi bahwa

kemampuan mengonversi mereka masih kurang. Peneliti menggunakan

metode sugestopedia karena berkaca dari penelitian sebelumnya yang

berhasil meningkatkan kemampuan siswa sehingga peneliti memilih

metode ini. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi pelengkap untuk

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dapat

menambah khasanah perkembangan pengetahuan tentang menulis

deskripsi. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran

mengonversi dan penggunaan metode sugestopedia.

Dalam kajian pustaka ini penulis menguraikan teori-teori yang

diungkapkan oleh para ahli yang dikutip dari berbagai sumber yang

mendukung penelitian. Landasan teoretis ini terdiri dari teori karya

sastra, teks pantun, teks puisi baru, mengonversi, metode sugestopedia.

2. Karya Sastra

a. Jenis-Jenis Karya Sastra

Sebelum mengenal karya sastra alangkah baiknya kita

mengetahui dahulu definisi karya sastra.Sastra Menurut KBBI, sastra

adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab

(bukan bahasa sehari-hari). Menurut Wikipedia, sastra

(Sanskerta)merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang berarti

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar

sas- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia

kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau

sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra

berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra, su artinya baik atau

indah dan sastra artinya tulisan. Jadi susastra artinya tulisan yang

indah, tapi bukan bentuk tulisannya yang indah seperti kaligrafi. Yang

dimaksud disini adalah isi kata-katanya yang indah dan menggugah

hati pembaca sehingga emosi pembaca larut dalam tulisan yang

dibacanya. Karya sastra adalah karya rekaan penulis berdasarkan

sudut pandangnya, pengalamannya, wawasan ilmu

pengetahuannya, apa yang dilihatnya dan suasana hatinya. Jadi karya

sastra adalah karya imajinasi penulis yang dituangkan dalam bentuk

tulisan.

Adapun jenis-jenis karya sastra terdiri dari : puisi ,prosa, dan

drama. Mari kita bahas satu persatujenis-jenis karya sastra tersebut.

1) Puisi/ Sajak

Menurut Aminuddin (2008),mendefinisikan puisi dengan

“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya

seseorang itu telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang

mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik

fisik maupun batin. Puisi dapat membuat pembaca ke dalam ilusi

tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, selain

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan,

maupun suasana tertentu sewaktu membaca suatu puisi.

Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh bait dan larik,

kata-katanya singkat tetapi kaya makna, kata-katanya tidak pulgar

tetapi terbungkus oleh gaya bahasa, baik yang klise ataupun yang

tidak klise. Tetapi dalam pusi modern tidak terikat oleh banyaknya

bait maupun banyaknya larik dalam satu bait, bahkan kata-katanya

lebih singkat dan terbungkus. Penulis puisi disebut juga penyair.

Penyair kita yang terkenal adalah Chairil Anwar, Taufik Ismail,

W.S. Rendra, Sutaji Kalsum Bachri.

2) Prosa

Menurut Aminuddin, “2002:66”Prosa fiksi ialah kisahan

atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan

pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang

bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya, sehingga menjalin suatu

cerita.

3) Drama

Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang

menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau

dialog antara pemimpin di sana.drama adalah cerita yang lengkap

dengan adegan dan dialog para tokoh cerita. Dalam drama para

pelaku cerita diatur baik bagaimana berbicaranya dan bagaimana

adegannya, serta mimik mukanya. Drama biasanya diawali dengan

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

prolog. Selain dialog antara para pelaku ada juga monolog tokoh

cerita. Monolog adalah tokoh cerita berbicara dengan dirinya

sendiri. Naskah drama adalah untuk dipentaskan dalam seni

pertujukkan drama dalam gedung maupun dalam panggung.

Contoh Naskah drama adalah "Malin Kundang", "Bawang Merah

dan Bawang Putih", dsb.

3. Teks Pantun

a. Pantun

Menurut Alisyahbana (2004:1) Pantun merupakan puisi lama

yang sangat dikenal oleh orang dulu atau sangat dikenal pada

masyarakat lama. Pantun memiliki ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari

empat baris dan setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata.

Dimana baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran dan baris

ketiga dan keempat disebut dengan isi. Menurut Sunarti

(2005:11)Pantun sebagai salah satu bentuk puisi lama, memiliki

keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang salah satu keindahan bahasa

dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.

b. Pengertian Teks Pantun

Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik,

berimasilang (a-b-a-b).Larik pertama dan kedua disebut sampiran atau

bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau hal apa saja yang

dapat diambil sebagai kiasan. Larik ketiga dan keempat dinamakan isi

atau bagian subjektif.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (melayu), tiap bait (kuplet)

biasanya terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik

biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya

untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan

keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian:

sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali

berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat

pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian

kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan

rima/sajak.Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan

dari pantun tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang

bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris terdiri

atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran

(pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun. Antara

sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan. Oleh karena

itu, tidak boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan

bunyi baris pertama dengan baris ketiga dan baris kedua dengan baris

keempat.

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

c. Ciri dan Syarat Teks Pantun

Menurut Zaidan (1990), pantun mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut: 1) tiap bait terdiri atas empat baris kalimat, 2) tiap baris terdiri

atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua disebut

sampiran dan baris ketiga dan keempat disebut isi, sampiran melukiskan

alam dan kehidupan sedangkan isi pantun berkenaan dengan maksud

pemantun, 4) bersajak silang atau a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris

pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris

kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, 5) pantun digunakan

untuk pergaulan. Maka pantun selalu berisikan curahan perasaan, buah

pikiran, kehendak, kenangan dan sebagainya, 6) tiap bait pantun selalu

dapat berdiri sendiri, kecuali pada pantun berkait, 7) pantun yang baik,

bermutu ada hubungannya antara sampiran dan isi.

Contoh:

Air dalam bertambah dalam,

hujan di hulu belum lagi teduh.

Hati dendam bertambah dendam,

dendam dahulu belum lagi sembuh.

Hubungan antara sampiran dan isi yang tampak pada pantun di

atas ialah sama-sama melukiskan keadaan yang makin menghebat.

Pantun yang kurang bermutu, menurut Zaidan, yang diciptakan oleh

kebanyakan, umumnya tidak ada hubungan antara sampiran dan isi.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Contoh:

Buah pinang buah belimbing,

ketiga dengan buah mangga.

Sungguh senang beristri sumbing,

biar marah tertawa juga.

Sebait pantun di atas tidak menunjukkan adanya hubungan

antara sampiran dan isi, kecuali adanya persamaan bunyi.

Menurut para sastrawan luar negeri, ada dua pendapat mengenai

hubungan antara sampiran dan isi pantun. Pendapat pertama

dikemukakan oleh H.C. Klinkert pada tahun 1868 yang menyebutkan

bahwa, antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna. Pendapat ini

dipertegas kembali oleh Pijnappel pada tahun 1883 yang mengatakan

bahwa, hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna,

tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya

membayangkan isi pantun. Pendapat ini dibantah oleh van Ophuysen

yang mengatakan bahwa, sia-sia mencari hubungan antara sampiran dan

isi pantun. Menurutnya, yang muncul pertama kali dibenak seseorang

adalah isi, baru kemudian dicari sampirannya agar bersajak. Dalam

perkembangannya, Hooykas kemudian memadukan dua pendapat ini

dengan mengatakan bahwa, pada pantun yang baik, terdapat hubungan

makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang

kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan

persamaan bunyi. Pendapat Hooykas ini sejalan dengan pendapat Dr.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

(HC) Tenas Effendy yang menyebut pantun yang baik dengan sebutan

pantun sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan

sebutan pantun tak penuh atau tak sempurna. Karena sampiran dan isi

sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian

dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi

sampiran”.

Menurut Budiman (1987), ada beberapa syarat yang mengikat

pantun, yaitu: 1) setiap bait terdiri atas empat bait, 2) setiap baris terdiri

atas 4 patah kata, atau 8 – 12 suku kata, 3) baris pertama dan kedua

merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi, 4)

berima a b a b, 5) antara sampiran dan isi terdapat hubungan yang erat.

d. Jenis-Jenis Teks Pantun

Menurut Nursisto dalam buku Ikhtisar Kesusastraan Indonesia

(2000:11-14) membagi jenis-jenis pantun yakni :

1) Berdasarkan isinya, pantun dibagi menjadi tiga: (1) Pantun kanak-

kanak : pantun bersukacita dan pantun berdukacita, (2) Pantun

muda : Pantun nasib/dagang dan pantun perhubungan. Pantun

perhubungan terbagi lagi menjadi pantun perkenalan, pantun

berkasih-kasihan, pantun perceraian, dan pantun beriba hati. Dan

(3) Pantun tua : pantun adat, pantun agama, dan pantun nasihat.

2) Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi: (1) Pantun

dua seuntai atau pantun kilat, (2) Pantun empat seuntai atau pantun

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

empat serangkum, (3) Pantun enam seuntai atau delapan seuntai,

atau pantun enam serangkum, delapan serangkum (talibun).

4. Teks Puisi Baru

a. Pengertian Teks Puisi Baru

Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat

dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang

padat.Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana menggunakan

bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi dibedakan

menjadi dua yakni puisi lama dan puisi baru.

Menurut Alisjahbana (2010;11), puisi baru ialah puisi yang tidak

terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada

puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.

Oleh karena itu, Sutan berkata bahwa tiap-tiap penyair mempunyai

pilihan kata, susunan kalimat, jalan irama, pikiran dan perasaan sendiri-

sendiri.Puisi baru itu amatlah kaya, banyak ragam bentuknya,

sedangkan isinya melingkupi seluruh dunia dan alam, segala sesuatu

yang mungkin menarik minat manusia.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa puisi baru adalah

suatujenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh aturan-aturan

atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini lahir setelah

puisi lama.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

b. Ciri-Ciri Puisi Baru

Puisi baru merupakan karya sastra modern yang memiliki

beberapa kesamaan dengan puisi lama. Untuk itu, agar dapat

membedakan puisi baru dengan puisi lama, dapat dilihat dari ciri-

cirinya yaitu:

(a) Setiap baris puisi terdiri dari empat sampai lima suku kata saja,

sehingga puisi baru memiliki bentuk yang rapi serta simetris.

(b) Mempunyai sajak akhir (sajaknya teratur).

(c) Sebagian besar puisi baru terdiri dari 4 seuntai.

(d) Tidak terikat pada sebuah aturan. (Baik dari segi baris, suku kata

dan rimanya semuanya bebas).

(e) Dibuat atas dasar kemauan sang pengarang puisi (penulis).

(f) Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).Saling

berhubungan.

c. Jenis-Jenis Puisi Baru

Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:

1) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.

Ciri-cirinya:

Terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan)

larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima

berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama

digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

2) Hymne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.

Ciri-Cirinya:

Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan,

seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia

Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang.

Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian

terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan)

yang bernapaskan ketuhanan.

3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

Ciri-cirinya:

Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada

anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik

terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

4) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram

berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur

pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk

dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

5) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta

kasih.Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti

keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta

kasih mesra.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.Ciri-cirinya:

Berisi sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh

kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian

seseorang.

7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.Berasal dari bahasa

LatinSatura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu

fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang

pura-pura, rasuah, zalim etc)

Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya

antara lain:

1) Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi

dua seuntai)

Ciri-cirinya:

a) 2 baris; sajak 2 seuntai

b) Distikon (Greek: 2 baris)

c) Rima – aa – bb

2) Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga

seuntai)

3) Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi

empat seuntai)

Ciri-cirinya:

a) Quatrain (Perancis: 4 baris)

b) Pada asalnya ada 4 rangkap

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

c) Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.

4) Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi

lima seuntai)

Ciri-cirinya:

Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris

dalam serangkap diterima umum sebagai Quint (perubahan ini

dikatakan berpuncak dari kesukaran penyair untuk membina

rima/aaaaa/.

5) Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi

enam seuntai)

Ciri-cirinya:

a) sextet (latin: 6 baris)

b) Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’

c) Rima akhir bebas

6) Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris

(tujuh seuntai)

Ciri-cirinya:

a) septime (Latin: 7 baris)

b) Rima akhir bebas

7) Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan

baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai)

Ciri-cirinya:

a) Oktaf (Latin: 8 baris)

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

b) Dikenali sebagai ‘double Quatrain’

8) Soneta, adalah puisi yang bersuara.

Ciri-cirinya:

a) Terdiri atas 14 baris

b) Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina

c) Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan

yang disebut octav.

d) Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang

disebut isi yang disebut sextet.

e) Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam

f) Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada

apa yang dilukiskan dalam ocvtav, jadi sifatnya subyektif.

g) Peralihan dari octav ke sextet disebut volta

h) Penambahan baris pada soneta disebut koda.

i) Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14

suku kata

j) Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c,d –

5. Mengonversi

a. Pengertian Mengonversi

Konversi adalah perubahan dari satu hal awal menjadi hal baru.

Perubahan atau konversi tersebut sering diucapkan oleh masyarakat, tapi

kebanyakan mereka kurang paham apa yang dimaksud dengan kata

konversi. Jika dalam dunia perbankan, kata konversi memiliki arti

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

sebagai perubahan bentuk hukum pada sebuah bank ataupun lembaga

keuangan menjadi bentuk hukum lainnya.Untuk bidang ilmu

pengetahuan maka pengertian mengonversi adalah perubahan dari satu

bentuk ke bentuk yang lainnya.

b. Langkah-Langkah Mengonversi

Langkah-langkah mengonversi teks pantun menjadi puisi baru

antara lain sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi ciri-ciri teks puisi baru

2) Membaca teks pantun dan menganalisis maksudnya

3) Tentukan Tema dan Judul.

Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam

membuat puisi agar puisi kita lebih menarik.Tema puisi banyak

sekali.Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar

menarik.Setelah menentukan tema langkah selanjutnya menentukan

judul yang berpacu pada tema.

4) Menentukan Kata Kunci

Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi

selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian

mengembangkan kata tersebut.Jika anda telah menemukan tema

misalnya tentang bencana banjir maka selamnjutnya adalah

menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tersebut

misalnya:

menghanyutkan,

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

hancur,

menerjang,

musibah,

keluarga hilang, dan sebagainya.

Kata kunci tersebut adalah kata-kata yang erat kaitannya

dengan bencana banjir.Apabila kata kunci tersebut sudah dirasa cukup

untuk memulai membuat puisi maka anda tinggal mengembangkan

dalam sebuah kalimat atau larik puisi.Misalnya satu kata kunci

digunakan untuk satu larik.Atau bisa saja satu kata kunci kemudian

dikembangkan menjadi satu bait.

5) Menggunakan Gaya Bahasa.

Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan

menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas misalnya

majas perbandingan dan majas pertentangan.

6) Kembangkan Puisi Seindah Mungkin.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah

diatas menjadi puisi yang indah.Susun kata-kata, larik-larik puisi

menjadi bait-bait.Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan

bermakna.Ingat puisi bukanlah artikel.Tulisan yang kita buat untuk

puisi harus ringkas padat sekaligus indah.Pilihlah kata yang sesuai

yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

6. Metode Sugestopedia

a. Pengertian Metode Sugestopedia

Metode pembelajaran merupakan salah satu penunjang

keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Metode pembelajaran semakin berkembang dengan perkembangan ilmu

dan teknologi, sehingga guru tidak perlu khawatir dan bingung dalam

memilihnya karena setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan

masing-masing sehingga dapat dipadukan dengan materi pembelajaran

siswa. Adapun metode yang saya pilih dalam kegiatan mengonversi

teks pantun menjadi teks puisi baru adalah metode sugestopedia, telah

dikatakan bahwa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks puisi

baruseorang harus mampu mengaitkan antara kreativitas dengan

imajinasi.

Suggestopedia berasal dari suggestologi, yaitu ilmu yang

mempelajari secarasistematis tentang pengaruh-pengaruh nonrasional

atau pengaruh-pengaruh yangtidak disadari terhadap perilaku manusia.

Metode ini berasal dari Bulgaria,dikembangkan oleh Georgi Lozanov

pada tahun 1978. Ia adalah seorang pendidik,psikoterapi, dan ahli fisika

(Tarigan, 2009: 88). Menurut Lozanov, “suggestology”adalah sebuah

pengkondisian kegiatan belajar-mengajar yang memungkinkan

parasiswa untuk belajar dengan kecepatan yang tinggi dan upaya yang

normal, sertadibarengi kegembiraan.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Suggestopedia merupakan seperangkat khusus rekomendasi-

rekomendasipembelajaran yang diturunkan dari suggestologi yang

dipetikan oleh Lazanov sebagai suatu “ilmu pengetahuan mengenai

telaah bersistem terhadap pengaruhpengaruh yang tidak rasional dan

tidak sadar” yang secara konstan ditanggapioleh insan manusia (Stevick

dalam Tarigan, 2009: 89). Artinya, metodesuggestopedia ini didasarkan

pada sugesti yang diberikan kepada siswa yangdapat ditanggapi dengan

konstan. Metode ini bertujuan mengoptimalkanpembelajaran dengan

cara memanfaatkan pengaruh sugesti.

Dalam metode Lozanov, ada dua jenis sugesti dasar: langsung

dan tidak langsung. Sugesti langsung dimaksudkan untuk berhubungan

dengan proses sadar dan sugesti tidak langsung berhubungan dengan

proses tidak sadar. Contoh proses sadar adalah semua kegiatan yang

berlangsung dalam interaksi belajar mengajar. Contoh sugesti tidak

sadar adalah faktor komunikasi di luar kesadaran kita seperti suara,

nada suara, ekspresi wajah, postur tubuh dan gerakan, tempo bicara,

ritme, aksen, dll. Faktor lainnya dalam pembelajaran bahasa yang dapat

berfungsi sebagai sugesti tak langsung adalah penyusunan ruang kelas,

seperti dekorasi ruang, pencahayaan, tingkat kegaduhan, dll. Kedua

jenis sugesti ini sering disebut dua pesawat proses belajar; yakni

pesawat yang sadar dan rasional dan pesawat tak sadar dan tak rasional

(Stevick, 1976:43 dalam Setiyadi).

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Sugesti dapat berjalan dengan baik apabila siswa membuang

pola-pola otomatis dan membuka akses bagi potensi perbaikan mental.

Jika tidak membuang pola-pola tersebut, maka sugesti sulit terjadi.

Siswa harus diyakinkan bahwa mereka memiliki pembatas anti-sugesti

dan mereka harus membuangnya agar dapat membuka jalan bagi

sugesti untuk masuk. Pembatas anti-sugesti ada tiga, yaitu logika kritis,

intuisi-afektif, dan etika (Lozanov,1982:148).

Pembatas yang pertama adalah pembatas anti-sugesti kritis.

Pembatas ini menolak sugesti melalui alasan-alasan. Jika siswa berfikir

bahwa tidak mungkin baginya untuk belajar bahasa asing seperti yang

diutarakan Lozanov, maka kemungkinan untuk menjadi siswa yang

berhasil dalam belajar bahasa tersebut sangatlah kecil. Pembatas ini

adalah berfikir kritis secara sadar. Pembatas anti-sugesti yang kedua

adalah pembatas intuisi-afektif Ini merupakan pembatas yang bersifat

emosional. Pembatas ini dianggap datang dari segala sesuatu yang dapat

menyebabkan perasaan kurangnya kepercayaan diri atau

ketidaknyamanan. Jika siswa merasa bahwa ia akan kehilangan rasa

percaya dirinya, maka ia tidak akan berhasil dalam belajarnya.

Pembatas anti-sugesti yang ketiga adalah pembatas etika. Siswa akan

menolak apa saja yang tidak sesuai dengan etika yang mereka miliki.

Etika ini mungkin saja telah ada dari keluarga atau masyarakat dimana

ia tinggal.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

metode Suggestopedia adalah suatu metode pembelajaran efektif yang

menggunakan sugesti, musik dan kata-kata positif untuk

membangkitkan rasa percaya diri siswa serta menciptakan suasana yang

menggembirakan, rileks dan didalamnya dapat memberi kesan-kesan

yang positif, sehingga proses suatu pembelajaran terkesan tidak

monoton, mudah dan menyenangkan.

Tarigan (2009:90), mengemukakan bahwa suatu ciri

Suggestopedia yang paling menonjol adalah sentralitas atau pemusatan

musik dan ritme musik bagi pembelajaran. Alasan penggunaan musik

ini sesuai dengan salah satu fungsi musik yang dikemukakan oleh

Gaston (dalam Tarigan, 2009: 91), yaitu membangkitkan daya energi

dan menimbulkan ketentraman. Hal ini didukung oleh Richards dan

Rodgers (dalam Tarigan, 2009: 92), bahwa fungsi tersebut membuat

para pembelajar santai di samping memberi struktur, teladan, dan

penjelasan penyajian materi linguistik. Berdasarkan pemaparan di atas

dapat disimpulkan bahwa penggunaan musik dapat menimbulkan

pemikiran yang tenang dan membangkitkan daya energi sehingga

proses penerimaan suatu pembelajaran lebih maksimal. Dalam

penelitian ini pembelajaran lebih menggunakan musik .

Ciri-ciri metode ini dengan suasana tempat penerapannya,

dengan cahaya yang lemah lembut, musik yang sayup-sayup, dekorasi

ruangan yang ceria, tempat duduk yang nyaman, teknik-teknik dramatik

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

yang dapat dilakukan oleh guru dalam penyajian bahan pembelajaran.

Semua itu bertujuan membuat para pembelajar santai, yang

memungkinkan mereka membuka hati untuk belajar bahasa dalam suatu

model yang tidak menekan atau membebani para siswa.Suatu ciri

sugestopedia yang paling menonjol dan mencolok adalah sentralitas

atau pemusatan musik dan ritme musik bagi pembelajaran (Tarigan,

2009: 90).

Dalam pengajaran bahasa, suasana tenang yang dibutuhkan

dicapai dengan berbagai cara di antarnya adalah yoga. Sebelum siswa

memulai pelajaran, siswa diminta untuk melakukan yoga yang tujuan

utamanya adalah untuk menghimpun kemampuan yang hipermnestik

yaitu suatu kemampuan supermemory yang luar biasa. Di samping

perlunya menggali hipermnesia ini, diperlukan pula atmosfer fisik yang

mendukung proses belajar mengajar. Atmosfer ini diciptakan dengan

pemilihan ruangan yang kondusif untuk proses pembelajaran. Ruang

kelas ini dilengkapi dengan kursi yang enak diduduki dan diatur agar

bisa santai dan diterangi dengan lampu-lampu yang redup serta diiringi

dengan latar belakang musik yang sesuai dengan jiwa bahan

pembelajaran yang diberikan.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Lozanov (1978) dalam Schiffler (2004) merancang tahap-tahap

metode Suggestopedia yaitu, sebagai berikut :

Tahap

Suggestopedia

Deskripsi

Tahap Pengantar

(introductory)

Guru harus membuat kesan, dinamika, dan

kehangatan. Guru memperkenalkan diri di depan

siswa, begitu juga sebaliknya.

Tahap aktif konser

(activeconcert)

Siswa menyimak yang dijelaskan oleh

guru.Guru memutar musik yang membuat siswa

jadi tenang atau rileks, kemudian siswa menutup

mata sambil mendengarkan musik. Setelah itu

Siswa membaca teks pantun kemudian

mengonversi ke teks puisi baru.

Tahap Pengulangan

pasif (Passive

repetition)

Membaca teks pantun yang sama seperti

sebelumnya kemudian siswa menganalisis dan

memahami dengan mata tertutup dan duduk di

kursi dengan rileks sembari memahami kata-

kata dan penekanan-penekanan pada tata bahasa

dan kosa kata yang sesuai dengan pantun.

Tahap active

Guru mengarahkan untuk membuat

kelompok/individu diskusi yang membahas

tentang hasil analisis pantun kemudian

menganalisis maksud dari pantun tersebut

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

kemudian menentukan tema dan judul teks puisi

baru.

Tahap games

Kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan

materi atau tata bahasa tidak dibenarkan secara

rumit dan detail tetapi cukup dengan pendekatan

yang lebih menyenangkan.

Jadi, metode sugestopedia merupakan metode yang menciptakan

suasana pembelajaran keterampilan menulis yang nyaman dengan cara

memberikan sugesti melalui lagu, diharapkan melalui lagu tersebut dapat

merangsang imajinasi siswa dalam menulis. Jika siswa sudah tersugesti

maka siswa dapat dengan mudah berimajinasi atas peristiwa yang dialami

orang lain. Sugesti ini akan memudahkan siswa dalam menuangkan

imajinasi serta pemikirannya sehingga mampu mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru.

b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sugestopedia

1) Kelebihan Metode Sugestopedia

Trimatra (2005: 12) menyatakan bahwa ada empat faktor yang

memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran menulis

dengan menggunakan metode sugestopedia.

Pertama, pemilihan lagu yang bersyair puitis membantu para

siswa memperoleh model dalam pembelajaran kosakata. Kedua,

pemberian apersepsi tentang keterampilan mikrobahasa yang

dilanjutkan dengan Pembelajaran menulis menggunakan metode

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

sugestopedia dapat diserap dan dipahami dengan baik oleh para siswa.

Situasi emosional yang terolah membantu keberhasilan komunikasi dan

interaksi guru dengan siswa. Keberhasilan komunikasi tersebut

tercermin pada meningkatnya kemampuan siswa dalam memahami

konsep-konsep dan teknik menulis yang disampaikan guru.

Ketiga, sugesti yang diberikan melalui pemutaran lagu

merangsang dan mengkondisikan siswa sedemikian rupa sehingga

siswa dapat memberikan respons spontan yang bersifat positif. Dalam

hal ini, respon yang diharapkan muncul dari para siswa berupa

kemampuan merangkai kosakata yang baik dan benar sehingga mampu

mengonversi teks pantun menjadi puisi baru. Metode sugestopedia

memungkinkan proses ini dapat berlangsung dengan baik sehingga para

siswa mampu menulis teks pantun dan teks puisi baru.

Keempat, peningkatan penguasaan kosakata, pemahaman

konsep-konsep dan teknik menulis, serta imajinasi yang terbangun baik

berkolerasi dengan peningkatan kemampuan siswa dalam membuat teks

puisi baru.

2) Kekurangan Metode Sugestopedia

Menurut Aryaningsih (2013: 29) kekurangan metode

sugestopedia yaitu penggunaan metode ini tidak cukup efektif bagi

kelompok siswa dengan tingkat keterampilan menyimak rendah. Tetapi

untuk mengatasi kelemahan dari metode tersebut maka guru dapat

membentuk kelompok siswa secara heterogen sehingga jika ada siswa

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

dengan kemampuan menyimak rendah dapat dibantu oleh siswa lain

yang memiliki keterampilan menyimak cukup baik. Sedangkan untuk

siswa yang cenderung pasif maka guru dapat merangsang siswa untuk

dapat lebih aktif dalam pembelajaran, salah satunya dengan

memberikan perhatian lebih kepada siswa yang kurang aktif tersebut.

B. Kerangka Pikir

Komponen penting dari sistem pendidikan salah satunya adalah

kurikulum, karena kurikulum menjadi bahan alat acuan yang digunakan oleh

seorang tenaga pendidik dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan dalam membuat rencana

pada pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia menekankan aspek keterampilan

berbahasa dalam konteks pendekatan terpadu. Keterampilan berbahasa

meliputi, aspek: keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Namun dalam penelitian ini, fokus masalah yang akan diteliti adalah

keterampilan menulis.

Sastra terdiri dari prosa, puisi, dan drama (Santosa, 2008:8.13). Puisi

ialah jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan cermat sehingga

mampu mempertajam kesadaran orang akan suatu pengalaman dan

membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus.

Pantun termasuk dalam jenis puisi yakni, puisi lama. Pantun berarti bagai,

seperti, umpama, laksana. Pantun merupakan puisi Indonesia asli dan tergolong

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

tertua disbanding dengan puisi Indonesia yang ada sekarang.Pada mulanya,

pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan.

Keterampilan mengonversi sebagai salah satu kompetesi dasar dalam

pelajaran bahasa Indonesia yang perlu ditingkatkan. Kemampuan mengonversi

memerlukan berbagai keterampilan menulis, teknik pelatihan menulis yang

tepat, dan latihan secara terus-menerus. Untuk memiliki kemampuan menulis

yang baik, diperlukan beberapa keterampilan danpelatihan yang memadai.

Kemampuan ini meliputi kemampuan memahami, mengembangkan gagasan,

struktur kalimat, koherensi, diksi, ejaan, dan tanda baca.

Agar keterampilan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru

meningkat, terlebih dahulu siswa dapat menyampaikan ide atau gagasan, atau

pikiran secara runtut dan enak dibaca. Dengan metode Sugestopedia siswa

dituntut guru untuk meningkatkan keterampilan menulis Puisi baru. Metode

Sugestopedia merupakan suatu metode yang memanfaatkan alunan lagu

yang diperdengarkan untuk mendorong imajinasi siswa dalam menemukan

ide pokok dalam menulis puisi baru, karena melalui alunan lagu dapat

merangsang daya imajinasi siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah

menuangkan gagasan-gagasan dan idenya ke dalam sebuah rangkaian

kata-kata indah, sehingga menjadi sebuah cerita yang dapat dinikmat.

Dalam metode sugestopedia terdapat tahap-tahap sugestopedia yaitu:

Tahap Introductory (Pengantar), Tahap Active Concert (Aktif Konser), Tahap

Passive repetition (Pengulangan pasif), Tahap active (Aktif), Tahap Game

(Permainan). Dengan adanya tahap tersebut proses pembelajaran dengan

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

menggunakan metode sugestopedia dapat meningkatkan kemampuan

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru. Metode sugestopedia

merupakan metode yang menciptakan suasana pembelajaran keterampilan

menulis yang nyaman dengan cara memberikan sugesti melalui lagu,

diharapkan melalui lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam

menulis. Jika siswa sudah tersugesti maka siswa dapat dengan mudah

berimajinasi atas peristiwa yang dialami orang lain. Sugesti ini akan

memudahkan siswa dalam menuangkan imajinasi serta pemikirannya sehingga

mampu mengonversi teks pantun.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Bagan Kerangka Pikir 2.1.

Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia

Keterampilan Menulis

Puisi Prosa Drama

Kurikulum 2013

Mengonversi Teks Pantun Menjadi

Teks Puisi Baru

Penerapan Metode Sugestopedia

Hasil

Analisis

Teks Pantun

Menjadi Teks

PuisiBaru

Karya Sastra

Tahap

Pengantar

Tahap aktif

konser

Tahap

Pengulangan

Pasif

Tahap

Aktif

Tahap

Permainan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah jika dalam

pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru siswa kelas X

IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar diterapkan metode

Sugestopedia, maka kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi

baru dapat meningkat.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan

tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. penelitian tindakan kelas

merupakan kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik

pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang

mereka lakukan dan merefleksi hasil tindakannya (Hopkins 1993). Menurut

Aqib (2009: 13), penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2012: 2-3) menjelaskan bahwa ada tiga pengertian yang dapat

diterangkan dari penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian, tindakan,

dan kelas.

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu.

c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Berdasarkan pendapat di atas, penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang mengembangkan keterampilan baru

dengan metode tertentu dengan tujuan meningkatkan mutu dan menarik minat

untuk menyelesaikan permasalahan di dalam kelas atau proses pembelajaran.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh

Makassar.

2. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek dari penelitian ini adalah

siswa kelas X yang berjumlah 34 siswa. Sasaran utama dalam penelitian

ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mengonversi teks

pantun menjasi puisi baru dengan menggunakan metode Sugestopedia.

C. Faktor yang Diselidiki

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom

Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif. PTK dilakukan

dengan pengkajian berulang. Terdapat empat langkah dalam PTK yang

meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan

(observation), dan refleksi (reflection). Apabila ditemukan adanya

kekurangan dengan model ini, perencanaan dan pelaksanaan tindakan

perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang

diinginkan tercapai. Alur penelitiannya adalah sebagai berikut:

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Gambar 1: Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart

Keterangan gambar:

1. Rencana (plan), merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru

sebelum melakukan sesuatu tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa,

dan bagaimana penelitian tersebut dilakukan.

2. Tindakan dan pengamatan (action), merupakan tahapan dimana

menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

3. Pengamatan (observation), merupakan kegiatan pengamatan terhadap

pelaksanaan penelitian tersebut.

4. Refleksi (reflection) adalah penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan

dan menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sehingga hasil

dari refleksi dapat digunakan sebagai revisi terhadap perencanaan yang

telah dilaksanakan dan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru

pada pertemuan selanjutnya.

Perencanaan

Pengamatan

Refleksi SIKLUS 1

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS 2

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS N

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan menggunakan dua siklus.

Adapun siklus 1 dipaparkan sebagai berikut.

1) Perencanaan Tindakan

Hal yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan adalah: (1)

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) menyusun pedoman

observasi, wawancara dan dokumentasi (3) menyusun rancangan evaluasi,

(4) mempersiapkan media yang digunakan yaitu media lagu.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, guru akan melakukan tindakan proses pembelajaran.

Tindakan-tindakan tersebut adalah:

(a) melakukan absen dan memberikan motivasi kepada siswa sembari

melakukan apersepsi pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan gambaran tentang seberapa besar minat siswa terhadap

pelajaran tersebut,

(b) guru memberikan pengantar tentang materi yang akan dibahas,

(c) siswa mengamati teks pantun yang akan dikonversi,

(d) guru menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru,

(e) siswa berimajinasi sambil mendengar alunan musik untuk merangkai

kata-kata yang mengacu pada teks pantun yang telah dibaca.

(f) siswa menulis sebuah puisi baru dengan imajinasi siswa sambil

mendengarkan alunan musik.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

(g) salah satu siswa membacakan hasil konversinya di depan kelas,

(h) siswa yang lain mendengar lalu memberi tanggapan terhadap hasil

konversi temannya yang telah dibacakan.

3) Observasi dan Evaluasi

Pada tahap observasi, akan dilakukan oleh peneliti dibantu teman

sejawat, dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia selama penelitian

berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan berpedoman

pada pedoman observasi dan wawancara .

Evaluasi hasil pembelajaran mengacu pada ketuntasan belajar

minimal. Analisis hasil evaluasi nantinya bertujuan untuk melihat

peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi yang telah dijelaskan,

selain itu untuk memperoleh informasi terhadap indikator-indikator yang

belum dimengerti siswa. Jika hal ini terjadi maka pembelajaran akan

diperbaiki pada siklus berikutnya. Pembelajaran pada siklus berikutnya

lebih menekankan pada indikator-indikator yang memperoleh skor rendah

serta siswa yang belum memperoleh ketuntasan belajar.

4) Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis dan refleksi ini peneliti akan melihat hasil dari

pelaksanaan tindakan dan pengamatan. Dari hasil tersebut jika masih

banyak siswa yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau

kekurangan seperti yang dijelaskan pada hasil observasi. Hal ini dapat

dijadikan bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

positif pada siklus I akan dipertahankan pada siklus II. Dari faktor sikap

siswa dalam kegiatan mengonversi, ada hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam proses pembelajaran pada siklus I misalnya, sikap siswa yang

meremehkan kegiatan mengonversi. Dari hasil evaluasi yang dijadikan

bahan refleksi adalah pengungkapan kelebihan dan kekurangan metode

dan media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran,

pengungkapan hasil pengamatan peneliti, pengungkapan tindakan yang

dilakukan oleh siswa , dan pengungkapan tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Apabila pada

siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan

yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam pembelajaran

mengonversi. Hal ini dilakukan dalam rangka refleksi setelah implementasi

suatu tindakan perbaikan.

Hasil refleksi ini dimanfaatkan sebagai masukan untuk menentukan

perlu atau tidaknya tindakan pada siklus berikutnya, tindakan pada siklus

berikuttindaknya perlu dilaksanakan bila hasil pada refleksi menunjukan

keberhasilan yang signifikan.

Siklus II

Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan bahwa pelaksanaan Siklus

II merupakan perbaikan dari pelaksanaan tindakan Siklus I, maka

pelaksanaan Siklus II adalah mengulangi kegiatan yang dilakukan pada Siklus

II., akan tetapi jika hasil tindakan pada siklus I ternyata masih belum berhasil

maka akan dilakukan perbaikan pada Siklus II. Siklus II juga memiliki empat

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

tahap seperti halnya pada Siklus I. Apabila siklus I dan II belum tercapai

maka siklus N menjadi acuan bagi peneliti untuk merencanakan perbaikan

dan penyempurnaan dari siklus sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

ini yaitu, observasi, wawancara, tes, dokumentasi, dan catatan lapangan.

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang meliputi kegiatan pemuatan

perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra

(Arikunto, 2010:199) observasi dilakukan dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan mengenai guru dan aktivitas belajar siswa

selama pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Wawancara

wawancara digunakan sebagai panduan dalam melakukan

wawancara. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk

mengetahui peningkatan yang terjadi pada pembelajaran menulis teks

pantun menjadi teks puisi baru menggunakan metode sugestopedia.

3. Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis yaitu siswa menulis teks

pantun dan mengubahnya menjadi teks puisi baru dengan dilakukannya

metode Sugestopedia sebagai pendukung. Teknik tes dilakukan dalam

rangka mengumpulkan data dari penggunaan metode Sugestopedia

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

sebagai pendukung dalam pembelajaran menulis teks pantun dan teks

puisi baru.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai siswa, dan foto-

foto selama proses pembelajaran.

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang pengamatan di

kelas yang tidak tercantum dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini

catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal yang terjadi selama

pembelajaran menulis teks pantun dan mengonversi menjadi teks puisi

baru melalui metode sugestopedia sebagai pendukung.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diperoleh dari data

kualitatif. Data kualitatif yakni berupa informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang aktifitas atau ekspresi siswa (Arikunto, 2002:

256) Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode sugestopedia. Data yang sudah

terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis sebagai berikut:

1. Tes

Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data hasil

tes belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk teks pantun menjadi teks

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

puisi baru. Ketuntasan belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai

berikut :

Menurut Arikunto (dalam Wardani, 2006 : 18)

Nilai = ∑skor yang diperoleh

∑ skor maksimal

Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 75

sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal bahasa Indonesia di SMA

Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar. Ketuntasan belajar siswa secara

klasikal dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan klasikal = ∑ siswa yang tuntas belajar

∑ seluruh siswa

Indikator ketuntasan belajar siswa secara klasikal apabila 70% dari

seluruh jumlah siswa dinyatakan tuntas belajar.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan

afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan

pembelajaran dan sikap siswa.

Tabel 3.1. Skor Penilaian mengoversi teks pantun menjadi teks puisi baru

No

Aspek yang dinilai

Skala penilaian

Skor maksimal 1 2 3 4 5

1 Tema 5

2 Diksi 5

3 Keselarasan Isi

Pantun dan Puisi

5

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

4 Bahasa Figuratif 5

Jumlah 20

ƩS

NA=-----------x100

SM

Keterangan:

NA : Nilai Akhir

Ʃ S : Jumlah Skor Siswa

SM : Skor Maksimal

Kriteria penilaian mengonversi teks pantun menjadi puisi baru dapat diukur dari

lima aspek yaitu tema, diksi, imaji/daya bayang, bahasa figuratif, dan

tipografi/tata wajah yang dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 3.2. Kriteria penilaian lembar kerja siswa

No Aspek Penilaian Skor Kriteria

1 Tema 1.

2.

3.

Tema mengonversi Pantun menjadi

puisi baru selaras

Tema mengonversi pantun menjadi

puisi baru ada kaitannya

Tema mengonversi pantun menjadi

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

4.

5.

puisi baru hampir sesuai

Tema mengonversi pantun menjadi

puisi kurang sesuai

Tema mengonversi pantun menjadi

puisi baru tidak sesuai

2 Diksi 1

2

3

4

5

Diksi yang digunakan tepat, bervariasi,

dan menimbulkan keindahan

Diksi yang digunakan sudah bagus,

bervariasi, namun belum menimbulkan

keindahan

Diksi yang digunakan hampir bagus,

namun belum menimbulkan keindahan

Diksi yang digunakan kurang bagus,

belum menimbulkan keindahan

Diksi yang digunakan tidak bervariasi

dan kurang tepat Tidak menggunakan

pilihan kata yang tepat

3 Keselarasan isi

puisi

1

2

Isi pantun dan puisi selaras, sangat

tepat, sangat menimbulkan suasana, dan

sangat memperkuat daya

ungkap/bayang

Isi pantun dan puisi tepat, menimbulkan

suasana, dan memperkuat daya

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

3

4

5

6

ungkap/baying.

Isi pantun dan puisi kurang tepat,

kurang menimbulkan suasana, dan

kurang memperkuat daya

ungkap/baying

Isi pantun dan puisi hampir tepat,

hampir menimbulkan suasana, dan

hampir memperkuat daya

ungkap/baying

Isi pantun dan puisi kurang tepat,

kurang menimbulkan suasana, dan

kurang memperkuat daya

ungkap/baying

Isi pantun dan puisi tidak tepat, tidak

menimbulkan suasana, dan tidak

memperkuat daya ungkap/baying

4 Bahasa

Figuratif/ Gaya

Bahasa

1

2

3

4

Banyak menggunakan gaya bahasa dan

sangat ekpresif

Banyak menggunakan gaya bahasa dan

ekspresif

Sedikit menggunakan gaya bahasa dan

kurang ekspresif

Kurang menggunakan gaya bahasa dan

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

5

kurang ekspresif

Tidak menggunakan gaya bahasa

Kategori Penilaian

Kategori Nilai

SangatBaik 85%-100%

Baik 75%-84%

Cukup 45%-74%

Kurang 0%-44%

G. Teknik Analisis Data

Data pada penelitian ini adalah data hasil kemampuan menulis atau

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan mengunakanmetode

sugesti imajinasi dengan media lagu pada siswa, serta data yang diperoleh

dari hasil observasi dan catatan lapangan. Data tersebut direduksi

berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data, dan terakhir

penyimpulan atau verifikasi. Tahap analisis itu diuraikan sebagai berikut.

1) Menelaah data

Dalam proses menelaah data, dilakukan pengumpulan data dari

data-data informasi yang diperoleh melalui observasi, catatan lapangan,

dan studi dokumentasi. Data yang terkumpul melalui observasi, catatan

lapangan, dan studi dokumentasi dengan melakukan transkripsi hasil

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

observasi, penyeleksian, dan pemilihan data. Data yang telah

dikumpulkan tersebut masih berupa data mentah yang belum diolah.

Setelah dilakukan proses penyeleksian dan pemilhan data dari data

mentah tersebut, data kemudian dikelompokkan berdasarkan data pada

tiap siklus.

2) Mereduksi data

Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih

fokus dan tajam, karena data yang menumpuk sulit memberikan

gambaran yang jelas.Data keseluruhan yang terkumpul diseleksi dan

diidentifikasi berdasarkan kelompoknya dan mengklasifikasikan data

sesuai dengan kebutuhan.Hasil perhitungan dari masing-masing siklus

kemudian dibandingkan. Melalui perhitungan ini, akan diketahui

persentase peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi

teks puisi baru.

3) Menyajikan data

Setelah dilakukan proses penelaahan data dan reduksi data, maka

kemudian dilakukan penyajian data. Penyajian data dengan cara

mengorganisasikan informasi yang telah direduksi. Informasi yang telah

direduksi akan langsung disajikan sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan

dan penarikan tindakan. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

secara terpadu sesuai siklus yang direncanakan sehingga fokus pada

pembelajaran.

4) Menyimpulkan hasil penelitian

Akhir temuan penelitian disimpulkan dan dilakukan kegiatan

tringulasi data atau pengujian temuan penelitian. Keabsahan data diuji

dengan memikirkan kembali hal-hal yang telah dilakukan dan

dikemukakan melalui tukar pendapat dengan ahli dan pembimbing,

teman sejawat, peninjauan kembali catatan lapangan, hasil observasi,

serta triagulasi dengan teman sejawat atau guru setelah selesai

pembelajaran. peningkatan kemampuan mengonversi teks pantun

menjadi puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia pada

siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dikaitkan

dengan ketuntasan belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas

maka pembelajaran menulis teks pantun dan mengonversi ke puisi baru

dengan mengunakan metode sugesti imajinasi dengan media lagu oleh

guru dapat berhasil efektif.

Taraf keberhasilan yang akan dicapai siswa dikatakan berhasil

apabila mencapai nilai baik dan sangat baik Penilaian dilakukan dengan

rumus:

Nilai akhir =perolehan skor

skor maksimum (100) X skor ideal (100)

H. Indikator Keberhasilan

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan proses

dan pencapaian, yakni sebagai berikut:

1. Indikator Keberhasilan Proses

Indikator keberhasilan ini dapat diamati ketika berlangsungnya

tindakan kelas. Pengamatan dilakukan langsung oleh peneliti. Tindakan

dalam penelitian ini dianggap berhasil apabila dalam pelaksanaan tindakan

siswa memiliki perhatian terhadap pembelajaran, gairah belajar, aktif

dalam pembelajaran, dan suasana pembelajaran di kelas yang kondusif.

2. Indikator Pencapaian

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila terjadi

peningkatan skor rata-rata dari hasil penerapan strategi pengolahan

pengajaran dalam mengonversi teks dari siklus pertama ke siklus

berikutnya. Perlakuan dianggap berhasil bila 80 % siswa mencapai skor

minimal 75 (B) menurut kriteria ketuntasan minimal (KKM) dari hasil tes

belajar yang dicapai.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua

siklus pada siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

Setiap siklus terdiri dari empat pertemuan, media pelaksanaannya terdiri dari

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data dari

hasil penelitian yaitu kemampuan mengonversi teks pantun menjadi puisi baru

siswa melalui metode sugestopedia dan aktivitas belajar siswa diperoleh melalui

instrument penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada saat siswa melakukan

proses belajar mengajar, data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil

peningkatan yang sesuai dengan standar nilai KKM yang telah ditentukan dapat

dilihat pada lampiran hasil penelitian.

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I, peneliti membuat rancangan

untuk meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru melalui metode sugestopedia pada siswa kelas X IPA. Peneliti

menyamakan persepsi tentang RPP yang akan dilaksakan dalam kelas.

Kemudian, peneliti memberikan masukan mengenai hal-hal yang

dianggap perlu dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar, media

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

56

pembelajaran, dan penilaian akhir untuk siswa agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini peneliti melaksanakan RPP yang telah direncanakan

dalam pembelajaran. Tindakan pembelajaran siklus I dilaksakan tiga kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksakan pada hari senin, 10 Februari

2020, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa, 11 Februari 2020,

Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pembahasan

pada siklus I ini sebagai berikut.

Pertemuan I

Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal

10 Februari 2020 yang berlangsung selama dua jam pelajaran dimulai

pukul 09.20-10.40 dan 10.40-11.00 dengan materi yang akan dibahas

adalah Pengertian teks pantun dan teks puisi baru.

Pada pertemuan ini diawali dengan guru membuka pelajaran

dengan membaca Doa, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan judul

materi pokok pembahasan dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai serta mengingatkan kembali materi dan mengaitkannya

dengan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pada kegiatan ini guru

menyajikan informasi tentang materi yang akan diajarkan, guru

menjelaskan pengertian mengonversi, teks pantun dan teks puisi baru,

guru membimbing pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai

konsep yang dipelajari. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

57

pertemuan ini siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau

merangkum materi yang telah dibahas dan guru mengingatkan kepada

siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya. Guru menyampaikan pesan moral terhadap peserta didik.

Selanjutnya, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

Pertemuan II

Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal

11 februari 2020 dengan materi yang dibahas adalah menjelaskan tema,

diksi yang ada dalam teks pantun dan teks puisi baru. Secara umum,

langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini

hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu

pada langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP,

dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran

biasanya yaitu selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari senin tanggal

17 februari 2020 dengan materi yang dibahas adalah menjelaskan tema,

diksi yang ada dalam teks pantun dan teks puisi baru.

Pada pertemuan ini diawali dengan guru membuka pelajaran

dengan membaca Doa, mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

apersepsi agar siswa semangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

58

Pada kegiatan inti, peneliti melakukan kegiatan praktik dengan

cara memberikan tugas kepada siswa yaitu mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia,

siswa diberi kesempatan untuk memilih lagu yang ingin di dengarkan,

dengan melalui lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam

menulis. Setelah itu, siswa menentukan tema, diksi, isi serta keselarasan

dalam mengonversi teks pantun dan teks puisi baru yang telah mereka

buat dan memberikan waktu selama 30 menit kepada siswa untuk

menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Guru dan peneliti mengamati

kerja siswa, dan membimbing siswa dengan cara menanyakan kesulitan-

kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas. Kemudian peneliti

mengumpulkan tugas yang telah dibuat oleh siswa.

Kegiatan terakhir adalah penutup, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menyampaikan simpulan. Peneliti bersama siswa

melakukan refleksi, guru memberikan informasi kepada peserta didik

untuk pertemuan berikutnya. Selanjutnya, guru menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

Pertemuan IV (Selasa, 18 Februari 2020)

Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari selasa

tanggal 18 februari 2020 dilakukan tes siklus I untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam belajar dengan menerapkan metode

sugestopedia.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

59

Setelah siklus I selesai dengan peneliti sebagai pengajar untuk

melihat dan mengetahui proses belajar mengajar yang terjadi pada saat

siklus I berlangsung. Peneliti melihat sikap siswa selama pelaksanaan

pembelajaran dalam menulis teks ulasan.

c. Tahap Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas ini adalah pengamatan

atau observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya

tindakan yang diberikan kepada siswa. Observasi ini mengungkapkan

berbagai aktivitas siswa dalam pembelajaran mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru melalui metode sugestopedia. Kegiatan observasi

ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan dan keadaan siswa selama

proses pembelajaran.

Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan. Pada tahap pelaksanaan dalam pembelajaran mengonversi

teks pantun menjadi teks puisi baru melalui metode sugestopedia, peneliti

melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap jalannya perlakuan

tindakan. Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dapat dilihat pada table

berikut ini.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

60

2. Hasil Pembelajan

a. Siklus I

Pada siklus I tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar

observasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Komponen Yang Diamati

Siklus I

Persentase

I II III IV

1

Siswa yang hadir pada saat

pembelajaran berlangsung

29 30 26 T

E

S

S

I

K

L

U

83,33

2

Siswa yang mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan guru

pada saat proses pembelajaran

berlangsung

12 18 25 53,92

3

Siswa yang mengajukan

pertanyaan pada saat

pembelajaran berlangsung

15 10 16 40,19

4

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan

15 11 16 41,17

5

Ketertiban saat mengikuti proses

pembelajaran

29 20 26 73,52

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

61

6

Interaksi siswa saat melakukan

diskusi dengan temannya

11 14 20

S

I

44,11

Berdasarkan table 4.1 diatas bahwa terdapat beberapa komponen yang

diamati dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya:

1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di

pertemuan I siklus I berjumlah 29 siswa pertemuan II berjumlah 30

siswa pertemuan III siklus I berjumlah 26 siswa dan jumlah persentase

keseluruhan 83,33,%.

2. Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada

saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah

12 siswa pertemuan II berjumlah 18 siswa pertemuan III siklus I

berjumlah 25 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 53,92%.

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran

berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah 15 siswa pertemuan II

berjumlah 10 siswa pertemuan III siklus I berjumlah 16 siswa dan

jumlah persentase keseluruhan 40,19%.

4. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di pertemuan I siklus I

berjumlah 15 siswa pertemuan II berjumlah 11 siswa pertemuan III

siklus I berjumlah 16 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 41,17%.

5. Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran di pertemuan I siklus I

berjumlah 29 siswa pertemuan II berjumlah 20 siswa pertemuan III

siklus I berjumlah 26 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 73,52%.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

62

6. Interaksi siswa saat melakukan diskusi dengan temannya di pertemuan I

siklus I berjumlah 11 siswa pertemuan II berjumlah 14 siswa pertemuan

III siklus I berjumlah 20 siswa dan jumlah persentase keseluruhan

44,11%.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan

bahwa komponen yang tidak direncanakan dalam proses pembelajaran

belum tercapai secara keseluruhan, selain itu indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan untuk hasil belajar juga belum tercapai setelah selesai

pelaksanaan tindakan siklus I, maka peneliti melakukan evaluasi untuk

mengetahui kemampuan individu siswa terhadap penguasaan konsep yang

telah diberikan oleh peneliti selama siklus I. Hasil evaluasi siswa

digambarkan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siswa Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)

86-100 % Sangat Baik 2 5,88%

76-85% Baik 7 20,58%

60-75% Cukup 8 23,52%

40-59% Kurang 9 26,47%

0-39% Sangat Kurang 8 23,52%

Jumlah 34 100

Berdasarkan 4.2 diatas diperoleh bahwa dari 34 siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, terdapat 5,88% yang hasil

belajarnya masuk dalam kategori sangat baik, 20,58% masuk dalam kategori

baik, 23,52% masuk dalam kategori cukup, 26,47% masuk dalam kategori

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

63

kurang dan 22,58% masuk dalam kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil

ketuntasan siswa tersebut, terlihat belum mencapai standar indicator yang

ditetapkan yaitu 75% siswa mendapatkan nilai minimal 75%.

Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah

tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada table berikut.

Table 4.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Skors Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-75 Tidak Tuntas 25 73,52%

76-100 Tuntas 9 26,47%

Jumlah 34 100%

Berdasarkan table 4.3 tampak bahwa 34 orang siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar belum tuntas hasil belajarnya

karena hanya 9 yang dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan persentase

26,47% dan 25 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan persentasenya 73,52%

Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar mengajarnya belum

berhasil.

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Refleksi bertujuan

untuk membahas dan menyimpulkan hasil pertemuan pada siklus I. Pada

tahap ini, peneliti mengumpulkan dan mengidentifikasi data yang

diperoleh, yaitu hasil lembar observasi dan evaluasi selama

pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan

tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa kemampuan belajar siswa dalam

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

64

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru belum maksimal, hal ini

disebabkan siswa belum mampu memenuhi aspek penilaian yang telah

ditetapkan, maka peneliti melakukan refleksi untuk memperbaikki

kekurangan-kekurangan yang telah terjadi selama pelaksanaan tindakan

siklus I, kemudian memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke siklus

II.

3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada siklus II, tindakan yang diberikan hampir sama dengan

tindakan pada siklus I, yaitu menyusun kembali rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang akan digunakan untuk meningkatkan kembali

kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan

menggunakan metode sugestopedia untuk pertemuan pertama sampai

pertemuan ketiga dan mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat

aktivitas siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama proses

pembelajaran berlangsung seperti yang dilakukan pada siklus I hingga

mempersiapkan soal evaluasi berupa soal teks siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan I (Senin, 24 Februari 2020)

Pertemuan Pertama disiklus II pada hari senin tanggal 24 februari

2020 dengan materi yang akan dibahas adalah menemukan kesesuaian

jenis pantun dan tema puisi, berdasarkan struktur teks pantun dan puisi.

Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus II

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

65

hampir sama dengan kegiatan siklus sebelumnya. Pembelajaran

mengonversi teks pantun menjadi puisi pada siklus II ini merupakan

perbaikan dan pemecahan masalah yang dihadapi pada siklus I. pada

siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran mengonversi

teks pantun menjadi puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia, kemudian menyiapkan lembar observasi siswa sebagai alat

pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana kondisi belajar mengajar

di kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran, baik siswa

maupun guru.

Pertemuan II ( Jumat, 21 Februari 2020)

Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 21

ferbruari 2020 dengan materi yang akan dibahas adalah penggunaan

diksi dan gaya bahasa serta keselarasan isi puisi. Secara umum, langkah-

langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua ini hampir sama

dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada langkah-

langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP , dengan alokasi

waktu yang digunakan sama dengan pembelajaran biasanya yaitu selama

2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

Pertemuan III (Selasa, 25 Februari 2020)

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

66

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25

februari 2020 dengan materi yang akan dibahas adalah mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia. Setiap siswa mengonversi teks pantun menjadi teks puisi

baru dengan tema yang telah ditentukan. Kemudian siswa menyampaikan

hasil konversinya.

Kemampuan siswa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia sudah mulai

meningkat. Hal ini ditandai dengan bertambahnya jumlah siswa yang

aktif dalam mengerjakan tugas.

Pertemuan IV (Rabu, 26 Februari 2020)

Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam mengonversi teks pantun menjadi teks puisi

baru dengan menggunakan metode sugestopedia.

Tahap Observasi

Pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I. Pada siklus II

tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran

berlangsung, aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang

dapat dilihat sebagai berikut.

4. Hasil Pembelajan

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

67

b. Siklus II

Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar

observasi yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Komponen Yang Diamati

Siklus I

Persentase

I II III IV

1

Siswa yang hadir pada saat

pembelajaran berlangsung

28 32 34

T

E

S

S

I

K

L

U

S

92,15

2

Siswa yang mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan guru

pada saat proses pembelajaran

berlangsung

27 31 31 87,25

3

Siswa yang mengajukan

pertanyaan pada saat

pembelajaran berlangsung

23 28 17 66,66

4

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan

25 16 31 70,58

5

Ketertiban saat mengikuti proses

pembelajaran

28 31 31 88,23

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

68

6

Interaksi siswa saat melakukan

diskusi dengan temannya

20 25 30

II 73,52

Berdasarkan table 4.1 diatas bahwa terdapat beberapa komponen yang

diamati dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya:

1. Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di

pertemuan I siklus II berjumlah 28 siswa pertemuan II berjumlah 32

siswa pertemuan III siklus I berjumlah 34 siswa dan jumlah persentase

keseluruhan 92,15%.

2. Siswa yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada

saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II

berjumlah 27 siswa pertemuan II berjumlah 31 siswa pertemuan III

siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 87,25%.

3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran

berlangsung di pertemuan I siklus II berjumlah 20 siswa pertemuan II

berjumlah 28 siswa pertemuan III siklus I berjumlah 17 siswa dan

jumlah persentase keseluruhan 66,66%.

4. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan di pertemuan I siklus II

berjumlah 25 siswa pertemuan II berjumlah 16 siswa pertemuan III

siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 70,58%.

5. Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran di pertemuan I siklus II

berjumlah 28 siswa pertemuan II berjumlah 31 siswa pertemuan III

siklus I berjumlah 31 siswa dan jumlah persentase keseluruhan 88,23%.

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

69

6. Interaksi siswa saat melakukan diskusi dengan temannya di pertemuan I

siklus II berjumlah 20 siswa pertemuan II berjumlah 25 siswa

pertemuan III siklus I berjumlah 30 siswa dan jumlah persentase

keseluruhan 73,52%.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan

bahwa pelaksanaan tindakan sesuai rencana pembelajaran telah

dilaksanakan peneliti dengan baik. Setelah selesai pelaksanaan siklus II,

maka peneliti memandang perlu melaksanakan evaluasi kedua untuk

mengetahui kemampuan siswa terhadap penguasaan konsep yang telah

diberikan oleh peneliti selama siklus II. Hasil evaluasi siswa digambarkan

sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Siswa Siklus II

Skor Kategori Frekuensi

Persentase

(%)

86-100 % Sangat Baik 22 64,70%

76-85% Baik 8 23,52%

60-75% Cukup 4 11,76%

40-59% Kurang - -

0-39% Sangat Kurang - -

Jumlah 34 100

Berdasarkan 4.5 diatas diperoleh bahwa dari 34 siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar, terdapat 64,70% yang hasil

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

70

belajarnya masuk dalam kategori sangat baik, 23,52% masuk dalam kategori

baik, 11,76% masuk dalam kategori cukup, 0 masuk dalam kategori kurang

dan 0 masuk dalam kategori sangat kurang. Berdasarkan hasil tes belajar

siswa, terlihat bahwa hasil belajar siswa sudah mencapai standar indicator

yang ditetapkan yaitu 75% siswa mendapatkan nilai minimal 70.

Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah

tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada table berikut.

Table 4.6 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Skors Kategori Frekuensi Persentase (%)

0-75 Tidak Tuntas 4 11,76%

76-100 Tuntas 30 88,23%

Jumlah 34 100%

Berdasarkan table 4.3 tampak bahwa 34 orang siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar sudah tuntas hasil belajarnya

karena hanya 30 yang dinyatakan tuntas hasil belajarnya dengan persentase

88,23% dan 4 siswa dinyatakan tidak tuntas dengan persentasenya 11,76%

Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar mengajarnya telah

berhasil dan mencapai standar indicator yang ditetapkan yaitu 75% siswa

mendapatkan nilai minimal 70.

c. Tahap Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan

hasil yang menggembirakan. Hasil observasi dan evaluasi yang dilakukan

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

71

oleh peneliti menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan

metode sugestopedia pada pembelajaran mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru sudah mendapatkan hasil yang lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, disimpulkan bahwa

penelitian berhenti pada siklus II, ini sesuai dengan perencanaan diawal

sebelum melakukan penelitian, indikator keberhasilan dalam penelitian

ini, berarti tujuan penelitian ini sudah tercapai, yaitu peningkatan

kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru melalui

metode sugestopedia dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa

kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

dengan menerapkan metode sugestopedia untuk meningkatkan kemampuan

menulis siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar dalam menulis

teks pantun menjadi teks puisi baru. Untuk meningkatkan hasil belajar

kemampuan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru maka perlu

diterapkan metode sugestopedia yang dilakukan dengan cara mendengarkan lagu

lalu mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru tersebut agar siswa tidak

merasa kesulitan karena dengan menggunakan metode sugestopedia yang

merupakan metode yang menciptakan suasana pembelajaran keterampilan menulis

yang nyaman dengan cara memberikan sugesti melalui lagu, diharapkan melalui

lagu tersebut dapat merangsang imajinasi siswa dalam menulis. Jika siswa sudah

tersugesti maka siswa dapat dengan mudah berimajinasi. Sugesti ini akan

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

72

memudahkan siswa dalam menuangkan imajinasi serta pemikirannya sehingga

mampu mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru. Penelitian yang

dilakukan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua

siklus, setiap siklus terdiri dari empat kali pertemuan.

Pada tahap perencanaan siklus I dan siklus II, memiliki kemiripan pada

rencana pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah tugas pantun dan puisi

yang diberikan dan langkah-langkah pembelajaran. Langkah pembelajaran pada

siklus I belum terlaksana secara maksimal kemudian pada siklus II dilaksanakan

secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh pada siklus I tidak

meningkat dibandingkan siklus II karena siklus II semua langkah pembelajaran

terlaksana dengan baik.

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I, dimulai dari menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memberi materi pembelajaran secara

umum, kemudian memberikan materi secara individu lalu menulis teks pantun

menjadi teks puisi baru yang didapatkan kurang meningkat. Namun, pada siklus II

menjadi meningkat dilihat dari aktivitas siswa sudah mengalami peningkatan .

Berdasarkan hasil observasi dari pelaksanaan siklus I dan siklus II terjadi

perubahan sikap siswa pada siklus I. Pada siklus I siswa kurang termotivasi dan

aktif pada saat proses pembelajaran sehingga masih belum berani mengungkapkan

pendapat atau idenya sedangkan pada saat siklus II siswa terlihat mulai senang

dan termotivasi untuk belajar sehingga hampir semua siswa sudah mampu

mengungkapkan pendapat dan idenya pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada siklus II, siswa telah terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

73

dengan jumlah siswa yang aktif dari segi mengerjakan tugas, mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Selain itu, siswa sudah mampu memahami

pelajaran yang telah mereka pelajari.

Hasil evaluasi yang dikumpulkan dari 34 siswa pada siklus I dan siklus II

ditelaah dan diperiksa secara cermat berdasarkan kriteria penilaian yang telah

ditentukan. Hasil menunjukkan kemampuan menulis teks ulasan pada siklus I

belum berhasil karena beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana

dengan baik. Secara umum frekuensi hasil tes siswa dalam mengonversi teks

pantun menjadi puisi melalui metode sugestopedia berdasarkan kriteria penilaian

mengalami peningkatan pada siklus II.

Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 62.70% dalam

kategori belum meningkat menjadi 75% sedangkan pada siklus II nilai rata-rata

yang diperoleh siswa yaitu 80.35%. dengan kategori meningkat dan sudah

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal ini dapat dibuktikan melalui

data atau hasil selama proses pembelajaran berlangsung dalam dua siklus dan hal

tersebut dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.7 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No

Skor

Kategori

Frekuensi Persentase (%)

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

1 86-100 % Sangat Baik 2 22 5,88% 64,70%

2 76-85% Baik 7 8 20,58% 23,52%

3 60-75% Cukup 8 4 23,52% 11,76%

4 40-59% Kurang 9 - 26,47% -

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

74

5 0-39% Sangat

Kurang

8 - 23,52% -

Perhatikan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat adanya hasil yang menampakkan

peningkatan hasil belajar setelah dua kali siklus dilaksanakan. Pada teks siklus I

hanya 2 siswa yang mendapatkan hasil belajarnya dalam kategori sangat baik

dengan persentase 5,88%, 7 siswa yang hasil belajarnya baik dengan persentase

20,58%, 8 siswa yang hasil belajarnya cukup dengan persentase 23,52%, 9 siswa

yang hasil belajarnya kurang dengan persentase 26,47%, dan 8 siswa yang hasil

belajarnya sangat kurang dengan persentase 23,52%.

Pada teks siklus II terjadi peningkatan yang signifikan, yaitu terdapat 22

siswa yang mengalami peningkatan dan mendapatkan hasil belajar dalam kategori

sangat baik dengan persentase 64,70%, 8 siswa yang hasil belajarnya masuk

dalam kategori baik dengan persentase 23,52% dan 4 siswa yang hasil belajarnya

masuk dalam kategori cukup dengan persentase 11,76% dan terakhir pada

kategori kurang dan sangat kurang tidak ada siswa yang mendapatkan nilai

tersebut. Secara umum hasil belajar siswa setelah dilaksanakan siklus II telah

mengalami peningkatan yang diharapkan.

Tabel 4.8 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Skors Kategori

Frekuensi Persentase

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

0-75 Tidak Tuntas 25 4 73,52% 11,76%

76-100 Tuntas 9 30 26,47% 88,23%

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

75

Berdasarkan table 4.8 tampak bahwa peningkatan hasil belajar siswa

meningkat setelah tindakan selama dua siklus yaitu siklus I dan Siklus II. Pada

siklus I hanya 9 siswa yang masuk dalam kategori tuntas dengan persentase

26,47% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yakni 30 siswa yang

berhasil masuk dalam kategori tuntas dengan persentase 88,23%. Maka penelitian

tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan kemampuan

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia dinyatakan berhasil terlihat dari hasil yang didapatkan dari siklus I

dan siklus II.

1. Hasil Pembelajaran

a) Siklus I

Contoh Teks Siswa I

Pantun Puisi Baru

Tiga kali empat

Sama dengan dua belas

Cepat atau lambat

cintaku pasti kau balas

Pagi, matahari terbit dari timur

Senja, matahari terbenam dibarat

Jika saja saya dapat berbicara tentang dia

Aku akan menceritakan tentang

senyumnya, manisnya dan baiknya

Tapi….

Ah, dia baik sama semua orang

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

76

Hasil konversi teks siswa I:

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “seorang

remaja yang menunggu sang pujaan hati untuk membalas

perasaannya”.

Diksi : Pada pantun “cepat atau lambat cintaku kau balas” dan

pada puisi “ah, dia baik sama semua orang”.

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi

dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa

kedua kalimat tersebut mengandung makna yang

sama. Seorang pria yang memendam perasaannya

kepada sang pujaan. pada bagian pantun menjelaskan

bahwa pria tersebut menunggu jawaban atas

perasaannya pada sang pujaan hati. Sedangkan pada

bagian puisi pria tersebut merasa kecewa dengan

sikap perempuan itu yang belum juga membalas

perasaannya.

Bahasa Figuratif : Pada pantun dan puisi tidak terdapat bahasa figuratif.

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

77

Contoh Teks Siswa II

Pantun Puisi Baru

Malam hari telah tiba

Bulan menerangi bumi

Kasih ibu sepanjang masa

Kasih ayah takkan terganti

Suara tawa mereka

Selalu membuatku semangat

Duka kita hadapi bersama

Begitu pula denga bahagia kita bagi-bagi

Kehidupan kita berjalan seperti roda

Kadang…

Kita berada diatas

dengan ekspektasi yang tinggi

lalu kita dijatuhkan oleh pahitnya realita.

Kadang juga kita berfikir

hidup sangat sulit untuk dilalui

selalu saja ada masalah yang menghalang

ditengah-tengah kebahagiaan

tapi….

dengan pelukan dan cinta

yang kalian berikan membuatku berfikir

bahwa ternyata hidup tak semengerikan yang

kukira.

Hasil konversi teks siswa II:

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “kasih sayang

kedua orang tua”.

Diksi : Pada pantun “kasih ibu sepanjang masa kasih ayah takkan

terganti” dan pada puisi “dengan pelukan dan cinta yang kalian

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

78

berikan membuatku berfikir bahwa ternyata hidup tak

semengerikan yang kukira”

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi

dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa

kedua kalimat tersebut mengandung makna yang sama.

Pada bagian pantun menjelaskan bagaimana kasih

sayang kedua orangtua kepada anaknya dan pada

bagian puisi menjelaskan bagaimana kedua orangtua

kita selalu mendukung kita dengan memberikan cinta

dan kasih yang tak pernah pudar.

Bahasa Figuratif : pada pantun tidak terdapat bahasa figuratif. Sedangkan

pada puisi terdapat bahasa figuratif dalam kalimat

“kehidupan kita berjalan seperti roda” dan “dengan

ekspetasi yang tinggi lalu kita dijatuhkan oleh

pahitnya realita”

Contoh Teks Siswa III

Pantun Puisi Baru

Sepanjang jalan dibasahi hujan

Angin tertiup daun bergoyang

Apa yang kini harus kulakukan

Wajahnya slalu terbayang-bayang

Awal kumelihatmu

Ku merasa tenang

Tiap kali bertemu denganmu

Aku merasa nyaman

Pandanganmu membuatku tak bisa

berpaling

Senyumanmu selalu terbayang

Berkali-kali ku alihkan pikiranku

Selalu muncul wajahmu

Apakah ini yang dikatan cinta?

Hasil konversi teks siswa III:

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

79

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Pujaan hati”

Diksi : dalam pantun “apa yang kini harus kulakukan wajahnya selalu

terbayang-bayang” dan dalam puisi “senyumanmu selalu

terbayang berkali-kali kualihkan pikiranku selalu muncul

wajahmu”

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi

dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa

kedua kalimat tersebut mengandung makna yang

sama. Pada bagian pantun menjelaskan bahwa pria

tersebut bingung dengan apa yang dia rasakan dan

selalu memikirkan wanita itu dan pada bagian puisi

menjelaskan bahwa wajah wanita itu selalu ada

dalam pikirannya .

Bahasa Figuratif : dalam pantun terdapat bahasa figuratif pada kalimat

“sepanjang jalan dibasahi hujan angina tertiup daun

bergoyang” dan pada puisi tidak terdapat bahasa

figuratif.

b) Siklus II

Contoh Teks Siswa I

Pantun Puisi Baru

Pergi membeli buku

Bersama denganmu

Kau abaikan perhatianku

Ku tetap mencintaimu

Malam ini aku bersamamu

ditemani hembusan angina malam

sesekali ku bertanya

bagaimana hari ini?

Tetapi kau hanya diam membisu

Dan selalu begini

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

80

Kau selalu mengabaikan perhatianku

Cemasku, khawatirku

Bahkan peduliku

Percuma…

Percuma kuberikan semua perhatianku

Jika kau hanya mengabaikanku

Tetapi aku memiliki prinsip

Mencintailah dengan ikhlas walaupun

banyak perhatianmu yang terabaikan.

Hasil konversi teks siswa I:

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Penantian”

Diksi : dalam pantun “kau abaikan perhatianku ku tetap mencintaimu” dan

dalam puisi “percuma kuberikan semua perhatianku jika kau hanya

mengabaikanku tetapi aku memiliki prinsip mencintailah dengan

ikhlas walaupun banyak perhatianmu yang terabaikan”

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi

dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua

kalimat tersebut mengandung makna yang sama. Pada

bagian pantun menjelaskan bahwa pria tersebut dengan

sabar memberikan perhatian kepada kekasihnya walaupun

perhatiannya itu sering di abaikan dan pada bagian puisi

menjelaskan bahwa pria itu akan selalu mencintai dengan

ikhlas walaupu dirinya sering mendapatkan perlakuan yang

tak sebanding dan selalu diabaikan.

Bahasa Figuratif : dalam pantun tidak terdapat bahasa figuratif dan dalam

puisi terdapat bahasa figuratif pada kalimat “ditemani

hembusan angina malam tetapi kau Hanya diam membisu”

Contoh Teks Siswa II

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

81

Pantun Puisi Baru

Ombak tinggi bagai dilautan

Rumah sepi bagai dikuburan

Teruslah tunjukka senyuman

Agar hidupmu penuh kebahagiaan

Biarlah derita menyiksa

Menggores ribuan luka

Membuatmu menangis tiada hentinya

Tapi,

ingatlah kebahagiaan menantimu didepan

sana

tersenyumlah….

tertawalah…

Berbahagialah…

Dan tunjukkan pada dunia kamulah

pemenangnya

Hasil konversi teks siswa II:

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “Seorang wanita

yang tidak percaya diri”

Diksi : dalam pantun “teruslah tunjukkan senyuman agar hidupmu penuh

kebahagiaan” dan dalam puisi “ingatlah kebahagiaan menantimu di

depan sana tersenyumlah, tertawalah, berbahagialah dan tunjukkan

pada dunia kamulah pemenangnya”

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi

dapat dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua

kalimat tersebut mengandung makna yang sama. Pada

bagian pantun menjelaskan bahwa dia (seorang wanita)

yang selalu memotivasi dirinya untuk bisa percaya pada

dirinya dan pada bagian puisi menjelaskan bahwa dia

(seorang wanita) memotivasi dirinya dan selalu berusaha

untuk menunjukkan yang terbaik pada dunia bahwa dia bisa

mencapai apa yang dia inginkan.

Bahasa Figuratif : dalam pantun “ombak tinggi bagai di lautan rumah sepi

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

82

bagai di kuburan” dan dalam puisi “biarlah derita

menyiksa menggores ribuan luka”

Contoh Teks Siswa III

Pantun Puisi Baru

Es kelapa hilangkan dahaga

Membuat segar tenggorokanku

Cinta ini akan kujaga

Hanya untukmu teman hidupku

Mencintaimu adalah anugrah

Menyayangimu adalah sebuah

keharusan

Bersamamu adalah kebahagianku

yang sesungguhnya

Namun saat kau mengenalnya

Kau berubah… kau tak lagi sama

Kau lebih memilih bersamanya

Tak ada celaku untuk bersamamu

lagi kupikir kaulah yang terakhir

Namun kau sendiri yang

mengakhiri.

Hasil konversi teks siswa I:

Tema : Pada pantun dan puisi diatas bertemakan tentang “seorang remaja

yang sedang jatuh cinta kemudian dikecewakan”

Diksi : dalam pantun “cinta ini akan kujaga hanya untukmu teman hidupku”

dan dalam puisi “mencintaimu adalah anugrah menyayangimu

adalah sebuah keharusan bersamamu adalah kebahagiaanku yang

sesungguhnya”

Keselarasan isi : Menurut peneliti keselarasan pada pantun dan puisi dapat

dilihat pada diksi yang membuktikan bahwa kedua kalimat

tersebut mengandung makna yang sama. Pada bagian

pantun menjelaskan bahwa pria tersebut percaya dan selalu

menjaga apa yang telah dia miliki dan pada bagian puisi

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

83

menjelaskan bahwa pria itu akan selalu mencintai

kekasihnya dan menjaga hatinya walaupun dirinya

dikhianati.

Bahasa Figuratif : dalam pantun dan puisi tidak terdapat bahasa figuratif.

Berdasarkan teori lozanov hasil penelitian yang dilakukan peneliti

berkaitan dengan teori yang dirancang oleh Lozanov tentang tahap-tahap metode

sugestopedia. Tahap introductory, tahap active concert, tahap passive repetition,

tahap active, tahap games. Pada saat pembelajaran peneliti menerapkan tahapan-

tahapan yang dirancang oleh lezanov dan berdampak positif bagi siswa. Selama

pembelajaran siswa mengikuti aturan dan arahan yang peneliti berikan hingga

pembelajaran ini pun terdapat peningkatan.

Hasil penelitian sebelumnya Intan 2014 menunjukkan bahwa perencanaan,

pelaksaan, dan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan

siswa dalam mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama. Siswa kelas X

MIA 7 SMA Negeri 2 Bandung mengalami peningkatan dalam pembelajaran

mengonversi teks anekdot menjadi naskah drama setelah menggunakan model

berfikir induktif. Sedangkan peneliti menerapkan pembelajaran mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode sugestopedia yang

dilakukan pada siswa kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

pada siklus I mencapai nilai rata-rata 62.70% sedangkan pada siklus II mencapai

nilai rata-rata 80.35%. Jelas terlihat bahwa penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan

menggunakan metode sugestopedia menunjukkan peningkatan.

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

84

Penelitian di atas saling berkaitan, sama-sama meneliti tentang karya sastra

dan mengonversi karya sastara, diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang

kemampuan mengonversi dan penggunaan metode Sugestopedia sudah dilakukan.

Akan tetapi, perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian sebelumnya adalah

pada kegiatan mengonveri teks pantun dengan menggunakan metode

Sugestopedia. Peneliti merasa perlu adanya penelitian bagi siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar khususnya pada kompetensi dasar

mengonversi yang berdasarkan hasil observasi bahwa kemampuan mengonversi

mereka masih kurang. Peneliti menggunakan metode sugestopedia karena berkaca

dari penelitian sebelumnya yang berhasil meningkatkan kemampuan siswa

sehingga peneliti memilih metode ini. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi

pelengkap untuk penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini

dapat menambah khasanah perkembangan pengetahuan tentang menulis

deskripsi. Selain itu, dapat mengembangkan teori pembelajaran mmengonversi

dan penggunaan metode sugestopedia.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

85

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dapat

disimpulkan beberapa hal berikut ini:

1. Model pembelajan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan

menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar pada siklus I belum mencapai

kriteria yang sangat baik, sehingga pada siklus II dilakukan dengan

menggunakan metode sugestopedia, sehingga siswa lebih mudah untuk

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru.

2. Pelaksanaan pembelajan mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru

dengan menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas

X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar mengalami peningkatan

setelah dilakukan siklus II. Hal ini terlihat pada sebagian besar aspek dalam

pembelajaran menulis teks berita sudah mencapai kriteria yang sangat baik.

3. Hasil pembelajaran mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan

menggunakan metode sugestopedia yang dilakukan pada siswa kelas X IPA

SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar pada siklus I mencapai nilai rata-

rata 62.70% sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata-rata 80.35%. Jelas

terlihat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran mengonversi

teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia menunjuukkan peningkatan.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

86

B. Saran

Diharapkan guru mengenalkan dan melatih siswanya dengan keterampilan

menulis menggunakan model pembelajaran yang baru yaitu pada pembelajaran

mengonversi teks pantun menjadi teks puisi baru dengan menggunakan metode

sugestopedia agar siswa lebih mudah memahami teks pantun menjadi puisi baru

dan meningkatkan kemampuan mengonversi teks pantun dan teks puisi baru.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

87

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pengertian keterampilan menulis (Online),(

http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html)

diakses tanggal 06 Desember 2019.

Abdurrahman. 1999. Pengertian keterampilan menulis (online),(

http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html)

diakses tanggal 06 Desember 2019

Alisyahbana. 2004. Pengertian pantun (online).

(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pantun). diakses tanggal 26

Desember 2019.

Alisjahbana. Takdir 2010. Pengertian puisi baru (Online), (http://puisi

baru.blogspot.com/2014/12/pengertian-puisi-baru-jenis-jenis-puisi

baru.html), diakses tanggal 04 Desember 2019.

Aminuddin. 2006. Pengertian Prosa Fiksi (online).

(https://www.dosenpendidikan.co.id/prosa-fiksi). Diakses tanggal 25

januari 2020.

Aminuddin. 2008. Pengertian puisi. (online)

(https://www.gurupendidikan.co.id/puisi). Diakses tanggal 25 januari

2020.

Arfah, Yaumi. 2017. Peningkatan Apresiasi Segata Melalui Metode

Suggestopedia Dalam Pembelajaran Bahasa Lampung Pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 31 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.

Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

88

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya

Azhar, Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Budianta dkk (2002). Pengertian Drama. (online). (http://www.definisi-

pengertian.com/2016/05/pengertian-drama-definisi-drama-menurut-

ahli.html) diakses tanggal 25 januari 2020.

Budiman. 1987. Syarat-Syarat Pantun (Online).

(http://pantun.blogspot.com/2014/12/syarat-syarat penulisan pantun

.html) diakses tanggal 4 desember 2019.

De Porter, Bobbi and Mike Hernacki (dalam terjemahan Abdurrahman). 2005.

Quantum Learning:Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

Bandung: Kaifa

Depdikbud. 2011. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan & Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:

Victory Inti Cipta.

Depdikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Fenny. 2009. Ciri dan Cara Menulis Pantun (Online),

(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-

pantun.html), diakses tanggal 04 Desember 2019..

FKIP Unismuh Makassar. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi Revisi 1.

Makassar : Panrita Press Unismuh Makassar.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

89

Hendy, Zaidan. 1990. Pengertian Pantun (online)

(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-

pantun.html), diakses tanggal 04 Desember 2019..

Hopkins. 1993. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas. (online)

(https://scholar.google.co.id/pengertian+ptk+menurut+para+ahli).

Diakses tanggal 21 Desember 2019.

Intan. 2014. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengonversi Teks Anekdot

Menjadi Naskah Drama Melalui Model Berpikir Induktif (Penelitian

Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 2

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014) . FBS. UNB.

Keraf, Gorys.2000. Eksposisi dan Deskripsi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kurniati, Imas. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kata Pena.

Lozanov, G. 1978. Report on the Method of Suggestology / Suggestopedia.

United Nations Educational Scientific and Cultural Organization: Paris.

Nuralifa. 2019. Keefektifan Metode Sugestopedia dalam Keterampilan Menulis

Cerita Pendek Siswa Kelas XI SMK Baznas Sulsel Tahun Pelajaran

2018/2019. Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

FKIP, UNISMUH.

Nursisto. (2000). Jenis-jenis pantun. (online)

(http://planetxperia.blogspot.com/2014/12/pengertian-pantun-jenis-jenis-

pantun.html), diakses tanggal 25 januari 2020.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

90

Refiani, Amelia. 2014. Puisi: Puisi Lama dan Puisi Baru (Online),

(http://ameliarefiani.blogspot.com/2014/10/puisi-puisi-lama-dan-

puisibaru.html), diakses tanggal 06 Desember 2019..

Santosa, 2008. Sastra meliputi prosa, puisi, dan drama (Online),

(http://digilib.unila.ac.id/5069/13/BAB%20I.pdf) diakses tanggal 06

Desember 2019

Seputar Pengetahuan. 2015. Pengertian Puisi, Ciri-Ciri dan Jenis Puisi

Terlengkap(Online),(http://www.seputarpengetahuan.com/2015/07/penge

rtian-puisi-ciri-ciri-dan-jenis.html), diakses tanggal 06 Desember 2019..

Sunarti. 2005. Pengertian pantun (online).

(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-pantun) . diakses tanggal 26

Desember 2019.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Metodelogi Pengajaran Bahasa 2. Bandung:

Angkasa.

Trimatra, Petrus. 2005. “Metode Sugesti-Imajinasi dalam Pembelajaran

Menulis dengan Media Lagu. Jurnal.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

91

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

92

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

93

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

94

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

95

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus I

Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/I

Topik : Puisi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

Pdan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

96

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 3.16. Mengidentifikasi suasana,

tema, dan makna beberapa puisi

yang terkandung dalam antologi

puisi yang diperdengarkan atau

dibaca.

3.16.1. Mendefinisikan tentang

Puisi:(semua jenis puisi) :

isi;tema;makna;amanat; dan

suasana.

3.16.2. Mendeskripsikan tentang

Puisi: (semua jenis puisi) :

isi; tema; makna; amanat;

dan suasana.

2. 2.1.Menunjukkan perilaku

tanggung jawab, responsif dan

imajinatif dalam menggunakan

bahasa Indonesia untuk

berekspresi

2.1.1 Melaksanakan tugas dengan

baik dan tepat waktu

2.1.2 Responsif dalam kegiatan

pembelajaran

2.1.3 Imajinatif dalam mengerjakan

tugas

3. 4.5 Mengonversi teks pantun ke

dalam bentuk yang lain sesuai

dengan struktur dan kaidah teks

baik secara lisan maupun

tulisan

4.5.1 Menentukan ciri-ciri teks

puisi baru baik melalui lisan

maupun tulisan

4.5.2 Menentukan langkah-langkah

mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru baik

melalui lisan maupun tulisan

4.5.3 Mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru sesuai

struktur dan kaidah teks baik

melalui lisan maupun tulisan

C. Tujuan pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre,

saintifik, dan CLIL dengan model saintifik, peserta didik dapat memahami

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

97

informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau

dibaca, menemukan makna tersirat dalam Teks Pantun menjadi Teks Puisi

Baru secara lisan dan tulis, menyusun bagian-bagian pokok Teks Pantun

menjadi Teks Puisi Baru, dan menyajikan hasil Teks Pantun menjadi Teks

Puisi Baru dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap

bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian teks pantun

2. Struktur teks pantun

3. Ciri-ciri teks pantun

4. Pengertian teks puisi baru

5. Struktur dan ciri-ciri teks puisi baru

6. Langkah-langkah mengonversi teks pantun

E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

15 menit

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

98

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan

materi dan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

Kegiatan inti Mengamati

1. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

2. Peserta didik membaca teks pantun

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

1. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang tema, makna, isi dari puisi

Mengumpulkan data

1. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti video,

internet, buku, kamus, mengumpulkan

informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi

baru

2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti lagu,

video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

langkah-langkah mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru

Menalar Peserta didik mencatat pengertian puisi

baru, pantun serta tema, makna, isi dari

puisi.

60 menit

Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

15 menit

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

99

2. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

3. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

4. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

Pertemuan Kedua

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan

materi dan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

15 menit

Kegiatan inti Mengamati

8. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

9. Peserta didik membaca teks pantun

60 menit

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

100

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

10. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru dan

pengertian pantun

11. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang langkah-langkah mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru

Mengumpulkan data

12. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti video,

internet, buku, kamus, mengumpulkan

informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi

baru

13. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

lagu, video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

langkah-langkah mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru

Menalar 14. Peserta didik menulis langkah-langkah

mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru sesuai struktur dan kaidah teks

berdasarkan langkah-langkah

mengonversi teks

Mengomunikasikan

15. Peserta didik secara bergantian

menanyakan sesuatu yang belum

dimengerti mengenai mengonversi

Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

17. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

18. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

19. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

15 menit

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

101

Pertemuan Ketiga

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan

materi dan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

15 menit

Kegiatan inti Mengamati

8. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

9. Peserta didik membaca teks pantun

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

10. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru

11. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang langkah-langkah mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru

60 menit

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

102

Mengumpulkan data

12. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

ciri-ciri teks puisi baru

13. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

lagu, video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

langkah-langkah mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru

Menalar Peserta didik mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru sesuai struktur dan

kaidah teks berdasarkan langkah-langkah

mengonversi teks

Mengomunikasikan

14. Peserta didik secara bergantian

mempresentasikan hasil konversinya di

depan kelas

15. Peserta didik yang lain memberi

tanggapan/saran dengan bahasa yang baik

dan santun

Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

17. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

18. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

19. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

15 menit

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

103

F. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : Buku cetak, power point, teks pantun,

Alat : LCD dan laptop

Sumber belajar :

1. Buku Paket pegangan siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri untuk

SMA/MA Kelas XII.

2. Internet

G. Penilaian

Jenis/teknik penilaian

1. Penilaian Sikap : Lembar pengamatan (sikap & sosial)

2. Penilaian Keterampilan : Unjuk hasil

Makassar, Januari 2020

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Nurwafiqah Amirah Budi, S. Pd. Nurul Istiqamah

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

104

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Siklus II

Sekolah : SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/I

Topik : Puisi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta

mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

105

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No. Kompetensi Dasar Indikator

1.

3.16. Mengidentifikasi suasana,

tema, dan makna beberapa puisi

yang terkandung dalam antologi

puisi yang diperdengarkan atau

dibaca.

3.16.1. Mendefinisikan tentang

Puisi:(semua jenis puisi) :

isi;tema;makna;amanat; dan

suasana.

3.16.2. Mendeskripsikan tentang

Puisi: (semua jenis puisi) :

isi; tema; makna; amanat;

dan suasana.

2.

2.1 Menunjukkan perilaku

tanggung jawab, responsif dan

imajinatif dalam

menggunakan bahasa

Indonesia untuk berekspresi

4.5.4 Melaksanakan tugas dengan

baik dan tepat waktu

4.5.5 Responsif dala kegiatan

pembelajaran

4.5.6 Imajinatif dalam mengerjakan

tugas

3.

4.6 Mengonversi teks pantun ke

dalam bentuk yang lain sesuai

dengan struktur dan kaidah

teks baik secara lisan maupun

tulisan

4.6.1 Menentukan ciri-ciri teks puisi

baru baik melalui lisan

maupun tulisan

4.6.2 Menentukan langkah-langkah

mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru baik

melalui lisan maupun tulisan

4.6.3 Mengonversi teks pantun

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

106

menjadi teks puisi baru sesuai

struktur dan kaidah teks baik

melalui lisan maupun tulisan.

C. Tujuan pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre,

saintifik, dan CLIL dengan model saintifik, peserta didik dapat memahami

informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau

dibaca, menemukan makna tersirat dalam Teks Pantun menjadi Teks Puisi

Baru secara lisan dan tulis, menyusun bagian-bagian pokok Teks Pantun

menjadi Teks Puisi Baru, dan menyajikan hasil Teks Pantun menjadi Teks

Puisi Baru dengan rasa ingin tahu, kerja keras, tanggung jawab, bersikap

bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian teks pantun

2. Struktur teks pantun

3. Ciri-ciri teks pantun

4. Pengertian teksn puisi baru

5. Struktur dan ciri-ciri teks puisi baru

6. Langkah-langkah mengonversi teks pantun

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

107

E. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan materi

dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

15 menit

Kegiatan inti Mengamati

8. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

9. Peserta didik membaca teks pantun

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

10. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru

11. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang tema, makna, isi dari puisi

Mengumpulkan data

60 menit

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

108

12. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

ciri-ciri teks puisi baru

13. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

lagu, video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

langkah-langkah mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru

Menalar 14. Peserta didik mencatat pengertian puisi

baru, pantun serta tema, makna, isi dari

puisi.

Penutup 15. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

16. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

17. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

18. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

15 menit

Pertemuan Kedua

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

15 menit

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

109

4. Peserta didik menerima informasi tentang

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan

materi dan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

Kegiatan inti Mengamati

8. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

9. Peserta didik membaca teks pantun

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

10. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru dan

pengertian pantun

11. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang langkah-langkah mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru

Mengumpulkan data

12. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti video,

internet, buku, kamus, mengumpulkan

informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi

baru

13. Peserta didik dengan bimbingan

pendidik dan menggunakan media seperti

lagu, video, internet, buku, kamus,

mengumpulkan informasi/ data tentang

langkah-langkah mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru

Menalar 14. Peserta didik menulis langkah-langkah

60 menit

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

110

mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru sesuai struktur dan kaidah teks

berdasarkan langkah-langkah

mengonversi teks

Mengomunikasikan

15. Peserta didik secara bergantian

menanyakan sesuatu yang belum

dimengerti mengenai mengonversi

Penutup 16. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

17. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

18. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

19. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

15 menit

Pertemuan Ketiga

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Peserta didik bersama pendidik

melakukan doa bersama sebelum

pembelajaran dimulai

2. Pendidik mengecek kehadiran peserta

didik

3. Peserta didik diajak pendidik untuk

mengingat kembali pelajaran sebelumnya

(apersepsi) yang berkaitan dengan

pelajaran hari ini.

4. Peserta didik menerima informasi tentang

kompetensi yang akan dicapai dan

manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari

5. Peserta didik menerima informasi

mengenai garis-garis besar cakupan materi

dan kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan

6. Pendidik menyampaikan strategi

15 menit

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

111

pembelajaran yang akan ditempuh dengan

menggunakan media audio visual.

7. Peserta didik menerima informasi tentang

teknik penilaian yang akan digunakan

Kegiatan inti Mengamati

1. Peserta didik mengamati contoh teks

pantun yang dibaca oleh temannya

2. Peserta didik mengamati contoh teks puisi

baru yang dibaca oleh temannya

3. Peserta didik membaca teks pantun

sebagai bahan untuk mengonversi teks

Menanya

1. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang ciri-ciri teks puisi baru

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan

tentang langkah-langkah mengonversi teks

pantun menjadi teks puisi baru

Mengumpulkan data

1. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti video,

internet, buku, kamus, mengumpulkan

informasi/ data tentang ciri-ciri teks puisi

baru

2. Peserta didik dengan bimbingan pendidik

dan menggunakan media seperti video,

internet, buku, kamus, mengumpulkan

informasi/ data tentang langkah-langkah

mengonversi teks pantun menjadi teks

puisi baru

Menalar Peserta didik mengonversi teks pantun

menjadi teks puisi baru sesuai struktur dan

kaidah teks berdasarkan langkah-langkah

mengonversi teks

Mengomunikasikan

1. Peserta didik secara bergantian

mempresentasikan hasil konversinya di

depan kelas

2. Peserta didik yang lain memberi

60 menit

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

112

tanggapan/saran dengan bahasa yang baik

dan santun

Penutup 1. Peserta didik dengan bantuan pendidik

menyimpulkan hasil proses pembelajaran

2. Pendidik memberikan penilaian hasil

pembelajaran.

3. Pendidik dan peserta didik melakukan

refleksi mengenai proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

4. Pendidik menyampaikan materi untuk

pertemuan berikutnya.

15 menit

F. Media, Alat, Sumber Belajar

Media : Buku cetak, power point, teks pantun,

Alat : LCD dan laptop

Sumber belajar :

1. Buku Paket pegangan siswa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri untuk

SMA/MA Kelas XII.

2. Internet

G. Penilaian

Jenis/teknik penilaian

1. Penilaian Sikap : Lembar pengamatan (sikap & sosial)

2. Penilaian Keterampilan : Unjuk hasil

Makassar, Januari 2020

Guru Mata Pelajaran Mahasiswa

Nurwafiqah Amirah Budi, S. Pd. Nurul Istiqamah

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

113

Hasil Tes Siklus I

No. Nama Siswa

AspekdanSkorPenelitian

Skors Nilai A

(5)

B

(5)

C

(5)

D

(5)

E

(5)

1. Rahisya Nurul Sabrang 3 5 5 2 2 22 68

2. Sarah Carissa Araminta 3 5 5 3 3 19 76

3. Muthahharah 1 5 5 2 - 13 52

4. Rifqah Aliyyah 3 5 5 3 3 19 76

5. Muh. Erlangga 1 5 5 2 - 13 52

6. Sitti Fatimah 3 5 5 3 3 19 76

7. Ahmad Afif 1 5 5 2 - 13 52

8. Vivi Angraeni M 4 5 5 3 3 20 80

9. Keiza Aulia 3 5 5 4 3 20 80

10. Andi Fadhilah Anwar 3 5 5 2 - 15 60

11. Asri 2 5 5 3 3 18 72

12. Rachmadani Kusuma 3 5 5 4 3 20 80

13. Magfirah Rahimah Rum 2 5 5 3 3 18 72

14. A. Siti Sarah Rasman 3 5 5 3 3 19 76

15. Nur Adinda Kusuma 3 5 5 3 3 19 76

16. Wanda Faizah 3 5 5 2 - 15 60

17. Ahmad Alifian S 3 3 3 3 2 14 56

18. Athiyyah Anandira 3 3 3 3 3 15 60

19. Andi Sakta 3 4 3 3 2 15 60

20. Hanum Muthi’ah 4 5 5 3 4 21 84

21. Muh. Restu Juangsa 1 3 3 2 1 10 40

22. Muh. Fikri Aminullah 2 3 3 2 2 12 48

23. Andi. Muh Afrizal 2 3 3 2 1 10 40

24. Fahira Aiman Junaedi 3 5 5 3 3 19 76

25. Aldinda Putri Nurul Ilahi 2 5 5 3 3 18 72

26. Sitti Sarah 3 5 5 3 2 18 72

27. A. AidiliaFitri A 1 3 3 2 1 10 40

28. Muh. RizkyAfin 1 3 3 2 1 10 40

29. Riska Nurul Adelia Rahmat 2 5 5 4 3 19 76

30. Ukhda Nurul Asyari Nursyaf 3 3 3 3 2 14 56

31. NurulA zizah Rahman 3 5 5 3 3 19 76

32. Asty Faiqah 1 3 3 1 - 8 32

33. Ibnu Khalil Syam 11 3 3 2 1 10 40

34. Muh Bintang Putra Amin 2 3 3 3 3 14 56

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

114

Keterangan :

100

maksimalSkor

didik pesertadiperoleh yangSkor didik peserta Nilai

a. Sangat Baik = 2 orang siswa

b. Baik = 7 orang siswa

c. Cukup = 8 orang siswa

d. Kurang = 9 orang siswa

e. SangatKurang = 8 orang siswa

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

115

Hasil Tes Siklus II

No. Nama Siswa

AspekdanSkorPenelitian

Skors Nilai A

(5)

B

(5)

C

(5)

D

(5)

E

(5)

35. Rahisya Nurul Sabrang 3 5 5 5 4 22 88

36. Sarah Carissa Araminta 3 5 5 3 3 19 76

37. Muthahharah 4 5 5 5 4 23 92

38. Rifqah Aliyyah 3 5 5 3 3 19 76

39. Muh. Erlangga 3 5 5 5 4 22 88

40. Sitti Fatimah 3 5 5 3 3 19 76

41. Ahmad Afif 3 5 5 5 4 13 88

42. Vivi Angraeni M 4 5 5 3 3 20 80

43. Keiza Aulia 3 5 5 4 3 20 80

44. Andi Fadhilah Anwar 3 5 5 2 - 15 60

45. Asri 2 5 5 3 3 18 72

46. Rachmadani Kusuma 3 5 5 4 3 20 80

47. Magfirah Rahimah Rum 2 5 5 3 3 18 72

48. B. Siti Sarah Rasman 3 5 5 3 3 19 76

49. Nur Adinda Kusuma 3 5 5 3 3 19 76

50. Wanda Faizah 3 5 5 2 - 15 60

51. Ahmad Alifian S 3 5 5 5 4 22 88

52. Athiyyah Anandira 3 5 5 5 4 22 88

53. Andi Sakta 4 5 5 5 3 22 88

54. Hanum Muthi’ah 4 5 5 3 4 21 84

55. Muh. Restu Juangsa 3 5 5 5 3 22 88

56. Muh. Fikri Aminullah 3 5 5 4 3 20 80

57. Andi. Muh Afrizal 3 5 5 5 4 22 88

58. Fahira Aiman Junaedi 3 5 5 3 3 19 76

59. Aldinda Putri Nurul Ilahi 4 5 5 5 4 23 92

60. Sitti Sarah 3 5 5 3 2 18 72

61. B. AidiliaFitri A 3 5 5 5 3 22 88

62. Muh. RizkyAfin 3 5 5 4 3 20 80

63. Riska Nurul Adelia Rahmat 2 5 5 4 3 19 76

64. Ukhda Nurul Asyari Nursyaf 3 5 5 5 3 22 88

65. NurulA zizah Rahman 3 5 5 3 3 19 76

66. Asty Faiqah 2 5 5 4 3 19 76

67. Ibnu Khalil Syam 3 5 5 4 3 20 80

68. Muh Bintang Putra Amin 4 3 3 3 4 21 84

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

116

Keterangan :

100

maksimalSkor

didik pesertadiperoleh yangSkor didik peserta Nilai

f. Sangat Baik = 22 orang siswa

g. Baik = 8 orang siswa

h. Cukup = 4 orang siswa

i. Kurang = -

j. Sangat Kurang = -

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

117

Daftar Hadir Siklus I dan Siklus II

Siswa Kelas X IPA SMA Muhammadiyah 1 Unismuh Makassar

No NIS Nama Siswa Siklus I Siklus II

1 2 3 4 1 2 3 4

1 0119451 Rahisya Nurul Sabrang S S S √ √ √ √ √

2 0119453 Sarah Carissa Araminta S S S √ √ √ √ √

3 0119454 Muthahharah √ √ √ √ √ √ √ √

4 0119457 Rifqah Aliyyah √ √ √ √ √ √ √ √

5 0119458 Muh. Erlangga √ √ √ √ S S √ √

6 0119459 Sitti Fatimah √ √ √ √ √ √ √ √

7 0119462 Ahmad Afif √ √ √ √ √ √ √ √

8 0119464 Vivi Angraeni M √ √ √ √ S √ √ √

9 0119465 Keiza Aulia √ √ √ √ √ √ √ √

10 0119466 Andi Fadhilah Anwar √ √ √ √ √ √ √ √

11 0119467 Asri √ √ I √ √ √ √ √

12 0119468 Rachmadainy Kusuma √ √ √ √ √ √ √ √

13 0119469 Magfirah Rahimah Rum √ √ √ √ √ √ √ √

14 0119470 C. Siti Sarah Rasman √ √ √ √ √ √ √ √

15 0119476 Nur Adinda Kusuma √ √ S √ √ √ √ √

16 0119477 Wanda Faizah √ √ √ √ S S √ √

17 0119480 Ahmad Alifian S S S S √ √ √ √ √

18 0119482 Athiyyah Anandira √ √ √ √ √ √ √ √

19 0119485 Andi Sakta S S S √ √ √ √ √

20 0119486 Hanum Muthi’ah √ √ √ √ √ √ √ √

21 0119487 Muh. Restu Juangsa √ √ √ √ √ √ √ √

22 0119489 Muh. Fikri Aminullah √ √ √ √ √ √ √ √

23 0119490 Andi. Muh Afrizal √ √ √ √ √ √ √ √

24 0119493 Fahira Aiman Junaedi √ √ √ √ √ √ √ √

25 0119497 Aldinda Putri Nurul Ilahi √ √ √ √ √ √ √ √

26 0119500 Sitti Sarah √ √ √ √ √ √ √ √

27 0119501 C. Aidilia Fitri A √ √ √ √ √ √ √ √

28 0119502 Muh. Rizky Afin I √ S √ √ √ √ √

29 0119504 Riska Nurul Adelia Rahmat √ √ √ √ √ √ √ √

30 0119506 Ukhda Nurul Asyari Nursyaf √ √ √ √ √ √ √ √

31 0119511 Nurul Azizah Rahman √ √ √ √ √ √ √ √

32 0119514 Asty Faiqah √ √ √ √ S √ √ √

33 0119516 Ibnu Khalil Syam √ √ √ √ A √ √ √

34 0119517 Muh Bintang Putra Amin √ √ S √ √ √ √ √

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

118

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Komponen Yang Diamati

Siklus I

Persentase

I II III IV

1

Siswa yang hadir pada saat

pembelajaran berlangsung

29 30 26

T

E

S

S

I

K

L

U

S

I

83, 33

2

Siswa yang mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan guru

pada saat proses pembelajaran

berlangsung

12 18 25 53,92

3

Siswa yang mengajukan

pertanyaan pada saat

pembelajaran berlangsung

15 10 16 40, 19

4

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan

15 11 16 41,17

5

Ketertiban saat mengikuti proses

pembelajaran

29 20 26 73,52

6

Interaksi siswa saat melakukan

diskusi dengan temannya

11 14 20 44,11

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

119

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Komponen Yang Diamati

Siklus I

Persentase

I II III IV

1

Siswa yang hadir pada saat

pembelajaran berlangsung

28 32 34

T

E

S

S

I

K

L

U

S

II

92,15

2

Siswa yang mendengarkan atau

memperhatikan penjelasan guru

pada saat proses pembelajaran

berlangsung

27 31 31 87,25

3

Siswa yang mengajukan

pertanyaan pada saat

pembelajaran berlangsung

23 28 17 66,66

4

Keaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan

25 16 31 70,58

5

Ketertiban saat mengikuti proses

pembelajaran

28 31 31 88,23

6

Interaksi siswa saat melakukan

diskusi dengan temannya

20 25 30 73,52

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

120

DOKUMENTASI KEGIATAN

KEGIATAN SIKLUS I

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

121

KEGIATAN SIKLUS II

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

122

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

123

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

124

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

125

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

126

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

127

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS PANTUN …

128

RIWAYAT HIDUP

Nurul Istiqamah. Dilahirkan di Sungguminasa pada

tanggal 04 Desember 1997 anak kedua dari empat

bersaudara dari pasangan Ayahanda Haeruddin dan

Ibunda Musdalipa. Penulis masuk sekolah dasar pada

2005 di SD Inpres Biringkaloro dan tamat tahun 2011,

selanjutnya pada tahun 2011 penulis melanjutkan

pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Pallangga

tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis

melanjutkan pendidikan menengah keatas di SMA Negri 1 Pallangga dan tamat

pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan

tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar tepatnya di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan dengan mengambil Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia.