Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJARBAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING
MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IIMI AL-ITTIHAD SEMOWO KECAMATAN PABELAN
KABUPATEN SEMARANG SEMESTER IITAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh:FUADATUN NADIFAH
NIM 11511030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
ii
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA2018
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJARBAHASA INDONESIA MATERI MEMBACA NYARING
MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS IIMI AL-ITTIHAD SEMOWO KECAMATAN PABELAN
KABUPATEN SEMARANG SEMESTER IITAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Memperoleh GelarSarjana Pendidikan
Oleh:FUADATUN NADIFAH
NIM 11511030
iv
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAHIBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
v
vi
vii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ngalah ora kalah
(Orang yang mengalah bukan berarti kalah)
(Ibu Nyai Hj. Maimunah_PP. Sirbin Brabo)~~
PERSEMBAHAN
Bapak dan Mamak
Terima kasih tak terkira untuk warisan yang tak ternilai
harganya ini...
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
2. Bapak Suwardi, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd, selaku pembimbing yang telah memberikan
saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Drs. M. Choderin, MA, selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan
pengetahuan kepada penulis.
7. Karyawan-karyawan dilingkungan program studi PGMI IAIN Salatiga yang
telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.
x
8. Ibu Avif Nuravifah, S.S, selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang beserta jajarannya yang
telah memberikan ijin dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Ibu Siti Khodijah, S.Pd.I, selaku wali kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang yang turut membantu
dalam penelitian dan seluruh siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang yang telah mmbantu dan
mendukung peneliti dalam melakukan penelitian.
10. Ketiga orang tua, suami, anak dan keluarga tercinta yang selalu mendukung
baik moril maupun spiritual dalam studi penulis.
11. Sahabat PGMI IAIN Salatiga, JQH Al-Furqon, Racana IAIN Salatiga, Mbak-
mbak santri PPNQ Al-Ittihad Semowo serta sahabat-sahabat tercinta yang
senantiasa mengisi hari-hari penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik,
saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakanhasil
penelitian mendatang.
Akhir ucap terima kasih sambil kulantunkan do’a semoga skripsi ini ada
manfaatnya bagi semua orang.Amin Ya Rabbal’alamin.
Salatiga, Februari 2018Penulis
Fuadatun Nadifah
xi
ABSTRAK
Nadifah, Fuadatun,. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa IndonesiaMateri Membaca Nyaring melalui Metode Scramble pada SiswaKelas II Semester II MI Al-Ittihad Semowo Kcamatan PabelanKabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas TarbiyahDan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Metode ScramblePenelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar bahasa
Indonesia materi membaca nyaring siswa kelas II Semester II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Salah satupenyebab rendahnya hasil belajar yaitu kurangnya pendampingan gurusecara intensif karena terbatasnya waktu, kegiatan belajar yang monotondan tidak bervariasi, dan kurangnya motivasi dari guru. Tujuan utamadalam penelitian ini adalah melalui metode Scramble dapat meningkatkanhasil belajar bahasa Indonesia materi membaca nyaring pada siswa kelas IIsemester II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan KabupatenSemarang tahun pelajaran 2017/2018
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakankelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas II MI Al-IttihadSemowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun pelajaran2017/2018. Data pada penelitian ini diperoleh dari lembar pengamatan,soal evaluasi berupa tes objektif dan subjektif, dokumentasi, dan observasipada pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca nyaring denganmenggunakan metode Scramble.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkanbahwa metode Scramble dapat meningkatkan hasil belajar bahasaIndonesia pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik materi membacanyaring pada siswa kelas II semester II MI Al-Ittihad Semowo Kec.Pabelan Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018 dan dapat melampauitarget pencapaian 85% dari jumlah seluruh siswa dengan yang mencapaiKKM, 94% siswa telah mencapai KKM. Pada aspek kognitif dibuktikandengan peeningkatan persentase dari pra siklus sebanyak 15 siswa yangmencapai KKM atau 46% dari keseluruhan siswa kelas II dengan nilairata-rata 64,4, kemudian pada siklus I sebanyak 20 siswa atau 60% dengannilai rata-rata 72,3, pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 82% dengannilai rata-rata 82,1, dan pada siklus III sebanyak 31 siswa atau 94% yangmencapai KKM dari keseluruhan siswa kelas II yang berjumlah 33 siswadengan nilai rata-rata 87,8. Pada aspek afektif, siklus I rata-rata kelassebesar 13,5 meningkat menjadi 16 pada siklus II dan 16,3 pada siklus IIIdengan predikat sangat baik. Pada aspek psikomotorik, siklus I rata-ratakelas sebesar 12,4 meningkat menjadi 15,2 pada siklus II dengan predikatbaik dan menjadi 16 pada siklus III dengan predikat baik.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LOGO
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................. Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
ABSTRAK ......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xx
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan......................................... 9
xiii
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................9
F. Definisi Operasional................................................................................ 11
G. Metode Penelitian.................................................................................... 13
H. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 20
BAB IILANDASAN TEORI ............................................................................. 21
A. Kajian Teori ............................................................................................ 21
1. Hasil Belajar............................................................................................21
2. Metode Scramble.....................................................................................28
3. Membaca..................................................................................................33
B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 49
BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN.......................................................... 53
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) .................................................................... 53
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ................................................................ 55
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II............................................................... 66
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III...............................................................75
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................... 88
A. Analisis Tiap Siklus ................................................................................ 88
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 119
BAB VPENUTUP ........................................................................................... 127
xiv
A. Kesimpulan ........................................................................................... 127
B. Saran-saran ........................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 129
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Penelitian ................................................................................ 13
Bagan 1.1 Desain Siklus PTK Saur Tampubolon................................................ 15
Bagan 2.1 Aspek-aspek Membaca...................................................................... 41
Bagan 2.2 Jenis-jenis Membaca ......................................................................... 42
Tabel 3.1Nilai Pre Test ...................................................................................... 53
Tabel 3.2Data Keadaan Siswa............................................................................ 54
Tabel 3.3Lembar Observasi Guru Siklus I.......................................................... 60
Tabel 3.4Nilai Evaluasi Siklus I ......................................................................... 61
Tabel 3.5Lembar Observasi Aspek Afektif Siswa pada Siklus I ......................... 63
Tabel 3.6Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I ........................ 64
Tabel 3.7Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................................ 70
Tabel 3.8Nilai Evaluasi Siklus II........................................................................ 71
Tabel 3.9Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus II .......................................... 73
Tabel 3.10Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus II ............................... 74
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ......................................... 87
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Siswa Pra Siklus ...................................................... 88
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I..90
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I ............. 91
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus I .................................. 93
xvi
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I ......................... 94
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I........................ 95
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I ............... 96
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I .............................................. 97
Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus II..... 101
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II........ 102
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus II ............................. 103
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II.................... 105
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II .................. 106
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus II .......... 107
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ........................................ 108
Tabel 4.17 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus III ... 110
Tabel 4.18 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus III ...... 111
Tabel 4.19 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus III............................ 113
Tabel 4.20 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus III .................. 114
Tabel 4.21 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus III ................. 115
Tabel 4.22 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus III ......... 116
Tabel 4.23 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ....................................... 117
xvii
Tabel 4.24 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................................................................... 119
Tabel 4.25 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus, Siklus
I, Siklus II dan Siklus III .................................................................................. 121
Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I, Siklus II
dan Siklus III ................................................................................................... 122
Tabel 4.27 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I, Siklus II
dan Siklus III ................................................................................................... 123
Tabel 4.28 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ..................................................................................... 124
Tabel 4.29 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ..................................................................................... 125
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ...... 87
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ............................................. 88
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I .......... 91
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I ................ 92
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I.................. 95
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus I ........ 97
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II....... 102
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II............. 103
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus II............... 105
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus II ... 107
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus IIII .... 111
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus III ........... 112
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus III ............. 114
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus III.. 117
Gambar 4.11 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III...................................................... 120
Gambar 4.12 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif pada
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III...................................................... 122
xix
Gambar 4.13 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I,
Siklus II dan Siklus III ..................................................................................... 124
Gambar 4.14 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Psikomotorik
Siklus I, Siklus II dan Siklus III ....................................................................... 126
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................................... 133
Lembar Evaluasi Siklus I ................................................................................. 138
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................................... 140
Lembar Evaluasi Siklus II ................................................................................ 147
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III.................................................. 150
Lembar Penilaian Aspek Afektif ...................................................................... 157
Lembar Penilaian Aspek Psikomotorik Siklus I................................................ 158
Dokumentasi.................................................................................................... 159
Daftar Satuan Kredit Kegiatan ......................................................................... 161
Surat Pembimbing Skripsi................................................................................ 165
Surat Izin Penelitian......................................................................................... 166
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................................. 167
Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................................... 168
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... 172
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam
menunjang kemajuan bangsa di masa depan. Melalui pendidikan
manusia sebagai subjek pembangunan dapat dididik, dibina dan
dikembangkan potensi-potensinya. Tujuan ini agar menjadikan
mereka manusia yang berkualitas, sebagaimana yang tertera dalam
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang fungi pendidikan
nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut setiap
peserta didik harus mempunyai beberapa keterampilan, diantaranya
adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa
mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak
(listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills),
keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis
22
(writing skills). Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya
merupakan satu kesatuan yang hanya dapat diperoleh dan dikuasai
dengan jalan praktik dan banyak pelatihan.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa
disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis.
Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai cara.
Adapun cara yang akan ditempuh harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca
bukanlah kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis
semata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang
pembaca, agar dia mampu memahami materi yang dibacanya.
Pembaca berupaya agar lambang-lambang yang dilihatnya itu
menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar
membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu, guru perlu
merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui
kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu
23
sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain.
Permainan memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif
dan sosial anak. Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Indnesia di
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi secara lisan dan
tulisan. Kemampuan berkomunikasi yang baik dan benar adalah
sesuai dengan konteks waktu, tujuan dan suasana saat komunikasi
dilangsungkan. Standar kompetensi bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan
penguasaan, pengetahuan keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa Indonesia. Standar kompetensi yang dimaksud
yaitu, peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya serta dapat
menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan.
Keterampilan membaca idealnya dimiliki oleh setiap orang,
terutama siswa SD/MI agar mampu berkomunikasi secara tertulis.
Oleh sebab itu, keterampilan membaca menjadi sangat penting.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI yang bertumpu pada
kemampuan dasar membaca dan menulis perlu diarahkan pada
tercapainya keberhasilan penguasaan. Keterampilan membaca dan
menulis, khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai
24
oleh siswa di SD/MI karena keterampilan ini secara langsung
berkaitan dengan seluruh proses belajar siswa SD/MI. Keberhasilan
belajar siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar ditentukan
oleh penguasaan kemampuan membaca mereka.
Siswa yang belum mampu membaca dengan baik akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar untuk semua
mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap
dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai sumber
belajar. Akibatnya, kemajuan belajarnya juga lamban jika
dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca. Membaca tidak diajarkan sebagai suatu
pokok bahasan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu
kesatuan dalam pembelajaran bahasa bersama dengan keterampilan
berbahasa yang lain. Kenyataan tersebut dapat dilihat bahwa dalam
proses pembelajaran bahasa, keterampilan berbahasa tertentu dapat
dikaitkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Dalam hal ini
pengaitan antar keterampilan tersebut tidak selalu melibatkan
keempat keterampilan berbahasa sekaligus melainkan dapat
menyangkut dua keterampilan saja.
Pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan membaca di
SD/MI dilaksanakan sesuai dengan perbedaan kelas awal dan kelas
tinggi. Pelajaran membaca di kelas awal disebut dengan pelajaran
membaca permulaan sedangkan di kelas tinggi disebut dengan
25
pelajaran membaca lanjutan. Pelaksanaan membaca permulaan di
kelas awal dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode
tanpa buku dan membaca menggunakan buku. Pembelajaran
membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan alat peraga atau media selain buku misalya kartu
bergambar, kartu huruf, kartu kata dan kalimat, sedangkan
membaca dengan menggunakan buku merupakan kegiatan
membaca dengan menggunakan buku sebagai media pembelajaran.
Tujuan membaca permulaan di kelas rendah adalah agar siswa
dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan
tepat. Kelancaran dan ketepatan anak dalam membaca pada tahap
belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan
kreativitas guru yang mengajar di kelas rendah. Dengan kata lain,
guru memegang peranan penting dalam meningkatkan keterampilan
membaca siswa. Peranan penting tersebut menyangkut peran guru
sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan organisator dalam
proses pembelajaran. Menurut Badudu, pelaksanaan pembelajaran
bahasa Indonesia di SD ialah guru terlalu banyak meyuapi, tetapi
kurang menyuruh siswa aktif membaca, menyimak, menulis dan
berbicara.
Kenyataan di lapangan, di MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang yang memiliki 170 siswa masih
terdapat siswa yang kemampuan membacanya kurang, khususnya di
26
kelas II MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa dalam
kemampuan membaca hanya 46% atau sebanyak 15 siswa dari
keseluruhan siswa (33 siswa) yang memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM). Sedangkan KKM pelajaran bahasa Indonesia di
kelas II MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang sebesar 70.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru hanya meminta siswa
secara bergantian membaca bacaan dari buku paket. Salah satu
siswa membaca dan lainnya menyimak. Kegiatan belajar yang
kurang bervariasi seperti itu membuat siswa yang belum lancar
membaca menjadi jenuh dan kurang bersemangat alam kegiatan
membaca. Pembelajaran bahasa Indonesia kelas II interaksi
belajarnya masih kurang dan siswa yang belum lancar membaca
tidak mendapat tindak lanjut dari guru. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih
rendah. Suasana pembelajaran juga tidak mnyenangkan dan siswa
merasa jenuh.
Suasana yang tidak menyenangkan tersebut meenyebabkan
kemampuan membaca permulaan siswa rendah. Hal ini dapat
diketahui dari hasil obervasi siswa kelas II bahwa terdapat beberapa
siswa belum bisa meembedakan huruf, masih mengeja dalam
27
membaca kata yang panjang, membaca masih terbata-bata, ketika
siswa diminta untuk membaca beberapa kalimat sederhana yang
disajikan oleh guru di depan kelas, siswa mmbutuhkan waktu
cukup lama untuk membaca dan kurang lancar. Diketahui juga
bahwa siswa yang sudah tidak mengeja huruf belum memahami
banyak kosa kata dan ada yang sudah cukup lancar membaca tetapi
dalam menjawab soal berdasarkan teks masih salah.
Pada dasarnya setiap anak memiliki karakteristik sendiri-
sendiri. Siswa satu akan berbeda dengan siswa lainnya dalam
kemampuan belajarnya. Dalam hal ini seorang guru perlu
memperhatikan perbedaan kemampuan dan daya tangkap siswa
dalam belajar. Guru yang mengetahui karakteristik siswanya akan
lebih mudah menciptakan suasana belajar yang menarik dan sesuai
sehingga pmbelajaran akan lebih efektif. Suasana belajar yang
menyenangkan akan lebih memotivasi siswa agar lebih intensif.
Suasana belajar yang menyenangkan untuk kelas rendah dapat
diciptakan melalui metode permainan
Alternatif metode dalam pembelajaran yang didasarkan pada
prinsip “bermain sambil belajar” yaitu metode scramble. Metode
scramble adalah salah satu permainan bahasa. Metode scramble
menurut Robert B. Taylor dalam Miftahul Huda (2013: 303)
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode
28
scramble ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil
bermain, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuat
siswa tertekan dan bosan. Scramble ini sering dipakai untuk jenis
permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan
peningkatan wawasan pemikiran kosa kata dan huruf yang tersedia.
Aris Shoimin (2014: 166) mengemukakan bahwa metode scramble
merupakan model pembelajaran yang megajak siswa untuk mencari
jawaban terhadap suatu pertanyaan secara kreatif dengan cara
menyuun huruf-huruf atau kata yang disusun secara acak sehingga
membentuk suatu jawaban konsep yang dimaksud.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti
mengambil judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Membaca Nyaring melalui Metode Scramble pada Siswa
Kelas II Semester II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” sebagai
judul dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah melalui
metode Scramble dapat meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia materi membaca nyaring pada siswa kelas II semester II
MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
pada tahun pelajaran 2017/2018?
29
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia materi membaca nyaring pada siswa kelas II
semester II MI Al-Ittihad Semowo pada tahun pelajaran 2017/2018
melalui metode Scramble.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan
metode Scramble dapat meningkatkan hasil belajar bahasa
Indonesia materi membaca nyaring pada siswa kelas II semester
II MI Al-Ittihad Semowo pada tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan individu dalam penelitian ini
adalah jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65% dan indikator
keberhasilan klasikal dalam penelitian ini adalah jika dalam
kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait, secara
khusus manfaat penelitian ini adalah:
30
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti dapat mengembangkan ilmu yang dimiliki.
b. Menambah pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan
metode Scramble.
b. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
kepercayaan diri bagi seorang guru.
3. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
b. Untuk memotivasi belajar membaca siswa.
c. Metode Scramble dapat meningkatkan motivasi belajar
membaca siswa, mudah menyerap materi, meningkatkan
keaktifan siswa dan memberikan suasana belajar baru dalam
belajar membaca.
4. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan
sekolah.
b. Dapat meningkatkan mutu pendidikan menjadi yang lebih
baik.
31
5. Bagi Pembaca
a. Mendapat wawasan baru mengenai pembeelajaran yang
aktif, kreatif, dan inovatif.
b. Dapat dijadikan kajian positif dan penelitian lebih lanjut.
F. Definisi Operasinal
Untuk memperjelas mengenai judul ini, penulis akan menegaskan
kembali dan memberi arahan tentang apa yang akan di teliti sebagai
berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa baik
pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang
merupakan timbal balik dari proses belajar mengajar yang telah
dilakukan.(Sudjana, 1989:2).
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi
pelajaran yang sangat penting di sekolah. Tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat
menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi
dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah
dasar.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai
32
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi
guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia
siswa serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan
kemampuan siswa.
3. Membaca
Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca
nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan
(dengan nyaring) kepada orang lain.
4. Metode Scramble
Metode Scramble menurut Robert B. Taylor dalam Miftahul
Huda (2013: 303) merupakan salah satu metode pembelajaran
yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir
siswa. Scramble kalimat yakni sebuah permainan menyusun
kalimat dari kata-kata acak. (Aris Shoimin, 2014: 166)
Menurut peneliti, metode Scramble adalah metode
pembelajaran yang dapat melatih peserta didik untuk berfikir
secara kritis dan fokus karena dalam metode ini siswa dilatih
untuk jeli dan teliti.
Dari definisi operasional diatas dapat disimpulkan bahwa,
metode Scramble merupakan metode pembelajaran yang dapat
33
meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berfikir siswa serta
melatih siswa untuk jeli, fokus dan teliti.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni meningkatkan hasil
belajar bahasa Indonesia materi membaca nyaring pada siswa
kelas II semester II MI Al-Ittihad Semowo melalui metode
Scramble.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat.(Aqib, 2010: 3).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di MI Al-Ittihad Semowo,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
34
b. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No DeskripsiNovember Desember JanuariI-III IV I-IV I II III IV
1. PenyusunanProposalPenelitian v
2. PenyusunanLandasanTeori v v
3. PersiapanPenelitian v
4. PelaksanaanPenelitian v v
5. Input Data v v6. Analisis Data v7. Penyusunan
LaporanPenelitian(SKRIPSI) v v v
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model
Refleksi Awal Saur Tampubolon. Adapun bagan PTK
model Refleksi Awal Saur Tampubolon bisa dilihat dalam
bagan 1.1 sebagai berikut:
35
Bagan 1.1
Desain Siklus PTK Model Refleksi Awal Saur Tampubolon
(Saur, 2014: 28)
Refleksi Awal PerencanaanTindakan Observasi
Evaluasi/Refleksi
Hasil Penelitian (Pencapaian IndikatorPenelitian)
Atau Siklus Berikutnya
Evaluasi/Refleksi Observasi
PelaksanaanTindakanPerbaikan
PerencanaanTindakanPerbaikan
Rencana TindakanPerbaikan Siklus IIII
Rencana Tindakan Siklus I
36
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunkan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam
penelitian, dimana peneliti atau pengamat melihat situasi
penelitian. (Kusumah dan Dwitagama, 2010: 66).
Observasi dilaksanakan untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Pada langkah
ini peneliti harus menguraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkan data yang relefan.
(Suyadi, 2010:63).
Dalam metode ini yang diobservasi meliputi kegiatan
guru di dalam kelas (pengelolaan kelas), kegiatan siswa
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, dan
observasi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar
yang berkaitan dengan Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Materi Membaca Nyaring melalui Metode
Scramble pada Siswa Kelas II MI Al-Ittihad Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Hal ini dilakukan untuk menarik kesimpulan
pada setiap siklus yang kemudian akan direfleksikan pada
siklus berikutnya.
37
b. Metode Tes
Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau
prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran
dan penilaian bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa
pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee,
sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil
pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai
mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai
oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu. (Sudijono, 2011: 67)
Sebagai salah satu indikator penentuan keberhasilan
metode Scramble dalam penelitian tindakan kelas, jenis
tes yang digunakan adalah tes formatif, yang bertujuan
untuk mengukur sejauh mana peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk
memperoleh data tentang jumlah guru dan siswa, sarana
dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain
sebagainya yang dianggap penting.
38
5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) teknik melengkapi cerita adalah penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif. Teknik deskriptif yang
diperlukan berupa perhitungan sebagai berikut:
a. Membandingkan Pencapaian Nilai dengan KKM
Peneliti membandingkan pencapaian nilai dengan KKM
pada setiap siklusnya dengan ketentuan jika nilai siswa ≥
dari batas KKM, yakni 70, maka siswa tersebut telah
mencapai KKM. Jika nilai siswa kurang dari 70 maka siswa
tersebut tidak mencapai KKM.
b. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Klasikal
Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2009:241) setiap
siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika
proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam
kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas
belajarnya. Tetapi berdasarkan ketentuan KTSP penentuan
ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing
sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan
minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan,
yaitu: kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda;
39
P = × 100
fasilitas (sarana) setiap sekolah berbeda; dan daya dukung
setiap sekolah berbeda.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka keberhasilan
penelitian ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa, yaitu
apabila siswa telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal
85% dari jumlah seluruh siswa dengan nilai KKM 70.
Ketuntasan belajar siswa dikatakan meningkat jika
prosentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II
lebih besar daripada prosentase ketuntasan belajar secara
klasikal pada siklus I. Prosentase kriteria ketuntasan
klasikal ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
(Aqib, dkk., 2010:41)
40
6. Sistematika Pembahasan
Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I, Pendahuluan. Pada Bab I terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II, Landasan Teori. Pada Bab II dibahas tentang hasil
belajar, metode Scramble, serta membaca.
Bab III, Pelakanaan Penelitian. Pada bab ini diuraikan
tentang hasil pengamatan saat penelitian. Bab ini terdiri atas
deskripsi pra siklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II.
Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini
dianalisis hasil penelian yang telah dilakukan. Bab ini terdiri
atas analisis setiap siklus dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V, Penutup. Pada bab ini terdiri atas kesimpulan dan
saran-saran.
41
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses, mengandung tiga
unsur yang dapat mengajar, dan hasil belajar (Sudjana, 1989: 2).
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa baik dari
aspek kognitif, afektif maupun psikomtorik yang merupakan timbal
balik dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Menurut Mulyasa (2009: 212) Hasil belajar adalah prestasi
belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator
kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang
bersangkutan.
Menurut Sam’s (2010: 33) Hasil belajar adalah suatu
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai
akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh.
Dari definisi para ahli di atas, peneliti menarik kesimpulan
bahwa hasil belajar merupakan suatu proses latihan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku baik pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
42
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan
hasil belajar menjadi tiga bagian, yakni:
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
a) Tipe Pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif
tingkat rendah yang paling rendah. Namun tipe belajar ini
menjadi prasyarat bagi pemahaman yang berlaku untuk
semua bidang studi. (Sudjana, 1989: 23)
Description of knowledge level is remember (recall)
appropiate, previously learned facts and information.
(Thomas, 2004:6) Level pengetahuan ditandai dengan
kemampuan siswa untuk mengingat kembali fakta dan
informasi yang didapatkan pada pembelajaran yang telah
ditempuh.
b) Tipe Pemahaman
Tipe hasil belajar pemahaman merupakan tipe yang
setingkat lebih tinggi daripada tipe pengetahuan.
Comphrehension level is interpret information (understand
in your own words). (Thomas, 2004: 6) Pada tipe ini siswa
43
mampu menjelaskan suatu pengetahuan dengan susunan
kalimatnya sendiri. Nana Sudjana mengklasifikasikan tipe
hasil belajar ke dalam tiga tingkat, yakni:
(1) Tingkat Terendah: Pemahaman Terjemahan
Pemahaman tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan dalam arti sebenarnya, misalnya dari bahasa
Inggris ke bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka
Tunggal Ika, mengartikan merah putih, dll.
(2) Tingkat Kedua: Pemahaman Penafsiran
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang
diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa
bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang
pokok dengan yang bukan pokok.
(3) Tingkat Ketiga: Pemahaman Ekstrapolasi
Pemahaman tertinggi adalah pemahaman
ekstrapolasi, yakni melihat dibalik yang tertulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi, dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus
atau masalahnya.
44
c) Tipe Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi
konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin
berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Application is apply information (use information to
solve problems or procedure)(Thomas, 2004: 6).
Kemampuan siswa pada tipe ini ditandai dengan
pencapaian siswa menggunakan informasi yang telah
didapat untuk memecahkan masalah yang dijumpai. Dalam
bahasa Indonesia, hal ini dapat ditandai dengan kemampuan
siswa dalam menggunakan berbagai macam metode atau
teknik dalam membaca.
d) Tipe Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hirarkinya atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan
yang kompleks, yang memanfaatkan ketiga tipe
sebelumnya.
Analysis is break information down into parts.
(Thomas, 2004:6). Dalam tipe analisis, siswa diharapkan
mampu mengklasifikasikan informasi-informasi serta
mengevaluasi data-data yang telah didapat.
45
e) Tipe Sintesis
Synthesis is creatively or divergently apply prior
knowledge and skills to produce a new or original whole.
(Thomas, 2004:6). Sintesis merupakan penyatuan unsur-unsur
atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir
sintesis merupakan ranah berpokir divergen, dimana siswa
dapat menemukan hubungan kausal tertentu, atau menemukan
abstraksi atau operasionalnya.
f) Tipe Belajar Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai
sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara
kerja, pemecahan metode, materi, dll. (Sudjana,1989: 28).
Evaluation is make judgment against st criteria or
standards.(Thomas,2004: 7). Tipe belajar evaluasi
menargetkan siswa mampu menilai sebuah pernyataan atau
keadaan yang dijumpai.
1) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Dalam
ranah afektif, terdapat lima jnis kategori, yakni:
a) Reciving/Attending
Receiving is a willingness to receive information,
directly related to motivation. (Wirth, 2008: 7) Penerimaan
siswa ditandai dengan antusiasisme siswa pada saat
46
pembelajaran berlangsung. Siswa menyimak pelajaran
dengan baik.
b) Responding atau Jawaban
Respon siswa ketika guru atau teman sebaya
mengajukan pertanyaan atau memerintahkan untuk
melakukan sesuatu merupakan indikator afektif tingkat
kedua, rsponding. Rsponding is showing some now
thingking or behavior as a result of an experience.(Wirth,
2008: 7)
c) Valuing atau Penilaian
Valuing is finding worth or value in a subject, activity,
assignment, etc.(Wirth, 2008: 7). Valuing ditandai dengan
kemampuan siswa untuk menerima sebuah nilai,
mempertimbangkan apakah nilai tersebut baik atau buruk.
d) Organisasi
Kemampuan siswa untuk memilah nilai-nilai yang
diterima, untuk kemudian mengorganisasikan sesuai
dengan kategorinya merupakan kemampuan afektif tingkat
ke empat. Organizing is integrating new information and
values into one’s set values. (wirth, 2008: 7)
e) Karakteristik
Characterizing is acting consistently with the new
values, having a value set. (Wirth, 2008: 7). Tingkat
47
tertinggi dalam aspek afektif adalah kemampuan siwa
dalam menginternalisasi nilai-nilai yang telah dipelajari
serta meengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
secara konsisten.
1) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk
ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam
tingkatan ketrampilan, yakni:
a) Observasi
Langkah pertama untuk membentuk seuah
ketrampilan adalah mengamati gerak-gerik orang lain.
Observation is watching the skill or activity being
performed. (Jones and Bartlett, 2008: 63)
b) Peniruan/Imitasi
Imitation is copying the skill or activity in step by
step manner. (Jones and Bartlett, 2008: 63). Pada langkah
kedua ini, siswa menirukan kegiatan atau keahlian dalam
langkah demi langkah.
c) Manipulasi
Setelah siswa mampu menirukan aktivitas atau keahlian
dalam langkah demi langkah, tahap selanjutnya adalah
menirukan aktivitas atau keahlian yang diberikan oleh guru.
48
Manipulation is performing the skill based on instruction.
(Jones and Bartlett, 2008: 63).
d) Presisi
Precision is performing the skill until it becomes habbit.
(Jones and Bartlett, 2008: 63). Latihan secara terus menerus
diperlukan agar keahlian atau aktivitas yan diharapkan
menjadi sebuah kebiasaan dalam keseharian siswa.
e) Artikulasi
Articulation is combining multiple skills together.
(Jones and Bartlett, 2008: 63). Siswa memerlukan latihan
lebih lanjut untuk menggabungkan keahlian yang telah
dipelajari dengan keahlian lain yang dikuasai, sehingga
memudahkan siswa untuk mengerjakan sebuah aktivitas.
f) Naturalisasi
Tujuan utama penddikan adalah pengaplikasian
ilmu yang dipelajari oleh siswa di sekolah dalam kehidupan
sehari-hari. Disinilah pentingnya naturalisasi kemampuan
psikomotorik siswa. Naturalization is performing multiple
skills correctly all the time. (Jones and Bartlett, 2008: 63)
2. Metode Scramble
a. Pengertian Metode Scramble
Metode scramble adalah salah satu metode permainan bahasa.
Metode scramble menurut Robert B. Taylor dalam Miftahul Huda
49
(2013: 303) merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Metode
scramble ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil
bermain, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuat
siswa tertekan dan bosan.
Metode scramble sering digunakan oleh anak-anak sebagai
permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan
dan peningkatan wawasan pemilikan kosakata dan huruf yang
tersedia. Komalasari (Raudhatul Jannah, 2013: 2) mengemukakan
bahwa scramble adalah metode pembelajaran yang mengajak
siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan secara kreatif
dengan cara menyusun huruf-huruf atau kata yang disusun secara
acak sehingga membentuk suatu jawaban konsep yang dimaksud.
Scramble atau acak kata merupakan permainan yang digemari
oleh semua siswa, tidak hanya anak-anak karena permainan ini
melibatkan kejelian pikiran dan pengetahuan untuk menyusun kata
atau frase. (Hanafi, 2009: 207) Metode ini bisa mendorong peserta
didik untuk berfikir secara aktif dengan materi yang ada.
Permainan ini sangat baik untuk mengembangkan daya pikir tinggi
peserta didik.
Dari penjelasan diatas tentang metode scramble, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa metode ini cocok untuk
meningkatkan ketrampilan membaca permulaan peserta didik kelas
50
awal, terutama dalam membedakan huruf “b”, “d”, “p”, dan “q”,
dan mengeja dalam membaca kata yang panjang.
b. Macam-Macam Metode Scramble
1) Scramble Kata
Scramble kata, yakni sebuah permainan menyusun
kata-kata dan huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya
sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna,
mialnya:
Nitape = petani
Bkerjae = bekerja
2) Scramble Kalimat
Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun
kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis,
bermakna, tepat, dan benar.
Contohnya:
Pergi-aku-bus-naik-ke-Bandung
Jika disusun menjadi : aku pergi ke Bandung naik bus
3) Scramble Wacana
Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun
wwacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil
susunan wacana hendaknya logis dan bermakna.
51
c. Langkah-Langkah Metode Scramble
1) Persiapan
a) Guru menyiapkan bahan ajar dan media yang akan
digunakan. Media yang digunakan berupa kartu soal dan
kartu jawaban, yang sebelumnya jaaban telah diacak
sedemikian rupa.
b) Guru menyiapkan kartu sebanyak kelompok yang dibagi.
c) Guru mengatur tempat duduk dan kesiapan belajar siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan
soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang
benar/cocok.
b) Guru melakukan diskusi kelompok besar untuk
menganalisis dan mendengar pertanggung jawaban dari
setiap kelompok atas hasil kerjanya.
c) Guru membandingkan dan mengkaji jawaban yang tepaat
dan logis.
3) Tindak Lanjut
a) Guru memberikan tugas yang serupa dengan bahan yang
berbeda.
b) Guru meminta setiap kelompok untuk menyempurnakan
teks, jika terdapat susunan yang tidak logis.
c) Kegiatan mengubah materi bacaan
52
d) Mencari kosakata baru di dalam bacaan dan
mengaplikasikannya (pemakaian dalam kalimat)
e) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang
mungkin ditemukan dalam teks wacana latihan.
d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Scramble
1) Kelebihan Metode Scramble
a) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap
anggota kelompok harus mengetahui bahwa semua anggota
mempunyai tujuan yang sama. Mereka harus berbagi tugas
dan tanggung jawab, dikenai evaluasi, dan berbagai
kepemimpinan. Selain itu, setiap anggota kelompok
membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama dan
nantinya akan dimintai pertanggung jawaban secara
individual tentang materi yang ditangani dalam kelompok
kooperatif. Maka dari itu, dalam teknik ini setiap siswa
tidak ada yang diam karena setiap individu diberi tanggung
jawab akan keberhasilan kelompoknya.
b) Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk saling
belajar sambil bermain. Mereka dapat berkreasi sekaligus
belajar dan berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan
tidak membuat mereka stres atau tertekan.
53
c) Selain membangkitkan kegembiraan dan melatih
ketrampilan tertentu metode ini juga dapat memupu rasa
solidaritas dalam kelompok.
d) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan
biasanya mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
e) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa
berlomba-lomba untuk maju.
2) Kekurangan Metode Scramble
a) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
b) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikan
dengan waktu yang telah ditentukan.
c) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh
kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,
pembelajaran akan sulit diimplementasikan guru.
d) Metode permainan ini biasanya menimbulkan suara gaduh.
Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan.
3. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
yang dikutip oleh Ahmad Susanto(2012: 83) adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
54
hanya dalam hati). Membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan
menulis. Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan berbagai
cara. Adapun cara yang akan ditempuh harus sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Membaca merupakan
kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiatan
memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-
macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia
mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar
lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang
yang bermakna baginya. Membaca adalah salah satu cara agar
melati peserta didik untuk menjadi individu yang lebih terampil.
Membaca juga merupakan aktifitas atau kegiatan yang kompleks
dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berpikir dan berbagai
aksi pikiran yang bekerja secara terpadu mengarah pada satu tujuan
yaitu memahami makna paparan tertulis secara keseluruhan.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Soedarso (1999: 4),
bahwa membaca adalah “aktivitas yang kompleks dengan
mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah,
meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
mengamati dan mengingat-ingat, kita tidak dapat membaca tanpa
menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita”. Lain
55
halnya dengan Tarigan (1979: 8) yang mendefinisikan membaca
adalah suatu proses yang mendefinisikan membaca adalah suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-
kata/bahasa tulis. Selain itu, tarigan menambahkan membaca dapat
pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis. Sedangkan menurut Crawley dan Mountai
dalam Farida Rahim (2007: 2) Membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis ke dalam kata-kata lisan yang
mencakup pengenalan kata, pemahaman literatur, interpretasi,
membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang bersifat reseptif (Damiyati Zuchdi dan Budiasih, 1997:
49). Disebut reseptif karena melalui membaca, seseorang akan
dapat memperoleh informasi, ilmu, dan pengalaman baru. Semua
yang diperoleh dari kegiatan membaca maka seseorang akan
mampu mempertinggi daya pikirnya, serta memperluas
wawasannya. Oleh karena itu kegiatan membaca sangatlah penting
bagi seseorang untuk lebih maju.
Pengertian tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Farida Rahim (2007: 3) bahwa membaca sebagai proses visual
yang menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Membaca
56
sebagai proses linguistik berarti membaca untuk membangun
makna, sedangkan fonologis, semantik, dan fitur sintaksis
mmbantunya mengkomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-
pesan. Proses metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan
suatu strategi, pemonitoran, dan pengevaluasian. Pembaca pada
tahap ini mengidentifikasi tugas membaca untuk membentuk
strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan
menilai hasilnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Syafi’ie melalui Farida Rahim
(2007: 2) ada tiga istilah yang sering digunkan untuk memberikan
komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding,
dan meaning. Recording yaitu membaca merujuk pada kata-kata
alam kalimat, kemudian mengasosiasikan dengan bunyi-bunyian
sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan. Proses decoding
(penyandian) merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis
ke dalam kata-kata. Proses recording dan decoding biasanya
berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu SD/MI kelas I, II, dan III
yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Sementara tu
proes memahami makna meaning lebih ditekankan di kelas-kelas
tinggi SD/MI (kelas IV, V, dan VI).
Pengertian senada juga disampaikan oleh Klein, dkk melalui
Farida Rahim (2007: 3) bahwa definisi membaca mencakup (1)
membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis,
57
dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan
strategis yaitu membaca menggunakan berbagai strategi membaca
yang sesuai bacaan. Membaca adalah interaktif yaitu keterlibatan
pembaca dengan teks, memenuhi tujuan yang ingin dicapainya
dengan berinteraksi antara pembaca dengan teks bacaan.
Berdasarkan pengertian membaca menurut para ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses interaksi
pembaca dengan teks bacaan untuk memenuhi tujuan yang ingin
dicapainya.
b. Keterampilan Membaca Permulaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi Hasan, 2007:
1043), keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam
melaksanakan tugas. Sedangkan menurut Soemardji, dkk (1991: 2),
kata keterampilan sama artinya dengan kecekatan. Terampil atau
cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan
benar. Seseorang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi
salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian juga apabila
seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat,
hal tersebut tidak dapat dikatakan terampil. Dari pendapat tersebut
keterampilan dapat diartikan sebagai kecakapan dalam
melaksanakan tugas dalam hubungannya dengan objek atau situasi
yang meliputi rangkaian keseluruhan sensori, mekanisme gerak
untuk melakukan esuatu dengan cepat dan benar.
58
Menurut Tarigan (1986: 10) keterampilan membaca adalah
suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang melibatkan
serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.
Keterampilan membaca mencakp tiga komponen yakni (1)
pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (2) korelasi
aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur linguistik yang
formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna.
Keterampilan membaca di SD/MI dilaksanakan sesuai dengan
perbedaan kelas awal dan kelas tinggi. Pada kelas awal kegiatan
membaca ini disebut dengan kegiatan membaca permulaan.
Kegiatan membaca permulaan ditekankan pada pengenalan dan
pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan
kalimat dalam bentuk sederhana. Pengucapan tersebut akan lebih
bermakna jika dapat membangkitkan makna seperti dalam
pembicaraan lisan. Laar belakang siswa juga berpengaruh dalam
pengembangan kosa kata dan konsep dalam membaca permulaan.
Menurut Broghton melalui Tarigan (1986: 11) secara garis
besar terdapat dua aspek penting dalm membaca, yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang
dianggap berada pada urutan yang paling rendah. Aspek ini
mencakup (1) pengenalan bentuk huruf, (2) pengenalan unsur-
unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frasa, pola klause,
kalimat, dan lain-lain), (3) pengenalan hubungan korespondensi
59
pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan
tertulis), dan (4) kecepatan membaca bertaraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dianggap berada
pada urutan yang lebih tinggi, aspek ini mencakup (1)
memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatial,
retorikal), (2) memahami signifikasi atau makna, (3) evaluasi
atau penilaian, dan (4) kecepatn membaca yang fleksibel, yang
mudah disesuaikan dengan keadaan.
Menurut pendapat diatas keterampilan membaca permulaan
berada pada tahap yang pertama yaitu tahap keterampilan yang
bersifat mekanis (mechanical skills) yang dianggap berada pada
urutan yang paling rendah. Pada tahap ini keterampilan membaca
tingkat dasar yang menunjuk pada pengenalan dan penguasaan
lambang-lambang fonem yang sudah dikenal dan kemampuan
menyuarakan bahan tertulis.
Keterampilan membaca permulaan lebih diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek
huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan
lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada
tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan
lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh
pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi tersebut.
(Kemendikbud, 2012: 3)
60
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan
membaca tingkat dasar yang menunjuk pada pengenalan dan
penguasaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal dan
kemampuan menyuarakan lambang-lambang tertulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna.
c. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud
tujuan, atau intensif kita dalam membaca. (Tarigan, 1979: 9)
Selain itu, menurut Tarigan (1979: 13) tujuan membaca
mencakup beberapa hal, antara lain:
1) Kesenangan
2) Menyempurnakan membaca nyaring
3) Menggunakan strategi tertentu
4) Memperbaharui pengetahuannya dengan suatu topik
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang baru
diketahuinya
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
61
8) Menampilkan suatu ekperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberpa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks
9) Aspek-aspek membaca.
d. Aspek-aspek Membaca
Bagan 2.1 Aspek-aspek Membaca
Aspek-aspek Membaca
Kecepatanmembaca: lambat
Pemahamanpengertiansederhana
Pemahamansignifikasi/makna
Evaluasi/penilaianisi dan bentuk
Kecepatanmembaca: fleksible
Pengenalan bentukhuruf
Pengenalan unsur-unsur linguistik
Pengenalanhubungan bunyi danhuruf
Keterampilan Pemahaman(urutan lebih tinggi)
Keterampilan Mekanis(urutan lebih rendah)
62
e. Jenis-jenis Membaca
Dalam penelitian ini, tidak semua jenis membaca dikaji, akan
tetapi hanya terbatas pada jenis membaca nyaring yang
dilaksanakan di kelas II SD/MI (pada kelas rendah membaca
nyaring disebut juga membaca permulaan) yaitu dengan
Bagan 2.2 Jenis-jenis Membaca
MEMBACA
Membaca dalam HatiMembaca Nyaring
MembacaIntensif
MembacaEkstensif
Membaca Survei Membaca Sekilas Membaca Dangkal
MembacaTelaah Bahasa
MembacaTelaah Isi
Membaca Bahasa
Membaca Sastra Membaca Teliti Membaca Pemahaman Membaca Kritis
Membaca Ide-ide
63
memfokuskan pembelajaran dalam membedakan huruf “b”, “d”,
“p”, dan “q”, mengeja dalam membaca kata yang panjang, dan
kelancaran membaca siswa.
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan
menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan dan intonasi
yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap
informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa
pikiran, perasaan, sikap ataupun pengalaman penulis.
Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah
sebagai berikut:
1) Menggunakan ucapan yang tepat.
2) Menggunakan frase yang tepat.
3) Menggunakan intonasi suara yang wajar dalam posisi sikap
yang baik.
4) Menguasai tanda-tanda baca.
5) Membaca dengan terang dan jelas.
6) Membaca dengan penuh perasaan (ekspresif).
7) Membaca dengan tidak terbata-bata (membaca dengan lancar).
8) Mengerti serta memhami bahan bacaan yang dibacanya.
9) Membaca dengan penuh percaya diri.
10) Pembelajaran Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Akhadiah
64
(1992: 29) pembelajaran membaca memiliki peranan penting,
sebab melalui pembelajaran membaca guru dapat memilih wacana-
wacana yang memudahkan penanaman nilai-nilai keindonesiaan
pada peserta didik misalnya wacana yang berkaitan dengan tokoh
nasional, kepahlawanan, kenusantaraan, dan kepariwisataan. Selain
itu, melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan
nilai-nilai moral, kemamun bernalar dan kreativitas anak didik.
Pendapat di atas sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Depdikbud (1996: 6) bahwa pembelajaran membaca permulaan
diberikan di kelas I dan II SD/MI. Tujuannya supaya siswa
terampil membaca dan sebagai bekal pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi pelajaran bahasa
Indonesia dan juga pelajaran di kelas berikutnya yaitu I, II, dan III.
Berikut ini pembelajaran membaca yang dilaksanakan di
SD/MI menurut Herusantosa (melalui Abbas, 2006: 103), yakni:
1) Pembinaan dasar mekanisme membaca.
2) Mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang
ditulis dengan intonasi yang wajar.
3) Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan
lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat. Diperoleh
dari pemercepatan waktu fiksasi dan jarak fiksasi inilah yang
menjadi tujuan utama pembelajaran membaca permulaan.
65
Menurut Damyati Zuchdi dan Budiasih (1997: 51) materi yang
diajarkan dalam membaca permulaan adalah sebagai berikut:
1) Lafal, intonasi dan kalimat sederhana.
2) Huruf-huruf yang sering digunakan dalam kata atau kalimat
sederhana yang dikenal oleh siswa (huruf yang diperkenalkan
secara bertahap sampai dengan 14 huruf). Contohnya: (1) a, i,
m, n. Contoh: ini, mama., (2) u, l, b. Contoh: ibu, lala., (3) e, t,
p. Contoh: ema, topi., (4) o, d. Contoh: bola, didi., (5) k, s.
Contoh: kuda, satu.
3) Kata-kata baru yang menggunakan huruf-huruf yang sudah
dikenal. Contoh: toko, boneka, mata.
4) Lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal (huruf yang
diperkenalkan 10 sampai 20 huruf).
5) Puisi yang sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan siswa.
6) Bacaan lebih kurang 10 kalimat (lafal dan intonasi wajar).
Pendapat diatas akan dijadikan sebagai pedoman untuk
membuat instrumen penelitian.
Pembelajaran membaca di kelas I dan kelas II merupakan tahap
awal seorang anak belajar membaca. Kemampuan membaca siswa
yang diperoleh pada kelas I dan kelas II menjadi dasar
pembelajaran membaca di kelas berikutnya. Oleh karena itu, sangat
penting untuk dilakukan upaya peningkatan keterampilan membaca
di kelas rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat Damiyati Zuchdi
66
dan Budiasih (1997: 49) yang mengatakan bahwa guru kelas I dan
II haruslah berusaha secara sungguh-sungguh agar dapat
memberikan dasar kemampuan membaca yang memadai kepada
siswa. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik, perlu
ada perencanaan, baik materi, metode, maupun pengembangannya.
Untuk mendukung hal tersebut guru harus mengetahui proses dasar
dalam membaca permulaan seperti yang dikemukakan oleh Abbas
(2006: 103-104) sebagai berikut:
1) Dimulai dari penamaan kesanggupan mengidentifikasi huruf
(lambang bunyi dengan bunyinya), menuju kepenanaman
kesanggupan mengidentifikasi struktur kata dengan struktur
bunyinya. Ini dilakukan dalam proses membaca.
2) Dimulai dari penamaan kesanggupan mengidentifikasi bunyi
dengan huruf (lambang bunyi) menuju kepenanaman
kesanggupan mengidentifikasi struktur bunyi dengan struktur
katanya. Ini dilakukan dalam proses menulis.
Dalam meningkatkan kualitas membaca diperlukan banyak
ulangan (khususnya mengulang kata-kata yang baru diajarkan).
Menurut Abbas (2006: 104) dengan memperbanyak pengulangan
maka akan dicapai hal-hal sebagai berikut:
1) Pemercepatan waktu fiksasi (fixation time) pemahaman kata,
kelompok kata. Anak akan dilatih dengan lompatan-lompatan
67
pandangan mata dari kata atau kelompok kata yang satu ke
yang lain makin cepat.
2) Pemerluasan jarak fiksasi (fixation span) pemahaman kata atau
kelompok kata/kalimat. Anak akan dilatih untuk memahami
makna kata/kelompok kata yang satu ke yang lainnya sehingga
pengertian yang dipahami semakin luas.
Dalam Depdikbud (1995: 9-14) pembelajaran membaca
permulaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Tingkat perkembangan anak, perkembangan siswa yang satu
dengan yang lainnya berbeda-beda baik fisik maupun mental.
Oleh karena itu guru hendaknya membimbing siswa sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
2) Tingkat kesiapan anak, tingkat kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran berbeda-beda. Untuk itu guru hendaknya memberikan
perhatian khusus kepada anak yang belum siap agar
menyesuaikan diri dengan baik.
3) RPP mata pelajaran bahasa Indonesia, guru dalam mengajar
hendaknya berpedoman pada garis-garis besar program
pengajaran agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
4) Tujuan pembelajaran, guru dalam pembelajaran hendaknya
berorientasi pada tujuan yang dibuat oleh guru dengan
berpedoman pada RPP.
68
5) Sumber bahan pengajaran, bahan ajar yang digunakan guru
dapat diambil dari sumber-sumber yang terpercaya seperti dari
Depdikbud maupun swasta yang telah disahkan.
6) Peralatan dan perlengkapan, guru hendaknya menyiapkan alat
dan prasaan yang menunjang pembelajaran. Alat dan
perlengkapan harus sesuai dengan materi yang diajarkan.
7) Keaktifan anak, guru hendaknya lebih memperhatikan aktivitas
siswa. Guru dapat menciptakan pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) dengan
multimetode.
8) Sikap membaca dan menulis yang benar, sikap yang perlu
diperhatikan dalam membaca diantaranya sikap duduk,
penerangan, dan letak buku.
9) Metode, ada beberapa metode dalam membaca permulaan
antara lain adalah metode abjad, metode bunyi, metode suku
kata, metode kata lembaga, metode global, metode SAS, dll.
Berdasarkan uraian di atas, membaca permulaan dimulai dari
belajar mengidentifikasi huruf, mengidentifikasi struktur kata dan
bunyinya, pengenalan huruf yang lebih menitikberatkan pada lafal
dan intonasi kata, pengenalan huruf-huruf yang sering digunakan
dalam kata atau kalimat sederhana, pengenalan kata-kata baru.
Pembelajaran membaca juga harus memperhatikan beberapa hal
antara lain tingkat perkembangan anak, tingkat kesiapan anak,
69
tujuan pembelajaran, sumber bahan pengajaran, peralatan atau
perlengkapan, keaktifan anak, sikap membaca dan menulis yang
benar, dan metode.
B. Kajian Pustaka
Syukrini Inshofa dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui Metode
Scramble pada Siswa Kelas V MI Tholabiyah Tegaron Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” memberikan
kesimpulan bahwa penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang menariknya
metode penyampaian materi Sejarah Kebudayaan Islam yang dibuktikan
melalui survei. Pada survei tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran SKI masih terlalu rendah walaupun masih di
atas KKM dari hasil nilai rata-rata harian siswa kelas V dihasilkan nilai
rata-rata 6,4 sedangkan nilai KKM mata pelajaran SKI adalah 6,0. Dalam
penelitian ini peneliti menerapkan metode scramble dalam pembelajaran
SKI. Karena permainan ini melibatkan kejelian pikiran dan pengetahuan
untuk menyusun kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik
untuk aktif dalam proses pembelajaran SKI. Penggunaan metode ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar
siswa/ prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran dengan metode
Scramble mampu meningkatkan minat belajar dan motivasi pada siswa
dalam pembelajaran SKI. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang
70
dilakukan peneliti pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I siswa yang
memperhatikan guru menulis di papan tulis berjumlah 72% anak
sedangkan di siklus II ini mencapai 89% anak, siswa mencatat materi
tentang perang Badar mencapai 100% sama pada yang terjadi disiklus I,
siswa yang mendengarkan penjelasan guru pada siklus I berjumlah 78%
sedangkan pada siklus II mencapai 94%, siswa memberi kritik dan saran
pada siklus I berjumlah 94% sedangkan, pada siklus II mengalami
penurunan yaitu 72% hal ini disebabkan karena siswa keasikan
mengerjakan soal dalam bentuk Scramble sehingga lupa memberikan
kritik pada lembar jawabnya. Dan pada aspek motivasi pada siklus II ini
juga mengalami peningkatan, siswa masuk kelas tepat waktu sama dengan
siklus I yaitu berjumlah 100% anak, siswa mengerjakan tugas tepat waktu
pada siklus I berjumlah 33% pada siklus II mengalami peningkatan
mencapai 83%, dan siswa yang gaduh di dalam kelas juga bisa diatasi
sehingga mengalami peningkatan pada siswa yang tidak gaduh didalam
kelas pada siklus I berjumlah 44% sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan yaitu mencapai 67% siswa. Metode Scramble dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI, yang ditandai
adanya peningkatan nilai siswa yang mencapai ketuntasan (KKM = 60)
dalam setiap siklus pembelajaran yaitu pada evaluasi pretes siswa yang
tuntas hasil belajarnya sebanyak 11 siswa (61%) dan siswa yang tidak
tuntas sebanyak 7 siswa (39%), pada evaluasi siklus I siswa yang tuntas
hasil belajarnya sebanyak 12 siswa (67%) dan yang belum tuntas sebanyak
71
6 siswa (33%), pada evaluasi siklus II siswa yang tuntas belajarnya
sebanyak 18 siswa (100%) dan pada siklus ini tidak ada siswa yang tidak
tuntas belajarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan metode Scramble dapat meningkatkan
prestasi balajar mata pelajaran SKI siswa kelas V MI Tholabiyah Tegaron
Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 sehingga
pengembangan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan metode
Scramble dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran.
Yuniska Ardhin Marina dalam judul skripsinya yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Hewan dan Jenis Makanannya
melalui Metode Scramble pada siswa kelas IV SD Negeri Pakis
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”
memberikan kesimpulan bahwa hasil belajar IPA materi hewan dan jenis
makanannya melalui metode Scramble kelas IV mengalami peningkatan.
Dari kondisi awal nilai rata-rata pada pra-siklus sebesar 55,17 atau 31%
siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 70 atau 80%
siswa tuntas belajar dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 80,34 atau
90% siswa tuntas belajar.
Berdasarkan beberapa penelitian di atas, dengan menggunakan
metode Scramble menunjukkan bahwa aktivitas siswa, pemahaman materi
dan hasil belajar siswa meningkat. Oleh karena itu, metode Scramble dapat
diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu untuk meningkatkan
72
kemampuan membaca nyaring pada siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
73
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perolehan Nilai Pre Test Bahasa Indonesia
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai pre test materi
membaca (membaca nyaring) mata pelajaran bahasa Indonesia
untuk memperoleh kemampuan awal siswa kelas II MI Al-Ittihad
Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang sebelum diberi
tindakan menggunakan metode scramble. Nilai pre test siswa kelas
II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nilai Pre Test
NO NAMA PRETEST
TUNTAS TIDAKTUNTAS
1 AFIFAH 40 √2 ANA 30 √3 ARIL 60 √4 ASFA 50 √5 ASLAH 60 √6 BINTA 70 √7 DAMAR 60 √8 DINDA 50 √9 FAIZAH 70 √10 FATIMAH 80 √11 FERI 90 √12 HADZIQ 60 √13 HAIKAL 100 √14 HUSNA 80 √15 ILHAM 50 √16 IQBAL 60 √17 MICO 30 √18 NAILA 40 √19 NANDA 30 √20 NAZIH 60 √21 NAZIL 100 √
74
22 NOVAL 80 √23 NURUL 70 √24 PUTRI 50 √25 RIFKI 80 √26 RIZQI 60 √27 SALMA 70 √28 SALSA 80 √29 TAZKIA 100 √30 WISNU 40 √31 ZIDNI 80 √32 ZULFA 50 √33 ZULIA 80 √
2. Data Keadaan Siswa
Siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang tahun 2018 berjumlah 33 siswa, terdiri dari
17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Data keadaan siswa
kelas II MI Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data Keadaan SiswaNO NAMA JENIS KELAMIN1 AFIFAH P2 ANA P3 ARIL L4 ASFA L5 ASLAH L6 BINTA P7 DAMAR L8 DINDA P9 FAIZAH P10 FATIMAH P11 FERI L12 HADZIQ L13 HAIKAL L14 HUSNA P15 ILHAM L16 IQBAL L17 MICO L18 NAILA P
75
19 NANDA L20 NAZIH L21 NAZIL P22 NOVAL L23 NURUL L24 PUTRI P25 RIFKI L26 RIZQI L27 SALMA P28 SALSA P29 TAZKIA P30 WISNU L31 ZIDNI P32 ZULFA P33 ZULIA P
3. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa
Indonesia materi membaca nyaring (disebut juga membaca
permulaan). Penelitian ini menggunakan metode Scramble yang
dilaksanakan sebanyak 3 siklus. Waktu penelitiannya adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2018
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2018
c. Kegiatan siklus III dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2018
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Refleksi Awal
Dalam refleksi awal tahapan yang dilakukan peneliti adalah
menganalisis keadan kelas untuk menentukan rencana tindakan
menggunakan metode Scramble. Selama pengamatan berlangsung,
76
ditemukan beberapa kendala dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca, yakni:
a. Terbatasnya waktu untuk mendampingi siswa dengan
kemampuan membaca rendah, sehingga siswa dengan
kemampuan membaca rendah siswa tidak terasah secara
maksimal.
b. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca tinggi tidak
memiliki aktivitas produktif ketika guru mendampingi siswa
yang memiliki kemampuan membaca rendah, hal ini
menyebabkan tidak kondusif dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar (KBM).
c. Suasana pembelajaran yang monoton dan kurang
menyenangkan membuat siswa jenuh dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar (KBM).
d. Dari analisis tersebut, peneliti menjadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan pada
siklus I.
2. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode Scramble
dengan materi membaca.
77
b. Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan kartu kata yang
sudah diacak untuk mendukung pelaksanaan fase-fase yang
terdapat dalam metode Scramble.
c. Menyiapkan materi dan media untuk membaca nyaring
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan menggunakan metode
Scramble.
e. Peneliti berkordinasi dengan guru slaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Scramble.
f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca setelah
menggunakan metode Scramble.
3. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus I, secara ringkas dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang dibuat sebelummnya.
b. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdo’a yang
dipimpin oleh salah satu siswa dengan khidmad.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran dengan menanyakan tentang materi sebelumnya,
yakni mendeskripsikan tumbuhan atau binatang. Guru
78
memperlihatkan gambar yang ditempel dibelakang kelas dan
siswa mendeskripsikan setiap gambar yang ditunjuk.
e. Guru melakukan brainstroming dengan mengajak siswa
menyebutkan tumbuhan atau binatang yang ada di lingkungan
rumah dan sekolah.
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
g. Guru menjelaskan cakupan materi yang akan dipelajari.
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok secara
heterogen berdasarkan urutan kemampuan bahasa Indonesia
siswa. Kelas dibagi menjadi delapan kelompok, setiap
kelompok terdiri 4-5 orang siswa. Kemudian guru menunjuk
siswa untuk menjadi ketua yng bertugas sebagai pemimpin
diskusi.
i. Guru menjelaskan tahap-tahap yang akan dilalui bersama.
j. Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang merupakan
perangkat pembelajaran metode Scramble. Pada siklus ini
peneliti menggunakan Scramble kalimat, yakni mengacak
setiap kalimat yang ada pada sebuah cerita agar disusun
kembali menjadi sebuah cerita yang padu.
k. Guru menjelaskan cakupan materi membaca secara klasikal.
Bercerita tentang tumbuhan putri malu.
l. Siswa belajar melalui metode Scramble tahap kedua yaitu
setiap masing-masing kelompok melakukan diskusi. Pada tahap
79
ini setiap anggota kelompok dituntut untuk mengingat cerita
yang telah diceritakan oleh guru.
m. Dalam diskusi, setiap anggota kelompok menceritakan kembali
tentang tumbuhan putri malu. Setelah selesai, setiap kelompok
diminta untuk menyusun kata-kata yang sudah diacak oleh guru
agar menjadi sebuah kalimat dan disusun menjadi cerita yang
padu.
n. Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas.
o. Guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan kelas
dan membaca nyaring secara individu. Diutamakan yang
belum lancar membaca. Pada tahap ini terjadi kegaduhan, siswa
yang sudah pandai membaca lebih sering ngobrol sendiri
sehingga siswa yang sedang membaca tidak fokus.
p. Guru membimbing siswa yang kurang mampu dan tidak berani
membaca untuk membaca nyaring secara individu di depan
kelas.
q. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
r. Siswa mengerjakan lembar evaluasi. Menyusun kata-kata yang
sudah diacak menjadi sebuah kalimat.
s. Guru menyampaikan bahwa pada pertemuan mendatang akan
mempelajari tentang ciri-ciri tumbuhan atau binatang.
80
t. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam.
4. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode scramble dalam meningkatkan hasil
belajar siswa. Guna membantu fokus pengamatan, peneliti
menggunakan lembar observasi. Adapun aspek yang diamati yang
terdiri dari siswa dan guru dengan hasil sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang DiamatiSkala PartisipasiA B C D
I PRA PEMBELAJARAN1 Memeriksa kesiapan siswa v2 Melakukan kegiatan apersepsi vII KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan Materi Pembelajaran3 Menjelaskan tujuan pembelajaran v4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran v5 Menyampaikan materi dengan jelas v6 Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan vB Pendekatan / Strategi Pembelajaran
7Membimbing siswa membentuk kelompok secaraheterogen
v
8 Menjelaskan cara mengerjakan LKS v
9Memberikan bantuan apabila siswa mengalamikesulitan dalam kerja kelompok
v
10Memberikan kuis/pertanyaan individu kepadasiswa
v
11 Memberikan reward kepada siswa v
C Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran12 Menggunakan LKS sebagai sumber belajar v
13Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumberbelajar
v
81
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
v
15 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa v
16Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswadalam pembelajaran
v
E Penilaian proses dan hasil belajar
17Memantau kemajuan belajar selama prosespembelajaran
v
18Melakukan penilaian akhir sesuai dengankompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
19Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,baik dan benar.
v
20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai vIII PENUTUP21 Menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa v
22Melakukan refleksi / memberikan kesimpulanmateri pembelajaran dengan melibatkan siswa
v
23 Mengadakan tes evaluasi vJumlah 10 10 3Skor 40 30 6Total 76Kategori BAIK
Keterangan: Skor
A = 4B = 3C = 2D = 1
Rentang kategoriNilai 81-100 (Sangat Baik)Nilai 61-80 (Baik)Nilai 41-60 (Cukup)Nilai ≤ 40 (Kurang)
b. Nilai Evaluasi Siklus I
Tabel 3.4 Nilai Evaluasi Siklus I
NO NAMA SIKLUS I TUNTASTIDAK
TUNTAS1 AFIFAH 50 √2 ANA 40 √3 ARIL 70 √4 ASFA 60 √
82
5 ASLAH 70 √6 BINTA 80 √7 DAMAR 80 √8 DINDA 60 √9 FAIZAH 80 √10 FATIMAH 90 √11 FERI 90 √12 HADZIQ 80 √13 HAIKAL 100 √14 HUSNA 80 √15 ILHAM 60 √16 IQBAL 60 √17 MICO 40 √18 NAILA 50 √19 NANDA 40 √20 NAZIH 80 √21 NAZIL 90 √22 NOVAL 90 √23 NURUL 80 √24 PUTRI 60 √25 RIFKI 80 √26 RIZQI 60 √27 SALMA 80 √28 SALSA 80 √29 TAZKIA 100 √30 WISNU 50 √31 ZIDNI 90 √32 ZULFA 60 √33 ZULIA 90 √
c. Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswa dipergunakan oleh peneliti untuk
membantu dalam mengamati siswa sebagai alat evaluasi aspek
afekif dan psikomotorik.
Tabel 3.5 merupakan hasil observasi aspek afektif pada
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus I. Pada tabel
3.5 menunjukkan bahwa rentang nilai afektif siswa kelas II MI
83
Al-Ittihad Semowo berada pada skala terendah 9 dan tertinggi
17 dari 18 skala maksimal.
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus I
NO NAMA A B C D E FTOTALNILAI
1 AFIFAH 2 2 2 2 2 2 122 ANA 2 1 2 1 1 2 93 ARIL 3 3 3 2 2 2 154 ASFA 2 2 3 2 2 2 135 ASLAH 2 3 3 2 2 2 146 BINTA 2 2 3 2 2 3 147 DAMAR 2 3 3 2 2 3 158 DINDA 2 2 2 1 1 2 109 FAIZAH 2 2 3 1 2 2 1210 FATIMAH 3 2 3 2 3 2 1511 FERI 3 3 3 2 3 2 1612 HADZIQ 3 2 3 2 3 2 1513 HAIKAL 3 3 3 3 2 3 1714 HUSNA 3 2 3 2 2 1 1315 ILHAM 2 2 3 1 1 2 1116 IQBAL 2 2 3 1 2 2 1217 MICO 2 2 2 1 1 2 1018 NAILA 2 3 3 1 2 2 1319 NANDA 2 3 2 1 3 1 1220 NAZIH 3 2 3 2 2 2 1421 NAZIL 3 3 3 3 2 3 1722 NOVAL 3 2 3 2 2 2 1423 NURUL 3 2 3 3 2 3 1624 PUTRI 2 2 2 2 2 2 1225 RIFKI 2 3 3 2 2 3 1526 RIZQI 2 2 2 2 3 2 1327 SALMA 2 2 3 3 2 3 1528 SALSA 3 2 2 3 2 2 1429 TAZKIA 3 2 3 3 2 3 1630 WISNU 2 2 2 2 3 2 1331 ZIDNI 3 2 2 2 3 1 1332 ZULFA 2 2 3 2 3 2 1433 ZULIA 3 2 2 2 2 2 13
Keterangan:A = kesiapan mengikuti pelajaranB = keaktifan dalam kelompokC = melaksanakan tugas yang diinstruksikan oleh guruD = bekerjasama dalam kelompok
84
E = percaya diriF = menghargai teman
Tabel 3.6 merupakan hasil observasi aspek psikomotorik
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus I. Tabel 3.6
menunjukkan bahwa aspek psikomotorik siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo pada siklus I yang terendah pada skala 6,
sedangkan nilai tertinggi berada pada skala 17 dari 20 skala
maksimal.
Tabel 3.6 juga menunjukkan bahwa terdapat sepuluh orang
siswa yang memperoleh skor dibawah 10, dua puluh delapan
orang memperoleh skor diatas 10, dan lima orang memperoleh
skor diatas 15.
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus I
NO NAMA A B C D E TOTALNILAI
1 AFIFAH 2 2 1 2 2 92 ANA 2 1 1 1 1 63 ARIL 3 3 2 3 2 134 ASFA 2 3 2 3 2 125 ASLAH 3 3 2 3 2 136 BINTA 3 2 2 3 2 127 DAMAR 3 4 3 3 4 178 DINDA 2 2 2 2 2 109 FAIZAH 3 3 2 2 2 1210 FATIMAH 4 3 3 4 3 1711 FERI 3 3 3 3 3 1512 HADZIQ 3 3 2 3 3 1413 HAIKAL 3 3 3 4 3 1614 HUSNA 3 3 2 3 3 1415 ILHAM 2 3 2 3 2 1216 IQBAL 2 3 2 3 2 1217 MICO 2 2 1 1 2 818 NAILA 2 1 1 2 2 819 NANDA 2 1 1 1 2 7
85
20 NAZIH 3 3 2 3 3 1421 NAZIL 4 3 2 4 3 1622 NOVAL 4 3 2 3 3 1523 NURUL 4 3 2 3 2 1424 PUTRI 2 2 2 2 2 1025 RIFKI 2 3 2 3 3 1326 RIZQI 2 2 2 2 2 1027 SALMA 3 3 2 3 3 1428 SALSA 3 3 2 3 3 1429 TAZKIA 4 3 3 4 3 1730 WISNU 2 2 1 1 2 831 ZIDNI 4 3 2 3 2 1432 ZULFA 2 2 2 2 2 1033 ZULIA 3 3 2 3 2 13
Keterangan:A = Ketepatan Menyuarakan TulisanB = PelafalanC = Intonasi/Lagu KalimatD = Kelancaran MembacaE = Kejelasan Suara
5. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran dengan metode Scramble. Pada siklus I, secara
umum menunjukkan bahwa, terdapat peningkatan pada hasil
belajar siswa. Namun demikian, pembelajaran belum dapat
dikatakan berhasil karena belum memenuhi kriteria keberhasilan.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada sedikitnya 85% dari
keseluruhan siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM).
Ada beberapa kendala pada saat pelaksanaan tindakan
siklus I, antara lain:
a. Pengelolaan kelas yang masih kurang baik, sehingga masih ada
siswa yang kurang memperhatikan selama proses
86
pembelajaran. Jumlah siswa yang terlalu banyak menyebabkan
ada siswa yang ramai dan mengakibatkan terganggunya
konsentrasi siswa yang lain.
b. Siswa masih kurang mendapat dorongan motivasi untuk
belajar, sehingga masih ada siswa yang malas dan tidak
memperhatikan penjelasan guru. Dalam hal ini, motivasi dapat
berupa reward.
c. Masih adanya siswa yang cenderung bekerja sendiri dan masih
memerlukan bimbingan guru agar mampu bekerja secara
kelompok. Dan ada siswa yang pasif karena teman dalam
kelompoknya yang memiliki kemampuan lebih terburu-buru
dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru, sehingga
harapan agar semua anggota kelompok bisa membaca kurang
tercapai.
d. Pada siklus I ini, keberhasilan belum mencapai 85% sehingga
peneliti melanjutkan pada tahap perbaikan yakni siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan Perbaikan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan
hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan
perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan
oleh peneliti adalah:
87
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran bahasa Indonesia yang memuat serangkaian kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan metode Scramble.
Adapun materi yang dibahas adalah ciri-ciri tumbuhan. Adapun
penyesuaian yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar siklus I antara lain;
pengelolaan kelas yang lebih baik yaitu memberikan tugas
lebih dengan menyuruh siswa untuk membaca cerita yang
terdapat pada buku siswa. Dipersiapkan reward untuk
meningkatkan semangat siswa.
b. Menyiapkan materi, Lembar Kerja Siswa (LKS), kartu soal,
kartu jawaban, dan reward untuk mendukung pelaksanaan fase-
fase yang terdapat pada tindakan perbaikan dalam metode
Scramble.
c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan guru menggunakan metode Scramble.
d. Peneliti berkordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Scramble.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca setelah
menggunakan metode Scramble.
88
2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan
a. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdo’a yang
dipimpin oleh salah satu siswa dengan khidmad.
b. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
c. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang sama
dengan kelompok sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran dengan menanyakan tentang materi sebelumnya,
yakni tumbuhan putri malu. Guru meminta tiga orang siswa
untuk bercerita tentang tumbuhan putri malu.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
cakupan materi yang akan dipelajari. Pada pembelajaran ini
materi mengenai ciri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan.
f. Guru membagikan Worksheet, kartu soal dan kartu jawaban.
g. Guru meminta setiap 2 anggota kelompok menyusun huruf-
huruf acak yang terdapat pada kartu jawaban, kemudian
meminta anggota lain dalam kelompok untuk menjawab
pertanyaan pada kartu soal. Setelah kartu soal dan kartu
jawaban terjawab siswa diminta untuk mencocokkan soal dan
jawaban yang terdapat pada kartu soal dan kartu jawaban
kemudian menuliskannya pada lembar worksheet. Guru
meminta setiap kelompok yang telah selesai untuk membaca
kartu soal beserta jawabannya secara bergantian. Guru meminta
89
anggota kelompok yang sudah pandai membaca untuk
membimbing temannya yang belum lancar membaca.
h. Setelah fase-fase pada setiap kelompok selesai agar kelas
kondusif dan anak-anak tidak jenuh, guru meminta setiap
anggota untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di papan tulis
dengan berkompetisi. Setiap kelompok yang bisa menjawab
dengan benar dan membaca nyaring (membaca jawaban
dengan pelafalan dan intonasi yang benar) akan diberikan
reward.
i. Guru meminta kelompok yang kalah dalam kompetisi untuk
maju ke depan kelas dan membaca secara individu. Guru juga
meminta dan membimbing siswa yang kurang lancar membaca
untuk membaca di depan kelas.
j. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
k. Siswa mengerjakan lembar evaluasi. Menyusun kata dari huruf-
huruf yang sudah diacak. dan guru mengingatkan siswa untuk
bekerja secara mandiri.
l. Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang menulis
dengan huruf tegak bersambung.
m. Guru menutup pelajaran dengan hamdalah dan salam.
90
3. Pengamatan Atau Observasi
Selama proses pembelajaran pada siklus II ini, peneliti
secara langsung melakukan pengamatan untuk mengetahui
pengaruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode
Scramble dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Variabel yang
di amati adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang DiamatiSkala PartisipasiA B C D
I PRA PEMBELAJARAN1 Memeriksa kesiapan siswa v2 Melakukan kegiatan apersepsi vII KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan Materi Pembelajaran3 Menjelaskan tujuan pembelajaran v4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran v5 Menyampaikan materi dengan jelas v6 Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan vB Pendekatan / Strategi Pembelajaran
7Membimbing siswa membentuk kelompok secaraheterogen
v
8 Menjelaskan cara mengerjakan LKS v
9Memberikan bantuan apabila siswa mengalamikesulitan dalam kerja kelompok
v
10Memberikan kuis/pertanyaan individu kepadasiswa
v
11 Memberikan reward kepada siswa vC Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran12 Menggunakan LKS sebagai sumber belajar v
13Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumberbelajar
v
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
v
15 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa v
91
16Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswadalam pembelajaran
v
E Penilaian proses dan hasil belajar
17Memantau kemajuan belajar selama prosespembelajaran
v
18Melakukan penilaian akhir sesuai dengankompetensi
v
F Penggunaan Bahasa
19Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,baik dan benar.
v
20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai vIII PENUTUP21 Menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa v
22Melakukan refleksi / memberikan kesimpulanmateri pembelajaran dengan melibatkan siswa
v
23 Mengadakan tes evaluasi vJumlah 19 3 1Skor 76 9 2Total 87Kategori SANGAT BAIK
b. Nilai Evaluasi Siklus II
Nilai evaluasi siklus II siswa kelas II MI Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada
aspek kognitif disajikan dalam tabel 3.8. Tabel ini
menunjukkan bahwa lebih dari 75% siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
berhasil mencapai Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM).
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus II
NO NAMA SIKLUSII
TUNTAS TIDAKTUNTAS
1 AFIFAH 60 √2 ANA 40 √3 ARIL 90 √4 ASFA 80 √5 ASLAH 90 √6 BINTA 80 √
92
7 DAMAR 100 √8 DINDA 70 √9 FAIZAH 90 √10 FATIMAH 100 √11 FERI 100 √12 HADZIQ 90 √13 HAIKAL 100 √14 HUSNA 90 √15 ILHAM 80 √16 IQBAL 80 √17 MICO 50 √18 NAILA 60 √19 NANDA 50 √20 NAZIH 90 √21 NAZIL 100 √22 NOVAL 100 √23 NURUL 80 √24 PUTRI 70 √25 RIFKI 80 √26 RIZQI 80 √27 SALMA 90 √28 SALSA 80 √29 TAZKIA 100 √30 WISNU 60 √31 ZIDNI 100 √32 ZULFA 80 √33 ZULIA 90 √
c. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa dipergunakan oleh peneliti untuk
membantu dalam mengamati siswa sebagai alat evaluasi aspek
afekif dan psikomotorik.
Tabel 3.9 merupakan hasil observasi aspek afektif pada
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus II. Pada tabel
3.9 menunjukkan bahwa rentang nilai afektif siswa kelas II MI
93
Al-Ittihad Semowo berada pada skala terendah 10 dan tertinggi
18 dari 18 skala maksimal.
Tabel 3.9 Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus II
NO NAMA A B C D E FTOTALNILAI
1 AFIFAH 3 3 3 3 2 2 162 ANA 2 2 2 1 1 2 103 ARIL 3 3 3 3 3 2 174 ASFA 3 2 3 3 3 2 165 ASLAH 3 3 3 3 3 2 176 BINTA 3 2 3 3 3 3 177 DAMAR 3 3 3 3 3 3 188 DINDA 2 2 3 3 2 2 149 FAIZAH 3 2 3 2 3 2 1510 FATIMAH 3 3 3 3 3 2 1711 FERI 3 3 3 3 3 2 1712 HADZIQ 3 3 3 3 3 2 1713 HAIKAL 3 3 3 3 3 3 1814 HUSNA 3 3 3 3 3 2 1715 ILHAM 3 3 3 3 2 3 1716 IQBAL 3 2 3 3 2 2 1517 MICO 2 2 2 3 2 2 1318 NAILA 3 2 3 2 2 2 1419 NANDA 2 3 2 2 3 2 1420 NAZIH 3 3 3 2 2 3 1621 NAZIL 3 3 3 3 3 3 1822 NOVAL 3 3 3 3 3 2 1723 NURUL 3 3 3 2 3 3 1724 PUTRI 2 2 3 3 2 2 1425 RIFKI 3 3 3 2 3 3 1726 RIZQI 3 3 3 2 3 2 1627 SALMA 3 3 3 3 3 3 1828 SALSA 3 3 2 3 3 2 1629 TAZKIA 3 3 3 3 3 3 1830 WISNU 3 2 2 3 3 2 1531 ZIDNI 3 2 2 3 3 2 1532 ZULFA 3 2 3 3 3 2 1633 ZULIA 3 2 3 3 3 2 16
Tabel 3.10 merupakan hasil observasi aspek psikomotorik
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus II. Tabel 3.10
94
menunjukkan bahwa aspek psikomotorik siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo pada siklus II yang terendah pada skala 8,
sedangkan nilai tertinggi berada pada skala 19 dari 20 skala
maksimal.
Tabel 3.10 juga menunjukkan bahwa terdapat dua orang
siswa yang memperoleh skor dibawah 10, enam belas orang
memperoleh skor dibawah 15, dan lima belas orang
memperoleh skor diatas 15.
Tabel 3.10 Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus II
NO NAMA A B C D E TOTALNILAI
1 AFIFAH 3 2 2 2 3 122 ANA 2 2 2 1 1 83 ARIL 3 3 3 4 4 174 ASFA 3 3 3 3 3 155 ASLAH 3 3 3 4 3 166 BINTA 3 3 3 3 3 157 DAMAR 4 4 3 4 4 198 DINDA 2 3 3 3 3 149 FAIZAH 3 3 3 3 3 1510 FATIMAH 4 4 3 4 3 1811 FERI 4 4 3 4 3 1812 HADZIQ 4 4 3 4 3 1813 HAIKAL 4 4 3 4 4 1914 HUSNA 4 3 3 3 3 1615 ILHAM 3 3 3 3 3 1516 IQBAL 3 3 3 3 3 1517 MICO 2 2 2 2 2 1018 NAILA 3 2 2 2 2 1119 NANDA 2 3 2 2 2 1120 NAZIH 3 3 3 3 3 1521 NAZIL 4 4 3 4 3 1822 NOVAL 4 3 3 4 3 1723 NURUL 4 3 3 4 3 1724 PUTRI 3 2 3 3 3 1425 RIFKI 3 3 3 3 3 1526 RIZQI 3 3 3 3 3 15
95
27 SALMA 3 3 3 4 4 1728 SALSA 3 3 3 3 3 1529 TAZKIA 4 4 3 4 4 1930 WISNU 3 3 2 2 2 1231 ZIDNI 4 3 3 3 3 1632 ZULFA 3 3 2 3 2 1333 ZULIA 3 3 3 4 3 16
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran dengan metode Scramble. Pada siklus II ini, secara
umum menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada hasil belajar
siswa. Namun demikian, pembelajaran belum dapat dikatakan
berhasil karena belum memenuhi kriterian keberhasilan.
Pembelajaran dikatak berhasil apabila ada sedikitnya 85% dari
keseluruhan siswa yang sudah mencapai KKM.
Ada beberapa kendala pada saat pelaksanaan tindakan
siklus I, antara lain:
a. Adanya siswa yang masih bekerja secara individu ketika
bekerja dalam kelompok.
b. Masih adanya siswa yang gaduh saat proses pembelajaran.
c. Keberhasilan belum mencapai 85% sehingga peneliti
melanjutkan pada tahap perbaikan yaitu siklus III.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
1. Perencanaan Tindakan Perbaikan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari pengamatan dan
hasil perolehan nilai pada siklus II, maka siklus III merupakan
96
perbaikan dari siklus II. Rencana tindakan siklus III yang
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun RPP mata pelajaran bahasa Indonesia yang memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
Scramble. Adapun materi yang dibahas yaitu tentang kesehatan
diri sendiri. Adapun penyesuaian yang dilakukan berdasarkan
hasil refleksi pelaksanaan KBM siklus II antara lain;
memodifikasi kerja kelompok untuk mengurangi siswa yang
bekerja secara individu dan mempersiapkan hukuman pada
siswa yang gaduh serta memberikan reward untuk memotivasi
siswa.
b. Menyiapkan materi, LKS, kartu soal, kartu jawaban, serta
reward and punishment untuk mendukung fase-fase yang
terdapat pada tindakan perbaikan dalam metode Scramble.
c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat proses belajar
mengajar yang dilakukan uru menggunakan metode Scramble.
d. Peneliti berkoordinasi dengan guru selaku kolaborator untuk
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Scramble.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca setelah
menggunakan metode Scramble.
97
2. Pelaksanaan Tindakan Perbaikan
a. Guru memulai pelajaran dengan salam dan berdo’a yang
dipimpin oleh salah satu siswa dengan khidmad.
b. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
c. Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok yang sama
dengan kelompok sebelumnya.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran dengan menanyakan tentang materi sebelumnya,
yakni deskripsi tumbuhan. Guru meminta tiga orang siswa
untuk mendeskripsikan tumbuhan yang ada di lingkungan
sekolah.
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
cakupan materi yang akan dipelajari. Pada pembelajaran ini
materi mengenai kesehatan diri sendiri.
f. Guru meminta siswa untuk belajar di halaman sekolah. Guru
membagikan Worksheet dan kartu soal (berupa sebuah cerita
yang sudah dihilangkan sebagian katanya untuk dijadikan
jawaban). Serta menjelaskan fase-fase yang akan dilalui, yakni
setiap kelompok harus menjawab pertanyaan yang terdapat
pada kartu soal dengan cara mencari jawaban pada kotak
stoples yang sudah dicampur dengan jawaban lain (jawaban
tertulis dalam kertas yang berukuran kecil). Kegiatan ini
dilakukan oleh setiap anggota dalam kelompok secara
98
bergantian sehingga tidak ada anggota yang individualisme
dengan kata lain kemenangan kelompok tergantung pada
kerjasama setiap anggota kelompok. Pada fase ini dilakukan
dengan games tournament dan diberlakukan aturan mengenai
reward and punishment.
g. Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari dan
memandu siswa untuk melakukan fase-fase yang terdapat pada
metode Scramble.
h. Setelah selesai, guru meminta setiap kelompok dimulai dari
kelompok yang menang untuk membaca nyaring soal yang
sudah diselesaikan.
i. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi
yang telah dipelajari.
j. Siswa mengerjakan lembar evaluasi. Menyusun kata dari huruf-
huruf yang sudah diacak. dan guru mengingatkan siswa untuk
bekerja secara mandiri.
k. Guru menyampaikan materi yang akan datang tentang menulis
huruf tegak bersambung
l. Guru menutup pelajaran dengan hamdalah dan salam.
3. Pengamatan atau Observasi
Selama proses pembelajaran pada siklus III ini, peneliti secara
langsung melakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Scramble
99
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Variabel yang diamati
adalah sebagai berikut:
a. Lembar Observasi Guru
Tabel 3.11Lembar Observasi Guru Siklus III
No Aspek Yang DiamatiSkala PartisipasiA B C D
I PRA PEMBELAJARAN1 Memeriksa kesiapan siswa v2 Melakukan kegiatan apersepsi vII KEGIATAN INTI PEMBELAJARANA Penguasaan Materi Pembelajaran3 Menjelaskan tujuan pembelajaran v4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran v5 Menyampaikan materi dengan jelas v6 Mengkaitkan materi dengan realita kehidupan vB Pendekatan / Strategi Pembelajaran
7Membimbing siswa membentuk kelompok secaraheterogen
v
8 Menjelaskan cara mengerjakan LKS v
9Memberikan bantuan apabila siswa mengalamikesulitan dalam kerja kelompok
v
10Memberikan kuis/pertanyaan individu kepadasiswa
v
11 Memberikan reward kepada siswa vC Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran12 Menggunakan LKS sebagai sumber belajar v
13Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumberbelajar
v
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa
14Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalampembelajaran
v
15 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa v
16Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswadalam pembelajaran
v
E Penilaian proses dan hasil belajar
17Memantau kemajuan belajar selama prosespembelajaran
v
18Melakukan penilaian akhir sesuai dengankompetensi
v
100
F Penggunaan Bahasa
19Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,baik dan benar.
v
20 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai vIII PENUTUP21 Menanyakan hal-hal yang belum diketahui siswa v
22Melakukan refleksi / memberikan kesimpulanmateri pembelajaran dengan melibatkan siswa
v
23 Mengadakan tes evaluasi vJumlah 20 3 1Skor 80 9 2Total 91Kategori SANGAT BAIK
b. Nilai Evaluasi Siklus III
Nilai evaluasi siklus III siswa kelas II MI Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada
aspek kognitif disajikan dalam tabel 3.12. Tabel ini
menunjukkan bahwa lebih dari 85% siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang
berhasil mencapai Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM).
Tabel 3.12 Nilai Evaluasi Siklus III
NO NAMA SIKLUSIII
TUNTAS TIDAKTUNTAS
1 AFIFAH 80 √2 ANA 60 √3 ARIL 90 √4 ASFA 80 √5 ASLAH 90 √6 BINTA 90 √7 DAMAR 100 √8 DINDA 80 √9 FAIZAH 90 √10 FATIMAH 100 √11 FERI 100 √12 HADZIQ 100 √13 HAIKAL 100 √
101
14 HUSNA 90 √15 ILHAM 80 √16 IQBAL 80 √17 MICO 70 √18 NAILA 80 √19 NANDA 70 √20 NAZIH 100 √21 NAZIL 100 √22 NOVAL 100 √23 NURUL 90 √24 PUTRI 80 √25 RIFKI 80 √26 RIZQI 90 √27 SALMA 100 √28 SALSA 90 √29 TAZKIA 100 √30 WISNU 60 √31 ZIDNI 100 √32 ZULFA 90 √33 ZULIA 90 √
c. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi siswa dipergunakan oleh peneliti untuk
membantu dalam mengamati siswa sebagai alat evaluasi aspek
afekif dan psikomotorik.
Tabel 3.13 merupakan hasil observasi aspek afektif pada
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus III. Pada tabel
3.13 menunjukkan bahwa rentang nilai afektif siswa kelas II
MI Al-Ittihad Semowo berada pada skala terendah 14 dan
tertinggi 18 dari 18 skala maksimal.
Tabel 3.13 Lembar Observasi Aspek Afektif Siklus III
NO NAMA A B C D E FTOTALNILAI
1 AFIFAH 3 3 3 3 2 2 162 ANA 3 2 3 2 2 2 14
102
3 ARIL 3 3 3 3 3 2 174 ASFA 3 2 3 3 3 2 165 ASLAH 3 3 3 3 3 2 176 BINTA 3 2 3 3 3 3 177 DAMAR 3 3 3 3 3 3 188 DINDA 2 2 3 3 2 2 149 FAIZAH 3 2 3 2 3 2 1510 FATIMAH 3 3 3 3 3 2 1711 FERI 3 3 3 3 3 2 1712 HADZIQ 3 3 3 3 3 2 1713 HAIKAL 3 3 3 3 3 3 1814 HUSNA 3 3 3 3 3 2 1715 ILHAM 3 3 3 3 2 3 1716 IQBAL 3 2 3 3 2 2 1517 MICO 2 3 2 3 3 2 1518 NAILA 3 3 3 2 3 2 1619 NANDA 2 3 2 3 3 3 1620 NAZIH 3 3 3 2 3 3 1721 NAZIL 3 3 3 3 3 3 1822 NOVAL 3 3 3 3 3 2 1723 NURUL 3 3 3 2 3 3 1724 PUTRI 3 2 3 3 2 2 1525 RIFKI 3 3 3 2 3 3 1726 RIZQI 3 3 3 2 3 2 1627 SALMA 3 3 3 3 3 3 1828 SALSA 3 3 2 3 3 2 1629 TAZKIA 3 3 3 3 3 3 1830 WISNU 3 2 2 3 3 2 1531 ZIDNI 3 2 2 3 3 2 1532 ZULFA 3 2 3 3 3 2 1633 ZULIA 3 2 3 3 3 2 16
Tabel 3.14 merupakan hasil observasi aspek psikomotorik
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo pada siklus III. Tabel
3.14 menunjukkan bahwa aspek psikomotorik siswa kelas II
MI Al-Ittihad Semowo pada siklus III yang terendah pada skala
12, sedangkan nilai tertinggi berada pada skala 20 dari 20 skala
maksimal.
103
Tabel 3.14 juga menunjukkan bahwa terdapat enam orang
memperoleh skor dibawah 15, dan dua puluh tujuh orang
memperoleh skor diatas 15.
Tabel 3.14 Lembar Observasi Aspek Psikomotorik Siklus III
NO NAMA A B C D E TOTALNILAI
1 AFIFAH 4 3 3 2 3 152 ANA 3 3 3 2 2 133 ARIL 4 3 3 4 4 184 ASFA 3 3 4 3 3 165 ASLAH 4 3 3 4 3 176 BINTA 3 3 3 3 3 157 DAMAR 4 4 4 4 4 208 DINDA 4 3 3 3 3 169 FAIZAH 4 3 4 3 3 1710 FATIMAH 4 4 4 4 3 1911 FERI 4 4 3 4 3 1812 HADZIQ 4 4 4 4 3 1913 HAIKAL 4 4 4 4 4 2014 HUSNA 4 3 4 3 3 1715 ILHAM 3 3 4 3 3 1616 IQBAL 3 3 4 3 3 1617 MICO 3 2 3 2 2 1218 NAILA 3 2 3 2 4 1419 NANDA 3 3 3 4 2 1520 NAZIH 4 3 4 4 3 1821 NAZIL 4 4 4 4 3 1922 NOVAL 4 3 4 4 3 1823 NURUL 4 3 4 4 3 1824 PUTRI 3 2 3 3 3 1425 RIFKI 3 3 3 3 3 1526 RIZQI 4 3 3 3 3 1627 SALMA 4 3 3 4 4 1828 SALSA 3 3 3 3 3 1529 TAZKIA 4 4 3 4 4 1930 WISNU 3 3 2 3 2 1331 ZIDNI 4 3 3 3 3 1632 ZULFA 3 3 2 3 2 1333 ZULIA 3 3 3 4 3 16
104
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode Scramble siklus III.
Secara umum kegiatan ini menunjukkan bahwa, terdapat
peningkatan pada hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh
meningkatnya keaktifan siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Siswa terlihat antusias dan menikmati setiap fase-fase
yang terdapat dalam metode Scramble. Pada siklus III ini, guru
lebih berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pusat
pembelajaran berada pada siswa. guru sangat terbantu oleh siswa
yang membantu sebayanya, sehingga guru memiliki waktu yang
lebih banyak untuk mendampingi dan membimbing siswa yang
memiliki kemampuan membaca rendah.
Selama pembelajaran berlangsung, siswa sudah terbiasa
bekerja secara kelompok dan dapat memerankan peran setiap
anggota, serta siswa yang sudah pandai membaca dapat membantu
sebayanya yang kurang lancar dalam membaca. Peran guru dalam
membuat Question pada metode Scramble ini berhasil
mengefektifkan waktu, sehingga siswa lebih banyak mengikuti
fase-fase pada metode Scramble.
Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
pembelajaran siklus III mencapai 94% yang artinya hampir seluruh
siswa di kelas II MI Al-Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan,
105
Kabupaten Semarang telah memenuhi indikator pencapaian
kompetensi bahasa Indonesia materi membaca melalui metode
Scramble, sehingga siklus dihentikan.
106
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti
melakukan observasi terlebih dahulu di MI Al-Ittihad Semowo,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang. Observasi ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Agustus 2017. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data mengenai
kondisi pembelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Ittihad Semowo.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bahasa Indonesia di MI
Al-Ittihad Semowo masih menggunakan metode klasikal, dimana
guru masih menjadi sentral dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini menyebabkan siswa yang sudah pandai dalam pelajaran bahasa
Indonesia khususnya membaca mengalami kebosanan dan siswa
yang memiliki kemampuan rendah tidak mampu mengikuti
pembelajaran. Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca akan
mempengaruhi nilai akademik dari pelajaran lain karena siswa
belum mampu menguasai dan memahami pelajaran sebelumnya,
tetapi harus mengikuti pelajaran selanjutnya.
Siswa yang telah mencapai KKM pada saat observasi
dilakukan baru mencapai 46% atau 15 dari 33 siswa di kelas.
Rekapitulasi nilai hasil belajar pra siklus siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:
107
Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
No. KeteranganTes
Awal
1. Nilai Terendah 30
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 64,4
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 15
6.Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai di BawahKKM
18
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 46%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 54%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa
yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas. Berikut diagram lingkaran
dari data tabel 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan pada acuan
46%54%
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswapada Pra Siklus
Tuntas (46%)
Tidak Tuntas (54%)
108
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada pra siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat1. 8,6-10 4 12% Sangat baik
2. 7,1-8,5 11 34% Baik
3. 5,6-7,0 7 21% Cukup
4. 4,1-5,5 5 15% Kurang
5. ≤ 4,0 6 18% Kurang sekali
Jumlah 33 100 %
Berdasarkan pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa siswa
yang memperoleh predikat sangat baik ada 4 siswa (12%), baik ada
11 siswa (34%), cukup ada 7 siswa (21%), kurang ada 5 siswa
(15%), dan sangat kurang ada 6 siswa (18%). Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Pra Siklus
Hasil analisis data yang diperoleh membuktikan bahwa
hasil belajar siswa masih rendah atau belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang telaah ditentukan. Oleh karena itu, hasil
02468
1012
≥8,6 7,1-8,5 5,6-7,0 4,1-5,5 ≤4,0
Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
109
data terebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dengan menerapkan metode Scramble dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca di MI Al-Ittihad
Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018.
2. Siklus I
Kegiatan penelitian pada siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa, 9 Januari 2018 pukul 08.05-09.15. kegiatan pembelajaran
dilaksanakan di dalam ruang kelas II MI Al-Ittihad dengan jumlah
peserta 33 siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan serta menggunakan
lembar observasi guru dan siswa. Penilaian hasil belajar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian terhaadap aspek
kogntif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian pada aspek kognitif
melalui tes tertulis yang dilaksanakan pada tahap evaluasi dalam
kegiatan akhir pembelajaran. Sebagai nilai patokan ketuntasan
digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Miinimum (KKM) kelas II
pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70. Sedangkan
penilaian pada aspek afektif dan psikomotorik melalui observasi
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Adapun data dari hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai
berikut:
110
a. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif. Berikut tabel mengenai hasil belajar
siswa pada aspek kognitif:
Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Keterangan Siklus I
1. Nilai Terendah 40
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 72,3
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 20
6.Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai diBawah KKM
13
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 60%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 40%
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam
bentuk diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa
yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas.
Berikut diagram lingkaran pada gambar 4.3 yang
menyajikan data dari data tabel 4.3. gambar 4.3 menunjukkan
bahwa pada siklus I persentase siswa kelas II MI Al-Ittihad
Semowo Pabelan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sebanyak 60%, sementara persentase siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 40%
dari keseluruhan jumlah siswa.
111
Gambar 4.3 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
Setelah diperoleh data secara keeluruhan pada siklus I,
peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan
acuan penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil
belajar siswa pada aspek kognitif siklus I disajikan dalam tabel
4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat1. 8,6-10 8 24% Sangat baik2. 7,1-8,5 12 36% Baik3. 5,6-7,0 7 22% Cukup4. 4,1-5,5 3 9% Kurang5. ≤ 4,0 3 9% Kurang sekali
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa
siswa yang memperoleh predikat sangat baik ada 8 siswa
(24%), baik ada 12 siswa (36%), cukup ada 7 siswa (22%),
kurang ada 3 siswa (9%), dan kurang sekali ada 3 siswa (9%).
60%
40%
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswapada Siklus I
Tuntas (60%)
Tidak Tuntas (40%)
112
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus I adanya peningkatan pada
nilai tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata kelas yang
meningkat menjadi 72,3 dengan predikat baik, serta jumlah
keseluruhan siswa yang tuntas mencapai nilai KKM sebanyak
20 siswa (60%), sedangkan yang belum mencapai KKM
sebanyak 13 siswa (40%).
Hasil belajar pada siklus I belum sesuai dengan yang
diharapkan, maka peneliti melanjutkan tindakan ke siklus II
dengan beberapa perbaikan dari hasil refleksi siklus I.
b. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif
Penilaian siswa terhadap aspek afektif diperoleh melalui
observasi selama pembelajaran berlangsung dengan mengacu
pada lembar observasi yang telah disediakan. Setelah
0
5
10
15
≥ 8,6 7,1-8,5 5,6-7,0 4,1-5,5 ≤ 4,0
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Siklus I
113
dianalisis, diperoleh nilai secara keseluruhan. Berikut daftar
nilai siswa pada aspek afektif:
Tabel 4.5 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus INO NAMA Skor Nilai Predikat1 AFIFAH 12 C2 ANA 9 D3 ARIL 15 B4 ASFA 13 B5 ASLAH 14 B6 BINTA 14 B7 DAMAR 15 B8 DINDA 10 C9 FAIZAH 12 C10 FATIMAH 15 B11 FERI 16 A12 HADZIQ 15 B13 HAIKAL 17 A14 HUSNA 13 B15 ILHAM 11 B16 IQBAL 12 C17 MICO 10 C18 NAILA 13 B19 NANDA 12 C20 NAZIH 14 B21 NAZIL 17 A22 NOVAL 14 B23 NURUL 16 A24 PUTRI 12 C25 RIFKI 15 B26 RIZQI 13 B27 SALMA 15 B28 SALSA 14 B29 TAZKIA 16 A30 WISNU 13 B31 ZIDNI 13 B32 ZULFA 14 B33 ZULIA 13 B
Berdasarkan data pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 9
114
dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 17. Setelah diperoleh
data secara keseluruhan pada siklus I, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa pada aspek afektif
berdasarkan acuan penilaian yang telah ditetapkan. Adapun
klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek afektif siklus I adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 5 15% Sangat baik
13-15 19 58% Baik
10-12 8 24% Cukup
6-9 1 3% Kurang
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik ada 5 siswa (15%),
baik ada 19 siswa (58%), cukup sebanyak 8 siswa (24%), dan
kurang ada 1 siswa (3%). Penilaian afektif siswa pada siklus I
berada pada predikat baik ditandai dengan nilai rata-rata 13,5.
Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
115
Gambar 4.5 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus I
c. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik diperoleh
melalui observasi selama proses pembelajaran berlangsung
dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disediakan.
Berikut daftar nilai siswa pada aspek psikomotorik:
Tabel 4.7 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus INO NAMA Skor Nilai Predikat1 AFIFAH 9 C2 ANA 6 D3 ARIL 13 B4 ASFA 12 C5 ASLAH 13 B6 BINTA 12 C7 DAMAR 17 A8 DINDA 10 C9 FAIZAH 12 C10 FATIMAH 17 A11 FERI 15 B12 HADZIQ 14 B13 HAIKAL 16 B14 HUSNA 14 B15 ILHAM 12 C16 IQBAL 12 C17 MICO 8 D18 NAILA 8 D19 NANDA 7 D20 NAZIH 14 B21 NAZIL 16 B
0
5
10
15
20
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus I
116
22 NOVAL 15 B23 NURUL 14 B24 PUTRI 10 C25 RIFKI 13 B26 RIZQI 10 C27 SALMA 14 B28 SALSA 14 B29 TAZKIA 17 A30 WISNU 8 D31 ZIDNI 14 B32 ZULFA 10 C33 ZULIA 13 B
Berdasarkan pada tabel 4.7, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah
6 dan nilai tertinggi yang diperoleh adalah 17. Setelah
diperoleh data secara keseluruhan pada siklus I, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa pada aspek
psikomotorik berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
17-20 3 10% Sangat baik
13-16 15 45% Baik
9-12 10 30% Cukup
5-8 5 15% Kurang
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa
siswa yang mendapat predikat sangat baik ada 3 siswa (10%),
117
baik ada 15 siswa (45%), cukup ada 10 siswa (30%), dan
kurang sebanyak 5 siswa (15%). Penilaian terhadap aspek
psikomotorik siswa berada pada predikat cukup ditandai
dengan nilai rata-rata 12,4. Data tersebut dapat digambarkan
melalui grafik sebagai berikut:
Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus I
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi pada akttivitas guru selama melaksanakan
proses kegiatan mengajar siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
No Rentang Jumlah Skor TotalSkor
Kategori
1 A 10 40
76 Baik2 B 10 303 C 3 64 D 0 0
Hasil obervasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus I memperoleh skor 76 dari skor maksimal
92. Adapun perincian dari 23 aspek penilaian yang ada adalah
0
5
10
15
20
17-20 13-16 9-12 5-8
Hasil Belajar Siswa Aspek PsikomotorikSiklus I
118
10 aspek penilaian memperoleh rentang nilai A masing-masing
4 skor, 10 aspek penilaian memperoleh renang nilai B masing-
masing 3 skor, dan 3 aspek penilaian memperoleh rentang nilai
C masing-masing 2 skor. Sehingga aktifitas guru pada siklus I
tergolong dalam predikat baik.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti mengevaluasi kegiatan yang
telah dilaksanakan pada siklus I. Peneliti menemukan beberapa
keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
1) Setelah penggunaan metode Scramble pada matra pelajaran
bahasa Indonesia materi membaca, jumlah siswa yang
mencapai KKM meningkat sebanyak 5 orang menjadi 20
siswa atau 60% dari keseluruhan jumlah siswa. Rata-rata
perolehn nilai pun meningkat sebanyak 0,6 menjadi 72,3.
2) Adanya perkembangan aspek afektif siswa yang
ditunjukkan dengan perolehan nilai afektif siswa yang
tergolong cukup, dimana orang siswa memperoleh nilai A,
siswa memperoleh nilai B, siswa memperoleh nilai C dan
siswa memperoleh nilai D.
3) Aspek psikomotorik siswa mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dengan kerapian siswa menempelkan kartu
kata pada worksheet yang rata-rata mendapatkan skor.
119
Walaupun telah mencapai beberapa keberhasilan pada
siklus I, namun metode Scramble ini masih meninggalkan
beberapa catatan kelemahan, yaitu:
1) Kurang efektifnya waktu yang digunakan karena masih
ada siswa yang tidak memperhatikan, sehingga proses
dalam tindakan metode Scramble terbengkalai.
2) Kurangnya kerjasama dalam kelompok yang ditunjukkan
dengan observasi bekerjasama pada aspek afektif, dimana
sebanyak delapan siswa memperoleh skor 1 dan sembilan
belas siswa memperoleh skor 2 dari 3 skor maksimal.
3) Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam membaca
individu yang ditunjukkan dengan observasi percaya diri
pada aspek afektif, dimana sebanyak empat siswa
memperoleh skor 1 dan dua puluh satu siswa memperoleh
skor 2 dari 3 skor maksimal.
4) Kurangnya motivasi dari guru ehingga masih ada siswa
yang malas dalam memperhatikan pembelajaran.
Untuk memperbaiki dan mempertahankan keberhasilan
yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus
II dibuat perencanaan sebagai berikut:
1) Pemberian doorprize sebagai feedback atas keaktifan,
kerjasama, dan kepercayaan diri siswa di kelas, sehingga
siswa lebih termotivasi dalam belajar.
120
2) Pembagian tugas dalam kelompok lebih difokuskan agar
tugas terselesaikan secara bersama dan waktu
pembelajaran lebih efektif.
3. Siklus II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, 11 Januari 2018. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di
dalam ruang kelas II MI Al-Ittihad Semowo dengan jumlah peserta
33 siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan serta menggunakan
lembar observasi guru dan siswa. Penilaian hasil belajar yang
digunakan pada siklus II sama dengan yang ada di siklus I yaitu
penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penilaian pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang
dilaksanakan pada tahap evaluasi dalam kegiatan akhir
pembelajaran. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II pada mata pelajaran
bahasa Indonesia yaitu 70. Sedangkan penilaian pada aspek afektif
dan psikomotorik melalui observasi yang dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Adapun data dari hasil penelitian
pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif. Rekapitulasi hasil belajar siswa
121
kelas II MI Al-Ittihad Semowo Pabelan pada aspek kognitif
siklus II ditunjukkan pada tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
No. Keterangan Siklus II
1. Nilai Terendah 40
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 82,1
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 27
6.Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai diBawah KKM
6
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 82%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 18%
Berdasarkan data diatas, dapat digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang
tuntas dan tidak tuntas.
Gambar 4.7 menunjukkan persentase siswa kelas II MI Al-
Ittihad yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
aspek kognitif pada siklus II. Pada gambar tesebut
menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM pada siklus II
sebanyak 82%, atau 27 siswa dari seluruh siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo Pabelan yang telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus II.
122
Gambar 4.7 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus II,
peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan
acuan penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil
belajar siswa pada aspek kognitif siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus II
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat1. 8,6-10 16 49% Sangat baik2. 7,1-8,5 11 33% Baik3. 5,6-7,0 3 9% Cukup4. 4,1-5,5 2 6% Kurang5. ≤4,0 1 3% Kurang sekali
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa
siswa yang memperoleh predikat sangat baik sebanyak 16
siswa (49%), baik sebanyak 11 siswa (33%), cukup sebanyak 3
siswa (9%), kurang sebanyak 2 siswa (6%), dan kurang sekali
Persentase Ketuntasan Siklus II
Tuntas (82%)
Tidak Tuntas (18%)
123
ada 1 siswa (3%). Data tersebut dapat digambarkan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.8 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Kognitif Siklus II
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus II adanya peningkatan pada
nilai terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata
kelas juga meningkat menjadi 82,1 dengan predikat baik, serta
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM ada sebanyak 27 siswa
(82%).
b. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif
Penilaian siswa pada aspek afektif siklus II dilaksanakan
seperti pada siklus I yaitu melalui observasi dengan mengacu
pada lembar observasi. Setelah dianalisis, diproleh nilai secara
keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada aspek afektif:
Tabel 4.12 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus IINO NAMA Skor Nilai Predikat
1 AFIFAH 16 A2 ANA 10 C3 ARIL 17 A4 ASFA 16 A
0
5
10
15
20
≥8,6 7,1-8,5 5,6-7,0 4,1-5,5 ≤4,0
Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus II
124
5 ASLAH 17 A6 BINTA 17 A7 DAMAR 18 A8 DINDA 14 B9 FAIZAH 15 B10 FATIMAH 17 A11 FERI 17 A12 HADZIQ 17 A13 HAIKAL 18 A14 HUSNA 17 A15 ILHAM 17 A16 IQBAL 15 B17 MICO 13 B18 NAILA 14 B19 NANDA 14 B20 NAZIH 16 A21 NAZIL 18 A22 NOVAL 17 A23 NURUL 17 A24 PUTRI 14 B25 RIFKI 17 A26 RIZQI 16 A27 SALMA 18 A28 SALSA 16 A29 TAZKIA 18 A30 WISNU 15 B31 ZIDNI 15 B32 ZULFA 16 A33 ZULIA 16 A
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 10 dan
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 18. Setelah diperoleh data
secara keseluruhan pada siklus II, peneliti mengklasifikasikan
nilai perolehan siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil
belajar siswa pada aspek afektif siklus II sebagai berikut:
125
Tabel 4.13 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 22 67% Sangat baik
13-15 10 30% Baik
10-12 1 3% Cukup
6-9 0 0% Kurang
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat predikat sangat baik ada 22 siswa (67%), baik ada 10
siswa (30%), dan cukup ada 1 siswa (3%). Penilaian afektif
siswa pada siklus II berada pada predikat sangat baik ditandai
dengan nilai rata-rata 16. Data tersebut dapat digambarkan
melalui grafik berikut:
Gambar 4.9 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus II
c. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik siklus II
dilaksanakan seperti pada siklus I, yaitu melalui observasi
dengan mengacu pada lembar observasi, setelah dianalisis,
0
5
10
15
20
25
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus II
126
diperoleh nilai secara keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa
pada aspek psikomotorik:
Tabel 4.14 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus IINO NAMA Skor Nilai Predikat1 AFIFAH 12 C2 ANA 8 D3 ARIL 17 A4 ASFA 15 B5 ASLAH 16 B6 BINTA 15 B7 DAMAR 19 A8 DINDA 14 B9 FAIZAH 15 B10 FATIMAH 18 A11 FERI 18 A12 HADZIQ 18 A13 HAIKAL 19 A14 HUSNA 16 B15 ILHAM 15 B16 IQBAL 15 B17 MICO 10 C18 NAILA 11 C19 NANDA 11 C20 NAZIH 15 B21 NAZIL 18 A22 NOVAL 17 A23 NURUL 17 A24 PUTRI 14 B25 RIFKI 15 B26 RIZQI 15 B27 SALMA 17 A28 SALSA 15 B29 TAZKIA 19 A30 WISNU 12 C31 ZIDNI 16 B32 ZULFA 13 B33 ZULIA 16 B
Beradasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah
127
8 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 19. Setelah
diperoleh data secara keseluruhan pada siklus II, peneliti
mengklasifikassikan nilai perolehan siswa pada aspek
psikomotorik berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Psikomotorik Siklus II
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
17-20 15 45% Sangat baik
13-16 12 36% Baik
9-12 5 16% Cukup
5-8 1 3% KurangJumlah 33 100%
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang
meendapat predikat sangat baik sebanyak 15 siswa (45%), baik
sebanyak 12 siswa (36%), cukup sebanyak 5 siswa (16%), dan
kurang ada 1 siswa (3%). Data tersebut dapat digambarkan
melalui grafik berikut:
Gambar 4.10 Grafik Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus II
0
5
10
15
20
17-20 13-16 9-12 5-8
Hasil Belajar Siswa Aspek Psikomotorik Siklus II
128
d. Hasil Observasi Aktivitas Guru
Hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan proses
kegiatan mengajar siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No Rentang Jumlah SkorTotalSkor Kategori
1 A 19 76
87SangatBaik
2 B 3 9
3 C 1 2
4 D 0 0
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus II memperoleh perolehan skor 87 dari
skor maksimal 92. Adapun perincian dari 23 aspek penilaian
yang ada adalah 19 aspek penilaian memperoleh masing-
masing 4 skor dengan predikat sangat baik, 3 aspek penilaian
memperoleh masing-masing 3 skor dengan predikat baik dan 1
aspek penilaian yang memperoleh skor 1 dengan predikat
cukup. Sehingga aktivitas guru pada siklus II tergolong pada
predikat sangat baik.
e. Refleksi
Berdasarkan pada lembar hasil penelitian nilai yang
diperoleh pada siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan
siklus I. Pada siklus II ini, 27 siswa (82%) dari seluruh siswa
kelas II yang berjumlah 33 siswa telah memenuhi nilai KKM
dengan nilai rata-rata kelas 82,1. Namun demikian penelitian
129
ini belum dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator
pencapaian sebesar 85%. Begitu juga pada aspek afektif dan
psikomotorik juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan
dengan rata-rata siswa berpredikat baik. Aktivitas guru pun
juga mengalami peningkatan.
Perencanaan peneliti pada refleksi siklus sebelumnya pun
juga terealisasi dengan baik pada siklus ini, sehingga peneliti
menggunakan perencanaan itu lagi untuk mempertahankan dan
meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus II,
tetapi dengan teknik yang berbeda dengan siklus II ini.
4. Siklus III
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa, 27 Maret 2018. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di
dalam ruang kelas II MI Al-Ittihad Semowo dengan jumlah peserta
33 siswa. Kegiatan pembelajaran mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan serta menggunakan
lembar observasi guru dan siswa. Penilaian hasil belajar yang
digunakan pada siklus III sama dengan yang ada di siklus I dan II
yaitu penilaian terhadap aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penilaian pada aspek kognitif melalui tes tertulis yang
dilaksanakan pada tahap evaluasi dalam kegiatan akhir
pembelajaran. Sebagai nilai patokan ketuntasan digunakan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas II pada mata pelajaran
130
bahasa Indonesia yaitu 70. Sedangkan penilaian pada aspek afektif
dan psikomotorik melalui observasi yang dilaksanakan selama
proses pembelajaran berlangsung. Adapun data dari hasil penelitian
pada siklus III adalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif
Tes tertulis dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa pada aspek kognitif. Rekapitulasi hasil belajar siswa
kelas II MI Al-Ittihad Semowo Pabelan pada aspek kognitif
siklus III ditunjukkan pada tabel 4.17 sebagai berikut:
Tabel 4.17Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus III
No. Keterangan Siklus III
1. Nilai Terendah 60
2. Nilai Tertinggi 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 87,8
4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70
5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 31
6.Jumlah Siswa yang Memperoleh Nilai diBawah KKM
2
7. Persentase Siswa yang Mencapai KKM 94%
8. Persentase Siswa yang Belum Mencapai KKM 6%
Berdasarkan data diatas, dapat digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran yang berisi tentang persentase siswa yang
tuntas dan tidak tuntas.
131
Gambar 4.11 menunjukkan persentase siswa kelas II MI
Al-Ittihad yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
aspek kognitif pada siklus III. Pada gambar tesebut
menunjukkan bahwa siswa yang mencapai KKM pada siklus
III sebanyak 94%, atau siswa dari seluruh siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo Pabelan yang telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada siklus III.
Gambar 4.11 Diagram Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus III
Setelah diperoleh data secara keseluruhan pada siklus III,
peneliti mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan
acuan penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil
belaja siswa pada aspek kognitif siklus III adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.18 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Kognitif Siklus III
No. Nilai Frekuensi Persentase Predikat1. 8,6-10 21 64% Sangat baik2. 7,1-8,5 8 24% Baik3. 5,6-7,0 2 6% Cukup4. 4,1-5,5 2 6% Kurang5. ≤4,0 0 0% Kurang sekali
Jumlah 33 100%
94%
6%
Persentase Ketuntasan Siklus III
Tuntas Tidak Tuntas
132
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa
siswa yang memperoleh predikat sangat baik sebanyak 21
siswa (64%), baik sebanyak 8 siswa (24%), cukup sebanyak 2
siswa (6%), dan kurang sebanyak 2 siswa (6%). Data tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.12 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Kognitif Siklus III
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa setelah
dilaksanakan tindakan pada siklus III adanya peningkatan pada
nilai terendah dan tertinggi yang diperoleh siswa, nilai rata-rata
kelaas yang meningkat menjadi 87,8 dengan predikat baik,
serta jumlah siswa yang mencapai nilai KKM ada sebanyak 31
siswa (94%), dengan kata lain pada siklus III hampir seluruh
siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo Pabelan telah tuntas.
b. Hasil belajar siswa pada aspek afektif
Penilaian siswa pada aspek afektif siklus III dilaksanakan
seperti pada siklus I dan II yaitu melalui observasi dengan
mengacu pada lembar observasi. Setelah dianalisis, diproleh
0
10
20
30
≥8,6 7,1-8,5 5,6-7,0 4,1-5,5 ≤4,0
Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif SiklusIII
133
nilai secara keseluruhan. Berikut daftar nilai siswa pada aspek
afektif:
Tabel 4.19 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Afektif Siklus IIINO NAMA Skor Nilai Predikat
1 AFIFAH 16 A2 ANA 14 B3 ARIL 17 A4 ASFA 16 A5 ASLAH 17 A6 BINTA 17 A7 DAMAR 18 A8 DINDA 14 B9 FAIZAH 15 B10 FATIMAH 17 A11 FERI 17 A12 HADZIQ 17 A13 HAIKAL 18 A14 HUSNA 17 A15 ILHAM 17 A16 IQBAL 15 B17 MICO 15 B18 NAILA 16 A19 NANDA 16 A20 NAZIH 17 A21 NAZIL 18 A22 NOVAL 17 A23 NURUL 17 A24 PUTRI 15 B25 RIFKI 17 A26 RIZQI 16 A27 SALMA 18 A28 SALSA 16 A29 TAZKIA 18 A30 WISNU 15 B31 ZIDNI 15 B32 ZULFA 16 A33 ZULIA 16 A
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek afektif adalah 14 dan
134
nilai tertinggi yang diperoleh adalah 18. Setelah diperoleh data
secara keseluruhan pada siklus III, peneliti mengklasifikasikan
nilai perolehan siswa pada aspek afektif berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil
belajar siswa pada aspek afektif siklus III sebagai berikut:
Tabel 4.20 Klasifikasi Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus III
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
16-18 25 76% Sangat baik
13-15 8 24% Baik
10-12 0 0% Cukup
6-9 0 0% Kurang
Jumlah 33 100%
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat predikat sangat baik ada 25 siswa (76%), dan baik
ada 8 siswa (24%). Penilaian afektif siswa pada siklus III
berada pada predikat sangat baik ditandai dengan nilai rata-rata
16. Data tersebut dapat digambarkan melalui grafik berikut:
Gambar 4.13 Grafik Hasil Belajar pada Aspek Afektif Siklus III
0
10
20
30
16-18 13-15 10-12 6-9
Hasil Belajar Siswa Aspek Afektif Siklus III
135
c. Hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik
Penilaian siswa terhadap aspek psikomotorik siklus III
dilaksanakan seperti pada siklus I dan II, yaitu melalui
observasi dengan mengacu pada lembar observasi, setelah
dianalisis, diperoleh nilai secara keseluruhan. Berikut daftar
nilai siswa pada aspek psikomotorik:
Tabel 4.21 Daftar Nilai Siswa pada Aspek Psikomotorik Siklus IIINO NAMA Skor Nilai Predikat1 AFIFAH 15 B2 ANA 13 B3 ARIL 18 A4 ASFA 16 B5 ASLAH 17 A6 BINTA 15 B7 DAMAR 20 A8 DINDA 16 B9 FAIZAH 17 A10 FATIMAH 19 A11 FERI 18 A12 HADZIQ 19 A13 HAIKAL 20 A14 HUSNA 17 A15 ILHAM 16 B16 IQBAL 16 B17 MICO 12 C18 NAILA 14 B19 NANDA 15 B20 NAZIH 18 A21 NAZIL 19 A22 NOVAL 18 A23 NURUL 18 A24 PUTRI 14 B25 RIFKI 15 B26 RIZQI 16 B27 SALMA 18 A28 SALSA 15 B29 TAZKIA 19 A30 WISNU 13 B31 ZIDNI 16 B
136
32 ZULFA 13 B33 ZULIA 16 B
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa nilai
terendah yang diperoleh siswa pada aspek psikomotorik adalah
12 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 20. Setelah
diperoleh data secara keseluruhan pada siklus III, peneliti
mengklasifikassikan nilai perolehan siswa pada aspek
psikomotorik berdasarkan acuan penilaian yang telah
ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.22 Klasifikasi Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus III
Nilai Frekuensi Persentase Predikat
17-20 15 45% Sangat baik
13-16 17 52% Baik
9-12 1 3% Cukup
5-8 0 0% KurangJumlah 33 100%
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang
mendapat predikat sangat baik sebanyak 15 siswa (45%), baik
sebanyak 17 siswa (52%), dan cukup sebanyak 1 siswa (3%).
Data tersebut dapat digambarkan melalui grafik berikut:
137
Gambar 4.14 Grafik Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus III
d. Hasil observasi aktivitas guru
Hasil observasi aktivitas guru selama melaksanakan proses
kegiatan mengajar siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.23 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III
No Rentang Jumlah Skor TotalSkor
Kategori
1 A 20 80
91SangatBaik
2 B 3 9
3 C 1 2
4 D 0 0
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar pada siklus III memperoleh perolehan skor 91 dari
skor maksimal 92. Adapun perincian dari 23 aspek penilaian
yang ada adalah 20 aspek penilaian memperoleh masing-
masing 4 skor dengan predikat sangat baik, 3 aspek penilaian
memperoleh masing-masing 3 skor dengan predikat baik dan 1
aspek penilaian yang memperoleh skor 1 dengan predikat
0
5
10
15
20
17-20 13-16 9-12 5-8
Hasil Belajar Aspek Psikomotorik Siklus III
138
cukup. Sehingga aktivitas guru pada siklus III tergolong pada
predikat sangat baik.
e. Refleksi
Berdasarkan pada lembar hasil penelitian nilai yang
diperoleh pada siklus III lebih meningkat dibandingkan dengan
siklus I dan siklus II. Pada siklus III ini, 31 siswa (94%) dari
seluruh siswa kelas II yang berjumlah 33 siswa telah
memenuhi nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 87,8. Siswa
yang mencapai KKM sudah melebihi indikator pencapaian
(85%). Begitu juga pada hasil belajar siswa pada aspek afektif
dan psikomotorik dengan predikat baik. Aktivitas guru pun
juga mengalami peningkatan. Refleksi pada siklus III dengan
menggunakan metode Scramble bisa dikatakan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik. Tindakan
penelitian dari siklus I sampai dengan siklus III telah cukup
untuk memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar,
sehingga penelitian tindakan kelas ini tidak perlu berlanjut ke
siklus berikutnya. Pada siklus III ini penelitian telah
menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar
bahasa Indonesia materi membaca pada siswa kelas II MI Al-
Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
139
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan paparan hasil penelitian dari sebelum tindakan sampai
pelaksanaan tindakan siklus I, II dan III diperoleh data nilai hasil
belajar siswa secara keseluruhan. Adapun data yang diperoleh sebagai
berikut:
1. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Kognitif
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek kognitif dari
pra siklus sampai pelaksanaan tindakan siklus I, II dan III:
Tabel 4.24Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
pada Aspek Kognitif Pra Siklus,Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No. Keterangan PraSiklus
SiklusI
SiklusII
SiklusIII
1. Nilai Terendah 30 40 40 60
2. Nilai Tertinggi 100 100 100 100
3. Nilai Rata-rata Kelas 64,4 72,3 82,1 87,8
4.Kriteria KetuntasanMinimal (KKM)
70 70 70 70
5.Jumlah Siswa yangMencapai Nilai KKM
15 20 27 31
6.Jumlah Siswa yangMemperoleh Nilai diBawah KKM
18 13 6 2
7.Persentase Siswayang Mencapai KKM
46% 60% 82% 94%
8.Persentase Siswayang BelumMencapai KKM
54% 40% 18% 6%
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa
adanya peningkatan pada nilai terendah dari pra siklus 3,0 naik
pada siklus I dan II menjadi 40, dan naik lagi pada siklus III
140
menjadi 60. Nilai rata-rata kelas pra siklus 64,4 dengan predikat
cukup mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 72,3 dengan
predikat baik, kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 82,1
dengan predikat baik, dan kemudian meningkat lagi pada siklus III
menjadi 87,8 dengan predikat sangat baik. Jumlah ketuntasan siswa
pun juga mengalami peningkatan. Yaitu dari pra siklus 15 siswa
(46%) meningkat pada siklus I menjadi 20 siswa (60%), pada
siklus II meningkat menjadi 27 siswa (82%), dan pada siklus III
meningkat menjadi 31 siswa (94%). Jadi dari pra siklus ke siklus I
mengalami peningkatan ketuntasan belajar siswa sebanyak 14%,
kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 22%,
dan dari siklus II ke siklus III mengalami peningkatan sebanyak
12%. Data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang
berisi tentang persentase ketuntasan siswa dari pra siklus, siklus I,
siklus II sampai siklus III. Adapun grafik tersebut adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.15 Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar SiswaPra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
0%
50%
100%
pra siklus siklus I siklus II siklus III
Peningkatan Ketuntasan Hasil BelajarSiswa Aspek Kognitif
141
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pada aspek kognitif pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus
III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Pra Siklus,Siklus I, Siklus II dan Siklus III
No. Predikat PraSiklus
SiklusI
SiklusII
SiklusIII
1. Sangat baik 12% 24% 49% 64%2. Baik 34% 36% 33% 24%3. Cukup 21% 22% 9% 6%4. Kurang 15% 9% 6% 6%5. Kurang sekali 18% 9% 3% 0%
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah siswa yang memperoleh predikat sangat baik
dari pra siklus sebesar 12% meningkat pada siklus I menjadi 24%,
siklus II menjadi 49%, dan siklus III menjadi 64%. Predikat baik
dari pra siklus 34% meningkat pada siklus I menjadi 36%
berkurang pada siklus II menjadi 33% dan berkurang lagi pada
siklus III menjadi 24%. Predikat cukup dari pra siklus 21%
meningkat pada siklus I menjadi 22% berkurang pada siklus II
menjadi 9% dan berkurang lagi pada siklus III menjadi 6%.
Predikat kurang dari pra siklus 15% menurun menjadi 9% pada
siklu I dan berkurang pada siklus II menjadi 6% dan pada siklus
III tetap 6%. Predikat kurang sekali dari pra siklus 18% menurun
142
menjadi 9% pada siklus I, berkurang pada siklus II menjadi 3% dan
berkurang lagi menjadi 0% pada siklus III. Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.16 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitifpada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III
2. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif
Berikut tabel hasil belajar siswa pada aspek afektif siklus I,
siklus II dan siklus III:
Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif Siklus I,Siklus II dan Siklus III
No. Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III1 Nilai terendah 9 10 14
2 Nilai tertinggi 17 18 18
3 Nilai rata-rata 13,5 16 16,4
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
0%10%20%30%40%50%60%70%
sangat baik baik cukup kurangkurang sekali
pra siklus
siklus I
siklus II
siklus III
143
siswa pada aspek afektif siklus I, siklus II dan siklus III adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.27 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif SiklusI, Siklus II dan Siklus III
Nilai Siklus I Siklus II Siklus III Predikat
A 5 22 25 Sangat baik
B 19 10 8 Baik
C 8 1 0 Cukup
D 1 0 0 Kurang
Jumlah 33 33 33
Berdasarkan data pada tbel 4.26 dan 4.27, dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek afektif
ditandai dengan perolehan nilai terendah siswa pada siklus I
sebanyak 9 poin meningkat pada siklus II menjadi 10 poin
kemudian meningkat pada siklus III menjadi 14 poin. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 17 poin
meningkat menjadi 18 poin pada siklus II dan siklus III. Nilai rata-
rata yang diperoleh secara klasikal yaitu dari 13,5 pada siklus I
dengan predikat baik dan meningkat menjadi 16 pada siklus II
dengan predikat sangat baik kemudian meningkat menjadi 16,4
pada siklus III. Jumlah siswa dalam perolehan predikat pun juga
meningkat, siswa yang memperoleh predikat sangat baik dari 5
siswa pada siklus I meningkat menjadi 22 siswa pada siklus II dan
25 siswa pada siklus III. Predikat baik menurun dari 19 siswa pada
siklus I menjadi 10 siswa pada siklus II dan 8 siswa pada siklus III,
144
pada predikat cukup menurun dari 8 siswa pada siklus I menjadi 1
siswa pada siklus II dan tidak ada siswa pada siklus III, pada
predikat kurang juga menurun dari 1 siswa pada siklus I menjadi
tidak ada siswa yang memperoleh predikat kurang pada siklus II
dan siklus III. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas
II telah mempunyai nilai afektif dengan predikat sangat baik. Data
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk graafik seperti dibawah
ini:
Gambar 4.17 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek AfektifSiklus I, Siklus II dan Siklus III
3. Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotorik
Berikut hasil belajar siswa pada aspek psikomotorik siklus
I, siklus II dan siklus III:
Tabel4.28 Rekapitlasi Hasil Belajar Siswa pada Aspek PsikomotorikSiklus I, Siklus II dan Siklus III
No. Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III1 Nilai terendah 6 8 12
2 Nilai tertinggi 17 19 20
3 Nilai rata-rata 12,4 15,2 16
0
5
10
15
20
25
30
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III
A
B
C
D
145
Setelah diperoleh data secara keseluruhan, peneliti
mengklasifikasikan nilai perolehan siswa berdasarkan acuan
penilaian yang telah ditetapkan. Adapun klasifikasi hasil belajar
siswa pad aspek psikomotorik siklus I, siklus II dan siklus III
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.29 Klasifikasi hasil Belajar Siswa pada Aspek PsikomotorikSiklus I, Siklus II dan Siklus III
Nilai Siklus I Siklus II Siklus III Predikat
A 3 15 15 Sangat baik
B 15 12 17 Baik
C 10 5 1 Cukup
D 5 1 0 Kurang
Jumlah 33 33 33
Berdasarkan data pada tabel 4.28 dan 4.29, dapat diketahui
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik ditandai dengan perolehan nilai terendah pada siklus
I yaitu 6 poin meningkat menjadi 8 poin pada siklus II dan 12 poin
pada siklus III, serta nilai rata-rata yang diperoleh secara klasikal
yaitu 12,4 dengan predikat cukup pada siklus I meningkat menjadi
15,2 dengan predikat baik pada siklus II dan menjadi 16 pada
siklus III. Jumlah siswa dalam perolehan predikat juga meningkat,
siswa yang memperoleh predikat sangat baik dari 3 siswa pada
siklus I meningkat menjadi 15 siswa pada siklus II dan siklus III,
predikat baik dari 15 siswa pada siklus I menurun menjadi 12
siswa pada siklus II dan meningkat menjadi 17 siswa pada siklus
146
III, predikat cukup dari 10 siswa pada siklus I menurun menjadi 5
siswa pada siklus II dan 1 siswa pada siklus III, dan predikat
kurang pun juga menurun dari 5 siswa pada siklus I menjadi 1
siswa pada siklus II dan tidak ada siswa yang berpredikat kurang
pada siklus III. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata siswa kelas
II mempunyai nilai psikomotorik dengan predikat baik. Data
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut:
Gambar 4.18 Grafik Klasifikasi Hasil Belajar Siswa pada AspekPsikomotorik Siklus I, Siklus II dan Siklus III
4. Penilaian Aktivitas Guru
Penilaian terhadap aktivitas guru mengalami peningkatan dari
siklus I ke siklus II dan siklus III, ditandai dengan peningkatan
pemerolehan skor total pada siklus I yaitu berjumlahh 76 dengan
rata-rata predikat baik, kemudian pada siklus II meningkat menjadi
87 dengan rata-rata predikat baik. Terdapat peningkatan perolehan
nilai skor sebanyak 11 poin. Dan meningkat sebanyak 4 poin pada
siklus III menjadi 91 poin dengan predikat sangat baik.
0
5
10
15
20
siklus I siklus II siklus III
A
B
C
D
147
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa
metode Scramble dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan materi membaca
pada siswa kelas II MI Al-Ittihad Semowo Pabelan tahun pelajaran
2017/2018 dan dapat melampaui target pencapaian 85% dari jumlah
seluruh siswa dengan yang mencapai KKM, yaitu 94% siswa telah
mencapai KKM. Pada aspek kognitif dibuktikan dengan peeningkatan
persentase dari pra siklus sebanyak 15 siswa yang mencapai KKM atau
46% dari keseluruhan siswa kelas II dengan nilai rata-rata 64,4,
kemudian pada siklus I sebanyak 20 siswa yang mencapai KKM atau
60% dari keseluruhan siswa kelas II dengan nilai rata-rata 72,3, pada
siklus II sebanyak 27 siswa atau 82% yang mencapai KKM dari
keseluruhan siswa kelas II dengan nilai rata-rata 82,1, dan pada siklus
III sebanyak 31 siswa yang mencapai KKM atau 94% dari keseluruhan
siswa kelas II yang berjumlah 33 siswa dengan nilai rata-rata 87,8.
Pada aspek afektif, siklus I rata-rata kelas sebesar 13,5 meningkat
menjadi 16 pada siklus II dengan predikat sangat baik dan meningkat
menjadi 16,3 pada siklus III dengan predikat sangat baik. Pada aspek
psikomotorik, siklus I rata-rata kelas sebesar 12,4 meningkat menjadi
148
15,2 pada siklus II dengan predikat baik dan menjadi 16 pada siklus III
dengan predikat baik.
B. Saran-saran
1. Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah dapat mendukung kreativitas
guru dalam Kegiatan Belajar Mngajar (KBM) dengan cara
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru, baik media,
metode maupun pelatihan-pelatihan yng dapat mengembangkan
keterampilan guru.
2. Guru/Wali kelas
Sebaiknya guru dapat lebih memotivasi siswa agar lebih
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam
melaksanakan pembelajaran, sehingga tercipta kondisi kelas yang
kondusif agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
3. Siswa
Sebaiknya siswa lebih sering berlatih membaca untuk
membekali diri agar memudahkan komunikasi guru dan siswa
dalam proses pembelajan selanjutnya. Hendaknya siswa juga harus
berani bertanya apabila penjelasan guru belum jelas, sehingga
penjelasan guru dapat diterima dengan baik.
149
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif diSekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Akhadiah, dkk. 1992. Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud DirjenDikti.
Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas: untuk Guru SD, SLB,dan TK. Bandung: Yama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2017. Penelitiantindakan kelas. Jakarta: BumiAksara.
Darmiyati, Budiasih. (1997). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia diKelas Rendah. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.Banjarmasin: Rineka Cipta.
Hasan, Alwi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka.
Huda, Miftahul. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jones dan Bartlett. 2008. The Learning Process, (Online), Chapter 4,(www.readingrockets.org/strategies/reciprocal_teaching, diakses 27Desember 2017).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2012. PembelajaranMembaca dan Menulis di Kelas Rendah. Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Dokumentasi kurikulum2013. Jakarta: Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Buku Tematik TerpaduKurikulum 2013 untuk SD Kelas 1 (buku guru). Jakarta: KementrianPendidikan dan Kebudayaan.
150
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal PenelitianTindakan Kelas. Jakarta Barat: Indeks.
Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan:Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono. 2012. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajarandi Abad Global. Malang: UIN Maliki Press.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta:Bumi Aksara.
Sams, Rosma Hartiny. 2010. Model penelitian tindakan kelas (PTK).Yogyakarta: Teras.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Soemardji, dkk. 1991. Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Pustaka Cendikia Utama.
Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PenerbitErlangga.
Tarigan, H.G. 1986. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Thomas, Ken. 2004. Learning Taxonomies in the Cognitive, Affective andPsychomotor Domains. USA: Rocky Mountain Alchemy.
Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta:Prestasi Pustakaraya.
151
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wirth, Karl R dan Dexter Perkins, 2008. Learning to Learn, (Online),(www.macalester.edu/geology/wirth/learning.pdf, diakses 27Desember 2016).
Zubaidah, Enny. 2013. Kesulitan Membaca Permulaan Pada AnakDiagnosa dan Cara Mengatasinya. (Online), (http://staff.uny.ac.id,diakses 27 Desember 2017)
152
153
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
(Menggunakan Metode Scramble)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Semowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : II/ II
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Tema : Lingkungan
A. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan
membaca dalam hati.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks sebanyak 15-20 kalimat dengan
memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Siswa mampu membaca dengan suara nyaring dan lagu kalimat
yang sesuai.
2. Siswa mampu membaca cerita/kalimat yang belum selesai.
3. Siswa mampu membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi
cerita yang padu.
154
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membaca bacaan dengan suara nyaring dan lagu
kalimat yang sesuai dengan benar.
2. Siswa dapat membaca cerita/kalimat yang belum selesai dengan
benar
3. Siswa dapat membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi cerita
yang padu dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
(terlampir)
F. Metode Pembelajaran
Scramble
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat:
Work Sheet
Media membaca
Kartu kata yang sudah diacak
2. Sumber belajar
M. G. Hesti Puji Rastuti, dkk.,Bahasa Indonesia 2 SD/MI,
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Buku Siswa
155
H. Langkah-langkah pembelajaran:
No. Kegiatan PembelajaranMetode
Scramble
Alokasi
waktu
1. Kegiatan awal:
Apresiasi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran dengan salam
dan berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa dengan khidmad.
Guru bertanya “apa kabar anak-anak?”
Guru mengabsen daftar hadir siswa.
Guru membagi siswa kedalam beberapa
kelompok secara acak.
Memotivasi siswa
Siapa yang memiliki hewan peliharaan?
Siapa yang suka menanam tanaman?
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi pembelajaran
Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang
ada di linkungan sekolah.
Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang
ada di lingkungan rumah.
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca bacaan dengan
suara nyaring dan lagu kalimat yang
sesuai.
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca cerita/kalimat yang
belum selesai
10 menit
156
Mampu membaca kalimat demi
kalimat hingga menjadi cerita yang
padu.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
membaca nyaring dengan tema
lingkungan.
2. Kegiatan inti:
Eksplorasi
Guru membagi siswa kedalam delapan
kelompok, setiap kelompok berisi 4-5 orang
dan menunjuk ketua kelompok.
Guru membagi Lembar Work Sheet dan
kalimat yang sudah diacak.
Guru memberitahukan bahwa pembelajaran
kelompok akan segera dimulai.
Guru menjelaskan materi dan bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota
kelompok setelah sebelumnya siswa
tersebut memperoleh bimbingan khusus dari
guru.
Elaborasi
Siswa diminta berdiskusi (sharing cerita
yang sudah diceritakan), kemudian guru
meminta setiap kelompok menyusun kata-
kata yang sudah diacak sesuai dengan
materi dan menempelkannya pada lembar
worksheet.
Guru membimbing setiap kelompok untuk
membaca secara bergantian (satu orang
45 menit
157
membaca dan teman yang lain
mendengarkan).
Konfirmasi
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan hasil kerjanya ke depan
kelas.
Guru menunjuk siswa secara acak untuk
membaca didepan kelas.
Guru membimbing siswa untuk membaca
secara individu. Terutama siswa yang belum
lancar dalam membaca.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir:
Guru menyimpulkan materi pmbelajaran
hari ini.
Guru memberikan soal evaluasi.
Guru menyampaikan bahwa pertemuan
berikutnya akan belajar tentang puisi.
Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaian dari tujuan pembelajaran dengan
menggunakan tes tertulis, tes observasi, dengan rincian sebagai
berikut:
158
159
LEMBAR EVALUASI SIKLUS I
Nama :
No :
A. Susunlah huruf-huruf berikut sehingga menjadi kata yang benar!a. P – I – S – A = ...b. P – U –T – R – I – L – U – M – A = ...c. P – U – K – U – P – U – K – U = ...d. U – L – A – R = ...e. C – I – N – G – K – U = ...f. U – L – A – T – U – L – U – B = ...g. T – E – R – A – T – A – I = ...
B. Jawablah perumpamaan dibawah ini dengan memilih jawabandiatas!1. Bungaku bulat seperti bola, warnaku merah muda, batangku berbulu
dan berduri, aku adalah...2. Binatang yang menjadi peliharaan dan suka makan ikan, aku adalah...3. Berbulu, kecil, suka makan daun, kalau terkena kulit akan terasa gatal,
aku adalah...4. Aku berkaki empat, tubuhku besar, aku berwarna putih, aku suka
makan rumput, tubuhku berbulu halus, aku adalah...5. Suka hinggap diantara bunga-bunga, menghisap madu, mempunyai
sayap warna warni dan sangat cantik. Aku adalah...6. Daunku bundar dan lebar seperti payung, bungaku seperti bintang, aku
tumbuh dikolam ikan, aku adalah...7. Mempunyai tubuh yang panjang, tiddak mempunyai kaki, kalau
berjalan merayap ditanah, aku adalah...
160
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
(Menggunakan Metode Scramble)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Semowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : II/ II
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Tema : Lingkungan
A. Standar Kompetensi
7. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan
membaca dalam hati.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks sebanyak 15-20 kalimat dengan memperhatikan
lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Siswa mampu membaca dengan suara nyaring dan lagu kalimat yang
sesuai.
2. Siswa mampu membaca cerita/kalimat yang belum selesai.
3. Siswa mampu membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi cerita
yang padu.
161
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membaca bacaan dengan suara nyaring dan lagu kalimat
yang sesuai dengan benar.
2. Siswa dapat membaca cerita/kalimat yang belum selesai dengan benar
3. Siswa dapat membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi cerita
yang padu dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
(terlampir)
F. Metode Pembelajaran
Scramble
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media dan alat:
Work Sheet
Media membaca
Kartu soal
Kartu jawaban
2. Sumber belajar
M. G. Hesti Puji Rastuti, dkk.,Bahasa Indonesia 2 SD/MI,
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Buku Siswa
162
H. Langkah-langkah pembelajaran:
No. Kegiatan PembelajaranMetode
Scramble
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan awal:
Apresiasi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran dengan salam
dan berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa dengan khidmad.
Guru bertanya “apa kabar anak-anak?”
Guru mengabsen daftar hadir siswa.
Guru meminta siswa membentuk
kelompok sama dengan kelompok
sebelumnya.
Memotivasi siswa
Melakukan tepuk semangat dan guru
memilih tiga orang siswa yang kurang
bersemangat untuk bercerita tentang
tumbuhan teratai.
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi pembelajaran
Menyebutkan ciri-ciri tumbuhan yang
ada disekitar sekolah.
Menyebutkan ciri-ciri hewan yang ada
disekitar rumah.
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca bacaan dengan
suara nyaring dan lagu kalimat
yang sesuai.
10 menit
163
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca cerita/kalimat yang
belum selesai
Mampu membaca kalimat demi
kalimat hingga menjadi cerita yang
padu.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
membaca nyaring dengan tema
lingkungan materi ciri-ciri tumbuhan.
2. Kegiatan inti:
Eksplorasi
Guru membagi tugas setiap anggota
kelompok yang berisi 4-5 orang dan
menunjuk ketua kelompok. Setiap 2 orang
dalam kelompok bertugas untuk menyusun
huruf-huruf yang sudah diacak dan anggota
lainnya menjawab pertanyaan yang terdapat
pada kartu soal.
Guru membagi Lembar Work Sheet, huruf
yang sudah diacak, katu soal dan kartu
jawaban.
Guru memberitahukan bahwa pembelajaran
kelompok akan segera dimulai serta
menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilalui.
Guru menjelaskan materi dan bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota
kelompok setelah sebelumnya siswa
tersebut memperoleh bimbingan khusus
45 menit
164
dari guru.
Elaborasi
Siswa diminta untuk menyusun huruf dan
menjawab pertanyaan pada kartu soal,
kemudian mencocokkan jawaban pada
kartu jawaban dan menuliskannya pada
worksheet.
Guru membimbing setiap kelompok untuk
membaca secara bergantian (satu orang
membaca puisi dan teman yang lain
mendengarkan).
Guru menuliskan soal pada kartu soal dan
kartu jawaban di papan tulis dan kemudian
meminta setiap anggota kelompok
menjawab pertanyaan dengan berkompetisi.
Dengan cara bernyanyi disertai memutar
penghapus pada saat lagu berhenti siapa
yang dapat penghapus harus menjawab
pertanyaan pada papan tulis.
Menuliskannya dan membacanya secara
nyaring. Poin penilaian diakumulasikan
dalam tiap kelompok.
Setelah selesai, kelompok yang
mendapatkan poin tertinggi dan setiap
anggota yang bisa membaca puisi dengan
pelafalan dan intonasi yang benar diberikan
reward serta kelompok yang mendapatkan
poin sedikit diminta maju ke depan kelas
untuk membaca (membaca puisi secara
individu, semua anggota kelompok).
165
Konfirmasi
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan hasil kerjanya ke depan
kelas.
Guru membimbing siswa untuk membaca
secara individu. Terutama siswa yang
belum lancar dalam membaca.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir:
Guru menyimpulkan materi pembelajaran
hari ini.
Guru memberikan soal evaluasi.
Guru menyampaikan bahwa pertemuan
berikutnya akan belajar tentang ciri-ciri
tumbuhan dan hewan.
Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
15 menit
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaian dari tujuan pembelajaran dengan
menggunakan tes tertulis, tes observasi, dengan rincian sebagai
berikut:
1. Kognitif
Penilaian Kognitif berupa tes tertulis yang berbentuk tes
formatif berupa tes subjektif dan tes objektif
166
167
LEMBAR EVALUASI SIKLUS II
Nama :
No :
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!1. Dan–batangku–berduri–
berbulua. Dan batangku berduri
berbulub. Batangku berduri dan
berbuluc. Batangku berbulu dan
berduri
2. Daunku–disentuh–jika–akan–menguncupa. Jika daunku disentuh
akan menguncupb. Jika disentuh daunku
akan menguncupc. Daunku akan
menguncup jikadisentuh
3. Seperti–bola–bungaku–bulata. Bulat seperti bola
bungakub. Bungaku bulat seperti
bolac. Bolat bunga seprti
bola
4. Aku–bersyukur–tuhan–padaa. Aku bersyukur pada
tuhan
b. Tuhan aku padabersyukur
c. Aku pada tuhanbersyukur
5. Bungaku–warna–merah–mudaa. Bungaku warna
merah mudab. Warna bungaku
merah mudac. Warna merah muda
bungaku
6. Aku–di–jalan–tumbuh–liara. Tumbuh liar aku di
jalanb. Di jalan aku tumbuh
liarc. Aku tumbuh liar di
jalan
7. Menanamku–manusia–tidaka. Tidak menanamku
manusiab. Manusia menanamku
tidakc. Manusia tidak
menanamku
168
B. Lengkapilah kalimat dibawah ini dengan menyusun huruf yang diacak!1. Aku kuat terkena dan hujan
Jawab:
2. Bungaku bulat sepertiJawab:
3. Batangku berbulu danJawab:
n a s p a
o b a l
d u b e r r i
169
KARTU SOAL
Lengkapilah puisi dibawah ini dengan memilih jawaban pada kartu
jawaban!
Bungaku ............ seperti bola
Warna bungaku .............. muda
............... kecil bersusun
Jika daunku disentuh akan ..............
Batangku ............. dan berduri
Karena bungaku tidak ..................
.................... tidak menanamku
Aku ................. liar di jalan
Namun aku ................ pada tuhan
Aku ................ terkena panas dan hujan
KARTU JAWABAN
Susunlah kalimat dibawah ini agar menjadi kata yang beenar!
a. LATBU
b. AKUT
c. SYUBERKUR
d. ERAHM
e. UNKUDA
f. MEUNCUPNG
g. RUMAH
h. MASUNIA
i. BULUBER
j. MBUHTU
170
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
(Menggunakan Metode Scramble)
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Al-Ittihad Semowo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : II/ II
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit
Tema : kesehatan
A. Standar Kompetensi
7..Memahami ragam wacana tulis dengan membaca nyaring dan
membaca dalam hati.
B. Kompetensi Dasar
7.1 Membaca nyaring teks sebanyak 15-20 kalimat dengan
memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat.
C. Indikator
1. Siswa mampu membaca dengan suara nyaring dan lagu kalimat yang
sesuai.
2. Siswa mampu membaca cerita/kalimat yang belum selesai.
3. Siswa mampu membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi cerita
yang padu
171
D. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat membaca bacaan dengan suara nyaring dan lagu kalimat
yang sesuai dengan benar.
2. Siswa dapat membaca cerita/kalimat yang belum selesai dengan benar
3. Siswa dapat membaca kalimat demi kalimat hingga menjadi cerita
yang padu dengan benar.
E. Materi Pembelajaran
(terlampir)
F. Metode Pembelajaran
Scramble
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
3. Media dan alat:
Work Sheet
Media membaca
Kartu soal
Kartu jawaban
4. Sumber belajar
M. G. Hesti Puji Rastuti, dkk.,Bahasa Indonesia 2 SD/MI,
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Buku Siswa
172
H. Langkah-langkah pembelajaran:
No. Kegiatan PembelajaranMetode
Scramble
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan awal:
Apresiasi
Penyiapan siswa
Guru membuka pelajaran dengan salam
dan berdoa yang dipimpin oleh salah
satu siswa dengan khidmad.
Guru bertanya “apa kabar anak-anak?”
Guru mengabsen daftar hadir siswa.
Guru meminta siswa membentuk
kelompok sama dengan kelompok
sebelumnya.
Memotivasi siswa
Melakukan tepuk semangat dan guru
memilih tiga orang siswa yang kurang
bersemangat untuk mendeskripsikan
tumbuhan yang ada disekitar sekolah.
Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
materi pembelajaran
Menyebutkan anggota badan.
Menyebutkan anggota badan dan cara
merawat kesehatannya.
Menjelaskan tujuan
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca bacaan dengan
suara nyaring dan lagu kalimat
yang sesuai.
Setelah selesai pembelajaran anak
dapat membaca cerita/kalimat yang
belum selesai
Mampu membaca kalimat demi
10 menit
173
kalimat hingga menjadi cerita yang
padu.
Menjelaskan cakupan materi
Hari ini kita akan belajar tentang
membaca nyaring dengan tema
kesehatan materi kesehatan diri sendiri.
2. Kegiatan inti:
Eksplorasi
Guru membagi tugas setiap anggota
kelompok yang berisi 4-5 orang dan
menunjuk ketua kelompok. Setiap anggota
dalam kelompok bertugas untuk menyusun
huruf-huruf yang sudah diacak dan anggota
lainnya menjawab pertanyaan yang terdapat
pada kartu soal dengan cara rolling seperti
dalam olahraga estafet.
Guru membagi Lembar Work Sheet, huruf
yang sudah diacak, dan katu soal.
Guru memberitahukan bahwa pembelajaran
kelompok akan segera dimulai serta
menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilalui.
Guru menjelaskan materi dan bertanggung
jawab terhadap pemahaman anggota
kelompok setelah sebelumnya siswa
tersebut memperoleh bimbingan khusus
dari guru.
Elaborasi
Siswa diminta untuk menyusun huruf dan
menjawab pertanyaan pada kartu soal,
kemudian menyusun jawaban dan
menuliskannya pada worksheet.
Setelah selesai setiap kelompok harus
45 menit
174
membacakan hasilnya. Mulai dari
kelompok yang menang dalam games.
Guru membimbing setiap kelompok untuk
membaca secara bergantian (satu orang
membaca puisi dan teman yang lain
mendengarkan).
Setelah selesai, kelompok yang
mendapatkan poin tertinggi dan setiap
anggota yang bisa membaca puisi dengan
pelafalan dan intonasi yang benar diberikan
reward serta kelompok yang mendapatkan
poin sedikit diminta maju ke depan kelas
untuk membaca (membaca puisi secara
individu, semua anggota kelompok).
Guru boleh memberikan punishment pada
siswa yang melanggar tata tertib
permainan.
Konfirmasi
Guru membimbing siswa untuk
mempresentasikan hasil kerjanya ke depan
kelas.
Guru membimbing siswa untuk membaca
secara individu. Terutama siswa yang
belum lancar dalam membaca.
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan akhir:
Guru menyimpulkan materi pembelajaran
hari ini.
Guru memberikan soal evaluasi.
Guru menyampaikan bahwa pertemuan
berikutnya akan belajar tentang kesehatan
lingkungan
15 menit
175
Guru menutup pelajaran dengan berdoa.
Guru meninggalkan kelas dengan
mengucapkan salam.
I. Penilaian Hasil Pembelajaran
Menilai ketercapaian dari tujuan pembelajaran dengan
menggunakan tes tertulis, tes observasi, dengan rincian sebagai berikut:
2. Kognitif
Penilaian Kognitif berupa tes tertulis yang berbentuk tes
formatif berupa tes subjektif dan tes objektif
3. Afektif
Penilaian Afektif berupa pengamatan perilaku siswa ketika
pembelajaran menggunakan metode Scramble berlangsung.
4. Psikomotorik
Penilaian Psikomotorik siswa dilakukan dengan pengamatan
ketrampilan siswa dalam memerankan perannya serta
176
LEMBAR PENILAIAN ASPEK AFEKTIF
177
No Aspek yang Diamati Kriteria Pengamatan
1 Kesiapan mengikuti pelajaran3 Siswa siap mengikuti pelajaran2 Siswa kurang siap mengikuti pelajaran1 Siswa tidak siap mengikuti pelajaran
2 Keaktifan dalam kelompok
3Siswa aktif dalam setiap tahappembelajaran metode Scramble
2Siswa kurang aktif dalam tahappembelajaran metode Scramble
1Siswa tidak aktif dalam tahappembelajaran metode Scramble
3Melaksanakan tugas yangdiinstruksikan oleh guru
3Siswa melaksanakan setiap tugas yangdiberikan oleh guru
2Maksimal dua tugas yang tidakdilaksanakan oleh siswa
1Siswa tidak melaksanakan tugas lebih daritiga
4 Bekerjasama dalam kelompok3
Siswa kompak bekerjasama dengankelompoknya
2Siswa hanya beberapa kali bekerjasamadengan kelompok
1 Siswa cenderung bekerja sendiri
5 Percaya Diri
3
Siswa penuh percaya diri dalammengemukakan pendapat, maju ke depankelas, atau bertanya kepada guru
2
Siswa kurang percaya diri dalammengemukakan pendapat, maju ke depankelas atau bertanya kepada guru
1
Siswa tidak percaya diri dalammengemukakan pendapat, maju ke depankelas atau bertanya kepada guru
6 Menghargai teman
3Siswa menghargai temannya, ditunjukkandengan kemauan menjawab pertanyaan,mendengarkan dan mengajari temannya.
2Siswa kurang menghargai, cenderungmemotong pembicaraan.
1 Siswa menang sendiri
LEMBAR PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTORIK
No. Aspek yang Diamati Kriteria Pengamatan
178
1 Ketepatan menyuarakan
tulisan
4 Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas dan lancar
3 Siswa mengucapkan tulisan dengan jelas namun kuranglancar
2 Siswa mengucapkan tulisan kurang jelas dan kuranglancar
1 Siswa mengucapkan tulisan tidak jelas dan tidak lancar
2 Pelafalan 4 Siswa melafalkan tulisan dengan baik dan benar
3 Siswa melafalkan tulisan dengan baik namun kuranglancar
2 Siswa melafalkan tulisan kurang tepat dan kurang lancar
1 Siswa melafalkan tulisan tidak tepat
3 Intonasi/Lagu kalimat 4 Siswa mengucapkan kata dan secara baik dan benar
3 Siswa mengucapkan kata dan kalimat dengan baiknamun kurang tepat dalam jeda
2 Siswa mengucapkan kata dan kalimat kurang tepat danjeda yang kurang tepat
1 Siswa mengucapkan kata dan kalimat tidak lancar
4 Kelancaran membaca 4 Siswa membaca dengan lancar semua bacaan
3 Siswa membaca lancar semua bacaan dengan sedikitbantuan guru
2 Siswa membaca sebagian bacaan dengan bantuan guru
1 Siswa merasa kesulitan membaca
5 Kejelasan suara 4 Siswa membaca dengan suara jelas dan lantangsehingga dapat didengar semua siswa
3 Siswa membaca dengan suara yang hanya dapatdidengar sebagian siswa
2 Siswa membaca dengan suara yang hanya dapatdidengar teman sebangku
1 Siswa membaca dengan suara yang hanya dapatdidengar diri sendiri
DOKUMENTASI
1. Guru menjelaskan materi tentang ciri-ciri tumbuhan dengan fokuss
pembelajaran membaca bacaan melalui metode Scramble.
179
2. Siswa bekerja secara kelompok untuk latihan membaca menggunakan metode
Scramble.
3. Guru membimbing siswa yang belum faham
4. Guru meminta siswa yang belum lancar membaca unuk maju kedepan kelas
untuk membaca secara individu.
5. Siswa menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis dan membacanya dengan
nyaring
180
6. Siswa membaca puisi secara bergantian dalam kelompok
7. Siswa membaca puisi keseluruhan secara individu
8. Guru memberikan bintang kepada siswa sebagai reward agar siswa lebih
termotivasi.
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Fuadatun Nadifah
NIM : 11511030
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
181
Fakltas : Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Pembimbing : Imam Mas Arum, M.Pd.
No Jenis Kegiatan Waktu Kegiatan Status Nilai
1.
OPAK STAIN Salatiga 2011
“Revitalisasi Gerakan Mahasiswa di
Era Modern untuk Kejayaan Indonesia”
20-22 Agustus 2011 Peserta 3
2.
AMT 2011 “Membangun Mahasiwa
Cerdas Emosi, Spiritual, dan
Intelektual”
23 Agustus 2011 Peserta 2
3.ODK 2011 “Menmukan Muara Sebagai
Mahasiswa Rahmatan Lil ‘Alamin”24 Agustus 2011 Peserta 2
4.
Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi 2011 oleh KOPMA
FATAWA dan KSEI
25 Agustus 2011 Peserta 2
5.User Education 2011 oleh UPT
Perpustakaan STAIN Salatiga19 September 2011 Peserta 2
6.
PLCPP XXI “Pendidikan Sebagai
Pembentuk Karakter yang Kreatif dan
Inovatif serta Loyal dalam Rangka
Mewujudkan Cita-cita Gerakan
Pramuka”
30 Sepetember –
03 Oktober 2011Peserta 3
7.
Seminar Regional MENWA
“Meningkatkan Nasionalisme ditengah
Goncangan Disintegrasi dan Pengikisan
Ideologi Nasional”
26 Oktober 2011 Peserta 2
8.DMS LDK STAIN Salatiga “Let’s Be
An Inspiring Women”26 November 2011 Peserta 2
9.
PAB JQH STAIN Salatiga
“Membangun Pribadi Islami dengan
Nilai Qur’ani”
3-4 Desember 2011 Peserta 2
10.Praktikum Pendidikan Kepramukaan
oleh PROGDI PGMI7-8 Febbruari 2012 Peserta 3
11. Pelatihan Mengatasi Kecemasan 9 Juni 2012 Peserta 2
182
Tampil di Depan Umum oleh Biro
Konsultasi Psikologi TAZKIA
12.
Seminar Nasional HMI
“Kepemimpinan dan Masa Depan
Bangsa”
23 Februari 2013 Peserta 8
13.Pencegahan Bahaya Napza Launching
PIK SAHAJASA29 April 2013 Peserta 2
14.
Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus PPNQ Putri Al-Ittihad
Semowo Periode 1434-1439 (2013-
2018)
17 Juni 2013Sie.
Sosial4
15.
Piagam Penghargaan Dalam Acara
Haul Simbah Kyai Nur Salim Ke 50
dan Khotmil Qur’an Ke 25 Pondok
Pesantren Al-Ittihad Semowo
11 Januari 2014 Panitia 3
16.
Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus PPNQ Putri Al-Ittihad
Semowo (Reshuffle) Periode 1435-
1436 (2014-2015)
29 Juni 2014
Sie.
Pendidik
an
4
17.
Seminar Nasional Entrepreneurship
oleh RACANA STAIN Salatiga 16 November 2014 Peserta 8
18.
Seminar Nasional HMPS AS
“Perlindungan Hukum Terhadap Usaha
Mikro Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN”
- Desember 2014 Peserta 8
19.
Piagam Penghargaan Dalam Acara
Haul Simbah Kyai Nur Salim Ke 51
dan Khotmil Qur’an Ke 26 Pondok
Pesantren Al-Ittihad Semowo
31 Desember 2014 Panitia 3
20.
Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus PPNQ Putri Al-Ittihad
Semowo (Reshuffle) Periode 1436-
18 Juni 2015
Sie.
Keaman
an
4
183
1437 (2015-2016)
21.Training Makalah dan Motivasi oleh
LDK Ar-Rasyid IAIN Salatiga12 September 2015 Peserta 2
22.
Piagam Penghargaan Dalam Acara
Haul Simbah Kyai Nur Salim Ke 52
dan Khotmil Qur’an Ke 27 Pondok
Pesantren Al-Ittihad Semowo
11 Desember 2015Penyima
k2
23.
Seminar Nasional dengan tema
“Implementasi Nilai-Nilai Pancasila
sebagai Benteng dalam menolak
Gerakan Radikalisme” oleh DEMA
IAIN Salatiga
10 Februari 2016 Peserta 8
24.Seminar Regional “Stay Positive” oleh
Fakultas Dakwa IAIN Salatiga26 Mei 2016 Peserta 2
25.
Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus PPNQ Putri Al-Ittihad
Semowo (Reshuffle) Periode 1437-
1438 (2016-2017)
6 Juni 2016Bendaha
ra4
26.Bimbingan Muqri' (Pengajar) Yanbu'a
oleh FKDT Kabupaten Semarang15 Oktober 2016 Peserta 2
27.
Piagam Penghargaan Dalam Acara
Haul Simbah Kyai Nur Salim Ke 53
dan Khotmil Qur’an Ke 28 Pondok
Pesantren Al-Ittihad Semowo
9 Desember 2016Penyima
k2
28.
Surat Keterangan Pengangkatan
Pengurus PPNQ Putri Al-Ittihad
Semowo (Reshuffle) Periode 1438-
1439 (2017-2018)
27 Mei 2017Sekretar
is4
29.Surat Keterangan Pengangkatan Guru
MADIN Al-Ittihad Semowo31 Juli 2017 Guru 8
30.
Piagam Penghargaan Dalam Acara
Haul Simbah Kyai Nur Salim Ke 54
dan Khotmil Qur’an Ke 29 Pondok
28 November 2017Penyima
k2
184
Pesantren Al-Ittihad Semowo
JUMLAH TOTAL 105
Salatiga, 9 Maret 2018
Wakil Dekan
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag
NIP. 19700510 199803 1003
185
186
187
188
189
190
191
192
193
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Fuadatun Nadifah
Tempat Tanggal Lahir : Kabupaten Semarang, 23 April 1994
Alamat : Semowo, RT 04 RW 01, Kecamatan
Pabelan, Kabupaten Semarang
No. Hp : 085713425575
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Riwayat Pendidikan :
1. RA Bintang Sembilan- lulus tahun 1999
2. MI Al-Ittihad Semowo- lulus tahun 2005
3. MTS DU Suruh- lulus tahun 2008
4. MAN 1 Suruh- lulus tahun 2011
5. IAIN Salatiga- lulus tahun 2018
Pengalaman Organisasi :
1. RACANA IAIN Salatiga
2. JQH Al-Furqon IAIN Salatiga
Semowo,2 Februari 2018
Fuadatun NadifahNIM: 11511030