11
STUDI EPIDEMIOLOGI DAN PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN A. PENDAHULUAN Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun social ekonomi-budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti, kemungkinan terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pastikan terjadi. Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya risiko dapat disebabkan dari beberapa hal yaitu kesalahan metodelogi, penetahuan yang terbatas tentang sifat dan kelakuan system yang kita perkirakan, terjadinya kemungkinan yang rendah (low probability event) dan kejadian yang tidak dapat diperkirakan. Risiko secara luas dapat diartikan sebagai kemungkinan dari beberapa kondisi yang tidak menyenangkan. Risiko secara terbatasdapat diartikan sebagai gambaran kemungkinan bahwa seseorang yang sehat tetapi terpapar oleh beberapa faktor risiko, akan dapat menderita suatu penyakit. Masyarakat luas sangat menaruh perhatian yang cukup besar terhadap faktor risiko lingkungan untuk terjadinya suatu penyakit. Dengan perhatian yang besar terhadap faktor risiko tersebut, memungkinkan tersebar luas dalam media masa cara menurunkan dan mengendalikan faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko yang sudah dikenal oleh masyarakat luas antara lain adalah zat kimia beracun dan kecelakanaan nuklir dapat sebagai faktor risisko terjadinya kanker. Demikian pula penggunaan pil kontrasepsi yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskuler serta risiko terjadinya penyakit AIDS karena tingkah laku seksual yang menyimpang atau transfuse darah yang tercemar oleh virus AIDS.

PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

  • Upload
    nono

  • View
    1.552

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

STUDI EPIDEMIOLOGI DAN PENILAIAN

RISIKO LINGKUNGAN

A. PENDAHULUAN

Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang

disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun social

ekonomi-budaya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu faktor

atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu

untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti,

kemungkinan terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pastikan

terjadi. Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya risiko dapat disebabkan dari

beberapa hal yaitu kesalahan metodelogi, penetahuan yang terbatas tentang sifat dan

kelakuan system yang kita perkirakan, terjadinya kemungkinan yang rendah (low

probability event) dan kejadian yang tidak dapat diperkirakan.

Risiko secara luas dapat diartikan sebagai kemungkinan dari beberapa kondisi

yang tidak menyenangkan. Risiko secara terbatasdapat diartikan sebagai gambaran

kemungkinan bahwa seseorang yang sehat tetapi terpapar oleh beberapa faktor risiko,

akan dapat menderita suatu penyakit.

Masyarakat luas sangat menaruh perhatian yang cukup besar terhadap faktor

risiko lingkungan untuk terjadinya suatu penyakit. Dengan perhatian yang besar terhadap

faktor risiko tersebut, memungkinkan tersebar luas dalam media masa cara menurunkan

dan mengendalikan faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko yang sudah dikenal

oleh masyarakat luas antara lain adalah zat kimia beracun dan kecelakanaan nuklir dapat

sebagai faktor risisko terjadinya kanker. Demikian pula penggunaan pil kontrasepsi yang

dapat meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskuler serta risiko terjadinya penyakit

AIDS karena tingkah laku seksual yang menyimpang atau transfuse darah yang tercemar

oleh virus AIDS.

Page 2: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

B. PENGERTIAN DAN MODEL PENILAIAN RISIKO

Pengertian penilaian paparan (exposure assement) merupakan tahap dari suatu

penilaian risiko lingkungan (environmental risk assement). Suatu validitas kuantitatif

dan penilaian risiko (risk assement) tergantung dari penilaian paparan (exposure

assement) dan penilaian toksisitas (toxicity assement). Suatu exposure assementy yang

terbaik adalah berdasarkan relevansi dan perhitungan dari konsentrasi bahan di

lingkungan, serta beberapa aspek paparan antara lain rute paparan.

Salah satu model dari retrospective exposure assement adalah model sederhana,

yaitu asumsi bahwa pemaparan langsung berhubungan dengan konsentrasi di tempat

tersebut. Sebagai contoh adalah penghitungan konsentrasi pada pemantauan udara di

pusat kota yang dihubungkan dengan pemaparan inhalasi pada penduduk perkotaan

tersebut.

Model lain adalah NEM (National Exposure Model) yang dipakai oleh EPA

dalam mementukan standar kualitas udara ambient di USA.

Tingkat pemaparan suatu agen dalam lingkungan dalan manusia, merupakan

interaksi antara agen tersebut dengan tubuh manusia (melalui kulit, traktus respiratorius,

traktus gastro intestinalis). Dosis tergantung pada jumlah yang dihisap/ditelan, lokasi

pengambilan polutan, kecepatan translokasi dan polutan serta pemaparan akut atau

kronis.

Dengan demikian, maka yang penting di dalam penilaian paparan pada manusia

adalah :

1) Metode

2) Penghitungan

3) Model

Pada awalnya 1980 salah satu yang penting pada kebijakan lingkungan adalah

berperannya penilaian risiko (risk assement) dan penilaian manajemen (risk manajemen)

dalam mengambil keputusan di bidang lingkungan.

Di Indonesia hal tersebut sudah ada dan sudah dimulai sejak 1982, yaitu dengan

dikeluarkannya UU No.4/1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelelolaan

lingkungan hidup. Undang-undang tersebut telah diperbaharui dengan UU No.23 tahun

Page 3: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

1997. Pemerintah Republik Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan tentang analisis

mengenai dampak lingkungan dan pedoman penetapan baku mutu lingkungan.

Pada ketetapan baku mutu lingkungan sudah ditentukan batas yang aman untuk

melindungi kesehatan masyarakat. Suatu polutan mempunyi nilai bku mutu tertentu.

Apabila polutan mempunyai kadar di bawah nilai baku mutu tersebut, maka polutan

dinyatakan tidak berbahaya.

Pada tahun 1980 di USA telah dilakukan penelitian epidemiologi dan didapatkan

kematian sejumlah 2,1 juta dan 460.000 nya disebabkan oleh kanker. Hal ini berarti

resiko kematian karena kanker sebanyak 22%(460.000/2.100.000=0,22).demikian pula

jika merook sebanyak 1 pak sehari mempunyai risiko untuk mati karena kanker atau

penyakit jantung sebesar 25%. Dapat dikatakan pula bahwa telah terjadi pemendekan

umur sekitar 5 menit pada setiap batang rokok.

C. DASAR-DASAR PENILAIAN RISIKO (BASE LINE RISK ASSESMENT)

Dasar-dasar penilaian risiko, merupakan dasar untuk pencarian perbaiakan dari

studi kelayakan untuk mengevaluasi kesehatan manusia.

Berdasarkan Risk Assesment Guidance for Superfind Volume I (EPA). Dasar-

dasar penilaian risiko, mencakup unsur-unsur :

1) Koleksi data dan evaluasi 9data collection dan evaluation)

2) Penilaian pemaparan (exposure assessment)

3) Penilaian toksisitas (toxicity assement)

4) Karakteristik dari risiko risk characterization)

The National academy of Sciences USA (1983) menyebutkan bahwa penilaian

risiko terbagi menjadi 4 tahap yaitu :

1) Identifikasi macam bahaya (hazard identification)

Adalah suatu proses untuk menentukan bahan kimia yang berpengaruh terhadap

kesehatan manusia, misalnya kanker dan cacat lahir. Jika data dari efek bahan kimia

terhadap manusia sukar didapat, maka dipakai dara dari hasil percobaan binatang.

Page 4: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

2) Penilaian dosis-respon (Dose-response assement)

Merupakan suatu proses untuk menentukan hubungan antara dosis suatu sgen dengan

efek terhadap kesehatan. Pada analisis ini termasuk metode ekstrapolasi data dari

binatang ke manusia.

3) Penilaian paparan (Exposure assement)

Mengidentifikasi dan menghitung jumlah populasi yang terpapar serta lamanya agen

tersebut bekerja. Mengidentifikasi faktor umur, status kesehatan, sejarah merokok

dan memperkirakan adanya efek sinergistik pada pemaparan bahan toksik.

4) Sifat dari risiko (Risk characterization)

Merupakan gabungan dari ketiga tahap di atas yang menghasilkan perkiraan adanya

masalah kesehatan masyarakat.

D. PENGUMPULAN DAN EVALUASI DATA (DATA COLLECTION DAN

EVALUATION)

Termasuk pengumpulan data yang relevan dalam mengevaluasi kesehatan

manusia dan mengidentifikasi adanya bahan sebagai focus dalam proses analisis risiko.

Koleksi (pengumpulan data). Diperlukan latar belakang untuk koleksi data yang

meliputi :

1) Tipe data

a Identitas kontaminan

b Konsentrasi kontaminan

c Karakteristik sumber kontaminan

d Karaktristik lingkungan

2) Komponen data primer untuk RI (Remerdial Inveestigation) dan FS (Feasibility

study)

a Kondisi sifat dari lokasi

b Penentuan asal limbah

c Penilaian risiko

d Tindakan testing

3) Identifikasi dini dari data yang diperlukan

4) Petunjuk tujuan pemakaian data kualitatif

Page 5: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

Evaluasi data (Data evaluation). Tahapan dalam evaluasi data yang diperlukan

adalah:

1) Pengumpulan data yang akurat

2) Mengevaluasi pemakaian metode analisis

3) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan kode

4) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan kekosongan sampel

5) Mengevaluasi kualitas data berhubungan dengan keterbatasan jumlah sampel

6) Mengevaluasi identifikasi komponen

7) Membandingkan potensi hubungan kontaminasi dengan lokasi

8) Menghubungkan set data untuk dipakai dalam penilaian risiko

9) Mengusahakan jumlah bahan kimia yang diperlukan.

E. PENILAIAN PAPARAN (EXPOSURE ASSEEMENT)

Meliputi cara estimasi dari potensi, frekuensi deviasi dan pekerjaan suatu

paparan polutan pada manusia. Pada penilaian tersebut yang paling penting adalah :

1) Mengestimasi paparan maksimum dilingkungan dengan pemakain lahan dimasa

yang akan dating.

2) Mengetahui estimasi

3) Pengelolaan bagi pengambil keputusan

Unsur-unsur yang diperlukan addalah:

1) Analisi kontaminasi

2) Identifikasi penuduk terpapar

3) Identifikasi perjalanan penting dari pemaparan (potential partway)

4) Estimasi konsentrasi pada titik paparan

5) Monitor data lingkungan dan prediksi bahan kimia

6) Estimasi kontaminasi yang masuk ke dalam jalur masuk tubuh

Proses analisis paparan meliputi tiga tahap yaitu:

1) Aturan dari sifat paparan (characteristic exposure setting)

2) Identifikasi jalur paparan (identy exposure setting)

3) Jumlah paparan (quantify exposure)

Page 6: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

F. PENILAIAN TOKSISITAS (TOXICITY ASSEMENT)

Penilaian toksisitas dilakukan dengan cara:

1) Mengusulkan informasi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif

2) Menentukan nilai toksisitas

Komponen lain dari penilaian toksisitas meliputi:

1) Tipe kemunduran kesehatan yang berhubungan dengan paparan bahan kimia.

2) Hubungan antara besarnya paparan dan gagasan kesehatan.

3) Hubungan yang tidak menentu antara bahan kimia dengan karsinogen pada manusia.

Secara ringkas tahapan penilaian toksisitas adalah:

1) Mengumpulkan informsi toksisitas secara kualitatif dan kuantitatif untuk bahan

evaluasi.

2) Mengidentifikasi periode paparan untuk menilai toksisitas

3) Menghitung nilai toksisitas untuk efek non karsinogenik

4) Menghitung nilai toksisitas untuk efek karsinigenik

5) Ringkasan informasi toksisitas.

G. KARAKTERISTIK RISIKO (RISK CHARACTERIZATION)

Karakteristik risiko adalah merupakan ringkasan dan hasil dari penilaian paparan

dan toksisitas yang bersifat kualitatif dan kuantitatif pada suatu karakteristik dasar dari

risiko lingkungan.

Selama prosese penentuan karakteristik risiko, maka informasi toksisitas bahan

kimia spesifik dibandingkan dalan hal ukuran tingkat pemaparan dan tingkat produksi

dari model proses perjalanan (fate) dan transportasi kontaminan.

Karakeristik risiko merupakan kumpulan dari beberapa kegiatan meliputi:

1) Tinjauan kembali hasil akhir pengeluaran dan toksisitas analis paparan.

2) Mengkuantifikasi risiko dari bahan kimia tertentu.

3) Mengkuantifikasi risiko dari bahan kimia gabungan.

4) Membandingkan risiko saat perjalanan paparan.

5) Menentukan dan mempresentasekan ketidaktentuan.

6) Mempertimbangkan lokasi spesifik dari studi pada manusia.

Page 7: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

Untuk menentukan karakteristik dari suatu risiko kesehatan lingkungan sangat

sukar. Hal ini disebsbkan karena untuk mengetahui karakteristik risiko, harus lebih

dahulu dilakukan suatu penilaian risiko.

Oleh karena itu, maka USA The National Academy of Science pada tahun 1983

membuat sejumlah pertanyaan agar jawabannya nanti dapat digunakan untuk

menentukan karakteristik risiko kesehatan lingkungan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

adalah:

1) Bagaimana ketidaktentuan statistic (The statistical uncertainties) dalam

mengestimasi efek kesehatan?

2) Bagaimana menghitung dan menyatakan ketidaktentuan tersebut?

Apa bentuk ketidaktentuan biologis?

Apa kenyataanya?

Bagaimana mengestimasinya?

Efek apa yang terjadi dalam estimasi secara kuantitatif?

3) Bagaimana ketidaktentuan tersebut dibeberkan pada organisasi pembuat keputusan?

4) Penilaian dose respons dan penilaian pemaparan mana yang dipakai?

5) Populasi mana yang dijadikan populasi target untuk dilindungi dan apa yang

disediakan agar lebih berarti dalam hal risiko lingkungan?

H. METODE MEMPERKIRAKAN RISIKO LINGKUNGAN

Dapat dibedakan menjadi 2 metode yaitu:

1) Perkiraan Langsung

Besarnya suatu risiko merupakan fungsi dari besrnya kementakan dengan

konsekuensi tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut:

� � ��� � ��

Dimana:

R = Risiko

P = Probabilitas

K = Konsekuensi

F = faktor

Page 8: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

Dalam peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan, probabilitas

(kementakan) untuk terjadinya kematian lebih kecil dari kementakan timbulnya

penyakit yang kronis. Sebagai contoh kasus adalah kecelakaan Pembangkit Listrik

tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Pada kecelakaan tersebut yang dilaporkan

langsung meninggal dunia adalah 32 orang. Sedangkan yang menghadapi risiko

kematian dikemudian hari akibat kanker diperkirakan sebesar 25.000 orang.

Peristiwa lain adalah dib opal (india), di mana yang meninggal langsung sekitar

2.000 orang, sedangkan yang mempunyai risiko untuk menderita penyakit kronis

sebanyak puluhan ribu.

Harga p (kementakan) dapat dihitung jika tersedia data statistikyang cukup.

Faktor yang diperlukan pada analisis suatu risiko lingkungan adalah mengidentifikasi

risiko yang penting.

2) Perkiraan tidak Langsung

Kecelakaan PLTN di Chernobyl dan kebocoran zat beracun di Bopal merupakan

suatu kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga tidak cukup tersedia data statistic

untuk melakukan perhitungan langsung. Risiko dihitung secara tidak langsung

berdasarkan pengalaman terjadinya kecelakaan dengan tingkat konsekuensi tertentu

pada industry dan instansi lain.

Contoh penentuan risiko lingkungan:

a) Seorang pekerja dengan berat badab 60 kg terpapar oleh bahan karsinogen.

Paparan terjadi 5 hari perminggu, 50 minggu pertahun dan pemaparan terjadi

selama 20 tahun. Pekerja diasumsikan menghisap bahan beracun selama 2 jam

setiap hari sebanyak 1,5 m3/jam dan 6 jam perhari sebanyak 1 m3/jam. Faktor

potensi dari bahan beracun (karsinogen) adalah 0,02 mg/kg perhari. Faktor

absorbs diperkirakan 80%. Rata-rata bahanberacun diudara sekitar 0,05 mg/m3.

Dari data tersebut di atas dapat di hitung besarnya risiko terkena kanker sebagai

berikut:

Total udara yang dihiasap (daily intake rate):

(1,5m3/jam×2 jam)+(1 m3/jam×6 jam) = 9 m3/jam

Page 9: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

Total dosis = 9 m3/jam×5 m3/jam×50 m3/jam×20 tahun×0,05 mg/m3×0,8 =

1.800mg/20 tahun.

Chronic daily intake (CDI)

1.800 mg

× 0,00117 mg/kg/hari

60 kg×70 tahun×365 hari/tahun

Risiko menderita kanker adalah

0,00117 mg/kg/hari × 0,02 mg/kg/hari = 2,3 × 105

(23 kemungkinan dalam 1 juta)

b) Pada suatu pabrik yang mempunyai cerobong asap dengan ketinggian efektif

100m, mengeluarkan emisi gas NO2 dengan kecepatan 110 g/detik. Kecepatan

angin pada ketinggoan 100 m adalah 5 m/detik.

Dari data tersebut di atas dapat diperkirakan risiko masyarakat yang bertempat

tinggal 2 km dari cerobong tersebut.

Data termasuk dalam kelas stabilitas D. setelah dihitung, maka:

Y = 126 m

Z = 51 m

(y dan z = horizontal dan vertical spread parameter)

Berdasar rumus (Gaussan model)

� 110 �10�

2 �227 � �126��51� ��� �12 ��/126� � � ���� ��1/2 � �����

51� � ��� ��1/2 � �����51� �!

� 545 �1�2 exp ��1/2 � &''()&( �

� 545 � 0,293

� 159 -/./ (microgram/m3)

Page 10: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

Conversi 159 mikrogram/m3 NO2, menjadi ppm adalah sebagai berikut:

Paha suhu 150C dan tekanan 1 atmosfer, maka:

0�� � �1,1)�&'2343/456 �&)7�&'289/431 9/456

� 85,5 � 10;7</.=> � 0,086 ��.

Baku mutu udara ambient (SK Men KLH) untuk NO2 = 0,05 ppm

Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko masyarakat yang berdomisili pada jarak

2 km dari cerobong, cukup besar RISIKO nya untuk keracunan gas NO2

Page 11: PENILAIAN RISIKO DAMPAK LINGKUNGAN

TUGAS INDIVIDU

EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN

METODE PENENTUAN RISIKO LINGKUNGAN

RETNO ASIH

06 903 325

Dosen Pengasuh : Wimbadi Sigit SKM, M.Kes

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2009