18
1 1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi informasi diaplikasikan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi seberapa jauh organisasi tersebut telah mencapai visi, misi ataupun tujuan strategisnya. Pengukuran tingkat kematangan tata kelola TI ini memerlukan sebuah standar yang bisa membantu agar terjadi pengukuran yang valid dan realable. Dalam penelitian ini, standar yang digunakan adalah COBIT 4.1 dengan mengacu pada Balanced Scorecard. Standar COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) dipilih karena kerangka kerja COBIT memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi. Sedangkan Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu kerangka kerja, suatu bahasa yang mengkomunikasikan visi, misi, dan strategi kepada seluruh karyawan tentang kunci penentu sukses saat ini dan masa datang. Balanced Scorecard juga merupakan kartu skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan antara faktor keuangan dan non-keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang serta kondisi internal maupun eksternal. Pengukuran Balanced Scorecard memperhatikan 4 perspektif yang saling berkaitan satu dengan yang lain, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis/internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. [1] PT. Cipta Agro Nusantara merupakan organisasi yang memanfaatkan peranan teknologi informasi dalam proses operasional organisasinya. Untuk mengetahui sejauh mana peranan teknologi informasi telah dapat merepresentasikan tujuan bisnis organisasinya, perlu dilakukan kegiatan untuk mengukur tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi di PT. Cipta Agro Nusantara. Peneliti memilih PT. Cipta Agro Nusantara untuk studi kasus karena belum adanya perencanaan TI perusahaan sehingga perlu diukur tingkat kematangan tata kelola TI dan sejauh mana teknologi informasi saat ini mendukung proses bisnis yang terjadi dalam perusahaan. Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui sejauh mana peranan teknologi informasi dapat merepresentasikan tujuan bisnis PT. Cipta Agro Nusantara. Sehingga berdasarkan temuan-temuan dari pelaksaanan pengukuran tingkat kematangan tata kelola TI, menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan PT.Cipta Agro Nusantara sebagai referensi untuk meningkatkan peranan dan pengelolaan teknologi informasi agar kedepannya dapat mendukung tujuan bisnis organisasi dengan lebih baik.

Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

1

1. Pendahuluan

Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan

terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi informasi

diaplikasikan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi seberapa jauh

organisasi tersebut telah mencapai visi, misi ataupun tujuan strategisnya.

Pengukuran tingkat kematangan tata kelola TI ini memerlukan sebuah

standar yang bisa membantu agar terjadi pengukuran yang valid dan

realable. Dalam penelitian ini, standar yang digunakan adalah COBIT 4.1

dengan mengacu pada Balanced Scorecard. Standar COBIT (Control

Objectives for Information and related Technology) dipilih karena kerangka

kerja COBIT memberikan gambaran paling detail mengenai strategi dan

kontrol dalam pengaturan proses teknologi informasi yang mendukung

keselarasan strategi bisnis dan tujuan teknologi informasi.

Sedangkan Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan suatu

kerangka kerja, suatu bahasa yang mengkomunikasikan visi, misi, dan

strategi kepada seluruh karyawan tentang kunci penentu sukses saat ini dan

masa datang. Balanced Scorecard juga merupakan kartu skor yang

digunakan untuk mengukur kinerja dengan memperhatikan keseimbangan

antara faktor keuangan dan non-keuangan baik jangka pendek maupun

jangka panjang serta kondisi internal maupun eksternal. Pengukuran

Balanced Scorecard memperhatikan 4 perspektif yang saling berkaitan satu

dengan yang lain, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif proses bisnis/internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

[1]

PT. Cipta Agro Nusantara merupakan organisasi yang memanfaatkan

peranan teknologi informasi dalam proses operasional organisasinya. Untuk

mengetahui sejauh mana peranan teknologi informasi telah dapat

merepresentasikan tujuan bisnis organisasinya, perlu dilakukan kegiatan

untuk mengukur tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi di PT.

Cipta Agro Nusantara. Peneliti memilih PT. Cipta Agro Nusantara untuk

studi kasus karena belum adanya perencanaan TI perusahaan sehingga perlu

diukur tingkat kematangan tata kelola TI dan sejauh mana teknologi

informasi saat ini mendukung proses bisnis yang terjadi dalam perusahaan.

Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui sejauh mana peranan

teknologi informasi dapat merepresentasikan tujuan bisnis PT. Cipta Agro

Nusantara. Sehingga berdasarkan temuan-temuan dari pelaksaanan

pengukuran tingkat kematangan tata kelola TI, menghasilkan rekomendasi

yang dapat digunakan PT.Cipta Agro Nusantara sebagai referensi untuk

meningkatkan peranan dan pengelolaan teknologi informasi agar

kedepannya dapat mendukung tujuan bisnis organisasi dengan lebih baik.

Page 2: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

2

2. Tinjauan Pustaka

Pada Penelitian yang dilakukan Agus Prasetyo Utomo dengan judul

“Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi ( IT Governance ) pada Bidang

Akademik dengan Cobit Frame Work Studi Kasus pada Universitas

Stikubank Semarang”. Perancangan IT Governance dalam penelitian ini

menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective For Information

and Related Technology) versi 4.0, Dalam penelitian ini hanya dibahas 2

domain dari 4 domain yang ada di COBIT dengan pembahasan dibatasi

pada tingkat control process saja, tidak membahas aktivitas aktivitas yang

terdapat di setiap control process. Domain yang dipilih dalam penelitian ini

untuk dibuatkan rekomendasi pengelolaan TI adalah domain Deliver and

Support (DS), Monitor and Evaluate (ME). Dari pemetaan model maturity

tersebut diperoleh bahwa tingkat maturity untuk DS mendidik dan melatih

users berada pada level maturity 4 (Managed), sementara untuk DS

mengelola data berada pada tingkat maturity 3 (Defined), Domain untuk

Monitor dan evaluasi kinerja TI berada tingkat maturity 3 (Defined).

Berdasarkan visi, misi, tantangan masa depan, dan tingginya harapan

manajemen UNISBANK terhadap proses IT COBIT, dapat disimpulkan

untuk dapat mendukung pencapaian tujuan UNISBANK setidaknya tingkat

maturity pengelolaan IT yang dilakukan harus berada pada tingkat 4

(Managed) dimana proses di monitor dan diukur menggunakan indikator

tertentu. [2]

Pada Penelitian yang dilakukan Adityawarman dengan judul

“Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan Strategi Teknologi

Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis Menggunakan Framework

COBIT 4.1 (Studi Kasus PT. BRI, Tbk)”. Dalam penelitian ini dilakukan

analisis keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi teknologi

informasi PT. BRI, Tbk. Berdasarkan tabel tingkat kematangan yang

terdapat pada CobiT 4.1, maka PT. BRI berada pada tahap “Defined”. Pada

tahap ini prosedur yang ada telah dilakukan standardisasi dan

didokumentasi, dikomunikasikan melalui pelatihan. Arahan diberikan untuk

melaksanakan prosedur prosedur yang ada, namun masih terdapat deviasi

dalam pelaksanaannya. [3]

Hubungan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah

dalam penelitian tersebut berdasarkan tujuan, visi dan misi organisasi yang

kemudian diterjemahkan kedalam strategi bisnis dan strategi TI, peneliti

menggunakan balance scorecard dalam pemetaannya. Oleh karena itu

berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, maka akan dilakukan

penelitian yang berjudul Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola TI

menggunakan Framework COBIT 4.1 di PT. Cipta Agro Nusantara.

Page 3: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

3

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat kematangan Tata

Kelola Teknologi Informasi PT. Cipta Agro Nusantara untuk kemudian

menjadi rekomendasi bagi perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk

memeriksa apakah tata kelola sumber daya TI (termasuk di dalamnya

manajemen organisasi dan pimpinan) dapat mendukung dan sejalan dengan

strategi bisnis.

Tata Kelola TI (IT Governance) adalah sebuah konsep yang

dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) sebagai "bagian integral

dari tata kelola perusahaan, yang terdiri dari struktur organisasi dan

kepemimpinan, serta proses yang memastikan bahwa organisasi TI tersebut

mendukung strategi dan tujuan organisasi. [4]

COBIT atau Control Objective For Information and related Technology

adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi,

Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakn

bagian dari ISACA. COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan IT

governance. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu

organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk suatu

standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik.

Secara terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat contol objectives untuk

bidang teknologi indormasi, dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi

audit.

Gambar 1 Kerangka Kerja COBIT 4.1

Page 4: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

4

Kerangka kerja COBIT terdiri dari 4 Domain :

a) Plan and Organise (PO) Membahas mengenai strategi, taktik, dan

pengidentifikasian teknologi informasi dalam mendukung

tercapainya tujuan bisnis.

b) Acquire and Implement menitik beratkan pada proses pemilihan,

pengadaan dan penerapan teknologi informasi yang digunakan.

c) Domain Delivery and Support (DS) yang menjadi pokok

pembahasan adalah proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya.

d) Monitoring and Evaluating (ME) membahas tentang proses

pengawasan pengelolaan TI pada organisasi atau perusahaan

RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted,

Informed. COBIT 4.1 menerangkan bahwa RACI chart adalah matriks yang

menggambarkan peran berbagai pihak dalam penyelesaian suatu pekerjaan

dalam suatu proyek atau proses bisnis dimana matriks ini sangat bermanfaat

dalam menjelaskan peran dan tanggungjawab antar bagian didalam suatu

proyek atau proses. Peran dan tanggung jawab merupakan dua hal yang

sangat berkaitan erat dengan proses pembuatan keputusan. Suatu keputusan

dapat di buat oleh pihak-pihak yang memang memliki kewenangan sebagai

pembuat keputusan.

Gambar 2 Raci Chart

R : Responsible, artinya pihak yang harus memastikan aktivitas tersebut

berhasil dilaksanakan.

A : Accountable, artinya pihak yang mempunyai kewenangan untuk

menyetujui atau menerima pelaksanaan aktivitas.

C : Consulted, artinya pihak yang mana pendapatnya dibutuhkan dalam

aktivitas (komunikasi arah).

Page 5: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

5

I : Informed, artinya pihak yang selalu menjaga kemajuan informasi atas

aktivitas yang dilakukan (komunikasi satu arah).

Balanced Scorecard merupakan suatu konsep manajemen yang

membantu menerjemahkan strategi ke dalam tindakan sehingga dapat

diukur untuk melaksanakan proses-proses manajemen kritis. Perspektif

Balanced Scorecard dalam suatu aktivitas perusahaan dapat dievaluasi oleh

manajemen sebagai berikut: perspektif finansial (keuangan), perspektif

pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian

yang dilakukan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk

menganalisa keterangan mengenai Tata kelola teknologi informasi PT. Cipta

Agro Nusantara, yang kemudian dihubungan dengan teori yang ada dalam

COBIT.

Gambar 3 Tahapan Penelitian

Page 6: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

6

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di

antaranya :

1. Metode Observsai

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap apa yang terjadi di

lingkungan penelitian. Observasi dilakukan sewaktu peneliti melakukan

kerja praktek.

2. Metode Kusioner

Kuesioner yang dibuat sesuai dengan standar COBIT 4.1, kemudian

dibagikan kepada responden sesuai dengan RACI chart yang terdapat pada

COBIT. Penyebaran dan pengisian kusioner dilakukan pada bulan Mei

2013.

3. Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola TI

Pengukuran tingkat kematangan tata kelola TI dilakukan dengan

memetakan Tujuan bisnis dan Tujuan TI. Kemudian Tujuan TI di petakan

ke Proses COBIT yang kemudian akan menghasilkan Maturity level.

Berdasarkan Maturity Level tersebut kemudian di analisis yang akan

menghasilkan temuan-temuan yang selanjutnya akan diberikan

rekomendasi

4. Hasil dan Pembahasan

Setelah data yang dibutuhkan sudah terkumpul, dilanjutkan dengan tahap

penganalisaan data. Dalam penelitian ini penganalisaan data yang didapat

dengan menggunakan pedoman COBIT 4.1 dan menghasilkan temuan-

temuan. Tujuan bisnis adalah tujuan organisasi yang dicapai dengan

melakukan proses bisnis organisasi, misalnya visi, misi,dan sasaran bisnis.

Page 7: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

7

Tabel 1 Tujuan Bisnis dengan BSC

Tujuan Bisnis PT. Cipta

Agro Nusantara

Prespektif Kinerja Tujuan Bisnis BSC

1. Menyediakan produk

berupa barang atau jasa

untuk memenuhi

kebutuhan konsumen

Costumer Perspective 4, 5 - Meningkatkan orientasi

layanan terhadap pelanggan,

Penawaran produk dan jasa

yang kompetitif,

Learning and Growth

Perspective

16 - Mengelola produk dan

inovasi bisnis

2. Mendapatkan laba atau

keuntungan yang optimal

sebagai sumber

pembiayaan kelangsungan

hidup perusahaan

Financial Perspective 1 - Memberikan pengembalian

investasi TI

Customer Perspective 8 - Mencapai optimalisasi

biaya pelayanan

3. Menciptakan efisiensi

dan efektivitas biaya. Internal Perspective

11 - Proses biaya yang lebih

rendah

4. Mewujudkan daya

saing guna menumbuh

kembangkan perusahaan

Customer Perspective 7 - Meningkatkan kemampuan

dalam merespon perubahan

kebutuhan bisnis

Internal Perspective 15 - Meningkatkan dan

memelihara operasional dan

produktivitas staf

Learning and Growth

Perspective

17 - Memperoleh dan

mempertahankan karyawan

terampil dan termotivasi

Page 8: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

8

Setelah dilakukan pemetaan Tujuan Bisnis Organisasi dengan Tujuan Bisnis dengan Balance Scorecard, kemudian dilakukan pemetaan

Tujuan Bisnis dengan Tujuan TI untuk melihat IT Goals apa saja yang memberi kontribusi terhadap pencapaian sebuah Business Goals.

Tabel 2 Tujuan TI yang Teridentifikasi dipetakan menggunakan prespektif BSC

Tujuan Bisnis Tujuan TI Process 4 - Meningkatkan orientasi dan

layanan pelanggan. 3) Kepastian akan kepuasan pengguna akhir dengan penawaran dan tingkat layanan

23) Jaminan bahwa layanan TI yang tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan

PO8, AI4, DS1,

DS2, DS7, DS8,

DS10, DS13, DS3,

DS4, DS8, DS13

5 - Penawaran produk dan jasa

yang kompetitif 5) Penciptaan TI yang tangkas (IT Agility)

24)Peningkatan terhadap efisiensi biaya TI dan kontribusinya terhadap keuntungan bisnis

PO2, PO4, PO7,

AI3, PO5, DS6

16 - Mengelola produk dan

inovasi bisnis. 5) Penciptaan TI yang tangkas (IT Agility)

25) Penyampaian rancangan tepat waktu dan sesuai dengan kualitas standar maupun

anggaran biaya

28) Jaminan bahwa TI menunjukkan kualitas layanan yang efisien dalam hal biaya,

perbaikan yang berkelanjutan dan kesiapan terhadap perubahan di masa mendatang.

PO2, PO4, PO7,

AI3, PO8, PO10,

PO5, DS6, ME1,

ME4

1 - Memberikan pengembalian

investasi TI - enabled business

invesments

24) Peningkatan terhadap efisiensi biaya TI dan kontribusinya terhadap keuntungan bisnis PO5, DS6

8 - Mencapai optimalisasi biaya

pelayanan. 7) Perolehan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang standard dan dan terintegrasi

8) Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur TI yang standard an terintegrasi

10) Jaminan akan kepuasan yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga

24) Peningkatan terhadap efisiensi biaya TI dan kontribusinya terhadap keuntungan bisnis

PO3, AI2, AI5, AI3,

AI5, DS2, PO5, DS

6

11 - Biaya Proses yang lebih

rendah 7) Perolehan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang standard dan dan terintegrasi

8) Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur TI yang standard an terintegrasi

13) Jaminan akan penggunaan dan kinerja dari aplikasi serta solusi teknologi yang sesuai

PO3, AI2, AI5, AI3,

AI5, PO6, AI4, AI7,

DS7, DS8, PO3,

AI3, DS3, DS7,

DS9, PO5, DS6

Page 9: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

9

15) Pengoptimalisasian infrastruktur, sumber daya dan kemampuan IT

24) Peningkatan terhadap efisiensi biaya TI dan kontribusinya terhadap keuntungan bisnis

7 - Meningkatkan kemampuan

dalam merespon perubahan

kebutuhan bisnis.

1) Respon terhadap kebutuhan bisnis yang selaras dengan strategi bisnis

5 ) Penciptaan TI yang tangkas (IT Agility)

25) Penyampaian rancangan tepat waktu dan sesuai dengan kualitas standar maupun

anggaran biaya

PO1, PO2, PO4,

PO10, AI1 AI6, AI7,

DS1, DS3, ME1,

PO2, PO4, PO7,

AI3, PO8, PO10

15 - Meningkatkan dan

memelihara operasional dan

produktivitas staf

7) Perolehan dan pemeliharaan sistem aplikasi yang standard dan dan terintegrasi

8) Perolehan dan pemeliharaan infrastruktur TI yang standard an terintegrasi

11) Jaminan akan konsistensi terhadap integrasi aplikasi ke dalam proses bisnis

13) Jaminan akan penggunaan dan kinerja dari aplikasi serta solusi teknologi yang sesuai

PO3, AI2, AI5, AI3,

AI5, PO2, AI4, AI7,

PO6, AI4, AI7, DS7,

DS8

17 - Memperoleh dan

mempertahankan karyawan

terampil dan termotivasi

9) Perolehan dan pemeliharaan kemampuan TI sebagai respon terhadap strategi TI PO7, AI5

Page 10: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

10

RACI Chart

Berikut merupakan pemilihan responden untuk wawancara dan survey

kuesioner berdasarkan COBIT RACI Chart :

No Fungsi Struktural COBIT Fungsi Struktural PT. CAN Jml.

Responden

1 Chief Executive

Officer

CEO Kepala Proyek 1

2 Chief Financial

Officer

CFO Kepala Tata Usaha 1

3 Business Executive BE Kepala Kebun 1

4 Chief Information

Officer

CIO Bagian TI 1

5 Business Process

Owner

BPO Kepala Bagian HRGA 1

Tabel 3 RACI Chart

Chief Executive Officer (CEO) di PT. Cipta Agro Nusantara yaitu Kepala

Proyek, yang mempunyai jabatan tertinggi diperusahaan dan bertugas untuk

memimpin suatu perusahaan dan bertanggung jawab untuk kestabilan perusahaan.

Chief Financial Officer (CFO) di PT. Cipta Agro Nusantara yaitu Kepala

Tata Usaha, memiliki jabatan di suatu perusahaan yang bertanggung jawab untuk

mengelola resiko keuangan dan juga bertanggung jawab untuk perencanaan

keuangan.

Business Executive (BE) di PT. Cipta Agro Nusantara yaitu Kepala Kebun,

yang memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan bisnis perusahaan melalui

penjualan kelapa sawit.

Chief Information Officer (CIO) di PT. Cipta Agro Nusantara yaitu Bagian

TI (Data Center) , yang bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem

komputer yang mendukung tujuan organisasi.

Business Process Owner (BPO) di PT. Cipta Agro Nusantara yaitu Kepala

HRGA (Human Resource General and Affair) , yang memiliki tanggung jawab

dalam mengelola proses bisnis dan memiliki kekuasaan dalam setiap pengambilan

keputusan dalam setiap perubahan yang terjadi.

Page 11: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

11

Tabel 4 Rata-rata Domain

Domain Planning and Organization

PO1 (Mendefinisikan rencana strategis) berada pada level 1 yang berarti

perusahaan telah memahami akan pentinganya memiliki strategi TI bagi

perusahaan namun dalam prakteknya PT. CAN belum melakukan dan

menetapkan rencana strategis TI untuk menunjang semua proses TI dan

kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya.

PO2 (Menentukan arsitektur informasi) berada pada level 2 yang berarti

perusahaan memahami pentingnya arsitektur sistem informasi namun dalam

penerapannya belum dikelola dengan baik.

PO3 (Menentukan arah technology)berada pada level 1 yang berarti

dalam penerapan dan pengawasan infrastruktur teknologi, masih dalam

praktek yang kurang baik

PO4 (Mendefinisikan proses TI, organisasi) berada pada level 2 yang

berarti perusahaan telah memiliki organisasi TI dalam perusahaan namun

belum di kembangkan dengan baik.

PO5 (Mengelola Infestasi TI) berada pada level 1 yang berarti

perusahaan menyadari pentingnya pengelolaan investasi TI pada perusahaan

untuk mendukung kebutuhan bisnis namun hal ini belum dapat dikelola

dengan baik

PO6 (Komunikasi manajemen untuk Tujuan dan Arah TI) berada pada

level 2 yang berarti Perusahaan sudah memiliki prosedur teknologi

informasi untuk mendukung sistem informasi yang ada Sehingga tujuan dan

arahan teknologi informasi untuk pengguna dapat membantu pengguna

menjalankan perannya dalam bisnis dan tujuan manajemen perusahaan.

PO7 (Mengelola Sumber daya TI) berada pada level 3 yang berarti

Perusahaan cukup baik dalam mengelola sumber daya manusia teknologi

informasi. Dengan memberikan pelatihan untuk karyawan yang dilakukan

sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab pengguna dari sistem

Domain Rata-Rata

Planning and Organisation 1,57

Aqcuire and Implement 1,51

Deliver and Support 1,64

Monitor and Evaluate 1,62

Rata-Rata 1,59

Page 12: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

12

informasi Agar masing – masing pengguna dapat mengelola sistem dengan

baik sesuai dengan tanggung jawabnya.

PO8 (Mengelola kualitas) berada pada level 2 yang berarti Perusahaan

telah menetapkan standar peraturan yang berlaku untuk sistem informasi

yang telah ada dan adanya program pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan kualitas pengguna sistem sehingga pengguna dapat

mengelola sistem dengan efektif dan efisien untuk mendukung tujuan

perusahaan.

PO10 (Mengelola proyek) berada pada level 2 yang berarti Perusahaan

telah melakukan manajemen proyek untuk mengatur sumber daya manusia

pada perusahaan namun dalam pengelolaan resiko serta perubahan yang

terjadi belum dapat dikelola dengan baik.

Berdasarkan penemuan diatas Domain PO adalah 1,57 berada pada Level

2 - Repeatable but Intituitive berada pada tingkat praktek yang kurang baik

dimana dalam standart dan dokumentasinya, PT. CAN belum melakukan

dan menetapkan rencana strategis TI untuk menunjang semua proses TI dan

kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya.

Rekomendasi : PT can sudah seharusnya memiliki rencana TI yang harus

dikembangkan untuk dapat mencerminkan perubahan teknologi dan bisnis

agar dapat mendukung perkembangan tujuan bisnis perusahaan. PT CAN

juga sudah seharusnya mengembangkan divisi TI yang telah ada agar dapat

menangani TI tanpa perlu penanganan dari induk perusahaan, mengingat PT

CAN sendiri merupakan salah satu perusahaan besar. TI sebuah perusahaan

harus memiliki perencanaan yang baik, karena TI tersebut menjadi salah

satu pendukung meningkatnya kualitas perusahaan.

Domain Acquire and Implement

AI1 (mengidentifikasi solusi otomatis) berada pada level 1 yang berarti

bahwa perusahaan telah memiliki kesadaran untuk melakukan pendekatan

yang jelas dan terstruktur dalam menentukan solusi TI namun hal tersebut

belum dikelola dengan baik.

AI2 (mengakuisisi dan mengelola aplikasi software) berada pada level 2

yang berarti bahwa Perusahaan telah memiliki aplikasi software yang baik

pada seluruh kegiatan bisnis pada perusahaan namun bagian IT yang ada

diperusahaan belum dapat melakukan pengawasan dengan baik terhadap

aplikasi.

AI3 (memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi) berada pada

level 2 yang berarti bahwa Pengimplementasian perlindungan keamanan

terhadap infrastruktur aplikasi pada perusahaan belum dikelola dengan baik.

Page 13: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

13

AI4 (menjalankan dan penggunaan operasi aplikasi) berada pada level 2

yang berarti perusahaan melakukan pelatihan terhadap karyawan baru yang

diterima oleh perusahaan Terutama pada pelatihan sistem pengoprasian

aplikasi yang dijalankan oleh perusahaan. Mulai dari pengenalan sistem

tersebut sampai dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab masing – masing

divisi namun hal ini belum dikelola dengan baik.

AI5 (Pengadaan sumber daya TI) berada pada level 3 yang berarti bahwa

Perusahaan telah melakukan prosedur dan standar yang konsisten terhadap

pengadaan sumber daya teknologi informasi yang dimiliki pelatihan yang

diberikan pada karyawan perusahaan dalam pengoprasian teknologi

informasi yang berjalan pada perusahaan.

AI6 (mengelola perubahan) berada pada level 1 yang berarti Perusahaan

belum memiliki prosedur perubahan pada sistem dan proses bisnis yang

berjalan pada perusahaan. Perusahaan memiliki sistem yang telah

terkomputerisasi, sehingga perubahan yang tidak sesuai dengan proses pada

sistem yang berjalan tidak dapat dilakukan. Sehingga perusahaan belum

memiliki prosedur yang mengatur perubahan pada proses bisnis yang

berjalan.

AI7 (instalasi dan akreditasi solusi) berada pada level 1 yang berarti

bahwa Perusahaan mempunyai program terhadap setiap karyawan baru yang

diterima oleh perusahaan. Program tersebut yang bertujuan untuk

mengetahui tugas dan tanggung jawab masing – masing karyawan dan dapat

mengoprasikan sistem yang dijalankan oleh perusahaan namun hal tersebut

belum dapat dikelola dengan baik.

Berdasarkan penemuan diaras Rata-rata Domain AI adalah 1,51 berada

pada Level 2 - Repeatable but Intituitive dimana pemeliharaan dan

pengawasan belum terkelola dengan baik sehingga setiap perubahan yang

terjadi, kurang terpantau sehingga kemungkinan dapat menimbulkan resiko

bagi bisnis dan perusahaan.

Rekomendasi : PT CAN seharusnya memiliki divisi TI yang dapat

menangani berbagai hal yang menyangkut TI sehingga perencanaan TI tidak

menjadi bagian dari perencanaan-perencanaan bisnis dalam hal ini

pengadaan perangkat keras untuk menunjang kegiatan TI maupun

pemeliharaan TI itu sendiri.

Domain Deliver and Support

DS1 (menentukan dan mengatur tingkat pelayanan) berada pada level 2

yang berarti bahwa adanya kesadaran bagi Perusahaan untuk memiliki

kerangka kerja proses manajemen tingkat layanan antara pelanggan dan

penyedia layanan sehingga perusahaan dapat memahami antara kemampuan

Page 14: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

14

pengguna dengan penyedia layanan untuk memberikan solusi terhadap

masalah yang ada namun hal ini belum dapat dikelola dengan baik.

DS2 (manajemen layanan pihak ketiga) berada pada level 2 Perusahaan

telah membangun hubungan yang baik dengan pihak ketiga namun belum

adanya evaluasi untuk hal tersebut.

DS3 (manajemen kinerja dan kapasitas) berada pada level 1 ini berarti

perusahaan Perusahaan telah melakukan proses peninjauan kinerja dan

kapasitas tenaga kerja teknologi informasi namun belum adanya

pengawasan yang baik terhadap aplikasi yang digunakan

DS4 (memastikan pelayanan yang berkelanjutan) berada pada level 1 ini

berarti perusahaan belum memiliki kesadaran untuk menerapkan

pemeliharaan sistem dengan memiliki data base sendiri agar dapat

mengendalikan resiko dan dapat meminimalisasi masalah yang terjadi

sehingga sistem yang ada dalam perusahaan lebih efektif

DS6 (mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya) berada pada level 2

yang berarti bahwa perusahaan membuat alokasi biaya teknologi informasi

untuk sistem yang berjalan dalam perusahaan namun perusahaan kurang

melakukan peninjauan kebutuhan sistem

DS7 (pendidikan dan pelatihan pengguna) berada pada level 2 yang

berarti bahwa Perusahaan telah melaksanakan strategi untuk meningkatkan

kinerja karyawan dengan memberikan pelatihan yang efektif dan

disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab masing-masing karyawan

agar adanya peningkatan sumber daya manusia yang merupakan salah satu

aset perusahaan demi mendukung kinerja perusahaan namun belum adanya

evaluasi secara rutin agar perusahaan dapat mengukur hasil kinerja para

karyawan.

DS8 (manajemen pelayanan) berada pada level 1 yang berarti adanya

pengelolaan teknologi informasi pada sistem informasi dalam perusahaan

namun belum berkembangnya divisi TI dalam perusahaan menyebabkan

kurangnya pengawasan dalam membantu meminimalisasi resiko dan

timbulnya masalah jika terjadi kesalahan pada sistem yang ada dalam

perusahaan sehingga kinerja dalam pelayanan perusahaan kurang efektif

DS9 (mengelola konfigurasi) berada pada level 2 yang berarti belum

adanya database sendiri dalam perusahaan menyebabkan perusahaan belum

melakukan pengelolaan teknologi informasi dengan baik

DS10 (manajemen masalah) berada pada level 1 yang berarti Perusahaan

belum melakukan pengelolaan sistem informasi pada perusahaan dengan

baik. Ini dibuktikan dengan belum berkembangnya divisi TI perusahaan,

sehingga perusahaan belum dapat mengetahui masalah yang timbul lebih

Page 15: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

15

awal serta belum dapat memberikan solusi penyelesaian atas masalah yang

terjadi

DS13 (manajemen operasi) berada pada level 2 yang berarti dalam

penjadwalan kerja dan memonitoring infrastruktur (memantau kinerja

hardware dan software) secara rutin belum dapat dikelola dengan baik oleh

perusahaan

Berdasarkan penemuan diatas Rata-rata Domain DS adalah 1,64 berada

pada Level 2 - Repeatable but Intituitive dimana pengawasan terhadap

sumber daya teknologi informasi belum terkelola dengan baik serta

pengadaan infrastruktur TI yang masih kurang.

Rekomendasi : PT CAN seharusnya lebih meningkatkan keamanannya

dalam hal ini pengawasan terhadap akses pegawai dalam hal ini

menambahkan CCTV untuk membantu pengawasan. CCTV Yang

digunakan untuk membantu manajemen perusahaan mengawasi akses dari

orang-orang yang tidak bertanggung jawab misalnya pegawai yang

melakukan manupulasi data, serta penambahan perangkat keras (komputer).

Domain Monitor and Evaluate

ME1 (mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI) berada pada level 2 yang

berarti bahwa dalam pengawasan terhadap kinerja TI belum dilakukan

dengan baik karena belum berkembangnya divisi TI sehingga bagian TI

tidak dapat bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelangsungan kinerja

teknologi informasi pada perusahaan

ME4 (menyediakan tata kelola TI) berada pada level 2 yang berarti

bahwa adanya kesadaran untuk menyiapkan strategi dalam mengelola resiko

pada teknologi informasi yang berjalan pada perusahaan namun hal ini

belum dapat dikelola dengan baik

Berdasarkan penemuan diatas Rata-rata Domain ME adalah 1,62 berada

pada Level 2 – Repeatable but Intituitive dimana proses-proses TI yang

mendukung Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi PT.

Cipta Agro Nusantara telah ada namun belum adanya pengawasan yang

rutin.

Rekomendasi : PT CAN harus lebih meningkatkan pengawasan terkait

dengan TI sehingga pengawasan TI dan pengawasan bisnis berjalan selaras

tanpa ada satu bagian yang diutamakan.

Page 16: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

16

Gambar 4 Spider Chart

Pengelolaan Tata Kelola TI pada PT. Cipta Agro Nusantara berada pada

tingkat kematangan 2 Hal ini berarti PT. Cipta Agro Nusantara berada pada

posisi Repeatable but Intuitive dimana perusahaan telah menyadari

kebutuhan akan pentingnya tata kelola TI. namun dalam perencanaannya

perusahaan sendiri belum dapat mengelolahnya dalam hal ini belum adanya

rencana menetapkan prosedur untuk strategi TI sehingga dalam pelaksanaan

serta pengawasan TI untuk mendukung proses bisnis itu sendiri belum dapat

berjalan efektif sehingga memungkinkan terjadi kesalahan yang dapat

merugikan perusahaan

Tindakan yang perlu dilakukan perusahaan agar nilai kematangan pada

semua atribut dapat mencapai tingkat kematangan 4 (Managed and

Measureable) adalah perusahaan harus lebih meningkatkan kualitas

perusahaan untuk menunjang proses TI untuk memenuhi kebutuhan bisnis

dengan cara membuat Perencanaan strategi TI, melakukan evaluasi rutin

pada pengelolaan rencana strategi TI, perusahaan membuat perencanaan

jangka panjang dan jangka pendek dan melakukan koordinasi strategi TI

dan bisnis dengan baik.

5. Simpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, Domain PO berada pada

tingkat praktek yang kurang baik dimana dalam standart dan

dokumentasinya, PT. CAN belum melakukan dan menetapkan rencana

strategis TI untuk menunjang semua proses TI dan kurangnya pengawasan

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00PO1

PO2PO3

PO4

PO5

PO6

PO7

PO8

PO10

AI1

AI2

AI3AI4

AI5AI6

AI7DS1

DS2

DS3

DS4

DS6

DS7

DS8

DS9

DS10

DS13ME1

ME4

Rata-Rata

Target

Page 17: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

17

terhadap pengelolaan sumber daya, Domain AI dalam pemeliharaan dan

pengawasan TI belum terkelola dengan baik sehingga setiap perubahan yang

terjadi, kurang terpantau sehingga kemungkinan dapat menimbulkan resiko

bagi bisnis dan perusahaan, Domain DS dalam pengawasan terhadap

sumber daya teknologi informasi belum terkelola dengan baik serta

pengadaan infrastruktur TI yang masih kurang, Domain ME dalam proses-

proses TI yang mendukung Sistem Informasi dan Tata Kelola Teknologi

Informasi PT. Cipta Agro Nusantara telah ada namun belum adanya

pengawasan yang rutin. Oleh karena itu tata kelola TI PT. CAN berada pada

level 2 (Repeatable but intuitive) yaitu dalam standart dan dokumentasinya

PT. CAN belum melakukan dan menetapkan rencana strategis untuk

dijadikan acuan dalam mengimplementasikan semua proses yang

dilaksanakan diperusahaan dan membutuhkan prosedur yang harus

dilakukan untuk menunjang kinerja TI. Pemeliharaan aset perusahaan serta

pengawasan belum terkelola dengan baik sehingga setiap perubahan yang

terjadi kurang terpantau sehingga memungkinkan menimbulkan resiko bagi

perusahaan. Serta pengawasan infrastruktur yang masih kurang dan belum

terkelola dengan baik.

Oleh karena itu PT. CAN sudah seharusnya memiliki dan

mengembangkan rencana TI untuk dapat mendukung perkembangan tujuan

bisnis perusahaan, mengingat semakin besarnya kebutuhan TI di PT. Cipta

Agro Nusantara tentunya harus didukung juga dengan perencanaan TI yang

baik. PT CAN juga harus memiliki divisi TI atau bagian tersendiri untuk

menangani TI tanpa perlu penanganan dari induk perusahaan karena TI

merupakan salah satu pendukung proses perkembangan bisnis dalam

perusahaan. Perencanaan TI dan perencanaan bisnis sebaiknya dibedakan

agar dapat berdiri sendiri namun tetap berjalan selaras guna mendukung

kebutuhan bisnis dan tujuan PT. CAN itu sendiri dan proses-proses TI akan

semakin baik dimasa yang akan datang dan diharapkan dapat melakukan

penelitian selanjutnya untuk dapat memonitoring rekomendasi-rekomendasi

yang diberikan.

Page 18: Pengukuran Tingkat Kematangan Tata Kelola Teknologi Informasi … · 2019. 5. 23. · Perancangan IT Governance dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja COBIT (Control Objective

18

6. Daftar Pustaka

[1] Sarno, R., 2009, Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi

Berbasis Balanced Scorecard & COBIT, ITS Press, Surabaya.

[2] Agus Prasetyo Utomo, 2011, Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi (

IT Governance ) pada Bidang Akademik dengan Cobit Frame Work Studi

Kasus pada Universitas Stikubank Semarang, Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Stikubank Semarang, (Vol 16 No. 2),

http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/361 diakses

tanggal 5 oktober 2013

[3] Adityawarman, 2012, Pengukuran Tingkat Kematangan Penyelarasan

Strategi Teknologi Informasi Terhadap Strategi Bisnis Analisis

Menggunakan FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus PT. BRI, Tbk),

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, (Vol 8, No.2),

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/akuditi/article/view/4355 diakses

tanggal 16 oktober 2013

[4] IT Governance institute, 2007, COBIT 4.1. IT Governance Institute.