21
PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL Debora Braviana Kepaniteraan Ilmu Kulit dan Kelamin RS . Pelabuhan Jakarta

PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KK

Citation preview

Page 1: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL

Debora Braviana

Kepaniteraan Ilmu Kulit dan KelaminRS . Pelabuhan Jakarta

Page 2: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

DEFINISI

Kortikosteroid topikal merupakan obat topikal yang mempunyai khasiat dan indikasi klinis yang luas sebagai anti-inflamasi, anti-alergi, anti-pruritus, anti-mitotik dan vasokonstriksi.

Page 3: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

MEKANISME

Kegunaan kortikosteroid topikal menurut Sukanto (2004) dalam dermato-terapi dibagi menjadi 3 mekanisme, yaitu :

1. Vasokonstriksi pembuluh darah dermis bagian atas sehingga mengurangi eritem pada berbagai dermatoses. Efek vasokonstriksi juga merintangi atau mengurangi terbentuknya cairan-peradangan dan udema setempat.

2. Anti-inflamasi akibat rangsangan mekanis, kimia, radiasi, reaksi imunologi dan infeksi pada kulit.

3. Antiproliferasi pada lapisan basal, kapiler dan fibroblas.

Page 4: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Kinerja kortikosteroid topikal sebagai anti-inflamasi, menurut Guyton dan Hall (1995) melalui 3 tahapan yaitu :1. Stabilisasi membran lisosom, sehingga membran

lisosom intraseluler menjadi lebih sulit pecah daripada keadaan normal. Kemudian enzim-enzim proteolitik yang dilepaskan oleh lisosom dalam proses inflamasi jumlahnya sangat berkurang.

2. Menurunkan permeabilitas kapiler, diduga sebagai efek sekunder dari penurunan pelepasan enzim proteolitik. Hal ini mencegah terjadinya kehilangan plasma ke jaringan.

3. Menurunkan migrasi sel darah putih ke daerah inflamasi, melalui mekanisme hambatan pembentukan prostaglandin dan leukotrien (chemotacting factors).

Page 5: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

KLASIFIKASI

• Kortikosteroid topikal berdasarkan potensi anti-inflamasi dan anti-proliferasi dibagi menjadi beberapa golongan, mulai dari golongan dengan potensi lemah, sedang, kuat dan sangat kuat.

Page 6: PENGOBATAN KTS TOPIKAL
Page 7: PENGOBATAN KTS TOPIKAL
Page 8: PENGOBATAN KTS TOPIKAL
Page 9: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

DOSIS

• Efektifitas klinik kortikosteroid topikal selain tergantung pada jenis kortikosteroid yang dipakai, juga tergantung pada konsentrasi dan kemampuan penetrasinya ke dalam epidermis. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi :

1. Tempat pengolesan dengan penetrasi yang kuat antara lain, kulit skrotum, vulva, dahi, aksila dan kulit kepala lebih permeabel dibanding kulit lengan, telapak kaki dan tangan. Penetrasi yang kuat juga dapat terjadi pada lapisan epidermis yang tipis, seperti pada orang tua, anak kecil dan bayi. Dan pada kulit yang meradang dengan peningkatan vaskularisasi, penetrasi obat kortikosteroid jadi lebih kuat.

Page 10: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

2. Penambahan bahan keratolitik yang dapat melunakkan lapisan tanduk dari epidermis, seperti asam salsilat 2-3%, Propilen glikol, polietilen glikol dan gliserol sebagai optimizing vehicle, membantu pelepasan steroid dari vehikulum dan sebagai humektan yang menghidrasi lapisan tanduk sehingga dapat meningkatkan penetrasi.

3. Vehikulum misalnya sediaan ointment, penetrasinya lebih baik dibandingkan krim dan losio. Fungsi utama vehikulum ini antara lain:• mengeringkan atau melembabkan lesi kulit.• melarutkan, membawa, menahan serta melepaskan bahan

aktif.• meningkatkan permeabilitas dan penetrasi ke dalam kulit.

4. Bebat oklusi poli-etilen menyebabkan kenaikan suhu dan hidrasi epidermis, sehingga meningkatkan penetrasi obat ke jaringan kulit.

Page 11: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

INDIKASI

Potensi rendah sampai medium

Gigitan serangga Luka BakarDermatitis atopik (kontak) Xerosis Disidrosis EksemaIntertrigo Liken planusDiskoid lupus eritematosus Otitis EksternaPruritus anogenital (senilis) Psoriasis

Potensi medium sampai kuat

Dermatitis eksfoliatif KeloidGranulom anulare Liken striatusLiken planus PemfigoidPtiriasis Rosea Sarkoidosis

Psoriasis Lupus EritematosusAlopesia areata

Page 12: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

• Dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid ialah, psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatitis seboroik, neurodermatitis sirkumskripta, dermatitis numularis, dermatitis stasis, dermatitis venenata, dermatitis intertriginosa dan dermatitis solaris.

• Dermatitis yang kurang responsif ialah, lupus eritematosus diskoid, psoriasis di telapak tangan dan kaki, granuloma anulare, sarkoidosis, liken planus, pemfigoid, eksantema fikstum.

• Dermatitis yang responsif dengan kortikosteroid intralesi ialah keloid, jaringan parut hipertrofik, alopesia areata, akne berkista, prurigo nodularis, morfea, dermatitis dengan likenifikasi, liken amiloidosis.

Page 13: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

EFEK SAMPING

Efek samping pemakaian kortikosteroid topikal sejajar dengan potensinya, secara garis besar dibagi menjadi :1. Efek terhadap epidermis :

Penipisan epidermis, akibat penurunan aktivitas proliferasi epidermis. Hambatan melanosit sehingga terjadi hipopigmentasi (vitiligo like condition).2. Efek terhadap dermis :

Berupa penurunan sintesa kolagen dan pengurangan jaringan ikat sehingga terbentuk striae, memudahkan perdarahan kapiler di kulit, berupa purpura dan ekimosis.3. Efek vaskular :

Berupa vasodilatasi diikuti efek rebound berupa vasodilatasi, edema, inflamasi dan pustulasi.

Page 14: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Secara klinis, efek samping pemakaian kortikosteroid topikal dapat berupa:a. Atrofib. Dermatitis perioralc. Rosasead. Dermatitis kontak alergikae. Infeksif. Gangguan penyembuhan lukag. Hipertrikosish. Takifilaksis

Page 15: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

AtrofiKerusakan kulit akibat kortikosteroid topikal

disebabkan oleh khasiat antimitosis yang kuat dan akibat penyempitan pembuluh darah setempat, sehingga menyebabkan penurunan sintesa kolagen, perubahan jaringan ikat dan jaringan penyangga pembuluh darah, kemudian menyebabkan atrofi epidermis, teleangiaktasis, purpura, striae, hambatan penyembuhan luka. Dan pada kulit yang atrofi, penetrasi obat kortikosteroid makin kuat, kemudian menambah kerusakan kulit.

Atrofi kulit ini menyebabkan, epidermis tipis seperti kertas (tissue paper appearance).

Page 16: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Dermatitis perioralDermatitis perioral merupakan papillae eczematous

dengan skuama sekitar bibir yang gatal dan panas, terutama akibat pemakaian kortikosteroid potensi kuat, patogenesisnya belum diketahui secara pasti, infeksi sekunder Candida albicans akan memperberat penyakitnya.Rosasea

Berupa lesi eritematus di muka yang menetap disertai atrofi, teleangiektasis, papel dan pustule akibat pemakaian kortikosteroid kuat topikal dalam waktu yang lama. Penetrasi dari pemakaian kortikosteroid topikal pada daerah muka atau kepala akan meningkat akibat adanya folikel kelenjar sebasea, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping ini.

Page 17: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Dermatitis kontak alergikaDermatitis kontak alergika akibat pemberian

kortikosteroid topikal dapat disebabkan oleh kortikosteroid sendiri atau oleh bahan pembawanya. Tidak jarang terjadi reaksi silang di antara preparat kortikosteroid tersebut karena persamaan dasar dari strukturnya, misalnya betametason valerat dengan hidrokortison, triamsinolon dengan halsinonid dan flusinonid. Uji tempel dengan bahan yang dicurigai dapat membantu menentukan penyebab, umumnya digunakan tixocortol pivalate 1% di dalam vaselin dan budesonide 1% dalam ethanol, dapat mendeteksi alergi terhadap kortikosteroid topikal sampai 90%.

Page 18: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

InfeksiPemakaian kortikosteroid topikal memudahkan timbulnya

infeksi bakteri, jamur dan virus disebabkan karena mekanisme pertahanan tubuh setempat menurun, pemberian kortikosteroid topikal pada infeksi jamur kulit menyebabkan gambaran klinis tidak jelas, sehingga menyukarkan diagnosis disebut Tinea Incognito. Pemakaian sediaan kombinasi kortikosteroid dan antibiotik sebaiknya hanya digunakan dalam jumlah sedikit dan waktu singkat.Gangguan penyembuhan luka

Pemakaian kortikosteroid topikal dapat menghambat penyembuhan luka yang sudah ada, karena khasiat anti-inflamasinya melalui efek vasokonstriksi pembuluh darah kecil, menghambat ekstravasasi leukosit dan eksudasi plasma. Penurunan jumlah leukosit ini, menyebabkan berkurangnya reaktivitas jaringan ikat dan terjadi hambatan pada pembentukan fibroblas dan granulasi.

Page 19: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

HipertrikosisPemakaian kortikosteroid topikal jangka panjang terutama

yang berpotensi kuat, merangsang pertumbuhan rambut setempat sehingga terbentuk hipertrikosis lokalisata. Hal ini karena efek androgenik dari kortikosteroid, sehingga hipertrikosis dapat terjadi juga pada pemakaian topikal hormon androgen.Takifilaksis

Pemakaian kortikosteroid topikal jangka panjang terutama golongan potensi kuat, dapat terjadi efek takifilaksis, yaitu khasiat obat akan menurun sesudah dipakai terus-menerus selama 5-9 hari. Khasiat akan meningkat kembali setelah pemakaian kortikosteroid berkhasiat kuat tersebut dihentikan sementara. Sehingga untuk menghindari terjadinya takifilaksis dan mendapatkan hasil pengobatan optimal, maka pada pemakaian kortikosteroid potensi kuat jangka panjang, sesudah hari pemakaian harus diselingi dengan golongan kortikosteroid yang lebih lemah beberapa hari.

Page 20: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

KONTRA INDIKASI

Penderita hipersensitif terhadap kortikosteroid dapat menimbulkan dermatitis kontak alergi, rosasea, acne drugs eruption dan dermatitis perioral. Tidak diindikasikan untuk pengobatan lesi kulit karena infeksi jamur, virus, skabies, ulkus, pruritus genital dan perianal.

Page 21: PENGOBATAN KTS TOPIKAL

Thank you!