7
Pengkajian Genitalia Pria A. Rasional Karena tingginya PHS pada remaja dan dewasa muda, genitalia sebaiknya diperiksa rutin saat pemeriksaan kesehatan dilakukan. B. Alat Khusus 1.Sarung tangan sekali pakai 2.Palu reflek C. Persiapan Klien 1.Tanya klien apakah dia perlu mengosongkan kandung kemihnya terlebih dulu 2.Pastikan ruangan dalam keadaan hangat 3.Minta klien berbaring terlentang dengan dada, abdomen, dan tungkai bawah tertutupi. Klien juga boleh berdiri selama pemeriksaan 4.Karena klien mungkin merasa cemas selama pemeriksaan, terutama bila pemeriksa adalah seorang perawat wanita, bantu klien menenangkan diri, dan jelaskan masing-masing langkah pemeriksaan. Periksa genitalia dengan seksama dan lengkap namun juga dengan singkat D. Riwayat 1.Periksa pola normal perkemihan, termasuk frekuensi BAK; riwayat adanya nokturia (BAK malam hari); karakteristik dan volume urin; tanda-tanda luka bakar; dorongan dan frekuensi BAK; kesulitan untuk mulai BAK; dan hematuria (BAK bercampur darah) 2.Kaji riwayat seksual klien dan kebiasaan seksual yang aman (contohnya penggunaan kondom). Adakah kekuatiran klien mengenai pasangan seksual atau gaya hidup seksualnya? 3.Apakah klien kesulitan untuk ereksi atau ejakulasi? Nama : Aldila Rizma Amalia Kelas : Tk. I/Reg B

Pengkajian Genitalia Pria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengkajian Genitali Pria Tugas Pengkajian Fisik

Citation preview

Nama: Aldila Rizma AmaliaKelas: Tk. I/Reg BNIM: P27820114050

Pengkajian Genitalia Pria

A. RasionalKarena tingginya PHS pada remaja dan dewasa muda, genitalia sebaiknya diperiksa rutin saat pemeriksaan kesehatan dilakukan.B. Alat Khusus1. Sarung tangan sekali pakai2. Palu reflekC. Persiapan Klien1. Tanya klien apakah dia perlu mengosongkan kandung kemihnya terlebih dulu2. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat3. Minta klien berbaring terlentang dengan dada, abdomen, dan tungkai bawah tertutupi. Klien juga boleh berdiri selama pemeriksaan4. Karena klien mungkin merasa cemas selama pemeriksaan, terutama bila pemeriksa adalah seorang perawat wanita, bantu klien menenangkan diri, dan jelaskan masing-masing langkah pemeriksaan. Periksa genitalia dengan seksama dan lengkap namun juga dengan singkat D. Riwayat 1. Periksa pola normal perkemihan, termasuk frekuensi BAK; riwayat adanya nokturia (BAK malam hari); karakteristik dan volume urin; tanda-tanda luka bakar; dorongan dan frekuensi BAK; kesulitan untuk mulai BAK; dan hematuria (BAK bercampur darah) 2. Kaji riwayat seksual klien dan kebiasaan seksual yang aman (contohnya penggunaan kondom). Adakah kekuatiran klien mengenai pasangan seksual atau gaya hidup seksualnya?3. Apakah klien kesulitan untuk ereksi atau ejakulasi?4. Tentukan apakah klien pernah mengalami pembedahan atau penyakit yang melibatkan organ perkemihan atau reproduksi, termasuk penyakit hubungan seksual5. Apakah klien pernah memperhatikan adanya nyeri atau pembengkakan pada penis, lesi pada genitalia, atau adanya pengeluaran dari uretral?6. Apakah klien pernah memperhatikan adanya pengerasan atau pembesaran tanpa nyeri pada testis?7. Kaji ulang obat-obatan yang mungkin mempengaruhi pelaksanaan seksualitas: diuretik, sedatif, obat-obat antihipertensi, obat-obat penenang8. Kaji pengetahuan klien mengenai pemeriksaan testikular mandiri. Apakah klien melaksanakan pemeriksaan mandiri secara rutin?

E. Tehnik PengkajianPengkajianHasil Normal

Tindakan Kewaspadaan:Pakai sarung tangan sekali pakai

Kaji kematangan seksual klien; perhatikan ukuran dan bentuk penis, ukuran, warna, dan tekstur dari kulit skrotal, karakter dan penyebaran bulu-bulu pubis1. Peningkatan ukuran testis pertama dimulai dalam periode pra remaja2. Selama periode pra remaja tidak terdapat bulu-bulu pubis3. Saat akhir masa pubertas testis dan penis membesar sampai ke ukuran dan bentuk dewasa, kulit skrotal menjadi lebih gelap dan mengeriput4. Bulu-bulu daerah tersebut kasar, terbanyak di daerah pubis. Penis tidak berbulu dan skrotum berbulu sedikit

Inspeksi kulit yang menutupi genitalia mengenai adanya kutu, kemerahan, ekskoriasi, atau lesi-lesiKulit bersih tanpa terdapat lesi-lesi

Gerakan genitalia dengan lembut untuk menghindari ketidaknyamananEreksi penis dapat timbul selama pemeriksaan karena menggerakkan struktur penis

Inspeksi struktur penis

Pada pria belum disirkumsisi, tarik prepusium untuk menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap adanya cairan, lesi, edema, dan inflamasi Prepusium seharusnya dapat ditarik dengan mudah. Sedikit smegma (kerak) putih kekuningan, tampak seperti keju dapat terlihat diatas kepala penis

Inspeksi seputar lingkar kepala penis untuk melihat ada tidaknya tanda lesi1. Bila klien telah di sirkumsisi, kepala penis terlihat, tampak kemerahan dan dalam keadaan kering. Tidak akan ada smegma yang terlihat2. Meatus tampak seperti celah dan normalnya terletak pada ujung kepala penis3. Kepala penis halus dan berwarna merah muda

Penekanan lembut kepala penis diantara ibu jari dan jari telunjuk akan membuka meatus uretra untuk menginspeksi adanya cairan, lesi, dan edema (klien dapat melakukan tindakan ini)Pembukaan mengkilat dan merah muda, tak ada cairan

Palpasi lembut setiap lesi untuk mengetahui adanya nyeri, mengetahui ukuran, konsistensi, dan bentuk

Inspeksi batang penis, jangan melewatkan permukaan bawahnya, untuk mengatahui adanya lesi jaringan parut, atau area edemaSeorang klien yang telah lama berbaring di tempat tidur mungkin mengidap edema lokal pada tangkai atau batang penis

Palpasi lembut batang penis diantara ibu jari dan kedua jari-jari utama untuk mengetahui adanya are pengerasan atau nyeri lokal Penis seharusnya lunak dan bebas dari nodul

Pada bagian pemeriksaan kali ini, tarik kembali prepusium yang telah terbuka ke posisi normalnya

Berlakulah amat lembut saat menyentuh skrotum

Inspeksi ukuran, warna, bentuk, dan simetrsitas skrotum, dan obesrvasi terhadap adanya lesi-lesi dan edema1. Testis kiri normalnya mungkin berposisi lebih rendah dari testis kanan2. Kulit skrotum normalnya longgar; permukaannya mungkin kasar. Warna kulitnya mungkin lebih terpigmentasi dibandingkan dengan kulit tubuh

Dengan lembut angkat skrotum untuk melihat permukaan posterior 1. Skrotum biasanya kontraksi dalam suhu dingin dan relaksasi dalam suhu hangat2. Benjolan pada skrotum umumnya disebabkan oleh kista sebaseus (Seidel et al., 1991)

Saat klien menarik penis ke atas, palpasi lembut testis dan epididimis di antara ibu jari dan kedua jari utama dan perhatikan ukuran, bentuk, dan konsisitensi; tanyakan kepada klien apakah palpasi menimbulkan rasa nyeri yang tidak biasanya1. Testis seharusya peka terhadap penekanan lembut namun tidak menimbulkan rasa sakit2. Testis normalnya berbentuk oval dan berdiameter kurang lebih sampai 1 inci (1 sampai 2,5 cm)3. Testis teraba halus, kenyal, dan bebas dari nodul-nodul; epididimis teraba lentur

Lanjutkan untuk mempalpasi vas deferens secara terpisah karena saluran ini menbentuk blok spermatik di area lingkar inguinalVas deferens teraba halus dan terpisah, tanpa nodul-nodul atau pembengkakkan

Periksa reflek kremastik dengan memukul paha bagian dalam dengan tangkai palu reflekTestikel dan skrotum pada sisi yang terpukul akan membesar

Minta klien agar berdiri untuk pemeriksaan lingkar dan kanal inguinal

Selama inspeksi, minta klien mengejan seakan-akan ingin buang air besarOtot-otot abdominal mengencang dan skrotum menurun saat klien mengedan

Inspeksi kedua area inguinal mengenai tanda-tanda pembesaran yang jelas, disebabkan oleh terjadinya hernia melalui cincin atau kanal inguinal

Palpasi kanal dan lingkar inguinal untuk memastikan terjadi tidaknya hernia

Mulailah dengan menginvasinasi lembut kulit skrotal pada sisi kanan, dimulai dari titik rendah pada skrotum. Gerakkan jari telunjuk kearah atas sepanjang vas deferens ke dalam kanal inguinal

Ikuti tali spermatik sampai cincin inguinal

Jangan menekan paksa jari masuk ke dalam kanal inguinal

Saat jari mencapai titik terjauh kanal inguinal, minta klien agar batuk dan mengedanSaat klien mengedan tidak akan terasa tekanan akibat pembesaran mendorong ujung jari; suatu pengetatan di sekitar jari normal terjadi

Ulangi pada sisi kiri

Palpasi kelenjar prostat selama pemeriksaan rektal

F. Abnormal1. Phimosis dan prepusium yang kencang dan tidak dapat ditarik2. Inflamasi dari glens (balanitis) terjadi pada pria yang belum disirkumsisi3. Pada beberapa kondisi kongenital meatus berubah letaknya pada batang penis4. Area diantara prepusium dan glens merupakan area umum terjadinya lesi akibat hubungan seksual (Veneral)5. Kulit skrotum yang kencang mungkin mengindikasikan edema6. Kantung skrotum yang besarya abnormal mungkin menandakan terjadinya hernia inguinal, hidrokel, atau inflamasi dari struktur internal7. Benjolan kecil yang keras berukuran kurang lebih sebesar kacang, di sisi depan testikel merupakan tanda paling umum terjadinya kanker testikular8. Bila klien mengidap hernia, oragan ini akan menonjol menekan jari di kanal inguinal saat klien batuk9. Bila ada tanda dari penyakit veneral atau lesi lain diketemukan, klien seharusnya dirujukkan ke dokter pribadinya

Lampiran:

Menginspeksi kepala penis dan meatus uretra

Palpasi skrotum

Refrensi:Potter, Patricia A. 1996. Pengkajian Kesehatan. Jakarta: EGC