Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN PRASARANA
DAN SARANA PERKANTORAN
BERBASIS GO GREEN
Penulis :
Ir. Tasripin Sartiyono, MT
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan buku ini
yang telah diterbitkan setelah melalui proses yang cukup panjang.
Buku ini ditulis berdasarkan atas pengamatan dari apa yang telah
kita lihat di lingkungan perkantoran dan fasilitas untuk masyarakat
umum. Adanya kegiatan Go Green dapat menanamkan rasa
kepedulian dan menciptakan rasa cinta kepada bumi oleh manusia.
Tentu kita tidak ingin terpuruk menghadapi kerusakan alam yang
menimpa kita hari ini dan generasi masa depan, sehingga adanya
buku ini diharapkan menjadi pengantar dan memberikan informasi
kepada pembaca baik pegawai maupun masyarakat umum untuk
memahami seberapa penting bumi untuk ditanggulangi menjadi
asri kembali.
Dengan demikian, buku ini disusun dengan segala
kekurangan dan kelebihan, oleh karena itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya buku yang
kami tulis akan lebih bermanfaat.
Jakarta, April 2019
Penulis
Tasripin Sartiyono
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... 2
DAFTAR ISI ....................................................................................... 3
PENDAHULUAN ............................................................................... 6
BAB 1 GO GREEN ......................................................................... 8
A. PENGERTIAN GO GREEN ............................................... 8
B. MEMAKNAI GO GREEN .................................................. 9
C. PENTINGNYA GO GREEN ............................................. 14
BAB 2 LINGKUNGAN HIDUP ................................................... 23
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP ........................ 23
B. JENIS LINGKUNGAN ..................................................... 25
C. HARI BUMI SEDUNIA .................................................... 27
D. HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA ..................... 43
E. JENIS TUMBUHAN YANG COCOK UNTUK GO
GREEN ...................................................................................... 47
BAB 3 PEMANASAN GLOBAL ................................................. 53
A. APA ITU PEMANASAN GLOBAL................................. 53
B. PROSES TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL ....... 55
C. PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL 56
D. EFEK RUMAH KACA ..................................................... 61
E. PROSES TERJADINYA EFEK RUMAH KACA .......... 63
F. ZAT PENYEBAB EFEK RUMAH KACA ...................... 65
BAB 4 SAMPAH ........................................................................... 67
A. DEFINISI SAMPAH ............................................................. 67
B. JENIS SAMPAH ................................................................... 68
C. PENGELOLAAN SAMPAH ................................................ 73
BAB 5 ENERGI ALTERNATIF .................................................. 76
A. PENGERTIAN ENERGI ALTERNATIF ....................... 76
B. CONTOH ENERGI ALTERNATIF ................................ 80
BAB 6 UPAYA GO GREEN ......................................................... 92
A. GO GREEN PADA KELUARGA ..................................... 92
B. GO GREEN PADA LINGKUNGAN RUMAH ................ 95
C. GO GREEN PADA SEKOLAH ATAU KAMPUS .......... 97
D. GO GREEN PADA INDUSTRI PERUSAHAAN .......... 102
E. PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN
BERBASIS GO GREEN ......................................................... 108
F. PENGGUNAAN PRASARANA DAN SARANA
PERKANTORAN BERBASIS GO GREEN .......................... 114
BAB 7 KERUSAKAN LINGKUNGAN ..................................... 122
A. KETIDAKSEIMBANGAN LINGKUNGAN ................ 122
B. TERJADINYA PENCEMARAN ................................... 122
C. JENIS PENCEMARAN .................................................. 124
D. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN ............... 129
E. KERUSAKAN PADA HUTAN ...................................... 131
BAB 8 MEMINIMALISIR PEMANASAN GLOBAL ............. 137
A. DAMPAK TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL .. 137
B. PENYEBAB TERJADINYA EFEK RUMAH KACA.. 139
C. DAMPAK TERJADINYA EFEK RUMAH KACA ...... 142
D. PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL DAN
EFEK RUMAH KACA ........................................................... 144
BAB 9 MENGATASI SAMPAH (DAUR ULANG) .................. 148
A. MEMAHAMI DAUR ULANG ....................................... 148
B. DAUR ULANG PLASTIK .............................................. 150
C. DAUR ULANG KERTAS ............................................... 157
D. DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK .......................... 160
BAB 10 PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF ................. 163
A. PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF DI
INDONESIA ............................................................................ 163
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ENERGI
ALTERNATIF ........................................................................ 167
PENUTUP ....................................................................................... 171
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 172
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini kabar dunia yang kita pijak menjadi fokus
utama pada pandangan internasional. Permasalahan yang kita
rasakan bersama ini tidak jauh karena perbuatan manusia itu
sendiri, manusia yang tidak bertanggungjawab, manusia yang
tidak mencintai lingkungan, sehingga mengakibatkan kondisi
lingkungan ada pada kondisi mengkhawatirkan. Perkembangan
zaman juga memberikan evolusi pada bumi dan isinya, ditandai
dengan berkurangnya tumbuhan dan terganggunya habitat
binatang akibat kegiatan yang menguntungkan satu pihak yaitu
manusia.
Pada akhir abad 20 kesadaran masyarakat dunia akan
pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat,
peningkatan ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran besar
kemungkinan terjadinya bencana lingkungan hidup yang
mengancam, bukan hanya kesehatan, namun bahkan sampai pada
kelangsungan hidup manusia dan keturunannya. Hadirnya gerakan
‘Go Green’ yang dilakukan oleh masyarakat dunia dalam upaya
menyelamatkan bumi tentu sangat mempengaruhi kelestarian alam
semesta. Pemanasan Global merupakan penyebab utama yang
dapat menurunkan kestabilan bumi dan seisinya. Rasa kecintaan
dan kepedulian kita pada lingkungan perlu diciptakan sejak dini.
Karena jika bukan kita, siapa lagi yang akan memulai ?. Dunia ini
butuh kita sebagai penyelamat hingga generasi berikutnya mampu
menikmati hidup dengan damai dan asri.
Untuk menanamkan kepedulian masyarakat umum,
pegawai negeri sipil maupun swasta perlu digerakkan kembali go
green ini dengan berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar,
workshop, kerja bakti dan kegiatan lain yang sudah lama dilupakan
oleh sebagian masyarakat, sehingga buku ini diharapkan dapat
membantu.
BAB 1
GO GREEN
A. PENGERTIAN GO GREEN
Go Green adalah sebuah gerakan yang memperhatikan
keadaan atau kelestarian lingkungan. Gerakan ini dapat
disebut sebagai Environmentalisme, gerakan yang berusaha
menegakkan pelestarian lingkungan, restorasi, dan
memelihara lingkungan alam sekitar. Go Green berasal dari
bahasa Inggris yang artinya adalah menuju kehijauan, dan Go
Green seringkali digunakan sebagai kampanye masyarakat.
(Sumber: ecogreenlove.com)
Go Green juga berarti tindakan penyelamatan bumi
yang saat ini sudah mengalami kerusakan dan pemanasan
global akibat dari ulah diri kita sendiri. Go Green dapat
disebut juga dengan “Penghijauan Kembali”. Dalam arti yang
luas yaitu dapat dikatakan sebagai ajakan untuk hidup lebih
ramah lingkungan dan berbuat sesuatu yang baik untuk
kelestarian bumi.
B. MEMAKNAI GO GREEN
Go Green merupakan salah satu kegiatan yang penting
yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani
krisis kelestarian lingkungan. Karena sangat pentingnya,
sehingga penghijauan sudah merupakan program
internasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Termasuk seperti penghijauan, penghijauan adalah segala
upaya untuk memulihkan, memelihara, dan juga
meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan
berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air
ataupun sebagai pelindung lingkungan. Termasuk seperti
penghijauan kota, yaitu adalah suatu usaha untuk
menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan taman-
taman kota, ruang terbuka hijau, hutan kota, dan lain
sebagainya. Dalam hal tersebut penghijauan kota merupakan
kegiatan pengisian ruang terbuka hijau di perkotaan. Manfaat
dari penghijauan atau penanaman tumbuhan yaitu karena pada
tumbuhan terjadi proses fotosintesa, yaitu tumbuhan hijau
mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H12O6 serta peranan O2
yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Oleh karena itu,
adanya tumbuhan sangat dibutuhkan untuk menjaring CO2
dan melepas O2 kembali ke udara. Go Green memiliki fungsi
sebagai sebagai berikut:
1. Ruang terbuka hijau yang menjadi paru-paru kota.
2. Sebagai pengatur lingkungan, vegetasi akan
menimbulkan hawa lingkungan menjadi sejuk, nyaman,
dan segar.
3. Pencipta lingkungan hidup (Ekologis).
4. Penyeimbang alam (Adaphis) merupakan pembentukan
tempat-tempat hidup alam bagi satwa yang hidup di
sekitarnya.
5. Perlindungan terhadap kondisi fisik alami disekitar
seperi angin kencang, terik matahari, gas atau debu-
debu.
6. Menambah nilai keindahan lingkungan (Estetika).
7. Kesehatan lingkungan sekitar.
8. Tempat wisata rekreasi dan pendidikan.
9. Sosial, politik dan ekonomi.
“Future Nature For Our Future” atau “Masa Depan
Alam Untuk Masa Depan Kita”. Itulah ungkapan yang dapat
mendorong kita semua untuk terus berupaya menjaga
kelestarian lingkuhan hidup disekitar kita, karena baik kita
sadari maupun tidak kita sadari, ulah manusia yang semena-
mena terhadap lingkungan alam selama ni telah menimbulkan
banyak berbagai macam bencana yang serius terhadap
kehidupan umat manusia itu sendiri. Seperti tindakan
penambangan liar, penembangan hutan secara liar, dan
penggunaan bahan bakar fosil yang mencemari lingkungan.
Penebangan pohon secara liar menyebabkan suhu di daratan,
lautan, dan atmosfir bumi meningkat, dan jika kondisi tersebut
terus berlanjut, maka diperkirakan pada tahun 2040
mendatang lapisan es kutub akan meleleh sehingga
menyebabkan naiknya permukaan laut dan mempersempit
permukaan daratan, yang dengan itu akan muncul berbagai
bencana besar yang akan mengikuti. Go Green memiliki
konsep 4R, yaitu adalah sebagai berikut :
(Sumber: http://afifatun91.blogspot.com/)
1. Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah konsep pertama yang
mengupayakan pengurangan penggunaan barang-
barang yang sering digunakan yang bertujuan untuk
menetralisir sampah dari sisa sisa material. Contohnya
yaitu adalah memanfaatkan kertas-kertas sisa dari buku
tulis yang keseluruhan halamannya belum penuh
terpakai. Sisa-sisa kertas yang kosong dapat
dikumpulkan dan kemudian dapat dijadikan sebagai
buku catatan kecil seperti buku telepon dan memo.
2. Reuse (Menggunakan Kembali)
Reuse adalah konsep kedua yang merupakan
upaya untuk menggunakan barang-barang yang
fungsinya bisa sekali dipakai. Contohnya adalah
menyimpan plastik bekas belanja, lalu menggunakannya
kembali ketika rutinitas belanja selanjutnya, sehingga
tidak perlu memakai banyak plastik baru untuk memuat
barang-barang belanjaannya karena plastik yang lama
masih berguna. Semakin banyak plastik yang digunakan
maka semakin besar juga potensi kerusakan bumi yang
terjadi akibat plastik, karena plastik adalah sampah yang
paling lama hancur di dalam tanah.
3. Recycle (Mendaur Ulang)
Recycle adalah konsep ketiga yang berupaya
mendaur ulang sampah yang ada. Pada saat ini telah
banyak sampah-sampah yang diolah kembali oleh
tangan-tangan kreatif menjadi sebuah benda yang
memiliki daya guna baru, misalnya adalah botol
minuman, kaleng, dan kertas yang diolah menjadi
pernak pernik, bahkan penelitian menyatakan bahwa
daun dapat didaur ulang sebanyak 7 kali.
4. Replace (Mengganti)
Replace adalah konsep yang berupaya
mengganti barang-barang yang merusak lingkungan
dengan barang-barang berfungsi sama namun lebih
ramah lingkungan. Contohnya adalah seperti yang telah
dimulai oleh orang Jepang dalam menggunakan kain
sebagai tas belanjaan dari pada menggunakan plastik,
atau menggunakan sepeda dan berjalan dari pada
menggunakan kendaraan berbahan bakar.
Berikut adalah langkah nyata yang diharapkan dapat
diterapkan pada pelaksanaan Go Green :
1. Tidak membuang sampah pada sembarang tempat, untuk
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
2. Penggunaan air bersih seperlunya, untuk menghemat
persediaan air tanah.
3. Menanam pohon minimal 1 pohon untuk 1 orang.
4. Gunakan kertas sebijak mungkin, untuk mengurangi
penebangan pohon yang berlebihan.
5. Menghemat pemakaian listrik, untuk mengurangi bahan
bakar alam yang tidak bisa diperbaharui untuk
pembangkit listrik.
6. Menggunakan transportasi massal atau menggunakan
transportasi yang bebas emisi gas seperti motor listrik dan
sepeda, atau berjalan kaki, untuk mengurangi penggunaan
bahan bakar minyak yang berlebihan dan mengurangi
polusi udara akibat emisi gas kendaraan.
7. Memilah sampah, daur ulang yang dapat dimanfaatkan
kembali.
Maka dapat disimpulkan bahwa Go Green adalah salah
satu cara mudah menyelamatkan lingkungan alam sekitar,
mempertahankan zona hijau dengan melakukan penghijauan
yang berguna untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan
kehidupan makhluk hidup.
C. PENTINGNYA GO GREEN
Go Green memiliki banyak manfaat penting, manfaat-
manfaat positif yang di hasilkan oleh kegiatan Go Green dapat
sangat dirasakan oleh banyak orang-orang disekitarnya.
Berikut adalah manfaat terlaksananya Go Green :
1. Penghijauan Untuk Mencegah Banjir
Penghijauan dapat mengembalikan fungsi
daerah resapan air. Daerah resapan air dapat berupa
lapangan bola, taman kota dan hutan kota. Memelihara
kawasan resapan air tersebut merupakan aksi nyata
gerakan penghijauan. Manfaat penghijauan di kawasan
perkotaan adalah untuk mengurangi debit atau limpasan
air saat musim hujan karena meresap ke dalam tanah
dengan mudah. Upaya ini adalah cara untuk mencegah
terjadinya banjir perkotaan akibat pengurangan jumlah
daerah resapan.
(Sumber: https://makassartangguh.wordpress.com)
2. Menjaga Kualitas Air Tanah / Mata Air
Semakin banyak zona hijau dalam satu kota
maka kualitas air tanah semakin baik. Penghijauan
sangat penting untuk mempertahankan zona hijau di
dalam kota. Ketidakseimbangan proporsi luas lahan
hijau dan zona terbangun akan merusak kualitas air
tanah. Limbah yang meresap ke dalam tanah akan
merusak kualitas air tanah sehingga berdampak pada
kesehatan apabila air ini kembali di konsumsi.
3. Mengurangi Polusi udara
Penghijauan pada koridor jalan dapat berfungsi
untuk mengurangi polutan yang terbuang di udara.
Tajuk pohon berfungsi untuk membersihkan partikel
padat seperti timbal dan akan menempel pada ranting
dan batang pohon.
(Sumber: https://resapanbiopori.blogspot.com)
4. Pengontrol Iklim
Tanaman dapat menciptakan kehidupan yang
lebih baik untuk manusia. Khususnya pada daerah yang
beriklim tropis maupun subtropis. Pada daerah
subtropis, dedaunan akan berguguran agar cahaya
matahari dapat menyinari bangunan. Pada daerah yang
beriklim tropis, pepohonan berdaun lebat berfungsi
untuk mengurangi efek langsung dari sinar matahari.
5. Melindungi Satwa
Lingkungan hijau seperti hutan kota menjadi
habitat bagi satwa seperti burung langka yang terdapat
di kota. Penghijauan untuk hutan kota akan
menyelamatkan populasi satwa langka yang berperan
dalam sistem ekologi lingkungan.
6. Mengurangi Dampak Hujan Asam
Polusi kendaraan dan pabrik dapat berdampak
buruk terhadap kualitas udara. Untuk mereduksi limbah
polusi yang dilepas ke udara, dibutuhkan pepohonan
untuk menyerap gas CO2 yang telah bercampur sulfur
tersebut. Pepohonan akan mengurangi dampak
pembuangan polutan agar udara yang di hirup menjadi
lebih bersih.
(Sumber: https://carapemanasanglobal.blogspot.com)
7. Mengurangi Partikel Debu
Pepohonan dapat berfungsi untuk menurunkan
kadar partikel debu. Menurut Bianpoen1 pohon dengan
luas 300x400 meter persegi dapat menurunkan kadar
partikel debu dari 7.000 partikel/liter menjadi 4.000
partikel/liter.
8. Melindungi Pejalan Kaki dan Pesepeda
Pejalan kaki tentu akan senang berkeliling kota
dengan bersepeda atau sekedar berjalan kaki apabila
sepanjang jalan terdapat pohon-pohon peneduh. Selain
papan tunjuk untuk jalur pesepeda, penyediaan zona
hijau berperan mengurangi jumlah pengendara bermotor
di jalan raya.
1 Bianpoen. (1991). Menata Kota dan Permukiman Kumuh. JHS, Nol PAU-
IS-UI. Jakarta: Gramedia.
9. Berkebun Di Rumah Sendiri
Penghijauan juga dapat dilakukan di lahan yang
sempit dan bahkan dapat dilakukan di rumah yang tidak
memiliki lahan kosong. Penghijauan pada rumah tanpa
lahan bisa dilakukan di dinding rumah atau balkon
rumah. Tanaman yang dipilih yaitu adalah sayur-
sayuran atau obat herbal yang tidak membutuhkan
media tanam yang terlalu besar.
(Sumber: https://www.merdeka.com)
10. Pengontrol Pemandangan
Pepohonan dapat menyamarkan bentuk
bangunan yang terkesan kaku dan tidak memiliki nilai
estetika. Bangunan yang memiliki banyak pepohonan
akan terlihat lebih natural dan humanis yang memiliki
keindahan untuk dilihat.
(Sumber: https://tendenciaskriativas.blogspot.co
11. Mencegah Efek Rumah Kaca
Selain mengurangi partikel debu, pepohonan
juga dapat mengurangi efek rumah kaca. Efek rumah
kaca adalah penumpukan gas CO2 pada atmosfer yang
menyebabkan menebalnya atmosfer sehingga panas
matahari yang masuk akan terperangkap dan
menyebabkan kenaikan suhu. Tetapi pohon dapat
mencegahnya karena hutan dapat mengubah 3,7 ton CO2
menjadi 2 ton O2.
(Sumber: https://www.dosenpendidikan.com)
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
bangunan gedung berkelanjutan yang efisien dalam
penggunaan sumber daya dan berkontribusi terhadap
pengurangan emisi gas rumah kaca, diperlukan
pemenuhan persyaratan bangunan gedung hijau pada
setiap tahap penyelenggaraan agar tercapai kinerja
bangunan gedung yang terukur secara signifikan,
efisien, hemat energi dan air, lebih sehat, dan nyaman,
serta sesuai dengan daya dukung lingkungan, juga
dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
diperlukan penyelenggaraan bangunan gedung yang
menerapkan keterpaduan aspek teknis, ekonomi, sosial,
dan lingkungan secara efektif. Maka Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, menetapkan Peraturan
Menteri No. 02/PRT/M/2015, tanggal 18 Februari 2015
tentang Bangunan Gedung Hijau, dan untuk
memudahkan masyarakat dan pemerintah mewujudkan
bangunan hijau tersebut telah diterbitkan Surat Edaran
Direktur Jenderal Cipta Karya No. 86/SE/DC/2016
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bangunan
Gedung Hijau.
(sumber: www.medcom.id)
(sumber: www.pu.go.id)
(sumber: www.medcom.id)
(sumber: www.medcom.id)
BAB 2
LINGKUNGAN HIDUP
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan adalah seluruh faktor luar yang
memengaruhi suatu organisme; faktor-faktor ini dapat berupa
organisme hidup (faktor biotik) atau variabel-variabel yang
tidak hidup (faktor abiotik). Munadjat Danusaputro
menjelaskan bahwa lingkungan adalah semua benda dan
kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta
kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.2
Pada hakikatnya keseimbangan alam (balance of
nature) menyatakan bahwa bukan berarti ekosistem tidak
berubah. Ekosistem itu sangat dinamis dan tidak statis.
Komunitas tumbuhan dan hewan yang terdapat dalam
beberapa ekosistem secara gradual selalu berubah karena
adanya perubahan komponen lingkungan fisiknya.3
Tumbuhan dan hewan dalam ekosistem juga berubah karena
adanya kebakaran, banjir, erosi, gempa bumi, pencemaran,
dan perubahan iklim. Walaupun ekosistem selalu berubah, ia
memunyai kemampuan untuk kembali pada keadaan semula
selama perubahan itu tidak drastis.
2 Munadjat Danusaputro. (1980). Hukum Lingkungan Buku I. Bandung:
Binacipta.
3 Ibid. Hlm 39.
Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat
dikatakan cukup luas. lingkungan hidup diartikan sebagai
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup
termasuk kehidupan manusia. Apabila batasan tersebut
disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-
faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam,
politik, ekonomi, politik dan sosial.4
Kebijakan umum tentang lingkungan hidup di
Indonesia, telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang merupakan ketentuan Undang-
Undang paling berkaitan terhadap semua bentuk peraturan
mengenai masalah dibidang lingkungan hidup. Terkait dengan
masalah lingkungan hidup, terdapat pengertian sendiri
menurut Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Penelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup,
menyatakan:
"Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta mahluk hidup lain”.
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009
tersirat bahwa lingkungan hiduplah yang mempengaruhi
mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia. Manusia
hendaknya menyadari kalau alamlah yang memberi kehidupan
4 Emil Salim. (1982). Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Mutiara.
dan penghidupan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
B. JENIS LINGKUNGAN
Penggunaan istilah “lingkungan” sering kali
digunakan secara bergantian dengan istilah “lingkungan
hidup”. Kedua istilah tersebut meskipun secara harfiah dapat
dibedakan, tetapi pada umumnya digunakan dengan makna
yang sama, yaitu lingkungan dalam pengertian yang luas, yang
meliputi lingkungan fisik, kimia, maupun biologi (lingkungan
hidup manusia, lingkungan hidup hewan dan lingkungan
hidup tumbuhan).
Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau
lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi,
termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-perbuatannya,
yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan
manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Seorang ahli bernama
L. L., Bernard memberikan pandangannya mengenai jenis
lingkungan dibagi menjadi empat, yaitu:5
1. Lingkungan Fisik (Lingkungan Anorganik)
Lingkungan fisik adalah lingkungan yang terdiri
dari gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah,
udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak, dan sebagainya.
5 St.Munadjat Danusaputra. (1985). Hukum Lingkungan Buku 11, Bandung:
Nasional Binacit. Hlm. 201.
2. Lingkungan Biologi (Lingkungan Organik)
Lingkungan biologi (organik) ialah segala
sesuau yang bersifat biotis berupa mikroorganisme,
parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini
lingkungan prenatal, dan proses-proses biologi seperti
reproduksi, pertumbuhan, dan sebagainya.
3. Lingkungan Sosial
a. Lingkungan Fisiososial
Lingkungan fisiososial yaitu meliputi
kebudayaan materiil (alat), seperti peralatan
senjata, mesin, gedung, dan lain-lain.
b. Lingkungan Biososial
Lingkungan biososial yaitu manusia dan
interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan
beserta hewan domestic dan semua bahan yang
digunakan manusia yang berasal dari sumber
organik.
c. Lingkungan Psikososial
Lingkungan psikososial ialah yang
berhubungan dengan tabiat batin manusia seperti
sikap, pandangan, keinginan, dan keyakinan. Hal
ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi,
bahasa, dan lain-lain.
d. Lingkungan Komposit
Lingkungan komposit, yaitu lingkungan
yang diatur secara institusional, berupa lembaga-
lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah
kota atau desa.
Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik
menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup,
dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti udara
yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan
padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati makhluk hidup
bersama benda hidup dan tak hidup inilah dinamakan
lingkungan hidup.
C. HARI BUMI SEDUNIA
(Sumber: jabarprov.go.id)
Hari Bumi Sedunia atau Earth Day diperingati setiap
tanggal 22 April. Tujuan peringatan hari besar ini adalah untuk
menyadarkan dan meningkatkan perhatian manusia akan
pentingnya mencintai alam. Hari tersebut merupakan hari
yang bersejarah dan setiap tahunnya dirayakan khusunya bagi
para pecinta lingkungan. Hari Bumi pertama kali
dilangsungkan pada 22 April 1970. Pada hari itu, sekitar 20
juta masyarakat Amerika Serikat melakukan protes terhadap
pemerintah untuk lingkungan yang lebih sehat dan seimbang.
Tuntutan ini dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa yang
terjadi di Santa Barbara, California dimana minyak tumpah
dengan sangat parah. Hasil dari potes ini adalah lahirnya
undang-undang terkait perlindungan lingkungan dan
berdirinya sebuah badan baru bernama United States
Environmental Protection Agency.
Berbagai tema diusung setiap tahunnya dalam
mempeluaskan pemahaman akan pentingnya alam dari bumi
yang kita tinggali ini. Pada tahun 2019 ini, tema yang dipilih
adalah “Lindungi Spesies Kita”. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan edukasi dan kesadaran akan meningkatkan
angka kepunahan jutaan hewaan di bumi akibat perilaku
manusia yang tidak bijak. Tujuan lainnya adalah
merealisasikan kebijakan perlindungan spesies yang terancam
punah dan memunculkan gerakan global untuk mencintai
alam. Di Indonesia terdapat 7 spesies hewa yang hampir
punah, diantaranya adalah Harimau Sumatera, Orangutan
Sumeta, Badak Sumatera, Gajah Sumatera, Badak Jawa,
Orangutan Kalimantan, dan Penyu Laut. Jumlah populasi
mereka berkurang jauh dan bahkan terancam punah umumnya
karena hilangnya habitat hidup mereka akibat alih fungsi
hutan yang kian mendorong mereka tergeser.
Hilangnya habitat hewan tentu menjadi salah satu
alasan seringnya terjadi konflik antara hewan dan manusia.
Semakin terbatasnya habitat mereka, membuat mereka
semakin kesulitan untuk mencari mangsa. Sehingga mereka
berjalan ke arah pemukiman warga untuk mencari mangsa.
Alasan berkurangnya jumlah populasi mereka juga karena
adanya perburuan liar. Perburuan tersebut dilakukan baik
untuk kemudian dijadikan hewa peliharaan atau dimanfaatkan
bagian-bagian tubuhnya sebagai obat, perhiasan, ataupun
dekorasi. Berikut adalah 7 spesies hewan yang hampir punah
tersebut:
1. Harimau Sumatera
(Sumber: wwf.co.id)
Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae)
merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang
masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam
klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (Critically
Endangered). Harimau adalah kucing terbesar di muka
bumi. Warna kulit Harimau Sumatera merupakan yang
paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua. Berdasarkan data
tahun 2004, jumlah populasi Harimau Sumatera di alam
bebas hanya sekitar 400 ekor saja. Harimau Sumatera
menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan hidup,
mereka kehilangan habitat karena tingginya laju
deforestasi dan terancam oleh perdagangan ilegal dimana
bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan harga
tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional,
perhiasan, jimat, dan dekorasi. Di alam liar, Harimau
Sumatera hanya dapat ditemukan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Ciri-ciri fisik Harimau Sumatera yaitu sebagai
berikut :
• Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling
kecil dibandingkan semua sub spesies harimau yang
hidup saat ini.
• Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan
panjang dari kepala hingga kaki mencapai 250 cm
dan berat hingga 140kg. Harimau betina memiliki
panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg.
• Warna kulit Harimau Sumatera merupakan yang
paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning
kemerah-merahan hingga oranye tua.
Harimau Sumatera berada di ujung kepunahan karena
hilangnya habitat secara tidak terkendali, berkurangnya
jumlah spesies mangsa, dan perburuan. Laporan tahun
2008 yang dikeluarkan oleh TRAFFIC – program
kerjasama WWF dan lembaga Konservasi Dunia, IUCN,
untuk monitoring perdagangan satwa liar menemukan
adanya pasar ilegal yang berkembang subur dan menjadi
pasar domestik terbuka di Sumatera yang
memperdagangkan bagian-bagian tubuh harimau. Dalam
studi tersebut, TRAFFIC mengungkapkan bahwa paling
sedikit 50 Harimau Sumatera telah diburu setiap tahunnya
dalam kurun waktu 1998-2002. Populasi Harimau yang
hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok
hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan
pegunungan. Sebagian besar kawasan ini terancam
pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan
komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan
dan pembangunan jalan.
2. Orangutan Sumatera
(Sumber http://metrobali.com)
Orangutan Sumatera (Pongo Abelli) adalah jenis
orangutan yang paling terancam di antara 2 jenis
orangutan yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan
orangutan yang ada di Borneo, Orangutan Sumatera
mempunyai perbedaan dalam hal fisik maupun perilaku.
Spesies yang saat ini hanya bisa ditemukan di provinsi-
provinsi bagian utara dan tengah Sumatera ini kehilangan
habitat alaminya dengan cepat karena pembukaan hutan
untuk perkebunan dan pemukiman serta pembalakan liar.
Terdapat 13 kantong populasi orangtuan di Pulau
Sumatera. Dari jumlah tersebut, kemungkinan hanya 3
kantong populasi yang memiliki sekitar 500 individu dan
tujuh kantong populasi yang terdiri dari 250 lebih
individu. Enam kantong dari tujuh populasi tersebut
diperkirakan akan kehilangan 10-15% habitat mereka
akibat penebangan hutan sehingga populasi ini akan
berkurang dengan cepat. Menurut IUCN, selama 75 tahun
terakhir, populasi Orangutan Sumatera telah mengalami
penurunan sebanyak 80&. Dalam IUCN Red List,
Orangutan Sumatera dikategorikan Kritis.
Ciri-ciri fisik Orangutan Sumatera adalah
mempunyai kantung pipi yang panjang pada orangutan
jantan. Panjang tubuhnya sekitar 1,25 meter sampai 1,5
meter. Berat orangutan dewasa betina sekitar 30-50kg,
sedangkan orangutan jantan sekitar 50-90kg. Bulu-
bulunya berwarna coklat kemerahan. Jantan dewasa
umumnya penyendiri sementara para betina sering
dijumpai bersama anaknya di hutan. Rata-rata setiap
kelompok terdiri dari 1-2 orangutan dan kedua jenis
kelamin mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 Km yang
banyak bertumpang tindih tergantung pada ketersediaan
buah di hutan. Setelah disapih pada umur 3,5 tahun, anak
orangutan akan berangsur-angsur mandiri dari induknya
setelah kelahiran anak yang lebih kecil. Orangutan
Sumatera betina mulai bereproduksi pada usia 10-11
tahun, dengan rata-rata usia reproduksi sekitar 15 tahun.
3. Badak Sumatera
(Sumber: http://badak.or.id)
Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) adalah
satu-satunya badak Asia yang memiliki 2 cula. Badak
Sumatera adalah badak yang memiliki ukuran terkecil
dibandingkan semua sub-spesies badak di dunia,
meskipun masih tergolong hewan mamalia yang besar.
Populasi terbesar dan mungkin paling memadai untuk
berkembang biak saat ini terdapat di Sumatera, sementara
populasi yang lebih kecil terdapat di Sabah dan
Semenanjung Malaysia. Populasinya di alam saat ini
diperkirakan kurang dari 300 ekor. Meskipun demikian,
indikasi yang ada menunjukan jumlah populasi
sebenarnya lebih rendah dari perkiraan tersebut. Satwa ini
termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam
punah.
Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa
dataran rendah hingga hutan perbukitan, meskipun
umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan
dengan vegetasi yang sangat lebat. Badak Sumatera
adalah penjelajah dan pemakan buah, daun-daunan,
ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mereka lebih
menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan
sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang
tumbuh rendah. Badak Sumatera hidup di alam dalam
kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).
Ciri-ciri fisik Badak Sumatera yaitu memiliki rambut
terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies badak di
dunia, sehingga sering disebut sebagai Hairy Rhino atau
badak berambut. Ciri-ciri lainnya adalah telinga yang
besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan,
sebagian besar ditutupi oleh rambut dan kerut di sekitar
matanya. Panjang cula depan biasanya berkisar antara 25-
80 Cm, sedangkan cula belakang biasanya relatif pendek
dan tidak lebih dari 10 Cm. Saat anak Badak Sumatera
lahir hingga remaja biasanya kulitnya ditutupi oleh
rambut yang lebat berwarna coklat kemerahan.
Bersamaan dengan bertambahnya usia satwa ini, rambut
yang menutupi kulitnya akan semakin jarang dan berubah
kehitaman. Panjang tubuh badak dewasa berkisar antara
2-3 meter dengan tinggi 1-1,5 meter. Berat badan
diperkirakan berkisar antara 600-950kg. Para ahli
memperkirakan tidak ada satu pun populasi Badak
Sumatera yang jumlah individunya dalam satu wilayah
jelajah melebihi 75 ekor. Kondisi tersebut menyebabkan
mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan baik
akibat bencana alam, penyakit, perburuan, atau kerusakan
genetis. Kurang dari 25 ekor diyakini saat ini bertahan
hidup di Sabah.
4. Gajah Sumatera
(Source: http://www.gosumatra.com/gajah-sumatera/)
Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus)
mempunyai ukuran tinggi badan sekitar 1,7-2,6 meter.
Jika dibandingkan dengan Gajah Afrika, ukuran Gajah
Sumatera lebih kecil. Saat ini kondisi populasinya
semakin menurun seiring dengan tingginya laju
kehilangan hutan Sumatera. Gajah Sumatera saat ini
berada dalam status kritis dalam daftar merah spesies
terancam punah yang dikeluarkan oleh Lembaga
Konserbasi Dunia (IUCN). Di Indonesia, Gajah Sumatera
juga masuk dalam satwa dilindungin menurut Undang-
Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan diatur dalam
peraturan pemerintah yaitu PP 7/1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Masuknya Gajah Sumatera dalam daftar tersebut
disebabkan oleh aktivitas pembalakan liar, penyusutan
dan fragmentasi habitat, serta pembunuhan akibat konflik
dan perburuan. Perburuan biasanya hanya diambil
gadingnya saja, sedangkan sisa tubuhnya dibiarkan
membusuk di lokasi. Pengembangan industri pulp dan
kertas serta industri kelapa sawit sebagai salah satu
pemicu hilangnya habitat gajah di Sumatera, mendorong
terjadinya konflik manusia dan gajah yang semakin hari
kiam memuncak. Pohon-pohon sawit muda adalah
makanan kesukaan gajah dan kerusakan yang ditimbulkan
gajah ini dapat menyebabkan terjadinya pembunuhan dan
penangkapan terhadap gajah. Ratusan gajah mati atau
hilang di seluruh Provinsi Riau sejak tahun 2000 sebagai
akibat berbagai penangkapan satwa besar yang sering
dianggap sebagai hama ini.
5. Badak Jawa
(Sumber: lampungpro.com)
Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) merupakan
salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada
diambang kepunahan. Dengan hanya sekitar 50 ekor
individu di alam liar, spesies ini diklasifikasikan sebagai
sangat terancam dalam Daftar Merah IUCN. Ujung Kulon
menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi Badak
Jawa. Populasi Badak Jawa di Vietnam telah dinyatakan
punah. Status Badak Jawa dilindungi sejak 1931 di
Indonesia, yang diperkuat dengan penetapan Ujung
Kulon di barat daya pulau Jawa sebagai taman nasional
sejak 1992.
Ciri-ciri fisik Badak Jawa yaitu memiliki cula kecil
dengan panjang sekitar 25cm untuk badak jantan
sementara badak betina hanya memiliki cula kecil atau
tidak memiliki cula sama sekali. Berat badan antara 900-
2300kg, dengan panjang badan 2-4 meter dan tinggi 1,7
meter. Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak
rata dan berbintik. Badak jantan mencapai fase dewasa
setelah 10 tahun, sementara betina pada usia 5 sampai 7
tahun dengan masa mengandung selama 15-16 bulan.
Bagian atas bibirnya merunci untuk mempermudah
mengambil daun dan ranting.
Badak Jawa pernah hidup di hampir semua gunung-
gunung di Jawa Barat, diantaranya berada hingga diatas
ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Pada tahun
1960-an diperkirakan sekitar 20-30 ekor badak yang
tersisa di TN Ujung Kulon. Populasinya terus meningkat
hingga dua kali lipat pada tahun 1967 hingga 1978 setelah
upaya perlindungan dilakukan dengan ketat, yang
didukung oleh WWF-Indonesia. Sejak akhir tahun 1970-
an, jumlah populasi Badak Jawa tampaknya stabil dengan
angka maksimum pertumbuhan populasi 1% per tahun.
6. Orangutan Kalimantan
(Sumber: www.cnnindonesia.com)
Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus),
berdasarkan studi genetika dari Orangutan Borneo,
terdapat 3 sub-spesies orangutan yang telah diidentifikasi,
yaitu Pongo Pygmaeus yang ditemukan di barat laut
Borneo, Pongo Pygmaeus Wurmbii yang ditemukan di
Borneo bagian tengah, dan Pongo Pygmaeus Morio yang
ditemukan di timur laut Borneo. Dari ketiga sub-spesies
orangutan Borneo tersebut, P.p Wurmbii merupakan sub-
spesies dengan ukuran tubuh relatif paling besar,
sementara P.p Morio adalah sub-spesies dengan ukuran
tubuh relatif paling kecil.
Pada tahun 2004, ilmuan memperkirakan bahwa total
populasi orangutan di Pulau Borneo, baik di walayah
Indonesia maupun Malaysia terdapat sekitar 54 ribu
individu. Diantara ketiga sub-spesies orangutan Borneo
tersebut, P,p Pygmaenus merupakan sub-spesies yang
paling sedikit dan terancam kepunahan, dengan estimasi
jumlah populasi sebesar 3.000 hingga 4.500 individu di
Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, atau kurang
dari 8% dari jumlah total populasi orangutan Borneo.
Ciri-ciri fisik Orangutan Borneo yaitu Orangutan
Borneo merupakan bagian dari keluarga besar kera dan
merupakan mamalia arboreal terbesar. Satwa ini
memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah
gelap kecoklatan, dengan warna pada bagian wajah
mulai dari merah mudah, merah, hingga hitam. Berat
orangutan Borneo jantan dewasa bisa mencapai 50
hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 meter.
Bagian tubuh seperti lengan yang panjang tidak hanya
berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan,
tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon
lainnya, menggunakan jangkauan dan kaki untuk
pegangan yang kuat. Pelipis seperti bantal yang dimiliki
oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah
satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua
orangutan Bornei jantan dewasa memiliki pelipis seperti
bantal. Jakun yang dimiliki dapat digelembungkan
untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan untuk
memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.
7. Penyu Laut
(Sumber: https://www.marinescienceandtechnology.com)
Di Indonesia, ditemukan enam spesies penyu dari
tujuh yang tercatat di dunia. Empat di antaranya bahkan
bertelur di pantai-pantai di sepanjang perairan
Indonesia, yakni Penyu Hijau, Penyu Belimbing, Penyu
Sisik, dan Penyu Lekang. Bagi mereka, perairan
Indonesia merupakan rute perpindahan (migrasi) yang
terpenting di persimpangan Samudera Pasifik dan
Hindia. Lebih dari itu, Indonesia tercatat memiliki
pantai peneluran Penyu Belimbing terbesar di wilayah
Pasifik, yaitu di Abun, Papua, serta peneluran Penyu
Hijau terbesar di Asia Tenggara, yaitu di Kepulauan
Berau, Kalimantan Timur.
Di Abun, Papua Barat, Penyu Belimbing Pasifik
(Dermochelys coriacea) bertelur di sejumlah pantai.
Meski jumlah populasinya menurun drastis selama tiga
dekade terakhir, setiap tahun ada sekitar 1.000 Penyu
Belimbing yang mengunjungi Pantai Abun untuk
bertelur. Penyu lain yang juga terlihat bertelur di Pantai
Abun, antara lain Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu
Lekang (Lepidochelys olivacea), dan Penyu Sisik
(Eretmochelys imbricata), namun populasinya tak
sebesar Penyu Belimbing. Penyu Belimbing Abun
diindikasikan memiliki pola migrasi dengan wilayah
jelajah ke arah utara dan selatan untuk mencapai daerah
pakan. Mereka bermigrasi hingga ke bagian barat daya
Kepulauan Kei Kecil (Laut Banda), Laut Sulu, Laut
Cina Selatan, Australia Tenggara, dan Pantai Barat
Amerika Serikat. Kepulauan Kei Kecil terindikasi
merupakan daerah pakan bagi Penyu Belimbing yang
memangsa Ubur-ubur Besar berwarna coklat yang
banyak terdapat di sana.
Di Berau, Kalimantan Timur, sembilan dari 31 pulau
kecil merupakan pantai peneluran Penyu Hijau. Per
tahunnya, sekitar 15.000 penyu betina datang dan
bertelur di sana. Berdasarkan studi migrasi penyu di
Indonesia, padang lamun di Kepulauan Berau
merupakan wilayah pakan penting bagi penyu ini. Oleh
karena itu, Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau
Berau, Kalimantan Timur, mencapai luasan 1.222.988
ha, yang terbentang dari bagian utara Pulau Panjang
sampai selatan Tanjung Mangkaliat.
Wilayah lain di Indonesia yang penting bagi
perkembangbiakkan spesies penyu adalah Paloh.
Daerah pesisir Paloh terletak di sebelah utara Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat. Pantai berpasirnya
membentang seluas lebih dari 100 km di mana 63 km
(sekitar 79% dari total garis pantai) merupakan habitat
peneluran bagi Panyu Hijau dan Penyu Sisik. Fakta
tersebut mengindikasikan bahwa Paloh merupakan
wilayah peneluran penyu terpanjang di Indonesia. Fakta
lain menunjukkan lebih dari 2.000 sarang Penyu Hijau
(lebih dari 500 betina) per tahun yang dijumpai di Pantai
Paloh. Hal ini menjadikan jumlah populasi Penyu Hijau
di Paloh terbesar kedua rantai yang terbentang dari
Peninsula, Malaysia sampai Lautan Sulu, Sulawesi.
IUCN telah menyatakan Penyu Laut masuk dalam
Red List of Threatened Species (Daftar Merah Spesies
yang Terancam). Sebagai spesies yang daur hidupnya
secara alamiah sudah rentan, kelangsungan populasi
Penyu Laut makin terancam dengan meningkatnya
aktivitas manusia. Aktivitas-aktivitas tersebut
mencakup hancurnya habitat dan tempat penyu bertelur,
tangkapan sampingan (bycatch), perburuan telur,
perdagangan ilegal produk berbahan dasar penyu, dan
berbagai eksploitasi yang membahayakan lingkungan.
Hancurnya habitat penyu akan secara langsung
membahayakan kelestarian Sang Ambasador Laut ini.
D. HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA
Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap
tahun pada tanggal 5 Juni demi meningkatkan kesadaran
global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan
yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi.
Penetapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia diresmikan oleh
Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pada tahun
1972, sebagai tanda pembukaan Konferensi PBB tentang
Lingkungan Hidup Manusia yang berlangsung antara tanggal
5 sampai 16 Juni 1972 di Stockholm.
(Sumber: Tribun Kaltim)
Bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia
deklarasi yang berlangsung di Stockholm mengungkapkan
prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam mengelola
lingkungan hidup di masa depan melalui penerapan hukum
lingkungan internasional. Diantaranya membuat rencana aksi
yang mencakup perencanaan dalam hal permukiman,
pengelolaan sumber daya alam, pengendalian pencemaran
lingkungan, pendidikan serta informasi mengenai lingkungan
hidup. Prinsip-prinsip tersebut diantara lain adalah:
Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap
tahun pada tanggal 5 Juni demi meningkatkan kesadaran
global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan
yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi.
Penetapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia diresmikan oleh
Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pada tahun
1972, sebagai tanda pembukaan Konferensi PBB tentang
Lingkungan Hidup Manusia yang berlangsung antara tanggal
5 sampai 16 Juni 1972 di Stockholm.
Bertepatan pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia
deklarasi yang berlangsung di Stockholm mengungkapkan
prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam mengelola
lingkungan hidup di masa depan melalui penerapan hukum
lingkungan internasional. Diantaranya membuat rencana aksi
yang mencakup perencanaan dalam hal permukiman,
pengelolaan sumber daya alam, pengendalian pencemaran
lingkungan, pendidikan serta informasi mengenai lingkungan
hidup. Prinsip-prinsip tersebut diantara lain adalah:
1. Ditegakkannya Hak Asasi Manusia (HAM).
2. Menjaga Sumber Daya Alam (SDA).
3. Menjaga Satwa Liar.
4. Sumber Daya dapat diperbaharui harus dilestarikan dari
Kapasitas Bumi.
5. Sumber Daya tidak dapat diperbaharui harus dibagi dan
tidak bisa dihabiskan.
6. Polusi yang timbul tidak boleh melebihi kapasitas untuk
membersihkan secara alami.
7. Pencemaran laut yang merusak harus dicegah.
8. Pembangunan dibutuhkan untuk memperbaiki
lingkungan.
9. Negara-negara berkembang membutuhkan bantuan.
10. Negara-negara berkembang memerlukan harga ekspor
yang wajar untuk mengelola lingkungan.
11. Kebijakan lingkungan tidak boleh menghambat
pembangunan.
12. Negara-negara berkembang memerlukan uang untuk
meningkatkan pelestarian lingkungan.
13. Perencanaan pembangunan yang berkelanjutan
diperlukan.
14. Perencanaan rasional harus menyelesaikan konflik
antara lingkungan dan pembangunan.
15. Pemukiman penduduk harus direncanakan untuk
menghilangkan masalah lingkungan.
16. Pemerintah harus merencanakan kebijakan
kependudukan yang sesuai.
17. Lembaga nasional harus merencanakan pengembangan
sumber daya alam negara.
18. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus digunakan untuk
mengembangkan lingkungan.
19. Pendidikan lingkungan sangat penting.
20. Penelitian lingkungan harus didukung, terutama di
negara berkembang.
21. Negara boleh memanfaatkan sumber daya yang ada, tapi
tidak boleh membahayakan orang lain.
22. Kompensasi diperlukan jika ada negara yang
membahayakan.
23. Tiap negara harus menetapkan standar masing-masing.
24. Harus ada kerjasama dalam isu internasional.
25. Organisasi internasional harus membantu memperbaiki
lingkungan.
26. Senjata pemusnah massal harus dihilangkan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Hari Lingkungan
Hidup Sedunia berkaitan dengan Go Green, dimana prinsip-
prinsipnya untuk kepentingan bumi. Adanya pemanasan
global menunjukkan bahwa bumi dalam kondisi tidak baik-
baik saja, maka kita sebagai manusia yang tinggal di bumi
perlu kita jaga salah satunya dengan penghijauan.
E. JENIS TUMBUHAN YANG COCOK UNTUK GO
GREEN
Setelah kita membahas apa itu Go Green dan
Lingkungan Hidup, perlu juga untuk mengetahui jenis
tumbuhan yang baik untuk penghijauan. Seiring berjalannya
waktu, bumi mengalami pemanasan global atau istilah global
warming. Berikut ini adalah pohon yang cocok untuk
penghijauan, yaitu:
1. Pohon Trambesi
Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga
sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang
sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya
menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di
Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu
Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh
(Jawa), Ki Hujan (Sunda). Dalam bahasa Inggris pohon
ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian
Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta, dan False
Powder Puff.
(Sumber: BALTYRA.com)
Pohon Trembesi ialah menjadi pohon penghijauan
termaik karena pertumbuhannya yang cepat, batangnya
yang besar serta kokoh. Pohon trembesi dapat hidup di
daerah kritis sekalipun memiliki keasaman yang tinggi.
Pohon trembesi mudah dikenali dari kanopinya yang
berbentuk payung dengan diameter kanopi lebih besar
dari tingginya. Pohon yang masuk dalam famili
Mimosaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan
pembawa keteduhan, tanaman pelindung, dan tanamanan
penyerap polutan. Trembesi merupakan jenis pohon yang
memiliki kemampuan menyerap karbondioksida dari
udara yang sangat besar. Pohon trembesi mampu
menyerap 28.488,39 kg CO2/pohon setiap tahunnya
(Hanafi, 2011).
2. Pohon Mahoni
Tanaman mahoni (Swietenia mahagoni Jack)
merupakan salah satu tanaman yang dianjurkan untuk
pengembangan HTI (Hutan Tanaman Industri). Pohon
Mahoni yang berasal dari benua Amerika yang beriklim
tropis sudah lama dibudidayakan di Indonesia dan sudah
beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia. Nama asing
dari tanaman ini adalah West Indian Mahogany.
(Sumber: pixabay.com)
Tanaman mahoni banyak ditanam di pinggir jalan
atau di lingkungan rumah dan halaman perkantoran
sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini tumbuh secara
liar di hutan-hutan atau di antara semak-semak belukar.
Menurut Ariyantoro (2006), Pohon Mahoni dapat
ditanam secara luas di daerah tropis untuk program
reboisasi dan penghijauan bermanfaat sebagai tanaman
naungan dan kayu bakar. Manfaat lainnya dari pohon
kayu mahoni yakni bisa mengurangi polusi udara sekitar
47%-69% sehingga layak disebut pohon pelindung
sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air,
sedangkan daun-daunnya, memiliki fungsi sebagai
penyerap polutan-polutan di sekitarnya.6
3. Pohon Angsana
(Sumber: Wikipedia.com)
Pohon Angsana atau sonokembang (Pterocarpus
indicus) Angsana juga sering ditanam sebagai pagar
hidup dan pohon pelindung di sepanjang tepi kebun
wanatani. Perakarannya yang baik dan dapat mengikat
nitrogen, mampu membantu memperbaiki kesuburan
tanah. Karena tajuknya yang rindang, angsana kemudian
juga populer sebagai tanaman peneduh dan penghias tepi
jalan di perkotaan, khususnya di Asia Tenggara.
4. Pohon Akasia
Pohon Akasia (Acacia mangium) adalah merupakan
salah satu tanaman yang sering dijumpai di indonesia.
6 Ariyantoro, H. (2006). Budidaya tanaman kehutanan. PT. Citra Aji Parama.
Yogyakarta.
Jenis tanaman ini merupakan salah satu bahan yang biasa
digunakan dalam industri pembuatan pulp dan kertas.
Pohon ini juga tergolong sebagai tanaman dengan siklus
panen yang cepat. Di lahan tanah yang hangat seperti di
Indonesia, tanaman ini sudah bisa dipanen dalam waktu
lima hingga enam tahun.
(Sumber: bestplant.co)
Pohon Akasia dapat embantu memperbaiki struktur
tanah, mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor.
Sangat cocok di tanam di daerah berbukit dan gunung.
Namun, pohon ini juga cocok di kontur dataran rendah.
Sehingga pohon akasia cocok digunakan untuk program
penghijauan atau Go Green.
5. Pohon Kenanga
Kenanga (Cananga odorata) merupakan bunga khas
(flora identitas) provinsi Sumatera Utara. Tanaman
Kenanga mempunyai bunga yang beraroma wangi dan
harum sehingga disuling menjadi minyak wangi. Pohon
kenanga mempunyai pohon yang besar dengan diameter
batang mencapai 70 cm dan tinggi hingga 20 meter.
Gambar 1
(Sumber: Wikipedia.com)
Batangnya membulat dan mudah patah terutama
saat masih muda. Daun kenanga tunggal berbentuk bulat
telur, dengan pangkal daun mirip jantung dan ujung daun
runcing. Panjang daun mencapai 10 – 23 cm, dan lebar
4,5 – 14 cm. Karena mudah mempunyai manfaat yang
tinggi dan mudah ditanam, pohon kenanga menjadi salah
satu tanaman yang cocok untuk dilakukan penghijauan.
BAB 3
PEMANASAN GLOBAL
A. APA ITU PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah fenomena perubahan iklim
drastis akibat kenaikan suhu rata-rata pada atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Dalam istilah asing pemanasan global di sebut
juga dengan global warming. Pemanasan Global atau Global
Warming terjadi di berbagai belahan bumi, baik itu timur,
barat, utara maupun selatan. Pemanasan global sangat erat
kaitannya dengan pencemaran udara di seluruh dunia.
Adapun pengertian menurut NRDC yang
menyebutkan pemanasan global sebagai proses peningkatan
suhu udara karena terperangkapnya panas di atmosfer oleh gas
karbondioksida yang bisa mengancam perubahan iklim dan
dapat menimbulkan bencana di permukaan bumi. Sedangkan
menurut National Wildlife Federation, pemanasan global
merupakan peningkatan suhu udara di bumi yang
mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam, misalnya
badai, kekeringan, banjir, dan lain-lain. Pemanasan global
juga mengakibatkan perubahan landscape kehidupan di bumi
dan membunuh banyak spesies.
Pemanasan Global sangat buruk bagi keberlangsungan
hidup bumi dan kehidupan manusia, contoh diantaranya
adalah meningkatnya jumlah karbondioksida, efek rumah
kaca, gas akibat pembakaran bahan bakar fosil, dan aktivitas
manusia lainnya yang merupakan sumber utama terjadinya
pemanasan global selama bertahun-tahun. Berbicara
mengenai pemanasan global, perlu disadari bahwa hal ini
tidak bisa terlepaskan pula dari adanya pencemaran udara.
Dengan suhu udara yang panas, maka suhu bumi pun juga
akan ikut menjadi panas. Yang mengeluarkan volume
peningkatan karbondioksida dan gas rumah kaca lainnya
adalah pembakaran bahan bakar fosil, pembukaan lahan,
pertanian dan aktivitas lain sejenis yang cukup mengurangi
segarnya udara di bumi ini.
NASA melaporkan bahwa suhu Bumi saat ini sudah
melonjak 7 ºCelsius lebih panas dibanding 5 ribu tahun silam.
NASA juga memprediksi Bumi akan memanas hingga 6
ºCelcius pada abad berikutnya, angka kenaikan tersebut
memang tampak sedikit jika hanya dilihat sekilas. Namun,
pemanasan global bukanlah fenomena sepele. Pemanasan
bumi mengakibatkan begitu banyak bencana ekstrem yang
menelan banyak korban. Dilansir pada berita Liputan6, NASA
mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset, Bumi akan
mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 81
tahun lagi, tepatnya di tahun 2100. Pihak NASA merilis
dataset tersebut lewat sebuah peta prediksi dan proyeksi
perubahan Bumi yang akan terjadi di 2100. Yang dijelaskan
bahwa pada peta memperlihatkan kondisi semua wilayah di
berbagai belahan Bumi berwarna merah, yang artinya iklim
yang terjadi di wilayah itu akan berubah drastis dan memanas.
Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal
tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer
Bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi,
yakni 935 ppm (parts per million).7 Sehingga prediksi yang
diumumkan benar terjadi, maka sebagian besar wilayah Bumi
akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat
panas. Lebih lanjut, peta perubahan iklim tersebut juga tidak
hanya memperlihatkan wilayah mana yang akan mengalami
perubahan iklim drastis, tetapi juga memperlihatkan wilayah
curah hujan yang bisa berubah-ubah di beberapa dekade ke
depan. Tak hanya terbakar, nantinya perubahan iklim yang
akan terjadi di Bumi akan terjadi lewat beberapa fenomena,
seperti banjir, kemarau, dan kekeringan di beberapa wilayah.
Apakah kamu merasakan perubahan bumi semakin hari
semakin panas?
B. PROSES TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
Terjadinya pemanasan global di awali dengan cahaya
matahari yang mana sebagian di kembalikan ke asalnya akan
tetapi sebagian di serap oleh bumi. Sedangkan pengembalian
ini dalam bentuk radiasi inframerah yang akan di lewatkan
atmosfer. Akan tetapi, semakin banyak radiasi ini di atmosfer
akan menimbulkan lubang ozon.
7 Diakses Pada 07 Mei 2019: https://www.liputan6.com. Dampak Pemanasan
Global Bumi Bakal Alami Peristiwa Ini 81tahun-Lagi
(Sumber: https://tatakata.com)
Dengan banyaknya lubang, maka di bandingkan yang
di kembalikan, radiasi ini akan di serap kembali oleh bumi
sehingga menjadi semakin panas semakin harinya. Pada
akhirnya bumi pun memancarkan radiasi inframerah dan di
serao kembali oleh CO2. CO2 ini sebagian kembali ke
atmosfer akan tetapi sebagiannya kembali lagi ke bumi. Nah
yang di sebut dengan pemanasan globalnya adalah CO2 yang
kembali lagi ke bumi tersebut.
C. PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
1. Deforestasi Hutan
Hutan mempunyai peran penting dalam
lingkungan, semakin banyak hutan semakin rendah pula
polusinya. Berkurangnya hutan secara besar-besaran
menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang
mendadak. Kerusakan pada hutan akan menyebabkan
pemanasan global. Karena hutan memiliki fungsi yang
akan meyerap gas karbondioksida dan akan menghasilkan
oksigen. Jika semakin banyak adanya penebangan liar,
pengundulan hutan maka jumlah karbondioksida akan
semakin banyak karbon yang berkumpul di atmosfer yang
akan menyebabkan pemanasan global. Efek hutan yang
semakin berkurang adalah cuaca semakin memburuk
karena tidak ada yang membantu karbondioksida menjadi
oksigen, pernafasan pun menjadi terganggu karena cuaca
yang kurangnya masukan oksigen sehingga menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.
Pohon yang menjadi kunci pengaturan Iklim,
memainkan peran sebagi pengendali CO₂ dan Oksigen.
Kawasan semak dan hutan berfungsi sebagai penyerap
karbon dan mengatur suhu hingga sekitar 1,5 derajat. Saai
ini, industri menggunakan kayu sebagai bahan baku yang
diperoleh dengan cara menebang hutan. Deforestasi
menjadi alasan utama pemanasan global karena jumlah
oksigen menurun dan CO₂ meningkat di atmosfer.
Kita tahu bahwa vegetasi sangat penting, tapi jika
vegetasi terus menerus dihancurkan dan dihilangkan,
konsentrasi CO2 semakin meningkat dan menyebabkan
pemanasan global, 1/5 polusi gas rumah kaca dihasilkan
dari degradasi hutan dan penebangan pohon.
2. Tingginya Pemakaian Listrik
Pembangkit listrik tenaga petroleum, gas alam,
dan batu bara sejauh ini merupakan penghasil emisi gas
rumah kaca terbesar kedua setelah industri pabrik.
Penggunaan listrik yang boros apat menyebabkan
terjadinya pemanasan global. Karena adanya penguapan
pada listrik jika listrik terlalu sering digunakan.
Seharusnya pemakaian listrik digunakan secara efisien
sesuai dengan keperluan sehingga tidak menyebabkan
pemanasan global, walaupun tidak terlalu berpengaruh
namun bisa menambah gas karbondioksida sehingga
cepat terjadinya pemanasan global.
3. Limbah Industri dan Rumah Tangga
Industri menggunakan bahan kimia dalam
pembuatannya dan menghasilkan limbah yang
mencemari lingkungan. Zat kimia dan limbah industri ini
masuk ke lingkungan bercampur dengan air dan
menyebabkan berbagai penyakit. Beberapa industri
menggunakan gas dan bahan bakar untuk menjalankan
pabrik. Selama proses, salah satu hasil akhirnya berupa
asap berbahaya dan mencemari udara. Asap tersebut
mengandung sejumlah besar CO₂ yang merupakan
penyebab utama pemanasan global.
Gas buang dari industri menjadi penyebab efek
rumah kaca yang berpengaruh juga dengan kehidupan
makhluk hidup karena dapat menyebabkan pencemaran
udara yang disebabkan oleh asap pabrik yang berlebihan,
karena asap pabrik mengeluarkan gas berupa
karbondioksida, karbon monoksida, gas metana dan yang
lainnya. Sehingga jika semakin banyak industri pabrik
yang berkembang akan menyebabkan kerugian asap yang
yang dihasilkan dari pabrik industri tersebut, sehingga
akan menyebabkan polusi udara yang akan membuat
lingkungan tercemar. Sehingga akan semakin banyak
terjadinya pemanasan global pada bumi.
Penyebab pemanasan global yang berasal dari
ruamah tangga, penggunaan Cloro Flour Carbon (CFC)
yaitu merupakan gabungan bahan kimia yang dipakai
untuk bagian alat-alat rumah tangga. Beberapa alat rumah
tangga yang menggunakan CFC yaitu seperti kulkas dan
AC. Karena suhu di bumi semakin panas maka banyak
orang yang menggunakan kedua alat tersebut. Hal ini
tentu akan memperparah keadaan suhu di bumi yang
makin panas karena dampak penggunaan CFC ini.
4. Limbah Pertanian dan Peternakan
Peran industri peternakan dan agrikultur terhadap
makin parahnya pemanasan global juga tidak boleh
dipandang sebelah mata. Gas metana merupakan gas yang
menyebabkan pemanasan global, gas ini sangat
berpengaruh dalam pemanasan global karena gas
merupakan urutan kedua penyebab utama terjadinya
pemanasan global.
Gas metana disebabkan dari bahan-bahan organik
yang kekurangan dari hasil pemecahan bakteri pada
pertanian, perkebunan dan peternakan. Salah satu
contohnya adalah semakin tinggi produksi hewan ternak
maka gas metana akan semakin meningkat yang akan
dilepaskan ke permukaan bumi. Selain dari dampak
deforestasi, limbah yang dihasilkan dari pupuk dan
kotoran hewan juga menghasilkan emisi gas berbahaya.
Bersumber dari gas kentut dan kotoran kewan ternak,
khususnya pada sapi dan kerbau, menghasilkan zat
metana yang termasuk jenis gas rumah kaca. Pupuk
kompos yang terbuat dari kotoran hewan juga
menghasilkan gas nitro oksida. Limbah industri agrikultur
tercatat menyumbang 9% dari total volume emisi gas
rumah kaca yang dihasilkan pada tahun 2017.
5. Pembakaran Sampah Secara Berlebihan
Sampah yang bertumpuk banyak akan melepaskan
gas metana yang langsung bereaksi dengan oksigen dan
mengubah kondisinya. Jika sampah-sampah tersebut
tidak dikelola dengan baik maka akan mengalami
degradasi dan terurai menjadi gas methan (CH4). Gas
CH4 adalah gas rumah kaca yang bisa menyebabkan
timbulnya efek rumah kaca yang berpotensi menjadi
penyebab pemanasan global.
6. Tingginya Penggunaan Kendaraan Bermotor
Penyebab pemanasan global ini disebabkan oleh
aktivitas manusia sendiri, semakin padat nya penduduk
yang ada di seluruh dunia dan populasi manusia terus
bertamabah maka jumlah kendaraan bermotor juga akan
selalu bertambah. Lebih dari 90 persen transportasi umum
(baik transportasi darat, udara, maupun air) ditenagai
bahan bakar petroleum, seperti bensin atau diesel.
Efek kendaraan bermotor sangat berpengaruh bagi
pemanasan global karena gas yang dikeluarkan oleh
kendaraan bermotor adalah gas karbon monoksida yang
sangat berbahaya bagi kesehatan manusia serta gas
karbon monoksida juga menyebabkan efek rumah kaca.
Gas yang dilepaskan dari proses pembakaran ini
melepaskan karbon dioksida dan polutan lainnya, seperti
metana dan nitro oksida. Setiap galon bensin yang Anda
gunakan untuk naik mobil atau motor sehari-hari dapat
menyumbang 10 kg karbondioksida ke atmosfer bumi.
Masing-masing jenis gas polutan memiliki kemampuan
memerangkap panas yang berbeda. Beberapanya bahkan
dapat memerangkap lebih banyak panas daripada karbon
dioksida. Seperti molekul metana yang tidak bisa
bertahan lama berkeliaran di udara seperti CO2 tapi
mampu mengikat panas 84 kali lebih cepat dan banyak,
kemudian nitro oksida yang mempunyai 264 kali lebih
kuat daripada CO2. Sehingga sejumlah gas ini yang dapat
merusak kualitas udara, tanah, dan air menyebabkan
pemanasan global.
D. EFEK RUMAH KACA
Pemanasan Global berbeda dengan Efek Rumah Kaca,
namun keduanya saling berkaitan sehingga tak jarang banyak
yang menganggap keduanya ialah satu kesatuan yang sama.
Efek rumah kaca adalah istilah yang diberikan ilmuwan
kepada kemampuan bumi untuk mempertahankan panas.
Gambaran efek rumah kaca di mana panas matahari akan
terperangkap oleh atmosfer bumi. Sinar matahari di siang hari
menyinari bumi dan akan membuat bumi menjadi lebih
hangat, akan tetapi permukaan bumi di malam hari menjadi
lebih dingin.
Tanpa efek ini kehidupan di Bumi akan tidak mungkin
karena planet akan terlalu dingin. Ketika sinar matahari
mencapai planet ini, sekitar dua-pertiga dari energi panas
memasuki atmosfer bumi dan diserap oleh permukaan planet.
Bumi kemudian memancarkan energi panas ini, yang diserap
oleh atmosfer. Atmosfer memancarkan kembali panas ke
bumi, yang menyerap panas lagi. Proses ini membuat planet
menjadi hangat dan dapat hampir dianggap seperti mantel
untuk Bumi. Rumah kaca sendiri merupakan sebuah bangunan
yang berbentuk rumah yang keseluruhan bangunannya terdiri
dari kaca, baik pada bagian dinding, atap, tembok dan
sebagainya. Rumah kaca biasanya akan digunakan untuk
menanam sayuran, buah-buahan, bunga dan lain sebagainya.
Biasanya rumah kaca ini dimiliki oleh para petani yang berada
di negara empat musim.
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal
dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk
radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika
energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi,
akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali
sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah
gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas
tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida,
dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.
Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut
terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata
tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi
sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin
meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin
banyak panas yang terperangkap dibawahnya. Karena adanya
efek rumah kaca hal ini membuat panas bumi yang seharusnya
dipantulkan ke luar angkasa terjebak di atmosfer bumi dan
tidak dapat kembali ke luar angkasa. Akibatnya kondisi bumi
di malam hari semakin hangat, bahkan setiap tahunnya
semakin menghangat, kondisi inilah yang disebut dengan efek
rumah kaca.
E. PROSES TERJADINYA EFEK RUMAH KACA
Rumah kaca mempunyai efek yang sangat berbahaya
bagi kehidupan di bumi. Efek dari rumah kaca terjadi karena
adanya sinar matahari yang dipantulkan oleh benda-benda
yang ada di bumi. Sinar matahari yang dipantulkan ke bumi
memiliki dampak dapat merusak lapisan ozon. Fungsi utama
dari lapisan ozon adalah untuk menghambat sinar matahari
yang berada di atmosfer. Jika lapisan ozon yang berada di
atmosfer ini mulai berkurang, dampaknya suhu bumi akan
mengalami kenaikan terus menerus. Saat suhu bumi ini naik,
maka suhu ini akan berubah menjadi dingin.
Gambar 2
(Sumber: http://indonetedu.blogspot.com)
Hal ini mengakibatkan kondisi bumi menjadi tambah
buruk dimana akan semakin banyak jumlah karbondioksida
yang ada di bumi. Akhirnya suhu di bumi akan semakin hangat
karena tidak dapat menahan pantulan sinar matahari yang
seharusnya dikembalikan ke luar angkasa. Upaya mencegah
lapisan ozon yang berada di bumi rusak, maka sebagai
manusia sudah sepatutnya kita mengurangi pemakaian alat-
alat yang dapat menghasilkan karbondioksida atau CO2. Sebab
tidak hanya efek rumah kaca saja, namun alat-alat yang dapat
menghasilkan CO2 juga berpengaruh terhadap rusaknya
lapisan ozon. Adapun proses terjadinya rumah kaca dimulai
dapat matahari memancarkan sinar dalam bentuk sinar
ultraviolet ke permukaan bumi. Sinar ini diterima oleh bumi
dan dipantulkan kembali ke luar angkasa dalam bentuk sinar
inframerah. Sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi
ini akan berbentuk suhu panas, lalu sebagian dari sinar ini akan
dipantulkan kembali ke atmosfer oleh permukaan bumi.
Sedangkan sebagian sinarnya akan diserap oleh permukaan
bumi dengan warna yang agak gelap karena mengandung gas
rumah kaca yang berada di atmosfer.
Gas rumah kaca memiliki peranan sebagai benda hitam
dimana jika ada cahaya datang, maka akan dipantulkan
kembali dalam bentuk panas. Semakin banyak kandungan gas
ini di atmosfer, maka semakin banyak pula panas yang
dilepaskan ke bumi. Oleh sebab itu, ketika semakin panas
suhu bumi, maka hal ini menjadi salah satu tanda dari efek
rumah kaca.
F. ZAT PENYEBAB EFEK RUMAH KACA
1. Senyawa Methan
Senyawa methan adalah senyawa yang dihasilkan
oleh bakteri pengurai bahan organik. Gas ini juga lebih
mudah terbakar dan dapat menghasilkan karbondioksida
yang tinggi. Senyawa methan biasanya dibuat oleh
manusia melalui industri, pembakaran biomassa dan juga
pertanian.
2. Senyawa Nitrogen
Senyawa yang dapat hidup jangka panjang ialah
senyawa nitrogen. Karena dapat hidup selama 150 tahun,
maka senyawa ini dapat meningkatkan emisi kecilnya
dapat menimbulkan konsentrasi yang meningkat.
Pemakaian bahan bakar fosil, dan pupuk nitrogen akan
menyumbang terjadinya pencemaran udara sehingga
muncullah penumpukan emisi.
3. Senyawa Karbondioksida
Senyawa yang berkontribusi besar pada
pemanasan global ialah senyawa karbondioksida.
Konsentrasi alaminya kecil sehingga hanya bisa diserap
sebanyak 0,3% di atmosfer ini, dan bisa diserap oleh
tanaman dengan bantuan sinar matahari secara alami.
Yang diuraikan untuk membentuk jaringan tanaman yang
dikenal dengan fotosintesis.
4. Chloro Floro Carbon (CFC)
Senyawa CFC digunakan pada AC, Dry Clean,
kulkas, atau elektronik lainnya yang dapat menimbulkan
efek rumah kaca. Senyawa ini dapat menyebabkan kadar
pencemaran udara semakin tinggi dan akan tertimbun
pada lapisan atmosfer.
BAB 4
SAMPAH
A. DEFINISI SAMPAH
Sampah merupakan benda buangan yang sering kali
berserakan atau bertebaran di sekitar kita. Sampah adalah hasil
dari kegiatan setiap makhluk hidup, dengan beragam jenis
sampah yang ada diantaranya ada yang dapat dimanfaatkan
kembali. Namun ada juga yang tidak dapat diuraikan atau
dimanfaatkan kembali. Sampah merupakan material sisa yang
tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam
tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak
bergerak. Menurut definisi World Health Organization
(WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2006).8
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah
besar datang dari aktivitas industri (Limbah), misalnya
pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua
produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang
8 Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.
disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan
sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Pemerintah Indonesia juga telah menerapkan Undang-
Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah, yaitu sampah
adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam
yang berbentuk padat dan merupakan sisa-sisa kegiatan setiap
hari dari manusia, atau dari proses alam yang terjadi. Baik
sampah yang berupa zat padat maupun sampah yang berupa
zat cair. Menurut SNI 19-2452-2002 : sampah adalah limbah
yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi
pembangunan.
B. JENIS SAMPAH
Permasalahan sampah merupakan hal yang sulit
terselesaikan, selalu saja ada permasalahan yang dihadapi
terkait tentang sampah. Bahkan sampah dapat diartikan
sebagai masalah kebiasaan karena dampaknya mengenai
berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Penumpukan
sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi
kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir
(TPA). Menurut Panji Nugroho9 terdapat klasifikasi sampah
berdasarkan jenisnya, yaitu:
9 Nugroho Panji, 2013. Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta: Pustaka
Baru Press.
1. Berdasarkan Sumbernya
a. Sampah Alam
Sampah alam adalah sampah yang ada oleh
proses alam yang dapat di daur ulang alami, seperti
halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai
menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-
sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-
daun kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah Manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah
yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah
manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan
karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan
bakteri. Salah satu perkembangan dalam mengurangi
penularan penyakit melalui sampah manusia dengan
cara hidup yang higenis dan sanitasi.
c. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang
dihasilkan oleh manusia (pengguna barang), dengan
kata lain adalah sampah hasil konsumsi sehari-hari.
Ini adalah sampah yang umum, namun meskipun
demikian, jumlah sampah kategori ini masih jauh
lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang
dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
d. Sampah Industri
Sampah industri adalah bahan sisa yang
dikeluarkan akibat proses proses industri. Sampah
yang dikeluarkan dari sebuah industri dangan jumlah
yang besar dapat dikatakan sebagai limbah. Berikut
adalah gambaran dari limbah yang berasal dari
beberapa industri, yaitu:
a) Limbah Industri Pangan
Limbah industri pangan (makanan),
sebagai contoh yaitu hasil ampas makanan sisa
produksi yang dibuang dapat menimbulkan bau
dan polusi jika pembuangannya tidak diberi
perlakuan yang tepat.
b) Limbah Industri Kimia
Limbah Industri kimia dan bahan
bangunan, sebagai contoh industri pembuat
minyak pelumas (OLI) dalam proses
pembuatannya membutuhkan air skala besar,
mengakibatkan pula besarnya limbah cair yang
dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya. air hasil
produksi ini mengandung zat kimia yang tidak
baik bagi tubuh yang dapat berbahaya bagi
kesehatan.
c) Limbah Industri Logam
Limbah industri logam dan elektronika,
bahan buangan seperti serbuk besi, debu dan
asap dapat mencemari udara sekitar jika tidak
ditangani dengan cara yang tepat.
2. Berdasarkan Sifat
a. Sampah Organik
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah Anorganik
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak
mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk
laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat
dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan
kertas.
3. Berdasarkan Bentuknya
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan
selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal,
gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1) Biodegradable
Biodegradable adalah sampah yang dapat
diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob (menggunakan udara/terbuka) atau
anaerob (tidak menggunakan udara/tertutup),
seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable
Non-biodegradable adalah sampah yang
tidak bisa diuraikan oleh proses biolog, yang dapat
dibagi lagi menjadi:
a) Recyclable yaitu sampah yang dapat diolah
dan digunakan kembali karena memiliki nilai
secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable yaitu sampah yang tidak
memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs
(kemasan pengganti kaleng), carbon paper,
thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah
digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang
ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair
terdapat dua jenis, yaitu:
1) Limbah hitam yaitu sampah cair yang dihasilkan
dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.
2) Limbah rumah tangga seperti sampah cair yang
dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung
patogen.
C. PENGELOLAAN SAMPAH
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat
karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme
penyebab penyakit (bakteri atau pathogen) sehingga sampah
harus diolah agar tidak menimbulkan masalah. Berikut ini
pengelolaan sampah menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia No. 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaran Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Rumah Tangga Pasal 1 No. 8 s/d 17, yaitu10:
1. Pemilahan adalah kegiatan mengelompokkan dan
memisahkan sampah sesuai dengan jenis.
2. Pewadahan adalah kegiatan menampung sampah
sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di
tempat sumber sampah dengan mempertimbangkan jenis-
jenis sampah.
10 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, No 3 Tahun 2013
Penyelenggaraan PS Persampahan.Diakses Pada 12 Mei 2019
3. Pengumpulan adalah kegiatan mengambil dan
memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah
dengan prinsip 3R.
4. Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari
sumber atau tempat penampungan sementara menuju
tempat pengolahan sampah terpadu atau tempat
pemrosesan akhir dengan menggunakan kendaraan
bermotor yang didesain untuk mengangkut sampah.
5. Tempat Penampungan Sementara, yang selanjutnya
disingkat TPS, adalah tempat sebelum sampah diangkut
ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
6. Pengolahan adalah kegiatan mengubah karakteristik,
komposisi, dan/atau jumlah sampah.
7. Tempat Pengolahan Sampah Dengan Prinsip 3R (reduce,
reuse dan recycle), yang selanjutnya disingkat TPS 3R,
adalah tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,
pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala
kawasan.
8. Stasiun Peralihan antara yang selanjutnya disingkat SPA,
adalah sarana pemindahan dari alat angkut kecil ke alat
angkut lebih besar dan diperlukan untuk kabupaten/kota
yang memiliki lokasi TPA jaraknya lebih dari 25 km yang
dapat dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah.
9. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu, yang selanjutnya
disingkat TPST, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran
ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir.
10. Pemrosesan Akhir Sampah adalah proses pengembalian
sampah dan/atau residu hasil pengolahan sampah
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
BAB 5
ENERGI ALTERNATIF
A. PENGERTIAN ENERGI ALTERNATIF
Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha
atau melakukan suatu perubahan. Kemampuan tersebut diukur
dengan variabel waktu dan besarnya usaha yang dilakukan.
Energi merupakan bagian dari suatu benda tetapi tidak terikat
pada benda tersebut. Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat dirubah bentuknya. Energi juga
disebut tenaga. Satuan energi menurut Satuan Internasional
(SI) adalah Joule (J). Sedangkan satuan energi lain seperti Erg,
KWh, dan kalori digunakan dalam bidang tertentu untuk
memudahkan. Konversi satuan energi bisa dilakukan melalui
ketetapan bahwa 1 kalori = 4.2 Joule dan 1 Joule = 1 watt
second. Energi sendiri bersifat fleksibel, yaitu artinya dapat
berubah dan berpindah. Menurut Robert L. Wolke, energi
adalah suatu kemampuan untuk dapat membuat suatu hal
terjadi. Menurut Michael J. Moran, energi adalah suatu konsep
dasar termodinamika dan merupakan salah satu aspek penting
dalam analisis teknik. Dan menurut Campbell, Reece dan
Mitchell, energi adalah kemampuan untuk mengatur ulang
sebuah materi. Dapat disimpulkan bahwa energi adalah daya
atau kekuatan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
proses kegiatan.
Energi memiliki berbagai macam jenis, yaitu adalah
energi panas, energi kimia, energi listrik, energi kinetik, energi
potensial, energi bunyi, energi nuklir, dan energi ionisasi.
Berikut adalah penjelasan dari berbagai macam energi di atas:
1. Energi Panas
Energi panas adalah bentuk energi yang berubah
menjadi kalor. Energi panas bisa muncul karena terjadi
perubahan bentuk energi seperti pada reaksi energi
kimiawi pada matahari yang menyebabkan munculnya
api serta panas yang berpindah secara radiasi.
2. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang paling
dibutuhkan oleh semua mahluk hidup disebabkan pada
bentuk kimiawi, energi kimia mampu disimpan lebih
lama. Energi kimia tersimpan dalam bahan-bahan
makanan. Dalam metabolisme sel, ATP merupakan salah
satu bentuk energi kimia yang paling penting dan berguna
bagi manusia. Energi kimia juga tersimpan pada bahan
bakar yang sering kita pakai seperti minyak tanah dan
bensi. Energi tersebut muncul karena terjadinya proses
pemecahan ikatan kimia dalam susunannya sehingga
menghasilkan energi. Dengan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa energi kimia adalah energi yang
paling utama di dunia ini.
3. Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang saat ini paling
banyak digunakaan dan dianggap sangat penting oleh
mayoritas manusia. Energi listrik muncul karena adanya
perbedaan muatan antara dua buah titik penghantar.
Energi listrik dapat diproduksi dengan pembangkit tenaga
listrik. Energi tersebut dapat diperoleh dari perubahan
berabgai sumber seperti panas, angin, cahaya, air, dan
bahan bakar kimiawi. Sumber energi tersebut
dikonversikan menjadi energi listrik melalui terputarnya
turbin yang merupakan dinamo yang dapat menghasilkan
medan listrik. Energi listrik seringkali dikonversikan
menjadi bentuk energi lain seperti energi gerak, panas,
cahaya, dan lain sebagainya.
4. Energi Kinetik
Energi kinetik atau energi gerak adalah energi
yang dimiliki oleh benda yang disebabkan gerakannya.
Energi kinetik dapat diartikan sebagai usaha yang
dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan
massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Energi kinetik sebuah benda sama
dengan jumlah usaha yang dibutuhkan untuk menyatakan
kecepatan dan rotasinya, dimulai dari keadaan diam.
5. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dihubungkan
dengan konfigurasi ruang dari komponen-komponennya
dan interaksi mereka satu sama lain, berbeda dengan
energi kinetik yang merupakan energi dari sebuah sistem
yang dikarenakan gerakannya.
6. Energi Bunyi
Energi bunyi adalah salah satu bentuk perubahan
energi. Bunyi dapat dihasilkan oleh tumbukan, tabrakan,
serta banyak peristiwa lainnya asalkan mempunyai
sebuah penghantar seperti udara ataupun benda lainnya.
7. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang berada dalam
setiap materi atau zat yang tentunya tersusun atas atom-
atom dan material penyusun atom seperti elektron,
proton, dan neutron. Energi nuklir sejatinya merupakan
energi kimia, akan tetapi lebih bersifat spesifik dan
membutuhkan usaha yang lebih dalam pemanfaatannya.
Energi nuklir bisa didapatkan melalui proses yang cukup
rumit dan untuk sekarang ini hanya dapat diambil dari
materi yang bersifat radioaktif serta tidak stabil dengan
inti yang berat seperti Plutonium dan Uranium. Energi
nuklir ini sesuai dengan rumu E = mc2 sehingga energi
yang sangat besar dapat dihasilkan dalam jumlah massa
yang sedikit. Contoh reaksi nuklir yang ada ialah matahari
yang terus menerus berpijar, pembangkit listrik tenaga
nuklir, serta bom atom.
8. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan
untuk mengeluarkan elektron dari tiap mol spesies dalam
keadaan gas. Energi untuk mengeluarkan satu elektron
pertama dari atom netralnya disebut sebagai energi
ionisasi pertama dan untuk mengeluarkan satu elektron ke
dua disebut energi ionisasi kedua, dan begitu juga untuk
pengeluaran satu elektron berikutnya.
Alternatif memiliki pengertian, yaitu adalah sebuah
pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan yang ada.
Energi Alternatif menurut Fredy energi alternatif
adalah energi yang dipergunakan untuk menggantikan energi
listrik dengan energi yang berasal dari alam. Dan menurut
Oxford Dictionary, energi alternatif adalah suatu energi yang
digunakan oleh masyarakat untuk mengentikan penggunaan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui atas
pengerusakan terhadap lingkungan.
B. CONTOH ENERGI ALTERNATIF
Energi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, energi digunakan dalam berbagai macam hal, salah
satunya adalah listrik. Listrik yang umum diketahui adalah
listrik yang diperoleh dari diesel yang menggunakan bahan
bakar minyak bumi dan batu bara, sedangkan persediannya
sangatlah terbatas dan telah diprediksi oleh para ahli geologis
dan geofisika bahwa minyak bumi dan batu bara akan habis
dalam kurun waktu 30-50 tahun kedepan. Oleh karena itu
sudah banyak ilmuan yang menemukan cara untuk
memperoleh energi alternatif penghasil listrik dan tidak
mencemari lingkungan. Berikut adalah beberapa energi
alternatif yang ramah lingkungan :
1. Energi Alternatif Matahari
(Sumber: www.tekonologia.co.id)
Matahari merupakan sumber energi utama bagi
manusia yang ada di planet bumi, energi yang dihasilkan
oleh matahari berwujud sinat dan panas. Sifat panas
matahari tersebut yang dibutuhkan oleh manusia, dan
selama ribuan tahun manusia sudah memanfaatkan energi
sinar dan panas matahari tersebut. Energi yang berasal
dari matahari dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia.
Secara tradisional energi matahari dapat dimanfaatkan
untuk menjemur pakaian, membuat garam, mengawetkan
hasil laut, dan lain sebagainya.
Jumlah dari energi matahari yang sampai pada
bumi sangatlah besar, yaitu sekitar 700 Megawatt setiap
menitnya. Secara modern, untuk memanfaatkan energi
matahari menjadi energi listrik, yaitu dengan
menggunakan Sel Surya. Sel surya merupakan suatu
perangkat yang dapat digunakan untuk mengubah energi
panas matahari menjadi listrik. Sel surya dapat
mengkonversi secara langsung sumber cahaya dari
matahari menjadi energi listrik. Tentunya dapat dilakukan
menggunakan suatu perantara berupa semikonduktor
tertenu, yaitu semikonduktor yang memiliki elektron
terikat yang membatasi konduktivitas listrik, dan juga
logam atau atom yang memiliki banyak elektron bebas
terikat, jenisnya yaitu seperti tembaga.
2. Energi Alternatif Panas Bumi
(Sumber: energywatch.co.id)
Energi panas bumi merupakan jenis energi yang
berasal dari dalam bumi, panas bumi tersebut biasanya
muncul di permukaan bumi yang disebabkan oleh
aktivitas vulkanik atau gunung berapi. Terdapat 3 sumber
utama panas bumi, yaitu uap alam, air yang panas, dan
bebatuan yang kering dan panas. Pada inti bumi, suhunya
60 kali lebih besar dibandingkan air yang direbus. Panas
yang sangat tinggi tersebut menciptakan tekanan yang
mengerahkan diri hanya beberapa mil di bawah kita, dan
tekanan ini mengandung energi yang sangat besar.
Cairan super panas dalam bentuk magma yang
sering kita lihat ketika ada latusan gunung berapi,
menunggu penyadapan agar dapat diubah menjadi energi
listrik. Cairan ini juga mengalir ke permukaan sebagai
uap dan muncul dari ventilasi. Dengan itu kita dapat
membuat ventilasi kita sendiri, dan kita dapat membuat
ruang penahanan untuk magma dan mengubah semua
energi tersebut menjadi energi listrik. Dalam penciptaan
pembangkit listrik tenaga panas bumi, sebuah sumur akan
digali di mana terdapat sumber magma yang baik atau
cairan yang dipanaskan. Perpipaan akan dipasang ke
sumber, dan cairan akan dipaksa ke permukaan untuk
menghasilkan uap yang dibutuhkan. Uap tersebut akan
menghidupkan mesin turbin yang akan menghasilkan
listrik.
3. Energi Alternatif Angin
(Sumber: geothermalidonesia.com)
Angin adalah udara yang bergerak, angin dapat
digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif.
Dua tempat dengan tekanan udara yang berbeda dapat
menghasilkan angin, karena angin mengalir dari tempat
bertekanan tinggi menuju ke tempat bertekanan rendah.
Angin dapat diubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin atau kincir angin yang banyak
terdapat di negara Belanda. Dengan menggunakan kincir
angin maka angin yang berhembus akan menggerakan
kincir beserta turbinnya sehingga dapat menghasilkan
energi listrik. Energi angin tersebut sangat ramah
lingkungan karena tidak mengeluarkan limbah apapun.
Walaupun masih memiliki kelemahan, karena angin
memiliki ketidak stabilan, maka putaran kincir dan turbin
juga tidak stabil. Akan tetapi listrik yang dihasilkan dari
kincir ini masih terbilang baik dan cukup untuk
menghasilkan energi listrik.
4. Energi Alternatif Hydropower
(Sumber: satuenergi.com)
Energi hydropower adalah suatu energi listrik
yang dihasilkan dari kekuatan air, energi tersebut dibuat
dengan cara membendung sungai, lalu menggunakan pipa
untuk diarahkan menuju turbin. Prinsip utama dari
pembangkit listrik tenaga air tersebut adalah bagaimana
jatuhnya ke turbin, dan seberapa banyak volume air yang
sudah mengalir. Oleh karena itu, penggunaan energi
hydropower bergantung kepada sedikit banyaknya
pasokan air yang ada. Sebuah PLTA membutuhkan
sumber atau jumlah air yang sangat besar. Misalnya
sebuah danau atau waktu, maka para peneliti dapat
menentukan tempat yang tepat untuk membangun sebuah
waduk dan stasiun pembangkit listrik.
5. Energi Alternatif Hidrogen
(Sumber: thergorbalsla.com)
Gas Hidrogen memiliki potensi yang sangat biasa
untuk menjadi sumber bahan bakar dan energi, tetapi
teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan potensi ini
masih dalam tahap awal. Hidrogen adalah elemen yang
paling umum di bumi, yaitu adalah air, dan air merupakan
2/3 bagian dari hidrogen, tetapi hidrogen di alam selalu
ditemukan dalam kombinasi dengan unsur lainnya.
Setelah dipisahkan dari unsur-unsur lain, hidrogen dapat
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, menggantikan
gas alam, dan untuk menghasilkan listrik.
Dalam banyak hal, hidrogen merupakan bahan
bakar yang sempurna karena jumlahnya melimpah, sangat
efisien, dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan
dalam sel bahan bakar. Hidrogen juga tidak beracun,
dapat diproduksi dari sumber daya terbarukan, dan bukan
gas rumah kaca. Telah banyak studi yang mencatat bahwa
hidrogen mungkin satu-satunya bahan bakar alternatif
yang dapat mengurangi ketergantungan negara pada
minyak asing sekaligus mengurangi gas rumah kaca
secara signifikan. Karena alasan tersebut, saat ini
hidrogen digunakan dalam banyak aplikasi sebagai
pembawa energi utama. Berbagai kemajuan telah diraih
dalam penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar
transportasi dan bahan bakar untuk pembangkit listrik.
6. Energi Alternatif Biomassa
(Sumber: amazine.co)
Biomassa adalah materi biologis yang dapat
diperoleh dari hewan ataupun tumbuhan dan terdiri dari
sejumlah besar karbon dan unsur lain dalam proporsi yang
lebih kecil sperti nitrogen, oksigen, alkali tanah, dan
logam berat. Sumber utama biomassa yaitu diantaranya
adalah kayu, limbah padat, dan bahan bakar alkohol. Hal
tersebut mencakup materi seperti cabang dan daun yang
telah guru, limbah kayu, tanaman yang telah mati, limbah
perkotaan, limbah domestik, etanol, dan lain-lain. Bahan
bakar alkohol berasal dari tanaman seperti jagung, kelapa
sawit, tebu, kayu putih, dan rami.
Salah satu energi alternatif biomassa yaitu adalah
sisa pembuangan dari kotoran hewan atau manusia,
dengan membangun instalasi energi biomassa berupa
tangki kotoran hewan atau manusia, lalu yang akan keluar
dari instalasi tersebut disebut dengan biogas yang dapat
menggantikan pemakain gas bumi yang tidak dapat
diperbaharui.’
7. Energi Alternatif Tidal
http://menuharisuta.blogspot.com
Energi Tidal yaitu adalah enegi yang berasal dari
pasang surut air laut, energi ini mungkin masih belum
sering terdengar di telinga kita atau bahkan belum pernah
didengar sebelumnya. Jika dibandingkan dengan energi
angin dan energi panas matahari, energi tidak terlalu
terkenal, tetapi energi tidal memiliki beberapa
keunggulan yaitu salah satunya adalah memiliki aliran
energi yang lebih mudah diprediksi tidak seperti energi
angin. Selain itu, energi tidal juga lebih menghemat ruang
dan tidak membutuhkan teknologi konversi yang rumit.
Kelemahan dari energi tidal diantaranya yaitu
membutuhkan alat konversi yang mampu bertahan di air
laut, terutama tingkat korosi dan dari kuatnya arus serta
badai laut. Karena prinsip kerjanya adalah pada saat air
padang maka air laut dengan volume jutaan kubik akan
naik ke daratan
8. Energi Alternatif Piezoelektrik
(Sumber: listrikindonesia.com)
Piezoelektrik adalah suatu sistem yang dapat
menghasilkan listrik dari hasil pengubahan energi
mekanik. Sistem penghasil energi tersebut sangat baik
diterapkan pada tempat-tempat umum atau tempat
keramaian, karena prinsip kerja piezoelektrik yaitu
dengan tekanan dari orang-orang yang berada di tempat
itu yang kemudian akan dikonversi menjadi energi listrik.
Sehingga energi tersebut dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan listrik di sekitar tempat tersebut.
9. Energi Alternatif Nuklir
(Sumber: money.kompas.com)
Energi nuklir adalah sumber energi yang berasal
dari reaksi berantai bahan-bahan radioaktif yang terjadi
dalam sebuah reaktor. Energi yang dihasilkan dari proses
tersebut sangatlah besar, karena 1 gram zat radioaktif
dapat menghasilkan 50.000 kwh/jam, sehingga sangat
baik digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik.
Selain itu, energi nuklir juga tidak memancarkan gas
rumah kaca dan tidak menyebabkan pemanasan global.
Sudah banyak negara maju yang sejak lama
mengembangkan potensi energi nuklir tersebut,
contohnya adalah Jepang. Di Jepang hampir seluruh
kebutuhan listrik di negara itu berasal dari energi nuklir.
Namun kelemahannya adalah pemanfaatan nuklir
dibayangi oleh persoalan lingkungan dan kesehatan,
karena kebocoran radiasi sangat membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup, radiasinya
dapat mengakibatkan kanker, cacat keturunan, dan
bahkan kematian.
BAB 6
UPAYA GO GREEN
A. GO GREEN PADA KELUARGA
Go Green adalah tindakan penyelamatan bumi yang telah
mengalami kerusakan akibat ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab. Membentuk karakter manusia yang
bertanggung jawab, manusia harus mengadakan perubahan
besar terutama pada pola hidup yang cenderung tidak mau tau
dengan lingkungan menjadi pola hidup yang peduli dengan
lingkungan sekitar kita. Hal tersebut dapat kita mulai dari
lingkungan terkecil kita yaitu keluarga. Pemanasan global ini
menjadi permasalahan penting mencakup dunia karena
memberikan dampak pada manusia di seluruh dunia, sehingga
bukan menjadi langkah yang salah jika kita mem bentuk
kontribusi kita melestarikan lingkungan adalah dengan
mewujudkan keluarga hijau.
Tindakan dan kebiasaan untuk peduli terhadap hal-hal
yang mengarah kepada penggunaan prasarana dan sarana
rumah tangga berbasis go green, akan mempengaruhi tindakan
yang akan dilakukan di kantor dan sekolah, atau sebaliknya.
Sehingga pembentukan karakter untuk melakukan ha-hal yang
positif baik melalui pelatihan, sosialisasi di lingkungan kantor,
sekolah maupun lingkungan rumah akan sangat membantu
dalam menyukseskan program go green.
Keluarga hijau merupakan arti sederhana dari keluarga
yang berwawasan lingkungan. Jika dikaitkan dengan
lingkungan, maka keluarga lingkungan dapat diartikan
keluarga yang menerapkan prinsip-prinsip lingkungan yakni
menghargai alam seperti menghargai diri sendiri (ekosentris),
menjaga keseimbangan alam, memanfaatkan alam seperlunya,
dan mengajak orang sekitarnya juga ikut serta dalam
memelihara alam. Kegiatan penghijauan yang dapat kita
lakukan bersama keluarga, diantaranya ialah:
1. Menghargai Lingkungan Rumah
Menghargai lingkungan rumah dengan cara
menerapkan kegiatan-kegiatan di lingkungan rumah,
misalnya dengan menanam tanaman (bunga), pohon, atau
merawat tanaman. Selain itu juga menjaga kebersihan
rumah dengan cara menyapu halaman atau kegiatan
lainnya yang dapat menjaga kebersihan rumah. Hal-hal
seperti itu dapat menumbuhkan rasa cinta anak sejak dini
kepada lingkungan.
2. Menerapkan Membuang Sampah
Membuang sampah pada tempatnya merupakan
kewajiban yang berkaitan dengan kebersihan manusia,
sudah sewajarnya setiap orangtua mengajarkan anak-
anaknya untuk membiasakan diri untuk membuang
sampah pada tempatnya. Selain dapat menumbuhkan
tanggungjawab akan kebersihan pada anak, membuang
sampah pada tempatnya juga mampu menjaga lingkungan
kita agar tetap bersih.
Sampah terdapat dua jenis, yaitu sampah kering (non
organik) dan sampah basah (organik). Sampah non
organik terdiri atas sampah yang sulit terurai seperti
plastik, sedangkan sampah basah merupakan sampah
yang berasal dari makanan atau mudah terurai. Untuk
memudahkan anak melatih membuang sampah dengan
jenis yang berbeda, buatlah tong sampah dengan warna
yang berbeda disertai label pada kedua tong sampah
tersebut.
3. Mengajarkan Menghemat Air dan Listrik
Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global
adalah penggunaan listrik yang berlebihan. Hal ini
penting untuk mengajarkan pada anak bahwa listrik
ataupun air erat kaitannya dalam keberlangsungan hidup.
Contoh orangtua mengajarkan anak untuk menghemat
energi listrik dengan cara matikan lampu pada siang hari
(kondisi terang), dan matikan air saat sudah selesai
digunakan.
4. Mengajarkan Daur Ulang
Daur ulang dapat dilakukan dari barang-barang yang
sudah tidak terpakai. Konsep daur ulang dapat diterapkan
pada anak-anak bukan hanya menjadi kegiatan Go Green,
namun juga menjadi salah satu ajang untuk
mengembangkan kreatifitas keluarga. Contohnya dengan
menggunakan ban mobil yang sudah tidak terpakai
disulap menjadi meja atau kursi taman, daur ulang lebih
baik daripada membakarnya. Karena membakar benda-
benda yang sudah tidak terpakai dapat menimbulkan
pencemaran udara sehingga bisa mengurangi pemanasan
global.
B. GO GREEN PADA LINGKUNGAN RUMAH
Menerapkan Go Green pada lingkungan rumah menjadi
kegiatan yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.
Kegiatan yang dilakukan dengan tetangga sekitar rumah,
mampu menciptakan lingkungan rumah yang asri dan sejuk.
Bukan hanya itu, kegiatan Go Green ini mampu menciptakan
kekompakan sosial juga diiringi dengan memiliki visi dan misi
untuk mengjaga lingkungan. Kegiatan yang dapat dilakukan
di lingkungan rumah berkaitan dengan Go Green, adalah
sebagai berikut:
1. Penanaman Pohon
Penanaman pohon dapat dilakukan bersama warga
setempat untuk menciptakan keindahan dan keselarasan
pada lingkungan rumah. Biasanya hal ini terjadi saat
menyambut Hari Bumi Sedunia. Tanaman pohon selalu
dijaga dengan cara di siram, dihilangkan bagian yang
kering, dan sebagainya. Jika kegiatan ini belum
diterapkan pada lingkungan rumahmu, kamu bisa
mengajukannya kepada Rukun Tetangga (RT) setempat
dan diskusikan dengan warga sekitar.
2. Kerja Bakti
Kerja bakti adalah kegiatan dimana warga setempat
membersihkan lingkungan, melancarkan aliran selokan
atau got, merapikan tanaman, membetulkan penerangan
jalan, atau membangun fasilitas publik tertentu yang
biasanya dilakukan pada hari libur atau hari minggu.
Di lingkungan perkotaan atau perumahan, kerja bakti
bagi sebagian orang mungkin hal biasa. Ini yang membuat
mereka tidak tertarik datang, atau berpikir kurang
memberi manfaat. Itu sebabnya mereka itu berpikir
mungkin ada hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya
mengisi waktu dengan membaca, olahraga, nonton TV,
berlibur atau acara keluarga. Berbeda dengan kerja bakti
di lingkungan kampung atau desa. Ada motivasi lain
untuk mengikuti kerja bakti. Motivasi itu karena murni
ingin membantu lingkungan, atau untuk
kegotongroyongan dan manfaat sosial.
3. Kegiatan Car Free Day
Kegiatan Car Free Day pertama kali dilakukan tahun
2002 pada setiap hari Minggu di akhir bulan. Setelah
melihat dampak positifnya, masyarakat semakin tertarik
untuk berolahraga dengan cara car free day. Beberapa
contoh nyata yang bisa dirasakan yaitu meningkatnya
kualitas udara, kurangnya polusi suara kendaraan, hingga
peningkatan aktivitas fisik. Tanpa disadari menciptakan
perubahan persepsi bagi setiap masyarakat terhadap kota
tempat tinggal mereka yang gersang ternyata masih bisa
dinikmati. Hal ini dapat dilakukan dengan tetangga-
tetangga kita seperti bersepeda, senam, duduk santai dan
lain-lain. Kita juga pasti merasakan udara kota menjadi
lebih segar di pagi hari dan bumi ikut beristirahat
menikmatinya. Langkah kecil ini harus selalu didukung,
dipromosikan karena kita bisa membuktikan bersama-
sama bentuk rasa peduli untuk bumi melalui cara ini.
C. GO GREEN PADA SEKOLAH ATAU KAMPUS
Go Green telah masuk ke beberapa bidang, salah satunya
adalah bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan terdapat
sebuah program yaitu bernama sekolah Adiwiyata, program
tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh sekolah di
Indonesia untuk menciptakan suasa lingkungan sekolah yang
hijau dan segar. Fokus utama program tersebut adalah untuk
mengajak peduli terhadap lingkungan termasuk di
sekolah/kampus. Sekolah yang telah memenuhi persyaratan
akan mendapatkan gelar sebagai Adiwiyata.
Pada saat ini banyak lingkungan sekolah yang sudah
semakin rusak dan menyedihkan kondisinya. Banyaknya
pembangunan gedung dan jalan yang sudah merambah sampai
ke pelosok desa telah memberikan dampak buruk terhadap
keadaan lingkungan. Semakin berkurangnya daerah resapan
air dan lahan terbuka hijau akan menyebabkan banjir.
Penebangan pohon secara masal atau sembarangan dan
kurangnya reboisasi pada lahan yang sudah gundul akan dapat
menyebabkan tanah longsor dan berkurangnya kadar oksigen
di bumi karena berkurangnya jumlah pohon-pohon yang ada.
Kenyataan di atas belum merupakan akhir dari rentetan
masalah yang dapat menyebabkan pemasan global. Masalah
lain yang timbul adalah dari limbah dan asap pabrik serta
pembakaran sampah yang akan menimbulkan kumpulan gas
yang mempengaruhi timbulnya efek rumah kaca, yang pada
akhirnya akan membuat suhu bumi menjadi semakin panas.
Hal tersebut dapat menyebabkan mencairnya es di kutub,
sehingga air laut akan terus meningkat, dan hal tersebut dapat
berdampak semakin berkurangnya luas daratan yang ada.
Oleh karena hal di atas, sekolah sebagai wadah bagi kaum
intelektualitas membiasakan diri untuk berperilaku menjaga
lingkungan hidup. Melalui program seperti Adiwiyata,
sekolah dapat mengajak dan mengajarkan para siswa untuk
tetap menjaga lingkungan, baik di sekolah maupun di luar,
seperi melakukan reboisasi di lingkungan sekolah agar
menjadi hijau. Tidak hanya di lingkungan sekolah, sekolah
juga menghimbau siswa untuk meneruskan apa yang telah
diajarkan dan dipraktekkan di sekolah tersebut di sekitar
rumahnya dan jika memungkinkan ke lingkungan yang lebih
luas lagi.
Selain melalui program Adiwiyata, sekolah juga dapat
menyisipkan program Go Green ke dalam proses
pembelajaran. Contohnya adalah dalam pelajaran Tematik
Sekolah Dasar kelas 4 kurikulum 2013, yang terdapat
beberapa kegiatan pembelajaran yang pada intinya adalah
untuk mengajak siswa menjaga lingkungan, baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Sebagai contohnya yaitu adalah
pemanfaatan barang-barang bekas seperti botol dan kardus
untuk membuat boneka, kardus bekas untuk membuat bingkai
foto, membuat pupuk kompos dari kotoran hewan dan daun
kering, memanfaatkan botol bekas untuk menanam tanaman
hias, dan lain sebagainya.
Mengajarkan gerakan Go Green melalui pendidikan
karakter pada dunia pendidikan juga sangatlah penting.
Pendidikan karakter adalah dasar dari pendidikan bangsa
Indonesia yang dikampanyekan sejak negeri ini berdiri.
Contohnya adalah yang dilakukan oleh sebuah Institusi
Pendidikan Tinggi, gerakan tersebut diberi nama UT Go
Green. UT Go Green memiliki tujuan untuk memulai
mengurangi pemanasan global. Kebijakan tersebut merupakan
gerak untuk mengelola kegiatan perkantoran secara efisien
dan efektif dalam penggunaan sumber daya dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Program dari UT Go Green
adalah pengurangan penggunaan kertas sebagai sarana kerja,
efisiensi penggunaan energi listrik, penghematan penggunaan
air, penghijauan setiap lahan terbuka, dan perlindungan
kesehatan lingkungan, sehingga dapat membuat warga bekerja
dengan nyaman dalam lingkungan yang asri. Gerakan tersebut
terus disosialisasikan sebagai salah satu program
berkelanjutan sehingga terbentuk karakter yang cerdas, jujur,
tangguh, dan peduli.
Lingkungan sekolah sangatlah berpengaruh terhadap
kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Lingkungan sekolah
yang bersih akan mempengaruhi belajar siswa, siswa dan guru
akan bersemangat dan merasa nyaman dalam menjalankan
aktivitas di sekolah. bagi warga sekolah, kegiatan belajar
mengajar memerlukan pekarangan yang nyaman, rapih, indah,
dan rindang. Sebaliknya jika lingkungannya kotor dan kumuh
akan menjadikan orang tidak nyaman untuk berlama lama
berada di lungkungan tersebut.
Maka kebersihan adalah harga mutlak untuk mewujudkan
lingkungan yang nyaman. Untuk mewujudkan lingkungan
sekolah yang bersih dan indah diperlukan kerjasama dari
warga sekolah, yaitu guru, siswa, dan komite serta warga di
sekitar sekolah. Semua unsur tersebut dapat membantuk dan
merancang, mengkreasi dan menghasilkan lingkungan belajar
yang lebih cocok. Berikut adalah beberapa cara agar
kebersihan dan keindahan sekolah dapat tetap terjaga:
1. Program Sekolah Hijau
Ada beberapa cara untuk mewujudkan sekolah hijau
diantaranya adalah membangun apotek hidup, membuat
tempat pembuangan sampah, menyediakan sampah
berdasarkan jenisnya, melakukan kegiatan Pendidikan
Lingkungan Hidup (PLH). Hal-hal tersebut berupa:
a) Holtikultura yaitu program yang mengkhususkan
penanaman tanaman.
b) Adiwiyata yaitu program yang memfokuskan pada
perawatan tumbuhan-tumbuhan.
2. Gerakan Menjaga Kebersihan Kelas dan Sekolah
Gerakan menjaga kebersihan kelas dan sekolah yaitu
berupa :
a) Menyapu dan mengepel lantai kelas secara teratur.
b) Memungut sampah di lingkungan sekolah dan
membuangnya pada tempat yang tersedia.
c) Membersihkan WC setiap hari.
d) Membersihkan meja kursi setiap hari.
3. Pengelolaan Air di Sekolah
Sistem sanitasi yang baik adalah syarat terpenting
dalam sebuah lingkungan sekolah, dalam hal tersebut,
air disekolan berjalan dan mengalir dengan baik
sehingga tidak menimbulkan bau dan tempat
bersarangnya nyampuk. Disamping itu juga sekolah
tidak boleh kekurangan air bersih karena dapat
menyebabkan sekolah menjadi kotor karena jarang dan
tidak pernah di bersihkan, WC menjadi kotor dan tidak
nyaman.
4. Pengelolaan Sampah
Sampah merupakan salah satu masalah di sekolah,
sampah bisa bersumber dari kemasan jajanan di sekolah
yang tidak dibuang pada tempatnya. Dalam masalah
sampah di sekolah perlu ditumbuhkan kesadaran bagi
warga sekolah untuk turut menjaga lingkungan. Caranya
adalah dengan menyediakan tempat pembuangan
sampah berupa tong-tong sampah dan tempat
pengumpulan sampah akhir di sekolah.
5. Pengelolaan Halaman Sekolah
Sekolah sebagai tempat belajar harus memiliki
halaman yang memadai dan bersih, serta ditumbuhi
rerumputan serta bunga-bunga. Halaman bisa digunakan
sebagai tempat bermain, sesuatu hal yang sangat penting
bagi kegiatan belajar mengajar disekolah seperti untuk
kegiatan olah raga, upacara, apel pagi, kegiatan
perayaan pentas pada acara sekolah.
D. GO GREEN PADA INDUSTRI PERUSAHAAN
Salah satu penyebab yang sangat berpengaruh dalam
terjadinya pemanasan global adalah limbah Industri, yang
artinya Industri atau Perusahaan berperan aktif dapat
meningkatkan pemanasan global. Namun jika tidak ada
Industri atau Perusahaan, bagaimana keberlangsungan hidup
manusia tetap berjalan? Nah agar keduanya tetap berjalan
dengan menciptakan hasil yang baik, maka kegiatan Go Green
pada perusahaan itu sangat perlu dilakukan.
Hal ini telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia yaitu
Kementerian Perindustrian. Dalam upaya mendukung
kebijakan Go Green yang disebut dengan Green Investment,
Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK).
Secara umum, industri hijau memiliki karakteristik yaitu
intensitas penggunaan material yang rendah, serta
menerapkan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Penerapan sistem
3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) menjadi salah satu solusi
dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan
mudah untuk dilakukan di samping mengolah sampah menjadi
kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik
(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Dalam perindustrian,
limbah industri sangat mempengaruhi lingkungan hidup,
maka sudah seharusnya bagi setiap perusahaan industri
menerapkan Go Green pada sistem operasionalnya.
Proper (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan)
adalah program rutin yang diselenggarakan KLH untuk
mendorong penataan Perusahaan dalam mengelola
lingkungan. Indikator penilaian kinerjanya beragam. Mulai
dari pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan dan
pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3),
efisiensi energi, konservasi air, perlindungan keberagaman
hayati, pemberdayaan masyarakat hingga penanggulangan
kerusakan lingkungan. Dalam program pencegahan
lingkungan terutama pencemaran air dan udara, Perusahaan
secara rutin melakukan pemantauan sejumlah indikator
lingkungan sesuai baku mutu, mulai dari emisi cerobong
pabrik, konsentrasi debu hingga air bawah tanah. Seluruh
pabrik dilengkapi dengan peralatan modern untuk mencegah
pencemaran berupa mesin penghisap debu seperti electrostatic
precipitator, cyclone, conditioning tower dan bag house filter.
Untuk mendukung berkembangnya Perusahaan terhadap
prinsip triple bottom line selain Profit dan Planet, Perusahaan
juga melakukan pengembangan masyarakat melalui program
corporate social responsibility (CSR).
Produksi bersih juga menghendaki adanya perubahan
dalam pola produksi dan konsumsi, baik pada proses maupun
produk yang dihasilkan. Selain itu perlu dilakukan perubahan
pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak agar
menerapkan aplikasi teknologi ramah lingkungan, manajemen
dan prosedur standar operasi sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Berdasarkan hasil implementasi, produksi bersih
ini teruji mampu mengurangi terjadinya kerusakan dan
pencemaran lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing
sektor industri karena selain mengurangi biaya produksi dan
biaya pengolahan limbah juga akan memperbaiki efisiensi
industri. Berbagai program terus dikembangkan untuk
mendukung terwujudnya industri hijau, diantaranya:
1. Menyusun Rencana Pengembangan Industri
Rencana induk merupakan arahan kebijakan dan
panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam
mengembangkan industri hijau di Indonesia. Dokumen
ini memuat visi, misi, roadmap dan rencana aksi
pengembangan industri hijau sampai tahun 2030.
2. Konservasi Energi dan Pengurangan emisi CO2 di
Sektor Industri
Sektor industri merupakan pengguna energi terbesar,
dimana ± 47% energi nasional dikonsumsi oleh kegiatan
industri. Kebutuhan energi terus meningkat, sementara
cadangan sumber energi semakin menipis. Oleh sebab itu,
harus ditingkatkan upaya konservasi dan diversifikasi
energi sehingga dapat terjaga keberlanjutan sektor
industri, disamping untuk memenuhi komitmen
pemerintah Indonesia untuk penurunan emisi gas rumah
kaca (GRK). Sebagaimana diketahui pemerintah
Indonesia di Konvensi G-20 tahun 2009 di Pittsburg telah
berkomitmen akan menurunkan emisi GRK sebesar 26%
pada tahun 2020 apabila dilaksanakan secara mandiri
(tanpa bantuan donor internasional) dan menjadi 41%
apabila dibantu oleh donor internasional.
3. Penggunaan Mesin Ramah Lingkungan
Program ini telah dimulai dengan melakukan
restrukturisasi permesinan untuk industri tekstil dan
produk tekstil, alas kaki, dan gula. Kondisi permesinan di
beberapa jenis industri seperti tekstil, alas kaki, dan gula
sudah tua sehingga boros dalam penggunaan sumber daya
dan menurunkan tingkat efisiensi produksi. Untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas, Kementerian
Perindustrian melakukan program restrukturisasi
permesinan dengan memberi bantuan pembiayaan kepada
industri untuk pembelian mesin-mesin baru. Program
yang dimulai sejak tahun 2007 telah memberikan dampak
yang signifikan terhadap peningkatan produktivitas,
efisiensi penggunaan sumber daya (bahan baku, energi
dan air) serta mampu meningkatkan penyerapan tenaga
kerja.
4. Menyiapkan Standar Industri Hijau
Penyusunan standar industri hijau bertujuan untuk
melindungi kepentingan perusahaan industri dan
konsumen serta meningkatkan daya saing industri
nasional dalam persaingan global. Kegiatan ini telah
dimulai pada tahun 2012 dengan menyusun standar
industri hijau untuk komoditi industri keramik dan
industri tekstil. Penyusunan standar ini akan dilakukan
secara bertahap untuk semua komoditi industri. Standar
industri hijau pada awalnya akan bersifat sukarela
(voluntary), tetapi seiring dengan berkembangnya
tuntutan pasar di masa depan dapat juga diberlakukan
secara wajib (mandatory).
5. Menyiapkan Lembaga Sertifikasi Industri Hijau
Bagi perusahaan industri yang telah memenuhi
standar industri hijau akan diberikan sertifikat oleh suatu
lembaga sertifikasi yang telah terakreditasi. Saat ini
Kementerian Perindustrian sedang dalam proses
penyiapan mekanisme dan lembaga sertifikasi yang
nantinya dapat diakui baik secara nasional maupun
internasional.
6. Menyiapkan Insentif Bagi Industri Hijau
Salah satu aspek penting dalam mendorong
pengembangan industri hijau adalah perlunya pemberian
stimulus berupa insentif (fiskal dan non fiskal) bagi
pelaku industri untuk mendorong dan mempromosikan
iklim investasi bagi pengembangan industri hijau.
Investasi untuk industri hijau sangat besar, salah satunya
adalah karena diperlukan penggantian mesin produksi
dengan teknologi yang ramah lingkungan, oleh sebab itu
diperlukan insentif dari pemerintah agar industri tetap
bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tanpa
dukungan insentif, dikhawatirkan industri bakal kalah
bersaing, khususnya di pasar dalam negeri.
7. Penerapan Produksi Bersih
Penerapan produksi bersih di sektor industri telah
dimulai sejak tahun 1990an. Berbagai program telah
dikembangkan oleh Kementerian Perindustrian untuk
mendorong pelaku industri menerapkan produksi bersih,
terutama untuk mendorong pelaku IKM agar menerapkan
produksi bersih. Program-program yang telah dilakukan
diantaranya adalah menyusun pedoman teknis produksi
bersih untuk beberapa komoditi industri dan memberikan
bantuan teknis kepada beberapa industri.
8. Penyusunan Katalog Material Input Ramah
Lingkungan
Penyusunan katalog ini bertujuan untuk
menyediakan informasi bagi pelaku industri dalam memilih
bahan baku dan bahan penolong yang lebih ramah
lingkungan. Pada tahun 2012 telah disusun katalog untuk
komoditi industri tekstil, keramik dan makanan. Penyusunan
katalog ini akan terus dilakukan dalam rangka mendorong
pelaku industri menuju industri hijau. Salah satu contoh ialah
pada perusahaan Semen Indonesia atau dulu akrab dikenal
sebagai Semen Gresik. Industri Semen merupakan sumber
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terbesar dari subsektor
industri karena menghasilkan GRK dari dua sumber yaitu
penggunaan energi dan proses kalsinasi dalam produksinya.
Semen Indonesia menghadapi tantangan seperti peningkatan
biaya energi baik eletrifikasi maupun bahan bakar,
persyaratan untuk mengurangi CO2 dan masalah sumber
bahan baku baik secara kualitas dan kuantitas yang memadai.
Pencapaian Semen Indonesia dalam program efisiensi
energi selama kurun waktu 2008-2012 antara lain
penghematan konsumsi energi per satuan (MJ/Ton Semen)
sebesar 12 persen, penurunan emisi CO2 sekitar 6 persen dan
efisiensi penggunaan air berkisar 27-31 persen. Bahkan
penghematan tingkat pemakaian energi selama tahun 2012 di
Pabrik Tuban mencapai 90 kwh per ton semen, tergolong yang
paling rendah dibanding pabrik semen di dalam negeri
maupun di kawasan Asia. Sehingga diharapkan untuk semua
perusahaan industri di Indonesia juga memprioritaskan
lingkungan hidup untuk keselamatan bumi kedepannya dalam
mengelola industri dengan baik.
E. PRASARANA DAN SARANA LINGKUNGAN
BERBASIS GO GREEN
Prasarana dan sarana lingkungan merupakan hal yang
sangat vital dan hal yang sangat penting dalam menunjang
kelancaran atau kemudahan dalam proses kegiatan masyarakat
menuju ke kantor maupun tempat aktifitas lainnya. Dalam
kaitannya, kegiatan yang mencakup lingkup besar seperti Go
Green membutuhkan prasarana dan sarana dan juga
pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun kreatifitas
dalam penggunaannya oleh masyarakat, warga sekolah, atau
karyawan perusahaan.
Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah
lembaga dikatakan maju apabila ketersediaan prasarana dan
sarananya memadai berkaitan dengan proses
operasional/kegiatan seperti belajar bagi peserta didik. Proses
belajar tersebut dapat meningkat dengan didukung oleh sarana
dan prasana yang memadai. Sama halnya dengan apa yang
dibutuhkan oleh setiap wilayah, adanya penghijauan untuk
menanggulangi banyak permasalahan yang berkaitan dengan
kesehatan manusia dan keselamatan bumi. Menurut Tatang
Amirin, dkk11, pengelolaan sering diartikan sama dengan
manajemen, yaitu suatu ilmu dan seni yang didalamnya
terdapat kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan
pengontrolan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efesien.
Sarana merupakan peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung digunakan dan menunjang proses kegiatan
tersebut berlangsung, contohnya: adanya pohon, pot, pagar,
atau sapu lidi untuk membersihkan. Sedangkan prasarana
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses kegiatan tujuan yang ingin dicapai,
contohnya: taman, kebun, wilayah cocok tanam, dan lain-lain.
Prasarana dan sarana yang baik dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan baik bagi seluruh pengguna atau
masyarakat, sehingga menumbuhkan kecintaan dan peduli
kepada lingkungan serta meningkatkan mutu kebersihan dan
kenyamanan, karena fasilitas sudah memadai bagi seluruh
masyarakat bisa menikmatinya. Berikut ini adalah contoh dari
prasarana dan sarana lingkungan yang berkaitan dengan Go
Green, yaitu:
1. Jalur Pedestrian
Penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi akan
menyebabkan pemanasan global serta efek rumah kaca
semakin kita rasakan, sehingga upaya yang bisa dilakukan
11 Amirin M. Tatang. (1995). Menyusun Perencanaan Penelitian. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
adalah dengan berjalan kaki dan menggunakan
transportasi umum.
(Sumber: https://www.liputan6.com )
Prasarana dan sarana yang bisa disediakan oleh
pemerintah adalah Jalur Pedestrian dengan taman
disekitarnya, hal ini akan membuat pejalan kaki akan
menerima suasana yang baik jauh dari udara berbahaya.
Sehingga hadirnya jalur pedestrian yang dikelilingi oleh
tanaman atau pohon atau taman, akan menjadi penting
dan bermanfaat sebagai sarana dan prasana masyarakat.
2. Taman Kota
(Sumber: https://forum.rumah123.com
Kota perlu diberikan prasarana dan sarana seperti
taman kota, mengapa? Karena tingkat penggunaan
kendaraan bermotor dan industri di kota lebih tinggi,
banyak lahan yang digunakan untuk membangun Gedung
atau perumahan. Sehingga kehadiran taman kota sangat
penting untuk meningkatkan kualitas kota agar tetap asri
dan memiliki kondisi udara yang baik.
3. Taman Sekolah
Adanya prasarana dan sarana yang ada dapat
memberikan kontribusi yang optimal dalam
meningkatkan prestasi peserta didik, Sekolah harus dapat
menyediaka dan melengkapi sarana prasarananya. Bila
suatu sekolah kurang memperhatikan fasilitas atau sarana
dan prasara pendidikan, maka dapat mempengaruhi
siswa-siwi dalam semangat ke sekolah dan rasa
kebanggaan pada sekolah.
(Sumber: https://rumahbagusminimalis.com
Kelengkapan prasarana dan sarana sebagai salah satu
penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi
kendala dalam proses penyelenggaraan pendidikan di
sekolah.
4. Taman Lingkungan Rumah
(Sumber: megapolitan.kompas.com)
Rumah menjadi tempat kembali pulang, jika wilayah
rumah dan lingkungan kita tidak memiliki prasarana dan
sarana yang memadai terkait dengan lingkungan, maka
hal tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan
masyarakat sekitar menjadi tidak nyaman dalam tinggal
di lingkungan rumah tersebut.
5. Taman Lingkungan Perusahaan
(Sumber: https://www.tokopedia.com/harkampedia)
Lingkugan industri sangat berkaitan dengan limbah,
hal tersebut jika ditanggulangi dengan adanya taman,
akan membahayakan bagi karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut. Sehingga pentingnya taman sebagai
prasarana dan sarana yang mampu melengkapi kualitas
perusahaan, mampu memberikan manfaat lainnya seperti
untuk berteduh atau beristirahat dikala waktu kosong.
F. PENGGUNAAN PRASARANA DAN SARANA
PERKANTORAN BERBASIS GO GREEN
Upaya untuk menggerakan program Go Green di setiap
perkantoran adalah suatu yang sudah dianggap wajib dalam
memulai kecintaan kita pada menjaga lingkungan, dan dapat
diingatkan kembali di forum pelatihan, bimbingan teknis,
diskusi, studi kasus maupun kegiatan kerja bakti bersama di
lingkungan kantor.
Dalam penyiapan sarana dan prasarana untuk pelatihan,
diperlukan kompetensi dan komitmen yang tinggi dari
penyelenggara Diklat, sehingga diperlukan penyusunan yang
matang, menyiapkan dan mengendalikan serta
mengembangkan penggunaan sarana dan prasarana pelatihan
berbasis go green dengan tepat. Berikut ini adalah hal-hal
yang dapat dilakukan dengan mudah untuk Go Green di
penyelenggaraan diklat maupun di perkantoran :
1. Matikan lampu saat meninggalkan ruangan
2. Matikan keran air saat sedang menggosok gigi
3. Gunakan skateboard, sepeda atau berjalan kaki saat
berpergian ke tempat yang tidak jauh letaknya.
4. Cabut kabel atau charger ponsel selesai digunakan
5. Buang sampah pada tempatnya
6. Hindari menggunakan peralatan makan dari plastik yang
hanya dipakai sekali
7. Gunakan tempat bekal makanan yang dapat digunakan
berulang kali
8. Sumbangkan mainan yang sudah tidak dipakai kepada
orang lain
9. Hindari menggunakan tas plastik saat berbelanja di
supermarket, biasakan membawa tas sendiri
10. Biasakan menggunakan transportasi publik seperti kereta
atau bus.
Pengertian sarana pendidikan, ada beberapa pendapat :
1. Menurut Ibrahim Bafadal (2003: 2), sarana
pendidikan adalah “semua perangkatan peralatan, bahan
dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah”.
2. Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat bahwa sarana
pendidikan adalah “segala fasilitas yang diperlukan dalam
proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak
maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan
tercapai”.
3. Sedangkan pengertian sarana pendidikan menurut (Tim
Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan) adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif
dan efisien.
4. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang digunakan dalam proses pembelajaran baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar dalam
pencapaian tujuan pendidikan berjalan lancar, teratur,
efektif dan efisien.
Sedangkan pengertian prasarana pendidikan adalah
semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah. Secara Etimologis (bahasa), prasarana
berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. Misalnya, lokasi/tempat, bangunan sekolah,
lapangan olahraga, uang dan lain sebagainya.
Kegiatan dan penyediaan prasarana dan sarana pelatihan
berbasis go green yang dapat dilakukan pada penyelenggaraan
diklat, antara lain adalah :
1. Penggunaan botol isi ulang atau gelas untuk peserta
pelatihan pada program pendidikan dan pelatihan
(menghindari penggunaan minuman dengan kemasan
plastik)
2. Penggunaan pot bunga hidup pada meja pelatihan, meja
tamu, meja makan maupun meja toalet di kamar mandi
(menghindari hiasan dari plastik, kecuali hasil daur ulang)
3. Penghematan penggunaan kertas (paperless), misalnya :
pemanfaatan kertas bekas, pembelajaran dengan metode
e-learning, ujian/test dengan online atau ujian seminar
dengan paperless.
4. Menyiapkan tempat sampah yang terpisah antara sampah
plastik, non organik dan sampah organik
5. Penghematan air dan listrik, dengan cara pembuatan
peringatan, himbauan berupa pamplet/banner atau
penjelasan sebelum mulainya pelatian, dan selalu
dimonitor
6. Melakukan kerja bakti bersama, misalnya jum’at bersih
7. Penyediaan pengolahan sampah mandiri
8. Penyediaan tempat khusus merokok
9. Penyedian tempat istirahat dengan taman yang hijau,
segar dan asri
10. Penyediaan kantor, kampus dan asrama dengan gedung
hijau
Contoh penerapan Go Green pada penyelenggaraan diklat
di beberapa tempat:
1. Lembaga Administrasi Negara (LAN)
2. Diklat PUPR Wilayah III Jakarta
3. Kantor Pusdiklat Menjafung PUPR Jakarta
BAB 7
KERUSAKAN LINGKUNGAN
A. KETIDAKSEIMBANGAN LINGKUNGAN
Lingkungan hidup adalah suatu ruang dimana manusia
berinteraksi dengan benda-benda disekitarnya, baik itu benda
hidup, seperti hewan dan tumbuhan, dan juga benda mati.
Ketidakseimbangan lingkungan hidup kita menyebabkan
banyak akibat buruk bagi diri kita semua. Salah satu
contohnya ialah adanya perubahan iklim. Karena manusia
menggunakan zat yang berbahaya bagi kondisi ozon kita dan
juga penebangan hutan secara liar, dimana pohon merupakan
penghasil oksigen, maka timbul efek rumah kaca yang
menaikkan suhu di bumi, yang biasa kita kenal sebagai global
warming. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pemanasan global menyebabkan terjadinya pemcemaran dan
berdampak pada penurunan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Bahkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan menimbulkan berbagai dampak buruk
bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam.
B. TERJADINYA PENCEMARAN
Perubahan ekosistem atau habitat dapat berupa
perubahan fisik, kimia, atau perilaku biologis yang akan
mengganggu kehidupan manusia, spesies, biota bermanfaat,
proses-proses industri, kondisi kehidupan, dan aset kultural.12
Selain itu perubahan ekosistem akibat kegiatan manusia yang
merusak atau menghamburkan secara sia-sia sumber daya
yang ada di alam. Pencemaran merupakan perubahan yang tak
dikehendaki dari lingkungan yang sebagian besar akibat dari
kegiatan manusia.13 Undang-undang No. 23 Tahun 1997
menjelaskan mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas lingkungan menurun
sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran lingkungan hidup yang diakibatkan oleh
aktivitas manusia dapat memberikan dampak buruk terhadap
lingkungan hidup, dan dampak buruk tersebut akan berimbas
kepada kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Sukanda menyebutkan bahwa pencemaran lingkungan ialah
perubahan pada lingkungan yang tidak dikehendaki karena
dapat memengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan
makhluk hidup.14 Oleh sebab itu, pengendalian alam yang
diupayakan oleh manusia diperlukan terutama pada
pencemaran lingkungan dengan cara menetapkan baku mutu
limbah yang harus dibuang dilingkungan dan sesuai dengan
kadar tertentu. Pencemaran terjadi dalam lingkungan yang
12 Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka
Cipta. 13 Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. 14 Sukanda, Husin. (2009). Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta: Sinar
Grafika.
berbasis industri atau pabrik dengan penduduk yang cukup
padat sehingga tidak terelakan lagi terjadinya pencemaran
baik itu karena limbah industri maupun logam berat. Hal ini
merupakan fenomena yang terjadi pada bumi kita, dimana
keseimbangan lingkungan hidup terganggu yang diakibatkan
oleh pencemaran yang tentu saja dapat merusak lingkungan.
C. JENIS PENCEMARAN
Berikut ini adalah jenis pencemaran yang sering kita
temui bahkan dapat memberikan dampak berbahaya bagi
lingkungan hidup kita, yaitu:
1. Pencemaran Air
Air mempunyai peran penting untuk minum,
memasak, mencuci dan mandi, di samping itu air juga
banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang,
industri, dan lain-lain. Sehingga kehidupan manusia
banyak bergantung pada air. Tindakan manusia dalam
pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja
telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan
dan mencemari air, misalnya pembuangan detergen ke
perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang
ada di perairan.
Pencemaran air adalah perubahan zat atau
kandungan di dalam air baik itu air yang ada di sungai,
danau maupun air di lautan luas bahkan saat ini juga
sudah terdapat pencemaran pada air tanah. Pencemaran
air disebabkan oleh manusia yang memberikan dampak
berbahaya jika dibiarkan saja dan tidak mendapatkan
pencegahan karena air baik itu di dalam sungai, danau,
laut dan air tanah merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi.
Terdapat berbagai macam fungsi dari air yang
sangat membantu kehidupan manusia karena selain bisa
menjadi sumber dari kehidupan juga mampu membungan
segala sedimen dan juga polutan. Air akan dikatakan
mengalami pencemaran jika sudah tercemar oleh
kontaminamin organik yang tidak bisa mendukung apa
yang menjadi sumber kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya terutama di dalam air seperti ikan.
Akibatnya ekologi air akan mengalami gangguan dan jika
ini terjadi maka bisa menyebabkan anomali fenomena
yang tidak biasanya terjadi.
2. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dimana
terdapat berbagai substansi zat baik itu fisik, kimia dan
juga biologi yang terdapat di dalam lapisan atmosfer
bumi. Jika jumlah substansi tersebut melebihi batas maka
bisa menyebabkan bahaya bagi para makhluk hidup di
dalamnya serta dapat mengaggu estetika dan kenyamanan
kehidupan seluruh makhluk di bumi.
Dalam pencemaran udara dapat dibedakan
sumbernya menjadi pencemar primer dan juga pencemar
sekunder. Sesuatu akan dikatakan sebagai pencemar
primer jika terjadi secara langsung mencemari udara yang
ada. Yang paling banyak dalam kasus ini adalah zat
karbon monoksida yang merupakan hasil dari proses
pembakaran limbah yang tidak ramah lingkungan.
Sedangkan untuk jenis pencemar sekunder merupakan
hasil dari turunan pencemar primer yang sudah ada di
dalam atmosfer. Untuk hal ini misalnya saja dalam
pembentukan ozon karena smog fotokimia. Pencemaran
ini yang sangat mempengaruhi peningkatan pemanasan
global, sedangkan di Negara kita sendiri pencemaran
udara yang bervariasi di setiap daerahnya. Seperti data
yang dipublikasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (05/2019)15, yaitu sebagai berikut ini:
Table 1
No. Nama Tempat Nilai ISPU Keterangan
1. Jakarta Pusat 59 Sedang
2. Jakarta Utara 72 Sedang
3. Jakarta Barat 56 Sedang
4. Jakarta Timur 81 Sedang
5. Jakarta Selatan 69 Sedang
6. Banda Aceh 24 Baik
7. Padang 13 Baik
8. Pekanbaru 56 Sedang
9. Samarinda 35 Baik
10. Surabaya 58 Sedang
11. Bandung 34 Baik
12. Bekasi 47 Baik
13. Palembang 15 Baik
14. Riau 57 Sedang
15. Mataram 17 Baik
Keterangan:
• Baik (0-51): Tingkat kualitas udara yang tidak
memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan
15 Diakses pada Jumat 10 Mei 2019: http://iku.menlhk.go.id/
dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan
ataupun nilai estetika.
• Sedang (51-101): Tingkat kualitas udara yang tidak
memberikan efek bagi kesehatan manusia atau
hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang
sensitif dan nilai estetika.
• Tidak Sehat (101-199): Tingkat kualitas udara yang
bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok
hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan
kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
• Sangat Tidak Sehat (200-299): Tingkat kualitas udara
yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah
segmen populasi yang terpapar.
• Berbahaya (300-3000): Tingkat kualitas udara
berbahaya yang secara umum dapat merugikan
kesehatan yang serius pada populasi.
Jika ditinjau dari data tersebut, berbagai daerah
mengalami tingkat udara yang beragam. Saat ini masih
berada pada tingkat Baik dan Sedang. Namun untuk
menjaga kesehatan pada manusia ataupun lingkungan
hidup. Pencemaran udara perlu ditanggulangi dengan cara
penghijauan agar tidak terjadi hujan asam atau
meningkatkan efek rumah kaca.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran mengakibatkan penurunan mutu serta
fungsi tanah yang pada akhirnya mengancam kehidupan
manusia. Pencemaran tanah terjadi karena adanya zat atau
bahan kimia yang ada di dalam tanah dan biasanya terjadi
karena hasil dari ulah manusia sehingga mengubah
struktur dan kandungan tanah yang masih alami.
Contoh yang menjadi salah satu terjadinya
pencemaran tanah diantaranya ialah adanya penggunaan
pestisida pada tanaman yang masuk ke dalam lapisan
tanah, adanya kecelakaan pengendara yang mengangkut
minyak sehingga bahan kimia yang ada di dalam minyak
tumpah ke dalam tanah, serta pembuangan sampah yang
langsung ditimbun ke dalam tanah tanpa dilakukan
penguraian dulu sebelumnya. Pasal 1 Peraturan
Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa
menyebutkan bahwa16:
“Tanah adalah salah satu komponen lahan, berupa
lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral
dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis
tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia,
kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh
air yang mengalir sehingga kesuburannya akan
berkurang, selain itu menurunnya kualitas tanah juga
dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
16 Diakses pada Sabtu, 11 Mei 2019:
http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1233.bpkp
Limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga
(domestik), industri dan alam (tumbuhan).
D. DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN
Pencemaran terhadap lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh makhluk hidup semakin hari terus
bertambah. Dampak yang merugikan kesehatan terutama
untuk tubuh manusia menimbulkan berbagai permasalahan
dan penyakit, baik penyakit yang langsung dirasakan maupun
penyakit yang timbul karena akumulasi bahan polutan dalam
tubuh manusia. Oleh karena itu, pencemaran lingkungan
menyebabkan dampak-dampak sebagai berikut:
1. Keseimbangan Lingkungan Terganggu
Pencemaran lingkungan akan dapat menyebabkan
dampak berupa ketidakseimbangan lingkungan atau
eksositem. Diantaranya ialah terganggunya pertumbuhan
flora dan proses kehidupan fauna. Tidak hanya itu, adanya
penurunan kesuburan pada tanah ini diakibatkan oleh
penggunaan isektisida yang berlebihan. Ketika
penggunaan insektisida ini berlebihan, maka hal ini akan
mencemari tanah. Akibatnya tanah akan kehilangan
kesuburannya sedikit demi sedikit dan produktivas tanah
dapat terganggu. Penggunaan insekstidida yang
berlebihan juga dapat menyebabkan lingkungan yang
tercemar. Insektisida ini juga akan mematikan predator.
Ketika predator ikut punah karena terkena insektisida,
maka pertumbuhan hama ini akan menjadi berkembang
pesat. Bahkan pertumbuhan hama ini akan tumbuh secara
berlebihan dan tanpa kendali.
2. Kerusakan Pada Lapisan Ozon
Pencemaran lingkungan akan menyebabkan
kerusakan pada lingkungan tersebut salah satunya berupa
menipisnya lubang ozon. Lapisan ozon merupakan
lapisan yang berada di atmosfer lapisan stratosfer. Ketika
lubang ozon sudah semakin menipis, maka hal ini lama
kelamaan akan menjadi berlubang. Kita semua
mengetahui bahwasannya lapisan ozon sangat membantu
untuk melindungi Bumi dari paparan sinar ultraviolet
secara langsung. Apabila lapisan ozon ini berlubang maka
otomatis hal ini akan menyebabkan sinar ultraviolet
menyinari Bumi secara langsung. Lapisan ozon ini
merupakan pelindung alami di bumi karena mampu
menyaring sinar ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh.
apabila terjadi kerusakan pada lapisan ozon ini maka bisa
menyebabkan bumi menjadi lebih panas dan
menyebabkan kehidupan di bumi menjadi terancam.
3. Timbulnya Pemekatan Hayati
Pemekatan hayati juga merupakan salah satu
dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pencemaran
lingkungan. Proses pemekatan hati ini akan dapat
diartikan sebagai peningkatan kadar bahan pencemar
yang melalui tubuh makhluk hidup tertentu. pemekatan
hayati ini juga disebut sebagai amnalgamasiasi. Sebagai
contoh untuk menggambarkan kasus ini adalah suatu
perairan yang telah tercemar. Jika terdapat perairan yang
tercemar, maka bahan pencemar yang ada di air tersebut
akan menempel pada alga yang hidup di wilayah perairan
tersebut. Ketika alga tersebut dimakan ikan- ikan kecil
maka ikan kecil akan terkontaminasi bahan pencemar.
Ketika ikan- ikan kecil tersebut dimakan oleh ikan- ikan
besar, maka ikan besar juga akan mengandung berbagai
bahan pencemar yang dimiliki oleh ikan kecil. Dan ketika
ikan-ikan besar ditangkap nelayan dan dimakan oleh
manusia, maka bakteri atau polutan tersebut akan masuk
ke dalam tubuh manusia melalui ikan-ikan besar tersebut.
Kasus inilah yang merupakan pemekatan hayati.
Jika komponen biotik sudah tercemar, maka ini
akan menimbulkan komponen yang tidak baik pada
kebutuhan manusia. Contohnya ketika manusia
mengonsumsi beberapa makanan yang yang berupa
hewan atau tumbuhan yang telah terkontaminasi bahan
pencemar, maka segala kemungkinan buruk bisa terjadi.
Beberapa kemungkinan buruk dari mengonsumsi bahan
makanan yang tercemar adalah keracunan atau meninggal
dunia. Atau jika itu tidak terjadi, maka kemungkinan yang
paling kecil adalah terserang bibit penyakit.
E. KERUSAKAN PADA HUTAN
Kerusakan hutan dapat menurunkan produktivitas
sumber daya hutan, sehingga hutan tidak mampu lagi
memberikan manfaat yang optimal. Hutan mempunyai peran
penting dalam lingkungan, semakin banyak hutan semakin
rendah pula polusinya. Namun saat ini sedang marak
terjadinya penebangan dan pembakaran hutan. Yang harus
dipahami adalah fungsi hutan (pohon-pohon) mampu
mengubah CO2 menjadi O2, sehingga jika jumlah pohon
berkurang maka jumlah O2 semakin berkurang dan jumlah
CO2 bertambah. Pembakaran dan penebangan hutan inilah
yang mengakibatkan peningkatan gas rumah kaca. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya konsentrasi jumlah gas rumah
kaca yang ada di atmosfer. Oleh sebab itu, kerusakan yang
paling mempengaruhi rusaknya bumi ini adalah kerusakan
pada hutan. Itulah mengapa kita perlu melakukan penghijauan
atau Go Green, tentu sebelum kita melakukan kegiatan
tersebut kita perlu mengetahui apa-apa saja penyebab secara
ilmiah. Berikut ini adalah kerusakan yang terjadi pada hutan.
1. Penebangan Hutan
Penebangan hutan adalah suatu istilah yang
digunakan dalam konteks semua gangguan manusia yang
dengan serius mengubah suatu hutan. Penebangan hutan
menghabiskan hutan, untuk menyediakan suatu arus
barang dan jasa. Penebangan hutan terus meningkat sebab
ada perangsang kuat untuk memanfaatkan hutan.
Penebangan hutan akhir-akhir ini kini diperkirakan
pada hampir 20 juta hektar tiap-tiap tahun, suatu wilayah
yang hampir setara dengan luas negara Inggris atau
Uganda. Banyak negara berkembang menghadapi
kekurangan fuelwood akut, makanan hewan, kayu, dan
produk hutan lain. Polusi udara mengancam di banyak
negara-negara industri, banyak wilayah dingin dan tropis
kekurangan hutan sama sekali.
Deforestasi dan degradasi hutan di seluruh dunia
disebabkan oleh beberapa hal misalnya perubahan iklim,
konversi hutan menjadi nonhutan, namun yang paling
parah adalah praktik pembalakan liar atau illegal logging.
Pembalakan liar menjadi faktor utama penghilangan
hutan di dunia, karena praktiknya tidak terkontrol dan
tidak direncanakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab, sehingga memakan porsi sangat besar. Melalui
informasi yang dipublikasikan koran Antara pada tahun
2014, diprediksikan, sekitar 30 persen kayu di hutan
ditebang secara ilegal di dunia dengan nilai 30 miliar
dolar AS hingga 100 miliar dolar AS per tahun.
Salah satu penyebab degradasi sumber daya hutan
Indonesia adalah adanya praktik pembalakan liar.
Pembalakan liar mencakup pelanggaran hukum yang
berakibat pada eksploitasi sumber daya hutan yang
berlebihan dan mengarah kepada penggundulan dan
perusakan hutan. Pelanggaran-pelanggaran ini bisa terjadi
pada setiap tahapan produksi kayu, seperti pada
penebangan kayu, pengangkutan bahan mentah,
pengolahan dan perdagangan, bahkan melibatkan cara-
cara yang tidak sah untuk mendapatkan akses ke dalam
hutan, melanggar aturan kepabeanan, melanggar
administratif keuangan seperti menghindari pembayaran
pajak dan pencucian uang. Pelanggaran dapat juga terjadi
karena kebanyakan wilayah-wilayah administratif dari
lahan hutan negara dan kebanyakan dari unit-unit
produksi resmi yang beroperasi di dalamnya tidak dipisah
dari keterlibatan dengan masyarakat lokal yang
sesungguhnya sangat diperlukan.
2. Kebakaran Hutan
Menurut Notohadinegoro, kebakaran hutan ialah
terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau
mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena
pembakaran yang tidak dikendalikan, karena proses
spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami
sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau
bangunan, letusan gunung api yang menebarkan
bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan
kering yang mengandung minyak karena goyangan angin
yang menimbulkan panas atau percikan apil. Secara
singkat kebakaran hutan adalah suatu kejadian dimana api
melalap bahan bakar bervegetasi yang terjadi di kawasan
hutan yang menjalar secara bebas dan tidak terkendali.17
Setiap tahun kebakaran hutan terjadi di Indonesia.
Kebakaran hutan yang sering terjadi sebagian besar
diakibatkan oleh faktor kelalaian ataupun kesengajaan
manusia dalam rangka pembukaan lahan perusahaan
perkebunan dan kehutanan secara ilegal, baik untuk usaha
pertanian, kehutanan maupun perkebunan dan hanya
17 Notohadinegoro, T. 2006. Pembakaran dan Kebakaran Lahan. Universitas
Gadjah Mada.
sebagian kecil saja yang disebabkan oleh alam (petir atau
lava gunung berapi).18 Berbeda dengan kebakaran hutan,
jika api melalap bahan bakar bervegetasi yang menjalar
secara bebas dan tidak terkendali di kawasan bukan hutan
maka disebut kebakaran lahan. Syaufina
mengelompokkan tipe kebakaran hutan19, yaitu:
a. Kebakaran Bawah20
Kebakaran bawah yaitu situasi dimana api
membakar bahan organik di bawah permukaan
serasah. Penjalaran api yang perlahan dan tidak
dipengaruhi oleh angin menyebabkan tipe kebakaran
seperti ini sulit untuk dideteksi dan dikontrol.
Kebakaran bawah adalah tipe kebakaran yang umum
terjadi di lahan gambut.
b. Kebakaran Permukaan
Kebakaran permukaan yaitu situasi dimana api
membakar serasah, tumbuhan bawah, bekas limbah
pembalakan dan bahan bakar lain yang terdapat di
lantai hutan. Kebakaran permukaan adalah tipe
kebakaran yang umum terjadi di semua tegakan
hutan.
c. Kebakaran Tajuk
18 Qodriyatun, S. N. 2014. Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan dan
Lahan. Prosiding Info Singkat Kesejahteraan Sosial. Peneliti Madya bidang
Kebijakan Lingkungan pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan
Informasi (P3DI) Setjen DPR RI. 6(6): 9-12. 19 Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia: Perilaku Api,
Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Malang: Bayumedia Publishing. 20 Diakses Pada 11 Mei 2019: http://repository.ipb.ac.id
Kebakaran tajuk yaitu situasi dimana api
menjalar dari tajuk pohon satu ke tajuk pohon yang
lain yang saling berdekatan. Kebakaran tajuk sangat
dipengaruhi oleh kecepatan angin. Kebakaran tajuk
sering terjadi di tegakan hutan konifer dan api berasal
dari kebakaran permukaan.
Yang menjadi faktor penting dalam kebakaran
diantaranya adalah faktor cuaca, meliputi: angin, suhu,
curah hujan, keadaan air tanah dan kelembaban relatif.
Waktu juga mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan,
karena waktu sangat terkait dengan kondisi cuaca yang
menyertainya. Waktu dipisahkan atas waktu siang dan
malam hari. Terdapat hubungan antara waktu dengan
kondisi kebakaran hutan dan lahan. Faktor topografi yang
mempengaruhi kebakaran hutan dan lahan mencakup tiga
hal yaitu kemiringan, arah lereng dan medan. Masing-
masing faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku api
kebakaran hutan dan lahan.21
21 Hatta, M. 2008. Dampak kebakaran hutan terhadap sifat-sifat tanah di
kecamatan besitang kabupaten langkat. Skripsi. Departemen Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Sumateta Utara.
BAB 8
MEMINIMALISIR PEMANASAN GLOBAL
A. DAMPAK TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
Membahas tentang pemanasan global, tentu akan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia yang
pertama ialah mencairnya puncak es. Perubahan iklim ekstrem
telah menyebabkan gletser abadi di kutub utara dan gunung-
gunung es seperti Kilimanjaro dan Jaya Wijaya mencair
drastis. Ketika suhu Bumi naik dan es mencair, volume air laut
semakin banyak sehingga rata-rata permukaan laut juga
meningkat. Permukaan air laut secara global tercatat sudah
naik 20 sentimeter dalam seratus tahun terakhir. Hal ini
mengakibatkan garis pantai mulai terkikis dan menyebabkan
daratan pinggir pantai mulai tenggelam. Dampak lain dari
global warming yaitu menurunnya spesies makhluk hidup di
bumi khusunya yang ada di daerah kutub seperti penguin.
Penelitian mengatakan bahwa saat ini terdapat 11.000 penguin
di kutub sedangkan 30 tahun yang lalu populasinya mencapai
32.000. Hal ini disebabkan oleh adanya pemanasan global
yang terjadi terus menerus. Selain penguin, spesies seperti
ikan dan beruang kutub yang ada pun juga terus mengalami
penurunan jumlahnya akibat dari global warming.
Sebanyak delapan pulau dataran rendah di Samudra
Pasifik telah lenyap di bawah permukaan laut, sementara
beberapa di antaranya seperti kepulauan Maladewa
(Maldives), Fiji, dan Kiribati sampai sekarang masih berisiko
tinggi tenggelam. Pengikisan garis pantai ini kemudian ikut
menempatkan kota-kota metropolitan tinggi populasi manusia
dekat dataran pantai atau delta sungai (Shanghai, Bangkok,
Jakarta, Tokyo, dan New York) dalam risiko besar. Hal ini
dibuktikan bahwa hampir setengah daratan Belanda sudah
“tertelan” di bawah permukaan laut. Pada tahun 2019,
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo membahas
mengenai pemindahan Ibukota Jakarta karena dianggap sudah
terlalu padat, ini merupakan salah satu dampak dari
pemanasan global yang terjadi di kota besar.22 Sementara itu,
es di kutub mencair dan permukaan air laut naik, sejumlah
wilayah di sub-Sahara Afrika mengalami kekeringan
berkepanjangan akibat global warming. Kenaikan suhu Bumi
juga mengakibatkan badai tropis dan gelombang panas
ekstrim (heatwave) yang mengakibatkan kematian ratusan
orang di berbagai berbagai belahan dunia.
Pemanasan global dapat menyebabkan risiko bagi
kesehatan manusia yaitu dapat mengalami alergi, asma, dan
wabah penyakit menular menjadi lebih umum akibat
meningkatnya polusi udara, peningkatan curah hujan, serta
penyebaran kuman penyakit yang dibawa serangga atau
nyamuk seperti demam berdarah (DBD).
22 _. Op.cit.
B. PENYEBAB TERJADINYA EFEK RUMAH KACA
Dari zat-zat yang dapat menimbulkan terjadinya efek
rumah kaca, berikut ini adalah kegiatan yang mempengaruhi
adanya efek rumah kaca.
1. Industri Pertanian
Pertanian yang dikerjakan dalam skala yang
panjang disebut pula dengan industri. Dalam industri
pertanian biasanya menggunakan peralatan dan pupuk
dengan skala besar. Umumnya pupuk yang digunakan
bukan jenis pupuk organik, melainkan pestisida dimana
pupuk ini dapat melepaskan gas-gas nitrous oxide ke
atmosfer. Pupuk dan pestisida digunakan untuk
meningkatkan produksi dari sektor pertanian. Namun
sebenarnya pupuk dan pestisida mengakibatkan
pelepasan gas nitrogen yang bercampur ke udara dan
menjadi penyebab pemanasan global. Pertanian juga
menghasilkan produk gas metana terutama dari hewan
ternak seperti sapi dan domba. Pupuk yang terbuat dari
nitrogen melepaskan nitrogen oksida dan akhir-akhir ini
menjadi masalah di berbagai negara. Dampaknya gas ini
akan berbuah menjadi gas rumah kaca yang juga dapat
mengurangi lapisan ozon.
2. Industri Peternakan
Penyebab efek rumah kaca diantaranya adalah
industri peternakan, karena industri peternakan
menghasilkan sebuah gas karbondioksida dan metana
yang cukup besar. Gas tersebut dihasilkan dari kentut dan
juga kotoran hewan ternak seperti sapi. Gas ini sendiri
dihasilkan oleh bakteri pengurai dan juga bakteri yang ada
pada perut sapi.
3. Pencemaran Pada Laut
Penyebab efek rumah kaca juga bisa diakibatkan
oleh laut, karena di laut terdapat ekosistem yang dapat
menghasilkan oksigen bagi biota didalamnya. Sayangnya
saat ini banyak sekali aut yang mulai tercemar yang
disebabkan banyaknya orang yang membuang sampah
dan limbah industri ke laut, akibatnya banyak ekosistem
yang seharusnya menyerap karbondioksida menjadi rusak
dan musnah. Sehingga kemampuan laut dalam menyerap
karbondioksida mulai berkurang. Hal inilah yang
mengakibatkan gas rumah kaca di atmosfer semakin
meningkat.
4. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga juga mengakibatkan efek
rumah kaca. Limbah rumah tangga yang dibuang
sembarangan dan didiamkan terus menerus akan berubah
menjadi gas metana dan karbondioksida. Gas ini
dihasilkan oleh bakteri yang ada pada sampah, gas-gas ini
yang membuat lapisan ozon di atmosfer menjadi rusak.
5. Limbah Industri dan Tambang
Efek rumah kaca disebabkan karena adanya limbah
industri dan tambang. Jenis-jenis limbah industri yang
dapat merusak lapisan ozon adalah seperti limbah industri
semen, bekas penambangan batu bara, dan juga bekas
penambangan minyak bumi yang dapat menghasilkan
gas-gas rumah kaca seperti karbondioksida.
6. Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan bakar fosil juga menjadi salah
satu penyebab efek rumah kaca. Bahan bakar fosil
termasuk gas, minyak, dan batu bara. Produsen utama
CO₂ adalah Australia yang selama bertahun-tahun
dikenal luas dibandingkan dengan yang lain. Ketika
bahan bakar fosil sedang terbakar, karbon dioksida
dilepaskan ke atmosfer. Namun pada kehidupan sehari-
hari, penggunaan bahan bakar fosil diantaranya
disebabkan oleh kendaraan bermotor, kereta, kapal, dan
lain-lain.
Penggunaan bahan bakar fosil belum bisa
dikurangi, karena kebutuhan manusia akan kendaraan
semakin meningkat. Penggunaan yang berlebihan akan
menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer,
seperti misalnya karbondioksida dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil. Akibat dari penggunaan
bahan bakar fosil ini bisa mengakibatkan konsentrasi gas
rumah kaca yang ada di atmosfer semakin meningkat. Hal
ini disebabkan hasil dari pembakaran bahan bakar fosil
yakni CO2 di udara yang semakin banyak.
7. Penebangan dan Pembakaran Hutan
Hutan mempunyai peran penting dalam lingkungan,
semakin banyak hutan semakin rendah pula polusinya.
Namun saat ini sedang marak terjadinya penebangan dan
pembakaran hutan. Yang harus dipahami adalah fungsi
hutan (pohon-pohon) mampu mengubah CO2 menjadi O2,
sehingga jika jumlah pohon berkurang maka jumlah O2
semakin berkurang dan jumlah CO2 bertambah.
Pembakaran dan penebangan hutan inilah yang
mengakibatkan peningkatan gas rumah kaca. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya konsentrasi jumlah gas
rumah kaca yang ada di atmosfer.
C. DAMPAK TERJADINYA EFEK RUMAH KACA
Gunung es di Kutub Utara mencair kemudian
menyebabkan naiknya permukaan laut, hal ini menjadi salah
satu akibat dari efek rumah kaca, diantaranya adalah:
1. Gangguan Ekologis
Pemanasan global terjadi menyebabkan binatang
bermigrasi ke tempat yang lebih membuatnya nyaman,
contohnya hewan yang tinggal di daerah kutub akan
bermigrasi ke atas pegunungan. Tidak hanya itu,
tumbuhan juga akan mengarah pertumbuhannya dan
mencari tempat baru yang memiliki habitat yang sama.
Sebab habitatnya saat ini menjadi lebih hangat. Karena
adanya pembangunan yang dilakukan oleh manusia
memiliki dampak menghalangi proses perpindahan
tersebut yang akhirnya tumbuhan atau hewan jadi mati.
Kematian spesies ini disebabkan karena kehabisan
makanan atau diburu oleh manusia karena masuk ke
pemukiman. Bahkan beberapa spesies yang bisa
berpindah menuju ke kutub pun banyak yang musnah.
2. Terjadinya Perubahan Iklim
Daerah yang cenderung hangat akan menjadi lembab,
karena ada lebih banyak air yang menguap di lautan. Hal
itu disebabkan oleh uap air yang merupakan gas pada
rumah kaca, sehingga keberadaannya akan menyebabkan
meningkatnya efek insulasi pada atmosfer. Uap air yang
banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak.
Awan ini akan menimbulkan pantulan sinar matahari
uang kembali ke luar angkasa dan hal inilah yang akan
menurunkan pemanasan. Sedangkan kelembaban yang
sangat tinggi pada wilayah yang hangat dapat
meningkatkan curah hujan yang tinggi, badai menjadi
semakin kering dan juga air akan lebih cepat menguap.
3. Meningkatnya Suhu Global
Perubahan iklim diukur oleh para ilmuan dengan cara
mengukur atmosfer, lautan, permukaan es, dan gletser
pada bumi yang menunjukkan pemanasan akibat adanya
emisi gas rumah kaca. Proses pemanasan pada bumi ini
juga sudah sangat terasa dan bahkan sudah sangat terbukti
melalui temperatur udara maupun temperatur laut.
Adanya pencairan salju dan es di berbagai tempat di
belahan dunia, kemudian naiknya permukaan laut secara
global.
D. PENANGGULANGAN PEMANASAN GLOBAL DAN
EFEK RUMAH KACA
Pemanasan global atau global warming hingga saat ini
masih menjadi masalah bagi bumi. Pemanasan global
membuat iklim tidak stabil juga gangguan ekologi. Tak hanya
itu, pemanasan global juga menyebabkan berbagai macam
penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan
kematian. Temperatur yang panas dapat menyebabkan
kekeringan yang berimbas pada gagal panen. Senada akan hal
itu memanasnya suhu bumi akibat meningkatnya konsentrasi
gas rumah kaca (GRK) di atmosfer karena pembakaran bahan
bakar atau fossil fuel secara berlebihan oleh manusia sudah
menjadi pembicaraan publik isu global iklim satu ini. Dampak
pemanasan global ini antara lain bisa menyebabkan
berubahnya pola iklim yang menyebabkan banjir atau
kekeringan yang berkepanjangan.
Upaya menanggulangi Pemanasan Global ini bisa
dimulai dari diri sendiri dan ruang publik kehidupan serta
lingkungan di sekitar kita. Kegiatan adaptasi dapat dilakukan
salah satunya dengan menanam pohon (Go Green). Fungsinya
untuk menghindari longsor dan polusi udara, serta pembuatan
sumur resapan. Contoh kegiatan diantaranya ialah gerakan
menam pohon dan sisakan tanah lapang untuk
keberlangsungan hewan ternak yang berkualitas yang
melibatkan masyarakat guna mewujudkan lingkungan yang
bersih, hijau, asri, rindang, rerumputan tumbuh secara subur.
Tanpa kita sadari langkah-langkah kecil yang kita lakukan
dapat mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan
lingkungan, kegiatan lainnya yang menganut “Go Green”
diantaranya adalah:
1. Reboisasi
Reboisasi ialah aksi menanam pohon yang
merupakan langkah untuk menyeimbangkan kadar gas
CO2 di lapisan atmosfer. Karena pohon akan menyerap
gas CO2 untuk melakukan proses fotosintesis dan akan
melepaskan oksigen ke udara. Dan hal ini akan membuat
udara pada lapisan atmosfer lebih sejuk dan pemanasan
global sedikit teratasi.
Dengan menanam pohon serta merawatnya
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada
perbaikan lingkungan. Sebagai salah satu contoh yaitu,
dengan bijak menyediakan lahan subur untuk rumput
diharapkan dapat mengakomodir pakan pokok hewan
ternak yang berarti mengurangi sapi memakan sampah di
TPA sebagai pengganti rumput, dimana selama ini
terbabat habis akibat maraknya “betonisasi dan
aspalisasi” salah satu kontributor utama matinya
rerumputan yang berkualitas terbaik.
2. Menjaga Pohon
Setelah menggerakan aksi reboisasi, apakah kita
pantas untuk merusak pohon atau tidak ?. Pohon
merupakan hal terpenting yang tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan utama manusia. Pohon merupakan
tumbuhan yang menyerap gas CO2. Jadi, jika kita
menebangnya, apalagi menebang dalam jumlah yang
sangat banyak, akan menimbulkan bahaya jika hutan di
bumi terus dieksploitasi secara berlebihan, dan dampak
pemanasan global pun akan semakin buruk karena tidak
ada yang menyerap gas CO2. Dengan mengurangi
dampak penebangan hutan secara liar juga kita turut
membantu cara menjaga kelestarian hutan yang saat ini
banyak mengalami dampak akibat kerusakan hutan. Cara
kita dalam menjaga pohon dengan tidak menebangnya
sembarangan, terlebih lagi untuk kepentingan pribadi
seperti bisnis atau industri lainnya. Juga tidak
membakarnya secara sengaja, karena bukan hanya
menimbulkan pencemaran udara namun dapat
mengganggu kesehatan manusia.
3. Menggunakan Energi Alternatif
Dalam upaya mengatasi pemanasan global, kita dapat
menggunakan energi alternatif yang berasal dari
matahari, panas bumi, angin, atau air guna meminimalisir
hal-hal yang menyebabkan bumi semakin panas. Hal ini
juga bisa menciptakan bumi yang ramah lingkungan.
4. Meminimalisir Penggunaan Plastik
Pengunaan listrik yang boros dapat meningkatkan
pemanasan global, dengan meminimalisir (menghemat)
penggunaan listrik maka secara tidak langsung kita telah
mengurangi kadar CO2 pada lapisan atmosfer karena
sebagian besar gas CO2 ini dihasilkan dari pembangkit
listrik yang berbahan bakar fosil.
Penghijauan atau go green sudah di kampanyekan
diseluruh belahan dunia, meskipun dampak dari pemanasan
global masih kita rasakan hingga saat ini, setidaknya
kerusakan lingkungan yang meningkatkan pemanasan global
tidak terjadi karena rasa cinta kita kepada lingkungan. Karena
jika bukan dimulai dari kita, siapa lagi? Sehingga sudah
seharusnya kita menjaga bumi.
BAB 9
MENGATASI SAMPAH (DAUR ULANG)
A. MEMAHAMI DAUR ULANG
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan
sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemisahan,
pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian, dan pembuatan
produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam
menajemen sampah modern.23
Sampah yang dapat di daur ulang ialah sampah padat
yang dipisahkan secara bersih, dikumpulkan, diproses,
kemudian di distribusi menjadi barang yang bisa digunakan
kembali. Oleh karena sampah bisa mencemari lingkungan dan
membahayakan kesehatan, daur ulang menjadi solusi untuk
mengolahnya kembali menjadi barang yang berguna.24 Daur
Ulang sampah di masyarakat dapat dilakukan dalam beberapa
cara, antara lain Daur Ulang sampah secara manual dan proses
daur ulang dilakukan oleh pabrik. Sampah yang didaur ulang
secara manual biasanya berasal dari benda-benda, misalnya
plastik, kertas, karton, besi, tembaga, tulang, kaca, dan lain
sebagainya. Daur Ulang yang dilakukan oleh pabrik juga
memerlukan bahan baku yang berasal dari plastik, kaca, besi,
23 A. Guruh Permadi. (2011). Menyulap Sampah Jadi Rupiah. Surabaya:
Mumtaz Media. 24 Trim Sutidja. (2001). Daur Ulang Sampah. Jakarta: Bumi Aksara.
kertas, tembaga, tulang, tergantung dari hasil produksi dari
pabrik yang bersangkutan.25
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
manfaat adalah guna, faedah, laba, untung. Arti
memanfaatkan adalah „menjadikan ada manfaatnya‟,
sedangkan pemanfaatan adalah “Proses, cara, perbuatan
memanfaatkan”.26 Dengan daur ulang, sampah dapur dan
sampah pasar dapat diolah menjadi pupuk. Sampah plastik
dapat dilebur dan dicetak ulang menjadi alat-alat rumah
tangga. Sampah kayu dapat dipakai sebagai bahan untuk
membuat kerajinan tangan. Sampah kayu juga dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Sampah logam atau besi
dapat didaur ulang menjadi alat-alat pertanian dan
pertukangan.27
Secara spesifik berikut ini manfaat dari daur ulang
sampah, yaitu sebagai berikut:
a. Mengurangi Pencemaran Lingkungan
Daur ulang menjadi salah satu alternatif yang dapat
digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan.
Dengan adanya daur ulang bisa memanfaatkan sampah
yang dapat membahayakan bumi pada jangka panjang,
diantaranya: bungkus plastik dari detergen, makanan
ringan dan lain-lain yang kemudian dibuat kerajinan yang
bernilai ekonomis.
25 Achmad Serudji Hadi. (2001). “Daur Ulang Barang Bekas sebagai Penopang
Sumber Kehidupan”. Laporan Penelitian pada Universitas Indonesia
Program Pascasarjana Bidang Ilmu Hukum, Jakarta. 26 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3 27 Trim Sutidja. (2001). Daur Ulang Sampah Cet. 2, Hlm. 38. Jakarta: Bumi
Aksara.
b. Mencegah Timbulnya Penyakit
Daur ulang dapat mencegah timbulnya penyakit
karena sampah yang dapat menjadi sumber penyakit jika
dibiarkan hingga terurai sendiri, menjadi dimanfaatkan
sehingga kuman atau bakteri sangat minim untuk hidup.
Hal ini tentu dapat menguntungkan kesehatan manusia.
c. Membuka Lapangan Pekerjaan
Kini kegiatan daur ulang dapat dikembangkan
menjadi suatu kerajinan tangan yang bernilai ekonomis,
sehingga daur ulang dapat membuka lapangan pekerjaan
bagi masyarakat untuk terus peduli lingkungan.
d. Meningkatkan Kreativitas Pelatihan Kemampuan
Melakukan daur ulang barang-barang bekas dapat
mengasah ketrampilan dan jiwa seni anda sehingga
barang yang anda buat dapat menarik perhatian
konsumen. Selain akan menjadi terampil dalam mendaur
ulang, para pengrajin juga perlu dapat membangun relasi.
B. DAUR ULANG PLASTIK
Penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar
plastik semakin meningkat seiring berkembangnya teknologi,
industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di Indonesia,
kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami
kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Akibat dari peningkatan
penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik.
Plastik mempunyai keunggulan dibanding material
yang lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak
mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta
isolator panas dan listrik yang baik. Akan tetapi plastik yang
sudah menjadi sampah akan berdampak negatif terhadap
lingkungan karena tidak dapat terurai dengan cepat dan dapat
menurunkan kesuburan tanah. Sampah plastik yang dibuang
sembarangan juga dapat menyumbat saluran drainase, selokan
dan sungai sehingga bisa menyebabkan banjir. Sampah plastik
yang dibakar bisa mengeluarkan zat-zat yang berbahaya bagi
kesehatan manusia.
Plastik dapat dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu thermoplastik dan termosetting. Thermoplastik adalah
bahan plastik yang jika dipanaskan sampai temperatur
tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk kembali menjadi
bentuk yang diinginkan. Sedangkan thermosetting adalah
plastik yang jika telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat
dicairkan kembali dengan cara dipanaskan.
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang
dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah
proses penggabungan beberapa molekul sederhana
(monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar
(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa
polimer yang unsur penyusun utamanya adalah Karbon dan
Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang
sering digunakan adalah Naphta, yaitu bahan yang dihasilkan
dari penyulingan minyak bumi atau gas alam. Jenis-jenis
plastik yang paling sering diolah adalah Polyethylena (PE),
Polypropylene (PP), Polistirena (PS), Polyethylene
Terephthalate (PET) dan Polyvinyl Chloride (PVC). Jenis
plastik yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi.
Penanganan sampah plastik diantarnya dengan cara
daur ulang. Daur ulang (recycle) sampah plastik dapat
dibedakan menjadi empat cara yaitu daur ulang primer, daur
ulang sekunder, daur ulang tersier dan daur ulang quarter.
Daur ulang primer adalah daur ulang limbah plastik menjadi
produk yang memiliki kualitas yang hampir setara dengan
produk aslinya. Daur ulang cara ini dapat dilakukan pada
sampah plastik yang bersih, tidak terkontaminasi dengan
material lain dan terdiri dari satu jenis plastik saja. Daur ulang
sekunder adalah daur ulang yang menghasilkan produk yang
sejenis dengan produk aslinya tetapi dengan kualitas di
bawahnya. Daur ulang tersier adalah daur ulang sampah
plastik menjadi bahan kimia atau menjadi bahan bakar. Daur
ulang quarter adalah proses untuk mendapatkan energi yang
terkandung di dalam sampah plastik.28
Daur ulang plastik dapat dilakukan oleh siapa saja
sebagai gerakan peduli lingkungan memanfaatkan barang
yang tidak digunakan lagi khususnya berbahan dasar plastik.
Kegiatan daur ulang plastik dapat dilakukan oleh siapa saja,
dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian
pada lingkungan serta menciptakan nilai seni. Berikut ini
contoh-contoh yang dapat dihasilkan dari mendaur ulang
plastik, yaitu:
28 Untoro Budi Surono, dan Ismanto. 2016. Pengolahan Sampah Plastik Jenis
PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya. Jurnal
Mekanika dan Sistem Termal (JMST). J. Mek. Sist. Termal Vol.
1(1)2016:32-37, Surono et al.32. Yogyakarta: Universitas Janabadra.
1. Lampion
(Sumber: http://www.pabriklampu.net)
Cara membuat lampion dari plastik
adalah29persiapkan apa yang dibutuhkan, yaitu: Pisau
atau cutter yang tajam, Tang, Botol air mineral bekas
berukuran 600ml, dan Baterai Lampu LED berdaya
baterai dengan bentuk apa saja, tetapi yang paling ideal
adalah bentuk lilin Kawat dengan ukuran pendek.
Langkahnya yaitu sebai berikut:
a. Bilas botol hingga bersih dan lepas label botol
tersebut.
b. Potong bagian bawah botol membentuk sebuah celah
dengan panjang sekitar 1 ½ inci.
c. Ratakan agar potongan tersebut lebih halus, karena
memotong dengan pisau akan banyak meninggalkan
resistensi.
d. Potong di kedua sisi garis sekitar 1 ½ inci. Potong
sedikit saja sehingga potongan tersebut tidak terlihat.
29 Diakses Pada 12 Mei 2019: https://bacaterus.com/cara-membuat-lampion-
sederhana/
e. Jika Anda memotong semuanya, maka botol tersebut
akan berlubang dan jadi tidak menarik. Bor pada
bagian tengah tutup botol.
f. Buat lubang agar kawat bisa masuk.
g. Masukkan kawat ke dalam lubang. Tekuk bagian atas
kawat (agar lampion bisa digantung) dengan tang.
h. Rapatkan tutup botol tersebut agar lampion tidak
tergelincir.
i. Letakkan lampu LED yang sudah diisi dengan baterai
di dalam botol.
j. Masukkan lampu melalui celah yang sudah di bawah
botol.
k. Nyalakan lampu LED.
2. Tas dari Plastik Kemasan
(Sumber: https://freeculturemag.com)
Cara membuat tas dari kemasan plastik ini
termasuk ramah lingkungan. Karena bisa membantu
untuk mengurangi sampah plastik. Selain itu, tentu saja
hasil dari kerajinan ini bisa kamu gunakan dan juga ramah
lingkungan. Berikut ini cara membuat tas dari kemasan
plastik30:
a. Bersihkan semua bungkus kopi sehingga siap untuk
digunakan. Jangan sampai ada sisa kopi di dalamnya.
Cuci bersih dan keringkan dengan lap kering.
b. Buang bagian bungkus atas dan bawah sehingga
menyisakan bagian tengah bungkus yang terbuka.
c. Selanjutnya gunting kembali bungkus kopi menjadi
dua bagian atas dan bawah. Sehingga dalam satu
bungkus kopi setelah digunting dan dibagi akan
terdapat 2 lembar.
d. Mulailah melipat bungkus yang sudah digunting tadi.
Bisa dengan melipat hingga terlihat bagian dalam
bungkus kopi yang berwarna perak. Bisa juga dengan
membiarkan sampul bungkus terlihat jelas.
e. Kemudian lipat tiap sisi sebesar 1cm ke dalam baik
di ujung atas maupun ujung bawah bungkus kopi.
Untuk lebih jelasnya simak saja gambar berikut ini.
Jika punya 100 bungkus kopi maka otomatis akan ada
200 buah lipatan.
f. Selanjutnya mulailah menganyam bungkus kopi satu
demi satu hingga terlihat bentuk anyaman mirip
ketupat. sampai mendapatkan bentuk anyaman
seperti gambar di bawah.
30 Diakses pada 12 Mei 2019: https://freeculturemag.com/cara-membuat-tas-
dari-bungkus-kopi/.
g. Jika sudah mahir membentu anyaman sederhana,
sekarang waktunya menggabungkan anyaman
menjadi bentuk tas yang utuh. Ini memang bukan
pekerjaan yang mudah. Jadi lakukan perlahan dengan
seksama ya!
h. Gabungkan antara anyaman satu dengan yang lain
hingga membentu serangkaian anyaman.
i. Ingatlah untuk menganyam membentuk sudut
vertikal ke bagian atas supaya dapat dibuat anyaman
yang mengarah ke atas. Kalau lupa membentu
anyaman vertikal, nantinya tas tidak bisa terbentuk
cantik. Yang ada malah seperti hanya menganyam
tikar datar saja.
j. Jika anyaman selesai sehingga sebagian besar badan
tas sudah terbentuk, maka tinggal jahit rapi bagian
atas. Yaitu pada bagian anyaman terakhir pada tas.
k. Kemudian tambahkan tali tas dan resleting. Ini bisa
dimodifikasi sesuai keinginan. Apakah mau
menggunakan tali tas pendek, atau mau
menggunakan tali tas panjang. Ragam tali yang
dipilih juga bisa dengan bungkus kopi atau bisa juga
pakai bahan lain. Untuk yang satu ini tergantung
kreatifitas dan kesukaan masing-masing.
l. Terakhir supaya tas dapat digunakan optimal,
sisipkan kain furing di bagian dalam tas. Karena
bentuk fisik tas yang penuh lubang anyaman bisa jadi
kurang kuat untuk menyimpan berbagai macam
barang. Dengan menggunakan furing maka benda
kecil seperti permen dan bolpen lebih aman dan tidak
jatuh ke luar.
C. DAUR ULANG KERTAS
Kertas adalah salah satu limbah yang paling banyak
dihasilkan oleh manusia, baik yang dihasilkan oleh rumah
tangga maupun sekolah dan perkantoran. Limbah kertas
menjadi salah satu masalah yang serius bagi bumi ini. Pada
umumnya kertas berbahan dasar dari alam dan biasanya dari
pepohonan. Maka semakin kita banyak mempergunakan
kertas maka semakin cepat pula bumi ini penuh dengan rusak
karena keseimbangan alamnya terganggu. Dengan mendaur
ulang limbah kertas maka kita membantu menjaga
keseimbangan alam dan mencegah pemanasan global.
Mendaur ulang kertas bisa membantu pemerintah untuk
penanggulangan sampah, tertama limbah kertas. Mengolah
kembali kertas bekas berarti kita menghemat pohon, minyak,
energi, listrik, dan air. Faktanya bila kita menghemat 1 Ton
kertas atau mengolah limbah kertas sebanyak jumlah yang
sama maka kita menghemat 13 batang pohon, 400 liter
minyak, 4100Kwh listrik dan 31.780 liter air.31
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi
permasalahan sampah antara lain dengan mendorong usaha
untuk mengurangi volume sampah. Usaha pengurangan atau
minimalisasi volume sampah yang diangkut ke TPA antara
31 Mahrani Arfah. 2017. Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Kertas Daur
Ulang Bernilai Tambah Oleh Mahasiswa. ISSN: 2598–3814 (Online), ISSN
: 1410–4520 (Cetak). Universitas Islam Sumatera Utara.
lain dengan melakukan daur ulang sampah, termasuk di
dalamnya daur ulang sampah kertas. Dengan usaha daur ulang
akan didapatkan manfaat berupa berdirinya industri daur
ulang sampah dan pemberdayaan masyarakat bawah. Sampah
kertas sebagai salah satu bahan baku industri daur ulang saat
ini belum terkelola dengan baik. Berikut ini adalah langkah
dalam membuat karya dari mendaur ulang sampah kertas32:
1. Alat yang dibutuhkan ialah bingkai kayu, ember, blender,
papan/triplek, kain dan gunting.
2. Gunting-gunting kertas kemudian rendam dalam ember
selama sehari semalam.
3. Blender kertas dengan perbandingan air : kertas = 3 : 1
hingga menjadi pulp (bubur kertas).
4. Masukkan pulp ke dalam bak atau ember yang telah diisi
air seperempatnya.
5. Masukkan zat pewarna secukupnya.
6. Larutkan sedikit lem kayu (satu atau dua sedok makan)
dengan air dan masukkan ke dalam bak berisi pulp. Aduk
hingga rata.
7. Siapkan papan atau triplek yang sebelumnya telah dilapisi
dengan kain. Kemudian basahi papan dengan air.
8. Masukkan screen ke dalam bak, saring pulp hingga air
agak hilang dan ratakan. Saat menyaring jangan terlalu
tebal.
32 Diakses Pada 12 Mei 2019: https://alamendah.org. Cara membuat kertas daur
ulang.
9. Letakkan screen secara terbalik di atas papan, gogok
screen atau kain kasanya dengan perlahan sehingga pulp
akan terlepas dari screen dan menempel pada papan.
10. Tutup pulp di atas papan dengan kain yang sebelumnya
telah dibasahi air.
11. Langkah nomor tujuh hingga sembilan dapat diulang
beberapa kali untuk mendapatkan kertas daur ulang
beberapa lapis sekaligus. Jika tidak langsung lanjutkan ke
langkah kesebelas.
12. Tutup dengan papan atau triplek dan berikan pemberat di
atasnya untuk mengepres.
13. Biarkan selama kurang lebih satu jam hingga kandungan
air berkurang. Setelahnya masing-masing pasang dapat
dijemur di tempat yang panas. Ingat jemur bersama
dengan kainnya.
14. Setelah kering kainnya dapat dibuka dengan hati-hati.
Atau jika ingin hasilnya lebih rapi, sebelumnya dapat
disetrika terlebih dahulu.
15. Selesai. Kertas hasil daur ulang telah jadi dan dapat
dimanfaatkan untuk membuat aneka kerajinan tangan.
Kertas yang telah didaur ulang dapat digunakan untuk
membuat karya tempat tissue. Hal ini mempunyai daya
ekonomis yang tinggi serta ramah lingkungan. Sangat
bermanfaat jika dilakukan pelatihan melakukan daur ulang
kertas membuat tempat tissue.
D. DAUR ULANG SAMPAH ORGANIK
Sampah organik adalah sampah yang masuk di dalam
kategori yang cukup luas, meliputi semua limbah yang dapat
terurai oleh organisme hidup lainya seperti halnya tanaman
dan juga hewan. Sampah organik merupakan sampah yang
dapat membusuk seperti sisa makanan, sisa sayuran, sisa
buah-buahan dan sampah halaman.
(Sumber: medan.tribunnews.com)
Pengolahan sampah organik umumnya menggunakan
model teknologi pengomposan. Pengomposan memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme berupa bakteri, jamur, juga insekta
dan cacing. Cara membuat kompos secara sederhana yaitu
sebagai berikut:
1. Penyiapan wadah pembuatan kompos. Sediakan ember,
pot bekas, ataupun wadah lainnya, upayakan terbuat dari
plastik untuk menghindari karat akibat air lindi kompos.
Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat
menampung rembesan air dari dalamnya
2. Penyiapan bahan baku kompos. Bahan baku berupa
sampah organik yang usianya tidak lebih dari 2 hari dan
kadar air maksimal 50%. Untuk mempermudah proses
pengomposan, sampah yang masih berbentuk memanjang
terlebih dahulu dipotong-potong secara manual hingga
mencapai ukuran ± 5 cm.
3. Tahapan selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah
organik hasil proses pemilahan ditumpukkan di wadah
pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam
wadah. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau
kapur secara berkala. Jika ada kotoran binatang, kotoran
tersebut dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas
kompos. Setelah penuh, tutup wadah dengan tanah dan
diamkan.
4. Proses selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut
dengan air secara merata. Proses penyiraman ini
dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal.
Proses ini dilakukan jika tumpukan sampah terlalu kering.
Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama proses
pengomposan adalah antara 50- 60% dengan nilai optimal
sekitar 55%.
5. Pemantauan suhu, agar bakteri patogen dan bibit gulma
mati maka suhu harus dipertahankan pada kisaran 60-70
°C.
6. Setelah dua bulan, kompos sudah matang dan siap
dipanen.
7. Selanjutnya kompos siap dikemas untuk dipasarkan.
Sebelum pengemasan hendaknya kompos diayak terlebih
dahulu untuk menghomogenkan ukuran partikelnya.
Pengemasan dibuat menarik agar konsumen lebih tertarik.
Perlu diperhatikan kebersihan dan kerapian kemasan.
BAB 10
PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF
A. PENGGUNAAN ENERGI ALTERNATIF DI
INDONESIA
Indonesia memiliki keuntungan secara geografis untuk
dapat dimanfaatkan untuk membangun banyak sumber energi
alternatif selain energi fosil, beberapa energi alternatif yang
dapat dibangun dengan keuntungan kondisi geografis
Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Energi Alternatif Matahari
2. Energi Alternatif Angin
3. Energi Alternatif Air
4. Energi Alternatif Panas Bumi
5. Energi Alternatif Gelombang Laut
6. Energi Alternatif Pasang Surut
7. Energi Alternatif Biofuel
Akan tetapi sayang sampai pada saat ini Indonesia belum
secara maksimal untuk mengolah sumber energi alternatif
tersebut. Jika energi alternatif tersebut dapat digunakan, maka
biaya listrik untuk kebutuhan rumah tangga akan menjadi
semakin lebih murah, industri akan menjadi lebih kompetitif,
dan transportasi akan lebih terjangkau. Dan dengan energi
alternatif, Indonesia tidak perlu bergantung kepada minyak,
dan tidak perlu terpengaruh oleh naik turunnya harga minyak
dunia, dikarenakan energi-energi alternatif tersebut tidak perlu
di beli karena energinya sudah tersedia dan melimpah serta
dapat diperbaharui. Berikut adalah sistem kerja energi
alternatif yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia :
1. Energi Matahari
Energi matahari adalah energi terbarukan yang
bersumber dari sinar dan panas matahari. Pembangkit
Listrik Tenaga Surya yang terdapat di Indonesia antara
lain adalah PLTS Karangasem (Bali), PLTS Nule, PLTS
Raijua, dan PLTS Solor Barat (NTT). Selain dalam PLTS,
energi matahari juga dapat dimanfaatkan oleh para
pemilik gedung hotel dan pemukimam, karena pembuatan
sumber energi matahari sudah jauh lebih murah dari 1
dekade yang lalu. Contohnya adalah Gedung KBTKE
ESDM Cimanggis telah menggunakan energi matahari.
2. Energi Angin
Energi angin atau energi bayu adalah sumber energi
terbarukan yang dihasilkan oleh energi angin. Kincir
angin digunakan untuk menangkap energi angin dan
mengubahnya menjadi energi listrik. Pemanfaatan energi
angin menjadi energi listrik telah dilakukan di Indonesia
seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Samas di
Bantul, Yogyakarta. Masih banyak sekali daerah yang
memiliki potensi-potensi untuk dapat memanfaatkan
energi angin.
3. Energi Air
Energi air adalah salah satu energi alternatif yang
paling umum. Sumber energi ini didapatkan dengan
memanfaatkan energi potensial dan energi kinetik yang
dimiliki oleh air. Pada saat ini, sekitar 20% konsumsi
listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). Terdapat 5 jenis PLTA, yaitu sebagai berikut :
a) PLTA jenis terusan aliran sungai (run of river)
PLTA jenis ini memanfaatkan aliran sungai
secara alami untuk dapat menghasilkan energi listrik.
b) PLTA dengan menggunakan waduk (reservoir)
PLTA jenis ini menggunakan sebuah waduk
yang dapat menampung air dalam jumlah besar,
sehingga kapasitas PLTA juga menjadi lebih besar
lagi.
c) PLTA jenis pompa generator (pomped storage)
PLTA jenis ini membutuhkan 2 kolam pengatur.
Saat kebutuhan listrik meningkat, air akan dialirkan
dari kolam pengendali atas dan ditampung di kolam
pengendali bawah. Energi potensial tersebut yang
akan dimanfaatkan menjadi energi listrik.
d) PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
PLTA jenis ini menggunakan bendungan yang
melintang disungai, yang bertujuan untuk menaikkan
permukaan air dibagian hulu sungai untuk
membangkitkan energi potensial yang lebih besar
sebegai pembangkit listrik.
e) PLTA Hydroseries
PLTA jenis ini memanfaatkan aliran sungai yang
panjang dan deras dari ketinggian tertentu. Dimana
sepanjang aliran sungai terdapat lebih dari satu
bendung yang diseri pada ketinggian tertentu untuk
menghasilkan energi listrik yang lebih optimal.
4. Energi Panas Bumi
Energi panas bumi adalah sumber daya energi
terbarukan berupa energi thermal atau panas yang
dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Namun
pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi
eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar
lempeng tektonik, tetapi melihat kondisi geografis
Indonesia yang memiliki banyak gunung api, energi panas
bumi adalah energi yang bagus untuk menjadi sumber
energi alternatif. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain adalah PLTP
Sibayak di Sumatera Barat, PLTP Salak di Jawa Barat,
PLTP Lahendong di Sulawesi Utara, dan PLTP Dieng di
Jawa Tengah.
5. Energi Gelombang Laut
Energi gelombang laut adalah energi terbarukan yang
bersumber dari tekanan naik turunnya gelombang air laut.
Indonesia sebagai negara maritim berpotensi tinggi untuk
memanfaatkan sumber energi gelombang laut tersebut.
Sebagai contoh, perusahaan Firlandia Energi – AW
menghasilkan alat energi ombak yang disebut
WaveRoller, yang tergantung pada gelombang dasar laut
untuk menghasilkan tenaga listrik. Namun di Indonesia,
penggunaan energi alternatif gelombang laut masih dalam
tahap pengembangan.
6. Energi Pasang Surut
Energi pasang surut adalah energi terbarukan yang
bersumber dari proses pasang surut air laut. Terdapat 2
jenis sumber energi pasang surut, yaitu perbedaan tinggi
rendah air laut saat pasang dan surut, dan arus pasang
surut terutama pada selat-selat yang kecil. Energi tersebut
memiliki potensi yang bagus untuk menjadi sumber
energi alternatif, namu di Indonesia sumber energi
alternatif pasang surut saat ini belum termanfaatkan.
7. Energi Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi
terbarukan berupa bahan bakar yang dihasilkan dari
bahan-bahan organik yaitu seperti tanaman yang memiliki
kandungan gula yang tinggi seperti sorgum dan tebu, dan
tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati yang
tinggi seperti ganggan, kelapa sawit, dan jarak. Bahan-
bahan tersebut dapat ditanam di Indonesia yang subur,
sehingga energi biofuel dapat dimanfaat di Indonesia
pada saat ini.
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ENERGI
ALTERNATIF
Sama seperti sumber energi yang berasal dari bahan bakar
fosil yang memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Sumber
energi alternatif juga memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangannya dalam proses pengolahannya ataupun
penggunaannya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan
sumber energi alternatif:
1. Kelebihan Sumber Energi Alternatif
a) Energi Terbarukan
Energi alternatif merupakan sumber energi
terbarukan sehingga tidak akan terjadi krisis
kelangkaan sumber daya. Contohnya adalah sumber
energi matahari dan panas bumi yang selalu terdia
dan tidak akan pernah habis, berbeda seperti bahan
bakar fosil minyak bumi dan batubara.
b) Ramah Lingkungan
Kebanyakan energi alternatif tidaklah
menghasilkan limbah negatif yang akan
membahayakan lingkungan. Berbeda dengan bahan
bakar fosil, contohnya minyak bumi yang digunakan
untuk menjalankan kendaraan, sisa pembakarannya
akan menghasilkan gas yang berpengaruh buruk pada
lingkungan.
c) Sumber Energi Gratis
Sumber energi seperti sinar matahari, angin,
dan air hanya membutuhkan biaya awal untuk
melakukan instalasi pemanfaatan sumber daya, lalu
setelah itu dapat berjalan dengan sendirinya. Berbeda
dengan sumber energi dari bahan bakar fosil seperti
batu bara dan minyak bumi yang harganya selalu
semakin mahal.
d) Pasokan Berlimpah
Pasokan sumber energi alternatif sangat
berlimpah, tetapi tergantung kepada masing-masing
lokasinya. Seperti daerah yang memiliki banyak sinar
matahari, maka akan memiliki banyak pasokan
energi panas matahari. Begitu juga dengan
memasang kicir angin di daerah berangin, maka akan
mendapatkan pasokan energi angin terus menerus.
2. Kekurangan Sumber Energi Alternatif
a) Tingginya Biaya Instalasi Awal
Biaya instalasi awal untuk membuat
pembangkit listrik dari energi alternatif biayanya
relatif tinggi, karena seperti contohnya untuk
membangun pembangkit listrik tenaga air dibutuhkan
sebuah bendungan. Membangun sebuah bendungan
termasuk relokasi penduduk melibatkan biaya yang
sangat tinggi.
b) Penyimpanan dan Transportasi
Salah satu alasan mengapa energi alternatif
belum digunakan secara luas adalah karena
penyimpanan dan biaya transportasi yang masih
tinggi.
c) Tidak dapat Diandalkan Setiap Saat
Sumber energi alternatif yaitu bergantung
kepada faktor-faktor alami. Misalnya saja pada saat
kemarau panjang, maka tingkat produksi pembangkit
listrik tenaga air akan menjadi terhambat. Demikian
juga pada pembangkit listrik tenaga surya, tanpa sinar
matahari yang cukup, listrik yang dihasilkan juga
akan berkurang.
d) Belum Efisien
Hingga saat ini, pembangkit listrik dari sumber
energi alternatif belum bisa beroperasi seifisien
sumber energi konvensional. Teknologi yang tersedia
saat ini belum cukup mampu menggantikan energi
konvensional dengan energi alternatif.
PENUTUP
Kegiatan Go Green dalam penggunaan prasarana dan
sarana perkantoran difokuskan pada kepedulian sumber daya
manusia dalam memprogramkan, merencanakan, menggunakan
sarana dan prasarana yang berwawasan lingkungan atau go green
yang tidak menimbulkan sampah yang membahayakan kehidupan
manusia. Selain itu, dapat dilakukan dengan peningkatan
kompetensi dan pengetahuan SDM melalui program pelatihan atau
bimbingan atau pertemuan rutin dalam menanamkan kepedulian
dalam mensukseskan go green tersebut. Kerusakan bumi
disebabkan oleh manusia yang menghasilkan ragam sampah yang
kemudian tertampung banyak dan memberikan dampak
lingkungan pada air, udara, dan tanah. Upaya Go Green yang dapat
dilakukan lainnya dengan cara melakukan daur ulang pada sampah
yang sudah tidak terpakai, ini dapat menjadi pelatihan dalam uji
unjuk kemampuan dan keterampilan. Kegiatan nyata lain yang bisa
dilakukan antara lain kerja bakti bersama, menanam pohon,
menjaga pemborosan penggunaan air dan listrik dan saling
mengingatkan. Jika dalam cakupan besar, mendukung kegiatan Go
Green ini juga diterapkan pada Lingkungan Rumah, Sekolah, dan
Perusahaan, serta peran pemerintah yang terus berusaha dalam
menggunakan energi alternatif.
Dan harus sama-sama diingat bahwa ulah manusia tidak
bertanggungjawab membuat banyak orang di dunia merasakan
bagaimana pahitnya pengaruh dari tindakan mereka. Hal ini
mengganggu keseimbangan pada beberapa bagian yang diprediksi
akan mengalami peningkatan kerusakan yang luar biasa di masa
depan. Sehingga, adanya buku ini diharapkan dapat mengajak
pembaca untuk peduli terhadap lingkungan dan bumi ini. Karena
bumi membutuhkan kita untuk menyembuhkannya, kalau bukan
dimulai dari kita, kapan terealisasikannya. Oleh sebab itu, sangat
dibutuhkan kepedulian kita semua untuk menyelamatkan bumi
dengan bertindak berbasis Go Green untuk kenyamanan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Bianpoen. (1991). Menata Kota dan Permukiman Kumuh. JHS,
Nol PAU-IS-UI. Jakarta: Gramedia.
Munadjat Danusaputro. (1980). Hukum Lingkungan Buku I.
Bandung: Binacipta.
Emil Salim. (1982). Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta: Mutiara.
St. Munadjat Danusaputra. (1985). Hukum Lingkungan Buku 11,
Bandung: Nasional Binacit. Hlm. 201.
Ariyantoro, H. (2006). Budidaya tanaman kehutanan. PT. Citra Aji
Parama. Yogyakarta.
Chandra, Budiman. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jakarta: EGC.
Nugroho Panji. (2013). Panduan Membuat Kompos Cair. Jakarta:
Pustaka Baru Press.
Amirin M. Tatang. (1995). Menyusun Perencanaan Penelitian.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Palar, H. (1994). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Darmono. (1995). Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sukanda, Husin. (2009). Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta:
Sinar Grafika.
Notohadinegoro, T. (2006). Pembakaran dan Kebakaran Lahan.
Universitas Gadjah Mada.
Qodriyatun, S. N. (2014). Kebijakan Penanganan Kebakaran
Hutan dan Lahan. Prosiding Info Singkat Kesejahteraan
Sosial. Peneliti Madya bidang Kebijakan Lingkungan pada
Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Setjen DPR RI. 6(6): 9-12.
Syaufina L. (2008). Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia:
Perilaku Api, Penyebab, dan Dampak Kebakaran. Malang:
Bayumedia Publishing.
Hatta, M. (2008). Dampak kebakaran hutan terhadap sifat-sifat
tanah di kecamatan besitang kabupaten langkat. Skripsi.
Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Sumateta Utara.
A. Guruh Permadi. (2011). Menyulap Sampah Jadi Rupiah.
Surabaya: Mumtaz Media.
Trim Sutidja. (2001). Daur Ulang Sampah. Jakarta: Bumi Aksara.
Achmad Serudji Hadi. (2001). “Daur Ulang Barang Bekas sebagai
Penopang Sumber Kehidupan”. Laporan Penelitian pada
Universitas Indonesia Program Pascasarjana Bidang Ilmu
Hukum, Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, versi 1.3
Untoro Budi Surono, dan Ismanto. 2016. Pengolahan Sampah
Plastik Jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar
Minyak dan Karakteristiknya. Jurnal Mekanika dan Sistem
Termal (JMST). J. Mek. Sist. Termal Vol. 1(1)2016:32-37,
Surono et al.32. Yogyakarta: Universitas Janabadra.
Mahrani Arfah. 2017. PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS
MENJADI KERTAS DAUR ULANG BERNILAI
TAMBAH OLEH MAHASISWA. ISSN: 2598–3814
(Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak). Universitas Islam
Sumatera Utara.
Referensi Digital:
• Diakses Pada 07 Mei 2019:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3889566/dampak-
pemanasan-global-bumi-bakal-alami-peristiwa-ini-81-
tahun-lagi
• Diakses Pada 12 Mei 2019: Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia,
http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/Permen_P
U_No_3_Tahun_2013_-
_Penyelenggaraan_PS_Persampahan.pdf
• Diakses Pada 11 Mei 2019:
http://www.markijar.com/2018/01/pengertian-energi-dan-
10-bentuk-energi.html
• Diakses Pada 08 Mei 2019:
https://www.dbs.com/indonesia-bh/blog/live-kind/ini-4-
manfaat-car-free-day-untuk-menjaga-lingkungan-
hidup.page
• Diakses Pada 12 Mei 2019:
http://greenlistingindonesia.com/berita-147-kebijakan-
pengembangan-industri-hijau-green-industry-
kementerian-perindustrian.html
• Diakses Pada 10 Mei 2019: http://iku.menlhk.go.id/
• Diakses Pada 11 Mei 2019:
http://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/66/1233.bpkp
• Diakses pada 11 Mei 2019: Antara, Setengah Hektar
Hutan Dunia Hilang Tiap Detik,
http://sinarharapan.co/news/read/24113/setengah-hektare-
hutan-dunia-hilang-tiap-detik.
• Diakses Pada 12 Mei 2019: https://bacaterus.com/cara-
membuat-lampion-sederhana/
• Diakses pada 12 Mei 2019:
https://freeculturemag.com/cara-membuat-tas-dari-
bungkus-kopi/.
• Diakses Pada 12 Mei 2019:
https://alamendah.org/2011/02/22/cara-membuat-kertas-
daur-ulang/.
Data Penulis
Nama : Ir. Tasripin Sartiyono, MT
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 08 September 1959
Jabatan saat ini : Widyaiswara Ahli Madya, sejak tahun 2015
Pengalaman bekerja : 33 tahun
Instansi tempat bekerja : Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
SINOPSIS BUKU
Kita sering mendengar istilah Pemanasan Global (Global
Warming), namun kita masih belum menyadari dan cenderung
tidak peduli akibat pemanasan global ini untuk kehidupan manusia
dan seluruh makhluk seisi bumi ini. Pemanasan Global adalah
fenomena perubahan iklim drastis akibat kenaikan suhu rata-rata
pada atmosfer, laut, dan daratan bumi yang terjadi di berbagai
belahan bumi. Pemanasan global sangat erat kaitannya dengan
pencemaran udara di seluruh dunia, akibat penggundulan hutan,
tingginya penggunaan listrik, pencemaran akibat limbah industri,
limbah rumah tangga, limbah pertanian dan peternakan,
pembakaran sampah berlebihan dan tingginya penggunaan
kendaraan bermotor.
Selain itu, setiap hari kita disajikan berita tentang banjir,
sampah plastik, terus bertambahnya sampah yang dibuang di
sungai, dan banyaknya hewan laut yang mati akibat perutnya
penuh dengan sampah plastik. Go Green atau Going Green yang
berarti mengubah gaya hidup menjadi lebih eco-friendly atau
ramah lingkungan, sudah dirintis sejak tahun 70-an, namun
gerakan ini kalah populernya dengan perkembangan teknologi
yang tak terbendung.
Penulis mengangkat judul buku ini terdorong oleh gerakan
pengurangan sampah plastik dan kertas (paperless) yang sudah
dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam
proses pelatihan, dan keprihatinan dari penulis dari pengalaman
bertugas pada pembangunan jalan sejak tahun 1985 di Provinsi
Irian Jaya dan Provinsi Jambi, serta menjadi pejabat struktural di
Kementerian PU yang ditugaskan di pusat maupun di daerah.
Buku ini sejalan dengan digalakkannya pengurangan penggunaan
kantong plastik untuk kantong belanja dan penggunaan botol
minuman kemasan plastik di perkantoran maupun dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Harapannya dengan
diterbitkannya buku ini, dapat meningkatkan kepedulian pegawai
dan masyarakat umum untuk menggunakan prasarana dan sarana
kebutuhan sehari-hari berbasis go green yang didukung oleh
pemangku kepentingan.