142
i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Oleh: RINA MARLINA X7210117 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

i

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS

SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL

TAHUN AJARAN 2011/ 2012

SKRIPSI

Oleh:

RINA MARLINA

X7210117

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Rina Marlina

NIM : X7210117

Jurusan / Program Studi : Ilmu Pendidikan/ S1 PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI

MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Oktober 2012

Yang membuat pernyataan

Rina Marlina

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS

SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL

TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Oleh:

RINA MARLINA

X7210117

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Oktober 2012

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

iv

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

v

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

vi

ABSTRAK

Rina Marlina. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012. Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match; dan 2) menemukan kendala dan solusi penggunaan model pembelakaran kooperatif tipe Make A Match dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan selama tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Mudal yang berjumlah 21 siswa. Sumber data diperoleh dari guru, teman sejawat, siswa, dan peneliti. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, angket, dan tes.Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan analisis diskriptif komparatif dan analisis diskriptif kualitataif. Prosedur penelitian menggunakan sistem spiral.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dapat meningkatkan pembelajaran IPS. Langkah-langkah yang dapat meningkatkan pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match adalah: a) guru menunjukkan kartu; b) guru membagikan kartu; c) mencari pasangan; d) pemberian poin; e) diskusi; f) presentasi; g) evaluasi atau kuis. Peningkatan hasil pembelajaran terjadi pada siklus I sampai siklus III, pada siklus I 53,09%, pada siklus II meningkat 66,91%, dan pada siklus III meningkat menjadi 75,74%. 2) Kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match yaitu siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match; siswa malu atau enggan bekerja sama dengan teman pasangannya saat kegiatan diskusi; keaktifan siswa masih kurang maksimal saat diskusi dan presentasi; dan pemberian poin oleh guru kurang bervariasi. Sedangkan solusi-solusinya adalah guru memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match; guru memberikan pengarahan tentang pentingnya kerjasama, guru mengingatkan siswa yang atau kurang aktif dalam kegiatan diskusi, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan hasil diskusi; dan guru akan memberikan poin yang bervariasi agar siswa tidak bosan..

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match, IPS, Pembelajaran.

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

vii

ABSTRACT

Marlina, Rina. THE USING OF COOPERATIVE LEARNING MODEL MAKE A MATCH TYPE IN IMPROVING SOCIAL STUDIES LEARNING V GRADE STUDENTS AT MUDAL STATE ELEMENTARY SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Faculty of Education and Teacher Training of Sebelas Maret University of Surakarta, Oktober 2012. This study aims to (1) improve the social studies learning through a Cooperative Learning Model Make A Match Type; (2) find out the problems and their solution in the use of cooperative learning model Make A Match to improve social studies learning for grade 5 students at Mudal State Elementary School in academic year 2011/2012. This research includes Classroom Action Research (CAR) which was performed in three cycles. Subject of the study were twenty one grade 5 students at Mudal State Elementary School. Data were obtained from teachers, colleagues, students, and the researcher. Observation, questionnaires, and tests were used to collect data. Data validity was examined using source triangulation and method triangulation. Data analysis were descriptive comparative and descriptive qualitative. Spiral system was applied as the procedure of this study.

Results suggest that 1) the use of Cooperative Learning Model Make A Match type can improve social studies learning as well as learning process with the step: a) the teacher extended the card, b) the teacher devided the card, c) find couple, d) give point e) discussion, f) presentation, and g) evaluation. The improving of social studies learning in cycle I from 53,09% to 66,91% in cycle II, and to 75,74% in cycle III ; 2) The problems to deal with in the implementation of cooperative learning Make A Match type include: students were not accustomed to using cooperative learning model type Make A Match; students were shy or reluctant to cooperate with their partners during the discussions; lack of students activity in discussion and presentation, and points given by teachers were less various. Despite these problems, it is recommended teachers employ the following action plan: provide clear explanation about how to implement the cooperative learning Make A Match type; tell the students about the importance of teamwork, remind students who were not or less active in class discussion¸ have some students present the results of discussion, and give points in a certain way that keeps the students enthusiastic.

Key words: Cooperative Learning Model Make A Match Type, social science, learning

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

viii

MOTTO

Dalam belajar yang terpenting bukan nilai atau prestasi, melainkan minat yang

tinggi akan ilmu pengetahuan dan pengembangan diri.

Kerikil yang menghalangi jalan tak akan pernah lebih besar dari jalan yang

akan dilalui

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(QS. Al Mujaadalah:11)

Sesungguhnya ada kesulitan itu ada juga kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain dan hanya kepada Tuhan kamu berharap (Q.S Allam Nasryah 6-7).

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

· Suamiku tercinta, Eko Sigit Purwanto, yang selalu memberiku dukungan,

doa, dan motivasi. Terima kasih atas segalanya;

· Anak-anakku tersayang Alan Eri Pratama dan Fauzan Dwi Prasetya, yang

selalu memberiku semangat;

· Bapakku terkasih, bapak Sarino yang selalu memberikan motivasi dan doa

yang tak henti-hentinya;

· Mertuaku, Bapak Riyadi dan Ibu Rukiyati, yang selalu memberikan motivasi,

dukungan serta doa;

· Saudara dan teman-teman terkasih, yang selalu membantu dalam

penyelesaian skripsi ini;

· Kampusku tercinta, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang selalu

kubanggakan.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alllah SWT yang telah

memberikan rakhmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar

Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Sebelas

Maret Surakarta.

Selama pembuatan skripsi ini penulis mendapat bantuan, dukungan,

dorongan, semangat dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu

penulis ingin menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:

1. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta;

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta;

3. Koordinator Pelaksana Program Studi SI PGSD FKIP UNS Kampus

Kebumen;

4. Sekretaris Pelaksana Program Studi S1 PGSD FKIP UNS Kampus Kebumen;

5. Dra. Tri Saptuti Susiani, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dan pengarahan hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini;

6. Drs. M. Chamdani, S.Pd.M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini;

7. Sri Kapti Rohyatun, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Mudal UPT P

dan K Purworejo, yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian;

8. Sukini, S.Pd.SD, selaku Guru Kelas V SD Negeri Mudal UPT P dan K

Purworejo yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam pelaksanaan

penelitian;

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Mudal UPT P dan K Purworejo yang telah

bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini;

10. Semua pihak telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xi

Penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, baik dalam proses penulisan maupun hasil. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………...…………………………………………

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………

HALAMAN PENGAJUAN …………………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………..……………………….

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………

ABSTRAK ……………………………………………………………………

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………..

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….

KATA PENGANTAR …………………………………………..…………..

DAFTAR ISI …………………………………………………………..…….

DAFTAR TABEL……………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..…

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..…..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...…..…

B. Rumusan Masalah ………………………………………….……..…..

C. Tujuan Penelitian ……………………………………..………..……...

D. Manfaat Penelitian …………………………………………..…….......

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka …………………………………………….……...…

1. Pembelajaran IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar ………………

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ….................

3. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V….................

B. Penelitian yang Relevan …………………………..…………………..

C. Kerangka Berpikir ………………………………………....................

D. Hipotesis Tindakan …………………………...…………………..……

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xii

xiv

xv

xvi

1

3

4

4

5

5

16

28

29

30

32

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xiii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ………………………………..………………...…...

B. Subjek Penelitian …………………………….…………..……………

C. Sumber Data …………………………………………………………...

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………….......................

1. Teknik Pengumpulan Data ……………………………..……..……

2. Alat Pengumpulan Data …....……………………….....................

E. Validitas Data …………………………………………..………..…….

F. Analisis Data ……………………………………………….................

G. Indikator Kinerja ………………………………………………………

H. Prosedur Penelitian …………………………………………...……….

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Pratindakan ………..…………………………………….....

B. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………….…

1. Siklus I ……………………………………………..………..........

2. Siklus II …………………………………….…..…......................

3. Siklus III …………………………….………………………….....

4. Perbandingan Antarsiklus …………………………………………

C. Pembahasan ……………………………………….………………..…

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………………..……..……

B. Implikasi ……………………………………..……………………….

C. Saran …………………………………………………………..….…...

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..……....

LAMPIRAN ……………………………………………..……………….…..

33

35

35

36

36

37

43

44

45

46

53

55

56

70

84

98

102

106

107

107

109

112

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xiv

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 2.1. Silabus Mata Pelajaran IPS Kelas V Semester II …………………

3.1 Kisi-Kisi Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Make AMatch …………………………………………………………..

3.2 Kisi-Kisi Lembar Angket Sikap Siswa …………………………………..

3.3 Indikator dan Ranah Soal Tes ……………………………………………

4.1 Nilai Pre Test Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran

2011/2012………………………………………………………………….

4.2 Nilai Siklus I Pertemuan Pertama Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………

4.3 Nilai Siklus I Pertemuan Kedua Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………

4.4 Nilai Siklus I Pertemuan Ketiga Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………..

4.5 Nilai Siklus II Pertemuan Pertama Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………

4.6 Nilai Siklus II Pertemuan Kedua Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………

4.7 Nilai Siklus II Pertemuan Ketiga Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………………………

4.8 Nilai Siklus III Pertemuan Pertama Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012………………………………………..

4.9 Nilai Siklus III Pertemuan Kedua Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012………………………………………..

4.10. Nilai Siklus III Pertemuan Ketiga Siswa kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/2012……………………………….............

4.11 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe Make AMatch ………

10

39

41

42

54

62

64

66

76

78

80

91

93

95

102

7

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Kerangka Berfikir ………………………………………………………

3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ……………………………

3.2 Proses Penelitian Tindakan Kelas ………………………………………

4.1. Ketuntasan Belajar Pretest Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun

Ajaran 2011/2012 ………………………………………………………

4.2 Ketuntasan Belajar Siklus I Pertemuan Pertama Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………

4. 3 Ketuntasan Belajar Siklus I Pertemuan Kedua Siswa Kelas

V SD negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012 ………………………….

4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I Pertemuan Ketiga Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………….……………

4.5 Ketuntasan Belajar Siklus II Pertemuan Pertama Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………….……………

4.6 Ketuntasan Belajar Siklus II Pertemuan Kedua Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012………….….…………...

4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II Pertemuan Ketiga Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012 ……………..………….

4.8 Ketuntasan Belajar Siklus III Pertemuan Pertama Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………………………

4.9 Ketuntasan Belajar Siklus III Pertemuan Kedua Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012………………………….

4.10 Ketuntasan Belajar Siklus III Pertemuan Ketiga Siswa Kelas

V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012…………..…………….

4.11 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match ....................................................................................................

4.12 Rata-rata Penilaian Proses Siswa Kelas V SD Negeri Mudal dalam

Pembelajaran IPS Siklus I – III ……………………………………….

32

34

48

55

63

65

67

77

79

81

92

94

96

99

101

Page 16: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xvi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1 Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester …………………………

2 Silabus Pembelajaran………………………………..………….

3. Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match………………………………………..............

4 Lembar Angket Siswa……………………………………

5 Lembar Soal Pretest …………………………………..............

6 Daftar Hadir Pretest …………………………………………………

7 Daftar Nilai Preetest…………………………………………….

8 Skenario Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ……..

9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I …………………..

10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II …………………

11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ………………..

12 Daftar presensi Siklus I …………………………….................

13 Daftar presensi Siklus II ……………………………………….

14 Daftar presensi Siklus III ……………………………………….

15 Rekapitulasi Penilaian Proses Siklus I …………………………

16 Rekapitulasi Penilaian Proses Siklus II …………………………

17 Rekapitulasi Penilaian Proses Siklus III ………………………..

18 Rekapitulisasi Nilai Pretest, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ……..……

19 Rekapitulisasi Hasil Observasi Siklus I…………………………

20 Rekapitulisasi Hasil Observasi Siklus II…………………………

21 Rekapitulisasi Hasil Observasi Siklus III………………………

22 Hasil Angket Sikap Siswa Siklus I….........................................

23 Hasil Angket Sikap Siswa Siklus II …..…………………………

24 Hasil Angket Sikap Siswa Siklus III.……………………………

25 Contoh Hasil Observasi Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A Match Siklus I ………………………………………..

26 Contoh Hasil Observasi Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A Match Siklus II ……………………………………

113

114

116

119

120

122

123

124

127

164

201

238

239

240

241

242

243

244

246

247

248

249

250

251

252

253

Page 17: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

xvii

27 Contoh Hasil Observasi Pelaksanaan pembelajaran Kooperatif Tipe Make

A Match Siklus III ………………………

28 Contoh Lembar Angket Sikap siswa Siklus I…………………..

29 Contoh Lembar Angket Sikap siswa Siklus II……………………

30 Contoh Lembar Angket Sikap siswa Siklus III…………………

31 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Siklus I …………………………

32 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Siklus II ………………………

33 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Siklus III ………………………

34 Surat ijin Menggunakan SD ……………………………………

35 Surat Keterangan Penelitian ……………………………………

36 Foto Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A

Match …………………………………………………………..

254

255

256

257

258

260

262

264

265

266

Page 18: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini mata pelajaran IPS masih merupakan mata pelajaran yang

tidak terlalu disukai dan dianggap tidak penting bagi peserta didik. Pelajaran

membaca, menulis dan berhitung lebih disukai dan diperhatikan daripada

pelajaran IPS, karena pelajaran tersebut lebih pasti dan tegas. Dalam pelajaran IPS

juga sering terdapat konsep-konsep yang abstrak sehingga apa yang dipelajari

sulit dimengerti karena tidak ada batasan-batasan yang tegas. Selain itu dalam

pelajaran IPS juga banyak terdapat bahan belajar yang sudah peserta didik

ketahui karena merupakan kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

IPS sebagai salah satu pelajaran di Sekolah Dasar yang mengajarkan

peserta didik untuk bersosialisasi, baik dengan teman, dengan guru, maupun

dengan masyarakat. Selain itu IPS juga membekali peserta didik tentang

kehidupan bermasyarakat yang penuh tantangan. Dengan IPS peserta didik

diharapkan akan lebih peka dan tanggap terhadap masalah-masalah yang sering

terjadi di masyarakat, sehingga ia akan mampu menjadi manusia yang sesuai

dengan tuntutan masyarakat.

IPS sebenarnya bukan merupakan mata pelajaran yang membosankan

apabila bahan belajar dalam IPS disajikan dalam bentuk yang menarik. Dalam hal

ini peran seorang guru sangat penting dalam menanggulangi peserta didiknya

yang merasa bosan terhadap pelajaran IPS. Guru dianjurkan untuk

memperlihatkan semangat yang tinggi, agar dalam diri peserta didik juga timbul

semangat yang tinggi untuk belajar IPS. Selain itu guru juga harus terampil dalam

hal pemilihan media, metode maupun model pembelajaran yang akan digunakan

dalam kegiatan belajar IPS. Ketepatan dalam pemilihan model pembelajaran akan

mempengaruhi berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran.Namun demikian

pemilihan media, metode, maupun model pembelajaran harus tetap

memperhatikan karakteristik dari peserta didikagar keberhasilan pembelajaran

dapat tercapai.

Page 19: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

2

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPS adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

(mencari pasangan). Make A Match merupakan salah satu tipe dari pembelajaran

kooperatif. Make A Match dikembangkan oleh Larana Curran. Salah satu

keunggulan Make AMatch adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

(Sugiyanto, 2008: 47). DenganMake A Match, siswa mencari pasangan sambil

belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan,

Make A Matchjugaakan mendorong peserta didik untuk dapat bersosialisasi dan

bekerja sama dengan temannya, dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan usia anak didik. Selanjutnya kelebihan metode Make A

Match menurut Amin (2011) adalah sebagai berikut: a) dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; b) karena ada unsur

permainan, metode ini menyenangkan; c) meningkatkan pemahaman siswa

terhadap materi yang dipelajari; d) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

terutama jika; e) efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi; f) efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar

SD Negeri Mudal merupakan satuan pendidikan di UPT Pendidikan dan

Kebudayaan Purworejo, yang terletak di Kecamatan Purworejo, Kabupaten

Purworejo. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Mudal masih kurang maksimal

khususnya dalam mata pelajaran IPS tentangpenggunaan metode, media, dan

model pembelajaran.Metodepembelajaran yang lebih sering digunakanoleh

guruadalah metode ceramah, pemberian tugas dan kerja kelompok. Sedangkan

media pembelajaran yang lebih sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran

IPS yaitu LKS, dan buku-buku pelajaran. Model pembelajaran, yang digunakan

guru masih bersifat tradisional, yaitu pembelajaran yang berpusat pada

guru.Penggunaan metode, media, dan model pembelajaran yang kurang menarik

dan bervariatif menyebabkan kurangnya antusias peserta didikdalam mengikuti

pelajaran IPS, sehingga hasil belajar menjadi kurang maksimal.Hal ini terbukti

dari hasil analisis nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) padamata pelajaran IPS

Page 20: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

3

di kelas V semester I,diketahui bahwa siswa yang tuntasada 14 dari 21 siswa,

dengan rincian siswa yang mendapat nilai 60 ada 14 anak, dan 7 anak mendapat

nilai < 60. Nilai rata-ratanya 69,1. Adapun daftar nilai Ulangan Tengah Semester

(UTS) pada mata pelajaran IPS di kelas V semester I SD Negeri Mudal

terdapatpadalampiran 1, halaman113. Dari hasil observasi tersebut menurut

peneliti kegiatan belajar mengajar di SD Negeri mudal perlu untuk ditingkatkan

demi memaksimalkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dalam pembelajaran IPS siswa kelas V di SD Negeri Mudal.

Materi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah materi pada semester II

tentang perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Dengan

penggunaan Make A Matchpeneliti berharap pembelajaran IPS di SD Mudal

khususnya pada siswa kelas V semester II dapat meningkat, serta hubungan sosial

dan kerja sama diantara siswa juga akan meningkat. Oleh karena itu peneliti

memilih judul penelitian tentang “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Make A Match dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Negeri

Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan Model Pembelajaran KooperatifTipe Make A

Matchdapatmeningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Mudal

Tahun Ajaran 2011/ 2012?

2. Apakah kendala dan solusi dalam penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make A Match dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD

Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012?

Page 21: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkanpembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Mudal Tahun

Ajaran 2011/ 2012 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match.

2. Menemukan kendala dan solusi penggunaan model pembelakartan kooperatif

tipe Make A Match dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V SD

Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan bermanfaat dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk peningkatan dunia

pendidikan khususnya untuk meningkatkan pembelajaran IPSdi Sekolah

Dasar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Memberikan masukan kepada guruyang melakukan Make A

Match dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam mata

pelajaran IPS di Sekolah Dasar.

b. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar

dalampembelajaran IPS, dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam

pembelajaran IPS, dan dapat menumbuhkan hubungan sosial dan kerja

sama yang baik antar siswa.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar.

Page 22: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD

a. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Siswa kelas V SD pada umumnya berusia 10 sampai 11 tahun,

kerja sama yang terjalin diantara mereka sudah cukup baik, rasa ingin tahu

mereka pada umumnya cukup tinggi, dan dalam memilih kelompok belajar

dan teman bermain mereka cenderung memilih teman yang sebaya dengan

mereka.

Pada masa operasi konkret anak dapat melakukan banyak

pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat mereka

lakukan pada masa sebelumnya. Pemahaman tentang konsep ruangan,

kausalitas, kategorisasi, konversi dan penjumlahan lebih baik (Izzaty, dkk,

2008: 106)

Pentahapan perkembangan pribadi secara agak luas menurut

Djaali meliputi tahap: 1) kematangan prenatal (antara umur 2.5 bulan – 9

bulan prenatal); 2) perkembangan vital (sejak lahir – 2 tahun); 3) tahap

perkembangan ingatan (umur 2-3 tahun); 4) tahap perkembangan kekuatan

dan imajinasi (mulai umur 3-4 tahun); 5) tahap perkembangan pengamatan

(umur 4-6 tahun); 6) tahap perkembangan itelektual (antara umur 6 atau 7

tahun-12 atau 13 tahun), masa intelektual ini meliputi masa siap sekolah,

dan masa anak bersekolah (umur 7-12 tahun);7) tahap perkembangan

praremaja (umur 13-16 tahun); 8) tahap perkembangan remaja (antara

umur 16-20 tahun)(2009: 27-28).

Selanjutnya Djaali (2009: 27) menjelaskan beberapa ciri pribadi

anak pada masa intelektual antara lain sebagai berikut: a) kritis dan

realistis; b) banyak ingin tahu dan suka belajar; c)ada perhatian terhadap

hal-hal yang praktis dan konkret dalam kehidupan sehari-hari; d) mulai

timbul minat terhadap bidang-bidang pelajaran tertentu; e) sampai umur

Page 23: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

6

11, tahun anak suka minta bantuan kepada orang dewasa dalam

menyelesaikan tugas belajar; f) mendambakan angka raport yang tinggi

tanpa memikirkan tingkat prestasi belajarnya; g) setelah umur 11 tahun,

anak mulai ingin bekerja sendiri dalam menyelesaikan tugas belajarnya; h)

anak suka berkelompok dan memilih teman sebaya dalam bermain dan

belajar; i) masa pueral (umur 11 atau 12 tahun). Beberapa ciri pribadi anak

masa pueral antara lain mempunyai harga diri yang kuat, inginberkuasa

dan menjadi juara, tingkah lakunya sering berorientasi kepada orang lain,

suka bersaing, suka bergaya tetapi penakut, dan suka memerankan tokoh

besar.

Menurut Piaget ada empat tahap perkembangan kognitif anak

yaitu: (1) tahap sensori-motorik, anak berusia sekitar 0 sampai 2 tahun, (2)

tahap praoperasional, usia anak 2 sampai 7 tahun, (3) tahap konkret-

operasional, anak berusia 7 sampai 11 tahun, dan (4) tahap formal

operasional, anak berusia sekitar 11 tahun atau lebih (Abdurrahman, 2003:

86).

Berdasarkan karakteristik siswa Sekolah Dasar yang telah

diungkapkan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V

Sekolah Dasar termasuk ke dalam golongan masa operasi konkret atau

masa intelektual. Pada masa ini, anak bersikap kritis dan realistis, serta

masih membutuhkan bimbingan atau bantuan dari orang dewasa dalam

belajar, serta pemikirannya masih terbatas mengenai benda nyatayang

dapat mereka lihat.

b. IPS

1) Pengertian IPS

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

SD/ MI/ SDLB sampai SMP/ MTs/ SMPLB. IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

social. Pada jenjang SD/ MI mata pelajaran IPS memuat materi

geografi, Sejarah, Sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

Page 24: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

7

peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia

yang demokratik yang demokratiks, dan bertanggung jawab, serta

warga Negara yang cinta damai. (KTSP, 2007: 121)

Pengertian IPS lebih lanjut dikemukakan oleh Sumaatmadja

(2008) bahwa:

Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannnya. IPS berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materialnya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya. Pokoknya mempelajari, menelaah, mengkaji system kehidupan manusia di permukaan bumi ini, itulah hakikat yang dipelajari pada pengajaran IPS(Gunawan, 2011: 19).

Berdasarkan pengertian tentang IPS diatas maka dapat

disimpulkan bahwa IPS adalah suatu cara manusia menggunakan usaha

memenuhi kebutuhan materialnya, memenuhi kebutuhan budayanya,

kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di

permukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan

lain sebagainya.

2) Tujuan IPS

Tujuan IPS dijelaskan dalam KTSP (2007: 121),yaitu IPS

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)

Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis

dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan

ketrampilan dalam kehidupan social; 3) Memiliki komitmen dan

kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan; 4) Memiliki

kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan global.

Selanjutnya Gunawan (2011) menjelaskan bahwa secara

keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut: 1)

Page 25: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

8

Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak di masyarakat; 2) Membekali anak didik dengan

kemampuan , mengidentifikasi, menganalisis, dan menyususn alternatif

pemecahan masalah social yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat

; 3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang

keahlian; 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental

yang positif dan ketrampilan dalam pemanfaatan lingkungan hidup

yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut; 5) Membekali anak didik

dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS

sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Berdasarkan uraian tentang tujuan IPSdiatas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan IPS adalah untuk membekali siswa menjadi

pribadi yang bertanggung jawab serta sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masyarakat; membekali anak didik dengan kemampuan

, mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan

masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat ;membekali

anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga

masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang

keahlian;membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang

positif dan ketrampilan dalam pemanfaatan lingkungan hidup yang

menjadi bagian dari kehidupan tersebut;membekali anak didik dengan

kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai

dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Berdasarkan tujuan tersebut di atas, penelitian ini lebih

memfokuskan pada tujuan IPS yaitu membekali anak didik dengan

kemampuan, mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative

pemecahan masalah sosialyang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

Page 26: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

9

3) Ruang Lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPSdalam KTSP (2007:

121)meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Manusia, tempat, dan

lingkungan; b) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan; c) Sistem social

dan budaya; dan d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Selanjutnya Gunawan (2011: 42) menjelaskan bahwa ruang

lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a)

Manusia, tempat, dan lingkungan; b) Waktu, keberlanjutan, dan

perubahan; c) Sistem social dan budaya; d) Perilaku ekonomi dan

kesejahteraan;

Berdasarkan uraian tentang ruang lingkup IPS tersebut,maka

dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS meliputi: manusia, tempat,

dan lingkungan; waktu, keberlanjutan, dan perubahan; Sistem social

dan budaya; dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Selanjutnya

dalam penelitian ini, ruang lingkup yang akan digunakan oleh peneliti

adalahmanusia, tempat, dan lingkungan. Adapun materi yang akan

digunakan adalah perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia.

4) Silabus IPS

Silabus yang akan digunakan oleh peneliti dalam Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah silabus kelas V Sekolah Dasar pada semester

II, yang tercantum dalamBadan Standar Nasional Pendidikan (2008: 37-

39). Berikut ini adalah penjabaran silabusIPS Kelas V Sekolah Dasar

padasemester II, yang berupa Standar Kompetensi dan Kompetensi

dasar.

Page 27: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

10

Tabel 2.1Silabus IPS Kelas V Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalammempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia.

2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang

2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia

2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Berdasarkan silabus pada tabel 2.1, pada penelitian ini peneliti

hanya akan menekankan pada kompetensi dasar 2.4, yaitu menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

5) Materi IPS

Materi yang akan digunakan untuk mengadakan Penelitian

Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri Mudal adalah tentang perjuangan

para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.Adapun materipokok

yang akan disampaikanpada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perjuangan Para Tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

(1) Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

(2) Peristiwa di daerah-daerah dalam mempertahankan kemerdekaan

(Bandung Lautan Api, Pertempuran Ambarawa, pertempuran medan

area, Pertempuran lima hari di Semarang)

(3) Agresi Militer Belanda

(a) Agresi Militer Belanda I

(b) Aggresi Militer Belanda II

Page 28: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

11

(4) Usaha perdamaian melalui perundingan (perjanjian Linggarjati,

Perjanjian Renville, Perjanjian Roem Royen,dan Konferensi meja

bundar)

(5) Pengakuan kedaulatan

(6) Menghargai jasa tokoh-tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan (Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Jendral

Sudirman, Bung Tomo, Sri Sultan Hamengku Buwono IX)

c. Hakekat Pembelajaran

1) Pengertian Pembelajaran

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 1), pembelajaran adalah cara

guru mengajar dengan menciptakan situasi dan kondisi belajar yang

memungkinkan siswa dapat memperolah pengalaman belajar sesuai

dengan tujuan. Seorang guru untuk dapat mencapai tujuan dalam

kegiatan pembelajaran melakukan berbagai ragam pembelajaran, dari

pembelajaran yang sederhana sampai yang komplek.

Winataputra, dkk (2007: 1.18) menjelaskan, “Pembelajaran

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi,

dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta

didik”.Dengan adanya fasilitas yang diberikan oleh guru maka akan

memudahkan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ketepatan pembelajarn yang digunakan, dapat mempengaruhi intensitas

dan kualitas belajar peserta didik.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi

transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa,

maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Hernawan, 2010: 11.3). Proses komunikasi yang dimaksud

adalah proses komunikasi yang berhubungan dengan apa yang

dipelajari oleh peserta didik.

Berdasarkan ketiga pengertian tentang pembelajaran tersebut,

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang

Page 29: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

12

dilakukan oleh guru dengan siswa dengan menggunakan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar untuk dapat memperoleh pengalaman

belajar.

2) Ciri Pembelajaran

Winataputra, dkk (2007: 1.20) menjelaskan bahwa ciri utama

pembelajaran adalah inisiasi, fasilitas, peningkatan proses belajar siswa,

interaksi yang sengaja diprogramkan, dan adanya komponen-komponen

yang saling terkait satu sama lain. Selanjutnya Winataputra, dkk (2007:

1.20) menjelaskan ciri lain dari pembelajaran yaitu adanya komponen-

komponen yang saling terkait satu sama lain, komponen tersebut adalah

tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik, pembelajaran adalah

dialog interaktif, dan pembelajaran merupakan proses organik dan

konstruktif (Suprijono, 2011:13)

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

ciri pembelajaran adanya inisiasi, fasilitas, peningkatan proses belajar

siswa, interaksi yang sengaja diprogramkan, berpusat pada siswa,

merupakan dialog interaktif, merupakan proses organik dan konstruktif,

dan adanya komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain.

Dengan adanya keterkaitan antar komponen maka diharapkan dalam

kegiatan pembelajaran komponen-komponen tersebut dapat saling

berhubungan dan berinteraksi dengan baik, agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

3) Tujuan Pembelajaran

Menurut Sumiati dan Asra (2009: 3), Kegiatan pembelajaran

pada hakekatnya untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa

sesuai dengan tujuan. Selanjutnya Winataputra, dkk menjelaskan bahwa

tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang

Page 30: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

13

diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran

tertentu(2007: 1.21).

Berdasarkan tujuan pembelajaran diatas maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah untuk memberikan

pengalaman belajar sehingga siswa mempunyai kemampuan atau

kompetensi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4) Pengertian Belajar

Belajar merupakan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap

kondisi atau situasi di sekitar kita, dalam proses ini termasuk

mendapatkan pengertian dan sikap yang baru. Dengan demikian, terjadi

perubahan perilaku yang sebelumnya tidak mengenal atau mengerti

menjadi mengerti terhadap sesuatu hal(Djaali, 2009). Individu yang

tadinya belum mengerti atau tahu tentang berbagai pengetahuan,

dengan belajar, mereka akan menjadi tahu. Selain itu seorang individu

juga akan mengalami perubahan dalam tingkah lakunya setelah belajar

tentang suatu hal.

Winataputra, dkk (2007: 1.4) menyatakan bahwa, “Belajar

diartikan sebagai proses mendapatkan pengetahuan dengan membaca

dan menggunakan pengalaman sebagai pengetahuan yang memandu

perilaku pada masa yang akan datang”. Membaca sebagai bagian dari

cara seseorang dalam belajar, dengan membaca seseorang akan tahu apa

maksud dari bacaan yang ia baca. Dengan demikian pembaca juga akan

mendapat pengetahuan dari bacaan yang dibacanya.

Seseorang akan mendapat pengetahuan baru setelah ia

mengalami suatu pengalaman. Hal ini sejalan dengan pengertian belajar

menurut Morgan, belajar adalah perubahan tingkah laku yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalaman (Suprijono, 2011: 3).

Berdasarkan ketiga pengertian belajar yang dikemukakan oleh

para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses

Page 31: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

14

perubahan tingkah laku seseorang yang diperoleh dari membaca dan

hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.

5) Hasil Belajar

Menurut Abdurahman, hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setelah melakukan

kegiatan belajar maka diharapkan anak akan memiliki kemampuan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya

(2003: 37).

A.J. Romiszowski (1981) menjelaskan bahwa hasil belajar

merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan

(inputs). Masukan dari system tersebut berupa bermacam-macam

informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja

(performance)(Abdurahman, 2003: 38).

Suprijono menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan

ketrampilan (2001: 5).

Berdasarkan berbagai pendapat tentang hasil belajar maka

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang

akan diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, yang berupa

perbuatan atau kinerja, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, dan ketrampilan yang sesuai dengan yjujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan sebelumnya.

6) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Djaali (2009: 99-100) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pencapaian hasil belajar berasal dari dalam diri orang

yang belajar dan dari luar dirinya, antara lain: a) faktor dari dalam diri:

kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, dan cara belajar;b) faktor

dari luar diri: keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Page 32: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

15

Sumiati dan Asra (2009: 59-60) menjelaskan bahwa ada

beberapa faktor dalam belajar, yaitu: motivasi untuk belajar; tujuan

yang hendak dicapai; dan situasi yang mempengaruhi proses belajar

pada siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses

belajar, guru yang memberi pelajaran, teman belajar dan bergaul, serta

program belajar yang ditempuh.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor dari dalam diri,

yaitu kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, sikap, konsep diri serta

cara belajar; dan faktor dari luar diri yaitu: keluarga, sekolah,

masyarakat, dan lingkungan sekitar. Berdasarkan faktor-faktor tersebut,

maka peneliti menetapkan faktor yang akan ditekankan dalam

penelitian ini adalah faktor dari sekolah, dalam hal ini guru.

d. Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Pembelajaran di sekolah dasar, dalam hal ini IPS, harus

memperhatikan kebutuhan anak (siswa), khususnya siswa kelas V yang

berusia sekitar 11 tahun. Anak-anak pada usia tersebut berada dalam

kelompok operasi konkret. Pada masa operasi konkret, anak bersikap kritis

dan realistis, serta masih membutuhkan bimbingan atau bantuan dari orang

dewasa dalam belajar, serta pemikirannya masih terbatas mengenai benda

nyatayang dapat mereka lihat.

Konsep-konsep pada mata pelajaran IPS seperti manusia, tempat,

dan lingkungan; waktu, keberlanjutan, dan perubahan; sistem social dan

budaya; dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan masih bersifat abstark

bagi siswa, padahal berdasarkan usianya, siswa di sekolah dasar

pemikirannya masih terbatas mengenai benda nyata yang mereka lihat.

Oleh sebab itu guru harus dapat memfasilitasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran.Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

oleh guru dengan siswa dengan menggunakan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar untuk dapat memperoleh pengalaman belajar.

Page 33: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

16

Pengalaman belajar siswa telah ditentukan dalam tujuan pembelajaran,

untuk mencapai tujuan tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran harus

sesuai dengan kebutuhan anak. Tujuan pembelajaran, termasuk IPS

berorientasi pada siswa yang meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Peningkatan pembelajaran IPS khususnya pada siswa kelas V SD

dapat dilihat melalui proses dan hasil belajar. Peningkatan pada proses

pembelajaran dapat diamati melalui keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran, sedangkan pada hasil belajar dapat diamati melalui nilai tes atau

evaluasi yang diadakan setelah pembelajaran. Apabila proses dan hasil

belajar siswa telah sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka dapat

dikatakan bahwa pembelajaran juga mengalami peningkatan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

a. Model Pembelajaran

1) Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurutJoice dan Weil adalah suatu

pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan

digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran,

dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya, dalam

penerapannya model pembelajaran ini harus disesuaikan dengan

kebutuhan siswa(Isjoni, 2011: 73).

Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar(Suprijono, 2011: 46).

Selanjutnya menurut Winataputra (2001), model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

Page 34: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

17

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

dan melaksanakan aktivitas pembelajaran(Sugiyanto, 2008: 7).

Berdasarkan uraian tentang pengertian model pembelajaran,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola yang

direncanakan oleh para pengajar untuk melaksanakan pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan siswa atau peserta didik sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2) Jenis-jenis Model Pembelajaran

Bertitik tolak pada proporsi-proporsi Kontruktivisme

berbagai model dikembangkan, yaitu: model pembelajaran langsung,

model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis

masalah (Suprijono, 2011: 78).

Sugiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa ada banyak model

atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam

mengoptimalkan hasil belajar siswa, yaitu: model pembelajaran

kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran

quantum, model pembelajaran terpadu, dan pembelajaran berbasis

masalah.Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan tipe Make

A Match.

b. Pembelajaran Kooperatif

1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooparatif

(Cooperativ learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus

pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”(2008:

35). Kegiatan pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui

pembentukan kelompok-kelompok kecil, dimana setiap anggota

Page 35: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

18

kelompok saling bekerja sama untuk mencapai hasil belajar yang

maksimal dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Nurhadi dan Senduk mengemukakan bahwa “Pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan

interaksi yang silih asuhsehingga sumber belajar bagi siswa bukan

hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa” (Wena, 2009).

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif akan menciptakan interaksi

antar anggota kelompok yang berupa kerja sama antar anggota

kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru,

dalam hal ini kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa.

Selanjutnya Lie menyebutkan pembelajaran kooperatif

dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur

(Isjoni, 2011: 23). Pembelajaran kooperatif disebut pembelajaran

gotong royong karena dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik

saling bekerjasama atau saling membantu dalam menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran kooperatif di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang dilaksanakan melalui pembentukan kelompok

kecil, dimana setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk

mencapai tujuan belajar.

2) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif mempunyai unsur-unsur yang saling

terkait satu sama lain. Menurut Nurhadi, Senduk dan Lie (2003), ada

berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu: saling ketergantungan positif (Positive

Interdepedence), Interaksi tatap muka (face to face interaction),

akuntabilitas individual (individual accountability), dan ketrampilan

Page 36: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

19

untuk menjalin hubungan antar pribadi atau ketrampilan sosialyang

secara sengaja diajarkan ( use of collarative skill)) (Wena, 2009)

Selanjutnya Isjoni menjelaskan bahwa prinsip pembelajaran

kooperatif yaitu: Positive Interdepedence, Interaction face to face,

adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam

anggota kelompok, membutuhkan keluwesan, meningkatkan

ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses

kelompok)(2011: 60).

Pembelajaran kooperatif dapat berjalan secara maksimal

apabila unsur-unsur yang harus ada dalam pembelajaran kooperatif

diterapkan dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Roger dan

David, bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsure

dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan, lima unsur tersebut

yaitu: Positive Interdepedence(saling ketergantungan positif), personal

responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face promotive

interaction (interaksi promotif), interpersonal skill (komunikasi antar

anggota), dan group processing (pemrosesan kelompok)(Suprijono,

2011; 58).

Selanjutnya Huda (2011: 46) menjelaskan bahwa ada

beberapa elemen dasar yang membuat pembelajaran kooperatif lebih

produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan

individual. Elemen tersebut antara lain: interpedensi positif (Positive

interpendence), interaksi promotif (promotive interaction),

ketrampilan interpersonal dan kelompok kecil (interpersonal and

small- group skill), pemrosesan kelompok (group processing).

Berdasarkan uraian tentang unsur-unsur dalam pembelajaran

kooperatif, maka dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembelajaran

kooperatif meliputi: adanya saling ketergantungan positif, adanya

tanggung jawab perseorangan, adanya interaksi tatap muka, adanya

hubungan kerja sama antar kelompok.

Page 37: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

20

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Suprijono menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,

toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan

social (2011: 61). Berdasarkan pernyataan tersebut telah dijelaskan

bahwa pembelajaran kooperatif bertujuan untuk: meningkatnya hasil

belajar; meningkatkan toleransi antar anggota kelompok;

menumbuhkan sikap menerima perbedaan yang ada dalam kelompok;

serta dapat menngembangkan ketrampilan social, misalnya kerja sama

antar anggota kelompok.

Selanjutnya Jhonson (1993) mengemukakan bahwa

pembelajaran kooperatif menghasilkan peningkatan kemampuan

akademik; meningkatkan kemampuan berpikir kritis; membentuk

hubungan persahabatan; menimba berbagai informasi; belajar

menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa;

memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah

laku yang kurang baik; serta membantu siswa dalam menghargai

pikiran pokok orang lain (Isjoni, 2011: 35).

Berdasarkan uraian tentang tujuan pembelajaran kooperatif di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif

adalah menghasilkan peningkatan kemampuan akademik;

meningkatkan kemampuan berpikir kritis; membentuk hubungan

persahabatan; menimba berbagai informasi; belajar menggunakan

sopan santun; memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar

mengurangi tingkah laku yang kurang baik; serta membantu siswa

dalam menghargai pikiran pokok orang lain; meningkatkan toleransi

antar anggota kelompok; menumbuhkan sikap menerima perbedaan

yang ada dalam kelompok; serta dapat menngembangkan ketrampilan

sosial.

Page 38: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

21

4) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya mengemukakan bahwa “Prosedur pembelajaran

kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu: a)

penjelasan materi; b) belajar dalam kelompok; c) penilaian; dan d)

pengakuan tim (2009).

Suprijono menjelaskan fase-fase pembelajaran kooperatif,

yaitu: a) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik,

menyajikan informasi, mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim

belajar, membantu kerja tim dan belajar, mengevaluasi, dan

memberikan pengakuan atau penghargaan (2011: 65).

Selanjutnya Lie (2000)menjelaskan bahwa dalam

pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif ada tiga hal yang

perlu diperhatikan, yaitu: pengelompokan, pemberian motivasi kepada

kelompok, dan penataan ruang kelas (Isjoni, 2011: 94).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif yaitu: a)

penjelasan materi; b) belajar dalam kelompok; c) penilaian; dan d)

pengakuan tim.

5) Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif

Sugiyanto mengemukakan empat metode dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu: a) Metode STAD (Student

Achievemen Divisions); b) Metode Jigsaw; c) Metode GI (Group

Investigation); d) Metode sruktural. Teknik-teknik pembelajaran

sruktural contohnya; mencari pasangan (Make A Match), bertukar

pasangan, berkirim salam dan soal, bercerita berpasangan, dua tinggal

dua tamu, keliling kelompok, kancing gemerincing (2008: 42).

Isjoni mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif

terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu: a)

Student Achievemen Divisions (STAD), b) Jigsaw, c) Teams-Games

Page 39: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

22

Tournaments, d) Group Investigation, e) Rotating Trio Exchange, dan

f) Group Resume (2011: 73).

Metode-metode pembelajaran kooperatif menurut Slavin

(2005: 9-10), yaitu: a) Pembelajaran Tim Siswa, b) Student

Achievemen Divisions (STAD), c) Teams-Games Tournaments (TGT),

d) Jigsaw, e) Cooperative Integrated reading and composition

(CIRC), f) Team Accelerated Instruction (TAI)

Berdasarkan uraian tentang jenis-jenis pembelajaran

kooperatif diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:a) Metode STAD (Student

Achievemen Divisions), b) Metode Jigsaw, c) Metode GI (Group

Investigation), d) Metode sruktural, e) Cooperative Integrated reading

and composition (CIRC), f) Team Accelerated Instruction (TAI), g)

Teams-Games Tournaments (TGT), h) Pembelajaran Tim Siswa.

Berdasarkan jenis-jenis pembelajaran kooperatif diatas, maka

peneliti akan menggunakan jenis pembelajaran kooperatif dengan

metode struktural. Adapun teknik-teknik dalam metode struktural

antara lain, mencari pasangan (Make A Match), berkirim soal,

bercerita berpasangan, dua tinggal dua tamu, killing kelompok, dan

kancing gemerincing ( Sugiyanto, 2008). Pada penelitian ini peneliti

memilih pembelajaran kooperatif metode structural dengan tipe Make

A Match.

c. Make A Match

1) Pengertian

Make A Match merupakan salah satu tipe dari pembelajaran

kooperatif. Make A Match dikembangkan oleh Larana Curran. Salah

satu keunggulan Make AMatch adalah siswa mencari pasangan sambil

belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. (Sugiyanto, 2008: 47)

Page 40: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

23

Selanjutnya Huda(2011: 135) menjelaskan bahwa Make A

Match (mencari pasangan), yaitu siswa mencari pasangan sambil

mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana

yangmenyenangkan. Make A Match bisa diterapkan untuk semua mata

pelajaran dan tingkatan kelas.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwaMake A

Match adalah suatu tipe pembelajaran yang menyenangkana dimana

siswa mencari pasangan sambil belajar tentang suatu konsep atau

topik tertentu.

2) Tujuan Make A Match

Suprijono menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif

dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,

toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan

sosial. Sejalan dengan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan Make A Match juga hampir sama dengan tujuan

pembelajaran kooperatif, karena Make A Match merupakan salah satu

tipe dari pembelajaran kooperatif(2011: 61).

Selanjutnya Amin (2011)menjelaskan bahwa ada tiga tujuan

penerapan metode Make AMatch, yaitu: (a) pendalaman materi; (b)

menggali materi; dan (c) untuk selingan. Tujuan Make A Match

sebagai pendalaman materi siswa melatih penguasanaan materi

dengan cara memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Jika tujuan

ini yang akan digunakan, maka siswa harus membekali dulu dengan

materi yang akan dilatihkan. Tujuan Make A Match untuk menggali

materi yaitu siswa tidak perlu dibekali dengan materi, karena siswa

sendiri yang akan membekali dirinya sendiri. Siswa diminta untuk

mencocokkan atau memasangkan kartu yang sesuai. Siswa yang sudah

menemukan pasangannya, secara otomatis menjadi satu

kelompok.Metode Make AMatch juga dapat dipakai sebagai metode

Page 41: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

24

selingan. Teknik yang dipakai sama dengan teknik mencari pasangan

untuk mendalami materi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tujuan Make A Match adalah: menghasilkan peningkatan kemampuan

akademikdalam pembelajaran melalui Make A Match, yang dapat

dilakukan denganpendalaman materi,menggali materi dan untuk

selingan; meningkatkan kemampuan berpikir kritis; membentuk

hubungan persahabatan; menimba berbagai informasi; belajar

menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa; membantu

siswa dalam menghargai pikiran pokok orang lain; meningkatkan

toleransi antar anggota kelompok; menumbuhkan sikap menerima

perbedaan yang ada dalam kelompok; serta dapat mengembangkan

ketrampilan social, .

3) Langkah-langkah Make A Match

Sugiyanto (2008: 47)menjelaskan tentang langkah-langkah

pembelajaran Make A Match yang antara lain sebagai berikut: a) Guru

menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik; b)

Setiap siswa mendapat satu buah kartu; c) Setiap siswa mencari

pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya; d)

Siswa bisa juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang

memegang kartu yang cocok; e) Siswa menyelesaikan tugas secara

bersama-sama; dan f) Presentasi hasil kelompok atau kuis.

Selanjutnya Huda (2011: 135)menjelaskan tentang prosedur

pembelajaran mencari pasangan(Make A Match) antara lain: a) Guru

menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa topik yang mungkin

cocok untuk sesi review (menjelang tes atau ujian); b) Setiap siswa

mendapat satu buah kartu; c) Setiap siswa mencari pasangan yang

mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya; d) Siswa bisa juga

bergabung dengan 2 atau 3 siswa lain yang memegang kartu yang

berhubungan.

Page 42: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

25

Menurut Dzaki (2009), langkah-langkah pembelajaran tipe

Make A Match, yaitu: a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

beberapa konsep/topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi kartu

berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban); b) Setiap

siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari

kartu yang dipegang; c) Siswa mencari pasangan yang mempunyai

kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal/kartu jawaban); d)

Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi

poin; e) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa

mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya;

dan f) Kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

langkah-langkah pembelajaran Make AMatch adalah:a) guru

menyiapkan kartu; b) pembagian kartu; c) mencari pasangan; d)

pemberian poin; e) diskusi; f) presentasi; dan g) kuis atau evaluasi.

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, peneliti akan

menggunakan langkah-langkah tersebut dalam penelitian ini. Adapun

penjelasan dari masing-masing langkah adalah sebagai berikut: a)

guru menunjukkan kartu, guru sebelumnya menyiapkan kartu yang

berupa kartu soal dan kartu jawaban, kemudian guru menunjukkannya

kepada siswa; b) membagikan kartu, pada langkah ini guru

membagikan kartu kepada masing-masing siswa satu buah kartu, yaitu

berupa kartu soal atau kartu jawaban; c) mencari pasangan, siswa

mencari pasangan sesuai dengan kartu yang dipegangnya, siswa yang

mendapat kartu soal mencari pasangan dengan siswa yang mendapat

kartu jawaban; d) pemberian poin, guru memberikan poin kepada

pasangan yang berhasil mendapat pasangan sebelum batas waktu yang

ditentukan; e) diskusi, bersama teman pasangannya, mereka

bekerjasama untuk menyelesaikan tugas dari guru; f) presentasi, pada

langkah ini siswa mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas,

sedangkan siswa yang lain menanggapi; g) kuis atau evaluasi, pada

Page 43: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

26

langkah ini siswa melaksanakan evaluasi dengan mengerjakan tugas

yang dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran.

4) KelebihandanKekuranganMake A Match

a) Kelebihan Make A Match

Isjoni (2011: 112) mengemukakan bahwa keunggulan

Make A Match adalah siswa mencari pasangan sambil belajar

mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Selain itu juga bisa digunakan dalam semua mata

pelajaran dan untuk semua tingkatan usia. Dengan belajar dalam

suasana yang menyenangkan maka diharapkan kegiatan belajar

mengajar akan menjadi lebih bermakna, sehingga tujuan belajar

akan tercapai.

Selanjutnya Huda (2011: 135) menjelaskan bahwa dalam

Make A Match, siswa mencari pasangan sambil mempelajari suatu

konsep atau topic tertentu dalam suasana yang menyenangkan,

selain itu juga Make A Match bisa diterapkan untuk semua mata

pelajaran dan tingkatan kelas. Penggunaan Make A Match dalam

pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan tingkat usia anak atau

peserta didik.

Menurut Amin (2011) kelebihan metode Make A

Matchadalah sebagai berikut: a) dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik; b) karena ada

unsur permainan, metode ini menyenangkan; c) meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; d) dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa; e) efektif sebagai sarana

melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi; f) efektif melatih

kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kelebihanMake A Match adalah dapat digunakan dalam

semua mata pelajaran dan dalam semua tingkatan kelas, serta siswa

Page 44: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

27

dapat belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang

menyenangkan, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik

secara kognitif maupun fisik;karena ada unsur permainan, metode

ini menyenangkan;meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi yang dipelajari;dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi;efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu

untuk belajar. Berdasarkan kelebihan tersebut peneliti akan

berusaha memaksimalkan kelebihan Make A Match, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b) Kekurangan Make A Match

Menurut Amin (2011), kekurangan Make A Matchadalah

sebagai berikut: a) jika Anda tidak merancangnya dengan baik,

maka banyak waktu terbuang; b) pada awal-awal penerapan metode

ini, banyak siswa yang malu bisa berpasangan dengan lawan

jenisnya; c) jika Anda tidak mengarahkan siswa dengan baik, saat

presentasi banyak siswa yang kurang memperhatikan; d) Anda

harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa

yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu; e)

menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan.

Berdasarkan kekurangan tersebut, maka peneliti akan

berusaha meminimalkan kekurangan yang ada dengan

memaksimalkan kelebihan dari Make A Match.

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Model pembelajaran adalah pola yang direncanakan oleh para

pengajar untuk melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

siswa atau peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Model pembelajaran sangat beragam seperti, model pembelajaran

Page 45: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

28

kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran

quantum, model pembelajaran terpadu, dan pembelajaran berbasis

masalah. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang

dilaksanakan melalui pembentukan kelompok kecil, dimana setiap anggota

kelompok saling bekerjasama untuk mencapai tujuan belajar. Jenis-jenis

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:a) Metode STAD (Student

Achievemen Divisions), b) Metode Jigsaw, c) Metode GI (Group

Investigation), d) Metode sruktural, e) Cooperative Integrated reading and

composition (CIRC), f) Team Accelerated Instruction (TAI), g) Teams-

Games Tournaments (TGT), h) Pembelajaran Tim Siswa.

Make A Match merupakan salah satu tipe dari metode structural.

Make A Match suatu tipe pembelajaran yang menyenangkana dimana

siswa mencari pasangan sambil belajar tentang suatu konsep dalam suatu

mata pelajaran.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu pola yang

direncanakan oleh para pengajar (guru) untuk melaksanakan pembelajaran

melalui kerja sama dalam tim yang dilakukan dengan cara mencari

pasangan terlebih dahulu melalui mencocokan kartu soal dengan kartu

jawaban.

3. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

dalamPeningkatanPembelajaran IPS Siswa Kelas V

Berdasarkan uraian-uraian tentang karakteristik siswa kelas V, IPS,

pembelajaran, model pembelajaran, pembelajaran kooperatif, dan Make A

Match maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match dalampeningkatanpembelajaran IPS siswa

kelas V adalah penggunaan suatu pola yang direncanakan oleh para pengajar

Page 46: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

29

(guru) untuk melaksanakan pembelajaran melalui kerja sama dalam tim yang

dilakukan dengan cara mencari pasangan terlebih dahulu melalui mencocokan

kartu soal dengan kartu jawabanuntuk meningkatkan pengalaman belajar siswa

tentang manusia dan lingkungannya dengan bimbingan atau bantuan dari guru

tentang menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalan penelitian

oleh:Retno Wahyuningsih tentang meningkatkan kualitas pembelajaran Sosiologi

melalui implementasi pendekatan contructivist learning dengan model make a

match di SMA N I Mlati Sleman. Persamaan penelitian ini dengan penelitian

dilaksanakan oleh peneliti adalah: 1) sama-sama menggunakan Make A Match,

dan 2) sama-sama melakukan penelitian yang berkaitan dengan IPS, 3) sama-sama

merupakan penelitian tidakan kelas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: Subyek yang di teliti dalam penelitian ini

adalah siswa SMA, sedangkan subyek yang diteliti oleh peneliti adalah siswa SD.

Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian yang dilaksanakan

peneliti adalah penelitian oleh Nurhasanah tentang efektivitas teknik make a

match untuk meningkatkan kerja sama dan prestasi belajar IPS di SDN 3 Lingsar

Kabupaten Lombok Barat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilaksanakan oleh peneliti adalah: 1) sama-sama menggunakan make a match, 2)

sama-sama meneliti yang berkaitan dengan IPS (materi yang diteliti sama), 3)

sama-sama subyek yang digunakan adalah siswa SD.Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah: penelitian ini

menggunakan penelitian eksperimen semu dengan desain the one-group pre-test

dan post- test, sedangkan penelitian yang dilaksanakan peneliti menggunakan

metode penelitian tindakan kelas.

Page 47: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

30

C. Kerangka Berfikir

Pembelajaran IPS di SD merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan

siswa untuk memperoleh pengalaman belajar tentang manusia dan lingkungannya

dengan bimbingan atau bantuan dari guru untuk memperoleh pengalaman belajar.

Pembelajaran IPS yang dilakukan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Siswa di sekolah dasar berusia sekitar 7-11 tahun (masa operasi konkret), pada masa

ini anak bersikap kritis dan realistis, serta masih membutuhkan bimbingan atau

bantuan dari orang dewasa dalam belajar, serta pemikirannya masih terbatas

mengenai benda nyatayang dapat mereka lihat. Oleh sebab seorang guru harus

dapat menentukan model pembelajaran yang tepat, agar tujuan pembelajaran

dapat dicapai.Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Mudal masih kurang maksimal

khususnya dalam mata pelajaran IPS tentang penggunaan metode, media, dan

model pembelajaran. Metode pembelajaran yang lebih sering digunakanoleh

guruadalah metode ceramah, pemberian tugas dan kerja kelompok. Sedangkan

media pembelajaran yang lebih sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran

IPS yaitu LKS, dan buku-buku pelajaran. Model pembelajaran, yang digunakan

guru hanya berpusat pada guru. Penggunaan metode, media, dan model

pembelajaran yang kurang menarik dan bervariatif menyebabkan kurangnya

antusias peserta didikdalam mengikuti pelajaran IPS, sehingga hasil belajar

menjadi kurang maksimal.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu pola

yang direncanakan oleh para pengajar (guru) untuk melaksanakan pembelajaran

melalui kerja sama dalam tim yang dilakukan dengan cara mencari pasangan

terlebih dahulu melalui mencocokan kartu soal dengan kartu jawaban. Tujuan

Make A Match adalah: menghasilkan peningkatan kemampuan akademikdalam

pembelajaran melalui Make A Match, dapat dilakukan denganpendalaman

materi,menggali materi dan untuk selingan; meningkatkan kemampuan berpikir

kritis; membentuk hubungan persahabatan; menimba berbagai informasi; belajar

menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa; membantu siswa

dalam menghargai pikiran pokok orang lain; meningkatkan toleransi antar anggota

Page 48: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

31

kelompok; menumbuhkan sikap menerima perbedaan yang ada dalam kelompok;

serta dapat mengembangkan ketrampilan social. Adapun kelebihan pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match adalah:siswa dapat belajar mengenai suatu konsep

dalam suasana yang menyenangkan, dapat digunakan dalam semua mata pelajaran

dan dalam semua tingkatan kelas, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa,

baik secara kognitif maupun fisik;karena ada unsur permainan, meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari;dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil

presentasi;efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Matchcocok untuk

digunakan dalam peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V.Karena dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match siswa dapat

belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan, sehingga akan

meningkatkan keaktifan dan kerja sama siswa dalam pembelajaran, khususnya

pada mata pelajaran IPS. Dengan demikian dapat diduga bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe make A Match dapat meningkatkan

pembelajaran IPS, untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dapat dilihat pada

gambar 2.1.

Page 49: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

32

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berfikir di atas, dapat

diajukan hipotesis tindakan, yaitu:penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Matchdengan tepat dapat meningkatkan pembelajaran IPS siswa kelas V

SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012.

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

KONDISI AKHIR

Proses dan hasil pembelajaran IPS siswa kurang maksimal

Guru melakukan tindakan dari siklus I-III dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match

Diduga proses dan hasil pembelajaran IPS siswa lebih meningkat

Page 50: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Setting penelitian ini mengacu pada waktu, tempat penelitian, dan subjek

yang akan diteliti, hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

PenelitianTindakan Kelas ini dilaksanakan di SDNegeriMudal,

khususnya pada siswa kelas VSD Negeri Mudal yang terletak di Kelurahan

Mudal, Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo, tepatnya di Jalan Ismail

Nomor 3 Kelurahan Mudal. SDNegeriMudal memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang

guru,1 ruang kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang dapur dan kantin, 1

gedung untuk rumah penjaga sekolah, dan 1gedung perputakaan. Selain itu,

juga memiliki halaman yang cukup luas, sehingga mempermudah dalam

berbagai kegiatan, seperti upacara, olahraga, dan lain-lain. Kondisi gedung

pada umumnya sudah cukup baik, karena belum lama ini diadakan renovasi

gedung, yaitu gedung untuk ruang kelas, dan pembangunan gedung

perpustakaan yang merupakan bantuan dari pemerintah,sedangkan untuk

gedung-gedung yang lain hanya mengalami kerusakan yang ringan.

Sekolah Dasar Negeri Mudal terletak jauh dari keramaian kota,yaitu

kurang lebih 3km dari pasat kota kabupaten, sehingga situasinya cukup

tenang dan sangat mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Namun demikian letaknya mudah terjangkau karena berada di tepi jalan desa,

dan berdekatan dengan kantor Kelurahan Mudal.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian berlangsung pada semester II tahun ajaran

2011/2012, tepatnya pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei. Sebelum

melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat proposal penelitian,

pelaksanaan penelitian, analisis data, pembuatan laporan dan lai-lain. Adapun

jadwal kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat pada gambar 3.1.

Page 51: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

34

Kegiatan Des 2011

Jan 2012

Feb 2012

Mar 2012

Apr 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012

Agt 2012

Sep 2012

0kt 2012

Persiapan

Observasi dan wawancara

Identifikasi masalah

Menyusun proposal

Seminar Proposal

Revisi dan Pengiriman proposal

Pelaksanaan

Koordinasi perijinan

Menyiapkan Kelas dan alat

Siklus I

a. Rencana

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

Siklus II

a. Rencana

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

Siklus III

a. Rencana

b. Tindakan

c. Observasi

d. Refleksi

Analisis Data

Pembuatan draf laporan

Konsultasi Jurnal

Ujian/ seminar Laporan

Revisi Laporan

Penggandaan laporan

Gambar 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Page 52: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

35

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian menurut Amirin (2009) adalah sesuatu, baik orang,

benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan

diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya

melekat atau terkandung objek penelitian. Subjek penelitian yang peneliti teliti

adalah siswa kelas V SDNMudal Tahun Ajaran 2011/2012. Adapunjumlah siswa

kelas V adalah 21 siswa, yaitu 8 siswa perempuan, dan 13 siswa laki-laki.

C. Sumber Data

Supardi mengungkapkan bahwa data yang baik adalah data yang diambil

dari sumber yang tepat dan akurat (Arikunto, dkk, 2008:129). Menurut peneliti,

sumber data yang tepat dan akurat dalam penelitian ini adalah siswa, teman

sejawat, guru, dan peneliti sendiri, karena mereka terlibat langsung dalam

kegiatanpenelitian.

1. Siswa

Sumber data diperoleh dari siswa kelas V SDNegeriMudaltahun

ajaran 2011/ 2012.Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa data

penerapan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan hasil belajar yang

diperoleh melalui angket dan tes hasil belajar siswa.

2. Teman Sejawat

Data yang diperoleh dari teman sejawat berupa data tentang penerapan

langkah-langkah pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Make A Matchdi

kelas V SDNegeriMudal Tahun Ajaran 2011/2012. Data tersebut didapat

melalui observasi.

3. Guru

Data yang diperoleh dari guru berupa data tentang penerapan langkah-

langkah pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Make A Match di kelas V

SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012. Data tersebut didapat melalui

observasi.

Page 53: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

36

4. Peneliti

Peneliti sebagai orang yang sering berjumpa dengan siswa merupakan

salah satu sumber data yang sangat dibutuhkan juga. Selain mengajar, peneliti

juga sebagai sumber data.Data yang didapat dari peneliti berupa data tentang

penerapan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada

siswa kelas V SDN Mudal.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2009: 224-225) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan

data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan

dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),

dokumentasi, dan gabungan keempatnya. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, dan tes.

a. Kuesioner atau Angket

Kuesioner juga sering disebut dengan angket. Sugiyono (2009:

142) mengemukakan bahwa kuesioner atau angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Penggunaan angket dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui informasi tentang langkah-langkah penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang diberikan kepada siswa,

guru,dan teman sejawat.

b. Observasi

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

pelbagai proses biologis dan psikologis, dua diantara yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2009: 145).

Page 54: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

37

Teknik observasi dilaksanakan ketika guru sedang mengajar.Data

yang diambil dengan metode observasi ini berupa penerapan tindakan saat

pembelajaran dan langkah-langkah penggunaan pembelajaran kooperatif

tipe Make A Match. Data yang diperoleh nantinya akan turut menentukan

bagaimana penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.di

kelas, apakah sudah sesuai dengan yang telah direncanakan atau belum.

c. Tes

Padmono mengemukakan bahwa “Tes adalah suatu cara untuk

mengadakan pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang

harus dilakukan subyek, sehingga menghasilkan informasi tentang

performan atau penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan

dengan skor standard atau dengan kelompokkannya.” (2002: 7).

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan siswa dalam memahami pelajaran IPS tentang menghargai

peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tes yang digunakan pada

penelitian ini adalah tes tertulis dan tes perbuatan.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan

teknik pengumpulan data, yaitu terdiri dari lembar kuesioner, observasi, dan

tes.

a. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

1) Definisi Konsep

Make A Match merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran

yang mengutamakan kerja sama dalam tim. Make A match sebagai

salah satu tipe pembelajaran kooperatif juga mengutamakan kerja

sama dalam tim. Siswa belajar suatu konsep mata pelajaran dalam

suasana yang menyenangkan, mereka mencari pasangan sesuai kartu

yang cocok dengan kartu yang dipegangnya.

Page 55: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

38

2) Definisi Operasional

Make A Match merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran

yang mengutamakan kerja sama dalam tim. Make A match sebagai

salah satu tipe pembelajaran kooperatif juga mengutamakan kerja

sama dalam tim. Siswa belajar suatu konsep mata pelajaran dalam

suasana yang menyenangkan, mereka mencari pasangan sesuai kartu

yang cocok dengan kartu yang dipegangnya sehingga menghasilkan

kualitas pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, yang dapat

diketahui melalui instrument penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match, yang berupa lembar angket, dan

lembar observasi. Adapun yang akan diamati adalah mengenai

bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Matchyang dilaksanakan oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan

langkah-langkah yang telah direncanakan atau belum.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

adalah langkah-langkah dari pembelajaran kooperatif tipe make A

Match, yaitu menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban, membagikan

kartu soal dan kartu jawaban,mencari pasangan,memberikan poin,

diskusi,presentasi kelompok,dan pelaksanaan kuis atau evaluasi.

Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Lembar Observasi

Alat pengumpul data pada teknik observasi dilakukan oleh

teman sejawat kepada peneliti dan siswa, yaitu dengan

menggunakan pedoman observasi. Pedoman observasi ini berfungsi

untuk penilaian proses peneliti saat melaksanakan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Page 56: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

39

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Variabel Indikator (Langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match)

Nomor Item

Penggunanaan Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

Persiapan

1. Persiapan guru untuk mengajar (kelas,siswa,materi,media/alat peraga)

1

Pelaksanaan

2. Penyampaian materi pelajaran 2

3. Menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban

3

4. Membagikan kartu soal dan kartu jawaban

4

5. Mencari pasangan 5

6. Memberikan poin 6

7. Diskusi 7

8. Presentasi kelompok 8

Penilaian

9. kuis atau evaluasi 9

Page 57: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

40

b. Peningkatan Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD

1) Definisi Konsep

Peningkatan pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDdapat

dilihat melalui proses dan hasil belajar. Peningkatan pada proses

pembelajaran dapat diamati melalui pada saat kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan yaitu keaktifan dan kerjasama siswa dalam

mengikuti pelajaran, sedangkan pada hasil belajar dapat diamati

melalui nilai tes atau evaluasi yang diadakan setelah pembelajaran.

Apabila proses dan hasil belajar siswa telah sesuai dengan tujuan

pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran juga

mengalami peningkatan.

2) Definisi Operasional

Peningkatan pembelajaran IPS khususnya pada siswa kelas V

SD dapat dilihat melalui proses dan hasil belajar. Peningkatan pada

proses pembelajaran dapat diamati melalui keaktifandan kerjasama

siswa dalam mengikuti pelajaran, sedangkan pada hasil belajar dapat

diamati melalui nilai tes atau evaluasi yang diadakan setelah

pembelajaran. Apabila proses dan hasil belajar siswa telah sesuai

dengan tujuan pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa

pembelajaran juga mengalami peningkatan. Peningkatan

pembelajaran IPS khususnya pada siswa kelas V SD dapat diketahui

melalui instrument yang berupa lembar observasi, lembar angket dan

tes hasil belajar. Adapun yang akan diamati adalah proses dan hasil

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make

A Match. Proses pembelajaran diamati dari aspek guru dan dari aspek

siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar adalah 1)

peningkatan proses pembelajaran IPS, yang meliputi keaktifan,

kerjasama, dan komunikasi siswa saat mengikuti pelajaran;2)

Page 58: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

41

peningkatan hasil pembelajaran yang meliputi indikator yang sesuai

dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus.

Berdasarkan teknik yang digunakan, maka alat pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Lembar Angket

Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik

angket yaitu berupa lembar angket. Lembar angket ini untuk

mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPS menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar AngketSiswa

No Indikator Banyak Butir No. Item Soal

1 2 3

Keaktifan Kerjasama Komunikasi

3 3 2

1-3 4-6 7-8

b) Lembar Tes

Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes

yaitu berupa tes tertulis tentang pemahaman materi

pelajarantentang menghargai peranan tokoh pejuang dan

masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Alat yang digunakan pada teknik tes ini

berupa soal-soal tes berbentuk objektif. Berikut ini kisi-kisi tes

yang akan diteskan kepada siswa kelas V semester II pada mata

pelajaran IPS:

Standar Kompetensi :

2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kompetensi Dasar:

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan

Page 59: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

42

Tabel 3.3Indikator dan Ranah SoalTes

SIKLUS/ PERT.

INDIKATOR RANAHSOAL (C 2)

∑ % SOAL NO

Siklus I pert. 1

Menceritakan pertempuran 10 November 1945

v 10 11,11 1-10

Siklus I pert 2

Menceritakan pertempuran Ambarawa dan pertempuran Medan Area

v 10 11,11 1-10

Siklus I pert. 3

Menceritakan pertempuran Bandung Lautan api dan pertempuran Lima Hari di Semarang

v 10 11,11 1-10

Siklus II pert. 3

Menceritakan perjanjian Linggarjati

v 8 8.89 1-8

Menceritakan Agresi Militer Belanda I

v 2 2,22 9-10

Siklus II pert. 2

Menceritakan perjanjian Renville

v 10 11,11 1-10

Siklus II pert. 3

Menceritakan Agresi Militer Belanda II

v 10 11,11 1-10

Siklus III pert. 1

Menceritakan perjanjian Roem Royen

v 6 6,67 1-6

Menceritakan perjanjian KMB

4 4,44 7-10

Siklus III pert. 2

Menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda

v

10 11,11 1-10

Page 60: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

43

Siklus III pert. 3

Menjelaskan peranan para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

v 8 8.89 1-8

Menjelaskan cara menghargai jasa para tokoh perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

v 2 2,22 9-10

E. Validitas Data

Validasi digunakan agar diperoleh data yang valid dari suatu penelitian.

Wahyudi (2008: 23) menjelaskaan bahwa untuk data kuantitatif (berbentuk

angka), umumnya yang divalidasi instrumennya, sedangkan untuk data kualitatif

(misalnya observasi, dan wawancara) dapat divalidasi melalui triangulasi.

Triangulasi yaitu dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data (Moleong, 2007:

248).

Selanjutnya menurut Supardi (2008), triangulasi merupakan suatu proses

memastikan sesuatu dari berbagai sudut pandang. Ada beberapa macam

triangulasi, yaitu: 1) triangulasi teori, menggunakan teori dalam upaya menelaah

sesuatu; 2) triangulasi data, mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat,

dan jenis; 3) triangulasi sumber, mengambil data dari berbagai nara sumber; 4)

triangulasi metode, menggunakan berbagai metode pengumpulan data; 5)

triangulasi instrument, dengan menggunakan berbagai jenis alat atau instrumen; 6)

triangulasi analitik, menggunakan berbagai metode atau cara analisis (Arikunto,

dkk, 2008: 128).

Teknik triangulasi data di pada Penelitian Tindakan Kelas ini melibatkan

guru, teman sejawat, peneliti, dan siswa. Teknik triangulasi yang akan

digunakandalam penelitian ini adalah:

Page 61: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

44

1. Triangulasi dengan sumber yang dilakukan dengan cara membandingkan data

hasil observasi teman sejawat dengan hasil observasi peneliti dan guru pada

tiap siklus mata pelajaran. Kemudian teman sejawat, peneliti, danguru

melakukan diskusi untuk merencanakan tindakan berikutnya agar dapat

diketahui kendala dan solusinya.

2. Triangulasi dengan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan

informasi yang diperoleh melalui, angket, observasi dan tes pada setiap akhir

tindakan tiap siklus.

F. Analisis Data

Supardi (2008)menjelaskan bahwa analisis merupakan usaha untuk

memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam

kategorisasi, mengklarifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: 1) tema apa

yang dapat ditemakan pada data; 2) seberapa jauh data dapat mendukung tema/

arah atau tujuan penelitian (Arikunto, dkk, 2008: 132).

Wahyudi (2008: 23) menjelaskan bahwa analisis data yang digunakan

dalam penelitian disesuaikan dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan.

Pada Penelitian Tindakan Kelas, data yang dikumpulkan dapat berbentuk

kuantitatif maupun kualitatif. Data yang berbentuk kuantitatif menggunakan

analisis diskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai

tes siklus I, dan nilai tes siklus II. Data kualitatif hasil pengamatan maupun

wawancara menggunakan analisis diskriptif kualitataif berdasarkan hasil observasi

dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Sejalan dengan penjelasan tersebut, maka analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriptif komparatif dan

analisis diskriptif kualitataif

Langkah-langkah dalam analisis data perlu dilakukan agar dapat

menghasilkan suatu kesimpulan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Menurut

Miles and Huberman(1984) langkah-langkah dari analisis data terdiri dari tiga

(Sugiyono, 2009: 246-252).Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

Page 62: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

45

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.Data yang diperoleh peneliti

semakin banyak, untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (penyajian data)

Agar peneliti lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami, maka

peneliti perlu mendisplay data. Penyajian data selain dengan teks naratif, juga

dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart.

3. Conclusion Drawing/ verification

Tahap akhir dalam analisis data yaitu melakukan penarikan

kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

G. Indikator Kinerja

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

SDNegeriMudal, peneliti berharap:

1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Guru dinyatakan berhasil menerapkanmodel pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match, jika hasil presentase pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Matchmencapai presentase sama dengan atau lebih

dari 80%.

2. Dalam proses pembelajaran siswa aktif, dan dapat bekerjasama;

Page 63: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

46

3. Siswa dapat melaksanakan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match;

4. Adanya peningkatan hasil belajar IPS. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika

mendapat nilai lebih dari/sama dengan KKMIPS yaitu 70, nilai rata-rata kelas

sama dengan atau lebih dari 70, dan rata-rata hasil belajar siswa mencapai

70%.

H.Prosedur Penelitian

Arikunto (2008) menjelaskan bahwa secara garis besar Penelitian

Tindakan Kelas pada hakekatnya memiliki empat tahapan penting, yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk, 2008: 16-20).

Adapun penjelasan dari masing-masing tahap adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan. Peneliti

menentukan focus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk

ndiamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk membantu

peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.Pada

penelitian ini peneliti menyusun perencanaan tindakan penelitian yaitu: (1)

meminta ijin kepada Kepala SDNegeriMudal untuk melaksanakan penelitian;

(2) menyusun rencana pembelajaran; (3) mempersiapkan lembar angket,

lembar observasi,dan soal tes; dan (4) menghubungi guru dan teman sejawat

untuk menjadi observer.

2. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan dari rancangan, yaitu ,engenakan tindakan di

kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap dua ini pelaksana

penelitian, yakni guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-

Page 64: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

47

buat. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan skenario

pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti.

3. Pengamatan (observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat. Kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar

melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan

berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat

sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk

perbaikan siklus berikutnya. Pada penelitian ini yang melakukan observasi atau

pengamatan adalah peneliti sendiri, guru, dan teman sejawat.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap empat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan releksi ini dilakukan ketika guru pelaksana

sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan observer

untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian

tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir,

peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain apabila ia

menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan

pada kesempatan lain. Catatan-catatan yang dibuat sebaiknya secara rinci

sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan

menjumpai kesulitan.

Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti menggunakan

konsep dari Kemmis dan Mc Taggart. Dalam perencanaan Kemmis dan Mc

Taggart menggunakan siklus sistem spiral dan tertera pada gambar 3.2.

Page 65: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

48

Gambar 3.2. Proses Penelitian Tindakan Kelas

(Wiriaatmadja, 2008: 66)

Penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus, dalam setiap siklus

dilaksanakan 3 kali pertemuan.Adapun setiap siklus terdiri dari empat tahapan,

yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut gambaran

terperinci dari siklus:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun skenario dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalammempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia. Selain itu guru menyiapkan alat peraga dan hal-

hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Pada

Page 66: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

49

siklus I direncanakan tiga kali pertemuan, adapun pertemuan pertama

membahas tentangpertempuran 10 November 1945 di Surabaya,

pertemuan kedua membahas tentang pertempuran Ambarawa dan

pertempuran Medan Area, dan pada pertemuan ketiga membahas tentang

pertempuran Bandung Lautan Api dan pertempuran Lima Hari di

Semarang. Pada kegiatan ini guru telah membuat skenario pembelajaran

yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif

tipe Make A Match.

c. Observasi atau Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Pada tahap ini, data-data tentang pelaksanaan tindakan dari

rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan rencana

pembelajaran dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pelaksanaan yang

telah disusun sebagai bahan masukan dalam tahap refleksi.Adapun yang

diamati dalam tahap observasi adalah tentang pelaksanaan pembelajaran

dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti memproses data atau masukan

yang diperoleh dari observer dan siswa. Data yang diperoleh kemudian

dianalisis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan awal yang dapat

digunakan dalam merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi dan merumuskan

masalah berdasarkan masalah pada refleksi tindakan I.Pada siklus II ini

peneliti menetapkan tindakan II ini dengan memaksimalkan penggunaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Page 67: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

50

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran IPS

tentang jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan

kemerdekaan Indonesia sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada siklus

II direncanakan 3 kali pertemuan, setiap pertemuan guru melaksanakan

kegiatan belajar mengajar berdasarkan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe Make A Matchyang ada.Pertemuan pertama guru

membahas tentang perjanjian Linggarjati dan Agresi Militer Belanda I,

pertemuan kedua guru membahas tentang perjanjian Renville antara

Indonesia dengan Belanda, dan pada pertemuan ketiga membahas tentang

Agresi Militer Belanda II, dalam kegiatan ini guru telah membuat skenario

pembelajaran yang telah disesuaikan dengan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

c. Observasi atau pengamatan

Guru akan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Matchdan observer

mengamati jalannya proses kegiatan pembelajaran sesuai dengan pedoman

observasi yang telah dibuat. Selanjutnya hasil dari keduanya dianalisis dan

dirata-rata untuk mendapatkan nilai proses guru dan siswa dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match tersebut.

d. Refleksi

Data dari hasil evaluasi siswa dan lembar observasi dianalisis dan

direfleksi untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS tentang menghargai peranan tokoh pejuang dan

masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Dalam tahap refleksi siklus II ini, diharapkan akan diperoleh

hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I.

Page 68: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

51

3. Siklus III

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah

berdasarkan masalah pada refleksi tindakan II, yaitu belum mencapai

kriteria keberhasilan yang peneliti tetapkan. Untuk itu peneliti menetapkan

tindakan II ini dengan memaksimalkan penggunaan pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match.

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III ini, peneliti juga

melakukan proses pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan siklus I

dan siklus II. Adapun pertemuan dalam siklus tiga juga sama dengan

pertemuan pada siklus I dan II, yaitu tiga pertemuan. Pada pertemuan

pertama siklus III, guru membahas materi tentang perjanjian Rum Royen

dan KMB, pada pertemuan kedua membahas tantang pengakuan

kedaulatan RI oleh Belanda, dan pada pertemuan ketiga membahas tentang

peranan dan cara menghargai para tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Langkah-langkah kegiatan

pembelajaran pada siklus III telah disesuaikan dengan langkah-langkah

pembelajaran Make A Match, dan juga telah disesuaikan dengan skenario

pembelajaran.

c. Observasi atau pengamatan

Pada tahap ini observer tetap mengamati jalannya proses kegiatan

pembelajaran berdasarkan lembar observasi, adapun yang diamati adalah

pelaksanaan pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran

koopertatif tipe Make A Match, apakah sudah sesuai dengan langkah-

langkah atau belum. Setelah itu peneliti bersama observer menganalisis

hasil observasi, kemudian hasilnya di rata-ratauntuk mendapatkan nilai

proses guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Page 69: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

52

d. Refleksi

Data dari hasil evaluasi siswa dan lembar observasi dianalisis dan

direfleksi untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa

pada pembelajaran sains tentang menghargai peranan tokoh pejuang dan

masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Dalam tahap refleksi siklus III ini, diharapkan akan diperoleh

hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus II sehingga kriteria

keberhasilan dapat tercapai.

Page 70: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pratindakan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di salah satu lembaga

pendidikan dasar negeri yang beralamatkan di Kelurahan Mudal RT. 02 RW. I,

Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejoyakni SDNegeri Mudal. Jumlah

seluruh siswanya yaitu 168 siswa. SD Negeri Mudal memiliki karyawan yang

terdiri dari 9 guru negeri,3 GWB, dan 1 Penjaga Sekolah. Hubungan yang terjalin

antara kepala sekolah, guru dan karyawan di SD Negeri Mudal cukup baik. Selain

itu hubungan yang terjadi antara guru dengan siswa baik pada saat di dalam kelas

maupun di luar kelas juga cukup baik.

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SD

Negeri Mudal Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa

21 yang terdiri dari 8 siswa perempuan, dan 13 siswa laki-laki. Kelas V terletak

diantara kelas IV dan kelas VI, ruang kelasnya cukup luas dan nyaman.

Proses belajar mengajar di SD Negeri Mudal selama ini dilaksanakan

sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

berjalan cukup efektif. Kondisi belajar mengajar dikelas V SD Negeri Mudal

Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo khususnya dalam pembelajaran IPS

sebelum diadakan penelitian masih belum optimal. Siswa terlihat duduk tenang

memperhatikan penjelasan dari guru, dan ada pula ada beberapa anak yang ramai

sendiri saat diajar oleh guru. Pada proses pembelajaran dikelas V SD Negeri

Mudal, guru masih mendominasi pemberian materi dengan menggunakan

ceramah, tanya jawab, dan mengerjakan latihan soal yang ada di LKS (Lembar

kerja Siswa). Kegiatan pembelajaran yang berlangsung setiap hari adalah siswa

yang mendengarkan guru ceramah, dan jarang sekali guru menggunakan media

ataupun model pembelajaran yang bervariasi, sehingga siswa kurang berantusias

terhadap pelajaran IPS. Kurangnya keantusiasan siswa dalam menerima suatu

pelajaran akan berdampak terhadap hasil belajarnya, yaitu menjadi kurang

maksimal. Hal ini membuat peneliti terdorong untuk menerapkan suatu model

Page 71: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

54

pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran IPS, yang dapat membantu siswa

kelas V dalam meningkatkan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran IPS,

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match .

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS kelas V SD

Negeri Mudal pada semester II tahun ajaran 2011/ 2012 adalah 60 dan pada

pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang peneliti lakukan, indikator kinerja

yang direncanakan adalah jika hasil belajar siswa mencapai 70% dan nilai rata-

rata kelas yang dicapai siswa70. Adapun KKM yang ditetapkan peneliti adalah 70.

Penelitian ini diawali dengan pretest yang dilakukan pada hari Rabu,

tanggal 21 Maret 2012 tentang pembelajaran IPS pada materi perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan hasil yang kurang

memuaskan. Pada saat pre test semua siswa kelas V mengikuti kegiatan pre test ,

daftar hadir pre test pada lampiran 6 halaman 122. Adapunhasil pre testsiswa pada

mata pelajaran IPSkelas V SD Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten

Purworejo tahun ajaran 2011/ 2012 terdapat pada tabel 4.1(selengkapnya pada

lampiran 7 halaman 123).

Tabel 4.1 Nilai Pre-Test Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Interval Nilai (x) Frekwensi (f) f.x Persen(%) Keterangan

0-20

21-40

41-60

61-80

81-100

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

7 11 2 1 - - - - - -

70 220 60 40

- - - - - -

33,33 52,38 9,52 4,76

- - - - - -

Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas

- - - - - -

Jumlah 21 390 100 Rata-rata 18,57

Page 72: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

55

Berdasarkan tabel 4.1, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 40,

sedangkan nilai terendahnya adalah 10. Pada saat dilakukan pre test tidak ada

siswa yang tuntas. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal pada saat

pre test dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Ketuntasan Belajar Pretest Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa ketuntasan belajar siswa kelas V

SD Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran

2011/2012 pada mata pelajaran IPS adalah 0 % atau tidak ada siswa yang tuntas

belajarnya.

Berdasarkan uraian diatas dan sesuai dengan proposal penelitian tindakan

kelas yang peneliti ajukan, maka peneliti akan melaksanakan penelitian tindakan

kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match

dalam pembelajaran IPS. Dengan harapan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match pada siswa V SD Negeri Mudal, Kecamatan

Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkatkan

pembelajaran IPS.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Kegiatan pada tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaaan,

tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

Page 73: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

56

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan siklus

I diantaranya adalah pembuatan skenario pembelajaran, pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia,

menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa serta lembar evaluasi untuk

siswa, menyiapkan lembar penilaian proses, menyiapkan instrumen

penelitian, dan menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer dalam

pelaksanaan penelitian.

Pelaksanaan siklus I direncanakan oleh peneliti dalam tiga kali

pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit dalam setiap pertemuan.

Adapun materi yang akan disampaikan berbeda-beda dalam setiap

pertemuan. Untuk pertemuan pertama, materi yang akan disampaikan

adalah tentang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, pertemuan

kedua tentang pertempuran Ambarawa dan pertempuran Medan Area,

pertemuan ketiga tentang pertempuran Bandung Lautan Api dan

pertempuran Lima Hari di Semarang.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Maret 2012, pertemuan

kedua pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012, dan pertemuan ketiga pada

hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012.

1) Pertemuan Pertama

Pembelajaran siklus I pertemuan pertama dilaksanakan

berdasarkan skenario dan Perencanaan Pembelajaran (RPP) (lampiran

9 halaman127) yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya. Secara

garis besar pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dibagi

Page 74: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

57

menjadi 3 kegiatan yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir.

Kegiatan pembelajaran silkus I pertemuan pertama diawali

dengan guru mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, tes

penjajagan, acuan dan apersepsi. Pada pertemuan pertama semua

siswa kelas V hadir mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun daftar hadir

siswa pada siklus I pertemuan pertama selengkapnya terdapat pada

lampiran 12 halaman 238.

Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang

diawali dengan penjelasan guru tentang pertempuran 10 November

1945 di Surabaya. Selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yaitu:a)

siswa memperhatikan kartu-kartu yang ditunjukkan oleh guru kartu-

kartu ini dibuat berdasarkan materi tentang pertempuran 10 November

1945 di Surabaya(guru menunjukkan kartu); b) siswa memperhatikan

guru menjelaskan cara penggunaan dari kartu-kartu tersebut.

Penjelasan tentang cara penggunaan kartu ini hanya dilakukan oleh

guru pada pertemuan pertama saja. Sebelum guru membagikan kartu,

kelas dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok pertama

dibagikan kartu soal, dan pada kelompok dua dibagikan kartu

jawaban, dimana setiap siswa mendapat satu kartu(pembagian kartu);

c) siswa mencari pasangan dengan cara mencocokan kartu yang

dipegangnya dengan kartu yang dipegang oleh temannya. Pada

pertemuan pertama, banyak siswa yang masih bingung dengan

kegiatan mencari pasangan. Selain itu ada beberapa anak yang malu

setelah mendapatkan pasangan yang berbeda jenis kelamin (mencari

pasangan); d) siswa yang berhasil mendapatkan pasangan sebelum

batas waktu yang ditentukan akan diberikan poin oleh guru

(pemberian poin); e) siswa bekerja sama dengan teman pasangannya

Page 75: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

58

untuk mendiskusikan lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru

(diskusi); dan f) Siswa melakukan presentasi, dimana salah satu siswa

maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya, kemudian

teman yang lain menanggapi (presentasi)

Langkah terakhir dalam pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match adalah (g) evaluasi. Adapun evaluasi diadakan pada kegiatan

akhir, dimana sebelum melaksanakan evaluasi siswa diberikan

kesempatan untuk menanyakan hal yang belum jelas, menyimpulkan

materi pelajaranbersama guru, mencatat hal-hal yang penting.

2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua

berlangsung pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB,

dan tahap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada RPP

(selengkapnya terdapat pada lampiran 9 halaman 139) yang telah

disusun oleh peneliti sebelumnya, dan terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari

salam pembuka, berdoa, absen, tes penjajagan, acuan dan apersepsi

tentang pertempuran Ambarawa dan pertempuran Medan Area. Pada

saat penelitian siklus I pertemuan kedua berlangsung semua siswa

kelas V hadir mengikuti kegiatan pembelajaran. Daftar hadir siswa

pada siklus I pertemuan kedua terdapat pada lampiran 12 halaman

238.

Kegiatan inti siklus I pertemuan pertama diawali dengan

penjelasan materi oleh guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru,

dan bertanya jawab dengan guru tentang materi. Kemudian

dilanjutkan dengan dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran Make A Match, yaitu a) siswa

mengamati kartu yang diperlihatkan oleh guru, yang berupa kartu soal

dan kartu jawaban yang disusun berdasarkan materi tentang

Page 76: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

59

pertempuran Ambarawa dan pertempuran Medan Area (menunjukkan

kartu).; b) siswa kelas V dibagi menjadi dua kelompok, kelompok

pertama dan kelompok kedua. Kelompok pertama dibagi lagi menjadi

empat kelompok. Kelompok pertama dan kedua dibagikan kartu soal,

sedangkan kelompok tiga dan empat mendapatkan kartu jawaban

(pembagian kartu) c) setelah siswa mendapatkan kartu, mereka

mencari pasangan berdasarkan kartu yang dipegangnya (mencari

pasangan); d) siswa akan mendapatkan poin setelah mereka berhasil

menemukan pasangannya. (pemberian poin); e) siswa bekerja sama

dengan pasangannya untuk berdiskusi tentang pertempuran Ambarawa

dan pertempuran Medan Area; dan f) siswa melakukan presentasi

untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas (presentasi).

Selanjutnyag) evaluasi, sebelumnyasiswa diberi kesempatan untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi, menyimpulkan

materi pelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran, dan mengucapkan

salam untuk mengakiri pelajaran.

3) Pertemuan Ketiga

Siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan di ruang kelas V SD

Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo pada

pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB. Adapun materi

yang akan dibahas dalam pertemuan ini adalah tentang pertempuran

Bandung Lautan Api dan pertempuran Lima Hari di Semarang. Tahap

pelaksanaan tindakan penelitian pada siklus I pertemuan ketiga

dilaksanakan berdasarkan pada Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang

telah disusun oleh peneliti sebelumnya (selengkapnya terdapat pada

lampiran 9 halaman 152)

Kegiatan awal berlangsung kurang lebih sepuluh menit,

dengan kegiatan: a) ucapan salam dari guru “Assalamu’alsikum Wr.

Wb; b) mengabsen kehadiran siswa. Pada saat penelitian siklus I

Page 77: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

60

pertemuan ketiga berlangsung semua siswa kelas V hadir mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match. Adapun daftar hadir siswa pada pelaksanaan siklus I

pertemuan ketiga terdapat pada lampiran 12 halaman 238; dan c)

Melaksanakan tes penjajagan, acuan dan apersepsi tentang

pertempuran Bandung Lautan Api dan pertempuran Lima Hari di

Semarang.

Pada kegiatan inti peneliti melaksanakan pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam

pembelajaran IPS, yang diawali dengan penjelasan materi, kemudian

dilanjutkan dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match: a) Siswa memperhatikan kartu soal dan kartu jawaban

yang berisi materitentang pertempuran Bandung Lautan Api dan

pertempuran Lima Hari di Semarang (menunjukkan kartu); b) siswa

menerima masing-masing satu kartu, ada yang menerima kartu soal,

ada juga yang menerima kartu jawaban(pembagian kartu); c) siswa

mencari pasangan yang sesuai dengan kartunya (mencari pasangan);

d) siswa yang berhasil mendapatrkan poin akan mendapatkan poin

dari guru (pemberian poin); e) pada kegiatan diskusi siswa bekerja

sama untuk menyelesaikan tugas dari guru untuk mendiskusikan

tentang pertempuran Bandung Lautan Api dan pertempuran Lima Hari

di Semarang. (diskusi); f) siswa melaksanakan kegiatan presentasi

setelah kegiatan diskusi selesai. Pada kegiatan presentasi di pertemuan

ketiga, ada seorang siswa yang mau maju untuk mempresentasikan

hasil diskusinya tanpa ditunjuk oleh guru (presentasi);g)

melaksanakan evaluasi. Kegiatan yang dilakukan guru pada akhir

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah evaluasi,

sebelumnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas tentang materi pertempuran

Bandung Lautan Api dan pertempuran Lima Hari di Semarang,

menyimpulkan materi pelajaran bersama siswa, dan memberikan

Page 78: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

61

kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari

materi pelajaran. Adapun hasil evalusai pada siklus I pertemuan ketiga

selengkapnya terdapat pada tabel 4.4

c. Observasi

1) Pertemuan Pertama

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang teman

sejawat dan satu orang guru kelas terhadap pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match pada siklus I pertemuan pertama di

dapatkan skor 22 (observer I), 22(observer II), dan 23 (observer III)

dengan skor rata-rata 22.33 atau 62,03%, sedangkan rata-rata nilainya

adalah 2,48, dan termasuk dalam kategori cukup(selengkapnya

terdapat pada lampiran 19 halaman 246). Hal tersebut menunjukkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe MakeA Match belum

maksimal. Masih ada beberapa hal yang perlu untuk diperbaiki, yaitu

persiapan guru untuk mengajar, kemampuan dalam penguasaan serta

kejelasan penyajian materi pelajaran, pengaktifan siswa dalam

pembelajaran, pemberian poin, serta kegiatan diskusi dan presentasi

yang masih kurang maksimal. Selain itu pada saat siswa mencari

pasangan, keadaan kelas juga sangat ramai karena guru masih belum

dapat mengatur kondisi kelas dengan maksimal.

Tindakan siswa pada pertemuan pertama masih banyak siswa

kelas V yang ramai sendiri, keaktifan dan kerjasama siswa dalam

kegiatan pembelajaran kurang maksimal, selain itu siswa masih

bingung dengan kegiatan pembelajaran menggunakan model Make A

Match, karena baru pertama kali mereka melakukannya. Selama

proses pembelajaran berlangsung, guru (peneliti) juga mengamati

proses pembelajaran. Guru melakukan penilaian proses pada saat

siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Adapun aspek keaktifan pada

pertemuan pertama mencapai 60,95, aspek kerjasama mencapai 61,19,

dan aspek komunikasi mencapai 60,48. Selengkapnya hasil penilaian

proses yang dilaksanakan guru terdapat pada lampiran 9 halaman 137.

Page 79: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

62

Terakhir observasi yang dilaksanakan oleh guru adalah

observasi hasil, yaitu untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan

tindakan siklus I pertemuan pertama. Selengkapnya perolehan nilai

pada siklus I pertemuan pertama terdapat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai Siklus I Pertemuan Pertama Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Interval Nilai (x)

Frekuensi (f)

f.x Persen(%) Keterangan

0-20

21-40

41-60

61-80

81-100

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2 4 4 4 3 1 2 1 - -

20 80 120 160 150 60 140 80 - -

9,52 19,05 19,05 19,05 14,29 4,76 9,52 4,76

- -

Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas

Tuntas Tuntas

- -

Jumlah 21 810 100 Rata-rata 38,57

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

kelas yang diperoleh masih dibawah indicator yang ditetapkan oleh

peneliti yaitu 38,57. Siswa yang belum tuntas pada siklus I pertemuan

pertama adalah 18 orang, sedangkan siswa yang tuntas adalah 3 orang.

Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama adalah

80, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 10.

Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal, Kecamatan

Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat

pada gambar 4.2.

Page 80: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

63

Gambar 4.2 Ketuntasan Belajar Siklus I Pertemuan Pertama Siswa Kelas V SD Negeri MudalTahun Ajaran 2011/ 2012

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa

kelas V SD Negeri Mudal pada pertemuan pertama mencapai 14 %

atau sebanyak 3 siswa tuntas belajarnya, sedangkan 86% atau

sebanyak 18 siswa belum tuntas belajar.

2) Pertemuan Kedua

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer terhadap

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siklus I

pertemuan kedua di dapatkan skor 23 (observer 1), 23 (observer 2),

dan 24 (observer 3). Adapun rata-rata nilai yang diperoleh adalah 2,59

dan termasuk dalam kategori cukup(lampiran 19 halaman 246). Hal

tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe Make A Match belum maksimal.

Selain hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran,

didapatkan penilaian proses pembelajaran terhadap tindakan siswa

siklus I pada pertemuan kedua. Adapun hasil penilaian proses yang

dilakukan oleh guru didapatkan nilai rata-rata keaktifan 61,67

(cukup); nilai rata-rata kerjasama 62,86 (cukup); dan nilai rata-rata

Page 81: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

64

komunikasi 61,90 (cukup). Selengkapnya hasil penilaian proses yang

dilaksanakan guru terhadap kegiatan siswa pada siklus I pertemuan

kedua terdapat pada lampiran 9 halaman 150.

Guru melaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Pada siklus I pertemuan kedua rata-rata kelasnya meningkat

jika dibandingkan dengan siklus I pertemuan pertama. Adapun

perolehan nilai pada pertemuan kedua selengkapnya terdapat pada

tabel 4.3 (lampiran 9 halaman 151).

Tabel 4.3 Nilai Siklus I Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Interval Nilai (x) Frekwensi (f) f.x Persen(%) Keterangan 0 - 20

21- 40

41 – 60

61 – 80

81-100

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 3 5 5 2 3 2 - - -

10 60 150 200 100 180 140

- - -

4,76 14,29 23,81 23,81 9,52 14,29 9,52

- - -

Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas

Tuntas - - -

Jumlah 21 840 100 Rata-rata 40

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan kedua adalah 70,

sedangkan nilai terendahnya adalah 10. Pada siklus I pertemuan kedua

ada 2 siswa yang tuntas belajarnya, dan 19 siswa belum tuntas

belajarnya. Hal ini disebabkan oleh penguasaan kelas dan juga

penguasaan materi oleh guru yang masih kurang maksimal. Selain itu

materi yang disampaikan oleh guru lebih banyak jika dibandingkan

dengan materi yang disampaikan pada siklus I pertemuan pertama.

Page 82: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

65

Adapun ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri mudal pada

siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Ketuntasan Belajar siklus I Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa ketuntasan

belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal pada pertemuan kedua adalah

10%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajarnya mencapai 90%.

3) Pertemuan Ketiga

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang

teman sejawat dan satu orang guru kelas terhadap pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siklus I pertemuan

ketiga di dapatkan skor 25 (observer 1), 24 (observer 2), dan 26

(observer 3). Rata-rata dari ketiga observer adalah 25, sedangkan rata-

rata nilai yang diperoleh adalah 2,78 (termasuk dalam kategori

cukup). Selengkapnya hasil observasi pada psiklus I pertemuan ketiga

terdapat padalampiran 19 halaman 246.

Tindakan siswa pada pertemuan ketiga berdasarkan hasil

penilaian proses didapatkan nilai rata-rata keaktifan sebesar 61,9

Page 83: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

66

(cukup); nilai rata-rata kerjasama 63,81(cukup); dan nilai rata-rata

komunikasi sebesar 62,14 (cukup). Selengkapnya hasil penilaian

proses yang dilaksanakan guru terhadap kegiatan siswa terdapat pada

lampiran 9 halaman 162.

Pada pertemuan ketiga guru membagikan angket kepada

siswa daan guru. Angket yang dibagikan kepada observer untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan

Make A match yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I. Sedangkan

angket yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa

terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match. Pada siklus I rata-rata hasil angket adalah 6,38 atau 79,77%

dan termasuk dalam kategori sangat baik. Adapun hasil angket siklus I

selengkapnya terdapat pada lampiran 22 halaman 249.

Terakhir observasi yang dilaksanakan oleh peneliti adalah

observasi hasil, yaitu untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan

tindakan siklus I. Selengkapnya perolehan nilai evaluasi pada siklus I

pertemuan ketiga terdapat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Nilai Siklus I Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai (x)

Frekuensi (f)

f.x Persen(%) Keterangan

0-20

21-40

10 20 30 40

- - - 7

- - -

280

- - -

33,33

- - -

Belum Tuntas 41-60 50 5 250 23,81 Belum Tuntas

60 4 240 19,05 Belum Tuntas 61-80

80-100

70 3 210 14,29 Tuntas 80 90 100

2 - -

160 - -

9,52 - -

Tuntas - -

Jumlah 21 1140 100 Rata-rata 54,29

Page 84: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

67

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus I pertemuan ketiga adalah 80, dan

nilai terendahnya dalah 40. Siswa kelas V SD Negeri Mudal pada

siklus I pertemuan ketiga yang sudah tuntas belajarnya sebanyak 5

siswa, sedangkan yang belum tuntas belajar sebanyak 16 siswa.

Ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal dapat dilihat pada

gambar 4.4.

Gambar 4.4 Ketuntasan Belajar Siklus I Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa ketuntasan

belajar siswa kelas V SD pada siklus I pertemuan ketiga adalah 24 %,

dan yang belum tuntas belajar sebanyak 76%.

d. Refleksi

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama belum dapat

dikatakan berhasil karena dalam proses pembelajaran masih banyak

ditemukan kendala-kendala, antara lain: 1) siswa belum terorganisir

dengan baik saat mengikuti pembelajaran; 2) penguasaan materi

pelajaran oleh guru kurang maksimal; 3) siswa belum terbiasa diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match,

Page 85: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

68

sehingga masih perlu banyak bimbingan; 4) masih ada beberapa anak

yang malu atau enggan bekerja sama dengan teman pasangannya saat

kegiatan diskusi; dan 5) pada kegiatan diskusi dan presentasi,

keaktifan siswa masih kurang maksimal.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti pada siklus I

pertemuan pertama akan lebih ditingkatkan lagi pada pertemuan

selanjutnya. Adapun beberapa solusi yang dapat peneliti buat dari

kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti adalah: 1) guru akan

mengkondisikan kesiapan siswa saat akan belajar; 2) guru akan

berusaha mempelajari materi dengan baik sebelum melakukan

kegiatan pembelajaran; 3) guru akan memberikan gambaran tentang

kegiatan pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match dengan jelas; 4)

guru akan memberikan penjelasan bahwa saat bekerja sama dengan

siapapun tidak usah memilih-milih, siapapun pasangannya, harus tetap

bekerja sama dengan baik; 5) guru akan mengkondisikan keaktifan

siswa saat kegiatan diskusi dan presentasi.

Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti

serta perolehan nilai evaluasi pada siklus I pertemuan pertama yang

kurang maksimal, maka peneliti bermaksud melanjutkan ke pertemuan

kedua, dengan harapan kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi

dan hasil evaluasi siswa juga meningkat.

2) Pertemuan Kedua

Refleksi pada siklus I pertemuan ketiga berdasarkan hasil

observasi yang sudah guru dan observer laksanakan, adapun

kesimpulannya adalah proses belajar mengajar sudah berjalan cukup

lancar, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh

peneliti, yaitu: 1) siswa masih banyak yang ramai pada saat mencari

pasangan, karena pembagian kelompok yang menerima kartu, baik

kartu soal maupun kartu jawaban masih terlalu banyak, sehingga guru

kesulitan dalam mengkoordinasi siswa; 2) terlalu banyak penggunaan

Page 86: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

69

media papan tulis, yaitu guru terlalu banyak menulis di papan tulis,

sehingga pada saat ditinggal menulis siswa ramai sendiri; 3) materi

yang disampaikan oleh guru terlalu panjang lebar, sehingga siswa

agak kesulitan dalam menerimanya; 4) siswa masih kurang maksimal

dalam melakanakan kegiatan diskusi dan presentasi.

Kendala-kendala yang dihadapi pada pembelajaran siklus I

pertemuan kedua, peneliti akan membuat solusi untuk mengatasi

kendala-kendala yang dihadapi agar dapat meningkatkan kegiatan

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Adapun solusi-solusi yang

dibuat peneliti adalah: 1) peneliti akan membagi kelompok yang

menerima kartu soal dan kartu jawan menjadi lebih kecil untuk

menguragi kegaduhan pada saat siswa mencari pasangan; 2) guru akan

membagikan ringkasan materi agar tidak perlu lagi menulis di papan

tulis; 3) guru akan membimbing siswa dalam kegiatan diskusi dan

presentasi dengan maksimal.

3) Pertemuan Ketiga

Refleksi pada siklus I pertemuan ketiga berdasarkan hasil

observasi yang sudah guru dan observer laksanakan, adapun

kesimpulannya adalah: pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur, namun

belum maksimal.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan ketiga

sudah cukup baik, namun ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

1) pengkondisian siswa saat akan mengikuti pelajaran kurang

maksimal, sehingga pada saat kegiatan awal banyak siswa yang masih

sibuk berbicara sendiri dengan temannya; 2) Pemberian poin oleh

guru kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi pada siklus I pertemuan

ketiga, guru berusaha memperbaikinya dengan membuat solusi dari

Page 87: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

70

kendala yang dihadapi, yaitu: 1) guru akan mengkondisikan siswa

sebelum memulai pelajaran, dan akan memulai pelajaran apabila siswa

telah siap menerima pelajaran; 2) guru akan memberikan poin yang

lebih bervariasi kepada siswa yang berhasil menemukan pasangannya.

Berdasarkan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada siklus

I, peneliti berkesimpulan bahwa proses pembelajaran dan hasil pembelajaran

siklus I masih perlu diperbaiki dan belum maksimal. Oleh karena itu peneliti

mengambil keputusan untuk melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada siklus I.

2. Siklus II

Kegiatan pada siklus II ini terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaaan,

tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan siklus

II pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pada siklus I,

diantaranya adalah pembuatan skenario pembelajaran, pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan media

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan

lembar kerja siswa serta lembar evaluasi untuk siswa, menyiapkan

lembar penilaian proses, menyiapkan instrumen penelitian, dan

menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer dalam pelaksanaan

penelitian.

Pelaksanaan siklus II direncanakan oleh peneliti dalam tiga kali

pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit dalam setiap pertemuan.

Adapun pelaksanaan siklus II ini untuk pertemuan pertama direncanakan

pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012, pertemuan kedua pada hari Rabu

tanggal 25 April 2012, dan pertemuan ketiga pada hari Sabtu tanggal 28

April 2012. Materi yang akan disampaikan berbeda-beda dalam setiap

pertemuan. Adapun untuk pertemuan pertama, materi yang akan

Page 88: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

71

disampaikan adalah tentang perjanjian Linggarjati dan Agresi Militer

Belanda I, pertemuan kedua tentang perjanjian Renville antara Indonesia

dengan Belanda, pertemuan ketiga tentang Agresi Militer Belanda II.

b. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertamauan

Siklus II pertemuan pertama terlaksana pada tanggal 14

April 2012 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan berdasarkan

scenario yang telah disusun oleh peneliti. Adapun pelaksanaan

proses pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan

berdasarkan RPP (lampiran 10 halaman 164) yang telah disusun oleh

peneliti. Secara garis besar pelaksanaan tindakan pada siklus II

pertemuan pertama sebagaimana tercantum dalam RPP dibagi

menjadi 3 kegiatan yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada kegiatan awal

adalah salam, mengabsen kehadiran siswa, tes penjajagan,

menyampaikan acuan dan apersepsi. Pada saat penelitian siklus II

pertemuan pertama berlangsung semua siswa kelas V hadir

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match. Adapun daftar hadir siswa pada siklus II pertemuan

pertama selengkapnya terdapat pada lampiran 13 halaman 239.

Pada kegiatan inti peneliti masih melaksanakan

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match. Guru memberikan penjelasan materi seperti halnya kegiatan

pembelajaran pada umumnya. Kemudian guru melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match:1) guru

menunjukkan kartu kepada siswa yang berupa kartu soal dan kartu

jawaban yang berhubungan dengan materi tentang perjanjian

Linggarjati dan Agresi Militer Belanda I (menunjukkan kartu); 2)

Page 89: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

72

siswa menerima kartu yang dibagikan oleh guru. Sebelum guru

membagikan kartu kepada siswa, guru membagi siswa menjadi 4

kelompok. Kemudian guru membagi kartu soal dan kartu jawaban

pada masing-masing kelompok(membagikan kartu); 3) siswa

mencari pasangan dengan mencocokkan kartu dengan kartu

temannya yang cocok (mencari pasangan); 4) Siswa yang mendapat

pasangan sebelum batas waktu yang telah ditentukan mendapat poin,

poin yang diberikan berupa tanda bintang bagi setiap

siswa(pemberian poin); 5) siswa melakukan diskusi tentang

perjanjian Linggarjati dan Agresi Militer Belanda I bersama dengan

pasangannya, dan guru membimbing siswa saat melakukan diskusi;

6) siswa melakukan presentasi dengan membacakan hasil diskusi

tentang perjanjian Linggarjati dan Agresi Militer Belanda I

(presentasi). Siswa yang lain menanggapi hasil diskusi temannya

melalui kegiatan presentasi.

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan melakukan

kegiatan: 1) memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi tentang perjanjian

Linggarjati dan Agresi Militer Belanda I, 2) bersama siswa

menyimpulkan materi pelajaran, 3) memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran; dan

4) melaksanakan evaluasi. Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh

siswa selama kurang lebih 10 menit, dengan jumlah soal 10 nomor.

Adapun hasil evaluasi siklus II pertemuan kedua selengkapnya

terdapat pada tabel 4.5

b. Pertemuan Keduauan

Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25

April 2012 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua

Page 90: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

73

dilaksanakan berdasarkan RPP (lampiran 10 halaman 176) yang

telah disusun oleh peneliti.

Pelaksanaan kegiatan awal yang dilaksanakan oleh peneliti

kurang lebih selama 10 menit, adapun kegiatan yang dilakukan pada

kegiatan awal adalah ucapan salam dari guru “Assalamu’alaikum

Wr. Wb”, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa.

Pada saat penelitian siklus I pertemuan kedua berlangsung semua

siswa kelas V hadir mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun daftar hadir

siswa pada pelaksanaan siklus II pertemuan kedua terdapat pada

lampiran 13 halaman 239. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh

guru pada kegiatan awal adalah tes penjajagan, acuan dan apersepsi

tentang perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda.

Seperti pada pertemuan sebelumnya, langkah pembelajaran

pada pertemuan kedua ini sesuai dengan langkah pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match.

Langkah-langkah tersebut meliputi a) guru menunjukkan kartu yang

berisi soal dan jawaban yang berhubungan dengan materi perjanjian

Renville antara Indonesia dengan Belanda kepada siswa, siswa

memperhatikan kartu yang ditunjukkan oleh guru (menunjukkan

kartu); b) guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban.

Sebelumnya kelas dibagi menjadi empat kelompok, dua kelompok

mendapatkan kartu soal, dan dua kelompok yang lain mendapatkan

kartu jawaban (membagikan kartu); c) siswa mencari pasangan

dengan mencocokkan kartu yang telah diterimanya (mencari

pasangan); d) siswa yang mendapat pasangan sebelum batas waktu

yang telah ditentukan, akan mendapatkan poin yang berupa tanda

bintang; e) siswa melakukan diskusi kelompok bersama pasangannya

tentang perjanjian Renville antara Indonesia dengan Belanda

(diskusi), dan f) siswa membacakan hasil diskusi tentang perjanjian

Renville antara Indonesia dengan Belanda, dan siswa yang lainnya

Page 91: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

74

menanggapi (presentasi).g) kegiatan pembelajaran diakhiri dengan

pengerjaan soal evaluasi oleh siswa (evaluasi).Kegiatan evaluasi

dilaksanakan oleh siswa selama kurang lebih 10 menit dengan

mengerjakan soal yang berjumlah 10 soal. Adapun hasil dari

evaluasi yang dikerjakan oleh siswa selengkapnya terdapat pada

tabel 4.6.

Sebelum guru melaksanakan evaluasi, guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum

jelas dari materi tentang perjanjian Renville antara Indonesia dengan

Belanda, menyimpulkan materi pelajaranbersama siswa, dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang

penting dari materi pelajaran.

c. Pertemuan Ketigauan

Siklus II pertemuan ketiga terlaksana pada tanggal 28 April

2012 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga

dilaksanakan berdasarkan RPP (lampiran 10 halaman 189) yang

telah disusun oleh peneliti. Secara garis besar pelaksanaan tindakan

pada siklus II pertemuan ketiga sebagaimana tercantum dalam RPP

dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir.

Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan awal

adalah mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, tes

penjajagan, acuan dan apersepsi. Pada pertemuan ketiga berlangsung

ada dua orang siswa kelas V tidak hadir mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, karena

sakit, dan karena mengikuti lomba MAPSI. Adapun daftar hadir

siswa pada pertemuan ketiga selengkapnya terdapat pada lampiran

13 halaman 239.

Page 92: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

75

Pada siklus II pertemuan ketiga, guru masih menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam kegiatan

pembelajaran dengan langkah-langkah: a) guru menunjukkan kartu

yang berisi soal dan jawaban yang berhubungan dengan materi

Agresi Militer Belanda II kepada siswa, siswa memperhatikan kartu

yang ditunjukkan oleh guru (menunjukkan kartu); b) Siswa

mendapatkan kartu dari guru masing-masing satu kartu. Sebelumnya

membagikan kartu, kelas dibagi menjadi empat kelompok, dua

kelompok mendapatkan kartu soal, dan dua kelompok yang lain

mendapatkan kartu jawaban (membagikan kartu soal dan kartu

jawaban); c) siswa mencari pasangan dengan mencocokkan kartu.

Siswa yang mendapat kartu soal mencari pasangan dengan siswa

yang mendapat kartu jawaban, dan sebaliknya (mencari pasangan);

d) setiap siswa yang mendapat pasangan sebelum batas waktu yang

telah ditentukan, akan diberi poin atau penghargaan dari guru

(pemberian poin); e) siswa melakukan diskusi kelompok bersama

pasangannya tentang Agresi Militer Belanda II (diskusi);f) siswa

melaksanakan presentasi dengan bimbingan dari guru (presentasi

kelompok); dan g) melaksanakan evaluasi untuk mengetahui sampai

sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang telah diajarkan

(evaluasi). Adapun untuk hasil evaluasi selengkapnya pada tabel

4.7.Sebelum melaksanakan evaluasi guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, bersama

siswa menyimpulkan materi pelajaran, memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari materi

pelajaran.

c. Observasi

1) Pertemuan Pertamaan

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang

teman sejawat dan satu orang guru kelas terhadap pelaksanaan

Page 93: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

76

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siklus II

pertemuan pertama di dapatkan skor 25 (observer 1), 26 (observer

2), dan 25 (observer 3). Hasil rata-rata observasi dari ketiga observer

adalah 25,33, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II

pertemuan pertama adalah 2,81 (cukup). (lampiran 20 halaman 247).

Tindakan siswa pada siklus II pertemuan pertama

berdasarkan hasil penilaian proses yang dilakukan oleh guru

didapatkan nilai rata-rata aspek keaktifan 64,05 (cukup); nilai rata-

rata aspek kerjasama 64,76 (cukup); dan nilai rata-rata aspek

komunikasi 62,38 (cukup)(lampiran 10 halaman 174).

Terakhir observasi yang dilaksanakan adalah untuk

mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan

pertama melalui observasi hasil dengan mengadakan evaluasi.

Adapun perolehan nilai siklus II Pertemuan pertama siswa kelas V

SD Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo

tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Nilai Siklus II Pertemuan Pertama Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai

(x) Frekuensi

(f) f.x Persen(

%) Keterangan

0-20

21-40

10 20 30 40

- - 1 2

- -

30 80 300 360

- -

- -

Belum Tuntas Belum Tuntas

4,76 9,52

41-60 50 60

6 6

28,6 Belum Tuntas Belum Tuntas 28,6

61-80 70 2 140 9,52 Tuntas 80 1 80 4,76 Tuntas

81-100 90 1 90 4,76 Tuntas 100 2 200 9,52 Tuntas

Jumlah 21 1280 100 Rata-rata 60,95

Page 94: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

77

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan ketiga adalah 100,

sedangkan nilai terendahnya adalah 30. Siswa yang tuntas belajar

sebanyak 6 orang siswa, dan 15 siswa belum tuntas belajar. Adapun

ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal dapat dilihat pada

gambar 4.5.

Gambar 4.5 Ketuntasan Belajar siklus II Pertemuan PertamaSiswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 29%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 71%.

2) Pertemuan Keduaa

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang

teman sejawat dan satu orang guru kelas terhadap pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siklus I pertemuan

kedua di dapatkan skor 27, 26, dan 27 . adapun skor rata-rata dari

ketiga observer adalah 26,67, dan nilai rata-ratanya adalah 2,96

(lampiran 20 halaman 247). Berdasarkan hasil nilai rata-rata skor

Page 95: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

78

dari ketiga observer menunjukkan bahwa Pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II pertemuan kedua termasuk dalam kategori cukup baik.

Berdasarkan hasil penilaian proses yang dilakukan oleh

guru terhadap kegiatan siswa pada siklus II pertemuan kedua,

tindakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup baik.

Adapun hasil rata-rata penilaian proses pada siklus II pertemuan

kedua untuk aspek keaktifan adalah 66,32 (cukup); aspek kerja sama

adalah 65,26 (cukup); dan aspek komunikasi adalah 64,47

(cukup)(selengkapnya terdapat pada lampiran 10 halaman 187).

Guru melakukan observasi hasil terhadap siswa dengan

melaksanakan evaluasi pada akhir kegiatan pembelajaran. Adapun

perolehan nilai siklus II pertemuan kedua siswa kelas V SD Negeri

Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran

2011/2012 selengkapnya terdapat pada tabel 4.6 (lampiran 10

halaman 188).

Tabel 4.6 Nilai Siklus II Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai

(x) Frekuensi

(f) f.x Persen(

%) Keterangan

0-20

21-40

10 - - - - - -

Belum Tuntas

20 - - - 30 - - - 40 1 40 4,76

41-60 50 2 100 9,52 Belum Tuntas

61-80 60 8 480 38,1 Belum Tuntas 70 4 280 19,05 Tuntas

Tuntas 80 2 160 9,52 81-100 90 1 90 4,76 Tuntas

100 3 300 14.29 Tuntas Jumlah 21 1450 100 Rata-rata 69,05

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus II pertemuan kedua adalah 100,

Page 96: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

79

sedangkan nilai terendahnya adalah 40. Siswa yang sudah tuntas

belajar sebanyak 6 orang siswa, sedangkan yang belum tuntas belajar

sebanyak 15 orang siswa. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD

Negeri Mudal pada siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada

gambar 4.6

Gambar 4.6 Ketuntasan BelajarSiklus II Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 48%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 52%.

3) Pertemuan Ketigaan

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang

teman sejawat dan satu orang guru kelas terhadap pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada siklus II

pertemuan ketiga masing-masing di dapatkan skor 29, 28, dan 29

(lampiran 20 halaman 247). Hasil rata-rata dari ketiga observer

adalah 28,67, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 3,19. Berdasarkan

Page 97: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

80

hal tersebut menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus

II pertemuan ketiga termasuk dalam kategori baik.

Pada siklus II pertemuan ketiga diperoleh penilaian proses

yang dilakukan oleh guru. Adapun hasil rata-rata penilaian proses

untuk aspek keaktifan mencapai 68,33 (cukup); aspek kerjasama

mencapai 66,43 (cukup); dan aspek komunikasi mencapai 66,43

(cukup)(lampiran 10 halaman 199).

Hasil angket siklus II pada umumnya sudah baik. Adapun

rata-rata hasil angket siklus II adalah 7,19 (termasuk dalam kategori

sangat baik, dan selengkapnya terdapat pada lampiran 23 halaman

250.

Hasil evaluasi dari pelaksanaan tindakan pada siklus II

pertemuan kedua pada umumnya meningkat jika dibandingkan

dengan pertemuan sebelumnya. Adapun perolehan nilai siklus II

Pertemuan ketiga siswa kelas V SD Negeri Mudal, Kecamatan

Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2011/2012 dapat

dilihat pada tabel 4.7selengkapnya pada lampiran 10 halaman 200.

Tabel 4.7 Nilai Siklus II Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai

(x) Frekuensi

(f) f.x Persen(

%) Keterangan

0-20

10 - - - -

- 20 - - -

21-40 30 - - - -

- 40 - - -

41-60 50 - - - - 60 4 240 19,05 Belum Tuntas

61-80 70 8 560 38,1 Tuntas 80 2 160 9,52 Tuntas

81-100 90 3 270 14,29 Tuntas 100 1 100 4,76 Tuntas

Jumlah 19 1430 100 Rata-rata 75,26

Page 98: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

81

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus II pertemuan ketiga adalah 100,

sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Siswa yang tuntas belajar

sebanyak 14 orang siswa, dan 5siswa belum tuntas belajar. Adapun

ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal dapat dilihat pada

gambar 4.7.

Gambar 4.7 Ketuntasan BelajarSiklus II Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 74%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 26%.

d. Refleksi

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama belum dapat

dikatakan berhasil karena dalam proses pembelajaran masih banyak

ditemukan kendala-kendala, antara lain: 1) penguasaan materi

pelajaran oleh guru kurang maksimal; 2) masih ada beberapa anak

Page 99: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

82

yang hanya bermain-main saja saat kegiatan diskusi; dan 4) pada

kegiatan presentasi, keaktifan siswa masih kurang maksimal.

Guru akan berusaha mengatasi kendala-kendala yang

dihadapi pada siklus II pertemuan pertama dengan berbagai solusi.

Adapun beberapa solusi yang dapat peneliti buat dari kendala-

kendala yang dihadapi oleh peneliti adalah: 1) guru akan berusaha

mempelajari materi dengan baik sebelum melakukan kegiatan

pembelajaran, selain itu guru juga akan menggunakan ringkasan

materi yang dibagikan kepada siswa agar siswa lebih mudah

menyimak materi yang dibahas oleh guru; 2) guru akan lebih

membimbing dan memotivasi siswa saat melakukan diskusi; 3) guru

akan mengkondisikan keaktifan siswa saat kegiatan presentasi,

dengan menunjuk siswa untuk melakukan presentasi ataupun dalam

memberikan tanggapan terhadap presentasi temannya.

Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti

serta perolehan nilai evaluasi pada siklus II pertemuan pertama yang

kurang maksimal, maka peneliti bermaksud melanjutkan ke

pertemuan kedua, dengan harapan kendala-kendala yang dihadapi

dapat teratasi dan hasil evaluasi siswa pada pertemuan selanjutnya

dapat meningkat.

2) Pertemuan Kedua

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II pertemuan kedua

dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II pertemuan kedua sudah berjalan cukup lancar, namun

masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh peneliti, yaitu

pengaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang

maksimal.

Berdasarkan kendala yang dihadapi pada pembelajaran

siklus II pertemuan kedua, peneliti akan membuat solusi untuk

mengatasi kendala yang dihadapi agar dapat meningkatkan kegiatan

Page 100: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

83

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Adapun solusi yang akan

dibuat peneliti untuk mengatasi kendala yang dihadapi pada siklus II

pertemuan kedua adalah dengan menunjuk siswa yang kurang aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga siswa yang tidak

aktif dalam kegiatan pembelajaran akan menjadi aktif.

Berdasarkan kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti

serta perolehan nilai evaluasi pada siklus II pertemuan pertama yang

belum maksimal, maka peneliti bermaksud melanjutkan ke

pertemuan ketiga, dengan harapan kendala-kendala yang dihadapi

dapat teratasi dan hasil evaluasi siswa pada pertemuan selanjutnya

dapat meningkat.

3) Pertemuan Ketiga

Berdasarkan hasil observasi yang sudah peneliti dan

observer laksanakan pada siklus II pertemuan ketiga, maka dapat

disimpulkan bahwa: 1) pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

make A match telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur, namun

belum berhasil; 2) rata-rata kelas pada siklus II pertemuan ketiga

belum mencapai indicator yang ditetapkan oleh peneliti.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan ketiga

sudah cukup baik, namun ada beberapa kendala yang dihadapi, yaitu:

1) pengkondisian siswa saat akan mengikuti pelajaran kurang

maksimal, sehingga pada saat kegiatan awal banyak siswa yang

masih sibuk berbicara sendiri dengan temannya; 2) pemberian poin

oleh guru kurang bervariasi, sehingga siswa merasa bosan.

Berdasarkan kendala yang dihadapi pada siklus II

pertemuan ketiga, guru berusaha memperbaikinya dengan membuat

solusi dari kendala yang dihadapi, yaitu: 1) guru akan

mengkondisikan siswa sebelum memulai pelajaran, dan akan

memulai pelajaran apabila siswa telah siap menerima pelajaran; 2)

Page 101: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

84

guru akan memberikan poin yang lebih bervariasi kepada siswa yang

berhasil menemukan pasangannya.

Setelah selesai melaksanakan siklus II dengan tiga kali pertemuan

dengan hasil yang telah diuraikan diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa

siklus II belum berhasil secara maksimal, karena masih ada beberapa

kekurangan yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran, selain itu hasil

pembelajaran juga masih perlu ditingkatkan.Oleh karena itu peneliti

mengambil keputusan untuk melanjutkan ke siklus III dengan memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada siklus II.

C. Siklus III

Kegiatan pada siklus III ini terdiri dari 4 tahap yaitu tahap

perencanaaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap

refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan

siklus III pada dasarnya sama dengan tahap perencanaan pada siklus I

dan siklus II , diantaranya adalah pembuatan skenario pembelajaran,

pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan

media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran,

menyiapkan lembar kerja siswa serta lembar evaluasi untuk siswa,

menyiapkan lembar penilaian proses, menyiapkan instrumen penelitian,

dan menghubungi teman sejawat untuk menjadi observer dalam

pelaksanaan penelitian.

Pelaksanaan siklus III direncanakan oleh guru dalam tiga kali

pertemuan dengan alokasi waktu 70 menit dalam setiap pertemuan.

Materi yang akan disampaikan pada siklus III berbeda-beda dalam setiap

pertemuan. Adapun untuk pertemuan pertama, materi yang akan

disampaikan adalah tentang perjanjian Rum Royen dan KMB, pertemuan

kedua tentang pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda, pertemuan ketiga

Page 102: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

85

tentang peranan dan cara menghargai para tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan.

2. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertamauan

Siklus III pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2

Mei 2012 pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan berdasarkan

scenario yang telah disusun oleh peneliti. Adapun pelaksanaan

proses pembelajaran pada siklus III pertemuan pertama dilaksanakan

berdasarkan RPP (lampiran 11 halaman 201) yang telah disusun oleh

peneliti. Secara garis besar pelaksanaan tindakan pada siklus III

pertemuan pertama sebagaimana tercantum dalam RPP dibagi

menjadi 3 kegiatan yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan

kegiatan akhir.

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan

mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, memberikan tes

penjajagan, menyampaikan acuan dan apersepsi. Pada saat penelitian

siklus III pertemuan pertama berlangsung semua siswa kelas V hadir

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match. Adapun daftar hadir siswa pada siklus III pertemuan

pertama selengkapnya terdapat pada lampiran 14 halaman 240.

Pada kegiatan inti guru melaksanakan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Sebelumnya

guru menjelaskan materi tentang perjanjian Rum Royen dan KMB,

kegiatan yang dilakukan siswa pada saat guru menjelaskan materi

adalah memperhatikan dan bertanya jawab dengan guru tentang

materi pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Kemudian

dilanjutkan dengan melaksanakan langkah-langkahpembelajaran

Make A Match, yaitu:a) guru menunjukkan kartu kepada siswa.

Kartu-kartu tersebut berisi kartu soal dan kartu jawaban yang ada

Page 103: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

86

hubungannya dengan materi perjanjian Rum Royen dan KMB

(menunjukkan kartu); b) guru membagikan kartu soal dan kartu

jawaban. Sebelum guru membagikan kartu kepada siswa, guru

membagi kelas menjadi 4 kelompok. Kemudian guru membagi kartu

soal dan kartu jawaban pada masing-masing kelompok, dimana

setiap siswa dalam kelompok mendapat masing-masing satu kartu

(pembagian kartu); c) Siswa mencari pasangan dengan mencocokkan

kartu dengan kartu temannya yang cocok (mencari pasangan); d)

siswa yang mendapat pasangan sebelum batas waktu yang telah

ditentukan mendapat poin (pemberian poin); e) siswa melakukan

diskusi kelompok bersama pasangannya tentang Perjanjian Rum

Royen dan KMB, guru membimbing siswa saat melakukan diskusi

(diskusi); f) siswa melakukan presentasi dengan membacakan hasil

diskusi tentang perjanjian Rum Royen dan KMB (presentasi); g) dan

melaksanakan evaluasi (kuis atau evaluasi).Kegiatan yang

dilaksanakan oleh guru sebelum melaksanakan evaluasi pada akhir

pembelajaran adalah: memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi tentang perjanjian

Rum Royen dan KMB, bersama siswa menyimpulkan materi

pelajaran. Adapun hasil dari evaluasi yang dikerjakan oleh siswa

selengkapnya terdapat pada tabel 4.8.

2) Pertemuan Keduauan

Siklus III pertemuan kedua terlaksana pada tanggal 5 Mei

2012 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III pertemuan kedua

dilaksanakan berdasarkan RPP (lampiran 11 halaman 214) yang

telah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan pada siklus III

pertemuan kedua meliputi tiga kegiatan sebagaimana tercantum

dalam RPP, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Page 104: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

87

Pada saat penelitian siklus III pertemuan kedua berlangsung

semua siswa kelas V hadir mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun daftar hadir

siswa pada pelaksanaan siklus III pertemuan kedua terdapat pada

lampiran 14 halaman 240.

Kegiatan pembelajaran pada siklus III pertemuan kedua ini

sesuai dengan langkah pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match. Kegiatan penjelasan materi

mengawali kegiatan inti sebelum melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun materi yang

disampaikan oleh guru adalah tentang pengakuan kedaulatan RI oleh

Belanda, siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang materi

yang sedang dijelaskan. Selanjutnya guru melaksanakan langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match: a) guru

menunjukkan kartu yang berisi soal dan jawaban yang berhubungan

dengan materi pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda kepada siswa,

siswa memperhatikan kartu yang ditunjukkan oleh guru

(menunjukkan kartu); b) guru membagikan kartu kepada siswa.

Sebelumnya guru membagi kelas menjadi empat kelompok, dua

kelompok mendapatkan kartu soal, dan dua kelompok yang lain

mendapatkan kartu jawaban, masing-masing siswa mendapat satu

kartu (pembagian kartu); c) siswa mencari pasangan dengan

mencocokkan kartu, setelah siswa mendapatkan kartu, mereka

mencari pasangan dengan cara mencocokan kartu yang dipegangnya

(mencari pasangan); d) Siswa yang mendapat pasangan akan

mendapatkan poin atau penghargaan. Bagi siswa yang paling cepat

mendapatkan pasangan akan diberi penghargaan sebuah alat tulis

(pemberian poin); e) siswa melakukan diskusi kelompok bersama

pasangannya tentang pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda

(diskusi); f) siswa mempresentasikan hasil diskusi tentang

pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda di depan kelas (presentasi).

Page 105: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

88

Siswa yang lain menanggapi presentasi yang dilakukan oleh

temannya, g) guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan oleh

siswa (kuis atau evaluasi) Adapun hasil dari evaluasi yang

dikerjakan oleh siswa selengkapnya terdapat pada tabel 4.9. Sebelum

mengadakan evaluasi, guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas dari materi tentang

pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda, bersama siswa

menyimpulkan materi pelajaran, memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari materi pelajaran.

3) Pertemuan Ketigauan

Siklus III pertemuan ketiga terlaksana pada tanggal 12 Mei

2012 pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 10.10 WIB.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus III pertemuan ketiga

dilaksanakan berdasarkan RPP (lampiran 11 halaman 226) yang

telah disusun oleh guru. Pada RPP siklus III pertemuan ketiga

kegiatandalam penelitian dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu:

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan awal

adalah mengucapkan salam, mengabsen kehadiran siswa, tes

penjajagan, acuan dan apersepsi. Pada pertemuan ketiga berlangsung

semua siswa kelas V hadir mengikuti pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun daftar hadir

siswa pada pertemuan ketiga selengkapnya terdapat pada lampiran

14 halaman 240.

Kegiatan inti pada siklus III pertemuan ketiga, guru

menjelakan materi tentang peranan dan cara menghargai para tokoh

perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa melakukan

tanya jawab dengan guru tentang materi yang sedang dijelaskan

guru. Selanjutnya guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dengan langkah-langkah: a) guru menunjukkan kartu

Page 106: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

89

yang berisi soal dan jawaban yang berhubungan dengan materi

peranan dan cara menghargai para tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan kepada siswa, siswa memperhatikan

kartu yang ditunjukkan oleh guru (menunjukkan kartu); b) guru

membagikan kartu kepada siswa. Sebelumnya guru membagi kelas

menjadi empat kelompok, dua kelompok mendapatkan kartu soal,

dan dua kelompok yang lain mendapatkan kartu jawaban, masing-

masing siswa mendapat satu kartu (pembagian kartu); c) siswa

mencari pasangan dengan mencocokkan kartu, setelah siswa

mendapatkan kartu, mereka mencari pasangan dengan cara

mencocokan kartu yang dipegangnya (mencari pasangan); d) siswa

yang mendapat pasangan akan mendapatkan poin atau penghargaan.

Bagi siswa yang paling cepat mendapatkan pasangan akan diberi

penghargaan sebuah alat tulis (pemberian poin); e) siswa melakukan

diskusi kelompok bersama pasangannya tentang peranan dan cara

menghargai para tokoh perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan (diskusi); f) siswa mempresentasikan hasil diskusi

tentang peranan dan cara menghargai para tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan di depan kelas. Siswa yang lain

menanggapi presentasi yang dilakukan oleh temannya; dan g) kuis

atau evaluasi Adapun untuk hasil evaluasi selengkapnya pada tabel

4.10. Sebelum mengadakan evaluasi, guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, bersama

siswa menyimpulkan materi pelajaran, memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mencatat hal-hal yang penting dari materi

pelajaran.

c. Observasi

1) Pertemuan Pertamauan

Berdasarkan hasil observasi pada siklus III pertemuan

pertama terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A

Page 107: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

90

Match diperoleh skor 31, 30, dan 29. Rata-rata yang diperoleh dari

ketiga observer adalah 30, dengan nilai rata-rata 3,33. (lampiran 21

halaman 248). Berdasarkan hasil nilai rata-rata dari ketiga observer

menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran termasuk dalam

kategori baik.

Berdasarkan hasil penilaian proses yang dilakukan oleh

guru terhadap kegiatan siswa pada siklus III pertemuan pertama,

tindakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik. Adapun

hasil rata-rata untuk aspek keaktifan siswa mencapai 68,57 (cukup);

aspek kerja sama mencapai 68,10 (cukup); dan aspek komunikasi

mencapai 67,86 (cukup), (selengkapnya terdapat pada lampiran 11

halaman 212). Siswa kelas V sudah cukup aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran. Pada saat diskusi semua anak melaksanakan

diskusi dengan cukup tertib. Kegiatan presentasi juga sudah berjalan

cukup lancar, ada beberapa anak yang berani maju ke depan kelas

untuk menyampaikan hasil diskusinya, selain itu ada beberapa anak

yang menanggapi hasil presentasi yang disajikan oleh temannya.

Terakhir observasi yang dilaksanakan oleh guru adalah

observasi hasil, yaitu dengan mengadakan evaluasi. Adapun

perolehan nilai siklus III Pertemuan pertama siswa kelas V SD

Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun

ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 108: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

91

Tabel 4.8 Nilai Siklus III Pertemuan Pertama Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai

(x) Frekuensi

(f) f.x Persen(

%) Keterangan

0-20

10 - - - - 20 - - - -

21-40 30 - - - - 40 - - - -

41-60 50 - - - - 60 4 240 19,05 Belum Tuntas

61-80 70 6 420 28,57 Belum Tuntas 80 5 400 23,81 Tuntas

81-100 90 5 450 23,81 Tuntas 100 1 100 4,76 Tuntas

Jumlah 21 1610 100 Rata-rata 76,67

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang

diperoleh siswa pada siklus III pertemuan pertama adalah 100,

sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Siswa yang sudah tuntas

belajar sebanyak 17 orang siswa, sedangkan yang belum tuntas

belajar sebanyak 4 orang siswa. Ketuntasan belajar siswa kelas V SD

Negeri Mudal pada siklus III pertemuan pertama dapat dilihat pada

gambar 4.8.

Page 109: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

92

Gambar 4.8 Ketuntasan BelajarSiklus III Pertemuan Pertama Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 82%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 18%.

2) Pertemuan Keduaua

Berdasarkan hasil observasi pada siklus III pertemuan

kedua diperoleh skor 31, 30, dan 31. Adapun rata-rata skor dari

ketiga observer adalah 30,67, sedangkan nilai rata-ratanya adalah

3,41(lampiran 21 halaman 248). Hasil rata-rata observasi dari ketiga

observer menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran termasuk

dalam kategori baik.

Berdasarkan hasil penilaian proses yang dilakukan oleh

guru terhadap tindakan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada

siklus III pertemuan kedua sudah baik. Adapun hasil penilaian

proses terhadap aspek keaktifan pada siklus III pertemuan kedua

adalah 71,43 (baik); aspek kerja sama 71,19 (baik); dan aspek

komunikasi 70,71(baik) (lampiran 11 halaman 224).

Page 110: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

93

Terakhir observasi yang dilaksanakan oleh guru adalah

observasi hasil dengan mengadakan evaluasi. Adapun perolehan

nilai siklus III Pertemuan kedua siswa kelas V SD Negeri Mudal,

Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun ajaran

2011/2012 dapat dilihat pada tabel 4.9, selengkapnya pada lampiran

11 halaman 225.

Tabel 4.9 Nilai Siklus III Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Interval Nilai (x)

Frekuensi (f)

f.x Persen (%)

Keterangan

0-20

21-40

- -

30 40

- - - -

- - - -

- - - - -

- - -

41-60 50 60

- 3

- 120

- - Belum tuntas 14,29

61-80 70 5 700 23,81 Tuntas 80 9 480 42,86 Tuntas

81-100 90 2 90 9,52 Tuntas 100 2 200 9,52 Tuntas

Jumlah 21 1630 100 Rata-rata 77,62

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus III pertemuan kedua adalah 100,

sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Siswa yang tuntas belajar

sebanyak 19 orang siswa, dan yang belum tuntas belajarnya2 siswa.

Adapun ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri Mudal dapat

dilihat pada gambar 4.9.

Page 111: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

94

Gambar 4.9 Ketuntasan BelajarSiklus III Pertemuan Kedua Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.8 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 90%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 10%.

3) Pertemuan Ketiga

Berdasarkan lembar observasi siklus III pertemuan ketiga

untuk tindakan guru dalam proses pembelajaran diperoleh skor 33,

32, 32 . rata-rata observasi yang diperoleh ketiga observer adalah

32,33, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 3,59 (lampiran 21

halaman 248). Berdasarkan hasil nilai rata-rata yang diperoleh ketiga

observer pa siklus III pertemuan ketiga menunjukkan bahwa

tindakan guru dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori

baik.

Tindakan siswa berdasarkan penilaian proses yang

dilakukan oleh guru terhadap kegiatan siswa pada siklus III

pertemuan ketiga sudah baik. Dari hasil penilaian proses didapat

nilai rata-rata untuk aspek keaktifan mencapai 74,52 ( baik); aspek

Page 112: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

95

kerjasama mencapai 75,48 (baik); dan aspek komunikasi mencapai

75,00 (baik) (lampiran 11 halaman 236).

Hasil angket siklus III pada umumnya sudah baik. Adapun

rata-rata hasil angket siklus III adalah 7,67 (termasuk dalam kategori

sangat baik, dan selengkapnya terdapat pada lampiran 24 halaman

251).

Terakhir observasi yang dilaksanakan adalah untuk

mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan pada siklus III

pertemuan ketiga yaitu melalui observasi hasil melalui tes evaluasi.

Adapun perolehan nilai siklus III pertemuan ketiga siswa kelas V SD

Negeri Mudal, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun

ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 4.10 ( lampiran 11

halaman 237).

Tabel 4.10 Nilai Siklus III Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/2012

Interval Nilai

(x) Frekuensi

(f) f.x Persen(%) Keterangan

0-20

10 - - - - 20 - - -

21-40 30 - - - 40 - - -

41-60 50 - - - 60 - - -

61-80 70 2 140 9,52 Tuntas 80 10 800 47,62 Tuntas

81-100 90 4 360 19,05 Tuntas 100 4 400 19,05 Tuntas

Jumlah 21 1800 100 Rata-rata 85,71

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus III pertemuan ketiga adalah 100,

sedangkan nilai terendahnya adalah 70. Siswa yang tuntas belajar

Page 113: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

96

sebanyak 21 siswa. Adapun ketuntasan belajar siswa kelas V SD

Negeri Mudal dapat dilihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Ketuntasan Belajar siklus III Pertemuan Ketiga Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012

Berdasarkan gambar 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang

sudah tuntas belajar mencapai 100%, sedangkan siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 0%.

3. Refleksi

1) Pertemuan Pertama

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

dan observer dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus III

pertemuan pertama sudah berlangsung lebih baik, jika dibandingkan

dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kendala-kendala yang

dihadapi pada pertemuan sebelumnya sudah berkurang. Siswa sudah

terlihat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun masih ada

beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran

siklus III pertemuan pertama, yaitu pada kegiatan diskusi dibutuhkan

waktu yang cukup lama, hal ini dipicu dengan adanya anak yang

Page 114: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

97

ramai sendiri saat melaksanakan diskusi. Sehingga menghambat

selesainya kegiatan diskusi.

Berdasarkan kendala yang dihadapi pada siklus III

pertemuan pertama, guru akan berusaha membuat solusi untuk

mengatasinya, yaitu dengan meningkatkan perhatian kepada siswa

saat melakukan diskusi, dan akan berusaha memperingatkan siswa

yang ramai sendiri saat melakukan diskusi.

Berdasarkan kendala yang dihadapi oleh peneliti pada siklus

III pertemuan pertama, maka peneliti bermaksud melanjutkan ke

pertemuan kedua, dengan harapan kendala yang dihadapi dapat

teratasi dan hasil evaluasi siswa dpata meningkat.

2) Pertemuan Kedua

Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus III

pertemuan kedua sudah berjalan cukup baik dan lancar. Siswa sudah

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat bekerja sama

dengan baik dengan temannya. Namun demikian masih ada kendala

yang dihadapi oleh guru pada pembelajaran siklus III pertemuan

kedua, yaitu pada kegiatan presentasi. Pada kegiatan presentasi,

masih ada beberapa siswa yang belum pernah melakukan presentasi

ataupun menanggapi presentasi dari temannya.

Berdasarkan kendala tersebut maka peneliti akan berusaha

mengatasinya dengan menunjuk siswa yang belum pernah

melakukan presentasi maupun menanggapi presentasi. Dengan

demikian diharapkan semua siswa lebih aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

Siklus III pertemuan kedua belum dapat dikatakan berhasil

secara maksimal. Masih ada yang perlu diperbaiki pada siklus III

pertemuan II, terutama pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu

peneliti akan melanjutkan penelitian pada pertemuan ketiga.

Page 115: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

98

3) Pertemuan Ketiga

Berdasarkan hasil observasi yang sudah peneliti dan

observer laksanakan pada siklus III pertemuan ketiga, maka dapat

disimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe

Make A match telah dilaksanakan sesuai dengan baik; 2) Rata-rata

kelas pada siklus III pertemuan ketiga telah mencapai indicator yang

ditetapkan oleh peneliti. Adapun nilai rata-rata kelas yang dicapai

pada siklus III pertemuan ketiga adalah 85,71.

Setelah selesai melaksanakan siklus III dengan tiga kali pertemuan

dengan hasil yang telah diuraikan diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa

proses dan hasil pembelajaran pada siklus III telah berhasil dan sesuai dengan

indicator yang telah ditetapkan oleh peneliti. Oleh karena itu guru mengambil

keputusan untuk menghentikan penelitian pada siklus III.

4. Perbandingan Antar Siklus

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan

data hasilproses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Matchyang

diamati oleh observer, dan data hasil pelaksanaan pembelajaran yang meliputi:

penilaian proses terhadap tindakan siswa saat mengikuti kegiatan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, dan penilaian hasil belajar siswa.

Secara jelas perbandingan hasil tindakan antarsiklus akan diuraikan berikut

ini.

a. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh data hasil

observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match pada

siklus I yaitu 65,42% dan pada siklus II meningkat menjadi 74,69%,

sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 86,11%. Peningkatan hasil

observasi pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match secara

jelas dapat dilihat pada gambar 4.11

Page 116: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

99

Gambar 4.11 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

Berdasarkan gambar 4.11 dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe make A match mengalami peningkatan

pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I ke siklus II meningkat 9,27%,

dan pada siklus II ke siklus III meningkat sebesar 11,42%.

b. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran

Hasil pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini meliputi

penilaian proses siswa saat pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.

Penilaian proses pada penelitian ini meliputi aspek keaktifan, kerjasama,

dan komunikasi. Adapun hasil rata-rata penilaian proses yang dilakukan

oleh guru pada siklus I pada aspek keaktifan adalah 61,51; aspek

kerjasama adalah 62,62; aspek komunikasi 61,51(lampiran 15

halaman241). Pada siklus II rata-rata aspek keaktifan adalah 66,43; aspek

kerjasama 65,63; dan aspek komunikasi 64,60 (lampiran 16 halaman 242).

Siklus III hasil rata-rata penilaian proses aspek keaktifan adalah 71,67;

Page 117: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

100

aspek kerjasama adalah 71,59; dan aspek komunikasi adalah 71,19

(lampiran 17 halaman 243).

Selanjutnya peningkatan hasil rata-rata penilaian proses dari

siklus I sampai dengan siklus III dapat digambarkan menggunakan

diagram garis pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Rata-rata Penilaian Proses Siswa Kelas V SD Negeri MudaldalamPembelajaran IPS Siklus I – III

Berdasarkan gambar 4.12 dapat disimpulkan bahwa hasil

penilaian proses dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Adapun dan

rata-rata penilaian proses pada siklus I 61,88%; rata-rata penilaian proses

pada siklus II 65,55%; dan rata-rata penilaian proses pada siklus III adalah

71,48%. Peningkatan rata-rata penilaian proses pada siklus I ke siklus II

adalah 4,59%, dan pada siklus II ke siklus III meningkat 7,43%.

Pada penilaian hasildata yang diperoleh berdasarkan rata-rata

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Adapun hasilnya dapat diketahui

bahwa pada setiap siklusnya selalu mengalami peningkatan, baik dari

siklus I ke siklus II, ataupun dari siklus II ke siklus III. Pada siklus I 44,29,

siklus II 68,26; dan pada silkus III 80,00 (lampiran 18 halaman 244).

Page 118: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

101

Selanjutnya peningkatan nilai rata hasil belajar siswa dalam pembelajaran

IPS dapat digambarkan menggunakan diagram garis pada gambar 4.12

Gambar 4.12 Ketuntasan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Mudal pada siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan gambar 4.12 hasil rata-rata nilai yang diperoleh pada

penelitian ini mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu selalu

meningkat dalam setiap siklus, baik pad, siklus I, siklus II, maupun siklus

III. Pada siklus I ke siklus II meningkat 23,97%, pada siklus II ke siklus III

meningkat 11,74%.

Hasil pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make AMatch

yang meliputi penilaian proses siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran

dan penilaian hasil belajar siswa, dirata-rata untuk mengetahui hasil

pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Adapun hasil

rata-ratanya selengkapnya terdapat pada tabel 4.11.

Page 119: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

102

Tabel 4.11 Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatof tipe Make A Match

Uraian Siklus I Siklus II Siklus III

Penilaian Proses Siswa 61,88% 65,55% 71,48% Hasil Belajar Siswa 44,29% 68,26% 80,00%

Rata-rata 53,09% 66,91% 75,74%

Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa hasil

pelaksanaan Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III.

Adapun peningkatannya pada siklus I ke siklus II adalah 13,82%, dan pada

siklus II ke siklus III adalah 8,83%.

C. Pembahasan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan untuk

mengatasi permasalahan yang ada, yaitu tentang rendahnya hasil belajar dan

partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang disebabkan karena

variasi pembelajaran yang monoton yakni ceramah. Guru kurang

memperhatikan pengelolaan kelas, kurang memanfaatkan media

pembelajaran yang ada, serta keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

kurang maksimal karena kegiatan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung hanya memperhatikan penjelasan dari guru. Pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match menurut peneliti dirasa cocok digunakan pada

pembelajaran IPS kelas V SD Negeri Mudal

Berdasarkan temuan data dari hasil tes pada setiap tindakan, maka

dapat diketahui bahwa pada kondisi awal siswa kelas V SD Negeri Mudal

belum menguasai materi tentang Perjuangan Para Tokoh dalam

Mempertahankan Kemerdekaan, hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata tes

yang diperoleh siswa masih sangat rendah, yaitu 18,57 dan belum mencapai

indicator yang telah ditetapkan oleh peneliti pada penelitian ini, yaitu 70.

Page 120: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

103

Pada siklus I peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match. Pada pertemuan pertama masih banyak siswa yang bingung

dengan proses pembelajaran Make A Match, selain itu masih ada beberapa

siswa yang malu mendapatkan pasangan yang berbeda jenis kelamin. Selain

itu pada saat pelaksanaan diskusi dan presentasi masih banyak siswa yang

enggan untuk bekerjasama dengan teman pasangannya. Kendala-kendala

yang dihadapi oleh peneliti pada pertemuan pertama dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mecari solusi untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran

pada pertemuan kedua, dan kendala yang dihadapi pada pertemuan kedua

juga sebagai pertimbangan untuk mencari solusi pada pertemuan ketiga.

Berdasarkan hasil rata-rata observasi pada siklus I, proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru atau peneliti termasuk dalam kategori

cukup baik, yaitu diperoleh nilai rata-rata 2,62 dengan presentase 65,42%;

sedangkan hasil penilaian proses menunjukkan bahwa pada siklus I diperoleh

rata-rata untuk aspek keaktifan 61,51 (cukup), aspek kerjasama 62,62

(cukup), dan aspek komunikasi 61,51(cukup); untuk hasil angket pada siklus

I menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu rata-rata angket yang diperoleh

pada siklus I adalah 6,38; untuk nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa

pada siklus I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata

pada saat pre tes. Adapun nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa pada

siklus I adalah 44,29.

Pada siklus II peneliti masih menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match. Berdasarkan hasil observasi, hasil penilaian

proses, hasil angket, dan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami

peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Adapun hasilnya dapat dilihat

sebagai berikut: 1) hasil observasi siklus II diperolehnilai rata-rata 2,99

(termasuk kategori cukup baik) dengan presentase 74,69%; 2) hasil penilaian

proses, aspek keaktifan 66,43 (cukup), aspek kerjasama 65,63 (cukup), aspek

komunikasi 64,60 (cukup); 3) hasil angket pada siklus II diperoleh skor rata-

rata 7,19 (termasuk kategori sangat baik); 4) hasil belajar siswa juga

Page 121: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

104

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II

diperoleh nilai rata-rata kelas 68,26.

Siklus III model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match masih

digunakan. Peneliti berusaha meminimalisir kendala yang terjadi pada siklus-

siklus sebelumnya, dan berusaha mencari solusi dari kendala yang dihadapi.

Proses belajar mengajar pada siklus III pada umumnya sudah berjalan dengan

baik. Hal ini berdasarkan hasil observasi, hasil penilaian proses, hasil angket,

dan hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Adapun hasilnya adalah: 1) hasil

observasi siklus III diperoleh nilai rata-rata 3,44 (termasuk kategori baik)

dengan presentase 86,11%; 2) hasil penilaian proses, aspek keaktifan 71.67

(baik), aspek kerjasama 71.59 (baik), aspek komunikasi 71.19 (baik); 3) hasil

angket pada siklus II diperoleh skor rata-rata 7,67 (termasuk kategori sangat

baik); 4) hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan jika dibandingkan

dengan siklus I dan siklus II, pada siklus IIIdiperoleh nilai rata-rata kelas 80.

Hasil penelitian pada setiap siklus di atas, menunjukkan bahwa

proses pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya baik pada proses maupun

hasilpembelajaran. Pada siklus I rata-rata proses pembelajaran mencapai

65,55%, meningkat menjadi 74,69% pada siklus II, dan pada siklus III

meningkat menjadi 86,11%. Sedangkan pada hasil belajar siswa (rata-rata

penilaian proses siswa dan hasil belajar siswa) juga mengalami peningkatan,

yaitu pada siklus I mencapai 53,09%, pada siklus II 66,91%, dan pada siklus

III 75,74%. Berdasarkan hasil tersebut indicator yang telah ditetapkan oleh

peneliti telah tercapai, yaitu proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

mencapai 85%, dan hasil belajar siswa mencapai 70%.

Berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan Kelas diatas dan

sejalan dengan pendapat Amin (2011) yang menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: a)

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun

fisik; b) karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan; c)

Page 122: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

105

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari; d) dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa; e) efektif sebagai sarana melatih

keberanian siswa untuk tampil presentasi; f) efektif melatih kedisiplinan

siswa menghargai waktu untuk belajar.Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS,

khususnya pada siswa kelas V SD Negeri Mudal tahun Ajaran 2011/ 2012.

Page 123: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

106

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul ” Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dalam Peningkatan

Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012”,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A Matchdapat

meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri Mudal tahun

ajaran 2011/2012. Adapun langkah-langkah yang dapat meningkatkan

pembelajaran kooperatif Tipe Make A Matchadalah: a) guru menunjukkan kartu;

b) guru membagikan kartu; c) mencari pasangan; d) pemberian poin; e) diskusi;

f) presentasi; g) evaluasi atau kuis. Peningkatan hasil pembelajaran yang terjadi

dalam penelitian ini, pada siklus I 53,09%, pada siklus II 66,91%, dan pada

siklus III meningkat menjadi 75,74%.

2. Kendala-kendala selama menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe

Make A Matchdalam pembelajaran IPS perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri Mudal tahun

ajaran 2011/2012 pada siklus I sampaiIII yaitu: siswa belum terbiasa

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match; siswa malu

atau enggan bekerja sama dengan teman pasangannya saat kegiatan diskusi;

keaktifan siswa masih kurang maksimal saat diskusi dan presentasi; dan

pemberian poin oleh guru kurang bervariasi. Sedangkan solusi-solusinya

adalah guru memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe Make A Match; guru memberikan pengarahan

tentang pentingnya kerjasama, guru mengingatkan siswa yang kurang aktif

dalam kegiatan diskusi, guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan

hasil diskusi; dan guru akan memberikan poin yang bervariasi agar siswa

tidak bosan.

Page 124: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

107

B. Implikasi

Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan,

maka dapat dikemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Make A Match dengan tepat pada siswa kelas V SD Negeri Mudal tahun ajaran

2011/2012 dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan para tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar

siswa.Hasil penelitian ini mempunyai implikasi baik bagi guru, siswa, maupun

sekolah.

Bagi guru, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match dalam pembelajaran IPS dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

untuk meningkatkan hasil belajar dan proses belajar IPS siswa.

Bagi siswa, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match dalam pembelajaran IPS bermanfaat untuk meningkatkan kerjasama antar

siswa, keaktifan siswa, serta komunikasi antar siswa dalam kegiatan belajar IPS

Bagi sekolah, pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

Match dalam pembelajaran IPS dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran

untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah Dasar pada khususnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe make A Match dalam pembelajaram IPS

pada siswa kelas V SD negeri Mudal tahun ajaran 2011/ 2012 dapat meningkatkan

proses dan hasil belajar siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat

dikembangkan tidak hanya untuk penelitian pada mata pelajaran IPS, namun

dapat juga untuk semua mata pelajaran.

2. Bagi guru, agar penyampaian materi oleh guru tidak membosankan maka guru

perlu untuk menyampaikan materi pelajaran dengan suasana yang

menyenangkan, yang salah satunya yaitu dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Make A Match.

Page 125: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

108

3. Bagi siswa, penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Make A

Matchdapat meningkatkan hasil belajar IPS dan dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan siswa

meningkatkan frekuensi belajar dan keaktifannya dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat.

Page 126: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

109

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulittan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, S. (2011). Metode Make A Match: Tujuan, Persiapan, dan

Implementasinya dalam Pembelajaran. Diakses dari http://s4iful4min.blogspot.com/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan-dan.html.pada tanggal 7 Januari 2012.

Amirin, T.M. (2009). Subyek penelitian, responden penelitian, dan informan

(narasumber) penelitian. Diakses dari http://tatangmanguny.wordpress.com/2009/04/21/subjek-responden-dan-informan-penelitian/pada tanggal 21 Januari 2012.

Arikunto, S., dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asy’ari, dkk. (2007). Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas V. Jakarta:

Erlangga BSNP. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model

Silabus Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dinas Pendidikan Nasional. 2007. KTSP. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dzaki M.F. (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

(membuat pasangan), Langkah-Langkah Pembelajaran. Diakses darihttp://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-make.html pada tanggal 25 September 2011.

Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS (filosofi, konsep, dan aplikasi). Bandung:

Alfabeta Hernawan, A.H., dkk. (2010). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.

Jakarta: Universitas Tterbuka Huda, M. (2011). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model

Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif (Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 127: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

110

Izzatty, R.E., dkk. (2008). Perkembangan Peserta didik. Yogyakarta: UNY Press. Moleong, L.J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Nurhasanah. (2010). Efektivitas Teknik Make A Match untuk Meningkatkan Kerja

Sama dan Prestasi Belajar IPS di SDN 3 Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Tesis. Yogyakarta: FISE UNY

Padmono. (2002). Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Riset, dan praktik). Bandung:

Nusa Media. Sugiyanto. (2008). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia

Sertifikasi Guru (PSG) rayon 13. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Sumiati & Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Suprijono A. (2011). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susilaningsih, L.,&Limbong L.S. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/ MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wahyudi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Wahyuningsih, R. (2010). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Sosiologi Melalui Implementasi Pendekatan Construktivist learning dengan Model Make A Matchdi SMAN 1 Mlati Sleman Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FISE UNY.

Wena,M .(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Winataputra, U.S., dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Page 128: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

111

Wiriaatmadja, R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yuliati,R., & Munajat A. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/ MI Kelas V.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Page 129: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

112

LAMPIRAN

Page 130: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

113

Lampiran 1: Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester

DAFTAR NILAI ULANGAN TENGAH SEMESTER (UTS) I

KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Tedi Prabowo 47 Belum Tuntas

2 Desy Setyowati 54 Belum Tuntas

3 Diki Prabowo Mukti 53 Belum Tuntas

4 Faizal Rifai 77 Tuntas

5 Fajar Laela R 63 Tuntas

6 Joko Setyawan 58 Belum Tuntas

7 M.Rizal Mustopa 87 Tuntas

8 Rizki Wahyu Ramadhan 45 Belum Tuntas

9 Aprilia Hesti Kinanti 53 Belum Tuntas

10 Arby Yudha Maulana 85 Tuntas

11 Dony Reonaldi 83 Tuntas

12 Eko Nur Widiyanto 70 Tuntas

13 Frida Ristiana 45 Belum Tuntas

14 Hesti Anggita 85 Tuntas

15 Irfan Hari Wijaya 93 Tuntas

16 Putri Ayu Wandira 73 Tuntas

17 Rini Haniyah 72 Tuntas

18 Riskya Putri Ramadhani 88 Tuntas

19 Satrio Pamungkas 65 Tuntas

20 Tias Wiji Arwanti 88 Tuntas

21 Puja Kusuma 67 Tuntas

Jumlah 1451

Nilai Rata-rata 69.1

Page 131: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

114

Lampiran 2: Silabus Pembelajaran SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Mudal Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/ Semester : V (Lima)/ 2 (Dua) Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia

Kompetensi Dasar

Materi Pokok

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu

Sumber Belajar

2.4.Menghar-gai perjuangan para tokoh dalam mem-pertahan-kan kemerde-kaan

Perjuang-an memper-tahankan kemerde-kaan

§ Menyanyi bersama lagu ”Maju Tak Gentar”

§ Berdiskusi tentang peristiwa 10 november 1945 di surabaya

§ Mencari informasi tentang penyebab meletusnya pertempuran di surabaya

§ Mencata secara kronologis peristiwa pertempuran Ambarawa dan Medan area

§ Melakukan penelitian dengan cara wawancara atau study pustaka untuk

§ Menceritakan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya

§ Menceritakan peristiwa pertempuran Ambarawa, medan Area, dan Bandung Lautan Api.

§ Menceritakan peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di wilayah

§ Tes Tertulis § Lisan § Produk

(LKS) § Portofo

-lio

10 jp x 35 mnt

§ Atlas Indone- sia

§ Gambar tokoh yang sesuai

§ Buku IPS Kelas V

§ Buku referensi lain yang relevan

§ Album pahlawan

Page 132: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

115

mencari data tentang peristiwa-peristiwa mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di wilayah tempat tinggal.

§ Berdisklusi untuk memahami materi tentang agresi militer belanda

§ Mencari isi perjanjian linggarjati

§ Siswa menanggapi tentang penangkapan para pemimpin Indonesia ketika terjadi agresi militer belanda II. Dilanjutkan dengan melakukan pengamatan terhadap peta gerilya panglima Sudirman.

§ Membuat rangkuman tentang agresi militer Belanda dalam bentuk tabel.

setempat. § Menceritakan

agresi militer belanda terhadap Republik Indonesia

§ Menceritakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh belanda

§ Menceritakan peranan beberapa tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, misalnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Panglima Besar Soedirman, dan Bung Tomo.

Page 133: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

116

Lampiran 3: Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

LEMBAR OBSERVASI

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

No Langkah Pembelajaran Skor *) Nilai Ket

Persiapan 4: Sangat

baik

3: Baik

2: Cukup

baik

1: Kurang

baik

1 Persiapan guru untuk mengajar

(kelas,siswa,materi,media/alat

peraga)

1 2 3 4

Pelaksanaan

2 Penyampaian materi pelajaran 1 2 3 4

3 Guru menyiapkan kartu soal dan

kartu jawaban 1 2 3 4

4 Guru membagikan kartu soal dan

kartu jawaban 1 2 3 4

5 Siswa mencari pasangan 1 2 3 4

6 Pemberian poin 1 2 3 4

7 Diskusi 1 2 3 4

8 Presentasi 1 2 3 4

Penilaian

9 Evaluasi 1 2 3 4

*) Pilih salah satu dengan melingkari Purworejo,

Observer

Page 134: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

117

DESKRIPTOR PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

1. Persiapan guru untuk mengajar (kelas,siswa,materi,media/alat peraga)

4 = Siap kondisi kelas, siswa, materi, dan media / alat peraga

3 = Kurang dalam menyiapkan salah satu dari hal-hal diatas

2 = Kurang menyiapkan 2 bagian dari hal-hal diatas

1 = Hanya menyiapkan salah satu bahkan sama sekali tidak menyiapkan hal-hal

diatas

2. Penyampaian materi

4 = Jelas dalam meyampaikan materi

3 = Cukup jelas dalam meyampaikan materi

2 = Kurang jelas dalam menyampaikan materi

1 = Tidak jelas dalam penyampaian materi

3. Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban

4 = Siap kartu soal dan kartu jawaban dengan lengkap

3 = Siap kartu soal dan kartu jawaban namun kurang lengkap

2 = Hanya menyiapkan kartu soal atau kartu jawaban saja

1 = Sama sekali tidak menyiapkan kartu soal atau kartu jawaban

4. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban

4 = Guru membagikankartu soal dan kartu jawaban pada siswa dengan lengkap

3 = Guru membagikankartu soal dan kartu jawaban namun kurang lengkap

2 = Guru hanya membagikan kartu soal atau kartu jawaban saja

1 = Sama sekali tidak membagikan kartu soal atau kartu jawaban

5. Siswa mencari pasangan

4 = Semua siswa aktif mencari pasangan

3 = 75 % Siswa aktif mencari pasangan

2 = 50 % Siswa aktif mencari pasangan

1 = Siswa tidak aktif mencari pasangan

Page 135: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

118

6. Pemberian poin

4 = Semua pasangan diberi poin

3 = 1 pasangan tidak diberikan poin

2 = 2 pasangan tidak diberikan poin

1 = lebih dari 3 pasangan yang tidak diberi poin

7. Diskusi kelompok

4 = Semua siswa aktif melaksanakan diskusi

3 = 75 % Siswa aktif melaksanakan diskusi

2 = 50 % Siswa aktif melaksanakan diskusi

1 = Siswa tidak aktif melaksanakan diskusi

8. Presentasi

4 = Jika ada siswa yang mau melakukan presentasi dan siswa yang lain aktif dalam

kegiatan presentasi

3 = Jika ada siswa yang mau melakukan presentasi dan siswa yang lain tidak aktif

dalam kegiatan presentasi

2 = Jika siswa yang melakukan presentasi ditunjuk oleh guru dan siswa yang lain

aktif dalam kegiatan presentasi

1 = Jika siswa yang melakukan presentasi ditunjuk oleh guru dan siswa yang lain

tidak aktif dalam kegiatan presentasi

9. Evaluasi

4 = Melaksanakan evaluasi sesuai dengan rencana pembelajaran dan alokasi waktu

yang tersedia

3 = Melaksanakan evaluasi sesuai dengan rencana pembelajaran dan tidak sesuai

dengan alokasi waktu yang tersedia

2 = Melaksanakan evaluasi tidak sesuai dengan RPP dan sesuai dengan alokasi

waktu yang tersedia

1 = Melaksanakan evaluasi tidak sesuai dengan RPP dan tidak sesuai dengan

alokasi waktu yang tersedia

Page 136: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

119

Lampiran 4: Lembar Angket Sikap Siswa

LEMBAR ANGKET SIKAP SISWA

Nama :

No :

Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai!

No Pertanyaan Penilaian

Ya Tidak 1. Saya aktif bertanya 2 Saya aktif mengikuti kegiatan pembelajaran 3. Saya aktif mengerjakan tugas dari guru 4. Saya bekerjasama dengan teman saya saat mencari

pasangan

5. Saya bekerjasama dengan teman pasangan saya saat berdiskusi

6. Saya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti saat menjawab atau mengajukan pertanyaan

7. Saya cukup lancara saat menjawab atau mengajukan pertanyaan

8. Saya menggunakan bahasa yang baik dan benar saat menjawab atau mengajukan pertanyaan

Interval Nilai Keterangan Huruf Keterangan

6,1-8,0 A Sangat Baik

4,1- 6,0 B Baik

2,1- 4,0 C Cukup

<2,0 D Kurang

Page 137: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

120

Lampiran 5: Lembar Soal Pretest

LEMBAR SOAL PRETEST

Nama Sekolah : SD Negeri Mudal

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : V/II

Waktu : 35 menit

Hari, Tanggal Pelaksanaan : Sabtu, 21 Maret 2012

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Penyebab terjadinya pertempuran di daerah untuk mempertahankan kemerdekaan

adalah ....

2. Peristiwa 10 November 1945 terjadi di kota ....

3. Pemimpin sekutu yang tewas dalam pertempuran di Surabaya pada tanggal 30

Oktober 1945 adalah ....

4. Pertempuran rakyat Semarang dengan sekutu terkenal dengan sebutan ....

5. Pertempuran Ambarawa diawali oleh mendaratnya tentara sekutu di bawah

pimpinan ... di Semarang.

6. Pertempuran rakyat medan terkenal dengan sebutan ....

7. Pemimpin pasukan Inggris yang mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945

adalah ....

8. Peristiwa pertempuran di Bandung terkenal dengan sebutan ....

9. Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di ....

10. Pertempuran Margarana terjadi di ....

11. Tokoh yang mengobarkan semangat rakyat surabaya lewat pidato-pidatonya adalah

....

12. Panglima Divisi Banyumas yang menggantikan Letkol Isdiman adalah ....

13. Seorang mantan perwira tentara sukarela (Giyugun) yang membentuk Barisan

pemuda Indonesia adalah ....

14. Pejuang yang gugur dalam peristiwa Bandung lautan api adalah ....

Page 138: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

121

15. Di desa jambu (desa sekitar ambarawa), pasukan sekutu dihadang oleh pejuang

angkatan muda yang dipimpin oleh ....

16. Para pejuang indonesia yang mengejar pasukan sekutu mundur ke ambarawa

dipimpin oleh ....

17. Salah satu pejuang yang berjasa dalam pertempuran lima hari di semarang adalah

....

18. Pemimpin pertempuran Margarana adalah ....

19. Pemimpin serangan umum 1 maret adalah ....

20. Pemimpin pertempuran di sulawesi selatan pada tanggal 3 November 1949 adalah

....

21. Untuk mengenang perjuangan para tokoh pejuang kemerdekaan di bangun ....

22. Nama-nama pahlawan atau tokoh pejuang juga digunakan sebagai nama ...

23. Peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa ditetapkan oleh

pemerintah sebagai hari besar ...

24. Untuk memperingati kepahlawanan para pejuang surabaya, maka ditetapkan 10

November sebagai hari ....

25. Kota yang dikenal sebagai kota pahlawan adalah ....

26. Untuk memperingati peristiwa pertempuran lima hari di Semarang, maka dibangun

sebuah tugu yang diberi nama ....

27. Namanya diabadikan dalam sebuah nama rumah sakit di Semarang Jawa Tengah,

yaitu rumah sakit ....

28. Untuk mengenang jasa para pahlawan dalam pertempuran ambarawa dibuatlah

monumen ....

29. Peristiwa Bandung Lautan Api diabadikan dalam sebuah lagu yang berjudul ....

30. Untuk memperingati peristiwa pertempuran di ambarawa, setiap tanggal 15

Desember diperingati sebagai hari ....

Page 139: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

122

Lampiran 6: Daftar Hadir Pretest

DAFTAR HADIR PRETEST

KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012

No Nama Siswa Pretest Keterangan

1 Tedi Prabowo V

2 Desy Setyowati V

3 Diki Prabowo Mukti V

4 Faizal Rifai V

5 Fajar Laela R V

6 Joko Setyawan V

7 M.Rizal Mustopa V

8 Rizki Wahyu Ramadhan V

9 Aprilia Hesti Kinanti V

10 Arby Yudha Maulana V

11 Dony Reonaldi V

12 Eko Nur Widiyanto V

13 Frida Ristiana V

14 Hesti Anggita V

15 Irfan Hari Wijaya V

16 Putri Ayu Wandira V

17 Rini Haniyah V

18 Riskya Putri Ramadhani V

19 Satrio Pamungkas V

20 Tias Wiji Arwanti V

21 Puja Kusuma V

Jumlah 21

Page 140: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

123

Lampiran 7: Daftar Nilai Pretest

DAFTAR NILAI PRETEST

KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Tedi Prabowo 20 Belum Tuntas

2 Desy Setyowati 10 Belum Tuntas

3 Diki Prabowo Mukti 30 Belum Tuntas

4 Faizal Rifai 20 Belum Tuntas

5 Fajar Laela R 20 Belum Tuntas

6 Joko Setyawan 10 Belum Tuntas

7 M.Rizal Mustopa 20 Belum Tuntas

8 Rizki Wahyu Ramadhan 20 Belum Tuntas

9 Aprilia Hesti Kinanti 10 Belum Tuntas

10 Arby Yudha Maulana 20 Belum Tuntas

11 Dony Reonaldi 40 Belum Tuntas

12 Eko Nur Widiyanto 20 Belum Tuntas

13 Frida Ristiana 10 Belum Tuntas

14 Hesti Anggita 10 Belum Tuntas

15 Irfan Hari Wijaya 30 Belum Tuntas

16 Putri Ayu Wandira 10 Belum Tuntas

17 Rini Haniyah 20 Belum Tuntas

18 Riskya Putri Ramadhani 20 Belum Tuntas

19 Satrio Pamungkas 10 Belum Tuntas

20 Tias Wiji Arwanti 20 Belum Tuntas

21 Puja Kusuma 20 Belum Tuntas

Jumlah 390

Nilai Rata-rata 18,57

Page 141: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

124

Lampiran 8: Skenario Pembelajaran

Skenario Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match

No Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban

a. Guru menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban.

b. Guru menunjukkan kepada siswa tentang kartu soal dan kartu jawaban

c. Guru memperhatikan penjelasan guru tentang penggunaan kartu soal dan kartu jawaban.

a. Siswa memperhatikan kartu soal dan kartu jawaban yang diperlihatkan oleh guru.

b. Siswa memperhatikan guru menjelaskan tentang penggunaan kartu soal dan kartu jawaban

2 Membagikan kartu soal dan kartu jawaban

a. Guru membagi kelas dalam dua kelompok (kelompok I dan kelompok II)

b. Guru membagikan kartu kepada siswa sesuai kelompok (kelompok I mendapat kartu soal, dan kelompok II mendapatkan kartu jawaban, dapat pula sebaliknya)

c. Guru membagikan kartu kepada siswa, masing-masing 1 kartu

a. Siswa melaksanakan instruksi guru untuk membentuk kelompok

b. Siswa menerima kartu dari guru sesuai dengan kelompoknya (kelompok I mendapat kartu soal, dan kelompok II mendapatkan kartu jawaban, dapat pula sebaliknya)

c. Siswa menerima kartu yang dibagikan oleh guru, masing-masing 1 kartu

3. Mencari pasangan

a. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang tata cara mencari pasangan

b. Guru membuat kesepakatan dengan siswa tentang waktu yang dibutuhkan

a. Siswa memperhatikan guru tentang tata cara mencari pasangan

b. Siswa membuat kesepakatan dengan guru tentang waktu yang dibutuhkan untuk

c. mencari pasangan d. Siswa memperhatikan

Page 142: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …...PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI MUDAL TAHUN AJARAN 2011/ 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

125

untuk mencari pasangan

c. Guru menjelaskan tentang poin yang akan diberikan jika siswa dapat menemukan pasangnnya sebelum waktu yang ditentukan habis.

d. Guru membuat kesepakatan dengan siswa tentang sanksi yang akan diberikan jika siswa tidak dapat menemukan pasangnnya sebelum waktu yang ditentukan habis.

e. Guru mengarahkan siswa saat mencari pasangan sesuai dengan kartu yang dipegangnya.

penjelasan guru tentang poin yang akan diberikan jika siswa dapat menemukan pasangnnya sebelum waktu yang ditentukan habis.

d. Siswa membuat kesepakatan dengan guru tentang sanksi yang akan diberikan jika siswa tidak dapat menemukan pasangnnya sebelum waktu yang ditentukan habis.

e. Siswa mencari pasangan sesuai dengan kartu yang dipegangnya.

4. Memberikan poin

a. Guru memberikan poin kepada siswa yang berhasil menemukan pasangannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan

b. Guru memberikan sanksi kepada siswa yang tidak berhasil mendapatkan pasangan

a. Siswa yang berhasil menemukan pasangannya sebelum batas waktu yang telah ditentukan menerima poin dari guru

b. Siswa yang tidak berhasil mendapatkan pasangan mendapatkan sanksi dari guru

5. Diskusi a. Guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan diskusi bersama pasangannya

b. Guru memberikan tugas berupa LKS (Lembar Kerja Siswa)

a. Siswa memperhatikan arahan dari guru untuk melaksanakan diskusi

b. Siswa melaksanakan diskusi bersama pasangannya dengan mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru