Upload
dinhthien
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Penggunaan pendekatan kontekstual guna meningkatkan
keterampilan menulis puisi
bebas dalam pembelajaran bahasa indonesia
siswa kelas V SDN 3 Donohudan Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2009 / 2010
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH :
NAMA : Aris Pardiyono
NIM : X.8906501
PROGRAM STUDI : PJJ S-1 PGSD
JURUSAN : ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS : SEBELAS MARET SURAKARTA
2009
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran, salah satu yang mempengaruhi
keberhasilan siswa adalah guru. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil
apabila siswa telah menguasai beberapa kemampuan (kompetisi –
kompetisi).
Penggunaan lingkungan sekolah siswa (kebun, taman, halaman
sekolah, perpustakaan dan lain-lain) dapat menciptakan pembelajaran yang
melibatkan siswa aktif, kreatif, dan menyenangkan, dalam mempelajari
fakta dan konsep dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
Pemilihan lingkungan sekolah (kebun, taman, halaman sekolah , taman
baca, perpustakaan, dll) dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia, di
harapkan mampu menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan demikian Keterampilan mengungkapkan gagasan, ide, dan
meningkatkan daya imajinasi siwa terpupuk yang pada akhirnya terampil
dalam penulisan puisi.
Membaca dan menulis sebagai aktifitas komunikasi ibarat mata uang
logam yang sisi-sisinya saling melengkapi. White (1990) mengatakan
bahwa antara menunjang dan saling melengkapi, artinya kebiasaan
menmbaca tidak mungkin terlaksana tanpa menulis atau mengarang,
sebaliknya kebiasaan meulis tidak bermakna tanpa diikuti kegiatan
membaca.
Meskipun dalam kehidupan modern ini telah di sadari bahwa
penguasaan bahasa tulis mutlak diperlukan, dalam kenyataannya
pengajaran Keterampilan membaca dan menulis kurang mendapatkan
perhatian. Pelli (1992) mengatakan bahwa pelajaran dan latihan pokok,
kini kurang mendapat perhatian, baik dari siswa maupun para guru.
3
Badudu (1985) berpendapat bahwa rendahnya mutu menulis siswa
disebabkan oleh kenyataan pengajaran memang dianak tirikan. Masa
Modern ini kita sadari betapa pentingnya penguasaan bahasa tulis..
kenyataan yang terjadji pengajaran menulis klruang mendapat perhatian.
Sebagai contoh pengajaran mengarang merupakan salah satu aspek
pengajaran Bahasa Indonesia kelas v kurang ditangani secara serius. Hal
tersebut mengakibatkan kurangnya Keterampilan menulis pada siswa kelas
V SD Negeri 3 Donohudsan kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.
Kurangnya Keterampilan menulis tersebut dapat di lihat dalam
pencapaian nilai menulis puisi bebas sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Mengarang Deskriptif Siswa Kelas V
No. Nilai Jumlah Siswa Keterangan Skor
1
2
3
4
5
> 80.
70 – 79
65 – 69
60 – 64
< 59
5
4
1
19
4
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
Berdasarkan nilai mengarang Diskriptif di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan menulis siswa kelas V SD Negeri 3 Donohudan dan
masih kurang karena kriteria kelulusan minimal (KKM) adalah 65, hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari 75 % siswa kelas V belum tuntas.
Keterampilan menulis (mengungkapkan bahasa tulisan) banyak
digunakan siswa dalam mengikuti pelajaran diberbagai jenjang dan jenis
sekolah. Maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Keberhasilan belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan. Untuk keterampilan
menulis siswa perlu ditingkatkan, sesuai dengan pendapat Syafe’i (daslam
STY, Slamet, 2008:95) bahwa Keterampilan menulis harus di kuasai oleh
anak sedini mungkin dalam kehidupannya disekolah.
4
Berdasarkan perkembangan diatas maka perlu dikembangkan suatu
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pendekatan kontekstual.
Pembelajaran konstekstual adalah pembelajaran yang mengarahkan kita
pada pemikiran dalam pengalaman. Ketika gagasan gagasan dialami,
digunakan dalam konteks, mereka memiliki makna (Wlanie B. Johnson,
2009;46) Pembelajaran Kontekstual yang dibawa dalam pembelajaran
disekolah. Hal ini sangatlah sesuai dengan pengajaran menulis puisi yang
mengungkapkan bahasa Tulis dengan jelas.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengambil judul ”Penggunaan
Pendekatan Kontekstual Guna Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi
Bebas Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3
Donohudan kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali”
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Apakah Penggunaan Pendekatan Kontekstual Dapat Meningkatkan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas Kelas V SD Negeri 3 Donohudan
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali?
2. Cara Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini melalui berbagai langkah
kerja sebagai berikut :
a. Siswa diberi tugas mengamati lingkungan sekolah misalnya: kebun,
halaman sekolah, taman baca, perpustakaan sekolah dan sebagainya. 1
b. Masing- masing siswa menulis dalam bentuk kata-kata apa yang ia
amati, dialami, didengar, diraba , bahkan dirasa.
c. Kata – kata tersebut di susun dalam bentuk kalimat-kalimat.
d. Kalimat-kalimat dari hasil pengamatan di susun dalam bentuk puisi
sederhana,
e. Beberapa siswa, membaca puisi hasil karyanya sendiri.
f. Salah satu anak atau beberapa anak memberi komentar, tanggapan atau
saran .
5
g. Guru memberi umpan balik terhadap hasil karya siswa, bagaimana
cara menulis puisi bebas dengan baik
h. Guru memberi tindak lanjut dan tugas kepada siswa untuk menulis
puisi bebas dua bait.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui apakah dengan menggunakan Pendekatan
Konetekstual dapat memperbaiki hasil belajar menulis puisi bebas?
2. Meningkatkan hasil belajar ( kemampuan menulis puisi bebas) lebih
bermakna baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, siswa melalui
pendekatan konstektual.
3. Agar siswa belajar lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan karena
mengadakan pengamatan langsung.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya khazanah teori / keilmuan yang terkait dengan proses
pembelajaran menulis puisi bebas secara efektif serta membantu
kemampuan siswa dalam menuangkan ide-ide/gagasan serta daya
imajinasi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa :Untuk menambah pemahaman dalam pembelajaran
menulis puisi bebas
b. Bagi Guru :Untuk mengembangkan dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran menulis puisi bebas.
c. Bagi Sekolah :Memberi gambaran tentang kompetensi siswa
dalam menulis puisi bebas sehingga hasil
pembelajaran dapat ditingkatkan.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu Keterampilan berbahasa yang
dipergunakan secara tidak langsung. Maksudnya antara penyampaian
pesan dengan penerima pesan tidak saling bertatap muka. Hal ini
senada dengan pendapat yang mengungkapkan bahwa menulis adalah
mengungkapkan gagasan secara tertulis (Sabarti Akhdiah, dkk. 1993
:81) Pepndapat lain dikemukakan oelh Suparno dan M. Yunus (dalam
STY Slamet, 2008: 96) mengatakanbahwa menulis adalah suatu
kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi \) dengan menggunakan
bahasa tulis sebgai media. Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian
aktifitas yang bersifat Fleksibel. (Ahmad R. Dan Darmiyati Z.
2001;51) Aktifitas yang dimaksud adalah pra-penulis, menulis Draf,
refisi, penyuntingan, dan publikasi atau pembahasan.
Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi
(Mulyono Abdurrahmn, 2003:224) Menunjukkan bahwa menulis sngat
penting dalam komunikasi terutama bagi siswa untuk menyalin,
mencatat ataupun menyelesaikan tugas.
Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide – ide ke
dalam bentuk lambang –lambang bahasa grafis (Mulyono
Abdurrahman, 2003 : 99) menulis pada hakikatnya adalah melukis
lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang untuk dibaca orang lain yang dapat
memahami bahasa dan lambang-lambang grafis. Secara lebih jelas
hakikat menulis (STY Slamet, 2008:99) bukan hanya sekedar
melukiskan lambang-grafis melainkan menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang rangkai secara utuh,
7
lengkap, dan jelas, sehingga tulisan tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca secara berhasil.
Dari berbagai pendapat tentang menulis dapat disimpulakan bahwa
menulis adalah suatu rangkaian aktifitas yang bersifat fleksibel untuk
menyampaikan pesan berupa gabaran pikiran, perasaan dalam bentuk
lambang-lambang bahasa yang dapat dipahami oleh penyampai dan
penerima pesan.
2. Tahap-tahap menulis
Tahap-tahap menulis secara sederhana terdiri atas tiga tahap yaitu
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi (Sabarti, Akhdiah,dkk,
2008:111) dan Ahmad R. Dan Darmiyati Z (2001:51) terdiri dari lima
tahap yang diuraikan sebagai berikut:
a. Prapenulisan (Prewriting)
Pada tahap ini merupakan langkah awal dalam menulis yang mencakup
kegiatan (1) menentukan dan membatasi topik ulasan (2) Merumuskan
Tujuan, (3) Memilih Bahan (4) menetukan generalisasi dan cara-cara
mengorganisasi ide untuk tulisannya.
b. Pembuatan Draft (Drafting)
Pada tahap ini dimulai dengan menjabarkan ide dalam bentuk tulisan .
para siswa mula-mula mengembangkan ide atau perasaannya dalam
bentuk kata-kata, kalimat-kalimat sehingga menjadi sebuah wacana
sementara (draf). Pada tahap ini siswa dapat mpengubah keputusan-
keputusan yang telah dibuat pada tahap sebelumnya antara lain yang
berkaitan dengan masalah tujuan, pembaca yang dituju bahwa pada
bentuk tulisan yang telah ditentukan.
c. Perevisisan (Revising)
Pada tahap ini merefisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan
karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya
struktur karangan dan kebahasaan. Tahap revisi dalam pengajaran
menulis, siwa dapat memeriksa rancangan tulisan dalam segi isi untuk
langkah/langkah perbaikan.
8
d. Pengeditan/penyuntingan (Editing)
Hasil tulisan/karangan perlu dilakukan pengeditan (penyuntingan) hal
ini berarti siswa sudah hampir menghasilkan sebuah bentuk tulisan
final. Pada tahap ini perhatian difokuskan pada aspek mekanis bahasa
sehingga siswa dapat memperbaiki tulisannya dengan membetulkan
kesalahan penulisankata maupun kesalahan mekanis lainnya.
e. Pemublikasian (Publising/Sharing)
Publikasi mempunyai dua pengertian . pengertian pertama publikasi
berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan,
sedangkanpengertian kedua adalah menyampaikan dalam bentuk non
cetak. Penyampaian non cetak dapat berupa peentasan, penceritaan,
peragaan, dan pembacaan.
3. Wacana Deskripsi.
Istilah dekripsi diambil dari bahasa Inggris describtion yang
berhubungan dengan kata kerja to describe yang artinya melukiskan
dengan bahasa. Pengertian lugas tentang deskripsi adalah
uraianlukisan.
Deskripsi adalah sebuah wacana yang berusaha meggambarkan
suatu sejelas mungkin (Sabarti Akhadiah, dkk. 1993 :97). Karangan
deskripsi dapat digunakan seseorang untuk menggambarkan sejelas
mungkin suatu obyek yagn diamati. Karangan desktripsi melukiskan
suatu obyek dengan kata-kata. (Ahmad R. Dan Darmiyati Z. 2001:117)
STY Slamet (2008:103) mengemukakan bahwa deskripsi
(pemerian) adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan suatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman, dan perasaan dari penulisnya. Sasaran yang dituju adalah
menciptakan atua memungkinkan terciptanya daya imajinasi (daya
Khayal) pembaca sehing dia seolah-olah menlihat, mengalami, dan
merasakan sendiri apa yang dialami oleh pembuat wacana. Seseorang
berusaha memindahkan kesn-kesan hasil pengamatan dan perasaannya
9
kepada pembaca. Dengan beberapa sifat dansemua perincian yang ada
pada sebuah obhjek ke dalam wacana deskripsi.
Dari berbagai pendapat. Diatas dapat di ambil suatu kesimpulan
bahwa wacana deskripsi adalah lukisan atau gambaran dari hasil
pengamatan dengan tujuan mengajak orang lain untuk menyelami hal
yang di gambarkan sehingga seolah olah bersama – sama mengalami
atau melihat yang digambarkan tersebut.
4. Menulis Deskripsi
Menulis prosa deskripsi tentu juga dimulai dengan pengamatan.
Hasil pengamatan ini dilukiskan dengan kata-kata sehingga pembaca
seolah olah juga melihat, merasakan, mendengar, dan sebagainya
(Sabarti Akhadiah, dkk. 1992:73) Siswa yang menulis deskripsi
diusahakan seluruh pancainderana aktif dan hasilnya juga dapat
merangsang pencaindra pembaca.
5. Tinjauan tentang Pendekatan Konstektual
a. Hakikat Pendekatan Konstektual.
Menurut Johnson (Dalam Nurhadi, 2003:12) merumuskan
CTL merupakan suatu proses pendidikan yang membantu siswa
melihat makna dalam bahan pemberlajaran yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,
sosialnya, budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, system
CTR akan menuntuk siswa melalui delapan komponen utama CTL
yaitu : melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan
pekerjaan yang berarti, mengarut dan belajar sendiri, bekerja sama,
berfikir kritis dan kreatif, memelihara/ merawat pribadi siswa,
mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan asesmen autenik.
The Whasington State Consorsium For Contektual
Teaching and learning (dalam Nurhadi, 2003: 12) merumuskan
definisi CTL adalah pengajaran yang memungkinkan siswa
memperkuat, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan
10
keterampilan akademisnya dalam berbgai ltar sekolah dan di luar
sekolah untuk memecahkan persoalan yang ada dalam dunia
nyata./ sedangkan menurut TEACHNET (Center on Education and
Work at the University of Wisconsin-Madison) (dalam Nurhadi,
2003:12) menjelaskan bahwa Pengajaran dan Pembelajaran
Konstektual adalah suatu konsep belajar mengajar yang membantu
guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya dan pekerja serta meminta ketekunan
belajar pengajaran dan pembelajaran konstektual dilakuikan
dengan berbasis masalah menggunakan cara belajar yang diatur
sendiri, berlaku dalam berbagai kehidupan siswa, menggunkan
penilaian autentuk, dan menggunakan pula kelompok belajar yang
bebas.
Murhadi (2003: 13) menyatakan Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning – CTL) adalah konsep belajar
dimana guru menghadirkan dunianyata ke dalam kelas dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari. Sementara siswa memperoleh pengetahuan dan Keterampilan
dajri konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengkonstruksi sendiri, sebagai bekal utnuk memecahkan masalah
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
Menurut Andyana (2008:4() CTL merupakan pembelajaran
yang menghubungkan antaran materi yang diajarkan dengan dunia
nyata, selain itu terdapat ciri penanda bahwa CTL dapat
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan dunia nyata. Contextual Teaching and learning
_CTL adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
peroses ketertiban siswa.secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubngkannya dalam kehidupan
11
mereka (Wina Sanjaya, 2007:253) Belajar dalam Konteks CTL
bukn hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar
adalah proses berpengalaman secara langsung (Wina Sanjaya,
2007:253) Melalui peoses pengalaman itu diharapkan
perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya
berkembang dalam aspek kognitif saja. Tetapi juga aspek efektif
dan juga psikonotorik. Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan
bahwa Pendekatan Konstektual (Contextual Teachig and learning –
CTL ) merupakan konsep belajar yang membantu guru
dalammengaitkan bahan ajarannya dengan situasi dunia nyata
peserta didik dan mendorong peserta didik membbuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan Penerapanya dalam
kehidupan sehari hari.
b. Prinsip Penerapan Pembelajaran Konstektual
Menurut Nurhadi (2003 : 20) prinsip Penerapan
Pembelajaran Kontekstual meliputi : (1) merencanakan
pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental
(defelopmentally appropritate) siswa. (2) membentuk kelompok
belajar yang saling tergantung (independent learning groups ) (3)
menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri
(Self Regulated learning) (4) mempertimbangkan keragaman
siswa (disersiti of student) (5) memperhatikan multi intelegensi
(multiple intelegences) siswa. (6) menggunakan teknik-teknik
bertanya (Questionning) untuk meningkatkan pembelajaran siswa,
perkembangan pemecahan masalah, dan Keterampilan berfikir
tingkat tinggi, (7) menerapkan penilaian autentuk. (Autetic
assessment)
c. Langkah –langkah Pembelajaran
Menurut Sugiyanto (2007:7) langkah-langkah pembelajaran
CTL yaitu : (1) Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan
12
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan Keterampilan barunya.
(2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua
topik. (3) Mengembangkan sifat ingin tau siswa dengan bertanya
(4) menciptakan masyarakat belajar. (5) menghadirkan model
sebagai contoh pembelajaran (6) Melakukan refleksi di akhir
penemuan. (7) melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara.
d. Kelebihan dan kelemahan konstektual (CTR)
1. Kelebihan Pendekatan Kontektual (CTL)
Kelebihan CTL dapat membawa dunia peserta didik
sebagai media pembelajaran dikelas, dengan membawa
mereka ke dunia pengajaran, peserta didik tanpa merasa
dipaksa dalam belajar. Penerapan Ctl seperti Kontekstual
(PPK) dapat memerbaiki hasil belajar menulis puisi bebas
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Kelemahan Pendekatan Kontekstual (CTL)
Kelemahan CTL, anak terlalu bebas membutuhkan
pengawasan yang ketat dan butuh waktu yang lama.
6. Definisi dan Fungsi Puisi
Sumber: http://forum.wgaul.com
· Samuel Taylor Coleridge
Puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik.
· Edgar Allan Poe
Puisi adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk
berirama. Citarasa adalah unsur yang diutamakan. Hubungan
dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan
hubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia tidak akan
mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan
kebenaran.
13
· William Wordsworth
Puisi adalah pengucapan yang imajinatif dari perasaan yang
mendalam, biasanya berirama. Pengucapan secara spontan tentang
perasaan yang memuncak timbul dari daya ingatan ketika berada
dalam keadaan tenang.
· Matthew Arnord
Puisi adalah kritikan tentang kehidupan menurut keadaan yang
ditentukan oleh kritikan untuk kritikan itu sendiri melalui beberapa
peraturan tentang keindahan dan kebenaran yang puitis.
· Theodore Watts-Dunton
Puisi adalah satu pengucapan yang konkrit dan artistik tentang
pikiran manusia melalui penggunaan bahasa yang emosional dan
berirama.
· Andrew Bradley
Puisi adalah terdiri daripada rangkaian pengalaman tentang bunyi,
image, pemikiran dan emosi-yang kita alami sewaktu kita
membacanya dengan cara sepuitis mungkin.
· Edwin Arlington Robinson
Puisi adalah bahasa yang menyampaikan sesuatu yang sukar
hendak dinyatakan, tidak dapat diperkirakan puisi itu benar atau
sebaliknya.
· Auden
Puisi lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur baur.
· Shelley
Puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup
kita (manusia).
· H. B. Jassin
Puisi merupakan pengucapan dengan perasaan yang didalamnya
mengandung pikiran-pikiran dan tanggapan-tanggapan.
14
· Baha Zain
Puisi tidak berbicara segalanya dan tidak kepada semua. Ia adalah
pengucapan suatu fragmen pengalaman dari suatu keseluruhan
seorang seniman.
· Usman Awang
Puisi adalah untuk menimbulkan kesadaran atau keinsafan dalam
diri dan hati.
Dalam kesehari-harian kata cenderung dipergunakan sebagai alat
untuk menyampaikan pengertian. Dianggap sebagai pesuruh untuk
menyampaikan pengertian. Dan dilupakan kedudukannya yang merdeka
sebagai pengertian.
Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang
membelenggunya seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti
moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentudengan
dianggap kotor (obscene) serta penjajahan grametika.
Bial kata bebaskan, kreatifitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata
bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan
menentukan kemauan dirinya sendiri. Pendadakan kreatif bisa timbul,
karena kata yang biasanya yang dianggap berfungsi sebagai penyalur
pengertian, tiba-tiba, karena kebebasannya bisa menyungsang terhadap
fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang
kreatif.
Dalam (penciptaan) puisi saya, kata-kata saya biarkan bebas, dalam
gairahnya karena telah menemukan kebebasan, kata-kata meloncat-loncat
dan menari diatas kertas, mabuk dan menelanjangi dirinya sendiri,
mundar-mandir dan berkali-kali menunjukkan muka dan belakangnya
yang mungkin sama atau tak sama, membelah dirinya dengan bebas,
menyatukan dirinya sendiri dengan yang lain untuk memperkuat dirinya,
membalik atau menyungsangkan sendiri dirinya dengan bebas, saling
bertentangan sendiri satu sama lainnya karena mereka bebas berbuat
semaunya atau bila perlu membunuh dirinya sendiri untuk menunjukkan
15
dirinya bisa menolak dan berontak terhadap pengertian yang ingin
dibebankan kepadanya.
Sebagai penyair saya hanya menjaga -- sepanjang tidak
mengganggu kebebasannya -- agar kehadirannya yang bebas sebagai
pembentuk pengertiannya sendiri, bisa mendapatkan aksentuasi yang
maksimal.
Menulis puisi bagi saya adalah membebaskan kata-kata, yang
berarti mengembalikan kata pada awal mulanya. Pada mulanya adalah
kata.
Dan kata pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya
adalah mengembalikan kata kepada mantera.
Dikatakan bahwa menulis deskrips adalah suatu aktivitas
mengungkapkan ide atau perasaan berupa lukisan suatu obyek dsalam
bentuk tulisan yang bertujuan mengajak pembaca ikut melihat dan
merasakan apa yang diungkapkan oleh penulis.
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan pencarian di situs www.google.com yang diteliti oleh
Wenny Verany Saragih pada tahun 2006 ditemukan sebuah hasil penelitian
terdahulu yang relevan berjudul ” Pengembangan Bahan Ajar Menulis
Puisi SMP/MTs Berdasarkan Pendekatan Kontekstual “. Hasil Penelitian
tersebut yaitu Menulis puisi diperlukan suatu proses sebelum menjadi
sebuah puisi. Proses tersebut adalah pramenulis, pengedrafan, perbaikan,
dan publikasi. Oleh karena itu pembelajaran menulis puisi diperlukan
proses pembelajaran yang mengarahkan siswa dalam menulis puisi.
Pembelajaran menulis puisi akan tercapai dengan baik bila tersedia bahan
yang menarik minat siswa dan mengarahkan siswa dalam menulis puisi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar menulis
puisi. Ada empat hal yang dirumuskan dalam pengembangan bahan ajar
16
ini, yaitu (1) proses pengembangan bahan ajar; (2) struktur dan isi produk
bahan ajar; (3) bahasa yang digunakan dalam produk bahan ajar; dan (4)
tampilan produk bahan ajar. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah kontekstual. Pendekatan kontektual merupakan konsep
pembelajaran yang mengarahkan siswa menghubungkan kegiatan
pembelajaran dengan kehidupan nyata.
Berdasarkan tujuan di atas, penelitian ini menggunakan metode
pengembangan. Bahan ajar yang dikembangkan terdiri atas tiga bahan
pembelajaran, yaitu Menulis Kreatif Puisi, Menulis Puisi Bebas, dan
Menyikapi Peristiwa dengan Puisi. Masing-masing bahan memuat latihan-
latihan dalam proses menulis puisi. Bahan tersebut diujicobakan untuk
memperoleh penilaian, komentar, dan saran dalam rangka penyempurnaan
bahan ajar. Uji coba bahan dilaksanakan dalam dua tahap. Uji coba tahap
pertama melibatkan subjek coba dua ahli dan tiga guru. Uji coba tahap
kedua melibatkan 33 siswa. Pelaksanaan uji coba tersebut menggunakan
instrumen berupa angket. Analisis data dilakukan untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan sebagai bahan untuk melakukan revisi.
Kelemahan pada setiap bahan muncul tidak ajeg dan wujudnya bervariasi.
Oleh karena itu, revisi dilakukan dengan melacak setiap kelemahan yang
muncul dari setiap bahan. Berdasarkan analisis data tahap pertama, revisi
bahan ajar dilakukan terutama pada aspek: (1) keruntutan tahapan
pembelajaran, (2) ilustrasi, (3) tersedianya waktu pembelajaran, dan (4)
pilihan analogi.
Proses pengembangan bahan ini dimulai dengan melakukan
analisis kurikulum dan menentukan pendekatan yang digunakan. Setelah
melakukan analisis kurikulum, peneliti melakukan kajian teori menulis,
menulis puisi, pembelajaran menulis puisi, dan pendekatan kontekstual.
Sesuai dengan pendekatan kontekstual, pengembangan bahan ajar ini
dikembangkan dengan strategi pembelajaran yang kemudian dituangkan
ke dalam RPP. Dari RPP yang telah disusun, peneliti menulis dan
17
menyusun bahan ajar. Bahan ajar ini kemudian diujicobakan pada subjek
coba. Bahan ajar yang dikembangkan melalui banyak tahapan dan revisi.
Bahan ajar ini memuat, (1) tahapan pembelajaran menulis puisi
dari pramenulis puisi, saat menulis puisi, dan pascamenulis puisi, (2)
petunjuk setiap kegiatan, (3) contoh pada setiap kegiatan, (4) tugas
individu maupun kelompok, (5) refleksi, dan (6) analogi yang akan
membantu siswa memahami tahapan menulis puisi. Bahasa yang
digunakan bahan ajar ini adalah singkat, jelas, lugas, komunikatif, dan
gaul. Untuk menarik minat siswa, tampilan bahan ajar ini dibuat banyak
gambar dan warna. Ilustrasi yang digunakan berhubungan dengan kegiatan
yang dilakukan siswa.
Sebagai rangkaian hasil pengembangan, diperoleh kesimpulan
bahwa (1) materi pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2004; (2)
kegiatan bersifat kontekstual; (3) bahasa komunikatif; (4) tampilan atau
bentuk menarik; dan (5) kegiatan bahan ajar sesuai dengan minat dan
kemampuan siswa. Hasil pengembangan ini dapat dijadikan masukan bagi
guru dan penulis buku teks untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa.
C. Kerangka Pikir
Keterampilan menulis puisi bebas kelas V SD Negeri 3 Donohudan
Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009 / 2010
masih rendah, karena disebabkan antara lain guru tidak memberi contoh
cara-cara penulisan puisi bebas dengan benar.
Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dimana siswa
melakukan pengamatan secara langsung terhadap lingkungan sekolah
siswa misalnya tentang kebun, halaman, taman sekolah, perpustakaan, dan
sebagainya. Keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V SD
Negeri 3 Donohudan akan lebih baik.
18
Dengan demikian karena siswa melakukan pengamatan langsung
terhadap apa yang dilihat, didengar, diraba bahkan dirasa, maka akan
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V
SD Negeri 3 Donohudan khususnya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Berdasar kerangka pikir di atas, dapat dibuat bagan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Dengan Penggunaan Pendekatan Kontektual Dapat Meningkatkan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas V SD Negeri 3
Donohudan Tahun Pelajaran 2009 / 2010.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
- Guru ceramah - Guru tidak memberi
contoh - Pembelajaran berpusat
pada guru
- Siswa melakukan observasi
- Siswa melakukan pengamatan langsung
Dengan pendekatan kontekstual siswa aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan sehingga keterampilan menulis puisi bebas lebih baik.
- Keterampilan menulis puisi bebas kelas V SD Negeri 3 Donohudan rendah
SIKLUS I - Observasi lingkungan
sekolah siswa mencatat hal-hal yang penting
SIKLUS II - Siswa menulis hasil
pengamatan. - Menulis puisi bebas
hasil pengamatan
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari tentang cara atau
teknik yang dikelompokkan dalam penelitian ilmiah untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan tertentu.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang diinginkan merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) menurut Ebbut (Sujati, 2000:2). PTK merupakan sesuatu yang
sistematis yang dilaksanakan dalam upaya memperbaiki praktek – praktek
dalam pendidikan dengan melaksanakan tindakan praktis serta refleksi
terhadap tindakan – tindakan :
1. Setting Penelitian
a. SD Negeri 3 Donohudan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali,
dengan jumlah siswa laki – laki 20 dan [perempuan 19 jumlah siswa
39 siswa.
b. SD Negeri 3 Donohudan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali
yang letaknya + 300 m sebelah utara Asrama Haji Donohudan,
Boyolali. Secara geografi mudah diojangkau sehingga apabila
melakukan observasi, pengamatan maupun komunikasi mudah.
Penelitian dilaksanakan selam,a 4 bulan dari bulan Agustus 2009
sampai dengan Nopember 2009.
2. Faktor yang diteliti
a. Siswa
Siswa kelas V SD Negeri 3 Donohudan, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Boyolali dengan jum;lah siswa lakiu – laki 20 dan
perempuan 19.
b. Prosedur
20
Metode penelitian yang digunakan dengan cara observasi dna
pengamatan serta hasil karya siswa.
B. Data dan Cara Pengambilan Data
1. Sumber
Sumber data diperoleh dari siswa dan peneliti
2. Jenis
Jenis data yang diperoleh atau didapat dengan kualitatif
3. Cara Pengambilan data
a. Data dari hasil tes belajar siswa
b. Data tentang situasi mpelaksanaan pada saat tindakan diambil dengan
menggunakan lembar observasi.
c. Data tentang refleksi sertan perubahan – perubahan yang terjadi di
kelas dan jurnal.
d. Data tentang perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
C. Indikator
Untuk mengetahui keberhasilan seperti upaya dalam rencana tindakan,
maka dapat dilihat dalam kinerja indikator keberhasilan tindakan dapat dilihat
pada kemampuan siswa dalam menerapkan konsep belajar yang diberikan
oleh guru.
Indikator keberhasilan yang digunakan didapat dari standar dan kualitas
mutu sekolah di SD Negeri 3 Donohudan. Indikator keberhasilan tersebut
dilihat dari kemampuan siswa untuk dapat menerapkan konsep belajar dengan
menggunbakan pendekatan kontekstual (CTL) mata pelajaran Bahasa
Indonesia, yaitu 80 % dari keseluruhan siswa dalam sampel penelitian telah
menetapkan ketuntasan belajar 65.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Sikus I
a. Laporan pelaksanaan pembelajaran Siklus I
Menurut data yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan kompetensi dasar dalam bidang kajian menulis puisi
bebas dengan pilihan kata yang tepat, baik secara individu atau
kelompok dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis puisi
bebas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 3
Donohudan dan tahun pelajaran 2009/ 2010, dengan hal-hal sebagai
berikut :
1). memberikan pengarahan.
2). penjelasan.
3). bimbingan.
4). Cara-cara pelaksanaan obsevasi, pengamatan lingkungan
secara langsun, guna meningkatkan keterampilan menulis
puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
b. Dalam penulisan puisi bebas, siswa masih sering menggunakan
pengulangan kata.
Contoh : penggunaan kata aku atau saya
Adapun hasil tes pada Siklus I sebagai berikut :
No Pre Test Post Tes No Pre Test Post Tes
1. 50 55 21. 60 80
2. 50 55 22. 60 75
3. 60 65 23. 60 75
4. 60 65 24. 60 70
5. 60 60 25. 50 50
22
6. 50 55 26. 50 70
7. 60 70 27. 50 60
8. 60 75 28. 50 70
9. 50 50 29. 50 75
10. 60 70 30. 60 70
11. 60 70 31. 50 50
12. 60 70 32. 50 50
13. 60 60 33. 50 60
14. 60 60 34. 50 60
15. 60 60 35. 50 60
16. 60 70 36. 50 60
17. 60 80 37. 60 80
18. 60 70 38. 50 50
19. 60 70 39. 50 75
20. 50 60 40. - -
c. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan Siklus I adalah :
1. Dalam pelaksanaan observasi lingkungan sekolah, ada siswa yang
malas / tidak serius.
2. Butuh waktu dalam pengawasan siswa
3. Siswa masih sering mengulang kata
4. Bahasa tulis siswa belum menggunakan kaidah-kaidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar
5. Butuh dana, tenaga yang ekstra dsb
d. Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah
implementasi pada siklus I :
1. Bimbingan dan pengawasan bagi siswa yang malas dengan cara di
dekati atau perhatian khusus.
2. Pengawasan lebih ketat dan merata dengan cara kesana kemari,
karena siswa tidak hanya mengamati satu objek
23
3. Diwaktu menulis guru berkeliling sambil mengadakan bimbingan
kepada siswa di kelas
4. Menyarankan kepada siswa, untuk menggunakan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia (titik, koma, huruf besar, tanda seru, dsb)
5. Mengalokasikan dana dari RABS disekolah dan didokumentasikan
e. RPP siklus I, untuk Siklus II
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi (S.K) :
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara
tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar (K.D) :
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
III. Indikator :
Siswa dapat menulis puisi bebas.
IV. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan baca
secara tertulis.
V. Alat, Media dan Sumber Bahan :
a. Media :
ü Gambar-gambar lingkungan
ü Alam nyata (taman, kebun, halaman, taman baca, perpustakaan dan
sebagainya)
VI. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal :
a. Persiapan, berdo’a
b. Apersepsi :
o Apakah para frase itu ?
o Cara nama penulis puisi terkenal di Indonesia !
24
2. Kegiatan Inti :
a. Anak diberi tugas keluar kelas
b. Anak mengadakan pengamatan
c. Menulis kalimat-kalimat hasil pengamatan
d. Menyusun kalimat-kalimat dari hasil pengamatan menjadi puisi
e. Anak membaca puisi hasil karya sendiri
f. Masing-masing kelompok menanggapi dan mengomentari
g. Masing-masing anak membuat puisi
h. Pemajangan hasil karya siswa
3. Kegiatan Akhir :
a. Kesimpulan
b. Evaluasi
c. Refleksi pembelajaran
Rancangan Instrumen Penilaian :
Lembar Pengamatan
A. Proses
Berilah tanda contreng (ü) ; pernyataan-pernyataan dibawah ini !
Skor
No
Pernyataan 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
Siswa melakukan pengamatan
secara individu
Siswa melakukan observasi di
luar kelas
Siswa menggunakan waktu
efektif
Siswa belajar lebih
menyenangkan
……....
……….
………
………
………
………
………
………
JUMLAH
25
B. Hasil Belajar
Skor
No
Kriteria – Kriteria 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Pemilihan kata
Hafal
Intonasi
Kehafalan kata/ kalimat
Penampilan
JUMLAH
Pedoman Penilaian
Skor < 50 = kurang
50 – 65 = cukup
65 – 75 = baik
> 75 = baik sekali
Evaluasi :
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar :
1. Hasil karya sastra terikat bait, baris dan irama disebut ….
2. Membaca puisi disertai gerakan disebut ….
3. Kopi / pahit // untuk /// ayah.
Kata yang di baca paling lambat adalah kata …. Dan.
4. Mengubah puisi menjadi prosa dinamakan ….
5. Puisi yang dinyanyikan dinamakan ….
Revisi :
1. Dibatasi waktu, saat siswa melakukan pengamatan lingkungan sekolah
(kebun, halaman, taman, taman baca, dsb)
2. Siswa membacakan (lisan) dari hasil karya siswa
26
2. Hasil Siklus II
a. Laporan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II :
– Menurut data yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan KD : menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
Baik yang secara individu maupun kelompok dalam upaya peningkatan
keterampilan menulis puisi bebas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
kelas V Sekolah Dasar Negeri 3 Donohudan tahun pelajaran 2009/ 2010,
denganhal-hal sebagai berikut:
v Memberi pengarahan
v Memberi bimbingan
v Memberi penjelasan, dan cara-cara pelaksanaan observasi,
pengamatan lingkungan, keterampilan menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat.
– Dalam penulisan puisi bebas, siswa belum menggunakan kaidah-kaidah
penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Contoh :
ü Tema yang belum sesuai.
ü Penggunaan huruf besar.
ü Penulisan kata disingkat (yang ditulis yg).
Tabel 3. Hasil tes (Perbandingan Siklus I dan II) sebagai berikut :
No Nama Nilai Awal Nilai Siklus I Nilai Siklus II
1 ANDI SUSILO 40 57 75
2 AGUS SETIAWAN 41 60 75
3 ANIK MUJI LESTARI 50 59 75
4 HAFID S 53 62 75
5 ARGA S PUTRA 55 63 75
6 OKTAVIA R 60 70 80
7 ROBBI H 61 70 80
27
8 IWAN SP 47 60 78
9 YUYUN B 48 60 77
10 ISNAINI KR 50 65 79
11 INDAH AJ 51 67 75
12 TAUFIK N 52 67 75
13 ADI S 53 67 76
14 ANDI F 56 70 78
15 NONIK AT 66 72 81
16 FERRY K 70 75 82
17 FAJAR M 71 74 80
18 MUH. FAJAR NUR 70 72 79
19 M. ZAQI 55 69 77
20 MUKSIT A 56 69 78
21 PUTRO CATUR 57 69 77
22 FANNY R 58 69 76
23 DEWI A 60 69 75
24 APRILIA S 61 69 75
25 DIAH R 62 70 78
26 SALSA D 44 65 77
27 ANDI FR 40 65 76
28 NOVI R 43 67 77
29 RISA A 42 59 75
30 RIDA D 57 70 79
31 RARAS Y 58 70 78
32 FEBRIYANA A 60 70 77
33 LUSI S 56 71 76
34 SUROTO 50 67 78
35 DIKA S 50 71 79
36 ICAN C 50 75 78
37 DANANG T 60 77 80
28
38 SEPTI A 50 65 71
39 JOKO S 60 75 80
JUMLAH 2116 2641 3112
Rata – Rata 54,26 67,71 79,79
b. Kendala dan Masalah yang Muncul dalam Pelaksanaan Siklus II
Dalam penulisan puisi, kurang memperhatikan kaidah-kaidah penulisan
bahasa yang baik dan benar.
Contoh :
1. penggunaan huruf besar
2. masih sering menyingkat kata yang ditulis (yg)
c. Rancangan Strategi Penyelesaian Masalah dan Langkah-langkah
Implementasi pada Siklus II :
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari / Tanggal : 30 Oktober 2009
I. Standar Kompetensi (SK)
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan laporan, dan puisi bebas.
II. Kompetensi Dasar (KD)
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
III. Indikator
Siswa dapat menulis puisi bebas.
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara
tertulis.
V. Alat, Media dan Sumber Bahan
a. Alat/ media
Gambar-gambar lingkungan alam.
Alam nyata (kebun, taman, halaman, taman baca, perpustakaan dsb).
29
b. Sumber bahan :
Kurikulum KTSP tahun 2006
Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas V halaman 180 – 183.
VI. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal :
a. Persiapan, berdoa
b. Apersepsi :
Apakah puisi itu ?
Bagaimanakan kaidah-kaidah penulisan/ membaca puisi ?
2. Kegiatan inti :
a. Anak diberi tugas keluar kelas baik secara individu/ kelompok.
b. Tiap-tiap anak mengadakan pengamatan.
c. Menulis apa yang dilihat, dirasakan, diraba bahkan dalam bentuk
kata-kata.
d. Menyusun kata-kata menjadi kalimat-kalimat dari hasil pengamatan.
e. Anak membaca puisi hasil karya sendiri.
f. Masing-masing kelompok memberi komentar.
g. Masing-masing anak membuat puisi dua bait.
h. Pemajangan hasil karya siswa.
3. Kegiatan akhir
a. Refleksi pembelajaran.
b. Pemberian tugas/ PR
4. Revisi :
a. Saat siswa melakukan pengamatan, dibatasi waktu.
b. Hasil karya siswa dibaca dengan bimbingan guru.
d. Rancangan Strategi Penyelesaian Masalah dan Langkah-langkah
Implementasi pada Siklus II :
- Memberi bimbingan cara-cara penulisan puisi yang baik dan benar
dengan memperhtikan kaidah-kaidah penulisan bahasa yang baik dan
benar.
30
Contoh :
- Kata yang ditulis yang bukan yg
- Kata laki-laki ditulis laki-laki bukan Lk²
B. Pembahasan
Penggunaan Pendekatan Kontekstual Guna Meningkatkan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas, akan mengoptimalkan tercapainya
hasil belajar siswa khusunya pembelajaran menulis puisi bebas.
Dari data yang diperoleh yaitu pada nilai awal sebesar 54,26 Pada
siklus I, meningkat menjadi sebesar 67,71 , terjadi peningkatan sebesar
13,45 Pada siklus II dari nilai sebesar 54,26 Menjadi 79,79, maka
meningkat menjadi 25,53.
Peningkatan ini dapat dikatan mendukung kegiatan pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 3 Donohudan tahun
pembelajaran 2009/ 2010, dan dapat dijadikan acuan untuk memberikan
strategi menyenangkan dan tidak membosankan, dan supaya anak tidak
merasa kesulitan untuk menulis puisi bebas.
Pada siklus I, pendekatan kontekstual, hasilnya beberapa anak yang
melakukan pengamatan dan observasi terhadap lingkungan, ternyata
hasilnya menulis puisi bebas, lebih baikdibandingkan dengan pada saat
sebelum melakukan pengamatan dan observasi secara langsung.
Pada siklus II, dilakukan pengamatan kembali dengan observasi
lingkungan secara langsung, ternyata hanya 3 anak yang hasilnya batas
tuntas saja, yaitu 65.
Disebabkan, memang kemampuan dasar siswanya menulis masih
kurang, sehingga harus dibaca berulang-ulang agar mampu menulis puisi
dengan baik, dari siswa lainnya.
Jadi dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
keterampilan menulis puisi bebas siswa kelas V SD Negeri Donohudan
Tahun Pembelajaran 2009/ 2010 dengan ditandai meningkatkan perolehan
31
nilai dan anak lebih senang untuk belajar menulis puisi bebas dengan
pilihan kata yang tepat.
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah terjadinya
peningkatan keterampilan menulis puisi bebas pada siswa kelas V SD Negeri
3 Donohudan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2009 / 2010 ditandai dengan rata-rata sebesar 79,79 yang berarti mengalami
kenaikan sebesar 12,08 dari nilai awal yang mempunyai rata-rata 67,71.
B. Saran
1. Bagi Guru
Untuk mengembangkan dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran menulis puisi bebas.
2. Bagi Siswa
Untuk menambah pemahaman dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
3. Bagi Sekolah
Memberi gambaran tentang kompetensi siswa dalam menulis puisi bebas,
sehingga hasil pembelajaran dapat ditingkatkan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Elanie B. Johnson, ( 2009:46 ) Contektual Teaching and Learning: Menjadikan
Belajar Berhasil dan Bermakna,
( Terjemahan Bandung : MLC )
Jenis- jenis Puisi ( http:/endonesia.wordpress.com ) diunduh tanggal 14 Juli 2009
pukul 16.19 WIB.
Lima Tahap Proses Penulisan Puisi ( www.kapasitor.com ) diumduh pada tanggal
14 Juli 2009 pukul 16.16 WIB.
Maroeli Simbolon, S.Sn. Menulis Puisi Itu Gampang ( www.sinarharapan.com )
diunduh tanggal 14 Juli 2009 pukul 14.15 WIB.
Nur Hadi ( 2003:13 ) Pendekatan Kontekstual ( Contektual Teaching and
Learning ).