115
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi, bagaimana perusahaan dapat menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan. Masalah penentuan jumlah dana atau alokasi dana dalam persediaan mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan. Investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan dan lain – lain, yang kesemuanya dapat memperkecil keuntungan perusahaan. Investasi dalam persediaan yang terlalu kecil akan 1

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan persediaan yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan

mampu memprediksi dengan tepat kebutuhan akan bahan baku dan juga barang jadi,

bagaimana perusahaan dapat menyediakan persediaan tepat pada waktunya sesuai

dengan jumlah yang diperlukan. Masalah penentuan jumlah dana atau alokasi dana

dalam persediaan mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan.

Investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan

memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan

digudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas,

keusangan dan lain – lain, yang kesemuanya dapat memperkecil keuntungan

perusahaan. Investasi dalam persediaan yang terlalu kecil akan mempunyai dampak

yang menekan keuntungan, juga karena kekurangan bahan baku akan mengakibatkan

perusahaan tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh yang berarti tenaga kerja dan

aktiva perusahaan tidak dapat di dayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga akan

mempertinggi biaya produksi rata-rata, yang akhirnya akan menekan keuntungan

yang diperoleh perusahaan, untuk kelangsungan proses produksi suatu perusahaan,

maka salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah persediaan bahan baku.

Persediaan adalah salah satu kekayaan yang meliputi barang-barang milik perusahaan

1

Page 2: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

dengan maksud untuk dijual atau persediaan barang yang masih dalam proses

produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu untuk digunakan dalam

suatu proses produksi. Dalam kegiatan di suatu perusahaan, jumlah persediaan akan

sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh oleh suatu perusahaan.

Berbagai perusahaan menyadari pentingya mengelola tingkat persediaan untuk

memperoleh kompetitif jangka panjang. Secara umum perusahaan dengan tingkat

persediaan yang lebih tinggi dari pada pesaingnya cenderung berada pada posisi

kompetitif yang lebih lemah. Kebijakan manajemen persediaan telah menjadi sebuah

senjata kompetitif. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai

dengan yang diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam

satu periode, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan

pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses

produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas

maupun kuantitas waktu penyerahaan.

Perencanaan dan pengendalian bahan baku haruslah menjadi hal penting yang

harus diperhatikan pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya. Kemampuan dalam

mengatur masalah persediaan bahan baku yang tepat akan memberikan dampak

positif bagi keefisiensan, kemajuan, dan kinerja perusahaan dalam mengatur biaya-

biaya yang harus dikeluarkan.

Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam

efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk

mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang

2

Page 3: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh

perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian

finansial.

Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik

perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena

persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara

kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan.

Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya

serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu

diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada

dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan

Harga Pokok Produksi (HPP), maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga

dapat menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk

menekan biaya-biaya operasiona seminimal mungkin sehingga akan

mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian

persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan

berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan

biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus

dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.

3

Page 4: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tujuan dari manajemen persediaan tidak hanya mempertimbangkan biaya

pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya transportasi, tetapi pertimbangan lain yang

harus dilakukan adalah tingkat layanan (service level) bagi pelanggan.

Kelangsungan proses produksi didalam suatu perusahaan akan dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain : Modal, Tekhnologi, persediaan Bahan Baku,

Persediaan Barang jadi dan tenaga kerja. Persediaan (inventory) sebagai elemen

modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar.persediaan juga

merupakan elemen-elemen aktiva lancar yang yang selalu dianggap likuid

dibandingkan dengan elemen-elemen aktiva yang lain misalnya, kas, piutang, dan

marketable securities.

Meskipun demikian masalah inventory dianggap sangat penting bagi

perusahaan, khususnya dibidang industri dan perdagangan, selain bidang tersebut

persediaan juga mempunyai pengaruh pada fungsi bisnis terutama fungsi operasi

pemasaran dan keuangan, selain itu persediaan juga merupakan kekayaan perusahaan

yang memiliki peranan penting dalam operasi bisnis dalam pabrik (manufacturing)

yaitu persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi dan

persediaan suku cadang.

Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta

barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran,

yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena apabila barang tidak tersedia

4

Page 5: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat

mensuplay barang pada tingkat optimal.

Dengan adanya investasi dalam persediaan mengakibatkan adanya nilai uang

yang terkait dalam bentuk persediaan, sehingga bagi perusahaan adanya biaya yang

harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya sewa gudang, biaya pemesanan, biaya

penyimpanan, dan biaya pengaman. Penanaman persediaan yang terlalu besar

dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar penyusutan, besar kemungkinan

karena rusak, kualitas menurun, usang, sehingga memperkecil keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Dan penanaman persediaan yang terlalu kecil akan menekan

keuntungan juga, karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan tingkat produktifitas

yang optimal, sehingga akan mempertinggi biaya pengelolaan persediaan.

Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang

diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode,

maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan pengendaliaan

produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas maupun

kuantitas waktu penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan itu sendiri juga diperlukan

penyesuaian dalam efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki

perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor

produksi yang tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang

5

Page 6: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang

mengakibatkan kerugian finansial.

Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik

perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena

persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara

kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan.

Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya

serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu

diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada

dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan

Harga Pokok Produksi, maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga dapat

menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi.

Seharusnya dengan adanya kebijakan persediaan bahan baku yang optimal

diterapkan dalam perusahaan, biaya persediaan tersebut dapat ditekan sekecil

mungkin. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat digunakan analisis

“Economic Order Quantity” (EOQ). Perencanaan metode EOQ dalam suatu

perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak

mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang

dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisisensi persediaan bahanbaku di dalam

perusahaan yang bersangkutan. Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ

6

Page 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik

untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang

timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi risiko yang

dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk

menekan biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga akan

mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian

persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan

berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan

biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus

dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.

Mengingat bahwa masalah persediaan mencakup bidang yang cukup luas dan

guna membatasi masalah yang akan diuraikan, maka penulis tertarik untuk membahas

tentang persediaan bahan baku. Sehubungan dengan hal ini maka penulis memilih

judul skripsi sebagai berikut: “Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk

Meminimumkan Biaya Persediaan Pada Usaha Kacang Atom Sri

Dharmasraya”

7

Page 8: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas maka dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut : ‘’Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku

yang harus dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat meminimumkan biaya

persediaan”?

1.3 Batasan Masalah

Agar penetilian ini lebih terarah dan langkah-langkah pemecahan masalah tidak

menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai, maka penulis membatasi ruang lingkup

pembahasan yang dibatasi dengan memfokuskan permasalahan kepada hal yang

berhubungan dengan pengendalian persediaan bahan baku serta meminumumkan

biaya persediaan bahan baku pada usaha Kacang Atom SRI Dharmasraya

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang minimum. Agar kegiatan

produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang di inginkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Bagi perusahaan

Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah sebagai berikut :

8

Page 9: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

a) Sebagai tambahan informasi kepada pihak manajemen perusahaan dalam

menentukan persediaan yang efektif dan efisien.

b) Sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan maupun pihak lain

yang berkepentingan dalam menjalankan pengendalian persediaan bahan baku

secara efektif dan efisien

b. Bagi Universitas Mahaputra Muhammad Yamin (UMMY) Solok

Manfaat penelitian bagi universitas adalah sebagai bahan masukan bagi lembaga

peneliti, Perguruan Tinggi maupun peneliti lain .

c. Bagi penulis

Manfaat penelitian bagi penulis yaitu di harapkan penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan menambah pengetahuan dengan membandingkan antara

yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di perusahaan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya yaitu di harapkan penelitian ini dapat

memberikan tambahan pengetahuan serta referensi pengembangan ilmu

manajemen operasional khususnya teori perencanaan bahan baku dengan metode

EOQ

9

Page 10: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Operasional

2.1.1 Pengertian Perencanaan dan Manajemen Opersaional

Menurut pendapat warman (2004) perencanaan adalah suatu proses

memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan datang dan mempersiapkan

sesuatu untuk masa yang akan datang itu. Jadi perencanaan adalah suatu yang di

lakukan dengan cara dini dengan persiapan tentang apa yang akan di lakukan dimasa

mendatang dengan memperkirakan fakta apa yang akan terjadi dimasa yang akan

datang.

Manajemen Operasional adalah usaha pengelolaan secara optimal penggunan

faktor produksi : tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan faktor

produksi lainnya dalam proses tranformasi menjadi berbagai produk barang dan jasa.

Selanjutnya, secara definisi, manajemen operasional juga sebagai penanggung jawab

dalam sebuah organisasi bisnis yang mengurusi persoalan produksi. Baik dalam

bidang barang atau jasa. Dilihat dari definisi, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Pertama, fungsi manajemen operasional, yakni dalam hal pengambilan

keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan operasional. Kedua, manajamen

operasional mesti juga memperhatikan mengenai sistemnya. Terutama sistem

10

Page 11: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

transformasi. Sistem ini termasuk juga dalam sistem pengurusan mengenai membuat

rancangan serta analisis dalam operasi nanti. Yang ketiga atau terakhir mengenai hak

pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen operasional. Sebagaimana

dikehatui bahwa keputusan adalah hal yang terpenting bagi seseorang agar bisa

bersikap tegas dan tepat, demi lancarnya manajemen operasional yang tengah

dijalankan. Oleh karena itu, manjemen operasional sangat erat kaitannya dengan

pengambilan keputusan seorang pemimpin operasional. Struktur Manajemen

Operasional Dalam persoalan manajemen operasional, ada struktur kepengurusan

yang mesti dibentuk, tetapi bukan hanya dibentuk, melainkan mesti juga dilaksanakan

sebagaimana fungsi dari masing-masing tugasnya. Pimpinan tertinggi dalam sistem

manajemen operasional adalah manajer operasional. Mereka-mereka ini yang menjadi

tiang atau pilar-pilar dalam berjalannya manajemen operasional. Tugas dari seorang

manajer adalah melakukan dan memetakan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan

tugasnya, misalnya membuat konsep dalam hal perencanaan, pembentukan staf,

pengorganisasian, serta memiliki jiwa kepemimpinan dalam mengendalikan

manajemen operasional secara keseluruhan.

Manajemen Operasional Menurut Para Ahli

a. Menurut Anoraga(2009) Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk

mengatur dan mengkoordinir faktor – faktor produksi secara efektif dan efisien

untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang atau

jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi.

11

Page 12: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

b. Render dan Heizer (2005 : 2)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah

Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari

masukan dan keluaran.

c. Russel and Taylor (2002) dalam Murdifin Haming (2003 : 17)mendefinisikan

Manajemen Operasional adalah Fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan

proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai tambah yang besar.

d. Eddy Herjanto (2007) Manajemen operasi adalah suatu kegiatan yang

berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses

transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.

2.1.2 Bahan Baku

Bahan baku atau yang lebih dikenal dengan sebutan Raw Material merupakan

bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari

perusahaan yang bersangkutan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Bahan baku

merupakan bahan yang harus diperhitungkan dalam kelangsungan proses produksi.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003), bahan baku dapat digolongkan

berdasarkan beberapa hal di antaranya yaitu berdasarkan harga dan frekuensi

penggunaan. Klasifikasi bahan baku berdasarkan harga dibagi menjadi tiga bagian

yaitu :

1. Bahan baku berharga tinggi (high value items)

Bahan baku yang biasanya berjumlah ±10% dari jumlah jenis persediaan, namun

jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, oleh karena

itu memerlukan tingkat pengawasan yang sangat tinggi.

12

Page 13: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

2. Bahan baku berharga menengah (medium value items)

Bahan baku yang biasanya berjumlah ±20% dari jumlah jenis persediaan,

dan jumlah nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga

memerlukan tingkat pengawasan yang cukup.

3. Bahan baku berharga rendah (low value items)

Jenis bahan baku ini biasanya berjumlah ±70% dari seluruh jenis persediaan,

tetapi memiliki nilai atau harga sekitar 10% dari seluruh nilai atau harga

persediaan, sehingga tidak memerlukan pengawasan yang tinggi.

2.2 Persediaan

2.2.1 Pengertian Persediaan (Inventory)

Menurut Pontas M. Pardede (2003:13) dalam bukunya yang berjudul

“Manajemen Operasi dan Produksi” menyatakan bahwa: “Persediaan merupakan

sejumlah bahanatau barang yang tersedia untuk digunakan sewaktu-watu dimasa yang

akan datang. Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan atau

digunakan untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku

yang disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang

disimpan untuk dijual maupun diproses.

Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi

perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi

barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen.

Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh

13

Page 14: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan produksi tidak

perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi

didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Adapun alasan diperlukannya

persediaan oleh suatu perusahaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah sebagai

berikut:

1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan

produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses

dan pemindahan.

2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul

operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.

2.2.2 Fungsi persediaan

Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi

kebutuhan perusahaan, sebagai berikut:

a. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang

dibutuhkan perusahaan.

b. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

c. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga atau inflasi.

d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga

perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan baku tersebut tidak tersedia dipasaran.

e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.

14

Page 15: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang yang

diperlukan

2.2.3 Biaya-biaya dalam persediaan

Dalam setiap penentuan pemesanan bahan baku yanga akan mempengaruhi

besarnyya jumlah persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus

dipertimbangkan, diantaranya :

a. Biaya penyimpanan (carrying cost, holding cost) adalah biaya yang

dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya persediaan barang. Biaya

penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu persentase dari unit

harga/nilai barang, dan dalam bentuk rupiah perunit barang, dalam peiode

waktu tertentu. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyimpanan adalah :

1. Biaya sewa gudang

2. Biaya administrasi pergudangan

3. Gaji pelaksanaan pergudangan

4. Biaya listrik

5. Biaya modal yang tertanam dalam persediaan

6. Biaya asuransi

7. Biaya kerusakan

8. Biaya penyusutan

b. Biaya pemesanan (ordering costs, procurement cost) merupaka biaya yang

dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari

15

Page 16: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

penempatan pemesanan sampai tersedianya barang digudang (Eddy Herjanto,

2008:243). Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi:

1. Pemprosesan pesanan dan biaya ekspedisi

2. Upah

3. Biaya telepon

4. Pengeluaran surat menyurat

5. Biaya pengepakan dan penimbangan

6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan

7. Biaya pengiriman ke gudang

8. Biaya hutang lancar, dan sebagainya

c. Biaya bahan atau barang itu sendiri (purchase cost) adalah harga bahan atau

barang yang harus dibayar atas item yang harus dibeli. Biaya ini akan

dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier. Oleh karena

itu biaya bahan atau barang akan bermanfaat dalam menentukan apakah

perusahaan sebaiknya menggunakan harga diskon atau tidak.

d. Biaya kekurangan persediaan (shortage cost, stockout cost) adalah biaya yang

timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya

kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukanlah biaya nyata (riil),

melainkan berupa biaya kehilangan kesempatan. Dalam perusahaan

manufaktur, biaya ini merupakan biaya kesempatan yang timbul misalnya

karena terhentinya proses produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang

16

Page 17: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

diproses, yang antara lain meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi

mesin dan karyawan.

Dalam perusahaan dagang, terdapat tiga hal yang dapat terjadi karena kekurangan

persediaan, yaitu:

a. Tertundanya penjualan

b. Kehilangan penjualan

c. Kehilangan pelanggan

2.3 Manajemen Persedian

Manajemen persediaan merupakan bagian dari Manajemen Keuangan yang

dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan. Sebelum membuat

keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus memahami konsep persediaan.

Dalam Manajemen Persediaan terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu

menurut Fien Zulfikarijah (2005:9) yaitu:

1. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang menjadi

tugas utama dalam penentuan persediaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Keputusan kuantitatif bertujuan untuk mengetahui :

a. Barang apa yang akan di stock?

b. Berapa banyak jumlah barang yang akan dip roses dan berapa banyak barang

yang akan dipesan?

c. Kapan pembuatan barang akan dilakukan dan kapan melakukan pemesanan?

17

Page 18: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

d. Kapan melakukan pemesanan ulang ( Re Order Point)?

e. Metode apakah yang digunakan untuk menentukan jumlah persediaan?

2. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dngan tekhnis pemesanan

yang mengarah pada analisis data secara deskriptif.

a. Jenis barang yang masih tersedia di perusahaan?

b. Perusahaan atau individu yang menjadi pemasok barang yang dipesan

perusahaan?

c. Sistem pengendalian kualitas persediaan yang digunakian perusahaan?

2.3.1 Pengertian Manajemen Persedian Menurut Para Ahli

Menurut Agus Ristono (2009:2) dalam bukunya “Manajemen Persediaan”,

menerangkan bahwa: “Pengendalian persediaan merupakan suatu usaha memonitor

dan menentukan tingkat komposisi bahanyang optimal dalam menunjang kelancaran

dan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan perusahaan.”

Menurut Sri Joko (2004:353) dalam buku “Manajemen produksi dan

operasi”, menerangkan bahwa: “Pengendalian persediaan adalah struktur untuk

mengawasi tingkat persediaan yang dilakukan dengan cara menentukan berapa

jumlah barang yang akan dipesan (the level of replenishment) dan kapan waktu

pemesanannya.”

Dari kedua definisi para ahli tersebut maka dapat di simpulkan bahwa

pengertian manajemen persedian adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan

18

Page 19: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses

produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu

peralatan atau mesin. manajemen persediaan mencakup pengendalian dari aktiva

dengan diproduksi untuk dijual dalam skala normal dari operasi perusahaan.

2.3.2 Jenis – Jenis Manajemen Persediaan

Dilihat dari dari fungsinya persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:170)

adalah sebagai berikut:

1. Batch Stock atau Lot size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena

kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah

yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.

Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory adalah sebagai

berikut:

a. Memperoleh potongan harga pada harga pembelian

b. Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economis) karena adanya

operasi atau “production run” yang lebih lama.

c. Adanya pengematan didalam biaya angkutan.

2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

3. Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat

19

Page 20: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan

yang meningkat.

Disamping perbedaan menurut fungsi, menurut Sofjan Assauri (2004:171)

persediaan juga dilihat dari jenis atau posisi dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Persediaan bahan baku (Raw Material stock) yaitu persediaan dari barang-barang

berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh

dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang

menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakan nya.

2. Persediaan bagian produk (Purchased part) yaitu persediaan barang-barang yang

terdiri dari part atau bagian yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara

langsung diassembling dengan part lain, tanpa melalui proses produksi

sebelumnya.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (Supplies

stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlikan dalam

proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan

dalam bekerjanya suatu perusaahan, tetapi tidak merupakan bagian atau

komponen dari barang jadi.

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in

process/progress stock) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap

20

Page 21: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu

bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi

5. Persediaan barang jadi (Finished goods stock)yaitu barang-barang yang telah

selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan

atau perusahaan lain.

2.3.3 Manfaat Manajemen Persediaan.

Dalam menejemen persediaan sudah tentu ada manfaatnya, berikut merupakan

manfaat dari manajemen persediaan.

a. Memanfaatkan Diskon Kuantitas

Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar.

Perusahaan membeli melebihi kebutuhan sehingga ada yang disimpan sebagai

persediaan.

b.     Menghindari Kekurangan Bahan (Out Of Stock).

Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan

tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan

untuk memperoleh keuntungan. Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan

harus mempunyai persediaan barang jadi.

c.     Manfaat Pemasaran.

Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka

pelanggan/calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan

yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat. Di samping itu jika

21

Page 22: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan pada saat dibutuhkan

maka kepuasan pelanggan semakin baik, dan perusahaan semakin untung.

2.3.4 Prinsip-Prinsip Pengendalian Persediaan

Menurut Hammer, (dikutip oleh Hardianto, 2003), sistem dan teknik

pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai dengan

sebagai berikut :

a.       Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan tambahan biaya pekerja serta

overhead untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.

b.      Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan.

c.       Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal esensial

bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan baku yang efisien.

d.     Kebijakan manajemen yang berupaya menciptakan keseimbangan antara

keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan biaya

pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama dalam

menentukan investasi persediaan.

e.      Pemesanan bahan baku merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan penyusunan

rencana pengendalian produksi.

f.       Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas persediaan.

g.      Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak. Hal ini dilakukan

manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan. Aturan-aturan dan

22

Page 23: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

prosedur memberi jalan pada para personel dalam membuat evaluasi dan

mengambil keputusan.

2.3.5 Model Pengendalian Persediaan

Secara umum model-model pemgendalian yaitu Model Pengendalian

Deterministik dan Model Pengendalian Probabilistik. Berikut Penjelasannya yang

lebih terperinci.

1. Model Pengendalian Deterministik.

Model pengendalian deterministik adalah model yang menganggap semua

parameter telah diketahui dengan pasti. Untuk menghitung pengendalian

persediaan digunakan metode EOQ (Economic Order Quantity), yang merupakan

model persediaan yang sederhana. Model ini bertujuan untuk menentukan ukuran

pemesanan yang paling ekonomis yang dapat meminimasi biaya-biaya dalam

persediaan. Model-model lain yang dapat digunakan untuk pengendalian

persediaan deterministik antara lain: Production Order Quantity (POQ), Quantity

Discount, Economic Lot Size (ELS), dan Back Order Inventory.

Penjelasan dari model-model yang digunakan dalam pengendalian persediaan

deterministik yaitu sebagai berikut :

a. Model Kuantitas Pesanan Produksi (Production Order Quantity)

23

Page 24: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Model kuantitas pesanan produksi merupakan sebuah teknik kuantitas pesanan

ekonomis yang diterapkan pada pesanan produksi. Model ini berguna ketika

persediaan terus menerus menumpuk dari waktu ke waktu dan pada saat asumsi

kuantitas pesanan ekonomis tradisional berlaku. Model ini diperoleh dengan

menetapkan bahwa biaya setup atau biaya pemesanan sama

b. Model Diskon Kuantitas (Quantity Discount)

Diskon kuantitas, merupakan sebuah harga yang dikurangi untuk barang yang

dibeli dalam jumlah yang besar. Sudah sangat biasa jika pelanggan membeli

dalam jumlah besar akan diberikan diskon. Dalam hal ini, manajemen harus

memutuskan kapan dan berapa banyak jumlah pesanan ketika akan diberikan

diskon.

c.   Model Pengendalian Probabilistik.

Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan,

lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus

diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul

karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan atau karena

waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk

menghindari stock out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu

suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan

terjadinya stock out. Dalam model probabilistik yang menjadi hal pokok adalah

analisis perilaku persediaan selama lead time. Karena pada kondisi ini, lead time

24

Page 25: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

dan demand bersifat probabilistik, maka akan ada tiga kemungkinan yang dapat

terjadi:

a) Tingkat demand konstan, namun periode waktu datangnya pesananan (lead

time) berubah

b) Lead time tetap sementara demand berubah

c) Demand dan lead time berubah

2.3.6 Model EOQ (Economic Order Quantity)

Teknik EOQ merupakan teknik persediaan yang tertua dan paling umum

dikenal. Model ini mengidentifikasi kuantitas pemesanan atau pembelian optimal

dengan tujuan meminimalkan biaya persediaan yang terdiri dari biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan. Sehubungan dengan pengendalian persediaan dan pembelian

bahan baku, maka perusahaan perlu untuk menentukan kuantitas pembelian yang

paling optimal (EOQ). Kebanyakan literatur persediaan mengatakan bahwa model

EOQ mudah untuk diterapkan apabila asumsi dasar dalam EOQ dipenuhi, yaitu :

1. Permintaan akan produk adalah konstan, seragam dan diketahui.

2. Harga per unit produk adalah konstan.

3. Biaya penyimpanan per unit per tahun adalah konstan.

4. Biaya pemesanan per pesan adalah konstan.

5. Waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang diterima

adalah konstan.

6. Tidak terjadi kekurangan kekurangan barang atau back order.

25

Page 26: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Dalam menerapkan EOQ ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan

dalam penentuan jumlah pembelian atau keuntungan, diantaranya :

a. Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan merupakan biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan

pemesanan yang dilakukan perusahaan. Biaya pemesanan berfluktuasi bukan dengan

jumlah yang dipesan, tetapi dengan frekwensi pesanan. Biaya pesan tidak hanya

terdiri dari biaya yang eksplisit, tetapi juga biaya kesempatan (Opportunity Cost).

Sebagai misal, waktu yang terbuang untuk memproses pesanan, menjalankan

administrasi pesanan dan sebagainya. Beberapa contoh biaya pemesanan antara lain :

1) Biaya persiapan

2) Biaya telepon

3) Biaya pengiriman.

4) Biaya pembuatan faktur.

Rumus biaya pemesanan adalah sebagai berikut :

Biaya pesan = DQ

X S

Keterangan :

Q = Jumlah Barang setiap pesan.

D = Permintaan barang persediaan, dalam unit.

S = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan.

b. Biaya Penyimpanan

26

Page 27: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan

sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan dalam perusahaan. Biaya

simpan akan berfluktuasi dengan tingkat persediaan. Beberapa contoh biaya

penyimpanan antar lain:

1) biaya pemeliharaan,

2) biaya asuransi,

3) biaya kerusakan dalam penyimpanan,

4) biaya sewa gedung,

5) biaya fasilitas penyimpanan.

Biaya penyimpanan = Q2

x H

Keterangan :

Q = Jumlah barang setiap pemesanan

H = Biaya penyimpanan

Sehingga dalam menentukan biaya persediaan ada 2 jenis biaya yang berubah-

ubah dan harus dipertimbangkan. Pertama berubah-ubah sesuai dengan frekwensi

pesanan yaitu biaya pesan. Kedua biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besar

kecilnya persediaan yaitu biaya penyimpanan. Selanjutnya menentukan total biaya

persediaan (TC) dengan menjumlahkan biaya pesan dan biaya simpan.

Adapun rumusnya sebagai berikut :

TC = DQ

S + Q2

H

27

Page 28: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Keterangan :

TC = Total biaya persediaan

Q = Jumlah barang setiap pesan

D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit

S = Biaya pemesanan untuk setiap pesan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Sedangkan untuk menentukan jumlah pesanan yang ekonomis menurut metode

Economic Order Quantity (EOQ) adalah dengan rumus sebagai berikut :

EOQ = Q¿ = √2 DSH

Keterangan :

Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis

D = Jumlah kebutuhan dalam satuan (unit) per tahun

S = Biaya pemesanan untuk sekali pesan.

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun.

c. Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Dalam kondisi aktual, perusahaan sering dihadapkan dengan fluktuasi

permintaan. Persediaan penyangga merupakan tindakan penanggulangan yang logis

dalam mengatasi permintaan yang fluktuatif. Akibat pengadaan persediaan

penyelamat terhadap biaya pemisahan adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan

karena terjadinya stock out, akan tetapi sebaliknya akan menambah besarnya carrying

cost. Besarnya pengurangan biaya atau kerugian perusahaan adalah sebesar perkalian

28

Page 29: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

antar jumlah persediaan penyelamat yang diadakan untuk menghadapi stock out

dengan biaya stock out per unit. Pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan

dimaksudkan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock

out, tetapi juga pada saat itu diusahakan agar carrying cost serendah mungkin. Ada

beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat yaitu penggunaan

bahan baku, faktor waktu, dan biaya-biaya yang dugunakan. Untuk menentukan biaya

persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan mempertimbangkan

penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan

baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar deviasinya.

Adapun rumus standar deviasi adalah sebagai berikut :

SD=√∑ (Xi−X)2

N

Keterangan :

SD = Standar deviasi

X = Pemakaian sesungguhnya

x = Perkiraan pemakaian

N = Jumlah data

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung persediaan pengaman adalah

sebagai berikut :

SS = SDxZ

Keterangan :

SS = Persediaan pengaman (Safety Stock)

29

Page 30: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

SD = Standar Deviasi

Z = Faktor keamanan ditentukan atas dasar kemampuan perusahaan.

d. Waktu Tunggu (Lead Time)

Untuk menjamin kelancaran proses produksi perusahaan perlu memperhatikan

jangka waktu antara saat mengadakan pemesanan dengan saat penerimaan barang-

barang yang dipesan kemudian dimasukkan kedalam gudang. Lamanya waktu antara

mulai dilakukannya pemesanan bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan

yang dipesan dinamakan lead time. Bahan baku yang datang terlambat

mengakibatkan kekurangan bahan baku. Sedangkan bahan baku yang datang lebih

awal dari waktu yang telah ditentukan akan memaksa perusahaan memperbesar biaya

penyimpanan bahan baku. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menetukan

lead time adalah:

1. Stock Out Cost

Stock Out Cost adalah biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena

keterlambatan datangnya bahan baku.

2. Extra Carrying Cost

Extra Carrying Cost adalah biaya-biaya yang terpaksa dikeluarkan karena

keterlambatan bahan baku datang lebih awal.

e. Pemesanan Kembali (Re Order Point)

Pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah persediaan yang ada

pada suatu saat diaman pesanan harus diadakan kembali. Titik ini menunjukkan

30

Page 31: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

kepada bagian pembelian untuk mengadakan kembali pesanan bahan-bahan

persediaan untuk menggantikan persediaan yang telah digunakan. Titik pemesanan

kembali yang optimal adalah jumlah persediaan dimana seharusnya EOQ tambahan

persediaan. Titik ini merupakan titik dimana penggunaan bahan baku dengan

toleransi kehabisan bahan baku tertentu, akan menghabiskan persediaan yang ada

selama periode (lead time) yang diperlukan untuk memperoleh tambahan persediaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan pesanan kembali bahan baku

adalah:

ROP = (dxL)+ SS

Keterangan :

ROP = Re-order Point

d = Tingkat kebutuhan

L = Lead Time

SS = Safety Stock

2.4 Peranan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan

Perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari manajemen persediaan.

Pengendalian adalah suatu tindakan agar aktifitas dilakukan dengan sebaik-baiknya

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pengendalian tanpa perencanaan adalah sia-sia dan perencanaan tanpa

pengendalian merupakan tindakan yang tidak efektif. Secara umum dapat

diformulasikan disini bahwa arti dari perencanaan dan pengendalian bahan baku

31

Page 32: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

menurut Suyadi Prawirosentono(2001:79) adalah suatu kegiatan memperkirakan

kebutuhan persediaan bahan baku, baik secara kulitatif maupun kuantitatif. Agar

perusahaan dapat beroperasi seperti yang direncanakan, jai singkatnya bahwa arti dari

perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah

jadi dan persediaan barang jadi. Secara keseluruhan diartikan sebagai upaya

menentukan besarnya tingkat perseiaan dan mengendalikannya dengan efisien dan

efektif.

Untuk menentukan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif maka

diperlukan tujuan perencanaan yang efektif pula dan merupakan kegiatan

pengendalian (Controlling). Adapun tujuan perencanaan bahan baku adalah:

a. Agar jumlah persediaan bahan yang disediakan tidak terlalu sedikit juga terlalu

banyak, artinya dalam jumlah yang cukup efisien dan efektif.

b. Operasi perusahaan khususnya proses produksi dapat berjalan secara efisien dan

efektif.

c. Implikasi penyediaan bahan yang efisien demi untu kelancaran proses produksi ,

berarti harus disediakan investasi sejumlah modal dalam jumlah yang memadai.

Untuk mengatur tingkat persediaan dalam jumlah, mutu, dan waktu yang

tepat. Maka diperlukan pengendalian persediaan bahan yang efektif dan efisien, untuk

itu penulis menyajikan pengertian pengendalian persediaan bahan baku.

32

Page 33: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:176) adalah salah

satau kegiatan dari urutan kegiatan-kegiatan yang bertautan erat satu sama lain dalam

seluruh operasi produksi perusahaan tersebut sesuai dengan apa yang telah

direncanakan lebih dahulu baik waktu, jumlah, kualitas maupun biayanya.

Sedangkan menurut T. Hani Handoko (2000:333) pengendalian adalah fungsi

manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan

melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar. Oleh karena itu

perusahaan harus mengadakan suatu tingkat persediaan yang tepat karena bila

persediaan terlalu berlebihan berarti lebih banyak uang atau modal yang tertanam dan

biaya –biaya yang ditimbulkan . dari persediaan tersebut besar jumlah dan bila

persediaan terlalu kecil akan mengganggu kelancaran dari kegiatan produksi

perusahaan.

2.4.1 Cara – Cara Penentuan Persediaan

Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada

akhir suatu periode yaitu dengan Menurut Sofjan Assauri (2004:173):

a. Periodic System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam

menentukan jumlah persediaan akhir.

b. Perpetual atau disebut juga Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan

administrasi persediaan. Setiap mutasi ari persediaan sebagai akibat dari

pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi

33

Page 34: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

persediaannya. Bila metode ini yang dipakai maka perhitungan secara fisik hanya

dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya ilakukan untuk keperluan

counter cheking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan

dalam kartu administrasi persediaannya.

2.4.2 Efesiensi Biaya Produksi

Di dalam memikirkan aspek yang kedua,yaitu menentukan komposisi faktor

produksi yang akan meminimumkan biaya produksi ,produsen perlu memerhatikan

besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan dan

besarnya pertambahan hasil penjualan. Jika biaya persedian sudah minimum maka

akan menciptakan biaya persedian yang efisiensi.

Pengertian efisiensi menurut Susantun (2000:149) merupakan antara

perbandingan output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum

dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin

tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam

memproduksi output. Dari sudut pandang ekonomi, meskipun bentuk-bentuk

organisasi perusahaan sangat beragam, mereka mempunyai satu tujuan yang sama

yaitu memaksimalkan keuntungan. Untuk tujuan ini, mereka menjalankan usaha yang

bersamaan, yaitu mengatur penggunaan faktor-faktor produksi dengan cara seefisien

mungkin sehingga usaha memaksimumkan keuntungan dapar dicapai dengan cara

yang dari sudut pandang ekonomi dipandang sebagai cara yang paling efisien.

34

Page 35: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Keuntungan atau kerugian pada hakikatnya adalah perbedaan antara hasil

penjualan dan biaya produksi. Dalam usahanya untuk memproduksikan barang-

barang yang diperlukan masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum dari

usaha tersebut, masalah pokok yang harus dipecahkan adalah:

1. Komposisi factor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk

menciptakan tingkat produksi yang tinggi?

2. Komposisi factor produksi yang bagaimana yang akan meminimumkan biaya

produksi yang dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu?

Dalam menganalisis kegiatan perusahaan untuk mencari keuntungan, periode

analisis perlu dibedakan dalam dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka

panjang. Dalam jangka pendek, tiga factor produksi yaitu tanah, modal dan keahlian

kewirausahaan adalah tetap jumlahnya, kecuali tenaga kerja yang dapat ditambah.

Dalam jangka panjang, semua factor produksi dapat ditambah.  Dalam analisis

mengenai kegiatan firma-firma perlu dibedakan dari arti firma dan industry. Firma

adalah suatu unit produksi yang menghasilkan suatu barang, sedangkan industry

adalah semua firma yang terdapat dalam sesuatu pasar barang.

2.4.3 Penelitian Terdahulu

Dari hasil kajian pustaka, penulis menemukan beberapa penelitian yang

berhubungan dengan persediaan bahan baku dan efisiensi biaya yang diteliti oleh

fitriani dengan judul “ analisis pengendalian persediaan bahan baku di Pt. Eastern

35

Page 36: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

pearl flour mills Makassar “. metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif, dan teknik perencanaan bahan baku yang digunakan

adalah dengan menerapkan metode EOQ. Produk yang di produksi Pt. Eastern pearl

flour mills Makassar terdiri dari dua bagian yaitu produk utama dan produk

sampingan. Adapun produk utama yang di hasilkan adalah tepung terigu dan produk

sampingannya tepung industry, brand, pollar dan pellet. Perhitungan analisis

pengendalian bahan baku menggunakan metode EOQ. Hal ini dapat di lakukan

karena kondisi, krakteristik, serta kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi

dalam metode EOQ. Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan

jumlah kuantitas pemesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah

permintaan lead time konstan.

2.4.4 KERANGKA PEMIKIRAN

Di setiap perusahaan persediaan merupakan modal kerja atau investasi yang

sangat penting, karena secara langsung akan berpengaruh terhadap hasil yang akan

dicapai perusahaan.

Persediaan (Inventory) adalah barang jadi yang disimpan atau digunakan

untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang

disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi yang

disimpan untuk dijual maupun diproses

36

Page 37: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

. sedangkan Pengendalian adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian

yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan perusahaan harus di isi

dan berapa besar pesanan harus dilakukan.

GAMBAR

PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK

MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN

..4 Hipotesis

2.4.5 Hipotesis

Berdasarkan dugaan sementara mengenai penelitian dan keterangan yang

didapat dari pabrik kacang atom SRI dharmasraya, maka dapat disimpulkan hipotesis

seperti berikut Dalam pengadaan persediaan bahan baku, akan menimbulkan biaya-

biaya yang berhubungan dengan persediaan bahan baku tersebut. Seperti biaya

pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya bahan baku itu sendiri. Setiap perusahaan

tentunya menginginkan biaya yang lebih optimal dan efisiensi

37

Meminumkan biaya persediaan

(Y)

Pengendalian persediaan

(X )

Page 38: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Dalam upaya efisiensi biaya persediaan bahan baku tersebut, maka diperlukan

metode perencanaan persediaan bahan baku yang tepat. Sehingga biaya yang akan

dikeluarkan menjadi lebih efisien.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di pabrik Kacang Atom SRI yang berlokasi

di blok C (Sungai Atang) Jln.Poros Sungai Atang No 115 kabupaten Dharmasraya.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas (X)

adalah persediaan bahan baku ada pabrik kacang atum SRI. Kemudian yang menjadi

variabel dependen atau variabel terikat (Y) adalah biaya persediaan yang di keluarkan

oleh pabrik kacang atum .

3.2 Sumber Data dan Teknik pengumpilan data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan

kuantitatif yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

secara langsung dari pabrik Kacang Atom SRI Dharmasraya, yang terdiri atas:

gambaran umum perusahaan, data produksi dan penjualan produk, kebijakan

38

Page 39: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup jenis bahan

baku yang digunakan, jumlah kebutuhan bahan baku, waktu tunggu (lead time)

pembelian bahan baku, pemasok, sistem pemesanan dan penyimpanannya.

Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung di

lapangan dan wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara langsung dilakukan

kepada karyawan, manajer produksi, dan pihak perusahaan yang berkaitan.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari (bahan pustaka) buku, hasil laporan

penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, literatur perusahaan dan

instansi terkait serta internet.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

a) Studi Kepustakaan (Library Research)

Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Landasan teori dan informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan mengumpulkan

data yang bersumber dari literatur–literatur, bahan kuliah, dan hasil penelitian lainnya

yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk

mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.

b) Studi Lapangan (Field Research)

Melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui observasi, dan

wawancara. Penelitian Lapangan dilakukan dengan cara :

a) Observasi

39

Page 40: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Observasi atau pengamatan adalah pengumpulan data dengan terjun langsung

ke lapangan untuk mengamati secara langsung objek yang diteliti.

b) Wawancara

Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data/informasi tertentu yang

dilaksanakan dengan Tanya jawab secara lisan. Wawancara dimaksudkan untuk

menggali kesulitan siswa dalam memahami fungsi organ pernapasan manusia, yang

mungkin sulit diperoleh dari hasil pekerjaan siswa maupun melalui pengamatan.

c) Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan dokumen

(bahan atau gambar-gambar penting). Adapun dokumen-dokumen yang dimaksud

adalah berupa data-data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Dalam pengumpulan dan menganalisis suatu data, langkah yang sangat penting

adalah menentukan populasi terdahulu.

a) Populasi

Populasi menetapkan dan menentukan yang akan diteliti, yaitu persediaan

bahan baku kacang tanah yang digunakan pada pabrik kacang atum Sri

Dharmasraya dalam melakukan proses produksi kacang atom SRI selama

satu periode.

b) Sampel

40

Page 41: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Sampel penelitian ini diambil dari persediaan bahan baku (Raw Material)

yang digunakan pada pabrik kacang atom SRI Dharmasraya yaitu kacang

tanah

3.4 Metode Analisis data dan Teknik Analisa Data

3.4.1 Metode Analisis Data

Data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan diuraikan secara narasi.

Sedangkan untuk data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif dengan

gambar dan tabel agar mudah dipahami.

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh adalah

analisis deskriptif yang digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai

metode EOQ (Ekonomic Order Quantity) pada persediaan bahan baku kacang

pada pabrik kacang atum SRI Dharmasraya.

Untuk dapat menentukan jumlah pemesanan atau pembelian yang optimal tiap

kali pemesanan, perlu ada perhitungan kuantitas pembelian optimal yang

ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ). Adapun langkah-langkah

dalam mendapatkan EOQ dalam buku Manajemen Operasi oleh Heizer dan

Render (2005) adalah sebagai berikut:

a. Membuat sebuah persamaan untuk biaya setup atau biaya pemesanan.

41

Page 42: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

b. Membuat sebuah persamaan untuk biaya penyimpanan.

c. Menentukan biaya setup yang sama dengan biaya penyimpanan.

d. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimum.

1) Menghitung jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ), dengan

menggunakan rumus :

EOQ = √2 DSH

Dimana :

D = Penggunaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu

S = Biaya per pesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

2) Menghitung frekuensi pemesanan setelah nilai EOQ (Q¿) diketahui, dan

dirumuskan sebagai berikut :

F = DQ¿

Dimana :

F = Frekuensi pemesanan

3) Menghitung persediaan pengaman (safety stock) yang harus dilakukan oleh

perusahaan.

42

Page 43: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Sebelum menghitung persediaan pengaman (safety stock) terlebih dahulu

menghitung standar deviasi (SD) dengan rumus berikut ini :

SD=√∑ (Xi−X)2

N

Dimana :

SD = Standar Deviasi

Xi = Rata-rata pemakaian barang

X = Kebutuhan barang sebenarnya

n = Banyaknya data

Apabila standar deviasi dari permintaan atau kebutuhan telah diketahui,

maka besarnya persediaan pengaman dapat diketahui dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

SS = Z x 𝜎Dimana :

Z = Tabel z

SD = 𝜎 = Standar Deviasi

4) Menghitung titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku dengan

menggunakan rumus :

ROP = SS + dL

Dimana :

ROP = Reorder Point

43

Page 44: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

d = Tingkat kebutuhan per unit waktu

SS = Persediaan pengamanan (safety stock)

L = Waktu tenggang (lead time)

5) Menghitung hasil biaya total persediaan setelah menggunakan metode Economic

Order Quantity (EOQ), dengan menjumlahkan biaya penyimpanan dan biaya

pemesanan, dan dengan diperoleh melalui rumus :

Biaya Pemesanan = Frekuensi pesanan x biaya pesanan

Biaya Penyimpanan = Persediaan rata-rata dari jumlah pesanan x biaya

penyimpanan

Dari data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah, selanjutnya

dilakukan analisis kembali untuk mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan

biaya persediaan bahan baku, melalui perbandingan perhitungan total biaya

pengendalian persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dan perhitungan total biaya

pengendalian persediaan dengan menggunakan EOQ. Kemudian dapat dilihat besar

efisiensi dari hasil perbandingan tersebut.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjabaran masing-masing variabel terhadap

indikator-indikator yang membentuknya. Dalam penelitian ini, indikator-indikator

variabel tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Waktu tunggu (lead time) adalah selang antara pemesanan bahan baku dengan saat

datang dan diterimanya bahan baku di gudang persediaan. Waktu tunggu ini

44

Page 45: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

diukur dalam satuan hari, minggu atau bulan, tergantung dari sifat dan kebutuhan

bahan yang diperlukan perusahaan.

2. Frekuensi pembelian adalah banyaknya (kali) pembelian yang dilakukan

perusahaan selama satu tahun produksi.

3. Biaya pemesanan bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali melakukan

pemesanan dan penerimaan pesanan. Biaya pemesanan diukur dalam rupiah per

pesanan (Rp/pesanan). Besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada

besarnya atau banyaknya barang yang dipesan.

4. Biaya penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan

selama satu tahun produksi karena penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya

penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah per tahun (Rp/th).

45

Page 46: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pabrik Kacang Atom SRI merupakan perusahaan manufaktur yang berawal

dari sebuah home industry yang memproduksi makanan ringan yaitu kacang atom.

Perusahaan kacang atom cap “SRI” ini berdiri secara resmi pada tanggal 9 januari

2000 yang mempunyai luas sekitar 98 m2. Perusahaan ini diprakarsai oleh Bapak

Tijan dan Ibu Sri pada tahun 2000 yang diberi nama kacang atom SRI. Perusahaan ini

pada awalnya hanya memiliki 4 tungku dan 2 unit kendaraan sebagai alat transportasi

serta 8 orang karyawan. Status perusahaan berubah.pada tanggal 1 juli 2002.

Perkembangan perusahaan pada saat itu melakukan penambahan alat-alat produksi

baru dan mempunyai 25 karyawan dengan produk tetap yang dihasilkan yaitu kacang

atom. Perusahaan ini merupakan usaha keluarga yang didirikan dengan latar belakang

untuk menyatukan modal keluarga agar lebih berkembang. Perusahaan ini didirikan

untuk memproduksi makanan ringan yang sedang berkembang di pasaran dan

diharapkan bisa diterima oleh konsumen sehingga bisa menguntungkan perusahaan.

4.1.2 Lokasi Pabrik Kacang Atom SRI

46

Page 47: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Dalam menentukan dan memilih lokasi perusahaan harus diperhatikan secara

teliti dan mempertimbangkan berbagai aspek, karena lokasi perusahaan sangat

menunjang kelancaran kegiatan dan operasional perusahaan. Pabrik Kacang Atom

SRI berlokasi di blok C No 115 Jl. Poros sungai atang kabupaten dharmasraya

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan –pertimbangan sebagai berikut:

1. Kemudahan dalam hal transportasi terutama penyaluran bahan baku produksi serta

pemasaran produk produk keluar daerah sehingga dapat menghemat biaya

transportasinya.

2. Dekat dengan pasar dan lingkungan konsumen yang dituju.

3. Adanya fasilitas yang memenuhi syarat yaitu listrik, air dan telepon yang bagus.

4.1.3 Struktur Organisasi dan Sistem Organisasi

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu

organisasi dapat mencapai tujuannya. “Pengorganisasian (organizing) merupakan

proses penyusunan struktur organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan

yang melingkupinya.” ( Handoko, 2003 : 167) Salah satu cara untuk menciptakan

pengorganisasian yang baik adalah dengan menyusun struktur organisasi. Struktur

organisasi diperlukan untuk membantu mengatur dan mengarahkan kegiatan

perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu dengan dibentuknya struktur

organisasi, wewenang dan tugas masing-masing bagian dapat dipisahkan dengan jelas

sehingga kegiatan usaha yang dilakukannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

47

Page 48: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Bentuk dan sistem organisasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya dalam

menjalankan suatu perusahaan. Penyusunan struktur organisasi berdasarkan

pengaturan formal dan fungsi pokok dalam suatu perusahaan.

Struktur organisasi di pabrik kacang atom SRI adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1

Sistem organisasi yang diterapkan di Kacang Atom SRI adalah sebagai

berikut dengan wewenang dan tanggung jawab yang meliputi:

1. Pimpinan Perusahaan

a. Mengambil keputusan dalam hal kebijaksanaan perusahaan, penentuan

peraturan, pemutusan hubungan kerja dan penentuan jam kerja.

48

Pimpinan Perusahaan

KabagProduksi

KabagPemasaran

KabagKeuangan

Karyawan

Page 49: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

b. Mengkoordinasi semua bagian di perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan.

c. Menerima pertanggung jawaban dari tiap bagian bawahannya

2. Bagian Produksi

a. Menentukan standar kualitas, ukuran dan kemasan yang digunakan.

b. Mengatur segala kepentingan proses produksi sampai barang siap dijual.

c. Berhak mendapat pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub

bagian yang dipimpinnya.

d. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Perusahaan.

4. Kabag Pemasaran

a. Menentukan sasaran pasar dan mengambil alternatif keputusan dalam

kebijaksanaan strategi pemasaran.

b. Menciptakan pasar dan menjalankan penjualan dengan mengkoordinasikan

order dengan unsur pemasaran lainnya sesuai dengan order yang diterima.

c. Berhak mendapatkan pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub

bagian yang dipimpinnya.

d. Bertanggung jawab kepada Pimpinan Perusahaan.

5. Kabag Keuangan

a. Mengetahui semua permasalahan keuangan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan pekerjaan karyawan yang ada di bawah wewenangnya.

c. Berhak mendapatkan pertanggung jawaban dari tugas yang diberikan dari sub

bagian yang dipimpinnya.

49

Page 50: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

d. Bertanggung jawab kepada pimpinan.

4.1.4 Jam Kerja

Jam kerja karyawan pabrik kacang atom Sri dharmasraya adalah 7 jam efektif

dan 1 jam untuk istirahat, mulai dari jam 07.30 sampai 15.30 WIB dan waktu istirahat

mulai jam 12.00 s/d 13.00 WIB. Kecuali hari-hari menjelang hari raya lebaran jam

kerja ditambah.

4.1.5 Kebijakan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangat mendukung

keberhasilan suatu perusahaan. Saat ini Perusahaaan SRI memiliki karyawan tetap

sejumlah 25 orang. Kebijakan sumber daya manusia di Perusahaan SRI dimaksudkan

untuk meningkatkan kemampuan serta produktifitas karyawan untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan perusahaan.

Kebijakan tersebut meliputi :

a. Pemberian tunjangan masa kerja, tunjangan fungsional serta tunjangan

struktural disamping gaji pokok.

b. Pemberian pelatihan atau training serta kursus-kursus untuk meningkatkan

kompetensi dan kemampuan masing-masing karyawan di bidangnya.

4.1.6 Modal Usaha Pabrik Kacang Atom SRI

Salah satu syarat utama pendirian suatu usaha adalah ketersediaan modal.

Tanpa modal yang cukup, sebuah perusahaan tidak bisa menjalankan kegiatannya

dengan lancar. Modal usaha dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Modal

usaha Pabrik kacang atom SRI berasal dari dua sumber yaitu :

50

Page 51: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

1. Modal Dalam

Modal ini diperoleh dari pemilik perusahaan yaitu Bapak Tijan dan Ibu Sri

2. Modal Luar

Modal ini berupa pinjaman dana usaha dari Bank Danamon.

4.2 Proses dan Hasil Produksi

a. Proses Produksi

Perusahaan memproduksi kacang atom dengan menggunakan tenaga

manual dan mesin dengan meperkerjakan tenaga kerja sehingga proses

produksi di laksanakan dengan efektif. Untuk menghasilkan produk dengan

kualitas yang terjaga, maka sebelum proses produksi Bagian produksi

terlebih dahulu menentukan bahan-bahan pilihan yang akan dipakai.

Adapun bahan-bahan tersebut adalah :

b. Bahan baku kacang atom SRI :

- Kacang tanah pilihan

- Tepung tapioka

- Garam

- Gula

- Bawang putih

- Minyak goreng

- Penyedap rasa

c. Bahan penolong :

- Plastik

51

Page 52: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

- Karton

- Band tape

Adapun Proses pembuatan kacang atom “SRI” sebagai berikut :

1. Pembuatan bumbu dan adonan bubur kanji

Tapioka dicampur dengan air, campuran ini dimasaksampai agak matang (warna

putih keruh) sehingga diberi namalem setengah matang. Bawang dan garam

digiling sampaihalus. Setelah itu bumbu ini dicampur dengan air dan diaduk

sampai rata. Hasil yang diperoleh disebut lem berbumbu. Bumbu memegang

peranan penting dalam pengolahan suatu bahan makanan karena bumbu

menghasilkan cita rasa khas dari produk yang membedakan dari produksi lain

Tahapan proses dalam pembuatan bumbu terdiri dari penghalusan bawang dengan

menggunakan blender, setelah bawang halus dicampur dengan garam, sodium

siklamat dan penyedap rasa dengan menggunakan mixer bumbu. Hasil yang

didapat adalah bumbu halus. Bumbu halus dicampur dengan tepung tapioka dan

air panas sehingga dihasilkan adonan bubur kanji berbumbu. Dalam pembuatan

adonan bubur kanji diusahakan semua bumbu tercampur rata (homogen) agar pada

saat digunakan sebagai lem (pengikat), bumbu dapat melekat pada kacang.

Perbandingan antara bumbu dengan adonan bubur kanji adalah 1:1. Jika

perbandingan bumbu lebih besar dari adonan bubur kanji atau sebaliknya, maka

52

Page 53: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

hasil yang didapat tidak memenuhi standar kacang atom yang diinginkan

konsumen atau tidak bagus.

2. Pencampuran dan pembalutan biji kacang tanah

Pencampuran dan pembalutan biji kacang tanah dapat dilakukan dengan cara

pembalutan dan pencampuran menggunakan tampah. Proses pembalutan bumbu

dan tepung tapioka ini dilakukan sampai keseluruhan bumbu dan tepung habis (±

15 menit). Proses pembalutan biji kacang tanah dengan tepung tapioka dilakukan

dengan dua tahap, pembalutan tahap 1tepung yang digunakan adalah tepung

tapioka jemur. Tujuan dari penggunaan tepung tapioka jemur adalah agar kacang

atom yang dihasilkan dapat mekar dan mengembang. Pembalutan tahap kedua

tepung yang digunakan adalah tepung tapioka oven. Tujuan dari pembalutan

dengan tepung oven adalah untuk mencegah agar kacang atom yang dihasilkan

tidak sangat mekar atau mengembang. Karena apabila tidak dibalut dengan

tepung tapioka oven kacang atom yang dihasilkan akan sangat besar bahkan

ukurannya bisa sebesar bola bekel. Proses pencampuran dan pembalutan

dihentikan setelah ±15 menit, caranya dengan mematikan mesin dan

menuangkannya kedalam tampah. Waktu pembalutan sangat mempengaruhi hasil

akhir kacang atom, apabila waktunya terlalu singkat maka balutan kacang akan

pecah sehingga mudah hancur dan apabila waktunya terlalu lama maka kacang

atom yang dihasilkan akan keras.

3 Pengayakan

53

Page 54: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tujuan dari pengayakan ini adalah untuk memisahkan kacang berdasarkan

ukurannya. Pada tahap pengayakan dilakukan dengan menggunakan pengayak

mekanik dengan 3 saringan yang disesuaikan berdasarkan gradingnya yaitu:

a. Saringan 1 dengan ukuran lubang ayakan 12 mm-14 mm:

Ukuran balutan yang terlalu besar dan gandeng yang tidak lolos saringan

dipisahkan tepung dan bumbunya kemudian dilakukan proses pencampuran

dan pembalutan ulang.

b. Saringan 2 dengan ukuran lubang ayakan 10 mm-12 mm:

Ukuran bulatan standar yang lolos saringan 1, masuk dalam penggorengan.

c. Saringan 3 dengan ukuran lubang ayakan 8 mm-10 mm.:

Ukuran bulatan kecil yang lolos saringan 2 tetapi tidak lolos saringan 3 masuk

dalam penggorengan.

d. Kacang atom yang lolos saringan 3 dilakukan pemisahan

tepung dan bumbu, selanjutnya dilakukan proses pencampuran dan

pembalutan ulang.

4. Penggorengan

Kacang atom mentah digoreng dengan menggunaan minyak panas (suhu 1700C)

sambil diaduk pelan-pelan sampai matang. Setelah matang kacang diangkat dan

ditiriskan tujuan dilakukan penggorengan kacang atom untuk memasak butiran

kacang atom yang masih mentah setelah proses pembalutan. Proses

penggorengan kacang atom dilakukan dengan alat penggorengan yang dilengkapi

dengan burner sebagai alat untuk penyalaan api dan pengaduk mekanik dengan

54

Page 55: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

motor listrik serta bak penampung minyak. Langkah pertama dari proses

penggorengan adalah penuangan minyak goreng kedalam bak penggoreng yang

dilanjutkan dengan menyalakan burner untuk pemanasan

minyak. Suhu penggorengan yang dibutuhkan untuk penggorengan kacang atom

adalah 160-170oC. Setelah minyak mencapai suhu tersebut maka kacang atom

dimasukkan dalam bak penggorengan kemudian dilakukan pengadukan.

Pengadukan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan pengaduk

manual dan pengaduk mekanik. Pengadukan manual dilakukan dengan tenaga

manusia agar kacang atom tidak saling menempel dan tingkat kematangannya

merata, sedangkan pengadukan mekanik supaya kacang atom yang digoreng

tidak gosong dan matangnya merata, ini dilakukan setelah kacang kelihatan

mengapung. Waktu yang dibutuhkan untuk proses penggorengan adalah sekitar

15 menit atau sampai kacang atom matang. Kacang yang telah matang kemudian

diletakkan didalam bak peniris.

5. Penirisan

Tujuan penirisan untuk mengurangi kandungan minyak kacang atom setelah

proses penggorengan. Alat peniris juga dilengkapi dengan penampungan minyak,

tuas dan katup. Selama proses penirisan berlangsung, terjadi penuruan suhu

kacang atom akibat perputaran bak peniris. Waktu yang dibutuhkan didalam

proses penirisan adalah sekitar 5 menit. Penirisan diakhiri dengan mematikan

mesin yaitu tuas katub diangkat dan kacang atom keluar lewat katub yang

55

Page 56: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

terangkat dibagian bawah menuju bagian penadah. Hasilnya berupa kacang atom

yang sudah kering.

6. Pendinginan

Tujuan dari proses pendinginan ini adalah untuk menurunkan suhu kacang atom

sehingga tidak terjadi kondensasi pada saat pengemasan. Kacang atom setelah

ditiriskan kemudian dihamparkan pada bak dengan ketebalan 3 cm sambil

dilakukan pembalikan 2 kali setiap 10 menit dan diratakan dengan menggunakan

alat perata yang berupa kayu panjang. Waktu yang diperlukan dalam pendinginan

adalah sekitar 20 menit.

7. Pengemasan

Tujuan dari pengemasan adalah untuk mempertahankan mutu bahan hingga

sampai ke tangan konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu

sensori, mutu gizi, dan mutu mikrobiologi. Kacang atom dikemas dalam kantong

plastik yang tertutup rapat yang tidak dapat dimasuki oleh uap air, Pengemasan

di pabrik Kacang atum SRI dilakukan untuk memberikan kondisi sekeliling rapat

bagi bahan pangan, mempertahankan mutu bahan hingga sampai ke tangan

konsumen yang meliputi aroma, rasa, gizi, vitamin, mutu sensori, mutu gizi, dan

mutu mikrobiologi. Proses pengemasan pabrik Kacang Atum SRI terdiri dari

pemeriksaan kemasan plastik yang akan dipakai untuk pengemasan, tahapan

pengisian produk, penimbangan sesuai berat dan isi (5 kg), pengepresan, dan

pemeriksaan akhir terhadap hasil pengemasan. Pengemasan kacang atom

dilakukan dengan mesin pengepres kemasan produk yang terbuat dari baja dan

56

Page 57: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

besi. Jenis plastik yang digunakan adalah jenis PE (polietilen). Plastik PE

mempunyai sifat transparan sampai dengan keruh, lemas, mudah dibentuk, daya

rentangannya tinggi dan mudah lengket jika dalam keadaan panas.

Skema proses pembuatan kacang atom yaitu sebagai berikut :

Gambar 4.1

57

Kacang Tanah Bumbu – Bumbu Tepung Tapioka AIR

Haluskan

Larutkan dan Panaskan

Adonan

Campur dan digoyang

Kacang Berselaput Tepung

Goreng

Pengemasan

Page 58: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

4.2.1 Pemasaran Hasil Produksi

Pabrik kacang atom SRI melayani pembelian yang dilakukan secara langsung

(direct selling). Produk kacang atom “SRI” yang telah dikemas langsung dikirim

konsumen dan pelanggan. Pembelian langsung dilakukan dengan cara

konsumen/pelanggan langsung ke perusahaan dan menghubungi bagian Pemasaran.

Penjualan produk pada perusahaan SRI dilakukan secara tunai. Dalam

perkembangannya, Perusahaan SRI Sampai saat ini telah memiliki pelanggan tetap.

Untuk memperkuat jaringan pemasarannya, Perusahaan SRI melakukan berbagai

usaha untuk mendukung tujuan tersebut. Usaha-usaha tersebut adalah menetapkan

harga jual produk yang terjangkau oleh semua lapisan konsumen, menjaga mutu dan

kualitas produk, serta melakukan riset pasar untuk mengukur potensi kacang atom

“SRI” di pasaran.

4.2.2 Biaya Yang Timbul Karena Persediaan

Dalam memenuhi kebutuhan akan persediaan bahan baku guna

berlangsungnya proses produksi, selalu terdapat biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

Untuk menganalisa sistem persediaan yang diterapkan perusahaan, maka dibutuhkan

data-data berupa biaya- biaya maupun kapasitas serta kebutuhan akan bahan baku itu

sendiri sebagai bahan penelitian.

58

Page 59: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Biaya total persediaan atau Total Inventory Cost (TIC) adalah semua

pengeluaran yang timbul sebagai akibat persediaan. Berikut adalah biaya persediaan

yang dikeluarkan oleh Pabrik Kacang Atum SRI, diantaranya :

a. Biaya pemesanan

Biaya pemesanan adalah biaya yang di keluarkan oleh perusahaan akibat

adanya pemesanan bahan baku. Komponen biaya pemesanan per pesanan pada Pabrik

Kacang Atum SRI berbeda – beda untuk tiap bahan baku.

Tabel 4.1

Pemesanan per pesanan pada Pabrik Kacang Atum SRI

Jenis Biaya Biaya Pemesanan

Kacang Tepung

Biaya pengiriman Rp 50.000 Rp 50.000

Biaya telepon Rp 10.000 Rp 10.000

Total Rp 60.000 Rp 60.000

Sumber : Data perusahaan Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas upah yang di berikan kepada supir setiap kali

pengiriman sebesar Rp 50.000. biaya telpon untuk setiap kali pemesanan di

perkirakan Rp 10.000. total biaya pemesanan setiap kali adalah Rp 60.000.

b. Biaya penyimpanan

59

Page 60: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Biaya persediaaan yang akan di bahas selanjutnya adalah biaya penyimpanan.

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari

dilakukannya penyimpanan bahan baku.

Tabel 4.2.

Biaya Penyimpanan Bahan Baku Kacang Atum SRI Per Tahun

Jenis Biaya Bahan Baku

Penerangan di ruang penyimpanan Rp 50.000

Penanganan persediaan Rp 1.200.000

Total Rp 1.250.000

Berdasarkan tabel di atas di perkirakan penerangan di gudang penyimpanan

bahan baku per tahun sebesar Rp 50.000. biaya penanganan persediaan yaitu biaya

gaji pengawas untuk mengawasi bahan baku di gudang sebesar Rp 100.000 per bulan,

sehingga biaya penanganan persediaan bahan baku per tahun sebesar Rp 100.000 X

12bln = Rp 1.200.000 per tahun.

c. Biaya bahan baku itu sendiri (biaya modal)

Biaya bahan baku yang dibeli Pabrik Kacang Atum SRI sampai di lokasi

penampungan adalah:

Kacang Rp 20.000 Per Kg

Tepung Rp 10.000 Per Kg

Pabrik Kacang Atum SRI melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam

setahun (1 bulan sekali). Maka biaya modal bahan baku selama satu tahun dapat

dilihat pada tabel berikut :

60

Page 61: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tabel 4.3

Biaya modal bahan baku pertahun

Bahan

Baku

Jumlah

Sekali

Pesan

(Kg)

Banyak

Pemesanan

(Kg)

Jumlah

(Kg)

Harga

(Rp)

Biaya Modal

per Tahun (Rp)

Kacan

g

5500 12 66000 20000 1.320.000.000

Tepun

g

450 12 5400 10000 54.000.000

Total 5950 71400 1.374.000.000

Sumber : Data perusahaan (Diolah) Tahun 2014

4.2.4 Volume Pemakaian Bahan Baku

Pemakaian bahan baku kacang dan tepung dalam proses produksi kacang

atom SRI pada perusahaan disesuaikan dengan rencana produksi. Penentuan rencana

produksi berdasarkan pesanan dan kapasitas produksi perusahaan. Berdasarkan

rencana produksi tersebut perusahaan dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku

yang akan digunakan.

61

Page 62: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tabel 4.4

Volume pemakaian bahan baku selama tahun 2014 :

Bulan Jumlah Pemakaian (Kg)

Tepung Kacang

Januari 500 400

Februari 628 500

Maret 420 380

April 400 320

Mei 500 400

Juni 520 420

Juli 460 390

Agustus 520 420

September 500 400

Oktober 637 510

November 540 450

62

Page 63: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Desember 639 510

Total 6270 5100

Berikut Rata – rata per

bulan

522 425

Sumber : data perusahaan (2014) diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat pemakaian bahan baku kacang dan

tepung selama tahun 2014 . Data tersebut dibagi berupa data per bulan tiap tahunnya.

4.2.5 Harga Bahan Baku Tahun 2014

Harga bahan baku bersifat fluktuatif karena dipengaruhi oleh musim dan iklim

dari daerah penghasil bahan baku. Adapun harga pembelian kacang pada tahun 2014

adalah Rp20.000/Kg dan harga pembelian tepung pada tahun 2014 adalah

Rp10.000/Kg

4.2.6 Waktu Tunggu Bahan Baku ( Lead Time)

Lead Time merupakan selisih atau perbedaan waktu antara saat pemesanan

sampai dengan barang diterima. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa lead

time pengiriman yaitu 1 minggu.

4.2.7 Total biaya persediaan

Biaya persediaan total atau total inventory cost (TIC) adalah biaya

keseluruhan dari biaya-biaya persediaan yang merupakan penjumlahan dari biaya

pembelian, biaya simpan, biaya pesan.

63

Page 64: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tabel 4.5

Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:

BahanBaku

Frekuensipemesanan

(kali)a

Persediaanrata-rata

(mt)B

BiayaPemesanan/

pesan(Rp)

C

BiayaPenyimpanan

/mt/thn(Rp)

D

Tepung 12 522 60.000 1.250.000

Kacang 12 425 60.000 1.250.000

Tabel 4.5 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan

Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku

per tahn akan dijelaskan pada tabel 4.6 di bawah ini yang menyajikan besarnya total

biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.

Tabel 4.6

Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Kondisi Perusahaan Tahun 2014:

64

Page 65: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Bahan Baku Biaya Pemesanan/tahun

(Rp)e = a x c

Biaya Penyimpanan/tahun

(Rp)f = b x d

Total biaya persediaan (Rp)

e + f

Tepung 720.000 652.500.000 653.220.000

Kacang 720.000 531.250.000 531.970.000

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat total biaya persediaan yang harus

ditanggung oleh perusahaan adalah untuk tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk

kacang sebesar Rp 531.970.000.

4.3 Analisis Persediaan Dengan Menggunakan Metode Economic Order

Quantity

Perhitungan analisis pengendalian persediaan bahan baku dapat digunakan

dengan metode EOQ. Hal ini dapat dilakukan karena kondisi, karakteristik, serta

kebutuhan perusahaan memenuhi semua asumsi dalam metode EOQ. Perusahaan

memiliki data permintaan yang diketahui, tetap, dan bebas, selain itu lead time

konstan, penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap, diskon karena

kuantitas tidak memungkinkan, biaya variabel yang ada hanyalah biaya pemesanan

dan biaya penyimpanan, serta kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika

pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Metode EOQ memungkinkan perusahaan untuk menentukan jumlah kuantitas

pesanan bahan baku yang paling ekonomis dengan jumlah permintaan dan lead time

65

Page 66: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

yang konstan. Perhitungan kuantitas pemesanan optimal bahan baku kacang dan

tepung yang optimal tahun 2014 secara terinci disajikan pada Tabel di bawah ini :

Tabel 4.7

Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan Baku Tahun 2014

Bahan Baku Permintaan

(D)

Biaya

Pemesanan

(S)

Biaya

Penyimpanan

(H)

EOQ

Tepung 62.700 60.000 1.250.000 601,92

Kacang 5.100 60.000 1.250.000 489,6

Berdasarkan hasil perhitungan EOQ pada Tabel tersebut, diketahui bahwa

kuantitas pemesanan optimal bahan baku kacang pada tahun 2014 adalah sebanyak

601,92Kg setiap kali pemesanan. Dan untuk bahan baku tepung sebanyak 489,6Kg .

Setelah mengetahui kuantitas pemesanan optimal bahan baku setiap kali pesan,

frekuensi pemesanan baru dapat dihitung.

Tabel 4.8

66

Page 67: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Perhitungan Frekuensi Pemesanan Optimal Bahan Baku pada tahun 2014

Bahan baku Permintaan (D) EOQ Frekuensi (kali)

Tepung 62.700 6.019,2 10

Kacang 5.100 489,6 10

Frekuensi pemesanan bahan baku gandum berdasarkan metode EOQ adalah

10 kali untuk bahan baku kacang dan tepung. Semakin kecil frekuensi pemesanan,

semakin kecil pula biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk biaya pemesanan,

namun biaya penyimpanan akan semakin besar. Namun, biaya pemesanan saja tidak

cukup untuk dapat membandingkan dua metode persediaan untuk mencari metode

persediaan yang paling efisien. Hal ini disebabkan karena masih ada satu komponen

biaya lagi yang memengaruhi total biaya persediaan secara keseluruhan, yaitu biaya

penyimpanan yang mana dipengaruhi oleh jumlah rata-rata persediaan di gudang.

Total biaya persediaan merupakan jumlah dari total biaya pemesanan dan total

biaya penyimpanan. Perhitungan biaya persediaan bahan baku berdasarkan metode

EOQ tahun 2014.

Tabel 4.9

Total Biaya Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode EOQ

BahanBaku

Frekuensipemesanan

(kali)a

Persediaanrata-rata

(mt)B

BiayaPemesanan/

pesan(Rp)

C

BiayaPenyimpanan

/mt/thn(Rp)

d

67

Page 68: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tepung 10 601,92 60.000 1.250.000

Kacang 10 489,6 60.000 1.250.000

Tabel 4.9 diatas adalah tabel biaya persediaan Bahan Baku Berdasarkan

Kondisi Perusahaan Tahun 2014 selanjutnya untuk total biaya persediaan bahan baku

per tahun akan dijelaskan pada tabel 4.10 di bawah ini yang menyajikan besarnya

total biaya persediaan yang di keluarkan oleh perusahaan selama satu tahun.

Bahan Baku Biaya Pemesanan/tahun (Rp)

e = a x c

Biaya Penyimpanan/tahun

(Rp)f = b/2 x d

Total biaya persediaan (Rp)

e + f

Tepung 600.000 376.200.000 376.800.000

Kacang 600.000 306.000.000 306.600.000

Pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan

total biaya persediaan untuk kacang sebesar Rp 376.800.000 dan untuk tepung

sebesar Rp 306.600.000

d. Persediaan Pengaman (Safety stock)

Pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan dimaksudkan untuk

mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out, tetapi juga pada

saat itu diusahakan agar carrying cost serendah mungkin. Untuk menentukan biaya

persediaan penyelamat digunakan analisa statistik yaitu dengan mempertimbangkan

68

Page 69: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi antara perkiraan pemakaian bahan

baku dengan pemakaian sebenarnya sehingga diketahui standar deviasinya.

a) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :

SD=√∑ (Xi−X)2

N

SD=√∑ 69.06612

SD = √5755,5

SD = 75,865

b) Perhitungan standar deviasi untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut

SD=√∑ (Xi−X)2

N

SD=√∑ 36.90012

SD = √3075

SD = 55,453

Dengan pemakaian Asumsi bahwa Perusahaan Kacang Atum SRI menerapkan

persediaan yang memenuhi permintaan 95% dan persediaan cadangan sebesar 5%,

sehingga dapat diperoleh Z dengan table normal sebesar 1,65 deviasi standar diatas

dari rata – rata.

a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :

69

Page 70: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Safety stock = SD x Z

= 75,865 x 1,65

= 125,177 Kg

Jadi persediaan bakan baku tepung yang harus di sediakan perusahaan kacang atum

SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 125,177 Kg

b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :

Safety stock = SD x Z

= 55,453 x 1,65

= 91,497 Kg

Jadi persediaan bakan baku kacang yang harus di sediakan perusahaan kacang atum

SRI sebagai persediaan pengaman adalah sebesar 91,497Kg

e. Pemesanan Kembali (Re Order Point)

Waktu Tunggu Bahan Baku ( Lead Time) Lead Time merupakan selisih atau

perbedaan waktu antara saat pemesanan sampai dengan barang diterima. Berdasarkan

hasil wawancara, diketahui bahwa lead time pengiriman yaitu 1 minggu. Dengan rata

– rata jumlah kerja 300 hari dalam 1 tahun. Sebelum menghitung besarnya ROP.

Perlu dicari tingkat penggunaan bahan baku perhari yang dapat di hitung sebagai

berikut :

70

Page 71: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

U = Dt

U = 6675 Kg300 hari

= 22,25 Kg

Maka titik ROP (Re Oerder Point) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

a) Perhitungan safety stock untuk bahan baku tepung adalah sebagai berikut :

ROP = U x L + SS

= 22,25 x 10 + 125,177

= 347,677 Kg

b) Perhitungan safety stock untuk bahan baku kacang adalah sebagai berikut :

ROP = U x L + SS

= 22,25 x 10 + 91,497

= 313,997 Kg

4.4 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku

Metode yang telah dilakukan oleh perusahaan secara aktual dapat

dibandingkan dengan metode EOQ. Dengan mengetahui hasil perbandingan,

perusahaan akan mengetahui metode mana yang akan menghasilkan biaya paling

minimum, yang berarti merupakan metode persediaan yang lebih efektif bagi

perusahaan yang bila diterapkan akan menghasilkan keuntungan yang terbesar.

Perbandingan tersebut dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

71

Page 72: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

Tabel 4.11

Perbandingan Kebijakan Perusahaan Dengan Metode EOQ

Keterangan Kebijakan

Perusahaan

Metode EOQ

Pembelian rata – rata bahan baku tepung 522 601,92

Pembelian rata – rata bahan baku kacang 425 489,6

Total biaya persediaan bahan baku

tepung

653.220.000 376.800.000

Total biaya persediaan bahan baku

kacang

531.970.000 306.600.000

Frekuensi pemesanan bahan baku 10 10

Safety stock bahan baku tepung - 125,177

Safety stock bahan baku kacang - 91,497

Re order point bahan baku tepung - 347,677

Re order point bahan baku kacang - 313,997

72

Page 73: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

1) Pembelian Rata – rata bahan baku dengan metode EOQ lebih efisien dengan

pembelian bahan baku tepung 601,92 dan bahan baku kacang 489,6 dengan 10

kali pemesanan dalam waktu 1 tahun dan hanya menghabiskan biaya persediaan

untuk bahan baku tepung sebesar Rp 376.800.000 dan untuk bahan baku kacang

sebesar Rp 306.600.000. Jika dibandingkan dengan kebijakan perusahaan yang

melakukan pemesanan sebanyak 12 kali dalam setahun dengan jumlah bahan

baku tepung 522 dan bahan baku kacang 425 yang menghabiskan biaya

persediaan tepung sebesar Rp 653.220.000 dan untuk bahan baku kacang sebesar

Rp 531.970.000. maka dengan menggunakan Metode EOQ perusahaan dapat

menghemat biaya persediaan untuk bahan baku tepung sebesar Rp 276.420.000

dan untuk bahan baku kacang sebesar Rp 225.370.000

2) Perusahaan kacang atum SRI dalam kebijakannya tidak menetapkan adanya

persediaan pengaman (safety stock). Sedangkan dalam analisis metode EOQ

(Economic Order Quantity), perusahaan harus mengadakan persediaan

pengaman untuk bahan baku tepung sebesar 125,177 kg dan untuk bahan baku

kacang sebesar 91,497 kg untuk memperlancar proses produksi.

3) Adanya titik pemesanan kembali (Re Order Point) dalam penggunaan metode

EOQ untuk mengantisipasi adanya keterlambatan bahan baku. Menurut analisis

dengan metode EOQ perusahaan harus melakukan pemesanan kembali pada saat

persediaan bahan baku tepung berada pada tingkat 347,677 kg dan untuk bahan

baku kacang 313,997 kg.

73

Page 74: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

BAB IV

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan yang penulis uraikan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Menurut kebijakan perusahaan pembelian rata – rata bahan baku adalah sebanyak

556,25 kg, sedangkan menurut metode EOQ jumlah pembelian bahan baku yang

optimal adalah sebanyak 927,76 kg.

2. Menurut kebijakan perusahaan Total biaya Persediaan adalah Rp 5.872.916,5.

Sedangkan dihitung menurut metode EOQ Total biaya Perusahaan adalah Rp

5.180.193,77

3. Frekuensi pemesanan perusahaan sebelumnya 12 kali pemesanan dalam setahun,

sedangkan dihitung dengan metode EOQ pemesanan lebih efisien adalah 7 kali

pemesanan dalam setahun.

4. Jumlah persediaan pengaman (safety stock) yang dibutuhkan oleh perusahaan

Kacang Atom SRI adalah 212,42 kg.

74

Page 75: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

5. Waktu pemesanan kembali (re order point) yang harus dilakukan oleh perusahaan

Kacang Atom SRI menurut metode EOQ adalah pada saat persediaan bahan baku

tinggal 368,17 kg.

5.2 Saran

Setelah penulis mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah di

Perusahaan kacang atom SRI, maka penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan

sebagai pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku, antara lain :

1. Perusahaan hendaknya mempertimbangkan penggunaan EOQ dalam kebijakan

pengadaan bahan baku karena dengan menggunakan metode EOQ, perusahaan

dapat melakukan pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang lebih

kecil dibanding kebijakan perusahaan.

2. Perusahaan kacang atom SRI perlu mengadakan persediaan pengaman (safety

stock) untuk mencegah kekurangan bahan baku pada saat proses produksi sedang

berlangsung dan menentukan waktu dan jadwal yang tepat untuk melakukan

pemesanan kembali bahan baku guna menjamin kelancaran proses produksi.

3. Perusahaan hendaknya melakukan pemesanan kembali (re order point) untuk

menghindari keterlambatan pemesanan bahan baku agar biaya penyimpanan

digudang dapat optimal.

75

Page 76: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA USAHA KACANG ATOM SRI DHARMASRAYA

4. Perusahaan harus mengadakan pelatihan terhadap karyawan tentang safety stock

dan re order point, agar kedepannya karyawan dapat menerapkan (safety stock)

dan juga (re order Point) diperusahaan.

76