13
39 1) Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. RayaKendalpayak km 8, Kotak Pos 66, Malang 65101; email: [email protected] Naskah diterima tanggal 3 Desember 2013; disetujui untuk diterbitkan tanggal 14 Februari 2014. Diterbitkan di Buletin Palawija No. 27: 39–51 (2014). ABSTRAK Pengendalian hama thrips kacang hijau dengan insektisida nabati dan kimia. Thrips, Megalurothrips usitatus (Bagnall) merupakan salah satu hama penting kacang hijau pada musim kemarau. Berdasarkan hasil penelitian, kehilangan hasil kacang hijau akibat serangan thrips berkisar antara 12–64%, tergantung varietas, umur tanaman dan musim. Serangan thrips pada awal pertum- buhan vegetatif dicirikan dengan gejala keriting pada daun pucuk, sehingga tanaman menjadi kerdil. Gejala serangan pada fase berbunga mengakibatkan dengan rontoknya bunga, polong tidak terbentuk, sehingga mengurangi hasil kacang hijau. Pengen- dalian thrips pada kacang hijau dengan ekstrak air (rendaman) serbuk biji mimba (SBM), bawang putih, rimpang jahe, daun pepaya, dan rendaman campuran cabai, bawang, dan jahe (LBJ) sebagai insektisida nabati mempunyai keefektifan yang hampir sama. Namun bila dibandingkan dengan insektisida kimia, keefektifan insektisida nabati lebih rendah. Intensitas serangan thrips dapat ditekan sampai 2% dengan penggunaan fipronil, imida- kloprid, formetanate hydrocloride 1–2 ml/l seminggu sekali, penggunaan diafentiuron hanya mampu me- nekan intensitas serangan thrips sampai 32%. Sedangkan pada petak kontrol serangan thrips mencapai 100%. Aplikasi fipronil 2 ml/l pada 10 HST yang diikuti dengan aplikasi rendaman rim- pang jahe 20 g/l pada 17, 24, 31 HST efektif mengen- dalikan serangan thrips sampai 6,8%. Kombinasi insektisida kimia dan nabati dapat mengurangi penggunaan insektisida kimia antara 50–75%. Kata kunci: pengendalian thrips, thrips, Megalu- rothrips usitatus, kimia, nabati, kacang hijau. ABSTRACT Botanical and chemical insecticides to control thrips on mungbean. Thrips, Megalu- rothrips usitatus (Bagnall) is one of the major pests of mung bean in the dry season. The severe dam- age by thrips attacks can cause yield losses up to 64%. Thrips attack in the early vegetative growth is characterized by symptoms of curly leaf buds, so the plants become stunted. Symptoms at flowering phase is characterized by fall out flowers, pods are not formed, so that the total yield of mungbean is reduced. The research showed that, yield loss of mungbean ranged from 12–64%, depending on variety, plant age and season. Application of neem seed powder extract of (SBM), garlic, ginger, pa- paya and mixed extract of chili, onion, and ginger (LBJ) as botanical insecticides had equal effective- ness in suppressing thrips populations and plant damage caused by thrips. When compared with chemical insecticides, botanical insecticides had lower effectiveness. Application of insecticide fipronil, imidacloprid, formetanate hydrocloride with con- centration of 1–2 ml/l once a week effectively sup- pressed thrips infestation intensity to 2%, while the diafentiuron insecticides suppressed thrips attack intensity to 32%, the intensity of thrips attack can reach 100% in untreated plots. Combinations of fipronil 2 ml/l at 10 days after planting (DAP) fol- lowed by application of ginger extract 20 g/l at 17, 24, 31 effective to control thrips attacks up 6.8%. The application of combination of chemical and botanical insecticides could reduce the use of chemical insecticides between 50–75%. Keywords: control of thrips, thrips, Megalurothrips usitatus, chemistry, botany, mungbean. PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA Sri Wahyuni Indiati 1) PENDAHULUAN Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan kaya protein nabati tinggi dan mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ke-3 setelah kedelai dan kacang tanah. Tanaman ini banyak dibudi- dayakan oleh petani karena harganya relatif stabil dan lebih kompetitif dibanding kedelai (Basuki et al. 2011). Kacang hijau dapat tum- buh pada berbagai jenis tanah dan dapat dita- nam sepanjang tahun. Penanaman kacang hijau di lahan sawah dilakukan pada musim kemarau setelah musim tanam padi dengan pola tanam padi–padi–kacang hijau, sedang di lahan kering atau tegalan dilakukan pada awal musim hujan setelah padi gogo atau jagung (Radjit dan Prasetyawati 2012). Kacang hijau sangat cocok ditanam di lahan kering karena umurnya pendek, tahan terhadap kekeringan, risiko ter- serang hama lebih rendah dibanding kedelai.

PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

  • Upload
    votram

  • View
    247

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

39

1) Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan UmbiJl. RayaKendalpayak km 8, Kotak Pos 66, Malang65101; email: [email protected]

Naskah diterima tanggal 3 Desember 2013;disetujui untuk diterbitkan tanggal 14 Februari2014.

Diterbitkan di Buletin Palawija No. 27: 39–51 (2014).

ABSTRAKPengendalian hama thrips kacang hijau

dengan insektisida nabati dan kimia. Thrips,Megalurothrips usitatus (Bagnall) merupakan salahsatu hama penting kacang hijau pada musimkemarau. Berdasarkan hasil penelitian, kehilanganhasil kacang hijau akibat serangan thrips berkisarantara 12–64%, tergantung varietas, umur tanamandan musim. Serangan thrips pada awal pertum-buhan vegetatif dicirikan dengan gejala keritingpada daun pucuk, sehingga tanaman menjadi kerdil.Gejala serangan pada fase berbunga mengakibatkandengan rontoknya bunga, polong tidak terbentuk,sehingga mengurangi hasil kacang hijau. Pengen-dalian thrips pada kacang hijau dengan ekstrakair (rendaman) serbuk biji mimba (SBM), bawangputih, rimpang jahe, daun pepaya, dan rendamancampuran cabai, bawang, dan jahe (LBJ) sebagaiinsektisida nabati mempunyai keefektifan yanghampir sama. Namun bila dibandingkan denganinsektisida kimia, keefektifan insektisida nabati lebihrendah. Intensitas serangan thrips dapat ditekansampai 2% dengan penggunaan fipronil, imida-kloprid, formetanate hydrocloride 1–2 ml/l seminggusekali, penggunaan diafentiuron hanya mampu me-nekan intensitas serangan thrips sampai 32%.Sedangkan pada petak kontrol serangan thripsmencapai 100%. Aplikasi fipronil 2 ml/l pada 10HST yang diikuti dengan aplikasi rendaman rim-pang jahe 20 g/l pada 17, 24, 31 HST efektif mengen-dalikan serangan thrips sampai 6,8%. Kombinasiinsektisida kimia dan nabati dapat mengurangipenggunaan insektisida kimia antara 50–75%.Kata kunci: pengendalian thrips, thrips, Megalu-

rothrips usitatus, kimia, nabati, kacang hijau.

ABSTRACTBotanical and chemical insecticides to

control thrips on mungbean. Thrips, Megalu-rothrips usitatus (Bagnall) is one of the major pestsof mung bean in the dry season. The severe dam-age by thrips attacks can cause yield losses up to64%. Thrips attack in the early vegetative growth

is characterized by symptoms of curly leaf buds, sothe plants become stunted. Symptoms at floweringphase is characterized by fall out flowers, pods arenot formed, so that the total yield of mungbean isreduced. The research showed that, yield loss ofmungbean ranged from 12–64%, depending onvariety, plant age and season. Application of neemseed powder extract of (SBM), garlic, ginger, pa-paya and mixed extract of chili, onion, and ginger(LBJ) as botanical insecticides had equal effective-ness in suppressing thrips populations and plantdamage caused by thrips. When compared withchemical insecticides, botanical insecticides hadlower effectiveness. Application of insecticide fipronil,imidacloprid, formetanate hydrocloride with con-centration of 1–2 ml/l once a week effectively sup-pressed thrips infestation intensity to 2%, while thediafentiuron insecticides suppressed thrips attackintensity to 32%, the intensity of thrips attack canreach 100% in untreated plots. Combinations offipronil 2 ml/l at 10 days after planting (DAP) fol-lowed by application of ginger extract 20 g/l at 17,24, 31 effective to control thrips attacks up 6.8%.The application of combination of chemical andbotanical insecticides could reduce the use of chemicalinsecticides between 50–75%.

Keywords: control of thrips, thrips, Megalurothripsusitatus, chemistry, botany, mungbean.

PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGANINSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

Sri Wahyuni Indiati1)

PENDAHULUAN

Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakansalah satu tanaman kacang-kacangan kayaprotein nabati tinggi dan mempunyai banyakmanfaat bagi kesehatan. Di Indonesia, kacanghijau menempati urutan ke-3 setelah kedelaidan kacang tanah. Tanaman ini banyak dibudi-dayakan oleh petani karena harganya relatifstabil dan lebih kompetitif dibanding kedelai(Basuki et al. 2011). Kacang hijau dapat tum-buh pada berbagai jenis tanah dan dapat dita-nam sepanjang tahun. Penanaman kacanghijau di lahan sawah dilakukan pada musimkemarau setelah musim tanam padi dengan polatanam padi–padi–kacang hijau, sedang di lahankering atau tegalan dilakukan pada awal musimhujan setelah padi gogo atau jagung (Radjit danPrasetyawati 2012). Kacang hijau sangat cocokditanam di lahan kering karena umurnyapendek, tahan terhadap kekeringan, risiko ter-serang hama lebih rendah dibanding kedelai.

Page 2: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

40

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

Produksi kacang hijau Indonesia pada tahun2011 mencapai 341.342 ton biji kering denganproduktivitas rata-rata 1148 kg/ha (Ditjen Ta-naman Pangan 2012). Produksi tersebut tergo-long rendah. Permintaan kacang hijau terusmeningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhankacang hijau setiap tahunnya rata-rata 322.098ton, sedang rata-rata produksi hanya mencapai313.229 t/tahun, sehingga untuk mencukupikebutuhan nasional, dilakukan impor rata-rata29.443 t/tahun (BPS 2012, data Kementandiolah).

Berbagai cara telah dilakukan untuk me-ningkatkan produksi kacang hijau di antaranyaadalah melalui intensifikasi, ekstensifikasi, danrehabilitasi lahan. Namun, upaya tersebutmasih menghadapi kendala, salah satunya ada-lah gangguan hama maupun penyakit. Sejum-lah spesies serangga dapat menyerang danmenimbulkan kerusakan pada tanaman kacanghijau, salah satunya adalah hama thrips.

Beberapa spesies thrips merupakan hamapenting pada beberapa tanaman di Indonesia.Thrips dapat menyerang daun muda, kuncup,bunga, batang muda, dan buah muda. Sebagaicontoh Thrips tabaci Lind. menyerang tanamanbawang dan menyebabkan kerusakan padadaun (bintik dan klorosis) sehingga daunbawang tidak layak jual. Thrips palmi (Karny)pada tanaman kentang, Chaetanaphothripssignipennis (Bagn.) pada tanaman cabai dantembakau, Thrips parvispinus (Karny) padacabai dan mentimun, Frankliniella sp., Mega-lurothrips usitatus Bagnall pada tanamankacang-kacangan (Hidajat 2000).

Hasil identifikasi koleksi thrips dari tanamankedelai, kacang hijau, kacang tunggak, kacangtanah dan krotalaria yang ditanam di daerahBedali-Lawang, Muneng (Probolinggo) danPonorogo, Jawa Timur, kebanyakan adalah darispesies Megalurothrips usitatus Bagnall (Probo-linggo), Thrips taiwanus (Ponorogo) dan Haplo-thrips sp. (Bedali-Malang) (Matsumoto 2000).

Thrips merupakan salah satu hama pentingtanaman kacang hijau, yang sangat merugikanpada musim kemarau (Indiati 2003). Pada kon-disi kerusakan parah dapat menyebabkan kehi-langan hasil sampai 100%. Tingkat kerusakantanaman yang sangat parah terjadi bila kacanghijau ditanam sekitar bulan Mei–Juli. Apabiladitanam setelah bulan Juli tingkat serangannyasemakin menurun. Menurut Murai (2000) suhuudara merupakan faktor iklim yang sangatmempengaruhi populasi thrips.

Mengingat tingginya kehilangan hasil yangditimbulkan oleh hama thrips, maka usahapengendalian hama thrips sangat diperlukan.Pada dasarnya pengendalian hama thrips dapatdilakukan dengan beberapa cara pengendalianseperti: kultur teknis, penggunaan varietastahan, biologis dan kimia.

BIOLOGI, GEJALA SERANGAN,TANAMAN INANG DAN SEBARAN

HAMA THRIPS

Biologi Thrips

Thrips, M. usitatus termasuk dalam OrdoThysanoptera (serangga bersayap duri/rumbai),Subordo Terebranta; Famili Tripidae dan Ge-nus Megalurothrips (Hoddle et al. 2012). Thripsmempunyai ukuran tubuh kecil dan langsing,panjang tubuh sekitar 0,5–5 mm. Tipe alat mulutadalah pengisap-pemarut. Makanan yangditelan biasanya dalam bentuk cairan. Antenapendek, empat sampai sembilan ruas.

Thrips mengalami metamorfosa tidak sem-purna, dua instar pertama tidak bersayapdisebut larva, instar ketiga disebut prepupa,instar keempat disebut pupa, dan tahapan selan-jutnya adalah dewasa. Thrips berkembang biaksecara tidak kawin (partenogenesis).

Thrips lebih suka meletakkan telur padatanaman muda, yang berumur antara 10 sampai15 hari, dan biasanya telur-telur tersebut disi-sipkan pada jaringan daun yang muda di bagianbawah dan diletakkan satu per satu. Telurberbentuk oval, berwarna putih keruh pada saatakan menetas. Setelah telur menetas, keluarnimfa instar pertama berwarna putih trans-paran, mempunyai tiga pasang kaki dan ber-ukuran 0,5 mm. Instar pertama berlangsungsekitar 2–3 hari. Setelah mengalami prosesganti kulit, nimfa instar kedua berukuran sekitar0,8 mm, berwarna kuning tua keruh, selan-jutnya menjadi agak kecoklatan. Fase ini ber-langsung sekitar 3–4 hari. Setelah proses gantikulit, muncullah prepupa yang dicirikan denganterbentuknya kerangka sayap yang belum sem-purna dan gerakannya tidak aktif.

Pada proses selanjutnya kerangka sayapmenjadi panjang (sempurna), akan tetapi bulusayap yang berupa rumbai-rumbai belum ter-bentuk, warna menjadi coklat muda denganbeberapa garis melintang berwarna coklat tua.Fase ini disebut dengan fase pupa. Setelah gantikulit yang terakhir muncul imago yang ber-warna hitam dengan ukuran sekitar 2 mm. Pada

Page 3: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

41

fase imago, semua organ telah terbentuk sem-purna dan siap untuk bertelur. Pada kondisiyang optimum, satu daur hidup memerlukanwaktu 15 hari. Serangga dewasa dapat hidupselama 20 hari dan menghasilkan telur antara40–50 butir (Kalshoven 1981; Bernardo 1991).

Gejala Serangan Hama Thripspada Kacang Hijau

Nimfa dan serangga dewasa mengisap cairankuncup vegetatif tanaman muda, sehinggaketika daun membuka daun tampak mengkerutatau keriting, seperti terserang virus. Padatingkat serangan yang tinggi tanaman menjadikerdil, pembentukan bunga dan polong ter-ganggu yang akhirnya akan menurunkan hasiltanaman. Apabila serangan thrips terjadi padafase berbunga, nimfa dan dewasa akan menye-rang bunga dengan cara memakan polen danmengisap cairan bunga sehingga mengakibatkanbunga rontok. Dengan rontoknya bunga, polongtidak akan terbentuk dan akan mengurangihasil kacang hijau (Gambar 1).

Di samping dapat menimbulkan gejala lang-sung, beberapa spesies dapat bertindak sebagaivektor virus. Thrips palmi dan T. tabaci dapatmenyebarkan tomato spotted wilt virus (TSWV)yang menyebabkan banyak kematian tanamantomat secara luas (Mughal 1985). MenurutShukla et al. (2005) M. usitatus baik dewasamaupun nimfa tidak berperan sebagai vektorvirus.

Tanaman Inang danSebaran Hama Thrips

Menurut Chang (1987 dalam Chang 1991)spesies ini dapat hidup dan berkembang pada28 spesies tanaman, akan tetapi bunga tanamankacang-kacangan lebih disukai, walaupun bagi-an tanaman yang lain (daun) juga digunakansebagai tempat hidup. Jenis tanaman kacang-kacangan yang diserang antara lain: kedelai,kacang adzuki (Vigna angularis), kacang hijau,kacang tanah, kacang pedang (Canavalia gla-diata), kacang asparagus (V. sesquipedalis), ka-cang panjang (V. sinensis), kacang yam (Pa-chyrhizus erosus), kacang lima (Phaseoluslimensis), kacang buncis (Phaseolus vulgaris),Sesbania sesban, Cassia bicapsularis, Bauhiniapurpurea, Crotalaria juncea, Phaseolus atropur-pureus, Centrosema pubescens. Di Muneng,Probolinggo, M. usitatus selain menyerangkacang hijau, juga menyerang tanaman kacang-kacangan yang lain seperti: kacang tunggak,kacang tanah dan kedelai. Selain tanaman ka-cang-kacangan spesies ini juga menyerang tana-man rambutan, anggur (Bansiddhi dan Poon-chaisri 1991), tomat, kentang (Bernardo 1991).

Sebaran M. usitatus relatif luas, selain diwilayah Indonesia, spesies ini juga tersebar diPhilipina, Malaysia, Taiwan, dan Thailand(Chang 1991; Bernardo 1991; Fauziah danSaharan 1991; Bansiddhi dan Poonchaisri1991).

Gambar 1. Imago Megalurothrips usitatus Bagnall (kiri); Gejala serangan thrips pada tanamankacang hijau fase berbunga di KP Muneng mengakibatkan bunga gugur (kanan).

Sumber: Hoddle et al. (2012).

Page 4: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

42

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

MUSUH ALAMI THRIPS

Beberapa jenis serangga berpotensi sebagaipemangsa hama thrips. Rejesus et al. (1986Dalam Bernardo 1991) melaporkan bahwa kepikOrius tantillus merupakan pemangsa utamanimfa dan serangga dewasa. Perkembanganpemangsa ini berkisar 16,5 hari untuk betinadan 14,8 hari untuk pemangsa jantan (Mitudadan Calilung 1989). Dalam satu siklus hidupO. tantillus dapat memangsa lebih dari 200individu thrips, sedangkan kemampuan me-mangsa maksimum kepik dewasa antara 19–20 thrips dewasa per hari. Amblyseius sp. Jugamerupakan pemangsa nimfa thrips. Daur hiduptotal sekitar 4,7 hari, dan pemangsa ini mampumemangsa 2–7 nimfa thrips per hari. Pemangsalain yang potensial adalah Campylomma sp.,dan laba-laba Conopistha sp., masing-masingmampu memangsa 1–5 dan 8–25 imago thripsper hari. Kedua jenis tersebut dapat memangsabaik nimfa maupun imago (Mituda andCalilung 1989).

PERIODE KRITIS KACANG HIJAUTERHADAP SERANGAN THRIPS

Kacang hijau merupakan tanaman yangberadaptasi tinggi terhadap kekeringan,sehingga banyak ditanam petani pada musimkemarau setelah tanaman padi ke dua ataujagung. Kacang hijau yang ditanam pada

musim kemarau yang kering tersebut padaumumnya terserangan hama thrips denganintensitas yang tinggi. Hal ini disebabkankarena populasi thrips di alam sangat dipe-ngaruhi oleh faktor iklim, seperti curah hujan,suhu udara, kelembaban udara dan kecepatanangin (Murai 2000; Legutowska 1997 dalamWaiganjo et al. 2008).

Periode kritis tanaman kacang hijau ter-hadap serangan thrips terjadi pada fase vege-tatif, pada saat daun trifoliat pertama mulaimuncul. Ketika di alam terjadi sinkronisasiantara periode kritis tanaman dengan populasithrips yang tinggi, tanaman akan mengalamiserangan thrips yang berat dan akan mengaki-batkan kehilangan hasil yang sangat tinggi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanamankacang hijau mengalami kehilangan hasilsampai 67% ketika awal serangan thrips yangtinggi terjadi saat tanaman berumur 10 hari.Sebaliknya, kehilangan hasil hanya mencapai25% bila awal serangan thrips yang tinggiterjadi pada saat tanaman telah berumur 30hari (Gambar 3). Di Afrika, kehilangan hasilkacang tunggak yang terserang thrips dapatmencapai 20–100% (Singh et al. 1990). Di AS,daerah sabuk tanaman kapas, luas seranganthrips awal musim 2005 mencapai 91% dari arealtanam dan mengakibatkan kehilangan hasilkapas sebesar 149.090 bal (William 2006). DiGeorgia, Ottens et al. (2004) melaporkan bahwa

Gambar 2. Beberapa pemangsa pengendali hama thrips.Sumber: http://www.keizernursery.com.

Orius minute pemangsa Hypoaspis miles

Amblyseius cucumeris Amblyseius swirskiis

Page 5: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

43

serangan thrips yang berat dapat menyebabkanpengurangan hasil kapas 50–60% jika tidakdilakukan pengendalian.

Tinggi rendahnya kehilangan hasil kacanghijau selain dipengaruhi oleh periode kritistanaman juga dipengaruhi oleh varietas, musimdan suhu udara, serta praktik budidaya yangburuk.

Pada varietas yang rentan kerusakan dankehilangan hasil tanaman akan lebih tinggi biladibanding dengan varietas yang tahan. Inten-sitas serangan thrips pada galur yang tahan,MLG 716, hanya mencapai 10%, sedangserangan pada varietas yang rentan sepertikacang hijau varietas Betet dapat mencapai 25%.Besarnya nilai kehilangan hasil, pada varietasrentan bisa mencapai 31,7% sedang kehilanganhasil pada galur yang tahan hanya sekitar 12,9%(Indiati 2000). Pada penelitian tahun 2000menunjukkan bahwa intensitas serangan thripspada awal pertumbuhan kcang hijau varietasrentan (No. 129), tanpa perlakuan pengendaliandapat mencapai 100% dan mengakibatkan kehi-langan hasil antara 21,5–64,1%.

Kerusakan parah pada umumnya terjadiselama musim kemarau. Curah hujan yangtinggi secara langsung akan menurunkan popu-lasi thrips. Sedangkan semakin meningkatnyasuhu udara akan mempercepat peningkatanpopulasi thrips sehingga akan meningkatkankerusakan tanaman (Gambar 4). Waiganjo etal. (2008) juga menyatakan bahwa kelembabandan curah hujan berkorelasi negatif denganpopulasi thrips. Sebaliknya, suhu udara berko-relasi positif dengan populasi thrips.

Pertumbuhan tanaman di tanah yang kurus/kurang subur akan semakin rentan terhadapserangan thrips. Tanaman yang mengalamikekeringan akan menderita serangan thripsyang lebih parah.

PENGENDALIAN THRIPS

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) merupa-kan suatu konsep pengelolaan ekosistem perta-nian yang berkelanjutan dan berwawasan ling-kungan (Untung 2006). Adanya pembelajaranmengenai struktur ekosistem yang meliputikomposisi jenis tanaman, hama, musuh alami,dan kelompok biotik yang lain serta interaksidinamik antar komponen biotik maka dapatditetapkan strategi pengelolaan yang mampumempertahankan populasi hama pada tingkatyang tidak merugikan. Agar petani dapat mem-peroleh keuntungan yang maksimal, makapetani harus meningkatkan produksi danmenekan biaya pengendalian dengan caramelakukan pengendalian hama apabila populasimusuh alami lebih rendah atau kurang berperanmaksimal bila dibanding populasi hama.Adanya sedikit populasi hama pada ekosistempertanian merupakan sumber makanan/mangsa bagi musuh alami sehingga keberadaanmusuh alami dapat menjaga keseimbanganekosistem.

Dengan membudidayakan tanaman yangsehat akan dapat diperoleh produksi yang tinggidan tanaman mempunyai ketahanan yangtinggi sehingga dapat bertahan terhadapserangan hama maupun penyakit. Di sampingitu tanaman sehat juga diarahkan untuk men-ciptakan ekosistem pertanaman yang meng-untungkan bagi perkembangan musuh alami.Kompleks musuh alami tersebut akan mem-pertahanan populasi hama pada aras yangrendah sehingga tidak merugikan tanaman.

Gambar 3. Kehilangan hasil kacang hijau ber-dasarkan terjadinya awal serangan thrips

Sumber: Indiati 2013 (blm dipublikasi).

KE

HIL

AN

GA

N H

AS

IL (%

)

0

10

20

30

40

50

60

70

10 HST 30 HST

AWAL SERANGAN THRIPS (HST)

Pengamatan mingguan merupakan kegiatanpengamatan dalam mengumpulkan informasitentang komponen ekosistem dan fluktuasinya.Dari informasi tersebut pengamat dapat meng-analisis sendiri dan menentukan tindakanpengelolaan yang harus dilakukannya. Agarpetani mau dan mampu menerapkan PHT,diperlukan usaha pemasyarakatan PHT melaluijalur pendidikan, penerangan, dan pelatihanbaik yang dilakukan secara formal dan nonformal.

Supaya PHT dapat diterapkan dengan baik,selain informasi mengenai agroekosistem

Page 6: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

44

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

setempat juga perlu dilandasi oleh pengetahuanmengenai komponen-komponen PHT yangdapat dipadukan untuk mendapatkan hasilpengendalian yang optimal. Komponen PHTyang dimaksud meliputi: pengendalian secarakultur teknis termasuk penggunaan varietastahan, sanitasi lingkungan, dan pengaturan

waktu tanam; pengendalian mekanis; pengen-dalian secara biologi dengan memanfaatkanmusuh alami berupa predator, parasit, patogen;dan pengendalian dengan pestisida secaranabati/kimia. Namun dalam makalah ini yangakan dibahas adalah pengendalian denganinsektisida nabati dan kimia.

Gambar 4. Intensitas serangan thrips pada beberapa saat tanamdan data iklim pada tahun 2003

Sumber: Indiati, 2003.

Page 7: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

45

Pengendalian denganInsektisida Nabati

Insektisida nabati adalah bahan kimia yangberasal dari tumbuhan yang menunjukkanbioaktivitas pada serangga (Prijono 1999).Insektisida nabati merupakan insektisida yangcukup efektif dan aman terhadap lingkungan(Hoesain 2001). Beberapa Famili tumbuhanyang merupakan sumber potensial insektisidanabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Astera-ceae, Piperaceae dan Rutaceae (Arnason et al.1993; Isman 1995). Tumbuhan-tumbuhantersebut mengandung senyawa aktif yang meru-pakan hasil metabolit sekunder tanaman. Selainjenis, konsentrasi, waktu, frekuensi, dan caraaplikasi juga merupakan faktor yang menen-tukan keberhasilan pengendalian.

Bahan nabati yang telah diuji antara lainserbuk biji mimba, umbi gadung, biji mahoni,serbuk biji srikaya, serbuk biji bengkuang,rendaman bawang putih, rimpang jahe, daunpepaya, dan rendaman campuran cabai bawangdan jahe (LBJ) (Prakash dan Rao 1997; Sridharet. al. 2002; Stoll 2000; Vijayalakshmi et al.1997).

Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, bijimimba mengandung azadirachtin, meliantriol,salanin, nimbin (Mordue dan Nisbet 2000).Mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapiberpengaruh terhadap daya makan, pertum-buhan, daya reproduksi, proses ganti kulit,menghambat perkawinan dan komunikasiseksual, penurunan daya tetas telur, dan meng-hambat pembentukan kitin (Schmutterer &Singh 1995; Herminanto et al. 2004; Sarjan2008). Selain itu juga berperan sebagai pe-mandul (Kardinan dan Dhalimi 2003). Umbigadung mengandung alkaloid dioskorin yangsering bersifat toksik. Gadung (Dioscoreahispida) yang diekstrak dengan air dilaporkanberacun terhadap hama aphids (Jacobson 1975Dalam Prakash dan Rao 1997).

Biji bengkuang mengandung bahan yangtoksik bagi serangga, yaitu pachyrrhizid yangtermasuk golongan rotenoid dan umum diguna-kan sebagai insektisida. Rotenoid merupakanracun penghambat metabolisme dan sistemsaraf yang bekerja lamban (Kardinan 1999).Sifat insektisida genus Annona mengandungsenyawa alkaloid kelompok linier asam lemakdari C-32 dan C-34 yang disebut “acetogenin”(Dharmasena et al. 2001). Mahoni (Swienteniamahagoni Linn./West Indian mahagony) banyak

ditemukan di daerah sub-tropik dan tropik. DiIndonesia tanaman ini banyak ditanam sebagaitanaman penghijauan.

Rendaman biji mahoni yang mengandungtetra-nor-triterponoid dilaporkan mempunyaidaya racun yang tinggi terhadap ulat grayak,Spodoptera litura (Jacobson 1989 DalamPrakash and Rao 1997). Bengkuang (Pachy-rhizus erosus), chinese yam atau yam beanadalah tanaman tropik asal Amerika Tengah.Biji maupun buah bengkuang yang diekstrakdengan air, alkohol atau eter dilaporkan bersifatinsektisida, menghambat aktivitas makan danpertumbuhan kepik hijau Acrosternum hilare;kumbang kacang Cerotoma ruficornis; ulatmelon, Diaphania hyalinata; ulat grayak,Spodoptera frugiperda, S litura; Aphis fabaedan Epilachna varivestis (Jacobson 1975;Hameed 1983; McIndoo 1983 dalam Prakashdan Rao 1997). Nderitu et al. (2010) menyata-kan bahwa berdasarkan perolehan hasil,tanaman buncis yang diperlakukan denganchloropyrifos menghasilkan polong lebih tinggidibandingkan dengan petak yang dikendalikandengan pestisida nabati.

Penggunaan bahan nabati serbuk biji mimba(SBM), biji mahoni, biji bengkuang dan umbigadung untuk pengendalian hama thripskurang memberikan hasil yang maksimal,karena tingkat penekanan intensitas serang-annya rendah (hampir setara dengan kontrol)dan perolehan bobot biji kering hanya berkisar0,4–0,6 t/ha, sedang pada kontrol perolehanbobot biji kering lebih rendah yaitu 0,3 t/ha(Gambar 5). Selanjutnya dilaporkan bahwaserbuk biji mimba (SBM), ekstrak bawang putih,rimpang jahe, daun pepaya, dan rendamancampuran cabe, bawang dan jahe (CBJ) mem-punyai keefektifan yang setara dan lebih rendahdalam menekan populasi dan intensitas serang-an thrips bila dibanding insektisida kimia. Biladihitung tingkat efikasi insektisida (EI) insekti-sida nabati tertinggi hanya mencapai 65%, 5%lebih rendah dari kriteria nilai EI yang dianggapefektif (70%), sedang EI untuk insektisidakimiawi mencapai 100% (Gambar 6).

Dari sisi perolehan hasil, tanaman yangtidak dikendalikan (kontrol), memberikan bobotbiji kering terrendah, 0,72 t/ha; tanaman yangdikendalikan dengan insektisida nabati meng-hasilkan 0,879–1,038 t/ha; sedang tanamanyang dikendalikan secara kimiawi mengha-silkan 1,981 t/ha (Tabel 1). Adanya tindakanpengendalian mengakibatkan peningkatan

Page 8: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

46

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

hasil kacang hijau antara 0,159–1,261 t/ha atau22–175% bila dibandingkan dengan tanpapengendalian, sebaliknya kacang hijau akanmengalami kehilangan hasil 63% bila tanpadilakukan upaya pengendalian hama thrips(Tabel 1).

Pengendalian dengan Insektisida Kimia

Pengendalian kimia merupakan cara pengen-dalian yang sering dilakukan karena mudahditerapkan dan hasilnya cepat terlihat, namunapabila penggunaannya kurang bijaksana akanmencemari lingkungan. Penggunaan insektisidauntuk pengendalian hama sebaiknya digunakanbila cara pengendalian yang lain sudah tidakefektif untuk menekan populasi hama. Oleh

karena itu aplikasinya harus didasarkan padanilai ambang kendali hama yang akan diken-dalikan. Ambang kendali untuk hama thripsadalah >5 ekor thrips dewasa per daun trifolietpucuk pada tanaman berumur 7–14 hari.Insektisida yang digunakan sebaiknya yangbersifat selektif, artinya insektisida tersebutefektif terhadap hama sasaran, dan aman ter-hadap musuh alami hama.

Chang (1991) melaporkan bahwa tidak adainsektisida yang efektif untuk mengendalikanM. usitatus di Taiwan. Mardi dan Senapati(2009) melaporkan bahwa acetamirid dan thia-mithoxam efektif menekan populasi thripsmasing-masing sampai 93,3 dan 89,9%.

Gambar 6. Intensitas serangan thrips pada kacang hijau dengan beberapa perlakuan bahan nabati (kiri)dan nilai EI insektisida kimia dan nabati (kanan).

Keterangan: MST = minggu setelah tanam; EI = tingkat efikasi insektisida kimia dan nabati; K=Kontrol, Fip=Fipronil,SBM=Serbuk Biji Mimba, EBP=Ekstrak bawang putih, RJ=Rimpang jahe, DP=Daun pepaya, C-LJB=Campuran LJB.Sumber: Indiati 2012.

Gambar 5. Intensitas serangan thrips (kiri) dan perolehan biji kering kacang hijau pada beberapa perlakuanbahan nabati (kanan).

mst = minggu setelah tanam, mb = serbuk biji mimba, mhn = biji mahoni, bkg = biji bengkuang, gd = umbi gadung @ 50 g/l,fip = fipronil 2 ml/l, k = kontrol.Sumber: Indiati 2005.

Page 9: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

47

0

0.4

0.8

1.2

1.6

2

Kontrol Fip 2 ml/l Imidak 200 SL2ml/l

Imidak 100 EC2ml/l

Ema benz 2 g/10 l

Has

il bi

ji (t/

ha)

0

10

20

30

40

50

60

Inte

nsita

s se

rang

an (%

)

Hasil t/ha Intensitas serangan 3 MST (%)

Hasil penelitian tahun 2000 di KP Muneng,menunjukkan bahwa jenis bahan aktif insekti-sida berpengaruh terhadap penekanan inten-sitas serangan thrips. Aplikasi insektisidadengan bahan aktif fipronil, imidakloprid 70%,formetanate hydrocloride 25% dengan konsen-trasi 1–2 ml/l sekali seminggu efektif menekanintensitas serangan hama thrips sampai 2%, dantidak berbeda nyata di antara ketiganya. Sedangaplikasi insektisida dengan bahan aktif diafen-tiuron 500 g/l hanya mampu menekan inten-sitas serangan thrips sampai 32% setara denganrendaman serbuk biji mimba 20 g/l. Pada petakyang tidak dikendalikan intensitas seranganthrips lebih parah mencapai 100% (Gambar 7).

Aplikasi insektisida berbahan aktif fipronil,imidakloprid 70%, formetanate hydrocloride25% seminggu sekali dengan konsentrasi 1–2ml/l diperoleh hasil kacang hijau berturut-turut0,86, 0,82, dan 0,81 t/ha berbeda nyata denganperlakuan tanpa pengendalian yang hanyamenghasilkan 0,31 t/ha biji kering (Gambar 7).Hasil penelitian selanjutnya dilaporkan bahwaaplikasi insektisida berbahan aktif fipronil danimidakloprid masih memberikan hasil yangkonsisten (Indiati 2012). Kedua insektisida ter-sebut efektif menekan serangan thrips danmenghasilkan bobot biji kering 1,8–1,98 t/haserta memberikan tambahan hasil antara 150–175% bila dibanding kontrol (Gambar 8).

Selain jenis insektisida, waktu dan cara apli-kasi juga merupakan faktor yang menentukanefektivitas pengendalian. Penyemprotan sebaik-nya dilakukan pada pagi hari yang cerah (tidakhujan) dan tidak berangin, agar takaran insek-tisida yang diberikan dapat diambil tanamansecara maksimal.

Tabel 1. Perkiraan hasil kacang hijau yang dapat diselamatkan dengan perlakuan beberapa bahan kimiadan nabati. KP Muneng, MK 2010.

Jenis insektisida Bobot biji Hasil yang Kehilangankimia dan nabati kering (t/ha) diselamatkan (%)* hasil (%)**Kontrol (K) 0,720 c – 63,7Fipronil 2 ml/l (F)l 1,981 a 175 –SBM 100 g/l air 0,932 bc 29 53Ekstrak bawang putih 0,85% 0,924 bc 28 53,4Rimpang jahe 50 g/3 l 1,038 b 44 47,6Daun pepaya 50 g/l 0,879 bc 22 55,6Campuran LJB - 100g /3 l air 1,015 b 41 48,8Keterangan: LJB = rendaman campuran cabai, bawang, dan jahe; *) dihitung dengan rumus : (Pn-K)/K*100%; **) dihitungdengan rumus: (Pn-F)/F*100%; Pn = perlakuan ke-n.Sumber: Indiati 2012.

Gambar 7. Intensitas serangan thrips dan hasil bijikering kacang hijau pada beberapa jenis bahanaktif insektisida

Fip = Fipronil (Regent 50 SP)-1 ml/l; Imi = Imidakloprit(Confidor)-0,5 ml/l; For = Formetanat (Dicarzol 25%)-2 ml/l;Dif = Diafentiuron(Pegasus )- 2ml/l; Mb = Biji mimba 20g/l;K = kontrol; IS = intensitas serangan; MST = minggu setelahtanam.Sumber: Indiati 2000a.

Gambar 8. Intensitas serangan thrips dan hasil bijikering kacang hijau pada beberapa jenis bahanaktif insektisida.

Sumber: Indiati 2012.

Kontrol Fip 2 Imidak 200 Imidak 100 Ema benzml/l SL 2ml/l EC 2ml/l 2 g/10 l

Page 10: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

48

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

Cara aplikasi sebaiknya juga didasarkanpada fase tanaman yang diserang dan bagiantanaman yang diserang hama yang akandikendalikan. Aplikasi insektisida sebaiknyadilakukan dengan cara semprot pada awalpertumbuhan (umur tanaman 10 hari), karenadaun dan bunga kacang hijau merupakanbagian tanaman yang diserang hama tersebut.

Pengendalian dengan KombinasiInsektisida Nabati dan Kimia

Untuk meningkatkan efektivitas bahannabati dalam pengendalian thrips, aplikasibahan nabati sebaiknya dikombinasikan denganinsektisida kimia yang tepat waktu, sehinggafrekuensi penggunaan insektisida kimia dapat

dikurangi dan efektivitas pengendalian dapatditingkatkan. Kombinasi insektisida thiaclopriddan azadirakhtin 0,15% efektif mengendalikanthrips pada tanaman buncis (Nderitu et al.2008). Dhandapani et al. (2003) merekomen-dasikan untuk tanaman yang panennya tidakserentak, pengendalian hama menjelang panensebaiknya dilakukan dengan insektisida nabatiyang ramah lingkungan agar tidak berbahayaterhadap kesehatan. Nderitu et al. (2010) yangmenyatakan bahwa Thiacloprid efektif dalammengendalikan Megalurothrips sjostedti diban-ding dengan pestisida botani.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombi-nasi aplikasi fipronil 2 ml/l pada 7 hari setelahtanam (HST) kemudian dilanjutkan dengan

Tabel 2. Intensitas serangan thrips pada beberapa cara pengendalian. KP Muneng, MK 2011.

Rata-rata intensitas serangan thrips (%)Perlakuan –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MSTKontrol 97,2 a 93,6a 61,6 a 42,7a 27,6aPupuk cair + Janeemol 40-7 97,6 a 92,8a 61,4 a 11,7 b 7,7 bImidaklorprit 200 g/l-1 ml/l 47,8 b 14,7 d 5,46 b 1,33 b 0,2 bImidaklorprit 200 g/l-2 ml/l 13,9 c 14,4 d 7,43 b 3,33 b 0,0 bF+ Pupuk cair + Janeemol 20-5 48,8 b 41,1 c 20,6 b 11,9 b 6,6 bF+ Pupuk cair + Janeemol 30-6 66,3 ab 65,2 b 44,2 a 14,6 b 6,4 bF+ Pupuk cair + Janeemol 40-7 83,6 a 76,0ab 42,5 a 14,0 b 7,6 bLSD 5% 32,02 18,6 21,7 15,6 16,1KK (%) 27,6 18,3 35,2 31 32,3Keterangan: F = fipronil 2 ml/l diaplikasi sekali pada 7 HST.Sumber: Indiati 2013.

Tabel 3. Rata-rata bobot biji kering 5 tanaman contoh, bobot biji kering/petak, perkiraan hasil kacanghijau yang dapat diselamatkan, dan kehilangan hasil kacang hijau akibat serangan thrips. KP Muneng,MK 2011.

Perlakuan Bobot biji Bobot biji Hasil yang Kehilangan5 tan (g) t/ha (B) diselamatkan hasil (%)**)

(%)*)Kontrol (K) 23,73 b 0,923 b 0 35,0Pupuk cair + Janeemol 40-7 43,87 a 1,255 a 36,0 11,6Imidaklorprit 200 g/l-1 ml/l 48,20 a 1,306 a 41,5 8,0Imidaklorprit 200 g/l-2 ml/l (M) 47,77 a 1,42 a 53,8 0F+ Pupuk cair + Janeemol 20-5 37,80 a 1,296 a 40,4 8,7F+ Pupuk cair + Janeemol 30-6 36,83 a 1,13 ab 22,4 20,4F+ Pupuk cair + Janeemol 40-7 40,17 a 1,259 a 36,4 11,3LSD 5 % 11,39 0,299KK (%) 16,1 13,79Keterangan: F = fipronil 2 ml/l diaplikasi sekali pada 7 HST.*) dihitung berdasarkan rumus: Bn = bobot biji pada perlakuan ke n ; BK = bobot biji pada perlakuan kontrol**) dihitung berdasarkan rumus: BM = bobot biji pada perlakuan Imidaklorprit 200 g/l-2 ml/lSumber: Indiati 2013.

Page 11: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

49

aplikasi (rimpang jahe 20 g/l+minyak mimba 5ml/l+pupuk cair 1 g/l) sebanyak empat kaliaplikasi pada 14, 21, 28 dan 35 HST efektifmengendalikan thrips serta menghasilkan bobotbiji kering 1,296 t/ha dan tidak berbeda denganperlakuan Imidaklorprit 200 SL 1 ml/l dan 2ml/l (Tabel 2 dan 3). Hasil penelitian ini meng-indikasikan bahwa kombinasi kimia dan nabatimemberi harapan terhadap penekanan serang-an thrips, namun demikian waktu dan frekuensiaplikasi insektisida kimia dan nabati yang tepatperlu diteliti lanjut agar diperoleh data/hasilyang akurat.

Dari penelitian tahun 2012 ini diperoleh hasilbahwa kombinasi penyemprotan fipronil 2 ml/l sekali pada 10 HST dengan rendaman rimpangjahe 20 g/l pada 17, 24, dan 31 HST efektifmengendalikan hama thrips dengan intensitasserangan 6,8%. Efektivitas pengendalian hamathrips tersebut dapat ditinggkatkan menjadi3,6% bila rendaman rimpang jahe 20 g/l disem-protkan pada 24 dan 31 HST dipadukan denganfipronil 2 ml/l sebanyak dua kali pada 10 dan17 HST. Kedua perlakuan tersebut efektifmenekan intensitas serangan thrips dengan nilaiEI masing-masing 78,1 dan 88,4%. Kombinasifipronil 2 ml/l dengan rendaman rimpang jahe20 g/l efektif mengendalikan hama thrips padakacang hijau dan menghemat penggunaaninsektisida 50–75% (Indiati 2013).

KESIMPULAN

• Thrips, M. usitatus (Bagnall) merupakansalah satu hama utama kacang hijau yangsangat merugikan pada musim kemarau.Pada tingkat intensitas serangan yangtinggi, kehilangan hasil mencapai 100%.Serangan thrips pada kacang hijau dapatterjadi pada awal pertumbuhan vegetatifyang dicirikan dengan gejala daun pucukkeriting, sehingga tanaman menjadi kerdil,dan pada fase berbunga ditandai denganrontoknya bunga, polong tidak terbentuk,sehingga akan mengurangi hasil kacanghijau. Kehilangan hasil kacang hijau berkisarantara 12–64%, tergantung varietas, umurtanaman dan musim. Selain kacang hijau,thrips dari spesies ini juga menyerangtanaman kacang-kangan yang lain danklotalaria. Di alam, populasi thrips dikendali-kan oleh beberapa pemangsa seperti Oriustantillus, Campylomma sp. dan laba-labaConopistha sp. yang akan pemangsa nimfadan thrips dewasa.

• Penggunaan SBM, rendaman bawang putih,rimpang jahe, daun pepaya, dan rendamancampuran LBJ mempunyai keefektifan yangsetara dalam menekan populasi dan inten-sitas serangan thrip pada tanaman kacanghijau. Bila dibanding dengan insektisidakimia, insektisida nabati mempunyai keefek-tifan yang lebih rendah dalam menekanpopulasi dan intensitas serangan thrip.

• Aplikasi dimethoate, chlorpyrifos, quinalphossecara semprot dan aplikasi phorate, disulfo-ton, aldicarb and carbofuran sebagai insekti-sida tanah pada saat tanam dapat menekanpopulasi thrips. Aplikasi acetamirid dan thia-mithoxam efektif menekan populasi thripsmasing-masing sampai 93,3 dan 89,9%.

• Aplikasi insektisida dengan bahan aktiffipronil, imidakloprid 70%, formetanatehydrocloride 25% dengan konsentrasi 1–2 ml/l sekali seminggu efektif menekan intensitasserangan hama thrips sampai 2%. Aplikasiinsektisida berbahan aktif fipronil dan imida-kloprid memberikan hasil yang konsisten. Kedua insektisida tersebut efektif menekanserangan thrips dan memberikan tambahanhasil antara 150–175% dibanding kontrol.

• Kombinasi penyemprotan insektisida kimia(fipronil 2 ml/l) sekali pada 10 HST denganinsektisida nabati (rendaman rimpang jahe20 g/l) pada 17, 24, dan 31 HST efektifmengendalikan hama thrips dengan inten-sitas serangan 6,8%. Efektivitas pengen-dalian hama thrips tersebut dapat ditingkat-kan menjadi 3,6% bila insektisida nabati(rendaman rimpang jahe 20 g/l) disemprot-kan pada 24 dan 31 HST dipadukan denganinsektisida kimia (fipronil 2 ml/l) sebanyakdua kali pada 10 dan 17 HST. Kedua perla-kuan tersebut efektif menekan intensitasserangan thrips dengan nilai EI masing-masing 78,1 dan 88,4% dan menghematpenggunaan insektisida 50–75%.

PUSTAKA

Arnason, J.T., S. Mackinnon, A. Durst, B.J.R.Philogene, C. Hasbun, P. Sanchez, L. Poveda, L.San Roman, M.B. Isman, C. Satasook, G.H.N. Tow-ers, P. Wiriyachitra, J.L. McLaughlin. 1993. In-secticides in Tropical Plants with Non-neurotoxicModes of Action. p. 107–151. In K.R. Downum, J.T.Romeo, H.A.P. Stafford (eds.), Phytochemical Po-tential of Tropical Plants. New York: PlenumPress.

Bansiddhi, K., and S. Poonchaisri, 1991. Thrips of Vege-tables and Other Commercial Important Crops in

Page 12: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

50

BULETIN PALAWIJA NO. 27, 2014

Thailand. In Talekar, N.S. (Ed). Thrips in South-east Asia. Proc. of a Regional Consultation Work-shop, Bangkok, Thailand, 13 March 1991. AVRDC.Publication No. 91–342. 74p.

Basuki, I., S. Hastuti, A. Hipi, dan W.W. Kukuh. 2011.Tingkat Keuntungan Usahatani Kacang HijauSebagai Komoditas Unggulan Daerah NTB. http://ntb.litbang.litbang.deptan.go.id. Diakses 10Agustus 2011.

Bernardo, E.N. 1991. Thrips on Vegetable Crops inthe Philippines. In Talekar, N.S. (Ed). Thrips inSoutheast Asia. Proc. of a Regional ConsultationWorkshop, Bangkok, Thailand, 13 March 1991.AVRDC. Publication No. 91–342, 74p.

BPS. 2012. Publikasi Produksi Tanaman PanganAngka Ramalan II 2012. BPS. Jakarta.

Chang, N.T. 1991. Important Thrips Species in Tai-wan In Talekar, N.S. (Ed). Thrips in SoutheastAsia. Proc. of a Regional Consultation Workshop,Bangkok, Thailand, 13 March 1991. AVRDC. Pub-lication No. 91–342, 74p.

Dhandapani N., U.R. Shelkar, M. Murugan. 2003. Bio-intensive pest management (BIPM) in major vege-table crops: an Indian perspective. Food Agric. &Environ. 1(2): 333–339.

Dharmasena, C.M.D., W.M. Blaney and, M.S.J.Simmonds. 2001. Effect of Storage on the Efficacyof Powdered Leaves of Annona squamosa for theControl of Callosobruchus maculatus on Cowpeas(Vigna unguiculata). Phytoparasitica 29:3. 6 p.

Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Road Map Peningkat-an Produksi Kacang Tanah dan Kacang HijauTahun 2010–2014. Direktorat Jenderal TanamanPangan. Jakarta.

Fauziah, I. and H.A. Saharan. 1991. Research onThrips in Malaysia In Talekar, N.S. (Ed). Thripsin Southeast Asia. Proc. of a Regional ConsultationWorkshop, Bangkok, Thailand, 13 March 1991.AVRDC. Publication No. 91–342, 74p.

Herminanto, Wiharsi, dan Topo Sumarsono. 2004.Potensi Ekstrak Biji Srikaya (Annona squamosaL.) untuk Mengendalikan Ulat Kubis Crocidolomiapavonana F.(www.potensi biji srikaya.hml, di akses22 Juli 2009).

Hidajat. J. Rachmad, M. Machmud, Harnoto, danSumarno. 2000. Teknologi produksi benih kacanghijau. Pusat Penelitian dan PengembanganTanaman Pangan.

Hoddle, M.S., L.A. Mound, D.L. Paris. 2012. Thrips ofCalifornia. CBIT Publ. Queensland.

Hoesain, M. 2001. Aktivitas Biologis Ekstrak Aglaiaodorata Lour terhadap Larva Crocidolomia bino-talis Zeller. Ringkasan Disertasi, Program PascaSarjana Univ. Airlangga. Surabaya. 40 hlm.

Indiati, S.W. 2000. Pengendalian Kimiawi danPenggunaan MLG 716 sebagai Galur Tahan Thripsuntuk Menekan Kehilangan Hasil Kacang Hijau.

Hlm160–168 dalam Komponen Teknologi untukMeningkatkan Produktivitas Kacang-Kacangandan Umbi-Umbian. Edisi Khusus Balitkabi No. 16-2000.

Indiati, S.W. 2000a. Pengendalian Kimiawi HamaThrips Pada Tanaman Kacang Hijau. LaporanIntern Balitkabi. 8 hlm. Tidak dipublikasi.

Indiati, S.W. 2003. Hama Thrips pada kacang hijaudan komponen pengendaliannya. Buletin Palawija,No. 5 & 6. hlm 36–42.

Indiati, S.W. 2005. Keefektifan beberapa bahan nabatiuntuk mengendalikan hama Thrips pada tanamankacang hijau. Agrivita 27(3): 182–190.

Indiati, S.W. 2012. Pengaruh insektisida nabati dankimia terhadap hama thrips dan hasil kacang hijau.J. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 31(3):152–157. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.

Indiati, S. W. 2013. Kombinasi ekstrak rimpang jahe(zingiber officinale) sebagai insektisida nabati danfipronil untuk pengendalian hama thrips padakacang hijau. 17 hlm. (dalam proses penerbitanJurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan.Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.

Isman, M.B., J.T. Arnason, G.H.N. Towers. 1995.Chemistry and Biological Activity of Ingredients ofOther Species of Meliaceae. pp. 652–666. In H.Schmutterer (ed.), The Neem Tree: Source of UniqueNatural Products for Integrated Pest Management,Medicine, Industry, and Other Purpose. Weinheim(Germany): VCH.

Kalshoven, L.G.E. 1981. Pest of Crops in Indonesia.PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta. 701 pp.

Kardinan, A dan A. Dhalimi. 2003. Mimba (Azadi-rachta indica A.Juss) Tanaman Multi Manfaat.Perkembangan Teknologi TRO. 15(1).

Mandi, N., and A.K. Senapati (2009). Integration ofchemical botanical and microbial insecticides forcontrol of thrips, Scirtothrips dorsalis Hood infest-ing Chilli. The J of Plant Protect. Sci. 1(1): 92–95.

Masumoto, M. 2000. Insect Classification Laboratory.National Institute of Agro-Enviromental Sciences.Kannondai 3-1-1. Tsukuba-shi 305-8604. Japan.

Mituda, E.C., and V.J. Calilung. 1989. Biology of Oriustantillus (Motschulsky) (Hemiptera:Anthocoridae)and its predatory capacity against Thrips palmiKarny (Thysanoptera:Tripidae) on watermelon. ThePhilippine Agric. 72(2),165–184.

Mordue (Luntz) A.J. and A.J. Nisbet. 2000. Azadi-rachtin from the Neem Tree Azadirachta indica:its Action Against Insects. An. Soc. Entomol. Brasil29(4):615–632.

Mughal, S.M. 1985. Viral diseases of tomato and theircontrol. Progressive Farming (Pakistan), 5(2), 20–23.

Murai, T. 2000. Effect of temperature on developmentand reproduction of the onion thrips, Thrips tabaci

Page 13: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2017/02/bp_no... · hijau di lahan sawah dilakukan pada musim ... pemangsa hama thrips

INDIATI: PENGENDALIAN HAMA THRIPS KACANG HIJAU DENGAN INSEKTISIDA NABATI DAN KIMIA

51

Lindeman (Thysanoptera: Thripidae), on pollen andhoney solution. App. Entomol. Zool. 35(4):499–504.

Nderitu J, J. Kasina, C. Waturu, G. Nyamasyo, J.Aura. 2008. Management of thrips (Thysanoptera:Thripsidae) on French beans (Fabaceae) in Kenya:Economics of Insecticide Applications. J. Entomol.5(3): 148–155.

Nderitu J., F. Mwangi, G. Nyamasyo, M. Kasina. 2010.Utilization of synthetic and botanical insecticidesto manage thrips (thysan.: thrips.) on snap beans(fabaceae) in Kenya. Int. J. Sustain. Crop Prod. 5(1):1–4.

Ottens, R.J., J.R. Ruberson, P.M. Roberts and J.D.Griffin. 2004. Thrips abundance and effects of in-secticidal control on cotton growth and yield in SouthGeorgia. San Antonio, TX January 5–9, 2004. Proc.Beltwide Cotton Conf., National Cotton Council,Memphis, TN.

Prakash, A. and J. Rao. 1997. Botanical Pesticides inAgriculture. Lewis Publ. Baco Raton, New York.London. Tokyo. 460 pp.

Prijono D. 1999. Prinsip-prinsip uji hayati. BahanPelatihan Pengembangan dan PemanfaatanInsektisida Alami. Bogor, 9–13 Agustus 1999. PusatKajian Pengendalian Hama Terpadu. InstitutPertanian Bogor. hlm. 45–62.

Radjit, B.S. dan N. Prasetyawati. 2012. ProspekKacang Hijau pada Musim Kemarau di JawaTengah. Oktober. Buletin Palawija. No. 24-2013.hlm 57–68.

Rao, R.D.V.J. Prasada. 2003. The host range of To-bacco streak virus in India and transmission bythrips. Ann. Appl. Biol. 142: 365–368.

Sarjan, M. 2008. Potensi pemanfaatan insektisidanabati dalam pengendalian hama pada budidayasayuran organik. Program Studi Hama danPenyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Univer-sitas Mataram Cabai - NTB. Diakses 22 Juli 2009.

Sastrosiswojo, S. 1991. Thrips on vegetables in Indo-nesia In Talekar, N.S. (Ed). Thrips in SoutheastAsia. Proceedings of a Regional Consultation Work-

shop, Bangkok, Thailand, 13 March 1991. AVRDCPubl. No. 91-342, 12–17.

Schmutterer, H. and R.P. Singh. 1995. List of insectpest susceptible to neem products. pp. 326–365 InH. Schmutterer (ed.). The Neem Tree-Source ofUnique Natural Products for Integrated Pest Mana-gement, Medicine, Industry, and Other Purposes.VCH, Weinheim, New York, Basel, Cambridge,Tokyo.

Shukla, S., G. Kalyani, N. Kulkarni, F. Waliyar, andS.N. Nigam. 2005. Mechanism of transmission oftobacco streak virus by Scirtothrips dorsalis,Frankliniella schultzei and Megalurothrips usitatusin groundnut, Arachis hypogaea L. J. of OilseedsRes. 22(1). pp. 215–217.

Singh, S.R., L.E.N. Jackai, J.H.R. Dos Santos andC.B. Adalla. 1990. Insect Pests of Cowpea p. 43-90.In Singh, S.R. (Ed.) Insect Pests of Tropical FoodLegumes. IITA.

Sridhar, S., S. Arumugasamy, H. Saraswathy, andK. Vijayalakshmi. 2002. Organic vegetable garden-ing. Center for Indian Knowledge Systems,Chennai, India. 53 p.

Stoll, G. 2000. Natural protection in the tropics.Margraf Verlag. Weikersheim.

Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Ter-padu (Edisi kedua). Gadjah Mada University Press.348 hlm.

Vijayalakshmi, K., B. Subhashini, and S. Koul. 1999.Plants used in Pest Control: Garlic and onion. Cen-tre for Indian Knowledge Systems, Chennai, India.79 p.

Waiganjo, M.M., L.M. Gitonga, J.M. Mueke. 2008.Effects of weather on thrips population dynamicsand its implications on the thrips pest management.Afr. J. Hort. Sci. 1:82–90.

Williams, M.R. 2006. Cotton loss estimates-2005. pp.1135–1150. San Antonio, TX January 3–6, 2006.In Proc. Beltwide Cotton Conf., National CottonCouncil, Memphis, TN.