14
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko) 117 PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI ERP DI PENDIDIKAN TINGGI Aditya Permadi 1) Mary Handoko) 2) 1,2) Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung E-mail: [email protected] 1) [email protected] 2) Abstrak Sukses implementasi ERP di sektor industri dalam satu dekade ini telah mempunyai banyak manfaat yang mendorong sektor pendidikan khususnya pendidikan tinggi untuk mengikuti keberhasilan implementasi ERP.Implementasi ERP sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, dan mahal yang biasanya dihadapkan dengan tantangan serius. Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnya kesiapan organisasi dalam hal kematangan aspek organisasi, bisnis proses, kultur dan teknologi dan pemilihan vendor yang tepat. Banyak penelitian dilakukan untuk pengembangkan model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektor idustri tetapi beberapa penelitian menunjukan bahwa model/praktek terbaik dalam implementasi ERP di sektor industri tidak sesuai untuk pendidikan tinggi. penelitian ini mengusulkan sebuah pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP untuk menilai kesiapan organisasi khusus di sektor pendidikan tinggi, pemilihan model yang akan dikembangkan dipilih sesuai dengan tatakelola pendidikan tinggi lalu critical success factor sebagai indikator pembentuk dari kausal model. Validsi SEM Confirmatory Factor Analysis terhadap model yang diusulkan. Penelitian ini dapat menunjukan bukti bahwa model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektor pendidikan tinggi berbeda dengan model kesiapan ERP di sektor industri. Katakunci : kesiapan ERP, CSF ERP pendidikan tinggi, SEM CFA. 1. Pendahuluan Salah satu yang terbesar dan terpenting di organisasi dalam area implementasi sistem informasi adalah sistem ERP. ERP adalah kunci bisnis yang bisa membantu organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengintegrasikan bisnis proses, pengelolaan dan optimalisasi sumber daya yang tersedia sebagai suatu yang diutamakan(Jing and Qiu, 2007; Noudostbeni, Yasin and Jenatabadi, 2009). Sukes implementasi ERP di sektor industri ini mendorong sektor pendidikan khususnya Pendidikan Tinggi (PT) untuk mencoba mengikuti keberhasilan adopsi ERP. Satu studi menemukan bahwa 60%-80% implementasi ERP di sektor PT gagal mencapai hasil yang diharapkan dan tidak memuaskan (Mehlinger, 2006). Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnya kesiapan organisasi dalam hal kematangan proses bisnis, kultur, teknologi, dan aspek organisasi (Ptak and Schragenheim, 2004). Implementasi ERP adalah masalah organisasi bukan teknis (Wognum et al, 2004). Selain itu dari sebuah penelitian menunjukan bahwa panduan praktik terbaik / best practice dalam implementasi ERP dari sektor indrustri tidak sesuai untuk PT karena PT memiliki struktur unik dalam proses pengambilan keputusan (Heiskanen, Newman and Similä, 2000) Implementasi Sistem ERP di organisasi bisa menjadi keuntungan sekaligus petaka (Zeng, 2010). Tingkat persentase kegagalan dalamimplementasi ERP di universitas-universitas lebih tinggi dariorganisasi lainnya (Abugabah and Sanzogni, 2010). Panduan best practice implementasi ERP dari sektor indrustri

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

117

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI ERPDI

PENDIDIKAN TINGGI

Aditya Permadi1)

Mary Handoko)2)

1,2)Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi BandungE-mail: [email protected])

[email protected])

AbstrakSukses implementasi ERP di sektor industri dalam satu dekade ini telah mempunyai banyak manfaat yangmendorong sektor pendidikan khususnya pendidikan tinggi untuk mengikuti keberhasilan implementasiERP.Implementasi ERP sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, dan mahal yang biasanya dihadapkandengan tantangan serius. Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnya kesiapan organisasi dalam halkematangan aspek organisasi, bisnis proses, kultur dan teknologi dan pemilihan vendor yang tepat. Banyakpenelitian dilakukan untuk pengembangkan model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektor idustri tetapibeberapa penelitian menunjukan bahwa model/praktek terbaik dalam implementasi ERP di sektor industri tidaksesuai untuk pendidikan tinggi. penelitian ini mengusulkan sebuah pengembangan model penilaian kesiapanimplementasi ERP untuk menilai kesiapan organisasi khusus di sektor pendidikan tinggi, pemilihan model yangakan dikembangkan dipilih sesuai dengan tatakelola pendidikan tinggi lalu critical success factor sebagaiindikator pembentuk dari kausal model. Validsi SEM Confirmatory Factor Analysis terhadap model yangdiusulkan. Penelitian ini dapat menunjukan bukti bahwa model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektorpendidikan tinggi berbeda dengan model kesiapan ERP di sektor industri.

Katakunci : kesiapan ERP, CSF ERP pendidikan tinggi, SEM CFA.

1. PendahuluanSalah satu yang terbesar dan terpenting diorganisasi dalam area implementasi sisteminformasi adalah sistem ERP.ERP adalah kunci bisnis yang bisa membantuorganisasi mendapatkan keunggulan kompetitifdengan mengintegrasikan bisnis proses,pengelolaan dan optimalisasi sumber daya yangtersedia sebagai suatu yang diutamakan(Jing andQiu, 2007; Noudostbeni, Yasin and Jenatabadi,2009). Sukes implementasi ERP di sektor industriini mendorong sektor pendidikan khususnyaPendidikan Tinggi (PT) untuk mencoba mengikutikeberhasilan adopsi ERP. Satu studi menemukanbahwa 60%-80% implementasi ERP di sektor PTgagal mencapai hasil yang diharapkan dan tidakmemuaskan (Mehlinger, 2006). Kegagalanimplementasi ERP adalah kurangnya kesiapan

organisasi dalam hal kematangan proses bisnis,kultur, teknologi, dan aspek organisasi (Ptak andSchragenheim, 2004).Implementasi ERP adalah masalah organisasi bukanteknis (Wognum et al, 2004). Selain itu dari sebuahpenelitian menunjukan bahwa panduan praktikterbaik / best practice dalam implementasi ERP darisektor indrustri tidak sesuai untuk PT karena PTmemiliki struktur unik dalam proses pengambilankeputusan (Heiskanen, Newman and Similä, 2000)Implementasi Sistem ERP di organisasi bisa menjadikeuntungan sekaligus petaka (Zeng, 2010). Tingkatpersentase kegagalan dalamimplementasi ERP diuniversitas-universitas lebih tinggi dariorganisasilainnya (Abugabah and Sanzogni, 2010). Panduanbest practice implementasi ERP dari sektor indrustri

Page 2: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

118

tidak sesuai untuk Pendidikan Tinggi (Heiskanen,dkk, 2000).Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnyakesiapan organisasi dalam hal proses bisnis,kultur, teknologi, dan aspek organisasi (Ptak andSchragenheim, 2004Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yangmenjadi fokus untuk pengembangan modelkesiapan implementasi ERP di PT. Bagaimanamengembangkan model penilaian kesiapanimplementasi ERP di sektor Pendidikan Tinggi.Belum adanya suatu model standar penilaiankesiapan implementasi ERP untuk sektor PT, makapada penelitian ini penulis akan mengembangkanmodel penilaian kesiapan implementasi ERP yangdisebut ERP Readiness Asessment (ERA).Sebelumnya dilakukan analisis perbedaanpenilaian kesiapan ERP di sektor PT dengan ERPsektor industri, lalu identikasi terhadap CSF untukERP di Sektor Pendidikan Tinggi sebagai dasarindikator penilaian, dilanjutkan denganpengembangan model ERA untuk PT. Penelitian inibertujuan untuk Membantu Tim proyek ERP dalampenilaian awal yang menyeluruh terhadap areaterkait implementasi ERP di Pendidikan Tinggi,membantu dalam identifikasi risiko sebelumimplementasi ERP di Pendidikan Tinggi, identifikasiarea yang harus diperbaiki sebelum memasukitahap implementasi ERP, melakukanpengembangan model pengukuran kesuksesanERP dan juga melakukan evaluasi terhadap modelyang dikembangankan dengan menggunakanConfirmatory Factor Analysis (CFA). Harapan yangdicapai dari penelitian ini adalah setelah memilikipemahaman yang baik tentang model penilaiankesiapan implementasi ERP, diharapkan dapatmeningkatkan keberhasilan implementasi ERP diPT. Model yang diusulkan diharapkan membantuPT untuk menilai kesiapan implementasi ERP danmemperbaiki area yang lemah sebagai arahanmenuju langkah implementasi berikutnya..

2. ERP pendidian tinggi

Pada penelitian ini penulis fokus kepada penilaiankesiapan ERP di sektor PT, implementasi ERP diperusahaan indrustri berbeda denganimplementasi di PT. Ada pernyataan yangmenunjukan bahwa praktek terbaik sistem ERPtidak sesuai dengan Universitas yang memilikistruktur dan proses pengambilan keputusan yangunik (Mehlinger, 2006). Para pengelola universitasberpendapat bahwa standarisasi praktek terbaikERP tidak bisa digunakan di universitas karena adafungsi khusus yang tidak dapat diberikan oleh

standar paket ERP (Comford & Pollock, 2000). SistemERP di PT harus dianalisis berdasarkan persyaratandan aturan organisasi dalam koordinasi dengan pihakpendidik, divisi pengembangan mutu, keuangan,akademik, bagian TI, dan semua yang terkait denganproses organisasi. Faktor lain yang mendapat sorotanadalah sumber daya yang terbatas. Menurut Sulandari(2011) akurasi data, informasi tunggal, pencariandata menjadi lebih cepat, pengelolaan biaya, pilihanyang lebih baik bagi para mahasiswa dalammelakukan berbagai pembayaran, dan keseragamanproses dalam menangani akun mahasiswa.

3. Penilaian sikap ERPTelah disebutkan sebelumnya penilaian kesiapanharus dilakukan pada tahap pra-implementasi ERP.Kegagalan implementasi ERP dapat disebabkan olehbeberapa faktor, namun studi menunjukan bahwakegagalan sebagian besar disebabkan oleh faktororganisasi dan sosial bukan teknis (Fitzgerald &Russo,2005). Keberhasilan implementasi ERP sangattergantung pada kesipan perusahaan. Semakin tinggiskor penilaian menunjukan tingkat yang lebih tinggidari kesiapan yang meningkatkan kemungkinankeberhasilan implementasi ERP (Razmi, Sangari, &Ghodsi, 2009).

Penilaian kesiapan merupakan kegiatan yangdigunakan untuk menentukan tingkat kesiapanorganisasi untuk melaksanakan proyek besar dalammembantu mengidentifikasi daerah-daerah tertentu,terdapat tiga skala dalam menentukan interpretasikesiapan yaitu: keadaan siap, limited danlemah(Gartner, 2011).

Model Raymod’s

Page 3: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

119

Model BEST

Model dari Hanafizadeh & Ravasan

4.Tatakelola pendidikan tinggiPendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikansetelah pendidikan menengah yang mencakupprogram diploma, program sarjana, programmagister, program doktor, dan program profesi,serta program spesialis, yang diselenggarakanoleh pendidikan tinggi berdasarkan kebudayaanbangsa Indonesia (Peraturan Pemerintah No.12,2012). Tatakelola adalah perilaku, cara ataumetode yang digunakan oleh suatu pendidikantinggi untuk mendayagunakan seluruh potensi danunsur–unsur yang dimiliki secara optimal, dalamupaya mencapai visi dan misi yang telahditetapkan. Secara teknis tatakelola dinyatakansebagai upaya sistematis dalam suatu proses

untuk mencapai tujuan organisasi, melalui fungsi–fungsi perencanaan (plan), pelaksanaan (do),pengendalian (control), dan tindak lanjut (action).Dengan demikian, diharapkan adanya tatakelolapendidikan tinggi mampu meningkatan kualitaspendidikan tinggi secara terus menerus untukmencapai visi dan misi yang ditetapkan (28).Komponen tatakelola Pendidikan Tinggi mencakup 4hal, tujuan (goal), proses (process), kinerja organisasi(performance) dan kepatuhan (confoemance).Menurut Nugroho (2013). Identifikasi tatakelola untukpendidikan tinggi dengan memanfaatkan tujuhenabler tatakelola enterprise (prinsip kebijakan dankerangka kerja ; struktur organisasi ; proses ;informasi ; budaya etika dan perilaku ; orang ;keahlian dan kompetensi ; layanan, infrastruktur danaplikasi) sebagai faktor yang mempengaruhitatakelola, dari tujuh enabler tatakelola enterprisetersebut terdapat dua enabler yang memberikanpengaruh secara signifikan terhadap tatakelolapendidikan tinggi yaitu enabler informasi dan strukturorganisasi dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Identifikasi enabler enterprise dalamtatakelola

5. Metode penelitianDasar dari metode penelitian ini adalah menggunakanmetode campuran dengan menempatkan metodekualitatif sebagai metode primer dan metodekuantitatif sebagai metode sekunder yang mengacupada penggabungan dua metodologi yaitu DesainResearch (DR) dan Action Research (AR) dari Cole(2005) yang terdiri dari 5 tahapan penelitian tersebutditunjukan pada Gambar 5.1.

Page 4: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

120

Gambar 5.1 Desain Research (DR) dan ActionResearch (AR) dari Cole (2005) terdiri dari 5tahapan penelitian

1. Metode Pengembangan InstrumenDalam proses pengembangan instrumen yangterdiri dari cara mendapatkan data berupa opiniterhadap setiap konstruk pada model kesiapanimplementasi ERP ini. Opini individu tersebutdiarahkan sesuai dengan indikator pembentukkonstruk model dari analisis sebelumnya yangberupa pertanyaan kuesioner dengan lima pilihanjawaban mengacu pada skala likert, berikutkategori pernyataannya sebagai berikut :

5 = Sangat setuju,4 = Setuju,3 = tidak ada pendapat,2 = Tidak Setuju,1 = Sangat tidak Setuju.

2. Pengumpulan DataKuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

menggambarkan setiap indikator yang membangunkonstruk, konten pertanyaan diadaptasi dari analisisteori dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenaifaktor sukses implementasi ERP di sektor pendidikantinggi yang menjadi tolok ukur penilaian kesiapanimplementasi ER.Item kuesioner tersebut mengacukepada 8 konstruk pembentuk model dari hasilanalisis yaitu : strategi, organisasi, sistem, budaya,staff, skill, shared value, vendor.

3. Populasi RespondenPopulasi meliputi subjek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu dalam lingkup penelitian.Metode pemilihan responden yang digunakan penulisadalah:a. Teknik purposive sampling adalah teknikpengambilan sampel sumber data denganpertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Denganpertimbangan responden telah memiliki pengetahuanmengenai ERP, TI dan pengelolaan proyek yangberdada di lingkungan Pendidikan Tinggi dankonsultan ERP di Indonesia.

b. Teknik probability sampling, dimana seluruhindividu dalam populasi tidak memiliki kesempatanyang sama untuk menjadi responden (Kumar, 1999).Jenis probability sampling dipilih adalah motodeaccidental sampling yaitu pemilihan respondenberdasarkan ketersediaan dan kemudahan dalambertemu dengan responden (Kumar, 1999). Teknik inidipilih karena, accidental sampling merupakan teknikpemilihan sampel yang efektif dalam hal seleksiresponden dan biaya, selain itu menjamindidapatkannya karakteristik responden yangdibutuhkan (Kumar, 1999).

4. Karakteristik RespondenFaktor penilaian kesiapan yang beragam terdiri dariaspek organisasi, manusia, konteks teknis, perlu ahliyang mengetahui sesuai dengan konstruk model yangdikembangkan untuk melakukan pengumpulan data.Responden yang terlibat dalam penelitian ini terdiridari staff ahli Teknologi Informasi atau pengajarjurusan Teknologi Informasi, profesional ERP yangberasal dari perusahaan ERP, dan Staff TI diPendidikan Tinggi, berikut pengelompokankarakteristik responden.

6. Analisis dan pengembangan modelAnalisis awal menjelaskan bahwa model ERA belumada yang dikhususkan untuk Pendidikan Tinggi karenaERP di sektor industri dengan ERP di PT berbeda,referensi menurut para ahli yang yang menjadi alasanpenulis tidak menggunakan model kesiapan ERP darisektor industri/korporasi adalah sebagai berikut:

Page 5: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

121

- Menurut Heiskanen, dkk (2000) panduan bestpractice implementasi ERP dari sektor indrustritidak sesuai untuk pendidikan tinggi (PT) karenaPT memiliki struktur yang unik dalam prosespengambilan keputusan.

- Struktur yang unik dalam proses pengambilankeputusan di PT yang dimaksud adalah PT padaumumnya dikelola secara kolegial, artinyakebijakan-kebijakan yang diambil oleh PTmerupakan kesepakatan bersama senat yangmerupakan representasi dari shareholder.Keterlibatan dan pemenuhan kebutuhan dariseluruh pemangku kepentingan (stakeholder)pendidikan tinggi merupakan hal yang harusmenjadi perhatian dalam pengelolaannya. MenurutHong, K. & Kim, Y (2002) implementasi sistemERP melibatkan kompleksitas dan adaptasi tingkattinggi terhadap organisasi yang berbeda. Jadibelum dipastikan model yang sudah ada sesuaibagi organisasi Pendidikan Tinggi.

- Menurut Abugabah & Sanzogni (2010)implementasi ERP di PT dan perusahaan industrisangat berbeda, PT menggunakan ERP untuktujuan akademik, biasanya PT adalah lembagapemerintahan yang melakukan bisnis non-profit.Sedangkan organisasi industri pada umumnyamenggunakan ERP untuk tujuan bisnis bersifatprofit. Bisnis menurut (Allan Afuah (2004) adalahsuatu kegiatan individu yang terorganisasi untukmenghasilkan dan menjual barang dan jasa gunamendapatkan profit dalam memenuhi kebutuhanmasyarakat dan dalam industri.

- Menurut Abugabah & Sanzogni (2010) beberapapeneliti secara ekslusif mempelajari sistem ERPdalam domain pendidikan menetapkan bahwavendor-vendor telah mengembangkan sistem ERPyang berbeda untuk lembaga Pendidikan Tinggi,seperti ERP seperti SAP HER, Oracle CampusSolutions, PeopleSoft, Microsoft, Siemens AG, danSunFard.

- Menurut While Pollock & Cornford (2004)Universitas memiliki kebutuhan modul yangspesifik dan berbeda, sedangkan modul bisnis ERPpada umumnya meliputi sumber daya manusia,keuangan, operasional, logistik dansales/marketing. Di sektor PT membutuhkanaplikasi unik seperti : aplikasi siswa (studentlifecycle), aplikasi mata kuliah, elearning dan semuaaplikasi yang bukan bagian dari aplikasi strandarERP.

Jadi dapat disimpulkan perlu dikembangkannyamodel penilaian kesiapan implementasi ERP untuk

sektor Pendidikan Tinggi, pada penelitian inipengambilan data dilakukan di Pendidikan Tinggi diIndonesia. Proses analisis dapat dilihat pada Gambar6.1.

Gambar 6.1 Proses analisis

Tabel 6.1 ERA berdasarkan Konstruk Model TatakelolaPT.

Page 6: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

122

Tabel 6.1 ...lanjutan

7. RAVASAN Model Hanafizadeh & RavasanPenilaian kesiapan Model ERP ReadinessAssessment (ERA) dikembangkan olehHanafizadeh 2011 dengan basis Mc Kinsey 7SFramework (Peters & Waterman, 1982) terdari 21faktor pembentuk 7 dimensi utama Mc Kinsey 7Sframework sebagai kerangka strategi untukmengelola perubahan dan strategi pengembanganbisnis. Model ERA dari Ravasan dikembangkanberdasarkan kajian litelatur yang relevan dankomprehensif yang telah dilakukan identifikasi dananalisis dari jurnal ilmiah, konferensi internasional,disertasi doktor, buku teks, dan dari berbagaisumber ilmiah lainnya pada tahun 2009 hinggatahun 2010.

Model ERA dari Ravasan ini penilaiannya berbasisMc Kinsey 7S yang merupakan tools manajemenyang dapat diaplikasikan pada elemen organisasiatau proyek agar menjadi lebih baik (Raharja. S,2009). 7S yang merupakan aspek internalorganisasi yang terdiri dari : strategi, sharedvalue, struktur/organisasi, style/budaya, sistem,skill. Untuk mencapai keuntungan jangka panjangketujuh dimensi ini harus dirubah menjadi satukesatuan sebagai suatu sistem agar organisasiyang lebih efektif tercapai. Dimensi dari 7S terdiridari hard element (strategi, struktur, sistem) dansoft element (share value,skill, staff dan style /kultur) ketujuh dimensi tersebut salingberhubungan. Faktor lingkungan eksternal padaModel ERA berbasis Mc Kinsey 7S ini tidak dibahasmeskipun faktor lain itu ada (Peters & Waterman,1982). Model ERA dari Hanafizadeh & Ravasantelah mengeksplorasi CSF ERP dan rangkakonseptual model 7S Mc Kinsey untuk

dikembangkan membantu meberikan pandangansecara komprehensif pada dimensi organisasi yangberagam (21).

8. Hubungan konstrukPenelitian ini mencoba melakukan pengembangandari model ERA dengan menganalisis setiap konstrukmodel dan indikator model ERA dengan identifikasiCSF yang relevan di sektor Pendidikan Tinggi.Hubungan konstruk model dengan indikator padamodel ERA Hanafizadeh & Ravasan (2011) dapatdilihat pada Tabel 8.1.

Tabel 8.1

Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasi ERP

Konstruk Indikator

Strategi : Risiko mengenaikurangnya keselarasanantara organisasi danperangkat lunak ERP banyakdiidentifikasi di literatur, olehsebab itu identifikasi tujuandan strategi bisnis adalahelemen penting sebelumimplementasi ERP, sepertivisi dan misi, tujuan proyek,dan rencana strategi TI(Davenport 2000).

a. Visi dan Misi :Sangat penting untuk mempunyai visidan misi yang jelas untuk sistem ERP(Esteves & Pastor, 2000; Law & Ngai,2007; Nah & Delgado, 2006; Nah, Lau,& Kuang, 2001) dibutuhkan visi danmisi untuk memandu implementasiERP (Buckhout, Frey, & Nemec, 1999;Holland& Light, 2001)

b. Goal / Tujuan :Mengkaitkan dengan kegagalanimplementasi ERP dikarenakanburuknya pendefinisian tujuan(Davenport, 2000).

c. Strategi TI :Penyelarasan rencana bisnis terhadaprencana TI/SI merupakan suatu halpenting bagi eksekutif dan manajer(Ho & Lin, 2004; Somers & Nelson,2003; ISACA, 2014).

Organisasi / struktur:Dasar spesialisasi dankoordinasi yang dipengaruhistrategi dan ukuranorganisasi. StrukturOrganisasi danggap pentingbagi perusahaan dalamproses mengadopsi ERP(Davenport 2000. Hong &Kim, 2002). Dimensistruktural memberikanmenggambarkan arakteristikinternal suatu perusahaan.

a. Formalisasi :Diartikan sebagai standarisasi dariproses kerja dan pendokumentasian(Donaldson, 2001). Dengan kata lainformalisasi adalah peraturan danprosedur keduanyatertulis/terdokumentasikan sertasemua pekerja mengetahuinya, sepertihalnya spesialisasi, semakin eksplisitformalisasi maka sistem ERP semakinterpakai (Morton & Hu, 2004).

b. Ukuran organisasi :Fakta-fakta mengusulkan bahwa padaumumnya Proyek ERP suksesdipengaruhi oleh ukuran organisasi(Lee & Xia 2006)

c. Kepala Divisi TI / CIO:Saat ini posisi CIO sangat pentingsebagai pengatur antara TI denganorganisasi (Preston dkk .2008)menyediakan infrastruktur dankemampuan TI untuk memastikanproses bisnis yang efektif. Suksesnyaproyek ERP seorang CIO sanggupmembangun relasi yang kuat denganpimpinan Institusi dan mampumenselaraskan investasi TI denganstrategi bisnis (Willcocks & Sykes.2000).

Page 7: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

123

Tabel 8.1...lanjutan

Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasiERP

Konstruk Indikator

Sistem : Formal daninformal prosedur yangmendukung strategi danstrktur organisai (Peters& Waterman). Sistemadalah kumpulanelemen yang salingberhubungan danberinteraksi dalam satukesatuan untukmenjalankan suatuproses pencapaian suatutujuan utama(Sutarman, 2012).Sistem merupakansekelompok elemenyangterintegrasi denganmaksud yang samauntuk mencapai tujuantertentu. (Raymond,2001).

a. Infrastruktur TI :Infrastruktur TI yang memadai,hardware dan jaringan sangatkrusial dalam suksesnya proyekERP (Al-Mashari dkk., 2003;Chuang & Shaw, 2008; Finney &Corbett, 2007).

b. Proses Bisnis:Proses bisnis merupakan salah satufaktor terpenting dalamimplementasi ERP (Somers &Nelson, 2004; Umble dkk., 2003;Yusuf dkk, 2004). Pemahamanyang jelas mengenai proses bisnisharus dicapai dalam proyek ERP(Ho & Lin, 2004; Motwani,Subramanian, & Gopalakrishna,2005; Murray & Coffin, 2001; Ward,Hemingway, & Daniel, 2005).

c. Data :Salah satu kebutuhan penting dariERP yang sukses adalahketersediaan dan keakuratan datayang tepat pada waktunya, makadari itu kualitas dan akurasi datamerupakan keutamaan darisuksesnya impelementasi ERP(Zhang dkk. 2005).

Style dan Kultur /Budaya :Terdiri dari duakomponen pertamabudaya organisasiadalah hal yangdominan terkait nilai,kenyakinan, dan normanorma yangberkembang dari waktukewaktu dan menjadifitur dalamberorganisasi. Keduamanagement style yaitusuatu hal yang terkaitgaya kepemimpinan,lebih merupakanmasalah pimpinan yangdikaitkan dengan apayang dilakukan daripadaapa yang merekakatakan (Peters &Waterman, 1082).

a. Kultur organisasi :Budaya perusahaan dapatmenyebabkan masalahketidaksesuaian dengan prosesimplementasi (Al-Mudimigh, 2008;Law & Ngai, 2007). beberapaPeneliti menyarankan suksesnyainovasi teknologi tergantungkepada teknologi dapat berselarasdengan kultur organisasi dan kulturorganisasi dapat membentukpermintaan dari teknologi baru(Yusuf,2004).

b. Dukungan top manajemen :Dukungan Top Management palingsering disebutkan sebagai criticalsuccess facor untuk implementasiERP (Hanafizadeh dkk, 2010).c. Komunikasi :Kelancaran dan efektifitaskomunikasi merupakan faktorpenting yang dibutuhkan untukimplementasi ERP (Chuang & Shaw,2008).

Staff :Terkait isu sumber dayamanusia/SDM.

a. pengelolaan SDM :Kualifikasi staff salah satu halpenting sebagai sumber daya yangbernilai dalam setiap organisasi.Kemampuan organisasi dalamimplementasi ERP tergantung padabesarnya kemampuan merekrut,memilih, menempatkan,menghargai dan penyediakanpegawai (Hanafizadeh, 2011).

Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasi ERP

Konstruk Indikator

b. Pelatihan dan edukasi :Pelatihan user merupakan salah satu faktorterpenting untuk sukses implementasi ERP(Achanga dkk, 2006; Al-Mashari dkk, 2003;Aladwani, 2001; Amoako- Gyampah &Salam, 2004; Bingi dkk, 1999; Bozarth,2006; Häkkinen & Hilmola, 2008; Ngai dkk,2008; Soja, 2006; Somers & Nelson, 2003;Umble et al., 2003; Xu & Ma, 2008; Yusuf etal., 2004).

c. Tim Proyek.Kemampuan organisasi dalam menyediakansdm dalam membentuk tim proyek yangmempunyai kompetensi luas dibidangimplementasi ERP memiliki pengetahuanmengenai bisnis dan teknis, anggota timproyek yang kooperatif, serta ketersediaanwaktu setiap anggota tim proyek dapatmembantu suksesnya implementasi ERP(Hanafizadeh & Ravasan, 2011).Kompetensi tim proyek diakui secara luassebagai critical success factor (CSF)(Bozart,2006).

Skills :Sistem ERPPadalah teknologiyang kompleksmembutuhkankeahlian khususdalam menjaminkeberhasilanproyek.(Davenport,2000).

a. Manajemen skill :Kemampuan manajemen telah diidentifikasisebagai salah satu faktor terpenting dalamproyek ERP. Kompentensi ERP dari segimanajemen adalah pengorganisasian,strategi, proses bisnis, manajemen proyek,teknologi, sistem ERP, SDM, kepemimpinan,dan kemampuan komunikasi.(Kraemmergard & Rose, 2002).

b. Staff Skill :Skill Staff TI : Sistem TI lebih banyak suksesdi organisasi karena tingginya kemampuanstaff TI. Kemampuan staff TI harus layakuntuk memastikan keberhasilan proyek ERP(Davenport, 2000; Holland & Light, 1999;Lee & Lee, 2004; Markus & Tanis, 2000;Sumner, 1999; Willcocks & Sykes, 2000).

c. User Skill :Implementasi ERP akan lebih sukses karenamemiliki kemampuan pengguna yang tinggidibanding pengguna kurang ahli (Lee & Lee,2004).

Shared Value :Konsep, pedomandan ide dasar daribisnis yangdibangun. Istilahini mengacu padasejauh mana timmenerima danpercaya akantujuan proyek.(Peters &Waterman,1982).

a. Keyakinan bersama akan keberhasilanproyek :

Bisa diharapkan tingginya capaian proyekdan sikap positif dapat meningkatkan prosesimplementasi untuk mencapai kesuksesanproyek (Hanafizadeh & Ravasan, 2011).Harus memiliki kemampuan kepimpinanyang kuat (Mandal & Gunasekaran, 2003).

b. Komitmen seluruh unit di perusahaan:Suksesnya suatu proyek ERP membutuhkankomitmen dan kerja sama dari seluruhpersonil di setiap segmen bisnis (Zhang dkk.2003).

c. Membangun keyakinan :Mengacu pada keyakinan terhadap dampaksistem terhadap organisasi ditanggapisebagai suatu benefit / keuntungan.

Page 8: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

124

9. Pemetaan CSF dengan kunstruk modelUntuk mengembangkan model ERA di sektorPendidikan Tinggi dilakukan analisis pemetaan CSFimplementasi ERP di Pendidikan tinggi pada Tabel3.3 dengan konstruk model ERA Hanafizadeh &Ravasan (2011). Hasil pemetaan dapat dilihatpada Tabel 9.1.

Tabel 9.1CSF Key Author Konstruks

ERAHanafiza-deh &Ravasan

Indika-tor

Komitmendan dukungan dariTop Management

Liang (207). Al-Masharidkk (2003). Umble dkk(2003). Sarker and Lee(2001). Yusuf dkk(2004). Motwani dkk(2002). Gargeya &Brady (2005). Beheshti(2006).

Style:ManagementStyle,BudayaOrganisasi.

Dukungan Topmanajemen

ChangeManagement

Nah dkk (2001).Bingi dkk (1999).Kim dkk (2005).Motwani (2000).Ehie & Madsen (2005).Ash & Burn (2003).

Style :Management Style,BudayaOrganisasi

Tidakada

Mana jemenProyek

Umble dkk (2003).Nah & Delgado (2006).Botta Genoulaz dkk(2005). Taube &Gargeya (2005). Kimdkk (2005). Abbas(2011).

Staff TimProyek

Projectchamphions

Al-Fawaz dkk (2008).Remus (2006). Loh &Koh (2004).

SharedValue

Keberhasilanproyek

ProsesBisnis danReenginering

Shehab dkk (2004).Holland & Light (1999).Hong & Kim (2002).Yusufdkk (2004).Holland &Light(1999)Bingi dkk (1999).Holland & Light (1999).Hong & Kim (2002).

Sistem Prosesbisnis

KomposisiTeam ERP

Somers & Nelson(2004). Nah & Delgado(2006). Siau &Messersmith (2003).Umble dkk (2003).(Rabaa'i. A (2009).

Staff KompetensiTimProyek

Visi-misiOrganisasiDan tujuanImplementasi proyek

Verville & Halingten(2002). Mabert dkk(2001). Grabski & Leech(2007). Nah & Delgado(2006).

Strategi Visi/Misidantujuan

Komunikasi Mandal & Gunasekaran(2003). Grant (2003).Amoako-Gyampah(2004). Nah & Delgado(2006). Rabaa'i (2009)

Style :Management Style,BudayaOrganisasi

Komunikasi

Financial Law dkk (2010).Shepard & Klein (2006).

SharedValue

KomitmenOrganisasiInstitusi

tabel 9.1 .......lanjutan

CSF Key Author KonstruksERAHanafizadeh& Ravasan

Indikator

Konstruk :Vend or Partnership,Indikator :a. Kompetensivendor.b:Knowledgemanegement.c.harga:keselarasandengan rencanaanggaran organisasi.d.Waktu:vendoryang komitmenterhadap waktuimplementasi.

Bingi dkk (1999). Al-Mudimigh dkk (2000).Willcocks & Stykes(2000). Al Fawaz(2008). Wainad Wang(2004).Shehab dkk(2004).dkk (2002).Abeer.I dkk (2011).Teo.L(2009).Verville &Halingten (2003).Wei, Chien & Wang(2005).Trimmer dkk(2002).

Tidak ada Tidakada

Strategi TI Aladwani (2001).Al-Mashari dkk(2003). Davenport(1998). Donovan(1999). Umble dkk(2003). Whyte &Fortune (2002).

Strategi Strategi TI

Steering Comittee Yusuf dkk (2004).Somers & Nelson(2004). Abbas(2011).

Style :ManagementStyle,BudayaOrgani sasi

Tidakada

Budaya/kultur Kuang dkk (2001).Somer & Nelson(2001). Willcock &Sykes (2000).

Style :ManagementStyle,BudayaOrgani sasi

KulturOrganisasi

Pelati han danEdukasi

Achanga dkk (2006) Al-Mashari dkk (2003). Al-Fawaz.

Staff Pelati han danPendidikan

Tabel 9.2 HipotesisDimensi Hipotesa

Strategi (STR)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara strategidengan penilaian kesiapan implementasi ERP diPendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antarastrategi dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Organisasi(ORG)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antaraorganisasi dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antaraorganisasi dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Sistem (SIST)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sistemdengan penilaian kesiapan implementasi

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antarasistem dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Budaya (BDY)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara budayadengan penilaian kesiapan implementasi ERP diPendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antarabudaya dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Page 9: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

125

Tabel 9.2 HipotesisDimensi Hipotesa

Staff(STAF)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara staffdenganpenilaian kesiapan implementasi ERP diPendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antaraantara staff dengan penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendididkan TinggiIndonesia.

Skill(SKIL)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara skilldenganpenilaian kesiapan implementasi ERP diPendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antaraantara skill dengan penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendididkan TinggiIndonesia.

SharedValue

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antarashared value dengan penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendididkan TinggiIndonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antaraantara shared value dengan penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendididkan TinggiIndonesia.

Vendor(VDR)

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antaravendor dengan penilaian kesiapan implementasiERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antaraantara vendor dengan penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendididkan TinggiIndonesia.

10. Usulan ModelModel yang diusulkan ini memiliki delapankonstruk dimensi yaitu strategi, organisasi, sistem,budaya, staff, skill, shared value, dan vendor.setiap konstruk menunjukan hubungan sebagaipenilaian kesiapan implementasi ERP di PT.delapan konstruk tersebut dipengaruhi oleh 27indikator pembentuk. Pada model ini juga terlihatperbedaan antara model kesiapan ERPsebelumnya yang diusulkan Hanafizadeh &Ravasan (2011) yaitu faktor eksternal organisasidalam hal ini vendor dengan 3 indikatorpembentuk (kompetensi vendor, knowledgemanagement, harga, waktu) yang termasuk dalampenilaian kesiapan implementasi ERP di PT. Lalupenambahan indikator change management danindikator steering comitte terhadap konstrukdimesi budaya. Penambahan 1 konstruk dimensidan 6 indikator tersebut adalah pengembanganmodel ERA dari Hanfizadeh & Ravasan (2011)sebelumnya. Sehingga model ini dapat dianggapsebagai model yang komprehensif karenamenyediakan penilaian dari dimensi internal daneksternal organisasi di sektor Pendidikan Tinggi,model ERA di PT yang diajukan pada gambar 10.1.

Gambar 10.1

Setelah melakukan identifikasi CSF dari ERP di PTsebagai dasar dari pengembangan model yangdiusulkan untuk selanjutnya dilakukan pengujian danevaluasi model dengan metode analisis CFA untukmelihat hubungan kausalitas antara indikator dengankonstruks dan hubungan konstruk terhadap modelusulan secara keseluruhan. Analisis CFA dilakukandua tahap yaitu first order dan second order CFA.CFA merupakan bagian dari SEM yang banyakdigunakan untuk menguji konstruk model, salah satuteknik SEM yang paling umum digunakan dalamevaluasi model. (Muller, 1996) Software pendukungyang digunakan dalam penelitian ini adalah Lisrel8.80.karena dianggap lebih baik dalam menangani modelmultivarian yang kompleks terutama CFA second ordedan cepat dalam pengolahan data serta modifikasimodelnya (Handayani,2013).

11. Evaluasi first order CFEAPenelitian ini mengembankan model penilaiankesiapan implementasi ERP di pendidikan tinggi diIndonesia merupakan pengembangan sebuah modelpengukuran (measurement model) dimana alatanalisis yang digunakan untuk model pengukuranadalah SEM dengan CFA. Uji validitas menggunakanFirst Order Confirmatory Analysis adalah pengukurankonstruk ke indikator pembentuk melihat apakahindikator yang berdasarkan analisis teori cukup validsebagai pengukuran terhadap konstruk model,sehingga konstruk secara kontekstual dapat dibentuksecara unidimensional. Hasil dari validasi indikatorpada kontruk strategi dijelaskan di Tabel 11.1 padakonstruk strategi menjelaskan bahwa Nilai FactorLoading (FL) indikator visi dan misi (VM) 0,42 berartisumbangan indikator terhadap nilai konstruknyasebesar 42%.

Page 10: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

126

Tabel 11.1

Konstruk Strategi

Indikator

FactorLoading(FL)

Thitung

Error Valid jika FL > 0.4 danT hitung _ 1,66(Ttabel)

V M 0.42 4,42 0.06 Valid

G 0.45 3,04 0.01 Valid

STI 0.23 3,83 0.19 Tidak

Factor Loading (FL) adalah korelasi sederhanaantara konstruk dan indikator. Untuk nilai FL yangkurang dari 0.40 indikator tersebut tidak valid danharus di drop atau tidak disertakan sebagaiindikator pembentuk konstruk. Nilai dengan FactorLoading kurang dari 0.40 menandakan kurangnyakeandalan dan harus di drop atau dihilangkan(Ferdinand, 2000). Maka indikator strategiteknologi informasi (STI) harus di drop karena nilaiFL sebesar 0.23, atau dapat dikatakan bahwa tidakadanya korelasi antara indikator STI dengankonstruk strategi. pada Tabel 6.3 indikator tujuanatau goal (G) dan visi misi (VM) memberikankontribusi muatan faktor sebesar 45% dan 42%terhadap konstruk strategi. Konstruk strategi,terdapat dua indikator pembentuk konstruk yaituvisi dan misi dan tujuan organisasi dalamimplementasi ERP, untuk strategi TI (STI) yangdalam model sebelumnya masuk sebagai indikatorpembentuk dari hasil penelitian ini tidak termasuksebagai indikator pembentuk.

Berikut referensi pendukung jika indikator STItidak disertakan, menurut Wognum dkk (2004)ERP adalah masalah organisasi bukan teknis. Jadiyang berperan dalam hal ini adalah kesiapanstrategi organisasi seperti visi dan misi sertatujuan organisasi dalam implementasi ERP.Strategi TI mengikuti dari strategi organisasi, TIadalah sebagai pendukung dari misi dan misiorganisasi. Dengan asumsi tersebut indikator STItidak disertakan sebagai penilaian kesiapanimplemetasi ERP. Lalu menurut Ward & Peppard(2002) bisnis strategi adalah awal ditentukannyatujuan perusahaan dan perubahan bisnis yangakan diambil sebelum akhirnya strategi TIberperan sebagai pendukung untuk tercapainyatujuan bisnis. Dapat dikonfirmasikan bahwa duateori diatas dapat diterima sehingga indikator STItidak disertakan sebagai faktor pembentukkonstruk strategi. Untuk nilai T hitung dari ketigafaktor mendapatkan nilai lebih besar dari T tabel(1,66) menandakan bahwa kualitas regresi antarasetiap indikator berpengaruh signifikan terhadapkonstruk. Semakin tinggi nilai semakin baik.

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatualat ukur yang dapat memberikan hasil yang

relative sama apabila dilakukan pengukuran kembalipada obyek yang sama.

Reliabilitas dihitung dengan formula CA dan VE padasub bab 2. hasil dari CA dan VE dari delapan konstrukdimensi ERA di pendidikan tinggi pada Tabel 11.2.

Tabel 11.2

Konstruk NilaiCR

NilaiVE

Jika CR _0,7 dan VE_ 0,5Maka Valid

Strategi 0,823 0,624 Valid

Organisasi 0,767 0,527 Valid

Sistem 0,839 0,650 Valid

Budaya 0,829 0,494 Valid

Staff 0,809 0,586 Valid

Skill 0,764 0,521 Valid

Shared Value 0,764 0,643 Valid

Vendor 0,831 0,591 Valid

Instrumen survey yang dilakukan terhadap respondenmenilai dampak dari 27 faktor dalam 8 konstruk yangdiajukan.ada 2 yang di drop dari 27 indikator yaituStrategi Teknologi Informasi (STI), dan Harga.Landasan dari penilaian kesiapan implementasi ERPdalam penelitian ini adalah faktor-faktor kesuksesandan faktor kegagalan dalam implementasi ERP.

12. Second order CFASetelah dilakukan pengujian hipotesis struktur factorloading (FL) dan interkorelasinya dimana yangsebelumnya hanya melibatkan first order konstrukyang jenjang pengukurannya hanya dari kontruk keindikator. Selanjutnya dilakukan analisis faktor urutankedua (second order factor analysis) dimanapengujiannya akan melalui dua jenjang, pertamaanalisis dilakukan dari kontruk dimensi (strategi,organisasi, sistem, budaya, staff, skill, shared valuedan vendor) ke indikatornya dan kedua analisisdilakukan dari kontruk laten (konstruk ERAPTI) kekontruk dimensinya Gambar 12.1. dapat dilihatbagaimana pengujian model yang diusulkanberdasarkan landasan teori dengan analsis faktorpenegasan secara menyeluruh.

Hasil estimasi model pada tabel 11.1 terlihat bahwasemua indikator konstruk dimensi adalah valid dimananilai factor loading (FL) yang dihasilkan untuk semuaindikator > 0,40. Lalu model mempunyai GOF baikdilihat dari hasil Fit Indices model ERAPTI (LampiranG) juga untuk konstruk dimensi menghasilkan nilai thitung > t tabel 1.96 yang berarti bahwa konstrukdimesi tersebut merupakan pembentuk konstrukERAPTI. Tabel 12.1

Tabel 12.1 Konstruk Dimensi Pembentuk KonstrukERAPTI

Page 11: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

127

Tabel 12.1

No KonstrukDimensi

Nilai t hitung> 1,96

Pembentuk Model ERAPTI

1 STR 3.61 Ya

2 ORG 3.96 Ya

3 Sistem 4.47 Ya

4 BDY 6.87 Ya

5 STAFF 5.92 Ya

6 SKIL 6.71 Ya

7 SV 6.65 Ya

8 VDR 5.77 Ya

Pengujian Hipotesis pada Tabel 12.1 :Tolak hipotesis nol jika t hitung> t tabelTerima hipotesis nol jika t hitung< t tabelDengan t tabel= 1,96

Kesimpulan :Dilihat pada Tabel 12.1 nilai t hitung>1,96 makaH0 ditolak, berarti dapat disimpulkan Ha dari Tabel9.2 diterima.

Gambar 12.1 Model ERAPTI

13. Goodnes of Fit (GOF) Model ERAPTIUntuk melihat model dari ERAPTI ini baik dandapat diterima dilihat dari parameter nilai GOFyang telah dihasilkan pada CFA second order.Menurut Hair dkk (2010) penggunaan 4 sampai 5kriteria GOF dianggap sudah mencukupi untuk

menilai kelayakan model, asalkan masing-masingjenis ukuran GOF terwakili.

Berikut dijelelaskan secara rinci nilai statistikhubungan antar variabel dan ketentuan Goodness offit dapat dilihat dari Tabel 13.1 berikut ini.

Tabel 13.1 Evaluasi GOF

FitIndicies

Nilai GoodFit

AcceptableFit

Hasil JenisukuranGOF

P- 0,557 > 0,05 > Good Absolute

Value 0,05 Fit

2/df 0,985 2≤2/df≤ 2 2≤2/df≤ 3

Fit GoodAbsolute

RMSEA 0,000 < 0,06 <0,08 GoodFit

Absolute

CFI 1,00 > 0,95 >0,90 GoodFit

Incremental

CAIC 592.60 < SaturatedCAIC(1846.69);dan<Independence model(2365.03)

- GoodFit

Parsimonious

AIC 379.04 <Saturated AIC(650); dan<Independencemodel(2272.97)

GoodFit

Parsimonious

IFI 1,02 > 0,95 >0,90 GoodFit

Incremental

NFI 0,90 > 0,95 >0,90 AcceptableFit

Incrementa

Dari GOF yang dihasilkan dari model pada Tabel 13.1dapat dinyatakan bahwa P-Value, _2/df, RMSEA, CFI,CAIC, AIC dan IFI menghasilkan kesimpulan sangatbaik atau good fit lalu NFI acceptable fit. Darikombinasi berbagai ukuran kesesuaian tersebutsecara umum dapat disimpulkan bahwa secarakeseluruhan model dengan data pada penelitian iniadalah sangat baik atau good fit.

Page 12: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

128

Gambar 13.1 Model ERAPTI

14. PenutupPada penelitian ini menguraikan pentingnyapenilaiankesiapan sebelum dimulainya proyek ERPdi sektor Pendidikan Tinggi, yang menunjukanbahwa ini merupakan sesuatu yang kompleksdalam tahap awal dimulainya implementasi ERP,bukan saja adopsi sistem baru untuk organisasitetapi juga banyak aspek yang perlu diperhatikanpada waktu bersamaan. Kesimpulan dari penelitianini sebagai berikut :- Model penilaian kesiapan implementasi ERP(ERA) di sektor PT berbeda dengan model ERAuntuk sektor instrustri atau korporasi bisnis.

- Terdapat 8 konstruk dimensi dalam penilaiankesiapan implementasi ERP sebagai pembentukmodel ERAPTI yaitu strategi, organisasi, sistem,budaya, staff, skill, shared value dan vendor.

- Identifikasi konstruk model penilaian kesiapanimplementasi ERP di Pendidikan Tinggi yangmenjadi fokus pengembangan modelmenghasilkan delapan konstruk dimensi yangsebelumnya hanya terdapat tujuh konstrukDiperoleh hasil pengujian model bahwa delapankonstruk dimensi tersebut sangat signifikansebagai pembentuk model penilaian kesiapan ERPdi pendidikan tinggi.

- Ada 25 indikator penilaian yang harus dilakukanpenilaian pada kesiapan implementasi ERP di PTyaitu visi&misi impelentasi ERP, tujuanimplementasi, standardoprational procedure(formulasi), kuran organisasi, kepada divisi TI,infrastruktur, proses bisnis, data, changemanagement, Steering comitee, kultur organisasi,dukungan top management, komunikasi,pengelolaan sdm, pelatihan&pendidikan,kompetensi tim proyek, kamampuan manajerial,keahlian TI, kahlian user, keinginan akankeberhasilan proyek, keyakinan bersama terhadap

keberhasilan proyek, komitmen, kompetensi vendor,pengalaman & pengetahuan vendor, komitmenvendor terhadap waktu implementasi

Untuk penelitian selanjutnya model dapatmenjadisebuah paramenter untuk pengelolaan danpenilaian risiko dalam implementasi ERP di pendidikantinggi.

15. Daftar Pustaka[1] Abbas, M. (2011) : ERP Systems in High Education

Institution context from a Multiple PerspectiveView. Disertasi Program Doktor, ManxhesterBusiness Schol, University of Manchester.

[2] Abeer I, dkk. (2011) : The Critical Success Factorsof ERP implementation in Higher Education inSaudi Arabia. A Case Study, Journal ofInformation Technology and EconomicDevelopment.

[3] Achanga, P., Nelde, G., Roy, R., and Shehab, E.(2006) : Critical Success Factors for LeanImplementation within SME, Journal ofManufacturing Technology Management (17:4),pp. 460–471.

[4] Aoako-Gyampah, K. & Salam, A.F. (2004): Anextension of the technology acceptance model inan ERP implementation environment, JournalInformation & Management, Emerald 41(6):731–745.

[5] Aladwani, A.M. (2001) : Change managementstrategies for successful ERP implementation,Journal of Business Process Management,p. 266.

[6] Amberg. M. & Wiener. M (2007) : Critical SuccessFactors of Offshore Software DevelopmentProjects: The Perspective of German-SpeakingCompanies p.150.

[7] Achmad, AN. Hidayanto,. Hasibuan, MA., Dkk.(2013) : Framework For Measuring ERPImplementation Readiness In Small And MediumEnterprise (SME) Case Study in SoftwareDeveloper Company, Journal of Computers.Universitas IndonesiaVol.8 No.7.

[8] Al-Fawaz, K. dkk (2008) : Critical success factorsin ERP implementation a review, BrunelUniversity Research Archive. [9] Al-Mashari, M.& Al-Mudimigh, A. (2003) : ERP implementation:lessons from a case study, InformationTechnology and People, (16:1), pp. 21-33.

[9] Ash, C.G. & Burn, J.M. (2003) : A strategicframework for the management of ERP enablede-business change, The international Journal ofOperational Research, (146),pp. 374-387.

[10] Bachrudin, A. (2008) : Linier StructuralRelationshipsLISREL, Modul Jurusan StatistikaUnpad, Bandung.

Page 13: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

129

[11] Bingi, P., dkk. (1999) : Critical issuesaffecting an ERP implementation,Information Systems Management, pp. 7-14.

[12] Christian Leyh. (2014) : Which FactorsInfluence ERP Implementation Projects inSmall and Medium- Sized Enterprises.Twentieth Americas Conference onInformation Systems, Savannah.

[13] Claudia van der Vorst (2012) : Approach ForSelecting ERP Software At Mid-SizeCompanies Reflecting Critical SuccessFactors, New Challenges of Economic. Riga,University of Latvia.

[14] Cole. dkk. (2005) : Being Proactive, WhereAction Research Mets Design Reasearch,Association for Information System, 26thInternational Conference on InformationSystem.

[15] Deng, J. & Bian, Y. (2008) : Constructing ARisk Management Mechanism Model Of ERPProject, International Conference onInformation Management, IEEE ComputerSociety.

[16] Ehie, I.C., and Madsen, M. 2005 : IdentifyingCritical Issues in Enterprise ResourcePlanning (Erp) Implementation. Computers inIndustry (56:6), pp 545-557.

[`17] Fortune, J. & White, D. (2006) : Framing ofProject Critical Success Factors by a SystemsModel, International Journal of ProjectManagement, 24, 53-65.

[18] Ghozali. I, (2010) : Structural EquationModeling Metode Alternatif dengan PartialLeast Square Edisi 3. Artikel UniversitasDipenogoro.

[19] Grabski, S., & Leech, S. (2007) :Complementary controls and ERPimplementation success, InternationalJournal of Accounting Information Systems,(8:1), pp. 17-39 and Business Development.

[20] Grant, G.G. (2003) : Strategic alignment andenterprise systems implementation the caseof Metalco, Journal of InformationTechnology, (18), p. 159.

[21] Hair, Joseph F., dkk.( 2009) : MultivariateData Analysis: A Global Perspective. 7th ed.Upper Saddle River: Prentice Hall.

[22] Hanafizadeh. P, & Ravasan. A,Z. (2011) : AMcKinsey 7S Model-Based Framework forERP Readiness Assessment, InternationalJournal of Enterprise Information Systems.

[23] Holland, C. and Light, B. (1999) : A criticalsuccess factors model for ERP

implementation, Journal of IEEE Software, (16),p. 30.

[24] Hossain, L. Patrick, J.D. & Rashid, M.A. (2002) :Enterprise Resource Planning Global Opportunities

Challenges, IDEA Group.[25] Hong, K. Kim, Y. (2002) : The Critical Success

Factor for ERP Implementation AnOrganizational Fit Perspective, Information andManagement 25-40.

[26] Keizer, J. (2002) : Applying Risk DiagnosingMothodology, Journal Product InnovationManagement. Journal of Information &Management, Elsevier.

[27] Kieviet, F. (2006) : Applying COBIT in an ERPenvironment, with specific reference to Qmuzik,Thesis Master of Computer Auditing, Universityof Stellenbosch.

[28] Latan, H. (2012) : Structural Equation ModelingKonsep dan Aplikasi Menggunakan LISREL 8.80,Alfabeta, Bandung. Law & Kelton (2000) :Simulation Modeling and Analysis, 3rd edn. NewYork: McGraw-Hill.

[29] Law, C. C. H., Chen, C. C., & Wu, B. J. P.(2010) :Managing the full ERP life-cycle Considerationsof maintenance and support requirements andIT governance practice as integral elements ofthe formula for successful ERP adoption.Computers in Industry, 61, 297–308

[30] Liang, H., Saraf, N., Hu, Q., and Xue, Y. (2007).: Assimilation of Enterprise Systems: The Effectof Institutional Pressures and the Mediating Roleof Top Management. MIS Quarterly (31:1), pp59– 87.

[31] Mandal, P. and Gunasekaran, A. (2003) : Issuesin implementing ERP a case study, EuropeanJournal of Operational Research, (146), pp. 274-83.

[32] Mark, K. (2000). : An Investigation Of RiskPerception And RiskPropensity On The Decisionto Continue A Software Development Project,Journal of System and Software,Vol.53, 145-157.

[34] McLeod.R. (2004) : Management InformationSystems 9th Edition, Pearson.

[35] Motwani, dkk.(2002) : Successful implementationof ERP projects evidence from two case studies,International Journal of Production Economics,(75), p. 83.

[36] Nah, F., & Delgado, S. (2006) : Critical successfactors for enterprise resource planningimplementation and upgrade, The Journal ofComputer Information Systems, 46:55, pp. 99-113.

[37] Nah, F.F-H., Lau, J.L-S. & Kuang, J. (2001) :Critical factors for successful implementation of

Page 14: PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI …

TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

130

enterprise systems, Journal of BusinessProcess Management, (7), p. 285.

[38] Najib, W. (2014) : Model Tata Kelola KeamanInformasi dengan Framework COBIT 5danStandar ISO / IEC Di Pendidikan Tinggi, TesisProgram Magister Informatika, InstitutTeknologi Bandung, 27 – 30.

[39] Nugroho. H (2013) : Identifikasi EnablerTatakelola Enterprise Dalam PenerapanTatakelola Perguruan Tinggi Vokasi. TesisProgram Magister Informatika, InstitutTeknologi Bandung, 31 – 36.

[40] Rabaa'i, Ahmad A. (2009) : Identifying CriticalSuccess Factors of ERP Systems at theHigher Education Sector, Third InternationalSymposium on Innovation in Information &Communication Technology ISIICT, 15 - 17December, Philadelphia University, Amman,Jordan

[41] Raharja. S, (2009) :Mengimplementasikan McKinsey’s 7S Framework Dalam ManajemenPeningkatan Mutu Berbasis Sekolah, JurnalManajemen Pendidikan. UNY.

[42] Robinson.S. (2003) :Simulation the Practiceof Model Development, Warwick BusinessSchool,Wiley & Son.

[43] Rosa, D,I. (2014) : Manajemen Risiko PascaImplementasi ERP dengan Framework COBIT5 For Risk, Tesis Program MagisterInformatika, Institut Teknologi Bandung, 10– 38.

[44] Santoso, S. (2014) : Konsep Dasar DanAplikasi SEM dengan Amos 22. Elex MediaKomputindo.

[45] Sarker, S. and Lee, A.S. (2003) : Using a casestudy to test the role of three key socialenablers in ERP implementation, JournalInformation & Management, (40), p. 813.

[46] Siau, K. (2004) : Enterprise resource planning(ERP) implementation methodologies, Journalof Database Management, (15:1), pp. i-vi.

[47] Shehab, E.M, Sharp, M.W, Supramaniam, L.,and Spedding, T.A. (2004) : EnterpriseResource Planning- An integrative review,Business Process Management, (10: 4), pp.359-386.

[47] Shepherd J., & Klein E. (2006) : TheEnterprise Resource Planning SpendingReport, AMR Research.

[48] Seo, G. (2013) : Challenges in ImplementingEnterprise Resource Planning (ERP) Systemin Large Organizations: Similarities andDifferences Between Corporate andUniversity Environment. Disertasi Program

Doktor, Massachusetts Institute Of Technology.[49] Shafaei. R, & Dabiri. D. (2008) : An EFQM Based

Model to Assess an Enterprise Readiness for ERPImplementation, Journal of Industrial andSystems Engineering. Spring.

[50] Somers, T.M. & Nelson, K. (2001) : The impactof critical success factors across the stages ofenterprise resource planning implementations,Proceeding of the 34th Hawaii InternationalConference on System Sciences, Hawaii.

[51] Suhasril, H,P. (2014) : Pengembangan ModelPengukuran Kesuksesan Implementasi ERP,Tesis Program Magister Informatika, InstitutTeknologi Bandung.

[52] Trimmer, K.J., Pumphrey, L.D. and Wiggins, C.(2002) : ERP implementation in rural healthcare, Journal of Management in Medicine, (16),p. 113.

[53] Umble, E. dkk. (2002): Avoiding ERPimplementation failure, Journal of IndustrialManagement, (44:1), pp.25- 33.

[54] Verville, J., & Harlingten, A. (2002) : Aninvestigation of the decision process forselecting an ERP software The case of ESC.Management Decision, 40(3), 206-216.

[55] Ward & Peppard (2002) : Strategic Planning ofInformation Systems. Edisi Ke 3. CranfieldSchool of Management,UK.

[56] Willcocks, L.P. & Stykes, R. (2000) : The role ofthe CIO and IT function in ERP Association forComputing Machinery. Communications of theACM, (43), p. 32.

[57] William G. Tierney (1988) : OrganizationalCulture in Higher Education: Defining theEssentials, The Journal of Higher Education, Vol.59, No. 1 (Jan. - Feb., 1988), pp. 2-21. OhioState University.

[59] Yusuf, Y., dkk. (2004) : Enterprise informationsystems project implementation: a case study ofERP in Rolls-Royce, International Journal ofProduction Economics, (87), pp. 251-66.

[60] Zeng, Y. (2010) : Risk Management forEnterprise Resource Planning SystemImplementations in Project Based Firm. DisertasiProgram Doktor, University of Maryland.

[61] Zornada, L.& Velkavrh,T.B. (2005) :Implementing ERP in Higher EducationInstitutions, Journal of Information TechnologyInterfaces ITI, Cavtat- Croatia.