Upload
trinhphuc
View
258
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS WORD SQUARE
TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII
MTs NEGERI 1 SEMARANG
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
oleh
Anik Ulfah
4001409047
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2
Dr. Siti Harnina Bintari, MS. Stephani Diah P., M.Hum.
NIP 196008141987102001 NIP 198505142010122007
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPA
Dr. Sudarmin, M.Si.
NIP 196601231992031003
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan LKS Berbasis Word Square Tema Pencemaran
Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang
disusun oleh
Anik Ulfah
4001409047
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 23 Juli 2013.
Panitia Ujian
Ketua Sekertaris
Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dr. Sudarmin, M.Si.
NIP. 196310121988031001 NIP 196601231992031003
Penguji Utama
Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd.
NIP 198412152009121006
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dr. Siti Harnina Bintari, MS. Stephani Diah P., M.Hum.
NIP 196008141987102001 NIP 198505142010122007
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul “Pengembangan LKS Berbasis Word Square Tema Pencemaran
Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang” disusun berdasarkan hasil
penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan
yang berasal atau kutipan dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. skripsi ini
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di
perguruan tinggi manapun.
Semarang, Juli 2013
Anik Ulfah
4001409047
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jangan menunggu karena tak akan ada
waktu yang tepat. Mulailah dari
sekarang, dan berusahalah dengan
segala yang ada. Seiring waktu, akan
ada cara yang lebih baik asalkan tetap
berusaha (Napoleon Hill).
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur dan rahmat
Allah SWT, skripsi ini saya
persembahkan kepada:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu
memberikan do‟a dan segala usaha
mereka demi masa depan anak-
anaknya.
v
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufiq, dan hidayat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
tugas penulisan skripsi dengan judul: “Pengembangan LKS Berbasis Word
Square Tema Pencemaran Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang”.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun skripsi ini tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
untuk ini pada kesempatan yang baik ini dengan rasa hormat penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Wiyanto, M. Si., Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.
2. Dr. Sudarmin, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan
administrasi dalam penyusunan skripsi.
3. Dr. Siti Harnina Bintari, MS., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan arahan, gagasan, serta petunjuk yang sangat
membantu dan bermanfaat hingga selesainya skripsi ini.
4. Stephani Diah P., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan arahan, petunjuk serta gagasan yang sangat
bermanfaat dan membantu hingga selesainya skripsi ini.
vi
5. Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Penguji Utama yang telah
memberikan masukan dan arahan serta memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang, khususnya Dosen Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan ilmu-ilmu
dalam pengajaran dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi penulis kelak.
7. Seluruh staf Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang, khususnya staf Program Studi Pendidikan IPA yang
telah membantu dan memberi kemudahan dalam administrasi.
8. Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Semarang yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan penelitian.
9. Nur Hidayati S. Pd., selaku guru mata pelajaran IPA MTs Negeri 1
Semarang yang telah membantu, memberikan arahan, serta bimbingan
selama penelitian berlangsung.
10. Sigit Kristiadi S. Pd., yang selalu memberikan dorongan motivasi,
semangat, serta setia menungguku.
11. Indra Syahrul Sidiq yang telah memberikan semangat.
12. Siswa siswi kelas VII D, VIII G, dan kelas VIII H MTs Negeri 1
Semarang atas kerjasama dan partisipasinya dalam penelitian ini.
13. Rekan seperjuangan angkatan 2009 khususnya Program Studi Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam.
vii
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
belum bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari
Allah SWT. Kritik dan saran dari semua pihak diterima dengan senang hati.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran
khususnya dibidang pendidikan.
Semarang, Juli 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
Ulfah, A. 2013. Pengembangan LKS Berbasis word Square Tema
Pencemaran Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama
Dr. Siti Harnina Bintari, MS. dan Pembimbing Pendamping Stephani Diah P.,
M.Hum.
Kata kunci: pengembangan LKS, word square, tema pencemaran lingkungan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan keefektifan LKS
berbasis word square tema pencemaran lingkungan yang telah
dikembangkan untuk digunakan di SMP/ MTs. Subjek penelitian dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok skala kecil dan kelompok skala besar.
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, tes,
dan angket. Berdasarkan hasil validasi dari pakar dan guru pada tahap I dan
tahap II dinyatakan layak. Pada uji coba skala kecil menunjukkan bahwa
tanggapan siswa sebesar 82%, dan nilai hasil belajar siswa sebesar 93% siswa
diatas KKM. Pada uji coba skala besar tanggapan siswa sebesar 99%, hasil
rata-rata observasi aktivitas siswa sebesar 83%, dan nilai hasil belajar siswa
pada uji coba skala besar sebesar 95% diatas KKM. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa LKS hasil pengembangan
berbasis word square tema pencemaran lingkungan layak dan efektif
digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran IPA di SMP/ MTs.
ix
ABSTRACT
Ulfah, A. 2013. Development LKS Based Word Square Theme Pollution of
the Class VII Public MTs 1 Semarang. Thesis, Course of Study Education
Natural Science Faculty Math and Science Natural State University
Semarang. Tutorship Main Dr. Siti Harnina Bintari, MS. And Tutorship
Companion Stephani Diah p. , M. Hum.
Keyword: development lks, word square, environmental pollution theme
This research is aimed to ensure the feability and effectiveness of “LKS”
based on word square, with Environmental Pollution theme that has been
developed used in junior high school. The subject of this study was divided
into two groups, they were small scale group and large scale group. The data
were collected by using documentation, observation, test, and questionnaire
method. Based on the validation of experts consisting of lecturer and teacher
in phase I and phase II it is obtained that the result is feasible. The trial of a
small scale group showed that the students‟ response reached 82 % and value
the students‟ achievement was 93 % it reached minimum mastery criteria.
The trial of a large scale the students‟ response reached 99 %, the average
result observation the activity of students reached 83 %, and value the
students‟ achievement of the students in the trial of a large scale as much as
95 % above minimum mastery criteria. Based on the result it can be
concluded that “LKS” based on word square the Environmental Pollution
theme is feasible and effective to be teaching materials in learning IPA in
junior high school.
x
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ i
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv
PRAKATA .............................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis .................................................. 6
1.4.2 Manfaat Secara Praktis .................................................... 6
1.5 Penegasan Istilah ....................................................................... 6
xi
Halaman
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................... 9
2.1 Pembelajaran IPA Terpadu ....................................................... 9
2.2 Pengembangan LKS ................................................................ 12
2.3 Media Pembelajaran Word Square .......................................... 14
2.4 Pencemaran Lingkungan ........................................................ 17
2.5 Kerangka Berpikir ................................................................... 21
BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................... 22
3.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 22
3.2 Subjek Penelitian ..................................................................... 22
3.3 Jenis Penelitian ........................................................................ 22
3.4 Faktor yang Diteliti ................................................................. 22
3.5 Rancangan Penelitian .............................................................. 23
3.6 Variabel Penelitian .................................................................. 26
3.7 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 27
3.8 Instrumen Penelitian ................................................................ 28
3.9 Uji Coba Instrumen ................................................................. 28
3.9.1 Validitas ........................................................................ 28
3.9.2 Reliabilitas ..................................................................... 30
3.9.3 Taraf kesukaran soal ...................................................... 30
3.9.4 Daya pembeda soal ........................................................ 32
3.10 Metode Analisis Data ..................................................... 33
xii
.......... Halaman
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 37
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 37
4.1.1 Hasil Pengujian Skala Kecil .......................................... 37
4.1.2 Revisi Produk ................................................................ 41
4.1.3 Hasil Pengujian Skala Besar ......................................... 41
4.2 Pembahasan ............................................................................. 46
BAB 5 PENUTUP ............................................................................. 59
5.1 Simpulan .................................................................................. 59
5.2 Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 61
LAMPIRAN ....................................................................................... 65
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Model keterpaduan IPA ..................................................................... 10
3.1 Hasil validitas pada uji coba soal ....................................................... 29
3.2 Taraf kesukaran soal uji coba pada kriteria soal valid ...................... 31
3.3 Soal yang digunakan untuk evaluasi akhir ........................................ 31
3.4 Daya pembeda soal uji coba pada kriteria soal valid ........................ 33
4.1 Hasil validasi oleh pakar pada tahap I................................................ 38
4.2 Hasil validasi tahap II oleh pakar ....................................................... 38
4.3 Rekapitulasi hasil belajar siswa skala kecil ...................................... 39
4.4 Hasil revisi validasi tahap II .............................................................. 41
4.5 Hasil belajar siswa skala besar .......................................................... 42
4.6 Hasil tanggapan siswa skala besar ..................................................... 44
4.7 Tanggapan guru tentang penggunaan
LKS berbasis word square ............................................................... 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis
word square pada tema pencemaran lingkungan .............................. 21
3.1 Skema Alur Pengembangan LKS ...................................................... 23
3.2 Diagram Keterpaduan
Model Connected Pencemaran Lingkungan ..................................... 24
4.1 Diagram hasil angket tanggapan siswa terhadap LKS
berbasis word square pada tema pencemaran lingkungan ................ 40
4.2 Diagram aktivitas belajar siswa
kelas VII D pada skala besar ............................................................. 43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ............................................................................................... 65
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................. 68
3. Hasil penilaian kelayakan LKS oleh dosen....................................... 77
4. Hasil penilaian kelayakan LKS oleh guru......................................... 89
5. Daftar siswa uji coba soal ................................................................ 101
6. Daftar siswa uji coba LKS skala kecil ............................................. 102
7. Daftar siswa pada uji coba LKS skala besar .................................... 103
8. Kisi-kisi soal uji coba ....................................................................... 105
9. Soal uji coba ..................................................................................... 108
10. Kunci jawaban soal uji coba ............................................................ 115
11. Analisis butir soal uji coba ............................................................... 116
12. Soal evaluasi .................................................................................... 121
13. Jawaban soal evaluasi ...................................................................... 125
14. Hasil belajar siswa kelas uji coba skala kecil .................................. 126
15. Hasil belajar siswa kelas uji coba skala besar .................................. 128
16. Hasil tangggapan siswa pada uji coba skala kecil............................ 130
17. Hasil tanggapan siswa pada uji coba LKS skala besar ................... 132
18. Hasil tanggapan guru terhadap LKS hasil pengembangan ............. 134
19. Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala kecil ............................. 136
20. Hasil belajar siswa pada uji coba skala kecil ................................... 138
21. Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala besar ............................. 140
xvi
22. Hasil belajar siswa pada uji coba skala besar .................................. 142
23. Hasil jawaban siswa pada LKS 1 ..................................................... 144
24. Hasil jawaban siswa pada LKS 2 ..................................................... 145
25. Hasil jawaban siswa pada LKS 3 ..................................................... 148
26. Hasil rekapitulasi aktivitas siswa skala besar
terhadap LKS selama kegiatan pembelajaran .................................. 149
27. Surat tanda bukti observasi .............................................................. 151
28. Surat penetapan dosen pembimbing ................................................ 152
29. Surat ijin penelitian .......................................................................... 153
30. Surat tanda bukti penelitian.............................................................. 154
31. Dokumentasi penelitian ................................................................... 155
32. LKS berbasis word square
tema pencemaran lingkungan hasil pengembangan ......................... 158
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan nasional
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah melakukan berbagai upaya
agar tujuan tersebut dapat tercapai, salah satunya yaitu di bidang pendidikan.
Undang-undang No. 20 pasal 1 tahun 2003 tentang pendidikan menyatakan:
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Perbaikan mutu pendidikan akan berdampak terhadap perkembangan
pembangunan bangsa karena sumber daya manusia merupakan faktor penting
dalam memperbaiki kondisi dan situasi suatu bangsa.
Salah satu karakteristik pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah merangsang siswa untuk menemukan sendiri konsep
yang dipelajari. Durukan (2011) berpendapat bahwa kurikulum baru berpusat
memerlukan penggunaan strategi, metode dan teknik sesuai dengan pendekatan
konstruktivis dan melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.
Sesuai dengan salah satu karakteristik pembelajaran KTSP tersebut, maka metode
pembelajaran yang digunakan harus mampu membimbing siswa agar mencapai
standar kompetensi yang diharapkan dengan menemukan sendiri konsep yang
dipelajari.
2
Ketercapaian standar kompetensi dalam pembelajaran IPA sekarang ini
masih kurang. Selama ini proses pembelajaran IPA di kelas kebanyakan masih
menggunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan dan
siswa mendengarkan dengan tenang. Menurut Yusuf dan Natalia (2005), dalam
pembelajaran IPA sangat diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat
melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun emosional.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sekarang ini lebih
ditekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran. Warsita (2008)
mengemukakan pembelajaran adalah usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau suatu upaya untuk menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
Menurut Dimyati dan Mujiono, sebagaimana dikutip oleh Purnomo et al. (2012),
pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh, memproses
pengetahuan, keterampilan serta sikap. Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi aktif antara siswa, guru dan materi pelajaran (Senam et al. 2008).
Berdasarkan pendapat dari para tokoh di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membuat
peserta didik belajar bagaimana memperoleh pengetahuan dan menumbuhkan
interaksi aktif antar siswa dan guru. Pembelajaran yang paling baik adalah jika
siswa ikut terlibat melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada (Tugur
2009). Pembelajaran IPA di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa
serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa (Hidayat
3
2008). Tugas guru adalah membuat agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara aktif, efektif, kreatif, menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan
pendekatan sains.
Proses belajar mengajar akan berjalan aktif, efektif, kreatif, menarik,
dan menyenangkan bila didukung dengan tersedianya bahan ajar. Salah satu
bahan ajar yang digunakan untuk mendukung proses interaksi antara siswa dan
guru yaitu LKS. LKS digunakan guru sebagai bahan ajar yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai tujuan pembelajaran dan
membiasakan siswa belajar mandiri. Nugrahini (2012) mengemukakan belajar
mandiri adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau
tanpa bantuan orang lain untuk mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri;
merumuskan atau menentukan tujuan belajarnya sendiri; mengidentifikasi
sumber-sumber belajar; memilih dan melaksanakan strategi belajarnya; dan
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. LKS IPA yang beredar sekarang ini masih
sendiri-sendiri belum memadukan antara materi yang satu dengan materi lainnya
yang saling terkait.
Substansi struktur kurikulum SMP/MTs mata pelajaran IPA merupakan
IPA terpadu. IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam (Balitbang, 2007a). Adanya IPA terpadu diharapkan dapat
membantu peserta didik memahami konsep-konsep ilmiah secara utuh dan
menyeluruh serta dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
Keterpaduan materi IPA mencakup penggabungan keseluruhan materi-materi
4
yang saling berkaitan baik dari segi kimia, fisika, atau bologi menjadi satu
kesatuan yang saling melengkapi dan terpadu.
Keterpaduan materi IPA pada LKS yang ada di Mts Negeri 1 Semarang
masih belum tampak. LKS yang ada merupakan bahan ajar utama dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) di kelas, meskipun sudah dibagikan buku paket dari
perpustakaan. Siswa jarang membaca bahkan membawa buku paket IPA dalam
proses pembelajaran berlangsung. Mereka hanya membuka buku paket apabila
disuruh oleh guru. LKS cerah yang digunakan di MTs Negeri 1 Semarang pada
materi pencemaran dan kerusakan lingkungan berisi pemaparan materi yang
terlalu panjang dan tidak disertai gambar, penggunaan contoh terkini masih
kurang, materi yang diajarkan masih belum terpadu, terdapat beberapa kata yang
salah dalam penulisan, sehingga siswa kurang tertarik untuk membacanya.
Jawaban yang tinggal menyalin dari rangkuman materi menyebabkan siswa
kurang berpikir kritis, dan tidak menemukan sendiri konsep yang dipelajari.
Selain beberapa kekurangan tersebut, dilihat dari kegiatan pembelajaran di kelas
masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini tercermin
pada sikap siswa yang mengantuk, mengganggu teman lain, dan melamun. Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pengembangan LKS pada
materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pengembangan LKS yang relevan untuk mengatasi permasalahan hasil
belajar siswa yang menurun, peneliti telah melakukan pengembangan LKS
berbasis word square di MTs Negeri 1 Semarang. LKS ini berisi keterpaduan
5
antara materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dipadukan dengan
materi pengenalan bahan kimia kemudian kedua materi tersebut disatukan dengan
tema pencemaran lingkungan dengan menggunakan model keterpaduan
connected. Selain keterpaduan dengan tema pencemaran lingkungan LKS ini
berisi poin-poin materi pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pengenalan
bahan kimia yang divariasi dengan soal dan gambar yang diaplikasikan dengan
permainan yang mengandung unsur pendidikan (edukatif), sehingga LKS yang
dikembangkan dapat merangsang siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep
yang dipelajarinya dan lebih termotivasi dalam mempelajari IPA serta menambah
kekayaan kosakata terutama pada tema pencemaran lingkungan. LKS yang telah
dikembangkan diharapkan dapat menjadi alat bantu pembelajaran IPA yang dapat
memenuhi tujuan pembelajaran materi pencemaran dan kerusakan lingkungan
serta pengenalan bahan kimia kelas VII MTs Negeri 1 Semarang.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengadakan
penelitian dengan judul Pengembangan LKS Berbasis Word Square tema
Pencemaran Lingkungan Kelas VII MTs Negeri 1 Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Apakah LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan pada
siswa kelas VII MTs Negeri 1 Semarang layak dan efektif digunakan sebagai
bahan ajar untuk SMP/MTs?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui kelayakan dan keefektifan LKS
berbasis word square tema pencemaran lingkungan untuk digunakan sebagai
bahan ajar di kelas VII SMP/MTs.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Secara Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam menambah
pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya tentang pengembangan LKS.
1.4.2 Manfaat Secara Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat mendorong guru untuk lebih kreatif
dalam menyampaikan materi pelajaran terutama pada tema pencemaran
lingkungan dengan menggunakan LKS yang telah dikembangkan.
b. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat menambah informasi tentang
variasi alat bantu pembelajaran berupa LKS hasil pengembangan yang
lebih menarik, bervariasi, dan dapat merangsang siswa untuk lebih
termotivasi dalam mempelajari IPA.
c. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar pada
tema pencemaran lingkungan.
7
1.5 Penegasan Istilah
Untuk memberikan batasan ruang lingkup penelitian skripsi dengan
judul “Pengembangan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan”,
maka ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut:
1. LKS
LKS adalah suatu lembaran yang berisi penjabaran materi dan
kumpulan soal-soal objektif serta soal esay singkat. Prastowo (2011)
mengemukakan LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar
kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. LKS yang dikembangkan oleh peneliti
merupakan LKS yang berisi penjabaran pada tema pencemaran lingkungan
dengan variasi soal-soal dan desain yang diaplikasikan dengan permainan edukatif
berupa word square.
2. Word square
Word square merupakan suatu permainan untuk menemukan kata-kata
dalam kotak yang berisi huruf yang disusun secara acak. Saptono (2009)
mengemukakan word square merupakan sejumlah kata bermakna yang disusun ke
kanan, ke atas, atau miring di antara beberapa kata acak yang tidak bermakna
dapat dijadikan permainan kata agar siswa dapat memahami konsep yang telah
direncanakan guru. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan kekayaan
kosakata siswa terutama kekayaan kosa kata dalam IPA. Metode pembelajaran
permainan word square mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan.
8
3. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu tema pada pembelajaran
lingkungan yang mempunyai dua standar kompetensi yaitu memahami klasifikasi
zat (kimia) dan memahami saling ketergantungan dalam ekosistem (biologi).
Kedua materi tersebut dipadukan dengan menggunakan model keterpaduan
connected, model ini menghubungkan satu konsep dengan konsep lain, satu
keterampilan dengan keterampilan lain, ide yang satu dengan ide yang lain tetapi
masih dalam lingkup satu bidang studi (Balitbang, 2007b).
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran IPA Terpadu
IPA atau sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-
gejala alam (Balitbang, 2007a). Mempelajari konsep-konsep IPA tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga diperlukan adanya metode
ilmiah yang terwujud melalui suatu rangkaian kerja ilmiah sehingga bisa
membentuk nilai dan sikap ilmiah. Jadi, pada hakikatnya IPA memiliki empat
unsur utama (Balitbang, 2007b) yaitu :
1) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum
2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode
ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui
eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan
3) aplikasi: penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari
4) sikap: rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar, sains bersifat open ended.
Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang bersifat
menyeluruh atau holistik. Pendekatan ini menempatkan siswa dalam posisi
10
sentral, siswa sebagai peserta didik yang aktif, terutama dalam keterampilan
berpikir. Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual ataupun kelompok, aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna, dan otentik (Widodo, 2010).
Menurut Fogarty sebagaimana dikutip oleh Nuroso dan Siswanto
(2010) tiga model pembelajaran terpadu yang sesuai untuk dikembangkan dalam
pembelajaran IPA di tingkat pembelajaran pendidikan di Indonesia meliputi
model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan model
keterpaduan (integrated), penjelasan ketiga model keterpaduan dapat dilihat pada
Tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1. Model keterpaduan IPA
Model Karteristik Kelebihan Keterbatasan
Model
Keterhubungan
(connected)
Menghubungkan
antar konsep,
topik,
keterampilan, ide
yang satu dengan
yang lain tetapi
masih dalam
lingkup satu
bidang studi.
Peserta didik
akan lebih
mudah
menemukan
keterkaitan
karena masih
dalam lingkup
satu bidang
studi.
Model ini
kurang
Menampakkan
keterkaitan
interdisiplin.
Model jaring
laba-laba
(Webbed)
Dimulai dengan
menentukan tema
yang kemudian
dikembangkan
subtemanya
dengan
memperhatikan
kaitannya dengan
disiplin ilmu atau
bidang studi lain.
- Tema yang
familiar
membuat
motivasi belajar
meningkat.
- Memberikan
pengalaman
berpikir serta
bekerja
interdisipliner.
Sulit
menemukan
tema.
11
Model Karteristik Kelebihan Keterbatasan
Model
Keterpaduan
(integrated)
Dimulai dengan
Identifikasi
konsep,
keterampilan,
sikap
yang overlap pada
beberapa disiplin
ilmu atau beberapa
bidang studi.
Tema berfungsi
sebagai konteks
pembelajaran.
Hubungan antar
bidang studi
jelas
terlihat melalui
kegiatan
belajar.
- Fokus kegiatan
belajar,
mengabaikan
target.
penguasaan
konsep
- Menuntut
wawasan luas
guru.
Sumber: Nuroso& Siswanto, 2010
Prinsip-prinsip penyusunan tema dalam pembelajaran terpadu menurut
Trianto (2007) yaitu
tidak terlalu luas, namun dapat digunakan untuk memadukan banyak
bidang studi; bemakna, tema yang dipilih untuk dikaji harus
memberikan bekal untuk belajar selanjutnya; menyesuaikan dengan
tingkat psikologis peserta didik; pengembangan tema harus mampu
mewadahi sebagian minat peserta didik; mempertimbangkan peristiwa-
peristiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar;
menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku; mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
Melalui pembelajaran IPA terpadu, siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima dan
menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Oleh karena itu, siswa terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh,
bermakna, dan aktif.
12
2.2 Pengembangan LKS
Pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran IPA terpadu sangat
diperlukan untuk menunjang proses belajar mengajar IPA di kelas, satu bahan ajar
yang dapat digunakan untuk menunjang prmbelajaran IPA yaitu LKS. LKS adalah
lembaran duplikat yang dibagikan guru pada setiap siswa di suatu kelas untuk
melakukan kegiatan (aktivitas mengajar). Ishom (2009) juga mengemukakan
bahwa LKS adalah media cetak berupa lembaran kertas yang berisi informasi
soal/ pertanyaan yang harus dibawa siswa. Prastowo (2011) juga berpendapat
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang
harus dicapai. Trianto (2009) juga mengemukakan LKS adalah panduan siswa
yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.
LKS merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan kegiatan
belajar, meskipun bukan sebagai bahan acuan pokok. Secara umum LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pedukung
pelaksanaan RPP, LKS juga dapat berupa lembaran kertas yang berupa informasi
maupun soal-soal yang harus dijawab oleh siswa.
Pada dasarnya, guru perlu mengembangkan bahan ajar khususnya LKS
agar siswa ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. LKS yang
dikembangkan harus sesuai dengan tuntunan kurikulum dan karakteristik sasaran.
Pengembangan LKS memerlukan persiapan yang matang dalam
perencanaan materi (isi) dan tampilan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
13
Materi LKS harus diturunkan dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang telah ditetapkan, sedangkan tampilan (desain) dikembangkan
untuk memudahkan siswa berinteraksi dengan materi yang diberikan. Apabila
desain yang kita buat terlalu sulit dan rumit bagi peserta didik, maka mereka akan
kesulitan dalam memahami materi (Prastowo, 2011).
Menurut Darmodjo dan Kaligis sebagaimana dikutip oleh Senam
(2008) mengemukakan syarat untuk LKS yaitu
(1)syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat
universal. LKS ini dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang
lamban maupun pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk
menemukan konsep. Didalam LKS terdapat variasi stimulus melalui
berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan
pengembangan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi siswa, (2) syarat kontruksi, berhubungan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran dan
kejelasan dalam LKS, dan (3) syarat teknis, menekankan pada tulisan,
gambar dan penampilan LKS.
LKS yang disusun dapat merangsang siswa untuk saling bekerjasama
baik dalam satu kelompok maupun dengan kelompok yang lain melalui suatu
diskusi. Menurut Khalil dan Al rukban (2010), diskusi akan memfasilitasi
keterampilan siswa dalam bekerja sama dan menyebabkan siswa belajar mandiri
sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat diperoleh guru melalui
evaluasi hasil belajar di setiap akhir pembelajaran. Tok (2010) berpendapat bahwa
evaluasi memainkan peran penting dalam pendidikan dan merupakan bagian
14
penting bagi guru karena dapat memberikan informasi yang berkenaan dengan
hasil belajar siswa.
2.3 Media Pembelajaran Word Square
Pengajar sebagai jantung proses pembelajaran harus memiliki
kemampuan dan kreatifitas mengembangkan media presentasi dan pembelajaran
yang menarik serta berdasarkan kurikulum yang benar, dan buku IPA yang terlalu
tebal membuat sebagian siswa menjadi bosan maka dibutuhkan media
pembelajaran IPA yang menarik untuk mempermudah dalam pembelajaran IPA
(Wijayanto dan Sumirat, 2012). Menurut Sopyan sebagaimana dikutip oleh
Purnomo et al. (2012), media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Edward
(2006) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah pengantar atau perantara
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Purnama (2009) juga
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah
untuk mempelajari materi pelajaran. Jadi, media pembelajaran merupakan alat
bantu dalam proses pembelajaran untuk mendorong terjadinya proses belajar
dalam diri siswa. Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode
mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan
siswa dan juga interaksi siswa dan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, fungsi
utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni
menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Menurut
15
Sudjana sebagaimana dikutip oleh Fathurrohman (2009), Penggunaan media
dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar
yang efektif dan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Situasi belajar yang efektif dapat terwujud dengan bermain. Menurut
Pepe (2011), salah satu karakteristik yang paling khas dari semua anak di dunia
adalah untuk melihat kehidupan sebagai permainan dan untuk mempelajari segala
sesuatu melalui permainan. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar adalah
bermain yang kreatif, menyenangkan dan bersifat mendidik, sehingga siswa tidak
akan canggung lagi menghadapi pembelajaran di jenjang berikutnya. Menurut
Badu (2011), bermain akan menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi,
melatih pertumbuhan fisik serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas
untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan teman lainnya, mengembangkan
kemampuan berbahasa dan menambah kata-kata, serta membuat belajar yang
dilakukan sebagai belajar yang sangat menyenangkan. Permainan adalah alat bagi
anak menjelajah dunianya. Pepe (2011) berpendapat bahwa permainan adalah
suatu proses dimana anak-anak belajar dengan melakukan dan berinteraksi dengan
lingkungan.
Melalui permainan diharapkan siswa akan memperoleh beberapa
manfaat diantaranya imajinasi dapat tumbuh, memperoleh kegembiraan dan
peningkatan semangat dalam belajar. Semangat belajar yang timbul dapat
meningkatkan memotivasi siswa dalam belajar. Hamdu dan Agustina (2011)
berpendapat bahwa siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan
16
akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi
motivasinya, semakin tinggi intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya. Menurut Cimer (2012), jika
siswa tidak senang dengan cara ilmu pengetahuan yang diajarkan, mereka
mungkin menunjukkan ketidaktertarikan dan sikap negatif terhadap ilmu
pengetahuan dan pengajaran. Hal ini berarti bahwa ketertarikan siswa terhadap
LKS yang dikembangkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan
sebaliknya ketidaktertarikan siswa terhadap LKS yang dikembangkan akan
menurunkan motivasi siswa dalam belajar terutama pada tema pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu, bentuk-bentuk aktivitas bagi siswa haruslah
berbentuk permainan edukatif.
Word square adalah permainan mencari kata-kata yang tersembunyi
dibalik huruf-huruf yang telah diatur secara acak. Menurut Saptono (2009) word
square merupakan sejumlah kata bermakna yang disusun ke kanan, keatas, atau
miring di antara beberapa kata acak yang tidak bermakna dapat dijadikan
permainan kata agar siswa dapat memahami konsep yang telah direncanakan guru.
Teknik pencarian kata dapat dilakukan secara horizontal, vertikal, dan bentuk
diagonal. Media pembelajaran word square bertujuan untuk meningkatkan
kekayaan kosakata siswa terutama kekayaan kosakata pada tema pencemaran
lingkungan untuk meningkatkan hasil belajar. Metode pembelajaran permainan
word square mengajak siswa untuk berkompetisi dalam permainan.
17
2.4 Pencemaran Lingkungan
Materi IPA yang digunakan dalam pengembangan LKS merupakan
materi IPA terpadu dengan menggunakan tema/ secara tematik. Pendekatan
pembelajaran tematik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
memadukan beberapa mata pelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran ini justru menekankan pada pengembangan kompetensi
lintas kurikulum antar mata pelajaran. Oleh karena itu, siswa akan memiliki
kompetensi yang cukup, baik terhadap pemahaman konsep-konsep dalam mata
pelajaran itu sendiri maupun kompetensi lintas kurikulum yang diharapkan antar
mata pelajaran tersebut (Korja, 2010). Siswa dapat memiliki kopetensi yang
cukup dalam memahami konsep-konsep IPA apabila ada kemauan dalam diri
siswa untuk belajar. Hamdu dan Agustina (2011) berpendapat bahwa dalam
belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar
dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi
belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam
belajar, dalam hal ini belajar IPA .
Tema pencemaran lingkungan merupakan suatu tema yang
menggabungkan dua bidang kajian IPA terpadu yaitu bidang materi dan sifatnya
serta makhluk hidup dan kehidupan dengan menggunakan keterpaduan model
connected. Adapun keterpaduan materinya diuraikan sebagai berikut:
18
a. Pencemaran dan kerusakan lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah masuknya bahan anorganik atau organik
atau organisme ke dalam lingkungan yang dapat mengganggu atau
membahayakan organisme di lingkungan tersebut. Pencemaran dapat terjadi
secara alami atau sebagai kegiatan manusia. Seiring dengan pertambahan
penduduk, semakin banyak pula kebutuhan manusia. Untuk mencukupi
kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan yang dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat dibagi menjadi tiga yaitu
pencemaran air, udara, dan tanah.
Eksploitasi hutan oleh manusia dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya dengan pembakaran hutan untuk lahan pertanian, dan penggundulan
atau penebangan liar. Eksploitasi hutan secara besar-besaran tanpa
memperhitungkan prinsip ekologi akan merugikan manusia sendiri. Akibat
penebangan hutan adalah punahnya organisme yang terdapat di dalamnya, suhu
lingkungan meningkat, terjadinya erosi, tanah longsor, kekeringan ketika musim
kemarau, dan banjir ketika musim hujan.
b. Pengenalan bahan kimia
Bahan kimia sudah menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Mulai dari bahan pencuci, kosmetik, pembersih lantai, pemutih, dan
pembasmi serangga. Bahan pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk
membantu mengangkat dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda.
Produk bahan pembersih antara lain sabun, detergen, dan pembersih. Pemutih ada
yang berbentuk padat dan cair. Pemutih dalam bentuk padat contohnya adalah
19
kaporit, sedangkan pemutih yang berbentuk cair yaitu NaOCl atau hiploklorit.
Bahan kimia lain yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari yaitu
pewangi dan pembasmi serangga.
c. Pencemaran lingkungan
Pada materi ini diterpadukan antara materi pengenalan bahan kimia
dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Keterpaduan materi terletak pada
pokok bahasan pencemaran yang akan dikaitkan dengan materi pengenalan bahan
kimia. Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena terdapat bahan kimia yang
masuk kedalam lingkungan secara terus-menerus dan berlebih. Banyaknya bahan-
bahan kimia yang menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari
menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah. Semakin banyak
kebutuhan manusia semakin banyak bahan-bahan kimia yang digunakan.
Penanggulangan terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi
pencemaran air, tanah, dan udara sangat diperlukan untuk kehidupan manusia di
masa sekarang dan di masa yang akan datang. Ozkan (2013) berpendapat bahwa
lingkungan yang terbentuk dari udara, air, tanah yang diperlukan untuk bertahan
hidup sejak manusia lahir sangat penting untuk semua periode kehidupan dari
masa sekarang hingga masa yang akan datang.
LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan merangsang
kepekaan siswa serta melibatkan siswa dengan lingkungan yang ada di sekitar
tempat tinggal mereka. Menurut Wilson, sebagaimana dikutip oleh Ozkan (2013),
keterlibatan siswa dengan lingkungan merangsang dan menumbuhkan
20
kemampuan berpikir kritis, penyedia topik yang tak terhitung untuk konservasi,
dan merangsang imajinasi siswa.
21
2.5 Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian tinjauan pustaka diatas, kerangka berpikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis word square pada
tema pencemaran lingkungan.
Fakta yang ditemui :
- LKS yang beredar kurang mengaktifkan
siswa (jawaban tinggal copy paste dari
rangkuman), sehingga siswa kurang
berpikir kritis.
- LKS yang beredar terlalu banyak tulisan
dan tidak ada gambar, sehingga siswa
kurang termotivasi dan cepat merasa
bosan.
- LKS yang beredar masih belum terpadu.
(hasil wawancara dengan Guru IPA di
MTs Negeri 1 Semarang, pada tanggal 25
januari 2013).
Pengembangan LKS berbasis word square.
Hasil yang diharapkan :
- LKS layak digunakan sebagai bahan ajar
untuk MTs/ SMP.
- Tanggapan positif dari guru dan siswa
mengenai LKS hasil pengembangan.
- Data observasi kegiatan belajar mengajar
mencapai kategori baik.
- Hasil belajar siswa mencapai ≥85% dari
nilai KKM.
Kelebihan LKS
berbasis word
square:
- Menggugah
minat belajar
siswa.
- Meningkatkan
keaktifan dan
keterlibatan
siswa dalam
pembelajaran
- Meningkatkan
kerjasama
antar siswa.
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1 Semarang yang beralamat
di jalan Fatmawati Ketileng kota Semarang.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penilitian ini adalah siswa kelas VII D
yang berjumlah 37 dengan jumlah laki-laki 17 dan jumlah perempuan 20. Subjek
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok skala kecil dan kelompok
skala besar. Kelompok skala kecil terdiri atas 15 siswa kelas VIII H yang dipilih
secara random dan kelompok skala besar terdiri dari siswa kelas VII D yang
berjumlah 37 siswa.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis R&D. Sugiyono (2008) mengemukakan
metode penelitian dan pengembangan (research and development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut.
3.4 Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1) Melihat aktivitas serta tanggapan siswa, pada tema pencemaran
lingkungan yang telah disampaikan guru dengan pengembangan LKS berbasis
word square.
23
2) Hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
berasal dari nilai akhir siswa.
3.5 Rancangan Penelitian
Bagan langkah-langkah penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS):
Gambar 3.1 Skema Alur Pengembangan LKS
Penyempurnaan
Produk Akhir
Uji Pelaksanaan
Lapangan
Penyempurnaan
Produk Hasil Uji
Lapangan
Uji Coba Lapangan Revisi Produk dari
Hasil Validasi
Validasi Produk Pengembangan Draf
Produk
24
a. Pengembangan draf produk
Mengembangkan LKS pencemaran lingkungan berbasis word square. LKS
yang dikembangkan berisi materi tentang pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang dipadukan dengan materi pengenalan bahan kimia
dengan model keterpaduan connected. Keterpaduan model connected
dengan tema pencemaran lingkungan dapat dilihat pada Gambar 3.2 di
bawah ini:
Keterangan gambar:
Gambar 3.2 Diagram Keterpaduan Model Connected Tema Pencemaran
Lingkungan
= Pencemaran dan kerusakan lingkungan
= Pengenalan bahan kimia
= Tema pencemaran lingkungan
25
LKS yang telah dikembangkan disertai dengan latihan soal berupa latihan
penjelasan tentang suatu gambar dan mencari kosa kata IPA yang berkaitan
dengan materi pencemaran lingkungan dalam word square. Pengembangan LKS
ini disesuaikan dengan kriteria penyusunan LKS menurut BSNP yang memuat
beberapa komponen antara lain: komponen kelayakan isi, komponen kelayakan
bahasa, dan komponen kelayakan penyajian.
b. Validasi produk
Menyerahkan produk pengembangan LKS tema pencemaran lingkungan
kepada dua pakar yaitu pakar dari biologi dan pakar dari Pendidikan IPA. Validasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian Tahap I LKS yang
dikembangkan yang meliputi:
1. komponen kelayakan isi
2. komponen kelayakan bahasa
3. komponen kelayakan penyajian.
c. Revisi produk dari hasil validasi
Merevisi kekurangan dan memperbaiki LKS berdasarkan evaluasi dari
pakar.
d. Uji coba lapangan
Uji coba lapangan dilaksanakan di kelas VIII H MTs Negeri 01 Semarang.
Uji coba lapangan dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan LKS tema pencemaran lingkungan berbasis word square.
Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada LKS serta mengedarkan angket untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap LKS.
26
e. Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan
Mengevaluasi hasil uji coba lapangan, selanjutnya menyempurnakan
produk berdasarkan masukan dan uji coba lapangan.
f. Uji pelaksanaan lapangan
Uji pelaksanaan lapangan dilakukan di satu kelas di MTs Negeri 1
Semarang. Uji pelaksanaan lapangan dilakukan dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan LKS tema pencemaran lingkungan
yang telah disempurnakan.
g. Penyempurnaan produk akhir
Mengevaluasi hasil uji pelaksanaan lapangan dan menyempurnakan
produk berdasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
3.6 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto 2006). Titik perhatian dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa, aktivitas siswa, serta tanggapan siswa dan guru dalam
menggunakan LKS berbasis word square pada tema pencemaran lingkungan.
LKS divalidasi oleh pakar materi lingkungan dari dosen Biologi dan pakar media
pembelajaran dari dosen pendidikan IPA UNNES, serta dua guru IPA dari MTs
Negeri 1 Semarang.
27
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, legger agenda dan sebagainya (Arikunto 2006). Metode ini
dilakukan dengan mengambil data-data pendukung penelitian yang meliputi data
awal yaitu daftar nama dan nilai ulangan siswa kelas VII D.
2. Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan LKS berbasis word square yang telah
disempurnakan. Lembar observasi berisi aktifitas siswa selama pembelajaran
dengan menerapkan LKS hasil pengembangan yang telah disempurnakan.
3. Metode Tes
Bentuk soal yang digunakan dalam tes ini adalah pilihan ganda. Data
ini digunakan untuk mengetahui keefektifan LKS yang ditandai dengan nilai akhir
mencapai ≥ 85% siswa tuntas KKM yaitu 70.
4. Metode Angket
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto 2006). Metode ini dilakukan
untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa tentang LKS yang telah
dikembangkan.
28
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah dengan
menggunakan soal objektif. Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa
diberikan 1 (untuk jawaban benar) dan 0 (item jawaban salah). (Arikunto 2009)
Rumus yang digunakan:
S = R
Keterangan:
S = Skor yang diperoleh
R = Jawaban yang betul
3.9 Uji Coba Instrumen
Setelah tes disusun, kemudian diujicobakan untuk menentukan tingkat
kevalidan, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji coba dilakukan
pada siswa di luar sampel.
3.9.1 Validitas
Menurut Arikunto (2006), validitas adalah satu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan adalah product moment dari pearson,
yaitu sebagai berikut:
2222 )()(
)()(
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
xyr = Koefisien Kolerasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel
X = Skor tiap item
Y = Skor Total
29
2X = Jumlah kuadrat nilai X
2Y = Jumlah kuadrat nilai Y
XY = Jumlah dari instrument X dikalikan dengan jumlah dari instrument
Y (Arikunto, 2006).
Koefisien korelasi yang diperoleh dengan rumus tersebut dibandingkan
dengan n responden pada taraf signifikan 5%, jika tabelhitung rr dengan taraf
signifikan 5% maka soal dinyatakan valid dan apabila tabelhitung rr maka soal
dinyatakan tidak valid, begitu juga sebaliknya (Arikunto 2006).
Pada penelitian ini, soal yang digunakan adalah soal yang valid
sedangkan yang tidak valid dihilangkan. Berdasarkan uji coba yang telah
dilaksanakan pada kelas uji coba dengan N= 32 siswa dengan harga α= 5%
didapat r tabel= 0,3 jadi butir soal dikatakan valid jika xyr > 0,349. Hasil uji coba
validitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Hasil validitas pada uji coba soal
No Kriteria No Soal Jumlah
1. Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 32
18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30,
31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39 3
2. Tidak valid 3, 9, 14, 15, 20, 27, 37, 40 8
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
Soal yang valid akan digunakan sebanyak 30 soal sebagai soal evaluasi
akhir, sedangkan yang tidak valid akan dibuang tidak dipakai.
30
3.9.2 Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006), reliabilitas menunjukan pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Cara mengetahui reliabilitas keefektifan metode pembelajaran demonstrasi
peneliti menggunakan rumus KR-20 yaitu :
𝑟11= 𝑘
𝑘 − 1
𝑉𝑡 − 𝑝𝑞
𝑉𝑡
dimana Vt = varian total
Dengan 𝑉𝑡 = 𝑋2− (
𝑋
𝑁) 2
𝑁
Keterangan :
𝑟11 = Realibilitas instrument
K = Banyaknya butir pertanyaan
𝑋2 = Jumlah skor total kuadrat
𝑋2 = Kuadrat dari jumlah skor
N = Jumlah peserta tes
p = Banyaknya subjek yang skornya 1
q = Banyaknya subjek yang skornya 0
Jika 𝑟11> r tabel maka tes dikatakan reliabel (Arikunto, 2006).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 𝑟11= 0,906 sedang r tabel= 0,349
sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel.
3.9.3 Taraf Kesukaran Soal
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal di sebut
indeks kesukaran (Arikunto, 2009). Besarnya indeks kesukaran antar 0,0
sampai1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan
indeks 0,0 meunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0
menunjukkan bahwa soalnya mudah. Soal yang baik adalah tidak terlalu sukar dan
31
tidak terlalu mudah. Menurut Arikunto (2009), untuk mengetahui tingkat
kesukaran butir soal pilihan ganda dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆
Keterangan: P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS: Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifiasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
- Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
Tabel 3.2 Taraf kesukaran soal uji coba pada kriteria soal valid
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Sukar 1, 6, 8, 10, 17, 21 6
2 Sedang 2, 5, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 29, 30, 32,
33, 35, 38, 39
18
3 Mudah 4, 7, 22, 24, 28, 31, 34, 36 8
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
Tabel 3.3 Soal yang digunakan untuk evaluasi akhir
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Sukar 1, 6, 8, 10, 17, 21 6
2 Sedang 2, 5, 11, 12, 13, 16, 18, 19, 23, 25, 26, 29, 30,
32, 33, 35, 38, 39
18
3 Mudah 4, 7, 24, 28, 31, 34 6
32
3.9.4 Daya Pembeda Soal
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemapuan soal
tersebut dalam membedakan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda
digunakan untuk menguji apakah soal-soal yang dibuat tersebut dapat
memberikan hasil yang beragam angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Menurut Arikunto (2009),
untuk menghitung daya pembeda item soal bentuk pilihan ganda digunakan
rumus:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan :
𝐽𝐴 : Banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 : Banyaknya kelompok peserta bawah
𝐵𝐴 :Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar
𝐵𝐵 : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
𝑃𝐴 : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
𝑃, : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda adalah:
- D : 0,00 - 0,20 : jelek
- D : 0,20 - 0,40 : cukup
- D : 0,40 - 0,70 : baik
- D : 0,70 - 1,00 : baik sekali
- D : Negatif, soalnya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai D sebaiknya dibuang saja (Arikunto, 2009).
33
Berdasarkan hasil perhitungan dari 40 soal uji coba diperoleh bahwa:
Tabel 3.4 Daya pembeda soal uji coba pada kriteria soal valid
No Kriteria No Soal Jumlah
1 Jelek - 0
2 Cukup 7, 13, 16, 19, 21, 23, 25, 30, 31, 35, 36, 38 12
3 Baik 1, 2, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 17, 18, 23, 24, 28, 29,
32, 33, 34, 39
19
4 Sangat
baik
26 1
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 11
3.10 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan
statistik. Data dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Analisis tanggapan pakar, siswa, dan guru. Angket dalam penelitian ini
mempunyai jawaban ya atau tidak. Angket dari siswa dan guru mengenai
pembelajaran menggunakan LKS berbasis word square dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut:
%100maksimalskor jumlah
ya menjawab yangskor jumlah Nilai
Angka presentase selanjutnya dikonfirmasi pada kriteria penilaian yang
mengacu pada pendekatan dengan skala Guttman sebagai berikut:
80% - 100% = Sangat baik
70% - 79% = Baik
40% - 59% = Cukup baik
20% - 39% = Kurang baik
0% - 19% = Tidak baik
Sedangkan untuk menganalisis hasil validasi media dan materi
mengenai kelayakan LKS dianalisis dengan cara deskritif presentasi
menggunakan rumus:
𝑃 =𝑓
𝑁 𝑋 100%
34
Keterangan :
P = Persentasi
f = Skor yang diperoleh
N = Skor keseluruhan (Sudijono, 2006)
Hasil perhitungan kelayakan dikategorikan sesuai kriteria penilaian
menurut Muljono dalam buletin BSNP (2007):
1) Layak, modul dinyatakan layak jika komponen kelayakan isi mempunyai
rata-rata skor minimal 69%. Komponen kebahasaan, penyajian dan
kegrafikan mempunyai rata-rata skor lebih besar dari 63%.
2) Layak dengan revisi, LKS dinyatakan layak dengan revisi jika komponen
kelayakan isi mempunyai rata-rata skor minimal 69%, komponen kelayakan
bahasa, penyajian, dan kegrafikan mempunyai rata-rata skor kurang dari
atau sama dengan 63% pada setiap komponen.
3) Tidak layak, LKS dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama
dengan 25% pada salah satu komponen.
b. Menghitung nilai akhir masing-masing siswa dengan cara:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =𝑁𝐸 + 𝑁𝑇𝐼 + 𝑁𝐷
3
Keterangan:
NE : Nilai evaluasi akhir
NTI : Nilai tugas individu
ND : Nilai diskusi
c. Menghitung rata-rata nilai
𝑋 = 𝑋
𝑁
Keterangan :
X : Rata-rata nilai
𝑋 : Jumlah seluruh Nilai
N : Jumlah siswa (Arikunto, 2009).
35
d. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa
Uji ketuntasan belajar yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu
metode pegajaran berperan dalam meningkatkan pemahaman siswa
terhadap suatu materi pelajaran secara tuntas, sehingga metode tersebut
dikatakan efektif. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa
tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 70. Jika
siswa tersebut tidak mencapai nilai 70 maka siswa tersebut dikatakan tidak
tuntas belajar sehingga perlu perbaikan dan pengayaan. Untuk mengetahui
ketuntasan belajar digunakan rumus deskriptif sebagai berikut:
P= f
Nx 100%
Keterangan:
P = ketuntasan belajar siswa secara klasikal
f = jumlah siswa tuntas belajar
N = jumlah seluruh siswa (Sudijono, 2006)
Dalam perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal dengan
rumus diatas maka “f” merupakan simbol dari jumlah siswa yang memiliki
nilai ≥70 dan “N” merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes.
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dicapai jika ≥ 85% siswa
mencapai ketuntasan belajar (Mulyasa, 2009).
e. Menghitung Data Hasil Observasi
Hasil observasi siswa yang diperoleh dari lembar pengamatan
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝑓
𝑁 𝑋 100%
36
Keterangan :
P = Persentasi
f = Skor yang diperoleh
N= Skor keseluruhan (Sudijono, 2006)
Angka presentase selanjutnya dikonfirmasi pada kriteria penilaian yang
mengacu pada pendekatan dengan skala likert sebagai berikut:
85% - 100% = Sangat aktif
70% - 84% = Aktif
55% - 69% = Cukup aktif
40% - 54% = Kurang aktif
25% - 39% = Tidak aktif
f. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam
penelitian ini adalah:
1. Lembar Kerja Siswa yang dikembangkan dikatakan layak oleh pakar
atau ahli.
2. Lembar Kerja Siswa efektif atau tidak untuk menunjang proses
pembelajaran.
37
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pengembangan LKS berbasis word square dalam
pembelajaran pencemaran lingkungan meliputi hasil penilaian kelayakan LKS
oleh pakar, hasil belajar siswa, aktivitas siswa, serta tanggapan siswa dan guru.
Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
4.1.1 Hasil Pengujian Skala Kecil
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1 Semarang pada semester
genap 2012/ 2013. Subjek penelitian ini adalah 15 orang siswa dari kelas VIII H
mewakili kelas skala kecil, kelas VII D sebagai kelas skala besar. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat
ini dikatakan bagus/ efektif apabila hasil validasi pakar media, pakar materi, hasil
belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan tanggapan siswa dan guru selama proses
pembelajaran memberikan penilaian baik. Penilaian LKS pencemaran lingkungan
berbasis word square dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian tahap I
dan instrumen penilaian tahap II oleh pakar. Pakar dalam penelitian ini meliputi
pakar media dan pakar materi, serta dua guru IPA di MTs Negeri 1 Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran. Untuk mengetahui kelayakan dari LKS yang telah dikembangkan
tersebut maka, peneliti mengujikanya di MTs N 1 Semarang.
38
a. Data Penilaian LKS oleh Pakar
Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar ahli materi dan pakar ahli
media adalah seperti yang tertera dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil validasi oleh pakar pada tahap I
Data selengkapnya pada lampiran 3 dan 4
Berdasarkan hasil validasi oleh seluruh pakar pada tahap I diperoleh
nilai keseluruhan 100% yang artinya media layak untuk dilakukan penilaian
instrumen tahap II. Hasil penilaian kelayakan LKS berbasis word square pada
tahap II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil validasi tahap II oleh pakar
Data selengkapnya pada lampiran 3 dan 4
Hasil validasi tahap II menyatakan bahwa media ini dinyatakan layak
baik oleh pakar ahli materi maupun pakar ahli media dan guru IPA di MTs
Negeri 1 Semarang.
Pakar Guru
I Komponen Kelayakan Isi 100% 100%
II Komponen Kebahasaan 100% 100%
III Komponen Penyajian 100% 100%
Rata-rata 100% 100%
Kriteria Layak Layak
Skor pakar No Butir
Pakar Guru
I Komponen Kelayakan Isi 93% 95%
II Komponen Kebahasaan 80% 95%
III Komponen Penyajian 89% 87%
Rata-rata 87% 92%
Kriteria Layak Layak
Skor pakar No Butir
39
b. Data Hasil belajar
Kualitas pembelajaran yang dilakukan, dapat dilihat dari perolehan
hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan LKS berbasis word square. Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil
evaluasi akhir pada uji coba skala kecil di kelas VIII H yang berjumlah 15
siswa.
Tabel 4.3 Rekapitulasi hasil belajar siswa skala kecil
Data selengkapnya lampiran 14
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa pengembangan LKS berbasis word
square pada tema pencemaran lingkungan di MTs Negeri I Semarang
menunjukkan hasil belajar siswa sesuai dengan ketuntasan klasikal yang
yang ditentukan yaitu sebesar 93%. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembelajaran berlangsung efektif.
Nilai Jumlah
1 Nilai tertinggi 93 1
2 Nilai terendah 63 1
3 Rata-rata nilai 79 -
4 Σ Siswa tuntas - 14
5 Σ Siswa tidak tuntas - 1
6 Ketuntasan klasikal (%) 93% -
No. Hasil Kelas VIII H
40
c. Data Tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai tanggapan
siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan dalam proses pembelajaran
yang disajikan dalam Gambar 4.1.
Keterangan aspek (A) dapat dilihat pada lampiran 16
Gambar 4.1 Diagram hasil angket tanggapan siswa terhadap LKS berbasis
word square pada tema pencemaran lingkungan
Berdasarkan Gambar 4.1 diperoleh rata-rata persentase siswa memberi
tanggapan positif sebesar 82% terhadap pengembangan LKS berbasis word
square tema pencemaran lingkungan yang artinya LKS hasil pengembangan
layak digunakan pada uji coba skala besar.
41
4.1.2 Revisi Produk
Hasil revisi LKS berbasis word square setelah validasi tahap II dapat
dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil revisi validasi tahap II
4.1.3 Hasil Pengujian Skala Besar
Hasil uji coba skala kecil digunakan pada uji coba skala besar dengan
sampel satu kelas VII D sebanyak 37 siswa. Berdasarkan hasil penelitian pada
skala besar dalam pembelajaran diperoleh hasil belajar siswa, aktivitas siswa,
serta tanggapan dari guru dan siswa.
a. Hasil belajar siswa skala besar
Data hasil belajar siswa pada skala besar diperoleh dari nilai diskusi
kelompok, nilai tugas individu, dan nilai evaluasi akhir. Hasil belajar siswa pada
skala besar ditunjukkan pada Tabel 4.5.
No Masukan Revisi
1. LKS pada cover jangan disingkat Tidak menyingkat LKS pada cover
2. Judul sebelum SK dan KD dihilangkan Menghilangkan judul sebelum SK dan KD
3. Font pada peta konsep diperbesar Memperbesar font pada peta konsep
4.Ditambah bagan keterpaduan IPA di
bawah peta konsep
Menambah bagan keterpaduan IPA dibawah
peta konsep
5. Petunjuk pengerjaan dan pertanyaan
diperbaiki
Memperbaiki petunjuk pengerjaan LKS
berbasis word square dan memperbaiki
pertanyaan
42
Tabel 4.5 Hasil belajar siswa skala besar
Data selengkapnya lampiran 15
Dari Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa pada skala besar ada dua
siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena hasil belajar siswa
kurang dari KKM yang ditentukan yaitu ≥ 70. Ketuntasan klasikal siswa
mencapai 95% hal ini menunjukkan bahwa penggunaan LKS berbasis
word square tema pencemaran lingkungan efektif.
b. Aktivitas belajar siswa skala besar
Hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar
menggunakan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan
dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini.
Nilai Jumlah
1 Nilai tertinggi 100 1
2 Nilai terendah 58 1
3 Rata-rata nilai 85 -
4 Σ Siswa tuntas - 35
5 Σ Siswa tidak tuntas - 2
6 Ketuntasan klasikal (%) 95% -
No. Hasil
Kelas VII D
43
Keterangan aspek (A) dapat dilihat pada lampiran 26
Gambar 4.2 Diagram aktivitas belajar siswa kelas VII D pada skala besar
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis word square yang telah
dikembangkan tema pencemaran lingkungan sangat positif. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata hasil presentasi aktivitas siswa sebesar 83%
yang berarti masuk dalam kriteria aktif.
c. Tanggapan siswa pada skala besar
Setelah pembelajaran selesai, siswa diberi angket tanggapan
terhadap penggunaan LKS berbasis word square pada tema pencemaran
lingkungan. Adapun hasilnya seperti pada Tabel 4.6.
44
Tabel 4.6 Hasil tanggapan siswa pada skala besar
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui secara keseluruhan rata-rata
tanggapan siswa skala besar terhadap LKS sebesar 99%. Rata-rata siswa tertarik
N = 37
Jumlah skor Nilai (%)
1 37 100%
2 37 100%
3 37 100%
4 37 100%
5 37 100%
6 37 100%
7 37 100%
8 35 95%
9 37 100%
10 37 100%
37 99%
Sangat baik
Apakah LKS word square memudahkan kalian
saat mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi
pencemaran lingkungan?
Apakah LKS berbasis word square menambah
kosa kata yang kalian miliki?
Apakah terjalin hubungan yang akrab, saling
menghargai, lebih mengenal dan menyenangkan
antar teman selama belajar menggunakan LKS
berbasis word square ?
Apakah kalian tertarik mengikuti pembelajaran
dengan LKS pencemaran lingkungan berbasis
word square ?
Kriteria
Apakah gambar dalam LKS berbasis word square
sudah menarik dan sesuai dengan topik yang
sedang dipelajari?
Apakah gambar-gambar dalam LKS berbasis
word square jelas terlihat dan mampu kalian
pahami maknanya?
Apakah pertanyaan dan tugas dalam LKS berbasis
word square membantu kalian menemukan
konsep materi yang sedang dipelajari?
Rata-rata
Apakah pembelajaran dengan LKS pencemaran
lingkungan berbasis word square memudahkan
kalian dalam belajar?
Apakah kalian senang belajar dengan LKS
pencemaran lingkungan berbais word square ?
Apakah LKS berbasis word square membuat
kalian bersemangat dalam belajar pencemaran
lingkungan?
No. Butir Angket
VII D
45
pada pengembangan LKS tema pencemaran lingkungan, siswa menjadi paham
dengan media dan siswa termotivasi dengan pembelajaran LKS berbasis word
square tema pencemaran lingkungan.
d. Tanggapan guru pada skala besar
Data tanggapan dari guru IPA tersaji pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil tanggapan guru terhadap LKS hasil pengembangan
No Butir angket Skor
Guru 1 Guru 2
1. Apakah Bapak/Ibu guru pernah menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan word square
sebelumnya?
1 1
2. Apakah dengan menggunakan LKS berbasis word
square dapat memudahkan dalam penyampaian tema
pencemaran lingkungan pada siswa?
1 1
3. Apakah proses pembelajaran dengan menggunakan LKS
berbasis word square pada tema pencemaran lingkungan
memudahkan Bapak/Ibu?
1 1
4. Apakah LKS word square efektif digunakan pada tema
pencemaran lingkungan? 1 1
5. Apakah siswa menjadi lebih tertarik mengikuti
pembelajaran pada tema pencemaran lingkungan
berbantuan LKS berbasis word square?
1 1
6.
Apakah aktivitas siswa selama pembelajaran tema
pencemaran lingkungan dengan LKS berbasis word
square menjadi lebih aktif bila dibandingkan dengan
strategi yang digunakan sebelumnya?
1 1
7. Apakah Bapak/Ibu guru merasakan keuntungan
menggunakan LKS berbasis word square? 1 1
8. Apakah Bapak/Guru tertarik menggunakan LKS word
square pada materi yang lain? 1 1
9. Apakah LKS berbasis word square dapat meningkatkan
kerja sama antar siswa pada tema pencemaran
lingkungan?
1 1
46
Data selengkapnya terdapat pada lampiran 18
Tanggapan guru digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses
pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis word square pada tema
pencemaran lingkungan. Pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa guru memberikan
kesan positif. Guru juga menyebutkan bahwa pembelajaran dengan LKS berbasis
word square memberikan kemudahan bagi siswa disamping itu siswa lebih
tertarik dan tidak bosan terhadap pembelajaran.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi potensi dan masalah.
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi awal di sekolah Mts Negeri 1
Semarang untuk mengetahui potensi dan masalah apa yang ada di sekolah
tersebut. Salah satu bahan ajar yang digunakan siswa yaitu LKS yang masih
berpotensi untuk dikembangkan sehingga lebih menarik dan bervariasi. Adapun
permasalahannya yaitu LKS cerah yang digunakan terutama pada materi
No Butir angket Skor
Guru 1 Guru 2
10.
Apakah hasil pembelajaran siswa pada tema pencemaran
lingkungan berbasis word square menjadi lebih baik bila
dibandingkan dengan stategi yang digunakan
sebelumnya?
1 1
Jumlah (Σ) 16 16
Skor total instrumen : 10 Persentase (%) 100% 100%
Kriteria Sangat
baik Sangat
baik
47
pencemaran dan kerusakan lingkungan berisi pemaparan materi terlalu panjang
dan tidak disertai gambar, penggunaan contoh terkini masih kurang, materi yang
diajarkan masih belum terpadu, terdapat beberapa kata yang salah dalam
penulisan. Jawaban yang tinggal menyalin dari rangkuman materi menyebabkan
siswa kurang berpikir kritis dan tidak menemukan sendiri konsep yang dipelajari.
Selain beberapa kekurangan tersebut, dilihat dari kegiatan pembelajaran di kelas
masih banyak siswa yang kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini tercermin
pada sikap siswa yang mengantuk, mengganggu teman lain, dan melamun. LKS
IPA yang beredar di MTs Negeri 1 Semarang masih sendiri-sendiri belum
memadukan antara materi yang satu dengan materi lainnya dalam satu semester
maupun antar semester yang saling terkait. Adanya permasalahan tersebut peneliti
telah mengembangkan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan.
LKS yang telah dikembangkan berisi keterpaduan antara materi
pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dipadukan dengan materi pengenalan
bahan kimia dipadukan dengan model keterpaduan connected. Keterpaduan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2. Sebagaimana yang dikemukakan Fogarty
yang dikutip oleh Nuroso dan Siswanto (2010) bahwa pembelajaran model
connected hanya menghubungkan topik-topik yang hampir sama dalam satu
pelajaran atau aspek pengembangan. Selain keterpaduan dengan tema pencemaran
lingkungan LKS ini berisi poin-poin materi pencemaran dan kerusakan
lingkungan serta pengenalan bahan kimia yang divariasi dengan soal dan gambar
yang diaplikasikan dengan permainan yang mengandung unsur pendidikan,
sehingga LKS yang telah dikembangkan dapat merangsang siswa untuk
48
menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya dan lebih termotivasi
dalam mempelajari IPA serta menambah kekayaan kosa kata terutama pada tema
pencemaran lingkungan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
LKS berbasis word square dikatakan layak apabila penilaian instrumen
bahan ajar pada Tahap I dan pada Tahap II dinyatakan layak oleh pakar. Adapun
hasil penilaian oleh pakar dan guru MTs Negeri 1 Semarang mengenai LKS
berbasis word square tema pencemaran lingkungan yang telah dikembangkan
adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil penilaian dari pakar yaitu dari dua dosen Unnes dan
dua guru IPA MTs Negeri 1 Semarang menunjukkan bahwa komponen isi pada
penilaian Tahap I yang terkandung dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-
rata sebesar 100%. Hal ini berarti penilaian bisa dilanjutkan ke penilaian tahap
kedua karena penilaian tahap kedua bisa dilakukan apabila penilaian pada tahap
pertama mendapatkan penilaian 100% dari seluruh pakar. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Muljono dalam buletin BSNP (2007) bahwa buku
dinyatakan lolos seleksi Tahap I apabila semua butir dalam instrumen penilaian
buku teks pelajaran harus mendapat “nilai” atau respons positif (Ya, Sesuai). Jika
terdapat satu saja butir yang dijawab negatif, maka buku teks pelajaran tersebut
dinyatakan gugur (tidak lolos) penilaian Tahap I ini. Pada penilaian Tahap II
komponen isi yang terkandung dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-rata
penilaian dari seluruh pakar sebesar 94,79%. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Muljono dalam buletin BSNP (2007) bahwa, komponen
kelayakan isi dikatakan layak apabila rata-rata skor komposit minimal 69% pada
49
tiap subkomponen. Subkomponen tersebut antara lain yaitu akurasi fakta,
kebenaran konsep, akurasi teori, keterkinian/ ketermasaan fitur (contoh-contoh),
kemampuan merangsang berpikir kritis, dan mendorong untuk mencari informasi
lebih jauh. Minimal skor yang diberikan pada penilaian kelayakan LKS dari
seluruh pakar pada tiap subkomponen kelayakan isi yaitu 3. Hal ini berarti bahwa
LKS hasil pengembangan sudah sesuai dengan kompetensi dasar tema
pencemaran lingkungan.
Keseluruhan materi dan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada
komponen kelayakan isi dalam LKS mampu menumbuhkan rasa keingintahuan
siswa untuk berpikir kreatif dan berwawasan luas. Pada LKS ini terutama pada
LKS pertama dan LKS kedua masing-masing kelompok diminta untuk
mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang tersedia, kemudian salah satu kelompok
maju kedepan untuk mempresentasikan jawaban mereka dan membandingkan
dengan hasil jawaban kelompok lain agar tumbuh daya saing antar kelompok.
Daya saing yang tinggi antar kelompok membuat aktivitas siswa
cenderung meningkat karena masing-masing siswa ingin memperoleh hasil belajar
yang baik. Selain itu, LKS yang dikembangkan menumbuhkan kesadaran siswa
untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan dan menanggulangi pencemaran
yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, LKS dapat dijadikan sebagai
media belajar yang dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah IPA
yang terjadi di lingkungan sekitar dan mempermudah siswa dalam memahami
materi yang diperoleh. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Wilson,
sebagaimana dikutip oleh Ozkan (2013), keterlibatan siswa dengan lingkungan
50
merangsang dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis serta merangsang
imajinasi siswa.
Berdasarkan hasil penilaian oleh pakar pada Tahap I komponen
kebahasaan yang terkandung dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-rata
sebesar 100%. Pada penilaian Tahap II komponen kebahasaan yang terkandung
dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-rata penilaian seluruh pakar sebesar
87,5%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Muljono dalam buletin
BSNP (2007), komponen kelayakan kebahasaaan dikatakan layak apabila rata-rata
skor komposit minimal 63% pada tiap subkomponen. Subkomponen tersebut
antara lain kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik,
kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan, ketepatan struktur kalimat, ketepatan
tata bahasa, ketepatan ejaan. Minimal skor yang diberikan pada penilaian
kelayakan kebahasaan LKS dari seluruh pakar pada tiap subkomponen mencapai
nilai tiga.
Penggunaan bahasa yang baik disesuaikan dengan kaidah tata bahasa
Indonesia dan mengacu pada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). LKS harus
menggunakan bahasa yang baku, komunikatif, dan mudah dipahami siswa untuk
mempelajari materi pelajaran terutama siswa SMP serta ditambah dengan gambar-
gambar sehingga efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat Purnama (2009), media pembelajaran merupakan segala sesuatu
yang dapat berfungsi sebagai alat bantu belajar siswa sehingga siswa lebih mudah
untuk mempelajari materi pelajaran. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sudjana
sebagaimana yang dikutip oleh Fathurrohman (2009), penggunaan media dalam
51
proses belajar mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar yang efektif dan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
Penyajian dalam LKS ini berpusat pada siswa dan menekankan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. LKS disajikan dengan tiga lembar
kerja siswa, dua lembar kerja siswa berisi permasalahan-permasalahan dan
permaianan word square yang dikerjakan dalam kelompok melalui diskusi dan
satu lembar kerja siswa yang berisi permainan word square yang dikerjakan
secara individu. Siswa dituntut untuk belajar berdasarkan gambar yang ada dan
mengaitkan dengan lingkungan sekitar. Siswa dituntut untuk belajar mandiri, dan
memecahkan masalahnya sendiri, berdiskusi dengan teman sekelompok serta
bersikap aktif selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penilaian oleh pakar pada Tahap I komponen
penyajian yang terkandung dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-rata
sebesar 100%. Pada penilaian Tahap II komponen penyajian yang terkandung
dalam LKS dinyatakan “layak” dengan rata-rata penilaian seluruh pakar sebesar
88,54%. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Muljono dalam buletin
BSNP (2007), komponen kelayakan penyajian dikatakan layak apabila rata-rata
nilai yang diperoleh dari pakar mencapai presentasi minimal sebesar 63% pada
tiap subkomponen. Subkomponen tersebut meliputi kesesuaian/ketepatan ilustrasi
dengan materi, penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran disertai dengan
rujukan/sumber acuan, daftar pustaka, keterlibatan peserta didik, berpusat pada
peserta didik, dan menyajikan umpan balik untuk evaluasi diri. Minimal skor yang
52
diberikan pada penilaian komponen kelayakan penyajian LKS pada tiap
subkomponen dari seluruh pakar mencapai tiga.
Keseluruhan skor yang diberikan pakar pada tiap komponen kemudian
diakumulasi. Penilaian tiap pakar berbeda-beda, hal ini dikarenakan karena tiap-
tiap pakar memberikan nilai sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Pakar
yang terdiri dari dua dosen memberikan penilaian pada tahap II sebesar 87%
dengan kriteria “layak” (Tabel 4.2) dan penilaian dari dua guru IPA di Mts Negeri
1 Semarang sebesar 92% dengan kriteria “layak” (Tabel 4.2). Hal ini disebabkan
LKS hasil pengembangan sebelum dinilai oleh guru telah mendapat perbaikan
berdasarkan masukan dua pakar, sehingga sebelum LKS diuji cobakan pada skala
kecil dihasilkan produk yang optimal. LKS yang telah dinilai oleh pakar dan guru
diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga LKS yang telah
dikembangkan efektif digunakan untuk proses belajar mengajar terutama untuk
siswa SMP/ MTs.
LKS yang sudah divalidasi dan direvisi selanjutnya diuji cobakan di
sekolah yaitu di MTs Negeri 1 Semarang untuk mengetahui hasil belajar siswa,
aktivitas siswa, serta untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap LKS
yang telah dikembangkan. Uji coba LKS yang telah dilakukan terdiri dari dua
tahap yaitu uji coba Tahap I yang dilakukan di kelas VIII H sebagai uji coba
skala kecil dan uji coba Tahap II yang dilakukan di kelas VII D sebagai uji coba
skala besar.
Uji coba skala kecil dilakukan di kelas VIII H dan data yang diperoleh
meliputi hasil belajar siswa dan tanggapan siswa mengenai penerapan LKS
53
berbasis word square. Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diperoleh pada
saat uji coba skala kecil di kelas VIII H, sebanyak 93% ( Tabel 4.3) siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan untuk mata
pelajaran IPA di MTs Negeri 1 Semarang. Rata-rata nilai yang diperoleh seluruh
siswa pada uji coba skala kecil yaitu 79 dengan 14 siswa yang mencapai KKM
dan 1 siswa yang tidak tuntas nilai KKM. Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai
hasil evaluasi akhir masing-masing siswa.
Rata-rata data tanggapan siswa pada saat uji coba skala kecil sebesar
82% (Lampiran 16) secara umum menunjukkan bahwa siswa memberikan
masukan yang positif terhadap penerapan LKS berbasis word square dalam proses
pembelajaran tema pencemaran lingkungan. Masukan positif siswa tertulis pada
setiap komentar dan saran pada angket yang dibagikan di akhir pembelajaran,
diantara komentar dan saran siswa yang berkaitan dengan pengembangan LKS
yaitu word square memudahkan dalam mengasah otak, word square memudahkan
dalam belajar, gambar dan keterangan untuk lebih diperjelas, dan siswa bisa
tertarik mengikuti pembelajaran dengan LKS pencemaran lingkungan berbasis
word square. Komentar dan saran siswa digunakan untuk memperbaiki LKS yang
akan dipakai pada uji coba skala besar. Penggunaan LKS berbasis word square
memungkinkan siswa belajar sambil bermain, sehingga proses pembelajaran
berlangsung menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Badu (2011) bahwa
bermain akan membuat anak merasa bahwa belajar yang dilakukan sebagai belajar
yang menyenangkan. Namun demikian masih terdapat tanggapan siswa yang
kurang optimal dalam mencapai hubungan yang akrab, saling menghargai, lebih
54
mengenal dan menyenangkan antar teman selama belajar menggunakan LKS
berbasis word square. Hal ini dikarenakan siswa pada uji coba skala kecil tidak
melakukan diskusi antar kelompok, sehingga kerjasama, hubungan yang akrab
antar teman, saling menghargai, lebih mengenal dan menyenangkan antar teman
belum tampak.
Uji coba skala besar dilakukan di kelas VII D. Data yang diperoleh
meliputi data hasil belajar siswa, aktivitas siswa, serta tanggapan siswa dan guru
terhadap LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan yang telah
dikembangkan.
Hasil belajar diperoleh dengan teknik test dan non test melalui tes
evaluasi akhir, tugas diskusi dan tugas individu masing-masing siswa. Nilai hasil
diskusi diperoleh dari nilai LKS 1 dan LKS 2, sedangkan nilai hasil tugas individu
diperoleh dari nilai pengerjaan pada LKS 3. Hasil evaluasi akhir diperoleh setelah
semua kegiatan pembelajaran berakhir.
Ketuntasan klasikal yang diperoleh dari nilai akhir individu masing-
masing siswa sebesar 95% (Tabel 4.5) sudah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) pada tema pencemaran lingkungan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mulyasa (2009) bahwa ketuntasan klasikal siswa dicapai jika ≥85%
siswa mencapai ketuntasan belajar. Namun, masih ada beberapa siswa yang belum
tuntas nilai KKM. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, ada siswa yang dapat cepat dalam menerima materi dan ada siswa
yang lambat dalam menerima materi. Oleh karena itu, peningkatan belajar siswa
dipengaruhi oleh motivasi siswa untuk belajar dan bersungguh-sungguh pada saat
55
mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap materi yang tercermin dari hasil belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan pendapat Hamdu dan Agustina (2011), siswa yang bermotivasi tinggi
dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula,
artinya semakin tinggi motivasinya, semakin tinggi intensitas usaha dan upaya
yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya.
Data rata-rata observasi aktivitas siswa pada uji coba skala besar selama
proses diskusi pada tema pencemaran lingkungan sebesar 83% dengan kriteria
”aktif” (Lampiran 26) yang ditunjukkan adanya interaksi yang baik dan saling
menanggapi antar kelompok satu dengan kelompok yang memiliki pendapat yang
berbeda. Hal ini membuktikan bahwa siswa bersemangat dan lebih senang
mengikuti pembelajaran dengan LKS berbasis word square tema pencemaran
lingkungan yang telah dikembangkan dibandingkan dengan hanya sekedar
menghapal materi saja yang diterapkan pada pembelajaran-pembelajaran IPA
sebelumnya. LKS yang telah dikembangkan mampu mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan konsep yang telah dimiliki untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang terdapat pada LKS yang telah
dikembangkan serta mengaitkannya dengan lingkungan sekitar melalui gambar-
gambar dan permainan word square yang tersedia di dalam LKS. Hal ini sesuai
dengan pendapat Pepe (2011) bahwa permainan merupakan suatu proses dimana
siswa belajar dengan melakukan dan berinteraksi dengan lingkungan.
56
Hasil belajar dan aktivitas siswa yang baik dikarenakan adanya
motivasi siswa yang muncul selama proses pembelajaran. Motivasi timbul karena
adanya ketertarikan siswa terhadap penerapan LKS berbasis word square tema
pencemaran lingkungan yang mengajak siswa belajar sambil bermain. Hal ini
sesuai dengan pendapat Cimer (2012) bahwa jika siswa tidak senang dengan cara
ilmu pengetahuan yang diajarkan, mereka mungkin menunjukkan
ketidaktertarikan dan sikap negatif terhadap ilmu pengetahuan dan pengajaran.
Hal ini berarti bahwa ketertarikan siswa terhadap LKS yang dikembangkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan sebaliknya ketidaktertarikan
siswa terhadap LKS yang dikembangkan akan menurunkan motivasi siswa dalam
belajar terutama pada tema pencemaran lingkungan. Berdasarkan hasil belajar dan
aktivitas siswa diketahui bahwa hasil belajar dan aktivitas siswa sudah baik, hal
ini ditunjukkan dengan rata- rata presentase hasil belajar siswa secara klasikal
sebesar 95% (Tabel 4.5) dan rata-rata nilai aktivitas siswa sebesar 83% dengan
kriteria”aktif” (Lampiran 26).
Data rata-rata tanggapan siswa pada uji coba skala besar yang dibagikan
setelah proses pembelajaran pada tema pencemaran lingkungan selesai sebesar
99% dengan kriteria ”sangat baik” (Lampiran 17). Hal ini berarti LKS yang telah
dikembangkan mempermudah siswa dalam memahami materi pencemaran
lingkungan. Siswa merasa lebih termotivasi dan tidak bosan dengan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa merasa lebih memahami materi dengan
adanya diskusi dan penugasan. Siswa juga dapat saling bekerjasama dan saling
membantu dengan teman sekelompok, serta saling berkomunikasi dan bertukar
57
pendapat dengan kelompok yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Khalil dan
Al rukban (2010) bahwa diskusi akan memfasilitasi keterampilan siswa dalam
bekerja sama dan menyebabkan siswa belajar mandiri sehingga meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Tanggapan guru mengenai LKS yang telah dikembangkan juga sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil tanggapan guru sebesar 100%
(Lampiran 18) yang menunjukkan LKS hasil pengembangan layak digunakan
sebagai bahan penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Dari data tersebut
diketahui bahwa kedua guru menyetujui jika dalam belajar IPA tema pencemaran
lingkungan menggunakan LKS yang lebih bervariasi seperti LKS berbasis word
square.
Guru berpendapat LKS hasil pengembangan menarik, memudahkan
dalam penyampaian materi, efektif, menjadikan siswa lebih aktif, meningkatkan
kerjasama antar siswa, pertanyaan yang terdapat dalam LKS yang dikembangkan
membuat siswa berpikir kritis dan menemukan konsep-konsep sendiri, sehingga
LKS hasil pengembangan ini layak digunakan dalam kegiatan balajar mengajar
terutama pada tema pencemaran lingkungan. LKS hasil pengembangan dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan memperoleh informasi
hasil belajar siswa melalui evaluasi yang terdapat di dalam LKS. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tok (2010) bahwa evaluasi berperan penting bagi guru karena
dapat memberikan informasi mengenai hasil belajar siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian validator, hasil belajar,
aktivitas siswa, serta tanggapan siswa dan guru telah mencapai indikator yang
58
telah ditentukan, sehingga LKS layak digunakan sebagai bahan ajar pada tema
pencemaran lingkungan kelas VII semester genap di MTs Negeri 1 Semarang.
59
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) hasil pengembangan berbasis word square tema
pencemaran lingkungan hasil keterpaduan antara materi pencemaran dan
kerusakan lingkungan dengan materi pengenalan bahan kimia yang
dipadukan dengan model keterpaduan connected layak digunakan sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dengan hasil validasi
dari dosen dan guru pada tahap I mencapai presentase sebesar 100%, hasil
validasi dosen pada tahap II mencapai presentase sebesar 88,23% dengan
kriteria “layak”, dan hasil validasi pada tahap II yang terdiri dari dua guru
IPA di MTs Negeri 1 Semarang memberikan persentase sebesar 92% dengan
kriteria “layak”. Tanggapan siswa terhadap pengembangan LKS berbasis
word square tema pencemaran lingkungan pada uji skala kecil sebesar 82%
dan pada uji coba skala besar tanggapan siswa sebesar 99%.
2. Penerapan LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan hasil
pengembangan efektif membantu siswa dalam pemahaman materi. Hal ini
dibuktikan dengan hasil rata-rata observasi aktivitas siswa selama
pembelajaran sebesar 83% dengan kriteria “aktif” dan nilai hasil belajar siswa
pada uji coba sekala kecil sebesar 93% siswa di atas KKM, ketuntasan klasikal
nilai hasil belajar siswa pada uji coba skala besar sebesar 95% di atas KKM.
60
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang
diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya memadukan materi-materi IPA, baik dalam satu semester
maupun lintas semester yang saling terkait menggunakan model keterpaduan,
salah satu model keterpaduan yang digunakan untuk memadukan materi IPA
yaitu model keterpaduan connected.
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan LKS
keterpaduan tema pencemaran lingkungan dengan metode penelitian yang
berbeda, sehingga dapat semakin terlihat perbedaan hasil penelitian.
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Badu, R. 2011. Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional
Edukatif Berbasis Potensi Lokal dalam Meningkatkan
Kemampuan dan Keterampilan Orang Tua Anak Usia Dini di
PAUD Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 8(1): 70-
77.
Balitbang. 2007a. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata
Pelajaran IPA. Jakarta : Balitbang Depdiknas.
________. 2007b. Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.
Jakarta : Balitbang Depdiknas.
Cimer, A. 2012. What Makes Biology Learning Difficult and Effective:
Students‟ Views. Academic journals, 7(3): 61-71.
Durukan, E. 2011. Effects of Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIKC) Technique on Reading-Writing Skills.
Jurnal Educational Research and Reviews, 6(1): 102-109.
Edward. 2006. Upaya Peningkatan Mutu PBM IPA dengan Memakai
LKS Interaktif pada Siswa Kelas VII SDN 08 Ganting Padang
Panjang. Jurnal Guru, 3(1): 21-31.
Faturrohman, P. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Refika
Aditama.
Hamdu, G. & L. Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Pestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 12(1): 81-86.
Hidayat, S. 2008. Efekyivitas Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal Sosiohumoniora, 10(1): 82-
98.
62
Ishom, A. 2009. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Siswa SMKN 8 Semarang Melalui
Penggunaan Media Interaktif. Jurnal Widyatama, 6(1):17-29.
Khalil, M. S. & M. O. Al Rukban. 2010. The Effect of Extra Small
Group Session During PBL Implementation on Student's
Achievement. Educational Research and Reviews, 5 (5): 237-
241.
Korja, N. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Berbasis
Pakem Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Biodidaktis, 4(1): 36-
41.
Muljono, P. 2007. Kegiatan Penilaian Buku Teks Pelajaran Pendidikan
Dasar dan Menengah. Buletin BSNP, 11(1): 1-24.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Nugrahini, N. P. P. 2012. Pengembangan Modul Ajar Aplikasi Basis
Data dengan Model Pembelajaran SQ3R untuk Siswa Kelas X
Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 1 Negara. Jurnal
Nasional Pendidikan Teknik Informatika (Janapati), 1(3): 191-
202.
Nuroso, H.& J. Siswanto. 2010. Model Pengembangan Modul IPA
Terpadu Berdasarkan Perkembangan Kognitif Siswa. Jurnal
JP2F, 1(1): 35-46.
Ozkan, R. 2013. Indicating the Attitudes of High School Students to
Environment. Educational Research and Reviews, 8(4): 154-
163.
Pepe, K. 2011. A Study on the Playing of Computer Games, Class
Success and Attitudes of Parents to Primary School Students.
Educational Research and Reviews, 6(9): 657-663.
Purnama, E. S. 2009. Optimalisasi Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran dengan Media CD Interaktif (Multimedia) Bagi
Siswa Kelas 7-C SMP Negeri 1 Sruweng Kabupaten Kebumen.
2(1): 92-99.
63
Purnomo, A. E., R. A. Triyono.,& D. Sasongko. 2012. Media
Pembelajaran Sistem Operasi Kelas X pada SMK
Muhammadiyah 4 Sragen. Indonesia Jurnal on Computer
Science Speed (IJCSS), 9(3): 1-5.
Saptono, S. 2009. Buku Ajar Strategi Belajar Mengajar Biologi.
Semarang: UNNES.
Senam., R. Arianingrum., Rr. L. Permanasari.,& Suharto. 2008.
Efektivitas Pembelajaran Kimia untuk Siswa SMA Kelas XI
dengan Menggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill. Jurnal
Didaktika, 9(3): 280-290.
Sudijono, A. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Tok, H. 2010. TEFL Textbook Evaluation: From Teachers‟ Perspectives.
Educational Research and Review, 5 (9): 508-517.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif
Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Tugur, H. 2009. Media Pembelajaran dan Implementasi Bahasa dan
Sastra. Jurnal Prospektus, 7(2): 125-136.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Warsita, B. 2008. Teori Belajar Robert M.Gagne dan Implikasinya pada
Pentingnya Pusat Sumber Belajar. Jurnal Teknodik, 12(1): 65-
79.
Widodo, S. 2010. Evaluasi Dalam Pembelajran Terpadu Di Sekolah
Dasar. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1):8-15.
64
Wijayanto, B. A. & E. W. Sumirat. 2012. Pembuatan Media
Pembelajaran Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Jurnal
Speed Edisi Web 12.
Yusuf, Y. & M. Natalia. 2005. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Biologi
Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di
Kelas I7 SLTP Negeri 20 Pekanbaru. Jurnal Biogenesis, 2(1): 8-
12.
65
65
65
Lampiran 1 Silabus
SILABUS
Sekolah : MTs Negeri 1 Semarang
Kelas/Semester : VII / 2
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Standar Kompetensi : 2. Memahami klasifikasi zat
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
waktu
Sumber
Belajar
Karakter
Siswa yang
Diharapka
n
Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
2.2 Menjelaskan
efek samping
bahan yang
diperoleh dalam
kehidupan sehari-
hari.
Pengenalan
bahan kimia
Mencari
informasi
melalui
referensi /nara
sumber tentang
efek samping
bahan kimia
yang terdapat
pada produk
kebutuhan
rumah tangga.
Siswa dapat
menjelaskan
efek samping
penggunaan dan
pencegahan
bahan
pembersih,
pemutih, dan
pembasmi
serangga secara
santun dan
komunikatif.
T
e
s
t
e
r
t
u
l
i
s
PG
Zat dibawah ini
termasuk
pembersih,
kecuali...
a. detergen
b. pasta gigi
c. Sabun cair
d. insektisida
4 x 40‟ IPA Terpadu
untuk SMP /
MTS Kelas
VII, Buku
yang relevan,
Lingkungan
sekitar, dan
LKS Kelas
VII yang
telah
dikembangka
n
Percaya
Diri,
Tanggung
Jawab,
Komunikati
f,Rasa
hormat dan
perhatian,
Tekun,
Rasa ingin
tahu ,
Disiplin
65
66
7.4
Mengaplikasikan
peran manusia
dalam
pengelolaan
lingkungan untuk
mengatasi
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan.
Pencemaran
dan
Kerusakan
Lingkungan
hubungann
ya dengan
aktifitas
manusia.
Studi pustaka
untuk
merumuskan
konsep
kerusakan
lingkungan
dan
pencemaran.
Melihat
gambar dan/
atau tayangan
tentang
aktifitas
manusia yang
dapat
menimbulkan
kerusakan dan
pencemaran
lingkungan.
Merumuskan
tingkat
pencemaran
dan kerusakan
lingkungan
hubungannya
dengan
aktifitas
Menjelaskan
konsekuensi
penebangan
hutan dan
pengaruhnya
terhadap
kerusakan
lingkungan serta
upaya
mengatasinya.
Menjelaskan
pengaruh
pencemaran air,
udara dan tanah
kaitannya
dengan aktifitas
manusia dan
upaya
mengatasinya.
Mengusulkan
cara
penanggulangan
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan.
T
e
s
t
e
r
t
u
l
i
s
Uraian
Uraian
Apa yang
kalian dapat
jelaskan dari
gambar
dibawah ini?
apa solusi yang
bisa kalian
berikan!
I R H L
S K J Y
C Z A G
N X W N
Q P O I
Pertanyaan:
1. Apabila
terjadi
pencemaran
air, hewan
apakah yang
akan terkena
imbasnya
pertamakali?
66
67
manusia.
T
e
s
t
e
r
t
u
l
i
s
67
68
68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Negeri 1 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : VII / II
Alokasi Waktu : 4 X 40 menit
I. Standar Kompetensi
2. Memahami klasifikasi zat.
7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan efek samping bahan kimia yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari
7.4 Mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
III. Indikator
Pertemuan ke 1 :
2.2.3 Siswa dapat menjelaskan efek samping penggunaan dan pencegahan
bahan pembersih, pemutih, pewangi, dan pembasmi serangga secara
santun dan komunikatif.
7.4.1 Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya
terhadap kerusakan lingkungan serta upaya mengatasinya.
7.4.2 Menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara dan tanah kaitannya
dengan aktifitas manusia dan upaya mengatasinya.
Pertemuan ke 2 :
7.4.3 Mengusulkan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
69
IV. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu:
Pertemuan ke 1 :
2.2.3 Siswa dapat menjelaskan efek samping penggunaan dan pencegahan
bahan pembersih, pemutih, pewangi, dan pembasmi serangga
secara santun dan komunikatif.
7.4.1 Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan dan pengaruhnya
terhadap kerusakan lingkungan serta upaya mengatasinya.
7.4.2 Menjelaskan pengaruh pencemaran air, udara dan tanah kaitannya
dengan aktifitas manusia dan upaya mengatasinya.
Pertemuan ke 2 :
7.4.3 Mengusulkan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
V. Karakteristik yang diharapkan : - Percaya diri
- Tanggung jawab
- Komunikatif
- Rasa hormat dan perhatian
- Tekun
- Rasa ingin tahu
- Disiplin
VI. Uraian materi :
Pencemaran lingkungan adalah masuknya bahan anorganik atau
organik atau organisme ke dalam lingkungan yang dapat mengganggu atau
membahayakan organisme di lingkungan tersebut. Pencemaran dapat
terjadi secara alami atau sebagai kegiatan manusia. Seiring dengan
pertambahan penduduk, semakin banyak pula kebutuhan manusia. Untuk
mencukupi kebutuhannya, manusia melakukan berbagai kegiatan yang
dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Pencemaran terjadi karena
adanya bahan kimia yang masuk ke dalam ekosistem. Banyak bahan-bahan
70
kimia yang menjadi barang-barang kebutuhan sehari-hari. Mulai dari
bahan pencuci, kosmetik, pembersih lantai, pemutih, pembasmi serangga
hingga bahan makanan yang kita makan. Pencemaran lingkungan dapat
dibagi menjadi empat, yaitu pencemaran air, udara, tanah, dan suara.
Eksploitasi hutan oleh manusia dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya dengan pembakaran hutan untuk lahan pertanian, dan
penggundulan atau penebangan liar. Eksploitasi hutan secara besar-besaran
tanpa memperhitungkan prinsip ekologi akan merugikan manusia sendiri.
Akibat penebangan hutan adalah punahnya organisme yang terdapat di
dalamnya, suhu lingkungan meningkat, terjadinya erosi, tanah longsor,
kekeringan ketika musim kemarau, dan banjir ketika musim hujan.
VII. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Kontekstual
2. Model : Pembelajaran kooperatif.
3. Metode : Diskusi, Problem Solving.
VIII. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan ke 1
A. Kegiatan Awal (10 menit)
Guru
1) Mengucapkan salam dan mengabsen siswa.
2) Menyampaikan materi yang akan diajarkan.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Memberikan motivasi belajar pada siswa.
Apakah kalian masih ingat apa yang terjadi di jakarta pada bulan
januari kemarin? Menurut kalian apa penyebab utama terjadinya
banjir di jakarta? Apakah banjir yang terjadi di jakarta kemarin
71
menimbulkan kerusakan lingkungan? Kalau banjir tersebut
menimbulkan kerusakan, coba kalian sebutkan kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan oleh banjir tersebut!
5) Membagi siswa menjadi 9 kelompok kecil, masing-masing
kelompok beranggotakan 4 siswa.
Siswa
1) Menjawab salam dan menyampaikan kehadiran.
2) Mendengarkan pemaparan guru tentang materi yang akan
diajarkan.
3) Mendengarkan pemaparan guru tentang tujuan pembelajaran.
4) Termotivasi untuk semangat belajar. ( Aktif )
5) Membentuk kelompok sesuai dengan yang telah ditentukan guru.
(disiplin)
B. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
Guru
1) Menjelaskan dampak penebangan hutan.
2) Membagikan LKS ke masing-masing kelompok.
3) Mempersilahkan siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa 1
yang tersedia di LKS secara berkelompok.
4) Mempersilahkan 3 kelompok tercepat untuk maju ke depan kelas,
masing-masing kelompok menuliskan 3 jawaban pada tabel huruf
yang tersedia, kemudian mnyampaikan jawaban pertanyaan di
depan kelas.
5) Memberikan penghargaan kepada perwakilan masing-masing
kelompok tercepat.
6) Mempersilahkan siswa kembali ketempat duduk masing-masing
dan melanjutkan kemateri selanjutnya.
Siswa
72
1) Mendengarkan penjelasan guru secara seksama. ( Disiplin, Rasa
hormat dan Perhatian, Tekun )
2) Mengerjakan LKS yang dibagikan oleh guru. ( tekun, komunikatif
)
3) Berdiskusi dengan anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan. ( komunikatif, tanggung jawab)
4) Maju kedepan untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan
menyampaikan jawaban pertanyaan. ( percaya diri)
5) Menerima penghargaan yang diberikan kepada guru. ( disiplin )
6) Kembali ketempat duduk masing-masing untuk melanjutkan
pelajaran ( rasa hormat dan perhatian )
Elaborasi
Guru
1) Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2) Menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan dan bahan
kimia dalam rumah tangga.
3) Menjelaskan berbagai dampak dari pencemaran lingkungan dan
bahan kimia rumah tangga.
4) Mempersilahkan siswa untuk bertanya mengenai materi yang
belum difahami.
5) Mempersilahkan siswa mengerjakan lembar kerja siswa 2 pada
LKS yang sudah dibagikan secara kelompok.
6) Mempersilahkan beberapa kelompok tercepat untuk
mengemukakan jawaban mereka didepan kelas.
Siswa
1) Mendengarkan penjelasan guru. (Disiplin, Rasa hormat dan
Perhatian, Tekun )
2) Bertanya mengenai materi yang belum difahami. (Aktif, Tekun)
3) Mengerjakan lembar kerja siswa 3 pada LKS yang sudah
dibagikan. (Tekun)
73
4) Maju ke depan kelas untuk mengemukakan jawaban.
(Komunikatif, Percaya diri)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas pertanyaan yang belum difahami oleh siswa.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru
1) Menyimpulkan hasil pelajaran hari ini.
2) Mengucapakan terima kasih dan menyampaikan salam.
Siswa
1) Mendengarkan kesimpulan hasil pembelajaran hari ini. (Disiplin,
Rasa hormat dan Perhatian, Tekun )
2) Menjawab salam.
Pertemuan ke 2
A. Kegiatan Awal (10 menit)
Guru
1) Mengucapkan salam dan mengabsen siswa.
2) Menyampaikan materi yang akan diajarkan.
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Memberikan motivasi belajar pada siswa.
Apakah kalian pernah melihat tempat sampah yang bertuliskan
organik dan anorganik? Apa saja yang dimasukkan dalam tempat
sampah organik? Dan apa saja yang boleh dimasukkan dalam
tempat sampah anorganik?
Siswa
1) Menjawab salam dan menyampaikan kehadiran.
2) Mendengarkan pemaparan guru tentang materi yang akan
diajarkan.
74
3) Mendengarkan pemaparan guru tentang tujuan pembelajaran.
4) Termotivasi untuk semangat belajar. ( Aktif )
B. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
Guru
1) Menjelaskan cara penanggulangan pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
2) Memberikan beberapa contoh penaggulangan pencemaran dan
kerusakan lingkungan.
3) Mempersilahkan siswa bertanya mengenai materi yang belum
dipahami.
4) Mempersilahkan siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa 3
yang tersedia di LKS secara individu.
5) Mempersilahkan beberapa siswa tercepat untuk maju ke depan
kelas, masing-masing siswa menuliskan jawaban pada tabel huruf
yang tersedia.
6) Memberikan penghargaan kepada masing-masing individu yang
telah maju kedepan.
7) Mempersilahkan siswa kembali ketempat duduk masing-masing
dan melanjutkan kemateri selanjutnya.
Siswa
1) Mendengarkan penjelasan guru secara seksama. ( Disiplin, Rasa
hormat dan Perhatian, Tekun )
2) Mengerjakan lembar kerja siswa 3 pada LKS yang dibagikan oleh
guru. ( tekun, komunikatif )
3) Maju kedepan untuk menuliskan jawaban di papan tulis. ( percaya
diri)
4) Menerima penghargaan yang diberikan kepada guru. ( disiplin )
5) Kembali ketempat duduk masing-masing untuk melanjutkan
pelajaran ( rasa hormat dan perhatian )
75
Elaborasi
Guru
1) Mempersilahkan siswa untuk belajar selama 10 menit.
2) Membagikan soal ke pada masing-masing siswa.
3) Mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan
pada lembar jawab yang tersedia.
4) Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawaban mereka.
Siswa
1) Belajar materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. (Disiplin,
Rasa hormat dan Perhatian, Tekun )
2) Menerima soal yang dibagikan guru. (Disiplin)
3) Mengerjakan soal pada lembar jawab yang dibagikan guru.
(Tekun)
4) Maju ke depan kelas untuk mengumpulkan lembar jawab yang
telah dikerjakan. (Disiplin)
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Membahas pertanyaan yang belum difahami oleh siswa.
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
Guru
1) Mengucapakan terima kasih dan menyampaikan salam.
Siswa
1) Menjawab salam.
IX. Sumber Belajar
1) Buku IPA Terpadu kelas VII
2) LKS yang telah dikembangkan.
76
X. Alat dan Media
1) Papan Tulis
2) Spidol
3) LKS yang telah dikembangkan
XI. Penilaian
Teknik:
Soal Evaluasi Akhir: 30 soal PG
- Norma Penilaian:
Setiap 3 jawaban betul memiliki skor 1
Tugas mendapat skors 100 (lengkap)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑡𝑢𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑥 100
Semarang, .........................
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Nur Hidayati S.Pd Anik Ulfah
NIP.197408202005012003 NIM . 4001409047
77
Lampiran 3 Hasil penilaian kelayakan LKS oleh dosen
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
Lampiran 4 Hasil penilaian kelayakan LKS oleh guru
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
Lampiran 5 Daftar siswa uji coba soal
No Kode NAMA SISWA L/P
1 D-1 Adrian Hendrawan Saputra L
2 D-2 Agmi Wisnu Mahendra P L
3 D-3 Ajie Pangestu Deryanto L
4 D-4 Aldian Irandhi Zulfanda L
5 D-5 Andika Putra Pratama L
6 D-6 Aoki Fatichul Huda P
7 D-7 Asrul Rahmad L
8 D-8 Chafshaniz Zulfaa L
9 D-9 Cindy Octha Vera P
10 D-10 Deila Oktavia Kuswaningrum P
11 D-11 Eka Nur Mardyana P
12 D-12 Elpatri Ananda Oktianata P P
13 D-13 Elysia Nur Ula Firdaus P
14 D-14 Evita Nur Meilia Sari P
15 D-15 Faisal Arif Indriyanto L
16 D-16 Faisal Wahyu Riyantoni L
17 D-17 Febi Aji Nurkafi L
18 D-18 Galuh Sakia Ardya Garini P
19 D-19 Ilham Maulana Hidayatulloh L
20 D-20 Ime Kriamulyani P
21 D-21 Ival Afrian Nurmanda L
22 D-22 Jaiza Arga Dwi Kuncoro L
23 D-23 Kintani Rahmania Firdaus P
24 D-24 Mahirsa Prima Ivanantya L P
25 D-25 Muchamad Nur Hidayat L
26 D-26 Reza Taufani P
27 D-27 Risa Aprilia P
28 D-28 Roofi Amirul Huda L
29 D-29 Rosi Eka Agustina P
30 D-30 Silviana Permata Sari P
31 D-31 Sinatria Krisdayanto L
32 D-32 Yhasica Yoga Dharmawan L
102
Lampiran 6 Daftar siswa uji coba LKS skala kecil
No Kode NAMA SISWA L/P
1 E-1 Amira Dina Hafazah P
2 E-2 Anindini Hanifa Sukma P
3 E-3 Desy Kumalasari P
4 E-4 Fatimah Nur Han Dewi P
5 E-5 Meriana P
6 E-6 Muhammad Nur Ihsanudin L
7 E-7 Naufal Syarif Rusnardi L
8 E-8 Rifaldo Abizzar L
9 E-9 Rizki Amalia Utomo P
10 E-10 Saiful Anam L
11 E-11 Shoniya Rifatul Awaliya P
12 E-12 Sulung Kuncoro Jati L
13 E-13 Teddy Kusuma Yudha L
14 E-14 Tian Sari Kusuma Neng Tyas P
15 E-15 Yasub Arkan Allam L
103
Lampiran 7 Daftar siswa pada uji coba LKS skala besar
No Kode NAMA SISWA L/P
1 C-1 Achmad Faizin L
2 C-2 Aditya Irvan Nanda L
3 C-3 Aisyah Zahro Solichah P
4 C-4 Ar Rozaq Maulana Adjie S L
5 C-5 Arsya Rifqy Framestiawan L
6 C-6 Berliana Putri Aprilia P
7 C-7 Daffa Akhsanal Arsy L
8 C-8 Defa Irfanda Hamzah Toha Saputra L
9 C-9 Fay Mahsa Paluziel L
10 C-10 Febi Jenika Aunil Fadila P
11 C-11 Fifi Harlinda P
12 C-12 Hafidz Arrozaq Kusuma L
13 C13 Jauhari Luqman L
14 C-14 Jihan Salma Mayaratri P
15 C-15 Khofifah Wuri Ariyanto P
16 C-16 Leti Dwi Febriyanti P
17 C-17 M. Mu‟amar Taufiqy El- L
18 C-18 Maristema Khaerani P
19 C19 Mita Amara Sansia Yuliana P
20 C-20 Muchamad Akmal Fauzan L
104
21 C-21 Muhammad Iqbal Indrajaya L
22 C-22 Muhammad Raffi Hidayat L
23 C-23 Muhammad Rizal Aryadiansyah L
24 C-24 Nabila Oktoralifia S P
25 C25 Nila Fauziyah P
26 C-26 Novi Andriani P
27 C-27 Nurul Aini P
28 C-28 Reza Harmansyah L
29 C-29 Sania Yordi Salsabila P
30 C-30 Shelvia Nada Nurfatia P
31 C-31 Siti Wahyuningsih P
32 C-32 Sulthon Umar Habibie L
33 C-33 Ulya Ilmilati P
34 C-34 Wahyu Sukmaningrum P
35 C-35 Yusuf Syaifulloh Fath L
36 C-36 Zda El Dayye P
37 37 Zulfa „Aini P
105
105
Lampiran 8 Kisi-kisi soal uji coba
KISI – KISI PENULISAN SOAL
TES UJI COBA EVALUASI AKHIR
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Lama Ujian : 30 Menit
Pokok Bahasan : Pencemaran dan Kerusakan lingkungan Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kelas / Semester : VII/2 Jumlah Butir Tes : 40 Soal
Kompetensi Dasar Indikator Aspek Yang Diukur Banyak Butir Nomor Butir
2.2 Menjelaskan efek
samping bahan kimia
yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Siswa dapat menjelaskan
efek samping penggunaan
dan pencegahan bahan
pembersih, pemutih, dan
pembasmi serangga secara
santun dan komunikatif.
C1, C2, C3, dan C4
9
C1 no 4, 27, 31
C2 no 8, 14, 30, 32
C3 no 24
C4 no 25
105
106
7.4 Memerankan atau
melibatkan manusia
dalam mengelola
lingkungan untuk
mengatasi
pencemaran dan
kerusakan
lingkungan.
1. Siswa mampu menjelaskan
konsekuensi penebangan
hutan dan pengaruhnya
terhadap kerusakan
lingkungan serta upaya
mengatasinya.
2. Siswa mampu menjelaskan
pengaruh pencemaran air,
udara, dan tanah kaitannya
dengan aktifitas manusia dan
upaya mengatasinya.
3. Siswa mampu mengusulkan
cara penanggulangan
pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
C1, C2, C3, dan C4
C1, C2, C3, dan C4
C1, C2, C3, C4, C5,
dan C6
9
13
9
C1 no 20, 23
C2 no 16, 19
C3 no 12, 13
C4 no 15, 18, 33
C1 no 10, 22, 37, 38, 40
C2 no 6, 17, 35
C3 no 11, 29
C4 no 5, 21, 39
C1 no 9, 2
C2 no 1, 3
C3 no 26, 7, 34, 36
C4 no 28
106
107
Keterangan : Aspek Kognitif
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Penerapan
C4 : Analisis
107
108
108
Lampiran 9 Soal uji coba
SOAL TES EVALUASI AKHIR
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Waktu : 30 menit
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x)
pada huruf a, b, c, atau d di lembar jawaban yang tersedia!
1. Cara menanggulangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
limbah industri adalah ....
a. membuang limbah pabrik ke lautan
b. menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah
c. membuat bak penampungan untuk limbah pabrik
d. mengolah limbah pabrik sebelum dialirkan ke sungai
2. Pupuk kompos termasuk dalam penanggulangan sampah jenis komponen
....
a. abiotik c. zat padat
b. biotik d. zat cair
3. Banyak terjadi pencemaran-pencemaran disekitar tempat tinggal kita,
mulai dari pencemaran tanah, udara, dan air. Cara mengatasi pencemaran-
pencemaran tersebut yang paling efektif dengan ....
a. menanam pohon
b. bersepeda
c. mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
d. mengurangi pemakaian kertas
4. Faktor penyebab gangguan lingkungan terhadap keseimbangan alam
antara lain ....
a. pupuk kimia c. pupuk kandang
b. pupuk hijau d. pupuk organik
109
5. Membuang sampah ke saluran perairan dapat mengganggu lingkungan.
Gangguan yang dapat ditimbulkan yaitu, kecuali ....
a. berkurangnya kadar karbon dioksida dalam air
b. menurunkan kadar oksigen
c. menimbulkan bau busuk
d. menimbulkan banjir
6. Pencemaran dapat mengakibatkan matinya organisme tertentu.
Pencemaran seperti ini merupakan akibat yang bersifat ….
a. biologi c. fisik
b. kimiawi d. biokimia
7. Salah satu upaya yang paling tepat dilakukan pemerintah dalam upaya
mengurangi polusi udara di perkotaan adalah ....
a. membangun taman di pusat kota
b. melarang penggunaan kendaraan bermotor
c. melarang penggunaan CFC pada pendingin ruangan
d. melarang penggunaan bahan bakar fosil
8. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan bisa menyebabkan tanah
menjadi tidak subur lagi karena ....
a. tanaman menjadi jenuh karena kebanyakan pupuk
b. tanaman membutuhkan jenis pupuk yang lain
c. pengurai mati karena terlalu banyak pupuk
d. pengurai tidak dapat menguraikan pupuk buatan
9. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yaitu ....
a. membuang sampah sembarangan
b. memanfaatkan plastik sebagai bahan kerajinan yang memiliki nilai jual
tinggi
c. memakai sepeda motor di tempat-tempat dekat
d. memakai kertas secara berlebihan
110
10. Zat berikut yang menjadi penyebab utama kenaikan suhu bumi adalah ....
a. ozon c. belerang
b. karbon monoksida d. karbon dioksida
11. Populasi tanaman enceng gondok yang terlalu berlebihan di danau Rawa
Pening merupakan polutan bagi air karena ....
a. meningkatkan kadar oksigen dalam air
b. meningkatkan kadar karbon dioksida dalam air
c. mengakibatkan air kekurangan cahaya matahari
d. mengakibatkan eutrofikasi dan akumulasi pupuk maupun pestisida
12. Berikut ini yang merupakan kelompok limbah organik adalah ....
a. kotoran ternak, logam, dedaunan
b. kertas, botol kaca, kantong plastik
c. kulit pisang, ampas tahu, kaca
d. ampas tahu, kotoran ternak, dedaunan
13. Berikut ini yang merupakan dampak kerusakan hutan, kecuali ....
a. musim yang tidak menentu c. penipisan lapisan ozon
b. efek rumah kaca d. peningkatan satwa langka
14. Dibawah ini yang termasuk limbah rumah tangga adalah ....
a. asap knalpot c. detergen
b. logam berat d. DDT
15. Pengalihan lahan serapan air menjadi lahan pemukiman penduduk akan
berakibat ....
a. meningkatnya populasi penduduk
b. menurunnya ketersediaan udara dan air bersih
c. meningkatnya kebutuhan pangan dan papan
d. maningkatnya kesuburan tanah dan pendapatan masyarakat
16. Salah satu tujuan penetapan hutan lindung terutama di daerah pegunungan
adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. menahan laju erosi c. melindungi satwa langka
b. menjaga persediaan air bersih d. memproduksi kayu
111
17. Syarat suatu zat padat disebut sebagai polutan adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. berada pada waktu yang tidak tepat
b. berada di tempat yang tidak tepat
c. jumlah melebihi ambang batas yang ditentukan
d. jumlahnya di bawah ambang batas yang ditentukan
18. Penebangan hutan yang tidak diperhitungkan akan mengakibatkan ....
a. tanah longsor c. pendangkalan danau
b. tanah tandus d. gempa bumi
19. Hutan dapat melindungi tanah dari kerusakan akibat hujan yang deras
karena ....
a. air tidak langsung ke tanah c. tanah permukaan gembur
b. air mengalir dengan tenang d. tanah tidak mudah bergerak
20. Gas yang paling banyak dihasilkan oleh kebakaran hutan yaitu ....
a. CO2 c. N
b. O2 d. fosfor
21. Danau yang mengalami eutrofikasi, biasanya produktifitas perikanannya
menurun karena ....
a. terjadi pendangkalan di danau
b. intensitas cahaya matahari dalam danau kecil
c. permukaan air danau kurang O2
d. jumlah plankton sangat sedikit
22. Polusi tanah di pedesaan sering terjadi karena ....
a. limbah perkantoran c. limbah pertanian
b. limbah rumah sakit d. limbah pabrik
23. Dibawah ini komponen biotik yang ada dihutan adalah ....
a. kupu-kupu, belalang, batu c. ulat, ular, belalang
b. luwing, udara, ular d. sinar matahari, burung, air
112
24. Pemakaian bahan pemutih yang terlalu sering dapat menyebabkan ....
a. kain menjadi cepat rusak
b. untuk membunuh bakteri dan mengangkat noda yang membandel
c. agar pakaian lebih awet
d. untuk mengubah warna pakaian
25. Danau yang terlalu sering dipakai untuk mencuci, maka akan
menyebabkan bertambahnya kadar...dalam air.
a. O2 c. N
b. CO2 d. CO
26. Tindakan kita agar tanah tetap subur antara lain ....
a. memberi pupuk urea setiap hari
b. membunuh rayap dengan minyak tanah
c. tidak menimbun sampah dari logam, plastik, dan kaca
d. menutup tanah dengan plastik
27. Tujuan pemberian antiseptik pada sabun mandi yaitu ....
a. membunuh kuman c. mehilangkan kotoran
b. melembutkan kulit d. menghilangkan bau badan
28. Cara pemusnahan sampah yang paling menguntungkan adalah ....
a. dikubur c. didaur ulang
b. dihanyutkan d. dibakar
29. Kelemahan pemusnahan sampah dengan jalan dibakar antara lain ....
a. pencemaran udara c. tempat banyak terpakai
b. kuman penyakit mati d. mikroba tanah mati
30. Fluorida dalam pasta gigi berfungsi sebagai ....
a. pemutih c. penguat gigi
b. abrasif d. desinfektan
31. Tujuan pemberian bahan pewarna pada sabun adalah ....
a. meremajakan kulit
b. menghaluskan kulit
c. memberi tampilan menarik pada sabun
d. memberi warna alami pada kulit
113
32. Bahan pencemar berikut yang secara langsung membahayakan kesehatan
adalah ....
a. oksigen c. nitrogen
b. karbon dioksida d. hidrogen
33. Salah satu usaha untuk menyelamatkan kerusakan hutan adalah ....
a. melakukan tebang pilih
b. mengubah hutan menjadi lahan pertanian
c. mengubah lahan gambut menjadi pemukiman penduduk
d. mengatur jarak tanam dan melakukan reboisasi
34. Aktivitas manusia yang mendukung pelestarian lingkungan adalah ....
a. menggunakan pestisida yang berlebih
b. membuka area pertanian baru dengan pembakaran hutan
c. memburu satwa langka yang dilindungi
d. mengolah limbah berbahaya sebelum dibuang ke sungai
35. Salah satu contoh akibat polusi air adalah ....
a. hujan asam c. efek rumah kaca
b. pemanasan global d. eutrofikasi
36. Kegiatan yang mengurangi polusi udara dapat kita lakukan mulai dari
kehidupan sehari-hari yaitu ....
a. meningkatkan penggunaan bahan bakar bensin
b. bersepeda/ berjalan kaki ke tempat tujuan
c. menggunakan alat pendingin dengan CFC
d. merokok di tempat umum
37. Polutan tanah yang paling banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari
berasal dari bahan ....
a. logam c. gelas
b. plastik d. kertas
114
38. Berikut ini yang termasuk kelompok limbah organik adalah ....
a. kotoran ternak, logam, dedaunan
b. kertas, botol kaca, kantong plastik
c. ampas tahu, kulit pisang, kertas
d. kulit pisang, ampas tahu, kaca
39. Kota-kota besar termasuk Semarang, transportasi sangat menentukan
kelancaran komunikasi. Arus kendaraan bermotor yang sangat ramai
mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran
yang dimaksud yaitu ....
a. udara c. air
b. tanah d. tanah dan udara
40. Zat yang menyebabkan pencemaran udara adalah ....
a. sampah c. asap pabrik
b. kotoran hewan d. oli
........SELAMAT MENGERJAKAN.........
115
Lampiran 10 Kunci jawaban soal uji coba
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA EVALUASI
AKHIR
1. D 11. B 21. C 31. C
2. B 12. D 22. C 32. B
3. A 13. D 23. C 33. D
4. A 14. C 24. A 34. D
5. A 15. B 25. B 35. D
6. A 16. D 26. C 36. B
7. A 17. D 27. A 37. B
8. C 18. A 28. C 38. C
9. B 19. A 29. A 39. A
10. D 20. A 30. A 40. C
KELAS : VIII G
TANGGAL : …………………
116
116
Lmpiran 11 Analisis butir soal uji coba
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 D-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 36 1296
2 D-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 35 1225
3 D-7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1156
4 D-12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1225
5 D-20 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1024
6 D-25 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1024
7 D-32 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 30 900
8 D-17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 1024
9 D-1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
10 D-6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 31 961
11 D-4 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 28 784
12 D-23 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 29 841
13 D-31 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 30 900
14 D-26 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29 841
15 D-18 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 29 841
16 D-30 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 26 676
17 D-11 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 22 484
18 D-28 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 23 529
19 D-15 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 24 576
20 D-8 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 25 625
21 D-22 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484
22 D-29 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 23 529
23 D-27 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 22 484
24 D-3 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 20 400
25 D-19 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 361
26 D-21 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 21 441
27 D-9 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 17 289
28 D-24 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361
29 D-14 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 10 100
30 D-2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 25
31 D-5 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 6 36
32 D-13 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 16
SX 9 21 24 26 18 8 25 9 19 8 16 22 21 21 17 22 7 17 22 21 9 24 19 24 20 20 19 26 22 17 23 20 21 24 20 26 26 20 22 24 779 21299
SX2
9 21 24 26 18 8 25 9 19 8 16 22 21 21 17 22 7 17 22 21 9 24 19 24 20 20 19 26 22 17 23 20 21 24 20 26 26 20 22 24
SXY 294 575 664 691 493 253 685 287 496 252 448 604 573 531 428 591 219 476 593 533 269 670 529 671 555 564 485 712 632 470 606 535 583 666 545 659 711 564 612 575
rxy 0,609 0,491 0,674 0,544 0,404 0,492 0,676 0,553 0,249 0,484 0,428 0,540 0,476 0,152 0,104 0,438 0,430 0,456 0,453 0,168 0,406 0,724 0,495 0,733 0,515 0,583 0,167 0,741 0,761 0,412 0,375 0,364 0,553 0,691 0,439 0,244 0,732 0,583 0,603 -0,078
rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
KeteranganValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid
Tidak
Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tidak
ValidValid Valid Valid
Tidak
Valid
P 0,28 0,66 0,75 0,81 0,56 0,25 0,78 0,28 0,59 0,25 0,50 0,69 0,66 0,66 0,53 0,69 0,22 0,53 0,69 0,66 0,28 0,75 0,59 0,75 0,63 0,63 0,59 0,81 0,69 0,53 0,72 0,63 0,66 0,75 0,63 0,81 0,81 0,63 0,69 0,75
Keterangan Sukar Sedang Mudah Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah
BA 9 15 16 16 12 8 15 9 9 8 12 14 13 10 8 13 7 12 13 10 7 16 11 16 12 16 8 16 16 11 13 13 14 15 12 16 16 13 14 13
BB 0 6 7 9 5 0 9 0 10 0 3 7 7 11 9 8 0 5 8 11 2 7 7 8 7 3 10 9 6 6 9 6 6 8 7 10 9 7 7 11
JA 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
JB 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
D 0,56 0,56 0,56 0,44 0,44 0,50 0,38 0,56 -0,06 0,50 0,56 0,44 0,38 -0,06 -0,06 0,31 0,44 0,44 0,31 -0,06 0,31 0,56 0,25 0,50 0,31 0,81 -0,13 0,44 0,63 0,31 0,25 0,44 0,50 0,44 0,31 0,38 0,44 0,38 0,44 0,13
Keterangan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Jelek Baik Baik Baik Cukup Jelek Jelek Cukup Baik Baik Cukup Jelek Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Sekali Jelek Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Baik Jelek
p 0,28 0,66 0,75 0,81 0,56 0,25 0,78 0,28 0,59 0,25 0,50 0,69 0,66 0,66 0,53 0,69 0,22 0,53 0,69 0,66 0,28 0,75 0,59 0,75 0,63 0,63 0,59 0,81 0,69 0,53 0,72 0,63 0,66 0,75 0,63 0,81 0,81 0,63 0,69 0,75
q 0,72 0,34 0,25 0,19 0,44 0,75 0,22 0,72 0,41 0,75 0,50 0,31 0,34 0,34 0,47 0,31 0,78 0,47 0,31 0,34 0,72 0,25 0,41 0,25 0,38 0,38 0,41 0,19 0,31 0,47 0,28 0,38 0,34 0,25 0,38 0,19 0,19 0,38 0,31 0,25
pq 0,20 0,23 0,19 0,15 0,25 0,19 0,17 0,20 0,24 0,19 0,25 0,21 0,23 0,23 0,25 0,21 0,17 0,25 0,21 0,23 0,20 0,19 0,24 0,19 0,23 0,23 0,24 0,15 0,21 0,25 0,20 0,23 0,23 0,19 0,23 0,15 0,15 0,23 0,21 0,19
Spq 8,41
Vt 72,98
r11 0,907
Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
s 12 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0
m 6 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
sk 6 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24
mudah 14
Sedang 20
Sukar 6
40
Y2
Y
Da
ya
Pe
mb
ed
aR
elia
bilita
s
Tingkat
Kesukaran
r11 > r tabel = Reliabel
Keterangan
Va
lid
ita
s B
utir
So
al
Kode
Responden
Nomor Butir Soal
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
Nomor Butir SoalNo.
Nomor butir soal Nomor butir soal
116
117
117
Rumus :
Butir soal Valid jika rxy > rtabel
Perhitungan :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
S
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
x x
x - x -
rxy =
Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah =
Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.
Perhitungan Validitas Soal
35 1
34 1
XY
35
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Butir soal
no 1 (X)Y
2
35
34
36
35
1
1
Skor
Total (Y)No. X
2
36
1
12961
0 32 0
1
01024
1225
rxy =
1
841
1 32 1 1024
1
1
1225
1156
1 900
0
0
0
779
31
32 1 1024
31
0
784
900
0
30 0
29 0 841
28
26 0
0
16
32
30
36 294
0
1 29 1 841
29 0 841
00 22 0 484
676
0 24 0 576 0
0 23 0 529
0 22 0 484 0
0 25 0 625
0
0
0 22 0 484 0
0 23 0 529
779
0 100
0 289
2129936
0
0
0
0
0
00
0
0 361
0
9
0 5 25
0
0,6095
0,6095
36 9 9
0
0
10
6
29421299
36
1
0
1
0 29 0
961
30
9 779 9
0 4
0
0
17
21
19 0
441
361
0
0 19
0
29
0
0
0
32
0
0
20 0 400 0
0
0
22
( )( )
( ) ( ) 2222xyr
SUNSUSCNSC
SUSCNSCU
118
Rumus:
Keterangan:
: Banyaknya butir soal
: Jumlah dari pq
: Varians total
Kriteria
Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:
= + +
= + +
=
2
40 1
Pada a = 5% dengan n = 32 diperoleh r tabel = 0.349
= 72,975632
32
Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut
reliabel
8,4131
72,9756
= 0,907
r11 =40 72,976
8,4131
S2 =
21299779
0,2021 0,2256 0,1875 + . . .+ 0,1875
Spq pq1 pq2 pq3
Perhitungan Reliabilitas Instrumen
k
Spq
s2
+ . . .+ pq40
÷÷
ø
ö
çç
è
æ ÷ø
öçè
æ
2
2
11S
pqS
1-k
k r
119
Rumus
Keterangan:
: Indeks kesukaran
: Jumlah siswa yang menjawab benar
: Jumlah Soal
Kriteria
=
0
0,281
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang sukar
IK =9
32
Jumlah 9 Jumlah
0
D-2 0
0 15 D-5 0
16 D-30 0 16 D-13 0
15 D-18
14 D-26 1 14
0 1313 D-31 D-14
0
D-21 0
D-24 0
D-9 0
12 D-23 0 12
11 D-4 0 11
10 D-6 1 10
9 D-1 0 9 D-19
0
D-29 0
1 7 D-27 0
8 D-17 1 8 D-3 0
7 D-32
6 D-25 1 6
0 55 D-20 D-22
0
D-28 0
D-8 0
D-15 0
4 D-12 1 4
3 D-7 1 3
2 D-16 1 2
1 D-10 1 1 D-11
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
0,31 0,70 Sedang
0,11 0,30 Sukar
P > 0,90 Sangat Mudah
0,71 0,90 Mudah
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
IK
B
JS
Interval IK Kriteria
0,00 0,10 Sangat Sukar
JS
B IK
120
Rumus
Keterangan:
: Daya Pembeda
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
: Banyaknya siswa pada kelompok atas
: Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Perhitungan
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda
baik
0
16 16
= 0,563
D =9
0
Jumlah 9 Jumlah 0
0 1616 D-30 D-13
0
D-14 0
D-5 0
D-2 0
15 D-18 0 15
14 D-26 1 14
13 D-31 0 13
12 D-23 0 12 D-24
0
D-19 0
1 10 D-21 0
11 D-4 0 11 D-9 0
10 D-6
9 D-1 0 9
1 88 D-17 D-3
D-22 0
2 D-16
D-27 0
D-29 0
7 D-32 1 7
6 D-25 1 6
5 D-20 0 5
4 D-12 1 4 D-8
1 D-10 1 1 D-11 0
D-28 0
3 D-7 1 3 D-15 0
1 2
0
0,71 1,00 Sangat Baik
0,41 0,70 Baik
No Kode Skor No
NegativeSangat tidak baik,
sebaiknya dibuang
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya
untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan
diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
Kode Skor
JA
JB
Interval DP Kriteria
Perhitungan Daya Pembeda Soal
DP
BA
BB
0,21 0,40 Cukup
0,00 0,20 Jelek
JB JA
BBBA DP
121
Lampiran 12 Soal evaluasi
SOAL TES EVALUASI AKHIR
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Pencemaran Lingkungan
Waktu : 30 menit
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x)
pada huruf a, b, c, atau d di lembar jawaban yang tersedia!
1. Cara menanggulangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh
limbah industri adalah ....
a. membuang limbah pabrik ke lautan
b. menutup pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah
c. membuat bak penampungan untuk limbah pabrik
d. mengolah limbah pabrik sebelum dialirkan ke sungai
2. Pupuk kompos termasuk dalam penanggulangan sampah jenis komponen
....
a. abiotik c. padat
b. biotik d. cair
3. Banyak terjadi pencemaran-pencemaran disekitar tempat tinggal kita,
mulai dari pencemaran tanah, udara, dan air. Cara mengatasi pencemaran-
pencemaran tersebut yang paling efektif dengan ....
a. menanam pohon
b. bersepeda
c. mengurangi pemakaian kendaraan bermotor
d. mengurangi pemakaian kertas
4. Faktor penyebab gangguan lingkungan terhadap keseimbangan alam yaitu
....
a. pupuk kimia c. pupuk kandang
b. pupuk hijau d. pupuk organik
5. Membuang sampah ke saluran perairan dapat mengganggu lingkungan.
Gangguan yang dapat ditimbulkan yaitu, kecuali ....
a. berkurangnya kadar karbon dioksida dalam air
b. menurunkan kadar oksigen
c. menimbulkan bau busuk
d. menimbulkan banjir
122
6. Pencemaran dapat mengakibatkan matinya organisme tertentu.
Pencemaran seperti ini merupakan akibat yang bersifat ….
a. biologi c. fisik
b. kimiawi d. biokimia
7. Salah satu upaya yang paling tepat dilakukan pemerintah dalam upaya
mengurangi polusi udara di perkotaan adalah ....
a. membangun taman di pusat kota
b. melarang penggunaan kendaraan bermotor
c. melarang penggunaan CFC pada pendingin ruangan
d. melarang penggunaan bahan bakar fosil
8. Penggunaan pupuk buatan yang berlebihan bisa menyebabkan tanah
menjadi tidak subur lagi karena ....
a. tanaman menjadi jenuh karena kebanyakan pupuk
b. tanaman membutuhkan jenis pupuk yang lain
c. pengurai mati karena terlalu banyak pupuk
d. pengurai tidak dapat menguraikan pupuk buatan
9. Zat berikut yang menjadi penyebab utama kenaikan suhu bumi adalah ....
a. ozon c. belerang
b. karbon monoksida d. karbon dioksida
10. Populasi tanaman enceng gondok yang terlalu berlebihan di danau Rawa
Pening merupakan polutan bagi air karena ....
a. meningkatkan kadar oksigen dalam air
b. meningkatkan produksi perikanan
c. mengakibatkan air kekurangan cahaya matahari
d. mengakibatkan eutrofikasi dan air kekurangan oksigen
11. Berikut ini yang merupakan kelompok limbah organik adalah ....
a. kotoran ternak, logam, dedaunan
b. kertas, botol kaca, kantong plastik
c. kulit pisang, ampas tahu, kaca
d. ampas tahu, kotoran ternak, dedaunan
12. Berikut ini yang merupakan dampak kerusakan hutan, kecuali ....
a. musim yang tidak menentu c. penipisan lapisan ozon
b. efek rumah kaca d. peningkatan satwa langka
13. Salah satu tujuan penetapan hutan lindung terutama di daerah pegunungan
adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. menahan laju erosi c. melindungi satwa langka
b. menjaga persediaan air bersih d. memproduksi kayu
123
14. Syarat suatu zat padat disebut sebagai polutan adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. berada pada waktu yang tidak tepat
b. berada di tempat yang tidak tepat
c. jumlah melebihi ambang batas yang ditentukan
d. jumlahnya di bawah ambang batas yang ditentukan
15. Penebangan hutan yang tidak diperhitungkan akan mengakibatkan ....
a. tanah longsor c. pendangkalan danau
b. tanah tandus d. gempa bumi
16. Hutan dapat melindungi tanah dari kerusakan akibat hujan yang deras
karena ....
a. air tidak langsung ke tanah c. tanah permukaan gembur
b. air mengalir dengan tenang d. tanah tidak mudah bergerak
17. Danau yang mengalami eutrofikasi, biasanya produktifitas perikanannya
menurun karena ....
a. terjadi pendangkalan di danau
b. intensitas cahaya matahari dalam danau kecil
c. permukaan air danau kurang O2
d. jumlah plankton sangat sedikit
18. Dibawah ini komponen biotik yang ada dihutan adalah ....
a. kupu-kupu, belalang, batu c. ulat, ular, belalang
b. luwing, udara, ular d. sinar matahari, burung, air
19. Pemakaian bahan pemutih yang terlalu sering dapat menyebabkan ....
a. kain menjadi cepat rusak
b. matinya kuman dan bakteri
c. pakaian lebih awet
d. warna pakaian awet
20. Danau yang terlalu sering dipakai untuk mencuci, maka akan
menyebabkan bertambahnya kadar...dalam air.
a. O2 c. N
b. CO2 d. CO
21. Tindakan kita agar tanah tetap subur antara lain ....
a. memberi pupuk urea setiap hari
b. membunuh rayap dengan minyak tanah
c. tidak menimbun sampah dari logam, plastik, dan kaca
d. menutup tanah dengan plastik
22. Cara pemusnahan sampah yang paling menguntungkan adalah ....
a. dikubur c. didaur ulang
b. dihanyutkan d. dibakar
124
23. Kelemahan pemusnahan sampah dengan jalan dibakar antara lain ....
a. pencemaran udara c. tempat banyak terpakai
b. kuman penyakit mati d. mikroba tanah mati
24. Fluorida dalam pasta gigi berfungsi sebagai ....
a. pemutih c. penguat gigi
b. abrasif d. desinfektan
25. Bahan pencemar berikut yang secara langsung membahayakan kesehatan
adalah ....
a. oksigen c. nitrogen
b. karbon dioksida d. hidrogen
26. Salah satu usaha untuk menyelamatkan kerusakan hutan adalah ....
a. melakukan tebang pilih
b. mengubah hutan menjadi lahan pertanian
c. mengubah lahan gambut menjadi pemukiman penduduk
d. mengubah hutan menjadi perumahan
27. Aktivitas manusia yang mendukung pelestarian lingkungan adalah ....
a. menggunakan pestisida yang berlebih
b. membuka area pertanian baru dengan pembakaran hutan
c. memburu satwa langka yang dilindungi
d. mengolah limbah berbahaya sebelum dibuang ke sungai
28. Salah satu contoh akibat polusi air adalah ....
a. hujan asam c. efek rumah kaca
b. pemanasan global d. eutrofikasi
29. Berikut ini yang termasuk kelompok limbah organik adalah ....
a. kotoran ternak, logam, dedaunan
b. kertas, botol kaca, kantong plastik
c. ampas tahu, kulit pisang, kertas
d. kulit pisang, ampas tahu, kaca
30. Kota-kota besar termasuk Semarang, transportasi sangat menentukan
kelancaran komunikasi. Arus kendaraan bermotor yang sangat ramai
mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran
yang dimaksud yaitu ....
a. udara c. air
b. tanah d. tanah dan udara
125
Lampiran 13 Jawaban soal evaluasi
LEMBAR JAWABAN SOAL EVALUASI
AKHIR
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
11. a b c d
12. a b c d
13. a b c d
14. a b c d
15. a b c d
21. a b c d
22. a b c d
23. a b c d
24. a b c d
25. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
16. a b c d
17. a b c d
18. a b c d
19. a b c d
20. a b c d
26. a b c d
27. a b c d
28. a b c d
29. a b c d
30. a b c d
126
126
Lampiran 14 Hasil belajar siswa kelas uji coba skala kecil
Prosentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 (%)
E-1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23 77 Tuntas
E-2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 23 77 Tuntas
E-3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 24 80 Tuntas
E-4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83 Tuntas
E-5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 21 70 Tuntas
E-6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80 Tuntas
E-7 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80 Tuntas
E-8 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83 Tuntas
E-9 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 73 Tuntas
E-10 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23 77 Tuntas
E-11 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 87 Tuntas
E-12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93 Tuntas
E-13 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 63 Tidak Tuntas
E-14 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 87 Tuntas
E-15 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83 Tuntas
Jumlah
Skor7 12 14 15 13 1 12 9 15 5 5 14 12 15 14 13 14 15 9 14 9 10 14 14 13 14 15 14 15 12
% 47% 80% 93% 100% 87% 7% 80% 60% 100% 33% 33% 93% 80% 100% 93% 87% 93% 100% 60% 93% 60% 67% 93% 93% 87% 93% 100% 93% 100% 80% 80
Jumlah seluruh siswa (N) = 15
Kriteria
HASIL EVALUASI AKHIR SISWA KELAS VIII H PADA UJI COBA SKALA KECIL
SubjekSkor Butir Hasil Evaluasi Uji Coba Skala Kecil
Jumlah skor
126
127
127
Rekapitulasi Hasil Belajar Evaluasi Uji Coba Skala Kecil
Jumlah skor Nilai
1 23 76
2 23 76
3 24 80
4 25 83
5 21 70
6 24 80
7 24 80
8 25 83
9 22 73
10 E-10 23 76
11 E-11 26 86
12 E-12 28 93
13 E-13 19 63
14 E-14 26 86
15 25 83
79
E-8
E-9
E-15
Rata-rata
No. SubjekKelas VIII H
E-7
E-1
E-2
E-3
E-4
E-5
E-6
128
128
Lampiran 15 Hasil belajar siswa kelas uji coba skala besar
Prosentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 (%)
1 C-1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 18 60 Tidak Tuntas
2 C-2 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 20 67 Tidak Tuntas
3 C-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
4 C-4 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 73 Tuntas
5 C-5 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 14 47 Tidak Tuntas
6 C-6 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 11 37 Tidak Tuntas
7 C-7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93 Tuntas
8 C-8 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 20 67 Tidak Tuntas
9 C-9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 21 70 Tuntas
10 C-10 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80 Tuntas
11 C-11 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 22 73 Tuntas
12 C-12 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22 73 Tuntas
13 C-13 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23 77 Tuntas
14 C-14 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 87 Tuntas
15 C-15 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23 77 Tuntas
16 C-16 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23 77 Tuntas
17 C-17 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 83 Tuntas
18 C-18 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 15 50 Tidak Tuntas
19 C-19 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 23 77 Tuntas
20 C-20 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 93 Tuntas
21 C-21 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80 Tuntas
22 C-22 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23 77 Tuntas
23 C-23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
24 C-24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
25 C-25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
26 C-26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 97 Tuntas
27 C-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26 87 Tuntas
28 C-28 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 80 Tuntas
29 C-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 27 90 Tuntas
30 C-30 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83 Tuntas
31 C-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
32 C-32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
33 C-33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100 Tuntas
34 C-34 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 90 Tuntas
35 C-35 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 80 Tuntas
36 C-36 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 83 Tuntas
37 C-37 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16 53 Tidak Tuntas
Jumlah skor 13 29 35 27 19 29 35 32 33 26 35 31 19 16 26 35 35 33 34 26 35 37 28 31 27 33 34 29 34 32
% 35% 78% 95% 73% 51% 78% 95% 86% 89% 70% 95% 84% 51% 43% 70% 95% 95% 89% 92% 70% 95% 100% 76% 84% 73% 89% 92% 78% 92% 86% 80
Jumlah seluruh siswa (N) 37
No Kriteria
HASIL EVALUASI AKHIR SISWA KELAS VII D PADA UJI COBA SKALA BESAR
SubjekSkor Butir Hasil Evaluasi Uji Coba Skala Besar
Jumlah skor
128
129
129
Rekapitulasi Hasil Belajar Evaluasi Skala Besar
ND NTI NE JumlahNilai akhir
1 C-1 78 80 60 218 72,66667
2 C-2 60 80 66 206 68,66667
3 C-3 100 100 100 300 100
4 C-4 91 60 73 224 74,66667
5 C-5 71 100 46 217 72,33333
6 C-6 91 100 36 227 75,66667
7 C-7 71 100 93 264 88
8 C-8 78 100 66 244 81,33333
9 C-9 85 100 70 255 85
10 C-10 80 100 80 260 86,66667
11 C-11 84 100 73 257 85,66667
12 C-12 91 80 73 244 81,33333
13 C-13 78 80 76 234 78
14 C-14 85 100 86 271 90,33333
15 C-15 100 100 76 276 92
16 C-16 85 100 76 261 87
17 C-17 71 100 83 254 84,66667
18 C-18 91 100 50 241 80,33333
19 C-19 84 100 76 260 86,66667
20 C-20 60 40 93 193 64,33333
21 C-21 78 100 80 258 86
22 C-22 60 40 76 176 58,66667
23 C-23 71 100 100 271 90,33333
24 C-24 85 100 100 285 95
25 C-25 85 100 100 285 95
26 C-26 100 100 96 296 98,66667
27 C-27 100 100 86 286 95,33333
28 C-28 60 100 80 240 80
29 C-29 84 100 90 274 91,33333
30 C-30 84 100 83 267 89
31 C-31 85 100 100 285 95
32 C-32 78 100 100 278 92,66667
33 C-33 80 100 100 280 93,33333
34 C-34 91 100 90 281 93,66667
35 C-35 91 100 80 271 90,33333
36 C-36 91 100 83 274 91,33333
37 C-37 91 100 53 244 81,33333
85,1982Rata-rata
Kelas VII D
No. Subjek
130
Lampiran 16 Hasil tangggapan siswa pada uji coba skala kecil
Prosentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (%)
E-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-2 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8 80 Baik
E-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-4 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 60 Kurang baik
E-5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80 Baik
E-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Sangat baik
E-10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 Sangat baik
E-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
E-12 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 70 Cukup baik
E-13 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 4 40 Kurang baik
E-14 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 60 Kurang baik
E-15 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 60 Kurang baik
Jumlah
Skor11 12 13 13 11 15 9 14 12 13
% 73% 80% 87% 87% 73% 100% 60% 93% 80% 87% 82
15
Kriteria
Jumlah seluruh siswa (N) =
HASIL TANGGAPAN SISWA KELAS VIII H TERHADAP LKS YANG TELAH DIKEMBANGKAN
BERBASIS WORD SQUARE
SubjekSkor Butir Angket
Jumlah skor
131
N = 15
Jumlah skor Nilai (%)
1 11 73%
2 12 80%
3 14 93%
4 13 87%
5 11 73%
6 15 100%
7 9 60%
8 13 87%
9 12 80%
10 13 87%
12 82%
Baik
Prosentase dihitung menggunakan rumus
Dimana angka prosentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut
80% - 100% = Sangat baik
70% - 79% = Baik
40% - 59% = Cukup baik
20% - 39% = Kurang baik
0% - 19% = Tidak baik
Dari perhitungan diperoleh rata-rata prosentase 82% maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan
siswa baik terhadap pengembangan LKS berbasis word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Kriteria
Rata-rata
REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGEMBANGAN LKS
BERBASIS WORD SQUARE
Apakah gambar dalam LKS berbasis word square sudah menarik
dan sesuai dengan topik yang sedang dipelajari?
Apakah gambar-gambar dalam LKS berbasis word square jelas
terlihat dan mampu kalian pahami maknanya?
Apakah pertanyaan dan tugas dalam LKS berbasis word square
membantu kalian menemukan konsep materi yang sedang
dipelajari?
No. Butir Angket
VIII H
Apakah kalian tertarik mengikuti pembelajaran dengan LKS
pencemaran lingkungan berbasis word square ?
Apakah pembelajaran dengan LKS pencemaran lingkungan
berbasis word square memudahkan kalian dalam belajar?
Apakah kalian senang belajar dengan LKS pencemaran
lingkungan berbais word square ?
Apakah LKS berbasis word square membuat kalian bersemangat
dalam belajar pencemaran lingkungan?
Apakah LKS word square memudahkan kalian saat mengikuti
kegiatan pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan?
Apakah LKS berbasis word square menambah kosa kata yang
kalian miliki?
Apakah terjalin hubungan yang akrab, saling menghargai, lebih
mengenal dan menyenangkan antar teman selama belajar
menggunakan LKS berbasis word square ?
%100maksimalskor jumlah
ya menjawab yangskor jumlah Nilai
132
Lampiran 17 Hasil tanggapan siswa pada uji coba LKS skala besar
Prosentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (%)
1. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
2. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
3. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
4. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Sangat baik
5. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
6. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
7. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
8. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
10. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
11. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
12. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
13. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
15. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
16. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
17. 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90 Sangat baik
18. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
19. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
20. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
21. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
22. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
23. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
24. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
25. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
26. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
27. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
28. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
29. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
30. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
31. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
32. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
33. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
34. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
35. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
36. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
37. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 Sangat baik
Jumlah Skor 37 37 37 37 37 37 37 35 37 37
% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 95% 100% 100% 99
Jumlah seluruh siswa: 37
HASIL TANGGAPAN SISWA KELAS VII D TERHADAP LKS YANG TELAH DIKEMBANGKAN
BERBASIS WORD SQUARE
Skor Butir AngketJumlah skorNo Kriteria
133
N = 37
Jumlah skor Nilai (%)
1 37 100%
2 37 100%
3 37 100%
4 37 100%
5 37 100%
6 37 100%
7 37 100%
8 35 95%
9 37 100%
10 37 100%
37 99%
Sangat baik
Prosentase dihitung menggunakan rumus
Dimana angka prosentase selanjutnya dikonfirmasikan pada kriteria sebagai berikut
80% - 100% = Sangat baik
70% - 79% = Baik
40% - 59% = Cukup baik
20% - 39% = Kurang baik
0% - 19% = Tidak baik
Dari perhitungan diperoleh rata-rata prosentase 99% maka dapat disimpulkan bahwa tanggapan
siswa sangat baik terhadap pengembangan LKS berbasis word square untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Apakah LKS word square memudahkan kalian saat mengikuti
kegiatan pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan?
Apakah LKS berbasis word square menambah kosa kata yang
kalian miliki?
Apakah terjalin hubungan yang akrab, saling menghargai, lebih
mengenal dan menyenangkan antar teman selama belajar
menggunakan LKS berbasis word square ?
Apakah kalian tertarik mengikuti pembelajaran dengan LKS
pencemaran lingkungan berbasis word square ?
Kriteria
Apakah gambar dalam LKS berbasis word square sudah menarik
dan sesuai dengan topik yang sedang dipelajari?
Apakah gambar-gambar dalam LKS berbasis word square jelas
terlihat dan mampu kalian pahami maknanya?
Apakah pertanyaan dan tugas dalam LKS berbasis word square
membantu kalian menemukan konsep materi yang sedang dipelajari?
Rata-rata
Apakah pembelajaran dengan LKS pencemaran lingkungan berbasis
word square memudahkan kalian dalam belajar?
Apakah kalian senang belajar dengan LKS pencemaran lingkungan
berbais word square ?
Apakah LKS berbasis word square membuat kalian bersemangat
dalam belajar pencemaran lingkungan?
REKAPITULASI TANGGAPAN SISWA TERHADAP PENGEMBANGAN LKS
BERBASIS WORD SQUARE
No. Butir Angket
VII D
%100maksimalskor jumlah
ya menjawab yangskor jumlah Nilai
134
Lampiran 18 Hasil tanggapan guru terhadap LKS hasil pengembangan
135
136
Lampiran 19 Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala kecil
137
138
Lampiran 20 Hasil belajar siswa pada uji coba skala kecil
139
140
Lampiran 21 Hasil tanggapan siswa pada uji coba skala besar
141
142
Lampiran 22 Hasil belajar siswa pada uji coba skala besar
143
144
Lampiran 23 Hasil jawaban siswa pada LKS 1
145
Lampiran 24 Hasil jawaban siswa pada LKS 2
146
147
148
Lampiran 25 Hasil jawaban siswa pada LKS 3
149
Lampiran 26 Hasil rekapitulasi aktivitas siswa skala besar terhadap LKS
selama kegiatan pembelajaran
N = 37
Jumlah skor Nilai (%)
1 124 84
2 140 95
3 119 80
4 135 91
5 135 91
6 135 91
7 139 94
8 128 86
9 148 100
10 135 91
11 132 89
90
Aktif
No. Aspek yang diamati
VII D
Rata-Rata
Kriteria
Semangat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
Hasil observasi aktivitas siswa selama diskusi di kelas VII D
Semangat/ kesungguhan siswa selama pembelajaran
Semangat siswa menyelesaikan word square
Intensitas komunikasi antar siswa saat diskusi berlangsung
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi pencemaran lingkungan
Keterampilan berpikir siswa dalam menjawab pertanyaan dalam word square
Kemampuan siswa dalam menguraikan jawaban
Kemampuan siswa dalam menganalisis masalah dan mencari jawaban
Kemampuan siswa mengevaluasi pertanyaan yang diberikan guru
Ketepatan menjawab pertanyaan dari guru
Tingkat kerjasama antar siswa dalam kelompok
150
150
151
Lampiran 27 Surat tanda bukti observasi
152
Lampiran 28 Surat penetapan dosen pembimbing
153
Lampiran 29 Surat ijin penelitian
154
Lampran 30 Surat tanda bukti penelitian
155
Lampiran 31 Dokumentasi penelitian
Foto 1 Siswa mengerjakan tes evaluasi pada uji coba LKS skala kecil
Foto 2 Siswa mengisi angket yang dibagikan pada uji coba LKS skala kecil
156
Foto 3 Siswa berdiskusi mengerjakan LKS berbasis word square dengan
kelompok masing-masing
Foto 4 Perwakilan kelompok maju kedepan untuk menuliskan jawaban
kelompoknya
157
Foto 5 Siswa mempresentasikan jawaban kelompoknya didepan kelas
Foto 6 Antusias siswa saat pembelajaran dengan LKS berbasis word square
158
Lampiran 32 LKS berbasis word square tema pencemaran lingkungan hasil
pengembangan
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177