Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI FLUIDASTATIS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN
PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBINGDI SMA AL-KAUTSAR
(Tesis)
Oleh
SUPARDI
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2017
iv
ABSTRACT
DEVELOPING STUDENT WORKSHEET (SWS) STATIC FLUIDMATERIAL BASED ON SCIENTIFIC APPROACH USING GUIDED
INQUIRY LEARNING MODEL IN SMA AL-KAUTSAR
By
SUPARDI
This Research and development goal is to produce Student Worksheet (SWS)
static fluid material based on the scientific approach using guided inquiry learning
model, which is easy, interesting, useful and effective. This research was
conducted through seven stages, namely: pra-research and data collection stage,
planning stage, pra-developing product stage, pra-test stage, revising design stage,
product test stage, and revising product stage. The pra-study stage consists of a
literature study and teacher and student assessment analysis in Al Kautsar Bandar
Lampung high school. The developing stage is produces (SWS) static fluid
material with scientific approaches based using guided inquiry learning model
with well validated of design expert and well enough of the material expert. The
product test stage had been held on the sample with random cluster sampling
technique which XI.IPA-5 class as the experimental class and XI.IPA-4 class as
v
the control class. The results of this study indicate that the developing result SWS
s has the easy category, interesting, useful, and good enough effective with the N-
gain 0.599.
Key words: guided inquiry, scientific approach, static fluid.
Supardi
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI FLUIDASTATIS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN
PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBINGDI SMA AL-KAUTSAR
Oleh
SUPARDI
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS) materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik dengan
pembelajaran model inkuiri terbimbing yang mudah, menarik, bermanfaat dan
efektif. Penelitian ini dilaksanakan melalui tujuh tahap, yaitu: (1) tahap penelitian
awal dan pengumpulan data, (2) tahap perencanaan, dan (3) tahap pengembangan
produk awal, (4) tahap uji coba awal, (5) tahap revisi desain, (6) tahap uji coba
produk, dan (7) tahap revisi produk. Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi
literatur dan analisis kebutuhan guru dan siswa di SMA Al-Kautsar Bandar
Lampung. Tahap pengembangan menghasilkan LKS materi fluida statis berbasis
pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing yang
tervalidasi baik (90,76%) dari ahli desain dan tervalidasi cukup baik (75,00%) dari
ahli materi. Tahap Uji coba produk dilaksanakan pada sampel dengan teknik
iii
sampel klaster secara random yaitu kelas XI.IPA-5 sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI.IPA-4 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini menujukan bahwa LKS
hasil pengembangan ini memiliki kategori mudah (85,68%), menarik (86,23%),
bermanfaat (89,84%), dan cukup efektif dengan N-gain 0,599.
Kata kunci: fluida statis, inkuiri terbimbing, pendekatan saintifik.
Supardi
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI FLUIDASTATIS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN
PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBINGDI SMA AL-KAUTSAR
Oleh
SUPARDI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Magister Pendidikan FisikaJurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2017
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ngesem Jawa Tengah pada tanggal 02 Mei 1971. Pendidikan
dasar diselesaikan pada tahun 1985 di SDN 1 Sinar Palembang Kecamatan
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Tahun 1988 penulis menamatkan
pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Katibung Kecamatan Sidomulyo
Kabupaten Lampung Selatan dan pada tahun 1991 menamatkan pendidikan
menengah atas di SMAN 2 Tanjungkarang Kota Bandar Lampung.
Pada tahun 1991 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Lampung
pada program studi D3 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruang dan Ilmu
Pendidikan dan menamatkannya pada tahun 1994. Kemudian penulis menamatkan
program sarjana pada tahun 1999 di Universitas Terbuka. Pada tahun 2014 penulis
melanjutkan Program Pascasarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Sejak tahun 1994 penulis mengampu mata pelajaran fisika di SMA Perintis 1
Bandar Lampung hingga tahun 2000. Dan sejak tahun 2000 hingga sekarang
penulis mengampu mata pelajaran fisika di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.
xi
MOTTO
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang palingtaqwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)
“Orang yang pintar bisa gagal, orang yang hebat bisa jatuh, tetapi orang yangrendah hati akan selalu mendapatkan kemuliaan”
“We cannot teach what we want, but we can only teach what we are”
xii
PERSEMBAHAN
Teriring do’a dan rasa syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala serta
Sholawat kepada Rosulullah Muhammad Shalallahu’allaihi wasallam. Ku
persembahkan Tesis ini sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada:
1. Istri dan anakku (Ponirah, Ahmad Wisnu M, Pandu Pasha Y, Annisa Widya
L, dan Rizky Andika P) yang selalu memberikan kekuatan, doa, kasih sayang
dan dorongan semangat terus menerus kepada penulis
2. Yayasan Al-Kautsar yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan studi dengan memberikan bantuan biaya pendidikan.
3. Teman-teman pendidik di SMA Al-Kautsar yang selalu memberikan motivasi
dan semangat saat penulis merasa lelah dan bosan untuk menyelesaikan
pendidikan ini.
4. Teman-teman mahasiswa magister pendidikan fisika angkatan 2014 (first
generation), terima kasih atas do’a, dukungan dan persahabatannya.
xiii
SANWACANA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat merasakan segala nikmat dan
anugerah yang diberikan sehingga tesis Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Materi Fluida Statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Pembelajaran
Model Inkuiri Terbimbing dapat terselesaikan. Salawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar
Magister Pendidikan Fisika pada Program Studi Pendidikan Fisika Program
Pascasarjana Universitas Lampung.
Penulisan tesis ini dapat terwujud dengan adanya bimbingan, dorongan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dosen Pembimbing I: Dr. Chandra Ertikanto, M.Pd. dan Dosen Pembimbing
II: Prof. Dr. Posman Manurung, M.Si. atas curahan waktu dan kesediaannya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Dosen Pembahas I dan sekaligus
validator ahli materi yang telah memberikan masukan dan arahan sehingga
penulisan tesis dan produk yang dihasilkan menjadi lebih baik.
xiv
3. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd, selaku ahli desain produk awal dalam penelitian
pengembangan ini.
4. Direktur Program Pasca Sarjana dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang menfasilitasi terlaksananya Program
Studi Magister Pendidikan Fisika di Universitas lampung
5. Bapak dan ibu dosen pengajar Program Studi Magister Pendidikan Fisika
yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman yang
sangat berharga dalam setiap perkuliahan.
6. Saudari Dewi Arimbi selaku petugas yang membantu surat menyurat pada
Program Studi Magister Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas
Lampung.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Fisika
Universitas Lampung Angkatan 2014 (Pak Taufik Nurrohman, Ibu Yuliana,
Pak Payudi, dan teman-teman semua) atas segala masukkan dan saranya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna,
maka penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan di masa mendatang. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Bandar Lampung, September 2017
Penulis
Supardi
xv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xviii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xxi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 9
E. Ruang Lingkup ................................................................................... 9
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan .................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar ....................................................................................... 111. Teori Belajar Kognitif .................................................................... 112. Teori Belajar Humanisme............................................................... 133. Teori Belajar Behaviorisme............................................................ 144. Teori Belajar Konstruktivisme ....................................................... 15
B. Metode Penelitian dan Pengembangan............................................... 16
C. Model Inkuiri ...................................................................................... 18
D. Pendekatan Saintifik........................................................................... 19
xvi
E. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................ 21
F. Materi Fuida Statis.............................................................................. 231. Hukum Utama Hidrostatis .............................................................. 232. Hukum Archimedes........................................................................ 243. Hukum Pascal ................................................................................. 26
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan.......................................... 28
H. Kerangka Pemikiran........................................................................... 28
I. Model Hipotetik LKS ......................................................................... 29
J. Hipotesis ............................................................................................. 31
III. METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan ........................................................................ 32
B. Prosedur Pengembangan .................................................................... 331. Potensi dan Masalah ...................................................................... 342. Mengumpulkan Informasi ............................................................. 353. Desain Produk ............................................................................... 364. Validasi Desain.............................................................................. 365. Revisi Desain................................................................................. 376. Uji Coba Produk ............................................................................ 377. Revisi Produk ................................................................................ 38
C. Uji Coba Produk ................................................................................. 391. Desain Uji Coba ............................................................................ 392. Subyek Uji Coba............................................................................ 393. Jenis Data....................................................................................... 404. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 405. Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan
Daya Beda Instrumen Tes............................................................. 416. Teknik Analisis Data ..................................................................... 43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 471. Penelitian awal dan Pengumpulan Data ........................................ 472. Perencanaan ................................................................................... 493. Pengembangan Produk Awal ........................................................ 494. Uji Coba Awal ............................................................................... 515. Revisi Desain................................................................................. 566. Tahap Uji Coba Produk ................................................................. 58
xvii
a. Pelaksanaan Uji Coba Produk.................................................... 58b. Interaksi Peserta Didik terhadap LKS ....................................... 59c. Hasil Uji Kemudahan, Kemenarikkan dan Kemanfaatan LKS.. 62d. Hasil Uji Coba Efektivitas LKS................................................. 65
1) Analisis Data Pretes ............................................................ 652) Analisis Data Postes ............................................................ 683) Uji Beda Rata-Rata Data Pretes dan Postes
Kelas Eksperimen ............................................................... 715) Data Normalisasi Gain (N-gain) Prestasi Belajar Siswa.... 716) Menguji Hipotesis ............................................................... 73
7. Revisi Produk setelah Uji Coba..................................................... 73
B. Pembahasan .......................................................................................... 74
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan......................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN ....................................................................................................... 88
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar instrumen ....................................................................................... 41
3.2 Hasil validitas, tingkat kesukaran dan daya beda instrumentes untuk pretes dan postes ....................................................................... 42
3.3 Hasil uji realibilitas instrumen tes............................................................ 43
3.4 Kriteria tingkat kevalidan dan revisi produk............................................. 44
3.5 Skor penilaian terhadap uji kemenarikan, kemudahan,dan kemanfaatan produk ........................................................................... 45
3.6 Nilai rata-rata gain ternormalisasi dan klaslifikasinya ............................. 46
4.1 Perbaikan instrumen soal tes .................................................................... 50
4.2 Saran dari ahli desain dan perbaikan......................................................... 52
4.3 Hasil uji ahli desain................................................................................... 53
4.4 Saran dari hasil uji ahli materi pada validasi ke-1 ................................... 53
4.5 Saran dari hasil uji ahli materi pada validasi ke-2 ................................... 54`4.6 Hasil analisis uji ahli materi ...................................................................... 54
4.7 Hasil uji satu lawan satu ........................................................................... 55
4.8 Interaksi peserta didik terhadap lks........................................................... 59
4.9 Hasil uji kemudahan lks pengembangan................................................... 62
4.10 Hasil uji kemenarikkan lks pengembangan ............................................ 63
4.11 Hasil uji kemanfaatan lks pengembangan................................................ 64
4.12 Hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol....... 66
xix
Tabel Halaman
4.13 Hasil uji homogenitas data pretes .......................................................... 67
4.14 Perbedaan rata-rata data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ...... 68
4.15 Hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ..... 69
4.16 Hasil uji homogenitas data postes .......................................................... 69
4.17 Perbedaan rata-rata data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol ...... 70
4.18 Hasil uji berpasangan kelas eksperimen ................................................. 71
4.19 Nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol .................... 72
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tititk-titik dengan kedalaman yang sama ................................................. 23
2.2 Benda yang dimasukkan dalam zat cair ................................................... 24
2.3 Keadaan benda di dalam fluida (zat cair).................................................. 25
2.4 Pesawat hidrolik berdasarkan hukum Pascal ........................................... 27
2.5 Kerangka pemikiran ................................................................................. 28
2.6 Model hipotetik LKS ............................................................................... 30
3.1 Langkah-langkah penggunaan metode research and development ......... 33
3.2 Desain pengembangan produk diadaptasi dari Sugiyono ......................... 34
3.3 Metode eksperimen pretest-posttest control group design ...................... 37
4.1 Hasil penelitian pendahuluan ................................................................... 48
4.2 Cover LKS. ............................................................................................... 56
4.3 Bagian isi LKS .......................................................................................... 56
4.4 Perbandingan nilai rata-rata pretes dan postes pada kelas eksperimendan kelas kontrol ........................................................................................ 70
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen kebutuhan guru dan siswa......................... 88
Lampiran 2 Angket analisis kebutuhan guru .................................................. 89
Lampiran 3 Angket analisis kebutuhan siswa................................................. 91
Lampiran 4 Hasil analisis angket kebutuhan guru ......................................... 93
Lampiran 5 Hasil analisis angket kebutuhan siswa......................................... 94
Lampiran 6 LKS hasil pengembangan............................................................ 95
Lampiran 7 Kisi-kisi instrumen uji ahli desain .............................................. 96
Lampiran 8 Angket uji ahli desain ................................................................. 98
Lampiran 9 Kisi-kisi instrumen uji ahli materi .............................................. 103
Lampiran 10 Angket uji ahli materi ................................................................ 104
Lampiran 11 Hasil analisis angket uji ahli desain........................................... 108
Lampiran 12 Hasil analisis angket uji ahli materi .......................................... 111
Lampiran 13 Kisi-kisi instrumen uji perseorangan (satu lawan satu)............. 113
Lampiran 14 Angket uji perseorangan (satu lawan satu)................................ 114
Lampiran 15 Hasil analisis angket uji perseorangan (satu lawan satu) .......... 117
Lampiran 16 Kisi-kisi instrumen soal pretes dan postes................................. 118
Lampiran 17 Soal pretes dan postes ............................................................... 121
Lampiran 18 Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)................................ 125
xxii
Lampiran Halaman
Lampiran 19 Kisi-kisi intrumen uji kemudahan ............................................. 131
Lampiran 20 Angket instrumen uji kemudahan.............................................. 132
Lampiran 21 Kisi-kisi intrumen uji kemenarikkan ......................................... 134
Lampiran 22 Angket instrumen uji kemenarikkan.......................................... 135
Lampiran 23 Kisi-kisi intrumen uji kemanfaatan ........................................... 137
Lampiran 24 Angket instrumen uji kemanfaatan............................................ 138
Lampiran 25 Hasil analisis angket uji kemudahan ......................................... 140
Lampiran 26 Hasil analisis angket uji kemenarikkan ..................................... 141
Lampiran 27 Hasil analisis angket uji kemanfaatan ....................................... 142
Lampiran 28 Tabulasi pengkodean jawaban uji coba soal tes ........................ 143
Lampiran 29 Hasil uji validitas butir soal untuk pretes dan postes................. 146
Lampiran 30 Hasil uji reliabilitas butir soal untuk pretes dan postes ............. 147
Lampiran 31 Analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal ................. 148
Lampiran 32 Daftar nilai pretes dan postes kelas eksperimen........................ 151
Lampiran 33 Daftar nilai pretes dan postes kelas kontrol............................... 152
Lampiran 34 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kontrol ......... 153
Lampiran 35 Uji homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kontrol ..... 154
Lampiran 36 Uji beda rata-rata data pretes ..................................................... 155
Lampiran 37 Uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kontrol......... 156
Lampiran 38 Uji homogenitas data postes kelas eksperimen dan kontrol ..... 157
Lampiran 39 Uji beda rata-rata data postes..................................................... 158
Lampiran 40 Uji beda rata-rata data pretes-postes kelas kontrol ................... 159
Lampiran 41 Uji beda rata-rata data pretes-postes kelas eksperimen ............ 160
xxiii
Lampiran Halaman
Lampiran 42 Perhitungan nilai normalisasi rata-tara gain (N-gain) ............... 161
Lampiran 43 Dokumen-dokumen penelitian .................................................. 162
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi
kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat,
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Oleh
karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua
potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.
Kesulitan yang sering dihadapi oleh pererta didik adalah pada proses
pembelajaran banyak sekali informasi yang harus diterima dan diolah oleh peserta
didik. Mereka harus mencatat banyak hal penting dan di saat yang sama mereka
harus mengingat informasi tersebut untuk digunakan (recall) kembali. Selain itu
tuntutan kurikulum yang harus menyelesaikan pokok bahasan atau materi
pelajaran yang telah ditetapkan dan juga tujuan pembelajaran yang berorientasi
pada nilai akhir baik nilai rapor maupun nilai ujian nasional terkadang membuat
guru berkewajiban menyelesaikan materi pelajaran tepat waktu dan melatih
peserta didik agar terampil menyelesaikan soal-soal semester ataupun soal ujian
sehingga kembali lagi guru menyampaikan pelajaran dengan menggunakan model
2
ceramah yang dianggap paling mudah dan bisa menyhelesaikan materi pelajaran
tepat waktu. Aprilia & Mulyaningsih, (2014) juga menemukan bahwa proses
pembelajaran di kelas saat ini masih didominasi oleh guru (teacher center) dan
apabila diberi tugas, siswa cenderung lebih sering bertanya dan kesulitan
mengerjakan tanpa bimbingan dari guru. Pembelajaran di kelas juga cenderung
berorientasi pada nilai akhir siswa dari ulangan harian yang mencakup beberapa
bab yang telah diajarkan, serta tidak adanya nilai sikap dan keterampilan dalam
pembelajaran yang disebabkan kurangnya kegiatan praktikum dalam
pembelajaran.
Karakteristik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan menurut
Kemendikbud, (2013-a) ditujukan untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/ penelitian (discovery/inquiry learning). Mencermati karakteristik
mata pelajaran fisika Siswanto dkk., (2016) yaitu pembelajaran fisika memiliki
karakteristik antara lain: (1) proses memperoleh informasi melalui metode
empiris; (2) informasi yang diperoleh melalui penyelidikan/inkuiri secara logis
dan sistematis; dan (3) melalui kombinasi proses berpikir kritis untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid, Pembelajaran inkuiri
menurut Hosnan, (2014) menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar,
peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan
pendidik secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri. Sedangkan pembelajaran inkuri (inquiry learning)
menurut Anderson, (2002) adalah proses mental aktif yang menuntut partisipasi
aktif peserta didik. Menurut Ahmadi & Amri, (2010) sebagai peserta didik yang
3
perkembangan intelektualnya baru beralih dari tingkat operasional konkrit ke
operasional formal, maka sebaiknya siswa di tingkat dasar diberi kesempatan
terlibat inkuiri dengan bimbingan intensif guru.
Peran media atau bahan ajar dalam proses pembelajaran menurut Kusmana,
(2008) merupakan suatu langkah nyata untuk mengadakan perubahan dalam
proses transfer informasi. Pembelajaran dengan menggunakan media berarti
mengalihkan posisi seorang guru sebagai sumber informasi utama menjadi
seorang fasilitator untuk siswa. Penggunaan media akan membuat pembelajaran
lebih efektif dalam penyampaian informasi melalui demonstrasi atau eksperimen
dan siswa turut aktif dalam mengembangkan potensi intelektualnya secara
langsung. Kusmana, (2008) menyatakan bahwa kesederhanaan media atau bahan
ajar seperti Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan bukan suatu halangan
untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Penelitian review yang
dilakukan oleh Kaymakci, (2015) menunjukkan lembar kerja adalah salah satu
bahan yang paling penting untuk mencapai tujuan kegiatan pendidikan di Turki,
secara total terdapat 28 tesis magister dan disertasi tercatat di perguruan tinggi
Turki dan pendidikan sains di Turki sebagian besar studi mencerminkan
implementasi dari lembar kerja. Beberapa hasil penelitian dengan menerapkan
bahan ajar khususnya lembar kerja siswa antara lain: (1) Töman dkk., (2013)
Menyatakan bahwa lembar kerja siswa yang dikembangkan berdasarkan
pendekatan konstruktivis memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif
selama proses pembelajaran, membantu mereka belajar subjek yang lebih baik,
dan terasa meningkatkan keberhasilan siswa. (2) Mihardi dkk., (2013)
mengemukakan bahwa lembar kerja siswa Know-Want-Learn (KWL) yang
4
dipadukan dengan pembelajaran berbasis proyek, benar-benar efektif untuk
memajukan proses berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah-masalah
fisika, bukan hanya menghitung dan menentukan solusi dalam menganalisa
masalah, tetapi dapat memberikan kontribusi dan solusi alternatif. (3 ) Çelikler,
(2010) dalam penelitiannya dengan menggunakan lembar kerja siswa, bahwa
mengajar dengan penggunaan lembar kerja yang dikembangkan sesuai dengan
teori konstruktivis dimana siswa dapat berperan aktif lebih efektif daripada
metode pengajaran tradisional lainnya.
Untuk mengoptimalkan media atau bahan ajar yang dipersiapkan oleh guru
diperlukan suatu model pembelajaran sehingga pembelajaran dapat terarah sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan oleh guru adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut
Chodijah dkk., (2012 inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah model
pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan yang bersifat ilmiah,
peserta didik menyampaikan ide-ide sebelum topik tersebut dipelajari, peserta
didik menyelidiki sebuah gejala atau fenomena, peserta didik menjelaskan fakta-
fakta dan membandingkannya secara saintifik. Beberapa penelitian yang
menerapakan model pembelajaran inkuiri terbimbing antara lain yang dilakukan
oleh Purwanto, (2012) yang berjudul Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA
Negeri 8 Kota Bengkulu Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam
Pembelajaran Fisika menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model inkuiri
terbimbing terhadap kemampuan berpikir logis pada siswa
SMAN 8 Bengkulu. Dimana kemampuan siswa dengan menggunakan model
inkuiri terbimbing lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan siswa
5
menggunakan metode konvensional. Pengaruh model inkuiri terhadap
kemampuan berpikir logis adalah 34,81%. Demikian juga Penelitian Wijayanti
dkk., (2010) tentang Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing menghasilkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok
bahasan cahaya khususnya pemantulan cahaya dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukan oleh
peningkatan ketuntasan belajar klasikal siswa dari kelompok eksperimen dari
28,57% menjadi 85,71%.
Selain model pembelajaran juga diperlukan pendekatan pembelajaran agar proses
pembelajaran akan lebih efektif. Salah satu pendekatan pembelajaran yaitu
pendekatan saintifik. Wuri dan Mulyaningsih, (2014), dalam penelitiannya
tentang Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Fisika Materi Kalor
terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA, bahwa pembelajaran
fisika dengan pendekatan saintifik meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 dengan kriteria
sedang, artinya bahwa dengan pendekatan saintifik, siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana (klarifikasi elementari), membangun keterampilan dasar
(dukungan dasar), memberikan kesimpulan (inferensi), memberikan penjelasan
lanjut (klasifikasi lanjut), dan mengatur strategi dan taktik. Selain itu penelitian
yang dilakukan oleh Tawil dkk., ( 2014), tentang Penerapan Pendekatan scientific
pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat
meningkatkan pemahaman siswa, mengomunikasikan hasil temuan, serta dapat
6
mengaplikasikan konsep yang didapatnya dalam menyelesaikan soal-soal pada
LKS.
Fisika menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 lampiran 3, merupakan salah
satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup
harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan
komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui
penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi
dengan ukuran sangat kecil. Fisika penting untuk diajarkan sebagai mata
pelajaran di tingkat SMA/MA karena mata pelajaran Fisika sebagai wahana untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di
dalam kehidupan sehari-hari dan membekali peserta didik pengetahuan,
pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
Menurut Chodijah dkk., (2012) tujuan pembelajaran Fisika adalah peserta didik
dapat memahami, mengembangkan observasi dan melaksanakan eksperimen yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang melibatkan zat (materi) dan energi,
sehingga menumbuhkan kesadaran dan pemahaman terhadap kebesaran Allah
SWT penguasa alam semesta. Sedangkan menurut Yulianti et al., (2015) belajar
fisika merupakan proses aktif, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi pemahaman, mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan proses sains termasuk penyelidikan ilmiah.
Fluida statis adalah salah satu pokok bahasan di dalam mata pelajaran fisika yang
sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan sangat faktual yang
7
tentunya sangat menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Secara umum diharapkan fisika tidak lagi ditakuti oleh kebanyakan peserta
didik, tetapi menjadi suatu mata pelajaran yang dicari, disenangi, dan dikuasai
sebagai salah satu dasar penyokong dalam kemajuan teknologi dimasa yang akan
datang.
Berdasarkan observasi di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang dilaksanakan
pada tanggal 7 April 2015 untuk mengungkap kebutuhan peserta didik diketahui
bahwa, (1) pelaksanaan pembelajaran fisika belum sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran inkuiri, pembelajaran inkuiri menurut peserta didik hanya 66,67 %,
(2) sebagian besar peserta didik telah menggunakan LKS (77,73%) namun hampir
separuh dari mereka merasa masih sulit untuk memahami materi fisika hal ini
disebabkan karena LKS hanya sebagai sarana menyelesaikan tugas dan latihan.
(3) LKS yang digunakan tidak memiliki karakteristik pendekatan saintifik,
sehingga hampir separuh peserta didik kurang mampu melakukan kegiatan
saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengomunikasikan). (4) sebagian besar siswa perlu dan setuju dikembangakan
LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri (78,33%).
Demikian juga guru fisika SMA Al-Kautsar mereka sangat setuju dikembangkan
LKS berbasis pendekatan saintifik dengan model pembelajaran inkuiri (100%).
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian
pengembangan dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Materi
Fluida Statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Pembelajaran Model Inkuiri
Terbimbing di SMA Al-Kautsar”.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
pengembangan ini adalah:
1. Bagaimana produk berupa LKS materi fluida statis berbasis pendekatan
saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing?
2. Bagaimana kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKS materi fluida
statis berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri
terbimbing?
3. Bagaimana efektivitas penerapan LKS materi fluida statis berbasis
pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing di kelas?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian pengembangan ini
adalah:
1. Menghasilkan produk berupa LKS materi fluida statis berbasis pendekatan
saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing.
2. Mendeskripsikan kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKS materi
Fluida statis berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri
terbimbing
3. Mendeskripsikan efektivitas penerapan LKS materi fluida statis berbasis
pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing di kelas.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat:
1. Bagi Peserta didik
a. Membantu peserta didik dalam mengembangkan pengetahuan dan
pengalaman belajar secara langsung.
b. Dapat digunakan untuk mencapai penguasaan konsep fluida statis
c. Sebagai sumber dalam pembelajaran ketika membahas materi
tentang fluida statis.
2. Bagi Guru
a. Membantu guru untuk meningkatkan keefektifan dalam pembelajaran
fisika pada materi Fluida statis.
b. Sebagai sumber dan bahan ajar bagi guru dalam proses pembelajaran
fisika.
c. Memberikan motivasi bagi guru untuk lebih kreatif dalam
mengembangkan media pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat di baca dan dijadikan sumber belajar
oleh seluruh warga sekolah.
E. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup penelitian ini adalah:
1. Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi desain ke dalam
suatu wujud fisik tertentu. Pengembangan yang dimaksud adalah
10
pengembangan LKS materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik dengan
pembelajaran model inkuiri.
2. LKS ini dikembangkan berbasis pendekatan saintifik dengan menggunakan
pembelajaran model inkuiri, yang merupakan suatu proses untuk memperoleh
informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari
jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah.
3. Materi pokok yang disajikan dalam penelitian ini adalah materi Fluida statis
SMA/MA.
4. Uji produk pada penelitian ini dilakukan oleh ahli desain, ahli isi/materi
pembelajaran, uji satu lawan satu dan uji coba produk.
5. Uji coba produk dilakukan pada salah satu kelas XI di SMA Al-Kautsar
Bandar Lampung sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas
kontrol.
F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Pengembangan LKS memiliki spesifikasi produk sebagai berikut:
1. Menghasilkan media berupa LKS materi fluida statis
2. Pengembangan LKS dibuat dengan berbasis pendekatan saintifik, yaitu
penyajian materi atau kegiatan di dalam LKS mengikuti urutan pendekatan
saintifik (mengamatai, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan mengkomunikasikan)
3. LKS yang dikembangkan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran model inkuiri terbimbing.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Belajar
Hal paling penting yang perlu mendapat perhatian serius dari para guru fisika
adalah bersifat hirarkisnya mata pelajaran fisika ini. Tidaklah mungkin seorang
siswa mempelajari suatu materi tertentu jika mereka tidak memiliki pengetahuan
prasyarat yang cukup. Oleh karena itu seorang guru haruslah berusaha untuk
mengetahui dan mencari informasi tentang apa yang telah dikuasai oleh siswa
sebagai prasyarat untuk pembelajaran berikutnya. Menurut Wardani, (2002: 25)
hal itu mengacu kepada tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yaitu
pencapaian aspek cipta, rasa dan karsa. Ketiga aspek itu pengembangannya ada
pada teori belajar yang dikembangkan oleh pakar-pakar psikologi pendidikan
antara lain:
1. Teori Belajar Kognitif
a. Teori Piaget tentang Perkembangan Kognitif
Teori Piaget menurut Ormrod, (2009: 40) memperkenalkan sejumlah ide-ide dan
konsep untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan-perubahan dalam
pemikiran logis yang diamatinya pada anak-anak dan orang dewasa sebagai
berikut:
12
1) Anak-anak adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi
2) Anak-anak mengontruksi perubahan mereka berdasarkan pengalaman.
3) Anak-anak belajar melalui dua proses yang saling melengkapi, yakni
asimilasi dan akomodasi.
4) Interaksi anak dengan lingkungan fisik dan sosial adalah faktor yang
sangat penting bagi perkembangan kognitif.
5) Proses ekuilibrasi mendorong kemajuan ke arah kemampuan berpikir
yang semakin kompleks.
6) Sebagai salah satu akibat perubahan kematangan di otak, anak-anak
berpikir dengan cara-cara yang secara kualitatif berbeda pada usia yang
berbeda.
b. Teori Vygotsky tentang Perkembangan Kognitif
Teori Vygotsky menurut Ormrod, (2009: 55) menekankan pentingnya masyarakat
dan budaya dalam mendorong pertumbuhan kognitif.
1) Melalui percakapan informal dan sekolah formal, orang-orang dewasa
menyampaikan kepada anak bagaimana kebudayaan mereka menafsirkan
dan merespons dunia.
2) Setiap kebudayan menanamkan perangkat-perangkat fisik dan kognitif
yang menjadikan kehidupan sehari-hari semakin produktif dan efisien.
3) Pikiran dan bahasa menjadi semakin interdependen dalam tahun-tahun
pertama kehidupan.
4) Proses-proses mental yang kompleks bermula sebagai aktivitas-aktivitas
sosial, seiring perkembangan anak-anak secara berangsur-angsur
13
menginternalisasikan proses-proses yang mereka gunakan dalam
konteks-konteks sosial dan mulai menggunakannya secara independen.
5) Anak-anak dapat mengerjakan tugas-tugas yang menantang bila
dibimbing oleh seseorang yang lebih kompeten dan lebih maju dari pada
mereka.
6) Tugas-tugas yang menantang akan mendorong pertumbuhan kognitif
yang maksimum.
7) Permainan memungkinkan anak berkembang secara kognitif.
Berdasarkan pendapat para ahli teori belajar kognitif tersebut dapat disimpulkan
bahwa perkembangan kognitif anak akan maksimum melalui pembelajaran yang
aktif dan termotivasi, berdasarkan pengalaman, melalui dua proses yang saling
melengkapi, yakni asimilasi dan akomodasi, interaksi anak dengan lingkungan
fisik dan sosial, melalui percakapan informal dan sekolah formal, mengerjakan
tugas-tugas yang menantang harus dibimbing oleh seseorang yang lebih kompeten
dan lebih maju, dan permainan memungkinkan anak berkembang secara kognitif.
2. Teori Belajar Humanisme
a. Teori belajar Combs
Teori Combs menurut Kartika dkk., (2011: 5-6) bahwa guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
siswa. Guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia
persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus
berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.
14
b. Teori Belajar Roger
Teori belajar Rogers menurut Kartika dkk., ( 2011: 6) menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi
masalah-masalah kehidupannya.
Berdasarkan teori belajar tokoh-tokoh humanisme tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus memahami perilaku siswa dengan
memahami dunia persepsi siswa sehingga apabila ingin merubah perilakunya,
guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan, dengan menekankan
perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka.
3. Teori Belajar Behaviorisme
a. Teori Belajar Thorndike
Teori Thorndike Menurut Kartika dkk., (2011: 8) bahwa belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus
dan respon.
b. Teori Belajar Pavlo dan Watson
Teori belajar Pavlo Menurut Kartika dkk., (2011: 8) bahwa individu dapat
dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat
untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu
tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan.
15
Berdasarkan teori belajar tokoh-tokoh behaviorisme tersebut dapat disimpulkan
bahawa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi anatara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon. individu dapat dikendalikan dengan
cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan .Yang terpenting dalam belajar adanya
latihan dan pengulangan.
4. Teori Belajar Konstruktivisme
a. Teori Belajar Rutherford dan Ahlgren
Teori belajar Rutherford dan Ahlgren menurut Kartika dkk., (2011: 11)
berpendapat bahawa murid mempunyai idea mereka sendiri tentang hampir semua
perkara, di mana ada yang betul dan ada yang salah. Jika kefahaman dan
miskonsepsi ini diabaikan atau tidak ditangani dengan baik, kefahaman atau
kepercayaan asal mereka itu akan tetap kekal walaupun dalam pemeriksaan
mereka mungkin memberi jawaban seperti yang dikehendaki oleh guru.
b. Teori Belajar Dewey
Teori belajar Dewey menurut Kartika dkk., (2011: 11) menperkuat lagi teori
konstruktivisme ini dengan mengatakan bahwa pendidik yang cakap harus
melaksanakan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau
membina pengalaman secara berterusan. Oleh sebaba itu penyertaan murid di
dalam setiap aktivitas pengajaran dan pembelajaran sangatlah penting.
Berdasarkan teori belajar tokoh-tokoh kontruktivisme tersebut dapat disimpulkan
bahawa siswa mempunyai idea mereka sendiri dimana idea itu ada yang betul
16
dan ada yang salah. Diperlukan pengajaran dan pembelajaran sebagai proses
menyusun atau membina pengalaman siswa secara berterusan dengan selalu
menyertakan siswa.
B. Metode Penelitian dan Pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau yang dikenal dengan istilah Research
and Development (R & D), merupakan model penelitian pengembangan yang
banyak digunakan dalam pengembangan pendidikan. Menurut Borg and Gall,
(1989: 624), educational research and development is a process used to develop
and validate educational product. Atau dapat diartikan bahwa penelitian
pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Sedangkan Metode penelitian dan pengembangan, menurut Sugiyono, (2015: 407)
adalah merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut menurut Sujadi, (2003: 164) Penelitian
Pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan proses untuk . mengembangkan dan menghasilkan
produk pendidikan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
17
dipertanggungjawabkan serta untuk menguji keefektifan dan memvalidasi produk
pendidikan tersebut.
Model penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan Menurut Sugiyono,
(2015 : 409) sebagai berikut:
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ada sepuluh langkahyaitu: (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk,(4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisiproduk, (8) Uji coba pemakaian, (9) Revisi produk, dan (10) Produksimasal.
Menurut Borg dan Gall, (1989: 783-795) pendekatan research and development
(R & D) dalam pendidikan juga meliputi sepuluh langkah, yaitu:
(1) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan datayang meliputi analisis kebutuhan, kajian pustaka), (2) Planning(perencanaan) yaitu merumuskan tujuan, penentuan urutan dan langkah-langkah pengembangan, (3) Develop preliminary form of product(pengembangan produk awal), (4) Preliminary field testing (melakukan ujicoba awal), (5) Main product revision (melakukan revisi terhadap produkutama), (6) Main field testing (melakukan uji lapangan utama), (7)Operational product revision (melakukan revisi terhadap produkoperasional), (8) Operational field testing (melakukan uji lapanganoperasional), (9) Final product revision (melakukan revisi terhadapproduk akhir), (10) Disemination and implementation (mendiseminasikandan mengimplementasikan produk).
Berdasarkan kedua model penelitian dan pengembangan menurut kedua ahli
tersebut di atas, dapat disimpulkan model penelitian pengembangan memiliki
langkah-langkah sebagai beriku: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,
(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk awal,
(7) revisi produk, (8) Uji coba pemakaian (lapangan), (9) revisi produk akhir, dan
(10) produksi masal (diseminasi).
18
C. Model Inkuiri Terbimbing
Dalam kegiatan belajar mengajar memilih model pembelajaran sangat penting.
Model pembelajaran yang digunakan haruslah sesuai dengan karakteristik siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hosnan, (2014: 341) Tujuan dari
penggunaan pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistimatis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental. Model pembelajaran inkuiri terbimbing
menurut Sadeh dan Zion, (2009: 1155) adalah model pembelajaran dimana siswa
mengikuti petunjuk guru ketika merencanakan dan melakukan penyelidikan.
siswa melakukan menyelidiki terhadap prosedur dan pertanyaan yang disajikan
guru dan kemudian menentukan bagaimana proses dan solusinya. sedangkan
Pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Damayanti dkk., (2013: 59) yaitu suatu
model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan
bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik. Chodijah dkk., (2012:
6) menyatakan bahwa Inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang
didalamnya terdapat beberapa kegiatan yang bersifat ilmiah, peserta didik
menyampaikan ide-ide sebelum topik tersebut dipelajari, peserta didik
menyelidiki sebuah gejala atau fenomena, peserta didik menjelaskan fakta-fakta
dan membandingkannya secara saintifik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di katakan bahwa model inkuiri
terbimbing adalah model pembelajaran yang dirancang agar siswa mengikuti
petunjuk guru ketika merencanakan dan melakukan penyelidikan terhadap
prosedur dan pertanyaan yang disajikan guru, dimana siswa harus aktif
19
memproses informasi, melakukan kegiatan yang bersifat ilmiah, menyampaikan
ide-ide sebelum topik dipelajari, menyelidiki sebuah gejala atau fenomena,
menjelaskan fakta-fakta dan membandingkannya secara saintifik.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran model inkuiri terbimbing menurut
Wena, (2009: 80) adalah sebagai berikut: (1) Penyajian masalah; (2)
Pengumpulan data verifikasi; (3) Pengumpulan data eksperimentasi; (4)
Organisasi data dan formulasi kesimpulan; (5) Analisis proses inkuiri. Sedangkan
langkah-langkah pembelajaran model inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh
Sadeh dan Zion, (2009: 1141) menyatakan bahwa tahapan pembelajaran inkuiri
terbimbing adalah (1) pengamatan dilapangan; (2) Pertanyaan dan prosedur
pengumpulan data; (3) mengumpulkan dan menganalisis data; (4) mendiskusikan
hasil; (5) menarik kesimpulan.
Berdasarkan uraian menurut ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah pembelajaran model inkuiri adalah (1) Penyajian masalah; (2)
merumusakan masalah (pertanyaan); (3) merumuskan hipotesis; (4)
Mengumpulkan data; (5) Menguji hipotesis (menganalisis data); (6) Merumuskan
kesimpulan.
D. Pendekatan Saintifik.
Pendekatan saintifik menurut Hosnan, (2014: 34) pada Implementasi
kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:
Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didiksecara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melaluitahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
20
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskanhipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisisdata, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum,atau prinsip yang ditemukan
Sedangkan pendekatan saintifik menurut Sujarwanta, (2012: 77). adalah:
Pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secaralangsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yanglainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau datayang diperoleh selain valid juga dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disintesiskan bahwa pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun
cara yang lainnya, sehingga peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk
mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan.
Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang tertuang dalam
Permendikbud 81A, (2013-b: 5-7) terdiri atas lima pengalaman belajar pokok
yaitu: (1) mengamati; (2) menanya; (3) mengumpulkan informasi; (4)
mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok
tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagai berikut:
1. Mengamati: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau
dengan alat)
2. Menanya: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami
21
dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen: melakukan eksperimen, membaca
sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas
wawancara dengan nara sumber.
4. Mengasosiasi/mengolah informasi: mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen
maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan
informasi, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi
yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.
5. Mengkomunikasikan: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
E. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pengertian LKS menurut Rohaeti dkk., (2009: 2) adalah:
LKS merupaka salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan olehguru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusundapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasikegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan mediapembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumberbelajar atau media pembelajaran yang lain.
22
Pengertian LKS menurut Damayanti dkk., (2013: 58) adalah:
LKS merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainyakeberhasilan dalam pembelajaran fisika, yang terdiri dari materi ajar yangsudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapatmempelajari materi ajar tersebut secara mandiri
Berdasarkan uraian di atas LKS adalah salah satu sumber belajar dan media atau
bahan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam
kegiatan pembelajaran terdiri dari lembaran-lembaran kegitan yang berisi materi
ajar ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga siswa diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.
Keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup besar dalam proses belajar
mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi berbagai persyaratan
menurut (Nurulita dkk., 2015: 720) LKS yang baik haruslah memenuhi syarat
didaktik, syarat konstruksi, syarat teknik, dan syarat karakteristik.
Sedangkan Syarat LKS yang baik menurut Darmodjo dan Kaligis, (1992: 41-46)
dalam Rohaeti dkk., (2009: 2) adalah:
1. Syarat-syarat didaktik, mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat
universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang
pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan
yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan
kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan
kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman
belajar siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa;
2. Syarat konstruksi, berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan
kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS;
23
3. Syarat teknis, menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS.
Berdasarkan uraian diatas dalam penyusunan LKS haruslah memenuhi 4
persyaratan yaitu (1) syarat didaktik; (2) syarat konstruksi; (3) syarat teknik;
dan (4) syarat karakteristik LKS, agar memberi pengaruh yang cukup besar
dalam proses belajar mengajar hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
F. Materi Fluida Statis
1. Hukum Hidrostatika
Tekanan yang dilakukan oleh fluida besarnya tergantung massa jenis (ρ),
percepatan gravitasi (g) dan kedalaman (h) fluida tersebut. Hal ini menunjukkan
bahwa titik-titik yang berada pada kedalaman yang sama mengalami tekanan
hidrostatik yang sama pula. Fenomena ini dikenal dengan Hukum Hidrostatika
yang dinyatakan: Tekanan hidrostatik di semua titik yang terletak pada satu
bidang mendatar di dalam satu jenis fluida besarnya sama. Untuk lebih jelasnya
diperlihatkan pada Gambar 2.1.
Dari Gambar 2.1 Berdasarkan Hukum Pokok Hidrostatika, maka tekanan di titik
A, B, dan C besarnya sama.
• A • B • C
h
Gambar 2.1. Titik-titik dengan kedalaman yang sama.
24
PA = PB = PC = ρ . g . h............................................. (2.1)
Dengan PA, PB, dan PC, adalah Tekanan pada titik A, titik B, dan titik C; ρ massa
jenis fluida; g percepatan gravitasi; dan h kedalaman titik dalam fluida.
2. Hukum Archimedes
Sebuah benda terasa lebih ringan saat berada di dalam air dan terasa lebih berat
ketika berada di udara. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya ke atas dari air yang
mengurangi berat benda. Gaya ke atas dalam zat cair disebut dengan gaya
Archimedes. Archimedes telah menemukan adanya gaya tekan ke atas atau gaya
apung yang terjadi pada benda yang berada dalam zat cair. Fenomena ini dapat
dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 menunjukkan sebuah balok yang dimasukkan ke dalam zat cair. Saat
volume balok yang tercelup VT maka fluida itu akan berpindah dengan volume
sebesar VT juga, berarti gaya ke atas yang dirasakan balok sama dengan berat zat
air yang dipindahkan atau terdesak oleh benda tersebut. Jika adalah gaya ke
atas dan adalah berat zat cair yang terdesak, sehingga secara matematis dapat
dituliskan persamaan = , berat zat cair adalah massa zat cair ( ) dikali
dengan percepatan gravitasi (g), sedangkan dan massa zat cair ( ) adalah massa
Gambar 2.2. Benda yang di masukkan dalam zat cair.
25
jenis zat cair ( ) dikalikan volume ( ). Sehingga secara matematis gaya ke atas
atau gaya Archimedes dapat ditulis sebagai merikut= . . .............................................................(2.2)
Jadi Hukum Archimedes dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Jika benda dimasukkan dalam fluida atau zat cair maka benda akan merasakan
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida atau zat cair yang
dipindahkan oleh benda tersebut.”
Gaya Archimedes arahnya ke atas maka pengaruhnya akan mengurangi berat
benda sesungguhnya sehingga saat dimasukan ke dalam fluida atau zat cair
beratnya seolah-olah berkurang. Jika berat benda di udara dan berat saat
dimasukan kedalam fluida , maka pengaruh tersebut dapat dirumuskan sebagai
berikut. = − atau= − ...........................................................(2.3)
Adanya gaya Archimedes dalam zat cair menjadikan benda yang dimasukkan ke
dalam zat cair mengalami tiga kemungkinan, yaitu terapung, melayang, dan
tenggelam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Keadaan benda di dalam zat cair.
26
Terapung adalah keadaan seluruh benda tepat berada di atas permukaan zat cair
atau hanya sebagian benda yang berada di bawah permukaan zat cair. Benda dapat
terapung dikarenakan massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
( < ), berat benda sama dengan gaya Archimedes ( = ). Contoh
peristiwa terapung, antara lain, gabus atau kayu yang dimasukkan ke dalam air.
Melayang adalah keadaan benda yang berada di antara permukaan dan dasar dari
zat cair. Benda dapat melayang dikarenakan massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat cair ( = ), sehingga berat benda menjadi sama dengan gaya
Archimedes ( = ). Dengan kata lain, berat benda di dalam zat cair sama
dengan nol. Contoh peristiwa melayang adalah ikan-ikan di dalam perairan.
Tenggelam adalah keadaan benda yang berada di dasar zat cair. Benda dapat
tenggelam dikarenakan massa jenis benda lebih besar dari-pada massa jenis zat
cair ( > ), sehingga berat benda juga lebih besar daripada gaya Archimedes
( > ). Contoh peristiwa tenggelam, antara lain, batu yang dimasukkan ke
dalam air.
3. Hukum Pascal
Selain tekanan oleh beratnya sendiri, pada suatu zat cair yang berada di dalam
ruang tertutup dapat diberikan tekanan oleh gaya luar. Jika tekanan udara luar
pada permukaan zat cair berubah, maka tekanan pada setiap titik di dalam zat cair
akan mendapat tambahan tekanan dalam jumlah yang sama. Peristiwa ini pertama
kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Blaise Pascal (1623 -
1662) dan disebut Hukum Pascal. Hukum Pascal dinyatakan berikut ini.
27
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke
segala arah dengan sama besar”.
Berdasarkan Hukum Pascal diperoleh prinsip bahwa dengan memberikan gaya
yang kecil akan dihasilkan gaya yang lebih besar. Prinsip ini dimanfaatkan dalam
pesawat hidrolik seperti gambar 2.4.
Gambar 2.4 menunjukkan sebuah bejana tertutup berisi air yang dilengkapi dua
buah pengisap yang luas penampangnya berbeda. Jika pengisap kecil dengan luas
penampang A1 ditekan dengan gaya F1, maka zat cair dalam bejana mengalami
tekanan yang besarnya = , tekanan ini akan diteruskan ke pengisap dengan
luas penampang A2 dengan sama besar sehingga pengisap penampang A2,
mengalami gaya tekan sebesar F2. Secara matematis dapat dituliskan dengan
persamaan == ........................................................(2.4)
F1
F2
A1 A2
Gambar 2.4. Pesawat hidrolik berdasarkan hukum Pascal.
28
G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
Penelitian pengembangan ini dilandasi dengan asumsi:
1. Pengembangan merupakan proses menerjemahkan spesifikasi desain ke
dalam suatu wujud fisik tertentu.
2. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada pengembangan produk.
3. Penelitian pengembangan yang penulis lakukan mengacu pada research and
development dari (Sugiyono, 2015: 409–427).
Pengembangan yang dilakukan penulis dibatasi pada hal-hal berikut:
1. LKS yang dikembangkan hanya pada materi Fluida Statis
2. Pengembangan yang dilakukan sampai pada tahap ke-7 yaitu tahap revisi
produk.
H. Kerangka Pemikiran
Pada penelitian dan pengembangan ini dibuat kerangka pemikiran seperti yang di
sajikan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kerangka pemikiran.
Bahan Ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran padamateri Fluida Statis
Dikembangkan LKS materi Fluida Statis berbasis pendekatansaintifik
Pembelajaran Model inkuiri terbimbing dengan menggunakanLKS yang berbasis pendekatan sainstifik
LKS menarik, mudah, bermanfaat dan efektif
29
Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2.5 dapat diketahui bahwa
kegiatan pembelajaran khususnya pada materi fluida statis memerlukan bahan
ajar yang lebih efektif, manarik dan mudah digunakan sehingga ketercapaian
kompetensi siswa akan lebih cepat. Maka perlu dikembangkan LKS materi
fluida statis yang berbasis pendekatan saintifik. Artinya LKS yang dikembangkan
nantinya memiliki karakteristik penyajian setiap bahasan dengan tata urutan
pendekatan saintifik. Selanjutnya LKS yang memiliki karakteristik saintifik
digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri
terbimbing. Sehingga LKS berfungsi sebagai salah satu sumber belajar dan media
pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.
I. Model Hipotetik LKS
LKS materi fluida statis dikembangkan dengan pendekatan santifik dan
pembelajaran model inkuiri terbimbing yang memenuhi syarat dedaktik, syarat
konstruksi, syarat teknis, dan syarat karakteristik. Syarat konstruksi berhubungan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, dan kejelasan kalimat
dalam LKS. Bahasa yang digunakan harus mudah dipahami, sederhana, dan
sesuai dengan penulisan tata bahasa Indonesia. Susunan kalimat disesuaikan
dengan tata letak pada sajian LKS dengan penulisan secara jelas. Penempatan
gambar diletakkan dalam materi yang disajikan dengan memberi keterangan pada
setiap gambar. Syarat teknis lebih menekankan pada tulisan, gambar dan cover
pada LKS. Jenis huruf yang digunakan lebih bervariasi agar menarik dan juga
mudah untuk dibaca dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan isi yang
30
diperlukan dalam LKS. Pada cover LKS dibuat menarik dengan komposisi warna
tulisan dan gambar yang sesuai. Sedangkan syarat karakteristik LKS
berhubungan pendekatan pembelajaran yang digunakan, dalam penelitian ini
LKS berbasis pendekatan saintifik sehingga LKS yang dibuat memuat
karakteristik pendekatan saintifik yaitu (1) mengamati; (2) menanya; (3)
mengumpulkan informasi; (4) mengasosiasi; dan (5) mengkomunikasikan.
Uraian tersebut di atas merupakan diskripsi dari model hipotetik LKS yang akan
dikembangkan. Secara ringkas model hipotetik LKS seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Model hipotetik LKS.
LKS Materi Fluida Statis Berbasis Pendekatan Saintifikdengan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
SyaratDedaktik
SyaratTeknis
SyaratKarakteristik
Pendekatan Saintifik1. Mengamati2. Menanya3. Mengumpulkan
informasi4. Mengasosiasi5. Mengkomunikasi
Materi Fluida Statis1. Hukum Utama
hidrostatis2. Hukum Pascal3. Hukum
Archimedes
Model Inkuiri1. Penyajian Masalah2. Merumusakan
masalah3. Merumuskan
hipotesis4. Mengumpulkan
data.5. Menguji hipotesis6. Merumuskan
kesimpulanLKS
1. Menarik2. Mudah3. Bermanfaat4. Efektif
SyaratKonstruksi
31
Materi yang dibahas pada LKS pengembangan ini adalah fluida statis yang terdiri
dari; (1) Hukum utama hidrostatis; (2) Hukum Pascal; dan Hukum Archimedes.
Proses pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dikembangkan ini dengan
model inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah: (1) penyajian masalah; (2)
merumuskan masalah; (3) merumuskan hipotesis; (4) mengumpulkan data; (5)
menguji hipotesis, (6) merumuskan kesimpulan (membuat kesimpulan). Dengan
demikian LKS yang dikembangkan ini akan lebih menarik agar siswa tidak
merasa bosan saat menggunakannya, lebih mudah dipelajari dan dapat membantu
siswa dalam memahami pelajaran fisika khususnya pada materi fluida statis,
sehingga proses pembelajaran lebih efektif.
J. Hipotesis
Hipotesis penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menjawab tujuan
penelitian yaitu efektivitas produk dalam hal ini efektivitas LKS materi Fluida
statis berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri
terbimbing.
H0 : μ1 = μ2 (tidak ada perbedaan rata-rata nilai kelas eksperimen yang
menggunakan LKS hasil pengembangan dengan kelas control yang
menggunakan LKS konvensional)
HA : μ1 > μ2 (ada perbedaan antara nilai kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dimana nilai kelas eksperimen lebih besar dari
kelas kontrol)
III. METODE PENGEMBANGAN
A. Model Pengembangan
Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Siswa
(LKS) materi Fluida statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Pembelajaran
Model Inkuiri Terbimbing. Metode dari penelitian ini yang paling tepat adalah
dengan metode penelitian dan pengembangan. Sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Sugiyono (2015: 407) “Metode penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut”. Maka setelah produk itu dibuat,
diujicobakan terhadap sampel kecil dan sampel terbatas. Hal ini dilakukan untuk
mengevaluasi keefektifan dan keefisienan dari produk pendidikan yang akan
digunakan. Rancangan pengembangan dengan desain Sugiyono yang digunakan
mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Model dari
pengembangan tersebut memiliki langkah-langkah sebagai berikut: (1) Potensi
dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5)
Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9)
Revisi produk, dan (10) Produksi masal.
33
Secara prosedural, maka langkah-langkah dalam model pengembangan menurut
Sugiyono, (2015: 409) dijabarkan dalam bagan seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development.
Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa
Lembar Kerja Siswa (LKS) materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik
dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing.
B. Prosedur Pengembangan
Sesuai dengan model pengembangan oleh Sugiyono, maka ada beberapa langkah-
langkah yang diadaptasikan sebagai arah pengembangan dari produk yang akan
dihasilkan dalam penelitian ini, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.2. Hal ini
disebabkan karena penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ke-7 saja.
Potensi danmasalah
Pengumpul-an data
DesainProduk
Validasidesain
Revisidesain
Uji cobaproduk
RevisiProduk
Uji cobapemakaian
RevisiProduk
Produksi Masal
34
Gambar 3.2. Desain pengembangan produk diadaptasi dari Sugiyono.
Berdasarkan gambar 3.2 dapat di uraikan langkah-langkah penelitian dan
pengembangan sebagai berikut:
1. Potensi dan masalah
Langkah pertama pada saat akan melakukan penelitian adalah mengetahui potensi
dan masalah yang ada. Potensi adalah segala sesuatu yang kita dayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan realita yang terjadi. Masalah juga dapat dijadikan potensi apabila dapat
mendayagunakannya. Pada tahap penelitian ini dilakukan penelitian untuk
mendapatkan informasi terkait bahan ajar yang ada disekolah. Potensi yang ada di
1. Potensi dan masalah
Validasi Ahli Materi
3. Desain Produk
4. Validasi desain
2. Pengumpulan Informasi
Validasi Ahli Desain
5. Revisi desain
6. Uji coba produk
7. Revisi Produk
Uji Satu lawan Satu
35
sekolah tempat peneliti melakukan penelitian pendahuluan yaitu semua guru
mempunyai dan menggunakan buku, sedangkan untuk siswanya 90% . Selain
buku mereka juga menggunakan LKS yang berasal dari agen/penerbit yang
merupakan bahan ajar penunjang sebagai sarana untuk latihan dan tugas di rumah.
Namun demikian masalahnya adalah siswa kurang antusias dalam belajar
menggunakan buku karena menurut siswa buku terlalu luas cakupannya,
sedangkan LKS hanya bahan untuk sarana latihan mengerjakan tugas atau PR
saja. Penelitian dan pengumpulan data ini menggunakan angket analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang apa yang dibutuhkan siswa dan guru pada khususnya, dan sekolah pada
umumnya, serta untuk mengetahui apakah guru dan siswa membutuhkan LKS
yang berbeda dengan LKS dari agen khususnya materi fluida statis Hal inilah
yang digunakan sebagai dasar dan latar belakang dalam pengembangan LKS yang
akan dibuat.
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara factual dan up to date,
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yag dapat digunakan sebagai
bahan untuk perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut. Pengumpulan informasi dilakukan dengan kajian pustaka dari berbagai
sumber seperti jurnal penelitian dan buku-buku.
36
3. Desain produk
Desain produk merupakan hasil akhir dari serangkaian penelitian awal yang
berupa desain produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain ini masih
bersifat hipotetik. Dikatakan hipotetik karena efektivitasnya belum terbukti, dan
akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Produk yang dihasilkan
dari penelitian dan pengembangan ini berupa LKS materi fluida statis berbasis
pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing.
4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan untuk menilai apakah rancangan produk baru secara
rasional akan lebih efektif dari yang lama. Tahap ini dilakukan dengan cara
menghadirkan ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk tersebut.
Validasi desain dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan produk
yang akan dikembangkan Validasi desain ini terdiri dari uji ahli desain
(kesesuaian desain dengan spesifikasi yang direncanakan) dan uji ahli materi.
Instrumen yang dipakai dalam validasi desain ini yaitu menggunakan angket.
Instrument angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data
tentang kelayakan produk berdasarkan sesuai atau tidaknya produk yang
dihasilkan sebagi sumber belajar dan media pembelajaran.
Setelah produk divaliasi oleh para Ahli desain dan Ahli materi kemudian
dilakukan uji satu lawan satu untuk mengetahui apakah LKS bisa terbaca, mudah
digunakan, menarik dan bermanfaat. Uji coba satu lawan satu dilakukan terhadap
3 siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung kelas IX yang dipilih berdasarkan
37
kriteria 1 siswa dari kelas unggul, 1 siswa dari kelas plus dan 1 siswa dari kelas
regular.
5. Revisi Desain
Setelah melalui uji validasi desain oleh para ahli dan uji coba satu lawan satu
kemudian rancangan produk diketahui kelemahannya. Berdasarkan masukan dan
saran dari para ahli dan siswa kemudian kelemahan dari desain produk tersebut
selajutnya diperbaiki sebelum diujicobakan.
6. Uji Coba Produk
Hasil perbaikan desain melalui uji ahli dan uji satu lawan satu kemudian
diujicobakan kepada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung sebagai
subjek penelitian, yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu
menggunakan LKS materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik dengan
pembelajaran model inkuiri terbimbing dan satu kelas kontrol menggunakan LKS
dari penerbit (agen) dengan model pembelajaran konvensional. Eksperimen pada
tahap ini menggunakan metode eksperimen Pretest-posttest Control group Design
dari Sugiyono, (2015: 146) seperti Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Metode eksperimen pretest-posttest control group design.
O1 O2X
O3 O4R
R
X
38
Keterangan:
R = 2 kelompok yang dipilih secara random.
X = treatment baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
O1 = awal kelas eksperimen
O3 = nilai awal kelas control
O2 = nilai hasil belajar kelas eksperimen
O4 = nilai hasil belajar kelas control.
Sebelum ditreatment baik kelas eksperimen maupun kelas control diberi pretest
untuk mengetahui posisi awal hasil belajar kedua kelas tersebut. Bila kedua kelas
tersebut posisinya sama atau tidak berbeda secara signifikan, maka kelas tersebut
sudah sesuai dengan kelas yang digunakan untuk eksperimen. Bila posisi
kemampuan kedua kelas tersebut berbeda secara signifikan, maka pengambilan
kelas perlu diulang sampai diperoleh posisi kemampuan awal yang tidak berbeda
secara signifikan.
7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji coba produk maka diketahui bagaimana efektifitas produk
yang diujicobakan, selanjutnya produk perlu direvisi kembali untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang masih ada. Revisi ini dilakukan untuk
menyempurnakan kembali produk yang telah dikembangkan sesuai dengan
kondisi nyata di lapangan.
39
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan proses menyediakan dan menggunakan informasi
untuk dijadikan dasar pengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas produk.
Uji coba produk mencakup desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1. Desain Uji Coba
Desain atau rancangan uji coba produk ini terdiri dari uji satu lawan satu dan uji
kelompok terbatas. Uji satu lawan satu dilakukan sebelum uji coba produk
bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kemenarikan, kemudahan
penggunaan, dan kemanfaatan produk sekaligus untuk mengetahui kelemahan
produk sebelum direvisi dan diujicobakan. Uji kelompok terbatas diberikan pada
1 kelas eksperimen saat uji coba produk yaitu siswa kelas XI SMA Al-Kautsar
yang dipilih secara random sebagai subjek penelitian untuk mengetahui
kemudahan, kemenarikkan, kemanfaatan dan keefektifan LKS materi fluida statis
berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing.
2. Subyek Uji Coba
Penelitian dan pengembangan ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun
ajaran 2015/2016 di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Peneliti memilih sekolah
tersebut didasarkan pada hasil observasi pada tahap analisis kebutuhan (lampiran
6). Berdasarkan hasil observasi tersebut diketahui bahwa guru dan siswa
membutuhkan LKS dengan materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik
40
dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing yang dapat digunakan untuk lebih
memudahkan siswa memahami konsep fluida statis. Obyek penelitian ini adalah
LKS materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik dengan pembelajaran
model inkuiri terbimbing dan subyek penelitian adalah para ahli dan penguji
produk yang menguji kevalidan LKS. Para ahli penguji kevalidan LKS ini terdiri
dari ahli materi dan ahli desain dan siswa kelas XI SMA Al-Kautsar sebagai
pengguna yang menilai tingkat kemenarikan, kemanfaatan, kemudahan dan
tanggapan terhadap penerapan LKS serta keefektifian LKS tersebut.
3. Jenis Data
Berdasarkan sifatnya, jenis data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua,
yaitu berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh pada
data tingkat kebutuhan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, serta dihimpun
dari hasil penelitian, masukan, tanggapan, kritik, dan saran melalui angket.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket tertutup berupa data kelayakan
produk yang akan dikembangkan berdasarkan hasil uji desain dan isi materi, serta
tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKS tersebut. Data
kuantitatif juga diperoleh dari hasil tes mengenai keefektifan LKS .
4. Instrumen Pengumpulan Data
Data dalam penelitian pengembangan ini dikumpulkan menggunakan instrumen
berupa angket, dan tes. Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi. Penulis hanya menggunakan angket
41
tertutup untuk memudahkan dalam menganalisis data. Daftar instrumen dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Daftar Instrumen
Jenis Subjek Instrumen
Prapenelitian Guru Fisika dan siswaSMA Al-Kautsar BandarLampung
1. Angket analisis kebutuhan
Uji Desain Pakar Fisika (DosenTeknologi Pendidikan)
1. Angket Uji Ahli Desain
Uji Materi Pakar Fisika 1. Angket uji ahli materi
Uji Lapangan Siswa SMA Al-Kautsar 1. Angket kemenarikan,kemudahan, dan kemanfaatanLKS.
2. Tes pilihan jamak (pretes danpostes)
5. Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tes
Validitas instrumen dipergunakan sebagai alat ukur instrumen tes. Untuk menguji
validitas inteumen tes ini terlebih dahulu diuji validitasnya kepada responden
diluar subyek uji coba. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat
dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen tes dikatakan reliabel
(dapat dipercaya) jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila
diteskan berkali-kali. Instrumen tes untuk pretes dan postes pada penelitian ini
dibuat sama dalam bentuk soal pilihan jamak. Instrumen tes tersebut telah
diujicobakan kepada 107 respoden yang sebelumnya telah mempelajari materi
42
fluida statis diluar subyek uji coba. Untuk mengetahui validitas, daya benda dan
tingkat kesukaran serta realibilitas instrumen tes tersebut dikalukan analisis
validitas, daya benda dan tingkat kesukaran serta realibilitas instrumen tes dengan
menggunakan Program Analisis Soal (simple PAS) hasil pengembangan yang
didesain dan diprogram oleh Khotib, 2009. Adapun secara lengkap hasil keluaran
(output) dari simpel PAS yaitu: tabulasi data terdapat pada Lampiran 28, analisis
validitas terdapat pada Lampiran 29, realibilitas pada Lampiran 30, serta tingkat
kesukaran dan daya benda pada Lampiran 31, dan secara ringkas dapat dilihat
pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.
Tabel 3.2 Hasil Validitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Instrumen Tesuntuk Pretes dan Postes.
No.Soal
Validasi Tingkat Kesukaran Daya Beda
KeteranganKoefisienKorelasi Katagori Angka Katagori Angka Katagori
1 0,64 Tinggi 0,55 Sedang 0,77 Sangat baik Soal diterima
2 0,41 Sedang 0,63 Sedang 0,45 Sangat baik Soal diterima
3 0,37 Rendah 0,82 Mudah 0,33 Baik Soal diperbaiki
4 0,50 Sedang 0,26 Sedang 0,53 Sangat baik Soal diterima
5 0,39 Rendah 0,29 Sedang 0,49 Sangat baik Soal diterima
6 0,46 Sedang 0,32 Sedang 0,45 Sangat baik Soal diterima
7 0,33 Rendah 0,66 Sedang 0,24 Kurang Soal diperbaiki
8 0,40 Rendah 0,59 Sedang 0,53 Sangat baik Soal diterima
9 0,46 Sedang 0,30 Sedang 0,49 Sangat baik Soal diterima
10 0,50 Sedang 0,50 Sedang 0,53 Sangat baik Soal diterima
11 0,53 Sedang 0,59 Sedang 0,65 Sangat baik Soal diterima
12 0,61 Tinggi 0,24 Sukar 0,61 Sangat baik Soal diperbaiki
13 0,33 Rendah 0,50 Sedang 0,45 Sangat baik Soal diterima
14 0,41 Sedang 0,50 Sedang 0,53 Sangat baik Soal diterima
15 0,42 Sedang 0,74 Sedang 0,45 Sangat baik Soal diterima
43
Tabel 3.3 Hasil Uji Realibilitas Instrumen Tes
1. Banyak butir soal = 15 soal
2. Jumlah responden = 107 orang
3. Rata-rata = 7,4
4. Standar Deviasi = 11
5. Nilai Reliabilitas = 0,7439
6 Katagori Reliabilitas = Tinggi
Berdasarkan keterangan dari Tabel 3.2, maka soal yang perlu diperbaiki yaitu soal
nomor 3, 7, dan 12 dilakukan perbaikan, terutama pada opsi pilihannya. Dan dari
Tabel 3.3 menunjukan bahwa item-item instrumen tes memiliki katagori
reliabilitas yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk pengukuran.
6. Teknik Analisis Data
Data hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari guru dan siswa digunakan untuk
menyusun latar belakang dan mengetahui tingkat keterbutuhan program
pengembangan.
Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli
materi, ahli desain atau praktisi melalui uji ahli atau validasi ahli. Data
kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang
dihasilkan untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran. Data kemenarikan,
kemudahan penggunaan, dan kemanfaatan produk diperoleh melalui uji lapangan
kepada pengguna secara langsung. Sedangkan data prestasi belajar yang
44
diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk digunakan untuk menentukan
tingkat efektivitas produk sebagai bahan pembelajaran.
a. Analisis data uji ahli
Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli (materi dan desain) yang diperoleh,
selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:= ∑∑ 100%Di mana:
P = Persentase yang dicari∑ = Jumlah nilai jawaban responden∑ = Jumlah nilai ideal
Sedangkan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk merevisi produk yang
dihasilkan digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan yang ditunjukan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Kevalidan dan Revisi produk
Persentase (%) Kriteria Validasi
76 – 100 Valid
56 – 75 Cukup Valid
40 – 55 Kurang Valid
0 -39 Tidak Valid
Sumber: Arikunto (2006 : 276)
b. Analisis Uji Kemenarikan, Kemudahan dan Kemanfaatan LKS
Sebaran angket untuk mengetahui kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan
produk dengan menggunakan skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk
45
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang
suatu fenomena. Skala Linkert untuk uji kemenarikan, uji kemudahan, dan uji
kemanfaatan produk pada penelitian ini menurut Sugiyono, (2015: 135)
ditunjukan Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Skor Penilaian terhadap Uji Kemenarikan, Kemudahan, danKemanfaatan Produk
Uji Kemenarikan Uji Kemudahan Uji Kemanfaatan Skor
Sangat menarik Sangat mudah Sangat bermanfaat 4
Menarik Mudah Bermanfaat 3
Cukup menarik Cukup mudah Cukup bermanfaat 2
Kurang menarik Kurang mudah Kurang bermanfaat 1
Kualitas kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk dapat ditetapkan
dengan mengkonversi skor dari Sugiyono, (2015: 137). menjadi rentang
persentase dengan menggunkana persamaan sebagai berikut:
= ℎℎ 100%Makna rentang persentase sebagai berikut: (1) sangat menarik, sangat mudah, dan
sangat bermanfaat (90%-100%), menarik, mudah, dan bermanfaat (70%-89%),
cukup menarik, cukup mudah, dan cukup bermanfaat (50%-69%), kurang
menarik, kurang mudah, dan kurang bermanfaat (0%-49%).
46
c. Analisis Uji Keefektifan LKS
Uji keefektifan LKS pada tahap Uji Coba Produk (Pretest-posttest Control group
Design) dianalisis menggunakan independent sample T-test. dengan menggunakan
software SPSS Statistic 21.
Tingkat efektifitas produk berdasarkan rata-rata nilai gain ternormalisasi dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan dari Hake, (1998) sebagai berikut:
⟨ ⟩ = ⟨ ⟩ ⟨ ⟩Dengan ⟨ ⟩ = gain ternormalisasi, ⟨ ⟩ = nilai rata-rata kelas posttest,⟨ ⟩ = nilai
rata-rata kelas pretest. Nilai rata-rata gain ternormalisasi kemudian
diklasifikasikan menurut Hake, (1998) dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klaslifikasinya
Rata-rata gain ternormalisasi Klasifikasi Tingkat keefektifan⟨ ⟩ ≥ 0,7 Tinggi Efektif
0,3 ≤ ⟨ ⟩ < 0,7 Sedang Cukup efektif⟨ ⟩ < 0,3 Rendah Kurang efektif
82
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh
beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai simpulan sebagai berikut.
1. Dihasilkan Lembar Kerja Siswa Materi Fluida Statis Berbasis Pendekatan
Saintifik dengan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing, yaitu LKS dengan materi
fluida statis yang di dalamnya terdapat karakteristik berupa langkah-langkah
pendekatan saintifik yang sistematis untuk membangun pemahaman konsep
fluida statis yang diterapkan melalui pembelajaran model inkuiri terbimbing.
LKS ini memenuhi syarat dedaktik, konstruksi, teknis dan karakteristik
pendekatan saintifik dengan kriteria validasi desain valid (90,76%) serta
validasi materi dengan kriteria validasi cukup valid (75%).
2. LKS Materi Fluida Statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing ini memiliki nilai kemudahan 85,86% (mudah) , nilai
kemenarikan 86,23% (menarik), dan nilai kebermanfaatan 89,84%
(bermanfaat).
3. Penerapan LKS Materi Fluida Statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terbukti mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Nilai rata-rata fisika materi fluida
statis sebelum menggunakan LKS pengembangan ini 44,03, sedangkan
83
setelah menggunakan LKS materi fluida statis berbasis pendekatan saintifik
dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing nilai rata-rata fisika materi
fluida statis siswa menjadi 77,58. Terjadi peningkatan prestasi belajar rata-
rata sebesar 33,56. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran dengan
nilai N-gain 0,599.
B. Saran
Saran-saran yang berkenaan dengan pelaksanaan penerapan LKS Materi Fluida
Statis Berbasis Pendekatan Saintifik dengan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. LKS yang telah dikembangkan ini dapat digunakan dalam proses
pembelajaran dan dapat dikembangkan lebih lanjut pada materi atau tingkat
yang berbeda.
2. Guru dapat menjadikan LKS berbasis pendekatan saintifik dengan
pembelajaran model inkuiri terbimbing sebagai alternatif untuk merancang
pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
3. Guru yang akan menggunakan LKS hasil pengembangan ini sebaiknya
mencoba terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran, sehingga jika ada
pertanya dari peserta didik sewaktu pelaksanaan pembelajaran guru dapat
menjelaskan dengan baik.
4. Manajemen waktu saat penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing sangat
diperlukan agar kegiatan pembelajaran benar-benar tepat waktu.
84
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, I. K. & Amri, S. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalamKelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Anderson, R.D. 2002. Reforming Science Teaching: What Research says aboutInquiry. Journal of Science Teacher Education, 13(1): 1-12.
Aprilia, L. & Mulyaningsih, S. 2014. Penerapan Perangkat Pembelajaran MateriKalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran GuidedDiscovery Kelas X SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3(3): 1-5.
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2004. Media Pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Borg, W.R. & Gall, M.D. 1989. Educational Research: An Introduction, FifthEdition. New York: Longman.
Çelikler, D. 2010. The Effect of Worksheets Developed for the Subject ofChemical Compounds on Student Achievement and Permanent Learning.The International Journal of Research in Teacher Education 2010, 1(1):42-51.
Chodijah, S. Fauzi, A. & Wulan, R. 2012. Pengembangan Perangkat PembelajaranFisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang Dilengkapi PenilaianPortofolio pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian PembelajaranFisika, 1(1): 1-19.
Damayanti, D. S. Ngazizah, N. & Setyadi, E. 2013. Pengembangan Lembar KerjaSiswa (LKS) dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing untukMengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada MateriListrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X Tahun Pelajaran2012/2013. Radiasi, 3(1): 58-62.
Hake, R.R. 1998. Interactive Engagement vs Traditional Methods: A SixThousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory PhysicsCourses. American Journal of Physics, 66(1): 64-74.
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam PembelajaranAbad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
85
Kartika, I. W.W. Ikawati, V.H.W. & Arifin, S. 2011. Teori-Teori Pendidikan.Malang: PLS UM.
Kaymakci, S. 2012. A Review of Studies on Worksheets in Turkey. US-ChinaEducation Review, ISSN 1548-6613: 57-64.
Kemendikbud. 2013-a. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar ProsesPendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Mendikbud RepublikIndonesia.
______ 2013-b. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang ImplementasiKurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Mendikbud RepublikIndonesia.
Kemendiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 22 Tahun 2006 Lampiran 3. Standar Kompetensi dan KompetensiDasar Tingkat SMA/MA/SMALB dan SMK/MAK. Jakarta: MendiknasRepublik Indonesia.
Khotib, M. 2009. Program Analisis Soal Simple PAS X5. Website:https://www.simplepas.wordpress.com
Kusmana. 2008. Pembelajaran Inkuiri dengan Menggunakan Media AnalisisRuang pada Pokok Bahasan Vektor. Tesis Program Studi MagisterPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Pascasarjana, UniversitasNegeri Semarang. lib.unnes.ac.id/16792/1/4001506029.pdf
Mihardi, S. Harahap, M. B. & Sani, R. A. 2013. The Effect of Project BasedLearning Model with KWL Worksheet on Student Creative ThinkingProcess in Physics Problems. Journal of Education and Practice, 4(25):188-200.
Mulyanta, St. & Leoang, M. 2009. Tutorial membangun multimedia interaktif :Media pembelajaran. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
Muna, F. & Sugianto. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) FisikaBerkarakter Bangsa Berbentuk Dialog dengan Pendekatan Inkuiri padaSiswa Madrasah Aliyah. Unnes Physics Education Journal, 3(3): 7-14.
Nurulita, F. Kuswanti, N. & Indah, N. K. 2015. Validity of Student Worksheets ofPracticum Based on Scientific Approach 0n Excretion System Matter.Bioedu 4(1): 717 - 722.
Ormrod, J. E. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh danBerkembang. Jakarta: Erlangga.
86
Purwanto, A. 2012. Kemampuan Berpikir Logis Siswa SMA Negeri 8 KotaBengkulu dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing dalamPembelajaran Fisika. Jurnal Exacta, 10(2): 133-135.
Rohaeti, E. Widjayanti, E. & Padmaningrum, R. T. 2009. Pengembangan LembarKerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP. JurnalInovasi Pendidikan, 10(1): 1-11.
Sadeh, I. & Zion, M. 2009. The Development of Dynamic Inquiry Performanceswithin an Open Inquiry Setting: A Comparison to Guided Inquiry Setting.Journal of Research in Science Teaching, 46(10): 1137-1160.
Siswanto. Darjatiningsih, I. & Mulyana, B. 2016. Materi Pokok PelatihanImplementasi Kurikulum SMA Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: DirektoratPSMA.
Sugiyanto. Sunarno, W. & Prayitno, B. A. 2012. Pengembangan Modul BerbasisInkuiri Terbimbing disertai Multimedia pada Materi KeanekaragamanMakhluk Hidup di SMPN 1 Kendal Kabupaten Ngawi. Bioedukasi, 6(1):22-33.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatifdan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan PendekatanSaintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, 16(1): 75-83.
Tawil, A.H.M. Ismaimuza, D. & Rochaminah, S. 2014. Penerapan PendekatanScientific pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Shareuntuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Di Kelas VII SMPN 6 Palu.Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako, 2(1): 87-97.
Töman, U. Akdeniz, A.R. Gurbuz, F. & Cimer, S.O. 2013. Extanded WorksheetDeveloped According to 5E Model Based on Contructivist LearningApproach, International Journal on New Trends in Education and TheirImplications, 4(16): 173–183.
Untari, S. Hakim, S.A. Astawa, K.D. & Rochmadi, N.W. 2008. PengembanganBahan Ajar dan LKS Mata Pelajaran PKn dengan Pendekatan DeepDialoque untuk Meningkatkan Kemampuan Berdialog Kritis Siswa SMAdi Jawa Timur. Jurnal Penelitian Kependidikan,18(1): 154-177.
Wardani, I. G. K. 2002 . Pembelajaran Bahasa Indonesia . Jakarta: UniversitasTerbuka.
87
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: BumiAksara.
Wijayanti, P. I. Mosik. & Hindarto, N. 2010. Eksplorasi Kesulitan Belajar Siswapada Pokok Bahasan Cahaya dan Upaya Peningkatan Hasil Belajar melaluiPembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia6(1): 1-5.
Wuri, O. R. & Mulyaningsih, S. 2014. Penerapan Pendekatan Saintifik padaPembelajaran Fisika Materi Kalor terhadap Keterampilan Berpikir KritisSiswa Kelas X SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, 3(3): 91-95.
Yulianti, D. Marfu’ah, S. & Yulianto, A. 2015. Development of Physics StudentWork Sheet (SWS) to Build Science Process Skill Valued Conservation.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 11(2): 126-133.