24
2619 Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017 PENDAHULUAN One Billion Tourists and One Bilion Opportunities menunjuk pada sebuah prospek pariwisata ke depan semakin cerah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 10,3% pada 2030 (Arief Yahya, 2015) Power dan peran strategisnya dalam pembangunan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mampu menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup manusia, mampu menggerakkan jutaan manusia untuk mengenal alam, lingkungan dan budaya yang masayarkat domomistik maupun masyarakat global. Pergerakan jutaan manusia tersebut akan mampu menggerakkan mata rantai ekonomi yang saling terkait menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian wilayah dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat. Goa Jepang di Kabupaten Bantul merupakan sebuah kawasan wisata sejarah yang memiliki berbagai potensi yang layak Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong Bantul Oleh : Ali Hasan Dosen Sekolah Tinggi Pawisata AMPTA Yogyakarta Abstract Japanese Cave area development into a community-based tourism destination (CBT) as an alternative mass tourism provides opportunities for the tourism industry to grow in a sustainable manner and should be understood as a bottom-up approach that combines the local community with the ability of governments to facilitate the planning process and Japanese Cave area development into a new tourist destination in Bantul. If developed properly, CBT may be (1) a mechanism that drives the local community's participation, power, authority, and commitment in management of natural resource, development of environmentand carrying capacity, management of waste disposal, awareness concerning the need for conservation, improvement of quality of life, promotion of community's pride, and organizational development of community management (Pokdarwis), (2) a development of culture to foster appreciation toward different cultures, encourage cultural exchange, and develop local cultures, (3) a local economy drive to create job opportunities and to increase the income of local communities. Qualitative design exploration towardthe development of Japanese Cave in Pundong Bantul using the concept of CBT sustainable tourism shows that the Japanese Cave is located in a hilly area consisting of man-made caves which blend with nature, landscapes, various resources, and uniquenesses which fulfill the requirements to be a tourist destination. A number of problems were found relating to accessibility, infrastructure, investment, destination development, management, and institutional authority. Another problem that needs concerningis that the caves number 15 and 16 are on land owned by citizens. Programs that should be immediately conducted are restoration of the cave, the development of access roads, and instalation of electricity and fresh water. Keywords: Community-based development, sustainabletourism, publicparticipation

Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2619

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

PENDAHULUAN

One Billion Tourists and One Bilion Opportunities menunjuk pada sebuah prospek pariwisata ke depan semakin cerah dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 10,3% pada 2030 (Arief Yahya, 2015) Power dan peran strategisnya dalam pembangunan perekonomian, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mampu menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup manusia, mampu menggerakkan jutaan

manusia untuk mengenal alam, lingkungan dan budaya yang masayarkat domomistik maupun masyarakat global. Pergerakan jutaan manusia tersebut akan mampu menggerakkan mata rantai ekonomi yang saling terkait menjadi industri jasa yang memberikan kontribusi penting bagi perekonomian wilayah dan peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.

Goa Jepang di Kabupaten Bantul merupakan sebuah kawasan wisata sejarah yang memiliki berbagai potensi yang layak

Pengembangan Destinasi Wisata

Kawasan Goa Jepang Pundong Bantul

Oleh :

Ali Hasan

Dosen Sekolah Tinggi Pawisata AMPTA Yogyakarta

AbstractJapanese Cave area development into a community-based tourism destination (CBT) as

an alternative mass tourism provides opportunities for the tourism industry to grow in a sustainable manner and should be understood as a bottom-up approach that combines the local community with the ability of governments to facilitate the planning process and Japanese Cave area development into a new tourist destination in Bantul. If developed properly, CBT may be (1) a mechanism that drives the local community's participation, power, authority, and commitment in management of natural resource, development of environmentand carrying capacity, management of waste disposal, awareness concerning the need for conservation, improvement of quality of life, promotion of community's pride, and organizational development of community management (Pokdarwis), (2) a development of culture to foster appreciation toward different cultures, encourage cultural exchange, and develop local cultures, (3) a local economy drive to create job opportunities and to increase the income of local communities. Qualitative design exploration towardthe development of Japanese Cave in Pundong Bantul using the concept of CBT sustainable tourism shows that the Japanese Cave is located in a hilly area consisting of man-made caves which blend with nature, landscapes, various resources, and uniquenesses which fulfill the requirements to be a tourist destination. A number of problems were found relating to accessibility, infrastructure, investment, destination development, management, and institutional authority. Another problem that needs concerningis that the caves number 15 and 16 are on land owned by citizens. Programs that should be immediately conducted are restoration of the cave, the development of access roads, and instalation of electricity and fresh water.

Keywords: Community-based development, sustainabletourism, publicparticipation

Page 2: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

dikembangkan menjadi obyek wisata yang andal, Goa ini merupakan salah satu peninggalan Jepang di Yogyakarta pada masa Perang Dunia II. Goa atau lebih tepatnya bunker ini dibangun di atas tebing di daerah Pundong pada tahun 1942-1945 dan berfungsi sebagai tempat pertahanan sekaligus pengintaian musuh yang datang dari Pantai Selatan. Secara keseluruhan, terdapat 18 bunker yang saling berhubungan satu dengan lainnya dengan fungsi yang berbeda-beda di sini. Ada yang dilengkapi dengan menara pengintai, ruang pertemuan hingga dapur. Goa jepang ini berada di ketinggian kurang lebih 400-500 meter.

Bangunan GoaJepang yang dibuat dengan semen sangat istimewa karena di puncak lokasi dapat di pakai untuk melihat pandangan ke laut selatan, baik Parangtritis, Depok, Samas dan lainnya hingga tampak jelas. Keberadaan Goa sudah menjadi aset Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, sehingga di biarkan sesuai aslinya. Goa Jepang tersebut sudah mulai dikenal namun belum populer di kalangan baik masyarakat DIY maupun luar DIY.

K e g i a t a n y a n g m e n d u k u n g penyelenggaraan pariwisata (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, dan politik dimasyarakat menjadikan pendekatan

2620

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Gambar 1. Pemetaan Goa Jepang

Page 3: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2621

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Goa 1 Goa pengintai berlubang satu Goa 2 dengan 4 lobang pengintaian

Goa 3 satu buah pintu tempat pertemuan Goa 4 satu lobang pengintaian

Goa 5 Dengan satu lubang Goa 6 Satu Pintu Tempat Pertemuan

Page 4: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2622

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Goa 7 Dengan 4 Lubang Pengintaian Goa 8 ini berfungsi sebagai Dapur dan Gudang

Goa 9 Satu Pintu Berfungsi Sebagai Tempat Pertemuan

Goa 10 dengan satu lubang pengintaian

Goa 11 dengan 4 lubang pengintaian Goa 12 satu pintu sebagai tempat pertemuan

Page 5: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2623

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Goa 13 dengan 4 Lobang Pengintaian Goa 14 Satu pintu -Tempat Pertemuan

Goa 15 dua pintu - dapur dan gudang Goa 16 dua pintu - dapur dan gudang

Goa 17 satu pintu - tempat pertemuan Goa 18 Dua Lubang Pengintaian

Page 6: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

perencanaan konvensional kehilangan relevansi dan manfaatnyabagi masyarakat (Harwood, 2010). Penyusunan rencana pengembangan destinasi wisata dilakukan berbasis masyarakat (community based tourism-CBT) yang ditetapkan di Indonesia. Penggunaan pendeka tan in i dapa t menghasilkan dokumen yang bukan saja berkualitas tetapi memiliki daya dorong implementasinya di masyarakat, disamping karena menghasilkan rencana strategis pengembangan pariwisata, juga draft dokumen politik peraturan tentang rencana pengembangan pariwisata.

Proses penyusunan yang melibatkan pemangku kepent ingan/s takeholder pariwisata sekaligus mampu meningkatkan kapasitas dan pemahaman stakeholder atas berbagai isu dan solusi yang relevan (capacity building) melalui penyelenggaraan diskusi, FGD dan seminar. Bila pendekatan ini dilaksanakan, setidaknya dapat menjamin diperolehnya dokumen perencanaan yang socialyandpoliticaly acceptable dan practically implementable.

Pariwisata berkelanjutan dapat diartikan sebagai pariwisata yang dapat menjamin

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan kelestarian daerah tujuan wisata yang dikunjungi meliputi aspek fisik, sosial, budaya dan ekonomi. Dalam konteks ini, pengelolaan dampak pengembangan pariwisata terhadap daerah tujuan wisata merupakan hal yang sangat penting. Dengan demikian, pada hakekatnya pariwisata berkelanjutan harus dapat mengintegrasikan setidaknya tiga dimensi, yaitu dimensi ekonomi, lingkungan dan dimensi sosial budaya. Pendekatan ini dapat memastikan bahwa dokumen perencanaan yang dihasilkan layak secara ekonomo, lingkungan dan sosial.

Kegiatan kepariwisataan berlangsung pada suatu kawasan wilayah tertentu akan memiliki pengaruh terhadap wilayah yang melingkupinya baik yang berupa efek langsung, efek tak langsung, dan efek ikutan. Dalam hal ini penyiapan tata ruang dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan dan daya tarik wisata akan memperhitungkan paradigma pembangunan pariwisata berkelanjututan, yaitu layak secara ekonomi, berwawasan lingkungan, diterima secara sosial, dan dapat diterapkan secara teknologis.

Pariwisata merupakan fenomena yang kawasan, bukan sekedar kegiatan dengan obyek utama industri pelayanan yang melibatkan manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu merupakan proses dialog antara wisatawan sebagai tamu dan masyarakat sebagai tuan rumah (guest). Suatu kegiatan pengembangan kawasan wisata di mana kawasan tersebut dihuni oleh suatu komunitas masyarakat tertentu dengan beragam karakter sosial, budaya dan ekonomi, maka komunitas tersebut harus ditempatkan sebagai subjek pembangunan. Begitu pula dengan kawasan dan daya tarik wisata di Kabupaten Bantul yang dihuni oleh masyarakat lokal, maka konsep pengem-bangan yang dilakukan harus menempatkan masyarakat sebagai pelaku pembangunan.

2624

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Gambar 2. Pendukung Kegiatan Pariwisata

Keunikan

Service

Promosi

Informasi Aminitas

Aksesibilitas

Atraksi

Page 7: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

Pendekatan ini perlu ditempuh karena masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling tahu kondisi sosial budaya setempat. Setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di sekitar wilayah perencanaan. Oleh karena itu setiap langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan masyarakat lokal yang secara aktif ikut terlibat didalamnya.

Dengan pelibatan masyarakat sejak awal akan lebih menjamin kesesuaian program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian dengan kapasitas yang ada, serta menjamin adanya komitmen masyarakat karena adanya rasa memiliki yang kuat terhadap kawasan wisata yang akan dikembangkan. Karena konsep pendekatan i n i d a l a m j a n g k a p a n j a n g a k a n memungkinkan tingkat kontinuitas yang tinggi. pemberdayaan masyarakat lokal se lanjutnya per lu didasarkan pada (a)memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi local, (b) meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan merata pada penduduk lokal (c) berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah dengan daya serap tenaga besar dan berorientasi pada teknologi tepat guna (d) mengem-bangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif (e) memanfaatkan kegiatan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya dengan dampak seminimal mungkin (Polnyotee and Thadaniti, 2015)

Dalam konteks pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul, visi manfaat sosial dapat diterjemahkan secara lebih spesifik, menjadi (a) terbukanya peluang kerja bagi masyarakat sekitar kawasandaya tarik wisata (b) terbukanya akses bagi masyarakat sekitarnya untuk dapat menikmati fasilitas objek wisata

tersebut, tanpa diskriminasi (c) terlibatnya masyarakat didalam proses perencanaan kawasan, pemantauan serta pengendalian kegiatan (d) penguatan pemberdayaan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun politik - advokasi, aksi dan pelatihan (e) implementasi kebijakan yang memberikan peluang lebih besar bagi keterlibatan masyarakat lokal.

Elemen kunci agar CBT sukses berkaitan ( 1 ) p e r e n c a n a a n p a r t i s i p a t i f d a n pembangunan kapasitas untuk memperkuat keterampilan manajemen pariwisata bebrbasis masyarakat, (2) kolaborasi dan kemitraan dalam memfasilitasi hubungan dengan pasar un tuk memas t ikan kelangsungan ekonomi pariwisata lokal, (3) manajemen pemberdayaan masyarakat lokal, (4) pembentukan tujuan masyarakat untuk memastikan hasil yang sejalan dengan nilai-nilai masyarakat, (5) bantuan dari pemerintah, lembaga pembiayaan dan sektor swasta untuk memudahkan akses pasar wisatawan, (6) fokus untuk menghasilkan tambahan pendapatan untuk keberlanjutan masyarakat jangka panjang (Dodds, et al, 2016).

Pengembangan kawasan Goa Jepang sebagai destinasi wisata berbasis masyarakat dapat digunakan sebagai alternatif untuk wisata massal dan memberikan kesempatan bagi industri pariwisata yang berkelanjutan harus dipahami sebagai pendekatan bottom-up dalam perencanaan dan pengembangan par iwisata dengan menggabungkan komunitas lokal dalam proses perencanaan dan peran struktur kekuasaan dalam perencanaan berbasis masyarakat harus benar-benar dipertimbangkan dan jika dikembangkan dengan baik. Pendekatan CBT d a p a t m e n j a d i m e k a n i s m e y a n g memungkinkan partisipasi masyarakat setempat, memberikan kekuatan masyarakat lebih luas, menjamin hak-hak dalam

2625

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 8: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

p e n g e l o l a a n s u m b e r d a y a a l a m , pengembangan lingkungan untuk daya dukung daerah, pengelolaan pembuangan limbah, meningkatkan kesadaran kebutuhan untuk konservasi, meningkatkan kualitas hidup, mempromosikan kebanggaan masyarakat , membangun organisasi pengelolaan pariwisata (Pokdarwis), pengembangan budaya yang mendorong penghormatan dan apresiasi atas budaya yang b e r b e d a , m e n d o r o n g p e r t u - k a r a n budayabudaya lokal, pengembangan ekonomi, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat (Budi dan Ali Hasan, 2016).

METODE PENELITIAN

Riset pengembangan kawasan Goa Jepang ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2016di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul untuk mengidentifikasi potensi kawasan Goa Jepang yang mungkin dapat dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Bantul. Hasil akhir riset ini digunakan untuk merumuskan strategi pengembangannya.

Desain eksplorasi kualitatif digunakan dalam menjelaskan pengembangan kawasan Goa Jepang. Model pengembangan menggu-nakan konsep pariwisata berkelanjutan berbasis komunitas (community base tourism) yang dievaluasi berdasarkan penilaian potensi pariwisata,petawilayah sebagai panduan survei, kamera digital, GPS, alat tulis, dan panduan interview, identifikasi produk, pasar wisatawan, identifikasi permasalahan dan potensiwisata kawasan Goa Jepang yang dikumpulkan dari masyarakat sekitar Goa Jepang (data primer).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Potensi dan Daya Tarik Wisata Goa Jepang

Sesungguhnya Kabupaten Bantul ini memiliki kekayaan alam dan kekayaan budaya yang dapat dijadikan sebagai kekayaan wisata. Sejumlah obyek wisata dan daya tarik wisata tersedia di kawasan ini , dan jika dikelola secara khusus tidak menutup kemungkinan menjadi lahan pendapatan asli daerah yang signifikan dan mendorong berbagai pertumbuhan ekonomi terkait dengan pariwisata tersebut. Uraian berikut memberikan gambaran tentang obyek wisata yang dapat dipandang sebagai salah satu potensi dan daya tarik wisata di Pundong Kabupaten Bantul, adalah sebagai berikut:

1. Wisata Alam - yang dimaksud dengan Wisata Alam dalam riset ini adalah destinasi wisata yang terletak di daerah perbukitan yang memiliki berbagai sumber mata air, Goa alam dan sungai-sungai yang memadai untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata.

2. Goa Buatan - berdasarkan pendapat warga mayoritas menyebut kawasan Goa Jepang sebagai Sebuah Cagar Budaya/Kawasan Wisata Sejarah Perang Dunia II, Pengembangan Even Berbasis Budaya, Pengembangan Wisata Alam dan Pengembangan Wisata Pendidikan dan Penelitian. M a s y a r a k a t m e n d e s k r i p s i k a n kawasans Goa Jepang ini, bukan hanya sekedar goa, tetapi warga lebih sering menyebutnya sebagai benteng pertahanan Jepang atau disebut juga Banker.

3. Panorama Alam - puncak khayangan dan wisata Mrangi. Kedua wisata alam i n i m e r u p a k a n w i s a t a g a r d u

2626

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 9: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

pandang.Satuuntuk melihat pantai selatan secara keseluruhan yaitu lokasi yang berdeka tan dengan goa kesepuluh. Satu lainnya untuk melihat pemandangan Bantul, Kota Jogja dan Gunung Merapinya. Berdasarkan catatan warga sekitar daya tarik utama kawasan GoaJepang ini adalah situs sejarah jaman penjajahan Jepang. Sedangkan daya tarik penunjangnya adalah Puncak Kahyangan dan wisata Mrangi atau Gardu Pandang.

4. Nilai Sumberdaya - ketersediaan ruang terbuka yang alami ada dan luas serta lahan tersebut sebagian besar adalah Sultan Ground. Lokasi yang tinggi dan langsung menghadap ke laut bisa juga digunakan untuk landasan pacu olahraga Paralayang.

5. Nilai Keunikan - nilai sumberdaya yang unik, adanya fosil kerang laut di area pegunungan ini. Kemungkinan daerah tersebut dahulunya merupakan dasar laut ketika jaman es mencair, sehingga ketika es kembali membeku pegunungan tersebut kembali lagi menjadi pegunungan. Bisa juga fosill kerang laut tersebut adalah hasil dari sisa-sisa makanan manusia purba yang di bawa dari laut ke pegunungan.

6. Aksesbelitas–(a) kualitas jalan menuju objek ada namun tidak lebar. Jalan sudah halus (aspal), tetapi sempit dan juga terjal ketika mobil saling berpapasan maka jalan tidak bisa dilalui sama sekali; (b) rata-rata waktu tempuh untuk mencapai objek adalah 20 menit waktu perjalanan dari jembatan Kretek; (c) ketersediaan moda transportasi tidak ada jadi harus menggunakan kendaraan pribadi; (d) ketersediaan rambu-rambu menuju objek sudah ada dan lengkap karena

sudah ada proyek dari Dinas Perhubungan sampai ke objek wisata tersebut; (e) akses jalan dari goa ke goa belum tersedia secara keseluruhan jadi hanya ada beberapa goa yang sudah terhubung menggunakan jalan aspal;(f) fasilitas yang perlu diutamakan di area kawasan Goa Jepang berdasarkan pendapat masyarakat yaitu penerangan jalan yang tidak ada sama sekali dan akses jalan aspal harus dibuat melingkar agar tidak terjadi papasan kendaraan yang membuat macet karena jalan yang terlalu sempit.

7. Sarana dan Prasarana -sarana dan prasarana yang tersedia yaitu MCK, Gazebo, Pos Penjagaan BPCB dan lahan parkir yang sedang di bangun.

8. Aspek Pasar - besarnya jumlah wisatawan di kawasanGoa Jepang baik lokal maupun manca negara yaitu sekitar 200 pengunjung perbulan .

9. Investasi -para investor belum ada yang masuk ke dalam kawasan wisata ini, yang ada hanyalah program-program perlindungan cagar budaya dari BPCB

10. Kelembagaan - pengelola objek saat ini adalah BPCB bersama dengan pokdarwis sebagai pengelola harian. Struktur kelembagaanpun tersedia di pokdarwis dengan ketua yaitu bapak Rutijo sebagai ketua pengelola atau k e t u a p o k d a r w i s ( k e l o m p o k sadarwisata). Pokdarwis sendiri berada langsung dibawah naungan BPCB yang didalamnya ada juga jupel (jurupelihara) yang memang langsung berada dibawah BPCB. Saran dari masyarakat tentang kelembagaan adalah masyarakat ikut serta dalam pengembangan dan pelestarian cagar

budaya kawasan goa jepang.

2627

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 10: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

11. Konservasi-konservasi yang perlu dilakukan adalah melakukan reboisasi dihutan agar hutan tidak kekeringan dan gundul. Agar pegunungan ketika dilakukan sebuah proses pembuatan atau pengembangan wisata tidak terjadi longsor yang dapat membahayakan warga sekitar yang berada dibawah.

12. Pengembangan destinasi - untuk event budaya, masyarakat sangat setuju karena dapat menarik pengunjung. Wisata sejarah juga setuju karena dilokasi tersebut pernah terjadi penjajahan jepang danada proses m e m p e k e r j a k a n w a rg a u n t u k membangun benteng pertahanan jepang di Desa Seloharjo ini. Wisata pendidikan bisa juga dimasukkan sebagai area outbond, sedangkan untuk rest area mungkin masih kurang. Kawasan ini akan berkembang menjadi desa wisata kawasan benteng Goa Jepang yang bisa menampilkan budaya lokal bahkan bisa juga menampilkan sebuah drama penjajahan jepang hingga jepang melarikan diri ke Desa Seloharjo dan mendirikan benteng didesa ini. Sangatlah menarik ketika membicarakan pengembangan sebuah kawasan wisata dengan potensi yang menonjol seperti Desa Seloharjo ini.

13. Kewenangan pengelolaan - untuk kewenangan pengelolaan, warga banyak berpendapat bahwa kawasan ini dikelola oleh pemerintah dan BPCB dan sebagai pengelola dilapangan adalah pokdarwis.

14. Permasalahan -berdasarkan pendapat masyarakat sekitar, permasalahan yang harus dihadapi ketika kawasan ini dikembangkan adalah zonasi situs dan kawasan situs. Sedangkan permasa-lahan jangka panjang yang perlu

diperhatikan adalah masalah status t a n a h y a n g s e r i n g k a l i b i s a menimbulkan persengketaan. Terlebih tanah untuk goa nomor 15 dan 16 itu adalah tanah hak milik warga. Sedangkan sebagian besar adalah tanah Sultan Ground.

Prioritas Pengembangan

Prioritas utama pengembangan goa jepang sebagai kawasan wisata cagar budaya dan wisata alam adalah : Infrastruktur jalan, Listrik, dan air.

1. Pemugaran Goa : Kondisi goa harus dipugar dan disesuaikan dengan keadaan sebelum terjadi penjarahan oleh warga sekitar seperti pintu dan besi pondasi yang hilang menjadikan bangunan peninggalan Jepang ini hanya menyisakan sebuah bangunan dengan ruangan kosong tanpa adanya model yang jelas. Dikarenakan pintu dan tembok skat banyak yang dirobohkan untuk dimanfaatkan warga. Hal tersebut terjadi karena dahulu belum adanya kesadaran menjaga benda cagar budaya.

2. P e n g e m b a n g a n A k s e s J a l a n : Kesulitannya adalah untuk memperlebar jalan, yang perlu dilakukan adalah menyisir bukit agar bahu jalan menjadi sedikit lebar. Karena jika tidak dilakukan hal tersebut, maka dilakukan penyangga jalan diatas lereng.

3. Penerangan : Listrik di kawasan Goa Jepang masih belum ada. Bahkan diarea ini penerangan jalan sama sekali tidak ada. Jadi ketika malam hari, kawasan ini benar-benar seperti hutan belantara tanpa adanya kehidupan.

4. Air bersih : Keadaan air dikawasan Goa Jepang sangat menyedihkan. Sangat sulit menemukan sumber air dikawasan

2628

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 11: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

dengan ketinggian ini. Jadi harapan warga adalah menaikkan air dari bawah atau dari PDAM untuk memberikan airnya sampai ke atas agar untuk kebutuhan air dapat terpenuhi. Suatu wisata agar menjadi besar harus mencakup aspek-aspek tersebut. Kualitas air harus diperhatikan betul.

Strategi Pembangunan Goa Jepeng Berkelanjutan.

Sebagaimana pandapat masyarakat terhadap upaya pengembangan kawasan Goa Jepang sebagai kawasan wisata terutama berkaiatan dengan konservasi dan tidak terjadi bahaya lonsor, maka pengembangan kawasan wisata Goa Jepang ini menggunakan konsep dan program pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development). Konsep ini telah menjadi agenda global dalam setiap proses pembangunan. Oleh karenanya, seluruh pemangku kepentingan termasuk pemerintah dalam berbagai sektor pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan baik dalam setiap kebijakan maupun rencana pembangunan yang akan dilaksanakan, tentu saja termasuk di dalam-nya pembangunan sektor kepariwisataan. K o n s e p p e m b a n g u n a n p a r i w i s a t a berkelanjutan pada intinya menekankan pada 4 (empat) prinsip dasar (Ali Hasan, 2015), sebagai berikut :

1. Prinsip environmentally sustainable yang menekankan bahwa proses pembangunan kepariwisataan harus tanggap dan memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan (baik alam maupun budaya), dan mampu mencegah dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi secara keseluruahan

2. Prinsip social ly and cultural ly acceptable yang menekankan bahwa proses pembangunan kepaeiwisatan harus dapat diterima secara sosial dan budaya oleh masyarakat setempat. Oleh karenanya, upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan harus memperhatikan nilai-nilai sosial-budaya dan nilai-nilai kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, dan bahwa dampak pembangunan kepariwisataan tidak boleh merusak tatanan dan nilai-nilai sosial-budaya sebagai jati diri masyarakat lokal.

3. Prinsip economically viable yang menekankan bahwa proses pembangunan kepariwisataan harus layak secara ekonomi dan menguntungkan dalam jangka panjang. Oleh karenanya, pengembangan kepariwisataan harus dilaksanakan secara efisien agar dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan baik bagi pembangunan w i l a y a h m a u p u n p e n i n g k a t a n kesejahteraan masyarakat lokal.

4. Prinsip technologically appropriate yang menekankan bahwa proses pembangunan kepariwisataan secara teknis dapat dilak-sanakan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan sumber daya lokal, dan dapat diadopsi masyarakat setempat untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang.

Strategi Pengembangan Produk Pariwisata

Strategi pengembangan pariwisata ini fokus pada strategi pengembangan produk dan daya dukungnya. Strategi pengembangan produk ini mengkaitkan goa dan wisata alam dengan kekuatan sektor kehutanan, pertanian, perkebunan yang dikemas dengan wisata agro (perkebunan) misalkan perke-bunan buah musiman ataupun perkebunan buah reguler.

2629

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 12: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

Aspek pasar dan industry akan alayak dibicarakan setelah detail design tuntas dilaksanakan.

Menciptakan identitas budaya setempat sebagai icon pariwisata seperti acara ritual keagamaan maupun ritual budaya setempat. Misalnya ritual agama di Kabupaten Bantul yang sering dirayakan setiap bulan Maulud dengan budaya setempat adalah merupakan produk wisata yang patut ditumbuh kembangkan sebagai identitas daerah.

Untuk memobilisasi Goa Jepang sebagai destinasi wisata, ada empat prinsip dasar y a n g p e r l u d i t e r a p k a n . P e r t a m a , pengembangan Goa Jepang sebagai destinasi wisata dengan konsep CBT memerlukan pemahaman komunal untuk beroperasi kohesif, serta pengembangan keterampilan akses eksternal untuk mencapai hasil. Distribusi pengetahuan membutuhkan lebih dari kesediaan untuk berpartisipasi, kemampuan berkomunikasi dengan pasar dan bekerja sama dengan mitra eksternal.Kedua, menekankan pada manfaat yang diperoleh oleh masyarakat sekitar dalam perspektif keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan.Masyarakat sekitar jangan kehilangan kontrol atas lingkungan dan sosial karena manfaat ekonomi, memastikan penyebaran manfaatyang merata dalam jangka panjang, menjalankan bisnis berskala kecil secara efektif, mengidentifikasi peluang untuk diversifikasi, ekspansi dan portfolio usaha, saving yang dapat digunakan untuk tambahan pembiayaan pengembangan daya dukung destinasi di masa depan.Ketiga, i n i s i a t i f C B T G o a J e p a n g h a r u s dikembangkan sesuai dengan kekuatan komunitas. Perbedaan budaya, struktur masyarakat dan tingkat pembangunan menciptakan kondisi yang unik perlu dipertimbangkan dalam detail design. perencanaan untuk jangka panjang dengan

partisipasi seluruh anggota masyarakat diperlukan, merangkul mitra dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga profesional. Manajemen kolektif antara pokdarwis, BCB dan pemerintah (OPD terkait) untuk mengembangkankerjasama dengan operator tur domistik dan manca-negara akan sangat bermanfaat bagi masyarakat setempat dalam membuka kesempatan kerja dan kesempatan untuk menyediakan pasokan untuk menggerakkan bisnis pariwisata yang lebih luas,dan keempat, viabilitas keuangan sangat penting. Inisiatif yang meningkatkan modal sosial dan memberdayakan masyarakat untuk memperbaiki kehidupan mereka sendiri tentu menguntungkan. Namun, inisiatif yang tidak menghasilkan dampak ekonomi yang cukup untuk mencapai keberlanjutan destinasi tidak dapat dianggapsukses. Pelatihan yang diperlukan untuk pembangunan kapasitas, kemitraan pemasaran dan kolaborasi untuk memastikan akses ke pasar. Ketika usaha masyarakat memberikan kontribusi dalam bentuk moneter akan mendorong rasa bangga dan kepemilikan yang harus dipelihara dan kemampuan untuk menjadi lebih mandiri. Destinasi pariwisata berbasis masyarakat dapat memecahkan masalah yang dihadapi komunitas terutama ketika elemen kunci dan faktor keberhasilan dapat membantu mengembangkan Goa Jepang sebagai usaha wisata berbasis CBT lebih sukses dalam memberikan manfaat untuk masyarakat setempat di masa depan.

Strategi pengembangan SDM antara lain bertujuan untuk meningkatan wawasan, pemahaman dan kesadaran birokrat dan masyarakat akan peran pembangunan pariwisata Goa Jepang. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran beserta implementasinya kepada seluruh pengelola daya tarik wisata dan fasilitas penunjang wisata, termasuk masyarakat,

2630

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 13: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

terhadap pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia pariwisata yang sesuai untuk jenis wisata yang ditawarkan di kawasan wisata unggulan. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata dari tahap perencanaan sampai tahap pengawasan.

Strategi pengembangan kelem-bagaan, mengembangkan perangkat kelembagaan yang memungkinkan pengem-bangan pari-wisata antar wilayah kabupaten dan tingkat propinsi maupun nasional. Peningkatan koordinasi dan konsolidasi antar lembaga pemerintah tingkat provinsi maupun Kabupaten Bantul , antara lembaga pemerintah dengan swasta, masyarakat dan lembaga pendidikan pariwisata sebagai p e n c e t a k S D M p a r i w i s a t a y a n g kompeten/berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pasar pariwisata Kabupaten Bantul.

Pemasaran Ke Wisatawan Mancanegara

Pemasaran secara langsung ke pengunjung asing (direct marketing to foreign visitors) terutama ketika pemerintah dan perencana mempertimbangkan kondisi pariwisata di wilayah dengan memproyeksikan sejumlah besar pengunjung asing. Bagi banyak komunitas CBT, pemasaran dan akses ke pasar-pasar utama (misalnya masyarakat Jepang) memerlukan pengetahuan dan sumber daya teknis yang mendukung (Gascon, 2013) serta membangun kesadaran wisatawan tentang CBT sebagai jenis produk wisata. Banyak inisiatif CBT berfokus pada penyediaan jasa wisata sebagai tujuan wisata internasional yang popular, pengembangan kemitraan dengan operator tur dan pasar luar negeri (Tolkach et al, 2013) yang lebih luas. Pariwisata berbasis komunitas perlu dikembangkan berorientasi konsumen,

menarget-kan konsumen berorientasi sistem pemesa-nan atau Travel Agents online (Expedia, TripAdvisor, dll,) di mana konsumen mencari produk wisata yang tidak berdiri sendiri tetapi juga budaya yang unik, dan bergantung pada operator tur besar, penyedia akomodasi dan pengalaman CBT sebagai bagian dari perjalanan secara keseluruhan. Bekerjasama dengan tur operator menjadi pentingkarena merekalah yang dapat menghubungkan dengan operator internasional yang membeli paket penuh. Hubungan eksternal perlu diupayakan untuk memastikan keterkaitan pasar dan akses yang lebih besar (Mtapuri and Giampiccoli, 2013).

Program Pengembangan

Tahapan yang sangat penting dalam pembangunan Goa Jepang Kabupaten Bantul ini adalah perumusan program. Opsi item kegiatan yang akan diselenggarakan disusun dalam format matrik yang terstruktur dengan kerangka pentahapan pelaksanaannya, serta identifikasi stakeholders yang terkait didalam pelaksanaan kegiatanpengembangan destinasi (tabel 1).

2631

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 14: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2632

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Tabel 1. Matrik Program

No Kegiatan/ProgramLembaga/instansi

yang terlibatSumber

dana

PJM I PJM II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Strategi 1. Pengembangan Produk Wisata

1 Penyusunan detail desain pengembangan wisata alam dan buatan berbasis ekowisata

Perguruan Tinggi, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Praktisi/Konsultan

APBD

2 Pemberian insentif bagi usaha wisata yang menggunakan teknologi ramah lingkungan

Perguruan Tinggi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata

APBD

3 Penerapan dan pemberlakuan hukum/denda yang ketat bagi pelanggaran aturan lingkungan

Bagian Hukum, Dinas Lingkungan Hidup,

APBD

4 Pengembangan program wisata agro sebagai bagian atau pendukung dari program wisata alam sebagai pendukung daya tarik wista utama

Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata dan Praktisi/Konsultan

APBD

Strategi 2. Edukasi masyarakat mengenai pelestarian lingkungan

1. Kampanye konservasi lingkungan dan pariwisata kepada masyrakat

Dinas Pariwisatar APBD

2. Kampanye konservasi lingkungan dan pariwisata kepada wisatawan

Dinas Pariwisata APBD

Strategi 3. Mengembangkan kesesuaian tata ruang pariwisata terpadu

1. Penyusunan Rencana Detail Pembangunan Kawasan Goa Jepang Kabupaten Bantul

Bappeda, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

APBD

2. Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata sesuai dengan arahan dalam Rencana Detail Pembangunan Kawasan Goa Jepang

Bappeda, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul

APBD

Page 15: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Strategi 4. Penyediaan infrastruktur yang memadai

1 Pembangunan Instalasi air sesuai arahan RTRW Bantul

PDAM APBD

2 Pembangunan jaringan listrik sesuai arahan di RTRW Kabupaten Bantul

Dinas PU, Bappeda, PLN

APBD

3 Pembangunan jaringan telekomunikasi sesuai arahan di RTRW Kabupaten Bantul

Dinas Perhubungan., Dinas Kominfo, Bappeda, Lembaga Penyedia Layanan Telekomunikasi

APBD

4 Pembangunan akses jaringan transportasi sesuai arahan TRW Kabupaten Bantul

Bappeda, Dinas PU APBD

Strategi 5. Pengembangan Fasilitas Pendukung Kepariwisataan di Daya Tarik Wisata

1. Pengembangan Fasilitas Akomodasi di pusat-pusat pelayanan

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas PU

A P B D , I n v e s t a s i swasta

2. Pengembangan Rumah Makan di pusat-pusat pelayanan dan DTW unggulan

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas PU

A P B D , I n v e s t a s i swasta

3. Pengembangan Fasilitas penjualan Cinderamata

Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Dinas PU

A P B D , I n v e s t a s i swasta

Strategi 6.Pengembangan Kualitas Manusia

1. Pelatihan Kepariwisataan bagi Staf PengelolaanGoa Jepang

Perguruan Tinggi, Lembaga Pelatihan, Dinas Kepegawaian/Badan Kepegawaian Daerah

APBD, CSR

2. Sosialisasi Kepariwisataan (Sadar Wisata dan Sapta Pesona) dengan metode: Ceramah (tatap muka), sosialisasi melalui media, pemasangan poster dan spanduk, dll.

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata Provinsi, kementerian Pariwisata.

APBD,

2633

No Kegiatan/ProgramLembaga/instansi

yang terlibatSumber

dana

PJM I PJM II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Page 16: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

3. Pelatihan Kepariwisataan bagi masyarakat dan usaha pariwisata

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Lembaga Pelatihan,Usaha Pariwisata: Hotel, Restoran, BPW.

APBD, CSR

4. Pelatihan ketrampilan pendukung pariwisata bagi masyarakat (Souvenir, Kuliner, Pemandu Wisata, Transportasi Lokal)

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Praktisi

APBD, CSR

5. Pelatihan Seni dan Budaya untuk mendukung kualitas sumberdaya manusia.

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata Provinsi, Kementerian Pariwisata.

APBD,

6. Pelatihan kemitraan dan menjalin kerjasama untuk masyarakat dan usaha pariwisata.

Perguruan Tinggi, Lembaga Pelatihan.

APBD, CSR

Strategi 7. Pengembangan Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat

1. Pembentukan lembaga masyarakat di bidang pariwisata, antara lain Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Kampung Wisata, kelompok pengrajin, kelompok kuliner dan sebagainya.

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul,

APBD

2. Pembinaan Kelompok Sadar Wisata dan Kampung Wisata lainnya

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Dinas Pariwisata Provinsi, Kementerian Pariwisata.

APBD, CSR

3. Lomba Kelompok Sadar Wisata dan Kampung Wisata lainnya

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Lembaga Pelatihan, Usaha Pariwisata: BPW Bantul. Dinas Pariwisata Provinsi, Kementerian Pariwisata.

APBD, CSR

No Kegiatan/ProgramLembaga/instansi

yang terlibatSumber

dana

PJM I PJM II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2634

Page 17: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Riset Pengembangan Kawasan Goa Jepang ini disusun masih jauh dari sempurna dan disadari masih membutuhkan berbagai masukan dari berbagai pihak untuk memperkaya khasanah sehingga follow upnya diharapkan dapat memenuhi tuntutan pasar baik dalam sekala mikro maupun makro sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meminimumkan ketimpangan pengem-bangan destinasi wisata.

Fakta lapangan yang berhasil dihimpun selama dilakukan pengamatan dan kuesioner langsung pada masyarakat di sekitar Goa Jepang, perlu mendapat catatan penting dalam pengembangan dan perbaikan Pengembangan

kawasan ini pada masa yang akan datang yaitu;

1. Sebagai obyek wisata yang ada masih b e l u m m e n d a p a t k a n s e n t u h a n pembangunan kawasan destinasi yang layak. Setelah dikonfirmasi dengan masyarakat, permasalahan ini disebabkan program pembangunan masih belum menyentuh pada program pembangunan pariwisata karena selama menurut mereka berhenti dalam batas dokumen

kajian.

koordinasi lintas sektoral (OPD) khusus dalam bidang pembangunan kawasan Goa Jepang ini perlu memprioritaskan pengembangan destinasi (pemugaran

2635

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

4. riset banding Kelompok Sadar Wisata, Kampung Wisata, kelompok pengrajin, kelompok kuliner dan sebagainya

Perguruan Tinggi, Dispar Kabupaten Bantul, Praktisi

APBD, CSR

5. Identifikasi dan pembinaan lembaga swasta pariwisata (usaha pariwisata)

Usaha pariwisata, Dispar Kabupaten Bantul,

APBD

6. Pengembangan kemitraan antara lembaga pemerintah, swasta dan masyarakat

Dispar Kabupaten Bantul, usaha jasa pariwisata dan masyarakat

APBD

7. Penyusunan regulasi tentang berbagai kelembagaan pariwisata

Dispar Kabupaten Bantul, DPRD

APBD

Strategi 8. Pengembangan Pasar

8. Kajian Pasar Mancanegara dan Domistik

Konsultan, Dispar Kabupaten Bantul,

APBD

9. Kajian Pomosi untuk pengembangan daya Tarik emosional dan rasional

Konsultan, Dispar Kabupaten Bantul,

APBD

No Kegiatan/ProgramLembaga/instansi

yang terlibatSumber

dana

PJM I PJM II

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Page 18: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

cagar budaya, instalasi listrik, instalasi akses antar goa dan transportasi, telekomunikasi dan air berish) yang dilanjutkandengan detail design, pengembangan industry pariwisata, dan pemasaran (aksespasar) yang endingnya d i p a s t i k a n a k a n m e n i n g k t k a n kesejahteraan masyarakat setempat.

2. Hasil risetpengembangan Kawasan Goa Jepang ini diharapkan dapat membantu untuk penyusunan dan pengembangan lebih ditail yang mengangkat berbagai potensi wisata cagar budaya, wisata sejarah, budaya, pendidikan dan penelitian yang mungkin diintegrasikan wisata agro dan wisata lainnya.

3. Koordinasi dari berbagai instansi terkait yang dipimpin oleh Pimpinan Daerah, melalui OPD yang secara langsung bersentuhan dengan program ini untuk meberikan prioritas yang paling layak dalam pembangunan infrastruktur yang mendukung pe rkembangan dan

pembangunan pariwisata Goa jepang ini.

Rekomendasi penting riset ini (1) diharapkan jangan hanya digunakan sebagai kajian saja lalu dokumenya ditumpuk dalam gudang, tolong dilaksanakan proses selanjutnya, karena warga seloharjo sudah bosan hanya dengan kajian-kajian saja tanpa adanya tindak lanjut. warga mengharapkan kawasan Goa Jepang ini benar-benar dikembangkan agar bisa juga menjadi mata pencaharian warga yang kini semakin sulit kehidupan ekonomi (masyarakat Goa Jepang), (2) Sinergi OPD (PPM/Dinas PPM, Dinas Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan), dalam memperkuat keterlibatan masyarkat dalam

1. Mengembangkan potensi dan daya tarik wisata Goa Jepang sebagai kawasan wisata (cagar budaya, wisata alam, agro wisata, wisata budaya, pendidikan dan penelitian) dan Konservasi lingkungan

2. Pemugaran Goa Jepang, dan keunikan produk wisata di kawasan ini merupakan faktor daya tarik bagi wisatawan.

3. Pengembangan aksesibilitas/jalan menuju kawasan Goa Jepang dan keterhubungan (konektivitas) antar Goa Jepang – termasuk ke Parangtritis, instalasi listrik, air bersih dan jaringan komunikasi

4. Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM kawasan wisata Goa Jepang dalam :

a. mengembangkan fasilitas akomo-dasi, atraksi dan pusat informasi dan pelayanan wisata

b. pengembangan wawasan Pokdarwis, kelompok pengrajin, kuliner dan sebagainya (riset banding)

5. Peningkatan mutu sarana dan prasarana penunjang akses destinasi dan obyek wisata.

6. Mengembangkan kemitraan dengan eksternal OPD.

7. Peningkatan mutu keamanan dan kenyamanan berwisata

2636

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 19: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan, 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta: Center for Academic Publihing Service.

Arief Yahya,2015. Sambutan Pada Peringatan World Tourism Day dan Hari Kepariwisataan Nasional. Jakarta: Kemetrian Pariwisata RI.

Budi Hermawan dan Ali Hasan, 2016. Model One Vilage One Destination (OVOD) Dalam Pengembangan Ekonomi Desa Wisata Kebon Agung. Jurnal Riset Daerah. Vol XV. No. 1/4 pp 2357-2384

Dodds, Rachel, Ali, Alisha and Galaski, Kelly. 2016. Mobil is ing Knowledge: Determining key elements for success and pitfalls in developing Community Based Tourism. Current Issues in Tourism. 11. 5. pp 68-93

Gascon, J. 2013. The limitations of community-based tourism as an i n s t r u m e n t o f d e v e l o p m e n t cooperation: The value of the social vocation of the territory concept. Journal of Sustainable Tourism, Vol 21 No 5, 716-731.

Harwood. Sharon. 2010. Planning for Community Based Tourism in a Remote Location.Sustainability. 2, pp 1909-1923

Mtapuri, O. & Giampiccoli, A. (2013) Interrogating the role of the state and non-state actors in community-based tourism ventures: Toward a model for spreading the benefits to the wider c o m m u n i t y . S o u t h A f r i c a n

Geographical Journal, Vol 95 No 1, pp 1-15.

Polnyotee, Maythawin and Thadaniti, Suwattana. 2015. Community-Based Tourism: A Strategy for Sustainable Tourism Development. Asian Social Science; Vol. 11, No. 27 pp 90-98

Tolkach D., King, B., and Pearlman, M. 2013. An attribute-based approach to classifying community based tourism networks. Tourism Planning and Development, Vol 10 No 3 pp 319 – 337.

2637

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Page 20: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2638

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

Biodata Peneliti

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ali Hasan, Drs. SE. MM (candidat doktor ilmu ekonomi - dengan ijin studi – biaya mandiri)

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala (AK 782.1)

4 NIDN 0007 1060 01

5 NIP 19601007 198803 1 001

6 Tempat, Tanggal Lahir Simpang Tiga, 07 Oktober 1960

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 081 327 540 177

9 Alamat Kantor Jl. Laksda Adisucipto Km 6 Tempel Caturtunggal Depok Yogyakarta 55281

10 Alamat Rumah Onggobayan Rt 01 No 43 Ngestihajo Kasihan Bantul

11 Nomor Telepon/Faks Kantor 0274-485115 , 489514

12 Lulusan yang Telah Dihasilkan

S-1 = 235 orang; S-2 = … orang; S-3 = … orang

13 Academician – Lecturer -Mata Kuliah yang Diampu

1 P e n g a n t a r P e m a s a r a n Pariwisata

Pemasaran 1

2 M a n a j e m e n P e m a s a r a n Pariwisata

3 Strategi Pemasaran Pariwisata Pemasaran 2

4 Pemasaran Hotel

5 Riset Pemasaran Pariwisata

6 Studi Kelayakan Bisnis Pariwisata

7 Ekonomi Pariwisata

Page 21: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2639

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi

Univ PGRI Jogjakarta

UJB Jogjakarta UII Jogjakarta UII Jogjakarta

Bidang Ilmu BK Marketing Marketing Marketing

Tahun Masuk-Lulus 1983 - 1986 1989 - 1993 1994 - 1996 2015 - sekarang

Judul Skripsi/Tesis/Desertasi

Sikap Terhadap BK Karier

Pemasaran Handicrapt

Pemasaran Produk Bank

Islamic Tourism Behavioral

Nama Pembimbing/ Promotor

Drs. Tijan, SU Nyoman Sudarta, SE. MM

Zainal Mustapa, Drs. MM

On Going Prof. Dr. M. Suyanto, MMAsmai Ishak, Drs. MBA. Ph.DAnas Hidayat, Drs. M.Bus. Ph.D.

C. Karya Buku

No. Judul Buku TahunJumlah

HalamanPenerbit

1 Hotel Marketing 2016 564 CAPS

2 Tourism Marketing 2015 574 CAPS

3 Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan 2014 904 CAPS

4 Marketing Bank Syariah 2013 256 Ghalia Indonesia

5 Word of Mouth Marketing 2012 336 Media Presindo

6 Manajemen Bisnis Syariah 2010 395 Pustaka Pelajar

Page 22: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2640

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

D. Pengalaman Penelitian

No. Tahun Judul PenelitianPendanaan (juta – Rp)

Sumber Jml

1 2016 Analisis Pasar : Promosi dan Pemasaran Obyek Wisata Gunungkidul

Pemda Gunungkidul 50

2 2016 Studi Pengembangan Kawasan Gua Jepang di Kabupaten Bantul

Bappeda Bantul 50

3 2016 Kajian Potensi Ekonomi Kecamatan Piyungan

Bappeda Bantul 50

4 2015 One Village One Destination STP AMPTA Jogja 15

5 2014 The Passenger Driver Airport City Model Jogja Investment Forum

35

6 2013 Efek Pemasa ran Indus t r i Krea t i f Kasongan Terhadap Komunitas Lokal

STP AMPTA Jogjakarta

15

7 2012 Pengaruh Persepsi Kualitas, Persepsi Value, Kepuasan Wisatawan, dan Kunjungan Ulang Terhadap Rekomendasi Mulut Ke Mulut

STP AMPTA Jogjakarta

15

8 2011 Membudayakan Kewirausahaan di PT STP AMPTA Jogjakarta

15

9 2010 Pengaruh Green Tourism Marketing Terhadap Kinerja Bisnis Pariwisata

STP AMPTA Jogjakarta

15

E. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

No. Tahun Judul Pengabdian Kepada MasyarakatPendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1 2015 Pengembangan Bisnis Perhotelan PT Fressindo 6.000.000

2 2014 Sosialisasi Gemar Ikan Diskanal DIY 18,700,000

3 2013 IPTEKS Bagi Kewirausahaan (IbK) di STP AMPTA Yogyakarta

DP2M Dikti 100.000.000

4 2013 Prospek dan Tantangan Bisnis Perhotelan

Patrarijaya Jogja 8.500.000

5 2012 Manajemen Usaha Penyandang Cacat Yakkum Jogja 1.500.000

6 2011 Pelatihan Manajemen Koperasi Koperasi Sukajaya 2.000.000

Page 23: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2641

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

F. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol/No/Tahun

1 One Village One Destination Model in Economic Development of Tourism Village

Jurnal Riset Daerah Kabupaten Bantul

15/1, 2016

2 Model Green Manajemen Jurnal Media Wisata 14/1, 2016

3 The Impact of Kasongan Creative Industries Marketing for Local ommunity

Journal of Science & Commerce

6/1/2015

4 Civilizing Entrepreneurship in the University

International Journal of Management Studies

1/1/2014

5 E-Marketing Destinasi Pulau Saronde Jurnal Media Wisata 13/2/2013

6 Green Tourism Marketing Jurnal Media Wisata 12/1/2012

7 Pengaruh Pengeluaran Iklan Terhadap Penjualan Merek Bersaing di Pasar Kecantikan

Jurnal Media Wisata 6/3/2011

G. Oral Presentation

No.Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 Seminar Hasil Riset

Analisis Pasar : Promosi dan Pemasaran Obyek Wisata Gunungkidul

Disbudpar Gunungkidul01 November 2016

2 Seminar Hasil Riset

Model One Village One Destination Bappeda Bantul, 23 Mei 2016

3 Seminar Hasil Riset

The Passenger Driver International Airport Model

Jogja Investment Forum 27 Oktober 2015

4 Seminar Hasil Riset

Kepuasan Pelanggan Bandara Internasional Adisucipto dan Eksplorasi Airport City

Jogja Investment Forum 23 November 2014

5 Seminar Hasil IbK IPTEKS Bagi Kewirausahaan Bagi Mahasiswa Yogyakarta

9 Desember 2013Surabaya

6 Orasi Ilmiah Green Tourism : Saving Environment, Social, and Cultural

15 Januari 2012AMPTA Jogjakarta

Page 24: Pengembangan Destinasi Wisata Kawasan Goa Jepang Pundong ... · bunker ini dibangun di atas tebing di daerah ... (gambar 2) akan mendorong perubahan sosial, budaya, ... Desain eksplorasi

2642

Jurnal Riset Daerah Vol. XVI, No.1. April 2017

H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial

No. Judul TahunTempat

PenerapanRespon Masyarakat

1 Pengembangan Kecakapan Hidup bagi Pemuda Putus Sekolah

2011 Desa Ngestiharjo

1. Positif2. Membangun Gedung

Pusat Pelatihan Keterampilan

I. Penghargaan

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

1Piagam Penghargaan Pengelola PKBM

Pemerintah Desa Ngestiharjo 2014

Yogyakarta, 27 Maret 2017Yang Membuat,

Ali Hasan, Drs. SE. MMNIP. 19601007 198803 1 001