11
136 PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG SUKU BUGIS DALAM PEMBELAJARAN CERPEN DI SMA THE DEVELOPMENT OF ENRICHMENT BOOK BASED ON PAPPASENG OF BUGIS TRIBE IN SHORT STORY LEARNING AT SENIOR HIGH SCHOOL Syahru Ramadan a , Sumiyadi b , E. Kosasih c a Institut Agama Islam Negeri Bone b Universitas Pendidikan Indonesia c Universitas Pendidikan Indonesia Pos-el: [email protected] Abstract The purpose of this research is to develop teaching material in the form of a knowledge enrichment book based on pappaseng of Bugis tribe. The results of the development are then tested by experts, practitioners, and students. This research is research and development (R&D) using adaptation of Hannafin and Peck’s models. This model consists of three stages, namely requirements analysis, product design, and development and implementation. The results of this study indicate that the developed book product is suitable for use in learning. The eligibility based on the results of due diligence by experts and practitioners, as well as the results of field tests by students. Based on the assessment by experts and practitioners, it was found that the feasibility aspect of the book content/material component obtained an average score of 92.3% with excellent criteria. In the aspect of the feasibility of the linguistic component an average score of 93.3% was obtained with very good criteria. In the aspect of feasibility the presentation component obtained an average score of 87.2% with good criteria. In the aspect of eligibility the graphic component obtained an average score of 83.5% with good criteria. In the aspect of feasibility the usefulness component is obtained an average score of 88% with good criteria. After expert assessment, field tests are also conducted on students with the following results. (1) In the aspect of content/material obtained an average score of 88.08% with good criteria. (2) In linguistic aspects an average score of 89.52% is obtained with good criteria. (3) In the aspect of material presentation, an average score of 87.79% is obtained with good criteria. (4) In the aspect of graphic obtained an average score of 86.92% with good criteria. (5) In the aspect of usefulness an average score of 91.23% is obtained with very good criteria. Keywords: teaching materials, enrichment book, short story, pappaseng Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar berupa buku pengayaan pengetahuan berbasis pappaseng suku Bugis. Hasil pengembangan tersebut kemudian diuji oleh ahli, praktisi, dan peserta didik. Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan dengan menggunakan adaptasi model Hannafin dan Peck. Model ini terdiri atas tiga tahap, yaitu analisis kebutuhan, desain produk, dan pengembangan dan implementasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk buku yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran. Kelayakan tersebut didasarkan atas hasil uji oleh ahli, praktisi, dan peserta didik. Berdasarkan penilaian oleh ahli dan praktisi, diperoleh hasil bahwa aspek kelayakan komponen isi/materi buku mendapatkan rata-rata skor 92,3% dengan kriteria sangat baik. Pada aspek kelayakan komponen kebahasaan diperoleh rata-rata skor 93,3% dengan kriteria sangat baik. Pada aspek kelayakan komponen penyajian diperoleh rata-rata skor 87,2% dengan kriteria baik. Pada aspek kelayakan komponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 83,5% dengan kriteria

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

136

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG SUKUBUGIS DALAM PEMBELAJARAN CERPEN DI SMA

THE DEVELOPMENT OF ENRICHMENT BOOK BASED ONPAPPASENG OF BUGIS TRIBE IN SHORT STORY LEARNING AT

SENIOR HIGH SCHOOL

Syahru Ramadana Sumiyadib E Kosasihc

aInstitut Agama Islam Negeri Boneb Universitas Pendidikan IndonesiacUniversitas Pendidikan Indonesia

Pos-el syahruramadanunmupiedu

AbstractThe purpose of this research is to develop teaching material in the form of a knowledge enrichment book based onpappaseng of Bugis tribe The results of the development are then tested by experts practitioners and students Thisresearch is research and development (RampD) using adaptation of Hannafin and Peckrsquos models This model consists ofthree stages namely requirements analysis product design and development and implementation The results of thisstudy indicate that the developed book product is suitable for use in learning The eligibility based on the results of duediligence by experts and practitioners as well as the results of field tests by students Based on the assessment by expertsand practitioners it was found that the feasibility aspect of the book contentmaterial component obtained an averagescore of 923 with excellent criteria In the aspect of the feasibility of the linguistic component an average score of933 was obtained with very good criteria In the aspect of feasibility the presentation component obtained an averagescore of 872 with good criteria In the aspect of eligibility the graphic component obtained an average score of 835with good criteria In the aspect of feasibility the usefulness component is obtained an average score of 88 with goodcriteria After expert assessment field tests are also conducted on students with the following results (1) In the aspect ofcontentmaterial obtained an average score of 8808 with good criteria (2) In linguistic aspects an average score of8952 is obtained with good criteria (3) In the aspect of material presentation an average score of 8779 isobtained with good criteria (4) In the aspect of graphic obtained an average score of 8692 with good criteria (5) Inthe aspect of usefulness an average score of 9123 is obtained with very good criteria

Keywords teaching materials enrichment book short story pappaseng

AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar berupa buku pengayaan pengetahuan berbasispappaseng suku Bugis Hasil pengembangan tersebut kemudian diuji oleh ahli praktisi dan pesertadidik Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan dengan menggunakan adaptasi modelHannafin dan Peck Model ini terdiri atas tiga tahap yaitu analisis kebutuhan desain produk danpengembangan dan implementasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk buku yangdikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran Kelayakan tersebut didasarkan atas hasil uji olehahli praktisi dan peserta didik Berdasarkan penilaian oleh ahli dan praktisi diperoleh hasil bahwaaspek kelayakan komponen isimateri buku mendapatkan rata-rata skor 923 dengan kriteria sangatbaik Pada aspek kelayakan komponen kebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835 dengan kriteria

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

137

baik Pada aspek kelayakan komponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor 88 dengan kriteriabaik Setelah penilaian ahli dilakukan pula uji lapangan pada peserta didik dengan hasil sebagai berikut(1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengan kriteria baik (2) Pada aspek kebahasaandiperoleh rata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3) Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rata skor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspek kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengan kriteriasangat baik

Kata kunci bahan ajar buku pengayaan cerpen pappaseng

Berdasarkan hasil observasi pada beberapaSMA di Bone diperoleh beberapa informasi yaituguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka masih mengandalkan bahanajar berupa buku teks yang disediakan oleh peme-rintah tanpa mengembangkan bahan ajar sendiriyang kreatif inovatif dan mampu mendorongsemangat belajar peserta didik Selain itu kebuda-yaan lokal yang bersifat kontekstual sangat sedikittergambar dalam buku teks yang digunakankhususnya kebudayaan Bugis Kebudayaan yangdipaparkan dalam buku teks tersebut lebih banyakyang bersifat populer Akibatnya peserta didikakan cenderung mengetahui kebudayaan populerdaripada kebudayaan lokalnya Hal itu akanberdampak pada memudarnya pengetahuan danpemahaman kepada kebudayaan lokal Hal itusejalan dengan penelitian Subair (2017) yangmenemukan bahwa kebudayaan lokal Bugis telahbanyak dilupakan oleh generasi muda Contohnyapada ungkapan tabek yang masih digunakan tidaklagi disertai dengan menundukkan badan danpandangan Terkadang seorang terkesan mene-riakkannya atau malah terkesan menantangdengan tatapan yang jelalatan dan badan yangtidak lagi dibungkukkan Bahkan ada yangmengucapkannya sambil berjalan tergesa-gesasetengah berlari atau berlari dan menabrak orangyang diberi tabek

Dari sisi peserta didik mereka cenderungkurang semangat dalam belajar bahasa dan sastraIndonesia terutama dalam pembelajaran cerpenMereka kebingungan ketika menentukan topik

PENDAHULUANPembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaranberbasis teks Pembelajaran teks yang dimaksudtidak hanya terbatas pada pengetahuan teoretisterhadap segala unsur kebahasaan suatu tekstetapi juga memerhatikan efek komunikasi dandampak fungsi sosial dari teks tersebut Artinyapembelajaran teks mengedepankan peserta didikuntuk mampu menggunakan berbagai jenis teksdalam kehidupan masyarakat Hal itu sejalandengan pendekatan pembelajaran bahasa di Eropadan Amerika yang menggunakan pendekatan CLIL(Content Language Integrated Learning) yang menon-jolkan empat unsur penting yaitu isi bahasa ataukomunikasi kognisi dan budaya (Kemdikbud2017 iii)

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesiaseperti pada pembelajaran bidang studi lainnyamenggunakan buku sebagai bahan ajar utamaBuku merupakan media yang dapat membuatmenyajikan berbagai informasi dan berbagaikeperluan serta mengomunikasikan nilai-nilaisosial budaya baik langsung maupun tidaklangsung (Sitepu 2015 Normawati 2015)

Pemerintah telah membantu menyediakanbuku sebagai sumber bahan ajar bagi guru danpeserta didik yaitu buku teks bagi guru danpeserta didik Namun dalam perkembangannyabahan ajar berupa buku teks bahasa Indonesiatersebut memiliki keterbatasan dalam mendukungproses pembelajaran

138

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

yang akan dijadikan sebuah cerpen Contoh-con-toh cerpen yang dihadirkan dalam buku teks tidakkontekstual dan jauh dari kehidupan sehari-harimereka Hal itu membuat peserta didik terbatasdalam mengekplorasi segala ide yang berkaitandengan kehidupan sekitar dan kebudayaan mere-ka

Di sisi lain pemerintah saat ini sangat gencarmelakukan pembelajaran berbasis pendidikankarakter Pendidikan karakter sendiri sangatbanyak dimuat dalam kebudayaan-kebudayaanlokal mayarakat tidak terkecuali pada kebudayaanBugis Oleh karena itu ada baiknya jika pembela-jaran bahasa Indonesia salah satunya cerpendapat mengintegrasikan kebudayaan-kebudayaanlokal agar kebudayaan lokal senantiasa diingat dandiaplikasikan oleh peserta didik Selain itu merekajuga dapat memperoleh nilai-nilai karakter darikebudayaan tersebut

Salah satu wujud kebudayaan masyarakatBugis adalah pappaseng Kebudayaan tersebutsecara harfiah berasal dari kata paseng yang berartikumpulan pesan atau petunjuk (Pelras 2006 248)Sikki dkk (1998 6) mengungkapkan bahwamakna pappaseng sesungguhnya sama dengan katawasiat karena sifatnya yang mengikat dan patutdiikuti Pappaseng hadir di tengah masyarakat Bugissebagai media pendidikan moral Hal itu sejalandengan hasil penelitian Ramadan dkk (2018)yang menemukan bahwa di dalam pappasengdimuat beragam nilai-nilai karakter yang dapatdiaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupansehari-hari

Berangkat dari permasalahan-permasalahantersebut maka dianggap perlu membuat dan me-ngembangkan bahan ajar tentang cerpen berbasiskebudayaan Bugis yaitu pappaseng Bahan ajaryang dikembangkan berwujud buku pengayaanpengetahuan Buku pengayaan merupakan bukutambahan yang bertujuan memperkaya wawasanpengalaman dan pengetahuan peserta didik serta

membentuk kepribadian peserta didik pendidikpengelola pendidikan dan masyarakat lainnya(Suherli 2008) Rencana untuk merancang produkpengembangan buku pengayaan juga mendapatrespons yang baik dari guru dan peserta didik yangdiobservasi Dengan demikian maka peneliti akanmelakukan penelitian berupa pengembanganproduk berupa buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis

KERANGKA TEORI

CerpenCerita pendek merupakan cerita rangkaian

peristiwa yang saling terkait dan di dalamnyaterjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokohdalam latar dan alur (Sutardi 2012 59) Sesuaidengan namanya cerita pendek atau short story ada-lah jenis cerita yang terdiri atas sejumlah halamanmulai lima sampai dengan dua puluh halaman dandapat dibaca sekali duduk sekitar setengah sampaidua jam (Jassin 1965 64 Nurgiyantoro 201312 Ratna 2013 88) Cerpen menyajikan sebagiankecil kehidupan manusia tetapi dikemas sedemi-kian rupa sehingga tetap memberikan pemahamanyang menyeluruh mengenai makna kehidupantersebut Aminuddin (2014 66) mendefinisikancerpen sebagai kisahan atau cerita yang diembanoleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemerananlatar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentuyang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnyasehingga menghasilkan suatu cerita Unsur-unsurintrinsik dalam suatu cerpen harus terjalin satusama lain

Dari beberapa pandangan para ahli di atasdapat disimpulkan bahwa cerita pendek ataucerpen merupakan salah satu jenis karya sastraberbentuk prosa yang memaparkan kisah ataucerita tentang kehidupan manusia serta diperan-kan oleh tokoh-tokoh imajiner atau faktual danditulis berdasarkan perenungan penghayatan dan

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

139

penjiwaan dari pengarang sehingga menghasilkannilai-nilai yang bermakna Jumlah halaman tidakmenjadi titik fokus dalam cerpen tetapi yangmenjadi titik fokusnya adalah kesan tunggal dalamcerita

Cerita pendek atau cerpen layaknya karyaprosa lain memiliki unsur-unsur dan strukturpembangun Unsur-unsur pembangun cerpenterdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik Hal itusejalan dengan pandangan Wellek amp Warren(2016) yang mengungkapkan bahwa terdapat duatahap kajian dalam sastra yaitu kajian intrinsikdan ekstrinsik Kajian intrinsik menelaah sebuahkarya sastra secara batiniah atau dari sisi dalamlalu kajian ekstrinsik menelaah sebuah karya sastrasecara lahiriah atau dari sisi luar

Dalam penelitian ini materi cerpen yangdimasukkan disesuaikan dengan kompetensi yangharus dicapai oleh peserta didik Dalam bukupengayaan yang dikembangkan materi cerpen di-masukkan ke dalam BAB II dengan mengintegrasi-kan antara cerpen dan pappaseng suku Bugis

PappasengPappaseng merupakan salah satu bentuk

kearifan lokal suku Bugis yang secara harfiahberarti kumpulan pesan atau petunjuk (Pelras2006 248) Sikki dkk (1998 6) mengungkapkanbahwa makna pappaseng sesungguhnya samadengan kata wasiat karena sifatnya yang mengikatdan patut diikuti Pappaseng secara umum berisipetunjuk tentang cara menjalani kehidupan baikdalam menjalani hubungan dengan sesamamanusia maupun menjalani hubungan denganSang Pencipta (Sikki dkk 1998 7)

Pappaseng pada awalnya disampaikan secaralisan Cara tersebut dikenal dengan istilah maggaligoSeiring perkembangan zaman pappaseng kemudiandikumpulkan dalam bentuk naskah yang disebutlontaraq (Elfira 2013 22) Pappaseng hadir ditengah masyarakat Bugis sebagai media pen-

didikan moral Pappaseng bertujuan untuk mem-bangun kualitas pribadi masyarakat yang idealyakni membawa manfaat pada alam semesta Olehkarena itu di dalam pappaseng akan sering ditemu-kan ajaran-ajaran tentang karakter mulia yangdalam pandangan peneliti dapat diserap dan di-aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari

Pappaseng yang hidup dalam masyarakat sukuBugis sangat banyak terdiri atas ratusan bahkanribuan Cara pengungkapan atau penuturannyapun dapat dilakukan dalam bermacam-macambentuk misalnya dalam bentuk elong lsquopuisirsquowerekkada lsquoperibahasarsquo dan percakapan lsquomonologdan dialogrsquo Selain itu wujud pappaseng dapatmenggunakan bahasa denotatif dan konotatifatau figuratif

Pappaseng umumnya diungkapkan oleh orang-orang tua kepada generasi muda untuk memberi-kan nasihat dalam mengarungi roda kehidupanBiasanya dalam hal-hal tertentu pembicara me-nyelipkan pappaseng dalam mengungkapkansesuatu sehingga menjadi menarik dan pendengarmenjadi lebih serius dalam mendengar dan me-nyimak pembicaraan Akan tetapi dewasa inikhususnya di daerah perkotaan sudah jarangorang-orang tua memberikan nasihat kepadagenerasi muda dengan menggunakan pappasengBahkan beberapa orang tua sudah ada yang tidakmengenal ada pappaseng lagi Hal inilah yang men-jadi kekhawatiran bagi peneliti sehingga penelitiakan memperkenalkan kembali pappaseng dalambentuk yang lebih menarik kepada generasi mudadengan tujuan mereka dapat mengaktualisasikannilai-nilai dalam pappaseng tersebut dalam ke-hidupan sehari-hari

Dalam buku pengayaan yang dikembangkanmateri pappaseng ditempatkan pada BAB I Hal itudilakukan untuk memperlihatkan dan memper-kenalkan kepada peserta didik salah satu bentukkebudayaan suku Bugis

140

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Buku PengayaanBuku pengayaan merupakan buku pembela-

jaran selain buku teks yang digunakan dalampembelajaran dan dianjurkan bagi peserta didikuntuk membacanya guna menambah pengetahuandan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas dalamSuherli 2008) Lebih jauh Suherli (2008) meng-ungkapkan bahwa buku pengayaan dimaksudkanuntuk (1) memperkaya wawasan pengalaman danpengetahuan peserta didik dan (2) membentukkepribadian peserta didik pendidik pengelolapendidikan dan masyarakat lainnya

Buku pengayaan memiliki beberapa jenisJenis-jenis tersebut didasarkan atas dominasimateri atau isi yang disajikan di dalamnya Jenis-jenis buku pengayaan adalah buku pengayaanpengetahuan keterampilan dan kepribadianBuku pengayaan pengetahuan adalah buku yangmemuat materi yang dapat memperkaya pengua-saan ilmu pengetahuan teknologi seni dan me-nambah kekayaan wawasan akademik pembaca-nya Buku pengayaan keterampilan adalah bukuyang memuat materi yang dapat memperkayapenguasaan keterampilan bidang tertentu Bukupengayaan kepribadian adalah buku yang memuatmateri yang dapat memperkaya kepribadian ataupengalaman batin seseorang

Berdasarkan dominasi isi buku pengayaanyang dikembangkan buku tersebut tergolong kedalam buku pengayaan pengetahuan yang dapatmemperkaya pengetahuan peserta didik mengenaipappaseng dan hasil integrasinya dengan cerpen

METODEPenelitian ini merupakan penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (RampD)Penelitian dan pengembangan bertujuan untukmeneliti mengembangkan dan menguji suatu pro-duk Hal itu sejalan dengan pandangan Sugiyono(2016 29) bahwa penelitian dan pengembangan

merupakan kajian sistematis mengenai bagaimanamembuat rancangan suatu produk mengembang-kan rancangan produk dan mengevaluasi kinerjaproduk tersebut dengan tujuan memperoleh dataempiris sebagai landasan untuk menjadikanproduk tersebut dapat digunakan dalam prosespembelajaran atau nonpembelajaran Penelitianini mengembangkan produk berupa buku penga-yaan pengetahuan tentang cerpen berbasispappaseng suku Bugis

Adapun model RampD yang digunakan adalahmodel Hannafin dan Peck (1988 60) yang telahdiadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhanpenelitian Model ini mencakup tiga tahap yaitu(1) tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) dan (3) tahap pengem-bangan dan implementasi (development and imple-mentation) Model ini dipilih karena memang ber-orientasi pada penghasilan produk (Kartikasaridkk 2016 57)

Data dalam penelitian ini yaitu (1) hasiltranskripsi dan pencatatan pappaseng suku Bugisserta tuturan lisan masyarakat Bugis Bone yangberisi pappaseng (2) skor angket kebutuhanpengembangan buku pengayaan dari persepsiguru dan peserta didik SMAN 18 Bone dan MAN1 Bone (3) angket hasil uji kelayakan produk bukupengayaan oleh ahli dan praktisi serta (4) angkethasil uji coba lapangan oleh peserta didik kelasXI SMA di SMAN 18 Bone dan MAN 1 BoneKemudian sumber data dalam penelitian inidisesuaikan dengan data penelitian yaitu (1) bukuhasil transkripsi pappaseng yang telah diterbitkan(2) masyarakat Bugis yang memiliki pemahamandan sering menuturkan pappaseng (3) dosen ahlidan praktisi serta (4) peserta didik

Instrumen dalam penelitian ini berupa angketTeknik analisis data dalam penelitian ini meng-gunakan pedoman penilaian dari Arikunto (2006216) yang menyatakan bahwa untuk mengetahuiperingkat nilai akhir untuk butir pernyataan dalam

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

137

baik Pada aspek kelayakan komponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor 88 dengan kriteriabaik Setelah penilaian ahli dilakukan pula uji lapangan pada peserta didik dengan hasil sebagai berikut(1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengan kriteria baik (2) Pada aspek kebahasaandiperoleh rata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3) Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rata skor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspek kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengan kriteriasangat baik

Kata kunci bahan ajar buku pengayaan cerpen pappaseng

Berdasarkan hasil observasi pada beberapaSMA di Bone diperoleh beberapa informasi yaituguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka masih mengandalkan bahanajar berupa buku teks yang disediakan oleh peme-rintah tanpa mengembangkan bahan ajar sendiriyang kreatif inovatif dan mampu mendorongsemangat belajar peserta didik Selain itu kebuda-yaan lokal yang bersifat kontekstual sangat sedikittergambar dalam buku teks yang digunakankhususnya kebudayaan Bugis Kebudayaan yangdipaparkan dalam buku teks tersebut lebih banyakyang bersifat populer Akibatnya peserta didikakan cenderung mengetahui kebudayaan populerdaripada kebudayaan lokalnya Hal itu akanberdampak pada memudarnya pengetahuan danpemahaman kepada kebudayaan lokal Hal itusejalan dengan penelitian Subair (2017) yangmenemukan bahwa kebudayaan lokal Bugis telahbanyak dilupakan oleh generasi muda Contohnyapada ungkapan tabek yang masih digunakan tidaklagi disertai dengan menundukkan badan danpandangan Terkadang seorang terkesan mene-riakkannya atau malah terkesan menantangdengan tatapan yang jelalatan dan badan yangtidak lagi dibungkukkan Bahkan ada yangmengucapkannya sambil berjalan tergesa-gesasetengah berlari atau berlari dan menabrak orangyang diberi tabek

Dari sisi peserta didik mereka cenderungkurang semangat dalam belajar bahasa dan sastraIndonesia terutama dalam pembelajaran cerpenMereka kebingungan ketika menentukan topik

PENDAHULUANPembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaranberbasis teks Pembelajaran teks yang dimaksudtidak hanya terbatas pada pengetahuan teoretisterhadap segala unsur kebahasaan suatu tekstetapi juga memerhatikan efek komunikasi dandampak fungsi sosial dari teks tersebut Artinyapembelajaran teks mengedepankan peserta didikuntuk mampu menggunakan berbagai jenis teksdalam kehidupan masyarakat Hal itu sejalandengan pendekatan pembelajaran bahasa di Eropadan Amerika yang menggunakan pendekatan CLIL(Content Language Integrated Learning) yang menon-jolkan empat unsur penting yaitu isi bahasa ataukomunikasi kognisi dan budaya (Kemdikbud2017 iii)

Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesiaseperti pada pembelajaran bidang studi lainnyamenggunakan buku sebagai bahan ajar utamaBuku merupakan media yang dapat membuatmenyajikan berbagai informasi dan berbagaikeperluan serta mengomunikasikan nilai-nilaisosial budaya baik langsung maupun tidaklangsung (Sitepu 2015 Normawati 2015)

Pemerintah telah membantu menyediakanbuku sebagai sumber bahan ajar bagi guru danpeserta didik yaitu buku teks bagi guru danpeserta didik Namun dalam perkembangannyabahan ajar berupa buku teks bahasa Indonesiatersebut memiliki keterbatasan dalam mendukungproses pembelajaran

138

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

yang akan dijadikan sebuah cerpen Contoh-con-toh cerpen yang dihadirkan dalam buku teks tidakkontekstual dan jauh dari kehidupan sehari-harimereka Hal itu membuat peserta didik terbatasdalam mengekplorasi segala ide yang berkaitandengan kehidupan sekitar dan kebudayaan mere-ka

Di sisi lain pemerintah saat ini sangat gencarmelakukan pembelajaran berbasis pendidikankarakter Pendidikan karakter sendiri sangatbanyak dimuat dalam kebudayaan-kebudayaanlokal mayarakat tidak terkecuali pada kebudayaanBugis Oleh karena itu ada baiknya jika pembela-jaran bahasa Indonesia salah satunya cerpendapat mengintegrasikan kebudayaan-kebudayaanlokal agar kebudayaan lokal senantiasa diingat dandiaplikasikan oleh peserta didik Selain itu merekajuga dapat memperoleh nilai-nilai karakter darikebudayaan tersebut

Salah satu wujud kebudayaan masyarakatBugis adalah pappaseng Kebudayaan tersebutsecara harfiah berasal dari kata paseng yang berartikumpulan pesan atau petunjuk (Pelras 2006 248)Sikki dkk (1998 6) mengungkapkan bahwamakna pappaseng sesungguhnya sama dengan katawasiat karena sifatnya yang mengikat dan patutdiikuti Pappaseng hadir di tengah masyarakat Bugissebagai media pendidikan moral Hal itu sejalandengan hasil penelitian Ramadan dkk (2018)yang menemukan bahwa di dalam pappasengdimuat beragam nilai-nilai karakter yang dapatdiaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupansehari-hari

Berangkat dari permasalahan-permasalahantersebut maka dianggap perlu membuat dan me-ngembangkan bahan ajar tentang cerpen berbasiskebudayaan Bugis yaitu pappaseng Bahan ajaryang dikembangkan berwujud buku pengayaanpengetahuan Buku pengayaan merupakan bukutambahan yang bertujuan memperkaya wawasanpengalaman dan pengetahuan peserta didik serta

membentuk kepribadian peserta didik pendidikpengelola pendidikan dan masyarakat lainnya(Suherli 2008) Rencana untuk merancang produkpengembangan buku pengayaan juga mendapatrespons yang baik dari guru dan peserta didik yangdiobservasi Dengan demikian maka peneliti akanmelakukan penelitian berupa pengembanganproduk berupa buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis

KERANGKA TEORI

CerpenCerita pendek merupakan cerita rangkaian

peristiwa yang saling terkait dan di dalamnyaterjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokohdalam latar dan alur (Sutardi 2012 59) Sesuaidengan namanya cerita pendek atau short story ada-lah jenis cerita yang terdiri atas sejumlah halamanmulai lima sampai dengan dua puluh halaman dandapat dibaca sekali duduk sekitar setengah sampaidua jam (Jassin 1965 64 Nurgiyantoro 201312 Ratna 2013 88) Cerpen menyajikan sebagiankecil kehidupan manusia tetapi dikemas sedemi-kian rupa sehingga tetap memberikan pemahamanyang menyeluruh mengenai makna kehidupantersebut Aminuddin (2014 66) mendefinisikancerpen sebagai kisahan atau cerita yang diembanoleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemerananlatar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentuyang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnyasehingga menghasilkan suatu cerita Unsur-unsurintrinsik dalam suatu cerpen harus terjalin satusama lain

Dari beberapa pandangan para ahli di atasdapat disimpulkan bahwa cerita pendek ataucerpen merupakan salah satu jenis karya sastraberbentuk prosa yang memaparkan kisah ataucerita tentang kehidupan manusia serta diperan-kan oleh tokoh-tokoh imajiner atau faktual danditulis berdasarkan perenungan penghayatan dan

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

139

penjiwaan dari pengarang sehingga menghasilkannilai-nilai yang bermakna Jumlah halaman tidakmenjadi titik fokus dalam cerpen tetapi yangmenjadi titik fokusnya adalah kesan tunggal dalamcerita

Cerita pendek atau cerpen layaknya karyaprosa lain memiliki unsur-unsur dan strukturpembangun Unsur-unsur pembangun cerpenterdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik Hal itusejalan dengan pandangan Wellek amp Warren(2016) yang mengungkapkan bahwa terdapat duatahap kajian dalam sastra yaitu kajian intrinsikdan ekstrinsik Kajian intrinsik menelaah sebuahkarya sastra secara batiniah atau dari sisi dalamlalu kajian ekstrinsik menelaah sebuah karya sastrasecara lahiriah atau dari sisi luar

Dalam penelitian ini materi cerpen yangdimasukkan disesuaikan dengan kompetensi yangharus dicapai oleh peserta didik Dalam bukupengayaan yang dikembangkan materi cerpen di-masukkan ke dalam BAB II dengan mengintegrasi-kan antara cerpen dan pappaseng suku Bugis

PappasengPappaseng merupakan salah satu bentuk

kearifan lokal suku Bugis yang secara harfiahberarti kumpulan pesan atau petunjuk (Pelras2006 248) Sikki dkk (1998 6) mengungkapkanbahwa makna pappaseng sesungguhnya samadengan kata wasiat karena sifatnya yang mengikatdan patut diikuti Pappaseng secara umum berisipetunjuk tentang cara menjalani kehidupan baikdalam menjalani hubungan dengan sesamamanusia maupun menjalani hubungan denganSang Pencipta (Sikki dkk 1998 7)

Pappaseng pada awalnya disampaikan secaralisan Cara tersebut dikenal dengan istilah maggaligoSeiring perkembangan zaman pappaseng kemudiandikumpulkan dalam bentuk naskah yang disebutlontaraq (Elfira 2013 22) Pappaseng hadir ditengah masyarakat Bugis sebagai media pen-

didikan moral Pappaseng bertujuan untuk mem-bangun kualitas pribadi masyarakat yang idealyakni membawa manfaat pada alam semesta Olehkarena itu di dalam pappaseng akan sering ditemu-kan ajaran-ajaran tentang karakter mulia yangdalam pandangan peneliti dapat diserap dan di-aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari

Pappaseng yang hidup dalam masyarakat sukuBugis sangat banyak terdiri atas ratusan bahkanribuan Cara pengungkapan atau penuturannyapun dapat dilakukan dalam bermacam-macambentuk misalnya dalam bentuk elong lsquopuisirsquowerekkada lsquoperibahasarsquo dan percakapan lsquomonologdan dialogrsquo Selain itu wujud pappaseng dapatmenggunakan bahasa denotatif dan konotatifatau figuratif

Pappaseng umumnya diungkapkan oleh orang-orang tua kepada generasi muda untuk memberi-kan nasihat dalam mengarungi roda kehidupanBiasanya dalam hal-hal tertentu pembicara me-nyelipkan pappaseng dalam mengungkapkansesuatu sehingga menjadi menarik dan pendengarmenjadi lebih serius dalam mendengar dan me-nyimak pembicaraan Akan tetapi dewasa inikhususnya di daerah perkotaan sudah jarangorang-orang tua memberikan nasihat kepadagenerasi muda dengan menggunakan pappasengBahkan beberapa orang tua sudah ada yang tidakmengenal ada pappaseng lagi Hal inilah yang men-jadi kekhawatiran bagi peneliti sehingga penelitiakan memperkenalkan kembali pappaseng dalambentuk yang lebih menarik kepada generasi mudadengan tujuan mereka dapat mengaktualisasikannilai-nilai dalam pappaseng tersebut dalam ke-hidupan sehari-hari

Dalam buku pengayaan yang dikembangkanmateri pappaseng ditempatkan pada BAB I Hal itudilakukan untuk memperlihatkan dan memper-kenalkan kepada peserta didik salah satu bentukkebudayaan suku Bugis

140

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Buku PengayaanBuku pengayaan merupakan buku pembela-

jaran selain buku teks yang digunakan dalampembelajaran dan dianjurkan bagi peserta didikuntuk membacanya guna menambah pengetahuandan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas dalamSuherli 2008) Lebih jauh Suherli (2008) meng-ungkapkan bahwa buku pengayaan dimaksudkanuntuk (1) memperkaya wawasan pengalaman danpengetahuan peserta didik dan (2) membentukkepribadian peserta didik pendidik pengelolapendidikan dan masyarakat lainnya

Buku pengayaan memiliki beberapa jenisJenis-jenis tersebut didasarkan atas dominasimateri atau isi yang disajikan di dalamnya Jenis-jenis buku pengayaan adalah buku pengayaanpengetahuan keterampilan dan kepribadianBuku pengayaan pengetahuan adalah buku yangmemuat materi yang dapat memperkaya pengua-saan ilmu pengetahuan teknologi seni dan me-nambah kekayaan wawasan akademik pembaca-nya Buku pengayaan keterampilan adalah bukuyang memuat materi yang dapat memperkayapenguasaan keterampilan bidang tertentu Bukupengayaan kepribadian adalah buku yang memuatmateri yang dapat memperkaya kepribadian ataupengalaman batin seseorang

Berdasarkan dominasi isi buku pengayaanyang dikembangkan buku tersebut tergolong kedalam buku pengayaan pengetahuan yang dapatmemperkaya pengetahuan peserta didik mengenaipappaseng dan hasil integrasinya dengan cerpen

METODEPenelitian ini merupakan penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (RampD)Penelitian dan pengembangan bertujuan untukmeneliti mengembangkan dan menguji suatu pro-duk Hal itu sejalan dengan pandangan Sugiyono(2016 29) bahwa penelitian dan pengembangan

merupakan kajian sistematis mengenai bagaimanamembuat rancangan suatu produk mengembang-kan rancangan produk dan mengevaluasi kinerjaproduk tersebut dengan tujuan memperoleh dataempiris sebagai landasan untuk menjadikanproduk tersebut dapat digunakan dalam prosespembelajaran atau nonpembelajaran Penelitianini mengembangkan produk berupa buku penga-yaan pengetahuan tentang cerpen berbasispappaseng suku Bugis

Adapun model RampD yang digunakan adalahmodel Hannafin dan Peck (1988 60) yang telahdiadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhanpenelitian Model ini mencakup tiga tahap yaitu(1) tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) dan (3) tahap pengem-bangan dan implementasi (development and imple-mentation) Model ini dipilih karena memang ber-orientasi pada penghasilan produk (Kartikasaridkk 2016 57)

Data dalam penelitian ini yaitu (1) hasiltranskripsi dan pencatatan pappaseng suku Bugisserta tuturan lisan masyarakat Bugis Bone yangberisi pappaseng (2) skor angket kebutuhanpengembangan buku pengayaan dari persepsiguru dan peserta didik SMAN 18 Bone dan MAN1 Bone (3) angket hasil uji kelayakan produk bukupengayaan oleh ahli dan praktisi serta (4) angkethasil uji coba lapangan oleh peserta didik kelasXI SMA di SMAN 18 Bone dan MAN 1 BoneKemudian sumber data dalam penelitian inidisesuaikan dengan data penelitian yaitu (1) bukuhasil transkripsi pappaseng yang telah diterbitkan(2) masyarakat Bugis yang memiliki pemahamandan sering menuturkan pappaseng (3) dosen ahlidan praktisi serta (4) peserta didik

Instrumen dalam penelitian ini berupa angketTeknik analisis data dalam penelitian ini meng-gunakan pedoman penilaian dari Arikunto (2006216) yang menyatakan bahwa untuk mengetahuiperingkat nilai akhir untuk butir pernyataan dalam

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

138

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

yang akan dijadikan sebuah cerpen Contoh-con-toh cerpen yang dihadirkan dalam buku teks tidakkontekstual dan jauh dari kehidupan sehari-harimereka Hal itu membuat peserta didik terbatasdalam mengekplorasi segala ide yang berkaitandengan kehidupan sekitar dan kebudayaan mere-ka

Di sisi lain pemerintah saat ini sangat gencarmelakukan pembelajaran berbasis pendidikankarakter Pendidikan karakter sendiri sangatbanyak dimuat dalam kebudayaan-kebudayaanlokal mayarakat tidak terkecuali pada kebudayaanBugis Oleh karena itu ada baiknya jika pembela-jaran bahasa Indonesia salah satunya cerpendapat mengintegrasikan kebudayaan-kebudayaanlokal agar kebudayaan lokal senantiasa diingat dandiaplikasikan oleh peserta didik Selain itu merekajuga dapat memperoleh nilai-nilai karakter darikebudayaan tersebut

Salah satu wujud kebudayaan masyarakatBugis adalah pappaseng Kebudayaan tersebutsecara harfiah berasal dari kata paseng yang berartikumpulan pesan atau petunjuk (Pelras 2006 248)Sikki dkk (1998 6) mengungkapkan bahwamakna pappaseng sesungguhnya sama dengan katawasiat karena sifatnya yang mengikat dan patutdiikuti Pappaseng hadir di tengah masyarakat Bugissebagai media pendidikan moral Hal itu sejalandengan hasil penelitian Ramadan dkk (2018)yang menemukan bahwa di dalam pappasengdimuat beragam nilai-nilai karakter yang dapatdiaplikasikan oleh masyarakat dalam kehidupansehari-hari

Berangkat dari permasalahan-permasalahantersebut maka dianggap perlu membuat dan me-ngembangkan bahan ajar tentang cerpen berbasiskebudayaan Bugis yaitu pappaseng Bahan ajaryang dikembangkan berwujud buku pengayaanpengetahuan Buku pengayaan merupakan bukutambahan yang bertujuan memperkaya wawasanpengalaman dan pengetahuan peserta didik serta

membentuk kepribadian peserta didik pendidikpengelola pendidikan dan masyarakat lainnya(Suherli 2008) Rencana untuk merancang produkpengembangan buku pengayaan juga mendapatrespons yang baik dari guru dan peserta didik yangdiobservasi Dengan demikian maka peneliti akanmelakukan penelitian berupa pengembanganproduk berupa buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis

KERANGKA TEORI

CerpenCerita pendek merupakan cerita rangkaian

peristiwa yang saling terkait dan di dalamnyaterjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokohdalam latar dan alur (Sutardi 2012 59) Sesuaidengan namanya cerita pendek atau short story ada-lah jenis cerita yang terdiri atas sejumlah halamanmulai lima sampai dengan dua puluh halaman dandapat dibaca sekali duduk sekitar setengah sampaidua jam (Jassin 1965 64 Nurgiyantoro 201312 Ratna 2013 88) Cerpen menyajikan sebagiankecil kehidupan manusia tetapi dikemas sedemi-kian rupa sehingga tetap memberikan pemahamanyang menyeluruh mengenai makna kehidupantersebut Aminuddin (2014 66) mendefinisikancerpen sebagai kisahan atau cerita yang diembanoleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemerananlatar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentuyang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnyasehingga menghasilkan suatu cerita Unsur-unsurintrinsik dalam suatu cerpen harus terjalin satusama lain

Dari beberapa pandangan para ahli di atasdapat disimpulkan bahwa cerita pendek ataucerpen merupakan salah satu jenis karya sastraberbentuk prosa yang memaparkan kisah ataucerita tentang kehidupan manusia serta diperan-kan oleh tokoh-tokoh imajiner atau faktual danditulis berdasarkan perenungan penghayatan dan

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

139

penjiwaan dari pengarang sehingga menghasilkannilai-nilai yang bermakna Jumlah halaman tidakmenjadi titik fokus dalam cerpen tetapi yangmenjadi titik fokusnya adalah kesan tunggal dalamcerita

Cerita pendek atau cerpen layaknya karyaprosa lain memiliki unsur-unsur dan strukturpembangun Unsur-unsur pembangun cerpenterdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik Hal itusejalan dengan pandangan Wellek amp Warren(2016) yang mengungkapkan bahwa terdapat duatahap kajian dalam sastra yaitu kajian intrinsikdan ekstrinsik Kajian intrinsik menelaah sebuahkarya sastra secara batiniah atau dari sisi dalamlalu kajian ekstrinsik menelaah sebuah karya sastrasecara lahiriah atau dari sisi luar

Dalam penelitian ini materi cerpen yangdimasukkan disesuaikan dengan kompetensi yangharus dicapai oleh peserta didik Dalam bukupengayaan yang dikembangkan materi cerpen di-masukkan ke dalam BAB II dengan mengintegrasi-kan antara cerpen dan pappaseng suku Bugis

PappasengPappaseng merupakan salah satu bentuk

kearifan lokal suku Bugis yang secara harfiahberarti kumpulan pesan atau petunjuk (Pelras2006 248) Sikki dkk (1998 6) mengungkapkanbahwa makna pappaseng sesungguhnya samadengan kata wasiat karena sifatnya yang mengikatdan patut diikuti Pappaseng secara umum berisipetunjuk tentang cara menjalani kehidupan baikdalam menjalani hubungan dengan sesamamanusia maupun menjalani hubungan denganSang Pencipta (Sikki dkk 1998 7)

Pappaseng pada awalnya disampaikan secaralisan Cara tersebut dikenal dengan istilah maggaligoSeiring perkembangan zaman pappaseng kemudiandikumpulkan dalam bentuk naskah yang disebutlontaraq (Elfira 2013 22) Pappaseng hadir ditengah masyarakat Bugis sebagai media pen-

didikan moral Pappaseng bertujuan untuk mem-bangun kualitas pribadi masyarakat yang idealyakni membawa manfaat pada alam semesta Olehkarena itu di dalam pappaseng akan sering ditemu-kan ajaran-ajaran tentang karakter mulia yangdalam pandangan peneliti dapat diserap dan di-aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari

Pappaseng yang hidup dalam masyarakat sukuBugis sangat banyak terdiri atas ratusan bahkanribuan Cara pengungkapan atau penuturannyapun dapat dilakukan dalam bermacam-macambentuk misalnya dalam bentuk elong lsquopuisirsquowerekkada lsquoperibahasarsquo dan percakapan lsquomonologdan dialogrsquo Selain itu wujud pappaseng dapatmenggunakan bahasa denotatif dan konotatifatau figuratif

Pappaseng umumnya diungkapkan oleh orang-orang tua kepada generasi muda untuk memberi-kan nasihat dalam mengarungi roda kehidupanBiasanya dalam hal-hal tertentu pembicara me-nyelipkan pappaseng dalam mengungkapkansesuatu sehingga menjadi menarik dan pendengarmenjadi lebih serius dalam mendengar dan me-nyimak pembicaraan Akan tetapi dewasa inikhususnya di daerah perkotaan sudah jarangorang-orang tua memberikan nasihat kepadagenerasi muda dengan menggunakan pappasengBahkan beberapa orang tua sudah ada yang tidakmengenal ada pappaseng lagi Hal inilah yang men-jadi kekhawatiran bagi peneliti sehingga penelitiakan memperkenalkan kembali pappaseng dalambentuk yang lebih menarik kepada generasi mudadengan tujuan mereka dapat mengaktualisasikannilai-nilai dalam pappaseng tersebut dalam ke-hidupan sehari-hari

Dalam buku pengayaan yang dikembangkanmateri pappaseng ditempatkan pada BAB I Hal itudilakukan untuk memperlihatkan dan memper-kenalkan kepada peserta didik salah satu bentukkebudayaan suku Bugis

140

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Buku PengayaanBuku pengayaan merupakan buku pembela-

jaran selain buku teks yang digunakan dalampembelajaran dan dianjurkan bagi peserta didikuntuk membacanya guna menambah pengetahuandan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas dalamSuherli 2008) Lebih jauh Suherli (2008) meng-ungkapkan bahwa buku pengayaan dimaksudkanuntuk (1) memperkaya wawasan pengalaman danpengetahuan peserta didik dan (2) membentukkepribadian peserta didik pendidik pengelolapendidikan dan masyarakat lainnya

Buku pengayaan memiliki beberapa jenisJenis-jenis tersebut didasarkan atas dominasimateri atau isi yang disajikan di dalamnya Jenis-jenis buku pengayaan adalah buku pengayaanpengetahuan keterampilan dan kepribadianBuku pengayaan pengetahuan adalah buku yangmemuat materi yang dapat memperkaya pengua-saan ilmu pengetahuan teknologi seni dan me-nambah kekayaan wawasan akademik pembaca-nya Buku pengayaan keterampilan adalah bukuyang memuat materi yang dapat memperkayapenguasaan keterampilan bidang tertentu Bukupengayaan kepribadian adalah buku yang memuatmateri yang dapat memperkaya kepribadian ataupengalaman batin seseorang

Berdasarkan dominasi isi buku pengayaanyang dikembangkan buku tersebut tergolong kedalam buku pengayaan pengetahuan yang dapatmemperkaya pengetahuan peserta didik mengenaipappaseng dan hasil integrasinya dengan cerpen

METODEPenelitian ini merupakan penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (RampD)Penelitian dan pengembangan bertujuan untukmeneliti mengembangkan dan menguji suatu pro-duk Hal itu sejalan dengan pandangan Sugiyono(2016 29) bahwa penelitian dan pengembangan

merupakan kajian sistematis mengenai bagaimanamembuat rancangan suatu produk mengembang-kan rancangan produk dan mengevaluasi kinerjaproduk tersebut dengan tujuan memperoleh dataempiris sebagai landasan untuk menjadikanproduk tersebut dapat digunakan dalam prosespembelajaran atau nonpembelajaran Penelitianini mengembangkan produk berupa buku penga-yaan pengetahuan tentang cerpen berbasispappaseng suku Bugis

Adapun model RampD yang digunakan adalahmodel Hannafin dan Peck (1988 60) yang telahdiadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhanpenelitian Model ini mencakup tiga tahap yaitu(1) tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) dan (3) tahap pengem-bangan dan implementasi (development and imple-mentation) Model ini dipilih karena memang ber-orientasi pada penghasilan produk (Kartikasaridkk 2016 57)

Data dalam penelitian ini yaitu (1) hasiltranskripsi dan pencatatan pappaseng suku Bugisserta tuturan lisan masyarakat Bugis Bone yangberisi pappaseng (2) skor angket kebutuhanpengembangan buku pengayaan dari persepsiguru dan peserta didik SMAN 18 Bone dan MAN1 Bone (3) angket hasil uji kelayakan produk bukupengayaan oleh ahli dan praktisi serta (4) angkethasil uji coba lapangan oleh peserta didik kelasXI SMA di SMAN 18 Bone dan MAN 1 BoneKemudian sumber data dalam penelitian inidisesuaikan dengan data penelitian yaitu (1) bukuhasil transkripsi pappaseng yang telah diterbitkan(2) masyarakat Bugis yang memiliki pemahamandan sering menuturkan pappaseng (3) dosen ahlidan praktisi serta (4) peserta didik

Instrumen dalam penelitian ini berupa angketTeknik analisis data dalam penelitian ini meng-gunakan pedoman penilaian dari Arikunto (2006216) yang menyatakan bahwa untuk mengetahuiperingkat nilai akhir untuk butir pernyataan dalam

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

139

penjiwaan dari pengarang sehingga menghasilkannilai-nilai yang bermakna Jumlah halaman tidakmenjadi titik fokus dalam cerpen tetapi yangmenjadi titik fokusnya adalah kesan tunggal dalamcerita

Cerita pendek atau cerpen layaknya karyaprosa lain memiliki unsur-unsur dan strukturpembangun Unsur-unsur pembangun cerpenterdiri atas unsur intrinsik dan ekstrinsik Hal itusejalan dengan pandangan Wellek amp Warren(2016) yang mengungkapkan bahwa terdapat duatahap kajian dalam sastra yaitu kajian intrinsikdan ekstrinsik Kajian intrinsik menelaah sebuahkarya sastra secara batiniah atau dari sisi dalamlalu kajian ekstrinsik menelaah sebuah karya sastrasecara lahiriah atau dari sisi luar

Dalam penelitian ini materi cerpen yangdimasukkan disesuaikan dengan kompetensi yangharus dicapai oleh peserta didik Dalam bukupengayaan yang dikembangkan materi cerpen di-masukkan ke dalam BAB II dengan mengintegrasi-kan antara cerpen dan pappaseng suku Bugis

PappasengPappaseng merupakan salah satu bentuk

kearifan lokal suku Bugis yang secara harfiahberarti kumpulan pesan atau petunjuk (Pelras2006 248) Sikki dkk (1998 6) mengungkapkanbahwa makna pappaseng sesungguhnya samadengan kata wasiat karena sifatnya yang mengikatdan patut diikuti Pappaseng secara umum berisipetunjuk tentang cara menjalani kehidupan baikdalam menjalani hubungan dengan sesamamanusia maupun menjalani hubungan denganSang Pencipta (Sikki dkk 1998 7)

Pappaseng pada awalnya disampaikan secaralisan Cara tersebut dikenal dengan istilah maggaligoSeiring perkembangan zaman pappaseng kemudiandikumpulkan dalam bentuk naskah yang disebutlontaraq (Elfira 2013 22) Pappaseng hadir ditengah masyarakat Bugis sebagai media pen-

didikan moral Pappaseng bertujuan untuk mem-bangun kualitas pribadi masyarakat yang idealyakni membawa manfaat pada alam semesta Olehkarena itu di dalam pappaseng akan sering ditemu-kan ajaran-ajaran tentang karakter mulia yangdalam pandangan peneliti dapat diserap dan di-aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari

Pappaseng yang hidup dalam masyarakat sukuBugis sangat banyak terdiri atas ratusan bahkanribuan Cara pengungkapan atau penuturannyapun dapat dilakukan dalam bermacam-macambentuk misalnya dalam bentuk elong lsquopuisirsquowerekkada lsquoperibahasarsquo dan percakapan lsquomonologdan dialogrsquo Selain itu wujud pappaseng dapatmenggunakan bahasa denotatif dan konotatifatau figuratif

Pappaseng umumnya diungkapkan oleh orang-orang tua kepada generasi muda untuk memberi-kan nasihat dalam mengarungi roda kehidupanBiasanya dalam hal-hal tertentu pembicara me-nyelipkan pappaseng dalam mengungkapkansesuatu sehingga menjadi menarik dan pendengarmenjadi lebih serius dalam mendengar dan me-nyimak pembicaraan Akan tetapi dewasa inikhususnya di daerah perkotaan sudah jarangorang-orang tua memberikan nasihat kepadagenerasi muda dengan menggunakan pappasengBahkan beberapa orang tua sudah ada yang tidakmengenal ada pappaseng lagi Hal inilah yang men-jadi kekhawatiran bagi peneliti sehingga penelitiakan memperkenalkan kembali pappaseng dalambentuk yang lebih menarik kepada generasi mudadengan tujuan mereka dapat mengaktualisasikannilai-nilai dalam pappaseng tersebut dalam ke-hidupan sehari-hari

Dalam buku pengayaan yang dikembangkanmateri pappaseng ditempatkan pada BAB I Hal itudilakukan untuk memperlihatkan dan memper-kenalkan kepada peserta didik salah satu bentukkebudayaan suku Bugis

140

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Buku PengayaanBuku pengayaan merupakan buku pembela-

jaran selain buku teks yang digunakan dalampembelajaran dan dianjurkan bagi peserta didikuntuk membacanya guna menambah pengetahuandan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas dalamSuherli 2008) Lebih jauh Suherli (2008) meng-ungkapkan bahwa buku pengayaan dimaksudkanuntuk (1) memperkaya wawasan pengalaman danpengetahuan peserta didik dan (2) membentukkepribadian peserta didik pendidik pengelolapendidikan dan masyarakat lainnya

Buku pengayaan memiliki beberapa jenisJenis-jenis tersebut didasarkan atas dominasimateri atau isi yang disajikan di dalamnya Jenis-jenis buku pengayaan adalah buku pengayaanpengetahuan keterampilan dan kepribadianBuku pengayaan pengetahuan adalah buku yangmemuat materi yang dapat memperkaya pengua-saan ilmu pengetahuan teknologi seni dan me-nambah kekayaan wawasan akademik pembaca-nya Buku pengayaan keterampilan adalah bukuyang memuat materi yang dapat memperkayapenguasaan keterampilan bidang tertentu Bukupengayaan kepribadian adalah buku yang memuatmateri yang dapat memperkaya kepribadian ataupengalaman batin seseorang

Berdasarkan dominasi isi buku pengayaanyang dikembangkan buku tersebut tergolong kedalam buku pengayaan pengetahuan yang dapatmemperkaya pengetahuan peserta didik mengenaipappaseng dan hasil integrasinya dengan cerpen

METODEPenelitian ini merupakan penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (RampD)Penelitian dan pengembangan bertujuan untukmeneliti mengembangkan dan menguji suatu pro-duk Hal itu sejalan dengan pandangan Sugiyono(2016 29) bahwa penelitian dan pengembangan

merupakan kajian sistematis mengenai bagaimanamembuat rancangan suatu produk mengembang-kan rancangan produk dan mengevaluasi kinerjaproduk tersebut dengan tujuan memperoleh dataempiris sebagai landasan untuk menjadikanproduk tersebut dapat digunakan dalam prosespembelajaran atau nonpembelajaran Penelitianini mengembangkan produk berupa buku penga-yaan pengetahuan tentang cerpen berbasispappaseng suku Bugis

Adapun model RampD yang digunakan adalahmodel Hannafin dan Peck (1988 60) yang telahdiadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhanpenelitian Model ini mencakup tiga tahap yaitu(1) tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) dan (3) tahap pengem-bangan dan implementasi (development and imple-mentation) Model ini dipilih karena memang ber-orientasi pada penghasilan produk (Kartikasaridkk 2016 57)

Data dalam penelitian ini yaitu (1) hasiltranskripsi dan pencatatan pappaseng suku Bugisserta tuturan lisan masyarakat Bugis Bone yangberisi pappaseng (2) skor angket kebutuhanpengembangan buku pengayaan dari persepsiguru dan peserta didik SMAN 18 Bone dan MAN1 Bone (3) angket hasil uji kelayakan produk bukupengayaan oleh ahli dan praktisi serta (4) angkethasil uji coba lapangan oleh peserta didik kelasXI SMA di SMAN 18 Bone dan MAN 1 BoneKemudian sumber data dalam penelitian inidisesuaikan dengan data penelitian yaitu (1) bukuhasil transkripsi pappaseng yang telah diterbitkan(2) masyarakat Bugis yang memiliki pemahamandan sering menuturkan pappaseng (3) dosen ahlidan praktisi serta (4) peserta didik

Instrumen dalam penelitian ini berupa angketTeknik analisis data dalam penelitian ini meng-gunakan pedoman penilaian dari Arikunto (2006216) yang menyatakan bahwa untuk mengetahuiperingkat nilai akhir untuk butir pernyataan dalam

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

140

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Buku PengayaanBuku pengayaan merupakan buku pembela-

jaran selain buku teks yang digunakan dalampembelajaran dan dianjurkan bagi peserta didikuntuk membacanya guna menambah pengetahuandan wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas dalamSuherli 2008) Lebih jauh Suherli (2008) meng-ungkapkan bahwa buku pengayaan dimaksudkanuntuk (1) memperkaya wawasan pengalaman danpengetahuan peserta didik dan (2) membentukkepribadian peserta didik pendidik pengelolapendidikan dan masyarakat lainnya

Buku pengayaan memiliki beberapa jenisJenis-jenis tersebut didasarkan atas dominasimateri atau isi yang disajikan di dalamnya Jenis-jenis buku pengayaan adalah buku pengayaanpengetahuan keterampilan dan kepribadianBuku pengayaan pengetahuan adalah buku yangmemuat materi yang dapat memperkaya pengua-saan ilmu pengetahuan teknologi seni dan me-nambah kekayaan wawasan akademik pembaca-nya Buku pengayaan keterampilan adalah bukuyang memuat materi yang dapat memperkayapenguasaan keterampilan bidang tertentu Bukupengayaan kepribadian adalah buku yang memuatmateri yang dapat memperkaya kepribadian ataupengalaman batin seseorang

Berdasarkan dominasi isi buku pengayaanyang dikembangkan buku tersebut tergolong kedalam buku pengayaan pengetahuan yang dapatmemperkaya pengetahuan peserta didik mengenaipappaseng dan hasil integrasinya dengan cerpen

METODEPenelitian ini merupakan penelitian dan pe-

ngembangan atau Research and Development (RampD)Penelitian dan pengembangan bertujuan untukmeneliti mengembangkan dan menguji suatu pro-duk Hal itu sejalan dengan pandangan Sugiyono(2016 29) bahwa penelitian dan pengembangan

merupakan kajian sistematis mengenai bagaimanamembuat rancangan suatu produk mengembang-kan rancangan produk dan mengevaluasi kinerjaproduk tersebut dengan tujuan memperoleh dataempiris sebagai landasan untuk menjadikanproduk tersebut dapat digunakan dalam prosespembelajaran atau nonpembelajaran Penelitianini mengembangkan produk berupa buku penga-yaan pengetahuan tentang cerpen berbasispappaseng suku Bugis

Adapun model RampD yang digunakan adalahmodel Hannafin dan Peck (1988 60) yang telahdiadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhanpenelitian Model ini mencakup tiga tahap yaitu(1) tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) dan (3) tahap pengem-bangan dan implementasi (development and imple-mentation) Model ini dipilih karena memang ber-orientasi pada penghasilan produk (Kartikasaridkk 2016 57)

Data dalam penelitian ini yaitu (1) hasiltranskripsi dan pencatatan pappaseng suku Bugisserta tuturan lisan masyarakat Bugis Bone yangberisi pappaseng (2) skor angket kebutuhanpengembangan buku pengayaan dari persepsiguru dan peserta didik SMAN 18 Bone dan MAN1 Bone (3) angket hasil uji kelayakan produk bukupengayaan oleh ahli dan praktisi serta (4) angkethasil uji coba lapangan oleh peserta didik kelasXI SMA di SMAN 18 Bone dan MAN 1 BoneKemudian sumber data dalam penelitian inidisesuaikan dengan data penelitian yaitu (1) bukuhasil transkripsi pappaseng yang telah diterbitkan(2) masyarakat Bugis yang memiliki pemahamandan sering menuturkan pappaseng (3) dosen ahlidan praktisi serta (4) peserta didik

Instrumen dalam penelitian ini berupa angketTeknik analisis data dalam penelitian ini meng-gunakan pedoman penilaian dari Arikunto (2006216) yang menyatakan bahwa untuk mengetahuiperingkat nilai akhir untuk butir pernyataan dalam

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 6: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

141

intrumen jumlah nilai harus dibagi dengan ba-nyaknya responden yang menjawab angka ter-sebut Dari perhitungan tersebut diperoleh hasilbahwa produk yang dikembangkan dapat dinyata-kan layak jika hasil rata-rata skor mendapat kriteriabaik atau sangat baik yaitu lebih dari 75sehingga tidak perlu direvisi

HASIL DAN PEMBAHASANBahan ajar berupa buku pengayaan cerpen

berbasis pappaseng suku Bugis dikembangkandengan menggunakan model Hannafin dan PeckModel tersebut memiliki tiga tahapan yaitu (1)tahap penilaian kebutuhan (need assesment) (2)tahap perancangan (design) serta (3) tahappengembangan dan implementasi (development andimplementation) Ketiga tahapan tersebut akandijelaskan pada bagian berikut

Tahap Penilaian KebutuhanTahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lapangan Kondisi tersebut meliputi proses danpermasalahan dalam pembelajaran bahasa Indo-nesia Hal tersebut akan menjadi acuan untukmelakukan pengembangan produk berupa bukupengayaan Hal yang dilakukan dalam tahap iniadalah observasi pembelajaran observasi bahanajar wawancara dengan guru dan penyebaranangket pada peserta didik Observasi tersebutdilakukan di SMAN 18 Bone dan MAN 1 Bone

Dari kegiatan observasi dan wawancara yangdilakukan di dua tempat tersebut diperoleh be-berapa informasi antara lain (1) Proses pem-belajaran berlangsung cukup monoton Gurumasih mendominasi pembelajaran Hal itumembuat peserta didik merasa bosan dan kurangbergairah (2) Berkaitan dengan bahan ajar gurumasih mengandalkan buku teks pelajaran yangdisediakan oleh pemerintah Guru belum ber-upaya mengembangkan bahan ajar lain yang dapatmemotivasi dan mendorong peserta didik aktif

dalam pembelajaran (3) Dari hasil wawancaraguru memiliki keterbatasan dalam memanfaatkanbahan ajar Mereka membutuhkan tambahanbahan ajar Salah satu bentuk bahan ajar itu adalahbuku pengayaan yang dapat membantu danmendorong tercapainya tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan (4) Dari hasil pembagian angketke peserta didik mereka membutuhkan bahanajar alternatif yang bersifat kontekstual

Tahap PerancanganSetelah analisis kebutuhan dilakukan tahap

selanjutnya yang diperbuat adalah perancanganbahan ajar berupa buku pengayaan cerpen ber-basis pappaseng suku Bugis Perancangan tersebutdidasarkan atas studi pendahuluan dan hasilanalisis kebutuhan Perancangan disesuaikandengan langkah kedua model Hannafin dan Peckyaitu design Berikut ini diuraikan tahap peran-cangan buku pengayaan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis

Pertama melakukan identifikasi tujuan pem-belajaran Identifikasi tujuan pembelajaran ber-kaitan dengan kompetensi yang harus dicapai olehpeserta didik dalam pembelajaran Kompetensidan tujuan pembelajaran mengacu pada Kuri-kulum 2013 Edisi Revisi 2017 Buku pengayaanyang dikembangkan dapat membantu pesertadidik dalam mencapai kompetensi dan tujuan yangtelah ditetapkan

Kedua melakukan analisis pembelajaranAnalisis tersebut bertujuan untuk mengidentifikasimateri yang harus dipelajari oleh peserta didikyaitu materi cerpen Dalam materi tersebut diper-oleh informasi bahwa cakupan kompetensi pem-belajaran adalah aspek spritual sosial pengeta-huan dan keterampilan Keempat kompetensitersebut diintegrasikan dalam proses pembelajarandengan menggunakan buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan dalam penelitian iniCakupan materi cerpen yang disajikan dalam buku

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 7: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

142

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

pengayaan pengetahuan ini meliputi hakikatcerpen unsur dan struktur cerpen kaidah cerpenteknik-teknik memulai menulis cerpen dankumpulan beberapa cerpen berbasis pappaseng

Ketiga membuat rancangan format buku pe-ngayaan Rancangan tersebut disesuaikan dengananalisis kebutuhan Pengembangan buku pengaya-an mengacu pada prinsip-prinsip dasar dalammembuat rancangan buku yang disampaikanSitepu (2015 127-160) yaitu (1) memerhatikanukuran buku (2) ukuran huruf dan spasi baris(3) jenis huruf (4) spasi dan susunan (5) teknikmenulis teks (6) ilustrasi dan (7) anatomi bukuteks pelajaran

Pusat Perbukuan Depdiknas (2008 66)mengungkapkan terdapat tiga bagian umum dalamsebuah buku yaitu bagian awal bagian isi danbagian akhir Bagian awal minimal terdiri atas katapengantar atau prakata dan daftar isi Bagian isimemuat materi buku Bagian akhir memuat daftarpustaka dan dapat disertai dengan glosariumindeks dan lampiran Seorang penulis bukunonteks (pengayaan) harus memerhatikan ketigabagian buku tersebut ketika hendak menyusunatau mengembangkan buku

Buku yang dikembangkan berupa bukupengayaan pengetahuan yang dapat memperkayapenguasaan ilmu pengetahuan teknologi seni danmenambah kekayaan wawasan akademik pem-bacanya Walaupun buku yang dikembangkanberupa buku pengayaan pengetahuan di dalambuku juga dijumpai teknik-teknik dalam memulaimenulis cerpen yang bertujuan memberikanketerampilan bagi pembaca sehingga tampakseperti buku keterampilan Kemudian di dalambuku juga dijumpai contoh-contoh cerpen yangmemuat banyak nilai kehidupan Hal tersebutbertujuan untuk menanamkan dan membentukkarakter yang baik pada diri pembaca sehinggaakan tampak seperti buku pengayaan kepribadian

Rancangan visual atau tata letak buku ber-pedoman pada standar evaluasi bahan ajar yangdibuat oleh Pusat Perbukuan Depdiknas (200867) yang memuat empat komponen yaitu kelayak-an isi kebahasaan penyajian dan kegrafikan ke-mudian dimodifikasi sesuai kepentingan penelitiandengan menambahkan komponen manfaat

Tahap Pengembangan dan ImplementasiDalam tahap pengembangan dan imple-

mentasi diuraikan proses pengembangan danimplementasi buku pengayaan pengetahuan Haltersebut berupa evaluasi produk oleh para ahli danpraktisi yang mencakup dosen ahli pembelajarandan sastra guru bahasa Indonesia penerbit danpeserta didik Dalam tahap ini dideskripsikanempat hal yaitu (1) validasi ahli dan praktisi (2)revisi hasil validasi buku (3) uji coba buku dan(4) produk akhir buku Berikut penjelasankeempat poin tersebut secara jelas

Validasi Ahli dan PraktisiBuku pengayaan pengetahuan yang dikem-

bangkan ini dinilai dan diuji kelayakannya olehenam orang ahli dan praktisi Pemilihan ahli danpraktisi didasarkan atas beberapa kriteria antaralain (1) memiliki kualifikasi akademik minimalMagister Pendidikan Bahasa Indonesia atauMagister Humaniora Sastra Indonesia untuk ahlibahan ajar (2) memiliki pengalaman mengajarlebih dari sepuluh tahun untuk praktisi pembela-jaran dan (3) menguasai bidang kegrafikaanminimal dipelajari sampai tingkat sarjana untukahli kegrafikaan Berdasarkan kriteria tersebutdipilihlah enam orang yang terdiri atas ahli danpraktisi yaitu (1) Dr E Kosasih MPd (DosenPendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pendi-dikan Indonesia) (2) Dr Syamsudduha MHum(Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaDaerah Universitas Negeri Makassar) (3) SultanSPd (Guru Bahasa Indonesia SMAN 18 Bone

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 8: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

143

(4) H Beddu Solong SPd (Guru BahasaIndonesia MAN 1 Bone) (5) Muhammad ArfanSDs (Penerbit Syahadah Bone) dan (6) RandiSaputra SDs (Penerbit Erlangga Cabang Bone)

Ahli dan praktisi menilai kelayakan buku daribeberapa komponen antara lain komponen isimateri komponen kebahasaan komponenpenyajian materi komponen kegrafikaan dankomponen kebermanfaatan Tahapan awal pe-nilaian dilakukan oleh tiga orang ahli dan praktisiyaitu Dr E Kosasih MPd Sultan SPd danMuhammad Arfan SDs Hasil penilaian ketigaahli dan prkatisi sebagai berikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 81 dengan kriteria baikPada aspek kelayakan komponen kebahasaandiperoleh rata-rata skor 783 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen penyajiandiperoleh rata-rata skor 822 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen kegrafika-an diperoleh rata-rata skor 739 dengan kriteriabaik Pada aspek kelayakan komponen keber-manfaatan diperoleh rata-rata skor 847 dengankriteria baik

Walaupun rata-rata skor yang diperoleh beradapada kriteria baik tetapi terdapat beberapa catatandari penilai untuk memperbaiki kualitas bukupengayaan yang dikembangkan Secara lebih jelascatatan para ahli dan praktisi akan dibahas padabagian selanjutnya

Revisi Hasil Validasi BukuHasil penilaian validator menunjukkan bahwa

komponen-komponen buku pengayaan pengeta-huan yang dikembangkan memiliki kriteria baikAkan tetapi terdapat beberapa bagian yang harusdirevisi khususnya pada aspek kegrafikaan (de-sain sampul buku) dan komponen isi (keakuratanmateri) Berdasarkan beberapa komentar dan saranyang diberikan oleh validator buku pengayaanpengetahun cerpen berbasis pappaseng suku Bugis

kemudian direvisi Setelah itu dilakukan lagi ujikelayakan tahap dua oleh tiga ahli dan praktisilainnya yaitu Dr Syamsudduha MHum HBeddu Solong SPd dan Randi Saputra SDsHasil penilaian tahap dua ini diuraikan sebagaiberikut

Pada aspek kelayakan komponen isimateridiperoleh rata-rata skor 923 dengan kriteriasangat baik Pada aspek kelayakan komponenkebahasaan diperoleh rata-rata skor 933 dengankriteria sangat baik Pada aspek kelayakan kom-ponen penyajian diperoleh rata-rata skor 872dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kegrafikaan diperoleh rata-rata skor 835dengan kriteria baik Pada aspek kelayakan kom-ponen kebermanfaatan diperoleh rata-rata skor88 dengan kriteria baik

Semua validator pada validasi tahap duamenganggap bahwa buku pengayaan yang dikem-bangkan sudah layak digunakan kepada pesertadidik Selanjutnya dilakukan uji coba lapangankepada peserta didik di dua sekolah yaitu SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone

Uji Coba BukuUji coba lapangan dilakukan pada dua ke-

lompok peserta didik Kelas XI yaitu dari SMAN18 Bone dan MAN 1 Bone Setiap sekolah diuji-cobakan pada satu kelas Uji coba lapangan inimelibatkan 65 peserta didik yaitu 30 orang dariKelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone dan 35 orangdari Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone Dalam tahapuji coba lapangan ini dilakukan penyebaran ang-ket berupa tanggapan peserta didik atas bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis Angket berupa tanggapan atau responspeserta didik memuat beberapa aspek antara lain(1) aspek isimateri (2) kebahasaan (3) penyajian(4) kegrafikaan dan (5) kebermanfaatan

Uji coba lapangan yang dilakukan pada 65peserta didik dari Kelas XI MIA 1 SMAN 18 Bone

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

144

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

dan Kelas XI MIA 1 MAN 1 Bone menghasilkanperolehan nilai sebagai berikut (1) Pada aspek isimateri diperoleh rata-rata skor 8808 dengankriteria baik (2) Pada aspek kebahasaan diperolehrata-rata skor 8952 dengan kriteria baik (3)Pada aspek penyajian materi diperoleh rata-rataskor 8779 dengan kriteria baik (4) Pada aspekkegrafikaan diperoleh rata-rata skor 8692dengan kriteria baik (5) Pada aspek keberman-faatan diperoleh rata-rata skor 9123 dengankriteria sangat baik

Berdasarkan hasil uji coba lapangan denganmemberikan angket tanggapan atau responspeserta didik bahan ajar berupa buku pengayaanpengetahuan cerpen berbasis pappaseng suku Bugisuntuk Kelas XI SMA dinyatakan telah layakdigunakan sebagai penunjang dalam prosespembelajaran bahasa Indonesia

Produk Akhir BukuSetelah melalui berbagai jenis uji kelayakan

mulai dari uji validasi ahli dan praktisi sampaipada uji lapangan diperoleh hasil bahwa bukupengayaan pengetahuan cerpen berbasis pappasengsuku Bugis layak digunakan dalam proses pem-belajaran bahasa Indonesia Kelas XI Produk akhirbuku pengayaan pengetahuan ini memiliki ke-tebalan 104 halaman ditambah dengan vi halaman

PembahasanProduk buku yang dikembangkan telah

melalui uji kelayakan baik dari dosen ahli gurubahasa Indonesia penerbit buku maupun pesertadidik Hasil uji kelayakan tersebut menyatakanbahwa produk buku pengayaan cerpen berbasispappaseng suku Bugis layak digunakan sebagaibahan ajar pendamping dalam proses pembela-jaran bahasa Indonesia di SMA

Hasil akhir pengembangan buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis ini memilikibeberapa keunggulan antara lain (1) menjadi

pelopor buku-buku yang mengangkat dan meng-integrasikan kebudayaan suku Bugis dengan pem-belajaran bahasa Indonesia (2) memperkayabuku-buku pengayaan bahasa Indonesia (3) men-jadi upaya pengenalan kembali kebudayaan sukuBugis kepada generasi muda dan (4) menum-buhkan kecintaan pembaca kepada kebudayaandaerah

Keunggulan yang pertama berkaitan denganmenjadi pelopor buku-buku yang mengangkat danmengintegrasikan kebudayaan suku Bugis denganpembelajaran bahasa Indonesia Produk yang di-kembangkan dapat menjadi pelopor bagi kemun-culan buku-buku yang mengangkat kebudayaandaerah khususnya kebudayaan suku Bugis Pene-litian ini merupakan penelitian yang baru dalamhal pengembangan buku yang mengintegrasikankebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Penelitian-penelitian sebelum-nya mengenai kebudayaan Bugis seperti penelitianSyamsudduha (2014) dan Andi Tenri Sua (2018)hanya mengungkapkan secara teoretis nilai-nilaikarakter dalam tuturan pappaseng atau ungkapanBugis tanpa mengembangkan lebih jauh pappasengsecara praktis sehingga dapat digunakan dalamproses pembelajaran Hadirnya buku ini makadapat merangsang buku-buku yang sejenis untukhadir juga Makin banyaknya buku-buku yangmengangkat kebudayaan daerah dan diintegrasi-kan dalam pembelajaran dapat menambah danmemperkaya sumber pustaka bagi pembacakhususnya peserta didik

Keunggulan kedua berkaitan dengan mem-perkaya buku-buku pengayaan pada mata pelajar-an bahasa Indonesia Hal ini dapat berjalan denganbaik karena berdasarkan hasil observasi di bebe-rapa sekolah dan perpustakaan sekolah di Kabu-paten Bone tidak ditemukan bahan ajar lainberupa buku pengayaan atau referensi yang dapatmembantu proses pembelajaran Buku pengayaancerpen berbasis pappaseng suku Bugis nantinya

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

Syahru Ramadan Sumiyadi E KosasihPengembangan Buku Pengayaan Berbasis Pappaseng Suku Bugis dalam Pembelajaran Cerpen di SMA

145

dapat diperbanyak sehingga dapat digunakan olehsemua pihak baik peserta didik maupun pembacaumum

Keunggulan ketiga berkaitan dengan upayapengenalan kembali kebudayaan suku Bugiskepada pembaca Telah dipaparkan sebelumnyabahwa masyarakat Bugis khususnya di Bonebanyak yang sudah tidak mengetahui kebudayaandaerahnya termasuk pappaseng Padahal pappasengsejak dahulu telah digunakan oleh orang-orang tuasebagai pedoman hidup Bahkan banyak nilaipendidikan karakter yang terdapat di dalamnyaDengan hadirnya buku tersebut maka kebudayaansuku Bugis dapat diperkenalkan kembali kepadapembaca dalam hal ini generasi muda secaraumum dan peserta didik secara khusus

Keunggulan keempat berkaitan dengan me-numbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan daerahIsi buku pengayaan cerpen berbasis pappaseng sukuBugis dikemas dengan menarik Ilustrasi ataucontoh cerpen dalam buku banyak dibumbuidengan pappaseng dan banyak menggambarkanlingkungan kebudayaan sekitar masyarakat BugisBone Dengan manghadirkan hal-hal yang bersifatkontekstual atau dekat dengan pembaca dapatmembuat mereka mencintai kembali kebudayaandaerahnya

PENUTUPBuku pengayaan pengetahuan cerpen berbasis

pappaseng suku Bugis yang dikembangkan denganmenggunakan model Hannafin dan Peck dinyata-kan layak digunakan sebagai bahan ajar pendam-ping dalam pembelajaran bahasa Indonesia Hasiltersebut membuat buku yang dikembangkan men-dapat respons yang baik Selain itu buku tersebutjuga direkomendasikan untuk dicetak dan disebar-kan secara luas agar dapat digunakan dalam prosespembelajaran khususnya di daerah SulawesiSelatan

Buku-buku tersebut dapat menjadi peloporbuku-buku yang mengangkat dan mengintegrasi-kan kebudayaan suku Bugis dengan pembelajaranbahasa Indonesia Selain itu dapat pula memper-kaya buku-buku pengayaan pada mata pelajaranbahasa Indonesia menjadi upaya mengenalkankembali kebudayaan suku Bugis kepada pembacadan menumbuhkan rasa cinta pembaca kepadakebudayaan daerah

DAFTAR PUSTAKAArikunto S 2006 Metode Penelitian Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik JakartaRineka Cipta

Depdiknas 2008 Pedoman Penilaian Buku NonteksPelajaran Jakarta Departemen PendidikanNasional

Hannafin MJ amp Kyle LP 1988 The DesignDevelopment and Evaluation of IntructionSoftware New York Macmillan PublishingCompany

Istanti W 2016 ldquoPengembangan Buku PengayaanApresiasi Sastra Berhuruf Braille Indonesiadengan Media Reglet bagi Siswa Tunanetradi Sekolah Inklusi Kota Surakartardquo JurnalIndonesian Language Education and Literature2(1) 76--87

Kartikasari I Rusdi M ampAsyhar R 2016ldquoKonstruksi dan Validasi Model Desain Pem-belajaran Berbasis Masalah untuk Mengem-bangkan Kreativitas Siswardquo Edu-Sains JurnalPendidikan Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam Universitas Jember 5(1) 56--68

Kemdikbud 2017 Bahasa Indonesia Edisi Revisi(Buku Siswa) Jakarta Pusat Kurikulum danPerbukuan Balitbang Kemdikbud

Normawati 2015 ldquoNilai Pendidikan Karakterdalam Buku Teks Pelajaran Bahasa IndonesiaSMA di Daerah Istimewa Yogyakartardquo JurnalPendidikan Karakter 5(1) 48--59

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar

Page 11: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN BERBASIS PAPPASENG …

146

Kadera Bahasa Volume 11 Nomor 2 Edisi Agustus 2019

Pelras C 2006 Manusia Bugis (terjemahan TheBugis) Jakarta Forum Jakarta-Paris Ecolefrancaise drsquoExtreme-Orient

Sikki dkk 1998 Nilai dan Manfaat Pappasengdalam Sastra Bugis Jakarta Pusat Pembinaandan Pengembangan Bahasa

Suherli 2008 ldquoMenulis Buku Pengayaanrdquo [Online]Diakses dari httpsuherlicentreblogspotcoid200806menulis-buku-pengayaanhtml

Ramadan S Rengko S amp Kosasih E 2018ldquoNilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam SastraLisan Ada Pappasengrdquo Seminar InternasionalRiksa Bahasa 769--778

Septarianto T W 2016 ldquoPengembangan BukuPengayaan Menulis Teks Laporan HasilObservasi yang Bermuatan Kearifan Lokaluntuk Peserta Didik Kelas X SMArdquo TesisProgram Pascasarjana Unnes

Sitepu 2015 Penulisan Buku Teks PelajaranBandung PT Remaja Rosdakarya

Sua A T 2018 ldquoBentuk Fungsi dan Nilai Ung-kapan Bugis Masyarakat Bonerdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universitas NegeriMakassar

Subair M 2017 ldquoEkspresi Literasi Petuah Bijakpada MAN 1 Bone dan MAS Al-JunaediyahBiru Bonerdquo Al-Qalam 23(2) 370--383

Sugiyono 2016 Metode Penelitian amp Pengembangan(Research and DevelopmentRnD) BandungAlfabeta

Suryana dkk 2014 ldquoPengembangan Bahan AjarCetak Menggunakan Model Hannafin amp Peckuntuk Mata Pelajaran Rencana AnggaranBiayardquo E-Journal Program Pascasar janaUniversitas Pendidikan Ganesha Volume 42014

Syamsudduha 2014 ldquoDimensi KewacanaanPappaseng Kajian Wacana Kritisrdquo (Disertasi)Program Pascasarjana Universita NegeriMakassar