137
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI TEKS DESKRIPTIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA DI SMP NEGERI 16 MERANGIN TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam Dalam Konsentrasi Teknologi Pendidikan Islam Disusun Oleh: Sarfini NIM. P.p.212.1.1595 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS …repository.uinjambi.ac.id/940/1/THESIS - Sarfini Rayhan.pdf · 2020. 2. 11. · kelas dari 42% meningkat menjadi 90%. ... 54,9 %

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI TEKS DESKRIPTIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI

    SISWA DI SMP NEGERI 16 MERANGIN

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

    Pendidikan Islam Dalam Konsentrasi Teknologi Pendidikan Islam

    Disusun Oleh:

    Sarfini

    NIM. P.p.212.1.1595

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Tesis ini ku persembahkan untuk : Suami dan anak-anakku tercinta serta kedua orang tuaku

    yang senantiasa selalu mendoakan disetiap langkahku.

    Terima kasih atas semuanya, kalian adalah motivator dalam

    kehidupan dan keberhasilanku. Tesis ini kupersembahkan

    untuk suami tercinta Ryan Sagita SE, anak anakku

    Daffa Auzan Nadhil dan Rayhan Arfyan Akbar

    dan ibunda tercinta Wiji Rahayu dan Ayahanda Sarwiji

    serta seluruh keluarga besar yang saya sayangi.

    Tidak lupa teruntuk sahabat-sahabatku seperjuangan

    Nur Aini Silalahi dan Eti Yusna.

    Berkat do‟a dan motivasi moril dan material tesis ini

    dapat terselesaikan.

  • vii

    ABSTRAK

    Sarfini, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Teks Deskriptif dalam Meningkatkan Hasil belajar dan motivasi Siswa di SMP Negeri 16 Merangin.

    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif pada materi teks deskriptif dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa di smp negeri 16 merangin dilihat dari hasil validasi ahli materi, ahli desain, ahli media dan tanggapan siswa.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah terdiri dari analisis kebutuhan, desain pembelajaran, pengembangan produk, validasi produk, revisi produk dan pembuatan produk, implementasi dan evaluasi. Teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi melalui informen, hasil belajar dan motivasi siswa.

    Hasil penelitian pengembangan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia dalam meningkatan hasil belajar dan motivasi siswa pada kategori sangat baik berdasarkan penilaian ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran serta ditanggapi sangat baik oleh siswa.

    Kesimpulan hasil penelitian setelah belajar dengan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif pada materi teks deskriptif dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa di smp negeri 16 merangin mengalami peningkatan dari persentase ketuntasan kelas dari 42% meningkat menjadi 90%. Untuk persentase motivasi dari 54,9 % sebelum menggunakan bahan ajar yang dikembangkan menjadi 81,1% motivasi setelah menggunakan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif. Implikasi penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran bahasa inggris sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik.

    Kata kunci: Pengembangan, Bahan ajar, Multimedia, Motivasi

  • viii

    ABSTRACT

    Fini, Development of Interactive Multimedia-Based English Language Material on Descriptive Text Material in Improving Student Learning Outcomes and Motivation at SMP Negeri 16 Merangin.

    This study aims to generate the development of interactive English-based instructional materials on descriptive text material in improving student learning outcomes and motivation in state 16 smiles seen from the validation results of material experts, design experts, media experts and student responses.

    This research uses ADDIE research and development approach with steps consist of requirement analysis, instructional design, product development, product validation, product revision and product making, implementation and evaluation. Data collection and analysis techniques used in this research and development are data generated through interviews, observation, documentation through informants, learning outcomes and student motivation.

    The result of research development of instructional material of english based on multimedia in improving student's learning result and motivation on very good category based on the assessment of instructional design expert, learning media expert and learning material expert and responded very well by students.

    The conclusion of research result after study with development of instructional material of english based on interactive multimedia on descriptive text material in improving result of student learning and motivation at smp country 16 merangin have increase from percentage of class mastery from 42% increase to 90%. For the percentage of motivation from 54.9% before using teaching materials developed into 81.1% motivation after using interactive English-based instructional materials. The implications of this research can contribute to the learning of English so that the learning process becomes better.

    Keywords: Development, teaching materials, Multimedia, Motivation

  • ix

  • x

  • xi

  • xii

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Konsep Multimedia………………………………………….... 31

    Gambar 2.2 Interaktivitas sebagai pusat aplikasi Multimedia …………. 42

    Gambar 2.3 Skema Model ADDIE……………………………………….... 60

    Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan……….......... 77

    Gambar 3.2 Alur Desain Uji Coba Produk………………………………… 87

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...........................................…………... 91

    Gambar 4.2 Petunjuk Belajar Dengan Peta Konsep …………………... 103

    Gambar 4.3 Contoh Gambar Secara Outentik ………………………..... 103

    Gambar 4.4 Perbaikan Pewarnaan Materi ……………………………… 104

    Gambar 4.5 Tampilan Rancangan Contoh Dengan Warna Standar ... 109

    Gambar 4.6 Tampilan Gambar Vocabulary........………………………. 110

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Pedoman Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Dengan

    Skala Lima......………………….………………………………... 84

    Tabel 3.2 Storyboard Bahan Ajar ……….………………………………… 88

    Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ………..........………………………………… 89

    Tabel 4.1 Data guru dan karyawan .........................................……….... 92

    Tabel 4.2 Data Siswa SMPN 16 Merangin ....…………………………….. 93

    Tabel 4.3 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ………....... 102

    Tabel 4.4 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 103

    Tabel 4.5 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ...……....... 106

    Tabel 4.6 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 107

    Tabel 4.7 Hasil Tahap Ketiga Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 108

    Tabel 4.8 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ...……....... 110

    Tabel 4.9 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 112

    Tabel 4.10 Hasil Angket Uji Coba Tanggapan Guru ……………………. 117

    Tabel 4.11 Hasil Analisis Ujicoba Kelompok Kecil …………………....... 118

    Tabel 4.12 Hasil Analisis Ujicoba Kelompok Besar..……....................... 120

    Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Pretest..........................……………….. 123

    Tabel 4.14 Hasil Belajar Siswa Postest.................………………........... 124

    Tabel 4.15 Hasil Motivasi Belajar Awal Siswa sebelum ………………. 126

    Tabel 4.16 Hasil Motivasi Belajar Siswa Sesudah ……………….......... 12

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

    mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

    keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

    serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

    negara.1

    Dalam pendidikan, Al-Qur‟an dan Hadits yang dijadikan sumber

    hukum utama dalam agama, dalam Al-Qur‟an surah An-Nahl ayat 125 :

    Artinya: “Serulah manusia menuju kepada jalan Tuhan-Mu dengan

    hikmah dan mauidlah dan mujadalah dengan mereka secara baik.

    Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

    yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

    orang yang dapat petunjuk”.2

    Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar seharusnya mampu

    mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang

    diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan prinsip-

    prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa,

    (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)

    mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5)

    1 Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hal 3

    2. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2010). hal : 234

  • 2

    menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan (6) belajar melalui

    berbuat.

    Agar lebih efektif suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh

    mana perencanaan yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Perencanaan

    pembelajaran tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan

    administrasi dan kurikulum, tetapi harus didesain dengan melibatkan

    komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuan

    instruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta

    didik dan konten, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen

    penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan

    memilih materi, dan mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif

    dan sumatif. Namun, pengembangan bahan ajar yang dilakukan selama

    ini baru dalam batas pengadaan bahan cetak berupa hand out, ringkasan

    materi, dan materi penyajian dalam bentuk Powerpoint.

    Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah

    menengah merupakan materi pokok, pembelajaran bahasa Inggris di

    sekolah menengah selama ini masih banyak yang bersifat konvensional.

    Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara

    klasikal. Guru belum banyak menggunakan media pendukung selain buku.

    Hal inilah yang membuat metode pembelajaran seperti ini kurang

    memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan kurang

    memberdayakan potensi siswa.

    Dikarenakan bacaan lain seperti bahan ajar masih dalam bahasa

    inggris disekolah sangat terbatas, apalagi dalam bentuk bahan ajar

    berupa audio, visual, dan multimedia yang mengintegrasikan Teknologi

    Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran bahasa Inggris.

    Pengembangan bahan ajar berbahasa inggris dulunya hanya sekedar

    mengumpulkan materi dari buku paket dan kumpulan cerita yang

    langsung diajarkan kepada peserta didik tanpa melakukan analisis

    kebutuhan dan berbagai proses yang sistemik dan sistematis. Proses

    pembelajaran seperti ini tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta didik

  • 3

    yang sesungguhnya, sehinga materi pembelajaran yang akan

    disampaikan, kurang dapat menarik minat peserta didik.

    Oleh karena itu diperlukan media khusus untuk pembelajaran

    bahasa inggris dalam mengajarkan membaca kepada siswa yang lebih

    interaktif dan komunikatif. Dengan pengembangan bahan ajar yang lebih

    menarik yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sehingga guru

    dapat menyusun bahan ajar dengan memilih dan mengembangkan materi

    ajar sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dengan mengkombinasikan

    dengan media elektronik berupa multimedia interaktif.

    Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini

    telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk

    pendidikan yang merasakan dampak manfaatnya sebagai alternatif pilihan

    media pembelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, selajan dengan

    teori komunikasi bahwa media selain sebagai alat bantu juga sebagai

    penyalur pesan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran

    diharapkan tidak hanya meningkatkan perkembangan kognitif atau hasil

    belajar siswa semakin baik, tetapi juga aspek-aspek yang lainya seperti

    afektif dan psikomotorik.

    Salah satu inovasi baru dalam dunia pendidikan yang berkaitan

    dengan teknologi informasi dan komunikasi adalah multimedia. Multimedia

    adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan

    teks, suara, gambar, animasi, audio dan video dengan alat bantu (tool)

    dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,

    berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia juga sering disebut

    dengan pembelajaran berbasis komputer.

    Pembelajaran berbasis komputer merupakan program

    pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

    menggunakan software komputer (CD pembelajaran) berupa program

    komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan,

    materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Multimedia interaktif

    merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer

  • 4

    sebagai piranti sistem pembelajaran individual, dimana siswa dapat

    berinteraksi langsung dengan ssitem komputer yang sengaja dirancang

    atau dimanfaatkan oleh guru. Kontrol pembelajaran dalam Pembelajaran

    Berbasis Komputer ini sepenuhnya da ditangan siswa (student center),

    karena multimedia interaktif menerapkan pola pembelajaran bermedia,

    yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem

    komputer (CD Interaktif) yang di program menggunakan Adobe Flash

    Professional Cs 6.

    Keterampilan membaca merupakan tolak ukur pembelajar mampu

    memahami teks bacaan berbahasa Inggris, perbedaan pada fungsi

    bahasa sebagai alat komunikasi dalam penyampaian pesan kepada

    pembaca. Kompetensi sosiolinguistik mengacu pada pengetahuan

    terhadap apa yang diharapkan oleh pengguna bahasa target sebagai

    sosial dan budaya termasuk bagaimana bahasa itu dipakai sesuai dengan

    situasi social budaya masyarakat setempat yang ada. Yang dimaksud

    dengan kompetensi strategi adalah cara bagaimana menggunakan

    bahasa untuk mencapai tujuan berkomunikasi secara tepat, baik, dan

    benar.

    Masalah di SMP Negeri 16 Merangin adalah bahasa Inggris masih

    mengunakan cara dan media konvensional, oleh karena itu untuk

    menciptakan pembelajaran yang lebih menarik sebagai guru professional

    harus mampu mengembangkan media yang ada pada saat ini. 3 Media

    pembelajaran bahasa Inggris yang ada masih belum sesuai kriteria

    sebuah media yang layak digunakan. Ditambah lagi paradigma

    pembelajaran konvensional yang masih mempertahankan dan

    menggangap guru adalah pusat belajar. Keterampilan membaca adalah

    keterampilan yang dianggap sebagai penentu pebelajar dikatakan mampu

    memahami bahasa Inggris, walaupun keterampilan lainnya seperti:

    listening, speaking dan writing juga tidak kalah pentingnya dalam belajar

    bahasa Inggris.

    3. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Merangin, 12 Desember 2016

  • 5

    Strategi pengajran yang monoton, serta minimnya media

    pembelajaran yang digunakan menyebabkan siswa jadi kurang termotivasi

    dalam belajar. Hasil belajar dan motivasi dalam belajar sangatlah penting

    bagi siswa. Apabila dalam diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses

    belajar mengajar di kelas akan berjalan dengan lancar serta tercapai

    tujuan hasil belajar yang baik. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya

    dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat,

    ketajaman, perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang memiliki

    motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat

    bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Hasil belajar

    sebagai output nyata untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.

    Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui siswa yang kurang

    mencapai nilai ketuntasan. Oleh karena itu motivasi juga mempengaruhi

    hasil belajar yang diperoleh siswa.

    Rendahnya hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam mata

    pelajaran Bahasa Inggris merupakan masalah bagi guru, dalam hal ini

    guru diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru yang

    mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran Bahasa

    Inggris. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk berinovasi dan

    kreatif dalam penyampaian materi sehingga siswa lebih bersemangat

    dalam menerima mata pelajaran.

    Salah satu yang mampu mengatasi rendahnya hasil belajar dan

    motivasi siswa adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang

    biasanya berupa buku menjadi bahan ajar dalam bentuk lain yang lebih

    menarik. Hal tersebut dikareakan pendidik professional diharapkan dapat

    mampu berinovasi dalam pembelajaran yang diberikan sehingga mampu

    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

    bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

    bangsa.

    Dari latar belakang inilah akan dikembangkan bahan ajar guna

    mempermudah siswa dalam mempelajari materi ajar text descriptive

  • 6

    sesuai tuntutan kurikulum bahasa Inggris yang merupakan alat

    berkomunikasi secara lisan atau tulisan. Maka perlu pengembangan

    bahan ajar berupa media dengan judul tesis “Pengembangan Bahan Ajar

    Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Descriptive Text

    dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Memotivasi Siswa di SMP Negeri

    16 Merangin”.

    B. Identitas Masalah produk dan Kondisi Awal

    1. Identifikasi Masalah Produk

    Identifikasi masalah menguraikan berbagai pertanyaan, yaitu

    kebutuhan informasi secara utuh tentang masalah. Adapun identifikasi

    masalah tersebut sebagai berikut :

    a. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

    Descriptive Text di SMP Negeri 16 Merangin?

    b. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap

    pembelajaran Descriptive Text di SMP Negeri 16 Merangin?

    c. Bagaimana menciptakan bahan ajar yang paling efektif dalam

    menigkatkan efektifitas belajar siswa pada pembelajaran Descriptive

    Text di SMP Negeri 16 Merangin?

    d. Bagaimana membuat media bahan ajar yang sederhana dan mudah

    dipahami oleh siswa?

    e. Bagaimana mengembangkan bahan ajar yang menarik minat dan

    pemahaman siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan efektivitas

    belajar siswa?

    f. Bagaimana menarik minat guru terutama guru bahasa inggris agar

    kreatif dalam membuat bahan ajar yang efektif digunakan untuk

    pembelajaran?

    g. Bagaimana langkah-langkah mengembangan bahan ajar dalam

    meningkatkan efektivitas belajar siswa pada pembelajaran bahasa

    inggris di SMP Negeri 16 Merangin?

  • 7

    2. Kondisi awal Siswa

    a. Melalui pengamatan awal penulis pada proses pembelajaran

    berlangsung bahwa pendidik pembelajaran di Kelas VIII SMP Negeri 16

    Merangin hanya menggunakan buku teks Bahasa Inggris.

    b. Hasil belajar dan motivasi siswa dalam belajar masih kurang maksimal.

    c. Siswa masih merasa bingung dengan pembelajaran bertema

    Descriptive Text.

    d. Kondisi seperti ini siswa sangat sulit memahami dan siswa hanya

    bersifat pasif sebagai pendengar saja.

    e. Pemahaman siswa terhadap materi Descriptive Text masih relatif

    rendah, terutama untuk membedakan antara beberapa text.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka

    rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana pengembangan bahan ajar text descriptive berbasis

    multimedia interaktif di SMP Negeri 16 Merangin?

    2. Apakah dengan bahan ajar pembelajaran bahasa inggris pada materi

    Descriptive Text dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP

    Negeri 16 Merangin?

    3. Apakah dengan bahan ajar pembelajaran bahasa inggris pada materi

    Descriptive Text dapat memotivasi siswa kelas VIII SMP Negeri 16

    Merangin?

    D. Batasan Pengembangan Produk dan Fokus Penelitian

    1. Batasan Pengembangan Produk

    a. Bahan ajar ini digunakan untuk Kelas VIII SMP Negeri 16 Merangin.

    b. Pembuatan produk bahan ajar ini masih tergolong rumit karena

    membutuhkan keterampilan khusus dalam mendesain dan

    memodifikasi media.

  • 8

    c. Pembuatan produk ajar media ini harus terdapat rekomendasi dari ahli

    desain, ahli gambar, dan ahli materi terlebih dahulu sebelum

    menggunakan dan mengembangkannya dalam proses pembelajaran di

    kelas.

    2. Fokus Penelitian

    a. Multimedia ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan

    motivasi siswa dalam mempelajari materi pada bahan ajar.

    b. Multimedia yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan

    siswa, yang diharapkan mampu membangun interaksi antara pendidik

    dan siswa.

    c. Multimedia yang dikembangkan dapat meningkatkan efektivitas

    pembelajaran siswa sehingga menarik perhatian dan menumbuhkan

    motivasi siswa dalam proses pembelajaran materi text descriptive di

    SMP 16 Merangin.

    E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Menghasilkan produk berupa multimedia yang sesuai dengan

    kebutuhan siswa pada materi text descriptive berbasis multimedia di

    SMP Negeri 16 Merangin.

    b. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi text descriptive berbasis

    multimedia di SMP Negeri 16 Merangin.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Sebagai sumbangan penting yang dapat memperluas wawasan bagi

    ilmu pendidikan Bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan rujukan untuk

    pengembangan penelitian Bahasa Inggris pada masa yang akan

    datang.

    b. Menambah konsep yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

    penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan Bahasa

    Inggris.

  • 9

    c. Hasil Penelitian pengembangan ini dapat meningkatkan motivasi dan

    pemahaman siswa dalam mempelajari materi pendidikan Bahasa

    Inggris.

    d. Hasil Penelitian Pengembangan ini dapat dijadikan ukuran hasil belajar

    dan motivasi bagi pendidik Bahasa Inggris lainnya.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

    A. Landasan Teori

    1. Bahan Ajar

    a. Pengertian Bahan Ajar

    Sebelum memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri

    pandangan dari berapa ahli. Menurut Dick & Carey, bahan ajar adalah

    seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching materials) yang

    disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang

    akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan.4

    Kemudian Hamdani mengemukakan bahan ajar adalah segala

    bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan

    untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan

    belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang

    memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar secara garis besar terdiri

    atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa

    dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.5

    Senada dengan pendapat Hamzah B. Uno yang menjelaskan tentang

    bahan ajara adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

    membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar, bahan ajar yang dimaksud bisa berupa abahan tertulis maupun

    bahan tidak tertulis.6

    Selanjutnya Hamid Darmadi mengemukakan bahan ajar atau

    materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari

    pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

    rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

    4Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey The Systematic Design of Intruction. (New York

    : Harper Collins Publisher, 2005), hal. 229 5Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung : Pustaka setia, 2011), hal. 120.

    6Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran. (Jakarta : Bumi aksara, 2007), hal. 9.

  • 11

    terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,

    konsep, pronsif dan prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai.7

    Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari

    pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

    rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

    terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,

    konsep, prinsip, deskriptif), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar

    merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang

    peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi

    dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

    Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan

    tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan

    suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan

    berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar

    maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.Guru sebagai

    pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan

    bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat mengembangkan bahan

    ajar.

    Bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam proses

    pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa mengemukakan bahwa bahan ajar

    merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan

    sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat

    khusus maupun yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk

    kepentingan pembelajaran.8

    Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

    guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi

    pembelajaran. Bahan ajarjuga merupakan seperangkat materi/substansi

    pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh

    dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.

    Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan

    7Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar. (Bandung :Alfabeta, 2010), hal. 212

    8E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi.( Bandung : Rosdakarya,2006), hlm. 96

  • 12

    keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta,

    konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu

    yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran9.

    Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan

    dari dua kata “teaching materia”. Maknanya terdiri atas teaching yang

    berati mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar

    merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara

    sistematis ,menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai

    peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Darwyn Syah ,dkk

    sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif,Bahan pembelajaran merupakan

    salah satu sumber belajar yang berisikan pesan dalam bentuk-bentuk,

    konsep, prinsip, definisi, kontes, data, fakta, proses, nilai, dan

    keterampilan.10

    Pengertian ini menggambarkan bahwa bahan ajar hendaknya

    dirancang dan ditulis sesuai dengan kaidah pembelajaran, yakni

    disesuaikan materi pembelajaran, disusun berdasarkan atas kebutuhan

    pembelajaran, terdapat bahan evaluasi, serta bahan ajar tersebut menarik

    untuk dipelajari oleh siswa.Iskandarwassid dan Dadang Sunendar

    mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi

    yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang

    menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penyusunan bahan

    ajar diharapkan siswa benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau

    materi itu setelah ia mempelajarinya.11

    Bahan ajar berisi materi pembelajaran yang secara garis besar

    terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari

    siswa dalam rangka mencapai standar komptensi yang telah ditentukan.

    Secara terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdirir dari pengetahuan

    9http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.

    10Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.221

    11http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.

    http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.html

  • 13

    (fakta, konsep, prinsif dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau

    nilai.12Bahan ajar dapat dibedakan antara bahan ajar untuk pembelajaran

    (buku teks komersial) dan bahan ajar sumber bahan ajar mentah yang

    berfungsi sebagai pemancing interaksi di kelas); antara bahan ajar utama

    (bahan yang menciptakan interaksi dalam kelas) dan bahan ajar sekunder

    (buku teks). 13

    Sedangkan menurut Abdul majid, bahan ajar adalah segala bentuk

    bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam

    melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa

    berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar

    memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau

    kompetensi dasar secara runtut dan sitematis sehingga secara akumulatif

    mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan

    ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur

    untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.14

    Bahan ajar materi pembelajaran atau adalah segala hal yang

    digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses

    pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus,

    buku bacaan, buku kerja, atau fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa

    berupa koran, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan

    mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru,

    tugas tertulis atau kartu atau juga diskusi antar siswa.15 Sedangkan

    menurut Opara dan Oguzor mengungkapkan bahwa instructional materials

    are the audio visual materials (software/hardware) which can be used as

    alternative channels of communication in the teaching-learning

    process.16Bahan ajar merupakan sumber belajar berupa visual maupun

    12

    Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan

    Ajar Dalam Pendidikan Islam. (Jakarta :Rajawali Pers, 2011), hal. 128 13

    Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta:Grafindo Persada, 2010), hal. 284 14

    Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran.(Bandung : Rosda karya, 2012), hal. 173 15

    Ajat Sudrajat. Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran PAI. (Jogjakarta:

    UNY,2008) hlm. 1 16

    Opera, J.A., &Oguzor, N.S. Inquiry Instructional Method and the School Science

    Curriculum. (Current Research Journal of Social, 2011) hlm. 66

  • 14

    audiovisual yang dapat digunakan sebagai saluran alternatif pada

    komunikasi di dalam proses pembelajaran.

    Dari teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan

    ajaradalahsegala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

    guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak

    tertulis.Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

    membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

    mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun

    bahan tidak tertulis.

    b. Bentuk Bahan ajar

    Seperti yang diungkapkan di atas bahwa bahan ajar bisa berupa

    seperangkat materi pembelajaran, alat, informasi, dan teks yang

    diperlukan dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Bentuk – bentuk

    bahan ajar tersebut antara lain :

    Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,

    brosur, leaflet, wallchart,

    1) Audio Visual seperti: video/film,VCD

    2) Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH

    3) Visual: foto, gambar, model/maket.

    4) Multimedia: CD interaktif, komputer Based, Internet

    Dari sumber yang lain ada beberapa jenis bahan ajar antara lain :

    1) Bahan Ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti

    antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,

    wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti

    model/maket.

    2) Bahan Ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan

    compact disk audio.

    3) Bahan Ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact

    disk, film.

  • 15

    4) Bahan Ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti

    CAI (Computer assisted instruction), compact disk (CD) multimedia

    pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based

    learning materials)17.

    Paparan di atas jelas bahwa penggunaan bahan ajar tidak terlepas

    dari fungsi media pembelajaran yang juga sebagai sumber belajar. Hal ini

    mengingat bahwa sumber belajar dan bahan ajar merupakan suatu

    kesatuan yang tidak dipisahkan walaupun memiliki arti dan makna yang

    berbeda. Bahan ajar seperti yang dipaparkan sebelumnya memiliki makna

    yang spesifik dibanding dengan sumber belajar. Bahan ajar bisa

    dikategorikan sebagai suatu alat yang digunakan oleh pendidik atau guru

    dalam mentranferkan materi pembelajaran kepada anak didik.

    Anak didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan atau

    bahan ajar sesuai dengan keadaan dirinya (Jenis kelamin, bakat, sifat,

    usia dan kemampuan), sebab anak didiklah yang akan menerima dan

    mengolah pengaruh pendidikan tersebut demi pencapaian kedewasaan

    pada dirinya18.Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses

    komunikasi yaitu dimana terjadi proses penyampaian pesan dari sumber

    pesan melalui media tertentu ke penerima pesan19.

    Pesan tersebut berupa isi materi ajar dan pendidikan yang

    dibutuhkan oleh peserta didik meneggunakan simbol-simbol verbal (kata-

    kata lisan ataupun tertulis). Kemudian dalam pendidikan ada tuntutan agar

    manusia berpikir, membaca, menganalisa dan mengeksplorasi alam serta

    mengambil hikmah dari ciptaan Allah yang berisi khazanah ilmu

    pengetahuan, relevan dengan ayat Al-Qur‟an yang pertama kali turun,

    yaitu Q.S. Al-Alaq : 1 :

    Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.”

    17BahanAjar,“http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan- bahan-ajar/.

    18Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif(Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2010), Cet. 3. hal.221.

    19Hujair AH Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogyakarta : Kaukaba , 2011), hal. 9

    http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan-bahan-ajar/http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan-bahan-ajar/

  • 16

    Maksud dari tujuan pendidikan itu sendiri mengarah pada upaya

    memajukan umat manusia melalui hasil pemikiran, penelitian dan

    pengembangan yang berbuah ilmu pengetahuan dan teknologi modern,

    dengan tidak meninggalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Tujuan

    pendidikan yang tercapai dengan maksimal tentunya akan meningkatkan

    kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini jelas membutuhkan upaya-upaya

    perbaikan yang serius dalam segala aspek penyampaian pembelajaran

    dan dilakukan secara berkesinambungan.

    Dalam proses penyampaian pesan tersebut agar berhasil tentu

    menggunakan beberapa media baik visual, audio, dan audio visual. Media

    yang digunakan akan lebih sistematis perlu dituangkan dalam bentuk

    bahan ajar. Hal ini bertujuan agar media yang akan digunakan benar-

    benar bisa membantu sumber pesan dalam menyampaikan pesan kepada

    penerima pesan. Dikala disebutkan bahan ajar maka yang terbayang oleh

    kalangan pendidik yang awam adalah buku teks. Padahal bahan ajar dan

    buku teks adalah dua hal yang sangat berbeda.

    Berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa bahan

    ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis

    sehingga tercipta lingkungansuasana yang memungkinkan siswa untuk

    belajar.

    c. Karakteristik bahan ajar

    Bahan ajar yang akan kita berikan dan sajikan kepada siswa tentu

    memiliki sifat yang berbeda atau karakteristik yang berlainan sesuai

    dengan kebutuhan dan keinginan peserta didik sebagai pembelajar.

    Bahan ajar yang akan disajikan kepada siswatentu mempengaruhi

    pengalaman belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran di

    kelas atau di luar kelas. Sebelum kita mengkaji lebih jauh apa saja

    karakteristik bahan ajar kita terlebih dahulu harus memahami karakteristik

    siswa pada saat proses pembelajaran.

  • 17

    Ada berbagai macam pengalaman belajar siswa pada saat proses

    pembelajaran berlangsung. Menurut Sadiman yang dikutip oleh Rayandra

    bahwa siswa dikelompokkan atas beberapa aktivitas antara lain :

    1) Visual activities ; antara lain membaca, menyimak, memperhatikan

    2) Oral activities ; misalnya bertanya, berpendapat, memberi saran ,

    dan berdiskusi

    3) Listening Activities ; misalnya puisi, mendengar pidato, vocabulary

    4) Writing activities ; mencatat point, point penting, menulis naskah

    dan menulis karangan

    5) Drawing activities ; Menggambar, membuat peta , dan membuat

    grafik

    6) Motor activities ; berkebun, mereprasi, mengembangkan alat,

    menggunakan komputer

    7) Mental activities ; memecahkan soal, menganalisis, mengingat ,

    dan mengambil keputusan

    8) Emotional activities ; menaruh minat, menaruh rasa gembira, bosa,

    bersemangat, tenang, dan gugup20.

    Dari berbagai aktifitas siswa dalam pengalaman belajar guru harus

    lebih jeli dalam membuat bahan ajar yang sesuai dengan kondisi mereka.

    Sehingga media apaun yang akan kita gunakan akan berjalan sesuai

    dengan perencanaan sebelumnya.

    Ada beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran :

    1) Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran

    2) Dapat mendukung isi pembelajaran

    3) Praktis , tahan , dan lues

    4) Guru mampu dan terampil dalam menggunakannya

    5) Sesuai dengan sasaran

    6) Berkualitas bagus dan baik21.

    20

    Rayandra, Kreatif mengembangkan media pembelajaran, (Jakarta : Referensi, 2012), hal. 87

    21Ibid. hal. 90

  • 18

    Bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, Widodo dan Jasmani

    dalam Ika Lestari mengungkapkan bahwa karakteristik bahan ajar

    yaitu; 22.

    1. Self instructional;

    2. Self contained;

    3. Stand alone;

    4. Adaptive; dan

    5. User friendly.

    Adapun penjabaran dari kelima karakteristik tersebut sebagai

    berikut.

    Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa

    mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang

    dikembangkan. Oleh karena itu, di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan

    yang dirumuskan dengan jelas dan memberikan materi pembelajaran

    yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

    Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit

    kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu

    bahan ajar secara utuh.

    Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang

    dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus

    digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

    Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya

    adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

    Kelima, user friendly yaitu setiap instruksi dan paparan informasi

    yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,

    termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai

    dengan keinginan.

    22

    Ika Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi . (Padang:

    Akademia,2013) hlm. 2

  • 19

    Sejalan dengan Widodo dan Jasmani dalam M. Atwi Suparman

    menyatakan bahwa bahan ajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:23.

    1. Self instructional, yang berarti bahan ajar dapat dipelajari sendiri

    oleh siswa karena disusun untuk maksud tersebut.

    2. Self explanatory power, yaitu bahan ajar mampu menjelaskan

    sendiri karena menggunakan bahasa yang sederhana, isinya

    runtut, dan tersusun secara sitematik.

    3. Self paced learning, yaitu siswa dapat mempelajari bahan ajar

    dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu

    menunggu siswa lain yang lebih lambat atau merasa ketinggalan

    dari siswa yang lebih cepat.

    4. Self contained, yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya

    sehingga siswa tidak perlu tergantung dengan bahan ajar lainnya,

    kecuali bila bermaksud untuk memperkaya dan memperdalam

    pengetahuannya.

    5. Individualized learning materials, yaitu bahan ajar didesain

    sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa yang sedang

    mempelajarinya.

    6. Flexible and mobile learning materials, yaitu bahan ajar yang

    dapat dipelajari siswa kapan saja, di mana saja, dalam keadaan

    diam atau bergerak.

    7. Communicative and interactive learning materials, yaitu bahan

    ajar didesain sesuai dengan prinsip komunikatif yang efektif dan

    melibatkan proses interaksi dengan siswa yang sedang

    mempelajarinya.

    8. Multimedia, komputer based materials, yaitu bahan ajar yang

    didesain berbasiskan multimedia termasuk pendayagunaan

    komputer secara optimal bila siswa mempunyai akses terhadapnya.

    23

    Atwi Suparman dalam Deli Darwiyanti. Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Modul

    Pembelajaran.http://delidarwiyanti.blogspot.co.id/2016/11/modul.html. Hal. 2

  • 20

    9. Supported by tutorials, and study group, yaitu bahan ajar masih

    mungkin membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.

    Kehadiran bahan ajar selain membantu siswa dalam pembelajaran

    juga sangat membantu guru. Dengan adanya bahan ajar guru lebih

    leluasa mengembangkan materi pelajaran. Berdasarkan kedua pendapat

    di atas mengenai karakteristik bahan ajar, peneliti mensintesiskan bahwa

    bahan ajar haruslah berisi materi yang memadai, bervariasi, mendalam,

    mudah dibaca, serta sesuai minat dan kebutuhan siswa. Selain itu, bahan

    ajar haruslah berisi materi yang disusun secara sistematis dan bertahap.

    Materi disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi

    siswa untuk tertarik membaca. Terakhir, bahan ajar haruslah berisi alat

    evaluasi yang memungkinkan siswa mampu mengetahui kompetensi yang

    telah dicapainya.

    d. Fungsi Bahan Ajar

    Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang

    dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga

    guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar

    dapat menggantikan sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran

    individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena

    sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa.

    Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada

    guru dan membiasakan belajar mandiri.

    Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai:

    1) Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua

    aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan

    substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada

    siswa.

    2) Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua

    aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan

    substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.

  • 21

    3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

    Guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

    di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

    maupun bahan tidak tertulis.

    e. Tujuan Bahan ajar

    Bahan ajar dalam operasionalnya bertujuan untuk:

    1) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.

    2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.

    3) Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

    4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 24

    2. Pembelajaran Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif

    Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng yang dikutip oleh

    Hamzah B. Uno adalah upaya untuk membelajarkan siswa, kegiatan

    dalam memilih, menetapkan mengembangkan metode untuk mencapai

    hasil pengajaran yang diinginkan.25 Pembelajaran suatu kegiatan guru

    secara terprogram dalam desain instruksional untuk membantu siswa

    belajar secara efektif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

    Sedangkan pembelajaran dikatakan E. Mulyasa pembelajaran adalah

    proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga

    terjadi perubahan perilaku kearah yang baik.26

    Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas

    pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

    pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,

    mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

    dilakukan oleh peserta didik atau murid.27

    24

    Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal. 122

    25 Hamzah B.Uno. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT.Bumi Aksara 2008. hlm : 2

    26 E, Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2008. hlm 100

    27 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012. hlm 61

  • 22

    Pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang

    memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu

    pengetahuan, dan sikap serta membuat peserta didik senang.28Ada

    beberapa ciri pembelajaran yang efektif, yaitu : a) Peserta didik menjadi

    pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,

    membandingkan, menentukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-

    perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan

    kesamaan-kesamaan yang ditemukan; b) guru menyediakan materi

    sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pembelajaran, c) aktivitas-

    aktivitas peserta didik sepenuhnya berdasarkan pada pengkajian, d) guru

    secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

    peserta didik dalam menganalisis informasi, e) orientasi pembelajaran

    menguasakan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir,

    serta f) guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi serta

    dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.29

    Deskripsi adalah sebuah karangan yang dapat membawa pikiran

    dan perasaan pembaca untuk memahami dan menghayati objek yang

    dituliskan dalam karangan seolah-olah pembaca tersebut mengalaminya

    sendiri.30

    Anderson dan Anderson menyatakan bahwa :

    “A factual description describes a particular person, place or

    things. Its purpose to tell about the subject by describing its

    features without including person opinions”31

    Kemudian Oshima dan Hogue memberikan pendapat bahwa :

    “A description writing appeals to the sense , so it tells how

    something looks, feels, smells, tastes, and/or sounds”32

    28

    Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2008. hlm 288

    29Ibid, hal. 289

    30 Suparno dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar menulis,(Jakarta : Universitas Terbuka, 2009) hal. 45-46

    31 Mark Anderson and Kathy Anderson. Text Types in English, (Australia : Mac Millan, 2003) hal. 26

  • 23

    Jadi, bisa dikatakan bahwa Teks Deskriptif ini adalah teks yang

    menjelaskan tentang seperti apakah orang atau suatu benda

    dideskripsikan, baik bentuknya, sifat-sifatnya, jumlahnya dan lain-lain.

    Tujuan (purpose) dari Teks Deskriptif pun jelas, yaitu untuk menjelaskan,

    menggambarkan atau mengungkapkan seseorang atau suatu benda.

    3. Multimedia Interaktif

    a. Definisi Multimedia

    Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari

    bahasa latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam.

    Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medium yaitu

    perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,

    menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium dalam America

    heritage Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk

    mendistribusikan dan mempersentasikan informasi. Berdasarkan itu

    multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file)

    yang berupa teks, gambar (vector atau bitmap), grafik, sound, animasi,

    video, interaksi dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital

    (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan

    pesan kepada public. Multimedia adalah kombinasi data atau media untuk

    menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih

    menarik. 33

    Media interaktif berbasis komputer merupakan sistem pengajaran

    yang merekam visual, suara, dan video yang dipresentasikan dibawah

    kendali komputer sehingga penonton tidak hanya melihat gambar dan

    mendengar suara tetapi juga dapat membuat respon secara langsung.

    Multimedia interaktif mampu memberikan nilai tambah bagi pengguna

    dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena didukung oleh

    fungsi interaktiuvitas antar halaman atau materi baik dari segi konten atau

    32

    Alice Oshima and Ann Hogue. Introduction of Academic Writing. (Pearson : New York, 2007) hal. 61

    33http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.

    http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.html

  • 24

    isi. Maupun dari sisi tampilanya interaktif adalah suatu tingkat dimana

    suatu multimedia dan pengguna saling berpengaruh dalam suatu sistem

    seperti permintaan dan umpan balik.

    Multimedia interkatif mampu memberikan nilai tambah bagi

    pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena

    didukung oleh fungsi interaktifitas, yaitu memberikan komunikasi dua arah

    secara interaktif. Interaktifitas ini dapat diimplementasikan dalam bentuk

    permainan, simulasi, kuis ataupun tampilan antar halaman. Melalui

    multimedia interkatif suatu proses pembelajaran diharapkan dapat lebih

    menarik dan menyenangkan (Joyfull learning). Multimedia juga dapat

    membantu pebelajar dalam belajar dan memperkaya pengetahuan.

    Program permainan, kuis ataupun simulasi pada multimedia interkatif

    berisi tentang pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan,

    sehingga pebelajar seolah tidak merasa sedang belajar. Efisiensi waktu

    dan jumlah sasaran pembelajaran juga dapat meningkat.

    Istilah multimedia yang digunakan dalam pembahasan ini berarti

    sebuah program untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan

    dengan menggunakan kombinasi terpadu antara teks, audio, gambar dua

    dimensi dan tiga dimensi, video dan animasi. Dalam bentuk yang paling

    sederhana, multimedia kadang-kadang didefinisikan sebagai presentasi

    konten yang menggunakan kombinasi media. Secara umum konsep

    multimedia dapat definisikan gabungan dari berbagai media dalam satu

    program berbasi komputer yang dapat memfasilitasi komunikasi interaktif,

    seperti yang yang dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

  • 25

    Gambar 2.1 Konsep Multimedia

    Mayer menegaskan bahwa suatu pesan instruksional adalah

    komunikasi yang ditunjukan untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam

    mempersentasikan suatu pesan terdapat dua pilihan format, yaitu kata

    dan gambar, baik gambar statis (misalnya ilustrasi foto) dan grafik dinamis

    (misalnya animasi video). Multimedia ditunjukan untuk menyajikan

    informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti,

    dan jelas. Informasi akan mudah dipahami karena sebanyak mungkin

    indera, terutama telingga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi

    tersebut.34

    Mayer mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi

    dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Menurut

    Mayer, suatu pesan instruksional adalah komunikasi yang ditunjukan

    untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam mempresentasikan suatu

    pesan, terhadap dua pilihan format utama, yaitu kata dan gambar. 35

    34

    R. E. Mayer, Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka. Pelajar,2009,hal.3

    35Ibid,hal.7

  • 26

    Istilah multimedia, menurut Mayer dapat ditinjau dari tiga

    pandangan, yaitu: 36

    1) Didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan

    pesan instruksional (yakni, media pengiriman). Pandangan ini

    memparkan bahwa multimedia adalah presentasi materi dengan

    menggunakan dua atau lebih alat pengiriman. Fokusnya adalah

    pada sistem fisik yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Dalam

    multimedia berbasis komputer, materi dapat disajikan melalui layar

    (screen) dan memlalui speake. Pandangan ini lebih mengutamakan

    teknologi daripada pada seorang yang sedang belajar karena lebih

    berpusat pada teknologi (technology centered).

    2) Format-format repsentasional yang digunakan untuk menyajikan

    pesan instruksional (yakni mode-mode presentasinya). Multimedia

    presentasi materi dengan menggunakan dua atau lebih mode

    representasi dengan terfokus pada bagaimana materi disajikan,

    bagaimana menggunakan kata dan gambar. Pada multimedia

    berbasis komputer, materi dapat disajikan secara verbal sebagai

    narasi atau text on screen dan secara pictorial sebagai gambar

    statis atau animasi. Pandangan ini bersifat learner centered,

    dengan asumsi bahawa pebelajar menggunakan berbagai sistem

    pengkodean untuk mepresentasikan pengetahuan secara verbal

    dan pictoral.

    3) Modalitas sensori yang digunakan pebelajar untuk menerima pesan

    instruskional tersebut (yakni pancaindera). Multimedia berarti dua

    atau lebih system sensor (alat indera) yang dilibatkan dalam diri

    pebelajar untuk mennagkap materi yang ada. Sudut pandang ini

    mengarah pada learner centered karena memperhitungkan aktivitas

    pemrosesan informasi dipihak pebelajar dan melibatkan

    penyampaian materi yang diperoleh secara visual maupun auditori.

    36

    Ibid, hal.7-10

  • 27

    Multimedia interkatif adalah kombinasi dari berbagai komunikasi

    saluran menjadi pengalaman komunikasi terkoordinasi yang bahasa lintas-

    channel yang terintergrasi penafsira tidak ada.37Multimedia interaktif dapat

    didefinisikan sebagai suatu intergrasi elemen beberapa media (audio,

    teks, video, gambar, grafik, animasi, dan lain-lain) menjadi satu kesatuan

    yang sinergis dan simbiosis yang menghasilkan manfaat lebih bagi

    pengguna akhir dari salah satu dari unsur media dapat memberikan

    secara individu .38

    Phillips mengartikan multimedia interaktif sebagai sebuah frase

    yang mengambarkan gelombang baru dari piranti lunak komputer

    terutama yang berkaitan dengan bagian informasi. Komponen multimedia

    ini ditandai oleh kehadiran teks, gambar, suara, animasi, audio dan video.

    Beberapa atau semua komponennya diatur dalam beberapa program

    yang koheren. Komponen interkatif mengacu pada proses pemberdayaan

    pengguna untuk mengontrol lingkungan biasanya dengan komputer.

    Multimedia interkatif berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi,

    suara dan gambar. Namun dalam hal ini perpaduan dan kombinasi dua

    atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai

    penggerak keseluruhan gabungan media ini. Dengan demikian arti

    multimedia interkatif yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai

    macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi. Penggabungan

    ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan

    informasi, pesan atau isi pelajaran. Diperlukan berbagai jenis perangkat

    keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang menjalankan fungsi

    utamanya dan komputer sebagai pengendali seluruh perangkat keras

    tersebut. Jenis perangkat keras yang dikombinasikan itu antara lain

    komputer, kamera, LCD projector, speaker, compact disc. Sedangkan

    perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung pembuatan media

    pembelajaran ini antara lain Microsoft Power Point, Macromedia Flash,

    37

    MarkElsom-Cook,Principles of Interactive Multimedia. McGraw-Hill, New. York. Hawadi,2001, hal.50

    38Usha VReddi. & Sanjaya Mishra. Educational Multimedia- A Handbook, 2003

  • 28

    Camtasia Recorder, Adobe Audition, Encarta dan program aplikasi lain

    yang dapat memadukan teks, suara, gambar, grafik, video dan animasi.

    Keseluruhan peralatan ini harus dapat bersinergis sebagai sebuah

    sistem dalam menyampaikan informasi yang disajikan dalam multimedia

    ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat layar monitor komputer

    atau ketika diproyeksikan kedalam layar lebar lewat LCD projector, dapat

    didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya. Multimedia interaktif

    bertujuan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk pembelajaran

    yang menarik, menyenangkan, tidak membosankan, mudah dipahami dan

    jelas. Informasi yang diterima akan semakin mudah dimengerti karena

    menuntut penyerapan dari banyak indera, terutama mata dan telinga.

    b. Peran Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran

    Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi

    multimedia yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

    (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat mernagsang pilihan,

    perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga secara sengaja

    proses belajar, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan

    memberi manfaat yang sangat besar bagi pendidikan dan peserta didik.

    Secara umum manfaat yang diperoleh adalah proses pembelajaran lebih

    menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kulaitas

    dan sikap pebelajar dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat

    dilakukan dimana saja dan kapan saja.

    Peran media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangatlah

    penting. Media di ciptakan dan dirancang untuk menciptakan pengalaman

    belajar yang dapat membelajarkan siswa. Dalam kegiatan instruksional,

    peserta didik sering dihadapkan pada hal-hal yang komplek, abstark dan

    meta empiris yang sulit dipahami. Dengan rancangan media pembelajaran

    yang tepat dan sesuai akan dapat memfasilitasi proses belajar peserta

    didik, memperjelas materi yang disampaikan sehingga hasil yang

    diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Media pembelajaran interkatif selain

    sebagai alat bantu, juga sebagai suatu startegi dalam pembelajaran.

  • 29

    Penggunaan multimedia interkatif dalam pembelajaran selain dapat

    memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media

    pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas

    proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh

    Yusufhadi Miarso: Multimedia interkatif dalam pembelajaran adalah segala

    sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat

    merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pebelajar

    sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,

    bertujuan, dan terkendali.39

    Pemilihan multimedia interaktif dalam pembelajaran yang tepat

    diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut

    sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad

    Rivai tentang pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran

    adalah sebagai berikut:40

    1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar.

    2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

    dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai

    tujuan pengajaran lebih baik.

    3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

    komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

    siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila

    guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.

    4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

    mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

    mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

    Menurut Kemp dan Dayton dapat memenuhi tiga fungsi utama

    apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok

    pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:

    39

    Yusufhadi Miarso, Op.Cit, hal.254 40

    Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.Op.Cit, hal. 2

  • 30

    1) Memotivasi minat atau tindakan Untuk memenuhi tugas motivasi

    media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau

    hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan

    merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut

    memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau

    memberikan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi

    sikap, nilai, emosi.

    2) Menyajikan informasi untuk memenuhi tugas informasi media

    pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di

    hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat

    umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau

    pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk

    hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau

    menonton bahan informasi, para siswa bersikap pasif. Partisipasi

    yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau

    ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada

    perasaan tidak / kurang senang, netral, atau senang.

    3) Memberi instruksi Media bertugas sebagai instruksi dimana

    informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa

    baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang

    nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang

    secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-

    prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.

    Disamping menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan

    siswa.

    Sedangkan menurut Dale mengemukakan bahwa manfaat media

    pembelajaran sebagai berikut:

    1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.

    2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.

    3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan

    minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar.

  • 31

    4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.

    5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan

    siswa.

    6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran

    dengan jalanmelibatkan imajenasi dan partisipasi aktif yang

    mengakibatkan meningkat nya hasil belajar.

    7) Memberikan umpan balik yang diperlukan sehingga dapat

    membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka

    pelajari.

    8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu

    konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.

    9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan

    pembelajaran nonverbalistik dan dan membuat generalisasi yang

    tepat.

    10) Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa

    butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem

    gagasan yang bermakna.

    Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting

    adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini

    saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan

    mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih

    ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,

    antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan

    siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks

    pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat

    dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah

    sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

    lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.

    Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran

    dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat

    yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,

  • 32

    dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

    Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran

    akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian

    pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan

    minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa

    meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan

    terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

    Hakikat dari proses belajar mengajar adalah proses komunikasi

    yaitu penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu

    kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor

    kegagalan pembelajaran adalah adanya berbagai jenis hambatan dalan

    proses komunikasi antara peserta didik dan tenaga pendidik. Berbagai

    hambatan ini dapat berupa hambatan fisiologis, psikologis, kultural dan

    lingkungan. Keempat jenis hambatan itu, baik yang berasal dari Tenaga

    pendidik maupun peserta didik, membuat komunikasi belajar mengajar

    tidak berjalan secara efektif dan efisien.

    Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan

    penggunaan media pembelajaran, termasuk diantaranya teknologi

    informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran

    dapat melalui pemanfaatan penggunaan komputer sebagai media

    interaktif. Diharapkan dengan pemanfaatan media ini dapat merangsang

    pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik sedemikan rupa

    sehingga proses pembelajaran dapat terjadi.

    c. Elemen Multimedia Interaktif

    Dalam multimedia interaktif terdapat lima eleman yaitu: teks,

    gambar, audio, video dan animasi. Yang mana multimedia

    menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari teks,

    grafik, audio, video dan interaktivitas.41 Selain itu, interaktivitas itu juga

    merupakan bagian dari eleman yang diperlukan untuk melengkapi proses

    komunikasi interaktif dalam pengunaan multimedia.

    41

    T.D. Green dan A. Brown, Multimedia Projects in The Classroom. California: Corwin Press, Inc, 2002, hal. 112

  • 33

    Interaktivitas disebut juga sebagai interface design atau human

    factor design yang dapat dibagi menjadi dua macam strukur, yakni linier

    dan non linear. Strukur linear menyajikan satu pilihan situasi saja kepada

    pengguna, sedangkan strukur nonlinear terdiri dari berbagai macam

    pilihan kepada pengguna. Green & brown menjelaskan, terdapat

    beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia, yaitu:42

    1) Berbasis kertas, contohnya: buku, majalah, dan brosur

    2) Berbasis cahaya, contohnya: slide show, transparansi

    3) Berbasis suara, contohnya: CD Players, tape recorder, radio

    4) Berbasis gambar, contohnya: televise dan film

    5) Berbasis digital, contohya: komputer

    Gambar 2.2Interaktivitas sebagai pusat aplikasi Multimedia

    Adanya interaktivitas dan fitur interaktif dalam aplikasi multimedia

    telah menjembatani interaksi antara komputer dan pengguna. Kunci

    timbulnya interkativitas yaitu adanya pemberdayaan pengguna dalam

    menggunakan aplikasi multimedia sehingga dapat mengontrol isi dan

    aliran informasi. Hal ini telah merangsang adanya perubahan-perubahan

    penting dalan sistem pendidikan dan dampak cara penyampaian infomasi

    kepada pebelajar. Berkat kemajuan teknologi multimedia yang berbasi

    Web telah membantu perkembangan kemampuan untuk efektif

    memanfaatkan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran.

    d. Kriteria Pemilihan Multimedia Interaktif

    42

    Ibid, hal. 112

    GRAFIK

    INTERKATIF

    VIDEO

    ANIMATION TEXT

    SOUND MULTIMEDIA

  • 34

    Penggunaan multimedia interkatif dalam pembelajaran selain

    dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar,

    media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang

    kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan

    oleh Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

    digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,

    perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong

    terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.43

    Multimedia interaktif berbasis komputer merupakan sistem

    pengajaran yang merekam visual, suara, dan video yang dipresentasikan

    dibawah kendali komputer sehingga penonton tidak hanya melihat gambar

    dan mendengar suara tetapi juga dapat membuat respon secara

    langsung. Multimedia interaktif mampu memberikan nilai tambah bagi

    pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena

    didukung oleh fungsi interaktiuvitas antar halaman atau materi baik dari

    segi konten atau isi. Maupun dari sisi tampilanya interaktif adalah suatu

    tingkat dimana suatu multimedia dan pengguna saling berpengaruh dalam

    suatu sistem seperti permintaan dan umpan balik.

    Multimedia interkatif mampu memberikan nilai tambah bagi

    pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena

    didukung oleh fungsi interaktifitas, yaitu memberikan komunikasi dua arah

    secara interaktif. Interaktifitas ini dapat diimplementasikan dalam bnetuk

    permainan, simulasi, kuis ataupun tampilan antar halaman.

    Thore mengajukan enam criteria untuk menilai multimedia interkatif,

    yaitu:

    1) Kemudahan navigasi, Sebuah program media harus dirancang

    sesederhana, serapi dan seindah mungkin.

    2) Ada kandungan kognisi, afkesi dan psikomotorik

    43

    Yusufhadi Miarso. Op.Cit , hal.458

  • 35

    3) Pengetahuan dan presentasi informasi Kedua kriteria ini untuk menilai

    isi dari program itu sendiri, apakah program itu telah memenuhi

    kebutuhan pembelajaran si pebelajar atau belum.

    4) Intergrasi media, Media itu harus mampu mengintergrasikan aspek

    tujuan pembelajaran, materi yang harus dipelajari, metode artinya

    variasi metode yang digunakan dan kemampuan si pebelajar.

    5) Untuk menarik minat pebelajar, Program media harus mempunyai

    tampilan yang artistik dan tak lupa estetika juga merupakan sebuah

    kriteria.

    6) Fungsi secara keseluruhan, Program yang dikembangkan harus

    memberikan pembelajaran yang dinginkan oleh pembelajar (tujuan

    pembelajaran), sehingga pada waktu selesai menjalankan sebuah

    program pembelajaran ia akan merasa telah belajar sesuatu.

    Melalui multimedia interkatif suatu proses pembelajaran diharapkan

    dapat lebih menarik dan menyenangkan (Joyfull learning). Multimedia juga

    dapat membantu pebelajar dalam belajar dan memperkaya pengetahuan.

    Program permainan, kuis ataupun simulasi pada multimedia interkatif

    berisi tentang pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan,

    sehingga pebelajar seolah tidak merasa sedang belajar. Efisiensi waktu

    dan jumlah sasaran pembelajaran juga dapat meningkat.

    Multimedia interkatif dirancang untuk belajar secara mandiri, dalam

    hal ini pebelajar dapat melakukan kegiatan belajar sendiri. Multimedia

    interaktif dikembangkan harus mampu meningkatkan motivasi dan efektif

    mencapai ketuntasan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

    kompleksitasnya (mastery learning). Untuk menjadi multimedia interaktif

    yang baik ada standar yang diterapkan oleh Depdiknas tentang

    penyusunannya , yaitu:44

    1) Self instructional, yaitu mampu membelajarkan pebelajar secara

    mandiri, tanpa tergantung dari pihak lain, terutama guru. Untuk

    memenuhi karakter self instructional, maka multimedia interaktif harus:

    44

    Azhar Arsyad, Op,Cit, hal.25

  • 36

    a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas

    b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas kedalam unit-unit kecil

    atau spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.

    c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan

    pemaparan materi pembelajaran.

    d) Menampilkan soal latihan, tugas dan sejenisnya yang

    memungkinkan pebelajar memberikan repon dan mengukur tingkat

    penguasaanya.

    e) Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan

    suasana atau konteks tugas dan lingkungan pebelajar.

    f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

    g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

    h) Terdapat instrumen penilaian atau assessment yang

    memungkinkan pebelajar melakukan self assessment.

    i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan pengunanya mengukur

    atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.

    j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga pengunaanya

    mengetahui tingkat penguasaan materi dan tersedia informasi

    tentang atau pengayaan atau referensi yang mendukun materi

    pembelajaran yang dimaksud.

    2) Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit

    kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu

    modul secara utuh. Tujuannya adalah memberikan kesempatan

    pebelajar mempelajari materi pembelajaran tuntas.

    3) Stand Alone, artinya multimedia interkatif ini tidak tergantung pada

    bahan ajar atau tidak harus menggunakan bahan ajar lain.

    4) Adaptive, multimedia interaktif ini harus fleksibel dan isi materi

    pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

    5) User friendly, bersahabat dengan penggunanya. Setiap instruksi dan

    paparan informasi bersifat membantu dan bersahabat dengan

  • 37

    pebelajar, termasuk kemudahan pebelajar dalam merespon,

    mengakses sesuai dengan keinginannya.

    Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi

    rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media

    pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas

    proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh

    Yusufhadi Miarso, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

    digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,

    perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong

    terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.45

    Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat

    meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan

    pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang

    pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai

    berikut:46

    a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

    menumbuhkan motivasi belajar.

    b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

    dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

    pengajaran lebih baik.

    c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

    komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga

    siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru

    harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.

    d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

    mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti

    mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

    4. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    45

    Yusufhadi Miarso. Op.Cit,hal.458 46

    Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,Op.Cit, hal. 2

  • 38

    Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan

    diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua

    kata „hasil‟ dan„belajar‟. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1)

    Sesuatu yang diadakanoleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah.

    Sedangkan belajar adalah perubahantingkah laku atau tanggapan yang

    disebabkan oleh pengalaman.

    Secara umum Abdurrahman (1999) menjelaskan bahwa hasil

    belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

    belajar. Menurutnyajuga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah

    berhasil mencapai tujuan-tujuanpembelajaran atau tujuan

    instruksional.47Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman

    adalah “Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

    antara satuindividu dengan individu lainnya dan antara individu dengan

    lingkungan.48

    Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1)

    membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya

    adalah didapatkanyakecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi

    karena usaha dengan sengaja”.Dari beberapa defenisi di atas terlihat para

    ahli menggunakan istilah “perubahan”yang berarti setelah seseorang

    belajar akan mengalami perubahan.49

    Untuk lebih memperjelas Mardianto memberikan kesimpulan

    tentangpengertian belajar:

    1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan

    secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan

    semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.

    47

    Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 38 48

    Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 5 49

    Sumadi Surya Subrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1995),

    hal.249

  • 39

    2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri

    antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan

    kedepan.

    3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari

    sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat

    dan lain sebagainya.

    4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari

    kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang

    dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia

    dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah

    masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.

    5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang

    berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu

    membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat

    berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.

    6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,

    misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang

    tekhnik dan sebagainya.50

    Menurut Purwanto (2002) Hasil belajar merupakan kemampuan

    yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat

    memberikan perubahan tingkah laku baikpengetahuan, pemahaman,

    sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebihbaik dari

    sebelumnya.51 Sedangkan menurut Anni (2004) Hasil belajar merupakan

    salah satu indikator dari prosesbelajar. Hasil belajar adalah perubahan

    perilaku uyang diperoleh siswa setelahmengalami aktivitas belajar.Salah

    satu indikator tercapai atau tidaknya suatuproses pembelajaran adalah

    dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.52

    50

    Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan:Perdana Publishing, 2012), hal. 39-40 51

    M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002),

    hal.82 52

    Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang: IKIP Semarang Press, 2004), hal. 4

  • 40

    Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009) Hasil belajar pada hakekatnya

    adalah perubahan tingkah laku seseorang yang mencakup kemampuan

    kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikutisuatu proses belajar

    mengajar tertentu.53Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang

    dicapai oleh siswadalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai

    dengan tujuan yang ditetapkan.Menurut Dimyati dan Mudjiono

    (2006),Dapat dipahami bahwa yang dimaksud denganhasil belajar

    merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa

    dapatmenguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar

    mengajar, ataukeberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah

    mengikuti kegiatanpembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka,

    huruf, atau simbol tertentuyang disepakati oleh pihak penyelenggara

    pendidikan.54

    Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka

    hasilbelajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

    (perubahantingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai

    melaksanakanproses pembelajaran dengan strategi pembelajaran

    information search dan metoderesitasi yang dibuktikan dengan hasil

    evaluasi berupa nilai.

    Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

    beberapa faktoryang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang

    berasal dari dalampeserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula

    yang berasal dari luarpeserta didik yang belajar (faktor eksternal).Menurut

    Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

    1) Faktor internal terdiri dari:

    a) Faktor jasmaniah

    b) Faktor psikologis

    2) Faktor eksternal terdiri dari:

    53

    Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal. 3 54

    Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, cet. 3, 2006),

    Hal. 3.

  • 41

    a) Faktor keluarga

    b) Faktor sekolah

    c) Faktor masyarakat55

    Menurut Muhibbin Syah (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi

    belajar pesertadidik yaitu:56

    1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:

    a) Aspek fisiologis

    b) Aspek psikologis

    2) Faktor eksternal meliputi:

    a) Faktor lingkungan sosial

    b) Faktor lingkungan nonsosial

    Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:

    1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta

    didik.

    2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan

    disekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.

    3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang

    meliputistrategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

    kegiatanmempelajari materi-materi pembelajaran.

    Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani

    danrohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik

    kondisifisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat

    mempengaruhi.Hasil belajar siswa di madrasah 70 % dipengaruhi oleh

    kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.57

    Menurut Sabri (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan

    hasil belajar siswa secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu factor

    internal dan eksternal.58

    55