Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BAHASA INGGRIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI TEKS DESKRIPTIF DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI
SISWA DI SMP NEGERI 16 MERANGIN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan Islam Dalam Konsentrasi Teknologi Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Sarfini
NIM. P.p.212.1.1595
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2018
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Tesis ini ku persembahkan untuk : Suami dan anak-anakku tercinta serta kedua orang tuaku
yang senantiasa selalu mendoakan disetiap langkahku.
Terima kasih atas semuanya, kalian adalah motivator dalam
kehidupan dan keberhasilanku. Tesis ini kupersembahkan
untuk suami tercinta Ryan Sagita SE, anak anakku
Daffa Auzan Nadhil dan Rayhan Arfyan Akbar
dan ibunda tercinta Wiji Rahayu dan Ayahanda Sarwiji
serta seluruh keluarga besar yang saya sayangi.
Tidak lupa teruntuk sahabat-sahabatku seperjuangan
Nur Aini Silalahi dan Eti Yusna.
Berkat do‟a dan motivasi moril dan material tesis ini
dapat terselesaikan.
vii
ABSTRAK
Sarfini, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Teks Deskriptif dalam Meningkatkan Hasil belajar dan motivasi Siswa di SMP Negeri 16 Merangin.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif pada materi teks deskriptif dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa di smp negeri 16 merangin dilihat dari hasil validasi ahli materi, ahli desain, ahli media dan tanggapan siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah terdiri dari analisis kebutuhan, desain pembelajaran, pengembangan produk, validasi produk, revisi produk dan pembuatan produk, implementasi dan evaluasi. Teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah data yang dihasilkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi melalui informen, hasil belajar dan motivasi siswa.
Hasil penelitian pengembangan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia dalam meningkatan hasil belajar dan motivasi siswa pada kategori sangat baik berdasarkan penilaian ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan ahli materi pembelajaran serta ditanggapi sangat baik oleh siswa.
Kesimpulan hasil penelitian setelah belajar dengan pengembangan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif pada materi teks deskriptif dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa di smp negeri 16 merangin mengalami peningkatan dari persentase ketuntasan kelas dari 42% meningkat menjadi 90%. Untuk persentase motivasi dari 54,9 % sebelum menggunakan bahan ajar yang dikembangkan menjadi 81,1% motivasi setelah menggunakan bahan ajar bahasa inggris berbasis multimedia interaktif. Implikasi penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pembelajaran bahasa inggris sehingga proses pembelajaran menjadi lebih baik.
Kata kunci: Pengembangan, Bahan ajar, Multimedia, Motivasi
viii
ABSTRACT
Fini, Development of Interactive Multimedia-Based English Language Material on Descriptive Text Material in Improving Student Learning Outcomes and Motivation at SMP Negeri 16 Merangin.
This study aims to generate the development of interactive English-based instructional materials on descriptive text material in improving student learning outcomes and motivation in state 16 smiles seen from the validation results of material experts, design experts, media experts and student responses.
This research uses ADDIE research and development approach with steps consist of requirement analysis, instructional design, product development, product validation, product revision and product making, implementation and evaluation. Data collection and analysis techniques used in this research and development are data generated through interviews, observation, documentation through informants, learning outcomes and student motivation.
The result of research development of instructional material of english based on multimedia in improving student's learning result and motivation on very good category based on the assessment of instructional design expert, learning media expert and learning material expert and responded very well by students.
The conclusion of research result after study with development of instructional material of english based on interactive multimedia on descriptive text material in improving result of student learning and motivation at smp country 16 merangin have increase from percentage of class mastery from 42% increase to 90%. For the percentage of motivation from 54.9% before using teaching materials developed into 81.1% motivation after using interactive English-based instructional materials. The implications of this research can contribute to the learning of English so that the learning process becomes better.
Keywords: Development, teaching materials, Multimedia, Motivation
ix
x
xi
xii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Multimedia………………………………………….... 31
Gambar 2.2 Interaktivitas sebagai pusat aplikasi Multimedia …………. 42
Gambar 2.3 Skema Model ADDIE……………………………………….... 60
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan……….......... 77
Gambar 3.2 Alur Desain Uji Coba Produk………………………………… 87
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ...........................................…………... 91
Gambar 4.2 Petunjuk Belajar Dengan Peta Konsep …………………... 103
Gambar 4.3 Contoh Gambar Secara Outentik ………………………..... 103
Gambar 4.4 Perbaikan Pewarnaan Materi ……………………………… 104
Gambar 4.5 Tampilan Rancangan Contoh Dengan Warna Standar ... 109
Gambar 4.6 Tampilan Gambar Vocabulary........………………………. 110
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Dengan
Skala Lima......………………….………………………………... 84
Tabel 3.2 Storyboard Bahan Ajar ……….………………………………… 88
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ………..........………………………………… 89
Tabel 4.1 Data guru dan karyawan .........................................……….... 92
Tabel 4.2 Data Siswa SMPN 16 Merangin ....…………………………….. 93
Tabel 4.3 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ………....... 102
Tabel 4.4 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 103
Tabel 4.5 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ...……....... 106
Tabel 4.6 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 107
Tabel 4.7 Hasil Tahap Ketiga Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 108
Tabel 4.8 Hasil Tahap Pertama Validasi Materi Bahan Ajar ...……....... 110
Tabel 4.9 Hasil Tahap Kedua Validasi Materi Bahan Ajar ...………....... 112
Tabel 4.10 Hasil Angket Uji Coba Tanggapan Guru ……………………. 117
Tabel 4.11 Hasil Analisis Ujicoba Kelompok Kecil …………………....... 118
Tabel 4.12 Hasil Analisis Ujicoba Kelompok Besar..……....................... 120
Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Pretest..........................……………….. 123
Tabel 4.14 Hasil Belajar Siswa Postest.................………………........... 124
Tabel 4.15 Hasil Motivasi Belajar Awal Siswa sebelum ………………. 126
Tabel 4.16 Hasil Motivasi Belajar Siswa Sesudah ……………….......... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1
Dalam pendidikan, Al-Qur‟an dan Hadits yang dijadikan sumber
hukum utama dalam agama, dalam Al-Qur‟an surah An-Nahl ayat 125 :
Artinya: “Serulah manusia menuju kepada jalan Tuhan-Mu dengan
hikmah dan mauidlah dan mujadalah dengan mereka secara baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang dapat petunjuk”.2
Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar seharusnya mampu
mengoptimalkan semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang
diharapkan. Proses belajar mengajar sebaiknya dilandasi dengan prinsip-
prinsip: (1) berpusat pada siswa, (2) mengembangkan kreativitas siswa,
(3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4)
mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, (5)
1 Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta : Sinar Grafika, 2009), hal 3
2. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2010). hal : 234
2
menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan (6) belajar melalui
berbuat.
Agar lebih efektif suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh
mana perencanaan yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Perencanaan
pembelajaran tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan
administrasi dan kurikulum, tetapi harus didesain dengan melibatkan
komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuan
instruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta
didik dan konten, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen
penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan
memilih materi, dan mengembangkan dan melakukan evaluasi formatif
dan sumatif. Namun, pengembangan bahan ajar yang dilakukan selama
ini baru dalam batas pengadaan bahan cetak berupa hand out, ringkasan
materi, dan materi penyajian dalam bentuk Powerpoint.
Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah
menengah merupakan materi pokok, pembelajaran bahasa Inggris di
sekolah menengah selama ini masih banyak yang bersifat konvensional.
Dalam mengajar guru hanya mengandalkan metode ceramah secara
klasikal. Guru belum banyak menggunakan media pendukung selain buku.
Hal inilah yang membuat metode pembelajaran seperti ini kurang
memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif dan kurang
memberdayakan potensi siswa.
Dikarenakan bacaan lain seperti bahan ajar masih dalam bahasa
inggris disekolah sangat terbatas, apalagi dalam bentuk bahan ajar
berupa audio, visual, dan multimedia yang mengintegrasikan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Pengembangan bahan ajar berbahasa inggris dulunya hanya sekedar
mengumpulkan materi dari buku paket dan kumpulan cerita yang
langsung diajarkan kepada peserta didik tanpa melakukan analisis
kebutuhan dan berbagai proses yang sistemik dan sistematis. Proses
pembelajaran seperti ini tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta didik
3
yang sesungguhnya, sehinga materi pembelajaran yang akan
disampaikan, kurang dapat menarik minat peserta didik.
Oleh karena itu diperlukan media khusus untuk pembelajaran
bahasa inggris dalam mengajarkan membaca kepada siswa yang lebih
interaktif dan komunikatif. Dengan pengembangan bahan ajar yang lebih
menarik yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sehingga guru
dapat menyusun bahan ajar dengan memilih dan mengembangkan materi
ajar sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dengan mengkombinasikan
dengan media elektronik berupa multimedia interaktif.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini
telah menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk
pendidikan yang merasakan dampak manfaatnya sebagai alternatif pilihan
media pembelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, selajan dengan
teori komunikasi bahwa media selain sebagai alat bantu juga sebagai
penyalur pesan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran
diharapkan tidak hanya meningkatkan perkembangan kognitif atau hasil
belajar siswa semakin baik, tetapi juga aspek-aspek yang lainya seperti
afektif dan psikomotorik.
Salah satu inovasi baru dalam dunia pendidikan yang berkaitan
dengan teknologi informasi dan komunikasi adalah multimedia. Multimedia
adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan
teks, suara, gambar, animasi, audio dan video dengan alat bantu (tool)
dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia juga sering disebut
dengan pembelajaran berbasis komputer.
Pembelajaran berbasis komputer merupakan program
pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan software komputer (CD pembelajaran) berupa program
komputer yang berisi tentang muatan pembelajaran meliputi: judul, tujuan,
materi pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Multimedia interaktif
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer
4
sebagai piranti sistem pembelajaran individual, dimana siswa dapat
berinteraksi langsung dengan ssitem komputer yang sengaja dirancang
atau dimanfaatkan oleh guru. Kontrol pembelajaran dalam Pembelajaran
Berbasis Komputer ini sepenuhnya da ditangan siswa (student center),
karena multimedia interaktif menerapkan pola pembelajaran bermedia,
yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem
komputer (CD Interaktif) yang di program menggunakan Adobe Flash
Professional Cs 6.
Keterampilan membaca merupakan tolak ukur pembelajar mampu
memahami teks bacaan berbahasa Inggris, perbedaan pada fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi dalam penyampaian pesan kepada
pembaca. Kompetensi sosiolinguistik mengacu pada pengetahuan
terhadap apa yang diharapkan oleh pengguna bahasa target sebagai
sosial dan budaya termasuk bagaimana bahasa itu dipakai sesuai dengan
situasi social budaya masyarakat setempat yang ada. Yang dimaksud
dengan kompetensi strategi adalah cara bagaimana menggunakan
bahasa untuk mencapai tujuan berkomunikasi secara tepat, baik, dan
benar.
Masalah di SMP Negeri 16 Merangin adalah bahasa Inggris masih
mengunakan cara dan media konvensional, oleh karena itu untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih menarik sebagai guru professional
harus mampu mengembangkan media yang ada pada saat ini. 3 Media
pembelajaran bahasa Inggris yang ada masih belum sesuai kriteria
sebuah media yang layak digunakan. Ditambah lagi paradigma
pembelajaran konvensional yang masih mempertahankan dan
menggangap guru adalah pusat belajar. Keterampilan membaca adalah
keterampilan yang dianggap sebagai penentu pebelajar dikatakan mampu
memahami bahasa Inggris, walaupun keterampilan lainnya seperti:
listening, speaking dan writing juga tidak kalah pentingnya dalam belajar
bahasa Inggris.
3. Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Merangin, 12 Desember 2016
5
Strategi pengajran yang monoton, serta minimnya media
pembelajaran yang digunakan menyebabkan siswa jadi kurang termotivasi
dalam belajar. Hasil belajar dan motivasi dalam belajar sangatlah penting
bagi siswa. Apabila dalam diri siswa sudah terdapat motivasi maka proses
belajar mengajar di kelas akan berjalan dengan lancar serta tercapai
tujuan hasil belajar yang baik. Siswa yang termotivasi dalam belajarnya
dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat,
ketajaman, perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa yang memiliki
motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat
bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Hasil belajar
sebagai output nyata untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa.
Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui siswa yang kurang
mencapai nilai ketuntasan. Oleh karena itu motivasi juga mempengaruhi
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Rendahnya hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Inggris merupakan masalah bagi guru, dalam hal ini
guru diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru yang
mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk berinovasi dan
kreatif dalam penyampaian materi sehingga siswa lebih bersemangat
dalam menerima mata pelajaran.
Salah satu yang mampu mengatasi rendahnya hasil belajar dan
motivasi siswa adalah dengan mengembangkan bahan ajar yang
biasanya berupa buku menjadi bahan ajar dalam bentuk lain yang lebih
menarik. Hal tersebut dikareakan pendidik professional diharapkan dapat
mampu berinovasi dalam pembelajaran yang diberikan sehingga mampu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Dari latar belakang inilah akan dikembangkan bahan ajar guna
mempermudah siswa dalam mempelajari materi ajar text descriptive
6
sesuai tuntutan kurikulum bahasa Inggris yang merupakan alat
berkomunikasi secara lisan atau tulisan. Maka perlu pengembangan
bahan ajar berupa media dengan judul tesis “Pengembangan Bahan Ajar
Bahasa Inggris Berbasis Multimedia Interaktif pada Materi Descriptive Text
dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Memotivasi Siswa di SMP Negeri
16 Merangin”.
B. Identitas Masalah produk dan Kondisi Awal
1. Identifikasi Masalah Produk
Identifikasi masalah menguraikan berbagai pertanyaan, yaitu
kebutuhan informasi secara utuh tentang masalah. Adapun identifikasi
masalah tersebut sebagai berikut :
a. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Descriptive Text di SMP Negeri 16 Merangin?
b. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap
pembelajaran Descriptive Text di SMP Negeri 16 Merangin?
c. Bagaimana menciptakan bahan ajar yang paling efektif dalam
menigkatkan efektifitas belajar siswa pada pembelajaran Descriptive
Text di SMP Negeri 16 Merangin?
d. Bagaimana membuat media bahan ajar yang sederhana dan mudah
dipahami oleh siswa?
e. Bagaimana mengembangkan bahan ajar yang menarik minat dan
pemahaman siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan efektivitas
belajar siswa?
f. Bagaimana menarik minat guru terutama guru bahasa inggris agar
kreatif dalam membuat bahan ajar yang efektif digunakan untuk
pembelajaran?
g. Bagaimana langkah-langkah mengembangan bahan ajar dalam
meningkatkan efektivitas belajar siswa pada pembelajaran bahasa
inggris di SMP Negeri 16 Merangin?
7
2. Kondisi awal Siswa
a. Melalui pengamatan awal penulis pada proses pembelajaran
berlangsung bahwa pendidik pembelajaran di Kelas VIII SMP Negeri 16
Merangin hanya menggunakan buku teks Bahasa Inggris.
b. Hasil belajar dan motivasi siswa dalam belajar masih kurang maksimal.
c. Siswa masih merasa bingung dengan pembelajaran bertema
Descriptive Text.
d. Kondisi seperti ini siswa sangat sulit memahami dan siswa hanya
bersifat pasif sebagai pendengar saja.
e. Pemahaman siswa terhadap materi Descriptive Text masih relatif
rendah, terutama untuk membedakan antara beberapa text.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengembangan bahan ajar text descriptive berbasis
multimedia interaktif di SMP Negeri 16 Merangin?
2. Apakah dengan bahan ajar pembelajaran bahasa inggris pada materi
Descriptive Text dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 16 Merangin?
3. Apakah dengan bahan ajar pembelajaran bahasa inggris pada materi
Descriptive Text dapat memotivasi siswa kelas VIII SMP Negeri 16
Merangin?
D. Batasan Pengembangan Produk dan Fokus Penelitian
1. Batasan Pengembangan Produk
a. Bahan ajar ini digunakan untuk Kelas VIII SMP Negeri 16 Merangin.
b. Pembuatan produk bahan ajar ini masih tergolong rumit karena
membutuhkan keterampilan khusus dalam mendesain dan
memodifikasi media.
8
c. Pembuatan produk ajar media ini harus terdapat rekomendasi dari ahli
desain, ahli gambar, dan ahli materi terlebih dahulu sebelum
menggunakan dan mengembangkannya dalam proses pembelajaran di
kelas.
2. Fokus Penelitian
a. Multimedia ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan
motivasi siswa dalam mempelajari materi pada bahan ajar.
b. Multimedia yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan
siswa, yang diharapkan mampu membangun interaksi antara pendidik
dan siswa.
c. Multimedia yang dikembangkan dapat meningkatkan efektivitas
pembelajaran siswa sehingga menarik perhatian dan menumbuhkan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran materi text descriptive di
SMP 16 Merangin.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Menghasilkan produk berupa multimedia yang sesuai dengan
kebutuhan siswa pada materi text descriptive berbasis multimedia di
SMP Negeri 16 Merangin.
b. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi text descriptive berbasis
multimedia di SMP Negeri 16 Merangin.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai sumbangan penting yang dapat memperluas wawasan bagi
ilmu pendidikan Bahasa Inggris sehingga dapat dijadikan rujukan untuk
pengembangan penelitian Bahasa Inggris pada masa yang akan
datang.
b. Menambah konsep yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu pendidikan Bahasa
Inggris.
9
c. Hasil Penelitian pengembangan ini dapat meningkatkan motivasi dan
pemahaman siswa dalam mempelajari materi pendidikan Bahasa
Inggris.
d. Hasil Penelitian Pengembangan ini dapat dijadikan ukuran hasil belajar
dan motivasi bagi pendidik Bahasa Inggris lainnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Sebelum memahami maksud bahan ajar, kita dapat menelusuri
pandangan dari berapa ahli. Menurut Dick & Carey, bahan ajar adalah
seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching materials) yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan.4
Kemudian Hamdani mengemukakan bahan ajar adalah segala
bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang digunakan
untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar secara garis besar terdiri
atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.5
Senada dengan pendapat Hamzah B. Uno yang menjelaskan tentang
bahan ajara adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, bahan ajar yang dimaksud bisa berupa abahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis.6
Selanjutnya Hamid Darmadi mengemukakan bahan ajar atau
materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
4Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey The Systematic Design of Intruction. (New York
: Harper Collins Publisher, 2005), hal. 229 5Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung : Pustaka setia, 2011), hal. 120.
6Hamzah B Uno, Perencanaan Pembelajaran. (Jakarta : Bumi aksara, 2007), hal. 9.
11
terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, pronsif dan prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai.7
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, deskriptif), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang
peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang telah dikembangkan
tersebut, diharapkan diperoleh alternatif bagi guru dalam menyampaikan
suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan
berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar
maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.Guru sebagai
pengembang bahan ajar hendaknya mengetahui tentang apa dan
bagaimana bahan ajar itu, sehingga guru dapat mengembangkan bahan
ajar.
Bahan ajar merupakan salah satu bagian penting dalam proses
pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa mengemukakan bahwa bahan ajar
merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan
sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat
khusus maupun yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran.8
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan
guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Bahan ajarjuga merupakan seperangkat materi/substansi
pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan, dan
7Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar. (Bandung :Alfabeta, 2010), hal. 212
8E. Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi.( Bandung : Rosdakarya,2006), hlm. 96
12
keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta,
konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasa tertentu
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran9.
Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan
dari dua kata “teaching materia”. Maknanya terdiri atas teaching yang
berati mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar
merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis ,menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Darwyn Syah ,dkk
sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif,Bahan pembelajaran merupakan
salah satu sumber belajar yang berisikan pesan dalam bentuk-bentuk,
konsep, prinsip, definisi, kontes, data, fakta, proses, nilai, dan
keterampilan.10
Pengertian ini menggambarkan bahwa bahan ajar hendaknya
dirancang dan ditulis sesuai dengan kaidah pembelajaran, yakni
disesuaikan materi pembelajaran, disusun berdasarkan atas kebutuhan
pembelajaran, terdapat bahan evaluasi, serta bahan ajar tersebut menarik
untuk dipelajari oleh siswa.Iskandarwassid dan Dadang Sunendar
mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi
yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang
menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penyusunan bahan
ajar diharapkan siswa benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau
materi itu setelah ia mempelajarinya.11
Bahan ajar berisi materi pembelajaran yang secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar komptensi yang telah ditentukan.
Secara terperinci jenis-jenis materi pembelajaran terdirir dari pengetahuan
9http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.
10Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.221
11http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.
http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.html
13
(fakta, konsep, prinsif dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau
nilai.12Bahan ajar dapat dibedakan antara bahan ajar untuk pembelajaran
(buku teks komersial) dan bahan ajar sumber bahan ajar mentah yang
berfungsi sebagai pemancing interaksi di kelas); antara bahan ajar utama
(bahan yang menciptakan interaksi dalam kelas) dan bahan ajar sekunder
(buku teks). 13
Sedangkan menurut Abdul majid, bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau
kompetensi dasar secara runtut dan sitematis sehingga secara akumulatif
mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Bahan
ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur
untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.14
Bahan ajar materi pembelajaran atau adalah segala hal yang
digunakan oleh para guru atau para siswa untuk memudahkan proses
pembelajaran. Bahan ajar bisa berupa kaset, video, CD-Room, kamus,
buku bacaan, buku kerja, atau fotokopi latihan soal. Bahan juga bisa
berupa koran, paket makanan, foto, perbincangan langsung dengan
mendatangkan penutur asli, instruksi-instruksi yang diberikan oleh guru,
tugas tertulis atau kartu atau juga diskusi antar siswa.15 Sedangkan
menurut Opara dan Oguzor mengungkapkan bahwa instructional materials
are the audio visual materials (software/hardware) which can be used as
alternative channels of communication in the teaching-learning
process.16Bahan ajar merupakan sumber belajar berupa visual maupun
12
Ali Mudlofir, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Bahan
Ajar Dalam Pendidikan Islam. (Jakarta :Rajawali Pers, 2011), hal. 128 13
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta:Grafindo Persada, 2010), hal. 284 14
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran.(Bandung : Rosda karya, 2012), hal. 173 15
Ajat Sudrajat. Pengembangan Bahan Ajar Materi Pembelajaran PAI. (Jogjakarta:
UNY,2008) hlm. 1 16
Opera, J.A., &Oguzor, N.S. Inquiry Instructional Method and the School Science
Curriculum. (Current Research Journal of Social, 2011) hlm. 66
14
audiovisual yang dapat digunakan sebagai saluran alternatif pada
komunikasi di dalam proses pembelajaran.
Dari teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bahan
ajaradalahsegala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis.Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis.
b. Bentuk Bahan ajar
Seperti yang diungkapkan di atas bahwa bahan ajar bisa berupa
seperangkat materi pembelajaran, alat, informasi, dan teks yang
diperlukan dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Bentuk – bentuk
bahan ajar tersebut antara lain :
Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart,
1) Audio Visual seperti: video/film,VCD
2) Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
3) Visual: foto, gambar, model/maket.
4) Multimedia: CD interaktif, komputer Based, Internet
Dari sumber yang lain ada beberapa jenis bahan ajar antara lain :
1) Bahan Ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti
antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket.
2) Bahan Ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan Ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact
disk, film.
15
4) Bahan Ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti
CAI (Computer assisted instruction), compact disk (CD) multimedia
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based
learning materials)17.
Paparan di atas jelas bahwa penggunaan bahan ajar tidak terlepas
dari fungsi media pembelajaran yang juga sebagai sumber belajar. Hal ini
mengingat bahwa sumber belajar dan bahan ajar merupakan suatu
kesatuan yang tidak dipisahkan walaupun memiliki arti dan makna yang
berbeda. Bahan ajar seperti yang dipaparkan sebelumnya memiliki makna
yang spesifik dibanding dengan sumber belajar. Bahan ajar bisa
dikategorikan sebagai suatu alat yang digunakan oleh pendidik atau guru
dalam mentranferkan materi pembelajaran kepada anak didik.
Anak didik mampu menerima penggunaan alat pendidikan atau
bahan ajar sesuai dengan keadaan dirinya (Jenis kelamin, bakat, sifat,
usia dan kemampuan), sebab anak didiklah yang akan menerima dan
mengolah pengaruh pendidikan tersebut demi pencapaian kedewasaan
pada dirinya18.Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses
komunikasi yaitu dimana terjadi proses penyampaian pesan dari sumber
pesan melalui media tertentu ke penerima pesan19.
Pesan tersebut berupa isi materi ajar dan pendidikan yang
dibutuhkan oleh peserta didik meneggunakan simbol-simbol verbal (kata-
kata lisan ataupun tertulis). Kemudian dalam pendidikan ada tuntutan agar
manusia berpikir, membaca, menganalisa dan mengeksplorasi alam serta
mengambil hikmah dari ciptaan Allah yang berisi khazanah ilmu
pengetahuan, relevan dengan ayat Al-Qur‟an yang pertama kali turun,
yaitu Q.S. Al-Alaq : 1 :
Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.”
17BahanAjar,“http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan- bahan-ajar/.
18Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam interaksi edukatif(Jakarta:PT.Rineka Cipta, 2010), Cet. 3. hal.221.
19Hujair AH Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogyakarta : Kaukaba , 2011), hal. 9
http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan-bahan-ajar/http://cdbahanajar.wordpress.com/2012/03/05/pengertian-bahan-ajar-pengembangan-bahan-ajar/
16
Maksud dari tujuan pendidikan itu sendiri mengarah pada upaya
memajukan umat manusia melalui hasil pemikiran, penelitian dan
pengembangan yang berbuah ilmu pengetahuan dan teknologi modern,
dengan tidak meninggalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Tujuan
pendidikan yang tercapai dengan maksimal tentunya akan meningkatkan
kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini jelas membutuhkan upaya-upaya
perbaikan yang serius dalam segala aspek penyampaian pembelajaran
dan dilakukan secara berkesinambungan.
Dalam proses penyampaian pesan tersebut agar berhasil tentu
menggunakan beberapa media baik visual, audio, dan audio visual. Media
yang digunakan akan lebih sistematis perlu dituangkan dalam bentuk
bahan ajar. Hal ini bertujuan agar media yang akan digunakan benar-
benar bisa membantu sumber pesan dalam menyampaikan pesan kepada
penerima pesan. Dikala disebutkan bahan ajar maka yang terbayang oleh
kalangan pendidik yang awam adalah buku teks. Padahal bahan ajar dan
buku teks adalah dua hal yang sangat berbeda.
Berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa bahan
ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungansuasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar.
c. Karakteristik bahan ajar
Bahan ajar yang akan kita berikan dan sajikan kepada siswa tentu
memiliki sifat yang berbeda atau karakteristik yang berlainan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan peserta didik sebagai pembelajar.
Bahan ajar yang akan disajikan kepada siswatentu mempengaruhi
pengalaman belajar siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran di
kelas atau di luar kelas. Sebelum kita mengkaji lebih jauh apa saja
karakteristik bahan ajar kita terlebih dahulu harus memahami karakteristik
siswa pada saat proses pembelajaran.
17
Ada berbagai macam pengalaman belajar siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Menurut Sadiman yang dikutip oleh Rayandra
bahwa siswa dikelompokkan atas beberapa aktivitas antara lain :
1) Visual activities ; antara lain membaca, menyimak, memperhatikan
2) Oral activities ; misalnya bertanya, berpendapat, memberi saran ,
dan berdiskusi
3) Listening Activities ; misalnya puisi, mendengar pidato, vocabulary
4) Writing activities ; mencatat point, point penting, menulis naskah
dan menulis karangan
5) Drawing activities ; Menggambar, membuat peta , dan membuat
grafik
6) Motor activities ; berkebun, mereprasi, mengembangkan alat,
menggunakan komputer
7) Mental activities ; memecahkan soal, menganalisis, mengingat ,
dan mengambil keputusan
8) Emotional activities ; menaruh minat, menaruh rasa gembira, bosa,
bersemangat, tenang, dan gugup20.
Dari berbagai aktifitas siswa dalam pengalaman belajar guru harus
lebih jeli dalam membuat bahan ajar yang sesuai dengan kondisi mereka.
Sehingga media apaun yang akan kita gunakan akan berjalan sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
Ada beberapa kriteria dalam memilih media pembelajaran :
1) Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
2) Dapat mendukung isi pembelajaran
3) Praktis , tahan , dan lues
4) Guru mampu dan terampil dalam menggunakannya
5) Sesuai dengan sasaran
6) Berkualitas bagus dan baik21.
20
Rayandra, Kreatif mengembangkan media pembelajaran, (Jakarta : Referensi, 2012), hal. 87
21Ibid. hal. 90
18
Bahan ajar memiliki beberapa karakteristik, Widodo dan Jasmani
dalam Ika Lestari mengungkapkan bahwa karakteristik bahan ajar
yaitu; 22.
1. Self instructional;
2. Self contained;
3. Stand alone;
4. Adaptive; dan
5. User friendly.
Adapun penjabaran dari kelima karakteristik tersebut sebagai
berikut.
Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat siswa
mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang
dikembangkan. Oleh karena itu, di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan
yang dirumuskan dengan jelas dan memberikan materi pembelajaran
yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
Kedua, self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit
kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu
bahan ajar secara utuh.
Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang
dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
Keempat, adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya
adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
Kelima, user friendly yaitu setiap instruksi dan paparan informasi
yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai
dengan keinginan.
22
Ika Lestari. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi . (Padang:
Akademia,2013) hlm. 2
19
Sejalan dengan Widodo dan Jasmani dalam M. Atwi Suparman
menyatakan bahwa bahan ajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:23.
1. Self instructional, yang berarti bahan ajar dapat dipelajari sendiri
oleh siswa karena disusun untuk maksud tersebut.
2. Self explanatory power, yaitu bahan ajar mampu menjelaskan
sendiri karena menggunakan bahasa yang sederhana, isinya
runtut, dan tersusun secara sitematik.
3. Self paced learning, yaitu siswa dapat mempelajari bahan ajar
dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu
menunggu siswa lain yang lebih lambat atau merasa ketinggalan
dari siswa yang lebih cepat.
4. Self contained, yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya
sehingga siswa tidak perlu tergantung dengan bahan ajar lainnya,
kecuali bila bermaksud untuk memperkaya dan memperdalam
pengetahuannya.
5. Individualized learning materials, yaitu bahan ajar didesain
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa yang sedang
mempelajarinya.
6. Flexible and mobile learning materials, yaitu bahan ajar yang
dapat dipelajari siswa kapan saja, di mana saja, dalam keadaan
diam atau bergerak.
7. Communicative and interactive learning materials, yaitu bahan
ajar didesain sesuai dengan prinsip komunikatif yang efektif dan
melibatkan proses interaksi dengan siswa yang sedang
mempelajarinya.
8. Multimedia, komputer based materials, yaitu bahan ajar yang
didesain berbasiskan multimedia termasuk pendayagunaan
komputer secara optimal bila siswa mempunyai akses terhadapnya.
23
Atwi Suparman dalam Deli Darwiyanti. Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Modul
Pembelajaran.http://delidarwiyanti.blogspot.co.id/2016/11/modul.html. Hal. 2
20
9. Supported by tutorials, and study group, yaitu bahan ajar masih
mungkin membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.
Kehadiran bahan ajar selain membantu siswa dalam pembelajaran
juga sangat membantu guru. Dengan adanya bahan ajar guru lebih
leluasa mengembangkan materi pelajaran. Berdasarkan kedua pendapat
di atas mengenai karakteristik bahan ajar, peneliti mensintesiskan bahwa
bahan ajar haruslah berisi materi yang memadai, bervariasi, mendalam,
mudah dibaca, serta sesuai minat dan kebutuhan siswa. Selain itu, bahan
ajar haruslah berisi materi yang disusun secara sistematis dan bertahap.
Materi disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi
siswa untuk tertarik membaca. Terakhir, bahan ajar haruslah berisi alat
evaluasi yang memungkinkan siswa mampu mengetahui kompetensi yang
telah dicapainya.
d. Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang
dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar
dapat menggantikan sebagian peran guru dan mendukung pembelajaran
individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena
sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa.
Dampak positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada
guru dan membiasakan belajar mandiri.
Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada
siswa.
2) Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
21
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis.
e. Tujuan Bahan ajar
Bahan ajar dalam operasionalnya bertujuan untuk:
1) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar.
3) Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. 24
2. Pembelajaran Bahasa Inggris Materi Teks Deskriptif
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng yang dikutip oleh
Hamzah B. Uno adalah upaya untuk membelajarkan siswa, kegiatan
dalam memilih, menetapkan mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan.25 Pembelajaran suatu kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional untuk membantu siswa
belajar secara efektif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Sedangkan pembelajaran dikatakan E. Mulyasa pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang baik.26
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid.27
24
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2008), hal. 122
25 Hamzah B.Uno. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT.Bumi Aksara 2008. hlm : 2
26 E, Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2008. hlm 100
27 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012. hlm 61
22
Pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu
pengetahuan, dan sikap serta membuat peserta didik senang.28Ada
beberapa ciri pembelajaran yang efektif, yaitu : a) Peserta didik menjadi
pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menentukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-
perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan
kesamaan-kesamaan yang ditemukan; b) guru menyediakan materi
sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pembelajaran, c) aktivitas-
aktivitas peserta didik sepenuhnya berdasarkan pada pengkajian, d) guru
secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada
peserta didik dalam menganalisis informasi, e) orientasi pembelajaran
menguasakan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir,
serta f) guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi serta
dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru.29
Deskripsi adalah sebuah karangan yang dapat membawa pikiran
dan perasaan pembaca untuk memahami dan menghayati objek yang
dituliskan dalam karangan seolah-olah pembaca tersebut mengalaminya
sendiri.30
Anderson dan Anderson menyatakan bahwa :
“A factual description describes a particular person, place or
things. Its purpose to tell about the subject by describing its
features without including person opinions”31
Kemudian Oshima dan Hogue memberikan pendapat bahwa :
“A description writing appeals to the sense , so it tells how
something looks, feels, smells, tastes, and/or sounds”32
28
Bambang Warsita. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2008. hlm 288
29Ibid, hal. 289
30 Suparno dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar menulis,(Jakarta : Universitas Terbuka, 2009) hal. 45-46
31 Mark Anderson and Kathy Anderson. Text Types in English, (Australia : Mac Millan, 2003) hal. 26
23
Jadi, bisa dikatakan bahwa Teks Deskriptif ini adalah teks yang
menjelaskan tentang seperti apakah orang atau suatu benda
dideskripsikan, baik bentuknya, sifat-sifatnya, jumlahnya dan lain-lain.
Tujuan (purpose) dari Teks Deskriptif pun jelas, yaitu untuk menjelaskan,
menggambarkan atau mengungkapkan seseorang atau suatu benda.
3. Multimedia Interaktif
a. Definisi Multimedia
Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari
bahasa latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam-macam.
Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medium yaitu
perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,
menyampaikan, atau membawa sesuatu. Kata medium dalam America
heritage Electronic Dictionary diartikan sebagai alat untuk
mendistribusikan dan mempersentasikan informasi. Berdasarkan itu
multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file)
yang berupa teks, gambar (vector atau bitmap), grafik, sound, animasi,
video, interaksi dan lain-lain yang telah dikemas menjadi file digital
(komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan atau menghantarkan
pesan kepada public. Multimedia adalah kombinasi data atau media untuk
menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan lebih
menarik. 33
Media interaktif berbasis komputer merupakan sistem pengajaran
yang merekam visual, suara, dan video yang dipresentasikan dibawah
kendali komputer sehingga penonton tidak hanya melihat gambar dan
mendengar suara tetapi juga dapat membuat respon secara langsung.
Multimedia interaktif mampu memberikan nilai tambah bagi pengguna
dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena didukung oleh
fungsi interaktiuvitas antar halaman atau materi baik dari segi konten atau
32
Alice Oshima and Ann Hogue. Introduction of Academic Writing. (Pearson : New York, 2007) hal. 61
33http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam. html diakses tanggal 1 September 2013.
http://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.htmlhttp://remajasampit.blogspot.com/2013/01/pengertian-bahan-ajar-dan-macam-macam.html
24
isi. Maupun dari sisi tampilanya interaktif adalah suatu tingkat dimana
suatu multimedia dan pengguna saling berpengaruh dalam suatu sistem
seperti permintaan dan umpan balik.
Multimedia interkatif mampu memberikan nilai tambah bagi
pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena
didukung oleh fungsi interaktifitas, yaitu memberikan komunikasi dua arah
secara interaktif. Interaktifitas ini dapat diimplementasikan dalam bentuk
permainan, simulasi, kuis ataupun tampilan antar halaman. Melalui
multimedia interkatif suatu proses pembelajaran diharapkan dapat lebih
menarik dan menyenangkan (Joyfull learning). Multimedia juga dapat
membantu pebelajar dalam belajar dan memperkaya pengetahuan.
Program permainan, kuis ataupun simulasi pada multimedia interkatif
berisi tentang pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan,
sehingga pebelajar seolah tidak merasa sedang belajar. Efisiensi waktu
dan jumlah sasaran pembelajaran juga dapat meningkat.
Istilah multimedia yang digunakan dalam pembahasan ini berarti
sebuah program untuk penyampaian konten digital secara keseluruhan
dengan menggunakan kombinasi terpadu antara teks, audio, gambar dua
dimensi dan tiga dimensi, video dan animasi. Dalam bentuk yang paling
sederhana, multimedia kadang-kadang didefinisikan sebagai presentasi
konten yang menggunakan kombinasi media. Secara umum konsep
multimedia dapat definisikan gabungan dari berbagai media dalam satu
program berbasi komputer yang dapat memfasilitasi komunikasi interaktif,
seperti yang yang dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
25
Gambar 2.1 Konsep Multimedia
Mayer menegaskan bahwa suatu pesan instruksional adalah
komunikasi yang ditunjukan untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam
mempersentasikan suatu pesan terdapat dua pilihan format, yaitu kata
dan gambar, baik gambar statis (misalnya ilustrasi foto) dan grafik dinamis
(misalnya animasi video). Multimedia ditunjukan untuk menyajikan
informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti,
dan jelas. Informasi akan mudah dipahami karena sebanyak mungkin
indera, terutama telingga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi
tersebut.34
Mayer mendefinisikan multimedia sebagai presentasi materi
dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Menurut
Mayer, suatu pesan instruksional adalah komunikasi yang ditunjukan
untuk meningkatkan pembelajaran. Dalam mempresentasikan suatu
pesan, terhadap dua pilihan format utama, yaitu kata dan gambar. 35
34
R. E. Mayer, Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka. Pelajar,2009,hal.3
35Ibid,hal.7
26
Istilah multimedia, menurut Mayer dapat ditinjau dari tiga
pandangan, yaitu: 36
1) Didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan
pesan instruksional (yakni, media pengiriman). Pandangan ini
memparkan bahwa multimedia adalah presentasi materi dengan
menggunakan dua atau lebih alat pengiriman. Fokusnya adalah
pada sistem fisik yang digunakan untuk mengirimkan pesan. Dalam
multimedia berbasis komputer, materi dapat disajikan melalui layar
(screen) dan memlalui speake. Pandangan ini lebih mengutamakan
teknologi daripada pada seorang yang sedang belajar karena lebih
berpusat pada teknologi (technology centered).
2) Format-format repsentasional yang digunakan untuk menyajikan
pesan instruksional (yakni mode-mode presentasinya). Multimedia
presentasi materi dengan menggunakan dua atau lebih mode
representasi dengan terfokus pada bagaimana materi disajikan,
bagaimana menggunakan kata dan gambar. Pada multimedia
berbasis komputer, materi dapat disajikan secara verbal sebagai
narasi atau text on screen dan secara pictorial sebagai gambar
statis atau animasi. Pandangan ini bersifat learner centered,
dengan asumsi bahawa pebelajar menggunakan berbagai sistem
pengkodean untuk mepresentasikan pengetahuan secara verbal
dan pictoral.
3) Modalitas sensori yang digunakan pebelajar untuk menerima pesan
instruskional tersebut (yakni pancaindera). Multimedia berarti dua
atau lebih system sensor (alat indera) yang dilibatkan dalam diri
pebelajar untuk mennagkap materi yang ada. Sudut pandang ini
mengarah pada learner centered karena memperhitungkan aktivitas
pemrosesan informasi dipihak pebelajar dan melibatkan
penyampaian materi yang diperoleh secara visual maupun auditori.
36
Ibid, hal.7-10
27
Multimedia interkatif adalah kombinasi dari berbagai komunikasi
saluran menjadi pengalaman komunikasi terkoordinasi yang bahasa lintas-
channel yang terintergrasi penafsira tidak ada.37Multimedia interaktif dapat
didefinisikan sebagai suatu intergrasi elemen beberapa media (audio,
teks, video, gambar, grafik, animasi, dan lain-lain) menjadi satu kesatuan
yang sinergis dan simbiosis yang menghasilkan manfaat lebih bagi
pengguna akhir dari salah satu dari unsur media dapat memberikan
secara individu .38
Phillips mengartikan multimedia interaktif sebagai sebuah frase
yang mengambarkan gelombang baru dari piranti lunak komputer
terutama yang berkaitan dengan bagian informasi. Komponen multimedia
ini ditandai oleh kehadiran teks, gambar, suara, animasi, audio dan video.
Beberapa atau semua komponennya diatur dalam beberapa program
yang koheren. Komponen interkatif mengacu pada proses pemberdayaan
pengguna untuk mengontrol lingkungan biasanya dengan komputer.
Multimedia interkatif berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi,
suara dan gambar. Namun dalam hal ini perpaduan dan kombinasi dua
atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai
penggerak keseluruhan gabungan media ini. Dengan demikian arti
multimedia interkatif yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai
macam kombinasi grafik, teks, suara, video dan animasi. Penggabungan
ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan
informasi, pesan atau isi pelajaran. Diperlukan berbagai jenis perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang menjalankan fungsi
utamanya dan komputer sebagai pengendali seluruh perangkat keras
tersebut. Jenis perangkat keras yang dikombinasikan itu antara lain
komputer, kamera, LCD projector, speaker, compact disc. Sedangkan
perangkat lunak yang digunakan untuk mendukung pembuatan media
pembelajaran ini antara lain Microsoft Power Point, Macromedia Flash,
37
MarkElsom-Cook,Principles of Interactive Multimedia. McGraw-Hill, New. York. Hawadi,2001, hal.50
38Usha VReddi. & Sanjaya Mishra. Educational Multimedia- A Handbook, 2003
28
Camtasia Recorder, Adobe Audition, Encarta dan program aplikasi lain
yang dapat memadukan teks, suara, gambar, grafik, video dan animasi.
Keseluruhan peralatan ini harus dapat bersinergis sebagai sebuah
sistem dalam menyampaikan informasi yang disajikan dalam multimedia
ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat layar monitor komputer
atau ketika diproyeksikan kedalam layar lebar lewat LCD projector, dapat
didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya. Multimedia interaktif
bertujuan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk pembelajaran
yang menarik, menyenangkan, tidak membosankan, mudah dipahami dan
jelas. Informasi yang diterima akan semakin mudah dimengerti karena
menuntut penyerapan dari banyak indera, terutama mata dan telinga.
b. Peran Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran
Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi
multimedia yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta dapat mernagsang pilihan,
perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik, sehingga secara sengaja
proses belajar, dikembangkan dan digunakan secara tepat dan baik, akan
memberi manfaat yang sangat besar bagi pendidikan dan peserta didik.
Secara umum manfaat yang diperoleh adalah proses pembelajaran lebih
menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kulaitas
dan sikap pebelajar dapat ditingkatkan dan proses pembelajaran dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Peran media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangatlah
penting. Media di ciptakan dan dirancang untuk menciptakan pengalaman
belajar yang dapat membelajarkan siswa. Dalam kegiatan instruksional,
peserta didik sering dihadapkan pada hal-hal yang komplek, abstark dan
meta empiris yang sulit dipahami. Dengan rancangan media pembelajaran
yang tepat dan sesuai akan dapat memfasilitasi proses belajar peserta
didik, memperjelas materi yang disampaikan sehingga hasil yang
diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Media pembelajaran interkatif selain
sebagai alat bantu, juga sebagai suatu startegi dalam pembelajaran.
29
Penggunaan multimedia interkatif dalam pembelajaran selain dapat
memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media
pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas
proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Yusufhadi Miarso: Multimedia interkatif dalam pembelajaran adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan pebelajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja,
bertujuan, dan terkendali.39
Pemilihan multimedia interaktif dalam pembelajaran yang tepat
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai tentang pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:40
1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pengajaran lebih baik.
3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila
guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Menurut Kemp dan Dayton dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok
pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
39
Yusufhadi Miarso, Op.Cit, hal.254 40
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.Op.Cit, hal. 2
30
1) Memotivasi minat atau tindakan Untuk memenuhi tugas motivasi
media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau
hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut
memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau
memberikan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi
sikap, nilai, emosi.
2) Menyajikan informasi untuk memenuhi tugas informasi media
pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi di
hadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau
pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk
hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau
menonton bahan informasi, para siswa bersikap pasif. Partisipasi
yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada
perasaan tidak / kurang senang, netral, atau senang.
3) Memberi instruksi Media bertugas sebagai instruksi dimana
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa
baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang
nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang
secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-
prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.
Disamping menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan
siswa.
Sedangkan menurut Dale mengemukakan bahwa manfaat media
pembelajaran sebagai berikut:
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran, kebutuhan, dan
minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar.
31
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran
dengan jalanmelibatkan imajenasi dan partisipasi aktif yang
mengakibatkan meningkat nya hasil belajar.
7) Memberikan umpan balik yang diperlukan sehingga dapat
membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka
pelajari.
8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu
konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan
pembelajaran nonverbalistik dan dan membuat generalisasi yang
tepat.
10) Menyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa
butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem
gagasan yang bermakna.
Dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini
saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
32
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan
minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan
terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Hakikat dari proses belajar mengajar adalah proses komunikasi
yaitu penyampaian informasi dari sumber informasi melalui media tertentu
kepada penerima informasi. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor
kegagalan pembelajaran adalah adanya berbagai jenis hambatan dalan
proses komunikasi antara peserta didik dan tenaga pendidik. Berbagai
hambatan ini dapat berupa hambatan fisiologis, psikologis, kultural dan
lingkungan. Keempat jenis hambatan itu, baik yang berasal dari Tenaga
pendidik maupun peserta didik, membuat komunikasi belajar mengajar
tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan
penggunaan media pembelajaran, termasuk diantaranya teknologi
informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran
dapat melalui pemanfaatan penggunaan komputer sebagai media
interaktif. Diharapkan dengan pemanfaatan media ini dapat merangsang
pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik sedemikan rupa
sehingga proses pembelajaran dapat terjadi.
c. Elemen Multimedia Interaktif
Dalam multimedia interaktif terdapat lima eleman yaitu: teks,
gambar, audio, video dan animasi. Yang mana multimedia
menggabungkan dan mensinergikan semua media yang terdiri dari teks,
grafik, audio, video dan interaktivitas.41 Selain itu, interaktivitas itu juga
merupakan bagian dari eleman yang diperlukan untuk melengkapi proses
komunikasi interaktif dalam pengunaan multimedia.
41
T.D. Green dan A. Brown, Multimedia Projects in The Classroom. California: Corwin Press, Inc, 2002, hal. 112
33
Interaktivitas disebut juga sebagai interface design atau human
factor design yang dapat dibagi menjadi dua macam strukur, yakni linier
dan non linear. Strukur linear menyajikan satu pilihan situasi saja kepada
pengguna, sedangkan strukur nonlinear terdiri dari berbagai macam
pilihan kepada pengguna. Green & brown menjelaskan, terdapat
beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia, yaitu:42
1) Berbasis kertas, contohnya: buku, majalah, dan brosur
2) Berbasis cahaya, contohnya: slide show, transparansi
3) Berbasis suara, contohnya: CD Players, tape recorder, radio
4) Berbasis gambar, contohnya: televise dan film
5) Berbasis digital, contohya: komputer
Gambar 2.2Interaktivitas sebagai pusat aplikasi Multimedia
Adanya interaktivitas dan fitur interaktif dalam aplikasi multimedia
telah menjembatani interaksi antara komputer dan pengguna. Kunci
timbulnya interkativitas yaitu adanya pemberdayaan pengguna dalam
menggunakan aplikasi multimedia sehingga dapat mengontrol isi dan
aliran informasi. Hal ini telah merangsang adanya perubahan-perubahan
penting dalan sistem pendidikan dan dampak cara penyampaian infomasi
kepada pebelajar. Berkat kemajuan teknologi multimedia yang berbasi
Web telah membantu perkembangan kemampuan untuk efektif
memanfaatkan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran.
d. Kriteria Pemilihan Multimedia Interaktif
42
Ibid, hal. 112
GRAFIK
INTERKATIF
VIDEO
ANIMATION TEXT
SOUND MULTIMEDIA
34
Penggunaan multimedia interkatif dalam pembelajaran selain
dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar,
media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang
kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan
oleh Yusufhadi Miarso, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.43
Multimedia interaktif berbasis komputer merupakan sistem
pengajaran yang merekam visual, suara, dan video yang dipresentasikan
dibawah kendali komputer sehingga penonton tidak hanya melihat gambar
dan mendengar suara tetapi juga dapat membuat respon secara
langsung. Multimedia interaktif mampu memberikan nilai tambah bagi
pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena
didukung oleh fungsi interaktiuvitas antar halaman atau materi baik dari
segi konten atau isi. Maupun dari sisi tampilanya interaktif adalah suatu
tingkat dimana suatu multimedia dan pengguna saling berpengaruh dalam
suatu sistem seperti permintaan dan umpan balik.
Multimedia interkatif mampu memberikan nilai tambah bagi
pengguna dalam mengekplorasi materi yang ada didalamnya, karena
didukung oleh fungsi interaktifitas, yaitu memberikan komunikasi dua arah
secara interaktif. Interaktifitas ini dapat diimplementasikan dalam bnetuk
permainan, simulasi, kuis ataupun tampilan antar halaman.
Thore mengajukan enam criteria untuk menilai multimedia interkatif,
yaitu:
1) Kemudahan navigasi, Sebuah program media harus dirancang
sesederhana, serapi dan seindah mungkin.
2) Ada kandungan kognisi, afkesi dan psikomotorik
43
Yusufhadi Miarso. Op.Cit , hal.458
35
3) Pengetahuan dan presentasi informasi Kedua kriteria ini untuk menilai
isi dari program itu sendiri, apakah program itu telah memenuhi
kebutuhan pembelajaran si pebelajar atau belum.
4) Intergrasi media, Media itu harus mampu mengintergrasikan aspek
tujuan pembelajaran, materi yang harus dipelajari, metode artinya
variasi metode yang digunakan dan kemampuan si pebelajar.
5) Untuk menarik minat pebelajar, Program media harus mempunyai
tampilan yang artistik dan tak lupa estetika juga merupakan sebuah
kriteria.
6) Fungsi secara keseluruhan, Program yang dikembangkan harus
memberikan pembelajaran yang dinginkan oleh pembelajar (tujuan
pembelajaran), sehingga pada waktu selesai menjalankan sebuah
program pembelajaran ia akan merasa telah belajar sesuatu.
Melalui multimedia interkatif suatu proses pembelajaran diharapkan
dapat lebih menarik dan menyenangkan (Joyfull learning). Multimedia juga
dapat membantu pebelajar dalam belajar dan memperkaya pengetahuan.
Program permainan, kuis ataupun simulasi pada multimedia interkatif
berisi tentang pembelajaran yang dikemas sangat menyenangkan,
sehingga pebelajar seolah tidak merasa sedang belajar. Efisiensi waktu
dan jumlah sasaran pembelajaran juga dapat meningkat.
Multimedia interkatif dirancang untuk belajar secara mandiri, dalam
hal ini pebelajar dapat melakukan kegiatan belajar sendiri. Multimedia
interaktif dikembangkan harus mampu meningkatkan motivasi dan efektif
mencapai ketuntasan kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya (mastery learning). Untuk menjadi multimedia interaktif
yang baik ada standar yang diterapkan oleh Depdiknas tentang
penyusunannya , yaitu:44
1) Self instructional, yaitu mampu membelajarkan pebelajar secara
mandiri, tanpa tergantung dari pihak lain, terutama guru. Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka multimedia interaktif harus:
44
Azhar Arsyad, Op,Cit, hal.25
36
a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas
b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas kedalam unit-unit kecil
atau spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.
c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran.
d) Menampilkan soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan pebelajar memberikan repon dan mengukur tingkat
penguasaanya.
e) Kontekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan
suasana atau konteks tugas dan lingkungan pebelajar.
f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h) Terdapat instrumen penilaian atau assessment yang
memungkinkan pebelajar melakukan self assessment.
i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan pengunanya mengukur
atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga pengunaanya
mengetahui tingkat penguasaan materi dan tersedia informasi
tentang atau pengayaan atau referensi yang mendukun materi
pembelajaran yang dimaksud.
2) Self Contained, yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu
modul secara utuh. Tujuannya adalah memberikan kesempatan
pebelajar mempelajari materi pembelajaran tuntas.
3) Stand Alone, artinya multimedia interkatif ini tidak tergantung pada
bahan ajar atau tidak harus menggunakan bahan ajar lain.
4) Adaptive, multimedia interaktif ini harus fleksibel dan isi materi
pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5) User friendly, bersahabat dengan penggunanya. Setiap instruksi dan
paparan informasi bersifat membantu dan bersahabat dengan
37
pebelajar, termasuk kemudahan pebelajar dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginannya.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi
rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar, media
pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas
proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
Yusufhadi Miarso, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.45
Pemilihan media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses belajar siswa, hal tersebut sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang
pemanfaatan media pengajaran dalam proses belajar siswa, sebagai
berikut:46
a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.
c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
45
Yusufhadi Miarso. Op.Cit,hal.458 46
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,Op.Cit, hal. 2
38
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan
diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua
kata „hasil‟ dan„belajar‟. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1)
Sesuatu yang diadakanoleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah.
Sedangkan belajar adalah perubahantingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Secara umum Abdurrahman (1999) menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Menurutnyajuga anak-anak yang berhasil dalam belajar ialah
berhasil mencapai tujuan-tujuanpembelajaran atau tujuan
instruksional.47Adapun yang dimaksud dengan belajar Menurut Usman
adalah “Perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi
antara satuindividu dengan individu lainnya dan antara individu dengan
lingkungan.48
Lebih luas lagi Subrata mendefenisikan belajar adalah “(1)
membawa kepada perubahan, (2) Bahwa perubahan itu pada pokoknya
adalah didapatkanyakecakapan baru, (3) Bahwa perubahan itu terjadi
karena usaha dengan sengaja”.Dari beberapa defenisi di atas terlihat para
ahli menggunakan istilah “perubahan”yang berarti setelah seseorang
belajar akan mengalami perubahan.49
Untuk lebih memperjelas Mardianto memberikan kesimpulan
tentangpengertian belajar:
1. Belajar adalah suatu usaha, yang berarti perbuatan yang dilakukan
secara sungguh-sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan
semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.
47
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar(Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 38 48
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 5 49
Sumadi Surya Subrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 1995),
hal.249
39
2. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam driri
antara lain perubahan tingkah laku diharapkan kearah positif dan
kedepan.
3. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari
sikap negatif menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi hormat
dan lain sebagainya.
4. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari
kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang
dirubah tersebut untuk menjadi bekal hidup seseorang agar ia
dapat membedakan mana yang dianggap baik di tengah-tengah
masyarakat untuk dihindari dan mana pula yang harus dipelihara.
5. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang
berbagai bidang ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu
membaca, tidak dapat menulis jadi dapat menulis. Tidak dapat
berhitung menjadi tahu berhitung dan lain sebagainya.
6. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
misalnya keterampilan bidang olah raga, bidang kesenian, bidang
tekhnik dan sebagainya.50
Menurut Purwanto (2002) Hasil belajar merupakan kemampuan
yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat
memberikan perubahan tingkah laku baikpengetahuan, pemahaman,
sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebihbaik dari
sebelumnya.51 Sedangkan menurut Anni (2004) Hasil belajar merupakan
salah satu indikator dari prosesbelajar. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku uyang diperoleh siswa setelahmengalami aktivitas belajar.Salah
satu indikator tercapai atau tidaknya suatuproses pembelajaran adalah
dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa.52
50
Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan:Perdana Publishing, 2012), hal. 39-40 51
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002),
hal.82 52
Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar (Semarang: IKIP Semarang Press, 2004), hal. 4
40
Menurut Sudjana dan Ibrahim (2009) Hasil belajar pada hakekatnya
adalah perubahan tingkah laku seseorang yang mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikutisuatu proses belajar
mengajar tertentu.53Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswadalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan.Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2006),Dapat dipahami bahwa yang dimaksud denganhasil belajar
merupakan suatu proses untuk melihat sejauh mana siswa
dapatmenguasai pembelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar, ataukeberhasilan yang dicapai seorang peserta didik setelah
mengikuti kegiatanpembelajaran yang ditandai dengan bentuk angka,
huruf, atau simbol tertentuyang disepakati oleh pihak penyelenggara
pendidikan.54
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka
hasilbelajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
(perubahantingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai
melaksanakanproses pembelajaran dengan strategi pembelajaran
information search dan metoderesitasi yang dibuktikan dengan hasil
evaluasi berupa nilai.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktoryang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu yang
berasal dari dalampeserta didik yang belajar (faktor internal) dan ada pula
yang berasal dari luarpeserta didik yang belajar (faktor eksternal).Menurut
Slameto (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:
1) Faktor internal terdiri dari:
a) Faktor jasmaniah
b) Faktor psikologis
2) Faktor eksternal terdiri dari:
53
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal. 3 54
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, cet. 3, 2006),
Hal. 3.
41
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat55
Menurut Muhibbin Syah (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar pesertadidik yaitu:56
1) Faktor internal meliputi dua aspek yaitu:
a) Aspek fisiologis
b) Aspek psikologis
2) Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor lingkungan sosial
b) Faktor lingkungan nonsosial
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani peserta
didik.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar peserta didik misalnya faktor lingkungan.
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputistrategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatanmempelajari materi-materi pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya faktor jasmani
danrohani siswa, hal ini berkaitan dengan masalah kesehatan siswa baik
kondisifisiknya secara umum, sedangkan faktor lingkungan juga sangat
mempengaruhi.Hasil belajar siswa di madrasah 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.57
Menurut Sabri (2007) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa secara garis besar terbagi dua bagian, yaitu factor
internal dan eksternal.58
55