26
10 Pengembangan Alat Praktikum Gerak Parabola (disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Teknik Laboratorium) Makalah Disusun oleh: Roby Hidayatur Rohman (120210102043 / kelas C) Dosen Pengampu: Rayendra Wahyu B, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER Roby Hidayaturrohman | 120210102043 “Pengembangan Alat Praktikum Gerak Parabola”

pengembangan alat tugas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

UPLOAD

Citation preview

Pengembangan Alat PraktikumGerak Parabola(disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Teknik Laboratorium)Makalah

Disusun oleh:Roby Hidayatur Rohman (120210102043 / kelas C)

Dosen Pengampu:Rayendra Wahyu B, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangFisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Fisika sebagai ilmu yang mempunyai obyek berupa benda-bendaa real jika disampaikan hanya dengan cara ceramah maka materi yang diterima siswa dapat dipahami sebagai kumpulan rumus rumus atau konsep-konsep abstrak. Salah satu cara untuk memudahkan siswa mempelajari suatu materi adalah dengan melakukan eksperimen (praktikum). Praktikum dapat memudahkan siswa mempelajari konsep fisis dan mengkaitkan dengan keadaan fisis yang real.Banyak materi pelajaran fisika yang diajarkan di sekolah, salah satu sub babnya adalah tentang gerak parabola. Untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi gerak parabola, siswa dapat dibimbing melakukan percobaan gerak parabola. Alat praktikum yang sesuai dengan kebutuhan dan prinsip dasar yang biasa dipelajari oleh siswa merupakan sesuatu yang sangat mutlak diperlukan. Bukan desain dan penampakan alat yang menjadi prioritas utama dalam pembelajaran, melainkan kesesuaian dengan teori dan kemampuan untuk memudahkan siswa memahami materi.Pada kesempatan kali ini, kami mencoba mengembangkan alat percobaan tentang gerak parabola. Dari percobaan ini siswa dapat mengetahui pengaruh konstanta pegas, sudut kemiringan, dan massa peluru terhadap jarak jatuh peluru dan tinggi maksimum peluru. Pengembangan alat percobaan gerak parabola ini kami susun guna memenuhi tugas kami dalam mata kuliah teknik laboratorium 1.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana cara membuat dan mengembangkan alat yang dapat menunjukkan Gerak parabola ?2. Bagaimana mengetahui pengaruh konstanta pegas terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola ?3. Bagaimana mengetahui pengaruh massa kelereng terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola ?4. Bagaimana mengetahui pengaruh sudut kemiringan meriam ( )terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola ?

1.3 Tujuan1. Membuat dan mengembangkan alat yang dapat menunjukkan Gerak parabola.2. Mengetahui pengaruh konstanta pegas terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola.3. Mengetahui pengaruh massa kelereng terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola.4. Mengetahui pengaruh sudut kemiringan meriam ( )terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola .

BAB IIDASAR TEORI DAN RANCANG BANGUN ALAT

2.1 Dasar TeoriTerapan yang menarik dari gerakan dalam dua dimensi adalah gerak proyektil, yaitu sebuah benda yang diluncurkan ke udara dan kemudian dibiarkan bergerak secara bebas. Gerakan proyektil dipersulit oleh hambatan udara, gerak bumi, dan variasi percepatan karena gravitasi. Untuk mudahnya kita akan abaikan kerumitan ini. Maka, proyektil kita anggap saja mempunyai percepatan konstan yang berarah vertikal ke bawah dengan besar g = 9,81 m/s2 = 32,2 ft/s2. Dalam gerakan proyektil, komponen horizontal dan vertikal gerakan ini adalah saling bebas. Sebagai contoh, perhatikan bola yang dilempar dari kereta yang sedang bergerak secara horizontal dengan kecepatan konstan. Jika bola dilempar lurus ke atas relatif terhadap terhadap kereta, maka bola bergerak ke titik yang paling tinggi, yang bergantung pada kecepatan vertikal awalnya, dan kemudian kembali. Gerak ini tak ada sangkut pautnya dengan horizontal bola relatif terhadap tanah. Gerak ini adalah gerak dengan kecepatan konstan, kecepatan kereta. Gerak ini tak punya sangkut paut dengan gerak vertikal bola. Relatif terhadap tanah, bola mengikuti jejak parabola. Yang merupakan karakteristik gerak proyektil. V0yV0xV0xyx

Perhatikan sebuah partikel yang diluncurkan dengan suatu kecepatan awal yang mempunyai komponen vertikal dan horizontal relatif terhadap titik asal yang tetap. Jika kita ambil sumbu vertikal y dengan arah positif ke atas dan sumbu horizontal x dengan arah positif searah komponen horizontal awal kecepatan proyektil, maka kecepatan proyektil :ay = -gdan ax = 0Misalkan kita luncurkan sebuah proyektil dari titik asal dengan kelajuan awal v0 dengan sudut terhadap sumbu horizontal (gambar a). Jadi, kecepatan awal mempunyai komponen v0x = v0 cos v0y = v0 sin

Karena tidak ada percepatan horizontal, komponen x kecepatan adalah konstan:Gerakan proyektil

Komponen y berubah dengan waktu sesuai dengan

Gerakan proyektil

Komponen perpindahan proyektil adalah

Tinggi maksimum benda (h)Pada saat benda mencapai ketinggian maksimum, kecepatan arah vertikal sama dengan 0.

v0 .sin gt = 0 v0 .sin = g.t

dengan t adalah waktu untuk mencapai ketinggian maksimum. Jika t kita substitusikan ke persamaan, maka:

persamaan ini berbentuk y = ax + bx2, yang merupakan persamaan parabola yang melalui titik asal. Gambar berikut (gambar b) menunjukkan lintasan sebuah proyektil dengan vector kecepatan dan komponen- komponennya yang ditunjukkan pada beberapa titik. V

V

V0y jV0y iV0V0y jV

Vy jVy iVy iVy jR

y

x

j

i

Gambar. b.Lintasan sebuah proyek dengan vector dengan vector kecepatan dan komponen- komponen tegaknya ditunjukkan pada beberapa titik. Jarak horizontal yang ditempuh adalah jangkauan R.Untuk kasus istimewa dimana ketinggian awal dan akhir sama, kita dapat menurunkan rumus umum untuk jangkauan proyektil dinyatakan dalam kelajuan awal dan sudut lemparan. Pada saat benda menyentuh tanah, misalnya di titik E, posisi vertikal benda adalah nol.

Maka, jangkauan Xmaks adalah jarak yang ditempuh dalam dua kali waktu ini atau jarak terjauh adalah :

Karena nilai maksimum adalah 1 ketika atau , jankauan maksimum sama dengan ketika .Persamaan jarak diatas berguna untuk soal proyektil bila ketinggiaan awal dan akhir sama. Yang lebih penting dari persamaan ini dapat kita dapat mempelajari tentang kebergantungan jangkauan pada sudut lemparan awal, sebagai contoh bahwa jangkaun adalah maksimum jika sudut lemparan adalah 45o.

Kita lihat bahwa jarak horizontal yang ditempuh adalah hasil kali komponen horizontal kecepatan awal dengan proyektil berada di udara, yang selanjutnya akan sebanding dengan . Jangkauan maksimum terjadi bila horizontal dan vertikal sama, yang berarti bahwa sudut lemparan adalah 45o. Dalam beberapa terapan praktis, pertimbangan lain juga penting. Sabgai contoh, pada tolak peluru, ketinggian awal dan akhir tidak sama karena karena bola dilemparkan dari ketinggian sekita 2 m dari tanah., dimana bola mendarat. Ketinggian awal ekstra bertambah waktu peluru berada di udara. Dalam hal ini jangkauan adalah maksimum ketika lebih besar sedikit daripada , artinya bila sidut lemparan agak lebih kecil dari 45o.

Gambar berikut menunjukkan studi tentang hasil terbaik pelemparan peluru menunjukkan bahwa jangkauan maksimum terjadiu dengan sudut lemparan sekitaar 42o. Dengan peluru arteleri, hambatan udara harus ikut diperhitungkan untuk memperkirakanjangkauan secara tepat. Hambatan udara mengurangi jangkauan untuk suatu sudut lemparan tertentu. Hambatan ini menurunkansudut lemparan optimum.Lintasan 45oKetinggian awalLintasan parabola yang lebih dataJika ketinggian awal dan akhir sama, lintasan 45o akanmempunyai jangkauan yang lebih besarKetinggian akhir

Menurut analisis kita tentang gerakan proyektil,sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h diatas tanah akan menumbuk tanah dalam waktu yang sama seperti benda yang dilemparkan secara horizontal dari ketinggian yang sama. Dalam tiap kasus, jarak tiap jatuh benda diberikan oleh 2 (dengan mengukur y ke bawah dari ketinggian awal). Kenyataan yang luar biasa ini dapat ditunjukkan dengan mudah . Hal ini pertama kali diulas selama zaman kebangunan kembali oleh Renaisance Gaalileo Galilei (1564-1642), orang pertama yang memberikan gambaran gerakan proyektil secara modern dan kuantitatif seperti yang telah kita bahas.

Energi Potensial ElastisitasUsaha dapat dihitung sebagai luas daerah di bawah grafik gaya F dan perpindahan s. Menggunakan cara yang sama, usaha yang dilakukan untuk menarik pegas juga dapat dihitung sebagai luas daerah di bawah grafik gaya F dan pertambahan panjang pegas x. Perhatikan Gambar berikut!

Anda dapat menghitung luas daerah yang diarsir (luas segitiga) pada gambar sebagai berikut.

Karena F = k X , maka

Seluruh usaha (W) yang dilakukan oleh gaya F tersimpan menjadi energi potensial elastis pegas karena tidak terjadi perubahan energi kinetik pegas. Oleh karena itu, sebuah pegas yang memiliki konstanta pegas k dan terentang sejauh X dari keadaan setimbangnya, memiliki energi potensial elastis sebesar Ep.

Jika pegas dimampatkan kemudian dilepaskan, pegas dapat melontarkan peluru. Dalam hal ini, energi potensial elastis berubah menjadi energi kinetik peluru.

Keterangan:k : konstanta pegas (N/m) : pertambahan panjang pegas (m)m : massa benda (kg)v : kecepatan benda (m/s)

Menghitung Kecepatan Awal dengan PercobaanUntuk mengetahui nilai kecepatan awal bola, dapat dilakukan dengan hasil perhitungan rumus dan juga melakukan percobaan. Untuk mengukur nilai kecepatan dengan percobaan, dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung pelontar sampai ujung papan penyangga (x) dan mengukur waktu tempuhnya (t). Hasil pengukurannya dapat digunakan untuk mengukur kecepatan awal dengan rumus :

Roby Hidayaturrohman | 12021010204310

Pengembangan Alat Praktikum Gerak Parabola2.2 Rancang Bangun Alat14

BAB IIIALAT BAHAN DAN RANCANGAN BIAYA

3.1 Alat Dan Bahan NONAMAJUMLAHKETERANGAN

1Selongsong1merupakan tabung bening yang berfungsi sebagai wadah bagi pegas pelontar.

2Pegas3terbuat dari baja yang berfungsi sebagai pelontar/pendorong

3Bilah pelontar1terbuat dari logam berfungsi sebagai perpanjangan dari pegas yang berfungsi sebagai pendorong/pelontar peluru/kelereng

4Pemicu1merupakan tombol yang berfungsi sebagai pengunci posisi meriam (pelontar) sebelum di tembakkan.

5Papan penopang 1merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat berdririnya meriam .

6Penyangga1merupakan logam yang terdapat pengunci disamping, berfungsi sebagai penyangga papan penopang sehingga papan penopang mempunyai posisi kemiringan tertentu.

7Papan alas 1Bagian yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai papan perangkaian alat dan alas dari meriam

8Busur1merupakan busur derajat yang berfungsi untuk mengukur/menentukan besarnya sudut kemiringan (elevasi) dari meriam.

9Mistar/meteran1merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jarak lontar peluru.

10Kelereng/peluruSeperlunyaMerupakan benda yang akan dilontarkan pada percobaan .

11Bak 1Merupakan alat yang digunakan untuk menampung pasir tempat mendarat lontaran kelereng.

12Pasir2 KgMerupakan Bahan yang digunakan untuk tempat pendaratan kelereng.

13Engsel2Merupakan alat Yang digunakan untuk menyambung papan penopang dan papan alas.

14Stopwacth1Digunakan untuk mengukur waktu tempuh bola dari bilah pelontar sampai ujung papan penopang

3.2 Langkah Kerja 3.2.1 Mengetahui pengaruh konstanta pegas terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola.1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan2. Atur alat untuk membentuk sudut elevasi 30o .3. Pasang pegas 1 pada batang selongsong4. Tekan batang pelontar sehingga siap untuk ditembakkan 5. Letakkan peluru / kelereng pada ujung batang pelontar dengan massa m16. Posisikan selongsong dan alas selongsong hingga bola pejal berada di atas titik 0 pada mistar pengukur (tepi bak pasir)7. Tekan tombol pemicu sehingga peluru terlontar 8. Tandai dan ukur jarak jatuh peluru terjauh yang dapat dicapai sebagai 9. Catat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan10. Hitung nilai Ymax

11. Ulangi percobaan yaitu mengganti pegas dengan pegas 2 dan pegas 3

3.2.2 Mengetahui pengaruh massa peluru terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola.1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan2. Atur alat untuk membentuk sudut elevasi 30o .3. Tekan batang pelontar sehingga siap untuk ditembakkan 4. Letakkan peluru / kelereng pada ujung batang pelontar dengan massa m15. Posisikan selongsong dan alas selongsong hingga bola pejal berada di atas titik 0 pada mistar pengukur (tepi bak pasir)6. Tekan tombol pemicu sehingga peluru terlontar 7. Tandai dan ukur jarak jatuh peluru terjauh yang dapat dicapai sebagai 8. Catat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan9. Hitung nilai Ymax

10. Ulangi percobaan yaitu mengganti massa peluru menjadi m2 dan m3

3.2.3 Mengetahui pengaruh sudut kemiringan atau elevasi () terhadap Xmaks dan Ymaks Gerak parabola.1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan2. Atur alat untuk membentuk sudut elevasi 15o .3. Tekan batang pelontar sehingga siap untuk ditembakkan 4. Letakkan peluru / kelereng pada ujung batang pelontar dengan massa m15. Tekan tombol pemicu sehingga peluru terlontar 6. Tandai dan ukur jarak jatuh peluru terjauh yang dapat dicapai sebagai 7. Catat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan8. Hitung nilai Ymax

9. Ulangi percobaan yaitu mengganti sudut elevasi menjadi 30o, 45o, 60o

3.3 Tabel Pengamatan 3.3.1 Tabel pengaruh konstanta pegas terhadap Xmaks dan Ymaks gerak parabola saat = 30o dan m = NoKonstanta Pegas XmaksV0Ymaks

1Pegas 1

2Pegas 2

3Pegas 3

3.3.2 Tabel pengaruh massa peluru terhadap Xmaks dan Ymaks gerak parabola saat = 30o dan menggunakan pegas 1NoMassa Peluru XmaksV0Ymaks

1m1 =

2m2 =

3m3 =

3.3.3 Tabel pengaruh massa peluru terhadap Xmaks dan Ymaks gerak parabola saat m= dan menggunakan pegas 1NoSudut Elevasi ( )XmaksV0Ymaks

115o

230o

345o

460o

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli C. Douglas, 1998, FISIKA Jilid 1, Erlangga, Jakarta Marcelo A & J. Finn Edwar, 1994, DASAR-DASAR FISIKA UNIVERSITAS jilid 1, Erlangga, JakartaTipler A. Paul, 1998, FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK, Erlangga, JakartaYoung & Hugh F, 2002, FISIKA UNIVERSITAS, Eralngga, Jakarta