PENGEMB KURIKULUM PGMI

Embed Size (px)

Citation preview

PROGRAM MAGISTER AGAMA ISLAM PASCASARJANA UMM MALANG

UJIAN AKHIR SEMESTER

PASCASARJANA UIN MALIKI MALANG

PROGRAM STUDI MAGISTER PGMI

Nama

: Safran Hasibuan

NIM/Kelas

: 11760031 / A

Mata Kuliah

: Pengembangan Kurikulum MI

Pembina

: Prof. Dr. Muhaimin, MA.

Sistem Ujian

: Take Home Examination

Pilih Dan Jawablah 5 Soal Dari 7 Soal Di Bawah Ini!1. Jelaskan beberapa pendekatan dalam pengembangan kurikulum. Dari berbagai pendekatan tersebut pilihlah dua pendekatan, kemudian jelaskan bagaimana jika kedua pendekatan tersebut dipakai dalam pengembangan kurikulum MI!JawabanPendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya terdapat empat pendekatan yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum, yaitu: pendekatan subjek akademis; pendekatan humanistis; pendekatan teknologis/kompetensi; dan pendekatan rekontruksi sosial. 1. Pendekatan Subjek AkademisKurikulum disajikan dalam bagian-bagian ilmu pengetahuan, mata pelajaran yang di intregasikan. Ciri-ciri ini berhubungan dengan maksud, metode, organisasi dan evaluasi. Pendekatan subjek akademis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan didasarkan pada sistematisasi disiplin ilmu masing-masing. Para ahli akademis terus mencoba mengembangkan sebuah kurikulum yang akan melengkapi peserta didik untuk masuk ke dunia pengetahuan, dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati, hubungan antara sesama, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik, yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu.Pendidikan agama Islam di sekolah meliputi aspek Al-quran/Hadist, keimanan, akhlak, ibadah/muamalah, dan tarih/ sejarah umat Islam. Di madrasah, aspek-aspek tersebut dijadikan sub-sub mata pelajaran PAI meliputi : Al-quran Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlaq, dan sejarah. Kelemahan pendekatan ini adalah kegagalan dalam memberikan perhatian kepada yang lainnya, dan melihat bagaimana isi dan disiplin dapat membawa mereka pada permasalahan kehidupan modern yang kompleks, yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu ilmu saja.2. Pendekatan HumanistikPendekatan Humanistik dalam pengembangan kurikulum bertolak dari ide "memanusiakan manusia". Penciptaan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk memprtinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Kurikulum Humanistis dikembangkan oleh para ahli pendidikan Humanistis. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey. Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Kurikulum Humanistis ini, guru diharapkan dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya. Oleh karena itu, peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1.Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.

2.Menghormati individu peserta didik.

3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

Dalam pendekatan Humanistis ini, peserta didik diajar untuk membedakan hasil berdasarkan maknanya. Kurikulum ini melihat kegiatan sebagai sebuah manfaat untuk peserta dimasa depan. Sesuai dengan prinsip yang dianut, kurikulum ini menekankan integritas, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. Beberapa acuan dalam kurikulum ini antara lain:1. Integrasi semua domain afeksi peserta didik, yaitu emosi, sikap, nilai-nilai, dan domain kognisi, yaitu kemampuan dan pengetahuan.

2. Kesadaran dan kepentingan.

3. Respon terhadap ukuran tertentu, seperti kedalaman suatu keterampilan.

Kurikulum Humanistis memiliki kelemahan, antara lain:

1.Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.

2.Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu tapi kenyataannya terdapat keseragaman pesertadidik.

3.Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

4. Dalam kurikulum ini prisip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.3. Pendekatan Rekrontruksi SosialKurikulum ini sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan ekonomi. Kurikulum ini bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai permasalahan manusia dan kemanusian. Permasalahan yang muncul tidak harus pengetahuan sosial saja, tetapi di setiap disiplin ilmu termasuk ekonomi, kimia, matematika dan lain-lain. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama. Melalui interaksi ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyrakat yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial antara lain melibatkan:

1. Survey kritis terhadap suatu masyarakat.

2. Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi nasional atau internasional.

3. Study pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal.

4. Uji coba kaitan praktek politik dengan perekonomian.

5. Berbagai pertimbangan perubahan politik.

6. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya. Pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum rekonstruksi sosial harus memenuhi 3 kriteria berikut, yaitu: nyata, membutuhkan tindakan dan harus mengajarkan nilai. Evaluasi dalam kurikulum rekontruksi sosial mencakup spektrum luas, yaitu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan permasalahan, kemungkinan pemecahan masalah, pendefinisian kembali pandangan mereka dan kemauan mengambil tindakan. 4. Pendekatan Berbasis KompetensiKurikulum berbasis kompetisi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

KBK memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga pencapainnya dapat dinikmati dalam bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membentuk peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.

KBK menurut guru yang berkualitas dan profesional untuk melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun demikian konsep ini tentu saja tidak dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua masalah pendidikan, namun dapat memberi sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan pendidikan.Kurikulum adalah subsistem dalam dunia pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari proses dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Sedangkan kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Jadi, Kurikulum Berbasis Kompentensi adalah kurikulum yang secara dominan menekankan pada kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam setiap mata pelajaran pada setiap jenjang sekolah. Sebagai implikasinya akan terjadi pergeseran dari dominasi penguasaan kongnitif menuju penguasaan kompetensi tertentu. Kompetensi yang dituntut terbagi atas tiga jenis, yaitu:

1. Kompetensi tamatan yaitu, kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa setelah menamatkan sesuatu jenjang paendidikan tertentu.2. Kompetensi mata pelajaran, yaitu kompetensi minimal yang harus dicapai pada saat siswa menyelesaikan mata pelajaran tertentu.3. Kompetensi dasar, yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai oleh siswa dalam setiap bahasan atau materi tertentu dalam satu bidang tertentu.

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen sebagai framework, yaitu:1) Kurikulum dan hasil belajar. Memuat perencanaan pembangunan kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai 18 tahun dan juga memuat hasil belajar, indikator, dan materi.2) Penilaian berbasis kelas. Memuat prinsip sasaran dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsistensebagai akuntabilitas public melalui identifikasi kompetensi dari indikator belajar yang telah dicapai, pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.3) Kegiatan belajar mengajar. Memuat gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan pedagogis dan adragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik.4) Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga pendidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar, pola ini dilengkapi dengan gagasan pembentukan kurrikulum (curriculum council), pengambangan perangkat kurikulum.2. Lakukan telaah kritis terhadap standar isi kurikulum di MI. Dari hasil analisis tersebut, identifikasilah kelemahan-kelemahan yang ada di dalamnya, dan apa saran-saran atau rekomendasi anda untuk memperbaiki standar isi tersebut!3. Apa yang dimaksud dengan life skill? Bagaimana cara menginternalisasikan life skill dalam pembelajaran di MI, berilah contohnya!

Jawaban

Kecakapan hidup (life skill) merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga mampu mengatasinya. Adapun pengertian lain dari kecakapan hidup merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidup dan kehidupannya dalam statusnya sebagai mahkluk individu dalam konteks alam sekitar.Kecakapan hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu saja (vocational job), namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti membaca, menulis, menghitung, merumuskan dan memecahkan masalah, mengelola sumber-sumber daya, bekerja dalam tim atau kelompok, terus belajar di tempat bekerja, mempergunakan teknologi dan lain sebagainya.Kecakapan hidup (life skill) terbagi menjadi dua macam yaitu Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS) dan Kecakapan Hidup Spesifik (Specific life skill, SLS). Di bawah ini dijelaskan secara singkat yang menjadi bagian-bagian kecerdasan tersebut sehingga kecerdasan yang melekat pada manusia itu lebih mudah untuk dipahami.1. Kecakapan Hidup Generik (General life skill, GLS) Kecakapan hidup generik atau kecakapan yang bersifat umum, adalah kecakapan untuk menguasai dan memiliki konsep dasar keilmuan. Kecakapan hidup generik berfungsi sebagai landasan untuk belajar lebih lanjut dan bersifat transferable, sehingga memungkinkan untuk mempelajari kecakapan hidup lainnya. Kecakapan hidup generik terdiri dari Kecakapan Personal (Personal Skill) dan Kecakapan Sosial (Social Skill).

a. Kecakapan Personal (Personal Skill) terbagi lagi menjadi kecakapan mengenal diri (self-awarness skill) dan kecakapan berpikir (Thinking Skill).Kecakapan mengenal (self-awarness skill) diri meliputi kesadaran sebagai makhluk Tuhan, kesadaran akan eksistensi diri, dan kesadaran akan potensi diri. Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, bagian dari lingkungan, serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, sekaligus meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Walaupun mengenal diri lebih merupakan sikap, namun diperlukan kecakapan untuk mewujudkannya dalam perilaku keseharian. Mengenal diri akan mendorong seseorang untuk beribadah sesuai agamanya, berlaku jujur, bekerja keras, disiplin, terpercaya, toleran terhadap sesama, suka menolong serta memelihara lingkungan. Sikap-sikap tersebut tidak hanya dapat dikembangkan melalui pelajaran agama dan kewarganegaraan, tetapi melalui pelajaran kimia sikap jujur (contoh : tidak memalsukan data hasil praktikum) dan disiplin (contoh : tepat waktu, taat aturan yang disepakati, dan tata tertib laboratorium) tetap dapat dikembangkan.Kecakapan Berpikir (Thinking Skill) merupakan kecakapan menggunakan pikiran atau rasio secara optimal. Kecakapan berpikir meliputi :a) Kecakapan Menggali dan Menemukan Informasi (Information Searching). Hal ini memerlukan keterampilan dasar seperti membaca, menghitung, dan melakukan observasi. b) Kecakapan Mengolah Informasi (Information Processing). Informasi yang telah dikumpulkan harus diolah agar lebih bermakna. Mengolah informasi artinya memproses informasi tersebut menjadi suatu kesimpulan. Untuk memiliki kecakapan mengolah informasi ini diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat analogi sampai membuat analisis sesuai informasi yang diperoleh.c) Kecakapan Mengambil Keputusan (Decision Making). Setelah informasi diolah menjadi suatu kesimpulan, tahap berikutnya adalah pengambilan keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu dituntut untuk membuat keputusan betapun kecilnya keputusan tersebut. Karena itu siswa perlu belajar mengambil keputusan dan menangani resiko dari pengambilan keputusan tersebut.d) Kecakapan Memecahkan Masalsah (Creative Problem Solving Skill). Pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah. Siswa perlu belajar memecahkan masalah sesuai dengan tingkat berpikirnya sejak dini. Selanjutnya untuk memecahkan masalah ini dituntut kemampuan berpikir rasional, berpikir kreatif, berpikir alternatif, berpikir sistem dan sebagainya. Karena itu pola-pola berpikir tersebut perlu dikembangkan di sekolah, dan selanjutnya diaplikasikan dalam bentuk pemecahan masalah. b. Kecakapan Sosial (Social Skill), kecakapan ini disebut juga kecakapan antar-personal (inter-personal skill), yang terdiri atas Kecakapan Berkomunikasi dan Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill) Kecakapan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan, tetapi komunikasi dengan empati. Empati, sikap penuh pengertian, dan seni komunikasi dua arah perlu dikembangkan dalam keterampilan berkomunikasi agar isi pesannya sampai dan disertai kesan baik yang dapat menumbuhkan hubungan harmonis. Berkomunikasi dapat melalui lisan atau tulisan. Untuk komunikasi lisan, kemampuan mendengarkan dan menyampaikan gagasan secara lisan perlu dikembangkan. Berkomunikasi lisan dengan empati berarti kecakapan memilih kata dan kalimat yang mudah dimengerti oleh lawan bicara. Kecakapan ini sangat penting dan perlu ditumbuhkan dalam pendidikan. Berkomunikasi melalui tulisan juga merupakan hal yang sangat penting dan sudah menjadi kebutuhan hidup. Kecakapan menuangkan gagasan melalui tulisan yang mudah dipahami orang lain, merupakan salah satu contoh dari kecakapan berkomunikasi tulisan

Kecakapan Bekerjasama (Collaboration Skill). Sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia akan selalu memerlukan dan bekerjasama dengan manusia lain. Kecakapan bekerjasama bukan sekedar bekerja bersama tetapi kerjasama yang disertai dengan saling pengertian, saling menghargai, dan saling membantu. Kecakapan ini dapat dikembangkan dalam semua mata pelajaran, misalnya mengerjakan tugas kelompok, karyawisata, maupun bentuk kegiatan lainnya.2. Kecakapan Hidup Spesifik (Specific life skill, SLS)Kecakapan hidup spesifik terkait dengan bidang pekerjaan (occupational) atau bidang kejuruan (vocational) tertentu. Jadi kecakapan hidup spesifik diperlukan seseorang untuk menghadapi masalah bidang tertentu. Kecakapan hidup spesifik ini meliputi :a. Kecakapan Akademik (Academic Skill)

Kecakapan akademik disebut juga kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah dan merupakan pengembangan dari kecakapan berpikir. Kecakapan akademik sudah mengarah ke kegiatan yang bersifat akademik atau keilmuan. Kecakapan ini penting bagi orang yang menekuni bidang pekerjaan yang menekankan pada kecakapan berpikir. Oleh karena itu kecakapan ini harus mendapatkan penekanan mulai jenjang SMA dan terlebih pada program akademik di universitas. Kecakapan akademik ini meliputi antara lain kecakapan: mengidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan variabel-variabel, merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan.

b. Kecakapan Vokasional / Kejuruan (Vocational Skill)

Kecakapan vokasional disebut juga kecakapan kejuruan, yaitu kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat. Kecakapan ini lebih cocok untuk siswa yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan psikomotor. Jadi kecakapan ini lebih cocok bagi siswa SMK, kursus keterampilan atau program diploma. Kecakapan vokasional meliputi: 1. Kecakapan Vocasional Dasar (Basic Vocational Skill). Yang termasuk kecakapan vokasional dasar antara lain : kecakapan melakukan gerak dasar, menggunakan alat sederhana, atau kecakapan membaca gambar. 2. Kecakapan Vocational Khusus (Occupational Skill). Kecakapan ini memiliki prinsip dasar menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh, kecakapan memperbaiki mobil bagi yang menekuni bidang otomotif dan meracik bumbu bagi yang menekuni bidang tata boga.4. Salah satu struktur kurikulum di Madrasah adalah menyangkut kegiatan pengembangan diri. Rencana penerapan kurikulum 2013 bahwa Pengembangan diri dimasukkan ke dalam masing-masing mata pelajaran. Jelaskan bagaimana cara pengembangannya di MI!Jawaban

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Dalam penerapan kurikulum 2013, khususnya bidang studi pendidikan agama islam, tenaga pendidik bisa mengarahkan peserta didik untuk mengikuti berbagai bentuk kegiatan pengembangan diri di Madrasah Ibtidaiyah yang disusun oleh sekolah dan kesemuanya itu merupan kegiatan yang mengandung nilai keislaman dan nilai pendidikan secara umum yang bermanfaat untuk hidup peserta didik.1. Tadarus Al-Quran. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap Al-Quran dan membiasakan untuk selalu membaca Al-Quran. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari selama 15 menit sebelum pelajaran jam pertama di mulai.2. Sholat Dhuha dan Dhuhur Berjamaah. Pelaksanaan kegiatan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah ini bertujuan untuk mengenalkan pelaksanaan ibadah sholat dan menanamkan kecintaan untuk menjaga sholat fardhu. Kegiatan ini dapat dilaksanakan di masjid/mushalla di lingkungan MI tersebut. Untuk sholat dhuha bisa dilaksanakan secara mandiri oleh kelas sesuai dengan jadwal. Sedangkan untuk sholat dhuhur dilaksanakan secara berjamaah setiap hari.3. Layanan Bimbingan dan Konseling. Bertujuan untuk memberikan layanan dan konseling kepada peserta didik di Madarasah Ibtidaiyah. Ruang lingkupnya meliputi: Layanan orientasi pengenalan lingkungan madrasah, Layanan bimbingan belajar, Layanan konseling kesulitan belajar dan masalah pribadi.4. Program Pembiasaan. Senyum-salam-sapa, makan dan minum sesuai dengan adab Islam, membuang sampah pada tempatnya.5. Hafalan Al-Quran. Hafalan Al-Quran bertujuan agar siswa Madrasah Ibtidaiyah mampu membaca, mengerti dan menjelaskan tentang hakekat Al-Quran dan mampu menghafalkan. Target hafalan siswa-siswi MI biasanya difokuskan kepada hafalan juz 30 (juzama).6. Seni Baca Al-Quran (Tilawah/Qiroah). Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam. Ruang lingkupnya adalah seni membaca Al-Quran. Memupuk minat dan bakat siswa terhadap seni baca Al-Quran. Dilaksanakan di luar jam pelajaran. Diampu oleh qori yang kompeten dibidangnya.7. Seni Rebana. Kegiatan ini diampu oleh pakar rebana yang sudah professional dan di dukung dengan alat musik rebana yang lengkap. Bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam. Memupuk bakat dan minat siswa dibidang seni musik Islami dan menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.8. Seni Karawitan, biasanya menjadi kegiatan tambahan untuk daerah tertentu, yang memang pada daerah tersebut kesenian ini sudah menjadi budaya daerah, dab kemudian oleh pihak pengelola MI dimasukkan menjadi kegiatan Ekstrakurikuler. Dengan fasilitas perangkat gamelan yang lengkap kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya daerah khususnya seni menabuh gamelan. Kegiatan ini diharapkan dapat memupuk bakat dan minat siswa dibidang seni karawitan dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap budaya bangsa.9. Seni Tari. Diampu oleh pengajar tari yang professional, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya daerah khususnya seni tari. Memupuk bakat dan minat siswa dibidang seni pertunjukan yang tidak lepas dari nilai-nilai Islami tentunya dan juga menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.10. Sepak Bola (MIFC). Sebagai bentuk apresiasi dalam bidang olah raga khususnya olah raga sepak bola, Madrasah Ibtidaiyah Football Club (MIFC) dilaksanakan untuk mewadahi minat dan bakat peserta didik dalam olah raga ini. MIFC dikembangkan untuk membangun rasa sportifitas, percaya diri dan keberanian.11. Klub Sains, Matematika dan Bahasa Inggris. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mewadai minat peserta didik dalam bidang penelitian dan pengembangan pengetahuan sains, matematika dan bahasa Inggris. Dari kegiatan ini harapannya peserta didik memiliki sikap ilmiah dan jujur serta disiplin atas dasar pengetahuan yang mereka miliki.12. Dokter Kecil. Dokter ini di MI bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam memberikan pertolongan ringan, mempraktekkan P3K di sekolah, mengembangkan hidup sehat, mengenal berbagai alat Kesehatan memaksimalkan UKS dan mengenal berbagai obat ringan dan penyakit ringan. Ruang lingkupnya adalah menjaga kesehatan diri dan teman, UKS dan P3K.13. Seni Lukis Kaligrafi. Kegiatan yang diampu oleh pelukis professional ini bertujuan untuk menumbuhkan apresiasi (penghargaan) siswa terhadap seni budaya Islam, khususnya seni lukis kaligrafi.

Dari berbagai bentuk pengembangan diri yang telah dipaparkan di atas, hal yang terpenting adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih kegiatan mana yang akan diikutinya, sehinga kegiatan yang dilaksanakan itu menghasilkan prestasi yang dapat menunjang perkembangan diri anak dengan semaksimal mungkin. 5. Jika mengamati fenomena sekolah/madrasah, ternyata kondisinya masih bermacam-macam dalam implementasi KTSP, ada yang yang siap dan ada yang belum siap.

a. Jelaskan ciri-ciri MI yang dipandang siap dalam implementasi KTSP!b. Deskripsikan dan analisislah suatu madrasah tertentu (sampel) yang Anda anggap siap dalam implementasi KTSP tersebut!6. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kurikulum MI harus dilakukan evaluasi kurikulum. Jelaskan ruang lingkup yang harus dievaluasi dan bagaimana cara mengevaluasinya, berikan contoh secukupnya. Jawaban

Evaluasi atau penilaian kurikulum merupakan salah satu bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatian kepada program-program pendidikan untuk anak didik. Lingkup evaluasi program pendidikan mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan program. Kurikulum sebagai program pendidikan atau program belajar untuk siswa, memerlukan penilaian sebagai bahan pertimbangan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat, anak didik serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil penilaian sangat bermanfaat bagi para pengambil keputusan dalam melakukan perubahan kurikulum, baik secara konseptual maupun struktural.Kurikulum merupakan hasil pemikiran manusia. Maka sudah sewajarnya bila dalam pelaksaannya belum tentu membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Untuk itulah evaluasi akan kurikulum itu menjadi penting dan harus dilakukan. Selain bertujuan memperbaiki kekurangan, evaluasi ini kedepannya diharapkan mampu membawa kearah pengembangan kurikulum yang lebih baik.

Secara umum alasan dilaksanakannya Evaluasi terhadap kurikulum yang telad diterapkan yaitu:

1. Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya

2. Mengukur efektivitas dan efesiensi program

3. Mengukur pengaruh, efek sampingan program

4. Akuntabilitas pelaksanaan program

5. Akreditasi program

6. Alat mengontrol pelaksanaan program

7. Alat komunikasi dengan stakeholder program

8. Keputusan mengenai program

a. Diteruskan

b. Dilaksanakan di tempat lain

c. Dirubah

d. DihentikanDalam pelaksanaan evaluasi terhadap kurikulum yang telah diterapkan, paling tidak ada tiga komponen yang harus dievaluasi yaitu Evaluasi Kebutuhan dan Feasibility, Evaluasi Masukan, Evaluasi Proses dan Evaluasi Produk.1. Evaluasi Kebutuhan dan FeasibilityEvaluasi kebutuhan dan feasibility ini dapat dilakukan oleh organisasi atau administrator tingkat pelaksana. dan prosedur yang dilakukan diantaranya yaitu:

a. Merumuskan tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang sekarang sedang disampaikanb. Menetapkan program yang dibutuhkanc. Menilai (assess) data setempat berdasarkan tes baku, tes intelegensi, dan tes sikap yang ada

d. Menilai riset yang telah ada, baik riset setempat maupun riset tingkat nasional yang sama atau berhubungane. Menetapkan feasibility pelaksanaan program sesuai dengan sumber-sumber yang ada (manusiawi dan materil)f. Mengenali masalah-masalah yang mendasari kebutuhang. Menentukan bagaimana proyek akan dikembangkan guna berkontribusi pada sistem sekolah atau sekolah setempat2. Evaluasi Masukan (Input)Evaluasi masukan melibatkan para supervisor, konsultan, dan ahli mata pelajaran yang dapat merumuskan pemecahan masalah. pemecahan masalah haruslah dilihat dari hubungannya dengan hambatannya contoh: penerimaan pemecahan masalah oleh guru dan siswa, kecakapan kerja (plaksanaan pemecahan masalah dalam kelas atau sekolah), keampuhan (sejauh mana usaha pemecahan masalah tersebut), dan biaya ekonomi (berkaitan dengan biaya pemecahan masalah dengan hasil yang diharapkan). Maka, evaluasi masukan menuju ke arah pengembangan berbagai strategi dan prosedur, yang dalam pembuatan keputusannya sangat dibuthkan informasi yang akurat. bukan hanya itu evaluasi masukan juga berusaha mengenali dimana terjadi atau adanya masalah sehingga dapat diawasi selama berlangsungnya implementasi.

3. Evaluasi Proses Evaluasi proses yaitu sistem pengolahan informasi dalam upaya membuat keputusan yang berkenaan dengan ekspansi, kontraksi, modifikasi, dan klarifikasi strategi pemecahan atau penyelesaian masalah. dalam hal ini, staf perpustakaan memainkan peran yang sangat penting, karena mereka secara langsung melakukan monitoring terhadap desain dan prosedur pelaksanaan program, serta memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan program.4. Evaluasi Produk Evaluasi produk berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil program dan kaitannya dengan tercapainya tujuan. berbagai variable yang diuji bergantung pada tujuan, perubahan sikap, perbakan kemampuan, dan perbaikan tingkat kehadiran. Evaluasi yang seksama sebaiknya meliputi semua komponen evaluasi tersebut. Tetapi yang sering terjadi karena keaadaan yang tidak memungkinkan, tidak semua komponen mendapat perhatian yang penuh. sehingga administrator program harus pintar dalam memilih aspek mana yang harus mendapatkan perhatian yang lebih atau intensif. berdasarkan evaluasi tersebut akan didapatkan informasi dan data yang valid dan dapat dipercaya dalam upaya pembuatan keputusan dan program perbaikan. 7. Jelaskan apa saja yang membedakan antara kurikulum 2013 (yang akan diberlakukan) dengan kurikulum sebelumnya, terutama pada jenjang MI!JawabanPengertian Kurikulum secara umum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Sebelum kepada perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya, ada baiknya dijelaskan secara ringkas beberapa kurikulum yang telah diterapkan dalam penyelengaraan pendidikan di indonesia.Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemeberdayaan sumber daya pendidikan( Depdiknas 2002). KBK merupakan sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesiayang mulai diterapkan sejaktahun2004walau sudah adasekolahyang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dariKurikulum 1994, perbedaannya hanya pada caraparamuridbelajar dikelas.Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistemcaturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistemsemester. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan diIndonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan olehUndang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional danPeraturan PemerintahRepublik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulaitahun ajaran 2007/2008dengan mengacu padaStandar Isi(SI) danStandar Kompetensi Lulusan(SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. Secara khusus diterapkannya KTSP adalah untuk 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam menge,bangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputuasan bersama3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu padaPermendiknas Nomor 24 Tahun 2006tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik padajenjangdanjenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat: kerangka dasar dan struktur kurikulum, bebanbelajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalenderpendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasimasyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.Kurikulum 2013 saat ini yang digunakan di Indonesia, menurut saya kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis Kompetensi, akan tetapi masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap peserta didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan, sehingga kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik nantinya dalam bermasyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru hanya sebagai fasilitator saja.Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu lebih diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik menjadi lebih tersalurkan dan dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.

Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 20131. KBK 2004:1) Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi2) Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi3) Lulusan Mata Pelajaran4) Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuan5) Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran6) Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah7) Pengembangan kurikulum sampai pada silabus8) Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)2. KTSP 2006:

a) Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.b) Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isic) Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajarand) Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk Pengetahuane) Kompetensi diturunkan dari mata pelajaranf) Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisahg) Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasarh) Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)3. Kurikulum 2013:a. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakatb. Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusanc. Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuand. Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapaie. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas)f. Pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku pedoman gurug. Tematik integratif Kelas I-VI (mengacu kompetensi)Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006ASPEKKURIKULUM 2004KURIKULUM 2006

1. Landasan Hukum Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004 UU No. 20/1999 Pemerintah-an Daerah UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003 PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan UU No. 20/2003 Sisdiknas PP No. 19/2005 SPN Permendiknas No. 22/2006 Standar Isi Permendiknas No. 23/2006 Standar Kompetensi Lulusan

2. Implementasi /PelaksanaanKurikulum Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004. Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003. Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL

3. Ideologi Pendidik-an yang Dianut Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

4. Sifat (1) Cenderung Sentralisme Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut.

5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan Puskur) Kurikulum merupakan kerangka dasar oleh Tim BSNP

6. Pendekatan Berbasis Kompetensi Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian Berbasis Kompetensi Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru

7. Struktur Berubahan relatif banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (1994 suplemen 1999) Ada perubahan nama mata pelajaran Ada penambahan mata pelajaran (TIK) atau penggabungan mata pelajaran (KN dan PS di SD) Penambahan mata pelajaran untuk Mulok dan Pengem-bangan diri untuk semua jenjang sekolah Ada pengurangan mata pelajaran (Misal TIK di SD) Ada perubahan nama mata pelajaran KN dan IPS di SD dipisah lagi Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran

8. Beban Belajar Jumlah Jam/minggu : SD/MI = 26-32/minggu SMP/MTs = 32/minggu SMA/SMK = 38-39/minggu Lama belajar per 1 JP: SD = 35 menit SMP = 40 menit SMA/MA = 45 menit Jumlah Jam/minggu : SD/MI 1-3 = 27/minggu SD/MI 4-6 = 32/minggu SMP/MTs = 32/minggu SMA/MA= 38-39/minggu Lama belajar per 1 JP: SD/MI = 35 menit SMP/MTs = 40 menit SMA/MA = 45 menit

9. PengembanganKurikulum lebihLanjut Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan KTSP. Guru membuat silabus atas dasar Kurikulum Nasional dan RP/Skenario Pembelajaran Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP. Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. PrinsipPengembanganKurikulum1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan Nilai-nilai Budaya2. Penguatan Integritas Nasional3. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan5. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi6. Pengembangan Kecakapan Hidup7. Belajar Sepanjang Hayat 8. Berpusat pada Anak9. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya2. Beragam dan terpadu3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan5. Menyeluruh dan berkesinam-bungan6. Belajar sepanjang hayat7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

11. PrinsipPelaksanaanKurikulumTidak terdapat prinsip pelaksanaan kurikulum1. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.1. Menegakkan lima pilar belajar:1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,2. belajar untuk memahami dan menghayati,3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,4. belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.3. Memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan perbaik-an, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisinya dengan memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.1. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling meneri-ma dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada5. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan meman-faatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.7. Diselenggarakan dalam kese-imbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

12. PedomanPelaksanaanKurikulum1. Bahasa Pengantar2. Intrakurikuler3. Ekstrakurikuler4. Remedial, pengayaan, akselerasi5. Bimbingan & Konseling6. Nilai-nilai Pancasila7. Budi Pekerti8. Tenaga Kependidikan9. Sumber dan Sarana Belajar10. Tahap Pelaksanaan11. Pengembangan Silabus12. Pengelolaan KurikulumTidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2