22
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy Budidaya Padi Melalui PTT PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi. Hal ini dilatarbelakangi karena beras sebagai bahan pangan yang berasal dari padi merupakan bahan pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sebagai bahan pangan pokok utama padi memegang posisi yang strategis untuk dikembangkan. PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah adalah suatu pendekatan inovatif dalam upaya peningkatan efisiensi usaha tani padi sawah dengan menggabungkan berbagai komponen teknologi yang saling menunjang dan dengan memperhatikan penggunaan sumber daya alam secara bijak agar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

  • Upload
    lamthu

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH

Oleh : Saiful Helmy

Budidaya Padi Melalui PTT

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah merupakan

sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi. Hal

ini dilatarbelakangi karena beras sebagai bahan pangan yang

berasal dari padi merupakan bahan pangan pokok sebagian besar

masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sebagai bahan pangan

pokok utama padi memegang posisi yang strategis untuk

dikembangkan.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah adalah

suatu pendekatan inovatif dalam upaya peningkatan efisiensi

usaha tani padi sawah dengan menggabungkan berbagai

komponen teknologi yang saling menunjang dan dengan

memperhatikan penggunaan sumber daya alam secara bijak agar

memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan

produktivitas tanaman.

Page 2: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

2

Pengelolaan Tanaman Terpadu atau PTT padi sawah

bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi dari segi hasil

dan kualitas melalui penerapan teknologi yang cocok dengan

kondisi setempat (spesifik lokasi) serta menjaga kelestarian

lingkungan. Dengan meningkatnya hasil produksi diharapkan

pendapatan petani akan meningkat.

Sebagai salah satu upaya maupun inovasi untuk meningkatkan

produktivitas tanaman penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman

Terpadu) padi sawah didasarkan pada empat prinsip, yaitu :

Terpadu; bukan merupakan teknologi maupun paket

teknologi tetapi merupakan suatu pendekatan agar

sumberdaya tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan

sebaik-baiknya secara terpadu.

Sinergis; memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah

dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsur

keterkaitan sinergis antar teknologi.

Spesifik lokasi; memperhatikan kesesuaian teknologi dengan

lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi

pertanian setempat.

Partisipatif; petani turut berperan serta dalam memilih dan

menguji teknologi yang sesuai dengan kemampuan petani

dan kondisi setempat melalui proses pembelajaran dalam

bentuk laboratorium lapangan.

Dalam penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi

sawah tidak lagi dikenal rekomendasi untuk diterapkan secara

Page 3: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

3

nasional karena petani secara bertahap dapat memilih sendiri

komponen teknologi yang paling sesuai dengan kemampuan

petani dan keadaan setempat untuk diterapkan dengan

mengutamakan efisiensi biaya produksi dan komponen teknologi

yang saling menunjang untuk diterapkan.

KOMPONEN TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH

Komponen teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)

padi sawah dirakit berdasarkan kajian kebutuhan dan peluang

(KKP) yang akan mempelajari permasalahan yang dihadapi petani

dan cara-cara mengatasi permasalahan tersebut dalam upaya

meningkatkan produksi sehingga komponen teknologi yang dipilih

akan sesuai dengan kebutuhan setempat.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menyediakan beberapa pilihan komponen teknologi yang

dikelompokkan menjadi komponen teknologi dasar dan komponen

teknologi pilihan.

Komponen teknologi dasar adalah sekumpulan teknologi yang

dianjurkan untuk diterapkan semuanya sehingga diharapkan dapat

meningkatkan produksi dengan input yang efisien sebagaimana

menjadi tujuan dari PTT. Komponen teknologi dasar PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah meliputi :

Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya

hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi yang sesuai dengan

karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani.

Benih bermutu dan berlabel/bersertifikat.

Page 4: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

4

Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan

status hara tanah.

Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT).

Sedangkan komponen teknologi pilihan adalah teknologi-

teknologi penunjang yang tidak mutlak harus diterapkan tetapi

lebih didasarkan pada spesifik lokasi maupun kearifan lokal dan

telah terbukti serta berpotensi meningkatkan produktivitas. Secara

spesifik lokasi dan kearifan lokal komponen teknologi ini dapat

diperoleh dari sumber daya alam yang tersedia ataupun dari

pengalaman petani sendiri. Komponen teknologi pilihan PTT

(Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah meliputi :

Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam.

Penggunaan bibit muda (< 21 HSS).

Tanam dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1 – 3 bibit

perlubang.

Pengaturan populasi tanaman secara optimum (jajar legowo).

Pemberian bahan organik berupa kompos atau pupuk

kandang serta pengembalian jerami ke sawah sebagai pupuk

dan pembenah tanah.

Pengairan berselang (intermiten irrigation) secara efektif dan

efisien.

Pengendalian gulma dengan landak atau gasrok.

Panen dan penanganan pasca panen yang tepat.

Perpaduan komponen teknologi dasar dan komponen

teknologi pilihan ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar

Page 5: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

5

terhadap permasalahan produktivitas padi dengan didasarkan pada

pendekatan yang partisipatif.

TEKNIS PELAKSANAAN PTT PADI SAWAH

Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui

pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) dengan

menggabungkan komponen teknologi dasar dan teknologi pilihan.

A. Pengolahan Tanah Sesuai Musim dan Pola Tanam

Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna dengan

dua kali pembajakan dan satu kali garu atau minimal, atau tanpa

olah tanah. Pemilihan cara yang akan dilakukan disesuaikan

dengan keperluan dan kondisi. Faktor yang menentukan adalah

kemarau panjang, pola tanam dan jenis/struktur tanah.

Dua minggu sebelum pengolahan tanah, taburkan bahan organik

secara merata di atas hamparan sawah. Bahan organik yang

digunakan dapat berupa pupuk kandang (2 ton/ha) atau kompos

jerami (5 ton/ha).

B. Varietas Unggul

Dalam PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

pemilihan varietas merupakan salah satu komponen utama yang

mampu meningkatkan produktivitas padi. Varietas padi yang akan

ditanam dipilih varietas unggul baru (VUB) yang mampu

beradaptasi dengan lingkungan untuk menjamin pertumbuhan

tanaman yang baik, tahan serangan penyakit, berdaya hasil dan

bernilai jual tinggi serta memiliki kualitas rasa yang dapat diterima

pasar.

Page 6: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

6

Varietas unggul baru (VUB) dapat berupa padi inbrida seperti

ciherang, mekongga, inpari (10, 11,13) atau hibrida seperti rokan,

hipa 3, bernas super dan intani. Tanam varietas unggul baru ini

secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit.

C. Benih Bermutu

Benih bermutu adalah benih dengan tingkat kemurnian dan

daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan seragam, daya

kecambah diatas 80 % (vigor tinggi), bebas dari biji gulma,

penyakit dan hama atau bahan lain. Gunakan selalu benih yang

telah memiliki sertifikasi atau label untuk mendapatkan benih

dengan tingkat kemurnian tinggi dan berkualitas atau benih

bermutu yang diproduksi oleh petani.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menganjurkan untuk menyeleksi atau memilih benih bermutu agar

didapatkan benih yang benar-benar berkualitas (bernas) dan vigor

tinggi dengan cara membuat larutan garam dapur (30 gram garam

dapur dalam 1 liter air) atau larutan pupuk ZA (1kg pupuk ZA

dalam 2,7 liter air). Benih dimasukkan ke dalam larutan garam

atau pupuk ZA (volume larutan 2 kali volume benih) kemudian

diaduk dan benih yang mengambang atau terapung di permukaan

larutan dibuang.

Cara sederhana dapat dilakukan dengan merendam benih

dalam larutan garam dapur menggunakan indikator telur. Telur

mentah (bisa telur ayam atau bebek) dimasukkan ke dalam air,

kemudian masukkan garam sedikit demi sedikit sambil diaduk

Page 7: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

7

sampai telur terapung ke permukaan. Kemudian telur diambil dan

benih dimasukkan ke dalam larutan garam. Benih yang

mengapung dibuang dan benih yang tenggelam selanjutnya dicuci

sampai bersih dari garam untuk disemai.

Untuk keperluan penanaman seluas 1 hektar benih yang

dibutuhkan kurang lebih sebanyak 20 kg. Benih bernas (yang

tenggelam) dibilas dengan air sampai bersih dari garam kemudian

direndam dengan air bersih selama 24 jam. Selanjutnya diperam

dalam karung atau wadah lainnya selama 48 jam dan dijaga

kelembabannya dengan membasahi wadah dengan air.

Untuk benih padi hibrida tidak diberi perlakuan perendaman

dalam larutan garam tetapi langsung direndam dalam air dan

selanjutnya diperam.

Lahan persemaian untuk 1 hektar luasan lahan pertanaman

sebaiknya 400 meter persegi (4% dari luas tanam) dengan lebar

bedengan 1 – 1,2 meter dan antar bedengan dibuat parit sedalam

25 – 30 cm. Saat pembuatan bedengan taburkan bahan organik 2

kg /meter persegi seperti kompos, pupuk kandang atau campuran

berbagai bahan antara lain kompos, pupuk kandang, serbuk kayu,

abu dan sekam padi. Tujuan pemberian bahan organik ini untuk

memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa

dikurangi.

D. Sistem Tanam

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menganjurkan tanam menggunakan bibit muda atau kurang dari

Page 8: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

8

21 HSS (hari setelah sebar) dan jumlah bibit 1 – 3 batang per

lubang karena bibit lebih muda akan menghasilkan anakan lebih

banyak dibanding menggunakan bibit lebih tua.

Pada daerah endemik keong untuk mengantisipasi serangan keong

dapat menggunakan bibit lebih dari 21 HSS tetapi dianjurkan tidak

lebih dari 25 HSS. Masa kritis serangan keong berada pada 21 hari

setelah sebar dan 10 hari setelah pindah tanam.

Tanam dilakukan dengan kondisi lahan jenuh air (ketinggian

air kurang lebih 2 cm dari permukaan tanah macak-macak)

dengan jumlah bibit yang ditanam tidak lebih dari 3 bibit per

rumpun. Gunakan jarak tanam yang beraturan seperti model tegel

20 X 20 cm (25 rumpun/meter persegi) atau 25 X 25 cm (16

rumpun/meter persegi). Pengaturan jarak tanam dapat dilakukan

dengan menggunakan caplak atau tali sebagai mal.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menganjurkan untuk mengatur jarak dan populasi tanaman

dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam

jajar legowo adalah sistem tanam dengan pengaturan jarak tanam

tertentu sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman

yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada

barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menganjurkan penerapan sistem tanam jajar legowo karena

adanya keuntungan dan kelebihan yang lebih dibanding dengan

sistem tanam konvensional (tegel) diantaranya yaitu :

Page 9: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

9

Adanya efek tanaman pinggir.

Sampai batas tertentu semakin tinggi populasi tanaman

semakin banyak jumlah malai persatuan luas sehingga

berpeluang menaikkan hasil panen.

Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran

pengumpulan keong atau mina padi.

Pengendalian hama, penyakit dan gulma menjadi lebih

mudah.

Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat menekan

hama dan penyakit.

Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

Sistem tanam jajar legowo yang dapat diterapkan adalah

sistem tanam jajar legowo 2 : 1 atau 4 : 1 dan penyulaman

tanaman dapat dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari

setelah tanam).

E. Pengairan Berselang (Intermittent Irrigation)

Pengairan dilakukan dengan sistem pengairan berselang

(intermittent irrigation). Pengairan berselang adalah pengaturan

kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang secara

bergantian yang bertujuan untuk :

Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih

luas.

Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih

banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam karena akar

Page 10: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

10

yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih

banyak.

Mencegah timbulnya keracunan besi.

Mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen

sulfida yang menghambat perkembangan akar.

Mengaktifkan jasad renik (mikrobia tanah) yang bermanfaat.

Mengurangi kerebahan.

Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak

menghasilkan malai dan gabah).

Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu

panen.

Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan

olah).

Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi

penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta

mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Teknis penerapan pengairan berselang dilakukan pada saat

tanaman berumur 3 HST (hari setelah tanam) dimana petakan

sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari

berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air di petakan

habis dan tanah mengering sedikit retak. Baru pada hari ke 4 (7

HST) petakan sawah diairi kembali hingga genangan air setinggi 3

cm dan tidak ada penambahan air sampai kondisi air dipetakan

habis dan tanah menjadi mengering sedikit retak kembali. Cara ini

dilakukan terus sampai fase anakan maksimal.

Page 11: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

11

Pada saat mulai fase pembentukan malai (bunting) sampai

pengisian biji petakan sawah digenangi terus. Petakan dikeringkan

kembali saat 10 – 15 hari sebelum panen.

Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang

waktu pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air

selama satu musim tanam kurang mencukupi selang waktu

pengairan dapat diperpanjang yaitu dengan selang waktu 5 hari.

Pengairan berselang secara efektif dan efisien hanya dapat

dilakukan pada areal sawah irigasi teknis yang dapat dengan

mudah mengatur masuk dan keluarnya air pada areal persawahan.

Pada sawah-sawah yang sistem drainasenya tidak baik (sulit

dikeringkan) atau sawah tadah hujan pengairan berselang

(intermittent irrigation) tidak perlu diterapkan.

F. Pemupukan Berimbang

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

menerapkan pemupukan berimbang secara efektif dan efisien

sesuai kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah.

Pemupukan berimbang adalah pemberian berbagai unsur hara

dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang

dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang ingin dicapai

dan hara yang tersedia dalam tanah. Unsur hara yang dibutuhkan

tanaman adalah unsur N (nitrogen ; dalam bentuk pupuk urea), P

(phospat ; dalam bentuk pupuk TSP/SP36) dan K (kalium ; dalam

bentuk pupuk KCL).

Page 12: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

12

Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara

mengukur tingkat kehijauan warna daun padi menggunakan bagan

warna daun (BWD). Bagan warna daun adalah sebuah alat untuk

mengukur tingkat kebutuhan N tanaman dengan mengukur skala

tingkat kehijauan warna daun sehingga dapat diketahui jumlah

kebutuhan unsur hara N tanaman.

Nilai pembacaan bagan warna daun (BWD) digunakan untuk

mengoreksi dosis pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi

lebih tepat sesuai dengan kondisi tanaman.

Pemberian pupuk awal N diberikan pada umur tanaman

sebelum 14 HST ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah.

Dosis pupuk awal N (urea) untuk padi varietas unggul baru adalah

50 – 75 kg/ha, sedangkan untuk padi tipe baru dengan dosis 100

kg/ha. Pembacaan BWD hanya dilakukan menjelang pemupukan

kedua (tahap anakan aktif ; umur 21 – 28 HST) dan pemupukan

ketiga (tahap primordia ; umur 35 – 40 HST). Khusus untuk padi

hibrida dan padi tipe baru pembacaan BWD juga dilakukan pada

saat tanaman dalam kondisi keluar malai dan 10 % berbunga.

Pemupukan dilakukan dengan cara disebar/ditabur merata di

seluruh permukaan tanah. Urea merupakan pupuk yang mudah

larut dalam air sehingga pada saat pemupukan sebaiknya saluran

pemasukan dan pengeluaran air ditutup.

Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status

hara tanah dan kebutuhan tanaman. Status hara tanah P dan K

dapat ditentukan dengan perangkat uji tanah sawah (PUTS). Tiap

Page 13: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

13

wilayah telah memiliki dosis rekomendasi pemupukan P dan K

yang berdasarkan pada uji tanah sawah yang dilakukan oleh

instansi terkait (Balai Penyuluhan/Dinas Pertanian).

Terdapat tiga skala tingkatan status hara tanah P dan K pada

suatu lahan sawah yaitu tinggi, sedang dan rendah sebagaimana

termuat dalam tabel di bawah ini :

Pupuk P diberikan seluruhnya sebagai pupuk dasar atau

bersamaan dengan pemupukan N yang pertama pada 0 – 14 HST.

Pupuk K pada lahan sawah dengan status hara tanah P dan K

rendah (dosis 100 kg/ha KCL) diberikan 50 % sebagai pupuk dasar

(pemupukan pertama) dan sisanya diberikan pada masa primordia.

Pada lahan sawah dengan status hara tanah P dan K sedang –

tinggi (< 50 kg KCL/ha) pupuk K diberikan seluruhnya sebagai

pupuk dasar (0 – 14 HST).

G. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma atau penyiangan adalah kegiatan

membersihkan pertanaman dari rumput dan tanaman yang tidak

dikehendaki keberadaannya (gulma) di areal pertanaman karena

dapat mengganggu perkembangan tanaman pokok. Penyiangan

dapat dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan,

menggunakan alat gasrok (landak) atau menggunakan herbisida.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah lebih

menganjurkan melakukan penyiangan dengan menggunakan alat

gasrok karena sinergis dengan pengelolaan lainnya dan lebih

memiliki keuntungan yaitu :

Page 14: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

14

Ramah lingkungan.

Hemat tenaga kerja sehingga lebih ekonomis dibandingkan

dengan penyiangan menggunakan tangan.

Memberikan sirkulasi udara ke dalam tanah sehingga dapat

merangsang pertumbuhan akar tanaman.

Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan

akan membenamkan pupuk ke dalam tanah sehingga

pemberian pupuk menjadi efisien.

Penyiangan menggunakan gasrok dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 10 – 15 HST

Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai pada saat tanaman

berumur 10 – 15 HST dan diulangi 10 – 25 hari kemudian

dilakukan pada kondisi air macak-macak dengan ketinggian 2

– 3 cm

Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan

tangan

Dilakukan dua arah yaitu diantara dan di dalam barisan

tanaman.

Pengendalian gulma atau penyiangan secara manual hanya

efektif dilakukan apabila air di petakan sawah dalam kondisi

macak-macak atau tanah jenuh air. Jika kondisi tidak

memungkinkan dilakukan penyiangan/pengendalian gulma secara

manual dan populasi gulma sudah tinggi maka pengendalian

gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida.

Page 15: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

15

H. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT)

PHT merupakan konsep sekaligus strategi penanggulangan

hama dengan pendekatan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam

rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan

yang terlanjutkan. Ini berarti bahwa pengendalian hama harus

terkait dengan pengelolaan ekosistem secara keseluruhan.

Pengelolaan ekosistem dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh

sehat sehingga memiliki ketahanan ekologis yang tinggi terhadap

hama. Untuk itu, petani harus melakukan pemantauan lapang

secara rutin. Dengan demikian, perkembangan populasi dan

faktor-faktor penghambat lainnya dapat diatasi/diantisipasi dan

faktor-faktor pendukung dapat dikembangkan. Apabila dengan

pengelolaan ekosistem tersebut masih terjadi peningkatan populasi

dan serangan hama, langkah selanjutnya adalah tindakan

pengendalian.

Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT)

merupakan suatu pendekatan pengendalian yang

memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan

agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alam dan tidak

menimbulkan kerugian yang besar.

Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan

perpaduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit

diantaranya dengan melakukan monitoring populasi hama dan

kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian

dapat menjadi lebih tepat.

Page 16: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

16

Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) dapat

dilakukan dengan menggunakan strategi diantaranya :

Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua

taktik atau metode pengendalian hama. Taktik PHT adalah:

Pemanfaatan proses pengendalian alami dengan mengurangi

tindakan-tindakan yang dapat merugikan atau mematikan

perkembangan musuh alami. Pengelolaan ekosisem melalui

usaha bercocok tanam, yang bertujuan untuk membuat

lingkungan tanaman menjadi kurang sesuai bagi

perikehidupan hama serta mendorong berfungsinya agensia

pengendali hayati

Pengendalian fisik dan mekanis yang bertujuan untuk

mengurangi populasi hama, mengganggu aktivitas fisiologis

hama yang normal, serta mengubah lingkungan fisik menjadi

kurang sesuai bagi kehidupan dan perkembangan hama

Penggunaan pestisida secara selektif untuk mengembalikan

populasi hama pada tingkat keseimbangannya. Selektivitas

pestisida didasarkan atas sifat fisiologis, ekologis, dan cara

aplikasi. Penggunaan pestisida diputuskan setelah dilakukan

analisis ekosistem terhadap hasil pengamatan dan ketetapan

ambang kendali. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan

direkomendasikan. Ada empat prinsip yang harus

dilaksanakan dalam penerapan PHT, yaitu pembudidayaan

tanaman sehat, pelestarian musuh alami, pemantauan secara

rutin, dan pengambiian keputusan pengendalian oleh petani.

Page 17: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

17

Sasaran PHT adalah:

Produktivitas pertanian mantap tinggi.

Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat.

Populasi hama dan kerusakan tanaman karena serangannya

tetap berada pada tingkatan yang secara ekonomis tidak

merugikan.

Pengurangan resiko pencemaran lingkungan akibat

penggunaan pestisida.

Gunakan varietas tahan hama dan penyakit.

Tanam tanaman yang sehat.

Memanfaatkan musuh alami.

Pengendalian secara mekanik (menggunakan alat) dan fisik

(menangkap).

Penggunaan pestisida hanya jika diperlukan dan dilakukan

tepat sesuai dosis, sasaran dan waktu.

I. Melestarikan Musuh Alami

Di dalam ekosistem pertanian terdapat kelompok makhluk

hidup yang tergolong predator, parasitoid, dan patogen. Ketiga

kelompok yang disebut musuh alami tersebut mampu

mengendalikan populasi hama. Tanpa bekerjanya musuh alami,

hama akan memperbanyak diri dengan cepat sehingga dapat

merusak tanaman.

Predator merupakan kelompok musuh alami yang sepanjang

hidupnya memakan mangsanya. Predator memiliki bentuk

tubuh yang relatif besar sehingga mudah dilihat. Contoh

Page 18: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

18

Predator pada tanaman padi adalah Laba-laba, Coocenelit,

Paiderus.

Parasitoid memiliki inang yang spesifik berukuran relatif kecil,

sehingga sulit dilihat.

Umumnya Parasitosoid hanya memerlukan seekor serangga

inang. Parasitoid meletakkan telurnya secara berkelompok

atau individual di dalam atau di sebelah luar tubuh inangnya.

Bila sebutir telur parasitoid menetas dan berkembang

menjadi dewasa, maka inangnya akan segera mati. Parasitoid

dapat menyerang telur, larva, nimfa, pupa atau imago inang.

J. Panen dan Pasca Panen

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah sangat

memperhatikan proses penanganan panen dan pasca panen.

Panen dan pasca panen harus ditangani secara baik dan benar

karena penanganan panen dan pasca panen yang tidak baik dan

benar dapat menyebabkan kehilangan hasil 4 – 18 %.

Untuk mendapatkan butir padi dan beras dengan kualitas

baik perlu memperhatikan ketepatan waktu panen. Panen terlalu

cepat dapat menimbulkan prosentase butir hijau tinggi yang

berakibat sebagian butir padi tidak berisi atau rusak saat digiling.

Panen terlambat menyebabkan hasil berkurang karena butir padi

mudah lepas dari malai dan tercecer di sawah atau beras pecah

saat digiling.

Umur tanaman padi mungkin berbeda antara varietas satu

dengan varietas yang lainnya sehingga hal ini juga perlu

Page 19: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

19

diperhatikan. Hitung sejak padi berbunga biasanya panen

dilakukan pada 30 s/d 35 hari setelah padi berbunga. Jika malai

telah menguning 95 % segera lakukan pemanenan.

Panen dilakukan dengan cara memotong padi menggunakan

sabit bergerigi 10 – 15 cm dari atas permukaan tanah atau dari

pangkal malai jika akan dirontok dengan power thresser. Panen

sebaiknya dilakukan secara berkelompok (15 – 20 orang) yang

dilengkapi dengan alat perontok. Dengan cara ini maka tingkat

kehilangan hasil pada saat panen dapat dikurangi.

Gunakan plastik atau terpal sebagai alas padi yang baru

dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Sesegera mungkin padi

dirontokan, apabila panen dilakukan pada waktu pagi hari

sebaiknya sore harinya segera dirontokkan karena perontokkan

yang dilakukan lebih dari dua hari dapat menyebabkan kerusakan

beras.

Perlu diperhatikan juga jika perontokkan padi dilakukan dengan

cara tradisional (di-gepyok) maka gunakan alas dari plastik atau

terpal yang lebarnya mencukupi dan bagian pinggir plastik atau

terpal dilipat keatas yang berfungsi sebagai dinding untuk

menahan butir padi terlempar keluar dari alas sehingga dapat

mengurangi kehilangan hasil.

Proses selanjutnya adalah penanganan pasca panen. Gabah

yang sudah dirontokkan dijemur di atas lantai jemur atau jika tidak

ada bisa menggunakan terpal. Gabah dijemur dengan ketebalan 5

– 7 cm dan dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali hingga

Page 20: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

20

kering. Gabah kering jika tidak langsung digiling harus disimpan di

tempat yang bersih dalam lumbung/gudang yang bebas hama dan

memiliki sirkulasi udara yang baik. Gabah yang akan dikonsumsi

agar diperoleh beras dengan kualitas baik disimpan dengan kadar

air 14 %. Sedangkan gabah yang akan digunakan sebagai benih

disimpan dengan kadar air 12 %.

Gabah yang akan disimpan dalam waktu lama harus memiliki

kadar air yang lebih rendah. Untuk penyimpanan 4 – 6 bulan

gabah harus memiliki kadar air 12 % dan apabila disimpan selama

7 – 12 bulan kadar air gabah 11 %.

Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah adalah tempat

penyimpanan dan wadah yang digunakan untuk mengemas gabah.

Gudang atau tempat penyimpanan harus bersih dari kotoran dan

hama, dapat melindungi gabah dari hama seperti tikus dan

memiliki sirkulasi udara yang baik.

Wadah pengemas dapat menggunakan kemasan karung,

kemasan plastik dan kemasan yute. Kemasan harus dapat

melindungi gabah dari hama, kerusakan fisik terhadap goncangan

dan mudah dipindahkan. Simpan gabah dengan ditata rapi secara

bertumpuk dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Sebaiknya

kemasan atau karung disimpan tidak langsung menempel pada

dinding karena dapat mempengaruhi kelembaban padi dalam

kemasan.

Pencegahan dan pengendalian hama dapat dilakukan dengan

cara fumigasi. Penggunaan insektisida jangan langsung

Page 21: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

21

disemprotkan pada butiran gabah karena dapat mempengaruhi

kualitas gabah.

Gabah yang sudah disimpan jika akan digiling diangin-

anginkan terlebih dahulu sebelum digiling untuk menghindari butir

beras pecah.

PENUTUP

Sekali lagi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah

bukan bersifat teknologi tetapi merupakan suatu pendekatan

inovatif dalam usaha meningkatkan produktivitas dan efisiensi

dalam usaha usaha tani padi.

Pada prinsipnya PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) lebih

bersifat spesifik lokasi dan partisipatif sehingga semua teknis yang

telah diuraikan di atas tidak harus mutlak untuk diterapkan di

seluruh daerah. Petani di tiap-tiap dengan didampingi tenaga

teknis dari instansi terkait dapat memilih sendiri komponen

teknologi yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi lingkungan

setempat.

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah diterapkan

dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan

menerapkan efisiensi dan efektifitas dalam usaha tani padi sawah

dengan memperhatikan sumber daya alam, kearifan lokal dan

kelestarian lingkungan hidup.

Akhirnya supaya penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman

Terpadu) dalam budidaya padi sawah dan usaha tani lainnya dapat

Page 22: PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (P TT) PADI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/02-PENGELOLAANTANAMAN... · Berikut akan diuraikan teknis budidaya padi sawah melalui ... secara

22

berjalan dengan baik dan benar maka diperlukan kerjasama dan

bimbingan yang intensif dari semua pihak yang terkait demi

terwujudnya peningkatan produksi beras nasional dalam

menunjang ketahanan pangan dan swasembada beras pada

khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT Padi. DitjenTanaman Pangan dan Hortikultura, Ditjen Bina PerlindunganTanaman. Jakarta.

Anonim. 2001. Padi. Buku 3. Badan Litbang. Pusat Penelitian danTanaman Pangan. Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai PengkajianTeknologi Pertanian, Petunjuk Teknis PTT PengelolaanTanaman Terpadu Padi Sawah, Semarang : Set – BAKORLUHJawa Tengah, 2010.

Edi Sunarjo, Joko Darmadjati dan Mahyuddin Syam. Padi. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.2001.

Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhandan Pengembangan SDM Pertanian, Usaha Tani Padi DenganPendekatan PTT, Jakarta : Kementerian Pertanian, 2011.

Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan danPengembangan SDM Pertanian, Budidaya Padi, Jakarta :BPSDM Pertanian, 2011.

Penatanian.Blogspot.COM, Tata Cara Penyimpanan, Pengemasanmaupun Pelabelan Gabah atau Beras Secara Baik dan Benar,2011.