21
PENGELOLAAN LABORATORIUM BIDANG STUDI “PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES” KELOMPOK 2 A: 1. Khadeejah Aswi Akbar – 13050394007 2. Joana Bernice Helga – 13050394019 S1 Pendidikan Tata Boga 2013 Jurusan PKK

Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengelolaan Laboratorium Bidang StudiPengelolaan Laboratorium Bidang StudiPKP - Pendekatan Keterampilan Proses

Citation preview

Page 1: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIDANG STUDI

“PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES”

KELOMPOK 2 A:

1. Khadeejah Aswi Akbar – 130503940072. Joana Bernice Helga – 13050394019

S1 Pendidikan Tata Boga 2013

Jurusan PKK

Universitas Negeri Surabaya

Page 2: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Tuhan YME. Karena berkat bantuan-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah statistika sesuai dengan tenggang waktu yang telah diberikan

oleh dosen mata kuliah statistika. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah banyak membantu dan membimbing, khususnya kepada Dra. Hj. Sri Achir dan

Nugrahani Astuti, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah pengelolaan laboratorium bidang

studi.

Makalah ini berisi materi pendekatan keterampilan proses. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi teman – teman untuk menambah pengetahuan dan pemahaman agar dapat

diaplikasikan pada mata kuliah pengelolaan laboratorium bidang studi.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,

walaupun penulis masih berusaha untuk menyelesaikan sebaik-baiknya. Kritik dan saran

sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukan.

19 September 2015,

Penulis

Page 3: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang diselenggarakan di SMK adalah pembelajaran yang mendidik, yakni pembelajaran yang secara serentak berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran untuk mewujudkan indikator/kompetensi, tetapi juga berupaya mewujudkan tujuan pendidikan yang lebih umum yakni pembentukan jati diri dan kepribadian murid. Pembelajaran yang mendidik bertujuan untuk pengembangan ranah kognitif (pengetahuan dan atau pemahaman), ranah psikomotorik (ketrampilan fisik, sosial, dan atau intelektual), serta ranah afektif (nilai dan sikap) secara seimbang dan selaras. Menurut Conny Semiawan, dkk (1985: vii) inti pendidikan yang bertujuan pengembangan seluruh kepribadian adalah kreativitas, dan pengembangan kreativitas itu dapat terlaksana jika diterapkan pendekatan ketrampilan proses Dengan kata lain, penerapan PKP dalam pembelajaran akan memberi peluang tumbuh-kembangnya kepribadian murid secara optimal.

PKP perlu diterapkan dalam proses pembelajaran agar dapat mengasah kemampuan peserta didik. Hal itu sangat diperlukan karena lulusan SMK diharapkan dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan minatnya. PKP bertujuan agar peserta didik mampu menguasai keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja ataupun melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Rumusan Masalah

1. Apa dasar dari pendekatan keterampilan proses dan pengertiannya ?2. Bagaimana pentingnya pendekatan keterampilan proses ?3. Apa saja komponen – komponen pendekatan keterampilan proses ?

Tujuan

1. Menjelaskan konsep pendekatan keterampilan proses.2. Menjelaskan pentingnya pendekatan keterampilan proses.3. Menjelaskan komponen – komponen pendekatan keterampilan proses.

Page 4: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

II. PEMBAHASAN

KONSEP PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Dasar

Pendekatan Ketrampilan Proses adalah pendekatan yang menekankan penggunaan ketrampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran yang dikembangkan sebagai konsep terlaksana untuk menerapkan Pendekatan CBSA. Oleh karena itu, alasan dikembangkannya PKP ini tidak berbeda secara prinsip dengan rasional Pendekatan CBSA. Rasional penerapan PKP dalam pembelajaran (Conny Semiawan, dkk,1985: 14-16; Moedjiono dan Moh. Dimyati, 1992/1993: 12-14) sebagai berikut:

1. Percepatan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan bahan ajar, yang bersumber dari ilmu pengetahuan itu makin banyak (makin luas dan atau mendalam) sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep itu kepada muridnya dalam pembelajaran di sekolah. Kalau guru tetap berusaha mengajarkan semua fakta dan konsep itu, maka guru biasanya memilih cara praktis dengan metode ceramah. Akibatnya, murid mengetahui banyak fakta dan konsep yang diajarkan itu, tetapi murid tidak dilatih untuk menemukan dan atau mengembangkan fakta, konsep, dan atau prinsip, dengan kata lain, tidak dilatih untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Penemuan ilmu pengetahuan hanyalah suatu kebenaran relatif yang masih tetap terbuka untuk dikaji dan diuji kembali. Hal tersebut menuntut suatu sikap ilmiah dari para ilmuwan yakni mampu dan mau mengkaji dan menguji kembali sesuatu yang telah dianggap benar. Sikap ilmiah itu seharusnya mulai ditanamkan pada setiap murid SMK. Dari sisi lain, murid mulai dibiasakan untuk mempertanyakan dan mencari kemungkinan-kemungkinan lain, dengan kata lain, murid dibiasakan untuk berpikir dan bertindak kreatif.

3. Setiap pembelajaran harus tetap berusaha untuk mengembangkan kepribadian murid secara holistik. Meskipun suatu pembelajaran berada dikawasan ranah kognitif, tetapi pembelajaran itu tidak boleh dilepaskan dari ranah afektif dan atau psikomotorik. PKP yang menekankan pengembangan ketrampilan memproseskan perolehan (kawasan psikomotorik: ketrapilan fisik/intelekual) akan berperan sebagai wahana penyatukait antara pengembangan konsep (ranah kognitif) dan pengembangan sikap dan nilai (ranah afektif).

Demikianlah beberapa alasan yang mendorong dikembangkannya PKP sebagai konsep terlaksananya penerapkan Pendekatan CBSA, namun bukanlah pengaktifan murid yang “…..tanpa isi, tanpa pesan, tanpa rancangan, dan tanpa arah. ……..[Tetapi] yang dipraktekkan adalah cara belajar siswa aktif yang mengembangkan ketrampilan proses perolehan.” (Conny Semiawan, dkk, 1985: 16). Pembelajaran aktif dan bermakna itu menuntut aktivitas murid yang bukan hanya bersifat fisik, melainkan yang utama adalah keterlibatan mental (intelektual dan atau emosionl). Pembelajaran yang bermakna itu akan

Page 5: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

menumbuhkan prakarsa dan kreativitas murid dalam pembelajaran, serta akan mendorong perkembangan mental yang kadarnya tinggi dalam 2 (dua) komponen penting yakni (1) berpikir kritis dalam mencari kebenaran fakta, konsep, prinsip, dan atau teori, dan (2) kreativitas dalam mencari kebermaknaan (Siler, 1990, dan Lipman, 1991, dari Conny R.Semiawan, 1993:17-19). Seperti diketahui, proses berpikir dapat dibedakan dalam 2 (dua) fungsi utama, yakni (1) berpikir kritis, rasional logis, konvergen (memusat) sebagai fungsi utama dari belahan otak kiri, dan (2) berpikir kreatif, divergen (memencar) sebagai fungsi utama dari otak kanan.

Pengertian

Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran itu “Ketrampilan memproseskan perolehan adalah suatu konsep terlaksana yang dapat membantu kita untuk menerapkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) …” (Conny Semiawan, 1985: 3). Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan mendasar yang biasa dipergunakan para ilmuwan dalam menghasilkan penemuan-penemuan besar dalam ilmu pengetahuan, seperti: mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan sebagainya. Ketrampilan mendasar itu yang telah menghasilkan penemuan besar dalam ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan besar itu dilakukan karena para ilmuwan tersebut menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental), meskipun penguasaan fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih terbatas.

Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid dengan memproseskan perolehannya akan mampu menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip (pengembangan pengetahuan-pemahaman dalam ranah kognitif), dan seiring dengan itu, pembelajaran itu secara berangsur tapi berlanjut akan mengembangkan sikap dan nilai pada siswa yang relevan seperti cermat, teliti, jujur, dan sebagainya. Dengan kata lain, pembelajaran yang semula menggunakan berbagai ketrampilan proses (fisik, social, dan atau intelektual dalam ranah psikomotorik), akan menghantar murid pada suatu pengetahuan-pemahaman (dalam ranah kognitif), serta seiring dengan itu menumbuhan pula sikap dan nilai yang relevan (dalam ranah afektif). “Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses belajar-mengajar seperti ini akan menciptakan kondisi cara belajar siswa aktif. Inilah sebenarnya yang dimaksudkan dengan pendekatan proses” (Conny Semiawan, dkk, 1985: 18). Pendekatan proses itu akan mengembangkan kreativitas murid, yang pada gilirannya, akan menjadi landasan untuk pegembangan kepribadiannya secara keseluruhan.

PENTINGNYA PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Menurut Dimiyati, bahwa pendekatan keterampilan proses (PKP) perlu diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi;

Page 6: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

2. Pengalaman intelektual emosional dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal;

3. Penerapan sikap dan nilai sebagai pengabdi pencarian abadi kebenaran ini. (Dimiyati, 2002: 137).

Pembinaan dan pengembangan kreatifitas berarti mengaktifkan murid dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu cara belajar siswa aktif (CBSA) yang mengembangkan keterampilan proses yang dimaksud dengan keterampilan di sini adalah kemampuan fisik dan mental yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan lain dalam individu. Sedangkan Conny (1990 : 14), mengatakan bahwa ada beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa;

2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit;

3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif;

4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

KOMPONEN – KOMPONEN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Dengan menggunakan keterampilan proses menghendaki siswa terlibat dalam eksplorasi, mengungkapkan, menemukan selain itu juga merasakan dan menghayati sebagian dari perasaan dan kepuasan ilmuwan, sambil mengembangkan keterampilan–keterampilan proses yang sesuai dengan bidangnya. Pengajaran seharusnya sudah berubah menjadi berpusat pada siswa/mahasiswa dan berorientasi pada penemuan, penyelidikan, pemecahan masalah dengan menggunakan atau sambil mengembangkan keterampilan proses.

Peranan guru/dosen adalah sebagai pembimbing. Guru/dosen berusaha menjadi pendengar yang baik, menerima pernyataan siswa/mahasiswa, dan membimbingnya dengan cara mengajukan pertanyaan, mengajak dan memberikan pengalaman-pengalaman yang lebih banyak lagi. Keterlibatan siswa dalam setiap pengalaman adalah penting. Pengalaman merupakan dasar pembentukan konsep, pengembangan konsep, pengembangan keterampilan proses dan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, peran guru/dosen adalah mendorong siswa/mahasiswa terlibat aktif dalam setiap pengalaman.

BENTUK DAN PELAKSANAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Funk (dalam Trianto, 2008:73) membagi keterampilan proses menjadi dua tingkatan, yaitu Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) dan Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill).

Page 7: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

1. Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill)a. Observasi/Mengamati

Mengamati merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan mengamati dapat dilakukan peserta didik melalui kegiatan belajar, melihat, mendengar, meraba, mencicipi, dan mengumpulkan informasi. Pada dasarnya mengamati dan melihat merupakan dua hal yang berbeda, walaupun sekilas mengandung pengertian yang sama. Kegiatan melihat belum tentu mengamati. Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mencatat apa yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.

b. KlasifikasiMengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilih berbagai obyek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya. Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan. Pengelompokan ini didasarkan pada karakteristik atau ciri-ciri yang sama dalam tujuan tertentu, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

c. KomunikasiKemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang juga harus dikuasai siswa. Komunikasi di dalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Dalam Keterampilan berkomunikasi ini, siswa perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk laporan penelitian, paper, atau karangan agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum.

d. PengukuranDalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu obyek. Dasar dari kemampuan ini adalah perbandingan.

e. Prediksi (Ramalan)Ramalan yang dimaksud di sini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan atau perkiraan yang didasari penalaran, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang,

Page 8: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

berdasarkan perkiraan atas pola atau kecenderungan tertentu, atau keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

f. InferensiMenurut Esler, keterampilan menginferensi dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato, menginferensi/menduga/menyimpulkan secara sementara adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi.

2. Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill)a. Menentukan variabel

Keterampilan menentukan variabel yaitu mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.

b. Menyusun Tabel DataKeterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan hubungan antar komponen (penyusunan data menurut lajur- lajur yang tersedia).

c. Menyusun GrafikKeterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan.

d. Memberi Hubungan VariabelKeterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan perubahan.

e. Memproses data Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk meperoleh data.

f. Menganalisis penelitianKeterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip -prinsip dasar.

g. Menyusun HipotesisHipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

h. Menentukan Variabel secara OperasionalMendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan

Page 9: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering diulang-ulang.

i. Merencanakan PenelitianSeperti kita ketahui, ilmu pengetahuan dan teknologi terlahir dari sejunmlah penelitian yang mendahuluinya. Hasil-hasil penelitian boleh jadi mengkonstruksikan suatu ilmu pengetahuan, atau merekonstruksi ilmu pengetahuan. Agar suatu penelituian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka diperlukannya adanya rancangan penelitian. Rancangan penelitian ini, diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian. Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadap perolehan penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu diberikan sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.

j. Melakukan EksperimenKeterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan berdasarkan pengamatan dan penalaran. Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat.Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian diuji coba. Melatih merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatih dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam GBPP, kecuali untuk melatih khusus siswa-siswa dalam kelompok tertentu. Contohnya: Kelompok Ilmiah Remaja.

TUJUAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Hal ini sejalan dengan tujuan pendekatan keterampilan proses itu sendiri yang meliputi:

1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses siswa dipacu untuk senantiasa bepartisipasi aktif dalam belajar;

2. Untuk lebih memperdalam konsep pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut;

Page 10: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

3. Untuk mengembangkan pengetahuan atau teori dengan kenyataan hidup dalam masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi;

4. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi hidup di dalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah;

5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai masalah.

Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga menjadi miliknya. Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang diperoleh dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.

KETERKAITAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN TEORI PEMBELAJARAN

Pendekatan keterampilan proses lebih mengarah pada teori pembelajaran konstruktivisme dan kognitivisme serta humanisme dimana pada ketiga teori ini lebih mengutamakan model dan panca indera dalam prosesnya. Dimana siswa lebih mandiri, lebih aktif, siswa mampu menemukan sendiri dan mengembangkan sendiri apa yang didapat dengan menggunakan panca indera. Suatu prinsip untuk memilih pendekatan pembelajaran ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Siswa diharapkan termotivasi dan senang melakukan kegiatan belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya. Hal ini berarti bahwa peranan pendekatan belajar mengajar sangat penting dalam kaitannnya dengan keberhasilan belajar. Salah satunya pendekatan keterampilan proses.

PKP DENGAN RASIONAL KEBUTUHAN LABORATORIUM BIDANG STUDI

Telah dikatakan sebelumnya Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran. Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan mendasar sehingga menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental), meskipun penguasaan fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih terbatas.

Dengan penerapan PKP dalam pembelajaran, murid dengan memproseskan perolehannya akan mampu menemukan sendiri fakta, konsep, dan atau prinsip (pengembangan pengetahuan-pemahaman dalam ranah kognitif), dan seiring dengan itu, pembelajaran itu secara berangsur tapi berlanjut akan mengembangkan sikap dan nilai pada siswa yang relevan seperti cermat, teliti, jujur, dan sebagainya. Dengan kata lain,

Page 11: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

pembelajaran yang semula menggunakan berbagai ketrampilan proses (fisik, social, dan atau intelektual dalam ranah psikomotorik), akan menghantar murid pada suatu pengetahuan-pemahaman (dalam ranah kognitif), serta seiring dengan itu menumbuhan pula sikap dan nilai yang relevan (dalam ranah afektif). Pendekatan proses itu akan mengembangkan kreativitas murid, yang pada gilirannya, akan menjadi landasan untuk pegembangan kepribadiannya secara keseluruhan.

Untuk dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan sebuah laboratorium yang dapat menunjang kebutuhan siswa dan sesuai dengan bidang studi yang dipelajari, sehingga para siswa dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki pada bidang boga. Tidak hanya menguasai Keterampilan Proses Tingkat Dasar (Basic Science Process Skill) tetapi siswa juga diharapkan dapat menguasai Keterampilan Proses Terpadu (Integrated Science Process Skill) yang meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan penelitian, dan melakukan eksperimen. Dalam hal ini peranan laboratorium sangatlah penting karena pembejalaran di SMK menekankan pada kemampuan proses (praktek) dibandingkan hasil akhir selain itu pembelajaran juga lebih tertuju pada siswa (student center), agar lulusan SMK dapat berkembang di dunia kerja.

Contoh :

Pada pembelajaran bakery and pastry tentang roti. Siswa diberi penjelasana dasar tentang bahan – bahan dalam pembuatan roti beserta fungsinya dan cara pembuatan roti. Kemudian, guru memberikan contoh proses membuat roti Perlu adanya laboratorium bakery and pastry, karena dengan hanya menjelaskan tanpa praktek akan sulit bagi siswa untuk memahami dibandingkan jika dipraktekkan langsung. Dengan mengamati proses (praktek) yang dilakukan oleh guru, siswa akan memahami bagaimana proses pembuatan roti. Selain itu siswa juga menjadi lebih aktif dan dapat mempraktekkan apa yang telah dipraktekkan oleh guru.

Page 12: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

III. PENUTUP

Simpulan

Pendekatan Ketrampilan Proses (PKP) adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai ketrampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran. Penerapan PKP dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan ketrampilan-ketrampilan mendasar sehingga menguasai berbagai ketrampilan mendasar (fisik dan atau mental), meskipun penguasaan fakta, konsep, prinsip dan atau teori dalam bidangnya mungkin masih terbatas.

beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkan pendekatan keterampilan proses (PKP) dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa;

2. Para ahli psikologi umumnya berpendapat bahwa anak-anak muda memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh kongkrit;

3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat relatif benar seratus persen penemuannya bersifat relatif;

4. Dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Dengan menggunakan keterampilan proses menghendaki siswa terlibat dalam eksplorasi, mengungkapkan, menemukan selain itu juga merasakan dan menghayati sebagian dari perasaan dan kepuasan ilmuwan, sambil mengembangkan keterampilan–keterampilan proses yang sesuai dengan bidangnya. Keterlibatan siswa dalam setiap pengalaman adalah penting. Pengalaman merupakan dasar pembentukan konsep, pengembangan konsep, pengembangan keterampilan proses dan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, peran guru/dosen adalah mendorong siswa/mahasiswa terlibat aktif dalam setiap pengalaman.

Saran

Pendekatan keterampilan proses dapat diterapkan dalam pembelajaran jika ditunjang dengan laboratorium yang memadai dan mampu menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan pengalaman belajar yang lebih pada siswa.

Page 13: Pengelolaan Laboratorium Bidang Studi

DAFTAR PUSTAKA

Sulo Lipu La Sulo. Strategi Pembelajaran Unit 5, (https://www.academia.edu/3600224/PENDEKATAN_KETRAMPILAN_PROSES_PKP, diakses pada tanggal 16 September 2015)

Safnowandi. 2012. Pembelajaran Keterampilan Proses, (https://safnowandi.wordpress.com/2012/11/15/pembelajaran-keterampilan-proses/, diakses pada tanggal 16 September 2015)