136
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, AUDIT TENURE, AUDIT LAG, DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP OPINI GOING CONCERN (Studi pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI dan Menerima Opini Going Concern Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: AHMAD MAKIEN NIM: 1110082000139 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

  • Upload
    vodat

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, AUDIT

TENURE, AUDIT LAG, DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN

TERHADAP OPINI GOING CONCERN

(Studi pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI dan Menerima Opini Going

Concern Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

AHMAD MAKIEN

NIM: 1110082000139

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

i

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Assets, Audit Tenure, Audit Lag,

dan Proporsi Komisaris Independen Terhadap Opini Going Concern

(Studi pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI dan Menerima Opini

Going Concern Periode 2010-2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ahmad Makien

NIM. 1110082000139

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM. Yulianti, SE., M.Si.

NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19820318 201101 2 011

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 06 Oktober 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Ahmad Makien

2. NIM : 1110082000139

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Assets, Audit

Tenure, Audit Lag, dan Proporsi Komisaris Independen

Terhadap Opini Going Concern

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan

selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan mahasiswa tersebut di atas

dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 Oktober 2015

1. Rizqon Halal Syah Aji, M.Si. (_____________________)

NIP. 19790405 201101 1 005 Penguji I

2. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. (_____________________)

NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji II

3. Fitri Damayanti, SE., M.Si. (_____________________)

NIP. 19810731 200604 2 003 Penguji III

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 21 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Ahmad Makien

2. NIM : 1110082000139

3. Jurusan : Akuntansi (Audit)

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Assets, Audit

Tenure, Audit Lag, dan Proporsi Komisaris Independen

terhadap Opini Going Concern

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Maret 2016

1. Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., CA. (_____________________)

NIP. 19720516 200901 1 006 Ketua

2. Yulianti, SE., M.Si. (_____________________)

NIP. 19820318 201101 2 011 Sekretaris

3. Yusro Rahma, SE., M.Si. (_____________________)

NIP. 19800506 200801 2016 Penguji Ahli

4. Dr. Yahya Hamja, MM. (_____________________)

NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I

5. Yulianti, SE., M.Si. (_____________________)

NIP. 19820318 201101 2 011 Pembimbing II

Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Makien

NIM : 1110082000139

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan

bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 04 Februari 2016

Ahmad Makien

Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Ahmad Makien

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1991

3. Alamat : Jl. Padurenan No. 102 RT 02/08 Pabuaran,

Cibinong – Bogor

4. Telepon : 0857 8036 8505

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SDN Kampung Utan 02 Tahun 1997-2003

2. SMPN 02 Ciputat Tahun 2003-2006

3. SMAN 02 Ciputat Tahun 2006-2009

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2016

III. PENGALAMAN BERORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Tahun 2011-2012

2. PMII Komfeis Tahun 2010-2012

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Moersjied Qorie Indra

2. Ibu : Srie Suratie

3. Anak ke : 3 dari 4 bersaudara

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

vi

THE EFFECTS OF COMPANY’S SIZE, RETURN ON ASSETS, AUDIT

TENURE, AUDIT LAG, AND PROPORTION OF INDEPENDENT

COMMISIONERS ON GOING CONCERN OPINION

(Study on Services Sector Companies Listed in IDX and Receive Going Concern

Opinion Periods of 2010-2014)

ABSTRACT

This research aims to determine the effects of company’s size, return on

assets, audit tenure, audit lag, and proportion of independent commisioners on

going concern opinion.

The samples of this research are service sector companies which listed

on Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2010 to 2014. The number of

companies in this research are 32 companies. Based on purposive sampling

method, the total of final samples are 160 samples. Testing the hypothesis in this

research using logistic regression analysis.

The result of this research is indicating that company’s size effects on the

acceptance of going concern opinion with significance level of 1,6%. On the other

return on assets, audit tenure, audit lag, and proportion of independent

commisioners not effecting on the acceptance of going concern opinion with

significance levels of 97,6%, 94,3%, 31,3%, and 33,5%.

Keywords: Going Concern Opinion, Company’s Size, Return on Assets, Audit

Tenure, Audit Lag, Proportion of Independent Commisioners

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

vii

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, AUDIT

TENURE, AUDIT LAG, DAN PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN

TERHADAP OPINI GOING CONCERN

(Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa yang Terdaftar di BEI dan Menerima

Opini Going Concern Periode 2010-2014)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,

return on assets, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris independen

terhadap opini going concern.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sektor jasa yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerima opini going concern periode 2010

hingga 2014. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 32

perusahaan. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh

adalah 160 sampel. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi logistik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap penerimaan opini going concern dengan tingkat signifikansi sebesar

1,6%. Sedangkan return on assets, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern dengan

tingkat signifikansi sebesar 97,6%, 94,3%, 31,3% dan 33,5%.

Kata Kunci: Opini Going Concern, Ukuran Perusahaan, Return on Assets, Audit

Tenure, Audit Lag, Proporsi Komisaris Independen.

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya berupa ilmu serta ilham sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW, Sang teladan yang selalu membimbing kita menuju kebenaran.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Moersjied Qorie Indra dan Srie Suratie yang selalu

memberikan cinta, kasih sayang, dan doa serta dukungan semangat, moril,

dan materi. Serta untuk kakak Ahmad Kautsar & Ahmad Tasniem dan adik

Siti Ainun Jaariyah yang menjadi motivasi untuk terus semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

3. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntasi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Hepi Prayudiawan S.E., M.M., Ak., CA selaku Sekertaris Program

Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Ibu Putriesty Mandasari, SP., M.Si. selaku Pembimbing Akademik penulis

selama menempuh masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat,

bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti dalam proses

penulisan skripsi ini.

7. Ibu Yulianti, SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi bimbingan, arahan, nasihat,

semangat, motivasi, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama proses

penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima

kasih banyak atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan

selama ini.

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

ix

8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

menempuh masa studi.

9. Om Mukminin Wibayu yang telah banyak memberikan bantuan dan

dukungan moril maupun materi, serta selalu memotivasi dan menginspirasi

agar tidak pantang menyerah dalam meraih tujuan.

10. Rakhmi Aulia, gadis bungas yang tidak pernah lelah menemani, berbagi

cerita, memberikan semangat, motivasi, dukungan, dan doa untukku agar

terus berjuang untuk mencapai tujuan. Terima kasih atas segala hal dan cerita

selama ini.

11. Teman-teman seperjuangan selama perkuliahan, teman-teman Daeng Tata

Akuntansi UIN 2010, Angga AWP, Umam „Kempet‟, Harits „Kempet‟,

Zamzam Ribe, Bashir, Nando „Doblay‟, Rezza, Yoggi, Radis, Qonita, dan

teman-teman lainnya yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu.

Terima kasih telah berjuang dan berbagi banyak cerita selama ini, terima

kasih atas segala bantuan, semangat, motivasi, dan pembelajarannya selama

ini.

12. Kalian yang pernah dan sempat menjadi kekuatan solid sejak SMA selama

kurang lebih delapan tahun, terima kasih atas kerja sama selama ini. Semoga

sukses & Good Luck Your Way!.

13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak

membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi peneliti, suatu

kebahagian telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua.

Terima kasih banyak atas semuanya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran,

masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bisa

bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi serta pengetahuan

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 04 Februari 2016

Ahmad Makien

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB. I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Penelitian............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 11

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 13

A. Tinjauan Literatur ........................................................................ 13

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ........................................... 13

2. Audit ....................................................................................... 17

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xi

a. Definisi Audit ..................................................................... 17

b. Jenis-jenis Audit ................................................................. 18

c. Jenis-jenis Auditor ............................................................. 20

d. Opini Audit ........................................................................ 22

3. Going Concern ........................................................................ 25

a. Definisi Going Goncern ..................................................... 25

b. Opini Going Concern ......................................................... 26

4. Variabel-variabel Independen ................................................. 29

a. Ukuran Perusahaan ............................................................ 29

b. Return on Assets ................................................................. 30

c. Audit Tenure ....................................................................... 31

d. Audit Lag ............................................................................ 33

e. Proporsi Komisaris Independen ......................................... 34

B. Penelitian Terdahulu .................................................................... 37

C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 44

D. Hipotesis ...................................................................................... 45

1. Ukuran Perusahaan terhadap Opini Going Concern .............. 45

2. Return on Assets terhadap Opini Going Concern ................... 46

3. Audit Tenure terhadap Opini Going Concern ......................... 47

4. Audit Lag terhadap Opini Going Concern .............................. 47

5. Proporsi Komisaris Independen terhadap Opini Going

Concern ................................................................................... 48

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 50

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xii

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 50

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................... 50

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 52

D. Metode Analisis Data .................................................................. 53

1. Statistik Deskriptif .................................................................. 54

2. Pengujian Hipotesis ................................................................ 54

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .............. 55

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) .................. 56

c. Menguji Kelayakan Model Regresi ................................... 57

d. Matriks Klasifikasi ............................................................. 57

e. Model Regresi Logistik yang Terbentuk ........................... 57

E. Operasionalisasi Variabel ............................................................ 58

1. Variabel Dependen (Y): Opini Going Concern ...................... 59

2. Variabel Independen (X) ........................................................ 59

a. Ukuran Perusahaan (X1)..................................................... 60

b. Return on Assets (X2) ......................................................... 60

c. Audit Tenure (X3) ............................................................... 61

d. Audit Lag (X4) .................................................................... 62

e. Proporsi Komisaris Independen (X5) ................................. 63

BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................. 67

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................ 67

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................... 73

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 73

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xiii

2. Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) ... 76

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ....... 78

4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ....................................... 80

5. Hasil Matriks Klasifikasi ....................................................... 80

6. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................ 82

BAB. V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 90

A. Kesimpulan .................................................................................. 90

B. Saran ............................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 99

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................ 65

4.1 Daftar Perusahaan Sektor Sumber Daya Alam yang Menerima

Opini Going Concern ....................................................................... 68

4.2 Daftar Perusahaan Sektor Manufaktur yang Menerima Opini

Going Concern ................................................................................. 68

4.3 Daftar Perusahaan Sektor Jasa yang Menerima Opini Going

Concern ............................................................................................ 69

4.4 Persentase Sektor Perusahaan yang Menerima Opini Going

Concern ............................................................................................ 70

4.5 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria......................................... 71

4.6 Sampel Perusahaan Sektor Jasa yang Menerima Opini Going

Concern ............................................................................................ 72

4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 74

4.8 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model (Block Number 0:

Beginning Block) .............................................................................. 77

4.9 Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model (Block Number 1) ............... 78

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 79

4.11 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi................................................. 80

4.12 Matriks Klasifikasi ........................................................................... 81

4.13 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ............................................... 82

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................. 44

Page 17: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Lampiran A: Data Sampel .............................................................. 100

2 Lampiran 1: Sampel Perusahaan ..................................................... 101

3 Lampiran 2: Hasil Variabel Ukuran Perusahaan ............................. 102

4 Lampiran 3: Hasil Variabel Return on Assets ................................. 104

5 Lampiran 4: Hasil Variabel Audit Tenure ....................................... 105

6 Lampiran 5:Hasil Variabel Audit Lag ............................................. 110

7 Lampiran 6: Hasil Variabel Proposi Komisaris Independen ........... 111

8 Lampiran 7: Hasil Variabel Opini Going Concern ......................... 112

9 Lampiran B: Output SPSS .............................................................. 113

10 Lampiran 8: Hasil Uji Statistik Deskriptif ...................................... 114

11 Lampiran 9: Hasil Uji Regresi Logistik .......................................... 114

Page 18: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belakangan tahun terakhir, kondisi ekonomi dunia terus bergerak

fluktuatif. Krisis keuangan yang dialami di berbagai negara adidaya ikut

berimbas pada kondisi ekonomi di Indonesia. Sebagai negara berkembang,

pergerakan ekonomi negara lain yang lebih maju menyebabkan Indonesia

mau tidak mau juga terkena dampak yang seharusnya tidak diharapkan untuk

terjadi. Akibatnya, perusahaan yang berperan sebagai salah satu penggerak

ekonomi sudah pasti harus menanggung resiko kesulitan keuangan. Salah satu

jenis perusahaan yang terkena dampak kesulitan keuangan tersebut adalah

perusahaan jasa. Tidak sedikit perusahaan jasa yang terkena dampak tersebut,

banyak perusahaan level mikro hingga makro yang mengalami kerugian besar

dan tidak sedikit pula perusahaan yang collapse hingga tidak bisa

melanjutkan usahanya.

Ketidakmenentuan kondisi dunia usaha yang dipengaruhi berbagai

faktor seperti politik, ekonomi, maupun kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah berdampak pada langkah manajemen suatu perusahaan agar tetap

dapat mempertahankan eksistensinya dalam hal kelangsungan hidup

perusahaan (going concern). Padahal perusahaan didirikan dengan tujuan

memiliki kelangsungan hidup untuk jangka panjang. Kondisi dan peristiwa

yang dialami suatu perusahaan dapat memberikan indikasi-indikasi tentang

kelangsungan usaha (going concern) perusahaan tersebut (Foroghi, 2012).

Page 19: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

2

Kapabilitas dalam suatu manajemen akan menentukan kelangsungan

hidup perusahaan yang dikelolanya. Manajemen selalu berusaha mencari cara

agar perusahaannya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan

agar berada pada posisi yang menguntungkan. Hal tersebut dilakukan pihak

manajemen agar dapat menarik minat para investor atau nasabah untuk

mentitipkan dananya di perusahaan karena merasa aman untuk melakukan

investasi. Tetapi tak jarang dalam prosesnya terdapat kepentingan pribadi

yang berimbas pada munculnya praktik-praktik curang yang dilakukan pihak

manajemen. Ketika terjadi ketidaksesuaian antara kondisi perusahaan yang

sebenarnya dengan hasil laporan audit perusahaan, maka pihak yang pertama

kali disalahkan adalah pihak manajemen baru kemudian auditor. Oleh karena

itu, dibutuhkan pihak ketiga (auditor) yang independen sebagai mediator pada

hubungan prinsipal dengan agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitor

perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai dengan aturan yang

berlaku.

Dalam kaitannya dengan perusahaan jasa, salah satu jenis sektor yang

bergerak dalam bidang jasa adalah sektor industri perbankan. Walaupun

masih banyak jenis sektor lain yang juga bergerak di bidang jasa, tetapi

sebagai salah satu contoh kasus dapat kita lihat pada kasus yang terjadi di

sektor industri perbankan. Tentu masih kita ingat pada beberapa tahun

belakangan, perekonomian Indonesia khususnya di sektor perbankan

mengalami guncangan dari kasus yang cukup serius yaitu skandal keuangan

PT. Bank Century Tbk.. Skandal besar Bank Century hingga saat ini masih

Page 20: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

3

menjadi sebuah masalah yang gawat bagi stabilitas ekonomi negara ini.

Kasus tersebut bermula dari penemuan surat berharga valuta asing milik PT.

Bank Century Tbk. oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun 2005 sebesar US$

210 juta, hingga pada akhir 2008 surat berharga tersebut telah jatuh tempo

dan menyebabkan Bank Century mengalami kesulitan likuidasi dan gagal

bayar dengan jumlah hutang sebesar US$ 56 juta. Padahal, dua tahun

sebelumnya laporan auditor milik Bank Century dinyatakan wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion), sebuah pernyataan yang seharusnya

ditujukan kepada entitas yang tidak memiliki masalah kesulitan keuangan

untuk kelangsungan hidupnya. Dalam laporan tersebut tidak ditambahkan

bahasa penjelas (explanatory language) pertimbangan auditor tentang

keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Seharusnya

auditor memberikan opini dengan modifikasi going concern kepada Bank

Century jika melihat kondisi kesulitan likuidasi yang dialami. Tetapi

kenyataannya auditor tidak menerapkan pertimbangan terhadap keraguan atas

kelangsungan hidup perusahaan.

Jauh sebelum kasus Bank Century, terdapat beberapa kasus serupa

yang terjadi pada awal 1990 hingga 2005 yaitu dilikuidasinya beberapa bank

setelah sebelumnya menerima pendapat wajar tanpa pengecualian. Bank

Summa yang dilikuidasi pada awal 1990, kemudian terdapat 16 bank telah

dilikuidasi oleh pemerintah per 1 November 1997, Bank Prashida Utama dan

Bank Ratu dilikuidasi di tahun 2000, Unibank dilikuidasi tahun 2001, Bank

Asiatic dan Bank Dagang Bali dilikuidasi tahun 2004, dan Bank Global

Page 21: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

4

International di tahun 2005 (Rahayu, 2007). Lebih lanjut Rahayu, (2007)

menjelaskan dalam laporan audit yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik

(KAP) pada peristiwa dilikuidasinya beberapa bank tersebut dinyatakan

bahwa kondisi perbankan saat itu sangat baik, walaupun dalam kenyataannya

buruk. Akibat kesalahan yang dilakukan oleh sejumlah KAP ketika

melakukan audit terhadap laporan keuangan 88 Bank Beku Kegiatan Usaha

(BBKU), terjadi pembekuan izin empat KAP yang dilakukan pada tanggal 18

November 2002.

Salah satu dampak yang timbul dari kasus-kasus tersebut, terutama

akibat kelalaian auditor dalam menanggapi kelangsungan hidup perusahaan

adalah banyaknya investor dan nasabah yang mengalami kerugian karena

menerima informasi yang salah tentang kondisi keuangan perusahaan,

padahal mereka terlanjur menyalurkan dana yang dimilikinya kepada

perusahaan. Informasi tentang kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan usahanya (going concern) sangat penting bagi para

pengguna laporan keuangan, karena merupakan salah satu faktor

pertimbangan investasi (Praptitorini dan Januarti, 2007). Dalam pertimbangan

investasi, investor membutuhkan berbagai macam informasi bukan hanya dari

segi laporan keuangan saja, tetapi juga dari segi yang lainnya. Para investor

seringkali hanya melihat pada kondisi keuangan perusahaan khususnya

profitabilitasnya tetapi mengesampingkan informasi yang lain seperti

kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Akibatnya selain opini audit

yang bermasalah, banyak investor yang kehilangan dana investasinya karena

Page 22: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

5

tidak memperhatikan kelangsungan hidup perusahaan yang dipilihnya untuk

berinvestasi

Dalam memberikan opini, auditor harus memberikan informasi yang

benar-benar menggambarkan bagaimana keadaan perusahaan yang

sebenarnya. Jika perusahaan mengalami masalah ketidakpastian akan

kelangsungan hidup perusahaan atau auditor ragu akan kelangsungan hidup

perusahaan, maka sudah seharusnya seorang auditor harus berani mengambil

sikap profesional untuk memberikan opini going concern dalam laporan opini

audit. Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk mengevaluasi status

kelangsungan hidup perusahaan dalam setiap pekerjaan auditnya (Fanny dan

Silvia, 2005). Auditor memiliki peran yang begitu penting sebagai

penghubung antara kepentingan investor dengan kepentingan perusahaan

sebagai pengguna dan penyedia laporan keuangan. Peran auditor dalam

memberikan informasi sangat diandalkan untuk memberi keyakinan kepada

investor agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi pada suatu

perusahaan. Informasi yang dilaporkan auditor harus dapat mencerminkan

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan perusahaan berdasarkan berbagai

pertimbangan dari kegiatan operasional perusahaan, kondisi ekonomi yang

mempengaruhi perusahaan, kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajibannya, serta kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Setyarno

et. al., 2006). Hal tersebut dilakukan auditor dengan tujuan mencegah

diterbitkannya laporan yang menyesatkan investor atau para pengguna

laporan keuangan lainnya.

Page 23: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

6

Pemberian opini going concern lebih sering dikeluarkan oleh auditor

kepada perusahaan berskala kecil. Hal ini disebabkan oleh keyakinan auditor

bahwa perusahaan berskala besar lebih bisa menyelesaikan kesulitan

keuangan yang dihadapinya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar juga lebih bisa

menawarkan fee audit yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan oleh

perusahaan kecil. Dalam kaitannya dengan kehilangan fee audit yang

signifikan tersebut, maka auditor mungkin ragu untuk mengeluarkan opini

going concern pada perusahaan besar (Dewayanto, 2011). Besar atau

kecilnya skala perusahaan salah satunya dapat dilihat dari kondisi keuangan

perusahaan seperti kepemilikan aset total perusahaan. Penelitian tentang

pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini going concern

dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) yang menemukan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan dengan opini going concern.

Hal tersebut berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Januarti dan

Fitrianasari (2008) serta Junaidi dan Hartono (2010) yang menemukan bukti

empiris bahwa ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh terhadap opini

going concern.

Salah satu indikator kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat

diukur berdasarkan kondisi keuangan perusahaan. Salah satu cara untuk

menganalisis kondisi keuangan perusahaan adalah dengan cara mengukur

tingkat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan akan

menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

Page 24: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

7

keuntungan. Umumnya, tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan rasio return on assets (ROA). Tingkat ROA yang tinggi

menunjukkan efektivitas dan efisiensi penggunaan aktiva yang dimiliki

perusahaan. Semakin tinggi tingkat ROA suatu perusahaan akan semakin

menjauhkan perusahaan dari masalah going concern. Sebaliknya, tingkat

ROA yang rendah akan semakin memungkinkan perusahaan mengalami

permasalahan going concern.

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang terjalin antara

Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan auditee yang sama. Ketika hubungan

antara auditor independen dengan klien sudah berlangsung lama, maka klien

akan dipandang sebagai sumber penghasilan bagi auditor. Karena dipandang

sebagai sumber penghasilan, maka akan timbul kekhawatiran bagi KAP jika

kehilangan sumber penghasilannya yang berdampak pada timbulnya

keraguan bagi auditor untuk memberikan opini going concern kepada

kliennya. Dewayanto (2011) menemukan bahwa audit tenure berpengaruh

signifikan terhadap opini going concern, sedangkan menurut Januarti dan

Fitrianasari (2008) mengungkapkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh

signfikan.

Audit lag atau dalam beberapa penelitian disebut audit delay adalah

interval waktu antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan (31

Desember) dengan tanggal laporan audit. Pemeriksaan laporan keuangan

yang dilakukan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai

kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan memerlukan waktu yang

Page 25: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

8

cukup panjang. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan secara

berkala merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan. Laporan keuangan yang

terlambat dipublikasikan dapat menjadi suatu indikasi adanya masalah dalam

laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan opini going

concern lebih cenderung membutuhkan waktu audit (audit lag) yang lebih

lama,sehingga penyampaian laporan audit bisa terlambat. Lennox (2002)

mengungkapkan bahwa hal ini mungkin terjadi karena auditor lebih banyak

melakukan pengujian, manajer melakukan negosiasi yang panjang ketika

terdapat ketidakpastian kelangsungan usaha, dan auditor berharap bahwa

perusahaan dapat mengatasi masalah yang dihadapi untuk menghindari

dikeluarkannya opini going concern. Penelitian yang dilakukan oleh Januarti

dan Fitrianasari (2008) menunjukkan bahwa audit terdapat hubungan positif

antara audit lag yang panjang dengan opini going concern.

Suatu perusahaan diharuskan untuk dapat menerapkan good corporate

governance untuk mengantisipasi hal yang berkaitan dengan masalah

keagenan yang sering muncul dalam perusahaan. Salah satu mekanisme

corporate governance yang penting adalah keberadaan komisaris independen.

Hal ini menjadi penting karena komisaris independen diharapkan mampu

menempatkan prinsip keadilan dan independensi di dalam perusahaan.

Komisaris independen diharapkan membawa pengaruh positif bagi

perusahaan dengan laporan keuangan yang berkualitas sehingga perusahaan

akan menerima opini going concern dari auditor. Perusahaan yang memiliki

proporsi komisaris independen yang lebih besar diharapkan mampu

Page 26: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

9

mendapatkan pengawasan yang lebih baik sehingga kemungkinan auditor

memberikan opini going concern akan lebih kecil. Penelitian yang dilakukan

oleh Adjani dan Rahardja (2013) mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh

negatif proporsi komisaris independen terhadap penerimaan opini going

concern.

Beberapa penelitian telah menguji tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan opini going concern dan mendapatkan hasil

penelitian yang berbeda-beda. Penelitian ini merupakan replikasi dari

penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Nursasi dan Maria (2015) yang

meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan

opini going concern pada perusaahaan perbankan dan pembiayaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Di dalam penelitian tersebut juga

digunakan salah satu variabel yang sama dengan penelitian ini yaitu audit

tenure. Di dalam penelitian ini, peneliti menambahkan variabel independen

lain yaitu return on assets (ROA), audit tenure, audit lag, dan proporsi

komisaris independen. Peneliti khususnya memilih untuk menambahkan

variabel proporsi komisaris independen karena berdasarkan literatur yang

peneliti dapatkan masih cukup jarang diteliti mengenai pengaruh proporsi

komisaris independen terhadap penerimaan opini going concern.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi penerimaan opini going concern serta untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi variabel

dependen. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan membuat suatu

Page 27: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

10

penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Assets,

Audit Tenure, Audit Lag, dan Proporsi Komisaris Independen terhadap

Opini Going Concern”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan permasalahan yang hendak diteliti di dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini

going concern?

2. Apakah tingkat return on assets perusahaan berpengaruh terhadap

penerimaan opini going concern?

3. Apakah audit tenure berpengaruh terhadap penerimaan opini going

concern?

4. Apakah audit lag berpengaruh terhadap penerimaan opini going

concern?

5. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap

penerimaan opini going concern?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap

penerimaan opini going concern.

Page 28: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

11

2. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh tingkat return on assets

perusahaan terhadap penerimaan opini going concern.

3. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh audit tenure terhadap

penerimaan opini going concern.

4. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh audit lag terhadap

penerimaan opini going concern.

5. Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh proporsi komisaris

independen terhadap penerimaan opini going concern.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

masyarakat atau praktisi bisnis dan bagi dunia akademis. Manfaat penelitian

yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Profesi Auditor dan Kantor Akuntan Publik

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi untuk

membuat pertimbangan keputusan opini audit yang mengacu pada

kelangsungan hidup (going concern) perusahaan di masa yang akan

datang.

2. Investor

Diharapkan hasil penelitian ini investor dapat membuat pertimbangan

dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di suatu perusahaan

dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini

going concern pada laporan keuangan perusahaan.

Page 29: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

12

3. Dunia Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia

pendidikan mengenai wawasan terhadap pengembangan studi akuntansi

khususnya dalam bidang audit.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi dan

informasi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penyempurnaan dan

perluasan dalam penelitian selanjutnya mengenai opini going concern.

5. Penulis

Penelitian ini menjadi sarana dalam memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing khususnya mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi penerimaan opini going concern. Sehingga

diharapkan wawasan yang didapat penulis dapat bermanfaat di masa

yang akan datang.

Page 30: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori agensi menggambarkan

suatu hubungan antara dua pihak yang berbeda kepentingan yaitu

prinsipal selaku pihak pemegang saham (pemilik) dan agen

(manajemen). Hubungan agensi yang terjadi diartikan sebagai suatu

kontrak di bawah satu orang prinsipal atau lebih yang menunjuk pihak

lain sebagai agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka

dengan memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen.

Diana dan Irianto (2008) menjelaskan bahwa prinsipal adalah satu

orang atau lebih pemegang saham yang menyediakan fasilitas dan dana

untuk menjalankan kegiatan perusahaan, sedangkan agen adalah

pengelola yang mendapatkan wewenang dari pihak prinsipal untuk

mengelola apa yang telah dipercayakan oleh pemegang saham kepadanya

untuk kemudian dipertanggungjawabkan pada prinsipal. Berdasarkan

kontrak yang terjadi, pihak prinsipal (pemegang saham) akan

memperoleh hasil berupa pembagian dividen, sedangkan pihak agen

(manajemen) akan memperoleh gaji, bonus, dan berbagai macam

kompensasi lainnya.

Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para

peneiliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005 dalam Dewayanto,

Page 31: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

14

2011). Masalah tersebut akan muncul ketika terjadi konflik kepentingan

antara prinsipal dan agen. Konflik kepentingan ini terdiri dari 3 (tiga)

masalah, yaitu: (1) antara shareholders dan manajer; (2) antara

shareholders dan debtholders; (3) antara manajer, shareholders, dan

debtholders (Suparlan dan Andayani, 2010). Pemilik saham dan

manajemen merupakan pemaksimum kesejahteraan, hal ini

mengakibatkan adanya kecenderungan manajer untuk senantiasa mencari

keuntungan sendiri dengan mengorbankan pihak lain. Manajer sebagai

pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan. Sejatinya

agen mempunyai kewajiban untuk mensejahterakan para pemegang

saham, namun manajemen juga memiliki kepentingan untuk

memaksimumkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, permasalahan

penyatuan kepentingan pihak-pihak inilah yang dapat menimbulkan

masalah yang disebut dengan masalah keagenan.

Lebih lanjut Dewayanto (2011) mengasumsikan bahwa prinsipal

dan agen sebagai orang ekonomi yang rasional, memiliki kepentingan

masing-masing, dan bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Prinsipal

diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau

investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan

menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang

menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini

masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi dirinya

Page 32: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

15

sendiri. Informasi keuangan dan laporan keuangan yang disampaikan

terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kondisi ini

dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetris informasi

(information asymetryc). Untuk meminimaliasasi adanya asimetri

informasi diperlukan adanya pihak ketiga yang independen sebagai

mediator hubungan antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini merfungsi

untuk memonitor perikaku manajer (agen) apakah bertidak sesuai dengan

keinginan prinsipal.

Terkait dengan penerimaan opini going concern, agen ditugaskan

untuk mengelola perusahaan dan menghasilkan laporan sebagai bentuk

dari pertanggungjawaban agen kepada prinsipal. Laporan keuangan yang

dihasilkan akan menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan

digunakan oleh prinsipal sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kaitannya terhadap ukuran perusahaan yaitu semakin besar perusahaan

maka sistem dan manajemen yang dilakukan akan semakin baik, dimana

manajer bertanggung jawab atas perkembangan perusahaan. Ukuran

perusahaan akan menjadi suatu tolak ukur tertentu bagi auditor dalam

menjalankan proses auditnya. Sedangkan terkait dengan return on assets

yaitu peningkatan tingkat ROA yang terjadi pada perusahaan akan diikuti

oleh peningkatan laba suatu perusahaan, maka perusahaan akan dapat

mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itu perusahaan

besar akan cenderung tidak memperoleh opini going concern

(Dewayanto, 2011). Begitupun dengan perusahaan yang memiliki tingkat

Page 33: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

16

ROA yang tinggi akan memperoleh laba yang tinggi dan terhindar dari

penerimaan opini going concern.

Shareholders selaku pemilik perusahaan (prinsipal) akan selalu

memantau kinerja manajernya (agen). Salah satu cara yang dilakukan

oleh prinsipal untuk menilai kinerja agennya adalah melalui audit yang

dilakukan oleh auditor yang profesional dan independen. Semakin lama

auditor melakukan perikatan audit dengan auditee yang sama,

dikhawatirkan independensi auditor tersebut akan berkurang, akibatnya

opini yang diberikan oleh auditor tersebut akan bias. Maka semakin lama

auditor tersebut melakukan perikatan audit dengan auditee yang sama,

akan membuuat auditor semakin sulit untuk memberikan opini going

concern.

Berdasarkan teori keagenan, manajer juga bertanggung jawab atas

penyusunan laporan keuangan yang tepat waktu sehingga akan terhindar

dari keterlambatan pengeluaran opini oleh auditor. Ketepatan waktu

penerbitan laporan keuangan auditan merupakan hal yang sangat penting

bagi perusahaan-perusahaan publik. Karena biasanya perusahaan yang

terlambat menerbitkan laporan keuangan auditan cenderung menerima

opini going concern, hal ini didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menyatakan bahwa opini

going concern lebih banyak ditemukan ketika pengeluaran opini audit

terhambat.

Page 34: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

17

Adjani dan Rahardja (2013) mengungkapkan bahwa kaitan

komisaris dengan teori agensi yaitu dibutuhkannya keberadaan komisaris

sebagai salah satu unsur penting dalam penerapan good corporate

governance pada perusahaan. Untuk mewujudkannya, maka pengelolaan

perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa

pengelolaan telah dilakukan dengan penuh kepatuhan pada setiap

peraturan dan ketentuan yang berlaku. Selain sebagai fungsi pengawasan,

komisaris independen juga diharapkan menjamin strategi perusahaan

telah berjalan sesuai dan memastikan terciptanya akuntabilitas, sehingga

auditor tidak mengeluarkan opini going concern untuk perusahaan.

2. Audit

a. Definisi Audit

Menurut Agoes (2012: 4), auditing adalah suatu pemeriksaan

yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang

independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Report of The Committee on Basic Auditing Concepts of the

American Accounting Association (Accounting Review, vol. 47) dalam

Boynton et. al. (2006: 5) memberikan definisi auditing sebagai suatu

proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara

objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi

Page 35: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

18

dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi

tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta

penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa auditing adalah suatu proses kritis dan sistematis yang

dilakukan oleh auditor independen dalam mengevaluasi secara

objektif laporan keuangan yang telah disusun manajemen beserta

catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti berdasarkan peristiwa

ekonomi yang terjadi dengan tujuan untuk menentukan tingkat

kesesuaian dan kewajaran antara informasi dengan kriteria yang telah

ditetapkan untuk kemudian disampaikan hasilnya kepada pihak yang

berkepentingan.

b. Jenis-jenis Audit

Boynton et. al. (2006: 6) mengklasifikasikan tiga jenis audit yaitu

audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

Uraian mengenai ketiga audit tersebut adalah sebagai berikut:

1) Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan berkaitan dengan kegiatan memperoleh

dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan

maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan

tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

Page 36: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

19

Hasil audit laporan keuangan tersebut akan didistribusikan kepada

para pengguna dalam cakupan yang luas, seperti para pemegang

saham, kreditor, kantor pemerintah, dan masyarakat umum melalui

laporan auditor atas laporan keuangan. Selain itu, auditor eksternal

juga menyiapkan laporan kepada dewan direksi tentang

pengendalian intern perusahaan serta temuan-temuan lainnya.

2) Audit Kepatuhan (Compliance Audit)

Audit kepatuhan berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan

keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan

persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu.

Laporan audit kepatuhan umumnya ditujukan kepada otoritas yang

menerbitkan kriteria tersebut dan dapat terdiri dari (1) ringkasan

temuan atau (2) pernyataan keyakinan mengenai derajat kepatuhan

dengan kriteria tersebut.

3) Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan

mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan

operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan

tertentu. Terkadang audit jenis ini disebut juga sebagai audit kinerja

atau audit manajemen. Pada sisi lain, auditor operasional dapat juga

membantu menyusun kriteria yang akan digunakan. Secara khas,

laporan untuk audit operasional tidak hanya memuat pengukuran

Page 37: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

20

efisiensi dan efektivitas saja, namun juga memuat rekomendasi

peningkatan kinerja.

c. Jenis-jenis Auditor

Boynton et. al. (2006: 8) mengklasifikasikan auditor menjadi tiga

kelompok, yaitu auditor independen, auditor internal, dan auditor

pemerintah. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga jenis

auditor tersebut:

1) Auditor Independen

Auditor independen atau yang sering disebut sebagai auditor

eksternal merupakan akuntan publik bersertifikat yang bertindak

sebagai praktisi perorangan ataupun anggota Kantor Akuntan

Publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.

Untuk menjadi seorang auditor independen biasanya harus

memiliki lisensi yang diperoleh dari ujian persamaan akuntan

publik bersertifikat dan memiliki pengalaman praktik dalam bidang

audit.

Auditor independen memiliki hubungan profesional dengan klien

yang berasal dari perusahaan bisnis yang berorientasi laba,

organisasi nirlaba, kantor pemerintah, atau perorangan. Perangkat

yang harus dipatuhi oleh auditor independen dalam menjalankan

tugasnya adalah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Kode

Etik Akuntan Publik, dan Quality Control.

Page 38: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

21

2) Auditor Internal

Auditor internal adalah pegawai dari organisasi yang diaudit.

Auditor jenis ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian

independen dalam lingkungan organisasi sebagai suatu bentuk jasa

bagi organisasi.

Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen

organisasi agar dapat mengetahui kesesuaian standar operasional

perusahaan dengan pelaksanaan operasional perusahaan, sehingga

manajemen dapat memberikan pertanggungjawaban yang efektif.

Auditor internal umumnya memiliki tugas pada lingkup kepatuhan

dan operasional, tetapi tidak menutup kemungkinan seorang auditor

bertugas di luar kedua lingkup tersebut seperti evaluasi sistem

komputer perusahaan atau di luar bidang akuntansi.

3) Auditor Pemerintah

Auditor pemeritah merupakan auditor profesional yang berasal dari

lembaga pemerintahan. Di Indonesia, lembaga yang bertanggung

jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan dan

keuangan negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

sebagai lembaga tertinggi, Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), dan Inspektorat Jendral (Itjen) yang ada

pada departemen-departemen pemerintah.

Auditor pemerintah memiliki tugas pokok melakukan audit atas

pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh departemen-

Page 39: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

22

departemen atau entitas pemerintahan atau pertanggungjawaban

yang ditujukan kepada pemerintah.

d. Opini Audit

Salah satu tugas dari seorang auditor yaitu menyatakan

pendapatnya tentang kewajaran suatu laporan keuangan perusahaan

dalam sebuah laporan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu

laporan tertulis yakni laporan audit bentuk baku. Laporan auditor

bentuk baku terdiri dari tiga paragraf yakni paragraf pengantar

(Introduction Paragraph), paragraf lingkup audit (Scope Paragraph),

dan paragraf pendapat (Opinion Paragraph) (Mulyadi, 2002: 410).

Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan

pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan

tidak memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan

pendapat maupun menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus

menyatakan auditnya telah dilaksanakan berdasarkan standar auditing

yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2011: 110.1).

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen

adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua

hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,

dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia (IAI, 2011: 110.1).

Halim (2008: 75) menyatakan bahwa terdapat lima jenis pendapat

yang diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut:

Page 40: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

23

1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila

audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar

auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dan tidak terdapat kondisi atau

keadaan tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan.

2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa

penjelasan (unqualified opinion with explanatory languange)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau

diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan

keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan

bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang memerlukan bahasa

penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:

a) pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor

independen lain,

b) adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan

oleh IAI,

c) laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang

material,

d) auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Page 41: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

24

e) auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam

penggunaan prinsip dan metode akuntansi.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat

ini diberikan apabila:

a) tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya

pembatasan lingkup audit yang material tapi tidak

mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan,

b) auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari

prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material

tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara

keseluruhan. Penyimpangan tersebut dapat berupa

pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam

prinsip akuntansi. Auditor harus menjelaskan alasan

pengecualian dalam satu paragraf terpisah sebelum paragraf

pendapat.

4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak

menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus

menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak

utama dari hal yang menyebabkan pendapat tidak wajar diberikan

terhadap laporan keuangan.

Page 42: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

25

5) Pernyataan tidak memberikan opini (disclaimer of opinion)

Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat diberikan

apabila:

a) ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh

klien maupun karena kondisi tertentu,

b) auditor tidak independen terhadap klien.

3. Going Concern

a. Definisi Going Concern

Going concern adalah suatu dalil yang menyatakan bahwa

kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung

jawab serta aktifitas-aktifitasnya yang tidak berhenti (Belkaoui, 2006:

271). Dalil tersebut menggambarkan suatu entitas akan diharapkan

untuk beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak

diarahkan menuju arah likuidasi. Entitas tersebut memerlukan

kegiatan operasional yang berkelanjutan dan berkesinambungan untuk

menciptakan suatu konsekuensi bahwa laporan keuangan yang terbit

di suatu periode mempunyai sifat yang sementara sebab masih

merupakan satu rangkaian laporan yang berkelanjutan.

Menurut Komalasari (2004), going concern adalah kelangsungan

hidup suatu badan usaha, dengan adanya going concern maka suatu

badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan

usahanya dalam jangka waktu yang panjang, tidak akan dilikuidasi

Page 43: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

26

dalam jangka waktu yang pendek. Asumsi going concern dapat

dikatakan sebagai sebuah pendapat atau asumsi mengenai

kemungkinan bahwa perusahaan tersebut mampu bertahan minimal

hingga 5 tahun yang akan datang.

Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan

sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal

berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara

signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan satuan

usaha adalah berhubungan dengan satuan usaha dalam memenuhi

kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian

besar aktiva pada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang,

perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa

lainnya (IAI, 2011: 341.1).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa going concern adalah kemampuan suatu entitas untuk terus

menjalankan operasinya dalam jangka waktu yang panjang tidak akan

dilikuidasi dalam jangka waktu yang pendek.

b. Opini Going Concern

Opini going concern merupakan opini yang diberikan oleh auditor

untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya (IAI, 2011: 341.01). Opini going concern

merupakan salah satu bentuk opini yang berada dalam lingkup

Page 44: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

27

pemberian pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelasan (unqualified opinion with explanatory languange ).

Auditor harus memperoleh dan mempertimbangkan informasi

mengenai rencana manajemen dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya selama jangka waktu pantas. Jika setelah

mempertimbangkan rencana manajemen auditor tetap menyimpulkan

adanya keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya selama jangka waktu pantas,

maka auditor harus mempertimbangkan dampak terhadap laporan

keuangan, termasuk kecukupan pengungkapan dalam laporan

keuangan (IAI, 2011: 341.4). Adapun pertimbangan auditor yang

berhubungan dengan rencana manajemen dapat meliputi:

1) Rencana untuk menjual aktiva

2) Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang

3) Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

4) Rencana untuk menaikkan modal pemilik

Opini going concern merupakan asumsi dalam pelaporan

keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi

yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas

tersebut dimungkinkan mengalami masalah (Juandini, 2011). Laporan

audit dengan modifikasi mengenai going concern merupakan suatu

indikasi bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko auditee tidak

dapat mempertahankan bisnisnya.

Page 45: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

28

Menurut Venuti, (2007) dalam Januarti, (2009), pemberian opini

audit ini merupakan bad news bagi pengguna laporan keuangan.

Masalah yang sering timbul adalah bahwa sangat sulit untuk

memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga banyak

auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam

memberikan opini going concern. Perusahaan berusaha menghindari

opini going concern karena berdampak pada menurunnya harga

saham, menurunnya kepercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan

karyawan tetap terhadap manajemen perusahaan. Menurunnya

kepercayaan publik terhadap citra perusahaan dan manajemen

perusahaan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap

keberlanjutan bisnis perusahaan di masa yang akan datang dalam hal

mencari tambahan dana guna membiayai kegiatan operasional

perusahaan. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan

mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Apabila perusahaan

tidak segera mengambil tindakan penanganan, maka kebangkrutan

usaha dipastikan akan benar-benar terjadi (Juandini, 2011).

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

opini going concern merupakan opini wajar tanpa pengecualian

dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory

language) yang dikeluarkan oleh auditor independen ketika auditor

mengetahui terdapat kesangsian substansial mengenai kelansungan

hidup perusahaan klien. Namun jika auditor yakin bahwa manajemen

Page 46: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

29

dapat mengatasi masalah perusahaan, dengan rencana manajemen

yang dapat mengurangi dampak yang mengancam kelangsungan

hidup perusahaan, maka auditor tidak akan mengeluarkan opini going

concern.

4. Variabel-variabel Independen

a. Ukuran Perusahaan

Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan

bahwa auditor lebih cenderung mengeluarkan opini going concern

pada perusahaan yang lebih kecil. Hal ini dimungkinkan karena

auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat

menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya

daripada perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar juga lebih bisa

menawarkan fee audit yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan

oleh perusahaan kecil. Dalam kaitannya dengan kehilangan fee audit

yang signifikan tersebut, maka auditor mungkin ragu untuk

mengeluarkan opini going concern pada perusahaan besar

(Dewayanto, 2011).

Besar atau kecilnya skala perusahaan salah satunya dapat dilihat

dari kondisi keuangan perusahaan seperti kepemilikan aset total

perusahaan. Semakin tinggi total aset yang dimiliki, maka perusahaan

dianggap memiliki ukuran yang besar sehingga mampu

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan besar juga

cenderung lebih dipercaya oleh masyarakat bisnis terutama investor,

Page 47: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

30

karena mereka percaya bahwa perusahaan besar bisa memberikan

pelayanan serta produk yang lebih baik dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Karena kepercayaan dari investor begitu besar,

maka perusahaan dapat meningkatkan atau mempertahankan

kelangsungan hidupnya, sehingga semakin kecil pula kemungkinan

auditor untuk mengeluarkan opini going concern.

b. Return on Assets

Return on assets merupakan salah satu parameter dari rasio

keuangan (profitabilitas) yang juga merupakan indikator baik atau

tidaknya kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Muljono

(1998) dalam Hani et. al. (2003), salah satu bentuk informasi

keuangan akuntansi yang penting adalah berupa rasio-rasio keuangan

perusahaan. Penggunaan analisa keuangan akan dapat membantu

manajemen dan investor untuk mengetahui posisi, kondisi keuangan

suatu perusahaan, maupun performance yang telah dicapai oleh suatu

perusahaan untuk suatu periode tertentu. Rasio-rasio keuangan dapat

memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan selama satu

periode dan biasanya rasio yang digunakan investor untuk melihat

kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas (dalam hal ini adalah

return on assets). Return on assets biasanya digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Menurut Petronela (2004), semakin besar nilai return on assets

suatu perusahaan, maka semakin besar laba yang diperoleh. Laba yang

Page 48: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

31

semakin besar akan semakin menghindarkan perusahaan dari

kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri merupakan salah satu dasar bagi

auditor untuk memberikan opini going concern. Laba yang semakin

besar akan memperkecil kemungkinan penerimaan opini going

concern.

Peningkatan laba perusahaan menjadi salah satu dasar bagi

auditor untuk menentukan apakah perusahaan layak diberikan opini

going concern atau tidak. Ketika perusahaan mengalami peningkatan

laba, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan semakin menjauh dari

kebangkrutan. Selain itu, peningkatan laba perusahaan juga menjadi

salah satu dasar yang dipertimbangkan investor dalam membuat

keputusan investasi.

c. Audit Tenure

Audit tenure merupakan jumlah tahun dimana KAP melakukan

perikatan audit dengan auditee yang sama. Perikatan audit yang lama

berpotensi mengakibatkan auditor kehilangan independensinya,

sehingga kemungkinan untuk memberikan opini going concern akan

sulit. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga independensi auditor maka

di beberapa negara menetapkan peraturan mengenai rotasi KAP. Di

Indonesia sendiri peraturan mengharuskan adanya pergantian Kantor

Akuntan Publik setiap 6 tahun dan auditor setiap 3 tahun yang

mengaudit sebuah perusahaan secara berturut-turut (Dewayanto,

2011).

Page 49: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

32

Terdapat dua pandangan yang berbeda dalam masalah lamanya

perikatan antara auditor dengan auditee. Dalam sudut pandang

pertama, ketika hubungan antara auditor independen dengan klien

sudah berlangsung lama, maka klien akan dipandang sebagai sumber

penghasilan bagi auditor. Karena dipandang sebagai sumber

penghasilan, maka akan timbul kekhawatiran bagi KAP jika

kehilangan sumber penghasilannya yang berdampak pada timbulnya

keraguan bagi auditor untuk memberikan opini going concern kepada

kliennya.

Dalam sudut pandang kedua, perikatan untuk jangka waktu yang

lama dengan auditor dipandang sebagai hal yang ekonomis dan efisien

bagi klien. Selain itu, pemahaman auditor tentang bisnis klien yang

telah lama menjalin hubungan dengan auditee belum tentu bisa

ditemukan pada auditor yang baru. Auditor yang baru menjalin

perikatan dengan klien tentu memerlukan waktu untuk memahami

bisnis klien, sehingga efisiensi waktu dalam menentukan opini audit

semakin berkurang. Hal tersebut dapat menimbulkan pemberian opini

audit yang kurang tepat. Tetapi tidak menutup kemungkinan auditor

yang telah lama menjalin hubungan dengan klien bisa menyebabkan

rendahnya kualitas opini audit karena adanya rasa ingin saling

menguntungkan antara auditor dan klien.

Page 50: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

33

d. Audit Lag

Menurut McKeown et. al. (1991) dalam Januarti (2009)

menjelaskan bahwa audit lag adalah jumlah kalender antara tanggal

disusunnya laporan keuangan dengan tanggal selesainya pekerjaan

lapangan. Lennox (2002) mengungkapkan bahwa hal ini mungkin

terjadi disebabkan oleh tiga hal berikut, antara lain:

1) Auditor lebih banyak melakukan pengujian,

2) Manajer melakukan negosiasi yang panjang ketika terdapat

ketidakpastian kelangsungan usaha,

3) Auditor memperlambat pengeluaran opini karena berharap

manajemen perusahaan dapat mengatasi masalah yang dihadapi

untuk menghindari dikeluarkannya opini going concern.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa audit lag

atau dalam beberapa penelitian disebut audit delay merupakan interval

waktu antara tanggal berakhirnya laporan keuangan tahunan (31

Desember) dengan tanggal laporan audit. Pemeriksaan laporan

keuangan yang dilakukan oleh auditor independen yang bertujuan

untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan

memerlukan waktu yang cukup panjang. Ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan secara berkala merupakan suatu

kewajiban bagi perusahaan. Laporan keuangan yang terlambat

dipublikasikan dapat menjadi suatu indikasi adanya masalah dalam

laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan opini

Page 51: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

34

going concern lebih cenderung membutuhkan waktu audit (audit lag)

yang lebih lama sehingga penyampaian laporan audit bisa terlambat.

e. Proporsi Komisaris Independen

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

(2006), dewan komisaris merupakan salah satu unsur terpenting dari

corporate governance yang memiliki tanggung jawab untuk menjamin

strategi perusahaan berjalan sesuai tujuan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Keberadaan komisaris independen dalam susunan

dewan komisaris diharapkan mampu memperhatikan kepentingan

pihak-pihak yang mungkin sering terabaikan seperti pemegang saham

minoritas serta para stakeholder lainnya, sebab komisaris independen

harus bebas dari kepentingan dan urusan bisnis apapun yang dianggap

sebagai campur tangan untuk bertindak demi kepentingan yang

menguntungkan perusahaan.

Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia, komposisi atau jumlah komisaris independen tidak

ditentukan dalam jumlah tertentu namun demikian jumlah atau

komposisi komisaris independen harus dapat menjamin agar

mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Adapun kriteria yang ditetapkan yaitu

salah satu dari komisaris independen harus mempunyai latar belakang

akuntansi atau keuangan (BAPEPAM-LK, 2010).

Page 52: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

35

BAPEPAM-LK (2010) menyatakan lebih lanjut bahwa meskipun

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tidak

menentukan jumlah komisaris independen, untuk membentuk elemen

yang kuat dan independen dari dewan, perlu adanya komisaris

independen yang sekurang-kurangnya berjumlah sepertiga dari

jumlah anggota dewan atau satu orang komisaris independen,

sedangkan Bursa Efek Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya

30% dari Dewan Komisaris adalah komisaris independen. Kriteria

komisaris independen secara rinci diatur dalam peraturan BAPEPAM-

LK, yaitu:

1) Berasal dari luar emiten atau perusahaan publik,

2) Tidak mempunyai saham emiten atau perusahaan publik baik

langsung maupun tidak langsung,

3) Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan komisaris, direksi, dan

pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik,

4) Tidak mempunyai hubungan usaha dengan emiten atau perusahaan

publik baik langsung maupun tidak langsung.

Adapun contoh hubungan yang dianggap dapat menjadikan

seorang komisaris tidak independen, meliputi:

1) Komisaris yang saat ini masih dipekerjakan oleh perusahaan atau

afiliasinya untuk saat tiga tahun terakhir,

2) Seorang komisaris yang memiliki keluarga dekat dengan anggota

komisaris atau salah satu komisaris yang sudah bekerja selama tiga

Page 53: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

36

tahun terakhir atau mempunyai hubungan dengan anggota direksi

yang remunerasinya ditentukan oleh komite remunerasi,

3) Seorang komisaris, atau seorang anggota keluarga dekat yang

meminta kompensasi dari perusahaan atau salah satu anak

perusahaan selain kompensasi yang diberikan kepada anggota

dewan dalam tahun berjalan atau tahun sebelumnya,

4) Seorang komisaris, atau seorang anggota keluarga dekat, menjadi

pemegang saham substansial atau seorang partner (mempunyai 5%

atau lebih saham), karyawan eksekutif, atau seorang komisaris dari

sebuah perusahaan yang memberikan atau menerima pembayaran

secara signifikan dari perusahaan atau salah satu anak perusahaan

selama tahun berjalan dan tahun sebelumnya (US$ 200.000

dianggap sebagai pembayaran yang signifikan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

komisaris Independen adalah salah satu unsur penting pada susunan

dewan komisaris di dalam perusahaan yang berasal dari luar emiten

atau perusahaan publik yang berjumlah sekurang-kurangnya satu

orang dan berfungsi untuk menilai kinerja perusahaan secara luas dan

keseluruhan. Tujuan dihadirkannya komisaris independen adalah

untuk sebagai penyeimbang dalam pengambilan keputusan khususnya

dalam rangka memberikan perlindungan kepada pemegang saham

minoritas dan stakeholders lainnya.

Page 54: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

37

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas tentang opini going concern dan faktor-

faktor yang mempengaruhinya telah banyak dibahas oleh peneliti-peneliti

sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut menjadi referensi dan banyak

memberikan kontribusi pada penelitian ini. Berikut ini adalah tabel yang

menampilkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan opini

going concern.

Page 55: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

38

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

1

Totok

Dewayanto

(2011)

Analisis Faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Penerimaan Opini

Audit Going Concern

Pada Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Ukuran Perusahaan (X2)

c. Audit Client Tenure (X4)

d. Regresi Logistik

a. Kondisi Keuangan

(X1)

b. Opini Audit

Sebelumnya (X3)

c. Opinion Shopping

(X5)

d. Reputasi Auditor (X6)

e. Perusahaan

Manufaktur

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel opini audit tahun

sebelumnya berpengaruh

positif terhadap penerimaan

opini audit going concern

dan variabel kondisi

keuangan, audit client

tenure berpengaruh negatif

terhadap penerimaan opini

audit going concern.

Sedangkan variabel ukuran

perusahaan, opinion

shopping, dan reputasi

auditor tidak mempengaruhi

penerimaan opini audit

going concern.

Page 56: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

39

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

2

Nurul Ardiani,

Emrinaldi Nur

DP, dan Nur

Azlina (2012)

Pengaruh Audit

Tenure, Disclosure,

Ukuran KAP, Debt

Default, Opinion

Shopping, dan

Kondisi Keuangan

Terhadap Penerimaan

Opini Audit Going

Concern Pada

Perusahaan Real

Estate dan Property

di Bursa Efek

Indonesia

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Audit Tenure (X1)

c. Regresi Logistik

a. Debt Default (X3)

b. Ukuran KAP (X2)

c. Opinion Shopping

(X4)

d. Kondisi Keuangan

(X5)

e. Perusahaan Real

Estate dan Property

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel disclosure, ukuran

KAP, dan debt default

berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit

going concern. Sedangkan

variabel audit tenure,

opinion shopping, dan

kondisi keuangan tidak

berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit

going concern.

3

Yunita dan

Deasy Ariyanti

Rahayuningsih

(2013)

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Kecenderungan

Penerimaan

Unqualified Opinion

with Modified

Paragraph Going

Concern

a. Unqualified Opinion with

Modified Paragraph

Going Concern (Y)

b. Ukuran Perusahaan (X5)

c. Regresi Logistik

a. Kualitas Audit (X1)

b. Kondisi Keuangan

Perusahaan (X2)

c. Opini Audit Tahun

Sebelumnya (X3)

d. Pertumbuhan

Perusahaan (X4)

e. Debt Default (X6)

f. Perusahaan Non

Keuangan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya

variabel opini audit tahun

sebelumnya yang

berpengaruh terhadap

penerimaan unqualified

opinion with modified

paragraph going concern.

Sedangkan variabel kualitas

audit, kondisi keuangan

perusahaan, pertumbuhan

perusahaan, ukuran

perusahaan, dan debt default

Page 57: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

40

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

tidak berpengaruh terhadap

penerimaan unqualified

opinion with modified

paragraph going concern.

4

Ayu Febri

Sulistya dan

Pt. Dyan

Yaniartha

Sukartha

(2013)

Pengaruh Prior

Opinion,

Pertumbuhan, dan

Mekanisme

Corporate

Governance Pada

Pemberian Opini

Audit Going Concern

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Komposisi Komisaris

Independen (X3)

c. Regresi Logistik

a. Prior Opinion (X1)

b. Pertumbuhan

Perusahaan (X2)

c. Keberadaan Komite

Audit (X4)

d. Perusahaan

Manufaktur

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel prior opinion

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pemberian opini audit going

concern. Sedangkan variabel

pertumbuhan perusahaan,

komposisi komisaris

independen, dan keberadaan

komite audit tidak

berpengaruh signifikan

terhadap pemberian opini

audit going concern.

5

Ismawati

Haribowo

(2013)

Analisis

Perbandingan

Pengaruh Kualitas

Audit, Likuiditas,

Solvabilitas,

Profitabilitas

terhadap Opini Audit

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Return on Assets (X11)

c. Regresi Logistik

d. Perusahaan Perbankan

a. Kualitas Audit (X1)

b. Quick Ratio (X2)

c. Banking Ratio (X3)

d. Loan to Deposit Ratio

(X4)

e. Primary Ratio (X5)

f. Risk Asset Ratio (X6)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hanya

loan deposit ratio

berpengaruh terhadap opini

audit going concern di

negara Asia Selatan,

sedangkan variabel-variabel

Page 58: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

41

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

Going Concern

(Studi Perbankan

Syariah di Asia)

g. Secondary Risk Ratio

(X7)

h. Gross Profit Margin

(X8)

i. Net Profit Margin

(X9)

j. Return on Equity (X10)

k. Rate Return on Loan

(X12)

l. Perusahaan Perbankan

di Asia

lainnya tidak menunjukkan

pengaruh terhadap opini

audit going concern.

6

Gea Cherlita

Putrady dan

Haryanto

(2014)

Analisis Faktor

Keuangan dan Non

Keuangan yang

Mempengaruhi

Penerimaan Opini

Audit Going Concern

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Audit Tenure (X4)

c. Audit Lag (X7)

d. Regresi Logistik

a. Kondisi Keuangan

(X1)

b. Debt Default (X2)

c. Pertumbuhan

Perusahaan (X5)

d. Opinion Shopping

(X6)

e. Disclosure (X8)

f. Perusahaan

Manufaktur

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel kondisi keuangan,

debt default, dan disclosure

berpengaruh signifikan

terhadap probabilitas

penerimaan opini audit

going concern. Sedangkan

variabel pertumbuhan

perusahaan, auditor client

tenure, opinion shopping,

dan audit lag tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap

probabilitas penerimaan

opini audit going concern.

Page 59: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

42

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

7

Enggar Nursasi

dan Evi Maria

(2015)

Pengaruh Audit

Tenure, Opinion

Shopping, Leverage,

dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap

Penerimaan Opini

Audit Going Concern

pada Perusahaan

Perbankan dan

Pembiayaan yang Go

Public di Bursa Efek

Indonesia

a. Opini Audit Going

Concern (Y)

b. Audit Tenure (X1)

c. Perusahaan Perbankan

a. Opinion Shopping

(X2)

b. Leverage (X3)

c. Pertumbuhan

Perusahaan (X4)

d. Metode analisis

GESCA (Generalized

Structured Component

Analysis)

e. Perusahaan

Pembiayaan

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa seluruh

variabel independen, yaitu

audit tenure, opinion

shopping, leverage, dan

pertumbuhan perusahaan

berpengaruh terhadap

penerimaan opini audit

going concern.

8

Daruosh

Foroghi dan

Amir

Mirshams

Shahshahani

(2012)

Audit Firm Size and

Going-Concern

Reporting Accuracy

a. Going-Concern

Reporting Accurarcy (Y)

a. Audit Firm Size (X) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kantor

audit besar di Iran tidak

memiliki akurasi pelaporan

going-concern yang lebih

tinggi dibandingkan kantor

audit yang lebih kecil yang

tergabung dalam Iranian

Association of Certified

Public Accountants.

9

Andrés Guiral,

Emiliano Ruiz,

dan Hyun Jung

Choi (2014)

Audit Report

Information Content

and The Provision of

Non-Audit Services:

a. Professional Sceptism of

Loan Officers (Y)

a. Auditor Economic

Independence who

reporting unqualified

but modified going

Berdasarkan respon dari 80

Spanish loan officers,

ditemukan bahwa auditor

economic indepence yang

Page 60: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

43

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Variabel & Metode Penelitian Hasil Penelitian

(Kesimpulan) Persamaan Perbedaan

Evidence from

Spanish Lending

Decisions

concern opinion to

borrower (X1)

b. Auditor Economic

Independence who

reporting qualified but

going concern opinion

to borrower (X2)

diukur dari provision of non-

audit services (NAS)

berdampak langsung

terhadap skeptisme

profesional loan officers

apabila peminjam

(borrower) menerima

unqualified but modified

going concern report.

Page 61: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

44

C. Kerangka Pemikiran

Gambaran kerangka pemikiran tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi opini audit going concern ini disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going

Concern

Perusahaan Sektor Jasa yang Menerima Opini Going Concern di

BEI Periode 2010-2014

Metode Analisis:

Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Opini Going

Concern (Y)

(Nursasi dan

Maria, 2015)

Ukuran Perusahaan (X1)

(Yunita dan Rahayuningsih,

2013)

Kesimpulan dan Saran

Return on Assets (X2)

(Martono, 2010: 91)

Audit Tenure (X3)

(Putrady dan Haryanto, 2014)

Audit Lag (X4)

(Putrady dan Haryanto, 2014)

Proporsi Komisaris Independen

(X5)

(Sulistya dan Sukartha, 2013)

Page 62: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

45

D. Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antar variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan terhadap Opini Going Concern

Semakin besarnya suatu entitas akan diikuti dengan pengelolaan

sistem dan manajemen yang baik, dimana manajer akan bertanggung

jawab atas perkembangan perusahaan. Tanggung jawab besar yang

dipegang oleh manajemen akan membuat seluruh aspek di dalam

perusahaan berusaha untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan.

Dewayanto (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan akan menjadi

suatu tolak ukur tertentu bagi auditor dalam menjalankan proses

auditnya. Semakin besar ukuran suatu perusahaan berdampak pada

semakin tingginya aset yang dimiliki, maka perusahaan akan dapat

mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Oleh karena itu perusahaan

besar akan cenderung tidak memperoleh opini going concern.

Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan

bahwa auditor lebih cenderung mengeluarkan opini going concern pada

perusahaan yang lebih kecil. Ukuran perusahaan yang diproksikan

dengan logaritma natural total aset yang dimiliki menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan usaha.

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Setyarno et. al. (2006),

Santosa dan Wedari (2007), Januarti (2009), Yunita dan Rahayuningsih

(2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

Page 63: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

46

opini going concern. Sedangkan hasil penelitian Januarti dan Fitrianasari

(2008) dan Dewayanto (2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Opini Going Concern

2. Return on Assets terhadap Opini Going Concern

Return on assets (ROA) merupakan rasio yang diperoleh dari

pembagian laba atau rugi bersih setelah pajak terhadap total aktiva yang

dimiliki. ROA digunakan untuk menunjukkan kemampuan manajemen

perusahaan dalam memperoleh laba secara efektif dan efisien

berdasarkan aset yang tersedia dalam perusahaan. Menurut Gitman

(2003) dalam Sutedja (2010), return on assets (ROA) merupakan salah

satu unsur dari rasio profitabilitas. ROA mengukur seberapa efektif

manajemen dalam menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang

tersedia.

ROA menunjukkan bagaimana manajemen dapat memaksimalkan

efektivitas dan efisiensi penggunaan aset yang dimiliki perusahaan untuk

memperoleh laba. Semakin tinggi tingkat ROA suatu perusahaan, maka

semakin besar laba yang diperoleh perusahaan dan semakin kecil

kemungkinan bagi perusahaan untuk mendapatkan opini going concern

dari auditor.

H2: Return on Assets berpengaruh terhadap Opini Going Concern

Page 64: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

47

3. Audit Tenure terhadap Opini Going Concern

Audit tenure merupakan jangka waktu perikatan yang telah terjalin

antara pihak auditor dengan pihak auditee yang sama. Di Indonesia telah

ditetapkan peraturan yang mengharuskan adanya pergantian KAP setiap

6 (tahun) dan auditor setiap 3 (tiga) tahun yang mengaudit klien secara

berturut-turut. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga sikap

independensi seorang auditor yang telah lama menjalin perikatan dengan

klien.

Penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009), Junaidi dan

Hartono (2010), dan Dewayanto (2011) menunjukkan bahwa audit

tenure berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Junaidi dan

Hartono (2010) menyatakan bahwa semakin lama hubungan auditor yang

terjalin dengan klien, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor

untuk memberikan opini going concern.

H3: Audit Tenure berpengaruh terhadap Opini Going Concern

4. Audit Lag terhadap Opini Going Concern

Audit lag adalah jumlah kalender antara tanggal disusunnya

laporan keuangan tahunan dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan

(Januarti, 2009). Menurut Lennox (2002), keterlambatan opini yang

dikeluarkan dapat disebabkan oleh (1) auditor lebih banyak melakukan

pengujian, (2) manajer mungkin melakukan negosiasi dengan auditor

untuk mengeluarkan opini yang diharapkannya, (3) auditor berharap

manajemen dapat memecahkan masalah perusahaan yang sedang

Page 65: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

48

dihadapi, sehingga terhindar dari opini going concern. Auditor cenderung

terlambat untuk mengeluarkan opini pada perusahaan yang mengalami

masalah going concern.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari

(2008) dan Lennox (2002) menunjukkan bahwa audit lag berpengaruh

positif terhadap opini going concern. Hasil sebaliknya didapatkan oleh

penelitian yang didapatkan Januarti (2009) yang menunjukkan bahwa

audit lag tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

H4: Audit Lag berpengaruh terhadap Opini Going Concern

5. Proporsi Komisaris Independen terhadap Opini Going Concern.

Dalam kaitannya dengan going concern, peran komisaris

independen dalam komite audit ditunjukkan lewat penelitian yang

dilakukan oleh Carcello dan Neal (2000) yang menyatakan bahwa

semakin besar persentase komisaris independen yang terdapat di dalam

komite audit maka semakin rendah kemungkinan penerimaan opini going

concern. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Adjani dan Rahardja (2013) yang menyatakan bahwa proporsi komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

Semakin besar proporsi komisaris independen dalam suatu emiten

maka semakin tinggi pula pengawasan dan pengaruhnya terhadap kinerja

manajemen dalam mengelola perusahaan. Selain itu, pengawasan yang

dilakukan oleh komisaris independen dapat mengurangi masalah yang

dapat terjadi antara pihak manajemen dengan pemilik, sehingga

Page 66: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

49

diharapkan dapat mencegah timbulnya manipulasi atas laporan keuangan.

Hal tersebut diharapkan dapat menghadirkan laporan keuangan yang

berkualitas serta meningkatkan kinerja perusahaan sehingga

kemungkinan auditor untuk mengeluarkan opini going concern semakin

kecil.

H5: Proporsi Komisaris Independen berpengaruh terhadap Opini Going

Concern.

Page 67: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel

atau lebih. Penelitian kausalitas (asosiatif kausalitas) adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan

sebab akibat antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009: 11). Penelitian

ini juga merupakan pengujian hipotesis karena penelitian ini menggunakan

hipotesis yang sudah dapat ditentukan di awal penelitian (Hartono, 2004: 40).

Penelitian ini membatasi permasalahan mengenai pengaruh variabel

independen ukuran perusahaan, return on asset, audit tenure, audit lag, dan

proporsi komisaris independen terhadap opini going concern. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan sektor jasa yang menerima opini going

concern yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2009: 90). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Page 68: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

51

sektor jasa terdaftar di BEI dan menerima opini going concern selama

periode tahun 2010 sampai dengan 2014. Alasan penggunaan tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 karena pada periode tersebut keadaan ekonomi

Indonesia relatif stabil dan merupakan periode terbaru dalam laporan audit

tahunan di BEI. Alasan pemilihan sektor jasa adalah untuk menghindari

adanya industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara satu sektor

industri dengan sektor yang lain. Selain itu, berdasarkan pengamatan yang

telah dilakukan peneliti diketahui bahwa sektor jasa memiliki jumlah

perusahaan yang menerima opini going concern yang lebih banyak

dibandingkan dengan sektor sumber daya alam dan manufaktur, pemilihan

sektor jasa untuk penelitian mengenai opini going concern juga dirasa masih

cukup jarang.

Menurut Sugiyono (2009: 91), sampel merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan sampel yang

diambil harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik sampling adalah

teknik pengambilan sampel dari suatu populasi (Sugiyono, 2009: 91).

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

2009: 96). Adapun kriteria penggunaan sampel yang ditentukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor jasa yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2010

sampai dengan tahun 2014 dan tidak sedang dalam proses keluar dari

daftar BEI (delisting) pada periode pengamatan .

Page 69: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

52

2. Perusahaan sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2010.

3. Perusahaan menerima opini going concern minimal satu kali selama

periode 2010-2014.

4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan lengkap dan laporan tahunan

yang telah diaudit oleh auditor independen dan berisi informasi total aset,

laba atau rugi sebelum & setelah pajak, nama auditor yang mengaudit,

dan susunan dewan komisaris selama periode 2010-2014.

5. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam mata

uang rupiah.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder merupakan sumber data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara berupa bukti, catatan, atau laporan historis

yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan

tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2009: 147). Pertimbangan

alasan penggunaan data sekunder adalah karena data ini mudah untuk

diperoleh dan memiliki waktu yang lebih luas. Dalam memperoleh data-data

pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua metode, yaitu penelitian

pustaka dan penelitian lapangan.

Page 70: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

53

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Perolehan data yang berkaitan masalah yang sedang diteliti melalui buku,

jurnal, majalah, skripsi, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan

dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Perolehan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan dan

laporan tahunan yang telah diaudit dalam sektor jasa yang telah

dipublikasikan secara lengkap melalui situs resmi Indonesian Stock

Exchange yaitu www.idx.co.id.

D. Metode Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan bantuan alat analisis perhitungan statistik berupa

software statistik yaitu IBM SPSS (Statistical Package for Social Sciences)

versi 21. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi logistik (logistic regression) yang variabel bebasnya merupakan

kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal). Alasan penggunaan alat

analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen

bersifat dummy (dikotomi), yaitu menerima atau tidak menerima opini going

concern. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi

karena variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu (metrik)

dan non metrik (kategorial). Dalam hal ini dapat dianalisis dengan regresi

logistik (logistic regression) karena tidak perlu asumsi normalitas pada

Page 71: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

54

variabel bebasnya. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji

regresi logistik (logistic regression) dapat dijelaskan sebagai berikut

(Ghozali, 2011: 333)

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2009: 147). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi (standard deviation), dan nilai maksimum-minimum. Mean

digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang

diperkirakan sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai disperse

rata-rata dari sampel. Nilai maksimum-minimum digunakan untuk

melihat nilai maksimum dan minimum dari populasi. Hal ini perlu

dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil

dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian

(Ghozali, 2011: 19).

2. Pengujian Hipotesis

Ghozali (2011) mengungkapkan bahwa pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dengan tipe logistik

biner (binary logistic regression). Regresi logistik biner digunakan ketika

hanya ada dua kemungkinan variabel dependen (Y), misalnya sukses atau

Page 72: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

55

gagal, ya atau tidak, berganti atau tidak berganti, benar atau salah, pria

atau wanita, dan sebagainya.

Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan metode α = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternalif (Ha)

diterima.

b. Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternalif (Ha)

ditolak.

Tahapan yang digunakan dalam penggunaan logistic regression

sebagai pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Menurut Ghozali (2011: 340), langkah pertama adalah menilai

overall model fit terhadap data. Uji ini digunakan untuk menilai

model yang telah dihipotesiskan apakah telah fit atau tidak dengan

data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis tersebut kita tidak akan menolak hipotesis nol

agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan

pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas

bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk

menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -

2LogL. Output SPSS memberikan dua nilai -2 LogL yaitu satu untuk

Page 73: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

56

model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu lagi model

dengan konstanta serta tambahan bebas. Terjadinya penurunan nilai

antara -2LogL awal dengan -2LogL pada langkah berikutnya

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain

model yang dihipotesiskan fit dengan data.

b. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Cox dan Snell’s Square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1

(satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R Square

merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu).

Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2

dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Semakin besar nilai Nagelkerke’s R Square

(mendekati 100%) berarti semakin baik model regresi (Ghozali,

2011: 341).

Page 74: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

57

c. Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris

cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model

dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau

kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya

sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat

memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2011:

341).

d. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini

going concern perusahaan.

e. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh

Page 75: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

58

ukuran perusahaan, return on asset, audit tenure, audit lag, dan

proporsi komisaris independen terhadap opini going concern pada

perusahaan sektor jasa yang menerima opini going concern dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

GC = Opini Going Concern (Variabel dummy, 1 untuk opini

going concern dan 0 untuk selain opini going

concern)

α = Konstanta

SIZE = Ukuran Perusahaan

ROA = Return on Assets

TEN = Audit Tenure

LAG = Audit Lag

KI = Proporsi Komisaris Independen

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi

dua kelompok, yaitu variabel dependen (terikat) dan variabel independen

(bebas). Menurut Indriantoro dan Supomo (2009: 61), variabel adalah

GC = α + β1(SIZE) + β2(ROA) + β3(TEN) + β4(LAG) + β5(KI) + e

Page 76: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

59

construct yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan

gambaran yang lebih nyata mengenai fenomena-fenomena. Sedangkan

operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat

diukur.

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang terkait dengan penelitian yang disertai dengan operasional serta cara

pengukurannya.

1. Variabel Dependen (Y): Opini Going Concern

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009: 63), variabel depeden atau

variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

opini going concern.

Opini going concern adalah opini audit modifikasi yang diberikan

oleh auditor apabila terdapat keraguan atas kemampuan going concern

perusahaan atau terdapat ketidakpastian yang signifikan atas

kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya (IAI,

2011: 341.4). Variabel ini merupakan variabel dummy yang diukur

dengan angka 1 bila perusahaan menerima opini going concern dan

angka 0 bila perusahaan menerima selain opini going concern (Nursasi

dan Maria, 2015).

2. Variabel Independen (X)

Menurut Indriantoro dan Supomo (2009: 63), variabel independen

atau variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

Page 77: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

60

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan adalah besarnya ukuran sebuah

perusahaan yang menggambarkan reputasi perusahaan di mata

publik dan dapat diukur berdasarkan total aset, penjualan, atau

nilai pasar saham. Semakin besar total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar,

sebaliknya jika semakin kecil total aset sebuah perusahaan

mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut kecil.

Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan

skala rasio dan diukur dengan menggunakan natural logarithm

dari total aset (Yunita dan Rahayuningsih, 2013).

b. Return on Assets (X2)

Return on assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk

menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam

memaksimalkan efisiensi dan efektivitas penggunaan aktiva untuk

memperoleh laba secara keseluruhan. Skala pengukuran yang

digunakan dalam variabel return on assets adalah skala rasio

(Hani, et. al., 2003). Umumnya, perhitungan ROA dapat

diperoleh dengan lewat rumus:

ROA = Laba atau Rugi Setelah Pajak

Total Aktiva

Page 78: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

61

Namun untuk perusahaan yang bergerak di sektor industri

perbankan terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA

berdasarkan ketentuan teoritis dengan ketentuan yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia (Dendawijaya, 2003: 120). Berdasarkan

ketentuan dalam Surat Edaran No 26/5/BPPP tanggal 29 Mei

1993 yang dikeluarkan oleh BI, telah diatur tentang metode

penilaian tingkat kesehatan bank yang dikenal dengan metode

CAMEL yang meliputi lima aspek, yaitu Capital (Kecukupan

Modal), Asset (Kualitas Aktiva), Management (Kualitas

Manajemen), Earnings (Rentabilitas), dan Liquidity (Likuiditas).

ROA merupakan salah satu unsur dalam earnings pada metode

CAMEL, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut (Martono,

2010: 91):

c. Audit Tenure

Audit tenure adalah lamanya tahun perikatan yang terjalin

antara auditor dengan klien yang sama. Menurut Junaidi dan

Hartono (2010), semakin lama hubungan antara auditor dengan

klien maka semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima

opini going concern. Variabel audit tenure ini menggunakan

skala interval sesuai dengan lama hubungan KAP dengan klien.

Audit tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun, dimana

ROA = Laba atau Rugi Sebelum Pajak

Total Aktiva

Page 79: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

62

tahun pertama perikatan dimulai dengan angka 1 dan ditambah

dengan satu untuk tahun-tahun berikutnya (Knechel dan

Vonstraelen, 2007).

d. Audit Lag

Audit lag adalah jumlah interval waktu antara tanggal

berakhirnya laporan keuangan tahunan (31 Desember) dengan

tanggal laporan audit. Untuk pengukurannya digunakan skala

rasio dan menggunakan jumlah hari antara akhir periode

akuntansi (31 Desember) sampai dengan dikeluarkannya laporan

audit (90 hari) sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM-LK

Nomor: KEP-36/PM/2003 tanggal 30 September 2003 dan

Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP-134/BL/2006

tanggal 7 Desember 2006 yang menyatakan bahwa laporan

keuangan tahunan disertai dengan laporan audit dengan pendapat

wajar harus disampaikan kepada BAPEPAM-LK selambat-

lambatnya pada akhir bulan ketiga atau 90 hari setelah tanggal

yang tercantum dalam laporan keuangan tahunan.

Untuk laporan keuangan tahunan yang berakhir pada periode

tahun 2011, menggunakan acuan dari Keputusan Ketua

BAPEPAM-LK Nomor: KEP-346/BL/2011 dalam Peraturan

Nomor X.K.2 tanggal 5 Juli 2011, dinyatakan bahwa laporan

keuangan tahunan wajib disampaikan kepada BAPEPAM-LK dan

diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan

Page 80: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

63

ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Untuk laporan

keuangan tahunan yang berakhir periode 2012 dan setelahnya,

menggunakan acuan dari Keputusan Ketua BAPEPAM-LK

Nomor: KEP-431/BL/2012 dalam Peraturan Nomor X.K.6

tanggal 1 Agustus 2012, dinyatakan bahwa emiten atau

perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan

tahunan kepada BAPEPAM-LK paling lama 4 (empat) bulan

setelah tahun buku berakhir, dan tetap berlaku pasca peralihan

wewenang BAPEPAM-LK kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

tertanggal 31 Desember 2012.

e. Proporsi Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah salah satu unsur penting pada

susunan dewan komisaris di dalam perusahaan yang berasal dari

luar emiten atau perusahaan publik yang berjumlah sekurang-

kurangnya satu orang dan berfungsi untuk menilai kinerja

perusahaan secara luas dan keseluruhan. Setyawan (2011) dalam

Sulistya dan Sukartha (2013) mengemukakan bahwa Keberadaan

komisaris independen didalam perusahaan diharapkan mampu

menjamin transparansi laporan keuangan perusahaan serta

mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang

berlaku. Sehingga semakin besar proporsi komisaris independen

mampu mengurangi kemungkinan pemberian opini going

concern. Menurut Sulistya dan Sukartha (2013), variabel ini

Page 81: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

64

menggunakan skala rasio dan dapat diukur dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Proporsi Dewan Komisaris = Jumlah Komisaris Independen

Jumlah Total Komisaris

Page 82: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

65

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Indikator Pengukuran

1

Variabel

Dependen (Y):

Opini Going

Concern

(Nursasi dan

Maria, 2015)

Variabel dummy, jika perusahaan

klien mendapatkan opini going

concern diberikan nilai 1 dan jika

perusahaan klien tidak

mendapatkan opini going concern

diberikan nilai 0

Nominal

2

Variabel

Independen

(X1):

Ukuran

Perusahaan

(Yunita dan

Rahayuningsih,

2013)

Logaritma natural (Ln) atas total

aset perusahaan

Rasio

3

Variabel

Independen

(X2):

Return on

Assets

(Martono,

2010: 91)

ROA

Perusahaan Umum (Non Bank):

Industri Keuangan (Bank):

Rasio

4

Variabel

Independen

(X3):

Audit Tenure

(Putrady dan

Haryanto,

2014)

Lama hubungan KAP dengan klien

dan diukur dengan menghitung

jumlah tahun, dimana tahun

pertama perikatan dimulai dengan

angka 1 dan ditambah dengan satu

untuk tahun-tahun berikutnya

Interval

5

Variabel

Independen

(X4):

Audit Lag

(Putrady dan

Haryanto,

2014)

Jumlah hari antara akhir periode

akuntansi (31 Desember) sampai

dikeluarkannya laporan audit

Rasio

Laba atau Rugi Setelah Pajak

Total Aktiva

Laba atau Rugi Sebelum Pajak

Total Aktiva

Page 83: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

66

6

Variabel

Independen

(X5):

Proporsi

Komisaris

Independen

(Sulistya dan

Sukartha, 2013)

Proporsi Dewan Komisaris

Jumlah Komisaris Independen

Jumlah Total Komisaris

Rasio

Page 84: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

67

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan populasi perusahaan sektor jasa yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 sampai

dengan tahun 2014. Perusahaan sektor jasa tersebut telah terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) sebelum 1 Januari 2010, menerima opini going concern

minimal satu kali selama periode pengamatan, dan selama periode tersebut

perusahaan tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting.

Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh ukuran perusahaan, ROA,

audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris independen.

Ditinjau dari jenis usaha di Bursa Efek Indonesia, perusahaan sektor

jasa merupakan salah satu dari tiga macam jenis perusahaan selain sektor

Sumber Daya Alam (SDA) dan sektor manufaktur. Sektor jasa terbagi

menjadi beberapa sub bagian perusahaan jasa, yaitu property real estate &

building construction, infrastructure utilities & transportation, finance, serta

trade services & investment.

Adapun sektor tersebut terdiri dari beberapa jenis berikut ini:

1. Property, Real Estate & Building Construction terdiri dari property &

real estate, building construction, dan sub sektor lainnya.

2. Infrastructur, Utilities & Transportation terdiri dari energy, toll road,

airport, harbor, and allied products, telecommunication, transportation,

non building construction, dan sub sektor lainnya.

Page 85: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

68

3. Finance terdiri dari bank, financial institution, securities company,

insurance, investment fund/mutual fund, dan sub sektor lainnya.

4. Trade, Services & Investment terdiri dari wholesale (durable & non-

durable goods), retail trade, restaurant, hotel and tourism, advertising,

printing and media, health care, computer and services, investment

company, dan sub sektor lainnya.

Sektor jasa dipilih karena dalam periode pengamatan memiliki jumlah

perusahaan yang menerima opini going concern yang paling banyak

dibandingkan dengan sektor lain sehingga data yang spesifik untuk sampel

yang ada semakin banyak. Rincian daftar dan jumlah perusahaan yang

mendapatkan opini going concern dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Daftar Perusahaan Sektor Sumber Daya Alam yang Menerima Opini

Going Concern

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk.

2 BUMI Bumi Resources Tbk.

3 BYAN Bayan Resources Tbk.

4 CPRO Central Proteina PrimaTbk.

5 DEWA Darma Henwa Tbk.

6 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries Tbk.

7 ENRG Energi Mega Persada Tbk.

8 IIKP Inti Agri Resources Tbk.

9 MYOH Samindo Resources Tbk.

10 SMMT Golden Eagle Energy Tbk.

11 UNSP Bakrie Sumatera Plantation

Sumber: data diolah

Tabel 4.2

Daftar Peusahaan Sektor Manufaktur yang Menerima Opini Going

Concern

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 ADMG Polychem Indonesia Tbk.

2 ARGO Argo Pantes Tbk.

Page 86: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

69

3 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk.

4 DAVO Davomas Abadi Tbk.

5 ERTX Eratex Djaja Tbk.

6 IKAI Intikeramik Alamsari Industri Tbk.

7 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.

8 KBRI Kertas Basuki Rakhmat Tbk.

9 MLIA Mulia Industrindo Tbk.

10 MYTX Apac Citra Centertex Tbk.

11 POLY Asia Pacific Fibers Tbk.

12 SIMA Siwani Makmur Tbk.

13 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk.

14 SULI SLJ Global Tbk.

15 UNTX Unitex Tbk.

16 VOKS Voksel Electric Tbk.

Sumber: data diolah

Tabel 4.3

Daftar Perusahaan Sektor Jasa yang Menerima Opini Going Concern

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.

2 BCIC Bank JTrust Indonesia Tbk.

3 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.

4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk.

6 BNBR Bakrie & Brothers Tbk.

7 BTEL Bakrie Telecom Tbk.

8 CMPP Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

9 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk.

10 ELTY Bakrieland Development Tbk.

11 FREN Smartfren Telecom Tbk.

12 IATA Indonesia Transport & Infrastructure Tbk.

13 INTD Inter Delta Tbk.

14 ITTG Leo Investments Tbk.

15 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk.

16 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk.

17 LAPD Leyand International Tbk.

18 LPLI Star Pacific Tbk.

19 LPPS Lippo Securities Tbk.

20 MIRA Mitra International Resources Tbk.

21 MTFN Capitalinc Investment Tbk.

22 MYRX Hanson International Tbk.

23 OCAP Onix Capital Tbk.

24 PGLI Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk.

25 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk.

Page 87: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

70

No. Kode Emiten Nama Emiten

26 SAFE Steady Safe Tbk.

27 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.

28 SUGI Sugih Energy Tbk.

29 TKGA Permata Prima Sakti Tbk.

30 TRAM Trada Maritime Tbk.

31 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

32 WAPO Wahana Pronatural Tbk.

33 WICO Wicaksana Overseas International Tbk.

34 ZBRA Zebra Nusantara Tbk.

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui jumlah perusahaan yang

mendapatkan opini going concern dari masing-masing sektor. Persentase

masing-masing sektor dari jumlah keseluruhan perusahaan yang mendapatkan

opini going concern dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Persentase Sektor Perusahaan yang Menerima Opini Going Concern

Sektor Jumlah Perusahaan Persentase

Sumber Daya Alam 11 18,03%

Manufaktur 16 26,23%

Jasa 34 55,74%

Total 61 100%

Sumber: data diolah

Berdasarkan uraian tabel tersebut, dapat diketahui perusahaan sektor

jasa memiliki persentase perusahaan yang paling banyak dibandingkan

dengan perusahaan dari sektor lainnya. Perhitungan persentase untuk masing-

masing perusahaan didapatkan dari hasil (jumlah perusahaan/jumlah total

perusahaan) x 100. Oleh karena itu, hasil tersebut menjadi dasar bagi peneliti

untuk menggunakan sampel dari perusahaan sektor jasa.

Alasan penggunaan data lima tahun dari tahun 2010 sampai tahun

2014 adalah karena pada tahun tersebut dapat memberikan gambaran

Page 88: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

71

mengenai kondisi perusahaan yang dapat berubah-ubah karena dipengaruhi

oleh faktor internal maupun eksternal perusahaan. Selain itu, periode tersebut

merupakan periode terbaru dimana laporan keuangan dan laporan tahunan

perusahaan tersedia di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.1 berikut ini menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan:

Tabel 4.5

Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria

Kriteria Jumlah

Jumlah perusahaan sektor jasa yang listing di BEI tahun 2010-

2014 dan tidak mengalami delisting 304

Perusahaan terdaftar sebelum 1 Januari 2010 220

Perusahaan yang menerima opini going concern minimal satu

kali selama periode 2010-2014 34

Perusahaan yang tidak memberikan informasi lengkap (2)

Perusahaan yang menggunakan mata uang selain rupiah dalam

laporan keuangannya -

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 32

Periode penelitian (tahun) 5

Jumlah sampel total selama periode penelitian 160

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan

sektor jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010

sampai 2014 berjumlah 304 perusahaan. Dari 304 perusahaan tersebut,

terdapat 220 perusahaan sektor jasa yang terdaftar sebelum 1 Januari 2010.

Dari 220 perusahaan ini terdapat 34 perusahaan yang pernah menerima opini

going concern minimal satu kali selama periode pengamatan. Dari 34

perusahaan tersebut terdapat 2 perusahaan yang memberikan informasi

keuangan berupa laporan keuangan atau laporan tahunan yang tidak lengkap.

Sehingga perusahaan sektor jasa yang dapat dijadikan sampel adalah

Page 89: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

72

sebanyak 32 perusahaan. Sedangkan total sampel penelitian ini adalah 32

perusahaan dikalikan 5 tahun pengamatan, sehingga sampel penelitian

berjumlah 160.

Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Sampel dipilih bagi perusahaan sektor jasa yang menyajikan data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti total aset, laba atau rugi sebelum &

setelah pajak, nama auditor, tanggal penerbitan laporan auditor, susunan

dewan komisaris, serta opini audit yang diberikan. Berikut adalah tabel

sampel perusahaan sektor jasa yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.6

Sampel Perusahaan Sektor Jasa yang Menerima Opini Going Concern

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.

2 BCIC Bank JTrust Indonesia Tbk.

3 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.

4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk.

6 BNBR Bakrie & Brothers Tbk.

7 BTEL Bakrie Telecom Tbk.

8 CMPP Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

9 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk.

10 ELTY Bakrieland Development Tbk.

11 FREN Smartfren Telecom Tbk.

12 IATA Indonesia Transport & Infrastructure Tbk.

13 INTD Inter Delta Tbk.

14 ITTG Leo Investments Tbk.

15 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk.

16 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk.

17 LAPD Leyand International Tbk.

18 LPLI Star Pacific Tbk.

19 LPPS Lippo Securities Tbk.

20 MIRA Mitra International Resources Tbk.

21 MTFN Capitalinc Investment Tbk.

22 MYRX Hanson International Tbk.

Page 90: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

73

No. Kode Emiten Nama Emiten

23 OCAP Onix Capital Tbk.

24 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk.

25 SAFE Steady Safe Tbk.

26 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.

27 SUGI Sugih Energy Tbk.

28 TRAM Trada Maritime Tbk.

29 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

30 WAPO Wahana Pronatural Tbk.

31 WICO Wicaksana Overseas International Tbk.

32 ZBRA Zebra Nusantara Tbk.

Sumber: data diolah

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh

gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (ukuran

perusahaan, ROA, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris

independen) terhadap variabel dependen yaitu opini going concern.

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Tabel deskriptif menjelaskan variabel dependen (Y) yaitu opini

going concern serta variabel independen (X), yaitu ukuran perusahaan,

ROA, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris independen.

Berikut adalah tabel hasil olahan data mengenai statistik deksriptif

dengan sampel perusahaan sektor jasa yang menerima opini going

concern.

Page 91: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

74

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

SIZE 160 8,1116 17,2740 13,363650 2,2369294

ROA 160 -1,7290 9,5562 ,031923 ,8756737

TENURE 160 1 5 2,05 1,196

LAG 160 13 310 94,15 33,912

KI 160 ,00 1,00 ,4540 ,13542

Valid N

(listwise)

160

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 160 data

observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (5 tahun;

dari tahun 2010 sampai 2014) dengan jumlah perusahaan sampel (32

perusahaan).

Tabel 4.7 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel

penelitian. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif

terhadap ukuran perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai minimum sebesar

8,11 dari PT Leo Investments Tbk. (ITTG) tahun 2010 , nilai maksimum

sebesar 17,27 dari PT Bakrie and Brothers Tbk. (BNBR) tahun 2010,

nilai rata-rata sebesar 13,36, dan standar deviasi sebesar 2,23. Nilai rata-

rata sebesar 13,36 mendekati nilai maksimum sebesar 17,27

menunjukkan sampel penelitian termasuk ke dalam perusahaan dengan

total aktiva yang cukup besar.

Page 92: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

75

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

Return on Assets (ROA) menunjukkan nilai minimum sebesar -1,72 dari

PT Rimo Catur Lestari Tbk. (RIMO) tahun 2012, nilai maksimum

sebesar 9,55 dari PT Mitra International Resources Tbk. (MIRA) tahun

2011, nilai rata-rata sebesar 0,03, dan standar deviasi sebesar 0,87. Nilai

rata-rata sebesar 0,03 menunjukkan bahwa banyak sampel penelitian

yang memiliki tingkat ROA yang kecil.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

audit tenure (TENURE) menunjukkan nilai minimum sebesar 1, nilai

maksimum sebesar 5, nilai rata-rata sebesar 2,05, dan standar deviasi

sebesar 1,19. Nilai rata-rata sebesar 2,05 menunjukkan bahwa rata-rata

hubungan perikatan auditor dengan klien dalam penelitian ini adalah 2,05

tahun.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

audit lag (LAG) menunjukkan nilai minimum sebesar 13 dari PT

Wahana Pronatural Tbk. (WAPO) tahun 2011, nilai maksimum sebesar

310 dari PT Mitra International Resources Tbk. (MIRA) tahun 2011,

nilai rata-rata sebesar 94,15, dan standar deviasi sebesar 33,91. Nilai rata-

rata sebesar 94,15 menunjukkan bahwa auditor dalam sampel penelitian

menerbitkan laporan audit selama 94,15 hari.

Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap

proporsi komisaris independen (KI) menunjukkan nilai minimum sebesar

0,00 dari PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC) tahun 2010, nilai

Page 93: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

76

maksimum sebesar 1,00 dari PT Bank Jtrust Indonesia Tbk. (BCIC)

tahun 2014, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) tahun 2010, dan PT

Steady Safe Tbk. (SAFE) tahun 2010, nilai rata-rata sebesar 0,45, dan

standar deviasi sebesar 0,13. Nilai rata-rata sebesar 0,45 menunjukkan

bahwa rata-rata proporsi jumlah komisaris independen pada sampel

penelitian adalah sebesar 45%.

Variabel ukuran perusahaan, audit tenure, audit lag, dan proporsi

komisaris independen yang menggunakan skala pengukuran rasio

memiliki nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini

menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik

karena nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasinya

menunjukkan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil.

Sedangkan untuk variabel opini going concern menggunakan skala

pengukuran nominal. Nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat bila

digunakan sebagai alat analisis kualitas data pada variabel tersebut

karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal

hanya berfungsi sebagai label kategorial semata tanpa nilai intrinsik dan

tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2011: 4).

2. Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Untuk pengujian ini statistik digunakan berdasarkan pada fungsi

likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model

yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis

nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Output SPSS

Page 94: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

77

memberikan dua nilai -2LogL yaitu satu untuk model yang hanya

memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta

variabel bebas.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log

Likelihood (-2LogL) awal (block number = 0) dengan nilai -2 Log

Likelihood (-2LogL) akhir (block number = 1). Adapun penurunan nilai

Likelihood (-2LogL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Tabel 4.8

Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model

(Block Number 0: Beginning Block)

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0

1 201,820 ,700

2 201,786 ,731

3 201,786 ,731

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 4.8 menunjukkan nilai -2 Log Likelihood (-2LogL) pada blok

pertama (block number = 0) terlihat nilai -2 Log Likelihood (-2LogL)

sebesar 201,786. Kemudian nilai -2 Log Likelihood (-2LogL) berikutnya

(block number = 1) ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut:

Page 95: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

78

Tabel 4.9

Hasil Uji Menilai Keseluruhan Model

(Block Number 1)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant SIZE ROA TENURE LAG KI

Step 1

1 194,692 1,968 -,165 ,001 ,018 ,005 1,038

2 194,298 2,274 -,199 ,005 ,011 ,006 1,241

3 194,296 2,286 -,201 ,009 ,010 ,006 1,252

4 194,296 2,286 -,201 ,009 ,010 ,006 1,252

Initial -2 Log Likelihood: 201,786

Sumber: data sekunder yang diolah

Pada tabel 4.9 terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood (-2LogL) pada

block number = 1 setelah dimasukkan kelima variabel independen yaitu

ukuran perusahaan, ROA, audit tenure, audit lag, dan proporsi komisaris

independen menjadi sebesar 194,296.

Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.8 dan 4.9, nilai -2 Log

Likelihood (-2LogL) awal (block number = 0) sebesar 201,786 dan - 2

Log Likelihood (-2LogL) berikutnya (block number = 1) sebesar 194,296.

Terjadi penurunan nilai antara -2 Log Likelihood awal dan berikutnya

sebesar 7,49. Penurunan nilai Likelihood (-2LogL) ini menunjukkan

bahwa penambahan variabel independen ke dalam model dapat

memperbaiki model fit serta menunjukkan model regresi yang lebih baik

atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik

ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R2 dapat

diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang

Page 96: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

79

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Semakin besar nilai Nagelkerke R Square (mendekati 100%)

berarti semakin baik model regresi. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji

koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

1 194,296a ,046 ,064

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan hasil output SPSS yang ditunjukkan dalam tabel 4.10

tersebut, dapat dilihat bahwa nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar

0,064. Hal ini berarti variabilitas variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh kelima variabel independen dalam penelitian ini adalah

sebesar 6,4%, sedangkan sisanya 92,6% (100% - 6,4%) dijelaskan oleh

variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Variabel

tersebut seperti variabel opini audit sebelumnya (Dewayanto, 2011),

variabel debt default (Ardiani, et. al., 2012), kualitas audit dan

solvabilitas (Haribowo, 2013), kondisi keuangan dan disclosure (Putrady

dan Haryanto, 2014), atau opinion shopping (Nursasi dan Maria, 2015).

Page 97: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

80

4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan goodness of

fit model yang diukur dengan Chi-Square pada kolom Hosmer and

Lemeshow’s Test (Ghozali, 2011: 269). Jika nilai Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test < 0,05 maka model dikatakan tidak fit.

Sebaliknya, jika signifikansi > 0,05 maka model dinilai fit atau sesuai

dengan data. Tabel 4.11 menyajikan hasil uji kelayakan model regresi

sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5,910 8 ,657

Sumber: data sekunder yang diolah

Hasil output SPSS yang disajikan dalam tabel 4.11 menunjukkan

bahwa nilai Chi-Square sebesar 5,910 dengan signifikansi sebesar 0,657.

Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar (>) dari

0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai

observasinya atau model dikatakan fit dengan data dan model dapat

diterima sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

5. Hasil Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini

going concern.

Page 98: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

81

Tabel 4.12

Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed Predicted

OPINI Percentage

Correct Non

GC

GC

Step 1 OPINI

Non GC 2 50 3,8

GC 4 104 96,3

Overall Percentage 66,3

Sumber: data sekunder yang diolah

Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi

kemungkinan perusahaan menerima opini going concern adalah sebesar

96,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi

yang digunakan, terdapat sebanyak 104 sampel penelitian (96,3%) yang

diprediksi akan menerima opini going concern. Kekuatan prediksi dari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak

menerima opini going concern adalah sebesar 3,8%. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan model regresi tersebut, terdapat sebanyak 2

sampel penelitian (3,8%) yang diprediksi tidak menerima opini going

concern dari total 52 sampel penelitian yang tidak menerima opini going

concern.

Secara keseluruhan ketepatan klasifikasi dari prediksi model ini

adalah sebesar 66,3% dimana sebesar 96,3% perusahaan menerima opini

going concern dan 3,8% perusahaan tidak menerima opini going concern

yang telah mampu diprediksi oleh model. Artinya, kemampuan prediksi

Page 99: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

82

model dengan kelima variabel dalam penelitian ini secara statistik adalah

sebesar 66,3%.

6. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Hasil pengujian model regresi logistik yang terbentuk disajikan

dalam tabel 4.13 berikut ini:

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Keterangan

Step 1a

SIZE -,201 ,084 5,774 1 ,016 ,818 Signifikan

ROA ,009 ,289 ,001 1 ,976 1,009 Tidak Signifikan

TENURE ,010 ,145 ,005 1 ,943 1,010 Tidak Signifikan

LAG ,006 ,006 1,016 1 ,313 1,006 Tidak Signifikan

KI 1,252 1,299 ,929 1 ,335 3,499 Tidak Signifikan

Constant 2,286 1,290 3,139 1 ,076 9,836 -

Sumber: data sekunder yang diolah

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model

regresi logistik yang terbentuk sebagai berikut:

GC = 2,286 – 0,201 SIZE + 0,009 ROA + 0,010 TENURE + 0,006

LAG + 1,252 KI

Berdasarkan pengujian regresi logistik sebagaimana yang telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam

lima bagian. Bagian pertama membahas pengaruh ukuran perusahaan

(SIZE) terhadap opini going concern (GC) (H1). Bagian ke dua

membahas pengaruh return on assets (ROA) terhadap opini going

concern (GC) (H2). Bagian ke tiga membahas pengaruh audit tenure

(TENURE) terhadap opini going concern (GC) (H3). Bagian ke empat

Page 100: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

83

membahas pengaruh audit lag (LAG) terhadap opini going concern (GC)

(H4). Dan bagian ke lima membahas pengaruh proporsi komisaris

independen (KI) terhadap opini going concern (GC) (H5). Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Pengaruh Ukuran Perusahaan (SIZE) terhadap Opini Going

Concern (GC)

Variabel ukuran perusahaan menunjukkan koefisien regresi

negatif sebesar -0,201 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,016

yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama

berhasil didukung (Ha diterima), sehingga dapat dikatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap opini going concern.

Dalam hal ini semakin besar perusahaan, maka perusahaan cenderung

tidak menerima opini going concern.

Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan yang

diproksikan dengan logaritma natural total aset berarti perusahaan

dengan total aset yang besar memiliki lebih sedikit kemungkinan

untuk gagal dalam melangsungkan usahanya. Selain itu suatu

perusahaan yang besar biasanya akan memiliki pengelolaan sistem

dan manajemen yang baik, dimana manajer akan bertanggung jawab

atas perkembangan perusahaan. Tanggung jawab besar yang dipegang

oleh manajemen akan membuat seluruh aspek di dalam perusahaan

berusaha untuk memaksimalkan sumber daya perusahaan. Hal tersebut

Page 101: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

84

tentunya akan menjadi penilaian tersendiri bagi auditor dalam

memberikan opini pada perusahaan tersebut, sehingga kecil

kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini going concern.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Santosa dan Wedari (2007) yang menunjukkan hasil bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh negatif dengan opini audit going

concern, dalam penelitiannya dijelaskan bahwa semakin besar

perusahaan maka akan semakin kecil kemungkinan bagi perusahaan

untuk mendapatkan opini going concern, sedangkan semakin kecil

perusahaan maka kemungkinan untuk mendapatkan opini going

concern pun akan cenderung besar. Penelitian yang dilakukan oleh

Januarti (2009) juga menunjukkan hasil yang signifikan negatif,

karena perusahaan yang memiliki total penjualan yang besar akan

lebih mampu dalam mengatasi kesulitan keuangan sehingga tidak

akan mudah menerima opini going concern.

Namun penelitian ini juga memberikan hasil yang tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewayanto (2011) serta Yunita

dan Rahayuningsih (2013) yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan

opini going concern.

2) Pengaruh Return on Assets terhadap Opini Going Concern

Variabel return on assets (ROA) menunjukkan koefisien regresi

positif sebesar 0,009 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,976

Page 102: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

85

yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke dua tidak

berhasil didukung (Ha ditolak), sehingga dapat dikatakan bahwa ROA

tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

Hal ini terjadi karena pada saat auditor melakukan pemeriksaan

audit terhadap rasio keuangan suatu perusahaan, banyak hal yang

harus dipertimbangkan oleh seorang auditor untuk memberikan suatu

opini audit. Hal yang dipertimbangkan oleh auditor bukan hanya

didasarkan pada tingkat ROA saja, tetapi juga pada aspek lain seperti

rasio likuiditas dan solvabilitas. Oleh karena itu walaupun ROA dapat

dijadikan cerminan sejauh mana tingkat pengembalian aset yang

terjadi di perusahaan, tetapi tidak dapat dijadikan satu-satunya dasar

oleh auditor untuk memberikan opini going concern.

Hasil penelitian yang didapat konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sussanto dan Aquariza (2012) yang menyatakan

profitabilitas yang diproksikan dengan ROA tidak memiliki pengaruh

terhadap opini going concern. Selain itu penelitian yang dilakukan

oleh Haribowo (2013) terhadap industri perbankan syariah di Asia

juga menunjukkan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap opini

going concern.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan oleh Susanto (2009) yang menemukan hasil bahwa ROA

berpengaruh terhadap opini going concern. Menurutnya tingkat ROA

Page 103: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

86

yang rendah membuat auditor cenderung memberikan opini going

concern. Penelitian Sutedja (2010) juga menunjukkan hasil bahwa

ROA berpengaruh terhadap pemberian opini going concern.

3) Pengaruh Audit Tenure terhadap Opini Going Concern

Variabel audit tenure menunjukkan koefisien regresi positif

sebesar 0,010 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,943 yang

berarti lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi (p) lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke tiga tidak

berhasil didukung (Ha ditolak), sehingga dapat dikatakan bahwa audit

tenure tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

Tidak berpengaruhnya audit tenure terhadap opini going concern

berkaitan dengan independensi dan profesionalitas yang dimiliki oleh

auditor. Seorang auditor yang baik tidak akan terpengaruh oleh

lamanya perikatan yang telah dilakukan dengan klien, sehingga

pemberian opini going concern oleh auditor terhadap kliennya masih

dimungkinkan bisa terjadi.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hutajulu, Agusti, dan Silfi (2014) serta Putrady dan Haryanto

(2014) yang menyatakan bahwa audit client tenure tidak berpengaruh

signifikan terhadap opini going concern. Hal tersebut terjadi karena

auditor yang baik tidak akan takut kehilangan fee audit yang akan

diterimanya di masa mendatang karena dia tetap mengedepankan

sikap independen dan profesionalnya. Selain itu BAPEPAM-LK juga

Page 104: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

87

telah mengeluarkan peraturan yang bertujuan agar auditor dapat

menjaga independensinya.

Namun penelitian ini tidak memberikan hasil yang konsisten

dengan penelitian Junaidi dan Hartono (2010) serta Nursasi dan Maria

(2015) yang menunjukkan hasil bahwa audit tenure berpengaruh

terhadap opini going concern. Menurutnya independensi auditor dapat

terganggu dengan lamanya perikatan yang terjadi antara auditor

dengan kliennya, karena semakin lama hubungan auditor dengan klien

maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan

opini going concern.

4) Pengaruh Audit Lag terhadap Opini Going Concern

Variabel audit lag menunjukkan koefisien regresi positif sebesar

0,006 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,313 yang berarti lebih

besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke empat tidak berhasil

didukung (Ha ditolak), sehingga dapat dikatakan bahwa audit lag

tidak berpengaruh terhadap opini going concern.

Lamanya suatu proses audit yang dilakukan oleh auditor tidak

hanya disebabkan perusahaan sedang mengalami masalah keuangan,

tetapi juga karena auditor memerlukan waktu yang lebih untuk

melakukan audit agar mendapatkan hasil yang detail dan lebih teliti.

Selain itu, banyaknya lingkup dan materi yang harus diaudit juga

dapat menjadi penyebab auditor membutuhkan waklu yang lebih

Page 105: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

88

lama. Jumlah hari yang relatif lama bagi auditor untuk melakukan

proses audit tidak dapat dijadikan acuan bahwa perusahaan itu akan

menerima opini going concern. Oleh karena itu audit lag tidak

memiliki pengaruh terhadap opini going concern.

Hasil penelitian yang konsisten dengan penelitian ini

ditunjukkan dalam penelitian Januarti (2009) serta Putrady dan

Haryanto (2014) yang menyatakan bahwa audit lag tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern. Namun hasil

penelitian sebaliknya juga ditunjukkan dalam penelitian Lennox

(2002) serta Januarti dan Fitrianasari (2008) yang menyatakan bahwa

audit lag tidak memiliki pengaruh terhadap opini going concern.

5) Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Opini Going

Concern

Variabel proporsi komisaris independen menunjukkan koefisien

regresi positif sebesar 1,252 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar

0,335 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena tingkat signifikansi

(p) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke

lima tidak berhasil didukung (Ha ditolak), sehingga dapat dikatakan

bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap

opini going concern.

Tidak berpengaruhnya proporsi komisaris independen terhadap

opini going concern karena dihadirkannya komisaris independen oleh

suatu perusahaan lebih bertujuan untuk mematuhi peraturan yang telah

Page 106: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

89

dibuat oleh BAPEPAM-LK. Peraturan yang mewajibkan perusahaan

publik untuk memiliki sekurang-kurangnya satu orang komisaris

independen tidak memberikan perbedaan ataupun peningkatan yang

berarti terhadap kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu auditor

tidak terlalu mempertimbangkan komposisi komisaris independen

sebagai salah satu dasar pemberian opini audit.

Hasil penelitian yang konsisten dengan hasil yang didapatkan

dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistya

dan Sukartha (2013) yang menunjukkan hasil bahwa proporsi

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap opini going

concern. Namun sebaliknya, hasil penelitian Carcello dan Neal (2000)

menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh

terhadap opini going concern.

Page 107: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik

(logistic regression) dengan menggunakan bantuan alat analisis perhitungan

statistik berupa software statistik yaitu IBM SPSS (Statistical Package for

Social Sciences) versi 21. Penelitian ini menggunakan data sampel sebanyak

160 sampel penelitian dari 32 perusahaan sektor jasa terdaftar di BEI yang

menerima unqualified opinion with modified paragraf going concern periode

2010-2014. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini going concern. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Santosa dan Wedari (2007) serta Januarti (2009), namun tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewayanto (2011) serta

Yunita dan Rahayuningsih (2013).

2. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa return

on assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap opini going concern. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sussanto dan Aquariza (2012) serta Haribowo (2013), namun tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2009) serta

Sutedja (2010).

Page 108: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

91

3. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit

tenure tidak berpengaruh terhadap opini going concern. Hasil penelitian

ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutajulu, Agusti,

dan Silfi (2014) serta Putrady dan Haryanto (2014), namun tidak

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono

(2010) serta Nursasi dan Maria (2015).

4. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa audit

lag tidak berpengaruh terhadap opini going concern. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarti (2009) serta

Putrady dan Haryanto (2014), namun tidak mendukung hasil penelitian

yang dilakukan oleh Lennox (2002) serta Januarti dan Fitrianasari

(2008).

5. Hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa

proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap opini going

concern. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Sulistya dan Sukartha (2013), namun tidak mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2000).

B. Saran

Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Manajemen Perusahaan

Didapatinya hasil yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

yang diproksikan dengan logaritma natural total aset merupakan satu-

Page 109: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

92

satunya faktor yang berpengaruh terhadap opini going concern

diharapkan dapat menjadi referensi bagi manajemen untuk mengenali

tanda-tanda kebangkrutan perusahaan, mengevaluasi kemampuan

perusahaan dalam menjalankan operasinya, serta mengelola aset secara

lebih baik lagi. Sehingga manajemen dapat mengambil kebijakan

sesegera mungkin untuk mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari

penerimaan opini going concern.

2. Bagi Praktisi Akuntan Publik

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi praktisi

akuntan publik agar lebih teliti dalam memeriksa sumber pendapatan dan

pengeluaran klien. Karena dari proses pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti, perusahaan yang menerima laba belum tentu terhindar dari opini

going concern dan sebaliknya bila rugi juga belum tentu menerima opini

going concern. Selain itu, diharapkan bagi para akuntan publik agar lebih

menaati peraturan yang telah dibuat pemerintah guna menjaga

independensi dan profesionalitas dari akuntan publik.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan wawasan

bagi pembaca ataupun peneliti selanjutnya mengenai faktor-faktor yang

memperngaruhi opini going concern serta dapat memberikan kontribusi

bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi khususnya

mengenai opini going concern.

Page 110: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

93

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan alternatif variabel

independen selain variabel yang terdapat pada penelitian ini seperti

strategic action perusahaan, kepemilikan asing dan kepemilikan dalam

negeri, auditor changes, dan sebagainya. Selain itu penelitian selanjutnya

juga diharapkan menggunakan metode pengukuran dari variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, seperti ukuran perusahaan yang diukur

dari total penjualan atau audit tenure yang diukur dengan menggunakan

dummy short dan long tenure. Penelitian selanjutnya juga diharapkan

dapat meneliti sektor yang lain seperti sektor sumber daya alam atau

manufaktur dan menggunakan periode penelitian yang paling terbaru

dengan tahun pengamatan yang lebih panjang.

Page 111: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

94

DAFTAR PUSTAKA

Adjani, Ema Diandra dan Rahardja, Surya. “Analisis Pengaruh Corporate

Governance terhadap Kemungkinan Pemberian Opini Audit Going

Concern oleh Auditor Independen (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011”. Diponegoro Journal

of Accounting Vol. 2 No.2, Semarang 2013.

Agoes, Sukrisno. “AUDITING Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik”. Penerbit Salemba, Jakarta, 2012.

Ardiani, Nurul, Nur DP, Emrinaldi, dan Azlina, Nur. “Pengaruh Audit Tenure,

Disclosure, Ukuran KAP, Debt Default, Opinion Shopping, dan Kondisi

Keuangan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Jurnal

Ekonomi Vol. 20 No. 4, Riau, 2012.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. “Kajian Tentang

Pedoman Good Corporate Governance di Negara-negara Anggota ACMF”.

2010.

Belkaoui, Ahmed. R. “Teori Akuntansi”. Edisi Lima, Jilid 1, Salemba Empat,

Jakarta, 2006.

Boynton, William C, Raymond N. Johnson, dan Walter G. Kell. “Modern

Auditing”. 8th

Edition, John Wiley & Sons Inc, United States of America,

2006.

Carcello, J.V. dan Neal, T. L.. “Audit Committee Composition and Auditor

Reporting”. The Accounting Review Vol. 75 No. 4, Pg. 453-467, 2000.

Dendawijaya, Lukman. “MANAJEMEN PERBANKAN”. Cetakan Kedua, Penerbit

Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003.

Dewayanto, Totok. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan

Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”. Fokus Ekonomi Vol. 6 No.1, Hal. 81-104, 2011.

Diana, Devi Nurvida Avri dan Irianto, Gugus. “Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Sebaran Kepemilikan terhadap

Kebijakan Hutang Perusahaan ditinjau dari Teori Keagenan”. Emisi Vol. 1

No. 1, Hal. 1-16, April 2008.

Fanny, Margaretta & Silvia, Saputra. “Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Prediksi Model Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan

Page 112: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

95

Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.

Foroghi, Daruosh. “Audit Firm Size and Going Concern Reporting Accuracy”.

Interdiciplinary Journal of Contemporary Research In Business Vol. 3 No.

9, 2012.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”.

Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.

Guiral, Andrés, Ruiz, Emiliano, dan Choi, Hyun Jung. “Audit Report Information

Content and The Provision of Non-Audit Services: Evidence from Spanish

Lending Decisions”. Journal of International Accounting, Auditing, and

Taxation 23, Pg. 44-57, 2014.

Halim, Abdul. “Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan)”. Edisi

Keempat Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi

Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008.

Haribowo, Ismawati. “Analisis Perbandingan Pengaruh Kualitas Audit,

Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern

(Studi Perbankan Syariah di Asia)”. STAR – Study & Accounting Research

Vol. X No. 3, 2013.

Hartono, Jogiyanto M. “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-pengalaman”. BPFE Yogyakarta, 2004.

Hutajulu, Bernandus, Agusti, Restu, dan Silfi, Alfiati. “Pengaruh Opini Audit

Tahun Sebelumnya, Kondisi Keuangan, dan Auditor Client Tenure terhadap

Opini Audit Going Concern dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel

Kontrol (Studi Empiris pada Perusahaan Automotive and Components yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. JOM FEKON Vol. 1 No. 2, 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik. “Standar Profesional

Akuntan Publik”.Salemba Empat, Jakarta, 2011

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Edisi

Pertama Cetakan Ketiga, BPFE Yogyakarta, 2009.

Januarti, Indira dan Fitrianasari, Ella. “Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non

Keuangan yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Going

Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEJ Tahun 2000-2005)”. Jurnal Maksi Vol. 8 No. 1, Hal. 43-

58, UNDIP, 2008.

Page 113: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

96

Januarti, Indira. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

(Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, 2009.

Jensen, Michael C. dan Meckling, William H. “Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs dan Ownership Structure”. Journal of Financial

Economics Vol. 3 No. 4, Pg. 305-360, October 1976.

Juandini, Wulandari. “Factors That Influence The Acceptance of A Going

Concern Audit Opinion Manufacturing Companies Listed In Indonesia

Stock Exchange (BEI)”. Universitas Gunadarma, Depok, 2011.

Junaidi dan Hartono, Jogiyanto. “Faktor Non-Keuangan pada Opini Going

Concern”. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.

Knechel, W. Robert dan Vonstraelen, Ann. “The Relationship Between Auditor

Tenure and Audit Quality Implied By Going Concern Opinions”. Auditing:

A Journal of Practice and Theory Vol. 26 No.1, Pg. 113-131, 2007.

Komalasari, Agrianty. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proksi Going

Concern terhadap Opini Auditor”. Jurnal Akuntansi Keuangan Vol. 9 No. 2,

2004.

Komite Nasional Kebijakan Governance. “Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia”. Jakarta, 2006.

Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-36/PM/2003.

Lennox, Clive S. “Going-concern Opinions in Failing Companies: Auditor

Independence and Opinion Shopping”. Diakses dari

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=240468, 2002.

Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Penerbit EKONISIA, Kampus

Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2010.

Mulyadi. “Auditing”. Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Nursasi, Enggar dan Maria, Evi. “Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping,

Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern pada Perusahaan Perbankan dan Pembiayaan yang Go

Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal JIBEKA Vol. 9 No. 1, Februari

2015.

Petronela, Thio. “Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian

Opini Audit”. Jurnal Balance, 2004.

Page 114: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

97

Praptitorini, Mirna dan Januarti, Indira. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan,

Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia)”. Simposium Nasional Akuntansi X, Makasar, 2007.

Putrady, Gea Cherlita dan Haryanto. “Analisis Faktor Keuangan dan Non

Keuangan yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern”. Diponegoro

Journal of Accounting Vol. 3 No. 2, Semarang, 2014.

Rahayu, Puji. “Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on Financial

and Non-Financial Information”. Simposium Nasional Akuntansi X,

Makassar, 2007.

Santosa, Arga Fajar, dan Wedari, Linda Kusumaning. “Analisis Faktor Faktor

yang Mempengaruhi Kecendeunagan Penerimaan Opini Audit Going

Concern”. JAAI Vol. 11 No. 2, Hal. 141-158, Semarang, 2007.

Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira, dan Faisal. “Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan

Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern”.

Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D)”. Cetakan ke 13, 2009.

Sulistya, Ayu Febri dan Sukartha, Pt. Dyan Yaniartha. “Pengaruh Prior Opinion,

Pertumbuhan, dan Mekanisme Corporate Governance pada Permberian

Opini Audit Going Concern”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,

Bali, 2013.

Susanto, Yulius Kurnia. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No. 3, 2009.

Sussanto, Herry dan Aquariza, Nur Mettani. “Analisis Pengaruh Opini Audit

Tahun Sebelumnya, Kualitas Auditor, Profitabilitas, Likuiditas dan

Solvabilitas Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. UG Jurnal Vol. 6 No. 12, 2012.

Sutedja, Christian. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Akuntansi

Kontemporer, Vol. 2 No. 2, Surabaya, Juli 2010.

Page 115: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

98

Yunita dan Rahayuningsih, Deasy Ariyanti. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph

Going Concern”. Media Bisnis, STIE Trisakti, 2013.

Page 116: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

99

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 117: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

100

LAMPIRAN A DATA SAMPEL

Page 118: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

101

Lampiran 1: Sampel Perusahaan

SAMPEL PERUSAHAAN SEKTOR JASA YANG MENERIMA OPINI

GOING CONCERN

No. Kode Emiten Nama Emiten

1 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.

2 BCIC Bank JTrust Indonesia Tbk.

3 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.

4 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk.

5 BKDP Bukit Darmo Property Tbk.

6 BNBR Bakrie & Brothers Tbk.

7 BTEL Bakrie Telecom Tbk.

8 CMPP Rimau Multi Putra Pratama Tbk.

9 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk.

10 ELTY Bakrieland Development Tbk.

11 FREN Smartfren Telecom Tbk.

12 IATA Indonesia Transport & Infrastructure Tbk.

13 INTD Inter Delta Tbk.

14 ITTG Leo Investments Tbk.

15 KARW ICTSI Jasa Prima Tbk.

16 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk.

17 LAPD Leyand International Tbk.

18 LPLI Star Pacific Tbk.

19 LPPS Lippo Securities Tbk.

20 MIRA Mitra International Resources Tbk.

21 MTFN Capitalinc Investment Tbk.

22 MYRX Hanson International Tbk.

23 OCAP Onix Capital Tbk.

24 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk.

25 SAFE Steady Safe Tbk.

26 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.

27 SUGI Sugih Energy Tbk.

28 TRAM Trada Maritime Tbk.

29 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk.

30 WAPO Wahana Pronatural Tbk.

31 WICO Wicaksana Overseas International Tbk.

32 ZBRA Zebra Nusantara Tbk.

Page 119: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

102

Lampiran 2: Hasil Variabel Ukuran Perusahaan

No. Kode

Emiten

Total Aset

2010

Total Aset

2011

Total Aset

2012

Total Aset

2013

Total Aset

2014

1 APOL 5.505.205 4.265.546 3.008.037 2.577.574 1.858.191

2 BCIC 10.783.886 13.127.198 15.240.091 14.576.094 12.682.021

3 BEKS 1.561.622 5.993.039 7.682.938 9.003.124 9.044.046

4 BIPP 191.368 197.343 178.404 561.407 617.584

5 BKDP 1.017.544 976.489 899.948 845.487 829.193

6 BNBR 31.768.029 25.212.651 15.657.587 11.866.660 11.296.048

7 BTEL 12.352.891 12.213.109 9.052.428 9.128.135 7.588.561

8 CMPP 65.280 56.711 68.629 59.997 143.353

9 DNET 16.640 17.119 16.821 7.192.369 7.584.772

10 ELTY 17.064.196 17.707.950 15.235.633 12.301.124 14.506.123

11 FREN 4.483.610 12.296.579 14.339.807 15.866.493 17.758.685

12 IATA 593.413 589.977 730.932 1.326.955 1.581.056

13 INTD 42.587 57.331 53.766 53.413 50.957

14 ITTG 3.333 7.340 93.979 93.718 96.361

15 KARW 73.648 13.173 549.107 674.051 667.338

16 KONI 84.841 75.296 82.759 107.741 118.362

17 LAPD 1.258.506 1.184.679 1.155.885 1.017.448 938.096

18 LPLI 1.363.969 1.177.715 1.590.431 1.870.675 2.491.626

19 LPPS 586.580 616.896 764.459 943.603 1.184.066

20 MIRA 7.761.381 405.720 405.043 491.868 515.578

21 MTFN 523.396 643.102 757.447 818.100 3.071.795

22 MYRX 133.216 861.975 1.116.299 5.335.863 5.414.788

23 OCAP 56.674 83.459 149.046 138.605 117.867

24 RIMO 17.738 10.483 6.187 5.081 7.000

25 SAFE 86.632 60.507 41.542 14.395 11.155

26 SMDM 2.063.047 2.454.962 2.637.665 2.950.314 3.156.291

27 SUGI 40.819 40.819 3.659.459 6.423.077 6.761.851

28 TRAM 2.184.538 2.595.440 3.247.103 3.917.160 3.551.863

29 TRUB 6.400.427 3.967.224 2.780.591 2.710.182 2.505.608

30 WAPO 204.817 79.991 97.486 114.564 109.001

31 WICO 213.289 189.755 154.301 169.324 204.951

32 ZBRA 62.199 56.650 47.105 39.645 36.642

*)Dalam Jutaan

Page 120: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

103

No. Kode

Emiten

Ln Total

Aset 2010

Ln Total

Aset 2011

Ln Total

Aset 2012

Ln Total

Aset 2013

Ln Total

Aset 2014

1 APOL 15,5212 15,2661 14,9168 14,7624 14,4351

2 BCIC 16,1936 16,3902 16,5394 16,4949 16,3557

3 BEKS 14,2612 15,6061 15,8545 16,0131 16,0176

4 BIPP 12,1620 12,1927 12,0918 13,2382 13,3336

5 BKDP 13,8329 13,7917 13,7101 13,6477 13,6282

6 BNBR 17,2740 17,0429 16,5665 16,2892 16,2400

7 BTEL 16,3294 16,3180 16,0185 16,0269 15,8422

8 CMPP 11,0864 10,9457 11,1365 11,0020 11,8731

9 DNET 9,7196 9,7479 9,7304 15,7885 15,8417

10 ELTY 16,6525 16,6895 16,5391 16,3252 16,4901

11 FREN 15,3159 16,3248 16,4785 16,5797 16,6924

12 IATA 13,2936 13,2878 13,5021 14,0984 14,2736

13 INTD 10,6593 10,9566 10,8924 10,8858 10,8387

14 ITTG 8,1116 8,9011 11,4508 11,4480 11,4759

15 KARW 11,2071 9,4859 13,2160 13,4211 13,4111

16 KONI 11,3485 11,2292 11,3237 11,5875 11,6815

17 LAPD 14,0454 13,9850 13,9604 13,8328 13,7516

18 LPLI 14,1259 13,9791 14,2795 14,4418 14,7284

19 LPPS 13,2821 13,3325 13,5469 13,7575 13,9845

20 MIRA 15,8647 12,9134 12,9117 13,1060 13,1530

21 MTFN 13,1681 13,3741 13,5377 13,6147 14,9378

22 MYRX 11,7997 13,6670 13,9255 15,4900 15,5046

23 OCAP 10,9451 11,3321 11,9120 11,8394 11,6773

24 RIMO 9,7835 9,2575 8,7302 8,5333 8,8537

25 SAFE 11,3694 11,0105 10,6345 9,5746 9,3196

26 SMDM 14,5397 14,7136 14,7854 14,8974 14,9649

27 SUGI 10,6169 10,6169 15,1128 15,6754 15,7268

28 TRAM 14,5969 14,7693 14,9933 15,1809 15,0830

29 TRUB 15,6719 15,1936 14,8382 14,8125 14,7340

30 WAPO 12,2299 11,2897 11,4875 11,6489 11,5991

31 WICO 12,2704 12,1535 11,9467 12,0396 12,2305

32 ZBRA 11,0381 10,9446 10,7601 10,5877 10,5090

Page 121: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

104

Lampiran 3: Hasil Variabel Return on Assets

No. Kode

Emiten ROA 2010 ROA 2011 ROA 2012 ROA 2013 ROA 2014

1 APOL - 0,2969 - 0,4843 - 0,2394 - 0,3746 0,0110

2 BCIC 0,0202 0,0198 0,0096 - 0,0779 - 0,0522

3 BEKS - 0,0568 - 0,0246 0,0061 0,0107 - 0,0132

4 BIPP - 0,0262 - 0,1023 - 0,0848 0,1945 0,0318

5 BKDP - 0,0144 - 0,0213 - 0,0649 - 0,0699 0,0087

6 BNBR - 0,2203 0,0034 0,0227 - 1,0721 0,0132

7 BTEL 0,0008 - 0,0641 - 0,3468 - 0,2898 - 0,3784

8 CMPP - 0,0037 0,0028 0,0009 0,0009 0,0549

9 DNET 0,0264 0,0405 0,0131 0,0268 0,0518

10 ELTY 0,0123 0,0042 - 0,0723 - 0,0189 0,0327

11 FREN - 0,3127 - 0,1952 - 0,1090 - 0,1597 - 0,0777

12 IATA - 0,0668 - 0,0569 - 0,0449 - 0,0220 - 0,0176

13 INTD 0,0469 0,1095 0,0723 0,0805 0,0706

14 ITTG 2,6283 - 0,1653 - 0,0397 0,0163 0,0042

15 KARW - 0,1371 3,4747 0,1014 - 0,0859 - 0,0564

16 KONI 0,0589 0,0162 0,0409 0,0270 0,0119

17 LAPD 0,0062 0,0055 0,0137 - 0,0037 - 0,0767

18 LPLI 0,2392 - 0,1740 0,1836 0,1494 0,2116

19 LPPS 0,2267 - 0,0046 0,1574 0,1789 0,1751

20 MIRA - 0,2530 9,5562 0,0246 - 0,0035 - 0,0870

21 MTFN 0,0078 - 0,0199 - 0,0497 0,2567 - 0,5119

22 MYRX 0,2528 0,1182 0,2520 0,0000 0,0003

23 OCAP - 0,0317 - 0,0611 - 0,0735 - 0,2132 - 0,1878

24 RIMO - 0,6307 - 1,2168 - 1,7290 - 1,1174 - 0,6810

25 SAFE 0,0281 - 0,1387 - 0,1516 0,3248 0,4024

26 SMDM - 0,0013 0,0141 0,0176 0,0090 0,0140

27 SUGI 0,0555 0,0547 0,0076 0,0594 0,0085

28 TRAM 0,0653 0,0558 - 0,0914 0,0121 - 0,1185

29 TRUB - 0,0082 - 0,1149 - 0,2924 - 0,2005 - 0,0233

30 WAPO - 0,0693 - 0,8692 0,0408 0,0013 0,0020

31 WICO - 0,0031 0,0066 0,5433 - 0,0285 0,1924

32 ZBRA - 0,1536 - 0,1648 - 0,1847 - 0,2001 - 0,2456

Page 122: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

105

Lampiran 4: Hasil Variabel Audit Tenure

No. Kode

Emiten

2010 2011 2012 2013 2014

Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten

1 APOL

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

3

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

1

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

2

2 BCIC

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

1

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

2

Tjahjadi &

Tamara (Morison

International)

1

Tjahjadi &

Tamara (Morison

International)

2

Tjahjadi &

Tamara (Morison

International)

3

3 BEKS

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

1

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

2

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

3

Hendrawinata

Eddy &

Siddharta

(Kreston

International)

1

Hendrawinata

Eddy Siddharta &

Tanzil (Kreston

International)

1

4 BIPP

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

1

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International

2

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International

3

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International

4

Paul Hadiwinata,

Hidajat, Arsono,

Ade Fatma &

Rekan (PKF

1

5 BKDP Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 1

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 2

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 3

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 4

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 5

6 BNBR

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

1

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

2

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

3

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

4

Handoko Tomo,

Samuel Gunawan

& Rekan (Moores

Rowland)

1

7 BTEL

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

1

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

2

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

3

Tjiendradjaja &

Handoko Tomo

(Mazars)

4 Y. Santosa

Rekan (Praxity) 1

Page 123: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

106

No. Kode

Emiten

2010 2011 2012 2013 2014

Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten

8 CMPP Griselda, Wisnu

& Arum 1

Griselda, Wisnu

& Arum 2

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

1

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

2

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

3

9 DNET

Krisnawan,

Busroni, Achsin,

& Alamsyah

1

Krisnawan,

Busroni, Achsin,

& Alamsyah

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

3

10 ELTY

Tjahjadi,

Pradhono &

Teramihardja

(Morison

International)

1

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

1

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

2

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

3

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

4

11 FREN

Mulyamin Sensi

Suryanto (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

2

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

3

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

4

12 IATA

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

1

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

2

Kosasih,

Nurdiyaman,

Tjahjo & Rekan

(Crowe

Horwarth)

3

Asep

Rahmansyah &

Rekan (IECnet

Associate)

1

Noor Salim,

Nursehan &

Sinarahardja

1

13 INTD

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

1

Richard

Risambessy &

Rekan

1

Richard

Risambessy &

Rekan

2

Richard

Risambessy &

Rekan

3 Arsyad & Rekan 1

14 ITTG

Abubakar Usman

& Rekan (GMN

International)

1

Drs. Basri

Hardjosumarto,

M.Si, Ak &

Rekan

1

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

1

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

2

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

3

Page 124: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

107

No. Kode

Emiten

2010 2011 2012 2013 2014

Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten

15 KARW

Tjahjadi,

Pradhono &

Teramihardja

(Morison

International)

1

Tjahjadi &

Tamara (Morison

International)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

3

16 KONI

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

3

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

4

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

5

17 LAPD

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

1

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

2

Hananta

Budianto &

Rekan (UHY)

1

Hananta

Budianto &

Rekan (UHY)

2 Hananta Budianto

& Rekan (UHY) 3

18 LPLI

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

1

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

2

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

3

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

4

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

5

19 LPPS

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

1

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

2

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

3

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

4

Aryanto, Amir

Jusuf, Mawar &

Saptoto (RSM

AAJ Associates)

5

20 MIRA

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

1

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

2

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

3

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

4

Johan Malonda

Mustika & Rekan

(Baker Tilly

International)

5

21 MTFN

Ishak, Saleh,

Soewondo &

Rekan

1

Rama Wendra

(McMillan

Woods)

1

Rama Wendra

(McMillan

Woods)

2

Rama Wendra

(McMillan

Woods)

3

Rama Wendra

(McMillan

Woods)

4

Page 125: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

108

No. Kode

Emiten

2010 2011 2012 2013 2014

Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten

22 MYRX

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

1

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

2

Hendrawinata

Eddy &

Siddharta

(Kreston

International)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

23 OCAP

Mulyamin Sensi

Suryanto (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

2

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

3

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

4

24 RIMO

Doli, Bambang,

Sudarmadji &

Dadang

1

Achmad, Rasyid,

Hisbullah & Jerry

(Nozaka Japan

CPA Firm)

1 Hasnil, M. Yasin

& Rekan (YSK) 1

Indra, Sumijono

& Rekan (YSK) 1

Jamaludin, Ardi,

Sukimto & Rekan 1

25 SAFE

Rasin, Ichwan &

Rekan (Alliott

Group)

1 Santoso & Rekan 1 Santoso & Rekan 2 Santoso & Rekan 3 Suganda Akna

Suhri & Rekan 1

26 SMDM

Osman Bing

Satrio & Rekan

(Deloitte)

1 Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 1

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 2

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 3

Hadori Sugiarto

Adi & Rekan 4

27 SUGI Drs. Bambang S.

& Rekan 1

Drs. Bambang S.

& Rekan 2

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

2

Anwar Sugiharto

& Rekan (DFK

International)

1

28 TRAM

Mulyamin Sensi

Suryanto (Moore

Stephens)

1

Mulyamin Sensi

Suryanto &

Lianny (Moore

Stephens)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Arman

Hendiyanto &

Rekan

1

29 TRUB

Tanubrata

Sutanto Fahmi &

Rekan (BDO)

1

Tanubrata

Sutanto Fahmi &

Rekan (BDO)

2

Tanubrata

Sutanto Fahmi &

Rekan (BDO)

3

Tanubrata

Sutanto Fahmi &

Rekan (BDO)

4

Tanubrata

Sutanto Fahmi &

Rekan (BDO)

5

Page 126: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

109

No. Kode

Emiten

2010 2011 2012 2013 2014

Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten Auditor Ten

30 WAPO

Drs. Basri

Hardjosumarto,

M.Si, Ak &

Rekan

1

Supoyo, Sutjahjo,

Subyantara &

Rekan

1

Supoyo, Sutjahjo,

Subyantara &

Rekan

2

Supoyo, Sutjahjo,

Subyantara &

Rekan

3

Supoyo, Sutjahjo,

Subyantara &

Rekan

4

31 WICO

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

1

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

2

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

3

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

4

Purwantono,

Suherman &

Surja (EY)

5

32 ZBRA

Rasin, Ichwan &

Rekan (Alliott

Group)

1 Santoso & Rekan 1 Santoso & Rekan 2 Santoso & Rekan 3 Suganda Akna

Suhri & Rekan 1

Page 127: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

110

Lampiran 5: Hasil Variabel Audit Lag

No. Kode

Emiten

Audit Lag

2010

Audit Lag

2011

Audit Lag

2012

Audit Lag

2013

Audit Lag

2014

1 APOL 125 111 121 101 96

2 BCIC 104 137 105 98 86

3 BEKS 77 79 77 86 65

4 BIPP 84 121 60 62 68

5 BKDP 84 86 84 84 82

6 BNBR 90 121 84 94 79

7 BTEL 76 86 81 83 86

8 CMPP 84 90 77 83 82

9 DNET 94 75 135 84 86

10 ELTY 80 89 152 153 118

11 FREN 81 89 84 84 83

12 IATA 88 80 84 83 79

13 INTD 66 75 79 76 76

14 ITTG 80 86 64 38 84

15 KARW 70 90 84 84 85

16 KONI 69 76 81 80 79

17 LAPD 77 80 78 92 92

18 LPLI 54 55 81 85 86

19 LPPS 67 71 85 85 86

20 MIRA 134 310 81 79 84

21 MTFN 88 124 95 127 142

22 MYRX 88 55 84 86 107

23 OCAP 70 66 85 78 85

24 RIMO 84 145 126 80 82

25 SAFE 88 109 178 146 111

26 SMDM 97 89 86 83 76

27 SUGI 83 164 87 84 100

28 TRAM 83 80 115 84 86

29 TRUB 167 200 203 243 132

30 WAPO 88 13 87 79 71

31 WICO 87 88 85 76 84

32 ZBRA 68 90 151 141 121

Page 128: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

111

Lampiran 6: Hasil Variabel Proporsi Komisaris Independen

No. Kode

Emiten

Proporsi

KI 2010

Proporsi

KI 2011

Proporsi

KI 2012

Proporsi

KI 2013

Proporsi

KI 2014

1 APOL 0,33 0,33 0,50 0,50 0,33

2 BCIC 0,00 0,50 0,67 0,33 1,00

3 BEKS 0,50 0,67 0,75 0,67 0,67

4 BIPP 0,50 0,50 0,50 0,33 0,33

5 BKDP 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

6 BNBR 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

7 BTEL 0,40 0,40 0,60 0,50 0,40

8 CMPP 0,33 0,50 0,33 0,33 0,50

9 DNET 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

10 ELTY 0,33 0,40 0,33 0,40 0,40

11 FREN 1,00 0,33 0,50 0,60 0,60

12 IATA 0,33 0,33 0,33 0,33 0,40

13 INTD 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

14 ITTG 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

15 KARW 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

16 KONI 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

17 LAPD 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

18 LPLI 0,67 0,67 0,67 0,67 0,33

19 LPPS 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67

20 MIRA 0,33 0,33 0,40 0,40 0,40

21 MTFN 0,33 0,33 0,33 0,50 0,50

22 MYRX 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

23 OCAP 0,50 0,50 0,33 0,33 0,33

24 RIMO 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

25 SAFE 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50

26 SMDM 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

27 SUGI 0,50 0,50 0,33 0,25 0,33

28 TRAM 0,33 0,33 0,50 0,50 0,50

29 TRUB 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

30 WAPO 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

31 WICO 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33

32 ZBRA 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Page 129: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

112

Lampiran 7: Hasil Variabel Opini Going Concern

No. Kode

Emiten

Dummy

Opini 2010

Dummy

Opini 2011

Dummy

Opini 2012

Dummy

Opini 2013

Dummy

Opini 2014

1 APOL 1 1 1 1 1

2 BCIC 1 1 1 1 1

3 BEKS 1 0 0 0 0

4 BIPP 1 1 1 1 1

5 BKDP 0 0 0 1 0

6 BNBR 0 0 0 1 1

7 BTEL 0 0 0 1 1

8 CMPP 1 1 1 1 0

9 DNET 1 1 0 0 0

10 ELTY 1 1 1 1 1

11 FREN 1 1 1 1 1

12 IATA 1 1 1 1 1

13 INTD 1 1 1 1 1

14 ITTG 1 1 0 0 1

15 KARW 1 1 0 1 1

16 KONI 1 1 0 1 0

17 LAPD 0 0 0 0 1

18 LPLI 1 1 1 1 1

19 LPPS 1 1 1 1 1

20 MIRA 1 1 1 1 1

21 MTFN 0 1 0 0 0

22 MYRX 1 1 1 1 0

23 OCAP 0 0 0 1 1

24 RIMO 1 1 1 1 0

25 SAFE 1 1 1 1 1

26 SMDM 1 0 0 0 0

27 SUGI 1 0 0 0 0

28 TRAM 0 0 1 1 1

29 TRUB 0 0 1 1 1

30 WAPO 0 1 1 1 1

31 WICO 1 1 0 0 0

32 ZBRA 1 1 1 1 1

Page 130: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

113

LAMPIRAN B OUTPUT SPSS

Page 131: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

114

Lampiran 8: Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OPINI 160 0 1 ,68 ,470

SIZE 160 8,1116 17,2740 13,363650 2,2369294

ROA 160 -1,7290 9,5562 ,031923 ,8756737

TENURE 160 1 5 2,05 1,196

LAG 160 13 310 94,15 33,912

KI 160 ,00 1,00 ,4540 ,13542

Valid N (listwise) 160

Lampiran 9: Hasil Uji Regresi Logistik

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 160 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 160 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 160 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number

of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Non GC 0

GC 1

Page 132: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

115

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0

1 201,820 ,700

2 201,786 ,731

3 201,786 ,731

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 201,786

c. Estimation terminated at iteration number 3

because parameter estimates changed by less than

,001.

Classification Tablea,b

Observed Predicted

OPINI Percentage

Correct Non GC GC

Step 0 OPINI

Non GC 0 52 ,0

GC 0 108 100,0

Overall Percentage 67,5

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant ,731 ,169 18,750 1 ,000 2,077

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables

SIZE 5,242 1 ,022

ROA ,216 1 ,642

TENURE ,003 1 ,955

LAG ,645 1 ,422

KI ,454 1 ,500

Overall Statistics 7,131 5 ,211

Page 133: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

116

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant SIZE ROA TENURE LAG KI

Step 1

1 194,692 1,968 -,165 ,001 ,018 ,005 1,038

2 194,298 2,274 -,199 ,005 ,011 ,006 1,241

3 194,296 2,286 -,201 ,009 ,010 ,006 1,252

4 194,296 2,286 -,201 ,009 ,010 ,006 1,252

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 201,786

d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 7,490 5 ,187

Block 7,490 5 ,187

Model 7,490 5 ,187

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 194,296a ,046 ,064

a. Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 5,910 8 ,657

Page 134: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

117

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

OPINI = Non GC OPINI = GC Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 8 7,883 8 8,117 16

2 9 6,936 7 9,064 16

3 3 6,397 13 9,603 16

4 6 5,858 10 10,142 16

5 6 5,386 10 10,614 16

6 6 4,935 10 11,065 16

7 4 4,579 12 11,421 16

8 5 4,216 11 11,784 16

9 2 3,506 14 12,494 16

10 3 2,304 13 13,696 16

Classification Tablea

Observed Predicted

OPINI Percentage

Correct Non GC GC

Step 1 OPINI

Non GC 2 50 3,8

GC 4 104 96,3

Overall Percentage 66,3

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

SIZE -,201 ,084 5,774 1 ,016 ,818

ROA ,009 ,289 ,001 1 ,976 1,009

TENURE ,010 ,145 ,005 1 ,943 1,010

LAG ,006 ,006 1,016 1 ,313 1,006

KI 1,252 1,299 ,929 1 ,335 3,499

Constant 2,286 1,290 3,139 1 ,076 9,836

a. Variable(s) entered on step 1: SIZE, ROA, TENURE, LAG, KI.

Page 135: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

118

Correlation Matrix

Constant SIZE ROA TENURE LAG KI

Step 1

Constant 1,000 -,744 -,020 -,123 -,289 -,362

SIZE -,744 1,000 ,128 -,058 -,181 -,113

ROA -,020 ,128 1,000 ,018 -,278 ,055

TENURE -,123 -,058 ,018 1,000 -,071 -,059

LAG -,289 -,181 -,278 -,071 1,000 ,054

KI -,362 -,113 ,055 -,059 ,054 1,000

Page 136: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33311/1/AHMAD... · dan materi. Serta untuk kakak ... M.Si., Ak., CA selaku Ketua

119

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

16 + +

I I

I I

F I I

R 12 + +

E I I

Q I I

U I G I

E 8 + G G +

N I G G GGG G I

C I G G GN G GGGGG I

Y I G G G GN GGGGGGGG I

4 + G G GGNGGGG GNGGGGGGGGGG G G +

I G G NGNGGGGGGNGGGGNNGGNGGGGG GG G I

I NGN G NNNGGGGGGNGNNGNNGGNNGGGG GG NGG G I

I G G NNNNNNNNNNGNNNNNNNNNNNNNNNNNGGGGGGNGGNG G I

Predicted ---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+---------+----------

Prob: 0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1

Group: NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

Predicted Probability is of Membership for GC

The Cut Value is ,50

Symbols: N - Non GC

G - GC

Each Symbol Represents 1 Case.