28
1 PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO ASSET RATIO, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN DENGAN VARIABEL MODERASI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016 Vivi Irda Marliani Putri 1 , Sri Ruwanti 2 , Asri Eka Ratih 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Email : [email protected] ABSTRAK Opini Audit Going Concern merupakan opini yang diberikan auditor terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Current Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern dengan Variabel Moderasi Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 51 sampel yang memenuhi kriteria dari 153 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Dan hasil pengujian mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan, currrent ratio, debt to asset ratio, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Dan auditor switching tidak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan, currrent ratio, debt to asset ratio, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap opini audit going concern. Kata kunci : Opini audit going concern, ukuran perusahaan, currrent ratio, debt to asset ratio, pertumbuhan penjualan, auditor switching.

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

  • Upload
    dinhnhi

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

1

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET, CURRENT

RATIO, DEBT TO ASSET RATIO, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN DENGAN VARIABEL

MODERASI AUDITOR SWITCHING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2014-2016

Vivi Irda Marliani Putri1 , Sri Ruwanti2 , Asri Eka Ratih3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Opini Audit Going Concern merupakan opini yang diberikan auditor

terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset, Current Ratio, Debt

to Asset Ratio, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern

dengan Variabel Moderasi Auditor Switching pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini

adalah purposive sampling dan didapatkan 51 sampel yang memenuhi kriteria dari

153 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Dan hasil pengujian

mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan, currrent ratio, debt to asset ratio,

dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Dan opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap auditor

switching. Dan auditor switching tidak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan,

currrent ratio, debt to asset ratio, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap opini

audit going concern.

Kata kunci : Opini audit going concern, ukuran perusahaan, currrent ratio, debt

to asset ratio, pertumbuhan penjualan, auditor switching.

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

2

ABSTRACT

Going concern audit opinion is an opinion given by the auditor to the

survival of a company. The purpose of this study is to determine the effect of firm

size, return on asset, current ratio, debt to asset ratio, and growth on going

concern audit opinion with auditor switching as a moderating variable to the use

of going concern audit opinion on manufacturing companies in Indonesia Stock

Exchange 2014-2016 period. The sampling method is using purposive sampling

techniques and obtained 51 samples of companies that meet the criteria and 153

firm-year observation. Analysis techniques applied in this research is using

logistic regression analysis. Results of the research are firm size, return on asset,

current ratio, debt to asset ratio, and growth didn’t influence on going concern

audit opinion decisions. And going concern audit opinion didn’t influence on

auditor switching. And auditor switching didn’t moderate the effect of firm size,

return on asset, current ratio, debt to asset ratio, and growth on going concern

audit opinion.

Key Word :, going concern audit opinion, firm size, return on asset, currrent

ratio, debt to asset ratio, growth, auditor switching.

PENDAHULUAN

Suatu perusahaan dikatakan berhasil ketika perusahaan tersebut

memperoleh laba dan lebih baiknya jika laba tersebut terus meningkat setiap

tahunnya. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan adalah kondisi

lingkungan. Kondisi perekonomian suatu negara yang baik mempengaruhi

perusahaan-perusahaan tersebut untuk memperoleh laba secara terus menerus.

Sedangkan kondisi perekonomian suatu negara tidak baik maka akan berdampak

kepada perusahaan untuk sulit memperoleh laba. Ketika suatu negara mengalami

krisis ekonomi maka banyak perusahaan yang mengalami kendala dalam

menjalankan bisnisnya. Krisis ekonomi disuatu negara tersebut ikut memberikan

dampak kepada perusahaan untuk dapat melangsungkan hidup perusahaannya.

Berdasarkan data yag didapatkan dari kontan.co.id, pada tahun 2016,

Bursa Efek Indonesi (BEI) mengaku ada beberapa perusahaan yang kelangsungan

usahanya maasih dipertanyakan. Beberapa emiten yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) memiliki kelangsungan usaha (going concern) yang porspektif di

masa depan. Samsul Hidayat, Direktur penilaian perusahaan BEI mengatakan,

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

3

salah satu kriteria perusahaan yang disebut tidak memiiki kelangsungan usaha

adalah jika tidak memiliki pendapatan atau kinerjanya terus merugi.

Bagi suatu perusahaan memperoleh opini audit going concern

merupakan hal yang penting karena perusahaan tersebut dapat meyakinkan

investor bahwa perusahaan tersebut mampu bertahan dan bersaing dalam jangka

waktu yang cukup lama. Sedangkan bagi auditor memberikan opini audit going

concern bukanlah hal yang mudah. Karena sangat sulit memprediksi

kelangsungan hidup suatu perusahaan yang menyebabkan auditor mengalami

dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern (Saifudin,

2016). Penerimaan opini audit going cocern dapat dipengaruhi beberapa faktor

seperti ukuran perusahaan, return on asset, current ratio, debt to asset ratio,

pertumbuhan penjualan, dan lainnya.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

ukuran perusahaan, return on asset, current ratio, debt to asset ratio, dan

pertumbuhan penjualan terhadap opini audit going concern pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016 baik secara

parsial maupun simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, return on asset, current ratio, debt to

asset ratio, dan pertumbuhan penjualan terhadap opini audit going concern.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Opini Audit Going Concern

Menurut Elviona (2016), Opini audit modifikasi mengenai going

concern merupakan opini audit yang dalam pertimbangan auditor terdapat

ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup

perusahaan dalam menjalankan oprasinya pada kurun waktu yang pantas, tidak

lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Ada

lima jenis opini audit yang diberikan oleh auditor, yaitu wajar tanpa pengecualian,

wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian,

tidak wajar, dan tidak beropini. Perolehan opini audit going concern dalam hal ini

yaitu perusahaan yang mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian. Dalam

penelitian ini opini audit going concern diukur dengan menggunakan dummy,

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

4

dimana apabila perusahaan menerima untuk melakukan opini audit going concern

maka akan diberi score 1, dilihat dari laporan auditor independen dengan

keterangan penjelasan di opini auditor dan apabila tidak akan diberi score 0,

diketahui dengan adanya opini wajar tanpa pengecualian atau penjelasan.

Ukuran Perusahaan

Menurut Rahman dan Baldric Siregar dalam Sarifudin (2016), Ukuran

perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui total asset. Total aseet dipilih

sebagai proksi atas ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan, bahwa nilai

asset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan

penjualan.

SIZE = Total Asset

Return on Asset (ROA)

Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Return on asset

dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan laba bersih dengan total asset

yang dimiliki perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016

(Hery, 2016 : 193).

𝑹𝑶𝑨 = 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕

Current Ratio

Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia

(Hery, 2016 : 152). Current ratio atau rasio lancar dalam penelitian ini diukur

dengan membandingkan asset lancar dengan kewajiban lancar yang dimiliki

perusahaan.

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

Debt to Asset Ratio

Debt To Asset ratio merupakan rasio antara total hutang (total debt)

dengan total asset (total assets) yang dinyatakan dalam presentase. Rasio hutang

Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

5

mengukur berapa persen asset perusahaan yang dibelanjai dengan hutang (Sawir,

2008 : 13). Debt to asset ratio atau rasio hutang dalam penelitian ini diukur

dengan membandingkan total hutang dengan total asset yang dimiliki perusahaan.

𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan sebagai

pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam

industri maupun kegiatan ekonomi keseluruhan (Sarifudin, 2016). Pertumbuhan

perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan penjualan bersih

tahun ini dikurangi dengan penjualan bersih tahun sebelumnya dengan penjualan

bersih tahun sebelumnya pada perusahaan.

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 − 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏𝒕𝟏

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏𝒕𝟏

Auditor switching

Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

auditor lama kemudian menunjuk auditor baru untuk menggantikan auditor lama

(Ahmed dan Hossaid dalam Verdhiana dan Latrini, 2016). Auditor switching

merupakan variabel dummy yang dilambangkan dengan kode 1 apabila

perusahaan melakukan pergantian auditor ketika mendapatkan opini audit going

concern dan diberikan kode 0 apabil perusahaan tidak melakukan pergantian

auditor ketika mendapatkan opini audit going concern (Verdhiana dan Latrini,

2016).

Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

6

Kerangka Pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dapat dilihat dari total

asset, jumlah penjualan, dan rata-rata total asset. Jadi, ukuran perusahaan

merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki suatu perusahaan (dalam

Sujianto,2011). Dari pengertian tersebut mengartikan bahwa dari besarnya asset

yang berkaitan dengan ukuran perusahaan maka dapat ditinjau kelangsungan

hidup suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total asset yang tinggi

menunjukkan bahwa telah mencapai target yang baik bagi kelangsungan hidup

perusahaan tersebut. Hal ini berkaitan dengan penelitian Lutfi pada tahun 2016

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini audit

going concern.

Ukuran Perusahaan (X1)

Return on asset (X2)

Current ratio (X3)

Debt to asset ratio (X4)

Opini Audit Going concern

(Y)

Pertumbuhan Penjualan

(X5)

Auditor switching

H1

H2

H3

H4

H5

H7 H8

H9

H10

001 H11

0

H6

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

7

2.3.1. Pengaruh Return on asset terhadap Opini Audit Going concern

pada Perusahaan Manufaktur

Menurut Hanafi dan Halim (2003:27), return on asset (ROA) adalah

rasio keuangan perusahaan yang terkait dengan potensi keuntungan mengukur

kekuatan perusahaan membuahkan keuntungan atau juga laba tingkat pendapatan,

asset dan juga modal saham spesifik. Dari pengertian tersebut dapat diasumsikan

bahwa ROA berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal ini

berkaitan dengan penelitian Rizka Ardhi Pradika tahun 2017 yang menyatakan

bahwa ROA berpengaruh dan signifikan terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Current ratio terhadap Opini Audit Going concern pada

Perusahaan Manufaktur

Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang dapat mengukur

kemampuan perusahaan dalam hal melunasi hutang jangka pendek. Dimana dapat

diketahui hingga seberapa jauh jumlah asset lancar perusahaan dapat menjamin

hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin baik perusahaan untuk

dapat melunasi hutangnya. Rasio ini dapat digunakan sebagai pengukuran

kemampuuan perusahaan untuk dapat membayar hutang jangka pendek dengan

menggunakan aseet lancar yang dimiliki. Dari pengertian tersebut mengartikan

bahwa current ratio berkaitan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Hal

ini berkaitan dengan penelitian Friska (2015) yang menyatakan bahwa likuiditas

yang diproksikan sebagai current ratio berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Opini Audit Going concern pada

Perusahaan Manufaktur

Suatu perusahaan yang memiliki total aseet yang lebih kecil dari

hutangnya akan menghadapi bahaya kebangkrutan. Semakin besar debt to asset

ratio suatu perusahaan, maka semakin besar pula hutang yang dimilikinya

sehingga risiko kegagalan suatu perusahaan dalam membayar hutang semakin

tinggi (Chen dan Cruch, 1992). Hal ini berakibat perusahaan menerima opini audit

going concern. Dari penjelasan tersebut berkaitan dengan penelitian Feri Setiawan

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

8

pada tahun 2015 yang menyatakan bahwa debt to asset ratio berpengaruh negatif

terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern

pada Perusahaan Manufaktur

Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur efektifitas

perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri

maupun kegiatan ekonomi keseluruhan (Sarifudin, 2016). Dari penjelasan tersebut

pertumbuhan perusahaan memiliki kemungkuninan berpengaruh terhadap opini

audit going concern pada perusahaan maanufaktur di BEI tahun 2014-2016. Hal

tersebut berkaitan dengan hasil penelitian (Setiawan, 2015) yang menyatakan

bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Auditor Switching Terhadap Opini Audit Going Concern

Auditor switching merupakan tindakan yang dilakukan manajemen

perusahaan untuk mengganti auditor. Suatu perusahaan yang mendapat opini audit

going concern akan melakukan tindakan pergantian auditor agar perusahaan

tersebut mendapatkan opini audit yang diharapkan oleh pihak manajemen

perusahaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang mendapat opini

audit going concern akan mengalami dampak negatif bagi harga saham

perusahaan nya dan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Oleh sebab itu, manajemen akan melakukan tindakan pergantian auditor

guna mendapatkan opini audit yag diharapkan.

Pengaruh Auditor switching sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan

antara Ukuran Perusahaan dan Opini Audit Going Concern

Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

dapat dilihat dari jumlah kepemilikan asset atas perusahaannya atau ukuran

perusahaannya. Semakin baik atau tinggi ukuran suatu perusahaan akan

memungkinkan perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jika

suatu perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik maka perusahaan tersebut

tidak akan mendapatkan opini audit going concern dan tidak akan terjadi praktik

pergantian auditor atau auditor switching.

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

9

Pengaruh Auditor switching sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan

antara Return On Asset dan Opini Audit Going Concern

Suatu perusahaan mampu memperoleh laba dapat dilihat dari rasio

return on asset yang menggambarkan pengukuran perusahaan secara menyeluruh

untuk menghasilkan keuntungan dari jumlah asset yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan yang memiliki rasio return on asset yang tinggi merupakan

perusahaan dalam kondisi keuangan yang baik dan tentunya perusahaan tersebut

tidak akan menerima opini audit going concern dan manajemen perusahaan tidak

akan melakukan pergantian auditor atau auditor switching.

Pengaruh Auditor switching sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan

antara Current Ratio dan Opini Audit Going Concern

Current ratio menggambarkan sebanyak apa asset lancar mampu

menutupi kewajiban atau hutang lancar. Semakin tinggi perbandingan antara aseet

lancar maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan perusahaan mampu

menutupi kewajiban jangka pendeknya. Dari hal tersebut, maka perusahaan tidak

akan mengalami kondisi keuangan yang buruk dan tidak akan menerima opini

audit going concern. Serta perusahaan tersebut meiliki kemungkinan yang kecil

akan meakukan pergantian auditor atau auditor switching.

Pengaruh Auditor switching sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan

antara Debt to Asset Ratio dan Opini Audit Going Concern

Debt to asset ratio merupakan rasio yang membandingkan total

kewajiban atau hutang dengan total asset. Semakin tinggi rasio ini dan total asset

yang dimiliki perusahaan tidak meningkat maka hutang yang dimiliki perusahaan

semakin tinggi dan berakibat pada kegagalan perusahaan untuk melunasi hutang.

Hal tersebut menyebabkan perusahaan mengalami financial distress dan

berdampak pada penerimaan opini audit going concern. Hal tersebut juga

memungkinkan pihak manajemen perusahaan melakukan auditor switching.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2014-2016. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan akhir tahun

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

10

setiap perusahaan manufaktur. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

ukuran perusahaan, return on asset, current ratio, debt to asset ratio, dan

pertumbuhan penjualan terhadap opini audit going concern dengan auditor

switching sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang

laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada

kriteria pemilihan sampel.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi variabel-

variabel independen penelitian yaitu ukuran perusahaan, return on asset, current

ratio, debt to asset ratio, dan pertumbuhan penjualan dan variabel dependennya

yaitu opini audit going concern dan variabel moderasinya auditor switching yang

dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016.

Informasi tentang data yang diperlukan diperoleh dari Laporan Keuangan dan

Catatan Atas Laporan Keuangan yang diunduh dari website resmi BEI

(www.idx.co.id).

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013:80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 yaitu sebanyak 144 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan beberapa kriteria tertentu yang terdiri dari :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut

selama periode 2014-2016.

2. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah.

3. Perusahaan melaporkan laporan keuangan lengkap selama tahun

penelitian.

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

11

4. Perusahaan secara berturut-turut mengalami laba selama tahun

penelitian.

5. Perusahaan yang memiliki laporan auditor indenpenden

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.

Dengan bantuan SPSS 20.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik deskriptif,

analisis regresi logistic (kelayakan model regresi, menilai keseluruhan model,

koefisien determinasi, dan uji parsial). Metode ini digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebas. Dalam penelitian

ini, analisis regresi logistic digunakan untuk mengetahui pengaruh ukuran

perusahaan, return on asset, current ratio, debt to asset ratio, dan pertumbuhan

penjualan terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum

(Ghozali, 2013 : 19). Dari uji deskriptif akan diketahui nilai rata-rata (mean),

maksimum, minimum dan standar deviasi dari setiap variabel.

Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskrptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SIZE 153 24910211000 44226895982

000

42534694726

71.74

80656822653

22.568

ROA 153 .0004 .4317 .108081 .0960729

CR 153 .0015 15.1646 3.019715 2.7653789

DR 153 .0066 .8375 .375892 .1934198

GROWTH 153 -.5012 7.3900 .129750 .6162975

GCAO 153 .0 1.0 .288 .4541

SWITCH 153 0 1 .26 .441

SIZE_SWITCH 153 0 44226895982

000

19838924938

45.97

70741429001

04.038

ROA_SWITCH 153 .0000 .4317 .035167 .0800587

CR_SWITCH 153 .0000 12.8634 .914200 2.0316876

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

12

DR_SWITCH 153 .0000 .6780 .083332 .1668453

GROWTH_SWITC

H

153 -.4620 .3542 .022859 .0798235

Valid N (listwise) 153

Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik adalah suatu metode analisis yang berfungsi

untuk menganalisis pengaruh suatu variabel bebas terhadap suatu variabel terikat.

Kategori pengelompokan jawaban variabel terikat ini adalah untuk Y = 1

menyatakan kejadian yang “sukses”, ssedangkan untuk Y = 0 menyatakan

kejadian “gagal”. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier, yang variabel

terikatnya termasuk skala interval atau rasio (Agung, 2002 :153).

Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Homer and Lameshow, dimana nilai chisquare hitungnya mencapai 5,971 dan

nilai ini lebih kecil dari nilai chisquare.

Hipotesis untuk menguji kelayakan model adalah :

H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dan

klasifikasi yang diamati.

H1 : Ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan

klasifikasi yang diamati.

Dan hasil yang akan dijadikan keputusan test ini bisa dilihat dari nilai

sign pada uji wald. jika nilai sign lebih dari (>) 0,05 (5%) maka Ho diterima, dan

jika nilai sig kurang dari (<) 0,05 (5%) maka Ho ditolak (Baroroh, 2013 : 51).

Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.654 8 .372

Dan berdasarkan tabel 2 nilai sig adalah 0,372. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan nyata antara klasifikasi yang diduga

dan diamati. Artinya model dalam penelitian ini layak untuk diuji.

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

13

Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit

dengan data atau belum. Pada pengujian ini, yang harus diperhatikan adalah angka

pada bagian -2 Log Likelihood. Apabila angka -2 Log Likelihood pada awal

(Tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka -2 Log

Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Penurunan angka

Likelihood pada regresi binary mirip dengan pengertian ‘Sum of squared error’

pada model regresi yang menunjukkan model regresi yang baik (Santoso, 2016 :

220).

Tabel 3

Block Number 0

Tabel 4

Block Number 1

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 183.696 -.850

2 183.591 -.906

3 183.591 -.907

Iteration Historya,b,c,d

Iter

atio

n

-2 Log

likelihoo

d

Coefficients

Const

ant

SIZ

E ROA CR DR

GRO

WTH

SWIT

CH

SIZE_

SWITC

H

ROA_S

WITCH

CR_S

WITCH

DR_S

WITCH

GROWTH

_SWITCH

S

t

e

p

1

1 172.626 -.831 .000 2.464 .037 -

.161 -.299

-

1.349 .000 3.097 -.035 .440 1.606

2 170.852 -.889 .000 2.897 .039 -

.126 -.575

-

1.864 .000 4.669 -.042 -.089 3.058

3 170.421 -.903 .000 3.066 .037 -

.039

-

1.042

-

1.922 .000 5.117 -.053 -.583 4.157

4 170.316 -.908 .000 3.184 .036 .022 -

1.458

-

1.917 .000 5.063 -.053 -.701 4.652

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

14

Dan dari tabel 3 dan tabel 4 di dapati bahwa nilai -2 Log Likehood awal (183,696)

lebih tinggi dibandingkan nilai pada -2 Log Likehood akhir (172,626). Hal

tersebut menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan sesuai dengan data.

Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk menggambarkan

seberapa jauh kemampuan model menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi (R2) berkisar antara 0< R2 < 1. Nilai koefisien determinasi

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-

variabel independen hampir memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun

yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai

adjusted R2 negatif, maka dianggap bernilai nol. Secara matematis jika nilai R2 =

1, maka adjusted R2 = 1 sedangkan jika nilai R2 = 0, maka adjusted R2 = (1-k) /

(k-n). Jika K > 1, maka adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2011).

Tabel 5

. Dari tabel tersebut didapatkan angka 0.119 yang artinya adalah variasi

variabel independen (SIZE, ROA, CR, DR, GROWTH, SIZE_SWITCH,

ROA_SWITCH, CR_SWITCH, DR_SWITCH, dan GROWTH_SWITCH)

mampu mengartikan ragam dari variabel independen (GCAO) sebesar 11,9%

5 170.316 -.906 .000 3.187 .036 .022 -

1.491

-

1.918 .000 5.061 -.053 -.701 4.687

6 170.316 -.906 .000 3.187 .036 .022 -

1.492

-

1.918 .000 5.061 -.053 -.701 4.687

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 170.316a .083 .119

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

15

sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model

regresi.

Tabel 7

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step 1a

SIZE .000 .000 1.502 1 .220 1.000

ROA 3.187 2.564 1.545 1 .214 24.205

CR .036 .087 .168 1 .682 1.036

DR .022 1.414 .000 1 .988 1.022

GROWTH -1.492 1.425 1.096 1 .295 .225

SWITCH -1.918 2.315 .687 1 .407 .147

SIZE_SWITCH .000 .000 1.278 1 .258 1.000

ROA_SWITCH 5.061 4.804 1.110 1 .292 157.694

CR_SWITCH -.053 .297 .032 1 .858 .948

DR_SWITCH -.701 4.424 .025 1 .874 .496

GROWTH_SWITCH 4.687 4.862 .929 1 .335 108.516

Constant -.906 .811 1.247 1 .264 .404

a. Variable(s) entered on step 1: SIZE, ROA, CR, DR, GROWTH, SWITCH, SIZE_SWITCH, ROA_SWITCH,

CR_SWITCH, DR_SWITCH, GROWTH_SWITCH.

Analisis Regresi Logistik

Adapun tujuan dari regresi logistik adalah pembuatan sebuah model

regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah variabel

binary logistik menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui

besarnya (Santoso. 2015:2016).

Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :

GCAO = -0,906 + 0.000X1 + 0,3187X2 + 0,036 X3 + 0,022X4 - 1,492X5 - 1,918Z

+ 0,000X1Z + 5,061 X2Z - 0,053X3Z - 0,701X4Z + 4,687X5Z

Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan memperhatikan nilai

pada tabel Variabels in the Equation, apabila nilai sig kurang dari (<) 0,05, maka

koefisien regresi signifikan.

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

16

1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan hasil

pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini

adalah 0,000 dan hasil signifikasi adalah 0,220, yang mana nilai

pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa

ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern atau dengan kata lain H1 ditolak.

2. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga ukuran return on

asset berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan hasil

pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini

adalah 3,187 dan hasil signifikasi adalah 0,214, yang mana nilai

pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa

return on asset berpengaruh terhadap opini audit going concern atau

dengan kata lain H2 ditolak.

3. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga Current ratio

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan hasil pengujian

menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,036

dan hasil signifikasi adalah 0,682, yang mana nilai pengujian tersebut

lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa current ratio tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain

H3 ditolak.

4. Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga debt to asset ratio

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan hasil pengujian

menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,022

dan hasil signifikasi adalah 0,988, yang mana nilai pengujian tersebut

lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa debt ratio tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain

H4 ditolak.

5. Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah diduga pertumbuhan

penjualan berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dan hasil

pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini

Page 17: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

17

adalah -1,492 dan hasil signifikasi adalah 0,407, yang mana nilai

pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa

pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern atau dengan kata lain H5 ditolak.

6. Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah diduga opini audit going

concern berpengaruh terhadap auditor switching. Dan hasil pengujian

menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi variabel ini adalah -1,492

dan hasil signifikasi adalah 0,295, yang mana nilai pengujian tersebut

lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui bahwa opini audit going

concern tidak berpengaruh terhadap auditor switching atau dengan kata

lain H5 ditolak.

7. Hipotesis keenam dalam penelitian ini adalah diduga auditor switching

mampu memoderasi ukuran perusahaan terhadap opini audit going

concern. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien

regresi variabel ini adalah 0,000 dan hasil signifikasi adalah 0,258, yang

mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa auditor switching tidak memoderasi ukuran

perusahaan terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain

H6 ditolak.

8. Hipotesis ketujuh dalam penelitian ini adalah diduga auditor switching

mampu memoderasi return on asset terhadap opini audit going concern.

Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien regresi

variabel ini adalah 5,061 dan hasil signifikasi adalah 0,292, yang mana

nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat diketahui

bahwa auditor switching mampu memoderasi return on asset terhadap

opini audit going concern atau dengan kata lain H7 ditolak.

9. Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini adalah diduga auditor

switching mampu memoderasi current ratio terhadap opini audit going

concern. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa niilai koefisien

regresi variabel ini adalah -0,53 dan hasil signifikasi adalah 0,858, yang

mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat

Page 18: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

18

diketahui bahwa auditor switching tidak memoderasi current ratio

terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H8 ditolak.

10. Hipotesis kesembilan dalam penelitian ini adalah diduga auditor

switching mampu memoderasi debt to asset ratio terhadap opini audit

going concern. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa niilai

koefisien regresi variabel ini adalah -0,701 dan hasil signifikasi adalah

0,874, yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka

dapat diketahui bahwa auditor switching tidak memoderasi debt to asset

ratio terhadap opini audit going concern atau dengan kata lain H9

ditolak.

11. Hipotesis kesepuluh dalam penelitian ini adalah diduga auditor

switching mampu memoderasi pertumbuhan penjualan terhadap opini

audit going concern. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa niilai

koefisien regresi variabel ini adalah 4,687 dan hasil signifikasi adalah

0,335, yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka

dapat diketahui bahwa auditor switching tidak memoderasi

pertumbuhan penjualan terhadap opini audit going concern atau dengan

kata lain H10 ditolak.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinasi keuangan dalam

studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat

menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset atau banyaknya aset suatu

perusahaan. Pengujian hipotesis untuk variabel ini menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hasil dari

pengujian ini nilai sig untuk ukuran perusahaan 0,220 > 0,05 sehingga

mengindikasikan variabel ini tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Ukuran perushaan atau besarnya total asset suatu perusahaan tidak

menjamin auditor meberikan opini audit going concern dikarenakan banyak hal

yang dipertimbangkan auditor untuk memberikan opini. Jika suatu perusahaan

Page 19: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

19

memiliki total asset atau ukuran perusaahaan yang tinggi tetapi tidak memiliki

manajemen dan kinerja yang baik maka perusahaan tidak mampu

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hasil penelitian ini didukung oleh

Sinurat (2015), dan penelitian ini tidak mendukung pennelitian dari Pradika

(2017) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhhadap opini

audit going concern.

Pengaruh Return On Asset Terhdap Opini Audit Going Concern

Hasil pengembalian atas asset merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi asset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Rasio ini

dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total asset. Pengujian hipotesis

menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Hasil dari pengujian ini nilai sig untuk ukuran perusahaan 0,214 > 0,05 sehingga

mengindikasikan variabel ini tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Semakin banyak laba yang didapatkan perusahaan dari banyaknya total

aset maka perusahaan memiliki kondisi ekonomi yang baik. Namun jika

perusahaan tidak memiliki potensi biaya untuk memperoleh laba ditahun

selanjutnya maka auditor bisa saja menyimpulkan bahwa perusahaan tidak dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hasil penelitian ini didukung oleh Lutfi

(2016) dan penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Pradika (2017) yang

menyatakan bahwa return on asset tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern.

Pengaruh Current Ratio Terhadap Opini Audit Going Concern

Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total asset lancar yang tersedia.

Dengan kata lain, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah

ketersediaan asset lancar yang dimiliki perusahaan di bandingkan dengan total

kewjiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar di hitung sebagai hasil bagi antara

total asset lancar dengan total kewajiban lancar. Hasil dari pengujian ini nilai sig

Page 20: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

20

untuk current ratio 0,682 > 0,05 sehingga mengindikasikan variabel ini tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Semakin tinggi rasio berarti

semakin baik perusahaan untuk dapat melunasi hutangnya. Rasio ini dapat

digunakan sebagai pengukuran kemampuuan perusahaan untuk dapat membayar

hutang jangka pendek dengan menggunakan aseet lancar yang dimiliki. Walaupun

perusahaan yang memiliki hasil yang rendah dari rasio ini, tetapi masih mampu

untuk melunasi hutang jangka pendeknya dengan investasi asset tetap atau

membeli saham dan surat berharga lainnya. maka perusahaan tersebut akan

mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini didukung oleh

penelitian Lutfi (2016) dan penelitian ini tidak mendukung penelitian dari

Setiawan (2015) yang menyatakan bahwa current ratio berpengaruh terhadap

opini audit going concern.

Pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Opini Audit Going Concern

Debt to asset ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi

antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Apabila rasio

hutang semakin tinggi, dan besarnya total aseet tidak berubah maka hutang yang

dimiliki semakin besar. Dan begitu pula sebaliknya, apabila rasio hutang semakin

rendah, dan besarnya total asset semakin baik maka hutang yang dimiliki semakin

kecil. Hasil dari pengujian ini nilai sig untuk current ratio 0,988 > 0,05 sehingga

mengindikasikan variabel ini tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Hal ini disebabkan karena auditor tidak hanya mempertimbangkan rasio

ini tetapi juga hal lainnya seperti kerugian oprasional perusahaan yang terus

menerus dan potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Jika perusahaan memiliki

hasil rasio yang tinggi tetapi melakukan kinerja dan manajemen yang baik untuk

kelangsungan hidupnya maka auditor akan memberikan opini non going concern.

Hal ini didukung oleh penelitian Pravasanti (2017) dan penelitian ini tidak

mendunkung penelitian dari Lutfi (2016) yang menyatakan bahwa debt to asset

ratio berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Opini Audit Going Concern

Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan sebagai

pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur

Page 21: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

21

efektifitas perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam

industri maupun kegiatan ekonomi keseluruhan (Sarifudin, 2016). Hasil dari

pengujian ini nilai sig untuk current ratio 0,295 > 0,05 sehingga mengindikasikan

variabel ini tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Meskipun

perusahaan mengalami pertumbuhan dalam penjualannya, belum tentu auditor

akan memberikan opini non going concern. Hal tersebut dikarenakan jika

perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan tetapi tidak berhasil memperoleh

laba dengan banyaknya hutang yang dimiliki maka perusahaan tidak baik dalam

mempertahankan kelangsungannya. Hal ini didukung oleh penelitian dari Alichia

(2013) dan penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Setiawan (2015) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap opini audit

going concern.

Pengaruh Auditor Switching Terhadap Opini Audit Going Concern

Auditor switching merupakan tindakan yang dilakukan piihak

manajemen untuk melakukan pergantian auditor. Pergantian auditor tersebut

bertujuan agar perusahaan yang mendapat opini audit going concern diharapkan

akan mendapat opini audit yang lebih baik yang diharapkan perusahaan. Hasil dari

pengujian ini nilai sig dari auditor switching adalah 0,407 yang mana nilai

tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga mengindikasikan varibael ini tidak

berpengaruh terhadap opini audit going concern. Dengan melakukan pergantian

auditor, perusahaan yang mendapati opini audit going concern belum tentu akan

mendapati opini audit yang lebih baik, dikarenakan adanya independensi dari

auditor. Saat independensi auditor terjaga maka auditor kan menjalankan tugasnya

dengan baik dan akan memberikan opini audit yang sesuai dengan perusahaan.

Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Setiadamayanthi (2016)

yang menyatakan auditor switching tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern. Dan penelitian ini tidak mendukung penelitian dari Awie (2014) yang

menyatakan auditor switching berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Page 22: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

22

Pengaruh Auditor Switching Sebagai Pemoderasi Ukuran Perusahaan

Terhadap Opini Audit Going Concern

Kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

tidak hanya dilihat dari jumlah kepemilikan asset atas perusahaannya atau ukuran

perusahaannya. Jika perusahaan tidak memiliki kinerja dan manajemen yang baik

maka perusahaan akan kesulitan untuk memperoleh laba dan mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Hal tersebut akan berakibat pada perusahaan akan

mendapatkan opini audit going concern dan akan terjadi praktik pergantian

auditor atau auditor switching. Hasil dari pengujian ini nilai sig untuk current

ratio 0,258 > 0,05 sehingga mengindikasikan variabel ini tidak memoderasi

pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Auditor Switching Sebagai Pemoderasi Return On Asset Terhadap

Opini Audit Going Concern

Suatu perusahaan mampu memperoleh laba dapat dilihat dari rasio

return on asset yang menggambarkan pengukuran perusahaan secara menyeluruh

untuk menghasilkan keuntungan dari jumlah asset yang dimiliki perusahaan.

Namun jika perusahaan tidak memiliki potensi ekonomi untuk memperoleh laba

ditahun selanjutnya akan berdapak pada kelangsungan hidupnya. Hal tersebut

menyebabkan perusahaan akan menerima opini audit going concern dan

manajemen perusahaan akan melakukan pergantian auditor atau auditor

switching. Hasil dari pengujian ini nilai sig 0,292 > 0,05 sehingga

mengindikasikan variabel ini tidak mampu memoderasi pengaruh return on asset

terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Auditor Switching Sebagai Pemoderasi Current Ratio Terhadap

Opini Audit Going Concern

Current ratio menggambarkan sebanyak apa asset lancar mampu

menutupi kewajiban atau hutang lancar. Semakin tinggi perbandingan antara asset

lancar maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan perusahaan mampu

menutupi kewajiban jangka pendeknya. Walaupun perusahaan yang memiliki

hasil yang rendah dari rasio ini, tetapi masih mampu untuk melunasi hutang

jangka pendeknya dengan investasi asset tetap atau membeli saham dan surat

Page 23: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

23

berharga lainnya. maka perusahaan tersebut akan mmapu mempertahankan

kelangsungan hidupnya. jika perusahaan memiliki Dari hal tersebut, maka

perusahaan tidak akan menerima opini audit going concern. Serta perusahaan

tersebut memiliki kemungkinan yang kecil akan melakukan pergantian auditor

atau auditor switching. Hasil dari pengujian ini nilai sig untuk current ratio 0,858

> 0,05 sehingga mengindikasikan variabel ini tidak memoderasi pengaruh current

ratio terhadap opini audit going concern.

Pengaruh Auditor Switching Sebagai Pemoderasi Debt to Asset Ratio

Terhadap Opini Audit Going Concern

Debt to asset ratio merupakan rasio yang membandingkan total

kewajiban atau hutang dengan total asset. Auditor tidak hanya

mempertimbangkan rasio ini tetapi juga hal lainnya seperti kerugian oprasional

perusahaan yang terus menerus dan potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Jika

perusahaan memiliki hasil rasio yang rendah tetapi tidak melakukan kinerja dan

manajemen yang baik untuk kelangsungan hidupnya maka auditor akan

memberikan opini audit going concern. Hal tersebut juga memungkinkan pihak

manajemen perusahaan melakukan auditor switching. Hasil dari pengujian ini

nilai sig untuk debt to asset ratio 0,874 > 0,05 sehingga mengindikasikan variabel

ini tidak memoderasi pengaruh debt to asset ratio terhadap opini audit going

concern.

Pengaruh Auditor Switching Sebagai Pemoderasi Pertumbuhan Penjualan

Terhadap Opini Audit Going Concern

Pertumbuhan penjualan yang diproksikan pertumbuhan penjualan

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mempertahankan posisi

ekonominya. Meskipun perusahaan mengalami pertumbuhan dalam penjualannya,

belum tentu auditor akan memberikan opini non going concern. Hal tersebut

dikarenakan jika perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan tetapi tidak

berhasil memperoleh laba dengan banyaknya hutang yang dimiliki maka

perusahaan tidak baik dalam mempertahankan kelangsungannya. Hal tersebut

menyebabkan perusahaan menerima opini audit going concern dan pihak

manajemen akan melakukan praktik pergantian auditor atau auditor switching.

Page 24: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

24

Hasil dari pengujian ini nilai sig untuk pertumbuhan perusahaan 0,335 > 0,05

sehingga mengindikasikan variabel ini tidak memoderasi pengaruh pertumbuhan

penjulan terhadap opini audit going concern.

KESIMPULAN

1. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

2. Return on asset tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2014-2016.

3. Current ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2014-2016.

4. Debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

5. Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

6. Opini audit going concern tidak berpengaruh terhadap auditor

switching pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2016.

7. Auditor switching tidak memoderasi pengaruh ukuran perusahaan

terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

8. Auditor switching tidak memoderasi pengaruh return on asset terhadap

opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

9. Auditor switching tidak memoderasi pengaruh current ratio terhadap

opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

Page 25: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

25

10. Auditor switching tidak memoderasi pengaruh debt to asset ratio

terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

11. Auditor switching tidak memoderasi pengaruh pertumbuhan penjualan

terhadap opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

SARAN

1. Bagi Perusahaan sebaiknya perusahaan mampu mempertahankan

kondisi ekonomi yang baik bagi perusahaan dan mengenali lebih awal

tanda-tanda kebangkrutan dengan menganalisis laporan keuangan

sehingga perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambah tahun pengamatan dan

diperpanjang agar dapat dilihat kecenderungan trend penerbitan opini

audit going concern dalam jangka waktu yang panjang.

3. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel peneltian dengan

memasukkan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Page 26: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

26

Daftar Pustaka

Alichia, Y. P. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan,

dan Opini Audiit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going

Concern.Universitas Negeri Padang.

Amin, M. (2011). Pengaruh Debt Default, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Keberadaan Komite Audit, dan Kepemilikan Manajeriial Terhadap

Kemungkinan Penerimaan Opini Audit Going Concern.Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta..

Arma, E. U. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI.Universitas Negeri

Padang.

Awie, R.P.U (2014). Pengaruh Pergantian Auditor, Audit Report Lag dan

Reputasi KAP Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.

Universitas Pendidikan Indonesia.

Baroroh, A. (n.d.). Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21 . Jakarta:

Gramedia .

Elviona, T. (2016). Pengaruh Komisaris Independen, Kondisi Keuangan, Opini

Audit Tahun Sebelumnya, Ukuran Perusahaan, Kualitas Audit dan

Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going Concern Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Financial Distress di BEI

Tahun 2013-2015.Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Eryanti, N. (2012). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas,, Opini Audit

Tahun Sebelumnya, Ukuran KAP, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Page 27: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

27

Opini Audit Going Concern.Uniiversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan (Pendekatan Rasio Keuangan). 179.

Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Lutfi, M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profotabiltas, Likuiditas,

Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI .

Mudjiyanti, F. L. (2016). Pengaruh Financial Disstress, Ukuran Perusahaan,

Solvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern.

Pradika, R. A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.Universitas Negeri

Yogyakarta.

Saftri, R. (2017). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Ukuran Perusahaan,

Opinion Shopping, Kualitas Audit, Audit Client Tenure, Debt Default, dan

Audit Lag Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern.Universitas

Riau.

Saifudin, A. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilittas, Likuiditas,

Solvabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going

Concern.Universitas Muhammaddiyah Surakarta.

Sari, L. W. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI

Tahun 2010-2014.UN PGRI Kediri.

Setiawan, F. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas,

Likuiditas, dan Leverage Terhadap Opini Audit Going Concern .Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.

Page 28: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSET …repository.umrah.ac.id/1774/1/VIVI IRDA-140462201037-FE-2018.pdf · Auditor switching merupakan putusnya hubungan perusahaan dengan

28

Sinurat, F. K. (2015). Analisis Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, dan

Reputasi Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Setiadamayanthi, N.L.A (2016). Pengaruh Auditor Switching dan Financial

Distress Terhadap Opini Audit Going Concern. Universitas Udayana.

Verdhiana,N.P.O (2016). Auditor Switching sebagai Pemoderasi Pengaruh

Kondisi Keuangan pada Opini Audit Going Concern. E-Journal Akuntansi

Universitas Udayana