Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH RETURN ON ASSET, UKURAN PERUSAHAAN, DEBT TO
ASSET RATIO, OPINI AUDIT, DAN AUDIT TENURE TERHADAP AUDIT
DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016
Ircham Novrastomo1, Jack Febrian Adel2, Inge Lengga Sari Munthe3
Email: [email protected]
Program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, Kepulauan Riau
ABSTRAK
Ircham Novrastomo, 2019: Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Debt
To Asset Ratio, Opini Audit, Dan Audit Tenure
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Effek Indonesia Tahun 2014-
2016. Tim promotor: Jack Febrian Adel, SE, M.Si, Ak.,
CA; Inge Lengga Sari Munthe, SE, M.Si., Ak., CA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Return on Asset, Ukuran
Perusahaan, Debt to Asset Ratio, Opini Audit dan Audit Tenure terhadap Audit
Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar
di bursa efek Indonesia tahun 2014, 2015, dan 2016. Metode pemilihan sampel
adalah dengan cara Purposive Sampling. Laporan keuangan yang digunakan adalah
laporan kuangan auditan perusahaan yang telah di publikasikan. Penelitian ini
menggunakan SPSS versi 20. Jumlah sampe penelitian yang di gunakan adalah 147
laporan keuangan dari 49 perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan
Teknik analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Audit Delay, dan variabel Debt to Asset Ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Audit Delay, sedangkan variabel Return on Asset,
Opini Audit, dan Audit Tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.
Kata kunci: Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Debt to Asset Ratio, Opini
Audit, Audit Tenure, Audit Delay.
PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK/2016 tentang
Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik pasal 1, laporan tahunan adalah
laporan pertanggung jawaban Direksi dan Dewan Komisaris dalam melakukan
pengurusan dan pengawasan terhadap Emiten atau Perusahaan Publik dalam kurun
2
waktu 1 tahun buku kepada Rapat Umum Pemegang Saham yang di susun
berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
Menurut Lestari (2010) menyatakan bahwa ketepatan waktu penyajian laporan
keuangan dan laporan audit menjadi prasyarat utama bagi peningkatan harga saham
perusahaan tersebut. Selain itu auditing juga merupakan kegiatan yang
membutuhkan waktu sehingga ada kalanya pelaporan terjadi keterlambatan.
Keterlambatan itulah yang disebut dengan audit delay.
Audit delay adalah rentang waktu antara tanggal penutupan tahun buku dan
pelaporan tanggal laporan audit. Keterlambatan pelaporan keuangan dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari faktor internal perusahaan atau kantor
akuntan publik maupun diluar dari perusahaan maupun kantor akuntan publiknya.
Faktor-faktor keterlambatan juga dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang
kurang memadai ataupun teknologi yang dimiliki perusahaan kurang memadai.
Kadir (2011), menyatakan informasi laporan keuangan harus disampaikan tepat
waktu atau sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya relevansi informasi
yang terdapat di dalamnya, sehingga keputusan-keputusan ekonomi dapat segera
diambil.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Audit Delay
Menurut Yulia dan Rasmini (2016) Audit delay dapat didefinisikan sebagai
rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya
laporan audit. Audit delay diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk
memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan
perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai
tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Kewajiban penyampaian
laporan keuangan emiten diatur oleh Peraturan Bapepam No. Kep-346/BL/2011
tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik.
Laporan keuangan tahunan wajib disertai laporan akuntan dalam rangka audit dan
disampaikan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.
Return on Asset
Return on asset adalah salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur seberapa
besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
di aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Semakin
tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya,
semakin rendah hasil pengembalian atas asset berarti semakin rendah pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
(Hery, 2016).
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari
ukuran nominal, misalnya total aset, total penjualan, atau kapasitasi pasar. Semakin
3
besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan
maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapasitasi pasar maka
semakin dikenal masyarakat. (Suci, 2014). Ukuran perusahaan dalam sebuah
perusahaan yang di tentukan dari ukuran nominal seperti jumlah kekayaan dan total
penjualan dalam nominal dalam satu periode akuntansi . (Justita, 2017).
Debt to Asset Ratio
Debt to asset ratio adalah salah satu rasio solvabilitas yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besat
utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. Apabila besaran rasio
utang terhadap aset adalah tinggi maka hal ini tentu saja akan mengurangi
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor
karena dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak mampu melunasi utang-utangnya
dengan total aset yang dimilikinya. Rasio yang kecil menunjukkan bahwa
sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh utang (dengan kata lain bahwa
sebagian besar aset yang dimiliki perusahaan di biayai oleh modal). Standar
pengukuran yang digunakan untuk menilai baik tidaknya suatu rasio perusahaan
sebaiknya berdasarkan pada rasio rata-rata industri yang sejenis. (Hery, 2016).
Opini Audit
Opini audit adalah pendapat yang dinyatakan oleh auditor atas laporan keuangan
yang di audit (Saemargani, 2015). Dalam hal ini auditor menyatakan pendapatnya
mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang meterial,
yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Ada lima tipe pokok laporan audit yang
diterbitkan oleh auditor yang terdiri dari (Mulyadi, 2013):
1. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
2. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar tanpa Pengecualian dengan Bahasa-
bahasa Penjelas
3. Laporan yang Berisi Pendapat Wajar dengan Pengecualian
4. Laporan yang Berisi Pendapat tidak Wajar
5. Laporan yang Berisi Pernyataan tidak Memberikan Pendapat
Audit Tenure
Menurut Yulia dan Rasmini (2016) Audit Tenure adalah jangka waktu sebuah
kantor akuntan publik melakukan perikatan terhadap kliennya dalam memberikan
jasa audit laporan keuangan. Seorang auditor yang memiliki penugasan cukup lama
dengan perusahaan klien akan mendorong terciptanya pengetahuan bisnis sehingga
memungkinkan auditor untuk merancang program audit yang efektif dan laporan
keuangan audit yang berkualitas tinggi.
Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dalam penelitian ini antara lain:
4
Nama Judul Metode Hasil
Muhammad
Azhari (2014)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit
Delay (study kasus
pada perusahaan
perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Analisis regresi
linier berganda
Ukuran perusahaan
dan struktur
kepemilikan saham
berpengaruh positif
terhadap audit delay,
dan profibilitas,
solvabilitas, umur
perusahaan, dan
ukuran KAP
berpengaruh negatif.
Wirayanti
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage dan Opini
Audit Terhadap
Audit Delay
Analisis regresi
linier berganda
variabel
profitabilitas (roa)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
audit delay,
sedangkan leverage
(der) dan opini audit
berpengaruh
signifikan terhadap
audit delay
Putu Yulia
Hartanti
Praptika dan
Ni Ketut
Rasmini
(2016)
Pengaruh Audit
Tenure, Pergantian
Auditor, Dan
Financial Distress
pada Audit Delay
pada Perusahaan
Custemmer Goods.
Analisis regresi
linier berganda
.Pergantian auditor
dan finamcial
distress berpengaruh
positif, sedangkan
audit tenure
berpengaruh negatif
terhaeedap audit
delay.
Ni Kadek
Ayu
Anggreni dan
Made Yenni
Latrini
(2016)
Pengaruh Audit
Tenure pada
Kecepatan Publikasi
Laporan Keuangan
Auditan Dengan
Spesialisasi Industri
Auditor Sebagai
Pemoderasi.
Analisis regresi
linier berganda
Audit Tenure
berpengaruh positif
terhadap Kecepatan
Publikasi Laporan
Keuangan Auditan.
5
Justita Dura
(2017)
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Audit Lag
Report pada
Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Analisis regresi
linier berganda
Profitabilitas,
Likuiditas,
Solvabilitas, dan
Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif
terhadap Audit
Report Lag.
Ni Komang
Sri Sumartini
dan Ni Luh
Sari
Widhiyani
(2014)
Pengaruh Opini
Audit, Solvabilitas,
Ukuran KAP dan
Laba Rugi Pada
Audit Report Lag
Analisis regresi
linier berganda
Solvabilitas dan
ukuran KAP
berpengaruh positif
terhadap Audit
Report Lag,
sedangkan Opini
audit dan Laba Rugi
Berpengaruh negatif.
Ni Made
Shinta
Widhiasari
(2016)
Pengaruh Umur
Perusahaan, Ukuran
Perusahaan,
Reputasi Auditor,
dan Pergantian
Auditor Terhadap
Audit Report Lag
Analisis regresi
linier berganda
Umur Perusahaan
berpengaruh positif
terhadap Audit
Report Lag,
sedangkan Ukuran
Perusahaan,
Reputasi Auditor,
dan Pergantian
Auditor berpengaruh
negatif terhadap
Audit Report Lag.
Suci Nasehati
Sunanengsih
(2014)
Faktor-Faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Audit
Delay.
Analisis regresi
linier berganda
Earning per Share
dan Opini Audit
berpengaruh positif
terhadap Audit
Delay, sedangkan
Ukuran Perusahaan,
Debt to Asset Ratio,
Jenis Industri, dan
Reputasi KAP
berpengaruh negatif
terhadap Audit
Delay.
6
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
: Pengaruh secara parsial X terhadap Y
: Pengaruh secara simultan X terhadap Y
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Return on Asset terhadap Audit Delay
Menurut Hery (2016 :193) reutrn on aset merupakan rasio yang menunukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung
dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Menurut Wirayati (2017), pihak
principal mendorong manajemen untuk segera mempublikasikan laporan keuangan
ketika perusahaan mengalami kenaikan profit. Perusahaan yang mengalami
kenaikan profit akan cenderung mengalami audit delay yang lebih pendek. Karena
tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan
efektivitas perusahaan.
H1: Profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap Audit Delay
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Menurut Dura (2017) hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit delay
merupakan ukuran dari sebuah perusahaan besar yang akan menyelesaikan proses
auditnya lebih cepat ketimbang perusahaan yang lebih levelnya kecil atau
menengah. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi seperti manajemen
perusahaan yang bersekala besar cenderung memberikan insentif untuk mengurangi
dampak audit delay karena biasanya perusahaan tersebut dipantau oleh investor,
pengawas permodalan, dan pemerintah
H2: Pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Delay
Rerurn on Asset (X1)
Ukuran Perusahaan (X2)
Debt to asset ratio (X3)
Opini Audit (X4)
Audit Tenure (X5)
Audit Delay (Y)
H1
H2
H6
H4
H3
H5
7
Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Audit Delay
Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), dalam Febrianty (2011), mengatakan
adanya hubungan yang positif antara debt to asset ratio dengan audit delay. Alasan
yang dapat mendukung hubungan antara Debt to asset ratio yang pertama bahwa
debt to asset ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi Debt to
asset ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor
akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang
dapat dipercaya. Konsekuensinya, auditor akan meningkatkan lamanya waktu
periode audit. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan mengaudit modal dan melibatkan banyak staf dan lebih rumit
dibandingkan dengan mengaudit modal.
H3: pengaruh Debt to Asset Ratio Terhadap Audit Delay
Pengaruh Opini Udit Terhadap Audit Delay
Menurut Carslaw dan Kapla (1991) dalam penelitian yang dilakukan oleh Fadhel
dan Suzan (2016) opini audit yang baik harus mengemukakan bahwa laporan
keuangan yang telah diaudit sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan
dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu
keputusan perusahaan yang merima pendapat qualified opinion atau pendapat wajar
dengan pengecualian akan menunjukkan audit delay yang lebih panjang
dibandingkan perusahaan yang memilki pendapat unqualified opinion atau
pendapat wajar tanpa pengecualian.
H4 : Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay
Pengaruh Audit Tenure Terhadap Opini Audit
Semakin lama masa penugasan antara KAP dengan perusahaan klien yang
memberikan penugasan, maka memungkinkan auditor untuk mengenali industri
klien dan penugasan yang lebih panjang akan meningkatkan efisiensi audit terhadap
auditor sehingga akan memperpendek masa penyelesaian audit dan dapat
menyelesaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu. (Sari, 2016). Semakin
lama audit tenure maka auditor dapat lebih memahami karakteristik bisnis kliennya
sehingga tercipata efisiensi audit dan membuat pendeknya audit report lag. Apabila
sebuah perusahaan tersebut sebagai klien dari auditor spesialis industri kondisi
mampu diperkuat. Penyelesaian audit semakin lebih cepat atau semakin
memperpendek audit report lag sebab auditor dengan predikat spesialis industri
mempunyai pemahaman serta pengetahuan yang spesifik pada perusahaan.
(Nuritomo, 2017).
H5: Pengaruh Audit Tenure Terhadap Audit Delay
Pengaruh Return On Asset, Ukuran Perusahaan, Debt To Asset Ratio, Opini
Audit, dan Audit Tenure Terhadap Audit Delay
Perusahaan yang laba akan cenderung ingin melaporkan laporan keuanganya
lebih cepat oleh pihak manajemen karena akan di pandang good news oleh investor.
Sedangkan perusahaan yang di pandang bad news akan memperlambat
pelaporanya. Pada perusahaan yang lebih besar juga cenderung menyelesaikan
8
laporan keuanganya lebih cepat dari perusahaan yang kecil dikarenakan manajemen
di perusahaan yang lebih besar cenderung lebih intensif dalam mengurangi dampak
audit delay karena perusahaan tersebut lebih di pantau oleh investor, pengawas
permodalan, dan pemerintah. Debt to asset ratio mengidikasikan kesehatan pada
sebuah perusahaan. Tingginya debt to asset ratio akan meningkatkan perhatian
bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Pada
perusahaan yang memiliki opini audit yang baik cenderung ingin melaporkan
laporan keuanganya lebih cepat dari pada perusahaan yang mendapat pendapat
yang tidak baik. Perusahaan yaang melakukan kerjasama dengan KAP lebih lama
membuat auditor lebih memahami karateristik bisnis kliennya sehingga
menciptakan efisiensi audit dan dapat menyelesaikan laporanya tepat waktu dan
akan mempersingkat audit delay.
H6 : Pengaruh Return on Asset, ukuran perusahaan, Debt to Asset ratio,
Opini Audit, dan Audit Tenure terhadap Audit Delay
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
didukung oleh laporan keuangan dari setiap perusahaan yang dipublikasikan dari
tahun 2014- 2016. Data tersebut di peroleh dari laporan tahunan melalui situs resmi
Bursa Effek Indonesia (BEI).
Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana metode kuantitatif yang
digunakan karena hubungan perbandingan dapat dianalisis dengan menguji angka-
angka dari hasil perhitungan. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan
penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian exspansi (exspancy search).
Penelitian expansi adalah untuk menganalisis pengaruh dari kelima variable bebas
yaitu ROA, ukuran perusahaan, DAR, opini audit, dan audit tenure terhadap audit
delay yang merupakan variable terikat.
Sampel
Sampel penelitian melibatkan sector manufaktur dengan tahun penelitian 2014,
2015 dan 2016. Metode pengumpulan data menggunakan metode purposive
sampling yaitu metode pengambilan sampling berdasarkan kriteria :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia (BEI) tahun
2014-2016.
2. Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan berturut-
turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014, 2015, dan 2016.
3. Perusahaan yang mengalami laba berturut- turut pada tahun 2014, 2015 dan
2016.
4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah.
5. Perusahaan yang mempublikasikan laporan auditor independen tidak lebih dari
bulan ke 3 setelah tutup buku.
9
Definisi Operasional dan Pengukurannya
Variabel Dependen (Y)
Variabel depanden adalah variabel yang dipengaruhi veriabel lain. Dalam
penelitian ini akan menggunakan veriabel dipenden Audit Delay. Yaitu lamanya
waktu penyelesaian audit yang diukur berdasarkan lamanya waktu penyelesaian
audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan,
yaitu per 31 desember sampai tanggal tertera dilaporan audit independen. Variabel
ini diukur secara kualitatif dalam jumlah hari.
Sumber: Roshidi (2017) dalam Apriliane (2015)
Variabel Independen (X)
Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Veriabel Return On Asset
Diukur berdasarkan return on asset yaitu net profit dibagi dengan total asset.
Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi diduga waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan audit lebih cepat. Return on asset dapat diukur dengan rumus
sebagai berikut:
Sumber : Hery, 2016 : 193
Variabel Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yang digunakan dalam dalam penelitian ini diukur dengan
mengunakan total asset atau jumlah kekayaan perusahaan. Ukuran perusahaan
diukur dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau aktiva
perusahaan klien yang tercantum pada perusahaan akhir periode yang telah di audit
menggunakan log size. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan di proksikan
dengan nilai logaritma dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan
menyamakan ukuran saat regresi.
Sumber : Sari (2017)
Variabel Debt To Asset Ratio
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Debt to
total asset mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka panjang maupun jangka pendek. Debt to total Asset ditunjukkan dengan
rumus sebagai berikut:
sumber: Hery 2016:167
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan
𝑅𝑂𝐴 =net profit
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑏𝑡
total asset
Ukuran perusahaan = log ( total asset)
10
Variabel Opini Audit
Dalam penelitian ini pendapat auditor di bedakan menjadi dua kelompok yaitu
perusahaan yang menerima wajar tanpa pengecualian diberi nilai dummy 1,
sedangkan perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
bahasa penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, tidak memberikan pendapat
dan pendapat tidak wajar di beri nilai dummy 0.
Variabel Audit Tenure
Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan dimana
auditor dari KAP yang sama melakukan perikatan audit dengan audite. Perusahaan
yang melakukan pergantian auditor selama periode penelitian diberi nilai 0 dan
perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi nilai 1. Informasi ini
dilihat dilaporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan
lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut.
Analisis Data
Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-
data penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum,
standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 147 .0109 .4317 .113422 .0910096
LNUP 147 26 32 28.43 1.643
DAR 147 .0662 .8375 .372773 .1780058
AD 147 40 90 75.37 11.713
Valid N
(listwise) 147
Sumber: data diolah oleh peneliti (2019)
Variabel opini auditor diukur menggunakan variabel dummy, dengan angka 1
merupakan perusahaan yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan
angka 0 merupakan perusahaan yang mendapatkan opini selain opini Wajar Tanpa
Pengecualian.
Opini Audit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
0 47 32.0 32.0 32.0
1 100 68.0 68.0 100.0
Total 147 100.0 100.0
Sumber: data diolah oleh peneliti (2019)
Audit tenure diukur dengan cara menghitung jumlah tahun perikatan dimana
auditor dari KAP yang sama melakukan perikatan audit dengan audite. Perusahaan
11
yang melakukan pergantian auditor selama periode penelitian diberi kode 1 dan
perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi kode 0. Informasi ini
dilihat dilaporan auditor independen selama beberapa tahun untuk memastikan
lamanya auditor KAP yang mengaudit perusahaan tersebut
Audit Tenure
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
0 16 10.9 10.9 10.9
1 131 89.1 89.1 100.0
Total 147 100.0 100.0
Sumber: data diolah oleh peneliti (2019)
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 147
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 11.20789699
Most Extreme
Differences
Absolute .095
Positive .063
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.149
Asymp. Sig. (2-tailed) .143
Sumber: data diolah oleh peneliti (2019)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikansi adalah sebesar
0.143 dimana berada diatas 0.05 (0.143 > 0.05). dengan demikian nilai residual
berdistribusi secara normal sehingga model penelitian ini dinyatakan memenuhi
asumsi normalitas.
Uji Multikolinealitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
ROA .900 1.111
LNUP .871 1.148
DAR .915 1.093
OPINI .736 1.358
AT .765 1.307
a. Dependent Variable: AUDITDELAY
Sumber: data diolah oleh peneliti (2019)
12
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel variabel return on asset,
ukuran perusahaan, debt to asset ratio, opini audit dan audit tenure memilikai niali
tolerance > dari 0.10 dan nilai VIF < dari 10 yang menyatakan bahwa tidak terjadi
multikoleniaritas.
Uji Heteroskedastisitas
Correlations
ROA LNUP DAR OPINI AT Unstandardi
zed Residual
S
p
e
a
r
m
a
n
's
r
h
o
ROA
Correlation
Coefficient 1.000 .308** -.308** -.084 -.003 .022
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .311 .970 .794
N 147 147 147 147 147 147
LNU
P
Correlation
Coefficient
.308*
* 1.000 .090 .206*
-
.172* .059
Sig. (2-tailed) .000 . .277 .012 .037 .475
N 147 147 147 147 147 147
DAR
Correlation
Coefficient
-
.308*
*
.090 1.000 -.128 .173* -.024
Sig. (2-tailed) .000 .277 . .122 .036 .775
N 147 147 147 147 147 147
OPIN
I
Correlation
Coefficient -.084 .206* -.128 1.000
-
.463*
*
-.054
Sig. (2-tailed) .311 .012 .122 . .000 .516
N 147 147 147 147 147 147
AT
Correlation
Coefficient -.003 -.172* .173* -.463** 1.000 -.036
Sig. (2-tailed) .970 .037 .036 .000 . .669
N 147 147 147 147 147 147
Unsta
ndard
ized
Resid
ual
Correlation
Coefficient .022 .059 -.024 -.054 -.036 1.000
Sig. (2-tailed) .794 .475 .775 .516 .669 .
N 147 147 147 147 147 147
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: diolah oleh peneliti (2019)
13
Diketahui bahwa sig untuk variabel return on asset sebesar 0,794. Nilai
signifikan untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,475. Nilai signifikan untuk
variabel debt to asset ratio sebesar 0,775. Nilai signifikan untuk variabel opini audit
sebesar 0,516. Nilai signifikan variabel audit tenure sebesar 0,669. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05 maka dapat
dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .290a .084 .052 11.405 1.829
a. Predictors: (Constant), AT, ROA, DAR, LNUP, OPINI
b. Dependent Variable: AUDITDELAY
Sumber: diolah oleh peneliti (2019)
Berdasarkan uji Durbin-Wattson dapat dilihat bahwa hasil uji autokorelasi pada
nilai Durbin-Wattson tes menunjukkan hasil 1.829 dengan jumlah analisis (n) 147
dan jumlah variabel bebas (a) adalah 5 sehingga nilai dl (k,n=5,147) adalah 1,8012.
Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan dl
sebesar 1,8012 lebih kecil dari dw 1,829 dan nilai dw lebih kecil dari nilai 4-dl yaitu
sebesar 2,199 atau dapat dibuat persamaan 1,8012<1,829<2,199.
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Audit Delay = 115.280 - 0.834 ROA - 1.645 UKURAN PERUSAHAAN + 12.436
DAR + 3.042 OPINI AUDIT + 2.417 AUDIT TENURE
Dari persamaan linier diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta sebesar 115.280 menyatakan bahwa jika variabel return on asset,
ukuran perusahaan, debt to asset ratio, opini audit dan audit tenure sama dengan
nol maka nilai audit delay sebesar 115.280 atau 11528%
2. Koefisien Regresi (b1) Variabel Return on Asset (X1)
Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar -0.834. Nilai (b1) yang negative
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel return on asset
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan audit delay sebesar -
0.834 atau -83.4%
3. Koefisien Regresi (b2) Variabel Ukuran Perusahaan (X2)
Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar -1.645. Nilai (b2) yang negative
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel ukuran
perusahaan dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan audit
delay sebesar -1.645 atau 164.5%
4. Koefisien Regresi (b3) Variabel Debt to Asset Ratio (X3)
Besarnya nilai koefisien regresi (b3) sebesar 12.436. Nilai (b3) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel debt to asset ratio
14
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan audit delay sebesar
12.436 atau 1243.6%
5. Koefisien Regresi (b4) Variabel Opini Audit (X4)
Besarnya nilai koefisien regresi (b4) sebesar 3.042. Nilai (b4) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel opini audit dengan
asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan audit delay sebesar 3.042
atau 304.2%
6. Koefisien Regresi (b5) Variabel Audit Tenure (X5)
Besarnya nilai koefisien regresi (b5) sebesar 2.427. Nilai (b5) yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel audit tenure
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan audit delay sebesar
2.427 atau 242.7%
Uji Hipotesis
Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 1690.346 5 338.069 2.599 .028b
Residual 18340.075 141 130.071
Total 20030.422 146
a. Dependent Variable: AUDITDELAY
b. Predictors: (Constant), AT, ROA, DAR, LNUP, OPINI
Sumber: diolah oleh peneliti (2019)
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji-F) dapat diketahui bahwa tingkat
signifikansi yaitu 0.028 < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan H0
ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu
dapat juga dilihat dari Fhitung dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai
sebesar 2.28. nilai Ftabel pada tingkat kesalahan a=% dengan derajat kebebasan
(df)=df pembilang (k-1); df penyebut (n-k). jumlah variabel penelitian (k)
berjumlah 6 dan jumlah data (n) sebanyak 147. Jadi, df pembilang (6-1=5) dan df
penyebut (147-6=141) sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (a=5%) adalah
2.28. jadi Fhitung > Ftabel yaitu 2.599>2.28 dan tingkat signifikansi sebesar 0.028 <
0.05. Artinya return on asset, ukuran perusahaan, debt to asset ratio, opini audit,
dan audit tenure secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .290a .084 .052 11.405 1.829
15
a. Predictors: (Constant), AT, ROA, DAR, LNUP, OPINI
b. Dependent Variable: AUDITDELAY
Sumber: diolah oleh peneliti (2019)
Berdasarkan hasil uji dapat dilihat bahwa nilai adjuted R Square sebesar 0.052
atau 5,2% hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel dependen atau audit
delay dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu return on asset, ukuran
perusahaan, debt to asset ratio, opini audit, dan audit tenure sebesar 5,2%
sedangkan sisanya yaitu 94,8% diejelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 115.280 16.883 6.828 .000
ROA -.834 10.929 -.006 -.076 .939
LNUP -1.645 .616 -.231 -2.672 .008
DAR 12.436 5.544 .189 2.243 .026
OPINI 3.042 2.350 .122 1.294 .198
AT 2.417 3.452 .064 .700 .485
a. Dependent Variable: AUDITDELAY
Sumber: data diolah oleh penilti (2019)
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (Uji-T) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Variabel return on asset memiliki tingkat signifikansi 0.939>0.05. Variable ini
juga memiliki nilai Thitung sebesar -0.076>-1.65566. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel return on asset secara
parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar nilai profit suatu perusahaan maka akan mengurangi audit delay
perusahaan tersebut.
2. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0.008<0.05. Variabel
ukuran perusahaan ini juga memiliki nilai Thitung sebesar -2.672<-1.65566. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak yang berarti variabel
ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ukuran perusahaan maka akan
mengurangi audit delay.
3. Variable debt to asset ratio memiliki nilai signifikansi 0.026<0.05. Variabel
debt to asset ratio ini juga memiliki nilai Thitung sebesar 2.243>1.65566. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan H0 ditolak yang berarti variabel debt
to asset ratio secara parsial berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini
16
menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai debt to asset rasio suatu perusahaan
maka semakin lama audit delaynya.
4. Variabel opini audit memiliki tingkat signifikansi 0.198>0.05. Variabel opini
audit ini juga nilai Thitung sebesar 1.294<1.65566. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel opini audit secara
parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini menujukkan bahwa
semakin bagus opini audit maka akan menurunkan audit delay.
5. Variabel audit tenure memiliki tingkat signifikansi 0.485>0.05 dan variabel
audit tenure ini memiliki nilai Thitung sebesar 0.700<1.65566. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H5 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel audit
tenure secara parsial tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama audit tenure maka akan meningkatkan
audit delay.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pengaruh Return on Asset terhadap Audit Delay
Audit delay memiliki nilai signifikansi 0.939 lebih besar dari taraf signifikansi
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa return on asset tidak memiliki pengaruh terhadap
audit delay. Maka dapat disimpulkan H1 ditolak dan H0 diterima. Hal ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirayati (2017), yang menyatakan Return
on Asset berpengaruh negatif terhadap Audit Delay. Hal ini berarti perusahaan yang
memiliki nilai Return on Asset besar cenderung mempercepat proses audit. Karena
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi tidak akan menunda
mempublikasikan laporan keuanganya, karena dipandang good news yang
secepatnya harus di sampaikan kepada publik. Perbandingan terbalik dengan
penelitian yang dilakukan oleh Dura (2017), yang menyatakan bahwa Return on
Asset berpengaruh terhadap Audit Delay.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay
Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0.008 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0.05. hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap negatif Audit Delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Azhari (2014), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap audit delay. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan maka akan
semakin mempercepat pelaporan laporan keuangan auditan. Dimana semakin besar
perusahaan tersebut maka perusahaan tersebut lebih memilih KAP yang lebih
profesional dan akan mempersingkat waktu pelaporan laporan keuangan. Namun
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Widhiasari
(2016), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit delay. Hal ini dikarekan besar atau kecilnya suatu perusahaan sama-sama
mempunyai tanggungjawab terhadap pelaporan keuangan tepat waktu.
Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Audit Delay
Return on Asset memiliki nilai signifikansi 0.026 lebih kecil dari taraf
signifikansi 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa debt to asset berpengaruh positif
17
terhadap Audit Delay. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sumartini (2014), yang menyatakan bahwa Debt to Asset Ratio berpengaruh
terhadap Audit Delay. Dikarenakan semakin kecil hutang suatu perusahaan maka
semakin cepat pula pelaporan laporan keuangan, dan semakin besar hutang suatu
perusahaan maka semakin lama pula penyelesaian laporan keuangan dikarenakan
perusahaan yang memiliki hutang yang banyak. Debt to Asset Ratio dapat
mengindikasikan kesehatan suatu perusahaan. Proporsi Debt to Asset Ratio yang
tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan
meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat
dipercaya. Konsekuensinya, auditor akan meningkatkan lamanya waktu periode
audit. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sunaningsih (2014),
yang menyatakan bahwa Debt to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap Audit
Delay.
Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay
Opini Audit memiliki nilai signifikansi 0.198 lebih besar dari taraf signifikansi
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Opini Audit tidak berpengaruh terhadap Audit
Delay. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Widhiyani (2014), yang
menyatakan bahwa Opini Audit berpengaruh positif terhadap Audit delay. Lamanya
audit delay belum tentu dikarenakan perusahaan yang menerima pendapat selain
wajar tanpa pengecualian. Hal tersebut terjadi karena baik perusahaan yang
mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian maupun selain wajar tanpa
pengecualian sama-sana mempercepat proses audit karena memiliki tanggung
jawab untuk melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Perbandingan berlawanan
dengan penelitian yang dilakukan Wirayanti (2017), yang menyatakan wahwa
Opini Audit berpengaruh terhadap Audit Delay. Dimana perusahaan yang
menerimakan opini selain wajar tanpa pengecualian akan dipandang bad news dan
akan memperlambat proses audit.
Pengaruh Audit Tenure terhadap Audit Delay
Audit Tenure memiliki nilai signifikansi 0.485 lebih besar dari taraf signifikansi
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa H5 ditolak dan H0 diterima. Hasil ini konsisten
dengan hasil yang dilakukan Praptika & Rasmini (2016), yang menyatakan bahwa
Audit Tenure tidak berpengaruh terhadap Audit Delay. Hal ini disebabkan lama atau
tidaknya keterkaitan KAP terhadap klien nya tidak berpengaruh terhadap audit
delay karena KAP pasti memberikan jasa dengan baik sehingga tidak
mempengaruhi audit delay. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Anggreni (2016). KAP yang sama dengan klienya maka akan
mempercepat pelaporan laporan keuanganya karena semakin lama penugasan KAP
dengan klienya maka auditor dapat lebih memahami karateristik klienya.
18
Pengaruh Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Debt to Asset Ratio, Opini
Audit, dan Audit Tenure Terhadap Audit Delay.
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (Uji-F) dapat diketahui bahwa tingkat
signifikansi yaitu 0.028<0.05, dimana dapat di simpulkan bahwa Ha diterima dan
H0 ditolak. Artinya return on asset, ukuran perusahaan, debt to asset ratio, opini
audit, dan audit tenure secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Menurut Iskandar dan Estralita (2010), dalam Sumartini (2014), mengatakan bahwa
para investor akan menyukai perusahaan yang mengumumkan laba dibanding rugi
karena dipandang good news, sehingga pihak manajemen cenderung melaporkan
laporan keuanganya secepat mungkin agar investor mendapatkan goodnews
tersebut sehingga mempersingkat audit delay. Menurut Dura (2017) hubungan
antara ukuran perusahaan dengan audit delay merupakan ukuran dari sebuah
perusahaan yang besar cenderung melaporkan laporan keuanganya lebih cepat
ketimbang perusahaan yang lebih kecil atau menengah. Menurut Suci (2014)
perusahaan yang memiliki debt to asset ratio lebih tinggi cenderung memiliki audit
delay yang lebih lama di sebabkan karena auditor membutuhkan kecermatan yang
lebih dalam audit hutang perusahaan. Menurut Carslaw dan Kapla (1991) dalam
Fadhel dan Suzan (2016) perusahaan yang mendapatkan opini yang baik cenderung
ingin melaporkan laporan keuanganya lebih cepat daripada perusahaan yang
meendapatkan opini yang tidak baik. Menurut Nuritomo (2017) semakin lama audit
tenure maka auditor dapat lebih memahapi karateristik bisnis dati kliennya
sehingga tercipta efisiensi audit dan membuat pendeknya audit delay.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adapun kesimpulan hasil penilitian
ini adalah:
1. Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Effek Indonesia periode 2014-2016.
2. Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
3. Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
4. Opini Audit tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesisa periode 2014-2016.
5. Audit Tenure tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
6. Return on Asset, Ukuran Perusahaan, Debt to Asset Ratio, Opini Audit, dan Audit
Tenure berpengaruh secara simultan terhadap Audit Delay pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.
Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, saran yang dapat diberikan
antara lain:
19
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas dengan variabel lain,
dikarenakan masih banyak variabel independen lain yang berpotensi
mempengaruhi audit delay, seperti Return on Equity Ratio, Ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP), dan Debt to Equity Ratio dan lainnya.
2. Menggunakan perusahaan jenis lain selain perusahaan manufaktur sehingga
dapat memperoleh hasil yang bervariasi.
3. Menggunakan sampel dengan tahun yang lebih luas agar dapat menjadi dasar
prediksi lamanya audit delay.
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, Muhammad. 2014. Faktor- Faktor Yang Mempengarruhi Audit Delay
(Study Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia)
Anggreni, Ni Ayu Sari & Made Yenni Latrini. 2016. Pengaruh Audit Tenure pada
Kecepatan Publikasi Laporan Keuangan Auditan dengan Spesialisasi
Industri Auditor Sebagai Pemoderasi.
Bursa Effek Indonesia. www.idx.co,id
Dura, Justita. 2017. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran
perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di
bursa efek Indonesia (studi kasus pada sektor manufaktur)
Fadhel, Muhammad & Lenysuzan. 2016. Pengaruh ukuran perusahaan, opini
auditor dan kualitas kantor akuntan publik terhadap audit delay (perusahaan
sektor primer yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2011-2014).
Febrianty. 2011. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit Delay
perusahaan sektor perdagangan yang Terdaftar di bei periode 2007-2009.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.
Semarang : Universitas Diponegoro
Herawati. 2015. Pengaruh Return On Asset, Debt Ratio, Ukuran Kap, Opini Audit
Dan Umur Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bei Periode Tahun 2010-2013.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan: Integrated and comprehensive Edition.
Jakarta:PT.Grasindo.
Kadir, Abdul. 2011. Analisis faktor-faktor Yang mempengaruhi audit delay: Studi
empiris pada perusahaan Consumer goods Yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.
Kartika, Andi. 2011 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI
20
Lestari, Dewi. 2010. Analisis faktor-faktor Yang mempengaruhi audit delay: Studi
empiris pada perusahaan Consumer goods Yang terdaftar di bursa efek
Indonesia.
Mulyadi & Kanaka Puradiredja, 1998, ”Auditing”, Edisi Kelima,Buku Satu,
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nuritomo, Frederik Raven Roynaldo Nuritomo. 2017. Pengaruh Audit Tenure dan
Afiliasi KAP Terhadap Audit Report Lag dengan Spesialisasi Industri Auditor
Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan BEI Periode Tahun 2014 –
2015.
Otoritas Jasa Keuangan. www.ojk.go.id
Praptika, Putu Yulia Hartanti & Ni Ketut Rasmini. 2016. Pengaruh audit tenure,
pergantian auditor dan Financial distress pada audit delay pada perusahaan
Consumer goods
Rosyidi, Ma’ruf. 2017. Pengaruh Audit Tenure, Tingkat Solvabilitas, Terhadap
Audit Delay dengan Spesifikasi Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi.
Saemargani, Fitria Ingga. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Ukuran KAP, dan Opini
Auditor terhadap Audit Delay (Studi Kasus pada Perusahaan LQ 45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).
Sari, Dika Winda. 2017. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor dan Debt to
Total Asset Ratio Terhadap Audit Delay (Riset pada Perusahaan Manufaktir
Yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia Tahun 2013-2015)
Sari, Hani Kartika. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2014.
Sumartini, Ni Komang Sri dan Ni Luh Sari Widhiyani. 2014. Pengaruh Opini
Audit, Solvabilitas, Ukuran KAP dan Laba Rugi Pada Audit Report Lag.
Sunaningsih, Suci Nasehati. 2014. Faktor-faktor yang berpengaruh Terhadap audit
delay (studi empiris pada perusahaan sektor jasa yang terdaftar di bursa efek
Indonesia periode tahun 2011 dan 2012).
Wirayati. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Terhadap Audit
Delay.
Widhiasari, Ni Made Shinta. 2016. Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Reputasi Auditor, dan Pergantian Auditor Terhadap Audit
Report Lag