12
E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122 111 PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN DENGAN SURFACE ACTING SELF-EFFICACY SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM CUT NYAK DHIEN DI KOTA MEULABOH Irhamna Putri 1 , Fairuzzabadi 2 1) Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 2) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala e-mail: [email protected] Abstrack :This study aims to determine the effect of surface acting to absenteeism with surface acting self-efficacy as a moderating. The empirical study conducted at Cut Nyak Dhien Hospital's nurse used a questionnaire as a research instrument, which samples in this study of 148 people. Probability sampling is used as a sampling technique with Simple Random Smpling. Methods MRA (Moderated Regression Analysis) is used as a method of data analysis using IBM SPSS software 22. These results indicate that the surface acting positive and significant impact on absenteeism, surface acting self-efficacy positive and significant to absenteeism, and in addition showed that the surface acting self-efficacy moderate negatively effect of surface acting to absenteeism. Keywords :Surface Acting, Surface Acting Self-Efficacy, Absenteeism. Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh surface acting terhadap ketidakhadiran dengan surface acting self-efficacy sebagai pemoderasi. Studi empiris dilakukan pada perawat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian, yang mana sampel pada penelitian ini yaitu sebesar 148 orang. Probability Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dengan metode Simple Random Sampling. Metode MRA (Moderated Regression Analysis) digunakan sebagai metode analisis data dengan menggunakan software IBM SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surface acting berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketidakhadiran, surface acting self-efficacy berpengaruh positif terhadap ketidakhadiran, dan selain itu diperoleh hasil bahwa surface acting self-efficacy memoderasi pengaruh negatif surface acting terhadap ketidakhadiran. Kata Kunci :Surface Acting, Surface Acting Self-Efficacy, Ketidakhadiran PENDAHULUAN Rumah sakit memiliki sumber daya manusia yaitu karyawan sebagai aset berharga untuk mewujudkan visi dan misinya. Karyawan berperan untuk melakukan tugasnya masing-masing dan saling bekerja sama agar visi dan misi rumah sakit dapat terwujud. Rumah sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan, memiliki sejumlah tenaga kerja sebagai pendukung operasionalnya. Dalam hal ini, rumah sakit tidak terlepas dari keberadaan perawat sebagai pihak yang paling intens untuk berinteraksi secara langsung dengan pasien. Peran perawat secara umum adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai

PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

111

PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN

DENGAN SURFACE ACTING SELF-EFFICACY SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI PADA PERAWAT RUMAH SAKIT

UMUM CUT NYAK DHIEN DI KOTA MEULABOH

Irhamna Putri1, Fairuzzabadi2

1)Mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

2)Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

e-mail: [email protected]

Abstrack :This study aims to determine the effect of surface acting to absenteeism with surface

acting self-efficacy as a moderating. The empirical study conducted at Cut Nyak Dhien Hospital's

nurse used a questionnaire as a research instrument, which samples in this study of 148 people.

Probability sampling is used as a sampling technique with Simple Random Smpling. Methods MRA

(Moderated Regression Analysis) is used as a method of data analysis using IBM SPSS software

22. These results indicate that the surface acting positive and significant impact on absenteeism,

surface acting self-efficacy positive and significant to absenteeism, and in addition showed that the

surface acting self-efficacy moderate negatively effect of surface acting to absenteeism.

Keywords :Surface Acting, Surface Acting Self-Efficacy, Absenteeism.

Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh surface acting terhadap

ketidakhadiran dengan surface acting self-efficacy sebagai pemoderasi. Studi empiris dilakukan

pada perawat Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh menggunakan kuesioner sebagai

instrument penelitian, yang mana sampel pada penelitian ini yaitu sebesar 148 orang. Probability

Sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel dengan metode Simple Random

Sampling. Metode MRA (Moderated Regression Analysis) digunakan sebagai metode analisis data

dengan menggunakan software IBM SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surface

acting berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketidakhadiran, surface acting self-efficacy

berpengaruh positif terhadap ketidakhadiran, dan selain itu diperoleh hasil bahwa surface acting

self-efficacy memoderasi pengaruh negatif surface acting terhadap ketidakhadiran.

Kata Kunci :Surface Acting, Surface Acting Self-Efficacy, Ketidakhadiran

PENDAHULUAN

Rumah sakit memiliki sumber

daya manusia yaitu karyawan sebagai

aset berharga untuk mewujudkan visi dan

misinya. Karyawan berperan untuk

melakukan tugasnya masing-masing dan

saling bekerja sama agar visi dan misi

rumah sakit dapat terwujud. Rumah sakit

sebagai penyedia fasilitas kesehatan,

memiliki sejumlah tenaga kerja sebagai

pendukung operasionalnya. Dalam hal

ini, rumah sakit tidak terlepas dari

keberadaan perawat sebagai pihak yang

paling intens untuk berinteraksi secara

langsung dengan pasien.

Peran perawat secara umum

adalah memberikan pelayanan

keperawatan kepada individu, keluarga,

kelompok atau masyarakat sesuai

Page 2: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

112

diagnosis masalah yang terjadi, mulai

dari masalah yang bersifat sederhana

sampai pada masalah yang kompleks dan

memperhatikan kebutuhan signifikan dari

pasien. Untuk dapat menjalankan peran-

peran tersebut, ada beberapa karakteristik

seorang perawat yang harus dipenuhi.

Untuk menjadi seorang perawat yang

baik, harus mempunyai rasa peduli,

empati, dan penuh belas kasih untuk

memberikan pelayanan terbaik kepada

pasien. Seorang perawat juga harus

bertanggung jawab dan berorientasi pada

tugas keperawatan yang bersifat detail

misalnya membuat catatan yang akurat,

bekerja dengan peralatan medis yang

mahal atau obat dengan dosis tinggi.

Tenaga medis yang memiliki intensitas

tinggi dalam berhubungan langsung

dengan pasien adalah perawat, untuk itu

pelayanan perawat sangat penting

didalam sebuah rumah sakit. Pelayanan

para tenaga medis merupakan kunci

pokok keberhasilan pelayanan di rumah

sakit. Tenaga medis inilah yang secara

langsung berhubungan dan memberikan

pelayanan kepada para pasien. Perawat

sebagai profesi yang berorientasi kepada

pelayanan kesehatan memerlukan suatu

keterampilan dalam mengelola emosinya.

Ketidakhadiran telah lama dianggap

sebagai masalah yang signifikan pada organisasi.

Ketidakhadiran mengakibatkan ketidakberfungsian

suatu organisasi dan menjadi masalah yang harus

dikontrol (Goodman & Atkin, 1984).

Ketidakhadiran memiliki pengaruh pada

organisasi maupun pada karyawan dalam

organisasi tersebut. Johns (2010)

mengemukakan bahwa ketidakhadiran

telah menjadi penelitian sejak lama

karena menimbulkan biaya bagi

organisasi. Dari segi organisasi,

ketidakhadiran dapat menimbulkan biaya

tidak langsung bagi organisasi, seperti

mengurangi produktivitas yang berakibat

mengurangi efisiensi, meningkatkan

biaya kecelakaan kerja, dan

meningkatkan beban pengelolaan laporan

dan administrasi organisasi. Biaya yang

langsung ditimbulkan akibat

ketidakhadiran yaitu biaya untuk

merekrut, menyeleksi, mempekerjakan,

mengadakan pelatihan, membayar

karyawan tambahan, membayar

tunjangan perkerjaan tambahan, dan

meningkatkan beban pengawasan terkait

dengan ketidakhadiran (Goodman &

Atkin, 1984). Dari perspektif organisasi,

tidak diragukan lagi bahwa

ketidakhadiran mengakibatkan gangguan

pada proses kerja terutama pada

produktivitas dan menimbulkan biaya-

biaya bagi organisasi. Dengan menurunnya

semangat kerja karyawan akan berdampak

besar pada organisasi/perusahaan,

dampak tersebut antara lain tingkat

ketidakhadiran (absenteeism) yang

tinggi, banyaknya perpindahan karyawan,

kerusakan alat yang tinggi, selain itu juga

berhubungan dengan penurunan prestasi

kerja dan produktivitas kerja. Hal

tersebut dapat di buktikan oleh data

rekapan ketidakhadiran perawat di

Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien per

satu periode (1 tahun), mulai dari

Oktober 2016 sampai dengan September

2017.

Peneliti telah melakukan

observasi dengan mewawancarai pada

sebagian besar perawat rumah sakit

umum Cut nyak Dhien Meulaboh, dalam

wawancara tersebut terdapat beberapa

kondisi yang tidak menyenangkan,

misalnya sikap pasien yang tidak layak;

seperti marah-marah, keras kepala,

frustasi dan ada beberapa pasien

Page 3: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

113

melampiaskan kemarahannya pada

perawat atau bahkan hingga melakukan

kekerasan, kurangnya kepedulian ini

menyebabkan perawat menganggap

dirinya tidak terlalu berharga dan tidak

dihargai di pekerjaannya. Adanya

peningkatan dan penurunan pada tingkat

ketidakhadiran karyawan pada tiap

bulannya menunjukkan kurang

optimalnya kinerja, kedisiplinan dan

semangat kerja dari para karyawan.

Dampak yang ditimbulkan oleh

ketidakhadiran dapat berupa dampak

negatif maupun positif (Goodman &

Atkin, 1984). Meskipun ketidakhadiran

menyebabkan kerugian bagi organisasi,

dalam kondisi tertentu ketidakhadiran

memberikan keuntungan bagi organisasi.

Kerugian yang diakibatkan karena

ketidakhadiran karyawan dapat

berkurang atau dihindari apabila

karyawan yang tidak hadir di tempat

kerja merupakan pegawai yang memang

tepat untuk melakukan hal tersebut,

seperti karyawan yang bekerja di bawah

standar produktivitas perusahaan. Hal

tersebut akan memberikan keuntungan

bagi perusahaan karena karyawan yang

tidak hadir di tempat kerja yang memiliki

produktivitas rendah akan memberikan

kesempatan bagi perusahaan untuk

mengganti pegawai tersebut dengan

pegawai yang memiliki keahlian lebih

besar. Namun secara umum,

ketidakhadiran memiliki dampak negatif

lebih besar jika dibandingkan dengan

konsekuensi positif yang secara

insidental terbentuk. Organisasi akan

mengalami kerugian dan risiko apabila

tingkat ketidakhadiran tinggi. Akan

tetapi, organisasi akan lebih diuntungkan

apabila tingkat ketidakhadiran karyawan

rendah (Robbins & Judge, 2013). Selain

berdampak bagi organisasi,

ketidakhadiran juga berdampak bagi

karyawan itu. Dari segi karyawan,

ketidakhadiran dapat mengurangi

kedisiplinan karyawan. Selain itu,

karyawan akan merasa kurang akrab

ketika kembali ke tempat kerja. Di sisi

lain, ketidakhadiran mengakibatkan

berkurangnya semangat karyawan yang

menggantikan karyawan yang tidak

hadir. Penggantian karyawan yang tidak

hadir dengan karyawan lain juga dapat

menimbulkan masalah dalam koordinasi

dan mengurangi produktivitas apabila

keahlian yang dimiliki karyawan

pengganti tidak sesuai dengan tuntutan

keahlian untuk mengerjakan tugas

pekerjaan yang diberikan (Goodman &

Atkin, 1984). Maka dari itu,

ketidakhadiran merupakan hal yang

penting bagi organisasi maupun

karyawan dalam organisasi tersebut.

Ketidakhadiran adalah suatu fenomena

perilaku yang muncul dengan berbagai

faktor yang melatarbelakanginya.

Terdapat anteseden internal individu

yang menyebabkan munculnya perilaku

ketidakhadiran (Johns & Nicholson,

1985). Anteseden internal individu yang

menyebabkan munculnya ketidakhadiran

salah satunya adalah emotional labor.

Ketidakhadiran erat kaitannya dengan

emotional labor. Emotional labor yang

dilakukan pegawai terus-menerus dalam

jangka panjang dapat memberikan

dampak pada ketidakhadiran (Grandey,

2000). Dua strategi emotional labor

berdasarkan pada referensi sebelumnya

yaitu deep acting yang melibatkan

modifikasi emosi perasaan untuk

menghasilkan tampilan ekspresi emosi

yang diinginkan, dan surface acting yang

melibatkan perubahan pada tampilan luar

Page 4: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

114

emosi menjadi sesuai dengan tampilan

yang diinginkan tanpa secara nyata

memodifikasi perasaan emosi menjadi

berbeda (Hochschild, 1983).

Penelitian sebelumnya telah

menemukan bahwa surface acting

mempunyai efek yang lebih mengganggu

kesejahteraan karyawan dari pada deep

acting (Judge dkk., 2009). Perubahan

emosi seperti halnya surface acting yang

dilakukan karyawan memberikan dampak

negatif karena hal tersebut menghasilkan

efek merugikan seperti membuat

karyawan menjadi lebih pasif dan

menurunkan kinerja (Baumeister,

Bratslavsky, Muraven, & Tice, 1998).

Surface acting mempengaruhi

perilaku ketidakhadiran (Nguyen dkk.,

2016). Selain itu, dalam penelitian ini

memasukkan kontribusi dari teori yang

dikemukakan oleh Hobfoll pada

penelitian emotional labor dengan

melibatkan peran kapasitas sumber daya

psikologi individu (Hobfoll, 2002) dalam

menangkal efek penipisan sumber daya

akibat surface acting yang dilakukan

karyawan yang mengakibatkan perilaku

penarikan (Nguyen dkk., 2016).

Seseorang mempunyai kapasitas sumber

daya internal yang besarnya berbeda

dengan orang lain yang tidak bisa

disamakan (Hobfoll, 2002). Nguyen dkk

(2016) mengemukakan bahwa surface

acting menyebabkan kerugian bagi

karyawan yaitu menyebabkan dampak

negatif atau risiko yang besar yang

dihadapi karyawan ketika hal itu

mengancam citra diri karyawan tersebut

yang berkaitan dengan keahlian,

kepentingan, dan nilai-nilai yang dimiliki

karyawan. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini juga memasukkan variabel

surface acting self-efficacy sebagai

variabel yang penting dalam memperkuat

atau memperlemah hubungan antara

surface acting dengan ketidakhadiran.

Karyawan yang melakukan surface

acting dan memiliki level surface acting

self-efficacy yang tinggi akan terhindar

dari efek negatif perilaku penarikan yaitu

intensitas melakukan ketidakhadiran

yang lebih kecil (Nguyen dkk., 2016).

Nguyen dkk. (2016) mengemukakan

bahwa surface acting self-efficacy

signifikan memoderasi hubungan antara

surface acting dan ketidakhadiran.

Banyak penelitian mengenai

ketidakhadiran, tetapi masih sedikit yang

meneliti peran surface acting self-

efficacy pada ketidakhadiran. Menurut

pengetahuan peneliti, studi yang meneliti

tentang surface acting self-efficacy baru

dilakukan oleh Nguyen dkk (2016) dan

Pugh dkk (2011). Selain itu, belum ada

studi yang meneliti peran efikasi diri

pada hubungan antara surface acting dan

ketidakhadiran sebelumnya (Nguyen

dkk., 2016). Persoalan umum yang

dialami pada rumah sakit adalah

ketidakhadiran perawat. Setiap anggota

organisasi atau karyawan suatu institusi

pasti pernah mengalami ketidakhadiran

dari tempat kerjanya karena alasan

tertentu, tidak terkecuali perawat.

Emotional labor merupakan bagian

penting dari peran karyawan yang

bergerak dalam bidang pelayanan saat

berinteraksi dengan pelanggan (Grandey,

2000). Emotional labor juga diharapkan

dilakukan oleh perawat sebagai

persyaratan profesional pekerjaan

perawat. Seperti yang telah dikemukakan

sebelumnya bahwa emotional labor yang

mencakup surface acting diharapkan

dilakukan oleh perawat sebagai

persyaratan profesional perawat terutama

Page 5: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

115

ketika berinteraksi dengan pasien. Dalam

hal ini, ketidakhadiran menjadi penting

karena ketidakhadiran dapat mengurangi

kedisiplinan karyawan (Goodman &

Atkin, 1984). Berdasarkan latar belakang

diatas maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis

apakah Surface Acting berpengaruh

terhadap Ketidakhadiran pada Perawat

Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien di

Kota Meulaboh. 2) Untuk menganalisis

apakah Surface Acting Self efficacy

berpengaruh terhadap Ketidakhadiran

pada Perawat Rumah Sakit Umum Cut

Nyak Dhien di Kota Meulaboh. 3) Untuk

menganalisis apakah Surface Acting Self

Efficacy pemoderasi antara Surface

Acting terhadap Ketidakhadiran pada

Perawat Rumah Sakit Umum Cut Nyak

Dhien di Kota Meulaboh.

TELAAH PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Johns (2010) mendeskripsikan

ketidakhadiran (absenteeism) dalam

penelitiannya sebagai ketidakhadiran

karyawan dalam pekerjaan yang telah

terjadwalkan. Jenis ketidakhadiran yaitu

involuntary absenteeism (absen yang

tidak dapat dihindari) dan voluntary

absenteeism (absen yang dilakukan

secara suka rela dan biasanya telah

direncanakan).

Surface acting adalah menyembunyikan

perasaan terdalam seseorang dan

menghilangkan ekspresi-ekspresi

emosional sebagai respon terhadap

aturan-aturan penampilan. Surface acting

self-efficacy mencerminkan tingkat

keyakinan seseorang dalam melakukan

surface acting (Nguyen dkk., 2016).

Pugh dkk (2011) mengemukakan

pentingnya efikasi diri bagi pekerjaan

pegawai yang banyak melibatkan

perilaku surface acting. Ketidakhadiran

adalah suatu fenomena perilaku yang

muncul dengan berbagai faktor yang

melatarbelakanginya. Terdapat anteseden

internal individu yang menyebabkan

munculnya perilaku ketidakhadiran

(Johns & Nicholson, 1985). Anteseden

internal individu yang menyebabkan

munculnya ketidakhadiran salah satunya

adalah emotional labor yaitu surface

acting (Grandey, 2000). Grandey (2000)

mengemukakan bahwa emotional labor

yang dilakukan karyawan dalam jangka

panjang dapat memberikan dampak pada

ketidakhadiran (Grandey, 2000). H1:

Surface acting berpengaruh positif pada

ketidakhadiran.

Efek moderat dari self-efficacy

terhadap ketidakhadiran sebagai

penyumbang penting bagi kapasitas

sumber daya individu yang dapat

membantu penyangga efek penurunan

sumber daya dari surface acting. Secara

umum, self-efficacy mengacu pada

kepercayaan individu bahwa dia

memiliki kemampuan dan sumber daya

untuk berhasil dalam melakukan tugas

tertentu (Bandura, 1982). Self-efficacy

telah ditemukan terkait dengan berbagai

hasil penting dalam pekerjaan, termasuk

sikap kerja (Saks, 1995), kinerja

pelatihan (Karl, O'Leary-Kelly, &

Martocchio, 1993), dan efektivitas

kinerja tugas (Stajkovic & Luthans,

1998).

H2: Surface Acting Self-Efficacy berpengaruh

terhadap Ketidakhadiran.

Berdasarkan teori Hobfoll (2002)

mengenai kapasitas sumber daya,

karyawan yang memiliki Surface Acting

Self-Efficacy tinggi akan lebih terhindar

dari dampak negatif yang terkait dengan

Page 6: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

116

Surface Acting (Grandey, 2000). Dengan

kata lain, karyawan dengan tingkat

Surface Acting Self-Efficacy yang tinggi

terhindar dari kehilangan sumber daya

individu dalam menghadapi kondisi

tertentu. Karyawan yang sering terlibat

dalam surface acting dan memiliki

tingkat surface acting self-efficacy yang

tinggi kurang terlibat dalam perilaku

ketidakadiran karena mereka tidak

mengalami kehilangan sumber daya

akibat surface acting (Hobfoll, 2002;

Nguyen dkk., 2016).

H3: Surface acting berpengaruh terhadap

Ketidakhadiran yang dimoderasi

Surface Acting Self-Efficacy.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

Perawat Rumah sakit Umum Cut Nyak

Dhien di Kota Meulaboh yang berjumlah

148 perawat. Teknik yang digunakan

dalam pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah metode sampling

jenuh atau total sampling, dan metode

yang digunakan Stratified Random

Sampling.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan

informasi yang digunakan dalam

penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner (angket). Peneliti membagikan

kuesioner secara langsung kepada

responden.

Variabel Operasional

Dalam penelitian ini untuk

mengukur pengaruh surface acting

terhadap ketidakhadiran dengan surface

acting self-efficacy sebagai variable

pemoderasi pada perawat Rumah Sakit

Umum Cut Nyak Dhien di Kota

Meulaboh, maka peralatan yang

digunakan adalah Hierarchical Linear

Modelling (HLM). Variabel operasional

dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (Independent)

Surface Acting (X)

2. Variabel Terikat (Dependent)

Ketidakhadiran (Y)

3. Variabel Moderasi

Surface Acting Self-Efficacy

(Z)

Gambar 1. Model kerangka penelitian

Surface Acting

(X)

Surface Acting

Self-Efficacy

(Z)

Ketidakhadiran (Y) H1

H3

H2

Page 7: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

117

Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode Hierarchical

Linear Modelling (HLM) (Baron dan

Kenny, 1986). Metode ini dilakukan

untuk mengukur seberapa besar pengaruh

surface acting terhadap ketidakhadiran

dengan surface acting self-efficacy

sebagai variable pemoderasi yang diolah

melalui program SPSS versi 22. Adapun

model HLM dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Y = α + β1X

Y = α + β1X + β2Z

Y = α + β1X + β2Z + β3XZ

Keterangan:

Y = Ketidakhadiran

X = Surface Acting

Z = Surface Acting Self-Efficacy

β = Koefisien regresi

α = Konstanta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Penyajian data mengenai identitas

responden dibuat untuk memberikan

skema tentang keadaan diri responden.

Identitas responden dalam penelitian ini

antara: jenis kelamin, umur, dan tingkat

pendidikan. Identifikasi karakteristik dari

responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa

semua variabel dalam penelitian ini

dinyatakan valid karena nilai MSA dan

nilai KMO telah sesuai dengan kriteria

yaitu diatas 0,5. Pada tabel di atas juga

dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s

alpha telah sesuai dengan kriteria yaitu

diatas 0.6. Dengan demikian seluruh

pertanyaan yang digunakan dalam

variabel penelitian ini handal.

Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh

surface acting terhadap kinerja dengan

surface acting self-efficacy sebagai

pemoderasi pada perawat Rumah Sakit

Umum Cut Nyak Dhien di Kota

Meulaboh perlu dilakukan analisis dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Karakteristik Responden

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 50 38,5%

Perempuan 80 61,5%

Jumlah 130 100%

2 Umur

20-30 Tahun 75 57,7%

31-40 Tahun 45 34,6%

41-50 Tahun 10 7,7%

Jumlah 130 100%

3 Tingkat Pendidikan

SLTA Sederajat 13 10.0%

Akademi/Diploma (D-3) 81 62,3%

Sarjana (S1) 36 27,7%

Jumlah 130 100%

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Page 8: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

118

Hasil pengujian hipotesis 1 pada

Tabel 3 menjelaskan hasil analisis

pengaruh Surface Acting terhadap

Ketidakhadiran menunjukkan bahwa

surface acting (X) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ketidakadiran (Y)

dan (H1) diterima. Artinya ketika Surface

Acting pada perawat Rumah Sakit Umum

Cut Nyak Dhien meningkat, maka akan

meningkatkan ketidakhadiran pada

perawat Rumah Sakit Umum Cut Nyak

Dhien.

Hasil pengujian hipotesis 2 pada

tabel 4 menjelaskan hasil analisis

pengaruh surface acting self-efficacy

terhadap Ketidakhadiran menunjukkan

bahwa surface acting self-efficacy (Z)

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ketidakadiran (Y) dan (H2)

diterima.

Tabel 2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Surface Acting (X)

No. Peryataan MSA KMO Cronbach’s

Alpha

1. Saya harus melakukan perilaku yang tidak sesungguhnya

agar dapat menghadapi pasien dengan cara yang tepat 0,827

0,786 0,842

2. Saya harus berpura-pura menunjukkan suasana hati yang

baik ketika berinteraksi dengan pasien 0,706

3. Saya harus melakukan suatu perilaku tertentu ketika

berinteraksi dengan pasien 0,772

4. Saya harus berpura-pura menunjukkan emosi yang

dibutuhkan untuk pekerjaan saya 0,747

Surface Acting Self-Efficacy (Y1)

No. Pernyataan MSA KMO Cronbach’s

Alpha

1.

Saya percaya diri saat menunjukkan perilaku yang tidak

sesungguhnya agar dapat menghadapi pasien dengan cara

yang tepat 0,640

0,673 0,740 2.

Saya percaya diri berpura-pura menunjukkan suasana hati

yang baik ketika berinteraksi dengan pasien 0,666

3. Saya percaya diri saat melakukan suatu perilaku tertentu

ketika berinteraksi dengan pasien 0,732

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Tabel 3. Analisis Pengaruh Surface Acting terhadap Ketidakhadiran

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 12.965 1.147 9.151 .000

Surface Acting (X) .360 .087 .342 4.119 .000

a. Dependent Variable: Ketidakhadiran

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Page 9: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

119

Tabel 4. Analisis Pengaruh Surface Acting Self-Efficacy terhadap Ketidakhadiran

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 10.740 1.381 7.777 .000

Surface Acting

Self-Efficacy .726 .148 .542 4.902 .000

a. Dependent Variable: Ketidakhadiran

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Tabel 5. Analisis Pengaruh Surface Acting terhadap Ketidakhadiran dengan Surface

Acting Self-Efficacy sebagai Pemoderasi

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 18.075 5.118 3.532 .001

Surface Acting Self-

Efficacy (Z) -.093 .450 .070 .207 .836

2 Moderasi (X*Z) .046 .031 .924 1.488 .139

a. Dependent Variable: Effort Behavior

Sumber: Data Primer, 2017 (diolah)

Hasil pengujian hipotesis 3 pada

tabel 5 menjelaskan hasil analisis

pengaruh surface acting terhadap

ketidakhadiran dengan surface acting

self-efficacy sebagai pemoderasi

menunjukkan bahwa variabel surface

acting yang dimoderasi oleh surface

acting self-efficacy diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0.924

menyatakan bahwa setiap penambahan

(karena tanda +) satu nilai pada variabel

XZ akan memberikan kenaikan skor

sebesar 0.924. Sehingga menunjukkan

bahwa surface acting self-efficacy

memoderasi surface acting berada pada

pengaruh positif terhadap ketidakhadiran

pada perawat Rumah Sakit Umum Cut

Nyak Dhien, Hal ini terlihat dari tingkat

signifikansi variabel surface acting self-

efficacy (Z) sebesar 0.139 lebih besar dari

0.05 (0.139 > 0.05), yang artinya tidak

signifikan.

Dalam penelitian ini surface acting

self-efficacy berperan sebagai predictor

moderasi, yang mana variabel moderasi

ini hanya berperan sebagai variabel

predictor (independent) dalam model

hubungan yang dibentuk.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukan bahwa

ada pengaruh positif dan signifikan

secara langsung antara Surface Acting

terhadap Ketidakhadiran pada perawat

Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien.

Dengan begitu semakin tinggi Surface

Acting semakin besar kemungkinan

ketidakhadiran pada perawat tersebut

tersebut. Menurut Hobfoll (1989),

sejauh bahwa investasi sumber daya

yang terbatas tidak menghasilkan hasil

Page 10: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

120

seperti yang diharapkan untuk

mengimbangi usaha yang dikeluarkan,

akan menyebabkan dampak negatif

dan akan memotivasi karyawan untuk

tidak hadir dari tempat kerjanya untuk

mencegah kerugian psikologis lebih

lanjut. Ketidakhadiran yang dilakukan

atau waktu dari pekerjaan yang hilang

memberikan kesempatan untuk

mengurangi efek dari hilangnya

sumber daya, mencegah hilangnya

sumber daya lebih lanjut (Johns,

2010). Dengan kata lain, semakin

seseorang terlibat dalam surface

acting maka seseorang akan sering

merasakan kemungkinan tindakan

surface acting tidak menghasilkan

imbalan yang diharapkan (Grandey

dkk., 2005) yang memicu

ketidakadiran yang lebih tinggi

(Nguyen dkk., 2016).

2. Hasil pengujian menunjukan bahwa

ada pengaruh positif dan signifikan

secara langsung antara Surface Acting

Self-Efficacy terhadap Ketidakhadiran

pada perawat Rumah Sakit Umum Cut

Nyak Dhien. Hobfoll (1989) menarik

diri dari pekerjaan meningkat ketika

sumber daya berharga habis, teori

tersebut juga menetapkan bahwa

orang berbeda dalam jumlah sumber

daya internal yang mereka miliki, dan

oleh karena itu dampak pada

penarikan diri dalam pekerjaan akan

bervariasi sebagai fungsi internal

kapasitas sumber daya. Artinya,

individu dengan kapasitas sumber

daya yang lebih besar akan memiliki

perlindungan yang lebih kuat terhadap

penipisan sumber daya, sehingga

membuat mereka kurang rentan

terhadap kehilangan sumber daya.

Sejalan dengan prinsip utama ini, efek

moderat dari Self-Efficacy terhadap

ketidakhadiran sebagai penyumbang

penting bagi kapasitas sumber daya

individu yang dapat membantu

penyangga efek penurunan sumber

daya dari Surface Acting. Secara

umum, Self-Efficacy mengacu pada

kepercayaan individu bahwa dia

memiliki kemampuan dan sumber

daya untuk berhasil dalam melakukan

tugas tertentu (Bandura, 1982).

3. Hasil pengujian menunjukkan Surface

Acting Self-Efficacy memoderasi

pengaruh Surface Acting terhadap

Ketidakhadiran pada perawat Rumah

Sakit Umum Cut Nyak Dhien.

berdasarkan teori Hobfoll (2002)

mengenai kapasitas sumber daya,

karyawan yang memiliki Surface

Acting Self-Efficacy tinggi akan lebih

terhindar dari dampak negatif yang

terkait dengan Surface Acting

(Grandey, 2000). Dengan kata lain,

karyawan dengan tingkat Surface

Acting Self-Efficacy yang tinggi

terhindar dari kehilangan sumber daya

individu dalam menghadapi kondisi

tertentu. Karyawan yang sering

terlibat dalam Surface Acting dan

memiliki tingkat Surface Acting Self-

Efficacy yang tinggi kurang terlibat

dalam perilaku ketidakhadiran karena

mereka tidak mengalami kehilangan

sumber daya akibat Surface Acting

(Hobfoll, 2002; Nguyen dkk., 2016).

Ketika karyawan memiliki keyakinan

yang tinggi terhadap kemampuan

mereka untuk mengelola tampilan

emosional mereka seperti Surface

Acting di tempat kerja, Surface Acting

kurang memiliki efek pada

ketidakhadiran. Sebaliknya, pegawai

dengan tingkat Surface Acting Self-

Page 11: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

121

Efficacy yang rendah lebih

dipengaruhi oleh hilangnya sumber

daya yang terjadi ketika

mengekspresikan emosi yang tidak

benar-benar mereka rasakan Ssurface

Acting) dan untuk mencegah kerugian

lebih lanjut, mereka cenderung lebih

sering menarik diri dari pekerjaan.

Dapat dikatakan bahwa seseorang

yang memiliki Surface Acting Self-

Efficacy yang tinggi maka pengaruh

Surface Acting pada ketidakhadiran

akan semakin lemah (Nguyen dkk.,

2016).

REFERENSI

Goodman, P. S., & Atkin, R. S. (1984).

Consequences of absenteeism.

Research Showcase, 1- 44.

Johns, G. (2010). Presenteeism in the

workplace: A review and research

agenda. Journal of

Organizational Behavior, 31, 519–

542.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013).

Organizational behavior (15th ed.).

New Jersey: Prentice Hall.

Johns, G., & Nicholson, N. (1985). The

absence culture and the

psychological contract-Who's in

control of absence?. The Academy

of Management Review,10(3), 397–

407.

Grandey, Alicia A. (2000). Emotion

regulation in the workplace: A new

way to conceptualize emotional

labor. Journal of Occupational

Health Psychology, 5(1), 95-

110.

Hochschild, A. R. 1983. The managed

heart: Commercialization of human

feeling. Berkeley: University of

California Press.

Judge, T. A., Woolf, E. F., & Hurst, C.

(2009). Is emotional labor more

difficult for some than for

others? A multilevel, experience-

sampling study. Personnel

Psychology, 62, 57-88.

Baumeister, R., Bratslavsky, E.,

Muraven, M., & Tice, D. M.

(1998). Ego depletion: Is the

active self a limited resource?.

Journal of Personality and Social

Psychology, 74, 1252-1265.

Nguyen, H., Groth, M., & Johnson, A.

(2016). When the going gets tough,

the tough keep working:

Impact of emotional labor on

absenteeism. Journal of

Management, 42, 615-643.

Hobfoll, S. E. (2002). Social and

psychological resources and

adaptations. Review of General

Psychology, 6, 302-324.

Pugh, S. D., Groth, M., & Hennig-Thrau,

T. (2011). Willing and able to fake

emotions: A closer examination of

the link between emotional

dissonance and employee weel-

being. Journal of Applied

Psychology, 96: 377-390.

Bakker, A. B., Demerouti, E., De Boer,

E., & Schaufeli, W. B. (2003). Job

demands and job resources as

predictors of absence duration and

frequency. Journal of Vocational

Behavior, 62: 341-356.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy

A. (2008). Perilaku Organisasi.

Buku 2, Jakarta: Selemba Empat

Hal 256.

Page 12: PENGARUH SURFACE ACTING TERHADAP KETIDAKHADIRAN …

E-ISSN: 2598-635X Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen

Vol. 3, No. 2 Mei: 111-122

122

Tafarodi, R. W. (1998). Paradoxical self-

esteem and selectivity in the

processing of social information.

Journal of Personality and Social

Psychology, 74, 1181 1196.

Wilk, S. L., & Moynihan, L. M. (2005).

Display rule “regulators”: The

relationship between

supervisors and worker emotional

exhaustion. Journal of Applied

Psychology, 90, 917–927.

Saks, A. M. (1995). Longitudinal field

investigation of moderating and

mediating effects of self-

efficacy on the relationship

between training and new comer

adjustment. Journal of Applied

Psychology, 80: 211-225.

Bandura, A. (1982). Self-efficacy

mechanism in human agency.

American Psychologist, 37,

122-147.

Karl, K. A., O’Leary-Kelly, A. M. &

Martocchio, J. J. (1993). The

impact of feedback and self-

efficacy on performance in

training. Journal of Organizational

Behavior, 14: 379-395.

Stajkovic, A. D., & Luthans, F. (1998).

Self-Efficacy and work-related

performance: A meta-analysis.

Psychological Bulletin, 124: 240-

261.

Hobfoll, S. E. (1989). Conservation of

resources: A new attempt at

conceptualizing stress. American

Psychologist, 44: 513-524.

Grandey, A., Fisk, G., Mattila, A.,

Jansen, K. J., & Sideman, L.

(2005). Is service with a

smile enough? Authenticity of

positive displays during service

encounters. Organizational

Behavior and Human Decision

Processes, 96, 3855.