129
PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA (INTRINSIK) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studipada Bank Tabungan Negara Syariah KC. Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) DISUSUN OLEH KIDNAFIS SA’ADAH NIM : 21313145 PROGRAM STUDIPERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN

PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA (INTRINSIK)

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studipada Bank Tabungan Negara Syariah KC. Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH

KIDNAFIS SA’ADAH

NIM : 21313145

PROGRAM STUDIPERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 3: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

i

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN

PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA (INTRINSIK)

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studipada Bank Tabungan Negara Syariah KC. Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

DISUSUN OLEH

KIDNAFIS SA’ADAH

NIM : 21313145

PROGRAM STUDIPERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 4: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

ii

Page 5: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

iii

Page 6: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

iv

Page 7: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

v

Page 8: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Awalisesuatudengan”Bismilahirrihmanirrohim” danakhiridengan

“AlhamdulillahiRobbil’alamin”

“Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan – kesalahan, tetapi

jadikan penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi

kesalahan lagi”

PERSEMBAHAN

Skipsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT

2. Nabi Muhammad SAW

3. IbudanBapakkutercinta

4. KeluargaBesarku

5. IAIN Salatiga

6. Dosen pembimbingku yang senantiasa sabar dalam mengarahkanku

7. Para dosen yang telah mengajarkanku banyak hal

8. Teman-temanseperjuangan PS S1 2013

Page 9: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah yang telah

diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Shalawat dan taslim juga tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap gulita menuju

alam yang terang benderang seperti sekarang ini.

Terima kasih yang tak terhingga kepada ibuku, ibuku, ibuku serta bapakku

dan kakakku tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan

dalam berbagai bentuk, serta restu dan doa yang selama ini diberikan kepada

penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, Alhamdulillah.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Syariah. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan

dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, serta doa.

Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Ketua Prodi Perbankan Syariah S1

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bapak Ari Setiawan, M.Mselakudosen pembimbing yang selalu sabar

membimbing dan memberikan saran dan motivasi agar skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

Page 10: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, ajaran, dan bantuan kepada

penulis.

6. IbuSriyati, tanpa beliau saya tidak akan bisa ada di dunia ini dan semoga

ibu turut bangga atas pencapaianku.

7. Bapak Naseri yang tanpa henti memberikan banyak dukungan berupa

do’a, saran-saran serta dukungan finansial.

8. Kakakku tersayang Amirul Mu’minin sekeluarga, Purwanto sekeluarga

dan Muhwandi sekeluarga yang selalu memberikan dukungan untuk

menyemangatiku terselesainya skripsi ini.

9. Keponakan-keponakan tersayang yang selalu menghibur dan

menyemangatiku agar terselesaikannya skripsi ini.

10. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas

segala bantuan dan dukungannya.

Akhir kata , penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua

pihak yang berkepentingan. Terima kasih.

Salatiga, 22 September 2017

KidnafisSa’adah

NIM. 21313145

Page 11: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

ix

ABSTRAK

Kidnafissa’adah. 2017. Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja dan

Pemberdayaan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi

Kerja (Intrinsik) sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Program Studi Perbankan Syariah (S1). Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Ari Setiawan, S.Pd., MM

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh apakah

spiritualitas di tempat kerja dan pemberdayaan karyawan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan dengan motivasi kerja (intrinsik) sebagai variabel intervening

(studi pada Bank Tabungan Negara Syariah KC. Semarang). Pengumpulan data

dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Analisis data pada penelitian ini yaitu

analisis data kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple

random sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 60 responden. Metode

analisis yang digunakan yaitu uji statistik, uji asumsi klasik dan uji analisis jalur

(path analysis) menggunakan bantuan SPSS versi 21. Hasil analisis penelitian

menunjukkan bahwa spiritualitas di tempat kerja secara parsial berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan akan tetapi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap motivasi kerja (intrinsik), pemberdayaan

karyawan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja

(intrinsik) dan kinerja karyawan, serta motivasi kerja (intrinsik) mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil path analysis

menunjukkan motivasi kerja (intrinsik) dapat mempengaruhi spiritualitas di

tempat kerja terhadap kinerja karyawan, dan motivasi kerja (intrinsik) dapat

mempengaruhi pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan. Spiritualitas

di tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan pengaruh sebesar

95,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel di luar model ini.

Kata kunci: Spiritualitas di tempat kerja, pemberdayaan karyawan,

motivasi kerja (intrinsik), kinerja karyawan

Page 12: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ............................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GRAFIK dan GAMBAR................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 13

E. Sitematika Penulisan ........................................................................... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ...................................................................................... 15

B. Kerangka Teori .................................................................................... 21

1. Kinerja Karyawan…. .................................................................... 21

a. Pengertian Kinerja Karyawan ............................................ 21

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ..... 22

c. Indikator Kinerja Karyawan ................................................ 23

d. Pengertian Penilain Kinerja................................................. 23

e. Tahapan Penilaian Kinerja .................................................. 24

Page 13: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

xi

f. Tujuan Penilaian Kinerja ..................................................... 24

2. Motivasi Kerja ( Intrisntik) ........................................................... 25

a. Pengertian Motivasi Kerja .................................................... 25

b. Motivasi Kerja (Intrisntik) .................................................. 26

c. Teori Motivasi .................................................................... 27

d. Teknik Memotivasi Karyawan ............................................. 29

3. Spiritualitas Tempat Kerja ............................................................ 30

a. Pengertian Spiritualitas Tempat Kerja ................................. 30

b. Dimensi Spiritualitas di Tempat Kerja ................................. 31

c. Alasan Tumbuhnya Ketertarikan pada Spiritualitas di

Tempat Kerja ................................................................... 33

4. Pemberdayaan Karyawan .............................................................. 34

a. Pengertian Pemberdayaan Karyawan ................................... 34

b. Penyebab Perlunya Pemberdayaan Karyawan ..................... 34

c. Langkah-Lngkah Pemberdayaan Karyawan ........................ 35

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 36

D. Hipotesis ........ ...................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 44

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 45

1. Sumber Primer ............................................................................. 46

a. Angket/Quesioner ................................................................ 46

b. Wawancara .......................................................................... 46

2. Data Sekunder .............................................................................. 46

E. Sekala Pengukuran ............................................................................... 46

Page 14: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

xii

F. Definisi Konsep dan Operasional ......................................................... 47

1. Variabel Bebas (Independen variables) ........................................ 47

2. Variabel Intervening...................................................................... 47

3. Variabel terikat (Dependen variable)............................................ 48

4. Operasional Variabel ..................................................................... 48

5. Instrumen Peelitian........................................................................ 50

6. Uji Instrumen Penelitian ............................................................... 50

1. Uji Validitas ......................................................................... 50

2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 51

I. Alat Analisis ...................................................................................... 51

1. Uji Statistik .................................................................................... 51

a. Uji T test (Uji secara individual) .......................................... 51

b. Uji F test (Uji secara serempak) ........................................... 52

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 53

2. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 53

a. Multikolonearitas.................................................................. 54

b. Heteroskedastisitas ............................................................... 54

c. Normalitas ............................................................................ 55

d. Linearitas .............................................................................. 55

3. Analisis Jalur (Path Analisis) ......................................................... 56

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Pnelitian ....................................................................... 57

1. Profil Bank BTN Syariah Semarang ............................................. 57

2. Visi BTN Syariah ........................................................................ 59

3. Misi BTN Syariah ........................................................................ 59

4. Arti Lambang PT. Bank Tabungan Negara

Syariah Analisis Data .................................................................. 59

5. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara Syariah Kantor

Page 15: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

xiii

Cabang Semarang ...................................................................... 62

B. Deskripsi Data Responden ..................................................................... 63

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 63

2. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 64

3. Profil Responden Berdasarkan Usia .............................................. 64

C. Analisis Data ........................................................................ 65

1. Uji Instrument ........................................................................ 65

a. Uji Validitas ........................................................................ 65

b. Uji Reabilitas ....................................................................... 66

2. Uji Statistik ........................................................................ 67

a. Uji T test( Secara Individu) ................................................. 67

b. Uji F tes ( Secara Serempak) ............................................... 69

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................ 69

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 70

a. Uji Multicolonieritas ............................................................ 70

b. Uji Heterokedastisitas .......................................................... 71

c. Uji Normalitas ..................................................................... 72

d. Uji linearitas ........................................................................ 73

4. Uji Hipotesis ........................................................................ 74

5. Uji Analisis jalur (Path Analisys) .................................................. 79

Bab V PENUTUP

1. Kesimpulan …… ........................................................................ 88

2. Keterbatasan ........................................................................ 90

3. Saran ………….. ....................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 15

Tabel 3.1 Devinisi Operasional Variabel ......................................................... 48

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 63

Tabel 4.2 Pendidikan Responden ..................................................................... 64

Tabel 4.3 Usia Responden ........................................................................ 64

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 66

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 67

Tabel 4.6 Hasil Uji T Test ........................................................................ 68

Tabel 4.7 Hasil Uji F Test ........................................................................ 69

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 70

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 71

Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas ........................................................... 72

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 73

Tabel 4.12 Hasil Uji Linearitas ........................................................................ 74

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Path Analisysis Pertama ...................................... 79

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Path Analisysis Kedua ......................................... 80

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 87

Page 17: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 36

Gambar 3.1 Model Struktural Analisis Jalur.................................................... 56

Gambar 4.1 Lambang PT. Bank Tabungan Negara Syariah ............................ 60

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara Syariah ............ 62

Gambar 4.3 Hasil Analisis Jalur....................................................................... 82

Page 18: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak hal yang terjadi pada suatu organisasi dan individu-individu

yang terkait di dalamnya, hubungan organisasi dan individu yang secara tidak

langsung saling terkait dan sama-sama saling melengkapi yang menjadikan

suatu tujuan akan tercapai. Setiap organisasi baik bergerak di bidang industri,

perdagangan maupun jasa akan melaksanakan kegiatan dalam rangka

mencapai tujuan perusahaan. Aspek-aspek penting untuk merealisasikan hal

tersebut terletak pada keunggulan teknologi, dana operasi, sarana dan

prasarana, dan yang paling utama adalah sumber daya manusia yang dimiliki.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting bagi kemajuan

perusahaan. SDM adalah manusia hidup yang mempunyai perasaan, pikiran,

harga diri, keinginan, dan perilaku yang amat sukar untuk digeneralisasi

secara umum (Kadarisman, 2013:229). Kemampuan, usaha, dan dukungan

organisasi sangat dibutuhkan guna meningkatkan kinerja karyawan. Untuk

menciptakan kinerja yang tinggi, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang

optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya manusia yang

dimiliki.

Wibowo (2012:7) menjelaskan bahwa kinerja berasal dari pengertian

Performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna

yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses

Page 19: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

2

pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan secara legal dan tidak melanggar hukum dan

sesuai dengan moral ataupun etika (Pratama, 2014:423). Dalam rangka

mencapai tujuannya, sebuah organisasi perlu mengoptimalkan kinerja

karyawan. Kinerja merupakan hal yang sangat penting yang harus dicapai oleh

setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja dapat mencerminkan dari

kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber

dayanya. Individu menjadi motor penggerak jalannya organisasi. Tercapainya

tujuan organisasi salah satunya sangat bergantung pada baik buruknya kinerja

karyawan. Ketika karyawan memiliki kinerja yang baik maka lebih besar

kemungkinan perusahaan untuk dapat mencapai tujuannya.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, masalah dan hambatan tak dapat

dipungkiri akan ditemui. Penyelesaian masalah dan pencarian jalan keluar dari

berbagai hambatan yang ada dalam perusahaan tentunya membutuhkan

sumber daya manusia yang mampu menanganinya. Pimpinan mustahil dapat

menyelesaikan seluruh pekerjaan atau mampu mencapai tujuan perusahaan

hanya dengan bekerja seorang diri. Pimpinan tetap butuh bantuan dari para

karyawannya agar lebih bersemangat dalam bekerja, dan nantinya mampu

secara bersama-sama merealisasikan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu pemimpin perlu memberikan motivasi kepada para

karyawannya, agar dapat saling membantu dalam menyelesaikan masalah dan

mencapai tujuan organisasi. Salah satu cara meningkatkan kinerja karyawan

Page 20: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

3

yaitu dengan memberikan motivasi kepada karyawan agar bekerja dengan giat

dan bersungguh-sungguh. Apabila pekerja mempunyai motivasi untuk

mencapai tujuan pribadinya, maka mereka harus meningkatkan kinerja.

Meningkatnya kinerja karyawan akan meningkatkan pula kinerja organisasi,

dengan demikian, meningkatnya motivasi karyawan akan meningkatkan

kinerja individu, kelompok, maupun organisasi (Wibowo, 2012:377-378).

Namun dalam praktiknya suatu organisasi menemukan banyak

anggotanya yang tidak berantusias dengan pekerjaan mereka. Hal ini tentunya

membuahkan masalah yang cukup rumit. Banyak individu salah memandang

motivasi sebagai sebuah sifat pribadi, dimana ada yang memilikinya dan ada

yang tidak. Dalam praktiknya, manajer yang tidak berpengalaman sering

menyebut karyawan mereka yang terlihat kurang termotivasi sebagai

karyawan malas. Pendapat demikian memberi asumsi bahwa karyawan

tersebut selalu malas atau kurang termotivasi. Pengetahuan kita tentang

motivasi memberitahu kita bahwa pendapat tersebut sama sekali tidak benar.

Menurut Robbins (2008:166) definisi dari motivasi yaitu kesediaan

untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan

individual. Tentu saja setiap individu memiliki dorongan motivasional dasar

yang berbeda-beda. Analisa konsep motivasi meyatakan bahwa tingkat

motivasi berbeda-beda antara setiap individu serta antara individu dengan

situasi. Kita mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan

intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Sementara motivasi umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan apapun,

Page 21: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

4

kita akan mempersempit fokus tersebut menjadi tujuan-tujuan organisasional

untuk mencerminkan minat kita terhadap perilaku yang berhubungan dengan

pekerjaan. Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi

tertentu yang dihadapi. Wibowo (2012:379) menyatakan bahwa motivasi

merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada

pencapaian tujuan.

Menurut Robbins (2008:218) Hezberg menjelaskan bahwa

motivasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

1. Faktor Intrinsik (pekerjaan itu sendiri, kemajuan, tanggung jawab,

pengakuan, dan pencapaian)

2. Faktor Ekstrinsik (administrasi dan kebijakan perusahaan, gaji, hubungan

antar pribadi, dan kondisi kerja)

Memberikan motivasi yang tepat akan membuat karyawan terdorong

untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya dan hal ini

akan memberikan dampak positif pada perusahaan yaitu tercapainya kinerja

karyawan yang baik. Dalam teori pengharapan oleh Victor Vroom, motivasi

dan kinerja memiliki keterkaitan dimana pengharapan sasaran individu dan

keterkaitan antara upaya dan kinerja, antara kinerja dan imbalan, dan akhirnya

antara imbalan dan dipuaskannya masing-masing sasaran (Robbins,

2008:239). Ketika individu berusaha untuk melakukan pemenuhan tujuan

perusahaan maka kebutuhan individupun terpenuhi, hal inilah yang

memotivasi karyawan untuk bekerja maksimal dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya.

Page 22: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

5

Pada dasarnya motivasi individu dalam bekerja dapat memacu

karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini

akan meningkatkan produktivitas kerja individu yang nantinya berdampak

pada pencapaian tujuan organisasi. Tumbuhnya motivasi bersama untuk

bekerja memaknai kerja mampu mengurangi keinginan untuk pindah.

Karyawan juga merasa turut memiliki perusahaan dan komunitasnya, sebuah

aspek penting dalam spiritualitas akan mampu membantu karyawan manakala

terjadi sesuatu di masa depan. Selanjutnya budaya sharing dan caring

seringkali dapat diraih oleh stakeholder perusahaan baik pemasok, pelanggan

dan pemegang saham. Dalam lingkungan kerja yang lebih manusiawi,

karyawan juga akan lebih kreatif dan memiliki moral yang lebih tinggi adalah

dua faktor yang sangat berhubungan dengan tingginya organisasi (Widowati

dan Winarto, 2003:10).

Dalam mengupayakan motivasi yang tinggi pada karyawan, tidak

dapat dipungkiri bahwa terdapat kemungkinan terjadi persoalan baik pada diri

pribadi, organisasi, maupun kehidupan perusahaan dan bukan hanya karena

hal-hal yang bersifat kebendaan atau materiil, melainkan juga menyangkut

tentang hal-hal diluar aspek materiil. Seperti yang tertulis dalam penelitian

Winarto dan Widowati (2013:3) disebutkan bahwa beberapa bisnis raksasa

yang terkenal seperti Enron, Worldcom, Xerox, Arthur Anderson, Merck

merupakan perusahaan-perusahaan yang telah melaksanakan proses-proses

pembelajaran organisasi bahkan mereka telah berhasil menerapkan best

practice. Namun dalam perjalanannya bisnis-bisnis tersebut jatuh, dan

ironisnya bangkrutnya perusahaan-perusahaan tersebut dikarenakan

Page 23: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

6

kecurangan yang dilakukan oleh orang-orang kunci perusahaan. Hal ini

memberikan gambaran bahwa best practice yang diterapkan memiliki

kelemahan yaitu hanya mampu membesarkan perusahaan namun tidak mampu

membesarkan individu-individu yang ada dan terlibat dalam perusahaan.

Perusahaan gagal menghantarkan para karyawannya menjadi manusia yang

dapat memaknai kehidupan dalam jangka panjang, tetapi justru telah

menjadikannya manusia yang sangat pandai dan rasional secara intelektual

namun miskin sikap dan nilai-nilai spiritual.

Manusia adalah mahluk spiritual yang sedang mengalami proses fisikal

di dunia (Amin, 2010:xiv). Tindakan manusia sangat ditentukan oleh sikapnya

terhadap sesuatu, dan sikap terhadap sesuatu ini sangat ditentukan oleh peta

mental (mindset) yang dimiliki oleh orang tersebut. Mindset manusia bangsa

ini terjebak pada berpikir praktis. Mayoritas diantara mereka tertuju pada

kehidupan kuantitatif materialistik dan mengesampingkan kehidupan kualitatif

spiritual. Mereka yang menerapkan pola pikir kuantitatif materialistik

menjadikan pengumpulan harta sebagai kriteria keberhasilan. Sementara

mereka yang menggunakan berpikir kualitatif spiritual menjadikan harta

sebagai instrument untuk tercapainya tujuan yang lebih mulia. Makna yang

paling tinggi dan paling bernilai, dimana manusia akan merasa bahagia, justru

terletak pada aspek spiritualitasnya (Zohar dan Marshall, 2005).

Manusia merupakan roda penggerak jalannya perusahaan. Sumber

daya manusia yang profesional akan sangat membantu organisasi dalam

merealisasikan tujuannya. Oleh karenanya perusahaan perlu menciptakan,

merekrut, dan memberdayakan sumber daya manusia yang profesional.

Page 24: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

7

Dimana profesional lahir dari dorongan spiritual yang kuat, bukan semata-

mata karena daya tarik duniawi justru ruhaniahlah yang menggerakan

seseorang untuk bekerja secara sungguh-sungguh (Izzudin, 2010:233).

Terdapat dalil yang menjelaskannya yaitu: “Dan katakanlah, “Bekerjalah

kamu, maka Allah akan Melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan

orang-orang Mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang

Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Diberitakan-Nya kepada kamu

apa yang telah kamu kerjakan” (Qur’an 9:105).

Untuk menjadi organisasi yang baikpun seharusnya tidak

mengesampingkan budaya perusahaan yang kuat, relevan, dan profesional

dimana nantinya dapat membuat karyawan lebih terarah untuk meningkatkan

kinerjanya guna mencapai sasaran perusahaan. Termasuk spiritualitas tempat

kerja yang akan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

organisasi. Organisasi-organisasi yang mempromosikan budaya spiritual

mengakui bahwa orang yang memiliki pikiran dan roh, berusaha menemukan

makna dan tujuan hidup dalam kerja mereka, dan ingin berhubungan dengan

umat manusia lain dan ingin menjadi bagian dari masyarakat. Mitos tentang

rasionalitas mengasumsikan bahwa organisasi yang dijalankan dengan baik

akan menghilangkan perasaan. Sama halnya, perhatian terhadap kehidupan

batin karyawan tidak berperan dalam model yang benar-benar rasional.

Padahal pada kenyataannya, kehidupan para karyawan sangat mempengaruhi

kinerjanya. Ketika seorang karyawan menemui masalah pada kehidupannya,

tidak dipungkiri bahwa hal tersebut akan berdampak pada kinerjanya.

Organisasi yang mengaplikasikan budaya spiritual di tempat kerja akan

Page 25: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

8

berusaha untuk membantu orang mengembangkan dan mencapai potensi

mereka sepenuhnya. Sama halnya, organisasi yang memperhatikan

spiritualitas lebih mungkin untuk secara langsung mengemukakan masalah

yang ditimbulkan oleh konflik kehidupan pribadi atau kerja (Robbins,

2008:747).

Spiritualitas diteliti dalam penelitian ini karena merupakan hal yang

baru dalam dunia bisnis. Perhatian terhadap spiritualitas telah muncul saat ini,

Menurut Robbins (2008:745) dikarenakan :

1. Sebagai penyeimbang bagi tekanan dan stress pada langkah kehidupan

yang kacau

2. Menuangnya generasi baby-boomer yang mencapai usia setengah baya

yang sedang mencari sesuatu dalam hidup mereka

3. Agama formal tidak berfungsi bagi banyak orang dan mereka terus

mencari jangkar untuk menggantikan tindak adanya iman dan untuk

mengisi rasa kosong yang terus bertumbuh

4. Tuntutan pekerjaan telah membuat tempat kerja menjadi dominan dalam

hidup banyak orang nmun mereka terus mempertanyakan arti kerja itu

5. Keinginan untuk memadukan nilai kehidupan pribadi dengan kehidupan

professional seseorang

6. Dalam zaman kehidupan ekonomi, senantiasa banyak orang memiliki

kemewahan untuk melihat ke dalam upaya manfaat sepenuhnya potensi

mereka

Tetapi karena kita sekarang sudah menyadari bahwa studi tentang

perilaku organisasi, bahwa kesadaran mengenai spiritualitas dapat membantu

Page 26: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

9

perusahaan memahami lebih baik perilaku karyawan. Oleh karenanya

sekarang kita tidak dapat mengesampingkan kebutuhan akan spiritualitas di

tempat kerja. Banyak bukti empiris menyebutkan bahwa praktik spiritualitas

di tempat kerja mampu menciptakan budaya organisasi baru yang menjadikan

karyawan merasa lebih bahagia dan berkinerja lebih baik (Widowati dan

Winarto, 2013:10).

Kepercayaan yang tinggi yang ada pada organisasi yang

memperhatikan spiritualitas, bila digabungkan dengan keinginan untuk

memajukan pembelajaran dan pertumbuhan karyawan, mengakibatkan

manajemen memberdayakan karyawan sehingga mampu mengambil sebagian

besar keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Karakteristik budaya

yang cenderung tampak jelas dalam organisasi yang memperhatikan

spiritualitas di tempat kerja adalah (Robbins, 2008:745):

1. Sangat memperhatikan tujuan

2. Fokus pada pengembangan individu

3. Kepercayaan dan keterbukaan

4. Pemberdayaan karyawan

5. Toleransi terhadap ekspresi karyawan

Para manajer dalam organisasi yang berbasis spiritual mendelegasikan

wewenang pada masing-masing karyawan dan tim. Mereka percaya bahwa

karyawan mampu mengambil keputusan dengan hati-hati dan penuh

pertimbangan. Oleh karenanya perlu dilakukan pengoptimalan dalam

memberdayakan karyawan. Menurut Mulyadi (2000:103) pemberdayaan

berarti memampukan (to able), memberi kesempatan (to allow), dan

Page 27: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

10

mengijinkan (to permit) yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri

maupun dipicu orang lain. Pemberdayaan perlu mendapatkan perhatian serius

karena pemberdayaan karyawan mencerminkan keyakinan karyawan terhadap

kemampuan dirinya sendiri. Pemberdayaan karyawan berarti memampukan

dan memberi kesempatan kepada pegawai untuk melakukan fungsi-fungsi

manajemen dalam skala yang menjadi tanggung jawabnya baik secara

individu maupun kelompok. Dalam definisi lain oleh Luthan (1995 dalam

Safaria, 2004:210), dikatakan bahwa pemberdayaan adalah wewenang untuk

membuat keputusan dalam kegiatan operasional individual tanpa harus

memperoleh persetujuan dari siapapun, sedangkan menurut Alwi (2001:59),

pemberdayaan merupakan seni dalam proses mendorong pegawai untuk

bekerja secara optimal.

Pemberdayaan tidak cukup hanya dengan membangun kemampuan

dan memberi peluang karyawan untuk berbuat, akan tetapi pemberdayaan juga

berkaitan dengan nilai. Pemberdayaan memerlukan tingkat kejujuran yang

tinggi, keterbukaan, dan integritas pada manajemen puncak. Pemberdayaan

bukan sekedar pemberian delegasi dari pimpinan kepada pegawai dibawahnya,

tetapi lebih pada sistem nilai dalam organisasi yang dianut. Pemberdayaan

memungkinkan orang membuat keputusan lebih besar dan lebih banyak tanpa

harus mengacu pada seseorang (Wibowo, 2012:415). Proses pemberdayaan di

dalam perusahaan dapat dikatakan berhasil bila kinerja karyawan baik.

Karyawan yang memiliki kinerja tinggi memperlihatkan keinginan yang kuat

untuk mengeluarkan energi ekstra demi peningkatan kinerjanya dan juga

kinerja perusahaan (Rahman, 2009:v). Pemberdayaan karyawan yang

Page 28: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

11

dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya bisa memacu untuk

meningkatkan kreatifitas, motivasi, dan daya inovatif yang dimiliki oleh setiap

karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Adanya

program pemberdayaan karyawan, mampu membuat kinerja karyawa

meningkat, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan baik, cepat, dan

fleksibel (Kadirun, 2013:1).

Berdasarkan uraian di atas, maka maksud penelitian ini adalah untuk

meneliti permasalahan yang berhubungan dengan spiritualitas di tempat kerja

dan pemberdayaan karyawan dalam kaitannya dengan motivasi kerja yang

dapat mempengaruhi kinerja karyawan pada suatu organisasi. Maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Spiritualitas di

Tempat Kerja dan Pemberdayaan Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan

Dengan Motivasi Kerja (Intrinsik) Sebagai Variabel Intervening (Studi pada

Bank Tabungan Negara Syariah KC. Semarang).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan mengidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah spiritualitas di tempat kerja mempengaruhi motivasi kerja

(intrinsik)?

2. Apakah pemberdayaan karyawan mempengaruhi motivasi kerja

(intrinsik)?

3. Apakah spiritualitas di tempat kerja mempengaruhi kinerja karyawan?

4. Apakah pemberdayaan karyawan mempengaruhi kinerja karyawan?

5. Apakah motivasi kerja (intrinsik) mempengaruhi kinerja karyawan?

Page 29: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

12

6. Apakah motivasi kerja (intrinsik) mampu mempengaruhi spiritualitas di

tempat kerja terhadap kinerja karyawan?

7. Apakah motivasi kerja (intrinsik) mampu memepengaruhi pemberdayaan

karyawan terhadap kinerja karyawan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap motivasi

kerja (intrinsik).

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap motivasi

kerja (intrinsik).

3. Untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja

karyawan.

4. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja

karyawan.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja (intrinsik) terhadap kinerja

karyawan.

6. Untuk mengetahui pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja

karyawan melalui motivasi kerja (intrinsik).

7. Untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja

karyawan melalui motivasi kerja (intrinsik).

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Organisasi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi guna meningkatkan kinerja karyawan.

Page 30: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

13

2. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang tema dan objek di

masa yang akan datang.

3. Bagi Pihak lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi, teori,

dan implementasi mengenai pengaruh spiritualitas kerja dan

pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi kerja

sebagai variabel intervening.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, dengan sistematika sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN, dalam bab ini diuraikan tentang latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA, dalam bab ini diuraikan mengenai

landasan teori dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN, dalam bab ini diuraikan tentang

variable penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel,

jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS, dalam bab ini diuraikan mengenai

deskripsi objek penelitian serta analisis data dan interpretasi hasil.

BAB V PENUTUP, dalam bab ini berisikan tentang simpulan,

keterbatasan penulisan dan saran yang dianggap berguna.

Page 31: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu dan mempunyai kaitan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan

pengaruh spiritualitas di tempat kerja, pemberdayaan karyawan, dan motivasi

kerja intrinsik terhadap kinerja karyawan dalam hal ini adalah karyawan Bank

BTN Syariah kantor cabang Semarang telah diteliti pada berbagai penelitian

terdahulu dapat dilihat penelitian terdahulu pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Tabel Penelitian Terdahulu

Spiritualitas Tempat Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

No Peneliti Judul Skripsi atau

Jurnal

Variabel Hasil

1 Imron

(2016)

Kinerja guru dilihat

dari spiritualitas,

komitmen

organisasi, modal

psikolog, dan

perilaku

kewargaorganisasia

n

Independen

(X)

Spiritualitas

Dependen (Y)

Kinerja Guru

Intervening (Z)

komitmen

organisasi,

modal psikolog,

dan perilaku

kewargaorganis

asian

spiritualitas mempunyai

pengaruh sangat

signifikan dalam

mempengaruhi kinerja

guru melalui komitmen

organisasi, modal

psikologis dan perilaku

kewargaorganisasian

2 Sarwan

(2016)

Peningkatan

Kinerja Sumber

Daya Manusia

Independen

(X)

Peningkatan

Spiritualitas Tempat

Kerja berpengaruh

terhadap kinerja Sumber

Page 32: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

15

dalam Konteks

Budaya Akademik

Islami

menunjukkan hasih

bahwa Spiritualitas

Tempat Kerja

berpengaruh

terhadap kinerja

Sumber Daya

Manusia (SDM)

SDM dan

Spiritualitas

Tempat Kerja

Dependen (Y)

Kinerja SDM

Daya Manusia (SDM)

3 Winarto

dan

Widowati

(2013)

Nilai-nilai

Spiritualitas dan

Dampaknya

Terhadap Kinerja

Perusahaan

Independen

(X)

Nilai-nilai

Spiritualitas

Dependen (Y)

Kinerja

Perusahaan

Praktik spiritualitas di

tempat kerja mampu

menciptakan budaya

organisasi baru yang

menjadikan karyawan

merasa lebih bahagia dan

berkinerja lebih baik.

4 Herlina

Nurtjahjan

ti (2010)

Spiritualitas Kerja

sebagai Ekspresi

Keinginan Diri

Karyawan untuk

Mencari Makna dan

Tujuan Hidup

dalam Organisasi

Independen

(X)

Spiritualitas

Kerja

Dependen (Y)

Kinerja

Spiritualitas dapat

membuat karyawan lebih

efektif dalam bekerja

karena mereka melihat

pekerjaan sebagai alat

untuk meningkatkan

spiritualitas sehingga

karyawan akan

menunjukkan usaha yang

lebih besar dibandingkan

karyawan yang melihat

pekerjaannya hanya

sebagai alat untuk

memperoleh uang

5 Abdul

Aziz

Nugraha

Pratama

(2014)

Pengaruh

spiritualitas,

intelektualitas, dan

profesionalisme

terhadap kinerja

dosen STAIN

Salatiga

Independen

(X)

Spiritualitas,

Intelektualitas

dan

Profesionalisme

Dependen (Y)

Kinerja

spiritualitas secara parsial

tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap

kinerja para dosen, akan

tetapi sepiritualitas,

intelektualitas dan

profesionalisme dosen

secara bersama-sama

berpengaruh terhadap

kinerja dosen

Pemberdayaan Karyawan (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

6 Ari Analisis Pengaruh Independen secara individu (parsial)

Page 33: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

16

Fadzilah

(2006)

Pemberdayaan

Karyawan dan Self

Of Efficacy

Terhadap Kinerja

Karyawan Bagian

Penjualan (Studi

kasus pada PT.

Sinar Sosro wilayah

pemasaran

Semarang)

(X)

Pemberdayaan

Karyawan dan

Self Of Efficacy

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

maupun bersama-sama

(simultan) variable

pemberdayaan karyawan

dan self of officacy

terhadapa kinerja

karyawan bagian

penjualan pada PT. Sinar

Sosro Wilayah

Semarang.Persamaan

regresi yang terbentuk

adalah Y = 0,388 X1 +

0,507 X2. Besarnya

pengaruh keempat

variable tersebut secara

simultan adalah sebesar

47,3 persen

7 Isronia dan

Widhy

Setyowati

(2009)

Pemberdayaan

Pegawai dan

Karakteristik

Pekerjaan Terhadap

Kinerja Pegawai

Dengan Mediasi

Iklim Organisasi

pada Sekretariat

Daerah Kabupaten

Pekalongan

Independen

(X)

Pemberdayaan

Pegawai dan

Karakteristik

Dependen (Y)

Kinerja

Pegawai

Mediasi (Z)

Iklim

Organisasi

Hasil riset menunjukkan

bahwa pemberdayaan

pegawai berpengaruh

positif signifikan terhadap

iklim organisasi

8 Kadirun

(2013)

Pengaruh

Pemberdayan

Karyawan dan

Kompensasi

Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT.

Bank Rkyat

Indonesia (Persero)

Tbk. Cabang Dago

Bandung

Independen

(X)

Pemberdayan

Karyawan dan

Kompensasi

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

pemberdayaan karyawan

memberikan pengaruh

terhadap kinerja

karyawan dengan tingkat

pengaruh cukup. Hal ini

menunjukkan masih

terdapat factor lain yang

dapat mempengaruhi

kinerja karyawan PT.

Bank Rakyat Indonesia

(Perserp) Tbk. Cabang

Dago Bandung

9 Ahmad

Fauzan

Setiawan

Analisis Pengaruh

Motivasi

Karyawan, Disiplin

Independen

(X)

Motivasi

pemberdayaan karyawan

memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap

Page 34: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

17

dan Idi

Setyo

Utomo

(2015)

Kerja, dan

Pemberdayaan

Karyawan

Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT.

Diamond Cold

Storage

Karyawan,

Disiplin Kerja

dan

Pemberdayaan

Karyawan

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

kinerja karyawan.

Motivasi karyawan,

disiplin kerja dan

pemberdayaan karyawan

secara simultan

mempengaruhi kinerja

karyawan

10 Roslina

dan

Suryanti

(2012)

Analisis Pengaruh

Pemberdayaan dan

Manajemen Konflik

Terhadap Motivasi

Karyawan dan

Dampaknya

Terhadap Kinerja

Karyawan di PT.

Athheron

Internasional

Independen

(X)

Pengaruh

Pemberdayaan

dan Manajemen

Konflik

Dependen (Y)

Motivasi

Karyawan dan

Kinerja

Karyawan

pemberdayaan karyawan

yang dilakukan dengan

memberikan tugas secara

terus menerus kepada

karyawan akan membuat

karyawan tertekan, dan

bila hal ini dibiarkan akan

berimbas pada penurunan

prestasi kerja, kesehatan

karyawan menurun dan

akhirnya terjadi kondisi

dimana karyawan tidak

dapat menyelesaikan

pekerjaannya.

Motivasi Kerja intrinsik (Z) terhadap kinerja karyawan (Y)

11 Kiki

Cahaya

Setiawan

(2015)

Pengaruh Motivasi

Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan

Level Pelaksanaan

di Divisi PT. Pusri

Palembang

Independen

(X)

Motivasi Kerja

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

motivasi kerja

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

karyawan level

pelaksanaan di Divisi

Operasi PT. Pusri

Palembang. Dengan

besarnya koefisien jalur

motivasi kerja terhadap

kinerja adalah 0,517.

Pengujian dengan t

statistic menunjukkan

bahwa nilai t hitung

(11,257) >t tabel (1,970)

12 Agus Gede

Yudha

Suparta

(2013)

Pengaruh Motivasi

Kerja Intrinsik,

Komunikasi, dan

Kompensasi

financial Terhadap

Independen

(X)

Motivasi Kerja

Intrinsik,

Komunikasi,

motivasi intrinsil,

komunikasi dan

kompensasi financial

secara bersama-sama

berpengaruh signifikan

Page 35: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

18

Kinerja Karyawan

pada PT. Maharani

Prema Sakti

Denpasar

dan

Kompensasi

financial

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

terhadap kinerja

karyawan, secara masing-

masing juga terdapat

pengaruh signifikan

terhadap kinerja

karyawan

13 Wawan

Prahiawan

dan

Nopiyana

Simbolon

(2004)

Pengaruh Motivasi

Intrinsik dan

Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja

Karyawan pada PT.

Intimas Lestari

Nusantara

Independen

(X)

Motivasi

Intrinsik dan

Lingkungan

Kerja

Dependen (Y)

Kinerja

motivasi intrinsic dan

lingkungan kerja

mempunyai pengaruh

yang signifikn terhadap

kinerja karyawan pada

PT. Intimas Lestari

Nusantara

14 Komara

dan Anton

(2016)

Pengaruh Motivasi

Intrinsik dan

Motivasi Ekstrinsk

Terhadap Kinerja

Karyawan Bagian

Penjualan pada CV

Metropolitan

Pekanbaru

Independen

(X)

Motivasi

Intrinsik

dan Motivasi

Ekstrinsk

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

hail analisis

menggunakan regresi

linear berganda dapat

diketahui bahwa fariabel

motivasi intrinsic dan

motivasi ekstrinsik

berpengaruh terhadap

kinerja karyawan bagian

penjualan. Hasil analisis

menggunakan koefisien determinasi diketahui

bahwa 48,3 persen variasi

dari kinerja karyawan

dapat dijelaskan oleh

variabel bebas yang

diteliti dalam penelitian

ini dan 51,7 persen

dijelaskan oleh factor-

faktor lain di luar model

15 Vera

Parlinda

dan M.

Wahyudin

(2007

Pengaruh

Kepemimpinan,

Motivasi, Pelatihan

dan lingkungan

Kerja terhadap

Kinerja Karyawan

pada Perusahaan

Air Minum Kota

Surakarta

Independen

(X)

Kepemimpinan,

Pelatihan dan

Lingkungan

Kerja

Dependen (Y)

Kinerja

Karyawan

Variabel kepemimpinan

dan motivasi menurut

analisa data di muka tidak

sisgnifikan sehingga tidak

berpengaruh pada kinerja

karyawan Perusahaan

Daerah Air Minum

Surakarta

Spiritualitas di tempat kerja (X1) terhadap Motivasi kerja intrinsik (Z)

16 Mardiawan Pengaruh Independen dimensi-dimensi

Page 36: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

19

dan

Mubarak

(2012)

spirituality at work

terhadap motivasi

kerja pada

karyawan bagian

administrasi di

instansi x bandung

(X)

Spirituality at

work

Dependen (Y)

motivasi kerja

spiritualitas tempat kerja

pada karyawan secara

bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap tinggi rendahnya

motivasi kerja karyawan

17 Bachty

Halomoan

S (2014)

Pengaruh

spiritualitas di

tempat kerja

terhadap motivasi

intrinsic terhadap

karyawan PT. Adira

Dinamika

Multifinance, Tbk

Independen

(X)

Spiritualitas di

tempat kerja

dan tempat

kerja

Dependen (Y)

Motivasi

intrinsik dan

karyawan

Adanya pengaruh positif

yang sangat signifikan

antara skala spiritualitas

di tempat kerja terhadap

skala motivasi kerja

intrinsic pada karyawan

manajerial PT. Adira

Dinamika Multifinance,

Tbk

18 Evy

Maghfiroh

(2017)

Hubungan antara

motivasi intrinsic

dan spiritualitas di

tempat kerja

dengan komitmen

efektif pada

pegawai kantor

kementerian agama

kabupaten

Wonogiri

Independen

(X)

Spiritualitas di

Tempat Kerja

Mediasi (Z)

Motivasi

Intrinsik

Dependen (Y)

Komitmen

efektif

Terdapat hubungan yang

positif dan signifikan

antara motivasi intrinsic

dan spiritualitas di tempat

kerja dengan komitmen

efektif.

Pemberdayaan karyawan (X2) terhadap Motivasi kerja intrinsik (Z)

19 Vivi

Meliana

Dewi

(2013)

Pengaruh

implementasi

capacity building

dan pemberdayaan

sumber daya

manusia terhadap

motivasi kerja

pegawai dib alai

pelatihan

manajerial PT.

Kereta Api

Indonesia (Persero)

Bandung

Independen

(X)

implementasi

capacity

building,

pemberdayaan

sumber daya

manusia

Dependen (Y)

motivasi kerja

pegawai

Terdapat hubungan

positif dan signifikan

atara implementasi

capacity building dan

pemberdayaan sumber

daya manusia terhadap

motivasi kerja pegawai di

Balai Pelatihan Mnajerial

PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Bandung

20 Roslina Analisis Pengaruh Independen pemberdayaan karyawan

Page 37: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

20

dan

Suryanti

(2012)

Pemberdayaan dan

Manajemen Konflik

Terhadap Motivasi

Karyawan dan

Dampaknya

Terhadap Kinerja

Karyawan di PT.

Athheron

Internasional

(X)

Pengaruh

Pemberdayaan

dan Manajemen

Konflik

Dependen (Y)

Motivasi

Karyawan dan

Kinerja

Karyawan

yang dilakukan dengan

memberikan tugas secara

terus menerus kepada

karyawan akan membuat

karyawan tertekan, dan

bila hal ini dibiarkan akan

berimbas pada penurunan

prestasi kerja, kesehatan

karyawan menurun dan

akhirnya terjadi kondisi

dimana karyawan tidak

dapat menyelesaikan

pekerjaannya.

B. Kerangka Teori

1. Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Mathis dan Jakson (2002:78) kinerja pada dasarnya

adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan.

Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan

kontribusi kepada organisasi.Menurut Wibowo (2009:4) kinerja

merupakan implementasi dari rencana yang telah di susun. Menurut Byars

dalam Sarwa (2014:4) kinerja sumber daya manusia di artikan sebagai

hasil usaha seseorang yang di capai dengan adanya kememampuan dan

perbuatan dalam situasai tertentu . Kinerja adalah apa yang dapat di

kerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya (Gilbert dalam

Notoatmodjo, 2009:124). Kinerja adalah hasil kerja yang dapat di

tampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan (Notoadmodjo,

2009:124).Kinerja adalah suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan

(Rivai, 2006:309).

Page 38: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

21

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Winardi dalam Sarwan (2014:2) mengemukakan bahwa factor-

faktor yang mempengaruhi kinerja dapat di kelompokan menjadi 2 yaitu

faktor intristik dan faktor ekstrinsik.Faktor intrisntik meliputi motivasi

pendidikan, kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan dimana

kesemuanya tersebut bisa didapa dari pelatihan.Faktor ekstrinsik meliputi

lingkungan kerja kepemimpinan, hubungan kerja dan gaji. Kinerja

karyawan adalah sebuah evaluasi dari kontrobusi karyawan terhadap

pencapain tujuan organisasi (Baldouf, 2009:219)

Menurut Gibson (1997) dalam Notoadmodjo (2009:124-125)

faktor-faktor yang menentukan kinerja seseorang dikelompokkan menjadi

3 faktor yaitu:

1. Variabel individu, terdiri dari pemahaman terhadap pekerjaan

pengalaman kerja, latar belakanng keluarga, tingkat social ekonomi

dan faktor demografi (umur,jenis kelamin, etnis dan sebagainya)

2. Variabel organisasi, terdiri dari kepemimpinan, desain pekerjaan

sumber daya yang lain, struktur organisasi dan sebagainya

3. Variabel psikologis, terdiri dari presepsi terhadap pekerjaan, sikap

terhadap pekerjaan, motivasi, kepribadian dan sebagainya.

c. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator kinerja karyawan menurut Chester I. Bernard dan Robert

E. Quinn dalam Pratama (2014:424) adalah:

1. Efektvitas dan Efesiaensi

Page 39: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

22

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh

mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif

2. Otoritas dan Tanggung Jawab

Wewenang adalah hak seseorang yuntuk memberikan perintah

(kepada bawahan), sedangkan tanggung jawab adalah bagian yang

tidak terpisahkan atau sebagai akibat dari kepemilikan wewenang

3. Disiplin

Meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat

antara perusahaan atau organisasi dan karyawan

4. Inisiatif

Berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk ide untuk

merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan orgainisasi

d. Pengertian Penilain Kinerja

Kinerja karyawan tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang

sempurna, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri

serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain (Martian,

2000:22).Untuk mengetahui baik buruknya kinerja seseorang karyawan,

maka perlu adanya penilaian kinerja. Penilain kinerja adalah mengevaluasi

karyawan saat ini dan atau di masa lalu relatif terhadap standar prestasinya

(Dessler, 2006:322).

Page 40: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

23

e. Tahapan Penilaian Kinerja

Proses penilaian tidak hanya evaluasi, tapi juga penetapan standar

dan umpan balik untuk mendiskusikan kemajuan karyawan dan untuk

membuat penetapan bagi kebutuhan pengembangan apapun. Menurut

Dessler (2006:327) tahap-tahap dalam kinerja :

1. Pendefinisian Pekerjaan

Memastikan bahwa atasan dan bawahan setuju kewajiban dan

standart pekerjaan.

2. Penilaian Kinerja

Membandingkan kinerja sesungguhnya dari bawahan dengan

standar yang telah di tetapkan, biasanya melibatkan beberapa jenis

formulir peringkat.

3. Sesi Umpan Balik

Atasan dan bawahan mendiskusikan kinerja dan kemajuan

bawahan, dan membuat rencana untuk pengembanganya apapun

yang di butuhkan.

f. Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rivai (2006:311-312) tujuan dari penilaian kinerja adalah:

1. Mengetahui pengembangan yang meliputi identifikasi kebutuhan

pelatihan, umpan balik kinerja, menentukan transfer dan

penguasaan, serta identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan.

2. Pengembilan keputusan administratif yang meliputi keputusan

untuk menentukan gaji, promosi, mempertahankan atau

Page 41: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

24

memberhentiakan, pengakuan kerja, dan mengidentifikasi yang

buruk.

3. Keperluan perusaahan yang meliputi perencanaan SDM,

menentukan kebutuhan pelatihan, evaluasi pencapain tujuan

perusahaan, informasi untuk identifikasi tujuan, evaluasi terhadap

sistem SDM, dan pengetahuan terhadap kebutuhan pengembangan

perusahaan.

4. Dokumentasi yang meliputi kriteria untuk validasi penelitian,

dokumentasi keputusan–keputusan tentang SDM, dan membantu

untuk memenuhi persyaratan hukum

2. Motivasi Kerja ( Intrisntik)

a. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses

perilaku manusia pada pencapaian tujuan (Wibowo, 2012:379). Motivasi

adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan

individu untuk melalakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai

tujuan (Handoko, 2009:252). Menurut Robbins (2008:213) menyatakan

motivasi adalah proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan

ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran. Menurut Musta’in

Sanusi dan Manan (2014:78) motivation is a stimulate too move the people

to do a certain activity.

Motivasi kerja terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan kerja, yang

diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk

tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk melakukan

Page 42: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

25

rangkaian kegiatan dalam suatu prilaku (Robert, 1990:21). Menurut

Hasibuan (1999:95) motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang

menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintergrasi dengan segala daya atau upaya untuk

mencapai kepuasan.

b. Motivasi Kerja (intrinstik)

Motivasi terbagi menjadi dua menurut sumbernya, yaitu motivasi

Intrinstik dan motivasi Ekstrinsik. Penelitian ini akan lebih banyak

membahas tentang motivasi intrinstik dimana dorongan muncul dari dalam

individu itu sendiri. Motivasi kerja (intrinsik) merupakan bentuk motivasi

yang di dalamnya mengandung aktivitas tertentu, di mulai dan di teruskan

berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas

tertentu (Winkel, 1984:27).Motivasi yang muncul dari faktor–faktr seperti

minat atau kurisiotas dinamakan motivasi intrinstik (Woolfolk

1993:337).Bila individu secara intrinsik termotivasi maka individu

tersebut tidak membutuhkan intensif atau perangsang atau hukuman untuk

membuatnya beraktifitas karena aktifitas itu sendiri sudah merupakan

hadiah.

c. Teori Motivasi

Motivasi internal bermula dari invidu dan dapat dijelaskan oleh

hieararki kebutuhan Maslow atau alasan prestasi dari Mc Clelland (Djasuli

dan Harwida, 2010:4). Teori mengenai motivasi dari David Mc Clelland

yaitu teori motivasi prestasi kerja. Teori ini berpendapat bahwa karyawan

mempunyai cadangan energy potensial, bagaimana energi ini dilepaskan

Page 43: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

26

dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan yaitu: (a) Kekuatan

motif dan dasar yang terlibat; (b) Harapan dan keberhasilanya; dan (c)

Nilai intensif yang terletak pada tujuan

Pada hasil penelitian Wulandari (2012:10), Mc Clelland

menyebutkan kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah kerja di

kelempokkan menjadi tiga yaitu :

1. Kebutuhan akan prestasi, karyawan akan atusias untuk berprestasi

tinggi, asalkan kemungkinan untuk hal itu di beri kesempatan,

seseorang menyadari bahwa dengan hanya mencapai prestasi kerja

yang tinggi dapat memperoleh pendapatan yang besar, dengan

pendapatan yang besar ia dapat memenuhi kebutuhan–

kebutuhannya.

2. Kebutuhan akan afiliasi seseorang karena kebutuhan afiliasi akan

memotivasi dan mengembangkan diri serta memanfaatkan semua

energinya

3. Kebutuhan akan kekuasaan, ego manusia yang ingin berkuasa lebih

dari manusia lainya akan menimbulkan persaingan. Persaingan ini

oleh manajer di tumbuhkan secara sehat dalam memotivasi

bawahanya supaya termotivasi untuk bekerja giat

Selain teori dari Mc Clellend, Hezberg (dalam Basthomi Muslih,

2012:800) menyatakan bahwa fakor multivisional yang mendorong

berprestasi sifatnya intristik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang

sehingga membuat pegawai mencurahkan lebih banyak usaha dengan

Page 44: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

27

demikian meningkatkan kinerja pegawai. Teori motivasi Hezberg disebut

dengan teori higiene dimana diungkapkan bahwa dengan adanya

keyakinan bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah

mendasar bahwa sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa dengan sangat

baik menentukan keberhasilan atau kegagalan (Robbins, 2010:227). Dalam

penelitianya, Hezberg menyatakan bahwa lawan dari kepuasan adalah

ketidakpastian. Bahwa para pekerja merasa puas dengan pekerjaanya

didasarkan pada faktor–faktor yang sifatnya internal sperti keberhasilan

mencapai sesuatu, pengakuan yang di peroleh sifat pekerjaanya,

ketidakpuasan pada umumnya dikaitkan dengan fakor-faktor yang

bersangkutan seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan kebijaksanaan

yang telah di tetapkan, supervisi oleh para manajer, hubungan

interpersonal dan kondisi kerja.

d. Teknik Memotivasi Karyawan

Mangkunegara (2005) dalam Brahmasari dan Suprayetno,

(2008:126) mengemukakan bahwa terdapat dua teknik memotivasi kerja

pegawai yaitu : (1) Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa

pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari

prilaku kerja (2) Teknik komunikatif persuasif merupakan salah satu

teknik memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara

mempengaruhi pegawai secara extra logis. Teknik ini di rumuskan dengan

istilah “ADIDAS” yaitu Attention (perhatian), Interest (minat), Desire

(hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan

Satisfaction (kepuasan). Penggunanya, pertama kali pimpinan harus

Page 45: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

28

memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya tujuan dari

suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan kerja,

jika timbul minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk mengambil

keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang di

harapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan

motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya dalam penelitian

ini akan lebih ditekankan pada teknik komunikasi pesuasif untuk

memotivasi para karyawan. Teknik ini dipilih karena dirasa lebih efektif

dibandingkan menggunakan teknik pemenuhan kebutuhan mengingat

kebutuhan karyawan yang banyak dan beragam memungkinkan

pemenuhan kebutuhan akan sulit dicapai. Teknik ini sejalan denagan salah

satu variabel dalam penelitian ini yaitu variabel pemeberdayaan karyawan,

dimana perusahaan yang mengaplikasikan pememberdayaan karyawan

maka dalam keseharianya atasan melibatkan partisipasi dari para

karyawan.

3. Spiritualitas di Tempat Kerja

a. Pengertian Spiritualitas di Tempat Kerja

Istilah spiritual berasal dari bahasa latin spritus yang berarti

seseuatu yang memberikan kehidupan atau pada sebuah sistem atau

organisme. Spiritualitas bukanlah masalah agama atau kepercayaan.

Spiritualitas menyangkut sesuatu yang universal, yaitu nilai, makna,

tujuan, dalam hidup manusia yang tidak tergantung pada agama apapun

yang dianut oleh seseorang (Amin, 2010:58). Spiritualitas tempat kerja

adalah pengakuan bahwa karyawan memiliki kehidupan batin yang

Page 46: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

29

memelihara dan dipelihara oleh pekerjaan yang berarti mengambil tempat

dalam konteks masyarakat (Asmos and Duchon, 2000 dalam Azlimin,

2015:346). Gibbons (2001 dalam Azlimin 2015:346) mengungkapkan

bahwa spiritualitas tempat kerja termasuk konsep intergritas dan

soladaritas. Giacalone dan Jurkiewicz dalam Sarwan(2014:8) spiritualitas

tempat kerja adalah sebuah framework niliai–nilai organisasional yang

dibuktikan dengan penciptaan budaya memalaui proses kerja yang

memfasilitasi individu untuk terhubung dengan SDM lain sehingga

memunculkan perasaan sejahtera dan menyenangkan ketika bekerja.

Spiritualitas tempat kerja yaitu upaya mencari dan menemukan makna

tertinggi kehidupan untuk kehidupan kerja dan berkomunikasi antara

individu dan rekan–rekan mereka serta orang–orang lain yang entah

bagaimana berkontribusi terhadap pekerjaan, juga harmoni atau kesatuan

antara individu percaya dengan nilai organisasi mereka (Mitroff and

Denton,1999 dalam Azlimin 2015:346). Spiritualitas tempat kerja

merupakan pemahaman diri individu sebagai makhluk spiritual yang

jiwanya membutuhkan pemeliharaan di tempat kerja dengan segala nilai

yang ada di dalam dirinya mengalami pengalaman akanrasa bertujuan dan

bermakna dalam pekerjaanya, serta juga mengalami perasaan saling

terhubung dengan orang laindan komunitas di tempat kerja (Widyarini dan

Holomoan, 2014:4). Spiritualitas tempat kerjaakan membuat karyawan

merasa utuh sebagai pribadi tapi juga memberikan keuntungan bagi

perusahaan dalam hal laba, moral yang tinggi sserta penurunan tingkat

absensi karyawan(Litzsey, 2003).

Page 47: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

30

b. Dimensi Spiritualitas di Tempat Kerja

Menurut Asmos dan Duchon (2000) dalam Sarwan (2014:9)

spiritualitas tempat kerja mengandung tiga dimensi, yaitu :

1. Kehidupan batin (inner life) yaitu menggangap diri sendiri sebagai

pribadi yang spritual. Spiritualitas adalah kapasitas bawaan dari

otak manusia, spiritualitas besrdasarkan struktur-struktur dari

dalam otak yang memberi kemampuan dasar untuk membentuk

makna, nilai, dan keyakinan. Spiritualitas adalah bagian dari sifat

intrinstik manusia yang dapat di temukan di seluruh umat manusia.

Dengan kata lain ada latar belakang spiritual dalam diri setiap

orang atas dasar sifat internal mereka sendiri

2. Kerja yang bermakna (meaningful work) yaitu pekerjaan berkaitan

dengan seseuatu hal yang di anggap penting dalam kehidupan. Hal

ini adalah aspek fundamental dari workplace spirituality, terdiri

dari memiliki kemampuan untuk merasakan makna terdalam dan

tujan dari pekerjaan seseorang, dimensi ini mempresantisikan

bagaimana pekerja beinteraksi dengan mereka dari hari ke hari di

tingkat individu. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia

memiliki motivasi terdalamnya sendiri, kebenaran dan hasrat untuk

melaksankan aktivitas yang mendatangkan makna bagi

kehidupanya dan kehidupan orang lain dan selalu bekerja

panggilan hati nirani yang di tunjukkan semata-mata untuk

mengarap ridho Tuhan.

Page 48: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

31

3. Menjadi bagian dari komunitas (belonging in the community) yaitu

merasa menjadi bagian dari suatu komunitas di tempat kerja. Pada

level ini spiritualitas terdiri dari hubungan komunitas mental,

emosional, dan spiritual pekerja dalam sebuah tim atau kelompok

di sebuah organisasi. Inti dari komunitas ini adalah adanya

hubungan yang dalam antarmanusia, termasuk dukungan,

kebebasan untuk berekspresi, dan pengayongan. Pengalaman

spiritualitas di tempat kerja menyebabkan keterhubungan antara

individu. Mereka saling membutuhkan untuk bisa sama–sama

berhasil. Mereka mempunyai tujuan yang sama yaitu membawa

semangat solidaritas. Dimana orang bekerjasama atas nama

solidaritas, keberadaan komunitas kerja menyediakan tempat yang

cocok untuk pengembangan spiritualitas di tempat kerja.

c. Alasan Tumbuhnya ketertarikan pada Spiritualitas di Tempat

Kerja

Menurut Marques, dkk (2005) dalam Nurtjahjanti (2010:28)

mengungkapkan bahwa terdapat lima alasan tumbuhnya ketertarikan

perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat dalam mengembangkan

spiritualitas tempat kerja, yaitu:

1. Meningkatnya tekanan terhadap persaingan global mengharuskan

pemimpin suatu organisasi menyadari akan pentingnya

menumbuhkan kreativitas para karyawannya

Page 49: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

32

2. Terjadi downsizing, regenerating, dan pemberhentian karyawan

yang mengakibatkan karyawan menjadi kehilangan semangat di

lingkungan kerja

3. Fakta bahwa tempat kerja berkembang menjadi komunitas utama

bagi manusia

4. Meningkatnya akses dan keingintahuan filosofi timur

5. Pengembangan minat terhadap makna kehidupan kontemplatif

4. Pemberdayaan Karyawan

a. Pengertian Pemberdayaan Karyawan

Paul, et al. (2000 dalam Tielung, 2013:1799) menyatakan bahwa

pemberdayaan karyawan adalah proses berlakunya kewenangan dan

tanggung jawab individu pada level lebih rendah dalam hierarki

organisasi. Clutterbuck, et al. (1995:12) dalam Kadarisman (2013:223)

mengemukakan dalam teorinya bahwa “empowerment in terms of

encouraging and allowing individuals to take personal responsibility for

improving the way they do their jobs and contribute to the organization’s

goal”. Atas pendapat tersebut menunjukkan bahwa pemberdayaan

dimaksutkan sebagai suatu pemberian semangat dengan mengizinkan

individu untuk mengambil tanggung jawab dalam rangka memperbaiki

cara yang mereka lakukan dalam pekerjaannya dan member kontribusi

terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Conger dan Kanungo

dalam Kambey (2013:17) mengemukakan bahwa pemberdayaan harus

didefinisikan sebagai proses memotivasi dalam diri pekerja (intrinsic task

motivation), mereka juga mengatakan bahwa pemberdayaan dimaksutkan

Page 50: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

33

sebagai pengembangan pengharapan yang disetai usaha yang berasal dari

dalam diri pekerja sebagai semangat untuk mencapai hasil yang

diharapkan (self efficacy).

b. Penyebab Perlunya Pemberdayaan Karyawan

Smith (2000:5) memandang ada dua hal yang menyebabkan

perlunya pemberdayaan yaitu karena:

1. Lingkungan eksternal, telah berubah sehingga mengalihkan cara

bekerja dengan orang di dalam organisasi bisnis, dimana pada abad

ke-21 organisasi bisnis bekerja dalam dunia yang penuh

ketidakpastian, kompleksitas, dan perubahan yang tidak dapat

diduga.

2. Karena individu itu sendiri, sejak lama manajer memandang

manusia sebagai sumber daya yang paling berharga. Akhirnya

keamanan dan akses kedepan suatu organisasi lebih tergantung

pada bakat dan kecerdasan orangnya daripada factor tanah,

bangunan, pabrik, dan mesin. Pekerja benar-benar menjadi

intellectual capital organisasi.

c. Langkah-Lngkah Pemberdayaan Kryawan

Rochman (2007:131) mengemukakan langkah-langkah

pemberdayaan pegawai dengan istilah tahapan dalam pemberdayaan

pegawai yaitu:

1. Mengembangkan pemahaman secara menyeluruh terhadap

program empowerment

Page 51: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

34

2. Membuat daftar kegiatan atau kesempatan yang dapat mendukung

pemberdayaan

3. Menyeleksi berbagai macam kegiatan yang mempunyai

kesempatan yang lebih signifikan untuk sukses dan mempunyai

resiko yang minimal

4. Memberi pengertian kepada karyawan agar memahami job

expection dan matrik

5. Menetapkan prosedur follow-up untuk sharing kemajuan kepada

setiap pekerja secara individual dan kelompok

6. Menciptakan, menjaga, dan meningkatkan saling percaya

7. Menilai kemajuan yang diperoleh dari progam pemberdayaan

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu maka

dapat disusun suatu model riset dalam penelitian ini, seperti yang disajikan

dalam gambar berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini

Page 52: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

35

Kerangka pemikiran yang disajikan diatas menjelaskan bahwa

Spiritualitas di Tempat Kerja (X1) dan Pemberdayaan Karyawan (X2)

berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y) dengan Motivasi Kerja intrinsik

(Z) sebagai variable Intervening.

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyatan yang kedudukannya belum

sekuat proposisi atau dalil (Umar, 2000 dalam Lucky, 2011).

1. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap motivasi kerja

(intrinsik)

Spiritual adalah seseuatu yang memberikan kehidupan atau pada

sebuah sistem atau organisme. Spiritualitas bukanlah masalah agama atau

kepercayaan. Spiritualitas menyangkut sesuatu yang universal, yaitu nilai,

makna, tujuan, dalam hidup manusia yang tidak tergantung pada agama

apapun yang dianut oleh seseorang (Amin, 2010-58).

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Oki Mardiawan dan Ali

Mubarak (2012) menunjukkan hasil bahwa dimensi spiritualitas tempat

kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

motivasi kerja, kemudian pada penelitian oleh Clemmon dan Fields (2011)

menunjukkan hasil bahwa spiritualitas tempat kerja berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi kerja. Hipotesis 1 dalam penelitian ini yaitu

spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi kerja.

Page 53: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

36

2. Pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap motivasi kerja

(intrinsik)

Menurut Conger dan Kanungo dalam Kambey (2013:17)

mengemukakan bahwa pemberdayaan harus didefinisikan sebagai proses

memotivasi dalam diri pekerja (intrinsic task motivation), mereka juga

mengatakan bahwa pemberdayaan dimaksutkan sebagai pengembangan

pengharapan yang disertai usaha yang berasal dari dalam diri pekerja

sebagai semangat untuk mencapai hasil yang diharapkan (self efficacy).

Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu pada penelitian yang

dilakukan oleh Roslina dan Suyanti (2013) menunjukkan bahwa

pemberdayaan karyawan memiliki pengaruh positif terhadap motivasi

kerja begitu juga pada penelitian Vivi Meliana Dewi (2013) menunjukkan

bahwa pemberdayaan karyawan signifikan terhadap motivasi kerja.

Hipotesis 2 dalam penelitian ini adalah pemberdayaan karyawan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja.

3. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja karyawan

Spiritualitas tempat kerja merupakan sebuah framework niliai–

nilai organisasional yang dibuktikan dengan penciptaan budaya memalaui

proses kerja yang memfasilitasi individu untuk terhubung dengan SDM

lain sehingga memunculkan perasaan sejahtera dan menyenangkan ketika

bekerja (Giacalone dan Jurkiewicz dalam Sarwan 2014:8).

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Sarwan (2014) yang berjudul

Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia dalam Konteks Budaya

Akademik Islami menunjukkan bahwa Spiritualitas tempat kerja

Page 54: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

37

berpengaruh pada kinerja SDM kemudian penelitian oleh Winarto dan

Mustika Widowati (2013) yang berjudul Nilai-Nilai Spiritualitas dan

Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan menunjukkan hasil bahwa

Praktik spiritualitas di tempat kerja mampu menciptakan budaya organisasi

baru yang menjadikan karyawan merasa lebih bahagia dan berkinerja lebih

baik. Serta penelitian oleh Herlina Nurtjahjanti (2010) yang bejudul

Spiritualitas Kerja Sebagai Ekspresi Keinginan Diri Karyawan untuk

Mencari Makna dan Tujuan Hidup dalam Organisasi menunjukkan hasil

bahwa Spiritualitas dapat membuat karyawan lebih efektif dalam bekerja,

karena mereka melihat pekerjaan sebagai alat untuk meningkatkan

spiritualitas sehingga karyawan akan menunjukkan usaha yang lebih besar

disbanding karyawan yang melihat pekerjaan hanya sebagai alat untuk

memperoleh uang. Hipotesis 3 yaitu spiritualitas di tempat kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4. Pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan

Menurut Mulyadi (2000:103) pemberdayaan berarti memampukan

(to able), memberi kesempatan (to allow), dan mengijinkan (to permit)

yang dapat diartikan baik melalui inisiatif sendiri maupun dipicu orang

lain. Pemberdayaan perlu mendapatkan perhatian serius karena

pemberdayaan karyawan mencerminkan keyakinan karyawan terhadap

kemampuan dirinya sendiri.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Kadirun (2013) yang

berjudul Pengaruh Pemberdayaan Karyawan dan Kompensasi terhadap

Kinerja Karyawan pada PT BRI (Persero) TBK.Cabang Dago Bandung

Page 55: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

38

menunjukkan hasil pemberdayaan karyawan pengaruh terhadap kinerja

karyawan dilihat dari enam ukuran pemberdayaan karyawan yaitu Desire,

Trust, Konfident, Credibility, Accountability, dan Communication.

Penelitian oleh Khoiruddin Syaiful Rahman (2009) yang berjudul Analisis

Pengaruh Locusof Control dan Kepercayaan Karyawan terhadap

Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan

menunjukkan hasil bahwa pemberdayaan berpengaruh terhadap kinerja

karyawan. Penelitian oleh Jaclyen Tielung (2013) yang berjudul

Pemberdayaan Karyawan, Motivasi dan Komitmen organisasi terhadap

kinerja karyawan pada PT PLN (Persero) Wilayah VII Manado

menunjukkan hasil bahwa pemberdayaan karyawan secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian oleh Dinda Oktia

Rahmawati (2011) yang berjudul Pengaruh Motivasi dan Pemberdayaan

Karyawan terhadap Kinerja Karyawan melalui Kompetensi pada PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Jember menunjukkan hasil bahwa

pemberdayaan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hipotesis 4 dalam

penelitian ini adalah pemberdayaan karyawan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. Pengaruh motivasi kerja (intrinsik) terhadap kinerja karyawan

Motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya

itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual. Tentu saja setiap

individu memiliki dorongan motivasional dasar yang berbeda-beda.

Analisa konsep motivasi meyatakan bahwa tingkat motivasi berbeda-beda

Page 56: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

39

antara setiap individu serta antara individu dengan situasi (Robbins,

2008:166)

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Nur Ida Iriani (2010) yang

berjudul Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin Kerja

Pengaruhnya tehadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan

Kbupaten Sambas menunjukan hasil bahwa secara simultan motivasi

intrinsic berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian oleh

Basthoumi Muslih (2012) yang berjudul Analisis Pengaruh Motivasi

terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai PT Aang Hyang Seri

(Persero) Regional III Malang menunjukkan bahwa motivasi intrinsic dan

ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Hipotesis 5

pada penelitian ini adalah motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

E. Analysis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear

berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang ditetapkan

sebelumnya oleh teori.

1. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja karyawan

melalui motivasi kerja (intrinsik)

Penelitian oleh Sarwan (2014) yang berjudul Peningkatan Kinerja

Sumber Daya Manusia dalam Konteks Budaya Akademik Islami

menunjukkan hasih bahwa Spiritualitas Tempat Kerja berpengaruh

terhadap kinerja Sumber Daya Manusia (SDM).

Page 57: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

40

Penelitian oleh Mardiawan dan Mubarak (2012) mengenai

hubungan dengan motivasi yang berjudul Pengaruh Motivasi Intrinsik dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Intimas Lestari

Nusantara menunjukkan hasil bahwa dimensi-dimensi spirituality at work

spirituality at work (Spirituality at work; Engaging work, sense of

community, spirituality connection dan Mystical Experience) kurang

memiliki pengaruh yang signifikan jika dihubungkan secara satu persatu).

Bila dimensi-dimensi Spirituality at work dihubungkan satu dengan yang

lain maka didapatkan bahwa dimensi engaging work, sense of community,

spirituality connection dan mystical Experience memiliki korelasi positif

satu sama lainnyapada tingkat sedang.

Penelitian oleh Haryanti dan Ardana (2014) Analisis Pengaruh

Stres Kerja dan Motivasi Intrnsik Terhadap Kinerja Karyawan Dengan

Pengalaman Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi. Ditemukan bahwa

pengalaman kerja mampu memoderasi stress kerja terhadap kinerja

sementara pengalam kerja tidak mampu memoderasi pengaruh motivasi

intrinsic terhadap kinerja. Path analysis 1 pada penelitian ini adalah

motivasi kerja (intrinsik) mempengaruhi spiritualitas di tempat kerja

terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan

melalui motivasi kerja (intrinsik)

Penelitian oleh Susarni (2012) dengan judul Pengaruh

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pegawai Negeri

Sipil pada Kntor Seketariat Daerah Kabupaten Muna Barat. Hasil dari

Page 58: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

41

penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara

pemberdayaan sumber daya manusia terhadap kinerja pegawai pada kantor

Sekretariat Daerah Kabupaten Muna Barat.

Penelitian oleh Vivi Meliana Dewi (2013) berkaitan dengan

pemberdyaan sumber daya manusia terhadap motivasi kerja berjudul

Pengaruh Implementasi Capacity Building dan Pemberdayaan Sumber

Daya Manusia Terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan

Manajerial PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara implementasi

Capacity building dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap

motivasi kerja pegawai di Balai Pelatihan Manajerial PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Bandung.

Saputra (2013) meneliti tentang Pengaruh Motivasi Kerja Intrinsik,

Komunikasi, dan Kompensasi financial Terhadap Kinerja Karyawan pada

PT. Maharani Prema Sakti Denpasar membuktikan motivasi intrinsil,

komunikasi dan kompensasi financial secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan, secara masing-masing juga terdapat

pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Path analysis 2 pada

penelitian ini adalah motivasi kerja (intrinsik) mempengaruhi

pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan.

Page 59: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, karena

penelitian ini disajikan dengan angka dan perhitungan menggunakan metode

statistik. Menurut Sugiyono, (2003:14) penelitian kuantitatif adalah penelitian

dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Tujuannya untuk mengkonfirmasi konsep dan teori yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya dengan fakta dan data yang ditemukan di

lapangan. Dari hasil skor yang diperoleh dari kuesioner yang diedarkan

kemudian dianalisis menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk

membuktikan adanya hubungan-hubungan antar variabel yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu penelitian

Pelaksanaan kegiatan pencarian data dalam pembuatan skripsi ini

adalah bertempat di Bank BTN Syariah Kantor cabang Semarang yang

beralamatkan di Jl. Ahmad Yani No. 181 Semarang. Dan waktu

pelaksanaanya dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2017 sampai selesai.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah atau memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan

diteliti (Martono, 2011:74). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan

Karyawan Bank BTN Syariah KC. Semarang yang jumlahnya diperkirakan 60

Page 60: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

43

karyawan (hasil wawancara dengan karyawan Bank BTN Syariah Kantor

Cabang Semarang bagian Personalia).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau sampel dapat didefinisikan sebagai

anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu

sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2011:74).

Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini berdasarkan rumus menurut Bawono (2006:29) , yaitu:

( )

Dimana:

S = Sampel

P = Populasi

= Eror atau kesalahan yang diyakini

( )

( 60)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh

peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk

menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006:29).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam

mengumpulkan data yaitu:

Page 61: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

44

1. Sumber Primer

a. Angket/Quesioner

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek

penelitian yaitu nasabah Bank BTN Syariah KC. Semarang yang akan

memberikan respon terkait dengan spiritualitas di tempat kerja,

pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja terhadap kinerja

karyawan.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta

berbagai informasi dengan menanyakan langsung kepada personalia

Bank BTN Syariah KC. Semarang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder ini

dapat diperoleh oleh peneliti dari jurnal, majalah, buku dan data statistik

maupun dari internet. Ketika seorang peneliti menggunakan data yang

diperolehnya dari Badan Pusat Statistik, bisa dikatakan peneliti tersebut

menggunakan data sekunder (Bawono, 2006:30).

E. Sekala Pengukuran

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner. Metode kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang

diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai

dengan permintaan pengguna (Bawono, 2006:29).

Page 62: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

45

Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala numerik 0-10.

Skala numerik digunakan untuk mengukur sikap dan pandangan karyawan

mengenai variable yang diteliti. Skala 0 dimaknai sebagai sangat tidak stuju

dan skala 10 sebagai sangat setuju.

Sangat Tidak

Setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat

Setuju

F. Definisi Konsep dan Operasional

1. Variabel Bebas (Independen variables)

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (Ghozali, 2013:6).

Dalam penelitian ini yang menjadi variable independen adalah

spiritualitas di tempat kerja dan pemberdayaan karyawan.

2. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang digunakan untuk mengetahui

apakah dan sampai seberapa jauh suatu variabel mempengaruhi variabel

lain. Menurut Barron dan Kenny (1986) dalam Ghozali (2013:247) suatu

variabel disebut mediator jika variabel tersebut ikut mempengaruhi

hubungan antara variabel predictor (independen) dan variabel criteria

(dependen).

3. Variabel terikat (Dependen variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variable bebas (Ghozali, 2013:6). Variable

dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan.

Page 63: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

46

4. Operasional Variabel

Operasional adalah penjabaran masing-masing variable terhadap

indikator-indikator yang membentuknya (Ghozali,2013:7). Dalam

penelitian ini, indikator-indikator variable tersebut antara lain sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Devinisi Operasional Variabel

No Nama

Variabel

Definisi Variabel Indikator

1. Spiritualitas di

Tempat Kerja

(X1)

Spiritualitas tempat kerja

merupakan pemahaman diri

individu sebagai mahluk

spiritual dalam penemuan

makna di pekerjaan serta ada

perasaan saling terhubung

dengan orang lain dalam

komunitas

a. Condision of

Community

b. Meaning at Work

c. Inner life

d. Blocks to Spirituality

e. Personal responsibility

f. Positive Connections

with Other Individuals

g. Contemplation

(Ashmos dan Duchon,

2000:143-144)

2. Pemberdayaan

Karyawan

(X2)

Pemberdayaan karyawan

menunjukkan adanya

keleluasan individu untuk

melaksanakan tugas yang

diembannya dan

mencerminkan kekayaan

individu mengenai

kemampuannya sendiri

a. My immediate

supervisior encourages

me to believe in my self

b. My immediate

supervisior gives me

the freedom and

flexibility to

experiment

c. My immediate

supervisor wants me to

get involved when I see

a need and not wait to

be told or given

permission

d. My immediate

supervisor help

remove roadblocks

Page 64: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

47

e. My immediate

supervisor inspires me

to do more than I

thought I cloud

f. My immediate

supervisor estabilishes

trust and credibility

when relating to me

g. My immediate

supervisor encourages

me to openly express

my feelings and

concerns

(Brian P., Moorman,

Blakely, & Fuller,

2001:103)

3. Motivasi

Kerja

(Intrinsik) (Z)

Motivasi kerja merupakan

keadaan dimana terdapat

keinginan dari karyawan

untuk mengerahkan daya

upaya untuk mencapai

tujuan organisasi

a. Peduli pada pekerjaan

b. Senang pada pekerjaan

c. Self-esteem

d. Minat

e. Kesejahteraan

(Fuad Mas’ud, 2004:261)

4. Kinerja

Karyawan (Y)

Kinerja karyawan

merupakan hasil kinerja

karyawan yang dapat

berbentuk kualitatif maupun

kuantitatif.

a. Quantity

b. Quality

c. Efficiency

d. Ability

e. Judgement

f. Accuracy

g. Job knowledge

h. Creativity

(Anne, Jone, Lyman, and

Angela, 1997:1103)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian memegang peran penting dalam penelitian

kuantitatif karena kualitas data yang digunakan dalam banyak hal ditentukan

oleh kualitas instrument yang digunakan. Artinya data yang bersangkutan

dapat mewakili dan mencerminkan keadaan sesuatu yang diukur pada diri

subjek penelitian dan pemilik data.

Page 65: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

48

Untuk itu penelitian kuantitatif harus berfikir bagaimana memperoleh

data seakurat mungkin dari subjek penelitian sehingga data-data itu dapat

dipertanggung jawaban untuk uji selanjutnya.

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013:52) menyatakan bahwa uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu

pengukuran dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk

mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor

butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Sedangkan

untuk mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak,

maka ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut

a. Apabila r hitung > r table (pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < t table (pada taraf signifikasi 𝛼 = 0,05), maka dapat

dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:47) menyatakan bahwa reliabititas adalah

alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstan atau stabil dari

waktu ke waktu.

Page 66: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

49

Pengukuran reliabitilas dengan uji statistic Cronbach Alpa (α) serta

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpa > 0.60 (Ghozali, 2005

I. Alat Analisis

1. Uji Statistik

a. Uji t Test (Uji secara individual)

Menurut Bawono (2006:89) digunakan untuk melihat tingkat

signifikansi variabel independen mempengaruhi variebel dependen

secara individu atau sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara

parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk

masing-masing variabel bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

2) Ho : β1 = 0 artinya variabel independen (Spiritualitas di tempat

kerja dan Pemberdayaan Karyawan) tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan).

3) Ha : β1 = 0 artinya variabel independen (Spiritualitas di tempat

kerja dan Pemberdayaan Karyawan) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel dependen (Kinerja Karyawan).

Dasar pengambilan kepitusan sebagai berikut:

a) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, artinya ada pengaruh

yang positif dan signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

Page 67: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

50

b) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya tidak ada

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Di samping membandingkan t hitung dengan t tabel

agar bisa menentukan Ho diterima atau tidak, dapat pula

dengan melihat nilai signifikannya apakah lebih atau kurang

dari 5% (Bawono, 2006:91).

b. Uji Ftest (Uji secara serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat

mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono, 2006:91).

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima artinya ada pengaruh

yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

b) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak artinya tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen.

Disamping dengan membandingkan F hitung dengan F

tabel untuk menentukan Ho diterima atau tidak dapat dengan

melihat nilai signifikansinya apakah lebih atau kurang dari 5%

(Bawono, 2006:92).

Page 68: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

51

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana tingkat

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau

sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen

(Bawono, 2006:92). Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan

untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan

variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini

dilakukan dengan melihat R2 pada hasil analisis persamaan regresi

yang diperoleh. Apabila angka koefisien determinasi (R2) semakin

mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat

sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Bawono,

2006:92-93).

2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Bawono (2006:115) uji asumsi klasik merupakan tahapan

penting dilakukan dalam proses analisis regresi. Apabila tidak terdapat

gejala asumsi klasik diharapkan dapat dihasilkan modal regresi yang

handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),

yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai

penaksir. Uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Multikolonearitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya kolerasiantar variabel independen. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara Variabel bebas.

Metode pengujian yang digunakan yaitu dengan melihat nilai Inflation

Page 69: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

52

Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang

dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari

multikoloneritas (Priyatno, 2011:288).

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari variabel

pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul

apabila terjadi heteroskendestisitas adalah penaksir tidak bias tetapi

tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta

uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah

(Bawono, 2006:133).

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang Homoskedastisitas (Ghozali, 2013:139).

c. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi, data variabel dependen dan independen yang digunakan

memiliki distribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik

adalah yang datanya berdistribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada

dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic.

Page 70: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

53

Dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(K-S) dengan criteria:

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2 – tailed) > 0,05 data berdistribusi normal.

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2 – tailed) < 0,05 data berdistribusi tidak

normal.

d. Linearitas

Pengujian linieritas digunakan untuk menguji apakah

spesifikasi model yang digunakan tepat atau lebih baik dalam

spesifikasi model bentuk lain spesifikasi model dapat berupa linier,

kuadratik atau kubik. Untuk melihat spesifikasi model yang tepat,

salah satunya dengan uji Durbin-Watson. Metode ini biasanya

dilakukan untuk melihat ada tidaknya autokolerasi dalam suatu model

regresi. (Bawono, 2006:179).

Page 71: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

54

3. Analisis Jalur (Path Analysis)

Uji path analysis (analisis jalur) digunakan untuk menguji

pengaruh variabel intervening. Analisis jalur merupakan pelunasan dari

analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan

analisis regresi untuk menaksir hubungan kasualitas anatar variabel (model

casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali,

2013:249). Model penelitian penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Struktural Analisis Jalur

Sumber: Ghozali, 2013

Diagram jalur memberikan secara ekplisit hubungan kausalitas

antar variabel berdasarkan teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar

variabel, nilai P menggambarkan jalur dan koefisien jalur.

Page 72: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

55

BAB IV

ANALISIS DATA

B. Deskripsi Objek Pnelitian

1. Profil Bank BTN Syariah Semarang

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk didirikan pada tahun

1897 dengan nama Postparbank. Pada tahun 1950, namanya berubah

menjadi Bank Tabungan Pos, dan kemudian berganti nama lagi menjadi

Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. Bank BTN mencatatkan saham

perdana pada 17 Desember 2009 di Bursa Efek Indonesia, dan menjadi

bank pertama di Indonesia yang melakukan sekuritisasi asset melalui

pencatatan transaksi Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK

–EBA). Sebagai Bank yang berfokus pada pembiayaan perumahan, Bank

BTN berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam

mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini

ditunjukkan dengan konsistensi selama kurang lebih enam decade, dalam

menyadiakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan, terutama

melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik KPR bersubsidi untuk

segmen menengah ke bawah maupun KPR Non Subsidi untuk segmen

menengah ke atas.

Banyaknya pendirian bank konvensional yang membuka unit usaha

syariah menandai pesatnya perkembangan bisnis di dunia perbankan

khususnya perbankan syariah, Bank Tabungan Negara sebagai bank

konvensional, membuka unit layanan syariah untuk memenuhi kebutuhan

Page 73: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

56

nasabahnya yang tidak menginginkan transaksi berupa bunga. Sehingga

Bank Tabungan Negara mempunyai dua sistem operasi bank (dual sistem

bank) yaitu secara konvensional dan syariah.

Bank BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT

Bank Tabungan Negara (Persero) yang menjalankan bisnis dengan prinsip

syariah. Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi

kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip

syariah dan member manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan

kepentingan nasabah.

Bank BTN Syariah sebagai bagian dari Bank BTN yang

merupakan Bank BUMN, menjalankan fungsi intermediasi dengan

menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan,

dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sector riil melalui berbagai

produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi, dan Modal Kerja.

Pengembangan unit syariah di Bank BTN ini dimaksud untuk mendukung

kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

terutama pembiayaan rumah.

Bank BTN Syariah mulai beropraso pada tanggal 14 Februari 2005

melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta. Jaringan

UUS Bank BTN sampai dengan saat ini memiliki jaringan yang terbesar di

seluruh Indonesia dengan jumlah 22 kantor Cabang Syariah, 21 Cabang

Pembantu Syariah, dan 240 Kantor Layanan Syariah (btn.co.id).

Page 74: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

57

2. Visi BTN Syariah

"Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka

dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan

bersama"

3. Misi BTN Syariah

a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi tertinggi

c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,

profesional dan memiliki integritas tinggi.

d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip

kehati-hatian dan Good Coorporate Governance untuk meningkatkan

Shareholder Value

e. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya

4. Arti Lambang PT. Bank Tabungan Negara Syariah

Setiap perusahaan senantiasa dilengkapi dengan lambang

perusahaan.Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan

identitas bagi setiap perusahaan. Adapun lambang perusahaan Bank BTN

Syariah terlihat pada gambar:

Page 75: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

58

Gambar 4.1 Lambang PT. Bank Tabungan Negara Syariah

Logo BTN mengambil pola segi enam.Pola ini membentuk sarang

lebah yang menyiratkan adanya kegiatan menabung pada masyarakat,

sebagaimana halnya lebah yang selalu menyimpan madu perolehannya.

Dengan lambang ini, BTN melaksanakan pembangunan nasional dengan

mengerahkan dana masyarakat berbentuk tabungan. Pola ini menyiratkan

“Atap Rumah” yang menjadi citra dan misi utama BTN sebagai pelaksana

KPR bagi masyarakat.Bentuk logo dengan huruf kecil melambangkan

sikap ramah dan rendah hati.Ramah terhadap semua segmen bisnis yang

dimasuki, menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan

rendah hati (Cutomer Focus).Warna huruf biru tua melambangkan rasa

nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya dipakai oleh institusi

di bidang jasa.Warisan luhur, stabilitas memimpin (Command) dan serius

(Respect) serta tahan uji (Reliable).Dasar pondasi yang kuat, berhubungan

dengan kesetiaan, hal yang dapat dipercaya, kehormatan yang tinggi

(Trust, Integrity).Simbol dari spesialis (Profesionalisme).Bentuk

gelombang emas cair sebagai symbol dari kekayaan financial di Asia.

Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat Agile, Progresif

pandangan ke depan (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas

segala kemungkinan yang akan dating. Warna Kuning Emas (kuning kea

rah orange). Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan,

Page 76: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

59

kemuliaan, kemakmuran, kekayaan sehingga menjadikan kita merasa

tajam perhatiannya (warna yang menarik perhatian orang), aktif, kreatif

dan meriah, warna spiritual dan melambangkan hal yang luar biasa, warna

ini juga ramah, menyenangkan dan nyaman. Warna ini diterima sebagai

warna riang, membuat perasaan Anda bahwa masa depan lebih baik,

cemerlang dan menyala-nyala.

5. Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara Syariah Kantor Cabang

Semarang

Bank Tabungan Negara Syariah Kantor Cabang Semarang

Page 77: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

60

Gambar 4.2 Struktur organisasi PT. Bank Tabungan Negara Syariah

Sumber: PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Semarang

C. Deskripsi Data Responden

Setiap responden mempunyai karakteristik yang berbeda.Untuk itu

perlu diadakan pengelompokan dengan karakteristik tertentu. Adapun

karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan usia. Berikut pengelompokan responden berdasarkan

kuisioner yang telah disebar.

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel4.1 Jenis Kelamin Responden

Jkelamin

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

L 34 56.7 56.7 56.7

P 26 43.3 43.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui total responden yaitu 60

orang, dimana total responden perempuan berjumlah 26 orang dengan

presentase 43,3% dan responden laki-laki berjumlah 34 orang dengan

preentase 56,7%, sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

karyawan BTN Syariah Semarang adalah laki-laki.

Page 78: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

61

2. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.2 Pendidikan Responden

Pendidikan

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

D4 1 1.7 1.7 1.7

DIII 11 18.3 18.3 20.0

S1 48 80.0 80.0 100.0

Tota

l

60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan keterangan tabel diatas, dapat diketahui pendidikan

terakhir karyawan BTN Syariah Cabang Semarang yang diambil sebagai

responden, yaitu sebanyak 12 orang atau 20% lulusan Diploma, 48 orang

atau 80% lulusan S1. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan terakhir

yang digunakan dalam penelitian mayoritas lulusan S1.

3. Profil Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Usia Responden

Usia

Frequenc

y

Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

<30 40 66.7 66.7 66.7

31-40 17 28.3 28.3 95.0

41-50 3 5.0 5.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Page 79: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

62

Berdasarkan keterangan pada tabel di atas, dapat diketahui

karyawan yang berumur <30 sebanyak 40 orang atau 66,7%, yang

berumur 31-40 tahun sebanyak 17 orang atau 28,3%, dan yang berumur

41-50 sebanyak 3 orang atau 5%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan

BTN Syariah Semarang mayoritas berusia <30 tahun.

D. Analisis data

1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Menurut Bawono (2006:68) mengatakan analisis ini dipakai

untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya

atau telah benar-benar dapat mencerminkan variabel yang diukur.

Dalam penelitian ini menggunakan 60 responden. Adapun kriteria

penilaian uji validitas menurut Bawono (2006:69) dengan taraf

signifikan (α) = 0,05. Pada penelitian ini peneliti melakukan

perhitungan uji validitas dengan menggunakan cara Korelasi antara

score butir pertanyaan dengan total score-nya. Cara ini dikatakan

signifikan jika pada kolom atau baris tersebut masing-masing total

butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang, dengan dua

kemungkinan yaitu: kalau berbintang satu itu berarti korelasi

signifikan pada level 5% (0,05) untuk dua sisi, sedangkan kalau

berbintang dua itu berarti korelasi signifikan pada level 1% (0,01)

untuk dua sisi (Bawono, 2006:74-76).

Page 80: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

63

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Person

Corelation

Significant

(2 Tailed)

Keterangan

Spiritualitas di

Tempat Kerja

(X1)

B 1 0,825** 0,000 Valid

B2 0,625** 0,000 Valid

B3 0,657** 0,000 Valid

B4 0,699** 0,000 Valid

B5 0,821** 0,000 Valid

B6 0,872** 0,000 Valid

Pemberdayaan

Karyawan (X2)

B7 0,824** 0,000 Valid

B8 0,558** 0,000 Valid

B9 0,599** 0,000 Valid

B10 0,712** 0,000 Valid

B11 0,779** 0,000 Valid

B12 0,788** 0,000 Valid

Motivasi Kerja

(Z)

B13 0,614** 0,000 Valid

B14 0,751** 0,000 Valid

B15 0,814** 0,000 Valid

B16 0,766** 0,000 Valid

B17 0,834** 0,000 Valid

B18 0,858** 0,000 Valid

Kinerja Karyawan

(Y)

B19 0,619** 0,000 Valid

B20 0,632** 0,000 Valid

B21 0,746** 0,000 Valid

B22 0,857** 0,000 Valid

B23 0,798** 0,000 Valid

B24 0,810** 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

b. Uji Reliabilitas

Menurut Bawono (2006:63) uji reliabilitas adalah menguji data

yang kita peroleh sebagai misal hasil dari kuesioner yang kita

bagikan.Jika kuesioner itu handal atau reliable, maka jawaban

responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Sedangkan menurut

Hadi dalam Bawono (2006:63-64) uji reliabilitas adalah analisis yang

dipakai untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat

memberikan hasil relatif konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang

Page 81: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

64

pada subjek yang sama, sehingga dapat diketahui konsistensi atau

keterandalan alat ukur (kuesioner).

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach”Alpha Keterangan

Spiritualitas di

Tempat Kerja (X1)

0,827 Reliabel

Pemberdayaan

Karyawan (X2)

0,806 Reliabel

Motivasi Kerja

Intrinsik (Z)

0,837 Reliabel

Kinerja Karyawan

(Y)

0,861 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari tabel di atas dapat diketaui bahwa masing-masing variabel

memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0,60 (α > 0.60), sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel X1, X2, Y dan Z adalah reliable.

Menurut Nunnally (1969) suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha > 0,060.Sehingga data tersebut bisa dikatakan reliabel

untuk pengukuran dan meneliti selanjutnya.

2. Uji Statistik

a. Uji ttest (uji secara individu)

Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau

sendiri-sendiri.Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu,

dengan menggunakan uji t statistic untuk asing-masing variabel bebas,

dengan tingkat kepercayaan tertentu (Bawono, 2006:89). Adapun

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Page 82: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

65

Tabel 4.6 Hasil Uji ttest

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficts

T sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.710 1.192 3.113 .003

X1 .006 .035 .007 .171 .865

X2 .318 .042 .360 7.482 .000

Z .616 .046 .663 13.275 .000

a. Dependent Variable: Y Sumber : Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilait hitung

masing-masing untuk Spiritualitas di tempat kerja (X1), Pemberdayaan

karyawan (X2), dan Motivasi kerja Intrinsik (Z) yaitu:

1) Nilai signifikansi variabel Spiritualitas di tempat kerja (X1) adalah

sebesar 0,865 lebih besar dari 0,05 artinya antara variabel

Spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Kinerja karyawan (Y).

2) Nilai signifikansi variabel Pemberdayaan karyawan (X2) adalah

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya ada pengaruh positif dan

signifikan antara pemberdayaan karyawan (X2) terhadap Kinerja

karyawan (Y).

3) Nilai signifikansi variabel Motivasi kerja (Z) adalah sebesar 0,000

lebih kecildari 0,05 artinya ada pengaruh positif dan signifikan

antara motivasi kerja (Z) terhadap Kinerja karyawan (Y).

Page 83: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

66

b. Uji F test (uji secara serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen atau bebas secara bersama-sama dapat

mempengaruhi variabel dependen atau terikat (Bawono,

2006:91).Berikut adalah hasil uji F dengan menggunakan SPSS versi

21.

Tabel 4.7 Hasil Uji F test

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean

Square

F Sig.

1

Regressi

on

223.902 3 74.634 378.87

4

.000b

Residual 11.031 56 .197

Total 234.933 59

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa F hitung sebesar

378,874 dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dimana nilai

signifikansi ini kurang dari nilai alfa (α) sebesar 0,05. Hal tersebut

dapat dikatakan bahwa variabel independen yaitu Spiritualitas di

tempat kerja (X1), Pemberdayaan karyawan (X2) dan Motivasi kerja

intrinik (Z) secara bersama-sama mempengaruhi kinerja Karyawan

(Y).

Page 84: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

67

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji ini dilakukan untuk menunjukan sejauh mana tingkat

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, atau

sejauh mana kontribusi variabel mempengaruhi variabel dependen

(Bawono, 2006:92). Berikut adalah hasil uji R2 dengan menggunakan

SPSS versi 21:

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .976

a

.953 .951 .4438

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Hasil pada tabel tersebut menunjukkan bahwa koefesien

determinasi (Adjusted R2) sebesar 95,1 yang artinya bahwa kontribusi

variabel independen menjelaskan atau mempengaruhi variabel

dependen sebesar 95,1%, sedangkan sisanya yang 4,9% dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel yang lain diluar model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multicolonieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel

independen.Sedangkan model regresi yang baik ditunjukkan dengan

tidak adanya hubungan antara variabel independen.

Page 85: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

68

Dalam penelitian ini, uji multikolineritas dilakukan dengan cara

melihat nilai tolerance (TOL) dan nilai variance inflationfactor (VIF).

Multikolonieritas tidak akan terjadi apabila nilai tolerance lebih

dari0,1dan nilai VIF kurang dari 10 (Priyatno, 2011:288).

Tabel 4.9 Hasil Uji Multicolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

Collinearity

Statistics

B Std.

Error

Beta Toleranc

e

VIF

1

(Constan

t)

3.71

0

1.192

X1 .006 .035 .007 .554 1.805

X2 .318 .042 .360 .362 2.761

Z .616 .046 .663 .336 2.972

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari hasil output di atas perhitungan nilai Tolerance

menunjukan variabel independen yang memiliki nilai Tolerancelebih

dari 0.1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen.

Perhitungan nilai Variance Inflation Faktor (VIF) juga menunjukkan

hasil nilai VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan Uji

White. Cara pengujiannya adalah dengan meregres residual kuadrat

Page 86: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

69

dengan variabel bebas. Kemudian mencari R2 untuk menghitung X

2,

dimana X2 = R

2*n. Pengujiannya adalah jika X

2 hitung < X

2 tabel

maka data tersebut tidak ada heterikedastisitas.

Tabel 4.10 Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .645a .416 .350 .19841

a. Predictors: (Constant), x2z, x1x1, zz, X1, X2, Z

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari tabel di atas dapat diketahui AdjustedR

2 sebesar0,350,

maka kita dapat mengetahui besarnya X2

hitung yaitu 0,350*60 = 21.

Sedangkan besarnya X2 tabel adalah 79,0819, karena X

2 hitung < X

2

tabel maka gejala heterokedastisitas dalam model persamaan ini tidak

ada.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui variabel dependen

dan independen berdistribusi dengan normal atau tidak. Dalam

penelitian ini metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov.

Apabila signifikasi lebih besar dari signifikasi 0,05 (sig>α) maka data

tersebut berditribusi normal.

Page 87: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

70

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .43240301

Most Extreme

Differences

Absolute .146

Positive .146

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.129

Asymp. Sig. (2-tailed) .156

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari uji normalitas pada tabel di atas yang telah dilakukan pada

data diperoleh Asymp.Sig.(2-tailed) yaitu sebesar 0.156. Nilai tersebut

lebih besar dari pada 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

d. Uji linearitas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan

dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear, kuadrat atau

kubik (Ghozali, 2013:166). Berikut adalah hasil dari uji linearitas

dalam penelitian ini dengan menggunakan uji Durbin-Watson:

Page 88: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

71

Tabel 4.12 Hasil Uji Linearitas (Uji Durbin-Watson)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .976

a

.953 .951 .4438 1.854

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Dari tabel 4.12 di atas, nilai D-W adalah 1,854 berada di atas du

=1,727(d > du) dengan n = 60 dan k = 4, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada autokolerasi positif. Sehingga spesifikasi model

linear layak untuk digunakan alam model regresi.

4. Uji Hipotesis

a. Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja terhadap Motivasi Kerja

(Intrinsik)

X1 → Z = 0,264

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai t hitung

untuk variabel Spiritualitas di Tempat Kerja (X1) sebesar 2,723

dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,009 yang lebih kecil dari 0,05,

sehingga membuktikan bahwa Spiritualitas di Tempat Kerja (X1)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja

Intrinsik (Z). Oleh karena itu, hipotesis 1 didukung atau diterima.

Spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi kerja intrinsik artinya semakin baik spiritualitas di

tempat kerja pada Bank BTN Syariah KC Semarang maka akan

Page 89: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

72

semakin meningkatkan motivasi kerja intrinsik para karyawan Bank

BTN Syariah KC Semarang. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Oki Mardiawan dan Ali Mubarok

(2012) menyatakan bahwa spiritualitas memiliki pengaruh yang

signifikan positif terhadap motivasi kerja.

Karyawan yang memiliki spiritualitas di tempat kerja baik, juga

memiliki motivasi kerja intrinsik yang baik. Hal ini akan berguna bagi

manajemen Bank. Ketika manajemen ingin meningkatkan motivasi

kerja intrinsik dari para karyawan, maka dapat dilakukan dengan

meningkatkan spiritualitas di tempat kerja karyawan.

b. Pengaruh Pemberdayaan Karyawan terhadap Motivasi Kerja

(Intrinsik)

X2 → Z = 0,626

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai t hitung

untuk variabel Pemberdayaan Karyawan (X2) sebesar 6,444 dengan

taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,

sehingga membuktikan bahwa Pemberdayaan Karyawan (X2)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Motivasi Kerja

Intrinsik (Z). Oleh karena itu hipotesis 2 didukung atau diterima.

Pemberdayaan karyawan berpengaruh secara positif dan

signifikan artinya semakin baik pemberdayaan karyawan di Bank BTN

Syariah KC Semarang akan meningkatkan motivasi kerja intrinsik

karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang. Hasil penelitin ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Vivi Meliana Dewi (2013) yang

Page 90: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

73

menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara

pemberdayaan karyawan dengan motivasi kerja.

Pemberdayaan karyawan yang selama ini dilakukan oleh

manajemen Bank BTN Syaraiah KC Semarang ternyata berfungsi

untuk meningkatkan motivasi kerja intrinsik karyawan di Bank BTN

Syariah KC Semarang.

c. Pengaruh Spiritualitas di Tempat Kerja terhadap Kinerja

Karyawan

X1 →Y= 0,007

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai t hitung

untuk variabel Spiritualitas di Tempat Kerja (X1) sebesar 0,171

dengan taraf signifikansi hasil sebesar 0,865 yang lebih besar dari

0,05, sehingga membuktikan bahwa Spiritualitas di Tempat Kerja (X1)

berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Kinerja

Karyawan (Y). Oleh karena itu hipotesis 3 tidak didukung atau ditolak.

Spiritualitas di tempat kerja tidak signifikan terhadap kinerja

karyawan, oleh karenanya H3 tidak didukung. Artinya semakain baik

spiritualitas di tempat kerja pada Bank BTN Syariah KC Semarang,

belum tentu akan meningkatkan kinerja karyawan Bank BTN Syariah

KC Semarang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Habibollah Javanmard (2012) yang menyatakan bahwa

spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan. Tidak didukungnya H3 mungkin disebabkan karena

karyawan yang kurang menjiwai pekerjaannya, sehingga kurang

Page 91: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

74

maksimal dalam melaksanakan pekerjaan. Hal lain yang mungkin

menjadi penyebab tidak didukungnya H3 adalah karena karyawan

hanya mengejar terpenuhinya absensi dalam melakukan kegiatan

kerohanian yang dijadwalkan oleh Bank BTN Syariah KC Semarang.

Sehingga kegiatan kerohanian yang diharapkan oleh pihak Bank dapat

meningkatkan semangat kerja dan juga kinerja karyawan menjadi

kurang teroptimalkan hasilnya.

Spiritualitas di tempat kerja para karyawan Bank BTN Syariah

KC Semarang ternyata tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hal ini menjadi koreksi bagi pribadi para karyawan agar lebih

mengoptimalkan spiritualitas di tempat kerja mereka agar nantinya

mampu meningkatkan kinerjanya.

d. Pengaruh Pemberdayaan Karyawan terhadap Kinerja Karyawan

X2 → Y = 0,360

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai t hitung

untuk variabel Pemberdayaan Karyawan (X2) sebesar 7,482 dengan

taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,

sehingga membuktikan bahwa Pemberdayaan Karyawan (X2)

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

(Y). Oleh karena itu hipotesis 4 didukung atau diterima.

Pemberdayaan karyawan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin baik pemberdyaan

karyawan di Bank BTN Syariah KC Semarang akan meningkatkan

kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang. Hasil penelitian

Page 92: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

75

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fendy Levy Kambey

(2013) yang menyatakan bahwa pemberdayaan karyawan berpengaruh

positif terhadap kinerja karyawan.

Pemberdayaan yang dilakukan sesuai dengan kondisi para

karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang mampu memberikan

dampak positif berupa meningkatnya kinerja karyawan.

e. Pengaruh Motivasi Kerja (intrinsik) terhadap Kinerja Karyawan

Z → Y = 0,663

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil nilai t hitung

untuk variabel Motivasi Kerja Intrinsik (Z) sebesar 13,275 dengan

taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05,

sehingga membuktikan bahwa Motivasi Kerja Intrinsik berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y). Oleh

karena itu hipotesis 5 didukung atau diterima.

Motivasi kerja intrinsik berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan artinya semakin baik motivasi kerja

intrinsik pada Bank BTN Syariah KC Semarang akan meningkatkan

kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukam oleh M. Mudjib musta’in,

Anwar Sanusi, dan Abdul Manan (2014) yang menyatakan bahwa

motivasi kerja intrinsik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

5. Uji Analisis jalur (Path Analisys)

Hasil uji analisis jalur dengan bantuan komputer program IBM

SPSS 21 Update PLS Regresi adalah sebagai berikut:

Page 93: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

76

a. Pengujian Path Analysis Pertama

Hasil persamaan pertama analisis Jalur dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Hasil Pengujian Path Analysis Pertama

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .815a .664 .652 1.2664

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 5.417 3.324 1.630 .109

X1 .259 .095 .264 2.723 .009

X2 .594 .092 .626 6.444 .000

a. Dependent Variable: Z Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa:

1) Nilai koefisien Spiritualitas di tempat kerja (X1) sebesar 0,264

dengan signifikansi 0,009 yang berarti < 0,05 sehingga Spiritualitas

di tempat kerja (X1) mempengaruhi Motivasi kerja (Z). Nilai

koefisien 0,264 merupakan nilai jalur path P2.

2) Nilai koefisien Pemberdayaan karyawan (X2) sebesar 0,626

dengan signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05 sehingga

Page 94: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

77

Pemberdayaan karyawan (X2) mempengaruhi Motivasi kerja

Intrinsik (Z) . Nilai koefisien 0,626 merupakan nilai jalur path P2.

3) Besarnya nilai √(

b. Hasil persamaan kedua analisis Jalur dalam penelitian ini dapat dilihat

pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Hasil Pengujian Path Analysis Kedua

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .976a .953 .951 .4438 1.854

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 3.710 1.192 3.113 .003

X1 .006 .035 .007 .171 .865

X2 .318 .042 .360 7.482 .000

Z .616 .046 .663 13.275 .000

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa:

1) Nilai koefisien Spiritualitas di tempat kerja (X1) sebesar 0,007

dengan signifikansi 0,865 yang berarti > 0,05 sehingga Spiritualitas

Page 95: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

78

di tempat kerja (X1) tidak mempengaruhi Kinerja karyawa (Y).

Nilai koefisien 0,007 merupakan nilai jalur path P1.

2) Nilai koefisien (X2) sebesar 0,360 dengan signifikansi 0,000 yang

berarti < 0,05 sehingga Pemberdayaan karyawan (X2)

mempengaruhi Kinerja karyawan (Y). Nilai koefisien 0,360

merupakan nilai jalur path P1.

3) Nilai koefisien Motivasi kerja intrinsik (Z) sebesar 0,663 dengan

signifikansi 0,000 yang berarti < 0,05 sehingga Motivasi kerja

intrinsik (Z) mempengaruhi Kinerja karyawan (Y). Nilai koefisien

0,663 merupakan nilai jalur path P3.

4) Besarnya nilai √(

Secara lengkap hasil analisis jalur dalam penelitian ini dijelaskan

secara rinci pada Gambar:

Gambar 4.3 Hasil Analisis Jalur

Sumber: Data Primer yang diolah 2017

Berdasarkan gambar 4.3 Menunjukkan adanya pengaruh antar variabel:

Page 96: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

79

1. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja karyawan

melalui motivasi kerja (intrinsik)

X1 → Z → Y = 0,264 x 0,663 = 0,175

Pengaruh langsung yang diberikan pada spiritualitas di tempat

kerja (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 0,007. Sedangkan

pengaruh tidak langsung spiritualitas di tempat kerja (X1) melalui

motivasi kerja intrinsik (Z) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah

perkalian beta spiritualitas di tempat kerja (X1) dan beta motivasi kerja

(Z) yaitu P2 x P3 = 0,264 x 0,663 = 0,175. Maka pengaruh total yang

diberikan spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja karyawan

adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak langsung, yaitu P1

+ (P2 x P3) = 0,007 + 0,175 = 0,182.

Pemgaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien

(P2 x P3) untuk X1 sebesar 0,175. Signifikansi atau tidak diuji

menggunakan Solbet test dengan menghitung standar eror dari

koefisien indirect effect (Sp2p3).

√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

= √

= 0,00413

Page 97: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

80

= 42,349866

Dapat dilihat dari nilai t hitung = 42,349866 lebih besar dari t

tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,672, maka dapat

disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,175032 signifikan yang berarti

ada pengaruh mediasi. Artinya dalam penelitian ini menyatakan bahwa

motivasi kerja intrinsik dapat memediasi pengaruh spiritualitas di

tempat kerja terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa t hitung

sebesar 42,349866 signifikan, pengaruh langsung 0,007 dan pengaruh

tidak langsung sebesar 0,182 yang berarti pengaruh tidak langsung

lebih besar dari nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukkan bahwa

secara tidak langsung spiritualitas di tempat kerja melalui motivasi

kerja intrinsik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan. Oleh karena itu path analisis 1 berpengaruh.

Motivasi kerja intrinsik dapat mempengaruhi spiritualitas di

tempat kerja terhadap kinerja karyawan artinya semakin baik

spiritualitas di tempat kerja dan motivasi kerja intrinsik yang dilakukan

bersama-sama pada Bank BTN Syariah KC Semarang akan

meningkatkan kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Mardiawan

dan Mubarak (2012) dengan hasil dimensi-dimensi spiritualitas tempat

kerja pada karyawan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tinggi rendahnya motivasi kerja karyawan.

Page 98: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

81

Kemudian penelitian oleh Wawan Prahiawan dan Nopiyana Simbolon

(2004) dengan hasil motivasi intrinsik dan lingkungan kerja

mempunyai pengaruh yang signifikn terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh pemberdayaan karyawan terhadap kinerja karyawan

melalui motivasi kerja (intrinsik)

X2 → Z → Y = 0,626 x 0,663 = 0,415

Pengaruh langsung yang diberikan kepada pemberdayaan

karyawan (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) 0,360. Sedangkan

pengaruh tidak langsung pemberdayaan karyawan (X2) melalui

motivasi kerja intrinsik (Z) terhadap kinerja karyawan (Y) adalah

perkalian beta pemberdayaan karyawan(X2) dan beta motivasi kerja

intrinsik (Z) yaitu P2 x P3 = 0,626 x 0,663 = 0,415. Maka pengaruh

total yang diberikan pemberdayaan karyawan terhadap kinerja

karyawan adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak

langsung, yaitu P1 + (P2 x P3) = 0,360 + 0,415 = 0,775.

Pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh perkalian koefisien

(P2 x P3) untuk X2 sebesar 0,415. Signifikan atau tidak diuji dengan

Solbet test dengan menghitung standar eror dari kofisien indirect

effect (Sp2p3).

√( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

= √

Page 99: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

82

= 0,0045669

= 90,8975033

Dapat dilihat dari nilai t hitung = 90,8975033 lebih besar dari t

tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,672, maka dapat

disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,415038 signifikan yang berarti

ada pengaruh mediasi. Artinya dalam penelitian ini menyatakan bahwa

motivasi kerja intrinsik dapat memediasi pengaruh pemberdayaan

karyawan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa t hitung

sebesar 90,8975033 signifikan, pengaruh langsung 0,360 dan pengaruh

tidak langsung sebesar 0,415 yang berarti pengaruh tidak langsung

lebih besar dari nilai pengaruh langsung, hasil ini menunjukkan bahwa

secara tidak langsung pemberdayaan karyawan melalui motivasi kerja

intrinsik mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Oleh karena itu path analisis 2 berpengaruh.

Motivasi kerja intrinsik dapat mempengaruhi pemberdayaan

karyawan terhadap kinerja karyawan artinya semakin baik

pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja intrinsik yang dilakukan

bersama-sama pada Bank BTN Syariah KC Semarang akan

meningkatkan kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Semarang.

Penelitian ini sesuai demgan penelitian yang dilakukan oleh Vivi

Page 100: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

83

Meliana Dewi (2013) yaitu terdapat hubungan positif dan signifikan

antara pemberdayaan SDM dengan motivasi kerja.Kemudian

penelitian oleh Agus Gede Yudha Suparta (2013) dengan hasil

motivasi intrinsic berpengaruh signifikan baik secara parsial atau

bersama-sama terhadap kinerja karyawan.

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis dan Path Analisysis

No Hipotesis Kesimpulan

1 Spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Motivasi kerja

(intrinsik)

Diterima

2 Pemberdayaan karyawan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap motivasi kerja

(intrinsik)

Diterima

3 Spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan

Ditolak

4 Pemberdayaan karyawan berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Diterima

5 Motivasi kerja (intrinsik) berpengarug positif

dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Diterima

No Path Analisys Kesimpulan

1 Motivasi kerja (intrinsik) dapat mempengaruhi

spiritualitas di tempat kerja terhadap kinerja

karyawan

Berpengaruh

2 Motivasi kerja (intrinsik) dapat mempengaruhi

pemberdayaan karyawan terhadap kinerja

karyawan

Berpengaruh

Sumber: Data primer yang diolah (2017)

Page 101: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

84

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data yang telah dilakukan

terhadap persepsi kinerja karyawan yang dilakukan pada Bank BTN Syariah

KC. Semarang melalui mediasi motivasi kerja (intrinsik) atas faktor-faktor

spiritualitas di tempat kerja dan pemberdayaan karyawan yang mempengaruhi

kinerja karyawan dapat diuraikan secara singkat dalam simpulan seperti di

bawah ini.

1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa:

a. Spiritualitas di tempat kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi kerja (intrinsik), artinya spiritualitas di tempat kerja

yang semakin baik akan mampu meningkatkan motivasi kerja

(intrinsik). Hal ini berarti bahwa dengan menemukan makna kerja

yang bernilai tinggi, merasakan adanya komunitas kerja yang kondusif,

merasakan adanya ketenangan batin, dan juga menunjukkan tanggung

jawab pribadi di tempat kerja mampu membuat motivasi kerja

(intrinsik) karyawan Bank meningkat.

b. Pemberdayaan karyawan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi kerja (intrinsik), artinya apabila pemberdayaan

karyawan semakin baik maka motivasi kerja intrinsik tentu akan

meningkat. Hal ini berarti bahwa dengan dorongan, bantuan,

Page 102: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

85

kepercayaan, dan inspirasi dari atasan mampu membuat motivasi kerja

(intrinsik) karyawan Bank meningkat.

c. Spiritualitas di tempat kerja mempunyai pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya semakin tinggi

spiritualitas di tempat kerja maka kinerja karyawan belum tentu akan

meningkat. Hal ini berarti bahwa dengan menemukan makna kerja

yang bernilai tinggi, merasakan adanya komunikasi kerja kondusif,

merasakan adanya ketenangan batin, dan juga menunjukkan tanggung

jawab pribadi di tempat kerja mampu membuat kinerja karyawan bank

meningkat.

d. Pemberdayaan karyawan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan, artinya semakin tinggi pemberdayaan

karyawan maka kinerja karyawan akan meningkat. Hal ini berarti

bahwa dengan dorongan, bantuan, kepercayaan, dan inspirasi dari

atasan mampu membuat kinerja karyawan Bank meningkat.

e. Motivasi kerja (intrinsik) mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan, artinya semakin tinggi motivasi kerja

(intrinsik) maka kinerja karyawan tentu akan meningkat. Hal ini berarti

bahwa dengan merasa senang dalam menyelesaikan pekerjaan, adanya

minat dan kepedulian pada pekerjaan dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

f. Motivasi keraja intrinsik mampu mempengaruhi spiritualitas di tempat

kerja terhadap kinerja karyawan, artinya semakin baik spiritualitas di

tempat kerja dan motivasi kerja (intrinsik) yang dilakukan bersama-

Page 103: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

86

sama aka nmeningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa

dengan menemukan makna kerja yang bernilai tinggi, merasakan

adanya komunitas kerja yang kondusif dan merasa senang dalam

menyelesaikan pekerjaan dan adanya minat dan kepedulian pada

pekerjaan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

g. Motivasi keraja intrinsik mampu mempengaruhi pemberdayaan

karyawan terhadap kinerja karyawan artinya semakin baik

pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) yang dilakukan

bersama-sama akan meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berarti

bahwa dengan dorongan, bantuan, kepercayaan, inspirasi dari atasan

diiringi dengan merasa senang dalam menyelesaikan pekerjaan, adanya

minat dan kepedulian pada pekerjaan dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

2. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan pada

penelitian ini masih terbatas pada tiga variabel saja yaitu spiritualitas di

tempat kerja, pemberdayaan karyawan, dan motivasi kerja (intrinsik),

sedangkan masih banyak variabel yang dapat digunaka nuntuk

mengukur kinerja karya

3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka

berikut adalah saran yang dapat diterapkan.

Page 104: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

87

a. Saran bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan kinerja karyawan, saran bagi pihak

manajerial berdasarkan hasil penelitian adalah perlu memperhatikan

faktor spiritualitas di tempat kerja, pemberdayaan karyawan, dan

motivasi kerja (intrinsik) secaralebih detail dan mendalam.

Perlunya perhatian lebih mengenai indikator spiritualitas di

tempat kerja karena hasil pengaruh total menunjukkan nilai 0,865,

pihak manajemen bekerjasama dengan para staf perlu membangun

hubungan positif dengan individu-individu lain dan perlu menciptakan

suasana komunitas kerja yang kondusif sehingga nantinya dapat

membuat karyawan dapat menemukan makna pekerjaan dan

ketenangan batin di tempat kerja. Pihak manajemen beserta para staf

juga perlu menyingkirkan hal-hal yang dapat menghambat

terwujudnya spiritualitas di tempat kerja.

Indikator pemberdayaan membutuhkan perhatian karena hasil

pengaruh total sebesar 0,360. Hal ini menunjukkan bahwa jika

pemberdayaan karyawan membaik, maka kinerja karyawan akan

membaik. Memberikan inspirasi, fleksibilitas, dorongan dari atasan

dengan porsi yang sesuai. Ketegasan terkait waktu dan evaluasi terkait

kinerja karyawan harus lebih ditingkatkan.

Motivasi kerja (intrinsik) memiliki total pengaruh sebesar

0,663 terhadap kinerja karyawan. Nilai ini bertambah jika karyawan

bekerjasama untuk melakukan perbaikan. Hal yang dapat dilakukan

yaitu dengan lebih peduli pada pekerjannya, melakukan pekerjaan

Page 105: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

88

dengan lebih senang, dan mengangap pekerjaan sebagai sarana belajar

dengan begitu motivasi kerja (intrinsik) karyawan akan lebih

meningkat. Selain itu karyawan juga bisa melakukan pekerjaan bukan

hanya karena uang dan berusaha untuk tetap loyal pada perusahaan

sekalipun sudah kaya.

b. Saran untuk penelitian yang akan datang

Untuk penelitian yang akan dating lebih memperhatikan

karakteristik responden untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal

dari pendistribusian kuesioner. Peneliti disarankan memilih objek

penelitian yang tepat untuk mengisi kuesioner agar hasil yang

diperoleh maksimal. Penambahan jumlah responden juga diperlukan,

agar mendapatkan hasil yang lebih mencerminkan kondisi yang

sebenarnya. Selain itu, belum terdapat pertanyaan terbuka dalam

kuesioner yang didistribusikan kepada karyawan sehingga belum bisa

memberikan kebebasan pada responden untuk menjawab lebih detail.

Akan lebih baik jika dalam penelitian ini mengguakan kuesioner

dengan pertanyaan tertutup dan terbuka sehingga dapat menjembatani

kekurangan-kekurangan terkait jawaban responden.

Page 106: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

89

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Yusra. Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik, Kompetensi dan

Kinerja Guru.Jurnal Humanitas. Vol.X, No.1, Januari 2013, pp

61-74

Amin, Ridwan. 2010. Menggagas Manajemen Syariah: Teori dan

PraktikThe Celestial Management. Jakarta: Salemba Empat

Azlimin, Abdul Hakim, 2015. Model Peningkatan Komitmen Sumber

Daya Manusia Berbasis Spiritual Leadership dan Spiritualitas

Survival serta Workplace Spirituality dengan Moderating

Individual Spirituality. Jurnal CBAM. Vol.2, No.1, Mei 2015,

pp124-135

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga:

STAIN Salatiga Press.

Brahmasari, Ida Ayu, dan Agussuprayetno, 2008. Pengaruh Motivasi

Kerjadan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja serta

Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT.

Pei Hai International Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan. Vol. 10, No.2, September 2008, pp 124-

135

Dewi, ViviMeliana. 2013. Pengaruh Kapitalisasi Implementasi

Capacity Building dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

terhadap Motivasi Kerja Pegawai di Balai Pelatihan

Manajerial PT. KeretaApi (PERSERO) Bandung. Skripsi.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Fadzilah, Ari. 2006. Analisis Pengaruh Pemberdayaan Karyawan Dan

Self Of Efficacy Terhadap Kinerja Karyawan Bagian

Penjualan (Studi Kasus Pada PT. Sinar Sosro Wilayah

Pemasaran Semarang). Jurnal Studi & Manajemen. Vol.3, No.

1, Januari 2006, Pp 13-27

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program

SPSS, Badan Perbitan UNDIP, Semarang

Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Holomoan, Bachty. 2014. Pengaruh Spiritualitas Di Tempat Kerja

Terhadap Motivasi Intrinsik Terhadap Karyawan PT. Adira

Dinamika Multifinance. Skripsi. Jakarta: Guna Darma

Imron. 2016. Kinerja Guru Dilhat Dari Spiritualitas, Komitmen

Organisasi, Modal Psikolois, dan Perilaku

Kewargaorganisasian. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 1, No. 02,

2016, Pp 101-124

Page 107: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

90

Isronia, dan Widhy Setyowati.2009. Pengaruh Pemberdayaan

Pegawai Dan Karakteristik Pekerkaan Terhadap Kinerja

Pegawai Dengan MediasiIklim Organisasi Pada Secretariat

Kabupaten Pekalongan. Jurnal Tema. Vol.6, Edisi.2, Maret

2009, Hal. 19-31

Kadarisman, M.. 2013. Manajemen Pnembangan Sumberdaya

Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kadirun.2013. Pengaruh Pemberdayaan Karyawandan Kompensasi

terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Cabang Dago Bandung. Skripsi. Semarang:

Universitas Komputer Indonesia

Kambey, Fendy Levy. 2013. Pengaruh Pembinaan, Pelatihandan

Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi terhadap

Kinerja Karyawan di PT. Njonja Meneer. Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro

Knippenberg, Ginkel, Homan 2013.Organizational Behavior and

Human Decision Processes : Diversity Minset and The

Perfomence of Diverse Teams”, Rotterdam School of

Manajement, Erasmus University Rotterdam and Departement

of Psicology, Universitas of Amsterdam. Organizational

Behavior and Human Decision Processes 121, pp 183-193

Maghfiroh, Evi. 2017. Hubungan antara Motivasi Intrinsik dan

Spiritualitas di Tempat Kerja dengan Komitmen Afektif pada

Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonogiri

Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Mardiawan, Oki dan Ali Mubarak.2012. Pengaruh Spiritualitas at

Work terhadap Motivasi Kerja pada Karyawan bagian

Administrasi di Instansi X di Bandung. Prosiding Seminar

Nasioanal Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan

Humaniora. Vol.3, No.1, 2012, pp 405-410

Mulyadi, dan Setyawan Johny. 2001. Sistem Perencanaan dan

Pengendalian Manajemen. Jakarta: SalembaEmpat

Muslih, Basthoumi. 2012. Analisis Pengaruh Motivasi terhadap

Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di PT Sang Hyang Seri

(Persero) Regional III Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen.

Vol.10, No.4, Desember 2012, pp 799-810

Nurtjahjanti, Herlina. 2010. Spiritualitas Kerja sebagai Ekspresi

Keinginan Diri Karyawan untuk Mencari Makna dan Tujuan

Hidup Dalam Organisasi. Jurnal Psikologi Undip. Vol.7, No.1,

pp27-30

Page 108: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

91

Perlinda, Veradan M. Wahyuddin. 2004. Pengaruh Kepemimpinan,

Motivasi, Pelatihan, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja

Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Surakarta. Jurnal. Pp 1-16

Pratama, Abdul Azis Nugraha. 2014. Pengaruh Spiritualitas,

Intelektualitas, dan Profesionalisme Terhadap Kinerja Dosen

STAIN Salatiga. Jurnal Penelitian Sosial dan Keagamaan.

Vol.8, No.2, Desember 2014, pp 415-436

Priyatno, Duwi. 2011. Buku saku Analisis Statistik Data dengan SSPS.

Yogyakarta: MediaKom

Rivai, Veithzal.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk

Perusahaan Dari Teorike Praktik. Jakarta: Raja Grafindo

Persada

Robbins, Stephen P.. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba

Empat

Roslina, dan Suryanti. 2012. Analisis Pengaruh Pemberdayaan

Karyawan Manajemen Konflik terhadap Motivasi Karyawan

dan Dampak terhadap Kinerja Karyawan di PT. Athero

nIntrnasional. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Pp 1-16

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Tielung, Jcklyen. 2013. Pemberdayaan Karyawan, Motivasi dan

Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT.

PLN (Persero) Wilayah VII Manado. Jurnal EMBA, Vol.1, No.

4, Desember 2013, Hal 1799-1808

Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers

Wibowo. 2012. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga

Winarto, dan Mustika Widowati. 2013. Nilai-Nilai Spiritualitas dan

Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi. Semarang:

Politeknik Negeri Semarang

Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar.

Jakarta: Gramedia

Woolfolk, A.E. 1993. Educational Psicology Englewood.cliffs, New

Jersey: Prentice hall, Inc

Page 109: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

LAMPIRAN

Page 110: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kidnafis Sa’adah

Tempat/ Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 05 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Banjaran Rt 06 / Rw 08, Kesongo, Tuntang,

Kab. Semarang, Jawa Tengah

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia

Email : [email protected]

Status : Belum Menikah

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kesongo 4 Lulus Tahun2007

2. SMP N 2 Tuntang Lulus Tahun 2010

3. SMK N 1 Salatiga Lulus Tahun 2013

Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi

yang berkepentingan harap maklum adanya.

Salatiga, 13 September 2017

Penulis

Kidnafis Sa’adah

NIM. 21313145

Page 111: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN

PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DENGAN MOTIVASI KERJA (INTRINSIK) SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

A. IDENTITAS RESPPONDEN

Nama :......................................

Jenis Kelamin : L / P

Pendidikan :………………………..

Usia :………………………..

Bagian :………………………..

B. PETUNJUK PENGISIAN

1. Berilah tanda √ pada salah satu kotak diatas angka yang tersedia mulai angka 0

s/d 10 sesuai dengan pilihan Saudara.

2. Apabila Saudara Setuju dengan pernyataan kuesioner maka tandailah angka

yang semakin tinggi sebelah kanan, semakin mendekati angka 10 berarti

semakin setuju atau sangat setuju terhadap pernyataan kuesioner.

3. Apabila Saudara Tidak Setuju dengan pernyataan kuesioner maka tandailah

angka yang rendah sebelah kiri, semakin mendekati angka 0 berarti semakin

tidak setuju atau sangat tidak setuju terhadap pernyataan kuesioner.

NO VARIABEL (Y1) MOTIVASI KERJA (INTRINSIK) NILAI

PERNYATAAN 1 Saya sungguh peduli dengan pekerjaan saya.

2 Pekerjaan saya sangat menyenangkan dan menantang

3 Pekerjaan saya memberikan kesempatan untuk belajar sesuatu yang

berbeda dan baru

4 Jika bukan karena uang, saya tidak akan melakukan pekerjaan

5 Pekerjaan saya sungguh menarik minat saya

Page 112: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

6 Jika saya sudah kaya, saya masih akan mengambil pekerjan ini karena

menantang dan menyenangkan

NO VARIABEL (X1) SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA NILAI

PERNYATAAN

1 Secara keseluruhan, saya merasakan adanya suasana komunitas kerja

kondusif

2 Secara keseluruhan, saya menemukan makna pekerjaan yang bernilai

tinggi

3 Secara keseluruhan, saya merasakan ketenangan batin di tempat kerja

4 Secara keseluruhan, saya merasakan adanya peningkatan spiritualitas

di tempat kerja

5 Secara keseluruhan, saya dapat menunjukkan tanggung jawab pribadi

di tempat kerja

6 Secara keseluruhan, saya mampu membangun hubugan positif dengan

individu-individu lain di tempat kerja

NO VARIABEL (X2) PEMBERDAYAAN KARYAWAN NILAI PERNYATAAN

1 Atasan mendorong karyawan untuk percaya pada diri sendiri

2 Atasan memberikan kebebasan untuk melakukan percobaan terkait

dengan pekerjaan

3 Atasan menginspirasi karyawan untuk bekerja lebih baik dari pada

yang biasa dilakukan saat ini

4 Atasan menunjukkan kredibilitas ketika berinteraksi dengan karyawan

5 Atasan mendorong karyawan untuk terbuka dalam menyampaikan

pendapat/opini

6 Atasan membantu karyawan untuk menetapkan tujuan yang bermakna

NO VARIABEL (Y2) KINERJA KARYAWAN NILAI PERNYATAAN

1 Tingkat pencapaian volume kerja yang saya hasilkan telah sesuai

dengan harapan perusahaan

2 Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan baik dan cekatan

3 Saya mencari-cari teman kerja yang lain ketika saya mengalami

kebuntuan kerja

4 Saya memegang erat sistem pendelegasian wewenang, tugas dan

tanggung jawab yang ditetapkan perusahaan

5 Saya handal dalam melaksanakan prosedur kerja

6 Saya bekerja sesuai dengan koridor struktur organisasi perusahaan

Page 113: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 114: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 115: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

X1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.827 .831 6

Page 116: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

X2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.806 .804 6

Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.861 .865 6

Z

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

.837 .838 6

Page 117: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Hasil Uji Validitas

Correlations

B1 B2 B3 B4 B5 B6 X1

B1

Pearson Correlation 1 .553** .349

** .627

** .638

** .490

** .825

**

Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B2

Pearson Correlation .553** 1 .470

** .280

* .265

* .268

* .626

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .030 .040 .038 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B3

Pearson Correlation .349** .470

** 1 .337

** .369

** .492

** .657

**

Sig. (2-tailed) .006 .000 .008 .004 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B4

Pearson Correlation .627** .280

* .337

** 1 .524

** .406

** .699

**

Sig. (2-tailed) .000 .030 .008 .000 .001 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B5

Pearson Correlation .638** .265

* .369

** .524

** 1 .689

** .821

**

Sig. (2-tailed) .000 .040 .004 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B6

Pearson Correlation .490** .268

* .492

** .406

** .689

** 1 .782

**

Sig. (2-tailed) .000 .038 .000 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

X1

Pearson Correlation .825** .626

** .657

** .699

** .821

** .782

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 118: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Correlations

B7 B8 B9 B10 B11 B12 X2

B7

Pearson Correlation 1 .364** .524

** .491

** .539

** .560

** .824

**

Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B8

Pearson Correlation .364** 1 .007 .116 .380

** .498

** .558

**

Sig. (2-tailed) .004 .960 .378 .003 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B9

Pearson Correlation .524** .007 1 .739

** .173 .162 .599

**

Sig. (2-tailed) .000 .960 .000 .187 .216 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B10

Pearson Correlation .491** .116 .739

** 1 .434

** .317

* .712

**

Sig. (2-tailed) .000 .378 .000 .001 .014 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B11

Pearson Correlation .539** .380

** .173 .434

** 1 .781

** .779

**

Sig. (2-tailed) .000 .003 .187 .001 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B12

Pearson Correlation .560** .498

** .162 .317

* .781

** 1 .788

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .216 .014 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

X2

Pearson Correlation .824** .558

** .599

** .712

** .779

** .788

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 119: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Correlations

B13 B14 B15 B16 B17 B18 Z

B13

Pearson Correlation 1 .434** .424

** .320

* .252 .386

** .614

**

Sig. (2-tailed) .001 .001 .013 .052 .002 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B14

Pearson Correlation .434** 1 .540

** .362

** .612

** .492

** .751

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .004 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B15

Pearson Correlation .424** .540

** 1 .574

** .546

** .724

** .814

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B16

Pearson Correlation .320* .362

** .574

** 1 .666

** .623

** .766

**

Sig. (2-tailed) .013 .004 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B17

Pearson Correlation .252 .612** .546

** .666

** 1 .803

** .834

**

Sig. (2-tailed) .052 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B18

Pearson Correlation .386** .492

** .724

** .623

** .803

** 1 .858

**

Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Z

Pearson Correlation .614** .751

** .814

** .766

** .834

** .858

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 120: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Correlations

B19 B20 B21 B22 B23 B24 Y

B19

Pearson Correlation 1 .609** .097 .345

** .350

** .401

** .619

**

Sig. (2-tailed) .000 .460 .007 .006 .002 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B20

Pearson Correlation .609** 1 .190 .344

** .378

** .307

* .632

**

Sig. (2-tailed) .000 .145 .007 .003 .017 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B21

Pearson Correlation .097 .190 1 .803** .546

** .666

** .746

**

Sig. (2-tailed) .460 .145 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B22

Pearson Correlation .345** .344

** .803

** 1 .724

** .623

** .857

**

Sig. (2-tailed) .007 .007 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B23

Pearson Correlation .350** .378

** .546

** .724

** 1 .574

** .798

**

Sig. (2-tailed) .006 .003 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

B24

Pearson Correlation .401** .307

* .666

** .623

** .574

** 1 .810

**

Sig. (2-tailed) .002 .017 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

Y

Pearson Correlation .619** .632

** .746

** .857

** .798

** .810

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 60 60 60 60 60 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji statistik

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .976a .953 .951 .4438

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Page 121: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Hasil Uji F test

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 223.902 3 74.634 378.874 .000b

Residual 11.031 56 .197

Total 234.933 59

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

Hasil Uji ttest

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.710 1.192 3.113 .003

X1 .006 .035 .007 .171 .865

X2 .318 .042 .360 7.482 .000

Z .616 .046 .663 13.275 .000

a. Dependent Variable: Y

Uji Asumsi Klasik

Hasil Uji Multicolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3.710 1.192

X1 .006 .035 .007 .554 1.805

X2 .318 .042 .360 .362 2.761

Z .616 .046 .663 .336 2.972

a. Dependent Variable: Y

Page 122: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .645a .416 .350 .19841

a. Predictors: (Constant), x2z, x1x1, zz, X1, X2, Z

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .43240301

Most Extreme Differences

Absolute .146

Positive .146

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.129

Asymp. Sig. (2-tailed) .156

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil Uji Linearitas (Uji Durbin-Watson)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .976a .953 .951 .4438 1.854

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Page 123: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama

Analisis Jalur

Pengujian Hipotesis Pertama

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .815a .664 .652 1.2664

a. Predictors: (Constant), X2, X1

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.417 3.324 1.630 .109

X1 .259 .095 .264 2.723 .009

X2 .594 .092 .626 6.444 .000

a. Dependent Variable: Z

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .976a .953 .951 .4438 1.854

a. Predictors: (Constant), Z, X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.710 1.192 3.113 .003

X1 .006 .035 .007 .171 .865

X2 .318 .042 .360 7.482 .000

Z .616 .046 .663 13.275 .000

a. Dependent Variable: Y

Page 124: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 125: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 126: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 127: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 128: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama
Page 129: PENGARUH SPIRITUALITAS DI TEMPAT KERJA DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2491/1/Skrpsi.pdfdi tempat kerja, pemberdayaan karyawan dan motivasi kerja (intrinsik) secara bersama-sama