Upload
others
View
9
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Soliditas dan Penggunaan Sudu Pengarah Aliran Terhadap Unjuk
Kerja Model Turbin Helik
(Skripsi)
Oleh
Milia Rahman
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH SOLIDITAS DAN PENGGUNAAN SUDU PENGARAH ALIRAN
TERHADAP UNJUK KERJA MODEL TURBIN HELIK
Oleh
Milia Rahman
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unjuk kerja model turbin helik. Analisis
dilakukan untuk mengetahui soliditas terbaik dan pengaruh penggunaan sudu
pengarah pada pengujian model turbin helik untuk mendapatkan hasil unjuk kerja
turbin yang optimal. Turbin helik sendiri merupakan turbin yang memanfaatkan
sumber energi aliran air yang hanya memiliki energi kinetik tanpa adanya energi
potensial. Dengan adanya turbin helik tersebut di daerah pedesaan yang terdapat
aliran sungai yang hanya memiliki energi kinetik dapat dibangun suatu pembangkit
listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Dengan dilakukanya analisis soliditas dan
penggunaan sudu pengarah akan didapatkan model turbin helik dengan unjuk kerja
yang optimal.
Hasil rancangan turbin yang telah dilakukan berdasarkan luas penampang aliran
didapat dimensi turbin dengan diameter turbin 10 cm dan tinggi turbin 20 cm.
Pengujian model turbin helik dilakukan pada tiga debit yang berbeda. Hasil analisis
dengan menggunakan rumus soliditas dan penggunaan java foil didapatkan profil
sudu dengan soliditas 0,35 0,40 dan 0,45. Pada analisis penggunaan sudu pengarah
yang dirancang berdasarkan tabel loss coefficients didapat sudu pengarah dengan
besar sudut kemiringan 30o 40o dan 45o.
Pada pengujian turbin helik dengan menggunakan soliditas 0,35 0,40 dan 0,45
didapatkan effisiensi tertinggi pada soliditas 0,40 dimana efisiensi yang dihasilkan
sebesar 15,56 % pada kondisi turbin terendam keseluruhan sudunya. Dan pada
pengujian turbin helik dengan menggunakan sudu pengarah didapat effisiensi
tertinggi sebesar 17,85 % pada sudu pengarah dengan sudut kemiringan 40o pada
kondisi turbin terendam lebih dari setengah bagian sudu turbin dan tidak merendam
kesuluruhan sudu turbin.
Katakunci :Debit Aliran, Soliditas, Sudu Pengarah, Turbin Helik
ABSTRAK
THE EFFECT OF SOLIDITY AND THE USE NOZZLE TOWARDS THE
PERFORMANCE OF HELICAL TURBINE MODEL
BY
MILIA RAHMAN
This study aims to analyze the performance of the helical turbine model. The analysis
was carried out to determine the best solidity and the effect of using guide blades on
testing the helical turbine model to obtain optimal turbine performance results. The
helical turbine itself is a turbine that utilizes a water source that only has kinetic
energy without any potential energy. With the helical turbine in a rural area where
there is a river that only has kinetic energy, a micro hydro power plant (PLTMH) can
be built. By doing solidity analysis and the use of steering blades, a helical turbine
model will be obtained with optimal performance.
The results of the turbine design that has been carried out based on cross sectional
area are turbine dimensions with a diameter of 10 cm and a height of 20 cm. Testing
of the helical turbine model is carried out at three different debits. The results of the
analysis using the solidity formula and the use of java foil are blade profiles with a
solidity of 0.35 0.40 and 0.45. In the analysis of the use of steering blades designed
based on a table of loss coefficients, the guide blade is obtained with a slope angle of
30o 40o and 45o.
In testing the helical turbines using 0.35 0.40 and 0.45 solidity, the highest efficiency
was obtained at 0.40 solidity where the efficiency produced was 15.56% in the
conditions of the entire turbine blades submerged. And from the helical turbine test
using the steering blade, obtained the highest efficiency of 17.85% on the steering
blade with a slope angle of 40o in the conditions of more than half the turbine blades
submerged and not immersing the whole turbine blade.
Keywords: Flow Discharge, Helical Turbine, Solidity, Steering Blade.
HALAMAN JUDUL
PENGARUH SOLIDITAS DAN PENGGUNAAN SUDU PENGARAH
ALIRAN TERHADAP UNJUK KERJA MODEL TURBIN HELIK
Oleh :
MILIA RAHMAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Padang Ratu kabupaten Lampung tengah,
Lampung pada tanggal 09 November 1994, sebagai anak
pertama dari empat bersaudara dari pasangan Samsudin dan
Syairah. Penulis mengawali jenjang akademis di sekolah dasar
yaitu di SD Negeri 1 Bangunrejo, Kecamatan Bangunrejo,
Lampung Tengah pada tahun 2001. Lalu pada tahun 2007 penulis menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo, Kecamatan Bangunrejo,
Lampung Tengah dan pada tahun 2010 penulis menyelesaikan pendidikan SMP.
Pada tahun 2013 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Atas di SMA Negeri Negeri 1 Bangunrejo, Kecamatan Bangunrejo, Lampung
Tengah.
Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi internal seperti di
Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (2015 – 2016) menjabat sebagai anggota
divisi advokasi. Penulis juga aktif sebagai anggota dari Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) pada tahun 2014-2015. Pada Skripsi ini penulis melaksanakan
penelitian dalam bidang konsentrasi konversi energi yang berjudul “ Pengaruh
Soliditas dan Penggunaan Sudu Pengarah Aliran Terhadap Unjuk Kerja Model
Turbin Helik” di bawah bimbingan Bapak Jorfri Boike Sinaga, S.T., M.T. dan
Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T.
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Segala Kerendahan Hati
Dan Harapan Meraih Ridho Allah SWT.
Kupersembahkan Hasil Karya Yang Sederhana Ini Untuk Orang-Orang Yang Berjasa Besar
Dalam Hidupku :
“Kedua Orang Tuaku”
“Ayah dan Ibu”
Yang Selalu Memberikan Kasih Sayang dan Cinta Sejak Buaian, Serta Jerih Payah dan Kerja
Keras Yang Dilakukan Untuk Menjadikanku Hingga Bisa Seperti Sekarang Ini.
“Adik dan Kaka ku”
“Dinah Wiradin, Fitri Yani, Rosidah”
Terima Kasih Atas Doa dan Semangat Yang Telah Diberikan
“Keluarga Besar Teknik Mesin Universitas
Lampung”
Keluarga Besarku Dan Sahabat Terbaik Yang Selalu Memberi Semangat Dan Dukungan
Kepada Saya.
“Almamater Tercinta Teknik Mesin
Universitas Lampung”
MOTTO
“Tempat Terbaik untuk Menuliskan Cita-cita
adalah kertas yang beralaskan Kerja keras
yang Tergores Tinta Tawakal dan Tersimpan
Dalam Doa”
“Orang Sukses Tidak Diukur Berdasarkan
Berapa Besar Harta dan Tahta yang Telah
Didapatkan, Melainkan Sebarapa Besar
Perjuangannya Untuk Menggapai Kesuksesan
Itu Sendiri”
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia
amat baik bagi kamu. Dan boleh jadi kamu
mencintai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi
kamu. Allah Maha mengetahui sedangkan kamu
tidak mengetahui”
(Al-Baqarah: 216)
SANWANCANA
Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam atas rahmat
dan pertolongan-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan kepada umat manusia
jalan yang lurus, dan kepada para sahabatnya, keluarganya, serta para pengikutnya
yang selalu istiqamah diatas kebenaran agama Islam hingga hari ajal menjemput.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan baik itu moral
maupun material dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Prof. Drs. Suharno, M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
3. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung.
4. Bapak Jorfri Boike Sinaga, S.T., M.T., selaku pembimbing utama tugas akhir,
atas banyak waktu, ide, dan perhatian yang telah diberikan untuk membina
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T., selaku pembimbing kedua tugas akhir ini,
yang telah banyak mencurahkan waktu dan pikirannya bagi penulis.
6. Bapak Agus Sugiri, S.T., M.Eng, selaku pembahas tugas akhir ini, yang telah
banyak memberi kritik dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan (Mas Marta, Mas Dadang, Mas Nanang, Mas
Giman) Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
8. Kedua Orang Tuaku, Bapak, Mamak, serta Adik ku yang selalu memberikan
semangat dan doa yang terbaik bagi penulis.
9. Kepada Alm. Dinah Wiradin adik tercinta yang selalu memberikan doa
terbaik dan pelajaran tentang arti sebuah kehidupan bagi penulis.
10. Kepada mbak Fitriyani dan Rosidah yang selalu memberikan dukungan
berupa semangat dan materil bagi penulis.
11. Sahabat-sahabatku seperjuangan Aang, Ucok, Nuril, Yuda, Arizon, Cahya,
Kusuma, Wahyudi, Adin, Isma, Bastian, Novan, Ihsan, Suci, Aldy serta
seluruh saudara seperjuangan Teknik Mesin 2013 yang selalu memberikan
semangat bagi penulis.
Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada
penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis
MILIA RAHMAN
ii
i
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI ................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
C. Batasan Masalah.......................................................................... 3
D. Sitematika Penulisan ................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)................... 5
B. Teknologi Turbin Air .................................................................. 9
C. Turbin Helik .............................................................................. 16
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Turbin Helik ............ 21
E. Hydrofoil .................................................................................. 23
F. Pengaruh Soliditas Terhadap Unjuk Kerja Turbin Helik .......... 25
G. Pengaruh Nosel Terhadap Kecepatan Aliran ............................ 27
ii
III. METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat Pelaksanaan .................................................................. 29
B.
Alat dan Bahan ..........................................................................
29
C.
Tahap Perancangan dan Pembuatan ..........................................
35
D.
Pengujian Nosel dan Sudu Turbin Helik...................................
39
E.
Analisa Data ..............................................................................
40
F.
Diagram Alur Pelaksanaan Tugas Akhir...................................
42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Instalasi Pengujian Turbin Helik................................... 43
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 44
C. Pembahasan ............................................................................... 52
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan..................................................................................... 66
B. Saran ........................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema PLTMH........................................................................... 8
Gambar 2. Turbin Impuls (Pelton) .............................................................. 11
Gambar 3. Turbin cross-flow ...................................................................... 12
Gambar 4. Turbin turgo............................................................................... 13
Gambar 5. Turbin reaksi (Francis) .............................................................. 14
Gambar 6. Turbin Kaplan .......................................................................... 15
Gambar 7. Bentuk sudu turbin Darrieus dan turbin helik ........................... 16
Gambar 8. Beban resultan hydrofoil ........................................................... 19
Gambar 9. Parameter pada turbin Gorlov ................................................... 22
Gambar 10. Bagian-bagian dari hydrofoil................................................... 24
Gambar 11. Aliran gaya turbin helik dengan 3 blade ................................. 25
Gambar 12. Tabel loss coefficients ............................................................. 28
Gambar 13. Pelat ......................................................................................... 30
Gambar 14. Besi siku .................................................................................. 30
Gambar 15. Besi behel ................................................................................ 31
Gambar 16. Mal sudu turbin helik .............................................................. 31
Gambar 17. Mesin las listrik dan elektroda ................................................ 32
iv
Gambar 18. Meteran.................................................................................... 32
Gambar 19. Gerinda .................................................................................... 33
Gambar 20. Mistar siku, busur dan jangka ................................................. 33
Gambar 21. Tachometer.............................................................................. 34
Gambar 22. Torsimeter ............................................................................... 34
Gambar 23. Current meter........................................................................... 35
Gambar 24. Skema model alat uji menggunakan turbin helik .................... 35
Gambar 25. Reservoir ................................................................................. 37
Gambar 26. Dimensi Penampang Alir ........................................................ 37
Gambar 27. Pengarah aliran turbin helik .................................................... 38
Gambar 28. Design rancangan turbin helik dengan menggunakan
3 buah sudu............................................................................... 38
Gambar 29. Design sudu pengarah aliran ................................................... 39
Gambar 30. Diagram alir penelitian tugas akhir ......................................... 42
Gambar 31. Sistem instalasi pengujian turbin helik.................................... 43
Gambar 32. Grafik pengaruh TSR terhadap torsi ....................................... 53
Gambar 33. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 53
Gambar 34. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 53
Gambar 35. Grafik pengaruh TSR terhadap torsi ....................................... 55
Gambar 36. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 56
Gambar 37. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 56
Gambar 38. Grafik pengaruh TSR terhadap torsi ....................................... 58
Gambar 39. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 58
Gambar 40. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 59
v
Gambar 41. Grafik pengaruh TSR terhadap torsi ....................................... 61
Gambar 42. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 61
Gambar 43. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 62
Gambar 44. Grafik pengaruh TSR terhadap tors ......................................... 62
Gambar 45. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 63
Gambar 46. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 63
Gambar 47. Grafik pengaruh TSR terhadap torsi ....................................... 64
Gambar 48. Grafik pengaruh TSR terhadap daya poros ............................. 64
Gambar 49. Grafik pengaruh TSR terhadap efisiensi ................................. 64
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Contoh tabel pengambilan data alat uji pembangkit listrik tenaga air
menggunakan turbin helik.................................................................. 41
Tabel 2. Parameter pengujian turbin helik ....................................................... 42
Tabel 3. Parameter pengujian sudu pengarah .................................................. 44
Tabel 4. Data hasil pengujian NACA 0030 soliditas 0,35 0,4 dan 0,35 .......... 45
Tabel 5. Data hasil perhitungan NACA 0030 soliditas 0,35 0,4 dan 0,35 ........ 46
Tabel 6. Data hasil pengujian NACA 0030 soliditas 0,4 dengan menggunakan
nosel ..................................................................................................... 48
Tabel 7. Data hasil perhitungan NACA 0030 soliditas 0,4 dengan menggunakan
nosel .................................................................................................... 50
vii
DAFTAR NOTASI
λ = Tip speed ratio (TSR)
W = Kecepatan resultan (m/s)
U = Kecepatan air (m/s)
R = Jari-jari turbin (m)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
nt = Putaran turbin (rpm)
D = Gaya Drag (N)
L = Gaya Lift (N)
Cd = Koefisien drag
Cl = Koefisien lift
A = Luas frontal sudu turbin (m2)
W = Kecepatan air relatif (m/s)
F = Gaya air pada turbin (N)
T = Torsi (Nm)
F = Gaya tegak lurus terhadap lengan (N)
R = Jari-jari turbin (m)
Ph = Daya masukan/hidro (Watt)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
At = Luas penampang turbin (m2)
U = Kecepatan air (m/s)
PL = Daya listrik (Watt)
viii
I = Arus listrik (Ampere)
V = Tegangan listrik (Volt)
η = Efisiensi
ψ = Twist angel
δ = Pitch angel
c = Panjang chord (m)
n = Jumlah sudu
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya energi yang cukup banyak.
Dengan kekayaan energi yang ada, Indonesia sangat berpotensi untuk
dibangunya pembangkit listrik dengan energi yang tersedia. Salah satu energi
yang dimiliki Indonesia yaitu aliran air sungai dan laut yang sangat berlimpah.
Dengan adanya aliran sungai dan laut kita dapat mengembangkan potensi
untuk mengolahnya menjadi sumber pembangkit energi salah satunya yaitu
energi listrik. Meskipun di Indonesia saat ini sumber energi kelistrikan masih
didominasi oleh batu bara, gas, dan minyak bumi, salah satu potensi yang
sangat signifikan tetapi masih belum banyak di kembangkan yaitu hydropower
dengan head rendah kurang dari 2 meter. Pembangkit listrik hydropower
dikenal keunggulannya karena sumber energi yang digunakan berasal dari alam
(Eka, 2016).
Pembangkit listrik hydropower sudah mulai dikembangkan di Indonesia dan
mulai dikembangkan juga pembangkit listrik hydropower dalam skala kecil
atau yang biasa dikenal dengan energi mikro hidro. Energi mikro hidro dengan
menggunakan head yang sangat rendah perlu dikembangkan karena
2
melihatadanya potensi aliran sungai dan laut yang ada di Indonesia sangatlah
banyak. Aliran sungai dan irigasi sangat sering kita jumpai didekat pemukiman
warga.
Misalnya di daerah Trimurjo, dimana didaerah tersebut terdapat aliran irigasi
dengan kapasitas besar yang mempunyai energi kinetik air yang berpotensi
untuk dibuatnya pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Dengan adanya
pembangkit listrik tenaga mikro hidro diharapkan dapat membantu warga yang
bermukim di pedalaman yang masih belum teraliri energi listrik. Pembangkit
listrik tenaga mikro hidro sendiri salah satunya menggunakan turbin sebagai
komponen utama untuk membangkitkan energi listrik. Terdapat beberapa jenis
turbin yang biasanya digunakan seperti, turbin impuls, turbin cross flow, turbin
helik, turbin pelton, turbin Darrieus dan turbin Francis. Salah satu turbin yang
menggunakan head rendah yaitu turbin helik dan turbin Darrieus. Kedua turbin
tersebut sangat di rekomendasikan pada aliran sungai yang tidak memiliki head
atau head sangat rendah.
Salah satu parameter-parameter yang mempengaruhi unjuk kerja turbin helik
yaitu soliditas dari sudu turbin tersebut. Dimana soliditas akan mempengaruhi
panjang cord dan tebal dari sudu turbin helik yang. Dalam penelitian ini
penulis melakukan analisis soliditas untuk mendapatkan soliditas terbaik.
Dengan melakukan kajian eksperimental soliditas tersebut diharapkan
mendapatkan unjuk kerja turbin terbaik. Faktor lain yang mempengaruhi
kinerja turbin helik yaitu laju aliran fluida. Semakin cepat laju aliran fluida
3
maka torsi dan daya yang dihasilkan turbin helik akan semakin besar. Oleh
karenanya dalam penelitian ini digunakan sudu pengarah aliran untuk
mempercepat laju aliran yang akan menumbuk turbin tersebut. Dengan
beberapa faktor yang telah dibahas diatas, besar harapan penulis agar nantinya
pada saat pengujian model turbin helik akan mendapatkan unjuk kerja turbin
helik yang terbaik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh soliditas terhadap effisiensi turbin helik
2. Menganalisis pengaruh penggunaan sudu pengarah terhadap unjuk kerja
turbin helik
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Profil sudu yang digunakan yaitu NACA 0030 dengan dimensi turbin yang
digunakan tinggi turbin 20 cm dan diameter 10 cm.
2. Jumlah sudu yang digunakan 3 buah.
3. Besar sudut sudu pengarah aliran yang digunakan yaitu 30o 40o 45o.
4
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
Berisikan latar belakang, tujuan penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
II. Tinjauan Pustaka
Berisikan tentang teori dan konsep dasar PLTMH mulai dari definisi
turbin, jenis-jenis turbin, konsep kerja turbin helik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi unjuk kerja turbin helik.
III. Metodologi Penelitian
Berisikan tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan
analisis soliditas dan pengaruh dari penggunaan sudu pengarah,
pengambilan data untuk analisis soliditas dan bentuk sudu pengarah yang
akan digunakan.
IV. Hasil dan Pembahasan
Berisikan tentang hasil analisis, hasil pengujian dan pembahasan dari
data-data yang diperoleh.
V. Simpulan dan Saran
Berisikan simpulan yang diperoleh dari hasil pengujian dan saran –saran
yang diberikan oleh peneliti.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
Indonesia merupakan negara dengan sumber kekayaan alam yang cukup
melimpah. Dengan banyaknya sumber energi alam yang dimiliki, banyak
pembangkit energi yang telah didirikan di Indonesia. Indonesia sendiri hingga saat
ini sumber energi di bidang kelistrikan masih didominasi dengan batubara, minyak
bumi dan gas alam. Peranan dari energi terbarukan sangat berpotensi dengan
sumber daya alam yang berasal dari panas bumi dan tenaga air. Sedangkan
pemakaian energi lainnya seperti energi surya, angin dan biomasa masih sangat
kecil. Secara keseluruhan sumbangan energi yang berasal dari sumber energi
terbarukan yang dimanfaatkan untuk sektor kelistrikan sebesar 13% pada tahun
2013.
Sementara itu berdasarkan hasil kajian yang dilakukan BPPT, kebutuhan listrik di
Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan antara 903 TWh – 1.229 TWh.
Berdasarkan kebutuhan listrik tersebut pada tahun 2035 kemampuan untuk
menyediakan energi listrik hanya sebesar 215 GWh – 270 GWh, dimana sumber
6
energinya masih didominasi oleh penggunaan batubara. Sedangkan sumber energi
yang menggunakan tenaga air akan mencapai 17,8 GW. Salah satu potensi yang
sangat signifikan tetapi belum banyak dikembangkan adalah hidropower dengan
head yang sangat rendah, yaitu kisaran kurang dari 2 meter. Pembangkit listrik
tenaga hidropower dalam sekala kecil dengan daya anatara 100 W – 100 kW dan
head sangat rendah yaitu dari 0.8 – 2 meter masih menjadi permasalahan yang
belum terselesaikan (Eka, 2016).
Pembangkit listrik hidropower dikenal memiliki keunggulan secara ekonomi yang
sangat tinggi. Tetapi juga diketahui dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
untuk konstruksi pembangkit yang harus dibendung. Untuk menghindari hal
tersebut maka dikembangkanlah pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Pembangkit listrik tenaga mikro hidro mulai dikembangkan di Indonesia,
khususnya di daerah - daerah yang memiliki aliran sungai yang berpotensi untuk
didirikan pembangkit listrik dan dapat membantu daerah – daerah yang belum
dialiri listrik. Keuntungan dari penggunaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro
(PLTMH) sebagai berikut (Mafruddin, 2016):
1. Biaya pembuatan relatif murah dan sumber energi yang dibutuhkan tersedia di
alam karena berasal dari energi terbarukan.
2. Turbin–turbin pada PLTMH dapat dioperasikan atau dihentikan sesuai dengan
sumber energi yang tersedia.
3. Dengan perawatan yang baik, turbin dapat beroperasi dalam waktu yang
cukup lama
7
4. Sumber energi yang digunakan adalah energi air sehingga tidak
mengakibatkan pencemaran udara dan air.
Adapun kekurangan dari penggunaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro
sebagai berikut :
1. Masih kurangnya sosialisasi PLTMH sebagai pembangkit listrik dan
potensinya di daerah pedalaman atau daerah yang berpotensi untuk di
bangunya sebuah PLTMH.
2. Sumber energi yang digunakan (air) sangat dipengaruhi oleh iklim atau curah
Hujan dan perilaku masyarakat sekitar.
Pada umumnya dalam sebuah PLTMH terdapat beberapa komponen-komponen
besar di antaranya yaitu:
1. Dam/bendungan pengalihan dan intake
Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di
bagian sisi sungai ke dalam sebuah bak pengendap.
2. Bak pengendapan
Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air.
Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi
komponenkomponen berikutnya dari dampak pasir.
3. Saluran pembawa
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari
air yang disalurkan.
8
4. Pipa pesat (penstock)
Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda
air, dikenal sebagai sebuah turbin.
5. Turbin
Turbin berfungsi mengkonversi energi potensial dan energi kinetik dari air
menjadi energi mekanik.
6. Generator
Generator berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi energi lisrtik.
Dimana pemilihan generator disesuaikan dengan daya yang dihasilkan turbin
atau sumber daya air yang digunakan.
Berikut ini sekema PLTMH secara umum yang biasanya digunakan : \
Gambar 1. Sekema PLTMH (ezkhelenergy.blogspot.co.id)
9
B. Teknologi Turbin Air
Turbin air merupakan salah satu mesin-mesin fluida yang tergolong dalam mesin
tenaga yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi fluida menjadi energi mekanis
pada poros. Turbin air dikembangkan mulai abad ke-19 dan telah dikembangkan
secara luas sebagai pembangkit energi listrik. Dengan menggunakan turbin air kita
dapat mengubah atau mengkonversikan energi potensial (air yang jatuh) maupun
energi kinetik (aliran air) menjadi energi mekanis dengan menggunakan air
sebagai fluida kerja (Sihombing, 2009).
Teknologi aurs air dibagi menjadi dua kategori yaitu Axial Flow Turbine yaitu arah
aliran air tegak lurus dengan poros turbin dan Cross Flow Turbine yaitu arah aliran
air tegak lurus dengan poros turbin. Untuk Cross Flow posisi poros turbin dibagi
menjadi dua yaitu Horizontal Axis Water Turbine (HAWT) dimana posisi sumbu
putar turbin secara horizontal dan Vertical Axis Water Turbine (VAWT) dimana
posisi sumbu putar turbin yaitu secara vertical (Iwan, 2014).
Turbin air dapat diklasifikasikan dalam dua jenis tipe dasar yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Dimana secara umum turbin reaksi yaitu turbin yang memiliki head
rendah dan laju aliran yang tinggi, sedangkan turbin impuls adalah turbin yang
memiliki head besar dan laju aliran yang rendah (Munson, 2005). Turbin air
memiliki jenis yang beragam dan sesuai dengan kondisi aliran yang ada. Dilihat
10
dari segi pengubahan momentum fluida kerjanya turbin air dibedakan menjadi dua
yaitu (Dwi, 2016):
1. Turbin impuls
Turbin Impuls merupakan turbin air yang memiliki tekanan sama pada setiap
sudu geraknya (runner). Energi potensial air diubah menjadi energy kinetik
pada nosel. Air keluar nosel yang mempunyai kecepatan tinggi membentur
sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga
terjadi perubahan momentum (impuls). Akibatnya roda turbin akan berputar.
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari
nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua
energi, tinggi tempat dan tekanan ketika masuk aliran air yang keluar dari
nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua
energi, tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin akan
berubah menjadi energi kinetic. Berikut di bawah ini jenis – jenis turbin impuls
(Mafruddin, 2016):
a. Turbin Pelton
Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh semburan air
yang disemprotkan dari satu atau beberapa nosel. Turbin Pelton adalah
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien dibandingkan dengan
turbin implus lainnya. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang
simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga semburan air akan mengenai
titik tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah
11
sehinga bisa membalikkan semburan air dengan baik dan membebaskan
sudu dari gaya-gaya samping.
Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
melalui beberapa nosel. Dengan demikian diameter semburan air bisa
diperkecil dan sudu lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala
besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro
head 20 meter sudah mencukupi.
Gambar 2. Turbin Impuls (Pelton) (http://anasmesin.blogspot.co.id)
b. Turbin cross-flow
Turbin cross-flow mempunyai alat pengarah air sehingga dengan demikian
celah bebas dengan sudu-sudu di sekeliling roda hanya sedikit. Turbin jenis
12
ini baik sekali digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air yang kecil
dengan daya kurang lebih 750 kW. Head yang dapat digunakan ialah di
atas 1 m sampai dengan 200 m dan kapasitasnya antara 0,02 m3/s sampai
dengan 7 m3/s. dimana kecepatan putarannya antara 60 rpm sampai dengan
200 rpm tergantung pada diameter roda atau puli yang digunakan.
Gambar 3. Turbin cross-flow dan bagian-bagiannya
(aseppadang.wordpress.com)
Prinsip kerja dari turbin cross-flow adalah air yang keluar dari nosel masuk
ke runner atau turbin dan menumbuk sudu-sudu tahap pertama dan
kemudian air tersebut keluar dari celah sudu-sudu tahap pertama lalu
melewati ruang kosong dalam runner yang selanjutnya menumbuk sudu-
sudu tahap kedua dan akhirnya air itu keluar dari celah sudu-sudu tingkat
kedua menuju kolam bawah.
13
c. Turbin Turgo
Seperti halnya dengan turbin Pelton, turbin Turgo juga termasuk jenis
turbin impuls, tetapi sudunya berbeda. Turbin Turgo dapat beroperasi pada
head 3 s/d 150 m. Pancaran air dari nosel membentur sudu pada sudut
20o.Kecepatan putar turbin Turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya
dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga
menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Gambar 4. Turbin Turgo (http://sistem-tenaga-listrik.blogspot.co.id)
2. Turbin reaksi
Turbin reaksi merupakan tubin yang mempunyai profil khusus sehingga
meyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melewati sudu.
Perbedaan dari tekanan tersebut memberikan gaya pada sudu sehingga runner
14
(bagian turbin yang berputar) dapat berputar dengan perbedaan tekanan
tersebut. Runner trubin reaksi sepenuhnya tenggelam dalam air dan berada
dalam rumah turbin. Turbin rekasi bekerja dengan cara pengerak turbin air
secara langsung megubah energi kinetik dan energi tekanan secara bersamaan
menjadi energi mekanik. Berikut dibawah ini beberapa contoh turbin reaksi :
a. Turbin Francis
Turbin Francis merupakan salah satu jenis turbin reaksi. Turbin Francis
menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah berfungsi untuk mengarahkan
air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin Francis dapat
merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang
dapat diatur sudut atau kemiringannya. Turbin Francis diaplikasikan
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan
rendah di bagian keluar. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran
air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang
tepat.
Gambar 5. Turbin reaksi (Francis) (http://www.satuenergi.com)
15
b. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan prinsip kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin
Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin
lebih kecil dan dapat dihubungkan langsung dengan generator. Dalam
kondisi pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling
tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin Kaplan dapat diatur
menyesuaikan dengan beban yang ada. Turbin Kaplan banyak dipakai pada
instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin ini mempunyai
kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang tahun.
Gambar 6. Turbin Kaplan (http://hydropowerplantsttpln.blogspot.co.id)
Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan baling-baling pesawat
terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi untuk menghasilkan
gaya dorong, roda jalan pada turbin Kaplan berfungsi untuk mendapatkan
16
gaya yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros turbin.
Berbeda dengan roda jalan pada Francis, sudu-sudu pada roda jalan turbin
Kaplan dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin.
C. Turbin Helik
Salah satu turbin yang menggunakan head yang sangat rendah yaitu turbin helik.
Sebelum dikembangkanya turbin helik pada awalnya ditemukan terlebih dahulu
yaitu turbin Darrieus. Turbin Darrieus merupakan turbin yang menggunakan aliran
dengan head yang sangat rendah dengan bentuk sudu yang berbentuk straight.
Turbine Darrieus sangat baik dalam menghasilkan daya tetapi menimbulkan
vibrasi pada tip speed ratio yang tinggi. Untuk mengurangi vibrasi yang tinggi
maka mulai dikembangkanlah turbine helik oleh Gorlov pada tahun 1990. Turbin
helik merupakan penyempurnaan dari turbin Darrieus dimana turbin helik lebih
baik dimana getaran turbin lebih kecil di bandingkan turbin Darrieus (Shiono,
2002).
Gambar 7. Bentuk sudu turbin Darrieus dan turbin helik (Shiono, 2002).
17
Beberapa keunggulan dari turbin helik yaitu (Gorlov, 1998) :
1. Dapat beroprasi pada gelombang samudera, air pasang surut dan arus sungai.
2. Dapat berputar pada kecepatan air 0.6 m/s.
3. Berputar tanpa terjadi fluktuasi.
4. Berputar hanya pada satu arah, meskipun arus yang dating berubah-ubah
arahnya. Maka sangat ideal untuk arus pasang surut.
Turbin Gorlov dapat diposisikan sebagai turbin vertical dan horizontal. Untuk
posisi horizontal dapat digunakan pada air dangkal (sungai), dengan kedalaman air
1 meter.
Dalam merancang turbin helik, diperlukan profil sudu dan dimensi turbin yang
dapat menghasilkan gaya lift yang besar dan gaya drag yang rendah sehingga akan
menghasilkan torsi besar. Dimensi turbin yang perlu diperhatikan yaitu jari-jari
turbin, panjang sudu turbin dan panjang chord pada sudu dengan memperhatikan
soliditas. Menurut Gorlov, untuk menentukan panjang sudu perlu memperhatikan
pitch angle terhadap rasio tinggi turbin terhadap jari-jari turbin (L/R) sehingga
didapat nilai torsi (Gorlov,1998).
Turbin gorlov memiliki torsi yang besar dan kerja awal yang baik. Untuk dapat
menghitung torsi, kita perlu mengetahui berapa sudut serang pada turbin helik.
Sudut serang merupakan sudut yang terbentuk dari kecepatan resultan (W) dan
kecepatan keliling sudu (U) dimana kecepatan resultan didapatkan dengan
18
persamaan trigonometri. Dengan mempertimbangkan bentuk geometris, vektor
kecepatan resultan (W) dan sudut serang (α) dapat dihitung dengan cara :
√ .........................(1)
...................................................(2)
...........................................................(3)
.........................................................(4)
Dimana :
λ = tip speed ratio (TSR)
W = Kecepatan resultan (m/s)
U = Kecepatan air (m/s)
R = Jari-jari turbin (m)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
nt = Putaran turbin (rpm)
kemudian setelah menemukan besar nilai kecepatan resultan, dilanjutkan dengan
menghitung besar gaya drag, dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
................................................(5)
Setelah itu menghitung gaya lift, dengan persamaan sebagai berikut :
19
...................................................(6)
Dimana :
D = Gaya Drag (N)
L = Gaya Lift (N)
Cd = koefisien drag
Cl = koefisien lift
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
A = Luas frontal sudu turbin (m2)
W = Kecepatan air relatif (m/s)
F = Gaya air pada turbin (N)
Gambar 8. Beban resultan hydrofoil (Abdullah, 2015).
Dalam bentuk pendekatan, sudu memiliki bentuk suatu persegi panjang yang
tipis dengan panjang sama dengan b dan lebarnya merupakan chord sehingga
didapatkan luas frotal atau bagian depan hydrofoil. Lalu perhitungan torsi yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
(Nm)...........................(7)
20
Dimana :
T = Torsi (Nm)
F = Gaya tegak lurus terhadap lengan (N)
R = Jari-jari turbin (m)
Untuk mencari besarnya nilai daya yang dihasilkan turbin helik kita dapat
menggunakan sebagai berikut :
................................................(8)
Dimana :
Ph = Daya masukan/hidro (Watt)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
At = Luas penampang turbin (m2)
U = Kecepatan air (m/s)
Untuk mengetahui daya keluaran (output) yang dihasilkan turbin helik dapat
diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
........................................................(9)
Dimana :
ω = Kecepatan sudut turbin (rad/s)
T = Torsi (Nm)
21
Lalu dengan mensubtitusikan putaran turbin n (rpm) kedalam persamaan 12,
maka didapatkan persamaan :
............................................(10)
Kemudian untuk menghitung daya listrik dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
..........................................................(11)
Dimana :
PL = daya listrik (Watt)
I = Arus listrik (Ampere)
V = Tegangan listrik (Volt)
Sehingga efisiensi turbin dapat diperoleh dengan menggunaan persamaan sebagai
berikut :
...............................................(12)
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Turbin Helik
Tubin helik mempunyai dua faktor yang mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh
turbin, diantaranya yaitu (Iwan, 2014):
1. Faktor eksternal antara lain massa jenis fluida (ρ) kg/m3, kecepatan fluida (V)
m/s.
2. Faktor internal yang merupakan geometeri turbin yang berbentuk helik yaitu
22
radius turbin (R) m, tinggi turbin (H) m, kecepatan sudut yang dihasilkan
turbine (ω) rad/s, twist angel (ψ), pitch angel (δ), panjang chord (c) m, jumlah
blade (n).
Kedua faktor diatas yang memiliki faktor lebih dominan yang dapat memperbaiki
karakteristik turbin helik yaitu salah satunya tip speed ratio terhadap koefisien
daya. Pada umumnya turbin helik Gorlov mempunyai dua jenis twist angel yaitu
twist angle 60o dan twist angel 120
o. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan twist angel 60o memiliki koefisien performa sedikit lebih besar
dibandingkan twist angel 120o (Iwan, 2014).
Gambar 9. Parameter pada turbin Gorlov (Iwan, 2014)
23
E. Hydrofoil
Salah satu hal yang perlu diketahui dalam merancang sebuah turbin helik yaitu
hydrofoil. Hydrofoil merupakan struktur dengan bentuk hidrodinamik yang
digunakan untuk menghasilkan gaya mekanis (gaya angkat) akibat dari gerakan
relative dari hydrofoil dan juga fluida yang ada disekitarnya . Dengan
menggunakan prinsip hydrofoil maka turbin helik yang dibuat akan berputar
karena adanya bentuk hydrofoil pada sudu turbin tersebut.
Pada dasarnya hydrofoil mempunyai permukan bagian atas dan bagian bawah.
Pada sebagian besar hydrofoil, bentuk kelengkungan permukaan atas lebih tinggi
dibandingkan dengan bagian bawahnya. Titik persimpangan kedua permukaan
pada daerah depan dan belakang masing-masing dikenal sebagai tepi leading dan
trailing. Garis datar yang menghubungkan ujung tombak dan ujungnya dinamakan
garis chord, yang dilambangkan dengan c. Garis yang merupakan titik tengah
antara permukaan atas dan bawah hidrofoil disebut garis chamber.
Chamber dari hidrofoil didefinisikan sebagai jarak vertikal antara garis chord dan
garis chamber, nilai terbesar dari jarak itu disebut chamber maksimum. Jarak
antara permukaan atas dan bawah yang diukur tegak lurus terhadap garis chord
adalah ketebalan hidrofoil. Sudut serangan, yang ditunjukkan oleh α adalah sudut
geometris antara vektor kecepatan relatif, Urel dan garis chord. Berikut di bawah
ini gambar dan nama dari bagian-bagian hydrofoil.
24
Gambar 10. Bagian-bagian dari hydrofoil
Hydrofoil memiliki bentuk yang beragam dan memiliki standar data yang telah
dikembangkan oleh beberapa lembaga penelitian, salah satunya yaitu National
Advisory Committee for Aeronautics (NACA) dan RISØ National Laboratory
(Denmark). Profil hydrofoil dinyatakan oleh NACA dengan angka yang
menyatakan beberapa parameter seperti ketebalan maksimal, chamber maksimum,
posisi ketebalan maksimal, posisi chamber maksimum dan radius hidung dimana
setiap angka memiliki makna.
Pada angka pertama menyatakan nilai maksimum chamber dalam persen terhadap
chord, angka kedua menunjukkan letak maksimum chamber berada dalam
persepuluh chord, dan dua angka terakhir menunjukkan ketebalan maksimum
dalam persen terhadap chord. Dengan beberapa jenis angka kode profil NACA,
karakteristik dari turbin yang dibuat akan berbeda pula meskipun pada jenis profil
dan soliditas yang sama. Profil hydrofoil NACA lebih banyak digunakan karena
memiliki gaya lift dan torsi yang lebih besar dibandingkan dengan profil lain
seperti RISO.
25
Gambar 11. Aliran gaya turbin helik dengan 3 blade (Wikimedia 2008).
Keterangan :
D = gaya drag (N)
L = gaya lift (N)
W = Resultan Kecepatan (m/s)
V = Kecepatan tangensial (m/s)
U = Kecepatan Aliran (m/s)
α = attack of angle (Sudut Serang)
F. Pengaruh Soliditas Terhadap Unjuk Kerja Turbin Helik
Soliditas merupakan karakteristrik geometrik (struktur) turbin yang akan
digunakan dalam menghitung gaya drag pada bagian frontal sudu turbin helik
dimana semakin besar nilai soliditas maka akan berpengaruh terhadap unjuk kerja
26
turbin helik. Hal tersebut dapat terjadi karena jika pada soliditas yang besar, area
kontak sudu menjadi besar yang mengakibatkan gaya-gaya yang ditimbulkan pada
sudu turbin semakin besar dan dalam hal ini juga mengakibatkan meningkatnya
efek turbulen pada arus air, dimana pada daerah datangnya arus air (bagian frontal
turbin) terjadi penurunan kecepatan air . Dimana persamaan soliditas adalah
sebagai berikut :
.............................................................(13)
Untuk turbin helik dengan jumlah dua sudu dapat dihitung besar nilai soliditasnya
dengan persamaan sebagai berikut :
.......................................................(14)
Untuk turbin dengan jumlah tiga sudu dapat dihitung besar nilai soliditasnya
dengan persamaan sebagai berikut (Shiono, 2002) :
........................................................(15)
Dimana :
σ = Soliditas relatif turbin
n = Jumlah sudu turbin
d = Setengah dari sudu chord dalam radian teerhadap sumbu rotasi (rad)
C = Panjang chord
Dimana dalam menentukan nilai d dapat menggunakan persamaan sebagai berikut
:
..............................................................(16)
27
Dimana :
C = panjang chord (m)
r = jari-jari turbin (m)
Dalam thesis yang dilakukan oleh Niblick, yang memiliki soliditas tinggi (σ > 0,3)
mudah beroperasi pada putaran awal namun memiliki TSR yang rendah,
sedangkan untuk soliditas rendah (σ < 0,3) akan kesulitan beroperasi pada putaran
awal namun memiliki TSR yang tinggi (Niblick, 2012). Dan menurut shiono
soliditas yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi optimum adalah sebesar 0.4
(Shiono, 2002).
G. Pengaruh Nosel Terhadap Kecepatan Aliran
Nosel sering juga disebut sebagai distributor yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran air sehingga secara efektif meneruskan energinya ke sudu atau roda jalan
(runner). Dengan demikian energi kinetik yang ada pada pancaran air akan
menggerakkan turbin dan menghasilkan energi mekanik (Mafruddin, 2016).
Terdapat beberapa nilai koefisien gesakan pada nosel pada aliran internal sesuai
perbandingan luas masuk dan keluar aliran dari nosel.
Dimana dari perbandingan luas masuk dan keluar aliran akan didapatkan besar
koefisien gesekan berdasarkan sudut yang digunakan. Besarnya nilai koefisien
gesekan (k) berdasarkan luas masuk dan keluar aliran berdasarkan sudut yang
digunakan dapat dilihat pada gambar 12 :
28
Gambar 12. Tabel loss coefficients (k) (Fox dkk, 2002).
Dengan menggunakan tabel diatas kita dapat mengetahui perbandingan antara luas
bidang masuk aliran dan keluar, sudut nosel dan besarnya koefisien gesekan yang
terjadi pada aliran.
29
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Pelaksanaan
Penelitian analisis soliditas dan pegaruh penggunan sudu pengarah aliran
terhadap unjuk kerja turbin helik dilakukan di Laboratorium Mekanika
Fluida Fakultas Teknik Universitas Lampung (UNILA).
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan
pengarah aliran dan sudu turbin helik adalah sebagai berikut :
1. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sudu pengarah
dan analisis pengaruh soliditas terhadap profil sudu turbin helik adalah
sebagai berikut :
a. Pelat
Pelat digunakan sebagai bahan pembuatan pengarah aliran turbin
helik dengan tebal plat 0.5 mm.
30
Gambar 13. Pelat
b. Besi siku
Besi siku digunakan untuk membuat penahan atau dudukan pengarah
aliran. Ukuran besi siku yang digunakan yaitu 3x3 cm dengan tebal
siku 1 mm.
Gambar14. Besi siku
c. Besi behel
Besi behel digunakan untuk memperkuat rangka pengarah aliran.
Besi behel yang digunakan ukuran 8 mm.
31
Gambar 15. Besi behel
2. Alat Pembuatan
Adapun alat yang digunakan dalam pembuatan adalah sebagai berikut :
a. Mal sudu turbin helik
Mal sudu yang terbuat dari bahan akrilik ini digunakan sebagai mal
untuk pembuatan sudu turbin helik. Akrilik ini nanti akan dipotong
sesuai dengan pola sudu turbin yang akan dibuat. Tebal akrilik yang
digunakan yaitu 10 mm.
Gambar 16. Mal sudu turbin helik
32
b. Mesin las listrik dan elektroda
Mesin las dan elektroda ini digunakan sebagai alat pelekat antara
pelat besi dan besi siku untuk membuat pengarah aliran, dudukan
pengarah aliran dan rangka pengarah aliran.
Gambar 17. Mesin las listrik dan elektroda
c. Meteran
Meteran digunakan sebagai alat ukur panjang, lebar dan tinggi
saluran air dan jarak antara pengarah aliran dengan reservoir.
Gambar 18. Meteran
d. Gerinda
Gerinda digunakan sebagai alat pemotong pelat dan besi siku
dalam proses pembuatan pengarah aliran.
33
Gambar 19. Gerinda
e. Penggaris, busur, pensil, dan jangka
Penggaris, jangka dan pensil dingunakan untuk membuat pola
dari pengarah aliran yang akan dibuat.
Gambar 20. Mistar siku, busur dan jangka
3. Alat Pengujian
Adapun alat yang digunakan untuk menguji nosel dan putaran turbin air
dengan menggunakan turbin helik adalah sebagai berikut :
34
a. Tachometer
Tachometer digunakan sebagai alat ukur kecepatan putaran dari
turbin dan generator. Pada penggunaan tachometer satuan yang
digunakan yaitu rpm.
Gambar 21. Tachometer
b. Torsimeter
Torsimeter digunakan sebagai alat ukur torsi yang dihasilkan oleh
turbin helik. Torsimeter yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki kapasitas maksimal sebesar 1,4 Nm.
Gambar 22. Torsimeter
35
c. Current meter
Current meter digunakan sebagai alat ukur kecepatan aliran pada
saluran air turbin helik. Current meter yang digunakan memiliki
sensitivitas minimum sebesar 0,83 m/s - 1m/s dengan eror sebesar
+/-3% dan pada temperatur operasi -50 oC - 100 oC.
Gambar 23. Current meter
C. Tahap Perancangan dan Pembuatan
Dalam melakukan perancangan dan pembuatan nosel turbin helik ini
dilakukan dengan beberapa tahap yang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan melengkapi bahan-bahan
perlengkapan yang dibutuhkan dalam tahap perancangan dan pembuatan
nosel dan sudu turbin helik.
36
2. Tahap Perancangan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan skema alat uji seperti pada Gambar
24.
Gambar 24. Skema model alat uji menggunakan turbin helik
Gambar diatas merupakan skema rancangan alat uji turbin helik yang akan
dibuat. Dimensi dan ukuran alat disesuaikan dengan kondisi laboratorium
dimana luas ruangan laboratorium yang terbatas. Berikut penjelasan dari
gambar diatas :
1. Reservoir 3. Pipa 5. Bak penampungan 7. Fly wheel
2. Pompa alkon 4. Saluran 6. Turbin helik
1
2
3
4
5
7
37
Kemudian membuat volume reservoir seperti pada Gambar 25.
Gambar 25. Reservoir
Lalu dilanjutkan dengan dimensi penampang air seperti pada Gambar 26.
Gambar 26. Dimensi Penampang Alir
38
Kemudian merancang dimensi pengarah aliran turbin helik.
Gambar 27. Pengarah aliran turbin helik
3. Tahap Pembuatan
Setelah melakukan perancangan, pada tahap ini dilakukan pembuatan
nosel dan sudu turbin helik berdasarkan analisis soliditas yang
dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Fluida Teknik Mesin
Universitas Lampung, dibawah ini design turbin helik dengan
menggunakan tiga buah sudu dan bentuk sudu pengarah aliran yang
ditunjukan pada gamabar 28 dan 29.
Gambar 28. Design rancangan turbin helik dengan menggunakan 3 buah sudu.
1
2
3
39
Gambar 29. Design sudu pengarah aliran.
Keterangan gambar :
1. Sudu turbin helik
2. Poros turbin helik
3. Piringan turbin helik
4. Sudu pengarah turbin helik
D. Pengujian Nosel dan Sudu Turbin Helik
Pengujian sudu pengarah aliran dan sudu turbin helik ini dilakukan untuk
mendapatkan data pengujian sebagai parameter-parameter untuk
mengetahui unjuk kerja turbin dan pengaruh data pengujian terhadap unjuk
kerja turbin. Beberapa data yang bisa didapatkan dalam pengujian yaitu torsi
turbin menggunakan alat uji torsimeter, kecepatan putaran turbin dan
generator menggunakan alat uji tachometer. Dalam pengujian ini adapun
prosedur untuk mendapatkan data yang dibutuhan adalah sebagai berikut :
1. Mengisi air kedalam reservoir sampai penuh
4
40
2. Memasang nosel pada saluran air sesuai dengan tempatnya
3. Membuka katup pipa distribusi air dari reservoir menuju penampang
alir turbin
4. Menghidupkan pompa untuk mengalirkan kembali air dari bak
penampung menuju reservoir
5. Mengukur torsi turbin dengan menggunakan torsimeter
6. Mengukur kecepatan putar generator dengan tachometer
E. Analisis Data
Data-data pengujian yang telah didapatkan, kemudian diolah untuk
mendapatkan daya hidro (Ph), daya turbin (Pt), daya listrik (Pl), dan efisiensi
(η). Untuk menghitung daya hidro digunakan data berupa kecepatan air dari
debit air dengan menggunakan persamaan (8). Untuk menghitung daya
turbin digunakan data torsi dan kecepatan sudut dengan menggunakan
persamaan (9) dan persamaan (10).
Untuk menghitung efisiensi turbin digunakan daya turbin dan daya hidro
dengan menggunakan persamaan (12).Kemudian hasil perhitungan dianalisis
dengan membuat grafik. Grafik tersebut dibuat dengan membandingkan
antara kecepatan putar poros terhadap torsi, daya dan efisiensi. Sehingga
berdasarkan hasil yang telah dibuat dapat diketahui pengaruh kecepatan
putar poros terhadap torsi, daya dan efisiensi. Setelah mendapatkan data dari
hasil pengujian, data tersebut dicatat pada Tabel 1.
41
Tabel 1. Contoh tabel pengambilan data alat uji pembangkit listrik tenaga air
menggunakan turbin helik
solditas dan
penggunaan sudu
pengarah aliran
Debit aliran (m3/s)
Torsi (Nm)
Putaran poros
(rpm)
42
F. Diagram Alur Pelaksanaan Tugas Akhir
Alur pelaksanan yang dilakukan dalam tugas akhir ini, digamabarkan pada
diagaram berikut ini:
Gambar 30. Diagram alir penelitian tugas akhir
simpulan
Pengujian sudu pengarah
aliran dan sudu turbin helik
Pengambilan data
analisis data
Perancangan sudu
pengarah aliran
Pembuatan sudu
pengarah aliran
Mulai
Studi literatur
Ya
Analisis sudu
turbin helik
Pembuatan sudu
turbin helik
Ya = putaran
turbin stabil /
Tidak = tunggu
hingga putaran
stabil
selesai
67
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang didapatkan penulis setalah melakukan pengujian turbin helik
NACA 0030 sebagai berikut :
1. Besarnya nilai soliditas turbin helik tidak berbanding lurus dengan unjuk kerja
turbin helik tersebut, dimana didapat unjuk kerja optimum pada turbin helik
dengan soliditas 0,4 diatas soliditas 0,4 terjadi penurunan unjuk kerja turbin
helik. Pada Soliditas 0,4 didapat efisiensi tertinggi sebesar 15.56 %.
2. Pada pengujian penggunaan nosel didapatkan optimasi dimana pada nosel 40o
dengan debit 0,058 m3/s (ketinggian air 27 cm) didapat efisiensi sebesar
17,85%. Tetapi semakain tinggi ketinggian air penggunaan nosel tidak
disarankan karena efisiensi semakin turun. Penurunan efisiensi disebabkan
karena penurunan kecepatan aliran air yang berpengaruh terhadap TSR dan
terjadinya golakan aliran di sekitar turbin pada saat turbin berputar.
67
B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis setelah melakukan pengujian turbin helik
NACA 0030 sebagai berikut :
1. Sudu turbin helik perlu divariasikan dengan posisi ketebalan sudu terhadap
leading edge untuk mengetahui pengaruh posisi ketebalan sudu terhadap unjuk
kerja turbin helik.
2. Pembuatan sudu turbin akan lebih baik lagi jika pembuatan sudu turbin
dilakukan dengan menggunakan mesin, seperti printer 3D.
3. Sudu turbin helik sebaiknya perlu divariasikan kekasaran permukaannya agar
dapat mengetahui pengaruh kekasaran permukaan sudu turbin terhadap unjuk
kerja turbin helik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M, dan M.I. Yuce, 2015. Performance Analysis of Hydrokinetic
Turbine Blade Sections : Journal ISSN . Vol. 2. Batman University.
Turkey.
Fox, W, Robet, McDonald, T, Alan, dan Pritchard, J, Philip, 2004. Introduction to
Fluid Mechanics. Edisi Keenam. K-t-dra. Amerika.
Gorlov A.M, 1998. Turbine With a Twist : Journal Macro-Engineering and The
Earth World Project for Year 2000 and Beyond. Northeastern
University. Boston, MA.
J. Anderson, 2011. Design and Manufacture of a Cross-Flow Helical Tidal
Turbine : Capstone Project Report. University of Washington.
Amerika Serikat.
Kurniawan, Iwan, 2014. Kajian Eksperimental dan Numerikal Turbin Helikal
Gorlov untuk Twist Angel 60o dan 120
o : Journal ISSN. Universitas
Riau. Riau.
Mafruddin, 2016. Setudi Eksperimental Sudut Nosel dan Sudut Sudu Terhadap
Kinerja Turbin Cross-Flow Sebagai PLTMH di Desa Bumi Nabung
Timur, Tesis. Universitas Lampung. Lampung.
Munson, 2005. Mekanika Fluida. Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Shiono, Mitsuhiro, Suzuki, Katsuyuki, dan Kiho, Seiji, 2002. Output
Characteristic of Darrieus Water Turbine with Helical Blades for
Tidal Current Generations : journal ISSN. Nihon University. Japan.
Sihombing Edis, 2009. Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung
pada Aliran Sungai : Jurnal Teknik Mesin. Universitas Sumatera
Utara. Sumatera Utara.
Supratmanto, Dwi, 2016. Kajian Eksperimental Pengaruh Jumlah Sudu Terhadap
Unjuk Kerja Turbin Helik Untuk Model Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Universitas Lampung. Lampung.
Wikimedia, 2008. Vertical Axis Wind Turbine. Dapat diakses di
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4d/Force
s_and_velocities.png/440px-Forces_and_velocities.png. diunduh
pada tanggal 07 Juli 2017.
Yawara, Eka, Jayatun, Agus, Y, dan Sugati, Daru, 2016. Pengaruh Profil Sudu
Terhadap Koefisien Daya Turbin Gorlov : Journal ISSN. Sekolah
Tinggi Nasional Yogyakarta. Yogyakarta.