115
TESIS PENGARUH PROSEDUR REVIU, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, TEKANAN WAKTU, DAN ANGGARAN DANA REVIU PADA KUALITAS REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah di Provinsi Bali) KOMANG WIDYARINI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i

pengaruh prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu

Embed Size (px)

Citation preview

i

TESIS

PENGARUH PROSEDUR REVIU,

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, TEKANAN WAKTU,

DAN ANGGARAN DANA REVIU PADA KUALITAS REVIU

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah di Provinsi Bali)

KOMANG WIDYARINI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

i

ii

TESIS

PENGARUH PROSEDUR REVIU,

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, TEKANAN WAKTU,

DAN ANGGARAN DANA REVIU PADA KUALITAS REVIU

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah di Provinsi Bali)

KOMANG WIDYARINI

NIM 1391661050

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

ii

iii

iii

iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Komang Widyarini

Nim : 1391661050

Program Studi : Magister Akuntansi

Judul Tesis : Pengaruh Prosedur Reviu, Latar Belakang Pendidikan, Tekanan Waktu,

dan Anggaran Dana Reviu Pada Kualitas Reviu Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah di Provinsi

Bali)

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah ini bebas dari plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah Tesis ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

Komang Widyarini

iv

v

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 28 Agustus 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

Nomor: 2686/UN14.4/HK/2015 Tanggal 26 Agustus 2015

Ketua : Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE, MSi., Ak.

Anggota :

1. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE, MSi., Ak.

2. Dr. I Ketut Budiartha, SE, MSi., Ak., CPA

3. Dr. Drs. Herkulanus Bambang Suprasto, MSi., Ak.

4. Dr. Ni Ketut Rasmini, SE, MSi., Ak.

v

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida

Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-

Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari

sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran demi terciptanya karya yang lebih baik lagi.

Akhirnya, dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis baik dalam penulisan tesis

maupun dalam kehidupan penulis:

1. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE., M.Si., Ak. pembimbing akademik sekaligus

pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat,

bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya

penyelesaian tesis ini.

2. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, SE., M.Si., Ak. pembimbing II yang dengan

penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada

penulis.

3. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD; Rektor Universitas Udayana atas

kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.

4. Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S.(K); Direktur Program Pascasarjana Universitas

Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa

Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

5. Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS; Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan Program Magister.

6. Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si., Ak.; Ketua Jurusan Akuntansi, Dr. Dewa Gede

Wirama, MSBA., Ak; Ketua Program Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana serta Bapak dan Ibu dosen, seluruh staf dan karyawan

Program Magister Akuntansi Universitas Udayana.

vi

vii

7. Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak., CPA; Dr. Drs. Herkulanus Bambang Suprasto,

M.Si., Ak., dan Dr. Ni Ketut Rasmini, SE., M.Si., Ak., selaku penguji yang telah

memberikan masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat

terwujud.

8. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melalui Program beasiswa STAR-

ADB sehingga meringankan beban penulis dalam menyelesaikan studi ini.

9. Putu Agus Suradnyana, ST; Bupati Buleleng yang telah memberikan kesempatan

tugas belajar kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

10. I Putu Yasa, SH, MM; Inspektur Kabupaten Buleleng yang telah memberikan ijin dan

dukungan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pascasarjana di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

11. Seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai

perguruan tinggi.

12. Ayah dan mendiang Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan

dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik

untuk berkembangnya kreativitas.

13. Rekan-rekan angkatan I Magister Akuntansi STAR BPKP yang telah memberikan

dorongan, dukungan, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Denpasar, 28 Agustus 2015

Penulis

vii

viii

ABSTRAK

PENGARUH PROSEDUR REVIU, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN,

TEKANAN WAKTU, DAN ANGGARAN DANA REVIU PADA

KUALITAS REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

(Studi Empiris Pada Inspektorat Daerah di Provinsi Bali)

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh prosedur reviu, latar belakang

pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu pada kualitas reviu Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Reviu merupakan dasar dibuatnya surat pernyataan

tanggung jawab kepala daerah atas LKPD.

Populasi dalam penelitian ini adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota di Bali yang berjumlah 171 orang. Sampel berjumlah

45 orang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan

regresi linier berganda. Data dikumpulkan dengan kuesioner.

Hasil analisis menunjukkan bahwa prosedur reviu, latar belakang pendidikan, dan

anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Tekanan waktu

berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD.

Adanya tekanan waktu karena keterbatasan waktu penugasan dan kompleksitas

tugas yang tinggi maka Inspektorat Daerah diharapkan agar mengoptimalkan pengaturan

penugasan antara anggaran waktu dan kompleksitas tugas agar risiko penurunan kualitas

reviu rendah.

Kata Kunci: kualitas reviu, prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu,

anggaran dana reviu.

viii

ix

ABSTRACT

THE EFFECT OF REVIEW PROCEDURES, EDUCATIONAL BACKGROUND,

TIME PRESSURE, AND REVIEW FUNDS BUDGET ON THE REVIEW QUALITY

OF THE LOCAL GOVERNMENT FINANCIAL REPORT

(Empirical Study on Regional Inspectorate in Bali Province)

The purpose of this study aimed to examine the effect of the review procedures,

educational background, time pressure, and review funds budget on the quality review of

the Local Government Finance Report. The Review was the foundation made a statement

of responsibility over the regional head.

The population of this research was the Government Internal Supervisory

Apparatus Inspectorate of Provincial/District/City in Bali which amounted to 171 people.

The samples consisted 45 of people that were determined by purposive sampling technique.

The data were analyzed using linear regression and data were collected by questionnaire.

The analysis showed that the review procedures, educational background, and the

review funds budget a positive effect on the quality review of local government financial

reports. The time pressure affected in negatively on the quality review of local government

financial reports.

The pressure affected the result because of time constraints and the complexity of

the task assignment higher then what it was expected. The regional Inspectorate optimize

on assignments between budget time and complexity of the task in order to lower the risk

and also decrease in the quality of the review.

Keywords: review quality, review procedure, educational background, time pressure,

budget funds review

ix

x

RINGKASAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pelaksanaan reviu yang merupakan

dasar pertimbangan bagi dibuatnya surat pernyataan tanggung jawab (Statement of

Responsibility) kepala daerah atas laporan keuangan pemerintah daerah. Disamping itu

juga dilatarbelakangi oleh adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait

pemeriksaaan kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang menyatakan

bahwa kinerja APIP belum menunjukkan perbaikan kualitas pemeriksaan dan reviu laporan

keuangan yang berkelanjutan. Belum dikembangkannya prosedur reviu dalam bentuk

petunjuk pelaksanaan/teknis, sumber daya manusia yang belum memadai baik jumlah

maupun kompetensinya, terbatasnya waktu pelaksanaan reviu, dan ketersediaan anggaran

dana reviu merupakan beberapa faktor penyebab kualitas reviu laporan keuangan oleh

APIP belum tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa reviu atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) yang dilaksanakan oleh Inspektorat memiliki peran besar

dalam membantu mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel,

melalui pengawasan keuangan daerah yang berkualitas. Proses reviu menjadi krusial untuk

dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan amanah peraturan

perundang-undangan dan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih

baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prosedur reviu, latar belakang

pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu pada kualitas reviu laporan keuangan

pemerintah daerah.

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Provinsi Bali. Populasi dalam penelitian ini

adalah APIP Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota di Bali yang berjumlah 171 orang.

Sampel yang digunakan berjumlah 45 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan

metode non probability sampling berupa purposive sampling dengan kriteria: (1) APIP

Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota di Bali yang pernah melakukan reviu terhadap

LPKD, dan (2) berperan sebagai ketua tim dalam tim reviu. Penentuan kriteria ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa APIP yang berperan sebagai ketua tim memiliki

kemampuan untuk memimpin tim reviu dan bertanggung jawab dalam mengendalikan

pelaksanaan reviu sejak tahap perencanaan sampai pelaporan sehingga memiliki persepsi

yang lebih akurat mengenai variabel penelitian ini utamanya variabel kualitas reviu LKPD.

Data dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan

regresi linier berganda. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas prosedur reviu,

latar belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu, sedangkan variabel

terikatnya adalah kualitas reviu.

x

xi

Hasil analisis menunjukkan bahwa prosedur reviu, latar belakang pendidikan,

anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Tekanan waktu

berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD. Nilai koefisien determinasi menunjukkan

bahwa terdapat variabel lain selain variasi variabel prosedur reviu, latar belakang

pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu dapat memengaruhi variasi variabel

kualitas reviu laporan keuangan pemerintah daerah.

Hasil penelitian menunjukkan adanya tekanan waktu karena keterbatasan waktu

penugasan dan kompleksitas tugas yang tinggi. Profil responden menunjukkan tingkat

pendidikan yang belum memadai, sebagian besar APIP berlatar belakang pendidikan

nonakuntansi. Untuk itu, Inspektorat Daerah diharapkan agar (1) menyusun dan

mengoptimalkan pengaturan penugasan antara anggaran waktu dan kompleksitas tugas

agar risiko penurunan kualitas reviu rendah; (2) mendorong motivasi APIP untuk

senantiasa mengikuti pendidikan dan pelatihan reviu LKPD. Inspektorat Daerah dapat

berkoordinasi dengan instansi pembina APIP baik Inspektorat Jenderal Departemen Dalam

Negeri maupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Penelitian ini

dipengaruhi oleh variabel lain, disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menambah

variabel lain seperti kompetensi, pelatihan formal, dan kecermatan profesional agar

kualitas reviu LKPD tercapai.

xi

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ................................................................................................ i

PRASYARAT GELAR ........................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................ iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................. viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

RINGKASAN ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................... 9

1.4.3 Manfaat Regulasi ................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Penetapan Tujuan ................................................................... 10

2.2 Reviu Laporan Keuangan ................................................................ 11

2.2.1 Konsep Dasar Reviu ............................................................... 15

2.2.2 Konsep Pelaksanaan Reviu atas LKPD.................................. 16

2.2.2.1 Teknik Penelusuran Angka ........................................ 16

2.2.2.2 Permintaan Keterangan .............................................. 17

2.2.2.3 Prosedur Analitis ........................................................ 19

2.2.3 Kualitas Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ......... 20

2.3 Tingkat Pendidikan .......................................................................... 23

2.4 Tekanan Waktu ................................................................................ 25

2.5 Anggaran Dana Reviu ..................................................................... 26

2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 28

BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Rerangka Berpikir............................................................................ 30

3.2. Rerangka Konsep ............................................................................. 31

3.3. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 32

xii

xiii

3.3.1 Prosedur Reviu Pada Kualitas Hasil Reviu LKPD ................ 32

3.3.2 Latar Belakang Pendidikan Pada Kualitas Reviu LKPD ....... 33

3.3.3 Tekanan Waktu Pada Kualitas Reviu LKPD ......................... 34

3.3.4 Anggaran Dana Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD ............... 36

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 38

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 40

4.3 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 40

4.4 Sumber dan Jenis Data .................................................................... 40

4.5 Populasi dan Sampel ........................................................................ 41

4.6 Variabel Penelitian .......................................................................... 42

4.7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 46

4.8 Prosedur Penelitian .......................................................................... 47

4.9 Analisis Data ................................................................................... 48

4.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Responden ....................................................................... 50

5.2 Uji Instrumen ................................................................................... 52

5.3 Deskripsi Variabel Penelitian .......................................................... 53

5.4 Analisis Regresi Linier Berganda .................................................... 56

5.4.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 56

5.4.2 Uji Hipotesis .......................................................................... 58

5.5 Pembahasan ..................................................................................... 61

5.5.1 Pengaruh Prosedur Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD ......... 61

5.5.2 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Pada Kualitas Reviu LKPD

............................................................................................ 62

5.5.3 Pengaruh Tekanan Waktu Pada Kualitas Reviu LKPD ......... 63

5.5.4 Pengaruh Anggaran Dana Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan .......................................................................................... 66

6.2 Saran ................................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 69

LAMPIRAN

xii

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Data Jumlah Aparat Pengawasan Intern (APIP) Inspektorat Daerah se-Bali Tahun

2015 ......................................................................................................................... 41

4.2 Operasional Variabel Penelitian .............................................................................. 45 38

5.1 Penentuan Sampel Penelitian .................................................................................. 50

5.2 Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner .............................................................. 51

5.3 Profil Responden ..................................................................................................... 52

5.4 Statistik Deskriptif Data Penelitian ......................................................................... 54

5.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 57

5.6 Hasil Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi ......................................................... 59

xiii

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Rerangka Berpikir Penelitian ............................................................................ 31

3.2 Rerangka Konsep Penelitian.............................................................................. 32

4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 39

xiv

xvi

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN

APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

BKD : Badan Kepegawaian Daerah

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP : Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan

JFP2UPD : Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah daerah

LK : Laporan Keuangan

LKPD : Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

xv

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 2. Tabulasi Data Responden

Lampiran 3. Rata-rata Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Lampiran 4. Uji Validitas Variabel Prosedur Reviu (X1)

Lampiran 5. Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu (X2)

Lampiran 6. Uji Validitas Variabel Kualitas Reviu (Y)

Lampiran 7. Uji Reliabilitas Variabel Prosedur Reviu (X1)

Lampiran 8. Uji Reliabilitas Variabel Tekanan Waktu (X3)

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Reviu (Y)

Lampiran 10. Deskripsi Data Penelitian

Lampiran 11. Frekuensi Jawaban Responden

Lampiran 12. Statistik Deskripsi Data Uji

Lampiran 13. Regresi Linier Berganda

Lampiran 14. Uji Multikolinieritas

Lampiran 15. Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 16. Uji Normalitas

Lampiran 17. Kuesioner

xvi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu aktual yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia

dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan akuntabilitas publik oleh

lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Akuntabilitas publik

adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan

kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pemerintah

harus bisa menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak

publik, yaitu hak untuk tahu (right to know), hak untuk diberi informasi (right to

be informed), dan hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be

listened to). Akuntansi sektor publik memiliki peran yang sangat vital dalam

memberikan informasi dan pengungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial

pemerintah untuk memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik

(Mardiasmo, 2006).

Publik menuntut keterbukaan pemerintah dalam memberikan informasi

yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak

yang membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban untuk memberikan

informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan digunakan untuk

pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak yang

berkepentingan. Pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik memerlukan

informasi akuntansi yang salah satunya berupa laporan keuangan. Laporan

1

2

keuangan merupakan alat komunikasi dan pertanggungjawaban pemerintah

kepada publik. Laporan keuangan tersebut meliputi informasi yang digunakan

untuk (a) membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan, (b)

menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi, (c) membantu menentukan

tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan masalah

keuangan dan ketentuan lainnya, serta (d) membantu dalam mengevaluasi tingkat

efisiensi dan efektivitas (Mardiasmo, 2005). Laporan keuangan tersebut

dihasilkan dari sebuah sistem akuntansi pemerintah baik pusat maupun daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan laporan keuangan direviu oleh

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebelum diserahkan kepada Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk diaudit. Reviu atas Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga dilakukan oleh Inspektorat Jenderal dan reviu atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dilakukan oleh Inspektorat Daerah

(Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota). Pelaksanaan reviu merupakan dasar

dibuatnya surat pernyataan tanggung jawab (Statement of Responsibility)

menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah atas laporan keuangan instansinya.

Pedoman pelaksanaan reviu atas LKPD diatur dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008, sebagai tindak lanjut dari Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 menyebutkan bahwa reviu LKPD bertujuan

untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD disusun berdasarkan Sistem

Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan disajikan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Pentingnya pelaksanaan reviu menyebabkan peran

3

Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah menjadi semakin besar dan

memiliki nilai yang sangat strategis untuk dapat mengontrol kebijakan keuangan

daerah secara ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Proses reviu

menjadi krusial untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka

melaksanakan amanah peraturan perundang-undangan dan dalam rangka

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

Namun, Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2013 (IHPS II

BPK Buku I hal. 9, 2014) khususnya pemeriksaaan kinerja atas pengelolaan audit

dan reviu laporan keuangan oleh APIP belum memadai. BPK menyebutkan

bahwa pengelolaan audit dan reviu laporan keuangan belum mencerminkan

perencanaan audit yang cermat, pelaksanaan audit dan reviu yang tepat, dan

pelaporan yang andal serta perbaikan kualitas audit dan reviu laporan keuangan

yang berkelanjutan. Hal ini tercermin dari hasil pemeriksaan terhadap 108 LKPD

tahun 2012, BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas 7

LKPD, opini wajar dengan pengecualian (WDP) atas 52 LKPD, opini tidak wajar

(TW) atas 2 LKPD, dan opini tidak memberikan pendapat (TMP) atas 47 LKPD.

Perolehan opini WTP atas 7 LKPD ini sangat sedikit dibandingkan jumlah

keseluruhan sebanyak 108 LKPD yang diperiksa BPK. Kelemahan dalam

pedoman operasi dan sumber daya manusia menjadi faktor penyebab. Masalah

sumber daya manusia yang disoroti BPK adalah masalah pemenuhan dan

pengembangan sumber daya manusia APIP yang belum memadai baik jumlah

maupun kompetensinya. Jumlah APIP yang ada kurang dari kebutuhannya.

Demikian halnya dengan pedoman operasional dalam bentuk petunjuk

4

pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) sebagai penjabaran dari standar

audit/reviu belum dikembangkan APIP secara optimal untuk mendukung

pelaksanaan audit/reviu di lapangan. Oleh karena itu, pelaksanaan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu

atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus menjadi fokus utama pimpinan

dan para APIP Inspektorat agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal.

Fenomena belum optimalnya fungsi APIP Inspektorat mengandung arti

bahwa reviu yang dilakukan oleh APIP terhadap informasi LKPD sebelum

diserahkan kepada BPK belum menyentuh permasalahan yang mendasar yakni

masalah tata kelola aset dan keuangan. Hal tersebut terlihat dari: 1) aset tetap yang

belum dilakukan inventarisasi dan penilaian, 2) penatausahaan kas yang tidak

sesuai dengan ketentuan, 3) penyertaan modal belum disajikan dengan

menggunakan metode ekuitas, 4) saldo dana bergulir belum disajikan dengan

metode nilai bersih yang dapat direalisasikan, 5) penatausahaan persediaan tidak

memadai, 6) pelaksanaan belanja modal tidak sesuai dengan ketentuan, 7)

kelemahan pengelolaan yang material pada akun aset tetap, kas, piutang,

persediaan, investasi permanen dan non permanen, aset lainnya, belanja pegawai,

belanja barang dan jasa, serta belanja modal (IHPS II BPK Buku I hal. 31, 2014).

Sehingga saat LKPD diperiksa BPK, kesalahan-kesalahan material yang

memengaruhi kewajaran informasi dalam LKPD masih ditemukan. Kondisi ini

terjadi karena waktu pelaksanaan reviu yang singkat dan jumlah serta kompetensi

sumber daya manusia APIP masih kurang.

5

Arnes (2008) menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebab buruknya

kualitas laporan keuangan daerah adalah karena masih rendahnya peran

Inspektorat dalam melakukan fungsi pengawasannya sehingga laporan keuangan

tidak memiliki kualitas yang baik sebelum diperiksa oleh BPK. Peran APIP masih

terbatas dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan pengelolaan keuangan

daerah. APIP belum melakukan pengawasan secara terus-menerus sejak proses

penyusunan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran. Padahal keberadaan APIP

merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pemerintahan daerah karena

merupakan lini terdepan dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan dan sebagai

deteksi awal jika terjadi penyimpangan.

Kesalahan dalam penyajian LKPD diharapkan dapat dikurangi dengan

adanya reviu. Reviu yang berkualitas akan dapat meningkatkan kualitas informasi

yang disajikan dalam LKPD. De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004)

mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan

pengetahuan dan keahliannya. Berdasarkan pengertian tentang kualitas audit

tersebut maka yang dimaksud kualitas reviu adalah kemampuan APIP untuk

menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan

pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Russel (2000) dalam Simanjuntak

(2008), menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan kualitas

tersebut akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan

yang seharusnya, demikian halnya dalam reviu.

6

Tuntutan reviu yang berkualitas dengan waktu yang terbatas merupakan

tekanan tersendiri bagi APIP. Situasi seperti ini merupakan tantangan tersendiri

bagi APIP karena dalam kompleksitas tugas yang semakin tinggi dan waktu yang

terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan reviu yang berkualitas. Selain

kendala terbatasnya waktu pelaksanaan reviu LKPD, salah satu faktor penting

dalam mencapai tujuan reviu adalah dukungan anggaran dana reviu. Pada

praktiknya, anggaran dana reviu ini masih minim jika dibandingkan dengan

kompleksitas reviu yang pada akhirnya akan turut memengaruhi kualitas reviu

APIP.

Secara teknis reviu berbeda dengan audit operasional yang biasa dilakukan

oleh APIP Inspektorat. Namun, baik reviu maupun audit keduanya memerlukan

keahlian khusus di bidang akuntansi. Pemahaman akuntansi dapat diperoleh

melalui jenjang pendidikan formal maupun nonformal seperti pelatihan dan

kursus singkat. APIP yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi akan

lebih mudah memahami akuntansi pemerintahan maupun SAP. Sementara

pelatihan akuntansi dapat membantu APIP yang memiliki latar belakang

pendidikan yang berbeda untuk memahami SAP.

Uraian di atas menunjukkan bahwa reviu atas LKPD yang dilaksanakan

oleh Inspektorat memiliki peran besar dalam membantu mewujudkan

pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, melalui pengawasan

keuangan daerah yang berkualitas. Reviu merupakan komponen penting dari

sistem peringatan dini (early warning system) yang diharapkan mampu

mengurangi kekeliruan dalam menyajikan informasi keuangan. Terbitnya

7

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 diharapkan dapat menjadi

salah satu kekuatan bagi Inspektorat untuk membantu penyajian informasi

keuangan yang jujur. Namun sayangnya meskipun peraturan ini telah

diberlakukan sejak tahun 2008, Inspektorat sebagai instansi yang bertanggung

jawab atas pelaksanaan reviu laporan keuangan dipandang belum sepenuhnya

mampu menjalankan perannya sebagaimana yang diharapkan oleh peraturan

perundang-undangan yang ada.

Inspektorat selaku APIP yang diberikan wewenang untuk melaksanakan

reviu memiliki tantangan besar untuk menghasilkan LKPD yang berkualitas

tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten,

prasarana dan sarana yang memadai, anggaran biaya, serta adanya petunjuk teknis

(juknis) yang memuat prosedur pelaksanan reviu. Kondisi ini cukup beralasan

agar hasil reviu dapat memberikan informasi bahwa LKPD telah disusun sesuai

dengan SAP. Uraian tersebut menunjukkan banyak faktor yang menentukan

kualitas reviu. Fenomena belum memadainya kualitas reviu tersebut mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah yang bertujuan untuk mengetahui

variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kualitas reviu Inspektorat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diketahui bahwa prosedur

reviu, latar belakang pendidikan APIP, tekanan waktu (time pressure), dan

ketersediaan anggaran dana reviu diperkirakan sebagai faktor penyebab kualitas

8

hasil reviu LKPD oleh Inspektorat belum memadai. Untuk itu masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah prosedur reviu berpengaruh pada kualitas reviu LKPD?

2) Apakah latar belakang pendidikan berpengaruh pada kualitas reviu LKPD?

3) Apakah tekanan waktu (time pressure) berpengaruh pada kualitas reviu LKPD?

4) Apakah anggaran dana reviu berpengaruh pada kualitas reviu LKPD?

1.3 Tujuan Penelitian

Konsisten dengan uraian dalam latar belakang dan rumusan masalah, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1) Menguji pengaruh prosedur reviu pada kualitas reviu LKPD.

2) Menguji pengaruh latar belakang pendidikan pada kualitas reviu LKPD.

3) Menguji pengaruh tekanan waktu (time pressure) pada kualitas reviu LKPD.

4) Menguji pengaruh anggaran dana reviu pada kualitas reviu LKPD.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini mendukung teori penetapan tujuan (goal setting

theory) terkait dengan pelaksanaan reviu LKPD oleh APIP. Variabel prosedur

reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu dapat

memengaruhi usaha APIP untuk mencapai kualitas reviu LKPD.

9

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah, dapat memberikan

dasar untuk mengambil langkah penting yakni pemberian anggaran dana reviu

yang memadai agar pelaksanaan reviu atas LKPD oleh Inspektorat menjadi

lebih berkualitas.

2) Bagi Inspektorat, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan sumbangan

pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas reviu Inspektorat, bahwa

prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana

reviu adalah faktor-faktor penting yang perlu mendapat perhatian khusus agar

reviu dapat terlaksana sesuai dengan peraturan yang ada.

1.4.3 Manfaat Regulasi

Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah dapat

menyusun peraturan kepala daerah yang memuat petunjuk pelaksanaan/teknis

reviu LKPD sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008

tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Teori Penetapan Tujuan

Teori penetapan tujuan (goal setting theory) adalah proses kognitif

membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku. Tujuan yang disadari

akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika seseorang menerima

tujuan tersebut (Locke, 1975 dalam Gibson et al., 1985). Sifat kognitif (proses

mental) menurut (Locke, 1975 dalam Pinder, 1984) mencakup 4 (empat) hal

berikut ini:

1) Keterincian tujuan, tujuan spesifik berkaitan dengan tingkat presisi kuantitatif

tujuan tersebut (goal specificity).

2) Kesukaran tujuan, tingkat keahlian yang dibutuhkan (goal difficulty).

3) Intensitas tujuan, proses menentukan pencapaian tujuan (goal intensity).

4) Kadar usaha untuk mencapai tujuan (goal commitment).

Banyak penelitian menunjukkan bahwa tujuan spesifik dan kesukaran

tujuan menjadi pertimbangan penting. Tujuan rinci/spesifik mengarah pada hasil

yang lebih baik dibandingkan dengan tujuan yang bersifat umum, karena tujuan

tersebut memberikan kejelasan bagi individu berkaitan dengan apa yang

seharusnya dikerjakan. Penetapan tujuan yang bersifat spesifik akan mendorong

peningkatan prestasi. Demikian pula dengan tingkat kesulitan tujuan, semakin

sulit tujuan, semakin tinggi pula tingkat prestasi. Namun hal tersebut terjadi ketika

tujuan diterima atau disepakati (goal acceptance).

10

11

Penelitian ini menggunakan teori penetapan tujuan sebagai dasar untuk

menjelaskan variasi perilaku individu dalam hal ini Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) terhadap penetapan tujuan tercapainya kualitas reviu Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

2.2 Reviu Laporan Keuangan

Lampiran I Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008

menjelaskan Reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalam laporan

keuangan, permintaan keterangan, dan analitik yang harus menjadi dasar memadai

bagi Inspektorat untuk memperoleh keyakinan terbatas bahwa tidak ada

modifikasi material yang harus dilakukan atas Laporan Keuangan (LK) agar LK

tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Keyakinan

terbatas tersebut karena dalam reviu tidak dilakukan pengujian atas kebenaran

substansi dokumen sumber. Pada praktiknya, pelaksanaan kegiatan reviu

seringkali memiliki persamaan dengan pelaksanaan kegiatan audit. Untuk

menghindari hal tersebut, maka perlu diberikan batasan-batasan yang

membedakan antara kegiatan reviu dengan kegiatan audit.

Berbeda dengan Audit, reviu tidak mencakup pengujian terhadap Sistem

Pengendalian Intern (SPI), catatan akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap

permintaan keterangan melalui perolehan bahan bukti, serta prosedur lainnya

seperti yang dilaksanakan dalam suatu audit. Sebagai contoh, dalam hal

pengadaan barang modal yang nilainya material, proses reviu hanya meyakinkan

bahwa pengadaan barang telah dicatat dalam aktiva tetap, sedangkan dalam audit,

12

harus dilakukan pengujian bahwa prosedur pengadaan barang tersebut telah

dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Perbedaan juga dapat dilihat berdasarkan tujuan audit yaitu untuk

memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat mengenai LK

secara keseluruhan, sedangkan tujuan reviu hanya sebatas memberikan keyakinan

mengenai akurasi, keandalan, keabsahan informasi yang disajikan dalam LK.

Reviu tidak mencakup suatu pengujian atas kebenaran substansi dokumen sumber

seperti perjanjian kontrak pengadaan barang/jasa, bukti pembayaran/kuitansi, serta

berita acara fisik atas pengadaan barang/jasa, dan prosedur lainnya yang biasanya

dilaksanakan dalam sebuah audit.

Berikut merupakan beberapa pendapat mengenai pengertian reviu yaitu:

1) Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Reviu adalah pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang

menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan

terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas LK

agar LK tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia

atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang lain. Reviu tidak

mencakup suatu pemahaman atas pengendalian intern, pengujian atas catatan

akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan

cara pemerolehan bahan bukti dan prosedur tertentu lainnya yang biasanya

dilaksanakan dalam suatu audit.

13

2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-44/PBI/2006

Reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan,

permintaan keterangan, dan analitik yang harus menjadi dasar memadai bagi

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) untuk memberi keyakinan

terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas LK

agar LK tersebut sesuai dengan SAP.

3) Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

Reviu yang dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

dimaksudkan untuk memberikan keyakinan terbatas atas LK dalam rangka

pernyataan tanggung jawab (statement of responsibility) atas LK tersebut.

Pernyataan tanggung jawab menyatakan bahwa LK telah disusun berdasarkan

SPI yang memadai dan sesuai dengan SAP.

Reviu yang akan dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun

2006 harus meliputi reviu atas SPI dan kesesuaian dengan SAP. Namun, SPI

yang direviu dibatasi pada pengendalian yang berkaitan dengan penyusunan

LK.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2008 tentang Pedoman

Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) adalah prosedur

penelusuran angka-angka, permintaan keterangan, dan analitis yang harus

menjadi dasar memadai bagi Inspektorat untuk memberi keyakinan terbatas

atas LK bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas LK

14

agar LK tersebut disajikan berdasarkan SPI yang memadai dan sesuai dengan

SAP.

Tujuan reviu atas LKPD untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD

disusun berdasarkan SPI yang memadai dan disajikan sesuai dengan SAP.

5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 41/PMK.09/2010 tentang Standar Reviu

atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

Reviu adalah penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LK K/L) oleh auditor aparat

pengawasan internal K/L yang kompeten untuk memberikan keyakinan

terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Akuntansi

Instansi (SAI) dan LK K/L telah disajikan sesuai dengan SAP, dalam upaya

membantu Menteri/Pimpinan Lembaga untuk menghasilkan LK K/L yang

berkualitas.

Tujuan reviu adalah untuk meyakinkan keandalan informasi keuangan yang

disajikan dalam laporan keuangan

6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 8/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu

atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Reviu adalah penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) oleh Inspektorat untuk

memberikan keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan

berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dan LKPD telah

disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dalam upaya

membantu Kepala Daerah untuk menghasilkan LKPD yang berkualitas.

15

2.2.1 Konsep Dasar Reviu

Kuntadi (2009) menguraikan beberapa konsep dasar Reviu sebagai

berikut:

1) Reviu dilaksanakan secara paralel dengan penyusunan LKPD (pasal 13 ayat 1

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008). Reviu paralel

dimaksudkan untuk memperoleh informasi tepat waktu agar koreksi dapat

dilakukan segera. Laporan keuangan yang disajikan oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) diajukan kepada Kepala Daerah sudah

mengakomodasi hasil reviu APIP.

2) Reviu tertuju pada hal-hal penting yang memengaruhi LK, namun tidak

memberikan keyakinan akan semua hal penting yang akan terungkap melalui

suatu audit. Reviu memberikan keyakinan bagi APIP bahwa tidak ada

modifikasi (koreksi penyesuaian) material yang harus dilakukan atas LK agar

LK yang direviu sesuai dengan SAP, baik pengakuan, penilaian, pengungkapan

dan sebagainya.

3) Reviu tidak memberikan dasar untuk menyatakan suatu pendapat (opini)

seperti halnya dalam audit, meskipun reviu mencakup suatu pemahaman atas

pengendalian intern secara terbatas.

4) Selama reviu, tidak dilakukan pengujian terhadap kebenaran substansi

dokumen sumber seperti perjanjian kontrak pengadaan barang dan jasa, bukti

pembayaran, kuitansi, dan berita acara fisik atas pengadaan barang dan jasa.

16

5) Reviu dapat mengarahkan perhatian APIP kepada hal-hal penting yang

memengaruhi LK, namun tidak memberikan keyakinan bahwa APIP akan

mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui suatu audit.

2.2.2 Konsep Pelaksanaan Reviu atas LKPD (Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 4 Tahun 2008)

Pelaksanaan reviu dilakukan oleh tim secara paralel dengan penyusunan

LKPD. Reviu tersebut dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun

anggaran berakhir. Kegiatan-kegiatan dalam proses pelaksanaan tersebut

merupakan prosedur reviu yang harus dilakukan meliputi penelusuran angka,

permintaan keterangan, dan prosedur analitis. Sebelum ketiga kegiatan tersebut

dilaksanakan, dilakukan persiapan berupa pengumpulan informasi keuangan, LK

yang telah diaudit pada tahun lalu, laporan bulanan, triwulanan, semesteran,

tahunan, kebijakan akuntansi yang telah ditetapkan serta informasi lain yang

diperlukan. Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan tim reviu yang

mempunyai kemampuan teknis yang memadai.

2.2.2.1 Teknik Penelusuran Angka

Tim reviu perlu menelusuri angka-angka yang disajikan dalam LK ke

buku atau catatan-catatan yang digunakan untuk meyakini bahwa angka-angka

tersebut benar. Pelaksanaan teknik penelusuran angka dapat dilakukan dengan

beberapa tahapan sebagai berikut:

17

1) Menelusuri angka LK konsolidasi yang telah disajikan menurut SAP pada LK

konsolidasi yang belum dikonversi (yang menggunakan struktur Permendagri

No. 13/2006).

2) Menelusuri angka LK konsolidasi pada kertas kerja konsolidasi, khususnya

angka-angka yang dihasilkan dalam proses eliminasi dan penggabungan dari

neraca saldo–neraca saldo yang bersumber dari Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).

3) Menelusuri angka-angka neraca saldo pada buku besar yang ada di masing-

masing entitas akuntansi. Tahapan ini tidak selalu dilakukan untuk semua

entitas akuntansi. Berdasarkan pertimbangan penilaian risiko yang telah

dilakukan pada saat perencanaan, dipilih beberapa neraca saldo yang perlu

ditelusuri angka-angkanya pada saldo buku besar yang bersangkutan.

2.2.2.2 Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan dilakukan jika dalam proses penelusuran angka

terdapat hal-hal yang perlu dikonfirmasikan kepada PPKD atau Kepala SKPD.

Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan oleh tim reviu dalam melakukan

permintaan keterangan adalah:

1) Sifat dan materialitas suatu pos;

a) Kemungkinan salah saji;

b) Pengetahuan yang diperoleh selama persiapan reviu;

2) Pernyataan tentang kualifikasi para personel bagian akuntansi entitas tersebut;

3) Seberapa jauh pos tertentu dipengaruhi oleh pertimbangan manajemen;

18

4) Ketidakcukupan data keuangan entitas yang mendasar;

5) Ketidaklengkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Permintaan keterangan meliputi antara lain:

1) Kesesuaian antara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan

oleh entitas tersebut dengan peraturan yang berlaku;

2) Kebijakan dan metode akuntansi yang diterapkan oleh entitas yang

bersangkutan;

3) Prosedur pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran transaksi serta

penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam LK;

4) Keputusan yang diambil oleh pimpinan entitas pelaporan/pejabat keuangan

yang mungkin dapat memengaruhi LK;

5) Memeroleh informasi dari audit atau reviu atas LK periode sebelumnya;

6) Personel yang bertanggung jawab terhadap akuntansi dan pelaporan keuangan

mengenai:

a. Apakah pelaksanaan anggaran telah dilaksanakan sesuai SPI yang memadai;

b Apakah LK telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAP;

c. Apakah terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada entitas pelaporan

tersebut;

d. Apakah ada masalah yang timbul dalam implementasi SAP dan pelaksanaan

sistem akuntansi;

e. Apakah terdapat kejadian setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara

material terhadap laporan keuangan.

19

2.2.2.3 Prosedur Analitis

Prosedur Analitis dirancang untuk mengidentifikasi adanya hubungan

antar akun dan kejadian yang tidak biasa serta tidak sesuai SAP. Analisis yang

dilakukan adalah menilai kewajaran saldo dan rincian LK, kesesuaian dan

keterkaitan antar komponen LK yang satu dengan komponen lainnya. Prosedur ini

harus dirancang oleh Inspektorat dengan memertimbangkan hasil reviu SPI. Hal

ini dilakukan agar reviu kesesuaian dengan SAP dapat terarah pada komponen LK

dan akun-akun yang lemah pengendaliannya. Dengan demikian Inspektorat dapat

lebih memerdalam materi reviunya, serta memertimbangkan jenis-jenis masalah

yang membutuhkan penyesuaian, seperti terjadinya peristiwa luar biasa dan

perubahan kebijakan akuntansi. Contoh hubungan antar komponen laporan

keuangan atau lampirannya dalam Prosedur Analitis, antara lain:

1) Hubungan antara penambahan Aktiva Tetap dalam Neraca dengan Realisasi

Belanja Modal dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

2) Hubungan antara laporan/daftar aktiva tetap yang dibuat oleh Bagian

Akuntansi dengan Bagian Umum/Pengelola Barang/Aset;

3) Menganalisis LK untuk menentukan apakah LK sesuai dengan SAP;

4) Memeroleh laporan dari Inspektorat/APIP lain, jika ada yang telah melakukan

audit atau reviu atas LK tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk meyakini

kesesuaian jumlah saldo awal pada neraca.

Penelaahan lebih lanjut setelah melakukan Prosedur Analitis tersebut di atas dapat

dilakukan dengan melihat kesesuaian antara angka-angka yang disajikan dalam

LK terhadap buku besar, buku pembantu, catatan, dan laporan lain yang

20

digunakan dalam sistem akuntansi di lingkungan pemerintah daerah yang

bersangkutan.

2.2.3 Kualitas Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

LK akan berguna (usefull) apabila LK tersebut memenuhi standar

kualitatif. Karakteristik kualitatif LK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah:

1) Relevan, yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat memengaruhi

keputusan penguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa

lalu atau masa kini dan memprediksi masa depan, serta mengoreksi hasil

evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi LK yang relevan

dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya Informasi yang relevan

memiliki unsur-unsur: (1) manfaat umpan balik (feedback value), (2) manfaat

prediktif (predictive value), (3) tepat waktu (timelines), dan (4) lengkap.

2) Andal, yaitu informasi dalam LK bebas dari pengertian yang menyesatkan dan

kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat

diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya

tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial

dapat menyesatkan. Informasi yang andal harus memenuhi karakteristik: (1)

penyajian jujur, (2) dapat diverifikasi (verifiability), dan (3) netralitas.

3) Dapat dibandingkan, informasi yang termuat dalam LK akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan LK periode sebelumnya atau LK entitas pelaporan

lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan

21

eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas

menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan

secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan

kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan

kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang

sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya

perubahan.

4) Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam LK dapat dipahami oleh

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki

pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas

pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang

dimaksud.

Berdasarkan karakteristik kualitatif LK menurut SAP yang diuraikan di

atas, maka hasil reviu LKPD yang berkualitas haruslah memenuhi kriteria tepat

waktu (timeliness), lengkap (disclosure), dan informatif sehingga tujuan reviu

dapat tercapai. De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

kualitas audit sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan

keahliannya. Berdasarkan pengertian tentang kualitas audit tersebut maka kualitas

reviu juga harus menunjukkan kemampuan APIP untuk menemukan dan

melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi dengan pengetahuan dan

keahlian yang dimilikinya. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

22

8/PMK.09/2015 tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah, apabila APIP menemukan kelemahan dalam penyelenggaraan akuntansi

dan/atau kesalahan dalam penyajian laporan keuangan, maka APIP harus

memberikan rekomendasi kepada entitas akuntansi dan/atau entitas pelaporan

untuk segera melakukan penyesuaian dan/atau koreksi atas kelemahan dan/atau

kesalahan tersebut secara berjenjang. Russel (2000) dalam Simanjuntak (2008),

menyebutkan bahwa kualitas audit merupakan fungsi jaminan kualitas tersebut

akan digunakan untuk membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan yang

seharusnya. Kualitas reviu akan menjamin tercapainya tujuan reviu yakni

memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD disusun berdasarkan SPI yang

memadai dan disajikan sesuai dengan SAP.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 8/PMK.09/2015 tentang Standar

Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah menyebutkan bahwa kualitas

pelaksanaan reviu harus memenuhi kriteria:

1) Reviu dilaksanakan bersamaan atau sepanjang pelaksanaan anggaran dan

penyusunan LKPD sesuai periode triwulan (3 bulan) dan prognosis/semester (6

bulan).

2) Reviu dilaksanakan oleh tim reviu yang secara kolektif harus memenuhi

kompetensi: (1) memahami SAP; (2) memahami SAPD; (3) memahami proses

bisnis atau kegiatan pokok entitas yang direviu; (4) memahami dasar-dasar

audit; (5) memahami teknik komunikasi; dan (5) memahami analisis basis data.

3) Reviu dilaksanakan dalam 3 tahap meliputi tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, dan tahap pelaporan reviu.

23

4) Pereviu harus menyusun Kertas Kerja Reviu (KKR) sebagai

pertanggungjawaban pelaksanaan reviu yang menjelaskan mengenai: (1) pihak

yang melakukan reviu; (2) entitas yang direviu; (3) aktifitas penyelenggaraan

akuntansi dan komponen LKPD (LRA, LPSAL, Neraca, LO, LAK, LPE,

CaLK) yang direviu.

5) Penyusunan KKR dilakukan pada saat pelaksanaan reviu dan dilakukan reviu

secara berjenjang menurut peran dalam tim reviu.

6) Pelaporan reviu harus mengungkapkan tujuan dan alasan pelaksanaan reviu,

prosedur reviu yang dilakukan, masalah yang terjadi dalam penyusunan dan

penyajian LK, langkah perbaikan yang disepakati, koreksi/penyesuaian yang

telah dilakukan, dan rekomendasi dalam KKR yang tidak atau belum

dilaksanakan.

2.3 Tingkat Pendidikan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Peraturan

ini juga mendefinisikan tentang jenjang/tingkat pendidikan, yaitu tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik,

24

tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang

pendidikan tersebut adalah:

1) Pasal 17 ayat (2), menyebutkan bahwa jenjang pendidikan dasar berbentuk

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang

sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2) Pasal 18 ayat (3) menyebutkan jenjang pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain

yang sederajat.

3) Pasal 19 ayat (1) menyebutkan jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah menyebutkan bahwa auditor harus mempunyai tingkat pendidikan

formal minimal strata satu (S1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang

baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan

untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor, dan

untuk mengembangkan teknik dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi

dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga

harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai

25

bagian dari proses rekrutmen. Lampiran 2 paragraf 11 Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (SPKN) menyebutkan bahwa pemeriksa yang melaksanakan

pemeriksaan keuangan harus memiliki keahlian di bidang akuntansi dan auditing,

serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan

entitas yang diperiksa. Dengan demikian, peraturan yang ada mensyaratkan APIP

Inspektorat berlatar belakang pendidikan akuntansi. Pemahaman akuntansi dapat

diperoleh melalui jenjang pendidikan formal maupun nonformal seperti pelatihan

dan kursus singkat. APIP yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi akan

lebih mudah memahami akuntansi pemerintahan maupun SAP karena mereka

telah memiliki ilmu dasar tentang akuntansi.

2.4 Tekanan Waktu (Time Pressure)

Tuntutan reviu LK yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas tentu

saja merupakan tekanan tersendiri bagi APIP. Riset Coram et.al (2004:6)

menunjukkan terdapat penurunan kualitas audit pada auditor yang mengalami

tekanan dikarenakan anggaran waktu yang sangat ketat. Situasi seperti ini

merupakan tantangan tersendiri bagi APIP, karena dalam kompleksitas tugas yang

semakin tinggi dan anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut untuk

menghasilkan laporan reviu yang berkualitas. Kualitas kinerja seseorang akan

sangat dipengaruhi oleh tekanan atau tuntutan tugas yang dihadapi (Simanjuntak,

2008).

APIP seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap

Inspektorat perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan reviu. Anggaran

26

waktu merupakan hal yang sangat penting karena menyediakan dasar untuk

memperkirakan biaya audit, pengalokasian staf ke dalam pekerjaan audit, dan

sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja auditor (Basuki dkk., 2006). Demikian

halnya dalam kegiatan reviu. Anggaran waktu berfungsi untuk menentukan biaya

reviu, pengalokasian personil ke dalam tim reviu dan sebagai dasar untuk

mengukur kinerja APIP.

Time Pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure (keadaan

dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang

telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat)

dan time deadline pressure (kondisi dimana auditor dituntut untuk menyelesaikan

tugas audit tepat pada waktunya) (Herningsih, 2001). Keberadaan time pressure

ini memaksa APIP untuk menyelesaikan tugas secepatnya/sesuai dengan anggaran

waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan reviu seperti ini tentu saja tidak akan

sama hasilnya bila reviu dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar

menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi APIP

untuk melakukan pengabaian terhadap prosedur reviu.

2.5 Anggaran Dana Reviu

Governmental Accounting Standard Board menyatakan bahwa anggaran

merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup estimasi pengeluaran yang

diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam

periode waktu tertentu. Menurut Mardiasmo (2002), anggaran adalah pernyataan

mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu

27

yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Dengan demikian, setiap organisasi perlu

proses perencanaan dalam menyiapkan anggaran karena proses tersebut sangat

penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatannya selama satu tahun anggaran

dan dalam pelaksanaannya harus efisien, efektif, dan ekonomis serta sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Menurut Epstein (2001), anggaran

memiliki beberapa fungsi:

1) Alat perencanaan, anggaran berfungsi merencanakan sumber daya yang

dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adanya

anggaran diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan

keberlangsungan organisasi. Anggaran harus mencerminkan prioritas rencana

kerja yang akan dilakukan pemerintah.

2) Alat koordinasi, anggaran berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan

koordinasi dan komunikasi yang efektif untuk mencapai visi, misi, dan tujuan

organisasi.

3) Alat evaluasi, anggaran yang telah disusun dijadikan sebagai tolok ukur dalam

pencapaian target anggaran, efisiensi pelaksanaan, dan kesesuaiannya dengan

rencana.

4) Alat motivasi, anggaran sebagai acuan agar pengelolaannya dilakukan secara

efisien, efektif, dan ekonomis.

Pada instansi pemerintah, jumlah anggaran yang diperuntukkan dalam satu

periode, instansi harus mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan

biaya yang efisien. Anggaran khusus pelaksanaan kegiatan reviu LKPD menjadi

salah satu faktor penting dalam mencapai tujuan reviu itu sendiri.

28

2.6 Penelitian Terdahulu

Sampai saat ini sepengetahuan peneliti, penelitian empiris yang secara

khusus meneliti faktor-faktor yang memengaruhi kualitas reviu LKPD masih

terbatas. Terdapat beberapa penelitian terkait dengan pelaksanaan reviu LKPD

dapat peneliti jadikan bahan rujukan untuk penelitian ini. Penelitian-penelitian

tersebut adalah:

1) Dona (2013) melakukan penelitian terhadap evaluasi pelaksanaan reviu atas

LKPD. Evaluasi dilakukan terhadap 3 (tiga) indikator reviu yaitu perencanaan,

pelaksanaan (kesesuaian dengan SAP), dan pelaporan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pelaksanaan reviu di Pemerintah Kota Payakumbuh

belum dapat mencapai derajat kesesuaian sebesar 100%.

2) Amirullah dkk. (2010) meneliti pengaruh kompetensi auditor dan komitmen

organisasi pada pelaksanaan reviu LK di Inspektorat Aceh. Hasil penelitian ini

disimpulkan bahwa kompetensi auditor dan komitmen organisasi berpengaruh

baik secara simultan maupun parsial terhadap pelaksanaan reviu LK di

Inspektorat Aceh

3) Mulyono (2009) menguji pengaruh variabel latar belakang pendidikan

pemeriksa, kompetensi teknis, sertifikasi jabatan, pendidikan dan pelatihan

terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Dili Serdang. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa secara simultan latar belakang pendidikan pemeriksa,

kompetensi teknik, sertifikasi jabatan, dan pendidikan dan pelatihan

berkelanjutan berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat. Secara

parsial latar belakang pendidikan pemeriksa memiliki pengaruh paling kecil.

29

4) Batubara (2008) meneliti pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan

profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan latar belakang pendidikan,

kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi secara

simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Secara parsial latar

belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

5) Prasita dan Adi (2007) meneliti pengaruh pengaruh kompleksitas audit dan

tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit dengan moderasi pemahaman

terhadap sistem informasi. Hasil penelitian menunjukkan tekanan anggaran

waktu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kualitas audit.

6) Basuki dan Mahardani (2006) meneliti pengaruh tekanan anggaran waktu

terhadap perilaku disfungsional auditor dan kualitas audit pada kantor akuntan

publik di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran

waktu tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara langsung

terhadap kualitas audit.

7) Sososutikno (2005) meneliti hubungan tekanan anggaran waktu dengan

perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas audit. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu secara langsung tidak

memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit, karena tekanan anggran

waktu yang diusulkan pada tingkat tertentu dapat memengaruhi kualitas audit

dan dapat pula tidak memengaruhi kualitas audit.

30

BAB III

RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Rerangka Berpikir

Salah satu bentuk kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat

baik provinsi maupun kabupaten/kota saat ini adalah mereviu Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD). Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor

8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal

33 ayat (3) yang menyatakan bahwa Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) pada Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah melakukan reviu

atas Laporan Keuangan (LK) dan Kinerja dalam rangka meyakinkan keandalan

informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh Menteri/Pimpinan/Lembaga/

Gubernur/Bupati/Walikota kepada pihak-pihak sebagaimana diatur dalam Pasal 8

dan Pasal 11. Pihak-pihak yang dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 11 tersebut

antara lain adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Reviu atas LKPD adalah pelaksanaan prosedur penelusuran angka-angka,

analitis, dan permintaan keterangan yang harus menjadi dasar memadai bagi

Inspektorat untuk memberi keyakinan terbatas atas LK bahwa tidak ada

modifikasi material yang harus dilakukan atas LK agar LK tersebut disajikan

berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Adapun rerangka berpikir penelitian ini

dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1.

30

31

Gambar 3.1 Rerangka Berpikir Penelitian

3.2 Rerangka Konsep

Konsep ini bertujuan untuk memberikan batasan bidang penelitian yang

akan dilakukan. Berdasarkan rerangka berpikir penelitian ini, dapat disusun

rerangka konsep penelitian untuk melihat hubungan-hubungan antar variabel

penelitian seperti Gambar 3.2

Kajian Teoritis dan Pustaka

Teori Penetapan Tujuan

Peraturan Pemerintah No. 8

Tahun 2006

Peraturan Menteri Dalam

Negeri No. 4 Tahun 2008

Kajian Empiris

1. Setria Dona (2013)

2. Amirullah, dkk. (2010)

3. Kuswarini (2010)

4. Mulyono (2009)

5. Batubara (2008)

6. Prasita dan Adi (2007)

7. Basuki dan Mahardani

(2006)

8. Sososutikno (2005)

Rumusan Masalah

Pengujian Statistik

Hipotesis

Tesis

32

Gambar 3.2 Rerangka Konsep Penelitian

3.3 Hipotesis Penelitian

Pada bagian ini diuraikan mengenai hipotesis penelitian sebagai jawaban

sementara atas rumusan masalah yang memerlukan pengujian secara empiris.

3.3.1 Prosedur Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD

Prosedur adalah metode atau teknik yang digunakan oleh auditor untuk

mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang mencukupi dan kompeten. Hal ini

menurut teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam Pinder, 1984), merupakan

intensitas tujuan (goal intensity) yakni proses menentukan pencapaian suatu

tujuan. Prosedur reviu sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4

Tahun 2008 adalah penelusuran angka, permintaan keterangan, dan prosedur

analitis. Prosedur reviu harus diungkapkan secara jelas agar anggota tim reviu

mengerti langkah-langkah yang harus dilakukan. Tanpa prosedur reviu maka

kualitas hasil reviu belum dapat memberikan informasi bahwa LKPD telah

disusun berdasarkan SPI yang memadai dan sesuai dengan SAP.

H1: Prosedur reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD.

Prosedur Reviu (X1)

Latar Belakang

Pendidikan (X2)

Tekanan Waktu

(X3)

Kualitas Reviu

Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah

(Y)

Anggaran Dana

Reviu (X4)

+

+

+

33

3.3.2 Latar Belakang Pendidikan Pada Kualitas Reviu LKPD

Teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam Pinder, 1984) menyebutkan

bahwa untuk mencapai suatu tujuan dengan kesulitan tertentu (goal difficulty)

dibutuhkan keahlian tertentu pula. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah menyebutkan bahwa auditor harus mempunyai

tingkat pendidikan formal minimal strata satu (S1) atau yang setara. Lampiran 2

paragraf 11 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyebutkan bahwa

pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan keuangan harus memiliki keahlian di

bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku

umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa. Namun dalam praktiknya

peraturan tersebut dirasakan masih belum maksimal mengingat masih minimnya

sumber daya manusia yang kompeten di bidang pemeriksaan (audit dan reviu),

sehingga tidak hanya yang berlatar pendidikan auditing, akuntansi, administrasi

pemerintahan, dan komunikasi yang melaksanakan tugas pemeriksaan melainkan

latar belakang pendidikan sosial, teknik, bahkan farmasi dapat melaksanakan

tugas dan fungsi sebagai aparat pengawas internal pemerintah.

Pemahaman akuntansi dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan formal

maupun nonformal seperti pelatihan dan kursus singkat. APIP yang memiliki latar

belakang pendidikan akuntansi akan lebih mudah memahami akuntansi

pemerintahan maupun SAP karena mereka telah memiliki ilmu dasar tentang

akuntansi. Mulyono (2009) melakukan pengujian terhadap variabel latar belakang

pendidikan pemeriksa, kompetensi teknis, sertifikasi jabatan, pendidikan, dan

34

pelatihan terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Dili Serdang. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa secara simultan latar belakang pendidikan pemeriksa,

kompetensi teknik, sertifikasi jabatan, dan pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja inspektorat. Secara parsial latar belakang

pendidikan pemeriksa memiliki pengaruh paling kecil. Sedangkan Batubara

(2008) melakukan pengujian terhadap latar belakang pendidikan, kecakapan

profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi terhadap kualitas hasil

pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan latar belakang pendidikan, kecakapan

profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Secara parsial latar belakang

pendidikan tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

H2: Latar belakang pendidikan berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD.

3.3.3 Tekanan Waktu (Time Pressure) Pada Kualitas Reviu LKPD

Tekanan waktu dapat dijelaskan sebagai salah satu faktor yang

memengaruhi tujuan spesifik (goal specificity) yakni tercapainya kualitas reviu.

Teori penetapan tujuan menurut (Locke, 1975 dalam Pinder, 1984), tujuan

spesifik berkaitan dengan tingkat presisi kuantitatif dari suatu tujuan Penelitian

Prasita dan Adi (2007) menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu memiliki

pengaruh negatif yang signifikan terhadap kualitas audit, sehingga menimbulkan

stress yang pada akhirnya mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap

standar audit dan mendorong adanya perilaku - perilaku yang tidak etis atau

disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang berakibat

35

rendahnya kualitas audit. Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan

Basuki dan Mahardani (2006) yang meneliti bahwa tekanan anggaran dan waktu

tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara langsung terhadap kualitas

audit, namun harus melalui perilaku underresponding of time terlebih dahulu.

Mereka meyakini, anggaran waktu yang ketat telah dianggap sebagai suatu realita

yang tidak dapat dihindari dan merupakan cara untuk mendorong auditor untuk

bekerja keras dan efisien. Penelitian mereka didukung oleh Sososutikno (2003)

menurutnya, tekanan anggaran waktu memberikan motivasi positif bila tekanan

anggaran waktu ditingkatkan pada level yang sangat sulit tapi terlihat dapat

dicapai oleh auditor. Begitupun sebaliknya, tekanan anggaran waktu dapat

mengurangi motivasi jika ditempatkan pada tingkat cukup sulit tapi tidak dapat

dicapai oleh auditor.

Penerapannya dalam reviu LK adalah tuntutan reviu LK yang berkualitas

dengan anggaran waktu terbatas merupakan tekanan tersendiri bagi APIP. Riset

Coram et. al (2004) menunjukkan terdapat penurunan kualitas audit pada auditor

yang mengalami tekanan dikarenakan anggaran waktu yang sangat ketat. Situasi

seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi APIP, karena dalam kompleksitas

tugas yang semakin tinggi dan anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut

untuk menghasilkan laporan reviu yang berkualitas.

Keberadaan time pressure ini memaksa APIP untuk menyelesaikan tugas

secepatnya/sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan

reviu seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila reviu dilakukan dalam

kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah

36

ditetapkan, ada kemungkinan bagi APIP untuk melakukan pengabaian terhadap

prosedur reviu.

H3: Tekanan waktu berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD.

3.3.4 Anggaran Dana Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD

Salah satu aspek kognitif dari teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam

Pinder, 1984) adalah kadar usaha untuk mencapai tujuan (goal commitment).

Ketersediaan anggaran dana reviu merupakan usaha sekaligus faktor penting

untuk tercapainya kualitas reviu. Governmental Accounting Standard Board

menyatakan bahwa anggaran merupakan rencana operasi keuangan yang

mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan yang

diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.

Menurut Mardiasmo (2002), anggaran adalah pernyataan mengenai

estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam ukuran finansial. Dengan demikian, setiap organisasi perlu

proses perencanaan dalam menyiapkan anggaran karena proses tersebut sangat

penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatannya selama satu tahun anggaran

dan dalam pelaksanaannya harus efisien, efektif, dan ekonomis serta sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan jumlah anggaran yang

diperuntukkan dalam satu periode instansi pemerintah harus mampu

meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan biaya yang efisien. Anggaran

pelaksanaan kegiatan reviu LKPD menjadi salah satu faktor penting dalam

mencapai tujuan reviu itu sendiri. Penelitian Kuswarini (2010) menunjukan bahwa

37

jumlah anggaran berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan

terhadap efektifitas pengendalian intern.

H4: Anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD.

38

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh dari penelitian

mencakup pemilihan sumber-sumber daya dan tipe informasi yang diperlukan

untuk menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti. Merancang penelitian

berarti menentukan jenis risetnya, menentukan data yang akan digunakan, dan

merancang model empiris untuk menguji hipotesis-hipotesis secara statistik

(Jogiyanto, 2007).

Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti terhadap subyek penelitian yakni Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP). Berdasarkan hipotesis dalam rancangan penelitian ini ditentukan 4

(empat) variabel yaitu prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu

(time pressure), anggaran dana reviu, dan kualitas reviu LKPD. Prosedur reviu,

latar belakang pendidikan, tekanan waktu (time pressure), dan anggaran dana

reviu sebagai variabel independen dan kualitas reviu LKPD sebagai variabel

dependen. Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis

Regresi Linier Berganda. Hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan langkah

terakhir disimpulkan serta diberikan saran. Untuk lebih jelasnya rancangan

penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.

38

39

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Kajian Teoritis

Kajian Empiris

Masalah

Simpulan dan Saran

Variabel Penelitian

Hipotesis

Teknik Pengumpulan

Data

Dependen

Kualitas Reviu LKPD

Independen

Prosedur Reviu

Latar Belakang Pendidikan

Tekanan Waktu (Time Pressure)

Anggaran Dana Reviu

Uji Instrumen Uji Hipotesis

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Regresi Linier Berganda

F Test

t Test

Koef. Determinasi (Adjusted R2)

Teknik Analisis Data

Instrumen Penelitian

Interpretasi Hasil dan

Pembahasan

40

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di 10 (sepuluh) Inspektorat Daerah di

Provinsi Bali yaitu Inspektorat Kabupaten Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar,

Jembrana, Karangasem, Klungkung, Tabanan, Kota Denpasar, dan Provinsi Bali.

Penyebaran kuesioner dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015.

4.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada kualitas reviu terhadap

pelaksanaan reviu atas LKPD oleh APIP di Provinsi Bali.

4.4 Sumber dan Jenis Data

Subyek penelitian merupakan sumber data diperoleh. Menurut Amirin

(1995) subyek penelitian adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya

diperoleh keterangan. Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan

datanya, maka sumber datanya disebut responden yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan peneliti, baik secara tertulis maupun secara lisan (Arikunto,

1998), dalam hal ini yang menjadi responden (subyek penelitian) adalah APIP.

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang berasal dari jawaban

responden atas kuesioner yang dikuantifikasikan menggunakan skala Likert.

Tingkat analisis penelitian ini adalah individu karena yang ingin diketahui adalah

kualitas reviu yang dihasilkan APIP secara individu, bukan kualitas reviu yang

berasal dari institusi secara keseluruhan.

41

4.5 Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah APIP Inspektorat Provinsi/

Kabupaten/Kota di Bali dengan jumlah keseluruhan adalah 171 orang. APIP

Inspektorat terdiri atas fungsional Auditor dan fungsional Pengawas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD). Auditor mempunyai

tugas melakukan reviu, audit keuangan, dan aset dalam rangka penyelenggaraan

tugas-tugas pemerintahan di daerah. P2UPD mempunyai tugas pengawasan atas

penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan daerah di luar pengawasan

keuangan. Keduanya, baik auditor maupun P2UPD berada dalam satu penugasan

reviu LKPD. Jumlah masing-masing APIP Inspektorat Daerah di Bali disajikan

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Jumlah Aparat Pengawasan Intern (APIP)

Inspektorat Daerah se-Bali Tahun 2015

No. Keterangan APIP

Auditor P2UPD

1. Inspektorat Kab. Badung 8 6

2. Inspektorat Kab. Bangli 5 6

3. Inspektorat Kab. Buleleng 9 4

4. Inspektorat Kab. Gianyar 7 6

5. Inspektorat Kab. Jembrana 5 9

6. Inspektorat Kab. Karangasem 9 5

7. Inspektorat Kab. Klungkung 19 16

42

8. Inspektorat Kab. Tabanan 10 5

9. Inspektorat Kota Denpasar 14 2

10. Inspektorat Provinsi Bali 13 13

Jumlah 99 72

Jumlah keseluruhan 171

Sumber: Inspektorat Daerah se-Bali Tahun Anggaran 2015

2) Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling

berupa purposive sampling. Sampel yang diambil adalah 45 orang APIP sebagai

responden dengan kriteria:

(1) APIP Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota di Bali yang melakukan reviu atas

LPKD, dan

(2) Berperan sebagai ketua tim dalam tim reviu.

Penentuan kriteria ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa APIP yang berperan

sebagai ketua tim memiliki pengetahuan dan kompetensi reviu yang cukup untuk

memimpin tim reviu dan bertanggung jawab dalam mengendalikan pelaksanaan

reviu sejak tahap perencanaan sampai pelaporan sehingga memiliki persepsi yang

lebih akurat mengenai variabel penelitian ini utamanya variabel kualitas reviu

LKPD.

4.6 Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri atas variabel independen yakni prosedur reviu,

latar belakang pendidikan, tekanan waktu, anggaran dana reviu, dan variabel

43

dependen yakni kualitas reviu LKPD. Berikut dijelaskan definisi operasional tiap-

tiap variabel penelitian.

1) Prosedur Reviu

Prosedur reviu (X1) sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Atas Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah adalah penelusuran angka, permintaan keterangan,

dan prosedur analitis. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini

adalah tingkat akurasi dari penelusuran angka, permintaan keterangan, dan

prosedur analitis. Pengukuran variabel dengan instrumen kuesioner menggunakan

skala Likert 5 poin: sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), ragu-ragu

(skor 3), setuju (skor 4), sangat setuju (skor 5).

2) Latar Belakang Pendidikan

Latar belakang pendidikan (X2) didefinisikan sebagai latar belakang

pendidikan yang dimiliki oleh APIP Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota di Bali

yang pernah melakukan reviu terhadap LKPD. Pengukuran variabel menggunakan

skala nominal yakni 1 (satu) untuk APIP Inspektorat berlatar belakang pendidikan

S1 akuntansi, 0 (nol) untuk APIP Inspektorat berlatar belakang pendidikan S1

nonakuntansi.

3) Tekanan Waktu (Time Pressure)

Tekanan waktu (X3) adalah suatu kondisi APIP mendapat tekanan untuk

dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Pernyataan yang menjadi indikator variabel tekanan waktu dalam penelitian ini

menggunakan indikator tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit yang

44

dikembangkan oleh Sososutikno (2003) dan Prasita dkk (2007), yaitu: 1)

keterbatasan waktu penugasan, 2) penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah

ditentukan, 3) pemenuhan target waktu selama penugasan, 4) fokus tugas dengan

keterbatasan waktu, 5) pengomunikasian anggaran waktu, 6) efisiensi dalam

proses audit, 7) penilaian kinerja dari atasan. Variabel ini diukur dengan skala

Likert 5 poin. Pernyataan nomor 1,2,3,4 untuk indikator keterbatasan waktu

penugasan, penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, pemenuhan

target waktu selama penugasan, dan fokus tugas dengan keterbatasan waktu

menggunakan skala: sangat tidak setuju (skor 5), tidak setuju (skor 4), ragu-ragu

(skor 3), setuju (skor 2), sangat setuju (skor 1). Pernyataan nomor 5,6,7 untuk

indikator pengomunikasian anggaran waktu, efisiensi dalam proses reviu, dan

penilaian kinerja dari atasan menggunakan skala: sangat tidak setuju (skor 1),

tidak setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), setuju (skor 4), sangat setuju (skor 5).

4) Anggaran Dana Reviu

Anggaran dana reviu (X4) adalah ketersediaan dana pelaksanaan kegiatan

reviu LKPD. Variabel ini dinilai berdasarkan persepsi APIP atas kecukupan

anggaran (prasarana dan sarana) Inspektorat Daerah dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan reviu LKPD. Variabel diukur menggunakan skala Likert 5

poin: sangat tidak cukup (skor 1), tidak cukup (skor 2), cukup (skor 3), lebih dari

cukup (skor 4), sangat cukup (skor 5).

5) Kualitas Reviu LKPD

Kualitas reviu LKPD (Y) yaitu kondisi APIP yang mampu

membandingkan pelaksanaan reviu yang sebenarnya dengan yang seharusnya

45

dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008

tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Pernyataan yang menjadi indikator variabel kualitas reviu LKPD ini merupakan

modifikasi berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 8/PMK.09/2015

tentang Standar Reviu Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yaitu: 1)

waktu pelaksanaan reviu, 2) kompetensi pereviu, 3) tahapan reviu, 4) kertas kerja

reviu, 5) pelaporan reviu. Kualitas reviu diukur untuk menggambarkan tingkat

persepsi APIP terhadap bagaimana kualitas proses reviu, kualitas hasil reviu, dan

tindak lanjut hasil reviu. Variabel ini diukur dengan skala Likert 5 poin: sangat

tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), ragu-ragu (skor 3), setuju (skor 4),

sangat setuju (skor 5).

Secara ringkas variabel penelitian, indikator, dan skala pengukuran variabel

disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala No.

Pernyataan

1. Prosedur Reviu 1. Penelusuran Angka

2. Permintaan Keterangan

3. Prosedur Analitis

Ordinal

(Likert)

1 – 3

4 – 6

7 – 9

2. Latar Belakang

Pendidikan

1. S1 Akuntansi

2. S1 Nonakuntansi

Nominal

46

3. Tekanan Waktu 1. Keterbatasan waktu penugasan

2. Penyelesaian reviu dengan

waktu yang ditentukan

3. Pemenuhan target waktu

selama penugasan

4. Fokus tugas reviu dengan

keterbatasan waktu

5. Pengomunikasian anggaran

waktu

6. Efisiensi dalam proses reviu

7. Penilaian kinerja dari atasan

Ordinal

(Likert)

1

2

3

4

5

6

7

4. Anggaran Dana

Reviu

Kecukupan ketersediaan anggaran

dana reviu LKPD

Ordinal

(Likert)

1

5. Kualitas Reviu

LKPD

1. Waktu pelaksanaan reviu

2. Kompetensi pereviu

3. Tahapan reviu

4. Kertas kerja reviu

5. Pelaporan reviu

Ordinal

(Likert)

1

2,3

4

5,6

7,8

4.7 Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data primer dengan menggunakan instrumen

penelitian berupa kuesioner tertutup. Artinya, responden diberikan alternatif

pilihan dalam menjawab kuesioner. Namun, responden tidak dapat memberikan

alternatif jawaban di luar pilihan yang disediakan. Skala pengukuran respon yang

47

digunakan adalah 5 (lima) poin skala Likert. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara memberikan kuesioner langsung kepada responden.

1) Uji Validitas Instrumen

Validitas penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur

penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur Jogiyanto (2007). Tinggi

rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Validitas dilakukan

dengan mengorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item

pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila r=0,3.

Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan

dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi>0,3 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,05. Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total

kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut

dinyatakan tidak valid.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran yang pengujiannya dapat dilakukan

secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang

ada Jogiyanto (2007). Menurut Ghozali (2009) variabel dikatakan reliabel jika

nilai Cronbach’s Alpha>0,6.

4.8 Prosedur Penelitian

1) Teknik Pengumpulan Data

48

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

(1) Kuesioner, dengan mengajukan daftar pernyataan/pertanyaan yang berkaitan

dengan prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu (time

pressure), anggaran dana reviu, dan kualitas reviu LKPD. Kuesioner

langsung diantarkan ke lokasi penelitian, yakni 10 (sepuluh) Inspektorat

daerah di Provinsi Bali. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 4 (empat)

buah variabel yang akan diteliti, masing-masing variabel ini terdiri atas

beberapa pernyataan (Tabel 4.2).

(2) Dokumentasi, pengumpulan data dengan mencatat dan atau mengutip data

dari dokumen Inspektorat daerah.

(3) Studi kepustakaan, dengan mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah

literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2) Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan melalui penyebaran

kuesioner kepada responden untuk mengetahui tanggapan responden mengenai

prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu, anggaran dana reviu,

dan kualitas reviu LKPD. Kuesioner akan dibagikan kepada APIP yang berperan

sebagai ketua tim dalam tim reviu LKPD.

4.9 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Regresi

Linier Berganda. Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis

49

regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri atas: uji

normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Tujuan pengujian ini

adalah untuk mengetahui kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam

penelitian supaya hasilnya BLUE atau Best Linear Unbiased Estimator (Ghozali,

2006), sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien,

dan terbebas dari kelemahan kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-

gejala asumsi klasik.

4.9.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar

kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan

regresi yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan linier dan diuji dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,05. Model persamaan regresinya adalah:

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

Keterangan:

Y = kualitas reviu LKPD

β0 = intersep

β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi

X1 = prosedur reviu

X2 = latar belakang pendidikan

X3 = tekanan waktu

X4 = anggaran dana reviu

e = variabel pengganggu

Langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu prosedur

reviu, latar belakang pendidikan, tekanan anggaran waktu, dan anggaran reviu

dilakukan dengan uji Adjusted R2, uji model (uji F), dan uji parsial (uji t).

50

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Responden

Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan

responden penelitian yaitu Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)

Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota di Bali yang melakukan reviu atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan berperan sebagai

ketua tim dalam tim reviu. APIP Inspektorat terdiri atas fungsional

Auditor dan fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Daerah (P2UPD). Penentuan sampel penelitian disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Penentuan Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Jumlah APIP Provinsi Bali 171

Jumlah APIP yang tidak berperan sebagai ketua tim 126

Jumlah sampel penelitian 45

Sumber: Data diolah 2015

Tabel 5.1 menunjukkan jumlah sampel yang digunakan sebesar 45 responden

dengan rincian: 40 orang fungsional Auditor dan 5 orang fungsional Pengawas

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD). Penyebaran kuesioner

dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015. Pengiriman kuesioner diantar langsung

kepada responden dengan rentang waktu pengisian kuesioner adalah 1 minggu

sejak kuesioner diterima. Ringkasan penyebaran dan pengembalian kuesioner

penelitian ditunjukkan dalam Tabel 5.2.

50

51

Tabel 5.2

Tabel Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah Prosentase

Kuesioner yang disebar 45 100%

Kuesioner yang kembali 45 100%

Kuesioner yang digunakan 45 100%

Sumber: data diolah, 2015

Responden diminta untuk mengisi identitas pribadi yang meliputi umur, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, dan sertifikat pengawasan yang dimiliki. Rincian

mengenai profil responden disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 45 responden, untuk kelompok masa

kerja, mayoritas responden berpengalaman 1-4 tahun sebanyak 16 responden atau

35,56 persen, dan minoritas responden berpengalaman 17-20 tahun sebanyak 1

responden atau 2,22 persen. Untuk kelompok latar belakang pendidikan,

mayoritas responden memiliki latar belakang pendidikan nonakuntansi sebanyak

27 responden atau 60 persen sedangkan sisanya berlatar belakang pendidikan

akuntansi sebanyak 18 responden atau 40 persen Menurut kelompok pendidikan

formal terakhir, mayoritas responden memiliki jenjang Strata I sebanyak 34

responden atau 75,56 persen, dan sisanya sebanyak 11 responden atau 11,11

persen jenjang Strata II. Untuk kelompok kepemilikan sertifikat pengawasan,

mayoritas responden bersertifikat jenjang ketua tim sebanyak 35 responden atau

77,78 persen, dan minoritas responden bersertifikat jenjang pengendali teknis dan

P2UPD masing-masing sebanyak 5 responden atau 11,11 persen.

52

Tabel 5.3

Profil Responden

Uraian APIP

Jumlah %

Auditor P2UPD

Masa Kerja

1 - 4 Tahun 14 2 16 35,56

5 - 8 Tahun 10 2 12 26,66

9 - 12 Tahun 8 - 8 17,78

13 - 16 Tahun 7 1 8 17,78

17 - 20 Tahun 1 - 1 2,22

45 100,00

Latar Belakang Pendidikan

Akuntansi 18 - 18 40,00

Nonakuntansi 22 5 27 60,00

45 100,00

Pendidikan Formal Terakhir

Doktor (S3) - - - -

Magister (S2) 10 1 11 24,44

Sarjana (S1) 30 4 34 75,56

45 100,00

Sertifikat Pengawasan

Pengendali Teknis 5 - 5 11,11

Ketua Tim 35 - 35 77,78

P2UPD 5 5 11,11

45 100,00

Sumber: data diolah, 2015

5.2 Uji Instrumen

Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan

uji reliabilitas. Responden yang digunakan untuk uji instrumen dalam penelitian

ini adalah responden yang sebenarnya (asli) karena kegiatan reviu Laporan

Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) merupakan bidang tugas khusus yang

hanya dilaksanakan oleh lembaga/unit kerja tertentu di lingkungan organisasi

pemerintahan daerah.

53

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen berdasarkan

perhitungan statistik menyatakan bahwa seluruh pernyataan yang digunakan

dalam instrumen penelitian adalah valid dan reliabel. Hal ini dibuktikan dengan

seluruh nilai koefisien korelasi atas uji validitas instrumen variabel prosedur reviu

(X1), tekanan waktu (X3), dan kualitas reviu LKPD (Y) dengan alpha 0,05 lebih

besar dari r-tabel=0,361. Demikian juga seluruh nilai koefisien Cronbach’s Alpha

atas uji reliabilitas instrumen lebih besar dari 0,6. Hasil uji validitas dan

reliabilitas instrumen secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.3 Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini

terdiri atas prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu,

anggaran dana reviu, dan kualitas reviu LKPD. Kecenderungan dan variasi

dari variabel penelitian ini dapat ditentukan berdasarkan distribusi

frekuensi (Lampiran 11 dan 12). Penentuan distribusi frekuensi didasarkan

pada nilai intervalnya yang terlebih dahulu harus ditentukan dengan

formulasi (Santoso, 2011), sebagai berikut:

Skor untuk masing-masing alternatif jawaban dari variabel penelitian ditentukan

dengan nilai minimal 1 dan maksimal 5, maka interval dapat dihitung sebagai

berikut:

54

= 0,8

Untuk mengetahui kondisi variabel-variabel penelitian secara menyeluruh,

akan dilihat dari rata-rata skor dengan kriteria sebagai berikut:

1,00 – 1,80 = sangat tidak setuju

1,81 – 2,60 = tidak setuju

2,61 – 3,40 = cukup setuju

3,41 – 4,20 = setuju

4,21 – 5,00 = sangat setuju

Tabel 5.4

Statistik Deskriptif Data Penelitian

Variabel N Rata-Rata

Skor Minimun Maksimum

Rata-

rata

Standar

Deviasi

Prosedur Reviu 45 3,91 19 45 35,20 8,02

Latar Belakang

Pendidikan

45 0,40

0 1 0,40 0,49

Tekanan Waktu 45 2,92 18 23 20,47 1,38

Anggaran Dana Reviu 45 3,53 1 5 3,53 1,36

Kualitas Reviu LKPD 45 3,88 18 40 31,02 6,78

Sumber: Lampiran 3, 12

Tabel 5.4 menunjukkan statistik deskriptif jawaban responden dengan

penilaian sebagai berikut:

1) Variabel prosedur reviu dengan 9 butir pernyataan menunjukkan rata-rata

distribusi frekuensi jawaban responden sebesar 3,91. Nilai minimum 19 dan

nilai maksimum 45. Nilai rata-rata variabel prosedur reviu untuk seluruh

responden adalah 35,20. Hal ini berarti bahwa jawaban responden untuk

variabel prosedur reviu tergolong setuju. Standar deviasi menunjukkan ukuran

55

variasi data terhadap nilai rata-rata. Standar deviasi untuk variabel prosedur

reviu adalah 8,022 yang berarti bahwa variasi data relatif lebih kecil karena

standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.

2) Variabel latar belakang pendidikan merupakan dummy variabel dengan skala

nominal (kategorikal). Skala nominal 0 (nol) untuk APIP berlatar belakang

pendidikan nonakuntansi dan 1 (satu) untuk APIP berlatar belakang

pendidikan akuntansi. Nilai rata-rata variabel latar belakang pendidikan untuk

seluruh responden adalah 0,4. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden

(60 persen; 27 orang) berlatar belakang pendidikan nonakuntansi dan sisanya

berlatar belakang pendidikan akuntansi (40 persen; 18 orang).

3) Variabel tekanan waktu dengan 7 butir pernyataan menunjukkan rata-rata

distribusi frekuensi jawaban responden sebesar 2,92. Nilai minimum 18 dan

nilai maksimum 23. Nilai rata-rata tekanan waktu untuk seluruh responden

adalah 20,47. Hal ini berarti bahwa jawaban responden untuk variabel tekanan

waktu tergolong cukup setuju. Standar deviasi untuk variabel tekanan waktu

adalah 1,375 yang berarti bahwa variasi data relatif lebih kecil karena standar

deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.

4) Variabel anggaran dana reviu dengan 1 butir pernyataan menunjukkan rata-rata

distribusi frekuensi jawaban responden sebesar 3,53. Nilai minimum 1 dan

nilai maksimum 5. Nilai rata-rata variabel anggaran dana reviu untuk seluruh

responden adalah 3,53. Hal ini berarti bahwa jawaban responden untuk variabel

anggaran dana reviu tergolong lebih dari cukup. Standar deviasi untuk variabel

56

anggaran dana reviu adalah 1,358. Hal ini berarti bahwa variasi data relatif

lebih kecil karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.

5) Variabel kualitas reviu dengan 8 butir pernyataan menunjukkan rata-rata

distribusi frekuensi jawaban responden sebesar 3,88. Nilai minimum 18 dan

nilai maksimum 40. Nilai rata-rata variabel kualitas reviu untuk seluruh

responden adalah 31,02. Hal ini berarti bahwa jawaban responden untuk

variabel kualitas reviu tergolong setuju. Standar deviasi untuk variabel kualitas

reviu adalah 6,781. Hal ini berarti bahwa variasi data relatif lebih kecil karena

standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata.

5.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Regresi

Linier Berganda. Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis

regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri

atas: uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

5.4.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang terdiri atas uji normalitas, uji multikolinieritas, dan

uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui kelayakan atas model regresi

yang digunakan dalam penelitian supaya hasilnya BLUE atau Best Linear

Unbiased Estimator (Ghozali, 2006), sehingga hasil analisis dapat

diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan terbebas dari kelemahan

kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-gejala asumsi klasik.

57

Tabel 5.5

Hasil Uji Asumsi Klasik

Keterangan Multikolinieritas Heteroskedastisitas Normalitas

Tolerance VIF P-value P-value

Prosedur Reviu 0,937 1,067 0,597

Latar Belakang Pendidikan 0,794 1,260 0,675

Tekanan Waktu 0,952 1,050 0,336

Anggaran Dana Reviu 0,726 1,377 0,203

Kolmogorof-Smirnov 0,409

Sumber: Lampiran 14, 15, dan 16

Tabel 5.5 menunjukkan hasil uji asumsi klasik dengan uraian sebagai

berikut:

1) Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap nilai

residual hasil persamaan regresi. Residual pada model regresi telah mengikuti

asumsi normalitas residual. Hal ini dapat dilihat dari p-value=0,409 > alpha

(0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan untuk

penelitian ini telah berdistribusi normal.

2) Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Ada

tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,1

dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel

independen dan sebaliknya (Ghozali, 2006). Hasil uji multikolinieritas

menunjukkan bahwa angka tolerance dari variabel prosedur reviu, latar

belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu lebih dari 0,10

serta hasil perhitungan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) kurang dari 10,

maka model regresi bebas dari multikolinieritas.

58

3) Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji statistik Glesjer untuk

mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel independen terhadap

variabel terikat. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa probabilitas

signifikansi semua variabel independen di atas tingkat kepercayaan 0,05 maka

model regresi bebas dari heteroskedastisitas, dengan kata lain pada model

regresi ini variasi data homogen, terjadi kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain.

5.4.2 Uji Hipotesis

Model regresi linier berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh variabel independen prosedur reviu, latar belakang pendidikan,

tekanan waktu dan anggaran dana reviu pada variabel dependen kualitas reviu

LKPD. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini sesuai Tabel 5.5

sebagai berikut:

Y = 28,159 + 0,507X1 + 3,183X2 - 1,377X3 + 1,713X4

Keterangan:

Y = kualitas reviu LKPD

X1 = prosedur reviu

X2 = latar belakang pendidikan

X3 = tekanan waktu

X4 = anggaran dana reviu

59

Analisis model regresi diawali dengan uji kelayakan model (uji F). Hasil uji F

disajikan pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Hasil Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi

Keterangan

Unstandardized

Coefficients t P

value F

Adjusted

R

Square B Std. Error

Constant 28,159 10,146 2,775 0,008

Prosedur Reviu 0,507 0,083 6,120 0,000

Latar Belakang Pendidikan 3,183 1,478 2,154 0,037

Tekanan Waktu -1,377 0,542 -2,541 0,015

Anggaran Dana Reviu 1,713 0,767 2,234 0,031

F test 0,000 20,529

Koefisien Determinasi 0,640

Sumber: Lampiran 13

Hasil uji ANOVA atau F test seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.6

diperoleh nilai F sebesar 20,529 dengan probabilitas 0,000. Probabilitas lebih

kecil dari nilai signifikan 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi kualitas reviu LKPD atau dapat dikatakan bahwa prosedur reviu,

latar belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu secara

bersama-sama berpengaruh pada kualitas reviu LKPD.

Pengujian selanjutnya adalah uji hipotesis. Hasil pengujian hipotesis

pertama (H1) yang menyebutkan bahwa prosedur reviu berpengaruh positif pada

kualitas reviu LKPD. Tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

variabel prosedur reviu adalah 0,507. Nilai koefisien regresi ini berpengaruh

positif signifikan pada taraf signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,000. Hasil

pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel prosedur reviu berpengaruh

positif pada kualitas reviu LKPD atau dengan kata lain H1 diterima.

60

Hasil pengujian hipotesis ke-dua (H2) yang menyebutkan bahwa latar

belakang pendidikan berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD ditunjukkan

pada Tabel 5.6. Nilai koefisien regresi variabel latar belakang pendidikan adalah

3,183. Nilai koefisien regresi ini berpengaruh positif signifikan pada taraf

signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,037. Berdasarkan hasil pengujian H2

ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel latar belakang pendidikan berpengaruh

positif pada kualitas kualitas reviu LKPD atau dengan kata lain H2 diterima.

Hasil pengujian hipotesis ke-tiga (H3) yang menyebutkan bahwa tekanan

waktu berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD ditunjukkan pada tabel 5.6.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel tekanan

waktu (X3) adalah -1,377. Nilai koefisien regresi ini berpengaruh negatif

signifikan pada taraf signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,015. Hasil

pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel tekanan waktu berpengaruh

negatif pada kualitas reviu LKPD atau dengan kata lain H3 diterima.

Hasil pengujian hipotesis ke-empat (H4) yang menyebutkan bahwa

anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD ditunjukkan

pada tabel 5.6. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien

regresi variabel anggaran dana reviu (X4) adalah 1,713. Nilai koefisien regresi ini

signifikan pada taraf signifikansi 0,05 dengan p value sebesar 0,031. Hasil

pengujian ini menginterpretasikan bahwa variabel anggaran dana reviu

berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD atau dengan kata lain H4 diterima.

Analisis akhir dari regresi linier berganda adalah interpretasi nilai

koefisien determinasi (Adjusted R2). Tabel 5.6 menunjukkan besarnya Adjusted R

2

61

(koefisien determinasi yang telah disesuaikan) adalah 0,640. Nilai ini

menunjukkan bahwa 64 persen variasi kualitas reviu LKPD dapat dijelaskan oleh

variasi dari keempat variabel independen yaitu prosedur reviu, latar belakang

pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran dana reviu sedangkan sisanya 36 persen

dijelaskan oleh sebab lain di luar model.

5.5 Pembahasan

Pembahasan dilakukan terhadap hasil analisis data untuk menjelaskan

pengaruh prosedur reviu, latar belakang pendidikan, tekanan waktu, dan anggaran

dana reviu pada kualitas reviu LKPD. Berdasarkan hasil analisis data yang telah

dilakukan, pembahasan diuraikan menjadi empat bagian.

5.5.1 Pengaruh Prosedur Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD

Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa prosedur reviu berpengaruh

positif pada kualitas reviu LKPD. Hasil analisis menunjukkan bahwa prosedur

reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Hal ini berarti semakin jelas

prosedur reviu menyebabkan semakin baik kualitas reviu LKPD. Hasil ini

menunjukkan Hipotesis 1 (H1) diterima. Rata-rata jawaban responden terhadap

prosedur reviu mengindikasikan bahwa pemahaman APIP terhadap prosedur reviu

cukup baik. Berdasarkan profil responden sebagian besar APIP berlatar belakang

pendidikan nonakuntansi, dapat diinterpretasikan bahwa jika seluruh APIP

berlatar belakang pendidikan akuntansi maka pemahaman prosedur reviu akan

lebih baik sehingga kualitas reviu yang dihasilkan memadai.

62

Hasil ini sejalan dengan teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam

Pinder, 1984), yang menyatakan bahwa diperlukan proses untuk menentukan

pencapaian suatu tujuan (goal intensity). Hal ini sejalan pula dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa

pelaksanaan reviu terdiri atas penelusuran angka, permintaan keterangan, dan

prosedur analitis. Tanpa prosedur reviu maka kualitas hasil reviu belum dapat

memberikan informasi bahwa LKPD telah disusun berdasarkan SPI yang

memadai dan sesuai dengan SAP. Hal ini berarti untuk mencapai kualitas reviu

LKPD, APIP Inspektorat harus menerapkan prosedur reviu untuk mengumpulkan

dan mengevaluasi bukti yang mencukupi dan kompeten.

5.5.2 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Pada Kualitas Reviu LKPD

Hipotesis ke-dua (H2) menyatakan bahwa latar belakang pendidikan

berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Hasil analisis menunjukkan bahwa

latar belakang pendidikan berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Hasil ini

menunjukkan Hipotesis 2 (H2) diterima. Profil responden menunjukkan bahwa

sebagian besar APIP berlatar belakang pendidikan nonakuntansi. Berdasarkan

hasil wawancara menunjukkan bahwa APIP berlatar belakang pendidikan

akuntansi terbatas. Jika seluruh APIP berlatar belakang pendidikan akuntansi

maka prosedur reviu akan dapat dilaksanakan dengan lebih baik sehingga

mendorong tercapainya kualitas reviu LKPD.

Hasil ini sejalan dengan teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam

Pinder, 1984), yang menyebutkan bahwa untuk mencapai suatu tujuan dengan

63

kesulitan tertentu (goal difficulty) dibutuhkan keahlian tertentu. Lampiran 2

paragraf 11 Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) menyebutkan bahwa

pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan keuangan harus memiliki keahlian di

bidang akuntansi dan auditing. Hasil ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Mulyono (2009) bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh

terhadap kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Hal ini dapat dipahami

bahwa untuk mencapai kualitas reviu LKPD, APIP inspektorat harus memiliki

keahlian di bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi

berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang direviu. APIP yang memiliki

latar belakang pendidikan akuntansi akan lebih mudah memahami akuntansi

pemerintahan maupun Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sehingga dengan

mudah melakukan tugas reviu dan sebaliknya jika tidak memiliki latar belakang

pendidikan akuntansi maka dalam melaksanakan tugasnya, APIP akan

mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas reviu LKPD yang dihasilkan

akan rendah pula.

5.5.3 Pengaruh Tekanan Waktu (Time Pressure) Pada Kualitas Reviu LKPD

Hipotesis ke-tiga (H3) menyatakan bahwa tekanan waktu (time pressure)

berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD. Hasil analisis menunjukkan

bahwa tekanan waktu berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD. Hal ini

berarti semakin singkat waktu pelaksanaan reviu menyebabkan kualitas reviu

LKPD oleh APIP semakin menurun. Hasil ini menunjukkan Hipotesis 3 (H3)

diterima. Rata-rata jawaban responden terhadap tekanan waktu mengindikasikan

64

bahwa APIP merasakan adanya tekanan karena terbatasnya waktu pelaksanaan

kegiatan reviu. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa terbatasnya waktu

pelaksanaan reviu menyebabkan APIP tidak dapat melaksanakan reviu secara

optimal.

Hasil ini sejalan dengan teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam Pinder,

1984), tekanan waktu dapat dijelaskan sebagai salah satu faktor yang

memengaruhi tujuan spesifik (goal specificity) yakni tercapainya kualitas reviu.

Hal ini sejalan pula dengan Riset Coram et. al (2004) yang menunjukkan terdapat

penurunan kualitas audit pada auditor yang mengalami tekanan karena anggaran

waktu yang sangat ketat. Hal ini didukung oleh penelitian Prasita dan Adi (2007)

yang menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap

kualitas audit, sehingga menimbulkan stress yang pada akhirnya mendorong

auditor melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya

perilaku-perilaku yang tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan

kinerja buruk auditor yang berakibat rendahnya kualitas audit. Penerapannya

dalam reviu LKPD, APIP kemungkinan akan melakukan pengabaian terhadap

prosedur reviu sehingga kualitas reviu LKPD tidak tercapai. Hal ini berarti

tekanan waktu berpengaruh negatif pada kualitas reviu LKPD.

5.5.4 Pengaruh Anggaran Dana Reviu Pada Kualitas Reviu LKPD

Hipotesis ke-empat (H4) menyatakan bahwa anggaran dana reviu

berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Hasil analisis menunjukkan bahwa

anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas reviu LKPD. Hal ini berarti

65

semakin memadai ketersediaan anggaran dana reviu menyebabkan semakin baik

kualitas reviu LKPD yang dihasilkan. Hasil ini menunjukkan Hipotesis 4 (H4)

diterima. Rata-rata jawaban responden terhadap anggaran dana reviu

mengindikasikan bahwa APIP merasakan anggaran dana pelaksanaan kegiatan

reviu cukup memadai.

Hasil ini sejalan dengan teori penetapan tujuan (Locke, 1975 dalam

Pinder, 1984), anggaran dana reviu merupakan kadar usaha untuk mencapai

tujuan (goal commitment). Ketersediaan anggaran dana reviu merupakan usaha

sekaligus faktor penting untuk tercapainya kualitas reviu. Hal ini sejalan pula

dengan penelitian Kuswarini (2010) yang menunjukan bahwa jumlah anggaran

berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap efektifitas

pengendalian intern. Ini berarti bahwa anggaran dana reviu berpengaruh positif

pada kualitas reviu LKPD.

66

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh prosedur reviu, latar

belakang pendidikan, tekanan waktu (time pressure), dan anggaran dana reviu

pada kualitas reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Berdasarkan

hasil analisis dapat disimpulkan bahwa prosedur reviu berpengaruh positif pada

kualitas reviu LKPD. Latar belakang pendidikan juga berpengaruh positif pada

kualitas reviu LKPD. Tekanan waktu (time pressure) berpengaruh negatif pada

kualitas reviu LKPD dan anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas

reviu LKPD.

6.2 Saran

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa prosedur reviu, latar

belakang pendidikan, dan anggaran dana reviu berpengaruh positif pada kualitas

reviu LKPD. Tekanan waktu (time pressure) berpengaruh negatif pada kualitas

reviu LKPD., Secara teoritis, hasil penelitian ini mendorong arah riset selanjutnya

untuk lebih spesifik meneliti hal-hal apa saja yang dapat memengaruhi kualitas

reviu LKPD. Masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini yang memerlukan

pengembangan dan perbaikan guna memeroleh hasil penelitian yang lebih baik

pada penelitian-penelitian selanjutnya. Untuk itu, berdasarkan simpulan dan

66

67

keterbatasan dalam penelitian ini beberapa saran dapat disampaikan sebagai

berikut:

1) Penelitian ini menggunakan responden APIP Inspektorat Daerah di Provinsi

Bali, sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisasikan untuk lembaga

pengawasan internal pemerintah lainnya, seperti Inspektorat di daerah lain dan

Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga. Penelitian selanjutnya dapat

menggunakan penelitian ini sebagai salah satu referensi mengenai topik yang

serupa pada kualitas reviu di lembaga pengawasan internal pemerintah.

2) Hasil penelitian menunjukkan adanya tekanan waktu karena keterbatasan

waktu penugasan dan kompleksitas tugas yang tinggi. Profil responden

menunjukkan tingkat pendidikan yang belum memadai, sebagian besar APIP

berlatar belakang pendidikan nonakuntansi. Untuk itu, Inspektorat Daerah

diharapkan agar (1) menyusun dan mengoptimalkan pengaturan penugasan

antara anggaran waktu dan kompleksitas tugas agar risiko penurunan kualitas

reviu rendah; (2) mendorong motivasi APIP untuk senantiasa mengikuti

pendidikan dan pelatihan reviu LKPD. Inspektorat Daerah dapat berkoordinasi

dengan instansi pembina APIP baik Inspektorat Jenderal Departemen Dalam

Negeri maupun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

3) Inspektorat Daerah agar menyusun pedoman operasional dalam bentuk

petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang secara jelas

memuat prosedur reviu sebagai penjabaran dari standar reviu untuk

mendukung pelaksanaan reviu LKPD.

68

4) Nilai koefisien determinasi mengindikasikan variabilitas kualitas reviu LKPD

dapat dijelaskan oleh variabel di luar model. Hal ini membuka peluang bagi

peneliti selanjutnya untuk menguji variabel lain yang diduga memengaruhi

kualitas reviu LKPD seperti: kompetensi, pelatihan formal, keahlian

profesional, dan komitmen pimpinan agar kualitas reviu LKPD menjadi lebih

baik.

69

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, M.T. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Grasindo

Persada.

Amirullah, D., Rizal, Y. M. 2010. The Influence Of Auditor’s Competence And

Organizational Commitment To The Implementation Of Financial Statement

Review In Aceh Inspectorate. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Vol. 3, No.2,

Juli. Hal. 130-154

Alim, M. N., Hapsari, T., Purwanti, L. Pengaruh Kompetensi dan Independensi

Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi.

Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X.

Arens, A. A., Loebbecke, J. K. 2003. Auditing and Assurance Services, An

Integrated Approach. International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arnes, D. 2008. Menunggu Peran Inspektorat dalam Reviu Laporan Keuangan

Daerah. Majalah Pemeriksaan BPK RI No 116/Edisi Khusus.

Bahan tayang materi Gambaran Umum Reviu atas laporan keuangan. 2009.

Pusdiklatwas BPKP.

Basuki., Mahardani, K. Y. 2006. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap

Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik

di Surabaya. Jurnal Maksi,Vol. 6, No. 2. p. 203-221.

Batubara, R. I. 2008. Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan

Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap

Kualitas Hasil Pemeriksaan (tesis). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

Coram, P et al. 2004. The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working

paper. Australia: The University of Melbourne.

De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure

Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. p. 113-127.

Deis, D.R., G.A. Groux. 1992. Determinants of Audit Quality in The Public

Sector. The Accounting Review. Juli. p. 462-479.

Efendy, M. T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap

Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (tesis).

Semarang: Universitas Diponegoro

69

70

Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donelly, Jr., J.H. (1985). Organizations. 5th

Edition. Business Publication, Inc.

Harhinto, T. 2004. Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Kualitas Audit,

Studi Empiris pada KAP di Jawa Timur (tesis). Semarang: Universitas

Diponegoro.

Heriningsih, S. 2001. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Studi Empiris

Pada Kantor Akuntan Publik” (tesis). Jogjakarta: Universitas Gajah Mada.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

pengalaman. Jogjakarta: BPFE.

Kartika-Adi, D., Suhardjo, Y. 2013. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Terhadap Kualitas

Laporan Keuangan. Jurnal STIE Semarang, Vol. 5, No. 3, Oktober.

Kuntadi, C. 2009. Seminar dan Diskusi Panel: Peningkatan Kapasitas Auditor

Internal Dalam Pelaksanaan reviu Laporan Keuangan, Jakarta: ABFI Isntitute

Perbanas.

Kuswarini, D. 2010. Pengaruh Kualitas Jasa Inspektorat Jenderal, Pengalaman

Pimpinan, dan Jumlah Anggaran Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada

Kementerian/Lembaga di Jakarta (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Mardiasmo. 2005. Paradigma Baru Pengelolaan Keuangan Sektor Publik Dalam

Mewujudkan Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah.

Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui

Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi

Pemerintah, Vol. 2, No. 1, Mei.

Modul Dasar-dasar Auditing. 2009. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.

Mulyono, A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Kompetensi Aparatur Inspektorat dan

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Inspektorat Kabupaten Deli Serdang (tesis).

Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

71

Mustofa, K. 2012. Bahan tayang Peraga Audit. Bogor: Pusdiklatwas BPKP.

Prasita, A., Priyo A. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran

dan Waktu Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap

Sistem Informasi. Semarang: Universitas Kristen Satya Wacana.

Ritonga, I. T. 2010. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jogjakarta:

Lembaga Kajian Manajemen Pemerintahan Daerah.

Setria, D. 2013. “Evaluasi Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah” (tesis), Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.

Simanjuntak, P. 2008. “Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan

Terhadap Penurunan Kualitas Audit” (tesis). Semarang: Universitas Diponegoro.

Singgih., Elisa, M., Bawono, I. R. 2010. Pengaruh Independensi Pengalaman,

Due Professional Care, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit. Purwokerto:

Simposium Nasional Akuntansi XII.

Sososutikno, C. 2003. Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku

Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Surabaya:

Simposium Nasional Akuntansi VI.

Yuliani, S. 2010. Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem

Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit Terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah dan Riset

Akuntansi, Vol. 3, No.2, Juli. Hal. 206-220.

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 04/K/I-

XIII.2/5/2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Nomor 01

Tahun 2007 Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.09/2010 Tentang Standar Reviu

atas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 4 tahun 2008 tentang Pedoman

Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.09/2015 Tentang Standar Reviu atas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

72

73

Lampiran 1

Hasil Pengujian Validitas Terhadap Variabel Prosedur Reviu (X1)

Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

(X1)1 0,842

0,361

Valid

(X1)2 0,836 Valid

(X1)3 0,833 Valid

(X1)4 0,901 Valid

(X1)5 0,937 Valid

(X1)6 0,905 Valid

(X1)7 0,876 Valid

(X1)8 0,850 Valid

(X1)9 0,860 Valid Sumber: Lampiran 7

Hasil Pengujian Validitas Terhadap Variabel Tekanan Waktu (X3)

Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

(X3)1 0,868

0,361

Valid

(X3)2 0,838 Valid

(X3)3 0,915 Valid

(X3)4 0,896 Valid

(X3)5 0,824 Valid

(X3)6 0,815 Valid

(X3)7 0,833 Valid Sumber: Lampiran 8

Hasil Pengujian Validitas Terhadap Variabel Kualitas Reviu LKPD (Y)

Pernyataan R hitung R tabel Keputusan

(Y)1 0,789

0,361

Valid

(Y)2 0,864 Valid

(Y)3 0,895 Valid

(Y)4 0,858 Valid

(Y)5 0,838 Valid

(Y)6 0,858 Valid

(Y)7 0,902 Valid

(Y)8 0,879 Valid Sumber: Lampiran 9

Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Items Cronbach’s Alpha

Coefficient

1 Prosedur Reviu 9 0.969

2 Tekanan Waktu 7 0,958

3 Kualitas Reviu LKPD 8 0,963 Sumber: Lampiran 7-9

1

Lampiran 2

Transform Data Interval

Responden Prosedur Reviu Pendidikan Tekanan Waktu

Anggaran

Dana

Reviu

Kualitas Reviu

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3 X4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y

1 3.28 2.95 2.07 3.06 2.85 2.02 2.94 2.81 3.35 25.30 0 2.00 1.00 2.00 3.00 4.18 3.03 1.95 17.15 2.47 2.92 2.15 3.11 3.06 2.06 3.03 2.09 3.33 21.75

2 3.28 2.95 3.14 4.08 3.77 3.03 3.90 3.71 4.52 32.38 0 1.00 1.00 1.00 1.00 4.18 3.03 3.84 15.05 2.47 3.88 3.30 3.11 4.08 4.19 3.03 3.19 3.33 28.11

3 1.00 1.00 2.07 1.00 1.00 1.00 1.97 1.00 1.00 11.04 0 1.00 1.00 1.00 1.00 4.18 3.03 3.84 15.05 2.47 1.00 1.00 2.05 1.00 1.00 2.01 1.00 2.16 11.23

4 3.28 2.95 3.14 3.06 3.77 3.03 3.90 3.71 4.52 31.36 0 1.00 1.00 1.00 1.00 4.18 3.03 3.84 15.05 2.47 3.88 3.30 3.11 3.06 4.19 3.03 3.19 3.33 27.09

5 2.14 1.00 1.00 2.03 1.00 1.00 1.00 1.00 2.17 12.34 1 1.00 1.00 1.00 1.00 4.18 4.04 3.84 16.06 3.94 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

6 4.42 3.92 4.20 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 4.52 36.58 0 1.00 2.00 2.00 2.00 3.12 4.04 3.84 18.00 3.94 2.92 4.45 4.16 4.08 4.19 4.04 3.19 4.49 31.54

7 4.42 3.92 4.20 3.06 3.77 4.05 3.90 1.90 3.35 32.57 0 3.00 4.00 4.00 4.00 2.06 1.00 1.00 19.06 1.00 1.00 2.15 1.00 1.00 2.06 1.00 1.00 1.00 10.22

8 3.28 2.95 2.07 4.08 2.85 2.02 3.90 2.81 4.52 28.47 0 1.00 2.00 3.00 2.00 4.18 2.01 3.84 18.04 2.47 3.88 3.30 2.05 3.06 2.06 3.03 2.09 3.33 22.81

9 3.28 3.92 4.20 4.08 3.77 4.05 2.94 3.71 4.52 34.47 0 2.00 2.00 1.00 2.00 3.12 4.04 2.90 17.06 3.94 2.92 4.45 4.16 4.08 4.19 3.03 3.19 3.33 29.36

10 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 3.21 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

11 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 2.47 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

12 3.28 1.97 3.14 3.06 1.92 2.02 1.97 3.71 3.35 24.41 1 2.00 1.00 3.00 3.00 3.12 2.01 2.90 17.03 2.47 1.96 3.30 3.11 3.06 3.13 2.01 3.19 2.16 21.92

13 2.14 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.97 1.00 1.00 11.11 0 1.00 2.00 2.00 3.00 3.12 3.03 3.84 17.99 1.00 1.96 1.00 1.00 1.00 1.00 2.01 1.00 1.00 9.97

14 3.28 2.95 3.14 3.06 3.77 3.03 2.94 3.71 4.52 30.39 0 2.00 2.00 2.00 2.00 4.18 3.03 3.84 19.05 3.21 3.88 4.45 4.16 3.06 3.13 4.04 4.28 4.49 31.50

15 3.28 2.95 3.14 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 3.35 32.23 0 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 3.84 17.99 3.94 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

16 3.28 2.95 3.14 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 3.35 32.23 0 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 4.04 3.84 19.00 1.74 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

17 1.00 1.97 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.17 11.15 0 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 3.84 17.99 3.94 1.00 2.15 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.16 10.32

18 4.42 2.95 4.20 3.06 2.85 4.05 3.90 3.71 3.35 32.48 0 2.00 2.00 1.00 2.00 3.12 4.04 3.84 18.00 2.47 2.92 3.30 3.11 4.08 3.13 4.04 3.19 3.33 27.10

19 2.14 3.92 3.14 3.06 2.85 2.02 2.94 1.90 3.35 25.30 0 2.00 3.00 2.00 2.00 4.18 2.01 3.84 19.04 2.47 2.92 2.15 3.11 2.03 4.19 4.04 2.09 3.33 23.87

20 3.28 3.92 4.20 3.06 2.85 4.05 3.90 2.81 4.52 32.59 0 1.00 1.00 2.00 2.00 4.18 4.04 3.84 18.06 2.47 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 4.04 3.19 3.33 26.07

21 2.14 1.00 2.07 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 2.17 12.38 0 3.00 4.00 4.00 4.00 1.00 2.01 1.00 19.01 1.00 1.00 1.00 1.00 2.03 1.00 1.00 1.00 2.16 10.19

22 3.28 3.92 3.14 3.06 3.77 3.03 2.94 3.71 3.35 30.19 0 2.00 1.00 2.00 2.00 3.12 4.04 2.90 17.06 2.47 2.92 3.30 3.11 3.06 4.19 3.03 3.19 3.33 26.13

23 3.28 2.95 3.14 4.08 2.85 3.03 3.90 3.71 3.35 30.29 0 1.00 2.00 1.00 1.00 2.18 3.03 2.90 13.10 3.94 2.92 4.45 4.16 4.08 4.19 4.04 4.28 4.49 32.63

24 4.42 2.95 4.20 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 4.52 35.61 0 2.00 2.00 2.00 2.00 2.18 3.03 3.84 17.05 2.47 3.88 3.30 3.11 3.06 4.19 4.04 4.28 4.49 30.36

25 1.00 1.00 2.07 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 10.07 0 3.00 4.00 4.00 3.00 1.00 1.00 1.95 17.95 1.00 1.00 1.00 2.05 2.03 2.06 1.00 2.09 1.00 12.24

2

26 4.42 3.92 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 29.50 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 3.94 2.92 3.30 4.16 4.08 4.19 4.04 3.19 4.49 30.39

27 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 4.05 3.90 2.81 3.35 29.37 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 3.94 2.92 3.30 4.16 3.06 3.13 4.04 3.19 3.33 27.13

28 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 4.00 3.00 4.00 4.00 2.06 1.00 1.00 19.06 3.94 2.92 3.30 3.11 4.08 3.13 4.04 3.19 4.49 28.27

29 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 3.71 3.35 28.29 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 3.94 3.88 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 26.02

30 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 2.00 4.18 3.03 2.90 18.10 3.94 3.88 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 26.02

31 4.42 3.92 4.20 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 4.52 36.58 1 1.00 1.00 1.00 1.00 4.18 4.04 3.84 16.06 3.94 3.88 4.45 4.16 4.08 4.19 4.04 4.28 4.49 33.59

32 2.14 1.00 1.00 1.00 1.00 2.02 1.00 1.90 1.00 12.06 0 1.00 2.00 2.00 1.00 4.18 3.03 3.84 17.05 1.74 1.00 2.15 1.00 1.00 2.06 1.00 1.00 2.16 11.38

33 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 2.00 4.18 3.03 2.90 18.10 3.94 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

34 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 1.00 4.18 3.03 2.90 17.10 3.94 3.88 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 26.02

35 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 3.94 3.88 4.45 4.16 4.08 3.13 3.03 3.19 3.33 29.25

36 4.42 2.95 4.20 4.08 3.77 3.03 3.90 2.81 4.52 33.69 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 2.47 2.92 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 25.06

37 3.28 2.95 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 27.39 1 2.00 2.00 2.00 1.00 4.18 3.03 2.90 17.10 3.94 3.88 3.30 3.11 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 26.02

38 4.42 3.92 3.14 3.06 2.85 3.03 2.94 3.71 3.35 30.40 0 1.00 1.00 2.00 1.00 4.18 4.04 3.84 17.06 1.00 3.88 3.30 4.16 3.06 3.13 3.03 3.19 3.33 27.08

39 2.14 1.00 1.00 1.00 1.00 2.02 1.00 1.00 2.17 12.33 0 4.00 4.00 3.00 4.00 2.06 1.00 1.00 19.06 3.21 1.00 1.00 2.05 1.00 1.00 2.01 1.00 2.16 11.23

40 4.42 3.92 3.14 3.06 3.77 3.03 3.90 3.71 4.52 33.47 0 2.00 1.00 1.00 2.00 4.18 3.03 2.90 16.10 3.94 2.92 4.45 4.16 4.08 4.19 4.04 3.19 3.33 30.37

41 1.00 1.00 1.00 2.03 1.00 2.02 1.00 1.00 2.17 12.22 1 1.00 1.00 1.00 2.00 4.18 3.03 3.84 16.05 2.47 3.88 4.45 4.16 4.08 4.19 4.04 4.28 4.49 33.59

42 3.28 2.95 2.07 3.06 3.77 2.02 2.94 1.90 3.35 25.32 0 3.00 2.00 3.00 3.00 2.06 2.01 1.95 17.02 2.47 2.92 2.15 3.11 2.03 3.13 2.01 3.19 2.16 20.70

43 4.42 3.92 4.20 3.06 2.85 3.03 2.94 2.81 3.35 30.57 1 2.00 2.00 2.00 2.00 3.12 3.03 2.90 17.04 2.47 3.88 3.30 3.11 4.08 3.13 3.03 4.28 4.49 29.31

44 4.42 3.92 4.20 4.08 3.77 4.05 3.90 3.71 3.35 35.41 1 2.00 2.00 1.00 2.00 4.18 3.03 2.90 17.10 2.47 2.92 3.30 4.16 4.08 4.19 4.04 4.28 4.49 31.48

45 4.42 3.92 3.14 4.08 2.85 4.05 2.94 3.71 3.35 32.45 0 4.00 4.00 3.00 4.00 1.00 1.00 1.00 18.00 1.74 1.00 2.15 1.00 2.03 2.06 1.00 2.09 1.00 12.34

1

Lampiran 3

Rata-Rata Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Pernyataan Skor Jawaban Jumlah

Skor

Rata-

Rata 1 2 3 4 5

X1 (1) 4 6 23 12 178 3,96

X1 (2) 8 2 22 13 175 3,89

X1 (3) 6 6 23 10 172 3,82

X1 (4) 7 2 24 12 176 3,91

X1 (5) 9 1 20 15 176 3,91

X1 (6) 6 8 19 12 172 3,82

X1 (7) 7 3 19 16 179 3,98

X1 (8) 8 4 15 18 178 3,96

X1 (9) 4 5 25 11 178 3,96

Prosedur Reviu (X1) 3,91

Pernyataan Skor Jawaban Jumlah

Skor

Rata-

Rata 1 2 3 4 5

X3 (1) 12 23 4 6 94 2,09

X3 (2) 13 22 3 7 94 2,09

X3 (3) 12 21 5 7 97 2,16

X3 (4) 11 21 5 8 100 2,22

X3 (5) 3 7 13 22 189 4,20

X3 (6) 8 5 23 9 168 3,73

X3 (7) 7 4 17 17 179 3,98

Tekanan Waktu (X3) 2,92

Pernyataan Skor Jawaban Jumlah

Skor

Rata-

Rata 1 2 3 4 5

X4 (1) 5 3 17 3 17 159 3,53

Anggaran Dana Reviu (X4) 3,53

Pernyataan Skor Jawaban Jumlah

Skor

Rata-

Rata 1 2 3 4 5

Y (1) 8 2 21 14 176 3,91

Y (2) 5 7 25 8 171 3,80

Y (3) 6 4 23 12 176 3,91

Y (4) 6 5 21 13 176 3,91

Y (5) 5 6 21 13 177 3,93

Y (6) 6 5 20 14 177 3,93

Y (7) 7 5 26 7 168 3,73

Y (8) 4 7 24 10 175 3,89

Kualitas Reviu LKPD (Y) 3,88

Sumber: Lampiran 10 dan 11

2

Lampiran 4

Uji Validitas Variabel Prosedur Reviu (X1)

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7

X1.1 Pearson Correlation 1 .720** .765** .769** .775** .818** .767**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .720** 1 .767** .756** .848** .787** .751**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .765** .767** 1 .694** .775** .887** .732**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .769** .756** .694** 1 .878** .794** .842**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .775** .848** .775** .878** 1 .865** .857**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.6 Pearson Correlation .818** .787** .887** .794** .865** 1 .853**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.7 Pearson Correlation .767** .751** .732** .842** .857** .853** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.8 Pearson Correlation .743** .659** .709** .864** .840** .775** .749**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1.9 Pearson Correlation .736** .780** .702** .853** .847** .729** .751**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X1 Pearson Correlation .871** .871** .865** .923** .952** .928** .904**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3

Correlations

X1.8 X1.9 X1

X1.1 Pearson Correlation .743** .736** .871**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .659** .780** .871**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .709** .702** .865**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .864** .853** .923**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .840** .847** .952**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.6 Pearson Correlation .775** .729** .928**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.7 Pearson Correlation .749** .751** .904**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30

X1.8 Pearson Correlation 1 .801** .887**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

X1.9 Pearson Correlation .801** 1 .887**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

X1 Pearson Correlation .887** .887** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4

Lampiran 5

Uji Validitas Variabel Tekanan Waktu (X3)

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3

X3.1 Pearson Correlation 1 .745** .782

** .804

** .744

** .753

** .839

** .902

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.2 Pearson Correlation .745** 1 .802

** .762

** .796

** .747

** .683

** .882

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation .782** .802

** 1 .915

** .796

** .840

** .751

** .941

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .804** .762

** .915

** 1 .799

** .731

** .783

** .925

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation .744** .796

** .796

** .799

** 1 .600

** .727

** .867

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation .753** .747

** .840

** .731

** .600

** 1 .733

** .866

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3.7 Pearson Correlation .839** .683

** .751

** .783

** .727

** .733

** 1 .882

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X3 Pearson Correlation .902** .882

** .941

** .925

** .867

** .866

** .882

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

5

Lampiran 6

Uji Validitas Variabel Kualitas Reviu (Y)

Correlations

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y

Y.1 Pearson Correlation 1 .712** .658

** .685

** .686

** .764

** .754

** .746

** .842

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.2 Pearson Correlation .712** 1 .812

** .802

** .766

** .705

** .851

** .782

** .895

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.3 Pearson Correlation .658** .812

** 1 .820

** .816

** .825

** .856

** .805

** .920

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.4 Pearson Correlation .685** .802

** .820

** 1 .762

** .731

** .808

** .790

** .893

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.5 Pearson Correlation .686** .766

** .816

** .762

** 1 .725

** .814

** .709

** .880

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.6 Pearson Correlation .764** .705

** .825

** .731

** .725

** 1 .761

** .877

** .895

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.7 Pearson Correlation .754** .851

** .856

** .808

** .814

** .761

** 1 .790

** .925

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y.8 Pearson Correlation .746** .782

** .805

** .790

** .709

** .877

** .790

** 1 .906

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

Y Pearson Correlation .842** .895

** .920

** .893

** .880

** .895

** .925

** .906

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

6

Lampiran 7

Uji Reliabilitas Variabel Prosedur Reviu (X1)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.969 9

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1 3.8333 .83391 30

X1.2 3.8333 .98553 30

X1.3 3.8333 .87428 30

X1.4 3.9000 .99481 30

X1.5 3.9000 1.09387 30

X1.6 3.7667 1.10433 30

X1.7 4.0333 1.03335 30

X1.8 3.9667 1.15917 30

X1.9 3.9667 .88992 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1.1 31.2000 54.234 .842 .967

X1.2 31.2000 52.372 .836 .967

X1.3 31.2000 53.821 .833 .967

X1.4 31.1333 51.430 .901 .964

X1.5 31.1333 49.637 .937 .962

X1.6 31.2667 49.926 .905 .964

X1.7 31.0000 51.241 .876 .965

X1.8 31.0667 49.995 .850 .967

X1.9 31.0667 53.306 .860 .966

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

35.0333 65.275 8.07928 9

7

Lampiran 8

Uji Reliabilitas Variabel Tekanan Waktu (X3)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.958 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X3.1 3.9000 .95953 30

X3.2 3.8667 1.04166 30

X3.3 3.7333 1.11211 30

X3.4 3.6667 1.02833 30

X3.5 4.1333 .93710 30

X3.6 3.7000 1.05536 30

X3.7 4.0000 1.11417 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X3.1 23.1000 31.817 .868 .951

X3.2 23.1333 31.292 .838 .953

X3.3 23.2667 29.789 .915 .946

X3.4 23.3333 30.851 .896 .948

X3.5 22.8667 32.464 .824 .954

X3.6 23.3000 31.390 .815 .955

X3.7 23.0000 30.621 .833 .953

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

27.0000 42.138 6.49137 7

8

Lampiran 9

Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Reviu (Y)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.963 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Y.1 3.8333 .98553 30

Y.2 3.7333 .86834 30

Y.3 3.8333 .91287 30

Y.4 3.8667 .93710 30

Y.5 3.9000 .99481 30

Y.6 3.9667 .99943 30

Y.7 3.6333 .88992 30

Y.8 3.8667 .86037 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Y.1 26.8000 34.234 .789 .963

Y.2 26.9000 34.714 .864 .958

Y.3 26.8000 33.959 .895 .956

Y.4 26.7667 34.047 .858 .958

Y.5 26.7333 33.651 .838 .960

Y.6 26.6667 33.402 .858 .959

Y.7 27.0000 34.138 .902 .956

Y.8 26.7667 34.668 .879 .957

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

30.6333 44.309 6.65652 8

9

Lampiran 10

Deskripsi Data Penelitian

Statistics

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5

N Valid 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.9556 3.8889 3.8222 3.9111 3.9111

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .87790 1.02740 .93636 .97286 1.08339

Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 178.00 175.00 172.00 176.00 176.00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Statistics

Statistics

X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X2

N Valid 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.8222 3.9778 3.9556 3.9556 .4000

Mode 4.00 4.00 5.00 4.00 .00

Std. Deviation .98371 1.03328 1.10691 .85162 .49543

Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 .00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 1.00

Sum 172.00 179.00 178.00 178.00 18.00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown Statistics

Statistics

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7

N Valid 45 45 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.0889 2.0889 2.1556 2.2222 4.2000 3.7333 3.9778

Mode 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 4.00 4.00(a)

Std. Deviation .94922 .99595 .99899 1.02000 .94388 .98627 1.05505

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 4.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00 5.00

Sum 94.00 94.00 97.00 100.00 189.00 168.00 179.00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

10

Statistics

Statistics

X4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4

N Valid 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0

Mean 3.5333 3.9111 3.8000 3.9111 3.9111

Mode 3.00(a) 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation 1.35848 1.04059 .86865 .94922 .97286

Minimum 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 159.00 176.00 171.00 176.00 176.00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Statistics

Y.5 Y.6 Y.7 Y.8

N Valid 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0

Mean 3.9333 3.9333 3.7333 3.8889

Mode 4.00 4.00 4.00 4.00

Std. Deviation .93905 .98627 .91453 .85870

Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00

Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00

Sum 177.00 177.00 168.00 175.00

a Multiple modes exist. The smallest value is shown

11

Lampiran 11

Frekuensi Jawaban Responden X1.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 4 8.9 8.9 8.9

3.00 6 13.3 13.3 22.2

4.00 23 51.1 51.1 73.3

5.00 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 8 17.8 17.8 17.8

3.00 2 4.4 4.4 22.2

4.00 22 48.9 48.9 71.1

5.00 13 28.9 28.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 13.3 13.3 13.3

3.00 6 13.3 13.3 26.7

4.00 23 51.1 51.1 77.8

5.00 10 22.2 22.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 7 15.6 15.6 15.6

3.00 2 4.4 4.4 20.0

4.00 24 53.3 53.3 73.3

5.00 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

12

X1.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 9 20.0 20.0 20.0

3.00 1 2.2 2.2 22.2

4.00 20 44.4 44.4 66.7

5.00 15 33.3 33.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 13.3 13.3 13.3

3.00 8 17.8 17.8 31.1

4.00 19 42.2 42.2 73.3

5.00 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 7 15.6 15.6 15.6

3.00 3 6.7 6.7 22.2

4.00 19 42.2 42.2 64.4

5.00 16 35.6 35.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 8 17.8 17.8 17.8

3.00 4 8.9 8.9 26.7

4.00 15 33.3 33.3 60.0

5.00 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X1.9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 4 8.9 8.9 8.9

3.00 5 11.1 11.1 20.0

4.00 25 55.6 55.6 75.6

5.00 11 24.4 24.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

13

X2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid .00 27 60.0 60.0 60.0

1.00 18 40.0 40.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1.00 12 26.7 26.7 26.7

2.00 23 51.1 51.1 77.8

3.00 4 8.9 8.9 86.7

4.00 6 13.3 13.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1.00 13 28.9 28.9 28.9

2.00 22 48.9 48.9 77.8

3.00 3 6.7 6.7 84.4

4.00 7 15.6 15.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1.00 12 26.7 26.7 26.7

2.00 21 46.7 46.7 73.3

3.00 5 11.1 11.1 84.4

4.00 7 15.6 15.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1.00 11 24.4 24.4 24.4

2.00 21 46.7 46.7 71.1

3.00 5 11.1 11.1 82.2

4.00 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

14

X3.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 3 6.7 6.7 6.7

3.00 7 15.6 15.6 22.2

4.00 13 28.9 28.9 51.1

5.00 22 48.9 48.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 8 17.8 17.8 17.8

3.00 5 11.1 11.1 28.9

4.00 23 51.1 51.1 80.0

5.00 9 20.0 20.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

X3.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 7 15.6 15.6 15.6

3.00 4 8.9 8.9 24.4

4.00 17 37.8 37.8 62.2

5.00 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

x4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1.00 5 11.1 11.1 11.1

2.00 3 6.7 6.7 17.8

3.00 17 37.8 37.8 55.6

4.00 3 6.7 6.7 62.2

5.00 17 37.8 37.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 8 17.8 17.8 17.8

3.00 2 4.4 4.4 22.2

4.00 21 46.7 46.7 68.9

5.00 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

15

Y.2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 5 11.1 11.1 11.1

3.00 7 15.6 15.6 26.7

4.00 25 55.6 55.6 82.2

5.00 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 13.3 13.3 13.3

3.00 4 8.9 8.9 22.2

4.00 23 51.1 51.1 73.3

5.00 12 26.7 26.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 13.3 13.3 13.3

3.00 5 11.1 11.1 24.4

4.00 21 46.7 46.7 71.1

5.00 13 28.9 28.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 5 11.1 11.1 11.1

3.00 6 13.3 13.3 24.4

4.00 21 46.7 46.7 71.1

5.00 13 28.9 28.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Y.6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 6 13.3 13.3 13.3

3.00 5 11.1 11.1 24.4

4.00 20 44.4 44.4 68.9

5.00 14 31.1 31.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

16

Y.7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 2.00 7 15.6 15.6 15.6

3.00 5 11.1 11.1 26.7

4.00 26 57.8 57.8 84.4

5.00 7 15.6 15.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

17

Lampiran 12

Statistik Deskriptif Data Uji

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Prosedur Reviu 45 19 45 35,20 8,022 Pendidikan 45 0 1 ,40 ,495 Tekanan Waktu 45 18 23 20,47 1,375 Anggaran Reviu 45 1 5 3,53 1,358 Kualitas Reviu 45 18 40 31,02 6,781

Valid N (listwise) 45

18

Lampiran 13

Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Anggaran Dana Reviu, Tekanan Waktu, Prosedur Reviu, Pendidikan(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kualitas Reviu

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .820(a) .672 .640 4.32700

a Predictors: (Constant), Anggaran Dana Reviu, Tekanan Waktu, Prosedur Reviu, Pendidikan b Dependent Variable: Kualitas Reviu

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 1537.431 4 384.358 20.529 .000(a)

Residual 748.919 40 18.723

Total 2286.350 44

a Predictors: (Constant), Anggaran Dana Reviu, Tekanan Waktu, Prosedur Reviu, Pendidikan b Dependent Variable: Kualitas Reviu

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 28.159 10.146 2.775 .008

Prosedur Reviu .507 .083 .572 6.120 .000

Pendidikan 3.183 1.478 .219 2.154 .037

Tekanan Waktu -1.377 .542 -.236 -2.541 .015

Anggaran Dana Reviu 1.713 .767 .237 2.234 .031

a Dependent Variable: Kualitas Reviu

19

Lampiran 14

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 45

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation 4.12563694

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .098

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z .888

Asymp. Sig. (2-tailed) .409

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

20

Lampiran 15

Uji Multikolinieritas

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Anggaran Dana Reviu, Tekanan Waktu, Prosedur Reviu, Pendidikan(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kualitas Reviu

Coefficients

a

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Prosedur Reviu .937 1.067

Pendidikan .794 1.260

Tekanan Waktu .952 1.050

Anggaran Dana Reviu .726 1.377

a. Dependent Variable: Kualitas Reviu

Collinearity Diagnostics

a

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Prosedur

Reviu Pendidikan Tekanan Waktu

Anggaran Dana Reviu

1 1 4.360 1.000 .00 .00 .01 .00 .00

2 .515 2.910 .00 .01 .78 .00 .00

3 .065 8.214 .00 .09 .21 .01 .93

4 .059 8.624 .01 .89 .00 .02 .00

5 .002 44.420 .99 .01 .00 .98 .06

a. Dependent Variable: Kualitas Reviu

21

Lampiran 16

Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Anggaran Dana Reviu, Tekanan Waktu, Prosedur Reviu, Pendidikan(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: abs_res1

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.763 6.871 -.111 .912

Prosedur Reviu -.030 .056 -.083 -.533 .597

Pendidikan .423 1.001 .071 .422 .675

Tekanan Waktu .357 .367 .150 .973 .336

Anggaran Dana Reviu -.672 .519 -.228 -1.293 .203

b Dependent Variable: abs_res1

1

Lampiran 17

K U E S I O N E R

1 Tanggal lahir Responden Tgl :….. Bln :….. Th :…..

2 Mulai kerja di Inspektorat Th :…..

Petunjuk : dimohon memberikan tanda (√) pada salah satu kotak jawaban pilihan dibawah ini

3 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

4 Latar belakang pendidikan Akuntansi/Keuangan Non Akuntansi

5 Pendidikan formal terakhir Diploma Sarjana (S1)

Magister (S2) Doktor (S3)

6 Sertifikat pengawasan yang dimiliki

Anggota Tim Pengendali Mutu

Ketua Tim JF. P2UPD

Pengendali Teknis

Petunjuk : dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai

STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu

S : Setuju SS : Sangat Setuju

No Pernyataan STS TS R S SS

Prosedur Reviu

1. Reviu dilakukan dengan membandingkan angka pos Laporan Keuangan terhadap saldo Buku Besar.

2. Reviu dilakukan dengan membandingkan saldo Buku-buku Besar terhadap Buku Pembantu.

3. Reviu dilakukan dengan membandingkan angka-angka pos Laporan Keuangan terhadap laporan pendukung, misal: Aset Tetap terhadap Laporan Mutasi Aset Tetap dan Laporan Posisi Aset.

4. Pada saat reviu, diperoleh informasi mengenai kesesuaian antara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan oleh entitas bersangkutan dengan peraturan yang berlaku.

5. Pada saat reviu, diperoleh informasi mengenai kebijakan dan metode akuntansi yang diterapkan oleh entitas yang bersangkutan.

6. Pada saat reviu, diperoleh informasi atas Laporan Keuangan periode sebelumnya.

7. Pada saat reviu, Laporan Keuangan dianalisis untuk menentukan apakah Laporan Keuangan sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP).

8. Pada saat reviu, dilakukan perbandingan terhadap Laporan Keuangan dalam beberapa periode yang setara.

9. Pada saat reviu, dilakukan perbandingan antara realisasi dengan anggaran.

2

Tekanan Waktu

1. Jangka waktu penugasan terlalu sempit jika dibandingkan dengan kompleksitas

tugas reviu yang harus diselesaikan.

2. Dengan waktu yang telah ditentukan, acap kali tugas yang diberikan belum sepenuhnya dapat diselesaikan.

3. Waktu penyelesaian tugas reviu terkadang melebihi jangka waktu penugasan reviu yang telah ditentukan.

4. Jika waktu yang diberikan terlalu sempit terkadang reviu dilaksanakan tergesa-gesa dan kurang fokus.

5. Jangka waktu pelaksanaan reviu dalam Surat Tugas Reviu dikomunikasikan sebelumnya kepada tim reviu.

6. Dalam penugasan reviu, efisiensi dalam pelaksanaan proses reviu sangat ditekankan.

7. Kesesuaian penyelesaian tugas reviu dengan waktu penugasan, dijadikan indikator penilaian kinerja dari atasan.

Kualitas Reviu

1. Reviu dilakukan secara periodik sepanjang pelaksanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan, serta tidak menunggu setelah laporan keuangan selesai disusun.

2. Pemberian bimbingan teknis tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

dilakukan sebelum pelaksanaan reviu dimulai.

3. Pembekalan tentang dasar-dasar audit/reviu, diberikan sebelum pelaksanaan reviu

dimulai.

4. Program Kerja Reviu (PKR) disusun sebelum pelaksanaan reviu.

5. Kertas Kerja Reviu sebagai pertanggungjawaban & dokumentasi reviu dibuat

sepanjang pelaksanaan reviu.

6. Kertas Kerja Reviu direviu secara berjenjang menurut peran dalam tim reviu.

7. Pelaporan reviu mengungkapkan tujuan & alasan pelaksanaan reviu, prosedur reviu

yang dilakukan, masalah yang terjadi dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan.

8. Pelaporan reviu mengungkapkan langkah perbaikan yang disepakati, koreksi

penyesuaian yang telah dilakukan, dan rekomendasi dalam KKR yang tidak atau

belum dilaksanakan.

Petunjuk : dimohon memberikan pendapat, dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sesuai

STC: Sangat Tidak Cukup TC : Tidak Cukup C: Cukup

LDC: Lebih Dari Cukup SC : Sangat Cukup

Anggaran Dana Reviu

No Pernyataan STC TC C LDC SC

1. Kondisi ketersediaan anggaran reviu (prasarana dan sarana) LKPD Inspektorat Daerah tahun ini.

Nama Responden

Tanda Tangan

Terimakasih Atas Kerjasamanya