123
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: ABDUL GANDI PAMUNGKAS NIM: 109070000090 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE,

DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

ABDUL GANDI PAMUNGKAS

NIM: 109070000090

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE,

DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

ABDUL GANDI PAMUNGKAS

NIM: 109070000090

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Page 4: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Page 5: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Page 6: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kebahagiaan itu saat membuat orang lain bahagia

Page 7: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

v

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology, Syarif Hidayatullah Islamic State University

Jakarta

B) April 2015

C) Abdul Gandi Pamungkas

D) Effect of Parenting Style, Peer Influence, and Personality Against Smoking

Behavior On Adolescent

E) xii + 90 pages + 19 attachments

F) This study aims to examine whether there is influence of parenting style, peer

influence, and personality on smoking behavior in adolescent. The sample

questionnaire measuring instrument charging as much as 207 students of

Triguna Utama Vocational School, composed of students of class X, XI, and

XII, who had or still smoking. A total of 149 male students still smoke, while

58 boys had ever smoked.

The sampling technique used was nonprobability sampling. Instruments in

this study using a modified scale of Glover Nilsson Smoking Behavioral

Questionnaire (GN-SBQ), Parental Authority Questionnaire (PAQ),

Abbreviated Form of the Revised Eysenck Personality Questionnaire (EPQR-

A), while peer influence using a measuring instrument that is made by author

who refers to the kinds of friendships by Ormrod (2009). Data analysis methods

used in this study is the technique of multiple regression using SPSS 17.0 and

construct validity testing using Lisrel 8.70.

The results showed that there was a significant effect of parenting style, peer

influence and personality on smoking behavior in adolescent. Minor hypothesis

test showed that the permissive parenting style, peer influence, and psychotics

affect the smoking behavior. While the authoritative parenting style and

neurotics negatively affect significantly to the smoking behavior. Whilst

authoritarian and eskstraversion does not affect the smoking behavior on

adolescent.

The author hopes that the implications of these results can be reviewed and

may be developed in future studies. For example, by adding other variables

related to smoking behavior that may have a major influence on the smoking

behavior as influence of the media, the social environment, life style, stress,

parents who smoke, and self-esteem.

G) References: 40; books: 13 + journals: 24 + articles: 3

Page 8: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala

kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Pengaruh Pola Asuh Orang tua, Peer Influence, dan Kepribadian Terhadap

Perilaku Merokok pada Remaja”. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak luput dari berbagai bantuan dan

dukungan, terutama orang tua yang selau berjuang dan berkorban tanpa kenal lelah,

semoga Allah selalu merahmati dan mencintainya. Terima kasih banyak umi, bapa,

Khoirun Nisa, dan semua saudaraku. Penulis pun mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Wakil Dekan Bidang Akademik, sekaligus

pembimbing skripsi Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si., Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Dra. Diana Mutiah, M.Si., Wakil Dekan Bagian Keuangan

sekaligus penguji 1 Ikhwan Luhtfi, M.Si., dan Ketua Jurusan sekaligus

penguji 2 Miftahuddin, M.Si., yang telah memberi kesempatan pada penulis

selama ini untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

vii

2. Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si., dosen pembimbing akademik kelas B 2009,

yang telah memberikan motivasi dan arahan selama penulis menempuh

studi di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, semoga Allah SWT memberikan pahala berlipat atas amal yang

telah diberikan.

4. Kepala SMK Triguna Utama, Nirachmat, S.Pd yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan

data-data yang diperlukan.

5. Teman-teman semua, Aji, Ami, Winda, dan Miftah. Pak Ayung, Pak Dedi,

Bu Iis, Pak Deden dan semua kolega yang membantu kelancaran proses

penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan dan

doa mereka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semoga pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini

mendapatkan ridho dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih cukup jauh dari kesempurnaan, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk dapat

meyempurnakan skripsi ini.

Jakarta, Maret 2015

Penulis

Page 10: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 6

1.2.1. Pembatasan Masalah ...................................................... 6

1.2.2. Perumusan Masalah ....................................................... 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

1.4. Sistematika Penulisan ................................................................. 9

BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................ 11

2.1. Perilaku Merokok ....................................................................... 11

2.1.1. Definisi Perilaku Merokok ............................................... 11

2.1.2. Tipe-tipe Perilaku Merokok .............................................. 12

2.1.3. Pengukuran Perilaku Merokok .......................................... 16

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok .... 17

2.2. Pola Asuh Orang Tua ................................................................. 19

2.2.1. Definisi Pola Asuh Orang Tua ......................................... 19

2.2.2. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua ....................................... 20

2.2.3. Pengukuran Pola Asuh Orang Tua ................................... 22

2.3. Peer Influence ............................................................................. 22

2.3.1. Definisi Peer Influence .................................................... 22

2.3.2. Jenis-jenis Hubungan Pertemanan ................................... 24

2.3.3. Pengukuran Peer Influence .............................................. 27

2.4. Kepribadian ................................................................................ 27

2.4.1. Definisi Kepribadian ........................................................ 27

2.4.2. Tipe-tipe Kepribadian ...................................................... 29

2.4.3. Pengukuran Kepribadian .................................................. 31

2.5. Kerangka Berpikir ...................................................................... 32

2.6. Hipotesis ..................................................................................... 34

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel .................................................................... 36

Page 11: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

ix

3.1.1. Populasi ............................................................................ 36

3.1.2. Sampel .............................................................................. 37

3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................ 37

3.2. Variabel Penelitian ..................................................................... 38

3.2.1. Definisi Operasional ......................................................... 38

3.3. Instrumen Penelitian ................................................................... 41

3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 44

3.5. Teknik Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................. 45

3.6. Uji Validitas Konstruk ................................................................ 46

3.6.1. Uji Validitas Konstruk Perilaku Merokok ....................... 48

3.6.2. Uji Validitas Konstruk Pola Asuh Orang Tua .................. 50

3.6.3. Uji Validitas Konstruk Peer Influence ............................. 56

3.6.4. Uji Validitas Konstruk Kepribadian ................................. 58

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Responden .................................................... 64

4.2. Analisis Deskriptif ..................................................................... 66

4.2.1. Kategorisasi Skor Perilaku Merokok ............................... 68

4.2.2. Kategorisasi Skor Pola Asuh Authoritarian .................... 68

4.2.3. Kategorisasi Skor Pola Asuh Authoritative ..................... 69

4.2.4. Kategorisasi Skor Pola Asuh Permissive ......................... 69

4.2.5. Kategorisasi Skor Peer Influence .................................... 70

4.2.6. Kategorisasi Skor Kepribadian Ekstraversi ..................... 71

4.2.7. Kategorisasi Skor Kepribadian Neurotisme .................... 71

4.2.8. Kategorisasi Skor Kepribadian Psikotisme ...................... 72

4.3. Pengujian Hipotesis ................................................................... 72

4.3.1. Uji Hipotesis Mayor ......................................................... 73

4.3.2. Uji Hipotesis Minor ......................................................... 75

4.4. Proporsi Varian .......................................................................... 77

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 80

5.2. Diskusi ....................................................................................... 80

5.3. Saran .......................................................................................... 86

5.3.1. Saran Teoritis ................................................................... 86

5.3.2. Saran Praktis .................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Blue Print Skala GN-SBQ .............................................................. 41

Tabel 3.2. Blue Print Skala Pola Asuh Orang Tua ......................................... 42

Tabel 3.3. Blue Print Skala Peer Influence ..................................................... 43

Tabel 3.4. Blue Print Skala Kepribadian ........................................................ 44

Tabel 3.5. Bobot Nilai Skala Perilaku Merokok, Pola Asuh Orang Tua, Peer

Influence, dan Kepribadian .............................................................. 45

Tabel 3.6. Muatan Faktor Item Variabel Perilaku Merokok ........................... 50

Tabel 3.7. Muatan Faktor Item Dimensi Pola Asuh Authoritarian ................. 52

Tabel 3.8. Muatan Faktor Item Dimensi Pola Asuh Authoritative ................. 54

Tabel 3.9. Muatan Faktor Item Dimensi Pola Asuh Permissive ..................... 56

Tabel 3.10. Muatan Faktor Item Variabel Peer Influence .............................. 58

Tabel 3.11. Muatan Faktor Item Variabel Ekstraversi .................................... 60

Tabel 3.12. Muatan Faktor Item Dimensi Neurotisme ................................... 61

Tabel 3.13. Muatan Faktor Item Dimensi Psikotisme ..................................... 63

Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Kelas ................................ 64

Tabel 4.2. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Lama Merokok ................ 65

Tabel 4.3. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jumlah Rokok yang

Dikonsumsi Selama Satu Hari ........................................................ 65

Tabel 4.4. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Sulit Tidaknya Responden

Dalam Menahan Diri Untuk Tidak Merokok ................................. 66

Tabel 4.5. Distribusi Skor ............................................................................... 67

Tabel 4.6. Norma Skor Real ............................................................................ 67

Tabel 4.7. Kategorisasi Skor Perilaku Merokok ............................................. 68

Tabel 4.8. Kategorisasi Skor Authoritarian .................................................... 68

Tabel 4.9. Kategorisasi Skor Authoritative ..................................................... 69

Tabel 4.10. Kategorisasi Skor Permissive ...................................................... 70

Tabel 4.11. Kategorisasi Skor Peer Influence ................................................. 70

Tabel 4.12. Kategorisasi Skor Ekstraversi ...................................................... 71

Tabel 4.13. Kategorisasi Skor Neurotisme ..................................................... 71

Tabel 4.14. Kategorisasi Skor Psikotisme ...................................................... 72

Tabel 4.15. Tabel R-Square ............................................................................ 73

Tabel 4.16. Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV .......................... 74

Tabel 4.17. Koefisien Regresi ......................................................................... 75

Tabel 4.18. Tabel Analisis Proporsi Varian .................................................... 78

Page 13: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir pengaruh pola asuh orang tua,

peer influence, dan kepribadian terhadap perilaku merokok

pada remaja ................................................................................ 34

Page 14: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Izin Penelitian

Lampiran 3. Alat Ukur Penelitian

Lampiran 4. Syntak dan Path Diagram Seluruh Variabel

Lampiran 5. Output Regresi Pola Asuh Orang tua, Peer Influence, dan

Kepribadian terhadap Perilaku Merokok

Lampiran 6. Output Penngujian Proporsi Varians Masing-masing IV

Lampiran 7. Output Distribusi Skor Variabel Devenden

Lampiran 8. Output Kategorisasi Skor Variabel

Page 15: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri, tindakan

untuk menemukan identitas diri ini karena remaja ingin diakui dalam

lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk

menunjukkan eksistensinya, salah satunya dengan cara merokok (Hurlock,

2012). Menurut Levy (dalam Nasution, 2008), perilaku merokok adalah

kegiatan yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta

dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.

Berdasarkan hasil riset terbaru diketahui bahwa jumlah remaja yang

merokok setiap tahunnya semakin meningkat dan umumnya pelajar Indonesia

mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun, sementara saat

ini terdapat 1,1 miliar penghisap rokok di dunia, dan 45 persennya adalah

pelajar (Aby, 2012).

Merokok sudah diketahui sebagai penyebab dari beberapa penyakit

seperti kanker, serangan jantung, stroke, komplikasi kehamilan, dan penyakit

paru kronis. Bahkan sekitar 25% populasi orang dewasa adalah perokok dan

sekitar 3.200 remaja sudah mulai merokok (Glover, Nilsson, Westin, Glover,

Laflin, & Persson, 2005).

Page 16: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

2

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 mengungkapkan

bahwa sebanyak 37.3% remaja laki laki usia 15-19 tahun adalah perokok dan

1.6% remaja perempuan usia 15-19 tahun adalah perokok. Hal serupa juga

diungkapkan oleh hasil riset Global Youth Tobacco Survey tahun 2009 yang

menemukan bahwa 30,4% anak sekolah usia 13-15 tahun pernah merokok

dengan persentase laki-laki sebanyak 57,8% dan perempuan 6,4%. Sedangkan

sebanyak 20,3% anak sekolah usia 13-15 tahun adalah perokok aktif dengan

persentase laki-laki sebanyak 41% dan perempuan 3,5%. 51,1% anak sekolah

usia 13-15 tahun dapat secara bebas membeli rokok di warung/toko dan 59%

dapat membeli rokok di toko/warung tanpa penolakan dari penjual.

(Kusumawardani, 2012).

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi perilaku merokok pada

remaja, diantaranya dari variabel sosiokultural mencakup pengaruh teman

sebaya, kedua orang tua yang merokok, kurangnya pengawasan orang tua,

pengaruh media, dan lingkungan sosial, sementara dari variabel psikologis

mencakup terdapatnya perubahan mood setelah merokok, efek mengurangi

ketegangan, karakteristik kepribadian, serta variabel biologis (Davison,

Neale, & Kring, 2010).

Dalam penelitian Tyas dan Pederson (1998) disebutkan bahwa faktor-

faktor yang melatarbelakangi perilaku merokok remaja adalah usia, etnis,

struktur keluarga, status sosial ekonomi orang tua, pendapatan pribadi,

orangtua yang merokok, sikap orangtua, saudara yang merokok, teman

sebaya yang merokok, sikap dan norma teman sebaya, lingkungan keluarga,

Page 17: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

3

kelekatan kepada keluarga dan teman, faktor-faktor sekolah, perilaku

berisiko, gaya hidup, stres, depresi/distres, harga diri, sikap, dan masalah

kesehatan.

Sementara penelitian Griffin, Botvin, Doyle, Diaz, dan Epstein (1999)

menunjukkan bahwa remaja yang menjadi perokok berat dipengaruhi

beberapa variabel sebelumnya, yaitu nilai yang buruk, bereksperimen dengan

rokok atau alkohol, ibu atau banyak teman yang merokok, dan resiko tinggi

yang diambil.

Faktor pertama yang diangkat dalam penelitian ini adalah pola asuh

orang tua. Menurut Baumrind, pola asuh orang tua adalah sikap dan perilaku

orang tua terhadap anak dengan atau tanpa aturan tertentu yang akan

mempengaruhi kehidupan anak (Santrock, 2007). Baumrind menekankan tiga

jenis pola asuh orang tua, yaitu authoritarian parenting, authoritative

parenting, dan permissive parenting (Santrock, 2003).

Kualitas hubungan anak dengan orang tua dan pengetahuan orang tua

secara tidak langsung mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, tetapi

perilaku merokok pada orang tua berpengaruh langsung terhadap perilaku

merokok pada remaja (Harakeh, Scholte, Vermulst, Vries, & Engels, 2004).

Pola asuh orang tua menjadi salah satu cara yang dapat mempengaruhi

perilaku merokok remaja (Harakeh, et al., 2010).

Hasil penelitian Chassin, Presson, Rose, Sherman, Davis, dan

Gonzales (2005) menunjukkan bahwa remaja dengan authoritarian

parenting, authoritative parenting, dan indulgent parenting secara signifkan

Page 18: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

4

lebih kecil kemungkinannya untuk memulai merokok dibandingkan remaja

dengan orang tua yang bercerai (kondisi kurangnya penerimaan dan kontrol

perilaku terhadap anak). Remaja yang orang tuanya bercerai paling besar

kemungkinannya untuk mulai merokok. Penelitian ini juga membandingkan

ketiga pola asuh tersebut dimana authoritarian parenting secara signifikan

cenderung akan menghukum remaja yang merokok dibandingkan indulgent

parenting. Kemudian untuk orang tua yang bercerai adalah orang tua yang

paling tidak mungkin untuk membahas tentang merokok dan secara

signifikan berbeda dengan authoritative dan indulgent parenting.

Penelitian di atas menunjukkan bahwa keluarga memberikan

pengaruh yang besar terhadap perilaku remaja. Keluarga merupakan tempat

belajar pertama bagi remaja yang membentuk perilakunya, sehingga pola

asuh orang tua akan menjadi hal yang penting untuk mengetahui bagaimana

pengaruhnya terhadap perilaku merokok pada remaja.

Sebagai individu yang sedang dalam masa perkembangan menjadi

remaja, mereka akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya yang

dapat terlihat dari ide, ekspresi verbal, pakaian, dan perilaku mereka. Perilaku

merokok pada remaja disebabkan karena mereka meniru perilaku teman

sebayanya dan hal itu akan mempengaruhi remaja lainnya untuk merokok

(Hogan, 2002).

Dari berbagai faktor yang telah disebutkan, peer influence memiliki

peranan penting dalam keputusan remaja untuk merokok. Hal itu disebabkan

karena remaja menginginkan simbol status yang dapat menunjukkan bahwa

Page 19: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

5

orang yang memilikinya lebih tinggi atau mempunyai status yang lebih dalam

kelompok (Hurlock, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan Hogan (2002)

mengindikasikan bahwa memiliki teman dekat yang merokok berpengaruh

besar pada perilaku remaja untuk mencoba merokok, sedangkan semakin

besar jumlah teman yang merokok akan semakin besar pula pengaruhnya bagi

remaja untuk mencoba merokok dan menjadi perokok aktif.

Selain pola asuh orang tua dan peer influence, kepribadian juga

memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku merokok. Menurut Eysenck

kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial

dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh 75% keturunan dan 25%

lingkungan (Alwisol, 2009). Kepribadian adalah variabel yang stabil yang

sangat baik dijadikan prediktor perilaku merokok (Zolinowski, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Arai, Hosokawa, Fukao, Izumi, dan

Hisamichi (1997) menemukan bahwa mayoritas orang yang baru merokok

dan mantan perokok baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kepribadian

extraversion dan psychoticism dibandingkan yang tidak merokok. Sedangkan

mayoritas perokok berat memiliki kepribadian psychoticism dibandingkan

perokok ringan. Sementara mayoritas orang yang mulai merokok ketika

masih di bawah umur, memiliki kepribadian psychoticism dibandingkan

orang yang mulai merokok pada usia yang sudah dilegalkan secara hukum.

Dari berbagai fenomena yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik

untuk melihat pengaruh variabel pola asuh orang tua, peer influence, dan

kepribadian terhadap perilaku merokok. Oleh karena itu judul yang penulis

Page 20: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6

angkat untuk penelitian ini adalah “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Peer

Influence, dan Kepribadian Terhadap Perilaku Merokok pada Remaja”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, penelitian ini dibatasi pada pengaruh

pola asuh orang tua, peer influence, dan kepribadian terhadap perilaku

merokok pada remaja. Adapun definisi konstruk yang digunakan

sebagai berikut:

1. Perilaku Merokok

Kegiatan yang dilakukan seseorang berupa membakar dan

menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap

oleh orang-orang di sekitarnya.

2. Pola Asuh Orang tua

Sikap dan perilaku orang tua terhadap anak dengan atau tanpa

aturan tertentu yang akan mempengaruhi kehidupan anak.

3. Peer Influence

Merupakan bentuk pengaruh teman-teman sebaya yang dapat

terlihat dari ide, ekspresi verbal, pakaian, dan perilaku terhadap

individu.

4. Kepribadian

Keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari

organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan

lingkungan.

Page 21: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel pola asuh orang

tua, peer influence, dan kepribadian terhadap perilaku merokok

pada remaja?

2. Seberapa besar proporsi varian dari variabel perilaku merokok

pada remaja yang dapat diprediksi oleh variabel pola asuh orang

tua, peer influence, dan kepribadian?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi-dimensi pola

asuh orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel peer influence

terhadap perilaku merokok pada remaja?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari dimensi-dimensi

kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja?

6. Prediktor apa saja yang paling dominan pengaruhnya terhadap

perilaku merokok pada remaja?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua,

peer influence, dan kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja.

Secara teoritis, hasil peneiltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam:

Page 22: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

8

1. Menambah pengetahuan khususnya di bidang ilmu psikologi mengenai

pengaruh pola asuh orang tua, peer influence, dan kepribadian terhadap

perilaku merokok pada remaja.

2. Sebagai referensi dan dapat menstimulasi penelitian lain yang berkaitan

dengan perilaku merokok.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan:

1. Bagi remaja: dapat menambah pengetahuan dan dapat memilih pergaulan

yang bebas rokok.

2. Bagi orang tua: dapat memberikan informasi dalam mengasuh dan

menempatkan anak-anaknya, sehingga dapat menerapkan pola asuh yang

tepat agar anak terhindar dari perilaku merokok.

3. Bagi sekolah: dapat memberikan informasi sehingga dapat menguatkan

aturan yang telah dibuat dan mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat

menambah kesadaran siswa dan orang tua. Hal tersebut diharapkan dapat

mengurangi perilaku merokok pada remaja.

4. Bagi masyarakat: dapat meningkatkan kepekaan agar lebih proaktif dan

peduli dalam mengawasi para remaja agar tidak leluasa merokok.

5. Bagi pedagang: dapat menambah kepedulian terhadap masa depan para

remaja, sehingga tidak menjual rokok kepada mereka.

6. Bagi pemerintah: dapat menambah informasi yang bisa dijadikan bahan

pertimbangan dalam menerapkan aturan tentang peredaran rokok, sehingga

generasi muda dapat terselamatkan dari bahaya rokok.

Page 23: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

9

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan hasil penelitian ini, penulisan menggunakan kaidah

penulisan American Psychology Association (APA) style yang mengacu pada

pedoman penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian bahasan

seperti yang akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori mengenai perilaku merokok, pola asuh orang

tua, peer influence, dan kepribadian disertai dengan kerangka

berfikir dan hipotesis penelitian.

BAB 3: METODE PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang meliputi populasi, sampel, dan

teknik pengambilan sampel, variable penelitian, alat ukur

pengumpulan data, pengujian validitas alat ukur, metode analisis

data, dan prosedur pengumpulan data.

BAB 4: HASIL PENELITIAN

Berisi gambaran umum subjek penelitian, kategori skor variabel

penelitian, uji hipotesis penelitian, dan pengujian proporsi varian.

Page 24: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

10

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Berisi tentang rangkuman keseluruhan hasil dari penelitian yang

telah dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kesimpulan,

diskusi, dan saran.

Page 25: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang terkait dengan variabel

penelitian, yaitu perilaku merokok, pola asuh orang tua serta dimensinya, peer

influence, kepribadian serta dimensinya, dan subjek penelitian yaitu remaja.

Selanjutnya dalam bab ini terdapat pembahasan tentang kerangka berpikir dan

hipotesis penelitian.

2.1. Perilaku Merokok

2.1.1. Definisi Perilaku Merokok

Martin dan Pear (2007) menyatakan bahwa perilaku adalah sesuatu

yang seseorang katakan dan lakukan. Menurut Amstrong merokok

adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan

menghembuskannya kembali ke luar (Nasution, 2008). Levy

mengungkapkan bahwa perilaku merokok adalah kegiatan yang

dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat

menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya

(Nasution, 2008).

Perilaku merokok adalah perilaku individu saat membakar

lintingan tembakau yang dihisap melalui pipa kecil atau langsung

dengan mulut mereka (Sarafino, 2006). Brigham menyatakan perilaku

merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi, yaitu simbol

Page 26: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

12

dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap

lawan jenis (Komalasari & Helmi, 2008).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penelitian ini merujuk

kepada pengertian perilaku merokok menurut Levy (dalam Nasution,

2008), yaitu sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan

menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh

orang-orang di sekitarnya.

2.1.2. Tipe-tipe Perilaku Merokok

Davison, et al. (2010), mengungkapkan bahwa individu yang

kecanduan suatu zat (rokok) umumnya melalui suatu proses yang

berkembang, yang diawali dengan sikap positif terhadap rokok, mulai

mencobanya, mengkonsumsinya secara sering bahkan teratur,

mengkonsumsinya secara berlebihan, kemudian akhirnya individu

tersebut kecanduan, sikap positif terhadap rokok pada individu dan

mulainya ia mencoba merokok berkaitan erat dengan kebiasaan

merokok pada anggota keluarganya, tetapi kebiasaan merokok teman

sebaya dan kemudahan untuk memperoleh rokok lebih erat kaitannya

dengan individu yang menjadi perokok. Penelitian Cohen, Richardson,

dan LaBree (1994), menunjukan bahwa anak yang merokok

disebabkan orang tua tidak memiliki banyak waktu untuk bersama dan

berkomunikasi dengan anak.

Sebelum perilaku merokok dikelompokan menjadi beberapa

tipe, individu yang merokok akan melewati beberapa tahap. Ada 4

Page 27: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

13

tahap perilaku merokok menurut Leventhal dan Chearly (dalam

Komalasari & Helmi, 2008) yaitu tahap preparatory, initiation,

becoming a smoker, dan maintence of smoking.

1. Tahap preparatory, dimana individu memperoleh gambaran

menyenangkan tentang merokok yang diperoleh dari bacaan,

pendengaran ataupun penglihatan. Hal tersebut menumbuhkan

keinginannya untuk merokok.

2. Tahap initiation, dimana individu memutuskan untuk meneruskan

merokok atau menghentikannya.

3. Tahap becoming a smoker, dimana individu telah mengkonsumsi

rokok sebanyak 4 batang per hari.

4. Tahap maintence of smoking, dimana merokok sudah menjadi

salah satu bagian dari cara self regulating individu. Tujuan

merokok pada tahap ini untuk memperoleh efek yang

menyenangkan.

Dari tahapan tersebut, perilaku merokok dapat dikelompokkan

menjadi beberapa tipe. Smet (dalam Hasnida & Kemala, 2005)

mengelompokkan perokok menjadi tiga tipe berdasarkan jumlah rokok

yang dikonsumsi setiap harinya, yaitu perokok berat yang menghisap

lebih dari 15 batang rokok dalam sehari, perokok sedang menghisap 5-

14 batang rokok dalam sehari, dan perokok ringan yang menghisap 1-4

batang dalam sehari.

Page 28: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

14

Sementara Tomkins (1966) mengelompokkan empat tipe umum

perilaku merokok, yaitu habitual smoking, positive affect smoking,

negative affect smoking, dan addictive smoking.

a. Habitual smoking

Pada tipe habitual smoking, awalnya orang-orang yang merokok

bertujuan untuk mengurangi perasaan negatif atau menginginkan

pengalaman positif, tetapi mereka tidak lagi merasakan hal

tersebut. Mereka merokok seolah-olah hal tersebut membuat

mereka merasa baik, atau merasa lebih baik. Mulanya mereka

merasa sangat senang akan rokok sebagai simbol dari kedewasaan,

namun hal tersebut tidak berlaku lagi bagi habitual smoking.

b. Positive affect smoking

Tipe ini dibagi menjadi dua subtipe, yaitu merokok sebagai

perangsang untuk mendapatkan positive affect of excitement dan

merokok sebagai relaksasi, untuk mendapatkan positive affect of

enjoyment.

Positive affect of excitement terjadi ketika seseorang sedang

gembira, seperti remaja yang menunjukkan kedewasaannya dengan

cara merokok. Sedangkan positive affect of enjoyment dapat

dirasakan oleh seseorang yang merokok ketika sedang santai

seperti sehabis makan dan ketika mengobrol.

Page 29: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

15

c. Negative affect smoking

Negative affect smoking dapat disebut juga sedative smoking.

Orang dengan tipe merokok seperti ini biasanya merokok untuk

meredakan stress, rasa takut, rasa malu, rasa kesal, atau seluruh

perasaan tersebut. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya

dibandingkan dengan mengurangi perasaan tidak enak dalam

dirinya. Pada perokok tipe ini, ketika keadaan membaik, ia

mungkin tidak akan merokok. Hanya ketika ia sedang dalam

masalah, ia akan berpikir untuk merokok.

Sedative smoker dibedakan menjadi dua subtipe, yaitu

partial sedative smoker dan complete sedative smoker. Pada partial

sedative smoker, perokok mengkonsumsi rokok sebagai sarana

untuk mengurangi perasaan negatif sehingga mereka bisa

menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Pada

complete sedative smoker, merokok merupakan hal utama yang

dapat mengurangi perasaan negatif dan tidak ada yang bisa

menggantikannya, dalam hal ini rokok sudah menjadi candu bagi

mereka.

d. Addictive smoking

Pada tipe addictive smoking, orang mengkonsumsi rokok dalam hal

ia merasakan perasaan senang maupun untuk mengurangi perasaan

sedih dengan beberapa cara, hal ini yang diebut dengan adiksi

psikologis. Kondisi adiksi psikologis terhadap perilaku merokok,

Page 30: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

16

pertama, perokok selalu menyadari fakta ketika ia sedang tidak

merokok, berbeda dengan sedation smoking yang tidak

memperdulikan rokok ketika perasaannya sedang senang. Kedua,

ketika ia sadar sedang tidak merokok, ia akan merasakan perasaan

tidak senang. Addicted smoker merasa menderita ketika ia tidak

merokok. Ketiga, ia berpikir bahwa hanya rokok yang akan

mengurangi penderitaannya dan tidak ada yang bisa menggantikan

peran rokok. Keempat, hanya dengan merokok yang akan

menimbulkan perasaan positif, tidak ada hal lain yang bisa

menggantikannya. Kelima, diduga dan sudah terjadi bahwa ketika

ia tidak merokok, perasaan negatif akan terus meningkat sampai

batas yang tidak dapat di tolerir. Keenam, dugaan bahwa merokok

dapat mengurangi penderitaan dan menimbulkan perasaan positif

akan selalu dibenarkan oleh dirinya sendiri.

2.1.3. Pengukuran Perilaku Merokok

Skala perilaku merokok Glover Nilsson Smoking Behavioral

Questionnaire (GN-SBQ) pertama kali dikembangkan oleh Glover,

Nilsson, Westin, Glover, Laflin, dan Persson (2005). Skala ini terdiri

atas 18 item yang digunakan untuk membedakan kuat-lemahnya

perilaku ketergantungan nikotin pada individu. Setelah mereka

melakukan analisis menggunakan multiple statistical methods

(principal components analysis, cluster analysis, stepwise multiple

linear regression, cross tables, Mantel-Haenzel x2-test, dan a Gamma

Page 31: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

17

test) untuk uji validitas dan evaluasi terhadap 18 item, akhirnya terdapat 11

item yang dengan baik dapat mengukur perilaku merokok. Untuk itu,

penelitian ini menggunakan modifikasi dari instrumen Glover Nilsson

Smoking Behavioral Questionnaire (GN-SBQ) yang berjumlah 11 item

dari Glover, Nilsson, Westin, Glover, Laflin, dan Persson (2005).

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Dari beberapa literatur dan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok pada individu, diantaranya

adalah pola asuh orang tua, peer infnfluence, kepribadian, perceived

stress, body dysmorphic disorder, dan genetik.

1. Pola asuh orang tua

Kualitas hubungan anak dengan orang tua dan pengetahuan orang

tua secara tidak langsung mempengaruhi perilaku merokok pada

remaja, tetapi perilaku merokok pada orang tua berpengaruh

langsung terhadap perilaku merokok pada remaja (Harakeh,

Scholte, Vermulst, Vries, & Engels, 2004).

2. Peer influence

Sebagai individu yang sedang dalam masa perkembangan menjadi

remaja, mereka akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman

sebayanya yang dapat terlihat dari ide, ekspresi verbal, pakaian,

dan perilaku mereka. Perilaku merokok pada remaja disebabkan

karena mereka meniru perilaku teman sebayanya dan hal itu akan

mempengaruhi remaja lainnya untuk merokok (Hogan, 2002).

Page 32: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

18

3. Kepribadian

Penelitian yang dilakukan oleh Arai, Hosokawa, Fukao, Izumi, dan

Hisamichi (1997) menemukan bahwa mayoritas orang yang baru

merokok dan mantan perokok baik laki-laki maupun perempuan,

memiliki kepribadian extraversion dan psychoticism dibandingkan

yang tidak merokok. Sedangkan mayoritas perokok berat memiliki

kepribadian psychoticism dibandingkan perokok ringan. Sementara

mayoritas orang yang mulai merokok ketika masih di bawah umur,

memiliki kepribadian psychoticism dibandingkan orang yang mulai

merokok pada usia yang sudah dilegalkan secara hukum.

4. Perceived stress

Uddin, Islam, dan Asaduzzaman (2012) dalam penelitiannya yang

melibatkan 210 orang dari usia 19 sampai 45 tahun

mengungkapkan bahwa perceived stress secara independen

menjadi prediktor bagi perilaku merokok. Pada umumnya, orang

yang merokok mengalami hidup dengan tingkat stres yang lebih

tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Sudah menjadi sebuah pertanyaan umum tentang mengapa

orang yang merasa stres memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk

merokok. Salah satu alasan yang jelas adalah nikotin menyebabkan

otak melepaskan suatu zat kimia yang disebut neurotransmitter,

salah satunya adalah beta-endorphin dan norepinephrine yang

Page 33: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

19

dapat membuat seseorang merasa lebih baik namun hanya dalam

waktu yang singkat.

5. Body dysmorphic disorder

Penelitian yang dilakukan oleh Stickney dan Black (2008) terhadap

364 terhadap mahasiswa perempuan menunjukkan bahwa rasa

takut akan naiknya berat badan, merasa dihindari dan dibanding-

bandingkan oleh orang di lingkungan sosial, persepsi kesehatan

fisik, dan penggunaan obat, yang seluruhnya merupakan item dari

body dysmorphic disorder, merupakan prediktor terhadap perilaku

merokok.

6. Genetik

Hasil penelitian Li, Cheng, Ma, dan Swan (2003) mengungkapkan

pada wanita dewasa dibandingkan pria dewasa, faktor genetik

memiliki peranan penting pada kapan pertama kali seseorang mulai

merokok namun memiliki pengaruh yang sedikit terhadap terus

berlanjutnya perilaku merokok.

2.2. Pola Asuh Orang Tua

2.2.1. Definisi Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh adalah kegiatan kompleks mencakup perilaku tertentu yang

bekerja secara bersama-sama yang akan memberikan pengaruh tertentu

pada anak (Darling, 1999). Menurut Baumrind, pola asuh orang tua

adalah sikap dan perilaku orang tua terhadap anak dengan atau tanpa

aturan tertentu yang akan mempengaruhi kehidupan anak (Santrock,

Page 34: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

20

2007). Baumrind mengungkapkan bahwa pola asuh orang tua

seharusnya tidak bersifat menghukum maupun menjauhi remaja, tetapi

sebaiknya membuat peraturan dan meyayangi mereka (Santrock,

2003).

Pola asuh orang tua didasarkan pada dua aspek perilaku

pengasuhan menurut Baumrind, yaitu parental control (kontrol orang

tua) dan parental warmth (kehangatan orang tua). Parental control

mengacu pada sejauh mana orang tua mengelola perilaku-perilaku

anak agar terkendali dengan menetapkan beberapa aturan. Parental

warmth mengacu pada sejauh mana orang tua menerima dan responsif

terhadap perilaku-perilaku anak yang menolak dan berlawanan dengan

kehendak orang tua (Kopko, 2007).

Penelitian ini merujuk pada pengertian pola asuh menurut

Baumrind (dalam Santrock, 2007), yaitu sikap dan perilaku orang tua

terhadap anak dengan atau tanpa aturan tertentu yang akan

mempengaruhi kehidupan anak.

2.2.2. Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua

Baumrind membagi pola asuh menjadi tiga tipe, yaitu authoritarian

parenting, authoritative parenting, dan permissive parenting

(Santrock, 2003).

1. Authoritarian parenting

Orang tua yang menggunakan pola asuh ini cenderung membuat

batasan dan kendali yang tegas serta tidak banyak melakukan

Page 35: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

21

komunikasi verbal terhadap anaknya. Anak dipaksa untuk patuh

terhadap aturan yang telah ditetapkan orang tua, jarang

memberikan pujian ketika anak sudah meraih prestasi, dan hak

anak sangat dibatasi tetapi dituntut untuk memiliki tanggung jawab

seperti orang dewasa. Sering menghukum anak dengan hukuman

fisik.

2. Authoritative parenting

Tipe ini cenderung mendorong anak untuk bebas tetapi tetap dalam

batasan yang jelas. Komunikasi verbal dua arah dapat berlangsung

dengan bebas, orang tua cenderung bersikap hangat dan

membesarkan hati anak. Sikap dan tindakan orang tua selalu

didasari alasan, mendorong anak untuk saling membantu dan

berbuat secara objektif.

3. Permissive parenting

Pola asuh ini terdiri dari dua macam, yaitu permisif-tidak peduli

dan permisif-memanjakan. Pada pola asuh permisif-tidak peduli

orang tua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan anak. Hal ini

berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang kurang baik, terutama

kurangnya pengendalian diri dan tidak bisa menangani kebebasan

dengan baik. Sementara pola asuh permisif-memanjakan, orang tua

sangat terlibat terhadap kehidupan anak, namun sedikit

menerapkan aturan dan kontrol pada anak. Pola asuh ini berkaitan

dengan perilaku sosial remaja yang kurang, terutama kurangnya

Page 36: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

22

pengendalian diri dan tidak bisa menangani kebebasan dengan

baik.

2.2.3. Pengukuran Pola Asuh Orang Tua

Berikut ini terdapat beberapa instrument yang digunakan dalam

pengukuran pola asuh orang tua, yaitu:

1. Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh

Buri (1991) berdasarkan teori pola asuh orang tua menurut

Baumrind. Terdiri dari 3 sub-skala dan 30 pernyataan yang

mencakup authoritarian parenting, authoritative parenting, dan

permissive parenting.

2. Parenting Style Inventory II (PSI-II) dikembangkan oleh Darling

dan Toyokawa (1997) terdiri atas 32 pernyataan yang mencakup

responsiveness, autonomy-granting, dan demandingness.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan modifikasi dari

Parental Authority Questionnaire (PAQ) untuk mengukur pola asuh

orang tua yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi dari Baumrind.

Alat ukur ini menggunakan tipe skala Likert dengan empat pilihan

jawaban.

2.3. Peer Influence

2.3.1. Definisi Peer Influence

Sebagai individu yang sedang dalam masa perkembangan menjadi

remaja, mereka akan sangat dipengaruhi oleh teman-teman sebayanya

yang dapat terlihat dari ide, ekspresi verbal, pakaian, dan perilaku

Page 37: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

23

mereka. Perilaku merokok pada remaja disebabkan karena mereka

meniru perilaku teman sebayanya dan hal itu akan mempengaruhi

remaja lainnya untuk merokok (Hogan, 2002).

Beberapa studi meneliti tentang pengaruh teman yang merokok

terhadap perilaku merokok pada remaja. Melby, Conger, Conger, dan

Lorenz (1993) meneliti 204 siswa tingkat ketujuh dengan ras Kaukasia

dari keluarga menengah kebawah dan menengah, pengukuran tentang

penggunaan tembakau pada teman sebaya diukur melalui menanyakan

berapa jumlah teman dekat remaja yang merokok. Hasil yang diukur

melalui structural equation model mengindikasikan pengaruh dari

teman sebaya yang mengkonsumsi rokok secara langsung

berhubungan dengan konsumsi rokok pada remaja.

Chassin, Presson, Sherman, Montello, dan McGrew (1986)

melakukan penelitian terhadap 2.128 pelajar kelas enam sampai

sebelas yang dilaporkan tidak pernah merokok dan pernah mencoba

merokok dengan cara melakukan survey pada mereka di tahun 1982

dan satu tahun setelahnya. Kondisi ada tidaknya teman sebaya yang

merokok diukur dengan cara menanyakan pada sampel mengenai

berapa banyak dari lima orang teman terdekatnya yang sudah

merokok. Untuk sampel yang dilaporkan pada tahun 1982 tidak pernah

merokok, sampel yang memiliki banyak teman sebaya yang merokok

secara signifikan mulai banyak yang merokok pada satu tahun

setelahnya. Sedangkan untuk sampel yang pernah mencoba merokok

Page 38: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

24

pada tahun 1982, mereka yang memiliki teman sebaya yang merokok

akan menjadi perokok aktif pada satu tahun setelahnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Hogan (2002)

yang mengungkapkan bahwa peer influence merupakan bentuk

pengaruh teman-teman sebaya yang dapat terlihat dari ide, ekspresi

verbal, pakaian, dan perilaku terhadap individu.

2.3.2. Jenis-jenis Hubungan Pertemanan

Menurut Ormrod (2009) ada empat jenis hubungan pertemanan yaitu

persahabatan, kelompok sosial yang lebih besar, geng, dan hubungan

romantik.

1. Persahabatan (friendship)

Gottman, et al. (dalam Ormrod, 2009) mengungkapkan bahwa

sahabat pada umumnya brusia dan berjenis kelamin yang sama,

namun beberapa anak dan remaja memiliki sahabat berjenis

kelamin berbeda. Sahabat juga umumnya berasal dari ras yang

sama. Menurut Gottman dan Suttles (dalam Ormrod, 2009) para

sahabat menemukan aktivitas-aktivitas yang dapat dinikmati dan

dimaknai bersama, dan seiring waktu mereka memperoleh

rangkaian pengalaman yang serupa, yang memungkinkan

terjadinya saling bertukar perspektif tertentu mengenai kehidupan.

2. Kelompok sosial yang lebih besar

Sebagian besar remaja dan anak-anak menikmati kebersamaan

dengan teman-teman sebayanya yang bukan sahabat dekatnya.

Page 39: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

25

Seiring waktu, mereka membentuk kelompok sosial yang lebih

besar yang rutin berkumpul. Gottman, et al. (dalam Ormrod, 2009)

mengungkapkan bahwa pada awalnya kelompok-kelompok

tersebut mencakup laki-laki dan perempuan. Saat mulai bergabung

ke dalam sebuah kelompok, remaja lebih menyukai kedekatan

dengan anggota kelompok tersebut dibandingkan dengan individu-

individu yang bukan anggota kelompok, dan mereka membentuk

perasaan “setia” terhadap individu-individu dalam kelompok.

Cliques (klik) menurut Crockett, et al. adalah kelompok

pertemanan yang cukup stabil, terdiri dari tiga hingga sepuluh

individu, menjadi tempat berlangsungnya sebagian interaksi sosial

yang bersifat sukarela (Ormord, 2009). Adapun batas-batas clique

menurut Wigfield, et al. (dalam Ormrod, 2009) yaitu bersifat kaku

dan ekslusif, dan keanggotaan clique seringkali mempengaruhi

status sosial seseorang.

Crowds (kerumunan) berukuran lebih besar dari clique dan

tidak memiliki kohesivitas erat dan batasan-batasan kaku seperti

clique. Menurut Steinberg, anggota crowd umumnya memiliki

kesamaan minat, kesamaan sikap mengenai prestasi akademis, dan

terkadang kesamaan latar belakang etnik. Menurut Epstein

terkadang crowd dapat membentuk suatu subkultur, yakni suatu

kelompok yang menentang kultur yang dominan dengan cara

Page 40: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

26

menampilkan suatu cara hidup yang sama sekali berbeda (Ormrod,

2009).

3. Geng

Menurut Ormrod (2009) geng adalah suatu kelompok sosial

kohesif yang dicirikan oleh ritus inisiasi, penggunaan simbol-

simbol dan warna yang khas, “kepemilikan” terhadap suatu teritori

spesifik dan permusuhan dengan satu kelompok atau lebih. Geng

diatur oleh aturan-aturan yang ketat dan hukuman-hukuman keras

bagi setiap pelanggaran. Menurut Clark, et al. remaja bergabung

dalam geng memiliki beragam alasan antara lain beberapa individu

bergabung dengan geng sebagai cara menunjukkan kesetiaan

terhadap keluarga, kawan atau lingkungan sekitar. Beberapa

individu mencari status dan gengsi yang ditawarkan dengan

menjadi anggota suatu geng. Beberapa individu memiliki prestasi

akademis yang rendah dan menganggap geng area alternatif tempat

mereka dapat dikenali dan dihargai. Banyak anggota geng memiliki

hubungan yang bermasalah dengan keluarganya atau selalu ditolak

teman-temannya yang akhirnya bergabung dengan geng untuk

memperoleh dukungan emosional yang tidak mereka dapatkan di

tempat lain (Ormrod, 2009).

4. Hubungan romantik

Menurut Furman, et al. jika dilihat berdasarkan perspektif

psikologi perkembangan, hubungan romantik memiliki keunggulan

Page 41: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

27

yang nyata. Hubungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan para

remaja akan persahabatan, afeksi, dan keamanan sekaligus

memberikan kesempatan bagi para remaja untuk bereksperimen

dengan keterampilan-keterampilan sosial dan perilaku-perilaku

interpersonal yang baru (Ormrod, 2009).

2.3.3. Pengukuran Peer Influence

Dalam penelitian ini peneliti membuat alat ukur sendiri dengan

mengacu pada jenis-jenis hubungan pertemanan menurut Ormrod

(2009) antara lain persahabatan, kelompok sosial yang lebih besar,

geng, dan hubungan romantik.

2.4. Kepribadian

2.4.1. Definisi Kepribadian

Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani-

kuno prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang biasa dipakai

artis dalam teater. Jadi konsep awal dari pengertian personality pada

masyarakat awam adalah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial,

kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh

lingkungan sosial. Ketika personality menjadi istilah ilmiah,

pengertiannya berkembang manjadi lebih bersifat internal, sesuatu

yang relatif permanen, menuntun, mengarahkan, dan mengorganisir

aktivitas manusia. Personality merupakan penggambaran tingkah laku

secara deskriptif tanpa memberi nilai (Alwisol, 2009).

Page 42: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

28

Eysenck berpendapat dasar umum sifat-sifat kepribadian berasal

dari keturunan, dalam bentuk tipe dan trait. Namun dia juga

berpendapat bahwa semua tingkah laku dipelajari dari lingkungan.

Menurut Eysenck kepribadian adalah keseluruhan pola tingkah laku

aktual maupun potensial dari organisme, sebagaimana ditentukan oleh

75% keturunan dan 25% lingkungan. Pola tingkah laku itu berasal dan

dikembangkan melalui interaksi fungsional dari empat sektor utama

yang mengorganisir tingkah laku, yaitu sektor kognitif (intelligence),

sektor konatif (character), sektor afektif (temperament) dan sektor

somatik (constitution) (Alwisol, 2009).

Kepribadian adalah variabel yang stabil yang sangat baik

dijadikan prediktor perilaku merokok (Zolinowski, 2010). Sementara

Larsen dan Buss (2002) mengungkapkan bahwa kepribadian adalah

kumpulan trait psikologis dan mekanisme-mekanisme di dalam diri

individu yang terorganisir dan relatif abadi dan yang mempengaruhi

setiap interaksi dan adaptasi individu tersebut terhadap lingkungannya.

Allport mengungkapkan bahwa kepribadian adalah organisasi

dinamik dalam sistem psikofisiologis seseorang yang menentukan

model penyesuainnya yang unik dengan lingkungannya. Sedangkan

menurut Phares, kepribadian adalah pola khas dari pikiran, perasaan,

dan tingkah laku yang membedakan orang satu dengan yang lain dan

tidak berubah mengikuti waktu dan situasi (Alwisol, 2009). Feist dan

Feist (2010) mengungkapkan bahwa kepribadian adalah pola sifat dan

Page 43: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

29

karakteristik tertentu yang relatif permanen dan memberikan

konsistensi dan individualitas pada perilaku seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penelitian ini merujuk

pada pengertian kepribadian menurut Eysenck (dalam Alwisol, 2009),

yaitu keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari

organisme, sebagaimana ditentukan oleh keturunan dan lingkungan.

2.4.2. Tipe-tipe Kepribadian

Eysenck membagi kepribadian menjadi tiga tipe yaitu ekstraversi,

neurotisme dan psikotisme. Neurotisme dan psikotisme bukan

merupakan sifat patologis, walaupun tentu individu yang mengalami

gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi tersebut

merupakan bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat

bipolar; ekstraversi lawannya introversi, neurotisme lawannya stabilita,

dan psikotisme lawannya fungsi superego (Alwisol, 2009).

1. Ekstraversi

Istilah ekstraversi dan introversi dipakai pertamakali oleh Jung.

Menurut Jung, ekstraversi adalah orang yang pandangannya

objektif dan sosialis, sedangkan intoversi adalah orang yang

pandangannya subjektif dan individualis. Konsep Eysenck

mengenai ektroversi dan introversi secara umum sama dengan

konsep yang dipaparkan Jung. Individu dengan tipe kepribadian

ekstraversi cenderung mudah bergaul, lincah, aktif, asertif, mencari

sensasi, riang, dominan, bersemangat, dan berani. Orang introversi

Page 44: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

30

memilih aktivitas yang sedikit rangsangan sosial. Sebaliknya orang

ekstraversi memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama.

2. Neurotisme

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisme-stabiliti mempunyai

komponen hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa

penelitian yang menemukan bukti dasar genetik dari trait neurotik,

seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-kompulsif.

Individu dengan tipe kepribadian neurotik cenderung merasa

cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah, tegang, irasional, maju,

murung, dan emosional.

Orang yang skor neurotiknya tinggi sering memiliki

kecenderungan reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali

normal sesudah emosinya meningkat. Mereka sering mengeluh

dengan simptom fisik, seperti sakit kepala, sakit pinggang, dan

permasalahan psikologis seperti khawatir dan cemas. Namun

neurotisme bukkan neurosis dalam pengertian umum. Orang bisa

saja mendapat skor neurotisme yang tinggi namun tetap bebas dari

gangguan psikologis.

3. Psikotisme

Individu dengan tipe kepribadian psikotisme cenderung agresif,

dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif, antisosial, tak empatik,

kreatif, dan keras hati. Seperti pada ekstraversi dan neurotisme,

psikotisisme mempunyai unsur genetik yang besar. Secara

Page 45: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

31

keseluruhan dari tiga dimensi kepribadian tersebut, 75% bersifat

herediter dan hanya 25% yang berasal dari fungsi lingkungan.

Orang yang dimensi psikotismenya tinggi tidak harus psikotik,

tetapi mereka mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk

mengidap stres dan berkembang menjadi gangguan psikotik.

2.4.3. Pengukuran Kepribadian

Diantara instrumen-instrumen yang pernah dikembangkan oleh

Eysenck, ada enam inventori yang pengaruhnya luas, dalam arti

dipakai oleh banyak pakar untuk melakukan penelitian atau untuk

memahami klien, maupun dalam arti menjadi ide untuk

mengembangkan tes yang senada (Francis, Brown, & Philipchalk,

1992).

1. Maudsley Personality Inventory (MPI) terdiri dari 48 item yang

mengukur E dan N serta korelasi antara keduanya.

2. Eysenck Personality Inventory (EPI) terdiri dari 57 item yang

mengukur E dan N secara independen.

3. Eysenck Personality Questionnaire (EPQ) terdiri dari 90 item yang

mengukur E, N, P. EPQ merupakan revisi dari EPI, namun EPI

yang hanya mengukur E dan N masih dipublikasikan.

4. Eysenck Personality Questionnaire-Revised (EPQR) terdiri dari

100 item yang merupakan revisi dari EPQ.

Page 46: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

32

5. Short Form of the Revised Eysenck Personality Questionnaire

(EPQR-S) terdiri dari 48 item yang dalam penggunannya biasa

dipakai ketika waktu pengisian kuesioner terbatas.

6. Abbreviated Form of the Revised Eysenck Personality

Questionnaire (EPQR-A) terdiri dari 24 item, merupakan bentuk

paling singkat dari kuesioner EPQR yang biasa digunakan oleh

para peneliti ketika mereka merasa versi EPQR-S masih terlalu

panjang.

Dari beberapa alat ukur tersebut, pada penelitian ini peneliti

menggunakan EPQR-A, sebagai alat ukur versi terbaru untuk

mengukur kepribadian dan waktu yang diperlukan untuk mengisinya

lebih singkat karena jumlah itemnya paling sedikit.

2.5. Kerangka Berpikir

Menurut Levy perilaku merokok adalah kegiatan yang dilakukan seseorang

berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang

dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya (Nasution, 2008). Perilaku

merokok pada remaja berdasarkan hasil riset terbaru diketahui bahwa jumlah

setiap tahunnya semakin meningkat, saat ini terdapat 1,1 miliar penghisap

rokok di dunia, dan 45 persennya adalah pelajar (Aby, 2012).

Fokus dalam penelitian ini membahas faktor pola asuh orang tua, peer

influence, dan kepribadian terhadap perilaku merokok. Berdasarkan penelitian

Chassin, Presson, Rose, Sherman, Davis, dan Gonzales (2005) menunjukkan

bahwa remaja dengan authoritarian parenting, authoritative parenting, dan

Page 47: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

33

indulgent parenting secara signifkan lebih kecil kemungkinannya untuk

memulai merokok dibandingkan remaja dengan orang tua yang bercerai

(kondisi kurangnya penerimaan dan kontrol perilaku terhadap anak). Dengan

demikian jelaslah bahwa pola asuh orang tua berpengaruh terhadap perilaku

merokok remaja.

Roosmalen dan McDaniel (1989) mengungkapkan bahwa kelompok

pertemanan merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku merokok

pada remaja, khususnya pada remaja perempuan. Hasil dari penelitian yang

dilakukan Hogan (2002) mengindikasikan bahwa memiliki teman dekat yang

merokok berpengaruh besar pada perilaku remaja untuk mencoba merokok,

sedangkan semakin besar jumlah teman yang merokok akan semakin besar

pula pengaruhnya bagi remaja untuk mencoba merokok dan menjadi perokok

aktif. Dua penelitian tersebut menjelaskan bahwa teman dekat memiliki

pengaruh sangat besar terhadap perilaku merokok remaja.

Penelitian yang dilakukan oleh Arai, Hosokawa, Fukao, Izumi, dan

Hisamichi (1997) menemukan bahwa mayoritas orang yang baru merokok

dan mantan perokok baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kepribadian

extraversion dan psychoticism dibandingkan yang tidak merokok. Penelitian

ini menunjukkan bahwa kepribadian memiliki pengaruh terhadap perilaku

merokok pada individu.

Untuk lebih jelas, kerangka hubungan antara pola asuh orang tua, peer

influence, kepribadian, dan perilaku merokok digambarkan dalam bagan

berikut:

Page 48: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

34

Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir pengaruh pola asuh orang tua, peer

influence, dan kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja.

2.6. Hipotesis

Hipotesis mayor:

Ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua (authoritarian

parenting, authoritative parenting, dan permissive parenting), peer influence,

dan kepribadian (ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme) terhadap perilaku

merokok pada remaja.

Hipotesis minor:

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari authoritarian parenting terhadap

perilaku merokok pada remaja.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari authoritative parenting terhadap

perilaku merokok pada remaja.

Page 49: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

35

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari permissive parenting terhadap

perilaku merokok pada remaja.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dari peer influence terhadap perilaku

merokok pada remaja.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi ekstraversi terhadap perilaku

merokok pada remaja.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi neurotisme terhadap perilaku

merokok pada remaja.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dari dimensi psikotisme terhadap perilaku

merokok pada remaja.

Page 50: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi dan

sampel, teknik pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional,

teknik pengumpulan data, uji validitas konstruk, dan analisis data. Pada penelitian

ini, peneliti hendak mengetahui apakah ada pengaruh dari variabel independen

terhadap perilaku merokok pada remaja. Pendekatan yang digunakan untuk

menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif yang

memiliki kesimpulan dengan sifat statistik.

3.1. Populasi dan Sampel

3.1.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja siswa SMK Triguna

Utama yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda KM 2 Ciputat, Tangerang

Selatan. Berdasarkan Data Pokok Sekolah tahun 2014/2015, SMK

Triguna Utama memiliki enam kompetensi keahlian yang disediakan

untuk mengembangkan kemampuan siswa, yaitu akuntansi,

administrasi perkantoran, instalasi listrik, mekanik industri, jaringan

komputer, dan mekanik otomotif. Kompetensi keahlian yang memiliki

siswa paling banyak adalah mekanik otomotif dengan jumlah siswa

kelas X sebanyak 132 orang, kelas XI sebanyak 104 orang, dan XII

sebanyak 133 orang. Jumlah siswa seluruh kompetensi keahlian pada

tahun ajaran 2014/2015 di kelas X sebanyak 318 siswa dengan rincian

Page 51: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

37

siswa laki-laki sebanyak 267 orang dan siswa perempuan sebanyak 51

orang. Sementara jumlah siswa kelas XI sebanyak 283 siswa dengan

rincian siswa laki-laki sebanyak 223 orang dan siswa perempuan

sebanyak 60 orang. Sedangkan jumlah siswa kelas XII berjumlah 302

orang dengan rincian siswa laki-laki sebanyak 243 orang dan siswa

perempuan sebanyak 59 orang. Jumlah seluruh siswa laki-laki dari

kelas X, XI dan XII sebanyak 733 orang dan siswa perempuan

sebanyak 170 orang. Sementara jumlah seluruh siswa sebanyak 903

orang.

Alasan peneliti memilih populasi di sekolah tersebut karena

peneliti banyak melihat siswa berseragam SMK merokok di pinggir

jalan sekitar sekolah tersebut, hal itu sangat relevan dengan fenomena

yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu karena lokasi yang dekat

dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti selama

proses pengambilan sampel.

3.1.2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki

SMK Triguna Utama kelas X-XII, sebanyak 207 siswa yang pernah

atau sedang merokok.

3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain

nonprobability sampling, yaitu hanya sampel yang sesuai dengan

karakteristik yang telah ditentukan oleh peneliti yang akan dipilih

Page 52: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

38

dalam populasi untuk diikutsertakan dalam penelitian. Peneliti

langsung melakukan penyebaran skala kepada siswa SMK Triguna

Utama.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah perilaku

merokok pada remaja. Sementara variabel bebas (independent variable)

dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua (authoritarian parenting,

authoritative parenting, dan permissive parenting), peer influence, dan

kepribadian (ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme).

3.2.1. Definisi Operasional

1. Perilaku Merokok

Individu dikatakan merokok ketika ia membakar tembakau dan

menghisapnya, asap yang ditimbulkan dapat terhisap oleh orang

sekitar dan hal tersebut dilakukan karena awalnya individu bersikap

positif terhadap rokok, mulai mencoba, mengkonsumsiya secara

sering, teratur, bahkan berlebihan hingga menjadi kecanduan. Proses

tersebut diukur dengan instrumen Glover Nilsson Smoking

Behavioral Questionnaire (GN-SBQ) yang berjumlah 11 item dari

Glover, Nilsson, Westin, Glover, Laflin, dan Persson (2005).

2. Pola Asuh Orang tua

Sikap dan perilaku orang tua terhadap anak dengan atau tanpa aturan

tertentu yang akan mempengaruhi kehidupan anak. Sikap tersebut

bentuknya bermacam-macam, ada yang membuat batasan dan

Page 53: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

39

kendali yang tegas dengan sedikit melakukan komunikasi verbal

terhadap anak, adapula yang mendorong anaknya untuk bebas tetapi

dalam batasan yang jelas, komunikasi verbal dua arah dapat

berlangsung dengan bebas. Selain itu, ada yang sangat tidak ikut

campur dalam kehidupan anak, adapula yang sangat terlibat dengan

anak, sedikit mengatur dan mengontrol, sehingga pengendalian diri

anak kurang dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik.

Proses tersebut diukur dengan Parental Authority Questionnaire

(PAQ) yang dikembangkan oleh Buri (1991) berdasarkan teori pola

asuh orang tua menurut Baumrind. Terdiri dari 3 sub-skala dan 30

pernyataan yang mencakup authoritarian parenting, authoritative

parenting, dan permissive parenting.

3. Peer Influence

Kehidupan remaja sangat dipengaruhi teman-teman sebayanya

dalam hal ide, ekspresi verbal, pakaian, dan perilaku mereka. Mereka

memiliki teman sebaya yang melakukan dan menemukan aktivitas-

aktivitas yang dapat dinikmati dan dimaknai bersama. Mereka pun

mempunyai kelompok pertemanan yang cukup stabil yang menjadi

tempat berlangsungnya sebagian interaksi sosial yang bersifat

sukarela, memiliki kesamaan minat, kesamaan sikap mengenai

prestasi akademis, dan terkadang kesamaan latar belakang etnik.

Sejumlah remaja menggunakan simbol-simbol dan warna yang khas,

“memiliki” wilayah kekuasaan, bersaing dengan kelompok lain,

Page 54: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

40

memiliki aturan yang ketat dan hukuman yang keras. Selain itu

mereka juga menjalin hubungan dengan lawan jenis. Proses tersebut

diukur dengan alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti yang

mengacu pada jenis-jenis hubungan pertemanan menurut Ormrod

(2009) antara lain persahabatan, kelompok sosial yang lebih besar,

geng, dan hubungan romantik.

4. Kepribadian

Keseluruhan pola tingkah laku aktual maupun potensial dari

organisme, yang sangat dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.

Pola tingkah laku tersebut bermacam-macam, ada yang mudah

bergaul, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, dominan,

bersemangat, dan berani, cenderung memilih ikut serta dalam

kegiatan bersama, pesta hura-hura, dan olah raga beregu. Adapula

yang merasa cemas, tertekan, berdosa, harga diri rendah, tegang,

irasional, maju, murung, dan emosional, cenderung reaksi

emosionalnya berlebihan, sering mengeluh dengan simtom fisik dan

permasalahan psikologis seperti cemas dan khawatir. Selain itu ada

pula yang cenderung agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi,

impulsif, antisosial, tak empatik, kreatif, dan keras hati, dan

memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengidap stres.

Proses tersebut diukur dengan Abbreviated Form of the Revised

Eysenck Personality Questionnaire (EPQR-A), merupakan bentuk

Page 55: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

41

paling singkat dari kuesioner EPQR yang dikembangkan oleh

Eysenck (dalam Francis, et al., 1992).

3.3. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa skala atau

kuesioner yang terdiri dari isian biodata subjek penelitian yang berisi

pertanyaan mengenai nama subjek, usia, jenis kelamin, dan kelas. Selanjutnya

peneliti menggunakan skala Likert untuk mengukur variabel psikologis.

Skala perilaku merokok pada penelitian ini digambarkan pada tabel

3.1 yang menggunakan modifikasi skala perilaku merokok Glover Nilsson

Smoking Behavioral Questionnaire (GN-SBQ) yang pertama kali

dikembangkan oleh Glover, et al. (2005). Pengukuran skala GN-SBQ untuk

melihat kegiatan atau aktivitas merokok yang dimulai dari membakar,

menghisap rokok sampai menghembuskan asap keluar yang diukur melalui

persepsi dan aktivitas remaja terhadap merokok. Skala ini terdiri atas dua

kategori, yaitu kategori satu mengukur sikap merokok remaja dan kategori

dua mengukur seberapa sering remaja merokok. Skala ini menggunakan tipe

skala Likert dengan empat pilihan jawaban.

Tabel 3.1.

Blue Print Skala GN-SBQ

No Aspek Indikator Nomor

Item ∑

1. Perilaku

merokok

Membakar tembakau dan menghisapnya, sikap positif

terhadap rokok, mulai mencoba, mengkonsumsiya secara

sering, teratur, bahkan berlebihan hingga menjadi

kecanduan.

1, 2, 3,

4, 5, 6,

7, 8, 9,

10, 11

11

Total 11

Page 56: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

42

Skala pola asuh orang tua pada penelitian ini digambarkan pada tabel

3.2 menggunakan modifikasi dari Parental Authority Questionnaire (PAQ)

yang dikembangkan oleh Buri (1991) untuk mengukur pola asuh orang tua

yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi dari Baumrind. Skala ini

menggunakan tipe skala Likert dengan empat pilihan jawaban.

Tabel 3.2.

Blue Print Skala Pola Asuh Orang Tua

No Dimensi Indikator Nomor Item ∑

1. Authoritarian

parenting

a. Orang tua cenderung membuat

batasan dan kendali yang tegas,

tidak banyak melakukan

komunikasi verbal pada anak.

b. Anak harus patuh terhadap

aturan orang tua.

c. Anak jarang diberikan pujian

atas prestasi yang ia peroleh.

d. Sering menghukum anak secara

fisik.

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10

10

2. Authoritative

parenting

a. Orang tua cenderung

mendorong anak untuk bebas

namun dengan batasan yang

jelas.

b. Komunikasi verbal berlangsung

dengan bebas.

c. Sikap dan tindakan orang tua

selalu didasari alasan.

11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18,

19, 20

10

3. Permissive

parenting

a. Orang tua sangat tidak ikut

campur dalam kehidupan anak.

b. Orang tua sangat terlibat

terhadap kehidupan anak,

namun sedikit sekali

menerapkan aturan dan kontrol

pada anak.

21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28,

29, 30

10

Total 30

Skala peer influence pada penelitian ini digambarkan pada tabel 3.3

untuk mengukur peer influence, penelitian ini menggunakan skala dengan

model Likert. Peneliti membuat sendiri skala penelitian untuk mengukur peer

Page 57: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

43

influence dengan mengacu pada jenis-jenis hubungan pertemanan menurut

Ormrod (2009).

Tabel 3.3.

Blue Print Skala Peer Influence

No Aspek Indikator Nomor Item ∑

1. Persahabatan

(Friendship)

Adanya aktivitas-aktivitas yang dapat

dinikmati dan dimaknai bersama,

terjadinya pengalaman serupa, saling

bertukar perspektif, dan umumnya

berusia dan berjenis kelamin yang

sama.

1, 2, 3, 4 4

2. Kelompok

sosial yang

lebih besar

Menikmati kebersamaan dengan

teman-teman sebaya yang bukan

sahabat dekat, rutin berkumpul, lebih

menyukai kedekatan dengan angota

kelompok, membentuk perasaan

“setia” terhadap sesama anggota

kelompok.

5, 6, 7, 8 4

3. Geng Menggunakan simbol-simbol dan

warna yang khas, “kepemilikan”

terhadap suatu wilayah, persaingan

dengan geng lain, adanya aturan yang

ketat dan hukuman keras bagi setiap

pelanggaran.

9, 10, 11, 12 4

4. Hubungan

romantik

Dapat memenuhi kebutuhan para

remaja akan persahabatan, afeksi, dan

keamanan, memberikan kesempatan

untuk bereksperimen dengan

keterampilan-keterampilan sosial dan

perilaku-perilaku interpersonal yang

baru.

13, 14, 15, 16 4

Total 16

Skala kepribadian pada penelitian ini digambarkan pada tabel 3.4

menggunakan skala Abbreviated Form of the Revised Eysenck Personality

Questionnaire (EPQR-A) untuk mengukur kepribadian pada remaja.

Pengukuran skala EPQR-A untuk melihat kepribadian remaja berdasarkan

tiga tipe, yaitu ekstraversi, neurotisisme, dan psikotisme. Skala ini

menggunakan tipe skala Likert dengan empat pilihan jawaban.

Page 58: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

44

Tabel 3.4.

Blue Print Skala Kepribadian

No Dimensi Indikator Nomor Item

∑ Fav Unfav

1. Ekstraversi a. Orang yang pandangannya

objektif dan sosialis.

b. Mudah bergaul, lincah, aktif,

asertif, mencari sensasi, riang,

dominan, bersemangat, dan

berani.

c. Orang ekstraversi memilih

berpartisipasi dalam kegiatan

bersama, pesta hura-hura, dan

olahraga beregu (sepakbola

dan arung jeram).

1, 2, 3,

6,

4, 5 6

2. Neurotisme a. Merasa cemas, tertekan,

berdosa, harga diri rendah,

tegang, irasional, maju,

murung, dan emosional.

b. Memiliki kecenderungan

reaksi emosional yang

berlebihan dan sulit kembali

normal sesudah emosinya

meningkat.

7, 8, 9,

10, 11,

12

6

3. Psikotisme

a. Cenderung agresif, dingin,

egosentrik, impersonal,

impulsif, antisosial, tidak

empatik, kreatif, dan keras

hati.

14, 15,

16

13, 17,

18

6

Total 18

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, skala yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

kuesioner yang langsung diberikan ke subjek yang akan memberikan

jawabannya dengan memilih salah satu jawaban yang tersedia. Skala yang

digunakan terdiri dari alat ukur perilaku merokok, pola asuh orang tua, peer

influence, dan kepribadian. Pilihan jawaban untuk skala perilaku merokok,

Page 59: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

45

pola asuh orang tua, peer influence, dan kepribadian terdiri dari empat

macam, yaitu:

1. Sangat tidak setuju, sangat jarang, dan sangat tidak sesuai.

2. Tidak setuju, jarang, dan tidak sesuai.

3. Setuju, sering, dan sesuai.

4. Sangat tidak setuju, sangat sering, dan sangat sesuai.

Dalam setiap jawaban, peneliti memberikan nilai atau bobot tertentu

sebagaimana yang terdapat dalam tabel 3.5. Sedangkan skala yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.5.

Bobot Nilai Skala Perilaku Merokok, Pola Asuh Orang Tua, Peer

Influence, dan Kepribadian

No Skala Favorable Unfavorable

1.

Sangat tidak setuju, sangat jarang, dan

sangat tidak sesuai

1 4

2. Tidak setuju, jarang, dan tidak sesuai 2 3

3. Setuju, sering, dan sesuai 3 2

4. Sangat tidak setuju, sangat sering, dan

sangat sesuai

4

1

3.5. Teknik Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah kemampuan sebuah instrumen untuk mengukur apa yang

ingin diukur. Instrumen yang valid haruslah instrumen yang dibuat untuk

mengukur hal yang ingin diukur. Setelah mendapatkan data yang diinginkan

peneli kemudiaan menguji validitas konstruk maupun realibilitas masing-

masing alat ukur.

Page 60: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

46

Dalam pengujian validitas digunakan CFA (Confirmatory Factor

Analysis) dengan metode ini dapat diketahui apakah seluruh item mengukur

apa yang hendak diukur dan apakah masing-masing item signifikan dalam

mengukur hal tersebut. Adapun logikanya adalah dengan cara

membandingkan sejauh mana matriks korelasi hasil estimasi menggunakan

teori dengan matriks korelasi yang diperoleh dari data. Dalam hal ini, yang

dimaksud teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang

sama (unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur.

Jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara teori dengan data,

maka berarti bahwa seluruh item itu mengukur hal yang sama

(unidimensional). Selanjutnya dengan menggunakan software yang sama

dapat diuji apakah masing-masing item signifikan dalam mengukur apa yang

hendak diukur. Setelah diukur validitasnya, kemudian diuji pula realibilitas

dari item-item yang dimiliki peneliti.

Realibilitas adalah seberapa besar proporsi varian dari total skor yang

merupakan varian dari true score. Nilai reliabilitas nantinya didapatkan

sekaligus ketika melakukan uji validitas dengan menggunakan LISREL 8.70.

3.6. Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas konstruk setiap item maka peneliti melakukan uji

validitas dengan menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan

software LISREL 8.70. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

Page 61: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

47

1. Dilakukan uji CFA dengan model unidimensional (satu faktor) dan dilihat

nilai Chi-Square yang dihasilkan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan

(p>0.05) berarti semua item telah mengukur sesuai dengan yang

diteorikan, yaitu hanya mengukur satu faktor saja. Jika ini terjadi maka

analisi dilanjutkan ke langkah ketiga, yaitu melihat muatan faktor pada

masing-masing item. Namun jika nilai Chi-Square signifikan (p<0.05),

maka diperlukan modifikasi terhadap model pengukuran yang diuji

langkah kedua ini.

2. Jika nilai Chi-Square signifikan, maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara mengestimasi korelasi antar kesalahan

pengukuran pada beberapa item yang mungkin bersifat multidimensional.

Ini berarti bahwa selain suatu item mengukur konstruk yang seharusnya

diukur (sesuai teori), juga dapat dilihat apakah item tersebut mengukur hal

yang lain (mengukur lebih dari satu hal). Jika setelah beberapa kesalahan

pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi dan akhirnya diperoleh

model fit, maka model terakhir inilah yang digunakan pada langkah

selanjutnya,

3. Setelah diperoleh model pengukuran yang fit (unidimensional) maka

dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif. Jika ada, item

tersebut harus di-drop atau tidak diikutsertakan dalam analisis perhitungan

faktor skor.

4. Dengan menggunakan SPSS dan model unidimensional (satu faktor)

kemudian dihitung (destimasi) nilai skor faktor (true score) bagi setiap

Page 62: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

48

orang untuk variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini yang dianalisis

faktor hanya item yang baik saja (tidak di-drop).

Kriteria item yang baik pada CFA adalah :

1. Melihat signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktornya dengan

melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item. Perbandingannya adalah

t>1,96 maka item tersebut sigifikan dan sebaliknya. Apabila item tersebut

signikan maka item tidak akan di-drop, dan sebaliknya.

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah di

skoring dengan favorable (pada skala likert 1-4), maka nilai koefisien

muatan faktor pada item harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila

item tersebut favorable, namun koefisien muatan faktor item bernilai

negatif maka item tersebut akan di-drop dan sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi,

maka item tersebut akan di-drop. Sebab yang demikian selain mengukur

apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.

3.6.1. Uji Validitas Konstruk Perilaku Merokok

Pada uji validitas konstruk perilaku merokok peneliti menguji apakah 11 item

bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur variabel perilaku merokok.

Selain menguji apakah 11 item yang ada benar hanya mengukur

variabel perilaku merokok, peneliti juga menguji apakah masing-masing item

yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari CFA

atau first order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 367.44, df= 44, P-

Page 63: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

49

Value= 0.00000, RMSEA= 0.189. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 35.74, df= 26, P-Value= 0.09647,

RMSEA= 0.043. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu perilaku merokok.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak di ukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.6.

Dilihat dari model faktornya, dari 11 item yang diuji untuk mengukur

variabel perilaku merokok, terdapat 5 item yang tidak valid, yaitu item nomor

1, 3, 6, 7, dan 9. Lima item tersebut harus dieliminasi dan tidak disertakan

dalam pengolahan selanjutnya karena item 1, 6, dan 7 memiliki

serabut/berkorelasi dengan lebih dari tiga item, item 3 memiliki nilai lebih

kecil dari 1.96 (absolute) yakni -4.37, serta item 9 memiliki nilai lebih kecil

dari 1.96 (absolute) yakni 0.18 dan memiliki serabut/berkorelasi dengan lebih

dari tiga item. Sedangkan item paling valid dengan koefisien muatan faktor

Page 64: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

50

tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat digunakan dalam mengestimasi

skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.6, terdapat 6 item yang akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

Tabel 3.6.

Muatan faktor item variabel perilaku merokok

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.77 0.06 12.94 X

2 0.73 0.06 12.12 V

3 -0.30 0.07 -4.37 X

4 0.64 0.06 10.18 V

5 0.73 0.06 12.29 V

6 0.45 0.07 6.69 X

7 0.85 0.06 14.82 X

8 0.59 0.06 9.10 V

9 0.01 0.07 0.18 X

10 0.84 0.06 13.97 V

11 0.87 0.06 14.41 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96); X= Tidak Signifikan

3.6.2. Uji Validitas Konstruk Pola Asuh Orang tua

3.6.2.1. Uji Validitas Dimensi Pola Asuh Authoritarian

Pada uji validitas dimensi pola asuh authoritarian peneliti menguji apakah 10

item bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi pola asuh

authoritarian.

Selain menguji apakah 10 item yang ada benar hanya mengukur

dimensi pola asuh authoritarian, peneliti juga menguji apakah masing-

Page 65: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

51

masing item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat

pertama dari CFA atau first order confirmatory factor analysis. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square=

315.22, df= 35, P-Value= 0.00000, RMSEA= 0.197. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 30.87, df= 20, P-Value= 0.05688,

RMSEA= 0.051. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu pola asuh authoritarian.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.7.

Dilihat dari model faktornya, dari 10 item yang diuji untuk mengukur

dimensi pola asuh authoritarian, terdapat 6 item yang tidak valid, yaitu item

nomor 1, 2, 3, 5, 6, dan 10. Enam item tersebut harus dieliminasi dan tidak

disertakan dalam pengolahan selanjutnya karena item 1, 2, 3, 5, dan 6

memiliki serabut/berkorelasi dengan lebih dari tiga item, sementara item 10

Page 66: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

52

memiliki nilai lebih kecil dari 1.96 (absolute) yakni 0.43 dan memiliki

serabut/berkorelasi dengan lebih dari tiga item. Sedangkan item paling valid

dengan koefisien muatan faktor tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.7, terdapat 4 item yang akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

Tabel 3.7.

Muatan faktor item dimensi pola asuh authoritarian

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.41 0.07 5.73 X

2 0.43 0.07 5.92 X

3 0.70 0.07 9.29 X

4 0.72 0.07 11.03 V

5 0.31 0.07 4.20 X

6 0.71 0.07 10.20 X

7 0.62 0.07 9.42 V

8 0.67 0.07 10.01 V

9 0.51 0.07 7.27 V

10 0.03 0.08 0.43 X

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96); X= Tidak Signifikan

3.6.2.2. Uji Validitas Dimensi Pola Asuh Authoritative

Pada uji validitas dimensi pola asuh authoritative peneliti menguji apakah 10

item bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi pola asuh

authoritative.

Selain menguji apakah 10 item yang ada benar hanya mengukur

dimensi pola asuh authoritative, peneliti juga menguji apakah masing-masing

Page 67: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

53

item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari

CFA atau first order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 169.27, df= 35,

P-Value= 0.00000, RMSEA= 0.136. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 37.09, df= 25, P-Value= 0.05655,

RMSEA= 0.048. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu pola asuh authoritative.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.8.

Dilihat dari model faktornya, dari 10 item yang diuji untuk mengukur

dimensi pola asuh authoritative, terdapat 1 item yang tidak valid, yaitu item

nomor 18. Item tersebut harus dieliminasi dan tidak disertakan dalam

pengolahan selanjutnya karena memiliki serabut/berkorelasi dengan lebih dari

tiga item. Sedangkan item paling valid dengan koefisien muatan faktor tinggi

Page 68: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

54

dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat digunakan dalam mengestimasi skor

faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.8, terdapat 9 item yang akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

Tabel 3.8.

Muatan faktor item dimensi pola asuh authoritative

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

11 0.61 0.07 8.97 V

12 0.64 0.07 9.63 V

13 0.53 0.07 7.73 V

14 0.78 0.06 12.46 V

15 0.28 0.07 3.69 V

16 0.69 0.07 10.55 V

17 0.33 0.07 4.41 V

18 0.61 0.07 8.79 X

19 0.69 0.07 10.65 V

20 0.73 0.06 10.41 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96); X= Tidak Signifikan

3.6.2.3. Uji Validitas Dimensi Pola Asuh Permissive

Pada uji validitas dimensi pola asuh permissive peneliti menguji apakah 10

item bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi pola asuh

permissive.

Selain menguji apakah 10 item yang ada benar hanya mengukur

dimensi pola asuh permissive, peneliti juga menguji apakah masing-masing

item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari

CFA atau first order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA

Page 69: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

55

yang dilakukan ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 219.99, df= 35,

P-Value= 0.00000, RMSEA= 0.160. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 38.14, df= 26, P-Value= 0.05872,

RMSEA= 0.048. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu pola asuh permissive.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.9.

Dilihat dari model faktornya, dari 10 item yang diuji untuk mengukur

dimensi pola asuh permissive, seluruhnya valid. Item paling valid dengan

koefisien muatan faktor tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

Page 70: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

56

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.9, seluruh item diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

Tabel 3.9.

Muatan faktor item dimensi pola asuh permissive

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

21 0.48 0.07 6.58 V

22 0.54 0.07 7.82 V

23 0.58 0.07 8.46 V

24 0.38 0.07 5.12 V

25 0.57 0.07 8.31 V

26 0.67 0.07 10.06 V

27 0.84 0.06 13.74 V

28 0.60 0.07 8.81 V

29 0.55 0.07 8.01 V

30 0.39 0.07 5.33 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96)

3.6.3. Uji Validitas Konstruk Peer Influence

Pada uji validitas konstruk peer influence peneliti menguji apakah 16 item

bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur variabel peer influence.

Selain menguji apakah 16 item yang ada benar hanya mengukur

variabel peer influence, peneliti juga menguji apakah masing-masing item

yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari CFA

atau first order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 1072.38, df= 104, P-

Value= 0.00000, RMSEA= 0.213. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

Page 71: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

57

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 74.12, df= 61, P-Value= 0.12066,

RMSEA= 0.032. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu peer influence.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak di ukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.10.

Dilihat dari model faktornya, dari 16 item yang diuji untuk mengukur

variabel peer influence, terdapat tiga belas item yang tidak valid, yaitu item

nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, dan 16. Tiga belas item tersebut

harus dieliminasi dan tidak disertakan dalam pengolahan selanjutnya karena

item-item tersebut memiliki serabut/berkorelasi dengan lebih dari tiga item.

Sedangkan item paling valid dengan koefisien muatan faktor tinggi dan nilai t

lebih besar dari 1.96 dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.10, terdapat 3 item yang akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

Page 72: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

58

Tabel 3.10.

Muatan faktor item variabel peer influence

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.28 0.07 3.83 X

2 0.42 0.07 6.19 X

3 0.49 0.07 7.09 X

4 0.73 0.06 11.88 X

5 0.58 0.07 8.80 X

6 0.76 0.06 12.05 V

7 0.64 0.06 9.95 X

8 0.40 0.07 5.51 X

9 0.57 0.07 8.81 V

10 0.46 0.07 6.62 X

11 0.64 0.07 9.85 V

12 0.75 0.06 12.19 X

13 0.71 0.06 11.28 X

14 0.59 0.07 8.67 X

15 0.52 0.07 7.41 X

16 0.43 0.07 6.09 X

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96); X= Tidak Signifikan

3.6.4. Uji Validitas Konstruk Kepribadian

3.6.4.1. Uji Validitas Dimensi Ekstraversi

Pada uji validitas dimensi ekstraversi peneliti menguji apakah 6 item bersifat

unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi ekstraversi.

Selain menguji apakah 6 item yang ada benar hanya mengukur dimensi

ekstraversi, peneliti juga menguji apakah masing-masing item yang ada

bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari CFA atau first

order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 103.20, df= 9, P-Value=

0.00000, RMSEA= 0.225. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya.

Page 73: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

59

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 9.10, df= 6, P-Value= 0.16825,

RMSEA= 0.050. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu ekstraversi.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.11.

Dilihat dari model faktornya, dari 6 item yang diuji untuk mengukur

dimensi ekstraversi, terdapat 2 item yang tidak valid, yaitu item nomor 4 dan

5. Dua item tersebut harus dieliminasi dan tidak disertakan dalam pengolahan

selanjutnya karena memiliki nilai lebih kecil dari 1.96 (absolute) yakni -3.68

untuk item 4 dan -4.51 untuk item 5. Sedangkan item paling valid dengan

koefisien muatan faktor tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat

digunakan dalam mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

Page 74: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

60

hasil tabel 3.11, terdapat 4 item yang akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

Tabel 3.11.

Muatan faktor item dimensi ekstraversi

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

1 0.57 0.0 6.38 V

2 0.33 0.08 4.25 V

3 1.00 0.12 8.24 V

4 -0.27 0.07 -3.68 X

5 -0.35 0.08 -4.51 X

6 0.17 0.07 2.34 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96); X= Tidak Signifikan

3.6.4.2. Uji Validitas Dimensi Neurotisme

Pada uji validitas dimensi neurotisme peneliti menguji apakah 6 item bersifat

unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi neurotisme.

Selain menguji apakah 6 item yang ada benar hanya mengukur dimensi

neurotisme, peneliti juga menguji apakah masing-masing item yang ada

bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari CFA atau first

order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 121.02, df= 9, P-Value=

0.00000, RMSEA= 0.246. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 11.88, df= 7, P-Value= 0.10450,

RMSEA= 0.058. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

Page 75: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

61

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu neurotisme.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.12.

Dilihat dari model faktornya, dari 6 item yang diuji untuk mengukur

dimensi neurotisme, seluruhnya valid. Item paling valid dengan koefisien

muatan faktor tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat digunakan dalam

mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.12, seluruh item diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

Tabel 3.12.

Muatan faktor item dimensi neurotisme

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

7 0.45 0.07 6.38 V

8 0.72 0.07 10.89 V

9 0.69 0.06 11.18 V

10 0.69 0.06 11.32 V

11 0.92 0.06 15.66 V

12 0.66 0.06 10.68 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96)

Page 76: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

62

3.6.4.3. Uji Validitas Dimensi Psikotisme

Pada uji validitas dimensi psikotisme peneliti menguji apakah 6 item bersifat

unidimensional, artinya hanya mengukur dimensi psikotisme.

Selain menguji apakah 6 item yang ada benar hanya mengukur dimensi

psikotisme, peneliti juga menguji apakah masing-masing item yang ada

bersifat unidimensional dalam mengukur tingkat pertama dari CFA atau first

order confirmatory factor analysis. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

ternyata model tidak fit, dengan Chi-Square= 33.87, df= 9, P-Value=

0.00009, RMSEA= 0.116. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item yang dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya.

Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item yang dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square= 4.32, df= 6, P-Value= 0.63292,

RMSEA= 0.000. Nilai ini menyatakan bahwa P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dapat diterima, yaitu model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu psikotisme.

Tahapan selanjutnya adalah melihat apakah signifikan atau tidak item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji

adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti

pada tabel 3.13.

Page 77: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

63

Dilihat dari model faktornya, dari 6 item yang diuji untuk mengukur

dimensi psikotisme, seluruhnya valid. Item paling valid dengan koefisien

muatan faktor tinggi dan nilai t lebih besar dari 1.96 dapat digunakan dalam

mengestimasi skor faktor.

Selanjutnya setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat

apakah signifikan dimensi tersebut mengukur faktor yang hendak diukur,

sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-drop atau tidak. Dari

hasil tabel 3.13, seluruh item diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

Tabel 3.13.

Muatan faktor item dimensi psikotisme

Item Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

13 0.34 0.08 4.41 V

14 0.76 0.08 9.67 V

15 0.60 0.07 8.31 V

16 0.24 0.09 2.80 V

17 0.69 0.07 9.47 V

18 0.52 0.08 6.15 V

Keterangan: V= Signifikan (T-Values > 1.96)

Page 78: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

64

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan tersebut meliputi gambaran umum responden, analisis

deskriptif, pengujian hipotesis, dan proporsi varian.

4.1. Gambaran Umum Responden

Sampel yang melakukan pengisian kuesioner alat ukur sebanyak 207 siswa SMK

Triguna Utama, terdiri dari siswa kelas X, XI, dan XII, yang pernah atau masih

merokok. Sebanyak 149 siswa laki-laki masih merokok, sementara 58 siswa laki-

laki pernah merokok. Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi sampel penelitian

berdasarkan kelas sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Kelas

Kriteria Jumlah Persentase

Kelas X 91 44.0%

Kelas XI 72 34.8%

Kelas XII 44 21.3%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan kelas responden dalam penelitian ini didominasi oleh

responden yang berada di kelas X sebanyak 91 orang (44.0%). Kemudian

responden yang berada di kelas XI sebanyak 72 orang (34.8%) dan responden

yang berada di kelas XII sebanyak 44 orang (21.3%).

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi sampel penelitian berdasarkan

lamanya mereka merokok sebagai berikut:

Page 79: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

65

Tabel 4.2.

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Lama Merokok

Kriteria Jumlah Persentase

< 1 bulan 70 33.8%

2-12 ulan 83 40.1%

> 1 tahun 54 26.1%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa lama merokok pada sampel

dalam penelitian ini berbeda-beda. Lama merokok sampel pada penelitian ini

didominasi selama 2-12 bulan sebanyak 83 orang (40.1%). Lalu sampel terbanyak

kedua sudah merokok selama < 1 bulan sebanyak 70 orang (33.8%). Sedangkan

untuk jumlah merokok selama > 1 tahun merupakan jumlah terendah, yaitu

sebanyak 54 orang (26.1%). Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi sampel

penelitian berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi selama satu hari sebagai

berikut:

Tabel 4.3.

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dikonsumsi

Selama Satu Hari

Kriteria Jumlah Persentase

1-4 batang rokok 68 32.9%

5-14 batang rokok 90 43.5%

> 15 batang rokok 49 23.7%

Jumlah 207 100%

Dari hasil di atas, diketahui bahwa terdapat variasi jumlah rokok yang

dikonsumsi selama satu hari oleh responden penelitian ini. Sebagian besar sampel

mengkonsumsi rokok sebanyak 5-14 batang dalam satu hari dengan jumlah 90

orang (43.5%). Sedangkan sampel yang mengkonsumsi rokok sebanyak 1-4

Page 80: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

66

batang dalam satu hari dengan jumlah 68 orang (32.9%). Sementara sampel yang

mengkonsumsi rokok sebanyak > 15 batang dalam satu hari dengan jumlah 49

orang (23.7%). Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi sampel penelitian

berdasarkan sulit tidaknya responden dalam menahan diri untuk tidak merokok

sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Sulit Tidaknya Responden Dalam

Menahan Diri Untuk Tidak Merokok

Kriteria Jumlah Persentase

Sulit 113 54.6%

Tidak Sulit 94 45.4%

Jumlah 207 100%

Berdasarkan sulit tidaknya responden dalam menahan diri untuk tidak

merokok dalam penelitian ini, didominasi oleh responden yang mengaku sulit

untuk menahan diri tidak merokok sebanyak 113 orang (54.6%). Kemudian

responden yang mengaku tidak sulit untuk menahan diri tidak merokok sebanyak

94 orang (45.4%).

4.2. Analisis Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan analisis deksriptif dari perilaku merokok pada remaja.

Adapun skor yang digunakan dalam menganalisis statistik pada penelitian ini

adalah skor murni (t-score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score.

Proses ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antar

skor hasil penelitian dependent variable yang diteliti, dengan demikian semua raw

score pada variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Hal ini dilakukan

dengan mentransformasikan raw score menjadi z-score.

Page 81: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

67

Untuk menjelaskan gambaran umum mengenai deskripsi statistik dari

variabel-variabel yang diteliti, yang dijadikan acuan dalam perhitungan ini adalah

skor mean, median, standar deviasi, minimum, dan maksimum dari independent

variable penelitian. Skor tersebut disajikan dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Distribusi Skor

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Perilaku Merokok 207 33 75 50.00 9.451

Valid N (listwise) 207

Berdasarkan tabel 4.5. skor perilaku merokok memiliki skor terendah yaitu

33, sedangkan skor tertinggi 75 dengan mean 50.00 dan standar deviasi 9.451.

Sementara itu, kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan

individu dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut

suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kategorisasi variabel

berdasarkan tingkatan tinggi dan rendah. Kontinum jenjang yang akan peneliti

gunakan dalam variabel penelitian ini adalah dari rendah ke tinggi. Tabel berikut

menjelaskan variabel perilaku merokok menjadi dua kategori skor, yaitu:

Tabel 4.6.

Norma Skor Real

Kategori Norma Rentang

Tinggi X > Mean +1 SD

Rendah X < Mean -1 SD

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentase

kategori untuk perilaku merokok.

Page 82: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

68

4.2.1. Kategorisasi Skor Perilaku Merokok

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variabel perilaku

merokok yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya, yaitu tinggi dan rendah.

Tabel 4.7.

Kategorisasi Skor Perilaku Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 107 51.7 51.7 51.7

Tinggi 100 48.3 48.3 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.7, ditemukan bahwa 48.3% dari total sampel berada

pada tingkat perilaku merokok yang tinggi dan 51.7% sampel berada pada tingkat

perilaku merokok yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, perilaku merokok yang paling dominan berada pada kategori

rendah.

4.2.2. Kategorisasi Skor Pola Asuh Authoritarian

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi authoritarian

yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.8.

Kategorisasi Skor Authoritarian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 108 52.2 52.2 52.2

Tinggi 99 47.8 47.8 100.0

Total 207 100.0 100.0

Page 83: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

69

Berdasarkan tabel 4.8, ditemukan bahwa 47.8% dari total sampel

mendapat pola asuh authoritarian yang tinggi dan 52.2% sampel mendapat pola

asuh authoritarian yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, pola asuh authoritarian yang paling dominan berada pada

kategori rendah.

4.2.3. Kategorisasi Skor Pola Asuh Authoritative

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi authoritative

yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.9.

Kategorisasi Skor Authoritative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 89 43.0 43.0 43.0

Tinggi 118 57.0 57.0 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.9, ditemukan bahwa 57.0% dari total sampel

mendapat pola asuh authoritative yang tinggi dan 43.0% sampel mendapat pola

asuh authoritative yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, pola asuh authoritative yang paling dominan berada pada

kategori tinggi.

4.2.4. Kategorisasi Skor Pola Asuh Permissive

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi permissive yang

dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Page 84: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

70

Tabel 4.10.

Kategorisasi Skor Permissive

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 107 51.7 51.7 51.7

Tinggi 100 48.3 48.3 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.10, ditemukan bahwa 48.3% dari total sampel

mendapat pola asuh permissive yang tinggi dan 51.7% sampel mendapat pola asuh

permissive yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan sampel yang

diteliti, pola asuh permissive yang paling dominan berada pada kategori rendah.

4.2.5. Kategorisasi Skor Peer Influence

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variabel peer influence

yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.11.

Kategorisasi Skor Peer Influence

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 117 56.5 56.5 56.5

Tinggi 90 43.5 43.5 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.11, ditemukan bahwa 43.5% dari total sampel

memiliki peer influence yang tinggi dan 56.5% sampel memiliki peer influence

yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan sampel yang diteliti,

peer influence yang paling dominan berada pada kategori rendah.

Page 85: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

71

4.2.6. Kategorisasi Skor Kepribadian Ekstraversi

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi ekstraversi yang

dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.12.

Kategorisasi Skor Ekstraversi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 117 56.5 56.5 56.5

Tinggi 90 43.5 43.5 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.12, ditemukan bahwa 43.5% dari total sampel

memiliki kepribadian ekstraversi yang tinggi dan 56.5% sampel memiliki

kepribadian ekstraversi yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, kepribadian ekstraversi yang paling dominan berada pada

kategori rendah.

4.2.7. Kategorisasi Skor Kepribadian Neurotisme

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi neurotisme yang

dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.13.

Kategorisasi Skor Neurotisme

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 100 48.3 48.3 48.3

Tinggi 107 51.7 51.7 100.0

Total 207 100.0 100.0

Page 86: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

72

Berdasarkan tabel 4.13, ditemukan bahwa 51.7% dari total sampel

memiliki kepribadian neurotisme yang tinggi dan 48.3% sampel memiliki

kepribadian neurotisme yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, kepribadian neurotisme yang paling dominan berada pada

kategori tinggi.

4.2.8. Kategorisasi Skor Kepribadian Psikotisme

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran dimensi psikotisme yang

dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu

tinggi dan rendah.

Tabel 4.14.

Kategorisasi Skor Psikotisme

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 113 54.6 54.6 54.6

Tinggi 94 45.4 45.4 100.0

Total 207 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.14, ditemukan bahwa 45.4% dari total sampel

memiliki kepribadian psikotisme yang tinggi dan 54.6% sampel memiliki

kepribadian psikotisme yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

sampel yang diteliti, kepribadian psikotisme yang paling dominan berada pada

kategori rendah.

4.3. Pengujian Hipotesis

Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 17.0. Dalam regresi, terdapat tiga hal yang

harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen

(%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Kedua,

Page 87: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

73

apakah secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Terakhir, memperhatikan signifikan tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen.

4.3.1. Uji Hipotesis Mayor

Uji hipotesis mayor merupakan uji hipotesis untuk menjawab pertanyaan: apakah

ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua, peer influence, dan

kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja.

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

independen. Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15.

Tabel R-Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .418a .174 .145 8.737

a. Predictors: (Constant), PSIKOTISME, AUTHORITATIVE, PEERINFLUENCE,

EKSTRAVERSI, PERMISSIVE, NEUROTISME, AUTHORITARIAN

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai

0,174 atau sebesar 17,4%. Artinya, proporsi varians dari perilaku merokok yang

dijelaskan oleh semua variabel independen adalah sebesar 17,4%, sedangkan

82,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 88: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

74

Langkah kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh

dari keseluruhan variabel independen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.16.

Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3210.143 7 458.592 6.008 .000b

Residual 15189.896 199 76.331

Total 18400.039 206

a. Dependent Variable: PERILAKUMEROKOK

b. Predictors: (Constant), PSIKOTISME, AUTHORITATIVE, PEERINFLUENCE,

EKSTRAVERSI, PERMISSIVE, NEUROTISME, AUTHORITARIAN

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling

kanan adalah 0,000 atau p = 0,000 dengan nilai p < 0,05. Dengan demikian

hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh

variabel independen terhadap perilaku merokok ditolak. Artinya, terdapat

pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua, peer influence, dan

kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-

masing IV. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

merokok pada remaja. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing

variabel independen terhadap perilaku merokok pada remaja dapat dilihat pada

tabel 4.17.

Page 89: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

75

Tabel 4.17.

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 31.397 6.194

5.069 .000

AUTHORITARIAN .015 .083 .014 .175 .861

AUTHORITATIVE -.166 .084 -.161 -1.969 .050

PERMISSIVE .166 .077 .159 2.144 .033

PEERINFLUENCE .170 .069 .170 2.457 .015

EKSTRAVERSI .009 .080 .008 .115 .909

NEUROTISME -.190 .078 -.182 -2.441 .016

PSIKOTISME .369 .089 .331 4.125 .000

a. Dependent Variable: PERILAKUMEROKOK

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.17, dapat diketahui persamaan

regresi sebagai berikut: (*signifikan)

Perilaku merokok = 31.397 + 0.015 authoritarian – 0.166 authoritative* +

0.166 permissive* + 0.170 peer influence* + 0.009

ekstraversi – 0.190 neurotisme* + 0.369 psikotisme*

4.3.2. Uji Hipotesis Minor

Dapat dilihat bahwa koefisien regresi authoritative, permissive, peer influence,

neurotisme, dan psikotisme yang signifikan. Hal ini berarti dari 7 hipotesis minor

terdapat 5 yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh

masing-masing independen variabel adalah sebagai berikut:

Page 90: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

76

1. Dimensi Authoritarian

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .015 dengan signifikansi .861 (sig

> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi authoritarian tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok.

2. Dimensi Authoritative

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.166 dengan signifikansi .050

(sig = 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi authoritative secara

negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok.

Artinya semakin tinggi dimensi authoritative maka semakin rendah

perilaku merokok, begitupun sebalikanya.

3. Dimensi Permissive

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .166 dengan signifikansi .033 (sig

< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi permissive secara positif

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya

semakin tinggi dimensi permissive maka semakin tinggi perilaku

merokok, begitupun sebaliknya.

4. Variabel Peer Influence

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .170 dengan signifikansi .015 (sig

< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel peer influence secara positif

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya

semakin tinggi variabel peer influence maka semakin tinggi perilaku

merokok, begitupun sebaliknya.

Page 91: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

77

5. Dimensi Ekstraversi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .009 dengan signifikansi .909 (sig

> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi ekstraversi tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok.

6. Dimensi Neurotisme

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.190 dengan signifikansi .016

(sig < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi neurotisme secara

negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok.

Artinya semakin tinggi dimensi neurotisme maka semakin rendah perilaku

merokok, begitupun sebaliknya.

7. Dimensi Psikotisme

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .369 dengan signifikansi .000 (sig

< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa dimensi psikotisme secara positif

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya

semakin tinggi dimensi psikotisme maka semakin tinggi perilaku

merokok, begitupun sebaliknya.

Tanda ± hanya menunjukkan arah dan tidak berpengaruh pada penilain,

dengan demikian variabel psikotisme menjadi prediktor terbesar pada perilaku

merokok dengan nilai Beta .331.

4.4. Proporsi Varian

Untuk melihat proporsi varian dari perilaku merokok yang secara keseluruhan

dapat diterapkan pada aspek IV (authoritarian, authoritative, permissive, peer

Page 92: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

78

influence, ekstraversi, neurotisme, psikotisme). Peneliti melakukan uji analisis

regresi berganda menggunakan SPSS 17.0, hasilnya adalah sebagai berikut.

Peneliti menganalisis dampak dari 7 independent variable terhadap

dependent variable. Adapun uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini. Selanjutnya

peneliti menganalisis proporsi varians untuk masing-masing variabel. Pengujian

pada tahapan ini bertujuan untuk melihat signifikan tidaknya penambahan

(incremented) proporsi varians dari setiap IV, yang mana IV tersebut dianalisis

dengan menambahkan satu per satu IV, berikut ini adalah tabel proporsi varian

pada perilaku merokok yaitu:

Tabel 4.18.

Tabel Analisis Proporsi Varian

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Chang

e

1 .025a .001 -.004 9.471 .001 .123 1 205 .726

2 .089b .008 -.002 9.459 .007 1.520 1 204 .219

3 .227c .052 .038 9.271 .044 9.354 1 203 .003

4 .298d .089 .071 9.111 .037 8.219 1 202 .005

5 .318e .101 .079 9.072 .012 2.715 1 201 .101

6 .322f .104 .077 9.080 .003 .661 1 200 .417

7 .418g .174 .145 8.737 .071 17.017 1 199 .000

a. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN

b. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE

c. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE

d. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE

e. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI

f. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI, NEUROTISME

g. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME

Page 93: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

79

Dari tabel 4.18, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Dimensi Authoritarian memberikan sumbangan sebesar 0.1% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F= .123 dan df1= 1, df2= 205.

2. Dimensi Authoritative memberikan sumbangan sebesar 0,7% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F= 1.520 dan df1= 1, df2= 204.

3. Dimensi Permissive memberikan sumbangan sebesar 4.4% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

9.354 dan df1= 1, df2= 203.

4. Variabel Peer Influence memberikan sumbangan sebesar 3.7% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

8.219 dan df1= 1, df2= 202.

5. Dimensi Ekstraversi memberikan sumbangan sebesar 1.2% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F= 2.715 dan df1= 1, df2= 201.

6. Dimensi Neurotisme memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan

F= .661 dan df1= 1, df2= 200.

7. Dimensi Psikotisme memberikan sumbangan sebesar 7.1% dalam varians

perilaku merokok. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F=

17.017 dan df1= 1, df2= 119.

Page 94: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

80

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan,

pembahasan ini meliputi tiga bagian, yaitu kesimpulan, diskusi, dan saran.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian yang telah di lakukan sebelumnya,

maka diperoleh kesimpulan dari penelitian ini bahwa secara keseluruhan, ada

pengaruh yang signifikan dari pola asuh orang tua, peer influence, dan

kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja. Berdasarkan proposi

varians yang telah dihitung, diperoleh hasil bahwa pola asuh orang tua, peer

influence, dan kepribadian memiliki pengaruh sebesar 17,4% terhadap

perilaku merokok pada remaja.

Kemudian, diperoleh hasil bahwa dari tujuh variabel, ternyata hanya

lima variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap perilaku merokok, yaitu

pola asuh authoritative, permissive, peer influence, neurotisme, dan

psikotisme. Prediktor terbesar pada perilaku merokok dalam penelitian ini

adalah psikotisme. Sedangkan pola asuh authoritarian, dan ekstraversi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku merokok pada remaja.

5.2. Diskusi

Pola asuh authoritative secara negatif mempengaruhi secara siginfikan

terhadap perilaku merokok. Artinya semakin tinggi dimensi authoritative

maka semakin rendah perilaku merokok, begitupun sebaliknya. Hal tersebut

Page 95: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

81

diperkuat oleh penelitian Chassin, Presson, Rose, Sherman, Davis, dan

Gonzales (2005) menunjukkan bahwa remaja dengan authoritarian

parenting, authoritative parenting, dan indulgent parenting secara signifkan

lebih kecil kemungkinannya untuk memulai merokok dibandingkan remaja

dengan orang tua yang bercerai (kondisi kurangnya penerimaan dan kontrol

perilaku terhadap anak).

Baumrind (dalam Santrock, 2003), mengungkapkan pola asuh

authoritative cenderung mendorong anak untuk bebas tetapi tetap dalam

batasan yang jelas. Komunikasi verbal dua arah dapat berlangsung dengan

bebas, orang tua cenderung bersikap hangat dan membesarkan hati anak.

Sikap dan tindakan orang tua selalu didasari alasan, mendorong anak untuk

saling membantu dan berbuat secara objektif. Dengan demikian maka jelaslah

bahwa anak yang orang tuanya menerapkan pola asuh authoritative lebih

kecil kemungkinannya untuk merokok, karena adanya aturan dan batasan

yang jelas dari orang tua terhadap anak yang didasari alasan.

Kemudian, pola asuh permissive secara positif mempengaruhi secara

signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya semakin tinggi dimensi

permissive maka semakin tinggi perilaku merokok, begitupun sebaliknya. Hal

tersebut diperkuat oleh penelitian Sanjiwani dan Budisetyani (2014) yang

menyatakan bahwa pola asuh permisif ibu berkontribusi terhadap perilaku

merokok. Nilai positif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan

pola asuh permisif ibu dan perilaku merokok bersifat positif di mana

Page 96: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

82

peningkatan skor pola asuh permisif ibu akan meningkatkan skor perilaku

merokok.

Baumrind (dalam Santrock, 2003) mengungkapkan bahwa pola asuh

permisif-tidak peduli adalah jenis pola orang tua yang sangat tidak ikut

campur dalam kehidupan anak. Sementara pola asuh permisif-memanjakan,

orang tua sangat terlibat terhadap kehidupan anak, namun sedikit menerapkan

aturan dan kontrol pada anak. Pola asuh permisif berkaitan dengan perilaku

sosial remaja yang kurang, terutama kurangnya pengendalian diri dan tidak

bisa menangani kebebasan dengan baik. Teori ini menegaskan bahwa pola

asuh permisif orang tua mendukung kondisi perilaku merokok remaja, yaitu

tidak melakukan teguran dan hukuman atas perilaku tersebut. Kondisi pola

asuh seperti ini membuat remaja kurang memiliki pengendalian diri dan tidak

bisa menangani kebebasan dengan baik sehingga mereka memilih untuk

merokok.

Remaja yang merokok akan diperkuat perilakunya melalui tidak

adanya teguran dan hukuman dari orang tua (Sanjiwani & Budisetyani, 2014).

Kurangnya bimbingan, aturan, dan kontrol pada pola asuh permisif akan

membuat remaja tidak memiliki patokan pasti dalam bertindak. Sehingga

dapat membentuk pandangan bahwa merokok adalah hal yang biasa, bukan

sesuatu yang harus dihindari.

Selanjutnya variabel peer influence secara positif mempengaruhi

secara signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya semakin tinggi variabel

peer influence maka semakin tinggi perilaku merokok, begitupun sebaliknya.

Page 97: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

83

Hal tersebut didukung oleh penelitian Hogan (2002) yang menyatakan bahwa

memiliki teman dekat yang merokok berpengaruh besar pada perilaku remaja

untuk mencoba merokok, sedangkan semakin besar jumlah teman yang

merokok akan semakin besar pula pengaruhnya bagi remaja untuk mencoba

merokok dan menjadi perokok aktif. Melby, Conger, Conger, dan Lorenz

(1993) dalam penelitiannya menemukan bahwa teman sebaya yang

mengkonsumsi rokok secara langsung berhubungan dengan konsumsi rokok

pada remaja.

Kondisi ini disebabkan karena sebagai individu yang sedang dalam

masa perkembangan menjadi remaja, mereka akan sangat dipengaruhi oleh

teman-teman sebayanya yang dapat terlihat dari ide, ekspresi verbal, pakaian,

dan perilaku mereka. Perilaku merokok pada remaja disebabkan karena

mereka meniru perilaku teman sebayanya dan hal itu akan mempengaruhi

remaja lainnya untuk merokok (Hogan, 2002).

Kepribadian neurotisme dan psikotisme juga memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku merokok pada remaja. Dimensi neurotisme

secara negatif mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok.

Artinya semakin tinggi dimensi neurotisme maka semakin rendah perilaku

merokok, begitupun sebaliknya. Sedangkan dimensi psikotisme secara positif

mempengaruhi secara signifikan terhadap perilaku merokok. Artinya semakin

tinggi dimensi psikotisme maka semakin tinggi perilaku merokok, begitupun

sebaliknya.

Page 98: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

84

Cherry dan Kiernan (1976) dalam penelitiannya mengungkapkan

bahwa individu yang memiliki skor neurotisme tinggi lebih mungkin untuk

merokok dibandingkan yang memiliki skor neurotisme rendah. Sementara

berdasarkan hasil uji analisis pada penelitian ini mengungkapkan bahwa

semakin tinggi dimensi neurotisme maka semakin rendah perilaku merokok,

begitupun sebaliknya. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya bisa disebabkan karena perbedaan sampel dan budaya yang

berlaku di tempat pengambilan sampel, selain itu dalam pengisian skala, bisa

terjadi error yang disebabkan kurangnnya pemahaman sampel terhadap item

pernyataan atau perbedaan antara nilai yang terkandung dalam setiap

pernyataan dengan nilai yang ada pada sampel.

Penelitian yang dilakukan oleh Arai, Hosokawa, Fukao, Izumi, dan

Hisamichi (1997) menemukan bahwa mayoritas orang yang baru merokok

dan mantan perokok baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kepribadian

extraversi dan psikotisme dibandingkan yang tidak merokok. Sedangkan

mayoritas perokok berat memiliki kepribadian psikotisme dibandingkan

perokok ringan. Sementara mayoritas orang yang mulai merokok ketika

masih di bawah umur, memiliki kepribadian psikotisme dibandingkan orang

yang mulai merokok pada usia yang sudah dilegalkan secara hukum.

Alwisol (2009) mengungkapkan orang yang memiliki kepribadian

psikotisme cenderung agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif,

antisosial, tak empatik, kreatif, dan keras hati. Ketika seseorang memiliki

skor kepribadian psikotisme yang tinggi bukan berarti mereka psikotik,

Page 99: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

85

namun mereka memiliki peluang untuk mengidap stress dan mengembangkan

gangguan psikotik. Sementara menurut Tomkins (1966) merokok bertujuan

untuk mengurangi perasaan negatif atau menginginkan pengalaman positif,

sebagai relaksasi, untuk mendapatkan positive affect of enjoyment, meredakan

stress, rasa takut, rasa malu, rasa kesal, atau seluruh perasaan tersebut. Karena

orang dengan kepribadian psikotisme memiliki kecenderungan sifat yang

seperti disebutkan di atas dan memiliki peluang untuk mengidap stress,

sementara tujuan merokok salah satunya untuk relaksasi dan meredakan

stress, sehingga terdapat pengaruh yang nyata antara semakin tinggi skor

kepribadian psikotisme maka akan semakin tinggi pula perilaku merokok

pada remaja.

Sementara, pola asuh authoritarian dan kepribadian ekstraversi tidak

signifikan secara perhitungan statistik. Hasil penelitian Chassin, Presson,

Rose, Sherman, Davis, dan Gonzales (2005) menunjukkan bahwa remaja

dengan authoritarian parenting, authoritative parenting, dan indulgent

parenting secara signifkan lebih kecil kemungkinannya untuk memulai

merokok dibandingkan remaja dengan orang tua yang bercerai (kondisi

kurangnya penerimaan dan kontrol perilaku terhadap anak). Sementara dalam

penelitian ini pola asuh authoritarian tidak signifikan secara perhitungan

statistik. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena perbedaan

sampel, yang berkaitan dengan pemahaman sampel terhadap item-item

pernyataan yang diresponnya dan kepekaan sampel terhadap perlakuan orang

tua terhadapnya.

Page 100: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

86

Arai, Hosokawa, Fukao, Izumi, dan Hisamichi (1997) menemukan

bahwa mayoritas orang yang baru merokok dan mantan perokok baik laki-

laki maupun perempuan, memiliki kepribadian extraversi dan psikotisme

dibandingkan yang tidak merokok. Sementara dalam penelitian ini

kepribadian ekstraversi tidak signifikan secara perhitungan statistik.

Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena perbedaan sampel,

yaitu sampel yang diambil peneliti bersifat homogen yakni seluruhnya

berjenis kelamin laki-laki.

5.3. Saran

Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan,

sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Dengan demikian peneliti

memberikan saran teoritis dan praktis untuk peneliti lain yang akan meneliti

fenomena yang sama, sebagai bahan pertimbangan.

5.3.1. Saran Teoritis

Peneliti mengajukan beberapa saran berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan.

1. Hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, menunjukkan

bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, peer

influence, dan kepribadian. Sementara masih ada variabel lain di

luar penelitian ini yang mempengaruhi perilaku merokok. Oleh

sebab itu, bagi yang akan meneliti lebih lanjut tentang perilaku

merokok pada remaja, bisa menambahkan konstruk variabel lain

Page 101: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

87

seperti pengaruh media, lingkungan sosial, life style, stres, orang tua

yang merokok, dan harga diri.

2. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan sampel yang lebih besar

dan wilayah yang berbeda, atau meneliti perilaku merokok remaja

yang tidak sekolah/putus sekolah. Dengan demikian akan semakin

terlihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada

remaja, sehingga dapat diambil solusi yang dapat membebaskan

generasi penerus bangsa dari asap rokok.

5.3.2. Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, pola asuh permisif, peer influence,

neurotisme, dan psikotisme berkontribusi terhadap perilaku merokok

pada remaja, maka hal tersebut dapat menjadi masukan bagi orang tua

agar menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak, tidak mengabaikan

atau terlalu memanjakannya, orang tua sebaiknya lebih meningkatkan

kontrol terhadap perilaku remaja dan dapat membimbing remaja dalam

berperilaku sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku tanpa

menghilangkan kehangatan dalam keluarga. Untuk remaja, agar

memilih pergaulan yang memiliki kegiatan yang positif, seperti

kelompok belajar dan remaja masjid yang bebas asap rokok.

Page 102: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

88

DAFTAR PUSTAKA

Aby. (2012). 45 persen pelajar sudah merokok. Diunduh tanggal 24 Februari 2015

dari http://poskotanews.com/2012/08/29/45-persen-pelajar-sudah-

merokok/

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian, edisi revisi. Malang: UMM Press.

Arai, Y., Hosokawa, T., Fukao, A., Izumi, Y., & Hisamichi, S. (1997). Smoking

behavior and personality: A population-based study in Japan. Addiction. 92

(8), 1023-1033.

Buri, J. R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal of Personality

Assessment. 57 (1), 110-119.

Chassin, L., Presson, C. C., Rose, J., Sherman, S. J., Davis, M. J., & Gonzales, J.L.

(2005). Parenting style and smoking-specific parenting practices as

predictors of adolescent smoking onset. Journal of Pediactric Psychology.

30 (4), 333-344.

Chassin, L., Presson, C.C., Sherman, S. J., Montello, D., & McGrew, J. (1986).

Changes in peer and parent influence during adolescence: Longitudinal

versus cross-sectional perspectives on smoking initiation. Developmental

Psychology. 22 (3), 327-334.

Cherry, N., & Kiernan, K. (1976). Personality scores and smoking behavior: A

longitudinal study. Brit. J. Prev. Soc. 30, 123-131.

Cohen, D. A., Richardson, J., & LaBree, L. (1994). Parenting behaviors and the

onset of smoking and alcohol use: A longitudinal study. Pediatrics. 94, 368-

375.

Darling, N. & Toyokawa, T. (1997). Construction and validation of the parenting

style inventory II (PSI-II). The Pennsylvania State University.

Darling, N. (1999). Parenting style and its correlate. US. Departement of

Education: ERIC Digest.

Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2010). Abnormal psychology, 9thed.

Jakarta: Rajawali Press.

Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori kepribadian, 7thed. Jakarta: Salemba

Humanika.

Francis, L. J., Brown, L. B., & Philipchalk, R. (1989). The development of an

abbreviated form of the revised Eysenck personality questionnaire (EPQR-

Page 103: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

89

A): Its use among students in England, Canada, the U.S.A, and Australia.

Person. Individ. Diff. 13 (4), 443-449.

Glover, E. D., Nilsson, F., Westin, A., Glover, P. N., Laflin, M. T., & Persson, B.

(2005). Developmental history of the glover-nilsson smoking behavioral

questionnaire. American Journal of Health Behavior. 29 (5), 443-455.

Griffin K. W., Botvin G. J., Doyle, M. M., Diaz, T., & Epstein, J. A. (1999). A six-

year follow-up study of determinants of heavy cigarette smoking among

high-school seniors. Journal of Behavioral Medicine. 22 (3), 271-284.

Harakeh, Z., Scholte, R. H. J., Vermulst, Ad. A., Vries, H. D., & Engels, R. C. M.

E. (2004). Parental factors and adolescents’ smoking behavior: An

extension of the theory of planned behavior. Preventive Medicine. 39, 951-

961.

Harakeh, Z., Scholte, R. H. J., Vermulst, Ad. A., Vries, H. D., & Engels, R. C. M.

E. (2010). The relations between parents’ smoking, general parenting,

parental smoking communication, and adolescents’ smoking. Journal of

Research on Adolescence. 20 (1), 140–165. doi: 10.1111/j.1532-

7795.2009.00626.x.

Hasnida, & Kemala, I. (2005). Hubungan antara stres dan perilaku merokok pada

remaja laki-laki. Psikologia. 1 (2), 105-111.

Hogan, C. J. (2002). Environmental factors that predict adolescent smoking

behavior: The influence of parent, peer, and sibling smoking. Disertasi

Doktor pada Virginia Commonwealth University.

Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan, 5th ed. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, D. & Helmi, A. F. (2009). Faktor-faktor penyebab perilaku

merokok pada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Kopko, K. (2007). Parenting style and adolescent. Cornell University Agricultural

Experiment Station (Hatch funds) and Cornell Cooperative Extension

(Smith Lever funds).

Kusumawardani, N. (2012). Masalah rokok di Indonesia. Diunduh tanggal 5

Februari 2015 dari http://tcsc-indonesia.org/wp-

content/uploads/2012/10/Masalah-Rokok-di-Indonesia.pdf

Larsen, R. J., & Buss, D. M. (2002). Personality psychology: Domain of knowledge

about human nature. New York: McGraw-Hill.

Li, M. D., Cheng, R., Ma, J. Z., & Swan, G. E. (2003). A meta-analysis of estimated

genetic and environmental effects on smoking behavior in male and female

Page 104: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

90

adult twins. Society for the study of addiction to alcohol and other drugs.

Addiction. 98, 23–31.

Martin, G., & Pear, J. (2007). Behavior modification: What it is and how to do it.

New Jesrey: Prentice Hall.

Melby, J. N., Conger, R. D., Conger, K. J., & Lorenz, F. O., (1993). Effect of

parental behavior on tobacco use by young male adolescents. Journal of

Marriage and The Family. 55, 439-454.

Nasution, I. K. (2008). Perilaku merokok pada remaja. USU Repository. 1-22.

Ormrod, J. E. (2009). Psikologi pendidikan, 6thed. Jakarta: Erlangga.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human development, 10thed.

Perkembangan manusia, buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Roosmalen., E. H. V., & McDaniel, S. A. (1989). Peer group influence as a fator in

smoking behavior of adolescents. Adolescence. 24 (96), 801-816.

Sanjiwani, N. L. P. Y., & Budisetyani, I. G. A. P. W. (2014). Pola asuh permisif ibu

dan perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA Negeri 1 Semapura.

Jurnal Psikologi Udayana. 1 (2), 344-352.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence, edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak, 11thed. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E. P. (2006). Health psychology: Biopsychososial interactions, 5thed.

USA: John Wiley dan Sons.

Stickney, S. R., & Black, D. R. (2008). Physical self-perception, body dysmorphic

disorder, and smoking behavior. American Journal of Health Behavior. 32

(3), 295-304.

Tomkins, S. S. (1966). Psychological model for smoking behavior. Public Health

Research Career Award from The National Institute of Mental Health. 56

(12), 17-20.

Tyas, S. L., & Pederson, L. L. (1998). Psychosocial factors related to adolescent

smoking: A critical review of the literature. Tobacco Control. 7, 409–420.

Uddin, M. K., Islam, M. T., & Asaduzzaman, M. (2012). Perceived stress and self-

esteem as significant predictors of cigarette smoking behavior of

Bangladeshi male adults. Journal of Behavioural Sciences. 22 (2), 26-38.

Zolinowski, W. (2012). Smoking behavior and its correlates: Personality, self-

esteem, self-efficacy, and coping strategies. Psychology Thesis: Department

of Psychology DBS School of Arts.

Page 105: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Page 106: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Page 107: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

1

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat,

Saya Abdul Gandi Pamungkas, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir

Strata 1 (S1). Peneliti mengharapkan kesediaan Anda untuk dapat berpartisipasi dalam

penelitian ini.

Dalam hal ini tidak ada penilaian baik dan buruk, juga tidak ada jawaban benar atau

salah. Adapun data yang Anda berikan akan dijaga kerahasiannya. Atas perhatian dan bantuan

Anda, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Maret 2015

Abdul Gandi Pamungkas

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini. (Mohon mengisi data berikut ini dengan lengkap).

Nama/Inisial : __________________________________________________

Usia : __________________________________________________

Jenis kelamin : __________________________________________________

Kelas : __________________________________________________

Page 108: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

2

INSTRUKSI

Berikan tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan kondisi Anda.

1. Apakah Anda merokok/pernah merokok?

a. Ya

b. Tidak

2. Sudah berapa lama Anda merokok?

a. < 1 bulan

b. 2-12 bulan

c. > 1 tahun

3. Berapa rata-rata rokok yang Anda habiskan dalam satu hari?

a. 1-4 batang rokok

b. 5-14 batang rokok

c. > 15 batang rokok

4. Apakah Anda merasa sulit menahan diri untuk tidak merokok?

a. Ya

b. Tidak

Page 109: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

3

PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

Berilah jawaban terhadap pernyataan berikut, yang paling sesuai dengan diri Anda dengan

cara memberi tanda ✓(check list) di kolom yang tersedia.

Contoh:

No Pernyataan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Saya mematuhi aturan sekolah ✓

Jika Anda menceklis jawaban SANGAT SETUJU pada kolom respon, berarti Anda sangat

menyetujui pernyataan tersebut dan sesuai dengan diri Anda. Selamat mengerjakan!

SKALA 1

No Pernyataan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju Sangat

Setuju

1 Merokok adalah hal yang penting untuk saya

2 Saya memegang dan memainkan rokok sebagai

bagian dari aktivitas merokok

No Pernyataan Sangat

Jarang

Jarang Sering Sangat

Sering

3 Saya memakan sesuatu untuk mengalihkan

kebiasaan merokok

4 Saya menjadikan rokok sebagai hadiah pada diri

sendiri, ketika telah berhasil menyelesaikan tugas

5 Jika sedang tidak merokok, saya merasa sulit

konsentrasi ketika akan mengerjakan tugas

6 Jika berada di tempat yang dilarang merokok, saya

memainkan kotak rokok untuk mengalihkan

perhatian

7 Berada pada situasi tertentu, misalnya di kursi

favorit, sofa, ruangan, dan mobil, bisa menimbulkan

keinginan saya untuk merokok

8 Saya menyalakan rokok tanpa sadar

9 Saya meletakkan rokok yang tidak dinyalakan, atau

benda lainnya seperti pulpen, tusuk gigi, dan

permen karet di mulut untuk meredakan rasa tegang

dan stres

10 Rasa senang saya muncul sejak pertama kali

menyalakan rokok

11 Saat memegang rokok, saya lebih aman dan percaya

diri ketika sedang sendirian di restoran, terminal,

atau pesta

Page 110: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

4

SKALA 2

No Pernyataan Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai

Sesuai Sangat

Sesuai

1 Orang tua mengharuskan saya untuk mematuhi

aturan yang ia terapkan meskipun saya tidak

menyetujuinya, karena menurut mereka hal itu demi

kebaikan saya.

2 Setiap kali orang tua meminta saya untuk

melakukan sesuatu, mereka mengharapkan saya

segera melakukannya tanpa banyak bertanya.

3 Orang tua saya tidak mengizinkan saya untuk

menanyakan setiap aturan dan keputusan yang telah

mereka buat.

4 Orang tua memberikan hukuman jika saya tidak

berperilaku sesuai yang mereka harapkan.

5 Menurut orang tua saya, orang tua yang bijaksana

harus mengajarkan anak-anaknya sejak kecil bahwa

orang tua adalah pemimpin dalam keluarga yang

harus dipatuhi.

6 Orang tua kecewa ketika saya tidak setuju dengan

apa yang mereka inginkan.

7 Orangtua mengungkapkan perilaku apa yang

mereka harapkan dari saya, dan ketika saya tidak

dapat memenuhi harapan mereka, mereka akan

memberikan hukuman.

8 Orangtua merasa bahwa paksaan penting, agar anak-

anak bersikap sesuai dengan apa yang mereka

inginkan.

9 Orang tua mengungkapkan keinginan dan

harapannya terhadap saya.

10 Saya paham apa yang orang tua harapkan dan

mereka sangat berharap saya dapat menjadi seperti

apa yang mereka harapkan.

11 Orang tua saya mengajak anak-anaknya berdiskusi

dalam menerapkan aturan-aturan untuk kami.

12 Orang tua memahami ketika saya tidak menyetujui

aturan yang diterapkan mereka.

13 Orang tua mengarahkan dalam setiap pengambilan

keputusan dan kegiatan anak-anaknya.

14 Saya mengetahui apa yang orang tua harapkan,

namun ketika saya merasa bahwa harapan tersebut

tidak sesuai, saya dapat mendiskusikan hal itu

dengan mereka.

15 Orang tua saya selalu memberikan arahan dan

pandangan yang masuk akal dan adil pada anaknya.

16 Orangtua mempertimbangkan pendapat dari anak-

anaknya ketika membuat keputusan dalam keluarga,

namun mereka tidak akan memutuskan sesuatu

hanya karena keinginan anak-anaknya.

17 Orangtua saya membuat aturan di rumah, namun

mereka menyesuaikan aturan tersebut dengan

kebutuhan setiap anak dalam keluarga.

Page 111: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

5

18 Orangtua memberikan arahan dalam kegiatan saya

dan mereka berharap saya mengikutinya, namun

mereka mau mendengarkan dan mendiskusikan

keinginan saya.

19 Orang tua memberikan arahan terhadap perilaku dan

aktivitas saya, namun mereka juga memahami

ketika saya tidak sepaham dengan mereka.

20 Jika orang tua membuat keputusan di dalam

keluarga yang menyakiti saya, mereka bersedia

membicarakan keputusan tersebut dengan saya dan

mengakui jika mereka membuat kesalahan.

21 Orang tua membebaskan saya untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan keinginan saya.

22 Orang tua membebaskan saya untuk melakukan apa

yang saya inginkan.

23 Orang tua saya tidak merasa bahwa anak-anaknya

perlu mematuhi aturan.

24 Orang tua memberikan arahan dan bimbingan

terhadap perilaku saya.

25 Ketika memutuskan sesuatu, orang tua saya selalu

memutuskan sesuai dengan keinginan anak-

anaknya.

26 Orang tua saya merasa bahwa sebagian besar

masalah dalam masyarakat akan terpecahkan jika

orang tua tidak membatasi kegiatan, keputusan, dan

keinginan anak-anaknya.

27 Orangtua membebaskan saya untuk memutuskan

banyak hal dalam hidup tanpa banyak arahan dari

mereka.

28 Orang tua tidak melihat dirinya sebagai sosok yang

bertanggung jawab untuk memimpin dan

membimbing perilaku saya karena mereka

menganggap saya sudah dewasa.

29 Orangtua membebaskan untuk membentuk sudut

pandang saya sendiri dalam melihat masalah

keluarga dan memungkinkan saya untuk

memutuskan sendiri apa yang saya akan lakukan.

30 Orang tua saya tidak memberikan arahan dan saran

mengenai perilaku, aktivitas, dan minat pada anak-

anaknya.

Page 112: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6

SKALA 3

No Pernyataan Sangat

Jarang

Jarang Sering Sangat

Sering

1 Saya mengikuti apa yang sahabat saya lakukan

2 Saya melakukan suatu tindakan ketika sahabat juga

melakukannya

3 Saya melakukan suatu tindakan karena diajak oleh

sahabat

4 Saya melakukan suatu tindakan karena ingin

mengimbangi sahabat

5 Saya mengikuti ajakan teman-teman dekat untuk

melakukan suatu hal

6 Saya melakukan suatu tindakan agar tidak diejek

oleh teman-teman dekat

7 Saya melakukan suatu tindakan agar dapat lebih

dekat dengan teman-teman

8 Saya melakukan suatu tindakan sebagai bentuk

solidaritas terhadap teman-teman

9 Ketika teman-teman satu geng melakukan suatu hal,

saya ikut melakukannya

10 Teman-teman geng mengejek jika saya tidak

mengikuti apa yang mereka lakukan

11 Saya melakukan suatu tindakan agar lebih diterima

oleh teman-teman geng

12 Saya mengikuti aturan yang ada diantara teman-

teman geng

13 Saya mengambil suatu tindakan karena pengaruh

pasangan

14 Saya melakukan sesuatu karena pasangan menyukai

hal tersebut

15 Saya melakukan suatu tindakan ketika pasangan

juga melakukannya

16 Saya melakukan sesuatu agar lebih dekat dengan

pasangan

Page 113: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7

SKALA 4

No Pernyataan Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai

Sesuai Sangat

Sesuai

1 Saya termasuk orang yang banyak bicara

2 Saya orang yang penuh semangat

3 Saya tetap dapat merasa senang di acara yang

sedikit membosankan

4 Saya senang untuk menyendiri ketika berada di

suatu acara

5 Saya memilih diam ketika bersama orang lain

6 Orang lain memandang saya sebagai pribadi yang

merasa senang dalam menjalani hidup

7 Mood saya mudah naik dan turun

8 Saya mudah merasa bosan

9 Saya orang yang mudah gugup

10 Saya mudah khawatir

11 Saya mudah merasa gugup

12 Saya mudah merasa kesepian

13 Memiliki hutang membuat saya khawatir

14 Meskipun tahu rokok memiliki efek berbahaya, saya

tetap merokok

15 Saya lebih nyaman untuk mengikuti keinginan diri

sendiri dibandingkan mengikuti aturan

16 Pernikahan adalah sesuatu yang kuno dan saya tidak

ingin melakukannya

17 Saya khawatir ketika membuat kesalahan dalam

mengerjakan tugas

18 Saya lebih memilih mengikuti norma sosial

dibandingkan keinginan diri sendiri

Page 114: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

SYNTAX DAN PATH DIAGRAM

1. Perilaku Merokok

UJI VALIDITAS PERILAKU MEROKOK DA NI=11 NO=207 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 PM SY FI=PERILAKUMEROKOK.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11/ MO NX=11 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK PERILAKU MEROKOK FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 FR TD 2 1 TD 6 2 TD 5 1 TD 8 6 TD 9 7 TD 9 1 TD 10 4 TD 3 1 TD 6 1 TD 7 6 TD 11 10 FR TD 8 7 TD 9 8 TD 10 9 TD 6 5 TD 11 7 TD 11 2 TD 7 3 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

2. Dimensi Authoritarian

UJI VALIDITAS AUTHORITARIAN DA NI=10 NO=207 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 PM SY FI=AUTHORITARIAN.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK AUTHORITARIAN FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 2 1 TD 10 5 TD 10 9 TD 10 6 TD 3 2 TD 9 3 TD 5 2 TD 4 3 TD 6 5 TD 8 6 FR TD 5 1 TD 7 1 TD 3 1 TD 6 3 TD 10 2 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

I TEM110.69

I TEM29.43

I TEM310.17

I TEM49.75

I TEM510.07

I TEM611.04

I TEM77.32

I TEM810.17

I TEM910.29

I TEM107.18

I TEM115.25

PERILAKU 0.00

Chi-Square=35.74, df=26, P-value=0.09647, RMSEA=0.043

12.94

12.12

-4.37

10.18

12.29

6.69

14.82

9.10

0.18

13.97

14.41

Page 115: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

3. Dimensi Authoritative

UJI VALIDITAS AUTHORITATIVE DA NI=10 NO=207 MA=KM LA ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 PM SY FI=AUTHORITATIVE.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK AUTHORITATIVE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 8 3 TD 5 3 TD 8 7 TD 7 4 TD 9 8 TD 8 5 TD 10 5 TD 7 2 TD 10 8 TD 3 1 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

ITEM110.05

ITEM29.91

ITEM36.91

ITEM48.13

ITEM510.07

ITEM67.06

ITEM79.24

ITEM88.46

ITEM99.48

ITEM1010.62

AUTHORIT 0.00

Chi-Square=30.87, df=20, P-value=0.05688, RMSEA=0.051

5.73

5.92

9.29

11.03

4.20

10.20

9.42

10.01

7.27

0.43

ITEM119.13

ITEM129.02

ITEM139.55

ITEM147.63

ITEM1510.10

ITEM168.70

ITEM179.97

ITEM189.54

ITEM198.60

ITEM208.22

AUTHORIT 0.00

Chi-Square=37.09, df=25, P-value=0.05655, RMSEA=0.048

8.97

9.63

7.73

12.46

3.69

10.55

4.41

8.79

10.65

11.41

Page 116: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

4. Dimensi Permissive

UJI VALIDITAS PERMISSIVE DA NI=10 NO=207 MA=KM LA ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 PM SY FI=PERMISSIVE.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK PERMISSIVE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 2 1 TD 10 4 TD 8 4 TD 6 1 TD 9 2 TD 10 3 TD 4 3 TD 8 1 TD 5 2 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

5. Peer Influence

UJI VALIDITAS PEER INFLUENCE DA NI=16 NO=207 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 PM SY FI=PEERINFLUENCE.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16/ MO NX=16 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK PEER INFLUENCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12

TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX

13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 FR TD 16 14 TD 2 1 TD 5 4 TD 13 7 TD 16 15 TD 15 14 TD 14 10 TD 12 10 TD 9 7 TD 9 2 TD 5 3

TD 8 7 TD 8 3 TD 4 3 TD 15 12 TD 5 2 FR TD 4 1 TD 11 2 TD 11 10 TD 15 1 TD 13 5 TD 7 6 TD 13 6 TD 10 6 TD 12 11 TD 16 4 TD 10 1

TD 8 1 TD 16 8 TD 16 13 TD 15 8 FR TD 15 13 TD 10 8 TD 14 13 TD 9 8 TD 8 2 TD 3 2 TD 3 1 TD 5 1 TD 14 12 TD 12 3 TD 15 3 TD

15 5 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

ITEM219.96

ITEM229.55

ITEM239.21

ITEM249.92

ITEM259.27

ITEM268.72

ITEM275.88

ITEM289.17

ITEM299.35

ITEM309.80

PERMISSI 0.00

Chi-Square=38.14, df=26, P-value=0.05872, RMSEA=0.048

6.58

7.82

8.46

5.12

8.31

10.06

13.74

8.81

8.01

5.33

Page 117: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

6. Dimensi Ekstraversi

UJI VALIDITAS EKSTRAVERSI DA NI=6 NO=207 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 PM SY FI=EKSTRAVERSI.COR SE 1 2 3 4 5 6/ MO NX=6 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK EKSTRAVERSI FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 5 4 TD 2 1 TD 6 4 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

ITEM110.53

ITEM210.84

ITEM310.19

ITEM49.06

ITEM510.35

ITEM67.77

ITEM79.86

ITEM811.38

ITEM910.15

ITEM1010.60

ITEM119.38

ITEM128.54

ITEM138.09

ITEM149.43

ITEM1510.69

ITEM1610.43

PEER 0.00

Chi-Square=74.12, df=61, P-value=0.12066, RMSEA=0.032

3.83

6.19

7.09

11.88

8.80

12.05

9.95

5.51

8.81

6.62

9.85

12.19

11.28

8.67

7.41

6.09

ITEM16.80

ITEM29.80

ITEM30.02

ITEM410.00

ITEM59.67

ITEM610.13

EKSTRAVE 0.00

Chi-Square=9.10, df=6, P-value=0.16825, RMSEA=0.050

6.38

4.25

8.24

-3.68

-4.51

2.34

Page 118: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Dimensi Neurotisme

UJI VALIDITAS NEUROTISME DA NI=6 NO=207 MA=KM LA ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 PM SY FI=NEUROTISME.COR SE 1 2 3 4 5 6/ MO NX=6 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK NEUROTISME FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 5 2 TD 2 1 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

8. Dimensi Psikotisme

UJI VALIDITAS PSIKOTISME DA NI=6 NO=207 MA=KM LA ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 PM SY FI=PSIKOTISME.COR SE 1 2 3 4 5 6/ MO NX=6 NK=1 PH=ST TD=SY,FI LK PSIKOTISME FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 4 2 TD 6 2 TD 5 1 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

ITEM79.82

ITEM86.82

ITEM99.95

ITEM109.91

ITEM113.24

ITEM1210.07

NEUROTIS 0.00

Chi-Square=11.88, df=7, P-value=0.10450, RMSEA=0.058

6.38

10.89

11.18

11.32

15.66

10.68

Page 119: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

ITEM139.74

ITEM144.71

ITEM158.45

ITEM169.82

ITEM176.91

ITEM188.05

PSIKOTIS 0.00

Chi-Square=4.32, df=6, P-value=0.63292, RMSEA=0.000

4.41

9.67

8.31

2.80

9.47

6.15

Page 120: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

OUTPUT REGRESI

Tabel R-Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .418a .174 .145 8.737

a. Predictors: (Constant), PSIKOTISME, AUTHORITATIVE, PEERINFLUENCE,

EKSTRAVERSI, PERMISSIVE, NEUROTISME, AUTHORITARIAN

Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 3210.143 7 458.592 6.008 .000b

Residual 15189.896 199 76.331

Total 18400.039 206

a. Dependent Variable: PERILAKUMEROKOK

b. Predictors: (Constant), PSIKOTISME, AUTHORITATIVE, PEERINFLUENCE,

EKSTRAVERSI, PERMISSIVE, NEUROTISME, AUTHORITARIAN

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 31.397 6.194

5.069 .000

AUTHORITARIAN .015 .083 .014 .175 .861

AUTHORITATIVE -.166 .084 -.161 -1.969 .050

PERMISSIVE .166 .077 .159 2.144 .033

PEERINFLUENCE .170 .069 .170 2.457 .015

EKSTRAVERSI .009 .080 .008 .115 .909

NEUROTISME -.190 .078 -.182 -2.441 .016

PSIKOTISME .369 .089 .331 4.125 .000

a. Dependent Variable: PERILAKUMEROKOK

Page 121: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

OUTPUT PENNGUJIAN PROPORSI VARIANS MASING-MASING IV

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Chang

e

1 .025a .001 -.004 9.471 .001 .123 1 205 .726

2 .089b .008 -.002 9.459 .007 1.520 1 204 .219

3 .227c .052 .038 9.271 .044 9.354 1 203 .003

4 .298d .089 .071 9.111 .037 8.219 1 202 .005

5 .318e .101 .079 9.072 .012 2.715 1 201 .101

6 .322f .104 .077 9.080 .003 .661 1 200 .417

7 .418g .174 .145 8.737 .071 17.017 1 199 .000

a. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN

b. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE

c. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE

d. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE

e. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI

f. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI, NEUROTISME

g. Predictors: (Constant), AUTHORITARIAN, AUTHORITATIVE, PERMISSIVE,

PEERINFLUENCE, EKSTRAVERSI, NEUROTISME, PSIKOTISME

OUTPUT DISTRIBUSI SKOR VARIABEL DEVENDEN

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Perilaku Merokok 207 33 75 50.00 9.451

Valid N (listwise) 207

Norma Skor Real

Kategori Norma Rentang

Tinggi X > Mean +1 SD

Rendah X < Mean -1 SD

Page 122: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

OUTPUT KATEGORISASI SKOR VARIABEL

Kategorisasi Skor Perilaku Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 107 51.7 51.7 51.7

Tinggi 100 48.3 48.3 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Authoritarian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 108 52.2 52.2 52.2

Tinggi 99 47.8 47.8 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Authoritative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 89 43.0 43.0 43.0

Tinggi 118 57.0 57.0 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Permissive

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 107 51.7 51.7 51.7

Tinggi 100 48.3 48.3 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Peer Influence

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 117 56.5 56.5 56.5

Tinggi 90 43.5 43.5 100.0

Total 207 100.0 100.0

Page 123: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, PEER INFLUENCE, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38606/2/ABDUL... · kuasa dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Kategorisasi Skor Ekstraversi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 117 56.5 56.5 56.5

Tinggi 90 43.5 43.5 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Neurotisme

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 100 48.3 48.3 48.3

Tinggi 107 51.7 51.7 100.0

Total 207 100.0 100.0

Kategorisasi Skor Psikotisme

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 113 54.6 54.6 54.6

Tinggi 94 45.4 45.4 100.0

Total 207 100.0 100.0