82
28 28 PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI OLEH INDO ACO NIM 105710219615 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

28

28

PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

OLEH

INDO ACO

NIM 105710219615

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

i

i

PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH MINIMUM PROVINSI TERHADAP PENYERAPAN

TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

INDO ACO

105710219615

Di ajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Penelitian pada Program

Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2020

Page 3: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

ii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah “Pengaruh Pertumbuhan Industri Pengolahan dan Upah

Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di

Provinsi Sulawesi Selatan” ini kupersembahkan kepada kepada kedua

orangtuaku yang tercinta ayahanda “Tangngi dan Ibunda Tahira” yang selalu

memberikan kasih sayang, doa serta dukungannya unutk semangat

menyelesaikan skripsi ini. Juga unutk saudara serta seluruh keluarga besar dan

teman-temanyang selalu memberikan dukungannya.

MOTTO HIDUP

“Untuk menjadi sukses bukanlah hal yang instan. Sukses butuh yang namanya

usaha. Setiap usaha kecil yang dilakukan harus dengan sepenuh hati, dan

jangan pernah berhenti untuk melakukan usaha tersebut sebelum kamu

mencapai tujuanmu”

Page 4: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

iii

Page 5: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

iv

Page 6: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

v

Page 7: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

vi

ABSTRAK

INDO ACO. 2020. Pengaruh Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan dan Upah

Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Di

Provinsi Sulawesi Selatan. Di bimbing oleh Abd. Rahman Rahim dan Ismail

Rasulong

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif yaitu merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan industry

pengolahan, dan upah minimum provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industri di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun populasi seluruh data time

series (data deretan waktu) dari pengolahan industri dan upah minimum provinsi

(variabel independent), serta penyerapan tenaga kerja sektor industri (variabel

dependent) periode 2010-2018 sedangkan sampel yang digunakan yaitu seluruh

data dari pengolahan industri Industri dan Upah minimum provinsi (variabel

independen) serta Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri (variabel dependen)

lima tahun terakhir yaitu periode 2010-2018 Berdasarkan hasil penelitian dan

analisis regresi berganda maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sektor

pengolahan industri berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja

industri dengan nilai (0,038 < 0,05) dan hasil dari T Hitung menunjukkan adanya

pengaruh positif, yang artinya industry pengolahan (X1) berpengaruh secara

signifikan terhadap Penyerapan tenaga kerja industry pengolahan (Y) di Sulawesi

Selatan. Dengan Demikian H1 dalam penelitian ini diterima sedangkan Upah

Minimum Provinsi (UMP) tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan

tenaga kerja industry pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan terbukti dengan

nilai signifikansi pada uji coefficients (0,175< 0,05) dan nilai konstanta negative (-

1,190) menyatakan bahwa Upah Minimun Provinsi Berpengaruh negative

terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian H2 dalam Penelitian ini

ditolak.

Kata Kunci: Pengolahan Industri, Upah Minimum Provinsi, Penyerapan Tenaga

Kerja

Page 8: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

vii

ABSTRACT

INDO ACO. 2020. Effect of Growth Rate of Processing Industry and Minimum

Wages of Provinces on the Absorption of Industrial Sector Workers in South

Sulawesi Province. Guided by Abd. Rahman Rahim and Ismail Rasulong

This type of research uses quantitative research which is a study that aims

to determine the effect of the growth rate of the processing industry, and the

provincial minimum wage on employment in the industrial sector in South

Sulawesi Province. The population of all time series data (time series data) from

industrial processing and provincial minimum wages (independent variable), and

the absorption of industrial sector workers (dependent variable) period 2010-2018

while the sample used is all data from industrial processing industry and wages

provincial minimum (independent variable) as well as Industrial Employment

Absorption (the dependent variable) in the last five years, namely the 2010-2018

period. Based on the results of research and multiple regression analysis, the

conclusion of this study is that the industrial processing sector has a significant

effect on the absorption of industrial labor with a value ( 0.038 <0.05) and the

results of the T Count indicate a positive influence, which means the processing

industry (X1) has a significant effect on the absorption of the manufacturing

industry (Y) in South Sulawesi. Thus H1 in this study was accepted while the

Provincial Minimum Wage (UMP) had no significant effect on the absorption of

the processing industry workforce in South Sulawesi Province as evidenced by

the significance value in the coefficients test (0.175 <0.05) and the negative

constant value (-1,190) states that the Provincial Minimum Wage has a negative

effect on employment. Thus H2 in this study was rejected.

Keywords: Industrial Processing, Provincial Minimum Wages, Labor

Absorption

Page 9: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Subhana wa Ta‟ala yang telah

memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya kepada penulis

selama ini. Hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Laju Pertumbuhan Sektor Industri Dan Upah Terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja Sektor Industri Di Provinsi Sulawesi Selatan”. Salawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Sallallahu „Alaihi

Wasallam, sang pembawa risalah islam, serta pembawa syafaat bagi ummatnya

dihari akhir kelak.

Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir mahasiswa untuk menyelesaikan

studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis guna memperoleh gelar sarjana

ekonomi sekaligus melatih kecakapan mahasiswa dalam mmengangkat dan

mengembangkan ide dalam bentuk penulisan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang tulus

memberikan doa, saran dan kritik yang membangun sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal kebaikan dan

dibalas oleh Allah Subhana wa Ta‟ala dengan balasan yang lebih baik. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Tangngi dan Ibunda Tahira atas doa,

pengorbanan, usaha serta kasih sayang yang tidak terbatas kepada penulis

Page 10: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

ix

hingga saat ini. Yang tak kenal lelah, mendidik, membimbing, memotivasi

dan mendukung dengan penuh ketulusan untuk keberhasilan penulis.

Semoga Allah Subhana wa Ta’ala selalu menyayangi keduanya

sebagaimana keduanya menyayangi penulis.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar serta seluruh jajaran yang senantiasa

mencurahkan dedikasinya dengan penuh keikhlasan dalam rangka

pengembangan mutu dan kualitas Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar

5. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Pembimbing I dan

Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., selaku Pembimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

6. Para Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Ekonomi

pembangunan yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan

dan dengan ikhlas mengamalkan ilmunya kepada penulis.

7. Seluruh staf bagian akademik dan tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis

atas bantuannya dalam pelayanan administrasi.

8. Terimah kasih kepada Bapak Mansyur Madjang, SE, M.Si selaku Kepala

Pimpinan BPS Provinsi Sulawesi Selatan beserta staf atas ijin dan telah

banyak membantu penulis dalam pengumpulan data selama proses

penelitian.

Page 11: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

x

9. Dan untuk adik adikku Tuti Analiah dan Muhammad Akram terima kasih

sudah memberikan semangat untuk mngerjakan skripsi.

10. Sepupu ku (jusni, yuli, herman, sinta ,novri ) yang selama ini turut dalam

memberikan hiburan, arahan, serta support nya.

11. Teman teman IESP.3.15. Teman seperjuangan (Nurhalisa, Muba Arfiani,

Riska Aprilia, Kawulan Sakinah, Besse Sulfiani Akil, A.Resky Ananda,

Harfinayanti syam ), Hariani .dan teman teman yang luar biasa. Terimakasih

atas kebersamaannya selama kurang lebih 4 tahun. Semoga tetap saling

komunikasi.

12. M.Irsan Nugraha, Eka sri wijayani, Kesti ria hastuti ,uci asriani, Firman,

Nurfadillah yang selalu memberikan support, dan motivasi kepada penulis

sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.

13. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan satu persatu, yang banyak

memberikan bantuan, baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan, dan dapat djiadikan

referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya. Penulis juga sangat

menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu,

kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis

senantiasa mengharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan skripsi

ini.

Page 12: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xi

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar, 8 Februari 2020

Penulis

Page 13: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

1. Teoritis ...................................................................................... 5

2. Praktis....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Tinjauan Teori Industri ................................................................... 7

B. Upah ............................................................................................... 10

C. Penyerapan Tenaga Kerja ............................................................. 13

D. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 15

E. Kerangka Pikir ................................................................................ 17

F. Hipotesis ......................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 19

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 19

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 19

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ............................... 20

Page 14: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xiii

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 21

E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 22

F. Teknik Analisis Data....................................................................... 22

G. Rancangan Analsis Data ............................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 29

B. Deskripsi Variabel Penelitian ......................................................... 33

C. Hasil Penelitian .............................................................................. 38

D. Pembahasan .................................................................................. 46

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 50

A. Kesimpulan ..................................................................................... 50

B. Saran .............................................................................................. 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN ...................................................................................................... 54

Page 15: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Upah Minimum Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2010 – 2018 ....... 4

Tabel 4.1 Jumlah Sektor Industri Pengolahan Tahunan Provinsi Sulawesi

Selatan 2010 – 2018 (persen) ......................................................... 34

Tabel 4.2 Upah Minimum Prov. Sulawesi Selatan Tahun 2010 – 2018 ....... 36

Tabel 4.3 Jumlah Angkatan Kerja Industri Pengolahan di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2010 – 2018 ........................................................... 38

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas .......................................................................... 40

Tabel 4.5 Uji Autikorelasi ................................................................................. 41

Tabel 4.6 Uji T .................................................................................................. 43

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi ...................................................................... 44

Tabel 4.8 Uii Regresi Linear Beganda ............................................................. 45

Page 16: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Penelitian ......................................................................... 18

Gambar 4.1 Uji Normalitas Probability Plot ..................................................... 39

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastitas ................................................................... 42

Page 17: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Tinjauan Empiris

Data Penelitian

Titik Persentase Distribusi t (df = 1-40)

Hasil Pengolahan Data Penelitian SPSS Versi 20

Dokumentasi Penelitian

Page 18: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembangunan ekonomi harus sejalan dengan pertumbuhan

ekonomi yang dikuti dengan perubahan (growth plus change) jumlah

kebutuhan ekonomi masyarakat. Beberapa diantaranya adalah: Pertama,

perubahan struktur ekonomi: dari pertanian menuju industri atau jasa. Kedua,

perubahan kelembagaan baik lewat regulasi maupun reformasi kelembagaan

itu sendiri. Potensi ekonomi suatu daerah menggambarkan sejauhmana

berbagai sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki suatu

daerah memiliki kekuatan dalam memberikan kontribusi produktif terhadap

pembangunan ekonomi. Sumber daya alam (SDA) meliputi pertanian,

perikanan/kelautan, dan pertambangan. Sedangkan potensi sumber daya

manusia (SDM), selain dalam jumlah penduduk juga jumlah pekerja.

Sektor industri sangat banyak mengambil bahan baku dari sektor

primer dan mengubahnya menjadi produk pengguna akhir. Contoh bisnis

sektor industri termasuk produsen mobil, perusahaan elektronik, industri

tekstil, sektor energy terbarukan, industri farmasi ataupun obat-obatan dan

yang terakhir adalah manufaktur kedirgantaraan. Ekonomi menganggap

bahwa sektor industri yang kuat menjadi tanda perekonomian berfungsi

dengan baik dengan PDB (produk domestik bruto) yang tinggi dan kualitas

hidup yang tinggi.

Kegiatan Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang

melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar (berdaya jual rendah)

Page 19: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

2

secara mekanis maupun teknis, kimia, atau dengan tangan (secara manual)

sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi yang telah memiliki nilai manfaat

dan nilai jual. Salah satu yang termaksud dalam kegiatan ini adalah jasa

industri/makloon, perakitan baru maupun pekerjaan perakitan (assembling).

Terdapat banyak sekali hasil industri yang tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa.. Pada proses kegiatan pengolahan industri

bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya

melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau

barang sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan meubel

yang melakukan kegiatan pengolahan kayu dari yang bernilai jual rendah

dijadikan hasil produk berupa lemari, kursi ataupun meja makan yang

tentunta telah memiliki nilai jual lebih tinggi dari sebelum dilakukan

pengolahan (Fatmawati, 2014).

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha

yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa

yang bernilai jual dan manfaat, memiliki lokasi usaha sebagai sentral usaha,

dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan

struktur biaya serta yang paling penting adalah terdapat seorang atau lebih

yang bertanggung jawab terhadap usaha tersebut.

Industri Kecil adalah perusahaan industri yang memiliki karyawan kerja

berkisar antara 5-19 orang.

Industri Mikro adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya kurang

dari 5 orang.

kategorisasi perusahaan industri pengolahan tidak lain hanya

didasarkan kepada banyaknya karyawan yang melakukan pekerjaan, tanpa

Page 20: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

3

memperhatikan bagaimana sarana dan prasarana yang digunakan oleh

perusahaan dalam melakukan pengolahan produksinya (Fahmi, 2013).

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan kerja baik pekerja

yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar yang tentunya telah terikat

oleh kontrak kerja dan juga durasi waktu bekerja, apakah setahun, sebulan

maupun setahun.

Pekerja Produksi adalah pekerja yang langsung bekerja dalam proses

produksi atau berhubungan dengan itu, termasuk pekerja yang langsung

mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin, mencatat bahan baku

yang digunakan dan barang yang dihasilkan (Sohartono, 2011). Adapun

pekerja lain adalah pekerja yang bekerja diluar kegiatan produksi, pekerja ini

biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan, seperti manager (bukan

produksi), kepala tim personalia, sekretaris, admiistrator, pihak keamanan,

sopir perusahaan, distributor tidak lansung dan lain-lain.

Selain sektor industri, permintaan tenaga kerja sangat dipengaruhi

oleh tingkat upah. Selama ini masalah upah sering timbul karena adanya

perbedaan pengertian dan kepentingan mengenai upah antara pengusaha

dan pekerja. Sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk

mengatasi perbedaan kepentingan tersebut. Adanya peningkatan

pendapatan masyarakat akan meningkatkan akan barang dan jasa yang

mendorong perusahaan untuk berkembang.

Page 21: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

4

Tabel 1.1 Upah Minimun Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2018

No. Tahun Upah Minimun Provinsi (UMP)(Rp)

1. 2010 Rp. 1.000.000

2. 2011 Rp. 1.100.000

3. 2012 Rp. 1.200.000

4. 2013 Rp. 1.440.000

5. 2014 Rp.1.800.000

6. 2015 Rp.2.000.000

7. 2016 Rp.2.250.000

8. 2017 Rp. 2.435.000

9. 2018 Rp.2.647.767

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi SulSel, 2019

Tabel 1.1 Berdasarkan tabel diatas tingkat Upah Minimun Di Provinsi

Sulawesi selatan pada tahun 2010-2018 mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Upah minimum provinsi (UMP) pada tahun 2017 sudah tercatat

menembusRp 2.647.767 seiring dengan meningkatnya harga kebutuhan

pokok yangsemakin naik. Peningkatan upah ini berdasarkan dengan

kebijakan pemerintah setiap tahunnya. Kebijakan pemerintah untuk

meningkatkan upah sudah disesuaikan dengan perekonomian di provinsi

Sulawesi selatan. Dan semoga dengan peningkatan upah ini bisa

meningkatkan semangat kerja para pekerja dan bisa meningkatkan

penghidupan yang layak.

Penyerapan tenaga kerja juga tidak lepas dari peranan pemerintah

sebagai penyusun kebijakan untuk mendukung investasi yang baik, standar

pendapatan untuk kesejahteraan tenaga kerja dan strategi-strategi yang

dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kebijakan

pemerintah dalam menetapankan upah minimum menjadi alasan bagi

Page 22: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

5

pengusaha untuk lebih memilih industri yang padat modal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pertumbuhan Industri Pengolahan, dan Upah Minimum

Provinsi (UMP) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri di

Provinsi Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut.

1. Apakah pertumbuhan industri pengolahan berpengaruh terhadap

penyerapan tenaga kerja sektor industri di provinsi Sulawesi selatan?

2. Apakah peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industrI di provinsi Sulawesi

selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dikemukakan tujuan

penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan industrI pengolahan terhadap

penyerapan tenaga kerja sektor industry di provinsi Sulawesi selatan

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan Upah Minimum

ProvinsI terhadap penyerapan tenaga kerja sector industry di provinsi

Sulawesi selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai

suatu karya ilmiah yang dapat menunjang perkembangan ilmu

Page 23: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

6

pengetahuan dan sebagai bahan masukan yang mendukung bagi peneliti

maupun pihak lain yang tertarik dalam bidang penelitian yang sama

2. Praktis

Secara praktis hasil penelitian diharapkan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan bagi pihak pemerintah provinsi Sulawesi

selatan dalam upaya meningkatkan kesempatan penyerapan tenaga kerja

terhadap sektor industri,dan upah

Page 24: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Industri

1. Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga

reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

tetapi juga dalam bentuk jasa. Dalam istilah ekonomi, industri juga

mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan pengertian

secara sempit, dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua

usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang bersifat produktif, sedangkan

pengertian secara sempit, industri adalah suatu kegiatan yang mengubah

suatu barang jadi atau barang setengah jadi.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) industri adalah suatu kegiatan

ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang jadi nilainya dan

barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih.

a. Klasifikasi Industri

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), penggolongan industri

dibagi atas empat golongan dengan didasarkan atas banyaknya jumlah

tenaga kerja. Empat golongan yaitu:

1) Industri Besar, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan

jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.

2) Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan

7

Page 25: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

8

jumlah tenaga kerja 20-99 orang

3) Industri Kecil, yaitu industri yang menggunakan mesin dengan jumlah

tenaga kerja 5-19 orang.

4) Industri Rumah Tangga, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 1-4

orang.

b. Jenis-Jenis Industri

1) Industri berdasarkan tempat bahan baku

a) Industri ekstraktif adalah industri yang bahan bakunya diambil

langsung dari alam sekitar

b) Industri nonekstraktif adalah industri yang bahan bakunya didapat

dari tempat lain selain alam sekitar.

c) Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah

d) berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya.

2) Industri berdasarkan besar kecil modal

a) Industri padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal

yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun

pembangunannya.

b) Industri padat karya adalah industri yang lebih menitik beratkan

pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam

pembangunan serta pengoperasiannya.

3) Industri berdasarkan produktivitas perorangan

a) Industri primer adalah industri yang barang-barang

produksinyabukan hasil olahan langsung ataupun tanpa diolah

terlebih dahulu.

b) Industri sekunder adalah industri bahan mentah diolah sehingga

Page 26: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

9

menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali.

c) Industri tersier adalah industri yang produk atau barangnya berupa

layanan jasa.

c. Laju Pertumbuhan Sektor Industri

Industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading

sector). Peranan sektor pemimpin dalam kaitannya dengan keberhasilan

sebuah pembangunan adalah dengan adanya pembangunan industri,

maka diharapkan akan dapat memacu dan mendorong pembangunan

sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan

mendorong adanya perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli).

Adanya peningkatan dan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan

bahwa perekonomian itu tumbuh dan sehat.

Laju pertumbuhan sektor industri mengacu pada teori

pertumbuhan ekonomi regional dimana menyangkut perkembangan

berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi

(output) dan pendapatan.

Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan mendorong adanya

perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Adanya peningkatan

dan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian

itu tumbuh dan sehat.

Page 27: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

10

B. Upah

1. Pengertian Upah

Upah merupakan salah satu alat motivator untuk meningkatkan

produktivitas kerja karena upah merupakan imbalan yang akan diterima

seseorang setelah bekerja, makin tinggi upah akan membuat karyawan

meningkat produktivitas kerjanya. Upah yang dimaksud disini adalah balas

jasa yang berupa uang atau jasa lain yang diberikan lembaga atau organisasi

perusahaan kepada pekerjanya. Pemberian upah atau balas jasa ini

dimaksudkan untuk menjaga keberadaan karyawan di perusahaan, menjaga

semangat kerja karyawan dan tetap menjaga kelangsungan hidup

perusahaan yang akhirnya akan memberi manfaat kepada masyarakat.

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari Pengusaha

kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan

dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan

menurut sutau persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan

buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya

(Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah).

Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap

sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan

produksi. Sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat

dibedakan dua macam yaitu:

a. Upah Nominal

Upah Nominal yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam

bentukuang yang diterima secara rutin oleh para pekerja.

Page 28: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

11

b. Upah Riil

Upah Riil adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh

para pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa yang diukur

berdasarkan banyaknya barang dan jasayang bisa didapatkan dari

pertukaran tersebut.

2. Teori Upah Tenaga Kerja

Upah dan pembentukan harga upah tenaga kerja akan dikemukakan

beberapa teori yang menerangkan tentang latarbelakang terbentuknya harga

upah tenaga kerja.

a. Teori Upah Wajar (alami) dari David Ricardo

Tingkat upah sebagai balas jasa bagi tenaga kerja merupakan

harga yang diperlukan untuk mempertahankan dan melanjutkan

kehidupan tenaga kerja. Ricardo juga menyatakan bahwa perbaikan upah

hanya ditentukan oleh perbuatan dan perilaku tenaga kerja sendiri dan

pembentukan upah sebaiknya diserahkan kepada persaingan bebas di

pasar. Teori ini menerangkan:

1) Upah menurut kodrat upah adalah yang cukup untuk

pemeliharaanhidup pekerja dengan keluarganya.

2) Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang

terjadi di pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah

harga pasar akan berubah disekitar upah menurut kodrat.

Oleh para ahli ekonomi modern, upah kodrat dijadikan batas

minimum dari upah kerja.

Page 29: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

12

b. Teori Upah Besi

Teori upah ini dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle. Penerapan

sistem upah kodrat menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena

kita ketahui posisi kaum buruh dalam posisi yang sulit untuk menembus

kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh para produsen. Berhubungan

dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal dengan istilah “Teori Upah

Besi”. Untuk itulah Lassalle menganjurkan untuk menghadapi kebijakan

para produsen terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.

c. Malthus

Malthus merupakan salah satu seorang tokoh klasik yang

meninjau upah dalam kaitannya dengan perubahan penduduk. Menurut

Malthus, jumlah penduduk merupakan faktor strategis yang dipakai untuk

menjelaskan berbagai hal. Malthus menyatakan bila penduduk

bertambah, penawaran tenaga kerja juga bertambah sehingga dapat

menekan tingkat upah. Demikian juga sebaliknya, tingkat upah akan

meningkat jika penawaran tenaga kerja berkurang akibat jumlah

penduduk yang menurun.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hubungan upah

dengan penyerapan tenaga kerja memiliki dua sisi yaitu upah

dapatmenurunkan penyerapan tenaga kerja dan kenaikan upah juga

dapat menaikan penyerapan tenaga kerja. Upah yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu

pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang dinyatakan

dalam rupiah.

Page 30: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

13

C. Penyerapan Tenaga kerja

1. Pengertian penyerapan tenaga kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan suatu jumlah kuantitas tertentu

dari tenaga kerja yang digunakan oleh suatu sektor atau unit usaha tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja merupakan jumlah riil dari tenaga

kerja yang dikerjakan dalam unit usaha.

Daya serap tenaga kerja merupakan suatu model permintaan suatu

unit usaha terhadap tenaga kerja dalam pasar kerja yang dipengaruhi oleh

tingkat upah yang berlaku. Tingkat upah yang berlaku ini juga mempengaruhi

kekuatan perusahaan dalam menyerap tanaga kerja dari pasar. Kekuatan

terhadap permintaan tenaga kerja tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal

dan faktor internal dari usaha tersebut.

Semakin sempit daya serap sektor modern terhadap perluasan

kesempatan kerja telah menyebabkan sektor tradisional menjadi tempat

penampungan angkatan kerja. lapangan kerja terbesar yang dimiliki

Indonesia berada pada sektor informal. Hal ini disebabkan sektor informal

mudah dimasuki oleh para pekerja karena tidak banyak memerlukan modal,

kepandaian dan keterampilan.

2. Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja adalah keseluruhan aktivitas dari pelaku-pelaku

yang memperteukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan. Pelaku-pelaku

ini terdiri dari pengusaha, pencari kerja, serta perantara atau pihak ketiga

yang memberikan kemudahan bagi pengusaha dan pencari kerja untuk saling

berhubungan.

Proses memepertemukan pencari kerja ternyata memerlukan waktu

Page 31: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

14

lama. Dalam proses ini, baik pencari kerja maupun pengusaha diharapkan

pada suatu kenyataan sebagai berikut (Payaman J. Simanjuntak, 2001) :

a. Pencari kerja mempunayi tingkat pendidikan, keterampilan, kemampuan

dan sikap yang berbeda

b. Setiap perusahaan menghadapi lingkungan yang berbeda: Iuran(output),

masukan (input), manajamen, teknologi, pasar, dll, sehingga mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam memberikan tingkat upah, jaminan

sosial dan lingkungan pekerjaan.

c. Baik pengusaha maupun pencari kerja sama-sama mempunyai informasi

yang terbatas mengenai hal-hal yang dikemukakan dalam butir (a) dan

(b).

3. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan

akan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan

perubahan faktorfaktor lain yang mempengaruhi permintaan hasil output.

Semakin tinggi tingkat upah maka semakin kecil permintaan pengusaha

terhadap tenaga kerja.

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat

disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam

jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik sumberdaya manusia (pekerja)

merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk bekerja atau

tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan jumlah jam kerja yang

diinginkannya. Teori ini didasarkan pada teori tentang konsumen, dimana

setiap individu bertujuan untuk. Memaksimumkan kepuasan dengan kendala

Page 32: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

15

yang dihadapinya (Maimun Sholeh).

Permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam sesuatu jenis

pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah di sesuatu

jenis perusahaan. Di dalam sesuatu pekerjaan di mana terdapat penawaran

tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaan, upah untuk

mencapai tingkat yang rendah. Sebaliknya di dalam sesuatu pekerjaan di

mana terdapat penawaran tenaga kerja yang terbatas tetapi permintaannya

sangat besar, upah cenderung untuk mencapai tingkat yang tinggi (Sadono

Sukirno, 2003:369).

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan

dalam masyarakat. Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau

tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan

permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan

tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat upah. Apabila tingkat upah naik maka

jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah

meningkat maka permintaan tenaga kerja akan menurun (Payaman J.

Simanjuntak, 2001).

D. PenelitianTerdahulu

Untuk menunjang analisis dan landasan teori yang ada, maka diperlukan

penelitian terdahulu atau disebut dengan tinjauan empiris sebagai pelengkap dari

proposal tersebut. Berikut penelitian terdahulu:

Tri Astuti, Tadjuddin Parenta, Hamid Paddu (2014) dengan judul Peranan

Kegiatan Industri Pengelohan Terhadap Pencemaran Lingkungan Di Sulawesi

Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor-sektor industri pengolahan

kimia, logam dasar, dan barang dari logam merupakan penyebab pencemaran

Page 33: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

16

terberat di Sulawesi Selatan pada tahun 2010, dan kasus ekonomi lingkungan di

Sulawesi Selatan cenderung mendekati hipotesis Haven.

Vanda Ningrum (2008) dengan judul Penanaman modal asing dan

penyerapan tenaga kerja di sektor industri. Dari data tersebut didapatkan

beberapa temuan, Pertama, Industri kimia dan farmasi adalah industri yang

memiliki nilai paling besar terhadap total PMA, yakni 26,88 persen dari total PMA,

namun memberikan sedikit kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja. Kedua,

industri tekstil adalah industri yang paling besar menyerap tenaga kerja walaupun

memiliki nilai investasi kecil terhadap total PMA,sehingga industri tersebut

termasuk dalam kategori industri yang paling efisien.

Saparuddin M. (2011) dengan judul Dampak Industri Kecil dan Menengah

pada Kesempatan Kerja dan Pendapatan per Kapita. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: a) PDRB, investasi, pendidikan dan pelatihan, dan

kebijakan pemerintah signifikan mempengaruhi pertumbuhan industri kecil dan

menengah: b) PDRB, investasi, industri kecil dan menengah, dan kesempatan

kerja signifikan mempengaruhi pendapatan perkapita; c) PDRB, dan industri kecil

dan menengah, signifikan mempengaruhi kesempatan kerja.

Muhammad Hasan (2014) dengan judul Produktivitas Dan Elastisitas

Kesempatan Kerja Sektor Industri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

produktivitas tenaga kerja dan elastisitas kesempatan kerja selama periode

pengamatan cenderung fluktuatif.

Paul SP Hutagalu (2013) dengan judul Analisis pengaruh upah minimum

dan inflasi terhadap kesempatan kerja sektor industri pengolahan besar dan

sedang di jawa tengah. Kaitannya dengan penelitian ini karena sama-sama

meneliti pengaruh tingkat upah minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 34: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

17

kenaikan upah UMP di jawa tengah paling signifikan terjadi pada tahun 1994,

yaitu mencapai 80% dari tahun 1993.

E. Kerangka Konsep

Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

kenaikan Produk Domestik Regional Bruto/ Pendapatan Nasional Bruto tanpa

memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat

pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau

tidak. Penduduk Sulawesi selatan bekerja di berbagai sektor perekonomian.

Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Demikian pula dengan

kemampuan setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Semakin tinggi tingkat

pertumbuhan ekonomi suatu sektor, maka semakin tinggi pertumbuhan

kesempatan kerja sektor tersebut.

Secara umum upah merupakan imbalan yang akan diterima seseorang

setelah bekerja, makin tinggi upah akan membuat karyawan meningkat

produktivitas kerjanya. Kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun

sebagai akibat dari kenaikan upah. Upah dengan penyerapan tenaga kerja

mempunyai hubungan negatif. Apabila tingkat upah naik, hal ini akan mendorong

pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerjanya yang relatif mahal

dengan input-input lain yang relatif lebih murah untuk mempertahankan

keuntungan perusahaan yang maksimum.

Berdasarkan asumsi-asumsi pada analisis pengaruh pertumbuhan

pengolahan industri, dan Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap penyerapan

tenaga kerja sektor industri di Provinsi Sulawesi selatan, maka dapat disusun

kerangka konsep sebagaimana dalam gambar di bawah ini.

Page 35: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

18

Gambar 2.1

Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diduga pertumbuhan industri pengolahan berpengaruh positif terhadap

penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi Sulawesi

Selatan.

2. Diduga Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh berpengaruh positif

terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri pengolahan Provinsi

Sulawesi Selatan.

Pertumbuhan Industri Pengolahan (X1)

Upah Minimum Provinsi (UMP)

(X2)

Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor Industri (Y)

Page 36: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan metode

kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi

hubungan antara variabel yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa data time series,

dengan periode pengamatan tahun 1980-2011 (tiga puluh dua tahun). Data

sekunder digunakan untuk melengkapi data peneliti yang diperoleh dari terbitan

atau laporan suatu lembaga terkait. Data yang digunakan antara lain:

1. Pertumbuhan industri pengolahan Provinsi Selawesi Selatan

2. Upah Minimum Provinsi Sulawesi Selatan

3. Tenaga Kerja Sektor Industri pengolahan Provinsi Sulawesi Selatan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data BPS

Provinsi Sulawesi Selatan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi penelitian adalah kota Makassar yang merupakan ibukota

Provinsi Sulawesi Selatan yaitu kantor Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi

terkaityang dianggap mewakili ruang lingkup penelitian. Adapun waktu penelitian

ini dilakukan dalam waktu 2 bulan, mulai bulan september hingga bulan oktober

2019.

19

Page 37: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

20

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.

b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Pertumbuhan

Industri Pengolahan dan Upah Minimum Provinsi (UMP). Sedangkan variabel

terikatnya yaitu penyerapan tenaga kerja sektor industri di Provinsi Sulawesi

Selatan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan atau arti suatu variabel dengan

merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel

tersebut. Definisi operasional dalam penelitian adalah sebagai berikut.

a. Industri Pengolahan (X1)

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan

mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Pertumbuhan industri yang cukup cepat akan mendorong adanya

perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Adanya peningkatan

dan daya beli (permintaan) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian

itu tumbuh dan sehat.

Page 38: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

21

b. Upah Minimum Provinsi (X2)

Upah adalah imbalan yang akan diterima seseorang setelah

bekerja, makin tinggi upah akan membuat karyawan meningkat

produktivitas kerjanya. Data Upah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah data upah minimum provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010-

2018. Data diperoleh dari BPS Provinsi Sulawesi Selatan.

c. Penyerapan Tenaga Kerja (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penyerapan tenaga

kerja adalah merupakan suatu jumlah kuantitas tertentu dari tenaga kerja

yang digunakan oleh suatu sektor atau unit usaha tertentu.

Adapun menurut (Payaman J. Simanjuntak, 2001) Proses

mempertemukan pencari kerja ternyata memerlukan waktu lama. Dalam

proses ini, baik pencari kerja maupun pengusaha diharapkan mempunayi

tingkat pendidikan, keterampilan, kemampuan dan sikap yang berbeda.

Setiap perusahaan menghadapi lingkungan yang berbeda: Iuran (output),

masukan (input), manajamen, teknologi, pasar, dll, sehingga mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam memberikan tingkat upah, jaminan sosial

dan lingkungan pekerjaan.

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2017) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Page 39: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

22

Populasi juga dapat diartikan sebagai keseluriuhan elemen yang

menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh data time series (data deretan waktu) dari Sektor

Industri dan Upah (variabel independent), serta Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor Industri (variabel dependent) periode 2010-2018.

2. Sampel

Pengambilan sampel sebagian dari periode dari populasi yaitu seluruh

data dari Sektor Industri dan Upah (variabel independen) serta Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri (variabel dependen) sembilan tahun terakhir

yaitu periode 2010-2018.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data yang diambil dari pihak lain atau merupakan data yang diolah

dari pihak kedua.

Metode pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan

masalah dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yaitu

pengumpulan data dengan cara mempelajari buku dan jurnal terbitan Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan, dan BPS provinsi Sulawesi Selatan atau jurnal-jurnal

atau buku-buku yang membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

Penyerapan Tenaga Kerja yang mempunyai relevansi dengan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini, yang diperoleh dengan mencari di perpustakaan.

F. Teknik Analisis

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis besarnya

hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya dua atau lebih dari

Page 40: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

23

dua terhadap variabel dependen. Kegunana regresi berganda untuk menguji

pengaruh antara variabel bebas/independen (pertumbuhan sektor industri, dan

upah) secara parsial maupun simultan terhadap variabel tidak bebas/terikat

(penyerapan tenaga kerja). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan sektor industri dan upah, sedangkan variabel terikatnya adalah

penyerapan tenaga kerja sektor industri. Metode analisis ini menggunakan

program SPSS (statistic product and service solution). Adapun bentuk

persamaannya yaitu:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Keterangan:

Y : Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

X1 : Variabel industri pengolahan

X2 : Variabel Upah Minimum Provinsi

α : Konstanta

β1 : Koefisien industri pengolahan

β2 : Koefisien Upah Minimum Provinsi

e : Standar Error

1) Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Dalam penggunaan regresi, terdapat beberapa asumsi dasar yang

dapat menghasilkan estimator linear yang terbaik dari model regresi yang

diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasanya dengan terpenuhinya asumsi

tersebut, maka hasil yang diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau

sama dengan kenyataan (Hasan, 2008). Adapun asumsi-asumsi dasar itu

dikenal sebagai asumsi klasik, yaitu sebagai berikut:

Page 41: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

24

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk

mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis

grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan

melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal

Probability Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model yang baik

seharusnya tidak terjadinya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas.

Torelance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak

dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menujukkan

adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cotuff yang umum dipakai adalah

tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi adanya

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu metode analisis

untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan

pengujian Run Test. Adapun dasar pengambikan keputusan dalam uji

Page 42: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

25

Run Test ialah:

Jika niali Asymp.Sig (2-tailed) < 0,05 maka terjadi gejala autokorelasi.

Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0,05 maka tidak terjadi

gejala autokorelasi

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedstiditas ditujukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varianve dan residual suatu pengamatan ke

periode pengamatan lain. Ada beberapa metode yang digunakan untuk

mengidentifikasi ada tidaknya masalah heteroledastisitas. Beberapa

metode yang dapat digunakan ialah uji Scatterplots.

G. Rancangan Analisis Data

Untuk menguji dan menganalisis pengaruh industri pengolahan dan

tingkat upah minimum provinsi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri

di provinsi sulawesi selatan. Uji Statistik yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain Uji Koefisien Determinasi (Uji R2), Uji Koefisien Regresi Secara

Bersama-Sama (Uji F), dan Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji-t).

1. Uji Statistik F (uji secara bersama-sama)

Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara

simultan atau secara bersama-sama yang diberikan terhadap variabel terikat.

Ada dua cara yang bisa digunakan sebagai acauan atau pedoman

untuk melakukan uji hipotesis dalam uji F. Pertama adalah membandingkan

nilai signifikasi (sig) atau nilai probalitas hasi output Anova. Kedua adalah

membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Dimana untuk nilai F

tabel dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut

Page 43: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

26

F tabel = k, n-k

Keterangan

n = Jumlah sampel

k = jumlah variabel independen

Adapun pengambian keputusan dengan melihat nilai signifikan (sig)

yaitu:

1. Jika nilai signifikan < 0.05, maka hipotesis diterima. Maka artinya

pertumbuhan sektor industri pengolahan (X1) dan upah minimum provinsi

(X2) sacara simultan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industri pengolahan (Y).

2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak. Maka artinya

pertumbuhan sektor industri pengolahan (X1) dan upah Minimum

provinsi (X2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyerapan

tenaga kerja sektor industri pengolahan (Y).

Pengambian keputusan dengan melihat nilai F hitung dengan F tabel

1. Jika nilai F hitung > F tabel, maka hipotesis diterima. Maka artinya

pertumbuhan sektor industri pengolahan (X1) upah minimum provinsi (X2)

secara simultan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektor

industri pengolahan (Y).

2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka hipotesis ditolak. Maka artinya

pertumbuhan sektor industri pengolahan(X1) dan upah minimum provinsi

(X2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga

kerja sektor industri pengolahan (Y)..

Page 44: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

27

2. Uji Statistik t (uji signifikansi secara individu)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebas secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

variabel terikat. Dengan kata lain untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel

terikat secara nyata. Di mana jika thitung>ttabel , maka Hi diterima (signifikan)

dan jika thitung< ttabel , Ho diterima (tidak signifikan). Uji t digunakan untuk

membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, di mana tingkat

signifikan yang digunakan yaitu 0,05 (5%). Ada dua acuan pengambilan

keputusan, pertama dengan melihat nilai signifikan (sig), dan kedua

membandingkan antara nilai T hitung dengan T tabel. Nilai T tabel dapat

diperoleh dengan formula sebagai berikut:

T tabel =

,n-k-1

Keterangan:

α = alfa

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel independen

Adapun pengambilan keputusan dengan melihta nilai signifikan (sig)

yaitu:

1) Jika niali signifikan (sig < probabilitas 0,05 maka ada pengaruh variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau hipotesis diterima.

2) Jika niali signifikan (sig) > probabilitas 0,05 maka tidak ada pengaruh

variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau hipotesis

ditolak

Page 45: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

28

3. Determinasi koefisien R-Square (R2)

Nilai R² menunjukkan besarnya variabel-variabel independen dalam

mempengaruhi variabel dependen. Nilai R² berkisar antara 0 dan 1 (< R² < 1)

Semakin besar nilai R², maka semakin besar variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Sifat dari koefisien

determinasi adalah :

a) R² merupakan besaran yang non negatif.

b) Batasannya adalah (0< R² < 1).

Apabila R² bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-

variabel independen dengan variabel dependen. Semakin besar nilai R²

maka semakin tepat regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.

Page 46: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi astronomis, dan geografis Provinsi Sulawesi Selatan

Secara astronomis, Sulawesi Selatan terletak antara 0° 12‟ Lintang

Utara dan 8° Lintang Selatan dan antara 116° 48‟ − 122° 36‟ Bujur Timur dan

dilalui oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada garis

lintang 00.

Berdasarkan letak geografisnya, Sulawesi Selatan mempunyai dua

kabupaten kepulauan, yaitu Kepulaan Selayar dan Pangkajene dan

Kepulauan (Pangkep).Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten/kota,yaitu:

Kabupaten:

Kepulauan Selayar.

Bulukumba.

Bantaeng.

Jeneponto.

Takalar.

Gowa.

Sinjai.

Maros.

Pangkep

Barru.

Bone.

Soppeng.

Wajo.

Sidrap.

Pinrang.

Enrekang.

Luwu.

Tana Toraja.

Luwu Utara.

Luwu Timur.

Toraja Utara.

29

Page 47: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxx

Kota

Makassar.

Pare pare.

Palopo

Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak

antara 0o12' - 8o Lintang Selatan dan 116o48' – 122o36' Bujur Timur, yang

berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat di sebelah Utara dan Teluk Bone

serta Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur. Batas sebelah Barat dan

Timur masing-masing adalah Selat Makassar dan Laut Flores.

Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan tercatat

sekitar 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu,

yakni 25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni

Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang dan,

Pinrang. Panjang sungai tersebut masing-masing 150 km. Di Sulawesi

Selatan terdapat empat danau yakni Danau Tempe dan Sidenreng yang

berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matana dan Towuti yang berlokasi di

Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak 7 gunung,

dengan gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian

3.470 m diatas permukaan air laut. Gunung ini berdiri tegak di perbatasan

Kabupaten Enrekang dan Luwu.

2. Pemerintahan

Jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif, yaitu Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebanyak 50 orang, dengan 43 orang

laki-laki dan 7 orang perempuan. Secara organisasi, lembaga wakil rakyat

tahun ini terdiri dari sembilan fraksi, yaitu Fraksi Partai Golongan Karya,

Page 48: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxi

Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Fraksi Partai

Nasional Demokrat, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Fraksi Partai

Hati Nurani Rakyat, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Fraksi Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, dan Fraksi Partai Amanat Nasional.

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan dan Fraksi Partai Amanat

Nasional memiliki anggota yang keseluruhannya laki-laki. Sedangkan untuk

Fraksi Partai Golongan Karya, Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Gerakan

Indonesia Raya, Fraksi Partai Nasional Demokrat, Fraksi Partai Hati Nurani

Rakyat, dan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan masing-masing

memiliki seorang anggota perempuan. Sementara Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera memiliki dua orang anggota perempuan.

Dalam menjalankan fungsinya, DPRD Kota Makassar dibentuk empat

komisi dan satu Koordinator/Pimpinan DPRD Kota Makassar yang masing-

masing beranggotakan 11 orang untuk komisi A, 12 orang untuk komisi B, 11

orang untuk komisi C, 12 orang untuk komisi D, dan empat orang untuk

Koordinator/Pimpinan DPRD Kota Makassar. Lembaga wakil rakyat ini

sepanjang tahun 2017 sudah mampu menghasilkan peraturan daerah

sebanyak 9 (Sembilan) jenis peraturan daerah.

3. Kependudukan

Jumlah penduduk disetiap provinsi sangat beragam dan bertambah

dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam, pula. Provinsi Sulawesi

Selatan merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak.

Kota Makassar menjadi kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Sulawesi

Selatan dengan jumlah penduduk yang meningkat tiap tahunnya. Pada tahun

2010 jumlah penduduk Kota Makassar 1.342.826 jiwa, lalu tahun 2015 laju

Page 49: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxii

pertumbuhan meningkat 1,54% menjadi 1.449.401 jiwa, akan tetapi pada

tahun 2017 laju pertumbuhan penduduknya mengalami penurunan 1,36%

hingga jumlah penduduknya hanya meningkat menjadi 1 489 011 jiwa.

Tahun 2017, Rasio jenis kelamin yang dimiliki Provinsi Sulawesi

Selatan berjumlah 95,54% dengan jumlah lakilaki 4.260.101 jiwa dan

perempuan 4.444.193 jiwa. Rasio jenis kelamin paling besar dikabupaten

adalah Tana Toraja dengan jumlah rasio 102,22%, akan tetap jumlah jenis

kelamin perempuan dan laki-laki paling banyak dimiliki oleh kabupaten bone.

Kepadatan penduduk di sulawesi selatan Selatan terbanyak di tingkat kota

yaitu Kota Makassar dengan jumlah 8 471 per km2, hal ini tentu saja dapat

terjadi dengan melihat melihat perkembangan kota Makassar sebagai kota

metropolitan dan Semakin banyak masyarakat yang berpindah dari daerah ke

kota membuat pusat kota menjadi padat penduduk. Lalu ditingkat kabupaten

yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yaitu kabupaten takalar

dengan jumlah 517 orang/km2. Hal ini tentu membuat kabupaten takalar

menjadi padat karena luas daerahnya berukuran kecil

4. Ketenagakerjaan

Ada Sembilan lapangan pekerjaan utama yaitu pertama Pertanian,

Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan kedua Pertambangan dan Penggalian,

ketiga Industri Pengolahan, dan Air, kelima Bangunan, keenam Perdagangan

Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel, ketujuh Angkutan, Pergudangan,

dan Komunikasi, kedelapan Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan

Bangunan, Tanah, dan Jasa Perusahaan, dan terakhir kesembilan Jasa

Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan/Community, Social, and Personal

Services. Dari ke Sembilan pekerjaan tersebut yang paling sedikit diminati

Page 50: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxiii

laki-laki berumur 15tahunadalah bidang industry pengolahan dan air,

sedangkan bagi perempuan berumur 15 tahun keatas semua rata bekerja

diberbagai bidang.

Jumlah pencari kerja terdaftar menurut tingkat pendidikan tertinggi

yang ditamatkan berdasarkan sekolah dasar tingkat peminat paling sedikit

bagi laki-laki, namun bagi perempuam tingkat pendidikannya peminatnya

memiliki jumlah yang sama. Upah Minimum Regional (UMR) merupakan

standar minimal pengupahan oleh pengusaha atau pimpinan kepada seluruh

karyawannya berdasarkan pada ketetapan disuatu daerah tertentu. UMP Hari

dan UMP Bulan tiap tahun selalu mengalami peningkatan.

Jam kerja seluruh dan jam kerja utama penduduk laki-laki umur 15

tahun ke atas yang paling sedikit peminatnya yaitu 15-24 jam, sedangkan

bagi perempuan semua jam kerja sama banyak peminatnya. Status kerja

penduduk laki-laki umur 15 tahun ke atas yang paling sedikit peminatnya

yaitu buruh tetap, sedangkan bagi perempuan semua pekerjaan sama

banyak peminatnya.

B. Deskriptif Variabel Penelitian

1. Sektor industri pengolahan

Sektor ini mencakup semua perusahaan/usaha yang melakukan

kegiatan mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi baik

dengan tangan maupun mesin dan atau barang yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada konsumen

akhir.

Page 51: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxiv

Table 4.1

Jumlah sektor industry pengolahan tahunan sulawesi selatan 2010-2018 (persen)

No.. Tahun Pertumbuhan Sektor industry

pengolahan (%)

1 2010 5.75

2 2011 9.03

3 2012 8.66

4 2013 9.22

5 2014 9.00

6 2015 6.77

7 2016 8.23

8 2017 5.03

9 2018 0.94

Sumber :Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, 2019

Berdasarkan table4.1 Pada tahun 2010-2018, Pertumbuhan sektor

industry pengolahan yang tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 9.22%.

dan pada tahun 2014 sektor industry pengolahan mengalami penurunan dari

9.22% menjadi 9.00% dan begitu juga pada tahun 2015 sektor industry

pengolahan mengalami penurunan hingga (2.23%) yang dari 9.00% menjadi

6.77%. sedangkan pada tahun 2016 pertumbuhan sektor industry

pengolahan yang dari tahun 2015 hanya 6.77%, sekarang pada tahun 2016

mengalami peningkatan yaitu sebesar 8.23%, dan pada tahun 2017

pertumbuhan sektor industry mengalami penurunan xxxivindustri yaitu dari

8.23% menjadi 5.03%. dan yang terakhir pada tahun 2018 industri

pengolahan mengalami penurunan drastis dari 5.03% menjadi0.94%.

Page 52: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxv

2. Upah Minimum Provinsi (UMP)

Upah Minimum Provinsi (UMP) atau yang dulu dikenal dengan Upah

Minimum Regional merupakan suatu standar minimum yang digunakan oleh

para pengusaha atau pelaku xxxvndustry untuk memberikan upah kepada

pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

Upah adalah tujuan utama orang bekerja, semakin tinggi tingkat upah

yang ditawarkan maka akan semakin besar keinginan seseorang masuk

pasar kerja (substitution effect). Kondisi ini terjadi terutama pada negara

sedang berkembang.

Di Indonesia, pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan

Menteri Tenaga Kerja No.15/2018 pasal 1 ayat 1 Upah Minimum di

definisikan “Upah Minimum adalah Upah bulanan terendah berupa upah

tanpa tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan

oleh Gubernur sebagai jaring pengaman”. Adapun penetapan Upah minimu

yang tercantum pada Pasal 2 “Pengusaha dilarang membayar upah lebih

rendah dari upah minimum yang telah ditetapkan dan upah minimum hanya

berlaku bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 (satu)

tahun.

Upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar

sampai pada tingkat pendapatan “living wage”, yang berarti bahwa orang

yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya.

Upah minimum dapat mencegah pekerja dari eksploitasi tenaga kerja

terutama yang low skilled. Upah minimum dapat meningkatkan produktifitas

tenaga kerja dan mengurangi konsekuensi pengangguran seperti yang

diperkirakan teori ekonomi konverisional.

Page 53: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxvi

Table 4.2

Upah Minimun Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2018

No. Tahun Upah Minimun Provinsi

(UMP) (Rp)

Pertumbuhan %

1. 2010 1.000.000 10,49

2. 2011 1.100.000 10

3. 2012 1.200.000 9,09

4. 2013 1.440.000 20

5 2014 1.800.000 25

6 2015 2.000.000 11,11

7 2016 2.250.000 12,5

8 2017 2.435.000 8,22

9 2018 2.647.767 8,74

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi SulSel (data diolah), 2019

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa Upah Minimum Provinsi

Sulawesi Selatan mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2014, dengan tingkat pertumbuhan yang paling rendah berada pada tahun

2017 sebesar 8,22% (dengan tingkat upah Rp. 2.250.000,- menjadi Rp

2.435.000,) sedangkan tingkat pertumbuhan yang tertinggi pada tahun 2014

sebesar 25% (dengan tingkat upah Rp. 1.440.000,- menjadi Rp. 1.800.000,).

Peningkatan yang terjadi dapat disebabkan karena banyak jumlah produksi di

tahun tersebut sehingga upah dinaikkan dan adanya pertambahan bahan-

bahan produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja

3. Variabel Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja ialah keadaan yang menggambarkan ketersediaan

Page 54: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxvii

lapangan kerja untuk para pencari kerja. Jadi kesempatan kerja merupakan

jumlah lapangan kerja yang tersedia untuk orang-orang yang sedang mencari

kerja atau dapat juga dikatakan ketersediaan lapangan kerja untuk yang

memerlukan pekerjaan. Secara umum kesempatan kerja merupakan

keadaan yang menggambarkan seberapa jumlah total dari angkatan kerja

yang mampu diserap serta ikut aktif dalam perekonomian. Kesempatan kerja

juga dapat dikatakan sebagai jumlah penduduk yang sedang bekerja ataupun

yang mendapatkan pekerjaan, jika semakin banyak orang yang bekerja maka

kesempatan kerjanya cukup luas atau banyak,

Kesempatan kerja yang luas dapat memaksimalkan para pekerja dan

meningkatan pendapatan nasional. Apabila tenaga kerja sebagian besar atau

semua dapat tertampung dilapangan kerja maka hasil produksi baik barang

atau jasa akan meningkat dan tentunya pendapatan yang diterima oleh

masyarakat akan bertambah banyak.

Page 55: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxviii

Table 4.3

Jumlah Angkatan Kerja Industry Pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2010-2018

No. Tahun Angkatan Kerja Industri

Pengolahan Pertumbuhan (%)

1. 2010 158.465 2.05

2. 2011 163.345 3.08

3. 2012 180.564 10.54

4. 2013 196.332 -13

5. 2014 202.003 2.9

6. 2015 230.459 14

7. 2016 250.788 9

8. 2017 262.936 5

9. 2018 182.460 -30.6

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi SulSel (data diolah), 2019

Pada tabel 4.3 kondisi keadaan angkatan kerja Industry Pengolahan

di provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2010 hingga tahun 2018

penyerapan tenaga kerja naik pasang surut atau dalam keadaan fluktuasi.

Berdasarkan informasi data yang diperoleh dari kantor (BPS) Badan Pusat

Statistik provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun banyaknya lapangan pekerjaan

yang tersedia di provinsi Sulawesi Selatan, namun yang mampu bekerja di

Industri Pengolahan hanya beberapa saja jika dibandingkan jumlah penduduk

di Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai

Page 56: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xxxix

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk

mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis

grafik, baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan

melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas data dapat dilihat dari

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Normal

Probability Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Gambar 4.1 Uji Normalitas Probability Plot

Sumber :Olahan Data SPSS 20

Dari gambar 4.1 Normal Probability Plot, menunjukan bahwa data

menyebar disekitar garis diagonal dan menunjukkan pola distribusi

normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas memenuhi

Page 57: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xl

dan layak dipakai untuk memprediksi tenaga kerja industry pengolahan

berdasarkan variabel bebasnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen.Berdasarkan

aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance, maka apabila VIF

melebihi angka 10 ,00 atau tolerance kurang dari 0,100 maka dinyatakan

gejala multikolinieritas. Sebaliknya apabila VIF kurang dari 10,00 atau

tolerance lebih dari 0,100 maka dinyatakan tidak terjadi gejala

multikolinearitas.

Tabel 4.4

Uji Multikolinearitas

Sumber :Olahan Data SPSS 20

Tidak terjadi gejala Multikolinieritas jika nilai Tolerance > 0,100 dan

nilai VIF < 10,00 . Dari olah data pada tabel di atas nilai tolerance pada

variabel Industri Pengolahan (X1) dan UMP (X2) adalah 0,735 lebih besar

dari 0,100. Sementara nilai VIF pada variabel Industry Pengolahan (X1)

dan UMP (X2) adalah 1,361< 10,00. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri

Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038 .735 1.361

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175 .735 1.361

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Page 58: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xli

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara

variabel gangguan sehingga penaksir tidak lagi efesien baik dalam model

sampel kecil maupun dalam sampel besar. Salah satu cara untuk menguji

autokorelasi adalah dengan percobaan Uji Runs Test.

Table 4.5 Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 2.78585

Cases < Test Value 4

Cases >= Test Value 5

Total Cases 9

Number of Runs 4

Z -.683

Asymp. Sig. (2-tailed) .495

a. Median

Sumber :Data Olahan SPSS 20

Berdasarkan tabel outputRuns Test diatas, diketahui nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) adalah 0,495> dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat masalah atau gejala autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Page 59: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlii

Gambar 4.2

Uji Heteroskedastisitas

Sumber :Data Olahan SPSS 20

Berdasarkan hasil output SPSS dengan menggunakan gambar

scatterplots maka dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik data penyebar

diatas dan dibawah atau di sekitar angka 0 (nol), serta titik-titik menyebar

diatas atau dibawah angka 0 (nol), kemudian untuk penyebaran titik-titik

data tidak membentuk suatu pola. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regsresi berganda.

2. Uji Hipotesis

a. Uji T atau Uji Parsial

Uji T bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

parsial (sendiri) yang diberikan variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%).

Page 60: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xliii

Tabel 4.6 Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Sumber : Data Olahan SPSS 20

Berdasarkan hasil output SPSS 20 maka dapat dilihat tabel

coeficient diatas diketahui nilai signifikan (sig) Industri pengolahan (X1)

adalah sebesar 0,038. Karena nilai signifikan (sig) 0,038<0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama diterima, artinyaindustry

pengolahan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan

tenaga kerja industry (Y) di Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk Upah

Minimum Provinsi nilai signifikan (sig) bernilai 0,175> 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak, artinya Upah Minimum

Provinsi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan

tenaga kerja industry (Y) di Sulawesi Selatan (Y).

Berdasarkan pengambilan keputusan melalui T tabel maka

diketahui nilai T hitung Industri pengolahan (X1) adalah sebesar 2,654

dan T Tabel senilai 2,446. Maka nilai dari Industry pengolahan (X1) yaitu

T hitung 2,654> 2 mak,446 maka dapat disimpulkan bahwa Industri

pengolahan (X1) atau hipotesis pertama di terima. Artinya Industri

pengolahan (X1) berpengaruh secara positif terhadap Penyerapan tenaga

kerja industry (Y) di Sulawesi Selatan (Y). Sedangkan nilai T hitung

variabel Upah minimum provinsi (X2) adalah sebesar -1,539, karena nilai

Page 61: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xliv

T hitung -1,539<-2,446 maka disimpulkan bahwa Upah minimum provinsi

(X2) atau hipotesis kedua ditolak, artinya Upah minimum provinsi

(X2)berpengaruh negatif terhadapmigrasi masuk (Y).

b. Uji Koefisien Determinasi R2

Tabel 4.7

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .736a .541 .388 10.84850

a. Predictors: (Constant), UMP, Industri Pengolahan

b. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Sumber : Data Olahan SPSS 20

Berdasarkan tabel output spss “model summary” diatas, diketahui

nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,541. Besarnya angka

koefisien determinasi adalah 0,541 atau sama dengan 54,1%. Angka

tersebut mengandung arti bahwa industry Pengolahan (X1) dan UMP (X2)

secara simultan berpengaruh terhadap Tenaga kerja industry pengolahan

(Y) sebesar 54,1%. sedangkan sisanya 45,9% (100% - 54,1%)

dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau yang tidak

diteliti.

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda adalah sebuah metode pendekatan

hubungan antara dua atau beberapa variabel independen dan variabel

dependen. Dengan regresi linear dapat diketahui terdapat atau tidaknya

Page 62: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlv

pengaruh antara Industri Pengolahan (X1) dan Upah minimum provinsi

(X2) terhadap Penyerapan tenaga kerja industry (Y) di Sulawesi Selatan.

Tabel 4.8

Uji Regresi Linear berganda

Formulasi persamaan regresi linear berganda menurut Sugiyono

(2017) adalah sebagai berikut:

Y = a + β1(X1)+β2(X2)+e

Y = -14,738+ 4,353X1+(-1,190)X2+e

Keterangan:

Y = Penyerapan tenaga kerja industry pengolahan

a = Bilangan Konstanta

β1 – β2 = koefisien Regresi

X1 = Industri pengolahan

X2 = Upah minimum provinsi

e = Standar error

Hasil dari persamaan regresi pada tabel 4.8 di atas dijelaskan sebagai

berikut:

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri

Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038 .735 1.361

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175 .735 1.361

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Page 63: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlvi

1) Nilai Konstanta (β)

Nilai konstanta sebesar -14,738berarti jika Industri pengolahan

(X1), dan upah minimum provinsi (X2) nilainya 0 atau konstan maka

penyerapan tenaga kerja industry pengolahan(Y) nilainya sebesar -

14,738..

2) Industri Pengolahan (X1)

Nilai konstanta regresi industry pengolahan4,353 menyatakan

bahwa setiap peningkatan 1% Tingkat Upah maka akan

menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja industry

pengolahan di Sulawesi Selatan sebesar 4,353 % dengan arah

hubungan yang positif. Sehingga semakin tinggi jumlah industry

pengolahan di Sulawesi Selatan maka semakin meningkat pula

penyerapan tenaga kerja industry pengolahan.

3) Upah Minimum Provinsi (X2)

Nilai konstanta regresi Kesempatan Kerja -1,190 menyatakan

bahwa setiap peningkatan 1% upah minimum provinsi maka akan

menyebabkan peningkatan terhadap penyerapan tenaga kerja

industry pengolahan -1,190%, dengan arah hubungan negative.

Sehingga upah minimum provinsi tidak meningkatakan penyerapan

tenaga kerja industry pengolahan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sector industry

pengolahan dan upah minimum provonsi (UMP) terhadap penyerapan tenaga

kerja sector industry di Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data time series (data deretan

Page 64: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlvii

waktu) dari sektor industri dan upah, serta Penyerapan Tenaga Kerja Sektor

Industri periode 2010-2018 dan sampel yang digunakan adalah seluruh data dari

Sektor Industri dan Upah serta Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri lima

tahun terakhir yaitu periode 2010-2018. Analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS Versi 20.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu

varibael independen (Variebel bebas) dan variable dependent (Variabel terikat).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah sector industry pengolahan (X1)

dan upah minimum provinsi (X2) sedangkan variable dependent dalam penelitian

ini adalah penyerapan tenaga kerja sector industri.

Dalam sebuah perekonomian sektor industri dianggap sebagai sektor

yang mampu menjadi pimpinan dari sektor lain.Industri mempunyai peranan

sebagai sektor pemimpin (leading sector). Peranan sektor pemimpin dalam

kaitannya dengan keberhasilan sebuah pembangunan adalah dengan adanya

pembangunan industri, maka diharapkan akan dapat memacu dan mendorong

pembangunan sektor-sektor lainnya. Pertumbuhan industri yang cukup cepat

akan mendorong adanya perluasan peluang kerja yang pada akhirnya akan

meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat.

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari Pengusaha kepada

buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,

dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut sutau

persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar

suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik

untuk buruh sendiri maupun keluarganya (Peraturan Pemerintah No 8 Tahun

1981 Tentang Perlindungan Upah).

Page 65: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlviii

Penyerapan tenaga kerja merupakan suatu jumlah kuantitas tertentu dari

tenaga kerja yang digunakan oleh suatu sektor atau unit usaha tertentu. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja merupakan jumlah riil dari tenaga kerja

yang dikerjakan dalam unit usaha.

1. Pengaruh sektor industry pengolahan terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industry pengolahan

Setelah melakukan penelitian serta pengolahan data, hasil penelitian

dari variabel sektor industry pengolahan menunjukkan bahwa hipotesis

pertama diterima hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji parsialpada tabel 4.8

yang menunjukkan bahwa variabel sektor industry pengolahan berpengaruh

signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industry pengolahan dengan

nilai (0,038<0,05) dan hasil dari T Hitung menunjukkan adanya pengaruh

positif, yang artinyaindustry pengolahan (X1) berpengaruh secara signifikan

terhadap Penyerapan tenaga kerja industry pengolahan(Y) di Sulawesi

Selatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rezal Wicaksono (2018) yang menyimpulkan bahwa sector industry

pengolahan berpengaruh positif dan siginifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja pada industri pengolahan sedang dan besar di Indonesia tahun 1998

sampai tahun 2018,

2. Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor industry pengolahan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa

hipotesis yang mengatakan Upah Minimum Provinsi (UMP) berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja industry pengolahan provinsi

Sulawesi Selatan di tolak. Hal ini terbukti dengan nilai signifikan (sig) bernilai

Page 66: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

xlix

0,175 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua ditolak,

artinya Upah Minimum Provinsi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap Penyerapan tenaga kerja industry (Y) di Sulawesi Selatan. Hasil

Penelitian ini bertolak dengan penelitian yang dilakukan oleh Rieky

Hermawan (2019) yang menyimpulkan bahwa Upah Minimun Provinsi (UMP)

berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2017.

Hasil penelitian secara simultan ditunjukkan oleh nilai koefisien

determinasi (R Square) pada uji regresi adalah sebesar 0,541. Besarnya angka

koefisien determinasi adalah 0,541 atau sama dengan 54,1%. Angka tersebut

mengandung arti bahwa industry Pengolahan (X1) dan Upah Minimun Provinsi

(UMP) (X2) secara simultan berpengaruh terhadap penyerapan Tenaga kerja

industry pengolahan Provinsi Sulawesi Selatan (Y) sebesar 54,1%. sedangkan

sisanya 45,9% (100% - 54,1%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak menjadi

fomus dalam penelitian ini.

Page 67: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

l

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah

1. Industri pengolahan berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga

kerja industri pengolahan dengan nilai (0,038 < 0,05) dan hasil dari T

Hitung menunjukkan adanya pengaruh positif, yang artinya industri

pengolahan (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan

tenaga kerja industri pengolahan (Y) di Sulawesi Selatan. Dengan

Demikian H1 dalam penelitian ini diterima.

2. Upah Minimum Provinsi (UMP) tidak berpengaruh signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja industry pengolahan di Provinsi Sulawesi Selatan

terbukti dengan nilai signifikansi pada uji coefficients (0,175 > 0,05) dan

nilai konstanta negatif (-1,190) menyatakan bahwa Upah Minimun Provinsi

Berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian

H2 dalam Penelitian ini ditolak.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan serta maka saran

terhadap penelitian ini adalah:

1. Kebijakan pemerintah terhadap Upah Minimum Provinsi (UMP) harus bisa

disesuaikan dan besarnya jumlah UMP harus bisa mensejahterakan

masyarakat.

2. Sektor Industri yang dibangun ataupun dibawah naungan pemerintah harus

menjadi ladang pembangunan ekonomi dan tentunya mampu merekrut

50

Page 68: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

li

masyarakat sebagai pegawai yang bekerja didalamnya

3. Pengelolaan Industri harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga

secara efektif mampu memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat

yang bekerja didalamnya.

Page 69: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lii

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia. Berbagai Edisi

------- . Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka. Berbagai Terbitan

Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Nomor: PER-01/MEN/2018 Tentang Upah Minimum.

Jakarta:Kemnaker RI.

Ningrum, Vanda. 2008. Penanaman Modal Asing dan Penyerapan Tenaga Kerja

di Sektor Industri. Jurnal Kependudukan Indonesia. Vol. III, No. 2, 2008

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj/article/view/1974

https://www.kamusbesar.com/sektor-industri-pengolahan

Pambudi, Bramantyo. 2011. Analisis Antar Sektor dan Daa Saing Ekspor Sektor

Unggulan Dalam Struktur Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008 (Analisis InputOutput dan Revealed Comparative Advantage).

Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi UNNES

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1999 Tenatang Upah Minimum

Peraturan Pemerintah UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

https://pemerintah.net/upah-minimum-provinsi-ump/

Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan

Provinsi Sebagai daerah otonom

Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981 Tentang Perlindungan Upah

Rustiono, Deddy. 2008. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi

Jawa Tengah.Tesis. Semarang: Fakultas Ekonomi UNDIP

Sholeh, Maimun. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah: Teori

Serta Beberapa Potretnya di Indonesia. Jurnal

Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumberdaya. Jakarta: FEUI.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta

52

Page 70: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

liii

Sukirno, Sadono. 2013. Teori Pengantar Makro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta :

PT.Raja Grafindo Persada.

Setiawan, Samhis. 2019 Kesempatan Kerja – Pengertian, Faktor, Jenis,

Nasional, Perluasan, Mutu

https://www.gurupendidikan.co.id/kesempatan-kerja/

53

Page 71: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

liv

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 72: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lv

Tinjauan Empiris

N. Nama Judul Tahun Hasil

1. Tri Astuti,Tadjuddin

Parenta, Hamid

Paddu

Peranan

Kegiatan

Industri

Pengelohan

Terhadap

Pencemaran

Lingkungan Di

Sulawesi

Selatan

2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sektor-sektor industry pengolahan

kimia, logam dasar, dan barang dari

logam merupakan penyebab

pencemaran terberat di Sulawesi

Selatan pada tahun 2010, dan kasus

ekonomi lingkungan di Sulawesi

Selatan cenderung mendekati

hipotesis Haven.

2. Vanda Ningrum Penanaman

modal asing dan

penyerapan

tenaga kerja di

sektor industry

2008 Dari data tersebut didapatkan

beberapa temuan, Pertama, Industri

kimia dan farmasi adalah industri

yang memiliki nilai paling besar

terhadap total PMA, yakni 26,88

persen dari total PMA, namun

memberikan sedikit kontribusi dalam

penyerapan tenaga kerja. Kedua,

industri tekstil adalah industry yang

paling besar menyerap tenaga kerja

walaupun memiliki nilai investasi

kecil terhadap total PMA,sehingga

industry tersebut termasuk dalam

kategori industry yang paling efisien.

3. Saparuddin M. Dampak Industri

Kecil dan

Menengah pada

Kesempatan

Kerja dan

Pendapatan per

Kapita

2011 Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

a) PDRB, investasi, pendidikan dan

pelatihan, dan kebijakan pemerintah

signifikan mempengaruhi

pertumbuhan industry kecil dan

menengah: b) PDRB, investasi,

industri kecil dan menengah, dan

kesempatan kerja signifikan

Page 73: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lvi

mempengaruhi pendapatan perkapit;

c) PDRB, dan industry kecil dan

menengah, signifikan mempengaruhi

kesempatan kerja.

4. Muhammad Hasan Produktivitas

Dan Elastisitas

Kesempatan

Kerja Sektor

Industri

2014 Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa produktivitas tenaga kerja dan

elastisitas kesempatan kerja selama

periode pengamatan cenderung

fluktuatif

5. Paul SP Hutagalu Analisis

pengaruh upah

minimum dan

inflasi terhadap

kesempatan

kerja sektor

industry

pengolahan

besar dan

sedang di jawa

tengah

2013 Kaitannya dengan penelitian ini

karena sama-sama meneliti

pengaruh tingkat upah minimum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kenaikan upah UMP di jawa tengah

paling signifikan terjadi pada tahun

1994, yaitu mencapai 80% dari tahun

1993.

Page 74: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lvii

DATA PENELITIAN

Laju pertumbuhan PDRB tahunan sulawesi selatan menurut

lapangan usaha 2013-2017 (persen)

No.

Uraian / industri 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

1 Pertanian,Peternakan, Dan Perikanan

2.80 6.89 4.58 4.93 10.02 5.87 7.86 5.56 5.32

2 Pertambangan dan Penggalian

12.58 - 3.80 5.32 5.68 11.11 7.42 1.22 3.80 1.05

3 Industry pengolahan 5.75 9.03 8.66 9.22 9.00 6.77 8.23 5.03 0.94

4 Pengadaan listrik dan Gas

4.37 10.07 16.24 8.04 16.98 -1.38 11.52 6.10 7.26

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang

8.42 12.63 3.54

5.50 2.13 0.34 5.44 7.89 6.51

6 Konstruksi 9.52 6.92 9.86 10.57 6.29 8.32 7.02 8.74 8.60

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi mobil dan sepeda motor

11.82 10.35 11.86 7.23 7.20 7.89 9.57 10.42 11.57

8 Transposrtasi dan pergudangan

14.54 13.05 13.45 6.36 1.24 6.82 7.75 8.37 10.32

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

11.69 8.70 11.40 6.76 7.82 5.81 8.47 11.94 12.71

10 Informasi dan Komunikasi

25.25 11.81 20.60 14.07 5.75 7.92 8.13 10.52 11.99

11 Jasa Keuangan dan Asuransi

6.66 19.77 15.88 8.88 5.76 7.41 13.63 4.39 4.67

12 Real Estate 11.45 11.13 10.50 8.98 7.97 7.39 6.37 4.48 4.63

13 Jasa Perusahaan 9.95 9.00 8.02 6.97 6.76 5.87 7.88 8.44 10.02

14 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial

3.82

6.52 2.23 3.07 2.32 7.88 -0.22 5.20 9.96

15 Jasa Pendidikan 13.99 10.44 7.50 7.72 4.65 7.25 6.86 9.72 9.77

Page 75: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lviii

Upah Minimun Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010-2018

No. Tahun Upah Minimun Provinsi (UMP)(Rp)

1. 2010 Rp. 1.000.000

2. 2011 Rp. 1.100.000

3. 2012 Rp. 1.200.000

4. 2013 Rp. 1.440.000

5 2014 Rp. 1.800.000

6 2015 Rp. 2.000.000

7 2016 Rp. 2.250.000

8 2017 Rp. 2.435.000

9 2018 Rp. 2.647.767

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi SulSel

Jumlah Angkatan Kerja Industry Pengolahan di Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2010-2018

No.

Tahun

Angkatan Kerja Industri

Pengolahan

1. 2010 158.465

2. 2011 163.345

3. 2012 180.564

4. 2013 196.332

5. 2014 202.003

6. 2015 230.459

7. 2016 250.788

8. 2017 262.936

9. 2018 182.460

Sumber: Data Badan Pusat Statistik Provinsi SulSel

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

8.86 9.04 10.67 8.25 10.23 9.31 8.45 8.80 8.59

17 Jasa Lainnya 7.99 6.69 8.11 7.14 7.57 8.99 9.81 9.58 13.13

Page 76: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lix

Titik Persentase Distribusi t (df = 1-40)

Pr

Df

0.25

0.50

0.10

0.20

0.05

0.10

0.025

0.050

0.01

0.02

0.005

0.010

0.001

0.002

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

1.00000

0.81650

0.76489

0.74070

0.72669

0.71756

0.71114

0.70639

0.70272

0.69981

0.69745

0.69548

0.69383

0.69242

0.69120

0.69013

0.68920

0.68836

0.68762

0.68695

0.68635

0.68581

0.68531

0.68485

0.68443

0.68404

0.68368

0.68335

0.68304

0.68276

0.68249

0.68223

0.68200

0.68177

0.68156

0.68137

0.68118

0.68100

0.68083

0.68067

3.07768

1.88562

1.63774

1.53321

1.47588

1.43976

1.41492

1.39682

1.38303

1.37218

1.36343

1.35622

1.35017

1.34503

1.34061

1.33676

1.33338

1.33039

1.32773

1.32534

1.32319

1.32124

1.31946

1.31784

1.31635

1.31497

1.31370

1.31253

1.31143

1.31042

1.30946

1.30857

1.30774

1.30695

1.30621

1.30551

1.30485

1.30423

1.30364

1.30308

6.31375

2.91999

2.35336

2.13185

2.01505

1.94318

1.89458

1.85955

1.83311

1.81246

1.79588

1.78229

1.77093

1.76131

1.75305

1.74588

1.73961

1.73406

1.72913

1.72472

1.72074

1.71714

1.71387

1.71088

1.70814

1.70562

1.70329

1.70113

1.69913

1.69726

1.69552

1.69389

1.69236

1.69092

1.68957

1.68830

1.68709

1.68595

1.68488

1.68385

12.70620

4.30265

3.18245

2.77645

2.57058

2.44691

2.36462

2.30600

2.26216

2.22814

2.20099

2.17881

2.16037

2.14479

2.13145

2.11991

2.10982

2.10092

2.09302

2.08596

2.07961

2.07387

2.06866

2.06390

2.05954

2.05553

2.05183

2.04841

2.04523

2.04227

2.03951

2.03693

2.03452

2.03224

2.03011

2.02809

2.02619

2.02439

2.02269

2.02108

31.82052

6.96456

4.54070

3.74695

3.36493

3.14267

2.99795

2.89646

2.82144

2.76377

2.71808

2.68100

2.65031

2.62449

2.60248

2.58349

2.56693

2.55238

2.53948

2.52798

2.51765

2.50832

2.49987

2.49216

2.48511

2.47863

2.47266

2.46714

2.46202

2.45726

2.45282

2.44868

2.44479

2.44115

2.43772

2.43449

2.43145

2.42857

2.42584

2.42326

63.65674

9.92484

5.84091

4.60409

4.03214

3.70743

3.49948

3.35539

3.24984

3.16927

3.10581

3.05454

3.01228

2.97684

2.94671

2.92078

2.89823

2.87844

2.86093

2.84534

2.83136

2.81876

2.80734

2.79694

2.78744

2.77871

2.77068

2.76326

2.75639

2.75000

2.74404

2.73848

2.73328

2.72839

2.72381

2.71948

2.71541

2.71156

2.70791

2.70446

318.30884

22.32712

10.21453

7.17318

5.89343

5.20763

4.78529

4.50079

4.29681

4.14370

4.02470

3.92963

3.85198

3.78739

3.73283

3.68615

3.64577

3.61048

3.57940

3.55181

3.52715

3.50499

3.48496

3.46678

3.45019

3.43500

3.42103

3.40816

3.39624

3.38518

3.37490

3.36531

3.35634

3.34793

3.34005

3.33262

3.32563

3.31903

3.31279

3.30688

Page 77: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lx

HASIL PENGOLAHAN DATA PENELITIAN SPSS 20

Uji Asumsi Klasik

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri

Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038 .735 1.361

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175 .735 1.361

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Page 78: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lxi

Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 2.78585

Cases < Test Value 4

Cases >= Test Value 5

Total Cases 9

Number of Runs 4

Z -.683

Asymp. Sig. (2-tailed) .495

a. Median

Page 79: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lxii

Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .736a .541 .388 10.84850

a. Predictors: (Constant), UMP, Industri Pengolahan

b. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -14.738 11.176 -1.319 .235

Industri

Pengolahan 4.353 1.641 .856 2.654 .038 .735 1.361

UMP -1.190 .773 -.497 -1.539 .175 .735 1.361

a. Dependent Variable: Tenaga Kerja Industri Pengolahan

Page 80: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lxiii

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 81: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lxiv

Page 82: PENGARUH PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN UPAH …

lxv

BIOGRAFI PENULIS

INDO ACO lahir pada tanggal 26 Mei 1997

tepatnya di Tanete, Desa Awota Kec. Keera

kab. Wajo. Merupakan anak pertama dari tiga

bersaudara dari pasangan Tangngi dan Tahira

Penulis memasuki pendidikan formal di SD 192

Awota kec. Keera kab. Wajo , pada tahun 2003

dan tamat pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan tingkat

pertama di SMP Negeri 2 Keera, Kabupaten Wajo dan tamat pada tahun

2012, setelah tamat dari SMP, penulis melanjutkan sekolahnya di SMA

Negeri 2 Sengkang yang sekarang menjadi SMA Negeri 3 Sengkang dan

tamat pada tahun 2015. Penulis melanjutkan pendidikan pada Program

Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBIS) Program

Studi Ekonomi Pembangunan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat karunia Allah subhanahu wata‟ala, pada tahun 2020 penulis

dapat menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan tersusunnya skripsi yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan

Industri Pengolahan, dan Upah Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri di Provinsi Sulawesi Selatan”.