34
LAPORAN PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut Sundra Martin Joni Dibiayai Oleh DIPA BLU Universitas Udayana Sesuai Dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 1320/UN.14.1.28.I/PP/2015 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

LAPORAN

PENELITIAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN

KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR,

KECAMATAN KINTAMANI BANGLI

I Ketut Sundra

Martin Joni

Dibiayai Oleh DIPA BLU Universitas Udayana Sesuai Dengan Surat Perjanjian

Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : 1320/UN.14.1.28.I/PP/2015

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

ii

Page 3: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

iii

Ringkasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan mutu perairan Danau

Batur, secara fisik,kimia dan mikrobia akibat pengaruh aktivitas pertanian yang

dilakukan masyarakat petani terutama yang ada di 6 desa sekitar Danau Batur yaitu :

Desa Kedisan, Buahan, Toya Bungkah, Songan, Abang dan Terunyan. Perairan

Danau Batur saat ini memeiliki multi fungsi terutama untuk pertanian, perikanan dan

kebutuhan masyarakat sehari-hari yaitu untuk masak, mandi cuci dan

sebagainya.Dengan demikian dalam jangka pendek selalu dapat terjaga kualitas

perairan sesuai peruntukkannya dan dalam jangka panjang dapat terpeliharanya

ekosistem danau secara berkelanjutan.

Penelitian ini dilakukan pada 6 desa sekitar danau Batur yang aktif usaha

pertaniannya yaitu Desa Kedisan, Buahan, Toya Bungkah, Songan, Abang dan

Terunyan. Sampel air diambil dari 6 lokasi (6 sampel) yang diambil pada dua musim

yaitu musim hujan dan kemarau, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 12

sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampaling, Untuk

metode Analisis sampel air dilakukan dengan dua cara yaitu secara in-situ (langsung

di lapangan) untuk unsur-unsur yang mudah berubah seperti suhu, DO dan pH , dan

dengan cara Laboratorium untuk Parameter yang bisa diawetkan (kimia dan mikroba)

yanbg dianalisis di di LaboratoriumAnalitik dan Mikrobiologi Universitas Udayana.

Tingkat kelayakan hasil dicocokkan dengan Standar Baku Mutu Air Kelas 3

berdasarkan Pergub Bali Nomor 08 tahun 2007, Sedangkan status mutu perairan

ditetapkan dengan Metode Storet berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Hasil

penelitian tentang perubahan kualitas perairan Danau Batur yang diduga karena

pengaruh aktivitas pertanian konvensional petani sekitar lingkar Danau Batur adalah

keluarannya berupa data ekologi yang autentik yang dapat dijadikan data dasar ntuk

penelitian berikutnya dan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah dan

masyarakat.

Kata Kunci : Kualitas,air, Status Mutu Air, Danau Batur, pencemaran

Page 4: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida sanghyang Widhi Wasa / Tuhan Hyang

Maha Esa karena atas berkat rahmat dan berkatNya lah Penulis dapat menyelesaikan

laporan kemajuan penelitian Hibah Unggulan Program Studi dengan judul : Pengaruh

Pertanian Terhadap Penurunanan Kualitas dan Mutu Perairan Danau Batur

Kecamatan Kintamani Bangli.

Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kemajuan penelitian ,

terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng. selaku Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana

2. Drs. Ida Bagus Made Suaskara , MSi selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Udayana

3. Anak Agung Bawa Putra, SSi , M.Si selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan sekaligus

sebagai Pembantu Dekan II Fak. MIPA Universitas Udayana yang telah menyetujui

pengeluaran dana penelitian.

4. Rekan rekan Dosen Fakultas MIPA Universitas Udayana yang yang telah banyak

membantu pelaksanaan penelitian ini.

5. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutka satu persatu yang telah ikut

membantu dalam penyelesaian penelitian ini

Peneliti menyadari bahwa pelaporan kemajuan penelitian ini masih banyak terdapat

kekurangan , maka keritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

kepada semua pihak untuk kesempurnaan laporan kemajuan dan laporan final nanti. .

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bukit, Jimbaran, Oktober 2015

Penulis

Page 5: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

v

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………. ii

KATA PENGANTAR ………………………………………. iii

DAFTAR ISI ………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL ………………………………………….. v

I PENDAHULUAN ……………………………………... 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………. 1

1.2 Tujuan Penelitian …………………………………... 1

1.3 Manfaat Penelitian ………………………………..… 2

II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………. 3

2.1 Danau Batur …………………………………………. 3

2.2 Pencemaran Air ……………………………………… 3

2.2.1 Parameter Fisika ……………………………... 4

2.2.2 Parameter Kimia ………………………………. 5

2.2.3 Parameter Mikrobiologi ………………………. 8

2.3 Dampak Bahan Kimia Pertanian Terhadap Kualitas Air

Danau Batur …………………………………………… 8

III. METODE PENELITIAN …………………………………. 12

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………… 12

3.2 Alat dan Bahan ……………………………………… 12

3.3 Pengumpulan Data …………………………………… 12

3.4 Cara Pemeriksaan Sampel Air ……………………….. 13

3.5 Analisis Data …………………………………………………… 14

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………… 16

4.1 Hasil …………………………………………………………….. 16

4.2 Pembahasan …………………………………………………….. 22

4.2.1 Kualitas Perairan …………………………………………. 22

4.2.2 Setatus Mutu Perairan Danau ……………………………. 24

Page 6: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

vi

V KESIMPULA.N DAN SARAN ………………………………….. 26

5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 26

5.2 Saran ………………………………………………………….. 26

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 27

Page 7: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Parameter kualitas air yang akan diukur, metode analisis dan

alat-alat pengukuran ………………………………………. 12

Tabel 2. Skor Nilai Storet Parameter isik, Kimia dan Biologi …… 13

Tabel 3. Klasifikasi mutu/tingkat pencemaran air …………………. 14

Tabel 4. Hasil Analisis Kualitas air pada 6 desa sekelililing Danau Batur Bulan Maret (musim Hujan) tahun 2015 … 16 Tabel 5. Hasil Analisis Kualitas air pada 6 desa sekelililing Danau Batur Bulan Juli ( musim Kemarau) tahun 2015… 17 Tabel 6. : Status mutu rata-rata air Danau Batur pada musim hujan

dan kemarau 2015……. ……………………………………. 20

Page 8: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Danau Batur merupakan salah satu dari empat danau di Bali yang memiliki

luas terbesar yaitu 16,05 km2 dibandingkan dengan tiga danau lainnya (Beratan,

Buyan dan Tamblingan). Hasil pengamatan Sundra (2012) terhadap enam desa

yang ada di sekitar Danau Batur (Kedisan, Buahan, Toya Bungkah, Songan, Abang

dan Terunyan) adalah semua penduduk memanfaatkan lahan di sekitar Danau Batur

tersebut untuk usaha pertanian khususnya tanaman hortikultur berupa sayuran baik

kubis,bawang merah, cabe, tomat dan jagung. Dalam pelaksanaan usahatani tersebut

bahwa semua petani dalam meningkatkan produksi pertanian tersebut menggunakan

sarana produksi berupa pupuk kimia (pupuk, N, P, K) dan pupuk organik berupa

pupuk kompos dengan perbandingan yang berimbang (60 % pupuk kimia dan 40 %

pupuk kompos) serta menggunakan pestisida dan fungisida secara kontinyu.

Berdasarkan informasi masyarakat petani baik petani pemilik dan petani

penyakap bahwa dalam usaha tani masyarakat belum bisa secara penuh menerapkan

sistem pertanian organik (tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida). Hal ini

dilakukan karena masih menjadi tuntutan petani untuk bisa menghasilkan produksi

pertanian secara maksimum sehingga penggunaan pupuk kimia dan pestisida sampai

saat ini tetap menjadi sarana unggulan dalam meningkatkan produksi pertanian.

Secara geografis lahan pertanian yang lebih tinggi dari posisi danau, dan

aktivitas pertanian yang berbatasan langsung dengan pinggir danau serta tanah

bersifat poros, sehingga kondisi ini memacu residu pupuk dan pestisida lebih mudah

terakumulasi ke badan perairan. Masuknya residu pupuk kimia dan pupuk organik

dan pestisida ke badan perairan danau, akan berpengaruh terhadap penurunan

kualitas dan mutu perairan danau baik secara fisik, kimia maupun mikrobia.

Adapun penurunan kualitas perairan ini akan berdampak negatif terhadap

lingkungan terutama pada manusia yang masih secara aktif memanfaatkan air danau

selain untuk meyiram tanaman juga untuk berbagai keperluas sehari-hari, yaitu

untuk air minum, mandi cuci dan sebagainya.

Mengingat pentingnya peruntukannya perairan air danau, maka perlu

teridentifikasi secara kualitas dan mutu perairannya, sehingga dapat diupayakan

untuk mempertahankan tingkat kelayakan terhadap fungsi dan manfaat untuk

Page 9: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

2

berbagai kepentingan terutama untuk bahan baku air minum, mandi dan keperluan

lainnya. Dengan demikian untuk menjawab persoalan ini perlu dilakukan

penelitian secara berkelanjutan.

1.2 Tujuan penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui kualitas secara fisik, kimia dan mikrobiologi perairan Danau

Batur pada musim hujan dan kemarau dalam peruntukkannya sebagai bahan

baku air pertanian akibat dari aktivitas pertanian sayuran yang dilakukan oleh

petani di desa –desa sekitar danau Batur,

b. Untuk mengetahui status mutu perairan Danau Batur pada musim hujan dan

kemarau dalam peruntukkannya sebagai bahan baku air pertanian.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini adalah bermanfaat untuk dapat dijadikan data dasar (data base)

untuk penelitian penelitian selanjutnya terhadap status mutu perairan khususnya

untuk bahan baku air pertanian , dan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan

keutusan bagi masyarakat dan pemerintah dalam upaya pengelolaan

peningkatan kualitas lingkungan danau batur secara berkelanjutan

Page 10: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

3

II. TINJAUAN PUSTAKA.

2.1 Danau Batur

Danau Batur adalah danau terluas di Bali, menempati dasar kaldera di

sebelah timur dan tenggara Gunung Batur yang menyerupai bentuk bulan sabit,

panjangnya kurang lebih 7,5 Km, lebar kurang lebih 2,5 km, keliling 22 km, luas 16

km dan tinggi muka air danaunya 1031 m di atas permukaan laut dengan kedalaman

airnya diperkirakan mencapai 70 meter dan mengandung air sebanyak 815,38 juta

meter kubik. Desa-desa yang terletak di pinggir Danau Batur diantaranya Desa

Songan, Toya Bungkah, Terunyan, Abang, Buahan dan Kedisan.Kawasan Danau

Batur merupakan kawasan yang sejak lama telah dimanfaatkan sebagai tempat

pertanian sayuran maupun wisata karena terletak pada ketinggian diatas 1000 m

diatas permukaan laut (dpl). Air dari danau ini mengalir ke hampir seluruh sungai

besar di Bali seperti sungai Unda di Bali Selatan, sungai Suni di Bali Barat, dan

Sungai Bayumala di Bali Utara. Dari aliran sungai itulah air Danau Batur kemudian

dibagi-bagi dengan tata aturan khusus yang disebut subak (iftfishing.com/fishing-

guide/spot/danau-batur).

2.2 Pencemaran Air

Perairan termasuk juga danau secara alami memiliki daya dukung untuk

memurnikan diri dari segala gangguan atau bahan pencemar yang masuk ke badan-

badan perairan. Namun jika beban pencemar yang diterima oleh perairan tersebut

melampaui ambang batas yang ditetapkan berdasarkan baku mutu, maka perairan

tersebut dikatakan telah tercemar.

Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan

satu atau lebih komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara

fisika, kimia dan biologi sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan

nilai lingkungan yang disebut perubahan kualitas lingkungan. Untuk menentukan

kualitas lingkungan air contohnya air Danau Batur dapat dilakukan pengujian untuk

membuktikan kelayakan air tersebut sesuai baku mutu yang ditetapkan serta

komponen-komponen bahan pencemar yang terkandung didalamnya. Dengan

menurunnya daya dukung lingkungan danau maka kualitas air Danau Batur juga

Page 11: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

4

akan mengalami penurunan. Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat

bervariasi tergantung pada jenis air dan polutannya (bahan pencemar). Untuk

mendeteksi polutan pencemaran air perlu diketahui parameter-parameter

pencemaran baik fisika, kimia maupun mikrobiologi.

2.2.1 Parameter fisika

Sifat fisik air adalah sifat yang mudah ditentukan secara langsung di lapangan

baik dengan alat maupun dengan ketajaman indera.meliputi ::

a. Suhu, merupakan parameter fisik yang dapat secara langsung berpengaruh

terhadap kondisi biota dalam air dan juga mempengaruhi keberadaan

oksigen terrlarut (DO) di dalam air (Dahuri dan Damar, 1994). Menurut

Effendi (2003), suhu dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme untuk

melakukan proses penguraian bahan organik dan anorganik di dalam

perairan. Suhu air normal berkisar 24 – 30 0C dimana suhu air yang

melebihi 30 0C akan berpengaruh terhadap perubahan reaksi kimia dalam

air. Kenaikan suhu perairan akan menimbulkan beberapa akibat diantaranya

jumlah DO akan menurun, kecepatan reaksi kimia meningkat, kehidupan

biota air terganggu, dan dapat menimbulkan kematian biota (Sunu, 2001).

b. Bau dan Warna, Air normal umumnya tidak berwarna sehingga tampak

bersih dan jernih. Bila kondisi air warnanya berubah, maka hal tersebut

merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar.Timbulnya bau juga

menjadi salah satu indikasi air telah tercemar.Bau yang keluar dari dalam

air dapat langsung berasal dari polutan ataupun dari hasil degradasi

mikroba yang hidup di dalam air. Mikroba yang hidup di dalam air akan

mengubah bahan organik terutama gugus protein menjadi bahan yang

mudah menguap dan berbau (Sunu, 2001).

c. Padatan

Air yang tercemar selalu mengandung padatan yang dikelompokkan

berdasarkan partikelnya dan kelarutannya. Padatan tersuspensi total (Total

Suspended Solid / TSS) adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,

tidak terlarut dan tidak dapat mengendap langsung sedangkan padatan

terlarut total (Total Dissolved Solid / TDS) merupakan padatan yang

Page 12: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

5

mempunyai ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi (Sunu, 2001). Zat

padat terlarut dapat dihasilkan dari penguraian sampah oleh

mikroorganisme, sehingga fluktuasi kegiatan mikroorganisme akan

meningkatkan fluktuasi zat padat terlarut dalam air (Sutrisno, 1999).

2.2.2 Parameter Kimia

a. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan

organisme dalam air sehingga pH sering dipakai sebagai petunjuk baik

buruknya kualitas suatu perairan. Bakteri mampu hidup dengan baik pada

pH netral dan alkalis sedangkan fungi (jamur) tumbuh hidup pada pH

rendah (asam), sehingga proses dekomposisi bahan organik berlangsung

lebih cepat pada kondisi ph netral atau alkalis (Effendi, 2003). Air dapat

bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau

konsentrasi ion hidrogen dalam air. Air normal yang memenuhi syarat

untuk suatu kehidupan mempunyai pH antara 6,5 – 7,5.

b. Dissolved Oxygen (DO/Oksigen Terlarut)

Oksigen terlarut merupakan parameter mutu air yang penting karena nilai

oksigen terlarut dapat menentukan tingkat pencemaran atau tingkat

pengolahan air limbah. Oksigen terlarut dapat berasal dari proses

fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung pada

jumlah tanaman dan dari udara yang masuk ke dalam air dengan kecepatan

terbatas. Secara normal air mengandung kira-kira 8 mg/L oksigen terlarut

dan kadar minimum yang diperlukan guna mempertahankan kehidupan

biota air adalah 5 mg/L (Sunu, 2001).

c. Biological Oxygen Demand (BOD5)

Biological Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen biologis adalah jumlah

oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan

untuk menguraikan atau mengoksidasi limbah organik yang terdapat dalam

perairan (Sunu, 2001). Nilai BOD suatu perairan yang semakin tinggi

Page 13: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

6

menunjukkan bahwa semakin tinggi oksigen terlarut yang digunakan oleh

mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang terkandung

diperairan tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa kualitas perairan

semakin rendah (KLH, 2004 , Metcalf & Eddy, 1991)

Menurut Alaerts dan Santika (1984), secara umum BOD diukur dalam

jangka waktu lima hari sehingga dikenal sebagai BOD5 yang artinya

banyaknya oksigen yang dipergunakan oleh mikroorganisme pengurai

dalam menguraikan bahan organik baik yang terlarut maupun yang

tersuspensi selama lima hari pada suhu 20OC. (Sunu, 2001).

d. Chemical Oxygen Demand (COD)

Chemical Oxygen Demand atau kebutuhan oksigen kimiawi adalah jumlah

oksigen yang diperlukan untuk menguraikan atau mengoksidasi limbah

organik dan anorganik yang ada dalam air melalui reaksi kimia (Sunu,

2001). Seperti halnya BOD, nilai COD yang tinggi menunjukkan bahwa

jumlah oksigen terlarut relatif kecil yang menandakan adanya penurunan

kualitas perairan tersebut. Nilai COD selalu lebih besar dari BOD karena

pada uji COD tidak hanya mengukur senyawa organik yang dapat diuraikan

melainkan juga mengukur senyawa anorganik (Gintings, 1995).

e. Amonia (NH3)

Amonia (NH3) merupakan suatu zat yang menimbulkan bau yang tidak

normal dalam air. Gas amonia yang menimbulkan bau menyengat dan

bersifat racun dapat ditemukan pada pH tinggi (basa) sedangkan pada pH

rendah (asam) akan terbentuk ion NH4+ (Kementrian Lingkungan Hidup,

2004). Amonia dalam air berhubungan erat dengan siklus nitrogen dialam.

Senyawa nitrogen seperti amonia, nitrit dan nitrat di perairan memiliki

hubungan yang erat dimana dapat terjadi transformasi amonia menjadi nitrit

dengan bantuan bakteri Nitrosomonas (Saeni, 1989).

Nitrosomonas

2NH3 + 3O2 2NO2- + 2H

+ + 2H2O + energi

Page 14: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

7

f. Nitrit (NO2)

Diperairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang

sangat sedikit bahkan lebih sedikit daripada nitrat karena nitrit bersifat tidak

stabil sehingga mudah teroksidasi menjadi nitrat. Proses transformasi nitrit

menjadi nitrat ini terjadi dengan bantuan bakteri Nitrobacter (Saeni, 1989).

Nitrobacter

2NO2- + O2 2NO3

Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amoniak dan nitrat (nitrifikasi)

dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi

berlangsung dalam suasana anaerob, gas nitrogen yang dilepaskan dari

dalam air ke udara. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya

proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen

terlarut sangat rendah.

g. Nitrat (NO3)Nitrat (NO3) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami

dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman air dan alga.

Nitrat dapat terjadi dari N2 di atmosfer, pupuk yang digunakan serta

oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok nitrobacter. Nitrat sangat mudah

larut dalam air dan bersifat stabil. Kadar nitrat alami pada perairan hampir

tidak pernah lebih dari 0,1 mg/L. Kadar nitrat yang lebih dari 5 mg/L

menggambarkan terjadinya pencemaran yang berasal dari aktivitas manusia

dan tinja hewan (Effendi, 2003).

h.Fosfat (PO4)

Badan-badan perairan yang mengandung fosfat dapat berasal dari limbah

rumah tangga, industri dan pertanian yang dapat memicu pertumbuhan

tumbuhan air di perairan (Sutrisno dan Suciastuti, 1987). Di dalam air fosfat

dapat berbentuk padatan maupun larutan. Bentuk padatan terjadi dari

suspensi garam-garam yang tidak larut, bahan biologis, atau teradsorbsi

dalam bentuk padat sedangkan bentuk larutan fosfat ditemukan dalam bentuk

ortho-fosfat ( Peavy.1986 )

Page 15: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

8

2.2.3 Parameter Mikrobiologi

Parameter mikrobiologi yang dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran

diantaranya bakteri Escherichia coli dan Coliform. Bakteri indikator

pencemaran ini digunakan sebagai petunjuk adanya polusi feses atau kotoran

manusia ataupun hewan di dalam perairan. E. coli ini adalah salah satu bakteri

coliform dan hidup secara normal di dalam saluran pencernaan manusia dan

hewan sehingga disebut coliform fecal. Untuk bakteri coli yang terdapat dalam

air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Kelompok bakteri fecal yaitu bakteri yang bersifat patogen yang terdapat

dalam kotoran manusia dan hewan berdarah panas.

2. Bakteri non fecal yaitu bakteri non patogen yang terdapat di dalam tanah,

sampah, limbah pertanian dan limbah rumah tangga seperti Enterobacter

aerogenes (Suriawiria, 1990).

E. coli mempunyai sifat dapat memfermentasi laktosa, memproduksi asam dan

gas pada suhu 37 0C maupun suhu 44,5

0C dalam waktu 48 jam. Bakteri ini

termasuk bakteri gram negatif. Alasan pemilihan bakteri ini sebagai bakteri

indikator pencemar yaitu:

a. Bakteri ini umumnya tidak tumbuh pada saluran pencernaan organisme lain

kecuali manusia dan hewan berdarah panas.

b. Bakteri ini dapat hidup lebih lama dibandingkan bakteri lainnya.

c. Prosedur untuk uji bakteri indikator ini bersifat spesifik, aman dan mudah

dikerjakan (Fardiaz, 1992).

2.3 Dampak Bahan Kimia Pertanian Terhadap Kualitas Air Danau Batur

Masalah pencemaran air mempunyai dimensi yang lebih kompleks, baik dari

sisi jenis bahan pencemar maupun dari sumbernya.Pencemaran bahan organik saat

ini telah menjadi fenomena umum dijumpai di hampir semua perairan danau.Tingkat

kerawanan perairan danau yang tinggi terhadap beban dari bagian tangkapan airnya

sebenarnya terkait dengan karakteristik unik ekosistem danau.Yang pertama adalah

adanya interaksi antar komponen yang sangat kuat di lingkungan danau (integrating

nature), sehingga pelaku perubahan ekosistem danau dapat secara langsung menjadi

korban dari perubahan tersebut.Sebagai contoh pemberian pakan yang berlebihan

Page 16: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

9

pada kegiatan budidaya ikan di perairan danau dapat menyebabkan pencemaran air

yang bersifat fatal terhadap kehidupan ikan dan merugikan masyarakat pelaku

budidaya perikanan tersebut.Karakter unik kedua adalah waktu tinggal air yang

relatif lama di dalam danau (long retention time), yang menyebabkan respon yang

relatif lambat dari lingkungan perairan danau terhadap suatu kejadian, baik yang

bersifat negatif, seperti pencemaran, maupun yang bersifat positif seperti terhadap

langkah-langkah pemulihan dari akibat pencemaran tersebut. Karakter ketiga adalah

dinamika proses ekologis yang kompleks (complex response dynamics), dimana

keterkaitan satu komponen dengan yang lainnya terjadi secara tidak langsung

sehingga sulit untuk dikenali dan diantisipasi. Sebagai contoh adalah pola stratifikasi

suhu pada kolom air danau yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu diantaranya

radiasi cahaya matahari, kedalaman danau, pola arus, dan angin. Pola stratifikasi ini

sangat dinamis dan tidak dapat diamati secara kasat mata, padahal fenomena ini

sangat penting karena sangat terkait dengan pola sirkulasi nutrien dan bahan kimia

lain dalam air danau. Keterlambatan mengantisipasi dinamika stratifikasi air ini telah

menimbulkan masalah kematian massal ikan budidaya di beberapa danau setiap

tahun (Pua, 2012).

Tingkat pencemaran air danau akibat aktivitas domestik terutama kegiatan

pertanian memberikan kontribusi pencemaran lingkungan terhadap pemakaian bahan

kimia pertanian.Bahan kimia pertanian yaitu sumber pencemaran yang aneh dan

sulit untuk diamati.Golongan bahan kimia pertanian diantaranya pupuk kimia,

insektisida, disinfektan dan herbisida. Karakteristik bahan kimia pertanian sebagai

suatu zat yang dapat mencemari perairan yaitu:

a. Hampir semuanya merupakan senyawa khusus yang tidak dapat terjadi

secara alamiah, dan sifat serta perubahan zat kimia tersebut sulit

diidentifikasi pada waktu dilepaskan ke lingkungan.

b. Banyak pengaruhnya pada badan manusia yang tidak diketahui, tetapi dalam

beberapa contoh zat kimia tersebut meskipun dalam jumlah kecil sekalipun

mempunyai dampak yang kuat dan khas pada tubuh manusia.

c. Beberapa zat kimia tersebut sangat stabil dan tertinggal dalam jangka waktu

yang lama di alam dan tubuh organisme.

Page 17: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

10

d. Semua zat kimia tersebut pada umumnya mengandung aditif disamping

unsur utamanya dimana unsur aditif dapat mempengaruhi lingkungan

walaupun toksisitasnya lebih rendah.

Komposisi utama pupuk kimia antara lain senyawa yang relatif sederhana

seperti nitrogen, fosfor, dan potassium yang merupakan elemen nutrisi bagi

tumbuhan. Penggunaan pupuk yang tidak tepat dapat berakibat pada pencemaran air,

karena yang diberikan ke lahan pertanian tidak selalu dikonsumsi seluruhnya oleh

tanaman. Sebagian pupuk yang tidak dipakai oleh tanaman akan diserap oleh koloid

tanah dan jika terlarut dapat mempengaruhi kualitas perairan. Unsur nitrogen

mempunyai koefisien penyerapan yang tinggi dimana cenderung dapat

menyebabkan proses eutrofikasi yaitu proses perkembangbiakan tumbuhan air

dengan cepat karena memperoleh zat makanan yang berlimpah akibat pemberian

pupuk yang berlebihan (Sunu, 2001).

Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari Revolusi

Hijau, sebuah proyek pada masa pemerintahan Orde Baru untuk mendorong

produktivitas pertanian dengan menggunakan teknologi modern, yang diadakan

sejak tahun 1990-an. Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada

decade 1980-an. Waktu itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan

pemakaian bibit impor, pupuk kimia, dll. Indonesia yang Berjaya saat itu sempat

mengalami swasembada beras.Namun hal itu tidak berlangsung lama.Pada dekade

1990-an, petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang merosot dan

ketergantungan pemakaian pupuk kimia (anorganik) yang makin

meningkat.Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktivitas pertanian

Indonesia. Untuk penggunaan pupuk anorganik, hal ini berdampak:

1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik.

2. Kesuburan tanah yang merosot / tandus.

3. Keseimbangan ekosistem tanah yang rusak.

4. Terjadi peledakan dan serangan jumlah hama (Sakina, 2011).

Usahatani sayuran masyarakat di sekitar Danau Batur semakin lama semakin

pesat dan sistem pertanian masih bersifatkonvensional sehinga dengan kondisi

tanah yang porous, bertekstur pasir gembur dan struktur remah seperti di Buahan,

Kedisan, Songan dan Toyo Bungkah menyebabkan polutan dari residu pupuk mudah

Page 18: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

11

masuk ke air sungai. Sedang di Desa Abang dan Trunyan memiliki tanah bertekstur

pasir keras, agak massif dan kering sehingga residu pupuk lebih tertahan di tanah.

Mengingat Danau Batur memilki fungsi yang komplek terutama pengaruh

pertanian terhadap perubahan kualitas perairannya maka perlu dilakukan penelitian

secara kontinyu dan berkesinambungan

Page 19: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

12

III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada enam Desa di wilayah sekitar Danau Batur,

Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli (Desa Kedisan, Toyo Bungkah, Abang,

Songan, Terunyan dan Buahan) yang dimafaatkan sebagai lahan pertanian sayur

mayur. Penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan untuk dua periode musim yaitu

dari Bulan Maret-April (musim hujan) dan bulan Agustus-September (musim

kemarau).

3.2Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan sample air adalah:

a. Water sampler

b. Jerigen plasik ukuran 2 liter

c. Botol gelap (botol Winkler) ukuran 300 ml

d. Botol steril ukuran 250 ml

e. pH meter, termometer, dan salinometer

3.3.Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data Primer

Data primer penelitian ini didapat dari pengambilan sampel air danau pada

musim hujan dan kemarau. Adapun teknik pengambilan sampel air sebagai berikut:

Sampel air danau diambil pada 6 titik lokasi pada 6 desa di wilayah lingkar Danau

Batur yaitu Desa Kedisan (SA1), Toyo Bungkah (SA2) , Abang (SA3), Songan

(SA4), Terunyan (SA4) dan Desa Buahan (SA6). Pengambilan sampel air

dilakukan dalam 2 periode musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, sehingga

Page 20: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

13

jumlah sampel yang diambil sebanyak 12 sampel. Adapun teknik pengambilan

sampel dilakukan pada lokasi dan tempat yang sama.

Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil data-data di lokasi, baik melalui

quisener maupun wawancara dengan masyarakat setempat, serta data-data yang

diambil dari monografi desa menyangkut kondisi wilayah, curah hujan, data iklim

dan sebagainya

3.4. Cara Pemeriksaan Sampel Air

Untuk analisis kualitas air danau dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung

dilokasi (in situ) untuk parameter-parameter kualitas air yang cepat berubah seperti

pH, suhu, bau, rasa, warna. Untuk unsur-unsur fisik, kimia dan mikrobiologi lainnya

yang bisa diawetkan dengan natriumthio-sulfat atau dengan pendingin (es) langsung

masukkan dalam box sampel untuk dibawa ke Laboratorium Analitik Universitas

Udayana. Parameter yang akan di analisis segera atau selambat lambatnya 24 jam

setelah sampel diambil ((Rand, et. all, 1975, Dahuri dan Damar, 1994, Hadi, 2005).

Parameter yang akan di analisis, beserta metode dan peralatannya disajikan Tabel 1.

Tabel 1.Parameter kualitas air yang akan diukur, metode analisis dan alat-alat

pengukuran

No Parameter Satuan Metode Peralatan

A Fisik

1 Warna - Kualitatif Organoleptik

2 Bau - Kualitatif Organoleptik

3 Rasa - Kualitatif Organoleptik

4 Suhu OC Pemuaian air raksa Thermometer

5 TSS mg/l Gravimetrik Neraca analitik

B Kimia

6 pH - Potensiometrik pH meter

7 DO mg/l Potensiometrik DO meter

8 BOD5 mg/l Titrimetrik Buret

9 Nitrat (NO3) mg/l Titrimetrik Buret

10 Posfat (PO4) mg/l Spektrofotometrik Spektrofotommeter

11 Kalium (K) mg/l Spektrofotometrik Spektrofotommeter

12 Timbal (Pb) mg/l Spektrofotometrik Spektrofotommeter

C Bakteriologi

13 Coliform MPN/100 ml Penumbuhan Tabung Durham

14 Fecal Coliform MPN/100 ml Penumbuhan Tabung Durham

Page 21: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

14

3.5 Analisis Data

1. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dibuat dalam suatu tabel kemudian

dianalisis secara deskriptif komparatif, mengacu pada Peraturan Gubernur Bali

No 8 Tahun 2007 (Air Kelas 3 yaitu air yang diperuntukkan sebagai Bahan

Baku air pertaniandan Perikanan ).

2. Status mutu perairan Danau Batur ditentukan berdasarkan Indeks mutu perairan

(IP) yang dinyatakan dengan Metode Storret, (KepMen LH No. 115 Tahun

2003). Yang dinyatakan dengan rumus :

𝐈𝐏𝐣 = ( 𝐂𝐢/𝐋𝐲 )𝟐𝐌 + (( 𝐂𝐢/𝐋𝐲 )𝟐 𝐑

2

Keterangan

IPj = Indeks pencemaran

Ci = Konsentrasi parameter kualitas air danau yang diperoleh dari hasil

analisis secara in-situ dan laboratorium

Lij = Konsentrasi parameter kualitas air yang tercantum pada Baku Mutu

air Kelas 3sesuai dengan PERGUB Bali No. 8 Tahun 2007

M = Faktor penyeimbang

R = Rata-rata

Pada dasarnya Metode Storet (Kepmen LH No 115 tahun 2003) adalah metode yang

membandingkan antara data kualitas air denga baku mutu air yang sesuai dengan

peruntukkannnya (air kelas 3). . Penentuan system nilai untuk status mutu air adalah

seperti Tabel 2

Tabel 2. Skor Nilai Storet Parameter isik, Kimia dan Biologi

Jumlah

Parameter

Nilai Parameter

Fisika Kimia Biologi

10 Maksimum

Minimum

Rata-Rata

-1

-1

-3

-2

-2

-6

-3

-3

-9

10 Maksimum

Minimum

Rata-Rata

-2

-2

-4

-4

-4

-12

-6

-6

-18

Page 22: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

15

Nilai ini dapat langsung menghubungkan kriteria tingkat pencemaran air danau yang

ditetapkan dengan 4 kriteria, seperti pada Tabel 3:

Tabel 3. Klasifikasi mutu/tingkat pencemaran air

No Skor Kelas/Mutu Air Staus/Tingkat pencemaran

1 0 Kelas A : Baik sekali Tidak tercemar/memenuhi

standar baku mutu

2 -1 ≤ IPj ≤ -10 Kelas B : Baik Tercemar ringan

3 -11< IPj ≤ - 30 Kelas C: Sedang Tercemar sedang

4 : > 30 Kelas D: Buruk Tercemar berat

Page 23: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

16

IV HASIL DA PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil analisis kualitas air air Danau Batur pada musim hujan dan kemarau baik

secara fisik, kimia maupun mikrobiologi tersaji pada Tabel 4 dan 5

a. Sifat Fisik

Sifat fisik yang dianalisis untuk air Danau Batur meliputi 6 parameter yaitu :

: warna, bau, rasa, suhu dan padatan total tersuspensi (TSS). Lokasi pengambilan

sampel dilakukan pada 6 titik lokasi pada 6 desa di wilayah lingkar Danau Batur

yaitu Desa Kedisan (SA1), Toyo Bungkah (SA2) , Abang (SA3), Songan (SA4),

Terunyan (SA5) dan Desa Buahan (SA6). Masing-masing lokasi diambil pada 2

kali musim yaitu musim hujan dan kemarau, sehingga jumlah sampel yang dianalisis

sebanyak 12 sampel. Dari 5 parameter yang dianalisis pada musim hujan dan

kemarau semuanya masih dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai air kelas 3 (air

untuk pertanian).

b. Sifat Kimia

Sifat kimia yang dianalisis untuk kualitas air air danau ada 7 parameter

yaitu pH, DO, BOD5, Nitrat (NO3), Posfat PO4, Kalium (K) dan timbal (Pb). Dari 7

parameter yang dianalisis pada 6 titik lokasi pada 6 desa di wilayah lingkar Danau

Batur ( Kedisan, Toyo Bungkah, Abang, Songan, Terunyan dan Desa Buahan

yang dilakukan pada 2 periode musim (musim hujan dan kemarau) ternyata pada

musim hujan ada 2 parameter yang melampaui baku mutu air kelas 3 yaitu BOD5

dan timbal (Pb). Kandungan BOD yang melampaui baku mutu terjadi pada

perairan di Toyo Bungkah (8,412 mg/l) dan Buahan (8, 2,74 mg/l) (Tabel 4) .

sedangkan 4 lokasi lainnya kandungan BOD5 masih dibawah baku mutu yang

ditetapkan. Sedangkan kandungan timbal (Pb) pada 6 lokasi pengambilan sampel

air pada musim hijan ternyata ada 4 lokasi yang melampaui baku mutu air kelas 3

yaitu air danau di Desa Kedisan ( 0,484 mg/l), Toyo Bungkah (0,474 mg/l), Abang

(0,473 mg/l) dan Buahan (0,466 mg/l). Sedangkan 2 lokasi yaitu Songan dan

Terunyan kandungan timbal (Pb) masih dibawah baku mutu yang ditetapkan sesuai

air kelas 3.(Tabel 4).

Page 24: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

17

HASIL

Tabel 4. Hasil Analisis Kualitas air pada 6 desa sekelililing Danau Batur Bulan Maret (musim Hujan) tahun 2015

No

Parameter

Satuan

Lokasi Baku Mutu Air

Kelas 3 (Pergub

Bali No 8th 2007 Kedisan Toyo

Bungkah

Abang Songan Terunyan Buahan

A FISIK 1 Warna Organoleptik Agak keruh Tak

berwarna

Tak

berwarna

Tak

berwarna

Tak berwarna Agak keruh Tidak berwarna

2 Bau Organoleptik Bau minyak Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Bau minyak Tidak berbau 3 Rasa Organoleptik Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tidak berasa 4 Suhu

oC 26,7 25,2 25,3 25,2 24,9 26,4 Deviasi 3

5 TSS mg/L 1, 9 1,0 1,0 2,1 1,2 2,5 400 B. KIMIA

6 pH - 8,69 8,52 8,76 8,02 8,11 8,68 6 – 9 7 DO mg/L 6,869 5,671 6,045 8,645 7,621 5,220 3 8 BOD5 mg/L 4,550 8,412 5,412 4,83 5,778 8,274* 6 9 NO3 mg/L 1,703 1,511 1,511 2,078 1,145 1,530 20

10 P (Fofor) mg/L ttd ttd ttd ttd ttd ttd 1 11 K(Kalium) mg/L 32,8 31,9 32,0 29,1 27,6 31,16 - 12 Pb (Timbal) mg/L 0,484 0,474 0,473 0,025 0,021 0,466* 0,03

C.BAKTERI 13 E. coli MPN/ 100ml 21 7 11 4 10 21 2.000 14 Colform MPN/ 100ml 1100 460 1100 1100 1500 1100 10.000

Posisi

S= 8o16`57”

E= 115o23`13”

S= 8o15`1”

E= 115o24`3

S= 8o16`9”

E=

115o24`57”

S= 8o13`27”

E= 115o25`2”

S= 8o15`35”

E= 115o25`19”

S= 8o15`53”

E= 115o24`18”

Keterangan :

= Melampaui baku mutu air kelas 3 sesuai Pergub Bali No 8 tahun 2007

Page 25: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

18

Tabel 5. Hasil Analisis Kualitas air pada 6 desa sekelililing Danau Batur Bulan Juli ( musim Kemarau) tahun 2015

No

Parameter

Satuan

Lokasi Baku Mutu

Air Kelas 3

(Pergub Bali

No 8th 2007

Kedisan Toyo

Bungkah

Abang Songan Terunyan Buahan

FISIK

1 Warna Organoleptik Agak keruh Tak

berwarna

Tak

berwarna

Tak berwarna Tak

berwarna

Agak keruh Tidak

berwarna 2 Bau Organoleptik Bau minyak Tak berbau Tak berbau Tak berbau Tak berbau Bau minyak Tidak berbau 3 Rasa Organoleptik Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tak berasa Tidak berasa 4 Suhu

oC 26,7 27,0 25,3 25,2 24,9 26,9 Deviasi 3

5 TSS mg/L 18,421 7,268 7,894 8,421 9,474 15,263 400 KIMIA

6 pH - 8,31 7,77 8,23 8,14 8,23 8,03 6 - 9 7 DO mg/L 8,07 8,305 8,859 9,829 9,051 10,036 3 8 BOD5 mg/L 3,08 2,74 3,81 4,83 3,66 4,68 6 9 NO3 mg/L 2,947 1,594 2,695 3,004 3,108 2,317 20 10 P (Fofor) mg/L ttd ttd ttd ttd ttd ttd 1 11 K(Kalium) mg/L 26,9 25,7 27,4 26,1 28,9 27,4 - 12 Pb (timbal) mg/L 0,049 0,031 0,036 0,015 0,001 0,041 0,03 BAKTERI

13 E. coli MPN/ 100ml 93 14 11 0 4 7 2.000 14 Colform MPN/ 100ml 4600 2900 2400 1100 2100 2100 10.000

Posisi

S= 8o16`57”

E= 115o23`13”

S= 8o15`1”

E= 115o24`3

S= 8o16`9”

E=

115o24`57”

S= 8o13`27”

E= 115o25`2”

S= 8o15`35”

E=

115o25`19”

S= 8o15`53”

E= 115o24`18”

Keterangan :

= Melampaui baku mutu air kelas 3 sesuai Pergub Bali No 8 tahun 2007

Page 26: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

19

sedangkan kandungan BOD5 untuk ke 6 tititk lokasi pengamatan pada musim

kemarau semuanya dibawah baku mutu kualitas yang ditetapkan untuk air kelas 3

(Tabel 5). Untuk kandungan timbal (Pb) pada musm kemarau ada 2 lokasi yang

melampaui baku mutu yaitu lokasi di desa Kedisan (0,049 mg/l) dan di desa Buahan

( 0,041 mg/l) (Tabel 5).

a. Biological Oxygen Dimand (BOD)

Biological Oxygen Dimand (BOD) merupakan oksigen yang dibutuhkan oleh

mikrobia untuk menguraikan bahan-bahan organik di perairan.

Hasil analisis terhadap 12 titik pengamatan pada musim hujan dan kemarau

ternyata ada 2 tititk yang melampaui baku mutu air kelas 3 yaitu di perairan Toyo

Bungkah dan Buahan yang semuanya terjadi pada musim hujan.

Tingginya kandungan BOD5 yang terjadi di perairan Toyo Bungkah dan Buahan

pada musim hujan tersebut karena banyaknya bahan organik yang terakumulasi

yang berasal dari hasil degradasi sampah dan limbah yang masuk ke badan perairan.

Sumber sampah dan limbah yang masuk ke perairan Toyo Bungkah karena lokasi ini

sudah menjadi daerah tujuan wisata sehingga berkembang tempat-tempat sarana

wisata seperti pemondokan dan restoran yang dapat memproduksi sampah dan

limbah yang berpotensi masuk ke wilayah perairan. Disamping itu pula di lokasi ini

banyak dlakukan kegiatan upacara agama sehingga banyak sampah organik yang

dihasilkan sehingga secara tidak langsung juga akan masuk ke perairan dan hasil

degradasi sampahakan menghasilkan bahan organik sebagai sumber dari bahan

organic yang dapat meningkatkan bahan organic dan hasil degradasi mikrobia dapat

meningkatkan BOD dalam perairan. Sedangkan tingginya BOD di perairan Buahan

pada musim hujan disebabkan karena lokasi ini selain sebagai daerah pertanian juga

semakin kumuh dengan adanya terminal /dermaga yang cukup ramai, sehingga

berpotensi untuk meningkatkan sampah dan limbah, yang berpengaruh terhadap

peningkatan kadar BOD

Meningkatnya kandungan BOD di perairan akan berdampak terhadap

menurunnya kadar oksigen terlarut (DO), meningkatkan kekeruhan, meningkatkan

suhu dan bau peraian dan terjadi kematian beberapa biota perairan tersebut.

Page 27: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

20

Sehingga semakin tiggi BOD akan diperlukan banyak oksigen terlarut untuk

mendegradasi bahan organik..

b. Timbal (Pb)

Kandunan Pb yang melampaui baku mutu air kelas 3 untuk 12 titik kualitas air

danau batur yang diamati pada musim hujan dan kemarau yaitu ada 4 lokasi yang

melampaui baku mutu air kelas 3 pada musim hujan yaitu kualitas air di Desa

Kedisan (0,484 mg/l), desa Toyo Bungkah (0,474 mg/l), desa Abang (0,473 mg/l)

dan Desa Buahan (0,466 mg/l). sedangkan kandungan Pb yang melampaui baku

mutu air kelas 3 airdanau batur ada 2 titik yaitu : desa Kedisan (0,049 mg/l) dan desa

Buahan (0,041 mg/l) ( Tabel 5).

C. MIkrobiologi

Bakteri Coliform dan Esceria coli Kandungan Coliform yang dianalisis pada 12 tititk di

perairan Danau Batur yaitu 6 tiitk pada musim hujan dan 6 titik pada musim kemarau

ternyata kesemua tidak melampaui Baku Mtu Kualitas Kualitas air Kelas 3 Tabel 4

dan 5)

D. Status Mutu Air Danau dengan Metode Storet

Secara perinsip metode STORET adalah membandingkan antara data

kualitas air danau (hasil analisis yang di analisis di laboratorium ) dengan baku

mutu air sesuai dengan peruntukkan (air kelas 3) . Adapun penentuan status mutu

air danau dengan metode STORET ditentukan dari jumlah skor dari setiap

parameter yang diamati/diuji (Kep. Men LH No 115 taun 2003). Untuk penentuan

system nilai untuk menentukan status mutu air danau pada musim hujan dan

kemarau secara fisik, kimia dan biologi seperti tercantum pada Tabel 6

Page 28: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

21

Tabel 6. : Status mutu rata-rata air Danau Batur pada musim hujan dan kemarau 2015

No

Parameter

Satuan

Baku

Mutu

Air

Kelas 3

Skor

Kedi

san

Toyo

Bung

kah

Abang

Songan

Teru

nyan

Buahan

A FISIKA

1 Warna Organo

leptik

Tak ber-

warna

0 0 0 0 0 0

2 Bau Organ

o

leptik

Tak

berbau

0 0 0 0 0 0

3 Rasa Organo

leptik

Tak

berasa

0 0 0 0 0 0

4 Suhu

00C

Deviasi

3

0 0 0 0 0 0

5 TSS mg/l 400 0 0 0 0 0 0

B KIMIA

6 pH - 6 - 9 0 0 0 0 0 0

7 DO mg/l 3 0 0 0 0 0 0

8 BOD5 mg/l 6 0 -2 0 0 0 -6

9 NO3 mg/l 20 0 0 0 0 0 0

10 P (Fofor) mg/l 1 0 0 0 0 0 0

11 K(Kalium) mg/l - 0 0 0 0 0 0

12 Pb (timbal) mg/l 0,03 -8 -6 -6 0 0 -8

C. BIOLOGI

14 E.coli MPN/

100ml

2.000 0 0 0 0 0 0

15 Coliform MPN/

100ml

10.000 0 0 0 0 0 0

Jumlah -8 -8 -6 0 0 -14

Kelas B B B A A C

Keterangan CR CR CR SBM SBM CS

Keterangan: CB = Cemar Berat CS : = Cemar Sedang CR := Cemar Ringan

SBM = Sesuai dengan Baku Mutu

Adapun status mutu rata-rata air danau batur pada musim hujan dan kemarau

dapat dinyatakan bahwa dari 6 titik lokasi pengamatan ternyata ada 1 lokasi

tergolong tercemar sedang yaitu perairan di desa Buahan, 3 lokasi tercemar ringan

(CR) yaitu : perairan di Desa Kedisan, Abang dan Toyo Bungkah serta ada 2 lokasi

perairan yang memenuhi standar baku mutu (SBM) yaitu: perairan Songan dan

Trunyan (Tabel 6 .

Page 29: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

22

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kualitas Perairan

Hasil analisis terhadap 12 titik kualitas air danau batur pada musim hujan dan

kemarau ternyata dari 16 parameter yang dianalisis ternyata ada 2 parameter yang

melampaui baku mutu air kelas 3 pada musim hujan yaitu BOD5 yang terjadi pada 2

lokasi yaitu di perairan Toyo Bungkah dan Buahan. Sedangkan kandungan BOD5

pada musim kemarau semuanya dibawah baku mutu atau memenuhi standar baku

mutu air kelas 3 yang ditetapkan. Tingginya kandungan BOD5 yang terjadi pada

musim hujan disebabakan karena banyaknya bahan organik yang terakumulasi

yang berasal dari hasil degradasi sampah dan limbah yang masuk ke badan perairan.

Hal ini berdampak terhadap rendahnya kadar DO, kekeruhan, meningkanya suhu

dan bau peraian dan terjadi kematian beberapa biota perairan tersebut Sehingga

semakin tiggi BOD akan diperlukan banyak oksigen terlarut untuk mendegradasi

bahan organik (Dahuri, 1994). Menigkatnya kandungan BOD di musim hujan

Untuk di wilayah perairan Buahan disebabakan karena di lokasi ini sebagai tempat

pelabuhan (Dermaga) sampan (perahu kecil) sebagai sarana pariwisata angkutan air

dari dank ke obyek wisata Trunyan dan desa-desa lain di sekitar danau Batur yang

padat pengunjung terutama pada hari minggu dan hari libur lainnya. Dengan

banyaknya wisatawan lokal dan manca Negara akan berdampak terhadap

peningkatan sampah da limbah organic yang akan masuk ke badan perairan,

sehingga emacu pengkatan bahan organic yang terakumulasi ke badan perairan ,

sehingga dapat memacu peningkatan kadar BOD. Sedangkan di perairan Toyo

Bungkah, peningkatan kadar BOD lebih dipacu karena daerah ini juga sudah dibuka

sebagai daerah destinasi pariwisata dan pula dibuka obyek pariwisata spiritual, yang

banyak dikunjungi pariwisata untuk berlibur dan kepentingan pengobatan alternative

dengan cara pijat refleksi dan pengobatan spiritual lainnya. Disamping itupula

setiap upacara piodalan banyak masyarakat hindhu bersembahyang. Akibat aktivitas

ini berdampak terhadap peningkatan volume sampah organic. Sehingga sampah dan

limbah dapat masuk ke badan perairan, sehingga hasil degradasi ini akan memacu

peningkatan kadar organic yang berdampak terhadap peningkatan kadar BOD

Page 30: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

23

0.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

KedisanToya Bungkah Abang Songan Terunyan Buahan Baku Mutu

4.550

8.412

5.412 4.8305.778

8.274

6

Nila

i BO

D5

(m

g/L)

Kedisan

Toya BungkahAbang

Songan

Terunyan

Buahan

Sedangkan peningkatan kandungan Plumbum /timbal (Pb) pada 4 lokasi

perairan danau Batur yaitu Desa Kedisan, Toyo Bungkah, Abang, dan Buahan,

berasal dari aktivitas pariwisata yang memanfaatkan jasa kapal motor yang berbahan

bakar solar dan bensin yang sarat aktivitas terutama pada hari minggu dan hari lbur

lainnya. Hasil pembakaran (asap) dari kapal motortersebut dapat menghasilkan Pb

yang terakumulasi ke badan perairan. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis

logam berat yang bersifat akumulatif dan berbahaya bagi kehidupan biota perairan,

termasuk manusia. Untuk meminimalisir kandungan Pb di perairan dapat dilakukan

dengan melakukan uji emisi gas buang mesin kapal motor atau melakukan

pengaturan jadwal keberangkatan kapal m otor tersebut.

Secara detail kandungan BOD5 dan Pb yang melampaui Baku Mutu Air Kelas 3 air

Danau Batur untuk 6 Desa yang diamati (Kedisan, Toyo Bungkah, Abang,

Songan, Terunyan dan Desa Buahan) pada musim hujan dan kemarau seperti

tercantum pada Gambar 1, 2 dan 3.

Gambar 1 Kandungan BOD5 yang melampaui Baku Mutu Air Kelas 3 pada Air

Danau Batur Untuk 6 Desa pada Musim Hujan

Page 31: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

24

Gambar 2 Kandungan Pb yang melampaui Baku Mutu Air Kelas 3 pada Air

Danau Batur Untuk 6 Desa pada Musim Hujan

Gambar 3 Kandungan Pb yang melampaui Baku Mutu Air Kelas 3 pada Air

Danau Batur Untuk 6 Desa pada Musim Kemarau.

4.2.2 Status Mutu perairan Danau

Berdasarkan analisis iir terhadap penentuan status mutu air dengan metode

Storet terhadap 6 ttik Air danau batur (Kedisan, Toyo Bungkah,

Abang,Songan,Terunyan dan Buahan) pada musim hujan dan kemarau ternyata

terbagi dalam 3 kelas yaitu perairan di desa Kedisan, Toyo Bungkah dan Abang

ketiganya masuk dalam Kelas B yaitu tergolong tercemar ringan (CR), Hal ini telah

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

0.40.45

0.50.55

0.60.484 0.474 0.473

0.025 0.021

0.466

0.03

Nila

i Pb

(m

g/L)

Kedisan

Toya Bungkah

Abang

Songan

Terunyan

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.050.049

0.031

0.036

0.015

0.001

0.041

0.03

Nila

i Pb

(m

g/L)

Kedisan

Toya BungkahAbang

Songan

Terunyan

Buahan

Page 32: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

25

terjadi indikasi terjadi penurunan kualitas perairan karena di ketiga desa ini telah

terjadi peningkatan activitas pariwisata (jasa angkutan perahu motor yang dapat

mengeluarkan asap yang menyebabakan terakumulasi dan peningkatan kadar

plumbum (Pb) di badan perairan) dan peningkatan aktivitas pertanian dan

permukiman yang dapat memacu peningkatan sumber sampah dan limbah masuk ke

badan perairan sebagai sumber bahan organik, sehingga memacu aktivitas mikrobia

untuk mendegradasi sampah dan limbah, menyebabkan terjadipeningkatan kadar

BOD.

Perairan di desa Buahan tergolong Kelac C (tercemar sedang(CS). Kondisi

ini memiliki scor tertinggi (-14) dibandingkan dengan status mutu 5 perairan danau

batur lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perairan danau batur di desa Buahan

telah banyak terakumulasi polutan yang menyebabkan kualitas air menurun sesuai

dengan peruntukkannya sehingga status mutu menjadi rendah. Seperti yang terjadi

di Desa Buahan yang sarat dengan aktivitas penduduk terutama terjadi di dermaga

dan sekitarnya serta aktivitas pertanian yang tidak terkontrol yang menimbulkan

banyak sampah-sampah dan limbah yang masuk ke badan perairan yang merupakan

substrat utama untuk perkembangbiakan bakteri Coliform. Sehingga perairan

menjadi keruh dan berbau menyebabkan kualitas dan mutu perairan jauh menurun

sesuai peruntukkannya.

Page 33: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

26

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kualitas dan status mutu perairan 6

Desa wilayah Danau Batur , Kintamani, Bangli pada musim hujan dan kemarau

tahun 2015 dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Secara umum kualitas dan status mutu perairan pada 6 desa sekitar Danau

Batur Kabupaten Bangli (Kedisan, Toyo Bungkah, Abang,Songan,Terunyan

dan Buahan) ada 4 lokasi yaitu (Kedisan, Toyo Bungkah, Abang dan

Buahan) kurang baik sesuai peruntukkan untuk pertanian dan budidaya

perikanan (Air Kelas 3) sesuai Peraturan Gubernur Bali No 8 tahun 2007).

Untuk perairan Songan dan Terunyan masih tergolong layak.

2. Dari 15 parameter kualitas air yang dianalisis pada musim hujan dan

kemarau hanya 2 parameter yang melampaui baku mutu air kelas 3 yaitu

BOD5 dan timbal (Pb) Kandungan BOD5 yang melampaui Baku mutu

hanya terjadi pada musim hujan saja pada 2 titik pengamatan yaitudi Toyo

Bungkah dan Buahan, sedang pada musim hujan masi dibawah baku mutu.

Untuk Kandungan Pb yang melampaui baku mtu air kela 3 pada musim

hujan ada 4 tititklokasi yaitu: Kedisan, Toyo Bungkah, Abang dan Buahan,

sedangkan pada musim kemarau hanya 2 ttitk saja yaitu : Kedisan dan

Buahan

3. Status mutu perairan Danau Batur pada 6 lokasi dinyatakan dalam 3 kelas

yaitu Perairan desa Kedisan, Toyo Bungkah dan Abang tergolong baik/

kelas B (tercemar ringan), perairan Desa Buahan tergolong sedang/ kelas C

(tercemar sedang ) dan perairan desa Songan dan Terunyan tergolong baik

sekali/kelas A ( Tidak tercemar atau memenuhi standar baku mutu yang

ditetapkan.

5.2. Saran

1 Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan

perairan terutama tidak memanfaatkan badan perairan sebagai tempat yang

mudah dan murah untuk membuang sampah

2 Perlunya Pemerintah menertibkan perijinan tentang jasa angkutan perahu

bermotor untuk melakukan uji emisi untuk menekan sekecil mungkin

polutan yang terakumulasi ke badan perairan, serta penataan permukiman

supaya tidak melanggar sempadan danau yang memungkinkan terjadi

penigkatan limbah dan sampah yang masuk ke badan perairan.

Page 34: PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS … · 2017. 6. 6. · PENGARUH PERTANIAN TERHADAP PENURUNAN KUALITAS DAN MUTU PERAIRAN DANAU BATUR, KECAMATAN KINTAMANI BANGLI I Ketut

27

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R. dan A. Damar. 1994. Metode Dan Teknik Analisis Kualitas Air.Bogor : Fakultas Perikanan IPB.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: PT Kanisius.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.

Gintings, P. 1995. Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2002. PPRI N0 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran air

Mahida, U.N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: Rajawali Press.

Menteri Negara Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003. Tentang Pedoman Status Mutu air

Metcalf & Eddy. 1991.Wastewater Engineering, Treatment Disposal Reuse. Third Edition. Singapore. Mc. Grow- Hill international Editions,Civil Engineering

Peavy, H.S; D.R. Rowe; G. Tchobanoglous. 1986. Environmental Engineering. International Edition. New York. Mc. Grow- Hill Book Company.

Pua, A. Gadir. 2012. Aplikasi Pengelolaan Lingkungan Danau.Lingkungan Kesehatan.

Sakina, N. Nailatus. 2011.Pencemaran Tanah Oleh Pupuk. [cited 2012 April, 22] Available from: WordPress.com.

Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: Depdikbud, Ditjen Pendidikan Tinggi, PAU, Ilmu Hayat, IPB.

Sunu,Pramudya. 2001.Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001.Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suriawiria, U. 1990. Mikrobiologi Air Dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologi. Bandung: Penerbit Alumni.

Sutrisno, C.D. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Bandung: PT. Bina Aksara.

Sutrisno, C. T dan E. Suciastuti. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Bandung: PT Bina Aksara.

U.S Environmental Protection Agency. 1993. The Economic and Environment Impact of Phosphorus Removal from Wastewater in the European Community. Washington, DC: Nonpoint Source Control Branch (4503T) 1200 Pennsylvania Avenue.

Wijana, N. 2009.Penentuan Kualitas Air Danau Batur Melalui Indeks Pencemaran Biologik. [cited 2012 April, 8] Available from: Word Press.com.