15
PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP PENINGKATAN GAS RUMAH KACA (GRK) DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Putri Wella Handayani 155020101111071 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR

EKONOMI TERHADAP PENINGKATAN GAS RUMAH

KACA (GRK) DI PULAU JAWA TAHUN 2010-2017

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Putri Wella Handayani

155020101111071

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP
Page 3: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Pengaruh Perkembangan Kegiatan Sektor Ekonomi terhadap Peningkatan Gas

Rumah Kaca (GRK) di Pulau Jawa Tahun 2010-2017 Putri Wella Handayani, Maryunani

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Provinsi-provinsi di Pulau Jawa merupakan penyumbang terbesar bagi PDRB

Nasional. Namun, hal tersebut belum cukup dijadikan sebagai indikator

pembangunan. Perkembangan kegiatan sektor ekonomi tidak hanya menghasilkan

output ekonomi tetapi juga menghasilkan masalah lingkungan. Keberhasilan

pembangunan dengan prinsip berkelanjutan ialah pertumbuhan ekonomi yang

diimbangi dengan kualitas lingkungan hidup. Sehingga, penelitian ini ingin

menganalisis pengaruh perkembangan kegiatan sektor ekonomi yang ditunjukan

dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap tingkat Gas Rumah Kaca

di Pulau Jawa tahun 2010-2017 dan melihat kesesuaiannya dengan konsep

Environmental Kuznet Curve (EKC). Penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh

kebijakan pengelolaan lingkungan hidup khususnya pada sisi keuangan, yaitu

pengaruh belanja untuk pengelolaan lingkungan hidup terhadap GRK di Pulau Jawa.

Metode analisis yang digunakan ialah regresi data panel dan model yang terpilih ialah

Random Effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh perkembangan

sektor ekonomi terhadap peningkatan emisi GRK di Pulau Jawa belum sepenuhnya

mengikuti konsep EKC, di mana secara dominan membetuk slope positif atau

meningkat secara monoton. Sementara, belanja untuk pengelolaan lingkungan hidup

berpengaruh pada penurunan emisi GRK.

Kata kunci: Sektor ekonomi, GRK, EKC, belanja lingkungan.

A. PENDAHULUAN

Hampir di setiap negara, pilar ekonomi menjadi fokus utama dalam pembangunan.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Perkembangan

kegiatan sektor ekonomi tidak hanya menghasilkan output ekonomi tetapi juga masalah

lingkungan baik berupa semakin menipisnya persediaan sumberdaya alam maupun

semakin meningkatnya pencemaran. Hal ini disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya

alam secara terus-menerus sebagai input dan limbah yang dihasilkan dari kegiatan

sektor-sektor ekonomi. Salah satu dampak masalah lingkungan yang dirasakan ialah

pemanasan global dan perubahan iklim. Fenomena tersebut merupakan dampak yang

dirasakan secara global dari perkembangan kegiatan ekonomi yang tidak

memperhatikan lingkungan. Kegiatan sektor-sektor ekonomi yang dilakukan untuk

mecapai target pertumbuhan telah meningkatkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang

merupakan penyebab masalah pemanasan global dan perubahan iklim. Pembangunan

yang mengarah pada degradasi lingkungan menjadi masalah bagi pembangunan di

masa depan. Hal tersebut tidak sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan.

Page 4: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Konsep pembangunan berkelanjutan memperhatikan pilar lingkungan hidup dalam

pembangunan.

Provinsi-provinsi di Pulau Jawa merupakan kontributor terbesar bagi PDB nasional.

Pembangunan ekonomi di Pulau Jawa dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan

provinsi lain di luar Jawa. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa merupakan provinsi dengan

PDRB tertinggi di Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi atau keberhasilan pada

pembangunan pilar ekonomi di Pulau Jawa belum sejalan dengan konsep

pembangunan berkelanjutan. Perkembangan kegiatan sektor-sektor ekonomi dalam

mencapai angka pertumbuhan di Pulau Jawa masih bersifat mengorbankan lingkungan

hidup. Hal tersebut ditunjukan dengan posisi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

(IKLH) provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang berada pada urutan terrendah di

Indonesia.

Hubungan perekonomian dan lingkungan dapat dijelaskan dengan Environmental

Kuznet Curve (EKC) atau Kurva Lingkungan Kuznet. EKC menjelaskan bahwa pada

saat tahap awal pembangunan, pendapatan yang meningkat akan diikuti dengan

peningkatan kerusakan lingkungan. Namun pada tingkat pendapatan tertentu terdapat

titik balik dimana peningkatan pendapatan diikuti dengan berkurangnya kerusakan

lingkungan. Laporan penelitian yang dilakukan oleh Grossman dan Krueger (1991)

menyebutkan peningkatan pendapatan akan mendorong adanya permintaan terhadap

lingkungan yang bersih. Sehingga, pemerintah akan melakukan respon berupa adanya

kebijakan yang ramah lingkungan atau memperhatikan masalah kualitas lingkungan

hidup. Kebijakan pada sisi keuangan menjadi penting untuk mendukung pelaksanaan

upaya perbaikan lingkungan hidup.

Penelitian ini ingin menganalisis kesesuaian konsep EKC yaitu bentuk kurva U

terbalik pada pengaruh perkembangan kegiatan sektor ekonomi terhadap Gas Rumah

Kaca (GRK) di Pulau Jawa tahun 2010-2017. Kemudian, penelitian ini juga ingin

mengetahui pengaruh belanja untuk pengelolaan lingkungan hidup terhadap GRK di

Pulau Jawa tahun 2010-2017. Oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Perkembangan Kegiatan Sektor Ekonomi terhadap

Peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) di Pulau Jawa Tahun 2010-2017.

B. KERANGKA TEORI

A. Pertumbuhan Ekonomi

Simon Kuznet (1971) pada Jhingan (1996) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi

sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan

berbagai jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Menurut Sukirno (2006)

pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan

perkembangan perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Secara singkat, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai

peningkatan output atau pendapatan yang dihasilkan dalam perekonomian suatu negara

dari tahun ke tahun. Mankiw (2007) mengatakan bahwa guna mengukur pertumbuhan

ekonomi, para ekonom menggunakan angka Produk Domestik Bruto (PDB), yang

mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian.

Page 5: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

B. Perekonomian dan Lingkungan Hidup

1) Peran Lingkungan Hidup: Yakin (1997) menyebutkan tiga peran lingkungan

bagi kehidupan. Pertama, sebagai tempat kembalinya limbah (sink) atau produk sisa

(waste products, residuals) yang dihasilkan dari aktivitas produksi dan kosumsi barang

dan/atau jasa. Kedua, lingkungan sebagai penyedia sumber daya (resources) untuk

menghasilkan barang dan/atau jasa. Ketiga, sebagai sumber kesenangan atau rekreasi

(amenity services) (Sutikno dan Maryunani, 2006).

2) Masalah Lingkungan Hidup: Masalah lingkungan yang disebabkan oleh

perekonomian terlihat dari persediaan sumber daya alam yang semakin menipis dan

pencemaran lingkungan yang terus meningkat. Pencemaran lingkungan yang

meningkat dan ketersediaan sumber daya alam yang menipis menunjukan terjadinya

perubahan kualitas lingkungan hidup. Perubahan kualitas lingkungan hidup dapat

dirasakan dengan peningkatan suhu yang saat ini diangkat sebagai masalah bersama

seluruh dunia yaitu pemanasan global (global warming). Pemanasan global disebabkan

oleh mingkatnya GRK. GRK adalah gas di atmosfer yang memiliki kemampuan untuk

menyerap dan menahan radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga

menyebabkan suhu di permukaan bumi semakin meningkat.

3) Konsep Environmental Kuznet Curve (EKC): Kurva Lingkungan Kuznet atau

Environmental Kuznets Curve (EKC) merupakan konsep yang membahas tentang

hubungan perekonomian dan lingkungan. Melalui EKC dijelaskan bahwa terjadi

peningkatan degradasi lingkungan seiring dengan peningkatan pendapatan. Tetapi

terdapat titik balik di mana pengaruh pendapatan terhadap lingkungan berubah arah,

yaitu peningkatan pendapatan diikuti dengan penurunan tingkat degradasi lingkungan

atau dengan kata lain kualitas lingkungan hidup yang membaik. Oleh karena itu bentuk

EKC berupa kurva U terbalik seperti Kurva Kuznet. Gambar 1. Environmental Kuznet Curve (EKC): Hubungan pembangunan-lingkungan.

Sumber: Panayotou (2003)

Melalui EKC dapat dipahami bahwa dampak pertumbuhan ekonomi terhadap

degradasi lingkungan tidak tetap sepanjang pembangunan. Fase awal pembangunan

(pre-industrial) didominasi dengan perekonomian yang masih berbasis sumber daya

alam (sektor primer), ditunjukan dengan dominasi sektor pertanian sebagai

penyumbang bagi pertumbuhan ekonomi. Pada fase ini kerusakan lingkungan yang

dialami berupa dampak dari aktivitas ekonomi yang berbasis sumber daya, sehingga

Page 6: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

masalah lingkungan yang terjadi pada tahap ini ialah semakin menipisnya persediaan

sumber daya alam.

Pada fase selanjutnya (industrial economimies) pertumbuhan ekonomi yang

cepat diikuti dengan kerusakan lingkungan yang semakin cepat juga. Hal ini

dikarenakan terjadi peralihan dari sektor pertanian menjadi sektor industri (sekunder)

yang menimbulkan limbah atau pencemar. Pada fase ini sektor industri menjadi sumber

terbesar bagi pendapatan nasional. Menipisnya sumber daya alam dan ditambah dengan

peningkatan jumlah pencemar menyebabkan kerusakan lingkungan semakin cepat.

Kemudian, pada tingkat pembangunan yang lebih tinggi (post-industrial economies)

terjadi perubahan struktural yang menuju pada sektor jasa (tersier) (Panayotou, 2003).

Perubahan struktur ekonomi dari sektor industri ke sektor jasa pada fase ini membuat

peningkatan pendapatan diikuti dengan penurunan tingkat kerusakan lingkungan. Pada

tahap pembangunan ini, aktifitas ekonomi didominasi oleh sektor tersier yang memiliki

nilai tambah dari adanya inovasi. Dampak sektor ini terhadap lingkungan tidak terlihat

jelas karena secara umum sektor ini dominan berurusan dengan produk yang tidak

berwujud. Pelaku ekonomi pada sektor ini dapat berinovasi untuk menerapkan konsep

yang berkelanjutan (berupaya mengurangi kerusakan lingkungan) dalam aktivitas

ekonominya.

Pola EKC menjelaskan beberapa hal dalam hubungan pendapatan dan kerusakan

lingkungan yang menunjukan perubahan arah pembangunan menjadi berkelanjutan,

diantaranya (Canas dkk, 2003):

- kualitas lingkungan berperilaku seperti barang ekonomi lainnya, yaitu orang

bersedia membayar lebih ketika pendapatan meningkat

- peningkatan kemakmuran membuat masalah lingkungan mendapat tepat yang

lebih tinggi dalam agenda politik

- Ketika pendaptan meningkat, setruktur ekonomi akan berubah dimana sektor jasa

akan menggatikan industri

- tingkat pendapatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat eco-efficiency

teknologi yang lebih tinggi, yang diikuti dengan perubahan pola konsumsi secara

sukarela oleh masyarakat.

C. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Menurut Todaro (2009), pembangunan berkelanjutan merupakan usaha pemenuhan

kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi mendatang. Berdasarkan

pengertian tersebut kita memahami bahwa aktivitas pembangunan yang dilakukan oleh

generasi sekarang akan berdampak bagi lingkungan hidup. Kemudian, kondisi

lingkungan hidup yang diwariskan oleh generasi sekarang akan digunakan oleh

generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial mereka.

D. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah membahas hubungan

perekonomian dan lingkungan. Penelitian Grossman dan Krueger (1991) berjudul

Environmental Impact of North American Free Trade Agreement (NAFTA) menjadi

awal dari dikenalnya konsep EKC karena hasil penelitian pengaruh indikator ekonomi

terhadap lingkungan yang digunakan membentuk kurva U terbalik. Serkan Gürlük

Page 7: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

(2009) melakukan penelitian dengan judul Analysis Economic Growth, Industrial

Pollution and Human Development in The Mediterranean Region menunjukan hasil

pengaruh indikator ekonomi terhadap polusi industri membentuk kurva EKC dan

negara maju sudah berada pada slope negatif sementara negara berkembang masih

berada pada slope positif. Penelitian Jr-Tsung Huang (2018) dengan judul Sulfur

Dioxide (SO2) Emissions and Government Spending on Environmental Protection in

China menunjukan hasil yang tidak sama dengan konsep EKC karena yang terbentuk

ialah kurva N dan menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah untuk perlindungan

lingkungan berpengaruh pada berkurangnya emisi SO2.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan dan beberapa penelitian terdahulu, berikut

kerangka pikir dalam penelitian ini. Gambar 2. Kerangka Pikir

Sumber: penulis (2019)

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini ialah penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan

mengetahui pola yang terbentuk dari pengaruh perkembangan kegiatan sektor ekonomi

terhadap GRK di Pulau Jawa (Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI

Yogyakarta dan Jawa Timur) tahun 2010-2017 serta ingin mengetahui pengaruh

belanja untuk pengelolaan lingkungan hidu terhadap GRK. Berikut penjelasan variabel

yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Dependen Definisi Satuan

1 Emisi Gas Rumah Kaca

(GRK)

Lepasnya GRK ke atmosfer di suatu daerah

tertentu selama jangka waktu satu tahun.

Gg

CO2e

No Variabel Independen Definisi Satuan

2 Produk Domestik Regional

Bruto Atas Dasar Harga

Konstan (PDRB)

Total output yang dihasilkan ativitas ekonomi di

suatu provinsi selama kurun waktu satu tahun

Juta Rp

Page 8: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

3 PDRB kuadrat PDRB yang dikuadratkan untuk mengetahui

bentuk kurva dari model analisis.

Rp

4 Belanja Lingkungan Hidup

(BLH)

Belanja pemerintah daerah yang digunakan

untuk pengelolaan lingkungan hidup atau bidang

lingkungan hidup.

Juta Rp

Sumber: penulis (2018)

Metode analisis yang digunakan ialah regresi data panel. Model data panel yang

digunakan ialah dalam bentuk fungsi kuadrat untuk mengetahui pola kurva yang

terbentuk dari model tersebut. Berikut model yang digunakan untuk analisis dalam

penelitian ini.

𝐺𝑅𝐾𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡 + 𝛽2𝑃𝐷𝑅𝐵𝑖𝑡2 + 𝛽3𝐵𝐿𝐻𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡 (1)

di mana:

GRK = Emisi GRK

PDRB = PDRB

PDRB2 = PDRB kuadrat

BLH = Belanja Lingkungan Hidup

𝛽0 = Konstanta

𝛽1 , 𝛽2 , 𝛽3 = Koefisien regresi

𝜀 = Error term

𝑖 = Provinsi (cross-section)

𝑡 = Periode waktu (time-series)

D. HASIL

A. Hasil Pengujian Penentuan Model Terbaik

Berdasarkan hasil uji Chow, model terbaik ialah fixed effect daripada common

effect. Hal ini dapat diketahui dengan melihat nilai f-statistik yang lebih besar

dibandingkan f-tabelnya pada degree of freedom (df)=3, 44 dan 𝛼=0,05 , yaitu

10,079117 > 0.116437. Tabel 2 : Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.079117 (5,39) 0.0000

Cross-section Chi-square 39.816463 5 0.0000

Sumber: Hasil EViews 9 (2019)

Selanjutnya dilakukan Uji Hausman dan hasil uji tersebut memilih model random

effect daripada fixed effect. Hasil uji Hausman pada table di bawah menunjukan nilai

Chi-square statistik lebih kecil dari Chi-square tabel pada degree of freedom (df)= 3

dan 𝛼=0,05, yaitu 7.699627 < 7.814727903.

Tabel 3 : Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 7.699627 3 0.0526

Sumber: Hasil Eviews 9 (2019)

Page 9: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Hasil uji Chow dan uji Hausman tidak menunjukan kesimpulan yang konsisten,

sehingga perlu dilakukan pengujian selanjutnya yaitu uji Lagrange Multiple (LM)

Breusch-Pagan. Hasil uji LM di bawah menunjukan nilai statistik Breusch-Pagan

sebesar 13,35378 lebih besar dari nilai chi-square tabel pada degree of freedom (df)=3

dan 𝛼=0,05, yaitu 7.814727903. Sehingga kesimpulannya ialah model random effect

lebih baik daripada common effect. Berdasarkan tiga uji tersebut maka model terbaik

untuk analisis regresi data panel pada penelitian ini ialah random effect. Tabel 4: Hasil Uji Lagrange Multiple (LM)

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 12.71814 0.635642 13.35378

(0.0004) (0.4253) (0.0003)

Sumber: Hasil EViews 9 (2019)

B. Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Dikarenakan model yang terpilih adalah random effect maka tidak diperlukan uji

asumsi heterokedastisitas dan autokorelasi. Hal ini dikarenakan teknik estimator model

random effect sudah menggunakan Generalized Least Square (GLS). Pemenuhan

asumsi klasik tidak dilakukan pada estimator GLS. Namun pengujian multikolinearitas

dan normalitas tetap dilakukan (Ekananda 2016).

Berdasarkan hasil uji korelasi antarvariabel bebas, model ini terbebas dari masalah

multikolinearitas karena nilai korelasi antar variabel bebasnya tidak lebih dari 0,8.

Khusus PDRB dan PDRB2 nilainya lebih dari 0,8 namun asumsi multikolinearitas

diabaikan karena kedua variabel tersebut memiliki hubungan non-linier. Gujarati dan

Porter (2012) menjelaskan fungsi nonlinier dari variabel bebas tidak menyalahi asumsi

multikolinearitas. Selain itu, asumsi normalitas juga terpenuhi pada model ini atau

residualnya terdistribusi normal. Pada hasil uji normalitas diperoleh nilai Jaque-Bera

sebesar 3,807043 dan nilai probabilitas sebesar 0,149043. Nilai JB lebih kecil daripada

chi-square tabel pada degree of freedom (df)=3 dan 𝛼=0,05, yaitu 7.814727903.

C. Hasil Regresi Model Terpilih

Berikut ini hasil regresi model random effect. Tabel 5. Hasil Regresi Random Effect Model (REM)

Variabel Dependen: GRK

Metode: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Variabel Koefisien Std. Eror t-Statistik Prob.

Konstanta -8608.441 17458.55 -0.493079 0.6244

PDRBit 0.000105 3.98E-05 2.632456 0.0116

PDRB2it -3.23E-14 2.05E-14 -1.575060 0.1224

BLHit -0.023865 0.012085 -1.974715 0.0546

R-squared : 0.223640 F-statistik : 4.224902

Total Observasi : 48 Prob(F-statistik) : 0.010396

Sumber: Hasil EViews 9, (2019)

Page 10: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Hasil regresi model random effect tersebut menunjukan model persamaan GRK

yang terbentuk ialah:

GRK= -8608,441+ 0,000105PDRBit –3,23E-14PDRB2it – 0,023865BLHit + 𝜀𝑖𝑡 (2)

Berdasarkan hasil uji t-statistik, hanya variabel PDRB dan BLH yang berpengaruh

secara pasrial terhadap GRK. Hal tersebut didasarkan pada nilai t-statistik kedua

variabel tersebut lebih besar darpada nilai t-tabel dengan tingkat signifikansi 𝛼=0,05.

Sementara hasil uji f-statistik menunjukan nilai f-statistik sebesar 4,224902 lebih besar

dari f-tabel pada tingkat signifikansi 𝛼=0,05 sebesar 0,1164371. Berdasarkan hasil

tersebut maka disimpulkan bahwa variabel PRB, PRB2 dan BLH secara simultan atau

bersama-sama mempengaruhi GRK. Kemudian, hasil dari regresi model random effect

yang digunakan pada penelitian ini menunjukan nilai R2 sebesar 0,223640 atau sebesar

22,36%. Hasil tersebut menjelaskan bahwa perubahan pada variabel GRK mampu

dijelaskan oleh variabel-variabel dalam model yaitu PRB, PRB2, dan BLH sebesar

22,36% dan 77,64% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

E. PEMBAHASAN

Hasil estimasi menunjukan koefisien PDRB sebesar 0,000105 yang berarti

kenaikan satu satuan PDRB akan meningkatkan emisi GRK sebesar 0,000105 Gg

CO2e. Namun, uji signifikansi t-statistik menunjukan bahwa hanya variabel PDRB

yang signifikan secara statistik sementara PDRB2 tidak signifikan. Hal tersebut

menunjukan bahwa pengaruh perkembangan sektor-sektor ekonomi di Pulau Jawa

belum sepenuhnya mengikuti konsep EKC. Gambar 3 juga menunjukan bahwa kurva

yang terbentuk dari hubungan PDRB dan perubahan tingkat emisi GRK di Pulau Jawa

tahun 2010-2017 belum sepenuhnya mengikuti konsep EKC, melainkan dominan

membentuk kurva berslope positif (meningkat secara monoton). Gambar 3. Kurva Hubungan PDRB dan GRK di Pulau Jawa Tahun 2010-2017

Sumber: Diolah peneliti (2019)

Jika hanya melihat pada tanda nilai estimasi koefisien PDRB2 maka hasilnya

sejalan dengan konsep EKC. Struktur perekonomian Pulau Jawa saat ini sedang

mengarah pada tahap post-industrial dalam kurva EKC. Kemungkinan terbentuknya

kurva EKC dan posisi provinsi di Pulau Jawa berada pada slope negatif kurva EKC

Page 11: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

ditunjukan dengan mulai adanya penurunan persentase kontribusi sektor industri

pengolahan pada PDRB total. Sementara kontribusi sektor jasa semakin meningkat.

Hal ini menunjukan bahwa terdapat kemungkinan terjadinya perubahan struktur

ekonomi industrialis (sektor sekunder) menjadi post-industrialis atau ekonomi jasa

(sektor tersier). Gambar 4 menunjukan terjadinya penurunan kontribusi sektor primer

dan sekunder sementara sektor tersier mengalami peningkatan. Gambar 4. Perubahan Kontribusi sektor Primer, Sekunder, Tersier Selama Tahun 2010-

2017 di Pulau Jawa

Sumber: Diolah peneliti (2019)

Hasil regresi pada penelitian ini juga menunjukan variabel BLH signifikan

berdasarkan uji t-statistik dengan nilai koefisien sebesar -0.023865. hasil tersebut

menjelaskan bahwa peningkatan sebesar 1 juta rupiah pada belanja untuk pengelolaan

lingkungan hidup berpengaruh pada penurunan emisi GRK sebesar 0.023865 Gg CO2e.

Hasil regresi menunjukan besarnya pengaruh variabel PDRB terhadap peningkatan

GRK lebih kecil dibandingkan pengaruh BLH terhadap pengurangan GRK. Hasil

tersebut menjelaskan bahwa dampak kegiatan ekonomi di Pulau Jawa terhadap tingkat

GRK belum terlalu tinggi, sementara alokasi belanja untuk pengelolaan lingkungan

hidup memiliki dampak yang lebih besar terhadap pengurangan GRK. Hal tersebut

menjadi alasan dari alokasi anggaran yang masih dikategorikan rendah dibandingkan

fungsi lainnya, karena anggaran tersebut difokuskan pada masalah sosial-ekonomi

dibandingkan lingkungan. Sejalan dengan pernyataan Gurluk (2009) yaitu negara

berkembang masih mengalokasikan sumber daya keuangannya pada sektor selain

lingkungan. Namun seiring dengan perkembangan kegiatan sektor ekonomi, belanja

untuk pengelolaan lingkungan hidup terus meningkat. Kebijakan pada sisi keuangan

ini diperlukan untuk menjadi sumber pendanaan dalam pelaksanaan upaya

pengurangan atau pengendalian tingkat GRK. Jika tidak dilakukan upaya pengendalian

tingkat emisi GRK yang menyebabkan masalah pemanasan global dan perubahan

iklim, maka masalah ini dapat membalikan keberhasilan pembangunan karena adanya

dampak lingkungan terhadap manusia dan pembangunan. Dampak yang terjadi karena

pemanasan global dan perubahan iklim seperti gagal panen, munculnya penyakit dan

bencana alam akan menjadi masalah sosial dalam masyarakat dan meningkatkan

pengeluaran.

Page 12: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

F. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian, analisis dan berbagai penjelasan terkait, maka dapat

disimpulkan beberapa poin berikut ini.

1. Pengaruh perkembangan kegiatan sektor-sektor ekonomi terhadap perubahan

kualitas lingkungan hidup yang diukur dengan emisi GRK setiap provinsi di Pulau

Jawa selama tahun 2010-2017 belum sepenuhnya mengikuti konsep EKC (kurva U

terbalik), melainkan dominan membentuk slope positif (meningkat secara

monoton).

2. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada sisi keuangan berperan terhadap

penurunan emisi GRK di Pulau Jawa.

3. Masalah lingkungan memiliki efek jangka panjang bagi perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat.

B. SARAN

Melaui kesimpulan tersebut, berikut ini beberapa saran yang dapat dijadikan

pertimbangan.

1. Upaya pengendalian kerusakan lingkungan dan pengelolaan lingkungan

membutuhkan sumber pendanaan. Ketersediaan dana untuk upaya pengurangan

emisi GRK membutuhkan kerjasama yang lebih luas seperti dengan pemerintah luar

negeri serta organisasi internasional;

2. Aktivitas pada setiap sektor ekonomi perlu memperhatikan prinsip pembangunan

berkelanjutan dan diarahkan untuk berperan dalam mengurangi peningkatan emisi

GRK;

3. Secara bertahap, provinsi perlu meningkatkan kontribusi sektor tersier dengan

membangun infrastruktur yang mendukung perkembangan sektor tersebut;

4. Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisis EKC kaitannya dengan adanya

perkembangan teknologi yang memperlambat peningkatan GRK sehingga

memungkinkan EKC tidak lagi membentuk U terbalik secara penuh.

UCAPAN TERIMA KASIH

Saya mengucapka terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan

dukungan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih

khusus saya sampaikan kepada Asosiasi Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya

dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya yang

memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, Thiago Alexandre daas Neves, Luís Cruz, Eduardo Barata, and Isabel-maría

García-sánchez. 2017. Economic growth and environmental impacts : an

analysis based on a composite index of environmental damage. Ecological

Indicator, Vol.76: 119–130.

Page 13: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Banerjee, Sharmistha. 2002. Primary, secondary and tertiary sector linkages and

environmental management. Business Studies (Silver Jubile Volume): 201–212.

Brajer, Victor, Robert W Mead, and Feng Xiao. 2011. “Searching for an environmental

kuznets curve in China’s air pollution.” China Economic Review, Vol.22: 383–

397.

Cahyono, Waluyo Eko. 2015. Pengaruh pemanasan global terhadap lingkungan bumi.

Berita Dirgantara LAPAN. Vol. 16: 28–31.

Canas, Angela, Paulo Ferrao, and Pedro Conceicao. 2003. Analysis a new

environmental kuznets curve ? relationship between direct material input and

income per capita : evidence from industrialised countries. Ecological

Economics, Vol.46: 217–229.

Chaabouni, Sami, Nahed Zghidi, and Mounir Ben Mbarek. 2016. On the Causal

dynamics between co2 emissions , health expenditures and economic growth.

Sustainable Cities and Society, Vol.22: 184–191.

Djajadiningrat, Surna T. 1997. Pengantar Ekonomi Lingkungan. Jakarta: Pustaka

LP3ES.

Ekananda, Mahyus. 2016. Analisis Ekonometrika Data Panel. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Grossman, Gene M, and Alan B Krueger. 1991. Environmental Impacts of a North

American Free Trade Agreement. National Bureau of Economic Research

Working papers..

Gujarati, Damonar N, and Dawn C Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 1.

5th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Gujarati, Damonar N, and Dawn C Porter. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2.

5th ed. Jakarta: Salemba Empat.

Gürlük, Serkan. 2009. Economic growth, industrial pollution and human development

in the Mediterranean Region. Ecological Economics, Vol.68: 2327-2335.

Huang, Jr-Tsung. 2018. Sulfur dioxide (so2) emissions and government spending on

environmental protection in China. Journal of Cleaner Productionction.

IPCC. 2007. Climate Change 2007: Mitigation of Climate Change. Contribution of

Working Group III to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental

Panel on Climate Change. IPCC report.

Page 14: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Jhingan, M. L. 1996. Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

KLHK. 2017. Laporan Inventarisasi GRK Dan Monitoring, Pelaporan Dan Verifikasi

2017. Jakarta: Kementerian Lingkunga Hidup dan Kehutanan

Kuswantoro, Devy Priambodo. 2009. Pembangunan Ekonomi Dan Deforestasi Hutan

Tropis (Mengkaji Kembali Hipotesis Environmental Kuznets Curve

Menggunakan Analisis Antar Negara). Tesis. Program Pascsarjana Universitas

Padjajaran.

Liu, Xuyi, Shun Zhang, and Junghan Bae. 2017. The impact of renewable energy and

agriculture on carbon dioxide emissions: investigating the environmental

kuznets curve in four selected ASEAN countries. Journal of Cleaner

Production, Vol.164: 1239–1247.

Lopez, Ramon, and Amparo Palacios. 2010. Have Government Spending and Energy

Tax Policies Contributed to Make Europe Environmentally Cleaner? Working

paper.

Mankiw, N. Gregory. 2006. Makroekonomi. 6th ed. Jakarta: Erlangga

Mendelsohn, Robert. 2014. The impact of climate change on agriculture in Asia.

Journal of Integrative Agriculture, Vol.13: 660–665.

Özokcu, Selin, and Özlem Özdemir. 2017. Economic growth , energy , and

environmental kuznets curve. Renewable and Sustainable Energy Reviews,

Vol.72: 639–647.

Panayotou, Theodore. 2003. Economic Growth and The Environment. Makalah

disajikan dalam Seminar Musim Semu Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa,

Jeewa, 3 Maret.

Saboori, Behnaz, and Jamalludin Sulaiman. 2013. Environmental degradation,

economic growth and energy consumption: evidence of the environmental

kuznets curve in Malaysia. Energy Policy, Vol.60: 892–905.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sekretariat RAN-GRK. 2014. Laporan Dua Tahun Pelaksanaan RAN-GRK dan RAD-

GRK. Jakarta: Kementerian PPN/ Bappenas.

Shafik, Nemat, and Sushenjit Bandyopadhyay. 1992. Economic Growth and

Environmental Quality. World Development Report Working Paper.

Page 15: PENGARUH PERKEMBANGAN KEGIATAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP

Stalker, Peter. 2007. Kita Suarakan MDGs Demi Pencapaiannya Di Indonesia

2007/2008. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, Dan Dasar

Kebijakan. 6th ed. Jakarta: Kencana.

Sukirno, Sadono. 2016. Mikroekonomi Teori Pengantar. 3rd ed. Jakarta: Rajawali Pers.

Suparmoko, M. 1994. Ekonomi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan (Suatu

Pendekatan Teoritis). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sutikno, and Maryunani. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam. Malang: BPFE

Universitas Brawijaya.

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga (Jilid 1). 7th ed.

Jakarta: Erlangga.

UNDP. 2015. Agenda Pembangunan Berkelanjutan Yang Baru.

http://www.id.undp.org/content/indonesia/id/home/post-2015.html diakses

pada 30 November 2018.

Wahyudi, Setyo Tri. 2016. Konsep Dan Penerapan Ekonometrika Menggunakan E-

Views. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Wardhana, Wisnu Arya. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

World Bank. 2010. Laporan Pembangunan Dunia 2010: Pembangunan Dan

Perubahan Iklim. Jakarta: Salemba Empat.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif Dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Kencana.