12
Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif” Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019 406 Pengaruh Perceived Organizational Support, Work Engagement, Affective Commitment, Workplace Bullying, dan Work-Related Fatigue terhadap Intention To Leave pada Perawat di Surakarta Asri Laksmi Riani Universitas Sebelas Maret [email protected] Muhammad Cholil Universitas Sebelas Maret Puspa Devi Maharani Universitas Sebelas Maret Tria Haniefa Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji serta menganalisis pengaruh Perceived Organizational Support, Work Engagement, Affective Commitment, Workplace Bullying, dan Work- Related Fatigue terhadap Intention to Leave pada Perawat di Surakarta. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda, untuk mengetahui besaran kontribusi masing-masing varabel independen terhadap variabel dependen. Keseluruhan analisis regresi diuji dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 22. Data dikumpulkan melalui hasil penyebaran kuesioner pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Surakarta. Hasil pengujian terhadap 236 perawat di Surakarta yaitu perceived organizational support tidak mempengaruhi intention to leave, work engagement berpengaruh negatif signifikan terhadap intention to leave, affective commitment berpengaruh negatif signifikan terhadap intention to leave, workplace bullying berpengaruh positif signifikan terhadap intention to leave, work-related fatigue berpengaruh positif signifikan terhadap intention to leave. Kata Kunci: Perceived Organizational Support Work Engagement, Affective Commitment, Workplace Bullying, Work-Related Fatigue, Intention to Leave. A. Pendahuluan Tenaga kesehatan merupakan kunci utama keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan suatu negara. Menurut Badan PPSDM Kesehatan (2019) rasio perbandingan tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk di Indonesia yaitu 1 : 100.000. Untuk Provinsi Jawa Tengah perbandingan antara tenaga kesehatan yaitu perawat dengan jumlah penduduk yaitu 1 : 133. Artinya bahwa 1 orang perawat harus melayani 133 orang penduduk Indonesia. Kebutuhan tenaga perawat masih sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan perbandingan antara perawat dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi. Menurut Buerhaus & Staiger (1999) dalam penelitiannya memprediksi bahwa tenaga keperawatan akan terus mengalami penurunan dan tidak dapat

Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

406

Pengaruh Perceived Organizational Support, Work Engagement, Affective

Commitment, Workplace Bullying, dan Work-Related Fatigue terhadap Intention To

Leave pada Perawat di Surakarta

Asri Laksmi Riani

Universitas Sebelas Maret

[email protected]

Muhammad Cholil

Universitas Sebelas Maret

Puspa Devi Maharani

Universitas Sebelas Maret

Tria Haniefa

Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji serta menganalisis pengaruh Perceived

Organizational Support, Work Engagement, Affective Commitment, Workplace Bullying, dan Work-

Related Fatigue terhadap Intention to Leave pada Perawat di Surakarta. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan regresi linear berganda, untuk mengetahui besaran kontribusi masing-masing varabel

independen terhadap variabel dependen. Keseluruhan analisis regresi diuji dengan menggunakan

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) 22. Data dikumpulkan melalui hasil penyebaran

kuesioner pada Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Surakarta. Hasil pengujian terhadap 236 perawat

di Surakarta yaitu perceived organizational support tidak mempengaruhi intention to leave, work

engagement berpengaruh negatif signifikan terhadap intention to leave, affective commitment

berpengaruh negatif signifikan terhadap intention to leave, workplace bullying berpengaruh positif

signifikan terhadap intention to leave, work-related fatigue berpengaruh positif signifikan terhadap

intention to leave.

Kata Kunci: Perceived Organizational Support Work Engagement, Affective Commitment,

Workplace Bullying, Work-Related Fatigue, Intention to Leave.

A. Pendahuluan

Tenaga kesehatan merupakan

kunci utama keberhasilan pencapaian

tujuan pembangunan kesehatan suatu

negara. Menurut Badan PPSDM

Kesehatan (2019) rasio perbandingan

tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk

di Indonesia yaitu 1 : 100.000. Untuk

Provinsi Jawa Tengah perbandingan antara

tenaga kesehatan yaitu perawat dengan

jumlah penduduk yaitu 1 : 133. Artinya

bahwa 1 orang perawat harus melayani

133 orang penduduk Indonesia. Kebutuhan

tenaga perawat masih sangat dibutuhkan,

hal ini dikarenakan perbandingan antara

perawat dengan jumlah penduduk yang

sangat tinggi. Menurut Buerhaus & Staiger

(1999) dalam penelitiannya memprediksi

bahwa tenaga keperawatan akan terus

mengalami penurunan dan tidak dapat

Page 2: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

407

memenuhi permintaan dalam beberapa

dekade ke depan. Sebuah organisasi yang

berbasis pada pelayanan hospitality,

sumber daya manusia memegang

peranan penting.

Perkembangan manajemen rumah

sakit dalam bidang manajemen sumber

daya manusia dipengaruhi oleh adanya

tuntutan untuk lebih memperhatikan

kebijaksanaan yang diterapkan terhadap

karyawannya. Profesi perawat

membutuhkan adanya dukungan organisasi

yang tinggi untuk dapat membentuk

komitmen terhadap organisasi dan

membuat mereka merasa terikat dengan

pekerjaannya, sehingga dapat menurunkan

keinginan untuk keluar dari organisasi

maupun pekerjaan. Howell dan Dipboye,

1986 (dalam Munandar, 2001)

memandang kepuasan kerja sebagai hasil

keseluruhan dari derajat rasa suka atau

tidak suka tenaga kerja terhadap berbagai

aspek dari pekerjaan. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa pekerja yang

memiliki tekanan kerja yang tinggi (setres

kerja) akan mempengaruhi penurunan

kepuasan kerja karyawan (Utami &

Hariwibowo, 2013). Tingkat keinginan

untuk keluar yang tinggi pada perawat

dapat berpengaruh pada kesejahteraan

perawat yang kemudian berpengaruh pada

kualitas pelayanan terhadap pasien

(Pahlevan Sharif, Ahadzadeh, & Sharif,

2018).

Allen dan Meyer (1990)

mendefinisikan organizational

commitment sebagai suatu hal yang

membuat karyawan merasa terikat dengan

organisasinya dan mengurangi keinginan

dalam diri karyawan untuk keluar dari

organisasi atau perusahaannya. Intention to

leave dalam hal ini didefinisikan sebagai

keinginan individu untuk keluar dari unit

kerjanya saat ini, organisasi tempatnya

bekerja, ataupun profesinya (Krausz,

Koslowsky, Shalom, & Elyakim, 1995).

Salah satu faktor yang dapat menurunkan

tingkat keinginan seseorang untuk keluar

adalah work engagement. Individu dengan

work engagement yang tinggi merasa sulit

untuk terlepas dari pekerjaannya karena

mereka mengenal dan mampu

mengidentifikasi pekerjaannya dengan

baik, sehingga menurunkan keinginan

mereka untuk keluar dari pekerjaannya

(Saks, 2006). Dalam dunia kesehatan,

perawat perlu untuk terus didukung di

dalam organisasi sehingga dapat terikat

dengan pekerjaannya dan berkomitmen

dengan organisasi maupun pekerjaanya

(Beukes & Botha, 2013).

Penelitian yang dilakukan Grant,

Dutton, & Rosso, (2008) berfokus pada

affective commitment karena komitmen ini

Page 3: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

408

berkaitan dengan perasaan secara

emosional dan motivasi intrinsik karyawan

dibandingkan dengan perasaan dalam

tekanan (continuance commitment)

maupun kewajiban (normative

commitment), yang kemudian berpengaruh

terhadap perilaku positif dibandingkan dua

komitmen lain (continuance dan

normative). Workplace bullying

merupakan paparan terus menerus akan

agresi interpersonal dan penganiayaan dari

rekan kerja, atasan, maupun bawahan,

yang biasanya berbentuk psikis (Einarsen,

Hoel, & Notelaers, 2009). Faktor lain yang

mendorong keinginan perawat untuk

keluar adalah tuntutan kerja yang berat dan

jam kerja yang panjang. Hal ini akan

mengakibatkan kelelahan bekerja (work-

related fatigue) yang seringkali

menimbulkan kesalahan dan kecelakaan

kerja (Geiger-Brown, Rogers, Trinkoff,

Kane, Bausell, & Scharf, 2012).

B. Kajian Teori

Sebuah studi tentang pekerja di

Rumah Sakit Khusus (RSK) Bedah Bali

Indonesia Medika Citra (BIMC) Kuta

menunjukkan adanya hubungan negatif

Perceived Organizational Support

terhadap intention to leave dengan

komitmen organisasional sebagai

variabel pemediasi (Agustini et al. 2017).

Selain dari itu, hasil penelitian lain

menemukan bahwa keterlibatan kerja

berperan sebagai perantara hubungan

antara dukungan organisasi yang dirasakan

dan niat untuk keluar pada karyawan yang

bekerja di Sri Lanka (Wickramasinghe &

Wickramasinghe, 2011). Penelitian-

penelitian tersebut mendukung adanya

pengaruh negatif perceived organizational

support pada intention to leave. Oleh

karena itu, dapat ditarik hipotesis berikut:

H1: Perceived organizational

support berpengaruh secara negatif

pada intention to leave.

Penelitian yang dilakukan Merissa

(2018) bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari work engagement terhadap

turnover intention melalui job

satisfaction sebagai variabel mediasi

pada PT. Lotte Shopping Indonesia

Sidoarjo. Hasilnya, menunjukkan bahwa

variabel work engagement memiliki

pengaruh negatif dan siginifikan terhadap

turnover intention di PT. Lotte Shopping

Indonesia Sidoarjo. Karyawan yang

memiliki keterikatan dengan sebuah

pekerjaan akan cenderung rendah

keinginan untuk keluar. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Alfes et al. (2014)

juga menemukan bahwa karyawan yang

memiliki keterikatan dengan pekerjaannya

Page 4: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

409

cenderung akan memiliki keinginan lebih

rendah untuk keluar dari perkerjaannya.

Penelitian-penelitian tersebut mendukung

adanya pengaruh negatif work engagement

pada intention to leave. Oleh karena itu,

dapat ditarik hipotesis berikut:

H2: Work engagement

berpengaruh secara negatif pada

intention to leave.

Meyer at al. (1993) menemukan

hasil bahwa terdapat hubungan negatif

yang kuat antara affective commitment

dengan intention to leave pada karyawan.

Karyawan dengan komitmen afektif

rendah akan dianggap menarik diri dari

pekerjaan mereka, hal ini mengakibatkan

timbulnya masalah dalam kinerja,

sehingga peningkatan intensi turnover.

Demikian pula, karyawan yang merasakan

adanya ikatan afektif dengan organisasi

mereka mungkin merasakannya sebagai

hutang yang menuntun mereka untuk

membalas melalui peningkatan semangat,

dedikasi dan penyerapan kerja yang tinggi,

sehingga menghasilkan hasil kerja yang

berharga bagi organisasi mereka.

Penelitian-penelitian tersebut mendukung

adanya pengaruh negatif affective

commitment pada intention to leave. Oleh

karena itu, dapat ditarik hipotesis berikut:

H3: Affective commitment

berpengaruh secara negatif pada

intention to leave.

Workplace bullying merupakan hal

yang berbahaya bagi karyawan maupun

organisasi. Secara psikis, korban akan

merasa depresi, self-esteem rendah, hingga

ingin bunuh diri (Einarsen, 1999).

Kekerasan di tempat kerja bukan hanya

berkaitan dengan kekerasan verbal maupun

non verbal. Penelitian yang dilakuan Putra

dan Pujiastuti (2015) meneliti pengaruh

workplace bullying pada kepuasan kerja,

komitmen organisasi, dan niat untuk

berpindah dengan strain sebagai variabel

mediasi. Hasil penelitian mengindikasikan

bahwa semakin sering seseorang

mengalami perilaku wor kplace bullying

hingga memunculkan strain akan

mengakibatkan peningkatan pada niat

seorang karyawan untuk berpindah. Oleh

karena itu, ketika menyaksikan terjadinya

bullying, karyawan lain akan ikut terkena

dampaknya secara psikis. Akibatnya,

terjadi ketidaknyaman di lingkungan kerja.

Berdasarkan penelitian-penelitian

terdahulu, disusun hipotesis sebagai

berikut:

H4: Workplace bullying

berpengaruh positif pada intention to

leave.

Page 5: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

410

Work-related fatigue atau

kelelahan yang berhubungan dengan

pekerjaan biasanya diakibatkan oleh

tuntutan kerja yang tinggi dengan durasi

jam kerja yang panjang, yang seringkali

menimbulkan kesalahan dan kecelakaan

kerja (Geiger-Brown et al. 2012).

Karyawan yang memiliki beban kerja lebih

besar dari kemampuannya akan sering

menimbulkan kelelahan yang berakibat

pada keinginan untuk keluar dari

pekerjaannya. Hal ini didukung oleh Hayes

et al. (2012) yang mengemukakan bahwa

pekerjaan yang terlalu banyak dan

menuntut akan menyebabkan kelelahan

fisik, psikis, dan emosi. Berdasarkan

penelitian-penelitian terdahulu, disusun

hipotesis sebagai berikut:

H5: Work-related fatigue

berpengaruh positif pada intention to

leave.

C. Metodologi Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu

struktur perencanaan yang mengarahkan

hasil dari penelitian menjadi valid,

objektif, efektif, serta efisien. Kuesioner

digunakan sebagai alat pengumpulan data

dan unit analisis yang digunakan adalah

individu yang merupakan perawat Rumah

Sakit dan Puskesmas di Surakarta.

Populasi yang digunakan dalam penelitian

adalah seluruh perawat yang bekerja di

rumah sakit dan puskesmas di Kota

Surakarta sebanyak 3.624 perawat. Terdiri

dari rumah sakit yang ada di Kota

Surakarta berjumlah 15 dan puskesmas

yang ada di Kota Surakarta berjumlah 17.

Metode convenience sampling digunakan

untuk pengambilan sampel, karena hanya

perawat yang bersedia dan diizinkan oleh

manajemen puskesmas dan rumah sakit

saja yang dijadikan sebagai responden.

Jumlah responden sebanyak 236 yang

dapat digunakan untuk diolah dalam

penelitian. Analisis menggunakan regresi

linier berganda. Variabel independen

dalam penelitian meliputi perceived

organizational support, work engagement,

affective commitment, workplace bullying,

dan work-related fatigue. Variabel

dependen dalam penelitian yaitu intention

to leave. Persamaan umumnya adalah:

IL = a - bPOS - bWE - bAC + bWB + bWF

Page 6: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

411

H1

H2

H3

H4

H5

V

Gambar 1 Kerangka Penelitian

D. Hasil dan Pembahasan

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item Component Cronbach's

Alpha 1 2 3 4 5 6

Perceived Org. Support

0,898

POS1

,751

POS2

,804

POS4

,805

POS5

,795

POS6

,830

POS7

,736

Work Engagement

0,926

WE1

,747

WE2

,875

WE3

,885

WE4

,827

WE5

,769

WE6

,711

WE7

,724

Affective Commitment

0,913

AC1

,627

AC2

,624

AC3

,760

AC4

,732

AC5

,692

AC6

,640

Workplace Bullying

0,962

WB7 ,728

WB8 ,648

WB9 ,783

POS

WE

AC

WB

WF

IL

Page 7: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

412

WB10 ,813

WB11 ,839

WB12 ,824

WB13 ,800

WB14 ,862

WB15 ,818

WB16 ,816

WB17 ,852

WB18 ,834

WB19 ,771

WB20 ,741

WB21 ,746

WB22 ,666

Item Component Cronbach's

Alpha 1 2 3 4 5 6

Work-Related Fatigue

0,960

WF2

,772

WF3

,808

WF4

,719

WF5

,830

WF6

,690

WF7

,807

WF8

,826

WF9

,831

WF10

,817

WF15

,831

WF16

,695

WF17

,724

WF18

,727

WF19

,630

WF20

,774

Intention to Leave

0,883

IL1

,725

IL2

,735

IL3

,730

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa instrumen kuisioner telah valid yaitu seluruh

item pernyataan memiliki nilai loadings > 0,5 dan seluruh dimensi dan variabel telah

mengelompok pada kuadrannya masing-masing. Reliabilitas ditunjukkan oleh nilai

cronbach’s alpha yang memiliki nilai > 0,7 sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen telah

reliable untuk digunakan.

Page 8: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

413

Regresi Simultan (Uji F)

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,589a ,347 ,333 2,63418

a. Predictors: (Constant), WF, POS, WB, WE, AC

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 847,290 5 169,458 24,422 ,000b

Residual 1595,943 230 6,939 Total 2443,233 235

a. Dependent Variable: IL

b. Predictors: (Constant), WF, POS, WB, WE, AC

Secara simultan variabel perceived

organizational support, work engagement,

affective commitment, workplace bullying,

dan work-related fatigue memiliki

kontribusi sebesar 58,9 persen dalam

menjelaskan perubahan yang terjadi pada

variabel intention to leave, sedangkan

sisanya sebesar 41,1 persen dijelaskan oleh

variabel lain di luar model. Hal ini

mengindikasi bahwa kelima faktor tersebut

yang mempengaruhi niat perawat untuk

berhenti atau bertahan dalam pekerjaannya

pada Puskesmas, RSUD, dan RSUNS.

Faktor lain diluar pengamatan peneliti

cukup besar pengaruhnya pada variabel

intention to leave perawat yang bekerja di

Surakarta. Pada bagian Anova (uji F)

terlihat bahwa secara simultan variabel-

variabel bebas memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel intention to

leave yang ditunjukkan dari nilai Sig.

0,000 < Alpha 5% yang artinya perceived

organizational support, work engagement,

affective commitment, workplace bullying,

dan work-related fatigue mempengaruhi

intention to leave.

Regresi Parsial (uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 11,779 2,038 5,780 ,000

POS -,050 ,045 -,065 -1,118 ,265

WE -,109 ,048 -,158 -2,262 ,025

AC -,140 ,057 -,189 -2,451 ,015

WB ,044 ,013 ,190 3,317 ,001

WF ,053 ,014 ,238 3,803 ,000

a. Dependent Variable: IL

Page 9: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

414

Pada Coefficients, uji t-parsial

terlihat bahwa, hipotesis pertama

penelitian ini adalah pengaruh variabel

perceived organizational support pada

intention to leave. Analisis pengaruh

variabel perceived organizational support

pada intention to leave di puskesmas dan

rumah sakit negeri menunjukkan hasil

yang tidak signifikan dan negatif

(0,265>0,05; B=-0,065). Artinya bahwa

hipotesis pertama di tolak dan menerima

hipotesis nol (H0). Pada perawat yang

bekerja di Puskesmas dan RS Pemerintah

tidak merasakan dampak yang besar yang

timbul dari dukungan organisasi atas niat

untuk berhenti atau bertahan dalam

pekerjaan. Sedangkan hasil penelitian untuk

hipotesis kedua, membuktikan bahwa

terdapat pengaruh langsung variabel work

engagement pada intention to leave.

Pengaruh variabel work engagement pada

intention to leave di puskesmas dan rumah

sakit menunjukkan hasil yang signifikan

dan negatif (0,025<0,05; B=-0,158). Hal

tersebut berarti bahwa work engagement

berpengaruh negatif pada intention to

leave. Perawat pada Puskesmas dan RS

Pemerintah merasakan pengaruh yang

signifikan atas keterlibatan perawat dalam

bekerja terhadap niat untuk berhenti.

Pengaruh keterlibatan kerja dengan niat

berhenti yaitu negatif, yang artinya saat

perawat semakin tinggi keterlibatan

karyawan dalam organisasi akan

berdampak pada menurunnya niat perawat

untuk berhenti. Penelitian Merissa (2018)

menunjukkan hasil bahwa variabel work

engagement memiliki pengaruh negatif

dan siginifikan terhadap turnover

intention karyawan PT. Lotte Shopping

Indonesia Sidoarjo.

Hipotesis ketiga penelitian ini

adalah pengaruh variabel affective

commitment pada intention to leave.

Pengaruh variabel affective commitment

pada intention to leave di puskesmas dan

rumah sakit menunjukkan hasil yang

signifikan dan negatif (0,015<0,05; B=-

0,189). Artinya bahwa saat affective

commitment perawat meningkat akan

mempengaruhi penurunan intention to

leave perawat pada puskesmas dan rumah

sakit. Hal ini menandakan bahwa perawat

yang memiliki komitken afektif yang

tinggi terhadap organisasi akan merasa

enggan untuk berhenti dari pekerjaannya

saat ini. Meyer at al. (1993) menemukan

hasil bahwa terdapat hubungan negatif

yang kuat antara affective commitment

dengan intention to leave pada karyawan

Page 10: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

415

Hipotesis keempat penelitian ini

adalah pengaruh langsung variabel

Workplace bullying pada intention to

leave. Pengaruh variabel Workplace

bullying pada intention to leave di

puskesmas dan rumah sakit menunjukkan

hasil yang signifikan dan positif

(0,001<0,05; B=0,190). Artinya bahwa

saat Workplace bullying perawat

meningkat akan mempengaruhi

meningkatnya keinginanan perawat untuk

berhenti bekerja pada puskesmas dan

rumah sakit. Kekerasan yang diterima

perawat baik verbal maupun non verbal

fitempat kerja akan meningkatkan

keinginan perawat untuk berhenti bekerja.

Putra dan Pujiastuti (2015) melakukan

penelitian, yang hasilnya mengindikasikan

bahwa semakin sering seseorang

mengalami perilaku workplace bullying

hingga memunculkan strain akan

mengakibatkan peningkatan pada niat

seorang karyawan untuk berpindah.

Hipotesis kelima penelitian ini adalah

pengaruh langsung variabel Work-related

fatigue pada intention to leave. Pengaruh

variabel Work-related fatigue pada

intention to leave di puskesmas dan rumah

sakit menunjukkan hasil yang signifikan

dan positif (0,000<0,05; B=0,238). Artinya

bahwa saat Work-related fatigue perawat

meningkat akan mempengaruhi

meningkatnya intention to leave perawat

pada puskesmas dan rumah sakit. Hal ini

sesuai dengan penelitian Hayes et al.

(2012) yang mengemukakan bahwa

pekerjaan yang terlalu banyak dan

menuntut akan menyebabkan kelelahan

fisik, psikis, dan emosi.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan

dapat diambil kesimpulan pengujian

penelitian terhadap 236 perawat di

Surakarta. Pertama, perceived

organizational support tidak

mempengaruhi intention to leave. Pada

penelitian yang dilakukan pada perawat

menunjukkan hasil yang menyatakan

bahwa dukungan organisasi tidak

berpengaruh terhadap intention to leave.

Kedua, work engagement berpengaruh

negatif signifikan terhadap intention to

leave. Pada perawat Puskesmas dan

Rumah Sakit di Surakarta ternyata

keterlibatan kerja mempengaruhi perawat

untuk berhenti di pekerjaannya. Ketiga,

affective commitment berpengaruh negatif

signifikan terhadap intention to leave.

Perawat merasakan saat dirinya memiliki

komitmen afektif terhadap pekerjaannya

maka akan menurunkan keinginan untuk

keluar. Keempat, workplace bullying

berpengaruh positif signifikan terhadap

intention to leave. Saat seseorang

menerima kekerasan verbal maupun non

Page 11: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

“Fintech dan E-Commerce untuk Mendorong Pertumbuhan UMKM dan Industri Kreatif”

Hotel Atria Magelang, Selasa, 15 Oktober 2019

416

verbal akan berdampak pada keinginan

untuk keluar dari pekerjaan. Terakhir,

work-related fatigue berpengaruh positif

signifikan terhadap intention to leave.

Menurut perawat kelelahan akibat

pekerjaan akan mendorong keinginan

untuk keluar dari pekerjaannya.

F. Daftar Pustaka Agustini, N.P.L., Dewi, I.G.A.M., dan

Subudi, M. (2017). Pengaruh

Perceived Organizational Support

terhadap Turnover Intention

dengan Komitmen Organisasional

sebagai Variabel Pemediasi. E-

Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana 6(1): 251-

276.

Alfes, K., Truss, C., Soane, E.C., Rees, C.,

and Gatenby, M. (2014), ‘The

Relationship Between Line

Manager Behavior, Perceived

HRM Practices and Individual

Performance. Examining the

Mediating Role of Engagement,’

Human Resource Management.

Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The

measurement and antecedents of

affective, continuance and

normative commitment to the

organization. Journal of

occupational psychology, 63(1), 1-

18.

Badan PPSDB Kesehatan. 2019. Informasi

SDM Kesehatan Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia:

Ministry of health republik of

indonesia versi 4.0.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/info_

sdmk/info/renbut

Beukes, I., & Botha, E. (2013).

Organisational commitment, work

engagement and meaning of work

of nursing staff in hospitals. SA

Journal of Industrial Psychology,

39(2), 1-10.

Buerhaus, P. I., & Staiger, D. O. (1999).

Trouble in the nurse labor market?

Recent trends and future outlook.

Health Affairs, 18(1), 214.

Einarsen, S. (1999). The nature and causes

of bullying at work. International

Journal of Manpower, Vol. 20 No.

1/2, pp. 16-27.

Einarsen, S., Hoel, H., & Notelaers, G.

(2009). Measuring exposure to

bullying and harassment at work:

Validity, factor structure and

psychometric properties of the

Negative Acts Questionnaire-

Revised. Work & stress, 23(1), 24-

44.

Geiger-Brown, J., Rogers, V. E., Trinkoff,

A. M., Kane, R. L., Bausell, R. B.,

& Scharf, S. M. (2012). Sleep,

sleepiness, fatigue, and

performance of 12-hour-shift

nurses. Chronobiology

international, 29(2), 211-219.

Grant, A.M., Dutton, J.E., & Rosso, B.D.

(2008). Giving commitment:

Employee support programs and

the prosocial sensemaking process.

Academy of Management Journal,

51(5), 898 – 918.

Hayes, L. J., O’Brien-Pallas, L., Duffield,

C., Shamian, J., Buchan, J.,

Hughes, F., ... & North, N. (2012).

Nurse turnover: a literature review–

an update. International journal of

nursing studies, 49(7), 887-905.

Krausz, M., Koslowsky, M., Shalom, N.,

& Elyakim, N. (1995). Predictors

of intentions to leave the ward, the

hospital, and the nursing

profession: A longitudinal study.

Journal of Organizational

Behavior, 16(3), 277-288.

Page 12: Pengaruh Perceived Organizational Support, Work …

Prosiding SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS

Fakultas Ekonomi Universitas Tidar

417

Merisa, B. (2018). Pengaruh Work

Engagement terhadap Turnover

Intention melalui Job Satisfaction

sebagai Variabel Mediasi pada PT.

Lotte Shopping Indonesia Sidoarjo.

AGORA, 6(1).

Meyer, J. P., Allen, N. J., & Smith, C. A.

(1993). Commitment to

organizations and occupations:

Extension and test of a three-

component conceptualization.

Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri

dan Organisasi. Jakarta: UI-Press.

Pahlevan Sharif, S., Ahadzadeh, A. S., &

Sharif Nia, H. (2018). Mediating

role of psychological well‐being in

the relationship between

organizational support and nurses’

outcomes: A cross‐sectional study.

Journal of advanced nursing,

74(4), 887-899.

Putra, D.K., dan Pujiastuti, I.S.S. 2015.

Pengaruh Workplace Bullying Pada

Kepuasan Kerja, Komitmen

Organisasi, Dan Niat Untuk

Berpindah Dengan Strain Sebagai

Variabel Mediasi. Fokus

Manajerial, 13(2): 177-188

Saks, A. M. (2006). Antecedents and

consequences of employee

engagement. Journal of managerial

psychology, 21(7), 600-619.

Utami, S.W., dan Hariwibowo, H. 2013.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai di Kantor

Cabang PT. Pegadaian (Persero).

Jurnal Penelitian dan Pengukuran

Psikologi, 2(1):72-77.

https://doi.org/10.21009/JPPP.021.

11

Wickramasinghe, D., & Wickramasinghe,

V. 2011. Perceived organisational

support, job involvement and

turnover intention in lean

production in Sri Lanka. The

International Journal of Advanced

ManufacturingTechnology, 55,

817–830.