Upload
lamnga
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MATRIKS NA-MONTMORILLONIT
TERPILAR KITOSAN BERAT MOLEKUL MEDIUM TERHADAP SIFAT
FISIS DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
O l e h :
FITRIA NIKEN SUSANTI
M 3508033
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul ―PENGARUH
PENGGUNAAN MATRIKS NA-MONTMORILLONIT TERPILAR KITOSAN
BERAT MOLEKUL MEDIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL
DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN‖ adalah hasil penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/ dicabut.
Surakarta, Juli 2011
Fitria Niken Susanti
M3508033
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENGGUNAAN MATRIKS NA-MONTMORILLONIT
TERPILAR KITOSAN BERAT MOLEKUL MEDIUM TERHADAP SIFAT
FISIS DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN
FITRIA NIKEN SUSANTI
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Teofilin digunakan untuk pengobatan asma, memiliki waktu paruh yang
relatif pendek dan indeks terapeutik yang sempit yaitu 10-20 µg/ml. Formula
sediaan lepas lambat teofilin diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi obat
dalam darah dengan kadar puncak yang tidak fluktuatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat
molekul medium terhadap sifat fisis dan profil disolusi tablet lepas lambat teofilin.
Pembuatan tablet dilakukan dengan metode granulasi basah menggunakan
matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan berat molekul medium yang
dibandingkan dengan matriks hidroksipropil metil selulosa dan tablet teofilin
tanpa matriks. Setiap formula dilakukan uji sifat fisik granul dan tablet. Data yang
dihasilkan dianalisa dengan statistik dan dibandingkan dengan acuan standar.
Hasil penelitian menunjukan bahwa matriks Na-montmorillonit terpilar
kitosan BM medium berpengaruh terhadap sifat fisis tablet yaitu keseragaman
bobot dan waktu hancur tablet, pola pelepasan sediaan lepas lambat teofilin
dengan mariks Na-montmorillonit terpilar kitosan berat molekul medium
mendekati pola pelepasan tablet teofilin dengan matriks HPMC.
Kata kunci : Teofilin, Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium, tablet
lepas lambat, disolusi, sifat fisis tablet.
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE EFFECTS MATRIX OF NA-MONTMORILLONIT PILLARED
CHITOSAN MEDIUM MOLECULAR WEIGHT TOWARD PHYSICAL
PROPERTIES AND DISSOLUTION PROFIL OF SUSTAINED
RELEASE THEOPHYLLINE TABLET
FITRIA NIKEN SUSANTI
Department of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Theophylline is used to treat asthma, has a relatively short half life and a
narrow therapeutic index of 10 -20 µg/ ml. Formula sustained release theophylline
preparations are expected to result concentration drug in the blood with peak
levels do not fluctuate. This study aims to investigate the effect of Na-
montmorillonite philared chitosan medium molecular weight on physical
properties and dissolution profile of sustained release theophylline tablets.
Preparations of tablets made by wet granulation method using a matrix of
Na-montmorillonite pillared chitosan medium molecular weight as compared to
the matrix of hidroksipropil metil cellulose and theophyline tablets without a
matrix. Each formula tested the physical properties of granules such as flow time
and quite corner, test physical properties of granule and tablets . The resulting
files were analyzed with the statistics and compare with the reference standart.
The result showed that matrix of Na-montmorillonite pillared chitosan
affect the physical properties of tablet such as uniformity of weight and
disintegration of tablet, the release pattern of sustained- release theophylline
preparations with matrix of Na-montmorillonite pillared chitosan medium
molecular weight approach the release pattern of sustained- release theophylline
tablets with HPMC matrix.
Key words: Theophylline, Na-montmorillonite pillared chitosan medium
molecular weight, sustained release tablet, dissolution, physical properties
of tablet.
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT bersama orang yang
Sabar (Q.S. Al Baqarah: 153)
Seorang teman adalah seorang yang dapat mendengar irama hatimu dan menghibur jika engkau
melupakannya
Bukan kecantikan yang memutuskan seorang baik melainkan kasih sayang / cintalah yang
memutuskan seorang itu indah/baik
Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan – kesalahan, tetapi jadikan penyesalan itu
sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi kesalahan lagi
Tanah yang digadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga, tetapi kejujuran yang pernah
digadaikan tidak pernah bisa ditebus kembali.
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk ibu dan almarhum
bapak atas segala kasih sayangnya, kakak-
kakak ku atas kebersamaan dalam menjalani
kebersamaan.
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul ―PENGARUH PENGGUNAAN
MATRIKS NA-MONTMORILLONIT TERPILAR KITOSAN BERAT
MOLEKUL MEDIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN PROFIL
DISOLUSI TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN” dengan baik.
Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada jurusan D3 Farmasi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin terwujud tanpa
adanya dorongan, bimbingan, bantuan baik moril maupun materiil dan do’a dari
berbagai pihak. Karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Ir. Ari Handono R,M.Sc,(Hons),Ph.D selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu dan almarhum bapak atas dukungannya, materi, do’a yang tiada henti
selama ini serta cinta dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis.
3. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt selaku Ketua Program D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Ibu Nestri Handayani, M. Si., Apt, selaku pembimbing akademik yang telah
banyak membantu secara akademis selama masa perkuliahan.
5. Bapak Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku pembimbing atas segala
ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan arahan,
pengertian, masukan, dan ilmunya yang tiada tara nilainya.
6. Bapak Ahmad Ainurofiq, M. Si., Apt, selaku pembimbing proyek dan pemberi
dana dalam penelitian ini sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.
7. Segenap Dosen Pengajar Jurusan D3 Farmasi yang telah banyak memberikan
ilmu dan pelajaran berharga.
8. Kakak-kakakku tercinta, Andri Kurniawati dan Andi Sugeng Riyadi, atas
segala dukungan dan motivasinya selama ini.
9. Seseorang yang telah mendampingi dan memberikan dukungan, motivasi,
kesabaran, perhatian dan kasih sayangnya selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan (Firdha Kurniawati, Kristin Wulandari, Paulina
Ratri Tyas Prihastuti, dan Uji Ayuningtyas) yang telah berbagi suka dan duka
serta pengalaman selama penelitian.
11. Kakak ku Rahmad Yulianto yang telah membantu dalam penelitian.
12. Teman-teman kost mutiara, terima kasih atas dukungan dan hari-hari yang
menyenangkan selama di kost.
13. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi, atas kerjasamanya selama masa-masa
kuliah.
14. Teman-teman Garba Wira Bhuana, atas dukungan dan motivasi selama ini.
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan
pertimbangan dan masukan untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya. Penulis
berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya
Farmasi di masyarakat pada khususnya.
Surakarta, Juli 2011
Fitria Niken Susanti
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN. ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN . ..................................................................... iii
HALAMAN INTISARI ................................................................................ iv
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR. ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 5
1. Tablet.............................................................................................. 5
2. Sediaan Lepas Lambat .................................................................... 9
3. Matriks ........................................................................................... 12
4. Pemerian Bahan .............................................................................. 13
B. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 18
C. Hipotesis ............................................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................ 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 20
C. Alat dan Bahan .................................................................................... 21
1. Alat yang digunakan ...................................................................... 21
2. Bahan digunakan ............................................................................. 21
D. Prosedur Penelitian............................................................................... 21
1. Formula Tablet................................................................................ 21
2. Pembuatan Granul ........................................................................... 22
3. Uji Sifat Fisik Granul ...................................................................... 23
a. Uji Waktu Alir dan Sudut Diam Granul ....................................... 23
b. Uji Penegetapan .......................................................................... 23
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Pengempaan Tablet ......................................................................... 24
5. Uji Sifat Fisik Tablet ....................................................................... 24
a. Keseragaman Bobot Tablet .......................................................... 24
b. Kerapuhan Tablet ........................................................................ 24
c. Kekerasan Tablet ......................................................................... 25
d. Waktu Hancur Tablet .................................................................. 25
6. Uji Disolusi Tablet .......................................................................... 25
a. Penentuan Panjang Gelombang ................................................... 25
b. Pembuatan Kurva Baku ............................................................... 26
c. Uji Disolusi ................................................................................. 26
E. Analisa Hasil ........................................................................................ 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Granul ............................................................................... 28
B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ................................................... 28
1. Uji Waktu Alir ................................................................................ 29
2. Uji Sudut Diam ............................................................................... 31
3. Uji Pengetapan ................................................................................ 33
C. Penabletan ........................................................................................... 34
D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet .................................................... 35
1. Keseragaman Bobot Tablet ............................................................. 36
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Kerapuhan Tablet ............................................................................ 38
3. Kekerasan Tablet ............................................................................ 40
4. Waktu Hancur Tablet ...................................................................... 41
E. Disolusi Tablet .................................................................................... 42
1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ....................... 42
2. Penentuan Kurva Baku Teofilin ...................................................... 42
3. Profil Disolusi ................................................................................. 43
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 46
B. Saran....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA.. .................................................................................. 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN.. .......................................................................... 51
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat Disolusi (a) Tipe Dayung, (b) Tipe Keranjang ........................ 9
Gambar 2. Profil kadar obat vs waktu yang menunjukkan bentuk sediaan
konvensional dan sediaan sustained release .................................. 10
Gambar 3. Struktur Molekul Teofilin ............................................................... 14
Gambar 4. Struktur Tiga Dimensi Montmorillonit ........................................... 17
Gambar 5. Diagram Perbandingan Waktu Alir Granul Teofilin Tanpa
Pelicin dan Dengan Pelicin ........................................................... 30
Gambar 6. Diagram Perbandingan Sudut Diam Granul Teofilin Tanpa
Pelicin dan Dengan Pelicin ............................................................. 32
Gambar 7. Diagram Indeks Tap Granul Teofilin ............................................. 33
Gambar 8. Diagram CV Keseragaman Bobot Tablet Teofilin .......................... 37
Gambar 9. Diagram % Kerapuhan Tablet Teofilin .......................................... 39
Gambar 10. Diagram Kekerasan Tablet Teofilin ............................................. 40
Gambar 11. Kurva Baku Tablet Teofilin ......................................................... 43
Gambar 12. Profil Disolusi Tablet Teofilin ..................................................... 44
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ........................................ 7
Tabel II . Formula Tablet ............................................................................... 22
Tabel III. Data Kompresibilitas Tablet ........................................................... 35
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Tablet ........................................................................... 51
Lampiran 2. Perhitungan Bahan ...................................................................... 52
Lampiran 3. Diagram Alir Cara Kerja ............................................................. 54
Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ............................................ 55
Lampiran 5. Hasil Sifat Fisis Tablet ................................................................ 56
Lampiran 6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ................................. 60
Lampiran 7. Hasil Uji Disolusi ........................................................................ 62
Lampiran 8. Gambar Granul .......................................................................... 68
Lampiran 9. Hasil Uji Statistik ........................................................................ 69
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan
kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu
obat tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup,
berkhasiat nyata dan berkualitas baik.
Asma merupakan penyakit yang masih banyak dijumpai di masyarakat
baik t ingkat r ingan maupun kronis ( menahun). Tela h banyak obat
asma yang diformulasikan dalam bentuk sediaan padat (tablet), cair (injeksi
dan aerosol). Akan tetapi sediaan tersebut yang merupakan sediaan konvensional
yaitu dosis pemakaian berkali-kali dalam sehari, tidak cocok digunakan untuk
mencegah dan untuk terapi serangan asma jika dibandingkan dengan sediaan
lepas lambat (sustained release) atau pelepasan terkendali (controlled release).
Sediaan lepas lambat dengan konsentrasi obat dalam plasma yang
konstan dapat dipertahankan dengan fluktuasi yang minimal, sehingga
frekuensi pemakaian obat dapat diturunkan dan mengurangi adanya kelupaan
pemakaian obat. Menurut Ansel, (1989) , tujuan utama dar i sediaan
lepas lambat adalah untuk mempertahankan kadar terapetik obat dalam
darah atau jaringan selama waktu yang diperpanjang. Keunggulan bentuk
sediaan ini menghasilkan kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu
mengulangi pemberian unit dosis.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan sudut pandang farmasi, teofilin dijadikan sediaan lepas lambat
karena teofilin memiliki waktu paruh yang relatif pendek dan indeks terapetik
yang sempit yaitu 10 – 20 µg/ml. Formulasi sediaan lepas lambat diharapkan
dapat menghasilkan konsentrasi obat dalam darah yang lebih seragam, kadar
puncak yang tidak fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat dapat menjamin
kepuasan pasien terutama jika pasien kesulitan untuk mengkonsumsi obat secara
berulang selama serangan asma akut dan obat harus dikonsumsi dalam jangka
panjang (Bayomi et al, 2001).
Pene l it ian in i d ifokuskan pada pene lit ian t ent ang mater ia l
a lam montmorillonit dan kitosan dijadikan senyawa Na-montmorillonit terpilar
kitosan. Material tersebut akan dimanfaatkan sebagai matrik/bahan pembawa
obat dengan jenis sediaan tablet lepas lambat (sustained-release) atau lepas
terkontrol (controlled-release) untuk obat asma jenis teofilin. Untuk beberapa
keadaan penyakit, bentuk sediaan obat yang ideal adalah yang mampu
memberikan konsentrasi obat pada tempat aksi secara cepat dan kemudian
secara konstan dipertahankan selama waktu pengobatan yang diinginkan (Collett
& Moreton, 2002).
Montmorillonit mempunyai sifat yang mampu mengembang (swelling)
dengan adanya penyisipan kation berukuran besar ke dalam ruang antarlapis
montmorillonit (Van Olphen, 1977, West, 1984, Yang, dkk, 1992). Kation-kation
yang ada di dalam Na-montmorillonit akan digantikan oleh kitosan. Kation-kation
tersebut berfungsi sebagai pilar atau tiang yang menyangga antarlapis
montmorillonit (Simpen, 2001), sehingga teofilin dapat terikat ke dalamnya.
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data uji sifat fisis dan uji disolusi tablet dapat digunakan untuk
menentukan bahan matriks yang cocok yang digunakan sebagai sediaan
tablet lepas lambat teofilin. Sehingga diharapkan keberhasilan penelitian
ini dapat digunakaan sebagai dasar pembuatan obat asma jenis teofilin lepas
lambat yang dapat mengurangi frekuensi pemberian obat asma.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
suatu permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat
molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat terhadap sifat fisis tablet
teofilin?
2. Bagaimanakah pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat
molekul medium sebagai matriks sediaan lepas lambat tablet teofilin
terhadap profil pelepasan teofilin?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul
medium sebagai matriks sediaan lepas lambat terhadap sifat fisis tablet teofilin.
2. Mengetahui pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul
medium sebagai matriks pada sediaan lepas lambat tablet teofilin terhadap
profil pelepasan teofilin.
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Meningkatkan pemanfaatan Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat
molekul medium sebagai bahan alternatif pada pembuatan sediaan tablet
lepas lambat teofilin.
2. Memberikan informasi tentang penggunaan Na-montmorillonit terpilar kitosan
dengan berat molekul medium sebagai bahan alternatif pada pembuatan
sediaan tablet lepas lambat teofilin.
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara cetak, dalam
tabung bentuk pipih atau sirkuler, kedua permukaannya cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat,
zat pelicin (Anonim, 1979).
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:
a. Zat pengisi (diluent), dimaksudkan dengan tujuan untuk memperbesar
volume tablet. Biasanya digunakan saccharum lactis dan amylum manihot.
b. Zat pengikat (binder), dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat. Biasanya yang digunakan adalah musilago amili.
c. Zat penghancur (disintegrator), dimaksudkan agar tablet dapat hancur
dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah amylum manihot kering.
d. Zat pelicin (lubricant), dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan.
Biasanya digunakan talcum 5% dan magnesii stearas (Anief, 2006).
Metode pembuatan tablet ada 3 cara, yaitu:
a. Metode granulasi basah
Metode granulasi basah merupakan metode yang banyak digunakan orang
dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dalam pembuatan tablet dengan metode sebagai berikut: (1) menimbang
dan mencampur bahan-bahan, (2) pembuatan granulasi basah, (3)
pengayakan adonan lembap menjadi pelet atau granul, (4) pengeringan, (5)
pengayakan kering, (6) pencampuran bahan pelincir, (7) pembuatan tablet
dengan kompresi.
b. Metode granulasi kering
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembapan atau
penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk tetapi dengan cara
memadatkan masa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah
itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam granul
yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi
harus memiliki sifat kohesif supaya masa yang jumlahnya besar dapat
dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau
karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan.
c. Cetak langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium iodida, dan
amonium klorida memiliki sifat mudah mengalir sebagaimana juga sifat-
sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam
mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah dan granulasi kering.
Pengisi yang didorong atau dipaksa yang telah dikembangkan
memungkinkan pembuatan tablet-tablet tambahan tertentu dengan
kompresi langsung, sebab kerja mengeluarkan udara dari pengisi pada
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
serbuk membuatnya jadi lebih rapat, dan memungkinkan dapat mengalir
dengan tepat serta sempurna ke dalam ruangan cetakan (Ansel, 1989).
Syarat-syarat tablet, kecuali dinyatakan lain tablet harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Memenuhi keseragaman ukuran
Diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet.
b. Memenuhi keseragaman bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet,
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari
harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B. Jika
perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A
maupun kolom B (Anonim, 1979). Persyaratan penyimpangan bobot tablet
dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet (Anonim, 1979)
Bobot Rata-rata Penyimpangan Bobot Rata-rata dalam %
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg - 150 mg 10% 20%
151 mg - 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
c. Memenuhi waktu hancur
Menentukan waktu hancur tablet tidak bersalut: pengujiannya dilakukan
dengan lima tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun-naikkan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen dari zat penyalut.
Bila dinyatakan waktu untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari
15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk
tablet bersalut gula atau selaput.
d. Memenuhi kekerasan
Pengetesan kekerasan dengan cara alat logam kecil diletakkan sebuah tablet
dan tekanannya diatur sedemikian rupa. Sehingga tablet stabil ditempatnya
dan jarum penunjuk berada pada skala 0. Dengan memutar ulirnya, tablet
akan terjepit semakin kuat dengan menaikkannya tekanan tablet secara
lambat yang ditransfer melalui sebuah per, sampai akhirnya tablet pecah.
Besarnya tekanan dibaca langsung pada skala (Voigt, 1995).
e. Uji Disolusi
Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk menghasilkan
suatu larutan. Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai proses suatu
solid melarut. Bentuk sediaan farmasetik solid dan bentuk sediaan sistem
terdispersi solid dalam cairan setelah dikonsumsi kepada seseorang akan
terlepas dari sediaannya dan mengalami disolusi dalam media biologis,
diikuti dengan absorbsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan akhirnya
menunjukkan respon klinis (Siregar dan Wikarsa, 2010).
Uji disolusi digunakan untuk mengetahui profil obat secara in-vitro, dimana
tablet dimasukkan dalam alat dissolution tester berisi medium yang mirip
dengan cairan lambung. Melalui percobaan ini dapat diketahui profil
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
farmakokinetik obat dalam tubuh. Alat yang digunakan dalam uji ini adalah
model USP XXIII tipe dayung yang mencakup monografi volume yang
dipakai, kecepatan (rpm) dan batas waktu (Lachman, 1994). Alat uji disolusi
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alat Disolusi (a) Tipe Dayung, (b) Tipe Keranjang (Martin dkk, 2008)
2. Sediaan Lepas Lambat
Bentuk sediaan konvensional dirancang untuk melepaskan obatnya ke
dalam tubuh agar diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya tablet lepas
lambat dirancang untuk melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya
pelepasannya lebih lama dan memperpanjang kerja obat. Beberapa bentuk
sediaan padat dirancang untuk melepaskan obatnya ke dalam tubuh agar
diserap secara cepat seluruhnya, sebaliknya produk lain dirancang untuk
melepaskan obatnya secara perlahan-lahan supaya pelepasannya lebih lama dan
memperpanjang kerja obat (Ansel, 1989).
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kebanyakan bentuk sustained release dirancang supaya pemakaian satu
unit dosis tunggal menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakainya, secara tepat menghasilkan efek terapeutik yang diinginkan secara
berangsur-angsur dan terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk
memlihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang,
biasanya 8 sampai 12 jam. Keunggulan tipe bentuk sediaan ini menghasilkan
kadar obat dalam darah yang merata tanpa perlu mengulangi pemberian unit
dosis (Ansel, 1989). Profil kadar vs waktu antara bentuk sediaan konvensional
dengan sediaan sustained release dapat dilihat pada Gambar 2.
MTC
MEC
Gambar 2. Profil kadar obat vs waktu yang menunjukkan bentuk sediaan
konvensional dan sediaan sustained release (Ansel, 1989)
Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk
sediaan kovensional menurut Ansel (1989) adalah sebagai berikut:
a. Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah
b. Mengurangi frekuensi pemberian
c. Meningkatkan kepatuhan pasien
d. Mengurangi efek samping yang merugikan
e. Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan kelemahan sediaan lepas lambat menurut Siregar dan Wikarsa
(2010) diantaranya adalah:
a. Biaya sediaan lepas lambat pada umumnya lebih mahal dibandingkan sediaan
konvensional.
b. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat lepas
secara cepat.
c. Tidak semua jenis zat aktif sesuai dengan sediaan formulasi lepas lambat.
d. Pemberiaan sediaan lepas lambat tidak memungkinkan penghentian terapi
dengan segera.
e. Sediaan lepas lambat yang cenderung tetap utuh dapat tersangkut pada suatu
tempat di sepanjang saluran cerna.
Teknologi yang sering digunakan dalam formulasi tablet lepas lambat menurut
Siregar dan Wikarsa (2010) adalah:
a. Sistem matriks
Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering digunakan
dalam pembuatan tablet lepas lambat. Bahan aktif didispersikan secara
homogen di dalam pembawa. Bahan pembawa yang sering digunakan dapat
digolongkan menjadi bahan pembawa tidak larut air bersifat lilin/wax dan
hidrofilik pembuatan gel. Campuran tersebut kemudian dicetak menjadi tablet.
b. Penyalutan
Teknologi penyalutan sering digunakan pada bahan aktif berbentuk serbuk,
pellet mengandung bahan aktif atau tablet. Lapisan penyalutan ini berfungsi
mengendalikan ketersediaan bahan aktif dalam bentuk larutan. Penyalutan
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
serbuk bahan aktif dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi, antara
lain menggunakan teknik koaservasi atau (pemisahan fase) dengan polimer
larut air atau teknik polimerisasi pada antar permukaan antara larutan bahan
aktif dalam pelarut organik dan larutan monomer dalam pelarut air.
3. Matriks
Sistem matriks merupakan sistem yang paling sederhana dan sering
digunakan dalam pembuatan tablet lepas lambat. Bahan aktif didispersikan
secara homogen di dalam bahan pembawa tidak larut air bersifat lilin/wax dan
hidrofilik yang dikempa. Sistem ini mampu mengembang, diikuti oleh erosi
bentuk gel dan terdisolusi dalam media air.
Matriks digolongkan menjadi 3 karakter (Lachman dkk, 1994) yaitu:
a. Matriks tidak larut, inert
Matriks jenis ini telah digunakan sebagai dasar untuk banyak
formulasi di pasaran. Tablet yang dibuat dari bahan-bahan ini didesain
untuk dimakan dan tidak pecah dalam saluran cerna. Pelepasan obat
tergantung kemampuan medium air untuk melarutkan channeling agent
sehingga membentuk matriks yang porous dan berkelok-kelok.
Partikel obat terlarut dalam medium air dan mengisi porous yang
dibentuk channeling agent, berdifusi keluar dari matriks. Contoh matriks
inert antara lain adalah polietilen, polivinil klorida, kopolimer metil
akrilat, metakrilat, etilselulosa (EC).
b. Matriks tidak larut, terkikis
Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi.
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bahan-bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam stearat, stearil
alkohol, dan polietilen glikol.
c. Matriks hidrofilik
Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel
sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Matriks hidrofilik
diantaranya adalah metil selulosa, hidroksietil selulosa, hidroksipropil
metilselulosa, natrium karboksimetilselulosa, natrium alginat, xanthan gam
dan karbopol. Bila bahan-bahan tersebut kontak dengan air, maka akan
terbentuk lapisan matriks terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan
mengalami erosi sehingga menjadi terlarut (Collett & Moreton, 2002).
4. Pemerian Bahan
a. Teofilin
Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung
tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N402, dihitung
terhadap zat yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak
berbau, rasa pahit, stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih
mudah larut dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida dan dalam ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam
etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Secara teoritis panjang gelombang
maksimum toefilin adalah sebesar 272 nm (Anonim, 1995). Struktur
molekul teofilin dapat dilihat pada Gambar 3.
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3. Struktur Molekul Teofilin (Anonim, 1995)
Teofilin termasuk kedalam golongan metilxantin dengan mekanisme
yaitu menginhibisi fosfodiesterase yang kemudian meningkatkan cAMP,
dan inhibisi influks ion kalsium ke dalam otot polos (Sukandar dkk, 2008).
Efek samping dari teofilin yaitu gangguan gastrointestinal, stimulasi
berlebihan pada SSP, dan vertigo. Contoh tablet teofilin lepas lambat di
pasaran yaitu Euphyllin retard dengan dosis anak (6-12 th) 125 mg 1 x
sehari, dewasa 250 mg 1 x sehari (Anonim, 2010). Teofilin dapat diberikan
dengan cara injeksi dalam bentuk sediaan aminofilin (campuran teofilin
dengan etilendiamin) sehingga kelarutannya 20 kali lebih baik dibanding
teofilin (Anonim, 2000).
b. Laktosa
Laktosa pada pembuatan tablet teofilin digunakan sebagai bahan pengisi.
Merupakan bahan penolong yang paling luas penggunaannya. Laktosa
adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat/
mengandung satu molekul air hidrat. Berupa serbuk atau massa hablur,
putih/putih krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis, stabil di udara,
tetapi mudah menyerap bau (Anonim, 1995). Laktosa larut dalam 6
bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol (95
%) P dan dalam eter P (Anonim, 1979).
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Talk
Talk pada pembuatan tablet teofilin digunakan sebagai bahan
pelicin. Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-
kadang mengandung sedikit allumunium silikat. Berupa serbuk
hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran,
warna putih atau putih kelabu. Talk tidak larut dalam hampir semua
pelarut (Anonim, 1995).
d. Magnesium Stearat
Magnesium stearat pada pembuatan tablet digunakan sebagai bahan
pelicin. Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak
lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Berupa
serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas.
Magnesium stearat praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95 %) P dan
dalam eter P (Anonim, 1979).
e. Amprotab
Amprotab adalah nama dagang dari amylum manihot, yaitu
pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot uttilissima Pohl
(Familia Euphorbiaceae). Amprotab adalah amilum protablet yaitu
amilum yang dikhususkan untuk bahan tambahan dalam pembuatan
tablet. Amprotab sebagai bahan penghancur yang mampu
meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi kelembaban, mengembang dan
meninggikan daya pembasahan tablet atau bersifat hidrofilisasi. Berupa
serbuk sangat halus, warna putih tidak berbau, tidak berasa, praktis tidak
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
larut dalam air dingin dan etanol (Anonim, 1979).
f. Montmorillonit Terpilar Kitosan
Montmorillonit merupakan lempung yang banyak menarik perhatian.
Hal ini disebabkan karena montmorillonit memiliki kemampuan untuk
mengembang serta kemampuan untuk diinterkalasi dengan senyawa organik
(Wijaya, dkk, 2004). Secara kimiawi lempung terpilar didefinisikan sebagai
turunan montmorillonit yang kation-kationnya telah ditukar dengan kation-
kation berukuran besar dan kation-kation tersebut berperan sebagai pilar
atau tiang di antara lapisannya. Beberapa macam kation telah dan dapat
digunakan sebagai agen pemilar antara lain: ion-ion alkilamonium, amina
bisiklis dan beberapa kation kompleks. Melalui metode interkalasi dan
dengan memilih agen pemilar yang sesuai maka akan didapatkan suatu
lempung terpilar yang memiliki tinggi pilar tertentu (Van Olphen, 1977,
West, 1984, Yang, dkk, 1992). Interkalasi merupakan suatu proses
penyisipan atom-atom atau molekul-molekul ke dalam antarlapis material
berlapis dengan tidak merusak struktur lapisan tersebut (Simpen, 2001).
Pemilaran berfungsi meningkatkan basal spacing, memperluas permukaan
dan pori dari montmorillonit (Wijaya dkk, 2002).
Dengan metode pertukaran kation, kation-kation di dalam ruang
antarlapis dapat digantikan oleh kation lain. Kation-kation dalam ruang
antarlapis dapat digantikan oleh kitosan yang telah terprotonasi, sehingga
kitosan dapat menginterkalasi montmorillonit dengan membentuk dua lapis.
Semakin encer kitosan yang digunakan untuk interkalasi berarti karakter
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kitosan sebagai agregat (bulk) semakin kecil sehingga akan lebih mudah
untuk membuka lapisan montmorillonit dan keberadaannya di ruang
antarlapis tidak sebagai gumpalan akan tetapi akan terdispersi merata seperti
film tipis. Semakin rendah berat molekulnya berarti kitosan tersebut lebih
mudah larut dan karakter sebagai agregatnya (bulk) rendah sehingga dengan
semakin rendah berat mokekulnya maka akan lebih terdispersi merata.
Semakin rendah berat molekulnya maka semakin pendek panjang rantai
karbonnya sehingga mudah larut dan mudah terdispersi merata. Perbedaan
pola dispersi kitosan akan mempengaruhi sifatnya sebagai matriks obat
lepas lambat. Struktur tiga dimensi montmorillonit dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Struktur Tiga Dimensi Montmorillonit
g. HPMC (Hidroksipropil metil selulosa)
HPMC (Hidroksipropil metil selulosa) merupakan bahan matriks
hidrofil yang dapat mengendalikan pelepasan kandungan obat di dalam
matriks ke dalam medium pelarut. HPMC dapat membentuk lapisan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hidrogel yang kental (viskositas tinggi) pada sekeliling sediaan
setelah kontak dengan cairan medium pelarut. Gel ini merupakan
penghalang fisis lepasnya obat dari matriks secara cepat (Suwaldi, 1995).
HPMC dalam sediaan lepas lambat dapat digunakan sebagai bahan penyalut
tablet, granul, sebagai matriks, atau kombinasi dari metode-metode tersebut.
h. Musilago amili
Menurut Anonim (1929), musilago amili dibuat dengan cara mencampur 2
bagian pati gandum dengan 98 bagian air, kemudian merebus campuran
tersebut dan mengaduknya hingga diperoleh masa cairan yang rata.
Musilago amili tidak boleh ada dalam persediaan karena mudah ditumbuhi
oleh bakteri, sehingga harus selalu dibuat baru.
B. Kerangka Pemikiran
Teofilin merupakan suatu sediaan obat yang digunakan untuk terapi obat
asma. Asma tersendiri merupakan suatu penyakit yang sering kambuh sehingga
membutuhkan obat yang mempunyai efek terapeutik yang lama dan teofilin
mempunyai waktu paruh yang relatif pendek dan indeks terapeutik yang
sempit. Oleh karena itu banyak teofilin dijadikan suatu sediaan lepas lambat,
yaitu suatu sediaan yang memberikan suatu dosis zat aktif sebagai terapi awal
dan diikuti pelepasan zat aktif yang lebih lambat dan konstan. Dengan sediaan
lepas lambat, konsentrasi zat aktif dalam darah dapat dipertahankan dan selalu
konstan.
Matriks merupakan suatu bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan
sediaan lepas lambat. Matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
merupakan pilaran Na-montmorillonit dengan kitosan BM medium. Na-
montmorillonit adalah suatu lempung alam yang sudah dimurnikan dan hanya
mengandung mineral natrium saja. Pemilaran terjadi dengan cara kitosan
mengisi ruang yang ada di dalam Na-montmorillonit dengan menggantikan
posisi natrium. Dengan adanya kitosan di dalam Na-montmorillonit akan
mengikat teofilin.
Langkah-langkah penelitian dimulai dengan membuat granulasi dengan
metode granulasi basah yaitu semua bahan dicampur dan ditambahkan
musilago amilli, hal ini dikarenakan adanya bahan pengikat yang dapat
membuat granul lebih kompak dan lebih baik. Granul yang dihasilkan
salanjutnya diuji sifat fisis granul meliputi waktu alir, sudut diam dan
pengetapan. Pengujian sifat fisis ini bertujuan untuk mengetahui granul siap
dikempa atau tidak, yang kemudian dilanjutkan pengempaan tablet dengan alat
single punch. Tablet yang sudah terbentuk diuji sifat fisis tablet dan yang
terakhir diuji disolusi.
C. Hipotesis
Berdasarkan karakteristik masing-masing bahan dapat diduga bahwa:
1. Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul medium sebagai
matriks sediaan lepas lambat berpengaruh terhadap sifat fisis tablet teofilin.
Na-montmorillonit terpilar kitosan dengan berat molekul medium sebagai
matriks sediaan lepas lambat tablet teofilin dapat menghasilkan profil
pelepasan obat yang menunjukkan sediaan sustained release.
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk
memperoleh data hasil. Penelitiannya meliputi pembuatan tablet dengan 3 formula
dengan urutan yaitu formula pertama sebagai kontrol negatif, formula kedua
sebagai kontrol positif dan formula ketiga sebagai formula penelitian. Perbedaan
ketiga formula tersebut yaitu untuk kontrol negatif tidak menggunakan matriks,
kontrol positif menggunakan matriks HPMC, sedangkan untuk formula ketiga
menggunakan matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium. Pada
pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah dikarenakan berbagai
pertimbangan. Selanjutnya melakukan beberapa uji sifat fisis granul dan tablet
serta uji disolusi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di 3 tempat yaitu di Laboratorium
Teknologi Farmasi Unversitas Sebelas Maret, Laboratorium Kimia Pusat
Universitas Sebelas Maret, dan Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas
Setia Budi. Waktu pelaksanaan penelitian dari Agustus – Desember 2010.
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan adalah : Mesin tablet single punch (Korsch,
Jerman), ayakan 16 mesh dan 18 mesh, oven, corong kaca, tumbler,
pengukur waktu alir (stopwatch), volumenometer, hardness tester (Stokes
Monsanto), friability tester (Roche), disintegration tester, alat disolusi tipe
dayung (Erweka DT 600), spektrofotometer UV (Genesys 10, Thermo), neraca
analitik (Sartorius BP 221 S & Ohaus), pH meter (Hanna 8514), alat – alat
gelas dan alat pendukung lainnya.
2. Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teofilin, HPMC,
akuades, Na-montmorillonit terpilar kitosan berat molekul medium dengan
viskositas 200.000 cps hasil penelitian dari Yulianto (2011), magnesium
stearat, laktosa, amprotab, talk, dan larutan dapar fosfat pH 7,2.
D. Prosedur Penelitian
1. Formula Tablet
Rancangan formula yang digunakan untuk membentuk massa granul yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel II, berikut ini:
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel II. Formula Tablet
Bahan Formula 1 Formula II Formula III
Teofilin 200 mg 200 mg 200 mg
Laktosa 137,5 mg 95 mg 95 mg
Amprotab 137,5 mg 95 mg 95 mg
Mg Stearat 1 mg 1 mg 1 mg
Talk 9 mg 9 mg 9 mg
Musilago Amili 10% 15 mg 15 mg 15 mg
HPMC - 85 mg -
Na-montmorillonit Terpilar Kitosan
BM Medium - - 85 mg
Formula I di atas sebagai formula kontrol negatif, dimana formula ini
sebagai pembanding tablet yang tidak menggunakan bahan matriks sedangkan
formula yang kedua adalah kontrol positif dan formula ketiga adalah formula
penelitian. Adapun perbedaan formula II dan III disini adalah pada bahan
matriksnya (bahan pembawa), yaitu pada formula II matriksnya adalah
HPMC. Menurut penelitian Hasnati (2002) dan Sulaiman (2002),
menunjukkan hasil bahwa matriks HPMC menunjukkan disolusi yang
baik. Sedangkan untuk formula III , matriksnya diganti dengan Na-
montmorillonit terpilar kitosan berat molekul medium.
2. Pembuatan Granul
Dalam pembuatan granul, dilakukan 3 x sesuai dengan formula yang
bersangkutan dan proses pembuatan granul ketiga formula tersebut sama.
Adapun cara pembuatannya sebagai berikut:
Bahan obat teofilin, laktosa, dan amprotab, dicampur untuk formula I, formula
II ditambah HPMC, sedangkan formula III ditambah Na-montmorillonit
terpilar kitosan berat molekul medium hingga homogen dalam tumbler selama
10 menit. Ditambahkan musilago amili ke dalam campuran bahan sehingga
terbentuk massa granul basah. Massa granul basah diayak dengan ayakan 16
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mesh, dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C. Granul kering diayak dengan
ayakan 18 mesh, dicampur dengan magnesium stearat dan talk dalam tumbler
selama 5 menit. Untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
3. Uji Sifat Fisis Granul
a. Uji Waktu Alir dan Sudut Diam Granul
Sejumlah granul ditimbang 100 g dan di masukkan kedalam corong lewat
tepi corong yang ujung tangkainya tertutup. Penutup dibuka dan granul
dibiarkan mengalir sampai habis. Waktu alirnya dicatat dengan
stopwatch yaitu dari saat dibuka sampai seluruh granul keluar.
Sudut diamnya diukur yaitu pada diameter dan tinggi granul dengan
menggunakan jangka sorong (minimal 2 arah pengukuran).
................................................................................................... (1)
Keterangan :
α = Sudut diam
h = tinggi kerucut (cm)
r = jari-jari kerucut (cm)
b. Uji Pengetapan
Sejumlah granul dimasukkan kedalam volumenometer secara perlahan dan
hati-hati. Kemudian alat dijalankan dan perubahan volume akibat
perlakuan getaran dicatat. Pengamatan dilakukan setelah volume serbuk
tidak mengalami perubahan lagi yang besarnya diungkapkan dalam
persamaan berikut:
............................................................................. (2)
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan:
T = Indeks tap (%)
Vo = Volume awal granul sebelum perlakuan (ml)
Vt = Volume granul akhir (ml)
4. Pengempaan Tablet
Granul yang telah diperiksa fisiknya, dicetak menggunakan mesin tablet single
punch. Bobot tiap tablet 500 mg. Tekanan kompresi pada pembuatan tablet
dikendalikan antara 6 - 7 kg sehingga bobot tablet tiap formula sama.
5. Uji Sifat Fisis Tablet
a. Keseragaman Bobot Tablet
Sejumlah 20 tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata-rata tiap
tablet dan penyimpangan bobotnya, standart deviasi (SD) serta
dihitung Coefficient of Variation (CV).
....................................................................................(3)
Keterangan:
CV : Coefficient of Variation
SD : standart deviasi
X : Rata-rata berat tablet
b. Kerapuhan Tablet
Dua puluh tablet dibebasdebukan dengan penghisap debu. Kemudian
ditimbang dengan seksama, baru dimasukkan kedalam alat pengukur
kerapuhan tablet (friability tester). Alat dijalankan selama 4 menit
atau 100 kali putaran. Kemudian tablet dikeluarkan dari alat,
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dibebasdebukan lagi baru ditimbang. Kerapuhan tablet dihitung dar i
pengurangan berat tablet akibat perlakuan, diungkapkan dengan
persamaan berikut ini:
...............................(4)
c. Kekerasan Tablet
Diperiksa dengan Hardness Tester digital, sebuah tablet diletakkan pada
alat dengan skala awal 0, kemudian alat diputar searah jarum jam. Skala
pada alat dibaca pada saat tablet pecah dan harga yang diperoleh merupakan
bilangan yang menyatakan kekerasan tablet.
d. Waktu Hancur Tablet
Sejumlah 6 tablet dimasukkan dalam alat disintegration tester, diturun
naikkan keranjang secara teratur sampai tablet habis dan dicatat waktu dari
masing – masing tablet tersebut.
6. Uji Disolusi Tablet
a. Penentuan Panjang Gelombang
Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin
ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2
hingga 100 ml. Dari larutan ini kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan
dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Larutan ini diamati
absorbansinya pada panjang gelombang 200 — 300 nm sehingga diketahui
panjang gelombang yang memiliki serapan maksimum.
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pembuatan Kurva Baku
Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin
ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2
hingga 100 ml, kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan dengan larutan
dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Dari larutan induk teofilin ini diambil
1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0 ml; 7,0 ml; 8,0 ml; masing -
masing diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 10 ml. Seri
larutan tersebut diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang maksimum teofilin. Dibuat kurva regresi linear antara kadar
teofilin dan serapannya sehingga diperoleh persamaan regresi linear yang
selanjutnya digunakan untuk menentukan kadar teofilin dalam uji disolusi.
c. Uji Disolusi
Uji disolusi sediaan lepas lambat teofilin menggunakan alat disolusi model
USP XXIII dengan pengaduk dayung dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Medium dapar fosfat pH 7,2 500,0 ml dimasukkan ke dalam labu
disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm dengan jarak
pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5 cm. Tablet dimasukkan ke dalam
labu disolusi. Suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran 37 ±
0,5 °C.
2) Sampel diambil pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360
sebanyak 10,0 ml. Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi
baru dalam jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap.
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer λmax teofilin (272 nm)
E. Analisa Hasil
Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Matriks Na-
montmorillonit Terpilar Kitosan Berat Molekul Medium terhadap sifat
Fisis dan Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin ini menggunakan 2
jenis analisa data, yaitu:
a. Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan yang
terdapat dalam Farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya.
b. Pendekatan statistik
Hasil data yang diperoleh selama pengujian dianalisa dengan program SPSS
versi 17 menggunakan T-Test dan ANOVA satu jalan dengan tingkat
kepercayaan 95% dilanjutkan uji t-LSD (Least Significant Difference)
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Granul
Pembuatan granul dalam penelitian ini menggunakan metode granulasi
basah, proses granulasi basah yaitu dengan cara seluruh zat berkhasiat dicampur,
lalu dibasahi dengan bahan pengikat, setelah itu dikeringkan dalam oven dan
diayak, setelah kering ditambah bahan pelicin dan ditablet (Anief, 2006). Bahan
pengikat yang digunakan yaitu musilago amili 10%, yang artinya 10 gram amilum
dalam 100 ml larutan, bahan pengikat berguna untuk merekatkan partikel-partikel
antar serbuk dan agar tablet tidak lekas pecah atau retak. Pada granulasi basah,
ikatan antar serbuk terbentuk karena mengerasnya bahan pengikat dan melalui
penimbunan partikel koloid tersuspensi pada titik kontak dalam kelompok butiran.
Setelah ditambah bahan pengikat bahan yang membentuk masa granul, lalu
diayak dengan ayakan 16 mesh untuk membentuk granul. Hasil dari proses
tersebut selanjutnya diayak dengan ayakan 18 mesh, selanjutnya dikeringkan
dengan oven pada suhu 60˚C. Pengeringan disini berfungsi untuk mengurangi
kandungan air dalam granul agar konstan.
B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul
Granul yang kering diuji sifat fisis granulnya, hal ini dikarenakan suatu
granul yang baik harus dapat memenuhi standar beberapa uji sifat fisis sehingga
granul dapat ditablet. Uji granul yang dilakukan antara lain:
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Uji Waktu Alir
Sifat alir suatu granul dapat ditentukan dari waktu alir granul, waktu alir
granul adalah waktu yang dibutuhkan oleh granul untuk mengalir, dalam
satuan detik. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan granul untuk mengalir
maka granul tersebut mempunyai sifat alir yang baik, dengan sifat alir yang
baik maka pengisian ruang cetak dapat berlangsung secara kontinyu dan
homogen. Keseragaman bentuk granul dapat menyebabkan pula keseragaman
bobot tablet, dengan demikian akan dihasilkan masa tablet yang baik. Salah
satu upaya untuk memperbaiki sifat alir granul yaitu dengan penambahan
bahan pelicin sesuai yang dilakukan dalam penelitian.
Waktu alir serbuk yang baik adalah kurang dari 10 detik untuk 100 gram
granul, sesuai dengan rumus kecepatan yang menunjukkan waktu dan
kecepatan berbanding terbalik maka kecepatan alir granul yang baik adalah
lebih dari 10 gram/detik (Voigt, 1984). Diagram perbandingan waktu alir tablet
tanpa pelicin dan dengan pelicin dapat dilihat pada Gambar 5, untuk lebih
lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 4a.
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11,501 11,08110,36410,75
9,887 9,342
0
2
4
6
8
10
12
14
FI FII FIII
Wak
tu (D
eti
k)
Formula
Waktu Alir Granul
WAKTU ALIR (Detik) Tanpa Pelicin
WAKTU ALIR (Detik) Dengan Pelicin
Gambar 5. Diagram Perbandingan Waktu Alir Granul Teofilin Tanpa Pelicin
Dengan Pelicin
Keterangan:
FI : Formula tablet tanpa matriks
FII : Formula tablet dengan matriks HPMC
FIII: Formula tablet dengan matriks Na-montmorillonit Terpilar Kitosan BM
medium
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa waktu alir granul tanpa pelicin
lebih lama dibandingkan dengan pelicin, hal ini dikarenakan bahan pelicin
melapisi granul dalam campuran interaktif sehingga interaksi antara granul satu
dengan lainnya berkurang yang menyebabkan granul mudah mengalir. Semua
formula kurang memenuhi standar waktu alir yang sesuai karena melebihi 10
detik tapi untuk formula II dan formula III dengan adanya penambahan pelicin
terbantu sehingga waktu alir kurang dari 10 detik. Cepat lamanya aliran granul
dipengaruhi oleh ukuran granul, bentuk granul, dan kelembapan granul (Voigt,
1995). Semakin kecil ukuran granul maka partikel lebih cenderung tarik
menarik membentuk suatu gumpalan sehingga granul susah mengalir. Bentuk
granul yang sferis lebih mudah mengalir sehingga sifat alirnya baik.
Kelembapan granul mempengaruhi sifat alir karena apabila granul terlalu
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lembab maka granul akan saling melekat antara satu dengan lainnya sehingga
sifat alirnya jelek.
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data yang
diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05 yang kemudian dilanjutkan
ke uji T-test yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
granul tanpa pelicin dengan granul yang menggunakan pelicin, dengan nilai
signifikannya kurang dari 0,05. Sehingga dari hasil statistik dapat disimpulkan
bahwa bahan pelicin berpengaruh terhadap waktu alir yaitu dengan
ditambahnya bahan pelicin terjadi penurunan waktu alir.
2. Uji Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut yang dapat dibentuk oleh sejumlah granul setelah
granul diberi perlakuan. Sudut diam merupakan salah satu uji granul yang
menunjukkan bagaimana sifat alir dari suatu granul dikatakan baik, granul
yang baik bila sudut diam yang dibentuk antara tinggi puncak granul dengan
dasar granul yang horisontal membentuk sudut antara 25⁰-45⁰ (Siregar, 2010).
Perbandingan sudut diam antar granul tanpa pelicin dengan granul dengan
pelicin dapat dilihat pada Gambar 6, untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada
Lampiran 4b.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29,173
28,325
29,54529,75
28,026
28,831
27
27,5
28
28,5
29
29,5
30
FI FII FIII
Sud
ut D
iam
(⁰)
Formula
Sudut Diam Granul
Sudut Diam Tanpa Pelicin
Sudut Diam Dengan Pelicin
Gambar 6. Diagram Perbandingan Sudut Diam Granul Teofilin Tanpa Pelicin dan Dengan
Pelicin
Dilihat dari hasil diagram di atas dihasilkan sudut diam yang sudah
memenuhi standar yaitu antara 25⁰-45⁰. Dengan penambahan pelicin
menunjukkan penurunan sudut diam untuk formula II dan formula III. Bahan
pelicin sangat berpengaruh terhadap sudut diam, dengan penambahan bahan
pelicin dapat mempercepat pengeluaran granul dan mempercepat jatuhnya
granul yang membuat semakin besar diameter granul dan memperpendek
tinggi tumpukan granul sehingga sudut diam semakin kecil. Perkecualian untuk
formula I dengan penambahan pelicin sudut diam menjadi besar hal ini
dikarenakan waktu pencampuran bahan pelicin dengan granul yang tidak
dikendalikan oleh karena itu bahan pelicin tidak tersebar merata sehingga sifat
alir granul kurang baik.
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan data terdistribusi
normal dengan nilai signifikansinya p > 0,05 yang dilanjutkan dengan uji T-
test didapat nilai signifikan kurang dari 0,05 yang artinya terdapat perbedaan
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12,031
13,41113,007
1111,5
1212,5
1313,5
14
FI FII FIII
Ind
eks
Tap
(%
)
Formula
Indeks Tap (%)
Indeks Tap (%)
yang signifikan antara sudut diam granul tanpa pelicin dan dengan pelicin.
Sehingga dari hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa bahan pelicin
berpengaruh terhadap sudut diam yaitu dengan adanya penambahan bahan
pelicin sudut diam menjadi lebih kecil.
3. Uji Pengetapan
Pengetapan merupakan penurunan volume sejumlah granul akibat
hentakan dan sentakan. Semakin kecil indeks tap pengetapan suatu granul
maka semakin baik sifat fisik massa granul begitu juga dengan kompresibilitas
pada saat pencetakan menjadi tablet. Granul dengan indeks tap kurang dari
20% adalah granul yang mempunyai sifat fisik granul yang baik (Lachman,
dkk, 1994). Perbandingan indeks tap untuk ketiga formula dapat dilihat pada
Gambar 7, untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 4c.
Gambar 7. Diagram Indeks Tap Granul Teofilin
Dari diagram indeks pengetapan diatas dapat dilihat bahwa ketiga formula
tersebut memenuhi standar yang ada yaitu untuk granul yang baik adalah
kurang dari 20%. Nilai indeks tap yang kecil ditunjukan pada formula I, sesuai
teori yang ada semakin kecil indeks tap maka granul tersebut sifat alir
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
granulnya semakin baik. Sedangkan untuk formula yang menggunakan matriks
Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium berada di antara formula tanpa
matriks dan formula dengan matriks HPMC. Formula dengan matriks HPMC
mempunyai nilai indeks tap yang besar. Hal ini dikarenakan granul yang
berukuran besar dan tidak rata sehingga terbentuk ruang kosong yang berisi
udara dan ketika terjadi hentakan atau sentakan, granul-granul tersebut mengisi
ruang yang kosong sehingga terjadi penyusutan volume granul.
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data yang
diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05, kemudian dilanjutkan ke
uji Anova satu jalan yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara formula yang menggunakan matriks Na-montmorillonit
terpilar kitosan BM medium terhadap nilai indeks pengetapan granul, hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikansinya > 0,05, sehingga tidak dilanjutkan ke
uji-t. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa Na-montmorillonit
terpilar kitosan BM medium tidak signifikan berpengaruh terhadap indeks tap.
C. Penabletan
Pada proses penabletan harus diperhatikan benar-benar, karena sangat
menentukan hasil tablet yang diinginkan misalnya dapat mempengaruhi sifat
fisis dari tablet yang dihasilkan. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penabletan adalah karakteristik granul, proses pembuatan, bahan yang
digunakan. Bobot tablet dibuat 500 mg dan kekerasan dikendalikan sekitar 6-7
kg, untuk mengatur kekerasan yang sama maka harus diatur kompresibilitas
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dari tablet sehingga diperoleh kekerasan tablet yang diinginkan. Data
kompresibilitas tablet dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Data Kompresibilitas Tablet
Kekerasan Tablet (Kg)
Kedalaman Punch (mm)
Formula I Formula II Formula III
PI PII PIII PI PII PIII PI pII PIII
0 - - - - - - - - -
1,125 - - - - - - - - -
2,25 - - - - - - - - -
3,375 - 0,2 0,2 - - 0,4 - 0,1 0,1
4,5 0,35 1 0,85 0,1 0,3 1,4 0,5 0,3 0,2
5,625 1,4 2,6 2,7 1,1 3,2 4,2 1,4 2 1,9
6,1875 - 7 7 - 7 13,2 - 6,7 6
6,468 - - - - - - - - -
6,75 8,6 - 10,7 9,1 14 - 7 8,1 12,3
13,7 - - 6,6 8,1 - - - -
13 - - 8,4 12,1 - - - -
Keterangan:
PI : Percobaan I
PII : Percobaan II
PIII : Percobaan III
Dari hasil data kompresibilitas pada tabel III ini, dapat dilihat variasi hasil
kompresi antara formula satu dengan lainnya. Tabel tersebut menunjukkan bahwa
pada kondisi awal dengan kedalaman punch atas diperoleh kekerasan yang kecil.
Hal ini dikarenakan belum mencapai tekanan kompresi yang kuat, ketika
kedalaman punch dinaikan sedikit demi sedikit diperoleh kenaikan nilai
kekerasan. Dari ketiga formula diperoleh kekerasan 6-7 kg berada pada
kedalaman punch atas sekitar 6,1875 mm. Formula tersebut menunjukkan formula
I yang mempunyai nilai kompresibilitas yang paling bagus. Hal ini dikarenakan
dengan kenaikan sedikit kedalaman punch dapat memperoleh kekerasan yang
tinggi.
D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet
Sifat fisis tablet berguna untuk mengetahui kualitas dari suatu tablet dan
digunakan sebagai parameter untuk mengembangkan formulasi tablet secara
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
optimal. Pengujian juga berguna untuk mengetahui apakah tablet sudah memenuhi
standar acuan Farmakope ataupun standar lain yang telah ditetapkan. Adapun
pengujian sifat fisis tablet adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman Bobot Tablet
Suatu tablet dikatakan baik bila di dalam suatu pembuatan tablet yang
bersamaan diperoleh bobot tablet yang sama dan seragam antara satu tablet
dengan tablet lainnya. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran dan sifat alir dari suatu granul. Ketiga faktor tersebut saling
berhubungan, bentuk granul yang baik adalah homogen dan berbentuk sferis,
peluru atau lempengan sehingga membentuk timbunan yang lebih rapat dan
tidak terdapat rongga serta ukuran yang tidak terlalu kecil karena ukuran yang
kecil kemungkinan daya lekat antara partikel sesamanya (kohesifitas) semakin
besar sehingga sifat alirnya pun jelek. Apabila ukuran sedang dan bentuk yang
bagus maka granul dapat mengalir dengan konstan dari hopper ke dalam die
pada saat proses penabletan berlangsung sehingga menghasilkan tablet dengan
penyimpangan bobot tablet yang kecil dan bobot tablet yang seragam.
Menurut Anonim (1979), standar dari keseragaman bobot untuk tablet
yang tidak bersalut dengan berat rata-rata tablet lebih dari 300 mg mengikuti
ketentuan kolom A 5% dan kolom B 10%. Dalam artian bila tablet ditimbang
satu persatu tidak boleh ada 2 tablet yang berat masing-masing bobotnya
menyimpang lebih dari 5% dan tidak satu tabletpun menyimpang lebih dari
10% dari bobot masing-masing tablet. Dari perhitungan ketiga formula tidak
terdapat penyimpangan dari 5% maupun 10%, sehingga ketiga formula telah
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0,418
0,572
0,745
0
0,2
0,4
0,6
0,8
FI FII FIII
CV
(%
)
Formula
Keseragaman Bobot
KESERAGAMAN BOBOT CV %
memenuhi persyaratan Anonim (1979). Perhitungan keseragaman bobot dapat
dilihat dalam Lampiran 5a.
Selain itu keseragaman bobot dapat dilihat juga dari nilai CV. Diagram
hasil CV keseragaman bobot dapat dilihat pada Gambar 8, untuk lebih
lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 3a.
Gambar 8. Diagram CV Keseragaman Bobot Tablet Teofilin
Parameter Coefficient of Variation (CV), digunakan untuk mengevaluasi
keseragaman bobot. Keseragaman bobot dikatakan baik apabila nilai dari CV
kurang dari sama dengan 5%. Dari diagram hasil diatas dapat dilihat bahwa
untuk ketiga formula telah memenuhi persyaratan kesergaman bobot yaitu
kurang dari 5%, dan semakin kecil nilai dari CV maka tablet dikatakan
semakin seragam.
Diantara ketiga formula tersebut yang mempunyai nilai CV paling kecil adalah
formula I, formula II berada ditengah-tengah dan untuk formula III mempunyai
nilai CV yang lebih besar dibandingkan kedua formula.
Dari hasil analisa statistik dengan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
bahwa data terdistribusi normal dengan nilai signifikansinya p > 0,05,
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
selanjutnya di uji Anova satu jalan diperoleh data yang terdapat perbedaan
signifikan dengan ditandai nilai signifikansinya p < 0,05. Yang artinya terdapat
pengaruh matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium terhadap
keseragaman bobot tablet. Sehingga uji-t dengan taraf kepercayaan 95%
dilanjutkan dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
karena nilai signifikannya kurang dari 0,05. Sehingga dari hasil uji statistik
dapat disimpulkan bahwa Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet.
2. Kerapuhan Tablet
Kerapuhan tablet adalah ketahanan tablet dalam menahan tekanan
terutama goncangan atau pengikisan. Kerapuhan merupakan parameter yang
baik untuk mengetahui ketahanan tablet selama proses pengemasan dan
distribusi. Tablet yang tahan dan tidak rapuhlah yang bertahan sampai kepada
konsumen, karena tablet yang rapuh akan terkikis atau menyerpih bahkan bisa
pecah ketika mengalami pengikisan di pengemasan dan guncangan saat
distribusi. Kerapuhan dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang selama
pengujian, pada ketentuan yang ada tablet yang baik mempunyai nilai
kerapuhan kurang dari 1% (Lachman dkk, 1994). Data hasil kerapuhan dapat
dilihat pada Gambar 9, untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5c.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2,62
0,735
1,159
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
FI FII FIII
Ke
rap
uh
an (%
)
Formula
% Kerapuhan
% Kerapuhan
Gambar 9. Diagram % Kerapuhan Tablet Teofilin
Dari Gambar 9 tersebut dapat dilihat hasil kerapuhan untuk 3 formula hanya
ada 1 formula yang memenuhi persyaratan, yaitu formula II dengan nilai
kerapuhan 0,735%, hal ini dikarenakan pada formula II mengandung HPMC
yang bersifat mengembang bila terkena air, dan ketika terkena air HPMC akan
mengikat bahan lain yang kemudian menjadi kompak antar ikatan sehingga
kerapuhan kecil. Sedangkan untuk formula I dan formula III tidak memenuhi
syarat. Hal ini dikarenakan komposisi formula yang kurang yaitu ketika
dilakukan penambahan bahan penghancur tidak diimbangi dengan bahan
pengikat, yang menyebabkan kerapuhan dari tablet akan bertambah.
Hasil uji statitistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data yang
diperoleh terdistribusi normal dengan nilai p > 0,05 yang kemudian dilanjutkan
ke uji Anova satu jalan yang menunjukkan data tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
terhadap kerapuhan tablet, dengan nilai signifikansinya lebih dari 0,05,
sehingga tidak dilanjutkan ke uji-t. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan
bahwa Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium tidak signifikan
berpengaruh terhadap kerapuhan tablet.
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6,6986,629
6,678
6
6,1
6,2
6,3
6,4
6,5
6,6
6,7
FI FII FIII
Ke
kera
san
(Kg)
Formula
Kekerasan
Kekerasan
3. Kekerasan Tablet
Suatu tablet yang baik harus mempunyai kekerasan yang baik, kekerasan
yang baik adalah tablet yang tidak begitu keras dan tablet yang tidak begitu
rapuh. Apabila terlalu keras air tidak dapat berpenetrasi ke dalam tablet dan
tablet sulit untuk larut di dalam tubuh, dan bila kekerasan kurang maka tablet
tidak tahan terhadap kekuatan mekanik seperti guncangan saat pembuatan
maupun ketika distribusi. Kekerasan suatu tablet diperoleh dari pengaturan
kompresibilitas untuk mendapatkan kekerasan yang sama yaitu sekitar 6-7 kg.
Hasil diagram kekerasan tablet teofilin dapat dilihat pada Gambar 10, untuk
lebih lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5b.
Gambar 10. Diagram Kekerasan Tablet Teofilin
Dilihat dari diagram kekerasan di atas ketiga formula sudah masuk kedalam
rentang 6-7 kg sesuai dengan ketentuan yang ada.
Hasil uji statitistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data yang
diperoleh terdistribusi mormal dengan nilai p > 0,05 yang kemudian
dilanjutkan ke uji Anova satu jalan yang menunjukkan data tidak terdapat
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perbedaan yang signifikan antara pengaruh Na-montmorillonit terpilar kitosan
BM medium terhadap kekekerasan tablet, dengan nilai signifikansinya lebih
dari 0,05, sehingga tidak dilanjutkan ke uji-t. Dari hasil uji statistik dapat
disimpulkan bahwa Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium tidak
signifikan berpengaruh terhadap kekerasan tablet.
4. Waktu Hancur Tablet
Waktu hancur tablet adalah waktu yang dibutuhkan tablet untuk hancur
secara fisik sebelum diabsorbsi sepenuhnya di dalam tubuh. Uji waktu hancur
ini dilakukan secara in vitro. Semua tablet harus mempunyai waktu hancur
sesuai yang ditentukan, untuk tablet yang tidak bersalut waktu hancur tidak
boleh lebih dari 15 menit (Anonim, 1979). Waktu hancur tablet dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: bahan penghancur dan bahan pengikat,
kekuatan kompres tablet saat pembuatan. Waktu hancur tablet mempunyai
hubungan dengan uji sifat fisis tablet lainnya yaitu kekerasan dan kerapuhan,
semakin keras tablet maka waktu hancurnya semakin lama dan makin rapuh
suatu tablet maka waktu hancurnya semakin cepat.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil untuk ketiga formula mempunyai
waktu hancur kurang dari 15 menit, sehingga ketiga formula telah memenuhi
persyaratan menurut Anonim (1979), hal ini dapat dilihat pada Lampiran 5d.
Dari hasil analisa statistik dengan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
bahwa data terdistribusi normal dengan nilai signifikansinya p > 0,05,
kemudian dilanjutkan dengan uji Anova satu jalan diperoleh data yang terdapat
perbedaan signifikan dengan ditandai nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yang artinya terdapat pengaruh matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM
medium terhadap waktu hancur tablet. Sehingga uji-t dengan taraf kepercayaan
95% dilanjutkan dan diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Sehingga dari hasil uji statistik
dapat disimpulkan bahwa Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
berpengaruh terhadap waktu hancur tablet.
E. Disolusi Tablet
Disolusi adalah proses suatu zat padat memasuki pelarut untuk
menghasilkan suatu larutan (Siregar, 2010). Uji disolusi dilakukan untuk
mengetahui laju profil pelepasan obat teofilin dan tablet secara in-vitro. Uji
disolusi menggunakan alat disolusi ERWEKA dengan metode dayung.
Medium yang digunakan adalah dapar fosfat pH 7,2, dengan suhu 37⁰C ±
0,5⁰C dan waktu yang dibutuhkan 6 jam.
1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Penentuan panjang gelombang merupakan tahap awal dalam uji disolusi,
hal ini berguna untuk menentukan kadar kandungan zat aktif. Pengukuran
panjang gelombang dilakukan dengan scanning pada panjang gelombang 200-
300 nm karena secara teori panjang gelombang dari teofilin adalah 272 nm dan
hasil scanning yang diperoleh adalah 272 nm. Penentuan panjang gelombang
serapan maksimum digunakan untuk mendapatkan nilai absorbansi maksimum.
2. Penentuan Kurva Baku Teofilin
Kurva baku teofilin dibuat dari teofilin murni yang dilarutkan dalam dapar
fosfat pH 7,2, kemudian dari larutan tadi diambil 10 ml dilarutkan dalam 100
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
y = 0,0615x + 0,0159
R² = 0,999
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Ab
sorb
an
si (
Ab
s)
Konsentrasi
Kurva Baku
Absorbansi
ml dapar fosfat yang selanjutnya dibuat seri kadar, kemudian diukur serapan
pada panjang gelombang maksimum dan didapatkan nilai korelasi r = 0,999,
dari nilai r ini maka diperoleh persamaan y = 0,0615X + 0,0,0159. Kurva baku
teofilin dapat dilihat pada Gambar 11, untuk lebih lanjutnya dapat dilihat pada
Lampiran 6b.
Gambar 11. Kurva Baku Tablet Teofilin
3. Profil Disolusi
Profil disolusi adalah gambaran pelepasan senyawa zat aktif dari suatu
sediaan obat secara in vitro. Dalam penelitian ini membandingkan pelepasan
teofilin dari tiga formula. Formula pertama adalah kontrol negatif yaitu sediaan
konvensional dalam artian tidak menggunakan matriks sehingga formula tidak
terdapat bahan sebagai matriks yang mengatur pelepasan zat aktif, sedangkan
formula II untuk kontrol positif terdapat matriks HPMC sebagai pembanding,
HPMC sendiri adalah matriks yang bersifat hidrofilik.
Sedangkan formula yang ketiga mengandung Na-montmorillonit terpilar
kitosan BM medium dengan sifat hidrofilik juga yaitu ketika bertemu dengan
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
% K
on
sen
tra
si
Waktu (Menit)
Profil Disolusi
FI
FII
FIII
air matriks tersebut mengembang sehingga mengikat teofilin dan memperlama
pelepasan obat. Profil disolusi ketiga formula digambarkan dalam suatu kurva
antara % konsentrasi vs waktu yang dapat dilihat pada Gambar 12, untuk lebih
lanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Gambar 12. Profil Disolusi Tablet Teofilin
Keterangan:
FI : Formula tanpa matriks
FII : Formula dengan matriks HPMC
FIII : Formula dengan matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
Dari ketiga profil disolusi pada grafik diatas dapat dilihat pelepasan zat
aktif dari teofilin. Formula I merupakan sediaan konvensional sehingga
pelepasan zat aktifnya lepas secara cepat, dan untuk Formula II yang
mengandung matriks HPMC mempunyai pelepasan yang bertahap dengan
pelepasan zat aktif yang lambat, sedangkan untuk Formula III yang
mengandung matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM medium
mempunyai pelepasan sedikit demi sedikit yang profilnya berada diantara
kedua formula antara sediaan konvensional dengan sediaan sustained release.
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini dikarenakan komposisi dari matriks Na-montmorillonit terpilar
kitosan berat molekul medium yang kurang optimum. Na-montmorillonit
mempunyai basal spacing 1,52 nm (Yulianto, 2011) sehingga perlu pemilaran
dengan kitosan agar basal spacing-nya lebih besar yang dapat menyebabkan
teofilin dapat masuk ke dalam rongga Na-montmorillonit. Na-montmorillonit
terpilar kitosan BM medium yang digunakan menggunakan perbandingan
kitosan:Na-monmorillonit adalah 2:1. Pada perbandingan 2:1 mempunyai basal
spacing 1,55 nm. Padahal pemilaran yang optimum adalah dengan
perbandingan 1:1 dengan basal spacing 1,59 nm. Oleh karena pada
perbandingan 2:1 mempunyai basal spacing kecil, maka kitosan tidak hanya
berada di dalam basal spacing tetapi juga berada di luar Na-montmorillonit
sehingga teofilin yang berikatan tidak semuanya terlindungi oleh Na-
montmorillonit yang justru menyebabkan karakteristik tablet yang kurang baik
sehingga pelepasan obat tidak begitu stabil.
Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal dengan nilai signifikansinya p > 0,05, kemudian
dilanjutkan ke uji Anova satu jalan didapatkan hasil yang menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antara ketiga formula terhadap kecepatan disolusi
tablet teofilin, dengan nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Sehingga uji-t
dengan taraf kepercayaan 95% dilanjutkan dan diperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05,
kecuali pasangan formula I dengan III.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Matriks Na-montmorillonit terpilar Kitosan BM medium berpengaruh
terhadap sifat fisis tablet yaitu terhadap keseragaman bobot dan waktu
hancur tablet.
2. Profil pelepasan tablet teofilin dengan matriks Na-montmorillonit
terpilar kitosan BM medium mendekati pofil pelepasan tablet teofilin
dengan matriks HPMC.
A. Saran
Dari kesimpulan di atas penulis menyarankan perlu adanya penelitian
lebih lanjut mengenai matriks Na-montmorillonit terpilar kitosan BM
medium sebagai matriks sediaan lepas lambat mengenai komposisi antara
Na-montmorillonit dan kitosan BM medium yang optimum.
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2006, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, cetakan 13, 221, Gadjah
Mada University Press, Jakarta.
Anonim, 1929, Parmacopee, Edisi V, 357, Nederland.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 6-8, 338, 354, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 283, 488, 771, 107, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 95-96, Departemen
Kesehatan Republik Indonesi, Jakarta.
Anonim, 2010, MIMS Petunjuk Konsultasi, Edisi 10, 85, Departemen Kesehatan
Republik Indonesi, Jakarta.
Ansel, Howard C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 291,229, 259-272,
287, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Bayomi, M.A., Al-Suwayeh, S.A., and El-Helw, A.M., 2001, Excipient-Excipient
Interaction in the Design of Sustained-Release Theophylline Tablets: In
Vitro and In Vivo Evaluation, Drug Dev. and Ind. Pharm., Marcel Dekker
Inc., New York, 27(6), pp 499 – 506 cit Siswanto, A., dan Subagyo S. S.,
2006, Optimasi formula sediaan tablet lepas lambat teofilin dengan bahan
matrik HPMC, Na CMC, dan xanthan gum: Majalah Farmasi Indonesia, vol
3, No. 2.
Collett, J., and Moreton, C., 2002, Modified-release Peroral Dosage Form, in
Aulton, M.E., Pharmaceutics: The Science Of Dosage Form Design, Ed. II,
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
289 – 305, Churchill Livingstone, Edinburg-London-New York-
Philadelphia-St Louis Sydney-Toronto.
Darder, M., Colilla, M., Ruiz-Hitzky, E., 2005, Chitosan–clay nanocomposites:
application as electrochemical sensors, App Clay Sci, 28, pp 199– 208.
Hasnati, R.S., & Sulaiman. T.N.S., 2002, Pelepasan Teofilin dari Tablet Lepas
Lambat dengan Penambahan Methocel K15M sebagai Matriks
Intragranular, Pharmacon, Vol. 3, No. 2, 58-61
Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri diterjemahkan oleh Suyatni S., Edisi II, 660, 934-935, UI Press,
Jakarta.
Martin, A., Swarbrick, J., & Cammarata, A., 2008, Farmasi Fisik, Edisi Ketigs,
848, Universitas Indonesia, Jakarta.
Simpen, I.,2001, Preparasi dan Karakterisasi Lempung Montmorillonit
Teraktivasi Asam Terpilar TiO2, Tesis S2, Kimia, MIPA, UGM,
Yogyakarta.
Siregar, C. J. P., dan Wikarsa,S. 2010, Taknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-
Dasar Praktis, Cetakan 1, 54, 436-439, 487-494, EGC, Jakarta.
Siswanto, A, ., dan Sri Sulihtyowati S., 2006, Optimasi formula sediaan tablet
lepas lambat teofilin dengan bahan matrik HPMC, Na CMC, dan xanthan
gum: Majalah Farmasi Indonesia, vol 3, No. 2, hal 143 – 148.
Sukandar, E.Y., Andrajati, R., & Sigit, J.I., 2008, Iso Farmakoterapi, 472,
PT.ISFI, Jakarta.
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sulaiman, T. N. S., 2007, Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet, Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suwaldi, 1995, Pembuatan Sediaan Lepas LambatParasetamol dengan Matriks
Turunan Selulosa, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta
cit Ristina Fri Hasnati dan Saifullah Sulaiman, 2002, Pelepasan Teofilin
dari Tablet Lepas Lambat dengan Penambahan Methocel K15M sebagai
Matriks Intragranular, Pharmachon, Vol 3, No 2.
Van Olphen, H., 1977, An Introduction to Clay Coloid Chemistry for Clay
Technologist, Geologist and Soil Scientist, 2nd
edition, A Willey
Interscience Publication, Canada cit Ainurofiq, A, 2010, Nano Komposit
Montmorillonit Kitosan sebagai material Sediaan Tablet Teofilin Lepas
Lambat, Penelitian Hibah Pekerti, UNS, Surakarta.
Wijaya, K., 2002, Bahan Berlapis dan Berpori sebagai Bahan Multifungsi,
Indonesian Journal of Chemistry 2 (3), UGM, Yogyakarta.
Wijaya, K., Sugiharti, E., Mudasir, Tahir., I., Liawati, I., 2004, Sintesis Komposit
Oksida Besi Montmorillonit dan Uji Stabilitas Strukturnya terhadap Asam
Sulfat, Indonesian Journal of Chemistry 4 (1): 33-42.
Voigt, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Penerjemah Dr. Soendani
Noerono, Edisi Kelima, 202, 209, 221-226, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
West, A.R., Solid State Chemistry and Its Application, John Wiley and Sons,
New York cit Ainurofiq, A, 2010, Nano Komposit Montmorillonit Kitosan
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebagai material Sediaan Tablet Teofilin Lepas Lambat, Penelitian Hibah
Pekerti, UNS, Surakarta.
Yang, R.T., Chem, J.P., Kikkinides, E.S. dan Cheng, L.S., 1992, Pillared Clays as
Superior Catalysts for Selective Reduction of NO with NH3, J. Amer.
Chem., 31, 1440-1445 cit Ainurofiq, A, 2010, Nano Komposit
Montmorillonit Kitosan sebagai material Sediaan Tablet Teofilin Lepas
Lambat, Penelitian Hibah Pekerti, UNS, Surakarta.
Yulianto, R., 2011, Sintesis Komposit Montmorillonit Alam Terpilar Kitosan
dengan Berat Molekul Medium, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
LAMPIRAn
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 1. Gambar Tablet
Gambar Tablet Teofilin Tanpa Matriks
Gambar Tablet Teofilin dengan Matriks HPMC
Gambar Tablet Teofilin dengan Matriks Na-montmorillonit Terpilar Kitosan
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran II. Perhitungan Bahan
Bahan Formula 1 Formula II Formula III
Teofilin 200 mg 200 mg 200 mg
Laktosa 137,5 mg 95 mg 95 mg
Amprotab 137,5 mg 95 mg 95 mg
Mg Stearat 1 mg 1 mg 1 mg
Talk 9 mg 9 mg 9 mg
Musilago Amili 10% 15 mg 15 mg 15 mg
HPMC - 85 mg -
Na-montmorillonit Terpilar Kitosan BM
Medium - - 85 mg
Jumlah tablet yang dibuat 200 dengan berat tablet 500 mg, dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
Formula 1
Teofilin = 200 mg x 200 x 500
500 = 40000 mg
Laktosa = 137,5 mg x 200 x 500
500 = 27500 mg
Amprotab = 137,5 mg x 200 x 500
500 = 27500 mg
Mg stearat = 1 mg x 200 x 500
500 = 200 mg
Talk = 9 mg x 200 x 500
500 = 1800 mg
Musilago Amili 10% = 15 mg x 200 x 500
500 = 3000 mg
HPMC = -
Na-montmorillonit Terpilar Kitosan BM Medium = -
Formula 2
Teofilin = 200 mg x 200 x 500
500 = 40000 mg
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Laktosa = 95 mg x 200 x 500
500 = 19000 mg
Amprotab = 95 mg x 200 x 500
500 = 19000 mg
Mg stearat = 1 mg x 200 x 500
500 = 200 mg
Talk = 9 mg x 200 x 500
500 = 1800 mg
Musilago Amili 10% = 15 mg x 200 x 500
500 = 3000 mg
HPMC = 85 mg x 200 x 500
500 = 17000 mg
Na-montmorillonit Terpilar Kitosan BM Medium = -
Formula 3
Teofilin = 200 mg x 200 x 500
500 = 40000 mg
Laktosa = 95 mg x 200 x 500
500 = 19000 mg
Amprotab = 95 mg x 200 x 500
500 = 19000 mg
Mg stearat = 1 mg x 200 x 500
500 = 200 mg
Talk = 9 mg x 200 x 500
500 = 1800 mg
Musilago Amili 10% = 15 mg x 200 x 500
500 = 3000 mg
HPMC = -
Na-montmorillonit Terpilar Kitosan BM Medium = 85 mg x 200 x 500
500 =
17000 mg
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 3. Diagram Alir Cara Kerja
Massa granul + Mg
stearat & talk dalam tumbler selama 10 menit
Tablet
Uji sifat Fisis
Tablet
Uji disolusi
Uji Kekerasan
Uji Keseragaman bobot
Uji Kerapuhan
Uji Waktu hancur
Hasil
Ditambah musilago amili 10% Diayak dengan ayakan 16
mesh
Dikeringkan pada suhu 60° C
Diayak dengan ayakan 18mesh
Teofilin +
Laktosa+Amprotab
Teofilin + Laktosa
+Amprotab + HPMC
Teofilin + Laktosa +Amprotab +
na-monmorillonit Terpilar
kitosan BM medium
FII FIII
I
Analisa Data
FI
I Massa granul
Uji waktu alir
Uji sudut diam
Uji pengetapan
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul
a. Waktu Alir Granul (detik)
Waktu Alir (Detik)
Replikasi Tanpa Pelicin Dengan Pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
1 12,547 11,57 13,66 11,812 9,622 12,377
2 12,255 10,4 8,923 11,594 9,54 7,945
3 9,758 11,273 8,508 8,843 10,5 7,703
X'' 11,520 11,081 10,364 10,750 9,887 9,342
SD 1,533 0,608 2,862 1,655 0,532 2,631
b. Sudut Diam
Replikasi Sudut Diam Tanpa Pelicin Sudut Diam Dengan Pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
1 28,184 28,084 32,532 28,622 27,638 31,294
2 29,406 28,092 27,734 30,778 27,11 27,464
3 29,930 28,8 28,368 29,85 29,33 27,736
x'' 29,173 28,325 29,545 29,750 28,026 28,831
SD 0,896 0,411 2,606 1,081 1,16 2,137
c. Pengetapan
Formula
Pengetapan
replikasi 1 replikasi 2 replikasi 3 T rata-
rata (%) SD
Vo vt T (%) Vo vt T (%) vo vt T (%)
FI 72 64 11,111 75 68,5 8,667 88 70 20,455 13,411 6,221
FII 87 73 16,092 100 90 10,000 80 72 10,000 12,031 3,515
FIII 83 71 14,458 79 69 12,658 84 74 11,905 13,007 1,312
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 5. Hasil Sifat Fisis Tablet
a. Keseragaman Bobot
Tablet Keseragaman Bobot
FI FII FIII
1 478 494 489
2 477 494 494
3 482 492 485
4 479 498 491
5 476 495 488
6 477 494 490
7 481 497 495
8 478 497 486
9 481 499 490
10 479 497 489
11 481 494 487
12 478 498 488
13 482 499 482
14 481 501 498
15 478 499 494
16 478 492 491
17 479 492 490
18 476 491 488
19 476 495 489
20 477 495 488
rata2 478,7 495,65 489,6
SD 2,003 2,834 3,648
CV(%) 0,418 0,572 0,745
5% 454,765 mg < X <
502,635 mg
470,867 mg < X <
520,433 mg
465,12 mg < X <
514,08 mg
10% 430,83 mg < X < 526,57
mg
446,085 mg < X <
545,215 mg
440,64 mg < X < 538,56
mg
Perhitungan Keseragaman bobot Teofilin berdasarkan Farmakope Indonesa Edisi
III, dengan berat tablet lebih dari 300 mg sehingga mengunakan aturan kolom A
5% dan kolom B 10% :
1) Formula I
Bobot rata-rata 20 tablet = 478,7 mg
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk penyimpangan 5% = 5
100 x 478,7 mg = 23,935 mg
Jadi berat tablet Teofilin = 478,7 mg ± 23,935 mg (454,765 mg < X < 502,635
mg) 478,7
Untuk penyimpangan 10% = 10
100 x mg = 47,87 mg
Jadi berat tablet Teofilin = 478,7 mg ± 47,87 mg (430,83 mg < X < 526,57
mg)
2) Formula II
Bobot rata-rata 20 tablet = 495,65 mg
Untuk penyimpangan 5% = 5
100 x 495,65 mg = 24,783 mg
Jadi berat tablet Teofilin = 495,65 mg ± 24,783 mg (470,867 mg < X <
520,433 mg)
Untuk penyimpangan 10% = 10
100 x 495,65 mg = 49,565 mg
Jadi berat tablet Teofilin = 495,65 mg ± 49,565 mg (446,085 mg < X <
545,215 mg)
3) Formula III
Bobot rata-rata 20 tablet = 489,6 mg
Untuk penyimpangan 5% = 5
100 x 489,6 mg = 24,48 mg
Jadi berat tablet Teofilin = 489,6 mg ± 24,48 mg (465,12 mg < X < 514,08
mg)
Untuk penyimpangan 10% = 10
100 x 489,6 mg = 48,96 mg
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jadi berat tablet Teofilin = 489,6 mg ± 48,96 mg (440,64 mg < X < 538,56 mg)
b. Kekerasan tablet
Replikasi Kekerasan Tablet
FI FII FIII
1 7,267 6,567 9,033
2 6,467 8,500 6,000
3 6,360 4,820 5,000
x'' 6,698 6,629 6,678
SD 0,495 1,841 2,100
c. Kerapuhan tablet
Bobot FI FII FIII
RI RII RIII RI RII RIII RI RII RIII
Vo 9769 9970 9850 9513 9905 9787 9778 9807 9824
Vt 9689 9935 9748 8970 9797 9683 9699 9695 9674
% krphn 0,819 0,351 1,036 5,708 1,090 1,063 0,808 1,142 1,527
x''
0,735
2,620
1,159
SD
0,350
2,674
0,360
Replikasi Kerapuhan Tablet (%)
FI FII FIII
1 5,708 0,819 0,808
2 1,090 0,351 1,142
3 1,063 1,036 1,527
rata-rata 2,620 0,735 1,159
SD 2,674 0.350 0.360
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Waktu hancur tablet
Formula Waktu Hancur (Menit)
tab 1 tab 2 tab 3 tab 4 tab 5 tab 6
FI 01.20.28 01.28.59 01.44.04 01.57.21 02.04.58 02.36.09
FII 00.27.06 00.31.74 00.35.53 00.58.85 01.01.60 01.01.07
FIII 00.58.34 01.13.18 01.19.25 01.23.65 01.28.16 01.39.76
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 6. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Baku
a. Panjang Gelombang Maksimum
λ (nm) Absorbansi
265 0.544
266 0.585
267 0.624
268 0.653
269 0.670
270 0.689
271 0.705
272 0.724
273 0.711
274 0.705
275 0.687
b. Kurva Baku
Konsentrasi Absorbansi
2 0,168
4 0,252
6 0,381
8 0,516
10 0,619
12 0,749
14 0,892
16 0,994
Dari perhitungan regresi linier diatas, didapat:
a = 0,0159
b = 0,0615
r = 0,999
Y = bX + a
Y = 0,0615X + 0,0159
X = (Y-0,0159)/0,0615
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dimana:
Y = Absorbansi
X = Konsentrasi
Persamaan regresi linier kurva baku teofilin dalam medium dapar fosfat pH 7,2
adalah Y = 0,0615X + 0,0159.
Persamaan tersebut digunakan untuk menghitung kadar pelepasan Teofilin
Perhitungan konsentrasi:
1. 200 mg teofilin dilarutkan dengan dapar fosfat pH = 7,2 hingga 100 ml
2. Diambil 1,0 ml diencerkan dengan dapar fosfat pH = 7,2 hingga 100 ml
3. Dari larutan induk teofilin diambil 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0
ml; 7,0 ml; dan 8,0 ml, masing-masing diencerkan dengan dapar fosfat pH =
7,2 hingga 100 ml
a = 200
100 x
1
100 x
1
10 = 0,002 mg/ml = 2 ppm
b = 200
100 x
1
100 x
2
10 = 0,004 mg/ml = 4 ppm
c = 200
100 x
1
100 x
3
10 = 0,006 mg/ml = 6 ppm
d = 200
100 x
1
100 x
4
10 = 0,008 mg/ml = 8 ppm
e = 200
100 x
1
100 x
5
10 = 0,010 mg/ml = 10 ppm
f = 200
100 x
1
100 x
6
10 = 0,012 mg/ml = 12 ppm
g = 200
100 x
1
100 x
7
10 = 0,014 mg/ml = 14 ppm
h = 200
100 x
1
100 x
8
10 = 0,016 mg/ml = 16 ppm
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 7. Hasil Uji Disolusi
a. Formula I
Formula I Replikasi 1 Pengenceran 50 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,11 1,530 76,504 19,126
30 0,155 2,262 113,089 28,272
45 0,256 3,904 195,203 48,801
60 0,318 4,912 245,610 61,402
90 0,353 5,481 274,065 68,516
120 0,362 5,628 281,382 70,346
180 0,362 5,628 281,382 70,346
240 0,349 5,416 270,813 67,703
300 0,347 5,384 269,187 67,297
360 0,342 5,302 265,122 66,280
Formula I Replikasi 2 Pengenceran 50 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,085 1,124 56,179 14,045
30 0,147 2,132 106,585 26,646
45 0,202 3,026 151,301 37,825
60 0,267 4,083 204,146 51,037
90 0,318 4,912 245,610 61,402
120 0,348 5,400 270,000 67,500
180 0,363 5,644 282,195 70,549
240 0,363 5,644 282,195 70,549
300 0,363 5,644 282,195 70,549
360 0,342 5,302 265,122 66,280
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Formula I Replikasi 3 Pengenceran 50 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,124 1,758 87,886 21,972
30 0,193 2,880 143,984 35,996
45 0,237 3,595 179,756 44,939
60 0,244 3,709 185,447 46,362
90 0,288 4,424 221,220 55,305
120 0,307 4,733 236,667 59,167
180 0,329 5,091 254,553 63,638
240 0,339 5,254 262,683 65,671
300 0,339 5,254 262,683 65,671
360 0,334 5,172 258,618 64,654
Rata-Rata Formula I
Waktu % Konsentrasi
(rep1)
% konsentrasi
(rep2)
% konsentrasi
(rep3)
% konsentrasi
(rata2)
15 19,126 14,045 21,972 18,381
30 28,272 26,646 35,996 30,305
45 48,801 37,825 44,939 43,855
60 61,402 51,037 46,362 52,934
90 68,516 61,402 55,305 61,741
120 70,346 67,5 59,167 65,671
180 70,346 70,549 63,638 68,178
240 67,703 70,549 65,671 67,974
300 67,297 70,549 65,671 67,839
360 66,28 66,28 64,654 65,738
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Formula II
Formula II Replikasi 1 Pengenceran 20 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,05 0,554 11,089 2,772
30 0,052 0,587 11,740 2,935
45 0,057 0,668 13,366 3,341
60 0,047 0,506 10,114 2,528
90 0,117 1,644 32,878 8,220
120 0,072 0,912 18,244 4,561
180 0,406 6,343 126,862 31,715
240 0,302 4,652 93,041 23,260
300 0,887 14,164 283,285 70,821
360 0,206 3,091 61,821 15,455
Formula II Replikasi 2 Pengenceran 20 x
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,032 0,262 5,236 1,3089
30 0,03 0,229 4,585 1,1463
45 0,053 0,603 12,065 3,0163
60 0,058 0,685 13,691 3,4228
90 0,123 1,741 34,829 8,7073
120 0,387 6,034 120,683 30,1707
180 0,284 4,359 87,187 21,7967
240 0,71 11,286 225,724 56,4309
300 0,458 7,189 143,772 35,9431
360 0,972 15,546 310,927 77,7317
Formula II Replikasi 3 Pengenceran 20 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,052 0,587 11,740 2,935
30 0,056 0,652 13,041 3,260
45 0,147 2,132 42,634 10,659
60 0,162 2,376 47,512 11,878
90 0,296 4,554 91,089 22,772
120 0,382 5,953 119,057 29,764
180 0,587 9,286 185,724 46,431
240 0,675 10,717 214,341 53,585
300 0,766 12,197 243,935 60,984
360 0,84 13,400 268,000 67,000
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rata – Rata Formula II
Waktu % Konsentrasi
(rep.1 ) % Konsentrasi
(rep.2) % Konsentrasi
(rep.3) % Konsentrasi
rata-rata
15 2,772 1,3089 2,935 2,339
30 2,935 1,1463 3,26 2,447
45 3,341 3,0163 10,659 5,672
60 2,528 3,4228 11,878 5,943
90 8,22 8,7073 22,772 13,233
120 4,561 30,1707 29,764 21,499
180 31,715 21,7967 46,431 33,314
240 23,26 56,4309 53,585 44,425
300 70,821 35,9431 60,984 55,916
360 15,455 77,7317 67 53,396
c. Formula III
Formula III Replikasi 1 dengan Pengenceran 50 X
Waktu Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi Akhir % Konsentrasi
15 0,276 4,229 211,463 52,866
30 0,314 4,847 242,358 60,589
45 0,323 4,993 249,675 62,419
60 0,319 4,928 246,423 61,606
90 0,353 5,481 274,065 68,516
120 0,347 5,384 269,187 67,297
180 0,365 5,676 283,821 70,955
240 0,329 5,091 254,553 63,638
300 0,354 5,498 274,878 68,720
360 0,374 5,823 291,138 72,785
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Formula III Replikasi 2
Waktu Absorbansi Faktor
Pengencer Konsentrasi
Konsentrasi Akhir
% Konsentrasi
15 0,039 10X 0,376 3,756 0,939
30 0,166 10X 2,441 24,407 6,102
45 0,401 10X 6,262 62,618 15,654
60 0,615 10X 9,741 97,415 24,354
90 0,187 50X 2,782 139,106 34,776
120 0,202 50X 3,026 151,301 37,825
180 0,236 50X 3,579 178,943 44,736
240 0,259 50X 3,953 197,642 49,411
300 0,248 50X 3,774 188,699 47,175
360 0,239 50X 3,628 181,382 45,346
Formula III Replikasi 3
Waktu Absorbansi Faktor
Pengencer Konsentrasi
Konsentrasi
Akhir % Konsentrasi
15 0,307 10X 4,733 47,333 11,833
30 0,536 10X 8,457 84,569 21,142
45 0,471 10X 7,400 74,000 18,500
60 0,513 10X 8,083 80,829 20,207
90 0,204 50X 3,059 152,927 38,232
120 0,218 50X 3,286 164,309 41,077
180 0,256 50X 3,904 195,203 48,801
240 0,266 50X 4,067 203,333 50,833
300 0,313 50X 4,831 241,545 60,386
360 0,288 50X 4,424 221,220 55,305
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Rata – Rata Formula III
d. % Konsentrasi Akhir
Waktu FI FII FIII
15 18.381 2.339 21,879
30 30.305 2.447 29,278
45 43.855 5.672 32,191
60 52.934 5.943 35,389
90 61.741 13.233 47,175
120 65.671 21.499 48,733
180 68.178 33.314 54,831
240 67.974 44.425 54,627
300 67.839 55.916 58,760
360 65.738 53.396 57,812
Waktu % Konsentrasi
(rep1)
% Konsentrasi
(rep2)
% Konsentrasi
(rep3)
% Konsentrasi
(rata2)
15 52,866 0,939 11,833 21,879
30 60,589 6,102 21,142 29,278
45 62,419 15,654 18,5 32,191
60 61,606 24,354 20,207 35,389
90 68,516 34,776 38,232 47,175
120 67,297 37,825 41,077 48,733
180 70,955 44,736 48,801 54,831
240 63,638 49,411 50,833 54,627
300 68,720 47,175 60,386 58,760
360 72,785 45,346 55,305 57,812
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 8. Gambar Granul
a. Gambar Granul Teofilin Tanpa Matriks
b. Gambar Granul Teofilin dengan Matriks HPMC
c. Gambar Granul Teofilin dengan Matriks Na-montmorillonit Terpilar Kitosan
BM Medium
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 9. Hasil Uji Statistik
a. Waktu Alir Granul
Waktu Alir (Detik)
Replikasi Tanpa Pelicin Dengan Pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
1 12,547 11,57 13,66 11,812 9,622 12,377
2 12,255 10,4 8,923 11,594 9,54 7,945
3 9,758 11,273 8,508 8,843 10,5 7,703
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
wkA
N 18
Normal Parametersa,,b
Mean 10.49056
Std. Deviation 1.736170
Most Extreme
Differences
Absolute .122
Positive .108
Negative -.122
Kolmogorov-Smirnov Z .517
Asymp. Sig. (2-tailed) .952
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
waktu alir
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.000 6 11.13483 1.487720 .607359 9.57357 12.69610 8.843 12.547
2.000 6 10.48417 .829869 .338792 9.61327 11.35506 9.540 11.570
3.000 6 9.85267 2.521932 1.029575 7.20606 12.49927 7.703 13.660
Total 18 10.49056 1.736170 .409219 9.62718 11.35393 7.703 13.660
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANOVA
waktu alir
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.932 2 2.466 .799 .468
Within Groups 46.311 15 3.087
Total 51.243 17
b. Sudut Diam Granul
Replikasi Sudut Diam Tanpa Pelicin Sudut Diam Dengan Pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
1 28,184 28,084 32,532 28,622 27,638 31,294
2 29,406 28,092 27,734 30,778 27,11 27,464
3 29,930 28,8 28,368 29,85 29,33 27,736
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sudut diam
N 18
Normal Parametersa,,b
Mean 28.94178
Std. Deviation 1.467239
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .152
Negative -.106
Kolmogorov-Smirnov Z .645
Asymp. Sig. (2-tailed) .799
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oneway
Descriptives
sudut diam
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.000 6 29.46167 .942703 .384857 28.47236 30.45097 28.184 30.778
2.000 6 28.17567 .795288 .324675 27.34106 29.01027 27.110 29.330
3.000 6 29.18800 2.167236 .884771 26.91362 31.46238 27.464 32.532
Total 18 28.94178 1.467239 .345832 28.21214 29.67142 27.110 32.532
ANOVA
sudut diam
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
5.507 2 2.754 1.328 .294
Within Groups 31.090 15 2.073
Total 36.597 17
c. Pengetapan
Replikasi Pengetapan (%)
Formula I Formula II Formula III
1 11,111 16,092 14,458
2 8,667 10,000 12,658
3 20,455 10,000 11,905
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pengetapan
N 9
Normal Parametersa,,b
Mean 12.03356
Std. Deviation 2.374558
Most Extreme
Differences
Absolute .137
Positive .137
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .412
Asymp. Sig. (2-tailed) .996
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
pengetapan
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 3 11.06300 2.372364 1.369685 5.16972 16.95628 8.667 13.411
2.00 3 12.03067 3.517218 2.030667 3.29341 20.76792 10.000 16.092
3.00 3 13.00700 1.311794 .757365 9.74832 16.26568 11.905 14.458
Total 9 12.03356 2.374558 .791519 10.20831 13.85880 8.667 16.092
ANOVA
pengetapan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.669 2 2.834 .431 .668
Within Groups 39.439 6 6.573
Total 45.108 8
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Keseragaman Bobot
Tablet Keseragaman Bobot
FI FII FIII
1 478 494 489
2 477 494 494
3 482 492 485
4 479 498 491
5 476 495 488
6 477 494 490
7 481 497 495
8 478 497 486
9 481 499 490
10 479 497 489
11 481 494 487
12 478 498 488
13 482 499 482
14 481 501 498
15 478 499 494
16 478 492 491
17 479 492 490
18 476 491 488
19 476 495 489
20 477 495 488
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
keseragaman
bobot
N 60
Normal Parametersa,,b
Mean 487.9833
Std. Deviation 7.62799
Most Extreme
Differences
Absolute .134
Positive .134
Negative -.118
Kolmogorov-Smirnov Z 1.035
Asymp. Sig. (2-tailed) .235
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
keseragaman bobot
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 20 478.7000 2.00263 .44780 477.7627 479.6373 476.00 482.00
2.00 20 495.6500 2.83354 .63360 494.3239 496.9761 491.00 501.00
3.00 20 489.6000 3.64764 .81564 487.8929 491.3071 482.00 498.00
Total 60 487.9833 7.62799 .98477 486.0128 489.9539 476.00 501.00
ANOVA
keseragaman bobot
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2951.433 2 1475.717 174.677 .000
Within Groups 481.550 57 8.448
Total 3432.983 59
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
keseragaman bobot
LSD
(I)
form
ula
(J)
formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1.00 2.00 -16.95000* .91914 .000 -18.7906 -15.1094
3.00 -10.90000* .91914 .000 -12.7406 -9.0594
2.00 1.00 16.95000* .91914 .000 15.1094 18.7906
3.00 6.05000* .91914 .000 4.2094 7.8906
3.00 1.00 10.90000* .91914 .000 9.0594 12.7406
2.00 -6.05000* .91914 .000 -7.8906 -4.2094
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
e. Kekerasan
Replikasi Kekerasan Tablet
FI FII FIII
1 7,267 6,567 9,033
2 6,467 8,500 6,000
3 6,360 4,820 5,000
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kekerasan
N 9
Normal Parametersa,,b
Mean 6.66822
Std. Deviation 1.418506
Most Extreme
Differences
Absolute .195
Positive .195
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z .585
Asymp. Sig. (2-tailed) .883
75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
ANOVA
kekerasan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .008 2 .004 .001 .999
Within Groups 16.090 6 2.682
Total 16.097 8
f. Kerapuhan
Replikasi Kerapuhan Tablet (%)
FI FII FIII
1 5,708 0,819 0,808
2 1,090 0,351 1,142
3 1,063 1,036 1,527
Descriptives
Kekerasan
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 3 6.69800 .495664 .286172 5.46670 7.92930 6.360 7.267
2.00 3 6.62900 1.840783 1.062777 2.05624 11.20176 4.820 8.500
3.00 3 6.67767 2.100166 1.212531 1.46057 11.89477 5.000 9.033
Total 9 6.66822 1.418506 .472835 5.57786 7.75858 4.820 9.033
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kerapuhan
N 9
Normal Parametersa,,b
Mean 1.50489
Std. Deviation 1.607527
Most Extreme
Differences
Absolute .383
Positive .383
Negative -.236
Kolmogorov-Smirnov Z 1.150
Asymp. Sig. (2-tailed) .142
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Kerapuhan
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 3 2.62033 2.674032 1.543853 -4.02233 9.26300 1.063 5.708
2.00 3 .73533 .350080 .202119 -.13431 1.60498 .351 1.036
3.00 3 1.15900 .359801 .207731 .26520 2.05280 .808 1.527
Total 9 1.50489 1.607527 .535842 .26923 2.74054 .351 5.708
ANOVA
kerapuhan
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5.868 2 2.934 1.189 .367
Within Groups 14.805 6 2.467
Total 20.673 8
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
g. Waktu Hancur
Replikasi
Waktu Hancur (Menit)
Formula I Formula II Formula III
1 80.28 27.06 58.34
2 88.59 31.74 73.18
3 104.04 35.53 79.25
4 117.21 58.85 83.65
5 124.58 61.60 88.16
6 156.09 61.07 99.76
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
waktu hancur
N 18
Normal Parametersa,,b
Mean 79.3878
Std. Deviation 33.47235
Most Extreme
Differences
Absolute .114
Positive .114
Negative -.098
Kolmogorov-Smirnov Z .483
Asymp. Sig. (2-tailed) .974
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
ANOVA
waktu hancur
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13007.174 2 6503.587 16.152 .000
Within Groups 6039.592 15 402.639
Total 19046.766 17
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
waktu hancur
LSD
(I)
formula
(J)
formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1.00 2.00 65.82333* 11.58504 .000 41.1304 90.5163
3.00 31.40833* 11.58504 .016 6.7154 56.1013
2.00 1.00 -65.82333* 11.58504 .000 -90.5163 -41.1304
3.00 -34.41500* 11.58504 .010 -59.1079 -9.7221
3.00 1.00 -31.40833* 11.58504 .016 -56.1013 -6.7154
2.00 34.41500* 11.58504 .010 9.7221 59.1079
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Descriptives
waktu hancur
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 6 111.7983 27.37383 11.17532 83.0713 140.5254 80.28 156.09
2.00 6 45.9750 16.16957 6.60120 29.0061 62.9439 27.06 61.60
3.00 6 80.3900 14.04054 5.73203 65.6554 95.1246 58.34 99.76
Total 18 79.3878 33.47235 7.88951 62.7424 96.0332 27.06 156.09
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
h. Disolusi
Waktu FI FII FIII
15 18.381 2.339 21,879
30 30.305 2.447 29,278
45 43.855 5.672 32,191
60 52.934 5.943 35,389
90 61.741 13.233 47,175
120 65.671 21.499 48,733
180 68.178 33.314 54,831
240 67.974 44.425 54,627
300 67.839 55.916 58,760
360 65.738 53.396 57,812
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
disolusi
N 30
Normal Parametersa,,b
Mean 40.71583
Std. Deviation 21.458008
Most Extreme
Differences
Absolute .149
Positive .100
Negative -.149
Kolmogorov-Smirnov Z .815
Asymp. Sig. (2-tailed) .520
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oneway
Descriptives
Disolusi
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 10 54.26160 17.811549 5.632506 41.51999 67.00321 18.381 68.178
2.00 10 23.81840 21.354787 6.752976 8.54211 39.09469 2.339 55.916
3.00 10 44.06750 13.295725 4.204477 34.55631 53.57869 21.879 58.760
Total 30 40.71583 21.458008 3.917678 32.70328 48.72839 2.339 68.178
ANOVA
disolusi
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4802.447 2 2401.224 7.582 .002
Within Groups 8550.490 27 316.685
Total 13352.938 29
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
disolusi
LSD
(I)
form
ula
(J)
formula
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
1.00 2.00 30.443200* 7.958452 .001 14.11380 46.77260
3.00 10.194100 7.958452 .211 -6.13530 26.52350
2.00 1.00 -30.443200* 7.958452 .001 -46.77260 -14.11380
3.00 -20.249100* 7.958452 .017 -36.57850 -3.91970
3.00 1.00 -10.194100 7.958452 .211 -26.52350 6.13530
2.00 20.249100* 7.958452 .017 3.91970 36.57850
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
81