41
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena hasil pengumpulan data berbentuk angka atau diangkakan, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:14), yaitu : “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan”. Dengan bertitik tolak pada tujuan penelitian, penelitian ini dirancang untuk menguji hipotesis dan mendeskripsikan kata dan data atau kecenderungan yang saling mempengaruhi atas sejumlah variabel, serta melakukan analisis dan prediksi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang akan datang. Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya adalah deskriptif analitis. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan angket (questioner) sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket (questioner). ‘Setelah data dikumpulkan kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini,’ demikian menurut Effendi (2003) yang dikutip oleh Riduwan (2009:275). Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan suatu keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil

53 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini

Embed Size (px)

Citation preview

53

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena hasil

pengumpulan data berbentuk angka atau diangkakan, sesuai dengan pendapat

Sugiyono (2003:14), yaitu : “Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan”.

Dengan bertitik tolak pada tujuan penelitian, penelitian ini dirancang

untuk menguji hipotesis dan mendeskripsikan kata dan data atau kecenderungan

yang saling mempengaruhi atas sejumlah variabel, serta melakukan analisis dan

prediksi tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang akan

datang.

Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya adalah deskriptif

analitis. Metode survei adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel

dari suatu populasi dan menggunakan angket (questioner) sebagai alat pengumpul

data. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan angket (questioner). ‘Setelah data dikumpulkan kemudian hasilnya

akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk

menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini,’ demikian menurut

Effendi (2003) yang dikutip oleh Riduwan (2009:275).

Metode penelitian survey adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan

suatu keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam

suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil

54

yang segera dapat dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif

yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan

pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan

melukiskan apa yang terjadi .

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka penulis menarik

kesimpulan bahwa metode survey deskriptif cocok untuk digunakan dalam

penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian ini, yaitu untuk

memperoleh gambaran pengaruh disiplin kerja kepala sekolah dan kinerja guru

terhadap mutu layanan pembelajaran di SMAN berstandar nasional (SSN) di

lingkungan Dinas pendidikan kabupaten Indramayu.

B. Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:90).

Nasir (1988:327) dalam Akdon (2008:96) mengatakan ‘populasi adalah

berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya’. Kemudian “populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap” (Nawawi, 1985:141). Sedangkan Akdon

(2008:96) sendiri mengemukakan “ populasi merupakan objek atau subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai

kaitan dengan masalah penelitian”. Hal senada disampaikan oleh Riduwan

(2009:55) yaitu “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu

55

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Ada dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas atau tak

terhingga”.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple

Random Sampling, yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak

tanpa memperhatikan strata atau tingkatan dalam anggota populasi tersebut. Hal

ini dilakukan mengingat anggota populasinya homogen.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh guru PNS SMA

Negeri berstandar nasional (SSN) sekabupaten Indramayu yang tersebar dalam

dua wilayah yaitu Indramayu bagian timur yang terdiri dari dua SMA Negeri dan

Indramayu bagian barat yang terdiri dari dua SMA Negeri tahun pelajaran 2009-

2010. Adapun jumlah populasi masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel 3.1

di bawah ini:

Tabel. 3.1 Jumlah Populasi Guru PNS dan Siswa SMA Negeri berstandar SSN

Wilayah dan Sekolah Populasi Guru Populasi Siswa

Wilayah Indramayu Timur 1. SMAN 2 Indramayu 41 820

2. SMAN 1 Krangkeng 39 812

Wilayah Indramayu Barat 1. SMAN 1 Kandanghaur 40 987

2. SMAN 1 Haurgeulis 36 609

Jumlah

Sumber : Data sekolah per April tahun 2010

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah

sebagai berikut :

1. Menetapkan jumlah sampel guru PNS dan siswa dari empat SMA Negeri

56

berstandar SSN.

2. Menetapkan jumlah sampel guru PNS dan siswa masing-masing sekolah baik

wilayah Indramayu timur maupun wilayah Indramayu barat, Mengingat

populasi sudah diketahui jumlahnya maka penentuan sampel berdasarkan

teknik random sampling dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane yang

dikutip oleh Rahmat (1998:82) dalam Riduwan (2009:65) ; Akdon (2008:107)

yaitu sebagai berikut:

n = �

�.�� ��

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = Presisi (ditetapkan 10% )

Berdasarkan rumus Taro Yamane tersebut diperoleh jumlah sampel (n)

sebagai berikut :

a. Sampel Guru :

n = �

�.�� �� = ��

��.�,� ��� = ���,��� =

���,� = 60,93 (61)

Sehingga diperoleh jumlah sampel guru (n) sejumlah 82 responden.

b. Sampel Siswa :

n = �

�.�� �� = ����

����.�,� ��� = ������,���� =

������,�� = 96,995 (97)

Sehingga diperoleh jumlah sampel siswa (n) sejumlah 97 responden.

Adapun jumlah sampel dari masing-masing sekolah selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini :

57

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Guru PNS dan Siswa Jenjang SMA Negeri (SSN)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2010

C. Definisi Opersional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul proposal penelitian “ Pengaruh Kinerja manajemen

Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Mutu Layanan Pembelajaran (di SMA

Berstandar SSN di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu) ”, maka

operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

a) Variabel indefenden (variabel bebas) :

X1 : Kinerja manajemen kepala sekolah

X2 : Kinerja guru

b) Variabel defenden (variabel terikat)

Y : Mutu layanan pembelajaran

Hubungan antar variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat

dijelaskan Gambar 1.1.berikut:

Wilayah dan Sekolah Guru Siswa

Populasi Sampel Populasi Sampel

Wilayah Indramayu Timur

3. SMAN 2 Indramayu 41 41

156 x 61 � 16,0316 820 820

3228 x 97 � 24,6425

4. SMAN 1 Krangkeng 39 39

156 x 61 � 15,25 15 812 812

3228 x 97 � 24,4024

Wilayah Indramayu Barat

3. SMAN 1 Kandanghaur 40 40

156 x 61 � 15,6416 987 987

3228 x 97 � 29,6630

4. SMAN 1 Haurgeulis 36 36

156 x 61 � 14,08 14 609 609

3322 x 97 � 18,3018

Jumlah 156 61 3378 97

58

Gambar 3.1.Hubungan antar variabel penelitian

2. Definisi Operasional

Berdasarkan variabel penelitian di atas, maka definisi operasionalnya

adalah sebagai berikut :

a. Kinerja Manajemen Kepala sekolah (X1)

Pengukuran variabel kinerja manajemen kepala sekolah berkenaan

dengan bidang garapan manajemen kepala sekolah, yaitu : (1) Manajemen

kurikulum, (2) Manajemen kesiswaan, (3) Manajemen personil/anggota, (4)

Manajemen sarana dan prasarana, (5) Manajemen keuangan, (6) Manajemen

hubungan sekolah dan masyarakat, (7) Manajemen layanan khusus (Rohiat ,2009:21)

b. Kinerja Guru (X2)

Pengukuran variabel kinerja guru berdasarkan bentuk kompetensi yang

harus dimiliki guru yaitu ; (1) pedagogik, (2) kepribadian, (3) professional, dan (4)

sosial (UUGD 14/2005 pasal 8)

rx1x2

X1 = Kinerja manajemen Kepala Sekolah

X2 = Kinerja guru

Y = Mutu layanan pembelajaran

ryx2

ryx1

ryx1x2

X1

X2

Y

59

c. Mutu Layanan Pembelajaran (Y)

Tolok ukur mutu layanan pembelajaran dapat diukur oleh sepuluh dimensi

yaitu sebagai berikut : (1) Tangibles, (2) Reliability, (3) Responsiveness, (4)

Courtesy, (5) Empathy, (6) Competence, (7) Credibility, (8) Security, (9)

Communication, dan (10) Access, Ziethalm et al.(Ellitan dan Anatan ,2007:48)

D. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh data tentang kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja

guru dan mutu layanan pembelajaran, maka disusun instrumen penelitian melalui

beberapa tahap yaitu mulai : (1) mengkaji semua teori yang berkaitan dengan variabel-

variabel yang akan diteliti, (2) menyusun indikator dari setiap variabel, (3) menyusun

kisi-kisi, (4) menyusun butir-butir pernyataan dan menetapkan skala pengukuran, (5)

melakukan uji coba instrumen, (6) menganalisis butir soal dengan menguji validitas

dan reliabilitasnya.

Instrumen penelitian ini terdiri dari tiga bentuk kuesioner, yang terdiri dari : (1)

kinerja manajemen kepala sekolah, (2) kinerja guru, dan (3) mutu layanan

pembelajaran.

1. Instrumen Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Instrumen ini terdiri dari 46 butir penyataan, masing-masing butir diukur

menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara

kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5.

Adapun kisi-kisi instrumen kinerja manajemen kepala sekolah disajikan pada tabel.

3.3.

60

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No Item ∑ Item

Kinerja

Manajemen

Kepala

Sekolah (X1)

1). Manajemen

Kurikulum

1) Memfasilitasi sekolah dalam

mengembangkan kurikulum

2) Memberdayakan tenaga

kependidikan sekolah dalam menyediakan dokumen-dokumen

kurikulum

3) Membimbing guru dalam

mengembangkan dan

memperbaiki proses pembelajaran

4) Membimbing guru dalam evaluasi dan tindak lanjut hasil

pembelajaran

5) Menggunakan ICT dalam proses

pembelajaran

1,2

3,4

5,6

7,8

9

1

2

2

2

1

2). Manajemen

kesiswaan

1) Mengelola pengembangan bakat,

minat, kreativitas dan kemampuan siswa

2) Mengelola bimbingan dan

konseling siswa

3) Memberdayakan peran OSIS

4) Mengupayakan kesiapan belajar

siswa

10,11

12

13,14,15

16

2

1

3

1

3). Manajemen personil

1) Memperoleh dan memilih personil sekolah yang cakap

2) Membantu personil sekolah

menyesuaikan diri pada tugas-

tugas barunya

3) Menggunakan personil sekolah

dengan lebih efektif 4) Meningkatkan kinerja personil

5) Menciptakan kesempatan

perkembangan karier dan

profesionalisme personil sekolah

secara berkesinambungan

17,18

19,20,

21,22,23

24,25

26,27

2

2

3

2

2

4). Manajemen sarana

prasarana

1) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana sekolah

2) Menyediakan dan

mendayagunakan sarana prasarana

sekolah

28

29

1

1

61

3) Mengelola dan memelihara sarana

prasarana sekolah

4) Mengelola administrasi/ inventaris

sarana prasarana sekolah 5) Memonitor dan mengevaluasi

sarana prasarana sekolah

30,31

32

33

2

1

1

5). Manajemen

keuangan

1) Membuat perencanaan keuangan

sekolah

2) Mengelola penggunaan keuangan

secara tepat dan efisien 3) Mengelola pengadministrasian

dan pelaporan keuangan sekolah

34,35

36,37

38,39

2

2

2

6). Manajemen

Hubungan

sekolah dan

masyarakat

1) Menjaga dan mengembangkan

nilai-nilai dan tradisi sesuai

dengan kemajuan dan tuntutan

masyarakat 2) Menjaga dan mengembangkan

komunikasi yang efisien serta

saling pengertian antara sekolah,

personil sekolah, dan masyarakat.

40,41,42

43

3

1

7). Manajemen

Layanan khusus

1) Merencanakan dan mengelola

fasilitas penunjang layanan pembelajaran ; pusat sumber

belajar, UKS, bimbingan

konseling, kantin sekolah.

44,45,46

3

Jumlah Item 46

Catatan : Konsep operasional kinerja manajemen kepala sekolah (X1) dikembangkan dari Rohiat ,

(2009 :21-28)

2. Instrumen Kinerja Guru

Instrumen ini terdiri dari 26 butir pernyataan, masing-masing butir diukur

menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara

kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5 .

Adapun kisi-kisi instrumen kinerja guru penulis sajikan pada tabel 3.4

62

Tabel 3.4 Instrumen Kisi-kisi Kinerja Guru

VARIABEL

DIMENSI INDIKATOR No Item ∑ Item

Kinerja Guru (X2)

1. Pedagogik 1) memahami dengan baik ciri-ciri peserta didik

2) memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantunya.

3) memahami teori belajar 4) menguasai berbagai model dan

strategi pembelajaran. 5) menguasai cara-cara menerapkan

ICT dalam proses pembelajaran . 6) menguasai bahasa Indonesia yang

baik dan benar . 7) menguasai pendekatan pedagogik. 8) menguasai cara merancang proses

belajar mengajar yang komprehensif. 9) menguasai cara menilai kemajuan

belajar peserta didik secara total. 10) menguasai cara membimbing anak. 11) menguasai prinsip dan proses

mengelola proses belajar mengajar.

1 2 3 4 5 6

7 8 9

10 11

1 1 1 1 1 1

1

1 1 1 1

2. Kepribadian 1) memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan.

2) memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik.

3) memiliki rasa tanggung jawab 4) berakhlak mulia.

12

13

14 15

1 1 1 1

3. Profesional 1) menguasai substansi teaching

subjects (materi/ isi) bidang keahliannya.

2) menguasai learning equipment dan leaming resources yang diperlukan dalam proses belajar mengajar.

3) menguasai cara mengolah learning resources dari lingkungan hidup.

4) menguasai teknologi informasi. 5) menguasai cara menyusun rencana

pelajaran.

16

17

18

19 20

1 1 1 1 1

4. Sosial 1) memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran.

2) mengerti berbagai faktor sosial-

21

1

63

kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik.

3) memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orang tua dan tokoh masyarakat.

4) mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat.

5) memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan di sekolah untuk menarik peran serta masyarakat.

6) menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat dampak globalisasi

22

23

24

25

26

1

1

1

1

1

Jumlah Item 26

Catatan : Konsep operasional Kinerja Guru (X2) dikembangkan dari pasal 8 UUGD No 14 tahun

2005

3. Instrumen Mutu Layanan Pembelajaran

Instrumen ini terdiri dari 24 butir pernyataan, masing-masing butir diukur

menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 5 tingkatan. Untuk analisis secara

kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5 .

Adapun kisi-kisi instrumen mutu layanan pembelajaran penulis sajikan pada

tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Mutu Layanan Pembelajaran

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No

Item ∑

Item

Mutu

Layanan

Pembelajaran (Y)

1). Tangibles 1) Perlengkapan sarana prasarana

sekolah

2) Perlengkapan sarana pembelajaran

1

2

1

1

2). Reliability 1) Kecepatan proses pelayanan siswa 2) Adil dalam pelayanan siswa

3,4 5

2 1

3). Responsiveness 1) Kesadaran memberikan pelayanan

siswa

2) Menguasai tugas

6

7,8

1

2

64

4). Courtesy 1) Ramah dan bersahabat

2) Tanggap keinginan siswa

9

10

1

1

5). Empathy 1) Memberikan perhatian yang tulus

kepada siswa

2) Bersikap perhatian individual kepada siswa yang memerlukan

bantuan

11

12

1

1

6). Competence 1) Memiliki kemampuan dan

keterampilan

2) Bersikap professional dalam

bekerja

13

14

1

1

7). Credibility 1) Jujur dalam setiap tindakan

2) Amanah dalam tugas pelayanan siswa

15

16

1

1

8). Security 1) Jaminan pelayanan siswa

2) Kepastian hukum

17,18

19,20

2

2

9). Communi-

cation

1) Mampu berkomunikasi

2) Memberikan informasi baru

21

22

1

1

10). Access 1) Mudah untuk dihubungi dan

ditemui siswa

2) Pendekatan siswa dengan kepala

sekolah dan guru

23

24

1

1

Jumlah Item 24

Catatan : Konsep operasional mutu layanan pembelajaran (Y) dikembangkan dari Ziethalm et al yang dikutip oleh Ellitan dan Anatan (2007:48).

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Studi Dokumentasi dan Teknik Angket.

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-

bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik dari

lokasi penelitian maupun Dinas/Instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi

penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

65

sekolah dan guru meliputi buku-buku laporan kegiatan sekolah, dan data yang

relevan dengan fokus penelitian.

2. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini guru PNS untuk

memperoleh gambaran data langsung dari responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian. Pemilihan dengan metode angket ini didasarkan atas alasan bahwa : (a)

Setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas

sejumlah pertanyaan yang diajukan, (b) responden memiliki waktu untuk

menjawab, (c) responden memiliki kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat

digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan

dalam waktu yang tepat.

Melalui teknik model angket ini akan dapat dikumpulkan data atau

informasi berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang

diajukan di dalan angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran

dari variabel-variabel

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berbentuk kuesioner, yang meliputi (1) kinerja

manajemen kepala sekolah, (2) kinerja guru, dan (3) Mutu layanan pembelajaran.

Adapun kuesioner kinerja manajemen kepala sekolah yang digunakan

dalam penelitian ini hasil modifikasi dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah. Sedangkan kuesioner

kinerja guru merupakan hasil modifikasi dari pasal 8 UUGD No 14 tahun 2005,

dan kuesioner mutu layanan pembelajaran merupakan hasil modifikasi dari dari

66

Ziethalm et al yang dikutip oleh Ellitan dan Anatan (2007:48).

Dari ketiga kuesioner tersebut dibuat skala penilaian dengan rentang

jawaban 1 sampai dengan 5. Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen

tersebut terlebih dahulu diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Butir-butir

instrumen yang valid dan reliabel akan digunakan untuk alat pengukuran dalam

penelitian, sedangkan butir-butir instrumen yang tidak valid (invalid)

dipertimbangkan untuk direvisi apabila esensial dan dibuang apabila tidak

esensial.

1. Skala Pengukuran

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala ordinal, mengingat

angket yang disebarkan menggunakan skala Likert, maka diperlukan pengaturan

pembobotan masing-masing konsep operasional. Pengaturan pembobotan konsep

operasional penulis sajikan pada tabel 3.5. berikut ini

Tabel 3.6 Pembobotan Konsep

Penggunaan skala ordinal tidak memungkinkan untuk memperoleh nilai

mutlak atau absolut dari objek yang diteliti, tetapi hanya kecenderungan. Angket

yang merupakan alat ukur dalam penelitian ini perlu diuji validitas dan

realibilitasnya. Dengan menggunakan istrumen yang valid dan reliabel dalam

Kinerja Manajemen

Kepala sekolah Kinerja Guru

Mutu Layanan Pembelajaran

5. Selalu 4. Sering 3. Kadang-kadang 2. Jarang 1. Tidak pernah

5. Selalu 4. Sering 3. Kadang-kadang 2. Jarang 1. Tidak pernah

5. Sangat puas 4. Puas 3. Cukup puas 2. Kurang puas 1. Tidak puas

67

pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid (Saheh), Akdon

(2008:143)

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil penelitian yang valid manakala terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu

valid, Sugiyono (dalam Akdon, 2008:143) . Sedangkan instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:137).

a. Pengujian Validitas Instrumen

Akdon (2005:143) mengatakan “untuk menguji validitas konstruksi

(Construct validity) dapat digunakan pendapat dari ahli (Judgment experts)”.

Untuk pengujian validitas konstruksi dengan menggunkan analisis faktor, yaitu

dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus Pearson

Product Moment (PPM), yaitu :

��� !"# � "∑%� &� ' ∑%� ∑&� ("∑%�) ' ∑%� ) . "∑&�) ' ∑&* )

(Akdon, 2008:144)

Dimana : ��� !"# = koefisien korelasi ∑+, = jumlah skor item ∑-, = junlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

68

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus ./,0123 � √25�6√�57� .

Dimana: t = nilai ./,0123, r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden

(Akdon, 2008:144) Tabel t (distribusi t) untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk = n-2), Kaidah keputusan menurut Akdon (2005:144) adalah :

(1) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid dan sebaliknya (2) Jika ./,0123 < .09:;< berarti invalid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks

korelasinya (8/,0123 ) sebagai berikut :

(1) Jika 0,800 ≤ 8/,0123 ≤ 1,000 maka sangat tinggi (2) Jika 0,600 ≤ 8/,0123 ≤ 0,799 maka tinggi (3) Jika 0,400 ≤ 8/,0123 ≤ 0,599 maka cukup tinggi (4) Jika 0,200 ≤ 8/,0123 ≤ 0,399 maka rendah (5) Jika 0,000 ≤ 8/,0123 ≤ 0,199 maka sangat rendah

b. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan atau konsistensi) alat pengumpul data atau instrumen yang

digunakan dan pengujian ini hanya dilakukan terhadap butir-butir pernyataan yang

valid, yang diperoleh melalui uji validitas. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat

reliabilitas data, SPSS memberikan fasilitasi untuik mengukur reliabilitas

dimaksud.

Dalam menguji reliabilitas instrumen, penulis menggunakan metode

Cronbach Alpha. Hal ini dilakukan karena metode ini lebih reliabel dibandingkan

69

dengan metode belah dua (Split Half Method), sebagaimana dikemukakan oleh

Akdon (2008:164) :

“.... karena kesalahan fatal yang sering kita jumpai adalah penggunan teknik belah dua untuk menghitung reliabilitas angket. Dalam menggunakan teknik belah dua, peneliti harus selalu ingat persyaratannya antara lain bahwa belahan pertama dengan belahan kedua yang dicari kesejajarannya harus seimbang”.

Disamping itu dalam menganalisis reliabilitas instrumen dengan metode

Cronbach Alpha hanya satu kali pengukuran saja.

Untuk mengetahui suatu instrumen itu reliabel atau tidak, yaitu dengan

membandingkan 8�� dengan 809:;< , jika :

1) 8�� > 809:;< maka reliabel dan sebaliknya 2) 8�� < 809:;< maka tidak reliabel.

G. Transformasi Data Ordinal (Data Mentah) ke Data Interval (Data Baku)

Dalam penggunaan analisis statistik parametrik berlaku bahwa skala

pengukuran sekurang-kurangnya data dalam bentuk interval atau data baku,

sedangkan data yang diperoleh melalui penyebaran angket penelitian dalam

bentuk data mentah atau data ordinal. Agar hasil analisis ini sesuai dengan

prosedur pengujian statistik parametrik, maka skala ordinal tersebut harus

ditransformasikan ke bentuk skala interval dengan menggunakan rumus berikut.

T, = 50 + 10>?5> @@@

A (Akdon, 2008:178)

Dimana :

Ti = skor baku atau data interval X i = skor mentah atau data ordinal s = standar deviasi +@ = rata-rata atau mean

70

Adapun langkah-langkah mengubah skor mentah menjadi skor baku

adalah :

1. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil dari skor mentah. 2. Menentukan rentangan (R) dengan rumus R = Xterbesar - Xterkecil 3. Menentukan banyaknya kelas (BK), dengan rumus Sturgess, yaitu :

BK = 1 + 3,3 log n, dengan n banyak data

4. Menentukan panjang kelas (i), yaitu I = B

CD

5. Membuat tabel distribusi frekuensi 6. Menentukan rata-rata atau mean (+@) dengan rumus : +E =

∑FGH2

7. Menentukan stadar deviasi (s) 8. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan menggunakan rumus :

T, = 50 + 10>?5> @@@

A , (Akdon, 2008:176-178)

H. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Dalam pengolahan data ini menggunakan program Statistical Pacakage for

Social Science (SPSS) versi 15. Adapun prosedur pengolahan datanya adalah

sebagai berikut :

1. Menyeleksi data, yaitu dengan cara memeriksa jawaban setiap responden

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, selanjutnya menentukan skornya.

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data

dengan cara menentukan rata-rata atau mean, median, standar deviasi dan

varians dari masing-masing variabel.

71

4. Menentukan hubungan antara variabel bebas (independen) dengan variabel

terikat (dependen) dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment

(PPM), yaitu : 8IJ = 2∑G,K, 5∑G, .∑K,

(L2∑GH�5∑GM �N2∑KH�5∑KH �

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan berpedoman pada Tabel 3.7 :

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien (r) Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber : Akdon (2008:188)

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap

Y dapat ditentukan koefisien determinan dengan rumus : KP = r2 x 100%,

dimana KP adalah nilai koefisien determinan dan r2 adalah nilai koefisien

korelasi.

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin

mengetahui makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi

Pearson Product Moment (PPM) tersebut diuji dengan Uji Signifikansi

dengan rumus :

./,0123 = 7√25�√�57� , dimana r = nilai koefisien korelasi, dan n = jumlah

responden.

72

Kaidah Pengujian :

a) Jika ./,0123 ≥ .09:;<, maka tolak Ho artinya hubungan X terhadap Y

signifikan

b) Jika ./,0123 ≤ .09:;<, maka terima Ho artinya hubungan X terhadap Y

tidak signifikan

(Akdon, 2008:190)

5. Untuk mengetahui hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap

variabel Y digunakan rumus korelasi ganda, yaitu :

OGMG�K = (7PMQ� �7P�Q� 5�7PMQ .7P�Q .7PMP� �57PMP��

6. Uji Regresi, digunakan untuk mencari pengaruh antar variabel. Dalam uji ini

digunakan regresi sederhana dan regresi ganda dengan rumus :

a. Persamaan regresi sederhana : Ŷ = a + bX, (Akdon,

2008:197)

Dengan b = 2∑GK5∑G.∑K2∑G�5∑K � , dan a =

∑K5:.∑G2

Dimana : Ŷ = subjek variabel terikat yang diproyeksikan X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksi a = nilai konstanta harga Y jika X = 0 b = nilai arah sebagai penentu remalan(prediksi) yang menunjukkan nilai

peningkatan (+) atau penurunan (-) variabel Y.

b. Regresi ganda (dengan dua variabel bebas) dirumuskan :

Ŷ = a + b1X1 + b2X2 atau MLP = a + b1(KMKS) + b2(KG)

(Akdon, 2008:205)

Keterangan :

MLP : Mutu Layanan Pembelajaran a : konstanta b1b2 : koefisien variabel

73

KMKS : Kinerja Manajemen Kepala Sekolah KG : Kinerja Guru

I. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila peneliti menggunakan

analisis parametrik. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan adalah dalam

bentuk uji normalitas dan uji linieritas, namun sebelumnya peneliti harus

mengubah atau menaikkan dari data ordinal/data mentah menjadi data

interval/data baku, (Akdon, 2008:165).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul

berdistribusi normal atau tidak. Dengan uji normalitas akan diketahui sampel yang

diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Apabila

pengujian normal, maka hasil perhitungan statistiknya dapat digeneralisasikan

pada populasinya.

Adapun langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut :

a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai Rentangan (R) c. Mencari Banyaknya Kelas (BK), BK = 1 + Log n

d. Mencari nilai panjang kelas (i), dengan rumus : I = B

CD

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong

f. Mencari rata-rata (Mean), dengan rumus : +@ = ∑FGH

2

g. Mencari simpangan baku (standar deviasi), dengan rumus :

s = (2.∑FGM�5∑FGM �2.25�

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara : (1) Menentukan batas kelas (2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus : (3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurve normal dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

74

(4) Mencari luas tiap kelas interval (5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas

tiap interval dengan jumlah responden (n)

i. Mencari chi-kuadrat hitung (+/,0123� ), dengan rumus : +� = ∑ FR5F; �F;

S,T�

j. Membandingkan +/,0123� dengan +09:;<�

Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal atau

tidak normal adalah dengan membandingkan +/,0123� dengan +09:;<� pada taraf

signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut :

(1) Jika +/,0123� ≥ +09:;<� , maka artinya distribusi data tidak normal (2) Jika +/,0123� ≤ +09:;<� , maka artinya distribusi data normal

(Akdon:2008:167-171)

2. Uji Linieritas Regresi

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2, atas Y.

Penghitungan uji linieritas regresi dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS versi 15. Pedoman yang digunakan untuk menentukan data

berdistribusi linier atau tidak linier adalah dengan membandingkan

U/,0123 dengan U09:;< pada taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang

berlaku adalah sebagai berikut :

c) Jika U/,0123 ≤ U09:;<, maka artinya distribusi data berpola linier d) Jika U/,0123 ≥ U09:;<, maka artinya distribusi data tidak linier

(Akdon,2008:176)

J. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian digunakan dengan dua macam kesiapan yaitu

persiapan administratif dan persiapan teknis.

75

1. Persiapan administratif

Persiapan administratif diperlukan yaitu persiapan surat izin penelitian dari

Direktur Program Pascasarjana UPI dan surat izin penelitian dari Dinas

Pendidikan kabupaten Indramayu kepada sekolah-sekolah yang menjadi populasi

dan sampel penelitian ini untuk memudahkan pengumpulan data dan juga aspek

legalitas penelitian.

2. Persiapan teknis

Persiapan teknis yang dilakukan peneliti ialah mencakup menyusun desain

penelitian, menyusun instrumen penelitian, melakukan uji coba instrumen,

melakukan revisi instrumen, pengumpulan data penelitian, dan pengolahan data

penelitian.

K. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Pengujian Validitas Instrumen

a. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Uji coba dari 46 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah pada

guru SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk

menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam

penelitian.

Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 46 butir instrumen kinerja

manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

��� !"# � "∑%� &� 5 ∑%� ∑&� (L"∑%�)5∑%� )N."∑&�)5∑&* )

, kemudian dilanjutkan dengan rumus ./,0123 =

76

7√25�√�57� , r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden, dapat

penulis sajikan pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Hasil perhitungan ./,0123 "Kinerja manajemen kepala sekolah (X1)”

Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,813 3,955 Contoh perhitungan

Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,813

ttabel (8;0,05) = 2,306 dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 � √��5�X,YMZ[�5�,��� �

./,0123 � �,����,���

./,0123 � 3,955

Butir 2 0,908 6,130

Butir 3 0,899 5,810

Butir 4 0,845 4,476

Butir 5 0,700 2,774

Butir 6 0,567 1,945

Butir 7 0,788 3,6161

Butir 8 0,628 2,282

Butir 9 0,660 2,485

Butir 10 0,351 1,060

Butir 11 0,616 2,211

Butir 12 0,722 2,954

Butir 13 0,644 2,382

Butir 14 0,744 3,153

Butir 15 -0,146 -0,416

Butir 16 0,870 4,991

Butir 17 0,359 1,089

Butir 18 0,343 1,034

Butir 19 0,448 1,417

Butir 20 0,480 1,548

Butir 21 0,369 1,123

Butir 22 0,648 2,404

Butir 23 0,271 0,797

Butir 24 0,665 2,521

Butir 25 0,887 5,426

Butir 26 0,802 3,799

Butir 27 0,908 6,130

Butir 28 0,887 5,426

Butir 29 0,839 4,366

Butir 30 0,779 3,512

Butir 31 0,725 2,977

77

Butir 32 0,731 3,028

Butir 33 0,566 1,941

Butir 34 0,728 3,005

Butir 35 0,925 6,877

Butir 36 0,781 3,536

Butir 37 0,681 2,623

Butir 38 0,574 1,984

Butir 39 0,887 5,426

Butir 40 0,893 5,621

Butir 41 0,263 0,770

Butir 42 0,887 5,426

Butir 43 0,140 0,400

Butir 44 0,712 2,868

Butir 45 -0,295 -0,875

Butir 46 0,632 2,306

Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dk = 10-2 = 8 adalah 2,306

sehingga hasil validitas instrumen kinerja manajemen kepala sekolah dari hasil uji

coba angket yang disebar kepada 10 responden sebanyak 46 butir pernyataan

diperoleh 30 butir valid, yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 13, 14, 16, 22, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 44 dan 46. Sedangkan yang

invalid sebanyak 16 butir yaitu nomor : 6, 8, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 33,

38, 41, 43, dan 45. Hasil penghitungan validitas instrumen kinerja manajemen

kepala sekolah penulis sajikan pada tabel 3.9

Tabel 3.9 Validitas Instrumen “Kinerja Manajemen Kepala Sekolah(X1)”

Butir Soal rhitung thitung ttabel Keputusan Hitungan Validitas

Butir 1 0,813 3,955 2,306 Valid 1. Kaidah keputusan :

(3) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid dan sebaliknya

(4) Jika ./,0123 < .09:;< berarti invalid

2. Contoh perhitungan

Butir 2 0,908 6,130 2,306 Valid

Butir 3 0,899 5,810 2,306 Valid

Butir 4 0,845 4,476 2,306 Valid

Butir 5 0,700 2,774 2,306 Valid

Butir 6 0,567 1,945 2,306 Invalid

78

Butir 7 0,788 3,6161 2,306 Valid Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,813

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua

pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 � √��5�X.MZY[�5�,��� �

./,0123 � �,����,���

./,0123 � 3,955 \]8^_] ./,0123 > .09:;< berarti butir no 1 “Valid” Hasil Perhitungan selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.3.

Butir 8 0,628 2,282 2,306 Invalid

Butir 9 0,660 2,485 2,306 Valid

Butir 10 0,351 1,060 2,306 Invalid

Butir 11 0,616 2,211 2,306 Invalid

Butir 12 0,722 2,954 2,306 Valid

Butir 13 0,644 2,382 2,306 Valid

Butir 14 0,744 3,153 2,306 Valid

Butir 15 -0,146 -0,416 2,306 Invalid

Butir 16 0,870 4,991 2,306 Valid

Butir 17 0,359 1,089 2,306 Invalid

Butir 18 0,343 1,034 2,306 Invalid

Butir 19 0,448 1,417 2,306 Invalid

Butir 20 0,480 1,548 2,306 Invalid

Butir 21 0,369 1,123 2,306 Invalid

Butir 22 0,648 2,404 2,306 Valid

Butir 23 0,271 0,797 2,306 Invalid

Butir 24 0,665 2,521 2,306 Valid

Butir 25 0,887 5,426 2,306 Valid

Butir 26 0,802 3,799 2,306 Valid

Butir 27 0,908 6,130 2,306 Valid

Butir 28 0,887 5,426 2,306 Valid

Butir 29 0,839 4,366 2,306 Valid

Butir 30 0,779 3,512 2,306 Valid

Butir 31 0,725 2,977 2,306 Valid

Butir 32 0,731 3,028 2,306 Valid

Butir 33 0,566 1,941 2,306 Invalid

Butir 34 0,728 3,005 2,306 Valid

Butir 35 0,925 6,877 2,306 Valid

Butir 36 0,781 3,536 2,306 Valid

Butir 37 0,681 2,623 2,306 Valid

Butir 38 0,574 1,984 2,306 Invalid

Butir 39 0,887 5,426 2,306 Valid

Butir 40 0,893 5,621 2,306 Valid

Butir 41 0,263 0,770 2,306 Invalid

Butir 42 0,887 5,426 2,306 valid

Butir 43 0,140 0,400 2,306 Invalid

Butir 44 0,712 2,868 2,306 Valid

Butir 45 -0,295 -0,875 2,306 Invalid

Butir 46 0,632 2,306 2,306 Valid

79

Dari ke 11 pernyataan tidak seluruhnya di drop atau dibuang, tetapi ada

yang dipertimbangkan untuk direvisi dan dijadikan instrumen penelitian , yaitu

nomor 8, dan 18, karena kedua pernyataan tersebut dianggap penting atau

esensial. Adapun revisi dari ketiga pernyataan tersebut, penulis sajikan pada tabel

3. 10 berikut ini :

Tabel 3.10 Revisi Penyataan Instrumen

Nomor Item

Pernyataan

Semula Hasil Revisi

8 Kepala sekolah anda mendorong penggunaan ICT dalam kegiatan pembelajaran di sekolah

Kepala sekolah anda mampu merangsang guru untuk menggunakan ICT dalam pembelajaran agar lebih produktif dan efektif

18

Kepala sekolah anda dapat mengangkat para pembantu kepala sekolah atau wakil kepala sekolah sesuai dengan kepatutan dan kelayakan yang dimilikinya

Kepala sekolah anda mampu memilih dan menempatkan personil sekolah sesuai dengan kelayakan dan kemampuan yang dimilikinya.

b. Variabel Kinerja Guru

Uji coba dari 26 butir instrumen kinerja manajemen kepala sekolah pada

guru SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk

menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam

penelitian.Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 26 butir instrumen kinerja

manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

��� !"# � "∑%� &� 5 ∑%� ∑&� (L"∑%�)5∑%� )N."∑&�)5∑&* )

, kemudian dilanjutkan dengan rumus

./,0123 = 7√25�√�57� , r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden,

dapat penulis sajikan pada tabel 3.11.

80

Tabel 3.11 Hasil perhitungan ./,0123 "Kinerja guru (X2)”

Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,942 7,913 Contoh perhitungan

Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,942

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 � √��5�X,ab�[�5�,cd� �

./,0123 � �,��,��e

./,0123 � 7,913

Butir 2 0,970 11,346

Butir 3 0,994 25,411

Butir 4 0,994 25,411

Butir 5 0,983 15,278

Butir 6 0,970 11,346

Butir 7 0,994 25,411

Butir 8 0,753 3,240

Butir 9 0,931 7,191

Butir 10 0,970 11,346

Butir 11 0,994 25,411

Butir 12 0,851 4,577

Butir 13 0,994 25,411

Butir 14 0,983 15,278

Butir 15 0,146 0,418

Butir 16 0,994 25,411

Butir 17 -0,443 -1,399

Butir 18 0,814 3,962

Butir 19 0,839 4,355

Butir 20 0,994 25,411

Butir 21 -0,443 -1,399

Butir 22 0,753 3,240

Butir 23 0,967 10,773

Butir 24 0,970 11,346

Butir 25 0,983 15,278

Butir 26 0,842 2,306

Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dk = 10-2 = 8 adalah 2,306,

sehingga hasil validitas instrumen kinerja guru dari hasil uji coba angket yang

disebar kepada 10 responden sebanyak 26 butir pernyataan diperoleh 23 butir

valid, yaitu nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22.

23, 24, 25, dan 26. Sedangkan yang invalid sebanyak 3 butir yaitu nomor : 15, 17,

81

dan 21. Hasil penghitungan validitas instrumen guru penulis sajikan pada tabel

3.12 berikut ini.

Tabel 3.12 Validitas Instrumen “Kinerja Guru (X2)”

Butir Soal rhitung thitung ttabel Keputusan Hitungan Validitas

Butir 1 0,942 7,913 2,306 Valid 1. Kaidah keputusan : a) Jika ./,0123 > .09:;< berarti valid

dan sebaliknya b) Jika ./,0123 < .09:;< berarti

invalid 2. Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,942

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua

pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 � √��5�X,ab�[�5�,cd� �

./,0123 � �,��,��e

./,0123 � 7,913 \]8^_] ./,0123 > .09:;< berarti butir no 1 “Valid”

Hasil Perhitungan selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.3.

Butir 2 0,970 11,346 2,306 Valid

Butir 3 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 4 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 5 0,983 15,278 2,306 Valid

Butir 6 0,970 11,346 2,306 Valid

Butir 7 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 8 0,753 3,240 2,306 Valid

Butir 9 0,931 7,191 2,306 Valid

Butir 10 0,970 11,346 2,306 Valid

Butir 11 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 12 0,851 4,577 2,306 Valid

Butir 13 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 14 0,983 15,278 2,306 Valid

Butir 15 0,146 0,418 2,306 Invalid

Butir 16 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 17 -0,443 -1,399 2,306 Invalid

Butir 18 0,814 3,962 2,306 Valid

Butir 19 0,839 4,355 2,306 Valid

Butir 20 0,994 25,411 2,306 Valid

Butir 21 -0,443 -1,399 2,306 Invalid

Butir 22 0,753 3,240 2,306 Valid

Butir 23 0,967 10,773 2,306 Valid

Butir 24 0,970 11,346 2,306 Valid

Butir 25 0,983 15,278 2,306 Valid

Butir 26 0,842 2,306 2,306 Valid

Dari ketiga pernyatan yang invalid seluruhnya dibuang. Dengan

demikian nomor 15, 17 dan 21 tidak digunakan lagi didalam penelitian.

82

c. Variabel Mutu Layanan Pembelajaran

Uji coba dari 24 butir instrumen mutu layanan pembelajaran pada guru

SMA Negeri 1 Haurgeulis terhadap 10 orang responden dimaksudkan untuk

menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam

penelitian. Perhitungan Pearson Correlation (rhitung) 24 butir instrumen kinerja

manajemen kepala sekolah dengan rumus Pearson Product Moment (PPM), yaitu

��� !"# � "∑%� &� 5 ∑%� ∑&� (L"∑%�)5∑%� )N."∑&�)5∑&* )

, kemudian dilanjutkan dengan rumus

./,0123 = 7√25�√�57� , r = koefisien korelasi hasil 8/,0123 , dan n = jumlah responden,

dapat penulis sajikan pada tabel 3.13 berikut ini

Tabel 3.13 Hasil perhitungan ./,0123 mutu layanan pembelajaran (Y)

Butir Soal rhitung thitung Hitungan Validitas

Butir 1 0,914 6,368 Contoh perhitungan

Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,914

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

./,0123 � �,c�d[�5�,c�d �

./,0123 � �,����,d�

./,0123 � 6, 368

Butir 2 0,804 3,824

Butir 3 0,978 13,307

Butir 4 0,844 4,456

Butir 5 0,971 11,520

Butir 6 0,812 3,928

Butir 7 0,757 3,282

Butir 8 0,687 2,672

Butir 9 0,718 2,914

Butir 10 0,856 4,693

Butir 11 0,757 3,282

Butir 12 0,861 4,784

Butir 13 0,978 13,307

Butir 14 0,796 3,717

83

Butir 15 -0,011 -0,032

Butir 16 0,718 2,914

Butir 17 0,040 0,114

Butir 18 0,584 2,034

Butir 19 0,773 3,449

Butir 20 0,715 2,891

Butir 21 -0,083 -0,237

Butir 22 0,691 2,702

Butir 23 0,821 4,071

Butir 24 0,895 5,664

Nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dk = 10-2 = 8 adalah 2,306,

sehingga hasil validitas instrumen mutu layanan pembelajaran dari hasil uji coba

angket yang disebar kepada 10 responden sebanyak 24 butir pernyataan diperoleh

20 butir valid, yaitu nomor : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19,

20, 22, 23, dan 24. Sedangkan yang invalid sebanyak 4 butir yaitu nomor : 15, 17,

18, dan 21. Hasil penghitungan validitas instrumen mutu layanan pembelajaran

penulis sajikan pada tabel 3.14

Tabel 3.14 Validitas Instrumen“Mutu Layanan Pembelajaran (Y)”

Butir Soal rhitung thitung ttabel Keputusan Hitungan Validitas

Butir 1 0,914 6,368 2,306 Valid 1. Kaidah keputusan : a) Jika ./,0123 > .09:;< berarti

valid dan sebaliknya b) Jika ./,0123 < .09:;< berarti

invalid

2. Contoh perhitungan Butir no 1

Diketahui : α = 0,05, dk = 10-2 = 8

rhitung = 0,914

ttabel (10;0,05) = 2,306, dengan uji dua

pihak

Ditanyakan : thitung

Penyelesaian :

Butir 2 0,804 3,824 2,306 Valid

Butir 3 0,978 13,307 2,306 Valid

Butir 4 0,844 4,456 2,306 Valid

Butir 5 0,971 11,520 2,306 Valid

Butir 6 0,812 3,928 2,306 Valid

Butir 7 0,757 3,282 2,306 Valid

Butir 8 0,687 2,672 2,306 Valid

Butir 9 0,718 2,914 2,306 Valid

Butir 10 0,856 4,693 2,306 Valid

Butir 11 0,757 3,282 2,306 Valid

Butir 12 0,861 4,784 2,306 Valid

Butir 13 0,978 13,307 2,306 Valid

84

Butir 14 0,796 3,717 2,306 Valid ./,0123 � �,c�d[�5�,c�d �

./,0123 � �,����,d�

./,0123 � 6, 368

\]8^_] ./,0123 > .09:;< berarti butir no 1 “Valid”

Hasil Perhitungan selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.3.

Butir 15 -0,011 -0,032 2,306 Invalid

Butir 16 0,718 2,914 2,306 Valid

Butir 17 0,040 0,114 2,306 Invalid

Butir 18 0,584 2,034 2,306 Invalid

Butir 19 0,773 3,449 2,306 Valid

Butir 20 0,715 2,891 2,306 Valid

Butir 21 -0,083 -0,237 2,306 Invalid

Butir 22 0,691 2,702 2,306 Valid

Butir 23 0,821 4,071 2,306 Valid

Butir 24 0,895 5,664 2,306 Valid Dari keempat butir pernyataan yang invalid ini seluruhnya dibuang.

Dengan demikian nomor 15, 17, 18, dan 21 tidak digunakan dalam penelitian.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan ketepatan (keajegan

atau keterandalan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan . Pengujian

reliabiltas ini hanya dilakukan terhadap butir-butir pernyataan yang valid, yang

diperoleh melalui uji validitas. Selanjutnya untuk melihat tingkat reliabiltas data,

SPSS (Statistical Pacakage for Social Science) versi 15 memberikan fasilitas

untuk mengukur reliabilitas. Dalam menguji reliabilitas internal instrumen,

penulis menggunakan metode Cronbach Alpha. Hal ini dilakukan karena lebih

reliabel dibandingkan dengan metode belah dua (Split Half Method).

a. Variabel Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas instrumen kinerja manajemen

kepala sekolah dari hasil uji coba angket yang disebar kepada 10 responden

sebanyak 46 butir pernyataan diperoleh 30 butir valid. Oleh karena itu dalam uji

reliabiltas hanya butir-butir nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 12, 13, 14, 16, 22, 24, 25,

85

26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 44 dan 46.

Pengujian reliabilitas instrumen, penulis menggunakan metode Cronbach’s

Alpha dengan fasilitas SPSS versi 15 dan diperoleh r11 = 0,980, sedangkan nilai

tabel r Product Moment dengan dk = n – 1 = 10 –1 = 9 diperoleh r tabel = 0,798

pada taraf signifikansi α = 0,01 dan r tabel = 0,666 pada taraf signifikansi α = 0,05.

Interpretasinya adalah bahwa rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa instrumen kinerja manajemen kepala sekolah yang dianalisis

dengan metode Alpha adalah reliabel atau memenuhi persyaratan. Sebagai mana

disajikan pada tabel 3.15 dibawah ini

Tabel 3.15 Reliability Statistics X1

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,980 ,980 30

b. Variabel Kinerja Guru

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas instrumen kinerja guru dari

hasil uji coba angket yang disebar kepada 10 responden sebanyak 26 butir

pernyataan diperoleh 23 butir valid. Oleh karena itu dalam uji reliabiltas hanya

butir-butir nomor : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 20, 22.

23, 24, 25, dan 26.

Pengujian reliabilitas instrumen, penulis menggunakan metode Cronbach’s

Alpha dengan fasilitas SPSS versi 15 dan diperoleh r11 = 0,994, nilai tabel r

Product Moment dengan dk = n – 1 = 10 –1 = 9 diperoleh r tabel = 0,798 pada taraf

signifikansi α = 0,01 dan r tabel = 0,666 pada taraf signifikansi α = 0,05.

86

Interpretasinya adalah bahwa rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa instrumen kinerja guru yang dianalisis dengan metode Alpha

adalah reliabel atau memenuhi persyaratan. Sebagai mana disajikan pada tabel

3.16 dibawah ini

Tabel 3.16 Reliability Statistics X2

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,994 ,994 23

c. Variabel Mutu Layanan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penghitungan uji validitas instrumen mutu layanan

pembelajaran dari hasil uji coba angket yang disebar kepada 10 responden

sebanyak 24 butir pernyataan diperoleh 20 butir valid. Oleh karena itu dalam uji

reliabiltas hanya butir-butir nomor : 1, 2, 3,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16,

18, 19, 20, 22, 23, dan 24

Pengujian reliabilitas instrumen, penulis menggunakan metode Cronbach’s

Alpha dengan fasilitas SPSS versi 15 dan diperoleh r11 = 0,974, sedangkan nilai

tabel r Product Moment dengan dk = n – 1 = 10 –1 = 9 diperoleh r tabel = 0,798

pada taraf signifikansi α = 0,01 dan r tabel = 0,666 pada taraf signifikansi α = 0,05.

Interpretasinya adalah yaitu rhitung lebih besar dari rtabel. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa instrumen mutu layanan pembelajaran yang dianalisis dengan metode

Alpha adalah reliabel atau memenuhi persyaratan. Sebagai mana disajikan pada

tabel 3.17 dibawah ini.

87

Tabel 3.17 Reliability Statistics Y

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

,974 ,974 20

L. Uji Persyaratan Analisis

Data yang akan digunakan untuk uji persyaratan analisis sebelumnya harus

diubah terlebih dahulu dari data mentah menjadi data baku atau menaikkan data

ordinal menjadi data interval. Hasil pengolahan data ordinal menjadi data interval

penulis sajikan pada Lampiran 1.

1. Pengujian Normalitas Data

a). Uji Normalitas Data : Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

Hasil perhitungan uji normalitas terhadap data baku atau data interval

kinerja manajemen kepala sekolah penulis sajikan pada tabel 3.18 berikut ini.

Tabel 3.18

Ringkasan Pengujian Normalitas Data Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

No Interval Hasil Z score

Luas 0 - Z

Luas Tiap

Interval (fe) (fo) (fo - fe) (fo - fe)2 +/,0123�

1 28 – 33 2,24 0,4878 0,0373 2,2753 3 0,7274 0,5252 0,2308

2 34 – 39 1,64 0,4505 0,0974 5,9414 9 3,0586 9,3550 1,5746

3 40 – 45 1,05 0,3531 0,1795 10,9495 11 0,0505 0,0026 0,0002

4 46 – 51 0,45 0,1736 0,1140 6,9540 14 7,0460 49,6461 7,1392

5 52 – 57 0,15 0,0596 0,2107 12,8527 10 -2,8527 8,1379 0,6332

6 58 – 63 0,75 0,2703 0,1412 8,6132 8 -0,6132 0,3760 0,0437

7 64 – 69 1,34 0,4115 0,0629 3,8369 6 2,1631 4,6790 1,2195

N = 61 1,94 0,4750 0,0485 1,2322 82 -1,2322 1,5183 ∑ = 10,8411

Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal

atau tidak normal adalah dengan membandingkan +/,0123� dengan +09:;<� pada

88

taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah :

(1) Jika +/,0123� ≥ +09:;<� , maka artinya distribusi data tidak normal (2) Jika +/,0123� ≤ +09:;<� , maka artinya distribusi data normal

Nilai +09:;<� dimana dk = k – 1 = 7 – 1 = 6 dan signifikansi α = 0,05

didapat +09:;<� = 12,592 Ternyata +/,0123� ≤ +09:;<� , atau 10,8411 < 12,592,

maka artinya distribusi data normal.

Hasil penghitungan normalitas data kinerja manajemen kepala sekolah

(X1) selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.7.

b). Uji Normalitas Data : Kinerja Guru

Hasil perhitungan uji normalitas terhadap data baku atau data interval

kinerja guru penulis sajikan pada tabel 3.19 berikut ini.

Tabel 3.19 Ringkasan Pengujian Normalitas Data Kinerja Guru

No Interval Hasil Z score

Luas 0 - Z

Luas Tiap

Interval (fe) (fo) (fo - fe) (fo - fe)2 +/,0123�

1 29 – 34 -2,15 0,4842 0,0448 2,7816 4 1,2672 1,6058 0,5876

2 35 – 40 -1,55 0,4394 0,1105 6,8198 6 -0,7405 0,5483 0,0814

3 41 – 46 -0,95 0,3289 0,1958 11,5656 18 6,0562 36,6776 3,0708

4 47 – 52 -0,34 0,1331 0,0305 2,3241 5 3,1395 9,8565 5,2977

5 53 – 58 0,26 0,1026 0,2025 12,0048 17 4,6475 21,5993 1,7486

6 59 – 64 0,86 0,3051 0,1228 7,9056 9 1,5092 2,2777 0,3041

7 65 – 70 1,46 0,4279 0,0524 3,3062 2 -1,1964 1,4314 0,4478

N = 61 2,06 0,4803 0,0158 1,1407 -0,9638 0,9289 ∑ = 11,538

Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal

atau tidak normal adalah dengan membandingkan +/,0123� dengan +09:;<� pada

taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah :

(1) Jika +/,0123� ≥ +09:;<� , maka artinya distribusi data tidak normal (2) Jika +/,0123� ≤ +09:;<� , maka artinya distribusi data normal

(Akdon:2008:167-171)

89

Nilai +09:;<� dimana dk = k – 1 = 7 – 1 = 6 dan signifikansi α = 0,05

didapat +09:;<� = 12,592. Ternyata +/,0123� ≤ +09:;<� , atau 11,538 < 21,592, maka

artinya distribusi data normal.

Hasil penghitungan normalitas data kinerja guru (X2) selengkapnya penulis

sajikan pada Lampiran 3.7.

. c). Uji Normalitas Data : Mutu Layanan Pembelajaran

Hasil perhitungan uji normalitas terhadap data baku atau data interval

mutu layanan pembelajaran penulis sajikan pada tabel 3.20 berikut ini.

Tabel 3.20 Ringkasan Pengujian Normalitas Data Mutu Layanan Pembelajaran

No Interval Hasil Z score

Luas 0 - Z

Luas Tiap

Interval (fe) (fo) (fo - fe) (fo - fe)2 +/,0123�

1 26 – 31 -2,25 0,4946 0,0208 2,0176 2 -0,0176 0,0003 0,0002

2 32 – 37 -1,94 0,4738 0,0656 6,3623 13 6,6368 44,0471 6,9222

3 38 – 43 -1,33 0,4082 0,1440 13,9680 11 -2,9680 8,8090 0,6307

4 44 – 49 -0,72 0,2642 0,2164 20,9908 21 0,0092 0,0001 0,0000

5 50 – 55 -0,12 0,0478 0,1401 13,5897 19 5,4103 29,2713 2,1539

6 56 – 61 0,49 0,1879 0,1764 17,1108 19 1,8892 3,5691 0,2086

7 62 – 67 1,10 0,3643 0,0911 8,8367 9 0,1633 0,0267 0,0030

8 68 – 73 1,70 0,4545 0,0342 3,3174 3 -0,3174 0,1007 0,0304

N = 82 2,31 0,4896 ∑ = 9,9489

Pedoman yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal

atau tidak normal adalah dengan membandingkan +/,0123� dengan +09:;<� pada

taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah keputusan yang berlaku adalah :

(3) Jika +/,0123� ≥ +09:;<� , maka artinya distribusi data tidak normal (4) Jika +/,0123� ≤ +09:;<� , maka artinya distribusi data normal (Akdon:2009:167-171)

90

Nilai +09:;<� dimana dk = k – 1 = 8 – 1 = 7 dan signifikansi α = 0,05

didapat +09:;<� = 14,067. Ternyata +/,0123� ≤ +09:;<� , atau 9,949 < 14,607, maka

artinya distribusi data normal.

Hasil penghitungan normalitas data mutu layanan pembelajaran (Y)

selengkapnya penulis sajikan pada Lampiran 3.7.

2. Pengujian Linieritas Data

Variabel yang akan diuji linieritasnya adalah variabel X1, X2 atas Y.

Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

versi 15. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelinieran antar variabel

adalah dengan membandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas

tabel dengan nilai probabilitas tabel pada taraf signifikansi α = 0,05. Kaidah

keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 , maka

artinya distribusi data berpola linier

b) Jika nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0,05 , maka

artinya distribusi data berpola tidak linier.

(Riduwan dan Akdon, 2006:222 ; Santoso,S, 2010:203)

a) Uji Linieritas Kinerja Manajemen Kepala sekolah (X1) terhadap Mutu

Layanan Pembelajaran (Y)

Hasil pengolahan data menggunakan komputer program SPSS versi 15

diperoleh data yang penulis sajikan pada tabel berikut ini.

91

Tabel 3.21 Model Summary

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

,471(a) ,222 ,209 9,939

a Predictors: (Constant), Kinerja Manajemen Kepala Sekolah b Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Tabel 3.22 ANOVA

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1664,097 1 1664,097 16,848 ,000(a)

Residual 5827,673 59 98,774

Total 7491,770 60

a Predictors: (Constant), Kinerja Manajemen Kepala Sekolah b Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Tabel 3.23 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 39,771 6,598 6,028 ,000

Kinerja Manajemen Kepala Sekolah

,238 ,058 ,471 4,105 ,000

a Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Ternyata nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 atau

0,000 ≤ 0,05, artinya distribusi data kinerja manajemen kepala sekolah (X1)

terhadap mutu layanan pembelajaran (Y) berpola linier.

92

b). Uji Linieritas Kinerja Guru (X2) terhadap Mutu Layanan Pembelajaran (Y)

Tabel 3.24 Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 ,465(a) ,217 ,203 9,973

a Predictors: (Constant), Kinerja Guru b Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Tabel 3.25 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1623,311 1 1623,311 16,320 ,000(a)

Residual 5868,459 59 99,465

Total 7491,770 60

a Predictors: (Constant), Kinerja Guru b Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Tabel 3.26 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 35,728 7,685 4,649 ,000

Kinerja Guru ,363 ,090 ,465 4,040 ,000

a Dependent Variable: Mutu Layanan Pembelajaran

Ternyata nilai signif F atau signifikansi atau nilai probabilitas ≤ 0,05 atau

0,000 ≤ 0,05, artinya distribusi data kinerja guru (X2) terhadap mutu layanan

pembelajaran (Y) berpola linier.

Dengan terpenuhinya uji persyaratan analisis, maka proses menganalisis

93

data dapat dilajutkan berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan penulis. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini penulis sajikan pada Bab IV.