Upload
vananh
View
239
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITASPELAYANAN KESEHATAN DAN KEJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI( Studi Kasus Pada Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung )
(Skripsi)
Oleh
FIFI LIYANTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INTERNAL CONTROL SYSTEM TOWARDEFFECTIVENESS OF MEDICAL SERVICE WITH ROLE CLARITY AS
MODERATING VARIABLE
( A Case Study at Imanuel Hospital Bandar Lampung )
FIFI LIYANTI
This research aims to examine the influence of variable control environment, riskassessment, control activities, information and communication, and monitoring ofeffectiveness of medical service with role clarity as a moderating variable. Thepopulation in this research are employees at the Imanuel Hospital. This research usespurposive sampling technique to collect samples and sample citeria is employees ofthe division of medical service at the imanuel hospital. Primary data collectionmethod in this research is by using questionnaires and collecting secondary dataobtained from various books, literature and internet sites. The results showed thatControl Environment, Information and Communication had positive influence oneffectiveness of medical service. Risk Assessment, Control Activities and Monitoringhad no effect on effectiveness of medical service. Role clarity didn’t influence therelationship between internal control system with effectiveness of medical service.
Keyword : Effectiveness of Medical Service, Internal Control, Role Clarity,
ABSTRAK
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITASPELAYANAN KESEHATAN DAN KEJELASAN PERAN SEBAGAI
VARIABEL MODERASI
( Studi Kasus Pada Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung )
FIFI LIYANTI
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh variabel lingkunganpengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,dan pemantaun terhadap efektivitas pelayanan kesehatan dengan kejelasan peransebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dirumah sakit imanuel. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metodepurposive sampling dengan kriteria sampel adalah karyawan pada divisi pelayanankesehatan di rumah sakit imanuel. Metode pengumpulan data primer dalam penelitianini menggunakan kuisioner dan pengumpulan data sekunder dari beberapa buku,literatur, dan situs internet. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa lingkunganpengendalian, informasi dan komunikasi memiliki pengaruh positif terhadapefektivitas pelayanan kesehatan. Penilaian resiko, aktivitas pengendalian, danpemantaun tidak berpengaruh terhadap efektivitas pelayanan kesehatan. Kejelasanperan tidak mempengaruhi hubungan antara pengendalian internal dengan efektivitaspelayanan kesehatan.
Kata kunci : Efektivitas Pelayanan Kesehatan, Pengendalian Internal, Kejelasan Peran
PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS
PELAYANAN KESEHATAN DAN KEJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
( Studi Kasus Pada Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung )
Oleh
FIFI LIYANTI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 18 Febuari
1995 sebagai putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Agustinus Sukirdi dan Yuliyana Rahayu Ningsih. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK
Sriwijaya Bandar Lampung pada tahun 2001, menyelesaikan
pendidikan Sekolah Dasar di SD N 2 Way Dadi Bandar Lampung pada tahun
2007, melanjutkan pendikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Pangudiluhur
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2010 dan menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan berhasil lulus ujian komprehensif
tanggal 25 November 2017. Selama menjadi mahasiswi penulis aktif di Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Katolik Universitas Lampung sebagai Koordinator
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UKM- Katolik Universitas Lampung periode
2013/2014, dan menjabat di Bidang Pengembangan Diri UKM- Katolik
Universitas Lampung periode 2015/2016.
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku tercinta, atas segala kasih sayang, doa, dukungan,
pengorbanan, dan segala sesuatu yang telah diberikan untukku.
Seluruh keluarga besarku atas segala dukungan dan semangatnya.
Seluruh sahabat dan teman-temanku yang telah memberikan semangat
dan keceriaan.
Semua guru dan dosen yang telah mengajarkan banyak hal, pengetahuan,
pelajaran, dan motivasi.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTO
“We are a part of something bigger than ourselves. We are in
the race of faith with a long line of runners”
( Hebrews )
“There is only one happiness in life, to love and be love”
( George Sand )
“ For where your treasure is, there your heart will be also”
( Matthew 6:21 )
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Efektivitas
Pelayanan Kesehatan dan Kejelasan Peran sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Pada
Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung)”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Lampung.
Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki, sehingga penulis membutuhkan bantuan dari berbagai pihak,
baik keluarga, dosen, maupun teman-teman. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntunku ke dalam cahaya kasihnya. Dia
tidak terlihat tapi Aku yakin dia selalu bersemayam di hati setiap manusia. Thank
you God, You are my savior and my bestfriend.
2. Orang tuaku tersayang, terima kasih atas setiap doa, pengorbanan, dukungan,
ketulusan, dan kenyamanan yang telah kalian berikan. I can’t find any other
words to describe how thankful I am to have you both in my life. I love you so
much Mom, Dad.
3. Keluarga besarku (mbah kakung, mbah putri, bude, pakde, bule, om, sepupu-
sepupu, dan keponakanku) terima kasih untuk dukungan, doa, dan semangatnya
dalam menyelesaikan proses akademik.
4. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
5. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas
Lampung.
6. Bapak Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., CA., Akt, selaku dosen Pembimbing
Akademik. Terima kasih atas waktu, tenaga, dan pengarahannya kepada penulis
dalam menyelesaikan proses akademik.
7. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si.,Akt, selaku dosen Pembimbing Utama yang
telah meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, bimbingan, pengarahan, dan saran
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc, selaku dosen pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu, tenaga, pemikiran, dan bimbingannya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Yuliyansyah, S.E., M.S.A.,Ph.D.,Akt, selaku dosen pembahas yang telah
memberikan kritik dan saran yang baik serta perhatiannya kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E.,M.Si.,Akt., Bapak Basuki Wibowo,S.E.,
M.S.Ak., CA., Akt., dan Ibu Yunia Amalia, S.E.,M.Si.,Akt., selaku dosen
penguji pendadaran. Terima kasih atas pendadarannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tahap demi tahap dalam penyelesaian proses akademik.
11. Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan informasi dan
kerjasamanya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
12. Teman – teman “Keluarga Miranda” yaitu Nia Roziana, Susita, Hanny Miranda,
Trya Septandari P., Rizky Amalia Sugista, Rika Yuliyanti, Eva Hardianti, dan
Kiki Carolice. Terima kasih atas persahabatan, bantuan, dukungan, keceriaan,
dan canda tawa yang kalian berikan. Terima kasih untuk waktu 4 tahun yang kita
lewatin bareng-bareng, untuk setiap cerita yang kita buat, untuk setiap suka duka
yang telah kita lewatin. Kalian membuat kehidupan kampus jadi makin
berwarna. I’ll never forget you guys.
13. Kakak – kakakku yang lucu, kak Aziz, kak Dori, kak Digo, kak Digun, kak Disti,
kak Ori, kak Edit. Terima kasih untuk kelucuan, kegilaan, dan keabsrudan yang
kita buat dan juga untuk semangat dan dukungannya. Aku bener-bener jadi orang
yang beda kalo lagi sama kalian guys, dan itu menyenangkan!
14. Kelompok Typo, Trya Septandari, Rizky Amalia Sugista, Nia Roziana, Adam
Aditya Abadi. Kita sering ngerjain tugas bareng, presentasi bareng, diskusi
bareng. Terima kasih atas segala bantuan, dukungan, ide, dan persahabatan yang
kalian berikan
15. Teman - Temanku, Julian, Paulus, Yuddhie, Wahyu, Bang abin, Mba Nita, Febri.
Makasih udah jadi temen nongkrong yang seru dikala nungguin dosen dan udah
jadi teman yang baik selama kuliah.
16. Teman – teman KKN Desa Sukarame, Punduh Pidada, Pesawaran yang selama
dua bulan tinggal bersama. Untuk Melly, Astri, Putri, Kak Aziz, Kak Agung,
Kak Ahmad , terima kasih untuk pengalaman yang kita buat dan kebersamaan
yang tak terlupakan yang akan selalu jadi bagian dari cerita masa mudaku.
17. Teman – teman seperjuangan Akuntansi 2013 dan seluruh pihak yang telah
berjasa dan membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih
atas segala kontribusinya kepada penulis.
18. Karyawan dan karyawati jurusan S1 Akuntansi yang telah banyak membantu
dalam kelancaran perkuliahan.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan bemanfaat untuk kita semua.
Bandar Lampung, 25 November 2017
Fifi Liyanti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAAN ......................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... x
MOTO ................................................................................................................. xi
SANWACANA ................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS ........................................................................................................ 10
2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 10
2.1.1 Teori Stakeholders .......................................................................... 10
2.1.2 Kejelasan Peran ............................................................................... 12
2.1.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan .................................................... 13
2.1.3.1 Pengertian Efektivitas .............................................................. 13
2.1.3.2 Kualitas Jasa Pelayanan ............................................................... 14
2.1.3.2.1 Definisi ................................................................................. 14
2.1.3.2.2 Standar Pelayanan ................................................................. 14
2.1.3.2.3 Prisip Pelayanan Publik ........................................................ 15
2.1.3.2.4 Asas Pelayanan Publik .......................................................... 17
2.1.4 Pengendalian Internal ...................................................................... 18
2.1.4.1 Pengertian Pengendalian Internal ........................................... 18
2.1.4.2 Unsur-unsur Pengendalian Internal ........................................ 20
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 23
2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 24
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 30
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 30
3.1.1 Populasi ..................................................................................................... 30
3.1.1 Sampel ....................................................................................................... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 34
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 34
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................................ 35
3.4.1 Lingkungan Pengendalian ........................................................................ 35
3.4.2 Penilain Resiko ......................................................................................... 35
3.4.3 Aktivitas Pengendalian ............................................................................. 36
3.4.4 Informasi & Komunikasi .......................................................................... 36
3.4.5 Pemantauan ............................................................................................... 36
3.4.6 Kejelasan Peran ........................................................................................ 37
3.4.7 Efektivitas Pelayanan Kesehatan .............................................................. 37
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 40
3.5.1 Uji Reliabilitas .......................................................................................... 40
3.5.2 Uji Validitas .............................................................................................. 41
3.5.3 Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 42
3.5.3.1 Uji Normalitas ................................................................................... 42
3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 42
3.5.3.1 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 43
3.5.4 Uji Hipotesis ............................................................................................. 44
3.5.4.1 Koefisien Determinasi (Goodness Of Fit Test) .................................. 45
3.5.4.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) .................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 47
4.1 Karakteristik Responden ................................................................................ 47
4.1.1 Data Responden ................................................................................... 48
4.2 Uji Kualitas Data ............................................................................................ 51
4.2.1 Uji Validitas ......................................................................................... 51
4.2.2 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 54
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 55
4.2.3.1 Uji Normalitas .............................................................................. 55
4.2.3.2 Uji Multikolinearitas .................................................................... 55
4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 56
4.2.4 Uji Hipotesis ........................................................................................ 58
4.2.4.1 Uji Hipotesis 1 .............................................................................. 58
4.2.4.2 Uji Hipotesis 2 .............................................................................. 60
4.3 Pembahasan Hasil ........................................................................................... 63
4.3.1 Hipotesis 1 ........................................................................................... 63
4.3.2 Hipotesis 2 ........................................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 68
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 68
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 69
5.3 Saran ............................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................ 23
3.1. Jumlah pegawai rumah sakit imanuel ........................................................... 31
3.2 .Pembagian tiap instalasi di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung,
yang menjadi sampel penelitia ...................................................................... 33
3.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 38
4.1 Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuisioner …………………........ 49
4.2 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 50
4.3 Persentase Responden Berdasarkan Usia ....................................................... 50
4.4 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................. 51
4.5 Persentase Responden Berdasarkan Divisi/instalasi kerja ............................. 51
4.6 Persentase Responden Berdasarkan Bidang Kerja ......................................... 52
4.7 Hasil Uji Validitas .......................................................................................... 53
4.8 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................... 55
4.9 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Test ............................................................. 56
4.10 . Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................................ 57
4.11 Hasil Uji Heterokedastisitas ......................................................................... 58
4.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis I ........................................... 59
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 61
4.14 . Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis II ......................................... 61
4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................................. 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Kuisioner Penelitian
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Imanuel
3. Data Hasil Penelitian
4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
5. Hasil Uji Normalitas
6. Hasil Uji Multikolinearitas
7. Hasil Uji Heterokedastisitas
8. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini persaingan dalam dunia usaha semakin kompetitif dan
kompleks. Keadaan ini menuntut para pemimpin atau manajemen perusahaan agar
dapat mengelola kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian internal merupakan hal yang penting
dalam kegiatan operasional yang dijalankan oleh perusahaan. Pengendalian internal
berfungsi untuk mengendalikan seluruh kegiatan yang terdapat dalam sebuah
perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001:165), Pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan efektifitas operasi. Dengan demikian, pengendalian internal dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, apakah suatu perusahaan telah
menjalankan operasionalnya sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah
ditetapkan atau tidak. Tercapainya pengendalian internal perusahaan yang baik
tentu saja akan meningkatkan produktivitas serta kinerja para karyawan.
2
Tujuan dari adanya pengendalian internal adalah untuk menilai tingkat
keefektivitasan dan efisiensi seluruh kegiatan apakah sesuai dengan tujuan
(Tanjung, 2012). Jika pengendalian internal dalam suatu perusahaan tersebut
lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang menyebabkan efektivitas
kerja menjadi lemah juga. Sebaliknya, jika pengendalian internal perusahaan
tersebut kuat, maka tingkat kesalahan yang terjadi pasti dapat diminimalisir
sehingga ketika kinerja tidak efektif dapat diketahui dengan cepat dan juga dapat
diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini mungkin. Pengendalian internal dapat
dilakukan oleh tim SPI dari perusahaan itu sendiri
Efektivitas yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan.
Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output
(Wahyuni, 2013). Untuk mengetahui efektivitas kinerja sebuah organisasi,
diperlukan pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja yang
efektif hendaknya mampu menterjemahkan visi, misi, dan strategi suatu organisasi
kedalam tujuan operasional dan ukuran kinerja, baik kinerja keuangan dan non-
keuangan (Tanjung, 2015).
Penting bagi setiap anggota organisasi untuk mengetahui tugas pokok dan fungsi
masing-masing. Jika setiap anggota kurang atau bahkan tidak memahami dan
melaksanakan tugas pokoknya masing-masing maka akan terjadi tumpang-tindih
atau terjadinya ketidakjelasan peran dalam melaksanakan tugas yang telah
diberikan sesuai dengan wewenang dan haknya serta berdampak pada efektivitas
kerja organisasi secara keseluruhan (Febnesia, 2012). Apabila karyawan tidak
3
memperolah kejelasan peran, mengenai dukungan dan apa yang menjadi
permintaan organisasi, maka akan merasakan kegelisahan dan ketegangan kerja
yang besar dan akhirnya berdampak pada ketidakpuasan kerja.
Untuk itu dalam hubungannya sistem pengendalian internal dengan efektivitas
pelayanan organisasi dibutuhkan kejelasan peran bagi setiap anggota organisasi
agar dapat bekerja secara maksimal dan produktif dalam mencapai tujuan
perusahaan. Melihat kondisi saat ini, sistem pengendalian internal sangat
diperlukan tidak hanya pada perusahaan atau organisasi yang berorientasi laba.
Namun, pengendalian internal juga diperlukan pada organisasi nirlaba seperti
pada rumah sakit, lembaga pendidikan, panti jompo ataupun panti asuhan.
Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah
sakit. Rumah sakit merupakan sebuah institusi kesehatan yang bergerak di bidang
jasa. Rumah sakit memiliki peran penting dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit harus berupaya untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 159b/Men.Kes/Per/II/1988
tentang rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan yang memberikan
4
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran sangat strategis dalam
mempercepat derajat kesehatan masyarakat.
Rumah sakit ditutut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Efektivitas pelayanan kesehatan seperti perawatan dan pengobatan yang baik akan
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di rumah sakit. Setiap rumah sakit
dituntut untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang baik, Untuk menciptakan
hal tersebut diperlukan serangkaian kegiatan pemeriksaan dan evaluasi atas
kegiatan operasional yang dilakukan oleh rumah sakit, berupa sistem
pengendalian internal. Hasil dari SPI tersebut dapat digunakan untuk bahan
perbaikan ke depan sehingga rumah sakit dapat selalu memberikan pelayanan
yang efektif (Tanjung, 2012).
Pada waktu belakangan ini terjadi banyak kasus mengenai lemahnya pelayanan
publik pada rumah sakit. Fenomena yang terjadi pada Rumah sakit Umum Pusat
(RSUP) Fatmawati, seorang pasien ruang Intensive Care Unit (ICU) dihinggapi
banyak semut pada selang infus di tangan kirinya karena tidak mendapatkan
pelayanan yang baik dari pihak rumah sakit. Kondisi memilukan tersebut terjadi
pada Habibie Rezky Anandra, anak berusia 6 bulan. Pasien tersebut mengalami
pembengkakan limpa hati dan gangguan pernapasan paru-paru saat menjalani
perawatan di ICU RSUP Fatmawati pada bulan Juni 2014 lalu. Tidak hanya itu,
karena pasien Habibie tersebut berobat dengan menggunakan BPJS Kesehatan
dari pemerintah membuatnya tidak ditangani selama sehari semalam. Buruknya
5
lagi pihak keluarga juga mendapat perlakuan dan tanggapan buruk dari beberapa
suster serta dokter yang bertugas di ruang Intensive Care Unit (ICU)
(tribunnews.com/metropolitan).
Kasus lain terjadi di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Wates di mana
pelayanan dianggap tidak profesional karena penanganan terhadap pasien dinilai
sangat lambat. Hal ini terjadi pada ruang pendaftaran yang ada di RSUD Wates,
terjadi antrian panjang pasien dan harus menunggu berjam-jam untuk diperiksa
oleh dokter poli (sindonews.com).
Dilihat dari banyaknya masyarakat yang mengalami masalah dengan kesehatan
dan kasus-kasus mengenai kualitas pelayanan yang buruk pada rumah sakit, maka
sangat dibutuhkan tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut. Rumah
sakit diharapkan segera berbenah dan melakukan upaya untuk memperbaiki
sistem pengedalian internalnya sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan
kelalaian terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. SPI dapat
mengevaluasi dan juga memberikan solusi perbaikan agar kedepanya pelayanan
kesehatan menjadi efektif sesuai dengan tujuan utama rumah sakit untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya serta didukung oleh
kejelasan peran dalam menjalankan tugas bagi para karyawan sehingga dapat
bertanggungjawab secara maksimal.
Penelitian ini akan menggunakan objek rumah sakit Imanuel yang terletak di Jl.
Soekarno Hatta, Bandarlampung. Merupakan Rumah sakit swasta tipe C dan
terakreditasi oleh komite Akreditasi Rumah Sakit dengan predikat Terakreditasi
Paripurna. RS Immanuel mempunyai Visi “Menjadi Rumah Sakit yang mengasihi
6
sesama dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
mengutamakan keselamatan pasien”. Peneliti memilih Rumah Sakit Imanuel
(RSI) karena dipercaya sedang mengalami restrukturisasi perusahaan dan dalam
tahap pembangunan yang menjadikan peluang bagi peneliti mengenai apa yang
sedang terjadi di RSI. Rumah Sakit Imanuel juga beberapa tahun ini telah
berkembang pesat.
Rumah sakit imanuel terus mengupayakan pembangunan dan perluasan rumah
sakit dan segala fasilitasnya. Rumah sakit imanuel terus berusaha untuk
berkembangan dan semakin mengokohkan mutu layanannya. Hal ini terbukti
dengan diberikannya Penghargaan Lingkungan Hidup kepada RS Imanuel dengan
peringkat proper biru (rsimanuellampung.com). Penghargaan ini diberikan dalam
acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tingkat provinsi lampung. RS
Imanuel adalah satu dari 2 rumah sakit yang mendapatkan penghargaan ini dan
merupakan kali ke-tiga RS Imanuel mendapatkan penghargaan ini.
Selain itu, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETAN) memberikan predikat
“Hijau” kepada Instalasi Radiologi karena memenuhi persyaratan keselamatan
dan keamanan (rsimanuellampung.com). Hal-hal ini membuktikan bahwa RS
Imanuel terus berupaya meningkatkan dan mengkokohkan mutu pelayanan dan
terus berusaha untuk kemajuan operasional rumah sakit. Penelitian ini dilakukan
untuk memastikan apakah dengan diterapkannya pengendalian internal dan
kejelasan peran dapat mengidentifikasi peluang perbaikan dan merekomendasikan
7
tindakan korektif yang berhubungan dengan efektivitas pelayanan kesehatan di RS
Imanuel Bandarlampung.
Lailatul dkk (2015) melakukan penelitian dengan tujuan membuktikan pengaruh
pengendalian internal terhadap kinerja karyawan pada divisi pelayanan medis di
rumah sakit Jember Klinik. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa
pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada
divisi pelayanan medis di Rumah Sakit Jember Klinik. Triadi dan Suputra (2016)
juga melakukan penelitian dengan tujuan membuktikan Pengaruh Pengendalian
Intern Dan Penerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Manajerial. Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa
pengendalian intern berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
manajerial.
Selanjutya Sutrisno (2012) melakukan penelitian dengan tujuan membuktikan
pengaruh kejelasan peran terhadap efektivitas kerja teknisi/laboran. Hasil dari
penelitian tersebut membuktikan kejelasan peran ternyata sangat mempengaruhi
efektivitas kerja para teknisi/Laboran POLNEP. Teknisi/laboran sadar bahwa
mereka memiliki perannya masing-masing yang berdampak khusus pada
efektivitas kerja mereka dan organisasi secara umum.
8
Dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP
EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN KEJELASAN PERAN
SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus pada Rumah Sakit
Imanuel Bandar Lampung).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan rumah sakit?
2. Apakah pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan rumah sakit dimoderasi oleh kejelasan peran?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.
1. Untuk membuktikan pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan rumah sakit.
2. Untuk membuktikan pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan rumah sakit dimoderasi oleh kejelasan peran.
9
1.4 Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sabagai berikut.
a. Bagi Pihak Manajemen Rumah sakit
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan, pertimbangan dan
evaluasi untuk perkembangan terhadap efektivitas kinerja dan pelayanan
kesehatan pada rumah sakit dan juga diharapkan rumah sakit dapat
mengambil tindakan-tindakan koreksi yang dibutuhkan untuk lebih
meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan pustaka, wacana keilmuan dan
sebagai referensi bagi peneliti lain yang memiliki minat untuk meneliti
pengaruh Pengendalian Internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan
dimoderasi oleh kejelasan peran
c. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dan juga dapat menerapkan
ilmu yang didapat selama masa perkuliahan khususnya mengenai.
Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan. Kesehatan di
Rumah Sakit dimoderasi oleh kejelasan peran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori Stakeholders
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu dari tanggung jawab
kepada pemangku kepentingan (stakeholders). (Gray et all,2001 dalam Lutfi
2013) menyatakan bahwa stakeholder adalah pihak-pihak yang berkepentingan
pada perusahaanyang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas
perusahaan, para stakeholder antara lain masyarakat, karyawan, pemerintah,
supplier, pasar modal dan lain-lain. Dengan demikian,keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder
kepada perusahaan tersebut.
Chairi dan Ghozali (2007) Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholder ( pemegang saham, kreditor, konsumen,
supplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak lain). Muid (2011) juga
menjelaskan Stakeholders merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun parsial yang memiliki hubungan
11
serta kepentingan terhada perusahaan. Stakeholders theory berpendapat bahwa
perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri,
namun memberikan manfaat bagi stakeholders. Solihin (2008) mengklasifikasikan
pemangku kepentingan tersebut dalam 2 (dua) kategori, yaitu ; inside stakeholders
danoutside stakeholders.
1. Inside stakeholders, terdiri dari atas orang-orang yang memiliki
kepentingan dan tuntutan terhadapsumber daya perusahaan serta berada di
dalam organisasi perusahaan, seperti pemegang saham,para manajer dan
karyawan.
2. Outside stakeholders, terdiri atas orang-orang maupun pihak-pihak yang
bukan pemilikperusahaan, bukan pemimpin perusahaan dan bukan pula
karyawan namun memiliki kepentinganterhadap perusahaan dan
dipengaruhi oleh keputusan serta tindakan yang dilakukan olehperusahaan.
Steiner (2003:15) dalam Zulkarnaini (2011) juga membagi stakeholders ini
berdasarkan pengaruhnya terhadap perusahaan, yang kemudian dikelompokan
atas primary stakeholder dan secondary stakeholder. primary stakeholder adalah
pihak yang punya hubungan langsung, terus menerus, dan punya pengaruh sangat
kuat atas perusahaan seperti pemegang saham, pelanggan, tenaga kerja,
masyarakat, dan pemerintah. secondary stakeholder adalah pihak yang memiliki
hubungan yang relatif jauh dan pengaruh yang lebih kecil terhadap aktivitas
perusahaan tetapi punya efek atau mempengaruhi perusahaan seperti media
massa, kreditor, serikat pekerja, supplier, istitusi pendidikan, dan asosiasi
perdagangan.
12
2.1.2 Kejelasan Peran
Sawyer (1992) dalam Rahman et al (2007) mendefinisikan kejelasan peran dengan
dua aspek yaitu: Goal Clarity dan Process Clarity. Goal Clarity adalah seberapa
besar hasil, tujuan dan sasaran suatu pekerjaan dinyatakan secara jelas.Sedangkan
Process Clarity adalah seberapa besar individu tahu mengenai bagaimana untuk
melaksanakan pekerjaannya. Kejelasan tujuan (Goal Clarity) mengacu pada
tujuan akhir dimana tujuan pekerjaan tersebut dijelaskan dengan teliti dan
didefinisikan dengan baik, sedangkan kejelasan proses (Process Clarity) adalah
keyakinan individu terhadap hasil kinerjanya.
Prawirohardjo (2012) mendefinisikan pandangan seseorang mengenai bagaimana
seseorang seharusnya bertindak dalam suatu situasi disebut dengan persepsi peran.
Berdasarkan penafsiran bagaimana seseorang meyakinkan, berperilaku, akan
menunjukkan tipe-tipe tertentu. Persepsi seseorang diperoleh dari semua
rangsangan di sekitarnya, teman, buku, film, televisi. Harapan seseorang atas
suatu peran didefinisikan sebagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam
situasi tertentu. Bagaimana seseorang berperilaku sebagian besar ditentukan oleh
peran yang didefinisikan dalam konteks tindakannya.
Lebih jauh lagi Prawirohardjo (2012) mengungkapkan bahwa Seorang karyawan
akan dapat melaksanakan pekerjaannya secara efektif jika mereka mengetahui
secara pasti tentang peran yang akan dilakukan dalam organisasi tempat bekerja.
Dengan uraian tugas yang jelas,setiap orang akan memahami dan menerima peran
13
yang ditetapkan baginya, sehingga dapat dan ingin melaksanakan tugas dengan
baik.
Tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau
pekerjaan yang diberikan akan menimbulkan ketidakjelasan peran .
Ketidakjelasan peran adalah keadaan dimana prosedur yang mengatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing individu didalam organisasi ditiadakan.
Ketidakjelasan peran dapat mengakibatkan individu menjadi tidak tenang, tidak
puas, dan menurunkan kinerja mereka (Trisnawati dan Nyoman, 2015).
Ketidakjelasan peran menurut Robbins (2002) dalam Afriana (2013) terjadi ketika
individu tidak memperoleh kejelasan mengenai tugas-tugas dari pekerjaannya atau
lebih umum dikatakan tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Job description
yang tidak jelas, perintah-perintah yang tidak lengkap dari atasan, dan tidak
adanya pengalaman memberikan kontribusi terhadap ketidakjelasan peran.
2.1.3 Efektivitas Pelayanan Kesehatan
2.1.3.1 Pengertian Efektivitas
Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Efektivitas menurut
Hidayat (1986) dalam Divianto (2012) menjelaskan bahwa efektivitas adalah
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target ( kuantitas, kualitas, dan
waktu) telah tercapai. Makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi
efektivitasnya. Prawirohardjo (2012) Efektivitas organisasi pada dasarnya adalah
efektivitas individu para anggotanya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
14
kedudukan dan peran mereka masing-masing dalam organisasi. Efektivitas
menggambarkan sejauh mana aktivitas yang diselenggarakan oleh pihak-pihak
yang terkait berkontribusi bagi keberhasilan perusahaan. Jika hasil dari kegiatan
semakin mendekati tujuan yang ingin dicapai, hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat efektivitasnya.
2.1.3.2 Kualitas Jasa Pelayanan
2.1.3.2.1 Definisi
Menurut Moenir (2002:17) dalam Febnesia dkk (2012) mendefinisikan pelayanan
sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitasorang lain secara
langsung. Dalam memberikan pelayanan publik, penyelenggara pelayanan publik
harus professional untuk memberikan pelayanan yang efektif dan harus sesuai
dengan asas-asas pelayanan publik.
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tecapainya derajat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat, melalui pelayanan yang
efektif, dapat memuaskan harapan dan kebutuhan pada institusi pelayanan yang
diselenggarakan secara efisien (Sa’diah, 2011).
2.1.3.2.2 Standar Pelayanan
Berdasarkan keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun2003. Standar pelayanan
merupakan ukuran atau parameter yang dibakukan dalam kegiatan
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh kedua pihak yaitu
pemberi jasa layanan dan pengguna jasa layanan. Menurut Undang-Undang
15
Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,bahwa komponen standar
pelayanan sekurang-kurangnyameliputi:
a. Dasar hukum, yaitu peraturan perundang-undanganyang menjadi dasar
penyelenggaraan pelayanan.
b. Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu
jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratana
dministratif.
c. Sistem, mekanisme dan prosedur yaitu tata cara pelayanan yang
dibakukan bagi pemberi dan penerima layanan termasuk pengaduan.
d. Jangka waktu penyelesaian, yaitu jangka waktuyang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
2.1.3.2.3 Prinsip Pelayanan Publik
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
bahwa penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai
berikut:
a) Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik mudah untuk dilaksanakan dan mudah
dipahami
b) Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik, Unit
kerja/pejabatyang berwenang dan bertanggungjawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
16
dalam pelaksanaan pelayanan publik, rincian biaya pelayanan publik
dan tata cara pembayaran diutarakan secara jelas
c) Kepastian Waktu
Proses pelayanan yang diberikan dapat diselesaikan dengan kurun
waktu yang telah ditentukan
d) Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan telah
terdaftar secara hukum
e) Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum.
f) Tanggungjawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan dalam melaksanakan pelayanan publik.
g) Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika.
h) Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
17
i) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,
serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.
j) Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet,
tempat ibadah dan lain-lain.
2.1.3.2.4 Asas Pelayanan Publik
Agar suatu rumah sakit dapat memberikan pelayanan publik yang memuaskan
bagi pengguna jasa, maka pelaksanaan pelayanan harus memenuhi asas-asas
pelayanan.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2004 asas-asas pelayanan yaitu:
a) Transparan
Pelayanan yang diberikan dapat diakses dan mudah dimengerti oleh semua
kalangan masyarakat yang membutuhkan.
b) Akuntabilitas
Pelayanan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dibawah
perundang-undangan yang berlaku.
c) Kondisional
Pelayanan yang diberikan bersifat efektif dan efisien dan diberikan sesuai
dengan kemampuan pemberi pelayanan dan kebutuhan penerima pelayanan.
18
d) Partisipatif
Pelayanan yang diberikan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat.
e) Kesamaan Hak
Tidak melakukan diskriminasi dalam pemberian pelayanan dilihat dari aspek
apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain.
f) Keseimbangan Hak dan Kewajiban publik.
2.1.4 Pengendalian Internal
2.1.4.1 Pengertian pengendalian internal
Menurut Mulyadi (2008) dalam sa’diah (2011)mendefinisikan sistem
pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Pengendalian internal mempunyai ciri dan fungsi paling
dasar yaitu melaksanakan kegiatan menyangkut pembahasan masalah intern
organisasi, dengan memberikan kepastian kepada dewan direksi dan manajemen,
mengenai hasil evaluasi dan pengujian suatu aktivitas organisasi yang disesuaikan
dengan kriteria yang tepat dan memberikan rekomendasi mengenai serangkaian
tindakan kepada pihak manajemen (Tanjung, 2012).
Pengendalian internal (Internal Control) merupakan kebijakan dan prosedur yang
melindungi aktiva dari penyalagunaan, mamastikan bahwa informasi akurat, dan
memastikan bahwa perundang-undangan dan peraturan dipatuhi sebagaimana
19
mestinya. Perusahaan juga menggunakan pengendalian internal untuk
mengarahkan operasi dan mencegah penyalagunaan sistem. Pengendalian internal
memberikan jaminan bahwa aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian
tujuan usaha, informasi bisnis akurat, karyawan mematuhi peraturan dan
ketentuan (Tarukdatu, 2013). Menurut peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral
pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Wahyuni dan Ngumar (2013) dalam Febnesia (2012) menjelaskan Pengendalian
intern adalah berbagai kebijakan, praktik dan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan untuk mencapai empat tujuan umumnya yaitu :
a. Menjaga Aktiva Perusahaan
b. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi
c. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan
d. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh
pihak manajemen.
20
2.1.4.2 Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Pengendalian internal memiliki unsur-unsur dimana setiap unsur tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Menurut peraturan pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, unsur-unsur pengendalian intern
adalah :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penaksiran resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pemantauan
Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Tradeway atau COSO
tahun 2013 yang meliputi unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:
a. Lingkungan pengendalian (control environment)
b. Penilaian resiko (risk assestment)
c. Kegiatan pengendalian (control activities)
d. Informasi dan komunikasi (information and communication)
e. Kegiatan Pemantauan (monitoring)
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environtment)
COSO 2013 mengungungkapkan bahwa sub-komponen lingkungan pengendalian
mencakup integritas dan nilai etika yang dianut organisasi, parameter yang
menjadikan dewan pengawas mampu melaksanakan tanggung jawa tata kelola,
struktur organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab.
2) Penilaian Risiko
21
COSO 2013 mendefinisikan resiko sebagai kemungkinan peristiwa akan terjadi
dan berdampak merugikan bagi pencapain tujuan. Manajemen harus menetapkan
tujuan dalam kategori operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan jelas sehingga
resiko-resiko terkait bisa diidentifikasi dan dianalisis.
3) Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui
kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan dilaksanakannya arahan
manajemen dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapain tujuan (COSO,
2013).
Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara
keseluruhan. Komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dulunya dikaitkan
dengan konsep kontrol internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan,
tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian,
rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaan internal dan audit
internal (Agoes, 2012:101).
4) Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang melipui
sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara
akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang bersangkutan (Agoes, 2012:102).
Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian
intern dalam mendukung pencapain tujuan (COSO, 2013).
22
5) Pengawasan
COSO tahun 2013 mengungkapakan bahawa kegiatan pemantauan mencakup
evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang
digunakan yang digunakan untuk memastikan masing-masing komponen
pengendalian internal ada dan berfungsi sebagaimana mestinya. Evaluasi
berkelanjutan dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda-beda guna
menyajikan informasi tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik,
bervariasi lingkup dan frekuensinya tergantung pada hasil penilaian resiko,
efektivitas evaluasi berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.
23
2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Edfan Darlis danAgrina Cahayani(2013)Jurnal EkonomiVol.21 No.3
Kejelasan Peran dan PemberdayaanPsikologis Dalam peningkatan KinerjaManajerial
Kejelasan Peranberpengaruh positifsignifikan terhadapKinerja Manajerial.
2 Farisa LailatulMaharani,Septarina PritaDS, dan SitiMaria W (2015)JurnalAkuntansiVol.13 No.2
Pengaruh Pengendalian InternalTerhadap Kinerja Karyawan PadaDivisi Pelayanan Medis Di RumahSakit Jember Klinik
PengendalianInternalberpengaruh positifsignifikan terhadapKinerja KaryawanPada DivisiPelayanan MedisDi Rumah SakitJember Klinik
3 Lina Triadi danDharma Suputra(2016)Jurnal AkuntansiVol.16 No.2
Pengaruh Pengendalian Intern DanPenerapan Prinsip-prinsip GoodCorporate Governance TerhadapKinerja Manajerial
Pengendalian internberpengaruh secarapositif dansignifikan terhadapkinerja manajerial
4 Edy Sutrisno,Agus Eko TejoSasongko dan TriWahyuarini(2012)Jurnal EKSOSVol 8 No. 3, Hal164-175
Kejelasan Peran Serta PenerapannyaDalam Menunjang Efektivitas KerjaTeknisi/Laboran di LingkunganPoliteknik Negeri Pontianak (Polpep)
Kejelasan peranternyata sangatmempengaruhiefektivitas kerjaparateknisi/LaboranPOLNEP.Teknisi/laboransadar bahwamereka memilikiperannya masing-masing yangberdampak khususpada efektivitaskerja mereka danorganisasi secaraumum.
5 HarimurtiPrawirohardjo(2012)Jurnal Bisnis danEkonomiVol.3 No.1, Hal:47-56
Pengaruh Kejelasan Peran, MotivasiKerja, Dan Nilai-nilai BudayaOrganisasi Terhadap EfektivitasPelaksanaan Tugas Karyawan ( Studikasus pada pegawai pemerintah DaerahIstimewa Yogyakarta)
Variabel kejelasanperan berpengaruhpositif akan tetapivariabel tersebuttidak signifikanterhadap efektivitaspelaksanaanpekerjaan kepalabagian.
24
2.3 Kerangka Berpikir
Menurut Undang-undang nomor 44 Tahun 2009 pasal 36 menyatakan bahwa
setiap rumah sakit harus menyelenggarakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola
klinis yang baik. Kaidah-kaidah Good Corporate Governance meliputi
transparanasi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta
kewajaran/kepatuhan sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat dan taat kepada
peraturan perundangan. Suatu mekanisme dan sistem pengawasan internal
merupakan salah satu sarana utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan
rumah sakit telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance yang diinginkan tersebut. Dalam rangka mewujudkan dan
melaksanakan Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tersebut
maka rumah sakit perlu keberadaan Sistem Pengendalian Internal yang tujuan
pokoknya adalah membantu agar para anggota organisasi melaksanakan
tanggungjajwabnya secara efektif.
Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris yang ditujukan untuk memberikan keyakinan terhadap efektivitas dan
efisiensi operasional, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum
dan perundang-undangan (Armana, 2016). Pelayanan kesehatan pada rumah sakit
termasuk dalam kegiatan operasional yang dijalankan rumah sakit. Jika rumah
sakit menerapkan pengendalian internal maka pelayanan kesehatan pada rumah
sakit akan menjadi efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dari diadakanya sistem
pengendalian internal.
25
1. Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan
Prawiroharjo (2012) menyatakan bahwa efektivitas organisasi pada dasarnya
adalah efektivitas individu para anggotanya didalam melaksanakan tugas sesuai
dengan kedudukan dan peran masing-masing dalam organisasi. Efektivitas
menggambarkan sejauh mana aktivitas yang diselenggarakan oleh pihak-pihak
yang terkait berkontribusi bagi keberhasilan perusahaan.
Komponen – komponen dalam pengendalian internal seperti lingkungan
pengendalian yang baik, akan memberikan kontribusi baik dalam menciptakan
suasana kerja sehingga dapat mendorong karyawan untuk meningkatkan
kinerjanya. Perusahaan harus waspada terhadap segala resiko yang akan dihadapi.
Dengan adanya penaksiran resiko maka karyawan dapat lebih meningkatkan
kinerjanya dalam mengantisipasi dan mengatasi resiko-resiko yang mungkin
terjadi. Informasi dan komunikasi akan memberikan dampak baik bagi
peningkatan kerja karena semua karyawan memperoleh dan bertukar informasi
yang diperlukan informasi yang diperlukan dalam melakukan aktivitas
operasional perusahaan.
Aktivitas pengendalian akan mendorong karyawan menaati dan melaksanakan
peraturan dan standar kerja yang sudah ditetapkan. Pemantauan yang baik akan
membuat karyawan lebih disiplin dalam bekerja. Hal ini dibuktikan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Maharani dkk (2015) yang menyatakan bahwa
pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan. Pengendalian Internal yang baik dalam suatu organisasi dapat
26
mendorong peningkatan kualitas kinerja karyawan. Triadi dan Saputra (2016)
dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pengendalian intern berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.
2. Pengaruh Kejelasan Peran Sebagai Variabel Moderasi terhadap
hubungan antara Pengendalian Internal dan Efektivitas Pelayanan
Kesehatan
Dalam rangka mewujudkan dan melaksanakan Undang-undang Republik
Indonesia nomor 44 tahun 2009 tersebut maka rumah sakit perlu membentuk
keberadaan suatu satuan Pengawas Internal yang tujuan pokoknya adalah
membantu agar para anggota organisasi melaksanakan tanggungjajwabnya secara
efektif. Dengan adanya Satuan Pengawas Internal rumah sakit mampu
meningkatkan mutu pelayanan dan mengembangkan manajemen agar lebih efisien
dam efektif.
Satuan Pengawas Internal bertugas menyusun rencana audit yang lengkap dan
jelas, prosedur dan instruksi kerja yang terdokumentasi dan dapat menempatkan
diri untuk membantu para anggota organisasi dalam menilai kinerja dan mengatasi
persoalan atau hambatan yang terjadi sehingga dapat berfungsi secara efektif dan
kinerja menjadi optimal. Anggota organisasi yang paham akan perannya akan
menciptakan kinerja yang baik jika dibandingkan anggota organisasi yang tidak
paham tugas dan tanggungjawabnya. Semakain anggota SPI paham akan perannya
dalam perusahaan maka akan dapat memaksimalkan kinerja dan berdampak pada
pemahaman anggota organisasi lainnya terhadap tugas dan wewenangnya di
27
organisasi tersebut sehingga dapat terciptanya efektivitas kinerja. Hall (2008)
mengungkapkan bahwa kejelasan peran akan membuat seorang karyawan
menyediakan waktunya untuk menjalankan tugas-tugasnya juga menetapkan
prosedur untuk setiap pekerjaan secara tepat. Semakin karyawan paham akan
perannya maka semakin efisien pengendalian internal di perusahaan tersebut
begitupun sebaliknya.
Menurut teori stakeholder karyawan merupakan pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang turut mempengaruhi aktivitas perusahaan. Sebagai
pihak yang berkepentingan dalam mempengaruhi aktivitas perusahaan, seorang
karyawan yang paham akan tugas dan tanggungjawabnya terhadap perusahaan
akan memiliki kinerja yang semakin baik dan optimal sehingga dapat
menghindarkan dari penyalahgunaan dan ketidakefektivan kinerja. Prawirohardjo
(2012) mengungkapkan bahwa Seorang karyawan akan dapat melaksanakan
pekerjaannya secara efektif jika mereka mengetahui secara pasti tentang peran
yang akan dilakukan dalam organisasi tempat bekerja.
Kejelasan peran memperbesar peluang untuk meningkatkan kinerja karyawan,
meningkatkan kepuasan kerja, mendorong kecepatan dalam mengambil tindakan,
kerja karyawan menjadi semakin efisien dan terarah sehingga dapat
mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri ( Darlis dkk, 2013). Menurut Tubre
dan Collins (2002) kurangnya informasi berkaitan dengan tujuan pekerjaan dan
perilaku kerja dapat mengakibatkan sebuah usaha menjadi tidak efisien.
28
Oleh karena itu, adanya kejelasan peran diperkirakan dapat mempengaruhi
hubungan antara sistem pengendalian internal terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan uraian penjelasan di atas, dapat digambarkan sebuah kerangka
berpikir penelitian mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan dengan kejelasan peran sebagai variabel moderasi sebagai
berikut :
Kejelasan Peran
(X2)
Efektivitas pelayanan
(Y)
Lingkungan Pengendalian (X1)
Penilain Resiko (X2)
Aktivitas Pengendalian (X3)
Informasi & Komunikasi (X4)
Pemantaun (X5)
29
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus diuji kebenarannya. Berdasarkan kajian teoritis,
penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas dapat ditarik hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H1 : Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Efektivitas Pelayanan
Kesehatan
H2 : Kejelasan Peran Berpengaruh Positif terhadap Hubungan antara
Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
3.1.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan karakteristik dan ciri-
ciri dalam satu atau beberapa hak dan yang membentuk masalah pokok dalam
suatu riset khusus. Berdasarkan data kepegawain rumah sakit imanuel jumlah
pegawai tetap sebesar 367 jiwa, pegawai tidak tetap berjumlah 312 jiwa, pegawai
yang bekerja dibidang kesehatan berjumlah 292 sedangkan pegawai yang berkerja
dibidang non kesehatan berjumlah 387 jiwa. Berdasarkan data tersebut yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit
Imanuel yang berjumlah 679 jiwa.
31
3.1.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, dipandang sebagai
suatu pendugaan terhadap populasi itu sendiri, sampel diangap sebagai suatu
perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.
Berikut adalah jumlah Karyawan Rumah Sakit Imanuel
Table 3.1 Daftar jumlah pegawai rumah sakit imanuel
NO Keterangan Jumlah
1 Pegawai tetap 367
2 Pegawai tidak tetap 312
Total pegawai 679
Sumber: Rumah sakit imanuel Bandarlampung, 2017
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling yang adalah teknik menentukan sampel penelitian dengan beberapa
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar nantinya data yang diperoleh dapat
lebih representative (Sugiyono, 2013). Kriteria yang digunakan dalam
pengambilan sampel ini adalah:
Kriteria inklusi
1. Perawat, bidan, staff rumah sakit yang berstatus karyawan tetap yang
bertugas di instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi gawat
darurat, instalasi Pelayanan Insentif, instalasi bedah, instalasi radiologi,
instalasi laboratorium, instalasi farmasi, instalasi rekam medis, instalasi
gizi.
32
Kriteria eksklusi
1. Perawat, bidan, dan staff yang berstatus karyawan kontrak dan magang
2. Perawat, bidan, dan staff yang tidak menyetujui ikut serta dalam penelitian
33
Table 3.2
Pembagian tiap instalasi di Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung,
yang menjadi sampel penelitian
No Keterangan Jumlah seluruh
karyawan
Jumlah
karyawan tetap
1 Instalasi Bedah 23 19
2
Instalasi Rawat Jalan 64
1. Poliklinik 22 18
2. Rehabilitas medik 5 2
3. Hemodialisa 12 11
4. Medical Check up 3 1
3
Instalasi Rawat Inap 180
1. Tulip 23 15
2. Aster 23 15
3. Bougenvile 18 8
4. Lavender 17 9
5. Mawar 22 10
6. Melati 20 9
7. Anggrek 26 23
8. IPI 18 16
9. Perinatologi 13 9
4 Instalasi Gawat Darurat 27 21
5 Instalasi Radiolodi 9 5
6 Instalasi Laboratorium 24 15
7 Instalasi Farmasi 42 16
8 Instalasi Rekam Medis 25 19
9 Instalasi Gizi 38 14
jumlah sampel 255
Sumber : data primer diolah (2017)
34
3.2 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yang berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh
responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuisioner. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat penelitian dilakukan secara
langsung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner yang
dibagikan kepada responden.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk memperoleh informasi yang
digunakan sebagai bahan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan
data-data dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data serta mempelajari
literatur-literatur yang ada berupa karya ilmiah, buku-buku atau
kepustakaan lain yang berhubungan erat dengan masalah dalam
penulisan ini.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat mengenai
gambaran umum perusahaan dan data-data yang relevan dengan objek
penelitian yang dilakukan. Adapun alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner
merupakan suatu lembar isian yang didalamnya berisi pernyataan-
35
pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang berhubungan
dengan penelitian.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diteliti, maka variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1 Lingkungan Pengendalian (X1)
Variabel X1 dalam penelitian ini adalah Lingkungan Pengendalian.
Variabel dependen tersebut diukur dengan 5 pertanyaan kuisioner.
Kuisioner ini diambil dari konsep yang dikembangkan Sawyer dkk
(2005). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen yaitu menggunakan skala
likert 5 point.
3.4.2 Penilaian Resiko (X2)
Variabel X2 dalam penelitian ini adalah Lingkungan Pengendalian.
Variabel dependen tersebut diukur dengan 4 pertanyaan kuisioner.
Kuisioner ini diambil dari konsep yang dikembangkan Sawyer dkk
(2005). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen yaitu menggunakan
skala likert 5 point.
3.4.3 Aktivitas Pengendalian (X3)
Variabel X3 dalam penelitian ini adalah Lingkungan Pengendalian.
Variabel dependen tersebut diukur dengan 4 pertanyaan kuisioner.
36
Kuisioner ini diambil dari konsep yang dikembangkan Sawyer dkk
(2005). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen yaitu menggunakan
skala likert 5 point.
3.4.4 Informasi dan Komunikasi (X4)
Variabel X1 dalam penelitian ini adalah Informasi dan Komunikasi.
Variabel dependen tersebut diukur dengan 2 pertanyaan kuisioner.
Kuisioner ini diambil dari konsep yang dikembangkan Sawyer dkk
(2005). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen yaitu menggunakan
skala likert 5 point.
3.4.5 Pemantauan (X5)
Variabel X1 dalam penelitian ini adalah Lingkungan Pengendalian.
Variabel dependen tersebut diukur dengan 3 pertanyaan kuisioner.
Kuisioner ini diambil dari konsep yang dikembangkan Sawyer dkk
(2005). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-jawaban yang
diberikan dalam menguji variabel independen yaitu menggunakan
skala likert 5
point.
3.4.6 Kejelasan Peran (X6)
Penelitian ini menggunakan kejelasan peran sebagai variabel moderasi.
Variabel moderasi ini diukur dengan menggunakan 5 pertanyaan
kuisioner. Kuisioner ini diambil dari instrumen yang dikembangkan
37
oleh Sawyer (1992). Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban-
jawaban yang diberikan dalam menguji variabel dependen sama
dengan variabel independen yaitu dengan menggunakan skala likert 5
point
3.4.7 Efektivitas Pelayanan Kesehatan (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pelayanan
Kesehatan. Variabel dependen ini diukur dengan menggunakan 18
pertanyaan kuisioner. Kuisioner ini diambil dari instrumen yang
dikembangkan oleh Cahyati (2013). Ukuran yang digunakan untuk
menilai jawaban-jawaban yang diberikan dalam menguji variabel
dependen sama dengan variabel independen yaitu dengan
menggunakan skala likert 5 point.
.
38
Berikut adalah operasional variabel dalam penelitian ini
Tabel 3.3
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator No. Butir Skala
Sistem
Pengendalia
n Intern (X)
1. Lingkungan
Pengendalian
2. Penilaian
Resiko
3. Aktivitas
Pengendalian
4. Informasi dan
komunikasi
5. Pemantauan
Mengetahui
Lingkungan
kebudayaan
perusahaan
Lingkungan
kebudayaan
perusahaan
mempengaruhi
kesadaran
karyawan
Identifikasi
risiko
Analisis Risiko
Kebijakan dan
prosedur
pelaksanaan
pengendalian
Bertindak sesuai
dengan prosedur
Menyediakan dan
memanfaatkan
bentuk saran
informasi dan
komunikasi
Mengelola dan
memperbaharui
sistem informasi
Pemantauan
Pelaksanaan
pengendalian
Penentuan
1,2,3,4,5
6,7,8,9
10,11,12,
13
14,15
16,17,18
Likert
39
kualitas kerja
Efektivitas
Pelayanan
Kesehatan
(Y)
1. Asas
Pelayanan
2. Prinsip
pelayanan
3. Efektivitas
Pelayanan
Transparan
Akuntabilitas
Kondisional
Partisipatif
Kesamaan hak
Keseimbangan
hak dan
kewajiban
publik
Kesederhanaan
Kejelasan
Kepastian
waktu
Akurasi
Keamanan
Tanggungjawa
b
Kelengkapan
sarana dan
prasarana
Kemudahan
akses
Kedisiplinan,
kesopanan, dan
keramahan
Kenyamanan
Faktor waktu
Faktor
kecermatan
Faktor gaya
pemberian
pelayanan
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10,
11,12,13,1
4,15,16,17
18
Likert
Kejelasan
Peran (X2)
1. Process
Clarity
Pengetahuan
karyawan
tentang
pekerjaan
Tanggung jawab
yang diemban
karyawan
Likert
40
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengukur kuisioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Ghozali (2013) menyatakan bahwa suatu
kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban dari responden terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas
yang digunakan adalah one shot atau pengukuran sekali saja, yaitu pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur konstruk tertentu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam pengujian ini, peneliti
mengukur reliabelnya suatu variabel dengan cara melihat Cronbach Alpha dengan
signifikansi yang digunakan lebih besar dari 0,70. Menurut Nunnally (1994)
dalam Ghozali (2013) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Pengujian reliabilitas ini menggunakan
program SPSS. 23 dengan metode Cronbach’s Alpha.
2. Goal Clarity
Tujuan dan
sasaran
Harapan dari
lingkungan kerja
Otoritas Kerja
(wewenang)
41
3.5.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Ghozali
(2013:53). Menurut Ghozali (2013:52-59), mengukur validitas dapat dilakukan
dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk degree of freedom ( df ) = n-2, dalam ini n adalah
jumlah sampel. Jadi df yang digunakan adalah 255-2 = 253 dengan alpha sebesar
5% maka menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0.1524 dengan ketentuan
Hasil r hitung > r tabel ( 0.1524) = valid
Hasil r hitung < r tabel ( 0.15247) = tidak valid
Jika r hitung ( tiap butir dapat dilihat pada colom corrected item – total
correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif maka pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
berdistribusi normal atau tidak ( Ghozali, 2013:160). Uji normalitas diperlukan
karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan
mengasumsikan bahwa nilai residu mengikuti distribusi normal. Untuk menguji
suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan
42
grafik normal plot. Dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambil
keputusan (Ghozali, 2013:163):
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas
dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov jika
hasil angka signifikan (Sig) lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
terdistribusi normal.
3.5.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:139). Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali (2013:139) model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika p value > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas artinya model regresi
lolos uji heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
43
3.5.3.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,2013:105). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adakah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolinieritas dilihat dari (a)
nilai tolerance dan lawannya (b)variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh
variabel lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel indepeden lainnya. Apabila nilai VIF adalah lebih besar
dari 10, maka ada korelasi yang tinggi diantara variabel independen atau dapat
dikatakan terjadi multikolinearitas sedangkan jika nilai VIF kurang dari 10 maka
dapat diartikan tidak terjadi multikolinearitas.
44
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan regresi. Pengolahan data
menggunakan analisis regresi sederhana untuk persamaan 1 dan analisis regresi
berganda untuk persamaan 2. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih
varibel independen (variabel penjelas/bebas) digunakan untuk menguji hipotesis
yang telah dipilih. Adapun persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = α + β₁X₁+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+e ……………………………………………….(1)
Y = α + β₁X₁+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ β5X5+ β6X1.X6 + β7X2X6 + β8X3X6 + β9X4X6
+ β10X5X6……………………………………..(2)
Keterangan :
Y = Efektivitas Pelayanan
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X₁ = Lingkungan Pengendalian
X2 = Penilaian Resiko
X3 = Aktivitas Pengendalian
X4 = Informasi dan Komunikasi
X5 = Pemantauan
X6 = Kejelasan Peran
45
e = standard error
3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel terkait. Nilai R2
berada di antara 0 dan
1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebasnya dalam
menjelaskan variabel terkait sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel bebas memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel-variabel terkait (Ghozali, 2013)
.
3.5.4.2 Uji t
Ghozali (2013) menjelaskan bahwa uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji t
adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan kritis menurut tabel.
Dasar pengembilan keputusan adalah :
1. Jika t hitung < t tabel, maka variabel bebas secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat.
2. Jika t hitung > t tabel, maka variabel bebas secara individual berpengaruh
terhadap variabel terikat .
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing
variabel pada output hasil regresi menggunakan spss dengan significance level
0,05 (a=5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari alfa maka hipotesis ditolak
46
yang berarti secara individual variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari alfa
maka hipotesis diterima, berarti secara individual variabel bebas mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan dan untuk mengetahui pengaruh kejelasan peran
sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara pengendalian internal terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis
menunjukan bahwa lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas pelayanan kesehatan sedangkan penilain resiko,
aktivitas pengendalian, pemantaun tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas
pelayanan kesehatan.
Kejelasan peran tidak berpengaruh terhadap hubungan antara pengendalian internal
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan. Kejelasan peran dalam penelitian ini
bukanlah variabel moderasi karena variabel interaksi antara pengendalian internal dan
kejelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelayanan
kesehatan.
69
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan yaitu pada penelitian ini menggunakan
kuisioner sehingga terkadang jawaban yang diberikan oleh sampel tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya. Kurangnya teori terdahulu yang mendukung hubungan
antara variabel dalam penelitian ini sehingga pembahasan dalam penelitian ini
kurang luas. Hal ini dikarenakan pengambilan judul penelitian ini masih baru dan
kurangnya teori dari penelitian terdahulu yang mendukung sehingga penelitian ini
perlu diadakan pengujian kembali. Selain itu data yang dikumpulkan hanya
menggambarkan pendapat pegawai dan perawat Rumah Sakit Imanuel Bandar
Lampung, sehingga hasil penelitian hanya menggambarkan pengaruh pengendalian
internal terhadap efektivitas pelayanan kesehatan dan pengaruh interaksi
pengendalian internal dan kejelasan peran terhadap efektivitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Imanuel Bandar Lampung.
70
5.3 Saran
1. Bagi perusahaan
Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Imanuel,
hendaknya manajemen rumah sakit menambahkan alat medis yang baik sehingga
pelayanan yang diberikan menjadi lebih efektif. Rumah Sakit Imanuel juga perlu
memiliki Staf Satuan Pengawas Internal yang telah bersertifikat kualifikasi auditor
internal untuk menjalankan kegiatan operasional. Dengan demikian diharapkan dapat
tercipta efektivitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya meliputi pengendalian internal
dan kejelasan peran dalam menilai efektivitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel yang berhubungan
dengan efektivitas pelayanan kesehatan pada rumah sakit sehingga akan mendapatkan
hasil yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
pelayanan kesehatan pada rumahsakit. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
juga terbilang sedikit dibandingkan jumlah rumah sakit yang ada di Lampung,
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan beberapa rumah sakit lain
untuk dijadikan sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan olehAkuntan Publik. Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Afriana, Rheny Hanif. 2013. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, DanKetidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Ekonomi Volume 21No. 3.
Anggraini, Rafika P dan Yulius Jogi C. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility padaPerusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan Listed (Go-public) di BEI. Jurnal Akuntansi Bisnis Volume 2 No.1.
Armana, Acang. 2016. Pengaruh Kinerja Satuan Pengawasan Internal TerhadapPelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Dan Penerapan Prinsip-prinsip GoodCorporate Governance Pada Organisasi Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah UniversitasPasundan Bandung.
Cahyati, Icah. 2013. Pengaruh Audit Operasional Terhadap Efektivitas PelayananKesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit. Palembang: Fakultas EkonomiUniversitas Pasundan.
COSO. 2013. Internal Control - Integrated Framework: Executive Summary, Durhan,North Calorina, May 2013
Darlis, Edfan dan Agrina Cahayani. 2013. Kejelasan Peran Dan PemberdayaanPsikologis Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Jurnal Ekonomi, Volume 21No.3.
Dewi, Sarita Permata. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal dan GayaKepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta. Skripsi. FEUniversitas Negeri Yogyakarta. Journal.uny.ac.id [14 maret 2017]
Divianto. 2012. Peran Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan KesehatanRawat Inap Di Rumah Sakit ( Studi Kasus pada Rumah Sakit BundaPalembang). Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi Volume 2 No.2.
Faisal, Okky dan Lenzy Suzan. 2015. Pengaruh Pengendalian Internal TerhadapKecenderungan Kecurangan Akuntansi. Jurnal ilmiah Universitas Telkom.
Febnesia, Yurike Sari, Boediono, dan Hermanto Rohman. 2012. EfektivitasPelayanan Kesehatann Bagi Ibu Dan Bayi Miskin Di Puskesmas KebondalemKecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi. Artikel Ilmiah UniversitasJember.
Ghozali, Achmad dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Yogyakarta: Andi.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.Semarang: Universitas Diponegoro. Jember : Universitas Jember.
Hall, M. 2004. The effect of Comprehensive Performance Measurement Systems onRole Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance. GlobalManagement Accounting Research Symposium. Available on www.ssrn.com
Hisbullah, Maksum, dan Wiwik Utami. 2011. Studi Peran Ganda Guru SebagaiPejabat Struktural Sekolah Dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja:Orientasi Profesional Dan Ketidakjelasan Peran Sebagai Variabel Moderating.Simposium Nasional Akuntansi XIV:21 – 22 Juli. Universitas Syiah Kuala.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 TentangPedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 496/MENKES/SK/V/2005Tentang Pedoman Audit Medis Di Rumah Sakit.
Kaltsum, Ummu dan Abdul Rohman. 2013. Pengaruh Kejelasan Sasaran AnggaranTerhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Melalui SistemPengendalian Intern Sebagai Variabel Intervening pada Satuan PerangkatDaerah Kota Salatiga. Jurnal Akuntansi, Volume 1 No. 1 halaman 2.
Lailatul, Farisa Maharani, Septarina Prita, dan Siti Maria. 2015. PengaruhPengendalian Internal Terhadap Kinerja Karyawan Pada Divisi PelayananMedis Di Rumah Sakit Jember Klinik. Jurnal Akuntansi, Volume 13 No. 2.
Luthfi, Muhammad. 2013. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan KinerjaPerusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen Volume 2 No.2.
Muid, Dul. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Stock Returnpada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008 -2009. Jurnal EkonomiVolume 6 No. 1: 105- 121.
Mulyadi. 2001. Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipat Ganda Kinerja KeuanganPerusahaan, Balanced Scorecard. UGM : Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 159b/Men.Kes/Per/II/1988 tentang rumahsakit.
Prawirohardjo, Harimurti. 2012. Pengaruh Kejelasan Peran, Motivasi Kerja DanNilai-nilai Budaya Organisasi Terhadap Efektifitas Pelakasanaan Tugas
Karyawan pada Pegawai Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. JurnalBisnis dan Ekonomi Vol.3 No.1: 47 – 56.
Rahman, Syaiful ,Muhammad Nasir, dan Sri Handayani. 2007. Pengaruh SistemPengukuran Kinerja Terhadap Kejelasan Peran, Pemberdayaan Psikologis DanKinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi X: 26-28 Juli. Unhasmakassar.
Sa’diah, Halimahtu. 2012. Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap SistemPelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Bunda Dalima. Jurnal EkonomiUniversitas Gunadarma.
Sawyers, Lawrence B Mortimer A, James H. (2005). Sawyer’s Internal Auditing. (Alihbahasa: Desi Andharini). Buku 1 Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
Sawyer, J.E. (1992). Goal and process clarity: specification of multiple constructs of roleambiguity and a structural equation model of their antecedents and consequences.Journal of Applied Psychology 77: pp. 130-142
Sutrisno, Edy, Agus Eko Tejo Sasongko, dan Tri Wahyuni. 2012. Kejelasan Peran SertaPenerapannya Dalam Menunjang Efektivitas Kerja Teknisi/Laboran di LingkunganPoliteknik Negeri Pontianak (Polnep). Jurnal EKSOS Vol.8 No.3: 164-175.
Solihin, Ismail (2009) Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability.Penerbit Salemba Empat Jakarta, Agustus.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Tanjung, Riani. 2012. Pengaruh Penerapan Pemeriksaan Internal TerhadapEfektivitas Struktur Pengendalian Intern Dan Dampaknya Terhadap KinerjaKeuangan pada PDAM di Propinsi Jawa Barat. Jurnal Ekonomi, Volume 9No.2: 96 – 107.
Tarukdatu, Alex Naibaho.2013. Analisis Pengendalian Internal Persediaan BahanBaku Terhadap Efektifitas Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Jurnal EMBAVol. 1 No. 3 hal: 63 – 70.
Triadi, Lina dan Dharma Suputra. 2016. Pengaruh Pengendalian Intern DanPenerapan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Terhadap KinerjaManajerial. Jurnal Akuntansi Volume 16 No.2 .
Trisnawati, Meita dan I Dewa Nyoman Badera. 2015. Pengaruh KetidakjelasanPeran, Konflik Peran Pada Kinerja Auditor Dengan Struktur Audit SebagaiPemoderasi. Jurnal Akuntansi Volume 10 No.3.
Tubre, T.C.,dan Collins, J.M. 2009. Jackson and Schuler, 1985 Revisited :“Metaanalysis of the relationship between role ambiguity, role conflict, and jobperformance”. Journal of Management. 26. 155 – 169
Tupamahu, Kevin Hermanto. 2009. Hubungan Sistem Pengukuran KinerjaKomprehensif dengan Kinera Manajerial dengan Pemberdayaan Psikologis danKejelasan Peran sebagai Variabel Moderating. Junral Akuntansi, Volume 8No.3
Wahyuni, Sri dan Sutjipto. 2013. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern TerhadapProsedur Penerimaan Dan Pengeluaran Barang Pada UD. Dwi Jaya SentosaSurabaya. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.2 No.3.
Zulkarnaini. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tanggung Jawab SosialPerusahaan pada perusahaan BUMN di Wilayah Kota Banda Aceh. JurnalEkonomi Dan Bisnis Volume 10 No.1.
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2014/05/18/pelayanan-buruk-pasien-icu-rsup-fatmawati diakses pada tanggal 12 Desember 2016 pukul 11.09
http://daerah.sindonews.com/read/704283/22/pelayanan-resud-wates-dinilai-burukdiakses pada tanggal 5 Januari 2017 pukul 20.05
http://www.rsimanuellampung.com/berita/131-bapetan-berikan-predikat-hijau-kepada-imanuel diakses pada 6 Januari pukul 16.40
http://www.rsimanuellampung.com/berita/122-imanuel-raih-proper-biru
diakses pada 6 Januari pukul 15.03