Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL,
ETIKA ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Rika Dewi Kusumastuti
104082002667
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rika Dewi Kusumastuti
NIM : 104082002667
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi NIP. 130 676 334 NIP. 150 377 440
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1428 H/ 2008 M
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Rika Dewi Kusumastuti
NIM : 104082002667
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi NIP. 130 676 334 NIP. 150 377 440
Penguji Ahli
Amilin, SE., Ak., M.si
NIP. 150 370 232
Hari ini Kamis Tanggal Dua Belas Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rika Dewi Kusumastuti NIM:
104082002667 dengan judul skripsi “PENGARUH PENGALAMAN,
KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA ORGANISASI DAN GENDER
TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS AUDITOR”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Juni 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Amilin, SE., Ak., M.si Hepi Prayudiawan, SE.,Ak.,MM
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Pribadi
Nama : Rika Dewi Kusumastuti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Januari 1987
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Kp. Duku Rt.004/ Rw 05 No.06
Kebayoran Lama Selatan
Jakarta Selatan, 12240
Telepon / HP : 021-98304396 / 085691505768
II. Pendidikan
1. 1990 – 1992 : TK Pakem Purworedjo, Jateng
2. 1992 - 1998 : SDN 17 Pagi Jakarta Selatan
3. 1998 - 2001 : SMPN 1 Sempor Kebumen, Jateng
4. 2001 - 2004 : SMUN 46 Jakarta
5. 2004 - 2008 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Moch. Kusmantoro
Tempat & Tgl. Lahir : Cirebon, 09 Agustus 1956
Alamat : Kp. Duku Rt.004/ Rw 05. No.06
Kebayoran Lama Selatan
Jakarta Selatan, 12240
Ibu : Purwatiningsih
Tempat & Tgl. Lahir : Bandung, 23 Mei 1964
Alamat : Kp. Duku Rt.004/ Rw 05. No.06
Kebayoran Lama Selatan
Jakarta Selatan, 12240
THE INFLUENCE OF EXPERIENCE, PROFESSIONAL COMMITMENT,
CORPORATE ETHICAL AND GENDER OF THE ETHICAL DECISION
MAKING AUDITOR
By: Rika Dewi Kusumastuti
ABSTRACT
The objectives of this research was to examine the influence of experience, professional commitment, corporate ethical and gender to the ethical decision making auditor. This research using ten ethical decision making principal: honesty and transparency, integrity, promissory, loyalty, justice, Sociability, respectability, profession and organizational responsibilities, secrecy and objectivity.
Data used in this research was questionnaires from independent auditors at audit firms in Jakarta. Sampling method was using purposive sampling. 120 questionnaires were distribute, 15 for tryout and 105 for the auditor. Total returned questionnaires was 78 (74%). The method of data analyzing used in this research was multiple regression method with dummy variable.
This research showed that experience, professional commitment and gender didn’t significant to the ethical decision making auditor, but corporate ethical has significant to the ethical decision making auditor. The F test showed that value of significant is 0,00 or under 0,05 (0,000<0,05) and it means that experience, professional commitment, corporate ethical and gender has significant to the ethical decision making auditor.
Keywords: Experience, Professional Commitment, Corporate Ethical, Gender, The Ethical Decision Making Auditor
PENGARUH PENGALAMAN, KOMITMEN PROFESIONAL, ETIKA
ORGANISASI DAN GENDER TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIS AUDITOR
Oleh: Rika Dewi Kusumastuti
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor independen dari kantor akuntan publik di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yang digunakan adalah purposive sampling. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 120 kuesioner, 15 untuk try out dan 105 untuk disebar kepada auditor. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78 kuesioner (74%). Metode analisis data yang digunakan adalah uji regresi linear berganda dengan variabel dummy .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman, komitmen profesional dan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor, sedangkan etika organisasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Hasil uji F menunjukkan bahwa tingkat signifikan adalah sebesar 0,000 atau di bawah 0,05 (0,000<0,05), artinya pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Kata Kunci: Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika Organisasi, Gender,
Pengambilan Keputusan Etis Auditor
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah
diberikan-Nya. Shalawat serta salam bagi baginda Rasulullah Nabi Muhammad
SAW, dimana atas kesemuanya penulis memperoleh kemampuan studi hingga
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengalaman, komitmen
profesional, etika organisasi dan gender terhadap pengambilan keputusan etis
auditor”.
Dalam penyusunan skripsi ini, hambatan dan permasalahan tidak jarang pula
muncul. Penulis sadar sepenuhnya keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi ini
bukanlah semata-mata atas usaha dari penulis sendiri, tetapi banyak pihak yang
telah rela mengulurkan tangannya untuk membantu atau hanya sekedar
memberikan semangat dan dukungannya yang begitu besar kepada penulis,
sehingga penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Kedua Orang Tuaku tercinta, Bapak Moch. Kusmantoro, Ibu Purwatiningsih
dan Ibu Sriwahyuni (yang telah melahirkanku ke dunia ini semoga Allah
memberikan Tempat yang terbaik disisi-Nya), untuk adik-adikku tersayang
Zaky & Rifa atas do’a, rasa cinta, perhatian, kasih sayang, & dukungannya.
2. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. sebagai dosen pembimbing I yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis atas setiap permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis
juga ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika
selama bimbingan terdapat kata-kata serta sikap yang kurang berkenan di hati
Bapak.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak.,MSi, sebagai dosen pembimbing II atas waktu yang
diluangkannya untuk memberikan bimbingan dan motivasi serta
kepeduliannya kepada penulis. Penulis juga ingin menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika selama bimbingan terdapat
kata-kata serta sikap yang kurang berkenan di hati ibu.
4. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA selaku Kajur Akuntansi.
6. Bapak Amilin, SE., MSi., Ak. Selaku Sekjur Akuntansi.
7. Segenap staf bagian Akademik dan Keuangan serta para staf perpustakaan
FEIS atas bantuan dan pelayanannya.
8. Auditor-auditor independen yang telah meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner penelitian.
10. Laptop “acer” ku yang selalu setia untuk membantuku menyelasaikan skripsi.
11. For someone yang dah banyak membantuku… selalu memberikan support dan
doa…Terima kasih untuk hari-hari yang indah dalam suka maupun
duka…smoga Allah mengabulkan doa2 kita… amin… Leonardo dicap”rio”
q… hapinnes is having someone like u…
11 Untuk mba Eka Semangat kita berjuang bersama, yani, dika, ayu, ochi,syani
(teman seperjuangan sidang skripsi) teman-teman lainya yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu.
12. Teman-teman sejawat khususnya untuk teman-temanku di akun B semester 8
angkatan 2004, terima kasih banyak atas doa, semangat, dan dukungannya.
13. Rekan-rekan auditor di Kantor Akuntan Publik RWR, terima kasih atas
bantuan dan pengertiannya, khususnya untuk pak Wawan terima kasih pak
untuk waktu yang diberikan agar peneliti dapat menyelesaikan kuliah.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada kalian semua dengan
balasan yang jauh lebih baik dan pahala yang berlipat ganda.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalam Wr. Wb.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Sidang ........................................................................... i
Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... iii
Abstract .......................................................................................................... iv
Abstrak ........................................................................................................... v
Kata Pengantar ............................................................................................... vi
Daftar Isi ........................................................................................................ viii
Daftar Tabel ................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................ xii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................ 5
Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konflik Audit dan Dilema Etika ............................................ 7
B. Pengambilan keputusan Etis Auditor ..................................... 9
C. Pengalaman Audit ................................................................... 14
D. Komitmen Profesional ............................................................ 17
E. Etika Organisasi ...................................................................... 20
F. Gender..................................................................................... 21
G. Kerangka Pemikiran................................................................ 24
H. Model dan Hipotesis Penelitian .............................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 28
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel ............................... 28
1. Populasi dan Sampel .......................................................... 28
2. Teknik Penentuan Sampel.................................................. 28
C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 29
1. Data Primer ........................................................................ 29
2. Data Sekunder .................................................................... 30
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik........................ 30
1. Statistik Deskriptif .............................................................. 30
2. Uji Kualitas Data ................................................................ 31
a. Uji Validitas ................................................................... 31
b. Uji Reliabilitas ............................................................... 32
3. Uji Asumsi Klasik............................................................... 33
a. Multikolineritas.............................................................. 33
b. Heterokedastisitas ............................................................... 33
4. Uji Hipotesis ....................................................................... 34
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)...................................... 34
b. Regresi Berganda Variabel Dummy.............................. 34
c. Uji Statistik t .................................................................. 35
d. Uji Statistik Fisher (F) ................................................... 35
E. Definisi Operasional Variabel ................................................. 36
1. Pengalaman Kerja Audit .................................................... 36
2. Komitmen Profesional ....................................................... 36
3. Etika Organisasi ................................................................. 36
4. Gender................................................................................ 37
5. Pengambilan Keputusan Etis Auditor ................................ 37
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 38
1. Tempat dan Waktu Penelitian............................................ 38
2. Karakteristik Responden.................................................... 39
B. Penemuan dan Pembahasan ................................................... 44
1. Statistik Deskriptif.............................................................. 44
a. Pengalaman ................................................................... 45
b. Komitmen Profesional................................................... 46
c. Etika Organisasi............................................................. 47
d. Pengambilan Keputusan Etis Auditor ........................... 48
2. Uji Instrumen Penelitian..................................................... 49
a. Uji Validitas................................................................... 49
b. Uji Reliabilitas............................................................... 55
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 56
a. Multikolineritas ............................................................. 56
b. Heteroskedastisitas ........................................................ 56
4. Uji Hipotesis....................................................................... 57
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 57
b. Regresi Berganda Variabel Dummy ............................. 58
c. Uji Statistik t ................................................................. 60
d. Uji Statistik F ................................................................ 65
BAB V PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................. 68
Implikasi ...................................................................................... 69
Daftar Pustaka ................................................................................................ 71
Lampiran ........................................................................................................ 74
DAFTAR TABEL
No.Tabel Keterangan Halaman
4.1 Data Kantor Akuntan Publik …………………………. 38
4.2 Data Penyebaran Kuesioner …………………………. 39
4.3 Data Sampel Penelitian ………………………………. 40
4.4 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan
Gender dan Kedudukan KAP ………………………… 41
4.5 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan
Pengalaman Kerja …………………………………… 42
4.6 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Usia …. 43
4.7 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan
Jenjang Pendidikan …………………………………… 44
4.8 Persentase Responden (Pengalaman) ………………… 45
4.9 Persentase Responden (Komitmen Profesional) ……… 46
4.10 Persentase Responden (Etika Organisasi) ……………. 47
4.11 Persentase Responden (Pengambilan Keputusan
Etis Auditor) …………………………………………. 48
4.12 Uji Validitas Try Out Kuesioner ……………………... 49
4.13 Uji Validitas Kuesioner ................................................ 52
4.14 Uji Reliabilitas ………………………………………. 54
4.15 Uji Multikolinearitas …………………………………. 55
4.16 Uji Koefisien Determinasi ……………………………. 57
4.17 Koefisien Regresi …………………………………….. 58
4.18 Uji Statistik t ………………………………………….. 60
4.19 Uji Statistik F …………………………………………. 65
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Keterangan Halaman
2.1 Hubungan Antar Variabel …………………………... 24
2.2 Model Konseptual ………………………………….. 26
4.2 Scatterplot …………………………………………… 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ……………………………... 74
Lampiran 2 Daftar Jawaban Responden ……………………… 82
Lampiran 3 Hasil Tryout Uji Validitas & Reliabilitas ……….. 91
Lampiran 4 Uji Validitas …………………………………….. 93
Lampiran 5 Uji Reabilitas Data ………………………………. 95
Lampiran 6 Uji Regresi Linear Berganda ……………………... 96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis
yang melibatkan profesi akuntan. Sorotan yang diberikan kepada profesi ini
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya praktik-praktik profesi yang
mengabaikan standar akuntansi bahkan etika. Perilaku tidak etis merupakan
isu yang relevan bagi profesi akuntan saat ini. Di Indonesia, isu mengenai
etika akuntan berkembang seiring dengan terjadinya beberapa pelanggaran
etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun
akuntan pemerintah (Ludigdo, 1999). Pengembangan dan kesadaran
etika/moral memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi
(Louwers et al. dalam Husein, 2004). Profesi akuntan tidak terlepas dari etika
bisnis yang mana aktivitasnya melibatkan aktivitas bisnis yang perlu
pemahaman dan penerapan etika profesi seorang akuntan serta etika bisnis
(Ludigdo dan Machfoedz, 1999).
Setiap pelaku profesi memiliki tanggung jawab terhadap etika profesi
masing-masing dan dituntut untuk berperilaku etis, yaitu bertindak sesuai
dengan moral dan nilai yang berlaku. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan
ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses
pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis yang diharapkan
mempunyai integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan Halim, 2002
dalam Husein, 2004).
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis
tertinggi kepada organisasi, profesi mereka, masyarakat dan diri sendiri.
Akuntan mempunyai tanggungjawab yang kompeten dan menjaga integritas
serta obyektivitasnya. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan
menunjukkan bahwa akuntan mempunyai kesempatan untuk melakukan
tindakan tidak etis dalam profesinya (Fine et al. dalam Husein, 2004).
Kesadaran etika dan sikap profesional memegang peran yang besar bagi
seorang akuntan (Louwers et al. dalam Husein, 2004). Profesi yang dijalankan
seorang akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang
melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan.
Menurut Hunt dan Vitell (1986:5-16) dalam Sasongko Budi (2006),
kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya
masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan
organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Kemampuan
dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak adalah hal
yang mendasar dalam profesi akuntan. Akuntan publik juga tidak terlepas dari
masalah bagaimana membuat keputusan etis. Akuntan sebagai karyawan
mempunyai tanggung jawab kepada organisasi di mana dia bekerja, tetapi
sebagai seorang akuntan profesional harus bertanggungjawab kepada
profesinya, kepada masyarakat dan dirinya sendiri untuk berkelakuan etis
yang baik.
Finn et.al. (1988) dan Bazerman et.al. (1997) dalam Sasongko Budi
(2006) menyatakan bahwa akuntan seringkali dihadapkan pada situasi adanya
dilema yang menyebabkan dan memungkinkan akuntan tidak dapat
independen. Akuntan diminta untuk tetap independen dari klien, tetapi pada
saat yang sama kebutuhan mereka tergantung kepada klien karena fee yang
diterimanya, sehingga seringkali akuntan berada dalam situasi dilematis. Hal
ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan klien,
sehingga menimbulkan konflik audit (Tsui dan Gul, 1996 dalam Sasongko
Budi, 2006). Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah dilema etika
ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin
terjadi atau tekanan di sisi lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995 dalam
Sasongko Budi, 2006). Auditor secara sosial juga bertanggung jawab kepada
masyarakat dan profesinya daripada mengutamakan kepentingan dan
pertimbangan pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata. Situasi
seperti hal tersebut di atas sering dihadapi oleh auditor. Auditor seringkali
dihadapkan kepada situasi dilema etika dalam pengambilan keputusannya
(Dillard dan Yuthas, 2002 dalam Sasongko Budi, 2006).
Begitu pula dengan masalah perbedaan gender, dari literatur cognitive
psychology dan literatur marketing dinyatakan bahwa gender sebagai faktor
level individual dapat berpengaruh terhadap kinerja yang memerlukan
pertimbangan dalam berbagai kompleksitas tugas. Perempuan dapat lebih
efisien dan efektif dalam memproses informasi dalam tugas yang kompleks
dibanding laki-laki dikarenakan perempuan lebih memiliki kemampuan untuk
membedakan dan mengintegrasikan kunci keputusan, namun pengaruh gender
terhadap pemrosesan informasi dan pertimbangan belum banyak teruji dalam
konteks penugasan audit atau penugasan sebagai auditor (Chung and Monroe,
2001 dalam Zulaikha, 2006).
Penelitian ini mengambil starting point dari penelitian yang dilakukan
oleh Sasongko Budi (2006). Variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan
pengambilan keputusan etis auditor. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, pada penelitian ini ada
penambahan variabel gender dan penghapusan variabel orientasi etika.
Pengujian hipotesis penelitian sebelumnya menggunakan Amos Versi 4.01
sedangkan pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 12.0. Responden pada
penelitian sebelumnya adalah auditor internal bank pada Perhimpunan Bank
Swasta Nasional (PERBANAS) Jawa Timur, sedangkan pada penelitian ini
respondennya adalah auditor independen yang bekerja di kantor akuntan
publik (KAP). Dari sudut pandang hasil penelitian, pada penelitian ini variabel
pengalaman memberikan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya yakni
tidak signifikan, sementara untuk komitmen profesional berbeda dengan
penelitian sebelumnya yakni tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan
etis auditor. Variabel pengalaman selain dari penelitian Sasongko Budi (2006)
juga mengambil dari penelitian Dwi Ananing (2006) dan Yudi Herlinasyah
(2006), sedangakan untuk variabel gender mengambil dari penelitian yang
dilakukan oleh Siti Mutmainah (2007) dan Zulaikha (2006).
Terjadinya berbagai kasus sebagaimana disebutkan di atas, seharusnya
memberi kesadaran untuk lebih memperhatikan etika dalam melaksanakan
pekerjaan profesi akuntan, namun seberapa besar pengalaman, komitmen
profesional, etika organisasi dan gender berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan etis auditor. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul:
“Pengaruh Pengalaman, Komitmen Profesional, Etika Organisasi Dan
Gender Terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor.
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang hendak diteliti adalah seberapa besar pengaruh
pengalaman audit, komitmen profesional, etika organisasi dan gender terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris
pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Auditor
Untuk memberikan masukan kepada auditor pentingnya mengetahui
perbedaan gender, pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
b. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam
mengukur prestasi dan kondisi kantor akuntan pulik yang akan
mengaudit perusahaannya, terutama dalam hal pengetahuan dan
keahlian auditor , komitmen professional, dan etika organisasi terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
c. Bagi masyarakat
Masyarakat agar dapat lebih menyadari arti penting nilai-nilai moral
dan etika dalam kehidupan terutama dalam menjalankan suatu profesi.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variable-
variabel lain yang mempengaruhi keputusan auditor tidak hanya pada
saat situasi dilemma etika tetapi di berbagai situasi yang
mengharuskan auditor bersikap etis.
e. Bagi Penulis (Peneliti)
Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh ke dalam praktek
yang terjadi di perusahaan maupun di kantor akuntan publik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konflik Audit Dan Dilema Etika
Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan
adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan keuangan oleh pihak ketiga
yaitu akuntan publik. Laporan keuangan yang biasanya digunakan untuk
mengetahui hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan
sebagai salah satu alat pertanggungjawaban pengelolaan manajemen
perusahaan kepada pemilik. Pihak-pihak luar perusahaan dalam
perkembangannya juga memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penanaman modal (investasi)
atau yang berhubungan dengan perusahaan (Simamora, 2000 dalam Sasongko
Budi, 2006)
Terdapat banyaknya pihak yang berkepentingan di dalam sebuah
organisasi bisnis. Investor yang menanamkan dananya ke dalam perusahaan
atau kreditor yang meminjamkan dananya, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak terbatas kepada
manajemen saja, tetapi meluas kepada investor dan kreditor serta calon
investor dan calon kreditor. Para pihak tersebut memerlukan informasi
mengenai perusahaan, sehingga seringkali ada dua pihak yang berlawanan
dalam situasi ini (Conflict Of Interest). Di satu pihak, manajemen perusahaan
ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggunjawaban pengelolaan
dana yang berasal dari pihak luar, di lain pihak, pihal eksternal ingin
memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan. Profesi
akuntan timbul untuk memberikan informasi yang terpercaya bagi kedua belah
pihak dalam situasi seperti ini.
Kode etik yang digunakan oleh para profesional beranjak dari bentuk
pertanggungjawaban profesi kepada masyarakat. Akuntan sebagai sebuah
profesi juga tidak terlepas dari pertanggungjawaban kepada masyarakat
(Rianovita, 2005). Damman (2003) dalam Sasongko Budi (2006) menyatakan
bahwa sebenarnya akuntan di dalam aktivitas auditnya banyak hal yang harus
dipertimbangkan, karena dalam diri auditor mewakili banyak kepentingan
yang melekat dalam proses audit (built-in conflict of interest). Seringkali
dalam pelaksanaan aktivitas auditing, seorang auditor berada dalam konflik
audit (Tsui dan Gul, 1996 dalam Sasongko Budi, 2006).
Konflik dalam sebuah audit akan berkembang pada saat auditor
mengungkapkan informasi tetapi informasi tersebut oleh klien tidak ingin
dipublikasikan kepada umum. Konflik ini akan menjadi sebuah dilema etika
ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang menyangkut independensi
dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi di sisi
lainnya (Windsor dan Askhanasy, 1995 dalam Sasongko Budi, 2006). Karena
auditor seharusnya secara sosial juga bertanggung jawab kepada masyarakat
dan profesinya daripada mengutamakan kepentingan dan pertimbangan
pragmatis pribadi atau kepentingan ekonomis semata, sehingga seringkali
auditor dihadapkan kepada masalah dilema etika dalam pengambilan
keputusannya.
Situasi dilema menurut Gunz, Gunz dan McCutcheon (2002) dalam Sasongko
Budi (2006) adalah: “situations in which professional must choose between
two or more relevant, but contradictory, ethical directives, or when every
alternative results in an undesirable outcome for one or more persons”
Dilema etika muncul sebagai konsekuensi konflik audit karena auditor
berada dalam situasi pengambilan keputusan yang terkait dengan
keputusannya yang etis atau tidak etis. Situasi tersebut terbentuk karena dalam
konflik audit ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap keputusan auditor
sehingga auditor dihadapkan kepada pilihan keputusan etis dan tidak etis.
B. Pengambilan Keputusan Etis (Ethical Decision Making)
Keputusan etis (ethical decision) per definisi adalah sebuah keputusan
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
(Trevino, 1986; Jones, 1991 dalam Sasongko Budi, 2006). Beberapa review
tentang penelitian etika (Ford dan Richardson, 1994; Louwers, Ponemon dan
Radtke, 1997; Loe et.al., 2000; Paolillo & Vitell, 2002 dalam Sasongko Budi,
2006) mengungkapkan beberapa penelitian empirik tentang pengambilan
keputusan etis. Mereka menyatakan bahwa salah satu determinan penting
perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor yang secara unik
berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan variabel-variabel yang
merupakan hasil dari proses sosialisasi dan pengembangan masing-masing
individu. Faktor-faktor individual tersebut meliputi variabel-variabel yang
merupakan ciri pembawaan sejak lahir (gender, umur, kebangsaan),
sedangkan faktor faktor lainnya adalah faktor organisasi, lingkungan kerja,
profesi dan sebagainya.
Penelitian tentang pengambilan keputusan etis, telah banyak dilakukan
dengan berbagai pendekatan mulai dari psikologi sosial dan ekonomi.
Beranjak dari berbagai hasil penelitian tersebut kemudian dikembangkan
dalam paradigma ilmu akuntansi. Louwers, Ponemon dan Radtke (1997)
dalam Sasongko Budi (2006) menyatakan pentingnya penelitian tentang
pengambilan keputusan etis dari pemikiran dan perkembangan moral (moral
reasoning and development) untuk profesi akuntan dengan 3 alasan, yaitu:
1. Penelitian dengan topik ini dapat digunakan untuk memahami tingkat
kesadaran dan perkembangan moral auditor dan akan menambah
pemahaman tentang bagaimana perilaku auditor dalam menghadapi
konflik etika.
2. Penelitian dalam wilayah ini akan lebih menjelaskan problematika proses
yang terjadi dalam menghadapi berbagai pengambilan keputusan etis
auditor yang berbeda-beda dalam situasi dilema etika.
3. Hasil penelitian ini akan dapat membawa dan menjadi arahan dalam tema
etika dan dampaknya pada profesi akuntan.
Beberapa model penelitian etis seringkali hanya mendeskripsikan
bagaimana proses seseorang mengambil keputusan yang terkait dengan etika
dalam situasi dilema etika (Jones, 1991; Trevino, 1986 dalam Sasongko Budi,
2006). Sebuah model pengambilan etis tidak berada kepada pemahaman
bagaimana seharusnya seseorang membuat keputusan etis (ought to do),
namun lebih kepada pengertian bagaimana proses pengambilan keputusan etis
itu sendiri. Alasannya adalah sebuah pengambilan keputusan akan
memungkinkan menghasilkan keputusan yang etis dan keputusan yang tidak
etis, dan memberikan label atau mendefinisikan apakah suatu keputusan
tersebut etis atau tidak etis akan mungkin sangat menyesatkan (McMahon,
2002 dalam Sasongko Budi, 2006).
Rest dalam dalam Zeigenfuss dan Martison (2002) dalam Sasongko
Budi (2006) menyatakan bahwa model pengambilan keputusan etis terdiri dari
4 (empat tahapan), yaitu:
1. Pemahaman tentang adanya isu moral dalam sebuah dilema etika
(recognizing that moral issue exists)
Dalam tahapan ini menggambarkan bagaimana tanggapan seseorang
terhadap isu moral dalam sebuah dilema etika.
2. Pengambilan keputusan etis (make a moral judgment)
Pengambilan keputusan etis, yaitu bagaimana seseorang membuat
keputusan etis.
3. Moral Intention
Moral Intention yaitu bagaimana seseorang bertujuan atau bermaksud
untuk berkelakuan etis atau tidak etis.
4. Moral Behavior
Moral Behavior, yaitu bagaimana seseorang bertindak atau berperilaku
etis atau tidak etis.
Sedangkan menurut Jones (1991 dalam Andriyani, 2004) menyatakan
ada 3 unsur utama dalam pengambilan keputusan etis, yaitu:
1. Isu Moral (Moral Issue)
Menyatakan seberapa jauh ketika seseorang melakukan tindakan, jika dia
secara bebas melakukan tindakan itu, maka akan mengakibatkan kerugian
(harm) atau keuntungan (benefit) bagi orang lain. Dalam bahasa yang lain
adalah bahwa suatu tindakan atau keputusan yang diambil akan
mempunyai konsekuensi kepada orang lain.
2. Agen Moral (Moral Agent)
Agen moral adalah orang yang membuat keputusan moral walaupun
mungkin orang yang bersangkutan tidak mengenali isu moral tersebut.
3. Keputusan Etis (Ethical Decision)
Keputusan etis (ethical decision) per definisi adalah sebuah keputusan
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
(Trevino,1986; Jones, 1991 dalam Sasongko Budi, 2006). Kemampuan
dalam mengidentifikasi dan melakukan perilaku etis atau tidak etis adalah
hal yang mendasar dalam profesi akuntan. Sehingga menjadi kewajiban
dan tanggung jawab akuntan itu sendiri terhadap keputusan etis yang
diambil.
Perkembangan penalaran moral (cognitive moral development), sering
disebut juga kesadaran moral (moral reasoning, moral judgment, moral
thinking), merupakan faktor penentu yang melahirkan perilaku moral dalam
pengambilan keputusan etis, sehingga untuk menemukan perilaku moral yang
sebenarnya hanya dapat ditelusuri melalui penalarannya. Artinya, pengukuran
moral yang benar tidak sekedar mengamati perilaku moral yang tampak, tetapi
harus melihat pada kesadaran moral yang mendasari keputusan perilaku moral
tersebut. Dengan mengukur tingkat kesadaran moral akan dapat mengetahui
tinggi rendahnya moral tersebut.
Trevino (1986) dalam Sasongko Budi (2006) menyusun sebuah model
pengambilan keputusan etis dengan menyatakan bahwa keputusan etis adalah
merupakan sebuah interaksi antara faktor individu dengan faktor situasional
(person-situation interactionist model). Dia menyatakan bahwa pengambilan
keputusan etis seseorang akan sangat tergantung kepada faktor-faktor individu
(individual moderators) seperti ego strength, field dependence, and locus of
control dan faktor situasional seperti immediate job context, organizational
culture, and characteristics of the work. Model yang diajukan Trevino (1986)
dapat jelaskan yaitu, ketika seseorang dihadapkan pada sebuah dilema etika
maka individu tersebut akan mempertimbangkannya secara kognitif dalam
benaknya. Hal ini searah dengan pernyataan Jones (1991) dalam Sasongko
Budi (2006) tentang moral issue yang ada dalam dilema etika tersebut bahwa
kesadaran kognitif moral seseorang akan sangat tergantung kepada level
perkembangan moral. Pembentukan pemahaman tentang moral issue tersebut
akan tergantung kepada faktor individual (pengalaman, orientasi etika dan
komitmen kepada profesi) dan faktor situasional (etika organisasi).
James W. Brackner, penulis “ethics Column” dalam Management Accounting,
melakukan observasi sebagai berikut:
Agar pendidikan etika dan moral mempunyai arti, harus ada kesepakatan mengenai nilai-nilai yang dianggap “benar”. Sepuluh dari nilai ini diidentifikasidan dijelaskan oleh Michael Joseph dalam “Teaching Ethical Decision Making and Principled Reasoning. Studi terhadap sejarah, filsafat dan agama melahirkan suatu consensus yang kuat mengenai nilia-nilai tertentu yang bersifat universal dan abadi bagi kehidupan yang beretika. Sepuluh nilai inti ini yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah
sebagai berikut:
1. Kejujuran & Keterbukaan (Honesty and Transparency)
2. Integritas yang tinggi (Integrity)
3. Pemenuhuan janji (Promissory)
4. Kesetiaan (Loyalty)
5. Keadilan (justice)
6. Kepedulian terhadap sesama (Sociability)
7. Penghargaan kepada orang lain (Respectability)
8. Tanggung Jawab ( Profession and Organizational Responsibilities)
9. Kerahasiaan (Secrecy)
10. Objektivitas (Objectivity)
C. Pengalaman Audit (Experience)
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seseorang
dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga,
1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005). Pengalaman berdasarkan
lama bekerja merupakan pengalaman auditor yang dihitung berdasarkan
satuan waktu/tahun. Sehingga auditor yang telah lama bekerja sebagai auditor
dapat dikatakan auditor yang berpengalaman. Karena semakin lamanya
bekerja menjadi auditor, maka akan dapat menambah dan memperluas
pengetahuan auditor di bidang akuntansi dan auditing.
Ludigo dan Carnell (1985) dalam Mayangsari (2003) berpendapat
bahwa berbagai macam pengalaman individu akan mempengaruhi
pelaksanaan suatu tugas. Mereka berpendapat bahwa seseorang yang
berpengalaman akan memiliki cara berpikir yang lebih terperinci, lengkap dan
sohhisticated dibandingkan orang yang belum berpengalaman.
Pengalaman sebagai salah satu variabel yang banyak digunakan dalam
penelitian. Marinus,Wray (1997) dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas
(2006) menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan
rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau tugas (job).
Kolodner (1983) dalam risetnya menunjukkan bagaimana pengalaman dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja pengambilan keputusan.
Selain itu, beberapa badan menghubungkan antara pengalaman dan
profesionalitas sebagai hal yang penting di dalam menjalankan profesi
akuntan publik. AICPA AU section 100-110 mengaitkan pengalaman dan
profesionalisme dalam kinerja auditor:
“The profesional qualitification required of the independent auditor are those of person with the education dan experience to practice as such. They do not include those of person trained for qualified to engage in another professional or accupation”
Pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
memprediksi kinerja auditor (Sularso dan Na’im, 1999; Bonner, 1990; Davis,
1997; Jeffrey, 1992 dalam Yudhi Herliansyah dan Meifida Ilyas, 2006).
Pengalaman auditor akan semakin berkembang dengan bertambahnya
pengalaman audit, diskusi mengenai audit dengan rekan sekerja, pengawasan
dan review oleh akuntan senior, mengikuti program pelatihan dan penggunaan
standar auditing.
Kidwell, Stevens dan Bethke (1987) dalam Sasongko Budi (2006)
melakukan penelitian tentang perilaku manajer dalam menghadapi situasi
dilema etika, hasil penelitiannya adalah bahwa manajer dengan pengalaman
kerja yang lebih lama mempunyai hubungan yang positif dengan pengambilan
keputusan etis. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Larkin
(2000) dan Glover et.al. (2002) dalam Sasongko Budi (2006). Larkin (2000)
melakukan penelitian yang melibatkan internal auditor di lembaga keuangan
dan menyatakan bahwa internal auditor yang berpengalaman cenderung lebih
konservatif dalam menghadapi situasi dilema etika. Glover et.al. (2002)
melakukan penelitian pada beberapa mahasiswa program bisnis dan
menyatakan bahwa mahasiswa yang senior lebih berperilaku etis
dibandingkan dengan yang lebih yunior.
Kalbers dan Fogarty (1995) dalam Sasongko Budi (2006),
penelitiannya tentang internal auditor menyatakan ada hubungan antara
pengalaman kerja dengan profesionalisme dan afiliasi terhadap komunitasnya
(community affiliation). Meskipun hasil penelitian tersebut hanya
menunjukkan bukti yang terbatas, alasan ini dimungkinkan karena untuk
menguatkan komitmen profesional seorang auditor perlu waktu dalam
keterlibatannya untuk menjadi bagian dan menerima manfaat sebagai bagian
dari sebuah komunitas profesinya.
D. Komitmen Profesional (Professional Commitment)
Komitmen profesional diartikan sebagai intensitas identifikasi dan
keterlibatan individu dengan profesinya. Identifikasi ini membutuhkan
beberapa tingkat kesepakatan antara individu dengan tujuan dan nilai-nilai
yang ada dalam profesi termasuk nilai moral dan etika.
Istilah komitmen profesional juga dapat diartikan sebagai
tanggungjawab untuk berperilaku yang lebih dari sekedar memenuhi
tanggungjawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi
undang-undang dan peraturan masyarakat. Sebagai profesional akuntan publik
mengakui tanggungjawabnya terhadap masyarakat, klien dan rekan seprofesi,
termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini berarti pengorbanan
pribadi (Arens, 1997 dalam Lina Marhadi, 2006).
Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Sasongko Budi (2006)
mendefinisi komitmen profesional banyak digunakan dalam literatur akuntansi
adalah sebagai:
1) Suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dan nilai-nilai di dalam organisasi
profesi
2) Kemauan untuk memainkan peran tertentu atas nama organisasi profesi
3) Gairah untuk mempertahankan keanggotaan pada organisasi profesi
Menurut Arens (1997) prinsip perilaku professional yang berkaitan
dengan karakteristik tertentu dan harus dipenuhi oleh seorang akuntan adalah:
1. Tanggungjawab
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional, akuntan
harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam
semua aktivitas mereka.
2. Kepentingan Masyarakat
Akuntan harus menerima kewajibannya untuk melakukan tindakan yang
mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai kepercayaan
masyarakat dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
3. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,
akuntan harus melaksanakan semua tanggungjawab professional dengan
integritas tertinggi.
4. Objektivitas dan Independensi
Akuntan harus mempertahankan obyektivitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam melakukan tanggungjawab professional. Akuntan
publik harus bersikap independent dalam kenyataan dan penampilan pada
waktu melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya.
5. Keseksamaan
Akuntan harus mematuhi standar teknis dan etika profesi berusaha keras
untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa serta melaksanakan
tanggungjawab professional dengan kemampuan terbaik.
6. Lingkup dan Sifat Jasa
Dalam menjalankan praktek sebagai akuntan publik harus mematuhi
prinsip-prinsip perilaku professional dalam menentukan lingkup dan sifat
jasa yang diberikan.
Komitmen profesional dapat pula didefinisikan sebagai tingkat
loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu
tersebut (Larkin, 1990 dalam Sasongko Budi, 2006). Komitmen profesi
mendasari perilaku, sikap dan orientasi profesional seseorang dalam
menjalankan tugas dan pekerjaannya.
Ford dan Richardson (1994) dalam Sasongko Budi (2006) dalam
telaah empiris pengambilan keputusan etis menyatakan bahwa satu determinan
penting perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-faktor individual
tersebut meliputi varaibel-variabel yang merupakan ciri pembawaan lahir
(jenis kelamin, umur, bangsa) dan variabel yang merupakan hasil dari proses
sosialisasi dan pengembangan manusia. Variabel terakhir ini termasuk di
dalamnya adalah komitmen profesional maka dapat dikatakan bahwa
komitmen professional merupakan determinan yang penting dalam proses
pengambilan keputusan dalam situasi dilemma etika.
Jeffrey dan Weatherholt (1996) dalam Sasongko Budi (2006) juga
menguji hubungan antara komitmen profesional, pemahaman etika dan sikap
ketaatan terhadap aturan. Hasilnya menunjukkan bahwa akuntan dengan
komitmen profesional yang kuat maka perilakunya lebih mengarah kepada
ketaatan terhadap aturan dibandingkan dengan akuntan dengan komitmen
profesional yang rendah. Namun riset ini belum menunjukkan bagaimana
komitmen profesi dan orientasi etika berhubungan dengan perilaku akuntan
dalam situsai dilemma etika. Khomsiyah dan Indriantoro (1998)
mengungkapkan juga bahwa komitmen professional mempengaruhi
sensitivitas etika auditor pemerintah yang menjadi sampel penelitiannya.
Windsor dan Ashkanasy (1995) dalam Sasongko Budi (2006) mengungkapkan
bahwa asimilasi keyakinan dan nilai organisasi yang merupakan definisi
komitmen profesi mempengaruhi integritas dan independensi auditor.
E. Etika Organisasi (Corporate Ethical)
Etika organisasi (corporate ethical) adalah sebuah sistem nilai etis
yang ada di dalam organisasi. Sistem nilai ini dihasilkan dari proses
akulturisasi dari berbagai nilai-nilai yang ada, baik yang berasal dari di dalam
maupun dari luar organisasi. Etika organisasi, atau lebih spesifik, lingkungan
etika di dalam organisasi, terbuat dari berbagai praktek yang dijalankan oleh
manajemen beserta nilai-nilai yang menyertainya (espoused values). Nilai
etika organisasi sebagai komponen utama kultur organisasi merupakan acuan
yang mangarahkan anggota-anggota organisasi dalam menghadapi lingkungan
internal maupun eksternalnya yang terbentuk dari nilai-nilai etika individual
dari manajemen baik formal maupun informal terhadap situasi etika di dalam
organisasi (Hunt et.al., 1989 dalam Sasongko Budi, 2006).
Etika organisasi dapat digunakan untuk menetapkan dan sebagai
patokan dalam menggambarkan apa-apa yang dikerjakan merupakan hal yang
‘baik’ atau ‘etis’ dan hal yang ‘tidak baik’ atau ‘tidak etis’ dalam organisasi.
Hunt et.al. (1989) dalam Sasongko Budi (2006) juga menyatakan bahwa nilai
etika organisasi adalah sebuah derajat pemahaman organisasi tentang
bagaimana organisasi bersikap dan bertindak dalam menghadapi isu-isu etika.
Hal ini meliputi tingkat persepsi:
1) Bagaimana para pekerja menilai manajemen dalam bertindak
menghadapi isu etika di dalam organisasinya
2) Bagaimana para pekerja menilai bahwa manajemen memberi perhatian
terhadap isu-isu etika di dalam organisasinya dan
3) Bagaimana para pekerja menilai bahwa perilaku etis (atau tidak etis)
akan diberikan imbalan (hukuman) di dalam organisasinya.
Douglas, Davidson dan Schwartz (2001) dalam Sasongko Budi (2006)
menyatakan bahwa nilai etika organisasi mempunyai hubungan yang positif
dengan nilai kepribadian individu.
F. Gender
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:469,529) mendefinisikan jenis
adalah sesuatu yang mempunyai ciri (sifat, keturunan) yang khusus,
sedangkan kelamin adalah jodoh (laki-laki dan perempuan antara jantan dan
betina), sifat jasmani/rohani yang membedakan sebagai pria dan wanita, jenis
laki-laki atau perempuan (genus).
Umar (1999) dalam Siti Mutmainah (2007) mengungkap beberapa
pengertian gender antara lain sebagai berikut:
i. Gender dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender
adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pebedaan
(distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang di
masyarakat.
ii. Elaine Showalter (1989) mengartikan gender lebih dari sekedar
pembedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial budaya.
Ia menekannya sebagai konsep analisis (an analytic concept) yang dapat
digunakan untuk menjelaskan sesuatu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gender adalah
suatu konsep analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-
laki dan perempuan dilihat dari sudut non-biologis, yaitu dari aspek sosial,
budaya maupun psikologis.
Salah satu permasalahan yang dibahas dalam literatur etika, bisnis dan
psikologi adalah apakah perempuan lebih sensitif dalam hal etika dibanding
laki-laki ketika mengidentifikasi dan mengakui kejadian etis versus tidak etis,
atau apakah perempuan memiliki latar belakang/reasoning dan pengembangan
moral yang lebih baik dibanding laki-laki. Kemampuan seseorang untuk
mengakui dan bertahan dari perilaku tidak etis biasanya dihubungkan dengan
faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan (misalnya lingkungan tempat
bekerja, kultur, situasi) dan faktor lainnya yang berkaitan dengan individu itu
sendiri (misalnya pengaruh keluarga, nilai-nilai religius, pengalaman,
karakteristik demografis). Ada keyakinan bahwa faktor-faktor individual
menjadi determinan yang powerful pada standar etika personal (Trevino, 1986
dalam Sasongko Budi, 2006).
Beberapa studi menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh gender dalam
sensitivitas etis, sementara studi lain menunjukkan bahwa perempuan lebih
memiliki sensitivitas etis dibanding laki-laki di dalam situasi dilematis (Cohen
et al., 1998 dalam Sasongko Budi, 2006). Betz et al. (1989) menunjukkan dua
alternatif penjelasan tentang perbedaan gender dalam menentukan keinginan
untuk melakukan perilaku bisnis tidak etis, yaitu pendekatan sosialisasi gender
dan pendekatan struktural.
Pola sosialisasi yang terstruktur di lingkungan KAP atau nilai-nilai
yang berhubungan dengan pekerjaan pengauditan membentuk kecenderungan
untuk mengadopsi nilai-nilai dan perilaku yang serupa seiring dengan
meningkatnya tekanan pada profesi akuntan publik (Ameen et al., 1996;
dalam dalam Sasongko Budi, 2006). Karena auditor membuat keputusan
berdasarkan bukti-bukti, sensitifitas mereka terhadap informasi atau situasi
etis akan didasarkan pada relevansi dan pengamatan terhadap informasi etis
yang terungkap.
Kode etik Professional (AICPA, 1997) dan SAS No.82: Consideration
of fraud in a Financial Statement Audit (AICPA, 1997) secara spesifik
menjelaskan tanggung jawab auditor selama melakukan pengauditan dengan
mensyaratkan auditor agar sensitif terhadap situasi dilematis secara etis di
dalam melakukan pengauditan atau mengevaluasi bukti-bukti audit.
Karenanya auditor tanpa memandang gender disyaratkan untuk
memperhatikan isu-isu etis selama mengaudit.
G. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen
yaitu pengalaman (X1), komitmen professional (X2), etika organisasi (X3)
dan gender (X4) terhadap variabel dependen yaitu keputusan etis auditor (Y).
Gambar 2.1 Hubungan Antar Variabel
Pengalaman
Komitmen Profesional
Etika Organisasi
Pengambilan Keputusan Etis Auditor
Gender
H. Model dan Hipotesis Penelitian
Konflik audit muncul ketika auditor menjalankan aktivitas auditing.
Seorang Auditor sebagai pekerja di dalam organisasi yang diauditnya akan
menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin
tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek audit
yang dilakukannya. Konflik terjadi ketika auditor dan auditee tidak sepakat
terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalam keadaan ini,
auditee dapat mempengaruhi proses audit yang dilakukan oleh auditor.
Auditee dapat menekan auditor untuk melakukan tindakan yang melanggar
standar pemeriksaan.
Untuk itu auditor dihadapkan kepada pilihan-pilihan keputusan yang
saling berlawanan terkait dengan aktivitas pemeriksaannya. Karena auditor
secara profesional dilandasi oleh kode etik profesi dan standar pemeriksaan,
maka auditor berada dalam sebuah dilema etika. Memenuhi tuntutan auditee
berarti melanggar standar pemeriksaan dan kemungkinan mendapatkan
imbalan manfaat, namun dengan tidak memenuhi tuntutan auditee akan
mendapatkan tekanan, baik berupa penghentian penugasan, atau tekenan
lainnya. Auditor dihadapkan kepada pilihan pengambilan keputusan etis atau
tidak etis.
Keputusan etis (ethical decision) per definisi adalah sebuah keputusan
yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas
(Trevino, 1986; Jones, 1991 dalam Sasongko Budi, 2006). Dengan
mengadaptasi model yang diajukan oleh Trevino (1986), maka proses
pengambilan etis dalam situasi dilema etika yang dialami oleh auditor dapat
digambarkan dalam berikut.
Gambar 2.2
Model Konseptual
Sumber : Sasongko Budi (2006)
Konflik audit kemungkinan akan berkembang menjadi sebuah
dilemma etika ketika auditor diharuskan melakukan pilihan-pilihan
pengambilan keputusan etis dan tidak etis. Dalam proses tersebut faktor
determinan penting dalam perilaku pengambilan keputusan etis adalah faktor-
faktor yang secara unik berhubungan dengan individu pembuat keputusan dan
variabel-variabel yang merupakan hasil dari proses sosialisasi dan
pengembangan masing-masing individu, yaitu perbedaan gender, pengalaman
audit, komitmen profesional serta faktor situasional yaitu etika organisasi.
Sedangkan hipotesis dari masing-masing kausalitas dalam model yang akan
diuji dideskripsikan sebagai berikut:
Konflik Audit
Situasi Dilema Etika
Pengambilan Keputusan
Etis
Faktor Situasional Etika Organisasi Faktor Individual Pengalaman Audit Komitmen Profesional Gender
Ha1: Pengalaman berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha2: Komitmen profesional berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Ha3: Etika organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha4: Gender berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Ha5: Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu
pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender terhadap
variabel dependen yaitu keputusan etis auditor.
B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau
hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh auditor independen yang bekerja di kantor akuntan publik.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 1999:73). Sedangkan menurut Sekaran
(2006:121) sampel merupakan bagian dari populasi yang diamati.
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik
yang berada di Jakarta.
2. Teknik Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan
sampel yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian
(Indriantoro dan Supomo, 2002: 131) dengan kriteria auditor independen
yang terdiri dari auditor junior, senior, supervisor, manajer dan pertner.
Sedangkan pemilihan kota Jakarta lebih didasarkan pada pertimbangan
kemudahan pengumpulan data.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah
menggunakan data primer dan data sekunder, berikut ini penjelasan mengenai
penggunaan kedua metode tersebut, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2004: 129). Dalam penelitian ini,
penelusuran data primer dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Pengumpulan data primer yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kuesioner secara personal (Personally Administered
Questionaires). Kesioner ini berisi daftar pernyataan kepada pihak yang
berhubungan langsung dengan masalah penelitian, untuk memperoleh data
yang sebenarnya. Kuesioner dibagikan secara langsung kepada responden,
yaitu dengan mendatangi tempat responden dan menitip kepada teman
yang bekerja di kantor akuntan publik. Sebelum penyebaran kuesioner
dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan tryout kuesioner. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat dipahami
oleh responden dan dapat menangkap maksud dari pertanyaan yang
diberikan.
Kuesioner ini terdiri dari data umum seperti (nama, usia, jenjang
pendidikan, jabatan/kedudukan KAP dan lama bekerja sebagai auditor)
serta data khusus dalam bentuk soal-soal pernyataan tentang pengalaman,
komitmen professional, etika organisasi, dan pengambilan keputusan etis
auditor.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 147). Data
sekunder penelitian ini mengambil dari buku dan literatur lainnya yang
terdiri dari: jurnal, sumber lain berupa buku, maupun skripsi yang tidak
diterbitkan dalam penelitian ini, dan dengan cara mendownload artikel di
internet.
D. Metode Analitis Data Dan Pengujian Statistik
Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS
versi 12.0. Analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel
pengalaman (X1), komitmen profesional (X2), etika organisasi (X3), dan
gender (D) terhadap pengambilan keputusan etis auditor (Y).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, dan
sebagainya (Ghozali,2005).
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen
tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain,
instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 1999: 181). Untuk
mengukur validitas data pada masing-masing pernyataan dengan skor
total memakai teknik korelasi product moment, dengan rumus sebagai
berikut:
n ( Σ XiYi ) – ( Σ Xi ) ( Σ Yi ) r =
√[n (Σ Xi2) – (Σ Xi)2 ][n (Σ Yi
2) – (Σ Yi)2] Dimana:
r = Nilai Koefisien Kolerasi
Σ Xi = Jumlah Pengamatan Variabel X
Σ Yi = Jumlah Pengamatan Variabel Y
Σ XYi = Jumlah hasil Perkalian Variabel X dan Y
(ΣXi2) = Jumlah Kuadrat dari Pengamatan Variabel X
(ΣXi)2 = Jumlah kuadrat dari Jumlah Pengamatan Variabel X
(ΣYi2) = Jumlah Kuadrat dari Pengamatan Variabel Y
(ΣYi)2 = Jumlah Kuadrat dari Jumlah Pengamatan Variabel Y
n = Jumlah Pasangan Pengamatan Y dan X
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid
2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Menurut Indriantoro & Supomo (2002) konsep reliabilitas
dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu konsistensi.
Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks numerik yang disebut
koefisien. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah
konsistensi diantara butir-butir pernyataan atau pernyataan dalam suatu
instrumen. Untuk mengukur konsistensi internal, peneliti hanya
memerlukan pengujian dengan menggunakan teknik statistik tertentu
terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan
instrumen yang bersangkutan yaitu Cronbach’s alpha. Suatu instrumen
dapat dikatakan andal (reliable) bila memiliki koefisien di atas 0,6
(Nunually dalam Yarnest, 2004:68). Jadi Cronbach’s alpha > 0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolineritas
Menurut Gozali (2001) uji multikolineritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen. Multikolineritas dapat dilihat dari
(1) Nilai Tolerance dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka
terjadi multikolineritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Menurut Gozali (2001), untuk heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians
dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual satu ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas, dan jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas.
Model yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokedastisitas maka dengan melihat grafik plot antara lain prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisisnya adalah jika tidak
ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu y maka terjadi heterokedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda dengan menggunakan uji T dan uji F, dimana
dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05
maka Ha ditolak (Santoso,2000).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen.
Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen (Ghozali,2005:83).
b. Regresi Berganda Variabel Dummy
Analisis regresi linier berganda variabel dummy memprediksi
besar Variabel Tergantung menggunakan data variabel bebas, adalah
variabel dummy. Variabel dummy adalah variabel yang digunakan
untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif (nominal).
Rumus linier berganda dengan variabel dummy sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β3D + e
Keterangan :
Y = Pengambilan Keputusan Etis Auditor
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Pengalaman Auditor
X2 = Komitmen Profesional
X3 = Etika Organisasi
D = Gender (Variabel Dummy)
D = 0 = Wanita
D = 1 = Pria
e = Standar error
c. Uji Statistik t
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara individual berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel pada
taraf signifikan 0,05 maka Ha ditolak. Sedangkan jika nilai t hitung
lebih besar dari tabel maka Ha diterima (Ghozali,2005:84-85).
d. Uji Statistik Fisher (F)
Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel
independen secara simultan dapat memprediksi atau memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan syarat jika
probabilitas memenuhi syarat signifikansi lebih kecil 0,05 atau dapat
dilihat dari nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel pada
tingkat signifikansi 5% (Ghozali,2005:84-85).
E. Definisi Operasional Variabel
1. Pengalaman Kerja Audit (Experience)
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh
seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan
hidupnya (Anoraga, 1995:47 dalam Widiyanto dan Yuhertian, 2005).
Variabel pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu (tahun)/
berapa lama seorang auditor bekerja. Responden diminta untuk
memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada 5
skala Likert (1=Sangat Setuju sampai 5=Sangat Tidak Setuju).
2. Komitmen Profesional (Prefessional Commitment)
Variabel ini merupakan variabel independen yang
dioperasionalisasikan dengan tingkat identifikasi komitmen dan
keterlibatan individu dalam profesi. Variabel ini di ukur dengan
menggunakan 15 item pertanyaan yang digunakan oleh Khomsiyah
(1998). Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan dengan menjawab pada 5 skala Likert (1=Sangat Setuju sampai
5=Sangat Tidak Setuju).
3. Etika Organisasi (Ethical Corporate)
Etika organisasi diukur dengan menggunakan 10 item pertanyaan.
Butir-butir pertanyaan tersebut menggambarkan tingkat persepsi pekerja
terhadap perilaku etis organisasinya, yaitu bagaimana organisasi
mempersepsikan dan memperhatikan terhadap isu-isu etika di lingkungan
organisasi itu sendiri. Responden diminta menjawab tentang bagaimana
persepsi mereka terhadap organisasi di mana responden itu berada tentang
tanggapan organisasinya terhadap isu-isu etika. Lima jawaban dengan
skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban sangat tidak
setuju (1=Sangat Setuju hingga 5=Sangat Tidak Setuju).
4. Gender
Gender adalah perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan dari aspek sosial, budaya dan psikologis. Konsep gender dalam
penelitian ini berdasarkan konsep seks (jenis kelamin). Pengertian jenis
kelamin merupakan kodrat yang ditentukan secara biologis (Rahmawat
2003). dibagi menjadi dua yaitu pria dan wanita. Data ini diperoleh dari
kuesioner di bagian Data Demografi responden. Variabel yang digunakan
sebagai pengukur terhadap variabel gender adalah dengan menggunakan
dummy variable, yakni dengan memberikan nilai 1 pada pria dan memberi
nilai 0 pada wanita.
5. Pengambilan Keputusan Etis (Ethical Decision Making)
Pengambilan keputusan etis auditor merupakan respon auditor
dalam situasi dilemma etika. Sejauh mana auditor mau memenuhi tekanan
klien dalam situasi konflik yaitu suatu situasi yang terjadi ketika auditor
dan klien tidak sepakat dalam satu aspek fungsi atestasi yang merupakan
indikator perilaku auditor dalam pengambilan keputusan etis. Lima
jawaban dengan skala Likert mulai dari sangat setuju sampai ke jawaban
sangat tidak setuju (1=Sangat Setuju hingga 5=Sangat Tidak Setuju).
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta. Kantor akuntan publik yang telah diberi
kuesioner sebanyak 14 KAP. Berikut data dari kantor-kantor akuntan
publik tersebut:
Tabel 4.1 Data Kantor Akuntan Publik
No Nama Kantor Akunan Publik (KAP)
1. KAP. DRA. E.M. WIDIANINGSIH
2. KAP. DRS. DANIEL HASSA & REKAN
3. KAP. DRS. USMAN & REKAN
4. KAP. HERTANTO, SIDIK, HADISOERYO & REKAN
5. KAP. HASNIL, M.YASIN & REKAN
6. KAP. SALAM RAUF & REKAN
7. KAP. THOMAS, LESMANA, HENKY & REKAN
8. KAP. NUGROHO & REKAN
9. KAP. RIZA, WAHONO & REKAN
10. KAP. ARIA & JONNARDI
11. KAP. DRS. IMAM SYAFEI & REKAN
12. KAP. JIMMY BUDHI & REKAN
13. KAP. ANWAR & REKAN
14. KAP. JOJO SUNARJO, RUCHIAT & ARIFIN
Sumber : IAPI 2008
Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian
bahwa pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner
berlangsung selama tiga minggu, yaitu dimulai pada tanggal 27 Juni 2008
sampai tanggal 10 Juli 2008. Dalam penyebaran kuesioner ini dilakukan
secara rutin baik pada waktu menyebarkan kuesioner ataupun pada waktu
mengambil kuesioner tersebut, agar kuesioner yang cepat kembali dapat
segera diolah.
2. Karakteristik Responden
Kuesioner yang dibagikan berjumlah 120 buah, kuesioner untuk
tryout sejumlah 15 buah dan untuk disebar kepada auditor sejumlah 105
buah dengan tingkat proporsi pembagian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
No Kantor Akuntan Publik Kuesioner disebar
Kuesioner kembali
1. KAP. Dra. E.M. Widianingsih 8 buah 8 buah 2. KAP. Drs. Daniel Hassa & Rekan 8 buah - 3. KAP. Drs. Usman & Rekan 8 buah 8 buah 4. KAP. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo & Rekan 4 buah 4 buah 5. KAP. Hasnil, M.Yasin & Rekan 5 buah 4 buah 6. KAP. Salam Rauf & Rekan 8 buah 8 buah 7. KAP. Thomas, Lesmana, Henky & Rekan 5 buah 5 buah 8. KAP. Nugroho & Rekan 8 buah 8 buah 9. KAP. Riza Wahono & Rekan 10 buah 10 buah
Bersambung ke hal 40
Tabel 4.2 Data Penyebaran Kuesioner
Sambungan dari hal 39
10. KAP. Aria & Jonnardi 10 buah - 11. KAP. Imam Syafei & Rekan 10 buah 10 buah 12. KAP. Jimmy Budhi & Rekan 8 buah 8 buah 13. KAP. Anwar & Rekan 8 buah - 14. KAP. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin 5 buah 5 buah
Jumlah 105 buah 78 buah Sumber : Data primer diolah
Data sampel penelitian dari kuesioner yang disebar dan kembali adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Sampel Penelitian
Responden (Auditor Eksternal)
Keterangan ∑ %
Jumlah Kuesioner yang disebar 105 100%
Kuesioner yang kembali 78 74%
Kuesioner yang dapat diolah 76 72%
Kuesioner yang tidak dikembalikan / tidak lengkap
29 28%
Sumber : Data primer diolah
Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah
disebar adalah sebanyak 78 kuesioner atau 74%. Jumlah kuesioner yang
tidak dikembalikan adalah 27 buah atau 26%, sedangkan kuesioner
kembali namun tidak dapat diolah dikarenakan data tidak lengkap
sebanyak 2 buah sehingga total kuesioner yang kembali dari total
kuesioner yang telah disebar adalah sebanyak 76 kuesioner atau 72%.
Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan/ tidak lengkap adalah 29 buah
atau 28% (lihat tabel 4.3). Kuesioner sebanyak 29 buah yang tidak
kembali disebabkan karena waktu penelitian yang diambil oleh peneliti
bertepatan dengan waktu penugasan auditor, sehingga ketika menyebarkan
kuesioner para auditor sedang tidak berada di kantor akuntan publik
melainkan di luar kota berdasarkan tempat klien yang mereka audit. Oleh
karena itu, para auditor tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian
ini.
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Gender Dan
Keduduan KAP
Kedudukan KAP
Keterangan Junior Senior Supervisor Manager Partner
Jml
a. Pria b. Wanita
16 15
14 10
6 8
4 1
2 -
42 34
Jumlah 76 Sumber : Data primer diolah
Karakteristik responden auditor berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 4.4. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa auditor yang
berjenis kelamin pria berjumlah 42 orang, dimana 16 orang menjabat
sebagai auditor junior, 14 orang menjabat sebagai auditor senior, 6 orang
sebagai supervisor, 4 orang sebagai manager, dan 2 orang sebagai partner.
Sedangkan auditor yang berjenis kelamin wanita sebanyak 34 orang, yang
terdiri atas 15 auditor junior, 10 auditor senior, dan 8 supervisor, 1 orang
sebagai manager.
Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, dapat terlihat
dengan jelas bahwa mayoritas responden auditor eksternal adalah berjenis
kelamin pria, yaitu sebanyak 42 orang yang rata-rata mendomonasi
seluruh jabatan di kantor akuntan publik. Sedangkan 34 orang berjenis
kelamin wanita, yang hanya menjabat sebagai auditor junior, auditor
senior, supervisor dan manager.
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Pengalaman Kerja
Pengalaman Kerja
Keterangan < 2 thn ≥ 2 thn
Jumlah
Jabatan : a. Auditor Junior b. Auditor Senior c. Supervisor d. Manajer e. Partner
31
24 14 5 2
31 24 14 5 2
Jumlah 31 45 76 Sumber : Data primer diolah
Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang
dari 2 tahun sebanyak 31 orang. Sedangkan yang telah memiliki
pengalaman lebih dari atau sama dengan 2 tahun sebanyak 45 orang, yang
terdiri dari 24 auditor senior, 14 orang supervisor, 5 orang manajer, dan 2
orang partner. Sehingga pengalaman kerja auditor didominasi oleh auditor
yang telah memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 tahun, yaitu sebesar
59% atau sebanyak 45 orang.
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Usia
Jenis Kelamin
Tingkat Usia Jumlah % tase
Pria 20 - 25 tahun 26 - 35 tahun >35 tahun
18 16 7
23,7 21 9,2
Total 41 53,9
Wanita 21 - 25 tahun 26 - 35 tahun
>35 tahun
25 10 -
32,9 13,2
-
Total 35 46,1
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, dari 76 orang auditor yang terdiri dari 41
orang pria atau 53,9% dari total responden, 18 orang atau 23,7% tingkat
usia antara 20 s/d 25 tahun, 16 orang atau 21% tingkat usia antara 26 s/d
35 tahun dan sisanya 7 orang atau 9,2% usia diatas 35 tahun. Sedangkan
untuk wanita 35 orang atau 46,1% dari total responden, 25 orang atau
32,9% tingkat usia antara 20 s/d 25 tahun, 10 orang atau 13,2% tingkat
usia antara 26 s/d 35 tahun. Prosentase terbesar untuk tingkatan usia 20 s/d
25 tahun adalah responden wanita yakni 32,9%.
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Auditor Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Keterangan S3 S2 S1 D3
Total
a. Pria b. Wanita
- -
5 1
35 30
1 4
41 35
Jumlah 76
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas, jenjang pendidikan S2 untuk responden
pria 5 orang, sedangkan untuk wanita 1 orang. Jenjang pendidikan S1
untuk responden pria 35 orang, sedangkan wanita 30 orang. Jenjang
pendidikan D3 untuk responden pria 1 orang, sedangkan responden wanita
4 orang.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.
Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap
variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar
deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur, dan
sebagainya (Ghozali,2005).
a. Pengalaman
Tabel 4.8 Persentase Responden (Pengalaman)
Jumlah Responden Persentase Responden No
Soal SS S N TS STS SS S N TS STS
1 9 39 8 20 0 12% 51% 11% 26% 0%
2 11 61 2 2 0 14% 80% 3% 3% 0%
3 12 58 6 0 0 16% 76% 8% 0% 0%
4 15 60 1 0 0 20% 79% 1% 0% 0%
5 13 63 0 0 0 17% 83% 0% 0% 0%
6 13 61 2 0 0 17% 80% 3% 0% 0%
7 11 63 2 0 0 14% 83% 3% 0% 0%
8 9 65 2 0 0 12% 85% 3% 0% 0%
9 9 43 13 11 0 12% 57% 17% 14% 0%
10 15 61 0 0 0 20% 80% 0% 0% 0%
Jml 117 574 36 33 0 15% 76% 5% 4% 0%
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pernyataan
mengenai pengalaman dari soal nomor 1 sampai dengan nomor 10
dijawab oleh 76 responden sebanyak 117 jawaban sangat setuju
dengan persentase 15%, 574 jawaban setuju dengan persentase 76%,
33 jawaban tidak setuju dengan persentase 4% dan tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju.
b. Komitmen Profesional
Tabel 4.9 Persentase Responden (Komitmen Profesional)
Jumlah Responden Persentase Responden No
Soal SS S N TS STS SS S N TS STS
11 9 62 5 0 0 12% 82% 7% 0% 0%
12 9 60 7 0 0 12% 79% 9% 0% 0%
13 10 44 12 10 0 13% 58% 16% 13% 0%
14 3 61 12 0 0 4% 80% 16% 0% 0%
15 1 25 45 5 0 1% 33% 59% 7% 0%
16 2 46 17 10 1 3% 61% 22% 13% 1%
17 12 57 7 0 0 16% 75% 9% 0% 0%
18 7 59 8 2 0 9% 78% 11% 3% 0%
19 4 16 39 15 2 5% 21% 51% 20% 3%
20 6 33 31 6 0 8% 43% 41% 8% 0%
21 0 10 26 40 0 0% 13% 34% 53% 0%
22 0 9 47 20 0 0% 12% 62% 26% 0%
23 15 54 7 0 0 20% 71% 9% 0% 0%
24 1 11 45 19 0 1% 14% 59% 25% 0%
25 2 5 19 50 0 3% 7% 25% 66% 0%
Jml 81 552 327 177 3 7% 48% 29% 16% 0%
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pernyataan
mengenai komitmen profesional dari soal nomor 11 sampai dengan
nomor 25 dijawab oleh 76 responden sebanyak 81 jawaban sangat
setuju dengan persentase 7%, 552 jawaban setuju dengan persentase
29%, 177 jawaban tidak setuju dengan persentase 16% dan hanya 3
responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dalam pengolahan data
SPSS selanjutnya soal nomor 21, 22 dan 25 tidak valid sehingga tidak
diikutsertakan dalam pengolahan data SPSS.
c. Etika Organisasi
Tabel 4.10 Persentase Responden (Etika Organisasi)
Jumlah Responden Persentase Responden No
Soal SS S N TS STS SS S N TS STS
26 14 59 2 1 0 12% 51% 11% 26% 0%
27 11 61 4 0 0 14% 80% 3% 3% 0%
28 12 62 2 0 0 16% 76% 8% 0% 0%
29 10 61 5 0 0 20% 79% 1% 0% 0%
30 12 60 4 0 0 17% 83% 0% 0% 0%
31 14 60 2 0 0 17% 80% 3% 0% 0%
32 13 61 2 0 0 14% 83% 3% 0% 0%
33 14 62 0 0 0 12% 85% 3% 0% 0%
34 19 54 3 0 0 12% 57% 17% 14% 0%
35 16 59 1 0 0 20% 80% 0% 0% 0%
Jml 135 599 25 1 0 18% 79% 3% 0% 0%
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pernyataan
mengenai etika organisasi dari soal nomor 26 sampai dengan nomor
35 dijawab oleh 76 responden sebanyak 135 jawaban sangat setuju
dengan persentase 18%, 599 jawaban setuju dengan persentase 79%, 1
jawaban tidak setuju dan tidak ada responden yang menjawab sangat
tidak setuju.
d. Pengambilan keputusan etis auditor
Tabel 4.11 Persentase Responden (Pengambilan keputusan etis auditor)
Jumlah Responden Persentase Responden No
Soal SS S N TS STS SS S N TS STS
36 21 54 1 0 0 12% 51% 11% 26% 0%
37 8 62 5 1 0 14% 80% 3% 3% 0%
38 9 63 4 0 0 16% 76% 8% 0% 0%
39 11 63 2 0 0 20% 79% 1% 0% 0%
40 9 64 3 0 0 17% 83% 0% 0% 0%
41 11 62 3 0 0 17% 80% 3% 0% 0%
42 7 60 7 2 0 14% 83% 3% 0% 0%
43 12 61 3 0 0 12% 85% 3% 0% 0%
44 25 50 0 0 1 12% 57% 17% 14% 0%
45 10 64 2 0 0 20% 80% 0% 0% 0%
Jml 123 603 30 3 1 16% 79% 4% 1% 0%
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pernyataan
mengenai pengambilan keputusan etis auditor dari soal nomor 36
sampai dengan nomor 45 dijawab oleh 76 responden sebanyak 123
jawaban sangat setuju dengan persentase 16%, 603 jawaban setuju
dengan persentase 79%, 3 jawaban tidak setuju dengan persentase 1%
dan hanya 1 responden yang menjawab sangat tidak setuju.
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas ditentukan dengan membandingkan antara r hitung
dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari pada r tabel (r hitung > r
tabel), maka instrumen dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung
lebih kecil dari r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, penulis
melakukan uji coba (try out) atau pra survey kepada 15 responden
dengan memberikan 45 butir pernyataan untuk menguji validitas dan
reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut. Kuesioner terdiri dari 4
variabel penelitian yang terdiri dari pengalaman dengan 10 butir
pernyataan, komitmen profesional dengan 15 butir pernyataan, etika
organisasi dengan 10 butir pernyataan dan pengambilan keputusan etis
auditor dengan 10 butir pernyataan. Uji coba kuesioner tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut dapat
dipahami oleh responden dan apakah responden tersebut dapat
memahami dan mengerti maksud dari pernyataan yang diberikan.
Hasil uji validitas dari try out kuesioner didapatkan bahwa sebanyak 6
pernyataan dikatakan tidak valid.
Tabel 4.12 Uji Validitas
Try Out Kuesioner Instrumen Penelitian Pengaruh Pengalaman,Komitmen Profesional, Etika Organisasi dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan
Etis Auditor
Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
1 0.208 0.860 Valid
2 0.432 0.854 Valid
3 0.177 0.858 Valid
4 0.309 0.856 Valid
5 0.328 0.856 Valid
6 -0.048 0.864 Tidak Valid
7 0.283 0.857 Valid
8 0.356 0.855 Valid
9 0.470 0.852 Valid
10 0.269 0.857 Valid
11 0.160 0.859 Valid
12 0.068 0.861 Tidak Valid
13 -0.154 0.867 Tidak Valid
14 0.008 0.863 Tidak Valid
15 -0.073 0.863 Tidak Valid
16 0.344 0.855 Valid
17 -0.053 0.861 Tidak Valid
18 0.459 0.853 Valid
19 0.128 0.859 Valid
20 0.432 0.853 Valid
21 0.353 0.855 Valid
Bersambung ke hal 51
Tabel 4.12 Uji Validitas
Try Out Kuesioner Instrumen Penelitian Pengaruh Pengalaman,Komitmen Profesional, Etika Organisasi dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan
Etis Auditor
Sambungan dari hal 50 22 0.135 0.859 Valid
23 0.551 0.851 Valid
24 0.358 0.855 Valid
25 0.343 0.856 Valid
26 0.383 0.854 Valid
27 0.416 0.855 Valid
28 0.562 0.851 Valid
29 0.550 0.852 Valid
30 0.594 0.852 Valid
31 0.469 0.853 Valid
32 0.505 0.853 Valid
33 0.624 0.852 Valid
34 0.624 0.852 Valid
35 0.428 0.854 Valid
36 0.498 0.853 Valid
37 0.209 0.858 Valid
38 0.343 0.856 Valid
39 0.613 0.849 Valid
40 0.607 0.849 Valid
41 0.364 0.855 Valid
42 0.313 0.856 Valid
43 0.367 0.855 Valid
44 0.406 0.854 Valid
45 0.378 0.855 Valid
Sumber : Data primer diolah
Dari hasil try out pada 15 sampel seperti yang telah
ditunjukkan oleh tabel 4.12 diperoleh nilai corrected item-total
correlations yang tertinggi sebesar 0,624 dan terendah sebesar -0,154.
Butir pernyataan nomor 6, 12, 13, 14, 15 dan 17 memiliki nilai
corrected item-total correlations berturut-turut sebesar -0.048, 0.068, -
0.154, 0.008, -0.073 dan -0.053 dapat dikatakan tidak valid, karena
memiliki nilai yang negatif dan mendekati negatif. Kemudian penulis
melakukan pengolahan kalimat pada butir pernyataan dalam kuesioner
yang dinyatakan tidak valid dan kuesioner pun siap untuk disebarkan.
Tabel 4.13 Uji Validitas
Kuesioner Instrumen Penelitian Pengaruh Pengalaman,Komitmen Profesional, Etika Organisasi dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan
Etis Auditor
Pernyataan
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach’s
Alpha if
Item Deleted
r tabel Keterangan
1 0.426 0.887 0.226 Valid
2 0.376 0.886 0.226 Valid
3 0.345 0.887 0.226 Valid
4 0.491 0.885 0.226 Valid
5 0.286 0.887 0.226 Valid
6 0.421 0.886 0.226 Valid
7 0.291 0.887 0.226 Valid
8 0.265 0.888 0.226 Valid
9 0.316 0.888 0.226 Valid
Bersambung ke hal 53
Tabel 4.13 Uji Validitas Kuesioner Instrumen Penelitian Pengaruh Pengalaman,Komitmen
Profesional, Etika Organisasi dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor
Sambungan dari hal 52
10 0.419 0.886 0.226 Valid
11 0.567 0.884 0.226 Valid
12 0.392 0.886 0.226 Valid
13 0.323 0.888 0.226 Valid
14 0.244 0.888 0.226 Valid
15 0.399 0.886 0.226 Valid
16 0.272 0.889 0.226 Valid
17 0.555 0.884 0.226 Valid
18 0.501 0.884 0.226 Valid
19 0.297 0.889 0.226 Valid
20 0.360 0.887 0.226 Valid
21 0.006 0.893 0.226 Tidak Valid
22 0.068 0.893 0.226 Tidak Valid
23 0.473 0.885 0.226 Valid
24 0.297 0.888 0.226 Valid
25 -0.114 0.896 0.226 Tidak Valid
26 0.534 0.884 0.226 Valid
27 0.478 0.885 0.226 Valid
28 0.554 0.884 0.226 Valid
29 0.570 0.884 0.226 Valid
30 0.598 0.884 0.226 Valid
31 0.463 0.885 0.226 Valid
32 0.547 0.884 0.226 Valid
Bersambung ke hal 54
Tabel 4.13 Uji Validitas Kuesioner Instrumen Penelitian Pengaruh Pengalaman,Komitmen
Profesional, Etika Organisasi dan Gender terhadap Pengambilan Keputusan Etis Auditor
Sambungan dari hal 53
33 0.613 0.884 0.226 Valid
34 0.662 0.882 0.226 Valid
35 0.539 0.884 0.226 Valid
36 0.525 0.884 0.226 Valid
37 0.367 0.886 0.226 Valid
38 0.533 0.885 0.226 Valid
39 0.576 0.884 0.226 Valid
40 0.523 0.885 0.226 Valid
41 0.508 0.885 0.226 Valid
42 0.289 0.887 0.226 Valid
43 0.546 0.884 0.226 Valid
44 0.251 0.888 0.226 Valid
45 0.488 0.885 0.226 Valid
Sumber : Data primer diolah
Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji
adalah 76 responden dengan taraf signifikan (α) 5%, dengan ketentuan
degree of freedom (df) = 76 – 2 = 74, maka didapat r tabel sebesar
0.226. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa ada 3
pertanyaan yang tidak valid, karena koefisien korelasi (r hitung) < r
table. Oleh karena ada 3 butir pernyataan pada tabel 4.13 yang
memiliki nilai r hitung < 0.226, maka pernyataan tersebut dikatakan
tidak valid, yaitu butir pernyataan nomor 21, 22 dan 25 dengan nilai
corrected item-total correlations berturut-turut sebesar 0.006, 0.068
dan -0,114. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan nomor 21,
22 dan 25 tidak mampu mengungkapkan hal yang ingin diukur oleh
peneliti. Untuk selanjutnya item pernyataan yang tidak valid tidak
digunakan untuk pengolahan data SPSS regresi berganda dengan
variabel dummy.
b. Uji Reliabilitas
Tabel 4.14 Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach’s Alpha Based
On Standardized Items
N of Items
0.889 0.912 45
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka hasil Alpha untuk seluruh
butir instrument pada indeks adalah tinggi. Hal ini berarti bahwa item
pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten dan jika pertanyaan tersebut diajukan lagi akan diperoleh
jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang pertama. Sehingga
dapat dikatakan bahwa semua variabel adalah reliabel, karena nilai
-3 -2 -1 0 1 2 3
Regression Standardized Predicted Value
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regr
essio
n Stud
entiz
ed R
esidu
al
Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditor
Scatterplot
Cronbrach Alpha lebih besar dari 0,6 yaitu Cronbrach Alpha 0,889 >
0,6.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.15, masing-masing variabel memiliki
VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model regresi linier
berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan
dalam penelitian.
b. Uji Heteroskedastisitas Gambar 4.1
Coefficientsa
12.914 3.855 3.350 .001-.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890.020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236.674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
-.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
(Constant)PengalamanKomitmenProfesioalEtikaOrganisasiGender
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditora.
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan gambar Scatterplot pada gambar 4.1 di atas dapat
dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar
secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul di
bawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang
menyebar di atas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskesdastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak untuk memprediksi pengambilan keputusan etis
auditor berdasarkan masukan variabel independen pengalaman,
komitmen professional, etika organisasi dan gender.
4. Uji Hipotesis
Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode
analisis regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F, dimana
dasar pengambilan keputusan adalah apabila signifikan lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima, sebaliknya jika signifikan lebih besar dari 0,05
maka Ha ditolak (Santoso,2000).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen (pengalaman, komitmen
professional, etika organisasi dan gender) menjelaskan variabel
Coefficientsa
12.914 3.855 3.350 .001-.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890.020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236.674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
-.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
(Constant)PengalamanKomitmenProfesioaEtikaOrganisasiGender
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditora.
dependen (pengambilan keputusan etis auditor). Peneliti menggunakan
nilai adjusted R2 dalam uji koefisien determinasi karena penelitian ini
menggunakan lebih dari dua variabel bebas (pengalaman, komitmen
professional, etika organisasi dan gender).
Tabel 4.16 Uji koefisien Determinasi
Model Summaryb
.723a .523 .496 2.092Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Gender, KomitmenProfesioal,EtikaOrganisasi, Pengalaman
a.
Dependent Variable:PengambilanKeputusanEtisAuditor
b.
Sumber : Data primer diolah
Pada tabel di atas terlihat bahwa koefisien determinasi yang
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,496 memberi pengertian
bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (pengambilan keputusan
etis auditor) adalah sebesar 49,6% ditentukan oleh variabel
pengalaman, komitmen professional, etika organisasi, gender dan
selebihnya sebesar 50,4% (100% - 49,6%) ditentukan oleh faktor lain
yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini.
b. Analisis Regresi Berganda Variabel Dummy
Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai koefisien model regresi:
Tabel 4.17 Koefisien Regresi
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan Tabel 4.17 tersebut, maka model regresi yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4D + e
Y = 12,914 - 0,011 X1+ 0,020 X2 + 0,674 X3 - 0,368D + e
Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien
konstanta adalah sebesar 12,914 mempunyai arti bahwa jika variabel
dianggap konstan, maka nilai variabel pengambilan keputusan etis
auditor akan konstan sebesar 12,914. Nilai β1 yang merupakan
koefesien regresi dari variabel X1 (pengalaman) sebesar -0,011
mempunyai arti bahwa semakin banyaknya pengalaman atau
peningkatan pengalaman auditor eksternal sebesar 1 tingkatan, maka
akan terjadi penurunan pengaruh pengambilan keputusan etis auditor
sebesar 0,011 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau
konstan.
Kemudian nilai β2 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X2 (komitmen profesional) sebesar 0,020 mempunyai arti
bahwa jika semakin tinggi atau meningkatnya komitmen professional
auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan pengaruh
pengambilan keputusan etis auditor sebesar 0,020 satuan dengan
asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.
Sedangkan nilai β3 yang merupakan koefisien regresi dari
variabel X3 yaitu etika organisasi sebasar 0,674 yang mempunyai arti
bahwa jika terjadi peningkatan terhadap etika organisasi sebesar 1
tingkatan, maka akan terjadi peningkatan pengaruh pengambilan
keputusan etis auditor sebesar 0,674 dengan asumsi variabel lainnya
tetap atau konstan.
Untuk variabel gender, nilai β4 menunjukkan koefisien regresi
sebesar -0,368 bernilai negatif yang mempunyai arti bahwa perbedaan
gender tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan etis
auditor.
c. Uji Statistik t
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen (Nugroho, 2005: 54).
Tabel 4.18 Uji Statistik t
Coefficientsa
12.914 3.855 3.350 .001-.011 .109 -.011 -.098 .922 .529 1.890.020 .094 .026 .211 .833 .447 2.236.674 .091 .717 7.415 .000 .719 1.391
-.368 .486 -.063 -.758 .451 .975 1.025
(Constant)PengalamanKomitmenProfesioaEtikaOrganisasiGender
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditora.
Sumber : Data primer diolah
Hasil pengujian antara variabel independen (pengalaman,
komitmen professional, etika organisasi dan gender) terhadap variabel
dependen (pengambilan keputusan etis auditor) secara individu yang
dilakukan dengan uji t (tabel 4.18) adalah sebagai berikut:
1) Menguji hipotesis yang pertama, yaitu:
Ha1: Pengalaman berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Hasil pengujian untuk variabel pengalaman auditor
mempunyai angka signifikansi 0,922 sehingga nilai tersebut lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian menolak Ha1. Hal ini berarti
bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel auditor
eksternal yang berada pada kantor akuntan publik. Responden
auditor eksternal mempunyai latar belakang pendidikan DIII, S1
dan S2. Berdasarkan data responden terlihat bahwa, mayoritas
pendidikan terakhir auditor eksternal adalah Strata 1 (S1).
Hasil ini juga berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan formal yang dimiliki oleh auditor eksternal, maka tidak
dapat berpengaruh nyata dalam pengambilan keputusan etis
auditor. Hal ini disebabkan tingginya pendidikan yang didapat oleh
auditor tidak menjamin auditor tersebut memiliki kemampuan dan
tingkat pemahaman yang memadai dalam pengambilan keputusan
etis auditor, karena setiap auditor memiliki kemampuan dan
pemahaman yang berbeda-beda walaupun tingkat pendidikan
formal yang telah ditempuh auditor adalah sama. Sehingga dalam
pengambilan keputusan etis auditor, variabel pengalaman tidak
berpengaruh secara signifikan.
2) Menguji hipotesis kedua:
Ha2: Komitmen profesional berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Hasil pengujian untuk variabel komitmen profesional
mempunyai angka signifikansi 0,833 sehingga lebih besar dari
0,05. Dengan demikian menolak Ha2. Hal ini berarti bahwa
komitmen profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Setiap profesi memiliki konsekuensi, begitupun halnya
auditor yang terikat pada komitmen profesionalnya. Bagaimana
seorang auditor dapat menjalankan komitmen profesionalnya
dengan sebaik-baiknya agar dapat membuat suatu keputusan dalam
berbagai permasalahan yang muncul dengan pertimbangan moral.
Kelemahan dalam kuesioner ini adalah bahwa responden
kurang memahami dan menangkap maksud dari pernyataan yang
diberikan, sehingga dalam pengujian validitas ada tiga pernyataan
tentang komitmen professional yang tidak valid.
3) Menguji hipotesis ketiga:
Ha3: Etika organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Hasil pengujian untuk variabel etika organisasi mempunyai
angka signifikansi 0,00 sehingga lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian menerima Ha3. Hal ini berarti bahwa pengalaman auditor
berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis
auditor.
Hunt et. Al (1989) menyatakan bahwa etika organisasi
merupakan komponen yang sangat penting dalam kultur organisasi
dan secara interaktif merupakan pembentuk orientasi etika individu
dalam organisai.
Sebagai seorang yang bekerja di suatu badan atau
organisasi harus menaati segala bentuk peraturan yang telah dibuat
dan disepakati bersama. Etika organisasi adalah hal yang perlu
untuk diperhatikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa etika
organisasi berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan
etis auditor.
4) Menguji hipotesis ke empat:
Ha4: Gender berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Hasil pengujian untuk variabel perbedaan gender
mempunyai angka signifikansi 0,451 sehingga lebih besar dari
0,05. Dengan demikian menolak Ha4. Hal ini berarti bahwa gender
tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan etis
auditor.
Pada beberapa penelitian yang menggunakan variabel
gender menyatakan bahwa secara statistik gender tidak
menyebabkan perbedaan perilaku etis yang signifikan (Putri
ANOVAb
340.477 4 85.119 19.452 .000a
310.681 71 4.376651.158 75
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Gender, KomitmenProfesioal, EtikaOrganisasi,Pengalaman
a.
Dependent Variable: PengambilanKeputusanEtisAuditorb.
Nugrahaningsih.2005). pada profesi auditor, isu gender tidak perlu
dibesar-besarkan karena secara statistik isu gender tidak
berpengaruh terhadap kemampuan koganatif perempuan dalam
pembuatan judgement (Dra.Zulaikha.M.Si 2006). Berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu yang menggunakan variabel gender
disimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
d. Uji Statistik F
Uji statistik F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel independen (pengalaman, komitmen
professional, etika organisasi dan gender) terhadap variabel dependen
(pengambilan keputusan etis auditor). Hipotesisnya sebagai berikut:
Ha5: Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor.
Kriteria pengujian: α = 0,05
Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima
Tabel 4.19 Uji Statistik F
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.19, F hitung menunjukkan nilai sebesar
19,452 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan lebih kecil dari α (0,000
< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05,
maka menerima Ha5, artinya pengalaman, komitmen profesional, etika
organisasi dan gender secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor.
Pada penelitian Budi Sasongko yang menjadi starter point dari
penelitian ini juga menyimpulkan bahwa etika organisasi, orientasi
etika dan komitmen professional secara individu maupun simultan
berpengaruh terhadap keputusan etis auditor dalam situasi dilemma
etika. Demikian halnya dengan penelitian-penelitian lain yang
menggunakan variabel pengalaman, sebagai contoh penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2006) yang menyatakan bahwa variabel
pengalaman berpengaruh langsung terhadap pertimbangan audit,
demikian pula ketika isu gender berinteraksi dengan pengalaman tugas
auditor, maka interaksi tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
pertimbangan audit yang dibuat.
Sehingga berdasarkan hasil uji statistik F diatas menyebutkan
bahwa pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis auditor.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender
terhadap pengambilan keputusan etis auditor. Hasil pengujian terhadap 76
responden auditor independen adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman (X1) berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai koefisien -0,011.
2. Komitmen profesional (X2) berpengaruh secara positif dan tidak
signifikan terhadap pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai
koefisien sebesar 0,020.
3. Etika organisasi (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor (Y) dengan nilai koefisien sebesar
0,674.
4. Gender berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
pengambilan keputusan etis auditor dengan nilai koefisien sebesar -0,368.
5. Pengalaman, komitmen profesional, etika organisasi dan gender secara
simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan
keputusan etis auditor berdasarkan hasil Uji F dengan koefisien sebesar
19,452 dengan tingkat signifikan pada alpha 0,000.
B. Implikasi
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, hasil regresi
memperlihatkan nilai koefisien pengalaman sebesar -0,011 dengan tingkat
signifikansi 0,922. Koefisien komitmen profesional sebesar 0,020 dengan
tingkat signifikansi 0,833. Koefisien etika organisasi berdasarkan jumlah
penugasan sebesar 0,674 dengan tingkat signifikansi 0,000, sedangkan
koefisien gender sebesar -0,638 dengan tingkat signifikansi 0,451.
Berdasarkan penjelasan di atas maka implikasi dari ketiga variabel ini adalah:
1. Variabel pengalaman mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak
signifikan, artinya semakin banyak pengalaman tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis auditor yang dibuat. Dalam
pengambilan keputusan etis auditor pengalaman tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan karena dalam pengambilan keputusan tidak
cukup hanya dengan pengalaman saja tetapi ada faktor lain yang harus
diperhatikan seperti sikap, kebiasaan dan budaya individu.
2. Variabel komitmen profesional mempunyai pengaruh yang positif namun
tidak signifikan, artinya semakin seseorang mentaati dan menjalankan
yang menjadi komitmen profesionalnya maka pengambilan keputusan etis
auditor yang dibuat akan meningkat atau dapat mengambil suatu
keputusan yang lebih baik lagi.
3. Variabel etika organisasi mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan, artinya semakin seseorang mentaati dan menjalankan yang
menjadi peraturan di dalam organisasi maka pengambilan keputusan etis
auditor yang dibuat menjadi lebih reliabel, obyektif serta dapat diterima
secara baik oleh berbagai pihak.
4. Variabel gender mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan,
artinya perbedaan gender antara wanita dan pria tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan etis auditor yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan Oleh Kantor Akuntan Publik”.
Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FE UI.1996.
Ananing, Dwi. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian Auditor Dalam Bidang Auditing”. Skripsi FE Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2006.
Andriyani. “Pengaruh Orientasi Etika, Locus of Control, Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi KOnflik Audit Dengan Kesadaran Etis Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Beberapa KAP di Jakarta)”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2004.
Depdiknas. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2001.
Farid, Indriana MSS. “Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi”. Simposium Nasional IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2002.
Halim, Abdul. “ Auditing : Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”. Edisi ketiga, Cetakan pertama, Unit Penerbit, Yogyakarta, 2003.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.
Hansen, dan Mowen. “Management Accounting”. Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Herliansyah, Yudi dan Melfida Ilyas “Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgement”. Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.
Husein, Muhammad F. “Keterkaitan Faktor-faktor Organisasional ,Individu, Konflik Peran, Perilaku Etis dan Kepuasan Kerja Akuntan Manajemen”. Makalah Simposium Dwi-tahunan, J-AME-R, Yogyakarta.2004
Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesi Akuntan Publik”. Jakarta, 2001.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen.” Edisi pertama, BPFE – Yogyakarta, Yogyakarta, 1999.
Khomsiyah, dan Nur Indriantoro. “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.1, No.1, Januari, Hal.13-28, 1998.
Ludigdo, Unti dan M. Machfoedz. “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Terhadap Etika Bisnis”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.2, Jan:1-9.1999.
Marhadi, Lina. “Pengaruh Orientasi Etika, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2006.
Mayangsari, Sekar. “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap pendapat Audit : Sebuah Kuasieksperimen”. Tesis Program Pasca sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003.
Mutmainah, Siti. “Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis dan Orientasi Etis Dilihat Dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitment Staf Profesional Pada Kantor Akuntan publik”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 10, No.1, Januari, Hal.43-67.
Nugrahaningsih, Putri. “Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP Dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja, Gender dan Equity Sensitivity”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 15-16 September, Solo, 2005.
Nuryanto, Muhammad dan Dewi Synthia. “Tinjauan Nilai Etika diatas Pengambilan Keputusan Etis Auditor Berdasarkan Pendekatan Moral”, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 2001.
Rahayu, Wening. “Analisa Tentang Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi”. Arthawidya, Th 3, No.1, Januari, 2002.
Rianovita. “Pengaruh Etika, Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pengambilan Keputusan Auditor”. Skripsi tidak dipublikasikan, Trisakti School of Management. 2005.
Sasongko, Budi. “Internal Auditor dan Dilema Etika. STIE Perbanas, Surabaya. http://theakuntan.com/jornals/accounting/.2006.
Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2005.
Umar, Sekaran. “ Research Methods For Business : Metodologi Penelitian untuk Bisnis.” Edisi ke empat, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Widyanto, Adi K.D dan Indrawati Yuhertian. “Pengaruh Pendidikan, Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Profesionalisme Auditor Pemerintah yang Bekerja Pada Badan Pengawas Kota Surabaya”. Konferensi Nasional Akuntansi, Jakarta, 2005.
Zulaikha. “Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement (Sebuah Kajian Experimental Dalam Audit Saldo Akun Persediaan)”. Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus, Padang, 2006.