Upload
hoanganh
View
225
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN
“SADARI” SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
DI SMK N 1 KARANGANYAR
SKRIPSI
“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan”
Oleh :
TRI VIVIYAWATI
NIM. S10044
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Tri Viviyawati
NIM : S10.044
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada Surakarta maupun
perguruan tinggi lain
2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.
Surakarta, 26 Juni 2014
Yang membuat pernyataan
Materai Rp. 6000,00
(Tri Viviyawati)
NIM. S10.044
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PEMERIKSAAN “SADARI” SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER
PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
DI SMK N 1 KARANGANYAR.“
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Happy Indri Hapsari S.Kep.,Ns., M.Kep selaku penguji yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu bc. Yeti Nurhayati, M.Kes selaku Pembimbing 1 dan Ibu Anita
Istiningtyas S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
5. Bapak Tenang Pranata S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK N 1
Karanganyar.
iv
6. Semua dosen Progam Studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Semua responden penelitian terima kasih atas partisipasinya.
8. Kedua orangtuaku, bapak (Suyadi) yang bekerja keras dan berdoa untuk
keberhasilanku, ibu (Sri Khoiriyah) yang telah berdoa dan memberikan
perhatian serta kasih sayangnya.
9. Kakak serta adikku Utami Ningsih dan Zoqi Kurniadi terima kasih atas
semangat dan doanya.
10. Sahabat-sahabatku (Ahmad M, Ina W, Woro W, Eni S, Fefi P, Dedi C) yang
selalu ada setiap saat.
11. Teman-temanku (Aziz, Ulin, Rini, Milla, Bayu) terima kasih atas
semangatnya.
12. Teman-teman Mahasiswa Progam studi S1 Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Surakarta, 26 Juni 2014
Penulis
v
MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, dan hanya kepada ALLAH
aku mohon pertolongan”.
“Jika ada satu alasan yang membuatmu menangis maka ada sejuta alasan yang
membuatmu tertawa”.
“Jangan melihat sesuatu dari hasilnya tetapi lihatlah dari proses kita menjalaninya,
dan tidak semua itu membutuhkan pertanyaannya”.
“Kemajuan bukanlah semata-mata perbaikan dari massa silam, kemajuan adalah
bergerak maju menuju masa depan”.
“Tiada dalang di dunia ini yang mampu memberikan kebahagiaan sejati karena
kebahagiaan sejati ada didalam dirinya sendiri”.
“Jadikan jiwamu penyayang, gunakan waktumu untuk sembhayang, jaga imanmu
jangan sampai terbuang, serahkan dirimu pada yang maha penyayang setelah pada
orang yang kamu sayang”.
“Bukan pertumbuhan yang lambat yang harus anda takuti. Akan tetapi anda harus
lebih takut untuk tidak tumbuh sama sekali. Maka tumbuhkanlah diri anda dengan
kecepatan apapun itu”.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
ABSTRACT .................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
1.5. Keaslian Penelitian ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori .................................................................. 10
2.2. Kerangka Teori ................................................................. 44
2.3. Kerangka Konsep ............................................................. 44
2.4. Hipotesis Penelitian ......................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan penelitian ........................................ 46
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................ 46
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 47
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 48
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ................... 49
vii
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 51
3.7. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ...................... 53
3.8. Etika Penelitian ................................................................ 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Analisis Univariat .................................................... 57
4.2. Hasil Analisis Bivariat ...................................................... 60
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
SADARI ...................................................... 62
5.2. Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum
Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
SADARI ........................................................................... 63
5.3. Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar
Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang
Pemeriksaan SADARI ...................................................... 64
5.4. Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sesudah
Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
SADARI ........................................................................... 65
5.5. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
SADARI Terhadap Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1
Karanganyar ...................................................................... 66
5.6. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
SADARI Terhadap Sikap Remaja Putri di SMK N 1
Karanganyar ...................................................................... 68
5.7. Keterbatasan Penelitian .................................................... 69
BAB VI PENUTUP
1.1. Kesimpulan ....................................................................... 70
1.2. Saran ................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Judul Tabel halaman
1.1. Keaslian Penelitian 8
2.1. Stadium Pubertas Pada Perempuan 27
3.1. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran 48
3.2. Kisi-Kisi Angket Pendidikan Kesehatan Tentang 50
Pemeriksaan Sadari
4.1. Karakteristik Usia Responden di SMK N 1 57
Karanganyar
4.2. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang 58
Pemeriksaan SADARI Sebelum Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
4.3. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang 58
Pemeriksaan SADARI Sesudah Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
4.4. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI 59
Sebelum Pendidikan Kesehatan di SMK N 1
Karanganyar
4.5. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI 59
Sesudah Pendidikan Kesehatan di SMK N 1
Karanganyar
4.6. Hasil Pengetahuan Pre Test dan Post Test Remaja 60
Putri Tentang Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar
4.7. Hasil Sikap Pre Test dan Post Test Remaja Putri 61
Tentang Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Gambar Halaman
2.1.
Langkah 1 Pemeriksaan SADARI
33
2.2.
Langkah 2a Pemeriksaan SADARI
35
2.3.
Langkah 2b Pemeriksaan SADARI
35
2.4.
Langkah 2c Pemeriksaan SADARI
36
2.5.
Langkah 3 Pemeriksaan SADARI
37
2.6.
Langkah 4 Pemeriksaan SADARI
38
2.7.
Kerangka Teori
44
2.8.
Kerangka Konsep
44
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran
Keterangan
1 F.01 Usulan Topik Penelitian
2 F.02 Pengajuan Persetujuan Judul
3 F.04 Pengajuan Izin Studi Pendahuluan
4 F.07 Pengajuan Izin Penelitian
5 Lembar Pengantar Studi Pendahuluan
6 Lembar Permohonan Uji Validitas Reliabilitas
7 Lembar Permohonan Ijin Penelitian
8 Surat Tidak Keberatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
9 Surat Rekomendasi Survey Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
10 Surat Rekomendasi Penelitian Dinas Pendidikan dan Olahraga
11 Surat Keterangan Penelitian SMK N 1 Karanganyar
12 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
13 Kuesioner Penelitian
14 Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
15 Leaflet Pendidikan Kesehatan
16 Power Point Pendidikan Kesehatan
17 Hasil Kuesioner Uji Validitas
xi
18 Olah Data SPSS Uji Validitas Pengetahuan
19 Olah Data SPSS Uji Reliabilitas Pengetahuan
20 Olah Data SPSS Uji Validitas Sikap
21 Olah Data SPSS Uji Reliabilitas Sikap
22 Hasil Kuesioner Pengetahuan
23 Hasil Kuesioner Sikap
24 Olah Data SPSS Pengetahuan
25 Olah Data SPSS Sikap
26 Jadwal Penelitian
27 Lembar Konsultasi
28 Foto Dokumentasi
xii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Tri Viviyawati
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan “Sadari” Sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri
Di SMK N 1 Karanganyar
Abstrak
Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak menyerang wanita di
Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu didunia. Salah satu cara mendeteksi
dini kanker payudara yaitu dengan cara SADARI. Kebanyakan wanita tidak
melakukan pemeriksaan SADARI karena kurangnya pengetahuan sehingga wanita
yang melakukan SADARI masih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai
deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N
1 Karanganyar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre-
eksperimental dengan pretest-posttest design. Penelitian ini menggunakan teknik
Cluster Sampling dengan jumlah responden sebanyak 31 responden. Analisa data
dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon dan uji McNemar. Hasil analisa data
tingkat pengetahuan diperoleh nilai P Value = 0.000 dan analisa data sikap diperoleh
nilai P Value = 0.000.
Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan
dan sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar. Saran bagi peneliti selanjutnya
dapat dilakukan dengan cara membandingkan pendidikan kesehatan menggunakan
metode ceramah dan demonstrasi dengan metode ceramah dan metode video dan
dilakukan dengan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Sikap dan Periksa Payudara
Sendiri
Daftar Pustaka : 28 ( 2000 – 2013 )
xiii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Tri Viviyawati
EFFECT OF THE HEALTH EDUCATION OF BREAST SELF-
EXAMINATION AS AN EARLY DETECTION FOR BREAST CANCER ON
THE KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF FEMALE STUDENTS OF STATE
VOCATIONAL HIGH SCHOOL 1 OF KARANGANYAR
ABSTRACT
Breast cancer is the second largest that attacks women in Indonesia and the
number one killer in the world. One of the early detection methods of breast cancer is
breast self-examination. Most women do not do self-examination due to their lack of
knowledge of breast self-examination. The objective of this research is to investigate
effect of the health education of breast self-examination as an early detection for
cancer on the knowledge and attitude of female students of State Vocational High
School 1 of Karanganyar.
This research used the quantitative pre-experimental research method with the
pretest-posttest design. The samples of the research were taken by using the cluster
sampling technique. They consisted of 31 respondents. The data of the research were
analyzed by using Wilcoxon’s test and McNemar’s Test.
The result of the test shows that the value of p for the variable of Knoweldge is
0.000 and that of p for the variable of attitude is 0.000, meaning that there is an effect
of the health education of breast self-examination as an early detection for cancer on
the knowledge and attitude of female students of State Vocational High School 1 of
Karanganyar. Therefore, the following researchers in the same field are
recommended to compare between the health education with lecturing and
demonstration methods and the health education with lecturing and video methods
two groups, namely: Control Group and Experimental Group.
Keywords: health education, knowledge, attitude, and breast self-examination
References: 28 (2000 – 2013)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker payudara disebut juga carsinoma mamae merupakan kanker
yang berasal dari kelenjar, saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi
tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara adalah kanker nomor dua
terbanyak menyerang wanita Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu
wanita didunia (Mangan 2005).
Kanker payudara menyerang kira-kira 182.000 wanita (kira-kira 1
dari 9 wanita) di Amerika Serikat pada tahun 1995 (Potter & Perry 2005).
Data tahun 2002 wanita di Amerika Serika, sejumlah 203.500 wanita telah
terdiagnosis terkena kanker payudara, 54.300 wanita terkena tumor jinak di
seluruh payudara dan 40.000 wanita meninggal karena kanker payudara.
Data tahun 2003 menyebutkan bahwa di Amerika Serikat terdapat 180.000
kasus baru kanker payudara per tahun (Olfah, Mendri & Badi’ah 2013).
Sebanyak 178.000 wanita mengidap kanker payudara pada tahun 2008 di
Amerika Serikat (Nurcahyo 2010). Data WHO (Word Health Organization)
menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50
tahun ke atas, 6%-nya pada usia kurang dari 40 tahun, namun banyak juga
para wanita yang berusia 30 tahun terkena kanker payudara (Suryaningsih &
Sukaca 2009). Kanker payudara adalah penyebab utama kematian bagi
wanita usia 35-54 (Brashers 2007).
1
2
Kelompok etnis Cina memiliki insiden tertinggi kanker payudara
dengan angka kejadian 59,7 per 100.000 penduduk diikuti oleh India dan
Melayu 55,8 dari 33,9 per 100.000 penduduk (National Cancer Registry
dikutip dalam Al-Naggar dkk 2011). Sekitar 50-60 % wanita di Malaysia
hadir dalam tahap 3 dan tahap 4 dengan sedikit atau tidak ada manfaat yang
bisa diperoleh dari bentuk terapi (Al-Naggar dkk 2011).
Problem kanker payudara di Indonesia menjadi lebih besar lagi
karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah
lanjut (Saryono & Pramitasari 2008). Menurut data di RSCM Jakarta Pusat
menyebutkan bahwa kanker payudara di Indonesia mencapai angka 16.000
lebih pada tahun 1994 dan jumlah ini berada di urutan kedua setelah kanker
rahim (Nurcahyo 2010). Kasus kanker payudara di kabupaten Sukoharjo
menurut data laporan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM) kabupaten
Sukoharjo pada tahun 2008 terdapat 402 kasus, pada tahun 2009 meningkat
menjadi menjadi 473 kasus, tahun 2010 meningkat menjadi 515 kasus dan
tahun 2011 meningkat lagi sebanyak 685 kasus (Handayani & Sudarmiati
2012).
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini yaitu dengan cara
pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Pemeriksaan SADARI
merupakan suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin adanya
benjolan pada payudara. SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pemeriksaan payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita.
Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Pemeriksaan
3
SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita
karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri
(Saryono & Pramitasari 2008).
Kebanyakan wanita tidak melakukan pemeriksaan SADARI karena
kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI. Hasil tingkat
pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta tentang SADARI dalam
kategori cukup yaitu sebanyak 87 responden (72,5%), untuk kategori tingkat
pengetahuan kurang sebanyak 19 responden (15,8%), sedangkan kategori
tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (11,7%) (Saputri 2012).
Pemeriksaan payudara sendiri sangat mudah untuk dilakukan akan
tetapi pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang bersikap acuh tak acuh
dengan kondisi kesehatan organ reproduksinya. Meningkatnya pengetahuan
tentang pemeriksaan SADARI, maka akan mempengaruhi sikap para wanita
khususnya remaja putri untuk menyadari pentingnya melakukan
pemeriksaan SADARI untuk mencegah resiko kanker payudara, hal tersebut
dapat meningkatkan kesadaran wanita khususnya remaja putri untuk
memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung pemeriksaan
SADARI sehingga dapat mengetahui langsung kondisi payudaranya.
Melakukan pemeriksaan SADARI akan menurunkan tingkat
kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun sayangnya wanita
yang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%) (Septiani & Suara
2013). Hasil sikap remaja putri di SMA Futuhiyyah Mranggen kabupaten
Demak tentang SADARI sebelum penyuluhan kesehatan dalam kategori
4
kurang yaitu 55 siswi (100%) dan sesudah penyuluhan kesehatan meningkat
menjadi baik yaitu 55 siswi (100%) (Hidayati, Salawati, Istiana 2011).
Mengingat masih banyak siswi yang belum mengetahui tentang
kesehatan reproduksi, khususnya pengetahuan tentang kanker payudara dan
praktik SADARI, sangatlah penting untuk dilakukan pendidikan kesehatan,
dengan harapan dapat mengubah pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
reproduksi pada siswi dalam hal ini adalah siswi SMK N 1 Karanganyar.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam melakukan pendidikan
kesehatan antara lain metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
panel, bermain peran, demonstrasi, simposium, dan seminar.
Penelitian ini menggunakan metode ceramah dan demonstrasi.
Alternatif metode yang dapat dipergunakan pada pendidikan kesehatan
khususnya kesehatan reproduksi tentang kanker payudara adalah
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah, selain sederhana juga
efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok
sasaran yang cukup besar (Mubarak 2012). Keuntungan dari metode
ceramah yaitu dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu yang
efisien, dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu banyak
melibatkan alat bantu pengajaran serta dapat dipakai untuk memberi
pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan (Suliha dkk 2001). Metode
yang dapat dipergunakan pada pendidikan kesehatan tentang praktik
SADARI adalah menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi
lebih mudah untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu
5
hal yang pernah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan adegan dengan menggunakan
alat peraga (Mubarak 2012). Keuntungan dari metode demonstrasi yaitu
dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,
lebih mudah memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang
untuk mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat
melakukan sendiri (Suliha dkk 2001).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
siswi di SMK N 1 Karanganyar dengan metode wawancara terhadap 10
siswi didapatkan data 9 orang tidak mengerti tentang pemeriksaan SADARI
dan hanya 1 orang yang mengerti tentang pemeriksaan SADARI.
Selanjutnya dari 10 siswi tersebut mengakui tidak pernah melakukan praktik
SADARI, sehingga siswi di SMK N 1 Karanganyar tidak pernah melakukan
pemeriksaan SADARI. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik
untuk meneliti Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
“SADARI” Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan
dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 KARANGANYAR.
1.2. Rumusan Masalah
Pencegahan kanker payudara dapat menurunkan angka kematian
pada wanita, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan sikap
terhadap pencegahan kanker payudara, pengetahuan dan sikap dapat
diperoleh melalui pendidikan kesehatan. Salah satunya dengan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker
6
payudara. Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pemeriksaan “SADARI” Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri di SMK N 1 KARANGANYAR”.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan “SADARI” sebagai
deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan dan sikap
remaja putri di SMK N 1 karanganyar.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap sebelum pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI.
2. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap sesudah pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI.
3. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI terhadap pengetahuan.
4. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI terhadap sikap.
7
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat bagi SMK N 1 Karanganyar
1. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan remaja
putri tentang SADARI dan dapat meningkatkan pengetahuan
dengan penuh kesadaran untuk melakukan SADARI dengan
cara diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
SADARI.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
remaja putri untuk melakukan pemeriksaan SADARI.
1.4.2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
dengan memperbanyak membaca referensi tentang kanker
payudara dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian–penelitian selanjutnya.
1.4.3. Manfaat bagi peneliti lain
Peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan
membandingkan pendidikan kesehatan menggunakan metode
ceramah dan metode simulasi dengan metode lain tentang
pemeriksaan SADARI terhadap tingkat pengetahuan dan sikap
remaja putri.
8
1.4.4. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pelayanan kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang
Pemeriksaan SADARI.
1.4.5. Manfaat bagi Peneliti
1. Mengetahui seberapa besar tingkat pengetahuan remaja putri
tentang SADARI
2. Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah
dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3. Memberikan pengalaman peneliti dalam mengembangkan
kemampuan ilmiah.
1.5. Keaslian Penelitian
(Tabel 1.1. Keaslian Penelitian)
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
Redhwan Ahmed Al-
Naggar,
Dhekra
Hamoud
Al-Naggar,
Yuri V
Bobryshev,
Robert
Chen, Ali
Assabri
Practice and Barriers Toward
Breast Self-
Examination
Among Young
Malaysian
Women
Cross Sectional
Study
Lebih dari setengah dari peserta (55,4%)
menyebutkan bahwa
mereka berlatih BSE
(Breast Self-
Examination). Mereka
mendapatkan informasi
tentang pemeriksaan
payudara dari radio dan
Tv yang menjadi sumber
utama informasi (38,2%),
diikuti oleh anggota
keluarga (21,1%), teman
(14,7%), dan kemudian
surat kabar (12,4 %).
Mengenai hambatan
9
Nama
Peneliti
Judul Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
terhadap pemeriksaan payudara sendiri,
sebagian besar peserta
yang pernah berlatih BSE
menyebutkan bahwa
kurangnya pengetahuan
adalah hambatan utama
mereka untuk berlatih
BSE (20,3 %) dan takut
didiagnosa menderita
kanker payudara (4,4 %)
Karunia Hadpha
Saputri
Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri
Tentang Periksa
Payudara
Sendiri
(SADARI) di
Madrasah
Aliyah Negeri
(MAN) 1
Surakarta
Penelitian Deskriptif
Kuantitatif
Pengetahuan remaja putri di MAN 1 Surakarta
tentang SADARI dalam
kategori cukup yaitu
sebanyak 87 responden
(72,5%), untuk kategori
tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 19
responden (15,8%),
sedangkan kategori
tingkat pengetahuan baik
sebanyak 14 responden
(11,7%)
Sri Handayani
dan Sari
Sudarmiati
Pengetahuan Remaja Putri
tentang Cara
Melakukan
Sadari
Penelitian kuantitatif
dengan
menggunakan
metode
deskriptif
survei.
Sebagian besar responden belum pernah
mendapatkan informasi
tentang prosedur
SADARI baik dari
internet, majalah, brosur
atau sumber informasi
lainnya sehingga
pengetahuan responden
tentang prosedur
SADARI masih kurang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teori
2.1.1. Pendidikan Kesehatan
2.1.1.1. Definisi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses penyediaan
bahwa pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang
mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada
hubungannya dengan kesehatan perseorangan atau kelompok
(A Joint Commite Terminologu in Health Education of
United States dikutip dalam Susilo 2011).
Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa
yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku
yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui
proses pendidikan (Grout dikutip dalam Susilo 2011).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada
diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya
tujuan kesehatan perorangan dan masyarakat (Susilo 2011).
10
11
2.1.1.2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
1. Tujuan kaitannya dengan batasan sehat
Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk mengubah
perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat (WHO dikutip dalam Susilo 2011).
2. Mengubah perilaku sehat kaitannya dengan budaya
Sikap dan perilaku adalah bagian dari budaya. Kebiasaan,
adat istiadat, tata nilai atau norma adalah kebudayaan.
Kebudayaan adalah suatu sikap dan perilaku serta cara
berpikir orang yang terjadinya melalui suatu proses belajar
(Susilo 2011).
Perilaku kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan
menjadi 3 macam, yaitu :
a. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang
bernilai di masyarakat.
b. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi
dirinya sendiri maupun menciptakan perilaku sehat
didalam kelompok.
c. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana
pelayanan kesehatan yang ada secara tepat.
(Azwar dikutip dalam Susilo 2011)
12
2.1.1.3. Sasaran Pendidikan Kesehatan
Sasaran pendidikan kesehatan, yaitu :
1. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat
pedesaan.
2. Masyarakat dalam kelompok tertentu.
3. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan
individu.
(Susilo 2011)
2.1.1.4. Tahap-tahap Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tahap-tahap kegiatan pendidikan kesehatan, yaitu :
1. Tahap Sensitisasi
Tahap ini dilakukan guna memberikan infomasi kesadaran
pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting
berkaitan dengan kesehatan. Misal kesadaran akan
kesehatan, pelayanan kesehatan, wabah penyakit, kegiatan
imunisasi anak.
2. Tahap Publisitas
Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi, yaitu
press release dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan
untuk menjelaskan lebih lanjut jenis atau macam
pelayanan kesehatan.
13
3. Tahap Edukasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap sensitisasi.
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah
sikapserta mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan
oleh kegiatan tersebut.
4. Tahap Motivasi
Tahap ini adalah kelanjutan dari tahap edukasi.
Perorangan atau masyarakat setelah mengikuti pendidikan
kesehatan, benar-benar mengubah perilaku sehari-hari.
(Azwar dikutip dalam Susilo 2011)
2.1.2. Perilaku Kesehatan
2.1.2.1. Pengertian Perilaku Kesehatan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus
atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun
tidak disadari. Perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan (Wawan & Dewi 2011).
14
2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu
obyek. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (ovent behavior) (Wawan & Dewi 2011).
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia
sebagai hasil penggunaan panca inderanya.
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap
manusia (Mubarak 2012).
b. Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat memori yang
telah ada sebelumnya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterprestasikan secara
benar.
15
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi ataupun pada kondisi riil (nyata).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan atau menyatakan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen tetapi
masih dalam struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian dari keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evalusi berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu objek tertentu.
(Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi
2011)
16
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Tradisional
a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dipakai orang sebelum
kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban.
Cara coba salah ini dilakukan dengan
menggunakan “kemungkinan” dalam
memecahkan masalah dan apabila
“kemungkinan” ini tidak berhasil maka akan
dicoba lagi.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh
orang yang mempunyai otoritas baik berupa
pimpinan-pimpinan masyarakat formal maupun
informal, ahli agama, pemegang pemerintah,
tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan
kebenarannya baik berdasarkan fakta yang
empiris maupun pendapat sendiri.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang pernah
17
diperoleh dalam memcahkan permasalahan yang
dihadapi masa lalu.
(Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi
2011)
2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau
suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular.
(Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011)
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor Internal
Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain
menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya.
Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus
dilakukan terutama untuk menunjang
18
kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan
tetapi lebih banyak merupakan cara mencari
nafkah yang membosankan, menyita waktu,
berulang dan banyak tantangan.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung saat
lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
(Wawan & Dewi 2011)
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima
informasi. (Wawan & Dewi 2011)
19
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala, yaitu :
1) Baik : 76%-100%
2) Cukup : 56%-75%
3) Kurang : < 56%
(Arikunto dikutip dalam Wawan & Dewi 2011)
3. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap didefinisikan sebagai satu kecenderungan
yang ditunjukkan oleh seseorang individu terhadap
suatu perkara atau benda atau peristiwa. Sikap adalah
satu proses mental yang bersifat pikiran, perasaan atau
tanggapan terhadap suatu objek, aspek atau situasi
tertentu. Justru itu, sikap adalah sesuatu yang abstrak
karena sikap tidak dapat dilihat atau dirasa dengan
panca indera (Ilhaamie & Ahmad 2008).
Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting
dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap
baik sebagai individu maupun kelompok. Sikap
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial.
20
b. Tingkatan Sikap
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa subyek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu
masalah.
4) Bertanggung Jawab (Reponsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko yang ada.
(Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011)
c. Sifat Sikap
1) Sikap Positif
Cenderung untuk mendekati, menyenangi.
2) Sikap Negatif
Cenderung untuk menjauhi, menghindari,
membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.
(Wawan & Dewi 2011)
21
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
1) Pengalaman pribadi
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
6) Faktor emosional
(Wawan & Dewi 2011)
e. Cara Pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:
1) Langsung
Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
pendapat/pernyataan responden terhadap suatu objek
(Wawan & Dewi 2011).
2) Tidak Langsung
Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian
ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner
(Wawan & Dewi 2011).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
pengukuran, yaitu :
1) Keadaan objek yang diukur
22
2) Situasi pengukuran
3) Alat ukur yang digunakan
4) Penyelenggaraan pengukuran
5) Pembacaan atau penilaian hasil pengukuran
(Notoatmodjo dikutip dalam Wawan & Dewi 2011)
f. Faktor-faktor Perubah Sikap
Perubahan sikap dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1) Sumber dari Pesan
Sumber dari pesan dapat berasal dari seseorang,
kelompok, dan institusi.
Dua ciri penting dari sumber pesan yaitu :
a) Kredibilitas
Aspek penting dalam kredibilitas yaitu : keahlian-
keahlian dan kepercayaan saling keterkaitan,
kepercayaan.
b) Daya Tarik
Efektifitas daya tark dipengaruhi oleh : daya fisik,
menyenangkan, dan kemiripan.
2) Pesan (Isi Pesan)
Umumnya berupa kata-kata dan simbol-simbol lain
yang menyampaikan informasi.
23
Tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan, yaitu :
a) Usulan
Pesan dirancang dengan harapan orang akan
percaya, membentuk sikap, dan terhasut dengan
apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya.
Contohnya : Iklan di TV
b) Menakuti
Cara lain untuk membujuk adalah dengan
menakut-nakuti. Akan tetapi jika terlalu
berlebihan maka orang akan menjadi takut,
sehingga informasi itu akan dijauhi.
c) Pesan Satu Sisi dan Dua Sisi
Pesan satu sisi paling efektif jika orang dalam
keadaan netral atau sudah menyukai suatu pesan.
Pesan dua sisi lebih disukai untuk mengubah
pandangan yang bertentangan.
3) Penerima Pesan
Ciri penerima pesan, yaitu :
a) Influenceability
Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan
dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk.
Anak-anak lebih mudah dipengaruhi daripada
orang dewasa, sedangkan orang yang
24
berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi
daripada yang berpendidikan tinggi.
b) Arah Perhatian dan Penafsiran
Pesan akan berpengaruh pada penerima,
tergantung dari persepsi dan penafsirannya.
Yang terpenting : pesan yang dikirim ke tangan
orang pertama mungkin akan berbeda jika info
tersebut sampai ke penerima kedua.
(Wawan & Dewi 2011)
2.1.3. Remaja
2.1.3.1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah suatu periode
perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara
usia 13-20 tahun (Potter & Perry 2005).
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa merupakan waktu kematangan
fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada anak
laki-laki untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dewasa
dan pada anak perempuan untuk mempersiapkan diri menjadi
wanita dewasa (Wong 2008).
25
2.1.3.2. Perubahan Fisik Pada Remaja
Masa remaja, terjadi perubahan fisik yang cepat disertai
banyak perubahan, termasuk didalam perubahan tersebut
terjadi perubahan organ–organ reproduksi (organ seksual)
sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan
kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi (Widyastuti
dikutip dalam Saputri 2012). Perubahan yang terjadi pada
pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda- tanda berikut:
1. Tanda-Tanda seks primer
Semua organ wanita tumbuh selama masa puber.
Namun tingkat kecepatannya antara organ satu dan
lainnya berbeda. Berat uterus pada anak usia 11 atau 12
tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata
beratnya 43 gram.
2. Tanda seks sekunder
a. Pada Remaja Perempuan
1) Rambut
Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti
halnya laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini
terjadi setelah pinggul dan payudara mulai
berkembang, bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah
mulai tampak setelah haid.
26
2) Pinggul
Pinggul menjadi berkembang, membesar dan
menguat.
3) Kulit
Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi kasar,
lebih tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda
dengan laki-laki kulit pada wanita tetap lebih
lembut.
4) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih
aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat.
5) Otot
Menjelang masa puber, otot semakin membesar dan
kuat.
6) Suara
Suara berubah menjadi merdu. Suara serak jarang
terjadi pada wanita.
7) Payudara
Pertumbuhan buah dada (payudara) pada saat
pubertas, buah dada berkembang. Pertumbuhan buah
dada dapat dipakai sebagai salah satu indikator
sebagai berikut :
27
Tabel 2.1. Stadium Pubertas Pada Perempuan
(Widyastuti dikutip dalam Saputri 2012)
Stadium Keterangan
Stadium I Hanya berupa penonjolan puting, dan
sedikit pembengkakan jejaring
dibawahnya, stadium ini terjadi pada
usia 10- 12 tahun
Stadium II Payudara mulai sedikit membesar di
sekitar puting dan areola (daerah hitam
disekitar puting), disertai dengan
perluasan aereola
Stadium III Areola, puting susu dan jejaring
payudara tampak semakin menonjol
dan membesar, tetapi areola dan
puting masaih belum tampak terpisah
dari jejaring sekitarnya
Stadium IV Stadium matang, papila menonjol,
areola melebar, jejaring payudara
membesar dan menonjol membentuk
payudara dewasa
2.1.4. Kanker Payudara
2.1.4.1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara disebut juga dengan Carcinoma Mamae
adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan
payudara (Suryaningsih & Sukaca 2009).
Kanker payudara adalah salah satu keganasan pada
manusia yang paling sering ditemukan sekaligus paling dapat
diobati (Harrison 2000).
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar,
saluran dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak
termasuk kulit payudara (Mangan 2005).
28
Kanker payudara terjadi karena terganggunya sistem
pertumbuhan sel didalam jaringan payudara. Kanker
payudara sebagaimana sel kanker lainnya, memiliki
perkembangan prakanker yang sangat lambat dan tidak
menimbulkan gejala, sehingga seringkali seorang pengidap
tidak merasa jika ia tengah dijangkiti sel kanker (Nurcahyo
2010).
2.1.4.2. Penyebab Kanker Payudara
Penyebab kanker belum diketahui namun banyak sekali
pemicunya antara lain adanya pertumbuhan tidak normal sel
dalam payudara dan terjadi penuaan sel (Suryaningsih & Sukaca
2009).
2.1.4.3. Jenis-jenis Kanker Payudara
Jenis-jenis kanker payudara antara lain :
1. Tumor Jinak (Fibroadenoma Mamae)
Tumor jinak berkembang di jaringan dan kelenjar susu.
2. LCIS (Lobular Carcinoma In Situ)
LCIS ini tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada
kelenjar susu.
3. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)
DCIS adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang
sel-sel pada saluran susu.
29
4. ILC (Infiltrating Lobular Carcinoma)
Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah
kulit, didalam kelenjar susu dan menyebar ke jaringan
lemak serta jaringan penyangga payudara.
5. IDC (Infiltrating Ductal Carcinoma)
Jenis kanker ini yang paling banyak menyerang. IDC
berawal dari saluran susu dan menyebar melalui aliran
darah serta jaringan limfa ke bagian tubuh lainnya.
(Nurcahyo 2010)
2.1.4.4. Pemicu Kanker Payudara
Faktor pemicu atau faktor resiko tumbuhnya sel kanker
payudara antara lain :
1. Keturunan
2. Usia Reproduksi
3. Penggunaan Hormon Buatan
4. Konsumsi Lemak Berlebih
5. Radiasi
6. Periode Usia Subur (Menstruasi)
7. Faktor Usia dan Ras
8. Kepadatan Payudara
9. Masa Menyusui
10. Pemakaian Obat DES (Diethilstilbestrol)
11. Konsumsi Alkohol
30
12. Kebiasaan Merokok
13. Makanan
(Nurcahyo 2010)
Faktor risiko timbulnya kanker payudara pada wanita
adalah :
1. Mendapat haid pertama saat berumur kurang dari 10 tahun
2. Menopause setelah umur 50 tahun
3. Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak (tidak
pernah melahirkan)
4. Tidak pernah menyusui anak
5. Mengalami trauma berulangkali pada payudara
6. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker
payudara
7. Konsumsi obat yang mengandung estrogen jangka panjang
(pil KB, HRT)
(Mangan 2005) dan (Saryono & Pramitasari 2008)
2.1.4.5. Gejala Umum Kanker Payudara
Gejala-gejala yang dapat dirasakan penderita kanker
adalah sebagai berikut :
1. Timbul Benjolan.
2. Bentuk dan ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
3. Tahapan benjolan per stadium.
31
4. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
5. Keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting susu.
6. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk.
7. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan
Berat Badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
(Suryaningsih & Sukaca 2009)
2.1.4.6. Penatalaksanaan Kanker Payudara
1. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling
utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan
diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan
melaksanakan pola hidup sehat (Suryaningsih &
Sukaca 2009).
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan
primer, yaitu :
1) Pahami keadaan diri anda
2) Mengatur usia reproduksi
3) Berikan ASI pada anak anda
4) Menjaga berat badan
5) Hindari alkohol dan rokok
6) Diet makanan sehat / kurangi lemak
7) Menghindari stress
32
8) Olahraga
9) Makanan lebih banyak buah dan sayuran
10)Cukupi kebutuhan vitamin D
(Nurcahyo 2010) dan (Olfah, Mendri & Badi’ah
2013)
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu
yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteksi dini melalui beberapa metode seperti
mammografi atau SADARI (periksa payudara sendiri)
(Olfah, Mendri & Badi’ah 2013).
1) Pemeriksaan SADARI
a) Pengertian
SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan
sebagai deteksi dini kanker payudara untuk
mengetahui adanya benjolan yang kemungkinan
besar berkembang menjadi kanker ganas (Olfah,
Mendri & Badi’ah 2013).
b) Tujuan
Tujuan SADARI yaitu untuk mendeteksi dini
sedini mungkin ada tidaknya kanker dalam
33
payudara wanita (Olfah, Mendri & Badi’ah
2013).
c) Waktu SADARI
(1) Waktu terbaik untuk melakukan SADARI
minimal satu kali dalam sebulan, dilakukan
pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula
haid, atau 3 hari setelah haid berhenti (Olfah,
Mendri & Badi’ah 2013).
(2) Waktu : ± 10 menit, setiap bulan periksa
payudara.
d) Cara melakukan pemeriksaan SADARI
Langkah 1
Langkah pertama adalah :
(1) Memulainya dengan melihat payudara anda
di cermin.
(2) Posisi pundak tegap.
(3) Kedua tangan di pinggang.
Gambar 2.1.
langkah 1
pemeriksaan
SADARI
34
Yang harus diperhatikan adalah :
(1) Ukuran payudara
(2) Bentuk payudara (3)
Warna payudara
Payudara normal adalah :
Payudara dengan bentuk sempurna tanpa
perubahan bentuk dan pembengkakan.
Payudara yang bermasalah jika :
(1) Kulit mengkerut.
(2) Terjadi lipatan.
(3) Ada tonjolan.
(4) Puting berubah posisi biasanya seperti
tertarik kedalam.
(5) Kemerahan.
(6) Nyeri.
(7) Ruam-ruam atau bengkak.
(Suryaningsih & Sukaca 2009)
Langkah 2
Langkah kedua adalah :
(1) Angkat kedua lengan ke atas.
(2) Amati jika ada perubahan-perubahan
payudara.
(Suryaningsih & Sukaca 2009)
35
Gambar 2.2. langkah 2a
pemeriksaan sadari
(3) Gunakan tangan kiri untuk memeriksa
payudara kanan dengan cara merabanya dan
juga sebaliknya. Angkat tangan kanan,
gunakan tiga atau empat jari tangan kiri
untuk merasakan payudara kanan dengan
teliti dan menyeluruh.
Gambar 2.3. langkah 2b
pemeriksaan SADARI
(4) Dimulai dari ujung bagian luar, tekan dengan
bagian jari dalam gerakan melingkar kecil,
bergerak perlahan di sekitar payudara. Anda
dapat memulai pada bagian ujung payudara
dan secara perlahan bergerak ke bagian
36
puting, atau sebaliknya. Perlu diperhatikan
adalah meraba seluruh bagian payudara,
termasuk daerah ketiak. Kemudian, tekan
tangan anda erat pada pinggul dan sedikit
menunduk ke depan cermin ketika anda
menarik punggung dan sikut ke depan
(Olfah, Mendri & Badi’ah 2013).
Gambar 2.4. langkah 2c
pemeriksaan SADARI
Langkah 3
Langkah ketiga adalah :
(1) Saat anda bercermin, anda cermati puting
anda.
(2) Periksalah ada cairan yang keluar dari kedua
puting atau tidak (baik itu cairan bening
seperti susu, berwarna kuning atau
bercampur darah).
(3) Periksalah puting anda apakah terdapat
tanda-tanda yang tidak wajar seperti luka
atau koreng.
37
(4) Pencet putting dan perhatikan cairan yang
keluar
(Suryaningsih & Sukaca 2009)
Gambar 2.5. langkah 3
pemeriksaan SADARI
Puting yang baik adalah :
Jika anda tidak menyusui maka tidak akan
keluar cairan apapun. Namun jika anda menyusui
tentunya akan mengeluarkan ASI.
Puting yang bermasalah adalah :
(1) Puting yang bermasalah adalah berwarna
kuning bercampur darah.
(2) Mengoreng. (Suryaningsih & Sukaca 2009)
Langkah 4
Kemudian berbaringlah, raba payudara kanan
dengan tangan kiri untuk merasakan perubahan
yang ada di payudara sebelah kanan dan
sebaliknya. Tekan secara halus dengan jari-jari
secara datar & serentak. Selubungi dengan jari
payudara kita dari arah atas sampai bawah, dari
38
tulang selangka ke bagian atas perut,dari ketiak
ke leher bagian bawah. Kini mulai pada puting.
Buat lingkaran yang makin lama makin besar
hingga mencapai seluruh tepi payudara.
Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan
kebawah berpindah secara mendatar /
menyamping seperti sedang memotong rumput.
Sambil rasakan seluruh jaringan payudara,
dibawah kulit dengan rabaan halus hingga rabaan
yang sedikit lebih menekan.
Gambar 2.6. langkah 4
pemeriksaan SADARI
(Olfah, Mendri & Badi’ah 2013)
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko
datangnya kanker payudara adalah dengan cara, yaitu :
1) Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap tiga bulan
sekali.
2) Usia 35-40 tahun melakukan mammografi.
39
3) Diatas usia 40 tahun melakukan chek-up pada dokter
ahli atau melakukan Cancer Risk Assessement
Survey.
4) Usia lebih dari 50 tahun chek-up rutin dan
mammografi setiap tahun.
Waktu terbaik melakukan mammografi adalah
seminggu setelah menstruasi (Suryaningsih & Sukaca
2009).
e) Cara Melakukan Perawatan Pada Payudara
(1) Selalu gunakan BH agar bentuk dan
kepadatan payudara bisa optimal. BH juga
dapat mencegah turunnya payudara lebih
dini. Namun BH tidak untuk 24 jam non-
stop, saat tidur BH hendaknya ditanggalkan
tujuannya agar peredaran darah di payudara
tetap lancar
(2) Selalu menjaga kebersihan BH. Jika BH
lembab, payudara akan gatal dan iritasi.
(3) Masker payudara
Bertujuan untuk menambah dan
mempertahankan kesegaran, kelenturan dan
kekenyalan.
(4) Massage
40
Bertujuan untuk memperlancar peredaran
darah. Dimulai dari arah atas. Sekitar putting
tidak perlu dipijat.
(5) Minum Air Putih
(6) Minum Jamu
Sebagai upaya mengencangkan payudara
dengan perawatan dari dalam.
(7) Olahraga Teratur
Khususnya gerakan seputar payudara.
(Saryono & Pramitasari 2008)
f) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan
SADARI
(1) Kurangnya pengetahuan tentang SADARI.
(2) Kurangnya minat untuk melakukan
pemeriksaan SADARI.
(3) Persepsi terhadap pemeriksaan SADARI
c. Pencegahan Tertier
Pencegahan ini ditujukan pada individu yang telah
positif menderita kanker payudara dan penting untuk
meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
41
Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah
dengan :
1) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak
terhadap ketahanan hidup penderita.
2) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
3) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya
berupa simptomatik.
4) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
(Suryaningsih & Sukaca 2009)
2. Pengobatan
Metode pengobatan kanker payudara adalah sebagai
berikut :
a. Lumpectomy
Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan
tumor dan sebagian jaringan normal di sekitarnya.
b. Mastektomi
Mastektomi adalah prosedur pengangkatan seluruh
jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tidak
lagi memiliki payudara.
1) Mastektomi Preventif
Cara ini, jaringan payudara pasien akan diangkat
semua, jika wilayah puting dirasa aman maka
putingnya akan dipertahankan.
42
2) Mastektomi Sederhana
Cara ini merupakan prosedur pengangkatan seluruh
jaringan payudara hingga ke bagian putting susunya
namun tetap mempertahankan jaringan limfa.
3) Mastektomi Radikal Termodifikasi
Prosedur ini disebut juga mastektomi total karena
mengangkat seluruh jaringan dan bagian payudara
termasuk simpul jaringan limfa dibawah ketiak.
4) Mastektomi Radikal
Cara ini merupakan prosedur paling total. Seluruh
jaringan payudara, jaringan limfa, kulit, otot
penyangga payudara, bahkan sampai ke otot dinding
dada diangkat.
5) Mastektomi Parsial
Prosedur ini dengan melakukan pengangkatan
sebagian jaringan payudara.
6) Quadrantectomi
Prosedur ini dengan melakukan pengangkatan
seperempat bagian payudara.
7) Mastektomi Sayatan Lebar
8) Excisional Biopsy
43
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau terapi penyinaran adalah sebuah
metode terapi dengan menembakkan sinar X atau
partikel ion lainnya ke tumor.
Terapi ini dapat dilakukan untuk beberapa tujuan,
misalnya :
1) Mengecilkan sel tumor sebelum pengangkatan tumor
melalui mastektomi atau lumpektomi.
2) Mematikan sel tumor dengan kombinasi pengobatan
kemoterapi.
3) Mematikan sel kanker yang tersisa setelah sel tumor
utama diangkat (pascaoperasi)
d. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat
yang diberikan secara oral maupun disuntikkan.
Kemoterapi umumnya menggunakan obat dosis tinggi
yang bekerja didalam sel. Kemoterapi bertujuan untuk
melemahkan sel kanker dan menghambat
pembelahannya atau bahkan mematikan sel kanker.
(Nurcahyo 2010)
44
2.2. Kerangka Teori
Pencegahan pimer :
menghindarkan diri
dari keterpaparan pada
berbagai faktor resiko
dan melaksanakan pola
hidup sehat
Remaja
Usia 16-17
tahun
Perilaku Kesehatan
pengetahuan
Sikap
Kanker
Payudara
Pencegahan sekunder :
pemeriksaan SADARI
dan mencegah resiko
datangnya kanker
payudara
Pencegahan Tertier :
pengobatan / operasi
Persepsi
Tindakan yang
nyata atau
practice
Gambar 2.7. Kerangka teori penelitian
(Sumber : Wawan & Dewi (2011); Ilhaami & Ahmad (2008); Suryaningsih &
Sukaca (2009); Nurcahyo (2010); Saputri (2012) dan Olfah, Mendri &
Badi’ah (2013)).
2.3. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Pre Pengetahuan
Pre Sikap
Pendidikan Kesehatan
tentang Pemeriksaan
SADARI
Pengetahuan
Sikap
Variabel
dependen
Variabel Idependen Variabel
dependen
Gambar 2.8. Kerangka konsep penelitian
45
2.4. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan
“SADARI” Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 KARANGANYAR.
H1 : Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan “SADARI”
Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Remaja Putri di SMK N 1 KARANGANYAR.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre eksperimental dimana penelitian ini digunakan untuk mencari
hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan peneliti dalam
melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam 2011). Penelitian
ini menggunakan metode pretest-posttest design yaitu dengan cara
memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu sebelum diberikan
intervensi, setelah diberikan intervensi, kemudian dilakukan posttest
(pengamatan akhir) (Hidayat 2007).
3.2. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah siswi
SMK N 1 Karanganyar dengan jumlah 900 siswi.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat 2007).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik sampling Cluster Sampling, yaitu pengelompokan
46
47
sampel berdasarkan wilayah atau lokasi populasi (Nursalam 2011),
sehingga yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 16-
17 tahun di SMK N 1 KARANGANYAR sebanyak 35 siswa.
a. Kriteria Inklusi
1) Usia 16-17 tahun
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK N 1 Karanganyar, pemilihan tempat
penelitian ini karena belum ada penelitian serupa sebelumya di sekolah
tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2013 sampai
tanggal 20 Juni 2014.
48
3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
Variabel Definisi
Operasional
Parameter/ indikator
penilaian
Alat Ukur
Skala Data
Skor
Pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan
SADARI
(Idependen )
Suatu proses perubahan pada
diri manusia
tentang
pemeriksaan
SADARI
Pendidikan kesehatan diberikan selama 1x 1
jam
Metode ceramah dan
metode
demonstrasi
Nominal 1 : Diberi pendidikan kesehatan
2 : Tidak diberi pendidikan
kesehatan
Pengetahuan
(Dependen)
Pemahaman responden atau
siswa tentang cara
Pemeriksaan
SADARI
1. Pengertian SADARI
2. Tujuan SADARI
3. Waktu SADARI
4. Cara melakukan
pemeriksaan
SADARI
Kuesioner Ordinal 1 : Baik : 76 % - 100 % 2 : Cukup : 56 % - 75 %
3 : Kurang : < 56 %
(Wawan & Dewi 2011)
Sikap
(Dependen)
Tanggapan responden atau
siswa tentang cara
Pemeriksaan
SADARI
1. Melakukan pemeriksaan secara
rutin 1 bulan sekali
2. Tidak melakukan
pemeriksaan secara
rutin
Kuesioner Nominal 1 : Pre Test
Positif ≥ 22,12 Negatif < 22,12
2 : Post Test
Positif ≥ 35,77 Negatif < 35,77
48
49
3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
1. Alat Penelitian
Peneliti menggunakan alat untuk menunjang pengumpulan data
yaitu buku tulis, ballpoint, pensil, penghapus dan lain-lain, yang
digunakan untuk mencatat informasi yang dianggap penting untuk
keperluan penelitian yang didapat dilapangan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner
kepada responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
dibuat sendiri oleh peneliti dan kuesioner ini merupakan kuesioner
tertutup (closed ended question) yang mempunyai keuntungan mudah
mengarahkan jawaban responden dan juga mudah diolah atau ditabulasi
dengan variasi Multiple Choice untuk pengetahuan dan Likert scale
untuk sikap.
Kuesioner untuk menggali pengetahuan disusun sendiri oleh
peneliti berdasarkan teori dan terdiri dari 7 pertanyaan multiple choice.
Kuesioner pengetahuan menggunakan pernyataan positif (favorable).
Jika jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai
0. Kuesioner sikap disusun sendiri oleh peneliti dengan 9 pertanyaan
berskala Likert. Pernyataan positif (favorable) jika jawaban sangat
setuju mendapatkan nilai 4, jawaban setuju mendapatkan nilai 3,
jawaban tidak setuju mendapatkan nilai 2 dan jawaban sangat tidak
setuju mendapatkan nilai 1. Penyataan negatif (unfavorable) jika
jawaban sangat setuju mendapatkan nilai 1, jawaban setuju
50
mendapatkan nilai 2, jawaban tidak setuju mendapatkan nilai 3 dan
jawaban sangat tidak setuju mendapatkan nilai 4. Isi kuesioner terdiri
dari pengetahuan kanker payudara dan pemeriksaan SADARI,
pemahaman tentang pemeriksaan SADARI, penerapan pemeriksaan
SADARI, analisa pemeriksaan SADARI serta sikap pemeriksaan
SADARI.
Tabel 3.2. kisi-kisi angket pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan sadari
Variabel Indikator Nomor
Pernyataan
Favorable
Nomor
Pernyataan
Unfavorable
Jumlah
Pendidikan
Kesehatan
tentang
Pemeriksaan
SADARI
Pendidikan
Kesehatan
tentang
Pemeriksaan
SADARI
Pengetahuan 1, 2, 3, 4, 5, - 7
6, 7
Sikap 1, 2, 4,5,6, 7, 3 9
8, 9,
2. Cara Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan cara untuk mengumpulkan data yaitu
memberikan lembar persetujuan (informed consent) dan membagikan
kuesioner pada siswi di SMK N 1 Karanganyar, kemudian menjelaskan
tentang cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner
sampai selesai kemudian kuesioner diambil untuk diolah datanya
apakah pengetahuan responden kurang, cukup atau baik. Jika kurang
maka peneliti akan kembali lagi ke SMK N 1 Karanganyar untuk
51
memberikan pendidikan kesehatan tentang Pemeriksaan SADARI
dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, pendidikan
kesehatan tentang cara pemeriksaan SADARI peneliti menggunakan
alat bantu phantom payudara untuk memudahkan responden dalam
memahami cara pemeriksaan SADARI, pendidikan kesehatan
dilaksanakan di kelas dan dengan waktu pendidikan kesehatan ± 1 jam.
Satu minggu setelah penyuluhan peneliti kembali lagi ke SMK N 1
Karanganyar dan membagikan kuesioner untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap responden terhadap Pemeriksaan SADARI.
3.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto dikutip
dalam Saputri 2012). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Uji validitas akan
dilakukan di SMK N 1 Karanganyar dengan jumlah 30 siswa. Penelitian
ini menggunakan uji validitas dengan rumus pearson product momen.
Pernyataan dikatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan nilai taraf
signifikan 5%.
a. Pengetahuan
Kuesioner sebelum dilakukan uji validitas sebanyak 21
pertanyaan, dan pertanyaan yang tidak valid adalah P9 (˗0,047),
P10 (0,313), P17 (0,238), P21 (0,281) dihapus dari kuesioner,
52
sehingga jumlah kuesioner yang dipakai sebanyak 17 pertanyaan
dan siap untuk diujikan ke responden.
b. Sikap
Kuesioner sebelum dilakukan uji validitas sebanyak 21
pertanyaan, dan pertanyaan yang tidak valid adalah P2 (0,012), P3
(0,145), P10 (˗0,387), P15 (˗0,167) dihapus dari kuesioner,
sehingga jumlah kuesioner yang dipakai sebanyak 17 pertanyaan
dan siap untuk diujikan ke responden.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto dikutip dalam Saputri
2012).
Uji reliabilitas instrumen ini, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach yang dapat digunakan baik untuk instrument yang
jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal
jawaban yang benar dan salah). Dengan menggunakan Alpha
Chronbach, kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7
(Priyatno, 2012).
a. Pengetahuan
Kuesioner yang sudah valid sebanyak 17 pertanyaan kemudian
dilakukan uji reliabilitas maka didapatkan 7 pertanyaan yang
53
reliabel dan dapat digunakan dengan nilai Alpha Chronbach 0,775.
10 pertanyaan yang tidak reliabel dihapus dari kuesioner.
b. Sikap
Kuesioner yang sudah valid sebanyak 17 pertanyaan kemudian
dilakukan uji reliabilitas maka didapatkan 9 pertanyaan yang
reliabel dan dapat digunakan dengan nilai Alpha Chronbach 0,854.
8 pertanyaan yang tidak reliabel dihapus dari kuesioner.
3.7. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
penolahan data, adalah :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini semua responden
menjawab semua pertanyaan yang diberikan.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pada pengetahuan
dikatakan baik apabila nilai 76-100%, cukup apabila nilai 56-75%,
dan kurang apabila nilai < 56%, sedangkan untuk sikap positif diberi
kode 1 dan sikap negatif diberi kode 0.
54
c. Entri Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi.
d. Tabulating
Tabulating merupakan proses mengklarifikasi data menurut kriteria
tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item.
2. Analisa Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisa tiap
variabel dari hasil penelitian, disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dan persentase. Analisis dalam penelitian ini adalah data
remaja putri yang diberi pendidikan kesehatan meliputi tingkat
pengetahuan dan sikap remaja putri sebelum pendidikan kesehatan
pemeriksaan SADARI dan data remaja putri yang diberi pendidikan
kesehatan meliputi tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri
sesudah pendidikan kesehatan pemeriksaan SADARI.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel. Analisa ini digunakan untuk menguji
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja
putri tentang pemeriksaan SADARI dan pengaruh pendidikan
55
kesehatan terhadap sikap remaja putri tentang pemeriksaan SADARI.
Menganalisis data secara bivariat untuk menguji pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap tingkat pengetahuan remaja putri tentang
pemeriksaan SADARI menggunakan Uji Wilcoxon, sedangkan untuk
menguji pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap remaja putri
tentang pemeriksaan SADARI menggunakan Uji McNemar.
Menghitung rata-rata peningkatan pengetahuan dan sikap setelah
mendapat teknik dengan pendidikan kesehatan dihitung dengan nilai
taraf signifikan (P-Value = 0,05). Kaidah keputusannya yaitu jika nilai
signifikan P-Value > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan
sebaliknya jika nilai signifikan P-Value < 0,05 maka H0 ditolak dan
H1 diterima.
3.8. Etika Penelitian
Peneliti membuat informed consent atau surat persetujuan menjadi
responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas diri, tujuan
penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi
dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian ini mendapat ijin dari STIkes
Kusuma Husada Surakarta, kepala sekolah SMK N 1 Karanganyar dan dari
responden sendiri melalui informed consent yang terjamin rahasianya.
Pelaksanaan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek penelitian
adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga
56
penelitian akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan
manusia. Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi :
1. Informed Consent (persetujuan)
Informed consent menrupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya.
(Hidayat 2007)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar.
Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan selama 8 hari
yaitu mulai dari tanggal 19 Mei 2014 sampai 26 Mei 2014, terdapat 31 responden
yang memenuhi kriteria inklusi dan diberikan pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.
Intervensi dilakukan selama 1 hari dengan melakukan pre test dan post test
kemudian hasilnya dibandingkan. Pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian
dilakukan sendiri oleh peneliti. Data yang memenuhi syarat dianalisis dan
disajikan berdasarkan analisis Univariat dan analisis Bivariat.
4.1. Hasil Analisis Univariat
4.1.1. Karakteristik Responden
Hasil analisis karakteristik pada penelitian ini menggambarkan
distribusi responden berdasarkan usia. Hasil data karakteristik
responden didapatan sebagai berikut :
Tabel 4.1. Karakteristik Usia Responden di SMK N 1 Karanganyar
No. Variabel Kelompok Intervensi
Usia N %
1. 16 16 52
2. 17 15 48
Total 31 100
57
58
Bedasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan bahwa sebagian besar
usia responden adalah usia 16 tahun yaitu sebanyak 16 responden
(52%) dan paling sedikit adalah usia 17 tahun yaitu sebanyak 15
responden (48%).
4.1.2. Hasil Pengetahuan Sebelum Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI
Sebelum Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
(N=31)
No. Tingkat Pengetahuan Jumlah
(N)
Persentase
(%)
1. Baik 0 0
2. Cukup 26 84
3. Kurang 5 16
Total 31 100
Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja
putri di SMK N 1 Karanganyar sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagian besar dalam
kategori cukup yaitu sebesar 26 responden (84%).
4.1.3. Hasil Pengetahuan Sesudah Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.3. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI
Sesudah Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
(N=31)
No. Tingkat Pengetahuan Jumlah (N)
Persentase
(%)
1. Baik 31 100 2. Cukup 0 0
3. Kurang 0 0
Total 31 100
59
Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa pengetahuan remaja
putri di SMK N 1 Karanganyar sesudah diberikan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI semuanya dalam kategori
baik dengan jumlah 31 responden (100%).
4.1.4. Hasil Sikap Sebelum Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.4. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI
Sebelum Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
(N=31)
No. Sikap Jumlah (N)
Persentase
(%)
1. Positif 4 13
2. Negatif 27 87
Total 31 100
Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa sikap remaja putri
di SMK N 1 Karanganyar sebelum diberikan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan SADARI sebagian besar dalam kategori negatif
yaitu sebanyak 27 responden (87%).
4.1.5. Hasil Sikap Sesudah Pendidikan Kesehatan
Tabel 4.5. Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan SADARI
Sesudah Pendidikan Kesehatan
di SMK N 1 Karanganyar
(N=31)
No. Sikap Jumlah (N)
Persentase
(%)
1. Positif 24 77
2. Negatif 7 23
Total 31 100
60
Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa sikap remaja putri
di SMK N 1 Karanganyar sesudah diberikan pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan SADARI sebagian besar dalam kategori positif
yaitu sebanyak 24 responden (77%).
4.2. Hasil Analisis Bivariat
4.2.1. Hasil Pengetahuan Pre Test Dan Post Test Remaja Putri di SMK N 1
Karanganyar
Tabel 4.6. Pengetahuan Pre Test Dan Post Test Remaja Putri
Tentang Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar (N=31)
Pengetahuan Setelah
Pendidikan Kesehatan
Baik Cukup Kurang Total P
Pengetahuan Baik 0 0 0 0 0.000 Sebelum
Pendidikan Cukup 26 0 0 26
Kesehatan Kurang 5 0 0 5
Total 31 0 0 31
Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat hasil uji statistik dengan
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai P = 0.000
karena nilai P < 0,05 maka H1 diterima yaitu ada pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi
dini kanker payudara terhadap pengetahuan remaja putri di SMK N 1
Karanganyar.
61
Negatif Positif Total P
Sikap Sebelum Negatif 7 20 27 0.000
4.2.2. Hasil Sikap Pre Test Dan Post Test Remaja Putri di SMK N 1
Karanganyar
Tabel 4.7. Sikap Pre Test Dan Post Test Remaja Putri Tentang
Pemeriksaan di SMK N 1 Karanganyar
(N=31)
Sikap Setelah
Pendidikan Kesehatan
Pendidikan
Kesehatan
Positif 0 4 4
Total 7 24 31
Berdasarkan tabel 4.7. dapat dilihat hasil uji statistik
menggunakan McNemar Test diperoleh nilai P = 0.000 karena nilai p
< 0,05 maka H1 diterima yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara
terhadap sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI
Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 31 responden di SMK N 1
Karanganyar sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar
dalam kategori cukup yaitu sebesar 26 responden (84%) dan dalam
kategori kurang yaitu sebesar 5 responden (16%). Responden yang
berpengetahuan cukup sebagian besar kurang mengetahui manfaat dan
cara pemeriksaan SADARI.
Kurangnya pengetahuan tentang manfaat dan prosedur pemeriksaan
SADARI karena kurangnya minat responden untuk mencari informasi
tentang kanker payudara dan cara pemeriksaan SADARI baik melalui
internet, majalah, brosur ataupun media massa. Pengetahuan tentang
manfaat dan cara pemeriksaan SADARI sangat penting untuk diketahui
oleh responden karena manfaat dan cara pemeriksaan SADARI merupakan
yang bagian terpenting dalam SADARI. Pengetahuan yang baik tentang
cara pemeriksaan SADARI yang sangat penting dimiliki oleh remaja putri
karena merupakan salah satu alasan untuk mengaplikasikan pemeriksaan
SADARI sebagai kegiatan rutin dalam upaya mencegah kanker payudara.
Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi
62
63
yang riil (nyata) (Wawan & Dewi 2011). Pemeriksaan SADARI dapat
dilakukan dengan cara melihat payudara, meraba seluruh payudara serta
memeriksa dan memencet putting (Suryaningsih & Sukaca 2009).
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan
SADARI juga didikung oleh hasil penelitian Saputri (2012) bahwa
pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan SADARI sebagian besar
dalam kategori cukup.
5.2. Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI
Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 31 responden di SMK N 1
Karanganyar sebelum dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar
dalam kategori negatif yaitu sebesar 27 responden (87%) dan dalam
kategori positif yaitu sebanyak 4 responden (13%). Sikap yang negatif dari
responden karena responden kurang mengerti cara pemeriksaan SADARI,
responden kurang memahami fungsi peran orang tua khususnya ibu dan
seorang teman, serta berkurangnya minat untuk mencari informasi
mengenai kesehatan reproduksi khususnya cara pemeriksaan SADARI.
Pengetahuan yang kurang akan berdampak pada sikap yang negatif
karena kurang mengetahui cara melakukan pemeriksaan SADARI
sehingga minat untuk melakukan pemeriksaan SADARI juga berkurang,
hal ini didukung oleh teori bahwa sikap tertentu terhadap suatu objek
menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap objek sikap yang
bersangkutan (Wawan & Dewi 2011). Fungsi peran dari orang tua
64
khusunya ibu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan SADARI
dirumah, serta teman sebagai informasi untuk berbagi ilmu tentang cara
pemeriksaan SADARI. Mencari informasi mengenai kesehatan reproduksi
khususnya cara pemeriksaan SADARI sangat penting karena dapat
melakukan cara pemeriksaan SADARI sesuai prosedur dan dilakukan
secara berurutan.
Sikap positif yang harus dimiliki remaja putri yaitu mau menerima cara
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara dan dilakukan
secara rutin. Menerima dapat diartikan bahwa subjek mau dan
memperhatikan yang diberikan objek (Wawan & Dewi 2011).
Hasil penelitian sikap remaja putri tentang pemeriksaan SADARI juga
didikung oleh hasil penelitian Hidayati et.al (2011) bahwa sebagian besar
sikap remaja putri tentang pemeriksaan SADARI dalam kategori kurang
baik.
5.3. Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI
Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 31 responden di SMK N 1
Karanganyar sesudah dilakukan pendidikan kesehatan semuanya dalam
kategori baik yaitu sebesar 31 responden (100%). Faktor yang
mempengaruhi meningkatnya pengetahuan yaitu bertambahnya usia
seseorang yang mengalami perubahan aspek fisik dan mental (Mubarak
2012). Usia dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena
semakin cukup usia, tingkat tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
65
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan & Dewi 2011).
Usia 16-17 tahun merupakan usia reproduksi dimana saat itu termasuk
periode usia subur (menstruasi) seorang wanita, dan hal tersebut dapat
memicu terjadinya kanker payudara (Nurcahyo 2010).
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan
SADARI juga didikung oleh hasil penelitian Hidayati et.al (2011) bahwa
sebagian besar pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan SADARI
dalam kategori baik.
5.4. Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI
Berdasarkan data hasil penelitian terhadap 31 responden di SMK N 1
Karanganyar sesudah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar
dalam kategori positif yaitu sebesar 24 responden (77%) dan dalam
kategori negatif yaitu sebesar 4 responden (13%).
Pengalaman pribadi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
sikap seseorang. Teori menyebutkan bahwa untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan
yang kuat. Media massa juga berpengaruh terhadap sikap seseorang karena
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya akan berpengaruh terhadap
sikap konsumennya (Wawan & Dewi 2011). Selain faktor pengalaman
pribadi dan media massa, ada tahap motivasi yang merubah seseorang
66
setelah mengikuti pendidikan kesehatan benar-benar mengubah perilaku
sehari-hari (Azwar dikutip dalam Susilo 2011).
Hasil penelitian sikap remaja putri tentang pemeriksaan SADARI juga
didikung oleh hasil penelitian Hidayati et.al (2011) bahwa sebagian besar
sikap remaja putri tentang pemeriksaan SADARI dalam kategori baik.
5.5. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 karena nilai p < 0,05, dan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap
pengetahuan remaja putri di SMK N 1 Karanganyar. Hasil penelitian
pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap
pengetahuan juga didukung oleh hasil penelitian Awaliana (2011) bahwa
ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang
pemeriksaan Pemeriksaan Payudara Sendiri.
Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sangat
mempengaruhi terhadap pengetahuan remaja putri. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan (Adnani
2011). Pendidikan kesehatan terjadi karena adanya perubahan kesadaran
dari dalam diri individu sendiri untuk penambahan pengetahuan dan
kemampuan melalui teknik praktek belajar dengan tujuan untuk mengingat
fakta/kondisi nyata dengan cara memberikan dorongan terhadap
pengarahan diri (Mubarak et.al 2007). Pengetahuan merupakan hasil dari
67
tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas
perhatian persepsi terhadap obyek (Wawan & Dewi 2011). Remaja putri di
SMK N 1 Karanganyar saat pendidikan kesehatan berlangsung, remaja
putri memperhatikan dengan seksama sehingga dapat menambah
pengetahuan tentang pemeriksaan SADARI. Alasan terjadinya
peningkatan skor pengetahuan pada remaja putri karena ketertarikan
remaja putri untuk memperhatikan pendidikan kesehatan tentang SADARI
menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Keuntungan dari metode
ceramah yaitu dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu
yang efisien, dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu
banyak melibatkan alat bantu pengajaran serta dapat dipakai untuk
memberi pengantar pada pelajaran atau suatu kegiatan, sedangkan
keuntungan dari metode demonstrasi yaitu dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, lebih mudah
memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk
mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan
sendiri (Suliha dkk 2001).
. Berdasarkan keterangan dari wakil kurikulum SMK N 1 Karanganyar
bahwa di SMK N 1 Karanganyar belum pernah ada kegiatan pendidikan
kesehatan tentang pemeriksaan SADARI, sehingga hal ini mendorong
remaja putri untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Pemeriksaan
SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat khususnya wanita
68
karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri
(Saryono & Pramitasari 2008). Deteksi dini kanker payudara merupakan
salah satu upaya pencegahan untuk terjadinya kanker payudara.
5.6. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pemeriksaan SADARI Terhadap
Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.000 karena nilai p < 0,05, dan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap
sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar. Hasil penelitian pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap sikap juga
didukung oleh hasil penelitian Sulastri et. al (2012) bahwa ada pengaruh
penyuluhan terhadap sikap tentang SADARI.
Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI sangat
mempengaruhi terhadap sikap remaja putri. Pendidikan kesehatan
merupakan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan sikap dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Adnani 2011).
Pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap seseorang karena
pengetahuan akan terus bertambah sesuai dengan proses pengalaman yang
dialami (Mubarak 2012). Proses kognitif dapat terjadi pada saat individu
memperoleh informasi mengenai objek sikap. Sikap dapat terjadi melalui
pengalaman langsung, media massa, pengaruh orang lain yang dianggap
penting, lembaga pendidikan (Wawan & Dewi 2011). Sikap yang didasari
69
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada sikap tanpa didasari
pengetahuan.
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek (Mubarak et.al 2007). Alasan terjadinya peningkatan skor sikap
pada remaja putri disini adalah karena terjadi peningkatan aspek afektif
(sikap) yang diberi pendidikan kesehatan menggunakan metode
demonstrasi. Metode demonstrasi lebih mudah untuk menunjukkan
pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu hal yang pernah dipersiapkan
dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu
tindakan adegan dengan menggunakan alat peraga (Mubarak 2012).
Keuntungan dari metode demonstrasi yaitu dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, lebih mudah
memahami sesuatu, lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk
mengamati, menyesuaikan teori dengan kenyataan dan dapat melakukan
sendiri (Suliha dkk 2001).
Melakukan pemeriksaan SADARI akan menurunkan tingkat kematian
akibat kanker payudara sampai 20%, namun sayangnya wanita yang
melakukan SADARI masih rendah (25%-30%) (Septiani & Suara 2013).
5.7. Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah responden terlalu sedikit sehingga hasil penelitian kurang
memuaskan
2. Waktu penelitian terlalu sedikit sehingga tidak dapat mengumpulkan
data secara maksimal
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan remaja putri sebelum pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI di SMK N 1 Karanganyar sebagian besar dalam
kategori cukup, dan Sikap remaja putri sebelum pendidikan kesehatan
tentang pemeriksaan SADARI di SMK N 1 Karanganyar sebagian besar
dalam kategori negatif.
2. Tingkat pengetahuan remaja putri sesudah pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI di SMK N 1 Karanganyar semuanya dalam kategori
baik, dan sikap remaja putri sesudah pendidikan kesehatan tentang
pemeriksaan SADARI di SMK N 1 Karanganyar sebagian besar dalam
kategori positif.
3. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI
terhadap pengetahuan remaja putri di SMK N 1 Karanganyar.
4. Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI
terhadap sikap remaja putri di SMK N 1 Karanganyar.
70
71
6.2. Saran
1. SMK N 1 Karanganyar
Sebaiknya sekolah selalu melakukan sosialisasi tentang kesehatan pada
wanita dan bekerjasama dengan petugas kesehatan terutama tentang
pemeriksaan SADARI.
2. Institusi pendidikan
Sebaiknya dipublikasikan untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang
pemeriksaan SADARI dan sebagai bahan referensi untuk penelitian –
penelitian selanjutnya.
3. Peneliti lain
Sebaiknya peneliti lain dapat melakukan penelitian lanjutan dengan cara
membandingkan pendidikan kesehatan dengan penggunaan metode
ceramah dan metode demonstrasi dengan metode ceramah dan metode
video, dan dengan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dan dengan jumlah responden minimal 50 responden.
4. Pelayanan kesehatan
Sebaiknya memberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
SADARI ke sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan derajat kesehatan
wanita.
5. Perawat
Sebaiknya saat melakukan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan
SADARI menggunakan metode ceramah dan demonstrasi agar lebih
mudah untuk dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, H 2011, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Nuha Medika, Yogyakarta
Al-Naggar et.al 2011, ‘Practice and Barriers Toward Breast Self-Examination
Among Young Malaysian Women’,
<http://www.apocpcontrol.com/paper_file/issue_abs/Volume12_No5/117
3-78%20c%203.14%20Redhwan%20Ahmed%20Al-Naggar.pdf>
Diakses tanggal 6 Desember 2013.
Awaliana, UN 2011, ‘Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan
Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Ibu-Ibu di RW II Desa
Krikilan Masaran Sragen’
<http://eprints.uns.ac.id/10141/1/193881511201104071.pdf>
Diakses tanggal 7 Juni 2014.
Brasher, VL 2007, Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan Manajemen,
Edisi 2, EGC, Jakarta
Chandra, Y 2009, ‘Gambaran Pengetahuan Wanita Tentang SADARI Sebagai
Deteksi Dini Kanker Payudara di Kelurahan Petisah Tengah Tahun
2009’,
<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14269/1/09E02892.pdf
> Diakses tanggal 6 Januari 2014.
Handayani, S & Sudarmiati S 2012, ‘Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara
Melakukan Sadari’, <http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing>
Diakses tanggal 8 Mei 2013.
Harrison 2000, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 4, EGC, Jakarta
Hidayat AA 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta
Hidayati, Salawati, Istiana 2011, ‘Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui
Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatnya Pengetahuan
Tentang Kanker Payudara dan Keterampilan Praktik SADARI’
<http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/551/601>
Diakses tanggal 31 Desember 2013.
Ilhaamie & Ahmad Wan SW 2008, ‘Pengaruh Sikap dan Demografi Ke Atas
Produktiviti Kerja Pensyarah Muslim : Kajian Di Universiti Malaya’
<http://e-journal.um.edu.my/filebank/published_article/2590/932.pdf>
diakses tanggal 6 Desember 2013.
Mangan, Y 2005, Cara Bijak Menaklukan Kanker, AgroMedia Pustaka, Jakarta
Mubarak et.al 2007, Promosi Kesehatan,Graha Ilmu, Yogyakarta
Mubarak, WI 2012, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika,
Jakarta
Nurcahyo, J 2010, Awas!!! Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara
(Mengenal, Mencegah, dan Mengobati Sejak Dini Dua Kanker
Pembunuh Paling Ditakuti Wanita), Wahana Totalita, Yogyakarta
Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
keperawatan, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta
Olfah, Y, Mendri, NK & Badiah, A. 2013, Kanker Payudara & SADARI, Nuha
Medika, Yogyakarta
Potter, PA & Perry AG 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses dan Praktik, Edisi Keempat, Volume 1, EGC, Jakarta
Priyatno, D 2012, Belajar Praktis Analisis Parametrik Dan Non Parametrik
Dengan SPSS, Gava Media, Yogyakarta
Purba, JR 2011, ‘Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Melakukan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) di Lingkungan Linggarjati
Pematangsiantar’,
<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24632/1/Appendix.pdf>
Diakses tanggal 6 Januari 2014.
Saputri, KH 2012, ‘Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Periksa Payudara
Sendiri (SADARI) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta’,
<http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=148>
Diakses tanggal 8 Mei 2013.
Saryono & Pramitasari R.D 2008, Perawatan Payudara Dilengkapi Dengan
Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara, Mitra Cendikia,
Yogyakarta.
Septiani, S & Suara M 2013, ‘ Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta
2012’,
<http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/artikel%206.%20vol%205%20no%20
1_sari.pdf> Diakses 2 Januari 2014
Sulastri et.al 2012, ‘Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Video Dalam
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap Perubahan
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di Sman 9 Balikpapan Tahun
2012’
<http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/97d470addf806c90c1ec6e04d85029
7f.pdf> Diakses tanggal 7 Juni 2014
Suliha, U et.al 2001, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, EGC, Jakarta
Suryaningsih, EK & Sukaca BE 2009, Kupas Tuntas Kanker Payudara,
Paradigma Indonesia, Yogyakarta.
Susilo, R 2011, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Wawan, A & Dewi M 2011, Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.
Wong, DL 2008, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi keenam, Volume 1,
EGC, Jakarta