Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA, SELF EFFICACY,
RELIGIUSITAS, DAN PERILAKU KECURANGAN
TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi FEB Universitas
Muhammadiyah Surakarta Tahun 2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
GUNTUR LAGA WIJAYA
B 200 160 210
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA, SELF EFFICACY, RELIGIUSITAS,
DAN PERILAKU KECURANGAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun 2017)
PUBLIKASI ILMIAH
Yang ditulis oleh:
GUNTUR LAGA WIAJAYA
B 200 160 210
ii
ALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA, SELF EFFICACY, RELIGIUSITAS,
DAN PERILAKU KECURANGAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun 2017)
Oleh :
GUNTUR LAGA WIJAYA
B 200 160 203
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Selasa, 25 Februari 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan penguji:
1) Dra. Nursiam, Ak., M.H. (...................)
(Ketua Dewan Penguji)
2) Dra. Rina Trisnawati, M.Si., Akt., Ph.D. (...................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Fauzan, S.E., M.Si., Ak. (...................)
iii
(Dr. Syamsudin, M.M.)
NIDN: 0017025701
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah publikasi ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya mempertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 25 Pebruari 2020
GUNTUR LAGA WIJAYA
B 200 160 210
iv
PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA,SELF EFFICACY,
RELIGIUSITAS, DAN PERILAKU KECURANGAN
TERHADAP PRESTASI AKADEMIK
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah
Surakarta Angkatan Tahun 2017)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendidikan etika, self efficacy,
religiusitas, dan perilaku kecurangan terhadap prestasi akademik mahasiswa
akuntansi di fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data primer
yang diperoleh dari kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis. Jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 79 responden. Metode pengumpulan sampel teknik convenience
sampling, jumlah sampel ditentukan dengan oleh rumus slovin. Alat analisis yang
digunakan meliputi uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji analisis regresi linier berganda, uji f, uji t, uji R².
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : variabel Self efficacy
berpengaruh positif terhadap prestasi akademik. Sedangkan variabel pendidikan
etika, religiusitas, dan perilaku kecurangan tidak berpengaruh terhadap prestasi
akademik.
Kata kunci : pendidikan etika, self efficacy, religiusitas, perilaku kecurangan,
dan prestasi akademik.
Abstract
This study aims to examine the effect of ethics education, self-efficacy,
religiosity, and cheating behavior on the academic achievement of accounting
students in the faculty of economics and business, Muhammadiyah University,
Surakarta. This research uses quantitative methods using primary data obtained
from questionnaires. The population in this study are accounting students in the
economics and business faculties. The number of samples in this study were 79
respondents. Methods of collecting samples of convenience sampling techniques,
the number of samples is determined by the Slovin formula. The analytical tools
used include validity and reliability tests, normality tests, heteroscedasticity tests,
multiple linear regression analysis tests, f tests, t tests, R² tests.Based on the
results of data analysis, it can be concluded that: Self efficacy variable has a
positive effect on academic achievement. While the variables of ethics education,
religiosity, and cheating behavior did not affect academic achievement.
Keywords : ethics education, self efficacy, religiosity, fraud behavior, and
academic achievement.
1
1. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan keberhasilan manusia tidak terlepas dari
pendidikan yang diperolehnya selama hidup. Dalam dunia pendidikan,
memperoleh nilai prestasi belajar yang tinggi merupakan tujuan semua
pihak. Untuk mencapai prestasi belajar tersebut dilakukan usaha-
usaha yang harus dilakukan. Seseorang akan berani melakukan
berbagai macam tindakan ketika seseorang tersebut merasa yakin
bahwa sesuatu yang diinginkan akan berhasil diraih, begitupun
sebaliknya. Keyakinan tersebut akan mendorong seseorang untuk
terus bertahan dalam melakukan usahanya hingga mencapai tujuan
sebagaimana diakatakan purwanto (1991).
Prestasi belajar biasanya dapat diukur melalui tes, kemudian tes
tersebut dikuantifikasikan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi (IP).
Apabila kita ingin mengetahui bagaimana hasil proses belajar mahasiswa
bisa kita lihat dari nilai yang diperoleh dari tiap semester yang dilalui
oleh mahasiswa tersebut. Dalam perguruan tinggi mahasiswa di tuntut
agar belajar lebih mandiri dan tidak bergantung pada apa yang disajikan
oleh dosen. Selain itu, mahasiswa juga harus dapat mengerjakan
berbagai tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen sesuai waktu
yang ditentukan. Tidak jarang demi mendapatka IP yang tinggi
mahasiswa melakukan erbagai cara untuk meningkatkan IP seperti
melakukan tindakan kecurangan yaitu mencontek baik pada saat
mengerjakan tugas maupun pada saat ujian berlangsung. Tindakan
tersebut juga dapat di picu oleh beberapa sebab yaitu pendidikan etika,
self efficacy, religiusitas dan perilaku kecurangan.
Etika merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-hari seseorang. Masyarakat di Indonesia pada
dasarnya dibangun atas dasar aturan-aturan etika. Pendidikan adalah
alat atau sarana bagi setiap manusia untuk mengembangkan keilmuan
dan pengetahuan, oleh karena itu pendidikan diharapkan memiliki
konsep pendidikan dan dasar-dasar yang tertata, dan memiliki etika.
Aktivitas pendidikan baik dalam penyusunan konsep teoritis maupun
dalam pelaksanaan operasionalnya harus memiliki dasar yang kokoh
dengan berpedoman kepada etika akademis. Etika akademis merupakan
2
upaya untuk membantu, mengarahkan dan membimbing kebebasan
akademik, sehingga terarah dan dapat dipertanggungjawabkan. Parsudi
Suparlan dalam Asari (2006:167) mengemukakan bahwa kebebasan
akademis adalah kebebasan sebagai sarana untuk menggali kebenaran
dan menerbitkannya dan membuat hasil-hasil temuan atau pandangan-
pandangannya tersebut untuk dibahas secara kritis dalam kelompok
ilmiah yang relevan untuk ditolak, diperbaiki atau diakui dan
dimantapkan. Kebebasan adalah juga kebebasan dari seorang sarjana
dalam bidang keahliannya di dalam memberi pelajaran dan
mendidik mahasiswa-mahasiswanya mengenai bagaimana kebenaran
dalam ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh atau diketahui melalut proses-
proses yang berlaku menurut metode ilmiah atau logika yang masuk akal.
Menurut Bandura (1997), self-efficacy adalah keyakinan
seseorang terhadap kemampuannya. Self-efficacy dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pengalaman individu akan sebuah rintangan
(mastery experience), serta pengalaman langsung (direct/vicarious
experience), persuasi verbal, kondisi psikologis dan fisiologis
seseorang. Self-efficacy akademik diartikan sebagai keyakinan
mahasiswa terhadap kemampuannya untuk melaksanakan dan
mengorganisasikan suatu kegiatan tertentu dengan baik. Makin seseorang
merasa yakin terhadap kemampuan yang dimilikinya, maka makin
besar usaha yang dilakukannya dan makin aktif ia karena ia yakin
kemampuannya itu dapat membantu dalam mengerjakan suatu tugas
menghadapi hambatan/rintangan untuk mencapai prestasi akademik yang
tinggi. Menurut Azwar (2004), ada dua faktor yang memengaruhi
prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisik dan faktor
psikologi. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik secara
umum, seperti pendengaran, penglihatan, struktur tubuh. Sedangkan
untuk faktor psikologi menyangkut faktor non fisik, meliputi kecerdasan,
bakat dan kecakapan (prestasi yang telah dimiliki), dan unsur
kepribadian seperti sikap, minat, motivasi, inteligensi, bakat dan
kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial.
3
Faktor fisik menyangkut tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar,
materi dan kondisi lingkungan belajar. Faktor sosial menyangkut
dukungan sosial, adat istiadat, pengetahuan, teknologi, dan pengaruh
budaya.
Ancok dan Suroso (2001) mendefinisikan religiusitas
sebagai keberagaman yang berarti meliputi berbagai macam sisi atau
dimensi yang bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan
perilaku ritual (beribadah), tapi juga melakukan aktivitas lain yang
didorong oleh kekuatan supranatural. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia religi adalah kepercayaan terhadap Tuhan. Sedangkan
religiusitas adalah tingkat religi dari sifat manusia, sehingga dapat
diartikan religiusitas adalah tingkat kepercayaan kepada Tuhan dalam
beragama. Menurut Aziz (2016) menyatakan bahwa religiusitas
berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Hal ini
disebabkan karena dengan religiusitas yang tinggi, maka ia akan takut
kepada Tuhannya. Maka dia akan percaya dengan yang namanya
balasan atau siksa dari Tuhannya dengan segala perbuatannya yang
kurang baik. Agama juga mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang
mempunyai religiusitas tinggi mereka tidak akan melakukan
kecurangan akademik karena apa yang mereka lakukan akan
bertentangan dengan ajaran agama yang mereka peluk.
Kecurangan akademik (Academic Fraud) sering ditemukan
dalam dunia akademik. King (2009) menyebutkan adanya
perkembanagan teknologi dengan munculnya internet menghadirkan
tantangan untuk para akademis dengan kontribusi internet sebagai
godaan untuk mengakui paper seseorang tanpa adanya tanda bahwa
itu adalah kutipan. Jika prilaku tersebut dapat diterima, hal ini
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kesadaran akan suatu yang baik
dan yang buruk, benar atau sealah, etis atau tidak etis. Penelitian
menunjukkan bahwa hampir 90% mahasiswa melakukan cheating
dlam ujian mereka, faktor-faktor personal dan perilaku temean
beserta lingkungan sekitarnya untuk melakukan kecurangan dalam
4
akademik. Lawson (2004) melakukan penelitian yang memfokuskan
kepada mahasiswa bisnis. Penelitian yang berjudul “Is Classroom
Cheating Related to Bussiness Students propensity to Cheat in tyhe
“Real World”? tersebut memfokuskan dalam pendeteksian
rasionalisasi kecurangan mahasiswa bisnis yang diindikasikan mempunyai
hubungan dengan bisnis dalam dunia nyata. Sampel yang digunakan dalam
survei penelitian ini adalah mahasiswa dan alumninya pada tiga sekolah
bisnis di New York. Lawson (2004) mengemukakan mahasiswa dan
praktisi bisnis memerlukan keseimbangan antara “praktik” versus “etika”
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan bisnis. Secara
umum, hasil penelitian tersebut menunjukkan hubunga yang sangat
kuat antara kecenderungan mahasiswa yang memiliki perilaku tidak etis
untuk melakukan kecurangan akademik dengan perilaku merekadi dunia
bisnis. Rasionalisasi seperti ini juga dapat mengisyaratkan bahwa
melakukan kecurangan dianggap sebagai perilaku yang dapat diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Dahlan B (2018) menunjukkan bahwa
Pendidikan Etika berpengaruh positif terhadap Prestasi Akademik
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis Mustofa & Ema Butsi
(2016) dengan hasil yang menunjukkan bahwa Pendidikan Etika tidak
berpengaruh terhadap Prestasi Akademik.
Penelitian yang dilakukan Zummy dan Paula (2018)
menunjukkan bahwa Self-efficacy berpengaruh positif terhadap prestasi
akademik. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanda
dan Syamsul (2018) melakukan penelitian dengan hasil yang
menunjukkan bahwa Self-efficacy tidak berpengaruh terhadap prestasi
akademik.
Penelitian yang dilakukan oleh R Sutipyo & Dahlan Ahmad
(2016) menunjukkan bahwa Religiusitas berpengaruh positif terhadap
Prestasi Akademik sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Bakar
Abdoel (2015) menunjukkan hasil bahwa Religiusitas berpengaruh
negatif terhadap Prestasi Akademik.
5
Penelitian yang dilakukan oleh Kennedy dan Subagyo
(2019) menunjukkan bahwa kecurangan akademik tidak berpengaruh
terhadap prestasi akademik. Lain halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Iga Septyas dan Helina Utami (2019) yang menemukan
bahwa kecurangan akademik berpengaruh positif terhadap prestasi
mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas adanya hasil
penelitian-penelitian sebelumnya yang tidak konsisten maka perlu
dilakukan penelitian kembali dengan mengambil judul “Pengaruh
Pendidikan Etika, Self Efficacy, Religiusitas Dan Perilaku Kecurangan
Terhadap Mahasiswa Akuntansi (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Akuntansi FEB Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Angkatan
2017)”.
2. METODE
2.1 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer atau data yang
diberikan langsung kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuisioner yang dibagikan kepada
mahasiswa akuntansi fakulltas ekonomi dan bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta tahun angkatan 2017.
2.2 Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi fakultas ekonomi dan
bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan jumlah 420 mahasiswa.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
Convenience Sampling. Convenience Sampling yaitu pengambalian sampel
didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 80 mahasiswa
akuntansi.
2.3 Definisi Operasional dan Pengukurannya
2.3.1 Variabel Dependen
Sekaran (2014) mengatakan variabel terkait adalah variabel akan menjadi
perhatian utama. Dalam penelitian ini variabel yang menjadi variabel
dependen atau terkait (Y) adalah Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi.
6
Menurut Muhibbin Syah (2006 : 214) indikator prestasi akademik yaitu :
dapat mendefinisikan dengan lisan, dapat memberi contoh, dapat
mengklasifikasikan, dapat menghubungkan materi-materi menjadi satu
kesatuan.
Indikator yang telah ditetapkan, nantinya akan dikembangkan sebagai dasar
untuk membuat pertanyaan pada kuesioner dan diukur menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu poin 5 “Sangat Setuju”, poin 4 “Setuju”, poin 3 “Netral”,
poin 2 “Tidak Setuju”, poin 1 “Sangat Tidak Setuju”.
2.3.2 Variabel Independen
2.3.2.1 Pendidikan Etika
Etika adalah suatu nilai atau prinsip moral yang memiliki fungsi sebagai
panduan untuk berbuat, bertindak, berperilaku dalah kehidupan sehari-hari.
Untuk mengukur variabel ini digunakan kuisioner Arens (2008) dengan
indikator sebagai berikut : Berusaha profesional dan berkomitmen dalam
menjalankan tugas, Menunjukan rasa tanggung jawab dan integrasi yang
tinggi, Mempertahankan objektivitas serta berada dalam posisi yang
independen, Memperhatikan prinsip-prinsip dan kode etik
Indikator yang telah ditetapkan, nantinya akan dikembangkan sebagai dasar
untuk membuat pertanyaan pada kuesioner dan diukur menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu poin 5 “Sangat Setuju”, poin 4 “Setuju”, poin 3 “Netral”,
poin 2 “Tidak Setuju”, poin 1 “Sangat Tidak Setuju”.
2.3.2.2 Self Efficacy
Efikasi diri atau Self Efficacy merupakan sebuah keyakinan subyektif yang
dimiliki individu untuk mengatasi permasalahan atau tugas, serta melakukan
suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Indikator self efficacy yang dikemukakan oleh bandura (1997) adalah
sebagai berikut : Magnitude (Level), Keluasan (Generality), Kekuatan
(Strength).
Indikator yang telah ditetapkan, nantinya akan dikembangkan sebagai dasar
untuk membuat pertanyaan pada kuesioner dan diukur menggunakan skala
7
likert 5 poin, yaitu poin 5 “Sangat Setuju”, poin 4 “Setuju”, poin 3 “Netral”,
poin 2 “Tidak Setuju”, poin 1 “Sangat Tidak Setuju”.
2.3.2.3 Religiusitas
Religiusitas merupakan aturan-aturan serta kewajiban yang harus dipenuhi
dan memiliki fungsi untuk mengikat diri seseorang dengan tuhannya.
Menurut Glock & Stark dalam (Ancok dan Suroso, 2010) indikator dari
religiusitas adalah sebagai berikut :Keyakinan, Praktek, Penghayatan,
Pengetahuan, Pengalaman.
Indikator yang telah ditetapkan, nantinya akan dikembangkan sebagai dasar
untuk membuat pertanyaan pada kuesioner dan diukur menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu poin 5 “Sangat Setuju”, poin 4 “Setuju”, poin 3 “Netral”,
poin 2 “Tidak Setuju”, poin 1 “Sangat Tidak Setuju”.
2.3.2.4 Perilaku Kecurangan
Perilaku kecurangan merupakan suatu tindakan yang dilakukan pelajar atau
mahasiswa dengan sengaja seperti melanggar aturan dalam pengerjaan tugas
maupun ujian dengan cara yang tidak jujur (Cizek, 2003). Menurut
Fadersair (2019 : 133) indikator yang digunakan dalam perilaku kecurangn
adalah : Materi sulit dipahami, Bentuk solidaritas, Pengawasan yang lemah
saat ujian, Tidak adanya rasa bersalah, Memerlukan sebuah pengakuan.
indikator yang telah ditetapkan, nantinya akan dikembangkan sebagai dasar
untuk membuat pertanyaan pada kuesioner dan diukur menggunakan skala
likert 5 poin, yaitu poin 5 “Sangat Setuju”, poin 4 “Setuju”, poin 3 “Netral”,
poin 2 “Tidak Setuju”, poin 1 “Sangat Tidak Setuju”.
2.4 Metode Analisis Data
2.4.1 Uji Statistik Deskriptif
Menurut Pangestu Subagyo (2003:1) statistik deskriptif merupakan bagian
dari statistika yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian, penentuan
nilai-nilai statistika, pembuatan diagram atau gambaran mengenai suatu hal
yang disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Statistik deskriptif
memberikan hanya menyajikan informasi dari data yang dimiliki tanpa
adanya penarikan simpulan yang lebih jauh.
8
2.4.2 Uji Kualitas Data
2.4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tigkat kevalidan
suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen dalam
penelitian dapat digunakan menggunakan uji validitas.
2.4.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan suatu pengertianyang menunjukkan bahwa
instrumen dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan data
karena instrumen tersebut baik. Instrumen yang dinyatakan baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarah kepada responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. Jika datanya benar dan sesuai dengan kenyataan, maka
hasilnya akan tetap sama (Arikunto, 2006)
2.4.3 Uji Asumsi Klasik
2.4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2012). Seperti uji T dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti
distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji ini dinyatakan
tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. dari multikolinearitas.
2.4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ditujukan untuk menguji apakah suatu model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen
(Ghozali, 2012). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
dalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
(VIF). Jika nilai VIF< 10 dan tolerance> 0,1 maka model regresi tersebut
bebas dari multikolinearitas.
2.4.3.3 Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
9
pengamatan yang lain. Model regresi dinyatakan baik apabila tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2.4.4 Uji Hipotesis
2.4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan analisis yang mengenai
hubungan dua atau lebih veriabel independen (X) secara linier terhadap
variabel dependen (Y). Model persamaan pada regresi linier berganda yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
1) Y = α + β1.X1 + βn.Xn
2) PA = α + β1.PE + β2.SE + β3.R + β4.PK + e
Keterangan :
PA = Prestasi Akademik
α = Konstanta
β1-β4 = Koefisien arah regresi
PE = Pendidikan Etika
SE = Self efficacy
R = Religiusitas
PK = Perilaku Kecurangan
e = Eror
2.4.4.2 Uji T
Uji T digunakan dalam penelitian untuk menguji hubungan antara variabel
X dan variabel Y apakah signifika atau tidak, dapat dikatakan uji t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh variabel independen dalam
menerangkan variasi-variasi dependen (Ghozali, 2012). Nilai hasil hitung t
akan dibandingkan dengan t pada tabel, dengan kriteriasebagai berikut :
1) Ho diterima apabila t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada α = 5% atau 0,05.
2) Ho ditolak (Ha diterima) apabila t hitung < t tabel > t tabel pada α = 5%
atau 0,05.
2.4.4.3 Uji F
Uji F menunjukkan apakah variabel independen yang di masukkan dalam
model memiliki pengaruh secara bersama-samaterhadap variabel dependen
10
(Ghozali, 2012). Dalam menguji hipotesis dapat digunakan statistik F dengan
kriteria probabilitas signifikan sebagai berikut :
1) Jika probabilitas signifikan > 0,05, maka Ho diterima.
2) Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2.4.4.4 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Menurut Ghozali (2012) koefisien regresi digunakan dalam penelitian untuk
mengukur kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel yang terkait
atau dependen. Nilai koefisien determinasi ialah antara nol dan satu. Nilai
yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen dengan sangat bterbatas. serta nilai yang medekati
satu berarti variabel independen memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variaben dependen. Koefisien determinasi untuk data
silang (crossection) biasanya rendah dikarenakan adanya variasi yang besar
anara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data time series
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Jumlah Sampel
Tabel 1. Penentuan Jumlah Sampel
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang disebar 80 100%
Kuesioner yang kembali 80 100%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 1 1,25%
Jumlah sampel yang digunakan 79 98,75%
Sumber : data primer
3.2 Uji Validitas
Berdasarkan uji validitas dapat diketahui bahwa korelasi antara masing-
masing indikator variabel pendidikan etika (X1), Self Efficacy (X2),
religiusitas (X3), perilaku kecurangan (X4), dan prestasi akaemik (Y)
menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai > dan Sig <
11
0,05. Hail ini dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan variabel
Pendidikan Etika (X1), Self Efficacy (X2), Religiusitas (X3), Perilaku
Kecurangan (X4), dan Prestasi Akademik (Y) dinyatakan valid.
3.3 Uji Reliabilitas
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
PE 0,743 Reliabel/Handal
SE 0,723 Reliabel/Handal
RG 0,851 Reliabel/Handal
PK 0,875 Reliabel/Handal
PA 0,795 Reliabel/Handal
Sumber data : data diolah
Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan Cronbach’s
Alpha sebagaimana terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Alpha
lebih dari 0,60. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa semua instrumen
penelitian ini adalah reliabel/handal.
3.4 Uji Asumsi Klasik
3.4.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-
Smirnov. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Z
Nilai Sig. Keterangan
KK 0,501 0,963 Normal
Sumber : data diolah
Dari data pengujian Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai
signifikasi untuk model regresi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa persamaan regresi untuk model dalam penelitian ini memiliki sebaran
data yang normal.
12
3.4.2 Uji Multikolinearitas
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
KP 0,467 2,141 Tidak terjadi Multikolinearitas
MK 0,492 2,034 Tidak terjadi Multikolinearitas
LK 0,458 2,193 Tidak terjadi Multikolinearitas
UK 0,663 1,508 Tidak terjadi Multikolinearitas
Sumber : data diolah
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa masing-masing nilai VIF berada
sekitar 1-10, demikian juga hasil nilai tolerance mendekati 1 atau diatas 0,1.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model regresi 1 tidak terjadi
multikolinearitas.
3.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Nilai Sig. Keterangan
PE 0,912 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
SE 0,990 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
RG 0,958 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
PK 0,620 Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Sumber : data diolah
Berdasatkan Tabel 5 menunjukkan bahwa semua variabel yang terdapat
dalam uji heteroskedastisitas memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak terjadi
heteroskedastisitas.
13
3.5 Uji Hipotesis
3.5.1 Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel
Standarized
Coefficients
B
T Sig.
(constant) 5,033 2,284 0,25
PE 0,118 1,059 0,003
SE 0,310 2,782 0,000
MK 0,011 0,090 0,916
PK 0,086 1,643 0,688
R2
= 0,596 Fhitung = 10,189
Adjusted R2
= 0,355 Ftabel = 2,49
Ttabel = 1,992
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel 6 secara
sistematis dapat ditulis persamaannya sebagai berikut :
PA = 5,033 + 0,118PE + 0,310SE – 0,01RG – 0,086PK
Hasil dari persamaan regresi linear berganda diatas dapat diambil interpretasi
sebagai berikut :
a) Nilai konstanta sebesar 5,033 mengindikasikan bahwa jika variabel
independen yaitu pendidikan etika, self efficacy, religiusitas, perilaku
kecurangan diasumsikan konstan dengan nol maka nilai prestasi akademik
akan sebesar 5,033.
b) Koefisien regresi pada variabel pendidikan etika adalah bernilai positif
sebesar 0,118. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pendidikan etika
mengalamin kenaikan sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik
mengalami kenaikan pula sebesar 0,118. Sebaliknya, apabila pendidikan
etika mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik
mengalami penurunan pula sebesar 0,118.
14
c) Koefisien regresi pada variabel self efficacy adalah bernilai positif sebesar
0,310. Hal ini menunjukkan bahwa apabila self efficacy mengalamin
kenaikan sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik mengalami kenaikan
pula sebesar 0,310. Sebaliknya, apabila self efficacy mengalami penurunan
sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik mengalami penurunan pula
sebesar 0,310.
d) Koefisien regresi pada variabel religiusitas adalah bernilai positif sebesar
0,011. Hal ini menunjukkan bahwa apabila religiusitas mengalamin
kenaikan sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik mengalami kenaikan
pula sebesar 0,011. Sebaliknya, apabila religiusitas mengalami penurunan
sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik mengalami penurunan pula
sebesar 0,011.
e) Koefisien regresi pada variabel perilaku kecurangan adalah bernilai positif
sebesar 0,086. Hal ini menunjukkan bahwa apabila perilaku kecurangan
mengalamin kenaikan sebesar 1 satuan, maka prestasi akademik
mengalami kenaikan pula sebesar 0,086. Sebaliknya, apabila perilaku
kecurangan mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka prestasi
akademik mengalami penurunan pula sebesar 0,086.
3.5.2 Uji F
Tabel 7. Hasil Uji F
Fhitung Ftabel Sig. Interpretasi
Persamaan 1 10,189 2,49 0,000 Model fit
Sumber : data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 7 menunjukkan bahwa persamaan 1
Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,189>2,49) dengan tingkat level of significant
dibawah 0,05. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa pendidikan etika,
self efficacy, religiusitas, dan perilaku kecurangan berpengaruh terhadap
prestasi akademik.
15
3.5.3 Uji Parsial (t-test)
Tabel 8. Hasil Uji t
Variabel Thitung Ttabel Sig. Keterangan
PE 1,059 1,992 0,293 H1 ditolak
SE 2,782 1,992 0,007 H2 diterima
RG 0,090 1,992 0,928 H3 ditolak
PK 1,604 1,992 0,105 H4 ditolak
Sumber : data diolah
Uji t digunakan untuk menguji masing-masing pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dengan membandingkan Thitung dengan Ttabel
dengan tingkat level of significant 0,05. Variabel independen diterima apabila
t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada α = 5% atau 0,05. Adapun hasil analisis
sebagai berikut:
Variabel pendidikan etika Thitung (1,059) lebih kecil dari Ttabel (1,992) atau
dapat dilihat dari signifikasi 0,293>0,05. Oleh karena itu, H1 tidak diterima,
yang artinya bahwa variabel pendidikan etika tidak berpengaruh terhadap
prestasi akademik.
Variabel self efficacy diketahui nilai Thitung (2,782) lebih besar dari Ttabel
(1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,007<0,05. Oleh karena itu,
H2 diterima, artinya bahwa variabel self efficacy berpengaruh positif terhadap
prestasi akademik.
Variabel religiusitas diketahui nilai Thitung (0,090) lebih besar dari Ttabel
(1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,928>0,05. Oleh karena itu,
H3 ditolak, artinya bahwa variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap
prestasi akademik.
Variabel perilaku kecurangan diketahui nilai Thitung (1,604) lebih kecil dari
Ttabel (1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,105>0,05. Oleh karena
itu, H4 ditolak, artinya bahwa variabel perilaku kecurangan tidak berpengaruh
terhadap prestasi akademik.
16
3.5.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R R square Adjusted R Square
Persamaan 1 0,596 0,355 0,320
Sumber : data diolah
Hasil tabel 9 menunjukkan bahwa R2
dalam analisis regresi berganda
persamaan 1 diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2
sebesar 0,355. Hal ini berarti bahwa 35.5% variasi variabel prestasi akademik
dapat dijelaskan oleh pendidikan etika, self efficacy, religiusitas, dan perilaku
kecurangan, sedangkan sisanya 65.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar model yang diteliti.
3.6 Pembahasan Hasil Analisis
3.6.1 Pengaruh Pendidikan Etika terhadap Prestasi Akademik
Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh Pendidikan Etika terhadap
Prestasi Akademik diperoleh nilai Thitung (1,059) lebih kecil dari Ttabel
(1,992) atau dapat dilihat dari signifikansi 0,293>0,05. Sehingga variabel
pendidikan etika tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik, artinya
Hipotesis pertama (H1 ditolak). Pendidikan etika tidak berpengaruh
terhadap prestasi akademik mahasiswa akuntansi karena etika setiap
mahasiswa berbeda-beda mahasiswa yang memiliki etika yang baik belum
tentu dalam akademis memiliki nilai yang baik pula, begitu juga sebaliknya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukhlis
Mustofa & Ema Butsi (2016) dengan hasil yang menunjukkan bahwa
Pendidikan Etika tidak berpengaruh terhadap Prestasi Akademik. Akan tetapi
hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dahlan B (2018) yang
menyatakan bahwa pendidikan etika berpengaruh positif terhadap prestasi
akademik.
3.6.2 Pengaruh Self Efficacy terhadap Prestasi Akademik
Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh self efficacy terhadap prestasi
akademik diperoleh nilai Thitung (2,782) lebih besar dari Ttabel (1,992) atau
dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,07<0,05. Sehingga variabel self efficacy
17
berpengaruh positif terhadap prestasi akademik, artinya Hipotesis kedua (H2
diterima). Self efficacy berpengaruh positif terhadap Artinya semakin tinggi
self efficacy, maka prestasi belajar akan meningkat. Pendidikan menjadi
pendukung untuk setiap aktivitas manusia, dimana prestasi belajar siswa
menjadi prioritas pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan secara efektif
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amanda Utari dan Syamsul
Hadi. (2018) yang menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh positif
terhadap prestasi akademik. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian Amanda dan Syamsul (2018) yang menyatakan bahwa
self efficacy tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.
3.6.3 Pengaruh Religiusitas terhadap Prestasi Akademik
Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh religiusitas terhadap prestasi
akademik diperoleh nilai Thitung (0,090) lebih kecil dari Ttabel (1,992) atau
dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,928>0,05. Sehingga variabel religiusitas
tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik, artinya Hipotesis ketiga (H3
ditolak). Religiusitas tidak berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa
akuntansi karena prestasi seseorang ditentukan oleh kemauan serta upaya
mahasiswa untuk meraih prestasi tersebut dengan cara belajar tidak hanya
mengandalkan doa semata karena doa merupakan penyempurnaan suatu
usaha. Mahasiswa yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi belum
tentu memiliki prestasi tang tinggi juga begitu pula sebaliknya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rosleny Marliani (2018) yang
menyatakan bahwa religiusitas tidak berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian R
Sutipyo & Dahlan Ahmad (2016) yang menyatakan bahwa religiusitas
berpengaruh positif terhadap prestasi akademik.
3.6.4 Pengaruh Perilaku Kecurangan terhadap Prestasi Akademik
Berdasarkan hasil penelitian untuk pengaruh perilaku kecuranagn terhadap
prestasi akademik diperoleh Thitung (1,643) lebih kecil dari Ttabel (1,992) atau
dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,105>0,05. Sehingga variabel perilaku
18
kecurangan tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik, artinya Hipotesis
keempat (H4 ditolak). Perilaku kecurangan tidak berpengaruh terhadap
prestasi akademik karena
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kennedy
dan Subagyo (2019) menunjukkan bahwa kecurangan akademik tidak
berpengaruh terhadap prestasi akademik. Akan tetapi hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian Iga Septyas dan Helina Utami (2019) yang
menyatakan bahwa perilaku kecurangan berpengaruh positif terhadap
prestasi akademik.
4 PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hipotesis, maka penelitian
ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Variabel pendidikan etika tidak berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Hasil ini dibuktikan dengan nilai Thitung (1,059) lebih besar
dari Ttabel (1,992) atau dapat dilihat dari signifikasi 0,293<0,05, sehingga
hipotesis pertama ditolak.
2) Variabel self efficacy berpengaruh positif terhadap prestasi akademik.
Hasil ini dibuktikan dengan nilai Thitung (2,782) lebih besar dari Ttabel
(1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,007<0,05, sehingga
hipotesis kedua diterima.
3) Variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik.
Hasil ini dibuktikan dengan nilai Thitung (0,090) lebih kecil dari Ttabel
(1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,928>0,05, sehingga
hipotesis ketiga ditolak.
4) Variabel perilaku kecurangan tidak berpengaruh terhadap prestasi
akademik. Hasil ini dibuktikan dengan nilai Thitung (1,643) lebih kecil
dari Ttabel (1,992) atau dapat dilihat dari nilai signifikasi 0,105>0,05,
sehingga hipotesis keempat ditolak.
19
4.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini terdapat keterbatasan yang diharapkan tidak
mengurangi manfaat yang dicapai. Keterbatasan tersebut antara lain :
1) Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan karena penelitian ini
hanya dibatasi sampel sebanyak 79 mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis jurusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan
hasilnya akan berbeda apabila dilakukan dengan semua populasi pada
satu fakultas.
2) Penelitian hanya menggunakan empat variabel independen yang
mempengaruhi prestasi akademik yaitu, pendidikan etika, self efficacy,
religiusitas, dan perilaku kecurangan.
3) Penelitian ini hanya dilakukan dengan metode survei melalui kuesioner,
sehingga peneliti tidak dapat mengontrol jawaban responden yang tidak
serius dan tidak jujur dalam menjawab pertanyaan yang ada.
4.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh serta adanya keterbatasan dalam
penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambah sampel seluruh
mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis dengan demikian sampel akan
lebih banyak, sehingga diperoleh data yang valid dan kesimpulannya
dapat digeneralisasi.
2) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain
yang mempengaruhi prestasi akademik seperti variabel teknologi,
prokrastinasi, jadwal tidur, kerja paruh waktu, dan lingkungan agar
hasilnya dapat terdefinisi dengan lebih sempurna. Selain itu, dapat juga
menambahkan variabel intervening atau variabel moderating.
3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan metode lain dalam
pengambilan data seperti metode wawancara. Dengan harapan responden
dapat memberikan jawaban yang jujur dan hasil penelitian tidak bersifat
bias.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad & Dardiri, Ahmad. 2016. ”Hubungan Kemampuan
Penyesuaian Diri Dan Pola Berpikir Dengan Kemandirian Belajar Serta
Dampaknya Pada Prestasi Akademik Mahasiswa”. Jurnal Pendidikan Teori,
Penelitian dan Pengembangan Volume 1 Nomor 10 Bulan Oktober Tahun
2016.
Artani, Ketut Tri Budi. 2017. “Pengaruh Academic Self Efficacy Dan Fraud
Diamond Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi
Di Bali”. Jurnal Riset Akuntansi, Volume 7 Nomor 2, September 2017.
Ari Kunto. 2006. Prosedur Pnelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Arens, Alvin A. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid I. Edisi Keduabelas
Erlangga : Jakarta.
Azwar, S. (2004). Sikap manusia teori dan pengukurannya (Ed. 4). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ancok dan Suroso. 2011. Psikologi Islam.Yogakarta: Pustaka Pelajar
Ajzen, I. (1991). Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and
Human Decision Processes, 50(2),pp. 179-211.
Aziz, Muhammad Rusydi. 2016. Analisis Pengaruh Fraud Diamond, Integritas,
Religiusitas Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa. Skripsi.
Universitas Brawijaya: Malang.
Asari, Hasan. Menguak Sejarah Mencari 'Ibrah: Risalah Sejarah Sosial-
Intelektual Muslim Klasik, Bandung: Citapustaka Media, 2006.
Bandura. (1997). Social learning theory. New Jersey: Prentice Hall.
Banduran, A. 1986. Social Foundation of Though and Action: A Social Cognitive
Theory. Eglewood Cliffs, NJ: Prentice Hall
Bakar Abdoel.2015. “Pengaruh Religiusitas Dan Kebiasaan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Kanjuruan
21
Malang”. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi &
Bisnis, November 2015.
B, Dahlan. 2018. “Pengaruh Etika Dan Self Efficacy Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa (Studi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Tanjungpura Pontianak)”. Jurnal Manajemen, Volume 7, Nomor, 2018.
Cizek, G.J. 2003. Detecting and Preventing Classroom : Promoting integrity in
Assesment. California : Corwin Press
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar, Banjarmasin: Penerbit Rineka
Cipta
Dami Anselmus Zummy. 2018. “Efikasi Akademik Dan Prokrastinasi Akademik
Sebagai Prediktor Prestasi Akademik”. Jurnal Manajemen Pendidikan.
Volume 5, No. 1, Januari-juni 2018
Ema Busti & Mukhlis Mustofa.2016. “Etika Pemanfaatan Media Sosial Pada
Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Menjelang Ujian Akhir Sekolah (Studi
Kasus di SD Jama’atul Ikhwan). Jurnal Realita. Volume 1, No. 1, April
2016
Feist, J. & Feist, G.J. 2006. Theories of Personality, ed. V. New York. McGraw
Hill Companies. Inc, 2002.
Feist, J. & Feist, G.J. 2006. Theories of Personality, ed. VI. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Farhan, D. 2009. Etika dan Akuntabilitas Pr3rofesi Akuntan Publik. Malang:
Intimedia. Development”. NAPSA Journal, 37, 454-470
Fadersair Kennedy. 2019. “Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi:
Dimensi Fraud Pentagon (Studi Kasus Pada Mahasiswa Prodi Akuntansi
UKRIDA). Jurnal Akuntansi Bisnis. Volume 12, Nomor 2, Tahun 2019.
Furr, S., & Elling T. 2000. “The influence of Work on Collage Student
Fitriani Annisa. 2016. “Peran Religiusitas Dalam Meningkatkan Psychological
Well Being”. Jurnal Psikologi, Volume 9 Nomor 1, Januari 2016
Fitrah M. 2018. Metodologi penelitian : Penelitian Kualitatif, Tindkan Kelas &
Studi Kasus. Sukabumi : CV Jejak.
22
Fransiska Septyas Iga & Utami Helianti. 2019. “ Perilaku Kecurangan Akademik
Mahasiswa : Prespektif Fraud Diamond Theory”. Jurnal Akuntansi Aktual,
Volume 6, Nomor 2, Juli 2019.
Ghazali, Imam. 2012. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit UNDIP, Semarang.
Gracia, L., & Jenkins, E. 2003. “A quantitative Exploration of Student Performace
on an Undergraduate Accountig Programme of Study”. Accounting Student,
12 (1), 15-32
Garkaz, M, Banimahd, B., & Esmaeli, H. 2011. “Factor Affecting Student
Performance : The case Of Student At The Islamic Azad University”.
International Conference on Education and Educational Pshychology.29,
hal.122-128. Elsevier.
Glock, Y. C & Stark, R. 1969. “Religion and Society in Tension”. Cetakan ketiga.
U.S.A
Herlyana, Made Vonny & Sujana, Edy. 2017. “Pengaruh Religiusitas Dan
Spiritual Terhadap Kecurangan Akademik Mahasiswa (Studi Empiris Pada
Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja)”. Jurnal Akuntansi
Program S1 Volume 8 Nomor 2 Tahun 2017
Indriana, Widowati & Surjawati. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Prestasi Akademik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Akuntansi
Universitas Semarang)”. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18
Nomor 1, Juni 2016
Lawson, R.A 2004.”is classroom cheating related to business students’ propensity
to cheat in the “real world”. Journal of Bussiness Ethic. 49(2). Hal 189-199
Marliani Rosleny. 2016. “Hubungan Antara Religiusitas Dengan Prestasi Belajar
Pada Mahasiswa”. Jurnal Psikologi Integratif,Volume 4, Nomor 2, 2016.
Marinah Siti & Sari Sekar Anggri. 2017. “Kontribusi Self Efficacy Terhadap
Prestasi Akademik Mahasiswa PKK UST”. Jurnal Taman Vokasi, Volume
5, Nomor 2, Desember, 2017.
23
Nursani, Rahmalia. 2014. Perilaku Kecurangan akademik mahasiswa: dimensi
fraud diamond. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya, Volume 2, Nomor 2
Ngalim Purwanto. 1991. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya, Cet. Ke
IV
Okleshen, M., & Hoyt, R. 1996. “A Cross Cultural Comparation of Ethical
Prespective and Decision Approaches of Business Students”. Journal of
Business Ethic, 15 (5), 537
Ranz Rebecca & Alhuzail Allassad Nuzha. 2019. “Beyond the officially secular:
Female religious students in the academic space”. Journal of Women's
Studies International Forum, June 2019.
R, Sutipyo & Latifah Amrih. 2016. “Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah
Negeri(MAN) X Sleman Yogyakarta Ditinjau Dari Dimensi Religiusitas”.
Jurnal Pendidikan Isalam, Volume 10, Nomor 1, April 2016.
Siagian, S. P. 1996. Etika bisnis. Jakarta: PT Pustaka Binaan Pressindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011.Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung : Alfabeta.
Sekaran Uma. 2014.Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat.
Syah Muhibbin. 2006. Psikologi Belaja . Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.
Thomas H. Stone, dkk. Predicting Academic Misconduct Intentions and Behavior
Using the Theory of Planned Behavior and Personality, Taylor & Francis
Group: Psychology Press, 2010, hlm. 36.
Utari Amanda & Senen Hadi Syamsul. 2018. “Pengaruh Self Effycacy Terhadap
Prestasi Belajar Pada Mta Pelajaran Ekonomi (Survei Kepada Siswa-Siswa
Kelas XI IPS SMAN Se- Kota Bandung)”. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan
Ekonomi. Volume 2, Nomor 1, Februari 2018
24
Wibowo, Erika Aryani. 2016. “Pengaruh Pendidikan Etika, Kecerdasan, Dan
Religiusitas Terhadap Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada
Wood, G & Warken, P. (2004). “Managing Technology, Academic Original Sin:
Plagiarism, The Internet, and Librarians. Journal of Academic
Librarianship. 30(3), pp. 237-242
W.S Winkel. 2009. Pesikologi Pengajaran, Yogyakarta : Penerbit Media Abadi
Weibe, K. F. 1980. “Personality Correlates of Intrinsic, Extrinsic and Non-
Religious Orientation”. Journal of Psychology, 105, 181-187
Wati Mirna & Sudibyo Bambang. 2016. “Pengaruh Pendidikan Etka Bisnis Dan
Religiusitas Terhadap Presepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal
Economia, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2016